TERBIT SETIAP RABU HARGA PROMOSI Rp500,-
GANECA POS
PERS MAHASISWA ITB Sunken Court E-02 Kampus ITB
MENCERAHKAN, MENCERDASKAN
RABU 14 Maret 2012
Envirovolution
Andhika Nugaraha
Action for Responsibility Behavior
Raih pengahargaan, harumkan Indonesia
You can discover more about a person in an hour of play than in a year of conversation
PLATO
SUKSESI KEPEMIMPINAN
WAJAH BARU HARAPAN BARU
P
emimpin diyakini sebagai sosok yang memiliki kekuatan untuk membawa suatu lembaga ke arah yang lebih baik di masa depan. Selain itu, pemimpin dinilai juga sebagai faktor utama penentu kebobrokan dari suatu lembaga. Betapa beratnya menjadi seorang pemimpin suatu lembaga, apalagi lembaga tersebut memiliki cita-cita, segudang capaian, baik kesuksesan maupun kegagalan, serta seonggok sumber daya yang harus diberdayakan. Surga dan neraka, dua kata itu lah yang mungkin tepat untuk menggambarkan diri seorang pemimpin. Salah satu langkah, mungkin saja pemimpin itu akan
ke dalam jurang neraka. Masih hangat di telinga kabar tentang Pemilu Raya Keluarga Mahasiswa ITB tahun 2012 (PEMIRA KM ITB 2012). Sebuah hajatan besar KM ITB soal suksesi kepemimpinan. Tidak hanya soal itu, di waktu seperti ini lah mulai banyak diperbincangkan kembali politik kampus. Sudah menjadi rahasia umum jika massa mahasiswa ITB terbagi menjadi paling tidak menjadi 3, massa depan, belakang, dan tengah. Lagi-lagi soal ideologi yang mendasarinya. Hal ini tidak buruk, namun saja ketika hal itu - kekerabatan, teman dekat masih saja dibawa saat penentuan kebijakan
bijakan, bukankah itu yang namanya tidak profesional? Beberapa fakta tentang hajatan kali ini. Setelah tahuntahun sebelumnya menjadi bahan perdebatan, tahun ini mahasiswa TPB diberikan hak memilih calon presiden. Mencoba lebih berteknologi, kali ini PEMIRA menggunakan sistem e-vote. Yang patut disayangkan adalah 22,2% pemilih lebih memilih untuk tidak memilih (abstain) calon presiden yang tersedia. Besarnya jumlah ini melebihi jumlah suara yang didapatkan oleh calon presiden nomor B, Taufik Nur Cahyo. Banyak timbul spekulasi mengenai hal ini. Mulai dari anggapan bahwa mahasiswa ITB sudah tidak peduli dengan KM ITB, tidak adanya sosok dan visi calon presiden yang cocok, sampai kebosanan mahasiswa ITB dengan KM ITB. Apakah kemahasiswaan ini benar-benar sedang krisis kepemimpinan? Toh sekarang presiden telah terplilih. Jika saja bayang-bayang politik kampus masih mewarnai kabinet tahun ini, mau dibawa kemana sebenarnya kemahasiswaan ITB kalau diisi dengan orang yang tidak profesional? -HAS