Rp35.000,- edisi 46 â– 20 SEPTEMBER - 20 OKTOBER 2015
Referensi Listrik & Energi www.listrikindonesia.com
Nasri Sebayang Direktur PLN
OPTIMIS TERWUJUD Pontas Romulo Tambunan
Presiden Direktur PT. Kilat Wahana Jenggala
Polymer Insulator Produk Lokal
Dukung Jaringan Transmisi 46.000 Kms
N ERA N PAM K I R IA A T 2 015 S I L KEDONSUERASBAYeAr,2015 IN ktob 21-23
O
INILAH PERUSAHAAN PENDUKUNG 35 gw 9772085106564
Selamat & Sukses HUT ke-12
PT. REKADAYA ELEKTRIKA
tahun 29 September 2003 - 29 September 2015
PT. MH POWER SYSTEMS INDONESIA Sentral Senayan II, 12th floor, Jl. Asia Afrika No.8 Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta 10270 Indonesia. Tel:021-5797-4441
3-1, Minatomirai 3-chome, Nishi-ku, Yokohama, Kanagawa, 220-8401, Japan MITSUBISHI HITACHI POWER SYSTEMS, LTD.
8
Edisi 46 | 20 SEPTEMBER - 20 OKTOBER 2015
Fokus 14
Review
Menuju Rasio Elektrifikasi 97,2% Rasio elektrifikasi menentukan banyak hal. Sayangnya target rasio elektrifikasi 97,2% di 2019 masih sulit diwujudkan.
15
Inilah Pendukung 35.000 MW
20
Penuhi Standar Internasional
21
Banyak perusahaan siap menyukses kan Program 35.000 MW. Keterlibatan mereka diharapkan menjadi kunci sukses program ini. Siapa saja?
pt fastindo Piranti Kabel memberikan solusi lengkap untuk sambungan kabel. Bagaimana kontribusinya?
26
Dukung Infrastruktur CNG Plant
28
Prospek Cerah Hydro
30 32
34
Penggunaan gas pada waktu beban puncak di PLTGU mendorong ETI mengembangkan inovasi di CNG Plant.
Poso Energy siap membuktikan energi terbarukan punya potensi besar. Mereka siap berkontribusi 1000 MW.
40
Berbagi Peran dengan Swasta
44 45
Melirik Driver Pasar Thermal Stok energi primer, khususnya batu bara, mutlak harus tersedia. Seperti apa komitmen Adaro Energy?
Transmisi merupakan salah satu bagian penting dalam proyek pembangkit. Manu faktur lokal berkomitmen mendukungnya.
Nilai Tambah Untuk Indonesia
Dalle Energy fokus pada hydro power dan geothermal. Seperti apa kontri busi kepada program 35 GW?
Spirit Pembangkit Renewable Energy
Utamakan Komponen Lokal
37
Meneropong Peluang di Masa Krisis PT Multitama Karyatronindo merupa kan electrical distributor yang me nyediakan jasa desain, pembuatan, reparasi dan instalasi manufaktur. juga pembuatan panel listrik.
Daftar Isi
46
60
laporan khusus
64 66 74
INOVASI
76
infrastruktur
82
lensa daerah
92
TEKNO
Konsolidasi Nasional Wujudkan 35 GW
Benderang Aplikasi Surya
SOROT
Hari Listrik Milik Siapa?
mancanegara Gonjang Ganjing Migas Global
Gaet Investor India Garap 35 Gw
Mengamankan Pasokan Sulutenggo
Mengoptimalkan Kinerja Mesin Gas
MEREKA BICARA
68
Dongfang Electric Corporation banyak terlibat pembangun an infrastruktur kelistrikan. Perusahaan ini berharap terus mengembangkan investasinya di Indonesia.
Dalam pembangunan sistem kelistrikan, bukan hanya pemerintah yang memiliki peran, swasta juga dapat berkontribusi besar.
70 Tahun HLN Seperti Apa?
Empat Langkah Sukses 35 GW DEN sempat memberi masukan kepada pemerintah mengenai program 35.000 MW. Apa sarannya?
motivasi
86
Buka Peluang Investasi Pembangunan megaproyek pembangkit menjadi indi kasi pembangunan ekonomi. Siapkah swasta melibatkan diri?
Prof. Iwa Garniwa: Negara Genggam Kendali
Zhou Qunfei:
Miliarder Tiongkok Bangun Keberuntungan
Edisi 46 | 20 SEPTEMBER - 20 OKTOBER 2015
9
Cover Story 48
Pontas Romulo Tambunan Presiden Direktur PT Kilat Wahana Jenggala
Polymer Insulator Produk Lokal
Dukung Jaringan Transmisi 46.000 Kms
Opini
News
70
80 94
72 84 100
Yadi Supriadi Legino Pengembangan Energi Terbarukan: Jangan Sekadar Proyek
Anto Mohsin Hakteknas dan Kebangkitan Iptek Indonesia
sdm Perusahaan Gagal Pertahankan Talent?
70 Tahun Merdeka Apa Kabar Pulau Terluar?
Lifestyle 72
Gebrakan Rizal Ramli
seremoni
Siemens Dukung 35 Gw
aktivitas
Proyek 35.000 MW Pakai Produk Lokal
Feature 56
PROFIL
78
KIPRAH
editorial
18
Judi Winardi Widjaja (GM PLN Distribusi Jatim): Langkah Bisnis Jadi Pilihan
22
Nasri Sebayang
Direktur PT PLN (Persero)
Ir. Jarman, MSc
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM
Pln P3B Jawa Bali Keandalan Transmisi Tergantung Trafo
88-89 Rileksnya Hidup dengan
Perlu Prioritas
Panahan
74
tips & trik
Tips Hemat Baterai Smartphone
Optimis Terwujud
53
10
Dari Redaksi
Perlu Keterlibatan Berbagai Pihak P
rogram percepatan 35.000 MW merupakan program strategis nasional. Dari program ini selain diharapkan dapat mendorong geliat ekonomi melalui pertumbuhan aktivitas industri yang akan banyak menyerap tenaga kerja juga akan memberikan kontribusi menaikkan rasio elektrifikasi nasional menuju 97,2% (sekarang 84,5%). Karena itu penyelesaiannya memerlukan partisipasi dan menjadi tanggung jawab bersama. Bukan hanya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saja, tetapi pemerintah pusat, pemerintah daerah maupun Kementerian/Lembaga terkait harus menyukseskan program ini. Penyelesaian program 35.000 MW tidak hanya berhenti sampai pada selesainya proyek EPC dan IPP Pembangkit saja. Pembangunan pembangkit harus diikuti oleh kegiatan pembangunan atau kostruksi terkait lainnya untuk menjamin terjadinya evakuasi aliran listrik dari pembangkit hingga ke pelanggan. Kalau tidak, PLN akan menderita kerugian karena diwajibkan membayar sesuai perjanjian “Take Or Payâ€? (TOP). Kegiatan proyek yang mengikuti pembangunan pembangkit 35.000 MW meliputi proyek Transmisi Tegangan Tinggi lengkap dengan Gardu Induknya, proyek Distribusi yang terdiri jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah lengkap dengan gardu hubungnya, hingga pengadaan trafo distribusi untuk menunjang pemberian layanan kepada pelanggan PLN. Oleh karena itu, program ini akan tidak hanya melibatkan perusahaan yang mengÂambil peran IPP (Independent Power Producer) maupun EPC (Engineering Procurement Construction) saja. Tetapi juga diikuti oleh perusahaan pendukung lainnya seperti perusahaanperusahaan dari yang memproduk boiler, turbin, trafo, besi profil tower transmisi, isolator conductor/kabel, berbagai panel/cubical peralatan Gardu Induk, tiang beton hingga Kwh meter. Tema fokus utama dalam Listrik Indonesia edisi 46 ini, mengÂupas kiprah seluruh pihak yang berpartisipasi dan terlibat dalam menyukseskan pencapaian target selesainya program 35.000 MW. Perusahaan-perusahaan yang mendukung pencapaian sukses Program 35.000 MW tersebut akan memamerkan produk dan karya inovasi mereka dalam acara Pameran Kelistrikan Nasional Tahun 2015 yang akan diselenggarakan pada tanggal 21-23 Oktober 2015 di Grand City, Sutabaya. Pameran yang akan dilaksanakan Listrik Indonesia ini bersinergi dengan Kementerian ESDM, Dirjen Ketenagalistrikan, PLN, DEN, dan APEI dalam rangka memeriahkan Hari Listrik Nasional ke-70. Semoga dalam usianya yang menginjak 70 tahun ini, PLN dapat segera menerangi 100 persen Indonesia dan makin dicintai oleh masyarakat pelanggannya. Kami masih selalu menanti kritik dan saran dari pembaca sekalian untuk perbaikan majalah Listrik Indonesia. Selamat membaca dan tetap berkarya. Salam,
Juli Satrio Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
DEWAN PAKAR Ir. sUMANGGAR milton pakpahan, mm. Dr. Ir. tumiran, M.Eng Dr. Ir. MUHAMMAD said didu Pemimpin Umum Juli Satrio
Untuk memenuhi
Managing Director Irwadhi Marzuki
kebutuhan informasi Anda
Promotion Director Irwan Rachman
yang lebih cepat dan
Konsultan Ario Subijoko
akurat, kini Majalah LISTRIK INDONESIA hadir secara ONLINE yang dapat diakses kapan dan di mana pun...
corporate secretary sarah wenas pemimpin redaksi bahar yahya. wakil pemimpin redaksi erika putri. redaktur pelaksana deddy hassan. redaksi ananda bintang, ELDA WAHYU, nurul aldha. redaktur foto ismail atmaja. fotografer sapoetra wibowo. art director franki suwarno ak. creative keli untoro, agoes solikin. manager sirkulasi & promosi ari miradi Y. staf ubaidillah, sadeli, m. maya. iklan ristiana, ridwan, ridha u, elwin zanur, marwan, dien s, puji mulyani. data & dokumentasi nindya putri. keuangan santi on the cover:
Pontas Romulo Tambunan (PresDir PT KWJ)
langganan & iklan 51FC2CDD
kunjungi website kami www.listrikindonesia.com
listrikindonesia.com
021 - 53677336 (hunting)
Majalah Listrik
listrikindonesia@cbn.net.id
@MajalahListrik
redaksi & iklan
Grha MP Jl. Kemanggisan Ilir No. 23 Jakarta 11480. Telp. 021-53677336 Fax. 021-5343792.
Perwakilan
Jl. Baratajaya VIII No.9, Surabaya 60284. Telp. 031 - 5053247, 5053248
Sekretariat
Jl. sunan kalijaga no. 67, jakarta selatan 12160
Bank
Bank BUKOPIN Cab. Rasuna Said. No. Acc. 101.8074.016.
Penerbit
a/n: PT. MURTILA Promosindo MURTILA Promosindo
Hak Merek:
No. IDM00027133
10
Surat Pembaca Seperti Apa Prosedur Internal PLN? Terus terang saya merasa kecewa dengan PLN dan
mempertanyakan prosedur internal. Pemutusan listrik pada tanggal 18 Agustus 2015 sore yang dilakukan kepada saya, dengan alasan tidak membayar tagihan Juli dan Agustus 2015, sangat tidak masuk akal. Sementara saya telah melakukan pembayaran pada tanggal 14 Agustus 2015 sebesar Rp151.706,- untuk bulan Juli dan Agustus 2015. Saya telah menghubungi 123 dengan nomor I0FMYQK dengan bermacam-macam staf mulai dari Sdr. Hendry, Raka, Berto, dan lain-lain, dan mengatakan akan ditindak足lanjuti pada hari kerja 19 Agustus 2015. Namun hingga saat ini, tidak ada perbaikan sama sekali dari pihak PLN. Dan lucunya, surat pemutusan listrik dari PLN tertanggal 5 Agustus 2015. Apakah tidak ada komunikasi antara call center 123 dengan pihak PLN Medan? Alangkah ironisnya sebagai perusahaan negara, tidak ada kerjasama yang baik antara sesama staf PLN. Hal ini sangat mengganggu aktivitas saya di rumah. Mohon kerjasama dari PLN untuk menindak足 lanjuti keluhan ini. Terima kasih. Freddy H Karyawan Swasta, Medan
35.000 dan Kontroversi Saya pembaca setia majalah Listrik Indonesia dan mengikuti banyak isu yang berkaitan dengan 35.000 MW, yang beberapa kali ditulis oleh Majalah Listrik Indonesia. Saya juga mengikuti kontroversi Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya yang kemudian serta merta menganggap program ini tidak realistis. Menurut saya sebagai orang awam, bisa jadi program ini tidak realistis. Tetapi walau bagaimanapun target sudah ditetapkan oleh presiden Joko Widodo dan masuk dalam program Nawacita-nya Jokowi. Sehingga sebagai pembantu Presiden, sudah sepatutnya Rizal Ramli ikut menyukseskan program tersebut. Semoga ke depannya, ada kekompakan di kabinet sehingga tidak membingungkan masyarakat, apalagi investor yang akan masuk ke Indonesia. Astri Nasution Mahasiswa, Jogjakarta Redaksi menerima surat pembaca yang berisi kritik, saran, pengaduan, serta tanggapan atas suatu masalah. Surat dapat dikirim melalui Fax (021) 5343792 atau e-mail: listrikindonesia@cbn.net.id
Headline Fokus Utama
Menuju Rasio
Elektrifikasi
97,2%
Rasio elektrifikasi menentukan banyak hal. Sayangnya target rasio elektrifikasi 97,2% di 2019 masih sulit diwujudkan. Terutama karena terkendala kondisi ekonomi yang tidak kunjung membaik. ERIKA PUTRI
14
K
ondisi ekonomi Indonesia bisa dikatakan di ambang batas ketidakwajaran. Rupiah anjlok lebih dari Rp 13.500 per dollar AS. Pelemahan nilai rupiah tentu saja berpengaruh kepada iklim perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Tidak terkecuali kelistrikan. Pembangunan berbagai proyek infra struktur kelistrikan bisa saja terhambat dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil. Apalagi sebagian bahan baku adalah pro duk impor yang tentu saja akan sangat terpengaruh oleh harga dolar yang teramat mahal. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline Proyek 35.000 MW yang ditargetkan pemerintah sampai 2019 tentu saja membutuhkan “energi” yang tidak sedikit. Ketergantungan itu terutama berasal dari bahan baku impor yang tentu saja harus dibayar dengan dollar yang saat ini harga sedang tinggi. Penyediaan tenaga listrik memang menjadi fokus pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. Apalagi industriliasasi tidak akan bertambah lancar kalau tidak didahului dengan penyediaan tenaga listrik yang cukup dengan mutu yang baik. Karena idealnya memang, pelayanan listrik dengan mutu yang baik dan biaya operasional yang murah tercakup dalam perencanaan sistem pembangkit dan sistem jaringan transmisi (high Voltage). Selain itu para investor juga akan berminat untuk menanamkan modalnya.
Masih Krisis Listrik Krisis ekonomi tentu saja memperparah krisis kelistrikan di Indonesia. Hingga saat ini tingkat elektrifikasi nasional masih mencapai 83,3% di 2014. Tidak heran, pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla memutuskan membangun pembangkit sebanyak 35.000 MW plus 7.900 MW atau total 42.900 MW. Harapannya elektrifikasi akan mencapai 97,2 persen pada 2019. Kondisi kelistrikan nasional sendiri, menurut data Listrik Indonesia berdasarkan catatan yang ada di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, hingga akhir 2014, total kapasitas terpasang pembangkit 53.585 MW. 37.280 MW (70%)
www.listrikindonesia.com
disumbangkan oleh PLN. Sedangkan IPP sebesar 10.995 MW atau 20 persennya. Public Private Utility (PPU) sebesar 2.634 MW atau 5%-nya, dan izin operasi non-BBM sebesar 2.677 MW atau 5%-nya. Selain kapasitas pembangkit, penambahan transmisi juga menjadi bagian dari perencanaan yang tertuang dalam RUPTL. Dalam proyek 35.000 MW, rencananya PLN akan membangun transmisi 42 ribu kms. Sementara itu, pihak swasta dipercayakan membangun 360 kms sisanya. Infrastruktur lain yang akan dikejar pengerjaannya adalah gardu induk. Target nya, PLN akan membangun gardu induk di 996 lokasi.
Menuju 97,2% Menurut Sudirman Said, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, proyek besar pemerintah ini memang bagi sebagian orang meragukan. Dalam sebuah percakapan, kepada Listrik Indonesia, menteri mengungkapkan terkait pandangan beberapa negara yang ia kunjungi ataupun berkunjung ke Tanah Air beberapa waktu silam. “Menurut saya mereka rata rata me nyambut positif sekalipun ada keraguan,” ujar Sudirman. Namun, Sudirman menyam paikan bahwa secara keseluruhan asing mengharapkan Indonesia mampu mewujudkan 35 GW dalam rangka menjadi negara yang kuat. Namun memang tingkat elektrifikasi masih menjadi tantangan tersendiri. Kondisi geografis Indonesia dengan
Penyediaan tenaga listrik memang menjadi fokus pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla. Apalagi industrialisasi tidak akan bertambah lancar kalau tidak didahului dengan penyediaan tenaga listrik yang cukup dengan mutu yang baik.
banyak kepulauan, salah satu yang menjadi kendala. Per Maret 2012, rasio elektrifikasi Indonesia hanya 74,3 persen, sementara Singapura sudah 100 persen, Brunei Darussalam 99,7 persen, Malaysia 99,4 persen, Thailand 99,3 persen, Vietnam 97,6 persen, Filipina 89,7 persen, dan Sri Lanka 76,6 persen. Namun hingga akhir 2012, Indonesia berhasil meningkatkan rasio ini dengan capaian 76,5 persen, lebih tinggi ketimbang target dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yang sebesar 73,6 persen.
15
Headline Fokus Utama Sedangkan Maret 2014 terjadi peningkatan. Walau Indonesia cenderung paling rendah di antara negara tetangga di kawasan Asia Tenggara (Asean). Rasio elektrifikasi Indonesia menjadi 84,35 %. Bandingkan dengan Singapura yang sudah 100%, Brunei Darussalam 99,7%, Malaysia 99,4%, Thailand 99,3%, Vietnam 97,6%, Filipina 89,7%, dan Sri Lanka 76.6%. Peningkatan elektrifikasi masih me nyisakan banyak pertanyaan. Terutama untuk daerah terpencil dan wilayah Indonesia Timur. Masalah terbesarnya di Indonesia Timur adalah tidak adanya infrastruktur pendukung. PT PLN (Persero) menargetkan rasio elektrifikasi 99,4% sampai 2024. Salah satu cara yang ditempuh oleh PLN untuk mencapai target tersebut adalah menggenjot pemasangan listrik pada wilayah per desaan. Saat ini di perdesaan dan daerah terpencil, rasio elektrifikasinya masih rendah. Pembangunan listrik perdesaan merupakan program Pemerintah yang pendanaannya diperoleh dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Dalam Rencana Usaha Penyediaan Listrik (RUPTL) 2015-2024, saat ini sebagian pembangunan listrik pedesaan juga dilakukan oleh Pemda melalui pendanaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Kebijakan yang diambil oleh Direktorat Jendral Ketenagalistrikan (DJK) dan PLN dalam pembangunan listrik desa untuk menunjang pencapaian rasio elektrifikasi 99,4% pada 2024. Salah satu yang dilakukan, adalah pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk mendukung evakuasi daya dari proyek Gardu Induk Baru atau Extension Trafo Gardu Induk. Pembangunan jalur keluar jaringan distribusi untuk men-
dukung evakuasi daya dari pembangkit skala kecil baik Energi Baru Terbarukan (EBT) maupun pembangkit lainnya dan pembangkit mikro atau mini tenaga air. Idealnya, PLN akan melistriki desa baru maupun desa lama yang sebagian dari dusun tersebut belum berlistrik, daerah terpencil dan daerah perbatasan. Dimungkinkan pengadaan hybrid Pembangkit Listik Tenaga Surya (PLTS) dan hybrid PLTB19 yang sistemnya terhubung dengan grid PLN. Selain itu, PLN juga akan melaksanakan program penyambungan listrik dan instalasi gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan daerah tertinggal.
Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan, batu bara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara.
Mengandalkan Batubara Menurut Jarman, setiap tahunnya pemerintah akan meningkatkan rasio elektrifikasi minimal 3%. Untuk mencapai target tersebut, salah satu yang akan menjadi andalan adalah dengan memaksimalkan potensi batu bara. Menurut Jarman, Indonesia memiliki banyak cadangan pasokan batu bara sehingga lebih layak diperhitungkan untuk dipergunakan. “Pasokan batu bara yang melimpah sebaiknya digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan, batu bara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara,” tutur Jarman. Catatan Listrik Indonesia, sampai 2025 sesuai Kebijakan Energi Nasional (KEN) energi primer yang akan digunakan dipredikasi batubara 30% , gas 22%, Minyak Bumi 25% dan 23% energi baru terbarukan. Jarman menjelaskan, ada beberapa faktor yang harus tetap diperhatikan dalam pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pembangkit, yakni keamanan pasokan,
keekonomian dan lingkungan. Salah satu yang selalu menjadi sorotan terhadap penggunaan batu bara sebagai bahan bakar terutama adalah faktor lingkungan. Untuk memuluskan target tersebut, Jarman menjelaskan, pemerintah berkomitmen untuk memangkas proses perizinan dalam pembangunan pembangkit listrik. Selain itu, hal yang perlu diperhatikan lagi adalah terkait infrastruktur seperti jalan. Bila semua diwujudkan, tingkat elektrifikasi yang diimpikan bukan mustahil bisa tercapai.
RASIO ELEKTRIFIKASI Negara
Rasio Elektrifikasi
Brunei Darussalam 100.00% Filipina
89.70%
Indonesia
84,35%
Malaysia
100.00%
Singapura
100.00%
Thailand
100.00%
Vietnam
97.60% Per Maret 2014
TARIF LISTRIK
16
1. Vietnam
Rp 1.120/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.305/kWh,
untuk industri besar
Rp 777/kWh
2. Filipina
Rp 2.653/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.607/kWh,
untuk industri besar
Rp 1.551/kWh
3. Singapura
Rp 2.602/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.843/kWh,
untuk industri besar
Rp 1.689/kWh
4. Thailand
Rp 1.351/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.114/kWh,
untuk industri besar
Rp 1.270/kWh
5. Malaysia
Rp 1.374/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.320/kWh,
untuk industri besar
Rp 1.066/kWh
6. Indonesia
Rp 1.004/kWh,
untuk bisnis besar
Rp 1.166/kWh,
untuk industri besar
Rp 819/kWh
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
INILAH PENDUKUNG 35.000 MW
Perusahaanperusahaan ini berkomitmen mensukseskan 35.000 MW. Keterlibatan mereka di segala bidang diharapkan menjadi kunci sukses program ini. Siapa saja? ERIKA PUTRI
www.listrikindonesia.com
B
aru-baru ini, Menteri Koordinator Kemaritiman yang baru, Rizal Ramli mengkritik proyek 35.000 MW. Pengganti Indroyono Soesilo ini mengatakan target pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 megawatt terlalu sulit dicapai. Bahkan, Rizal menilai bahwa proyek yang dicanangkan Jokowi hinga 2019 itu tak masuk akal. "Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN (Dewan Energi Nasional) untuk lakukan evaluasi ulang mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target terlalu tinggi tapi mencapainya susah, supaya kita realistis," ujar Rizal Ramli di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), medio Agustus di Jakarta.
Rizal menambahkan target pem bangunan 35.000 MW semakin besar lantaran ditambah dengan sisa target pembangunan 7.000 megawatt listrik peninggalan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sehingga pembangunan pembangkit listrik hingga tahun 2019 menjadi 42.000 megawatt. Perusahaan Listrik Negara (PLN) sendiri tak mampu lagi membiayai seluruh proyek yang ditargetkan pemerintah itu lantaran investasinya yang besar. Oleh karena itu, opsi pembangun annya harus menggunakan dana swasta nasional dan asing. Namun negosiasi Power Purchase Agreement (PPA) di Indonesia membutuhkan waktu dua hingga tiga tahun. "Kami akan kejar
17
Headline Fokus Utama
supaya bisa beres dalam tiga bulan," kata Rizal.
Komitmen Perusahaan Meskipun ada keraguan, bahkan dari pemerintah sendiri, banyak perusahaan yang ingin terlibat dalam 35.000 MW ini. Bahkan beberapa di antaranya sudah ada komitmen dengan PLN. Apalagi barubaru kementerian ESDM mengumumkan PLN hanya akan membangun 5000 MW. Sedangkan 30.000 MW akan dibangun oleh pihak swasta. Sebelumnya ada skema 10.000 MW akan dibangun PLN dan 25.000 MW akan dibangun swasta. Tapi kemudian pemerintah memutuskan porsi swasta lebih besar lagi. Tingginya minat swasta untuk terlibat dalam proyek kelistrikan ini disebabkan proyek tersebut dinilai cukup menjanjikan dari sisi pengembalian modal investasi lantaran mendapatkan kepastian pembeli, yaitu PT PLN (Persero). Tidak heran, menurut P Sihombing, pengamat kelistrikan, PLN harus bayar yang dibangun IPP. “Padahal bukan hal sulit buat IPP untuk membangun pembangkit, cuma masalahnya apakah PLN bisa membangun transmisi secepat dibangunnya pembangkit oleh IPP. Kalau tidak, PLN bisa terkena denda, “ ujarnya, dalam sebuah kesempatan kepada Listrik Indonesia. Salah satu pendukung 35.000 MW tersebut adalah PT Medco Energi Internasional Tbk. Perusahaan ini mengambil bagian dari proyek 35.000 MW. Medco akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Jawa-1 dengan kapasitas 2 x 800 MW di Jawa Barat. PLTU Sumber Segara "Medco berkomitmen untuk terus
18
mendukung program pemerintah dalam menyukseskan pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW sampai 2019. Salah satunya, Medco berpartisipasi dalam tender IPP (independent power producer) PT PLN (Persero), salah satunya IPP PLTGU Jawa-1 2 x 800 MW di Jawa Barat," ujar President Director & CEO Medco Energi Internasional Lukman Mahfoedz, dalam sebuah kesempatan. Untuk pasokan gasnya akan berasal dari PT Pertamina (Persero) sebesar 250 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Untuk lokasi PLTGU sendiri akan diputuskan PT PLN (Persero) melalui lelang. Selama ini Medco, melalui anak usahanya Medco Power, mengoperasi-
kan pembangkit listrik dengan kapasitas sekitar 1.600 MW, terdiri dari 300 MW IPP di Batam serta Sumatra Selatan, dan PLTU TJB kapasitas 2 x 660 MW, milik PLN di Jawa Tengah. Selain itu Medco juga mengembangkan dua proyek panas bumi di PLTP Sarulla 3 x 110 MW di Sumatra Utara, dan PLTP Ijen 2 x 55 MW di Jawa Timur, dan beberapa mini hydro. Dalam tiga tahun ke depan, kapasitas pembangkit listrik di harapkan akan meningkat menjadi 2.100 MW. Selain Medco, PT Sumber Segara Primadaya (S2P) bisa dikatakan perusahaan yang aktif dalam ikut berpartisipasi dalam proyek 35.000 MW.
PLTU Cilacap
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
Diperkirakan hingga 10 tahun ke depan, batu bara akan tetap menjadi pemasok utama bahan bakar pembangkit di Asia Tenggara. S2P misalnya, selaku pengembang PLTU Cilacap dengan China Chengda Engineering Co. Ltd (Chengda) di Chengdu, Propinsi Sichuan, China, awal Juni lalu melakukan penandatanganan salah satu proyek 35.000 Mega Watt (MW), yaitu PLTU Cilacap ekspansi, 1 x 1.000 MW milik swasta (independent power producer/IPP) dan dalam waktu dekat mulai dibangun, menyusul ditandatanganinya kontrak engineering, procurement, construction (EPC)-nya. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Utama S2P Muhammad Rasul dan President and CEO Chengda Liu Yiheng. Salah satu proyek 35.000 Mega Watt (MW), yaitu PLTU Cilacap ekspansi, 1 x 1.000 MW milik swasta (IPP) dalam waktu dekat mulai dibangun, menyusul ditandataÂnganinya kontrak EPC. Dari data esdm.go.id, S2P sebelumnya telah mengoperasikan PLTU Cilacap 2 x 300 MW dan saat ini juga sedang mengembangkan PLTU Cilacap ekspansi Phase 1 sebesar 1 x 660 MW yang akan selesai tahun ini. Proyek PLTU Cilacap 1 x 1.000 MW ini adalah ekspansi Phase 2. PLTU CIlacap 1x1000 MW ditargetkan beroperasi komersial pad a tahun 2018 untuk memperkuat pasokan listrik di sistem kelistrkan Jawa Bali, khususnya di Jawa bagian selatan. PLTU ini direncanakan menggunakan teknologi Ultra Super Critical Boiler berbahan bakar Batubara Low Range (4200 GAR) menggunakan Fluidized Gas Desulphurizaton (FGD) yang didesain untuk dapat beroperasi secara efisien dan ramah lingkungan. ď Ž www.listrikindonesia.com
Buka Peluang Investor Luar S elain perusahaan di dalam negeri, investor asing pun diajak terlibat dalam pengembangan kelistrikan di tanah air. Salah satunya adalah Mapna Group, perusahaan asal Iran. MAPNA Group merupakan konglomerat perusahaan industri yang merupakan gabungan dari MAPNA sebagai induk perusahaan dan anak perusahaan MAPNA yang berkecimpung di bidang kelistrikan, energi, dan transportasi, sebagai kontraktor proyek, pabrikan peralatan (boiler, turbin uap dan gas, generator listrik dan peralatan terkait lainnya), serta investor. Mapna sebelumnya pernah terlibat dalam proyek PLN. Antara lain berhasil menyelesaikan pekerjaan Life Time Extension (LTE) Gas Turbin (GT) 2.2 PLTGU Belawan. Dari mesin tersebut dapat dihasilkan listrik dengan daya mencapai 145 Megawatt (MW). Rencananya, mereka akan masuk kedalam proyek-proyek PLN yang lain. Mapna yakin dapat menyediakan kebutuhan listrik masyarakat Indonesia. Hal ini mengingat Mapna Co memiliki kapasitas di bidang penyediaan listrik.
"Kami punya mesin pembangkit dengan kapasitas mencapai 8.000 MW hingga 9.000 MW," ujar sumber Mapna.,dalam sebuah kesempatan. Masih banyak perusahaan yang sudah berkomitmen dalam 35.000 MW. Hanya saja perlambatan ekonomi maupun kendala perizinan dan lahan masih menjadi masalah krusial dalam percepatan pembangunan pembangkit 35.000 MW ini. Semoga saja, apa yang dicita-citakan bukan sekedar mimpi. Proyek 35.000 MW diharapkan mampu mengatasi krisis kelistrikan di Indonesia saat ini dan di masa mendatang. ď Ž
Kami punya mesin pembangkit dengan kapasitas mencapai 8.000 MW hingga 9.000 MW.
19
Headline Fokus Utama
POLEMIK RIZAL RAMLI Sekitar sebulan diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli sudah membuat banyak gebrakan. Antara lain meragukan proyek 35.000 MW dan mafia di tubuh PLN. ď‚„ ERIKA PUTRI
20
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Soal Pulsa Prabayar
R
izal Ramli terus menyebar kontroversi. Salah satunya soal proyek 35.000 MW yang diragukannya karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya target pengembangan listrik 35 ribu MW sepantasnya untuk direvisi. Apalagi target atas program listrik tersebut ketika dicanangkan dengan asumsi pertumbuhan 5,6 persen per tahun. Maka ketika pertumbuhan ekonomi tidak sesuai asumsi, secara tersirat ia mengatakan bahwa program pemerintah juga harus direvisi. "Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN (Dewan Energi Nasional) untuk lakukan evaluasi ulang, mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target terlalu tinggi, tetapi capainya susah. Ini supaya kita realistis," ujar Rizal, medio Agustus lalu, di Jakarta. Rizal bahkan menetapkan target pembangunan pembangkit listrik hanya 16.000MW- 18.000 MW saja dari target awal. Rizal juga mengkhawatirkan adanya over supply sehingga PLN tidak sanggup beli yang sudah dibangun IPP dan mengakibatkan kerugian bagi PLN. Sedangkan sisanya, ujarnya masuk dalam 5 tahun berikutnya. Pernyataan Menteri Koodinator Kemaritiman dan Sumber Daya ini tentu saja ditentang oleh Menteri ESDM, Sudirman Said. Sudirman said dengan tegas mengatakan tidak akan merevisi target tersebut. Ia menegaskan bahwa pemerintah sebelumnya sudah menghitung target proyeksi kebutuhan listrik nasional hingga tahun 2019. Komentar Rizal ini direspon Jusuf Kalla (JK), yang meminta untuk mempelajari terlebih dahulu sebelum berkomentar. Bahkan Presiden Joko Widodo. Menurut Jokowi, tugas menteri adalah untuk mencari solusi dan jalan keluar setiap masalah yang dihadapi investor. Jokowi juga mendorong dan memutuskan proyek ini akan berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Selain persoalan 35.000 MW tadi, Rizal Ramli juga menyebutkan ada permainan mafia di bisnis listrik isi ulang atau prabayar yang dijalankan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pasalnya, nilai manfaat riil yang diterima masyarakat dari nominal pulsa listrik yang dibelinya hanya sekitar 70 persen. “Mereka (masyarakat) beli pulsa Rp 100 ribu ternyata listriknya hanya Rp 73 ribu. Itu kan kejam sekali, 27 persen disedot oleh provider yang kalau boleh dibilang setengah mafia. Untungnya besar sekali," ujar Rizal usai menghadiri rapat koordinasi kelistrikan di kantornya,awal September. Menurut Rizal, ada permainan monopoli di PLN selaku penyedia layanan (provider) yang mengakibatkan ada kewajiban bagi masyarakat untuk beralih ke meteran prabayar. Padahal, menurutnya, membeli token listrik prabayar tidak semudah membeli pulsa telepon. PLN tentu saja membantah keras pernyataan Rizal. Pemerintah dan PLN (Persero) sendiri berniat mengevaluasi biaya administrasi dalam penjualan listrik melalui sistem prabayar (token). Biaya administrasi pada listrik prabayar dinilai membenani masyarakat. Apalagi biaya administrasi hanya dikenakan untuk pembelian prabayar sedangkan untuk pascabayar tidak ada. Sehingga akan dievaluasi dan dicarikan solusinya.
Banyak pengamat berpendapat, komentar Rizal ketika disampaikan ke publik sudah menyalahi aturan atau tidak sesuai dengan garis kebijakan presiden. Namun, dibalik semua kontroversi yang ditebar Rizal, khususnya di bidang kelistrikan dan energi, harus kita ambil positifnya. Antara lain, apa benar memang ada mafia di bidang energi yang perlu diberantas? Langkah koreksi apa yang harus dilakukan pemerintah? Itulah mungkin tugas pemerintah. n
Saya akan minta Menteri ESDM dan DEN (Dewan Energi Nasional) untuk lakukan evaluasi ulang, mana yang betul-betul masuk akal. Jangan kasih target terlalu tinggi, tetapi capainya susah. Ini supaya kita realistis
Pelanggan rumah tangga dengan daya 1.300 VA membeli pulsa listrik : Rp 100.000
- Administrasi Bank: Rp1.600 - Biaya Materai 0 karena transaksinya hanya Rp100.000 - Pajak Penerangan Jalan (PP) Rp2.306 (PP) di DKI 2,4% dari tagihan listrik Sisa Rupiah untuk listrik = Rp 100.000- Rp (1.600+Rp 2.306) = Rp 96.094 = Rp 96.094/1.352 (tarif listrik Rp 1.352/kWh)
= 71,08 kWh
Headline Fokus Utama
PENUHI STANDAR INTERNASIONAL PT Fastindo Piranti Kabel merupakan perusahaan di Indonesia telah mem berikan solusi lengkap untuk pelanggan tentang produk sambungan kabel. Apa kontribusi perusahaan ini terhadap 35.000 MW? ERIKA PUTRI
Robert Paruntu Product High Voltage Manager PT Fastindo Piranti Kabel
22
K
Kiprah Fastindo Piranti Kabel di Indonesia sudah tidak diragukan lagi. Ribuan terminasi dan jointing dengan nama Fastindo telah diinstal ke jaringan listrik di Indonesia untuk Perusahaan Listrik Negara (PLN) , perusahaan listrik swasta dan industri. “Kita spesialis di jointing dan terminasi atau sambungan kabel. Dengan fokus seperti itu, kita jadi salah satu yang paling lama. Kita waktu itu peang merek pirelli sekarang sudah ganti jadi peresmian, “ ujar Robert Paruntu, Product High Voltage Manager, kepada Listrik Indonesia, belum lama ini, di Jakarta. Produk Fastindo sendiri untuk tegangan rendah ( sampai dengan 1 kV ) dan tegangan menengah ( 1 kV sampai dengan 36 kV ). Produk ini telah dipilih oleh pengguna ketenagalistrikan di tanah air. Saat ini service Fastindo memiliki garansi 5 tahun. “Kita distributor tunggal. kita menge luarkan sertifikat untuk pemasangan dan kita yang mengajarkan juga. Karena kita lihat dulu, ada salah di mana kalau misal
nya sambungan nggak bagus? Akhirnya kita memakai sistem SI PROMAK. Keempat hal itu harus bersinergi,“ tambahnya. Fastindo mempunyai SI PROMAK yaitu sistem, produk, manusia dan alat kerja. Setiap kelompok memiliki alat sendiri kerja, terdiri dari alat-alat khusus untuk persiapan sampai kabel penghubung, seperti Hydraulic Crimping Tools. Hand Tools - Foot Pump atau Electric Type, Kabel Hidrolik Cutter, untuk memotong kabel, Semi konduktif Stripper, Isolasi Stripper, Pencilling Tools.6. Torch/Brander, alat jointer standar order, handy talky sebagai alat peralatan komunikasi. “Selain PLN, kita kerjasama dengan berbagai perusahaan. Kita support terminasinya. Kita berprinsip, kita nggak mau jual material. Tapi yang kita jual solusi, “ imbuhnya. Dengan menjual solusi, kepuasan pelanggan lebih maksimal. “Untuk tegangan menengah, kita stand bye 24 jam. Tidak jarang ada gangguan malam, “ ujarnya. Tim jointer Fastindo samping melakukan pengawasan dan instalasi di lapangan, juga memberikan program pelatihan kepada kontraktor jointer dan pengguna akhir untuk memenuhi standar yang direkomendasikan oleh Fastindo. Untuk proyek 35.000 MW, Fastindo pasti akan terlibat. Terutama yang berkaitan dengan keahlian dan kompetensi yang sesuai. Saat ini produk Fastindo memenuhi standar Internasional (NFC VDE , DIN , LEC . EDF , Cel) dan standar PLN . Beberapa jenis produk telah lulus proses pengujian teknis dalam Jasa Teknik Kelistrikan (LMK) - PLN di Jakarta. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
PT Multitama Karya tronindo merupakan perusahaan distribusi listrik (electrical distribution) yang me nyediakan jasa desain, pembuatan, reparasi dan instalasi untuk manufaktur. Multitama juga berperan dalam pembuatan panel listrik.
MENEROPONG PELUANG DI MASA KRISIS
ERIKA PUTRI
www.listrikindonesia.com
Foto-foto: LISTRIK INDONESIA/Ari Miradi
K
ondisi ekonomi saat ini memang tidak stabil. Salah satunya dipicu oleh kenaikan nilai dolar yang luar biasa dan mata uang rupiah yang merosot. Namun, kondisi tersebut tidak menyurutkan langkah perusahaan ketenagalistrikan untuk terus berkarya, bahkan berpartisipasi dalam proyek 35.000 MW yang digagas pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla. Salah satu perusahaan yang terus berkembang tersebut adalah PT. Multitama Karyatronindo. Multitama sendiri berawal dari sebuah CV pada 1985. Kemudian perusahaan ini berkembang dan telah menjadi perseroan terbatas (PT) pada tahun 1993 hingga saat ini. PT. Multitama Karyatronindo merupakan perusahaan distribusi listrik (electrical distribution) yang menyediakan jasa desain, pembuatan, reparasi dan instalasi untuk manufaktur. Menurut Yahezkiel, Management Multitama Karyatronindo kepada Listrik Indonesia, belum lama ini, perkembangan bisnis terus terjadi meskipun banyak tantangan dan halangan dalam berbisnis. “Pabrik kami sudah 5-10 tahun di BSD, tetapi sekarang sudah gabung dengan kantor. Untuk satu tahun ke depan kami ingin match ke industri lain untuk kita tembus untuk kerjasama dan mempunyai customer baru,“ ujarnya. Saat ini PT. Multitama Karyatronindo menjadi salah satu perusahaan pioneer dalam hal penghematan energi (energy saving). Multitama memiliki pabrik pembuatan panel (panel maker), cable tray, dan aksesoris listrik untuk mendukung kinerja perusahaan dalam pengadaan barang dan jasa dengan kuantitas serta kualitas yang terbaik. Menurut Yahezkiel, dalam jangka menengah dan panjang, perusahaannya
berharap dapat menambah klien dan berekspansi. “ Kami ingin meningkatkan mutu walaupun ekonomi turun. Kami ingin cost turun, mutu bagus dan profit margin tetap terjaga,“ tambahnya. Proses dan sistem kerja PT. Multitama Karyatronindo telah membantu klien untuk mencapai kinerja aset yang optimal dengan kombinasi antara pengetahuan, tenaga profesional yang berpengalaman, serta layanan berbasis kinerja. Yahezkiel menambahkan, perusahaannya berkomitmen dalam program 35.000 MW dan menjadikannya sebagai peluang. “Kami harus mengikuti perkembangan dan mendukung program pemerintah,"
tambahnya. Keterlibatan secara langsung, tentu saja dalam penyediaan panel listrik. Saat ini klien terbesar masih di Pulau Jawa dan Bangka. Ke depannya, menurut Yahezkiel, PT. Multitama Karyatronindo berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik dengan kinerja yang maksimal, terutama untuk jangka panjang terhadap para klien. “Sesuai dengan misi dan visi Multitama Karyatronindo, kami selalu memberikan kualitas yang baik dengan harga terjangkau dimana kami selalu mendukung penghematan listrik dan mendukung industrial supaya dapat terus berkembang" tutupnya.
23
Headline Fokus Utama
24
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
Nasri Sebayang Direktur PT PLN (Persero)
Optimis Terwujud
Hambatan proyek listrik secara pasti mulai terselesaikan. PLN didorong untuk ekstra kerja keras merealisasikan program ini. Presiden dan tiga kementerian menyatakan siap mendukung secara regulasi. Mampukah terlaksana? DEDDY HASSAN
www.listrikindonesia.com
U
paya untuk mewujudkan proyek percepatan diversifikasi energi bidang kelistrikan terus digalang oleh regulator dan semua stakeholder. Hal ini terlihat dari keseriusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Menteri Dalam Negeri, menyelenggarakan rapat koordinasi bersama para Gubernur dan Bupati/Walikota membahas program percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW. Rapat koordinasi yang dilaksanakan di kota Surabaya ini merupakan pertemuan pertama yang bertujuan untuk mengurai permasalahan dan mencari solusi pemba ngunan proyek-proyek ketenagalistrikan. Menurut Direktur PLN Nasri Sebayang, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional tahun 2015 – 2019, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 86.600 MW, Rasio Elektrifikasi 96,6% dan konsumsi energi listrik per kapita sebesar 1.200 kWh. Untuk itu diperlukan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang masif, dimana total penambahan kapasitas pembangkit mencapai 42.940 MW (291 proyek pembangkit), 46.597 kms (732
25
Headline Fokus Utama proyek transmisi), dan 108.789 MVA (1.375 proyek Gardu Induk) dengan kebutuhan investasi mencapai Rp. 1.127 triliun. Selain menyelesaikan program 35.000 MW, dalam 52 bulan ke depan Pemerintah juga akan fokus pada pembangunan industri pendukung yang dapat meningkatkan kandungan lokal ketenagalistrikan. Untuk itu Pemerintah tengah menyiapkan Peraturan Presiden yang mengatur program 35.000 MW. Dengan Perpres tersebut diharapkan agar semua kendala yang akan menghambat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan dapat diatasi. Perpres ini akan mengatur pengadaan pembangkit, transmisi, dan gardu induk dengan melakukan penunjukan atau pemilihan langsung yang lebih cepat namun tetap menjunjung prinsip tata kelola yang baik. Peraturan ini juga mengatur penyehatan keuangan PLN, kebijakan energi primer, serta memberikan kepastian dan konsistensi aturan-aturan yang berlaku. Di samping itu diwajibkan juga kepada pemerintah daerah untuk mendukung program 35.000 MW yang mencakup kewajiban mengkoordinasi dan memimpin percepatan penyelesaian perizinan serta pengadaan lahan yang terkait dengan program ketenagalistrikan. “Dalam mendukung percepatan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Menteri ESDM dan Mendagri bersamasama Gubernur dan Bupati/Walikota di Wilayah Sumatera, Jawa dan Bali dalam rapat koordinasi ini bersepakat untuk menetapkan target waktu penyelesaian permasalahan terkait dengan perizinan, lahan dan tata ruang,” Papar Nasri Sebayang Program percepatan 35.000 MW merupakan program strategis nasional, karena itu penyelesaiannya merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya tanggung jawab Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Baik pemerintah daerah maupun Kementerian/ Lembaga terkait harus mensukseskan program ini. Sangsi tegas telah dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, UU nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah memuat ketentuan dimana kepala daerah wajib mendukung dan menyukseskan program strategis nasional. Kalau tidak mendukung program strategis dapat diberhentikan sementara selama tiga bulan. Lalu diberi kesempatan lagi, tapi setelah tiga bulan masih tetap tidak mendukung dapat diberhentikan tetap. Sekarang lebih keras dari UU sebelumnya.
26
Apresiasi harus diberikan kepada beberapa Gubernur dan Bupati yang telah menandatangani dukungan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ketenagalistrikan di daerah. Menurutnya Gubernur harus mempunyai keberanian untuk memfasilitasi program ini. Karena Gubernur adalah tangan kanannya Presiden dan Menteri itu tangan kirinya Presiden, pemerintah itu satu, semua sepakat terus berkoordinasi menyelesaikan kendala-kendala yang ada. Dalam pernyataan sikap resmi itu pun memuat klausul target penyelesaian proses perizinan paling lambat akhir 2015. Lebih jauh Nasri memaparkan perkembangan dari program pembangunan ketenagalistrikan 35.000 megawatt (MW) terdapat dua kelompok program pemba ngunan ketenagalistrikan, yaitu 7.000 MW dan 35.000 MW. “Untuk program 7.000 MW diharapkan 70% di antaranya akan selesai konstruksi dan bisa Commercial Operating Date (COD) tahun 2015. Jadi untuk program 7.000 MW ini hampir 5.000 MW akan selesai di tahun 2015,”jelas Nasri Sebayang. Lanjutnya, “Dari 35.000 MW ada 212 lokasi proyek untuk pembangkit. Dari sisi pengadaan lahan, teridentifikasi 100 tapak pembangkit sudah dibebaskan, jadi siap untuk diproses. Dari sisi pembangkit, terdapat 19% kapasitas dari 35.000 MW yang siap dikonstruksi. Kemudian dari seluruh kebutuhan pendanaan proyek, kurang lebih 60% sudah tersedia dananya untuk program 35.000 MW”. Progres Pembangunan Proyek Listrik Nasional 35.000 MW saat ini sebagian besar dalam tahap pengadaan. Pengadaan yang telah dilakukan oleh PLN sebesar 70% dari proyek pembangkit 9.945 MW dan pengadaan oleh IPP sudah mencapai 81% dari proyek pembangkit 25.584 MW. Sebagian lain proyek listrik nasional 35.000 MW masih dalam tahap perencanaan dan sebagian lain sudah dalam tahapan konstruksi. Untuk proyek 7000 MW yang sudah berjalan, sudah menunjukkan kemajuan yang cukup baik. Kemajuan sebesar 75-100% yang dilaksanakan oleh PLN sudah mencapai 61%. Sedangkan kemajuan sebesar 75-100% yang dilakukan oleh IPP sebesar 51%. Di balik kemajuan tersebut, masih terdapat 3 hal besar yang menjadi tantangan dalam program 35.000 MW ini. Tiga hal tersebut adalah:
Apresiasi harus diberikan kepada beberapa Gubernur dan Bupati yang telah menandatangani dukungan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan ketenagalistrikan di daerah. Pembebasan Lahan, karena lahan ini tidak saja melibatkan masyarakat, tetapi juga bumn dan negara, Perizinan, terutama yang berkaitan dengan izin yang dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah, dan Permasalahan Hukum, dalam hal ini, kasus-kasus hukum yang dialami oleh para profesional. Untuk menjawab tantangan ini, akan dirancang Perpres yang disebut dengan Perpres 35.000 MW yang akan menjadi payung hukum dalam mempercepat pelaksanaan program ini. “Dengan segala tantangannya, ternyata 6 bulan terakhir progress nya menggembirakan. Maka, tentunya kita berharap dengan adanya Perpes ini akan menjawab tantangan yang ada. Kita harus terus bergerak dan melakukan perbaikan dan solusi agar program ini dapat berjalan dengan baik dan selesai sesuai dengan target yang telah ditentukan”, tutup Nasri.
Target 10.000 MW PLN mengatakan akan terus mengejar pembangunan proyek 35 ribu megawatt (mw). Ditargetkan ada pembangkit listrik baru sebesar 10 ribu mw pada tahun ini. Minimal 10.000 mw maksimal 14.000 MW. Sejauh ini PLN tidak mengalami kendala pada pendanaan. Dikarenakan, pihaknya telah mendapatkan dana dari Penyertaan Modal Negara (PMN) guna equity pembangunan transmisi 42.000 KM. Oleh karena itu, PLN meyakini konstruksi akan berjalan dengan maksimal, terutama atas dukungan pendanaan yang akan didapatkan. Konstruksi mulai berjalan 2,5 hingga 3,5 tahun ke depan sampai proses jadi pembangkitnya. Selesai pembangkit itu akhir 2018 sampai awal 2019. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
PT. SUMBER SEGARA PRIMADAYA
Independent Power Producer
Unit 1&2 - Cilacap CFSPP 2 x 300 MW Unit 3-Cilacap CFSPP 1 x 660 MW Expansion
www.listrikindonesia.com
27
Headline Fokus Utama
Dukung Infrastruktur
CNG Plant Tidak efisiennya penggunaan gas pada waktu beban puncak di Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap mendorong PT EnviroMate Technology International (ETI) mengembangkan inovasi di CNG Plant. Apa kelebihannya? DEDDY HASSAN
P
resident Director PT. EnviroMate Technology International, Suriyanto B.com MTM mengungkapkan, untuk membantu pengembangan teknologi di pembangkitan, ETI mengembangkan high efficiency Compressed Natural Gas (CNG) for Peak Shaving. CNG yang dibangun didukung dengan faktor keselamatan dan efisiensi yang tinggi, sehingga efisiensi bahan bakar maupun efisiensi PS (pemakaian sendiri) sangat tinggi di bandingkan dengan pengunaan bahan bakar minyak saat peaking. “Peran penting PT. EnviroMate Tech nology International membantu perubahan. Pemakaian bahan bakar Diesel menjadi bahan bakar gas untuk saat peaker. Perubahan peaker dengan mengunakan gas alam dapat membantu penghematan yang besar untuk PLN baik dari segi penghematan komponen bahan bakar, penghematan dari segi perawatan pembangkit dan juga dapat membantu program peles tarian lingkungan dengan pengurangan kandungan gas buang CO2, SO2 and NO2, " ungkap Suriyanto, B.Com MTM. Semangat mengembangkan teknologi CNG lahir karena tergugah oleh ungkapan salah satu direktur utama PLN pada 2011, di mana dalam tulisannya di sebuah media
28
menggelitik yakni “Ayam Mati di Lumbung Padi”, yang intinya bahwa gas alam yang cukup banyak terkandung di dalam bumi Indonesia mengapa belum banyak membantu listrik Indonesia. Salah satu solusi untuk mengurangi kerugian pengunaan bahan bakar adalah membangun infrastruktur berupa fasilitas (plant) CNG yang sangat diperlukan untuk pembangkit listrik bagi pemenuhan kebutuhan beban puncak. Lebih rinci, Suryanto mengungkapkan, PT ETI memulai bisnisnya di Indonesia semenjak beliau menyelesaikan S2-nya di UNSW- Sydney, 11 tahun lalu. PT ETI dibangun dengan nama EnviroMate Technology International yang artinya menyiapkan teknologi ramah lingkung an dengan standar kelas dunia. Dalam hal mendukung pembangkitan Listrik Indonesia, PT ETI juga berinvestasi dalam IPP. Saat ini melalui anak usahanya, PT ETI
membangun PLTG 8MW dan juga PLTMH 2MW. Usaha PT ETI juga meliputi water dan waste water treatment equipment dan hazardous waste management dan juga sole distributor beberapa peralatan seperti SO2 and H2S removal, Oily water Catcher, Cholorination system. Didukung oleh “think tank”-nya yang berpengalaman dalam mengolah (memproses) gas alam selama lebih dari 20 tahun (sejak 1991). Tantangan yang dihadapi adalah belum tersedianya teknologi CNG untuk memasok PLTG bagi pemenuh an kebutuhan listrik beban puncak di negara lain di dunia ini. Yang sudah banyak adalah teknologi CNG untuk mengisi bahan bakar kendaraan bermotor (SPBG) atau trucking CNG untuk mengangkut CNG dari suatu mother station ke daughter station para industri penggunanya. Negara-negara lain terutama negara maju tidak mengalami amat tingginya puncak Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
beban kebutuhan listrik, seperti di negara kita terutama di pulau Jawa, jadi kelahiran teknologi CNG untuk pembangkitan listrik beban puncak ini justru di dalami oleh PT ETI. Dengan keberanian yang terukur dan keyakinan yang tinggi, PT ETI memulai berinvestasi di CNG plant di lokasi PT Indonesia Power, UBP Perak Grati di Pasuruan, Jawa Timur ini. Hasilnya, PT ETI yang terpilih sebagai pemenang tender pembangunan fasilitas plant CNG di Grati 15MMSCFD. Salah satu faktor menangnya PT ETI, dikarenakan faktor efisiensi tinggi untuk pemakaian sendiri yang ditawarkannya. PT ETI menggunakan teknologi yang memanfaatkan gas buang untuk memanaskan gas alam, sehingga pemakaian sendiri untuk pengoperasian plant sangat kecil, dan plant ini juga berhasil dibangun dalam waktu sangat singkat (efektif enam bulan). Setelah terbukti mampu meng-komisioning dan membuktikan kesinambungan operasi CNG di PLTG beban puncak di Grati, maka proyek berikutnya adalah di Tambak Lorok Semarang – 18.9 MMSCFD, PT Perta Daya Gas (anak perusahaan PT Indonesia Power dan PT Pertamina Gas) menunjuk PT ETI sebagai pemenang tender untuk EPC kontraktornya. Sejak akhir tahun 2013 plant CNG Tambak Lorok telah selesai dibangun dan siap dioperasikan. PT ETI juga menyelesaikan pembangunan ini dalam waktu singkat (efektif 6 Bulan). Setelah menyelesaikan dua plant CNG (Grati Jatim dan Tambak Lorok Jateng), PT ETI semakin meningkatkan kemampuan www.listrikindonesia.com
teknologinya termasuk CNG antar-pulau. Pada 21 Februari 2014 lalu, Consortium PT ETI dan CIMC ENRIC and CIMC ORIC, mendapat kepercayaan lebih besar oleh PLN dengan memenangi tender Marine CNG Gresik-Lombok. PT ETI dan CIMC akan membangun CNG plant di Gresik, Marine CNG SHIP dan juga High Pressure Gas Storage di Lombok. "Ini bukan hal mudah untuk direalisasikan, tapi kerja sama tim dan kerja keras bukan mustahil," marine CNG pertama di dunia ini akan berhasil dengan baik.
Bangun CNG Plant
Buah kerja keras PT ETI, kini Indonesia kini memiliki fasilitas Compressed Natural Gas (CNG) plant terbesar di dunia, dengan kapasitas hingga 15 MMSCFD. CNG plant tersebut akan menyalurkan gas untuk turbin Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Grati, di Pasuruan, Jawa Timur. Sebagai EPC kontraktor, PT ETI membuat desain PLTGU Grati mengutamakan penggunaan bahan bakar gas untuk mesin pembangkitnya, sehingga akan mem perpanjang jarak antar masa pemeliharaan. Selain itu, mesin relatif lebih awet jika menggunakan bahan bakar gas, jika dibandingkan terpaksa harus membakar BBM, sehingga biaya pemeliharaan mesin pun akan berkurang. Instalasi CNG plant juga berfungsi untuk menyimpan pasokan gas, pada saat pembangkit tidak beroperasi karena kebutuhan listrik tidak terlalu tinggi. Pasokan yang disimpan tersebut kemudian bisa dipakai pada saat mencapai
beban puncak. Dengan beban biaya take or pay, atau sistem kontrak yang mengharuskan PLTGU membayar pasokan gas baik dipakai ataupun tidak dipakai, akan dapat diminimalisir. PLTGU Grati sendiri terdiri dari 2 blok, yang saat ini mendapatkan suplai gas sebesar 90 BBTUD dari Santos melalui sumur Oyong dan Wortel. Suplai gas tersebut sanggup memasok 3 gas turbin (combined cycle) di blok 1, dengan kapasitas masing-masing sebesar 100 MW. Sementara itu, blok 2 (open cycle) berfungsi sebagai pemikul beban puncak (peaker), dan menggunakan bahan bakar HSD (high speed diesel). Dengan diresmikannya CNG plant ini, maka PT Indonesia Power, anak perusahaan PLN yang mengelola PLTGU ini akan dapat mengoperasikan blok 2 sebagai pemikul beban puncak, tanpa menggunakan BBM. Sebagai perbandingan, biaya pokok produksi listrik menggunakan BBM adalah sekitar Rp2.800 per kWh, sementara dengan CNG hanya sekitar Rp1.000 per kWh. Untuk produksi listrik PLTG Grati Blok 2 yang berkisar antara 1.200 hingga 1.500 MWh, dengan dioperasikan selama 4-5 jam per hari, maka CNG plant ini akan bisa mencatatkan penghematan sekitar Rp1 triliun per tahun. Penggunaan fasilitas CNG ini juga akan membuat PLTGU Grati lebih ramah nyumbang pada penurunan emisi dunia. Estimasi kontribusi penurunan emisi tersebut terdiri dari 254 ribu ton CO2 per tahun,126,5 ton kadar SO2 per tahun, dan 3.500 ton kadar NO2 pertahun.
29
Headline Fokus Utama
PROSPEK CERAH
HYDRO
Dalle Energy fokus pada energi yang green seperti hydro dan geothermal. Ekonomi yang buruk diharapkan tidak akan banyak mempengaruhi perkembangan bisnis. Seperti apa kontribusi kepada program 35.000 MW? ď‚„ ERIKA PUTRI
30
S
aat ini ada dua permasalahan yang timbul dalam bisnis energi di Indonesia. pertama adalah gap antara sumber daya dan ketersediaan energi yang paling dasar. Sedangkan yang kedua adalah gap antara sumber daya dan ketersediaan energi primer dan produksinya. Namun demikian, Dalle Energy (DE) tetap berkomitmen dalam pengembangan power plant di Indonesia dengan berbagai energi primer yang tersedia. Apalagi Dalle sangat menyadari, adalah sangat penting untuk terus memberika support kepada pertumbuhan energi terutama untkuk menarik investor yang masuk ke Indonesia. Menurut Sonny Purnara, Director Dalle Energy, baru-baru ini kepada Listrik Indonesia, di Jakarta, Dalle Energy saat ini bergerak di tiga bidang yaitu Dalle Engineering Services (DES), Dalle
Engineering Construction (DEC) dan Dalle Operation Services (DOS). Dalle sendiri memiliki pengalaman yang panjang baik sebagai developer, EPC kontraktor, O&M pada gas dan batu bara. Sedangkan untuk pembangkit geothermal, DE berpeng alaman pada pembangunan Dieng 55 MW (1997) dan Derajat 70 MW (1998). Saat ini DE sendiri mengelola empat Power Plants dengan total kapasitas 1.610 MW. DE berpengalaman dalam FTP 1 10.000 MW. Dalam pekerjaan tersebut konsorsium DE dan Dongfang Electric Corporation dengan menjadi EPC kon traktor pada proyek Teluk Naga Power Plant 3x300 MW dan Banten & Pacitan 2 x 300 MW. PLTU 3 Banten. Dikenal dengan nama PLTU Lontar, terletak di desa Lontar Kecamatan Kemiri, Kabupaten Tangerang. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline Proyek PLTU Lontar dikerjakan oleh Konsorsium Dongfang Electric Corporation dan PT Dalle Energy. Unit 1 PLTU Lontar telah diresmikan oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono pada Desember 2011 lalu. PLTU Lontar unit 2 telah beroperasi komersial sejak 29 Februari 2012 dan unit 3 telah ber operasi komersial sejak 10 April 2012. Energi listrik yang dihasilkan oleh PLTU Lontar disalurkan melalui gardu induk PLTU, gardu induk Teluk Naga dan gardu induk Tangerang Baru. Kebutuhan batu bara dipasok oleh PT Bukit Asam. Sedangkan transportasi laut angkutan batu bara dilaksanakan oleh PT Bahtera Adhiguna, anak perusahaan PLN.
Peluang di 35.000
Industriliasasi tidak akan tumbuh bila tidak didahului dengan penyediaan tenaga listrik yang cukup dengan mutu yang baik. Idealnya memang, pelayanan listrik dengan mutu yang baik dan biaya operasional yang murah tercakup dalam perencanaan sistem pembangkit dan sistem jaringan transmisi (high voltage) serta perencanaan distribusi. Sehingga dalam jangka panjang masyarakat pemakai listrik akan menikmati listrik secara merata. Selain itu para investor juga akan berminat untuk menanamkan modal . Bagi perusahaan ketenagalistrikan, proyek 35.000 membuka banyak peluang. Baik mereka yang bergerak di bidang ketenagalistrikan langsung maupun perusahaan pendukung proyek kelistrikan ini. “Untuk yang 35.000 MW, kita ikut yang green buat IPP-nya. Kalo EPC-nya kita ikut
www.listrikindonesia.com
yang bukan PLTU. Untuk PLTU partner sama China. Selama ini ber-partner dengan Dongfang Electric Corporation, " ujar Sonny. DE sendiri sudah pernah terlibat dalam FTP 1 dan saat ini sedang negosiasi untuk mengambil alih salah satu proyek di FTP II. Menurutnya, ada beberapa target yang ingin dicapai. “Untuk hydro power plant 200 MW, geothermal powerplant 100 MW, Gas Turbine Power Plant 700 MW, PT Kwartadaya Dirganusa Lhokseumawe & Panaran 60 MW, PT Riau Power Teluk Lembu 155 MW dan PT Dalle Energy Batam Panaran 135 MW, “ tambahnya.
Utamakan Lokal
Menurut Sonny, Dongfang China dipilih karena pertimbangan harga yang kompetitif dari China. Sedangkan gas bekerjasama dengan Jepang dan Korea. Ekonomi yang sedang lesu saat ini, tidak menjadi masalah bagi DE, karena sejak dulu transaksi sudah dalam bentuk mata uang asing. “Kalau kita jual rupiah, pinjam rupiah. Kalau beda kurs harus di-hedging. Kalau jual dolar, beli dolar. Kalau dengan China, kita pakai Yuan. Kalau sama Jepang, pakai Yen dan Dollar,“ ujarnya menjelaskan strategi dari sisi financing. Selain itu, dalam proses pencarian barang memang diupayakan mencari yang berharga paling murah. “Kalau cari barang cari barang di mana yang paling murah. Kalau cina/lokal, pakai yang paling murah tapi sebisanya pakai lokal, “ ujarnya. Kondisi ekonomi yang tidak menentu saat ini ujarnya, akan sangat berpengaruh kepada tarif. “Efeknya ke tarif karena 70% itukan barang impor semua, kecuali yang
kecil-kecil. Tapi materialnya masih impor juga. Misalnya besi lebih murah beli di China daripada beli di lokal. Apalagi China disubsidi pemerintah. Jadi bisa murah, “ ujarnya. Keberhasilan 35.000 MW menurutnya, sangat didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat. “Sekarang sudah mulai membaik. Yang diperlukan tarif sama dukungan fiskal. Pajak dan bahan baku harus disubsidi pemerintah. Sekarang sudah mulai dengan adanya perbaikan di UU tanah, UU kehutanan, perizinan satu pintu, bantuan fiskal dll, “ tambahnya. Bila ini semua bisa dilaksanakan menurutnya, bukan tidak mungkin, untuk tahun ini saja mulai dibangun 11.000 MW. Program 35 GW harus didukung supaya pada 2019 minimal bisa 16 GW.
Potensi Green Energy Menurut Sonny, ke depannya Dalle Energy ingin konsentrasi kepada energi yang lebih hijau (green). Karena memang arah energi dunia menuju kesana. Hydro power memang merujuk kepada teknologi yang mengubah air menjadi energi listrik. Memang sebagai salah satu aplikasi dari green technology, hydro power menghasilkan sedikit pencemaran dibandingkan dengan teknologi pembangkit lainnya. secara umum, prinsip teknologi ini adalah menggunakan energi kinetik dari arus air untuk memutar turbin yang nantinya akan diubah menjadi energi listrik. “Kita ke depannya ingin ke green energy. Terutama hydro dan geothermal. sementara memang ada batu bara tapi lama-lama kita lepas. Persiapan kita mengembangkan hydro terus. 100 MW PLTU mending 10 MW hydro. Kalau hydro kita bangun kemudian bisa dijual ke PLN,“ ujarnya. Meskipun demikian ujarnya, IPP harus pintar-pintar memilah tempat untuk mendirikan hydro power, sehingga tidak akan terkendala terlalu banyak oleh cuaca Indonesia yang terdiri atas musim hujan dan musim kemarau. Hingga saat ini Dalle Energy, pengembangan kelistrikan di Indonesia tetap memiliki prospek yang cerah. Hanya saja saat ini masih terkendala persoalan amandemen kontrak yang sulit. “Bila ada penambahan pada proyek harus meminta pendapat pihak ketiga, universitas dll, “ ujarnya. Tentu saja hal seperti ini sangat menghambat proses pembangunan proyek kelistrikan. Kedepannya, diharapkan regulasi yang semakin baik akan mendukung proses percepatan pembangunan kelistrikan.
31
Headline Fokus Utama
Spirit Pembangkit Renewable Energy Terlibat dalam Megaproyek 35.000 MW merupakan satu keoptimisan bagi Poso Energy untuk membuktikan bahwa energy terbarukan punya potensi besar sebagai pembangkit. Rencananya kontribusi 1000 MW jadi Komitmen Poso Energy menyukseskan rencana pemerintah itu. Nurul Aldha
K
eterlibatan energi terbarukan dalam rencana pembangunan pembangkit 35 GW menjadi satu prioritas tersendiri guna menunjukan komitmen Indonesia sadar akan lingkungan serta keterjaminan bahan baku. Di antara sumber energy terbarukan itu, PLTA masih jadi salah satu yang paling signifikan dimanfaatkan sebagai sumber listrik hydro power. Poso Energy adalah salah satu perusahaan yang telah mewujudkan Independent Power Producers (IPP) tenaga hydro. Dengan memanfaatkan aliran air dari danau alami yakni danau poso, perusahaan ini telah mengembangkan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) berkekuatan 195 MW (COD 2012) di PLTA Poso-2. Tak hanya pembangkit, Poso Energy juga jadi swasta pertama yang membangun, memiliki dan mengoperasikan Transmisi Tegangan Tinggi. Transmisi yang dibangun memiliki panjang 208 km membentang dari PLTA Poso di Kabupaten Poso Sulawesi Tengah hingga Gardu Induk Palopo di Kota Palopo Sulawesi Selatan dengan tegangan 275 KV. Pembangunan ini bukan tanpa kendala, terutama pembiayaan. Untuk pembangunan PLTA Poso-2 biaya yang dikeluarkan
32
nyaris mencapai 3.5 triliun selama tujuh tahun. “Tantangannya, pada awalnya perbankan enggan membiayai proyek ini. Faktor utamanya karena belum ada proyek sejenis yang dikembangkan oleh Swasta murni sebelumnya, belum ada 'contoh soal'," jelas Direktur Teknik Poso Energy, Alimuddin Sewang. Memang satu kendala dalam pengembangan renewable energy menurut Alimuddin ialah besarnya investasi awal yang harus dikeluarkan. Bahkan, menurutnya, untuk merintis proyek ini, pihaknya harus menjual tiga perusahaan sebagai modal awal untuk menunjukkan keseriusan dan komitmen. Sekalipun demikian, perbankan pun tetap tidak sepenuhnya berani memberikan kredit, hingga akhirnya menilai keseriusan Poso Energy empat bank nasional sepakat membentuk konsorsium untuk pembiayaan proyek ini dengan komposisi rasio pembiayaan 30 : 70. Kesalahan perhitungan biaya pun (cost over run) sempat terjadi. Oleh sebab itu, saat fase pembangunan sempat terhenti beberapa kali hingga akhirnya rampung di tahun 2012. Pembangunan secara efektif menurut Alimuddin sebenarnya hanya menghabis-
kan waktu tiga tahun. Tapi setelah rampung, pembangkit ini justru jadi satu bukti bagi Poso Energy bahwa PLTA berhasil memberikan nilai kontribusi serta memiliki performa keekonomian yang baik. “Performa kami ke Bank sangat baik, tidak pernah telat membayar kewajiban cicilan kredit, bahkan hasil penjualan listrik selain untuk cicilan kredit juga dapat memenuhi biaya operasinal dan Pemeliharaan pembangkit, bahkan masih ada sisa pendapatan yang bisa disisihkan untuk persiapan pembanguna membangun pembangkit Tahap berikutnya. Sebagai contoh persiapan infra struktur untuk pembangunan PLTA Poso-1 yang akan rampung 2018, infrastrukturnya kami sudah menggunakan biaya sendiri sehingga memudahkan pihak perbankan untuk melakukan evaluasi sehingga proyek Poso 1 saat ini sudah mendapatkan komitmen pembiayaan dari Bank BRI ”, jelas Alimuddin, jebolan Mechanical Engineering dari Universitas Hasanuddin ini.
Optimis
Terkait dengan rencana keterlibatan dalam proyek 35 GW, Alimuddin optimis serta mendukung rencana tersebut. Berkanaan dengan angka realisasi yang ditargetkan Pemerintah mencapai 35.000 MW menurut pandangan Alimuddin bukanlah berupa satu target yang mubazir atau nantinya menjadi over suplai. Keandalan menjadi satu alasan mengapa angka yang ditargetkan demikian, bentuknya ia ibaratkan dalam istilah n+1. “Soal angka realisasi sebenarnya hanya perEdisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline bedaan pandangan terkait definisi cukup, apakah jika suplai sudah lebih besar dari demand dianggap cukup atau sistem harus dalam kondisi andal dengan spinning reserve yang memadai baru disebut cukup, Cukup dengan definisi yang kedua masih jauh, alasan kedua antara tumbuhnya industri dan tersedianya listrik tidak boleh seperti anekdot ayam dan telur, penyediaan listrik lah yang akan menjadi lokomotif pertumbuhan industri. ” ucapnya. Terkait proyek 35.000 MW, "Sebenarnya, kami mengalir saja, saat ini kami memegang konsesi 2.000 MW untuk pembangkit hydro, dan minimal 1.000 MW terealisasi sesuai target 35 GW yang sudah masuk RUPTL,” tambah Alimuddin. Sedangkan untuk transmisi, group kami sudah banyak pengalaman membangun jaringan transmisi dari tegangan 150kV sampai 500kV. Menurutnya, saat ini kepastian harga dari pemerintah juga merupakan motivasi tersendiri bagi Poso Energy menjalankan keproyekan IPP. Dengan kebijakan pemerintah sekarang cukup bagus untuk
pebisnis hidro, ada kepastian harga tinggal menyesuaikan dengan cost. Sepanjang cost masuk kita bisa jalankan,” ucap Alimuddin. Ia menampik bahwa nantinya beban biaya konstruksi akan menjadi sulit dengan kondisi harga nilai tukar rupiah yang terus bersaing dengan dollar karena komponen biaya proyek pasti selalu terdiri dari Porsi Rupiah dan Dollar dimana realisasi biaya kedua komponen tersebut sangan bisa saling menutupi. Saat ini pun bank memberi support pembiayaan dalam dolar. Menurutnya, hal itu justru saat ini menjadi sebuah peluang. Alasannya karena saat ini harga bahan baku khususnya baja justru turun signifikan sebab sedikitnya permintaan. “Kalau di bisnis ini justru saat nya membangun. Dengan rupiah naik turun saatnya kita bangun infrastruktur produktif bukan konsumtif,” jelas Alimuddin. Berkenaan dengan operasi PLTA, menurut Alimuddin tak ada satu kendala serius terkait operasional. “PLTA itu uniknya adalah menggunakan mesin dingin 60-70°C, sehingga minim biaya
maintenance,” ungkapnya. Melihat peluang energi terbarukan, Alimuddin tak menutup kemungkinan mengembangkan energi lain di luar PLTA. “Surya masih mahal sekali, panas bumi masih coba dipelajari lebih serius lagi. Angin ternyata potensinya besar. Jadi kalau sudah sedikit lebih kuat, kami akan masuk,” jelas Alimuddin. Saat ini ada sekitar 1295 MW yang sedang dikembangkan Poso Energy dalam pembangunan PLTA. Terdiri dari lanjutan Poso Hydropower Cascade, Poso-1 dan Poso-3. Malea Hydropower Cascade di Toraja. PLTA Mamuju, dan terakhir PLTA Kerinci. PLTA Kerinci jadi satu-satunya IPP yang dikembangkan Poso Energy diluar wilayan Sulawesi. Site Kerinci ini dikembangkan karena memiliki kemiripan dengan yang sudah dikembangkan di Poso, yaitu adanya danau alami Danau Kerinci yang dapat dimanfaatkan sebagai penampung air sehingga memungkinkan Water Management yang lebih efektif. Dengan memanfaatkan aliran dari Danau Kerinci di Sungai Merangin, kami akan bangun PLTA dengan kapasitas sebesar 350 MW,” ungkap Alimuddin. Menariknya, dengan realisasi PLTA Poso-2 di 2012, kini pihak perbankan justru berani mendorong kredit bagi mereka. “Poso-2 ternyata jadi lokomotif proyek lainnya. Untuk PLTA Kerinci kami buka diskusi dengan pihak bank, mereka justru sudah lebih yakin sehingga dapat menawarkan pembiayaan dengan angka presentasi yang lebih besar antara 25 : 75 sampai 20 : 80. Bank BNI sebagai Consortium Leader pada pembiayaan PLTA Poso-2, memberikan isyarat bersedia membiayai PLTA Kerinci dan siap meng gelontorkan kredit untuk pembangunan PLTA Kerinci dengan Total Project Cost USD870 juta atau setara Rp. 8.8T,” pungkas Alimuddin. n
Alimuddin Sewang (kanan) mendampingi Jusuf Kalla dan Nur Pamudji.
www.listrikindonesia.com
33
Headline Fokus Utama
Melirik Driver Pasar Thermal Stok energi primer khususnya batubara mutlak harus tersedia guna kelangsungan operasi PLTU. Seperti apa komitmen Adaro Energy untuk proyek kelistrikan? ď‚„ DEDDY HASSAN
P
emerintah mencanangkan program pembangkit listrik berkapasitas 35.000 megawatt (MW). Dari jumlah itu, sebesar 25.000 MW merupakan proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Butuh tambahan batu bara untuk bahan bakarnya. Hilmi Najamuddin, Kepala Divisi Batu Bara PT PLN mengatakan, tiap 1 MW PLTU membutuhkan pasokan batu bara 4.000 ton per tahun. "Jadi untuk 25.000 MW membutuhkan pasokan 100 juta ton per tahun," ungkap Hilmi Najamuddin. PLN beserta Ditjen Minerba beberapa waktu lalu melakukan pertemuan dengan sejumlah pengusaha batu bara, untuk membahas persiapan mereka memasok batu bara kepada PLTU yang akan di bangun. Dalam membangun PLTU ini, Hilmi mengatakan, akan dilihat spesifikasi batu bara dan juga cadangannya yang tersedia. Minimal cadangan batu bara tersedia hingga 30 tahun.
34
"Jadi kami membutuhkan pasokan dari para pemasok minimal dua hal tadi, spesifikasi dan cadangannya," jelas Hilmi. Pada pertemuan dengan pengusaha, Hilmi meminta komitmen agar batu bara Indonesia tidak banyak diekspor. Bila terus diekspor, maka pada 2036 Indonesia bisa mengimpor batu bara dari Rusia atau Australia. Namun, dengan tidak mengekspor, pemerintah dan PLN memang harus bisa memastikan produsen atau pengusaha batu bara ini tetap diuntungkan. Sekarang, kebutuhan batu bara untuk PLTU di Indonesia mencapai 82 juta per tahun, naik dari tahun lalu sebanyak 70 juta ton per tahun. Pada 2019, kebutuhan batu bara untuk PLTU di Indonesia bisa mencapai 200 juta ton per tahun. Untuk diketahui, dari 25.000 MW PLTU yang akan dibangun pemerintah hingga 2019, PLN mendapat porsi pembangunan 10.000 MW, dan sisanya dibangun oleh swasta. Produsen batu bara terbesar di Indonesia, termasuk Adaro atau Arutmin, menyatakan kesiapannya untuk memasok batu bara untuk kebutuhan PLTU tersebut. Selama dua dekade terakhir, Adaro telah dikenal dengan konsistensi dalam kualitas dan keandalan batu baranya. Merek dagang Adaro Indonesia yaitu Envirocoal, dengan karak teristik polutan yang rendah, telah menciptakan reputasi sebagai bahan bakar padat yang paling ramah lingkungan. Siaran pers yang diterima Listrik Indonesia mengungkapkan, para pelanggan Adaro juga
menikmati standar pelayanan yang sangat tinggi, dimana Adaro mengirimkan teknisi pembakaran ke lokasi mereka untuk memberikan panduan teknis dalam penggunaan Envirocoal. Upaya penjualan batubara terus difokuskan pada pasar termal utama di Asia, termasuk Indonesia, dan Asia meliputi kira-kira 90% penjualan Adaro pada tahun 2014. Sisanya dipasok ke pasar Atlantis dan negara-negara di Amerika. Dalam hal volume penjualan, 87% di konsumennya merupakan perusahaan-perusahaan pembangkit listrik dan 11% merupakan produsen semen. Meskipun kondisi pasar sedang sulit karena kelebihan pasokan dan kondisi ekonomi yang stagnan di tahun 2014, Adaro Indonesia bertahan sebagai salah satu produsen batubara tambang tunggal terbesar dengan rekor baru untuk penjualan yang tercapai sebesar 56 juta ton, atau naik sekitar 7% dari penjualan tahun 2013 yang tercatat sebesar 52,2 juta ton. The increase was supported by consistent demand from India and the domestic Indonesian market. Pada tahun 2014, konsumsi batubara termal Indonesia meningkat 6 Mt men-
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
jadi 78 Mt. Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik milik Perusahaan Listrik Negara (PLN) tahun 2013 -2022 menyatakan bahwa total kapasitas pembangkit listrik Indonesia mencapai 47 GW di tahun 2014 dengan 25 GW di antaranya merupakan pembangkit listrik bertenaga batubara. Populasi yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang stabil mendorong ekspansi kapasitas pembangkit listrik Indonesia oleh pemerintah. Untuk memenuhi permintaan peningkatan kapasitas ini, PLN memperkirakan bahwa total kapasitas pembangkit listrik akan meningkat dua kali lipat menjadi 100 GW sampai tahun 2022. Adaro telah mempertahankan komitmennya untuk menjadi pemasok utama di pasar domestik. Penjualan dalam negeri sebesar 11,6 Mt merupakan porsi terbesar dari penjualan tahun 2014. Adaro tetap merupakan pemasok pilihan karena jarak yang relatif dekat ke para pelanggan di pulau Jawa yang memiliki populasi penduduk terpadat di Indonesia. Biaya transportasi yang lebih rendah dan kualitas yang konsisten mendorong terciptanya kerjasama jangka panjang yang
www.listrikindonesia.com
saling menguntungkan. Adaro juga dapat memenuhi berbagai persyaratan kualitas dengan spesifikasi nilai kalori rendah sampai sedang. Kadar panas Envirocoal umumnya berkisar antara 4.000 kkal/kg hingga 5.000 kkal/kg, dan kadar sulfur, abu serta nitrogennya yang sangat rendah menjadikan Envirocoal sebagai komponen utama permintaan bahan bakar di pasar domestik. Dari pasokan Adaro untuk pasar domestik, 90% dipasok ke sektor ketenaga listrikan dan sisanya untuk pelanggan industri. Kredibilitas finansial dan rekam jejak pasokan jangka panjang Adaro yang andal akan menjadi aspek penting dalam mendukung proyek pembangkit listrik baru di Indonesia. Dengan didukung oleh ke untungan strategisnya di Indonesia, Adaro akan terus berfokus pada pe ngembangan sektor ketenagalistrikan di dalam negeri. Pada tahun 2014, Adaro mengirimkan 56,2 juta ton batubara, dan pada tahun 2015 Adaro berencana untuk menambang batubara dengan skala produksi 56-58 juta ton. Sebagian besar batu bara Adaro dijual
Merek dagang Adaro Indonesia yaitu Envirocoal, dengan karakteristik polutan yang rendah, telah menciptakan reputasi sebagai bahan bakar padat yang paling ramah lingkungan.
kepada perusahaan pembangkit listrik, dan secara rata-rata, 25% penjualan batubara Adaro adalah untuk konsumen domestik di Indonesia dan 75% untuk konsumen luar negeri yang sebagian besar berada di wilayah Asia. ď Ž
35
Headline Fokus Utama
UTAMAKAN
KOMPONEN LOKAL Transmisi merupakan salah satu bagian penting dalam proyek 35.000 MW. Banyak perusahaan yang berkomitmen untuk menjadi pendukung transmisi 35.000 MW. ERIKA PUTRI
36
T
ransmisi menjadi bagian penting dalam proyek 35.000 MW plus 7.900 MW atau total 42.900 MW yang dirancang pemerintah. Tidak heran, pemerintah merancang serius pembangunan transmisi ini. Karena bila tidak, akan sia-sia saja pembangunan pembangkit yang dirancang pemerintah untuk mengatasi krisis kelistrikan. Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM), Sudirman Said dalam acara halal bil halal bersama stakeholder ketenagalistrikan mengungkapkan telah meningkatkan peran swasta dalam Mega Proyek 35 GW menjadi kisaran 30.000 MW. “Dari angka itu batu bara diprediksi menjadi bahan baku pembangkit sebesar 50%, disusul gas (25%) serta sisanya bahan baku energi terbarukan, “ ujarnya kepada Listrik Indonesia, belum lama ini di Jakarta. Tak hanya IPP di bidang transmisi, menurutnya, peluang swasta untuk ikut serta tahun ini akan dibuka dengan penyusunan regulasi. “Tujuannya satu, supaya masing masing bisa fokus, saya kira wajar development yang sangat pendek ini
difokuskan pada swasta, “ tuturnya. Memang, dalam proyek 35.000, peran perusahaan swasta dibuka selebar-lebarnya. Juga mereka yang bergerak dalam pembangunan transmisi. Transmisi yang dibutuhkan memang cukup panjang yaitu 46.000 kilometer (km). Baru-baru ini, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basyir mengatakan, dalam pengadaan bahan baku pembangunan transmisi sepanjang 46.000 kilometer (km), pihaknya telah menandatangani kerjasama dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. “Kita bangun jaringan transmisi 46.000 km, bisa didukung oleh Krakatau Steel dan perusahaan dalam negeri," kata Sofyan, awal Agustus lalu kepada wartawan. Menurut Sofyan, pembangunan transmisi diharapkan 100% menggunakan komponen lokal. "Hampir 100 persen akan diberikan ke perusahaan dalam negeri, mumpung harga besi lagi murah, jadi kita kerja sama Krakatau Steel dan perusahaan di Indonesia, swasta lokal," tambahnya. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
Selain Krakatau Stell, beberapa per usahaan sudah berkomitmen dalam pembangunan transmisi. Beberapa diantara mereka adalah yang bergerak di bidang industri kabel. Sebut saja Voksel dan KMI. Produsen kabel PT Voksel Electric Tbk mendapat berkah dari proyek pembangkit listrik 35.000 megawatt (MW). Perusahaan yang memiliki pabrik di Cileungsi, Bogor ini mengklaim telah mengantongi pesanan kabel dari proyek tersebut. Perusahaan ini memang telah lama berkontribusi dalam proyek kabel listrik, terutama proyek dari pemerintah untuk membangun jaringan listrik. Voksel rencananya akan mulai memasok pesanan kabel untuk proyek pembangkit pada kuartal III dan kuartal IV di 2015. Selain menggarap proyek setrum pemerintah, Voksel kini gencar mendapat pesanan kabel dari perusahaan swasta, khususnya jenis kabel tembaga. Pada 2015, Voksel berusaha menggenjot produksi untuk memenuhi lonjakan kebutuhan kabel dari proyek pembangkit. Jika tahun lalu utilisasi produksi Voksel baru 65%, maka tahun ini diharapkan naik jadi 90%. Jenis kabel yang produksi antara lain; kabel alu-
minium, kabel tembaga dan kabel serat optik. Saat ini, produksi kabel aluminium tercatat 68.400 ton per tahun, kabel tembaga sebanyak 16.800 ton per tahun dan kabel serat optik sebanyak 1,8 juta kilometer per tahun. Adanya permintaan kabel dari proyek listrik dalam negeri bak angin segar bagi Voksel. Sebab, di kuartal I-2015 lalu, realisasi ekspor Voksel anjlok 95,6%. Jika ekspor VOKS kuartal I-2014 tercatat Rp 184.12 miliar, maka ekspor kuartal I-2015 turun menjadi Rp 8,13 miliar. Selama ini, Volksel telah berhasil ekspor kabel ke beberapa negara, di antaranya adalah ke Mozambik, Timor Leste, Suriname, Pakistan, Samoa, dan Bhutan.
Penuh Tantangan
Peluang yang didapatkan pengusaha dalam proyek 35.000 MW sebenarnya luar biasa. Begitu juga yang dirasakan PT Kabel Metal Indonesia Wire & Cable, Tbk (KBLI). Perusahaan ini merupakan perusahaan kabel yang sudah berdiri sejak lama di Indonesia, tepatnya pada tahun 1972, ketika itu dengan bekerja sama dengan perusahaan asal Jerman, Kabel-und Metallwerke AG. Pabrik pertama milik perusahaan berlokasi di Cakung,
Permintaan kabel di dalam negeri diproyeksi akan terus meningkat. Sedangkan tahun sebelumnya, permintaan menurun akibat banyak penundaan proyek, baik swasta maupun pemerintah.
www.listrikindonesia.com
Target Tiga Tahun
P
emerintah menargetkan proyek pembangunan transmisi listrik 46 ribu kilo meter selesai dalam tiga tahun. Akhir Agustus lalu, pada rapat yang dipimpin Wakil Presiden Jusuf Kalla, PT PLN dan Krakatau Steel selaku penyedia bahan baku transmisi listrik sepakat untuk mempercepat pengerjaan proyek tersebut. Menurut Kalla, semuanya harus produksi dalam negeri, mulai bajanya, kabelnya, kita menjalankan semua industri dalam negeri yang sesuai diminta pabrikasinya dan kontraktor-kontraktor, karena ini kan khususnya itu butuh dana Rp250 triliun dan harus selesai sebelum pembangkit listrik berjalan. Sehingga butuh waktu tiga tahun. Karenanya, untuk mengejar target tersebut, pemerintah akan memulai pengerjaan proyek transmisi ini pada September ini. Transmisi yang akan dibangun mulai September sepanjang 27 ribu kilometer. Percepatan pembangunan transmisi listrik mengingat harga bahan baku transmisi tengah murah. Dengan demikian, pemerintah bisa menghemat biaya hingga 50 persen. Pembangunan transmisi listrik ini akan menggunakan komponen dalam negeri. Menurut Kalla, Krakatau Steel dan BUMN lainnya harus membentuk konsorsium untuk menyuplai kebutuhan bahan baku transmisi. Baja yang dibutuhkan diperkirakan 2,5 juta ton baja.
37
Headline Fokus Utama
Jakarta Timur, seluas 10 hektar, dan hingga kini menjadi satu-satunya pabrik milik perusahaan. Saat ini KMI memproduksi dua jenis kabel berdasarkan bahan bakunya, yakni kabel tembaga dan kabel alumunium, dengan komposisi 64% tembaga dan 36% alumunium. Sementara berdasarkan fungsinya, KBLI memproduksi tiga jenis kabel, yakni kabel listrik tegangan rendah, kabel listrik tegangan menengah, dan kabel telepon. Salah satu pelanggan utama perusahaan tentu saja PT PLN. Namun jika dihitung secara keseluruhan, KMI lebih banyak menjual produknya ke perusahaan swasta, baik pabrik industri, tambang minyak, perusahaan properti, dan perusahaan konstruksi pekerjaan umum (infrastruktur). Proyek 35.000 MW, tentu saja menjadi tantangan tersendiri KMI sendiri 2015 ini akan menambah kapasitas produksi, masing-masing sebesar 5.000 ton per
tahun untuk kabel tembaga, dan 2.000 ton untuk kabel alumunium, serta 4.000 ton untuk kabel tembaga tegangan tinggi (150 kilovolt). Penambahan kapasitas dilakukan perseroan untuk meningkatkan saya saing di pasar kabel. Pembangunan fasilitas produksi tersebut saat ini sedang berlangsung dan diperkirakan akan selesai pada Oktober tahun ini. Investasi untuk mesin produksi kabel tegangan tinggi diperkirakan mencapai US$9,4 juta. "Permintaan kabel di dalam negeri diproyeksi akan terus meningkat, seiring dengan rencana pemerintah membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 35.000 MW. Sedangkan tahun sebelumnya permintaan kabel menurun akibat banyak penundaan proyek, baik swasta maupun pemerintah," ujar sumber KMI. Pemerintah memang merancang serius pembangunan transmisi. Apalagi pembangunan ini terkait dengan keberhasilan proyek 35.000 MW yang dirancang
pemerintah. Kegagalan pembangunan transmisi akan berimbas tidak tercapainya target menerangi nusantara, terutama di 2019 mendatang.
Hampir 100 persen akan diberikan ke perusahaan dalam negeri, mumpung harga besi lagi murah, jadi kita kerja sama Krakatau Steel dan perusahaan di Indonesia, swasta lokal.
3,5 T untuk Distribusi
S
elain membangun pembangkit serta transmisi mega proyek 35.000 MW lini di distribusi juga menjadi perhatian khusus. Seperti yang diutarakan oleh Nouval Jamalullail, Ketua Asosiasi Perusahaan Kabel Indonesia (APKABEL), bahwa khusus distribusi, pemerintah tengah menyiapkan dana sebesar 3,5 triliun atau setara 60.000 ton. “Pada tahun ini saja, dari sektor pembangunan jaringan kabel distribusi kelistrikan dana yang bergulir Rp3,5 triliun. Itu belum termasuk pembangunan jaringan kabel transmisi dan pembangkit listrik,” tukasnya. Nauval memprediksi pertumbuhan industri kabel hingga 2019 diperkirakan akan tumbuh 10%. Menurut Nauval, pengadaan jaring an distribusi dalam rangka megaproyek tersebut memang menjadi salah satu
38
pendukung utama pertumbuhan industri kabel dan kawat dalam negeri. Apalagi dalam pemenuhan infrastruktur kelistrikan adanya aturan penggunaan kandungan lokal 40% merupakan angin segar bagi pengusaha kabel nasional. Berdasarkan data Apkabel, jumlah perusahaan kabel di Indonesia pada 2015 sebanyak 58 perusahaan. Sebanyak 54 perusahaan bergerak di bidang kabel listrik dan 4 perusahaan di bidang kabel komunikasi. Namun, demikian pasar asing pun tak surut melirik potensi untuk turut serta menyuplai kebutuhan kabel di tanah air. Korea selatan, Jepang dan China diperkirakan akan segera merambah industrinya dengan membangun pabrik di Indonesia. Salah satu kendala yang mungkin menjadi penghambat bagi distribusi men-
Nouval Jamalullail Ketua Asosiasi Perusahaan Kabel Indonesia (APKABEL)
urut Nauval adalah penetapan harga yang dilakukan pemerintah diawal. Menurut Nauval hal tersebut menyulitkan pengusaha kabel yang notabene usaha nya sangat bergantung terhadap harga dollar. Secara umum, Nauval mendukung megaproyek 35.000 MW. Sekalipun ia memprediksi butuh lebih dari 5 tahun untuk merealisasikan program pemerintah tersebut. Merefleksi keberhasilan 10.000 MW yang usai tahun kemarin mampu meningkatkan elektrifikasi hingga 10%, Nauval yakin bila 35.000 MW terwujud tentu akan lebih tinggi pertumbuhannya. (NA) Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
NILAI TAMBAH UNTUK INDONESIA Dongfang Electric Corporation sudah banyak terlibat pada pembangunan infrastruktur kelistrikan di Indonesia. Perusahaan ini berharap terus mengembangkan investasinya di Indonesia. Seperti apa? ERIKA PUTRI
D
unia kelistrikan di Tanah Air bisa dikatakan lahan menarik bagi siapapun. Salah satu penyebabnya adalah pasar yang sangat luas dan luar biasa sehingga potensinya selalu ada. Apalagi saat ini kondisinya adalah masih sangat sedikit masyarakat yang menikmati kelistrikan. Untuk mencapai tingkat elektfrifikasipun masih membutuhkan beberapa waktu. Tidak heran, pemerintah juga membuka banyak keran untuk perusahaan lokal maupun kerjasama dengan perusahaan non lokal. Tentu saja perusahaan non lokal tersebut yang dianggap punya kredibilitas dan pengalaman di bidang ketenaga listrikan. Salah satunya adalah Dongfang Electric Corporation. Perusahaan ini bisa dikatakan sudah “akrab” dengan dunia
www.listrikindonesia.com
kelistrikan di Indonesia. Apalagi Dongfang, juga sudah banyak terlibat dalam proyek kelistrikan di Tanah Air, khususnya ketika mereka bekerja sama dengan PT. Dalle Energy dalam proyek Fast Track tahap 1, 10.000 MW. Pada proyek tersebut, misalnya, konsorsium Dalle Energy (DE) dan Dongfang Electric Corporation dengan menjadi EPC kontraktor pada proyek Teluk Naga Power Plant 3x300 MW dan Banten & Pacitan 2x300 MW. Dongfang sendiri berkantor pusat di Chengdu, ibukota Provinsi Sichuan, China. Dongfang, dengan pengalamanan lebih dari setengah abad, bergerak di bidang manufaktur industri, R & D dari teknologi yang mutakhir, kontraktor proyek internasional dan transportasi dan lainnya. Sebagai kontraktor internasional, Dongfang sudah telibat dalam proyek di 30 negara seperti pembangkit listrik, electric and mechanical works, transmisi dan distribusi, serta lainnya. Tidak heran, Dongfang masuk dalam Top 225 Kontraktor Internasional di dunia selama bertahun-tahun. Menurut Si Zefu, Chairman Dongfang Electric Corporation Limited, Donfang tetap akan membantu pembangunan kelistrikan di Tanah Air, khususnya di bidang pembangkit listrik. Paling tidak, sampai lima tahun ke depan masih akan terus berkontribusi.
Menurut Si Zepu, kepada Listrik Indonesia, belum lama ini di Jakarta, Dongfang mempunyai tenggat waktu yang yang harus dipenuhi. Salah satunya, mereka akan ikut serta dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga hydro dan geothermal. Dongfang memang mempunyai pengalaman panjang dalam penyediaan pembangkit geothermal dan hydro ini di negerinya. DEC Hydro misalnya saat ini mempu nyai market share 40% domestik dan menghasilkan 8000 MW. Dongfang sendiri mampu mengerjakan pembangkit dari 1 MW hingga 770 MW untuk hydro. Sejauh ini Dongfang sudah mengerjakan proyek pembangkit hydro di 20 negara seluruh dunia. “Dongfang di Indonesia merasa tidak terlalu banyak kendala bisnis di Indonesia, tetapi yang terpenting adalah mengikuti regulasi di Indonesia saja, “ ujarnya. Namun, yang terpenting menurut Si Zepu, dengan berinvestasi di Indonesia ada nilai tambah untuk industri di Indonesia. “Yang terpenting ada nilai tambah untuk industri di sini. Karena memang selalu ada tantangan dalam berbisnis termasuk di Indonesia, “ tambahnya. Ke depannya, Dongfang siap untuk bekerjasama untuk berbagai proyek di Indonesia “Kami berupayakan meningkatkan komunikasi dengan berbagai pihak untuk kesuksesan proyek dimasa mendatang, “ tutupnya.
39
Headline Fokus Utama
MAMPU PABRIKASI INHOUSE
Trafindo siap berkontribusi di 35.000 MW. Perusahaan ini merupakan perusahaan lokal yang sudah mampu memproduksi trafo ber kapasitas besar. Saat ini, Trafindo merupakan produsen trafo terbesar di Indonesia dengan varian yang cukup lengkap. ERIKA PUTRI
I
ndustri ketenagalistrikan di Tanah Air terus berkembang. Salah satunya dipicu oleh kebutuhan kelistrikan di tanah air, tidak heran pembangunan pembangkit 35.000 sampai 2019 didukung banyak kalangan, mulai dari pemerintah sebagai regulator sampai perusahaan yang bergerak di swasta. PT. Trafoindo Prima Perkasa (Trafindo) adalah salah satunya. Perusahaan yang sudah ada sejak 1981 ini dalam perjalanannya memang mengalami banyak pertumbuhan dan tantangan sebagai produsen trafo. Tetapi prinsip kualitas, pelayanan dan nilai tetap dipegang teguh dalam menjalankan usahanya. Pada awalnya perusahaan ini hanya mampu memproduksi trafo distribusi. Dengan merek Trafindo yang semakin dikenal, perusahaan ini kini sudah mampu memproduksi trafo dengan kapasitas besar. “Kami boleh dibilang yang leading di segmen swasta. Sedangkan untuk PLN kurang lebih bisa ber saing dengan pabrik lainnya, “ ujar David C Limputra, Director- Business Development kepada Listrik Indonesia, belum lama ini, di Jakarta. Trafoindo mengalami perjalanan panjang di dunia trafo. Pada tahun 1990, perusahaan ini memproduksi trafo instrumen, yaitu: CT dan VT. Kini, Trafoindo sudah mampu meberikan varian terlengkap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari trafo distribusi jenis oli dan jenis kering, trafo daya, dan CT/VT. Trafo jenis oli dan jenis kering dengan merek TRAFINDO berkapasitas 25kVA hingga 35.000 kVA dan tegangan maksimum 36kV. Selain itu Trafoindo adalah pabrikan CT/VT pertama di Indonesia. Dengan pengalaman dan teknologi mutakhir, trafo intrumen diuji dengan ketat sebelum pengiriman ke pelanggan. Trafo Cast Resin (tipe kering) sangat dikenal
40
karena kualitasnya yang tinggi dan pemakaian yang sangat mudah. Pemakaian trafo kering ini sangat dianjurkan untuk lokasi penting seperti bandara, gedung pemerintahan dan sudah merupakan ke harusan untuk gedung bertingkat. Trafoindo saat ini adalah satu-satunya pabrikan di Indonesia untuk trafo kering. Produksi trafo diharapkan dari tahun ke tahun semakin meningkat. “Saat ini kapasitas kami mampu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri”, ujar David. Menurutnya, 2009-2014 bisa dikatakan tahun ke emasan karena perkembangan yang sangat baik. Pengadaan trafo yang berkualitas memang dimulai dengan desain yang efisien dan harus didukung dengan fasilitas produksi dan pengujian yang mutakhir. ”Kami tentunya usahakan pencapaian TKDN semaksimal mungkin tetapi realitanya masih ada sebagian material yang harus diimpor, misalnya oli trafo. Untuk lokal, harganya masih kemahalan. Demikian juga besi silikon yang merupakan inti trafo, itu harus impor, “ ujarnya. Persaingan usaha, menurutnya, tentu saja tetap ada. Pasar Trafoindo saat ini dibagi dua segmen yaitu PLN dan swasta. Untuk pasar PLN, yang penting adalah kesanggupan suplai dan harga. Secara spesifikasi pastinya mengikuti standar SPLN, LMK (Lembaga Masalah Kelistrikan), dan SPM (Sistem Pengendalian Mutu). “Untuk PLN, volume masih bagus. Untuk swasta, proyek masih banyak dan memang nggak sebanyak tahun-tahun sebelumnya tetapi seperti kita lihat, industri masih banyak dan kita masih ada potensi support untuk trafonya. Mungkin hanya tren yang Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
harus diikuti. Sebelumnya, industri pertambangan yang booming, jadi kami ikuti specs trafo yang khusus. Akhir-akhir ini, industri smelter yang berkembang, trafonya pun khusus”, ujarnya. Selain commissioning untuk trafo baru, Trafoindo juga melayani berbagai servis termasuk pengetesan trafo, filter oli trafo dan rekondisi trafo-trafo lama. Terkendala Regulasi Saat ini menurut David, Trafindo sudah bisa memperkirakan peluang yang bisa dicapai dalam 35 GW. “ Misalnya kita bisa memperkirakan dalam beberapa tahun ke depan kebutuhan seperti apa. Sehingga sebagai pabrik trafo distribusi, kami pasti sudah siap”, ujarnya. Trafoindo menurutnya saat ini sudah membangun pabrik keempat yang berarti akan ada tambahan kapasitas. “ Kami siap untuk memenuhi total kebutuhan, baik untuk PLN maupun swasta, “ tambahnya. Kendala menurutnya, tentu saja ada. “Misalnya kita support PLN ternyata penyerapannya nggak sesuai. Maksudnya, pasti diserap tetapi tidak secepat yang dikira sehingga stock di pabrik sangat banyak, “ ujarnya. Selain masalah penyerapan tadi, masalah impor besi silikon juga seringkali hadir. “ Impor besi silikon juga sulit. Kuotanya terbatas. Kami akan ikuti peraturan yang ada, namun butuh peranan pemerintah agar tidak menghambat perkembangan 35GW, “ tambahnya. Kendala lain adalah proses pengajuan sertifikat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). Proses pengajuan TKDN ini memerlukan waktu yang lama dan hanya berlaku dua tahun. “Ini butuh waktu yang www.listrikindonesia.com
David C Limputra, Director- Business Development PT Trafoindo Prima Perkasa
cukup lama walaupun niatnya baik karena ada cek dan ricek oleh surveyor, “ ujarnya. Menurut David, satu lagi kendala yang sangat terasa adalah proses sertifikasi di LMK/SPM. “Sistem pengendalian mutu seperti sertifikat LMK/SPM dan regulasi TKDN sebenarnya sangat baik, namun prosesnya yang agak sulit. Kami mohon agar waktu prosesnya bisa dipercepat, dan agar biayanya tidak membebani,“ tambahnya. Namun, di balik semua kendala tersebut, Trafoindo tetap memandang optimis kesempatan ke depan, selain akan terserap di proyek 35.000 MW, pasar Indonesia dianggap sangat luas. Apalagi dari sisi teknologi mendukung. Saat ini Trafoindo mempergunakan teknologi terbaru demi rancangan dan produksi terbaik. Trafoindo sudah mampu mempabrikasi seluruh proses secara inhouse, mulai dari inti dan kum paran, bagian-bagian mekanik hingga pengujian.
41
Headline Fokus Utama
“Dalam pembangunan sistem kelistrikan di sebuah negara, bukan hanya pemerintah yang memiliki peran, swasta juga dapat memberikan kontribusi besar. Jika diberi kesempatan swasta dapat bahu membahu dengan pemerintah mengembangkan kelistrikan.”
BERBAGI PERAN DENGAN SWASTA
ANANDA BINTANG
42
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
P
embangunan pembangkit listrik 35.000 mega watt (MW) kini mengendepankan peran swasta. Sekitar 25 ribu MW-30 ribu MW dari total 35 ribu MW tersebut rencananya akan diserahkan pembangunannya kepada pihak swasta. Sementara PLN hanya akan diserahkan membangun sekitar 10 ribu MW dan belakangan diturunkan lagi targetnya menjadi hanya 5 ribu MW. Ke depan, seperti dikatakan Menteri Energi dan sumber Daya Manusia (ESDM), Sudirman Said, pemerintah tampaknya benar-benar akan berupaya menggandeng swasta sebagai mitra yang dapat bersamasama membangun negeri ini. PLN ke depan akan lebh difokuskan membangun transmisi dan distribusi. Terlepas dari megaproyek pembangunan pembangkit tersebut, upaya melibatkan swasta dalam skala besar jelas merupakan sebuah terobosan. Walaupun mungkin masih menyisakan polemik, tetapi Indonesia bisa belajar dari negara lain bagaimana memanfaatkan swasta untuk mencapai target melistriki seluruh masyarakat. Di level Asia Tenggara atau ASEAN, ada sejumlah negara yang bisa dilihat Indonesia dalam upaya melibatkan swasta pada proyek kelistrikan. Salah satunya Singapura. Negara tersebut pada 2014 berhasil meningkatkan pulau kapasitas pembangkitnya sebesar 2,8% dari 2013 menjadi 49 terra watt hours (TWh). Kapasitas pembangkit tersebut masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi listrik mereka pada 2014 yang sebesar 46 TWh yang sebagian besar dikonsumsi sektor industri (43%) serta sektor perdagangan dan jasa sekitar 37%. Sistem kelistrikan Singapura semakin berkembang sejak era deregulasi listrik pada 1995. Sampai sekarang ini, listrik Singapura dipasok tujuh operator pembangkit listrik atau plant generation companies.Tetapi, jika diklasifikasikan lagi pada tiga kategori perusahaan, yakni perusahaan generator yang diisi Power Senoko Ltd and Power Seraya Ltd; perusahaan transmisi dan distribusi listrik; serta perusahaan penyedia supply listrik di Singapura. Melalui deregulasi tersebut, Singapura disebut-sebut telah menciptakan pasar listrik yang kompetitif. www.listrikindonesia.com
Dari perusahaan-perusahan listrik yang beroperasi di Singapura tersebut, enam produsen listrik utama di Singapura berkontribusi 91% terhadap total listrik Singapura. Dalam Singapore Energy Statistik 2015, sampai dengan akhir 2015, Senono Energy Supply serta YTL Power Seraya, serta Tuas Power yang merupakan perusahaan pembangkit gabungan terbesar berlisensi atau tiga besar perusahaan pembangkit listrik utama Singapura, masih menguasai pangsa pasar terbesar yakni 70% pada 2014 meskipun pangsanya turun dibandingkan 2013 yang mengasai 76% pasar. Penurunan pangsa pasar tiga perusahaan utama pembangkit di Singapura tersebut, seiring dengan kenaikan pangsa pasar dari perusahaanperusahaan listrik lainnya. Statistik Energi Singapura tersebut juga menyebutkan bahwa pemain listrik baru di Singapura, PacificLight Power, yang membangun pembangkit berkapasitas 2 x 400MW pada awal 2014, kini menguasai pangsa pasar sebesar 6,2%. Peningkatan pangsa pasar listrik juga dialami Semcorp Cohen yang mengalami peningkatan pangsa pasar dari 7,0% pada tahun 2013 menjadi 9,2% pada tahun 2014, dengan total pembangkit berkapasitas 404 MW.
Pasar Ritel Singapura Pada pasar ritel listrik, Singapura memiliki enam pengecer listrik utama dan satu perusahaan yang disebut SP Service yang merupakan pengecer listrik untuk rumah tangga dan konsumen listrik kecil
Singapura pada 2014 berhasil meningkatkan kapasitas pembangkitnya sebesar 2,8% menjadi 49 TWh. Kapasitas tersebut masih lebih besar dibandingkan dengan konsumsi listrik mereka pada 2014 yang hanya sebesar 46 TWh.
yang pada 2014 berkontribusi 33% terhadap penjualan pasar listrik. Sedangkan pengecer listrik bagi pihak ketiga dijalankan Senoko Energy Supply, Seraya Energy, Keppel Electric, Tuas Power Supply, serta pendatang baru PacificLight Energy yang telah menguasai 3,8% pangsa pasar ritel listrik pada tahun pertama mereka beroperasi. Kapasitas pembangkit yang dimiliki Singapura memang terus mengalami peningkatan. Pada 2005 kapasitas pembangkit Singapura hanya sebesar 9.710 mega watt dan meningkat menjadi 12.889 MW pada 2015. Dari sisi penggunaan sumber energi pembangkit, Singapura juga melakukan perbaikan dengan keberhasilan mereka
SINGA Market Share for PO R E Electricity Generation 2014
2013 2012 2011
Senoko Energy Supply Tuas Power Generation2 Sembcorp Cogen YTL PowerSeraya Keppel Merlimau PacificLight Power Others
2010 0%
20%
40%
60%
80%
100%
artoio.gome
43
Headline Fokus Utama menurunkan pembangkit dari minyak bumi dan meningkatkan pembangkit berbahan baku natural gas yang pada 2015 komposisinya mencapai 95,5% terhadap total fuel mix Singapura. Hanya, kalau dilihat dari neraca perdagangan produk energi Singapura pada 2014, hasilnya masih negatif. Ekspor produk energi mereka mencapai 86 million tonnes of oil equivalent (MTOE), sedangkan impornya mencapai 162 MTOE. Wakil Presiden RI, Yusuf Kalla juga memuji sistem kelistrikan Singapura yang menurutnya negara tersebut memiliki cadangan 100% dari kapasitas pembangkitnya sendiri. Kemungkinan meningkatkan peran swasta ke depan tampaknya memang akan semakin terbuka. Pembagian peran,sebagaimana dalam proses pencapaian target pembangunan infrastruktur listrik 35.000 MW diindikasikan pihak Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan, ke depan, PLN akan lebih fokus membangun transmisi dan distribusi listrik. Dengan demikian, PLN ke depan tampaknya akan ditempatkan secara optimal pada posisi industri hilir listrik dan swasta kemungkinan akan diberi kesempatan masuk pada industri hulu listrik. Selain di kawasan ASEAN, di level Asia ada beberapa negara yang juga membuka kesempatan luas bagi swasta. Salah satunya Jepang. Negeri Samurai tersebut memberikan ruang bagi perusahaan listrik
44
swasta mereka untuk berperan besar dalam sistem kelistrikan mereka. Pasar listrik Jepang dikategorikan sebagai liberalisasi parsial yang berlaku sejak 21 Maret 2000. Terdapat 10 general electric utilities (GEU). 10 GEU tersebut terdiri atas Hokkaido Electric Power; Tohoku Electric Power; Tokyo Electric Power; Ehubu Electric Power; Hokuriku Electric Power; Chugoku Electric Power; Shikoku Electric Power; Kyushu Electric Power; dan Okinawa Electric Power. GEU tersebut memang beroperasi di 10 negara bagian Jepang. Tetapi secara umum dengan liberali sasi parsial listrik tersebut, industri istrik di Jepang sebenarnya berbentuk monopoli secara regional karena konsumen tidak bebas memilih penyuplai listrik. Selain itu, diindikasikan juga hanya ada dua perusahaan yang memonopoli sektor jaringan listrik di Jepang, yakni Tokyo Electric Power Co (Tepco) dan Kansai Electric Power Co (Kepco) yang disebut menguasai 98% pasokan listrik Jepang. Termasuk dominasi atas jaringan listik. Belum lagi terindikasi Jepang memiliki sistem kelistrikan yang berbeda di dua wilayah. Sehingga, ketika terjadi kekurangan pasokan listrik di satu wilayah maka tidak bisa dikirimkan listrik dari wilayah lain, karena sistem kelistrikannya berbeda. Tetapi, Jepang tampaknya akan lebih membuka diri pasca tsunami 2011 lalu. Parlemen Jepang disebutkan telah meloloskan aturan untuk membuka sebesar-
besarnya kesempatan bagi pasar untuk menjadi produsen listrik. Beberapa hal yang mencerminkan liberalisasi tersebut diantaranya: pada 2020 Jepang akan membebaskan pasar listrik, termasuk menghapus kontrol harga. meliberalisasi pasokan listrik untuk pasar rumah tangga pada tahun 2016.
Liberalisasi di Inggris Selain di Asia, di kawasan Eropa, Inggris contohnya. Negara tersebut telah melakukan liberalisasi listrik secara penuh. Perusahaan-perusahan listrik yang berkiprah di Inggris diantaranya, British Energy, Innogy, Poergree, Scottish & Southern Energy dan Scottish Power. Pangsa pasar dari perusahaan-perusahaan tersebut sebesar 40% secara industri. Tetapi dari sisi konsumen, tingkat perpindahan konsumen dari satu perusahaan penyedia listrik ke perusahaan penyedia lainnya sangat tinggi. Tingkat perpindahannya disebut mencapai 80%. Keberadaan The New Electricity Trading Arrangement (NETA) pada 1998 mengubah struktur pasar industri litrik di Inggris. Sejak saat itu, jumlah Indepent Powerplants semakin bertambah, jumlah perusahaan yang memiliki power station juga terus meningkat, serta mengedepan kan pengintegrasian perusahan pembangkit dengan supply. Disebut-sebut, NETA memiliki andil besar untuk ikut serta menurunkan tarif listrik di Inggris hingga 40%. Yang jelas, seperti kata Anwar Nasution, Guru Besar Emeritus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, akhir Maret 2015 lalu, peran swasta juga dapat dipelajari dari privatisasi di Inggris pada era Perdana Menteri Tatcher pada awal tahun 1980 an yang diikuti oleh Australia dan negara-negara lain. Bank Dunia dan ADB mempromosikan Public-Private Cooperation. “Privatisasi dalam listrik bukan saja menyangkut generator tapi juga jaringan transmissi dan distribusi,” tegas Anwar. Upaya melibatkan dan memberikan ruang lebih besar kepada swasta dalam sistem keistrikan di sebuah negara tetap harus dikaji dan diperdalam. Tetapi ketika memang dibtuuhkan guna kepentingan seluruh masyarakat, maka harus tetap dijaga agar tetap berada pada koridor yang seharusnya. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
www.listrikindonesia.com
45
Headline Fokus Utama
Empat Langkah Sukses
35GW DEN sempat memberi masukan kepada pemerintah mengenai pro g ram 35.000 MW. Ma sukan ini di harapkan dapat menjadi arah dalam menjalankan program besar ini. Seperti apa? ERIKA PUTRI
P
royek 35.000 MW terus saja menimbulkan pro dan kontra. Pihak yang pro, menilai proyek ini merupakan langkah penting untuk mengatasi krisis kelistrikan yang sudah sedemikian parah. Sementara mereka yang kontra, semakin pesimis proyek ini bisa terwujud. Apalagi waktu terus berjalan, sementara hingga saat ini, sangat sedikit langkah yang sudah dilakukan untuk proyek ini. Berkaca pada pengalaman program percepatan pembangunan pembangkit listrik (Fast Track Program/FTP) tahap I dan II yang dimulai sejak 2004. FTP I dan II ma sing-masing hanya berkapasitas 10.000 MW. FTP I sendiri baru rampung 75% dan tahap II juga masih banyak yang belum terlaksana. Terlepas dari pro-kontra tersebut, para anggota Dewan Energi Nasional (DEN) menyepakati memberi masukan kepada pemerintah. Ada empat masukan mengenai program pembangkit listrik 35.000 MW pada sidang anggota DEN ke-14 di Jakarta, Juni lalu. Achdiat Atmawinata, selaku anggota DEN yang juga sebagai perwakilan industri menyebutkan bahwa, masukan pertama ialah endorsement Perpres tentang per cepatan pembangunan listrik 35.000 MW yang mengatur permasalahan perizinan, pendanaan, dan penyediaan lahan. Kedua, mempercepat penyelesaian negosiasi harga dengan menetapkan harga patokan ter tinggi untuk IPP dan excess power. Ketiga, lanjut Achdiat, pemerintah perlu menjamin pasokan batu bara dan gas untuk pembangkit listrik 35.000 MW dan sejak
46
awal harus memperhatikan kesesuaian spesifikasi pembangkit listrik dengan kualitas pasokan batu bara sehingga tidak terjadi efisiensi. Empat, pemerintah perlu tegas dalam melaksanakan kewajiban TKDN. Untuk pem bangunan pembangkit listrik 35.000 terkait lokal konten.
Program pembangunan pembangkitan listrik 35.000 MW sendiri terdiri atas 109 proyek. PLN mengambil peran 5000 MW, sedangkan 30.000 MW diserahkan ke pihak swasta. Proyek tersebar di 210 lokasi. Dari 35.000 MW, sebanyak 20.000 MW berupa pembangkit listrik tenaga uap atau PLTU, 13.000 MW bertenaga gas, dan sisanya 2.000 MW dari energi terbarukan.
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Megaproyek
Fokus Utama Headline
Buka Peluang Investasi Pembangunan pembangkit 35.000 MW merupakan satu indikasi pembangunan ekonomi. Kesiapan model pasar listrik serta kemitraan swasta menjadi satu kajian yang perlu diperhatikan. Nurul Aldha
T
ak ada satu pembangunan pun yang tak membutuhkan listrik,” ujar Dr. Ir. Nanang Hariyanto, dosen sekaligus praktisi ketenagalistrikan dari Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia menyambut baik rencana Pemerintah untuk membuka kran kerja sama terhadap swasta. Menurut pandangannya, adanya Megaproyek ini adalah satu cara membuka peluang investasi untuk swasta pada bidang ketenagalistrikan, khususnya di sisi pembangkit. “Dengan masuknya swasta, seharusnya proyek infrastruktur ini akan menggairahkan perekonomian di Indonesia. Persoalannya, swasta yang mana yang masuk ke dalam/ yang ikut membangun pembangkit tersebut? Kalau bukan swasta dalam negeri, maka nantinya hanya sedikit yang dinikmati anak bangsa ini,” terangnya. “Jujur saya katakan rencana 35.000 MW ini cukup ambisius. Akan tetapi, rencana ini akan menggerakkan
www.listrikindonesia.com
ekonomi negara ini sebagai spin-off-nya." Namun demikian, satu catatan yang menjadi pertanyaan bagi dosen ketenagalistrikan itu, apakah pembangunan infrastruktur ini bisa dinikmati oleh seluruh anak bangsa? Nanang menghitung secara sederhana, untuk membangun pembangkit listrik tersebut sebagai PLTU, dengan harga USD1,2 juta per MW, berarti dibutuhkan dana sebesar USD42 miliar selama 5 tahun. Angka itu angka yang besar jika dibandingkan dengan anggaran belanja negara ini karena tiap tahun akan dibelanjakan sebesar sekitar USD8 miliar. “Persoalannya, kemampuan nasional untuk membangun pembangkit ini sampai saat ini hanya pada orde maksimum 100 MW yang bisa dibuat oleh perusahaan dalam negeri. Akibatnya, praktis dengan program ini, sepertinya negara tetangga saja yang akan menikmati pembangunan infrastruktur Indonesia,” terangnya. Mencegah hal tersebut terjadi, Nanang menyarankan proses pemba ngunan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, adalah persiapan kemampuan dan kapasitas produksi nasional, setelah itu baru membangun infrastruktur tersebut. Artinya, pembangunan bertolak pada perencanaan. “Percepatan-percepatan yang harus dilakukan memang agak rumit, karena setahu saya, kemampuan nasional untuk membangun pembangkit hanya mencapai orde puluhan megawatt saja. Hal itu membutuhkan tenaga profesional yang terdidik dengan baik. Ini tidak banyak kita miliki. Meskipun seluruh perguruan tinggi yang mempunyai pendidikan elektro dipaksa
menghasilkan akan sangat sulit untuk menghasilkan tenaga-tenaga profesional dalam jumlah yang besar,” jelasnya. Selain itu, dengan masuknya jumlah pembangkit swasta yang cukup besar, pemerintah perlu memikirkan mekanisme pasar listrik (level playing field) yang seimbang antara PLN dan kelompok swasta tersebut. Dalam pandangan beliau, pasar energi khususnya listrik, memang sangat menarik untuk investasi jangka panjang. Meskipun laju pengembaliannya (ROI-nya) agak panjang, tetapi jelas akan tumbuh dalam aspek long run. Apalagi, kondisi saat ini, harga jual listrik pada PLN sudah akan mencapai titik keekonomiannya, khususnya di Pulau Jawa. Dengan demikian, maka investasi ini dengan harga jual yang demikian, akan sangat menarik untuk dijadikan bisnis jangka panjang. Apalagi, saat ini, ada mekanisme tarif adjustment yang mengaitkan harga jual listrik dengan kondisi perekonomian global. Kendati demikian, sebenarnya Nanang kurang menyetujui konsep penentuan harga tersebut. Baginya, nantinya akan terjadi kondisi ketidakstabilan. “Dengan mengaitkan harga listrik dengan inflasi, secara teori kontrol modern, seperti sebuah kontrol dengan feedback positif. Artinya, bila inflasi naik, harga listrik naik. Dan kenaikan harga listrik akan menyebabkan inflasi naik. Begitu seterusnya. Feedback positif dalam teori kontrol modern akan menyebabkan ketidakstabilan. Dalam teori kontrol, harus ada pembatas yang akan membatasi harga tersebut,” jelas Nanang. Menurut praktisi ketenagalistrikan itu, dalam model bisnis yang sebaiknya dikembangkan guna menjaring investor harus memperhatikan dua hal seperti mekanisme kejelasan hukum yang konsisten dan kecepatan proses pengambilan keputusan di setiap sektor terkait, mulai dari aspek perizinan, kesepakatan harga jual, batas COD, dan lain sebagainya. “Koordinasi yang baik antar sektor, dari PLN sebagai penerima listrik dan direktorat ketenagalistrikan sebagai pembuat regulasi, serta departemen keuangan harus jelas,” tutupnya.
47
Headline Fokus Utama
Negara Genggam Kendali Meningkatkan peran swasta dalam infrastruktur kelistrikan tentu tidak serta merta tanpa catatan. Unsur kebutuhan Masyarakat serta nilai strategis kedaulatan energi bagai dua bilah mata uang antara tantangan dan peluang. Bagaimana pandangan pakar? Nurul Aldha
48
K
eterlibatan swasta disektor kelistrikan merupakan satu indikasi upaya untuk meningkatkan produktifitas energi nasional. Idealnya dengan melibatkan swasta kinerja Pemerintah bisa lebih cepat. Namun, keterlibatan swasta harus mempertimbangkan fungsi dan urgensi kerjasma atau relasi yang ada, bila tidak, bisa menjadi bumerang bagi kedaulatan energi nasional nantinya. Hal itu yang disampaikan oleh pakar energi dari Universitas Indonesia, Prof. Iwa Garniwa. Sebagai kebutuhan fundamental, pembangunan infrastruktur kelistrikan tidaklah boleh pregmatis tanpa memiliki aturan main apalagi idealisme pelaksanaan yang jelas terhadap fungsi, latar belakang, serta manfaatnya. Iwa beranggapan demikian karena melihat situasi pemerintah yang dianggap nya terkesan praktis ingin mewujudkan ambisi kelistrikan. “Listrik itu konsep yang strategis. Berbeda dengan energi lainnya, listrik itu spesifik dan tak tergantikan. Oleh sebab itu, penguasaanya harus dikendalikan oleh negara,” jelas Iwa. Selama ini dalam pandangan pakar sekaligus praktisi pendidikan itu evaluasi dari kinerja Pemerintah dalam pengadaan elektrifikasi cenderung menggampangkan urusan pengadaan kelistrikan tanpa pernah mengindahkan banyak aspek pendukung lainnya. “Masalah lahan misalnya, kan menahun, pembangunan pembangkit seperti yang terjadi di Batang, Provinsi Jawa Tengah. Akibat sengketa lahan pengerjaan jadi gak selesai selesai. Akhirnya, investornya mau kabur atau sudah kabur. Kalau sudah seperti itu, siapa yang bisa disalahkan? Itu baru satu contoh masalah pembangkit, belum lagi transmisi dan supply, ” Jelas Iwa. Menangani listrik memang spesifik dan sangat berbeda dengan sumber energi lainnya tutur Iwa. Pembangunan pembangkit misalnya aspek teknis, sosial, dan lingkungan menjadi titik pertimbangan yang seharusnya ditinjau dengan feasibility study. Secara operasional, energi listrik yang tidak
Prof. Iwa Garniwa Pakar Energi Universitas Indonesia
pernah statis tentu memerlukan pengaturan kompleks yang dinamis, tentang pembangkit mana yang dimasukkan atau dikeluarkan. Secara terperinci, Iwa menjelaskan bahwa ada pembangkit yang sumber energinya bisa diatur hasil (listrik) akhirnya, ada yang tidak. Diesel, gas, dan air adalah sumber energi yang bisa terukur konversi energinya, namun cukup kompleks pengadaanya. Sebaliknya, batu bara merupakan sumber energi yang tergolong mudah pengadaanya namun hasil akhirnya tidak bisa diatur. Dengan kondisi demikian, tentu swasta yang idealismenya profit, akan lebih banyak memilih batu bara karena lebih mudah dan murah bagi mereka. Dampak yang terjadi, menurut Iwa, adalah kendala teknis untuk memenuhi pasokan demand dengan supply yang tidak terukur. Kasus selanjutnya akhirnya memberatkan PLN sebagai BUMN untuk mengatur suplai ataupun kebijakan harga. Harga yang dibeli jauh lebih mahal dibandingkan harga yang dijual. Inilah hal yang terus memperburuk buku keuangan PLN. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Fokus Utama Headline
Listrik itu konsep yang strategis. Berbeda dengan energi lainnya, listrik itu spesifik dan tak tergantikan. Oleh sebab itu, penguasaanya harus dikendalikan oleh negara. Masih membahas pembangkit, Iwa mengutarakan salah satu kesalahan peme rintah adalah menyamaratakan seluruh daerah. “Membangun pembangkit di setiap daerah kan tidak bisa disamakan, seperti Aceh, kita sama-sama tahu di sana gas melimpah, tapi kenapa yang dibangun pembangkit diesel? Apa yang terjadi sekarang? Krisis, dieselnya tidak optimal,” terang Iwa. Pemerintah dalam hal ini Kementerian ESDM harus terencana mempertimbangkan pembangunan bukan semata-mata melempar operasional, tapi juga harus mempertimbangkan secara menyeluruh dampak yang akan terjadi. Pernyataan itu bukan berarti Iwa tidak mendukung adanya peran swasta dalam pembangunan infrastruktur kelistrikan, namun ia menekankan bahwa keterlibatan swasta dalam pembangunan ia harapkan hanya dalam kisaran persentasi tidak lebih dari 20%. Iwa memiliki kekhawatiran bila angka keterlibatan swasta terlalu dominan nanti nya akan menjadi satu ancaman. “Simpelnya saja, bila swasta itu didukung modal asing dari negara tetangga seperti Singapura atau Malaysia saja, bila terjadi sesuatu (gesekan diplomasi) dan ternyata mereka memutuskan kerjasama, mirisnya, 20% saja listrik kita dimatikan, bisa collaps kita,” ujar dosen di Universitas Indonesia itu. Kekhawatiran lain seperti pengaturan harga, kelak bila swasta lebih kuat perannya memungkinkan nantinya adanya campur tangan dalam menetukan harga. “Tentu sekalipun tertuang dalam Undang Undang No 30 Tahun 2009 tentang harga ketenaga listikan ditetapkan pemerintah, akhirnya nanti bisa diambil alih kepada swasta, pemerintah istilahnya tinggal stempel saja,” jelas Iwa. Terkait harga pun sebenarnya bagi Iwa banyak langkah strategis yang masih bisa diupayakan Pemerintah, seperti menyesuaikan harga terkait daya beli masya rakat. Sehingga terjadi subsidi silang antara masyarakat dan operator, dalam hal ini PLN, agar tidak mengalami defisit anggaran. www.listrikindonesia.com
Namun bila kebijakan 35 GW dengan pangsa keterlibatan swasta hampir 86% atau setara 30.000 MW seperti yang dicanangkan pemerintah tetap dilaksanakan, Iwa menegaskan agar dalam pelaksanaanya, kebijakan itu dijalankan dengan bersandar kepada tujuan utama, yaitu mensejahterakan masyarakat bukan sekadar mengalih kan pekerjaan tanpa memikirkan aspek risiko serta evaluasi dari masalah-masalah sebelumnya. Tanpa terkecuali bagaimana kewenangan swasta itu sendiri dalam usahanya. Ia menyebutkan bahwa keterlibatan swasta harus diikuti dengan penerapan standar pengadaan yang berdasar pada satu aturan baku yang sama. Dalam standar itu, diperhitungkan pula daya tarik bagi swasta yang terlibat mendorong kerja sama, seperti jaminan inflasi terhadap harga, pengaruh kurs dolar yang mengikuti pasar, serta aspek manajemen lainnya. Hal tersebut menurutnya, guna memberikan jaminan pelaksanaan privatisasi dalam jangka panjang, bukan sekadar kontrak kemitraan jangka pendek. “Pengadaan listrik adalah jaminan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti amanat Undang-Undang,“ tutup Iwa. .
49
Review
Cover Story
Pontas Romulo Tambunan Presiden Direktur PT Kilat Wahana Jenggala
Polymer Insulator Produk Lokal
Dukung Jaringan Transmisi 46.000 Kms
50
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Cover Story Review
Perjalanan KWJ dalam memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan ditunjukkan dengan fokus selama hampir 9 tahun menjadi mitra PLN dan siap men-support untuk mensukseskan program 35.000 MW, termasuk pembangunan 46.000 Kms jaringan transmisi. Peran penting dalam memasuki dunia bisnis kelistrikan dimulai ketika keputusan untuk menjadi distributor tunggal Hubbell Power Systems-USA di Indonesia diambil. Inilah faktor yang memengaruhi KWJ hingga tetap eksis sampai sekarang. Didukung produk dengan teknologi tinggi dan berkualitas dunia, KWJ terus berusaha agar tetap memberikan kontribusi positif bagi dunia kelistrikan. Fokus pada kualitas, sisi lain yang diusung oleh KWJ yaitu dengan memperkenalkan produk Polymer Insulator Transmisi (150kV-500kV) merek Hubbell Power Systems-USA yang mempunyai banyak keunggulan. Apa rencana besar KWJ selanjutnya? ď‚„ Deddy HASSAN
D
alam wawancara eksklusif dengan Listrik Indonesia di manufakturnya yang asri, Presiden Direktur KWJ, Pontas Romulo Tambunan mengungkapkan visi dan misi dan harapannya dalam mengambil peran penting di infrastruktur ketenagalistrikan. Dalam paparannya, Pontas mengungkapkan, PT Kilat Wahana Jenggala atau yang biasa disingkat KWJ adalah partner dari perusahaan Amerika yaitu Hubbell Power Systems. Hubbell Power Systems ,Inc adalah perusahaan asal Amerika yang sudah berumur 120 tahun lebih dan punya pondasi yang sangat baik sebagai sebuah perusahaan dan bergerak dibidang produksi manufaktur
www.listrikindonesia.com
untuk peralatan-peralatan untuk penunjang kelistrikan terutama untuk di jaringan distribusi, gardu induk dan transmisi seperti Lightning Arrester (anti petir),Connector dan Hardware, Fuse Cutout, LBS, Insulator, termasuk peralatan peralatan PDKB (Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan). Lebih jauh mantan Country Manager Sourcing-General Electric (GE) di Indonesia ini menjelaskan, dalam kesempatan ini KWJ akan mencoba mensharing apa rencana besar yang akan inline dengan program pemerintah dan PLN. INSULATOR adalah salah satu komponen PENTING di tower transmisi.
51
Review
Cover Story
“Jadi kalau kita bicara pembangunan jaringan transmisi untuk mendukung program 35.000 MW yang dikatakan oleh pemerintah dan PLN dimana 5 tahun ini akan membangun jaringan transmisi 46.000 Kms dari 150kV sampai 500kV. Selain tower dan konduktor tapi tidak terlepas juga dari hal yang sangat penting di jaringan transmisi adalah insulatornya,� ungkap Pontas Romulo Tambunan Saat ini Insulator yang digunakan PLN semuanya menggunakan bahan porselenatau gelas. Bagi Hubbell sendiri dengan merek Ohio Brass-nya adalah salah satu penemu untuk tipikal porselen ball and socket insulator itu pada tahun 1917. Jadi sudah sangat lama sekali teknologi ini sehingga dengan Research and Technology (RnD) dari Hubbell mencoba mengembangkan suatu material yang akan lebih unggul dibanding porselen dan memudahkan dalam sisi operasional nantinya dilapangan. Sehingga Pada tahun 1964 tim Rn D ataulitbangnya Hubbell di Amerika sudah mulai mempelajari dan meneliti mengenai material komposit ini. Sehingga mulai tahun 1976 pertama kali Hubbell memproduksi insulator transmisi berbahan polimer/komposit khusus yang komposisinya dikembangkan untuk bisa tahan Ultra Violet,terhadap polutan dan penggaraman di pinggir laut. Seperti diketahui bahwa jaringan transmisi yang terpasang di daerah pinggir lautsangat rentan terkena korosi, dan di daerah industri berpotensi kena
52
polutan, sehingga diperlukan komponen material Insulator yang tahan terhadap kondisi lingkungan tersebut dan memiliki life time yang panjang (20-30 tahun). Material Polymer ini juga tentu akan mengurangi gangguan/losses pada jaringan. Hubbell sudah memproduksi insulator berbahan komposit/polimer khusus ini sejak tahun 1976 dansudah sangat proven sehingga sejak saat itu tidak memproduksi lagi insulator berbahan porselen/glass. Kenapa Hubbell menciptakan insulator polymer ini? Banyak keunggulan dan nilai tambah yang diberikan dengan menggunakan insulator poymer ini. Sebagai gambaran, dari sisi beratnya akan sangat jauh bisa berkurang lebih dari 70% dibanding insulator berbahan dasar porselen ataukaca.Satu set 150kV porselen insulator itu beratnya mencapai 30 kg, sementara polymer insulator Hubbell itu hanya 5 kg. “Kita bisa bayangkan dari sisi transportasinya ke lapangan dan juga sisi instalasinya akan sangat mudah, karena berbahan komposit/polymer tidak ada lagi ketakutan berbenturan karena nanti akan pecah sementara itu kalau porselen/ glass harus hati-hati sekali karena kalau berbenturan akan pecah dan akan rusak kualitasnya. Itu yang 150kV, kalau kita bicara insulator yang 500kV untuk yang berbahan porselen/glass beratnya mencapai 150 kg, sementara yang berbahan polymer ini hanya 30 kg beratnya. Dengan demikian maka dalam memasang di tower
transmisidengan menggunakan insulator berbahan polymer jauh lebih mudahkarena berkurangnya jumlah berat yang sangat signifikan antara 70-80 %,�jelas Pontas Kehadiran Hubbelldi Indonesia bertujuan ikut membantu performance dari jaringan transmisi di PLN. Apa pengalaman kita, kenapa kita berani? Pertama bahwa Hubbell ini sudah 40 tahun memproduksi polymer dan sudah banyak negara di dunia menggunakannya. Untuk di alam Indonesia, saat ini sudah terpasang polymer insulator transmisi 230kV di wilayah Papua. Salah satu perusahaan mining terbesar disana punya jaringan transmisi mulai dari puncak gunungnya sampai pelabuhan itu semua insulator transmisinya menggunakan materialpolymerdan kebetulan mereka menggunakan merk Hubbell. Hasilnya, ternyata pada saat KWJ berkunjung kesana menanyakan dengan menggunakan insulator polymer ini bagaimana jadwal maintenancenya? Ternyata selama 20 tahun terpasang tidak diperlukan pembersihan insulator (free maintenance) itu disebabkan karena Polymer Insulator Hubbell ini didesain untuk tahan terhadap polutan dalam segala kondisi cuaca. Keunggulan ini akan sangat menolong sisi operasi dalam pemeliharaan jaringan. Sementara insulator dengan materialporselen/glass, ini harus dibersihkan secara periodik sehingga menimbulkan maintenance cost dan akan terjadi PEMADAMAN, terutama Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Cover Story Review
yang dipinggir laut jugadi daerah yang polutannya tinggi seperti industri ataupun dekat power plant. Beberapa Jaringan transmisi di PLN juga, polymer insulator Hubbell sudah mulai digunakan sejak tahun 2012 antara lain di area PLN P3B Jawa Bali pada jaringan 150kV (Bali, Purwokerto, Probolinggo, Madiun) dan PLN Sulutenggo dan juga di implementasikan pada jaringan 500kV Tower Tension pada area pantai selatan di Jawa Tengah sebagai solusi terhadap daerah yang gangguan polutan dan penggaramannya yang sangat tinggi. “Betapa banyak keuntungan yang diperolehterutama dari sisi operasi pemeliharaan, begitu menggunakanpolymer insulator yang free maintenance ini. Selain itujuga ,harga insulator polymer ini cukup kompetitif dibandingkan dengan porselen/glassdi jaringan transmisi. Berdasarkan keunggulan-keunggulan tadi yang membuat kenapa kita berharap PLN memberikan kesempatan untuk polymer Insulator Transmisi Hubbell,� ujar Pontas dengan bangga. Satu hal yang tidak kalah penting adalah, sesuai dengan program pemerintah yang sangat sering diungkapkan di media baik oleh Presiden dan wakilnya, Menteri ESDM dan petinggi PLN yangmengatakan proyek 35.000 MW dan termasuk jaringan transmisi sepanjang 46.000 Kms harus memaksimalkan industri dalam negeri. Dengan Momentum ini KWJ sangat bersyukur ternyata sangat disupport oleh principal Hubbell yang sangat ahli dalam
teknologi di Amerika.KWJ siap untuk melakukan proses produksi polymer insulator transmisi dari 150kV sampai 500kV di pabrik KWJ yang berlokasi di CimanggisDepok ini yang saat ini sudah memproduksi produk untuk jaringan Distribusi 20kV,yaitu Polymer Arrester, Polymer Cutout danFuselink. Jadi pabrik kami sudah ada dan kini tinggal meningkatkan produksi insulator polymer sampai 500kV. Dalam kesempatan ini alumni ITB ini menegaskan dalam tempo hanya 6-8 bulan akan bisa memproduksi disini. Dan beberapa komponen yang akan digunakan polymer insulator transmisi itu seperti diujungnya insulator yang disebut end fitting yang terbuat daristeel forging yang akan diproduksi oleh manufaktur lokal.. Dengan demikian maka komponen TKDN nya akan meningkat karena melibatkan beberapa manufaktur lokal.Juga Hubbell-USA akan-
terlibat melakukan quality control terhadap manufaktur local yang memproduksi end fitting untuk insulator ini. Salah satu hal yang sangat memotivasi kami adalah akan terjadi alih teknologi yaitu sebuah perusahaan Amerika yang sudah berumur 120 tahun dan lebih 40 tahun memproduksi bahan polymer untuk insulatordan sekarang bersama kami (KWJ) akan memproduksi polymer insulator transmisi di pabrik kami cimanggis -depok. Hal ini akan sangat inline dengan program pemerintah dan PLN untuk memaksimalkan produk dalam negeri dalam program pembangunan pembangkit 35.000 MW dan jaringan Transmisi 46.000 KMS dalam waktu 5 tahun ini. “Kami percaya semua yang kami paparkan ini akan ikut membantu PLN untuk membuat jaringan Transmisi yang mempunyai performance life time yang sangat tinggi. Karena produk Hubbell ini
Presiden dan wakilnya, Menteri ESDM dan petinggi PLN sering mengatakan proyek 35.000 MW dan termasuk jaringan transmisi sepanjang 46.000 Kms harus memaksimalkan industri dalam negeri.
www.listrikindonesia.com
53
Review Cover Story
didesain akan tahan rata-rata 20 sampai 30 tahun”. “KWJ sangat mensyukuri Hubbell sebagai perusahaan berkelas dunia dan sangat proven mau memberikan teknologinya kepada pabrikan lokal di Indonesia. Tentu sebagai anak bangsa kita bisa melihat dan mempelajarinya secara langsung teknologi yang dimiliki oleh Hubbell-USA. Moment ini tidak boleh kita lepaskan karena teknologi adalah salah satu cara membuat bangsa ini menjadi besar”. “Saya berharap semangat ini semoga didukung oleh PLN dan pemerintah. Kepercayaan yang tinggi dari perusahaan Amerika ini jangan sampai tersia-siakan, bagi kami ini sebuah anugerah yang besar. KWJ sudah hampir 9 tahun menjadi mitra PLN dan KWJ siap men-support untuk mennyukseskan program 35.000 MW yaitu dengan membangun 46.000 Kms jaringan transmisi,” tutup Presiden Direktur KWJ, Pontas Romulo Tambunan.
Success Story Dalam kurun waktu 7(tujuh) tahun, PT Kilat Wahana Jenggala (KWJ) sebagai Distributor Tunggal dari Hubbell Power Systems (USA), secara rutin telah mensu-
plai produk electrical untuk jaringan distribusi (20kV), transmisi (70kV– 500kV) dan gardu induk, di lingkungan kerja PT PLN (Persero), mining & oil gas company. Sebagai Distributor Tunggal dari Hubbell Power Systems, USA (HPS), PT KWJ (www.kwj.co.id) telah diakui selama 3 (tiga) tahun berturut-turut sebagai “International Distributor of The Year” tahun 2011 hingga 2013 oleh Hubbell Power Systems, USA. Hubbell (www.hubbellpowersystems.com) sendiri merupakan satu dari perusahaan manufacture electrical terbesar di USA yang sudah berdiri selama 120 tahun dengan keunggulan produk-produk berkualitas di jaringan distribusi, transmisi, gardu induk, dan telekomunikasi. Prestasi tersebut tentunya menjadi tantangan baru bagi PT KWJ untuk selalu dapat meningkatkan pelayanan purna jual dan dedikasi terhadap kebutuh an industri listrik di Indonesia.
Pontas Romulo Tambunan “ Visualize yourself as the person you want to be, set the bar high for what you want to accomplish, then push your self like crazy to achieve that vision”.
L
Lahir di P.Siantar 44 tahun lalu, ayah 3 orang putra-putri penyuka soccer, futsal, swimming dan golf ini selalu berpenampilan dendy dan tinggal di kawasan Cibubur yang asri jauh dari kebisingan. Sering tampil sebagai motivator diberbagai raker-raker PLN dan juga perusahaan swasta, Alumni Teknik Pertambangan ITB ini pada tahun 2006 membangun perusahaan bisnisnya dengan nama PT Kilat Wahana Jenggala (KWJ), Sole Distributor Hubbell Power Systems, USA dan menjadi Presiden Direktur hingga saat ini. Sarat dengan pengalaman kerja yang prestisius pria penyuka olahraga ini pernah menduduki jabatan penting di beberapa perusahaan global, yaitu sebagai Engineering Supervisor PT. Komatsu Indonesia Tbk (Astra Heavy Industry Group), dan menjadi Country Manager Sourcing- General Electric (GE) Indonesia, Juli 2001–Sept 2006. Training-training yang pernah diikuti yaitu GE-Manager Development Course (NMDC), Singapore. Global Sourcing Training GE Transportation Systems – Bangalore, India. Supplier Quality Training GE Transportation Systems, Erie, PA, USA. SIX-SIGMA General Electric (GE) dan Astra Supervisor Training Program – Astra Management Development Institute, Jakarta. n
54
Salah satu langkah peningkatan layanan purna jual tersebut, PT KWJ telah membangun pabrik Hubbell seluas 16,000 m2 yang berlokasi di Pekapuran, Cimanggis Depok yang sudah memproduksi untuk jaringan distribusi-20 kV seperti Polymer Fuse Cutout, Polymer Lightning Arrester dan Fuse Link. Kemudian akansecara bertahap ditingkatkan ke produk-produk lainnya seperti untuk jaringan Transmisi, Gardu Induk dan peralatan PDKB (Pekerjaan dalam keadaan Bertegangan). Seperti yang dijelaskan oleh Presiden Direktur PT KWJ Pontas Romulo Tambunan,bahwa hal ini dilakukan sebagai komitmen dari PT KWJ terhadap kebijakan Pemerintah dalam program TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI No. 54 Tahun 2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan dan tentu juga membantu membuka lapangan kerja untuk masyarakat Indonesia. Pendirian pabrik Hubbell di Indonesia merupakan wujud dari dukungan terhadap kebijakan PT PLN (Persero) Dalam Mendukung Produksi Dalam Negeri di lingkungan PLN serta dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia dan terus memberikan kontribusi bagi kelangsungan pasokan listrik di Tanah Air. n Edisi 46 | 10 September - 10 Oktober 2015
Wawancara Review
Ir. Jarman, MSc Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM
Perlu Prioritas
Proyek percepatan pembangunan infrastruktur kelistrikan merupakan satu program unggulan dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis khususnya kedaulatan energi. DEDDY HASSAN
www.listrikindonesia.com
P
royek 35.000 MW digadanggadang bakal meningkatkan peluang investasi dan pertumbuhan ekonomi, serta membuka lapangan pekerjaan secara langsung. Selain itu kesempatan besar juga akan diraskan bagi industri komponen di dalam negeri dengan mematok angka yang cukup tinggi untuk urusan TKDN. Pihak swasta didorong untuk berperan aktif membangun industri komponen pendukung ketenagalistrikan dan berharap serapan komponen lokal mencapai 60 persen. Proyek senilai Rp1.100 triliun ini diprediksi akan menyerap tenaga kerja langsung 650.000 orang dan tenaga kerja tak langsung 3 juta orang. Untuk mengetahui secara langsung kemajuan megaproyek kelistrikan ini, Listrik Indonesia secara mendalam menggalinya dari Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ir. Jarman, MSc. Berikut petikan wawancaranya.
Mohon Bapak jelaskan mengenai kemajuan program 35 GW. Berapa MW akan masuk ke sistem akhir tahun ini? Kebutuhan penambahan pembangkit dalam kurun waktu 5 (lima) tahun adalah sekitar 42,9 GW yang terdiri dari proyek yang sudah memasuki tahap konstruksi (on going) sekitar 7,4 GW dan yang belum memasuki tahap konstruksi sekitar 35,5 GW yang kemudian dikenal dengan program pembangunan pembangkit 35 GW. Proyek yang sudah memasuki tahap konstruksi terdiri dari Program Percepatan Tahap I sekitar 2,5 GW, Program Percepatan Tahap II sekitar 1,5 GW, dan program reguler sekitar 3,4 GW. Program Pembangunan Pembangkit 35 GW terdiri dari Pogram Percepatan Tahap II yang belum memasuki tahap konstruksi sekitar 8,5 GW dan program reguler sekitar 27 GW. Kemajuan program 35 GW sampai dengan saat ini adalah tahap konstruksi sekitar 4,7 GW, tahap pengadaan sekitar 27,6 GW, dan tahap perencanaan sekitar 3,2 GW. Proyek pembangkit yang akan masuk sistem sampai dengan akhir tahun ini diharapkan sekitar 3779,5 MW yang merupakan bagian dari proyek 7,4 GW yang sedang on going. Apa saja hambatan yang terjadi dalam proses pencapaian 35 GW? Pelaksanaan pembangunan proyek 35.000 MW memerlukan dukungan berbagai pihak baik Kementerian/Lembaga maupun para pemangku kepentingan. Dalam proses pelaksanaan pembangunan tersebut terdapat hambatan–hambatan yang ditemui di lapangan, di antaranya masalah penyediaan dan pembebasan lahan, negosiasi harga, proses penunjukan dan pemilihan IPP, pengurusan izin, kinerja developer dan kontraktor, kapasitas manajemen proyek, koordinasi lintas sektor, serta permasalahan hukum. Pemerintah telah berupaya mengatasi kendala tersebut dengan menerbitkan sejumlah regulasi dan kebijakan sebagai langkah untuk mempercepat proses pem
55
Review
Wawancara
bangunan dan penyelesaian infrastruktur penyediaan tenaga listrik terkait program 35 GW, langkah tersebut antara lain: Penyediaan dan Pembebasan Lahan Dengan mulai diberlakukannya UU No 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin tersedianya tanah untuk kepenting an umum (termasuk pembangkit, transmisi, gardu, jaringan, dan distribusi tenaga listrik) dan pendanaanya. Penyelenggaraan pengadaan tanah untuk kepentingan umum memperhatikan keseimbangan antara kepentingan pembangunan dan kepentingan masyarakat serta dilaksanakan dengan pemberian ganti kerugian yang layak dan adil. Proses Negosiasi Harga Melalui Permen ESDM No. 3 Tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian Tenaga Listrik dan Harga Patokan Pembelian Tenaga Listrik dari PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan PLTA oleh Perusahaan Listrik Negara (Persero) Melalui Pemilihan Langsung dan Penunjukan Langsung, ditetapkan harga patokan tertinggi. Untuk pembelian tenaga listrik oleh PLN dari IPP dan excess power selama harga pembelian tenaga listrik tersebut tidak melebihi harga patokan tertinggi, maka tidak diperlukan persetuju an harga dari Menteri. Penunjukan dan Pemilihan Langsung Untuk mempercepat pengadaan tenaga listrik dapat dilakukan dengan penunjukkan langsung atau pemilihan langsung sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Permen ESDM No. 3 Tahun 2015, penunjukan langsung dilakukan dalam hal: Menggunakan energi baru dan terbarukan, gas marjinal, batubara mulut tambang, energi setempat lainnya; Sistem dalam kondisi krisis atau darurat penyediaan tenaga listrik; Penambahan kapasitas pembangkitan di lokasi yang sama. Sedangkan pemilihan langsung dilakukan dalam hal: Diversifikasi energi ke pembangkit non-BBM; Penambahan kapasitas pembangkitan di lokasi yang berbeda (1 sistem ketenagalistrikan). Perizinan Terpadu Satu Pintu Perijinan yang berkaitan dengan ketenagalistrikan diselenggarakan/ diproses melalui Pelayanan Terpadu Satu
56
Pintu (PTSP) di BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal). Uji Tuntas Aspek Teknis & Keuangan IPP Sesuai ketentuan Pasal 3 Permen ESDM No. 3 Tahun 2015, uji tuntas atas kemampuan teknis dan finansial dilaksanakan dengan 2 (dua) proses. Proses pertama adalah pemilihan langsung, proses ini berjalan paling lama 45hari kalender dan dapat dilakukan oleh pihak procurement agent yang ditunjuk oleh PT PLN (Persero). Sedangkan untuk proses kedua adalah penunjukan langsung, proses ini berjalan paling lama 30 hari kalender dan juga dapat dilakukan oleh pihak procurement agent yang ditunjuk oleh PT PLN (Persero). Independent Procurement Agent & PMO Sesuai ketentuan Pasal 3 ayat (2) dan (3) Permen ESDM No. 3 Tahun 2015, PT PLN (Persero) dapat menunjuk Independent Procurement Agent. Mereka adalah pihak ketiga yang ditunjuk oleh PT PLN (Persero), bertugas membantu seleksi terhadap penawaran yang masuk. Secara teknis; Melakukan uji tuntas (due dilligence) kemampuan finansial perusahaan, termasuk bankability dari usulan penawaran yang disampaikan; dan merekomendasikan penawaran yang layak untuk ditindaklanjuti. Sedangkan untuk mengontrol dan mengendalikan pembangunan agar sesuai rencana Pemerintah dan PT PLN (Persero) membentuk Project Management Office (PMO). Melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor: 306 K/73/MEM/2015 tentang Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional, telah dibentuk UP3KN. Tim Nasional Pembangunan Listrik 35.000 MW Dalam rangka koordinasi penyelesaian permasalahan dan hambatan pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik maka telah dibentuk Tim Lintas Sektoral oleh Menko Bidang Perekonomian melalui Keputusan Menko Bidang Perekonomian Nomor 129 Tahun 2015 tentang Tim Kerja Percepatan Penyediaan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Lex Specialist Tim Nasional Pembangunan Listrik Untuk menunjang kelancaran pembangunan listrik perlu adanya Lex Specialist dengan memberlakukannya proyek multiyears untuk seluruh proyek ketenaga-
Untuk memastikan proyek-proyek IPP dan juga PLN berjalan dengan lancar, KESDM membentuk Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN), yang bertugas memfasilitasi IPP untuk menyelesai kan hambatan.
listrikan. Pemberlakuan ini memudahkan mekanisme penunjukkan pekerjaan konstruksi dan kerjasama internasional serta kemudahan mendapatkan sumber pendanaan. Untuk hal ini, Pemerintah sedang menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres) terkait 35 GW, sehingga pemba ngunan listrik tetap dalam koridor hukum. Pemberlakuan Perpres ini akan memungkinkan dilakukannya terobosan dalam mempercepat pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Beberapa waktu lalu Forum pimpinan kelistrikan mengadakan pertemuan di Bali, apa saja yang direkomendasikan dari pertemuan ini untuk mempercepat 35 GW? Power Leader Meeting (PLM) yang kedua diselenggarakan di Kantor PLN Distribusi Bali selama dua hari, 7-8 Juni 2015 bertajuk “Forum Pemimpin Ketenagalistrikan II: Mencari Solusi Permasalahan Pengadaan Lahan dan Perizinan untuk Program Pembangunan Ketenagalistrikan 35.000 MW”. Selain Menteri ESDM dan Dirut PLN, hadir pula perangkat internal KESDM terkait, direksi PLN, serta beberapa representasi dari kementerian/lembaga terkait (seperti Badan Pertanahan Nasional, Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Kementerian Dalam Negeri, hingga Kantor Wakil Presiden RI). Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Wawancara
PLM ini merupakan kelanjutan dari forum serupa di Jakarta pada 12-13 Januari 2015 yang berangkat dari peluncuran “Program 35.000 MW”. Sesuai tajuknya, selain lahan, isu lain yang menjadi fokus pencarian solusi PLM-II adalah perihal perizinan. Hal-hal yang mengemuka terkait isu ini antara lain menyangkut perizinan lokasi (misalnya untuk pembangunan lokasi pembangkit, jetty, ataupun transmisi, menara/tower yang dijadikan objek pajak, izin alih-fungsi hutan, dan lain-lain. Untuk memastikan proyek-proyek IPP dan juga PLN berjalan dengan lancar, KESDM membentuk Unit Pelaksana Program Pembangunan Ketenagalistrikan Nasional (UP3KN), yang bertugas memfasilitasi IPP agar bisa mendapatkan bantuan penyelesaian terhadap isu-isu yang menghambat. Sehubungan dengan masalah lahan, perlu adanya koordinasi semua pihak se perti BPN, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan PLN. Menteri ESDM menghimbau untuk tidak menjadikan izin sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD). PAD seharusnya dihasilkan dari aktivitas ekonomi sebagai akibat dari kemajuan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Prasyarat dari hal tersebut adalah tersedianya infrastruktur yang memadai untuk menarik investasi, kegiatan ekonomi menggeliat, dan kesejahteraan rakyat me ningkatseiring PAD-nya. Bagaimana pendapat Bapak tentang kesiapan industri dalam negeri untuk
www.listrikindonesia.com
mendukung program ini? Saya berharap industri nasional ikut menggeliat dengan adanya program 35 GW ini. Walaupun misalnya untuk komponen utama seperti boiler, turbin, dan generator masih perlu diimpor, kita harpkan peralatan dan perlengkapan lain seperti baja, trafo, kabel, pipa, dan lain sebagainya dipasok dari industri dalam negeri sehingga program 35 GW ini memberikan multiplier effect yang positif bagi bangsa ini. Sektor industri akan tumbuh karena melalui program 35 GW ini akan membutuhan sekitar 75.000 set tower transmisi dan sekitar 1.382 unit gardu induk yang harus dibangun. Program 35 GW ini juga membutuhkan sekitar 391.500 km konduktor alumunium, sekitar 2.600 set trafo, serta menyerap sekitar 3,5 juta ton baja profil dan pipa luar pembangkit. Industri apa saja yang diharapkan akan berperan penting? Industri yang berperan penting terkait infrastruktur penyediaan tenaga listrik antara lain industri semen, baja, kabel, trafo, isolator dan lain lain, di samping industri komponen utama pembangkit seperti boiler, turbin, dan generator. Rekomendasi Bapak terkait penggunaan komponen dalam negeri di dunia ketenagalistrikan seperti apa? Kita perlu mengupayakan peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam pembangunan pembangkit listrik 35 GW beserta sistem penyalurannya. Peningkatan TKDN ini menjadi sangat penting bagi Indonesia,
Review
Menteri ESDM mengimbau untuk tidak menjadikan izin sebagai sumber pendapatan asli daerah (PAD). PAD seharusnya dihasilkan dari aktivitas ekonomi sebagai akibat dari kemajuan perekonomian dan peningkatan kesejah teraan masyarakat.
karena selama ini capaian TKDN masih di bawah target TKDN yang diamanatkan di Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 54/M-IND/PER/3/2012 tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Pembangunan Infrastruktur Ketenagalistrikan. Dengan meningkatnya TKDN, akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di sektor industri non-migas, sekaligus mengurangi ketergantungan kita terhadap produk impor. Kementerian ESDM c.q. Ditjen Ketenagalistrikan sangat mendukung serta mendorong pening katan TKDN dalam pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik dengan tetap memperhatikan kualitas produk. n
57
Feature
Profil
Judi Winardi Widjaja
GM PLN Distribusi Jatim
Langkah Bisnis Jadi Pilihan PLN Distribusi Jawa Timur terus berbenah memperkuat keandalan infrastruktur kelistrikannya. Ketersediaan energi yang melimpah dan pasokan daya yang mumpuni mendorong perusahaan listrik plat merah ini melakukan investasi besar-besaran. Seperti apa? ď‚„ DEDDY HASSAN
58
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
S
ejak memimpin PLN Distribusi Jawa Timur, berbagai program unggulan telah dipersiapkan, di antaranya terkait dengan hari pelayanan penyam bungan baru, di mana telah disepakati bersama targetnya jelas, dengan harapan dalam waktu satu minggu listrik di rumah pelanggan harus menyala. Untuk mendukung hal ini turunan indikatornya banyak, di antaranya kesiapan gudang, anggaran, SOP, dan faktor eksternal. Terkait dengan kesiapan eksternal ini, tidak mudah, karena harus merangkul berbagai pihak sehingga setelah disepakati oleh unit-unit, baru bisa dilaksanakan. Yang kedua, yaitu efisiensi distribusi yang dikenal dengan susut daya, caranya adalah dengan memantau pemakaian listrik oleh pelangganatau manajemen baca meter termasuk di antaranya PJU. Berikutnya adalah gangguan penyulang dimonitor, sejauh mana problemnya dengan target tahun ini harus menurun. Sementara itu, masalah tunggakan, PLN Distribusi Jatim berupaya bagimana caranya, dari sisi nilai atau bahasa teknisnya lembar itu berkurang terus-menerus. Sementara itu untuk menjamin kepuas an pelanggan, PLN Distribusi Jawa Timur juga berencana memperkuat pasokan listrik. Dengan melakukan investasi senilai Rp1,29 triliun, untuk membangun sejumlah infrastruktur di beberapa daerah guna memperluas jangkauan ketersediaan energi listrik di provinsi Jawa Timur pada 2015. Besaran nilai investasi itu akan dialokasikan untuk penguatan jaringan mencapai Rp148,8 miliar, dana pemasaran Rp766,9 miliar, dana untuk pengurangan susut Rp85,4 miliar, dan Rp395 miliar untuk program pendamping yang diperoleh dari bantuan Asian Development Bank (ADB) serta yang lainnya. Pembangunan infrastruktur di wilayah kerja PLN Jatim dilakukan dengan menambah jaringan tegangan menengah sepanjang 510 km dan membangun 2.200 gardu. Selain itu juga membangun jaring an tegangan rendah sepanjang 782 km. Berbagai upaya tersebut merupakan langkah bisnis dari PLN untuk melayani masyarakat lebih baik. Pada saat sekarang ini masyarakat yang butuh listrik berkeinginan jika energi listrik tersebut ada dan dipasang dengan cepat. Sedangkan ketika listrik padam, maka diharapkan bisa www.listrikindonesia.com
Profil disambung segera. “Pihaknya optimistis dengan segala tindakan pembangunan infrastruktur dilakukan dapat mencatatkan jumlah pelanggan baru mencapai 540.000 pelanggan. Dari jumlah tersebut ditargetkan bisa menambah daya sambungan mencapai 1.256 MVA,” ungkap GM PLN Distribusi Jatim, Judi Winardi Widjaja Sementara itu pencapaian jumlah pelanggan pada tahun 2014 lalu terealisasi sebanyak 554.512 pelanggan baru. Angka itu melebihi target jumlah pelanggan baru sebanyak 512.000 pelanggan pada tahun 2014. Pada tahun 2014 PLN juga nerhasil mencatatkan total pelanggan mencapai 9,4 juta pelanggan. Dari keseluruhan pelanggan tersebut sebanyak 2,8 juta adalah pelanggan prabayar. Apabila dilihat dari tingkat pertumbuhan KwH jual, pada tahun 2014 mencapai 6,33 persen atau kurang dari target perseroan tahun lalu sebanyak delapan persen,. Realisasi pertumbuhan tahun 2014, sebut dia, memang tak sesuai target dikarenakan adanya perlambatan perekonomian pada tahun lalu . Terkait dengan beban puncak kelistrik an di Jawa Timur, pada 2014 berada di posisi 4.995 MW. Dengan kondisi tersebut, secara keseluruhan ketersediaan listrik di Jatim mencapai 8.000 MW. Oleh sebab itu ada surplus sekitar 3.000 MW yang bisa disalurkan ke Jawa Tengah dan Bali. Di sisi lain PLN juga telah menyatakan kesiapan untuk membangun pembangkit listrik dengan kapasitas 15.000 MW dalam lima tahun ke depan, dan akan dimulai pada tahun 2015. Dari total program pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 MW hingga 2020, PLN hanya siap membangun 15.000 MW dan selebihnya 20.000 MW akan dibangun IPP (Independent Power Producer/pembangkit listrik swasta). Seperti diketahui, selama semester I-2014 pertumbuhan konsumsi listrik di Jatim meningkat 7,1% dibandingkan performa tahun sebelumnya. Terkait dengan pameran kelistrik an yang akan dilaksanakan di Surabaya, General Manager PLN Distribusi Jawa Timur Judi Winardi Widjaja menyatakan, ditunjukanya kota buaya sebagai tuan rumah pelaksanaan Pameran Kelistrikan Indonesia merupakan suatu kesempatan yang amat berharga, mengingat Jawa
Feature
Untuk menjamin kepuasan pelanggan, PLN Distribusi Jawa Timur juga berencana memperkuat pasokan listrik, dengan melakukan investasi senilai Rp1,29 triliun untuk membangun sejumlah infrastruktur di beberapa daerah guna memperluas jangkauan ketersediaan energi listrik di provinsi Jawa Timur pada tahun 2015. Timur menyimpan potensi dan daya tarik sendiri bagi investor untuk mengembangkan industri kelistrikan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Pameran kelistrikan yang nanti akan digelar diharapkan dapat mengedukasi semua pihak dengan menginformasikan bagaimana kesiapan PLN dalam menunjang pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur, seperti kemampuan daya supaya masyrakat tahu bahwa Jawa Timur itu dari segi listrik sangat siap menerima investor untuk berkembang . Selain itu, tentunya memberikan informasi yang sebesar-besarnya kepada investor dan kepada stske holder PLN semua pengusaha apa saja perkembangan teknologi terkini kelistrikan supaya bisa diketahui. Di samping itu juga untuk mengetahui rencana PLN ke depan terkait 35.000 MW yang gaungnya sangat tinggi, supaya diketahui masyarakat dapat membantu pemerintah sehingga dalam lima tahun ke depan PLN bisa sukses mencapai target membangun pembangkit ini. “PLN Jawa Timur akan menampilkan karya inovasi-inovasi apa yang dihasilkan oleh 27 unit yang sudah dipakai oleh PLN atau mungkin bisa diproduksi secara massal dan dikomersialkan sebagai produk dalam negeri,” tutup GM PLN Jatim, Judi Winardi Widjaja.
59
Feature
Sosok
Ir. Dewi J. Putranty, M.Sc
Bagi Dewi J Putranty M.Sc, dipercaya mengurusi bidang energi dan sumber daya mineral merupakan tantangan tersendiri. Selain disorot sebagai wilayah yang sarat dengan lumbung energi Jawa Timur merupakan daerah dengan pertumbuhan ekonomi terbaik di Indonesia, sehingga dibutuhkan kerja keras untuk menghadapi pernak—pernik dalam mengatasi segala persolan. DEDDY HASSAN
Kepala Dinas ESDM Jawa Timur
Dedikasi Untuk
Energi Hijau M
engawali karier dari bawah dalam menggeluti pekerjaannya sebagai abdi negara, wanita pekerja keras itu tumbuh matang menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi tekanan dalam menyelesaikan semua kendala di lapangan. Melimpahnya sumber energi primer di kawasan timur ini sering kali berbenturan pelaku usaha pertambangan menambrak rambu-rambu peraturan, sehingga dibutuhkan ketegaskan dari pihaknya untuk menertibkan persoalan ini. “ Permohonan izin pertambangan di wilayah Jatim setiap tahun tahun meningkat secara masif. Yang jadi persoalan adalah saat ditinjau ke lokasi acap kali tidak sesuai dengan lokasi yang diminta,” ungkap Dewi J. Putranty. Sebagai Kepada Dinas ESDM tentu saja
60
secara bijaksana, Dewi berupaya mencari solusi terbaik dengan mengambil jalan tengah agar keinginan pengusaha juga dapat diakomodasi sesuai harapannya. Dengan demikian, semua wilayah kerja pertambangan akan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan, sehingga pengontrolannya akan lebih mudah. Ditengah kendala kekurangan SDM, upaya untuk meningkatkan kinerja dan merealisasikan proyek energi dan kelistrikan terus digulirkan agar diraskan secara langsung oleh masyarakat. Saat ini pihaknya sedang memperjuangakan hak Perintah provinsi (Pemprov) Jawa Timur dengan mendorong pemerintah pusat (Pempus) membantu merealisasikan hak daerah mendapatkan Participating Interest (PI) dari industri minyak dan gas (migas). Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Sosok Feature "Jangan hanya melarang Pemda merangkul investor, tapi harus ada solusinya. Misalnya dengan pola golden share. Kalau pola ini disetujui, mungkin PI daerah tidak harus 10 persen, tetapi itu lebih karena Pemda bisa menikmati PI," tambah Dewi J Putriatni, Empat PI yang sedang diincar itu dari wilayah kerja Kangean Energy Indonesia (KEI), Petronas Carigali Ketapang, PHE WMO dan HCML. Saat ini prosesnya sedang masuk tahap due diligence. Menurut Dewi, Persolan listrik di Jawa Timur memang sepenuhnya belum dirasakan oleh semua masyarakat, terutama bagi mereka yang tinggal dipelosok-pelosok desa. Sebagai tanggung jawab, tentu saja berbagai upaya dilakukan oleh Dewi dengan merangkul semua stakeholder dalam membantu ketersediaan listrik di daerah yang belum terjangkau oleh PLN. Salah satu gagasannya adalah melakukan kalaborasi dengan masyarakat setempat memanfaatkan melimpahnya limbah kotoran sapi dengan diolah menjadi biogas. Hasilnya, hampir semua masyarakat di lingkungan peternak sapi dapat meraskan manfaat listik dan gas. Melalui kegiatan Yayasan Rumah Energi yang mengusung program biogas rumah atau dikenal dengan biru, bekerjasama dengan lembaga internasional Hivos dan SNV, peran Dinas ESDM yang dipimpinnya melakukan kerjasama dengan masyarakat membangun reaktor-reaktor biogas dan bio-slurry. Pada awal program ini digulirkan, Dinas ESDM Jawa Timur memberikan batuan secara gratis kepada masyarakat untuk membangun reaktor biru, tetapi hasilnya kurangmemuaskan karena masyarakat tidak merasa memiliki dan memeliharanya dengan baik. Setelah pola bantuan dirubah dimana masyarakat dilibatkan untuk pembiayaan dalam membangun rumah biogas, tingkat keberhasilannya bisa dirasakan. “Dengan pola kerjasama bersama koperasi, kelompok petani dan peternak program biogas ini berjalan dengan optimal. Dinas ESDM hanya menjembatani saja dengan Hivos sebagai pegelola program biru dan sosialisasi mengenai kredit yang diberikan oleh Kiva,” papar Dewi. Komitmen untuk terus berkiprah membantu ketersediaan listrik bagi wanita lulusan universitas ternama di Surabaya ini adalah sebuah niat tulus untuk pengabdian kepada masyarakat. Selain itu, untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan program biogas ini telah www.listrikindonesia.com
menjadi program utama dari Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dengan dukungan dari Kedutaan Besar Norwegia dan program EnDev (Energizing Development). Dewi berharap, program Biru, yang diinisiasi dengan pendanaan dari Kedutaan Belanda, berusaha untuk mendistribusikan digester biogas sebagai sumber energi lokal yang berkelanjutan, melalui sektor komersial berorientasi pasar di Jawa Timur. Seperti diketahui, masyarakat di daerah Batu, Blitar, Kediri, Lumajang, Malang, Pasuruan, Ponorogo, Tulung Agung dan Trenggalek masih terus merasakan manfaat dari biogas ini. Hal ini tidak terlepas dari kerjasama pembiayaan kredit biogas antara YRE dengan Kiva yang mulai digulirkan pada tahun 2014. Selain itu, respon dari pengguna biogas sangat positif. Mereka puas karena proses pengajuaanya cepat, cicilan yang relatif ringan, tanpa jaminan dan reaktor biru pun langsung terbangun di masing-masing kediaman mereka. “Saya bersyukur program ini masih terus berjalan di Jawa Timur. Semua ini terjadi karena partisipasi masyarakat yang tergabung dalam KUD, Koperasi, pelaku usaha dan Lembaga Swadaya Masyarakat,” tutup Dewi J. Putranty.
Melalui kegiatan Yayasan Rumah Energi yang mengusung program biogas rumah atau dikenal dengan Biru, bekerjasama dengan lembaga internasional Hivos dan SNV.
61
News Laporan Khusus
Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 di Surabaya
KONSOLIDASI NASIONAL WUJUDKAN 35 GW Kota Buaya akan menjadi saksi Perhelatan akbar Pameran Kelistrikan Indonesia Ke-6 yang didukung oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Dirjen Ketenagalistrikan ESDM, Dewan Energi Nasional (DEN), Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) yang akan digelar di Grand City Convention & Exhibition Surabaya 21-23 Oktober 2015. Apa target dari pameran ini? ď‚„ DEDDY HASSAN
62
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Laporan Khusus News
P
ameran Kelistrikan Indonesia 2015 akan segera dihelat di Surabaya. Pameran yang sudah dilangsungkan untuk keenam (6) kalinya ini, akan mengangkat tema “Konsolidasi Nasional Mewujudkan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW”. Terkait dengan pelaksanaan ekshibition ini, selaku regulator, Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ir. Jarman, MSc mengungkapkan, dengan diusungnya tema ini selain untuk mendorong peran manufaktur lokal dalam meningkatkan Total Kandungan Dalam Negeri (TKDN) di pembangkitan, transmisi dan distribusi, kabel, dan tower, diharapkan pemerintah akan mempersiapkan SDM lokal yang mumpuni untuk dapat menjadi leader dalam pembangunan mega proyek pembangkit ini. Pemerintah juga berkomitmen untuk meningkatkan angka rasio elektifikasi yaitu perbandingan rumah tangga ber listrik dengan jumlah total rumah tangga di Indonesia. Hingga tahun 2014, rasio elektrifikasi Indonesia mencapai 84,35 %. Angka ini meningkat 17,20 % dibandingkan tahun 2010. Mengingat masih 15,65 % rumah tangga belum mendapatkan listrik, peluang bagi sektor swasta untuk berinvestasi di sektor ketenagalistrikan masih sangat terbuka. Fokus pemerintah dan PT PLN yang bersinergi dengan seluruh stakeholder kelistrikan di Tanah Air. Infrastruktur kelistrikan yang kuat dan memadai, diyakini akan menjadi stimulus yang menjadi daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Kegiatan pameran di sektor ketenaga listrikan, menurut Jarman, merupakan salah satu upaya bertukar pengalaman dan informasi. Konsolidasi dan kolaborasi antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan sangat dibutuhkan untuk terus memperkuat sektor ketenagalistrikan. Hal ini terus dilakukan agar semua lapisan masyarakat dapat menikmati listrik yang cukup dan merata sehingga roda perekonomian nasional dapat terus bergerak. “Kami menyambut baik pelaksanaan Pemeran Kelistrikan Indonesia 2015. Dan berharap acara ini dapat dimanfaatkan untuk membangun konsolidasi kemampuan nasional guna memperkuat sektor ketenagalistrikan,” pungkas Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman. Sementara itu, anggota Dewan Energi Nasional (DEN), Dr. Ir. Tumiran, M.Eng menyatakan, kondisi kelistrikan nasional saat ini masih sangat memprihatinkandan belum bisa memberikan dukungan optimal www.listrikindonesia.com
untuk pertumbuhan ekonomi, karena kapasitas pembnagkit nasional baru mencapai sekitar 53 GW untuk 250 juta penduduk. Dengan pemerintah mentargetkan tambahan pembangunan 35 GW selama 5 tahun ke depan patut kita dukung dan guna segera memenuhi defisit daya yang telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan meningkatkan rasio elektrifikasi mendekati 100% pada tahun 2020 sesuai target Kebijakan Energi Nasional. “Dalam melaksanakan konsolidasi pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini, kami mengajak semua stakeholder untuk mendukung upaya-upaya pemerintah dengan melakukan kaloborasi lintas sektoral secara sinergis. Pada kesempatan ini juga kami menghimbau kepada semua pihak untuk sama-sama memanfaatkan dan meyukseskan Pameran Kelistrikan 2015, demi kemajuan industri ketenaga listrikan Indonesia,” harap Tumiran. Direktur PT PLN (Persero) Nasri Sebayang secara terpisah menegaskan, PLN selaku operator utama di bidang penyediaan tenaga listrik yang juga mengemban misi pemerintah untuk me ngembangkan energi baru dan terbarukan, sangat berkepentingan untuk mendapatkan berbagai kemudahan melalui regulasi tersebut. “Dalam rangka mendukung program pemerintah tersebut, kami menghimbau kepada semua pihak untuk memanfaatkan dan mensukseskan Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 yang diselenggrakan oleh Listrik Indonesia, sebagai salah satu sarana sosialisai, edukasi, dan informasi untuk mencapai tujuan yang diharapkan,” ajak Nasri Sebayang. Terkait dengan penyelenggaran Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 di Surabaya, Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo, sangat menyambut baik di pilihnya Jawa Timur sebagai tuan rumah penyelenggara Pameran Kelistrikan Indonesia 2015. Jawa Timur banyak industri berskala besar yang memproduksi berbagai peralatan penunjang ketenagalistrikan. Hal ini merupakan magnet yang kuat bagi investor untuk mengem bangkan industri, khususnya industri ketenagalistrikan di kawasan Timur Indonesia. Selain itu Jawa Timur siap meningkatkan rasio elektifikasi sekaligus meningkatkan TKDN yang saat ini menjadi
prioritas pemerintah. “Saya berharap, pameran yang mengusung tema Konsolidasi Nasional Mewujudkan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW ini akan memberikan manfaat bagi kita semua, khususnya masyarakat Jatim dan sekaligus mendorong percepat an pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Tanah Air. Mudah-mudahan kegiatan ini berlangsung sukses, serta mampu memberikan sumbangan positif terhadap kemajuan kelistrikan nasional,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Soekarwo. Perhelatan Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 di Surabaya, akan melibatkan seluruh elemen pelaku bisnis bidang kelistrikan termasuk subsektor pendukung ketenagalistrikan, asosiasi bidang kelistrikan, baik dari dalam maupun mancanegara termasuk otoritas bidang kelistrikan di Indonesia. Sekaligus, menjadi ajang temu bisnis, media edukasi, dan sarana penyebaran informasi secara efektif kepada masyarakat, mengenai kemajuan dan perkembangan program kelistrikan di Tanah Air. n
Tema ini selain untuk mendorong peran manufaktur lokal di pembangkitan, transmisi dan distribusi, kabel, dan tower, juga mempersiapkan SDM lokal untuk menjadi leader mega proyek pembangkit ini. Ir. Jarman, MSc
Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM
63
Review
Korporasi
Dorong Efisiensi Kelistrikan Menawarkan berbagai macam produk, solusi dan layanan untuk distribusi listrik dan control panel, di berbagai sektor industri, utilities, dan residences. Apa keunggulan manufaktur listrik asal negeri mahabarata ini? DEDDY HASSAN
P
erusahaan kelistrikan asal India mulai merambah pasar Indonesia beberapa tahun lalu, melalui berbagai produk dengan keunggulan tersendiri, seperti ramah lingkungan, harga yang kompetitif dan hemat energi. Menempati kantor pusat di Mumbai, L&T memproduksi switchgear dengan standar kelas dunia. Selain itu dipasarkan juga berbagai peralatan listrik seperti, MCB (miniature circuit breaker), RCCB (residual current circuit breaker), RCBO – RCCB dengan Over Current Protection, Elecronic RCBO in one Module, Isolators, dan Distribution Boards.
Apurba Ghosh (kanan) dan Prateek Puri, pimpinan L & T di Indonesia.
64
Demikian diungkapkan Apurba Ghosh, Senior Deputy General Manager International Sales Electrical Standard Products, didampingi Prateek Puri, Business Development Manager Electrical Standard Product Indonesia, beberapa waktu lalu saat wawancara dengan Listrik Indonesia di kawasan Karawaci. Lebih jauh Apurba menyatakan, gema pembangunan mega proyek 35.000 MW yang digagas pemerintah Indonesia untuk memperkuat infrastruktur kelistrikan menarik minat L&T untuk berperan aktif terlibat dalam proyek prestisius ini.
Larsen and Toubro dalam bisnisnya, menawarkan berbagai produk listrik & otomatisasi dengan berbagai keunggulan dibanding produk sejenis dari perusahan elektik lain. Menurut Apurba, kelebihan produknya didukung oleh kualitas purna jual bagi pelanggan setianya. Selain itu, Larsen & Toubro Electrical & Automation beroperasi di seluruh dunia, melalui fasilitas dan kantor penjualannya. “L&T melalui jaringan pusat pelatihan yang ada hampir ada di semua negara melakukan alih teknologi untuk keahli an generasi yang akan datang. Jadi kami bukan hanya sekadar memikirkan sisi profit saja, tetapi memikirkan bagaimana memberikan nilai tambah bagi negara lain di mana bisnis kami dijalankan,” jelas Apurba. Hal ini dibuktikan oleh salah satu anak perusahaan switchgear tegangan menengah (MV) L&T Switchgear Tamco (Malaysia), di mana pada 2014 telah menerima penghargaan dari konsultan terkemuka Frost & Sullivan sebagai perusahaan yang memiliki keunggulan dalam segmen bisnisnya, dan terkenal karena upayanya untuk meningkatkan industri secara keseluruhan. Tamco telah Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Korporasi Review
menempatkan dirinya sebagai pemimpin penjualan MV switchgear di Malaysia dan merupakan salah pemain teratas di Asia Tenggara. Dalam pengembangan bisnisnya Larsen & Toubro akan melakukan ekspansi untuk menjadi pusat dari bisnis listrik dan otomatisasi, yang salah satunya satunya adalah bisnis produk dari rekayasa besar untuk bisnis listrik dan otomatisasi. Data yang dirilis dari situs L&T menunjukan bisnis listrik dan otomatisasi memberikan kontribusi 5% untuk L & T. Bisnis listrik dan otomatisasi dilaporkan memberikan margin laba usaha sebesar 16% pada kuartal terakhir. Dalam pengembangan bisnisnya L&T fokus memproduksi dan menjual produkproduk switchgear tegangan rendah dan menengah , sistem listrik, meter energi dan solusi otomatisasi. Terutama untuk memenuhi pasar industri, utilitas, bangun an dan rumah, segmen infrastruktur dan pertanian, di mana L & T juga memiliki keahlian mengembangkan produk inovasi. “Saat ini ada 600 produk inovasi hasil pengembangan para engineer muda L&T dari berbagai negara yang akan dirilis untuk segera dipasarkan secara massal. Ke lebihan produk kami adalah selalu meng utamakan efisiensi energi,” tambah Apurba. Strategi bisnis LT terus berkibar menembus pasar dengan memasarkan berbagai produk pompa bensin otomatis dan merambah ke bisnis semen. Sementara itu, Prateek Puri, Business Development Manager Electrical Standard Product Indonesia mengungkapkan, untuk dapat terlibat dalam penyediaan infra struktur ketenagalistrikan di Indonesia L& T akan memperkenalkan produk elektrik. Saat ini perusahaan electric asal India Larsen and Toubro E & A terus merambah www.listrikindonesia.com
dunia, hal ini dibuktukan dengan memiliki delapan fasilitas manufaktur di Timur Tengah, Eropa, Asia dan Pasifik, selain enam fasilitas di India. Dia menambahkan bahwa L & T telah jauh lebih awal menorehkan rencana pertumbuhan melalui akuisisi yang ditujukan untuk produk tegangan menengah dan segmen residential. "Akuisisi Tamco switchgear pada tahun 2007 telah menempatkan kami pada jalur pertumbuhan yang tinggi," kata Apurba. Sebagian besar dari bisnis internasio nal perusahaan dibangun melalui akuisisi strategis yang dilakukan di tujuh tahun terakhir. "Bisnis kami di kawasan Timur Tengah sahamnya dimiliki 100 persen oleh L&T Electical & Automation FZE di Jebel Ali, Dubai, dan joint venture dengan Kanoo Grup di KSA," katanya. L&T tidak masuk ke pasar Amerika karena adanya standar produk yang sangat berbeda di sana, tetapi untuk pasar Eropa sama dengan India ,sangat sadar kualitas produk dan merek. Selama empat tahun terakhir L & T telah melakukan ekspansi ke negara-negara Asia Tenggara, usaha berikutnya akan berada di Afrika Timur dan Afrika Barat. "Kenya, Nigeria dan Tanzania tiga negara kita melihat," tambahnya. Selain di Indonesia, overseas offices of L&T dan subsidiary-nya juga tersebar di Australia, Jerman, Italia, Jepang, Kuwait, Malaysia, Oman, Qatar, Rusia, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat. “Inilah bukti, bahwa produk Larsen & Toubro sudah diakui oleh dunia, baik secara kualitas maupun manfaatnya bagi kemajuan dunia ketenagalistrikan,” pungkas Apurba Ghosh menutup interview dengan Listrik Indonesia. n
Saat ini ada 600 produk inovasi hasil pengembangan para engineer muda L&T dari berbagai negara yang akan dirilis untuk segera dipasarkan secara massal. Kelebihan produk L&T adalah selalu mengutamakan efisiensi energi.
65
Review
Inovasi
Transteknologi
Benderang Aplikasi Pemanfaatan energi Matahari semakin gencar didayagunakan. Tahun ini, pemerintah membuka akses bagi masyarakat yang mengaplikasikan tenaga surya (PLTS) bisa menjual langsung listriknya kepada PLN. Lantas bagaimana perkembangan teknologinya? Nurul Aldha
S
ebagai negara tropis dengan panjang hari terang mencapai 12 jam, pemanfaatan tenaga surya di Tanah Air tentu merupakan satu potensi yang menjanjikan. Apalagi wilayah yang berupa kepulauan dengan bentang geografis dan kendala infrastruktur yang beragam sebenarnya masih jadi tantangan tersendiri bila membangun sistem pembangkit atau
66
Surya
transmisi yang harus interkoneksi seperti yang banyak diterapkan selama ini. Selain sumber energi mudah didapat, tenaga surya pun rendah resiko pemanfaatannya karena proses konversi energi berlangsung di satu tempat dengan sistem yang sederhana. Diperkirakan tingkat lossing energy-nya hanya sekitar 7—8%. Program pemerintah tahun ini yang memberikan peluang bagi masyarakat untuk menjual listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) milik rumah tangga tentu merupakan kesempatan bagi masyarakat dalam berkontribusi menyediakan pasokan listrik nasional. Apalagi, bila meninjau angka konsumsi listrik rumah tangga yang mencapai 41% dari total pasokan listrik nasional
yang disediakan PLN. Tentunya ada kebijakan itu nantinya akan mengurangi angka tanggungan PLN dalam memasok daya lsitrik. Sayangnya, harga peranti PLTS yang cukup tinggi menjadi alasan utama bagi masyarakat enggan tertarik menerapkan teknologi ramah lingkungan itu. Saat ini harga untuk kapasitas 4000 watt mencapai USD37.500 atau setara Rp506 juta dengan harga dolar setara Rp13.500. “Sejauh ini permintaan PLTS yang dikerjakan masih sebatas prototype untuk bantuan pemerintah, swasta dalam rangka csr, ataupun penerangan jalan umum, belum banyak masyarakat yang merasa perlu menggunakan membangun PLTSnya sendiri,” ujar Dedy Haryadi, Senior Account Manager dari PT Solarens Ledindo. Namun demikian, investasi penggunaan PLTS memiliki jaminan usia pakai alat selama 15—20 tahun. Selain itu, penggunaan PLTS nyaris tanpa biaya operasional yang berarti. Payback periode diperkirakan tercapai dalam jangka waktu 6 tahun. Menurut Deddy, sebenarnya yang membuat harga sel surya mahal adalah penggunaan baterai. “Harga baterainya hampir setengah dari harga total produk,” ujarnya. Bila menggunakan sistem tanpa baterai atau (on grid) berarti bisa diperkirakan harga mencapai Rp250 juta-an. Sedangkan menurut Syafrie Syarief direktur Isolar-1 salah satu produsen modul surya, pihaknya menilai mahalnya harga peranti itu disebabkan masih bergantungnya produksi kita terhadap impor material dari luar negeri. “Setahu saya belum ada pabrik sel surya yang diba Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Inovasi Review ngun di Tanah Air,” ujar lulusan Universitas Kyhusu Jepang itu. Sekalipun demikian, Syarief menuturkan bahwa gejolak industri modul surya di Tanah Air akan semakin menggeliat. Tak hanya modul surya, industri yang sifatnya retail pun mulai marak seiring gencarnya sosialisasi kesadaran cara hidup hijau.
Teknologi Terkait perkembangan teknologi, sel surya bertransformasi terus menserus sejak pertama kali ia dipatenkan oleh Alexandre – Edmund Becquerel di tahun 1839. Tiga kategori industri yang dikembangkan yaitu ingot (material dasar), sel, dan modul. Di tanah air bentuk komersil yang diperjual belikan seluruhnya masih berupa modul. Menurut Syafri hal tersebut kembali dikarenakan masih terbatasnya material yang ada di Tanah Air. “Teknologi tidak terlalu tinggi, tapi material,” ujar Syafri. Teknologi yang banyak dipilih produsen modul surya adalah yang menggunakan silika kristal. Bahkan, di tanah air menurut Syafri hampir 80% produsen solar sel menggunakan silika kristal sebagai material dasar produksi teknologi solar selnya. Selain silika kristal ada pula
teknologi thin film dan organic. Thin film merupakan satu trobosan yang akrab di sebut generasi kedua dalam industri solar sel. Efisiensi tertinggi saat ini yang bisa dihasilkan oleh jenis solar sel lapisan tipis ini adalah sebesar 19,5%. Keunggulannya adalah teknologi ini lebih lentur karena berupa lapisan tipis berbahan semikonduktor. Sayangnya, banyak produsen thin film menggunakan cadmium sebagai bahan substrat semikonduktor yang dinilai berbahaya dan tidak ramah lingkungan. Terakhir, generasi sel surya ketiga akrab disebut organic. Teknik ini ditemukan oleh Profesor Graetzel pada tahun 1991. Tipe ini masih belum banyak digunakan karena masih dianggap tidak cukup efisien. Pilihan sel pun ada dua macam ada yang monokristal atau polykristal. Dari tekstur, kita dapat dibedakan bila mono kristral cenderung seragam warna serta penampilannya, sebaliknya polikristal memiliki tekstur bercak. Secara kualitas, efisiensi monokristal lebih efisien dengan angka efisiensi 15—16%. Sedangkan, polikristal lebih rendah yaitu 14—15%. Namun, untuk negara seperti Indonesia dengan kekuatan radiasi matahari lebih dari 6 jam, polikristal pun memadai untuk menyimpan energi yang ada. Baik Deddy maupun Syafri sepakat bahwa teknologi bukanlah hambatan untuk menginvasi teknologi sel surya ditanah air. Kunci utamanya adalah
Sebenarnya yang membuat harga sel surya mahal adalah penggunaan baterai yang hampir setengah dari harga total produk. Bila menggunakan sistem tanpa baterai atau (on grid) berarti bisa diperkirakan harga mencapai Rp250 jutaan.
www.listrikindonesia.com
dukungan pemerintah. Dukungan itu sangat dibutuhkan baik untuk mendorong masyarakat mau berinvestasi listrik dengan tenaga surya ataupun mendorong penerapan aplikasi surya diberagam sektor. Keduanya menuturkan bahwa penerapan tenaga surya di Eropa yang hanya disinari kurang lebih 6 jam bisa dijadikan contoh. Masyarakat Eropa berlomba-lomba untuk bisa menggunakan matahari sebagai andalan energinya, rumah-rumah di sana sudah banyak yang menerapkan. “Bahkan, operator kelistrikan di Jerman menerapkan kebijakan harga dua kali lebih tinggi dari harga listrik yang ada bagi masyarakat yang bisa menjual pasokan listriknya ke operator,” ujar Syafri. Semua ini membutuhkan kebijakan yang terpimpin untuk merancang action plan, bukan sekedar target semata,” tambahnya lagi.
Invasi ke Surya Penerapan surya sebagai sumber bahan baku energy di tanah air kian berkembang, tak hanya dalam bentuk sistem pembangkit listrik. Sudah beragam penggunaan nya dalam instrument rumah tangga seperti lampu, radio, pompa, power bank dan lainnya dalam beragam bentuk dan umumnya bersifat portable. Salah satu produsen lampu portable tenaga surya seperti PT Schneider mengungkapkan bahwa “Peluncuran lampu tenaga surya (Mobiya) adalah salah satu bentuk upaya Schneider Electric untuk mendorong dan mensosialisasikan penggunaan tenaga surya di level residensial maupun komersial,” ujar Mateus Bernath, Vice President Partner Retail Business, Schneider Electric Indonesia. Menggunakan tenaga surya adalah solusi bagi masyarakat untuk mewujudkan konsep green living. Selain menghemat penggunaan dan biaya listrik, lewat Mobiya masyarakat juga bisa berkontribusi dalam mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari penggunaan listrik. Hal ini tentu menjadi telaah bagi semua stakeholder kelistrikan bahwa semakin berkembangnya pemanfaatan tenaga surya di beragam lini, itu berarti tentu sudah saatnya bagi Indonesia kini mengoptimalkan potensi surya sebagai sumber bahan baku energi.
67
Review Sorot
Hari Listrik
Milik Siapa? Sebagai bentuk dukungan terkait Hari Listrik Nasional ke-70, majalah Listrik Indonesia bersinergi dengan Kementerian ESDM, Dirjen Ketenagalistrikan, PLN, DEN, APEI, dan AKLI menghelat Pameran Kelistrikan Indonesia 2015 di Grand City Surabaya. ď‚„ DEDDY HASSAN
68
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Sorot Review
S
ejatinya Hari Listrik Nasional (HLN) yang selalu diperingati setiap 27 Oktober pada setiap tahunnya adalah milik semua masyarakat. Dalam pelaksanaanya tidak boleh ada asosiasi manapun yang menyatakan bahwa HLN adalah miliknya, ini adalah milik mereka. Mengapa demikian? Sebagaimana diketahui bahwa masyarakat yang telah memberikan kontribusi dalam upaya mempromosikan kemajuan pembangunan kelistrikan yang dilakukan oleh PLN tentunya punya hak untuk ikut andil melakukan kegiatan dalam menyemarakkan HLN. Peran media di era keterbukaan seperti sekarang ini tentunya sangat vital dalam menginformasikan hal-hal yang positif dan konstruktif dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang digaungkan oleh pemerintah. Salah satunya adalah program percepatan pembangunan 35 GW yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi di mana oleh Listrik Indonesia (LI) secara konsisten terus dipublikasikan dan disosialisasikan agar diketahui oleh masyarakat luas. Hal ini dibuktikan dengan tulisan yang diangkat dalam fokus utama di tiga edisi secara berturut-turut tentang bagaimana penting nya program 35.000 MW untuk membawa Indonesia mensejajarkan bidang ekonominya dengan negara-negara maju lainnya. Ada alasan tersendiri mengapa hal ini dilakukan. Sebagai media yang menjalankan misi edukasi kelistrikan kepada masyarakat scara luas, Listrik Indonesia ingin menunjukan loyalitas kepada stakeholder kelistrikan. Program pengembangan ketenagalistrikan adalah hal yang sangat penting untuk terus didukung oleh masyarakat sejak rencana sampai pencapaian pembangungan sesuai yang ditargetkan. Sebagai media partner PT. PLN, LI telah melakukan banyak hal dalam menyuarakan program-program BUMN listrik plat merah ini secara positif, baik secara tulisana maupun ekshibision yang rutin digelar sejak tahun 2010 hingga 2015 atau enam kali berturut-turut dengan mengambil tajuk ”Pameran Kelistrikan Indonesia”. Bahkan untuk Pameran Kelistrikan
www.listrikindonesia.com
Dalam pameran ini, peran penting PLN dan kiprah mitranya digambarkan secara gamblang, sehingga menjadi sarana edukasi efektif bagi masyarakat.
Indonesia 2015, sebagai bentuk dukungan terkait Hari Listrik Nasional ke-70, Listrik Indonesia bersinergi dengan Kementerian ESDM, Dirjen Ketenagalistrikan, PLN, DEN, dan AKLI menyajikan tema ”Konsolidasi Nasional Mewujudkan Pembangunan Pembangkit Listrik 35.000 MW” Dalam pameran ini, peran penting PLN dan kiprah mitranya digambarkan secara gamblang, sehingga menjadi sarana edukasi efektif bagi masyarakat untuk mengetahui secara terang benderang kinerja yang telah dilakukan oleh mereka dalam menerangi Indonesia. Walaupun dalam perjalannanya LI sering mendapat masukan untuk mengktritisi kebijakan pemangku kepentingan terkait proyek kelistrikan, tetapi kami tetap konsisten untuk tetap on the track dalam menyuarakan hal positif dari kinerja PLN. Hanya satu keinginan LI, program kelistrikan dapat terealisasikan dengan baik sehingga semua masyarakat di pelosok Indonesia merasakan kerlipan lampu dirumahnya masing-masing. Semoga dalam usianya yang menginjak 70 ini, PLN dapat menerangi 100 persen Indonesia dan dicintai oleh masyarakat pelanggannya. Bravo Hari Listrik Nasional!
69
Review Mereka Bicara
HARAPAN 70
th
HARI LISTRIK NASIONAL
H
ari Listrik Nasional (HLN) diperingati setiap 27 Oktober. Dalam 70 tahun HLN ini tentu sudah banyak kemajuan yang dicapai PLN di bidang ketenagalistrikan. Tetapi harus diakui, saat ini masih ada beberapa pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Terutama, terkait dengan peningkatan rasio elektrifikasi yang saat ini baru mencapai 86,2 persen. Artinya masih ada 40 juta masyarakat rumah tangga atau 15% dari jumlah penduduk Indonesia yang belum menikmati sambungan listrik. Pemerintah memang mencanangkan program 35.000 MW dengan target akan selesai pada tahun 2019, sehingga nantinya listrik akan dinikmati oleh masyarakat sampai pulau terluar. Bagaimana harapan masyarakat menyikapi kondisi kelistrikan di usia PLN yang akan memasuki 70 tahun? Berikut petikan komentar yang kami himpun dari berbagai kalangan. Salam,
   Dr. H. Kurtubi
Irwadhi Marzuki
l
Komisi VII DPR RI
Konsumsi Listrik Terendah di Dunia
K
Ir. Jarman Msc
l
Dirjen Ketenagalistrikan
Membuka Jendela Dunia
T
erkait dengan Hari Listrik Nasional ke-70, Dirjen Ketenagalistrikan, Jarman mengungkapkan harapannya bagaimana listrik dapat dinikmati oleh semua rumah tangga. Bahwa Listrik itu suatu infrastruktur yang dibutuhkan masyarakat dan merupakan kebutuhan dasar. Masyarakat tidak akan maju kalau tidak ada listrik, karena dengan adanya listrik masyarakat dapat membuka internet, menonton televisi,sehingga akan mudah mengaksest informasi. Dengan demikian maka dapat membuka jendela dunia. Diharapkan tahun 2020 itu 99 persen masyarakat di seluruh Indonesia sudah menikmati listrik. Seperti diketahui sampai Juni tahun ini RE sudah 86,2 persen, targetnya tahun 2019 mencapai 97 % dan tahun 2020 rasio elektrifikasimencapai RE 99 %. Dengan cara seperti ini masyarakat sudah mendapatkan listrik. Agar masyarakat dapat menikmati kebutuhan dasar ini, sebagai regulator pihaknya akan berupaya mewujudkan mimpi ini, sehingga listrik dapat menjangkau seluruh wilayah Tanah Air. ď Ž (DH)
70
eprihatinan terhadap kondisi listrik nasional diusianya yang hampir memasuki 9 dasawarsa dikemukan oleh anggota komisi VII DPR RI fraksi Nasdem ini. Menurut dia, kondisi listrik nasional sudah banyak kemajuan tetapi jauh dari apa yang kita harapkan. Dimana tolok ukurnya ada 3 indikator. Indikator yang paling umum seperti elektrifikasi rasio secara nasional masih 85 persen ini artinya ada 15 % penduduk atau 40 juta rumah tangga yang belum tersambung listrik. Indikator kedua yang sering saya sampaikan juga yaitu konsumsi listrik per kapita yang saat ini Indonesia adalah salah satu yang terendah di dunia. Untuk negara tetangga gambarannya ,kita komsumsi listrik per kepala hanya 1/5 (seperlima) konsumsi listrik per kapitanya Malaysia. Kira-kita 1/2 dari konsumsi perkapita listriknya Vietnam . Indikator ketiga adalah sering byar-pet nya pasokan kepada 85 persen penduduk yang sudah tersambung listriknya . Secara konkret anggota komisi energi DPR ini menggambarkan bagimana kondisi kelistrikan di daerah pemilihannya NTB (Lombok) dimana dalam satu minggu terjadi 3 kali pemadaman. ď Ž (DH) Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Bowo/LISTRIK I
INDONESIA
Mereka Bicara Review
Ir. Sumanggar Milton Pakpahan, MM l
Dewan Komisaris PLN
Momentum Perubahan Bagi PLN
P
ada 27 Oktober 2015 ini, PLN akan memasuki usianya yang ke-70. Ini adalah moment yang sangat berharga buat PLN di usianya yang sudah matang. Dimana pada saat yang bersamaan ditandai dengan suatu lompatan besar bagi PLN dengan pemerintah mencanangkan satu program melaksanakan proyek besar pembangunan pembangkit 35.000 MW dalam waktu 5 tahun , jika sesuai target maka program ini akan menentukan perjalanan bangsa Indonesia untuk tahapan 5 tahun kedepan berikutnya. Kita akan melakukan pembenahan, terutama bagi PLN sendiri sekarang harus berada pada posisi bukan lagi sebagai pemegang tunggal izin usaha kelistrikan. Dimana dengan mengelola 58 juta mega waat ada sebagian saham milik swasta yang berpartisipasi sebagai IPP. Sementara itu, transmisi dan distribusi masih domain PLN sebagai perwakilan pemerintah. Listrik adalah prioritas dasar nomor satu, tanpa listrik kehidupan dunia modern ini tidak akan berjalan dengan baik dan kita akan lemah dalam persaingan global. Mewujudkan 35 GW merupak momentum bagi PLN untuk tinggal landas, jadi pembangunan mega proyek pembanagkit ini menjadi dasar kita menentukan kemana arah PLN nanti. (DH)
Nadia Cia
l
Ricky Aditya Krisnawan
l
Pengusaha IPP
Benahi Regulasi
70
tahun hari Listrik Nasional, saya lihat PLN sudah memberi kontribusi besar bagi kelistrikan di tanah air. Hanya saja ada beberapa hal yang memang masih perlu dibenahi. Misalnya sebagai perusahaan IPP, kami bangun mini hydro. Selama ini masih ada kendala dan masih banyak yang harus dibenahi. Saat ini tarif di mini hydro sudah cukup bagus. Cuma ada beberapa kendala, misalnya di perbankan. Regulasi mungkin perlu dibenahi. Tentu, investor akan makin mudah masuk ke Indonesia apabila regulasinya baik. (EP)
Tamia Eka Pradieta
l
Karyawan Swasta
Tingkatkan Pelayanan
P
LN seharusnya semakin baik di usia kelistrikan nasional yang ke-70. Kenapa? Karena memang banyak hal di kelistrikan nasional yang harus dibenahi. Misalnya bagaimana agar pembelian pulsa prabayar semakin dipermudah. PLN bisa saja makin memperluas jaringan dengan bekerjasama dengan banyak pihak. Selain itu, PLN juga harus makin bagus pelayanan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat yang ingin menambah listrik di rumah atau perkantoran misalnya, akan dilayani dengan cepat. Semoga kelistrikan Indonesia di masa depan semakin maju. EP)
Executive Secretary
Listrik Belum Merata
M
emang Kelistrikan Nasional sudah berusia 70 tahun. Tentu usia yang bisa dibilang sudah sangat matang. Namun sangat disayangkan, kelistrikannya belum merata. Buktinya, bila kita berkunjung ke daerah-daerah, kita bisa menyaksikan sendiri bagaimana sulitnya listrik di daerah. Listriknya byar pet alias sebentar hidup, sebentar kemudian sudah padam lagi. Tentu kita semua berharap, PLN khususnya dapat memperbaiki keadaan ini sehingga kelistrikan makin merata. (EP)
www.listrikindonesia.com
71
Opini
Pengembangan Energi Terbarukan:
Jangan Sekadar Proyek Presiden Jokowi mencanangkan kebijakan untuk mengembangkan energi terbarukan (ETB). Kementerian ESDM akan menyiapkan dana Rp 1 triliun di tahun 2015 untuk membangun pembangkit tenaga surya, tenaga mikro hidro, biomass hingga angin. Angin segar buat energi terbarukan?
B Yadi Supriadi Legino Chairman STT-PLN /Mantan Direktur SDM PT PLN (Persero) 2008-2009
72
erita baik ini seharusnya merupakan angin segar bagi mereka yang sadar bahwa cadangan energi fosil yang semakin menipis. Namun tetap saja ada kekhawatiran bahwa isu ETB akan menjadi sekedar retorika proyek bukan merupakan pengembangan yang berkelanjutan. Sebagai contoh, pembangkit listrik mikrohidro yang sempat menjadi primadona tapi dalam pelaksanaanya banyak yang tidak bisa diselesaikan oleh para pengembang karena permasalahan izin dan lemahnya studi kelayakan yang mereka buat. Namun tulisan ini hanya akan membahas salah satu jenis ETB yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari tipe photovoltaic (PV), karena tipe inilah yang paling banyak digunakan di dunia. Sejak 2010, tambahan kapasitas PV yang terpasang melonjak pesat seiring dengan semakin murahnya harga komponen-komponen PLTS, dan sejak 2013 setiap hari rata-rata bertambah 100 MW PLTS sehingga total kapasitas terpasang di awal 2014 mencapai 150 ribu MW. PLTS juga merupakan jenis ETB yang sumbernya tersedia sepanjang dan dapat dibangun dengan mudah dalam hitungan bulan sehingga cocok untuk mengatasi krisis listrik yang saat ini terjadi di beberapa daerah. Namun ironinya, perkembangan PLTS di Indonesia yang mataharinya tersedia sepanjang tahun jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara di benua Eropa dan Amerika yang mengalami musim dingin. Hal ini terjadi karena pemahaman mengenai PLTS yang tidak utuh sehingga informasi yang sampai kepada pengambil
keputusan keliru. Bagaimana PLTS bisa berkembang bila petinggi PLN sempat mengatakan bahwa iklim tropis Indonesia tidak cocok untuk pengembangan PLTS ? (Media News PJB, 27/10/2014)
Benarkah PLTS Tidak Cocok Untuk Indonesia? Potensi energi matahari di suatu lokasi yang disebut iradiasi matahari dinyatakan dalam jumlah energi per meter persegi dalam setahun (kWH/m2/tahun). Data dari Metronorm dan Renac menunjukkan bahwa angka iradiasi di Indonesia bervariasi dari kisaran terendah sekitar 1400 sampai yang tertinggi sekitar 2200, suatu potensi yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan Jerman yang memiliki kisaran iradiasi antara 900 sampai 1200. Jadi anggapan bahwa PLTS mahal dan tidak cocok dengan kondisi Indonesia sudah tidak berlaku lagi dan pemerintah termasuk PT PLN (Persero) harus segera menyesuaikan kebijakan dan memperbesar porsi PLTS pada bauran energi nasional. Hampir semua negara termasuk negaranegara Arab yang kaya minyak berlombalomba memanfaatkan energi matahari ini bahkan hampir 20 negara telah membangun PV dengan skala >1 GW, namun tidak demikian dengan Indonesia. Selain adanya persepsi yang keliru , kemungkinan lain yang menyebabkan pemerintah kurang bergairah untuk mengembangkan PLTS adalah kenyataan banyaknya PLTS yang tidak berfungsi dengan baik bahkan sudah rusak walaupun Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Opini
usianya masih di bawah 5 tahun dari usia seharusnya lebih dari 20 tahun. Hal itu menimbulkan persepsi bahwa PLTS tidak andal padahal kegagalan tersebut secara teknis disebabkan karena pemasangan dan pengoperasian yang tidak professional. Kemungkinan besar banyak PLTS dibangun untuk mengejar target pencapaian proyek sehingga aspek perencanaan dan disain enjinering kurang matang. Faktor penghambat lainnya adalah kurangnya sumberdaya manusia yang punya pengetahuan dan pengalaman dalam membangun PLTS mengakibatkan buruknya kualitas barang dan lemahnya pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan.Padahal kualitas dan disain yang prima merupakan prasyarat utama agar kinerja PLTS dapat menghasilkan energi listrik secara maksimal. Pembangunan PLTS berbasis proyek ini juga menimbulkan masalah lain yaitu terabaikannya aspek operasi dan pemeliharaan (O&M) karena begitu proyek selesai biasanya diserahkan kepada pihak pemerintah daerah yang hampir dipastikan tidak mempersiapkan tenaga teknik dan operator PLTS. Disamping itu ada masalah non-teknik yaitu lemahnya koordinasi antarinstansi dan adanya regulasi khusus mengenai PLTS yang justru menghambat perkembangan PLTS di Indonesia. Seyogyanya, pembangunan pembangkit tenaga listrik baik itu tenaga air,uap, dan gas diserahkan kepada perusahaan yang mengelola listrik baik PLN maupun perusahaan listrik swasta yang memiliki sumberdaya, kompetensi teknik, serta pengalaman yang memadai untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Tetapi banyak proyek-proyek PLTS di Indonesia yang prosesnya dilakukan langsung oleh departemen pemerintahan yang sebenarnya berperan sebagai regulator yang tidak memiliki cukup sumberdaya manusia dan kompetensi yang diperlukan untuk pelaksanaan manajemen proyek.
Mempercepat perkembangan PLTS Pemerintah dan PLN harus segera menyesuaikan peraturan dan kebijakan mengenai PLTS seiring dengan perubah an paradigma PLTS di dunia yang di www.listrikindonesia.com
sebabkan oleh turun drastisnya harga PLTS. Salah satu kebijakan yang harus ditinjau kembali adalah peraturan menteri ESDM sesuai lampiran Kep. Dirjen EBTKE No.979.K/29/DJE/2013 yang tujuannya mengajak partisipasi swasta dengan model IPP (Independent Power Producer), pada kenyataannya justru membatasi perkembangan PLTS tersebut. Pasalnya Permen tersebut justru membatasi kapasitas PLTS yang akan dibangun tersebut dengan kuota hanya sebesar total 130 MW dan prosesnya harus melalui tender. Salah satu kemungkinan mengapa pemerintah dan PLN membatasi PLTS dengan kuota adalah harga jual PLTS kepada PLN yang lebih tinggi dari biaya pokok produksi PLN tapi anehnya PLN masih menyewa ribuan MW PLTD yang lebih mahal tanpa kuota. Namun ada penjelasan dari pejabat PLN bahwa selisih rugi karena PLTD diganti dengan subsidi, tapi Departemen Keuangan tidak mau mensubsidi selisih rugi karena PLTS tersebut. Lebih memprihatinkan lagi, belum ada satupun PLTS IPP kuota tersebut yang sudah menghasilkan listrik sehingga salah satu keunggulan PLTS yaitu masa pembangunannya yang cepat menjadi sirna karena peraturan yang kita buat sendiri. n (DH)
Data dari Metronorm dan Renac menunjukkan bahwa angka iradiasi di Indonesia bervariasi dari kisaran terendah sekitar 1400 sampai yang tertinggi sekitar 2200, suatu potensi yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan Jerman yang memiliki kisaran iradiasi antara 900 sampai 1200.
73
Opini
Hakteknas dan Kebangkitan Iptek Indonesia
D
Oleh:
Anto Mohsin, PhD Dosen Kajian Sains dan Teknologi Fakultas Liberal Arts Northwestern University, Qatar
Tujuh hari sebelum Republik Indonesia merayakan HUT-nya yang kelimapuluh di tahun 1995, prototipe pesawat terbang berbaling-baling buatan IPTN N-250 melakukan terbang perdananya dengan sukses.
74
ua organisasi keteknikan nasional Perhimpunan Ahli Teknik Indonesia (PATI) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) lantas mengusulkan ke pemerintah supaya tanggal uji coba pesawat tersebut ditentukan sebagai Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas). Presiden Soeharto kemudian menerbitkan Keppres No. 71 bulan Oktober 1995 untuk mengesahkannya. Dua puluh tahun sesudah penerbang an Gatotkaca, bagaimana kondisi ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia saat ini? Kalau kita mengambil kelistrikan nasional sebagai tolak ukur, di akhir Maret 1995, PLN melaporkan 57,74 persen desa yang sudah terlistriki. Di akhir tahun 2014, BPS mencatat bahwa desa yang sudah dapat listrik 84,6 persen. Ini berarti 15,4 persen atau sekitar 12 ribu desa di Indonesia belum berlistrik. Walau persentasenya naik, masih banyak kantong-kantong gelap di Nusantara. Tentu saja jumlah desa berlistrik bukan tolak ukur satu-satunya (atau bahkan yang memadai) untuk menilai perkembangan teknologi di Indonesia. Kehadiran listrik di suatu daerah belum tentu berarti daerah tersebut lantas akan menjadi makmur. Ketersediaan infrastruktur lainnya seperti pendidikan dan transportasipenting untuk mendorong pertumbuhan daerah tersebut. Sayangnya selain kelistrikan pencapai an teknologi di bidang lainnya juga tidak banyak yang bisa dibanggakan. Ketika Indonesia dihantam krisis moneter, produksi N-250 dihentikan dan sampai sekarang PT Dirgantara Indonesia belum membuatnya kembali. Satelit komunikasi Palapa masih merupakan buatan perusahaan luar negeri. Jangankan untuk meluncurkannya untuk membuatnya sendiri pun kita masih belum mampu. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, industri perkapalan kita belum mampu memasok kebutuhan nasional. Kita masih membeli banyak kapal laut angkut penumpang dan militer dari luar.
Bahkan untuk menggantikan kapal layar latih Dewaruci pun kita memesannya dari suatu perusahaan galangan kapal di Spanyol. Barang-barang yang kita ekspor masih dido minasi oleh hasil bumi mentah, yang walau jumlahnya besar nilai tambahnya kecil. Memang di era SBY program modernisasi alutsista TNI sempat menaikkan pamor PT Pindad yang berhasil membuat produk unggulan seperti panser Anoa. Tapi di sektor-sektor lain seperti transportasi, energi, dan telekomunikasi kita lebih banyak membeli, mengimpor, atau merakit produkproduk buatan luar ketimbang mengembangkan dan memproduksinya sendiri. Prestasi Indonesia di bidang teknologi kurang lebih tercermin oleh indeks pencapaian teknologi (Technology Achievement Index) Program Pembangunan PBB (UNDP). Indeks ini dikembangkan untuk mengukur hasil karya-karya dan pemakaian teknologi suatu negara, terutama untuk pembangunan manusianya. Di tahun 2013, indeks pencapaian teknologi Indonesia (yang diukur antara lain berdasarkan jumlah hak paten, lisensi, dan royalti per kapita; pengguna internet; jumlah telepon dan listrik terpasang; dan tingkat keahlian dan keterampilan warga negara) berada di peringkat ke-60 dari 72 negara. Di bidang sains kita juga tidak menggema di dunia. Jumlah artikel-artikel ilmiah di jurnal-jurnal iptek prestisius yang ditulis oleh orang Indonesia atau oleh ilmuwan yang tinggal di Indonesia mungkin bisa dihitung dengan jari per tahunnya. Untuk bidang yang ramai jumlah penelitinya pun seperti ilmu politik, karya para ilmuwan kita tidak banyak diketahui ilmuwan-ilmuwan luar karena kebanyakan ditulis dalam Bahasa Indonesia. Kenapa kondisi iptek Indonesia setelah 20 tahun "bangkit" tetap terpuruk? Salah satu masalah utamanya adalah karena tradisi ilmiah bangsa Indonesia rendah. Kita memang punya banyak doktor di beragam ilmu pengetahuan, tetapi hasil karya ilmiah mereka di kancah ilmu pengetahuan dunia minim. Kebanyakan lulusan Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Opini S3 ini terserap bekerja menjadi birokrat yang disibukkan oleh banyak tugas nonilmiah baik di lembaga pemerintah maupun non-pemerintah. Sehingga produksi karya ilmiah mereka biasanya berhenti di disertasi yang dihasilkan. Jumlah perguruan tinggi Indonesia cukup banyak, tetapi strukturnya yang condong kaku dan tertutup kurang mampu mencetak sarjana-sarjana yang cakap memproduksi ilmu pengetahuanilmu pengetahuan yang baru. Bagaimana caranya supaya bangsa Indonesia benar-benar dapat bangkit dari tidurnya dan mengembangkan tradisi ilmiah yang baik untuk menghasilkan produk-produk intelektual yang handal? Menelaah dari karya-karya sejarah sains dan teknologi serta pengalaman pribadi saya tinggal, kuliah dan bekerja selama dua puluh tahun lebih di Amerika Serikat, ada tiga cara yang bisa kita terapkan. Pertama, menanamkan dan memupuk budaya rasa ingin tahu masyarakat sejak kecil. Biasanya anak-anak balita dan usia sekolah rasa ingin tahunya sangat besar. Mereka banyak bertanya selagi mengenal dunia sekelilingnya. Banyak studi pendidikan awal anak menyarankan supaya rasa ingin tahu ini jangan diredam tapi justru harus didorong sehingga ketika mereka tumbuh besar memiliki keinginan kuat untuk menelusuri banyak hal. Di sini peran orang tua serta guru pra-TK, TK, dan Sekolah Dasar amat sangat penting. Ada banyak cara melakukan ini. Di antaranya memperkenalkan mereka pada buku-buku, alam sekeliling, dan beragam museum. Pada saat yang bersamaan mereka juga perlu dilatih mengekspresikan apa saja yang mereka telah pelajari dengan cara menuliskannya dalam bentuk karangan. Setiap anak punya ketertarikannya sendiri sehingga satu topik tertentu (contohnya samudra) bisa ditelaah dan ditulis dalam berbagai perspektif menarik. Kedua, menumbuhkankembangkan tradisi menjelajah baik secara fisik menelusuri lingkungan sekelilingnya maupun secara intelektual mengeksplorasi dunia melalui bermacam bacaan. Salah satu organisasi ilmiah kondang dunia National www.listrikindonesia.com
Geographic Society ketika didirikan di tahun 1888 memiliki misi untuk menumbuhkan dan menyebarkan ilmu geografi ("to increase and diffuse geographic knowledge"). Dengan misi ini, organisasi ini telah menjelajah banyak tempat dan memberikan dana penelitian bagi banyak ilmuwan ternama dunia seperti ahli primatologi Jane Goodal dan antropolog Louis and Mary Leakey. Majalah National Geographic telah banyak memuat artikel-artikel hasil penjelajahan dan penelitian yang dilakukan dan didanai oleh organisasi ini. Dalam sejarah nusantara, kita pernah memiliki sosok Karaeng Pattinggaloang, penguasa Kerajaan Tallo' di abad ke-17 yang punya rasa ingin tahu yang besar sehingga beliau men-
guasai berbagai bahasa asing dan lihai bercakap dengan bangsa-bangsa Eropa yang datang ke Makassar. Ketika berkuasa Karaeng Pattinggaloang menerjemahkan banyak buku mengenai teknologi terbitan Eropa kala itu. Usahanya mirip dengan Pergerakan Terjemahan yang dilakukan dinasti Abbasiyah di Baghdad untuk menerjemahkan banyak buku-buku Yunani, Persia, dan Sansekerta ke dalam Bahasa Arab. Seperti halnya yang pernah dilakukan Karaeng Pattinggaloang dan dinasti Abbasiyah, kita juga harus punya koleksi buku-buku yang lebih banyak lagi baik yang terbitan dalam negeri maupun terjemahan buku-buku luar negeri. Bukubuku ini harus tersedia dengan murah dan mudah. Internet banyak menyedia-
kan informasi tapi informasi yang tersaji tidak terstruktur rapi layaknya buku yang dikarang dan disunting dengan baik. Memberikan akses internet saja tanpa menyediakan buku-buku tidak efektif. Kalau dua cara pertama penekanannya ada pada anak-anak usia sekolah sehingga ketika mereka tumbuh besar memiliki kedua sifat ini, strategi ketiga fokusnya ada pada mahasiswa di tingkat S1 ke atas, yaitu memberikan pendidikan interdisipliner di perguruan tinggi. Pada dasarnya para mahasiswa dan mahasiswi di perguruan tinggi harus memiliki kesempatan untuk menelusuri lebih lanjut minat dan bakatnya tanpa harus terkukung oleh disiplin ilmu yang dipilihnya ketika mulai kuliah. Pendidikan interdisipliner juga diperlukan untuk menciptakan situasi kondusif untuk persilangan ide-ide. Dengan begini mereka bisa lebih terbuka menerima ide-ide baru yang bisa membentuk pemikiranpemikiran baru juga. Pendidikan interdisipliner memungkinkan seorang mahasiswi mengambil sikap kritis dan skeptis terhadap ilmu pengetahuan yang diperolehnya sehingga terpacu untuk mencari jawaban sendiri. Slogan Royal Society of London, organisasi keilmuwan tertua di dunia, adalah "Nullius in Verba", bahasa Latin yang arti harfiahnya "Jangan Percaya Kata Orang". Slogan ini membentuk sikap para ilmuwan Royal Society yang selalu ingin mencari tahu atau membuktikan sendiri jawaban atas berbagai permasalah an ilmiah. Sikap ini pula yang memacu salah satu anggota Royal SocietyMichael Faraday untuk meneliti lebih lanjut hubungan antara arus listrik, magnet, dan gerak sehingga dia berhasil mendesain dan membuat motor listrik. Baik di jaman peradaban Islam di abad pertengahan atau di era sekarang di negara-negara Belahan Utara, ketiga strategi di atas secara berkesinambungan selalu ditanam, dipupuk, dan dikembangkan. Semoga perayaan Hakteknas ke-20 tahun ini benar-benar bisa dijadikan titik awal kebangkitan ilmu pengetahuan di Indonesia.
75
Review Mancanegara Mancanegara
Gonjang Ganjing
Migas Global Harga minyak dunia trennya terus menurun. Banyak perusahaan minyak, termasuk perusahaan batu bara mengalami kerugian sangat tajam. Bagaimana gejolak minyak dunia dan dampaknya terhadap perusahaan-perusahaan di sektor minerba? ANANDA BINTANG
w
Gonjang-ganjing minyak dunia terus berlanjut. Pada awal Agustus 2015 lalu, di sejumlah bursa berjangka dunia, seperti di New York Merchantile Exchange maupun pada International Exchange London mengalami penurunan. Minyak mentah jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) berada pada kisaran 45,17 dolar AS per barel. Demikian juga dengan Minyak mentah Brent North Sea ditutup turun menjadi 49,52 dolar pada perdagangan akhir pekan awal Agustus 2015 di pasar berjangka Intercontinental Exchange London. Banyak perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan minyak dan batu bara baik di level global dan juga di Tanah Air, ikut merasakan dampak penurunan minyak dunia tesebut. Sebelumnya, harga minyak dunia juga turun setelah OPEC mengatakan tidak akan memangkas produksi guna mengantisipasi penurunan harga. Fluktuasi harga minyak ini sebenarnya telah berlangsung lama dan dampaknya cukup fatal terhadap kelangsungangan bisnis sejumah perusahaan-per usahaan minyak, termasuk raksasa minyak dunia. Harga minyak yang sebelumnya me nembus angka US $100 per barel pada
76
Agustus 201, kini hanya berada di kisaran US $50 per barel di awal Agustus 2015. Penurunan harga minyak yang sangat tajam ini berdampak besar bagi industri minyak dunia, khususnya terhadap perusahaan-perusahaan yang bergerak pada bisnis minyak dunia. Sejumlah perusahaan raksasa minyak dunia asal Amerika Serikat (AS) yakni Chevron dan Exxon Mobil, pada awal Agustus 2015 lalu mengakui bahwa laba perusahaan mereka mengalami
penurunan yang cukup signifikan. Sejumlah media asing, salah satunya seperti yang dilansir kantor berita CNN akhir Juli 2015 lalu, Chevron mengumum kan penurunan laba hingga 90% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan laba secara drastis juga dialami Exxon Mobil yang pada kuartal kedua 2015 hanya mampu mencapai kurang dari US $4,2 milliar atau sekitar setengah dari pencapaian pada periode yang sama tahun lalu. Turunnya harga migas menjadi penyebab jatuhnya laba perusahaan-perusahaan minyak terbesar di dunia tersebut. Tetapi seperti dilansir nytimes.com, sebenarnya dari sisi produksi perusahaan-perusahaan migas tersebut tetap mengalami kenaikan produksi migas dalam periode tersebut. Dengan turunnya laba secara drastis
Salah satu sudut pemandangan di Banpo Bridge, Seoul, Korsel.
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Mancanegara Review
tersebut, efisiensi tampaknya menjadi pilihan yang paling rasional untuk dilakukan. Berdasarkan laporan dari konsultan energi asal Norwegia, Rystad Energy, seperti yang dilansir Nytimes.com awal Agustus 2015, sekarang ini akan terjadi pemotongan investasi hingga US $180 miliar pada 2015. Dengan demikian, hal tersebut akan berdampak besar terhadap ekonomi di sejumlah negara bagian AS seperti Oklahoma dan Texas. Sementara untuk kuatal II 2015, diperkirakan akan terjadi pengurangan pengeluaran dari perusahaan-perusahaan migas di AS hingga kisaran 12%. Menurut Brian M. Yougberg, sebagai mana dikutip dari Nytimes.com, kerugian selama beberapa kuartal berturut-turut merupakan kejutan besar bagi perusaha an-perusahaan migas di AS. Banyak analis pasar energi memerkirakan, harga minyak dunia sulit kembali ke level US$100 per barel dalam waktu dekat. Lebih ekstrim lagi adalah prediksi pesimistis dari organisasi negera-negara produsen minyak dunia atau Organization of The Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memerkirakan bahwa dalam satu dekade ke depan harga minyak mentah dunia sulit menembus level US$100 per barel. Prediksi yang dilakukan OPEC tersebut dikeluarkan setelah menganalisa tren peningkatan produksi minyak yang cukup besar yang pastinya berpengaruh besar pada pasokan di pasar dunia. Organisasi itu menyatakan, harga minyak akan berada pada kisaran US$76 per barel sampai dengan 2025. OPEC mengindikasikan, jika negara produsen minyak di luar OPEC tetap berlomba memproduksi minyak, maka ada kemungkinan muncul situasi di mana harga minyak dapat tergelincir hingga level US$40 per barel pada 2025. Sebaliknya, sejauh ini belum ada indikasi maupun skenario yang menguatkan alasan harga minyak mentah dapat naik kembali ke kisaran US$100 per barel. Selain soal produksi minyak negaranegara OPEC dan non-OPEC yang melimpah, sejumlah faktor lain juga ikut memicu terjun bebasnya harga minyak dunia. Faktor tersebut diantaranya: www.listrikindonesia.com
Selain soal produksi minyak negara-negara OPEC dan non-OPEC yang melimpah, sejumlah faktor lain juga ikut memicu terjun bebasnya harga minyak dunia. peningkatan produksi minyak Rusia yang menembus level tertinggi dengan cadang an minyak terbukti mencapai 80 miliar barel dengan produksi per hari mencapai 10,6 juta barel; perlambatan ekonomi dunia yang dipicu oleh kawasan Eropa, termasuk hampir bangkrutnya para Dewa, Yunani; serta melimpahnya produksi Shale Gas di Amerika Serikat.
Melimpahnya Pasokan Energi Baru Tak bisa dimungkiri, faktor utama dari jatuhnya harga minya dunia adalah pasokan sumber energi yang melimpah secara global. Salah satunya pengembangan shale gas yang dimotori AS. Shale gas adalah gas alam yang terdapat di dalam batuan shale, sejenis serpihan batu (lunak) namun kaya minyak maupun gas. Melimpahnya energi tersebut membuat harga gas alam semakin menurun karena mulai dikonversi dengan shale gas tersebut. Keseriusan AS mengembangkan energi tersebut dipicu oleh ketersediaannya yang melimpah dan prediksi pasokannya dalam jangka panjang. Diyakini, di Amerika Utara ada 1.000 triliun kaki kubik shale gas atau cukup untuk memasok gas alam ke USA dalam kurun waktu 50 tahun lebih. Malah, analisa terakhir menyebut kan, shale gas mampu menyediakan setengah pasokan gas AS pada 2020. Keseriusan AS dalam mengembangkan energi baru tersebut sebagai andalan bahan bakar mereka, membuat banyak negara lain tertarik mengembangkannya, sekaligus membuat was-was negara-negara produsen minyak dan gas dunia. Arah
pengembangan besar-besaran tersebut juga diperkirakan dapat menciptakan sekitar 3 juta pekerjaan baru di AS pada 2020. Informasi semakin santer berkembang dan menyulut kekhawatiran produsenprodusen bahan bakar fosil, termasuk batu bara, ketika berkembang informasi AS mulai mengurangi pemanfaatan energi minyak bumi dan batubara. Semakin menambah guncangan adalah indikasi lebih bersihnya penggunaan shale gas sebagai bahan baku energi termasuk kelistrikan. Shale gas dianggap lebih ramah lingkungan sebab dinilai mampu mengurangi efek rumah kaca karena emisi karbon yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan gas alam konvensional. Yang sedikit melegakan, biaya menghasilkan shale gas sebagai sumber energi sejauh ini masih relatif mahal. Sehingga, masih terbuka kemungkinan sumber energi dari fosil masih tetap dipilih banyak ne gara sebagai bahan baku utama energi termasuk kelistrikan. Tetapi ke depan, diharapkan dengan kemajuan teknologi, biaya ekstraksi kemungkinan bisa semakin kecil. Selain itu, dari sisi kekurangan lain, walaupun dinilai lebih bersih ketimbang batubara, namun shale gas memiliki emisi karbon yang sangat signifikan kalau dibandingkan energi terbarukan lainnya. Pasalnya, proses fracking untuk memperoleh shale gas dianggap sebagian pihak bisa membahayakan lingkungan khusus nya karena memerlukan air yang jumlah nya besar serta penggunaan bahan kimia yang berpotensi mencemari lingkungan. Sebenarnya cukup banyak negara yang memiliki cadangan shale gas. Diantaranya China, Australia, Brazil, termasuk juga Indonesia. Potensi shale gas di Indonesia diperkirakan cukup besar, sekitar 574 TCF dari total cadangan dunia sebesar 6622 TCF. Dengan potensi seperti itu, jika bisa dioptimalkan, bukan tidak mungkin ke depan Indonesia bisa menjaga ketahanan energinya, dan beralih lebih optimal memanfatkan energi yang lebih ramah lingkungan selain potensi energi renewable lain seperti geothermal, tenaga surya, angin, maupun air.
77
Review Infrastruktur
Gaet Investor India Garap 35 GW Sebagai negara yang sarat penguasaan teknologi, investor asal Negeri Mahabarata terus melakukan investasi di Indonesia. Selain tambang batubara, proyek apalagi yang jadi incaran? DEDDY HASSAN
S
enior Advisor Listrik Indonesia untuk Kawasan Asia Pasifik, Ravi Desai mengungkapkan, para investor India yang tergabung dalam Confederation of Indian Industry (CII) telah berkomitmen untuk meningkatkan mitra dagang dan investasi di Indonesia. Selain itu, mereka juga berminat untuk ikut andil dalam program pembangunan listrik dan infra struktur yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo. Dari hasil penelusuran Listrik Indonesia saat ini total jumlah investasi India di Indonesia menempati urutan ke-24 dimana pada tahun 2014 dana yang dikucurkan sebesar US$37,1 juta
78
Sedangkan, nilai investasi India di sektor industri mencapai US$12,8 juta atau 34,7% dari total investasi India di Indonesia, dimana nilai investasi tertinggi pada industri makanan sebesar US$9,1 juta. Sementara itu, data yang dirilis Kementerian Perdagangan mengungkap kan, total perdagangan Indonesia-India mencapai US$9,6 miliar. Itu terdiri atas ekspor US$7,4 miliar dan impor US$2,2 miliar sehingga ada surplus perdagangan bagi Indonesia sebesar US$5,2 miliar. Target perdagangan dua negara akan terus ditingkatkan menjadi US$15 miliar dalam tiga tahun kedepan. Ravi menambahkan, kebutuhan listrik
perkapita yang terus meningkat terlihat dari prioritas pembangunan pemerintah Indonesia yang saat ini fokus mengutamakan sektor-sektor pembangunan infrastruktur tenaga listrik, hal ini tentu akan membuka peluang bagi pengusaha India untuk ikut berperan lebih jauh. CEO Benua Green Energy ini menunjukan salah satu perusahaan kelistrikkan yang kuat, Reliance Power, salah satu bagian dari Reliance Anil Dhirubhai Ambani Grup, konglomerasi di India berminat untuk berinvestasi di sektor listrik. Menurut dia, Reliance memiliki pengalaman dalam bidang tambang dan kelistrikan sedang menjajaki dan sangat tertarik berinvestasi Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Infrastruktur Review
Alih Teknologi Lebih jauh Ravi mengungkapkan, saat ini kesempatan untuk melakukan www.listrikindonesia.com
FOTO: SAPOETRA WIBOWO/LISTRIK INDONESIA
ke Indonesia. Di bidang listrik, pengalaman perusahaan ini sangat mumpuni, hal itu ditunjukan dimana saat ini sedang menggarap proyek listrik di India sebesar 35 ribu MW. Indonesia bisa saja melakukan investasi di India dengan ikut terlibat dalam pembangunan IPP dari energi terbarukan. “ Misalnya, sambil belajar dari Reliance untuk ikut melakukan investasi dan terlibat mengambil bagian membangun Solar Power 2.000 MW. Setelah punya keahli an, teknologi ini bisa dikembangkan di Indonesia,” tegas Ravi. Sumber dari Kementerian Peindustrian mengungkapkan, komitmen Reliance untuk segera bisa terjun dalam bidang listrik Indonesia untuk meningkatkan efisiensi harga listrik. Apalagi pengeluaran yang ditawarkan Reliance hanya 2,5 sen per kilowatt jam. Biaya ini lebih kecil dibanding biaya yang saat ini ditanggung Indonesia 8 sen per kilowatt jam. Saat ini, Reliance Power Ltd menggarap 3 konsesi tambang batubara di Nawas Ilir, Sumatera Selatan senilai US $ 5 miliar. Reliance menargetkan dalam 5 tahun 50 juta ton per tahun. Selanjutnya, koorporasi kuat asal India ini dengan teknologi yang dikuasainya akan membangun PLTU mulut tambang. Reliance juga akan menyelesaikan pembangunan infrastuktur rel kereta api 230 kilometer dari Sumatera Selatan hingga ke Selat Malaka selama 3 tahun. Rel ini untuk mengangkut batubara dan bisa dimanfaatkan untuk kegiatan lain. Selain itu, gaung mega proyek kelistrikan yang dicanangkan pemerintah telah menarik minat perusahaan mesin pembangkit asal yang bermarkas di Pune India, Kirlostar Oil Engines Ltd (KOEL) mengincar ekspansi ke Indonesia. Pada tahun 2016 mendatang Kirlostar berencana membuka kantor perwakilannya di Indonesia. “Saya akan memberikan informasi seakurat mungkin tentang kebutuhan investasi sektor kelistrikan di Indonesia, baik melalui publikasi atau ekhibision. Hal ini terkait dengan upaya untuk menarik minat konglomerat India agar mau menanamkan modalnya di Indonesia,”jelas RaviRavi.
Ravi Desai, Senior Advisor Listrik Indonesia untuk Kawasan Asia Pasifik.
kerjasama antara India dan Indonesia bisa dimulai dari bidang kelistrikan dulu, baru akan berkembang ke sektor lainnya. Kerjasama India dengan Indonesia, bisa terwujud dengan belajar dengan semangat yang sama dari pendatang Gujarat sebagai entrepreuner. Peluang India bisa dalam melakukan invesi bisa dilakukan secara G to G atau private sangat mungkin terwujud dalam membangun infrastruktur ketenagalistrikan. Di Banglades investasi India sangat besar, salah satunya adalah sedang mengembangkan pembangkit listrik dan lain-lain. Hal ini dilakukan oleh pemain besar di India yaitu Reliance Power melalui Adani power sedang mebangun 10.000 MW solar power pant, di Razastan. Peluang di Indonesia untuk pengembangan power plat jauh lebih besar dimana jika hal ini dilakukan akan menguntungkan dua sisi dan akan bermnfaat bagi kedua belah pihak. Untuk mengetahui hal ini tentunya bisa digali informasinya dari tiga sisi, yaitu melalui duta besarnya, atase perindustrian atau pengusahanya. Setelah semua ini bisa didapakan maka peluang untuk mengambil bagian bisa dilakukan dengan menjembatani bisnis perusahaan India. Untuk berinvestasi di Indonesia. Harapannya terkait dengan pemba ngunan 35 GW, harus lebih ditekankan
Saya akan memberikan informasi seakurat mungkin tentang kebutuhan investasi sektor kelistrikan di Indonesia, baik melalui publikasi atau exhibition. Hal ini terkait dengan upaya untuk menarik minat konglomerat India agar mau menanamkan modalnya di Indonesia. ke arah transfer teknologi dan mengajak investor India untuk begaimana memberdayakan perusahaan lokal untuk terlibat dalam proyek kelistrikan. “Untuk proyek 35 GW, dari sisi IPP seharusnya lebih ke konsep teknologi dan investment. Misalnya, combain cycle pembangkit gas engine turbine yang memanfaatkan panas buang seperti yang digagas Benua Green Energy, ternyata bisa menghemat 40% bagi pemasukan negara,” tutup Ravi.
79
Feature Kiprah
PLN P3B Jawa Bali
KEANDALAN TRANSMISI TERGANTUNG TRAFO B
Dalam sistem transmisi listrik, trafo merupakan jantung dari semua peralatan listrik yang terpasang di gardu induk.Trafo bekerja terus menerus tanpa henti, agar penyediaan energi listrik tidak terputus, sehingga diperlukan pemeliharaan yang tepat untuk menjaga keandalan. ERIKA PUTRI
erita meledaknya sebuah travo di gardu induk (GI) seringkali mengejutkan kita. Akibat yang paling terasa di konsumen adalah listrik yang padam. Padahal seperti kita ketahui bersama, listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat di Indonesia. Salah satu pendukung kelistrikan yang penting adalah sistem transmisinya, dan trafo, bisa dikatakan “jantung”nya transmisi. Bagaimana sebenarnya sistem peme liharaan travo yang tepat? Sejauh mana mekanisme pemeliharaan travo? Berikut hasil wawancara Listrik Indonesia dengan Ninil Ukhita AW, Msc, Deputi Manajer Evaluasi Pemeliharaan Transmisi, dan Ir. Marjono M, Deputi Manajer Pengen dalian Pemelihaan Jaringan dan Gardu Induk, pada Sistem Transmisi PLN P3B Jawa Bali. Berikut kutipannya:
Secara Umum apa fungsi trafo di gardu Induk? Trafo daya atau yang umumnya disebut trafo adalah salah satu peralatan tegangan tinggi/ekstra tinggi yang terpasang di Gardu Induk. Trafo adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Trafo merupakan peralatan statis di mana rangkaian magnetik dan belitan yang terdiri dari dua atau lebih belitan, secara induksi elektromagnetik, mentransformasikan daya (arus dan tegangan) sistem AC ke sistem arus dan tegangan lain pada frekuensi yang sama (IEC 60076 -1 tahun 2011).
Mengapa trafo perlu pemeliharaan lebih di Gardu Induk? Perusahaan Listrik Negara (PLN) bertanggung jawab dalam penyediaan energi
80
listrik ke masyarakat, mulai dari sisi pembangkitan, transmisi dan distribusi. Agar penyediaan energi listrik ke masyarakat tidak terputus atau terganggu maka dibutuhkan peralatan listrik yang andal. Dalam sistem transmisi listrik, trafo merupakan jantung dari semua peralatan listrik yang terpasang di gardu induk.Trafo bekerja terus menerus tanpa henti agar penyediaan energi listrik tidak terputus, sehingga diperlukan pemeliharaan yang tepat untuk menjaga keandalan trafo tersebut. Pemeliharaan peralatan adalah proses kegiatan yang dilakukan terhadap peralatan instalasi tenaga listrik sehingga di dalam operasinya setiap peralatan dapat memenuhi fungsinya secara terus menerus sesuai karakteristiknya. Dengan kata lain, pemeliharaan itu merupakan upaya untuk mempertahankan atau mengembalikan pada tingkat prestasi awal dan dapat beroperasi dengan keandalan yang tinggi sehingga kontinuitas pelayanan listrik dapat tercapai. Tujuan dari kegiatan pemeliharaan trafo diantaranya untuk meningkatkan keandalan dan ketersediaan trafo. Keandalan trafo biasanya diukur dari berapa kali mengalami gangguan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan ketersediaan trafo biasanya diukur dari berapa total daya yang dapat disuplai dalam kurun waktu tertentu. Selain itu pemeliharaan travo ber manfaat untuk memperpanjang umur trafo. Sebagai ilustrasi, jika tidak dipelihara bisa jadi trafo berumur hanya 10 tahun, sedangkan jika dipelihara umur trafo bisa lebih panjang 30 tahun atau lebih. Lainnya adalah untuk memperpanjang interval overhaul (pemeliharaan besar) dan mengurangi risiko terjadinya kegagalan atau kerusakan. Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Kiprah Feature Bagaimana mekanisme pemelihara an travo? Mekanisme dan standar hasil peng ujian dari kegiatan pemeliharaan trafo daya di PLN saat ini mengacu kepada suatu panduan yang ditetapkan oleh SK Direksi. Ada beberapa jenis pemelihara an pada trafo tenaga di Gardu Induk antara lain: TIME-BASED MAINTENANCE (TBM) atau PEMELIHARAAN BERBASIS WAKTU. (Melaksanakan pemeliharaan berdasarkan waktu. Dalam hal ini pemeliharaan rutin trafo yaitu dua tahunan). Lalu ada lagi yang disebut CONDITIONBASED MAINTENANCE (CBM) atau PEMELIHARAAN BERBASIS KONDISI (melaksanakan pemeliharaan berdasarkan kondisi peralatan, seperti: berdasarkan statistik hasil pengecekan atau pemeliharaan sebelumnya). Terakhir apa yang disebut CORECTIVE MAINTENANCE (dapat berupa Trouble Shooting atau penggantian part/bagian yang rusak atau kurang berfungsi yang dilaksanakan dengan terencana). Jika trafo mengalami fase pemelihara an yang kurang, maka konsekuensinya adalah memperpendek umur dari trafo tersebut.
Berapa lama idealnya sebuah trafo harus diganti di Gardu Induk? Dalam keputusan penggantian trafo tidak selalu berdasarkan dari umur peralat an, tetapi dilihat juga dari hasil assesmen kesehatan trafo. Hal ini didasarkan pada suatu panduan yang disyahkan oleh Surat Keputusan Direksi.
www.listrikindonesia.com
Banyak faktor yang dapat mengakibatkan trafo meledak. Jika dikaitkan dengan filosofi umur peralatan di atas, kasus kerusakan trafo (baik meledak maupun tidak) dapat terjadi karena banyak hal. Baru-baru ini sering terdengar berita trafo meledak, apakah ada yang salah dengan pemeliharaan atau faktor lainnya? Banyak faktor yang dapat mengakibatkan trafo meledak. Jika dikaitkan dengan filosofi umur peralatan di atas, kasus kerusakan trafo (baik meledak maupun tidak) dapat terjadi karena banyak hal. Peluang kerusakannya pun bervariasi. Trafo memiliki probabilitas untuk rusak tinggi pada fase awal operasi (infant failure) dan pada masa mendekati end of life-nya (ageing failure). Pada fasa di antara infant dan ageing, probabilitas kerusakan trafo bersifat random tergantung pemeliharaannya. Penyebab kerusakan pada masingmasing fasa juga berbeda. Jika kerusakan terjadi pada masa infant, kemungkinan disebabkan oleh desain yang tidak sesuai, kesalahan pemasangan dan lain-lain. Jika kerusakan terjadi pada fasa ageing, kemungkinan karena trafo sudah menua dan memang seharusnya diganti. Dalam hal memutuskan penyebab kerusakan, PLN selalu melakukan investigasi untuk mendapatkan akar permasalah an (root cause)-nya, sehingga ke depan dapat dilakukan tindakan pencegahan dan perbaikan yang berkelanjutan.
Ke depannya, langkah apa yang perlu dibenahi agar pemeiharaan trafo bisa mengalami perbaikan? PLN selalu berusaha untuk mencegah agar hal yang sama (kerusakan/meledak nya trafo) agar tidak terjadi. Perbaikan yang dilakukan PLN tidak hanya dilakukan dalam hal pemeliharaan. Untuk mencegah trafo meledak di masa infant, PLN berusaha untuk memperbaiki desain trafo yang sesuai dengan kondisi jaringan/sistem, kondisi lingkung an yang memiliki humidity tinggi dan temperatur tinggi. Selain itu, untuk mencegah trafo meledak di masa random, PLN berusaha untuk memperbaiki sistem pemeliharaan. Jika dulu pemeliharaan hanya dilakukan rutin berdasarkan waktu, saat ini pemeliharaan juga dilaksanakan berbasis kondisi, dan dikembangkan juga sistem berbasis keandalan. Singkatnya PLN lebih proaktif dalam mengatasi ketidaknormalan pada trafo berdasarkan hasil diagnosa. Sedangkan untuk mencegah trafo meledak di masa ageing, PLN juga secara bertahap mengganti trafo yang kesehat annya sudah buruk, umurnya sudah tua. Juga menambah trafo-trafo baru untuk mencegah trafo tua mengalami pemanas an akibat beban berlebih.
81
Review Seremoni
Event Review and Turbin H-Class Turbin uap tipe SST-6000 dapat digunakan dalam siklus kombinasi dan uap pembangkit listrik dan menyediakan output daya 300 1.200 megawatt (MW). Apa lagi kelebihannya? DEDDY HASSAN
P
erusahaan teknologi asal Jerman, Siemens menghadirkan produk terbaru turbin uap jenis SST-6000 yang mampu secara signifikan meningkatkan performa dan efisiensi pembangkit listrik di Indonesia. Produk turbin ini memiliki beberapa seri mulai dari yang bertekanan tinggi (high-pressure), sedang (intermediate-pressure), serta tiga jenis turbin bertekanan rendah (low-pressure) untuk kisaran 50-60 Hertz. Seluruh turbin dalam seri ini dipasang melalui pengaturan tingkat tinggi dengan knalpot bawah. Keseluruhan fiturnya menjadikan turbin SST-6000 ini unggul dalam pemenuhan berbagai kebutuhan listrik hingga mencapai 1.200 MW. Dengan sebagian besar komponen didatangkan dari pabrik Siemens di Cilegon, turbin ini mampu menghasilkan efisiensi hingga 46 persen, yang berarti me ngurangi jumlah pemakaian batubara sebagai bahan bakar dan menurunkan tingkat emisi. Ini juga berarti menyediakan solusi atas dua isu yang saat ini menjadi dilema pemenuhan energi di Indonesia. Pertama, pertimbangan bahwa batu bara masih menjadi sumber listrik dan energi terbesar di Indonesia. Dan kedua, adanya kekhawatiran bahwa sumber energi ini tidak berkelanjutan dan tidak ramah lingkungan. Turbin uap SST-6000 ini menjawab dilema tersebut dengan menghadirkan teknologi yang tetap bisa memanfaatkan kekayaan batubara di Indonesia secara efisien, sehingga pada saat yang sama juga mengurangi kekhawatiran emisi melalui kinerja nyata dan terukur. Manfaat lain yang di berikan turbin uap SST600 adalah fleksibilitas rancangan dan
82
pemasangannya. Modul turbin dirancang untuk memenuhi tingkat kebutuhan listrik dan parameter uap pada setiap pembangkit. Modul yang disesuaikan kebutuhan ini akan sangat membantu mengurangi kerumitan koordinasi, waktu perakitan dan meminimalisasi berbagai risiko teknis. Demikian juga, waktu start-up yang sangat singkat meningkatkan efisiensi secara signifikan dari segi waktu operasi. Terapan teknologi mutakhir ini sudah dapat disaksikan pada pembangkit listrik Isogo di Jepang dan pembangkit listrik Lünen di Jerman. Keduanya memiliki tingkat efisiensi optimal sebesar 46 persen. Di Indonesia sendiri, PLTU Paiton di Kabupaten Probolinggo sudah sejak tahun 2000 bermitra dengan Siemens dalam penyediaan komponen turbin uap yang andal. Seiring dengan peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia di masa mendatang, turbin uap SST-6000 akan menjadi solusi tepat dengan segala kualifikasi yang dimilikinya dalam hal efisiensi, fleksibilitas dan durabilitas. Hal ini sesuai dengan rencana pemerintah untuk memenuhi target penyelesaian pembangunan infrastruktur listrik 7.000 MW pada 2015 sebagai bagian dari program 35.000 MW agar listrik dapat menjangkau seluruh Indonesia pada 2020.
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Seremoni Review
Turbin Uap Siemens SST-6000
Siemens Dukung 35 GW
T
erkait dengan program 35 GW Siemens Indonesia ikut ambil bagian dalam pasar pembangkit listrik Indonesia. Pembnagunan percepatan diversifikasi energi atau mega proyek kelistrikan menjadikan daya tarik yang menggiurkan bagi pemburu pasar pembangkit untuk manufaktur energi, tak terkecuali bagi Siemens. Hal ini diungkapkan oleh Markus Lorenzini, CEO Divisi Power & Gas Siemens Asean. “Indonesia merupakan pasar pembangkit listrik yang sangat penting bagi kami,” papar Markus, saat diskusi Siemens Energy Day beberapa waktu lalu. Sementara itu, Thomas Hagedorn, Kepala Penjualan Divisi Power dan Gas Siemens untuk Asia Pasifik, melihat program pembangkit listrik tersebut sebuah program ambisius yang harus dicapai pemerintah Indonesia. “Target ambisius pembangkit listrik 35 GW di Indo nesia jelas untuk memenuhi kebutuhan energi domestik pada 2020,” kata Thomas. Mengingat program yang sangat krusial tersebut Siemen ikut ambil bagian untuk menyediakan teknologi tepat, agar sumber listrik stabil. Kehadiran Siemens dalam program pemerintah dapat dilihat dari produk turbin gas H-class. Diakui oleh Thomas Produk tersebut sudah diakui kecanggihannya di tingkat internasional.
www.listrikindonesia.com
Turbin H-class memiliki kemampuan efisiensi hingga 60,75% berdasarkan hasil uji pabrik irsching 4 di Jerman. Turbin H-Class Siemens telah mencapai lebih dari 170.000 jam operasi kumulatif. Dengan kemampuan tersebut turbin tidak hanya efisien, tetapi juga terpercaya mampu digunakan tingkat fleksibilitas pemakaian yang tinggi dalam mendukung kestabilan distribusi sumber daya.
Siemens menjadi solusi atas dua isu yang menjadi dilema pemenuhan energi di Indonesia. Pertama, batu bara masih menjadi sumber energi terbesar. Kedua, kekhawatiran bahwa sumber energi ini tidak berkelanjutan dan tidak ramah lingkungan.
83
Review Lensa Daerah
Mengamankan Pasokan
SULUTENGGO
Kebutuhan listrik adalah hal wajib untuk memenuhi kebutuhan primer. Apalagi, bagi yang sedang berhajat seperti beberapa daerah wilayah di Sulawesi, berkaitan dengan perhelatan Sail Tomini. Seperti apa geliat kelistrikan Sulutenggo? Ananda Bintang
S
ejumlah kegiatan besar yang berlangsung di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, dan Gorontalo (Sulutenggo) membuktikan bahwa daerah-daerah tersebut sangat potensial. Perhelatan akbar tak hanya dalam skala nasional tetapi juga internasional, khususnya dalam bidang pariwisata. Kegiatan skala besar tersebut tentu saja membutuhkan dukungan secara luas, salah satunya dari sektor kelistrikan yang sangat vital dan menjadi salah satu kunci
suksesnya. Beberapa perhelatan yang tengah dan masih berlangsung diantara nya, Sail Tomini 2015 yang terpusat Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Acara yang diluncurkan sejak awal Mei 2015 itu, puncaknya akan dilangsungkan pada 19 September 2015. Kegiatan itu akan dilangsungkan bersamaan dengan Sail Tomini merupakan rangkaian Sail Indonesia yang keenam, setelah terakhir kali diselenggarakannya “Sail Raja Ampat” pada 2014 lalu. Parigi Moutong dipas-
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (tengah) bersama GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan (kiri) menginspeksi jaringan transmisi listrik di Sidera, Sigi, Sulawesi Tengah.
84
tikan sebagai tuan rumah Sail Tomini 2015 sesuai Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2014. Puncak kegiatan Sail Tomini pada 19 September 2015 akan dilangsungkan di Pantai Pangi, Kecamatan Parigi Utara yang letaknya 75 kilometer sebelah barat Kota Palu. Rangkaian acara bahari berskala internasional yang cukup besar tersebut, pas tinya membutuhkan dukungan listrik yang cukup besar. Terutama untuk penerangan ataupun pencahayaan. Secara keseluruhan, total kebutuh an listrik untuk mendukung kegiatan Sail Tomini 2015 diperkirakan mencapai 2,6 Mega Watt (MW). Khusus untuk acara puncak yang berlangsung pada 19 September 2015, diperkirakan dibutuh kan dana sekitar Rp6,2 miliar untuk pencahayaan pada waktu tersebut. Dana tersebut diperuntukkan dalam merestrukturisasi penerangan di jalan-jalan Kota Parigi dan sekitarnya. Dana itu juga dipakai untuk sambungan listrik, instalasi, dan penyediaan pencahayaan di tempattempat yang siap mendukung keberhasil an acara maritim tingkat internasional pada puncak acara. Kebutuhan daya untuk kegiatan Sail Tominidi Kabupaten parigi Moutong di perkirakan mencapai 1.500.000 VA. Daya Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Lensa Daerah Review listrik tersebut meliputi penerangan di anjungan nusantara Pantai Kayu Bura, untuk anjungan Pantai Lebo, di lokasi pentas budaya perbukitan desa Pangi, termasuk tambahan daya di sekitar 600 rumah warga untuk homestay, serta penerangan jalan umum. Presiden Joko Widodo rencananya akan menghadiri puncak acara Sail Tomini 2015 di Pantai Pangi. Jadi, tak heran kalau kemudian PLN tidak main-main dalam mendukung kegiatan tersebut. Untuk memastikan tidak adanya gangguan listrik dalam kegiatan itu, PLN berupaya menuntaskan pembangunan jaringan listrik baru sepanjang 6,7 kilo meter sirkit (KMS) guna mendukung kegiatan Sail Tomini 2015. Jaringan listrik tersebut meliputi 5,4 kms jaringan kabel Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) dan 1,3 jaringan kabel Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 20 kiloVolt. Jaringan itu berlokasi di kawasan pantai Kayubura, Parigi Tengah, Sulawesi Tengah yang bakal menjadi lokasi puncak acara Sail Tomini 2015. Dengan asumsi bahwa sampai akhir Juli pekerjaan pembangunan sudah mencapai 50%, pihak PLN opimistis pembangunan jaringan itu siap dipakai pada minggu kedua Agustus 2015. PLN nantinya juga menyiapkan sekitar dua unit gardu portal, 3 x 315 kVA gardu mobil dan 1 MW gardu mobile. Selain mendapatkan suplai dari pembangkit telah existing, PLN menyiapkan 6 unit mobile genset dengan kapasitas total mencapai 1,2 MW di beberapa titik kegiatan. Sejauh ini, pihak PLN Suluttanggo menyatakan, pasokan listrik dalam mendukung Sail Tomini tidak ada masalah. Apalagi pasokan listrik dari PLTA Sulewana disebutkan sudah masuk ke Parigi Moutong selain disediakan juga unit mesin cadangan untuk memasok daya ke perangkat elektronik dan media. Selain itu, sebagian daerah di Sulteng, termasuk Kota Palu dan Kabupaten Parigi Moutong sudah dipasok listrik dari PLTA Poso. Selain dari PLTA Poso yang sebesar 24 MW, PLN Area Palu mengaku tetap menjaga kontinuitas suplai daya dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Desa Mpanau, Kecamatan Taweli dan Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) di www.listrikindonesia.com
Peluncuran Sail Tomini dan Festival Boalemo 2015 di Jakarta, beberapa waktu lalu, dihadiri antara lain oleh Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menko Polhukam Tedjo Edhy Purdijatno, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Menpan dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chisnandi, Menpora Imam Nahrowi, dan Menkop UMKM AAN Puspayoga, didampingi Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie.
pusat pembangkit listrik Silae, Kecamatan Palu Barat.
Festival Boalemo Secara bersamaan dan sebagai bagian dari Sail Tomini, pada 10 Oktober 2015 juga akan dilangsungkan puncak kegiatan Festival Boalemo, Provinsi Gorontalo. Boalemo yang merupakan daerah pemekaran Gorontalo, berada di pesisir Teluk Tomini. Pada 2015, Boalemo telah ditetapkan sebagai lokasi acara Festival Budaya dalam rangkaian Sail Tomini 2015. Menurut General Manager PLN Suluttenggo, Baringin Nababan, pihaknya siap menjaga kebutuhan listrik untuk mendukung Festival Boalemo 2015 di Provinsi Gorontalo. Sejauh ini, Baringin menyatakan bahwa PLN selalu siap mendukung setiap program nasional seperti Sail Tomini maupun Festival Boalemo yang telah diagendakan secara rutin telah menjadi agenda rutin oleh pemerintah. "PLN Suluttenggo siap menyukseskan kegiatan Festival Boalemo melalui penyediaan listrik agar berjalan lancar. tentunya sesuai dengan porsi, kapasitas dan kemampuan dimilikinya," ungkap GM PLN Suluttenggo, Baringin Nababan. Yang pasti, Tim PLN Area Gorontalo mengaku tidak bisa bekerja sendiri dan harus berkoordinasi dengan panitia penyelenggara guna mengetahui perkiraan kebutuhan pasokan listrik harus disiapkan. Menurut Bupati Boalemo, Rum Pagau, Kabupaten Boalemo yang masih berada di kawasan pesisir Teluk Tomini, memiliki potensi wisata bahari dan masih harus dikembangkan sebagai destinasi wisata
nasional maupun internasional. Kegiatan yang diadakan dalam festival tersebut meliputi parade budaya menampilkan 10 etnis Gorontalo, Festival Karawo (kain khas Gorontalo), kegiatan olahraga air dan festival kuliner. Menurut Rum, Festival Boalemo membutuhkan dukungan dan pengamanan pasokan listrik. Listrik tersebut dibutuhkan untuk penerangan dan pencahayaan yang menjadi lokasi kegiatan selama berlangsungnya acara festival Boalemo 2015. Juga untuk penerangan jalan umum . Ketersediaan listrik di Provinsi Gorontalo memang sangat penting, terutama menjelang berlangsungnya festival budaya terbesar di Indonesia tersebut. Tak heran kalau masyarakat mengingatkan pemerintah daerah setempat untuk mementingkan kebutuhan listrik. Memang, dalam menyambut kegiatan Sail Tomini dan Festival Boalemo, Pemprov Gorontalo semakin intensif menyiapkan infrastruktur di daerah tersebut. Selain listrik yang bekerjasama dengan PLN, Pemprov Gorontalo tengah membenahi sejumlah infrastruktur, mulai dari percepatan pembangunan Bandara Djalaludin, akses jalan sampai ke Boalemo, termasuk kesiapan hotel bagi para tamu. Gorontalo ikut serta dalam gelaran akbar itu guna mendorong peningkatan ekonomi masyarakat serta percepatan pembangunan infrastruktur dasar. Pemrov Gorontalo juga berharap, Festival Boalemo dapat dijadikan sebagai ajang promosi efektif dalam memperkenalkan potensi daerah baik pada tingkat nasional maupun internasional.
85
Opini
SDM
PERUSAHAAN
GAGAL PERTAHANKAN TALENT?
Sebuah perusahaan besar mungkin terlihat mempunyai banyak bibit unggul yang potensial. Sayangnya, mereka gagal mempertahankan talent yang ada di perusahaannya. Mengapa? ď‚„ ERIKA PUTRI
P
erusahaan besar bisa dipastikan memiliki banyak bibit unggul. Mengapa? Karena bagi mereka, hanya orang terbaiklah yang dipercaya bisa memajukan perusahaan. Mereka akan mencari bibit-bibit terbaik dengan proses rekrutmen yang biasanya sangat ketat. Tidak heran, orang-orang terbaik pada akhirnya berkumpul dalam satu perusahaan. Demikian juga bagi mereka yang mempunyai bakat (talent), mereka dipastikan akan memilih perusahaan besar untuk berkarier. Sayangnya di kemudian hari, banyak bibit unggul tersebut yang akhirnya resign dan memutuskan tidak ingin bergabung lagi dengan perusahaan besar. Banyak alasan yang mendasarinya. Salah satu alasan yang paling sering dikemukakan adalah mereka tidak merasa berkembang karena jumlah sumber daya manusia (SDM) perusahaan yang sedemikian besar. Alasan lain adalah persoalan gaji. Ini sebenarnya relatif. Tetapi akan menarik bagi seorang talent untuk berpindah apabila gaji yang ditawarkan perusahaan lain lebih menarik. Biasanya para perusahaan pencari bakat juga gencar menawarkan para talent terbaik tawaran yang menarik
86
berupa gaji dan bonus. Menurut Mike Myatt , CEO N2 Growth, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang leadership, seperti dilansir Forbes, talent terbaik perusahaan bisa pergi karena perusahaan hanya fokus kepada program dan progress-nya saja. Menurut Mike, menurut penelitian, lebih dari 30% karyawan merasa kurang dari 12 bulan akan pindah ke perusahaan lain. Kemudian lebih dari 40% tidak respek terhadap atasan mereka dan lebih dari 50% mengaku mempunyai perbedaan values dengan pemimpin mereka. Penelitian lain menunjukkan lebih dari 60% merasa karier mereka tidak sejalan dengan rencana atasan mereka dan lebih dari 70% tidak merasa dihargai oleh atasan. Dibutuhkan divisi SDM yang kuat untuk mengelola aset berharga perusahaan, dalam hal ini bakat terbaik yang ada di perusahaan. Dengan rencana karier yang baik dan remunerasi yang sesuai, niscaya bakat terbaik yang dimiliki perusahaan tidak akan berpindah ke perusahaan lain. Bahkan, mereka bisa dipacu untuk lebih produktif dan kreatif lagi untuk bersama-sama dengan tim memajukan perusahaan. n
Talent terbaik perusahaan bisa pergi karena perusahaan hanya fokus kepada program dan progress-nya saja.
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
SDM Opini
B
S E S SUKGAN DENBILAN SEMCARA
anyak cara dilakukan perusahaan untuk mempertahankan talent terbaik mereka. Cara yang paling banyak digunakan adalah memberi reward yang sesuai. Namun itu bukan satu-satunya cara. Paling tidak ada sembilan langkah yang bisa dilakukan.
Satu, hilangkan kebosanan. Seseorang yang berbakat biasanya tidak akan betah menetap lama di tempat yang membosankan dan tidak menantang. Berilah mereka tantangan yang baru setiap saat.
Dua, menunjukkan kreativitas mereka. Talent yang baik ingin selalu mempunyai andil dalam meningkatkan performa perusahaan. Beri mereka kesempatan menggunakan kreativitas mereka dan lebih terlibat dalam pengambilan keputusan.
www.listrikindonesia.com
Tiga, asah keahlian mereka. Meskipun mereka pintar, selalu ada ruang untuk berkembang dan belajar. Beri mereka peluang untuk mempelajari hal-hal baru.
Empat, berikan kesempatan mereka untuk berbicara. Dengarkan ide-ide mereka. Jangan sampai orang lain yang lebih mendengarkan mereka sehingga mereka berpaling dari Anda. Lima, “manusiakan� mereka. Jika mereka merasa kurang diperhatikan, mereka akan meninggalkan Anda setinggi apapun Anda menggaji mereka. Enam, jadilah leaders bagi mereka. Bimbing dan berilah contoh yang baik bagi mereka. Jika Anda gagal memimpin mereka, mereka akan mencari kepemimpinan di tempat lain.
Tujuh, kenali kontribusi mereka. Jangan selalu merasa keberhasilan perusahaan Anda berkat keahlian orang tertentu. Kenali kontribusi karyawan terhadap keberhasilan perusahaan sehingga mereka akan merasa lebih dihargai. Delapan, tingkatkan tanggung jawab dan komitmen mereka. Jangan batasi kreativitas mereka. Orang akan senang menerima beban kerja yang tinggi asalkan disertai dengan tanggung jawab yang besar. Dengan diberi tanggung jawab maka mereka akan merasa dipercaya serta memiliki andil dalam keberhasilan perusahaan. Sembilan, jaga komitmen. Jangan pernah ingkar janji kepada karyawan Anda dan jangan pernah menghilangkan kepercayaan karyawan terhadap Anda. n
87
Feature Motivasi
Zhou Qunfei
MILIARDER TIONGKOK
BANGUN KEBERUNTUNGAN Zhou Qunfei mendapat predikat miliarder karena kerja kerasnya. Jika Anda memakai ponsel buatan Samsung atau Apple, besar kemungkinan komponen layar touchscreen adalah buatan Lens Technology. Siapa sebenarnya Zhou? ERIKA PUTRI
N
ama Zhou Qunfei dikenal “harum”. Bukan hanya soal keberhasilannya sebagai miliarder perempuan Tiongkok tetapi juga karena Zhou dianggap jauh dari kasus-kasus korupsi. Zhou memang luar biasa. Tidak salah bila The New York Times, menyebut Zhou sebagai perempuan Tiongkok yang kaya raya atas jerih payahnya sendiri. Karena memang, dia membangun kemampuan dan jaringannya hingga seperti sekarang benar-benar dari nol. Zhou Qunfei merupakan pendiri per usahaan Lens Technology. Lens Technology adalah perusahaan manufaktur yang membuat kaca untuk berbagai produk elektronik konsumen seperti smartphone, komputer dan kamera. Perusahaan ini sebagai pemasok kaca untuk elektronik dan menyuplai kebutuhan bagi perusahaan besar, seperti Apple dan Samsung. Salah satunya, perusahaan ini adalah supplier touch screen glass untuk Apple. Pendapatan penjualan dari Apple dan Samsung adalah 9 miliar yuan pada tahun 2014, mengambil lebih dari 70 persen dari total pendapatan perusahaan. Zhou juga disebut-sebut seringkali bepergian ke Silicon Valley dan Seoul untuk menggelar transaksi bisnis.
88
Miliarder baru Tiongkok ini diperkirakan hartanya 4.7 miliar yuan (US$7,5 miliar) total atas kepemilikan saham. Zhou yang dijuluki sebagai "Queen of Mobile Phone Glass," kini telah mengalahkan nilai kekayaan yang dimiliki oleh Chan Laiwa, pendiri Beijing Red Sandalwood Cultural Foundation, yang sebelumnya adalah wanita terkaya di China dengan total aset US$6.100.000.000. Menurut daftar miliarder dunia oleh Forbes terbaru, Zhou kini menduduki posisi 30 manusia terkaya di jagat teknologi.
Penuh perjuangan Meskipun perempuan, Zhou Qunfei dikenal sebagai perempuan tangguh. Jalan hidup yang ditempuhnya juga tidak banyak yang bisa memperkirakan. Apalagi background awal karirnya hanyalah buruh pabrik. Lahir pada tahun 1970 di sebuah desa kecil di Provinsi Hunan, dia pernah bekerja di sebuah pabrik pembuatan kaca untuk jam tangan di Shenzhen. Mimpi Zhou sebenarnya adalah menjadi perancang busana. Zhou memang lahir di keluarga miskin di Xiangxiang. Ayahnya mengalami kebutaan akibat kecelakaan pada 1960.
Sedangkan ibunya meninggal ketika Zhou berusia 5 tahun. Zhou adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Di rumah, Zhou membantu keluarganya membesarkan hewan ternak sebagai tambahan pendapatan. Di sekolah, dia pun berprestasi. Sayang, dia tidak dapat melanjutkan sekolah di usianya yang ke-16 karena keterbatasan biaya. Zhou pun memutuskan mencari pekerjaan dan tinggal bersama pamannya di provinsi yang berbeda. 1980 , dia kemudian pernah bekerja di perusahaan yang memproduksi lensa kaca mata dengan gaji USD1 (Rp 13.500) per hari. Padahal dia bekerja dari jam 08.00 pagi hingga 12.00 malam. Bahkan sampai jam 2 dini hari. Kondisi di pabrik menurut Zhou sangat berat. Pabrik itu membuat kaca untuk arloji "Tidak ada shift karena orangnya sangat sedikit. Aku tidak menikmatinya," kata Zhou. Setelah tiga bulan, dia memutuskan mengundurkan diri. Zhou bekerja ke berbagai perusahaan kaca. Perusahaan pertama tempatnya bekerja merupakan pembuat kaca pelapis untuk arloji di Shenzhen. Zhou tak hanya bekerja, tapi juga mempelajari trik pembuatan kaca untuk arloji, telepon genggam, Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Motivasi Feature dan alat-alat lainnya. Tidak pasrah menerima keadaan, Zhou sempat memberikan surat resign kepada bosnya dengan alasan penghasilan dari bekerja tidak cukup baginya alias terlalu sedikit. Zhou tahu ada banyak orang lain antre untuk menggantikannya, alih-alih membiarkan dia pergi, bosnya malah memberikan promosi. Langkah berani ini ternyata menjadi langkah penting menuju takdirnya sebagai pengusaha kaya. Namun akhirnya, Zhou harus mundur dari pekerjaannya di pabrik setelah merasa sudah banyak kemampuan yang ia miliki. Bahkan bisa digunakan untuk membuat pabrik sendiri. Dengan tabung an yang ada, dia mendirikan perusahaan manufaktur sendiri dengan total modal US$ 3.000. Sebelumnya, dia sudah belasan kali gagal saat membuka usaha. "Dua kali saya harus menjual rumah untuk membayar gaji karyawan" katanya. Namun kegagalan yang dialaminya tidak membuatnya patah arang. Bahkan waktu dan kerja kerasnya membuktikan Zhou mampu bahkan kemudian dikenal mampu bertransformasi dari seorang buruh menjadi miliarder kelas dunia yang memiliki pabrik bernilai miliaran dollar dengan teknologi tinggi. 1993, dia mulai men-set up perusahaan sendiri. Pada 2003, Zhou mendirikan Lens Technology yang berkantor pusat di Hunan, kampung halamannya. Perusahaannya Lens Technology sekarang telah berkembang dengan 10 anak perusahaan berlokasi di seluruh Cina, dan mempekerjakan 80.000 orang pekerja. Lens Technology bahkan telah mampu
Zhou lahir dari keluarga miskin di Xiangxiang. Ia dikenal sebagai seorang buruh yang menjadi miliarder kelas dunia. menjadi penyuplai kaca penutup untuk laptop,tablet dan ponsel. Pada tahun ini pabrik tersebut memproduksi lebih dari satu miliar layar kaca. “Order” yang paling menentukan nasib Zhou adalah ketika mendapat tawaran dari Motorola pada 2003 untuk memproduksi layar kaca ponsel. Keahlian Zhou sebenarnya adalah membuat lensa kaca jam tangan. Munculnya generasi terbaru ponsel pintar benar-benar menjadi pendongkrak kesuksesannya. Pada 2003, ia dihubungi dan menanyakan apakah dia bersedia membuat layar ponsel, Zhou menjawabnya: ya. Tentu saja setelah itu langkah sukses terbuka lebar. Setelah berhasil memproduksi layar kaca ponsel dari Motorola, banyak produsen ponsel dunia yang mengajak Zhou bekerja sama. Zhoun pun makin tertantang untuk melakukan banyak inovasi dan menunjukkan perusahaannya bisa. Berdasar laporan Xinhua, 70 persen dari pemasukan Lens Technology berasal dari pesanan Apple dan Samsung. Sisanya berasal dari merek-merek lainnya. Jika ditotal, diperkirakan 21 persen telepon pintar di dunia memiliki kaca layar sentuh buatan perusahaannya. Kekayaan Zhou terungkap ke permukaan setelah dia mendaftarkan perusahaan yang dimiliki ke bursa saham pada 18 Maret. Pasca penawaran umum perdana (IPO), harga saham perusahaan yang bernama Lens Technology itu terus naik.
Secara keseluruhan, harga sahamnya mencapai USD 7,6 miliar (sekitar Rp 96,2 triliun). Zhou tidak dikenal publik sebelum perusahaannya go public. Dia dikenal tidak banyak bicara sampai Forbes menempatkannya dalam peringkat ke-91 orang terkaya di Tionghoa. Tak seperti kebanyakan perempuanperempuan terkaya di dunia yang kaya raya berkat warisan dari suami, mertua, ataupun keluarganya, Zhou tak memiliki kekayaan dari hasil warisan. Dia harus bekerja keras dari nol untuk mencapai posisinya sekarang. Bahkan bersama sang suami, yang kini jadi komisaris di Lens, dia bekerja keras tiada henti membuktikan kemampuannya Kini, Zhou Qunfei membuktikan bahwa kegigihan menjadi kunci sukses hidup. Kuncinya, Zhou berani melakukan apa yang orang lain takut untuk melakukan. Zhou tidak segan bekerja selama 24 jam. Bahkan melebihi waktu dari para karyawannya. Zhou pun bukan tipe bos yang pemarah teapi terus menanamkan kesadaran akan kerja team untuk kesuksesan mereka bersama. Saat ini kantor perusahaan yang menyatu dengan lokasi pabrik di Changsha. Di kantornya yang luas, pintu belakang mejanya mengarah ke sebuah apartemen kecil, memastikan dia bisa berjalan-jalan di lantai pabrik pagi atau malam hari. Atau dengan kata lain, Zhou siap bekerja kapanpun.
Gemar Belajar dan Rendah Hati
Z
hou Qunfei dikenal juga gemar belajar tentang apapun. Semasa awal-awal bekerja, Zhou dengan tekun mempelajari banyak hal tentang kaca dari perusahaan tempatnya bekerja. Zhou berkarir dari lantai pabrik sehingga ia benar-benar paham setiap langkah dari proses manufaktur lensa-sebelum ia membuat perusahaan sendiri. Bahkan sekarang, dengan karyawan sebanyak 60 ribu-80 ribu
www.listrikindonesia.com
orang, Zhou masih suka berkeliling pabrik dan memperhatikan dari dekat proses pembuatan lensa. Meskipun kaya dan sukses, Zhou tetap rendah hati, tetap diam selama pertemuan dan banyak mendengarkan. Apa yang menjadi keluhan karyawan diperhatikan dengan seksama. Tetapi di sisi lain, Zhou meminta perhatian ketika dia berbicara, dan menegur bawahan karena duduk tidak tegak. n
89
Lifestyle
RILEKSNYA HIDUP DENGAN
PANAHAN Hobi baru yang satu ini tiba-tiba menjadi trend di kalangan selebritis. Mereka rela berpanaspanasan demi memiliki keahliannya. Olah raga itu adalah panahan. ERIKA PUTRI
T
idak semudah yang dilihat, tidak sesulit yang dibayangkan. Itulah olahraga panahan. Mungkin bila kita melihat sekilas, membidikkan busur panah menuju sasaran bukan sesuatu yang sulit. Tetapi ketika, Listrik Indonesia, mencoba sendiri, memang tidak semudah yang dilihat, tetapi tidak sesulit yang dibayangkan. Memanah ternyata perlu keahlian tersendiri. Paling tidak ada beberapa tekhnis dalam olahraga ini yang perlu dikuasai. Dan tentu saja itu membutuhkan waktu dan latihan tersendiri untuk mencapai tingkat ahli. Namun, meskipun tergolong olahraga yang tidak mudah namun sekaligus tidak sulit, peminat panahan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Khususnya setelah banyak sekali film Hollywood yang menggunakan panahan dalam adegannya. Merekapun kemudian rela belajar ala Robin Hood. Bahkan beberapa diantaranya digabungkan dengan tekhnik memanah sambil mengendarai kuda. Di Indonesia sendiri panahan semakin populer setelah cabang olahraga ini pernah meraih medali perak di olimpiade 1988. Kemudian lahir beberapa film yang khusus mengangkat olahraga ini. Sebut saja film “ 3 Srikandi “ yang salah satunya
90
dibintangi artis yang sedang populer Bunga Citra Lestari (BCL). Panahan memang makin populer. Tidak heran, mengunjungi salah satu tempat berlatih panahan di Senayan, Jakarta, kita akan menyaksikan banyak sekali masyarakat yang antusias hanya untuk mencoba jenis olahraga ini. “ olahraga ini super komplit. Mental, tantangan, konsentrasi dan fokus tercakup jadi satu, “ ujar Tri Danang, coach pada Jakarta Private Archery (JPA). Dan menurutnya, tidak semua cabang olahraga menyediakan fokus. “Yang diutamakan adalah ketenangan. Bagaimana orang yang tidak bisa fokus biar dia belajar lebih fokus. Panahan mengarah pada kesabaran, membuat persiapan, mengangkat busur, menarik tali busur. Itu butuh kesabaran, “ ujarnya Tetapi bagi pemula, mereka hanya fokus ke sasaran dan mengindahkan proses tadi yang seharusnya dilalui dengan santai dan rileks. Salah satunya adalah Maudy (21). Baginya olahraga panahan bukan lagi hal
asing. Karyawan swasta ini hampir setahun secara rutin mengikuti latihan panahan di wilayah GBK, Jakarta Selatan. Dengan biaya Rp 1,7 juta, Maudy mengikuti Teknik Dasar I selama tiga bulan. Kemudian Teknik Dasar II selama 3 bulan dan Intermediate juga selama tiga bulan. Dalam satu minggu , Maudy berlatih satu kali seminggu. Kini Maudy sudah memiliki keahlian yang cukup lumayan dalam memanah. “ Tapi saya tidak menginginkan menjadi atlit. Hanya ingin mendalami sebagai hobi dan olahraga saja, “ ujarnya riang, belum lama ini. Berbeda lagi dengan artis Dian Satrowardoyo. Dian yang mempunyai nama asli Diandra Paramita Sastrawardaya dikenal suka mencoba banyak olahraga. Salah satunya panahan. “Kenapa panahan duluan, karena contact person-nya yang lebih gampang dicari ternyata panahan. Dikenalin temen, jadi lebih cepet dapat akses. Mungkin kalau olah raga lain dapat akses, mungkin juga lebih cepet," ujar kelahiran 16 Maret 1982, dalam sebuah
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Lifestyle Lifestyle
kesempatan. Panahan memang sedang digemari setelah beberapa tahun ini sempat tenggelam. Olahraga ini sendiri sempat populer pada era 1980-an ketika Trio Srikandi panahan putri Indonesia merebut medali perak dalam Olimpiade. Hanya saja, seiring menurunnya perhatian pemerintah, dalam memperkenalkan panahan, olahraga ini sempat tenggelam. Hingga kemudian beberapa kalangan membentuk komunitas. Salah satunya adalah komunitas Jakarta Private Archery (JPA) di bawah naungan Persatuan Panahan Indonesia. Menurut Danang, banyak juga yang mengikuti program “play dan pay”. Dengan ikut program ini, mereka hanya perlu membayar Rp100 ribu selama dua jam. Tidak heran peminatnya sangat banyak. “ Bila weekend bisa mendekati 100 orang per hari, “ ujarnya kepada Listrik Indonesia, belum lama ini di Jakarta. Komunitas ini, menurut Danang, meng ajar orang yang ingin belajar panahan tetapi tidak menjadi atlet. JPA menawarkan latihan per 3 bulanan, yaitu Teknik Dasar I selama tiga bulan, Teknik Dasar II selama 3 bulan dan Intermediate juga selama tiga bulan. Untuk tiga bulan pertama, member harus membayar Rp1,7 juta. Sedangkan tiga bulan selanjutnya biayanya sudah jauh menurun. Biaya kursus memanah ini sudah
termasuk sewa alat-alat memanah. Namun ada juga peserta kursus yang membawa alat sendiri ketika latihan. Harga alat untuk latihan sendiri relatif murah yaitu Rp1-3 juta tergantung peralatan dasar hingga peralatan untuk pemanah yang mahir. Harga busur panah dan anak panah pun beragam jenis dan bentuknya. Jenis busur panah ada dua macam, yaitu Compound dan Recurve. Bahannya sendiri terbuat dari kayu, fiberglass, karbon dan berbahan metal seperti alumunium. Nah, bahan tentu menentukan harga. Dalam panahan ada beberapa jarak yang diperkenalkan, yaitu jarak 10 meter, 30-50 meter hingga 100 meter. Kelas pemula hanya diperkenankan jarak 10-30 meter. “Yang terpenting, dalam panahan yang dinilai bukan hanya soal akurasi. Ada juga latihan disiplin, kecepatan, mental, konsentrasi, fokus dan lainnya, “ ujarnya.
Sejak 6 tahun Selain untuk dewasa, panahan juga bisa untuk anak kecil. “ Biasanya mereka mencoba terlebih dahulu. Bila kuat dan suka baru diteruskan. Tapi bila mereka tidak kuat biasanya tidak akan diteruskan karena khawatir akan cedera, “ ujar Danang. JPA kini melatih 50 pemanah amatir dalam berbagai paket pelatihan. Panahan sendiri ujar Danang, cocok untuk usia 6-60 tahun. “Yang tertua ikut latihan panahan di sini adalah dubes
Equador. Walaupun sudah berusia 60-an, tetapi masih ada power-nya”, ujarnya. Panahan, ujar Danang memang menguta makan power atau kekuatan si pemanah. “ Kemudian harus ada enjoy, “ ujarnya. Di JPA sendiri, anak-anak yang ikut latihan memanah biasanya akan mendapatkan peralatan lengkap, seperti arm guard, finger tap, dan string atau tali. Ada tiga level pelatihan memanah. Level satu dengan jarak 5-10 meter, level dua 18-30 meter, dan level tiga 30-50 meter. Biasanya anak-anak di level pertama dan kedua. “Kita maunya mereka nyaman. Terutama untuk menghindari cedera usia dini. Karena cedera usia dini biasanya berjangka panjang," ujarnya. Prinsipnya, ujar Danar, semua orang boleh coba apa pun tetapi tentu saja cedera harus dihindari. Semua pelatih tentu ingin yang terbaik. Memanah juga bisa melatih mental karena hal terpenting adalah mengontrol emosi. Perlu ketenangan dan tidak boleh terburu-buru. "Targetnya kan nggak bergerak, musuhnya diri kita sendiri," ungkapnya. Selain sebagai hobi, panahan pada anak juga berfungsi sebagai terapi. Misalnya pada penderita autis. Terutama mereka dilatih untuk tetap berkonsentrasi pada alat panah dan sasarannya tapi mempedulikan hal lainnya. Yang terpenting lagi, panahan bisa mengatasi stres dan depresi pada orang dewasa. Tertarik ikut?
TIPS PEMANAH PEMULA
B
agi Anda yang ingin belajar panahan, ada beberapa tips bagi pemanah pemula yang bisa dipelajai kemudian diterapkan. Pilih busur yang sesuai dengan Anda. Cara terbaik adalah minta saran kepada pelatih atau pemanah yang berpengalaman. Pelajari teknis. Baik tekhnis untuk Pegangan di busur (Grip - bow hand) maupun Pegangan di string (Grip - string hand). Rileks. Usahakan se-rilek mungkin ketika menembak. Semakin tegang Anda semakin besar kemungkinan rilis
1
anda jelek. Sebuah rilis mulus penting untuk akurasi tembakan. Pelajari teknik bidikan. Cara membidik antara orang yang satu dengan lainnya tidak sama. Ada yang membidik dengan menutup satu mata dan melihat keujung anak panah pada target. Beberapa orang menembak dengan kedua mata terbuka. Rilis. Jari pegangan string harus rileks. Jangan melepas string dengan mendadak. Ketika Anda melepaskan anak panah, keluarkan napas Anda dan rileks. Mengikuti larinya anak panah. Hal ini sangat penting pada panahan,
4
2
5
3
6
www.listrikindonesia.com
jangan terlalu cepat menurunkan tangan pegangan busur anda. Kecenderungannya setiap pemanah akan segera menurunkan tangan pegangan busurnya untuk melihat apakah anak panahnya mengenai target sesuai yang diinginkan. Konsentrasi dulu pada target dan kemana anak panah anda inginkan.
91
Lifestyle Tips & Trik
Smartphone sudah menjadi bagian hidup kita. Hanya saja, kadangkala kita merasa baterainya terlalu cepat habis. Apa penyebabnya? Bagaimana solusinya? ERIKA PUTRI
TIPS HEMAT BATERAI
smartphone K
alau Anda penggemar berat smartphone (telepon pintar), pasti Anda sudah merasa kan manfaatnya dalam kehidupan Anda. Smartphone boleh dikatakan sudah “melayani” segala macam yang dibutuhkan di kehidupan kita. Apalagi fitur–fitur aplikasi yang semakin berkembang dan memang bisa diandalkan para pengguna untuk mempermudah pekerja annya. Begitu pula dengan gaya hidup dan sosial media. Semua bisa dikatakan, sudah bisa dilayani dengan smartphone yang paling sederhana sekalipun. Tapi sadarkah kita, smartphone yang kita pakai ternyata sangat boros baterainya. Walau pun sudah ada powerbank untuk men-charge handphone di mana pun, tetap saja butuh energi dan menyebalkan bila baterai boros. Salah satu penyebab baterai boros adalah ba nyaknya fitur-fitur canggih di smartphone kita. Karena fitur tersebut membutuhkan daya yang besar agar dapat berjalan secara maksimal. Maka semakin sering Anda menggunakan fitur tersebut, baterai smartphone juga akan cepat habis. Ternyata paling tidak ada lima penyebab mengapa smartphone cepat sekali kehabisan baterai.
92
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Tips & Trik Lifestyle
1
Satu, Layar smartphone yang terlalu cerah. Layar yang terang memang biasanya membuat pengguna lebih jelas memandang smartphone-nya. Namun, layar smartphone dengan ukuran yang besar akan menghabiskan daya baterai. Apalagi jika ditambah dengan setting tingkat kecerahan yang maksimal. Akan lebih baik atur tingkat kecerahan layar smartphone menjadi 40 – 50% saja untuk mengurangi penggunaan daya bateraimu.
2
Dua, atur penggunaan fitur WiFi dan Bluetooth. Seringkali Bluetooth dan WiFi di smartphone dalam keadaan aktif. Jika dalam keadaan aktif, lebih baik matikan kalau tidak terlalu diperlukan lagi. Karena jika bluetooth dibiarkan dalam kondisi menyala meskipun tidak sedang terkoneksi akan menguras tenaga baterai, begitu juga dengan WiFi yang menyala akan terus berusaha mencari dan mendeteksi jaringan yang ada di sekitarnya. Jadi, lebih baik dimatikan saja.
Namun, suhu yang lebih tinggi akan lebih menguras baterai telepon pintarmu dibandingkan suhu yang lebih rendah. Cara gampangnya, pastikan smartphone tidak terpapar matahari secara langsung dalam waktu yang lama dan jangan tinggalkan smartphone di samping jendela atau terpanggang di dalam mobil. Untuk berjaga-jaga bisa selalu sediakan power bank yang kapasitasnya sesuai dengan besar daya baterai smartphone atau gunakan charger orisinil yang terjamin kualitasnya.
Dua, jangan meletakkan tablet
di atas barang elektronik atau di sebelahnya. Hal ini seringkali tidak sengaja dilakukan dan berbahaya. Bila diletakan dekat DVD player, televisi, laptop, serta perangkat elektronik lainnya, akan memicu tablet dari interferensi medan magnet atau gelombang elektromagnetik yang bisa mengakibatkan kerusakan pada tablet.
3
Tiga, Fitur lokasi dan navigasi. Batasi penggunaan fitur pendeteksi lokasi dengan memilih salah satu aplikasi saja. Jika ingin menjalankan aplikasi GPS, pastikan sudah mematikan aplikasi navigasi ketika sudah sampai di tempat tujuan. Dengan begitu, telepon pintar tidak akan terus mendeteksi keberadaanmu yang tentunya menguras banyak tenaga.
4
Empat, menjalankan aplikasi terlalu banyak. Kita kadangkadang tidak sadar, banyaknya aplikasi menyebabkan baterai cepat habis. Sebut saja aplikasi media sosial seperti facebook, twitter, line, WA dan lainnya. Segera matikan aplikasi yang tidak diperlukan. Selain menghindari kinerja smartphone agar tidak lemot, tentu akan menghemat penggunaan daya baterai smartphone.
5
Lima, smartphone terpapar matahari langsung. Sekilas terlihat terlihat tidak ada hubungan antara suhu dengan baterai smartphone. www.listrikindonesia.com
Smartphone boleh dikatakan sudah “melayani” segala macam yang dibutuhkan di kehidupan kita. Begitu pula dengan gaya hidup dan sosial media. Semua bisa dikatakan, sudah bisa dilayani dengan smartphone yang paling sederhana sekalipun.
T
ablet (tab) bila tidak dipelihara dengan baik, bukan hanya akan cepat rusak. Tetapi juga akan membuat penggunaannya tidak optimal. Ada beberapa tips untuk merawatnya.
SaTU, batasi penggunaannya. Jangan menggunakan tablet terlalu berlebihan. Tetapi, gunakanlah tablet dengan bijak dan cermat. Pemakaiaan tablet yang terlalu lama akan mengalami panas berlebih. Hal tersebut tentu bisa membuat komponen di dalamnya mengalami kerusakan dan akibatnya tablet akan sering mati sendiri atau sering error.
TIGA, jangan men-cas terlalu lama. Jangan terlalu lama dalam mengecas baterai tab. Bila baterai sudah penuh langsung saja mencabut adaptor atau pengisi daya baterai. Kalau tidak, baterai bisa menggendut karena bocor. Hindari pula menggunakan tab sambil di-cas, hal itu membuat pengisian tidak optimal. EMPAT, pakailah tab leather case. Ini berguna untuk mengantisipasi body tab bila terkena benturan. Apalagi tab leather case ini memiliki banyak varian warna dan model. Jadi, memakai tab leather case tidak akan membuat tab terlihat kuno. Tetapi justru membuatmu terlihat semakin bagus.
93
Review Tekno
Mengoptimalkan
Kinerja
Efisiensi energi dan produktifitas merupakan satu pencapaian penting dalam industri untuk mengoptimalkannya, karakter dan mekanisme operasional terutama bahan bakar harus dikenali karena memiliki spesifikasi yang berbeda beda dalam menunjang usia pakai mesin. Untuk mesin gas, nitrasi merupakan satu kendala teknis utama. Bagaimana cara mengenali serta menanggulanginya?
94
Mesin Gas G
as alam sebagai bahan baku energi menjadi salah satu alternatif yang kini semakin banyak disosialisasikan serta didayagunakan. Isu ramah lingkung足 an terkait kandungan unsurnya yang bebas merkuri merupakan alasan utama industri dunia melirik potensi gas alam sebagai sumber energi. Selain itu, dengan rantai produksi yang cukup singkat menjamin keterjangkauan harga dibandingkan bahan bakar lainnya. Penggunaan bahan baku gas pun tergolong aman karena tekanan yang relatif lebih kecil serta identifikasi kebocoran yang lebih mudah dikenali serta diantisipasi. Di Tanah air sendiri, peluang penggunaan bahan bakar gas sangat terbuka dan semakin didorong seiring kesadaran Pemerintah serta Masyarakat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar minyak (BBM). Dalam halal bil halal ketenaga足 listrikan, Menteri ESDM menyebutkan diperkirakan 5 tahun ke depan 25% pembangkit yang ada nantinya berbahan baku gas alam untuk mengaliri listrik nusantara. Kendati penggunaan mesin gas terus bermunculan, namun masih banyak yang mempertanyakan cara langkah preventif,
perawatan, serta kendala oprasional mesin gas yang berbeda dengan bahan bakar lazimnya. Apalagi belum banyak perusahaan di tanah air yang spesifik menyediakan suku cadang mesin gas. Salah satu kendala yang paling utama pada mesin gas adalah kehadiran kontaminan nitrat yang menghambat kinerja mesin yang akrab disebut nitrasi. Tentunya terjadinya nitrasi pada mesin gas adalah sesuatu yang paling tidak diharapkan karena nitrasi mengakibatkan terjadi kejenuhan dalam mekanisme pelumasan akibat berikatan dengan sanyawa nitrogen baik yang terlarut atau yang tidak terlarut. Akibatnya, pelumas yang seharusnya melindungi mesin menjadi terdegradasi membentuk endapan sehingga menggangu performa mesin diantaranya memacetkan cincin piston, meningkatkan konsumsi bahan bakar, serta mengurangi kerja filtrasi mesin. Kehadiran senyawa nitrat didalam mesin secara natural disebabkan dari beberapa keadaan diantaranya kerusakan piston baik yang disebabkan oleh aus ataupun rusak. Kondisi ini menyebabkan ketidakseimbangan tekanan pada
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Tekno Review
Unsatisfactory Condition
Sludge-Cold, Hot Varnish Carbon-Soot, Coke, Varnish Ring Sticking Blow-by Poor Combustion Filter Plugging Poor Air Filtration Coolant Leaks Liner Wear Ring Wear Bearing Wear
katup pembuangan yang menyebabkan zat sisa pembakaran yang mengandung nitrogen kembali ke dalam tangki mesin gas. Penyebab nitrasi lainnya, biasanya dikarenakan kerusakan segel turbocharger, ruang pembakaran atau pengapian yang tidak tepat, dan penggunaan pelumas mesin terlalu lama. Banyaknya kandungan senyawa nitrat di ruang mesin merupakan tanda tidak tepatnya reaksi kandungan nitrogen yang ada di pelumas. Secara ilmiah, dapat dikaji bahwa ada hubungan antara tingkat nitrasi bahan bakar dengan situasi operasional mesin, diantaranya rasio oksigen, kapasitas mesin, serta suhu pelumas. Ketiga unsur tersebut menyebabkan pelumas tidak bereaksi secara normal menjalankan fungsinya sebagai pelindung korosi ataupun gesekan, justru menyebabkan penumpukan kontaminan yang sifatnya merusak mesin, juga membuat penggunaan bahan bakar tidak efisien karena deposit nitrogen yang terbentuk menghambat proses infiltrasi bahan bakar. Nitrasi secara sederhana bisa dideteksi dari penampakan piston dan komponen sekeliling mesin yang kemerahan di sertai kotoran agak berlumpur. Konsumsi pelumas berlebih serta sering terjadinya kerusakan filter merupakan satu tanda tengah terjadi proses nitrasi secara ber lebih pada operasional kendaraan. Lalu bagaimana mendeteksi nitrasi dalam ruang lingkup industri besar, misal nya pada perusahaan pembangkit listrik? Bila ingin mendeteksi lebih kualitatif biasanya nitrasi dianalisis di laboratorium dengan menggunakan bantuan sinar infra www.listrikindonesia.com
Causes of Condition as Identified by Signum Oil Analysis Vis. X
Water Glycol X
X
X
X
Oxidation
Nitration
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
X
X
X
Nitro
Coking
Insol.
Metals
Verified by Engine Analyzer
X X X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X X
merah (infrared scan). Dengan teknologi inframerah, hasil yang didapatkan sangat otentik secara kualitatif dan terperinci, terkait kontaminan apa saja yang melekat pada mesin. Dalam proses ini, sampel yang digunakan pelumas yang sudah terpakai dibandingkan dengan sampel referensi pelumas baru. Sinar inframerah mampu melewati sel-sel 0.1mm dengan ketebalan (0.003937 inc). Secara otomatis selisih komposisi kimia dicatat. Teknologi canggih ini adalah yang dimiliki ExxonMobil dalam program Mobil Signum Oil Analysis, yaitu sebuah laboratorium analisis minyak pelumas menggunakan absorbsi inframerah untuk menentukan tingkat kontaminasi nitrasi dengan melihat tren dan perubah an mendadak dari kondisi fisik ataupun kandungan kimiawi dari pelumas. Tabel di atas menunjukkan hasil Uji Laboratorium dengan menggunakan inframerah yang dikeluarkan oleh Mobil Signum Oil Analysis. Adanya identifikasi secara terpe rinci seperti yang didapat dari pengujian secara menyeluruh dengan inframerah, tentunya sangat mempermudah bagi industri pengguna mesin bahan bakar gas dalam menentukan pola operasional dan perawatan untuk mendeteksi dampak laten dari kerusakan pelumas, terutama yang disebabkan oleh nitrasi. Salah satu perusahaan pembangkit listrik dunia, mi salnya, Tibet Dongga Power Plant mengklaim sejak melakukan identifikasi kondisi pelumas dengan program Mobil Signum Oil Analysis, perusahaan asal China itu mampu menghemat selama rentang tiga tahun, baik biaya investasi teknologi
X
X
X
X
X
X
X
X
ataupun tenaga kerja, karena rendahnya tingkat kerusakan. Dengan fenomena itu, jelas bahwa industri yang mengaplikasikan mesin gas seperti halnya pembangkit akan sangat terbantu bila operasionalnya disertai program Mobil Signum Oil Analysis. Dengan teknologi termutakhir karena program itu menjadi satu kunci efisiensi dalam meningkatkan kapabilitas perusahaan. ExxonMobil adalah salah satu yang andal dalam menyediakan jasa program analisa pelumas yang teruji dan akurat. Dengan pengalaman lebih dari 40 tahun, ExxonMobil selalu berupaya memutakhirkan rancangan serta operasional dalam menjalankan analisa untuk melayani konsumen. Sehingga tak heran, puluhan bahkan ratusan perusahaan pengguna mesin gas seperti Tibet Dongga Powerplant bekerjasama dengan ExxonMobil. Untuk keterangan lebih lanjut, Anda bisa mengunjungi mobilindustrial.com atau email: pelumas@exxonmobil.com.
95
News Aktivitas
Amir Rosidin Terpilih Menjadi Ketua CIRED
D
irektur PLN Amir Rosidin dipilih sebagai Ketua CIRED (Congres Internasional des Reseaux Electriques de Distribution/ Persatuan Ahli Distribusi Tenaga Listrik) kepengurusan 2015-2019, yang sebelumnya dijabat oleh Ngurah Adnyana sebagai ketua CIRED 2011-2014. Acara serah terima jabatan ini dilakukan di PLN Kantor Pusat (4/9) ditandai dengan penyerahan dokumen kepengurusan dari Ngurah Adnyana kepada Amir Rosidin. Adnyana dalam sambutannya menekankan pentinganya pemanfaatan aset dan smart grid yang harus dilaksanakan ke depan. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada seuruh pihak atas kerjasama
bersama CIRED selama kepengurusannya. Ke depan, Amir berharap CIRED Indonesia dapat memberikan masukan kepada PLN, missalnya mengenai kebutuhan material distribusi, sehingga tidak terjadi kemandekkan pemasangan baru. CIRED merupakan konferensi internasional distribusi kelistrikan, organisasi nirlaba yang didirikan di Belgia, dan saat ini CIRED sudah hadir di banyak negara selain Indonesia, seperti Austria, China, Czech, Portugal, dll. Pembentukan CIRED di Indonesia sendiri karena komunitas Distribusi Indo nesia dipandang perlu terus meningkatkan
Amir Rosidin (kiri)
kompetensi, skill, dan knowledge-nya agar dapat bersaing dengan komunitas distribusi negara tetangga di ASEAN. n (DH)
Tim PDKB & Energy Saving
M
elakukan pekerjaan dalam keadaan bertegangan memang bukan untuk sembarang orang. Sejak 1993, PLN telah merekrut pemuda-pemuda lulusan STM (sekarang SMK) untuk dilatih secara khusus menjadi Tim yang melakukan pekerjaan dalam ke adaan tidak bertegangan (offline). Seiring dengan berjalannya waktu, PLN mengembangkan live line maintenance dengan membentuk Tim PDKB. Hingga saat ini, PLN memiliki 730 personil Tim PDKB Tegangan Menengah (TM) dan sekitar 200 personil Tim PDKB
Tegangan Tinggi (TT)/Tegangan Ekstra Tinggi (TET) yang tersebar di 15 unit PLN Wilayah/Distribusi dan 2 unit PLN Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) yaitu P3B Jawa Bali dan P3B Sumatra. Dengan adanya Tim PDKB, maka ada energy saving atau energi yang terselamatkan. Ini karena perbaikan yang dilaksanakan tidak mengganggu suplay listrik ke pelanggan, sehingga energi yang dibangkitkan dapat terjual. Berkat pasukan elite, PLN pun dapat menghemat sekitar Rp4 miliar per tahun. n (DH)
Gardu Induk PLN Sering Terbakar
S
eringnya Gardu Induk (GI) terbakar tidak dijadikan pengalaman oleh UIP PLN untuk berupaya melakukan pencegahan. Seperti kita ketahui, untuk pengamanan listrik di rumah saja dipasang MCB untuk mencegah korsleting, mengapa Gardu Induk PLN tidak diberi protector untuk mencegah kebakaran. Inilah pertanyaan besar masyarakat. Listrik Indonesia mencatat ada beberapa kejadian yang terjadi secara beruntun terkait dengan kebakaran Gardu Induk. Padamnya aliran listrik ternyata juga dialami oleh warga Prabumulih. Informasi yang diperoleh
96
dari rekanan PLN, terjadi blackout akibat terbakarnya switchyard di GI Gunung Megang. Kejadian berikutnya adalah GI PLN di Cawang, Jakarta Timur, terbakar hebat. Gardu listrik yang terbakar ini merupakan penyaluran dan pusat pengatur beban listrik Jawa-Bali, region Jakarta dan Banten. Hingga kini, belum ada keterang an resmi dari PLN terkait penyebab kebakaran. Peristiwa terbakarnya gardu listrik dalam minggu ini sudah terjadi dua kali. Sebelumnya, gardu milik PLN di Kembangan, Jakarta Barat, juga terbakar. n (DH)
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015
Aktivitas News
Proyek 35.000 MW Pakai Produk Lokal M ega proyek listrik 35.000 MW yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi), diperkirakan membutuhkan dana investasi US$ 72,942 miliar atau sekitar Rp1.021 triliun. Dari investasi sebesar itu, akan menggunakan produk barang dan jasa dalam negeri sekitar US$ 29,2 miliar atau Rp408 triliun. Menteri ESDM Sudirman Said menyata kan, Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dari proyek 35.000 MW, baik dalam bentuk Engineering Procurement & Construction (EPC) mencapai 40% dari total investasi yang dibutuhkan sebanyak US$ 72,942 miliar. "Jadi selama 5 tahun ke depan kita akan kebagian US$ 29,2 miliar," kata Menteri ESDM Sudirman Said, dalam diskusi Morning Briefing Media bersama Menteri ESDM, minggu lalu. Sudirman mengatakan, investasi 35.000 MW sebesar US$ 72,942 miliar tersebut digunakan untuk mem bangun: 291 pembangkit listrik, 732 jaringan transmisi dan 1.275 gardu induk. n (DH)
Ketum DPP AKLI Pimpin AFEEC Meeting di Thailand
K
etua Umum DPP Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI), Puji Nugroho selaku President AFEEC, memimpin pertemuan AFEEC Meeting ke-53 yang digelar di Thailand. Menurut Puji Nugroho, pertemuan ini diselenggarakan berkala setiap tahun secara bergantian oleh negara ASEAN. Dalam meeting ini biasanya ada forum sharing di mana setiap negara mengungkapkan apa permasalahan kelistrikan yang sedang dilaksanakan atau saling bertukar pengalaman dan pengetahu an seputar dunia kelistrikan. “DPP AKLI selaku peserta yang mewakili Indonesia mengungkap kan program pembangunan mega proyek 35.000 MW dalam forum sharing tersebut. Upaya ini dilakukan agar negara ASEAN yang tergabung dalam AFEEC mau melakukan investasi atau membantu membangun IPP untuk proyek kelistrikan di Tanah Air,” ungkap Puji Nugroho. n (DH)
Perusahaan Paling Berkelanjutan dalam CAC40
S
chneider Electric, perusahaan global di bidang pengelolaan energi, telah dianugerahi sebagai perusahaan yang paling berkelanjutan dalam Indeks CAC 40 (indeks yang terdiri dari 40 saham yang paling representatif dari berbagai sektor ekonomi yang tercatat di pasar modal Perancis, Paris Euronext). Penghargaan ini diberikan oleh badan bergengsi, yaitu Majalah Enjeux Les Echos dan Institut RSE
www.listrikindonesia.com
(CSR Institute), dan tahun ini Schneider Electric kembali mendapatkan peringkat teratas, setelah tahun lalu mendapatkan penghargaan yang sama. Jean-Pascal Tricoire, Chairman & CEO Schneider Electric menuturkan, terlibat dalam semangat keberlanjutan adalah hal yang bermanfaat bagi semua pihak: pelanggan, karyawan, masyarakat di mana kami beroperasi, para pemegang
saham dan juga planet yang kita huni bersama. Dengan skor 840/1000, Schneider Electric menunjukkan bahwa grup Perusahaan telah mengintegrasikan nilai-nilai keberlanjutan ke dalam kinerjanya secara keseluruhan, begitu pula dalam pengambilan keputusan serta eksekusinya, yang seluruhnya telah diproses dalam jangka waktu yang lama. n (DH)
97
Headline Fokus Utama
Ingin Tau Lebih Tentang Transportasi di Indonesia...? Semua ada di Majalah TRANSPORTASI INDONESIA
Referansi Bisnis Transportasi
Berlangganan:
Adizar Taufik
0857 7378 5522
98
Grha MP - Jl. Kemanggisan Ilir No. 23 Jakarta 11480 T : +62 21 536 77336 F : +62 21 534 3792 Majalah Transportasi Indonesia transportsi@cbn.net.id @magz_transindo
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015 www.transportasi-indonesia.com
Fokus Utama Headline
Jangan sampai terlewat, Majalah terbaru, selalu menampilkan berita-berita eksklusif seluk-beluk dunia kelistrikan dan energi...
www.listrikindonesia.com
Info Langganan:
Ya! Saya ingin berlangganan Majalah Listrik Indonesia
Nindya Putri 021 - 548 2711, 0878 7848 7779 Iklan:
Dari edisi .....................................................
Ari Miradi 0853 1011 0113 51FC2CDD listrikindonesia@cbn.net.id
Nama
: ..............................................................................................................................
Perusahaan : ..............................................................................................................................
Pembayaran dapat dilakukan melalui bilyet giro atau transfer ke rekening: PT MURTILA Promosindo Bank Bukopin Cab. Rasuna Said Acc No. 101-8074-016
Jabatan
: ..............................................................................................................................
Alamat
: ..............................................................................................................................
Telepon
: ......................................... Handphone: ........................................................
Fax
: ...................................................................
: ...................................................................
Status Pelanggan: Baru
Perpanjangan
Jumlah/Eksemplar
Jabodetabek
Luar Jabodetabek
24 edisi x ........................... exp
Rp.
858.000
Rp.
876.000
12 edisi x ........................... exp
Rp.
438.000
Rp.
456.000
6 edisi x ............................. exp
Rp.
228.000
Rp.
246.000
Beri tanda √ pada kotak yang dipilih
TOTAL Rp.
.............................., ...... .................... 2015 Tertanda
(............................................)
www.listrikindonesia.com
Kirim melalui fax 021-5343792 atau email: listrikindonesia@cbn.net.id 99
WE DELIVER
YOUR SUCCESS
Grha MP - Jl. Kemanggisan Ilir No. 23 Jakarta 11480 T : +62 21 536 77336 F : +62 21 534 3792 murtila@cbn.net.id
Jl. Baratajaya VIII No. 9 Surabaya 60284 T : +62 31 505 3247 F : +62 31 504 4836 murtilasby@yahoo.com
Event Organizer | Exhibition | AdvertisingEdisi 46| | 20Publishing September - 20 Oktober 2015
100
Fokus Utama Headline
www.listrikindonesia.com
101
Opini Editorial
70 Tahun Merdeka Apa Kabar Pulau Terluar?
Y
ang menggembirakan, baru-baru ini pemerintah memastikan 47 pulau terluar di Indonesia bakal teraliri listrik pada Agustus ini atau beberapa saat setelah peringatan 70 tahun kemerdekaan Indonesia. Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Sujatmiko mengatakan Menteri ESDM Sudirman Said meresmikan proyek kelistrikan 47 pulau terluar di Indonesia. Peresmian proyek kelistrikan tersebut bakal dipusatkan di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat. Sujatmiko memastikan PT PLN (Persero) telah melakukan pemasangan jaringan. Sehingga, listrik yang dihasilkan dapat dialirkan ke 50 hingga 100 rumah tangga. Untuk sementara, pembangkit listrik yang digunakan masih berupa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Sambil menunggu infrastruktur pembangkit listrik energi terbarukan dibangun. Nantinya, 47 pulau terluar di Indonesia bakal menggunakan dua pembangkit listrik yaitu PLTD dan energi terbarukan atau tergantung masing-masing potensi daerah. Sebanyak 47 tempat terluar itu
102
Tahun ini tepat 70 tahun Indonesia merdeka. Sayang kemerdekaan tidak dimiliki secara merata. Terutama kemerdekaan untuk mendapatkan listrik. Terutama mereka yang berada di pulau terluar. membentang dari Aceh, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, hingga Papua. Adapun kapasitas mesin pembangkit yang dipakai bervariasi, sesuai kebutuhan di setiap lokasi, yang berkisar 100 kilowatt-1.000 kilowatt. Tahun depan, pemerintah akan memanfaatkan tenaga dari energi baru terbarukan, seperti tenaga bayu, hidro, dan panas matahari. Pemerintah menargetkan 34.178 pelanggan di 47 tempat di pulau-pulau terluar Indonesia akan mendapat aliran listrik pada Agustus 2015. Program itu merupakan janji pemerintah. Namun,
pemerintah diminta berhati-hati dalam proyek yang pelaksanaannya terbilang singkat itu. Selain itu yang mengkhawatirkan juga, seperti yang diungkapkan pengamat Fabby Tumiwa, setelah proyek ini diresmikan, peralatan yang dibeli tidak terawat dan cepat rusak sehingga masyarakat kembali tidak dapat menikmati aliran listrik. Perlu diantisipasi pula bahwa apabila listrik sudah mengalir, produk足 tivitas masyarakat atau aktivitas ekonomi akan meningkat, sampai dua kali lipat. Akibatnya, pemakaian listrik akan melonjak dan bisa berujung pada defisit listrik. n
Edisi 46 | 20 September - 20 Oktober 2015