Hayati edisi tunggal MEI 2010
hayati - edisi tunggal 2010
1
4 ‘Paman Kodok’
8 5
Car Free Day: Fenomena dan Asal Usul
Redaksi
12 Rumah Hijau
2
hayati - edisi tunggal MEI 2010
Hayati 14 Sampah Ponsel
26 Stroberi Manis Berkemasan Menarik
23 Karya Daur Ulang dan Meme
20 Saran Hidup Sehat
29 Menghayati Hayat ala Prof. Koestedjo
hayati - edisi tunggal 2010
3
T ajuk
Paman Kodok: “Sudah dua tahun belakangan ini cuaca makin panaaaasss, air sungai jadi air sampah, tempat bermain sudah jadi perumahan, air hujan tidak semaknyusss dulu.... anak kami banyak yang meninggal muda, istriku gak hamil-hamil, kami kodok budug yang dulu hanya julukan saja kini jadi budug beneran gara-gara air tercemar...Kami bangsa kodok adalah mahluk yang paling rentan terhadap cuaca. Kami bangsa kodok amat sangat berharap pada manusia yang katanya punya otak yang canggih dan punya akal budi agar dapat bertindak sesuatu terhadap lingkungan....Ini foto bersama dari kami-kami yang masih eksis, sorry ya walaupun diejek sebagai mahluk di dalam tempurung tapi kami bisa on line... gitu Kalau nanti keadaan cuaca makin memburuk kami lebih baik pindah saja dari dunia ini. Nah foto kami ini bisa menjadi kenangan buat anak cucu anda yang mungkin tidak bisa.�
4
hayati - edisi tunggal MEI 2010
Tahun 2008 yang lalu disepakati sebagai Tahun Kodok (Year of Frogs) oleh para ahli kodok sedunia. Kodok sangat peka terhadap perubahan lingkungan, kepekaan ini dijadikan sebagai indikator terjadinya perubahan lingkungan. (Kompas, Rabu, 18 Desember 2008, halaman 14) Pernyataan Paman Kodok adalah sebuah pesan yang amat mendalam, konotasinya bisa dibuat berlapis-lapis. Menganalisis pernyataan ini hendaknya jangan hanya memikirkan mendapat nilai A saja tapi segeralah berbuat!! Jangan menunggu orang lain, mulailah dari diri kita sendiri, sekecil apapun usaha kita diharapkan akan menggelinding seperti ĂŤbola salju,Ă sangkutkanlah sebisa mungkin pikiran kita terhadap isu-isu desain keberlanjutan. Melalui tabloid HAYATI ini disajikan gagasan, desain, saran, reportase, gaya hidup dan sosok teladan. Semoga menambah wawasan kita dalam menjaga bumi kita yang hanya satu ini. ---
R edaksi
Alamat Redaksi Sidoluhur 30, Sukaluyu, Bandung 40123 (022) 250 26 70 pemimpin redaksi Nina Nurviana 27109026 redaksi Dewi Pugersari 27109009 (FOKUS) Qadr Jatsiah Elmir 27109010 (WARTA kota) Irni Resmi Apriyanti 27109028 (DESAIN) Rhily Mahalia Zoro 27109047 (GAYA HAYATI) Dwiastuti Yunita 27109048 (FOKUS) Rachmawaty 27109005 (saran) Senja Aprela Agustin 27109016 (sosok) Nikolaus Aji (desain) DESAINER & TATA LETAK Gamaliel Budiharga 27109017
Nina Nurviana Pemimpin Redaksi
hayati - edisi tunggal 2010
5
Seorang pesepeda melintas dengan leluasa di Jalan Dago, Bandung pada Minggu, 2 Mei 2010. Foto oleh Gamaliel W. Budiharga
6
hayati - edisi tunggal MEI 2010
hayati - edisi tunggal 2010
7
W ar ta kota
Car Free Day: Fenomena dan Asal-Usul Oleh Qadr Jatsiah Elmir
Sudah sekitar tiga kali ini, terhitung sejak tanggal 25 April 2010, kota Bandung mengadakan uji coba Car Free Day (CFD) yang dilaksanakan pada setiap hari Minggu pagi. Jika diindonesiakan, maka istilah CFD itu diucapkan sebagai Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), yang berarti mobil dan kendaraan bermotor lainnya dilarang melintasi suatu wilayah tertentu. Di Bandung, area CFD yang sebenarnya baru diresmikan oleh Pemkot dan Polwiltabes Bandung pada tanggal 9 Mei 2010 nanti, terbentang dari Simpang Dago (Jl. Ir. H. Juanda) hingga Jl. Cikapayang (di bawah jalan layang Pasupati). Dari pukul 06.00-11.00, kedua ruas jalan tersebut tertutup untuk kendaraan bermotor. Masyarakat pun ikut antusias meramaikan dengan bermodalkan sepeda, sepatu roda, atau bahkan cukup dengan berjalan kaki saja. Fenomena CFD ini pun terus mewabah ke berbagai kota di Indonesia. Seperti yang terjadi di Balikpapan, event CFD pertama kali diselenggarakan pada tanggal 10 Januari 2010, dari pukul 06.00-09.00, di sepanjang Jl. Sudirman, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan (RSPB) hingga sebelum area Kantor KPU Balikpapan. Sedangkan di Medan, event CFD
8
hayati - edisi tunggal MEI 2010
baru bisa terlaksana pada tanggal 7 Februari 2010 di sepanjang Jl. Gatot Subroto, dari persimpangan Majestik hingga simpang Medan Plaza. Event ini pun terus terselenggara pada setiap hari Minggu pekan pertama awal bulan, dari pukul 06.00-10.00. Jika Bandung, Balikpapan dan Medan terhitung baru memulainya tahun 2010, maka kota Denpasar, Bali boleh sedikit berbangga hati lantaran bisa lebih dulu memulai. Di Denpasar, CFD pertama kali diujicoba pada tanggal 16 Agustus 2009, di sepanjang ruas Jl. Raya Puputan - Jl. Cut Nyak Dhien - Jl. Basuki Rahmat - Jl. Juanda Renon. Sehari sebelumya, walikota Denpasar saat itu juga sekaligus mendeklarasikan ‘Denpasar Go Green’ serta ‘Brigade Bersepeda Siaga Bencana’, yaitu kelompok pesepeda yang dilatih khusus untuk melakukan penanganan bencana. Namun, ternyata sebelum Denpasar, Makassar pun telah melakukannya. Dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup
Tampak kegembiraan warga Jakarta dapat bebas bersepeda melintasi Bunderan HI yang biasanya dipadati oleh kendaraan bermotor. www.titiw.com/2010/02/03
hayati - edisi tunggal 2010
9
W ar ta kota
yang jatuh pada tanggal 7 Juni 2009, Makassar telah berhasil menerapkan CFD di sepanjang Pantai Losari. Dan untuk selanjutnya, perhelatan yang juga dikenal sebagai ‘Losari Bebas Polusi’ ini pun terselenggara pada setiap hari Minggu di awal bulan. Jika di kota-kota tersebut baru diberlakukan pada tahun 2009-2010, maka berbeda halnya dengan yang terjadi di Jakarta. Sebagai ibukota negara, Jakarta memang dipilih sebagai pionir perhelatan CFD di Indonesia. Event ini pertama kali diujicoba pada bulan Juni 2007 dan diresmikan pada tanggal 24 September 2007 dari pukul 06.00-15.00, yang terpusat di Bundaran HI dan sekitarnya (Sudirman-Thamrin). Acara ini diselenggarakan oleh MEB (Mitra Emisi Bersih), yang terdiri dari perwakilan pemerintah, kepolisian, pihak swasta, universitas, serta masyarakat sipil, yang bertujuan untuk menyatukan upaya-upaya dalam mengurangi pencemaran udara. Untuk lebih mensukseskan event ini, maka pihak penyelenggara rutin mengadakan acara pendukung lainnya, seperti senam bersama, fun bike, futsal, panggung musik, bazar, atraksi sepeda, berbagai perlombaan, hingga pembagian door prize. Namun, akibat banyaknya keluhan di masyarakat yang justru merasakan adanya efek kemacetan dan kesemrawutan lalu lintas, maka sejak hari Minggu, 26 April 2009, CFD di Jakarta cukup diberlakukan pada setiap hari Minggu di akhir bulan. Itupun hanya beroperasi 6 jam, yaitu dari pukul 06.00-12.00. Menurut data Badan Pengendali Lingkungan Hidup Daerah (BPLHD) DKI Jakarta, event ini faktanya memang dapat berkontribusi nyata terhadap pengurangan pencemaran udara. Tercatat bahwa zat pencemar yag disebabkan oleh asap kendaraan bermotor, memiliki tingkat penurunan yang signifikan, yaitu sebagai berikut: Debu (PM-10) turun 34%, Karbon Monoksida turun 67%, dan Nitrogen Monoksida turun 80%.
Namun, sebenarnya bagaimanakah awal mula event CFD ini tumbuh, dan apakah Indonesia merupakan negara pertama yang melaksanakannya? Sejarah menyatakan, bahwa istilah ‘Car Free Day’ sebenarnya pertama kali dikenal sebagai akibat dari Krisis Terusan Suez, yang dilaksanakan sejak tanggal 25 November 1956 hingga 20 Januari 1957, di Belanda dan Belgia. Kemudian berlanjut pada tahun 1961, dimana seorang warga AS bernama Jane Jacobs, mengadakan diskusi ‘The Death and Life of Great American Cities’, yang memprotes hegemoni kendaraan bermotor terhadap para pedestrian. Lalu pada tahun 1968, seorang warga Jerman, Woonerf, menginisiasi sebuah proyek bersama warga untuk menolak kendaraan bermotor dan memulai untuk menciptakan kawasan yang lebih bersih, aman, dan nyaman untuk masyarakat. Setelah itu, pada tahun 1981, Jerman Timur mengaplikasikan seluruh ide itu dan mengawali secara resmi event CFD. Kemudian, hadirlah event besar, ‘International Conference on Auto-Free Cities’, yang pertama kali diselenggarakan di New York, AS, pada bulan September 1991. Setelah perhelatan ini, menjamurlah event-event baik skala nasional
10
hayati - edisi tunggal MEI 2010
hayati/gamaliel w. budiharga
kelompok pecinta sepeda tua (onthel), melintasi dago (Atas) dan kawasan bunderan hi (bawah) yang biasanya dipadati kendaraan bermotor.
maupun internasional yang semakin menggiatkan acara serupa. Lalu, pada tahun 1997, Amsterdam menerbitkan harian ‘Car Free’. Dengan hadirnya media cetak ini, maka semakin bertambah pulalah pendukung gerakan peduli lingkungan tersebut. Event CFD mulai menjamur dimana-mana, terutama di negara benua Eropa dan Amerika. Setelah melalui serangkaian event ‘publikasi’ Car Free ini, pada tanggal 21 September 2000, terselenggaralah ‘World Car Free Day’ yang dipromotori oleh Carbusters dan Adbusters Media Foundation. Lalu, keeseokannya, disambung dengan launching ‘European Car Free Day’ yang diikuti oleh 760 kota. Di Asia, Cina tercatat sebagai negara pertama yang menyelenggarakannya. Hari itu jatuh pada tanggal 14 Oktober 2000, yang berpusat di kota Chengdu. Lalu, pada tanggal 1 November 2000, event ‘Earth Car Free Day’ untuk pertama kalinya diselenggarakan dan diikuti oleh setidaknya 300 kota di seluruh dunia. Sejak saat itulah, demam CFD mewabah dimana-mana, di seluruh negara di dunia dan Indonesia, merupakan salah satunya. ---
www.titiw.com/2010/02/03
hayati - edisi tunggal 2010
11
F okus
Rumah Hijau OLEH dwi asti
Indonesia merupakan negara tropis, pada musim kemarau beberapa bagian dari negara Indonesia memiliki temperatur dan kelembaban yang cukup tinggi, beberapa contohnya adalah kotakota besar di Indonesia seperti Jakarta, Semarang, Surabaya dan lain-lain. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, trend yang terjadi di negara ini dalam mengatasi hawa panas dalam sebuah bangunan adalah dengan menggunakan AC (Air Conditioner). Pemakaian energi yang terlalu berlebihan merupakan salah satu penyebab rusaknya lingkungan. Oleh sebab itu sudah selayaknya masyarakat memahami kondisi ini sehingga menerapkan hemat energi dan ramah lingkungan dalam sebuah bangunan, baik itu bangunan komersial maupun bangunan private seperti rumah. Kebutuhan masyarakat akan sebuah rumah sudah sangat meningkat, dapat dikatakan rumah merupakan salah satu kebutuhan utama. Sehingga kampanye untuk menerapkan bangunan hemat energi dan ramah lingkungan dimulai dari sebuah rumah. Gerakan rumah hemat energi atau dapat disebut juga sebagai gerakan RUMAH HIJAU dimulai sejak tahun 2007 di Jawa Tengah dimana gerakan ini telah berkembang dari tahun 1998. Rumah hijau adalah rumah yang didesain untuk merespon kondisi iklim setempat, mengurangi pancaran sinar matahari langsung serta memaksimalkan aliran udara sehingga terciptanya kenyamanan dan kesejukan bagi penghuni rumah tersebut. Aplikasi konsep rumah hijau yang hemat energi berarti hemat biaya. Hemat biaya dari mulai pembangunannya, biaya pemakaian energi pemenuhan kebutuhan air hingga memanfaatkan tanaman untuk menggantikan pemakaian pendingin udara yang
12
hayati - edisi tunggal MEI 2010
berlebihan. Bagi Indonesia sebagai negara tropis ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan dalam konsep rumah hijau yaitu mencakup pelapis bangunan, penerangan, pemanasan, pendinginan, konsumsi energi dan pengelolaan limbah.
GAMBAR ilustrasi bagi rumah hijau
Cross ventilation (ventilasi silang) juga merupakan faktor penting untuk menciptakan konsep rumah hijau, dengan adanya ventilasi silang ini angin yang terlah diarahkan masuk ke dalam bangunan bergerak dengan baik di dalam bangunan. Sehingga suhu dalam bangunan pun menjadi rendah dan terciptanya kenyamanan thermal. Dengan konsep rumah hijau maka penggunaan energi dalam sebuah bangunan rumah dapat berkurang 40-60%. Bayangkan bilang konsep ini diterapkan oleh seluruh perumahan yang ada di negara ini. Penghematan energi besar-besaran yang berarti juga penyelamatan lingkungan dari pemanasan global. --hayati - edisi tunggal 2010
13
F okus
www.dml.or.id
Sampah Ponsel Oleh Dewi Pugersari 14
hayati - edisi tunggal MEI 2010
Berapa Ponsel Yang Kita Miliki? Berapa Sering Kita Mengganti Ponsel? Dibuang Kemanakah Ponsel Bekas Itu? Berapa Banyakah Limbah Elektronik di dunia? Ponsel adalah barang yang sudah sangat tidak asing bagi kehidupan kita. Kemajuan teknologi mengubah perilaku dan gaya hidup manusia dunia. Di zaman yang serba cepat manusia dituntut untuk dapat bergerak cepat dan tiada henti seperti tak ada batasan antara ruang dan waktu. Kecepatan dan kemudahan komunikasi adalah salah satu yang dibutuhkan manusia. Ponsel adalah salah satu alat untuk mempermudah komunikasi. Berbagai merek, ukuran, harga ditawarkan produsen ponsel atau telepon seluler. Di Indonesia Ponsel telah menjadi gaya hidup, setiap peluncuran model ponsel terbaru akan diserbu oleh banyak peminatnya. Padahal pernahkah kita berfikir apakah sebenarnya kita harus selalu berganti ponsel sesuai model terbaru?, kemanakah ponsel-ponsel bekas yang kita buang akan berakhir? Miliaran ponsel diproduksi setiap tahunnya, ada jutaan atau bahkan miliaran ponsel rusak atau dibuang. Jika ada 10 juta saja dari seluruh ponsel tersebut rusak atau dibuang, dengan berat rata-rata 100 gram per ponsel, maka bisa didapat 1000 ton ponsel bekas menjadi limbah elektronik atau yang dikenal dengan e-waste. Ponsel-ponsel bekas itu akan menjadi limbah elektronik yang dapat menebar racun. Ponsel dan alat elektronik bekas lainnya adalah masalah lingkungan selain pemanasan global yang paling mengancam planet tercinta kita, bumi. Sebenarnya limbah ponsel tersebut dapat didaur ulang dengan memisah-misahkan tiap komponen metal. Dari hasil pemisahan tersebut kemudian diambil timah, emas, tembaga, dan jenis logam lainnya yang terkandung di dalamnya. Tampak menguntungkan bukan? Jika diolah dengan prosedur dapat menghasilkan keuntungan yang cukup menggiurkan. Namun, ternyata keuntungan yang didapat tidak sebanding dengan kerugian yang akan timbul dari dampak zat-zat hasil pengolahan tersebut. Misalnya saja bahan tembaga, sejenis katalis untuk pembentukan dioksin dapat memicu polusi jika diinsinerasi yang notabene melalui proses pembakaran. Bahan lain seperti brom jika dipanaskan dalam insinerator yang bersuhu 600-800 derajad Celcius, akan menghasilkan bahan beracun polybrominated dioxins (PBDDs) dan furans (PBDFs). Logam berat jika dimasukan ke insinerator akan menghasilkan lebih dari 90 persen bahan kadmium dan 70 persen merkuri yang berbahaya bagi kesehatan.
hayati - edisi tunggal 2010
15
Limbah ponsel dan elektronik lainnya dapat mengancam manusia dan lingkungan karena ia adalah sumber toksin, termasuk zat karsinogenik. Setelah dibuang, zat dari e-waste masuk ke tanah, kemudian ke air dan akhirnya dapat mencemari rumah kita. Tidak hanya itu, jika kita mengkonsumsi air yang tercemar e-waste maka racun-racun tersebut akan masuk ke dalam tubuh kita. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, sekitar 20 sampai 50 juta ton sampah elektronik dihasilkan per tahunnya. Parahnya, 70 persen dari limbah itu dibuang di negara-negara miskin dan berkembang. Laporan UNEP memprediksi, dalam dua puluh tahun ke depan tingkat buangan limbah elektronik termasuk ponsel ini akan membanjiri negara sedang berkembang, paling tidak akan menjadi persoaln lingkungan terbesar pada tahun 2020. Taukah kamu bahwa Indonesia pada tahun 2008 saja telah menjadi tempat pembuangan limbah-limbah berbahaya tersebut?. Apakah cukup bijak jika import limbah elektronik itu terus dilakukan?, Bagaimana dengan keberlanjutan lingkungan Indonesia sendiri? Oleh karena itu, mulai kini marilah kita menekan pertambahan limbah ponsel dan elektronik lainnya untuk menghindari ancaman e-waste. ---
Beberapa saran untuk menghindari ancaman e-waste: • Mengurangi pembelian alat elektronik yang tidak menjadi prioritas. • Beli produk yang dapat di-upgrade dengan mudah. • Kalau tidak rusak, jangan beli HP baru dong! Emang berapa banyak HP yang dibutuhkan? • Pilih baterai yang bisa diisi ulang (rechargeable). Walaupun sedikit lebih mahal, tapi bisa dipakai ulang. • Olah e-waste kita secara ramah lingkungan.
www.dml.or.id
16
hayati - edisi tunggal MEI 2010
g aya hayati
Taman Atap Oleh Rhily Mahalia
Maraknya isu lingkungan saat ini mengundang banyak perhatian seluruh penduduk di dunia untuk menerapkan green lifestyle. Seperti kita ketahui, global warming akibat efek rumah kaca telah membuat es di kutub mencair dan membuat suhu bumi meningkat 0,8 derajat. Penyebabnya adalah perilaku manusia itu sendiri. Penggunaan alat-alat berat penghasil CO2 dan penebangan hutan demi kepentingan hidup manusia, membuat kestabilan alam di bumi terganggu. Untuk mencegah kondisi semakin parah, maka gaya hidup manusia harus dirubah demi kelangsungan hidup seluruh umat manusia. Salah satu tren yang turut mendukung gaya hidup hijau adalah penerapan taman atap (roof garden). Tanaman menyediakan oksigen untuk seluruh makhluk hidup, sayangnya tidak semua orang memiliki lahan yang cukup untuk membuat taman terutama di daerah perkotaan. Salah satu solusinya adalah membuat taman di atap gedung atau rumah tinggal kita. Taman atap pertama kali diperkenalkan pada tahun 1980-an di Jerman. Kini, di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan lainnya telah banyak ditemui taman atap pada gedunggedung bertingkat dan rumah tinggal. Keberadaannya tidak hanya sebagai tren semata, tetapi telah menjadi suatu kebutuhan. Terdapat dua jenis taman atap yaitu intensif dan ekstensif, perbedaannya terdapat pada ukuran dari tanaman itu sendiri. Jika tanaman memiliki tinggi 2-15 cm maka termasuk dalam kategori extensive, sedangkan jika lebih dari 15 cm, taman tersebut masuk dalam kategori intensive. Banyak sekali manfaat yang diperoleh dengan adanya taman atap tersebut yaitu (Green Rooftops, 2008; Holladay, 2006):
hayati - edisi tunggal 2010
17
www.dunia-statistik.com
www.dunia-statistik.com
Roof Garden on Fifth Ave
Singapore School of Art and Design
• Mengurangi tingkat polusi udara, vegetasi pada taman atap mampu merubah polutan (toksin) di udara menjadi senyawa tidak berbahaya melalui proses reoksigenasi; taman atap juga berperan dalam menstabilkan jumlah gas rumah kaca (karbon dioksida) di atmosfir kota sehingga dapat menekan efek rumah kaca • Menurunkan suhu udara, keberadaan taman atap dapat mengurangi efek panas radiasi sinar matahari yang berasal dari dinding bangunan maupun dari tanah • Konservasi air, taman atap dapat menyimpan sebagian air yang berasal dari air hujan sehingga menyediakan mekanisme evaporasi-transpirasi yang lebih efisien • Mengurangi polusi suara/kebisingan, komposisi vegetasi pada taman atap memiliki potensi yang baik dalam meredam kebisingan yang berasal dari luar bangunan (suara bising kendaraan bermotor atau aktivitas industri) • Menampilkan keindahan pada aspek bangunan (estetika), sama halnya dengan fungsi taman pada umumnya, taman atap menyediakan keindahan bagi aspek bangunan sehingga tampak lebih hidup, asri, dan nyaman • Meningkatkan keanekaragaman hayati kota, taman atap dapat berfungsi sebagai habitat sekaligus penghubung bagi pergerakan organisme antar ruang hijau di kawasan perkotaan Taman kota ini sangat baik jika diterapkan pada rumah tinggal kita, memang pembuatannya memakan biaya yang cukup besar, tetapi sebanding dengan manfaat yang akan kita peroleh. Selain mencegah global warming yang semakin parah, kita juga dapat membuat rumah tinggal semakin indah dengan adanya berbagai tanaman pada atap rumah kita. ---
18
hayati - edisi tunggal MEI 2010
ACROS Fukoka Building, Jepang [www.architecmagazine.com]
hayati - edisi tunggal 2010
19
S ar an
Saran Hidup Hijau oleh Rachmawaty
Hidup sehat merupakan impian seluruh orang, lalu apa yang dapat kita lakukan untuk dapat hidup sehat? Salah satunya dengan melakukan kegiatan yang dapat menekan Pemanasan Global. Pemanasan global disebabkan oleh emisi gas rumah kaca (biasa disebut emisi karbon) yang berkumpul membentuk lapisan di atmosfer. Emisi ini dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia, terutama yang terkait dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, batubara dan gas). Oleh karena itu, untuk menekan laju terjadinya pemanasan global, hal yang utama yang harus kita lakukan adalah mengurangi kegiatan yang berkaitan dengan penggunaan bahan bakar fosil seperti: 1. Kurangi konsumsi BBM, gunakan kendaraan tak bermotor seperti sepeda atau berjalan kaki untuk menempuh jarak dekat, Selain hemat, hal ini akan membuat Anda lebih bugar. Jika harus menempuh jarak jauh, gunakan kendaraan umum yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan. Jika memang mengharuskan pakai kendaraan pribadi, gunakan bahan bakar sehemat mungkin dengan mematikan mesin dalam posisi berhenti dan gunakan jenis bahan bakar yang bersih.
20
hayati - edisi tunggal MEI 2010
2. Berhematlah menggunakan listrik, matikan peralatan elektronik dan lampu yang tidak diperlukan. Perbanyak jendela terbuka untuk menggantikan lampu dengan cahaya matahari dan manfaatkan tenaga matahari sebagai energi pemanas. Pada saat tidur sebaiknya lampu dimatikan selain menghemat, tidur dalam keadaan gelap juga dapat memproduksi hormon melatonin. Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat. Tidur dalam keadaan lampu menyala bisa memicu ekspresi berlebihan dari sel-sel yang dikaitkan dengan pembentukan sel kanker. 3. Gunakan air sehemat mungkin, mandi dengan menggunakan shower lebih hemat 2 kali lipat dibandingkan penggunaan bathtub. Jika Anda mandi dengan shower selama 5 menit, dalam setahun Anda menghemat air sebanyak kolam renang sedalam 4,5 meter atau sebanyak 4.550 galon. Selain itu, hindari membuka kran air saat menyikat gigi dan menyiram tanaman pada tengah hari, menyiram tanaman dilakukan pada pagi atau petang hari, dalam 1 minggu bisa berhemat 87 galon air. Anda juga bisa menghemat 577 galon air dengan membawa sendiri minuman dalam botol yang dapat dipergunakan berulang kali. 4. Kurangi penggunaan plastik yang tidak dapat terurai oleh tanah, plastik mengandung ratusan ribu unsur yang berbahaya bagi kesehatan. Plastik terbuat dari penyulingan gas dan minyak yang disebut ethylene, yang termasuk bahan mentah dari sumber daya alam yang tak dapat diperbarui. Semakin banyak penggunaan palstik berarti semakin cepat menghabiskan sumber daya alam tersebut. Plastik yang sukar diurai, mempunyai umur panjang, dan ringan ini jika dibuang dapat mencemari tanah, jika dibakar dapat menghasilkan polusi udara (gas metan). Jadi untuk mengurangi penggunaan plastik dengan cara kurangi membeli air
“Gunakan air sehemat mungkin, mandi dengan menggunakan shower lebih hemat dua kali lipat dibandingkan penggunaan bathtub.�
minum kemasan dengan membawa sendiri air minum dalam kemasan yang dapat digunakan berulang-ulang. Hindari konsumsi minuman/makanan kemasan plastik yang ditinggalkan di mobil atau tempat lainnya yang dapat menimbulkan panas, panas yang terjadi memicu plastik untuk melepaskan bahan kimia yang bernama dioxin. Bahan ini sangat berbahaya bagi sel-sel tubuh kita, karena bisa menyebabkan kanker terutama kanker payudara. Membawa sendiri tas khusus belanja sehingga tidak perlu lagi menggunakan tas plastik dari toko atau supermarket. Memanfaatkan ulang botol/wadah plastik untuk pot tumbuhan atau bentuk pekerjaan tangan yang lainnya. Buanglah sampah plastik pada tempat sampah yang bertuliskan “sampah non-organik�. Karena sampah plastik ini nantinya akan di daur ulang. --- [dari berbagai sumber]
hayati - edisi tunggal 2010
21
D esain
22
hayati - edisi tunggal MEI 2010
KARYA DAUR ULANG & MEME oleh Irni Resmi Apriyanti
Kegiatan proses kehidupan manusia merupakan suatu perulangan, meskipun menghasilkan sesuatu yang tidak sama seperti induknya. Halnya, reproduksi duplikasi dari informasi, isi sel diikuti dengan pemisahan informasi ini menjadi dua sel anak yang baru dibentuk. Melibatkan DNA (asam deoksiribo nukleat), gen, dan sel. Komponen yang berinteraksi untuk menghasilkan apa yang kita sebut kehidupan. Serupa dengan konsep yang ditawarkan meme. Perulangan yang tidak hanya dalam bentuk yang nyata, seperti artefak, tetapi juga dalam bentuk repetisi abtrak, menampilkan essensi dari fenomena sebelumnya, diantaranya mengenai ide, teori, gagasan, kebiasaan, dan ketika mampu bertahan dapat membentuk kebudayaan. Sebagai unit terkecil dari evolusi budaya, dalam beberapa sudut pandang meme serupa dengen gen. Richard Dawkins, dalam bukunya The Selfish Gene, menceritakan apa dan bagaimana dia menggunakan istilah meme untuk menceritakan bagaimana prinsip darwinian untuk menjelaskan penyebaran ide ataupun fenomena budaya. Dawkins juga memberi contoh meme yaitu nada, kaitan dari susunan kata, kepercayaan, gaya berpakaian dan perkembangan teknologi.
hayati - edisi tunggal 2010
23
Meme mengalami proses hidup, bertahan, dan mati, meskipun tidak benar – benar mati, karena berhubungan dengan pengaruh dari kondisi sekitar, dan follower. Meme dipengaruhi dan mempengaruhi. Keberlangsungannya dipengaruhi serta mempengaruhi manusia, makhluk hidup, dan waktu. Ketika berbicara mengenai manusia, maka konsep berkembang tidak hanya dari sekedar kebutuhan, kemauan, dan sarana, dampak positif ataupun negatif. Salah satu bentuk meme adalah gerakan, buah pikiran dari ide, aplikasi dari sebuah ideologi, mampu berevolusi membentuk opini, pengikut, dan kemudian menghasilkan gagasan-gagasan baru, atau menginspirasikan karya. Dan gerakan yang semakin menjadi titik perhatian dunia saat ini yaitu isu pemanasan global. Meskipun bukan hal yang baru, tetapi sejak akhir musim panas tahun 1962, seorang ahli biologi kelautan bernama Rachel Carson, yang pada waktu itu buku-bukunya tentang kehidupan laut masuk kategori sangat laris, menyuarakan peringatan ini kepada dunia. Untuk kemudian mempengaruhi aspek kegiatan manusia, diantaranya produksi dan desain. Revolusi
replika lukisan Monalisa 1) Monalisa: cat minyak
2) Monalisa: kulit telor
24
hayati - edisi tunggal MEI 2010
Pergerakan Hijau berkembang menjadi isu kritis dalam bidang desain, dunia mengenalnya dengan Eco-Design. Dan dunia fashion merupakan dijadikan salah satu kambing hitam, karena karya yang dihasilkan adalah salah satu penghasil limbah terbesar. Penjabaran kriteria eco design dalam segi bahan baku, proses, manfaat, dll merupakan acuan dalam mengembangkan desain yang ramah lingkungan, fungsional, mempunyai nilai keindahan, dan ekonomis. Dan untuk isu lingkungan hidup yang di usung tiap tahun, isu global, ataupun isu sosial menghasilkan metamorfosis dalam desain yang kreatif. Tetapi jika hal tersebut tidak membuat semuanya lebih mudah, maka akan lebih baik jika kita berpikir dan bertindak kreatif dan cermat dalam berkarya dan memilih hal untuk dikonsumsi. ---
Contoh Replikasi Desain Tas Berdasatkan kriteria eco di atas, maka dapat dilihat perkembangan atau perubahan desain fashion terutama dalam bahan, tas bahan kulit sampai tahap ekologi desain bahan daur ulang plastik dan kain perca. Desain tas kulit – imitasi – katun – kombinasi katun dan perca – daur ulang plastik – kombinasi rajut dan daur ulang perca
newness
dynamic repetition
3) Monalisa : motherboards
5) Monalisa: sampah tiket kereta api
4) Monalisa : gelas kopi dan susu
hayati - edisi tunggal 2010
25
D esain
Stroberi Manis Berkemasan Menarik
Semangkok mie yamien yang disajikan lengkap dengan bakso, babat, dan ceker akan menjadi teman nongkrong yang pas di siang hari bersama teman atau kolega kita. Apalagi bila ditemani dengan segelas juice strawberry dingin yang dapat menghilangkan dahaga di hari yang terik. Apalagi waktu butiran-butiran biji stroberi menyentuh permukaan lidah kita dengan rasa kecut sebagai bonus, hemhh....sangat terbayang. Ciri fisik buah strawberry 1. Merupakan buah yang sangat rentan karena terdapat kandungan air sebanyak 95% 2. Buah yang sudah terkena panas yang terlalu lama dapat mengurangi waktu simpan mereka, biasanya wisatawan datang sudah terlampau siang kurang lebih berkisar pukul 10.00 – 12.00 3. Tidak semua tempat dapat dijadikan lokasi untuk menanam strawberry karena stroberi hanya mampu tumbuh di tempat yang mempunyai ketinggian lebih dari 600 m dpl
26
hayati - edisi tunggal MEI 2010
www.tukangobatbersahaja.files.wordpress.com
Kita akan bahas dari asal mula tanaman rambat ini tumbuh sampai menghasilkan buah, dan diproses hingga bisa kita nikmati, dan juga isu dibalik itu semua, dan fungsi dari limbah stroberi itu sendiri. Yah...soalnya kan sekarang lagi getol-getolnya masalah global warming and so on...and so on...jadi paling nggak, reader’s juga bisa tahu sedikit tentang isu yang lagi ngetrend di dunia ini. Karena ciri fisik buah strawberry yang cenderung rentan maka semakin sedikit benturan yang dialami buah pada proses pemanenan maka akan semakin baik karena memperkecil kemungkinan buah rusak. Secara teknis idealnya pemetikan, pemilahan, dan pengepakan dilakukan sekaligus dalam satu proses. Konsep agrowisata dengan sistem petik sendiri yang menjadi daya tarik wisatawan pada perkebunan strawberry di Ciwidey. Sadar atau tidak, pada saat kita melakukan pemetikan di kebun stroberi (bagi yang udah pernah ya – red), kita secara langsung menggunakan beberapa material yang dapat mengganggu keberlangsungan ekosistem di kebun stroberi itu sendiri. Seperti penggunaan styrofoam box dll. Untuk mengurangi tekanan pada kemasan strawberry bentuk yang dapat digunakan adalah bentuk yang mengecil di atas sehingga secara tidak langsung semakin tinggi tumpukan semakin kecil luas permukaan yang menekan. Karena starwberry merupakan buah yang rentan akan tekanan dapat diatasi dengan pembatasan beban pada sebuah kemasan. Idealnya sebuah kemasan hanya menampung ½ kg buah strawberry karena pada berat tersebut buah masih mampu bertahan dan tidak cepat memar. Merupakan suatu terobosan yang luar biasa dengan adanya campur tangan seorang desainer untuk mendesain kemasan, yakni:
hayati - edisi tunggal 2010
27
1. Kemasan dapat menggunakan alternatif material yang ramah lingkungan seperti; corrugated board, bubur kertas, bambu, dll 2. Membangun branding produk-produk strawberry untuk para petani stoberi di Ciwidey melalui identitas kemasan. 3. Dengan mempertimbangan fungsi pada bentuk, ciri fisik buah, dan sistem yang akan dibangun melalui kemasan tersebut maka dibuat batasan-batasan desain pada sistem kemasan ini, yaitu: • Bentuk kemasan yang hanya mampu berfungsi pada buah strawberry saja; artinya bentuk pada kemasan hanya ditujukan untuk ciri fisik buah strawberry • Pembatasan kapasitas daya tampung yaitu ½ kg atau kurang lebih setara dengan 25 buah • Bentuk yang berusaha untuk mengurangi tekanan untuk menghindari buah rusak 4. Kemasan tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan namun dengan bentuknya yang didesain supaya menarik dapat berfungsi sebagai cinderamata dengan bentuk yang unik dapat dijadikan identitas untuk wisata agrowisata petik sendiri di Ciwidey. ---
28
hayati - edisi tunggal MEI 2010
proses desain kemasan stroberi mulai sketsa hingga mock-up
s osok
Menghayati Hayat ala Prof. Koestedjo Oleh Senja Aprela Agustin Foto oleh Gamaliel W. Budiharga hayati - edisi tunggal 2010
29
Di antara bangunan cagar budaya di sepanjang jalan Dago, rumah Prof. Dr. Raden Koestedjo berdiri dengan begitu anggun dan masih enggan bergabung dengan rumah lainnya untuk dijadikan Factory Outlet. Rumah bergaya klasik arsitektur Belanda ini berhalaman luas nan hijau yang tak memerlukan pagar tinggi untuk melidunginya namun malah memberikan kesan pemilik rumah yang selalu ramah menyambut para tamunya. Prof. Dr. Raden Koestedjo bukan hanya sekedar dokter ahli bedah yang sekaligus pengajar Universitas Padjajaran, namun lebih dari itu beliau adalah pemerhati lingkungan yang mengagumkan diusianya yang ke-93. Semua itu terlihat ketika memasuki halaman tengahnya yang berupa kebun luas asri dengan bermacammacam tanaman dan bunga , sangkar burung raksasa serta biopori berjumlah 20 buah menggambarkan kesenangannya terhadap berkebun. Berkebun baginya adalah kemewahan sehari-hari yang tiada duanya, disamping kegemarannya berkuda dan berolahraga. Dengan suara yang tegas dan bersemangat, Prof. Dr. Raden Koestedjo membanggakan koleksi biopor dan tanaman singkong yang menjalar disepanjang tamannya. Dia menjelaskan bahwa dengan menggunakan biopori yang merupakan teknik sederhana yang meniru cara kerja alam untuk membuat resapan air. Lubang Biopori Dan Ratusan Bibit Pohon Palem Prof. Dr. Raden Koestedjo Berikut penjelasan Prof. Dr. Raden Koestedjo tentang apa itu biopori dan bagaimana cara kerjanya. Pertama-tama lubang resapan biopori dibuat secara silinder dengan diameter 10-30 cm berkedalaman sekitar 100 cm. Lubang tersebut diisi dengan sampah organik seperti dedaunan kering atau sampah rumah tangga untuk menghasilkan kompos nantinya. Kompos yang menjadi bahan makanan inilah yang memicu aktivitas fauna tanah untuk memperbanyak lubang biopori. Terbentuknya lubang-lubang yang semakin banyak ini akan memperluas penampang resapan air. Sehingga jika diterapkan dirumah tangga, resapan lubang biopori ini mampu mencegah bahaya nyamuk demam berdarah yang timbul akibat genangan air pada permukaan tanah. Selain itu jika musim kemarau kompos tadi bisa digunakan sebagai penyubur tanaman lainnya. Dengan tenologi sederhana itu tak heran jika tanaman di kebunnya menjadi subur dan rimbun.
30
hayati - edisi tunggal MEI 2010
persemaian bibit palem
ratusan bibit palem manila yang berada disamping rumah bekas bunker
Satu lagi hasil berkebunnya yang berada tepat disamping rumah, yakni sebuah bunker yang telah diubahnya menjadi ladang persemaian bibit palem manila. Bibit palem ini selalu ia bagi-bagikan dengan gratis pada setiap orang yang berkunjung kerumahnya maupun tetangganya. Bahkan dia menyumbangkan seratus bibit pohon palem ke
ilustrasi resapan lubang biopori. infografik oleh: senja aprela agustin
kampus Unpad Jatinangor. Usahanya untuk
menularkan kegemaran berkebunnya pada orang-orang tetap lestari meski diusia senjanya. Ia juga menuturkan rahasianya berumur panjang, yakni selalu menyempatkan berolahraga setiap hari dan makan secukupnya, tidak berlebihan. Maka tak heran, beliau memperoleh penghargaan dari Gubernur Jawa Barat dan Lembaga Lanjut Usia Indonesia Jawa Barat sebagai Lansia berusia lebih dari 80 tahun, �Tetap Aktif Berkarya dan Peduli Lansia� tahun 2007. Bagi Prof. Dr. Raden Koestedjo, berkarya bukan hanya mengabadikan diri pada dunia kedokteran dan pendidikannya saja, namun jauh dari itu sisi humanisnya diwujudkan dalam kecintaanya didunia fotografi dan lukis sebagai hobinya. Prof. Dr. Raden Koestedjo benar-benar manusia yang berbakat dan mencintai kehidupan dan bumi ini. ---
hayati - edisi tunggal 2010
31
Printed in Indonesia
32
hayati - edisi tunggal MEI 2010