Genta Andalas Edisi 60

Page 1


EDITORIAL Pergantian Pemimpin Bukan Sekedar Perubahan Jabatan Biasa

Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/ XIII/Unand-2001 Pelindung: Prof.Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E., MA. Penasehat: Dr. Ir. H. Aprisal, MP. Pembina: Rembrandt, S.H., M.Pd. Dewan Redaksi: Dhearien Fizwa, Adrizal, Amelia Putri, Desi Faiturrahmi, Yudi Irfan, Desi Marina, Febrika Hade Putri, Hafiza, Icha Wulanda, Ismi Fadhilah Sinaga, Laila Mukhtari Wizra, Marisi Sagala, Muhammad Fikri, Muhammad Yaqub BE, Nadira, Neny Sandrawati, Randy Febrian, Siti Khairani Elhakim, Violita Kresna Wuri, Yuliani Sartika, Pemimpin Umum: Ayu Lestari Sekretaris Umum: Hisna Natria Hilda Bendahara Umum: Anestia Berlianda Pemimpin Redaksi: Muhammad Arif Pemimpin Perusahaan: Teja Alone Pemimpin Produksi: Lailatul Zuhri Indriani Pemimpin Litbang: Clara Octaria Rija Redaktur Pelaksana: Peri Irawan Koordinator Liputan: Adha Giva Sakinah, Lizsa Egeham Redaktur: Gusranil Fitri, Rafika Surya Bono Administrasi dan Finance: Chintia Lestari Bisnis & Periklanan: Zikra Delvira Marketing & Promosi: Putri Ramadhani Sirkulasi: Gita Puspita Kepala Layouter: Suci Ramadhanty Layouter: Tania Dian Putri Kepala Desain Grafis: Yori Andriani Desainer Grafis: Faishal Wafiq Zakiy PSDM: M. Qamarul Hadi Event Organizer: Ully Saputri Riset dan Survei: Lita Mailani Calon Anggota: Akhir, Annisa, Devi, Fanny, Hayati, Ikhlas, Nite, Rina, Rizka, Risesa, Syinta, Tika, Tio, Wati, Widya, Wina, Wita Dicetak oleh: PT. Singgalang Press (isi diluar tanggungjawab percetakan)

T

eka-teki generasi penerus Rektor Universitas Andalas (Unand), Werry Darta Taifur terjawab sudah. Rektor Unand periode 2011-2015 ini sebelumnya digadang-gadang bakal kembali menduduki singgasana kampus hijau untuk kedua kalinya. Namun ekspektasi publik yang selama ini berkembang berkata lain, nama Tafdil Husnilah yang berhasil membungkam suara ‘simpang siur’ dari pelbagai kalangan. Tafdil berhak atas jabatan nomor satu Unand berkat 51 suara yang didapatkannya dari Pemilihan Rektor (Pilrek) di tingkat menteri. Disusul dengan Werry dengan 40 suara, dan Masrul memeroleh 21 suara. Sebuah kenyataan yang ‘menyakitkan’ harus diterima Werry. Bagaimana tidak dalam dua pemilihan awal di tingkat dosen dan senat, Werry unggul jauh dari kedua kompetitornya tersebut. Hingga sampai pemilihan terakhir atau final di tingkat menteri. Tiga puluh lima persen suara yang diberikan seutuhnya kepada menteri dapat merubah peta persaingan yang terjadi pada dua tahap pemilihan sebelumnya. Ibarat sebuah ‘sulap’ yang terjadi dalam sekejap, semuanya terjadi begitu saja. Hal tersebut lantas menimbulkan pelbagai macam spekulasi yang mengarah kepada hasil Pilrek 2015 ini. Positif dan negatif merupakan argumen yang selalu beriringan di tengah mahasiswa, civitas akademika, bahkan masyarakat luar Unand. Sempat beredar adanya unsur politik dalam pertarungan merebut tahta tertinggi Unand tersebut. Di samping itu, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu dicermati kembali oleh seluruh warga Unand. Bagaimana proses rektor periode 2011-2015 membangun Unand hingga sekarang? Di mana saat Werry menjadi ‘penguasa’ yang mengomandokan kegiatan utama ataupun pendukung, demi ‘melambungkan’ atau ‘menggoyangkan’ nama Unand hingga berprestasi di berbagai penjuru. Mulai dari cerita manis yang tergores dalam sejarah Unand seperti

tercapainya Akreditasi A yang selama ini dinanti-nantikan. Lalu proses pembangunan gedung prasarana pendukung yang mulai berkembang pesat dengan tujuan tercapainya cita-cita tersebut. Lain lagi dengan UI Green Metric yang mampu membawa nama Unand, sehing ga dapat berbicara banyak di hadapan universitas lainnya. Namun cerita manis tak selalu berkesan indah. Sebab dalam selang waktu Werry menjabat tak bisa juga dipungkiri bahwa cerita-cerita kelam juga muncul ke permukaan. Sebut saja aksi bunuh diri hingga pembunuhan di Unand yang menghiasi headline media massa hingga ke penjuru negeri. Saat sebuah prestasi itu datang dengan perlahan, ‘gesekan pisau’ juga mencoba menodai prestasi-prestasi yang ada. Dengan datangnya era baru kepemimpinan untuk lima tahun ke depan, Tafdil sudah jelas mempunyai tanggung jawab lebih besar dibandingkan rektor sebelumnya. Prestasi-prestasi yang telah diukir Werry seyogyanya minimal harus dipertahankan dengan baik. Warga Unand tentu tidak akan mau melihat pergerakan yang stagnan apalagi kemunduran dalam kepemimpinan Tafdil ke depannya. Ekspektasi yang lebih besar sudah pasti tertuju pada Tafdil. Ia harus segera membuktikan kapasitasnya sebagai pemimpin yang ‘dibutuhkan’ Unand. Perubahan status dari dekan menjadi rektor tentu merupakan prestasi tersendiri bagi Tafdil. Namun pergantian tersebut bukanlah perubahan status jabatan biasa, melainkan sebuah tanggung jawab besar yang harus dijalankan dengan baik. Tidak hanya dengan ucapan manis yang dilakukan saat penyampaian visi dan misi saat kampanye. Tetapi warga Unand dan pemerintah, saat ini tengah menaruh harapan besar kepada rektor baru periode 2015-2019 tersebut. Menarik disimak nantinya, apa yang bisa dilakukan Tafdil untuk Unand untuk lima tahun ke depan? Melakukan gebrakan akan prestasi-prestasi yang lebih hebat atau malah sebaliknya.

Salam Redaksi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Rasa syukur selalu terucap kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya, tabloid Genta Andalas dapat kembali hadir memenuhi kebutuhan pembaca akan informasi. Atas izin-Nya, kami segenap kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid edisi AgustusSeptember 2015. Selawat beriring salam selalu tercurah bagi Rasulullah SAW, suri teladan seluruh umat manusia. Lega, syukur, dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan setelah menyelesaikan tabloid karya kedua di kepengurusan 2015-2016. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang telah berhasil kami lalui untuk menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas ke tangan pembaca. Di sela-sela perkuliahan yang padat, segenap kru mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, perhatian, dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan terus berjuang, berburu informasi terkini untuk menyajikan berita informatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas edisi LX. Pada edisi kali ini, kami menghadirkan laporan utama mengenai kinerja Rektor Unand periode 2011-2015 hingga terpilihnya Rektor Unand yang baru

periode 2015-2019. Kami juga menghadirkan informasi serta fakta terkait kinerja Werry selama memimpin Unand selama empat tahun. Diantaranya membawa Unand menjadi World Class University dan menjadi peringkat keempat UI Green Metric 2014. Paket kebijakan 1 September tentang mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum dan kepastian hukum. Melemahnya rupiah dan menaiknya dollar menjadi fokus dalam laporan khusus ini. Unand melaksanakan program Fast Track kami hadirkan dalam rubrik sorotan kampus. Khasanah budaya, sastra dan seni, aneka ragam, aspirasi, aktivis, wawasan, resensi, dan sosok kembali kami kemas dalam suguhan menarik dan informatif. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi kehidupan kampus bagi pembaca. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran yang solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Daftar Isi Dapur .................... 2 Jendela .................. 3 Laporan Utama ...... 4 Sorotan Kampus ..... 6 Feature ................... 7 Laporan Khusus ...... 8 Survei ..................... 9 Liputan ................. 10 Galeri .................. 12 Rehat ................... 13 Aspirasi ................ 14 Aneka Ragam ....... 16 Teknologi ............. 17 Aktivis .................. 18 Khasanah Budaya .. 19 Sastra dan Seni ...... 20 Wawasan .............. 22 Resensi................... 23 Sosok ..................... 24 SOSOK EDISI LX


LAILA

NAIK TURUN: Tafdil Husni berhasil menjadi orang nomor satu Universitas Andalas menggantikan Werry Darta Taifur untuk periode 2015-2019.

Peserta Workshop TOEFL Dibatasi

Pihak Kampus Terkesan Enggan Pinjamkan Bus Ber-AC

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya mahasiswa angkatan 2013 ingin bertanya mengenai workshop TOEFL. Mengapa hanya mahasiswa yang mendapat skor TOEFL di bawah 350 yang bisa mengikuti pelatihan TOEFL? Sedangkan menurut saya masih banyak mahasiswa yang membutuhkan walaupun skor TOEFL-nya di atas 350. (08228425XXXX)

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya mahasiswa angkatan 2012 ingin menanyakan tentang peminjaman bus kampus yang ber-AC. Kenapa pihak kampus terkesan tidak mau meminjamkan bus tersebut kepada mahasiswa? Padahal bus ini disediakan untuk keperluan mahasiswa juga. Lalu, bagaimana sebenarnya prosedur peminjaman bus ber-AC, Pak? Mohon tanggapannya.

Jawaban:

Jawaban:

Awalnya prioritas kita adalah mahasiswa yang memiliki skor TOEFL di bawah 350. Kita beri pelatihan agar nilai TOEFL mereka meningkat. Menanggapi mahasiswa yang skor TOEFL-nya diatas 350 dan membutuhkan pelatihan, kita membuka kuota sebanyak 720 orang. Namun, baru setengah dari kuota yang terpenuhi. Pengumuman tentang pelatihan tersebut sudah kita publish di web Language Center (LC) dengan ketentuan angkatan 2013 ke bawah yang boleh mendaftar. Untuk 2014 akan dibuka tahun depan. Kita prioritaskan untuk mahasiswa yang akan mengikuti kompre atau wisuda. Pendaftaran masih dibuka sampai 23 September, sedangkan batas akhir pelatihan TOEFL hingga 3 Oktober.

Kita memiliki 30 unit bus dan yang ber-AC hanya satu unit. Sebenarnya mahasiswa salah dalam prosedur peminjaman bus ber-AC, selagi bus ber-AC ada di tempat maka bisa dipakai oleh siapa saja termasuk mahasiswa. Jadi jika ingin meminjam bus ber-AC maka harus disetujui dahulu dari pihak rektorat, setelah itu baru memasukan surat ke pool bus. Namun selama ini mahasiswa salah memasukkan surat. Mereka memasukkan surat ke Kasubag Rumah Tangga, tetapi bagian rumah tangga tidak berkoordinasi dengan pihak pool bus. Syamsuar Wakil Manajer Bus Kampus Unand

Citra Amelia Koordinator Pelatihan Pusat Bahasa Unand

Ketidakefektifan Rute Bus Saya ingin menanyakan terkait bus kampus yang terbagi tiga rute. Kenapa pelayanan bus kampus yang dibagi menjadi tiga rute semakin tidak efektif? Sedikit sekali bus kampus yang melewati zona selatan (Jembatan Baru). Hal ini membuat mahasiswa yang ingin melewati zona tersebut kesulitan untuk mendapatkan bus. Terima Kasih. (08527475XXXX) Jawaban: Bus kampus sudah dibagi menjadi tiga rute. Terkait hal tersebut, kebanyakan mahasiswa tidak mau bertanya kepada sopir bus ke mana rute yang akan dilaluinya. Selain itu, kami juga sudah memberitahukan serta mensosialisasikan kepada mahasiswa mengenai pembagian rute bus. Syamsuar Wakil Manajer Bus Kampus Unand

Ota Da Tagen Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam Da Tagen

Mak Itam Da tagen

Mak itam Da Tagen

: (tamanuang) : Dek a juo Angku lai? : Paniang ambo Mak, dek gara-gara rupiah malamah ko. : (Tabulalak). Ondeh mandeh, lah dareh bahaso Angku kini mah. : Baa ka indak dek Mak Itam? Ndak jadi ambo mambali laptop doh. : Tu apo lo hubungannyo Tagen? : Dek rupiah malamah, kini ciek dolar tu ampia Rp14.500,00 dek Mak Itam mah. Tu maha barang impor sadoalahnyo. Termasuk laptop nan ka ambo bali tu. : Tu baa lai Tagen? : Pas tibo di kadai Laptop Malindo di Kampuang Cino, kecek urang kadai, pitih ambo kurang Mak. Inyo jalehan lah masalah rupiah malamah tadi. Babaliak Ambo pulang baliak Mak. : Ndak ngarati ambo apo nan Angku sampaian do Tagen. Rupiah malamah, aa nyo nan lamah? : (manapuak kaniang)


Tafdil Menang, Werry Legowo

M

asa tugas Werry Darta Taifur dalam memimpin Universitas Andalas (Unand) tinggal menghitung hari. Werry akan melepaskan jabatannya November mendatang. Rektor baru pun sudah terpilih. Telah banyak prestasi yang dicapai Unand di bawah kepimpinannya. Unand berakreditasi A, peringkat delapan UI Green Matric adalah sedikit dari prestasi yang membanggakan sivitas akademika Unand. Tentu, tidak ada kepemimpinan Werry yang tanpa cela. Sebagai incumbent, Werry terbilang yang dijagokan dalam pemilihan rektor yang telah usai dihelat. Terbukti ia berhasil unggul di dua putaran sebelumnya. Namun sayang, Werry harus membungkus asanya untuk kembali menjadi rektor diputaran ketiga dipemilihan tingkat menteri. Ia berhasil ditikung Tafdil Husni, Dekan Fakultas Ekonomi di putaran akhir tersebut.

kepada rektor terpilih untuk pandai merangkul suara mayoritas yang dua putaran sebelumnya dimenangkan oleh Werry. Berdasarkan hasil pemilihan rektor yang telah dilakukan, Werry tidak ingin larut dalam hal ini. Keputusan Kemenristek DIKTI sebagai penentu hasil pemilihan tidak bisa diganggu gugat. “Memang kriteria penilaian dari menteri tidak dipublikasikan kepada publik. Menteri hanya menggunakan hak mereka yang 35 persen itu. Bagi saya peraturan tidak salah, namun menteri yang menggunakan wewenang tidak semestinya. Kalau orang tidak suka dengan saya, maka saya tidak mau minta-minta. Kalau menteri tidak suka dengan kita buat apa kita jadi rektor?” tegasnya. Namun Werry tidak menyalahkan peraturan dalam proses pemilihan rektor, ia hanya menyayangkan hak menteri dalam menggunakan wewenangnya yang seharusnya memilih

“Yang baik dipertahankan, kalau yang belum diperbaiki” Musliar Kasim Rektor Unand Periode 2006-2011

Foto: Ist Keputusan Menteri Jadi Polemik Kemenangan Tafdil di putaran akhir cukup membuat kaget sebagian besar warga Unand. Aidinil Zetra, Dosen Ilmu Politik mengungkapkan adanya kesalahan dalam mekanisme pemilihan rektor yang tidak menjamin proses yang demokratis dari awal sampai akhir. “Jika memang tetap negara yang akan memutuskan pada tahap akhir, untuk apa perlu ada pemilihan di tingkat dosen, senat dan sebagainya,” tegasnya. Aidinil mengatakan daripada menciderai demokrasi yang telah berjalan, maka lebih baik langsung negara saja yang memilih rektor masing-masing universitas. Melihat dari segi politiknya, pemilihan rektor ini dibubuhi dengan unsur-unsur politik, sebagaimana disampaikan Sri Zulchairiyah, dosen Jurusan Ilmu Politik. Ia menuturkan ada unsur kepentingan seiring dengan masuknya aturan kementerian, sehingga terlihat tidak adil padahal sudah ada pemilihan di tingkat dosen dan senat. “Hendaknya proses pemilihan rektor lebih baik ditunjuk berdasarkan rekomendasi majelis guru besar dan mungkin dengan masukan dari bawah, karena tidak adanya hak politik dosen,” jelasnya. Menurutnya, jika dengan proses ini selayaknya mahasiswa juga diberi hak dengan sistem perwakilan. Banyaknya opini yang berkembang di kampus bahwa kemenangan Tafdil dikarenakan kedekatannya dengan menteri, langsung ditepis Musliar Kasim, mantan rektor Unand. “Saya tidak melihat itu. Menteri tentu punya pertimbangan tersendiri. Sekarang tugas kita bagaimana mendukung rektor terpilih agar membawa Unand ke arah yang lebih baik lagi,” ujar mantan Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia tersebut. Musliar berpesan

berdasarkan prestasi. Menanggapi rumor kemenangan Tafdil yang dibantu menteri, Tafdil menjelaskan tidak ada pengaruh hubungan dengan menteri saat pemilihan rektor tersebut. Sebab ketiga calon rektor samasama mengenal dan dikenal menteri. “Semuanya sudah diatur oleh Tuhan. Pak Werry kenal dengan menteri, begitu juga dengan pak Masrul kenal dengan menteri. Semuanya kenal menteri,” tuturnya sambil tersenyum. Tafdil juga menambahkan suara menteri merupakan perpanjangan tangan

hukum positif yang sudah dilalui. Namun, sebagai orang yang tinggal di perguruan tinggi, tentunya akan timbul pertanyaan bahwa sistem ini tidak begitu transparan. Menurut Firman Hasan, sistem pemilihan rektor ini bisa dikatakan demokrasi, karena dimulai dari bawah, yaitu mulai dari tingkat dosen dan dilanjutkan di tingkat senat, namun pada proses terakhirnya ditentukan menteri. “Suara menteri lebih dari sepertiga, akhirnya yang menentukan adalah siapa yang mendapat dukungan dari menteri. Sejauh ini, belum ada kandidat yang mampu meraih lebih dari 50% suara senat. Kalaupun ada kandidat yang mampu meraih suara adalah sebanyak 50%. Namun itu hanya dari suara akhir,” ujarnya. Ketua Pilrek 2015 ini mengatakan dengan hanya 32,5% suara saja tidak bisa mengalahkan orang yang mendapatkan suara dari menteri. Proses pemilihan rektor yang dilakukan pada 2011 lalu diakui Ardinis Arbain tidak memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pada tahun ini. “Bedanya hanya terletak pada jumlah senat akademik, jika tahun ini kami hanya berjumlah 76 orang, maka pada tahun 2011 lalu lebih dari 100 anggota senat,” jelas Ketua Senat Akademik Unand ini. Secara sistem tidak ada perbedaan dengan pemilihan rektor sebelumnya, sistem yang berlaku tetap sama yaitu adanya suara menteri, tahap penjaringan, penyaringan, dan pemilihan. Sejauh ini, tidak ada kendala yang terjadi pada Pilrek, baik Pilrek tahun 2011 maupun 2015. Hanya saja sempat terjadi kritik dan pembicaraan di kalangan senat. “Ketua senat mengatakan sudah mengontak beberapa senat dari universitas lain terkait suara menteri yang sekitar 35%. Namun dalam hal ini senat tidak memiliki akses yang signifikan untuk memprotes hal tersebut,” jelas Firman. Lebih lanjut ia mengatakan kurang bijak apabila Unand terlalu frontal dalam membicarakan suara menteri. Menurutnya, sebaiknya Unand mengajak universitas lain untuk membicarakan hal tersebut. Tahap Akhir, Tafdil Ungguli Werry Dalam pemilihan Rektor Unand lalu, Tafdil bukanlah kandidat kuat yang di gadang-gadang -kan akan mampu merebut kursi nomor satu Unand. Berdasarkan dua tahapan pemilihan yang

goyah hingga turun ke posisi kedua. Posisi pertama ditempati oleh Tafdil dan Masrul berada pada posisi ketiga. Tafdil berhasil menduduki kursi nomor satu Unand dengan memperoleh 51 suara. Disusul Werry dengan 40 suara, dan Masrul memperoleh 21 suara. Pencapaian terbesar dalam karier Tafdil ini membuat dirinya tak henti mengucapkan rasa syukur. “Saat ini saya tidak merasa menang, ini adalah amanah yang diberikan kepada saya. Dahulu amanah tersebut diberikan kepada Pak Werry, sekarang saya yang menerima amanah tersebut,” jelasnya. Terkait Pilrek Unand yang dimenangkan oleh Tafdil, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Padang, Eka Putra Wirman memberikan pandangan terkait pemilihan rektor yang baru saja usai. Menurutnya, Werry harus bersikap legowo dengan apapun hasil yang diterima, karena pemilihan yang telah dilakukan sudah sesuai dengan ketentuan yang ada. “Ada tiga proses dan tentu pak Werry juga harus menerima apapun hasilnya. Menurut pandangan saya pak Werry juga legowo dengan hasil Pilrek tersebut. Saya juga yakin pak Werry menerima hasilnya karena setuju dengan sistem seperti itu dari awal,” jelas Eka ketika ditemui di ruangan kerjanya. Berkaca pada pemilihan rektor tahun 2011 lalu, saat itu kondisi dan hasil akhir Pilrek memiliki kemiripan dengan tahun ini. Persamaannya, pemenang pada pemilihan rektor tersebut berasal dari calon rektor yang sebelumnya memeroleh suara kedua pada tingkat dosen dan senat. Tahun 2011, setelah memperoleh suara tertinggi di tingkat dosen dan senat, Alm. Edison Munaf dikalahkan Werry yang saat itu berada di posisi kedua ketika memasuki pemilihan di tingkat menteri. Menariknya, kejadian itu kembali terulang pada pemilihan rektor Unand 2015. Saat proses pemilihan di tingkat dosen dan senat, nama Werry begitu menjulang tinggi di atas mengalahkan dua lawannya. Ketika sampai di tingkat menteri, Tafdil naik ke posisi teratas dengan perolehan suara terbanyak. Kata Mereka Tentang Werry Selama kurang lebih empat tahun memimpin Unand, Werry sudah banyak melakukan perubahan untuk Unand. Baik dari segi infrastuktur, akademik, dan lain sebagainya. Hal ini yang membuat Eka mengakui Werry merupakan sosok rektor

“Suara menteri lebih dari sepertiga, akhirnya yang menentukan adalah siapa yang mendapat dukungan dari menteri” Firman Hasan Ketua Pemilihan Rektor Foto: Ist dari pemerintah. Hal inilah yang menyebabkan menteri memiliki hak suara. Jauh berbeda dengan perguruan tinggi swasta yang tidak melibatkan suara menteri. Transparansi Proses Pilrek Tidak ada perbedaan terkait sistem pemilihan rektor tahun 2011 dengan 2015. Tentu saja ini merupakan sebuah kaedah

telah dilalui pada tingkat dosen dan senat, nama Werry menjadi kandidat kuat untuk menjadi Rektor Unand periode 2015-2019. Namun, peta persaingan pemilihan rektor berubah setelah sampai ke tahap ketiga yang melibatkan suara menteri. Werry yang sebelumnya unggul jauh dari kedua lawannya yakni Masrul dan Tafdil, mulai

yang berhasil memimpin Unand selama empat tahun. “Pak Werry merupakan seorang sosok yang bagus menurut saya. Banyak karya-karya dan terobosan baru yang diciptakannya. Tentunya, pak Werry merupakan rektor yang berhasil menurut saya,” kata Rektor IAIN Imam Bonjol Padang ini.


Lebih lanjut, Eka juga menilai Werry merupakan sosok rektor yang diterima di kalangan sivitas dan bagus dalam pembangunan. “Kinerjanya bagus, saya rasa siapapun yang melihat akan memberikan penilaian yang bagus. Contohnya ketika gempa 2009 yang mengguncang Padang, saat itu Pak Werry menjadi recovery-nya,” ungkapnya kagum. Eka juga mengaku respect dengan kinerja Werry. Menurutnya, Werry pantas memenangkan dua putaran awal karena ia diterima di kalangan sivitas akademika. Hal yang sama juga diungkapkan Moris Weri, Komandan Satuan Pengamanan (Satpam) Unit Satu Rektorat Unand ini bangga dengan prestasi yang didapatkan Unand selama dipimpin Werry. “Menurut saya, Unand bagus saat berada di bawah kepemimpinan pak Werry. Unand dulunya memiliki akreditasi B kini telah menjadi A, termasuk juga penataan kampus hijau saat ini,” sebut Moris. Seiring akan berakhirnya masa jabatan Werry sebagai Rektor Unand November mendatang, Tafdil juga memuji kinerja yang telah dilakukan Werry selama menjabat sebagai Rektor Unand. Banyak prestasi-prestasi yang telah diraih Unand sejak dipimpin Werry. Salah satunya, Unand telah mendapat Akreditasi A. “Pak Werry banyak memberikan perubahan terhadap Unand. Akreditasi A, peningkatan pembangunan dan UI Green Metric merupakan sedikit dari banyak prestasi yang diraih Unand bersama pak Werry,” katanya dengan bangga. Nabhan Aiqoni juga turut memuji kinerja yang telah dilakukan Werry selama

Pembangunan Internasional A m e r i k a (USAID) yang bergerak membantu Indonesia mengatasi kesenjangan d a l a m pembangunan nasional, serta mendukung upaya-upaya Indonesia u n t u k mengatasi isuisu global. Tafdil Husni Dalam hal ini U S A I D Rektor Unand membantu Periode 2015-2019 u n t u k mendatangkan para ahli, dian taran ya dosen bahasa Inggris, hingga ahli untuk mengembangkan penelitian ada yang memiliki prestasi internasional,” Unand. “Saya merasa miris jika apa yang imbuhnya. Werry menambahkan untuk diupayakan ini tidak berhasil. Untuk mencapai hal tersebut cukup berat, karena mempersiapkan ini saja sudah Unand juga harus mengusahakan akreditasi menghabiskan dana hampir satu Milyar A untuk 80% program studi yang ada. rupiah,” tutur Werry. Setelah mengevaluasi Sedangkan saat ini jurusan di Unand masih Unand, pihak USAID mengakui bahwa banyak yang tergolong baru dan masih Unand memiliki potensi untuk memenuhi berakreditasi C. Menurut Werry, hal lain yang standar internasional. Terkait dengan usaha Werry untuk masih tertinggal pada masa jabatannya menjadikan Unand sebagai universitas adalah ketersediaan fasilitas laboratorium. berstandar internasional, hal ini berkaitan Pasalnya, Unand tidak bisa membeli peralatan labor jika alatnya tidak diperbaiki. “Laboratorium Unand sudah hampir roboh, Oleh “Pak Werry juga legowo dengan sebab itu harus diperbaiki. saya hasil Pilrek tersebut. Saya juga Makanya memprioritaskan memperbaiki bangunan, yakin Pak Werry menerima bukan menambah alat hasilnya karena setuju dengan labor, karena kita punya pilihan,” jelasnya. sistem seperti itu dari awal”

“Pak Werry banyak memberikan perubahan terhadap Unand. Akreditasi A, peningkatan pembangunan, dan UI Green Metric merupakan salah satu prestasi yang diraih Unand bersama Pak Werry”

Harapan Terhadap Rektor Baru Rektor Institut Agama Islam Terpilihnya rektor baru, maka semua akan Negeri (IAIN) Padang berkiblat kepada rektor Eka Putra Wirman yang baru agar apa yang selama ini di perjuangkan Foto: Ist bisa tercapai. Terkait hal ini, Eka berharap kepada menjabat menjadi Rektor Unand periode erat dengan kiat untuk mengubah status rektor baru untuk Unand ke depan agar 2011-2015. “Selama Pak Werry menjabat, Unand menjadi Perguruan Tinggi Berbadan melanjutkan apa yang sudah dirintis rektor sudah banyak pencapaian luar biasa yang Hukum (PT-BH). Werry mengakui yang lama. “Semoga rektor baru bisa telah dilakukan. Mulai dari peningkatan akreditasi internasional merupakan salah menjadikan Unand menjadi sepuluh besar pembangunan fisik, salah satunya satu syarat yang masih belum terpenuhi universitas terkemuka di Indonesia,” pembangunan rumah sakit, gedung- untuk menjadikan Unand PT-BH. “Kita harapnya. Musliar Kasim juga berharap agar gedung kuliah baru,” ujar aktivis yang belum mendapatkan akreditasi berasal dari UKM Pengamat Hukum dan internasional dan mahasiswa Unand belum rektor terpilih nantinya dapat melanjutkan Politik (PHP) ini. Lebih Lanjut Aiqon menambahkan di balik itu semua kita tidak mengetahui apakah yang sebenarnya terjadi. Sebab terkait transparansi anggaran dana Unand kurang dipublikasikan. Hal tersebut menjadi nilai minus dan menimbulkan sebuah pertanyaan, alokasi data pembangunan, dana Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan sebagainya. Target yang Belum Tercapai Dari berbagai prestasi yang telah berhasil diukir Werry, ada beberapa harapan yang belum terealisasi selama ia memimpin.. Dari sekian target yang diserukan saat menjadi rektor untuk pertama kalinya, ada beberapa yang belum terwujud. Diantaranya adalah mengupayakan akreditasi internasional dan memperbaiki laboratorium. Untuk mencapai impian tersebut, Unand bekerjasama dengan Badan Bantuan

Foto: Ist perjuangan rektor sebelumnya. “Yang baik dipertahankan, kalau yang belum diperbaiki,” ujar dosen Fakultas Pertanian tersebut. Ia juga berpesan program Pengembangan Kewirausahaan dan Karakter (Enterpreneurship and Character Building ) yang dimulai di era kepemimpinannya, tahun 2007, dapat terus dilanjutkan di bawah pimpinan Tafdil. Terkait harapannya terhadap rektor yang baru, Werry berharap Tafdil dapat mewujudkan mahasiswa intelektual sebagai pencerminan mahasiswa di kampus Internasional. “Saya berprinsip kampus ini harus bersih dan tertata. Maka dari itu saya berusaha untuk menghilangkan ‘rimba’ di Unand. Saya juga menegaskan agar mahasiswa harus mencerminkan sikap intelektual,” tegasnya. Lebih lanjut Werry berharap rektor baru agar melanjutkan program asrama. Hal ini dilakukan karena besarnya manfaat bagi mahasiswa baru. Pencapaian yang telah dilakukan Werry pantas diacungi jempol. Rektor terpilih nantinya dapat melanjutkan perjuangan rektor sebelumnya dan dapat mewujudkan mahasiswa intelektual sebagai pencerminan mahasiswa di kampus Internasional. Keinginan dan harapan rektor lama untuk mengubah status Unand menjadi PT-BH seyogyanya merupakan keinginan bersama. Dengan ini seluruh masyarakat kampus dapat berpartisipasi aktif dalam memberikan hak suara yang dapat menentukan nasib Unand ke depannya. Tim: Arif, Fika, Gita, Giva, Hisna, Putri, Yori

“Saya berprinsip kampus ini harus bersih dan tertata. Maka dari itu saya berusaha untuk menghilangkan ‘rimba’ di Unand” Werry Darta Taifur, Rektor Unand Periode 2011-2015

Foto: Ist


Fast Track, Cara Cepat Dapatkan Dua Gelar Sarjana

P

erguruan Tinggi (PT) merupakan salah satu wadah untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk membentuk SDM pada tingkat sarjana (S1), PT di Indonesia rata-rata membutuhkan masa studi selama 4-5 tahun. Lulusan tingkat S1 belumlah cukup untuk mempersiapkan SDM yang unggul di dunia kerja. Sehingga juga perlu disiapkan SDM pada tingkat magister (S2) ataupun doktor (S3). Melihat latar belakang tersebut, maka diperlukan suatu program yang bisa ‘mencetak’ SDM unggul dalam waktu yang lebih singkat. Salah satu cara mempersiapkan SDM yang unggul adalah dengan program Fast Track yang dapat diselesaikan dalam waktu 5 tahun. Dengan program Fast Track (Akselarasi) merupakan percepatan studi Program S1 yang dilanjutkan dengan Program S2 yang ditempuh dalam waktu 5 tahun (S1 4 tahun ditambah S2 1 tahun). Dengan program ini, mahasiswa akan menghemat waktu satu tahun pendidikan S2 serta menghemat biaya pendidikan S2 sekitar 50%. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk merealisasikan Undang– Undang (UU) Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. UU tersebut menerangkan syarat menjadi dosen program sarjana adalah berpendidikan minimal S2 dan syarat menjadi dosen pascasarjana adalah berpendidikan minimal S3. Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia, Unand sudah menerapkan program Fast Track sejak tahun 2013. Hingga kini dalam pelaksanaannya, Unand hanya membuka program Fast Track di dua fakultas, yaitu Pertanian dan Teknik. Menanggapi hal ini, Wakil Rektor I Unand Febrin Anas Ismail, MT mengatakan program Fast Track merupakan kebijakan dari fakultas masingmasing. “Pihak universitas sudah mengumumkan terkait pelaksanaan

program ini mungkin sosialisasi yang dilakukan pihak fakultas kurang gencar. Pihak universitas hanya mewadahi dan memberikan regulasi saja tetapi kebijakan diserahkan sepenuhnya kepada fakultas. Sebab ada beberapa fakultas yang belum siap mengadakan program tersebut,” katanya saat ditemui di ruangannya, Rabu (16/9). Pernyataan Febrin Anas Ismail ini dibenarkan oleh Wakil Dekan (WD) I Fakultas Teknik, Rika Ampuh Hadiguna. Rika mengatakan Fast Track dapat dilaksanakan pada jurusan yang sudah memiliki program magister. “Kami hanya menyediakan program Fast Track untuk Jurusan Teknik Mesin, Sipil, Industri dan Elektro. Untuk jurusan Teknik Lingkungan kami belum menyediakan sebab jurusan tersebut belum memiliki program magister,” ujarnya. Lebih lanjut, Rika menjelaskan untuk proses recruitment mahasiswa yang mendaftar Fast Track harus melalui proses kualifikasi dari jurusan terlebih dahulu. Kemudian fakultas akan menyeleksinya melalui tes wawancara. Selain itu, Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,01 dan sudah menyelesaikan 120 SKS. Juga mahasiswa bersangkutan harus memiliki TOEFL minimal 375 serta mengajukan proposal penelitian S1 yang sudah disetujui dosen pembimbing yang dapat dilanjutkan untuk penelitian S2. “Karena proses seleksi yang sangat ketat biasanya hanya satu hingga dua mahasiswa per jurusannya yang dapat lolos program tersebut,” jelasnya saat ditemui Rabu, (16/9). Sedangkan di Fakultas Pertanian (Faperta) program Fast Track baru dimulai tahun 2015. “Program ini sudah direncanakan dari tiga tahun yang lalu namun baru dapat direalisasikan pada tahun ini. Hingga kini sudah ada sekitar 30 mahasiswa yang mengikuti program ini,” jelas WD I Faperta, Aswaldi Anwar. Sama halnya dengan Fakultas Teknik, syarat dibuka program Fast Track,

jurusan harus memilikli program magister. “Di Fakultas Pertanian hanya ada tiga program studi yang sudah memiliki program magister yaitu Agronomi, Hama Penyakit Tanaman, dan Agribisnis,” imbuh Aswaldi. Mahasiswa Fast Track harus menyelesaikan program sarjana maksimal Foto: Ist lima tahun. Apabila sampai semester sepuluh belum menyelesaikan masa AKSELERASI: Program Fast Track disediakan bagi studinya maka akan gagal. mahasiswa yang ingin mendapatkan dua gelar Mahasiswa sudah dapat sarjana dalam masa studi 10 semester. mengambil program ini di semester enam dan masuk kuliah magister Track tidak dapat memilih jurusan lain di di semester tujuh serta mengambil dua mata program magisternya. Mereka harus kuliah S2 tiap semesternya. melanjutkan program magister sesuai Lebih lanjut, Rika menjelaskan dengan program sarjana yang telah mahasiswa program Fast Track jika kesulitan diambilnya. dalam hal ekonomi, pihak fakultas dapat memberikan bantuan dengan Keuntungan Adanya Program Fast membebaskan biaya semester. “Untuk Track biaya semester program magister diakui Selain itu, keuntungan juga jauh lebih mahal dibandingkan program dirasakan oleh pihak fakultas dengan sarjana, belum lagi untuk biaya penelitian. dibukanya program ini. “Jumlah Satu semesternya mencapai mahasiswa pascasarjana FT menjadi Rp7.000.000,00. Ini tentunya bertambah dengan adanya program ini, memberatkan mahasiswa yang kualitas mahasiswa juga lebih bermutu, dan ekonominya menengah ke bawah. Maka dapat membantu meningkatkan akreditasi fakultas memberikan keringanan dengan fakultas dan jurusan,” papar Rika. membebaskan biaya semesternya. Selain Ferdian Kusuma, salah satu peserta itu, mahaiswa juga dapat mencari beasiswa program Fast Track jurusan Teknik Mesin di luar fakultas dan universitas,” tambah mengatakan adanya program ini memacu Dosen Teknik Lingkungan ini. semangatnya kuliah. “Fast Track ini Hingga saat ini, untuk FT belum membutuhkan waktu yang lebih singkat ada kendala terkait mahasiswa Fast Track. untuk bisa meraih gelar strata dua.,” kata “Sejak dibukanya program ini belum ada mahasiswa angkatan 2012 ini. mahasiswa yang terkena drop out . Keuntungan yang sama juga Mahasiswa yang mendaftar juga komitmen dirasakan Mahasiswa Jurusan Agribisnis Siti dan serius untuk mengikuti program ini Khairani Elhakim, yang juga mengikuti karena pihak fakultas juga mengadakan program ini. “Hanya saja kami tidak dapat evaluasi bagi mahasiwa tiap semesternya,” memilih jurusan lain yang diinginkan,” ucap Rika. katanya. Lizsa, Peri Di samping itu, mahasiswa Fast

Minimnya Dana tak Halangi “Unggeh Tabang” Raih Gelar Juara

D

alam Kontes Robot Terbang Indonesia (KRTI) 2015, tim dari Universitas Andalas (Unand) berhasil meraih juara 1 pada kategori racing jet yang dilaksanakan di Lapangan Lanud Gading, Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta 17-20 September lalu. Tim bernama Unggeh Tabang yang diwakili oleh Fahmul Ihsan Khairul, Roffi Ardinata dan Gusman Arif Fandi ini juga mendapat penghargaan sistem terbaik untuk kategori yang sama. Tim ini juga berhasil mengalahkan juara bertahan Politeknik Elektro Negeri Surabaya (PENS). Kompetisi pesawat tanpa awak yang terdiri dari tiga divisi yang diperlombakan yaitu fixed wing, racing jet, dan vertical take off and landing ini diikuti 71 peserta dari 29 Perguruan Tinggi ini. Melalui kontes ini, peserta ditantang untuk mendesain, membuat serta menerbangkan sebuah pesawat dengan ketinggian 700 meter. Menggunakan control auto pilot, pesawat dituntut untuk landing ke tempat semula dengan selamat tanpa hancur. Peserta diberikan tantangan untuk berkompromi dengan geometri pesawat, konstruksi dan sistem elektronik yang diintegrasikan pada pesawat terbang. Adanya kendala dana membuat keberangkatan Tim Unggeh Tabang menuju final nyaris dibatalkan. Hal ini dikarenakan dana yang dibutuhkan untuk akomodasi

menang.

Foto: Ist TROFI: Tim Unggeh Tabang memegang trofi juara 1 kategori racing jet pada Kontes Robot Terbang Indonesia 2015. dan proses pembuatan alat mencapai 40 juta rupiah. Dapat dibayangkan, untuk mengikuti lomba ke Yogjakarta membutuhkan biaya yang tak sedikit tentunya. Selain itu, alat dan bahan yang di import dari luar negeri untuk pembuatan pesawat cadangan untuk dibawa ke perlombaan tergolong minim. Hal ini membuat tim semakin khawatir atas keikutsertaannya dalam final. “Awalnya

kami tidak memprediksi bisa menjadi juara 1 pada kategori racing jet ini. Bahkan merasa pesimis dengan melihat lawan yang berat dan telah berpengalaman di perlombaan sebelumnya,” ujar Fahmul Ihsan Khairul saat diwawancarai via telepon, Senin (21/9). Banyak tim lawan yang awalnya diunggulkan namun pada akhirnya gagal terbang, dan banyak pesawat yang jatuh. Hal itu membuat Tim Unggeh Tabang kami optimis untuk

Usaha tak akan menghianati hasil. Seminggu sebelum keberangkatan, Wakil Rektor III, Aprisal akhirnya membantu kekurangan dana sebesar 20 juta rupiah. Biaya tersebut digunakan untuk akomodasi keberangkatan tim dan pembuatan pesawat untuk perlombaan. Selain itu, bantuan sponsor dari Bank Nagari dan Semen padang juga membantu tim dalam hal finansial. “Meskipun uang modal dari uang pribadi tim dan ada bantuan orang terkait, alhamdulillah bisa membawa hasil yang memuaskan dan membuat Unand bangga,” ungkap Ihsan. Dengan dana yang bisa dikatakan minim, tidak membuat tim utusan Jurusan Teknik Mesin Unand ini menyerah, hingga akhirnya dapat maju ke final dan merebut gelar juara. Terkait hal ini, Aprisal mengatakan Unand akan terus mengembangkan teknologi robot terbang dalam KRTI ke-4 nanti pada berbagai tipe lomba untuk ke depannya. Mendukung dan mendorong kreativitas mahasiswa adalah motto dari bidang kemahasiswaan (student first). Dengan demikian mahasiswa akan terus berprestasi dan berkonstribusi terhadap universitas. “Saya akan mendukung penuh untuk kegiatan kemahasiswaan seperti ini,” kata Aprisal yang turut menghadiri pembukaan acara.Wati


Lubang Mbah Suro, Saksi Bisu Perjuangan Orang-Orang Rantai Oleh: Hayati*

T

empat ini, sesuai namanya, tak lain adalah lubang bekas tambang batubara. Lubang ini berada di Tangsi Baru, kelurahan Tanah Lapang, kecamatan Lembah Segar, Sawahlunto. Destinasi yang ada di wilayah Sumatera Barat ini menjadi magnet bagi mereka pencinta sejarah untuk berguru pada cerita yang disimpan oleh kota wisata tambang ini. Selain itu tersebar juga bangunanbangunan yang masih kental dengan arsitektur Belanda abad ke-18 yang akan memanjakan mata. Kota ini sekaligus menjadi saksi sejarah betapa sadisnya kaum Pribumi diperlakukan tidak manusiawi di era kolonial. Sehingga muncul istilah “orang rantai”. Mereka adalah ribuan pekerja yang didatangkan dari Jawa dan daerah lainnya sekaligus pesakitan yang sengaja diperkejakan Belanda untuk mengais batu bara yang dikandung dalam perut Kota Sawahlunto. Tersebutlah Lubang Mbah Suro yang menjadi saksi bisu bagaimana sadisnya mereka diperkejakan siang dan malam dengan kaki yang terikat rantai. Kini, lubang tersebut dijadikan objek wisata. Lubang Suro merupakan lubang tambang pertama di Sawahlunto dengan kedalaman 258 dpl. Dinamakan Lubang Mbah Suro dikarenakan sosok Mbah Suro kala itu dikenal sebagai mandor orang rantai yang sangat disegani dan sangat dekat dengan para orang rantai dan masyarakat. Dengan penerangan yang seadanya, menyusuri tiap sudut lorong bagaikan masuk ke dalam labirin-labirin

yang tak berujung karena memang belum semua lorong yang terjamah. Hingga saat ini di tiap dinding lorong masih terlihat kilapan hitam legam batu bara nan berkualitas tinggi. “Dinding lubang tambang itu seluruhnya batubara yang masih utuh dengan kalori 6.000-7.000 dan merupakan kualitas terbaik nomor tiga di dunia,” jelas guide sambil menunjuk dinding lubang. Cerita dibukanya tambang ini sebagai objek wisata di tahun 2007 membuat bulu kuduk merinding. Sebab ketika direvitalisasi banyak ditemukan potongan tubuh PINTU MASUK: Salah satu akses pengujung manusia tertanam. Ditambah Sawahlunto. lagi cerita penampakan yang pernah terjadi di lubang bekas tambang batu bara ini menambah aura keamanan awal pengunjung akan magis dan mistis. Misteri Lubang Mbah dilengkapi topi pengaman dan sepatu Suro ini turut mengundang tim Tukul Jalan- boots . jalan ambil bagian untuk menyibak tabir Tak jauh dari lubang ini, bediri manusia rantai yang konon katanya masih museum yang menyimpan beberapa memanggil-manggil. koleksi sejarah. Di sebuah kaca besar di Suasana dalam lubang tambang sudut ruangan terpampang peninggalan yang lembab dan basah oleh rembesan air alat-alat sederhana yang digunakan orang yang mengalir akan menemani perjalan rantai untuk menambang. Jejeran fotoAnda. Sebelum memasuki lubang ini foto tersusun rapi bak sedang bercerita kisah pengunjung akan diwanti-wanti dengan kelam yang pernah terjadi di sini . beberapa larangan seperti tidak boleh Berkunjung ke Lubang Mbah Suro tak berkata kotor dan jangan sampai ubahnya belajar potret sejarah dan berpikiran kosong. Sebagai standar menambah wawasan tentang nilai-nilai

Foto: Hayati menuju Lubang Mbah Suro, Kota sejarah yang pernah terlupakan. “Berwisata ke sini seperti sambil menyelam minur air. Tidak hanya memanjakan mata tetapi juga menjadi wisata yang edukatif karena kita dapat belajar sejarah di sini,” ujar Yolanda Arista, Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Andalas (Unand).

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Angkatan 2013

Syamsinger, Lelaki Tua Multitalenta Oleh: Muhammad Arif*

S

eorang lelaki tua menghentikan sepeda motornya di tepian Pantai Pasir Jambak sore itu. Sembari memarkirkan kendaraanya, ia menjinjing tas yang cukup besar menuju tepian pantai. Ia perlahan berjalan di bebatuan yang tersusun rapi di pantai tersebut. Tas yang dijinjingnya ia buka dan kemudian mengeluarkan sebuah tongkat biru yang merupakan alat memancing. Kantong hitam berisi udang

kecil-kecil pun ia ambil sembari menyiapkan peralatan memancing lainnya. Jemari tangan keriput itu pun melepaskan bagian kepala udang untuk mengambil dagingnya. Potongan daging inilah yang ia dijadikan sebagai umpan pancingan. Hembusan angin sore itu tampak berbeda dengan hari-hari biasanya. Ombak yang biasa bergerak pelan kini terdampar dengan kencang. Ikan-ikan yang bermain di tepian pantai pun seolah tak menyukainya hingga memutuskan pergi dari tepi pantai. Lelaki sepuh itu kemudian mengikat mata kail dengan udang yang telah dipotong sedemikian rupa. Setelah semua mata kail terpasang umpan, ia pun melemparkan pancingan sejauh ia bisa. Sembari menunggu umpannya disambut ikan, pancingan itu pun ia masukkan ke rongga bebatuan. Sebatang rokok dari saku bajunya kini menghiasi bibir yang dikelilingi garis-garis usia senja itu. “Syamsinger, begitu orang-orang memanggil saya,” ujarnya ketika penulis mencoba mengajak bercengkrama, Selasa (15/9). Ia sehari-hari berprofesi sebagai buruh tukang untuk mengasapi dapur keluarga. Setelah asik mengobrol, pancingan mulai ikan. Foto: Arif disambar Tangannya yang gesit mulai menarik pedal pancingan. Seekor ikan cabe-cabe berSERIUS: Syamsinger sedang menikmati hobi barunya saat hasil tersangkut di kail berada di Pantai Pasir Jambak. pancingan lelaki

tua itu. Raut ceria tergambar di wajahnya, ketika kesabarannya menunggu umpan dimakan ikan berbuah manis. Syamsinger lantas mengatakan kepada penulis, yang terpenting dalam memancing adalah kesabaran. “Memancing dapat membiasakan seseorang untuk berbuat sabar,” kata pria 58 tahun ini. Ajo Pariaman ini mengaku bahwa memancing baru ditekuninya sejak tiga bulan yang lalu. Kejadian ini bermula ketika temannya mengajak pergi memancing ke pantai. Sejak saat itulah Syamsinger mulai tertarik dan sering mengikuti temantemannya saat memancing. Berkat temannya juga Syamsinger mulai menjadikan memancing sebagai hobi barunya. Ia mengatakan sensasi mendapatkan ikan dengan cara memancing jauh lebih menyenangkan jika dibandingkan dengan dibeli langsung. Setelah hampir tiga puluh menit memancing, pengunjung lain mulai berdatangan ke pinggiran pantai untuk melihat sunset yang perlahan-lahan ditelan lautan. Anak-anak mulai menghampiri Syamsinger demi melihat ikan yang didapatkannya. Namun sayang, sore itu Syamsinger belum beruntung. Sebab hanya satu ikan saja yang mau ikut dengannya pulang. Ia tak lantas kecewa, karena yang dicarinya adalah kesenangan dalam memancing bukan hasil ikan yang banyak. Sebagai seorang buruh bangunan, lelaki dengan tujuh orang anak ini berpenghasilan dua ratus ribu per hari. Syamsinger cukup multitalenta. Ia tidak hanya mampu bekerja menjadi tukang bangunan tapi juga mempunyai kemampuan di bidang instalasi listrik. Ia pun kerap menjadi penengah dalam menyelesaikan masalah masyarakat. Hal inilah yang membuat orang yang memperkejakannya rela membayar mahal

untuk dirinya di kala buruh bangunan lain diberi upah lebih rendah lima puluh ribu darinya. Sebuah bakat yang luar biasa untuk lelaki yang hanya tamatan SMP. Syamsinger akhirnya memutuskan menjadi buruh bangunan, karena melihat kondisi perekonomian orang tuanya yang jauh dari kata mampu. Mempunyai latarbelakang sebagai keluarga tidak mampu, Syamsinger harus rela banting tulang demi membantu perekonomian orang tuanya. Sejak kecil ia sudah diajarkan mandiri oleh orang tuanya. Sehingga ia jarang mengeluh dengan kondisi yang dialami keluarganya saat itu. Sedangkan ilmu instalasi listrik yang dimiliki Syamsinger didapatkan saat duduk dibangku SMP juga. Ketika itu ia mempelajari berbagai ilmu listrik yang diberikan oleh gurunya. Ia terus belajar dan mempraktekkan ilmu yang didapatkan dalam kehidupan sehari-harinya. Tak heran, jika saat itu Syamsinger sudah dipanggil oleh orang yang membutuhkan jasanya. “Jika orang meminta saya untuk memasang instalasi listrik seperti memasang stopkontak hingga kabel listrik di rumahnya saya siap membantu,” ungkapnya. Tak hanya itu saat terjadi konflik antar masyarakat dikampungnya, Syamsinger mampu meredakan suasana memanas yang terjadi saat itu. Sikap dewasa dan tenang yang ia miliki berhasil membuat temperamental orang yang sedang berkonflik menjadi hilang seketika. “Teman saya selalu memanggil ketika ada pertengkaran di sebuah forum diskusi bahkan tempat umum,” katanya sambil tersenyum.

*Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Kimia Universitas Andalas Angkatan 2012


Paket Kebijakan September 1 Dicetus, Rupiah Masih Terkapar

S

emakin membaiknya perekonomian Amerika Serikat (AS) pasca krisis tahun 2008, ternyata berimbas negatif bagi negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Semakin menguatnya dollar, membuat nilai rupiah semakin melemah. Nilai Rupiah bahkan menembus Rp14.500,00 dan ditengarai sebagai yang terburuk pasca krisis tahun 1998. Hal ini semakin diperparah dengan devaluasi mata uang China, Yuan. Terseok-seoknya nilai Rupiah membuat Pemerintahan Jokowi mulai bertindak dengan meluncurkan paket kebijakan yang dinamakan Paket Kebijakan Tahap I September 2015. Paket kebijakan ekonomi tersebut diumumkan langsung oleh Jokowi di istana negara, 9 September lalu. Tujuannya untuk menguatkan perekonomian Indonesia dan menekan nilai tukar Rupiah agar tidak terus melorot Paket Kebijakan September l Dirilis dari website Bank Indonesia, ada tiga paket kebijakan September I yang telah ditetapkan pemerintah. Pertama, mendorong daya saing industri nasional melalui deregulasi, debirokratisasi, serta penegakan hukum, dan kepastian usaha. Kedua, mempercepat proyek strategis nasional dengan menghilangkan berbagai hambatan, sumbatan dalam pelaksanaan dan penyelesaian proyek strategis nasional. Ketiga, meningkatkan investasi di sektor properti. Terkait dengan kebijakan September I, Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan adanya keterlibatan Bank Indonesia dalam membuat kebijakan tersebut. Pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) demi menguatkan koordinasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi. “Selain itu, stabilitas nilai tukar rupiah di tengah dinamika perekonomian saat ini juga dibahas dalam kebijakan tersebut.” ujarnya. Tidak hanya itu untuk membahas masalah tersebut, Presiden Jokowi juga memanggil dekan dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ke istana negara. Hal ini diakui Tafdil Husni, Dekan Fakultas Ekonomi Unand. “Sebanyak 19 dekan dari Fakultas Ekonomi yang berasal dari PTN dan PTS. Diantaranya dari Unand, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Brawijaya, dan lainnya yang dipanggil Dikti untuk menghadap presiden,” paparnya. Tafdil menjelaskan pemanggilan dekan ini bertujuan untuk membahas kebijakan presiden terhadap perekonomian Indonesia. Masalah kebijakan presiden ini didahului dengan pembahasan mengenai kondisi perekonomian Indonesia. “Kondisi perekonomian Indonesia saat ini tidak mengalami krisis, tetapi tengah mengalami perlambatan,” tutur Rektor Unand periode 2015-2019 ini. Ketika ditanya peran dekan terhadap paket kebijakan tersebut, mantan Ketua Prodi Manajemen Unand ini menjelaskan dekan memberikan saran-saran kepada pemerintah. Dalam hal ini mencangkup mengenai aturan dana desa. Ia menjelaskan dekan memberikan masukan tentang bagaimana mempercepat aturan-aturan percepatan dana desa agar bisa diselesaikan dengan cepat. Bukan Krisis, Ekonomi

Tapi

Perlambatan

Terkait peluncuran paket kebijakan, Abdul Khaliq, Dosen Ilmu Ekonomi Unand menilai jika untuk menggenjot ekonomi, hal itu bisa berjalan. “Hanya apabila nilai rupiah stabil di harga Rp14.000,00 atau Rp15.000,00 per dollar. Kalau tidak, maka kebijakan itu tidak akan optimal,” ujarnya. Lebih lanjut, Ketua Jurusan Ilmu Ekonomi ini mengatakan hingga saat ini perekonomian Indonesia belum bisa dikatakan krisis. “Masih pada masa perlambatan ekonomi. Memang Indonesia menuju ke krisis jika tidak diatasi dengan kebijakan tadi (kebijakan september). Gejala-gejala menuju ke sana sudah ada seperti tingkat pengangguran tinggi, kemiskinan, dan nilai tukar kita melemah,” lanjutnya. Selain itu, Puji Atmoko ini juga menjelaskan pelemahan rupiah yang terjadi di Indonesia tidak berarti negatif. Sebab dengan melemahnya Rupiah dapat memberikan kesempatan kepada eksportir untuk menjual barang-barangya. “Kalau eksportir bisa memanfaatkan kesempatan kondisi melemahnya rupiah saat ini dengan menjual produk-produknya, maka kalau dirupiahkan barang hasil jualan tersebut akan mendapatkan pemasukkan yang lebih banyak,” kata Puji. Hal senada diungkapkan Ikhwan, mahasiswa Ilmu Ekonomi. Ia menuturkan jika secara teori, pelemahan nilai tukar akan menaikkan nilai ekspor suatu negara. Hal ini yang menyebabkan China melakukan devaluasi Yuan untuk dapat meningkatkan ekspornya. “Jika disamakan dengan kondisi rupiah, harusnya Indonesia juga bisa meningkatkan nilai ekspor. Namun sayangnya, Indonesia belum dapat memanfaatkan momentum tersebut secara optimal, karena jumlah impor Indonesia lebih banyak dari pada jumlah ekspor,” ujar anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik itu. Ia juga menambahkan bahwa penyebab dari fluktuasi Rupiah ada dua yakni internal dan eksternal. Faktor eksternal di antaranya jumlah dollar yang berkurang sedangkan permintaan terhadap dollar itu konstan bahkan cenderung

berkurang. Dan nilai rupiah semakin melemah,” katanya. Selain itu Tafdil juga menambahkan kondisi perlambatan ekonomi yang dialami Indonesia sama halnya dirasakan oleh Amerika Serikat dan China. Permasalahan ekonomi yang terjadi di Amerika disebabkan karena keinginan untuk menaikkan suku bunga, sedangkan China mengalami perlambatan ekonomi karena kecenderungan mengekspor barang dan Indonesia lebih banyak mengimpor barang. Rupiah Terdepresiasi, Pelaku Usaha Terpukul Menurut Abdul Khaliq, nilai tukar rupiah yang kian anjlok beberapa waktu terakhir ini dinilai tidak akan berdampak secara langsung kepada masyarakat biasa. “Dampak langsung akan dirasakan oleh orang yang berhubungan langsung dengan hal tersebut, seperti importir atau barangbarang yang kita gunakan bahannya dari

Kurangi Impor Barang Saat ditanya mengenai apa yang harus Indonesia lakukan untuk menyelamatkan rupiah, Khaliq mengatakan fundamental ekonomi harus kuat. “Daya beli masyarakat menengah ke bawah harus ditingkatkan. Artinya pendapatan masyarakat harus ditambah atau inflasinya ditekan. Karena tidak masalah jika harga naik, tapi pendapatannya juga ikut naik, maka daya beli tetap kuat,” terangnya. Selain itu sebagai pakar ekonomi, Tafdil memberikan solusi yang dapat dilakukan agar kondisi perekonomian Indonesia menjadi stabil. Pertama, dengan mempercepat alokasi anggaran. Kedua, membuat kebijakan-kebijakan yang akan

“Pemerintah bekerja sama dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat paket kebijakan demi menguatkan koordinasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan menjaga inflasi” Puji Atmoko Kepala Bank Indonesia Cabang Padang luar. Tetapi untuk pendapatan dan belanja dalam rupiah, itu tidak masalah,” ujar dosen Ekonomi Moneter dan Perdagangan Internasional tersebut. Pedagang di Kota Padang pun mengaku merasakan dampak melemahnya nilai tukar rupiah. Salah satunya adalah pedagang elektronik. Ika putra, Sales and Marketing PT Sharp Electronics Indonesia Cabang Padang merasakan pengaruh yang cukup besar. “Penjualan di toko kami menjadi sepi dan konsumen tidak tertarik dengan pembelian elektronik. Harga barang menjadi mahal sehingga daya beli konsumen berkurang,” katanya. Hal yang sama juga dirasakan oleh

Foto: Ist meningkat. Faktor lainnya yaitu devaluasi mata uang China, Yuan yang turut menyeret nilai mata uang Negara asia lainnya, seperti ringgit Malaysia dan rupiah yang menyentuh titik terendah sejak 17 tahun lalu. “Faktor internal dapat kita lihat terhadap penyebaran barang-barang impor yang ada di Indonesia. Handphone (HP) misalnya. Importir mendapatkan HP tersebut menggunakan dollar. Semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, maka dollar yang ke luar dari Indonesia semakin banyak. Sehingga jumlah dollar di Indonesia semakin

Mahasiswa pun menurut Ikhwan tidak begitu merasakan dampak dari melemahnya nilai tukar Rupiah. “Kecuali mahasiswa baru yang mungkin membutuhkan barang elektronik untuk keperluan kuliah seperti laptop,” katanya.

Mas Ayu Neng, pemilik Toko Mas H. Kamili.di pasar raya. “Saat nilai rupiah normal biasanya dalam sehari mencapai sepuluh pembeli yang datang ke toko kami namun saat ini sangat sepi bahkan tidak ada pembeli dalam sehari,” ujarnya. Di sisi lain, Puji mengatakan perlambatan ekonomi ini tidak memiliki dampak serius terhadap Sumatera Barat. “Sumbar tidak memiliki industri yang besar. Sumbar lebih fokus mengandalkan industri perumahan. Hal inilah yang tidak berdampak kepada tenaga kerja industri perumahan. Tidak banyak pegawai yang mengalami PHK (Pemuntusan Hubungan Kerja) di Sumbar,” tambahnya.

Foto: Ist

menghambat kebijakan bisnis. Ketiga, dengan menumbuhkan sikap optimis. “Ketiga solusi tersebut dapat menjadi pilihan alternatif dalam menstabilkan kondisi perekonomian Indonesia,” kata Tafdil. Sisi yang lain, menurut Ikhwan masyarakat Indonesia harus mengurangi penggunaan barang impor. “Jika tidak bisa menambah dollar, jangan sampai dollar yang sudah ada di dalam negeri pergi ke luar. Salah satu caranya dengan menekan penggunaan barang impor seperti handphone , baju impor, tas, dan sebagainya. Jangan jadi manusia merk. Manusia yang jadi merk-an pabrik. Kita harus menghargai produk dalam negeri.” ujarnya. Selain itu, Abdul Khaliq menambahkan kebijakan ekonomi yang sudah dicetuskan hendaknya dapat berjalan optimal sehingga dapat membuat perekonomian Indonesia lebih bergairah. “Bagaimana pun kita harus tetap optimis dengan kebijakan yang telah dicetuskan. Karena suatu kebijakan tentunya sudah dipikirkan secara matang oleh pembuat kebijakan,” tuturnya. Keadaan ekonomi Indonesia yang mengalami perlambatan jelas menjadi lampu kuning bagi Indonesia. Pemerintah telah mengeluarkan “jurus” paket kebijakan tahap I September ini. Hingga berita ini diturunkan, paket kebijakan tak mampu membendung pelemahan nilai Rupiah, per 28 September Rupiah berada di angka Rp14.665,00. Tentu, kita tidak ingin Rupiah terus “melaju” hingga menembus Rp15.000,00. Sebagai mahasiswa, tidak banyak peran yang bisa diambil. Tidak berarti pula kita hanya berpangku tangan melihat kondisi ekonomi yang lagi “payah”. Mengurangi pembelian barang-barang impor serta mencintai produk dalam negeri merupakan sedikit dari langkah kecil yang bisa dilakukan mahasiswa membantu pemerintah dalam penyelamatan nilai rupiah. Laporan: Arif, Fika, Fitri, Lizsa, Peri, Teja


Polling Laput Genta Edisi LX

P

ada 21 November 2011, Prof. Dr. Werry Darta Taifur, S.E, M.A dilantik sebagai Rektor Unand untuk periode 2011-2015,Werry dilantik langsung oleh Menteri Pendidikan Indonesia Mohammad Nuh menggantikan rektor sebelumnya, Musliar Kasim yang diangkat sebagai Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia pada Oktober 2011. Sebelum menjadi rektor, Werry bertugas sebagai Pembantu Rektor II Unand dan pernah menjadi Sekretaris Pusat Studi Kependudukan Unand. Dengan akan berakhirnya masa pengabdian Werry sebagai Rektor Unand maka diselenggarakan kembali pemilihan Rektor yang dimulai pada tanggal 29 Juli 2015. Werry menang berturut-turut di tingkat universitas namun pada Pemilihan Rektor 27 Agustus 2015 , Tafdil Husni (Dekan Fakultas Ekonomi) berhasil meraih 51 suara , disusul Werry Darta Taifur dengan perolehan 40 suara, dan Masrul (Dekan Fakultas Kedokteran) dengan 21 suara. Kemenangan Tafdil Husni ini berdasarkan hasil perhitungan suara di tingkat Menteri Riset dan Pendidikan serta senat dosen. Selama empat tahun memimpin Unand, banyak pencapaian yang telah dilakukannya demi membuat Unand lebih maju, antara lain Unand mendapatkan akreditasi A, peringkat keempat UI Green Metric, dan berbagai prestasi lainnya. Selain itu, pasti ada permasalahan yang ditemukan selama masa kepemimpinannya, seperti keamanan kampus yang masih belum bisa teratasi dengan baik sebab masih banyak kemalingan di area kampus. Hal ini menjadi latar belakang Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Genta Andalas untuk melakukan survei mengenai kinerja rektor. Survei ini menggunakan metode random sampling dengan pemilihan responden secara accidental.

Sumber: Litbang Genta Andalas; Grafis: Produksi

UU ITE, “Kebebasan Berekspresi yang Dibatasi”

U

U nomor 11 tahun 28 tentang Informasi dan Transaksi elektronik (ITE) sudah tujuh tahun mewarnai peraturan yang ada di Indonesia. UU ini pun kerap mengalami kritikan dan disebut sebagai UU “karet” yang terus memakan korban karena memuat soal pencemaran nama baik di dunia maya. Pasalnya, hampir lebih dari 74 kasus di Indonesia adalah terjerat dengan UU ITE pasal 27 ayat (3), yang berbunyi “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak medistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi Elektronik dan/atau Dokument Elektronik

Sumber: Litbang Genta Andalas; Grafis: Produksi

yang memiliki muatan penghinaan dan/ atau pencemaran nama baik”. Pasal tersebut menjadi salah satu momok di kalangan masyarakat awam yang tidak mengetahui sepenuhnya keberadaan dan ancaman yang terdapat pada pasal tersebut. Faktanya, tidak semua lapisan masyarakat mengetahui keberadaan dari UU ITE ini. Hal ini sangat memprihatinkan karena UU tersebut dapat ditimpakan kepada siapa saja yang melanggar. Kebiasaan masyarakat kita adalah dengan tanpa segaja atau tidak menpublis kritikannya melalui media sosial yag mereka miliki (Blog, Twitter, Facebook, dll).

Namun, hari ini masyarakat harus lebih berhati hati. Jika saja pihak yang ia berikan kritikan tidak menerima dan dapat saja melaporkan dengan alat UU ITE pasal 27 ayat (3) ini. Melihat fenomena yang terjadi, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Genta Andalas tertarik untuk melakukan survei kepada mahasiswa. Karena kami menyadari bahwa mahasiswa memiliki jiwa kritis dan peka terhadap segala sesuatu yang menjadi isu di lingkungannya. Akan tetapi setiap kritikan yang diberikan tidak semuanya mempelajari kaedah penyampaian yang benar. Sehingga, tidak menutup kemungkinan untuk UU ITE pasal 27 ayat (3) ini nantinya akan menjerat mereka. Didasarkan hal diatas maka, isu ini dijadikan survei, terhadap 204 mahasiswa Unand. Polling disebar meggunakan metode Simple Random Sampling dengan responden dipilih secar accidental. Berdasarkan hasil survei, didapatkan data sebanyak 29,41 % mahasiswa yang mengetahui keberadaan UU ITE. Dan persentase yang sangat tinggi dari total mahasiswa yaitu 65,68 % mengakui, tidak mengetahui keberdaan dan kebijakan yang disebabkan oleh UU ITE pasal 27 ayat (3) yang memuat soal nama baik ini. Dari total mahasiswa yang mengetahui tersebut, hanya 6,86 % mahasiswa yang mengetahui keempat Pasal yang menjadi bagian dari UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) ini. Persentase yang cukup tinggi yaitu sebanyak 89, 71 % tidak mengetahui keempat pasal tersebut.

Meskipun UU ITE Pasal 27 ayat (3) belum tenar di kalangan mahasiswa, sebanyak 74,02 % menyatakan setuju jika UU ITE tersebut di berlakukan di Indonesia. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkonminfo) Rudiantara yang menyebutkan bahwa UU ITE tidak mungkin untuk dihapuskan karena masyarakat nantinya tidak mengenal lagi efek jera dan berlaku semaunya (Sumber:Liputan Indonesia.go.id). Dan sebanyak 13,73 % tidak menyetujui adanya UU ini atau dengan kata lain mahasiswa tersebut ingin UU ini dihapuskan karena menurut mereka setiap masyarakat diberikan kebebasan dalam manyampaikan pendapat dan merupakan HAM itu sendiri. Berdasarkan kemungkinan yang terlihat bahwa UU tersebut tetap akan ada, namun tidak menutup kemungkinan dilakukan evaluasi agar penerapnnya lebih baik. Maka sebanyak 68, 13 % mahasiswa berharap bahwa adanya sosialisasi yang menyeluruh dan jelas kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga nantinya tidak adalagi masyarakat yang tidak mengetahuinya. Dan sebanyak 8,35 % mahasiswa berpendapat bahwa penerapan yang mejauhkan praktek yang menguntungkan terhadap suatu kelompok. Dari survei dapat disimpulkan bahwa kalangan mahasiswa tidak sepenuhnya mengetahui keberadaan UU ITE dan ancaman yang mungkin saja dapat menjerat mereka. Namun, hal ini tidak menjadikan mereka semerta-merta ingin UU ITE tersebut dihapuskan karen persentase yang tinggi dari jumlah responden menyetujui adanya UU ITE.


Mahasiswi Unand Juara I Putri Hijab Indonesia

K

ompetisi Putri Hijab Indonesia 2015 yang berlangsung sejak 17 Mei lalu menjadikan Yuliana Ristantia sebagai pemenang. Mahasiswi Universitas Andalas ini mengalahkan finalis asal Surabaya, Sarah Jihan. Sebagai juara pertama, Tanti membawa pulang uang tunai Rp10 juta dan tiket ibadah umrah gratis. Saat diwawancarai melalui telepon, gadis yang akrab disapa Tanti ini mengaku tertarik mengikuti kompetisi Putri Hijab karena niatnya untuk membuktikan bahwa dengan berhijab tidak tertutup kemungkinan seorang wanita berkompetisi di bidang modeling. “Banyak kompetisi di luar sana nemun membatasi wanita untuk berhijab. Namun saya memilih Putri Hijab karena tujuan utama saya untuk mensyiarkan agama Islam,” kata mahasiswi Fakultas Farmasi Unand ini, Kamis (3/8).

Lebih lanjut, Tanti masih tidak menyangka namanya keluar menjadi juara pada Malam Grand Final Putri Hijab Indonesia 2015 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat, Minggu (31/8). Tanti mengaku bangga mewakili Kota Padang, khususnya membawa nama baik Unand ke tingkat nasional. “Terharu sekali, karena sebagai salah satu mahasiswa dapat mengambil andil untuk ikut serta membawa nama baik Unand dan menjadi wakil Unand. Setelah acara ini dipublikasikan, saya selalu membawa nama Unand pada wawancara di beberapa media lokal maupun nasional,” aku mahasiswi angkatan 2012 ini. Dengan terpilihnya Tanti menjadi juara Putri Hijab 2015 mewakili Kota Padang, Nurul Fadillah Zahari, salah satu mahasiswa Unand berpesan agar Tanti tidak melalaikan tugasnya sebagai mahasiswa. “Setelah memenangkan kompetisi ini diharapkan Tanti bisa fokus dan menjalani

Pidato Terakhir Dies Natalis, Werry Terharu

kuliah sebaik mungkin, agar tidak keteteran, terlebih lagi latar belakangnya sebagai mahasiswa eksak,” ujar mahasiswi angkatan 2013 ini. Terakhir Tanti berpesan kepada mahasiswa Unand khususnya, agar mengikuti langkahnya membawa nama baik Unand dalam even nasional. “Semoga mahasiswa Unand ini bisa termotivasi lebih dan menjadi pedoman untuk memulai langkah untuk mencapai tujuan, yaitu membanggakan Unand. Tidak tertutup kemungkinan bagi siapapun, karena pada kompetisi ini saya dihadapkan dengan saingan yang banyak dan prestasi serta bakat yang luar biasa,” tutupnya. Giva

MOMEN LANGKA: Dalam penyampaian pidato terakhirnya, Werry terharu dihadapan peserta sidang.

U

nivesitas Andalas (Unand) mengadakan Sidang Terbuka Dies Natalis ke-59 Unand. Sidang yang bertema “Meningkatkan Kerjasama untuk Kemajuan Universitas Andalas” ini dibuka langsung oleh Rektor Unand periode 2011-2015, Werry Darta Taifur di Convention Hall (CH) Unand, Senin (14/ 9). Pada Dies Natalis kali ini, Dr. Eng. Rendy Thamrin, S.T., M.T., dosen Teknik Sipil Unand berkesempatan menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai sarana laboratorium untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian. Dalam penyampaiannya, Rendy menjelaskan Sumatera Barat sebagai daerah yang sering dilanda gempa sudah selayaknya Unand menjadi pionir dalam penelitianpenelitian yang terkait dengan bidang rehabilitasi dan rekonstruksi dari struktur gedung. Dalam pidato dan laporan rektor pada Dies Natalis, Werry menyampaikan saat ia menjabat sebagai rektor Unand pada periode 2011-2015. “Saya ingin menegaskan bahwa dalam menjalankan tugas sebagai rektor, saya konsisten mengikuti road map Unand

menuju universitas terkemuka dan bermartabat sesuai ketetapan bersama pada tahun 2009,” jelasnya. Tidak hanya itu, dalam pidato dan laporan rektor ini Werry juga menyampaikan pencapaian-pencapaian yang telah diraihnya selama menjabat. “Alhamdulillah berkat kerja keras pimpinan, dosen dan semua pihak, Unand sudah banyak kemajuan yang pesat, yaitu dikeluarkannya OTK pada 2012 dan statuta baru Unand semenjak 2013. Inilah yang mempercepat pembangunan pengembangan kampus ini,” ujarnya. Pada menit-menit terakhir penyampaian pidato, tiba-tiba suara Werry tercekat. Suasana haru melingkupi Gedung CH saat itu. Beberepa kali suara Werry sempat tertahan. Dengan haru Werry mengungkapkan kata maaf dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantunya mengemban jabatan selaku rektor Unand. Ia berpesan Unand harus berlari lebih cepat lagi agar tidak tertinggal dari universitas lain. Untuk memberikan lebih dari kewajiban, dan untuk menerima kurang dari hak-hak yang harus diperoleh. Anes, Putri

BUAT KEJUTAN: Yuliana Ristantia berhasil merebut gelar juara pertama dalam Putri Hijab Indonesia.

Stok BBM Tak Memadai, Aktivitas di Perpustakaan Unand Terganggu

U

Foto: Ist

Foto: Ist

niversitas Andalas (Unand) masih digandrungi kegelisahan terkait pemadaman listrik bergilir selama beberapa minggu yang mengakibatkan aktivitas perkuliahan terganggu. Salah satu dampaknya dirasakan oleh pengunjung Perpustakaan Pusat Unand. Hal ini berkaitan dengan acara kampus yang sering diadakan di gedung tersebut. Mengantisipasi padamnya listrik di perpustakaan, Unand menyediakan genset agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar. Namun semenjak beberapa minggu lalu, perpustakaan tidak bisa menjalankan kegiatan dan genset tidak bisa digunakan. Menganggapi hal tersebut, Syafiardi, penanggung jawab sementara Kepala Perpustakaan mengungkapkan penyebabnya. “ Genset khusus untuk perpus tersedia. Biasanya kalau lampu mati,genset langsung hidup otomatis. Namun akhir-akhir ini Bahan Bakar Minyak (BBM) habis, jadi genset tidak dapat digunakan,” ungkapnya. Genset untuk gedung perpustakaan hanya tersedia dua buah, yaitu untuk ruangan Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan

komunikasi (LPTIK) dan area dalam perpustakaan. Ia menambahkan untuk satu genset yang besar cukup untuk perpustakaan saja. “Satu genset cukup untuk semua titik di perpus, maka tidak perlu ada tambahan. Hanya saja kendala terletak pada penambahan pemasok BBM saja. Solusinya kami akan mengusulkannya ke pihak rektorat,” imbuhnya. Lebih lanjut Syafiardi mengatakan untuk antisipasi mati lampu, maka stok BBM genset harus ditambah. “Permasalahannya hanya pada BBM saja, kalau BBM cukup maka lampu disini akan hidup terus,” ujar Kasubag Umum Perpustakaan ini. Terkait masalah yang terjadi, Muhammad Akhirrudin, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik merasa kecewa dengan pihak kampus, karena menurutnya alasan BBM habis merupakan hal yang konyol. Ia juga berharap pihak kampus menyediakan stok BBM yang cukup. “Supaya jika mati lampu lagi, genset bisa digunakan. Sehingga tidak mengganggu kegiatan mahasiswa,” kata mahasiswa angkatan 2013 ini. Giva, Hisna

Dok. Genta TAMPAK SEPI: Salah satu tempat membaca di Perpustakaan Unand terlihat sepi karena mati lampu.


Lama Tak terdengar, GNNT Masih Terus Jalan

RRI PRO 2 PADANG Gelar Talkshow Goes to Campus

B

ertempat di gazebo Fakultas pemerintah,” ujar WD III FH ini. Hukum (FH) Unand, RRI PRO Lain lagi dengan Charles 2 Padang menggelar dialog Simabura, Akademisi Anti Korupsi ini interaktif Talkshow Goes to Campus, menjelaskan mahasiswa dapat Selasa (22/9). Mengambil tema menyuarakan gerakan anti korupsi “Bersama Membangun Sikap Kritis mulai dari lingkungannya dan melalui Mahasiswa dalam Gerakan Anti forum diskusi. “Mahasiswa yang Korupsi”, acara ini turut dihadiri oleh sudah mengetahui bahaya korupsi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) harus terlibat dalam penolakan Padang, Komisi Informasi Sumatera terhadap korupsi tersebut. Tidak Barat (Sumbar), Wakil Dekan (WD) melulu dengan berdemo melainkan III FH, akademisi anti korupsi, dan dengan tindakan yang tidak Lembaga Advokat Mahasiswa dan mengandung perilaku korupsi,” kata Foto: Risesa Charles. Pengkajian Kemasyarakatan (LAMPK) FH Unand. Selain tindakan kritis dari Saat ini kasus korupsi sudah SERIUS: Salah satu pemateri sedang mahasiswa, langkah awal merajalela dan perlu ditangani dengan memberikan materi tentang gerakan anti meminimalisir korupsi dapat berupa serius. Budaya korupsi dapat berasal korupsi kepada peserta talkshow. transparansi dalam berbagai hal. Hal dari berbagai lini, dimensi, dan berupa tersebut sesuai dengan yang perilaku korupsi lainnya. Berlandaskan disampaikan Syamsurizal, Komisi Informasi Azmi Fendri menuturkan korupsi Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun merupakan kejahatan luar biasa yang harus Sumbar. “Pengaruh transparansi sangatlah 1999 dan UU Nomor 20 tahun 2001 dijauhkan dari pikiran dan diberantas penting, harus dari hulu hingga hilir dari tentang Pemberantasan Tindak Pidana dengan cara yang luar biasa. “Saya kebijakan yang diambil oleh Korupsi, pelaku tindak korupsi akan berharap mahasiswa mempunyai tindakan penyelenggara pemerintahan,” dijatuhi hukuman sesuai UU yang berlaku. kritis terhadap kebijakan yang diambil oleh tuturnya. Risesa, Tika

Pembangunan Asrama Ditargetkan Rampung Tahun Depan

Foto: Dok.Genta DIKEBUT: proses pembangunan asrama Unand terus dipercepat agar selesai akhir tahun ini.

U

niversitas Andalas (Unand) mendapatkan bantuan tambahan pembangunan asrama dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (RI) sejak akhir tahun 2014 lalu. Dengan adanya penambahan satu unit asrama yang ditargetkan rampung akhir

tahun 2016 ini, pihak kampus berencana akan menampung seluruh Mahasiswa Baru (Maba) dengan kisaran lima ribu orang setiap tahunnya. Terkait penyelesaian pembangunan asrama tersebut, Fajri Usman, Ketua Pengelola Asrama mengatakan akan ada pembangunan satu

unit asrama lainnya setelah asrama ini diselesaikan. “Setelah pembangunan asrama dari Kementerian PU selesai, akan dilanjutkan dengan pembangunan satu buah asrama lagi dari menteri perumahan rakyat,” jelas Fajri saat ditemui di Kantor Pengelola Asrama. Lebih lanjut, Fajri mengatakan perlu waktu yang lama untuk menyelesaikan asrama demi meminimalisasi terjadinya kecerobohan. “Asrama yang sedang dibangun ini terdiri dari lima lantai. Oleh karena itu, memang dibutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya agar tidak terjadi kecerobohan dalam pembangunan,” imbuhnya. Mengenai usaha dan kendala dalam pembangunan asrama, Usep, Mandor dalam pembangunan asrama menuturkan usaha serta kendala dalam menyelesaikan pembangunan yang sudah berlangsung kurang lebih enam bulan ini. “Kami para pekerja sudah memberikan usaha yang maksimal agar pembangunan asrama cepat selesai. Kendala yang kami hadapi di awal pengerjaannya terkait jumlah pekerja yang minim. Sehingga kami baru bisa maksimal dua bulan belakangan ini. Akan tetapi, saat ini sudah banyak pekerja yaitu sekitar enam puluh orang,” tutup Usep, (16/9). Rizka, Tio

PUSaKO Datangkan Ahli Hukum Bahas Standarisasi Lembaga Indonesia

D

alam rangkaian Konferensi Nasional Hukum Tata Negara ke2, Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum (FH) Universitas Andalas (Unand) mengadakan seminar dengan tema “Pengisian Jabatan Pimpinan Lembaga/Komisi Negara Independen”. Seminar yang berlangsung di Convention Hall Unand, Jumat (11/9) tersebut menghadirkan ahli hukum ternama sebagai pemateri. Salah satunya Zainal Arifin Mochtar, Direktur Pusat Studi Kajian Anti Korupsi (PUKAT) FH UGM. Menurut Zainal, teori lembaga negara independen di Indonesia hampir tidak ada. Bahkan lembaga negara seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Komisi Pemilihan Umum (KPU),

Ombudsman, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan lembaga independen lainnya. “Lembaga negara lahir sebagai pengembangan dari Trias Politica Montesquieu . Sehingga Indonesia mempunyai empat lembaga negara, eksekutif, legislatif, yudikatif, dan ditambah lembaga independen,” jelasnya. Lebih lanjut Zainal mengungkapkan, lembaga negara di Indonesia tidak mempunyai dasar yang kuat dan terkesan main-main. Selain itu, lembaga negara di Indonesia tidak mempunyai cetak biru atau catatan sejarah yang jelas. “Lembaga negara ini dari mana dasar pengambilan namanya? Kenapa KPK namanya komisi? Kenapa OJK namanya otoritas? Kenapa Ombudsman namanya

Ombudsman?,” katanya. Zainal menambahkan prosedur dari pembentukan struktur lembaga negara Indonesia dipilih oleh tim pansel, lalu dilakukan fit and proper test . “Tapi masa di fit and proper test ada pertanyaan ‘Kenapa Anda botak?’ Sejak kapan urusan rambut seseorang dikaitkan dengan kepatutannya untuk menjalankan lembaga negara?” terang Zainal yang membuat peserta seminar tertawa. Riawan Tjandra, salah seorang peserta seminar pada konferensi tersebut memberikan apresiasinya. “Acara ini sangat bagus. Tidak ada yang bisa mengimbangi konferensi acara yang diadakan PUSaKO ini,” ujar peserta dari Universitas Atmajaya Yogyakarta tersebut. Risesa, Zikra

Foto:Ist

S

etahun yang lalu, Bank Indonesia (BI) menggagas Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang bertujuan memberikan kemudahan bagi penggunanya dalam melakukan transaksi barang, makanan, dan lainnya. Namun setelah sempat mendapat antusias luar biasa dari warga Universitas Andalas (Unand) tahun lalu, perlahan GNNT mulai terlupakan karena tidak ada kabar kelanjutannya. Menanggapi hal tersebut, Puji Atmoko, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) mengatakan GNNT masih tetap berjalan hingga sekarang. Hingga kini, dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik karena tidak semua mahasiswa yang menggunakannya.”Menurut saya, mindset mahasiswa saja yang harus diluruskan. Kalau mindset-nya transaksi non tunai ini mempersulit, otomatis GNNT ini tidak akan bisa terealisasi dengan baik,” jelasnya saat ditemui Kamis, (17/9). Arifdho Yanata, Mahasiswa Teknik Industri ini mengatakan sampai saat ini ia belum ingin menggunakan transaksi non tunai. Sebab tidak terlalu paham keuntungan yang akan didapatkannya. “Saat ini saya belum pernah melakukan traksaksi secara non tunai. Teman-teman saya juga tidak ada menggunakan transaksi non tunai yang digagas oleh BI ini,” ujar mahasiswa angkatan 2012 ini. Ridho juga menambahkan perlunya dilakukan sosialisasi kembali kepada mahasiswa agar tujuan GNNT bisa terealisasi dengan baik. Sependapat dengan Ridho, Riyoga Perisca menuturkan kalau dirinya tidak menggunakan transaksi non tunai. Yoga beralasan faktor lingkungan tidak mendukung untuk menggunakan transaksi non tunai. “Sebenarnya mau. Tapi karena teman jurusan tidak banyak yang menggunakannya, makanya sayanggak menggunakan transaksi non tunai,” bilang mahasiswa Jurusan Kimia ini. Puji juga berharap masyarakat Sumbar bisa terbuka untuk menggunakan uang non tunai. Sebab banyak keuntungan yang bisa didapatkan penggunanya. “Uang non tunai itu praktis, efisien, dan bisa memberikan rasa nyaman. Keuntungan lain adalah dapat mencegah uang palsu dan mencegah suap,” tutupnya. Arif


Pembangunan Infrastruktur Unand di Tahun 2015

Foto: Dhanty Foto: Dhanty

MENAWAN: Pekerja bangunan sedang mengerjakan plank baru Universitas Andalas.

TAMPAK MEGAH: Bangunan rumah sakit Unand memasuki tahap akhir penyelesaian.

Foto: Dhanty Foto: Dhanty

ASRAMA BARU: Sebuah alat berat sedang bekerja di depan asrama baru Unand.

RENOVASI MESJID: Kerangka Masjid Nurul Ilmi sudah terlihat setelah dilakukan renovasi.

Foto: Dhanty Foto: Dhanty

MENARIK PERHATIAN: Akses baru menuju Masjid Nurul Ilmi tampak indah.

JALAN BARU: Jalur alternatif dibuat untuk mempermudah orang dari masjid menuju asrama Unand.


Rumah Shodaqoh Tsamaniyyah, Sedekah dengan Prinsip Menabung

H

edonisme. Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui makna dari kata tersebut, tetapi sering melakukannya. Salah satu ciri hedonisme dapat dilihat dari keseharian masyarakat yang cenderung mendewakan uang (sifat materialistik). Uang dikumpulkan untuk memenuhi hasrat duniawi, sehingga lupa sejatinya hakikat memberi. Dilatarbelakangi hal tersebut, membuat M. Habibi Adi Cipto, mahasiswa Jurusan Ilmu Ekonomi, Universitas Andalas, tergerak untuk mendirikan Rumah Shodaqah Tsamaniyyah (RST). Menurutnya, dewasa ini, masyarakat terutama mahasiswa terlalu konsumtif dalam membelanjakan uang. Investasi di dunia digembar-gemborkan, sedangkan investasi akhirat diabaikan. Padahal menurut mahasiswa yang meraih Juara II Andalas Youth Islamic Leader Award 2013 tersebut, sedekah yang merupakan investasi langsung ke Tuhan ini jelas lebih menguntungkan dari jenis investasi manapun. Habibi menjelaskan, RST sendiri merupakan sebuah lembaga non profit yang menghimpun dana dari para donatur ke delapan asnaf yakni fakir, miskin, amil , mualaf, gharim, fisabilillah dan ibnu sabil. “Makanya diberi nama tsamaniyah yang berarti delapan,” terang Habibi yang ditemui di Perpustakaan Ilmu Ekonomi, Rabu (29/8). RST resmi didirikan pada tanggal 28 Juli 2015, dan beralamat kantor di jalan Dr. Sutomo No. 53B kel. Simpang Haru kec. Padang Tmur . Mahasiswa kelahiran Jambi, 22 tahun silam tersebut menjelaskan, perbedaan RST dengan lembaga lainnya yaitu dari segi penyaluran. Jika lembaga

tersebut.

Foto: Dok. Rumah Shodaqoh Tsamaniyyah

PROGRAM: Penyemblihan hewan qurban, merupakan salah satu program Rumah Shodaqoh Tsamaniyyah. lain cenderung lebih fokus kepada fakir, miskin dan anak yatim, maka RST penyalurannya lebih luas yakni ke delapan asnaf. Hal ini dimaksudkan agar RST punya ciri khas dibanding lembaga lain yang serupa. Hingga saat ini, pengurus RST ada sebanyak tiga belas orang yang tersebar di beberapa kampus di Kota Padang. “Delapan orang mahasiswa Unand, tiga orang dari UNP dan 2 orang dari STMIK Indonesia,” ujar duta pariwisata Padang 2013 tersebut. Meskipun tergolong masih baru, RST sudah mendapatkan kepercayaan dari donatur yang berdonasi di lembaga ini. Terbukti, hingga akhir Agustus ini RST berhasil menghimpun donasi sebanyak Rp3.800.000,00. “Alhamdulillah, sudah ada kepercayaan dari masyarakat, padahal kita baru melakukan publikasi lewat media sosial saja. Belum ada spanduk, mapupun publikasi besar lainnya,” jelas delegasi

Sumbar, National Future Educator Conference di Jakarta pada tahun 2014 tersebut. Untuk penyaluran sedekah RST masih terbatas di enam kabupaten/kota yang ada di Sumbar, yakni Padang, Padang Pariaman, Payakumbuh, Agam, Bukittinggi. Penyaluran akan dilaksanakan pada tanggal 14 September. Ada enam belas orang dari delapan asnaf yang menerima sedekah dari RST. “Untuk penyaluran, kita memang terjun langsung, tanpa perantara,” ujar Habibi. Metode pencarian siapa yang berhak menerima sedekah dari RST terbilang unik. Di mana, para pengurus RST mencari data penduduk melalui RT/RW setempat. Setelah mandapat kriteria yang cocok, maka pemberian sedekah diberikan langsung ke rumah “target” tanpa pemberitahuan lebih dulu. “Mereka akan kita beri surprise, “ ujar pria berkacamata

Untuk pengumpulan sedekah, para calon donatur dapat mengirimkan donasinya ke rekening Bank Syariah Mandiri atas nama Rumah Shodaqoh Tsamaniyyah. Setelah pengiriman donasi, konfirmasi dapat dilakukan lewat sms ke no 0852-6445-4240 (pria) dan 0813-19440078 (wanita). Di RST, jenis donasi terbagi dua, yaitu donasi tetap dan donasi tidak tetap. Donasi tetap meliputi donasi yang diberikan donatur tiap bulannya. Ada pilihan sedekah yang bisa dipilih untuk menjadi donatur tetap di RST. Dari yang Rp100 ribu per bulan, Rp50 ribu per bulan hingga Rp10 ribu per bulan. “Pilihan diberikan agar tidak memberatkan para donatur. Sehingga mereka tetap bisa continue dalam bersedekah tiap bulannya. Ya, layaknya kita menabung. Untuk donasi tidak tetap meliputi barang dan qurban,” terang mahasiswa yang tengah menggarap skripsinya tersebut. Habibi berharap ke depannya, RST lebih berkembang lagi menjadi lembaga penyaluran sedekah yang profesional dan menjadi NGO (Non Goverment Organization) yang besar di Indonesia, khususnya Sumatera Barat. Di akhir wawancara dengan Genta Andalas, Habibi menyampaikan dengan bersedekah kita telah memulai sebuah langkah untuk kebaikan, meskipun sedekah tersebut tergolong kecil. “Kebaikan itu tak berhenti pada suatu tempat, tapi akan mengalir bagaikan air. Dari satu orang, kebaikan akan mengalir ke orang lainnya, pada akhirnya akan tersebar ke seluruh kehidupan, “ ujar pemuda asal Pariaman tersebut mengakhiri. Anes


Tipologi Pertemanan Oleh: Donny Syofyan*

S

aya nyaris menduga bahwa semua orang adalah teman; ketika mereka saling menolong dan menyokong; ketika mereka saling membuka rahasia hati sesamanya, ketika mereka saling menceritakan kebenaran walaupun pahit; ketika seseorang berlari tak dikenal mencari bantuan untuk orang lain tanpa diminta. Saya hampir menyangka bahwa seorang teman adalah teman sepanjang waktu, teman sepenuhnya. Namun, itu adalah pandangan yang picik. Nyatanya, setiap pertemanan bekerja pada berbagai level intensitas, berjalan pada fungsi-fungsi yang berbeda, memenuhi kebutuhan yang berbeda. Dengan kata lain, macam pertemanan amat luas. Ia berkisar dari teman sehati-sejiwa hingga kawan bermain yang paling cuek sekalipun. Dengan mengadopsi kategorisasi Judith Viorst, seorang humoris popular dan editor buku Redbook, saya mengemukakan sejumlah tipologi pertemanan. Pertama, teman sewaktu-waktu (convenience friends). Ia adalah teman tanpa alasan yang khas: tetangga sebelah rumah, kenalan di tempat pemandian mobil, ibu dari teman paling akrab anak Anda, atau ibu-ibu ketika Anda menikmati juice dan kue-kue setiap minggu di taman bermain anak-anak. Teman sewaktu-waktu semata-mata terkait dengan waktu. Ia meminjam perabot makannya ketika Anda menyelenggarakan pesta; membawa anak Anda menonton sepak bola dengan mobilnya ketika Anda sakit; mengantarkan Anda menjemput mobil di bengkel, atau merawat kucing kesayangan Anda ketika Anda pergi liburan. Sebagaimana Anda melakukan hal yang sama buatnya. Tetapi, Anda tidak pernah terlalu dekat atau bercerita terlalu banyak padanya. Anda tetap mempertahankan wajah publik dan jarak emosional Anda darinya. Anda hanya menuturkan kelebihan berat badan, tapi bukan karena didera depresi; Anda bercerita padanya kalau Anda marah, tapi bukan karena meradang murka; Anda mengungkapkan terjepit

tentang materi yang telah kita pelajari, pulang bersama seusai kursus. Perkaranya, apa yang kami perbuat cuma bekerja bersama (doing together), bukan menjadi bersama (being together). Wulan, seorang rekan wanita, pernah bertutur kepada saya bahwa ia punya teman yang punya hobi pergi shopping; yang memiliki cita rasa tinggi; yang tahu persis di mana untuk membeli apa; dan, lebih penting dari itu semua, yang tahu apa yang mesti dibeli. Wulan tidak punya waktu mengikuti perkembangan terbaru eyeshadow , hemlines, sepatu, bahkan baju kaus. Tapi, semenjak itu (ya ampun!) ia tahu persis model terbaru eyeshadow, hemlines, atau sepatu. Ia mulai risih bila baju kausnya mulai terlihat ketinggalan zaman. Ia sangat senang punya teman dengan hobi suka berbelanja (a shopping friend). Ketiga, teman sejarah (historical friend). Saya ingat seorang teman yang tahu betul bagaimana saya sewaktu kelas dua (sekolah dasar) SD bersama Ibu Endang, sewaktu sama-sama “main lore” di belakang rumah di desa Sukarami, sewaktu keluarga saya harus pindah dari rumah kontrakan yang satu ke kontrakan yang lain, sewaktu bapak tercinta “dirumahkan” selama tujuh bulan, dan sewaktu adik saya Farhan dituduh mencuri dan ditahan polisi walau sukar dibuktikan. Kami saling memahami tekstur hidup masing-masing. Ia selalu memuji sup kol yang dibuat nenek saya setiap Minggu pagi, sebagaimana saya tak akan melupakan kelihaian jari-jemari pamannya seketika bermain piano. Namun, waktu telah bergulir dan kami menjalani hidup yang berbeda. Sekarang, karena persoalan waktu dan tempat, kami hanya punya sedikit persamaan, tapi kami tetap menjadi bagian yang erat dari masa lalu. Hal yang tak jauh berbeda bisa terjadi pada siapapun, termasuk diri Anda. Ketika pergi ke Bukittinggi, Anda akan singgah ke rumah “konco pelangkin” Anda semasa remaja dulu. Yang mengetahui bagaimana rupa gigi Anda di saat masih

Saya percaya bahwa teman terbaik (best friend) saling mencintai, menyokong, dan mempercayai secara total. Dengan teman terbaik, kita mengungkapkan rahasia hati masing-masing, memberikan pertolongan tanpa diminta, dan mengisahkan setiap kebenaran walaupun pahit dan menyakitkan. uang bulan ini, tapi bukan karena mengalami krisis keuangan dewasa ini. Namun demikian, bukan berarti tidak ada nilai-nilai berharga yang dijumpai pada jenis pertemanan ini. Unsur tolong-menolong melekat kuat padanya. Kedua, teman kepentingan khusus ( Special-Interest Friend ). Macam pertemanan ini tidak dekat dan tidak perlu melibatkan anak-anak, alat-alat dapur, binatang peliharaan. Nilainya terletak pada adanya kepentingan yang sama; teman sekantor, teman se-klub latihan Yoga, teman bermain tenis, atau teman dari Asosiasi Advokasi Wanita. Ketika masih mahasiswa, saya punya kenalan yang sama-sama pernah ikut kursus psikologi. Kami sama-sama menikmatinya. Senang rasanya pergi bersama orang yang kita kenal, berdiskusi

pak ai kawat gigi. Yang mendengar bagaimana “gegernya” suara Anda sebelum ikut latihan vokal dengan grup Teater Harakah di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas (FIB Unand). Yang menyaksikan penampilan Anda pertama kali di depan kelas setelah lulus jadi dosen. Dengan kehadirannya, menghampirkan Anda lebih dekat dengan bagian terdepan diri Anda, sebuah bagian paling penting untuk tidak pernah dan akan Anda lupakan. Tidak semua teman yang bisa mengembarakan memorinya kepada itu semua. Keempat, teman persimpangan jalan (crossroad friend). Seperti halnya teman sejarah, teman jenis ini diukur dari derajat signifikansi yang dikandungnya, baik telah atau tengah berlangsung. Mungkin ia adalah teman satu ruangan

dengan Anda di saat kuliah; di saat Anda masih s e b a g a i karyawan muda yang gesit di sebuah kota besar; atau di saat Anda bersama-sama melewati masa kehamilan, kelahiran, dan tahun-tahun mencekam untuk menjadi seorang ibu. Kehadirannya telah membuhulkan ikatan yang kuat, suatu ikatan yang punya potensi raksasa untuk menjadi abadi, meskipun kedekatan hari ini hanya ditandai kartu ucapan Lebaran sekali setahun. Atas hasrat yang sama untuk meraih mimpi yang sama, di sanalah berseminya per-temanan yang kuat. Kelima, teman lintas generasi (cross-generational friend). Teman sejarah dan persimpangan jalan ditandai oleh keinginan untuk memelihara suatu tingkat kedekatan khusus—pasif tapi siap dibangunkan kapan saja. Bisa saja intensitas pertemuan Anda dengan mereka sudah relatif berkurang. Hanya saja, bila Anda sekali berhubungan, sifatnya sangat intens dan pribadi. Ikatan kedekatan serupa juga bisa tersambung kuat pada jenis pertemanan yang lintas generasi, semisal hubungan orang tua dan anak—anak-ibu atau anak-bapak. Gemala punya seorang teman yang sebaya dengan ibunya. “Saya berbagi banyak hal melebihi apa yang saya lakukan pada ibu kandung saya sendiri,” ungkapnya. Wanita itu adalah tempat ia bercerita tentang musik, buku, dan kehidupan. “Yang saya peroleh darinya adalah pengalaman yang amat berharga. Bagi saya, apa yang dialami dan dinikmatinya adalah sebuah perspektif anak muda. Hal ini menjadi kesenangan tersendiri buat kami berdua,” ujar Gema lebih lanjut. Sewaktu di (Sekolah Menengah Umum) SMU, saya berkenalan dengan seorang ibu yang sudah lanjut usia. Ia berumur enam puluh tahun. Ia seorang pekerja keras. Buat saya, ia adalah sosok ibu yang bijaksana, yang tak jemu mendengarkan keluh-kesah saya, yang selalu hadir tatkala saya membutuhkan pertolongan, dan siap siaga membina fluktuasi rohani yang saya alami. Ia adalah figur yang bukan saja menjadi cermin seorang ibu yang ideal, ia bahkan seorang keramat hidup yang inspiratif di tengah ketidakpastian, kejutan, dan resiko hidup. Sebagai anak, kita mendambakan berbagi hati dan rahasia diri. Sebagai ibu atau bapak, kita menyambut tersibaknya hati dan rahasia diri, berwatakkan kearifan demi memenuhi hasrat anak muda yang tengah dan terus mencari. Sungguh macam pertemanan yang indah sekali.

Keenam, ada teman pertengahan (medium friend), teman yang cukup baik (pretty good friend), teman yang sangat baik (very good friend), dan teman yang terbaik (best friend). Jenis pertemanan ini sulit dibedakan tapi bisa dipisahkan. Ukurannya pada tingkat kedekatan. Bila dikerucutkan lagi, semuanya disesuaikan dengan kadar kepedulian yang diberikan. Sebagai misal, bila Anda seorang wanita yang sudah berumah tangga, kepada teman pertengahan (medium friend) Anda hanya bercerita kalau semalam bertengkar dengan suami. Tidak lebih; kepada teman yang cukup baik (pretty good friend), Anda menuturkan bahwa pertengkaran itu membuat Anda sedemikian marah sehingga sampai tidur di depan gudang; kepada teman yang sangat baik (very good friend) dengan terus terang mengungkapkan betapa kemarahan yang dirasakan. Ada hubungannya dengan wanita yang bekerja pada kantor suami Anda dan hanya kepada teman terbaik (best friend) Anda menyibakkan tabir kejadian yang sebenarnya antara suami Anda dan wanita itu sedetail-detailnya. Saya percaya bahwa teman terbaik (best friend) saling mencintai, menyokong, dan mempercayai secara total. Dengan teman terbaik, kita mengungkapkan rahasia hati masingmasing, memberikan pertolongan tanpa diminta, dan mengisahkan setiap kebenaran walaupun pahit dan menyakitkan. Namun, kita—Anda dan saya— tidak harus setuju dengan semuanya. Menoleransi sudut pandang orang lain dan menerima tanpa pertimbangan, termasuk tipologisasi pertemanan di atas. Hanya anak berusia dua belas tahun yang menerima apapun tanpa pertimbangan. Apa yang dikemukakan di atas hanya sekumpulan muara pikir yang pada akhirnya bakal menuju samudra kebenaran yang sangat luas dan dalam. Wa ‘l-Lâh-u a‘lam-u bi ‘lshawâb. *Penulis merupakan Dosen Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Jangan Seperti Atlantis Oleh : Ikhsan Yosarie*

B

enua Atlantis, ya, sebuah nama yang tidak asing lagi bagi kita. negeri yang keberadaannya masih memakai kata Konon untuk penyebutan ceritanya. Negeri Atlantis merupakan peninggalan “Kontroversi” dari seorang Filsuf terkenal Yunani kuno, Plato (427-247 SM). Catatan mengenai Pulau Legendaris ini terdapat dalam dua catatan dialognya, yakni buku Critias dan Timaeus. Diceritakan Atlantis merupakan negeri yang memiliki teknologi melampaui zamannya, diisi bangunan-bangunan tinggi nan megah dan berada di tengah samudera. Masyarakatnya patuh pada aturan, taat beribadat, menjunjung tinggi budi pekerti yang luhur, dan tidak rakus akan harta atau nafsu keduniawian walau negerinya berlimpah emas-permata. Namun, keadaan berubah tatkala Atlantis menjadi negeri Super Power di masanya. Dengan teknologi yang maju, SDM berkualitas, menjadikan mereka lupa diri, sehingga nafsu imperialis muncul untuk menaklukan siapa saja di dunia. Setelah gagal dalam penyerangan ke Athena, konon Atlantis dihukum oleh para Dewa karena ambisi imperialismenya dengan gempa bumi dan banjir yang dahsyat, sehingga Atlantis pun tenggelam akibat bencana dahsyat tersebut.

lahir dan digali dari masyarakat itu sendiri. Dasarnya bukan keyakinan sekelompok orang, namun konsensus atau ciri khas masyarakat, ideologi ini tidak pula diciptakan negara, tapi justru ditemukan dari masyarakat itu sendiri, sehingga ideologi itu adalah milik seluruh rakyat. Namun, Pancasila itu kini hanya tampak bak simbol atau ibaratnya Law of book saja. Hanya simbol, bermarwah pancasila namun tidak Pancasilais. Dalam Sila Pertama, Ketuhanan yang Maha Esa. Ini senada dengan pasal 29 UUD 1945. Setiap orang memiliki hak untuk menjalankan dan mengamalkan agamanya, dengan cara yang beradab dan toleransi. Dengan adanya nilai-nilai sila pertama ini, seharusnya politik dan kehidupan itu mengedepankan sikap moral sebagai representasi hubungan transenden antara Pencipta dengan manusia. Namun, kini seakan-akan nilai dari sila Pertama itu dikalahkan dengan ungkapan Homo Homini Deus (Tuhan sesungguhnya ada dalam diri manusia), sehingga hubungan transenden itu bersifat inheren, tidak keluar. Wajar saja ketika kini marak terjadi prostitusi, korupsi, narkoba yang merajalela. Lanjut pada sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Pada sila ini terdapat istilah kemanusiaan, istilah yang kita kenal merujuk pada “memanusiakan manusia” dengan cara menjunjung tinggi HAM dari setiap manusia. Namun, kini kita malah

miskin dan anak-anak terlantar dipelihara negara. Pada Sila Ketiga, Persatuan Indonesia. Pada film Soekarno, Bung Hatta menanyakan kepada Bung Karno tentang hal apa yang dapat menyatukan Indonesia? Karena, Bung Karno menginginkan Indonesia menjadi Negara Kesatuan. Maka

Namun, kini seakan-akan nilai dari sila Pertama itu dikalahkan dengan ungkapan Homo Homini Deus (Tuhan sesungguhnya ada dalam diri manusia), sehingga hubungan transenden itu bersifat inheren, tidak keluar. Wajar saja ketika kini marak terjadi prostitusi, korupsi, narkoba yang merajalela. Bung Karno dengan yakin menjawab “rasa ketertindasan sebagai bangsa terjajah”. Namun, kini kata-kata itu telah luntur. Sejak lepasnya Timor Leste pada 1999, mulai muncul bibit-bibit perpecahan. Mulai dari GAM, OPM, dan RMS. Artinya, dalam persatuan yang diusung the founding fathers kita, kini telah banyak persatuan yang muncul untuk kemudian adu kuat dengan persatuan lainnya yang padahal masih dalam bingkai NKRI. Persatuan yang mengisyaratkan adanya keberagaman mulai pudar, ikatan kuat oleh Bhinneka Tunggal Ika pun telah mulai longgar. Mungkin itu karna sifat manusia yang Animus Dominandi (manusia itu haus kekuasaan). Negara harusnya dapat mengakomodir keberagaman yang terdapat dalam NKRI tersebut, dan itu telah dilakukan dengan mengejawantakannya ke dalam 4 Pilar kebangsaan; UUD 1945, Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kemudian pada Sila keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Pada kata awal, terdapat kata kerakyatan, yang menjadi dasar dari demokrasi kita. Kedaulatan rakyat menjadi

Sebelas Dua belas Ketika membahas dan membaca tentang atlantis, bagaimana kehidupan dan kehancurannya, seketika saya teringat akan Indonesia, Negeri tercinta. Indonesia juga merupakan Bangsa yang beradab, berbudi pekerti luhur dan kaya akan alamnya. Indonesia memiliki dasar filosofis negara terbaik, yang bernama Pancasila. Yang merupakan ideologi terbuka bangsa ini. Namun, seperti halnya Atlantis, yang sebelumnya kondusif dan nyaman, kemudian berubah tatkala mereka memiliki kekuatan dan kekuasaan. Indonesia pun juga seperti itu. Bangsa yang Bermarwah Pancasila, namun kini tidak Pancasilais. Berpancasila, tidak Pancasilais Pancasila merupakan Dasar Falsafah (Philosofische Grondslag) bagi Indonesia. Pancasila merupakan Ideologi terbuka bagi Indonesia. Maksudnya, Ideologi itu bukan merupakan paksaan dari luar, melainkan ideologi konsensus yang

dipertontonkan dengan berbagai kasus yang tidak memanusiakan manusia. Mulai dari Human Trafficking , perbudakan, kesenjangan sosial dan tingkat kemiskinan. Sehingga, HAM masyarakat tersangkut pada persoalan Ekonomi. Padahal, negara seharusnya menjalankan amanat dari UUD 1945 pasal 34 ayat 1 yang berbunyi: Fakir

‘pesta elit’ dengan kostum rakyat. Bahkan pada rezim sekarang, berbagai macam kebijakan telah dihasilkan, namun belum ada yang bersifat menyejahterakan rakyat, namun malah menyengsarakan rakyat. Mulai dari harga BBM, sembako, dan tarif listrik yang naik seiring dengan berjalannya waktu. Rakyat tercekik, rakyat

esensi demokrasi (pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat). Sila ini menegakan kembali bahwa Indonesia akan terus memiliki semangat musyawarah/ mufakat dan berkehidupan demokrasi. Namun, kini ‘kerakyatan’ itu telah menjadi ‘ke-elitan’. Demokrasi itu telah menjadi panggung elit. Demokrasi telah menjadi

mengencangkan ikat pinggang akibat ‘ulah’ keelitan ini. Para Elit menjadi Serigala bagi masyarakat miskin (Homo Homini Lupus). Dan terakhir Sila kelima, Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Soekarno menyebut prisip ini Sociale Rechtvaardigheid, yaitu persamaan, emansipasi, dan partisipasi yang dikehendaki bangsa ini bukan hanya dari aspek politik, namun juga ekonomi dan hukum. Namun, keadaan di lapangan berbicara lain. Dari aspek hukum, jamak kita ketahui hukum itu tumpul ke atas, namun tajam ke bawah. Ketika pejabat korupsi hukumannya ringan, namun masyarakat biasa dihukum berat. Masih teringat ketika pada tahun 2009 lalu, Nenek Minah (55tahun) asal Banyumas yang divonis 1,5 tahun karena mencuri tiga buah Kakao, lalu seorang remaja yang dituduh mencuri sandal jepit milik seorang anggota kepolisian, kemudian ia berhadapan dengan meja hijau. Kemudian kasus nenek Asyani (63 tahun), yang dituduh dengan pencurian tujuh batang kayu jati di lahan milik Perhutani. Begitu juga kasus kakek Harso (65 tahun), yang menghadapi dakwaan merusak hutan konservasi di hutan Suaka Margasatwa Paliyan. Jangan Sampai Senasib Indonesia, dikenal sebagai sebuah negeri keajaiban. Negeri yang tersusun atas rangkaian 17.000 lebih pulau dan memiliki beratus-ratus bahasa, budaya dan suku bangsa, sehingga menjadikan masyarakatnya heterogen, dibungkus dan dirangkum dalam satu bingkai bernama NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dengan dasar filosofi terbaik yaitu Pancasila. Pada dasarnya, seperti masyarakat Atlantis yang diceritakan, masyarakat Indonesia juga merupakan masyarakat yang kultural. Kultur yang mengajarkan kesopanan, saling menghargai, berbagi dan masih banyak lagi hal-hal positif lainnya. Pun dari keajaiban-keajaiban yang ada di negeri ini, soal kekayaan alam, kepintaran, SDM, dan kebudayaan, membuat ceritanya menyerupai Atlantis. Jangan sampai Indonesia itu senasib dengan Atlantis, yang dihukum para dewa dikarenakan sifat masyarakatnya. Ketika kelebihan-kelebihan di negeri Indonesia digunakan untuk keserakahan dan ketamakan duniawi, sehingga jangan sampai kita ditegur Tuhan, atau mengalami kasus yang sama dengan Atlantis.

*Penulis merupakan Pengurus UKM Pengenalan Hukum dan Politik Universitas Andalas


Investasi di Kalangan Mahasiswa reksadana bias dibeli dengan praktis. Kita bisa membeli di bank yang menjadi agen penjual atau langsung pada perusahaan Manajer Investasi. Reksadana pun lebih fleksibel, karena kita dapat membeli atau menjual kapan saja. Pencairan dana membutuhkan waktu minimal 3 hari dari tanggal penjualan. 2. Emas

Venny Darlis, SE, M.R.m (Master of Risk Management, Monash University, Australia) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

D

alam dunia bisnis, strategi dan perencanaan yang matang memang sangat dibutuhkan. Sehingga ide yang kita gagas, mempunyai tujuan dan gambaran hasil yang kedepannya. Dewasa ini, mahasiswa sudah mulai berlomba-lomba untuk berwirausaha sebagai ladang untuk mendapatkan uang sampingan. Namun sebenarnya, ada beberapa investasi yang bisa dilakukan oleh kalangan mahasiswa. Sebenarnya, apa saja jenis investasi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa saat ini? Darimana sumber modal investasi tersebut serta bagaimana cara pendistribusiannya? Kemudian, apa keuntungan bagi mahasiswa dengan berinvestasi? (Hisna Natria Hilda, Fakultas Ekonomi Unand 2013) Jawaban : Pada dasarnya terdapat berbagai jenis investasi yang dapat dilakukan oleh kalangan mahasiswa saat ini. Ada tiga jenis investasi diantaranya : 1. Reksadana Yaitu suatu wadah investasi untuk menghimpun modal dari masyarakat yang disusun dalam portopolio investasi. Kemudian portopolio investasi akan dipegang oleh manejer investasi. Investasi reksadana ini bisa dikatakan cukup bagus untuk mahasiswa. Namun hal ini tentu tidak bisa dibandingkan dengan orang yang sudah bekerja. Karena mereka yang masih berstatus mahasiswa masih ketergantungan hidup dengan orangtua, belum bisa mendapatkan penghasilan sendiri. Untuk mendapatkan starting point bisa mencapai Rp200.000,00. Keunggulan pertama yang didapat dari investasi reksadana adalah investasiinibisa diversifikasi. Diversifikasi ini merupakansuatu teori Markoit yang isi dari teorinya yaitu “jangan letakkan telur-telur Anda dalam satu keranjang, apabila keranjang tersebut terjatuh maka telur-telur yang Anda miliki menjadi pecah semua�. Artinya apabila kita mempunyai asset atau modal jangan semuanya diletakkan dalam satu tempat. Misalnya ketika kita mempunyai uang sebesar Rp10.000.000,00 maka uang tersebut jangan diletakkan pada satu perusahaan saja, harus diletakkan pada berbagai perusahaan. Sebab, jika kita meletakkannya di berbagai tempat, maka apabila perusahaan yang satu bangkrut atau merugi bisa menginvestasikannya di perusahaan lain sehingga kita tidak langsung merugi. Keunggulan berikutnya,

Berinvestasi emas ini agak lebih besar modalnya dibandingkan dengan reksadana. Karena harga 1 gram emas sudah sangat mahal harganya saat ini. Karena nilai emas tidak pernah turun cenderung stabil naik. Contohnya saja membeli mobil saat ini harganya sekitar Rp300.000.000,00 dipakai dalam waktu tiga tahun. Sudah melewati tiga tahun harga jual mobil tersebut cenderung turun. Tentunya sangat berbeda dengan emas. Harganya cenderung naik tahun ke tahun. 3. Berdagang/jualan Menerapkan konsep kewirausahaan bila mahasiswa banyak kepandaian atau bertalenta dan modal yang cukup untuk buka usaha. Teori yang didapatkan di kampus bisa diterapkan dalam lingkungan masyarakat. Untuk berdagang ini mahasiswa melakukannya dengan passion motif bukan mencari uang karena lebih mengembangkan hobinya di dunia usaha. Contohnya saja hobi membuat kue dan desain baju. Dengan hobi tersebut bisa dijadikan usaha kecilkecilan seperti menjual kue saat lebaran bisa menghasilkan uang yang lumayan khususnya untuk mahasiswa saat waktu libur. Uang saku yang diberikan orangtua bisa ditabung untuk menjalankan usaha kecil-kecilan. Melalui hal kecil kita juga bisa mendapatkan modal dan dari dini kita bisa belajar untuk melakukan investasi ini. Selain mengetahui investasi mahasiswa juga harus mengetahui asal sumber dana yang didapat. Sumber dana tersebut bisa berasal dari antara lain : 1. Modal (ekuitas)sendiri yaitu modal yang berasal dari pemegang saham. Semua modal tersebut dikumpulkan dengan memakai modal yang dikeluarkan dari biaya modal sendiri untuk deviden yang dibayarkan tiap tahunnya. 2. Hutang. Sumber dana dengan cara berhutang kepada ke bank. Sebagai kreditur tentunya mempunyai Konsekuensi, hutang tersebut dilunasi dengan membayar suku bunga. Pendistribusiannya hanya dengan cara dibagi-bagi ke dalam berbagai perusahaan sehingga tidak khawatir apabila usaha yang dijalani sudah merugi. Seperti pada teori Markoit yang maknanya jangan meletakkan semua investasi yang kita punya pada satu tempat saja. Karena dapat menimbulkan kerugian yang besar sebab kita tidak mengetahui investasi yang diletakkan pada satu perusahaan tersebut akan sukses. Oleh karena itu lebih baik dengan investasi yang kita punya diletakkan pada berbagai perusahaan. Keuntungan yang didapat dalam berinvestasi usaha bisnis yang akan dijalani diantaranya sebagai berikut: 1. Nilai uang selalu berbeda pada masa yang akan datang. Bila kita berinvestasi sekarang nilai uang semakin tinggi. Sebab nilai dolar semakin lama semakin tinggi oleh karenanya nilai rupiah di Indonesia mengalami kenaikan nilai mata uang.

2. Bila mahasiswa melihat

trading online memacu adrenalin seseorang yang melihat dan bersemangat melakukan investasi tersebut. Rasa ingin tahu mahasiswa saat ini pun sangat tinggi dengan hal-hal baru. Dengan hal

Foto: Ist.

itu mahasiswa ingin melakukannya dengan rasa penasaran selain untuk menambah ilmu. Untuk melakukan investasi lebih

baik mahasiswa melakukan investasi jenis resakdana.jenis investasi cocok untuk mahasiswa karena bisa dapat deviden atau laba saham.

- Komik Edisi LX -

Akhirnya


OTO G-1, Prototype Karya Terbaru Mahasiswa Unand

M

ahasiswa Unand kembali berkarya. Kali ini datang dari Jurusan Teknik Mesin. Sepuluh orang mahasiswa yang tergabung dalam Tim Dubalang mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di perkuliahan dengan membuat prototype mobil yang diberi nama OTO – G1. Prototype yang berbahan bakar gas oli ini, dibuat dari fiber untuk badan mobil dan Fe (besi) untuk chasisnya. OTO – G1 ini diikutkan dalam kompetisi internasional Shell Eco Marathon Asia. Dalam kompetisi ini, mahasiswa dan pelajar dari berbagai negara ditantang untuk mendesain, merancang, dan melakukan uji efisiensi kendaraan. Tim terbaik yang menang ialah tim dengan mobil berkecepatan maksimum dengan bahan bakar seminimum mungkin. Seleksi kompetisi Shell Eco Marathon Asia ini terdiri tiga tahap. Tahap I berupa pendaftaran terdiri dari pengiriman berkas lengkap dengan foto dan video secara online, dilaksanakan pada 1 Juli-28 Juli 2015. Peserta juga diminta untuk membuat web dan mengunggah video di youtube. Tahap II berlangsung pada 1 Agustus – 28 Agustus 2015, dengan pengiriman prototype ke Manila untuk dinilai. Tahap III yang akan diselenggarakan di Manila, Filipina pada 3 Maret -6 Maret 2016. Nantinya selain berlomba di sirkuit, tim yang lolos ke tahap III akan mengunjungi kampus engineer untuk studybanding. Kompetisi yang juga diadakan di Eropa dan Amerika ini, terdiri dari lima kategori. “Kategori di kompetisi ini antara lain kategori gasoline, diesel, CGN, hydrogent, battery, dan hybrid. Kita mengikuti dalam kategori gasoline, ujar Syaderly Isroq, Manajer Tim Dubalang. Pembuatan mobil ini telah memakan waktu setidaknya sebelas bulan, dengan desain untuk dikendarai dengan posisi nyaris berbaring. Tiga orang dosen menjadi pembimbing Tim Dubalang, antara lain Mulyadi Bur, Syamsul Huda, dan Dendy Adi Saputra. Berperan dalam memberikan solusi terhadap masalah serta

Foto: Dok.Tim Dubalang KARYA TERBARU: Tim Dubalang bersama dengan karya terbaru mereka, OTO-G1 yang ikut serta dalam lomba Eco Shell Marathon Asia. mengawasi selama proses membuat mobil dan membantu mencarikan dana. Selain mobil yang dikendarai dengan posisi berbaring, pedal gas prototype ini dioperasikan menggunakan tangan. Cara yang digunakan sama dengan mengendarai mobil yang lainnya. Desain mobil dirancang selama enam bulan dan perakitan dilakukan dalam waktu lima bulan. Semua itu dilakukan oleh Tim Dubalang yang terdiri dari posisi manajer tim, divisi mesin, divisi body, divisi struktur, divisi listrik, dan pengendara. Mobil prototype OTO-G1 ini ditargetkan berkecepatan 200km/L.

IKLAN BARIS @Nugetta (L ukil Food): sedia berbagai burger, sate, hotdog, roti bakar, dan risoles. Serta menerima pesanan snack box untuk acara pesta, ulangtahun, dll. Alamat: PKM Unand Lt.1 dan Jln. Raya Gadut Depan Kubang Tradisi Kec.Bandar Buat, Kel. Lubuk Kilangan. HP: 081364281655 @Anonim: Happy Graduation kepada Zamianto Effendi, ST. Semoga ilmu yang didapat bermanfaat dan cepat dapat kerja. @SteakHouse: Menyediakan steak sapi/ ayam, burger sapi/ayam, jamur crispy, spaghetty bolognais/carbonara, rossi goreng, dan lainnya. Minuman: aneka milkshake, jus, dan ice cream. Khusus jus spesial: jus 3 dara. Dan aneka menu makanan dan minuman lainnya yang menyegarkan. Alamat: Jl.Pasar Baru No.55. HP: 085274666976. Harga mahasiswa. Get food, get cozy cafe atmosphere on Steak House. @Balloonite: Jual balon huruf/angka gold, silver, polkadot. Harga mahasiswa. Lokasi sekitar Unand. Minat Hub.082387298459. BBM 7CFDAA9B. IG: @balloonite @Atun: Semoga semester ini kita lalui dengan lancar kawan. Hidup mahasiswa tahun akhir.

@SPT_Travel: Bingung mau pilih travel pulang kampung yang aman ? Disini aja! SPT Travel. Hub 082174626442. PadangBukittinggi-Lubuk Sikaping-Rao @Pandekar_Unand: Telah dibuka Open Recruitment UKM Pandekar Unand. Untuk kamu para kesatria yang ingin menjadi anggota aktif UKM Pandekar, daftarkan diri kamu di stand pendaftaran PKM Lt.1 atau langsung ke sekretariat UKM Pandekar. @Githa_alvinozta: semangat team tertangguh. Bisa menjadi bagian dari kita adalah anugerah terindah buat Gita. Sayang semuanyaaaa @irviandthio: Jangan berharap sesuatu yang baik itu datang secara tiba-tiba. Yakinlah bahwa yang baik itu akan datang melalui proses. @Zikra: Semangat UTS. Yang UKT juga moga lulus semuanya... Manajemen 2012!!! Salam untuk Ilik yang meski jauh di seberang pulau masih nyemangatin :) @Syakila: saling menjaga sampai daun yang dijanjikan akan hijau merekah. Sampai saat itu, sama-sama mengelak dari sesiapa yang memberi bayang ranting. Pada kamu yang belum kutahu. @Noname: Selamat my twins prince dan si bungsu yg khatam qur’an barengan. Semoga berkah. Amiiiinn.

Ahmad Bukhary mengatakan karena tahun lalu yang menang adalah mobil dengan kecepatan 140 km/L. Untuk tahun ini kami menargetkan 200 km/L. Lebih lanjut, anggota divisi struktur ini mengucapkan untuk pembuatan dilalkukan di labiratorium jurusan Teknik Mesin. “Untuk onderdilnya kita beli, belum ada dukungan biaya dari kampus atau jurusan 1% pun. Tim mengandalkan uang iuran dengan menggunakan dana pribadi,” tambahnya. Tim Dubalang sudah melalui tahap I dan baru saja mendapatkan pengumuman pada pertengahan September ini bahwa mereka juga lolos tahap II. Namun,

menurut Ahmad hal tersebut belum memastikan apakah mereka akan lanjut sampai ke Filipina atau tidak. Tim sudah mengajukan proposal ke jurusan dan kampus, tapi belum ada tanggapan hingga kini. “Kami sangat berharap ada dukungan dari kampus, karena momen ini perdana bagi Unand untuk lolos di lomba berkaliber internasional. Kalau pihak kampus tidak mau membiayai kita, lolosnya kita ke tahap III bisa hangus, tidak bisa berangkat. Padahal ini kan untuk akreditasi Unand juga, “ ujar Ahmad.  Zikra


KSR PMI Unand Rayakan Ultah Ke-16

K

amis, (17/9), Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (UKM KSR PMI) Universitas Andalas (Unand) merayakan ulang tahun (ultah) ke-16. Acara ini sekaligus untuk merayakan ulang tahun PMI yang ke-70 setelah perayaan potong kue di sekretariat UKM KSR PMI pada hari sebelumnya. Rahma Yanti, Komandan KSR PMI unit Unand dalam sambutannya

menyampaikan harapannya di usia KSR yang menginjak enam belas tahun. “Jika diibaratkan manusia, KSR sudah menginjak usia remaja. Seharusnya telah banyak yang dilakukan untuk organisasi dan masyarakat,” katanya. Ia berharap agar ke depannya UKM KSR lebih matang dan dapat bermanfaat untuk masyarakat umunya. “Tetap jaya, maju, dan sukses dalam menjalankan tugas kemanusiaan,” ujarnya. Wati,Risesa

UKM Penalaran Berikan Motivasi Melalui Bedah Buku

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penalaran sukses menggelar bedah buku bersama J.S Khairen, penulis novel ‘30 Paspor di Kelas Sang Profesor’, Rabu (16/9). Acara yang diadakan di Ruang Seminar PKM lantai 1 ini turut mengundang mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia. Bedah buku yang diadakan tersebut merupakan bagian dari rangkaian acara dari Penalaran Youth Festival III.

Reza Afrialdo, Ketua Umum Terpilih Paguyuban KSE Unand

M

enyambung roda kepengurusan, Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) Universitas Andalas (Unand) mengadakan Musyawarah Besar (Mubes) Minggu, (6/9). Pergantian regenerasi kepengurusan ini dilangsungkan di Gedung I 1.1. Mubes yang berlangsung dari pagi hingga tengah malam ini merupakan ajang pemilihan perangkat pengurus KSE periode 2015/2016. Terpilihnya perangkat pengurus yang baru, Reza Afrialdo, Ketua Umum KSE Unand Periode 2015/2016 mengatakan untuk satu tahun ke depan program kerja (Proker) KSE Unand masih

sama dengan tahun sebelumnya. “Seperti program semua divisi, roadshow, Paguyuban on Camp, berbagi di hari kurban, dan satu program baru yang akan kami laksanakan, mengajar ke sekolah yang berada di pedalaman seputar Padang,” katanya. Selain fokus pada program kerja, mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (THP) ini juga akan meningkatkan rasa kekeluargaan di Paguyuban KSE Unand. “Menciptakan rasa kekeluargaan antara penerima baru dan perpanjangan. Ke depannya saya berharap semoga semua penerima beasiswa KSE bisa merasakan arti kekeluargaan yang selalu diajarkan di sini,” imbuhnya. Ayu

Pengurus UKM Pandekar Resmi Dilantik

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pandekar menggelar acara pelantikan pengurus baru periode 2015/2016, Jum’at (4/9). Pelantikan ini dilaksanakan di Ruang Seminar Lantai I Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) dihadiri oleh YoseRizal sebagai Perwakilan dari Wakil Rektor III, serta tamu-tamu undangan Perwakilan dari setiap UKM. Dalam kata sambutnnya, Yose Rizal menyampaikan apresiasi dan harapannya kepada kepengurusan periode lalu karena sudah mengukir prestasi. “ Teruskan cita-cita untuk

Godang Kaciak, Wujud Identitas Sumbar

M

enyuguhkan pertunjukan seni yang bertema ”Godang Kaciak” , Unit Kegiatan Seni Universitas Andalas (UKS UA) kembali menggelar acara Malam Sejuta Harapan ke- 12, Sabtu (22/8). Pertunjukkan seni ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor (WR) III serta tamu undangan, di Teater Taman Budaya, Padang. Bobby Tri Rahmad, Ketua Umum

UKS UA menjelaskan Malam Sejuta Harapan ini merupakan agenda rutin yang harus dilaksanakan dan merupalan syarat mutlak bagi calon anggota yang akan dilantik. “Persiapannya memakan waktu selama tiga bulan. Tidak hanya calon anggota saja yang mempersiapkan, namun juga didukung oleh seluruh warga UKS,” ujar mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian ini. Hayati, Tio

UKM PHP Gelar Bengkel Kepenulisan

D

alam rangka meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang kepenulisan, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengenalan Hukun dan Politik (PHP) Universitas Andalas mengadakan diskusi dengan tema “Bengkel Kepenulisan” di Sekretaritat PHP. Diskusi ini menghadirkan Donny Sofyan, Dosen Fakultas Ilmu Budaya sebagai pemateri. Turut hadir juga mahasiswa dari berbagai UKM, Rabu (9/ 9). Dalam diskusi Donny mengungkapkan banyak manfaat yang didapatkan dari menulis. ‘“Menulis dapat membuat kita tidak mudah lupa, selain

itu juga bisa menjadi terapi untuk kesehatan. Selain itu menulis dapat mengungkapkan segala hal yang kita rasakan. Dengan begitu tidak ada lagi masalah yang dipendam yang akhirnya membuat kita stress,” jelas Dosen Jurusan Sastra Inggris ini. Nabhan Aiqoni, Ketua PHP berharap agar kerjasama ini dapat terus berlanjut sehingga dapat memotivasi mahasiswa untuk terus menulis. “Ucapan itu mudah sirna, namun tulisan itu abadi,” tutup mahasiswa Juriusan Hubungan Internasional angkatan ini. Syinta, Wina

Untuk mengetahui berita yang lebih lengkap, silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com

Ketua Umum Penalaran, Rizqi Akbar mengatakan buku karangan J.S Khairen ini dapat memberi banyak pelajaran untuk generasi muda. “Cerita dalam buku ini dapat manambah wawasan kita, memberitahukan kita bagaimana cara untuk memecahkan masalah, dan cara untuk membuka diri dengan hal yang baru,” ujar mahasiswa jurusan Teknik Elektro tersebut. Tio, Wina

peningkatan UKM Pandekar ini, karena perjuangan kepengurusan yang dialalui sejak awal penuh rintangan dan tantangan,” ucap Kepala Bagian Kemahasiswaan Unand ini. Afri Ziqrillah, Ketua Umum Pandekar periode 2015/2016 juga menyampaikan harapanya pada kepengurusannya nanti. “Semoga pada kepengurusan kedepan kami dapat menjalankan kepengurusan dengan baik, serta dapat bersinergi bersama untuk dapat membawa UKM ke arah yang lebih baik,” katanya. Risesa, Syinta

Training Basic Orientation II Resmi Ditutup

D

epartemen Kajian Hubungan Eksternal Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (KHE BEM-KM FMIPA) Unand kembali mengadakan acara Training Basic Orientation (TBO) untuk kedua kalinya. Kegiatan ini dilaksanakan dua hari berturut-turut, 1213 September dengan peserta siswa-siswi SMP/sederajat se-kota Padang. TBO merupakan kegiatan pelatihan keorganisasian, seperti manajemen waktu, manajemen tim dan lain sebagainya. Bertempat di Ruang Seminar Gedung E

Unand, TBO II resmi ditutup, Minggu (13/ 09) Rido Nofaslah, Gubernur BEMKM FMIPA Unand mengharapkan acara ini bisa memberi ilmu yang bermanfaat untuk sekolah asal siswa-siswi tersebut, baik itu untuk kegiatan Organisasi Siswa Intra Sekolah, Unit Kegiatan Seni, dan lainnya.”Selain itu, tujuan utama kami adalah mengubah mindsetorang-orang mengenai anak Eksak yang katanya gila belajar. Kami ingin menunjukan bahwa anak Eksak juga bisa berorganisasi,” ungkap Rido. Teja

Hima Ilmu Politik Selenggarakan Pekan Politik Jilid III

H

impunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Politik Universitas Andalas (HMJ-IP Unand) kembali mengadakan Pekan Politik (Pekpol) untuk yang ketiga kalinya. Acara yang diberi nama Pekan Politik Kebangsaan III ini dimulai 1- 4 September. Acara yang bertema “Mewujudkan Partisipasi Politik Kebangsaan dalam Pemilukada Serentak 2015 yang Demokratis, Transparan, dan Anti Korupsi” tersebut resmi dibuka oleh Rektor Unand, Werry Darta Taifur di Convention Hall, Selasa (1/9). Ikhsan Yosarie, Ketua Panitia Pekpol menjelaskan acara ini bertujuan

untuk memberikan pedidikan kepada masyarakat. “Acara ini juga sekaligus untuk sosialisasi politik kepada masyarakat umum khususnya kepada generasi muda Indonesia. Ada banyak rangkaian acara hingga 4 September seperti pidato kebangsaan dari Ketua Majelis Pemusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Seminar Nasional, Lomba Debat Tingkat SMA/Sederajat SeSumatera Bagian Tengah, Olimpiade, dan Bazar “ ungkap Mahasiswa Ilmu Politik 2013 Ini. Fitri


Silat Kumango, Seni Mempertahankan Diri Yang Harus Dipertahankan. Oleh: Yaser Arafat*

M

anusia telah mengenal seni bela diri semenjak tahun 520 Masehi di India. Seni bela diri ini merupakan kesenian yang muncul sebagai refleksi dari manusia untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Pada dasarnya manusia memiliki insting untuk mempertahankan diri dengan kata lain dengan prilaku selalu mempertahankan diri, diseluruh penjuru dunia terdapat berbagai macam seni bela diri. Perbedaan jenis seni bela diri tidak lepas dari kultur dan budaya yang dianut masyarakat setempat. Seni bela diri silat adalah seni bela diri yang berkembang di negara-negara kawasan Asean, dan terdapat di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Brunei Darussalam. Di Indonesia sendiri terdapat beragam jenis seni bela diri silat, hal ini dipengaruhi oleh perbedaan kultur budaya di setiap daerah di Indonesia. Di Nagari Koto Baru, Kecamatan Sungai Tarab, Kabupaten Tanah Datar, Propinsi Sumatera Barat terdapat silat kumango, berdasarkan namanya Silat Kumango adalah silat yang berasal dari Nagari Kumango. Silat ini diciptakan oleh Syekh Kumango pada tahun... Sebagai seni bela diri yang sudah dikenal di setiap pelosok Minangkabau, Silat Kumango merupakan seni bela diri

Foto: Ist. GESIT: kedua pesilat sedang memperagakan gerakan silat Kumango di lapangan terbuka. untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, bukan untuk mencari lawan. Dalam silat, setiap manusia sebenarnya mempelajari ilmu untuk memperluas tali silaturahmi, karena kata silat sendiri berasal dari kata

silaturahmi. Di batin mancari kawan, di lahia mancari Tuhan (Di batin mencari kawan, di lahir mencari Tuhan). Ungkapan tersebut keluar dari perkataan guru besar Silat Kumango di Nagari Koto Baru, Syekh.

H. Imam Mahyudin. Dt Pamangku Malin Mancahayo. Namun hal yang disayangkan adalah kurangnya minat generasi muda untuk melestarikan Silat Kumango ini, hal ini tentunya menjadi keprihatinan kita terhadap eksistensi budaya lokal yang dari waktu ke waktu terus berkurang lantaran tidak adanya generasi penerus yang ikut andil mempertahankan budaya dan kearifan lokal. Dengan berkurangnya rasa cinta tarhadap kebudayaan lokal, tampaknya sangat berbanding terbalik dengan bangsa lain yang sangat ingin mempelajari Silat Kumango. Di Nagari Koto Baru, banyak turis asing yang menjadi murid dari Syekh. H. Imam Mahyudin. Ketika bangsa lain ikut melestarikan kebudayaan kita dan terjadi pengklaiman, seharusnya tidak sepantasnya kita marah, dan menyalahkan bangsa lain karena mengklaim kebudayaan kita. Seharusnya kita bercermin diri, menanyakan kepada diri sendiri. Siapa yang salah? Apakah mereka yang melestarikan hingga mengklaim kebudayaan kita? Atau kita sendiri yang tidak melestarikannya?

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Fakultas ISIP, Universitas Andalas Angkatan 2012

Budaya Bakebam Oleh: Lusi Andriani*

B

udaya merupakan hasil pemikiran manusia yang berkembang, baik dalam bentuk bahasa, benda-benda, nyanyian, tarian, adat istiadat, maupun bentuk karya seni lainnya di suatu wilayah yang dimiliki bersama dan dilestarikan secara turun temurun. Budaya di suatu daerah dengan daerah lainnya tidaklah sama. Karena budaya merupakan hasil pemikiran, maka penciptaan budaya bisa dipengaruhi oleh intelektual masyarakat yang berada di dalamnya. Selain itu, agama dan wilayah geografis juga mempengaruhi penciptaan budaya. Di Kambang, Pesisir Selatan, Sumatera Barat terdapat budaya Bakebam. Budaya ini masih berkembang hingga sekarang . Bakebam biasanya diselenggarakan sewaktu anak masih kecil; ketika anak berusia satu hingga sepuluh tahun, terkadang ada juga yang mengadakan pesta ini ketika anak sudah berusia belasan tahun, namun hal ini sangat jarang. Bakebam biasanya ditawarkan oleh bako (saudara perempuan ayah) si anak dan disetujui oleh pihak keluarga ibu si anak. Jika pihak keluarga ibu si anak tidak menyetujui, maka bakebam tidak dapat dilaksanakan. Bakebam bisa dikatakan alek induak-induak (pesta kaum ibu) karena bakebam hanya dihadiri oleh kaum ibu. Bakebam biasanya diselenggarakan di rumah keluarga ibu si anak. Pihak bako akan memgajak sanak-sanaknya (saudara sesuku) untuk pergi ke sana. Bakebam juga bisa dikatakan baralek ketek (pesta kecil), karena selain hanya dihadiri oleh kaum ibu, pesta ini hanya diadakan dari pagi hingga sore hari. Samba (lauk-pauk) yang tersedia untuk menemani nasi pun tidak seberagam seperti ketika baralek kawin (pesta pernikahan). Biasanya dalam baralek kawin (pesta pernikahan) akan mandabiah

sama. Selain kain dan uang, tamu juga ada yang membawa cincin dari emas. Biasanya yang membawa emas ini hanyalah bako kontan (saudara perempuan ayah si anak yang sedarah). Pambaoan ini biasanya akan dibalas dengan nasi lamak (nasi ketan yang dimasak dengan menambahkan santan kelapa). Akan tetapi, akhir-akhir ini nasi lamak mulai diganti dengan mie instan, namun masih ada juga masyarakat yang tetap mempertahankan nasi lamak sebagai balasan pambaoan tersebut. Hasil dari pambaoan tamu yang diundang oleh bako si anak ini akan diserahkan seluruhnya kepada pihak ibu si anak. Namun sebelumnya, dihitung dulu hasil yang didapatkan. Setelah jelas hasilnya barulah pihak bako menyerahkan semua pambaoan tersebut kepada pihak ibu si anak. Foto: Ist Jadi, dapat disimpulkan bahwa bakebam ini merupakan suatu budaya DIMANDIKAN: Dalam proses Bakebam anak berusia satu hingga sepuluh tahun yang berkembang di masyarakat (Kambang) berupa dimandikan oleh Bako. pesta kecil untuk anak yang berusia satu hingga sepuluh jawi (menyembelih sapi) atau kabau sebagai pambaoan (buah tangan/kado), tahun yang diselenggarakan atas tawaran (kerbau), maka dalam bakebam hanya maka dalam bakebam masyarakat hanya pihak bako dan disetujui oleh pihak ibu si mandabiah ayam (menyembelih ayam), membawa kain yang dimasukkan ke dalam anak dan diadakan di rumah pihak ibu si bahkan ada yang hanya manggulai lauak kantong plastik atau membawa uang saja. anak yang berlangsung dari pagi hingga (menggulai ikan) sebagai makanan wajib Pambaoan ini akan dicatat dalam sebuah sore hari yang dihadiri oleh kaum ibu saja. untuk menemani nasi putih. buku sebagai pedoman untuk membalas *Penulis merupakan Jika dalam pesta pernikahan, membawa hal yang sama seperti yang Mahasiswa Jurusan biasanya masyarakat Kambang membawa dibawa para tamu jika suatu saat tamu Sastra Indonesia Universitas Andalas piring, berisi beras dan kain atau uang tersebut mengundang untuk pesta yang angkatan 2012


Parinduan

Oleh: Mahareta Iqbal Jamal* “Kau ingat tidak?” Ia membuka pembicaraan lagi denganku sambil meneguk air di dalam gelas. Kulihat dagunya basah dialiri air yang menetes hingga ke lantai. Ia tampak haus sekali. Wajahnya memerah seperti orang yang tidak terbiasa terkena panas. “Seorang ibu rumah tangga yang memakai daster cokelat berbunga. Kau ingat tidak?” Aku mengangguk, mengiyakan ucapannya. Kau tahu, aku baru saja duduk di dinding rumah, bersandar, melepas lelah seharian menemaninya berkeliling desa, sementara ia kembali melempar perkataan ke penatku yang belum terbalaskan. Lelaki itu kemudian meletakkan tas camera recorder-nya di salah satu sisi dinding rumah yang lain. Ia kemudian duduk di depanku untuk melanjutkan pembicaraan. “Antusias dan ekspresinya ketika melihat kamera itu yang membuatku tidak berhenti tertawa. Ia berlari ke rumahnya, mungkin memakai pakaian yang paling bagus dari dalam lemari pakaiannya hanya demi terlihat menarik di depan kameraku. Padahal kau tahu, aku hanya ingin merekam pemandangan di desamu, tetapi malah dia yang menyesaki kameraku. Kau tahu, tubuhnya yang begitu besar, dan…” “Namanya juga ibu-ibu,” Aku memotong pembicaraannya. “Jika tidak terkontaminasi oleh riuh kota, sekali bertemu dengan hal baru, mereka akan bertingkah seperti anak-anak; bahagia mendapat mainan baru. Kau harus pahami hal sederhana itu jika tinggal di desaku yang jauh beda dari kemegahan di kotamu.” Dahi lelaki itu mengernyit. Antara tidak mengerti dengan ucapanku atau tersinggung dengan semua itu. Entahlah. Kata-kata itu tiba-tiba saja terlontar dari mulutku tanpa kupikirkan terlebih dahulu. Lelaki itu sudah dua hari tinggal di rumahku. Ia temanku dari kota. Kami tidak sengaja bertemu di sebuah perlombaan hingga kami saling berkenalan satu sama lain. Kini ia menagih janji padaku untuk mengajaknya ke desaku karena sebelumnya aku juga menagih padanya untuk tinggal beberapa hari di kotanya. Aku berdiri lalu meninggalkannya pergi. Tubuhku sudah menolak aroma tidak sedap yang menyebar keluar dari pori-pori kulitku. Huh. Aroma itu mengentakngentak masuk ke hidungku membuatku serasa seperti sepotong tubuh yang tak pernah dibersihkan. Dan, lagi-lagi perkataannya menahanku. Kali ini ia menanyakan hal yang sebenarnya ingin aku bicarakan serius dengannya menyangkut perkataannya yang talompek pada saat bertemu dengan warga desa. Perkataan yang seharusnya tidak perlu ia ucapkan, dan aku pun lupa mengingatkan hal yang satu itu. “Apa kau juga ingat pada seorang ibu paruh baya yang berterima kasih kepadaku? Padahal, aku sama sekali tidak melakukan apa-apa kepadanya.”

Aku tidak ingin menjawab pertanyaannya dulu. Aku memutuskan diam dan pergi ke kamar mandi. Ketika mandilah aku memikirkan itu. Memikirkan pertanyaan lelaki itu. Apakah dia akan baikbaik saja? Aku ragu pada hal “baik-baik saja” yang kata hatiku lontarkan pada diriku sendiri disaat ruok sabun membaluti tubuhku dan melicinkan lantai kamar mandiku. Jangan sampai ia… ah, tidak mungkin. Aku tidak boleh berpikiran seperti itu. Aku harus secepatnya menyelesaikan pertarungan dengan sabun ini. Bagaimana pun, aku harus menjawab pertanyaannya. Ia akan tinggal di rumahku dalam seminggu ke depan. Ada beberapa hal yang perlu ia ketahui tentang desaku, tentang seluk beluk alamnya dan juga tentang sedikit hal mistis yang tumbuh di tengah-tengah kami. Masih dengan handuk yang melilit di pinggang, aku keluar dan menemuinya. Tetapi,

a k u tidak lagi menemukannya. Di kamarku pun ia tak ada. Berkalik a l i kupanggil, tak ada satupun sahutannya terdengar membalas ucapanku seperti celotehnya y a n g beberapa waktu lalu t a k berh en ti berkoar. Aku mulai gamang pada ketakutanku sendiri. Pikiran buruk yang kuwanti-wanti akhirnya muncul. Segera kukenakan pakaianku dan pergi ke tempat itu, ke rumah ibu paruh baya yang lelaki itu ceritakan, ibu paruh baya yang berterima kasih kepadanya. Ah. Kalau ceritanya seperti ini, bisa-bisa jadwal kunjungannya ke desaku akan bertambah dengan kurun waktu yang tidak bisa ditentukan. Bisa jadi, selamanya. Benar dugaanku. Aku menemukannya di rumah ibu paruh baya itu. Menggerus-gerus kaca jendela dengan kuku serupa isyarat kucing meminta masuk ke dalam rumah. Astaga! Ia memanggilmanggil ibu paruh baya itu dengan panggilan ‘sayang’. Sayang, sayang, sayang. Aku ingin bertemu kamu, ucapnya

dari luar rumah ibu paruh baya itu. Lelaki itu sepertinya telah tamakan kecek. “Kenapa kau di sini? Ayo pulang,” ajakku. “Kau kenapa? Aku ingin bertemu dengan kekasihku,” ia menolak ajakanku. “Sayang, keluarlah. Aku menyayangimu. Aku tidak bisa hidup tanpamu, sayang. Aku merindukan aroma tubuhmu. Sayang, keluarlah.” Astaga. Benar saja. Ia telah tamakan. Warga desa sekitar yang melihat hanya mampu diam dan tak bisa berbuat apa-apa. *** Lelaki itu benar menambah masa kunjungannya. 28 hari sudah ia tinggal di rumahku. Ia bersikeras tidak mau pulang ke kota. Ia tetap saja ingin bertemu dengan ibu paruh baya itu. Berkali-kali ia mondarmandir di depan rumahnya seperti orang bingung dan tersesat. Pagi siang

malam. Hanya untuk makan saja ia pulang, setelah itu ia kembali ke rumah ibu paruh baya itu. Tak ada respon dari sang pujaan hati y a n g membuatnya jatuh cinta semakin membuat dadanya sesak dan mengggila tak karuan. Gila akan cinta tak berbalas dari ibu paruh baya yang sudah menginjak usia 62 tahun. Berita ini dengan cepat tersebar ke seluruh penjuru desa. Orang tua lelaki itu datang berkunjung ke rumahku. Aku menjadi tumbal kebohongannya kepada orang tuanya. Semula mereka mengira bahwa kebetahanlah yang menahan anaknya untuk tetap tinggal, tetapi parinduan lah yang mencengramnya agar tidak lari dari desaku. Air mata berderai melihat sikap anak semata wayang yang berubah semenjak pergi meninggalkan rumah. Aku menceritakan semua yang terjadi semenjak hari itu kepada orang tuanya. Semenjak ia mencium aroma tidak sedap dan mencela aroma itu di depan ibu paruh baya yang kini membuatnya mabuk.

Aroma itu tidak lain mencuat dari tubuh ibu paruh baya itu sendiri. Kabar yang sampai kepadaku, sama juga dengan cerita orang-orang desa, bahwa ibu paruh baya itu tidak pernah mandi sudah lebih selama 2 tahun. Naasnya lagi, lelaki itu secara tidak langsung menghina seorang dukun yang paling ditakuti di desaku. “Bantu kami menyembuhkan Rifki, Nak Riko.” Orang tua lelaki itu memohon kepadaku. Aku hanya bisa menggeleng lemah dengan tatapan sayu. Jujur saja, tidak ada yang bisa aku lakukan. Orang tuanya sudah menyerah. Aku kasihan juga melihatnya. Dukun-dukun yang sakti pun, yang diutus menyembuhkan lelaki itu, tidak mampu berkutik. Ibu paruh baya itu memiliki ilmu yang lebih kuat, kesaktiaan yang lebih tinggi. Siapa yang menanam itu yang menuai, bukan? Waktu berlari cepat sekencang angin. Tiga bulan sudah berlalu dengan hambar di rumahku. Aku semakin kasihan melihat teman kotaku itu. Kini ia dipasung rantai oleh orang tuanya di gudang rumahku. Mau tak mau cara seperti itu harus dilakukan agar ia tidak meresahkan warga desa dan aib tersebut tidak menyebar dan merusak nama baik keluarga di kota. Orang tuaku membiarkan saja gudang tempat penyimpanan perkakas sawah ladang bapakku dijadikan tempat pasungan demi kebaikan lelaki itu, meski ku tahu sama sekali tidak ada unsur kebaikan di dalamnya. Sepertinya, obat tak bersua dengan penyakit. Lelaki itu tampaknya tak akan bisa disembuhkan. Sebenarnya sedari awal, obatnya tidaklah begitu sukar dan mudah. Hal itu sebenarnya juga telah dilakukan oleh orang tua lelaki itu, tetapi tidak juga menemui titik terang; meminta maaf kepada ibu paruh baya itu. Dengan tegas, ibu itu menolak maaf orang tuanya dengan mentah-mentah. Semua orang itu sama, itu kata terakhir yang dilontarkan ibu paruh baya kapada orang tua lelaki itu sebelum pintu rumahnya dilempar kuatkuat. Nasib baik memang tidak berpihak pada lelaki itu. Ibu paruh baya, seorang dukun sakti itu, kini telah berpulang kepangkuan Illahi. Tak ada yang tahu penyebab kematian perawan tua sebatang kara yang membuat teman kotaku menjadi pasungan orang tuanya sendiri. Kepada siapa maaf hendak diutarakan lagi? Aku jadi ingat dengan pesan almarhum kakekku; Bajalan paliharo kaki, bakato paliharo lidah.

*Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Angkatan 2014 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Kritik Sastra Cerpen Parinduan Oleh: Reno Wulan Sari, S.S., M.Hum. (Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Universitas Andalas)

K

arya sastra erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat, sebab pengarang adalah anggota dari masyarakat. Kreativitas seorang pengarang tidak terlepas dari berbagai aspek kehidupan yang dialami atau diamatinya. Ia merekakan kembali berbagai pengalaman tersebut dalam sebuah karya yang dikemas dengan pertimbangan estetis, menjadikan hasil pengamatan itu sebagai sesuatu hal yang

menarik. Inilah yang menjadi landasan pernyataan, bahwa karya sastra adalah cerminan masyarakat yang disajikan dari hasil kreativitas. Ini pula yang dituliskan oleh Mahareta Iqbal Jamal dalam cerpennya yang berjudul “Parinduan”. Rangkaian peristiwa yang disusun pengarang merupakan gambaran hasil pengamatannya tentang suatu daerah, terutama tentang unsur magis dalam kehidupan bermasyarakat. Melalui

cerpen ini, pengarang memberikan pengalamannya tentang aspek-aspek mistis yang masih berkembang di suatu kelompok masyarakat. Maka, sebagai pembaca, kita dapat menarik pelajaran (di samping wawasan) tentang sesuatu yang telah dituliskan oleh Mahareta Iqbal Jamal. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa melalui cerpen ini, pengarang memberikan pemahaman kepada pembaca (sebagai anggota masyarakat)

untuk bisa bersikap baik terhadap sekelompok masyarakat yang kita datangi. Sebagai seorang pendatang, hendaknya kita bisa menjaga sikap dan perkataan, serta mengikuti pola bermasyarakat daerah tersebut. Maka, seperti yang sering kita dengar, sastra selain sebagai karya seni, ia juga berperan sebagai media pembelajaran, seperti pada cerpen “Parinduan” yang telah ditulis oleh Mahareta Iqbal Jamal ini.


Sedih

Mebungkam Sinar Bulan

Oleh: Yurisa Irawan

Oleh: Rizkan

Kini, tak ada lagi cerita-cerita pagi, Atau pun berbagi bersama malam Semua tampak menjauh Tutur kita pun rasa saling menikam

Cara mendahulukan yang lain Mawar yang aku keringkan, Sudah kurus dan berjamur Sebab ia tak lagi menafasiku Dengan khayal impian pemberinya

Aku seperti tuna bahagia Terkubur pekat di dalam gelap Dengan hormat, aku sudah coba damai Sisi hati ku sebelah sini saja yang belum Yaitu, yang biasa kau sentuh, Yang kini tak kau lirik

Nanar, caraku kini menatap ruang waktu Ingin rasanya berlari ke jalanan Seperti si sakit jiwa berkelana

Segala perencanaan, tampak seperti pusara Hingga yang bisa ku lakukan Hanya berdoa agar hujan turun Agar kemarau tiga pekan ini berganti lagi Menjadi Musim Semi seperti dulu Jauh, itu kau sekarang Kau menepi belum pada waktunya Sementara aku, masih menatap penuh harap Berharap suatu saat aku akan ada di seberang sana Tempat para pemikir merasa nyaman Dengan kebergunaan pikiran mereka Sedih, itu aku kini Aku yang merindukan bahagia Aku yang bingung, ke mana semangat itu pergi Aku yang merasa, tutur tindakmu jatuhkan kita Perlukah kubenturkan kepala ini, Biar berkejut ingatan di dalamnya, Biar hati kita kembali sama-sama peka Biar kita sama-sama belajar lagi Cara melayani satu sama lain

Bising, semua yang kudengar Kata-kata yang tak membangkitkan Kata-kata yang tak lagi menyejukkan Kata sederhana yang jarang kau ucap Haruskah selalu menunggu aku meminta, Biar kau ucapkan jua? Mana pojokku? Biarkan aku ke sana Sebab, sudah pasti di sana aku akan sendirian Karena melangkah berdua tapi berjalan sendirian Rasanya seperti mengasami luka Firasat, kenapa ia tak bisa damai? Barangkali karena kau tak menabur lagi Firasat-firasat baik padaku Mungkin sejak kau berhenti Memupuk sapaan-sapaan halus Pada jasad yang membusuk ini Atau sejak aku tak mendengar lagi dari dirimu Kau menginginkanku setulus mungkin Seperti dulu ketika mata, ucapan, tindakan, dan pikiranmu Berucap seperti itu. Semoga, aku berhalusinasi

Cahaya Yang Padam Oleh: Ilfandri Ku dengar detak-detik hujan Ketika kelam mulai bersemayam Jatuh berderai membasahi dedaunan Tak ada gemuruh Dan tak ada suara dikala malam Menyadari betapa dinginnya hembusan kerinduan Mata mulai sayu untuk memandang Suara mulai membisu ketika petir datang

Hanya cahaya lampu Menemani tanpa kata bosan Ketakutaan mulai datang Melihat cahaya cinta mulai padam Getaran hati Meruntuhkan sejuta dinding kesetiaan Dan ku lepas kunang-kunang di tangan Agar menemukan apa yang dia inginkan

Senja semakin larut dan bergerak tak menetu Di seberang jalan lampu berkedip kelelahan Meski malam belum gusar memanggilmu Tapi angin mulai berselisih di antara safana yang ringan Menyibak semua ilalang yang masih dalam keraguan berbalut embun Meminta kau tuk segera pulang Engkau masih sibuk berburu Tak kau hiraukan lonceng di Gereja yang mengeja namamu Mengisyaratkan kepada sepotong awan yang tersangkut di ranting Agar ia ikut merayu kulit keriputmu Ini kisah yang menakutkan Kala usiamu hampir jatuh di tepi sungai Dihadang aliran air yang siap menyambar Menghanyutkanmu hingga kau lemas dan tenggelam Ini cerita yang mengerikan Kala semua jatah yang tersimpan Kau sembunyikan di balik tabir remang Namun semua hanya bisa membisu Karena manteramu menyihir semua bibir menjadi beku Ini bukan takdir, namun mereka telah mengundang kematian Agar nafasmu segera hilang Dan bulan tak lagi disembunyikan awan hitam

Biola Bisu yang Membeku

Kabar Untuk Pesisir

Oleh: Rizkan

Oleh:Putra Metri Swazo

Kisah ini terlanjur menjad i buruk Sementara biola terus membisu dan tak ingin berkata sepatah kata pun Sampai kapan cerita ini akan bertahan tanpa penjelasan Gitar yang terus mengoceh tak mungkin bersaksi dengan fakta yang sebenarnya Aku tak dapat menunggu Karena langit tak mungkin terbelah hanya untuk rahasia yang memalukan ini Engkau terlalu angkuh untuk sekedar mengakuinya Di antara jalan yang bergelombang ini

Debu akan mengutukmu hingga kau putus asa Karena mataku terlalu d ingin untuk kau lawan Nafasku akan membuatmu ketakutan Hingga kau lumpuh dalam kebekuan malam. Berhentilah menyanyikan lagu sendu Kau hanya akan menangis semakin kencang Di bibir yang terbungkam Titipkanlah salam perpisahan Karena hujan yang semakin deras, akan menghapus segenap kenangan kelam

Hanya Aku, Lirik, dan Puisi Oleh: Putra Metri Swazo

Nada yang kian sedarah terdengar semanis air Jika malam tertidur jauh dari rumahnya Yang lupa satu sama lain Hingga salah satu dari mereka mendengar dan menghubunginya

Aku datang bersamaan dengan kabarku

Kebenaran kabarku adalah batu karang

Tersimpul di cakarku, yang tak lagi bernyawa

Karang yang dibenci lautan

Tapi kematian bukan hal yang mesti diisyaratkan sayapku padamu

Kesalahan angin adalah fitnah gelombang

Sayapku bukanlah angin yang gemar Kabarku bukanlah pembohong seperti laju kabar angin

Yang menghujam kabarku dan membatu di pesisir


Obesessive Complusive Disorder (OCD), Gangguan Perilaku Unik yang Mencemaskan

S

amantha Hancox (40 tahun), merupakan seorang warga Negara Inggris yang meninggal karena ketakutan berlebihan terhadap bakteri. Selama 18 tahun terakhir hidupnya, ia hanya sekali meninggalkan rumahnya karena takut terpapar bakteri. Dalam sehari, Hancox menghabiskan 20 jam untuk mandi dan membersihkan rumahnya dari bakteri. Puncak ketakutannya terjadi saat ia takut bakteri akan menyebar melalui makanan dan minumannya. Akhirnya ia meninggal karena dehidrasi dan infeksi kulit akibat terlalu sering menggosok tubuh. Pernahkah Anda mendengar kasus serupa di lingkungan Anda? Kasus lainnya yang lebih ringan seperti melihat seseorang di sekitar Anda yang mencuci tangannya secara berulang kali, hingga dalam sehari ia bisa menghabiskan satu botol sabun pencuci tangan? Atau melihat seseorang yang berulang kali mengecek pintu rumahnya yang sudah terkunci, dan dalam kurun beberapa menit kemudian kembali mengecek untuk memastikan pintu itu terkunci atau tidak. Jika Anda pernah melihat perilaku serupa di sekitar Anda, jangan hanya diabaikan, namun berhati-hatilah sebab perilaku seperti ini merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa. Dalam dunia medis perilaku ini dikenal dengan nama Obesessive Complusive Disorder (OCD). OCD adalah penyakit yang menyebabkan penderitanya memiliki keinginan (obsesi) dan dorongan untuk mengulang perilakuperilaku tertentu (kompulsif) berkali-kali. Pikiran obsesif adalah suatu keadaan yang abnormal dari suatu pikiran atau perasaan yang tidak dapat dihilangkan dari kesadaran oleh usaha logika, berkaitan dengan kecemasan. Tindakan kompulsif adalah kebutuhan yang abnormal untuk melakukan suatu impuls, yang jika tidak dilakukan, menyebabkan kecemasan yang sangat kuat. Di Indonesia sendiri, penyakit jenis ini masih belum berkembang banyak di tengah masyarakat, namun di Amerika Serikat OCD yang biasanya menyerang remaja ini merupakan penyakit mental yang sudah umum dan hampir setara dengan depresi. Penyakit yang mayoritas menyerang pria ini dapat menyerang mulai dari usia anak-anak dan kemudian akan berkembang hingga dewasa. OCD tergolong jenis penyakit yang unik dan cukup rumit, timbul karena faktor psikologis dan juga faktor biologis. Faktor biologi yang diduga memegang

peranan dalam gangguan ini adalah stimulasi yang berlebihan dari reseptor serotonin yang merupakan salah satu zat dalam tubuh yang dipercaya memiliki efek tertentu bagi tubuh, mutasi genetik, adanya kelainan pada bagian tertentu dari otak, dan ketidakseimbangan dari zat-zat kimiawi tubuh dalam otak. Faktor psikologi yang diduga memegang peranan dalam gangguan ini adalah watak tertentu, lingkungan tertentu yang membentuk watak dan kepribadian penderita, dan konflik dalam diri sendiri. Gejala OCD dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu gejala obsesi dan gejala komplusif. Contoh dari gejala obsesi ini lebih mengarah ke perasaan cemas dan takut yang berlebihan yakni seperti, takut kotor dan takut terkontaminasi dengan kuman serta bakteri, takut membahayakan diri sendiri dan orang lain, merasa resah dan selalu berpikiran negatif. Sedangkan gejala dari komplusif yang dilakukan untuk menghilangkan gejala obsesi yakni seperti, mencuci tangan secara terus menerus, berdoa secara terus menerus untuk menghilangkan rasa cemas, dan mengulang segala sesuatu hingga merasa hal tersebut sudah sempurna namun tidak akan terasa pernah sempurna. Jika Anda menemukan seseorang atau mungkin Anda sendiri berperilaku demikian, sebaiknya Anda melakukan pengobatan sesegera mungkin. Sampai saat ini terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan bagi penderita OCD, bisa jadi mendatangi psikolog atau seorang psikiater, dan juga dapat mendatangi keduanya untuk pengobatan yang lebih efektif. Terapi yang umum bagi penderita OCD adalah pengobatan, terapi tingkah laku dan psikoterapi. Terapi tersebut dapat dilakukan salah satu atau kombinasi kedua dan ketiganya, tergantung dari respon penderita OCD. Jika penderita OCD tidak diberikan terapi dan pengobatan dengan segera hal ini akan menyebabkan emosi yang labil dan biaya yang besar bagi si penderita karena kelakuan diluar kebiasaannya. Perilaku OCD juga akan menyebabkan seseorang menjadi paranoid, abnormal, bahkan mengalami gangguan jiwa psikotik, yaitu seseorang dianggap tidak bisa membedakan antara realita dan fantasi, dimana tentunya hal ini akan mempengaruhi kehidupan sosial penderita tersebut. Yori (Diolah dari

berbagai sumber)

Foto: Ist.

Sifat-sifat yang Dapat Mengancam Keselamatan Wanita

Foto: Ist.

K

aum hawa merupakan sasaran yang paling sering dijadikan target lelaki hidung belang. Berbagai tindak kriminalitas dialami seperti pelecehan seksual, pencopetan, digoda, dan lainnya. Padahal tanpa disadari, tindak kriminalitas yang sering dialami wanita bermula karena sifat-sifat yang dilakukannya sendiri. Berikut merupakan sifat-sifat yang tanpa disadari dapat mengancam keselamatan wanita: 1. Terlalu Terbuka Wanita biasanya gampang tergoda melihat ketampanan seorang pria yang baru dikenalnya. Tanpa disadari, wanita mulai terpancing untuk bersifat terbuka kepada orang yang baru dikenal tersebut. Padahal orang yang baru dikenal belum tentu memiliki kepribadian yang baik. Bisa saja orang tersebut ingin berbuat jahat. Wanita harus lebih berhati-hati terhadap pria yang mempunyai modus mendekati Anda dengan bersikap ramah. 2. Mengumbar Diri Wanita sering kali menggunakan media sosial sebagai ajang untuk menarik perhatian pria. Namun tanpa disadari, tindakan tersebut merupakan salah satu celah lagi bagi pria untuk berniat jahat kepada wanita. Kaum hawa yang sering mengumbar kehidupan pribadinya bahkan kemolekan tubuh membuat pria tertantang untuk menggodanya. Jangan heran ketika akhir-akhir ini banyak wanita hilang karena efek media sosial. Tindak kriminalitas terjadi bukan tanpa sebab tapi karena ada sebab. Jika wanita sengaja menarik perhatian pria dengan mengumbar diri, maka pria sebagai manusia yang mempunyai hawa nafsu gampang terpancing. Jadi bagi wanita kurangilah mengumbar-ngumbar diri baik di media sosial maupun di kehidupan nyata. 3. Memberikan Kesempatan Kedua Wanita sering kali memberikan

kesempatan kedua bagi pria. Baik saat seorang pria mengucapkan kata yang tidak sopan maupun tindakan yang tidak menghargai. Sifat inilah yang menjadi celah bagi pria untuk berbuat jahat kepada wanita. Sikap empati dan pengertian yang membuat wanita selalu menjadi korban pria. Bahkan wanita terlalu mudah memaafkan sikap buruk pria tersebut. Oleh sebab itu, wanita harus benar-benar jeli memberikan kesempatan kedua kepada pria. Jangan mudah terbujuk rayuanrayuan manis yang akhirnya berujung pahit. 4. Mudah Terg oda Deng an Tatapannya Jika anda sedang nongkrong atau menghabiskan waktu liburan di tempat makan bersama teman-teman. Lalu menemui pria yang mencoba menarik perhatian dengan tatapan matanya, maka Anda harus berhati-hati terhadap pria tersebut. Bukan bermaksud berburuk sangka terhadap pria tersebut, tetapi bisa saja itu merupakan salah satu modus yang dilakukannya agar Anda bisa tertarik kepadanya. Anda jangan sampai tergoda dengan tatapan yang ditujukannya, sebab bisa saja itu menjadi langkah awal pria tersebut untuk melakukan hubungan intens yang berujung kepada tindak kriminalitas. Jadi berhati-hatilah terhadap tatapan pria yang belum Anda kenal apalagi baru dikenal. Dengan sikap lebih dewasa dan peka terhadap lingkungan, wanita akan terbebas dari tindak kriminalitas. Tapi tidak menutup kemungkinan tindak kriminalitas itu akan selalu ada, sebab tindak kejahatan tidak terjadi karena disengaja tetapi juga karena tidak disengaja. So, bagi kaum wanita harus lebih berhati-hati terhadap setiap tindakan yang mencurigakan. Waspalah-waspadalah! Arif (Diolah dari

berbagai sumber)

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan dapat dikirim melalui redaksi@gentaandalas.com


Romantika Cinta Remaja 1991 Aku Mencintaimu. Biarlah, ini menjadi urusanku. Bagaimana engkau kepadaku, Terserah, itu urusanmu.

I

ni merupakan sepenggal kalimat yang terdapat dalam Novel Dilan Bagian Kedua yang diucapkan oleh pemeran utama dari novel tersebut. Sukses di pasaran dengan Dilan I, di tahun 2015 Pidi Baiq kembali meluncurkan novel Dilan Bagian Kedua, sekuel dari Dilan I. Tidak jauh berbeda denga novel sebelumnya, kali ini Pidi Baiq menceritakan kelanjutan dari kisah cinta sang tokoh utama, Milea Adnan Hussain dan Dilan. Setelah menggantung di novel sebelumnya, Dilan Bagian Kedua ini menceritakan tentang romantisme kisah cinta Milea dan Dilan pada bagian awal. Mereka resmi berpacaran di warung Bi Eem tanggal 22 Desember 1990, dinyatakan secara lisan dan tulissan di atas kertas bermaterai untuk dijadikan dokumen perasaan, kata Dilan saat itu (baca: Dilan I). Meskipun Dilan jauh berbeda dengan mantan-mantan Milea yang sebelumnya namun karena sikap serta pemikiran Dilan mampu mengubah pola pikir Milea yang lama. Kisah romantika Dilan dan Milea tak kalah romantis dengan novel sebelumnya saat mereka masih dalam masa pendekatan. Jika di novel pertama,

Dilan mengutarakan perasaan dan romantisme tidak secara langsung seperti mengirim surat dan meramal kejadian yang akan mereka lalui, di Dilan II ini sang tokoh pria secara terang-terangan mengumbarkan romantisme meskipun tetap dengan caranya sendiri dan berbeda. Kisah cinta memang tak pernah ada seindah dan semulus yang dibayangkan. Hal ini dibuktikan di novel karya Pidi Baiq ini. Dilan yang merupakan anggota geng motor dan notabane sering melakukan tindakan negatif; padahal tidak seburuk itu. Hingga kematian Akew, sahabat Dilan dan anggota geng motor membuat kisah cinta mereka turut diuji. Tak ada yang meragukan kecerdasan Pidi Baiq dalam mengocok emosi dan perasaan pembaca. Mulai dari gelak tawa disebabkan perilaku Dilan hingga kesedihan di akhir cerita. Lanjutan dari Dilan I ini pastilah akan membuat pembaca akan penasaran membaca hingga bagian ending nya. Bahkan beberapa pembaca menginginkan adanya novel sambungan dari Dilan II. Kehebatan Pidi Baiq juga dibuktikkan di novel ini. Pembaca akan terbius dan terbawa ke dalam alur cerita yang berada di tahun 1990. Selain itu, pembaca juga akan dapat membayangkan seluruh tokoh dalam cerita. Sebab, Pidi menggambarkan seluruh tokoh dan beberapa kejadian yang

dianggap menarik melalui ilustrasi gambar yang dibuatnya sendiri. Hal menarik lainnya yaitu Pidi Baiq menjelaskan bagaimana menjadi lelaki sejati melalui sosok Dilan. Tidak ada, bahasa dan kalimat yang susah untuk dipahami. Penulis menyajikan sesederhana mungkin. Terdapat sedikit kekurangan dalam novel ini. Bagi pembaca yang tidak membaca novel Dilan I akan kesulitan untuk memahami novel sekuel keduanya ini. Sebab ada beberapa bagian yang berkaitan dengan novel pertamanya. Tetapi novel ini bagus dan dapat dibaca oleh segala umur dan kalangan. Apakah kisah cinta Dilan dan Milea akan berakhir dengan bahagia atau malah sebaliknya? Apa saja rintangan yang dilalui oleh mereka? Pembaca akan menitikkan air mata di bagian akhir novel ini. Selamat membaca!

Identitas Buku : Dilan Bagian Kedua: Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 Judul : Pidi Baiq Penulis Jumlah halaman : 343 Halaman : Pastel Books Penerbit : Cetakan Kedua, Agustus 2015 Tahun terbit : Lizsa Egeham Resensiator

Napak Tilas Sang Guru

B

eberapa waktu lalu, saya menerima permintaan dari Efri Yoni Baikoeni untuk memberikan kata pengantar atas buku terbarunya, Asa Sebatang

selalu saja tidak memiliki magnetisme untuk masuk dalam historiografi. Konsekuensinya, kisah orang-orang miskin tetap saja mengorbit di lintasan Kapur: Moedirsan Talu, Yatim Piatu kemiskinan. Berjuang Jadi Guru . Sontak saja, Dalam konteks ini, Efri Yoni katakanlah dengan sebuah gerakan Baikoeni berupaya keluar dari bilik refleks, saya menerima permintaan ini. tradisional bernama selera pasar guna Secara pribadi, saya sudah mengenal menyuarakan kepada dunia kehidupan beliau semenjak kami bersama-sama sosok panutan yang jauh dari hidup pikuk kuliah di Jurusan Sastra Inggris Fakultas media tapi komit dalam mengabdi di Sastra Universitas Andalas pada akhir kesendiriannya. Lewat kisah seorang tahun 1990-an. Baru-baru ini kedekatan guru bernama Moedirsan dari Talu ini, tersebut kian intens tatkala saya membaca Efri Yoni Baikoeni mendorong kita dan meresensi karya beliau, Hasjim memaknai kehidupan dari anak kampong Djalal: Patriot Negara Kepulauan (2014), di daerah pelosok nagari Cubadak, Talu, terbitan Pandu Aksara Publishing di harian Pasaman Barat masalah keseharian, relasi The Jakarta Post (21/4/2014). sosial hingga mimpi-mimpi seorang Chan, Membaca buku Asa Sebatang nama kecil Moedirsan. Kapur: Moedirsan Talu, Yatim Piatu Penulisan berorientasikan Berjuang Jadi Guru , saya mencatat ‘ history from below ’ memberikan sejumlah hal. Pertama, buku ini sejatinya peranan sentral dalam menyibak mengisahkan penulisan ‘ history from ideologi, keyakinan hidup atau pilihan below’ (penulisan sejarah dari bawah). sikap sang tokoh. Membaca “Kurenah Artinya, kisah yang ditulis dalam buku Guru-Guru SGA” dan “Kepala Sekolah mewartakan cerita rakyat badarai, orang- Super”, saya mencermati keteguhan orang biasa. Dalam ekonomi, ada Moedirsan bukan saja dalam menghargai kecenderungan bahwa penulisan biografi posisi seorang guru tapi juga menjadikan hanya sebatas alur cerita konglomerat, guru sebagai teladannya. Alur kehidupan bankir dan broker yang menjalankan seorang Moedirsan meny-uguhkan ekonomi. Dalam ranah politik, penulisan pentingnya akuntabilitas. Lewat biografi terpaku pada para elit-elit kemampuan naratifnya yang handal, Efri kekuasaan, petinggi partai, pejabat publik Yoni Baikoeni tak pelak mampu secara hingga anggota parlemen. Sebaliknya, menawan menghadirkan potret warta hidup para buruh, petani kehidupan orang biasa dengan kontribusi penggarap, petugas kebersihan atau guru- dan prestasi yang luar biasa (an ordinary guru yang mengabdi di pelosok negeri person with extraordinary attainments) Kedua, b i o g r a f i Identitas Buku Moedirsan ini k i a n Judul : Asa Sebatang Kapur: Moedirsan Talu, menyadarkan Yatim Piatu Berjuang Jadi Guru publik bahwa Penulis : Efri Yoni Baikoeni pendidikan Penerbit : Pandu Aksara Publishing a d a l a h Tahun terbit : 2014 pemutus rantai Resensiator : Donny Syofyan ke m i sk i n a n . Apa yang

mengantarkan seorang anak yatim piatu nan miskin di desa tersuruk sukses menaiki tangga kehidupan sebagai kepala sekolah yang berprestasi? Jawabannya adalah pendidikan. Tak terbayang-kan bagi seorang Moerdisan bakal mengikuti arus hidup yang penuh kejutan guru dan kepala sekolah bila ia tetap meratapi nasib di-tinggalkan ibu dan ayah di kala kecil dan tidak mendaftar di SBG Negeri Padang demi pertaruhan masa depanya. Ketiga , buku Asa

Sebatang Kapur: Moedirsan Talu, Yatim Piatu Berjuang Jadi Guru ini menjadi saksi dahsyatnya kuasa dari catatan harian. Dalam pengakuannya, penulis Efri Yoni Baikoeni, menulis bahwa penulisan biografi ini didasarkan pada catatan harian (diary) yang ditulis secara intensif oleh Moedirsan antara tahun 2004 sampai 2007. Ini merupakan sebuah kerja intelektual yang prestisius mengingat dalam usia berkepala 7—mengingat beliau lahir pada 8 Nopember 1936—Moedirsan masih mampu mengingat peristiwa yang terjadi 40 bahkan 50 tahun lalu. Dalam banyak hal, kemampuan dan kesungguhan menulis catatan harian, sesuatu yang kini teramat langka di kalangan anak muda mengingat derasnya arus besar media sosial semisal Facebook dan Twitter , sangat dibutuhkan guna mempertahankan tradisi intelektual yang otentik sekaligus buat kesehatan. Dalam konteks tradisi intelektual, menulis catatan harian sangat urgen dan fungsional karena sebuah ide dan

peristiwa sangat mahal. Ia hanya bisa diselamatkan dan diabadikan lewat tulisan. Tulisanlah yang mengikat makna. Terkait dengan kesehatan, inilah yang menjelaskan rahasia kenapa orang-orang semisal Ahmad Syafii Maarif, Taufik Abdullah, Budi Darma atau Daoed Joesoef tidak pikun, uzur dan tetap ‘berminyak’ di usia senjanya. Mereka semua adalah orang-orang yang tak pernah berhenti berpikir dengan tetap menulis secara regular kapan dan di mana saja. Sosok Moedirsan seyogianya menjadi cermin bening bagi generasi muda untuk merespon suasana zaman dengan menulis.


Martga Bella Rahimi, Mahasiswa Setengah Dewanya Unand menjalaninya satu demi satu. 10 November 2012, alumni SMAN 1 Padang ini benarbenar bangkit. Ia mendirikan Anatomi Club di FK Unand, Anatomi Club pertama di Indonesia. Ia juga mengikuti ajang pemilihan Duta Baca Provinsi Sumbar di tahun 2012, dan terpilih sebagai Duta Baca Sumbar pilihan Ikatan Penerbit Buku Indonesia (IKAPI) cabang Sumbar. Mengikuti pemilihan Uda Uni Sumbar di tahun 2013, mengikuti lomba mikrobiologi dan imunologi internasional (SIMIC 2013). Pada tahun yang sama, Mimi terplilih sebagai orang pertama yang mewakili Indonesia dalam ajang pertukaran mahasiswa peneliti Internasional di Norwegia yang diadakan oleh federasi Mahasiswa Kedokteran Dunia (SCORE IFMSA). Dan seabrek prestasi lainnya.

J

ika Iwan Fals punya lagu manusia setengah dewa, maka Universitas Andalas (Unand) punya mahasiswa setengah dewa. Eit, tunggu dulu, jangan bayangkan mahasiswa setengah dewa ini punya sayap, punya kekuatan super, punya mukjizat, dan sebagainya. Mahasiswa setengah dewa yang satu ini adalah Martga Bella Rahimi, seorang sarjana lulusan Kedokteran Unand. Mahasiswa yang punya segudang prestasi dalam waktu estafet, yakni hanya 2,5 tahun masa kuliahnya. Yap dewanya bukan di orangnya, tapi di prestasinya. Penasaran? Silahkan dilanjutkan membaca. Senin (14/9), seusai perayaan Dies Natalis Unand yang ke 59 di Convention Hall (CH), Gentaandalas berkesempatan berbincang-bincang dengan gadis yang akrab disapa Mimi tersebut. Kehadiran Mimi di Gedung CH bukanlah sebagai penonton, ia resmi diundang pihak kampus sebagai penerima Mahasiswa Berprestasi Unand tahun ini. Ditemui selepas acara, Mimi yang siang itu terlihat cantik dengan rok pink, jilbab berwarna senada dan lengkap dengan almamater berkenan ngobrol dengan Genta Andalas. Titik balik Mimi bercerita sebelum ia sampai di titik sekarang, dulu, ia bukanlah siapasiapa. Seperti remaja kebanyakan, Mimi juga menggandrungi serial drama Korea. “Bayangin aja, Mimi sampai tamat 23 episode dalam satu hari, padahal itu udah tahun kedua kuliah lo,” ujar gadis kelahiran tahun 1991 tersebut. Selain maniak Korea, ternyata Mimi juga penyuka komik dan seorang pecandu game. Hingga pada tahun 2011, ia tersadar. “Kalau kayak gini terus, gak mungkin nih, Mimi harus melakukan sesuatu untuk hidup Mimi,” ujarnya pada saat itu. Realita terus menampar Mimi. Ia menyadari waktu tidak bisa berhenti. Mendapati keriput semakin banyak dijumpai pada wajah orang tuanya, membuat Mimi tersentak. Ia belum mempersembahkan sesuatu untuk kedua orang tuanya. Ia tidak ingin hidupnya hanya mengalir seperti air saja. “Wah gak bisa nih jika hidup dibiarkan kayak air mengalir, iya kalau airnya jernih, ini air comberan,” ujarnya tertawa saat mengenang masa ‘insyafnya’ itu. Mimi pun mulai mengatur “strategi perang” dan

Pencapaian Terbaik Mimi mengaku pencapaian terbaiknya adalah ia berhasil menerbitkan buku Mahasiswa ½ Dewa. Buku yang pengerjaannya terbilang cepat tersebut, yakni 55 hari diterima penerbit hanya dalam waktu tiga jam. “Padahal Mimi baru penulis pemula. Penulis ternama saja baru diterima dalam waktu 3 bulan, paling cepat 2 minggu,” ujar gadis yang masih berstatus dokter muda di RSUP M. Djamil tersebut. “Orang biasanya mengirim tiga naskah diterima satu, Mimi ngirim satu naskah, jadinya dua buku,” tambahnya seraya memperlihatkan kedua bukunya. Mimi mengaku semuanya pencapaiannya tidak akan terwujud tanpa campur tangan Tuhan, doa kedua orang tuanya dan dukungan orang-orang terdekat. Mimi menjelaskan buku pertama mengenai Mimpi yang sempurna (cover warna orange). Di buku tersebut dijelaskan bagaimana ia merengkuh semua mimpimimpinya dengan segala keterbatasan yang ia punya. Melepaskan sekat-sekat yang membelenggunya dalam mewujudkan mimpi. Perjuangannnya masuk ke fakultas kedokteran Unand hingga lahirnya buku Mahasiswa ½ Dewa dibahas dalam buku tersebut. Dari derai air mata hingga tawa bahagia, semuanya ada dalam buku pertama. Buku kedua, Pencarian Sayap (Dewa). Di buku dengan cover hijau ini Mimi menjelaskan secara gamblang stepstep yang harus dilalui agar bisa menjadi Mahasiswa ½ Dewa. Terbitnya buku tersebut membawa masalah baru. Hal terberat harus dialami Mimi ketika ia berencana menggelar

roadshow di sepuluh kota di Indonesia. “Juni, Juli, Agus Mimi mempersiapkannya, sampai menghubungi 100 event organizer dan alhamdulillah semua nolak,” jelas gadis yang mengidolakan Nabi Muhammad ini. Gara-gara memikirkan hal tersebut ia sempat stres, dan mengalami pendarahan lambung. Hingga menjelang roadshow digelar, terkumpullah sembilan kota yang akan dikunjungi Mimi. Namun, tiba-tiba dua kota membatalkan secara sepihak. Ia sempat berpikir untuk membatalkan semua roadshownya karena target awal sepuluh kota menjadi tujuh kota saja. Untuk menghadapi masalah tersebut ia menghubungi mentornya. “Bertahanlah, Allah ingin melihat seberapa mahasiswa setengah dewanya sih si Mimi,” ujar Mimi menirukan ucapan mentornya. Dalam tiga hari, terjadi keajaiban, empat kota menghubungi termasuk dua kota yang membatalkan sepihak sebelumnya. “Ternyata Allah Cuma menguji sampai mana sih batas kekuatan setengah dewanya itu,” tambah gadis asal Bukittinggi tersebut. Mimi sekarang disibukkan dengan jadwal roadshow di dua belas kota di Indonesia. “Baru jalan empat kota, Jogja, Bantul, Surabaya dan Bodjonegoro,

“Malaikat saja gak peduli dengan hidup kamu. Kamu yang harus peduli dulu sama hidup kamu, kemudian kamu peduli dengan hidup orang lain, baru orang lain peduli sama hidup kamu.” delapan kota sisanya akan menyusul,” kata gadis berzodiak pisces tersebut. Di setiap kota yang disinggahinya Mimi ingin menularkan virus setengah dewa ke mahasiswa-mahasiswa di seluruh Indonesia. Ia mengajak semua mahasiswa supaya tamat kuliah tidak sekedar tamat dapat ijazah. Lakukan sesuatu baik itu organisasi, prestasi, atau apapun. “Bikin sesuatu di masa kuliah, stop kuliah cuma dapat ijazah!” ujarnya tegas. Menurut Mimi menjadi mahasiswa itu spesial. Jelas, mahasiswa tidak bisa disamakan dengan siswa. Ketika seseorang menjadi mahasiswa berarti ia telah dianggap dewasa oleh masyarakat. Dewasa dalam hal bersikap, matang secara mental dan intelektual. Sangat disayangkan, jika masa-masa emas ini dilewatkan begitu saja dan hanya mengejar cepat lulus demi mengejar ijazah. “Sebelum teman-teman

nyampe di masa tua, masa yang ga bisa ngapa-ngapain, please, selagi muda lakukan sesuatu. Kalau mau malas-malasan nanti, kalau sudah kaya raya. Kalau sekarang belum apa-apa please lakukan sesuatu,” ujar Mimi bersemangat. Menurutnya, yang menentukan sikap seseorang ada dua faktor, yaitu internal (diri sendiri) dan eksternal (lingkungan). Mimi menganalogikannya dengan ikan asin karena kecenderungan mahasiswa sekarang sering menyalahkan lingkungan. “Kenapa ikan asin rasanya asin? Karena dia mati. Kenapa ketika dia hidup di laut tidak asin? Karena dia hidup. Kalo teman-teman masih menyalahkan lingkungan berarti teman-teman semua ikan asin,” tegas Mimi. Mahasiswa yang suka menyalahkan lingkungan diakui Mimi sedang tidak menyadari potensi hebat yang dimilikinya. Akhirnya, yang timbul adalah rasa malas untuk keluar dari zona nyaman. Di tiap kota yang disinggahinya, Mimi selalu mengajak agar mahasiswa lebih mengenali dirinya sendiri, mengenali potensi diri yang selama ini terkubur. “Yuk gali lagi, gali lagi sampai benar-benar muncul. Nah itu dia yang kita sebut dengan setengah dewa, dewanya keluar, potensi diri yang selama ini terpendam kita keluarin. Tapi ini bagi yang mau, bagi yang gak, mimi gak ngajak,” imbuhnya sembari tertawa. Bukan Tukang Motivasi Mimi menyangkal dirinya adalah seorang motivator. Baginya motivasi terbesar itu ada di dalam diri kita masingmasing. “Kalau kamu berharap dapat motivasi dari saya, terus berharap saya akan bantu hidup kamu, kamu salah besar. Jadi kamu jangan berharap ada orang yang baik hati nolongin kamu, ngubah hidup kamu. Malaikat aja gak peduli dengan hidup kamu. Kamu yang harus peduli dulu sama hidup kamu, kemudian kamu peduli dengan hidup orang lain, baru orang lain peduli sama hidup kamu. Jadi, berhenti nyari motivasi dari luar. Kamu mau jadi apa, kamu yang mutusin. Jadi Mimi bukan tukang motivasi, bukan malaikat penolong kamu, bukan. Mimi hanya memberitahu, ada lo cara kalau kamu pengen sukses pas mahasiswa,” ujarnya mantap. Mimpi diakui Mimi harus dicapai dengan usaha semaksimal mungkin. Rintangan dan hambatan itu pasti ada. Namun bagi Mimi, hal yang terpenting adalah sikap dan mental kita ketika kondisi sulit tersebut datang. “Kalau ada gunung, ya harus kamu yang manjat sampai puncak. Jangan harap nanti tiba-tiba ada sayap, dan kamu bisa sampai di puncak. It’s impossible,” tutupnya. Anes

Biodata Lahir Orangtua Pendidikan Prestasi

: Padang, 13 Maret 1991 : -Ayah: Masrilmar Sutan Marajo -Ibu: Ichwani : Fakultas Kedokteran, Jurusan Pendidikan Dokter, angkatan 2009 : - Finalis Penelitian MultiCenter pada Temu Ilmiah ISMKI Tingkat Nasional 2011 - Ketua Delegasi SIMIC Tingkat Internasional pada 2013 - Peringkat III Mahasiswa Prestasi Dekan Tingkat Fakultas pada 2013 - Peringkat II Mahasiswa Prestasi BEM Tingkat Fakultas pada 2013 - Peringkat Most Favorite Mahasiswa Prestasi BEM Tingkat Fakultas pada 2013 - Grand Final Unand Award Tingkat Universitas pada 2013 - Best Photogenic Unand Award Tingkat Universitas pada 2013 - Penerima Beasiswa S2 Double degree Biomedik pada 2013 - Research Exchange ke Norwegia Tingkat Internasional pada 2013 - Bintang Aktivis Kampus Universitas Andalas pada 2013


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.