Majalah Gema Dhammavaddhana Edisi 62

Page 1

62 Dhammavaddhana Gema

Jan-Des 2019

Not for sale

Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana

GEMA INFORMATIVE :

31 Alam Kehidupan

GEMA SPECIAL :

Karma Dan Reinkarnasi

GEMA DHAMMAVADDHANA : GEMA FEATURE :

Roy Kiyoshi


Susunan Redaksi

Penanggung Jawab Dicky Julianto Bento Putra Hermanto

Pemimpin Redaksi Tiffany Tjandra

Redaktur Pelaksana Elizabeth

Sekretaris & Bendahara Eugene Tjandraputri

Distribusi & Pendanaan

Kelwin & Wilson Novaldo

Editor

Shandika Aprilio & Monica Dewi

Penulis Artikel Novalia Ferdy Jennifer Ailin Vincencius Andree Albert Fellyshinta Eugene Tjandraputri Julian Hendri Kurniawan Ratna Sari 02

Gema Dhammavaddhana

Layouter Novia Yurika Felix Malvian Sundari Jeffri Horisky Thalia Erick Zeke


Salam Redaksi

“

Namo Sanghyang Adi Buddhaya, Namo Buddhaya Pertama-tama saya ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan Tri Ratna yang telah memberi perlindungan kepada kita semua serta berkat karma baik kita semua akhirnya tim redaksi berhasil menyelesaikan pembuatan majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke 62 ini. Pada edisi ke 62 ini, majalah Gema Dhammavaddhana mengangkat tema “Karma dan Reinkarnasi�. Tema ini diangkat dengan harapan para pembaca dapat mengetahui dan menyadari hasil dari perbuatan yang telah dilakukan pada saat ini dan akan berdampak untuk masa yang akan datang. Topik ini akan dibahas dalam berbagai sudut pandang dan beragam rubrik agar pembaca dapat lebih memahami dampak dari Karma itu sendiri. Dengan terbitnya majalah Gema Dhammavaddhana edisi 62 ini, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan memperluas wawasan pembaca mengenai ajaran Buddha Dhamma. Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana, tim redaksi majalah Gema Dhammavaddhana, para donatur, serta semua pihak yang memberi dukungan dalam menyukseskan terbitnya majalah Gema Dhammavaddhana edisi 62. Saya mewakili segenap panitia meminta maaf kepada seluruh pihak apabila terdapat kekurangan dan kesalahan dalam proses pembuatan majalah. Selamat membaca dan semoga majalah Gema Dhammavaddhana edisi 62 ini dapat memberikan wawasan dan juga manfaat kepada pembaca. Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana mengucapkan Selamat Hari Raya Waisak 2563 B.E./2019. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. KMBD JAYA! Mettacittena, Pemimpin Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana Volume 62 | 2019

03


Daftar Isi

20

16 14 18 20 35

02 04

Gema Dhammavaddhana


Gema Informative

Volume 62 | 2019

05


Gema Informative

06

Gema Dhammavaddhana


Gema Informative

Volume 62 | 2019

07


Gema Informative

08

Gema Dhammavaddhana


Gema Informative

Volume 62 | 2019

09


Gema Special

D

alam kehidupan sehari – hari kita pasti sering mendengar kata Karma, namun belum tentu kita semua mengetahui apa itu Karma. Karma itu adalah semua tindakan yang disertai dengan suatu kehendak yang dapat menimbulkan kebahagiaan maupun menimbulkan penderitaan bagi setiap para pembuatnya. Dan dalam suatu kehidupan tentu setiap manusia akan memiliki berbagai macam aktivitas atau tindakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dan dibalik setiap tindakan yang dilakukan, tentu saja akan ada tindakan yang baik maupun tindakan yang buruk dan dari tindakan tersebut yang akan menentukan hasil yang baik atau hasil yang buruk terhadap setiap manusia.

kakalacatukka): 1. Ditthadhammavedaniya Kamma (Kamma langsung berbuah) : Kamma yang menghasilkan akibat dalam dalam jangka waktu satu kehidupan. Kamma ini terbagi menjadi 2 macam, yaitu : a. Kamma yang telah masak dan memberikan hasil pada kehidupan sekarang,atau yang disebut dengan paripakka ditthadhamavedaniya Kamma. b. Kamma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari, atau yang disebut dengan aparipakka ditthadhamavedaniya Kamma. 2. Upajjavedaniya Kamma, yaitu: Kamma yang menghasilkan akibat pada kehidupan berikutnya, yakni satu kehidupan setelah kehidupan sekarang. 3. Aparapariyavedaniya Kam-

Kamma menurut sifatnya: 1. Kamma Buruk (Akusala Kamma) : Perbuatan Jahat/buruk yang didasari oleh pikiran yang diliputi oleh Lobha (keserakahan), Dosa (Kebencian), dan Moha (Kebodohan batin). Kamma Buruk/ jahat tersebut terdiri dari tindakan membunuh, mencuri, berbohong, mabuk – mabukan, dan sebagainya. 2. Kamma Baik (Kusala Kamma) : Perbuatan baik yang didasari oleh pikiran yang diliputi oleh Alobha (ketidakserakahan), Adosa (ketidakbencian, dan Amoha (ketidak bodohan batin). Contoh: Berdana, menolong makhluk yang kesukaran, berkata jujur, bermeditasi, dan sebagainya. Kamma menurut jangka waktunya (Pa10 Gema Dhammavaddhana

menghasilkan akibat (vipaka) pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut. tidak sempat berbuah karena telah kehabisan waktu atau kehilangan kesempatan untuk berbuah, karena: a. Jangka waktu untuk memberikan hasilnya telah habis akibatnya telah habis akibatnya secara penuh. Empat jenis Kamma berdasarkan fungsinya (Kiccacatukka): 1. Janaka Kamma (Fungsi Kamma babkan timbulnya syarat untuk terla-

hirnya kembali suatu makhluk didalam 31 alam kehidupan (Bhumi 31). Kamma ini menimbulkan Batin (Nama) dan Jasmani (Rupa) 2. Upatthambhaka Kamma (Fungsi Kamma pendukung)yaitu kekuatan yang mendorong terpeliharanya suatu akibat dari pada sebab (Kamma) yang telah timbul. Kamma ini mendukung fungsi Kamma yang melahirkan (Janaka Kamma), a. Membantu Janaka Kamma yang belum waktunya untuk menimbulkan hasil, memberikan waktu menimbulkan hasil /akibat. b. Membantu Janaka Kamma yang sedang mempunyai waktu menimbulkan hasil memberikan kekuatan untuk menimbulkan hasil secara sempurna. c. Membantu Nama-Rupa (Batin-jasmani) yang dilahirkan Janaka Kamma menjadi maju dan bertahan lama. 3. Upapilaka Kamma (Fungsi Kamnekan, mengolah, menyelaraskan satu akibat dari satu sebab. Fungsi Kamma pelemah ini berhubungan dengan perbuatan baik maupun buruk yang dilakukan dalam kehidupan saat ini. Kamma ini adalah menekan Janaka Kamma, yaitu : a. Upapilaka Kamma yang menekan Janaka Kamma supaya tidak ada waktu menimbulkan hasil. b. Upapilaka Kamma yang menekan waktu menimbulkan hasil supaya mempunyai kekuatan menurun. c. Upapilaka Kamma yang menekan Nama-Rupa (Batin-jasmani) yang dilahirkan Janaka Kamma. 4. Upaghataka Kamma (Fungsi Kamma penghancur)yaitu fungsi Kamma yang menghancurkan atau memotong kekuatan akibat dari satu sebab yang telah terjadi dan sebaliknya menyuburkan berkembangnya Kamma baru.

KAM


Gema Special Jadi upaghataka-Kamma adalah Kamma yang memotong Kamma maupun hasil dari Kamma lainnya secara menyeluruh. Pemotongan dari Upaghataka-Kamma ada 2 macam: a. Memotong janaka-Kamma supaya tidak ada waktu untuk menimbulkan hasil/akibat untuk selamanya.(Kammantara-Upaghataka).

Empat jenis Kamma berdasarkan sifat hasilnya (Pakadanapariyayacatukka) yang memiliki kualitas kekuatan yang besar yang mampu menimbulkan hasil dalam waktu satu kehidupan atau kehidupan kedua, dan kekuatan Kamma lain tidak mampu mencegahnya.

Perbuatan Baik yang berat. Yang disebut Kusala Garuka Kamma adalah hasil dari melaksanakan Samatha-Bhavana (meditasi ketenangan batin) sehingga mencapai Rupa-Jhana 4 dan Arupa-Jhana 4 atau disebut Jhana 8, akibatnyapun lebih cepat daripada tingkatan batin yang lainnya.

MA MA

-

Opapatika-Yoni : Mahluk yang lahir seara spontan, langsung membesar, seperti : para Dewa, Brahma, Peta, Mahluk Neraka, dll.

3. Acinna Kamma atau Bahula Kamsecara terus menerus dilakukan dan diingat seseorang serta padanya ia mempunyai kemelekatan yang kuat (Kamma Kebiasaan), yaitu perbuatan baik dan jahat yang merupakan kebiasaan bagi

Disamping itu terdapat pula 4 macam Tumimbal lahir secara penerusan kehidupan di 31 Alam Kehidupan,Yaitu : Apaya-Patisandhi : Bertumimbal lahir di Alam Apaya

Kamasugati -Patisandhi : Bertumimbal lahir di Alam Kamasugati tidak terlalu berat dirasakan akibatnya. Kamma ini yang paling lemah di antara semua Kamma. Kamma ini merupakan perbuatan baik (Kusala Kamma) dan perbuatan jahat (Akusala Kamma) yang pernah dibuat dalam kehidupan lampau dan kehidupan sekarang ini yang hampir tidak didorong oleh kehendak. Kamma ini berproses apabila ketiga Kamma diatas tidak pernah dilakukan.

Garuka Kamma terdiri dari 2 jenis, yaitu : Perbuatan Buruk/Jahat yang berat. Yang disebut Akusala Garuka Kamma (Perbuatan jahat yang berat) adalah Niyatamicchaditthi-Kamma (Perbuatan pandangan salah yang pasti) dan Pancanantariya-Kamma (Lima perbuatan durhaka, yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai seorang Buddha dan memecah-belah Sangha).

Sansedaja-Yoni : Mahluk yang lahir dari kelembaban,seperti: :nyamuk, ikan, dll.

REINKARNASI

b. Memotong nama-rupa yang dilahirkan oleh janaka-Kamma sampai runa-upaghataka).

san yang muncul pada saat kematian) Pada saat seseorang akan meninggal dunia, maka pikirannya akan mengingat perbuatan kusala Kamma (perbuatan baik) dan akusala Kamma (perbuatan buruk/jahat) yang dilakukannya.

D

alam agama Buddha reinkarnasi lebih dikenal sebagai Tumimbal lahir atau Punabvhava yaitu

dalam alam kehidupan yang sama atau berbeda serta tidak membawa kesadaran akan kehidupan dari alam hiran kembali jasmani dan batin yang lama mengalami pelapukan, kehanjasmani batin Kamma(perbuatan). Ada 4 cara Tumimbal – lahirnya mahluk -mahluk, yaitu : Jalabuja-Yoni : Mahluk yang lahir dari kandungan,seperti: manusia, kuda, kerbau, dll. Andaja-Yoni : Mahluk yang lahir dari telur,seperti: burung, ayam, bebek, dll.

lahir di Alam Rupa-jhana

Arupavacara-Patisandhi : Bertumimbal lahir di Alam Arupa-jhana

Mahluk-mahluk itu bertumimbal lahir dalam 31 Alam Kehidupan, Mahluk-mahluk yang diam di 31 Alam Kehidupan itu masih mengalami kelahiran dan kematian, dan masih mengalami derita. 31 Alam Kehidupan tidak kekal adanya. Nibbana (Nirwana) adalah diluar dari 31 Alam Kehidupan itu. Sebaliknya, Nibbana itu terbebas dari kelahiran dan kematian,terbebas dari derita ,dan kekal adanya. Jika seseorang belum mencapai kesucian tingkat arahat, setelah ia meninggal dunia,ia akan dilahirkan kembali dalam salah satu Alam dari 31 Alam Kehidupan sesuai dengan Kammanya. Jadi dalam kehidupan manusia, setiap perbuatan yang kita lakukan secara tidak langsung akan mengakibatkan Kamma yang baik atau yang buruk. Itu semua ditentukan dari masing – masing kita yang melakukannya. Dari hasil Kamma tersebut, juga menentukan kehidupan kita di masa yang akan datang, kalau dari hasil Kamma yang baik, maka akan mempunyai kehidupan yang baik begitupula sebaliknya. by: Vincensius Volume 62 | 2019

11


Gema Facts

D

engan adanya ini, terjadilah itu. Dengan timbulnya ini, timbulah itu. Dengan tidak adanya ini, maka tidak ada itu. Dengan lenyapnya ini, maka lenyaplah itu. (Khuddhaka Nikaya, Udana 40). Didunia ini ada 2 jenis perbuatan yang dilakukan manusia. Seperti yang sudah dikatakan pada Khuddhaka Nikaya, Udana 40, setiap perbuatan yang kita lakukan sehari hari pasti membuahkan hasil. Entah itu disengaja maupun tidak disengaja karena semuanya berhubungan dengan karma. Namun apa arti Kamma? Karma atau Kamma berarti perbuatan. Umat Buddha memandang hukum karma sebagai hukum kosmis tentang sebab dan akibat yang juga merupakan hukum moral (Kitab Hukum Karma) yang impersonal. (wikipedia). Istilah ‘Kamma‘ berarti tindakan (Inggris: action) serta mengacu pada kehendak (cetana) pikiran, ucapan dan tindakan jasmani kita. Sang Buddha bersabda:

Saya katakan, kehendak adalah kamma, karena didahului oleh kehendak seseorang lalu bertindak dengan jasmani, ucapan dan pikiran. Istilah ‘Vipaka‘ berarti hasil atau dampak serta mengacu pada hasil tindakan berdasar kehendak kita. Dengan demikian, menolong seseo-

Namun salah pengertian yang paling umum tentang hukum kamma adalah kepercayaan bahwa setiap kejadian yang kita alami; tersandung, jatuh sakit, menang undian, terlahir tampan, semuanya adalah hasil kamma lampau semata-mata. Dengan alasan yang sangat tepat Sang Buddha menolak kepercayaan salah tersebut. Sebab bila demikian halnya, maka sia-sia untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan tercela, sebab keseluruhan hidup ditentukan sebelumnya. Sang Buddha bersabda: “Ada beberapa pertapa dan kaum Brahmin, yang mempercayai dan mengajarkan bahwa apapun yang dialami seseorang, menyenangkan, menyakitkan atau netral, semua disebabkan oleh kamma lampau. Saya menemui mereka dan bertanya apakah benar mereka mengajarkan sedemikian, mereka ternyata mengiyakan, saya berkata: “Bila demikian, tuan yang terhormat, seseorang membunuh, mencuri dan berzina disebabkan kamma lampau, mereka berbohong, berfitnah, berkata kasar dan tak berharga disebabkan kamma lampau. Mereka menjadi serakah, membenci dan penuh pandangan salah disebabkan kamma lampau.” (Samaggi Phala , n.d.) 12 Gema Dhammavaddhana

Di dalam agama Buddha terdapat hukum yang menjelaskan tentang kamma yaitu hukum kamma atau Kamma Niyama. Hukum Kamma adalah hukum perbuatan yang akan menimbulkan akibat dan hasil perbuatan (Kamma-Vipaka dan Kamma-Phala), Hukum kamma bersifat mengikuti setiap kamma, mutlak-pasti dan harmonis-adil. Dari segi perbuatan atau salurannya, kamma dibedakan atas Mano-Kamma atau Perbuatan Pikiran, Vaci-Kamma atau Perbuatan dengan kata kata, Kaya Kamma atau Perbuatan dengan badan Jasmani. Jika dilihat menurut sifatnya, dapat diklasifikasi menjadi dua bagian. Yaitu Kusala-Kamma atau Perbuatan Baik dan Akusala Kamma atau Perbuatan Jahat.

Kusala-kamma berakar dari kusala-mula, 3 akar kebaikan: Alobha : tidak tamak Adosa : tidak membenci Amoha : tidak bodoh Akusala-kamma berasal dari akusala-mula, 3 akar kejahatan: Lobha : ketamakan Dosa : kebencian Moha : kebodohan (Artikel Buddhist , n.d.) Sang Buddha membagi Kamma menjadi beberapa kelompok salah satunya adalah “Kamma Berdasarkan Prioritas dalam Membuahkan Hasil” yang terdiri dari empat bagian, yaitu: Garuka Kamma, Asanna Kamma, Acinna Kamma, Katatta Kamma.

GARUKAKAMMA Guraka Kamma adalah kamma yang berat dan bermutu. Akibat dari kamma ini dapat timbul dalam satu kehidupan, maupun kehidupan berikutnya. Garuka kamma sendiri terbagi menjadi 2 yaitu Akusala-garuka-kamma dan Kusala-garuka-kamma Garuka Kamma adalah perbuatan yang tidak bisa dihentikan ataupun digantikan dengan kamma lain sebagai penentu kelahiran berikutnya. Dengan kata lain, kamma ini pasti akan membuahkan hasil untuk terlahir di kehidupan berikutnlima kejahatan keji yaitu membunuh ibu, membunuh ayah, membunuh Arahat, melukai Sang Buddha, menyebabkan perpecahan di Saṅgha. Siapapun yang melakukan salah satu dari lima kejahatan tersebut pasti akan terlahir di Neraka. Sedangkan contoh dari kamma berat yang baik (Kusala Garuka Kamma) adalah jika seseorang mencapai Jhana dan


Gema Facts bisa mempertahankannya sampai ia meninggal akan terlahir kembali di alam Brahma. Selain itu seseorang yang mencapai Sotapana Magha dan Sotapana Phala juga berfungsi sebagai kamma berat yang baik karena ini akan menutup pintu empat alam sengsara selamanya. Kalau seseorang mencapai Jhana dan kemudian melakukan salah satu dari Akusala Garuka Kamma, Jhananya akan dimusnah oleh tindakan jahatnya, dan tindakan jahat ini akan menyebabkan kelahiran kembali di Neraka. Contohnya Devadatta yang kehilangan kesaktiannya karena melukai Buddha dan memecah belah Sangha. Lebih lanjut, kalau seseorang pada awalnya melakukan salah satu dari lima kejahatan keji, dia nantinya tidak akan bisa mencapai pencapaianya di duniawi, karena dihalangi oleh kamma buruknya. Sebagai contoh Raja Ajatasattu yang tidak bisa mencapai apa-apa setelah mendengar Samañña Phala Sutta karena membunuh ayahnya, Raja Bimbisara. Meskipun sebagai penyokong Konsili Agung yang pertama dan membangun stupa besar untuk relik Sang Buddha, dia tidak bisa lolos dari kelahiran kembali di Neraka.

ASANNAKAMMA Asanna Kamma adalah kamma baik atau buruk yang kuat yang dilakukan atau diingat beberapa saat menjelang kematian. Tanpa adanya kamma yang berat, Asanna Kamma inilah yang umumnya akan berperan dalam kelahiran kembali karena kekuatannya yang besar oleh sebab kedekatannya dengan saat kematian.

ACINNA

KAMMA

Acinna Kamma atau Kamma Kebiasaan adalah perbuatan baik atau buruk, yang dilakukan seseorang secara terus-menerus atau sudah menjadi kebiasaan, atau perbuatan yang dilakukan sekali dan sangat sering diingat kembali. Perbuatan baik atau buruk yang dilakukan secara teratur menjadi tingkah laku alaminya. Seseorang akan menyadari hal ini dan melakukannya terus-menerus tanpa terpaksa untuk melakukannya.

KAMMA KATTATA KATTATA

Katatta Kamma adalah kamma perbuatan apa saja, yang tidak termasuk dalam kategori-kategori yang sebelumnya, yang sudah dilakukan sebelumnya dan sudah dilupakan, tapi yang cukup kuat untuk menghasilkan kelahiran kembali. Kamma jenis ini akan menjadi berlaku ketika tidak ada ketiga jenis kamma lainnya untuk melakukan fungsinya.

(Indadharo, 2014) Semoga dengan uraian tentang Kamma diatas kita bisa lebih hati hati dalam berbuat dan berucap. Selalu mengisi hidup kita dengan kegiatan kegiatan yang bermanfaat sesuai dengan kebenaran. Menjalakan hidup dengan berpedoman pada sila sila agama Buddha.

Kammassakomhi kamma-dāyādo kamma-yoni kamma-bandhu kamma-paṭisaraṇo. Yaṁ kammaṁ karissāmi kalyāṇaṁ vā pāpakaṁ vā tassa dāyādo bhavissāmi. Evaṁ amhehi abhiṇhaṁ paccavekkhitabbaṁ Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri Terwarisi oleh perbuatanku sendiri Lahir dari perbuatanku sendiri Berhubungan dengan perbuatanku sendiri Terlindung oleh perbuatanku sendiri. Apa pun perbuatan yang kuperbuat, baik atau buruk, Perbuatan itulah yang akan kuwarisi. Hendaklah ini kerap kali direnungkan. (Abhiṇhapaccavekkhitabbaṭhāna Sutta - Aṅgutara Nikāya)

by: Jennifer Ailin T. Volume 62 | 2019

13


Gema Opini Gema Opini Gema Opini Gema Opini Gema Opini Gema Opini “Samsara – ––Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” – –adalah nama yang “Samsara Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” adalah nama yang “Samsara Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” – adalah nama yang “Samsara – Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” – adalah nama yang melambangkan lautan kehidupan yang terus naik turun dengan gelisah, simbol dari proses “Samsara – Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” – adalah nama melambangkan lautan kehidupan yang terus naik turun dengan gelisah, simbol dari proses melambangkan lautan kehidupan yang terus naik turun dengan gelisah, simbol dari proses melambangkan lautan kehidupan yang terus naik turun dengan gelisah, simbol dari proses berkelanjutan yang terus menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekarat. (Itu) terus yang melambangkan lautan kehidupan yang terus naik turun dengan gelisah, simbol dari berkelanjutan yang menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekarat. (Itu) terus berkelanjutan yang terus menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekarat. (Itu) terus berkelanjutan yang terusterus menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekarat. (Itu) terus “Samsara – Roda Keberadaan, secara literal, “Pengembaraan Abadi” – adalah nama yang berubah dari waktu ke waktu, (seperti kehidupan) mengikuti secara terus menerus satu demi proses berkelanjutan yang terus menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekaberubah dari waktu ke waktu, (seperti kehidupan) mengikuti secara terus menerus satu demi berubah dari waktu ke waktu, (seperti kehidupan) mengikuti secara terus menerus satu demi berubah dari lautan waktu ke waktu, (seperti kehidupan) secara terusdari menerus melambangkan kehidupan yang terus naik turun mengikuti dengan gelisah, simbol prosessatu demi satu melalui periode waktu tak terbayangkan. Dari Samsara ini, satu masa kehidupan rat. (Itu) terus berubah dariyang waktu ke waktu, (seperti kehidupan) mengikuti secara terus satu melalui periode waktu yang tak terbayangkan. Dari Samsara ini, satu masa kehidupan satu melalui periode waktu yang tak terbayangkan. Dari Samsara ini, satu masa kehidupan satu melaluiyang periode yang tak terbayangkan. Dari Samsara ini, satu(Itu) masa kehidupan berkelanjutan terus waktu menerus dilahirkan, semakin tua, menderita, dan sekarat. terus hanyalah sebagian – –Buddha menerus satu demikecil satusaja.” melalui periodeGautama waktu yang tak terbayangkan. Dari Samsara ini, hanyalah sebagian saja.” Gautama hanyalah sebagian kecil saja.” –Buddha Buddha Gautama hanyalah kecilkecil saja.” – Buddha Gautama berubah darisebagian waktu ke waktu, (seperti kehidupan) mengikuti secara terus menerus satu demi

satu masa kehidupan hanyalah sebagian kecil saja.” – Buddha Gautama

satu melalui periode waktu yang tak terbayangkan. Dari Samsara ini, satu masa kehidupan hanyalah sebagian kecil saja.” – Buddha Gautama

“Jiwa tidak pernah mati, tetapi selalu berhenti dari satu tempat tinggal yang lain. Semua hal “Jiwa tidak pernah mati, tetapi selalu berhenti satu tempat tinggal yang “Jiwa tidak pernah mati, tetapi selalu berhenti satu tempat tinggal yang lain. “Jiwa tidak pernah mati,mati, tetapi selalu berhenti dari dari satu tempat tinggal yang lain. Semua hal halhal “Jiwa tidak pernah tetapi selalu berhenti daridari satu tempat tinggal yanglain. lain.Semua Semua berubah, tidak ada yang binasa. Jiwa melewati ke sekarang menempati tubuh ini. berubah, tidak ada yang binasa. Jiwa melewati kesana-sini, sana-sini, sekarang menempati tubuh Semua hal berubah, tidak ada binasa. Jiwa melewati ke sana-sini, sekarang berubah, tidak ada yangyang binasa. Jiwayang melewati ke sana-sini, sekarang menempati tubuh ini. ini.ini. berubah, tidak ada binasa. Jiwa melewati ke sana-sini, sekarang menempati tubuh “Jiwa tidak pernah mati, tetapi selalu berhenti dari satu tempat tinggal yang lain. Semua hal Bagaikan lilin yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu meleleh, dan kemudian dicap lagi Bagaikan lilintubuh yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu meleleh, kemudian menempati ini. Bagaikan lilin yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu dicap meBagaikan lilin lilin yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu meleleh, dan dan kemudian dicap lagi lagilagi Bagaikan yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu meleleh, dan kemudian dicap berubah, tidak ada yang binasa. Jiwa melewati ke sana-sini, sekarang menempati tubuh ini. memakai dengan yang lain, namun itu selalu lilin yang sama. Jadi, jiwa selalu sama, namun dengan yang lain, namun itu selalu lilin yang sama. Jadi, jiwa selalu sama, namun memakai leleh,yang dan lain, kemudian dicap lagi lilin dengan sama. yang lain, itu selalu lilin yangmemakai sama. dengan namun itu selalu Jadi,namun jiwa selalu sama,sama, namun dengan lain, namun itu selalu yang lilin yang sama. jiwa selalu memakai Bagaikan lilinyang yang dicap dengan angka-angka tertentu, lalu meleleh, dan kemudian dicapnamun lagi pada waktu yang berbeda dan bentuk yang berbeda.” –Jadi, Pythagoras pada waktu yang berbeda dan bentuk yang berbeda.” – Pythagoras Jadi, jiwa selalu sama, namun memakai pada waktu yang berbeda dan bentuk yang pada waktu yang berbeda dan bentuk yang berbeda.” – Pythagoras padayang waktu berbeda danlilinbentuk yang berbeda.” – Pythagoras dengan lain,yang namun itu selalu yang sama. Jadi, jiwa selalu sama, namun memakai

berbeda.” – Pythagoras

pada waktu yang berbeda dan bentuk yang berbeda.” – Pythagoras

“Segala sesuatu yang diajarkan sains kepada saya memperkuat keyakinan saya akan “Segala sesuatu yang diajarkan sains kepada saya memperkuat keyakinan “Segala sesuatu yang diajarkan sains kepada memperkuat keyakinan saya “Segala sesuatu yang diajarkan sains kepada sayasaya memperkuat keyakinan sayasaya akanakan “Segala sesuatu yang diajarkan sains kepada saya memperkuat keyakinan saya kelangsungan keberadaan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada jiwa yang aba-akan kelangsungan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada jiwa yang “Segala sesuatu yangkeberadaan diajarkan sains kepada saya memperkuat keyakinan saya akan akan kelangsungan keberadaan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada kelangsungan keberadaan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada jiwa yang aba-abakelangsungan keberadaan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada jiwa yang abadi. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa tidak ada yang hancur menjadi ketiadaan. kelangsungan keberadaan spiritual kita setelah kematian. Saya percaya pada jiwa yangmenjadi abadi. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa tidak ada yang hancur ketiadaan. yang abadi. Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa tidak ada yang hancur di. jiwa Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa tidak ada yang hancur menjadi ketiadaan. di.pengetahuan Ilmu ketiadaan. pengetahuan telah membuktikan bahwa tidak ada yang hancur menjadi ketiadaan. Kehidupan dan telah jiwa, membuktikan oleh karena itu, dapat hancur menjadi ketiadaan, dan begitu juga di. Ilmu bahwa tidak ada yang hancur menjadi ketiadaan. Kehidupan oleh karena itu,tidak tidak dapat hancur menjadi ketiadaan, begitu menjadi Kehidupan jiwa, oleh karena itu, tidak dapat hancur menjadi Kehidupan dan dan jiwa,jiwa, oleh karena itu,dan tidak dapat hancur menjadi ketiadaan, dan dan begitu jugajuga Kehidupan dan jiwa, oleh karena itu, tidak dapat hancur menjadi ketiadaan, dan begitu juga Kehidupan dan jiwa, oleh karena itu, tidak dapat hancur menjadi ketiadaan, dan begitu juga abadi. – Werner Von Braun abadi. – Werner Von Braun ketiadaan, dan juga abadi. – Werner Von Braun abadi. – Werner Vonbegitu Braun abadi. abadi. – Werner Von Braun – Werner Von Braun

“Reinkarnasi adalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana kitakita dilahirkan kembali da“Reinkarnasi adalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana dilahirkan kembali “Reinkarnasi adalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana dilahirkan kem“Reinkarnasi adalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana kita kita dilahirkan kembali da- da“Reinkarnasi adalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana kita dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang telah kita perbuat didi kehidubali dalam bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang telah kitadiperbuat lam bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang kita kehiduadalah suatu kepercayaan umat Buddhis dimana dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang telah kitakita perbuat kehidulam “Reinkarnasi bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang telah kita telah perbuat diperbuat kehidupan sebelumnya. Kalo kita melakukan banyak karma buruk di masa lalu, reinkarnasi kita kita melakukan banyak karma buruk di masa lalu, di kehidupan sebelumnya. Kalo pan sebelumnya. Kalo kita melakukan banyak karma buruk di masa lalu, reinkarnasi kita lam bentuk kehidupan lain dan sesuai dengan karma yang telah kita perbuat di kehidupan sebelumnya. banyak karma buruk di masa lalu, reinkarnasi kita pan sebelumnya.Kalo Kalokita kitamelakukan melakukan banyak karma buruk di masa lalu, reinkarnasi kita di kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga sebaliknya. Sedangkan karma itu kita reinkarnasi kita di Kalo kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga sebaliknya. di kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga sebaliknya. Sedangkan karma pan sebelumnya. kita melakukan banyak karma buruk di masa lalu, reinkarnasi di kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga sebaliknya. Sedangkan karma itu di kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga sebaliknya. Sedangkan karma itu itu adalah perbuatan atau akibat dari perbuatan kita. Dan aku sebagai umat Buddha percaya karma itu akibat adalah perbuatan atau akibat darisebaliknya. perbuatan kita. Dan aku adalah perbuatan atau dari perbuatan kita. Dan aku sebagai umat Buddha percaya adalah perbuatan atau dari perbuatan kita.kita. Dan aku sebagai umat Buddha percaya diSedangkan kehidupan selanjutnya tidak akan begitu baik dan juga Sedangkan karma itu adalah perbuatan atauakibat akibat dari perbuatan Dan aku sebagai umat Buddha percaya dengan adanya reinkarnasi” Tiffany sebagai umat Buddha percaya dengan adanya reinkarnasi” Tiffany dengan adanya reinkarnasi” Tiffany dengan adanya reinkarnasi” - Tiffany adalah perbuatan atau akibat dari perbuatan kita. Dan aku sebagai umat Buddha percaya dengan adanya reinkarnasi” - Tiffany dengan adanya reinkarnasi” - Tiffany

“Saya percaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebenarannya. “Saya “Saya percaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebepercaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebe“Saya percaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebe“Saya percaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk reinkarnasi sendiri bisa dikatakan terlahir kembali. Pada awalUntuk reinkarnasi sendiri bisa dikatakan terlahir kembali. Pada awalnya saya tidak pernarannya. Untuk reinkarnasi sendiri bisa dikatakan terlahir kembali. Pada awalnarannya. Untuk reinkarnasi sendiri bisa dikatakan terlahir kembali. Pada awalreinkarnasi sendiri bisa dikatakan terlahir kembali. Pada awal“Saya percaya dengan adanya karma karena karma dapat dibuktikan kebenyanarannya. saya tidakUntuk percaya dengan reinkarnasi, akan tetapi seiring dengan belacaya dengan reinkarnasi, akan tetapidengan seiring dengan belajarnya Dhamma dan menonton nya saya tidak percaya reinkarnasi, akan tetapi seiring dengan belanya saya tidak percaya dengan reinkarnasi, akan tetapi seiring dengan belanya saya tidak percaya dengan reinkarnasi, akan tetapi seiring dengan belajarnya Dhamma dan menonton film mengenai reinkarnasi, saya mulai percaya Untuk sendiri bisa dikatakan kembali. film mengenai narannya. reinkarnasi, sayareinkarnasi mulai percaya bahwa reinkarnasiterlahir itu akan terjadiPada padaawaljarnya Dhamma dan menonton film mengenai reinkarnasi, saya mulai percaya jarnya Dhamma menonton film mengenai reinkarnasi, mulai percaya bahwa reinkarnasi akandan terjadi pada manusia.” – Cen-Cen jarnya Dhamma dan menonton film mengenai reinkarnasi, sayasaya mulai percaya manusia.” – Cen-Cen nya saya itu tidak percaya dengan reinkarnasi, akan tetapi seiring dengan belabahwa reinkarnasi ituituakan terjadi pada manusia.” – –Cen-Cen bahwa reinkarnasi terjadi pada manusia.” Cen-Cen bahwa reinkarnasi itu dan akanakan terjadi pada manusia.” – Cen-Cen jarnya Dhamma menonton film mengenai reinkarnasi, saya mulai percaya bahwa reinkarnasi itu akan terjadi pada manusia.” – Cen-Cen

14 Gema Dhammavaddhana

14 Gema Dhammavaddhana Gema Dhammavaddhana 14 14 Gema Dhammavaddhana 14 Gema Dhammavaddhana 14 Gema Dhammavaddhana


Gema Opini

“Reinkarnasi atau yang umat Buddha biasanya sebut tumimbal lahir adalah kelahiran kembali yang dimana sebagai mahkluk yang masih hidup di 31 alam akan mengalamai kelahiran kembali karena kita mempunyai umur dalam tiap kehidupan ini. Sedangkan karma adalah perbuatan, jadi segala jenis perbuatan yang kita lakukan dimaksud dengan karma. Saya sendiri percaya dengan tumimbal lahir karena ada beberapa dokumentasi jika dia mengingat kehidupan lampaunya ada juga, metode meditasi dan hipnoterapi yang bisa melihat masa lalu.” – Benny

“Saya sangat percaya dengan adanya reinkarnasi maupun karma. Bukan karena menonton film-film tapi memang saya percaya bahwa reinkarnasi dan karma itu ada. Dan saya juga selalu mendengar kata “karma itu berlaku” jadi mari kita lakukan hal yang baik sebanyak-banyaknya untuk menghapus dosa-dosa yang ada di dalam diri kita agar kelak kita bisa mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik” – Elizabeth

“Saya percaya adanya reinkarnasi dan hukum karma. Karena kedua hal itu berhubungan satu sama lainnnya. Dengan perbuatan atau karma yang kita lakukan saat ini, kita akan mendapatkan hasilnya baik sekarang maupun di kehidupan yang akan dating (tumimbal lahir). Oleh sebab itulah kita ada di dunia ini sekarang.” - Monic

“Menurut aku, karma itu hasil dari tindakan kita sendiri, baik dari masa lalu atau sekarang. Kalau sering berbuat jahat maka akan berbuah karma buruk, dan begitu juga sebaliknya. Karma juga berkaitan erat dengan reinkarnasi. Reinkarnasi itu sendiri artinya kepercayaan bahwa seseorang akan mati dan dilahirkan kembali dalam bentuk kehidupan lain, dilahirkan kembali inilah yang berdasarkan tindakan kita itu sendiri (karma). Saya percaya dengan reinkarnasi karena sudah ada juga bukti dan cerita di luar sana” – Ratna “Dalam ajaran agama Buddha, kita tidak mengenal reinkarnasi, melainkan tumimbal lahir. Tumimbal lahir adalah kondisi dimana saat kita meninggal dunia dan terlahir lagi tetapi tidak berwujud yang sama dan tidak berhubungan dengan masa lalu. Sedangkan reinkarnasi masih terhubung dengan kehidupan lampau. Karma adalah suatu proses sebab-akibat yang diterima oleh makhluk hidup atas dasar perbuatan atau perilaku di dunia yang bisa berdampak baik ataupun buruk di kehidupan sekarang atau masa depan. Saya sebagai umat Buddha, meyakini hal tersebut karena karma berdampak sangat besar atas sesuatu yang terjadi di hidup saya.” - Shandika by: Andree Tandean

Volume 62 | 2019

15


ROY

Gema Feature

Gema FEATURE

KIYOSHI By : Albert

“Imani saja apa yang kamu lakukan atau kerjakan, carilah pekerjaan yang anda sukai, anda adalah penentu nasib anda sendiri. Orang baik akan bertemu orang baik. Rejeki akan mengalir dengan sendirinya.” Roy Kiyoshi atau dikenal dengan Roy merupakan salah satu peramal dan paranormal Indigo dengan kemampuan menerawang masa depan dan masa lalu. Namanya melambung berkat program Karma yang tayang di salah satu televisi swasta yaitu ANTV. Di acara tersebut, ia merupakan host dan juga bertugas untuk menerawang masa lalu peserta, lalu memberikan masukan atau saran untuk memecahkan masalah mereka. Peramal yang satu ini lahir pada 24 Februari 1987 dengan nama asli Roy Kurniawan. Sejak masih kecil, ia telah mampu melihat hal-hal yang tidak wajar dan melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan anak seumurnya. Setelah menjalani serangkaian tes di psikolog, terungkap bahwa Roy termasuk dalam anak Indigo. Ia pernah bercerita kemampuannya ini membuatnya minder. Hal ini lantaran orang-orang disekitarnya yang menganggapnya aneh bahkan sampai di bully. Kini, ia akhirnya bisa menerima anugerah Sang Pencipta. Roy bercerita bahwa awal mula ia tahu memiliki “kelebihan” adalah saat ia mengatakan ke orang tuanya bahwa kakeknya akan meninggal dunia. “Mah engkong kayaknya bakalan meninggal deh, aku lihat ada peti mati, bunga, dan lilin,” ujar Roy menirukan ucapannya ketika kecil. “Hush, jangan ngomong sembarangan dek,” tutur sang ibu. Obrolan bersama ibunya itulah merupakan awal dari kemampuan Indigo dirinya terkuak.

16

Gema Dhammavaddhana

Tak lama setelah ucapan spontan atas penglihatan batinnya itu, tiba-tiba kabar mengejutkan datang dari kampung halaman sang kakek. Ternyata benar, kakek Roy Kiyoshi yang saat itu Roy Kiyoshi masih dibangku SMP, dinyatakan meninggal dunia. “Selang waktu 3 hari dalam kurun waktu seminggu, ada kabar dari Surabaya, dan dikabarkan engkong meninggal di kamar mandi, tidak diketahui penyebabnya, jantungnya berhenti,” jelas Roy Kiyoshi. Sejak saat itu, Roy Kiyoshi mulai sadar, ada yang berbeda dengan dirinya. Ia tiba-tiba bisa mengetahui sesuatu lebih cepat dari orang lain. Di masa kecilnya, Roy Kiyoshi tidak hanya bisa melihat hal yang akan terjadi di depannya, ia bahkan bisa melihat makhluk astral. Berbagai penampakan makhluk halus pun kerap ia lihat setiap hari. Hal ini membuat Roy Kiyoshi menjadi anak penyendiri dan kerap berbicara sendiri dengan sesuatu yang tak terlihat orang banyak. Hal ini Roy Kiyoshi

Volume 62 | 2019

15


Gema Feature dianggap anak Indigo yang aneh oleh teman-temannya. Tak hanya itu, Roy Kiyoshi bahkan kerap dikucilkan dan di-bully secara kasar. “Pengalaman pas SMP dan masa sekolah kurang begitu menyenangkan. Saya di-bully dan temen-teman saya menolak, saya dibilang anak iblis, anak setan, dan banyak dikucilkan anak lainya. Itu bikin saya sedih,” jelas Roy Kiyoshi. Namun, penolakan kawannya membuat Roy Kiyoshi kuat hingga sekarang. Terlebih, ia di dukung orangtuanya.

itual. Hingga kini, ia dikenal sebagai paranormal andal. Banyak hasil penerawangannya yang terbukti terjadi secara nyata. Mulai dari peristiwa bom Bali, hingga hilangnya pesawat. Selain itu, ia banyak digandrungi klien untuk urusan bisnis dan keluarga hingga kerap tampil di layar kaca.

Keistimewaannya sebagai Indigo sebenarnya bertentangan dengan hati kecilnya. “Banyak hal yang tidak ingin saya ketahui lebih cepat, tetapi itu membuat saya tahu lebih dulu. Saya lihat permasalahan sampai seluk-beluknya, dalam hati sebenarnya saya tidak ingin lihat,” kata Roy Kiyoshi. Namun, Roy Kiyoshi mengaku di banding dukanya lebih banyak sukanya. Melalui kemampuan Indigo yang ia miliki, Roy Kiyoshi memanfaatkannya untuk membantu orang lain. “Saya bisa menolong orang lain melalui indra keenam saya, dan menggunakanya secara baik untuk menyebarkan misi cinta kasih,” jelasnya. Ya, Roy Kiyoshi melakukannya melalui pekerjaan yang ditekuninya. Ia mengambil risiko untuk menjalani karir sebagai konsultan spir-

Volume 62 | 2019

17


Komik

Buah

18

Karma

Gema Dhammavaddhana


Komik

By : Fellyshinta Leony

Volume 62 | 2019

19


Gema Dhammavaddhana

Little Buddha 1993

20

Gema Dhammavaddhana


Gema Dhammavaddhana

Banyak kalangan yang masih mempertanyakan apakah reinkarnasi itu nyata atau tidak. Film Little Buddha ini mengambil kisah nyata dari para bhikkhu Buddha Tibet di Bhutan sedang mencari anak yang merupakan reinkarnasi dari seorang guru besar Buddha (Lama Dorje) yang dipandu dari serangkaian analisa dan mimpi para bhikkhu. Ketika para bhikkhu menemukan tiga kandidat anak (Jesse, Raju, dan Gita) yang diyakini sebagai reinkarnasi dari Lama Dorje. Para bhikkhu kemudian membawa mereka kembali ke Bhutan untuk menunjukkan tanda-tanda sebagai reinkarnasi Lama Dorje. Seiring berjalannya waktu, Lama Norbu (pemimpin vihara di Bhutan) menceritakan kisah tentang Buddha sehingga ketiga anak tersebut memiliki pengetahuan dasar tentang Buddhisme. Di akhir film kita dapat pelajari, bahwa reinkarnasi tidak selalu kembali dalam satu wujud orang. Kelahiran kembali Lama Dorje merupakan manifestasi dari terpisahnya tubuh (Raju), ucapan (Gita), dan pikiran (Jesse). By : Eugene Tjandraputri

Volume 62 | 2019

21


Gema Artikel

DV L I VE IN 2018 By : Julian

adalah event yang diselenggarakan oleh KMBD. Live In tahun ini diselenggarakan di Dusun Batursari, Tleter, Temanggung, pada tanggal 21-28 Desember 2018.

22

Gema Dhammavaddhana


Gema Artikel Pada hari pertama, kami berkumpul di Binus Anggrek untuk berangkat bersama menuju ke Dusun Batursari. Keberangkatan dilaksanakan pada malam hari. Ditengah perjalanan menuju Dusun Batursari bus yang kami gunakan berhenti karena ada kerusakan ringan. Kami menunggu di pinggir tol sambil menunggu bus pengganti. Sembari menunggu bus, kami memainkan alat musik yang kami bawa dipinggir tol hingga bus pengganti datang. Pada hari kedua ketika kita baru sampai di dusun, kami disambut oleh warga dusun. Setelah disambut oleh warga dusun setempat, kami melakukan kebaktian singkat di Vihara dan melakukan peresmian kuti di samping Vihara. Kemudian, kami melakukan makan siang bersama. Lalu, kami melakukan pembagian rumah peserta dan pantia untuk mendapatkan tempat tinggal bersama warga. Kami dibawa oleh warga dusun untuk kembali ke rumah mereka untuk beristirahat. Pada hari ketiga, kami melakukan bakti sosial kepada warga dusun, membagikan sembako kepada seluruh warga dusun hingga warga yang tinggal di dusun sebelah juga datang untuk mengambil sembako. Setelah itu, ada beberapa teman saya yang pergi besama keluarganya ke ladang, ada yang pergi bermain ke rumah teman. Sebelum pembagian sembako, kami juga ada mengajari anak-anak waktu sekolah Minggu. Setelah itu, pada malam hari kami melakukan kebaktian malam bersama dengan warga dusun Batursari. Hari keempat, kami berkumpul di Vihara untuk mempersiapkan acara Pindapatta di Vihara. Sambil menunggu bhante, kami membahas acara malam perpisahan bersama dengan warga dusun. Setelah bhante datang, kami melakukan Pindapatta, lalu melakukan kebaktian singkat, dan melakukan makan bersama bhante. Makan bersama bhante pun selesai, kami bersama warga dusun membersihkan bhaktisala kemudian mengadakan latihan untuk peserta dan panitia dalam rangka acara malam perpisahan. Setelah latihan, kami kembali ke rumah masing-masing dan melakukan kegiatan bersama dengan warga dusun seperti biasanya. Kemudian kami pun mela-kukan kebaktian malam seperti biasanya. Hari kelima, kami berkumpul pada pagi hari. Panitia mengadakan permainan bersama peserta disekitar Vihara dan rumah warga. Setelah bermain, kami diundang oleh salah satu warga dusun untuk makan di rumahnya. Kami pun membersihkan diri lalu pergi ke salah satu warga dusun yang mengundang kami makan di rumahnya. Setelah makan, kami melakukan latihan bersama untuk malam perpisahan di Vihara karena keesokan harinya kami harus telah berpisah dengan warga dusun. Setelah latihan, kami melakukan kebaktian malam seperti biasanya. Di penghujung malam, kami beristirahat di rumah masing-masing. Hari keenam, dimulai dengan kegiatan donor darah di Vihara pada pagi hari. Setelah donor darah selesai, kami melakukan latihan untuk terakhir kalinya sebelum tampil di malam harinya. Setelah latihan, kami melakukan kebaktian singkat di malam hari kemudian melakukan makan bersama dengan warga dusun. Malam terakhir di dusun Batursari, ada beberapa rangkaian acara di malam hari, seperti potong tumpeng dan ucapan terima kasih dari perwakilan panitia. Sebelum adanya penampilan dari panitia dan peserta, ada peserta yang menyampaikan kesan dan pesan nya selama dia tinggal bersama dengan keluarganya di dusun Batursari. Ia menceritakan secara singkat perilaku warga desa seperti warga yang sangat sopan yang selalu menyapa kami walaupun tidak saling kenal dan selalu mengundang kami untuk bertamu di rumahnya. Setelah penyampaian kesan dan pesan, peserta dan panitia pun bernyanyi di panggung dan ditutup dengan penampilan kuda lumping oleh warga dusun. Hari ketujuh, yang berarti hari terakhir acara DV Live In berlangsung. Kami melakukan kebaktian singkat di Vihara dan makan bersama. Kemudian kami mengucapkan terima kasih kepada orang tua kami masing-masing dan kami melakukan foto bersama dengan semua warga dusun. Sebelum kami berpisah kami diberikan beberapa buah tangan oleh warga dusun dan kami pun berpisah dengan keluarga kami yang berada di dusun Batursari. Perjalanan pulang ke Jakarta, kami pergi ke candi Borobudur terlebih dahulu kemudian pergi ke daerah Malioboro. Di Malioboro, kami membeli beberapa buah tangan untuk teman-teman yang ada di Jakarta maupun keluarga. Kami pun sampai di Jakarta keesokan harinya. Inilah cerita singkat tentang keseruan DV Live In 2018, jika dibaca ulang selalu teringat kenangan yang pernah ada di dusun Batursari bersama dengan keluarga kami yang ada disana. Buat teman-teman yang ingin mengikuti kegiatan DV Live In selanjutnya dan penasaran dengan keseruannya, tunggu DV Live In selanjutnya ya !

Volume 62 | 2019

23


Gema Artikel

DV M DV Metta merupakan salah satu event sub Bidang 1 dari KMB Dhammavaddhana yang diselenggarakan pada pertengahan bulan Desember, untuk memperingati hari Metta atau hari cinta kasih dengan tujuan mempraktekan ajaran Buddha yang di mana Metta berarti cinta kasih dengan cara melalukan praktik cinta kasih seperti fangsheng atau kegiatan melepaskan makhluk hidup untuk dilepaskan ke alam bebas. Pada tahun ini, KMB Dhammavaddhana mengadakan event DV Metta di Vihara Bhakti Pramuka Cibubur yang di laksanakan pada Minggu, 16 Desember 2018 dengan Leony Bryan sebagai Ketua Pelaksana. Kegiatan pertama bermula dari Puja Bakti di Vihara Bhakti Pramuka, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan fangsheng burung untuk dilepaskan di daerah Vihara tersebut. Vihara tersebut dipilih karena suasana nya yang jauh dari perkotaan dan banyak pepohonan akan sangat cocok untuk tempat tinggal burung-burung setelah di lepaskan. Event ini dihadiri oleh Bhiksu Sakya Nimitta atau yang biasa di kenal dengan nama Suhu Neng Rui sebagai pembimbing pada saat fangsheng dengan melakukan blessing terlebih dahulu sebelum melepaskan burung-burung yang akan di fangsheng. Dengan melakukan fangsheng, semoga setiap orang dapat menghargai kehidupan dari yang terkecil seperti seekor semut sekalipun karena kita sebagai umat Buddha di ajarkan untuk meyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk tanpa pilih kasih, karena itu tema DV Metta 2018 ini adalah “Spreading Metta to Other Beings�. Setelah melakukan kegiatan fangsheng, kegiatan selanjutnya dilanjutkan ke Penangkaran Rusa Cariu, Bogor, Jawa Barat. Di taman rusa ini, kita dapat melihat beberapa ekor rusa yang sedang berkumpul dan berlari serta kita dapat menyentuh rusa yang telah dijinakkan sebelum nya serta dapat memberi makan rusa-rusa yang ada di sana. Tujuan mengunjungi taman rusa ini adalah semoga dengan pergi ke taman rusa ini dapat meningkatkan rasa cinta kasih kepada makhluk hidup lainnya selain manusia saja seperti seekor rusa yang dimana beberapa spesies rusa di kategorikan terancam punah, sangat miris jika kita sebagai manusia malah mengancam hidup makhluk hidup lain dan membunuh makluk hidup lainnya. Buddha pernah bersabda :

24

Gema Dhammavaddhana

By: Hendri Kurniawan


Gema Artikel

ETTA "Semua orang takut akan hukuman; semua orang takut akan kematian. Setelah membandingkan orang lain dengan diri sendiri, hendaknya seseorang tidak membunuh atau mengakibatkan pembunuhan." (Dhp.129) Untuk itu, ayo kita menyebarkan cinta kasih kepada semua makhluk tanpa pilih kasih !. Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. Saddhu..Saddhu..Saddhu.

Volume 62 | 2019

25


Gema Artikel

Vegan Day 2018

By : Ratna Sari

26

Gema Dhammavaddhana


Gema Artikel

Vegan Day adalah salah satu event baru yang diselenggarakan oleh KMB Dhammavaddhana pada tahun 2018 ini. Event ini sendiri berisikan beragam acara menarik dan mengundang banyak narasumber hingga pengisi acara yang akan mer-amaikan jalannya acara, serta terdapat juga bazar makanan. Adapun tujuan utama dari diadakannya event ini adalah agar dapat memperkenalkan dan menambah pengetahuan masyarakat terhadap makanan Vegan. Event Vegan Day ini diadakan di Mall Taman Palem, Cengkareng, Jakarta Barat. Event yang bertemakan “Berbagi Kebahagiaan dengan Kembali ke Alam, danMewujudkan Dunia Satu Keluarga” ini berlangsung selama 2 hari, yaitu pada tanggal 24-25 November2018. Acara dimulai dari pukul 15.00 – 20.00, sedangkan ba-zar makanan dibuka mulai dari pukul 10.00. Tujuan dari event Vegan Day antara lain : 1. Memperkenalkan dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat melalui Vegan, 2. Mengajak masyarakat ikut serta untuk menyelamatkan bumi, 3. Membantu menyelamatkan makhluk hidup (Hewani) di bumi dengan menjadi seorang Vegan, 4. Agar masyarakat lebih termotivasi untuk menjadi seorang Vegan dengan merasakan langsung manfaat dari Vegan. Pada hari pertama yakni tanggal 24 November, acara dimulai dengan penampilan dari SD Mars Dancer lalu dilanjutkan dengan Talkshow “Life as a Vegan” yang di bawakan oleh Ir. Sumartono Sutartho dan Vivian Amelia. Pada malam hari nya, acara kembali dimeriahkan dengan penampilan tarian Rafforzamento, tarian Mudita, dan ditutup dengan Teater dari KMBD. Pada hari berikutnya, event Vegan Day diisi dengan banyak penampilan yaitu penampilan dari SD Vihara Ekayana, Dance DVDA dan Stamanara, Panca band, serta juga ada seminar dari Dr. Drs. Susianto, MKM dan Loving Corner, dan terakhir ada demo masak oleh Chef Andre Oda.

Volume 62 | 2019

27




WA : 0878 2524 7977 Jl. U No.6E, RT.2/RW.11, Palmerah, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11480

Toko Sigma

www.tokosigma.com Mengucapkan Selamat Hari Raya

WAISAK Tahun 2563 B.E. 2019






KAMI SEGENAP REDAKSI BADAN GEMA DHAMMAVADDHANA Mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan kepada para sponsor yang telah mendukung dan memasang iklan di Majalah Gema Dhamavaddhana, serta kepercayaannya kepada kami sehingga Majalah Gemadhammavaddhana edisi ke-62 dapat terbit dengan tepat waktu. Semoga kita dapat senantiasa berdana dengan bijaksana dan semoga kebijakan yang kita semua lakukan dapat membuahkan karma baik. Sadhu...Sadhu...Sadhu...

PI KMBD 29 Fannicko Chandra Richard Selvia Parjono Ferry Sakkananda Mitta Helen Yohanda Metta Ratana Ricky Anderson Dewi Indra Sari Bonnie Indrawan Ho Varianto Harrys Dicky Julianto Andhika Mursalim Semua Makhluk Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan nama donatur. Dimohon kesediaannya untuk memberitahu kami melalui nomor 082180086766 Apabila sahabat se-Dhamma ingin menjadi donatur Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana, saudara dapat berdana melalui transfer ke rekening BCA 8070539536 a.n. Elizabeth

THANK YOU


“We are what we think. All that we are arises with our thoughts. With our thoughts,, we make the world.”” -Gautama Buddha

KmbDhammvaddhana

@KMBD_Binus

@KMBD_Binus


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.