61 Dhammavaddhana Gema
Jan-Des 2018
Not for sale
Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana
Gema Special Melenyapkan Penderitaan
Gema Sharing by Bhante Kamsai
Gema History Candi Plaosan
Find us! Jl. Raya Kelapa Hibrida Blok PE10 no. 6 Phone: 0821 1059 7006 ig: @sewingspacejkt
Kata Pengantar
Namo Buddhaya
Penanggung Jawab Benny Trico Liumanto
Di tahun 2018 ini, dunia sudah semakin maju dan bergerak semakin cepat, tetapi dibalik itu, tuntutan dan tekanan juga semakin banyak sehingga menyebabkan banyak orang cenderung tidak bahagia. Bahkan ketidakbahagiaan tersebut dapat menjurus ke tindakan mengakhiri hidup Secara global, WHO menyatakan ada 800.000 orang lebih di wilayah seluruh dunia yang meninggal akibat bunuh diri setiap tahunnya, dan ada lebih banyak orang lainnya yang melakukan percobaan bunuh diri.
Pemimpin Redaksi Tjoa Valeria Sharleen Darwis
Ketidakbahagiaan adalah penderitaan. Bagaimana melenyapkan penderitaan?
Distribusi & Pendanaan Adhitya Pratama
Pada edisi ke 61 ini, majalah Gema Dhammavaddhana mengangkat tema “Penderitaan�. Tema ini diangkat dengan harapan para pembaca dapat menyadari akan adanya penderitaan itu dan tau bagaimana menyikapinya dengan benar, sehingga akhirnya mampu melenyapkannya dan membawa masuk kebahagiaan ke dalam hiduppara pembaca. Topik ini akan dibahas dalam berbagai sudut pandang dan beragam rubrik agar pembaca dapat lebih memahami maknanya. Dengan terbitnya Majalah Gema Dhammavaddhana edisi 61, semoga dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan memperluas wawasan mengenai ajaran Buddha Dhamma. Akhir kata, kami segenap redaksi Badan Gema Dhammavaddhana mengucapkan terima kasih kepada pembaca setia Majalah GD, serta kepada berbagai pihak yang berkontribusi dalam penerbitan majalah ini, baik dalam bentuk tenaga maupun materil. Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana mengucapkan Selamat Hari Raya 2562 B.E./2018. Waisak 2561 Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta. Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia. KMBD JAYA! Mettacittena, Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana
Redaktur Pelaksana Cindy Sekretaris & Bendahara Selvi Dian Pertiwi
Editor William Chandra Tiffany Tjandra Penulis Artikel Aldo Surya Ongko Andrea Anderson Angellia Mareta Angelica Mareta Calvin William Fannicko Chandra Herry Yohan W Jonathan Kenn Cornelius Monica Dewi Nico Richard Huang Ricky Dermawan Shandika Aprilio Varianto H Verica Cornelia Layouter Axel Fernaldy Debby Raharjo Elizabeth Hendrawan Livina Halim Novando
Volume 61 | 2018
03
DAFTAR ISI
05 08 13 15 18 22 24
gEMa special
Lenyapnya Penderitaan
GD gEMa history
Candi Plaosan, Kisah Cinta dalam Perbedaan
gEMa sharing
Penderitaan menurut Bhante Kamsai
gEMa informative
Be Wise Using Social Media
KOMIK
Tapui & Garam
26 gema feature gema dhammavaddhana 28 gema dhammavaddhana C O N T E31N T S gema opini 37 gema opini 39 gema voice 40 gema review
gema dhammavaddhana
The Three Basic of Existence II: Suffering
Cinematography
Kehidupan Tragis Keanu Reeves
Makrab KMBD
Magha Puja 2561 B.E. / 2018
Penderitaan menurut Yong Nato
Kata mereka soal GD
04
Tips menjadi pemimpin yang baik
Gema Dhammavaddhana
GemaSPECIAL
LENYAPNYA PENDERITAAN Written by: Angellia Mareta
4 Kebenaran Mulia 4 Kebenaran Mulia adalah salah satu ajaran utama dalam Agama Buddha. Apa saja isi dari 4 kebenaran mulia? Pertama, kebenaran mulia tentang dukkha. Kedua, kebenaran mulia tentang sebab dari dukkha. Ketiga, kebenaran mulia tentang berakhirnya dukkha. Keempat, kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya dukkha. Kita semua pasti pernah mendengar istilah “dukkha�. Kata ini berasal dari Bahasa Pali yang artinya penderitaan. Kita di hidup ini pasti merasakan penderitaan. Dukkha dijelaskan dalam khotbah pertama Buddha di Taman Rusa Isipatana.
Kelahiran adalah penderitaan; menjadi tua adalah penderitaan; penyakit adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; kesedihan, ratap tangis, rasa sakit, kesengsaraan (ketidaksenangan) dan keputusasaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan. Lima kelompok kehidupan (Pancakhandha) yang dipengaruhi kemelekatan adalah penderitaan. Buddha juga mengajarkan adanya 3 kategori utama dukkha yaitu Dukkha-dukkha, Viparinama-dukkha, Samkhara-dukkha.
Volume 61 | 2018
05
GemaSPECIAL
Dukkha-dukkha adalah penderitaan biasa yang meliputi rasa sakit fisik, emosional, dan mental. Viparinama dukkha adalah penderitaan karena perubahan, contoh: sukses yang luar biasa yang kemudian memudar seiring berjalannya waktu. Samkhara-dukkha adalah penderitaan karena memiliki badan jasmani, contoh: adanya indra pengecap yang justru membuat seseorang merasakan makanan yang tidak lezat. Kebenaran Mulia yang kedua berisi tentang penyebab penderitaan. Penyebabnya adalah keserakahan dan keinginan yang biasa juga disebut dengan tanha. Kita terus mencari sesuatu di luar diri kita untuk membuat kita bahagia. Tapi tidak peduli seberapa suksesnya kita, kita tidak pernah puas. Sering kali kita juga terlalu melekat pada sesuatu yang tidak semestinya dan yang sebenarnya sudah tidak diperlukan.
Kita harus menyadari bahwa hidup ini tidak selalu sesuai dengan kehendak sendiri. Pada suatu saat semua yang kita miliki akhirnya akan ditinggalkan. Jangankan barang-barang yang disayangi, orangorang yang kita cintai pun kita tinggalkan, demikian pula jasmani yang kita rawat tiap hari. Jadi, belajarlah untuk melepas apapun yang kita miliki sekarang. Ada sebuah kisah tentang seekor kura-kura dan seekor ikan. Kura-kura hidup di atas air dan juga di dalam air. Suatu hari, saat kura-kura itu kembali dari kunjungan ke darat, dia menceritakan pada ikan tentang pengalamannya. Dia menjelaskan bahwa makhluk di darat tidak berenang. Ikan tersebut menolak untuk percaya bahwa lahan kering benar-benar ada karena itu adalah sesuatu yang berada di luar pengalamannya sendiri. Dari kisah tersebut sama halnya dengan orang mungkin tidak pernah mengalami akhir penderitaan, tapi itu tidak berarti bahwa akhir penderitaan tidak mungkin dilakukan. Untuk mengakhiri penderitaan, seseorang harus menghilangkan keinginan, niat buruk dan ketidaktahuan.
06
Gema Dhammavaddhana
GemaSPECIAL
Bila kita ingin melenyapkan penderitaan, kita dapat mencapai nya dengan melatih diri memadamkan semua bentuk kemelekatan dan keterikatan. Artinya penderitaan dapat diatasi melalui aktivitas keseharian kita, hanya dengan menyingkirkan penyebab penderitaan. Akhir dari penderitaan adalah tujuan akhir dari ajaran Sang Buddha. Jika ingin menghentikan penderitaan tersebut, seseorang dapat mengembangkan kebijaksanaan (panna), menjalankan moralitas (sila), dan melatih pikiran (Samadhi). Ajaran tersebut disebut juga dengan jalan mulia berunsur delapan. Kedelapan jalan tersebut adalah pandangan benar, pikiran atau niat benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencaharian atau penghidupan benar, upaya benar, perhatian atau perenungan benar, dan konsentrasi atau kesadaran benar. Jadi, penderitaan itu pasti selalu ada di dalam hidup kita. Buddha pun mengajarkan bahwa hidup ini adalah penderitaan. Tetapi, bukan berarti ajaran Buddha merupakan ajaran yang pesimistis namun sangat realistis. Segala sesuatu yang bersifat duniawi tidak dapat kita bawa sampai akhir hidup kita di dunia ini. Maka dari itu, kita dianjurkan untuk tidak terikat dengan hal-hal yang bersifat duniawi tersebut.
Volume 61 | 2018
07
GemaHISTORY
CANDI PLAOSAN, KISAH CINTA DALAM PERBEDAAN Written by: Verica Cornelia
08
Gema Dhammavaddhana
GemaHISTORY
Tahukah anda ?
Candi Plaosan dibangun pada masa Rakai Pikatan dari kerajaan Mataram Hindu pada abad 9M. Dalam prasasti tersebut dinyatakan bahwa Candi Plaosan Lor dibangun oleh Ratu Sri Kahulunan, dengan dukungan suaminya. Menurut De Casparis, Sri Kahulunan adalah gelar Pramodhawardani, putri Raja Samarattungga dari Wangsa Syailendra, yang memeluk agama Buddha, menikah dengan Rakai Pikatan dari Wangsa Sanjaya, yang memeluk agama Hindu. Candi Plaosan terletak di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, kira-kira 1,5 km ke arah timur dari Candi Sewu. Candi ini merupakan sebuah kompleks bangunan kuno yang terbagi menjadi dua. Yang pertama, Candi Plaosan Lor (lor dalam bahasa Jawa berarti utara). Candi Plaosan Lor merupakan sebuah kompleks percandian yang luas. Di depan (barat) kompleks Plaosan Lor terdapat dua pasang arca Dwarapala yang saling berhadapan, sepasang terletak di pintu masuk utara dan sepasang di pintu masuk selatan. Masing-masing arca setinggi manusia ini berada dalam posisi duduk di atas kaki kanannya yang terlipat dengan kaki kiri ditekuk di depan tubuh. Tangan kanannya memegang gada, sedangkan tangan kiri tertumpang di atas lutut kiri. Di pusat kompleks Candi Plaosan Lor terdapat dua bangunan bertingkat dua yang merupakan candi utama. Kedua bangunan tersebut menghadap ke barat dan masing-masing dikelilingi oleh pagar batu.
Kedua bangunan utama Candi Plaosan Lor dikelilingi oleh candi perwara yang semula berjumlah 174, terdiri atas 58 candi kecil dan 116 bangunan berbentuk stupa. Hal tersebut membuat Candi Plaosan Lor seolah menjadi kombinasi antara unsur Hindu (bangunan candi yang ramping dan dikelilingi candi perwara) dan unsur Buddha (ditandai dengan stupa). Yang kedua, Candi Plaosan Kidul (Kidul dalam bahasa Jawa berarti selatan). Candi Plaosan Kidul terletak di selatan Candi Plaosan Lor, terpisah oleh jalan raya. Bila di kompleks Plaosan Lor kedua candi utamanya masih berdiri dengan megah, di kompleks Candi Plaosan Kidul candi utamanya sudah tinggal reruntuhan. Yang masih berdiri hanyalah beberapa candi perwara. Dari pahatan relief antara dua candi induk, kita bisa menyaksikan bagaimana perasaan cinta diinterpretasikan. Relief pada dinding candi induk sebelah selatan menggambarkan laki-laki, konon sebagai bentuk kekaguman Pramodyawardani terhadap Rakai Pikatan. Sedangkan relief pada candi yang di utara menggambarkan perempuan, yang diduga untuk meluapkan kekaguman Rakai Pikatan terhadap Pramodyawardani. Jika ditarik kesimpulan, Candi Plaosan mungkin menjadi salah satu bangunan super-romantis karena dibangun sebagai perwujudan kekuatan cinta. Cinta universal yang melampaui sekat-sekat perbedaan, bahkan perbedaan yang mendasar dan sangat ideologis seperti agama. Perbedaan agama dan ideologi yang berbeda tidak lalu memisahkan mereka, tetapi justru saling mendukung dan menguatkan satu dengan yang lain. Rasa cinta mereka tertuang dalam arsitektur candi Plaosan, candi Buddha yang mendapatkan nuansa arsitektur Hindu.
Volume 61 | 2018
09
GemaSHARING
Penderitaan menurut
BHANTE KAMSAI Bhante Kamsai Sumano Mahathera atau biasa disapa dengan Bhante Kamsai merupakan seorang bhante yang lahir di Sakon Nakhon, Thailand pada tanggal 26 November 1971. Bhante Kamsai mulai menjadi samanera sejak beliau berusia 18 tahun hingga usia 21 tahun. Pada tahun 1999 Bhante Kamsai diundang datang ke Indonesia oleh Alm. Guru Besar Bhante Vin Vijano Mahathera sebagai Dhammaduta Thailand pertama di Indonesia. Saat ini, Bhante Kamsai menjabat sebagai ketua pengurus di Vihara Buddha Metta Arama. Dan berikut adalah beberapa pandangan Bhante Kamsai mengenai penderitaan itu sendiri. Volume 61 | 2018
13
GemaSHARING
DERITA Written by : Monica Dewi Lim
Apa penderitaan menurut pandangan bhante?
1
Menurut saya, penderitaan itu berasal dari 2 sumber, yaitu 1 muncul dari tubuh dan 1 lagi yang muncul dari batin. Jadi, penderitaan itu adalah mendapat akibat dari pikiran dan perbuatan yang tidak benar, itu sebabnya penderitaan dapat muncul. Misalnya, pandangan yang tidak benar, menyebabkan perasaan yang tidak enak. Perasaan yang tidak enak tersebut muncul karena adanya kesalahan, bisa saja muncul dari kebodohan, keserakahan, atau kebencian, bukan karena menderita, tetapi karena kita melakukan ‘sebab’, seperti pandangan atau ucapan yang tidak benar. Perbuatan yang tidak benar itu adalah sebab dari penderitaan. Menderita itu bukan sebab tetapi karena adanya akibat.
Kapan penderitaan itu dapat muncul menurut bhante?
2
Menurut saya, penderitaan itu dapat muncul pada saat adanya niatan yang tidak baik terhadap suatu hal. Jadi, sebelum melakukan perbuatan pasti ada pemikiran atau niatan untuk melakukan hal tersebut, apabila diawali dengan niatan yang tidak baik pasti akan berujung dengan perbuatan yang tidak baik juga. Maka dari itu niat atau pemikiran diawal adalah akar dari penderitaan. Jahat itu dari niat, bahagia juga dari niat, menderitapun juga dari niat. Jadi niatan yang tidak baik itu adalah hal yang paling jahat yang menyebabkan penderitaan itu dapat muncul.
Menurut bhante, kenapa manusa bisa menderita?
3 14
Manusia itu terdiri dari 3 akar kesalahan yaitu kebodohan, kebencian, keserakahan, yang membuat manusia tidak dapat dikendalikan. Jadi dari 3 akar tersebut memunculkan niatan yang tidak benar yang menuju ke penderitaan. Apabila kita dapat menjalankan sila dengan baik maka semua hal akan menjadi hal-hal yang positif, yang dapat menimbulkan niatan-niatan yang baik, sehingga menjauhkan manusia dari penderitaan. Jadi penderitaan itu dapat muncul karena manusia mempunyai niatan untuk melakukan 3 akar kesalahan tersebut.
Gema Dhammavaddhana
Bagaimana menurut bhante untuk melenyapkan penderitaan tersebut?
4 5
Jadi, untuk melenyapkan penderitaan tersebut dapat dilakukan dengan menghapuskan 3 akar kesalahan yang dimiliki oleh manusia yaitu menghilangkan kebodohan, kebencian, dan keserakahan. Karena 3 hal tersebut lah yang menyebabkan manusia tidak dapat dikendalikan. Kemudian menjaga pikiran agar terhindar dari pikiran jahat, menjaga ucapan agar tidak mengucap kata-kata yang tidak baik untuk diucap, dan juga untuk melenyapkan niatan yang tidak baik. Asal ada niatan yang baik untuk berubah, penderitaan itu dapat lenyap.
Pesan yang ingin bhante sampaikan untuk umat Buddhis? Teruslah melatih kesadaran, karena kalau batin kita ‘sadar’, pikiran kita akan menjadi positif, yang akan menjauhkan kita dari niatan-niatan buruk, sehingga kita akan terjauh dari penderitaan.
D E R I T
GemaINFORMATIVE
BE WISE USING SOCIAL MEDIA Written by : Shandika Aprilio
Volume 61 | 2018
15
GemaINFORMATIVE
Di zaman sekarang, media sosial banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menyebarkan berita atau kegiatan yang sangat mudah untuk dijangkau. Berikut ini adalah tips – tips yang bisa kita gunakan agar kita semakin bijak dalam menggunakan media social.
1. Jangan menjadi penyebar hoax Banyak orang yang menyalahgunakan media sosial untuk menyebarkan berita hoax, ujaran kebencian, SARA, konten pornografi, bully, dan lain sebagainya. Cara menghindari diri kita dari berita atau konten berbau kebencian dan hoax adalah dengan cara teliti dengan judul konten, teliti melihat sumber berita, dan juga jangan asal menyebar konten yang sumbernya tidak jelas. Oleh karena itu, mulai sekarang mari kita bijak menggunakan media sosial ya sahabat se-dharma!
2. Hindari Mengunggah Hal berbau Privasi Biasanya, seseorang yang aktif menggunakan media sosial sering mengunggah foto kegiatan sehari-hari pada aplikasi Instagram, Facebook, Twitter, ataupun mengunggah daily vlog di platform Youtube. Tips dari saya untuk sahabat se-dharma adalah hindari mengunggah hal yang berbau privasi seperti foto ktp, menyebar nomor hp tanpa tujuan yang jelas, update location terus menerus, screenshot chat pribadi, yang dapat menyebabkan terancamnya privasi diri kalian.
16
Gema Dhammavaddhana
GemaINFORMATIVE
3. Berhati-hati berteman di media sosial Telah banyak kriminalitas yang di terjadi melalui media sosial. Contohnya adalah perselingkuhan yang terjadi di facebook, pembunuhan berencana, dan lain sebagainya. Maka dari itu berhati-hati lah dalam mencari teman di media sosial ya sahabat se-dharma.
4. Kecanduan bermain media sosial Terkadang, kita suka lupa waktu saat menggunakan media sosial. Itu dikarenakan smartphone yang gampang dijangkau dan mempermudah kita untuk menggunakan media sosial terus menerus. Ada beberapa tips bagi sahabat se-dharma untuk mengurangi kecanduan bermain media sosial. Salah satunya adalah habiskan waktu dengan teman di dunia nyata, dan juga jalani hobi kalian seperti olahraga atau membaca buku.
Jadi, kesimpulan yang dapat kita ambil dari informasi diatas adalah bijaklah dalam menggunakan media sosial, karena segala jenis kejahatan dapat terjadi melalui media sosial dan juga kurangi ketergantungan terhadap media sosial dan mulai cari aktivitas di dunia nyata. Sekian terima kasih. Namo Buddhaya. Volume 61 | 2018
17
KOMIK
18
Gema Dhammavaddhana
KOMIK
Volume 61 | 2018
19
GemaREVIEW
Pain is inevitable. Suffering is optional. - Buddha 22
Gema Dhammavaddhana
GemaREVIEW
The Three Basic of Existence II : Suffering (Dukkha) Written by: Ricky Dermawan
P
ada kesempatan kali ini, saya akan mere view buku yang berjudul The Three Basic of Existence II : Suffering (Dukkha) atau yang artinya Tiga Fakta Dasar Eksistensi II: Penderitaan. Mungkin kalian sering atau pernah mendengar kata Dukkha. Istilah Dukkha secara analogis dibentuk dari kata sukha, yang memiliki arti utama rasa sakit. Semua yang tidak menyenangkan, menyakitkan, berakibat dalam kesengsaran, atau dalam kata lain, apa yang bertentangan dengan sukha dinyatakan dengan istilah dukkha. Dalam ajaran Agama Buddha, Dukkha merupakan 3 Corak Umum atau yang disebut Tilakkhana. Sebelum membahas lebih jauh, kita harus mengerti terlebih dahulu apa makna Dukkha. Dukkha atau dalam Bahasa Indonesia adalah Penderitaan, di dalam buku ini dijelaskan dengan detail bahwa Dukkha adalah gangguan, kejengkelan, patah semangat, kekhawatiran, keputusasaan, ketakutan, kengerian, kesedihan, kecemasan, kerentanan, cedera, ketidakmampuan, rasa rendah diri penyakit, penuaan, pelapukan tubuh dan indra-indra, kepikunan; rasa sakit/kenikmatan; kegairahan/kebosanan; kekurangan/berlebih; hasrat/rasa frustasi, penindasan; rasa mendambakan/tanpa tujuan; harapan/tanpa harapan; usaha, kegiatan, perjuangan keras/pengekangan; kehilangan, keinginan, ketidakcukupan/kekenyangan; cinta/keadaan tanpa cinta, keadaan tanpa kawan; ketidaksukaan, kebencian/ketertarikan; memiliki anak/tidak memiliki anak; ketundukan/pemberontakan; kepastian/keraguan, kebimbangan, ketidakpastian. Semua makhluk hidup sepanjang waktu mencari sesuatu yang disebut “Kebahagiaan�. Pada masa lampau, pencarian mereka adalah demi tujuan yang sama: Kebahagiaan.
Sementara itu, pada masa kini, kita dapat mengamatii diri kita serta makhluk lain dan melihat bahwa kebahagiaan, pemuasan keinginan-keinginan dan perasaan-perasaan menyenangkanlah yang kita cari. Pada masa depan, siapa yang dapat menyangkal bahwa kita akan mencari harta yang paling sulit diraih itu, yang disebut Kebahagiaan. Dukkha kadang-kadang dibahas tersendiri, meskipun biasanya lebih didasarkan pada ciri yang pertama (anicca) yakni sebagai konsekuensi dari ciri tersebut. Dukkha memiliki berbagai macam, yaitu penderitaan intrinsik (dukkha-dukkha) dimana duka ini dialami oleh setiap orang dalam hidup sehari-hari. Contoh dukkha: sakit jasmani dan kecewa. Lalu yang kedua adalah penderitaan dalam perubahan (Viparimana dukkha) adalah duka ini terjadi karena adanya suatu kondisi yang berubah. Contoh dukkha: muda menjadi tua, tidak menerima kenyataan lalu menderita dan tadinya berkumpul lalu berpisah. Dan yang terakhir adalah perubahan dalam bentukan-bentukan (Sankhara dukkha) dimana dukkha ini terjadi karena adanya kondisi yang bersyarat. Contoh dukkha: karena kita punya kepala, maka sakit kepala lalu karena kita punya kaki, bisa jatuh dan berdarah. Menurut saya buku ini sangat bagus, karena di buku ini kita bisa mengetahui apa itu dukkha dan apa itu dukkha menurut Theravada. Mungkin sebagian atau bahkan semua manusia masih mengalami dukkha atau penderitaan. Tetapi bukan kita tidak bisa menghindar dari dukkha, ada beberapa cara atau praktik untuk melenyapkan dukkha, yaitu Jalan Utama Berunsur Delapan.
Volume 61 | 2018
23
GemaFEATURE
Kehidupan Tragis Keanu “Uang bukan lagi menjadi sesuatu hal yang aku pedulikan. Uang yang kumiliki sudah cukup untuk menghidupiku berabad-abad lamanya. Jadi, lebih baik uang itu kubagikan ke orang-orang yang membutuhkan.” - Keanu Reeves
P
ada tahun 1999 Keanu Reeves menjadi ak tor paling ternama di seluruh dunia. Film Matrix yang dibintanginya meledak dan menghasilkan uang US$463 juta atau sekitar Rp 6,48 triliun. Film tersebut juga sempat dinominasikan dan meraih empat penghargaan Academy Award. Sayang, jalan hidup Keanu justru tak segemilang kariernya. Kehidupan aktor yang kini berumur 53 tahun ini menyedihkan. Hidup Keanu sangat penuh dengan tragedi, lebih dari yang anda harapkan dari seorang bintang film. Bahkan oleh para penggemarnya dia dijuluki sebagai “Si Sedih Keanu”. Namun, ia tetap berusaha untuk maju. Ini membantu mengembangkan dirinya menjadi orang yang mengagumkan di dalam dan di luar layar bioskop.
Delapan belas bulan kemudian, Syme meninggal dunia karena kecelakaan. Dalam wawancara dengan Parade Magazine, Keanu berkata, ”Duka berubah bentuk, namun tak akan pernah berakhir.” Ini adalah pelajaran yang bisa kita pelajari. Namun, alih-alih depresi dan terpuruk, dia justru lebih suka mengubah cara pandangnya terhadap kehidupan. Ketika film-film sekuel film The Matrix ikut meledak, Keanu membagikan US$80 juta (Rp 1,12 triliun) dari total US$114 juta honor dan bonusnya ke seluruh kru tim Matrix. Demikian juga dengan film-film yang lain. Keanu hampir tidak pernah menerima honor nya utuh. Pasti dia akan membagi-bagikannya ke orang yang dianggapnya membutuhkan.
Saat berumur 3 tahun, Keanu dan ibunya Patricia Bond ditinggal pergi ayahnya yang bernama Samuel Reeves, seorang pria asal Hawaii, Amerika Serikat, yang terlibat narkoba. Dia dan ibunya kemudian pindah ke Kanada, di sana ibunya menikah lagi dengan pria lain.
Berbanding terbalik dengan pundi-pundi kekayaannya, Keanu lebih suka tinggal di flat sederhana ketimbang rumah mewah. Dia menjadi satu-satunya aktor terkenal Hollywood yang tak punya mansion mewah. Baju-baju yang dikenakannya pun sederhana.
Keanu bersekolah di empat SMA yang berbeda karena menderita penyakit dyslexia, yang mempersulit studinya. Akhirnya dia keluar dari SMA tanpa mendapatkan ijazahnya, tetapi melalui perjuangannya, dia sudah dapat membaca dengan lancar.
Keanu sering tertangkap kamera paparazzi dengan para penggemarnya menghabiskan waktu untuk bercengkerama dan berbagi kue dengan para gelandangan. Walau tak pernah mengucapkan secara langsung, Keanu seolah ingin berkata bahwa kebahagian bisa diundang dengan berbagi kepada sesama.
Pada tahun 1998 Keanu bertemu Jennifer Syme. Keduanya saling jatuh cinta. Setahun kemudian Jennifer hamil. Sayangnya, setelah delapan bulan, putri mereka meninggal dunia. Setelah kehilangan putrinya, mereka akhirnya mengakhiri hubungan mereka.
24
Gema Dhammavaddhana
GemaFEATURE
u Reeves Written by : Nico
Volume 61 | 2018
25
GemaDHAMMAVADDHANA
GEMA DHAMMAVADDHANA
CINEMATOGRAPHY Penulis : Kenn Cornelius
Pada bulan maret lalu, KMBD mengadakan sebuah kegiatan bernama Cinematography. Cinematography merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang cara menangkap gambar menggunakan kamera lalu digabungkan menjadi satu alur cerita. Pada kegiatan cinematography ini diisi oleh Ko Dicky Salim atau yang biasa kita kenal dengan nama Yong Nato. Kegiatan ini dilaksanakan Setiap jumat pada tanggal 2 Maret, 9 Maret, 16 Maret, dan 23 Maret 2018 dan dimulai dari jam 13.00 - 15.00 WIB.
26
Gema Dhammavaddhana
GemaDHAMMAVADDHANA Dengan mengikuti kegiatan ini peserta bisa mendapat banyak sekali benefit seperti pengetahuan mengenai cinematography dan pengalaman dalam pembuatan film. Kegiatan pertama dari event Cinematography yang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2018 merupakan pelatihan pembuatan naskah. Di kegiatan ini pembicara mengajarkan cara menulis naskah seperti format penulisan, pencarian ide untuk membuat sebuah cerita dan masih banyak lagi. Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan di tanggal 9 Maret, kegiatan yang dilakukan adalah belajar bagaimana cara pengambilan gambar (shoot), serta mempelajari berbagai aturan dan tekniknya. Di minggu ketiga pada tanggal 16 Maret, para peserta Cinematography belajar mengenai editing dengan Adobe premiere, untuk selanjutnya digunakan dalam mengedit film. Dan pada Minggu terakhir pada tanggal 23 Maret, kegiatan yang dilakukan para peserta Cinematography adalah belajar mengenai manajemen produksi dasar, seperti hal apa saja yang dibutuhkan sebelum melakukan shooting, sewaktu shooting dan setelah selesai shooting. Selain itu dibahas juga hal-hal yang diperlukan dan siapa aja yang diperlukan dalam pembuatan film, seperti sutradara, produser, DOP, dan lain lain. Setelah selesai kegiatan pelatihan dari Cinematography ini, para peserta dan panitia akan membuat sebuah film pendek yang berdurasi kurang lebih 20 menit yang tentunya akan diupload di youtube KMBD. Jadi, jangan lupa saksikan short movie karya KMBD!
“ No matter what anybody tells you words and ideas can the world �. -John Keating
Volume Volume 61 61 | | 2018 2018
27 27
GemaDHAMMAVADDHANA
28
Gema Dhammavaddhana
MAKRAB MAKRAB
GemaDHAMMAVADDHANA
Malam Keakraban adalah salah satu event di KMB Dhammavaddhana yang dimana seluruh aktivis dan pengurus dari Kemanggisan, maupun Alam Sutera, berkumpul di suatu tempat dan melakukan aktivitas yang seru dan menyenangkan. Event MAKRAB ini bertujuan untuk mempererat hubungan sosial aktivis dan pengurus dari Kemanggisan dan Alam Sutera, juga mempererat solidaritas antara aktivis dan pengurus.
Pada tahun ini, KMB Dhammavaddhana mengadakan event MAKRAB di Villa Roso Mulyo, Sentul, Bogor. Event ini diselenggarakan selama 3 hari 2 malam, pada tanggal 23-25 Maret 2018, dengan total 22 peserta dan 20 panitia. Tema yang diangkat adalah “Take it easy�, karena menurut Ketua MAKRAB 29, Bento, event ini diciptakan untuk membuat para aktivis dan pengurus merasakan kesenangan dan keseruan tanpa perlu memikirkan hal-hal yang memusingkan diluar sana dan sejenak melupakan tugas perkuliahan yang ada di kampus. Makna dari MAKRAB ini adalah menciptakan tali persaudaraan yang kuat dan kental antara aktivis dan pengurus Buddhis di Universitas Bina Nusantara tanpa memandang strata sosial apapun. Tujuan dari event MAKRAB antara lain: 1. Mempertemukan dan mengakrabkan aktivis dan pengurus KMB Dhammavaddhana baik dari regional Kemanggisan maupun dari Alam Sutera dengan cara yang menyenangkan dan tidak membosankan; 2. Mengajak para aktivis dan pengurus KMB Dhammavaddhana untuk saling mengenal satu sama lain, serta memperkenalkan KMB Dhammavaddhana kepada mereka; 3. Mempererat tali persaudaraan dan kekeluargaan antar mahasiswa/I Universitas Bina Nusantara. Acara yang diselenggarakan pada MAKRAB 29 ini meliputi banyak hal, diantaranya ada acara makan bersama, bernyanyi bersama, BBQ, permainan kelompok, guna untuk mengenal 1 sama lain antara aktivis dan pengurus baik dari regional Kemanggisan maupun Alam Sutera, sharing dari DP (Dewan Pengurus) dan PI (Pengurus Inti), dan masih banyak hal menyenangkan lainnya. Untuk itu, jangan lewatkan MAKRAB KMBD di periode selanjutnya ya!
Volume 61 | 2018
29
M A K R A B
GemaDHAMMAVADDHANA
There are friends, there is family, and then there are friends that Become FAMILY.
30
Gema Dhammavaddhana
GemaDHAMMAVADDHANA
MAGHA PUJA Penulis : Fannicko Chandra
Setiap pada hari bulan purnama di sekitar bulan Februari atau Maret, umat Buddha seluruh dunia khususnya di Asia Tenggara, merayakan peringatan Hari Magha Puja. Nama dari perayaan ini diambil dari nama bulan dalam penanggalan India kuno, yaitu bulan MÄ gha, yang merupakan bulan kesebelas dalam penanggalan tersebut.
Volume 61 | 2018
31
GemaDHAMMAVADDHANA Hari Magha Puja menjadi istimewa karena adanya 4 hal berupa peristiwa penting, yaitu : 1. Seribu dua ratus lima puluh orang bhikkhu datang berkumpul tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. 2. Mereka semuanya telah mencapai tingkat kesucian arahat dan memiliki enam abhinna. 3. Mereka ditabiskan dengan memakai ucapan Ehi Bhikkhu. 4. Sang Buddha membabarkan Ovadapatimokkha kepada Mereka. Peristiwa penting ini dinamakan Caturangga-sannipata, yang berarti pertemuan besar para arahat yang diberkahi dengan empat fakor. Peristiwa penting ini terjadi hanya satu kali dalam kehidupan Sang Buddha Gotama, yaitu pada saat purnama penuh di bulan Magha (Februari), tahun 587 Sebelum Masehi ( sembilan bulan setelah Sang Buddha mencapai Bodhi). Pada waktu itu, seribu dua ratus lima puluh orang bhikkhu datang secara serempak pada waktu yang bersamaan, tanpa adanya undangan dan perjanjian sebelum nya ke tempat kediaman Sang Buddha di vihara Veluvana (Veluvanarama, yang berarti hutan pohon bambu) di kota Rajagaha. Mereka datang dengan tujuan untuk memberi hormat kepada Sang Buddha sekembalinya mereka dari tugas menyebarkan Dhamma dan melaporkan hasil penyebaran Dhamma yang telah mereka lakukan tersebut. Para bhikkhu yang berkumpul pada peristiwa Magha Puja itu telah mencapai tingkat kesucian yang tertinggi, yaitu arahat. Mereka telah berhasil membasmi semua kilesa atau kekotoran batinnya sampai keakar-akarnya, sehingga mereka dikatakan telah khinasava atau bersih dari kekotoran batin. Mereka tidak mungkin lagi berbuat salah. Mereka telah sempurna. Mereka memiliki abhinna atau kemampuan batin yang lengkap yang berjumlah enam jenis, yaitu :
32
Gema Dhammavaddhana
1. Pubbenivasanussatinana, yang berarti kemampuan untuk mengingat tumimbal lahir yang dahulu. 2. Dibbacakkhunana, yang berarti kemampuan untuk melihat alam-alam halus dan kesanggupan melihat muncul lenyapnya makhluk-makhluk yang bertumimbal lahir sesuai dengan karmanya masing-masing. 3. Asavakkhayanana, yang berarti kemampuan untuk memusnahkan asava atau kekotoran batin. 4. Cetoporiyanana, yang berarti kemampuan untuk membaca pikiran makhluk-makhluk lain. 5. Dibbasotanana, yang berarti kemampuan untuk mendengar suara-suara dari alam apaya, alam manusia, alam dewa, dan alam brahma yang dekat maupun yang jauh.
GemaDHAMMAVADDHANA
6. Iddhividhanana, yang berarti kekuatan magis, yang terdiri dari : •Adhittana-iddhi, yang berarti kemampuan mengubah tubuh sendiri dari satu menjadi banyak dan dari banyak menjadi satu. •Vikubbana-iddhi, yang berarti kemampuan untuk “menyalin rupa “, umpamanya menyalin rupa menjadi anak kecil, raksasa membuat diri menjadi tidak tertampak. •Manomaya-iddhi, yang berarti kemampuan mencipta dengan menggunakan pikiran, umpamanya menciptakan harimau, pohon, dewi. •Nanavipphara-iddhi, yang berarti pengetahuan menembus ajaran. •Samadhivipphara-iddhi, yang berarti kemampuan konsentrasi. Pada tahun ini Keluarga Mahasiswa Buddhis Dhammavaddhana BINUS University mengadakan perayaan Magha Puja 2561 B.E / 2018 pada tanggal 11 Maret 2018. Dimana perayaan Magha Puja ini diadakan di Auditorium BINUS University. Magha Puja kali ini diketuai oleh Nelsy Cecelya
dan tema dari Perayaan Magha Puja pada tahun ini adalah “Enlightenment Of Dhamma” yang mempunyai tujuan untuk mengetahui dhamma yang terkandung dalam kegiatan ini. Magha puja kali ini memiliki Rangkaian acara seperti, Sesi Formal seperti sesi puja, Dhamma talk dan Blessing. Dimana pada Dhamma talk ini dimoderatori oleh Saudara Wedyanto Hanggoro dan dengan narasumber atau pembicaranya yaitu Y.M Bhante Dhammasubho Mahathera dan Suhu Nyanagupta dengan tema “Big Happiness with Dharma”. Acara pada sesi Dhamma talk ini sangatlah seru dan menarik dimana pada sesi ini kita dapat belajar banyak mengenai Dhamma itu sendiri dan tentunya para umat tidak bosan untuk mendengarkan dhamma pada sesi Dhamma talk ini karena diselingi candaan baik dari moderator maupun narasumber yang memecah suasana sunyi pada sesi ini. Setelah Dhammatalk, Perayaan magha puja dilanjutkan dengan Blessing oleh Lama Jigme Norbu. Dan setelah sesi formal selesai magha puja ini diakhiri dengan beberapa performance dari KMBD seperti Dance, Music, dan Teater. Semua acara berlangsung dengan baik tentunya pada perayaan Magha Puja 2561 B.E / 2018 yang diselenggarakan oleh KMB Dhammavaddhana BINUS University.
Volume 61 | 2018
33
Mengucapkan,
S ela ma t Hari T ri S uci Wa i sa k 2562 B .E. / 201 8 Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
GemaOPINI
Penderitaan Menurut
a.k.a
Dicky Salim
Dicky Salim / Narasumber Jonathan / Reporter
Saat saya mendengar tema majalah Gema tahun ini tentang “melenyapkan penderitaan� tentu hal yang dipikirkan adalah apakah penderitaan itu bisa lenyap apa tidak. Lenyap sendiri memiliki banyak definisi. Kalau kita berpikir penderitaan kita lenyap saat hidup kita enak, hal itu salah karena banyak orang yang berpikir melenyapkan penderitaan itu hanya melenyapkan kendala hidup, melenyapkan segala kesulitan hidup, melenyapkan sakit, melenyapkan tua, melenyapkan mati.
Volume 61 | 2018
37
GemaOPINI
Tetapi sebenarnya hal- hal itu tidak bisa kita lenyapi. Hal ini karena selama manusia hidup, pasti ada hal yang membuat dirinya menderita. Cara agar kita dapat melenyapkan penderitaan ialah kembali lagi ke diri kita sendiri. kita bisa saja menangisi kepergian orang tercinta, atau menangisi sampai kita menderita setengah mati, atau kita membiarkan dia pergi dan kita melakukan apa yang kita bisa lakukan seperti menjadi patidana, agar mereka hidup berbahagia disana.
Hal tersebutlah yang bisa kita lakukan untuk melenyapkan penderitaan. Contohnya sewaktu kita sakit, kita menderita setengah mati, “aduh kenapa saya sakit”, atau, “oh berarti saya sedang sakit, apa yang saya bisa lakukan, berobat.” Jadi tidak perlu dipikirin, sakit yang namanya sakit ya kita berobat, tapi kalau kita sakit, dan semakin kita pikirkan maka kita akan menderita.
Jadi, kesimpulannya adalah, jangan menganggap penderitaan itu hanya sekedar melenyapkan kejadian yang terjadi dari kita sendiri, tetapi melenyapkan penderitaan itu adalah melenyapkan penderitaan dalam pikiran kita supaya apapun yang terjadi dalam hidup kita ini, kita dapat berbahagia kelak nantinya.
“life has a way of testing a person’s will, either by having nothing happen at all or by having everything happen at once.” Paulo Coelho
38
Gema Dhammavaddhana
GemaOPINI
Halo teman-teman, sebelumnya kenalin nih nama saya Andrea Anderson Lim dari bidang 2 KMBD Kemanggisan. Teman-teman semua udah pada tau lah ya GD itu adalah badan yang ada di KMBD yang membuat konten-konten di channel YouTube KMBD, majalah GD, dan masih banyak lagi. Melalui eventevent yang dibuat oleh mereka, nah yang paling aku suka dari GD itu adalah konten-konten yang mereka buat di channel YouTube DV Entertainment, kontennya bervariasi banget mulai dari musik, short movie, interview dan banyak lagi. Jangan lupa di like, subscribe, dan di share ke temanteman kalian ya, terakhir kalau buat aku GD itu 2 kata Keluarga Keren� karena tanpa GD ya keluarga KMBD ga bakalan lengkap.
Halo guys kenalin juga nih nama saya Varianto Harrys dari bidang 4 KMBD Kemanggisan juga, nah setelah baca artikel dari Andrea tadi tentu teman-teman sudah pada tahu dong apa itu Badan GD di KMBD, kalau menurut saya,Badan GD itu adalah tim redaksinya KMBD yang keren dan unik banget, kenapa? Karena Badan GD lah yang membuat majalah KMBD serta video-video entertainment di YouTube channel nya KMBD, ditambah GD juga mempunyai acara Cinematography loh guys dimana kalian bisa belajar membuat movie, setelah itu GD nanti juga akan open casting loh guys untuk mencari talent yang ingin ikut dalam membuat short movie, jadi Badan GD keren banget kan, nah kalau tidak ada Badan GD, KMBD tentu gak bisa sekeren yang sekarang dong.
Volume 61 | 2018
39
GemaVOICE
TIPS menjadi SEORANG PEMIMPIN YAN 40
Gema Dhammavaddhana
GemaVOICE
Hallooo guys!!! Pada kali ini team Gema Voice akan mewawancarai seseorang yang memegang jabatan sebagai ketua KMBD yaitu saudara Benny Trico Liumanto. Dan kali ini, beliau akan membagi tips apa saja untuk menjadi pemimpin yang baik.
1
4
Ketika menjadi seorang pemimpin, apa yang anda harapkan dari anggota-anggota? Dan adakah hal yang diharapkan kepada anda dari anggota anda?
Bagaimana cara anda membuat suatu rencana kerja ?
Yang saya harapkan kepada anggota saya adalah mereka lebih baik dari pada sebelumnya. Dari decision making yang matang, berpikir secara kritis, teamwork yang baik, dan yang paling penting adalah percaya dengan team. Harapan anggota kepada saya berbeda-beda tergantung tiap personal dari tiap anggota, tetapi kebanyakan mereka menginginkan saya selalu ada untuk mereka.
2 Sebagai pemimpin KMBD, tipstips apa yang dapat dibagikan kepada pembaca untuk menjadi pemimpin yang baik? Menjadi pemimpin yang baik pada dasarnya adalah mendengarkan anggotanya. Tetapi sebagai pemimpin juga harus memiliki tujuan untuk anggota mereka. Apa output yang diinginkan ketika akhir dari masa kepemimpinan.
3 Adakah kesulitan yang dihadapi ketika menjadi seorang pemimpin?
NG BAIK Written by: Aldo Surya Ongko
Pastinya ada. Kesulitannya terletak ketika mangambil keputusan yang tepat.
Dengan cara berdiskusi dengan team. Pertama-tama, kita menyelaraskan visi-misi. Lalu setiap orang menentukan apa yang akan dilakukan selama masa jabatannya yang dimana kegiatannya sesuai dengan visi-misi.
5 Seandainya ada anggota yang melanggar aturan organisasi atau melepas tanggung jawab, bagaimana anda menghadapinya? Kalo menghadapinya, pastinya dengan cara yang baik, kita mengajak berbincang dengan baik, menanyakan alasan apa dia melakukan hal yang seperti itu. Jika dia tidak mau diajak kerja sama, kita menanyakan apakah dia masih ingin melanjutkan atau tidak Kalau tidak berarti kita gantikan dengan yang lain.
6 Seandainya anda membuat suatu kebijakan, kemudian anggota anda banyak yang menentangnya, bagaimana anda mengatasinya ? Dengan cara mengadakan evaluasi terhadap kebijakan tersebut dan memutuskan apakah kebijakan itu efektif atau tidak.
Nah, jadi kita bisa simpulkan bahwa menjadi pemimpin tidaklah mudah. Begitu juga dengan apa yang dialami oleh saudara Benny. Tetapi beliau tetap memimpin KMBD secara bijaksana dan kritis. Dan beliau juga mengharapkan rekan-rekannya untuk menjadi lebih baik dibandingkan sebelumnya.
Volume 61 | 2018
41
K N A H T YOU H T K N A H T YOU H T ANK H T U O DONATUR
KAMI SEGENAP REDAKSI BADAN GEMA DHAMMAVADDHANA
Mengucapkan terima kasih kepada para donatur dan kepada para sponsor yang telah memasang iklan di Majalah Gema Dhammavaddhana, serta kepercayaannya kepada kami sehingga Majalah Gema Dhammavaddhana edisi ke-61 dapat terbit tepat waktu. Semoga kita dapat senantiasa berdana dengan bijaksana dan semoga kebajikan yang kita semua lakukan dapat membuahkan karma baik. Sadhu..Sadhu..Sadhu..
Dian Juliantine Nuriyati Sri Intan Vihara Mudita Center Sakkananda Mitta Wilson Suwenda Cendy Tantriani Hossen Fannicko Chandra Anita Floretta
Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan nama donatur. Dimohon kesediaannya untuk memberitahu kami melalui nomor 082358961998. Apabila sahabat se-Dhamma ingin menjadi donatur Redaksi Badan Gema Dhammavaddhana, saudara dapat berdana melalui transfer ke rekening BCA 5271477032 a.n. Cindy
42
Gema Dhammavaddhana
“Thousands of candles can be lighted from a single candle, and the life of the candle will not be shortened. Happiness never decreases by being shared.� - Buddha -
KmbDhammvaddhana
@KMBD_Binus
@KMBD_Binus