Upaya pemberdayaan perempuan di aceh terhadap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana

Page 1

Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 1 April 2010

ISSN: 2086-8421

Volume I, No. 1 APRIL 2010

Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycimax, L) Oleh Drs. Zulkarnaini, M.Si. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya Oleh Ir. Syarifuddin, M,.Si. Pemberdayaan Perempuan Menuju Masyarakat Aceh yang Madani dan Islami Oleh Drs. Zamzami, M.Si. Identifikasi Ekonomi Perempuan Kabupaten Aceh Jaya Oleh Dra. Asmawati, M.Si. Upaya Pemberdayaan Perempuan di Aceh Terhadap Peningkatan Sektor Usaha Industri Kecil Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Aceh Besar Oleh Yuliana , S.E. Analisis Kesalahan Pemaragrafan dalam Penulisan Proposal Penelitian Dosen Universitas Abulyatama Oleh Drs. Yusri, M.Pd. Peranan Lembaga Pendidikan dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I. Tinjauan Hukum Islam dalam PP No. 8 Terhadap Upah Buruh di Indonesia Oleh Drs. Nasruddin A.R., M.Si. Analisis Penggunaan Varietas Padi Terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Ir. Firdaus, M.Si. Pengaruh Pemberian Magot (Hermetia sp) dengan Dosis yang Berbeda (2,3,5, dan 7%) Terhadap Pertumbuan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Oleh Drs. Azwar Thaib, M.Si.

1


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 1 April 2010

ISSN: 2086-8421

JURNAL TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Volume 1 Nomor 1, April 2010 Pengaruh Iklim Terhadap Pertumbuhan Tanaman Kedelai (Glycimax, L) Oleh Drs. Zulkarnaini, M.Si. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Cabai Merah di Kecamatan Jaya Kabupaten Aceh Jaya Oleh Ir. Syarifuddin, M,.Si. Pemberdayaan Perempuan Menuju Masyarakat Aceh yang Madani dan Islami Oleh Drs. Zamzami, M.Si. Identifikasi Ekonomi Perempuan Kabupaten Aceh Jaya Oleh Dra. Asmawati, M.Si. Upaya Pemberdayaan Perempuan di Aceh Terhadap Peningkatan Sektor Usaha Industri Kecil Pascabencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Aceh Besar Oleh Yuliana , S.E. Analisis Kesalahan Pemaragrafan dalam Penulisan Proposal Penelitian Dosen Universitas Abulyatama Oleh Drs. Yusri, M.Pd. Peranan Lembaga Pendidikan dalam Mengatasi Kenakalan Remaja Oleh Putri Dini Meutia, S.Pd.I. Tinjauan Hukum Islam dalam PP No. 8 Terhadap Upah Buruh di Indonesia Oleh Drs. Nasruddin A.R., M.Si. Analisis Penggunaan Varietas Padi Terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Padi Sawah di Kecamatan Manggeng Kabupaten Aceh Barat Daya Oleh Ir. Firdaus, M.Si. Pengaruh Pemberian Magot (Hermetia sp) dengan Dosis yang Berbeda (2,3,5, dan 7%) Terhadap Pertumbuan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin Siam (Pangasius hypophthalmus) Oleh Drs. Azwar Thaib, M.Si.

2


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 1 April 2010

ISSN: 2086-8421

JURNAL TASIMAK Media Sain dan Teknologi Abulyatama ▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ Volume 1 Nomor 1, April 2010 Pelindung/Pembina Penanggung Jawab

: Rektor Universitas Abulyatama : Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama

Pimpinan Redaksi

: Drs. Yusri. M.Pd.

Redaktur Ahli

: Prof. Dr. H. Warul Walidin A.K, M.A. (IAIN) Prof. H. Burhanuddin Salim, M.Sc. Ph.D. (Unsyiah) Prof. Dr. Ir. H.M. Hassan Suud, M.Sc. (Unsyiah) Prof. Dr. A. Halim Majid, M.Pd. (Unaya) Drs. Ir. Azwar Thaib, M.Si. (Unaya)

Redaktur Pelaksana

: Drs. Zamzami A.R. M.Si. Yuliana, S.E Yulinar, S.Pd.

Dewan Redaksi

: Muhammad Nur, S.H. M.Hum. Ir. Mulyadi, M.Si. Ir. H. Firdaus, M.Si. Dewi Astini, S.H. M.Hum. Maryati B, S.H M.H. Drs. Tamarli, M.si. Yulfrita Adami, S.E. M.Si. Drs. H.M. Hasan Yakob, M.M. Drs. Bukhari, M.Si. Fakhrurrazi Abbas, S.E. M.Si.

Distributor/Komunikasi

: Drs. Akhyar, M.Si Drs. Muhammad, M.Si. : Drs. Nasruddin A.R. M.Si. : aSOKA communications (www.asoka.web.id) : Lembaga Peneltian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Abulyatama, Jl. Blang Bintang Lama km 8,5 Lampoh Keude – Aceh Besar, Telepon (0651) 21255

Bendahara Desain cover Alamat Redaksi

3


Jurnal TASIMAK Vol. I, No. 1 April 2010

ISSN: 2086-8421

SAMBUTAN REKTOR UNIVERSITAS ABULYATAMA Tugas pokok dosen adalah melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Salah satu Dharma dari Tri Dharma tersebut adalah melaksanakan penelitian, yang hasilnya dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pengajaran yang dilaksanakannya, atau digunakan oleh masyarakat untuk kesejahteraan hidupnya. Untuk itu publikasi ilmiah memegang peranan penting dalam memublikasikan hasil-hasil penelitian dosen tersebut. Hadirnya Jurnal Ilmah Tasimak yang merupakan Media Sain dan Teknologi Abulyatama hendaknya dapat menampung dan memublikasikan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Dosen pada Universitas Abulyatama pada khususnya dan dosen di daerah ini pada umumnya. Oleh karena itu, kami menghimbau kepada para dosen dapat lebih giat lagi dalam melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu dan teknologi. Kami berharap jurnal ini dapat selalu diisi oleh dosen dalam lingkungan Universitas Abulyatama sehingga setiap edisi dapat terbit sesuai dengan waktu yang sudah direncanakan. Kami memberi penghargaan atau apresiasi kepada Dewan Redaksi yang sudah bekerja keras sehingga telah dapat menerbitkan sebuah jurnal ilmiah ini. Mudah-mudahan jurnal ini dapat berkiprah dalam meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya, mutu pendidikan di Universitas Abulyatama pada khususnya. Akhirnya, kami menyampaikan selamat kepada Dewan Redaksi, dan kita berharap jurnal ini akan lebih baik lagi pada edisi-edisi yang akan datang, baik dari segi kualitas tulisannya, maupun kualitas penampilannya. Mudah-mudahan jurnal ini dapat berlanjut terus dan memberikan manfaatnya kepada kita semua. Aamiiiin. Banda Aceh, 20 Mai 2010 Rektor, dto. Prof. Dr. H. Warul Walidin, A.K. M.A.

4


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

ISSN: 2086-8421

UPAYA PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DI ACEH TERHADAP PENINGKATAN SEKTOR USAHA INDUSTRI KECIL PASCA BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI DI KABUPATEN ACEH BESAR Yuliana,S.E* ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Upaya Pemberdayaan Perempuan di Aceh Terhadap Peningkatan Sektor Usaha Industri Kecil Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Aceh Besar. Jenis Penelitian yang digunakan adalah studi lapangan atau kuantitatif, dimana pendekatan kualitatif dilakukan untuk menjelaskan, menguraikan dan menganalisa secara mendalam hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawacara dengan para responden atau informan. Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian adalah perempuan yang produktif yang ada di Kabupaten Aceh Besar pasca Bencana gempa bumi dan tsunami yang melanda di Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sektor usaha kecil adalah salah satu sektor usaha yang bisa membantu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimana dengan penghasilan dari sektor tersebut masyarakat bias mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu disarankan kepada pihak-pihak yang memberikan dana bantuan kepada korban tsunami, agar dapat meningkatkan jumlah pemberian bantuan dalam bentuk modal usaha dan tetap memberdayakan masyarakat kearah yang lebih baik untuk bisa menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi lagi. Kata kunci: Pemberdayaan perempuan, sektor usaha dan industri kecil.

1. Pendahuluan Bencana gempa bumi dan tsunami yang terjadi akhir bulan Desember 2004 lalu yang berkeku-atan 8,9 richer telah memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan masyarakat Aceh. Akibatnya tercatat 110.299 orang meninggal dunia, 12.132 orang

yang hilang dan 703.518 orang yang hilang, (BAKORNAS PBP,2005). Tragedi ini telah menyisakan problematika kehidupan yang begitu rumit, mulai dari masalah ekonomi, sosial, budaya sampai pada pendidikan. Problem ini semakin memuncak di tambah lagi dengan tingkat kemiskinan yang semakin tinggi dan tingkat

49


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

pengangguran di wilayah yang terkena bencana gem-pa bumi dan tsunami. Meskipun hampir seluruh masyarakat Aceh merasakan dampak dari bencana gempa bumi dan tsunami namun yang kelompok yang paling merasakan akibat dari bencana ini adalah perempuan di Aceh.hal ini disebabkan dari jumlah penduduk perempuan di Aceh lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2005 jumlah penduduk Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam pasca bencana gempa bumi dan tsunami berkisar antara 4.031.5189 orang dengan klasifikasi laki-laki berjumlah 2.005.765 jiwa dan perempuan 2.025.826 jiwa. Dengan bentuk piramida pendu-duknya berada dalam kelompok muda atau usia produktif, (BPS,2005). Munculnya upaya pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami tidak terbatas dari peran non Pemerintah atau yang lebih dikenal dengan nama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dengan misi dan visinya agar perempuan di Aceh dapat bangkit kembali menuju masa depan yang cerah. Upaya pemberdayaan perempuan bukan hanya dari Pemerintah, LSM namun juga dari NGO Asing yang langsung datang dari luar negeri hanya untuk membantu rakyat Aceh yang tertimpa musibah gempa bumi dan tsunami. Hal ini tidak

ISSN: 2086-8421

mengherankan kalau partisipasi dari LSM dan NGO Asing menjadi wacana sentral selama beberapa bulan terakhir ini sebagai wujud kriteria sekaligus kontribusi terhadap upaya yang telah mereka lakukan untuk menuju paradigma yang lebih baik untuk masa depan rakyat Aceh umumnya dan masyarakat Aceh yang tertimpa musibah gempa bumi dan tsunami khususnya. Secara umum pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami menjadi “Trademark� yang dapat dicontoh-kan pada agenda dan kegiatan apa saja. Kondisi ini pada batas tertentu telah menyebabkan reduksi makna pemberdayaan perempuan sekaligus membelokkan pemberdayaan perempuan di Aceh dari orientasi awalnya. Hal ini dapat dilihat betapa banyaknya program pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang dilakukan baik oleh pemerintah dalam hal ini BRR, LSM maupun NGO Asing yang di jalankan di daerah yang terkena bencana gempa bumi dan tsunami, namun berakhir dengan kegagalan. Dengan kata lain misi dan visi dari program pemberdayaan yang direncanakan oleh pemerintah, LSM dan NGO Asing justru bermakna pada semakin tidak berdayanya masyarakat yang seharusnya diberdayakan, hal ini dapat di lihat dari banyaknya kelompok yang menjadi sasaran pemberdayaan perempuan, namun tidak merubah

50


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

perempuan itu menjadi lebih berdaya atau dengan kata lain mereka tidak mandiri, hal ini dapat dilihat dari program menjahit, membuat kue dan masih banyak program lainnya yang berakhir tanpa merubah pendapatan mereka. Agar program pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami dapat berjalan dengan baik, maka di samping diperlukan pelatihan, modal juga strategi yang baik dari program tersebut. Dengan strategi yang baik yang dilakukan baik Pemerintah, LSM dan NGO Asing, maka program pemberdayaan perempuan di Aceh pasca gempa bumi dan tsunami tidak hanya sebagai misi dan visi dari Pemerintah, LSM dan NGO Asing, namun di harapkan dapat membuka lapangan kerja baru bagi mereka, sekaligus dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga mereka yang selama bencana gempa bumi dan tsunami telah kehilangan semua harta benda mereka. Sehubungan dengan latar belakang di atas, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang “Upaya Pemberdayaan Perempuan di Aceh Terhadap Peningkatan Sektor Usaha Industri Kecil Pasca Bencana Gempa Bumi dan Tsunami di Kabupaten Aceh Besar�. 2. Perumusan Masalah

ISSN: 2086-8421

Berdasarkan permasalahan atau uraian di atas, dapat dirumuskan masalah pokok yang diteliti dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut : 1. Bagaimana upaya Pemerintah, LSM maupun NGO Asing dalam melaksanakan pember-dayaan perempuan di Aceh terhadap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Aceh Besar? 2. Upaya apa sajakah yang telah dilakukan Pemerintah, LSM maupun NGO asing terhadap pemberdayaan perempuan di Aceh terhadap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Aceh Besar? 3. Kendala apa sajakah yang dihadapi oleh pihak Peme-rintah, LSM maupun NGO dalam rangka pemberdayaan perempuan di Aceh terdahap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana gempa dan tsunami di Kabupaten Aceh Besar?. Berdasarkan rumusan masalah tersebut hipotesis penelitian adalah sebagai berikut: Dengan adanya Upaya pemberdayaan perempuan di Aceh terhadap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana gempa bumi dan tsunami, maka dapat menciptakan lapangan kerja baru dan dapat meningkatkan pendapatan bagi perempuan di Aceh melalui usaha

51


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

industri kecil di Kabupaten Aceh Besar. 3. Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan (empowerment) merupakan jawaban atas realitas ketidak berdayaan. Mereka yang tidak jelas adalah pihak yang tidak memiliki daya (atau kehilangan daya) kekuatan, menekankan keberpihakan kepada “yang tidak mempunyai daya atau kuasa�, artinya memberikan kuasa (power) kepada yang tidak mempunyai kekuasaan atau kehilangan kekuasaan. Mereka yang tidak mempunyai kekuasaan menunjukkan situasi yang benar-benar sejak awal tidak punya, sedangkan yang hilang kekuasaan menunjukkan proses penghilangan atau kondisi awal punya kemudian ada proses yang menunjukkan tidak punya, (Enifri,2005) Berdasarkan pada kondisi ketidakberdayaan masyarakat (akibat kekuasaan), di sisi lain individu semestinya memiliki hak kemanusiaannya untuk merdeka, memiliki kuasa atas kehidupannya sendiri, maka pemberdayaan ma-syarakat dimaksudkan sebagai serangkaian upaya untuk mentrans-formasikan kesadaran akses sumber daya dan kemampuan meningkatkan kemandirian, mengelola diri dan lingkungan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan keten-traman masyarakat.

ISSN: 2086-8421

3.2 Pengertian Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat adalah suatu proses dimana masyarakat, terutama mereka yang miskin sumber daya adalah kaum perempuan dan kelompok yang terabaikan lainnya, didukung agar mampu meningkatkan kesejahteraan secara mandiri (Deliveri, 2006). Dalam proses ini, lembaga berperan sebagai fasilitator yang mendampingi proses pemberdayaan masyarakat. Aspek penting dalam suatu program pemberdayaan masyarakat adalah program yang disusun sendiri oleh masyarakat, manjawab kebu-tuhan dasar masyarakat, mendukung keterlibatan kaum miskin, perem-puan, buta huruf dan kelompok terabaikan lainnya dibangun dari sumber daya lokal, sensitive terhadap nilai-nilai budaya setempat, memper-hatikan dampak lingkungan, tidak menciptakan ketergantungan, berba-gai pihak terlibat, serta berkelan-jutan. 3.3 Pengertian Usaha Industri Kecil Berbagai definisi atau pengertian industri kecil banyak diung-kapkan untuk menggolongkan suatu industri itu termasuk kecil atau bukan. Industri kecil sering pula disebut dengan usaha kecil ataupun industri skala kecil. Ukuran yang digunakan un-tuk mendefinisikan usaha kecil ini biasanya dilihat dari jumlah tenaga kerja dan modal yang dimilikinya.

52


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

Definisi usaha kecil menurut Undang-undang No 5 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil ialah “kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini�. Dari pengertian yang diberikan tersebut yang dimaksud dengan usaha kecil dalam hal ini meliputi juga usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Usaha kecil informal ialah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat dan belum berbadan hukum antara lain ialah petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang kaki lima, pemulung dan lainnya. Sedangkan usaha kecil tradisional ialah usaha yang menggunkan alat-alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun-temurun dan atau berkaitan dengan seni dan budaya. Perbedaan tingkat kemis-kinan pada masyarakat miskin telah terjadi perbedaan usaha mikro dengan usaha kecil. Bank Dunia mendefinisikan usaha mikro sebagai perusahaan dengan total asset kurang dari USD 100.000 hingga USD 3 juta dan mempekerjakan 10-50 orang. Di Indonesia usaha mikro termasuk kategori usaha kecil. Usaha mikro dan usaha kecil didefinisikan sebagai aktivitas bisnis di bidang industri, pertanian atau jasa baik yang memiliki oleh individu atau keluarga, kerjasama antara pihak, atau korporasi,

ISSN: 2086-8421

dimana maksimum assetnya mencapai Rp 20 juta (USD 23.500 tidak termasuk nilai tanah dan bangunan), (Heryadi,2004). 3.4 Pengembangan Ekonomi Lokal Pengembangan ekonomi lokal diartikan sebagai upaya untuk membebaskan masyarakat dari semua keterbatasan yang mengham-bat usahanya guna membangun kesejahteraan. Kesejahteraan tersebut dapat diartikan secara khusus sebagai jaminan keselamatan bagi adat istiadat dan agamanya, bagi usahanya dan bagi harga dirinya sebagai manusia. Semua jaminan tersebut tidak dapat diperoleh dari luar system masyarakat karena tidak berkelanjutan dan oleh karena itu harus di upayakan dari system masyarakat itu sendiri yang sering disebut dengan kemandirian. Dengan demikian pembangunan ekonomi lokal merupakan upaya pemberda-yaaan masyarakat ekonomi dalam suatu wilayah dengan bertumpukan kepada kekuatan lokal, baik itu kekuatan nilai kondisi, sumber daya alam, sumber daya manusia, teknologi, kemampuan manajemen kelembagaan (capacity of institution ) maupun asset pengalaman ( Haeruman, 2001). Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan yang lebih baik. Aspirasi dan tuntutan masyarakat itu dilandasi

53


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

oleh hasrat untuk lebih berperan serta dalam mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur dan sejahtera. Dalam ekonomi yang makin terbuka, ekonomi makin berorientasi pada pasar, peluang dari keterbukaan dan persaingan pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan ekonominya lemah. Dalam keadaan ini harus dicegah terjadinya proses kesenjangan yang makin melebar, karena kesempatan yang muncul dari ekonomi terbuka hanya dapat dimanfaatkan oleh wilayah, sektor dan golongan ekonomi yang maju. Secara khusus perhatian harus diberikan dengan pemihakan dan pemberdayan masyarakat melalui pembangunan ekonomi lokal. Pengembangan ekonomi lokal erat kaitannya dengan pember-daayaan sumber daya manusianya, lembaganya dan lingkungan sekitar-nya. Untuk pengembangan ekonomi lokal tidak cukup hanya dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, tetapi juga diperlukan adanya lembaga yang terlatih untuk mengelola sumber daya manusia yang sudah maju, dan memerlukan lingkungan yang kondusif untuk memungkinkan lembaga ekonomi lokal tersebut berkembang. Pengembangan ekono-mi lokal melalui pengembangan lembaga kemitraan semua stake-holders (Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat) dengan demikian membutuhkan kemampuan komuni-kasi diantara semua lembaga yang berhubungan mitra kerja dan

ISSN: 2086-8421

mitra usaha. Untuk selanjutnya, komuni-kasi multi arah menjadi kebutuhan mendasar dalam pengembangan lembaga kemitraan tersebut. 3.5 Kemitraan (Partnership) Kemitraan pada hakekatnya yang merupakan wujud yang ideal dalam meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan. Kemitraan didasari atas hubungan antar pelaku yang bertumpu pada ikatan usaha yang saling menunjang dan saling menguntungkan serta saling menghidupi berdasarkan asas kesertaraan dan kebersamaan. Dengan kemitraan diharapkan dapat menumbuhkan dan menjamin keberlanjutan jaringan kelembagaan untuk mendukung inisiatif lokal dalam pengembangan ekonomi lokal (Haeruman, 2001). Pola kemitraan adalah salah satu konsep yang sudah banyak dikenal. Dalam pola ini di harapkan suatu lembaga mampu berfungsi sebagai penampung aspirasi para anggota kemitraan tersebut. Perlu diingat salah satu fungsi dari lembaga kemitraan adalah arus mampu mencerminkan keikutsertaan para anggotanya (participatory approach) dan mengikutsertakan masyarakat agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan di daerah mereka masing-masing. Kemitraan adalah salah satu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua

54


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keun-tungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Karena merupakan suatu strategi bisnis maka ke-berhasilan kemitraan sangat diten-tukan oleh adanya kepatuhan diantara yang bermitra dalam menjalankan etika bisnis. Lebih lanjut, Herman Haeruman (2001) mengelaborasi kemitraan sebagai suatu proses. Proses yang dimulai dengan perencanaan, kemudian perencanaan itu diimplementasikan dan selanjut-nya dimonitor serta dievaluasikan terus menerus oleh pihak yang bermitra. Dengan demikian terjadi alur tahapan pekerjaan yang jelas dan teratur sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Karena kemitraan merupakan suatu proses maka keberhasilannya diukur dengan pencapaian nilai tambah yang didapat oleh pihak yang bermitra baik dari segi material maupun nonmaterial, nilai tambah ini akan berkembang sesuai dengan mening-katnya tuntutan untuk mangadaptasi berbagai perubahan yang terjadi. Singkatnya, nilai tambah yang didapat merupakan fungsi dari kebutuhan yang di capai. Dalam mengembangkan kemitraan, masing-masing partner harus sensitive dan menunjukkan komitmen dan empatinya tidak saja terhadap apa yang menjadi tujuan forum kemitraan bersangkutan tetapi terutama terhadap apa yang menjadi tujuan masing-

ISSN: 2086-8421

masing individu. Dengan kata lain setiap anggota harus sensitive terhadap apa yang menjadi forum kemitraan, tujuannya sendiri, serta tujuan individual identik dengan mencabut akar kemitraan itu sendiri (the Peter F. Drucker Foundation, 1996; Austin, 2000; The Jean Monnet Program, 2001). Kemitraan bagi pengembangan ekonomi lokal adalah suatu pendekatan untuk mendorong aktivitas ekonomi melalui pem-bentukan kemitraan masyarakat, swasta dan pemerintah dan mem-fokus pada pembangunan kluster ekonomi, sehingga terbangun keterkaitan antara pelaku-pelaku ekonomi dalam suatu wilayah atau region (perdesaan, kota, kecamatan, kabupaten, propinsi) dengan market (pasar lokal, nasional dan pasar Internasional) (UNDP, UN HABITAT DAN BAPPENAS 2002). 3.6 Strategi Program Kemitraan Pengembangan Ekonomi Lokal Dalam pelaksanaan Pro-gram Kemitraan Pengembangan Ekonomi Lokal terdapat dua strategi inti yang diformulasikan sedemikian rupa dan memiliki kerkaitan satu dengan lainnya sebagai berikut: 1. Memfasilitasi forum kemitraan pada setiap jenjang kepemerintahan dengan melibatkan semua stakeholder (masya-rakat, pemerintah dan swasta), untuk berdialog mengenai pembangunan ekonomi. Mela-lui

55


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

forum ini, seluruh stakeholder berpartisipasi da-lam proses perencanaan, for-mulasi kebijakan, pembuatan keputusan, monitoring dan evaluasi. 2. Mendorong forum kemitraan untuk menstimulasi kegiatan kluster ekonomi sebagai suatu sarana untuk menciptakan kesempatan peningkatan pendapatan dan peluang lapangan kerja. Hal ini dicapai melalui identifikasi pasar serta pengembangan, diversifikasi dan pemasaran dari cluster komoditas terpilih (UNDP, UNHabitat dan Bappenas, 2002). Strategi 1. Terkait dengan aransemen dan penguatan kelembagaan yang menghasilan dua demarkasi penting, yaitu konvensi (conventions) dan aturan main (rules of the game). Kelembagaan adalah suatu aturan yang dikenal dan diikuti secara baik oleh anggota masyarakat yang memberi naungan (liberty) dan meminimalkan hambatan (cons-traints) bagi individu atau anggota masyarakat. Kelembagaan kadang ditulis secara formal dan ditegakkan oleh aparat pemerintah, tetapi kelembagaan juga dapat tidak ditulis secara formal seperti pada aturan adat dan norma yang dianut masyarakat. Kelembagaan itu umumnya dapat diprediksi dan cukup stabil serta dapat diaplikasikan pada situasi berulang. Demikianlah dasardasar awal yang diletakkan oleh para penemu ekonomi kelembagaan John R.

ISSN: 2086-8421

Commons dan Thorstein Veblen dalam Arifin, 2001. Strategi 2. berupaya mendo-rong kerangka kelembagaan yang terbentuk untuk melakukan Kluster aktivitas ekonomi yang terencana, jelas, dan terarah sebagai “starting Point�. Penerapan strategi ini harus dilihat sebagai bagian internal dari upaya mengembangkan ekonomi lokal. Setiap daerah memiliki keunikan masingmasing, baik dalam hal sumberdaya, kemam-puan, tantangan, maupun peluang. Karenanya kemampuan klaster harus di sesuaikan dengan kondisi-kondisi spesifik tersebut, ditentukan sendiri oleh masyarakat lokal dan meli-batkan semua stakeholders. Kriteria untuk pemilihan kluster aktivitas ekonomi yang dapat diterapkan pada pengembangan ekonomi lokal dengan basis atau pendekatan permintaan adalah sebagai berikut: Pertama, potensi permintaan dari luar daerah (pasar ekspor) besar. kriteria ini merupakan kriteria dasar dari suatu pendekatan market-driven. Informasi dasar mengenai potensi permintaan ini haruslah digali dan dikuasai, karena merupakan pra sayarat awal untuk menentukan strategi pembangunan berikutnya. Dengan kata lain, potensi pasar inilah yang sebenarnya basis informasi bagi pemilihan, perumusan dan implementasi strategi keunggulan kompetitif dengan pasar yang lebih

56


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

luas. Tingkat permintaan pasar yang sebenarnya bukan permintaan semua (fake demand) harus mampu diketahui dan dianalisis kecen-derungan dan implikasinya kepada ekonomi lokal. Jika diperlukan, data rinci dan identifikasi lain mrngenai pelaku ekonomi dipasar harus juga dikuasai dan dijadikan acuan utama pengambilan keputusan. Kedua, potensi mampu tumbuh tinggi di atas rata-rata dan sustainable. kriteria ini secara implisit mengandung paratif yang mungkin saja dapat kompatibel dengan komoditas unggulan daearah. Pada langkah ini tidaklah terlalu bijak apabila pengembangan eko-nomi lokal masih berlandaskan coba-coba dengan berbasis komoditas sama sekali baru, dengan tingkat pertumbuhan rendah walaupun mungkin pontensial. Ketiga, melibatkan usaha kecil menengah. kriteria ini sebenarnya secara ekonomi dan politik dapat diterima secara luas, apabila ditengahtengah perubahan -i untuk mengembangkan ekonomi rakyat, tidak bertumpu pada konglomerasi dan usaha besar semata. Keempat, menciptakan lapang-an kerja produktif bagi kelompok rumah tangga miskin. kriteria ini, selain berdasarkan pertimbangan ekonomi dan pembangunan, juga berdasarkan pertimbangan politik atau kebijakan pemihakan yang harus ditunjukkan oleh pemerintah daerah, dan sektor swasta beserta komponen masyarakat

ISSN: 2086-8421

madani lainnya. Lapangan kerja produktif hanya dapat diciptakan apabila, pendapatan dari perdagangan itu menciptakan dampak ganda bagi aktivitas ekonomi lain, yang secara konsisten diharapkan meningkatkan pendapat-an kelompok rumah tangga miskin di daerah. Dari sinilah, esensi pemi-hakan kepada kelompok pendapatan rendah dan upaya penciptaan lapangan kerja produktif dapat dikembangkangkan secara konsisten (Arifin, 2001).

3.7 Penelitian Sebelumnya Menurut Heryadi (Economic Review Journal No. 198 tahun 2004) dalam jurnalnya mengatakan bahwa pengembangan usaha kecil sangat berhubungan erat dengan pemberdayaan masyarakat ekonomi kecil yang merupakan pelaku utama usaha tersebut. Sementara itu usaha kecil dilakukan oleh pengusaha yang menjadikan profit. Pengalaman dan ketrampilan yang cukup diperlukan agar bisa memasuki pasar sektor ini. Sebagian keuntungan akan diinvestasikan kembali pada perusahaan, sehingga memungkinkan terjadinya ekspansi dan meningkatkan potensi pertumbuhan. Menurut Arifin, 2004, dalam jurnalnya, usaha kecil dan menengah bisa menyerap 99,45% tenaga kerja, itulah yang menyebabkan penguatan kelompok usaha ini dipandang sangat penting dan menjadi salah satu strategi

57


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

pembangunan sosial ekonomi di para agen pembangunan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muktaruddin (1988), indikasi bahwa kedudukan peng-usaha kecil dalam perekonomian daerah memegang peranan yang cukup penting. Terutama dalam menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan masya-rakat untuk memuaskan kebutuhan hidupnya. Menurut Nawawi dan Martini (1990) dalam penelitiannya, produktivitas kerja dikatakan tinggi apabila masukan yang diperoleh lebih besar dari pada sumber kerja yang dipergunakan. Menurut Anifri (2005), berdasarkan pada kondisi ketidakberdayaan masyarakat (akibat kekuasaan), individu semestinya memiliki hak kemanusiaannya untuk merdeka, memiliki kuasa atas kehidupan sendiri, maka pemberdayaan masyarakat dimaksudkan sebagai serangkai upaya untuk menstranspormasikan kesadaran akses sumber daya dan kemampuan meningkatkan kemandirian, menge-lola diri dan lingkungan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan dan ketentraman masyarakat. 4. Tujuan Penelitian Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh data yang akurat dan lengkap mengenai keadaan

ISSN: 2086-8421

pemberdayaan perempuan di Aceh terhadap peningkatan sektor usaha industri kecil pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang ada di Kabupaten Aceh Besar . Di samping itu untuk memetakan secara sistimatis dan komperhensif persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami menyangkut dengan pemberdayaan perempuan. Selanjutnya, mencari upaya-upaya apa dan kendala apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah maupun NGO asing yang ada di Propinsi Nanggroe Aceh Darusaalam dalam rangka upaya pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa bumi dan tsunami. 5. Metode Penelitian 5.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan dua jenis yaitu studi lapangan (field research) atau kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menjelaskan, menguraikan dan meng-analisis secara mendalam hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawacara dengan para responden atau informan. juga studi kuantitatif atau tinjauan kepustakaan dalam batas-batas tertentu yang telah dilakukan, terutama menyangkut dengan teori tentang strategi pemberdayaan perempuan di Aceh pasca bencana gempa dan tsunami.

58


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

5.2 Populasi dan Sampel Populasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perempuan yang produktif yang ada di Kabupaten Aceh Besar pasca bencana gempa dan tsunami yang melanda Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Namum mengingat begitu luasnya populasi jumlah kecamatan dan desa yang terdapat di Kabupaten Aceh Besar, maka kiranya tidak mungkin untuk dapat diteliti secara menyeluruh. Oleh sebab itu, peneliti hanya menetapkan beberapa kecamatan dan desa yang dianggap terparah dan sedang yang dilanda bencana gempa dan tsunami. 5.3 Teknik Pengumpulan Data Adapun proses pengumpulan data akan dilakukan dengan memanfaatkan beberapa teknil pengumpulan data sebagai berikut: a. Telaah Dokumentasi Teknik ini dipakai adalah untuk memperoleh informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang teori pemberdayaan perempuan baik secara umum maupun dalam kontek pasca bencana gempa dan tsunami, kemudian dikaitkan dengan strategi pemberdayaan ekono-mi lokal dalam pemenuhan hak-hak domestik dan publik. Telaah dokumentasi yang dilakukan yaitu dengan cara mencari data atau rujukan yang berkaitan dengan program startegi pemberdayaan perem-

ISSN: 2086-8421

puan pasca bencana gempa bumi dan tsunami melalui buku-buku, artikel, laporan penelitian, surat kabar, jurnal maupun majalah. Dari data tersebut dianalisi secara kritis dan mendalam untuk meng-hasilkan suatu penelitisan yang sangat akurat. b. Angket Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang apa yang diketahui, dialami, dan dirasakan oleh para perempuan di Aceh terhadap berbagai problema-tic sosial yang ada. Angket akan dibagikan kepada masyarakat yang telah dipilih secara acak (random) sebagai sample penelitian. c. Wawacara (interview) Wawacara adalah tanya jawab antara peneliti dengan reponden untuk memperoleh keteranganketeragan yang diperlukan. Responden yang diwawacarai adalah; a) Tokoh perempuan; b) Aktivis perem-puan; c) LSM perempuan; d) PSW perguruan tinggi; e) Biro pemberdayaan perem-puan; f) Pengurus barak; dan g) Perempuan produktif pasca korban bencana gempa bumi dan tsunami.

59


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

ISSN: 2086-8421

DAFTAR PUSTAKA Anynomous, Penduduk dan kependudukan Aceh Pasca Gempa dan Tsunami, BPS,Banda Aceh 2005. Arifin,Haswinar, Usaha Kecil dan Perekonomian Indonesia. http://www.akatiga.or.id/ journal/9-2-04 editorial/4.htm.2004. Arifin, Bustanul dan Didik J.Rachbini. Ekonomi Politik dan Kebijakan Publik. PT Gramedia Widiasarana, Jakarta,2001. Antonius Tarigan. Paradigma Perecanaan Pembangunan Ekonomi Berbasis Permintaan Solusi Alternatif atas Program Pemberdayaan Bernuasa Karitatif, Studi Kasus Program Kemitraan bagi Pengembangan Ekonomi Lokal. Manajemen Usahawan Indonesia, No.11/TH.XXXI Nopember 2002. BPS.Sensus Penduduk Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam, 2005 BAKORNAS PBP, http://www.bakornas.co.irg.2005 Enifri, Edwin. Pelatihan Konsep Community Development dan Pendamping,IRD Aceh, Banda Aceh 2005. Heryadi.

Pengembangan Usaha Kecil. http://www.bni.co.id/document/ 198%20micropdf. search=journal%20hibah%&20usaha%20kecil

Haeruman, Herman. Js. “ Pengembangan Ekonomi Lokal Melalui Pengembangan Lembaga Kemitraan Pemerintah, Swasta, dan Masyarakat�. Sosialisasi Nasional Program Kemitraan Bagi Pengembangan Ekonomi Lokal. Hotel Indonesia, 2001. Mubyarto http://www.ekonomirakyat.org/edisi 22/artikel 4 htm.2004 Nawawi

Hadari,Martini, Administrasi Persoalan untuk Produktivitas Kerja. CV.Mesra Agung, Jakarta 1990.

Meningkatkan

60


JURNAL TASIMAK VOLUME I, NO. 1

ISSN: 2086-8421

The Peter F. Drucker Foundation for Nonprofit Management, 1996. “Emerging Partner-ship”,Report. UNDP, UN-Habitat & Bappenas. KPEL‟s 13 Steps to Local Economic Development, July 2002.

61


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.