Lorong gravitasi di rumah tinggal Ary Indra yang esensinya tak jauh dari fahombo Nias, boleh dipandang sebagai temuan rancangan penting dalam praksis dan keilmuan arsitektur di Indonesia --bahkan untuk ukuran global. Apakah Ary sengaja mempelajari Arsitektur Nias dan kemudian berupaya dengan sengaja untuk menemukan “DNA”-nya? Tidak. Ary hanya menyalur-wujudkan intuisinya. Intuisi merupakan hal sangat mendasar dalam desain arsitektur. Marilah kita turun ke desa-desa Nusantara, untuk menggali dan menata ulang Arsitektur Nusantara Masa Depan, daripada bermimpi untuk menyetarai para starchitects (para superstar praktisi arsitektur atau superstar teoritisi, lihat Pangarsa, 2009b). Yang perlu dijadikan ”star”dalam pembelajaran arsitektur atau apa saja, adalah juga karya dan prosesnya bukan hanya pelakunya belaka.