Listrik Indonesia Mags Edt 64

Page 1

EDISI 064 â– 25 AGUSTUS - 25 SEPTEMBER 2018

www.listrikindonesia.com

SINERGI MEMBANGUN PROYEK ENEGERI

RIKI F IBRAHIM

Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero)

BUMN PANAS BUMI UNTUK NEGERI RUDY HENDRA PRASTOWO Direktur Utama PLN Batubara

MILIKI LAHAN BESAR DEMI MARKET PRICE EDITORIAL: LISTRIK BELUM MERDEKA

IBEA 2018

BISNIS LISTRIK MASIH MENARIK Rp45.000,9772085106564




4

Dari Redaksi

Sinergi Bangun Proyek Energi

P

emerintah dan seluruh subsektor ketenagalistrikan terus berjuang melistriki seluruh negeri dengan berbagai upaya untuk memberikan kepastian bahwa seluruh masyarakat menikmati listrik Sebagai dukungan untuk percepatan program ini, Listrik Indonesia edisi 64 ini mengangkat tema tersebut dengan harapan regulator dan semua pemangku kepen­tingan dapat bekerjasama untuk merealisasikan harapan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Fokus Utama kali ini secara khusus mengupas 50 perusahaan yang lolos seleksi peserta IBEA 2018 dan akan mengikuti tahapan seleksi berikutnya, serta pendapat para pemangku kepentingan, asosiasi, dan pakar kelistrik­an, terkait dengan komitmen mereka dalam mendukung infrastruktur kelistrikan. Selain Laporan Utama, seperti biasa kami juga tetap menampilkan rubrik-rubrik menarik, antara lain Cover Story di mana kali ini menampilkan CEO Geo Dipa Energi dengan mewawancarai secara eksklusif tentang langkahnya mengembangkan PLTP untuk negeri dan pengelolaan SDM di era milenial. Simak juga, Voice of BoD dari CEO PLN Batubara, Sosok yang menampilkan Dini Sulistyawati, dan Korporasi spirit Merah Putih Powerindo.

Rubrik Sorot mengangkat tema Kemerdekaan, di mana di usianya yang ke-73 tahun, ternyata yang menikmati listrik di Indonesia belum sepenuhnya merdeka. Tidak ketinggalan pula, kami tampilkan Pulau Wetar di rubrik Archipelago yang menanti listrik dengan sabar. Redaksi juga menyuguhkan beberapa rubrik reguler lainnya, seperti Aktivitas dengan tema Energy of Asia Powered by PLN, perhelatan 7th Asian SBC Users Group Confrence & Exhibition dikupas dalam Seremoni. Tak ketinggalan Lensa Daerah, Luar negeri, Tips & Trik, SDM dengan menyorot Potensi Generasi Milenial, dan Life Style dengan tema-tema menarik. Pada kesempatan yang baik ini, atas nama Manajemen dan Redaksi Listrik Indonesia mengucapkan selamat atas terlaksananya perhelatan Asian Games 2018 dengan kesiapan pasokan listrik yang andal zero tolerance. Tak lupa dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan “Dirgahayu HUT Kemerdekaan RI Ke-73 Kerja Kita Prestasi Bangsa”

Juli Satrio

Selamat membaca dan berkarya.

Juli Satrio Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


DEWAN PAKAR Dr. Ir. TUMIRAN, M.Eng Ir. JARMAN, M.Sc Ir. NUR PAMUDJI, M.Eng Dr. Ir. HERMAN DARNEL IBRAHIM, MSc Dr. Ir. MUHAMMAD SAID DIDU, M.Eng Ir. MOCH. HARRY JAYA PAHLAWAN, Dipl.EC, MSc, IPU. Dr. Ir. MILTON PAKPAHAN, MM, CERG PEMIMPIN UMUM JULI SATRIO

l i s t r i k i n d o n e s i a . c o m

MANAGING DIRECTOR IRWADHI MARZUKI

EVENT DIRECTOR ARIO SOEBIJOKO

PROMOTION DIRECTOR IRWAN RACHMAN

CORPORATE SECRETARY SARAH WENAS

PEMIMPIN REDAKSI BAHAR YAHYA WAKIL PEMIMPIN REDAKSI ERIKA PUTRI REDAKTUR PELAKSANA DEDDY HASSAN REDAKSI MITA, CANDRA W, GALUH FIRDAUS. T. SOFYAN FOTOGRAFER R. AKMAL, S. WIBOWO. CREATIVE DIRECTOR ISMAIL ATMADJA. ART DIRECTOR FRANKI SUWARNO AK. CREATIVE AGOES SOLIKIN, KELI UNTORO. MANAJER MARKETING & PROMOSI ARI MIRADI. IKLAN BOBBY LESMANA, DIEN SAKARUDIN, MARWAN, NURLINA LENY, RIDWAN SIRKULASI SUBHAN. STAF M. SADELI, M. MAYA, UBAIDILLAH. DATA & DOKUMENTASI NINDYA PUTRI. KEUANGAN SANTI SETIAWAN.

ON THE COVER:

RIKI F IBRAHIM Direktur Utama PT Geo Dipa Energi

LANGGANAN & IKLAN 021 - 536 77336 (hunting)

listrikindonesia.com

redaksi.listrikindonesia@gmail.com

@listriknenergi

Listrik Indonesia

@Listrikindo

REDAKSI & IKLAN GRHA MP JL. KEMANGGISAN ILIR NO. 23 JAKARTA 11480 TELP. 021-53677336 FAX. 021-5343792 PERWAKILAN

JL. BARATAJAYA VI NO.3 SURABAYA 60284 TELP. 031 - 5053247, 5058191

SEKRETARIAT

JL. SUNAN KALIJAGA NO. 67, JAKARTA SELATAN 12160

BANK

BANK MANDIRI CAB. JAKARTA NO. ACC. 165-000-2323-203 A/N: PT. LISTRIK INDONESIA MEDIA

PENERBIT

MURTILA PROMOSINDO

HAK MEREK:

NO. IDM00027133


6

Table of Content

Review

Fokus Utama

96

MANCANEGARA Revolusi Energi Jerman

98

LENSA DAERAH Menanti Kendari Benderang

100

ARCHIPELAGO Sabar Menanti Cahaya

102

SDM Lima Potensi Generasi Millenial

108

SEREMONI 7Th Asian SBC Users’ Group Conference & Exhibition 2018

KEBIJAKAN ENERGI

PEMACU INVESTASI Pemerintah berupaya membuat regulasi yang mendorong investasi kelistrikan. Apalagi, investasi merupakan penggerak perekonomian. Seperti apa gambaran investasi bidang kelistrikan beberapa tahun belakangan? 16 IBEA 2018 Ajang Bergengsi Datang Lagi 17 PT PP (Persero) Tbk, EPC Division 18 PT Wika Rekayasa Konstruksi 20 PT Wika Industri Energi 21 PT Indonesia Comnet Plus (Icon+) 22 PT Pal Indonesia (Persero) 23 PT Indonesia Power 24 PT Pjb Services 25 PT Pertamina GE 26 PT Medco Power Indonesia 27 PT Medco Geothermal Sarulla 28 PT GH EMM Indonesia 29 PT Pindad (Persero) 30 PT Barata Indonesia (Persero) 31 PT Mitra Energi Batam 32 Cirebon Power 33 PT Cogindo DayaBersama 34 PT Jawa Power 35 PT Pupuk Indonesia Energi 36 PT Bhimasena Power Indonesia 37 PT Bukit Energi Servis Terpadu 38 PT Voksel Electric Tbk 39 PT Sulzer Indonesia 40 PT Tritama Mitra Lestari 41 PT Enviromate Technology International

42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 68 70

PT Ecolab International Indonesia PT Pura Mayungan Electric PT Tanjung Jati B Power Services PT Energi Listrik Batam PT KSB Indonesia PT Trias Indra Saputra PT Indopower International PT Len Industri (Persero) PT Galleon Cahaya Investama PT Benua Green Energy Black & Veatch International Company PT Ulusoy Electric Indonesia PT Robin Litten Indonesia Ormat Geothermal Indonesia PT Fusi Liberti Indonesia PT Surya Utama Putra PT Kajian Logam Persada PT Tanjung Power Indonesia KIS Group PT Dharma Pratama Sejati PT Indocitra Widhitama Industries PT Cannet Elektrik Indonesia PT ODG Indonesia PT Adyawinsa Electrical And Power Investasi Kelistrikan Swasta

80

SOSOK Dini Sulistyawati

Deputi Manager dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jakarta Raya

Mainkan Dua Peran Dalam Hidup

102

MOTIVASI Achmad Zaky Anak Kampung Banjir Untung Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


7 Cover Story

72

19

AKMAL MALIK

President Director PT Wika Rekayasa Konstruksi

Transformasi Kembangkan Market EPC dan O&M

Riki F. Ibrahim Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero)

80

BUMN PANAS BUMI UNTUK NEGERI

Opini 84

86 90 120

PAKAR Dr. Ing. Pudji Untoro: Bola Salju Menuju Indonesia Maju SOROT Belum 100% Elektrifikasi Sudah Tinggi ASOSIASI Produsen Lokal Harus Berani Bersaing EDITORIAL Listrik Belum Merdeka

Feature

90 92 94 114

RUDY HENDRA PRASTOWO Direktur Utama PT PLN Batubara Distribusi

Miliki Lahan Besar Demi Market Price

KORPORASI Spirit Merah Putih Powerindo TEKNO Study on Differential Expansion After 150 MW Unit Trip

84

INOVASI Lampu Sehen Wujud Energi Berkeadilan ETALASE Produk-produk Kelistrikan Terbaru

PUDJI UNTORO

Anggota Dewan Energi Nasional

Lifestyle 104

GAYA HIDUP

106

TIPS & TRIK

Inilah Gaya Hidup Pekerja Jakarta

Bola Salju Menuju Indonesia Maju

90

Tujuh Cara Tidak Kebobolan Uang Elektronik

SUPARDJI SOEKOWATI Sekretaris Eksekutif APPI

Produsen Lokal Harus Berani Bersaing

www.listrikindonesia.com



PAMERAN

KELISTRIKAN INDONESIA 2018


10

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018



Lapsus

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

PERSIAPAN PENJURIAN IBEA 2018

SINERGI MEMBANGUN

PROYEK ENERGI Listrik Indonesia menggelar halal bihalal dan evaluasi penetapan penilaian untuk masing-masing kategori bersama dengan para Dewan Juri IBEA 2018, dalam rangka menentukan langkah-langkah terbaik dalam memberikan penilaian secara obyektif kepada perusahaan yang mengikuti awarding. Acara dilaksanakan di Hotel Century Senayan, Jakarta, (11/7). Apa saja evaluasi dari pertemuan ini? 

DEDDY HASSAN

P

ameran Kelistrikan ke-9 dan ajang penghargaan sektor energi dan kelistrikan ke-4 bertajuk Indonesia Best Electricity Award (IBEA) 2018 akan dihelat pada 14-15 November 2018, di Hotel Bidakara, Jakarta, dengan meng­usung tema “Sinergi Pembangunan Sektor Industri Sejalan Dengan kebijakan Energi Nasional Sebagai Pemacu Investasi", saat ini telah memasuki tahap akhir pendaftaran dan seleksi peserta untuk menjaring perusahaan kelistrikan dan energi. Para Dewan Juri akan segera menelisik data yang masuk dari sisi lamanya peru-

12

sahaan tersebut beroperasi, jumlah SDM yang terlibat, proyek yang dikerjakan, dan kontribusi terhadap sektor kelistrikan. Dalam kesempatan ini hadir Dewan Juri di antaranya adalah Dr Ir Tumiran, MEng, Ir Ali Herman Ibrahim, MSc, Ir Harry Jaya Pahlawan, Dipl. EC, MSc, Dr Ir Herman Darnel Ibrahim, MSc, Ir Jarman, MSc, dan Sri Andini SH. Sementara itu, tujuh Dewan Juri lainnya, yaitu Ir Nicke Widyawati, MH, Dra Dyah Minarni Poedjiwati, MBA, Edwin Hidayat Abdullah, SE, MPM, Dr Ir M Said Didu, MEng, dan Ir Satya W Yudha, ME, MSc, berhalangan hadir karena kesibukan

tugasnya masing-masing dan sedang ke luar kota. Tujuannya dari pertemuan ini adalah untuk sama-sama memberikan masukan dan evaluasi, serta mendiskusikan cara terbaik dan menentukan perusahaan terbaik, di acara yang telah menjadi ikon baru di industri energi dan kelistrikan. Dalam sambutannya, Ketua Dewan Juri IBEA 2018, Dr. Ir Tumiran, M.Eng meng­ ungkapkan ajang IBEA merupakan ikon bagi perusahaan kelistrikan dan energi yang terpilih menjadi The Best, untuk itu diharapkan adanya dukungan dari PT. PLN (Persero) dan Masyarakat Ketenagalistikan Indonesia guna mendukung kegiatan ini. Suatu hal yang sangat positif dari awarding ini, adalah semakin menegaskan komitmen Listrik Indonesia untuk mendukung program pemerintah dalam mewujudkan energi berkeadilan dengan peningkatan peran produk dalam negeri. “IBEA tahun ini merupakan ajang kali ke-4, tentunya banyak hal yang perlu dibenahi. Untuk itu hal yang tidak dan belum optimal kita perbaiki bersama. IBEA terus berlanjut untuk mendukung PLN,” ungkap Ketua Dewan Juri IBEA, Tumiran. Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Lapsus

www.listrikindonesia.com

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Sementara itu, penjelasan materi penjurian 2017 dipaparkan oleh Ario Subijoko. Even Director Listrik Indonesia ini menjelaskan secara gamblang proses pendaftaran dan penjurian, mekanisme pendaftaran dan penjurian yang dilakukan oleh panitia untuk mengundang perusahaan, agar berpartisipasi dan secara aktif melakukan pendaftaran sebagai peserta. Panitia akan melakukan shortlisting berdasarkan form konfirmasi peserta, sesuai dengan kategori dan penilaian yang telah ditetapkan. Selain itu, akan ada tahapan penjurian di mana dalam proses ini perusahaan yang lolos seleksi awal, akan melakukan presentasi tertutup pada Sidang Dewan Juri untuk menjawab pertanyaan yang telah dipersiapkan per katagori. “Hasil presentasi tersebut, Dewan Juri akan menetapkan finalis untuk masingmasing kategori penghargaan,” papar Januwarsono. Lebih jauh dia menjelaskan, perusa­ ha­an yang terpilih sebagai finalis masing-masing katagori akan melakukan presentasi terbuka dihadapan dewan juri pada acara simposium untuk menilai best practice perusahaan dalam membangun, menyediakan, dan mengelola kelistrikan untuk pengembangan ekonomi, SDM, bisnis, dan industri secara berkelanjutan. Hasil presentasi tersebut dewan juri akan menetapkan The Best IBEA 2017 untuk masing-masing Katagori Utama dan Special Award. Ario Subijoko memberikan laporan kepesertaan IBEA 2018, di mana sampai dengan saat ini telah ikut berpartisipasi sebanyak 39 perusahaan kelistrikan dan energi dengan 70 kategori. Awarding Indonesia Best Electricity Award tahun ini memperlombakan kategori utama: Power Plant Company > 200 MW dan <200 MW. Power Plant: PLTU, PLTP, PLTA, PLTM dan PLTS. EPC Company, O&M Company dan Electricity Supporting Company terdiri dari Cubicle Panel, Transformator, Prepaid Kwh Meter, Cable, Lighting, Solar Panel, Intrumentation/ Control, dan Mechanical Electrical Contractor. Sementara untuk Special Award akan menilai perusahaan dari sisi Environmentally Concerned Company, Local Content Electricity Company, Innovation Electrical Company, dan CSR Electricity Company.

Dr. Ir. Tumiran, M.Eng Ketua Dewan Juri IBEA 2018

Time Line Penjurian IBEA 2018 l Batas Akhir

Pendaftaran Peserta: 6 Juli 2018 l Penilaian Offline: Pengiriman Daftar Pertanyaan 1 Agustus 2018 l Pengumpulan Materi Jawaban Peserta: 16 Agustus 2018 l Seleksi Jawaban Peserta: 29 Agustus - 20 September 2018 l Sidang Dewan Juri (Penilaian Dewan Juri): 27 September - 20 Oktober 2018 l Simposium / Penjurian Akhir Finalis IBEA 2018: 14-15 November 2018 Pembukaan: DR Ir Tumiran, M.Eng: IBEA berlanjut dan PLN mendukung Plt Dirut Pertamina: tahun ini lebih baik lagi, antusiasme peserta luar biasa Menteri ESDM (Ign. Jonan) secara pribadi positif mau datang, kriteria penilai­an diupayakan koordinasi lebih baik, profesionalisme pelaku industri, perpanjang waktu untuk pendaftaran 1-2 minggu Masukan dari Dewan Juri Untuk Kategori: Ali Herman Ibrahim: Penilaian campur atau khusus > diambil semua; - Power Plant Company - Power Plant - Energi Terbarukan . Supriyadi Legino: Pengalaman tahun lalu penilaian untuk data keuangan tidak bisa diperoleh, jika PT Tbk bisa diminta; a. Best Practical ; b. PLTU dan PLTA masing-masing dilihat. Jarman: Penilaian PLTU sendiri, tidak bisa

IBEA tahun ke-4 ini, tentunya banyak yang perlu dibenahi. Untuk itu, hal yang tidak dan belum optimal kita perbaiki bersama. IBEA terus berlanjut untuk mendukung PLN. digabungkan dengan pembangkit lain; Jika mau company, semua company. Jika technical, semua technical; Konsisten dua jenis: Company & Power Plant Herman Darnel Ibrahim: Penilaian IBEA 2018 harus konsisten seperti tahun lalu; Power Plant Company di bawah dan di atas 300 MW; EBT di bawah dan diatas 50 MW Said Didu: Kategori mana yang bisa menyelesaikan finansial.

Kesimpulan: l Jika

peserta kurang dari dua, ditawarkan pindah kategori lain. l Kategori : 1. Energi Terbarukan > 50 MW dan 2. Energi Terbarukan < 50 MW Sub Kategorinya: 3. PLTU ; 4. PLTP ; 5. PLTA ; 6. PLTM ; 7. PLTS l Perpanjangan jadwal pendaftaran peserta, selama 1 minggu; Tujuannya untuk menjaring peserta lebih banyak, apabila peserta masih kurang l Semua peserta akan dipublikasi di majalah Listrik Indonesia, baik yang juara maupun yang tidak juara dengan mengedepankan keunggulan masingmasing perusahaan l Seperti kata Said Didu, ”Peserta IBEA butuh publikasi." ; - Proses Non Teknis - Dukungan pemerintah daerah dalam mendukung proyek ketenagalistrikan - Perusahaan peserta ditanyakan proses non teknis yang mempercepat proses project kelistrikan. n

13


Perhelatan Pameran, Simposium & Penghargaan Perusahaan Kelistrikan Indonesia 2018

IBEA 2018

AWARDING

SYMPOSIUM

& EXHIBITION

NDONESIA EST LECTRICITY WARD

Sinergi Pembangunan Sektor Industri Sejalan Dengan Kebijakan Energi Nasional Sebagai Pemacu Investasi 14-15 November 2018 Birawa Assembly Hall Hotel Bidakara, Jakarta

Supported by:

Informasi selengkapnya: Telp. +62 21 536 77336 E-mail: ibea.listrikindonesia@gmail.com

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

Organized by:

DEWAN ENERGI NASIONAL


IBEA 2018

AWARDING

SYMPOSIUM

& EXHIBITION

Kategori AWARD

NDONESIA EST LECTRICITY WARD

Mekanisme Pendaftaran & Penjurian Pendaftaran dan Shortlisting

Perusahaan akan diundang oleh pani­tia untuk ber­partisipasi dan secara aktif melakukan pen­daftaran sebagai peserta penjurian. Panitia melakukan shortlisting berdasar­kan form kon­­­firmasi peserta, sesuai kate­gori dan penilaian yang telah ditetapkan.

Tahapan Penjurian

a. Sidang Dewan Juri Perusahaan yang lolos seleksi awal akan me­lakukan presentasi ter­tutup pada Sidang Dewan Juri untuk menjawab pertanyaanyang telah disiapkan per kategori. Dari hasil pre­­sentasi tersebut, Dewan Juri akan me­ne­tap­kan Finalis untuk masing-masing kate­gori penghargaan; b. Simposium Perusahaan yang terpilih sebagai finalis masingmasing kategori akan melakukan presentasi terbuka di hadapan Dewan Juri pada acara Simposium untuk menilai best practice perusahaan dalam mem­bangun, menyediakan dan me­ngelola kelistrikan untuk pengembangan ekonomi, SDM, bisnis dan industri secara ber­ke­lanjutan. Dari hasil presentasi tersebut Dewan Juri akan menetap­kan The Best IBEA 2018 untuk masing-masing Kategori Utama dan Special Award.

MAIN CATEGORY

Power Plant Company a. >200 MW b. <200 MW Power Plant a. PLTU b. PLTP c. PLTA d. PLTM e. PLTS l

l

EPC Company

l

O&M Company

l Electricity Supporting Company a. Cubicle Panel b. Transformator c. Prepaid KWh Meter d. Cable e. Lighting f. Solar Panel g. Instrumentation/Control h. Mechanical Electrical Contractor

SPECIAL AWARD - Innovation - Environment - Local Content - CSR

TIMELINE/AGENDA PENJURIAN IBEA 2018 Undangan Pendaftaran Peserta

Mei - Juni

Seleksi Materi Peserta per Kategori

29 Ags- 20 Sep

Batas Akhir Pendaftaran Peserta

6 Juli

Sidang Dewan Juri/Penjurian Secara Langsung

27 Sep - 20 Okt

Pengumpulan Materi Peserta per Kategori

16 Agustus

*) Perubahan jadwal akan disampaikan Panitia melalui e-mail

Simposium / Penjurian Akhir

Finalis IBEA 2018

14-15 November


Headline Fokus Utama

KEBIJAKAN ENERGI PEMACU INVESTASI

Pemerintah berupaya membuat regulasi yang mendorong investasi kelistrikan. Apalagi, investasi merupakan penggerak perekonomian. Seperti apa gambaran investasi bidang kelistrikan beberapa tahun belakangan? 

16

ERIKA PUTRI

K

ondisi kelistrikan di Tanah Air memang semakin membaik. Salah satu indikatornya adalah tingkat elektrifikasi yang terus mengalami pe­ ningkatan. Tingkat ketersediaan listrik di Indonesia ditargetkan 99 % pada 2019. Walaupun yang tertinggi masih di Pulau Jawa, dan ada sedikit ketertingggalan untuk wilayah Timur Indonesia. Di wilayah timur, seperti Papua, rasio elektrifikasi baru mencapai 62,1% dan Nusa Tenggara Timur 61,2%. Penyebabnya akses sulit dan pembangunan infrastruktur yang masih mahal. Pemerataan kelistrikan memang terus diupayakan pemerintah. Namun memang hasilnya belum maksimal. Apalagi, ternyata investasi kelistrikan lagi-lagi

masih dido­mi­nasi Pulau Jawa. Sedangkan wilayah lain minim minat investor. Salah satu penyebabnya adalah minimnya infrastruktur di wilayah timur Indonesia dan soal per­izinan. Memang semuanya saling terkait. Program 35.000 Megawatt (MW) yang hampir memasuki tahun kelima masih berjalan lambat. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan pernah menyampaikan, bahwa program ini terus berjalan sampai tuntas. Selain itu, ujarnya, tidak ada revisi investasi di bidang ketenagalistrikan. Karenanya program 35.000 MW pun akan diselesaikan sesuai dengan kebutuhan listrik dari waktu ke waktu. Jonan menambahkan bahwa yang Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline terjadi hanyalah pergeseran waktu penyelesaian atau Commercial Operation Date (COD) sebagian pembangkit listrik menjadi tahun 2024-2025 sesuai dengan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Tahun 2018-2027. Hal ini karena estimasi pertumbuhan kebutuhan listrik sekitar 7 hingga 8 persen per tahunnya. Pemerintah terus berupaya mendorong pembangunan infrastruktur ketenagalis­ trik­an sesuai dengan pertumbuhan eko­no­ mi dan konsumsi listrik. Pemerintah juga menjaga keseimbangan supply dan demand untuk mencukupi kebutuhan seluruh ma­ sya­rakat dengan harga terjangkau. Sebelumnya memang pemerintah sudah mengeluarkan revisi rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL) 2018-2027. Dalam RUPTL itu, pemerintah menurunkan total rencana pembangunan pembangkit dari 78.000 MW jadi 56.024 MW, dengan hanya 5.000 MW PLTU batu bara di Jawa, terpangkas termasuk ekspansi PLTU Cilacap dan Indramayu. Sedangkan kapasitas pembangkit energi terbarukan terpangkas 14.912 MW dari sebelumnya 21.500 MW. Pembangkit listrik tenaga air dikurangi 1.000 MW. Pemerintah kemudian menetapkan target bauran energi pembangkit akhir 2025, batubara 54,4%, energi terbarukan 23%, gas 22,2 % dan BBM 0,4%. Total rencana pembangunan transmisi berubah jadi 63.855 kms, gardu induk 151.424 MVA, jaringan distribusi 526.390 kms, dengan total rencana pembangunan gardu distribusi 50.216 MVA. Dalam RUPTL terbaru, pemerintah menyatakan telah mengakomodasi percepatan elektrifikasi lebih 2510 desa belum berlistrik, peningkatan sumber energi setempat untuk pembangkit tenaga listrik yaitu batu bara mulut tambang, gas wellhead, biogas, biomassa, tenaga air, sinar matahari dan tenaga angin. Saat ini, dalam catatan PLN, ada 3.660 desa belum berlistrik. Berbeda dari data sebelumnya menyebutkan sekitar 2.500 desa masih gelap. Jumlah desa berkembang karena pemekaran desa.

Meningkat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan investasi akan terus meningkat, meski ada tantangan www.listrikindonesia.com

harga komoditas global yang fluktuatif tiga tahun terakhir. Dalam upaya meningkatkan investasi itu, berbagai kebijakan fundamental sektor ESDM yang dilakukan dua tahun terakhir ini sudah mulai menunjukkan hasil. Pada awal tahun ini Menteri ESDM Ignasius Jonan sudah pangkas 186 perizinan di sektor ESDM. Ini menebabkan proses investasi lebih lancar dan banyak pelaku usaha yang merasakan langsung manfaatnya.Selain itu, hasil kebijakan investasi berikutnya adalah sebanyak 16 wilayah kerja (WK) migas dengan Production Sharing Contract (PSC) skema Gross Split sudah diminati investor. Padahal lelang tahun 2015 dan tahun 2016 dengan skema Cost Recovery, sama sekali tidak ada satu pun yang laku. Di bidang ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan (EBT), pada tahun 2017 telah diteken kontrak EBT sebanyak 70 kontrak. Padahal tiga tahun sebelumnya hanya 14 hingga 23 kontrak saja. Di antaranya, tiga proyek telah selesai, 22 sedang konstruksi dan selebihnya proses persiap­ an dan financing. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat, realisasi investasi kuartal pertama 2018 sebesar Rp 185,3 triliun, atau meningkat 11,8% dibanding kuartal yang sama tahun sebelumnya Rp 165,8 triliun. Angka ini sebesar 24% dari target investasi tahun 2018. Selama triwulan I 2018, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 76,4 triliun, naik 11% dari Rp 68,8 triliun di tahun sebelumnya. Sementara itu, realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 108,9 triliun, naik 12,4% dari Rp 97 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

Tinggi Ketidakpastian Kelistrikan di Tanah Air masih harus melalui jalan yang panjang dan berliku. Apalagi Perusahaan Listrik Negara (PLN), sebagai satu-satunya BUMN kelistrikan di Indonesia, masih mempunyai banyak tantangan kedepan. Salah satunya adalah bagaimana membangun infrastruktur ketenagalistrik­ an yang andal. Tentu saja untuk mewujudkan hal tersebut tidak dapat dilakukan dengan instan dan dikerjakan sendiri

Pemerataan kelistrikan terus diupayakan. Apalagi, ternyata investasi kelistrikan lagi-lagi masih dido­mi­nasi Pulau Jawa, wilayah lain minim minat investor. Salah satu penyebabnya adalah minimnya infrastruktur di wilayah timur Indonesia dan soal per­izinan. tetapi harus bersinergi dengan perusahaan lain. Hal ini juga harus menjadi fokus bagi semua stakeholder sub sektor penyedia listrik dimana tujuannya adalah untuk mewujudkan listrik yang lebih baik di Indonesia. Namun sayangnya, berbagai kalangan banyak menyoroti tingginya ketidakpasti­ an bila berinvestasi di bidang kelistrikan dan energi. Apalagi banyak regulasi yang berubah-ubah dan soal perizinan yang meskipun sudah banyak dipangkas namun masih belum optimal. Ditambah nilai rupiah yang terus mengalami penurunan. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menyebabkan banyak investor menunda investasinya sampai rupiah kembali stabil. Termasuk bidang kelistrikan dan energi. Seperti diketahui, rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar hingga mencapai Rp14.000 lebih karena beberapa sebab. Baik karena pengaruh global maupun karena investor juga bereaksi negatif terhadap rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I-2018 yang hanya mencapai 5,06%. Hal ini sebenarnya disebabkan karena konsumsi rumah tangga masih melemah. Sentimen ini membuat investor cenderung pesimistis terhadap prospek pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang ditarget tumbuh 5,4%. n

17


Headline Fokus Utama

IBEA 2018

AJANG BERGENGSI DATANG LAGI

Untuk kali ke-4, kinerja entitas kelistrikan dan energi kembali disorot untuk melihat sepak terjangnya dalam memberikan kontribusi dan dampak positif bagi infrastruktur ketenagalistrikan melalui ajang Indonesia Best Electricity Award (IBEA). ď ľ

DEDDY HASSAN

A

warding IBEA di 2018 diikuti 81 katagori, yang terdiri dari Power Plant Company, Power Plant, EPC Company, O&M Company, Electricity Supporting Company, dan Special Award bidang Innovation, Environment, Local Content, dan CSR. IBEA merupakan inovasi dari Listrik Indonesia dan sudah menjadi ikon di industri kelistrikan dan energi. Manufaktur kelistrikan dan energi sangat bangga menjadi peserta ajang penghargaan IBEA dan sudah menjadi fenomena, sehingga even ini selalu ditunggu kehadirannya. Jumlah peserta setiap tahun terus meningkat secara signifikan, hal ini bukan tanpa alasan karena kegiatan yang didukung oleh Kementerian ESDM, Kementerian Perindustrian, Dewan Energi Nasional, PLN, dan Asosiasi Kelistrikan menjadi kebanggaaan baru untuk jadi referensi dalam mengasah kemampuan IPP, EPC, O&M dan Electricity Supporting Company dalam peningkatan penggunaan produk lokal dan efisiensi di sektor ketenagalistrikan.

18

Manufaktur kelistrikan dan energi sangat bangga menjadi peserta ajang IBEA karena merupakan even penilaian yang sangat bermanfaat bagi kepentingan industri pembangkit listrik. Independensi 18 orang dewan juri dengan latar belakang berbagai disiplin ilmu dan profesi ekan menjamin ketatnya akurasi penilaian. Keberanian industri kelistrikan ikut meramaikan ajang ini mencerminkan penerapan best practices dalam industri tersebut , sehingga ke depan akan mampu berkompetisi di ajang dunia. Sebagai informasi, perhelatan ajang IBEA Award pertama kali digelar di pada 2015 di Grand City, Surabaya. Animo dari pelaku bisnis kelistrikan dan energi mendorong kegiatan ini setiap tahun dilakukan secara berkesinambungan. Untuk even IBEA kali ke-4 ini, pemberian penghargaan akan dilaksanakan pada 14 – 15 November 2018 di Hotel Bidakara, Jakarta. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT PP (PERSERO) TBK, EPC DIVISION

EPC DIVISION

DIPERCAYA KARENA PERFORMANCE

KECEPATAN & EFISIENSI

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Kepercayaan kepada Divisi EPC PT PP dalam menggarap proyek kelistrikan, diperoleh berkat dukungan engineer milenial yang bekerja cepat dan efisien. Faktor pendukung lainnya adalah inovasi EPC Commad Centre untuk mengerjakan proyek-proyek scattered dan remote. Apa passion terbesarnya? DEDDY HASSAN

Bagus Narindra Senior Manager Head of Bid & Technic Departement EPC Division PT PP (Persero) Tbk

S

enior Manager Head of Bid & Technic Departement EPC Division PT PP (Persero) Tbk, Bagus Narindra mengungkapkan, peran Divisi EPC , dalam membangun infrastruktur kelistrikan Indonesia sangat signifikan, terutama dalam menyegerakan pembangunan pembangkit listrik yang sudah sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Pembangunan pembangkit juga harus tetap baik, sesuai dengan permintaan dan dikerjakan dalam waktu yang cukup singkat sehingga aspek tetap terjaga demi mewujudkan kelistrikan Indonesia yang mumpuni. PT PP juga turut serta sumbangsih dalam penyediaan listrik bagi masyarakat, yaitu dengan melakukan investasi dalam bentuk IPP berbagai jenis pembangkit di beberapa daerah di Indonesia. Proyek kelistrikan yang digarap tahun ini oleh Divisi EPC PP terdiri dari berbagai jenis pembangkitnya, yaitu PLTU, PLTGU, PLTG/MG, PLTSa (sampah), Co-generation

www.listrikindonesia.com

(cogen) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (solar PV) dengan total kapasitas sebesar 3000 MW. Diantaranya, On Grid 2000 MW : PLTU Lampung Tengah 14 MW, KDL 120 MW, Talang Duku 60 MW, Duri 90 MW, Bangkanai 155 MW, Pesanggaran 200 MW, Gorontalo 100 MW, MPP Truck Mounted 500 MW, Meulaboh 400 MW, Mobil Power Plant (MPP) 7 100 MW, MPP 8 100 MW. Contruction 1000 MW: PLTG Tanjung Uncang 120 MW, Cogen 21 MW, Solo WTE 10 MW, Lombok 150 MW, Grati Add on 150 MW, Tolo 72 MW, Bangkanai 2 Senayan 105 MW, Solar PV 42 MW dan MPP 1 & MPP 2 140 MW. Terkait dengan Inovasi untuk efisiensi di sektor kelistrikan dengan lugas Bagus menjelaskan, selain selalu melakukan menajemen yang baik untuk menjaga kualitas dan ketepatan pelaksanaan pelaksanaan dalam setiap kegiatan konstruki di proyekproyeknya, PT PP juga melakukan inovasi

untuk efisiensi seperti menggunakan movable temporary office sebagai kantor proyek sehingga waktu yang dibutuhkan untuk persiapan mulai kerja relatif cepat, mudah dan nyaman. Selain itu juga digunakan solar PV sebagai daya tambahan untuk melistriki kantor proyek, mess, dan berbagai keperluan listrik ringan. Komitmen untuk terlibat seacara aktif dalam pembangunan infrastruktur ke­ lis­trik­an di Indonesia digaungkan secara nyata sejak terbentuknya Divisi EPC PT PP pada tahun 2011. “Bersama seluruh stakeholder kelistrikan di Indonesia, PT PP telah dan akan terus mendukung program pemerintah dalam meningkatkan elektifikasi. Di sisi lain, komitmen kami nyatakan dengan performance yang tinggi dalam melaksanakan proyek ketenagalistrikan yang dipercayakan ke PT PP. Penyelesaian tepat waktu dan kualitas pekerjaan yang baik adalah sumbangsih bagi sektor kelistrikan Indonesia,” ungkap Bagus Narindra. Di masa yang akan datang, PT PP akan berupaya memberikan nilai-nilai yang terus berkembang bagi sektor kelistrik­ an Indonesia. Mimpi ini tentunya akan menjadi kenyataan, karena saat ini Divisi EPC PP didukung oleh hampir 90 persen engineer milenial. Sebagai kontraktor, hal ini tentu akan memudahkan bagaimana terus mewujud­ kan efisiensi dalam pembangunan pem­ bangkit sehingga listrik dapat menjadi lebih terjangkau oleh masyarakat dan berkeadilan dapat segera terwujud. n

19


Headline Fokus Utama

PT WIKA REKAYASA KONSTRUKSI

TRANSFORMASI KEMBANGKAN

MARKET EPC DAN O&M Setelah tiga kali melakukan perubahan arah bisnis, kini Wika Rekayasa Konstruksi sukses mengepakkan sayapnya di bidang energi. Proyek listrik apa saja yang telah digarap? ď ľ

20

DEDDY HASSAN

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline

B

www.listrikindonesia.com

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

ermula dari perusahaan kontraktor mechanical engineer, PT Catur Insan Pertiwi yang me­rupakan cikal bakal berdirinya PT WIKA Rekon. Untuk mengembangkan sayap bisnis EPC, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk meng­ akuisisi PT Catur Insan Pertiwi dan berganti nama menjadi PT Wijaya Karya Insan Pertiwi (WIP). Pada 2013, transformasi dilakukan lagi untuk menangkap peluang pasar EPC dengan mengubah nama menjadi PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi (PT WIKA Rekon). Demikian diungkap­kan President Director Wika Rekayasa Konstruksi, Akmal Malik dalam wawancara khusus dengan Listrik Indonesia, awal Juli lalu di kantornya yang asri di kawasan Jakarta Timur. Saat ini, Perseroan mengelola Konstruksi dan Fabrikasi Karya yang meliputi karya mekanik dan listrik serta Operasional and Maintenance (O&M). Proyek konstruksi dan fabrikasi yang telah diselesaikan oleh PT WIKA Rekon, yaitu SDS Dumai Refinery proyek Ekspansi, dan ME Project, Piping, Instrument dan DCS Marunda, serta berbagai proyek-proyek di Sumatera dan Kalimantan. Lebih jauh dia menjelaskan, terkait dengan pengerjaan proyek kelistrikan, saat ini telah menyelesaikan konstruksi Power Plant Erection Works di PLTU 2 Kupang 2 X 16,5 MW, pada 2010 di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Selain itu , beberapa proyek lain seperti PLTD Betano 7x17 MW selesai dikerjakan pada 2012 dan Instalasi, Teknik, Listrik & Testing untuk 8x17 MW PLTD. “Selain menggarap EPC untuk mengembangkan sayap bisnis, perseroan juga telah memasuki bidang operasi dan pemeliharaaan pada beberapa proyek ke­listrikan,” ungkap Akmal Malik. Dengan dukungan human capital yang andal, proyek bidang O&M telah berhasil diselesaikan dengan baik, yaitu Industrial Plant Project di Cilegon, Cikarang dan Bekasi, dengan melakukan pekerjaan labour supply pekerjaan mekanikal dan maintenance. Sementara itu, PLTD Pesanggaran 50 MW, mengerjakan sistem manajemen dan tenaga untuk operational dan maintenance di Bali mulai 2011 sampai sekarang. Proyek ini merupakan penugasan dari PLN dan PT. Wijaya Karya (Persero), Tbk. Proyek kelistrikan lainnya yang telah berhasil dikerjakan adalah PLTG Merah Mata 60 MW, Borang. Selain proyek-proyek tersebut, masih banyak keberhasil­ an PT WIKA Rekayasa Konstruksi dalam keikut­sertaan menggarap proyek PLTU dan PLTD di Indonesia. Seperti proyek Steam Power Instalasi Piping untuk 2x200 MW Turbin Uap Tanjung Priok. Cycle Power Plant 180 MW Jakarta Teknik. Electrical dan Instalasi Instrumentasi BOP

Akmal Malik President Director PT Wika Rekayasa Konstruksi

Selain menggarap EPC untuk mengembangkan sayap bisnis, Perseroan juga telah memasuki bidang O&M pada beberapa proyek ke­listrikan. Amurang CFSPP 2x25 MW - Sulawesi Utara, dan Fabrikasi dan Erection Tanki, Silo, Ducting dan Cooling Tower - Asam Asam CFSPP 2x65 MW, Kalimantan Selatan. Proyek PLTU lainnya: instalasi dan piping untuk 2x65 MW Turbin Uap, Fabrikasi Tank Baja 2x12.000 M3- Belawan Blok 1 PLTGU 400 MW – Sumatera. Mechanical dan piping untuk Steam Turbin and Generator 1x300 MW- Grati PLTGU, Jawa Timur. Instalasi 1x200 MW Turbin Uap- Muara Tawar, PLTGU 200 MW Bekasi, mengkonversi 2x7 MW Gas Engine Bontang, Kalimantan. “Saat ini PT Wijaya Karya Rekayasa Konstruksi sedang melaksanakan proyek Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package III (Fixed Power Plant) di 5 lokasi yang terdiri dari Tanjung Selor 15 MW, Biak 15 MW, Merauke 20 MW, Langgur 20 MW dan Seram 20 MW senilai Rp2 triliun. Ke depan, kami akan terus berupaya menciptakan captive market untuk bidang EPC dan O&M, agar perusahaan bisa terus tumbuh dan berkembang,” pungkas Akmal Malik. n

21


Headline Fokus Utama

PT WIKA INDUSTRI ENERGI

MENERANGI

DAERAH TERPENCIL Perjuangan pemerintah dalam melistriki seluruh penjuru negeri menggunakan energi baru dan terbaru­kan, sudah mulai dirasa­kan hasilnya oleh masyarakat yang tinggal di wilayah 3T, meskipun belum seluruhnya terjangkau. GALUH FIRDAUS

P

emerataan terhadap akses ketenagalistrikan dari Sabang-Merauke menjadi tugas berat pemerintah saat ini. Pasalnya dalam program 35.000 Megawatt (MW) pemerintah diwajibkan untuk menerangi seluruh wilayah Nusantara, dengan berbagai cara, salah satunya yakni menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Direktur Operasi PT Wika Industri Energi (Winner), Andi Nugraha mengungkapkan, keinginan pemerintah untuk melistriki seluruh penjuru negeri belum seluruhnya tercapai, sebab masih terdapat beberapa daerah atau wilayah yang belum memiliki akses kelistrikan. Seperti halnya di wilayah-wilayah 3T (terluar, terdepan, dan tertinggal). "Selain belum tercapainya tingkat elektrifikasi nasional dan belum meratanya kualitas kelistrikan. Melalui energi baru terbarukan (EBT) pemerintah berharap dapat menenerangi seluruh pelosok Tanah Air,” katanya kepada majalah Listik Indonesia. Akan tetapi, lanjutnya, pihaknya sangat mendukung pemenuhan tingkat elektrifikasi nasional terutama di daerah terpencil melalui pemanfaatan EBT, pemerintah membangun industri komponen utama PLTS. Ia mengungkapkan, sesuai komitmen perusahaan yang juga dituangkan dalam AD/ART, bahwa dalam pengembangan

22

usaha atau produknya selalu berazaskan konversi dan konservasi energi. “Salah satu contoh produk yang kami develop adalah Aircon Water Heater, di mana satu energi bisa menjalankan dua fungsi,” terangnya. Selain itu lanjutnya, Winner juga memproduksi Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), di mana lampu tersebut menjadi salah satu komponen guna mendukung percepatan elektrifikasi di wilayahwilayah terpencil. "Melalui lampu tenaga surya hemat energi ini, pemerintah berupaya memberikan akses penerangan untuk di wilayah 3T. Program tersebut juga telah mendapat apresiasi dari Istana Negara, karena program ini termasuk salah satu program sukses yang dijalankan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)," ungkap Andi. Masyarakat di wilayah 3T menyambut baik atas kehadiran LTSHE di daerahnya, lanjut Andi, sebab, masyarakat di sana yang belum memiliki jaringan listrik, sebelum­nya tak pernah merasakan penerangan di kala malam tiba, palingpaling hanya menggunakan lampu teplok. Dengan LTSHE, mereka dapat merasakan penerang­an yang layak, sehingga sangat mendukung aktivitas di malam hari. "Setelah 73 tahun Indonesia merdeka, akhirnya desa kami tidak gelap gulita lagi," katanya terharu, menirukan perkataan

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Andi Nugraha Direktur Operasi PT Wika Industri Energi

masyarakat desa tersebut. Ia berharap, ke depan akan mengembangkan lebih jauh LTSHE, dan nantinya dengan lampu tersebut, meski secara tidak langsung dapat meningkatkan rasio elektrifikasi desa-desa tertinggal, dengan lampu tersbut dapat mensukseskan program pemerintah melistriki hingga pelosok negeri. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT INDONESIA COMNET PLUS (ICON+)

WE MEAN BUSINESS

NOT BUSINESS AS USUAL

TURIMAN SOFYAN

D

i awal keberadaannya, PT Indonesia Comnet Plus (ICON+) pada 2001, bermodalkan Network Operation Centre yang berlokasi di Gandul, Cinere, memulai komersialnya menyediakan layanan jaring­ an berbasis serat optik untuk telekomunikasi sistem ketenagalistrikan milik PLN di Jawa dan Bali. Perusahaan yang seluruh sahamnya dimiliki PLN ini, tak hanya membidik peluang bisnis berbasis fiber optic (FO). Tetapi, juga menghadirkan solusi TIK yang terintegrasi dalam upaya peningkatan value of the firm bagi pelanggan menggunakan teknologi digital untuk optimalisasi (re-engineering) model bisnis agar menghasilkan new re­ venue stream dan value producing opportunities, menuju bisnis berbasis digital. Ardian Cholid, Director of Electricity Business Solution and Operation ICON+ kepada Listrik Indonesia mengatakan, sejak 2008, ICON+ secara konsisten dan bertahap melakukan ekspansi konektivitas ja­ ringan telekomunikasi ke berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari perkotaan hingga perdesaan dengan memaksimalkan pendayagunaan hak jaringan ketenagalistrikan milik PLN, yaitu “Right of Ways” (RoW). “Hal ini merupakan keunggulan daya saing yang unik bagi ICON+ untuk mereali­ www.listrikindonesia.com

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

ICON+ fokus pada penyediaan solusi teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK), yang awalnya hanya untuk perusahaan induknya, PT PLN (Persero). Seiring kebutuhan industri dan pengalaman panjang dalam proses digitisasi, digitalisasi, digital transfor­mation, ICON+ terus mengembangkan usaha dengan berbagai keunggulan kompetitif yang unik. Ardian Cholid, Director of Electricity Business Solution and Operation ICON+

sasikan visi perusahaan menjadi penyedia solusi TIK terkemuka di Indonesia berbasis jaringan melalui pemanfaatan aset strategis. We Speak Beyond Connectivity, ICON+ secara konsisten menghasilkan produk inovasi melalui layanan aplikasi yang terintegrasi dengan teknologi jaringan FO terkini,” jelas pria yang akrab disapa Ardian. Lanjut pria yang memulai karier di PLN sejak 1995 ini, berbagai langkah ino­vasi yang dilakukan ICON+ mencipta­kan efisiensi melalui digitisasi, digitalisasi, transformasi digital PLN, mulai dari upstream to downstream proses bisnis PLN, dengan beragam solusi aplikasi untuk pengambilan keputusan dan memudahkan pelanggan berinteraksi secara mobility. “Aplikasi supply chain primary energy, field service operation, pencatatan meteran, billing, sampai payment gateway untuk menghadirkan service to customer through mobile based application PLN Mobile 123 berbasis Android maupun IOS,” ujar dia. Lulusan S2 Bisnis Manajemen UI ini menambahkan, seluruh fungsi apli­ kasi terintegrasi dengan baik, seperti pembacaan meteran listrik terintegrasi langsung dengan Customer Information System (AP2T) secara online. Hal ini untuk menghindari kesalahan dalam input data,

meningkatkan transparansi, akuntabilitas, serta efisiensi pengelolaan data. “Selain itu, untuk memudahkan petugas, mulai dari work order, update status, geotagging, dokumentasi foto pekerjaan (pe­nyambungan baru atau perubahan daya), serta informasi bagi pelanggan paska bayar yang menunggak tagihan,” jelas Ardian. Saat ini, ICON+ bertugas mengelola 69 juta pelanggan dengan 130 juta transaksi per bulan. Pihaknya memiliki jaringan FO sekitar 95 ribu kilometer, yang mencakup Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Kalimantan. “Kami akan memaksimal­ kan pendayagunaan hak jaringan PLN yang mencakup seluruh nusantara, yaitu RoW, untuk menunjang Digital Economi menuju visi Indonesia Go Digital 2020,” ungkapnya. ICON+ telah menjalin kerjasama dengan berbagai perusahaan BUMN dan publik, tercatat saat ini telah melayani lebih dari 22.000 titik jasa layanan, terutama industri telekomunikasi, perbankan, keuangan, pemerintahan, dan manufaktur. “Tantangan dan persaingan sangat besar. Bekerja keras saja tidak cukup. Karena itu kita harus bekerja cerdas. We mean business not business as usual,” ucap dia. Kini ICON+ telah tumbuh dan berkembang sebagai penyedia layanan TIK yang semakin dipercaya. Dalam rangka mempersembahkan layanan TIK yang andal dan prima, ICON+ memiliki bekal untuk membawa Anda kepada sebuah pengalaman memperoleh service excellent. “ICON+ menginginkan Anda memiliki mitra terbaik yang bisa memberikan kepastian untuk kemajuan bersama dan menjadi lebih baik lagi,” tandas Ardian Cholid. n

23


Headline Fokus Utama

PT PAL INDONESIA (PERSERO)

PROYEK KELISTRIKAN: BERHARAP LOKAL KETIBAN BERKAH Komitmen PT PAL dalam mendukung sektor ketenaga­ listrikan telah tertuang dalam perencanaan program kerja jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Seperti apa isinya? 

R

asio elektrifikasi Indonesia di 2017 mencapai 94.91%, artinya masih tersisa 5.09% wilayah Indonesia yang belum teraliri listrik. Namun, pencapaian ini telah melebihi rencana pemenuhan rasio elektrifikasi yakni sebesar 92.75%. General Manager Sales of General Engi­ neer­ing & MRO PT PAL Indonesia (Persero), Aris Wacana mengatakan, dengan jumlah penduduk Indonesia di atas 250 juta jiwa dan pertumbuhan industri yang pesat, maka sangat diperlukan penambahan pembangkit agar bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan kelistrikan di Indonesia dengan mempersyaratkan TKDN (tingkat komponen dalam negeri) minimal 40%, juga merupakan peluang dan kesempatan berharga bagi industri dalam negeri. “PT PAL Indonesia telah berperan aktif dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan selama lebih dari 30 tahun. Sejak 1987 hingga saat ini, telah mengerjakan berbagai proyek, baik dalam maupun luar negeri,” tegasnya kepada majalah Listrik Indonesia. Adapun proyek yang telah dilakukannya antara lain, Manufacturing balance of plant coal fire Power Plant Suralaya Unit 3 & 4 (2x400 MW) PT Indonesia Power; Manu­facturing balance of Plant and ST/ GT Gresik dan Combine Cycle Power Plant (3x500 MW); Manufacturing exhaust casing ST Combined Cycle Power Plant 400 MW, Tenaska Pakistan - GE; Barge mounted Power Plant (1x30 MW) PT PLN EPCI (col-

24

PLTU Suralaya

GALUH FIRDAUS

laboration with IHI). Selain itu, Assembly steam turbine Tanjung Priok, PT Indonesia Power (2x50MW); Manufacturing balance of coal fired Power Plant Suralaya Unit 5,6,7 (3x600MW); Manufacturing exhaust casing ST; (Coal Fired Power Plant 600 MW Turki - Mitsubishi dan Coal Fired Power Plant 400MW, Thailand-GE); Manufacturing 90 Units Stator Frame 300 to 700 MW - GE. Selanjutnya, Manufacturing 10 Units Stator Frame 300 to 600 MW Harbine Turbine, China; Manufacturing Condenser Coal Fired Power Plant 600 MW Tachibana Wan & Hirono, Jepang - Mitsubishi; Manu­facturing Accessories GT Package Module (2x20 MW) PIM II Aceh, PT Kwartadaya Dirganusa; Manufacturing Balance of Plant Coal Fired Power Plant 600 MW El Tebbin, Mesir - Alstom; Manufacturing LP & HP Casing Turbine 1000 MW Nuclear Power Plant Flamanville, Perancis - Alstom; Retubing HP Feed Water Heater 6, Unit 5 Suralaya 600 MW; Retubing HP Heater 7 Unit 6, Suralaya 600 MW. Kemudian, Reverse Engineering & Manu­­ facturing Unit 1 PLTU Labuan (2x300 MW) dan PLTU Pelabuhan Ratu (2X350 MW), HE C3W No.2 Unit 1 PLTU Lontar (2x315 MW) PT Indo­ne­sia Power); dan Failure Root Cause Analysis & Retubing Condenser, PLTU Suralaya Unit 8 (1x625 MW). Berbagai inovasi telah dilakukan PT PAL di sektor kelistrikan, salah satunya melalui peningkatkan sumber daya manusia (SDM). “Kita terus melakukan peningkatan kompetensi SDM melalui training, baik di dalam maupun luar negeri, dan sertifikasi kompetensi. Misalnya Sertifikasi

Personel bidang Kompetensi PLTD dan PLTU, serta training assembling gas turbine di Swedia,” ungkap Aris. Ia menambahkan, PT PAL saat ini tengah melakukan desain BMPP Dual Fuel Engine sebagai bagian dari inovasi besar bidang engineering dan proses manufaktur. Selain itu, perseroan juga terus melakukan inovasi pada proses manufaktur sehingga dapat mempercepat penyelesai­ an produk. “Sebagai contoh, sebelumnya proyek HPH dikerjakan selama 10-12 bu­lan, dan capaian saat ini dapat diperpendek selama dua bulan,” jelasnya. “Investasi dan modifikasi serta inovasi peralatan dan software terus dikembangkan,” sambungnya. “Partisipasi kami dalam pengembangan desain BMPP 150 MW merupakan salah satu bentuk komitmen mensukseskan program 35.000 MW,” ungkap Aris. Aris mengatakan, mimpi perseroan di dalam program pembangunan infrastruktur yaitu adanya pemerataan sektor kelistrik­an di seluruh wilayah nusantara. Ia menuturkan, dalam mewujudkan infrastruktur kelistrikan, unit pembangkit, distribusi, dan infrastruktur lainnya dapat dikerjakan oleh putra-putri Indonesia serta meningkatnya peran BUMN/BUMS dalam proyek-proyek ketenagalistrikan. “Komitmen pemerintah untuk mewujudkan kemandirian energi terutama sektor ketenagalistrikan, peningkatan nilai TKDN dan juga pembangunan industri penunjangnya, perlu terus dijaga dan ditingkatkan,” pungkas Aris. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT INDONESIA POWER : PLTA SAGULING

PIONIR PEMASOK

LISTRIK JAWA-BALI Indonesia Power mengoperasikan delapan Unit Bisinis Pembangkitan (UBP) yang tersebar di UBH lokasilokasi strategis di Pulau Jawa dan Bali, dan Unit Bisnis Jasa Pemeliharaan, dengan total kapasitas terpasang sebesar 8.996 MW dari 133 unit pembangkit listriknya. ď ľ

DEDDY HASSAN

P

embangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Saguling, Jawa Barat, memiliki peran penting dalam sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Pasalnya, PLTA tersebut ditugaskan sebagai penolong ketika pembangkit wilayah Jawa dan Bali mengalami kendala. Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT Indonesia Power Rahmi Sukma mengatakan, PLTA yang mempunyai kapasitas 4X175,8 Mega Watt (MW) tersebut akan menjadi pioner pemasok listrik Jawa dan Bali, ketika pembangkit listrik lainnya kompak mogok beroperasi karena mengalami kendala. Saat terjadi kendala listrik dari PLTA yang memasok kebutuhan Cibinong, Cirata dan Bandung Selatan tersebut akan dialihkan ke jaringan Jawa dan Bali berkapasitas 500 Kilo volt (Kv). "Waktu itu pernah black out (penghentian pasok­ an listrik), saat tak ada daya listrik di Jawa dan Bali, dari Suralaya, Cilacap, Jawa Timur, Saguling masuk Suralaya dengan jaringan 500 Kv," jelas Rahmi Lebih jauh Rahmi mengungkapkan, tugas lain PLTA yang memanfaatkan air Waduk Saguling terse-

www.listrikindonesia.com

but adalah sebagai pengatur tegangan dan pengatur frekuensi listrik. "Saat peak load (beban puncak) dari pukul 17.00 WIB sampai malam hari, Saguling beroperasi untuk memasok listrik," tuturnya. Menurut dia, PLTA Saguling yang memiliki empat mesin merupakan PLTA terbesar yang dikelola unit Indonesia Power. Produksi rata-rata per tahun mencapai 2156 Giga Watt per Hour (GWH). "Kontribusi Unit Pembangkit Saguling adalah sekitar 8,88 persen terhadap Indonesia Power, dan sekitar 1,92 persen terhadap sistem di Jawa dan Bali," tuturnya. Sebagai informasi, untuk mendukung operasinya Indonesia Power juga mengembangkan sayap dengan mendirikan empat anak perusahaan, yaitu PT Cogindo Daya Bersama (CDB) pada tahun 1997 untuk mendukung usaha pembangkitan, outsourcing dan kajian energi, serta PT Artha daya Coalindo (ADC) pada 1998 yang bergerak di bidang manajemen dan perdagangan batu bara serta bahan bakar lainnya. n

25


Headline Fokus Utama

PT PJB SERVICES

BERBEKAL PENGALAMAN

& PENGETAHUAN

Sarat dengan pengalaman jasa operasi dan pemeliharaan pembangkit. Anak perusahaan PJB ini siap berkontribusi dalam megaproyek 35.000 MW. Visinya adalah menjadi perusahaan pengelola aset pembangkit listrik dengan standar internasional untuk menuju perusahaan total solution for power generation. ď ľ

DEDDY HASSAN

P

T Pembangkitan Jawa-Bali Services (PJB Services) yang bergerak di sektor operasional dan pemeliharaan akan memperkuat pelayanan pada pembangkitpembangkit listrik yang terletak di luar Pulau Jawa. Saat ini wilayah pengelolaan perusahaan tersebut mencapai 5.236 megawatt (MW) dan tersebar di seluruh provinsi di Indonesia. PJB Services telah memiliki wilayah pelayanan mulai dari Aceh sampai Ternate. Daerah-daerah di luar Jawa ini kondisinya banyak yang sulit infrastrukturnya, tapi itu bagian dari komitmen PJBS untuk menjaga pasokan listrik. Hingga 2019 nanti, PJB Services menargetkan dapat mengelola hingga 9.023 MW. Menurutnya, wilayah pengelolaan pembangkit tersebut tersebar di berbagai daerah di luar pulau Jawa, bahkan di provinsi-provinsi perbatasan. Untuk dapat memperluas cakupan wilayah pemeliharaan pembangkit, Ompang menuturkan perusahaan terus memperkuat sumber daya manusia (SDM). Saat ini, PJB Services telah memiliki sebanyak 3.700 karyawan yang bertang-

26

gung jawab langsung melakukan fungsi operasional dan pemeliharaan. Untuk mendukung kegiatannya, PJB Services terus menyiapkan SDM yang tersebar dan siap di seluruh Indonesia. Mereka harus memiliki keahlian dan tersertifikasi oleh Training Development Center milik PJB Services. Sebagai informasi, PT. PJB Services memiliki pengalaman panjang dan bervariasi berkaitan dengan pembangkit listrik Sejak awal PT. PJB Services didirikan, sudah memiliki tenaga kerja dengan perpaduan antara keterampilan, pengalaman serta pengetahuan yang mampu memberi jasa terbaik untuk operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik. PT. PJB Services, tumbuh seiring dengan perkembangan jasa operasi dan pemeliharaan di Indonesia. Kami melayani pembangkit listrik milik PT. PLN (Persero) Group dan juga IPP (Independence Power Producer) dengan berbagai jenis pembangkit listrik seperti pembangkit listrik tenaga uap berbahan bakar batubara, tenaga gas atau gabungan keduanya (PLTGU), tenaga air dan tenaga diesel. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa kami merupakan perusahaan terpercaya untuk menangani pengelolaan aset, operasi dan pemeliharaan aset pembangkit listrik. Untuk mempertahankan kualitas jasa, kami berkomitmen untuk mengembangkan karyawan dengan pendekatan sistematis dan konsisten untuk mencapai standar kompetensi termasuk dengan mengembangkan nilai-nilai perusahaan yang

ter­dapat dalam "SIAP" (Service Oriented, Integrity, Active Learning, and Professional). Inti bisnis pada PT. PJB Services adalah operasi dan pemeliharaan pembangkit listrik dengan hasil pembangkitan energi listrik yang berkualitas tinggi dan dapat diandalkan. Ada 7 unit pembangkit listrik yang dikelola oleh PT. PJB Services dengan total kapasitas 3,072 MW. Proyek yang ditangani oleh PJB Services antara lain seperti Operasi dan Pemeliharaan pada PLTA Asahan 2 x 90 MW Sumatera Utara, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTG Kramasan 2 x 50 MW Sumatera Selatan, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Rembang 2 x 315 MW Jawa Tengah, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Indramayu 3 x 330 MW Jawa Barat, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Pacitan 2 x 315 MW Jawa Timur, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Paiton Baru 1 x 660 MW Jawa Timur, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Tanjung Jati B Unit 3 dan 4 (2 x 660 MW) Jawa Tengah, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Galang Batang 2 x 22 MW Tanjung Pinang, Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Cilacap 2 x 300 MW Jawa Tengah. Selain itu, juga melakukan Supervisi Commissioning untuk Operasi dan Pemeliharaan pada PLTU Batubara Amurang 2 x 25 MW Sulawesi Utara, peng­ operasian pada PLTG Azzour 1 x 800 MW Kuwait, dan pengoperasian pada PLTGU Sceco Wes, Arab Saudi. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline

PERTAMINA

PERTAMINA

GEOTHERMAL ENERGY

PT PERTAMINA GEOTHERMAL ENERGY

TERUS KEMBANGKAN

ENERGI PANAS BUMI PT Pertamina Geothermal Energy (PGE), terus mencari peluang kerja sama pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan tantangan Indonesia untuk mengurangi emisi karbon sebesar 29 persen hingga tahun 2030 mendatang. ď ľ

DEDDY HASSAN

P

emerintah Indonesia juga dihadapkan tantangan untuk meningkatkan penggunaan Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23 persen pada 2025 mendatang. Komitmen ini diwujudkan oleh PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dengan berhasilnya mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Karaha Unit I dengan kapasitas 30 MW yang berlokasi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada 6 April 2018. "Pencapaian ini merupakan realisasi dari program 35.000 MW yang dicanangkan pemerintah, di mana akan meningkatkan keandalan sistem transmisi Jawa-Bali dengan tambahan suplai listrik sebesar 227 gigawatt hour (GWh) per tahun," ungkap Pelaksana Tugas Harian Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy, Ali Mundakir di PLTP Karaha beberapa waktu lalu. Total investasi PLTP Karaha Unit I mendekati US$200 juta, meliputi pengeboran, pemipaan, pembangunan power plant dan jalur transmisi hingga tercapainya tanggal operasi komersial. Selama masa proyek pembangunan PLTP ini, PGE melakukan pengeboran sebanyak 10 sumur, termasuk sumur injeksi dan sumur monitor. Dalam pembangunannya, PLTP Karaha Unit I merupakan proyek terlengkap. PGE mengerjakan sendiri mulai dari sub-surface, eksplorasi, pemipaan, power plant hingga tower transmisi listrik sepanjang 25 km. Pembangunan proyek PLTP Karaha ini juga memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat di sekitar proyek yang direalisasikan dalam program Community Development. Pada 2017, PGE area Karaha telah merealisasikan biaya Community Development sebesar Rp830 juta untuk kegiatan pendidikan, sosial, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat setempat. Selain berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, PLTP Karaha juga berkontribusi besar pada peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui penyetoran bonus produksi secara langsung ke kas umum daerah. Dalam pengembangannya, PLTP Karaha juga memanfaatkan energi bersih dan ramah lingkungan. Pemanfaatannya akan menurunkan emisi gas rumah kaca

www.listrikindonesia.com

sebesar 202 ribu ton CO2/tahun. Dengan beroperasinya PLTP Karaha milik PGE tersebut, total kapasitas terpasang PGE adalah 617 MW, terdiri dari Kamojang-Jawa Barat 235 MW, Lahendong-Sulawesi Utara 120 MW, Ulubelu-Lampung 220 MW, SibayakSumatera Utara 12 MW, dan Karaha-Jawa Barat 30 MW. Sebagai informasi, listrik yang dihasilkan PLTP Karaha Unit I ini akan menerangi 33 ribu rumah di Tasikmalaya dan sekitarnya. n

27


Headline Fokus Utama

PT MEDCO POWER INDONESIA

BANGUN EKONOMI LOKAL

DENGAN ENERGI TERBARUKAN

Medco Power sangat serius untuk memaksimalkan penggunaan Energi Baru Terbarukan, karena isu ini sudah menjadi perhatian dunia terkait dengan isu global warming. Medco Power menggarap proyekproyek EBT sekaligus mengembangkan bisnisnya. ď ľ

CANDRA WISESA

M

enjadi pemimpin pasar dalam pengembangan energi alternatif dan terbarukan adalah misi dari PT Medco Power Indonesia (MPI). Bagi MPI ke depan sumber daya energi terbarukan yang bersih akan menjadi rencana masa depannya, tujuan ini sejalan dengan komitmen MPI untuk berinvestasi dalam proyek-proyek yang meningkatkan pembangunan ekonomi lokal, tanpa membawa potensi kerugian jangka panjang ke lingkungan. Medco Power Indonesia saat ini tengah mengembangkan pengembangan pembangkit listrik dari Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti proyek Geothermal dan proyek Mini Hidro. Melalui anak perusahaannya yang 100% dimiliki PT Medco Cahaya Geothermal (MCG) sedang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Blawan

28

Ijen 110 MW di Blawan Ijen, Jawa Timur. Proyek Ijen saat ini sedang dalam tahap eksplorasi. MCG telah melakukan studi pra laik dengan melakukan evaluasi sumber daya 3G (Geologist, Geochemist, dan Geophysics). Sesuai dalam PPA (Power Purchase Agreement) COD (Commercial Operation Date) dengan kapasitas 2x55 MW. PLTP Sarulla juga telah beroperasi secara penuh dengan kapasitas 330 MW pada 2018. Hal ini merupakan langkah MPI menuju bisnis yang lebih berkelanjutan yang memaksimalkan sumber energi bersih dan terbarukan. Medco Power Indonesia juga telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro Cibalapulang yang berlokasi di Cianjur, Jawa Barat dengan total kapasitas 9 MW dikerjakan oleh anak usahanya PT Medco Hidro Indonesia dan PLTM Pusaka Parahiangan berlokasi di

Cianjur, Jawa Barat berkapasitas 9 MW. Misi perusahaan adalah dengan mengembangkan proyek-proyek tenaga yang dapat menambah nilai dan mengoptimalkan bisnis MPI Group, serta menciptakan portofolio aset melalui captive market, pasar domestik dan internasional, dan untuk menjadi pemimpin pasar dalam pengembangan energi alternatif dan terbarukan. PT Medco Power Indonesia dalam mengembangkan bisnis di sektor kelistrikannya, selain menyediakan dan mendistribusikan pasokan listrik. MPI juga menggarap bidang operasi dan pemeliharaan, melalui anak usahanya Tanjung Jati B Power Services telah mengoperasikan 1.320 MW pembangkit listrik tenaga batu bara Tanjung Jati B di Jepara, Jawa Tengah. Operasi dan pemeliharaan untuk 330MW Sarulla Geothermal Power Plant di Sumatera Utara, dan beberapa jasa operasi dan pemeliharaan dengan total kapasitas 2.150 MW. Bagi MPI menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi dan pembangunan infrastruktur untuk menghasilkan lebih banyak kekuatan yang pada akhirnya akan membawa nilai bagi perusahaan serta pemegang saham. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT MEDCO GEOTHERMAL SARULLA

ATASI KRISIS LISTRIK DI SUMUT

LEWAT ENERGI BERSIH

Secara keseluruhan pembangkit listrik tenaga panas bumi yang berlokasi di Tapanuli, Sumatera Utara dapat mengalirkan listrik ke 2,1 juta rumah tangga, hal ini menandakan bahwa pembangkit tersebut merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Seperti apa perkembangannya? 

GALUH FIRDAUS

C

hief Executive Sarulla Operations Ltd (SOL), Shinichi Aburaya, mengungkapkan dalam mendukung infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang berlangsung yakni mengembangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang berlokasi Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara (Sumut). Dikatakan olehnya, proyek panas bumi Sarulla adalah bagian inti dari program pembangunan listrik pemerintah (Fast Track Program II) dan proyek tersebut dibiayai oleh sektor swasta demi mensukseskan tercapainya pengaturan pembelian listrik dibawah program tersebut. “Guna mengantisipasi kebutuhan listrik di Sumut, kami membangun pembangkit listrik panas bumi dengan kapasitas 3 x 110 MW yang terdapat di dua lokasi (Kecamatan Pahae Julu dan Pahae Jae), Kabupaten Tapanuli Utara, Sumut,” terangnya kepada majalah Listrik Indonesia. Diungkapkan olehnya, Unit pertama yaitu Silangkitang (SIL) 1x110 MW yang telah beroperasi pada Maret 2017 silam, sementara Unit kedua yaitu Namora I Langit-1 (NIL-1) 1x110 MW beroperasi pada Oktober 2017 dan Unit ke tiga yaitu www.listrikindonesia.com

Namora I-Langit 2 (NIL-2) 1x110 MW beroperasi secara komersial pada Mei 2018 lalu. Adapun teknologi yang digunakan dalam pembangkit listrik tersebut yaitu menggunakan bahan baku dari uap dan air panas/brine, dari fasilitas produksi dan injeksi yang berada di reservoar Silangkitang dan Namora-I-Langit. “Pembangkit listrik memanfaatkan geothermal combined cycle units yang lebih efisien daripada pembangkit listrik tenaga panas bumi tipe konvensional. Pembangkit listrik menampung uap dan air panas/brine dari sumur-sumur panas bumi dan menghasilkan energi sepanjang hari untuk memenuhi kebutuhan operasi. Uap kondensat dan air panas/brine akan diinjeksi kembali ke reservoar melalui sumur untuk menjaga kesinambungan sumber daya panas bumi,” imbuhnya. “Kami memiliki 3 unit (satu di Silangkitang dan dua di Namora-I-Langit). Namora-I-Langit berjarak sekitar 15 km di utara Silangkitang. Unit I Silangkitang beroperasi Maret 2017, Unit II NIL-1 beroperasi Oktober 2017 dan Unit III NIL-2 beroperasi Mei 2018. Masing-masing menghasilkan daya sekitar 110 MW, jadi, 3

unit itu menghasilkan daya sekitar 330MW,” jelas Aburaya. Pihaknya berkomitmen dalam mendukung infrastruktur ketenagalistrikan yakni memastikan pengoperasian ketiga pembangkit tersebut handal. “Komitmen kami untuk memastikan operasi yang handal dari ketiga unit tersebut, dan selanjutnya kami akan mengembangkan potensi untuk menunjang pasokan listrik Indonesia secara khusus, Sumatera Utara. Semoga proyek ini dapat menjadi contoh untuk pengembangan proyek di Nusantara,” terangnya kembali. Ia kembali mengatakan, mimpi perusahaan dalam terhadap infrastruktur ketenagalistrikan adalah agar masyarakat dapat mendukung perkembangan energi terbarukan khususnya tenaga panas bumi yang merupakan energi ramah lingkungan dan menjaga kesinambungan sumber daya. “Semoga masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat Sumatera Utara pada khususnya dapat menyambut baik Sarulla Operations Ltd. dalam kegiatan operasi dan pengembangannya yang sejalan dengan program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional,” tutup Aburaya. n

29


Headline Fokus Utama

PT GH EMM INDONESIA

EKSPANSIF KEMBANGKAN

POWER PLANT

Site plan proyek PLTU Jawa 7

PT GH EMM Indonesia telah mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Simpang Belimbing dengan kapasitas 2 x150 MW. Saat ini, terus memperkuat kelistrikan Sumatera dengan melakukan ekspansi 1x300 MW. Setelah PLTU Jawa-7, proyek apa lagi yang akan digarap? ď ľ

DEDDY HASSAN

P

royek PLTU Sumatera Selatan adalah proyek investasi dan konstruksi PLTU pertama Guohua Grup di luar negeri dengan biaya sepenuhnya ditalangi BUMN Tiongkok. Sedangkan manajemen ditangani Shenhua Group Zhun yang merupakan anak perusahaan Guohua Grup dengan mendatangkan tenaga profesional dari Tiongkok, mengandalkan platform manajemen daya, sumber daya manusia

30

handal, sistem manajemen yang matang dan bertanggung jawab atas perencanaan proyek. PLTU yang berada di lahan 575 hektare, sedangkan lahan untuk bangunan proyek tersebut berada di atas lahan 50 hektar, sisanya di kawasan proyek tersebut ditemukan sumber energi batubara yang kemudian diketahui berkualitas sangat buruk. Kelembaban batubara mencapai 55-60 persen, 1800 kalori, sehingga harga ekonomisnya sangat rendah. Rata-rata batubara kadar rendah dan tidak dapat digunakan sebagai bahan bakar karena kualitasnya yang buruk. Namun kami memiliki teknologi handal sehingga dapat mengolah kembali batubara yang lembab tersebut untuk dijadikan bahan bakar. Sebelumnya, citra perusahan pembangkit listrik Tiongkok telah jatuh sampai titik terendah karena berbagai faktor. Namun dua unit PLTU 2 x150 MW yang diselesaikan tersebut memakan waktu yang singkat, kualitas bagus, dan setelah beroperasi menunjukkan hasil yang stabil dan kontinyu, membuat citra Shenhua di proyek Sumatera Selatan mencerminkan kredibilitas, janji, dan standar tinggi. IPP Simpang Belimbing termasuk PLTU yang langka karena berhasil mengubah kualitas batubara yang buruk menjadi bahan bakar siap pakai. Hal ini tentu men-

gurangi biaya produksi. Baru-baru ini kami mendapatkan nominasi pembangkit listrik terbaik se Indonesia yang berhasil mengubah batubara kualitas buruk menjadi bahan bakar yang bagus. Listrik yang diproduksi disuplai ke gardu induk yang berpusat di Lahat. Dari Gardu Induk itu, PLN mendistribusikannya ke daerah yang mengalami krisis, termasuk Sumatera Utara. Untuk memberikan manfaat proyek ini bagi masyarakat sekitar, GH EMM Indonesia telah memanfaatkan SDM lokal. Saat ini, sekitar 400 orang yang ditempatkan di berbagai bidang. Mereka terus diberikan pelatihan sampai bisa ditempatkan pada jabatan yang lebih tinggi. Proyek ini memberikan keuntungan bagi masayarakat sekitar, karena selain memberikan pekerjaan, jalan dari desa ke desa yang tadinya belum tersentuh aspal, kini sudah mulus dan dapat dilalui kedaraan. Hanya beberapa ruas jalan yang terganggu pembebasan tanah, namun secara umum, lalu lintas kendaraan dari Muara Enim ke Palembang sudah lancar. Saat ini proyek kelistrikan yang sedang digarap adalah PLTU IPP Jawa 7 kapasitas 2x1000 MW dengan nilai investasi mencapai Rp 35 triliun, di mana proyek raksasa ini mampu menyerap tenaga kerja lebih dari 3000 orang dalam proses konstruksi. Proyek yang ditandatangani sejak 21 Desember 2015 ini dikembangkan oleh konsorsium Shenhua Guohua dan PT Pembangkit Jawa Bali Investasi, salah satu pembangkit terbesar di Banten ini menggunakan teknologi ultra supercritical yang ramah lingkungan, hal ini sesuai dengan komitmen PLN untuk menurunkan kadar emisi hingga 23% ditahun 2026. Proyek ini pembangunnya sudah mencapai 34 persen. Ditargetkan PLTU IPP Jawa 7 akan selesai pada april 2020. Menggunakan skema power purchasing agreement PLN membeli listrik dengan harga USD 4.2 cent per KWH. Sebagai informasi di ajang IBEA 2018 ini GH EMM Indonesia mengikuti penghargaan di katagori utama Power Plant < 200 MW, Power Plant PLTU dan Innovation untuk special award. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT PINDAD (PERSERO)

DUKUNG WUJUDKAN

ELEKTRIFIKASI

Pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan tengah gencar berlangsung di Tanah Air. Pemerintah tetap berkomitmen untuk mewujudkannya sesuai target. 

GALUH FIRDAUS

P

embangunan sektor ketenagalistrikan di Tanah Air merupakan upaya peme­ rintah untuk mewujudkan pertumbuh­ an ekonomi yang berkelanjutan, seperti diungkapkan oleh Vice President Bisnis Industrial PT Pindad (Persero), Wiweka Hernadi, kepada majalah Listrik Indonesia, di pengujung Juli 2018. Menurutnya, fokus pembangunan bidang ketenagalistrikan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, adalah penyedia­ an infrastruktur pembangkit tenaga listrik. Hal tersebut tampak pada megaproyek Pembangkit Listrik 35.000 Megawatt (MW). Dikatakan olehnya, di balik pengalam­ an­nya dalam industri alutsista (alat utama sistem pertahanan), Pindad juga me­miliki kemampuan dan pengalaman dalam mendukung pembangunan nasional di bidang non militer, khususnya ketenagalistrikan. "Sejak 1983, melalui lisensi dari Siemens-Jerman, kami telah men-delivery sekitar 250 unit generator kapasitas hingga 5 MW dan 2.000 unit Vacuum Circuit Breaker (VCB), untuk mendukung sistem ketenaga­ listrikan di Indonesia," terang Wiweka. Selain itu juga, Perseroan juga menyediakan jasa perbaikan dan perawatan generator dan motor listrik. "Untuk mendukung program 35.000 MW, kami melakukan investasi fasilitas produksi dan pengujian www.listrikindonesia.com

generator dengan kapasitas hingga 25 MW, melalui kerjasama dengan pihak dalam maupun luar negeri," bebernya. Terkait inovasi yang dikembangkan, Wiweka menjelaskan, sejak 1983, PT Pindad memproduksi generator untuk PLTD dengan lisensi Siemens. "Pada 1999, program lisensi tersebut berakhir, salah satu penyebabnya adalah karena krisis moneter, sehingga PLN se­bagai konsumen utama, tidak lagi membangun pembangkit berkapasitas 5 MW ke bawah, tetapi melakukan sewa unit dari berbagai vendor guna memenuhi kebutuhan di daerah-daerah terpencil," imbuhnya. Namun, ia menambahkan, teknologi dari Siemens tersebut telah berhasil di­ serap dengan baik oleh SDM (Sumber Daya Manusia) yanwg ada di PT Pindad. Mereka berhasil mendesain dan membuat generator sendiri, untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis pembangkit listrik seperti, PLTBayu, PLTD, PLTP, PLTM/PLTMH dan generator propulsi untuk rail bus. "Untuk mendukung pengembangan sistem transportasi yang ramah lingkung­ an, Pindad telah berhasil mengembangkan produk-produk motor listrik (induksi dan magnet permanen) sebagai penggerak mobil listrik, dan motor traksi untuk penggerak kereta api listrik yang bebas dari

polusi," jelas Wiweka Hernadi. Ia juga mengungkapkan, pada 2015 lalu, PT Pindad telah menandatangani MoU dengan PT PLN terkait kerjasama proyek 35.000 MW. "Berawal dari perjanjian tersebut kami tengah berbenah dengan melakukan upgrade fasilitas produksi, transfer of technology & knowledge dari mitra, serta meningkatkan TKDN produk-produk sistem ketenagalistrikan," ungkapnya. "Tantangan pemerintah dalam mengembangkan berbagai infrastruktur tentu tidaklah mudah. Salah satunya, penyediaan tenaga listrik dan krisis listrik di beberapa daerah," sambungnya. Ia menambahkan, Jawa dan Bali contohnya, dapat dikatakan aman dari krisis energi listrik, tidak ada pemadaman listrik bergilir. Namun, di wilayah lain ada yang masih merasakan krisis listrik. Selain itu, menurut data PLN, dengan pertumbuhan permintaan energi listrik sebesar 7% per tahun, diperkirakan perlu 7.000 MW pembangkit listrik baru per tahun yang harus dibangun di Indonesia. Langkah ini dapat membantu peme­ rintah dalam mewujudkan Indonesia dengan rasio elektrifikasi 100% dan bebas dari krisis energi listrik. Inilah mimpi besar PT Pindad melalui penyediaan produkproduk dan sistem ketenagalistrikan yang andal, kompetitif dan ramah lingkungan. Di tahun mendatang, harapnya, penggunaan minyak bumi dan bahan bakar fosil sebagai sumber energi listrik akan segera digantikan dengan sumber energi baru dan terbarukan (EBT). Untuk itu, PT Pindad mendukung penuh kebijakan pemerintah dalam pene­ rapan EBT untuk sektor ketenagalistrikan. "Saat ini kami tengah melakukan pengembangan berkelanjutan dalam bidang ketenagalistrikan yang ramah lingkungan melalui kerjasama dengan mitra-mitra dari dalam maupun luar negeri," tuturnya. "Dengan kemampuan dan pengalaman strategis yang dimiliki, PT Pindad berharap pemerintah dapat memberikan kemudah­ an dan keberpihakan kepada industri peralatan sistem ketenagalistrik­an dalam negeri, guna menjaga kedaulatan energi nasional," tandas Wiweka Hernadi. n

31


Headline Fokus Utama INDONESIA

PT BARATA INDONESIA (PERSERO)

MENGGENJOT PEMBANGKIT

BERKONTEN LOKAL

Salah satu BUMN pendukung program elektrifikasi, PT Barata Indonesia, mengakuisisi pabrik Siemens yang berlokasi di Cilegon, Banten. Melalui aksi korporasi ini, Barata akan memanfaatkan pengalaman dan kemampuan yang dimiliki Siemens dalam bisnis pembangkit tenaga listrik. 

DEDDY HASSAN

P

T Barata Indonesia (Persero) meng­ akuisisi pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components yang berada di Cilegon, Banten. Barata merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bergerak di bidang rekayasa, pengadaan & konstruksi, manufaktur, dan pengecoran. Proses akuisisi ditandai dengan pe­ nan­­datanganan Asset Purchase Agreement (APA) antara Barata dan PT Siemens In­do­­nesia, di Kantor Kementerian BUMN. Per­jan­ jian ditandatangani langsung oleh Di­rek­tur Utama Barata Silmy Karim dan CEO PT Siemens Indonesia Prakash Chandran. Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengatakan pengambil­ alihan aset ini mampu mendukung pembangunan pembangkit listrik milik PT PLN (Persero), selain meningkatkan kandungan dalam negeri. "Tentu momen pengambilalihan ini jadi titik balik bagi Barata, khususnya da­lam

32

rangka tingkatkan kandungan dalam negeri, khususnya dalam rangka pembangunan pembangkit listrik PLN," katanya. Barata berperan penting dalam program elektrifikasi di Indonesia. Pemerintah menugaskan BUMN tersebut sebagai koordinator dalam program lokal konten pembangkit listrik. Akuisisi ini merupakan lanjutan kerja­ sama, di mana Siemens memberi kesem­ pat­an kepada mitranya untuk meningkatkan kapabilitas dan kemampuan dalam mewujudkan dan meningkatkan lokal konten dan kemandirian. Kerja sama tersebut bukan sebatas jual beli, tapi suatu upaya jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan Indo­ nesia terkait ketersediaan lokal konten. Akuisisi ini untuk membuktikan BUMN bukan cuma jago kandang. Sayangnya, dia tidak mau menyebut nilai akuisisinya. "Pengalaman akuisisi ini menunjukkan

BUMN tak hanya terkenal jago kandang. Sekarang sudah masuk ke kategori sangat baik yaitu aksi korporasi. Kita tahu bahwa ini merupakan hal yang cukup membanggakan," tambahnya. Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Barata Indonesia Silmy Karim, mengungkapkan pengambilalihan aset dan tenaga kerja Siemens akan me­ ning­­katkan kegiatan operasi Barata dan akan lebih meningkatkan akses market, baik lokal dan internasional dengan komponen Siemens sebagai base load. Menurut Silmy, akusisi yang mereka lakukan sekaligus merupakan upaya untuk meningkatkan kandungan lokal dalam setiap proyek-proyek strategis pemerintah. Barata dapat menjadi mitra strategis yang mendukung fokus Siemens dalam fabrikasi komponen turbin. Chandran juga menekankan komitmennya untuk pemba­ ngunan infrastruktur di Indonesia melalui sinergi dengan BUMN. Pabrik Siemens Power dan Gas Turbine Components telah berusia hampir 30 tahun, di mana terdapat lebih dari 460 karyawan yang secara rutin memproduksi komponen untuk turbin uap dan gas serta peralatan tambahan yang mendukung pembangkit listrik. Pabrik tersebut selama ini juga sudah mengekspor produkproduknya ke banyak proyek pembangkit listrik yang tersebar di seluruh dunia. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT MITRA ENERGI BATAM

Selain sebagai IPP, PT Mitra Energi Batam (MEB) juga dipercaya sebagai Operation and Maintenance untuk menjaga keandalan listrik di Pulau Batam. MEB menyediakan tenaga listrik bagi PT. Pelayanan Listrik Nasional Batam (PLN Batam), melalui PLTG Panaran I (2x30,75 MW). Hasilnya, kini dipercaya untuk memegang kendali (O&M) delapan mobile power plant 500 MW. 

DEDDY HASSAN

P

resident Director & CEO PT Mitra Energi Batam, W. Budi Nugroho meng­ungkapkan, MEB merupakan anak perusahaan PT. Medco Power Indo­ nesia (MPI), di mana memegang saham sebesar 64%, sedangkan PLN Batam me­miliki 30% saham. Karenanya MEB juga merupakan perusahaan afiliasi PLN Batam, dan 6% saham sisanya dimiliki oleh YKP PLN. Pada 2006, MEB memulai bisnis Operation and Maintenance (O&M) pembangkit, yakni menangani O&M PLTG Panaran II yang dimiliki oleh PT. Dalle Energy Batam (DEB). DEB juga merupakan anak perusahaan MPI dan juga perusaha­ an afiliasi PLN Batam. Selanjutnya PLTG Panaran I dan Panaran II dikembangkan menjadi PLTGU, maka pengalaman O&M PLTGU juga mengiringi perkembangan MEB. Pada akhir 2012 sampai kurang lebih 2 tahun, berkesempatan menjadi O&M PLTMG milik PLN Batam, dimana pada saat tersebut PLTMG Panaran milik PLN Batam tersebut EPC nya ditangani oleh MPI beserta beberapa pihak lain yang berkonsorsium. “MEB dan DEB merupakan pendukung utama untuk Sistem Kelistrikan Batam sampai dengan saat ini, di mana MEB mengoperasikan pembangkit PLTGU MEB www.listrikindonesia.com

DARI IPP MERAMBAH

BISNIS O&M

82,I MW, PLTGU DEB 82,1 MW, serta PLTG Mobile TM2500/GE 20 MW milik MPI, sehingga kapasitas total sekitar 184,2 MW dari beban puncak Pulau Batam dan Bintan sebesar 380 MW (sekitar 50%),” ungkap Budi Nugroho kepada Listrik Indonesia di Gedung Energi, Jakarta. Terkait dengan kepercayaan yang diberikan oleh PLN sebagai penanggung jawab operasi dan pemeliharaan 8 MPP sebesar 500 MW yang baru selesai di­ba­­ ngun, menurutnya ada pertimbangan khusus karena MEB telah sangat berpeng­alaman menjalankan O&M selama 12 tahun lebih, khususnya di bidang PLTG, PLTGU, maupun PLTMG, dengan organi­sasi yang ramping, efisien namun efektif, didukung oleh SDM yang sangat kompeten di bidangnya. “Selama lebih dari 12 tahun tersebut MEB telah memetik banyak sekali peng­ alaman dalam Manajemen Operasi dan Pemeliharaan. Pembenahan dan perbaikan Sistem Manajemen selalu dilakukan secara terus menerus. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya Sertifikasi Manajemen ISO 9001, ISO 14001 dan OHSAS 18001 serta SMK3 dengan predikat bendera emas,” tambah Budi. Berbagai skema kerja sama dengan pihak penyedia jasa perbaikan mesin OEM (Original Engine Manufacturer) juga telah dijalani oleh MEB sehingga diperoleh cara yang paling efektif dan efisien tanpa mengurangi kinerja pembangkit.

MEB telah berhasil menyajikan tingkat ketersediaan dan keandalan kelas dunia yakni EAF (Equivalent Availability Factor) lebih dari 95% dan tingkat Keandalan (Reliability) lebih dari 99%, yang telah mencerminkan kinerja kelas dunia. Hal ini yang membuat semangat MEB untuk lebih mengembangkan diri khususnya kemampuan SDM-nya di bidang O&M. Dengan tingkat ketersediaan dan keandal­ an yang tinggi tersebut, ditambah dengan harga jual yang rendah, maka MEB dan DEB menjadi pilihan pertama dan utama PLN Batam untuk disalurkan ke Sistem Kelistrikan Batam dan Bintan. Pengalaman MEB dalam Manajemen IPP, Manajemen Operasi dan Pemeliharaan (O&M), Optimalisasi Program Operasi dan Pemeliharaan serta Renegosiasi dan Restrukturisasi Kontrak, adalah merupakan keahlian MEB sebagai modal utama dalam menjawab tantangan tersebut diatas. “Ke depannya MEB selalu berusaha dan berharap dapat berpartisipasi lebih besar lagi dalam ikut mengembangkan sistem kelistrikan di Indonesia melalui pengembangan jasa O&M yang profesional, efektif, serta efisien dan berkinerja kelas dunia. "Dengan semangat dan tekad tersebut, maka cita-cita MEB menjadi salah satu Pusat Keunggulan bidang O&M Pembangkit Bertenaga Gas akan tercapai,” pungkas Budi Nugroho. n

33


Headline Fokus Utama

CIREBON POWER

POWERING THE LIFE OF INDONESIA

KURANGI POLUSI FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

DENGAN TEKNOLOGI BERSIH

Heru Dewanto Presiden Direktur Cirebon Power

Pembangunan PLTU Unit II direncanakan beroperasi pada 2022 mendatang dan akan menambah pasokan listrik Jamali 1.000 MW. Bagaimana perkembangannya? ď ľ

GALUH FIRDAUS

P

embangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit II kapasitas 1.000 Megawatt (MW) yang dilakukan oleh pengembang listrik swasta di prediksi akan beroperasi 2022, pembangunannya juga akan menambah pasokan listrik Jawa, Madura, dan Bali (Jamali). Selain itu, proyek tersebut dipastikan akan menjadi pilot project pembangkit listrik berbasis industri generasi keempat atau industri 4.0 untuk operation dan maintenance (O&M), sesuai dengan rencana pemerintah (Kementerian Perindustrian). Sesuai dengan visinya yakni mendukung semangat berkarya anak bangsa untuk menciptakan Indonesia yang lebih baik di masa depan dengan menghadirkan energi andal, bersih, dan berkelanjutan. Sementara misinya yakni terus berinovasi dalam menghasilkan energi yang menopang kebutuhan energi nasional hingga pelosok desa, mendorong upaya peningkatan kualitas hidup manusia Indonesia dengan ragam program kepedulian, dan menjadikan indonesia lebih terang, mendukung semangat belajar

34

543200607135

dan berkarya generasi penerus bangsa. Presiden Direktur Cirebon Power, Heru Dewanto mengungkapkan, selain menjadi pilot project industri 4.0, PLTU tersebut menggunakan teknologi ultra super critical (USC) dengan memanfaatakan batu bara berkalori rendah. Penggunaan teknologi USC ini dapat mengurangi residu pengolahan batu bara dan lebih ramah lingkungan. Residu yang dihasilkan dari PLTU ini jauh di bawah dari ambang batas yang ditetapkan pemerintah yakni sebesar 750 gram per meter kubik. Pasalnya, PLTU Unit II ini bisa menciptakan listrik yang lebih efisien dengan kadar CO2 dibawah 200 gram per meter kubik. Sementara, menurut Heru ada beberapa manfaat dalam menerapkan Aset Manajemen Industri 4.0. Pertama, untuk memprediksi waktu kerusakan atau masalah dalam sebuah pembangkit, agar dapat melakukan penggantian suku cadang sebelum rusak sehingga pembangkit tidak mati secara mendadak. Dikatakan olehnya, dengan mempre-

diksi ketahanan suku cadang atau mesin dapat mencegah pembangkit mati secara mendadak. Hal ini juga dapat mencegah pembayaran penalti kepada PT PLN (Persero) selaku konsumen utama. Dengan demikian pembangkit listrik dapat menekan pengeluaran yang seharusnya bisa dihindari. Kedua, penerapan Industri 4.0 juga bertujuan untuk efisiensi energi. Ia me­ ngatakan, PLTU dapat menghemat bahan bakar pembangkit, yaitu batu bara, seba­ nyak 0,5%-1,5% dalam satu tahun. Sebagai informasi, Cirebon Power merupakan konsorsium Independent Power Producer (IPP) internasional Marubeni (Jepang), Komipo, Samtan, dan Indika Energy (Indonesia). Cirebon Power mengoperasikan PLTU Cirebon Unit I berkapasitas 660 MW yang telah beroperasi pada 2012 lalu, selain itu, pihkanya juga tengah membangun PLTU Cirebon Unit II berkapasitas 1.000 MW. Dua unit pembangkit ini menjadi pelopor pembangkit batu bara bersih. Unit I menggunakan teknologi super critical yang lebih canggih dan lebih ramah lingkungan ketimbang PLTU lain. Sementara Unit II akan menggunakan teknologi Ultra Super Critical yang lebih canggih lagi dan ramah lingkungan dibandingkan super critical. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT COGINDO DAYABERSAMA

SIAP MERAMBAH

PASAR INTERNASIONAL

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Pembangunan proyek 35.000 MW terus diwujudkan. Langkah taktis dilakukan dengan membangun pembangkit listrik baru dan optimaliasi pembangkit existing. Peran perusahaan jasa O&M mutlak diperlukan, agar pembangkit listrik tetap andal dan mumpuni. TURIMAN SOFYAN

K

etersediaan listrik amat penting bagi laju pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Karenanya, pemerintah terus berupaya menambah pembangkit listrik baru. Meskipun demikian, langkah yang tak kalah penting adalah menjaga keandalan pembangkit yang ada selama ini. Untuk itu, tindakan operation and maintenance (O&M) pada pembangkit mutlak diperlukan agar ketersediaan pasok­an listrik terjamin. PT Cogindo DayaBersama, akrab disebut Cogindo, hadir sebagai perusahaan yang bergerak khusus untuk mengelola pembangkit listrik dalam bentuk jasa operasi dan pemeliharaan. Awalnya, kehadiran Cogindo ditujukan untuk menjadi pionir dalam pengembang­ an bisnis co-generation, distributed generation, serta pengelolaan captive power yang optimal. Langkah tersebut diimplementasikan dengan memiliki pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) Batakan 45 MW di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada 2009. Langkah selanjutnya, perusahaan yang dibentuk di Jakarta, pada 15 April 1998, mengembangkan lini usaha dalam bidang jasa operation and maintenance. Strategi bisnis yang diambil anak usaha dari PT Indonesia Power (IP) ini sangat tepat. Pada 2012, Cogindo mendapat kepercayaan untuk mengelola pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Labuan 2x300 MW. Untuk lebih berkiprah dalam memberikan solusi yang terbaik bagi www.listrikindonesia.com

pelanggan, pada 2012, Cogindo melakukan pengembangan usaha di bidang jasa maintenance, repair, and overhaul (MRO). President Director PT Cogindo DayaBersama, Tri Tjahjonoputro, kepada Listrik Indonesia mengatakan, kami merupakan perusahaan yang didirikan khusus untuk memenuhi kebutuhan jasa operasi dan perawatan dalam ketenagalistrikan di Indonesia. “Dalam mendukung program ketenagalistrikan nasional, Cogindo sudah melakukan jasa O&M di pulau Jawa dan diluar Jawa. Boleh dikatakan, hampir diseluruh nusantara,” ujar Tri, sapaan akrab pria ini, di Jakarta, beberapa waktu lalu. Di masa mendatang, ia menambahkan, Cogindo terus berkomitmen penuh dalam menjamin pelayanan yang terbaik bagi pelanggan dan terus mendukung penyediaan listrik untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa. “Dalam rangka mendukung pertumbuhan listrik di Indonesia, Cogindo dapat memberikan solusi cepat untuk mengurangi pasokan energi dalam jangka waktu pendek dan menengah me­ lalui opsi penyewaan mesin pembangkit listrik,” jelasnya. Untuk jasa operasi dan pemeliharaan (O&M), lebih dalam Tri mengatakan, dibentuk untuk menjawab tantangan dalam percepatan pembangunan pembangkit listrik di Tanah Air. “Dengan sumber daya manusia (SDM) berkualitas dan profesio­ nalisme tinggi, Cogindo mampu menye-

diakan segala perlengkapan dan fasilitas secara cepat demi meningkatkan kualitas kerja berbagai pembangkit listrik, mulai dari diesel, turbin gas, turbin uap, siklus ganda, hingga tenaga panas bumi, dengan memberikan solusi yang tepat bagi pelanggan untuk memastikan kontinuitas suplai energi,” papar Tri. Selanjutnya, Cogindo terus menjalin kerjasama dengan workshop yang ada di Indonesia dalam upaya penyediaan spare part. “Hal ini untuk mengurangi ketergantungan produk spare part yang berasal dari luar negeri dan meningkatkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Kami memiliki mimpi besar untuk menghadirkan Cogindo di tingkat global. Langkah awal, kami menargetkan di 2019, Cogindo dapat berkiprah di tingkat regional, seperti Malaysia, Vietnam, dan Myanmar,” ujar dia. Tri berharap, Cogindo terus mampu mempertahankan kinerja untuk menjaga kepercayaan yang telah diberikan pelanggan agar dapat menghasilkan revenue yang signifikan untuk kelangsungan perusahaan. “Salah satu langkah yang dilakukan dengan peningkatan mutu SDM yang ada, sehingga perusahaan selalu berada dalam kondisi profitable dan sustainable. Kami juga bertekad untuk membangun workshop sendiri dalam upaya mewujudkan tekad menjadi pemain utama di bisnis O&M di Indonesia dan internasional ,” pungkas Tri Tjahjonoputro. n

35


Headline Fokus Utama

PT JAWA POWER

MENGANDALKAN INOVASI DAN TEKNOLOGI

RAMAH LINGKUNGAN Komitmennya untuk selalu menjaga keandalan pembangkit listrik tenaga uap agar lebih efisien dan meminimalisasi dampak lingkungan melalui teknologi dan inovasi. GALUH FIRDAUS

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Andy Budiarto Manager Tehnical, Environment, and CSR PT Jawa Power

M

elestarikan sumber daya alam dan lingkungan, serta menjaga kinerja operasi yang andal dan ramah lingkungan, sudah menjadi komitmen PT Jawa Power, seperti dikatakan oleh Andy Budiarto, Manager Tehnical, Enviroment & CSR PT Jawa Power. “Selain menjaga keandalan pembang­ kit lewat pemeliharaan berkala, kami juga melakukan berbagai inovasi untuk me­ ning­­katkan efisiensi, seperti mengurangi penggunaan air laut, mengurangi pemakai­ an bahan bakar, pengurangan tingkat pencemaran udara, serta pengurang­an dan pemanfaatan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun),” katanya saat dihubungi majalah Listrik Indonesia. Inovasi dalam pemanfaatan limbah B3 yang dilakukan yaitu berupa pembuat­ an paving block dengan bahan fly ash dan bottom ash (FABA). Proses ini telah mendapatkan izin dari Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan (KLHK) sejak 2016. PLTU Paiton Unit 5 & 6 yang telah beroperasi selama 18 tahun dan hingga kini kinerjanya tetap dapat bersaing dengan

36

PLTU baru yang sejenis. Andy menuturkan, bukan tidak mungkin pembangkit berbahan bakar batu bara dapat beroperasi dengan ramah lingkungan dan memenuhi peratur­ an yang berlaku. “Kami telah mendapatkan 10 kali Penghargaan PROPER HIJAU dan 2 kali Penghargaan PROPER EMAS (tahun 2013 & 2016) dari KLHK,” ucapnya. Dalam kegiatan operasionalnya, PT Jawa Power, bersama PT YTL Jawa Timur sebagai operator pembangkit, selalu berupa­ ya mencapai kinerja “beyond complian­ce”. Setiap tahun, manajemen membentuk “Work Improvement Team/WIT” , yang mendapat tugas untuk mem­pelajari dan merumuskan perbaikan dan peningkatan efisiensi terhadap beberapa fungsi dari sistem atau peralatan di PLTU. “Hasil dari proses tersebut kemudian di­implementasikan, dan beberapa ino­vasi telah didaftarkan sebagai Paten di Di­rek­torat Jenderal Kekayaan Intelektual Ke­men­terian Hukum & Hak Asasi Manusia,” jelas Andy. Melalui Corporate Social Responsibility (CSR) yang berfokus pada pendidikan, peningkatan ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Secara khusus masyarakat diajak mengenal dan mengembangkan EBT melalui program biogas domestik dan pembangkit listrik tenaga mikro hidro. “Hingga akhir 2017, kami telah mem­ bangun 470 unit biogas dan 39 unit mikro hidro. Pembangungan melibatkan masyarakat desa setempat dan saat ini semua unit tersebut telah diserahterimakan kepada masyarakat untuk dioperasikan secara mandiri,” terangnya.

Pada 2016, PT Jawa Power memulai kerjasama dengan Pemkab Probolinggo bersama-sama mengembang­kan Pantai Randutatah untuk menjadi sebuah kawasan Ekowisata, yang diresmikan pada Januari 2018 dengan nama Kawasan Konservasi Keanekaragaman Hayati Randutatah. “Program ini adalah program penanam­ an mangrove dan cemara laut yang telah dimulai sejak 2012. Sekarang kawasan tersebut telah menjadi salah satu ikon pari­wisata di Kabupaten Probolinggo,” imbuh Andy. Program lainnya yang dilakukan perseroan adalah konservasi sumber daya air di Desa Selobanteng, Kabupaten Situbondo, yang terletak bersebelahan dengan lokasi PLTU. Program ini dilakukan untuk mengatasi kekeringan pada saat musim kemarau sehingga warga desa harus mengantri jauh dan cukup lama untuk mendapatkan air bersih. “Kami membangun sejumlah sumur resapan dan tandon air untuk memperbaiki siklus air tanah di desa tersebut. Program ini juga telah mendapat pengakuan dan penghargaan dalam Annual CSR Global Summit ke-9 sebagai program konservasi sumber daya alam terbaik pada Maret 2017 di Langkawi, Malaysia,” ungkapnya. Pada September 2017, lanjut Andy, PT Jawa Power ditunjuk oleh Kementerian ESDM untuk mewakili Indonesia dalam ASEAN Energy Award di Manila, Filipina pada kategori Clean Coal Use & Technology untuk PLTU berkapasitas lebih dari 500 MW. “Atas hal ini PT Jawa Power meraih penghargaan posisi 1st Runner-Up,” tandas Andy. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT PUPUK INDONESIA ENERGI P I H C G R O U P

WUJUDKAN

ENERGY BUSINESS CLUSTERING

PT Pupuk Indonesia Energi terus tumbuh dan berkembang. Pasokan daya listrik untuk grup Pupuk Indonesia terus diperkuat untuk menjaga kebutuhan energi dalam volume besar. Apa aksi korporasi selanjutnya? ď ľ

DEDDY HASSAN

M

emasuki usianya yang ke empat tahun PI-Energi terus berupaya melakukan lompatan aksi korporasi yang luar biasa. Pada awal berdirinya hingga saat ini PI-Energi selalu membukukan laba positif. Nilai asetnya juga terus melonjak dari semula hanya Rp100 miliar, saat ini telah menyentuh angka lebih dari Rp1,4 triliun. Sehingga dalam 4 tahun ini PI-Energi selalu tumbuh dan berkembang untuk mencapai target-target perusahaan (growing & expanding). Menurut Direktur Operasi PI-Energi, Kuntari Laksmitadewi Wahyuningdyah yang akrab disapa Tata, Pupuk Indonesia Energi didirikan empat tahun lalu dengan misi utama untuk mengubah komponen energi di dalam grup Pupuk Indonesia dari cost centre menjadi profit centre. Lebih jauh Tata menjelaskan, selain itu PI-Energi juga dibentuk sebagai langkah energy business clustering di dalam holding Pupuk Indonesia yang nantinya akan dikelola oleh PI-Energi. "PI-Energi diberi tugas untuk memenuhi kebutuhan energidan utilitas bagi sewww.listrikindonesia.com

luruh anak perusahaan dalam kelompok PT Pupuk Indonesia yang bergerak di industri pupuk dan agrokimia," jelas Tata. Tata menambahkan, saat ini PI-Energi tengah fokus pada investasi pengem­ bangan proyek Gresik Gas Generation Plant (GGCP). GGCP menurutnya adalah proyek yang dilaksanakan untuk meningkatkan permintaan listrik dan steam dari PT Petrokimia Gresik (PG). Sebagai informasi, PG sendiri saat ini sedang mengembangkan fasilitas produksi terbarunya, yaitu Pabrik Amurea II. Aksi korporasi yang telah dilakukan oleh PI-Energi adalah mengakuisisi Rekind Daya Mamuju (RDM), membangun GGCP juga telah melakukan akuisisi saham mayoritas PT Kaltim Daya Mandiri (KDM) di Bontang, Kalimantan Timur pada akhir tahun 2016. Alasan melakukan akuisisi adalah sebagai upaya mewujudkan energy business clustering di grup Pupuk Indonesia. Tata juga menegaskan, rencana jangka pendek ke depan, di mana PI-Energi mengembangkan Independent Power Producer (IPP) untuk memenuhi kebutuhan

pasokan listrik PT Pupuk Iskandar Muda di Aceh dan PT Pupuk Kujang di Cikampek. Memasuki tahun ke empat, PI-Energi masih fokus kepada off taker utamanya, yaitu pabrik-pabrik pupuk di dalam grup Pupuk Indonesia dan perusahaan-perusa­ haan lain yang berlokasi di kawasan industri grup Pupuk, terutama di Bontang dan Gresik karena industri pupuk adalah salah satu industri yang membutuhkan energi dalam volume besar dengan tingkat keandalan yang tinggi. Membangun IPP sendiri adalah solusi terbaik bagi PI-Energi untuk menjamin kontinuitas operasional pabrik-pabrik di grup Pupuk Indonesia. "Seluruh aksi korporasi berupa akuisisi IPP dilaksankan dalam rangka energy business clustering di grup Pupuk Indonesia dibawah pengelolaan PI-Energi. Dalam jangka panjang kami berniat untuk melebarkan sayap dengan mengembangkan atau mengakuisisi IPP di luar grup Pupuk Indonesia," pungkas Direktur Operasi PI-Energi, Kuntari Laksmita Dewi Wahyuningdyah. n

37


Headline Fokus Utama

PT BHIMASENA POWER INDONESIA

OPTIMISTIS PASOK

PERTUMBUHAN LISTRIK

PLTU Batang

Melalui pembangunan PLTU Batang, diharapkan kebutuhan listrik nasional yang tumbuh sekitar 8% per tahun dapat terpenuhi. Bhimasena Power Indonesia (BPI) optimistis pembangunan PLTU Jawa Tengah akan menjadi bagian dari solusi nasional dalam memenuhi kebutuhan energi. 

DEDDY HASSAN

P

royek pembangunan pembangkit listrik tenaga up (PLTU) Batang berkapasitas 2×1.000 megawatt (MW) telah mencapai 90%. Proyek pembangkit batu bara yang berlokasi di Batang, Jawa Tengah ini ditargetkan beroperasi komersial (commercial operation date/COD) pada Mei 2020. “PLTU Batang COD unit 1 selama 48 bulan, dan unit 2 selama 56 bulan dihitung mulai Juni 2016, jadi harusnya COD unit 1 itu Mei 2020. Akhir 2019 sudah selesai segala macam, 2020 itu sudah commissioning, Mei sudah benar-benar COD,” ungkap Mohammad Effendi, Presiden Komisaris PT Bhimasena Power Indonesia (BPI). PLTU Batang akan menjadi pemba­ ngkit terbesar di Asia, dan merupakan proyek pembangkit listrik batu bara pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi ultra-supercritical (USC) yang ramah lingkungan. USC menggunakan temperatur uap dan tekanan di atas titik supercritical air sehingga mampu me­ngu­ rangi penggunaan bahan bakar per kilo-

38

watt hour (KwH) sekaligus mengurangi emisi gas karbon (CO2). Lebih jauh Effendi menyatakan, nanti­ nya PLTU Batang yang menelan investasi sebesar US$ 4,2 miliar ini akan membutuhkan batu bara 4.500 kkal sebanyak tujuh juta ton setiap tahunnya. Suplai batu bara berasal dari PT Adaro Indonesia, anak usaha PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dan PT Kaltim Prima Coal (KPC). PT Bhimasena Power Indonesia, telah memulai tahapan konstruksi pembangun­ an PLTU di Batang, dengan skema kerja sama pemerintah-swasta (KPS). Bhimasena Power Indonesia merupakan perusahaan konsorsium dari Electric Power Development Co., Ltd. (J-Power) (34%), PT Adaro Power (34%) dan Itochu Corporation (Itochu) (32%). Pengadaan lahan PLTU Batang seluas 226 hektare seluruhnya telah selesai. Adapun proses konsinyasi dengan mene­ rapkan UU No. 2/2012 pada 12.5 ha sisa lahan PLTU, juga telah diselesaikan dengan

baik, dan dokumen hasil pembebasan lahan telah diserahkan dari BPN kepada PLN pada 8 Desember 2015. Effendi mengakui, proses pengembang PLTU Batang hingga saat ini masih mene­ mui tantangan. Namun, tantangan yang dihadapi cenderung positif. “Problem positif, masih ada yang demo minta pekerjaan dan minta berpartisipasi. Jumlah pekerja saat ini 3.800 orang, dari Batang sendiri 30%-35%. Proyek sebesar itu kan kontraktornya banyak dan dengan spesifikasi-spesifikasi keahlian khusus, jadi ini yang masih terus kita lakukan pendekat­an,” tandas Effendi Seperti diketahui, di ajang Indonesia Best Electricity Award 2018, BPI mengikuti awarding Kategori Utama Power Plant Company > 200 MW dan Special Award CSR. Komitmen BPI dalam upaya mendukung pembangunan kesehatan masyarakat, BPI bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Batang kembali menggelar pelatihan tenaga medis di dua kecamat­an, yaitu Kecamatan Tulis dan Kandeman. Direktur Operasional BPI Shiroki Yamashita berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan dan menguatkan kompentensi tenaga kesehatan. Peningkatan kapasitas ini tentunya akan membantu para tenaga medis untuk lebih berperan aktif dalam menangani permasalahanpermasalahan kesehatan lingkungan. “Kami berharap dengan peningkatan kompetensi tenaga medis ini akan lebih memahami persoalan ISPA dan tentu manfaatnya akan sangat dirasakan oleh masyarakat,” kata Yamashita. Program rutin sejak 2015 ini guna mendukung upaya peningkatan kesehatan masyarakat. Sejak 2017, BPI dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah bekerja sama dalam program BIMA SEMBADA. Program ini dilaksanakan di 14 desa terdampak PLTU Jawa Tengah 2 x 1000 MW dan merupakan program kemitraan yang menggerakkan elemen masyarakat dan sumber daya desa untuk mewujudkan desa yang berkemajuan dalam bidang kesehatan agar tercipta desa yang Bersih, Makmur, Sehat dan Masyarakat Berdaya. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT BUKIT ENERGI SERVIS TERPADU

BANGGA DENGAN SDM

DALAM NEGERI

“Meski usia baru seumur jagung, bukan hambatan bagi PT Bukit Energi Servis Terpadu untuk berkarya dalam mendukung Infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang berlangsung. 

GALUH FIRDAUS

D

irektur Utama PT. Bukit Energi Servis Terpadu (BEST), Achmad Yani mengungkapkan, PT BEST merupa­ kan anak perusahaan PT Bukit Energi In­v­estama (BEI), grup usaha dari PT Bukit Asam, Tbk (PT BA) yang bergerak di bidang energi. Dikatakan olehnya, BEST merupakan salah satu perusahaan pendukung penuh program infrastruktur ketenagalistrikan 35.000 MW yang tengah berlangsung. Dalam mendukung infrastruktur ketenagalistrikan ini, pihaknya menjalin kerja sama dengan perusahaan yang bergerak di bidang Engineering Procurement Construction (EPC) dan manufacture power plant untuk mengikuti tender PT PLN (Persero). Selain itu, pihaknya juga kerjasama dengan perusahaan asing untuk mengikuti tender Operation and Maintenance (O&M) pembangkit listrik di luar Indonesia. “Sebagai cucu perusahaan PT BA, kami wajib mewujudkan visi dan misi perusaha­ an menjadikan Perusahaan Energi Kelas

www.listrikindonesia.com

Dunia, menjadikan perusahaan O&M yang kompetitif dalam melayani pembangkitpembangkit yang ada di PT BA maupun yang lainnya,” terangnya saat ditemui majalah listrik Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Ia menuturkan, inovasi yang dilakukannya yaitu untuk efisiensi pengoperasian dan menjaga keandalan pembangkit, dengan meningkatkan kompetensi keahli­ an Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pelatihan khusus (training). “Sebanyak 21 orang karyawan PT BA yang diperbantukan ke PT BEST akan ditugaskan mengikuti On Job Trainning di pembangkit listrik type super critical, berkapasitas 2 x 600 MW selama enam bulan di China. Diharapkan, ke depan dapat menjadi operator yang andal dalam mengoperasikan beberapa power plant yang sedang dibangun oleh PT BA dan afiliasi­nya, antara lain IPP Sumsel-8 yang dibangun di mulut tambang Tanjung Enim, Sumsel,” imbuhnya. Sebagai informasi, saat ini tenaga kerja

di PT BEST seluruhnya adalah anak negeri, baik berpengalaman maupun fresh graduate di bidang power plant. Achmad mengatakan, peluang bisnis dibidang O&M kedepan sangatlah bagus sekali, apalagi saat ini perusahaan sejenis sangatlah terbatas yang memiliki izin dan standar sebagai perusahaan O&M. “Ladang bisnis O&M saat ini cukup baik, hanya saja kita harus bersaing dengan kompetitor dalam mengikuti tender-tender yang diadakan oleh PT PLN (Persero) atau lainnya,” ungkapnya. Selain itu, pihaknya saat ini tengah menjalani kerjasama dengan JEL Maintenance Pte Ltd (JML), Singapura, untuk mengikuti tender O&M pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) kapasitas 1 x 150 MW di Kamboja. “Ini kita lakukan karena ingin menjajaki pasar internasional, dan membuktikan bahwa PT BEST mendukung penuh visi dan misi PT BA,” paparnya. Dengan usia yang masih seumur jagung, PT BEST sudah mengikuti beberapa tender O&M di luar PT BA sejak 2017, antara lain: O&M di PT Gorontalo Listrik Perdana; Memasukan penawaran O&M di PLTU Lafarage Cement Indonesia Aceh; dan beberapa proyek pembangkit di PT PLN (Persero) 2018, yaitu Sulut-1 CFSPP dan Timor-1 CFSPP, bekerja sama dengan Rafako (Polandia), PT Rekada Industri (Rekind), di mana PT BEST sebagai O&M-nya. Meski saat ini masih bergelut di PLTU, namun tidak menutup kemungkinan pi­ hak­nya akan merambah pembangkit listrik jenis lainnya, seperti PLTMG serta pembangkit Energi Baru Terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). “Kita melakukan studi banding ke perusahaan tenaga surya Linuo, yang membangun PLTS berkapasitas 10 MW di Shandong, dan PLTS 300 MW di Gurun Corby, China,” terang Achmad. “Dengan mempertimbangkan penghematan bahan tambang fosil dalam negeri, sebenarnya PLTS berkapasitas besar juga dapat diaplikasikan di Indonesia, tentunya hal ini perlu didukung oleh pemerintah melalui regulasi yang menguntungkan bagi investor,” tandasnya. n

39


Headline Fokus Utama

PT VOKSEL ELECTRIC TBK

PENDUKUNG ANDAL

PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR

Participating in the Infrastructure Develop­ment merupakan salah satu bentuk komitmen perusahaan untuk berkontribusi dalam program pembangunan pemerintah, baik dalam kelistrikan, telekomunikasi, maupun transportasi. Sinergi dengan anak perusahaan untuk meningkatkan pelayanan kepada customer dalam bentuk One Stop Solution. Apa kunci suksesnya? 

DEDDY HASSAN

D

irektur Utama PT Voksel Electric Tbk, David Lius mengungkapkan, peran signifikan perseroan dalam mendukung infrastruktur dapat dilihat dengan persentase besarnya revenue dan kapasitas produksi perseroan untuk mendukung kebutuhan proyek dan program pemerintah untuk menyediakan infrastruktur, terutama terkait dengan kelistrikan dan telekomunikasi, maupun infrastruktur pendukung lainnya seperti transportasi dengan pembangunan MRT, LRT, dan bandar udara. Perusahaan selalu siap mendukung dengan menyiapkan kapasitas yang cukup untuk men-support kebutuhan kabel listrik dan telekomunikasi melalui berbagai proyek. Lebih jauh David menegaskan, inovasi efisiensi di sektor kelistrikan di bidang HTLS untuk mempercepat kenaikan kapasitas jaringan transmisi PLN dalam rangka mengimbangi perkembangan pesatnya pembangunan IPP di Indonesia, sehingga daya dari IPP yang dibangun bisa diserap. Untuk mendukung kelistrikan dalam sejarahnya, perseroan senantiasa mengem-

40

bangkan produknya mulai dari kabel bertegangan rendah, dan saat ini mengembangkan produk kabel bertegangan tinggi. Milestone Voksel dimulai pada 1971, ketika memproduksi kabel tegangan rendah/low voltage cable (LV). Tahun 1987, perusahaan menambah kabel telekomuni­ kasi dalam lini produknya, untuk memper­ luas pangsa pasar. Kemudian pada 1993, mulai memproduksi kabel tegangan me­ne­ ngah/medium voltage (MV), dan 1997, mulai memproduksi kabel fiber optic untuk mensupport dan men-supply kebutuhan pasar. Di 2015, Voksel mulai mengembangkan produksi untuk kabel bawah tanah tegangan tinggi (high voltage under ground cable). Pada akhir 2017, perusahaan melakukan ekspansi melalui penambah­an fasilitas pabrik untuk high voltage cable, dan dijadwalkan pada akhir 2018, akan dapat memproduksi kabel tegangan tinggi hingga kapasitas 275 KV. Komitmen untuk mendukung kelistrikan, bagi Voksel bukan hanya berperan sebagai produsen, akan tetapi juga ber-

peran dalam mengedukasi para pihak yang terkait, yaitu user, kontraktor PLN, maupun konsultan. Bahkan jika dibutuhkan, perseroan siap mengadakan pelatihan, agar memiliki pemahaman yang benar tentang produk kabel dan cara instalasi. Jika dianggap perlu, dapat juga melakukan supervisi di lapangan untuk menjamin bahwa produk yang terpasang sudah baik dan benar. Perseroan juga mendukung dan siap dilibatkan, jika customer ingin mengembangkan standardisasi maupun sertifikasi produk-produk tertentu, bahkan untuk pengadaannya. Selain itu, perseroan dan mitramitra yang ada saat ini, selalu bekerja sama untuk mengembangkan produk-produk high performance cable. Di akhir wawancara dengan Listrik Indonesia, David Lius mengungkapkan mimpinya untuk mendukung infrastruktur kelistrikan. Menurut dia, saat ini pengguna­ an listrik di Indonesia baru 910 kWh per kapita. Angka ini masih minim dibandingkan di beberapa negara Asia Tenggara lainnya, yaitu hanya sekitar 50% jika dibanding­kan dengan Singapura, Malaysia dan Thailand. Untuk mendukung program pemerintah, Voksel Electric siap mendukung dan berkontribusi melalui investasi IPP, pembangunan pabrik baru maupun peningkatan kapasitas produksi dengan mesinmesin yang efektif, inovasi dengan terus mengembangkan high performance cable, dan menjadi supplier kabel, dan menyediakan jasa pemasangan instalasi melalui sumber daya manusia yang terlatih, terampil, dan dengan produktivitas tinggi. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT SULZER INDONESIA

PIONER TEKNOLOGI

Terus me­ ngem­bang­kan kemampuannya di sektor ketenaga­­listrikan, perusahaan global ini mampu bertahan dengan terus ekspansi untuk meng­ antisipasi kebutuhan jasa perawatan yang semakin meningkat. 

ROTATING EQUIPMENT

DEDDY HASSAN

T

ranspormasi pelayanan jasa dan pemeliharaan untuk dapat terus berperan membantu infrastruktur ketenagalistrikan dilakukan. PT Sulzer Indonesia merupakan pionir dalam teknologi rotating equipment, padahal pada saat berdiri perusahaan asal Swiss ini adalah pembuat steam turbine; diesel; compresor hingga gas turbine. Seiring perjalanan waktu, Sulzer mengepakkan sayap bisnisnya dengan membidik jasa perbaikan dan pemeliharaan (repair & maintenance). Head of Turbo Services PT Sulzer Indonesia, Happy Hanipa mengatakan, dalam melakukan jasa perbaikan dan pemeliharaan untuk rotating equipment suatu pembangkit listrik atau power plant dibutuhkan teknologi yang andal. “Secara global teknologi Sulzer sudah digunakan selama puluhan tahun dalam dunia rotating equipment. Andalan kami adalah keahlian teknologi. Semua ini dipakai untuk proses perbaikan agar lebih cepat, efisien dan efektif,” kata Happy Hanipa. Lebih jauh dia menjelaskan, pada awalnya Sulzer Indonesia mengerjakan semua services perbaikan komponen pemwww.listrikindonesia.com

bangkit listrik harus dilakukan di pabrik yang berlokasi di kawasan Purwakarta, Jawa Barat. Namun, seiring dengan perjalanan waktu, para engineer-­nya mampu melakukan perbaikan di lapangan. Equipment Power Plant dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan wilayah lainnya biasanya langsung dibawa ke pabrik untuk perbaikan. Tuntutan besarnya kebutuhan listrik dari pihak PLN, membuat semua pekerjaan perbaikan harus diselesaikan di lapangan. “Untuk mengantisipasi tuntutan itu berbagai inovasi dilakukan, salah satunya adalah menyiapkan peralatan yang bisa dibawa ke lapangan, yaitu mobile portable. Dengan adanya alat ini, maka perbaikan dapat dilakukan secara lebih singkat,” jelasnya. Engineer Sulzer dapat mengklasifikasi tingkatan kerusakan yang dapat ditangani langsung di lapangan, mulai dari yang ringan (minor) hingga medium (mene­ ngah). Sementara itu, untuk kerusakan major (berat), perbaikan harus dilakukan di service centre di Purwakarta. Dukungan teknisi yang handal dan multi talenta membuat semua perbai-

kan dilapangan lebih cepat diselesaikan. Semua tenaga mekanikal Sulzer Indonesia 100 persen merupakan engineer lokal. Semua ini merupakan komitmen dari pihak manajemen untuk selalu mengedepankan human capital dari Indonesia sebagai motor utamanya. Untuk mengasah keahlian mereka, karena jasa perbaikan selalu mengandalkan kompetensi, maka secara berkala melakukan internal maupun eksternal training. Kehadiran Sulzer Indonesia berdampak positif bagi sektor industri kelistrikan. Dengan adanya jasa perbaikan di dalam negeri, maka mereka tidak tergantung lagi kepada pabrikan asal Eropa, AS, Jepang, dan China. “Sulzer Indonesia hadir untuk melaku­ kan perbaikan di dalam negeri oleh tenaga lokal dengan harga lebih kompetitif. Bayangkan, jika IPP yang peralatannya rusak harus mengirimkan ke negara asal pembuatnya. Maka akan memakan waktu cukup lama untuk pengiriman dan otomatis pembangkit berhenti beroperasi. Tentu ini akan berdampak ke semua sektor,” pungkas Head of Turbo Services PT Sulzer Indonesia Happy Hanipa. n

41


Headline Fokus Utama

PT TRITAMA MITRA LESTARI

MEWUJUDKAN

Solar Energy Solution

LISTRIK BERSIH

Sejak didirikan pada 2011, TMLEnergy telah membangun PLTS dengan total kapasitas mencapai 13 MWp, yang tersebar di 150 lokasi, dan menerangi ribuan rumah di seluruh pelosok Tanah Air. ď ľ

GALUH FIRDAUS

G

una menyokong dan menjamin sistem PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya)yang andal dan berkelanjutan, TMLEnergy telah melakukan layanan Operation & Maintenance (O&M) dengan total kapasitas pembangkit yang dioperasikan sebesar 2.3 MWp (megawatt peak). Business Development PT Tritama Mitra Lestari (TMLEnergy), Surgadiana Pamungkas memandang bahwa penyediaan sumber energi listrik di Indonesia adalah suatu tantangan besar. Pertama, Indonesia adalah negara dengan jumlah penduduk yang sangat besar, hal ini tentu berbanding lurus dengan kebutuhan energi listrik yang juga semakin besar. Kedua, Indonesia adalah negara kepulauan dengan struktur morfologi yang beragam yang dapat menjadi hambatan dalam proses elektrifikasi. "Untuk itu, dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah, perusahaan utilitas penyedia kelistrikan (PT PLN), serta pihak-pihak swasta untuk pemenuhan kebutuhan listrik di Indonesia," katanya kepada majalah Listrik Indonesia belum lama ini, melalui pesan aplikasi.

42

Ia menambahkan, pihaknya senantiasa melakukan riset dan inovasi untuk menjamin sistem PLTS yang handal dan dapat memenuhi kebutuhan market. "Pengembangan dilakukan dalam riset sistem PLTS itu sendiri, serta pemilihanpemilihan komponen untuk menunjang kualitas sistem yang baik dan mumpuni," papar Surgadiana. Riset dan inovasi yang tengah dikembangkan saat ini adalah sistem PLTS Terapung, serta PLTS sebagai minigrid untuk memenuhi kebutuhan listrik di areaarea terpencil namun tetap memerlukan suplai listrik yang andal seperti di area pertambangan, konstruksi, dan perkebunan. "Dari aspek riset dan inovasi pun, kami berupaya menjaring ide-ide yang ada di luar sana dalam hal aplikasi listrik tenaga surya dan lingkungan, dengan menyelenggarakan kompetisi TMLEnergy Green Challenge," ujarnya. Ia menjelaskan, TMLEnergy Green Challenge merupakan sebuah kompetisi yang diselenggarakan oleh TMLEnergy dalam rangka mewadahi inovasi dan ide-ide dari masyarakat untuk menjaga

kelestarian lingkungan sehingga dapat diimplementasikan secara nyata. Kompetisi ini terbuka untuk umum dan memperebutkan total hadiah Rp 450 juta. "Kami terus melakukan kampanye kepada khalayak umum dengan menyelenggarakan talkshow setiap bulannya yang membahas tentang listrik tenaga surya. Talkshow ini dilakukan setiap bulan di Bandung dan Jakarta dengan target audience umum," katanya menambahkan. Selain itu, pihaknya juga mendukung Gerakan Nasional Sejuta Surya Atap (GNSSA), yang merupakan program akselarasi untuk peningkatan bauran energi baru dan terbarukan hingga 23% pada 2025 dengan memanfaatkan atap-atap bangunan. "Dengan terus melakukan kampanye serta sosialiasi kepada masyarakat mengenai teknologi Listrik Tenaga Surya, kami berharap dapat mendorong untuk mencapai visi gerakan tersebut," jelasnya. "Selain itu kami juga terus melakukan pendekatan dengan pihak investor, pengembang dan EPC luar negeri yang ingin membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya di Indonesia, dengan menjadi partner lokal yang dapat diandalkan dalam menangani proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya untuk skala utilitas (IPP). Saat ini kami juga bersama-sama dengan salah satu perusahaan energi dari Eropa membentuk sebuah SPV untuk rencana pembangunan PLTS IPP dan sudah sampai ke dalam tahap MoU dengan salah satu PLN Wilayah," sambungnya. Sesuai dengan visinya, TMLEnergy berharap masa depan kelistrikan di Indonesia adalah energi listrik yang menggunakan sumber daya bersih dan dapat diakses oleh semua kalangan. "Sehingga mimpi untuk mewujudkan bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23% guna mengurangi emisi gas rumah kaca adalah keniscayaan," terang Surgadiana. Harapan ke depannya bahwa listrik dengan sumber eneri baru dan terbarukan semakin mendapatkan tempat di sektor kelistrikan di Indonesia, dan ia berharap TMLEnergy bersama-sama dengan stakeholder terkait secara sinergi mampu mewujudkan hal tersebut. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT ENVIROMATE TECHNOLOGY INTERNATIONAL

MEMBERI NILAI TAMBAH

PERUSAHAAN MITRA tinggi untuk pemakaian sendiri. PT ETI menggunakan teknologi yang memanfaatkan gas buang untuk memanaskan gas alam sehingga pemakaian sendiri untuk pengoperasian plant sangat kecil. Setelah terbukti mampu meng-comissioning dan membuktikan kesinambungan operasi CNG di PLTG beban puncak di Grati, maka proyek berikutnya adalah di Tambak Lorok, Semarang – 18.9 MMSCFD, PT Perta Daya Gas (anak perusahaan PT Indonesia Power dan PT Pertamina Gas). PT ETI juga menyelesaikan pembangunan ini dalam waktu singkat (efektif 6 bulan).

Peran signifikan ETI dalam infrastruktur ketenaga­ listrikan, fokus di gas dan bidang EPC pembangkit. ETI selalu berusaha membantu PLN mengurangi biaya komponen di kelistrikan dengan mengaplikasikan teknologi yang efisien dan tepat guna, sehingga mengurangi komponen investasi dan operasi. 

DEDDY HASSAN

M

enurut President Director PT. Enviro­ mate Technology International (ETI), Suriyanto B.Com, MTM, untuk membantu pengembangan teknologi di pembangkitan, ETI mengembangkan high efficiency Compressed Natural Gas (CNG) for Peak Shaving. CNG yang dibangun didukung dengan faktor keselamatan dan efisiensi yang tinggi, sehingga penghematan bahan bakar maupun efisiensi PS (pemakaian sendiri), sangat tinggi diban­ dingkan dengan pengunaan bahan bakar minyak saat peaking. “Peran penting PT. Enviromate Technology International membantu perubahan pemakaian bahan bakar diesel menjadi bahan bakar gas untuk saat peaker. Perubahan peaker dengan menggunakan gas alam dapat membantu penghematan yang besar untuk PLN, baik dari segi penghematan komponen bahan bakar dan perawatan pembangkit, “ ungkap Suriyanto di Kirana Two Office Tower, Jakarta Utara www.listrikindonesia.com

pertengahan Juli lalu. Dalam mendukung pembangkitan listrik di Indonesia, PT ETI juga berinves­tasi dalam IPP. Saat ini melalui anak usahanya, PT ETI membangun PLTG 8 MW dan juga PLTMH 2 MW. Usaha PT ETI juga meliputi pembangunan gas processing facilities, gas compressor station, jaringan transmisi, gas liquefaction plant, LNG storage dan regasifikasi, CNG logistic, renewable energy, water dan waste water treatment equipment dan hazardous waste management, dan juga sole distributor beberapa peralatan seperti gas compressor, CNG tube skid, SO2 and H2S removal, oily water catcher, chlorination system. Dengan didukung human capital dan teknologi andal, PT ETI memulai berinves­ tasi CNG plant di lokasi PT Indonesia Power, UBP Perak Grati di Pasuruan, Jatim. Hasilnya, PT ETI memenangi tender pembangunan fasilitas plant CNG di Grati – 15MMSCFD. Salah satu faktornya, dikarenakan PT ETI menawarkan faktor efisiensi

Suriyanto B.Com, MTM President Director PT. Enviro­mate Technology International

Peran penting ETI semakin nyata, hal ini terlihat dari banyaknya proyek kelistrikan yang digarap. “Tahun 2018 ini kami sedang mengikuti tender EPC infrastruktur gas pembangkit milik PLN dan jaringan transmisi 500 KV," jelas Suriyanto. Di akhir wawancara, Suriyanto dengan lugas menyatakan, PT ETI berkomitmen membantu infrastruktur kelistrikan yang andal dengan selalu memberikan value added service kepada klien. “Dengan moto selalu memberikan valueable dan efisien, seharusnya yang kami berikan ke PLN dapat membantu cost efficiency, kemudian juga mengadopsi teknologi-teknologi terbaru, sehingga PLN mendapatkan benefit dari sana,” pungkas Suriyanto, Direktur Utama PT Enviromate Technology International. n

43


Headline Fokus Utama

PT ECOLAB INTERNATIONAL INDONESIA

TEKNOLOGI PENGATUR

Air merupakan komponen sistem utilitas penting dalam setiap pembangkit listrik. Pengolahan air yang tepat dapat meningkatkan efisiensi, sehingga mampu menekan biaya operasi. Nalco Water dengan teknologinya menawarkan program pengolahan air dan sistem utilitas terbaik pada pembangkit listrik maupun industri lainnya dengan teknologi ramah lingkungan, efektif, dan memenuhi standard global dengan menggunakan komponen lokal. 

CANDRA WISESA

A

ir secara alami memiliki berbagai jenis kandungan bahan kimia, material tersebut mempengaruhi proses pengolahan air bagi pembangkit listrik, terutama PLTU (pembangkit listrik tenaga uap). Pengadaan dan kualitasnya harus sangat dijaga. Air digunakan terutama untuk menggerakan turbin melalui siklus uap air, sistem pendinginan, dan sistem municipal. Dalam siklus uap air di pembangkit listrik, pengolahan air yang baik sangat diperlukan untuk mencegah pembentukan kerak dan korosi. Dengan demikian, pembangkit listrik dapat menghindari kerugian ekonomi karena penurunan kemampuan produksi dan kenaikan biaya produksi. Nalco Water, didirikan sejak 1928, dikenal sebagai water treatment management partner dengan pangsa pasar utama di industri pembangkit listrik, industri pupuk, food and beverage, manufaktur, kertas, serta oil and gas. Nalco Water memiliki visi untuk memelihara dan mengolah air untuk beroperasi secara efisien. Selain menggunakan bahan kimia khusus, salah satunya

44

melalui teknologi 3D TRASAR dan Purate. “Di Indonesia kami sedang fokus di sektor energi, terutama pada sistem pem­ bangkit listrik. Teknologi Nalco menunjang efisiensi, baik itu coal fire, gas fire, combine cycle, geothermal, mesin gas dll. Nalco ber­peran hampir dalam semua sisi yang ber­kait­an de­ngan air dan energi,” ujar Hamdani Ban­ta­syam, Nalco Water Business Head, Heavy Industry, PT Ecolab International Indonesia. 3D TRASAR NextGen adalah salah satu inovasi terkini Nalco Water untuk mengon­ trol sistem pendingin­an industri melalui proses yang lebih canggih. Dirilis pada 2004, teknologi ini digunakan di lebih dari 28.000 lokasi di seluruh dunia. Hamdani Bantasyam menjelaskan, 3D TRASAR dapat menghubungkan sistem pen­dingin di lapangan secara real time melalui koneksi internet, sehingga mampu mendeteksi kinerja sistem, men­cegah terbentuknya kerak, korosi, dan mikrobiologi. “Kontrol yang lebih canggih dengan kemampuan pemrosesan dan diagnostik yang lebih baik adalah solusi yang kami

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

EFISIENSI

Hamdani Ban­ta­syam Nalco Water Business Head, Heavy Industry PT Ecolab International Indonesia.

usung untuk meningkatkan keandalan produksi,” ungkap Hamdani. Teknologi Purate juga dikembangkan oleh Nalco Water, merupakan on-site chlorine dioxide generator yang dirancang untuk mencegah biological fouling pada sistem pendingin, serta macrofouling untuk pemanfaatkan air laut, dapat mencegah unexpected shutdown pada pembangkit. Hamdani menjelaskan, Purate dirancang agar dapat dioperasikan sesederhana mungkin, dilengkapi dengan koneksi nirkabel sehingga dapat dipantau secara real time dari mana pun. Purate di harapkan bisa menjadi alternatif pengganti chlorination plant, chlorine gas dan pemakaian bahan kimia sodium hypochlorite dalam jumlah besar. Dalam mengembangkan bisnisnya, Nalco Water, yang berkantor pusat di Amerika Serikat dan beroperasi di 170 negara, berkomitmen untuk menyerap tenaga kerja lokal. Di Indonesia, sejak 1986 Nalco Water Manufacturing Plant sudah beroperasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Seluruh karyawan di pabrik Citeureup adalah Warga Negara Indonesia. Menurut Hamdani, Indonesia adalah pasar yang tepat dan potensial bagi Nalco Water, karena rata-rata pembangkit listriknya masih menggunakan energi batu bara. “Kita fokus pada manajemen air di pembangkit listrik, hampir semua pembangkit listrik yang ada di Indonesia saat ini sudah menggunakan teknologi dari Nalco,” katanya. Dalam pengembangan kualitas SDM, Nalco Water, di bawah naungan PT Ecolab International Indonesia, telah menjadi salah satu perusahaan favorit bagi lulusan Teknik Kimia di Indonesia. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT PURA MAYUNGAN ELECTRIC

TINGKATKAN INFRASTRUKTUR KETENAGALISTRIKAN

ASIAN GAMES 2018

Sebagai perusahaan penyedia solusi terintegrasi dalam distribusi tenaga listrik medium voltage (MV) dan low voltage (LV), PT Pura Mayungan senantiasa terus berusaha meningkatkan kualitas produk melalui berbagai inovasi guna menjaga kepuasan pelanggan. Apa komitmennya untuk infrastruktur ketenagalistrikan? 

DEDDY HASSAN

M

anaging Director PT Pura Mayungan (PM Electric) Ferri Limputra menjelaskan, infrastruktur ketenaga­ listrikan sangat penting bagi peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, serta dapat mendorong peningkatan ke­ giatan ekonomi. Kegiatan ekonomi selalu berkaitan dengan produksi dan konsumsi. Seluruh proses tersebut membutuhkan energi dan tenaga listrik. Oleh karena itu bagi negara yang sedang berkembang, perekonomian tidak akan tumbuh kalau jaminan energi dan pasokan tenaga listrik tidak tersedia. Infrastruktur ketenagalistrikan telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam pembangunan negeri. Pada hal inilah, PT. Pura Mayungan sebagai salah satu penyedia barang dalam bidang ketenagalistrikan, berperan sebagai pendukung pemerintah untuk mensukseskan Program 35 Ribu MW Listrik untuk Indonesia, dan baru-baru ini ikut men­ sukseskan “Pesta Olah Raga Asian Games 2018 Jakarta - Pelembang khususnya PT. PLN (Persero) dalam meningkatkan infrastruktur jaringan ketenagalistrikan. Lebih jauh Ferri menjelaskan, sebagai

www.listrikindonesia.com

sebuah perusahaan pendukung pemerintah dalam bidang kelistrikan, PT. Pura Mayungan selalu berinovasi sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan, terutama dalam meningkatkan efisiensi di sector kelistrikan. “Kami selalu belajar serta melakukan riset dan perbaikan pada setiap produk kami, karena kami percaya dengan berinovasi meningkatkan efisiensi kami dapat menjadi perusahaan yang unggul dan mampuh berkompetisi dengan perusahaan lain dan bisa menjadi partner yang baik dengan pemerintah,”jelasnya. Terkait dengan peran penting di sektor kelistrikan dengan lugas dia memaparkan, semua produk yang menunjang pembangunan infrastruktur kelistrikan mulai dari pembangkit sampai infrastruktur kelistrikan yang masuk ke pelanggan sangat berperan penting. Namun, yang lebih

penting adalah kualitas setiap produk yang disuplai harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh PLN. Untuk mendukung program kelistrikan pemerintah, PT Pura Mayungan selalu berkomitmen dalam mensuplai barang secara berkualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh PT. PLN (Persero) dan pengiriman yang tepat waktu, serta memberikan solusi yang dihadapi sehingga pembangunan infrastruktur kelistrikan nasional dapat berjalan sesuai waktu yang telah direncanakan oleh pemerintah. Sebagai Managing Director di Industri Kelistrikan dia akan mewujudkan mimpinya membawa Pura Mayungan menjadi perusahaan nasional terbaik dengan standar internasional dalam menyediakan solusi di bidang kelistrikan yang berkualitas, andal, dan efisien dalam berkontribusi mencapai kehidupan yang lebih baik. n

45


Headline Fokus Utama

PT TANJUNG JATI B POWER SERVICES

MENGINCAR CELAH PASAR

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Operation and Maintenance di sektor pembangkitan tenaga listrik, TJBPS memiliki peran signifikan yakni mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan terhadap pembangkit listrik dengan sempurna. ď ľ

GALUH FIRDAUS

S

ejalan dengan visi yang ingin menjadi pengelola pembangkit kelas dunia yang kompetitif dengan bertumpu pada potensi insani dengan salah satu misi mengoperasikan pembangkit dengan tata kelola yang excellent secara aman ramah dan peduli lingkungan. Development Manager PT Tanjung Jati B Power Services (TJBPS), Putu Arya menuturkan, perkembangan atau pertumbuhannya ketenagalistrikan di Indonesia cukup baik, meski pertumbuhannya tidak setinggi yang di harapkan. Karena menurutnya, bagaimanapun juga listrik merupakan kebutuhan hajat orang banyak guna memenuhi kebutuhan pribadi maupun industri. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Operation and Maintenance (O&M) di sektor pembangkitan tenaga listrik, PT TJBPS memiliki peran yang signifikan yaitu mengoperasikan dan melakukan pemeliharaan terhadap pembangkit listrik. Salah satunya yakni Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati yang berlokasi di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Jepara, Jawa Tengah, berkapasitas 4x710 Megawatt (MW). "Terutama dalam hal ini adalah PLTU Tanjung Jati Unit 1 dan 2. Target utama sebagai perusahaan O&M adalah mampu mengoperasikan pembangkit dengan aman (safety), efisien, dan tentunya mampu memberikan long term profitability," jelasnya saat dihubungi majalah Listrik Indonesia, Juli 2018. Terkait dengan inovasi, Putu Arya me-

46

PENGEMBANGAN O&M

nilai bahwa inovasi adalah sesuatu yang wajib dilakukan oleh PT TJBPS didalam menjalankan bisnisnya. Ia menjelaskan, PLTU Tanjung Jati B menggunakan teknologi batu kapur dalam proses flue gas desulfurization (FGD) untuk mengatasi masalah batu bara yang dinilai kotor, hitam, dan tidak ramah lingkungan untuk pembakarannya. Dikatakan olehnya, FGD merupakan proses pencampuran emisi gas hasil pembakaran batu bara dengan zat pengikat agar kandungan sulfur yang dilepaskan ke atmosfer rendah. Pada umumnya, zat pengikat yang digunakan PLTU adalah air laut. Meskipun penggunaan batu kapur dalam FGD investasinya jauh lebih besar, sekitar 11%—14% dari belanja modal lebih tinggi dibandingkan dengan air laut hanya 7%—10% dan investasi peralatan FGD di PLTU Tanjung Jati B juga mencapai Rp 1,5 triliun untuk pembangkit berkapasitas 2x710 MW. Namun, hasilnya dalam 10 tahun beroperasi, sulfur yang terkandung dalam emisi gas PLTU Tanjung Jati B hanya berada pada kisaran angka 100 mg/m2 dari baku mutu yang ditetapkan pemerintah saat ini sebesar 750 mg/m2. Adapun beberapa inovasi yang telah dilakukan dan cukup signifikan hasilnya meliputi:

"Pertama, memperbaiki water quality dari Desal RO menggunakan Brackish RO system. Selanjutnya, mengoptimalkan Boiler Water Treatment menggunakan AVT (O), dan improvement di bidang lingkungan dengan mengoperasikan skema FGD Leak Off," ungkap Putu. PT TJBPS berkomitmen untuk terus mendukung sektor ketenagalistrikan dan mempertahankan kinerja pembangkit agar tetap bisa berproduksi seperti yang diharapkan. "Membantu dan bekerjasama dengan holding company untuk menjadi O&M pada pembangkit-pembangkit yang lain," tuturnya. Lebih jauh ia mengatakan, mimpi terbesar PT TJBPS adalah dapat terus memenuhi kontrak kerja dengan PLN. Selain itu, PT TJBPS juga jauh melampaui target yang sudah ditetapkan, dan bersama holding company menjadi O&M swasta terbaik dan terbesar di Indonesia. Ia berharap, PT TJBPS dapat berkembang sesuai rencana yang telah ditetapkan dan peluang bisnis dalam memelihara dan mengoperasikan pembangkit tumbuh dan berkembang. "Kami berharap sektor ketenagalistrikan tanah air dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang direncanakan, sehingga kami memiliki peluang untuk mengembangkan O&M bisnis tersebut," tutup Putu Arya. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT ENERGI LISTRIK BATAM

MENJAGA KEANDALAN

Rasio elektrifikasi wilayah Batam hingga kini telah mencapai 97%, setiap tahun pelanggan terus bertambah. PLN Wilayah Batam dan PT Energi Listrik Batam (ELB) terus berupaya menjaga keandalan listrik di Batam. Seperti apa kontribusi ELB? 

LISTRIK BATAM

CANDRA WISESA

S

ebagai Independent Power Producer (IPP) yang menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN Batam sejak 2012, PT Energi Listrik Batam (ELB) harus mengembangkan, membiayai, membangun, dan meng­ operasikan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG ber­kapasitas kontrak sebesar 2x35 MW di Tanjung Uncang, Batam. Secara keseluruh­an, pembangunan PLTG tersebut menelan biaya sebesar US$ 64 juta. Hartono Indriyanto, President Director PT ELB menyatakan, di 2018 target ELB adalah meningkatkan kinerja pembangkit hingga 99% keandalan mesin dan 95% ketersediaan operasi. Untuk mendukung­ nya, ELB menerapkan program predictive maintenance, penerapan Computerized Maintenance Management Systems (CMMS), dan menjalankan standardisasi dan sertifikasi Sistem Manajemen K3. Keandalan pembangkit ini ditunjang oleh sumber daya manusia (SDM) ELB yang diberikan pelatihan khusus secara berkala, dan sertifikasi sesuai kompetensi­ nya di bidang operasi, pemeliharaan, dan K3. Untuk peningkatan kapabilitas SDM, ELB bekerja sama dengan Politeknik Negri Batam, se­hingga karyawan ELB dapat melanjutkan pendidik­an formal ke jenjang D4 ataupun S1. Peningkatan kinerja SDM yang optimal, diagendakan dengan evaluasi tahunan antara karyawan dan atasan. “Menjaga keandalan listrik tak hanya www.listrikindonesia.com

berbicara tentang peralatan dan sumber energi saja, tapi faktor SDM juga sangat mempengaruhi. Saat ini, 100% operator dan teknisi ELB telah memenuhi kompetensi pada berbagai tingkatan, yang diakui dan disertifikasi oleh lembaga yang berwenang,” jelas Hartono. Untuk mendukung keandalan sistem kelistrikan Batam sesuai supply and demand, ELB dijalankan dengan pola operasi start/ stop. Ditambah pula dengan kemampuan pembangkit untuk melakukan mode island operation, khususnya untuk wilayah Tanjung Uncang. Hal ini menjadi kontribusi ELB di sektor kelistrikan nasional, terutama Batam sebagai wilayah kerjanya. “Mengutamakan kepuasan pelanggan, dalam hal ini PLN Batam, dan menjaga keandalan sistem kelistrikan Batam adalah komitmen kami. Karena PLN juga ingin memberikan yang terbaik bagi masyarakat,” tuturnya. Saat ini ELB sedang fokus untuk meningkatkan efisiensi pembangkit listriknya dengan mengubah konfigurasi pembangkit dari PLTG menjadi PLTGU. Program ini telah didukung pula oleh PLN Batam karena akan menurunkan biaya produksi kelistrikan PLN Batam serta menaikkan merit order ELB. ELB mengharap program ini dapat dijalankan dalam waktu dekat, tentu saja dengan memperhitungkan kondisi supply-demand di Batam. Pada tahun ini, ELB menyiapkan biaya investasi

sebesar US$ 1 juta untuk pengembangan PLTGU juga perbaikan fasilitas, sarana dan lingkungan kerja pembangkit. Hartono menyampaikan, melalui penambahan PLTGU dan dengan meningkatnya efisiensi pembangkit juga sekaligus akan menambah kapasitas PLN Batam. Hal ini sejalan dengan program pemerintah 35 GW dan kebijakan energi nasional. Dengan bertambahnya kapasitas ini, maka PLN Batam akan lebih dapat menjaga keandalan sistem kelistrikannya termasuk pula kepada wilayah Kepri, khususnya Pulau Bintan, yang saat ini juga mendapat pasokan listrik dari PLN Batam. Dirinya berharap, Proyek 35 GW berjalan bersamaan antara pembangunan kapasitas dan insfrastruktur. Ini juga harus didukung oleh keyakinan investasi dalam hal proses, biaya, pengembalian, dan batas waktu. Di samping itu, hak masyarakat atas kebutuhan energi listrik harus terpenuhi. Selain itu, jika proyek 35 GW ini berhasil, harus dipastikan adanya penyerapan oleh konsumen yang setara dengan kapasitasnya. Proyek 35 GW akan membuka peluang bisnis sekaligus persaingan yang ketat. Menanggapi hal tersebut, ELB percaya diri dapat mempertahankan tingkat kualitas terbaik dan kompetitif dalam bisnis ketenagalistrikan nasional.Hal itulah yang membuat ELB dipercaya oleh PLN Batam untuk turut serta menjaga keandalan listrik Batam. n

47


Headline Fokus Utama

PT KSB INDONESIA

KONTRIBUSI DALAM

SEKTOR KELISTRIKAN

Andi Ausi Direktur KSB Indonesia

Melihat penggunaan tenaga uap masih mayo­ ritas dalam proyek infra­ struktur ketenagalistrikan di Tanah Air, membuat KSB aktif berkontribusi, terutama di sektor main pump-nya. Seperi apa perannya? 

GALUH FIRDAUS

A

ndi Ausi, Direktur KSB Indonesia mengatakan, pembangunan infra­ struktur ketenagalistrikan di Indo­­ ne­sia saat ini penggunaannya masih mayoritas tenaga uap, di mana listrik dihasilkan dari energi kinetik uap tersebut, yang menggerakkan turbin secara konstan. Menurutnya, tenaga uap dipilih karena produksinya lebih ringan dan terkoordinir dibandingkan dengan tenaga air yang mengandalkan ketersediaan sumber daya alam sepenuhnya. “Dalam menciptakan uap tersebut diperlukan pompa yang memiliki kualitas tinggi sehingga bisa men-support kebutuh­ an energi listrik yang diharapkan. Untuk itu, KSB secara aktif membantu dalam hal main pump pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di seluruh Indonesia, demi menyalurkan cahaya ke setiap titik wilayah Indonesia,” katanya saat dihubungi tim majalah Listrik Indonesia.

48

Selain itu, pihaknya menghadirkan berbagai pilihan yang cocok dengan kebutuhan listrik di Indonesia, dan dalam pembuatannya KSB didukung standar­di­ sasi Eropa. “Demi memenuhi kebutuhan produksi listrik dan anggarannya, kami mulai menggalakan SKD, ini dilakukan dengan tujuan menekan biaya produksi pompa sehingga bisa menghasilkan harga jual yang lebih terjangkau,” ungkap Andi. Ia menambahkan, hasil positif lain dari SKD ini adalah memberdayakan tenaga kerja local, sehingga dapat membuka lapangan pekerjaan baru di Indonesia. Dengan mengantongi izin SKD ini, KSB mulai memproduksi Boiler Feed Pump Set secara lokal. Meski pompa tersebut dirancang dan dirakit oleh tenaga lokal, namun standar dalam pengemasannya tetap mengacu pada standar internasional dan diawasi penuh oleh KSB Jerman. Sehingga, customer tidak perlu merasa khawatir dengan kualitas produk KSB terbaru ini. Andi mengungkapkan, produk yang sering dibutuhkan dan digunakan pada PLTU di Indonesia adalah Boiler Feed Pump seperti HGM, HGC, HDA, CHTC dan Multitec. “Nama-nama pompa tersebut sudah sangat familiar di telinga customer, karena sering kali dipakai di berbagai PLTU di Indonesia,” terangnya. Ia menjelaskan sepintas mekanisme kerja pompanya, dimulai saat air dialirkan menuju boiler untuk dipanaskan dengan menggunakan Boiler Feed Pump yang

masih menjadi transportasi air satu-satunya. Lalu, uap hasil produksi boiler dengan tekanan dan temperatur tertentu, diarahkan untuk memutar turbin sehingga menghasilkan daya mekanik berupa putaran. Selanjutnya, generator yang dikopel langsung dengan turbin berputar menghasilkan energi listrik, hasil dari medan magnet dalam kum­paran yang memutar turbin. Uap bekas keluar turbin masuk ke kondensor untuk didinginkan dengan air pendingin, agar berubah kembali menjadi air yang disebut air kondensat. “Air kondensat ini merupakan hasil kondensasi uap kemudian digunakan lagi sebagai air pengisi boiler. KSB juga memiliki condensate pump yang sering digunakan di PLTU, WKT dengan single suction ataupun double entry suction,” imbuhnya. Dengan memperjuangan legalitas SKD khusus boiler feed pump, menjadi salah satu bentuk komitmen KSB Indonesia dalam mendukung infrastruktur kelistrikan. “Kami berharap bisa menyuguhkan harga yang fleksibel dengan SKD ini, sehingga produser listrik di Indonesia pun akan lebih nyaman dalam melaksanakan proyeknya,” katanya. Ia berharap infrastruktur kelistrikan di Indonesia bisa semakin memadai dan mencakup seluruh pelosok, sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati manfaat listrik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, diharapkan KSB menjadi mitra yang selalu hadir dalam setiap perkembangan yang ada di Indonesia,” tandasnya. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT TRIAS INDRA SAPUTRA

Sebagai manufaktur lokal yang bergerak di bidang kelistrikan, PT Trias Indra Saputra terus mengembangkan sayapnya. Dari hanya membuat rak besi dan hydrant box, kini telah mampu memproduksi cable tray, cable ladder dan panel yang saat ini menjadi produk andalan dan core business per­usa­haan. Apa kontribusinya untuk industri kelistrikan nasional? 

DEDDY HASSAN

D

irektur Utama PT Trias Indra Saputra Leo Hermanto mengungkapkan, tantangan bisnis di sektor ketenaga­ listrikan, utamanya adalah belum adanya komitmen dari pemerintah dalam upaya penggunaaan produk lokal. Contohnya, kalau pemerintah mau mendukung produk lokal, seharusnya re­gulasi dan implementasinya dijalankan lebih konsisten. Problemnya di Indonesia, serba susah kalau dari produk lokal. Jika mau menyuplai produk kelistrikan harus punya bermacammacam sertifikat, sementara untuk mengurus setiap sertifikasi butuh biaya besar. “Hal ini jadi problem juga. Kalau buat kita oke-lah, tetapi untuk pemain lokal lainnya untuk mengeluarkan biaya audit, report, ini jadi problem. Bukan berarti aturan ini harus dihilangkan. Ini penting untuk mening­­ katkan kualitas, tapi paling tidak pemerintah membantu. Seperti di negara lain ada bantuan dari pemerintah. Contohnya kalau mendapatkan ISO dulu ada subsisdi dari Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan,” ungkap Leo Hermanto. Lebih jauh Leo menegaskan, bila pemerintah mau turun tangan membantu dalam hal pengurusan sertifikasi ini, maka dampaknya akan sangat membantu pemain lokal untuk dapat berkiprah lebih luas lagi dalam mendukung PLN menyiap­kan produk pendukung di infrastruktur kelistrikan. www.listrikindonesia.com

BERTAHAN KARENA

INTEGRITAS

“Saat ini, yang sertifikatnya lengkap kebanyakan manufaktur global. Bagaimana produk lokal akan bersaing?” tegas Leo. Di usianya memasuki 30 tahun, ber­ karya untuk infrastuktur kelistrikan, PT Trias Indra Saputra terus mengembangkan sa­ yap­nya dengan melakukan inovasi. “Kami akan terus berusaha untuk me­ngembangkan fasilitas produksi dan sumber daya manusia yang kompeten, demi mencapai efisiensi guna bersaing di era globalisasi,” tambahnya. Untuk menjaga integritas perusahaan terus memegang teguh filosofi dan menciptakan budaya yang berorientasi menghormati kebutuhan pelanggan, Integritas yang tidak berkompromi, kepercayaan, kredibilitas dan perkembangan yang berkesinambungan. Bagi PT Trias tanpa integritas yang

tinggi perusahaan tidak dapat berjalan bahkan berdiri hingga saat ini. Integritas yang terus menerus dibangun ke dalam maupun luar perusahaan. Hal ini dibuktikan dengan melengkapi berbagai quality certification diantara­ nya, IEC 61439-1,2, ISO 9001, 14001, OHSAS 18001 dan certified dari ASTA, TUV Rheinland serta Standard Design: IEC 61439-1,2 and NEMA VE-1. “Hasilnya, pangsa pasar yang dikuasai saat ini hampir 95 persen disumbang sektor swasta, seperti dari industri, building, dan pembangkit. Sementara sisanya diperoleh dari perusahaan BUMN dan PLN dengan range product and capacity : LV Switchboard & Control Panel Up to 5500 A 100 KA ; MV Switchboard & Control Panel Up to 24 KV 31,3 KA,” pungkas Leo Hermanto. n

49


Headline Fokus Utama

PT INDOPOWER INTERNATIONAL

MENGURANGI SAMPAH

DI LAHAN SEMPIT

MITA HAPSARI

B

erangkat dari permasalahan sampah yang kian hari semakin membengkak, PT Indopower International (IPI) mengeluarkan mesin pengolahan limbah sampah terbaru, AWS IPI 50. Selain mengolah sampah, mesin ini dapat menghasilkan energi panas yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan air panas sehari-hari. Melalui mesin ini, IPI menargetkan penginstalasian alat pengolahan sampah di lapak yang tidak terlalu luas, sehingga cocok untuk digunakan di Tempat Pembuangan Sementara (TPS). Dengan begitu, volume angkutan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) bisa diminimalisir. “Dimensi AWS IPI 50 ini cukup kecil yakni 4m x 3m dengan berat 4 ton, tapi bisa mengolah satu ton sampah setiap jamnya dan dapat dioperasikan selama 24 jam. Berbagai jenis sampah dapat diolah, dan pengisian bahan bakar hanya diperlukan satu kali pembakaran di awal. Hasilnya nanti akan mengeluarkan air panas yang dapat dimanfaatkan kembali,” ujar CEO Indopower International Harun Al Rosyid. Selain AWS IPI 50, IPI juga mengeluar-

50

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Julukan “Indonesia darurat sampah” nampaknya tidak berlebihan bila ditengok dari besarnya produksi sampah yang dihasilkan oleh masyarakat kita. Pada 2017, jumlah sampah di Indonesia tercatat sebesar 65 juta ton per tahun. Ini di­ sebab­kan meningkatnya jumlah penduduk yang disertai minimnya fasilitas pemilahan pembuangan sampah.

kan mesin sejenis dengan dimensi dan kapasitas yang lebih besar. AWS IPI 200 yang juga mampu beroperasi selama 24 jam nonstop, dan bisa mengolah 4 ton limbah setiap jamnya. Dimensinya pun lebih besar dengan ukuran 5m x 5m dan berat 12 ton. Penginstalasian AWS pun mudah meskipun dilakukan di atas tanah yang sempit. Selain itu, system ini bukalah incinerator konvensional dan berbiaya minimal. Perlu diketahui, karena mesin ini menggunakan teknologi pembakaran khusus pyrolysis, maka dioksin tidak akan dihasilkan dari sini. Perusahaan berusia 22 tahun yang telah menghasilkan lebih dari 370 proyek, tidak begitu saja menciptakan mesin pengolah sampah ini. AWS telah dikembangkan selama bertahun-tahun oleh pihak Yamaji, Jepang. Ini dilakukan dengan satu tujuan, yakni mengolah sampah menjadi sumber energi bersih. Besarnya permasalahan sampah yang seakan tak kunjung usai pun mendorong IPI untuk mencari cara lain untuk berkontribusi. Tak habis dalam peluncuran AWS yang dapat mengolah sampah menjadi energy panas, IPI mengaku telah melakukan sosialisasi ke pihak pemerintah daerah guna mengurangi volume sampah daerah.

“Kami menyadari permasalahan sampah itu dimulai dari individu perorang­ an. Bukan hanya tumpukan sampah yang menjadi masalah, pengangkutannya pun memakan beban biaya yang tinggi. Oleh karena itu, kami ingin mengurangi sampah dari ‘hulu’ sampah itu,” ungkap Harun. Harun mengaku, dengan memangkas volume sampah dari TPS yang biasa dijadikan tempat transit sampah pertama kali, dapat berpengaruh ke pembuangan akhir. “Sebagai contoh dalam permasalah­ an sampah di Jakarta yang menyumbang 7 ribu ton sampah setiap harinya, penggunaan mesin ini di tempat pembuangan sementara dengan jumlah tertentu dapat mengurangi jumlah pengiriman sampah sebanyak 10%,” tambah Harun. Demi mengurangi krisis sampah di Indonesia, IPI memberikan berbagai kemudahan untuk membawa pulang mesin ini. “Sudah ada beberapa lurah dan pemimpin daerah yang tertarik. Tidak harus membeli, AWS pun bisa disewa. Bahkan bila ada yang ingin patungan dan bergiliran menggunakan AWS, tentunya akan lebih terjangkau. Kami juga akan membantu dihubungkan dengan pihak bank bila ada yang ingin melakukan cicil­ an,” tutup Harun. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT LEN INDUSTRI (PERSERO)

MEMBANGUN PASAR

PANEL SURYA Pesatnya perkembangan penggunaan surya atap sebagai energi alternatif penghasil listrik, tentu membuka peluang bisnis yang besar di sektor tersebut. PT Len Industri salah satu perusahaan yang sedang fokus dalam pengembangan surya atap. 

CANDRA WISESA

P

T Len Industri (Persero) telah mengembangkan teknologi panel surya sejak 1997, dan merupakan salah satu produsen panel surya terbesar di Indonesia. Sejauh ini, hingga 2017 Len Industri telah membangun PLTS sekitar 35 MWp. Produk panel suryanya, tak hanya digunakan pada pembangkit listrik saja, namun juga untuk daya penerangan jalan dan surya atap (rooftop) untuk rumah, sebagai sumber energi alternatif. Industri panel surya ke depan sangat menjanjikan, lalu bagaimana Len Industri mengembangkan industri ini? Ganda Yudha Asparaini, General Manager PT Len Industri mengatakan, target peme­ rintah dalam pembangunan PLTS adalah sebesar 6.5 GWp hingga 2023. Di samping itu, masih ada program melistriki 2.500 desa, juga program dari gerakan nasional sejuta surya atap. Produk Len yang kini sudah bersertifikasi Internasional IEC, juga pengalaman membangun PLTS, Len sudah siap menghadapi peluang tersebut. “Selain modul surya, Len telah me­ www.listrikindonesia.com

ngembangkan perangkat elektronik lain yang mendukung sistem PLTS, dan pe­ rangkat itu hasil karya anak bangsa, seperti inverter dan solar charge controller” ucap Ganda kepada Listrik Indonesia. Len Industri sebagai Independent Power Producer (IPP), Ganda menjelaskan, telah membangun IPP PLTS Kupang dengan kapasitas 5 MWp, tepatnya di Desa Oelpuah, Kupang Tengah, Nusa Tenggara Timur. Diresmikan pada 27 Desember 2015 oleh Presiden Joko Widodo. Len Industri telah membangun IPP PLTS Kupang 5 MWp yang merupakan IPP PLTS pertama di Indonesia. PLTS Kupang yang berdiri di atas lahan 7,5 hektare dan memiliki kandungan lokal lebih dari 69%, hingga kini masih PLTS terbesar yang ada di Indonesia. IPP PLTS Kupang dibangun dengan metode investasi mandiri oleh Len Industri, yang kemudian dijual kepada operator (PLN, red) dengan kontrak selama 20 tahun, untuk didistribusikan memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kupang. “Hal ini sangat signifikan untuk

menghemat BPP listrik di daerah tersebut, dibandingkan menggunakan pembangkit bermesin diesel (PLTD),” jelasnya. Lebih jauh ia menerangkan, surya atap adalah salah satu inovasi yang dikembangkan oleh Len Industri, yang berpengaruh pada efisiensi penggunaan listrik. Karena itu, perusahaan membuat brand yang dinamakan “Len Solar” sebagai sistem yang mengatur penggunaan surya atap. “Menggunakan surya atap, tentu efi­ sien­sinya langsung dapat dirasakan oleh masyarakat” kata Ganda. Tak hanya berjaya di sektor kelistrikan berbasis energi surya, Len Industri juga menggarap ranah bisnis pertahanan, transportasi, informasi komunikasi, dan navigasi. Di ranah pertahanan, menangani proyek TNI, khususnya di bidang elektronika. Len Industri telah berhasil mengembangkan peralatan tactical communication yang memiliki matriks hopping yang dirancang khusus untuk mengurangi risiko penyadapan. Selain itu, produk unggulan CMS (Combat Management System) telah banyak digunakan oleh TNI AL dan diinte­ grasikan di KRI, untuk Kapal Perang dan Kapal Sergap. Di sektor transportasi, Len Industri membuat SIL-02 (Sistem Interlocking Len-02) untuk sistem sinyal kereta api. Di sektor ini pula bisnis Len Industri berkembang. Saat ini sedang menangani proyek Light Rail Transit (LRT) Palembang, Jabodetabek, Jakpro, dan Sky Train untuk menyuplai gerbong, teknologi telekomunikasi, teknologi sinyal, hingga mesin tiket. “Untuk semua ranah bisnis yang ada dengan segala peningkatan kemampuan kami dan juga sebagai BUMN ini merupakan wujud kontribusi terhadap kemajuan bangsa,” pungkasnya. n

51


Headline Fokus Utama

PT GALLEON CAHAYA INVESTAMA

MENJAGA KEANDALAN

KUALITAS LISTRIK Mimpinya sesuai dengan visinya, yakni memiliki keunggulan kompetitif yang khas, dan menjadi perusahaan terkemuka yang menyediakan solusi dan layanan listrik satu atap. 

GALUH FIRDAUS

D

ari sudut pandang kontraktor, pem­bangunan proyek ketenaga­lis­ trikan yang sedang berlangsung di Indonesia, dipercaya sebagai peluang berharga. Sebab, proyek tersebut tergolong raksasa dari segi biaya dan jumlah tenaga kerja. Penyelesaian proyek ini, menjadi tanggung jawab bersama antara perusahaan swasta dan BUMN. Berdiri sejak 2009, PT Galleon Cahaya Investama telah memiliki tenaga kerja yang inovatif dan kreatif, serta banyak pengalaman internasional. Didukung oleh jaringan distribusi di seluruh Indonesia, Galleon berkembang pesat menjadi perusahan penyedia solusi terbaik untuk kebutuhan kelistrikan. Direktur PT Galleon Cahaya Investama, Agustinus Istar mengatakan, pihaknya mengkhususkan diri dalam mendistribusikan produk kelistrikan, memastikan pela­ yanan yang efisien dan hubungan yang baik dengan pelanggan. "Kita yakin bahwa kepercayaan yang besar merupakan upaya terbaik kami. Sebagai perusahaan profesional yang aktif, bertujuan untuk meningkatkan dan mempertahankan reputasi dengan selalu memberikan kepuasan terbaik bagi pelanggan dan menghasilkan nilai tambah, sebagai landasan mendasar dari kesuksesan kami," jelas Istar saat ditemui majalah Listrik Indonesia di kantornya, Jakarta.

52

Ia melihat sektor ketenagalistrikan di Tanah Air saat ini sangat potensial, karena pertumbuhan ekonomi dan perkembang­ an infrastrukturnya cukup bagus, sehingga kebutuhan tenaga listrik harus terjamin untuk mendukung pertumbuh­an ekonomi dan infrastruktur tersebut. "Jadi, sekarang ketenagalistrikan harus dipacu lebih baik lagi guna meningkatkan rasio elektrifikasi," kata Istar. Dikatakan olehnya, peran signifikan Galleon sebenarnya pada kualitas produk yang selalu terjaga keandalannya. "Ini penting sekali karena kalau listriknya tercukupi semua, otomatis butuh produk yang andal. Tapi kalau kualitas barang yang kita suplai atau pun instalasinya tidak bagus, tentunya akan memperburuk situasi. Jadi, standar kita yaitu barang berkualitas dengan pemasangannya pun bagus, sehingga bisa tahan lama," ungkapnya. Lebih jauh Istar mengungkapkan, inovasi yang dilakukan yaitu dari sisi spesifikasi barang agar lebih efisien dan dapat menjawab berbagai kebutuhan. "Contohnya Sumber Daya Manusia (SDM), kita lakukan sertifikasi. Saat ini bisa dikatakan SDM tenaga listrik belum mencapai standar, sebab jarang sekali orang yang mengambil jenjang pendidikan kelistrikan. Kalau dalam masa perkuliahan, jurusan/program studi teknik elektro," jelas Istar. "Yang kita lakukan sekarang adalah melanjutkan SDM untuk mendapatkan sertifikasi. Dalam mengembangkan SDM

juga kita banyak melakukan training, tidak hanya dari produknya tapi dari safety-nya, K3 (keselamatan dan keamanan kerja), semuanya mereka harus punya, karena kalau tidak, mereka tidak bisa bertumbuh dan tidak punya standar yang lebih," sambung Istar. "Mereka hanya mahir di praktek­nya saja, tapi tidak tahu teorinya, begitupun sebaliknya. Atau mereka mahir semua tapi tidak punya sertifikasi­nya. Jadi sertifikasi SDM itu sangat penting, agar mereka dapat meningkatkan kualitas kerja," katanya lagi. Ia mengungkapkan, secara produksi saat ini memang skalanya belum terlalu besar, tapi Galleon berkomitmen penuh dalam mendukung program ketenaga­ listrikan. Selain itu dirinya terus mengembangkan inovasi, agar listrik yang dialirkan bagus dan merata, tidak lagi adanya losses. "Artinya, kita berikan instalasi yang profesional yang mampu bertahan untuk masa depan," imbuhnya. Sesuai dengan visinya yang akan menjadi kontraktor kelistrikan yang andal, bahkan sampai ke Asia Tenggara. Obsesinya dapat menciptakan kelistrikan yang aman, andal, dan berkualitas tinggi. Dikatakan olehnya, sekarang ini banyak sekali listrik yang mengalir tetapi lossesnya masih banyak, seperti grounding dan instalasinya yang kurang diperhatikan. "Harapan saya terhadap sektor ketenagalistrikan yaitu agar kualitas kelistrikan yang dialirkan ke konsumen itu dapat terjaga keandalannya," tandas Istar. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline

PT BENUA GREEN ENERGY

EKSIS DENGAN

TEKNOLOGI HIJAU Penggunaaan energi fosil secara perlahan akan tergerus oleh pemanfaatan energi ramah lingkungan. Kuncinya adalah entitas kelistrikan harus meng­adopsi perkembangan teknologi terkini. Efi­siensi harus jadi pilihan masa depan. 

DEDDY HASSAN

P

enggunaan energi ramah lingkungan bersih harus sejalan dengan teknologi yang mendukung. Benua Green Energy dalam memberikan kon­ tribusi di bidang kelistrikan, tetap fokus mengusung energi hijau sebagai pilihan pertama. Untuk mengoptimalkan penghematan energi, diterapkan konsep energi manajemen agar lebih efisien. Demikian diungkapkan Chief Executive Officer (CEO) PT Benua Green Energy, Ravi Desai saat dihubungi Listrik Indonesia melalui sambungan telepon selularnya. Terkait dengan energy management, ia dengan lugas menjelaskan dilihat dari bagian utility pada pembangkit listrik seperti di sisi boiler, chiller, pembangkit yang digunakan akan dikonversikan berapa total pengeluarannya dalam satu hari. "Dalam setiap proyek, pertanya­an mereka adalah sejauh mana bisa berhemat? Semua ini terjawab dan penghematan secara real terjadi dengan menggunakan teknologi-teknologi ramah lingkungan yang kita gunakan, seperti menggunakan gas atau panas buang dijadikan listrik; bisa juga panas buang dijadikan air conditioning atau sebagainya," ungkap Ravi. Lebih jauh Ravi mengatakan, dampak yang akan dihasilkan terhadap pemba­ngunan menggunakan teknologi ramah lingkungan yang digunakan oleh industri sangat besar dapat mengefesiensikan daya hingga 91%, sebab Benua Green Energy menjadi mitranya para industri untuk penghematan energi. "Seperti teknologi Co-Generation yang terdiri dari gas engine, panas buang yang dihasilkan oleh gas engine dimanfaatkan untuk chiller atau boiler. Jadi, dapat dua sampai tiga energi. Untuk gas yang masuk 0.25m3 menghasilkan listrik 1 KW dan menghasilkan air conditioning (AC) 0.3 tr. Jika kita aplikasikan di hotel, dia dapat listrik, dapat air conditioning, dan hot water juga, efisiensinya sangat besar," tambahnya. Harapannya, dengan teknologi yang diusung, energi yang dihasilkan tidak hanya dipakai untuk konsumsi priba-

www.listrikindonesia.com

di, melainkan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang belum menikmati aliran listrik, terutama di daerah remote area di mana tidak terjangkau oleh infrastruktur PLN. Untuk menjaga ketahanan energi sebaiknya semua sub sektor kelistrikan harus mampu melakukan penghematan dalam menggunakan energi, sebab di luar sana masih banyak orang yang butuh energi. Selain itu, lakukanlah efisiensi energi untuk warisan generasi mendatang. Caranya adalah dengan mulai mengurangi penggunaan energi fosil dan beralih memanfaatkan energi alam, agar anak cucu kita dapat tetap menikmati energi di masa yang akan datang. n

53


Headline Fokus Utama

BLACK & VEATCH INTERNATIONAL COMPANY

Black & Veatch terus menunjukkan komitmen­ membangun kelistrikan di Indonesia, kontribusinya pada sektor energi selama hampir 50 tahun. SOFYAN

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

 TURIMAN

Abhay Telang, Director of Production PT Bina Viktori Indonesia, a Black & Veatch International Company

H

adir sejak 1969, Black & Veatch telah berpartisipasi dalam mendukung pembangunan ketenagalistrikan di Indonesia. Tidak kurang dari 20.000 MW pembangkit dan transmisi telah dibangun Black & Veatch. Tak hanya itu, Black & Veatch terus mewujud­kan megaproyek 35 GW yang dicanangkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo. Abhay Telang, Director of Production PT Bina Viktori Indonesia, a Black & Veatch International Company, kepada Listrik Indonesia menyatakan, “Dengan hadir­ nya kota-kota cerdas di Indonesia, kami berharap dapat memberikan solusi yang dapat dikembangkan secara global. Tentu saja, kami telah menyesuaikannya, melalui kerjasama dengan mitra bisnis lokal yang telah ditetapkan perusahaan,” kata dia. Telang melanjutkan, kami berkomitmen untuk terus membantu mengembangkan perekonomian Indonesia, melalui pertumbuhan dan pembangunan dan ketersediaan air untuk meningkatkan kese­ hatan dan kesejahteraan masyarakat. “Catu daya yang andal akan membantu mengembangkan industri. Kami memiliki peran utama dalam memastikan pasokan listrik melalui pembangkit yang sering

54

KOMITMEN MEMBANGUN ENERGI UNTUK INDONESIA

menggunakan sumber energi terbarukan dan hibrida, serta distribusi dan penyimpanan teknologi microgrid bagi masyarakat terpencil di Indonesia,” tegas Telang. Black & Veatch memiliki kemampu­ an untuk mendukung PLN dan banyak IPP, pengembang, investor, pemasok, dan kontraktor di Indonesia. “Hal ini memungkinkan kami untuk mengembangkan pasar lokal yang kuat melalui dukungan dan masukan sejak dimulainya konsep proyek, seperti dari sisi pembiayaan perbankan, hingga pengiriman EPC lengkap. Kami menawarkan solusi sesuai dengan kebutuhan klien. Misalnya utilitas seperti PLN, akan berbeda dari perusahaan pertambangan,” ujar dia. Black & Veatch telah mengadopsi tek­ nologi terbaru untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam bidang kelistrikan. “Kami melihat potensi besar untuk solusi pembangkit listrik mikrogrid dan hibrida di Indonesia. Hal ini untuk membantu menstabilkan pasokan, membawa listrik ke lokasi perdesaan, dan meningkatkan keberlanjut­an. Potensi pengembangan cukup besar, karena dibandingkan dengan generasi diesel untuk lokasi terpencil, micro­grid dan pembangkit listrik hibrida dapat mengurangi biaya,” ungkap Telang. Beragam proyek kelistrikan telah mendapat dukungan dari Black & Veatch, di antaranya proyek pembangkit listrik tenaga uap batu bara berkapasitas 315 MW. “Kami adalah bagian dari penyedia konsorsium EPC topline dan prospek teknis secara keseluruhan. Perusahaan juga menyediakan pasokan peralatan dan manajemen

konstruksi, serta commissioning,” kata dia. Selain itu, Black & Veatch menyediakan solusi Balance Plant EPC untuk PLTU batu bara berdaya 2x1000 MW. “Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar di dunia dan memiliki potensi volume energi laut yang signifikan. Kami memiliki MoU untuk membantu pengembangan proyek-proyek arus pasang-surut skala komersial,” jelas Telang. Dirinya berharap dapat membantu Indonesia menjadi Kota Cerdas. Elektrifikasi universal adalah proses awalnya, dan akan memberi penduduk akses yang dapat diandalkan, internet, dan meningkatkan standar pendidikan, serta menarik semakin banyak industri. Black & Veatch memiliki keahlian untuk mengintegrasikan energi terbarukan ke dalam jaringan listrik, untuk membantu pemerintah mengembangkan EBT. Seiring dengan pertumbuhan, lanjut dia, tujuan kami terus mengembangkan generasi pemimpin dan insinyur Indonesia di masa mendatang. “Baik melalui pe­ ning­katan karier dan peng­alaman para profesional kami, berbagi pengetahuan dan praktik terbaik dengan klien dan mitra utama, atau kualifikasi dan pengadaan peralatan lokal." "Berfokus pada peningkatan kehidupan masyarakat melalui pekerjaan, merupakan salah satu tujuan utama perusahaan. Sebab, kami percaya bekerja di megaproyek yang membutuhkan multidisiplin. Di bawah satu atap, akan menjadi tempat pelatihan kerja yang efektif,” tandas Abhay Telang. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT ULUSOY ELECTRIC INDONESIA

MEMBUKTIKAN

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

KEMAMPUAN DAN KUALITAS

Perkembangan sektor ketenagalistrikan di Indonesia yang melaju pesat, membuat Ulusoy Electric memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan bisnisnya. Memiliki base production di Indonesia, Ulusoy konsen memproduksi Medium Voltage Switchgear Distribution. 

CANDRA WISESA

P

resident Director PT Ulusoy Electric Indonesia, Tarik Culhaoglu mengungkapkan ketertarikannya berinvestasi di Indonesia, melihat gencarnya pembangunan infrastruktur, khususnya sektor ketenagalistrikan. Pada 2011, Ulusoy mulai memasuki pasar Indonesia, lalu dilanjutkan memba­ ngun perusahaan di 2013 hingga mendiri­ kan pabrik di kawasan Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Melihat peluang yang sangat besar pada program listrik 35.000 MW, baginya ini kesempatan untuk turut berkontribusi pada sistem kelistrikan di Indonesia. “Ulusoy Electric sudah 34 tahun berdiri di Turki, kita bermain di bidang kelistrikan Medium Voltage Main Distribusi Board (MVMDB), dan telah diekspor ke lebih dari 60 negara,” terang Tarik Culhaoglu. Berbekal pengalaman puluhan tahun dalam dunia kelistrikan, Ulusoy Electric www.listrikindonesia.com

terus mengembangkan sayapnya hingga ke negara Asia lainnya. Mayoritas customernya merupakan kontraktor-kontraktor besar dan utilitas negara. Selain produksi kelistrikan MVMBD, Ulusoy juga memproduksi kabel aksesoris yang berhubungan dengan switchgear (panel distribusi yang mendistri­busikan beban ke panel-panel yang lebih kecil kapasitasnya), beberapa macam produknya seperti fuel gas insulated switchgear, dan air insulated switchgear. Ulusoy Electric memulai kiprahnya sebagai perusahaan rekayasa industri pada 1985, produsen kelistrikan asal Turki tersebut mendirikan pabrik di Indonesia bertujuan untuk mempermudah proses pembuatan komponen kelistrikan untuk menunjang PT PLN (Persero), juga me­nyu­ plai kebutuhan dari negara Asia lainnya. Di lahan seluas lebih kurang 3.500 meter persegi ini, pihaknya juga telah

memenuhi syarat sesuai yang telah diatur pemerintah terkait dengan penggunaan komponen dalam negeri (TKDN). Setelah menetapkan posisinya di pasar nasional, Ulusoy Electric mulai menawarkan jasanya secara global. Saat ini, Ulusoy Electric telah membukukan banyak proyek di pasar nasional, bahkan internasional. Bukti capaian sukses tersebut, tak lepas dari kualitas produk, layanan, hingga inovasi sektoralnya. Kendati Ulusoy Electric tergolong baru di sektor kelistrikan dalam negeri, namun animo dari pasar nasional cukup tinggi. Lebih lanjut, Tarik menjelaskan target­ nya untuk melengkapi semua sertifikasi dan dokumen yang diperlukan untuk menjual produknya. Pihaknya juga telah me­laku­kan kunjungan ke unit PLN di berbagai wilayah untuk mengenalkan produknya. Ulusoy Electric juga akan terus meningkatkan penggunaan TKDN, dan tidak ingin bergantung pada negara asalnya, Turki. “Kami menargetkan kapasitas produksi di Indonesia lebih dari 5.000 panel per tahun, tapi kami ingin membuktikan terlebih dahulu, kemampuan dan kualitas produk Ulusoy Electric kepada pemerintah dan PLN,” tegasnya. Sebagai hasil dari menangani proyekproyek besar yang dilakukan sejak 2009, membawa Ulusoy Electric masuk daftar 500 Perusahaan Industri Besar Dunia. Ulusoy Electric ditunjang oleh karyawan-karyawan yang berkualitas, memiliki lebih dari 50 insinyur spesialis, dan mereka melakukan semua. Mulai dari desain produk, hingga kegiatan research & development. “After sales adalah tanggung jawab Ulusoy Electric, dengan menjaga kualitas mutu. Jika ada gangguan, prioritas utama kami langsung melakukan perbaikan, sehingga dapat segera diatasi dengan efisien. Hal ini dilakukan agar konsumen merasa puas dengan pelayanan kami dan menjaga kepercayaan,” tandasnya. n

55


Headline Fokus Utama

PT ROBIN LITTEN INDONESIA

CIPTAKAN PRODUK

RAMAH PASAR

Tekadnya untuk menerangi ruang-ruang di setiap rumah dan tempat kerja melalui lumen dan cahaya yang tepat. Selain itu, harapannya agar produknya menjadi lampu kesayangan seluruh masyarakat. 

GALUH FIRDAUS

P

T Robin Litten Indonesia fokus bergerak di sektor perlampuan, salah satu pendukung program kelistrikan nasional. Sejak berdiri di 2016, perseroan sudah menjadi supplier di industri lampu, lighting dan LED (light emitting diode) dengan merek REPRO. Perannya memberikan pancaran sinar yang sempurna untuk kehidupan masyarakat. Pasalnya, lampu merupakan suatu alat penerangan yang sangat penting dalam kehidupan. Berkat adanya lampu suatu kota dapat menjadi indah dan berwarna, selain itu, lampu juga dapat menerangi daerah-daerah di pelosok negeri. “Kami yang bergerak di lampu hemat energi tentunya tidak berperan langsung terhadap infrastruktur ketenagalistrik­an, tetapi suksesnya sektor ini, erat kaitannya dengan dukungan pemerintah & Ke­men­ terian ESDM. Daerah yang sudah diterangi oleh pemerintah sudah makin meluas dan upaya pemerintah untuk memberi pencahayaan dengan paket-paket lampu solar-powered LED ke daerah tak terjangkau listrik, juga patut dipuji,” jelas Direktur PT Robin Litten Indonesia, Teddy Robin saat dihubungi majalah Listrik Indonesia. Ia mengatakan, dari awal berdiri

56

pihaknya sudah berkomitmen untuk mendevelop produk lampu LED dengan kualitas yang baik. Produk juga dapat dipakai semua konsumen secara umum, hingga skala project. Oleh sebab itu, spesifikasi produk REPRO ini kami pastikan power factor-nya dapat diterima dan tidak merugikan trafo PLN. Menurutnya sektor ketenagalistrikan ini mengalami pertumbuhan yang signifikan. Terutama jika program pemerintah 35.000 MW rampung, maka banyak rakyat Indonesia yang akan merasakan dampak­ nya. Sebab hingga akhir tahun 2017, raihan rasio elektrifikasi Nasional baru mencapai 95,35%. “Saya merasa pemerintah sudah berupaya sangat baik membangun sektor ketenagalistrikan kita. Untuk daerah yang sulit dijangkau oleh PLN sudah diupayakan elektrifikasi sementara dengan cara meng­ adakan paket-paket solar-powered lamp di berbagai desa yang tertinggal,” lanjut Teddy. Amat disayangkan jika infrastruktur ketenagalistrikan yang sudah dibangun dengan baik ternyata konsumen malah menggunakan beban lampu dengan kualitas rendah sehingga mengkonsumsi banyak daya yang sebenarnya tidak diperlukan. “Untuk itu, kami menyediakan beragam produk lighting berkualitas untuk kebutuhan

pribadi maupun project, residensial maupun komersil. Merek REPRO kami usung dengan konsep “Affordable Premium” sehingga untuk barang lampu dengan kualitas bagus masyarakat Indonesia tidak perlu merogoh kocek terlalu dalam,” katanya. Sejalan dengan program pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan Tanah Air, ia menargetkan, REPRO dapat menjadi produk yang paling digemari oleh konsumen dan menjadi merek lampu top of mind di masa depan. Ia berkeinginan produk REPRO menjadi produk yang paling digemari oleh rakyat Indonesia, oleh sebab itu pihaknya fokus dalam product development. Selain itu, dirinya sangat ingin masyarakat Indonesia menggunakan produk yang layak dan tahan lama dengan harga yang se-ekonomis mungkin. “Kami percaya bahwa energy-efficient products bakal menjadi barang yang paling dicari di masa depan. Oleh sebab itu, kami melengkapi varian produk kami dengan solar-powered LED products seperti lampu jalan solar panel dan lain-lain. Jika pemerintah membuka paket-paket tender produk tersebut, maka kemungkinan kami akan ikut,” paparnya. Perusahaan terbiasa memasok barang berkualitas tinggi ke negara maju dan hal ini membuat produknya mengantongi beberapa sertifikasi internasional seperti CE-EMC, CE-LDV, KC Korea, KS Korea, TUV Germany dan RoHS Compliant. “Bermodal mesin produksi yang berkualitas asal Jepang dan Korea yang canggih serta melakukan riset pengembangan (research development), kami sangat konfiden dengan kualitas setiap produk yang keluar dari pabrik kami,” ungkap Teddy. “Saya berharap sektor ketenagalistrikan Tanah Air terus maju dan mencapai elektrifikasi 100%. Sebab bergulirnya ekonomi sebuah bangsa berbanding lurus dengan seberapa banyak daerah yang telah dialiri listrik. Kita semua membutuhkan sumber daya ini dan dimasa depan saya berharap ada terobosan-terobosan dari pemerintah untuk mencari sumber yang lebih efektif dari tenaga panas matahari, tenaga panas bumi, tenaga nuklir dan lain-lain,” tutup pria lulusan Tehnik Elektro, University of Iowa, Amerika Serikat. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT ORMAT GEOTHERMAL INDONESIA

INSENTIF

PEMANIS PENGEMBANGAN EBT

Pemanfaatan EBT di sektor ketenagalistrikkan belum maksimal, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan energi fosil lebih dominan ketimbang EBT. Meski begitu, pemerintah tetap opitimistis mengejar 23% EBT di 2025 mendatang. 

GALUH FIRDAUS

J

ika dilihat dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2018, sektor ketenaga­ listrikan Indonesia masih bertumpu kepada pembangkit berbahan bakar fosil khusus­ nya batu bara dan gas. Data pemerintah menunjukkan, saat ini pasokan energi dari pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) masih berki­ sar 12,4%, dan pada 2025 menjadi 23%, sementara itu akan kembali turun menjadi 20,4% pada tahun 2027. Remi Harimanda, Director PT Ormat Geothermal Indonesia (OGI) mengatakan, di akhir tahun 2027 diprediksikan komposisi pembangkit berdasarkan jenis energi primernya menjadi 58,6% batu bara, 20,6% gas, 9,8% panas bumi, 9,3% tenaga air, 0,4% BBM dan 1,3% pembangkit EBT lainnya. "Seharusnya penggunaan EBT lebih dimaksimalkan ketimbang energi fosil, sebab, Indonesia dikaruniai berbagai macam sumber energi EBT yang besar, di antaranya memiliki potensi energi matahari berlimpah sepanjang tahun; sebagai negara pertemuan tiga lempeng tektonik, memiliki potensi panas bumi terbesar, kaya akan www.listrikindonesia.com

gunung api vulkanik; dan air berlimpah," jelasnya kepada majalah Listrik Indonesia, medio Juli 2018. "Indonesia memiliki potensi EBT yang sangat besar, dan diprediksi potensi EBT Indonesia mencapai angka fantastis, yaitu 441 GW," sambungnya. Ia mengungkapkan, penyebab lambatnya perkembangan EBT adalah masih tingginya biaya pembangkitan, dibanding­ kan dengan pembangkit konvensional. Namun demikian, tentunya dalam jangka waktu 10 tahun ke depan, biaya pembangkitan PLTU dan PLTG diprediksi akan meningkat tajam, melampaui biaya semua pembangkitan EBT yang tersedia.
 "Untuk menjaga ketahanan energi dan juga kedaulatan energi nasional, pemerintah harus memberikan insentif yang besar terhadap pengembangan pembangkitpembangkit EBT. Insentif yang paling utama adalah tarif listrik yang premium, selain pengurangan pajak, dan insentif non fiskal lainnya," ungkapnya. Remi menuturkan, regulasi yang sekarang berlaku, secara implisit menyatakan tarif pembangkit EBT harus dapat bersaing

dengan pembangkit konvensional. Pihaknya memiliki kompetensi usaha di bidang panas bumi, mulai dari eksplorasi, pengeboran, fabrikasi, dan konstruksi pembangkit binary panas bumi, dan juga pengalaman panjang mengoperasi­kan lapangan panas bumi di berbagai negara. 
 "Selain bisnis utama sebagai pengembang panas bumi, Ormat memiliki kompetensi dalam energy storage management & integrator," terang Remi. Ia menjelaskan, energy storage system sangat dibutuhkan untuk pembangkitpembangkit EBT yang intermittent, seperti angin dan matahari. "Energy storage system sangat dibutuhkan pula untuk kepentingan transmisi dan distribusi agar dapat menyeimbangkan beban listrik pada saat peak load dan low load," jelasnya. Inovasi PT OGI dalam bidang panas bumi adalah salah satu pionir pengembang teknologi binary (organic rankine cycle/ORC) atau dikenal dengan Ormat Energy Converter (OEC). "Pembangkit binary (ORC) dapat secara optimal memanfaatkan potensi-potensi panas bumi yang bertemperatur menengah hingga rendah," tuturnya. 
Potensi panas bumi yang menurut data Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, ada sebesar 28,5 GW. "Kami prediksikan lebih dari 70% merupakan potensi panas bumi bertemperatur menengah-rendah serta dua fasa. Dapat dibayangkan apabila OGI bisa berpartisipasi aktif di Indonesia," katanya. "Sebagai perwujudan komitmen tersebut, OGI telah berpartisipasi dalam pelelangan WKP seperti Gunung Lawu dan Simbolon Samosir; kemudian melakukan assesment dan studi optimasi untuk Pertamina, PLN, Geodipa dan Star Energy," jelasnya.
 Ormat Geothermal Indonesia berharap dalam 10 tahun ke depan kontribusi pembangkit binary (OEC) dapat mendominasi komposisi pembangkit-pembangkit panas bumi baru di Indonesia. "Dengan demikian peran Ormat cukup signifikan sebagai penyedia infrastruktur kelistrikan nasional khususnya di dalam sektor panas bumi," harapnya.
 n

57


Headline Fokus Utama

PT. FUSI LIBERTI INFOSINDO

MENGHADIRKAN PRODUK

BERKUALITAS

Kecepatan dan keandalan dalam sistem komunikasi automatic meter reading (AMR) membuat Fulindo terus melakukan inovasi, sesuai tuntutan dan perkembangan teknologi terkini. Hal ini dipercaya akan semakin memudahkan pelanggannya dalam mengoperasikan sistem AMR. Seperti apa perkembangannya? 

GALUH FIRDAUS

P

T Fusi Liberti Infosindo (Fulindo) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyedian barang dan jasa khususnya dalam bidang teknologi automatic meter reading. Dukungan tenaga ahli yang berpengalaman di bidang hardware, firmware, software, dan metering menjadikannya satu-satunya perusahaan yang menawarkan solusi total untuk sistem komunikasi AMR. Director Fulindo, Mochammad Nu’man mengatakan, pihaknya terus melakukan berbagai inovasi sesuai dengan perkembangan teknologi. Ia percaya pemanfaatan teknologi akan semakin memudahkan para konsumennya dalam mengoperasikan sistem AMR tersebut. Hingga saat ini, Fulindo telah berhasil mengaplikasikan komunikasi AMR dengan

58

berbagai media komunikasi seperti RS232, RS485, PSTN, GSM, CDMA, GPRS, Ethernet, dan Wifi. Produk dan solusi yang ditawarkan Fulindo, juga bisa diaplikasikan pada komunikasi machine to machine (M to M/ M2M) lainnya seperti, tracking system, fleet management, wireless alarm, remote monitoring, mobile computing, dan lainnya. "Selain itu, pelanggan juga dapat mengembangkan produk-produknya sesuai dengan kreasi masing-masing, karena produk M2M yang dimilikinya telah dilengkapi dengan fitur open platform seperti pada sistem Java TM,” kata Nu’man. Ada empat fokus layanan yang di­ terapkan Fulindo, dengan menghadirkan produk-produk yang andal berkualitas. Pertama, sistem AMR. Bukan hanya

software yang disediakan Fulindo, tetapi juga pilihan peralatan komunikasinya yang beragam, seperti Multidrop (Daisy Chain); Modem GSM; Modem GPRS dengan aplikasi metering; Modem TCP/IP Ethernet; dan Modem TCP/IP Wifi. “Semua peralatan komunikasi yang kami tawarkan di atas telah didesain untuk industrial grade dengan interface komunikasi RS232 dan dilengkapi dengan sertifikat baik lokal maupun international (CE & FCC),” jelas Mochammad Nu’man. Kemudian, komunikasi Machine to Machine (M2M), di mana berbagai sistem kontrol kompatibel dengan berbagai perangkat remote monitoring, sehingga lebih mobile. Berikutnya, kontrol peralatan elektronik. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Fulindo, yang berpengalaman dalam bidang hard kware dan firmware menghadirkan solusi peralatan-peralatan kontrol baru, seperti Timer Switch; Load Limiter Control; Smart PSU; dan lainnya. Sementara yang keempat, yakni Desain Khusus. Dengan layanan ini, Fulindo dapat menciptakan peralatan ataupun sistem sesuai dengan kebutuhan dan spesifikasi seperti yang diinginkan konsumennya. n

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT SURYA UTAMA PUTRA SURYA UTAMA PUTRA

MOTOR UTAMA

INOVASI PANEL SURYA listrikan nasional, dan untuk mendukung kemandirian energi, serta peningkatan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik. “Selain memproduksi aplikasi terap­an, kami juga menyuplai panel surya ke PLTS off grid dan untuk penerangan jalan,” lanjutnya. “Tak hanya menyuplai untuk pemerintah saja, tapi kami juga suplai ke pihak swasta dan melakukan ekspor,” jelasnya. PT SUP selain memproduksi teknologi panel surya, perusahaan tersebut juga produksi sistem penyimpanan daya. Karena itu perusahaan memiliki rencana untuk mengembangkan pabrik cell battery lithium fero, serta sistem charging untuk kendaraan listrik.

Penggunaan panel surya kini telah memasuki era baru, PT Surya Utama Putra konsisten dalam mengusung inovasi panel surya buatannya. Apa keunggulan teknologinya? 

CANDRA WISESA

D

irektur Utama PT Surya Utama Putra (SUP), Sim Budiman Setiawan menerangkan, pada umum­nya panel/ modul surya diguna­kan pada pembangkit listrik atau pun rumah. Dalam inovasi mengembangkan teknologi panel surya, perusahaan telah membuat produk hasil aplikasi panel surya yang diterapkan menjadi kebutuhan masyarakat, seperti pompa air dan gerobak multimedia. Melalui aplikasi terapan tersebut, ada tujuan yang ingin dicapai yakni membantu masyarakat yang daerahnya belum teraliri listrik. “Kami tidak hanya produksi untuk kebutuhan infrastruktur publik saja, tapi kami juga ke bidang kesehatan dan pendidikan,” terangnya.

Pompa Air Tenaga Surya (PATS) Sistem PATS dirancang tidak menggunakan baterai, karena air yang dihasilkan pompa bisa langsung disimpan dalam tang­ki penyimpanan, sehingga dapat langsung digunakan oleh masyarakat dalam kurun waktu yang lama. Kapasitas debit air per jam mampu memompa sampai 200 m3 dengan kedalaman hingga 350 meter. Operasional PATS hanya memerlukan www.listrikindonesia.com

sinar matahari untuk mengisi daya listrik­ nya. Bahkan, pompa air akan tetap berope­ rasi walaupun cuaca mendung atau hujan, meski berpengaruh pada debit airnya. “PATS dapat diaplikasikan di berbagai sumber air, baik itu sumur bor, sumur dangkal, dan lainnya,” jelas Sim.

Gerobak Multimedia Di era modern sekarang ini, informasi, komunikasi, dan pendidikan memainkan peranan penting. Melihat keadaan tersebut, PT SUP tergerak untuk menciptakan solusi agar masyarakat mudah untuk mengakses informasi pendidikan, yakni dengan menciptakan gerobak multimedia. Gerobak multimedia tenaga surya dilengkapi dengan LED TV, PC Android, Modem 3G, LED Personal, dan terminal untuk pengisian daya alat elektronik. Sumber listrik untuk meng­aktifkan semua peralatan, berasal dari energi cahaya matahari yang diterima oleh panel surya yang terpasang pada gerobak. Bagi Sim Budiman, menyediakan produk yang bermutu dengan memanfaat­ kan energi terbarukan adalah bentuk kontribusi perusahaan di sektor ketenaga­

Sim Budiman Setiawan Direktur Utama PT Surya Utama Putra

Sementara itu, perusahaan menargetkan di 2018 dapat memproduksi panel surya sebanyak 30 mega watt, tentu dengan berpartisipasi dalam project IPP (independent power producer), dan akan lebih banya produksi teknologi aplikasi untuk memudahkan kehidupan masyarakat dan mengembangkan ekonomi kerakyatan. “Untuk mendukung kemajuan EBT nasional, EBT harus dimanfaatkan secara maksimal dengan cara mengembangkan keahlia sumber daya manusianya, dan didukung pula dengan regulasinya,” paparnya. PT Surya Utama Putra berkomitmen untuk terus menghasilkan produk bermutu dan inovatif, serta berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat dalam penggunaan EBT, sehingga dapat mendukung target penggunaan EBT pada Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). n

59


Headline Fokus Utama

PT KAJIAN LOGAM PERSADA

KONTRIBUSI TIADA BATAS Berkomitmen untuk berkontribusi penuh di sektor ketenagalistrikan, terutama dari sisi pemeliharaan pem­ bangkitan, PT Kaloper berharap pengembang mampu mendirikan pembangkit Merah Putih (100% lokal). 

GALUH FIRDAUS

D

idirikan sejak 1986, PT Kajian Logam Persada (Kaloper) telah berkecimpung di sektor ketenagalistrikan, disisi pemeliharaan pembangkitan. Hingga kini pihaknya terus melakukan berbagai inovasi pada peralatan-peralatan pembangkit listrik. Direktur PT Kaloper, Titus Purba mengungkapkan pandangannya, terhadap sektor kelistrikan Tanah Air. Menurutnya, sektor tersebut dari segi kapasitas telah tercapai, namun perlu adanya terobosan dari sisi pemeliharaan (maintenance), sehingga output yang diperoleh sesuai. Dikatakan olehnya, pengembangan teknologi di sektor pembangkitan terus dilakukan. Hal tersebut dilakukan karena Kaloper ingin menjadikan pembangkit listrik di Indonesia tetap prima dengan teknologi yang dimilikinya, seperti yang diterapkan di PLTU Suralaya, PLTU Bukit Asam, PLTU Ombilin, PLTU Paiton, PLTU Asam-Asam, dan lain sebagainya. Adapun teknologi yang berhasil diterap­kan oleh Kaloper. “Pertama, menerapkan teknologi hardfacing untuk bagian maintenance, di mana teknologi ini mengurangi pembelian part dengan luar biasa,” katanya. Kedua, yakni manufacture part mill dengan berbasis reverse engineering dan telah berhasil untuk grinding roll/tire, table/ GRS. Yang ketiga, teknologi liner untuk mill khususnya coal mill. “Keempat, kami dengan gigih menga-

60

DI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN

tasi kebocoran pada wall tube teknologi yang dipakai PLTU (Circulating Fludized Bed /CFB). Kelima, rata-rata PLTU di Indonesia menggunakan teknologi static classifier, yang sebenarnya sudah old, dan pemerintah berupaya untuk meng-upgrade teknologi tersebut menjadi dinamic classifier agar lebih efisien,” tambahnya. Namun demikian, lanjut Titus, teknologi untuk dinamic classifier ini sebenarnya sudah pernah diaplikasikan di salah satu pembangkit listrik di Indonesia, tetapi karena terkendala biaya, teknologi tersebut tidak sampai diterapkan. Keenam, inovasi untuk rejuvenasi pada hot part turbine yang sangat menguntungkan, dan teknologi tersebut telah terapkan di negara-negara maju seperti di Amerika Serikat, Kanada, Rusia, Italia, dan lainnya. “Di Indonesia, teknologi tersebut belum sempat diaplikasikan. Pernah dilakukan tender, namun dalam perjalanannya berubah menjadi repair konvensional. Sangat disayangkan, karena teknologi tersebut sangat menguntungkan. Penemunya bah­ kan berhasil melakukan rejuvenasi blade lebih dari 30,000 pcs dengan zero failure. Kami berharap, di pembangkitan turbine gas dapat diterapkan, sebagai solusi tingginya biaya hot part," terangnya. Ia mengungkapkan, keuntungan menggunakan inovasi rejuvenasi pada hot part turbine adalah jika ada blade (hot part) yang rusak tidak langsung diganti baru, tetapi masih bisa di-repair. Menurut Titus,

life extention atau masa berlakunya masih bisa bertahan sekitar 4-5 kali lipat, dengan syarat dan kondisi tertentu (blade belum totally worn out/patah). Untuk itu, pihaknya berkomitmen untuk terus berkontribusi di sektor pembangkitan, terutama dari sisi pemeliharaan pembangkit, sejalan dengan program 35.000 MW. “Hampir semua pembangkit batu bara di Indonesia, kita pernah masuk. Meskipun, ada beberapa yang belum bisa ikut ber­ kontribusi, kiranya bisa membuka kesempatan bagi kami untuk dapat menerapkan teknologi ini dengan baik,” harapnya. Dikatakan olehnya, memasuki semester II 2018, targetnya saat ini telah mencapai sekitar 70%, ia positif tahun ini dapat mencapai target. Sementara untuk tahun depan pihaknya optimis dengan berbagai inovasi dan pengembangan akan lebih cepat mencapai target yang diharapkan. Ia berharap, sektor ketenagalistrikan Indonesia mampu mendirikan pembangkit sendiri (pembangkit Merah Putih), dan Kaloper siap menjadi bagian manufacture part mill and maintenance. “Kami sadar setelah berdirinya pembangkit dan beroperasi bagian penting adalah maintenance dan improvementimprovement sesuai fakta dan hasil yang diperoleh dalam pengoperasian. Mimpinya yaitu agar kelistrikan Indonesia lepas dari ketergantungan dari part mill asing.” tandas Titus Purba. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT TANJUNG POWER INDONESIA

Masyarakat telah lama menanti ber­operasi­ nya PLTU Tabalong, Kalsel 2x100 MW. Sebab, kehadirannya akan menjawab krisis listrik yang terjadi di wilayah Kalselteng. Lantas, seperti apa progresnya? 

GALUH FIRDAUS

M

elimpahnya sumber daya alam bukan jaminan masyarakatnya hidup sejahterah, seperti yang terjadi di Provinsi Kalimantan Selatan dan Tengah (Kalselteng). Kalsel sebagai salah satu daerah penghasil batu bara terbesar di Indonesia, seharusnya terbebas dari yang namanya defisit listrik, tapi pada kenyata­annya tidak demikian. Provinsi tersebut masih keku­ rang­an pasokan daya listrik, pembangkit listrik yang ada belum mampu menopang seluruh kebutuhan masyarakatnya. Melihat kondisi tersebut, pengembang listrik swasta berupaya untuk memberikan kontribusi dengan membangun pembangkit listrik di daerah tersebut. Salah satunya yaitu PT Tanjung Power Indonesia (TPI) yang memutuskan untuk memberikan kontribusi kepada Provinsi Kalselteng dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Presiden Direktur PT Tanjung Power Indonesia (TPI), Dharma Djojonegoro meng­ungkapkan, TPI merupakan per­usa­ ha­an join venture antara PT Adaro Power (65%) dengan PT East-West Power Indo­ nesia (35%) merupakan anak perusahaan Korsel East West Power. Co Ltd (KEWP) untuk membangun PLTU berkapasitas www.listrikindonesia.com

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

MEREDUKSI EMISI LEWAT TEKNOLOGI

Dharma Djojonegoro Presiden Direktur PT Tanjung Power Indonesia

2x100 MW di Kabupaten Tabalong, Kalsel. “Pembangunan PLTU tersebut, sama halnya dengan kita ingin pergi ke suatu tempat, tidak semuanya jalan yang akan kita lalui mulus dan lurus, pasti ada lubang dan berkelok. Artinya banyak faktor yang menghambat pembangunannya, mulai dari sulitnya pembebasan lahan, perizinan yang memakan waktu, dan sebagainya,” katanya saat ditemui majalah Listrik Indonesia, di kantornya Jakarta, Juli 2018. Namun berkat kerja keras, saat ini perkembangan konstruktif kumulatif pembangunan PLTU tersebut telah mencapai 93.940%, dan diprediksi semester I 2019 sudah dapat beroperasi. Nantinya listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke PT PLN (Persero) selama 25 tahun ke depan, dan didistribusikan kepada masyarakat wilayah Kalsel dan Kalteng. Beroperasinya pembangkit tersebut telah ditunggu-tunggu oleh masyarakat, sebab wilayah tersebut saat ini masih kekurangan pasok­an daya. Jadi pihaknya berharap PLTU tersebut dapat mengatasi kekurangan daya di wilayah Kalselteng. “Pada 20 Juli 2018 kemarin, kami telah berhasil melakukan Initial Oil Firing Test pada Unit 1. Keberhasilan tes ini merupakan kejadian penting pada perkembangan

konstruksi pembangkit TPI. Kami berkomitmen untuk mulai beroperasi pada semester I 2019 sesuai rencana,” ujarnya. PLTU ini menggunakan teknologi Circulating Fluidized Bed (CFB), menurutnya teknologi tersebut mampu menjawab kondisi lapangan dengan skala yang tidak terlalu besar dan menggunakan batu bara berkalori rendah. “Kami sangat optimistis mengguna­ kan teknologi ini, karena sebelumnya anak usaha PT Adaro Power (PT Makmur Sejahtera Wisesa/MSW) telah menerapkan terlebih dahulu. MSW adalah pembangkit listrik berkapasitas 2x30 MW di Tanjung, Kalsel, yang memasok listrik untuk operasi grup Adaro di wilayah tersebut dan juga ke jaringan PLN di Kalsel dan Kalteng,” terangnya. “Kita melihat MSW ini pengalamannya dalam menggunakan teknologi CFB sangat bagus, dengan availability factor di atas 90% selama beberapa tahun terakhir,” sambung Dharma. Dengan teknologi CFB ini, TPI berusaha mereduksi emisi yang dihasilkan dari sisa pembakaran batu bara tersebut, karena batu bara kerap kali dianggap kurang bersih. “Kami sadar faktor lingkung­ an itu nomor satu, jadi kita harus benarbenar menjaga sekali lingkungan tersebut agar tidak tercemar polusi, khususnya yang ada di sekitar wilayah pembangkit kami,” paparnya. Selain itu, Adaro Power secara aktif berdiskusi dengan PLN untuk membangun pembangkit di wilayah lain. Pihaknya berkomitmen untuk mensukseskan program kelistrikan 35.000 MW, dengan tujuan akhir seluruh masyarakat Indonesia dari Sabang-Merauke mendapatkan aliran listrik negara, serta tidak ada lagi wilayah yang kekurangan pasokan listrik. n

61


Headline Fokus Utama

PT KIS GREEN TECHNOLOGY PROJECTS

UPAYA MENGALIRI LISTRIK

HINGGA PELOSOK NEGERI

Minimnya pasokan listrik yang terjadi di suatu wilayah di pelosok Tanah Air, disebabkan karena kurangnya pasokan listrik terhadap wilayah tersebut. Seperti apa rencana untuk menambal kekurangan pasokan tersebut? 

GALUH FIRDAUS

S

ejalan dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat akan pasokan listrik terus meningkat, sementara pasokan yang ada belum mampu menun­ jang seluruhnya. Alhasil, masih dapat ditemui pemadaman bergilir, bahkan masih terdapat di beberapa wilayah yang masih gelap gulita. Untuk itu, pemerintah terus memacu pertumbuhan sektor ketenagalistrikan, agar tidak ada lagi wilayah atau daerah yang tidak mendapatkan setrum. “Demand terhadap sektor kelistrikan meningkat setiap tahunnya, sementara pasokan listrik sangat terbatas, sehingga hal tersebut menyebabkan kekurangan listrik dan kadang terjadi pemadaman di daerah-daerah, dan bahkan ada beberapa

62

daerah yang belum teraliri listrik oleh pemerintah,” kata Muchsin Nurhudin, Business Development Manager KIS Group, kepada majalah Listrik Indonesia. Muchsin akrab ia disapa, mengata­kan, pihaknya saat ini terus mengembangkan pembangkit listrik tenaga bio gas (PLTBg) untuk menghasilkan aliran listrik. “Sebagai perusahaan sustainable energy, kami sangat mendukung program kelistrikan di Indonesia, dengan berpartisipasi dalam pengadaan listrik dari sumber energi baru terbarukan (EBT) menjadi PLTBg, untuk memproduksi listrik,” tambahnya. Dalam memproduksi listrik, lanjutnya, KIS berinovasi melakukan pengolahan limbah dengan metode Zero Pond Higher Biogas (ZPHB) untuk menghasilkan listrik yang hemat energi. Dengan teknologinya, KIS dapat mengolah limbah padat maupun cair hingga menghasilkan gas methane. Dari gas methane inilah, dimanfaatkan sedemikian rupa menjadi bahan bakar untuk menggerakkan turbin, yang pada akhirnya dapat menghasilkan tenaga listrik. “Kami memiliki skill, pengalaman, dan teknologi terbaru, yaitu ZPHB dalam pengolahan limbah untuk menghasilkan listrik,” paparnya. Pihaknya berkomitmen untuk mendukung penuh program pemerintah 35.000 MW dalam melistriki seluruh pelosok

negeri melalui penggunaan PLTBg. Dirinya berkeyakinan seiring berjalannya waktu pemerintah bersama dengan stakeholder dapat menerangi bumi nusantara ini agar tidak lagi ada daerah yang gelap gulita. “Komitmen kami untuk memasok listrik dari energi baru terbarukan (EBT) menjadi PLTBg dari sumber limbah cair maupun padat. Yang mana ini akan bisa menyuplai dan memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat,” jelasnya. Muchsin mengungkapkan, bersama dengan perusahaan-perusahaan sektor ketenagalistrikan, baik milik pemerintah maupun swasta untuk bekerjasama dalam pengolahan limbah menjadi sumber listrik secara terpadu dalam bentuk PLTBg. Mungkin dapat bekerjasama dengan independent power producer (IPP), atau dengan pemerintah, dalam hal ini PT PLN (Persero), yang tujuan utamanya adalah untuk pemerataan listrik bagi seluruh masyarakat Indonesia. “Kami melihat bahwa potensi listrik dari energi baru terbarukan ini masih sangat besar, khususnya PLTBg, untuk itu harapan kami adalah bisa bermitra dengan dengan pemerintah atau pihak swasta dalam pengembangannya. Sebagai kontribusi kami, adalah tentu penyediaan teknologi baru dalam pengolahan dan pengelolaannya,” tandas Muchsin. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT DHARMA PRATAMA SEJATI

BERMITRA DENGAN

PEMAIN UTAMA Visinya menjadi perusaha­­an terkemuka dalam perdagangan dan distribusi gas alam, melalui inovasi aplikasi teknologi, PT Dharma Pratama Sejati (DPS) telah berhasil membangun CNG pertama untuk Pembangkit Listrik di dunia. Hingga kini, distri­­ busi gasnya dido­mi­na­si­kan untuk kebutuhan listrik dalam negeri. 

CANDRA WISESA

D

imulai sebagai perusahaan penyedia peralatan, jasa minyak dan gas. DPS, sekarang pada dekade keempatnya, telah berubah untuk memperluas sektor bisnis gas, termasuk pipa gas, gas alam terkompresi, gas alam cair, dan pembangkit tenaga gas. Mendukung program konversi energi pemerintah Indonesia untuk mengembangkan dan meningkatkan pemanfaatan energi bersih dan gas alam untuk Indonesia, salah satu alasan DPS mengembangkan bisnis suplai gasnya. Direktur Business Development PT Dharma Pratama Sejati, Zulfa Rafiq Iskandar menerangkan, DPS berkontribusi pada pengembangan distribusi pipa gas dalam skala nasional. Membangun jaringan pipa gas sejauh 18 km dari Porong, Sidoarjo hingga Mojokerto untuk menyuplai gas ke kawasan industri Ngoro Industrial Park. Gas yang disuplai oleh DPS berjenis CNG (Compressed Natural Gas) dan LNG (Liquefied Natural Gas). Suplai CNG untuk kebutuhan pembangkit listrik PLN di Duri dan Palembang, DPS juga mengembangkan Transport CNG Marine yang telah mengangkut CNG dari Gresik ke Bawean, proyek ini sangat www.listrikindonesia.com

berharga bagi pulau-pulau terpencil Indonesia. Sementara, saat ini LNG disuplai untuk kebutuhan pembangkit listrik di Sambera, Kalimantan Timur. “Jawa Timur masih menjadi klien terbanyak kami dalam pendistribusian CNG,” katanya. Proyek Sambera DPS ditunjuk sebagai operator proyek penyimpanan dan regasifikasi LNG untuk PLTG, proyek ini merupakan hasil sinergi antara BUMN, PT PLN dan PT Pertamina melalui anak usahanya PT Pertagas Niaga. DPS dipercaya memegang proyek ini bersama Pertagasa lantaran, kemampuan dan pengalamannya selama ini dan tentunya setelah melalui tahapan seleksi. Hingga saat ini, 85% DPS menyuplai gasnya ke PLN. “Suplai gas kami lebih cenderung ke sektor listrik baik untuk pembangkit listrik milik PLN dan IPP lainnya,”ungkap Rafiq. Lanjut, Rafiq menjelaskan, PT Dharma Pratama Sejati telah menjadi salah satu perusahaan terkemuka dalam perdagangan dan distribusi gas alam dengan kekuatannya dalam inovasi aplikasi teknologi. Semua itu, tak lepas dari aksi korporasi dalam mengembangkan bisnis perusahaan. DPS juga terlibat dalam Kilang Minyak LNG di Indonesia dan di beberapa negara penghasil minyak, seperti

Qatar, Rusia, dan Papua Nugini. DPS saat ini sedang mengembangkan proyek LNG ke wilayah Indonesia Barat dan Indonesia Timur. Selain itu, melihat peluang bisnis di sektor energi baru terbarukan, DPS mulai melakukan investasi di sektor tersebut. “Faktor kemitraan juga sebagai pendukung kemajuan usaha DPS, kami bemitran dengan perusahaan nasional seperti PLN dan Pertamina juga dengan perusahaan Internasional,”ucapnya. Kualitas sumber daya manusia termasuk faktor utama kesuksesaan perusahaan, DPS memiliki lebih dari 20 tenaga ahli yang memenuhi syarat dengan lebih dari 30 tahun pengalaman, yang mengkhususkan diri dalam minyak dan gas. Menerapkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dengan menciptakan manajemen risiko dan sektor audit internal, sampai dimana DPS menerima banyak penghargaan keselamatan dari banyak perusahaan minyak, termasuk Penghargaan Kecelakaan Nihil dari Departemen Tenaga Kerja pada proyek konstruksi. “DPS terus berkomitmen terus mendukung suplai gas untuk sektor ketenagalistrikan nasional melalui inovasi dan pengembangan masa depan. Kami juga menerapkan standar praktik bisnis kelas dunia,” pungkasnya. n

63


Headline Fokus Utama

PT INDOCITRA WIDHITAMA INDUSTRIES

MENJAGA

KUALITAS PRODUK

CANDRA WISESA

P

T Indocitra Widhitama Industries (Indocitra) memproduksi kabel dan tusuk kontak untuk produsen elektronik. Sejak berproduksi di 1993, Indocitra sudah menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan Sertifikasi Manajemen Mutu dan Manajemen Ling­ kungan, baik untuk produknya maupun pabriknya. Bahkan, Indocitra juga ditunjuk sebagai perumus standardisasi nasional. “Kita setiap bulan diundang oleh Kementerian ESDM sebagai perumus standardisasi nasional, tentu perumus yang masih di ranah industri kita,” ungkap Sidharta Hiandrius, Direktur Utama PT Indocitra Widhitama Industries.

meng­andalkan dari tenaga lokal. “Produk untuk diekspor hanya 5%, dominan kita pasok kebutuhan lokal yang permintaannya selalu meningkat,” ucapnya. “Penerapan SNI dan Sertifikasi, sebagai upaya menjaga kualitas dan menerap­kan ke­selamatan produk kita. Juga, ke­se­la­matan di ruang lingkup pabrik,” sambungnya. Bukti dari kerja kerasnya, Indocitra memperoleh Sistem Manajemen Mutu ISO 19001;2008 dan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001;2004 pada 2015. Indocitra juga telah memperoleh sertifikasi SNI 04-6629-2001 untuk kabel dan SNI04-3892.1 untuk Tusuk Kontak. Beberapa produk kabel terus diperba-

Perusahaan yang berproduksi di Karawang Timur, Jawa Barat tersebut, menggelontorkan dana US$ 1 juta untuk membangun pabrik di atas lahan seluas 7.000 meter. Investasi yang cukup besar pada 1993, merupakan bukti bahwa Indocitra optimistis dengan perkembangan pasar Indonesia. Berikut penuturan Sidharta Hiandrius kepada majalah Listrik Indonesia medio Juli 2018. Sejauh ini, Indocitra selalu berkomitmen menyuplai produk home appliance ke perusahaan-perusahaan elektronik. Selain itu, juga membuat kabel untuk modul surya, untuk pencapaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sudah mencapai 100%, para pekerjanya pun

rui, juga saat ini perusahaannya sedang ekspansi ke arah teknologi modul surya dan otomotif, untuk sistem perkabelannya. “Kita banyak juga menyuplai kabel untuk renewable energy, karena kita lihat kebutuhannya akan terus berlanjut, dan ini merupakan lahan pengembangan bisnis,” kata Sidharta. Sesuai dengan motto perusahaanya, “The Only Quality You Can Trust”, dalam pengembangan perusahaan Indocitra melaksanakan pembaruan organisasi dan perubahan strategi dengan menyusun sistem kerja, Sumber Daya Manusia, peralatan, teknologi, dan strategi bisnis yang canggih serta terintegerasi, untuk mencapai standar tertinggi dalam mutu, biaya, dan pengirim­

64

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Komitmen untuk memuaskan pelanggan dengan menghasilkan produk berkualitas dengan standar nasional dipegang teguh oleh Indocitra.

Sidharta Hiandrius Dirut PT Indocitra Widhitama Industries

an untuk kepuasan pelanggan. “Kita ingin menjadi pionir di industri kabel dengan mengedepankan kualitas, mulai dari pracetak hingga menjadi produk. Ditambah, seluruh produk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan,” tegasnya. Menengok kondisi saat ini yang serba mahal, baik pembayaran upah pekerja, penggunaan energi, dan harga bahan baku. Hampir setiap industri di era modern ini menerapkan Industri 4.0, di mana sistem diperlukan untuk menghemat waktu produksi, biaya, juga efisiensi. Hal ini pula yang mendorong PT Indocitra Widhitama Industries menerap­ kan sistem Industri 4.0, dengan tujuan optimalisasi pekerjaan di industrinya. Salah satu pertimbangannya ialah Upah Minimum Kota/Kabupaten (UMK) di Karawang yang tergolong tinggi. Di sisi lain, harus melihat persaingan harga. Saat ini Indocitra mempunyai karyawan sebanyak 200 orang lebih, dan perusahaan selalu mengadakan pelatihan kualitas mutu pekerjanya. Bahkan, mempersilakan dari Sekolah Menengah Kejuruan untuk menitipkan anak didiknya di perusahaan itu, sebagai ajang pelatihan di sektor industri bagi mereka. Dari apa yang dijalankan selama ini secara baik dan konsisten, alhasil, PT Indocitra Widhitama Industries berhasil meraih penghargaan seperti Best Supplier, Indonesia Business Professional & Education, dan SNI Award. “Saya berharap Indocitra juga bisa lebih berperan aktif di dunia pendidikan seperti yang sekarang kita laksanakan,” tutupnya. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Fokus Utama Headline PT CANNET ELEKTRIK INDONESIA

JAGA KUALITAS & AKURASI

PT. CANNET ELEKTRIK INDONESIA

DENGAN TKDN TINGGI

Sebagai mitra PLN yang memasok meteran listrik, PT Cannet Elektrik Indonesia akan terus mendukung dengan menghasilkan produk yang sesuai dengan standar PLN dan SNI, sehingga dapat menjaga kepuasan pelanggan. 

CANDRA WISESA

M

www.listrikindonesia.com

perusahaan mengelola pabriknya menggunakan sistem Manufaktur Elektronik Sistem (MES), di mana proses dari planning, pengadaan bahan baku, sampai pengirim­ an, melewati proses pengawasan secara ketat atau detail, sehingga tercipta produk yang berkualitas. “Jika ada satu kesalahan dalam proses produksi, maka alat pendeteksi tak akan jalan. Jadi harus dirakit dari awal. MES ini memudahkan kami monitoring dan menjaga kualitas barang,” kata Rusdi. Ditambahkan Yudian Alkasyah, President Director CEI, kualitas sumber daya manusia juga ikut mempengaruhi terciptanya suatu produk. Karenanya, perusahaan kerap mengadakan pelatihan untuk meningkatkan kualitas dan ketelitian. Di sisi lain, produk juga harus memenuhi standardisasi. Untuk itu, sejak 2014, CEI meriset produknya hingga mendapatkan sertifikasi pemerintah. “Saat ini ada sekitar 125 tenaga teknis, setiap bulannya kami berikan penghargaan bagi karyawan terbaik. Hal ini untuk memotivasi mereka dalam meningkatkan kualitas kerja dan kinerja,” tutur pria yang hobi bermusik tersebut. Bagi Yudian, bisnis kWh meter di dalam negeri sangat kompetitif, meskipun tergolong baru manufakturnya, CEI dapat bersaing dengan produsen meter

elektrik kawakan. Ditambah, selalu ada peningkatan pada kandungan lokalnya, juga melaku­kan inovasi teknologi. Selain itu, kami memberikan pelayanan aftersales di mana pelayanan ini ditanggapi secara cepat dan langsung.

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

uhammad Rusdi, Operational Manager PT Cannet Elektrik Indonesia (CEI) mengatakan, pasar kelistrikan dan industri pendukungnya di Indonesia dinilai masih sangat potensial dan terus berkembang. Melihat potensi tersebut, pada 2014 PT Cannet mendirikan pabrik di Cikupa, Tangerang, Banten. Di lahan seluas 3.000 m2 dan investasi sebesar Rp20 miliar kala itu, CEI mampu memproduksi meter elektrik per bulannya hingga 150 ribu unit. Ada dua jenis kWh meter elektrik yang diproduksi, yakni meter elektrik prabayar dan pasca bayar. “Tentu menggunakan meter elektrik prabayar pemakaian listrik lebih terkendali, karena tidak ada beban listrik bulanan atau pun minimal pemakaian,” jelas Rusdi. Kini perkembangan bisnisnya mening­ kat signifikan, dari 2016 sampai 2018 pihaknya sudah mensuplai satu juta unit. Sesuai perkembangannya, permintaan lebih banyak ke meter elektrik prabayar. Tak hanya memenuhi kebutuhan PLN saja, CEI juga menyuplai ke pihak swasta dan melakukan ekspor. Saat ini, pihaknya sedang melakukan penjajakan kerja sama dengan Malaysia dan Yordania. “Kami menyuplai ke perusahaan swasta untuk proyek PLTS di daerah yang belum masuk jarigan PLN, selain meter, kita beri sistemnya. Jadi, sistem ini dikelola oleh koperasi setempat untuk memudahkan pelanggan membeli token listrik,” ungkapnya. Untuk menjamin kualitas produknya,

“Hasil audit pencapaian TKDN kami selalu meningkat, karena jika ingin ikut tender TKDN ini berpengaruh. Kami yakin dengan menjaga kualitas produk, kami dapat bersaing dari produsen kawakan” tegas Yudian. Ke depan, perusahaan berencana memproduksi barang jenis lainnya di sektor kelistrikan, dan berkomitmen membangun loyalitas kepuasan pelanggan, menghasilkan produk berkualitas standar, serta meningkatkan pertumbuhan pendapatan yang disertai dengan pengandalian biaya secara efektif dan efisien sesuai dengan misi perusahaan. n

65


Headline Fokus Utama

PT ODG INDONESIA

TERAPKAN STANDAR INTEGRITAS

PT. ODG Indonesia

ENVIRONMENTALLY

PT ODG Indonesia sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang electrical & mechanical fire service, selalu concern pada kese­la­­matan kerja dan ling­kungan hidup, dan berkomitmen untuk terus mendukung program infrastruktur ketenagalistrikan yang sedang bergulir di Tanah Air. 

GALUH FIRDAUS

S

esuai dengan misinya, yakni mening­ katkan nilai perusahaan melalui ekspektasi menjadi pemimpin pasar dan keunggulan operasi dalam setiap segmen perusahaan, menjadi tekad PT ODG Indonesia. Dalam keikutsertaannya di ajang penghargaan sektor ketenagalistrikan Indonesia Best Electricity Awards (IBEA) 2018, ODG Indonesia berkomitmen untuk dapat tampil prima pada kategori Mechanical, Electrical dan Contractor, dengan berbagai pengalaman yang dimiliki dalam mena­ ngani setiap proyek-proyeknya. Visinya yakni mengutamakan integritas yang berstandar tinggi baik individu maupun korporasi, mendorong inovasi dan hasil melalui kerja sama tim. Untuk itu, pihaknya berlatih kepemimpinan yang menginspirasi dan mendorong partisipasi penuh serta komunikasi interaksi yang ter-

66

buka dan efektif terhadap pengembangan sumber daya manusia (SDM). Keunggulan dalam meningkatkan layanan menjadi tantangan, untuk selalu memahami bisnis pelanggannya dalam mencapai tujuan. Akuntabilitas selalu dijaga sebagai komitmen terhadap semua aktivitasnya. Kliennya dari mulai pertambangan, power plant, pabrik-pabrik, perkantoran, industri minyak dan gas, dalam manajemen proyek di sektor ketenagalistrikan dan konstruksi. ODG Indonesia berkomitmen untuk mencapai standar yang baik dari kinerja lingkungan dalam segala aktivitas­nya. Secara khusus pihaknya menerapkan manajemen lingkungan ke dalam aspek bisnisnya; selanjutnya memastikan bahwa semua karyawan dan kontraktor diberi tahu tentang kebijakan ini dan membuat

menyadari tanggung jawab lingkungan mereka dalam kaitannya dengan kegiat­ an perusahaan; kemudian merangkul masyarakat menge­nai kegiatan dan proyek-proyek yang dijalankan perseroan; mengelola risiko lingkungan secara spesifik untuk mencapai level ramah lingkungan sesuai rencana. Kemudian, ODG Indonesia juga mematuhi semua peraturan yang berlaku sebagai standar minimum hukum lingkungan; lalu terus berupaya untuk meningkatkan kinerja lingkungan secara keseluruhan; mengidentifikasi peluang untuk efisiensi penggunaan energi dan air, meminimalkan limbah dan mengurangi jejak di lingkungan perusahaan; berkontribusi pada konservasi keanekaragaman hayati dan pendekatan terpadu untuk perencanaan penggunaan lahan. ODG juga melakukan rehabilitasi terhadap daerah yang terganggu oleh aktivitas perusahan karena kami mematuhi manajemen lingkungan yang berlaku, serta membuat laporan tahunan kepada pemegang saham. Selain itu, tentunya keselamatan kerja, kesehatan, dan kesejahteraan para karyawannya menjadi prioritas ODG Indonesia dalam menjalankan aktivitasnya. n

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018





Headline Fokus Utama

PT ADYAWINSA ELECTRICAL AND POWER

IKUT ANDIL

TERANGI PERDESAAN

Guna menerangi desa yang belum teraliri listrik, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuat program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di 2018, PT Adyawinsa Electrical and Power ikut terlibat dalam produksinya. ď ľ

CANDRA WISESA

S

ebagai salah satu upaya untuk menerangi wilayah-wilayah Indonesia yang belum teraliri listrik PLN, Kementerian ESDM malaksanakam program pra elektrifikasi berupa pembagian LTSHE ke daerah-daerah tersebut. LTSHE merupakan fasilitas sementara untuk masyarakat di desa Terdepan,Terpencil dan Terluar (3T) agar bisa menikmati penerangan dari listrik dengan cepat, sambil menunggu pembangunan infrastruktur kelistrikan oleh PT PLN (Persero), ada sekitar 2.500 desa yang belum terjangkau listrik dan menjadi target pembagian LTSHE. Pemerintah telah mengalokasikan anggaran hingga Rp 677,6 miliar di 2018 untuk pembagian LTSHE dengan target ke 1.400 desa. Salah satu produsen lampu tenaga surya hemat energi yang ikut andil dalam program tersebut ialah PT Adya­ winsa Electrical and Power, perusahaan dalam negeri dengan produk utamanya yaitu luminaire (rumah Lampu) untuk lampu jalan, PV Modul (panel surya), metal pabrication, tenda darurat, mesin penjernih air, serta beberapa komponen dan supporting Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Melalui divisi solar panel/panel surya, pada 2010, mulai memperkenalkan produk modul suryanya dengan merek Adyasolar. Keterlibatan Adyawinsa Electrical

70

and Power dalam memasok LTSHE untuk kebutuhan penerangan desa yang belum terjangkau listrik, dimulai saat adanya program Nawacita pada 2017. Lampu hemat energi produksinya, diyakini sepuluh kali lebih hemat dari lampu pijar pada umumnya, umur lampu dapat mencapai 10 tahun dengan rata rata 12 jam menyala per hari. Satu paket LTSHE berisi empat lampu dan satu panel surya. Lampu tersebut memiliki tiga mode kecerahan, yakni kecerahan maksimal dapat menyala selama 5 jam, mode sedang bisa bertahan selama 11 jam, dan redup dapat menyala hingga 47 jam nonstop. Pembagian LTSHE ke masyarakat setiap paket juga dilengkapi dengan barcode, sehingga data lampu yang dibagikan terverifikasi. Selain itu, dari pihak perusahaan bekerjasama dengan pihak Kementerian ESDM untuk mensosialisasikan kepada masyarakat cara pemasangan, penggunaan, dan perawatan LTSHE. Kelebihan dari produknya tersebut yaitu biaya operasional dan perawatan yang murah, penyalaan menggunakan saklar on/off dengan cara manual di body lampu atau dengan remote control, level penerangan dapat diatur untuk memperpanjang jam nyala dan umur baterai. Produk ini sudah diperjualbelikan di

pasaran. Pembagian LTSHE ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam jangka waktu yang lama, juga pemasangan LTSHE ini dapat membantu anak-anak dapat belajar lebih baik di malam hari dan mampu mengembangkan perekonomian daerah setempat. Bidang usaha lainnya yang dikerjakan Adyasolar, Pembangkit Listrik Tenaga Surya rooftop on grid salah satu alternatif energi yang paling mudah diaplikasikan di Indonesia, karena mempunyai cadangan energi matahari yang melimpah. Menggunakan PLTS rooftop on grid, tentu dapat mengurangi biaya tagihan listrik di mana pelanggan masih berlangganan listrik PLN, di samping menggunakan listrik hasil dari energi matahari. Sistem pendukung lainnya, Adyasolar juga memproduksi sistem penyimpanan listrik atau battery untuk kebutuhan UPS, Sistem Tenaga Listrik (EPS), emergency backup power supply, catu daya DC, dan catu daya komunikasi. Setiap produknya telah disertifikasi oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Karena itu, menghasilkan barang berkualitas selalu menjadi komitmen Adyawinsa Electrical and Power yang dipegang teguh sejak awal produksi. n Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018



Headline Fokus Utama

INVESTASI KELISTRIKAN SWASTA

BUTUH DUKUNGAN PARLEMEN Pembangunan sektor ketenagalistrikan di Indonesia masih sangat tergantung pada aspek pendanaan. Kemampuan pemerintah sangat terbatas. Untuk itu, perlu sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam negeri maupun pinjaman luar negeri. Tentu saja, dukungan DPR RI sangat diperlukan untuk menciptakan iklim investasi bagi sektor swasta. 

TURIMAN SOFYAN

P

embangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan PT PLN (Persero) diharapkan dapat memenuhi kebutuhan tenaga listrik secara nasional dalam jumlah cukup, dengan sistem penyediaan tenaga listrik yang aman, andal, akrab lingkungan, kualitas tinggi, efisien, dan harga yang wajar dalam rangka memperkokoh pembangunan nasional yang berkelanjutan, sehingga memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Pengembangan sektor ketenagalistrik­ an membutuhkan metode pengelolaan yang tepat dan juga memerlukan modal yang besar untuk hasil yang maksimal. Sebagai negara yang dianuge­rahi sumber kekayaan melimpah, Indonesia mempunyai potensi yang besar menjadi primadona bagi investor. Pada dasarnya pembangunan sektor ketenagalistrikan di Indonesia masih sangat tergantung pada upaya pemerintah dalam penyediaan aspek pendanaan. Berbagai kebijakan penting telah ditem-

72

Andi Yuliani Paris, Anggota Komisi VII DPR RI

puh oleh pemerintah yang mencakup kebijakan yang secara langsung untuk me­ respons pelemahan kondisi perekonomian. Sementara di sisi lain, kemampuan pemerintah untuk mengalokasikan dana pembangunan sektor ketenagalistrikan juga masih sangat terbatas, sehingga langkah pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sangat sulit diharapkan. Bahkan pendana­ an yang sedang dalam proses juga akan meng­alami berbagai macam kendala dalam pelaksanaannya. Untuk itu, pemerintah perlu melaksa­ na­kan upaya-upaya yang dapat mendu­ kung peningkatan kapasitas infrastruktur penyediaan tenaga listrik dalam rangka memperluas aksesibilitas listrik ke ma­ syarakat. Kebijakan investasi ketenaga­ listrikan yang dikeluarkan pemerintah seyogyanya dapat memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak agar calon investor swasta dapat memperoleh ke­ sempatan pertama untuk ikut berpartisi­ pasi dan bersaing secara sehat dengan para kompetitornya. Semakin awal kelengkapan data investasi tersebut disosialisasikan kepada para calon investor untuk memberikan informasi yang simetris, maka kelayakan proyek atau penawaran investasi yang diperoleh akan menjadi lebih menarik.

Dukungan Parlemen Kebijakan pemerintah melalui ber­ bagai kementerian terkait, perlu dipastikan benar-benar mendukung investasi energi baru dan terbarukan yang di­nilai belum optimal dalam pengembang­annya. “Pemerintah harus melihat kembali kebijakannya, apakah sudah cukup mendukung para investor untuk menginvestasikan uangnya untuk membangun energi baru, termasuk tenaga angin dan arus laut,” kata Anggota Komisi VII DPR RI, Andi Yuliani Paris. Menurut dia, pada saat ini sejumlah regulasi yang ada masih belum sepenuhnya mendukung percepatan investasi energi baru dan terbarukan di Tanah Air. Ia menyoroti sejumlah negara seperti Qatar dan Singapura di mana para investor diberikan insentif pajak bila mereka mau membangun pembangkit listrik yang ramah lingkungan. DPR RI juga dikabarkan segera mendorong penyusunan Rancangan Undang Undang (RUU) tentang Energi Baru dan Terbarukan (EBT), guna mengatur pemanfaatan potensi EBT yang sangat besar di Indonesia tapi belum dimanfaatkan secara optimal. Sebab, Indonesia memiliki potensi EBT sangat besar. Pembangkit EBT memberikan konEdisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


tribusi besar terhadap perkembangan pembangkit listrik. Sejak 2011, tercatat pembangkit listrik EBT mengalami pening­ katan rata-rata sebesar 10 persen setiap tahun. Komitmen pemerintah dalam mengembangkan EBT harus menarik bagi investor, dan harga jual listriknya tetap harus kompetitif. Tren positif kontribusi pembangkit EBT dimulai sejak 2011 dengan kapasitas terpasang sekitar 5,16 Gigawatt (GW). Angka ini mengalami peningkatan pada 2012, yaitu sebesar 5,48 GW atau naik 6,2 persen. Selanjutnya, pada 2013, kontribusi EBT meningkat sebesar 21,1 persen atau menjadi 6,6 GW. Tahun-tahun berikutnya, tren peningkatan pemanfaatan EBT bagi pembangkit juga terus terjadi. Pembangkit Listrik EBT menyumbang 7,5 GW atau meningkat 13,3 persen pada 2014, 8,4 GW atau 12,1 persen pada 2015 dan 8,8 GW atau 4,2 persen pada 2016. Sementara untuk 2017, capaian total kapasitas pembangkit EBT meningkat

tidak akan mungkin menyelesaikan sendiri soal listrik, perlu melibatkan swasta. “PLN tidak akan mampu membuka jaringan dan pembangkit listrik sendirian,” ujarnya. Ia menambahkan, untuk menggarap megaproyek 35.000 MW dan menyediakan pasokan listrik dengan kualitas prima, seluruh stakeholder mesti dilibatkan. Hal ini mencakup peran PLN, independent power producer (IPP), dan PPU. “PLN tidak lagi sendiri dalam mengelola listrik, perlu pemisahan pengelolaan per wilayah se­ perti yang dilakukan Angkasa Pura, ada 1 dan 2, serta untuk pelabuhan ada Pelindo 1 dan 2,” paparnya. Di Indonesia, private power utility/ PPU (perusahaan listrik swasta) mulai berkembang seiring perkembangan pesat kawasan industri. Terdapat sedikitnya lima PPU di Indonesia antara lain PT Bekasi Power, PT Cikarang Listrindo Tbk, dan PT Kariangau Power. Keberadaan perusahaan listrik swasta skala kecil ini sangat penting untuk keberhasilan suatu kawasan industri, terutama industri strategis.

Saat ini sejumlah regulasi yang ada, masih belum sepenuhnya mendukung percepatan investasi energi baru dan terbarukan di Tanah Air. sebesar 3,2 persen dari tahun sebelumnya atau setidaknya mencapai 9,1 GW. Dengan rincian, penyediaan pembangkit panas bumi adalah 1.838,50 MW, PLTBioenergi sebesar 1.834 MW, PLTMini/Mikro Hidro sebesar 203,02 MW, PLTS 89,48 MW, PLTA sebesar 5.124,60 MW dan PLTBayu sebesar 1,12 MW.

Peran Swasta Sementara itu, private power utility (PPU) atau lebih dikenal pembangkit listrik swasta terintegrasi merupakan salah satu solusi alternatif untuk percepatan program 35.000 megawatt yang digulirkan pemerintah. Dengan dukungan PPU, pemerintah dan PLN dapat memperoleh tambahan dan kualitas pasokan listrik untuk kawasan industri guna menarik investor berkelas internasional. Kenyataannya, program pembangunan 35.000 MW diprediksikan tidak akan selesai tepat waktu, karena itu pemerintah dan PLN sudah selayaknya terbuka terhadap bantuan swasta. Kebutuhan listrik perlu ditambah dan dikejar. Program 35.000 MW membutuhkan terobosan. Pasalnya, PLN www.listrikindonesia.com

Pasokan PLN sendiri tidak memberikan keyakinan kepada investor untuk mendiri­kan industri, dan diperlukan kerja sama antara PLN dan perusahaan listrik swasta untuk mewujudkan pasokan listrik andal. Dengan begitu, kawasan industri dapat menarik investor global. Selain memberikan manfaat tambahan pasokan listrik kepada sistem PLN, perusahaan listrik swasta juga bisa memberikan manfaat berupa peningkatan keandalan sistem kelistrikan setempat karena adanya pembangkit di dekat pusat beban, dan juga mengurangi beban grid utama serta penyusutan (losses) di transmisi listrik. Konsep perusahaan listrik swasta ini sudah terlebih dahulu diterapkan oleh Thailand sejak 2004. Dalam 10 tahun perjalanan­nya, program listrik swasta mampu menambah pasokan listrik hingga 4.000 MW ke dalam sistem kelistrikan negara itu. Untuk mendorong swasta berinvestasi di pembangkit listrik, pemerintah Thailand juga mendorong BUMN kelistrik­ an di negara tersebut, menyerap 75% atau maksimal 90 MW dari perusahaan listrik swasta. n


Review

Cover Story

Riki F. Ibrahim Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero)

BUMN PANAS BUMI

UNTUK NEGERI Pada 2018 ini, PT Geo Dipa Energi (Persero) memasuki dua windu, perjalanan cukup panjang dalam memberikan kontribusi energi bersih. BUMN di bawah Kementerian Keuangan ini, terus berbenah untuk meningkatkan kemampuan diri demi meraih capaian yang lebih optimal. ď ľ

74

DEDDY HASSAN

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Cover Story Review

S

ejak tahun lalu Geo Dipa memiliki pertumbuhan yang sangat tajam. Geo Dipa mencatatkan performa yang sangat baik di awal trahun 2017, dengan memberikan kenaikan realisasi produksi listrik sekitar 30 persen dibanding tahun 2016. Geo Dipa menghasilkan listrik sebesar 763 GWh. Hal ini dapat dicapai karena kerja keras dan doa dari para insan Geo Dipa. Dalam melakukan akselerasi pengembangan, Perseroan telah melakukan upaya-upaya pengembangan, antara lain: pengembangan PLTP Small Scale, Pe­ngem­ bangan Area Candradimuka dan Pe­ngem­ bangan lapangan Arjuno Welirang, serta Candi Umbul Telomoyo. Untuk mengetahui arah pengembangan dan progres yang akan dilakukan dalam mengembangkan (PLTP) serta inovasi-inovasi yang akan dilakukan, Listrik Indonesia berkesempatan melakukan wawancara secara eksklusif dengan Direktur Utama PT Geo Dipa Energi, Riki F Ibrahim beserta jajaran Board of Director/BoD yaitu Direktur Umum & SDM Aulijati Wachjudiningsih, Direktur Operasi Dodi Herman, dan Direktur Keuangan Muhammad Ikbal Nur. Berikut petikan wawancaranya. Terkait dengan kedudukan Perseroan saat ini, Direktur Utama Geo Dipa Energi Riki F Ibrahim, mengutip penjelasan dari Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Indrawati yang menyatakan bahwa PT Geo Dipa Energi merupakan satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi tugas untuk fokus pada pengembangan dan operasi energi panas bumi. Menurut dia, salah satu tujuan Geo Dipa ditetapkan menjadi BUMN adalah untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya panas bumi di WKP Dieng dan Kontrak Area Patuha; dan menjadi motor penggerak program pemerintah dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik yang berasal dari sumber daya energi ter­barukan, khususnya panas bumi dengan mengembangkan potensi panas bumi di lapangan panas bumi lainnya. Lebih jauh Riki menjelaskan, Geo Dipa mengusung visi Menjadi Perusahaan Energi Geothermal yang handal dan terpercaya melalui Kehandalan sumber daya manusia, Keunggulan Operasional, dan Pertumbuhan yang Berkesinambungan. Sementara itu, misinya adalah fokus pada pertumbuhan perusahaan yang cepat dan berkesinambungan dalam mencapai tujuan bisnis, mengoptimalkan produktivi-

www.listrikindonesia.com

tas melalui operasional yang unggul dan Total Quality Management, menyediakan lingkungan yang terbaik untuk berpres­tasi sebagai profesional dan menjadi Insan Geo Dipa yang unggul dan turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan listrik tenaga panas bumi yang aman dan ramah lingkungan. “Salah satu misi Geo Dipa adalah mengoptimalkan produktivitas melalui operational excellence. Keunggulan operasional berarti selalu berupaya menciptakan nilai keunggulan pada setiap proses operasional melalui penerapan berbagai prinsip, sistem, dan tools yang menuju perbaikan berkelanjutan,” jelas Riki di sela-sela kunjungan ke site Panas Bumi Patuha. Lingkup usaha Geo Dipa yang tercantum dalam Anggaran Dasar Perusahaan yaitu usaha di bidang panas bumi dari sisi hulu sampai dengan sisi hilir, dan ketenagalistrikan. Menjalankan usaha di bidang pertambangan dan energi, yaitu meningkatkan pengelolaan sumber daya panas bumi meliputi, eksplorasi dan pengembangan, produksi uap dan pembangkit listrik khususnya di Dieng dan Patuha atau daerah lainnya serta pembangkit listrik lainnya. BUMN harus memiliki sumber daya manusia yang hebat, tidak hanya piawai dengan pengetahuan teknologi pengembangan dan pengoperasian panas bumi namun, dalam tata kelola aset yang penuh tanggung jawab sebagai Good Corporate Governance (GCG). Pada masa mendatang, PT Geo Dipa Energi (Persero) diharapkan sama seperti BUMN yang sudah Tbk. Geo Dipa yang fokus pada sektor sumber daya panas bumi, akan besar seperti PT. Pertamina (Persero) untuk sektor minyak dan gas; PT. Inalum (Persero) untuk aluminium batangan (ingot), serta sektor timah, batubara, logam mulia; dan PT. Antam (Persero) untuk sektor emas, nikel, bauksit, dan batu bara. Nama Geo Dipa berasal dari kalimat Geothermal Dieng dan Patuha, yang di­ren­canakan akan berganti menjadi Geo­ thermal Nusantara, dengan harapan bah­wa saat ini dan nanti tidak hanya kom­peten dalam mengembangkan dan meng­ operasikan lapangan Dieng dan Patuha saja, tetapi dapat memberikan kon­tribusi sebesar mungkin di seluruh pelosok negeri dalam pengembangan panas bumi. Seperti kita ketahui bahwa sumber daya panas bumi Indonesia besarnya ekivalen dengan

Geo Dipa Energi merupakan satu-satunya BUMN yang diberi tugas untuk fokus pada pengembangan dan operasi energi terbarukan, yaitu panas bumi. 29 GW dan sangat perlu dimanfaatkan sejak dini agar sumber daya ini dapat menjadi salah satu sumber Ketahanan Energi Nasional dan sumber daya ini diharapkan dapat meningkatkan kemakmuran negara serta meningkatkan taraf hidup orang banyak. Saat ini Pemerintah cq. Menteri BUMN dan DPR-RI sedang fokus mengatur manajemen BUMN Holding, yang maksud dan tujuannya agar BUMN memiliki kemampuan yang lebih baik, kuat, lincah, dan lebih besar, guna melayani masyarakat dengan lebih baik. "Misalnya holding tambang, yang kita lakukan sendiri-sendiri. Ternyata dengan proses hilirisasi pertambangan yang menghasilkan nilai lebih itu, tidak berjalan secepat yang kita inginkan,” jelas Riki dengan nada optimis. Terkait dengan harga listrik Energi Terbarukan (ET) yang dikatakan kurang menarik untuk pengembang ET saat ini, Geo Dipa sudah menerapkan mekanisme “Open Book’ dengan pihak pembeli, yaitu PT PLN (Persero), yang juga sebagai pemegang saham minoritas di Geo Dipa. Mekanisme ini sesuai dengan Permen ESDM 50/2017. Open book yang dimaksud berbeda dengan yang dilakukan banyak pihak lain sebelumnya dimana proses transparansi diterapkan setelah pekerjaan sudah dilakukan dan biaya sudah dikeluarkan hingga seolah menyerupai post audit. Open book yang diterapkan Geo Dipa dan PLN ini, memberikan akses kepada PLN untuk dapat mengawasi dan memberikan consent bahkan sebelum pekerjaan tersebut dimulai. Hal ini tentu belum pernah dilakukan antara penjual dan pembeli listrik panas bumi sebelumnya. Open Book Mechanism ini juga utamanya dilakukan dalam proses menyepakati keekonomian

75


Review

Cover Story

Geo Dipa mengundang pihak asuransi pengeboran panas bumi, agar resiko gagalnya sumur dapat diganti dengan pengeboran sumur baru. proyek sebelum eksplorasi Geo Dipa. Dalam bisnis panas bumi yang memiliki karakteristik risiko ketidakpastian sumberdaya yang relatif sangat tinggi, langkah paling awal yang harus ditempuh adalah menurunkan profil risiko eksplorasi ke tingkat yang paling optimum, dengan memastikan telah dimilikinya pemahaman sub-surface (bawah permukaan) melalui segala upaya penyelidikan dan kajian terbaik sebelum dilakukan eksplorasi dan eksploitasi. Hal ini menjadi penentu berarti atau tidaknya segala upaya selanjutnya, terutama dalam upaya untuk menurunkan profil investasi. Perusahaan merencanakan untuk Implementasi Drilling Management: Memperbaharui studi kelayakan proyek Patuha 2, 3 dst dan Dieng 2, 3 dst, meliputi studi well targeting dan cadangan lapangan pengembangan Panas Bumi Dieng dan Patuha. Kajian atau studi ini tidak hanya untuk memastikan pengembangan cadangan di kedua WKP tersebut (Dieng dan Patuha), tetapi juga meminimalkan risiko kegagalan pengeboran, Implementasi drilling management yang baik dapat menekan capital expenditure perusahaan, karena 40%-45% dari total biaya pengembangan proyek panas bumi berasal dari biaya drilling. Implementasi drilling management dilakukan dalam rangka persiapan eksplorasi bersama PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI), Kementerian ESDM (EBTKE), Kemen­ terian Keuangan (Direktorat Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko-DJPPR) untuk pro­spek Candradimuka di dataran ting­gi Dieng dan WKP Baru Penugasan Pe­ me­rintah (Umbul Telomoyo dan Arjuna Welirang), maupun di WKP baru lainnya. Setelah dipastikan diperoleh penurunan profil risiko yang optimum, selanjutnya penurunan harga listrik Panas

76

Bumi melalui pengurangan profil investasi menjadi langkah kunci dalam membuat pengembangan panas bumi lebih atraktif, dimana tentu perlu langkah terobosan efisiensi dan pencermatan biaya disisi hulu dan hilir. Dari sisi hulu, salah satu langkah ini terkait teknis implementasi pelaksanaan pengeboran berdasarkan skema kontrak ‘Cost per feet contract’ yang dimaksudkan agar biaya pengemboran sumur tersebut dapat lebih pasti, dan mengurangi risiko cost overrun operasional. Sedangkan untuk pengeboran sumursumur pengembangan atau sumur deliniasi, Geo Dipa mengundang pihak asuransi pengeboran panas bumi di Indonesia, agar resiko gagalnya sumur akibat tidak mengeluarkan uap dan atau air panas ke permukaan tersebut, dapat diganti dengan pengeboran sumur baru oleh asuransi. Berita asuransi untuk pengeboran panas bumi sudah banyak kita dengar di Eropa dan Amerika, dan semoga pihak asu­ransi Indonesia dapat mengambil peran untuk pengembangan panas bumi nasional dalam waktu dekat, karena sudah ada beberapa pihak asuransi dari Inggris dan Jerman yang datang ke Indonesia. Pengembangan dengan portfolio basis dapat menurunkan harga listrik panas bumi. Hal ini artinya melakukan proyek secara besar yang jika dilaksanakan akan pula menurunkan biaya, oleh karena itu Geo Dipa berminat untuk melaksanakan proyek besar, demi menurunkan harga listrik dari panas bumi. Beberapa komitmen Geo Dipa telah dibuktikan dengan baik sejak tahun 2017, yaitu walaupun sudah mengetahui kendala harga listrik ET yang sesuai dengan BPP PLN setempat, akan sangat sulit untuk pembangunan proyek energi Panas Bumi karena memakai biaya mengebor dengan rata-rata kedalaman 2.500 meter, Geo Dipa telah memulai pekerjaan perijinan, sosialisasi dengan masyarakat sekitar serta pekerjaan inti dari awal proyek seperti survei Geologi, Geochemistry, 3 dimensi MT. Wellhead generation unit (5-20 MW), merupakan salah satu cara guna memperbaiki keekonomian proyek dengan menurunkan biaya pembangkit sekaligus mempercepat diperolehnya income lebih cepat, yaitu sekitar 2-3 tahun, dan tidak seperti saat ini yang harus menunggu 7-10 tahun baru mendapatkan income akibat lamanya membangun pembangkitnya itu. Tentu ada plus-minus dari cara pengembangan dengan Wellhead generation unit (5-20 MW) versus Conventional generation

yang 55MW. Namun, untuk menurunkan harga listrik tentu saat ini, Wellhead generation unit menjadi strategi terbaik. Pepatah mengatakan, siapa yang berada di balik senjata itulah yang dikatakan true leader, jadi bukan kecanggihan senjatanya (Whose the behind of the gun?). Oleh karena itu, suatu perusahaan akan maju pesat dan mengalami suatu perkembangan –bahkan lompatan– keberhasilan dan kemajuan usaha dengan memperoleh keuntungan yang besar, apabila memiliki SDM yang handal dan berkualitas. “Di era jaman now, leader perlu punya kemampuan coaching yang baik untuk meyakinkan arah dari misi korporasi. VUCA (volatility, uncertainty, complexity dan ambiguity) merupakan gambaran situasi di dunia bisnis pada masa kini, yaitu ketika leader merasakan kecemasan yang tinggi pada perusahaan yang dipimpinnya,” pungkas Riki F.Ibrahim

Dukungan BoD dan Human Capital Sementara itu, Direktur Umum dan SDM Aulijati Wachjudiningsih mengung­ kap­kan, Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai peran strategis dalam pencapaian tujuan perusahaan. Geo Dipa menempatkan sumber daya manusia sebagai “Asset Perusahaan” pada level peran yang lebih terkini dan menantang, yaitu menjadi mitra strategis perusahaan, pengawal perubahan, serta menjadi pelaku transformasi perusahaan. Dalam rangka untuk mencapai kinerja optimal dan untuk mengatasi tantangan industri, issue strategic utama Geo Dipa di bidang SDM adalah melaksanakan Pro­ gram Competency Based Human Resource Management (CBHRM) secara konsisten, yang di dalamnya memiliki 8 program strategis, yaitu: Organization Design & Development, Recruitment & Placement, Learning & Development, Employee Relation, Performance Management, Total Reward, Talent & Succession, dan Retirement. Sistem Manajemen Human Resource Berbasis Kompetensi bertujuan untuk memupuk bakat dan kompetensi karyawan sesuai dengan tugas dan tanggung jawab masing-masing. Setiap jabatan memiliki kebutuhan kompetensi, sehingga apabila masih ada gap antara jabatan dengan kompetensi individunya, maka perusahaan harus melakukan training, mentoring dan coaching secara berkesinambungan. Perusahaan membuat program-program peningkatan kompetensi, dengan membangun standar kompetensi baik fungsio­ Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Cover Story Review

nal maupun struktural sebagai bahan assessment. Competency Map ini menyajikan Program Pengembangan Human Resource berdasarkan kompetensi –sebagai dasar untuk menyusun ’Career Road Map’– yang merupakan bagian dalam implementasi Talent Management System. Dalam menghadapi kompetisi global, Geo Dipa harus menginternalisasi nilainilai korporasi, yaitu budaya korporasi LIGHT (Learning, Integrity, Goal Oriented, Honour, Teamwork) –di mana dengan core values korporasi tersebut, budaya Geo Dipa membangun karyawannya sebagai insan pembelajar yang memiliki integritas, ber­ orientasi pada hasil, saling menghormati, dan selalu bekerja sama dalam mencapai kinerja terbaik. Perusahaan juga mengantisipasi competency shortage dengan mengimplementasikan Knowledge Management System, agar dapat membukukan atau meng­abadikan ilmu-ilmu dan pengalam­ an teknis dari para karyawan terdahulu, sehingga human capital yang dimiliki dapat terus berkembang. Perusahaan melakukan rekrutmen personil dengan melihat kebutuhan kompetensi yang diperlukan, utamanya di dalam proyek-proyek pengembangan lapang­an panas bumi (misal: Dieng, Patuha, Candra­ dimuka, Umbul Telomoyo, Arjuno Welirang, Mangunan-Wanayasa, atau WKP lainnya yang akan dikerjakan Geo Dipa). Namun demikian, apabila hanya memiliki SDM yang andal saja tanpa penanganan atau pengelolaan yang baik dan perfect, maka akan terjadi suatu arus www.listrikindonesia.com

keluar-masuk karyawan yang besar (turn over tinggi), sehingga biaya operasi akan semakin boros, hanya untuk rekrut-training dan biaya karyawan lain. “Peran Divisi HRD dan GA atau bagian yang mengelola SDM, tentulah sangat penting. Divisi tersebut bukan lagi hanya sebagai administrator personalia yang tugasnya mencatat absensi, serta menghitung lembur saja, tetapi jauh lebih penting dari itu,” papar Aulijati. Revolusi digital sedang terjadi di industri energi dan banyak perusahaan sedang menghadapi transformasi digital. Sementara, revolusi digital juga memenga­ ruhi program pembelajaran dan mencipta­ kan kebutuhan, di mana data dan wawasan bakat dapat dimonitor serta fokus pada pemanfaatan teknologi digital dalam Data Analytics Talent Pool and Learning & Development System. Mengingat kompleksitas industri energi –tekanan geopolitik, masalah lingkungan, tantangan regulasi– akan sulit mengetahui apakah organisasi memiliki bakat kepemimpinan yang dibutuhkan. Perusahaan menerapkan dan berinvestasi dalam program pengembangan kepemim­ pinan untuk 10% talent terbaik yang akan meningkatkan produktivitas, retensi dan keterlibatan karyawan, membina pemim­ pin masa depan, yang memungkinkan eksekutif senior untuk membuat keputusan yang lebih baik dalam membawa organi­ sasi ke depan. Program ini merupakan best practices dalam menerapkan kerangka kerja pengembangan kepemimpinan untuk tenaga kerja saat ini dan eksekutif senior,

serta menyelaraskan pengembangan kepemimpinan dengan tujuan bisnis. Fenomena yang sedang berlangsung di Industri Energi adalah menangkap kandidat yang terampil sempurna, agar sesuai dengan peran pekerjaan yang tepat. Sebaliknya, kelompok bakat sangat jarang dan calon potensial mungkin memiliki minat karier yang berbeda dan pendapat berbeda. Solusi untuk menjawab tantangan ini, adalah fokus pada Talent Acquisition untuk meningkatkan kinerja organisasi dan strategi, untuk menangkap kumpulan bakat yang beragam ini. Setiap Leader sesungguhnya memiliki coaching skills sebagai bagian dari kelengkapan senjata untuk memimpin secara efektif, khususnya sebagai bentuk situational leadership atas situasi di dunia bisnis pada masa kini. Leader yang memiliki sikap coaching state, yakni kondisi mental yang objektif, no judgement, empati, kesungguhan untuk mendengar, menahan pendapat apalagi perintah, disiplin untuk bertanya secara open-ended, memahami karyawan secara utuh, adalah sebagian kebiasaan mental yang perlu dilatih di tahap-tahap dasar mempelajari coaching. Para Leader Geo Dipa bergerak dengan cepat menghadapi generasi milenial yang saat ini mendominasi. Karakteristik generasi milenial ini berbeda dengan generasi sebelumnya, sehingga cepat atau lambat berpengaruh terhadap perubahan perilaku karyawan. Karenanya, studi bahwa kultur perusahaan yang terlalu sentralistis menjadi penyebab kegagalan ketika memasuki era VUCA dan disruptive teknologi. Leader

77


Review

Cover Story

Unit Operasi Dieng dan Patuha telah beberapa kali mendapatkan peng­hargaan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Ling­ kung­an, serta Ser­tifikasi Proper Biru. juga perlu banyak mendengar dan percaya kepada bawahannya. “Para pemimpin selama ini yang nyaman untuk selalu memberi perintah, padahal prinsip coaching mereka adalah membangun kesadaran diri bawahan. Pada era VUCA ini, Geo Dipa membutuhkan SDM yang penuh inisiatif dan mampu mencari solusi untuk setiap tantangan yang muncul,” tambahnya.

Terapkan Sistem Operational Excellent Ditempat yang sama Direktur Operasi Dodi Herman menambahkan, Pembangkit listrik Tenaga Panas Bumi adalah core business yang saat ini dijalankan oleh Geo Dipa. Sebagai BUMN di bidang Panas Bumi, Geo Dipa mempunyai visi menjadi perusahaan energi panas bumi yang andal dan terpercaya, dan salah satu misinya adalah turut mendukung program pemerintah dalam penyediaan energi listrik yang aman dan ramah lingkungan, dengan mewujudkan keandalan dan kesinambungan (reability and sustainability). Pengoperasian dimulai dari hulu sampai hilir, dalam rangka proses konversi energi panas bumi menjadi energi listrik yang menjadi concern untuk Geo Dipa. Keandalan dan kesinambungan pengoperasian lapangan Panas Bumi Geo Dipa dapat dicapai dengan mengoptimalkan produktivitas melalui operasional yang unggul (Operation Exellence) dan (Asset Quality Maintenance) di pemeliharaan kualitas aset. Geo Dipa memiliki dua lapangan panas bumi yang sudah beroperasi, yaitu Lapangan Panas Bumi Dieng (WKP Dataran Tinggi Dieng) yang terletak di Kabupaten Banjarnegara dan Wonosobo, Jawa Tengah dan Lapangan Panas Bumi Patuha (WKP Patuha) di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Potensi lapangan tersebut masing-masing adalah sebesar

78

400 MW atau total potensi kedua lapangan adalah 800 MW. Sedangkan kapasitas PLTP yang sudah terpasang masing-masing lapangan adalah 60 MW. Selain dua Lapangan Panas Bumi yang sudah beroperasi yaitu Dieng dan Patuha, Geo Dipa sebagai BUMN juga telah mendapatkan penugasan dua WKP baru yaitu Arjuno Wilerang di Malang, Jawa Timur dengan potensi 180 MW dan Candiumbul Telomoyo di Semarang, Jawa Tengah dengan potensi 80 MW, sehingga sampai saat ini Geo Dipa sudah memiliki empat WKP (Wilayah Kerja Panas Bumi). Untuk Lapangan Dieng yang mempunyai karakteristik sumur-sumur uapnya dominan air (water dominated), dengan fraksi 70% air dan 30% uap. Strategi pemeliharaannya berbeda bila dibanding­ kan dengan Lapangan Patuha dengan ka­ rakteristik sumur-sumur produksi lebih 98% adalah frekuensi uap (steam dominated). Dampak langsung dari perbedaan karakteris­tik lapangan, selain teknis operasional, tentu juga kepada biaya operasi dan pemeliharaan. Untuk Lapangan Dieng, biaya operasi dan pemeliharaannya lebih tinggi di bandingkan dengan Lapangan Patuha, karena jumlah dan jenis peralat­ an yang digunakan untuk mengelola air panas (brine water) jauh lebih banyak dan kompleks dibandingkan dengan Patuha, yang mempunyai jumlah peralatan (equipment) lebih sedikit di sisi hulu. Nama karakteristik Lapangan Dieng yang lebih sulit karena selain frekuensi airnya tinggi dan mengandung silica, juga menjadi tantangan tersendiri bagi Geo Dipa untuk terus mencari terobosan dan

solusi agar keandalan dan kesinambungan pembangkit tenaga listriknya, yang terkoneksi dengan sistem Jawa, Madura, dan Bali ini tetap terjaga. Dalam operasional Lapangan Dieng dan Patuha, Geo Dipa Menerapkan sistem operasional excellent dan mengimplementasikan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), Sistem Mana­ jemen Lingkungan ISO 14001, dengan Standar Keselamatan Kerja OHSAS. Unit Operasi Dieng dan Patuha telah beberapa kali mendapatkan sertifikasi dan penghargaan dalam bidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lindungan Lingkung­ an di Kementerian ESDM. Serta, sertifikat Proper Biru di Kementerian Lingkungan Hidup untuk profil penilaian peningkatan kinerja perusahaan di bidang lingkungan. Sementara itu, Direktur Keuangan Muhammad Ikbal Nur menambahkan, arah strategis perusahaan tahun 2019 – 2023 adalah menjadi perusahaan yang bertumbuh melalui pengembangan selektif dan optimalisasi unit eksisting sehingga dapat mencapai kapasitas terpasang sebesar 270 MW dan proven reserved sebesar 766 MW pada 2023. Tema besar perusahaan adalah Efi­siensi Pendanaan dan Procurement, yang mencakup: Peningkatan kom­pe­tensi perusahaan dalam hal mencari sumber-sumber penda­ naan murah (kom­­petitif) dan mengupayakan lelang peng­adaan mesin-mesin pembangkit agar per­­usahaan mendapatkan hasil tender yang optimum, perpaduan kualitas dan har­ga yang terbaik. Peningkatan kompetensi tersebut dilakukan melalui capacity building. Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Cover Story Review Perusahaan perlu mengkaji kemungkin­an melakukan kerjasama dengan mitra strategis untuk mendanai proyek-proyek yang memiliki risiko tinggi seperti Binary Dieng 1. Meningkatkan kekuatan pendana­an investasi melalui PMN dan pinjaman lunak lainnya dengan menggunakan pen­jaminan pemegang saham. Dengan meningkat­kan struktur ekuitas tersebut, perusaha­an dapat mengimplementasikan rencana pe­ngem­ bangan di Dieng, maupun di Patuha. Dengan adanya peningkatan efisiensi pendanaan, maka beban bunga perusahaan akan se­ ma­kin rendah. Dengan mengopti­malkan capital expenditure, dapat mem­buat harga listrik panas bumi menjadi lebih kompetitif dan menjamin IRR yang bankable. Pengembangan unit baru mencerminkan upaya Perusahaan untuk mencapai sasaran di akhir 2023, mencapai kapasitas terpasang sebesar 270 MW. Beberapa hal strategis yang perlu dilakukan oleh Geo Dipa: Melakukan persiapan dan studi guna memastikan aktivitas pengeboran memberikan hasil rata-rata kapasitas sumur yang tinggi untuk mengoptimalkan investasi di sisi hulu, dan melakukan sosialisasi kepada seluruh stakeholder akan rencana pengembangan perusahaan. Rencana investasi untuk membangkitkan 367 MW adalah sebesar US$ 1.432 juta. Selanjutnya, pada tahun 2019 – 2023 perusahaan akan membangkitkan 250 MW dengan nilai investasi sebesar US$ 393,4 juta. Hal ini akan meningkatkan performa keuangan perusahaan, dengan peningkat­ an pendapatan dari Rp 813 miliar menjadi Rp 2,07 triliun. Dalam lima tahun mendatang, Geo Dipa menargetkan memiliki total kapasitas terkontrak sebesar 250 MW di tahun 2023. Penambahan kapasitas ini, untuk menjawab tantangan bagi Geo Dipa se­ba­gai penyedia listrik, dalam rangka kebutuhan listrik nasional sebesar 384.609 GWh di 2023. Geo Dipa menetapkan arah pengembang­an strategis lima tahun ke depan menjadi masa tumbuh (2019-2023), baik secara operasional maupun finansial, men­capai operational excellence didukung dengan kondisi finansial yang sehat se­hing­ga dapat melakukan investasi untuk selanjutnya bergerak menuju masa excellent. Oleh karena itu, untuk menjaga per­ tumbuhan perusahaan dan mengoptimal­ kan aset yang ada di kedua lapangan ter­­sebut, Geo Dipa memiliki rencana pe­­ngem­bangan jangka pendek yaitu pro­ yek pengembangan yang dapat dengan wak­tu singkat dirasakan manfaatnya. www.listrikindonesia.com

Upa­ya pengembangan jangka pendek (dua tahun ke depan) ini dilakukan dengan cara menambah unit pelengkap (complimentary) Dieng Unit 1, yang terdiri dari: Pengembangan PLTP Small Scale. PLTP Small Scale yang akan dikembangkan memiliki nilai strategis bagi perusahaan ke depannya. Rencana pengembangan PLTP Small Scale memilki kapasitas 10 MW, dengan rencana waktu pembangunan selama 18 bulan, sehingga unit diharapkan dapat beroperasi (Commercial Date Operation, COD) pada 2019. Pengembangan PLTP Binary. Pengembangan PLTP Binary pada dasarnya memanfaatkan energi panas tersisa dari air panas (brine) yang terpisahkan saat produksi uap untuk PLTP Dieng Unit 1. Rencana pengembangan PLTP Binary memiliki kapasitas 10 MW, dengan rencana waktu pembangunan selama 18 bulan. Geo Dipa juga tetap melakukan rencana pengembangan jangka menengah dimana tambahan kapasitas pembangkit dapat diperoleh sampai dengan tahun 2022 yaitu Pengembangan Dieng Unit 2, Patuha Unit 2 dan Binary Dieng 2. Pada tahun 2015 PT Geo Dipa Energi (Persero) telah menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar 607,3 milliar rupiah sebagai equity. Disamping itu, ADB telah commit untuk melakukan sebagian pinjaman selama tidak ada outstanding legal issues. Geo Dipa juga tetap melakukan rencana pengembangan jangka panjang dimana tambahan kapasitas pembangkit dapat diperoleh sampai dengan tahun 2026. Terdapat beberapa proyek pengembangan yang termasuk didalam rencana jangka panjang, antara lain: Pengembangan Dieng Unit 3 dan Patuha Unit 3, Sebagai program kelanjutan dari lapangan di Dieng dan Patuha diperkirakan dapat beroperasi pada 2025. Pendanaan dari proyek ini diharapkan mendapatkan PMN dari pemerintah sebagai porsi ekuitas; dan Pengembangan Area Candradimuka, Pengembangan Area Candradimuka berada di dalam WKP Dataran Tinggi Dieng, yang merupakan pilot project dari pemanfaatan dana pemerintah (Pendanaan Infrastruktur Sektor Panas bumi, PISP). Pengembangan area Candradimuka ditargetkan untuk dapat berproduksi dengan kapasitas pembangkitan sebesar30-55 MW pada 2024. Dari sisi pendanaan JICA sudah menyatakan kesediaan untuk memberikan pendanaan melalui skema ODA Japan Loan; Pengembangan WKP Arjuno Welirang, Pengembangan WKP Arjuno

Dalam lima tahun mendatang, Geo Dipa menargetkan total kapasitas sebesar 250 MW di 2023. Penambahan kapasitas ini dalam rangka kebutuhan listrik nasional sebesar 384.609 GWh di 2023. Welirang diperoleh melalui penugasan oleh pemerintah. Rencana pengembangan lapangan ini mencapai total kapasitas terpasang sebesar 180 MW dengan rencana COD unit pertama pada tahun 2026. Inisiasi pendanaan untuk rencana pengembangan lapangan ini telah dilakukan kepada beberapa potensial lender dari multilateral/bilateral bank seperti: ADB, AFD, World Bank; Pengembangan WKP Candi Umbul Telomoyo, Pengembangan WKP Candi Umbul Telomoyo juga diperoleh melalui penugasan oleh pemerintah. Rencana pengembangan lapangan ini mencapai total kapasitas terpasang sebesar 90 MW dengan rencana COD Unit pertama pada tahun 2026. Inisiasi pendanaan untuk rencana pengembangan lapangan ini telah dilakukan kepada beberapa potensial lender dari multilateral/bilateral bank seperti: KFW dan World Bank. Akses dan komitmen terhadap dana murah, merupakan faktor yang dapat memberikan dampak paling signifikan dalam menurunkan profil investasi proyek panas bumi. Untuk itu, tak ada cara lain, Geo Dipa sebagai BUMN telah menonjolkan/meng­ utamakan kerjasama dengan multilateral bank serta kerjasama dengan sister company, dalam arti BUMN yang juga berada di bawah Kementerian Keuangan, yaitu PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero). Kedekatan ini diartikan dengan adanya jaminan kepercayaan akibat dukungan Pemerintah kepada BUMN yang sebagai ujung tombak pelaksanaan program pemerintah. Banyak Grant/ hibah dari Multilateral Bank kepada BUMN karena kejelasan jaminan dan programnya sesuai permintaan pemerintah yang tidak semata-mata komersial. n

79




Opini

Voice of BoD

Rudy Hendra Prastowo Direktur Utama PT PLN Batubara

MILIKI LAHAN BESAR

DEMI MARKET PRICE

82

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Voice of BoD

Didirikan 10 tahun lalu, anak perusahaan BUMN Listrik ini dibentuk dengan tujuan sebagai coal supply security dan cost efficiency guna mendukung peng­amanan pasokan batu bara untuk kebutuhan unit-unit PLTU batu bara, baik milik PLN maupun IPP. Seperti apa progres untuk mewujudkannya? 

DEDDY HASSAN

K

ehadiran PLN Batubara dalam memberikan kontribusi terhadap PLN sangat terasa manfaatnya, karena ada anak perusahaan yang fokus menjaga kualitas dan harga batu bara, termasuk memiliki akses untuk kepemilikan atau penguasaaan cadangan, pengumpulan, transportasi, dan pembongkaran di PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) tujuan. Demikian diungkapkan Direktur Utama PT PLN Batubara, Rudy Hendra Prastowo dalam wawancara dengan Listrik Indonesia di sela-sela even Asian SBC Users Group di Hotel Sangri-La Surabaya, akhir Juli lalu. Menurut dia, untuk menjaga operasional pasokan listrik dari pembangkit, pihaknya akan membuat kerjasaama yang baik dan intens dengan supplier, sehingga akan selalu komit untuk mengirim batubaranya ke PLN. “Kita tahu dan berharap menjaga hu­ bungan baik dengan para pemilik tambang batu bara terkait dengan kepastian agar bisa berproduksi secara kontinyu, dengan tujuan agar bisa mengurangi biaya. Dengan kepastian ini, kita memberikan jaminan kontinuitas produksi pada mereka. Yang kedua, tidak hanya jaminan produksi, tapi juga harga yang fixed. Ini dilakukan dengan skema pembayaran yang kita pastikan tidak molor,” tegas Rudy Hendra Prastowo. Terkait dengan mining yang terlibat, Rudy menjelaskan, saat ini pemasok batu bara yang menyuplai kebutuhan PLN cu­kup banyak. Semantara itu, porsi pasok­ an dari PLN Batubara (PLN BB) hanya 20-25 persen, tetapi 5 tahun ke depan dipastikan akan meningkat dan harus punya kontribusi sebesar 50 persen, karena kebutuhan PLTU yang semakin tinggi. Hal lain yang menentukan adalah jadwal operasi PLTU terkait pasokan dari PLN Pusat melalui kontrak secara jangka panjang. Untuk PLN Batubara kontrak dilakukan secara www.listrikindonesia.com

short term yang kemudian akan di-review lagi ke depan mengenai perpanjangannya, sesuai dengan kebutuh­annya. “Saya pikir ini akan berkembang terus sesuai dengan fluktuasi jadwal produksi­ nya dari mining dan jadwal operasinya PLTU dan kita yang menjembatani. Ini sebenarnya yang penting, sehingga membuat semua pihak dipahami bersama, kapan mereka melakukan pemeliharaan, termasuk juga kelancaran dari pasokan ini,” tambahnya. Saat Listrik Indonesia menanyakan berapa volume pasokan yang dilakukan, dengan lugas Rudy memaparkan, selama lima tahun PLN BB, mulai dari 2011 me­ masok batu bara sekitar 4 sampai 5 juta ton/tahun, dan peran PLN BB semakin berarti sejak 2017. Hal ini terlihat dari se­makin meningkatnya volume yang dipasok, di mana bisa mencapai 15 juta ton/per tahun. Tahun ini harus mencapai 20 juta dan itu memang riil sesuai dengan kebutuhan PLTU-nya. Lima tahun ke depan ditargetkan akan memasok 40 juta ton/tahun. Menurut Rudy, roadmap PLN Batubara telah disiapkan, yaitu selain bekerjasama dengan penambang, juga akan membeli lahan. Hal ini untuk memperkuat posisi trading PLN Batubara. “Kita juga kan bergerak ke arah hulu untuk menyiapkan batu bara dan memasti­ kan batu bara itu dapat dikonsumsi PLTU. Kita kerjasama juga dengan PLN dan pihak-pihak terkait untuk menyiapkan batu baranya untuk PLTU-PLTU supaya dapat beroperasi ke depan menjadi PLTU Mulut Tambang,” harapnya dengan optimis. Selain itu, terkait dengan lahan tambang milik sendiri PLN Batubara juga sudah bergerak membeli mining sendiri di daerah Jambi dan nantinya akan diperluas ke wilayah lain. Kondisinya saat ini lahan di Jambi sudah dieksplorasi untuk kebu-

Opini

tuhan PLN walaupun belum signifikan. Tentunya, ini merupakan sebuah permulaan yang kedepan tentu akan membantu memasok kebutuhan batu bara bagi PLN dan anak perusahaanya. Passion terbesar saat memimpin PLN Batubara adalah bagaimana mewujudkan pasokan batu bara dengan kondisi tantang­an yang besar dari harga tinggi. Selain itu, kata dia, akan mewujudkan keinginan para stakeholder dengan impianimpian mereka dalam kondisi yang sulit. Impian itu antara lain, PLN Batubara bisa mampu menyiapkan batu bara dengan harga yang baik, yaitu cost plus margin sehingga produksi listrik dapat ditekan dan diterima oleh semua pihak, dalam arti masyarakat tentunya.

Mimpi terbesar untuk menjadikan PLN BB hebat, yaitu kita mempunyai lahan tambang yang besar hingga pengaruhnya bisa menjaga market price. Tantangan saat ini menurutnya adalah kondisi harga pasar batu bara yang mencapai hampir 60 persen di atas HBA. Dari sisi kalori, jadi tantangan juga karena dari pemerintah me-review dari sisi volume (tidak melihat kalorinya). Ini coba kita lakukan pendekatan dan minta dukungan juga dari Kementerian ESDM bahwa kalori itu kunci untuk operasional PLTU tidak hanya dari sisi volume. Jadi, karena peraturan sudah keluar karena kalori ini penting, kita harus verifikasi dengan para penambang pemasok agar jangan sampai ada perbedaan data. “Mimpi terbesar untuk menjadikan PLN BB hebat yaitu kita mempunyai lahan tambang yang besar pengaruhnya yang bisa menjaga market price. Jadi market price itu tidak bisa dengan mudah naik, kalau kita sudah menguasai tambang yang volumenya bisa mengatasi harga pasar,” pungkas Dirut PT PLN Batubara, Rudy Hendra Prastowo. n

83


Feature

Sosok

Dini Sulistyawati Deputy Manager dan Bina Lingkungan PLN Distribusi Jakarta Raya

Bekerja sekaligus mendidik anak adalah pekerjaan berat bagi seorang wanita. Tapi hal itu tidak berlaku untuk Dini Sulistyawati, sebab ia dapat memainkan dua peran dalam hidupnya. Apa yang dilakukannya? ď ľ

GALUH FIRDAUS

T

MAINKAN DUA PERAN

DALAM HIDUP

84

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

idak seperti kebanyakan Kaum Hawa yang memilih "stay at home" untuk mengurusi keluarga, wanita lulus­an Niaga Universitas Indonesia ini, memilih berkarier. Karena me­nurutnya, hidup itu adalah tantangan. Dialah Dini Sulistyawati. Wanita kelahiran Jawa Barat 1975 ini, memutuskan untuk menjadi seorang pegawai, tujuannya awalnya yakni untuk menyalurkan seluruh kemampuan yang didapati dan dipelajarinya. Dini sapaan akrabnya, mengawali karier di badan usaha pemerintahan yakni PT PLN (Persero) pada unit Proyek Induk Sarana Fisik dan Penunjang, kemudian berpindah ke Unit Distribusi Jakarta, Area Menteng, sebagai pelayanan pelanggan. Dini kembali dipindahtugaskan ke Area Marunda, sebagai Assistant Manager Niaga. Kemudian, ia ditugaskan ke Area Ciracas dengan posisi yang sama. Kini, ia menempati posisi sebagai Deputy Manager dan Bina Lingkungan PLN Disjaya. Meski tugasnya sering dipindah-pindah, akan tetapi dirinya tetap berkomitmen dalam menjalankan tugasnya menjaga keandalan pasokan listrik.


Sosok Feature Untuk semua kesibukannya itu, Dini sudah mendapatkan izin dari suami dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sebagai karyawan di BUMN Listrik tersebut, termasuk dukungan dari anak-anaknya. “Alhamdulillah, suami dan anak-anak support 100% karier saya. Apalagi sekarang ini banyak kegiatan, kadang tidak kenal waktu, weekend pun kita tetap masuk (jika ada kegiatan kantor). Intinya, kalau tidak ada dukungan dari suami, pasti sulit. Sementara kalau dari orangtua, tentu lebih banyak mendoakan untuk kesuksesan anaknya,” jelasnya kepada majalah Listrik Indonesia di kantornya di kawasan Gambir, Jakarta Pusat. Wanita yang memiliki dua orang putra ini mengatakan, di tengah kesibukannya sebagai seorang pegawai, tidak lupa ia menyempatkan diri untuk selalu melakukan kegiatan bersama dengan keluarga selepas bekerja. “Pagi, saya sempatkan dulu untuk bertemu dengan anak-anak. Sepulang kerja, saya utamakan untuk selalu makan malam bersama. Lalu, jika weekend dan sedang tidak ada kesibukan di kantor, biasanya kita selalu menyempatkan diri untuk berolahraga, Car Free Day-an bersama, dan lain-lain,” ujar Dini. Dini mengungkapkan, masih ada impian yang belum tersampaikan hingga saat ini, yaitu ia ingin melaksanakan ibadah Haji bersama dengan suami. “Ibadah Haji itu kan salah satu perintah agama yang harus dijalankan dengan sepenuh hati, sama halnya dengan kita bekerja, mendapat tugas berat yang belum pernah kita lakukan namun kita harus dijalankan dengan sepenuh hati dan ikhlas agar semuanya dapat terselesaikan dengan baik, lancar dan benar,” katanya. Diungkapkan olehnya, sekarang ini tagline-nya PLN Disjaya itu adalah “Jakarta Kian Benderang”, dengan tagline itu pihaknya mempunyai program-program untuk menunjang masyarakat dalam memperoleh akses listrik Negara. Dini menuturkan, Jakarta Kian Benderang itu ada memiliki tiga program yang menjadi prioritas pertama Total Electricity Solution, yakni PLN sebagai solusi atas semua layanan kelistrikan untuk mendukung para pelaku usaha mulai dari pasokan listrik yang andal sampai dengan pemeliharaan backup power milik pelanggan, sehingga dapat beroperasi dengan efisien. Kedua yaitu Trusted Company; dan ketiga Kenyamanan Menggunakan Listrik, tiga program utama www.listrikindonesia.com

inilah yang selalu ki ta sosialisasikan kepada seluruh pelanggan PLN Disjaya. “Kenyamanan yang utama, jadi sekarang pelanggan itu harus nyaman dalam menggunakan listrik, artinya orang tidak takut lagi terhadap listrik, coba bayangkan jika orang tidak nyaman menggunakan listrik. Selain itu juga kita harus menjaga keandalan pasokan listrik agar tidak terjadi pemadaman dan tidak lagi terjadi korsleting listrik,” bebernya. Ia mengungkapkan, saat ini yang sedang kita bangun itu kan bagaimana masyarakatnya mnejadi aware dan beralih semuanya menggunakan listrik. Sebab selama ini masih ada rasa ketakutan dari masyarakat dalam menggunakan listrik, selain itu juga masyarakat juga beranggapan bahwa listrik itu mahal, padahal sekarang tarifnya flat dan tidak naik. “Kita terus melakukan sosialisasi dan meyakinkan masyarakat, bahwa peng­ gunaan listrik yang baik dan benar itu tidak akan membahayakan si pengguna,” imbuh Dini. Perhelatan ajang olahraga se-Asia (Asian Games 2018) yang dilaksanakan di dua kota di Indonesia (Jakarta dan Palembang) banyak menyita perhatian masyarakat. Pasalnya sebagai tuan rumah, tentunya Indonesia harus memberikan pelayanan terbaiknya terhadap para atlet dari berbagai negara yang akan bertan­ ding, jangan sampai jalannya pertandingan terganggu akibat padamnya aliran listrik. Sebab event tersebut merupakan acara rutin yang terselenggara setiap empat tahun sekali, tahun ini menjadi kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah setelah sebelumnya pada 1962 silam. Tentunya ada rasa kebanggaan sendiri menjadi tuan rumah Asian Games 2018, untuk itu PLN Disjaya memberi dukungan penuh atas terselenggaranya event tersebut. “Kita (PLN Disjaya) mendukung penuh terhadap perhelatan Asian Games 2018 ini, baik keandalan jaringan kelistrikan, kemudian untuk branding juga kita support semua kegiatan Asian Games,” ujarnya. “Kita selalu menjaga dan mengutamakan keandalan jaringan listrik pada perhelatan Asian Games, supaya tidak ada gangguan listrik saat event berlangsung. Selain itu, ajang Asian Games 2018 ini sekaligus untuk menarik perhatian wisatawan asing akan keindahan alam Indonesia," jelas Dini. Untuk di Jakarta sendiri, Dini mengatakan, PLN Disjaya menjamin pasokan listrik aman selama penyelenggaraan Asian Games 2018 berlangsung. Pihaknya

Kenyamanan yang utama, pelanggan harus nyaman dalam menggunakan listrik, tidak takut lagi terhadap listrik, dan nyaman menggunakannya. telah menyediakan UPS (Uninteruptible Power Supply) sebanyak enam unit yang berkapasitas 500 kilo volt ampere (kVA) dan sebanyak 30 unit dengan kapasitas 30 kVA. “Ini dilakukan agar keberlangsungan event tersebut tidak terganggu dengan hal-hal teknis. Kita menjaga betul agar pasokan listrik tetap aman dan terkendali,” ujarnya. Selain menjadi tuan rumah Asian Games 2018 ini, Indonesia juga akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke-73. Ia mengatakan, tahun lalu dalam memperingati hari kemerdekaan pihaknya menggelar program “Pesta Kemerdekaan” yaitu dengan melakukan pembayaran sebesar Rp 180.000 untuk panggung kemerdekaan yang digelar di setiap daerah atau wilayah yang masuk area PLN Disjaya. “Kan biasanya kalau hari kemerdekaan itu suka ada panggung-panggung tujuh belasan ya, nah itu cukup bayar Rp 180.000 untuk listriknya melalui SPLU (Stasiun Pengisian Listrik Umum). Kalau dulu kan biasanya masih nyambung dari rumah warga, nah sekarang kita sediakan SPLU, jadi tidak perlu nyambung dari rumah warga lagi,” ungkap Dini. Dini mengungkapkan, selain Asian Games 2018, Indonesia juga akan memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan yang ke-73. Pihaknya belum memastikan program yang akan dibuat, meski ia telah mengajukan program seperti tahun sebelumnya. Sebab, konsen utama saat ini adalah untuk Asian Games. Ia berharap dengan seluruh kemampuan yang dimiliki dapat memberikan kontribusi lebih untuk PLN, sebab ini merupakan tugas negara dalam menjaga keandalan pasokan khususnya area Disjaya dan tidak terlepas menjaga keandalan pasokan di seluruh wilayah Tanah Air. n

85


Suara Pakar

Opini

BOLA SALJU MENUJU

INDONESIA MAJU BUMN Listrik diminta untuk menjalankan pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Tanah Air, meski target yang ditetapkan oleh Pemerintah hingga 2019 sepertinya tidak dapat terlaksanakan seluruhnya. Lalu, bagaimana perkembangannya? 

GALUH FIRDAUS

Dr. Ing. Pudji Untoro Anggota Dewan Energi Nasional

D

alam porsi program ketenagalistrikan 35.000 Megawatt (MW), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Listrik/ PLN diharuskan membangun sekitar 10.000 MW pembangkit, lalu membangun jaringan distribusi dan transmisi sepanjang 46.000 kilometer sirkit (kms), serta membangun gardu induk sebanyak 109 mega volt ampere (MVa) dari Sabang-Merauke. Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Pudji Untoro, menilai bahwa pembangun­an infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia saat ini masih jauh dari harapan sebuah negara yang sedang berkembang. Luasnya wilayah dan terbentangnya wilayah kepulauan, yang jarak satu pulau ke pulau lainnya cukup jauh, menjadi salah satu kendala pemerintah dalam melakukan pembangunan infrastruktur. Meski pembangunan infrastruktur saat ini cukup masif, tetapi tetap saja pemerata­annya belum sepenuhnya dapat berjalan cepat. “Masih banyak daerah yang gelap gulita dan belum pernah merasakan terang dengan adanya listrik, sehingga program pembangunan infrastruktur khususnya ketenagalistrikan yang telah dicanangkan pemerintah, sangat tepat walaupun terbilang lambat,” ung­kapnya saat dihubungi majalah Listrik Indonesia. Menurutnya, jaringan listrik di seluruh daerah harus

86

segera dibangun dan di­integrasikan dalam setiap kawasan pulau besar dan tersambung sampai di rumah setiap penduduk, sehingga target rasio elektrifikasi 100% segera dapat dicapai. Pria kelahiran Klaten, Oktober 1958 mengungkapkan, pihak swasta maupun BUMN diharapkan dapat bersinergi dalam menyelesaikan proyek kelistrikan yang dicanangkan Presiden RI empat tahun lalu. “Target yang dicanangkan pemerintah sudah jelas, maka sinergi swasta dan BUMN mutlak harus dilakukan. Sinergi keduanya harus diarahkan untuk menghasilkan solusi (win-win solution), bukan kebalikannya saling berebut proyek,” ungkap pria yang menjadi pengajar di Surya University. Ia menambahkan, Selain itu, BUMN dan IPP (Independent Power Producer) diminta untuk tidak saling bersaing dan saling mematikan, akan tetapi lebih berperan sebagai mitra untuk menggapai sasaran target bersama. “Dengan target yang sama dan dapat menguntungkan kedua belah pihak, maka secara otomatis akan memberikan dukungan terhadap program ketenagalistrikan ini,” ucap Pudji. Ia membeberkan, kendala utama yang dihadapi oleh pemerintah maupun swasta dalam pembangunan infrastruktur ini, terletak pada luasnya wilayah Indonesia dan rumitnya urusan pembebasan lahan di beberapa daerah. Sehingga, perlu ada pendekatan berbeda di setiap daerah dengan melibatkan peran penuh Pemda (Pemerintah Daerah) untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang menghambat tersebut. Selain itu, lanjut Pudji, diperlukan adanya langkah inovatif dari Pemda setempat dalam melakukan pendekatan ke masyarakat agar mereka mendukung program ketenagalistrikan ini yang nantinya akan bermuara pada kesejahteraan mereka. Diutarakan olehnya, saat ini ketertinggalan akan infrastruktur kelistrikan sangat dirasakan oleh masyarakat Indonesia bagian timur, bukan hanya sekadar memperoleh penerangan saja tapi target rasio elektrifikasi masih belum terpenuhi, bahkan masih terdapat dibeberapa wilayah yang gelap gulita. “Pembangunan infrastruktur hanya merupakan salah satu pilar untuk mendukung sila Keadilan Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Suara Pakar Opini

Sosial. Dengan dimulainya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang baik, dapat dijadikan sebagai modal dasar di daerah untuk pembangunan sektor lainnya,” papar Pudji. Ia berharap dengan adanya pemba­ngunan infrastruktur ketenagalistrikan di seluruh daerah, akan menjadi pemicu berkembangnya infrastuktur lain menjadi makin baik, serta daerah tersebut harus terus mengembangkannya. Ia mengibaratkan, pembangunan infrastruktur yang sudah direncanakan dengan matang akan menjadi pondasi yang kuat bagi suatu wilayah. Selain untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, juga mendorong investasi serta pemerataan industri yang berdampak bagi terciptanya lapangan kerja dan kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut. “Dengan pembangunan dan perencanaan, infrastruktur ketenagalistrikan diseluruh daerah nantinya mempunyai multiplier effect yang menjadi bola salju membawa Indonesia menjadi negara maju,” tegasnya. Jika dilihat, sebenarnya pada 2019, Indonesia tidak terlalu butuh 35.000 MW karena pertumbuhan listrik dengan pertumbuhan ekonomi belum berjalan beriringan. Sehingga buat apa listriknya berkecukupan akan tetapi tidak dapat diserap dengan maksimal. Sesuai dengan perhitungan, ia meng­ungkapkan, pertumbuhan listrik di 2015-2019 estimasinya sekitar 7%, sementara yang fakta yang terjadi pertumbuhan listrik di 2015-2017 kurang lebih sekitar 5%. Sementara jika ingin mengejar 35 ribu MW, maka pertumbuhan listrik dari 2015-2017 seharusnya sekitar 5,5%, itupun dengan catatan di 2018-2019 esok pertumbuhan listriknya bisa diatas 6%. “Jadi, memang dalam dua tahun ini pertumbuhan listriknya harus naik menjadi di atas 7%. Jika kita lihat pertumbuhan listriknya rata-rata sekitar 5%, maka paling tidak dibutuhkan sekitar 15.000-18.000 MW www.listrikindonesia.com

hingga 2019 mendatang,” imbuhnya. Selain itu, ada pembangkit yang sudah dieksekusi sebelumnya mulai masuk ke sistem di 2018 atau 2019. Namun, ia memprediksi kalau pembangkit 35000 MW sendiri sebagian besar baru akan masuk tahap kontruksi pada 2020 ataupun 2022. Ia mengungkapkan, dari pembangkit listrik swasta (IPP) yang sudah melakukan PPA, seharusnya mulai kontruksi di 2017 kemarin, namun akibat masih terdapat beberapa kendala, sehingga mengalami kemunduran. “Yang mungkin terjadi nanti bisa memulai ke fase kontruksi di 2022, jadi mayoritas pembangkit yang akan dibangun nggak masuk sistem di 2019,” prediksinya. Sebenarnya keterlambatan seperti ini, cukup menguntungkan bagi PLN, sebab jika pembangkit yang dicanangkan hingga 2019 itu terealisasi semua, pastinya PLN bakal over supply. Jika dilihat di 2020, reserve margin-nya bisa mencapai 40%, tentunya ini bukan kondisi yang ideal bagi PLN, terlebih lagi jika hal itu terjadi di Pulau Jawa. “Keterlambatan ini ada baiknya, sebab PLN dapat mengelola reserve margin-nya dengan baik. Artinya PLN tidak perlu mencari pendanaan terburu-buru untuk membangun jaringan transmisi yang ada di dalam perencanaan, sebab PLN masih punya waktu untuk mengalkulasi ulang kebutuhan pembangkit yang seharusnya dibangun olehnya (10 ribu MW),” ungkap­nya.

Perkembangan EBT Melihat perkembangan pembangunan Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia, Pudji menilai hal itu tidak dilakukan dengan konsisten dan dalam skala yang besar. Artinya, penambahan kapasitas pembangkit EBT di Indonesia timur masih sangat terbatas. “Mungkin hanya beberapa project yang berskala besar seperti PLTMH dan PLTP. Sementara lainnya belum berskala besar (PLTS, PLTBayu, PLTSampah,

87


Opini

Suara Pakar

PLTBiomassa, PLTBiogas, dan sebagainya). “Katanya pembangunan EBT lebih meng­arah ke Indonesia timur, namun realitas belum seperti itu,” jelas Pudji. Ia mengatakan, sebenarnya masalah utama pembangunan EBT, yang pertama adalah persepsi. Persepsi dari PLN maupun policy maker yang mengatakan bahwa EBT itu mahal, dan persepsi ini muncul karena jika dilihat proyek-proyek EBT yang dikembangkan seperti hydro dan geothermal itu BPP-nya lebih tinggi daripada pembangkit listrik berbahan bakar batu bara. Tentunya hal ini harus dilihat kembali kasus per kasusnya. Pasalnya, jika dilihat sumber EBT itu banyak, ada angin, air, sampah, matahari, arus laut, biomassa, dan biogas. Sebenarnya BPP dari pembangkit biomassa itu bisa lebih kompetitif, asalkan jika dikembangkan dengan konsisten. Hanya saja yang menjadi kendala, pembangkit biomassa berskala kecil-kecil, jadi pengembangannya harus dilakukan dengan strategi yang berbeda ketimbang PLTU. “Beberapa analisis memprediksi, bahwa harga listrik dari EBT itu sangat mungkin lebih murah dari bahan bakar fosil, tapi yang harus dilakukan oleh Pemerintah dalam waktu 1-2 tahun ini melakukan pengembangan dengan skala besar. Tidak mungkin kita mendapatkan harga EBT yang kompetitif jika kelas pengembangannya masih dibawah 10 MW,” ungkapnya menambahkan. Lebih jauh ia menegaskan, seharusnya pemerintah berusaha mencapai puluhan bahkan sampai ratusan MW, sehingga dalam waktu katakanlah 3-4

88

Dengan dimulainya pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang baik, dapat dijadikan sebagai modal dasar di daerah untuk pembangunan sektor lainnya. tahun menghasilkan pembangkit sekelas 1 Gigawatt (GW) dapat tercapai. Sekarang hydro sudah mencapai GW totalnya sekitar 3,6 GW, sementara panas bumi totalnya saat ini baru mencapai 1,8 GW. Karakter investasi EBT yang lain seperti surya (matahari), angin, biomassa, berbeda dengan hydro dan geothermal. Tenaga surya punya potensi luar biasa besar, di banyak negara, harga listrik dari PLTS itu jauh di bawah harga PLTU batu bara. Seperti di India contohnya, harga listrik dari tenaga matahari di bawah US$4 cent per kwh, ini lebih kompetitif diban­ ding batu bara yang mencapai US$6 - US$8 cent per kwh, tapi tergantung kapasitas pembangkitnya. Dirinya berkeyakinan, harga listrik yang dihasilkan dari pembangkit EBT bisa lebih rendah dari pembangkit bahan bakar fosil. “Saya yakin harga listrik EBT bisa jauh lebih kompetitif dibanding PLTU batu bara, asalkan Pemerintah melakukan dengan konsisten,” tandasnya. n

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


EDISI

64

GRAMEDIA GUNUNG AGUNG AGENCY SELURUH INDONESIA BERLANGGANAN: Jakarta +62 21 548 2711 | Surabaya +62 31 5053 247


Opini

Sorot

BELUM 100%

ELEKTRIFIKASI SUDAH TINGGI Indonesia beranjak memasuki usia ke-73. Beragam pencapaian pembangunan perlu mendapat­kan apresiasi. Akan tetapi, ketertinggalan yang ada sesegera mungkin dibenahi. Salah satunya, sektor ketenagalistrikan. Sebagai kado Kemerdekaan RI, pemerintah pun mentargetkan realisasi rasio elektrifikasi sebesar 97,5% di 2018.  TURIMAN

P

SOFYAN

residen Pertama RI Soekarno pernah menyatakan, “Gerak adalah sumber kehidupan, dan gerak yang dibutuhkan di dunia ini bergantung pada energi, siapa yang menguasai energi dialah pemenang”. Jelas, betapa pentingnya peran energi listrik dalam mendorong dan meningkatkan daya saing sebuah bangsa di pentas dunia, termasuk Indonesia. Seperti kita ketahui, Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Ibarat dua sisi mata uang, sekitar 17 ribu

90

pulau yang dimiliki bangsa ini, di satu sisi merupakan sebuah anugerah. Tetapi di sisi lain, menjadi tantangan dalam melakukan pemerataan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkeadilan. Sebagai contoh, negara yang memiliki garis pantai terpanjang se-Asia Tenggara, kurang lebih 810 ribu km dengan luas daratan sekitar 3,1 juta km2 persegi, dan dihuni penduduk mencapai lebih 250 juta jiwa yang mendiami 65 ribu desa, belum sepenuhnya menikmati aliran listrik.

Jauh Tertinggal Menyitir tulisan M Hibatul Ghazi, di laman bem.ft.ugm.ac.id, “Krisis dan Kebutuhan Listrik Indonesia”, menyatakan dari data Pusat Konservasi Energi Jepang pada 2011, konsumsi listrik Indonesia sebesar 2.251 kWh per kapita atau jika dinyatakan dalam PDB akan sebesar US$572 per kapita. Sebagai perbanding­an, PDB di China sebesar US$2.140 per kapita atau sebesar 3.441 kWh per kapita dalam satuan daya. Nilai konsumsi listrik di Indonesia masih di bawah rata-rata konsumsi Asia Tenggara, yaitu sebesar US$914 per kapita atau 2.655 kWh per kapita. Meskipun permintaan listrik di Indonesia setiap tahunnya terus bertambah, tetapi dengan jumlah penduduk kurang lebih 250 juta jiwa, negara kita masih mengandalkan pasokan listrik sebesar 35,33 GW. Sangat timpang jika diban­ dingkan dengan Malaysia yang berpenduduk sekitar 29 juta jiwa namun pasokan listriknya sebesar 28,4 GW. Pasokan listirk Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Sorot Opini Singapura bahkan jauh memimpin rasio­ nya, dengan jumlah penduduk kurang lebih 5,3 juta jiwa dan pasokan listrik 10,49 GW. Pasokan listrik yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk ini berdampak pada belum sampainya akses listrik pada 40 juta penduduk dan 9,5 juta kepala keluarga di Indonesia. Rasio elektrifikasi negara tetangga yang mencapai 96% sangat jauh jika dibandingkan elektrifikasi Indonesia yang sebesar 76% pada 2015, meskipun masih lebih tinggi daripada India, tapi kita masih kalah dengan Thailand, Malaysia, dan Singapura. Rasio elektrifikasi sangat bergantung pada pembangunan pembangkit listrik dan infrastruktur distribusinya. Pembangunan ini berkendala pada pembiayaan, pembebasan lahan, dan perizinan yang belum mempunyai standar baku. Batu bara masih dipilih sebagai solusi karena suplai bahan bakarnya relatif lebih stabil.

Hilangkan Monopoli Memang secara jangka pendek mengejar elektrifikasi dan pemenuhan demand listrik menggunakan pembangkit batu bara akan lebih efisien karena energi dibutuhkan dalam waktu secepat mungkin. Akan tetapi, maraknya pembangunan pembangkit untuk mengejar target proyek 35.000 MW, jangan sampai lupa untuk memacu juga semangat perkembangan teknologi energi alternatif. Energi alternatif masih menyimpan potensi yang sangat besar jika dapat dikelola dengan baik. Potensi ini masih besar karena Indonesia merupakan salah satu kawasan geothermal di dunia, selain itu masih banyak sumber-sumber lain se­ perti matahari, gelombang laut, mikrohidro, atau angin. Pekik Argo Dahono, Profesor dari Institut Teknologi Bandung (ITB), mengatakan saat ini perkembangan ketenagalisitrikan di Indonesia sudah banyak kemajuan, walaupun masih jauh dari ideal. “Walaupun belum 100%, rasio elektrifikasi sudah cukup tinggi. Penyediaan listrik masih dimonopoli PLN sehingga semangat kompetisi dan semangat to be the best tidak ada. Sayangnya juga, penguasaan industri ketenagalistrikan di Indonesia sangat lamban sehingga masih banyak yang import,” ujarnya kepada Listrik Indonesia, beberapa waktu lalu. Selain itu, Pekik menambahkan, konsumsi listrik per kapita Indonesia juga masih rendah. Kita mesti rajin kampanye www.listrikindonesia.com

“using more electricity to save energy”. Jika industri dan transportasi yang saat ini banyak mengandalkan BBM dan gas bisa diubah menjadi listrik, maka kita akan menghemat energi secara nasional. “Ketergantungan pada batu bara dan BBM harus kita kurangi secara bertahap. Banyak sumber energi terbarukan seperti panas bumi dan hidro yang belum dimanfaatkan secara maksimum,” tegas Pekik. Ia melanjutkan, secara bertahap, penyediaan listrik yang dimonopoli oleh PLN harus dihilangkan. Sebelum beralih ke pasar bebas, mungkin tahapannya berubah dari monopoli menjadi oligopoli. “Selama masih monopoli, akan susah berharap sistem kelistrikan kita berlari se­perti di negara maju. Perlu ada keberpihakan yang lebih besar pada industri peralatan listrik dalam negeri,” tutur Pekik. Potensi sumber energi terbarukan di Indonesia sebenarnya sangat besar, terutama panas bumi dan hidro. Potensi energi terbarukan juga seperti angin, matahari, dan biomassa juga cukup besar. Sayangnya, potensi itu banyak yang terletak jauh dari pusat beban, sehingga diperlukan saluran transmisi yang panjang dan mahal. Tetapi jika kita ingin menyatukan Indonesia dan ingin mandiri energi, keberadaan tol listrik atau transmisi antar pulau mutlak diperlukan. “Kendala pengembangan energi baru terbarukan (EBT) adalah keberadaannya yang jauh dari pusat beban. Selain itu sumber energi terbarukan seperti matahari dan bayu sifatnya tak menentu. EBT bisa dimanfaatkan secara maksimum jika kita punya tol listrik. Harus ada regulasi atau mekanisme bisnis yang lebih adil bagi semua pihak, baik untuk PLN, investor, maupun konsumen yang untuk mendorong penggunaan EBT,” ungkap Pekik.

Terus Berkomitmen Di sisi lain, pemerintah saat ini tengah bergerak cepat dengan berkoordinasi secara aktif dan insentif menyusun peraturan lanjutan yang diperlukan dalam rangka mendukung pemanfaatan sumber energi baru terbarukan untuk penyediaan tenaga listrik. Pemerintah juga memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan ketahanan listrik di wilayahnya, terutama bagi daerah yang belum berlistrik. Di tengah semua kendala yang dihadapi di lapangan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terus berkomitmen untuk memenuhi kebu-

Dengan penduduk 250 juta jiwa, kita masih mengandalkan pasokan listrik sebesar 35,33 GW. Sangat timpang jika di­ bandingkan dengan Malay­sia yang ber­­pen­duduk 29 juta jiwa, namun pasokan listriknya 28,4 GW. tuhan listrik, mewujudkan energi yang berkeadilan di seluruh wilayah Indonesia, terutama untuk menerangi wilayah timur nusantara. Peningkatan rasio elektrifikasi pun menjadi salah satu target utama Pemerintah dalam menjalankan program di sektor ESDM. Menteri ESDM Ignasius Jonan menargetkan rasio elektrifikasi akan menembus angka 99% hingga akhir tahun 2019 nanti. “Prognosa ini berdasarkan analisa laporan perhitungan rasio elektrifikasi di tahun 2017 dan target di tahun 2018 sebesar 97,5%,” ujar Menteri ESDM di Jakarta (27/4). Jonan menuturkan, rasio elektrifikasi nasional tahun tahun 2017 tercatat sebesar 95,35%. Rasio elektrifikasi ini menggambarkan jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibandingkan dengan jumlah rumah tangga nasional. Sebanyak 62,5 juta atau sekitar 93,03% rumah tangga teraliri listrik dari PLN, sementara 1,5 juta atau 2,32% rumah tangga mendapat listrik dari off-grid non PLN yang dibangun oleh Pemerintah Daerah, Swasta, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, dan rumah tangga berlistrik tanpa kWh meter. Lantas, akankah pencapaian realisasi rasio elektrifikasi sebesar 99% di tahun 2019 akan tercapai? Menjawab hal tersebut, Pemerintah melakukan beberapa terobosan (breakthrough) dalam melistriki hingga ke pelosok negeri. Untuk wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN, Menteri Jonan mendorong untuk dapat segera dilistriki. "Wilayah Papua misalnya, bikin independent-grid sendiri asal kepala daerah setuju. Kalau tidak (segera dialiri listrik) kita tidak akan mencapai rasio elektrifikasi 100%," ujar Jonan. Semoga saja!!! n

91


Review

Asosiasi

PRODUSEN LOKAL HARUS

BERANI BERSAING Masuknya peralatan kelistrikan dari luar negeri perlu pengawasan ketat, sementara proyek strategis kelistrikan nasional perlu lebih melibatkan produsen lokal. Kemampuan industri lokal tak diragukan lagi, segala kebutuhan proyek kelistrikan Tanah Air dapat dipenuhi. 

CANDRA WISESA

B

erawal perkembangan proyek kelistrikan nasional, menciptakan kebutuhan peralatan listrik dalam skala yang lebih luas. Asosiasi Produsen Peralatan Listrik Indonesia (APPI) dibentuk sebagai wadah aktivitas produsen peralatan listrik lokal, dengan tujuan produknya menjadi tuan tumah di negerinya sendiri. APPI fokus pada enam sektor industri yakni industri panel, transformer, meter, generator motor dan komponen instalasi dan lengkapan instalasi kelistrikan. Sebagaimana mestinya tugas asosiasi, APPI bertanggungjawab untuk melindungi anggota-anggotanya dari segala bentuk pengabaian di negerinya, juga mendukung pada aktivitas produksi, maupun pemasaran dengan cara memberi informasi proyek secara update. “Pada tahun tujuhpuluhan belum ada satu pun produsen peralatan listrik di Indonesia, yang ada hanya pabrik panel listrik saja. Di tahun 1976 kami bentuk asosiasi yang dinamai Asosiasi Pembuatan Panel Listrik Indonesia diprakarsai oleh 16 perusahaan yang bergerak di bidang panel listrik. Berjalannya waktu sekarang

92

ini sudah ada 140 lebih perusahaan yang menjadi anggota APPI,” Supardji Soekowati, Sekretaris Eksekutif menceritakan secara singkat awal terbentuknya APPI kepada Listrik Indonesia. Merebaknya barang impor di sektor listrik Tanah Air, tentu menjadi pemicu produsen lokal banyak yang gulung tikar. Padahal, Menteri Perindustrian telah mengeluarakan aturan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 54M-IND/PER/3/2012 Tentang Pedoman Penggunaan Produk Dalam Negeri Untuk Infrastruktur Kete­naga­­listrik­ an. Didukung pula oleh Peraturan Menteri ESDM Nomor 2 Tahun 2018 tentang Pemberlakukan Wajib Standar Nasional Indonesia di Bidang Ketenagalistrikan. Menurut Supardji Soekowati, sejauh ini produk peralatan listrik lokal lebih dominan menyerap proyek dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Seharusnya, tak cuma mewajibkan pemakaian alat listrik lokal pada proyek PLN saja, tapi harus dapat lebih menyerap proyek infrastruktur lainnya seperti bandara dan pelabuhan. Jika proyek infrastruktur lebih mempercayai

produk kelistrikan asing, kondisi ini bisa berdampak negatif bagi perkembangan industri peralatan listrik Indonesia. “Sejauh ini terus saling koordinasi dengan pemegang proyek infrastruktur lainnya, juga melakukan sosialisasi produk apa saja yang kita punya,” ucapnya. Lanjut, Ia menerangkan, persaingan yang kompetitif di dalam negeri, membuat para produsen berlomba-lomba membuat barang yang berkualitas dengan harga yang bersaing. Sebagai pihak yang netral peran APPI demi keberlangsungan usaha anggotannya sangat penting, informasiinformasi tender proyek Ia sampaikan kepada para anggotanya agar setiap anggota dapat ikut dalam tender proyek tersebut. “Dalam urusan bisnis anggota, APPI tidak terlibat karena khawatir ditengarai sebagai koordinator kartel. Kami hanya mensupport agar anggota tidak mempersulit dirinya untuk ikut tender apapun, Biar mereka ikut tender secara fair sehingga proyek juga cepat terlaksana,”terangnya. “Bisnis di sektor ketenagalistrikan persaingannya cukup ketat, hampir setiap Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Asosiasi negara sudah mampu membuat alat. Jadi produsen lokal harus berani bersaing dengan meningkatkan kualitas mutu dan saya yakin kita bisa,” tegas Supardji. Memenuhi kebutuhan ketenagalistrikan nasional menjadi fokus dan tanggungjawab APPI terhadap bangsa. Baginya, pemerintah sudah membuka ruang yang cukup untuk produsen lokal dengan adanya peraturan terkait Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Disisi lain, dirinya tak menampik jika untuk peralatan listrik dengan skala besar semisal turbin yang memerlukan teknologi canggih, barang tersebut masih harus di impor. “Inilah yang harus lebih didalami lagi oleh produsen lokal yakni soal inovasi teknologi,” tuturnya. Tentang TKDN Ia menjelaskan, salah satu persyaratan tender ialah harus memenuhi pencapaian TKDN yang dibuat pemerintah persentasenya. Setiap anggota APPI wajib mendaftarkan atau di cek produknya di lembaga Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) Kementerian Perindustrian. Selain itu, standar nasional perlu diperketat agar para pelaku industri membuat barang yang berkualitas dan hal ini dapat menekan keran impor. “Pemerintah menargetkan 45% untuk TKDN, anggota kami sudah banyak yang melebihi dari target tersebut bahkan sampai 80% kandungan lokalnya,” ujar Supardji. Seberapa Penting SNI? Baginya standarisasi nasional menjadi satu-satunya alat untuk melindungi produk lokal dari gempuran produk asing, serta bertujuan melindungi konsumen di dalam negeri. Namun, dari sektor pengujian dalam hal ini laboratorium uji harus menambah kapasitas dan kualitas. Dari beberapa sumber mencatat, di Indonesia masih 80 laboratorium uji. Untuk peralatan listrik seperti transformer misalkan, terkadang laboratorium uji belum sanggup melakukan uji untuk transformer yang mempunyai tegangan tinggi, otomatis untuk melakukan uji tersebut produsen harus mengirmnya ke luar negeri yang mempunyai laboratorium daya uji yang besar. “Kalau boleh di contohkan seper­ ti China, mereka alat ujinya lengkap. Seharusnya, Indonesia bisa meniru agar produsen dapat melakukan efisiensi karena uuntuk uji produk biayanya besar,” jelasnya. Regulasi yang Harus Dibenahi? www.listrikindonesia.com

Review

Dari kiri depan: Supardji Soekowati, Karnadi Kuistono, dan jajaran pengurus APPI.

Sejauh ini produk peralatan listrik lokal lebih dominan menyerap proyek dari PLN. Seharusnya, harus dapat lebih menyerap proyek infrastruktur lainnya, seperti bandara dan pelabuhan. Supardji menyampaikan, regulasi ketenagalistrikan saat ini sudah menjawab semua atas personal-persoalan ketenaga­ listrikan. Namun sayang, koordinasi antara pihak belum terjalin dengan kuat, sehing­ga proteksi arus keluar-masuk barang masih lemah. Ia mencontoh­kan, di Malaysia setiap pembuatan kebijakan melibatkan semua pihak, jadi negaranya mampu menekan angka impor. Ditambah, investasi dalam negeri sudah over capacity, maksudnya jumlah kesanggupan produksi dengan permintaan masih belum seimbang. “Yang perlu diperbaiki lagi ialah sektor industri hulu ini yang menjadi tantangan bagi negara kita untuk memperbaikinya. Jika, ini baik kita tak perlu impor bahan baku dan pendapatan negara tentu akan meningkat,”katanya. Menurutnya, tantangan industri peralatan listrik dalam negeri perlunya kepastian pemerintah dalam menetapkan jenis atau persyaratan teknis dalam suatu barang kelistrikan. Antara pemerintah dan pelaku usaha seharusnya dapat saling merangkul dan bekerjasama untuk mengatasi masalah-masalah yang ada, dengan kata lain perlu dibuat kebijakan yang lebih mendukung produk dalam negeri.

APPI Menuju Industri 4.0 Industri telah mengalami revolusi, dan sekarang kita memasuki era industri 4.0, Apakah yang dilakukan APPI sudah cukup dalam menghadapi era globalisasi dan digitalisasi?

Industri 4.0 era dimana menghasilkan pabrik cerdas, segala sistem pengawasan, pengoperasian hingga pemeliharaan dapat dikerjakan secara otomatis dengan menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Di samping itu, era globalisasi juga sedang berjalan, dimana akan mempermudah arus modal, barang dan tenaga kerja diseluruh dunia. Peranan standar dan sertifikasi menjadi sangat penting sebagai enabler untuk memasuki arus barang dan tenaga kerja global. Lebih jauh Ia mengatakan, berat memang menuju industri 4.0 karena diperlukan pemikiran yang mendalam dan upaya luar biasa untuk mengejar ketinggalan itu. Namun, ada kepercayaan di dalam APPI bahwa kerjasama dan semangat persatuan dalam wadah APPI, pihaknya yakin seluruh anggota dapat meningkatkan kemampuan industrinya guna mencapai Industri 4.0. “Hal ini dengan menerapkan industri 4.0 tentunya akan berdampak pada lingkungan bisnis, ekonomi, dan profil tenaga kerja yang lebih baik,” ucapnya. Supardji mewakili APPI berharap, adanya program 35 GW cepat tercapai sehingga melalui jaringan listrik dapat mencerdaskan bangsa dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Begitu juga dengan peran asosiasi lainnya yang semangat untuk menyelamatkan produk lokal. Industri lokal dapat lebih mengambil peranan terhadap pembangunan yang sedang berlangsung. n

93


Korporasi

Review

SPIRIT MERAH PUTIH

POWERINDO

Perjalanan PT Powerindo Prima Perkasa dalam memperkuat infrastruktur ketenagalistrikan, ditunjukkan dengan fokus selama hampir 13 tahun menjadi mitra PLN dan siap men-support program 35.000 MW. Termasuk, pembangunan 46.000 Kms jaringan transmisi. Didukung produk dengan teknologi tinggi dan berkualitas, terus berusaha memberikan kontribusi positif bagi dunia kelistrikan. Apa keinginan terbesar dari produsen anak negeri ini? ď ľ

DEDDY HASSAN

D

irektur Produksi dan Operasional PT Powerindo Prima Perkasa, Freddie Wibowo, didampingi Deputy Marketing Director, Hanike Adista Putri dalam wawancara dengan Listrik Indonesia, mengungkapkan visi, misi, dan harapannya dalam mengambil peran penting di infrastruktur ketenagalistrikan. Dalam paparannya, dia mengungkapkan, PT Powerindo Prima Perkasa didirikan pada 2006. Di tahun

94

2013, PT Kreatif Sheett Metal Solusi yang pada awalnya melakukan aktivitas sebagai sarana pemasok jasa industri dan produk metal, bertransformasi dengan mengubah nama menjadi PT Powerindo Prima Perkasa (Powerindo). Hasilnya, setelah melalui pembahasan, perencanaan, dan melakukan research & development selama lebih dua tahun, manufaktur lokal ini berhasil memperoleh ke­percayaan dan alih teknologi dengan kemampuan Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Korporasi

Hanike Adista Putri Deputy Marketing Direcor PT Powerindo Prima Perkasa

memproduksi Fuse Cut Out dan Lightning Arrester (antipetir). “Dengan semangat mengusung produk lokal perusahaan ini terus berkembang dan sukses menjadi produsen Lightning Arrester dan Fuse Cut Out berbahan polymer pertama di Indonesia. Pada 2015, dengan melakukan penelitian mendalam, Powerindo mulai memproduksi Isolator dan Lightning Arrester class 2. Pengembangan terus dilakukan, sehingga di tahun yang sama mulai memproduksi Isolator Tarik dan Isolator Tumpu berbahan polymer,” papar Freddie. Lebih jauh dia mengungkapkan, terkait dengan pembangunan jaringan transmisi untuk mendukung program 35.000 MW yang dikatakan oleh pemerintah dan PLN dimana akan membangun jaringan transmisi 46.000 Kms dari 150kV sampai 500kV. Kesempatan ini tentunya akan digunakan oleh Powerindo untuk dapat memberikan kontribusi positif guna mewujudkan infrastruktur yang andal dan berkeseinambungan. Terkait dengan penggunaan material polymer untuk isolator, dengan lugas dia menjelaskan dari hasil riset dan pengembangan terbukti bahwa polymer atau komposit jauh lebih unggul dibandingkan dengan porselen. Dengan alasan ini, sehingga di 2015 Powerindo mulai memproduksi isolator berbahan polymer/komposit khusus yang komposisinya dikembangkan untuk bisa tahan terhadap ultra violet, terhadap polutan dan penggaraman di pinggir laut. Seperti diketahui bahwa jaringan transmisi yang terpasang di daerah pinggir laut sangat rentan terkena korosi, dan di daerah industri berpotensi kena polutan, sehingga diperlukan komponen material yang tahan terhadap kondisi lingkungan tersebut dan memiliki lifetime yang panjang (20-30 tahun). Material polymer ini juga tentu akan mengurangi gangguan/losses pada ja­ringan. Powerindo sudah memproduksi isolator berbahan komposit/polymer khusus ini, dan sudah sangat proven. www.listrikindonesia.com

Review

Terkait penggunaan material polymer untuk isolator, hasil riset dan pengembangan membuktikan bahwa polymer atau komposit jauh lebih unggul dibandingkan dengan porselen. “Banyak keunggulan dan nilai tambah yang diberikan dengan menggunakan poymer ini. Sebagai gambaran, dari sisi beratnya akan sangat jauh bisa berkurang lebih dari 70% dibanding berbahan dasar porselen Dengan demikian maka dalam memasang di tower transmisi dengan menggunakan Isolator berbahan polymer jauh lebih mudah karena berkurangnya jumlah berat yang sangat signifikan antara 70-80 %,” jelas Freddie. Sementara itu, Deputy Direktur Marketing Hanike Adista Putri menambahkan, kehadiran Powerindo selain pabrik yang memproduksi MDU ( material distribusi utama), yaitu Fuse Cut Out , Lightning Arrester, Isolator TM dan PHBTR juga menjadi satu-satunya pabrik lokal di tahun 2017 (sudah memiliki SPM dari Pusertif) yang memproduksi material Isolator HV untuk 70 kVdan 150 kV untuk jaringan transmisi. "Jadi dari tahun 2006 berdiri dengan nama PT Kreatif Steel dan tahun 2013 berganti nama menjadi Powerindo dan jajaran manajemennya berubah. Tahun 2013 memulai perjalanan dengan produk FCO dan LA dan ini merupakan satu-satunya pabrikan lokal yang mampu bersaing dengan impor dengan kualitas yang sama dan harga kompetitif," jelas Hanike Adista. Mimpi terbesar Hanike sebagai seorang marketing adalah dengan mengusung semangat merah putih akan menjadikan produk lokal produksi anak negeri menjadi memasok kebutuhan infrastruktur kelistrikan terbesar di negeri sendiri. “Dengan spirit Merah Putih, Powerindo membuktikan komitmennya dengan memproduksi produk lokal yang berkualitas seperti Isolator. Ini merupakan wujud dukungan terhadap kebijakan PT PLN (Persero) Dalam Mendukung Produksi Dalam Negeri di lingkungan PLN serta dapat menciptakan kesejahteraan rakyat Indonesia dan terus memberikan kontribusi bagi kelangsungan pasokan listrik di Tanah Air,” pungkas Hanike Adista menutup wawancara dengan Listrik Indonesia. n

95


Feature

Tekno

STUDY ON DIFFERENTIAL EXPANSION

AFTER 150 MW UNIT TRIP As a result of PT. GH EMM INDONESIA burning brown coal, which is high moisture (52%), high volatile and low calorific value. Coal dryer system is used to reduce the coal moisture and improve coal calorific value. Due to the operation of the coal drier system, the differential expansion of the unit is affected. Since unit 2 have been put into production, the value of LP cylinder differential expansion was huge. In this paper, through the sliding parameter shutdown of unit 1 and unit 2 under situation of all auxiliary power loss, analyze para­ meters of steam turbine and put forward some control measures. ď ľ

ZHAO ZHIGANG, FU TAO PT. GH EMM INDONESIA

1. The introduction The rotor and cylinder are subjected to great thermal stress, when the working conditions of the unit varys greatly, resulting in a large thermal deformation and expansion difference. The expansion of the rotor is greater than that of the cylinder, and its relative expansion difference is called positive expansion difference. However, when the turbine shutdown or rapidly reduces the load, the rotor cools faster, and its contraction is faster than that of the cylinder, resulting in negative expansion. If the relative expansion difference exceeds the limit value, it will cause the clearance of the moving parts and the static components of the steam turbine disappear, resulting in friction between the moving and the static components, may cause the unit vibration increase, even the blade fracture accident or the big shaft bend accident etc. Therefore, in the process of steam turbine startup, accident and shutdown, it is necessary to

96

closely monitor and control the LP and HP cylinder differential expansion within the specified range. [1]

2. Differential Expansion

t/h, this time a large number of steam to coal dryer, a small amount of steam to LP cylinder, lead to the stage in the end of LP cylinder, which differential pressure between inlet and outlet will decrease. Through the nozzle, the expansion ability of steam will reduce or steam does not expansion. It causes the speed of steam from the nozzle less than the speed of the turbine rotor at a linear velocity, creates friction between the steam and the rotor, the LP rotor temperature increases, the LP differential expansion increases.

2.1. The effect of coal drier extraction steam on LP differential expansion Our company's coal dryer system use steam dry raw coal, steam is from the No.4 section extraction steam of turbine, extraction steam pressure 0.5-0.55Mpa, extraction steam temperature 320350oC, 4 coal driers on operation extraction steam flow rate is about 75t/h. 3. Differential Expansion Analysis The turbine type: C135/N15013.24/535/535/0.69, super-high pres3.1. Analysis of the Expansion Difference of the Unit during all sure, two-casing, reheating, tandem Auxiliary Power Lost compound, double flow and condensing turbine. Steam turbine rated load 3.1.1. Stage 1: from the unit trip to the 150MW, rated steam capacity 500t/h. steam turbine speed 0. From figure When the load is low, for example 1, it can be seen that at moment of 80 MW, main steam flow rate 270 t/h, the turbine trip, the speed of the dry coal extraction steam flow rate 75 steam turbine is over 3000 rpm.

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Tekno Feature at ambient temperature. In summary, the rotor is heated and the cylinder is cooled, so the differential pressure expansion continues to increase. The difference in expansion of the LP cylinder of Unit 1 decreased, but that of Unit 2 increased. The reasons analysis are as follows:

Fig.1 Unit 1 trip on March 27, 2017

Fig.3 Unit 1 trip on March 27, 2017

l Because unit 2 has coal drier system, and unit 1does not, and the coal drier pipeline steam leaks from the LP governor valve to the turbine. In Fig.4, it can be seen from the temperature of the inner wall of the IP cylinder of Unit 2 that the temperature of the inner wall of the IP cylinder increases after the turbine speed reaches 0, indicating that there is a small amount of steam return and continuously heating the IP cylinder. Another proof for steam leakage is that the idle time of unit 2 is longer than unit 1. Therefore, the leakage of LP governor valve leads to a rise in differential pressure expansion. l After the vacuum is broken, the LP cylinder pressure is atmospheric pressure and the saturation temperature is 100o C. Before the unit shutdown, the condenser vacuum is -93 kpa and the saturation temperature is 40oC. The latent heat of vaporization of steam and drain water raise the temperature of the LP cylinder and rotor. The increase in the temperature of the LP cylinder is the cause of the slowly decrease in the LP differential expansion of Unit 1 and 2.

Fig.2 Unit 2 trip on March 27, 2017

Due to the Poisson effect, the rotor of LP cylinder becomes shorter, the differential expansion of LP cylinder decrease. And then, with the rapid reduction of turbine speed, due to the Poisson effect, the rotor becomes longer, and the differential expansion of HP and LP cylinder increased. Finally, with the turbine rotor cooling, the differential expansion of the LP cylinder decreases. And Fig. 2 the differential expansion of the LP cylinder is abnormal, we analyze it in 3.1.2. 3.1.2. After the second stage rotation speed reaches 0, the phenomenon is that the expansion difference www.listrikindonesia.com

Fig.4 Unit 1 trip on March 27, 2017

of the HP cylinder rises, and the differential expansion of the LP cylinder decreases; From Fig. 1 and Fig. 2, it can be seen that the difference in the HP expansion of the two units continues to rise, because the pressure of the high pressure cylinder continues to drop and the saturated temperature of the steam also decreases. The steam releases latent heat of vaporization and heats the rotor. For example, the unit load 85MW, the governing stage pressure about 5 Mpa, and the saturation temperature 260o C. When the unit trips, the pressure in the HP cylinder drops, the pressure in the cylinder is 0.1 Mpa, the saturation temperature is 100o C. In addition, due to poor insulation, the HP cylinder is cooled

4. Conclusion Through the above analysis: due to the high base value of unit 2 LP expansion difference, after all auxiliary power loss, the LP cylinder expansion difference rose rapidly, it is likely to exceed the alarm value of +6.5 mm. In history curve, when LP differential expansion is +7 mm, Unit 2 turning gear current rose from 9A to 11A, it means there is friction inside turbine. Therefore, it is recommended that the unit 1 supply steam to coal dryer. If unit 1 can not, when unit 2 supply steam to coal drier, it will be beter that unit 2 takes a higher load, which can control the LP expansion difference at a low level. Another thing is that during unit maintenance check to see if there is leakage in the LP governor valve of unit 2. n Tel +62 815-3290-5998 E-mail: light1luke@163.com

97


FOTO: EDITED/R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Feature Inovasi

LAMPU SEHEN

WUJUD ENERGI BERKEADILAN

E Seiring perkembangannya, lampu diciptakan tak hanya untuk memenuhi kualitas penerangan saja. Produsen lampu kini berlomba-lomba membuat lampu yang tahan lama dan hemat energi, di tahun 2017-2018 jenis Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) atau dikenal Lampu Super Ekstra Hemat Energi (SEHEN) diperkenalkan di Indonesia, tujuannya untuk memenuhi pemerataan penerangan daerah yang belum teraliri listrik. ď ľ

98

CANDRA WISESA

volusi teknologi lampu dari masa ke masa selalu mengalami perkembangan signifikan, lampu listrik pertama sejak ditemukan pada 1879 oleh Thomas Alpha Edison di laboratorium Edison-Menlo Park, Amerika Serikat berupa lampu pijar. Selanjutnya, teknologi berkembang hingga lampu jenis LED (Light Emiting Diode) diciptakan, seiring perkembangan LED, produsen lampu telah merancang LED untuk dapat menghasilkan cahaya yang lebih besar dengan pemakaian listrik yang tetap kecil. Saat ini banyak sekali dari jenis lampu, semisal untuk lampu neon dengan berbagai macam jenis seperti TL, CFL, CCFL dll. Lampu jenis LED pun diproduksi massal dan tersebar di kota-kota besar atau daerah yang teraliri listrik. Pola pikir produsen lampu pun berubah, yang dahulu hanya memproduksi lampu bertenaga listrik hingga membuat lampu yang hemat energi. Lalu, bagaimana pijaran lampu juga dapat dirasakan oleh masyarakat yang tinggal di wilayah tak berlistrik, ditambah harus membuat lampu dengan umur yang panjang dan pencahayaan yang besar. Namun seiring perkembangan teknologi, terobosan baru telah ditemukan dengan diciptakannya Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) atau dikenal Lampu Super Ekstra Hemat Energi (SEHEN), teknologi lampu tersebut memanfaatkan energi dari matahari, lalu dihubungkan pada sistem penyimpanan energi listrik. Lampu SEHEN diyakini dapat menjawab tantangan untuk memenuhi pemerataan pene­rangan daerah yang belum teraliri listrik, juga dapat menghemat energi berkali-kali Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Inovasi Feature lipat dibandingkan lampu konvensional. Lampu SEHEN adalah teknologi tepat guna yang ramah lingkungan, kalau hanya sekadar panel surya dan inverter sudah cukup untuk menyalakan lampu, akan tetapi hal itu menjadi faktor rugi daya karena perubahan sistem listrik dari DC menjadi AC yang membuat penyimpanan listrik pada baterai akan cepat habis. Lampu SEHEN memiliki catu daya DC mampu menghemat daya yang tersimpan dalam baterai. Selain dapat menghemat daya, kelebihan lainnya yakni dapat beroperasi maksimal selama 60 jam, lampu SEHEN

Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) bagi Masyarakat Yang Belum Mendapatkan Akses Listrik. Pada Juli 2017 pemerintah secara serius menjalankan program tersebut, Kementerian ESDM melalui Ditjen EBTKE telah melakukan kegiatan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi Program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) bersama para Bupati se-Provinsi Papua Barat. untuk meningkatkan rasio elektrifikasi, pemerintah menempuh cara pembagian LTSHE atau pembangunan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan. Tahun lalu, pemerintah menganggarkan dana APBN

Lampu SEHEN diyakini dapat menjawab tantangan untuk memenuhi pemerataan penerangan daerah yang belum teraliri listrik, juga dapat menghemat energi berkali-kali lipat dibandingkan lampu konvensional. hadir dalam berbagai pilihan daya misalnya daya 20 watt dengan 4 lampu. Selain itu, tingkatan produksi cahaya dapat diatur sebagai contoh 100% pencahayaan lampu dapat beroperasi hingga 7-8 jam, 50% menyala sekitar 15-20 jam, dan produksi cahaya 10% bisa mencapai 50-60 jam. Saat ini, lampu SEHEN juga sudah terjual dipasaran dengan kisaran harga termurah Rp1 juta. Pemasangan lampu Sehen disambungkan ke panel surya tergolong mudah, langkahnya yaitu menentukan tempat lampu yang akan dipasang, juga penempatan panel surya menghadap langsung ke matahari dengan kemiringan 30 derajat, pastikan tidak ada bayangan yang menutupi panel surya. Lokasi panel surya ditempatkan sebaiknya dipasang di atas atap rumah dengan tiang penyangga. Lalu, sambungkan kabel panel surya ke konektor lampu SEHEN. Dengan begitu, lampu SEHEN dapat digunakan secara optimal.

sebesar Rp 332,8 miliar untuk pengadaan 92.729 paket LTSHE di enam provinsi. Paket tersebut berisikan panel tenaga surya berkapasitas 30 watt, empat unit lampu dan kabel. Program ini berlangsung hingga kini, di tahun 2018 pemerintah berencana akan membagikan satu set lampu Sehen ke 15 Provinsi dengan jumlah 80.322 rumah, mayoritas akan disebarluaskan ke wilayah Indonesia Timur. Untuk mencapai target rasio elektrifikasi 97% di tahun 2019, dengan bantuan penyerahan LTSHE dipercepat. Dengan begitu, pemerintah berharap pengembangan per­ ekonomian di wilayah terisolir dan terluar cepat tumbuh dan NKRI semakin terang benderang. Oleh karenanya, LTSHE salah satu wujud dari Nawacita energi yang berkeadilan. n

Cocok Untuk Daerah Terisolir Dari data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada tahun 2017 tercatat 2.519 desa yang gelap gulita atau 293.532 rumah. Karena itu, lampu SEHEN sengaja didesain menggunakan panel surya sebagai penghasil listriknya dari memanfaatkan tenaga matahari. Maka, lampu sehen sangat cocok rumah yang letak geografisnya terisolir dan penduduknya tersebar serta sulit dijangkau jaringan PLN. Sejalan dengan nawacita pemerintah untuk membangun energi berkeadilan, serta sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor: 47 Tahun 2017 tentang Penyediaan Lampu www.listrikindonesia.com

99


Review Mancanegara

REVOLUSI ENERGI

JERMAN

Kelistrikan Jerman berada di deretan yang paling andal di dunia. Perlahan, Jerman mulai meninggalkan bahan bakar fosil dan energi nuklir. Bahkan, kini menjadi negara pertama dengan penggunaan energi terbarukan terbesar di dunia. ď ľ

CANDRA WISESA

P

embangkit-pembangkit listrik tenaga batu bara hanya beroperasi hingga empat jam di siang hari dan memproduksi listrik kurang dari delapan gigawatt, begitu juga dengan target di tahun 2020 Jerman akan meninggalkan energi nuklirnya. Inilah yang disebut revolusi energi Jerman. Jika negara-negara maju lainnya berlomba membangun pembangkit listrik tenaga nuklir, atau negara dengan wilayah yang luas untuk mempercepat pencapai­ an rasio eletrifikasi dengan membangun pembangkit bertenaga batu bara. Maka, langkah tersebut tak diikuti oleh Jerman,

100

menjadi pemandu sorak untuk target iklim internasional yang lebih agresif, inilah alasan Jerman menyuarakan revolusi energi. Jerman telah berjanji untuk mengurangi emisi karbonnya sebesar 40%, salah satu target paling berani di dunia. Jerman sedang mengalami pertumbuhan berkelanjutan dalam pembangkit listrik terbarukan, meskipun semakin banyak sumber energi terbarukan yang berfluktuasi dan pemerintah Jerman telah meluncurkan revolusi energi terbarukan. Dalam mencapai revolusi energi tersebut, tak sedikit investasi yang dikeluarkan oleh Jerman. Proses pergeseran ini adalah

tantangan bagi Jerman, menyebabkan pergolakan dalam rantai suplai tradisional untuk listrik. Ketergantungan akan energi fosil dan nuklir secara perlahan akan dikikis. Pada tahun 2017, 33,3% dari semua daya yang dihasilkan berasal dari sumber energi terbarukan, sebagian besar dari tanaman biomassa, tenaga angin dan energi matahari. Menjaga kestabilan jaringan selama arus masuknya energi terbarukan yang tinggi dan mengatur interaksi antara transmisi dan jaringan distribusi adalah salah satu tantangan yang dihadapi oleh operator jaringan Jerman. Panjang total jaringan transmisi Jerman adalah sekitar 35.000 kilometer, dengan tegangan maksimum 380 kilo volt (kV). Dalam revolusi energi ini, Jerman tak hanya beralih ke energi terbarukan, namun teknologinya juga diperbarui sehingga lebih efisien. Jaringan transmisi Jerman dimiliki oleh empat ope­rator sistem transmisi (TSO) yakni TenneT, 50 Hertz, Amprion, dan TransnetBW. Keempat operator ini bertanggung jawab untuk operasi, pemelihara­an, dan pengembangan masing-masing grid, serta menjaga kestabilan jaringan listrik. Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Mancanegara Review

Beralih Ke EBT

Revolusi Energi, Tak Lepas Dari Politik Dikutip, fortune.com pada Maret 2017, sejak 1908-an Jerman sudah mendorong untuk menciptakan energi baru terbarukan. Kampanye energi terbarukan Jerman adalah bentuk serangan balik terhadap kampanye negara-negara Eropa yang saat itu akan membangun banyak pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Pada 1983, partai yang baru lahir dengan sebutan Partai Hijau sukses meraih beberapa kursi di parlemen, untuk menggaungkan gerakan anti nuklir di parlemen. Baru pada tahun 2000 dorongan energi terbarukan modern Jerman benarbenar meningkat. Tahun itu, setelah bertahun-tahun bertengkar tentang masalah ini, pemerintah Jerman yang dijalankan oleh koalisi Sosial Demokrat dan Partai Hijau, mengesahkan undangundang yang menyatakan bahwa negara itu akan mengakhiri kekuasaan nuklirnya. Dalam upaya untuk memastikan bahwa apa yang mengambil alih dari energi nuklir adalah energi terbarukan dan bukan batu bara. Pada tahun itu pula pemerintah mengeluarkan kebijakan dukungan energi terbarukan. www.listrikindonesia.com

Setiap tahun Pangsa listrik terbarukan selalu mengalami kenaikan, dari tahun 1990 konsumsi listrik bruto hanya 3,4%. Lalu, naik menjadi 10% lebih di tahun 2005, naik lagi 20% di tahun 2011 dan 30% di tahun 2015, hingga mencapai 36,2% dari konsumsi pada akhir tahun 2017. Negara dengan urutan empat terbesar ekonomi dunia, bisa dikatakan menjadi kiblat dalam bisnis energi terabarukan. Sistem grid yang dibangun untuk menghantarkan listrik dari pembangkit listrik besar sebagian besar menuju sektor industri dan konsumen kecil atau rumah tangga. Energi terbarukan utama di Jerman didasarkan pada angin, matahari, dan biomassa. Jerman memiliki kapasitas terpasang panel surya terbesar di dunia hingga 2016 dengan kapasitas 40 GW. Jerman juga merupakan negara ketiga di dunia dengan kapasitas tenaga angin terpasang, 50 GW, dan kedua untuk angin lepas pantai kapasitas lebih dari 4 GW. Selain itu, 40% produksi kayu Jerman juga digunakan sebagai bahan baku biomassa. Pusat Penelitian Federal Jerman untuk Kehutanan dan Hasil Hutan, mengklaim bahwa ada cadangan yang dapat membantu memperbesar dalam produksi biomassa. Pada tahun 2010, biomassa menyumbang 30% dari pembangkit listrik terbarukan dan untuk 70% dari semua energi terbarukan. Jerman telah berkomitmen untuk memadukan biofuel 6,25% dalam minyak bumi pada tahun 2014 dengan UU Kuota Biofuel. Teknologi surya dari pembangkit listrik tenaga surya pertama kali diproduksi secara massal pada tahun 2000, ketika aktivis lingkungan dan Eurosolar Jerman telah berhasil mendapatkan dukungan pemerintah untuk 100.000 atap panel surya. Dari tahun 2000 sampai 2012 saja Jerman telah memproduksi 22 giga watt (GW) memenuhi setengah dari permintaan listrik nasional. Artinya, keandalan listrik Jerman dengan menggunakan teknologi surya sangat produktif. Pangsa listrik matahari bisa mencapai 25% pada tahun 2050, hal ini dikarenakan harga dari sistem teknologi surya (photovoltaic) menurun lebih dari 50%. Selain, energi angin, biomassa, dan surya, ternyata energi air dan panas bumi turut berkontribusi untuk memasok daya listrik Jerman. Total kapasitas pembangkit

Pembangkitpembangkit listrik batu bara hanya beroperasi empat jam di siang hari, target di tahun 2020, Jerman akan meninggalkan energi nuklirnya. Inilah yang disebut revolusi energi Jerman. listrik tenaga air yang terpasang di Jerman adalah 4,7 GW atau memenuhi 3,5% dari permintaan listrik. Tenaga panas bumi diperkirakan juga akan tumbuh, didukung oleh undang-undang yang menguntungkan produksi listrik panas bumi. Sektor energi terbarukan Jerman termasuk yang paling inovatif dan sukses di seluruh dunia. SolarWorld, Q-Cells, dan Conergy adalah perusahaan tenaga surya yang berbasis di Jerman. Selain itu juga ada Enercon, Nordex, REpower Systems, Siemens, dan Fuhrländer adalah perusahaan pembangkit listrik tenaga angin. Perusahaan-perusahaan ini mendominasi pasar dunia disektor kelistrikan. Diperkiraan pekerjaan Jerman dalam energi terbarukan, dapat mempekerjakan lebih dari 370.000 pekerja. Kebijakan energi Jerman dibingkai dalam Uni Eropa, dan Dewan Eropa pada Maret 2007 di Brussels yang menyetujui rencana energi wajib pengurangan emisi karbon dioksida pada tahun 2020 sebesar 20%. Dari keberanian Jerman untuk merevolusi energinya kearah energi terbarukan, meskipun tersiar kabar baru-baru ini bahwa Jerman mengaktifkan kembali pembangkit batu bara di tepi Sungai Elbe yang telah berhenti beroperasi selama 50 tahun. Namun, tekad Jerman untuk menjadi penguasa energi terbarukan yang dapat dijadikan contoh bagi seluruh negara di dunia. Indonesia dengan kekayaan alam dan potensi besar dari energy terbarukan, seharusnya lebih berani untuk revolusi energi. Semoga negeri ini bisa belajar dari Jerman dalam hal pemanfaatan elemen sumber energi terbarukan, agar dapat mempercepat pencapaian target rasio elektrifikasi. n

101


Review

Lensa Daerah

MENANTI KENDARI

BENDERANG Berbeda dengan provinsi lainnya yang ada di wilayah Sulawesi, rasio elektrifikasinya di Sulawesi Tenggara masih terbilang rendah yakni sekitar 75% di penghujung 2017, sementara target pemerintah di tahun 2019 rasio elektrifikasi yakni sebesar 99%. ď ľ

GALUH FIRDAUS

B

icara rasio elektrifikasi, keberadannya mampu menunjang kehidupan masyarakatnya sehari-hari, terjaminnya pasokan listrik di suatu wilayah atau desa mampu menjadi penggerak ekonomi. Untuk itu, Pemerintah dalam hal ini (PT PLN /Persero) gencar membangun infrastruktur ketenagalistrikan di wilayah perdesaan. Berdasarkan road map pengembangan listrik perdesaan, tahun 2017-2019, pihaknya akan membangun dan mengembangkan listrik perdesaan sebanyak 5.457 desa di tahun 2017, lalu di tahun 2018 dapat melistriki sebanyak 5,053 desa dan di 2019 sebanyak 3,975 desa. PLN wilayah Kendari, Sulawesi Tenggara, menargetkan dapat menerangi seluruh desa-desa di wilayah tersebut hingga akhir 2018. Meski begitu, berdasarkan catatannya hingga saat ini dari, sebanyak 1.553 desa dari

102

1.849 desa di 15 Kabupaten sudah teraliri listrik. Artinya masih terdapat sekitar 298 desa lagi yang belum terlistriki. Kemudian seiring berjalannya waktu saat ini masih terdapat sekitar 190 desa yang belum mendapati aliran listrik Negara. Meski begitu, pihaknya saat ini memprioritaskan untuk dapat memberikan akses penerangan kepada desa-desa tersebut. Secara simultan pihaknya terus melayani kebutuhan listrik masyarakat. Sebagai penerangan alternatif, saat ini untuk mendapat aliran listrik masyarakat masih memaksakan diri menggunakan genset yang berbiaya tinggi. Diharapkan, hadirnya PLN di desa-desa terpencil tersebut dapat memberikan pelayanan yang lebih baik untuk masyarakatnya. Direktur Bisnis Regional PLN Sulawesi, Syamsul Huda menerangkan, pihaknya hingga akhir 2018 mendatang Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Lensa Daerah berkomitmen untuk menerangi seluruh desa yang ada di Sulawesi. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi jumlah desa-desa yang belum merasakan listrik negara dan masyarakat dapat merasakan dampak dari pemba­ ngunan infrastruktur yang sedang berlangsung. Dirinya merencanakan dapat menerangi desa-desa yang belum berlistrik di Sulawesi pada 2019, akan tetapi melihat semangat yang muncul dari internal maupun eksternal PLN, dan sejalan dengan visi pemerintah untuk mempercepat melistriki desa-desa terpencil, target tersebut dimajukan menjadi akhir 2018. Ia menambahkan, dengan adanya target melistriki desa-desa hingga akhir 2018, akan menjadi motivasi tersendiri bagi seluruh jajaran PLN dalam meningkatkan kinerja. Selain itu, masyarakat yang tinggal di wilayah perdesaan akan merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan yang berlangsung, yakni tersedianya listrik untuk mereka.

PLTMG Pemasok Sistem Kelistrikan Kendari Syamsul mengungkapkan, saat ini sistem kelistrikan di wilayah Kendari, Sultra, di pasok dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTMG) Nii Tanasa berkapasitas sebesar 50 MW, yang terletak di Kabupaten Konawe, Sultra. PLTMG tersebut mampu membantu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dengan beban puncak 80

PLTMG Nii Tanasa

MW. Untuk itu, pihaknya ke depan akan meningkatkan mencapai 100 persen, dan menjamin tidak akan ada pemadaman bergilir, sehingga mampu meningkatkan perekonomian dan produktivitas masyarakat. Dirinya meminta kepada seluruh pegawai PLN untuk terus bersemangat guna membawa perubahan dan mewujudkan Sulawesi terang di 2018 khususnya di Sultra. Selain itu, PLTMG ini merupakan bagian dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan pemenuhan listrik nasional 35.000 MW tahun 2019 serta mengejar target 2018 tersebut. Dikatakan Syamsul, untuk mengurangi beban puncak, salah satu solusinya maka dibangunlah PLTMG www.listrikindonesia.com

Review

K E N DA R I

Adanya target untuk melistriki seluruh desa-desa hingga akhir 2018, menjadi motivasi ter­ sendiri bagi seluruh jajaran PLN dalam meningkatkan kinerja. dengan kapasitas 50 MW, hal tersebut guna memperkuat infrastruktur sistem kelistrikan dan meningkatkan rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi adalah tingkat perban­ dingan jumlah penduduk yang telah mendapat listrik dengan jumlah total penduduk di suatu wilayah. Sekadar informasi, pembangunan PLTMG Nii Tanasa tersebut, ia mengungkapkan, dikerjakan oleh konsorsium PT PP, Wartsila dan Wartsila Indonesia dengan nilai investasi mencapai Rp 865 miliar. Belum lama ini, pihaknya membentuk unit baru, dengan melakukan restrukturisasi organisasi, serah terima jabatan (Sertijab) General Manager PLN Wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat (Sulselrabar). Dikatakan oleh Syamsul, penambahan unit baru ini sejalan dengan kian bertambahnya pembangkit di Sulawesi, selama ini hanya ada dua organisasi besar yakni PLN Unit Induk Pembangunan (UIP) dan PLN Wilayah. Di mana UIB bertugas menangani proyek, sementara PLN Wilayah bertugas menangani proyek yang sudah dioperasikan dan didistribusikan, yaitu Unit Pembangkit dan Penyalur (Unit Kitlur), membuat kerja PLN Wilayah lebih ringan dan efisien. Lebih jauh Syamsul mengungkapkan, fokus unit ini nantinya menangani pembangkitan agar bisa mencukupi dan penyalurannya selalu lancar. Sementara, PLN Wilayah fokus untuk menangani pendistribusian, beberapa pembangkit kecil, yang intinya akan fokus kepada pelayanan terhadap pelanggan. n

103


Feature

Archipelago

Sarana dan prasarana suatu daerah merupakan sesuatu kewajiban yang dimilikinya, tentu keberada­an­nya dimaksudkan untuk menunjang kehidupan masyarakat yang lebih baik, terlebih lagi jika daerah tersebut berada di wilayah 3T. Karena letaknya di pelosok nusantara, terkadang fasilitas yang diberikan oleh negara belum seluruhnya merata, dan masyarakat musti bersabar menunggu gilirannya. 

104

GALUH FIRDAUS

SABAR MENANTI

CAHAYA P

emerintah masih memiliki pekerjaan rumah yang cukup banyak dari sejak Indonesia masih berjuang hingga merdeka dan kini telah memasuki usia ke-73 tahun belum terselesaikan. Salah satu PR-nya yaitu menerangi seluruh pelosok negeri, dari Sabang-Merauke. Berkali-kali pemimpin Indonesia berganti, berkali-kali juga program untuk menerangi pelosok Indonesia yang telah diteken dan dijalani, akan tetapi hingga pemimpin berganti selanjutnya masih ada puluhan, ratusan bahkan ribuan desa yang tersebar di pulau NKRI belum memiliki akses penerangan listrik. Salah satunya yakni pulau yang berada Provinsi Maluku, Kecamatan Wetar, Kabupaten Maluku Barat Daya yaitu Pulau Wetar. Secara geografis Pulau Wetar berada di titik koordinat 7' 56' 50" Lintang Selatan (LS), 126' 28' 10" Bujur Timur (BT), berbatasan langsung dengan negara tetangga yakni Timor Leste, hal ini menandakan bahwa pulau ini menjadi teras antara Indonesia - Timor Leste. Walaupun belum seluruh wilayah di

pulau tersebut terlistriki setrum negara, bukan berarti pulau ini tidak memiliki akses penerangan. Namun begitu, peme­ rintah juga terus berupaya untuk mene­ rangi seluruh wilayah di pulau tersebut. Beragam cara dilakukan pemerintah dalam meningkatkan rasio elektrifikasi wilayah atau daerah yang belum mendapat aliran listrik, salah satunya yakni lewat LTSHE (Lampu Tenaga Surya Hemat Energi), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan lainnya. Sepeti yang dijanjikan pemerintah bahwa di tahun 2019 mendatang seluruh wilayah atau daerah dari Sabang-Merauke dari Miangas-Pulau Rote tidak ada lagi yang gelap gulita, melainkan seluruhnya telah memiliki akses penerangan (listrik). Karena dengan adanya listrik di suatu daerah tersebut terlebih lagi berada di wikayah 3T (terluar, terbatas dan terdepan), hal itu dapat mengembangkan dan meningkatkan roda perekonomian masyarakat sekitar. Meski kurangnya sistem elektrifikasi daerah, di kalangan traveller nama Pulau Wetar memang belum terlalu familiar, Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Archipelago Feature seperti Raja Ampat, Wakatobi, Bangka Belitung, dan lain sebagainya. Tapi siapa sangka pulau yang memiliki luas sekitar 2.622,35 kilometer persegi ini menyimpan potensi pariwisata yang belum terjamah oleh traveller. Di tengah-tengah pulau, terdapat sebuah danau yang menjadi daya tarik lain Pulau Wetar, yakni Danau Tihu. Danau tersebut dianggap keramat dan memiliki kisah mistis yang diyakini oleh masyarakat Pulau Wetar. Selain itu, Pulau Wetar juga memiliki pantai yang mampu menghipnotis mata pengunjung, pasalnya di perairan dangkalnya, ditemukan lamun (sejenis rumput laut), sebanyak tujuh jenis dan merupakan lebih dari 63 persen kekayaan spesies lamun di perairan pesisir Maluku. Pulau tersebut juga kaya akan te足 rumbu karangnya yang tersebar merata di seluruh pesisir pulau, panjang karang cukup menonjol di pesisir utara dan selatan. Kelestarian terumbu karang yang masih alami dan belum tersentuh oleh tangan-tangan jahil, membuat pesisir pulau masih dapat dijumpai ikan-ikan hias dan ikan-ikan karang (ikan tuna, kerapu, ekor kuning, kembung, dan sebagainya). Tinggal di pesisir pulau bukan berarti harus menjadi nelayan, akan tetapi sebagaian besar masyarakat yang tinggal di pulau tersebut memilih untuk bermata pencaharian sebagai petani, sebab pulau tersebut memilki hutan yang cukup luas dan ditumbuhi kelapa, jambu mede, asam, pala hutan, madu hutan, dan hasil-hasil bumi lainnya seperti bahan tambang. Tidak heran jika saat ini terdapat perusahan asing asal Negeri Kanguru memegang peranan dalam mengeksplorasi hasil tambang Pulau Wetar. Hasil pertambangan pulau tersebut berupa tembaga murni yang dijual ke negara Asia (China, Taiwan,

www.listrikindonesia.com

PULAU WETAR

TIMOR LESTE

Hongkong, India, Thailand dan sebagainya). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan tembaga yang ada di Pulau Wetar ini merupakan tembaga jenis premium atau kualitas terbaik di dunia yang memiliki kadar sekitar 99,999%. Hasil penelitian tersebut dikeluarkan oleh laboratorium Intertek yang telah berstandar internasional.

Bangun Infrastruktur Untuk menuju ke Pulau Wetar, sarana transportasi masih menjadi kendala lain, sebab perjalanannya dapat ditempuh hanya ada dua opsi yakni melalui laut dan udara, itu pun dalam dua minggu hanya ada satu kali perjalanan yang menuju pulau tersebut. Pemerintah sepertinya mulai melirik pulau ini untuk mengembangkan potensi pariwisatanya, dengan begitu nantinya roda perekonomian masyarakat dapat tumbuh dan pulau tersebut dapat mandiri dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Memang, hal pertama adalah butuh sentuhan Pemerintah sebagai umpan untuk mendapatkan hasil yang besar. Seperti pepatah China, lebih baik memberi kail daripada ikan. Hal tersebut ditandai dengan diba足 ngun足nya infrastruktur jalan raya di pulau tersebut yang belum lama ini terlihat sudah halus beraspal, sebab hal ini sejalan dengan visi pemerintah yakni memba足ngun wilayah pinggiran guna mewujudkan sila kelima Pancasila, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Untuk infrastruktur lainnya, seperti akses penerangan jalan dan rumah warga kini terus dipacu, guna menyelaraskan kehidupan di desa dengan di kota, meski tidak seluruhnya sama, paling tidak agar kesenjangannya tidak terlalu jauh. Tentunya pemerintah tidak dapat bergerak sendiri, butuh dukungan dan partisipasi dari masyarakat setempat. Kita tagih janji pemerintah untuk menerangi seluruh wilayah di Pulau Wetar di 2019 mendatang. n

105


Review SDM

LIMA POTENSI

GENERASI MILLENIAL Mengelola generasi masa kini atau yang dikenal dengan kids jaman now bukan persoalan mudah. Mereka memang memiliki potensi luar biasa di berbagai bidang. Namun jangan lupa, karakteristik mereka sangat ber­ beda dengan generasi pendahulunya. 

ERIKA PUTRI

G

enerasi digital atau generasi milenial memang berbeda. Salah satu perbedaan mendasarnya adalah soal melek teknologi. Mereka dianggap sangat dekat dengan teknologi. Memang, sejak lahir, generasi ini dekat dengan teknologi. Mereka juga mempunyai begitu banyak pilihan, semua serba mudah dan cepat. Menurut sebuah survei, sebanyak 49% pekerja Indonesia adalah kaum milenial. Mereka adalah orang-orang yang lahir di antara 1980-1998. Karakter mereka berbeda dengan generasi sebelumnya. Generasi milenial dikenal sebagai generasi paling berbeda. Ciri khas mereka, antara lain berkarakter kritis terhadap sebuah isu dan setia terhadap brand yang menurut mereka memiliki value tersendiri. Mereka memandang dunia dengan cara yang berbeda. Generasi ini juga rata-rata berpendidikan tinggi. Generasi milenial, juga disebut orang sebagai Gen Y memiliki beberapa kekuatan. Mereka adalah generasi yang haus akan pencapaian (achievement) tetapi tetap memiliki empati yang tinggi. Tanggungjawab dan generasi pembelajar adalah juga ciri mereka. Sayangnya mereka juga dikenal sebagai kaum “kutu loncat” di dunia kerja.

106

Sebuah penelitian juga menyebutkan hanya 3 dari 10 pekerja di Indonesia merasa bahwa perusahaan mereka memberikan andil bagi pengembangan kete­ rampilan dan diri. Tidak heran, sebanyak 95% manajer di Indonesia pun mengaku tidak puas dengan pekerjaan mereka. Namun, generasi ini, menurut Gallup 2016, adalah pemimpin di masa depan. Generasi milenial bukanlah tipe karyawan yang mendefinisikan loyalitas dengan kerja dalam kurun waktu yang sangat lama. Berdasarkan hasil survei ini, ketika ditanya mengenai ekspektasi waktu kerja, mereka menjawab akan tinggal selama 12 bulan saja di perusahaan. Banyak yang berpendapat, mereka bukanlah generasi yang menyukai kemapanan dan mencari kestabilan hidup. Bila era generasi sebelumnya dikenal sebagai yang menyukai tantangan tetapi tetap mengharapkan reward soal uang, fasilitas semacam mobil, KPR, asuransi dan lainnya, generasi ini berbeda. Generasi ini selalu butuh tantangan baru, ingin ide dan inovasinya didengar dan sedapat mungkin bisa dieksekusi oleh perusahaan. Ciri lain generasi digital ini juga cenderung menyukai ekspresi diri dan berhubungan satu sama lain, melalui

teknologi digital. Mereka menggunakan teknologi untuk mengakses, menggunakan informasi, bahkan menciptakan pengetahuan baru. Untuk orang-orang muda ini, perangkat teknologi digital terbaru seperti ponsel pintar dan laptop adalah media utama hubungan antarmanusia. Melalui perangkat ini, mereka menunjukkan siapa diri mereka walaupun terkadang informasi pribadi mereka tersebut tidak mencerminkan keasliannya. Dengan kemudahan akses informasi yang begitu luas, mereka seperti mempunyai “ilmu” lebih. Sehingga tidak perlu lagi ditopang oleh orang tua, guru dan lainnya. Akibatnya, generasi digital sering dianggap tidak mau diajari. Sebenarnya, mereka tetap bisa ‘diajari’. Hanya saja cara yang harus dilakukan harus lebih kreatif.

Berlimpah Potensi Dalam konteks pekerjaan, sayangnya banyak perusahaan yang tidak menyadari hadirnya generasi digital di perusahaan mereka. Akhirnya, mereka diperlakukan ala generasi jaman old. Padahal sebenarnya, perlakukan terhadap generasi ini haruslah berbeda. Terutama ini harus disadari oleh mereka yang mengelola sumber daya maEdisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


SDM Review nusia di perusahaan atau human resources department (HRD). Potensial. Bila ini bisa terkelola dengan baik, perusahaan akan mampu menyesuaikan perkembangan zaman, bahkan melakukan banyak inovasi. Namun bila generasi ini terlewatkan, tak mengherankan perusaha­an minim inovasi, banyak ketertinggalan bahkan kemudian bisa jadi tidak mampu melihat tantangan yang sesungguhnya. Apalagi, generasi ini dikenal memiliki potensi yang luar biasa. Potensi pertama yang perlu kita catat adalah kemampuan untuk tidak mudah menyerah, analisis yang kuat, dan selalu berpikir alternatif solutif, tak banyak mengeluh. Ini tentu saja modal yang sangat bagus untuk kemajuan perusahaan. Generasi milenial dikenal pantang menyerah dan tidak mudah mengeluh. Tentu ini kabar baik bagi perusahaan yang ingin berkembang. Kedua, berorientasi pada hasil. Walaupun generasi ini juga menginginkan jam kerja yang fleksibel -karena tidak memisahkan antara kerja dan bermain-, hasil adalah prioritas mereka. Bagi mereka hasil yang memuaskan harus diraih walau dengan cara yang lebih santai dan nyaman. Ini juga kabar baik bagi perusahaan yang menginginkan hasil maksimal dari usahanya. Ketiga, melek teknologi, kreatif, dan berani menyuarakan ketertarikan atau tidaknya terhadap suatu hal. Ini tidak bisa dipungkiri lagi sebagai ciri utama generasi ini. Mereka akan bekerja mencari passion nya. Kalaupun mereka memilih resign biasanya karena tidak sesuai dengan hati nuraninya atau hal yang ingin diraihnya. Empat, kaum pembelajar. Walaupun mereka dianggap sebagai generasi yang kurang memiliki daya juang, karena dilahirkan di era digitalisasi yang serba instan, mereka dikenal suka belajar hal-hal baru. Jika menghadapi mereka, harus ada fakta dan logika yang tepat. Karena mereka cepat responsnya, jika ada isu, mereka akan segera mencari kebenarannya. Memang pada dasarnya, salah satu kunci kesuksesan adalah dengan tidak lelah belajar apapun untuk meng-upgrade diri. Penting untuk menambah keahli­an dan kecakapan minimal bertambah satu keahlian dalam satu tahun. Karier ibarat tangga berjalan yang kadang naik, kadang menurun namun tidak pernah berhenti pada satu titik. Lima, senang menambah relasi. www.listrikindonesia.com

Interaksi yang mereka lakukan bukan lagi interaksi lokal tapi sudah melampaui antarnegara. Kemampuan melakukan relasi kemudian berkomunikasi menjadi modal awal networking pribadi, bahkan perusahaan. Kemampuan yang lain adalah keahli­ an dalam mengoperasikan media sosial. Banyak orang beranggapan dengan memiliki akun Facebook dan Instagram, mampu update status melalui Twitter dan Snapchat sudah cukup untuk membuat Anda ‘fasih’ mengoperasikan media sosial. Generasi milenial juga memiliki apa yang dinamakan “Social Media Proficient” . mereka mampu mengatur beberapa akun media sosial, membangun branding untuk setiap akunnya, membaca dan menganali­ sa data dan menjalankan kampanye marketing berbayar. Bagi mereka, social media management sudah merupakan suatu karier tersendiri. Sehingga keahlian­nya memang khusus. Mereka banyak mengembangkan skill media sosial dengan mempelajari mengenai analytics, content marketing dan management tools.

Kuncinya di SDM Melihat betapa berpotensinya gene­ rasi milenial ini, sudah saatnya perusaha­ an melakukan beberapa perubahan pendekatan agar talent-talent yang sebe­tulnya justru sangat kompeten tidak hilang begitu saja dari perusahaan. Divisi SDM harus mengetahui situasi apa yang sedang

dihadapi oleh perusahaan (business context). Mereka juga tidak hanya sematamata mengurusi penggajian, traning, dan hal-hal lain yang sifatnya administratif. Tetapi dapat pula berlaku sebagai business partner. Sehingga, selain business context, mereka juga perlu mengetahui value yang dihasilkan perusahaan dan menyiapkan rencana yang bisa diimplementasikan. Harus diingat juga bahwa rencana tersebut harus bisa mengakomodasi kebutuhan jangka panjang maupun jangka pendek. Generasi milenial harus dipandang dalam konteks keuntungan dalam jangka panjang, mereka yang sebenarnya merupakan calon pemimpin masa depan perusahaan harus diperhatikan dan dipertahankan sebaik mungkin. Dengan kata lain, mempertahankan SDM yang berbakat atau multi talent sama dengan mempertahankan keberlangsungan perusahaan. Sama-sama sulit. Perusahaan tentu saja cenderung mencari karyawan dengan kualifikasi yang baik. Bukan hanya secara keilmuan tetapi juga secara mental. Apalagi menghadapi kondisi ekonomi yang tidak stabil. Yang diperlukan bukan hanya karyawan yang mampu bekerja keras tetapi sekaligus dapat bekerja dengan cerdas. Generasi milenial bisa menjadi salah satu pilihan. Walaupun kemudian pendekatan yang dilakukan haruslah tepat. Sudah siapkah perusahaan Anda? n

Potensi yang perlu dicatat adalah kemampuan untuk tidak mudah menyerah, analisis yang kuat, dan selalu berpikir alternatif-solutif, tak banyak mengeluh.

107


Feature Motivasi

ANAK KAMPUNG

BANJIR UNTUNG Berawal dari kesenangan terhadap teknologi, Achmad Zaky mendirikan Bukalapak.com. kini usahanya sudah menghidupi banyak orang dan jutaan UKM. Seperti apa perjalanan hidupnya? 

ERIKA PUTRI

T

idak ada kesuksesan yang instan. Itu juga yang dilalui Achmad Zaky , pendiri Bukalapak.com sebelum meraih sukses seperti saat ini. Jalan panjang nan berliku telah dilewatinya lengkap dengan berbagai rintangan dan tantangannya. Lahir pada 24 Agustus 1986 di kota Sragen, Jawa Tengah, Achmad Zaky meng­ aku sebagai anak kampung yang sangat beruntung ketika bisa diterima di Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung dan lulus pada 2004. Keberuntungannya kemudian terus berlanjut. Meskipun ia meng­aku tidak sepintar kawan-kawan kuliahnya yang lain, Zaky mempunyai banyak teman. Salah satunya yang terpintar di ITB, seperti belajar pada Fajrin Rasyid, dia kini jadi salah satu pendiri dan CFO di Bukalapak. Di sanalah dia banyak belajar tentang materi pelajaran, kemudian menularkan ilmunya kepada kawan-kawannya yang lain. Namun demikian, semasa kuliah di ITB, berbagai organisasi kemahasiswaan diikutinya. Di situlah dia juga merasa banyak belajar. “Dari KM ITB, saya belajar berpikir kritis (kadang sering demo). Dari himpunan saya belajar kekompakan. Dari Menwa saya belajar kedisiplinan dan ketahanan. Dari ARC saya belajar bagaimana ngoprek dan memecahkan suatu masalah,” ujarnya pada sebuah media online. Namun dia mengakui kelemahannya semasa kuliah di ITB yaitu berbahasa Inggris. Sebagai anak dari sebuah perkam-

108

pungan di Sragen, bahasa Inggris bukan sebuah pelajaran yang diutamakan. Tetapi lagi-lagi keberuntungan menghampirinya. Di test TOEFL se-ITB, Achmad Zaky sempat menduduki peringkat 3 dari bawah. Inilah kemudian yang menjadi ketakutannya selama kuliah di ITB. Dia pun sempat mengubur keinginan kuliah di luar negeri yang semuanya mensyaratkan TOEFL. Sebab indeks prestasi (IP) sebagus apapun tidak akan bisa membantu jika TOEFL kurang bagus. Tapi rupanya Tuhan berkata lain. Saat itu ada beasiswa pertukaran pelajar ke Amerika yang hanya ditujukan untuk mahasiswa yang tidak bisa bahasa Inggris. Achmad Zaky langsung mencari

informasi terkait beasiswa tersebut dengan mendatangi beberapa alumni yang pernah mendapatkannya untuk menganalisa bagaimana mendapatkan beasiswa tersebut. Rupanya kriteria utama beasiswa tersebut adalah "tidak bisa berbahasa Inggris" dan nilai akademik yang baik. Akhirnya dia mendapatkan beasiswa berangkat ke Amerika Serikat. Menurutnya, keberuntungan datang saat seseorang siap. Karena banyak kesempatan di depan mata menanti yang siap diambil.

Minat Komputer Sejak SD Achmad Zaky mulai mengenal dunia teknologi sejak usia bangku sekolah dasar. Berawal pada tahun 1997, Achmad Zaky Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Motivasi Feature mendapat sebuah komputer dan bukubuku pemrograman komputer dari salah seorang pamannya. Tak disangka Achmad Zaky memiliki minat atau passion dengan komputer dan pemrograman. Ketertarikannya dengan dunia informatika, ternyata berlanjut hingga pendidikan bangku SMA. Suami Diajeng Lestari dan bapak dua anak ini pernah berkesempatan menjadi wakil SMA Negeri 1 Solo, memenangkan ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) Bidang Komputer. Kemudian pada 2004, Zaky melanjutkan studinya di jurusan Teknik Informatika, ITB. Selama berkuliah, Achmad Zaky sering menjuarai kompetisi-kompetisi teknologi informatika tingkat nasional. Achmad Zaky pernah menjadi juara II kejuaraan Indosat Wireless Innovation Contest tahun 2007. Ia membuat software (perangkat lunak) MobiSurveyor yang digunakan untuk perhitungan cepat survei pemilihan umum. Waktu itu, ujar Achmad Zaky, dia memang mendapat “proyek” dari salah satu stasiun televisi. Hanya saja pada proyek pertama karena tidak tahu “ pasaran”, karyanya hanya dijual dengan harga yang sangat murah. Tetapi pada proyek berikutnya, dia bisa menjual software-nya dengan harga 10x lebih mahal dari yang pertama. Prestasi lain yang juga pernah diraihnya adalah Merit Award pada kompetisi INAICTA (Indonesia ICT Awards) pada 2008. Setelah lulus dari ITB, Zaky mendirikan perusahaan jasa konsultasi teknologi bernama Suitmedia. Dia membuat sebuah website yang menjadi proyek internal perusahaan. Proyek tersebutlah yang menjadi asal kesuksesannya. Bukalapak.com dimulai pada 2010. Bukalapak.com memiliki visi untuk

www.listrikindonesia.com

mengubah hidup banyak orang dengan memajukan UMKM lewat internet. Fase pengembangan Bukalapak.com dapat di­selesaikan dalam waktu dua bulan. Setelah selesai tahap pengembangan, Achmad Zaky mengajak para pedagang di mal untuk bergabung di Bukalapak.com. Sayangnya, respons yang diberikan para pedagang di mal sangat rendah. Respons positif justru datang dari pedagang kecil. Sejak itu, Achmad Zaky dan tim Bukalapak.com fokus mengajak para pelaku UMKM. Di 2011, Bukalapak.com telah memiliki 10.000 pedagang yang bergabung dan jumlah tersebut terus bertambah. Bukalapak.com pada awalnya lahir dari kantong pribadi para pendirinya. Seiring dengan pertumbuhan yang sangat pesat, pendanaan berasal dari beberapa investor. Beberapa investor yang tertarik mendanai Bukalapak.com adalah 500 Startups, Batavia Incubator, IMJ Investment, dan

Awalnya, respons para pedagang di mal untuk bergabung sangat rendah. Respons positif justru datang dari pedagang kecil. juga Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Group). Setelah 8 tahun berkecimpung di Bukalapak.com, Achmad Zaky dan jajar­ an timnya tetap ingin berkontribusi pada UMKM di Indonesia. Mereka juga meyakini bisnis di bidang internet masih akan meng­alami perkembangan dalam beberapa tahun ke depan. n

PERCAYA DIRI DAN MULAILAH K

isah sukses Achmad Zaky menginspirasi banyak orang. Ada beberapa poin yang bisa diambil dari pengalamannya. Pertama, percaya diri. Menurutnya, jangan minder dan ragu karena putra-putri Indonesia juga mampu membuat bisnis startup digital yang sukses. Tidak hanya asing yang bisa. Kedua, buatlah bisnis yang bisa membantu menyelesaikan permasalahan orang banyak. Misalnya Bukalapak.com yang ingin membantu permasalahan UMKM di Indonesia. karena ternyata mereka memiliki produk atau layanan yang bagus,

tetapi kurang dalam pemasaran. Sehingga yang dibutuhkan adalah bantuan untuk memasarkan produknya. Tiga, jangan takut untuk memulai. Karena bila tidak dimulai semua hanya akan menjadi mimpi. Bukalapak.com memang dimulai dari mimpi tapi kemudian bisa terwujud karena dimulai dari kemampuan yang ada pada mereka baik dari sisi keuangan maupun keahlian. Keempat, bekerja sesuai dengan minat /passion. Kerjakan apa yang Anda senangi (do what you love) dan senangilah apa yang Anda kerjakan (love what you do). n

109


Lifestyle Gaya Hidup

INILAH GAYA HIDUP

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

PEKERJA JAKARTA

Bagi pekerja kota besar seperti Jakarta, kehidupan penuh perjuangan sudah biasa dijalani. Dalam bahasa anak milenial, inilah yang disebut kelas menengah ngehe. 

ERIKA PUTRI

T

idak sempat melihat mentari. Itulah yang rata-rata dijalani pekerja di Jakarta. Bagaimana tidak. Sebelum subuh mereka sudah berbondong-bondong menuju stasiun. Banyak di antaranya yang menjalankan sholat Subuh di kereta /Commuter Line. Tidak sampai di situ. Di Commuter mereka harus berdesakan untuk sampai ke stasiun tujuan. Kejadian tersebut berulang kembali ketika jam pulang kerja. Lagi-lagi lautan manusia memenuhi jalanan atau berbagai alat transportasi. 24 jam sungguh tak cukup untuk pekerja ibu kota. Jam sampai ke rumah buat pekerja ini rata-rata jam 10.00-11.00 malam dan tidur berbarengan dengan menit-menit pergantian hari, bahkan saat hari sudah berganti. Tidak heran, sampai kereta terakhirpun terkadang masih banyak pekerja yang menuju rumahnya. Tidak heran mereka bisa tidur sambil berdiri di kereta saking sudah terlalu

110

terbiasa hidup tergesa-gesa. Memang Jakarta merupakan Ibu Kota negara di mana tersebut terdapat banyak kantor-kantor pemerintahan dan kantor-kantor pusat berbagai perusahaan sehingga di Jakarta banyak hidup para pekerja kantoran. Hampir separuh dari pekerja di Jakarta adalah pekerja kantoran di berbagai perusahaan berkecimpung di berbagai jenis usaha. Gaya hidup seakan seragam mereka miliki karena kondisi kota yang keras mengharuskan para pekerja memiliki daya tahan yang kuat agar dapat bersaing dengan ribuan pekerja lainnya. Dibandingkan dengan pekerja-pekerja kantoran di kota lain, pekerja kantoran di jakarta memiliki gaya hidup yang dapat dikatakan unik dan khas. Pekerja di jakarta, rata-rata tidak bertempat tinggal di Jakarta. Mereka bertempat tinggal di Jabodetabek dengan

pekerja terbanyak berasal dari Bekasi. Kendaraan umum menjadi salah satu pilihan transportasi. Karena selain relatif tepat waktu, biaya yang dikeluarkan juga lumayan terjangkau. Pekerja lainnya menggunakan kendaraan pribadi untuk menuju ke tempat kerjanya. Sebuah penelitian menyebutkan, sebanyak 70,95 persen pekerja memilih kendaraan pribadi sebagai moda transportasi. Kendaraan terbanyak ialah sepeda motor (58,19 persen). Selebihnya, 23-30 persen pekerja ibu kota itu tiba ke Jakarta menggunakan kendaraan umum seperti kereta, bus Trans Jakarta, atau mobil/bus jemputan. Berbarengan dengan kemacet­ an yang menggila di Jakarta, tentu saja pemerintah giat mengimbau masyarakat –artinya juga kaum pekerja yang bolakbalik Jakarta-kota satelit– untuk menggunakan transportasi umum. Jumlah perjalanan kereta rel listrik Commuter Line sebanyak 886 per hari pun kadang masih belum dapat menampung pergerakan para buruh ibu kota. Demikian pula dengan 1.500 unit bus TransJakarta yang tiap harinya mengangkut 450-470 ribu penumpang. Tak jarang, berdiri “ menginjak bumi” akan sangat sulit di Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Gaya Hidup Lifestyle kereta atau trans Jakarta saking penuhnya angkutan massal tersebut. Ritme yang seragam ini dialami hampir semua pekerja. Kalau ditanyakan apakah lelah bekerja di Jakarta , tentu jawabnya lelah. Hanya saja kota besar seperti Jakarta masih dianggap menjanjikan kehidupan yang lebih baik dengan penghasilan yang lebih baik dibandingkan kota lain di Indonesia. Gampang sekali kita menemui, ketika naik angkutan, mereka tertidur di kereta. Beberapa lainnya pura-pura tidur karena tidak ingin tempat duduknya diminta penumpang lainnya. Padahal sudah ada himbauan untuk memberi tempat duduk kepada lansia, ibu membawa anak,wanita hamil dan kaum distabilitas. Selain transportasi umum, transportasi online menjadi andalan tersendiri bagi pekerja ibukota. Apalagi mereka yang ingin sampai di tujuan dengan cepat. Meskipun berpakaian rapi dan berdasi, uniknya para pekerja ini tidak segan makan di kaki lima. Apalagi dengan harga yang tidak menguras dompet. Warung Padang ,Warteg dan warung kaki lima lain juga menjadi andalan kaum pekerja ini. Semata-mata demi menjaga keuangan cukup sampai bulan berikutnya.

Tetap Bergaya Meski berapa pun gajinya, gaya nomor satu. Tidak percaya? Tengok saja penampilan mereka. Mulai dari pakaian, handphone terbaru, tas, sepatu, dan pernik lainnya. Belum lagi kalau punya mobil, yang walaupun kreditan, layak dibanggakan. Kalau ditengok akun media sosialnya, dengan mudah kita temukan banyak kehidupan yang barangkali tidak menggambarkan kehidupan riilnya. Memang, banyak pegawai kantor yang semangat ngupdate sosial media. Lagi pusing dengan kerjaan tinggal ngeluh di Facebook. Lagi nongkrong tinggal tag location di Path kemudian bila selfie langsung posting instagram, atau iseng tinggal baca-baca timeline. Anehnya kebanyakan hal ini terjadi pas jam kerja. Tidak peduli seberapa banyak kerjaan yang ada mereka tetap hidup di sosial media biar gaya dan kekinian. Gaya hidup para pekerja kantoran www.listrikindonesia.com

Pekerja di jakarta, rata-rata tidak bertempat tinggal di Jakarta. Mereka bertempat tinggal di Jabodetabek, kendaraan umum menjadi salah satu pilihan transportasi.

Jakarta lainnya adalah kegemaran mereka nongkrong di Cafe ketika jam istirahat atau setelah jam pulang kantor. Menikmati secangkir minuman di cafe saat jam makan siang merupakan pilihan paling memungkinkan untuk membuat pikiran lebih fresh sehingga ketika kembali ke kantor untuk melanjutkan pekerjaan, tubuh seakan mendapatkan energi baru. Begitu pula ketika jam pulang kantor. Cafe-cafe seputaran Jakarta akan dipenuhi oleh para pekerja yang ingin melepas lelah setelah seharian bekerja sebelum pulang ke rumah atau tempat tinggal masing-masing. Nongkrong di Cafe setelah jam pulang kantor juga banyak dilakukan untuk menunggu jalanan lebih lengang sehingga mereka tidak akan terjebak macet dalam perjalanan pulang ke rumah. Yang unik, banyak dari mereka yang tetap bergaya hidup sehat ditengah padatnya pekerjaan. Selain menjaga pola makan, mereka juga tidak segan untuk mampir ke pusat kebugaran sepulang kerja. Banyak pula yang rutin menjaga hobinya. Sebut saja ikut lari marathon sampai hiking. Bagaimana kalau weekend? Kalau libur dua malam biasanya dihabiskan untuk

weekend getaway. Ada banyak backpacker trip yang menawarkan liburan terjangkau ala ransel di tempat-tempat eksotis menyenangkan. Sebut saja Teluk Kiluan, Dieng, Jogjakarta, Gunung Bromo dan lainnya. Untuk para pekerja yang hobi backpackeran, paling pantang nih jika melewatkan weekend tanpa jalan-jalan. Ada lagi ajang Car Free Day. ini tidak hanya menjadi sarana untuk berolahraga tetapi juga sering menjadi ajang nongkrong. Banyak anak muda berolahraga lari atau sekadar bergabung dengan keramaian yang menikmati hari off dengan cara berbeda. Selain bisa cuci mata dengan melihat pemandangan dan udara pagi, ada banyak kios makanan dadakan di sepanjang jalan yang menarik untuk dicicipi. Itulah sebagian gaya hidup pekerja Jakarta. Anda termasuk yang mana? Hidup di Jakarta memang dirasakan berat bagi sebagian orang. Namun bagi sebagian besar pekerja kantoran yang menikmati kehidupan mereka, hidup di Jakarta justru menjadi tantangan tersendiri. Tips yang paling jitu, salah satu cara bertahan hidup di Jakarta yang paling efektif adalah mengikuti ritme kehidupan manusia Jakarta kebanyakan. n

111


Tips & Trik

Feature

TUJUH CARA TIDAK KEBOBOLAN

UANG ELEKTRONIK

Kelebihan dari uang elektronik adalah membolehkan Anda melakukan berbagai macam transaksi tanpa uang tunai. Meskipun demikian, Anda harus tetap bijak menggunakannya. Seperti apa? ď ľ

ERIKA PUTRI

D

unia sudah berubah. Termasuk cara bertransaksi. Bila dulu menggunakan jalan tol di Ibu Kota bisa menggunakan transaksi tunai, kini seluruh transaksi harus menggunakan e-money (uang elektronik). Cara ini dianggap menggurangi antrian di pintu tol. Pengguna jalan tol hanya butuh menempelkan (tap) e-money-nya, kemudian saldonya akan terpotong otomatis sesuai tarif jalan tol. Tentu saja sangat mudah dan nyaman. Selain tol, di Jakarta, sarana transportasi umum

112

seperti Busway sudah menerapkan 100% penggunaan e-money untuk pembayarannya. Memang seiring dengan era cashless, semakin marak saja penggunaan e-money ini. Penerbitan e-money sendiri merupakan keputusan dari Bank Indonesia (BI). Tentu saja tujuannya untuk me­ ngurangi peredaran uang giral/tunai di masyarakat, sekaligus menekan biaya cetak uang yang lumayan mahal. Sampai awal 2018, BI mencatat jumlah uang elektronik yang beredar sudah mencapai 200,87 juta. Catatan BI, saat ini ada 27 perusahaan yang sudah menerbitkan e-money, 11 di antaranya berasal dari industri perbankan. Di Indonesia, e-money diterbitkan oleh dua pihak. Pertama diterbitkan oleh bank. Sebut saja bank Mandiri, BCA, BRI dan lainnya. Kemudian e-money yang diterbitkan oleh brand tertentu. Selain mempermudah pembayaran, biasanya tujuannya juga untuk mendongkrak brand. Kelebihan penggunaan uang elektronik ini tentu sudah kita ketahui. Salah satu yang utama adalah membolehkan Anda melakukan berbagai macam transaksi tanpa terlalu banyak membawa uang tunai. Transaksi juga lebih cepat, karena sistemnya seperti menggunakan kartu debit yang tinggal mengurangi nilai Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Tips & Trik pada kartu e-money. Meskipun, bila menggunakan kartu debit, yang berkurang adalah sejumlah uang di dalam rekening bank. Sedangkan pada e-money, uang yang berkurang adalah saldo di dalam e-money itu sendiri. Walau demikian, Anda tetap harus cerdas mengguna­ kan e-money ini. Ada beberapa siasat yang wajib Anda coba dan praktikkan.

Satu, e-money tidak berbeda dengan uang tunai.

Karenanya, perlakukan uang yang ada dalam e-money tersebut seperti Anda memakai uang tunai biasa. Misalnya dengan tidak boros menggunakan uang yang ada dalam e-money tersebut.

Dua, jangan terlalu banyak mengisi uang dalam e-money. Memang ada aturan BI untuk maksimal pengisian emoney. Namun demikian disarankan untuk tidak mengisi e-money dalam jumlah yang besar. Mengapa? Karena ada risiko di dalamnya. Jika Anda kehilangan kartu e-money, Anda ber­arti akan kehilangan sejumlah uang di dalam­ nya, dan bisa digunakan oleh orang lain yang menemu-

kannya dengan bebas. Tetaplah berhati-hati.

Tiga, sesuaikan e-money dengan kebutuhan saja. Agar

Anda tidak “semena-mena” menggunakan e-money ini, pilihlah e-money yang memiliki kegunaan paling pen­ting saja. Misalnya Anda bisa memilih e-money untuk pembayaran tiket transportasi publik, pembayaran tiket masuk tol, parkir, hingga untuk melakukan transaksi di tempat hiburan/merchant tertentu.

Empat, biasakan disiplin menggunakan e-money.

Gunakan hanya untuk sesuatu yang sudah direncanakan. Cara membatasinya antara lain dengan cara menetapkan maksimal nominal yang ada dalam e-money. Tentu saja supaya tidak boros dan pengeluaran tetap terencana. Jangan pula gampang tergoda dengan promosi e-money.

Lima, jangan bayar tagihan bank, listrik atau yang jum-

lahnya cukup besar dengan e-money. Usahakan membayar tagihan dengan kartu debit saja. Pembayaran dengan emoney bisa menimbulkan masalah keamanan apalagi kita harus mengisi ulang dengan jumlah yang tidak sedikit. www.listrikindonesia.com

Feature

Jika Anda kehilangan kartu e-money, Anda ber­arti akan kehilangan sejumlah uang di dalam­nya, dan bisa digunakan oleh orang lain yang menemukannya dengan bebas. Enam, disarankan memakai e-money dari perbankan yang

resmi. Selain jangkauannya lebih luas, perbankan yang menerbitkan e-money tentu saja akan memperhatikan masalah keamanan dan ketangguhan sistem mereka.

Tujuh, sadar akan biaya tambahan. Setiap kali melakukan

transaksi biasanya dikenakan biaya tambahan. Sadarlah akan hal ini. Jangan sampai uang dalam e-money Anda justru

habis untuk membayar biaya administrasi dan bunga yang berlaku. Selain hal-hal tersebut di atas, disarankan untuk tidak memberikan e-money pada anak yang belum mengerti keuangan, karena akan sulit mengaturnya. Kemudian, untuk transaksi dalam jumlah besar, jangan gunakan e-money tetapi gunakan kartu debit saja. Penggunaan kartu debit untuk transaksi besar juga lebih aman karena biasanya menggunakan PIN terlebih dahulu. Disarankan pula untuk memakai kartu e-money dari bank yang sama dengan rekening tabungan. Keuntungannya, Anda bisa top-up dengan hanya transfer dari rekening bank. Biaya top-up juga bisa dihilangkan dengan cara ini. Jangan lupa untuk rajin mengecek saldo e-money Anda. Jangan sampai ketika bayar tol, ternyata saldo e-money Anda minim, bahkan kosong. Cara yang paling mudah adalah dengan mengambil struk yang keluar dari mesin e-toll misalnya. Walaupun bisa juga dicek pada ATM, bank penerbit e-money atau minimarket yang bekerja sama mengeluarkan e-money tersebut. Selamat menggunakan e-money dengan cerdas! n

113


Review

Seremoni

7TH ASIAN SBC USERS’ GROUP CONFERENCE & EXHIBITION 2018

REVEALING A PROPER UTILISATION OF

LOW CALORIFIC VALUE SUB-BITUMINOUS COALS Many Low Calorific Value (LCV) Sub-Bituminous Coal suppliers and users, as well as manufacturing companies of LCV coal-bases generator equipment gathered for 2-day discussion session held at Shangri-La Hotel, Surabaya. Representing all members of SC User Group, they came gathered to discuss numerous issues in relation to the utilisation of low calorific value coals, a discussion of which was primarily aimed to promote the growth in the electricity sector in the Asia region. 

DEDDY HASSAN

T

he Secretary of the Directorate General of Electricity, the Ministry of Energy and Mineral Resources, Agoes Triboesono, opened the event entitked “7th ASIAN USERS GROUP CONFERENCE & EXHIBITION 2018”, along with the Director of Strategic Procurement of PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso, President Director of PT Pembangkitan Jawa Bali, Iwan Agung Firstantara, and Executive Director of PRB Coal Users Group, Randy Rahm. That event has been held annually since 2012. For this occasion, PRB Coal Users Group, PT PLN (Persero) and PT PJB took the honourable opportunity to sponsor the 7th Annual ASIAN USERS GROUP CONFERENCE & EXHIBITION 2018. Any other parties participated in such activity and also acted as the Founding Members were KOEN (Korean Energy), CLP China, EGCO Group, HK Electric Hongkong, Taiwan Power Company, and Tenaga Nasional Berhad, Malaysia. The Director of Strategic Procurement of PT PLN (Persero) Supangkat Iwan Santoso, showed his appreciation for the smooth execution of ASIAN USERS GROUP CONFRENCE which was deemed successful in not only providing a positive contri-

114

bution for the management of power generator in Indonesia PT PLN (Persero), but also giving prominent assistance to PT PLN (Persero) during the success implementation of 35,000 MW Programme which was mandated by the Government to PT PLN (Persero). “Nearly entire power generators used in 35,000 MW Programme are the low calorific value (LCV) sub-bituminous coal-based generators. This forum enable to facilitate the experience sharing, information sharing, in addition to the knowledge and technology sharing session, ultimately, it must considerably benefit us, especially for PLN Group”, said Supangkat Iwan Santoso. The President Director of PJB, Iwan Agus Firstantara also said that the utilisation of low calorific value sub-bituminous coals was kind of novel in Indonesia, in line with the 35,000 MW Programme. Nearly all power generators used in such programme were low calorific value coals base. PJB also stepped in by operating the low calorific value coal-based power generators in numerous areas in all over Indonesia, with the total capacity of 5,439 MW. These power generators have their power capacities vary ranging from 7 MW for small-scale power genEdisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Seremoni

Review

erator until 1,000 MW for large-scale power generator. Countless challenges potentially hinder in the operations of low calorific value (LCV) sub-bituminous coal-based power generator. Accordingly, ASIAN USERS GROUP CON­FE­RENCE becomes considerably vital. Through this forum, we will able to exchange not only experience, but also know­ledge and technology in order to improve the performance of the low calorific value (LCV) sub-bituminous coal-based power generator, quoted from Iwan Agung’s speech. This 2-day conference featured 25 sessions headlining “Keeping Lower CV Coal Plant safe, Reliable & Efficient, Boiler & Combustion, Coal Handling, Safety & Health/ Fire”. All these sessions were dedicated for knowledge sharing among the participants which mostly are the owners of mining companies and enterprises engaged in the electricity generation sector. PT PJB also featured 2 speakers, namely: Sugiyanto, Operating Director 1 of PT PJB, outlining the Coal Switching Program Immplementation at 2 x 400 MW Paiton Power Plant Indonesia (Case Study).

NFPA 850 standard released by the National Fire Protection Association. This standard outlines all practical guidelines on the recommendation for the proper management of fire safety aspect in the scope of high-voltage power generator and sub-station. This is critical, observing that low calorific value coal can pose a high fire risk level resulted by type of coal which tends to form combustible dust.

Miftahul Jannah, Operating Director 2 of PT PJB, outlining the Combustion Tuning on Coal Pulverizer Boiler with Coal Variety (Case Study) On the 3rd day, 27th July 2018, all participants of 7th ASIAN SBC USERS’ GROUP CONFERENCE AND EXHIBITION 2018 were invited to visit PLTU Paiton 9, the power generation plant owned by PT PLN (Persero) which is managed by PT PJB. PT PJB, in managing PLTU Paiton 9, adopts the

been annually held since 2012. 7th ASIAN USERS GROUP CONFERENCE & EXHIBITION 2018 was sponsored by PRB Coal Users Group, PT PLN (Persero) and PT PJB for this year. In line with Miftah, the Executive Director of PRB Coal User Group, Randy Rahm thanked all sponsors who had been taking part and PJB who had hosted this activity well. He also said that, for the next year, Indonesia is worth choice for hosting again this event and of course, at another different venue. n

www.listrikindonesia.com

Closed by the Operating Director of PJB After 2 days filled with knowledge sharing sessions, the suppliers and users of low calorific value coals, as well as the equipment manufacturers for low calorific value coal-based power generator gathered for the official event closing ceremony led by the Operating Director of PT PJB, Miftahul Jannah and the Executive Director of PRB Coal Users Group, Randy Rahm in Ballroom of Sangri-La Hotel, Surabaya (26/7). In his speech, Miftahul Jannah showed his appreciation to Listrik Indonesia who had been hosting 7th ASIAN USERS GROUP CONFERENCE & EXHIBITION 2018. This event has

115


Aktivitas

Review

ENERGY OF ASIA POWERED BY PLN

FOTO-FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

Pesta Asian Games 2018 menjadi tantangan bagi PLN Disjaya dengan mempersiapkan listrik yang andal dengan tanpa berkedip (zero tolerance), agar pesta olahraga akbar ini berjalan mulus. Di tengah pelaksanaan program Jakarta Kian Benderang dan Langit Hijau tugas ini jadi tantangan dan sejarah, karena akan jadi sorotan dunia sebagai potret Ibu Kota negara. Sejauh mana persiapannya? ď ľ

DEDDY HASSAN

P

T PLN (Persero) menjamin perhelatan Asian Games 2018 tak akan terjadi pemadaman listrik. Ini dikarenakan PLN telah mempersiapkan sistem pengamanan berlapis di setiap venue yang akan digunakan. General Manager PT PLN Disjaya M.Ikhsan Asaad mengungkapkan hal tersebut saat melakukan bincang khusus dengan Listrik Indonesia di kantornya, (9/8). PLN bahkan sudah membangun fasilitas infrastruktur kelistrikan khusus untuk Asian Games 2018. "Kami sudah siapkan investasi dedicated Asian Games

116

Rp 243 miliar. Itu di luar sponsor yang kita berikan Rp 25 miliar untuk mensukseskan acara ini," ungkap M. Ikhsan usai menggelar Apel Kesiapan Pengamanan Asian Games 2018 di Kawasan Monas. Lebih jauh dia menjelaskan, investasi PLN untuk pembangunan pembangkit dan infrastruktur kelistrikan lainnya untuk wilayah Jakarta, Banten dan Palembang di 2018 sebesar Rp 5,7 triliun. Di mana khusus wilayah Jakarta dan Banten sebesar Rp 2,7 triliun. Khusus untuk wilayah Jakarta, persiapan penguatan Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Aktivitas sistem distribusi yang dilakukan PLN, di antaranya membangun jaringan tegangan menengah untuk memperkuat pasokan ke Gardu Distribusi. Kemudian, melakukan rekonfigurasi JTM untuk meningkatkan keandalan dan kecepatan pemulihan pasca gangguan. Tidak hanya itu, masih ada lagi yaitu melengkapi gardu distribusi dan gardu hubung dengan fasilitas ACO dan RC untuk mempercepat pemulihan pasca gangguan. Terakhir, penggantian dan pemeliharaan peralatan gardu distribusi beserta peralatan pendukungnya. Meski demikian, PLN tetap bakal melakukan perawatan beberapa pembangkit yang memasok Jakarta. Hanya saja, hal itu tidak akan mengganggu perhelatan Asian Games 2018. "Pembangkit yang maintenance yang tidak bisa ditunda tetap kita lakukan. Namun tetap perhatikan kecukupan daya kita. Salah satunya Labuan dan itu sudah terjadwal," pungkas dia.

Siap Pasok Listrik Asian Games PLN memastikan pasokan listrik saat Asian Games 2018 aman, baik di Jakarta maupun di Palembang. Bahkan, PLN memasang pengamanan jaringan berlapis demi menyukseskan acara ini. Jaringan berlapis ini khususnya diterapkan di venue Asian Games. Lapisan pengamanan ini mulai dari tiga hingga lima lapis. "Bahkan, beberapa lokasi prioritas sampai lima lapis, ada jaringan, genset, UPS dan sebagainya. Untuk menjaga pasokan listrik Asian Games 2018 ini," kata M. Ikhsan. Para personel ini dilengkapi dengam berbagai peralatan lengkap. mulai dari rompi hingga power bank raksasa yang bisa dimanfaatkan sebagai backup listrik sementara. Ikhsan menambahkan, untuk Asian Games 2018, PLN mendapat permintaan tambahan listrik mencapai 40 Mega Watt (MW). Angka ini menurut dia lebih tinggi dua kali lipat dari hariannya. "Sementara untuk kapasitas Jawa Bali itu 35 ribu MW, saat Asian Games 2018 perkiraan beban puncak 25 ribu

www.listrikindonesia.com

Review

PLN memasang pengamanan jaringan berlapis demi menyukses­ kan acara ini. Khususnya, diterapkan di venue Asian Games. Lapisan pengamanan ini, mulai dari tiga hingga lima lapis. MW, jadi ada cadangan 10 ribu MW," ujar dia. Bukan hanya di venue, kata dia, PLN Disjaya juga memastikan pasokan listrik tersedia dan digunakan sesuai dengan kebutuhan masing-masing lokasi wisma atlet. “PLN Disjaya sangat siap menghadapi perhelatan Invitation Tournament Asian Games 2018, selain seluruh infrastruktur sudah berfungsi dengan baik untuk pasok­ an listrik utama, disiapkan pasokan listrik pendukung melalui 36 UPS dan 21 unit genset yang didukung 3.000 personel, PLN Disjaya siaga 24 jam selama Asian olympic ini berlangsung,” tambahnya. Selain itu, bentuk dukungan penuh PLN Disjaya dalam ajang bergengsi ini adalah dengan menyediakan sarana prasarana kelistrikan berupa Powerbank-Express Power Service dan Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) di setiap venue bagi para masyarakat yang membutuhkan listrik selama even berlangsung. "Selama berlangsungnya Asian Games 2018, diharapkan bagi seluruh masyarakat Jakarta, khususnya pengelola gedung perkantoran swasta maupun pemerintah, hotel, dan mal untuk memeriahkan perhelatan akbar yang baru diadakan setelah 50 tahun terakhir di Jakarta ini, dengan meningkatkan pencahayaan lampu gedung dan membuat atmosfer Kota Jakarta menjadi kian ben­derang," pungkas GM PLN Disjaya, M. Ikhsan Asaad. n

117


Feature

Etalase

AWS IPI 50 & 200

Solusi Mengolah Limbah di Lahan Minim

B

Harun Al Rosyid. AWS IPI 50 ini mampu mengolah 1 ton limbah setiap jamnya nonstop, dan hanya berukuran 4m x 3m dengan berat 4 ton. Ada juga tipe 200, dengan kapasitas yang lebih besar. Produk terbaru dari IPI ini diklaim sebagai yang termurah dan terlayak dari segi investasi maupun operasional. Dibandingkan pengolahan sampah secara konvensional, lebih baik diolah sendiri dengan mesin ini, biayanya lebih murah bahkan menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan. Pihak IPI juga menyediakan AWS IPI 50 & 200 dengan sistem rental cicilan bank demi memudahkan pemesanan. n (MT)

FOTO: R AKMAL/LISTRIK INDONESIA

esarnya permasalahan sampah di Indonesia, khususnya Jakarta dan kota-kota besar, membuat pemerintah dan masyarakat pusing. Hal ini karena volumenya yang sangat besar dan harus dimusnahkan secara rutin. Hadirnya AWS IPI 50 dapat menjadi solusi, mesin ini dapat mengolah limbah sampah dan menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan, dan didesain berdimensi cukup kecil, sehingga dapat dioperasikan di tempat yang sempit. “Mengolah berbagai jenis sampah dan pengisian bahan bakarnya hanya sekali saja di awal pembakaran, mesin ini akan mengeluarkan air panas yang dapat dimanfaatkan kembali,” ujar CEO Indopower International (IPI),

HANNESC Intelligent Power Saver

Berkemampuan Cerdas dan Powerfull

H

ANNESC Intelligent Power Saver ini efektif menurun­kan pemakaian arus listrik 25% hingga 45%, untuk listrik abonemen (pasca bayar) maupun voucher (pra bayar), alat ini dirancang untuk memenuhi tuntutan mengurangi tagihan listrik. Dengan mengadopsi teknologi Jerman yang disertifikasi oleh CE & RoHS Eropa, untuk kapasitas daya hingga 90 kilowatt yang efisien berkualitas tinggi, cerdas, powerfull, dan digital. Fungsi HANNESC Intelligent Power Saver untuk meredam dan menghilangkan daya semu tarikan awal induksi listrik yang dihasilkan oleh peralatan listrik elektronik, seperti AC, pompa air, water heater, mesin cuci, dan sebagainya, saat start sehingga meteran listrik berputar menjadi sangat cepat. Dengan teknologi tinggi, HANNESC Intelligent Power Saver meredam dan menghilangkan daya semu induksi listrik pada tarik­

an awal dengan Watt sangat besar, sehingga putar­an pada meteran listrik tetap normal dan stabil. Produk ini bekerja dengan cerdas dan efektif dalam menghemat dan menurunkan biaya pemakaian listrik secara legal. Di saat Voltase PLN tidak stabil (naik turun), HANNESC Intelligent Power Saver memberikan perlindungan pada peralatan elektronik secara otomatis dengan mestabilkan voltage arus listrik pada peralatan listrik (elektronik) yang sedang aktif tetap stabil, hal ini yang dapat membuat umur alat-alat elektronik Anda tetap awet. n (TS)

VKTECH Digital Energi Meter

Sahabat Ibu Rumah Tangga Dalam Berhemat Listrik

B

agi ibu rumah tangga, setiap akhir bulan sering dipusingkan oleh pembayaran tagihan listrik yang membengkak. Pasalnya, kita sering lalai untuk me­lakukan penghematan listrik dalam pemakaian sehari-hari, seperti untuk berbagai peralatan elektronik hingga pompa air. Jika tagihan listrik sudah “meledak” maka baru ramai untuk melakukan penghematan penggunaan listrik. Agar langkah penghematan listrik dapat dilakukan secara teratur, diperlukan suatu alat untuk mengukur konsumsi arus listrik dengan menggunakan Energi Meter atau kWh Meter. Alat tersebut, kini dapat diperoleh secara bebas di situs belanja online. Dengan display digital yang mudah dilihat, sehingga konsumsi arus peralatan, kantor, perusahaan, dan lain-lain dapat diketahui dengan jelas dalam rangka melakukan program peng-

118

hematan listrik. Secara teknis, peralatan ini memiliki fungsi dasar untuk mengukur arus, tegangan, pemakai­an kWh (energi listrik), dan power factor. Produk ini didesain untuk mampu menghitung pemakaian listrik secara otomatis dengan melakukan setting dengan beragam fitur tambahan, seperti jam (clock), operating time, dan overload alarm setting. Alat pengukur ini dapat bekerja di tegangan nominal 220V 50Hz (190 276V 50 Hz), arus maksimal 16 A, arus minimal 0,005A, menggunakan baterai kan­cing 2x1,5V untuk back-up memory, dan colokan listrik standar Indonesia (EU Plug). Selamat berhemat. n (TS) Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018


Etalase

Feature

Kabel Supreme NYY 3 x 2.5mm

Kabel Tembaga Berkualitas Dengan Double Isolator

K

abel merupakan komponen penting dari bagian instalasi listrik pada rumah kita. Selain berfungsi sebagai penghantar listrik, kabel juga memiliki peran untuk mengatur pencahayaan rumah maupun kebutuhan kebutuhan elektronik lainnya. Sementara itu, ada beragam jenis kabel, mulai dari jenis NYA, NYM, NYY, NYAF, NYCY, BC, AAAC, ACSR, ACAR, NYMHYO, dan lain-lain, dimana semua memiliki fungsionalitas berbedabeda tergantung kebutuhan anda. Salah satu kabel yang memiliki kualitas terbaik untuk urusan kelistrikan adalah Supreme Kabel, yang didesain secara khusus untuk meningkatkan keamanan bagi aliran listrik sehingga para pengguna

Kubota GL 600

tidak perlu risau akan terjadi korsleting ataupun berbagai hal lain yang tidak diinginkan. Supreme kabel sendiri memiliki beberapa jenis sesuai dengan fungsi dan kegunaannya masing-masing agar instalasi yang dilakukan tidak mengalami korsleting. Kabel Supreme memiliki tanda atau kode pengenal yang akan menunjukkan para penggunanya untuk mengetahui jenis konduktor yang dimiliki beserta jenis isolatornya, serta jenis pelindungnya. Sebagai contoh, Supreme Kabel dengan kode “NYY� yang berarti bahwa kabel jenis tersebut memiliki konduktor dengan bahan tembaga (dengan kode N), serta sebuah bahan isolasi kabel yang berbahan PVC

Generator Diesel Berteknologi Jepang

secara dua lapis (dengan kode YY). Kabel yang di desain untuk kebutuhan outdoor (luar ruangan) atau dalam tanah memiliki tembaga tunggal dengan panjang 100 meter per rol, memiliki berat 23 kg dengan warna isolasi berwarna hitam. n (TS)

P

T Kubota Indonesia adalah pelopor dari perusahaan mesin diesel yang bermutu tinggi di Indonesia yang telah dan terus mendukung pengembangan industri pertanian nasional. Proses tersebut perlu waktu yang lama dan pengalaman produk yang dapat dipercaya oleh Kubota Corp. Japan, dimana mesin diesel merupakan keunggulan bisnisnya. Perusahaan asal negeri Sakura yang telah mendapat sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001 dari Lloyd (UK) sejak tahun 2006, menghadirkan generator GL 6000 yang memiliki kemampuan output 5.5 kVA, voltage 220, phase ingle, dan frekuensi 50 Hz. Produk ini memiliki konsumsi bahan bakar 2.2 liter/h (at full load), kapasitas bahan bakar 28 liter, kapasitas oli 2.2 liter, kapasitas air pendingin 3.7 liter, batter 12 V / 28 Ah, dimensi L x W x H 1066 x 618 x 698 (mm), berat 235 kg, dan sound level (full load at 7m) 65 db. n (TS)

Modena Crista BE1325

Masak Lebih Aman Lewat Fitur Residual Heat Indicator

S

aat ini penggunaan kompor listrik untuk memasak sudah semakin populer karena dinilai lebih praktis, mudah, dan memiliki ukuran yang kecil. Anda dapat meletakannya di atas meja makan sehingga lebih mudah ketika ingin langsung menyajikan makanan. Selain itu, kompor listrik juga ringan, mudah dipindahkan, dan dapat menghasilkan sensasi rasa masakan yang lebih lezat. Saat ini terdapat beragam jenis dan merek kompor listrik, salah satunya Modena Crista BE1325. Kompor listrik ini diklaim mampu memberikan rasa aman bagi penggunanya. Pasalnya, setelah kompor selesai digunakan dan lalu dimatikan, maka kompor akan menyisakan energy panas selama beberapa waktu. www.listrikindonesia.com

Pada saat itulah residual heat indicator yang dimiliki Modena Crista BE1325 akan bekerja dengan cara menyalakan lampu indikator sebagai bentuk peringatan bahwa kompor masih terasa panas, kemudian akan padam setelah suhu kompor sudah turun. Kompor ini cocok bagi Anda yang membutuhkan lingkungan dapur yang aman. Kompor ini juga menggunakan tempered glass sebagai pelat penutup bagian pemanas. Dengan penggunaan tempered glass, penampilan kompor ini menjadi terlihat modern, namun tetap tangguh. Hanya saja, konsumsi daya listrik kompor ini dapat mencapai hingga 2000 watt sehingga dapat meningkatkan biaya listrik. Namun, sisi positifnya adalah, Anda dapat memasak dengan lebih cepat. n (TS)

119


Selamat & Sukses

Strategi Pertumbuhan Terbaik PT Indonesia Comnet Plus Penghargaan dalam 7th Anugerah BUMN Award 2018


Update your electricity and energy world

www.listrikindonesia.com

INFO LANGGANAN & IKLAN Nindya Putri 0812 8331 3700 (021) 536 77336 nindya.listrikindonesia@gmail.com listrikindonesia@cbn.net.id Pembayaran dapat dilakukan melalui bilyet giro atau transfer ke rekening: PT Listrik Indonesia Media Bank Mandiri Cab. Jakarta Acc No. 165-000-2323-203

Ya! Saya ingin berlangganan Majalah Listrik Indonesia Dari edisi................................. Nama

: .....................................................................................................................................

Perusahaan

: .....................................................................................................................................

Jabatan

: .....................................................................................................................................

Alamat

: .....................................................................................................................................

Telepon

: ........................................................ HP: ..................................................................

Fax

: .....................................................................................................................................

E-mail

: .....................................................................................................................................

Status Pelanggan :

Baru

Perpanjangan

Jumlah Edisi

Harga @ Rp 45.000/eks

24 edisi

Rp 1.080.000

12 edisi

Rp

540.000

6 edisi

Rp

270.000

*) Beri tanda √ pada kotak pilihan Anda

................................................, ............................................. 2018

Tertanda

( ....................................................... )

Formulir ini dapat dikirim melalui faksimili ke: (021) 534 3792


Opini

Editorial

LISTRIK BELUM

MERDEKA Masih adanya sejumlah wilayah di Indonesia yang belum memiliki akses penerangan listrik, menjadi pekerjaan rumah Pemerintah. Menurut catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), rasio elektrifikasi nasional tahun 2017 sebesar 95,35%. ď ľ

GALUH FIRDAUS

R

asio elektrifikasi ini menggambarkan jumlah rumah tangga yang sudah berlistrik dibandingkan dengan jumlah rumah tangga nasional, sebanyak 62,5 juta atau sekitar 93,03% rumah tangga teraliri listrik dari PLN, sementara 1,5 juta atau 2,32% rumah tangga mendapat listrik dari off-grid non PLN yang dibangun oleh Pemerintah Daerah maupun Pusat, swasta, dan rumah tangga berlistrik tanpa kWh meter. Kebanyakan daerah yang belum berlistrik tersebut tersebar di wilayah Indonesia timur. Saat ini, pemerintah mengarahkan pembangunan infrastruktur ke arah Indonesia timur, dengan alasan untuk mendongkrak roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satunya yakni di wilayah Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tepatnya di Desa Lokalaba, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagakeo. Sejak Indonesia merdeka 1945 hingga kini yang sudah memasuki usia ke-73 tahun, wilayah tersebut belum merasakan kemerdekaan dari gelapnya malam. Hal tersebut sangat berbanding terbalik dengan kota-kota besar lainnya, yang sudah terang bak istana lampu. Bahkan banyak sebagian masyarakat perkotaan yang cenderung boros dalam menggunakan listrik. Padahal untuk masyarakat yang tinggal di perdesaan, ha­dirnya listrik menjadi penyemangat baru dan pendukung berbagai kegiatan, termasuk bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah, ketimbang menggunakan lampu templok. Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Suraya (PLTS) dan Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) menjadi opsi utama pemerintah dalam menigkatkan rasio elektrifikasi di daerah 3T. Untuk itu, pemerintah saat ini bergerak cepat dengan berkoordinasi secara aktif dan insentif dalam menyusun peraturan lanjutan guna mendukung pemanfaatan sumber EBT untuk penyediaan tenaga listrik. Selain itu, pemerintah pusat juga memberikan keleluasaan kepada pemerintah daerah untuk rangka meningkatkan ke­

122

tahanan listrik di wilayahnya, terutama bagi daerah yang belum berlistrik. Menteri ESDM Ignasius Jonan pernah mengatakan, untuk wilayah yang sulit dijangkau jaringan listrik PLN, agar segera dilistriki menggunakan pembangkit EBT, seperti di wilayah Papua yang sulit jika dibangun pembangkit listrik konvensional. Karena menurutnya, jika tidak dengan cara tersebut (menggunakan EBT) untuk mengejar rasio elektrifikasi 100% tidak akan pernah sampai. Target pemerintah dalam mencapai rasio elektrifikasi 100% yakni di 2019, pemerintah berjanji seluruh wilayah maupun daerah tanpa terkecuali sudah mendapatkan aliran listrik. Kita tunggu janji Pemerintah di 2019 yang akan menerangi desa-desa di seluruh pelosok negeri. Jadi, saat ini masyarakat yang berada di wilayah 3T harus menunggu di usia Kemerdekaan Indonesia yang ke-74, agar seluruh daerah dapat merdeka dari gelapnya malam. n

Edisi 64 | 25 Agustus - 25 September 2018




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.