Genta Andalas edisi 66

Page 1


EDITORIAL

Pungli Gerogoti Kampus Unand

Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/ Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. Tafdil Husni, SE., MBA Penasehat: Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS., M.Sc Pembina: Rembrandt, S.H., M.Pd Dewan Redaksi: Adrizal, Yudi Irfan, Laila Mukhtari Wizra, Muhammad Fikri, Muhammad Yaqub BE, Randy Febrian, Adha Giva Sakinah, Clara Octaria Rija, Lailatul Zuhri Indriani, Lita Mailani, M. Qamarul Hadi, Putri Ramadani, Teja Alone Pemimpin Umum: Muhammad Arif

D

ewasa ini, istilah pungli atau pungutan liar telah jinak di telinga masyarakat Indonesia. Perbuatan ini bagaikan virus yang terus menyebar ke berbagai sendi kehidupan bangsa. Dulu pungli hanya muncul dalam pembayaran uang parkir oleh beberapa oknum saja, namun kini telah merembes di kehidupan yang lain, bahkan dalam dunia pendidikan. Di Unand, pungli ini dialami kalangan mahasiswa. Pungli dilakukan oleh preman atau Cleaning Service (CS) yang kian berkembang dan tumbuh subur di kampus terbaik pulau Sumatera ini. Dengan modus uang kebersihan, keamanan, dan uang sewa gedung yang dilakukan oleh preman dan CS Unand ini berhasil merogoh isi dompet mahasiswa mulai dari ribuan hingga ratusan ribu rupiah. Pungli ini terjadi tidak hanya sekali atau dua kali saja, dari tahun ke tahun mahasiswa selalu dikenai biaya sewa gedung kuliah ketika ingin melangsungkan kegiatan kampus. Pungli ini dilakukan langsung oleh beberapa CS gedung kuliah, uang yang diminta pun dari tahun ke tahun terus bertambah mulai dari Rp25.000 hingga Rp150.000 per kelas. Uang tersebut diakuinya sebagai uang lembur atau uang kebersihan dan keamanan. Modus seperti ini tak asing lagi di telinga mahasiswa Unand. Ibarat penyakit yang telah menaun, terkesan sulit untuk sembuh dan akan kambuh jika tidak ada upaya

preventif untuk menyembuhkannya. Pungli di Unand tumbuh sehat dan mulai menyebar di lingkungan kampus. Acaraacara besar di Unand seperti wisuda selalu dimanfaatkan dengan baik oleh preman setempat untuk meminta uang parkir. Tidak hanya itu, untuk pemasangan baliho di Unand pun mahasiswa harus memberi uang keamanan kepada beberapa oknum. Sangat lucu kiranya ketika pungli terjadi di Unand yang telah dianggap rumah bagi mahasiswa. Meski pimpinan kampus dengan tegas mengatakan bahwa mereka telah melakukan upaya untuk menghapuskan pungli di Unand. Namun sayang, kenyataannya pungli masih marak dan bahkan tumbuh dengan baik. Melihat kenyataan ini sangat wajar jika Unand dikatakan di atas ambang darurat pungli. Memang, pungli merupakan musuh bersama yang ada di kampus yang dikenal sebagai markas power ranger ini. Pungli harus diperangi secara berkesinambungan, pimpinan kampus dituntut memiliki keberanian yang lebih dan konsistensi dalam memerangi pungli. Mahasiswa juga dapat berpartisipasi dengan cara melaporkan pungli yang terjadi, kecerdasan mahasiswa dalam menghadapi pungli ini juga sangat dibutuhkan. Jangan biarkan pungli terus hidup berkembang dan menggerogoti kehidupan kampus Unand ini.

Dicetak oleh: PT. Padang Graindo Mediatama (Isi diluar tanggungjawab percetakan)

Laporan Utama ...... 4 Sorotan Kampus ..... 6 Feature ................... 7 Laporan Khusus ...... 8 Survei ..................... 9 Liputan ................. 10 Galeri

............

12

Rehat ................... 13

Aneka Ragam ....... 16

Bendahara Umum: Gita Puspita

Redaktur Pelaksana: Rina Sephtiari Koordinator Liputan: Wina Sartika Redaktur: Nite, Rizka Desri Yusfita Bisnis & Periklanan: Devita Sari Marketing & Sirkulasi: Fanny Wulandari Kepala Desainer Grafis: Suci Ramadhanty Desainer Grafis: Novia Ratna Dewita PSDM: Annisa Radhiani Event Organizer: Syinta Tesya Apriliani

Jendela .................. 3

Aspirasi ................ 14

Sekretaris Umum: Risesa Oktaviani

Pemimpin Redaksi: Rafika Surya Bono Pemimpin Perusahaan: Rahmawati Ramadhan Pemimpin Produksi: Yori Andriani Pemimpin Litbang: Ully Saputri

Dapur .................... 2

Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

P

uji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karuniaNya, kami segenap kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid Genta Andalas Edisi LXVI bulan November-Desember 2016 kepada khalayak pembaca. Selawat beriring salam tidak lupa kami haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan penerang jalan seluruh umatnya. Syukur dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan setelah menyelesaikan tabloid ini. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang berhasil kami lalui untuk menghadirkan tabloid ini. Di sela-sela pelaksanaan kuliah yang begitu padat, segenap kru tetap mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, perhatian, dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan perjuangan, berburu informasi terkini untuk menyajikan berita informatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas Unand ini. Pada Edisi LXVI ini kami menghadirkan laporan utama mengenai pungutan liar yang masih merajalela di Unand. Pada laporan khusus, kami juga menghadirkan informasi mengenai Sumbar Jadi Destinasi Wisata Halal setelah berhasil memenangi Kompetisi Pariwisata Halal Nasional 2016 yang

dilaksanakan oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Serta Indonesia kembali merengkuh kemenangan dalam pertarungan di World Halal Tourism Award 2016 di Abu Dhabi, UEA. Wisata Halal Indonesia sukses menyapu bersih 12 kategori dari 16 kategori yang diperebutkan di ajang Internasional tersebut. Selain itu, informasi mengenai pengelolaan air di Unand juga kami hadirkan dalam rublik sorotan kampus. Keindahan Pantai Sako Padang pun turut kami persembahkan di dalam rubrik feature. Kami turut mempublikasi temuan terbaru mahasiswa Unand berupa alat ukur diameter buah berbasis sensor yang bisa mengukur diameter buah dalam hitungan detik. Tak ketinggalan kami juga menghadirkan jawaban SMS-mu untuk menjawab berbagai keluhan mahasiswa. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi pembaca di sekitar kehidupan kampus. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai Pers Kampus. Kritik dan saran solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Teknologi ............. 17 Aktivis .................. 18 Khasanah Budaya .. 19 Sastra dan Seni ...... 20 Wawasan .............. 22 Resensi................... 23 Sosok ..................... 24

Sosok Edisi LXVI


Rp BAYAR: Mahasiswa yang hendak memasang spanduk dipaksa untuk membayar ‘uang keamanan’.

Sistem Bayar Denda Buku di Perpustakaan Unand Sulitkan Pengunjung

CS Tutup Ruang Kelas Tak Sesuai Jadwal

Apakah denda buku di Perpustakaan Unand harus dibayar ke Bank? Padahal denda yang dibayar hanya sebesar Rp1.000 atau Rp2.000. (082384185xxx) Jawaban: Kebijakan ini dilakukan agar mahasiswa lebih disiplin dalam membayar denda, lebih transparan, dan lebih cepat. Denda tersebut langsung disetor ke bank yang ditunjuk yaitu Bank Nagari. Pihak bank tetap menerima berapapun nominalnya. Setelah dilakukannya kebijakan ini tingkat kedisiplinan mahasiswa dalam pengembalian buku meningkat. Alurnya, ketika mendapatkan sanksi, mereka harus membayar ke bank terlebih dahulu. Lalu, menyerahkan bukti tersebut kepada petugas perpustakaan.

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya merupakan salah seorang mahasiswa yang biasa kuliah di gedung F. Saya ingin bertanya mengenai Cleaning Service (CS). Sore hari, saya kuliah di sif 3, tetapi perkuliahan selesai sebelum waktunya. Saat saya masih berada di dalam kelas, CS sudah meminta kami untuk keluar ruangan dengan alasan kelas ingin dibersihkan dan sudah tidak ada jam kuliah lagi. Apakah memang kebijakannya seperti itu? Terimakasih.

Yasir Kepala Perpustakaan Unand ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Kampus Unand Menjadi Tujuan Wisata Hari Libur

Kejelasan Tugas Satpam di Belakang Perpustakaan Unand

Setiap hari Minggu pagi, Unand ramai dikunjungi masyarakat untuk lari pagi atau hanya sekadar jalan-jalan. Apakah memang Unand dibuka untuk publik? (085710102xxx)

Mengapa satpam yang bertugas di belakang Perpustakaan Unand hanya duduk-duduk saja bergerombol? Apakah mereka tidak berkeliling menjaga keamanan? (082285318xxx)

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, khasanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan disertai foto dan biodata penulis. Tulisan dapat dikirim melalui redaksi@gentaandalas.com

Jawaban: Mengenai kebiasaan CS gedung yang memberi kode kepada mahasiswa dan dosen yang sedang kuliah pada sif terakhir jam perkuliahan agar cepat keluar kelas, hal tersebut tidak dibenarkan. Sebab mengunci ruangan kelas bukanlah tugas CS tersebut. Ke depannya, pihak Unand sudah punya rencana untuk melakukan rolling terhadap CS. Misalnya CS di gedung C dipindah ke gedung F, dan lain-lain pada 2017 nanti. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan rasa memiliki yang tumbuh dalam diri CS setiap gedung tersebut karena ia sudah lama bertugas di gedung itu. Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Ampera Warman

Ota Da Tagen Tagen Mak Itam

: Oi Mak Itam. Lah ado danga? : Danga apo tu tagen

Tagen Mak Itam

: Itu a. Lah ilang lo baliho nan di Unand tu liak. : Ha banyak hantu di situ tu. Acok bana ilang baliho tangah

Tagen

malam. : Haa tu lah Mak Itam a.

Mak Itam

: Bisuak ko yo paralu diagiah sesajen sebelum pasang baliho mah tagen.

Tagen

: Aa yo gitu amuah e nyo mak itam. Bia patuah hantu tu.


Unand Diambang Batas Darurat Pungli

U

niversitas Andalas (Unand) tak pernah sepi oleh mahasiswa. Bahkan di hari libur pun mahasiswa masih mewarnai kampus terbaik di pulau Sumatera ini dengan berbagai macam kegiatan. Biasanya, mahasiswa menggunakan gedung kuliah untuk melangsungkan kegiatan yang mereka adakan seperti seminar nasional, kuliah umum, dan kegiatan-kegiatan kemahasiswaan lainnya. Unand selalu mendukung kegiatan mahasiswa, salah satu bukti dari dukungannya adalah dengan memberi izin mahasiswa melangsungkan kegiatan di kampus di luar jam perkuliahan. Namun, beberapa mahasiswa merasa tidak nyaman dengan adanya pungutan uang sewa gedung kuliah oleh beberapa Cleaning Service (CS). Tidak hanya itu, terkadang tindakan beberapa oknum yang meminta uang kepada mahasiswa saat memasang

peraturan rektor. Meski begitu, CS tetap tidak mengindahkan tanggapan pihak Unand dan tetap meminta bayaran kepada mahasiswa dengan dalih mereka bekerja di luar jam kerja yaitu hari Sabtu dan Minggu. Perbuatan tersebut terus berlanjut dan pungli lain pun bermunculan seperti pemungutan uang parkir dan sewa WC ketika wisuda, dan penyewaan gedung kuliah yang tarifnya makin tinggi, serta pemungutan uang pemasangan spanduk maupun baliho di Unand. Hal ini menjadi keluhan bagi mahasiswa Unand ketika ingin melakukan kegiatan di kampus. Seperti yang dilontarkan oleh Lara Purnama, ia mengaku pernah mengalami pemalakan ketika ingin memasang spanduk di baliho Unand. ‘’Kami pernah memasang spanduk dan di minta uang keamanan oleh pemuda, kami menyesal saat itu kami tidak

tidak hanya dirasakan oleh Lara. Mutiara Yulfa yang berkegiatan di UKM Pandekar pun mengaku pernah membayar gedung kuliah untuk menyelenggarakan kegiatan yang sudah memiliki izin dari Wakil Rektor (WR) III Unand. Kasus sewa gedung ini tidak hanya dirasakan oleh UKM saja akan tetapi juga seluruh mahasiswa yang memakai gedung kuliah untuk melakukan berbagai kegiatan. Ismail yang merupakan mahasiswa jurusan Sistem Komputer mengaku merasa terganggu dengan adanya uang sewa gedung. Ia mengaku telah memiliki surat izin menggunakan gedung kuliah, akan tetapi CS gedung tersebut tetap meminta uang dengan alasan mereka bekerja di hari libur. ‘’Saya memang tidak selalu menggunakan gedung pada hari perkuliahan, biasanya pada hari sabtu dan minggu, dan untuk penyewaan ruang

agar dapat terlaksana. Untuk peminjaman gedung, pihak kampus telah memberi kemudahan dalam proses peminjamannya dengan melalui beberapa tahap terlebih dahulu seperti memasukkan proposal peminjaman gedung. Namun, pada saat dilapangan CS gedung yang memegang kunci kerap meminta uang sewa gedung kepada mahasiswa. Uang sewa gedung ini kiranya sangat memberatkan mahasiswa. Pasalnya, biaya sewa gedung ini berkisaran 50 ribu hingga 150 ribu per kelas. Tarif pembayaran tiap gedung pun memiliki harga yang berbeda. Untuk gedung kuliah B dan C memiliki tarif yang sama yaitu 50 ribu per kelas untuk satu hari penuh di hari Sabtu dan Minggu. Untuk proses penyewaan gedung pun mereka mengatakan tidak perlu menggunakan surat izin dari pihak

spanduk pun sering dikeluhkan oleh mahasiswa. Hal ini dikatakan oleh pihak kampus merupakan Pungutan Liar atau pungli. Pungli merupakan perbuatan yang dilakukan oleh oknum tertentu dengan cara meminta pembayaran sejumlah uang yang tidak sesuai berdasarkan peraturan yang ada. Hal ini sering disamakan dengan perbuatan pemerasan, penipuan, atau korupsi. Perbuatan pungli di Unand ini dilakukan oleh beberapa oknum seperti CS, dan penduduk sekitar lingkungan kampus.

memberi uang. Karena baru sehari spanduk yang kami pasang sudah hilang,’’ tutur mahasiswa jurusan Agroekoteknologi yang akrab di sapa Lara ini. Tidak hanya itu, ia juga menyayangkan adanya pemungutan uang parkir ketika acara wisuda. Pembayaran uang sewa gedung pun pernah dialaminya. Ia mengaku dikenakan biaya sewa saat mengadakan acara kemahasiswaan. “Kami dikenakan biaya sewa gedung ketika melaksanakan acara kemahasiswaan seperti FIESTA, pembukaan orientasi calon anggota, pelantikan dewan wacana, BBMK, dan kegiatan lainnya. Kami harus membayar gedung 50 ribu dengan alasan itu merupakan uang kebersihan,’’ ungkap mahasiswa yang berkegiatan di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka ini. Ia melanjutkan, jika tidak membayar gedung maka untuk peminjamaan selanjutnya akan dibuat susah oleh CS gedung tersebut. Keluhan membayar uang gedung

seminar saya dikenakan biaya 100-200 ribu per hari dan untuk gedung kuliah dikenakan 50 ribu perhari,” ungkap mantan presiden mahasiswa asrama Unand angkatan 2015 ini. Ismail sangat menyayangkan adanya sewa gedung ini. Ia berpendapat bahwa gedung kuliah merupakan milik bersama dan kagiatan yang diadakan pun merupakan kegaitan-kegiatan kemahasiswaan. ‘’Saya berharap agar pihak Unand dengan tegas menanggapi hal ini, karena ini sangat merisaukan dan mengganggu mahasiswa. Saya juga berharap agar ada sosialisasi yang jelas dari pihak Unand terhadap sewa gedung ini,’’ katanya.

Unand, hanya dengan memberi mereka uang sewa maka ruangan kelas akan mereka buka. Berbeda dengan gedung D, CS gedung kuliah setempat menganjurkan mahasiswa untuk menyerahkan Kartu Tanda Mahasiswa dan membayar uang kebersihan sebanyak 60 ribu per kelas dari pagi hingga malam, dan 35 ribu per kelas dari pagi hingga siang pada hari Sabtu dan Minggu. Kemudian, di gedung A, CS gedung tersebut hanya meminta sekedarnya saja jika kegiatan yang dilakukan telah melewati pukul 16.00 WIB, dengan alasan sebagai uang kebersihan. Begitu juga dengan CS di gedung H dan I, mereka hanya meminta uang kebersihan seikhlasnya dari mahasiswa yang memakai gedung kuliah pada hari Sabtu dan Minggu. ‘’Kalau saya terserah mau kasih uang berapa. Tapi kalau sampai malam kegiatannya, saya tidak bisa memberi izin karena ini telah menjadi ketentuan Unand. Kalau mau menyambung hari

Warna-Warni Pungli di Unand Berdasarkan data yang dimiliki Genta Andalas tercatat sejak tahun 2013 perbuatan pungli sudah mulai marak di Unand. Permintaan uang sewa gedung kuliah pada mahasiswa yang melakukan kegiatan kampus saat itu menjadi polemik yang terjadi antara mahasiswa dan CS. Pasalnya, pihak Unand dengan tegas mengatakan bahwa penyewaan gedung kuliah tidak terdaftar dalam

Gedung Kuliah Target Terbesar Pungli Dalam kegiatan ektrakulikuler baik itu UKM, Himpunan mahasiswa yang kerap melakukan kegiatan-kegiatan seperti Seminar Nasional, Kuliah Umum, pelatihan, perlombaan, dan sejenisnya. Kegiatan tersebut memerlukan tempat


disediakan Unand. Jika ada laporan, kata Asdi, hal tersebut langsung diproses. ‘’Masa kita mau pasang spanduk di rumah sendiri harus bayar, kan tidak “50 ribu tu sampai jam limo nyo Dik, kalau lewat masuk akal. Sama dengan parkir, sudah dari jam sagitu tu mintak tambah uni jadinyo lai, jelas-jelas terpampang bahwa parkir seharian lo jatuahnyo adiak makai gedung, tapi uni tidak dipungut biaya, masih saja mau bayar. Seharusnya mahasiswa bisa lebih dak bisa mambarasihan kalau adiak makai nyo sampai cerdas,’’ tutur Guru Besar Fakultas malam, adiak yang mambarasihan lokal tu lai,’’ Peternakan ini. Asdi mengaku telah ada upaya - Cleaning Service (CS) Gedung F untuk menghapuskan pungli di Unand. Namun menurutnya, upaya itu tidak akan berjalan jika tidak didukung dengan laporan dari mahasiswa. Asdi pun mengaku tidak pernah mendapat laporan selanjutnya baru bisa, nanti saya tunggu Convention Hall. Mereka akan dari mahasiswa terkait hal tersebut, ia acaranya sampai selesai baru kemudian dikenakan biaya yang telah tertera di mengatakan bahwa mahasiswa hanya saya bersihkan sebelum pulang,’’ papar dalam SK rektor dan uang tersebut akan berbicara di luar saja. ‘’Mahasiswa itu CS Gedung I saat kru Genta Andalas dimasukkan ke dalam rekening rektor. adalah orang yang sistemik yang tau mencoba melakukan peminjaman Berbeda dengan mahasiswa yang melakukan kegiatan kemahasiswaan. aturan dan tau apa yang harus dilakukan gedung. jangan hanya bicara dan berkoar di luar Di gedung G, harga sewa sekitar Menurut Asdi, jika mahasiswa memang saja, laporkan langsung ke pihak 20 ribu hingga 50 ribu per kelas di hari benar melakukan kegiatan yang Unand,’’ katanya. Sabtu dan Minggu. ‘’Saya tidak dibayar bermanfaat dan diketahui oleh WR III Terkait pernyataan Asdi saat saya kerja lembur, jadi uang tersebut maka CS tidak memiliki hak untuk mengenai pemasangan spanduk, Ampera merupakan uang kebersihan,” tuturnya. meminta uang. ‘’CS tidak ada hubungannya dengan sewa-menyewa menambahkan dalam proses Berbeda dengan gedung kuliah F, pemasangan spanduk mahasiswa CS gedung tersebut menaruh tarif yang gedung, mahasiswa jangan mau biasanya telah melewati izin pemasangan lebih tinggi yaitu kisaran 150 ribu dari dibodoh-bodohi,’’ tegasnya saat spanduk yang dikoordinasikan bersama pagi hingga malam. ‘’Limo puluah ribu diwawancarai Rabu, (7/12). Dalih CS yang mengatakan uang satpam di Unand. Hal tersebut, kata tu sampai jam limo nyo Diak, kalau lewat Ampera adalah tanggungjawab satpam, dari jam sagitu tu mintak tambah Uni sewa tersebut karena mereka bekerja bukan orang luar Unand. ‘’Untuk jadinyo lai, seharian lo jatuahnyo Adiak di luar jam kerja pun dikatakan oleh memasang spanduk boleh makai gedung. Tapi Uni dari mahasiswanya ndak bisa mambarasihan Tabel Harga Sewa Gedung Kuliah Unand langsung, dan yang bertugas kalau Adiak makai nyo mengamankan lingkungan sampai malam, Adiak yang kampus ini adalah mambarasihan lokal tu lai, satpam,’’ ujarnya. (red- Lima puluh ribu itu Ampera juga hanya sampai sore, kalau mengatakan bahwa pihak lewat dari itu saya akan Unand telah melakukan minta uang tambahan kerjasama dengan karena Adik telah Kepolisian Sektor Pauh, memakai gedung Padang. Tujuan dari seharian. Kalau seharian kerjasama ini adalah untuk dipakai saya juga tidak mengamankan lingkungan bisa membersihkan kampus ketika Unand ruangan tersebut, jadi mengadakan acara yang Adik yang harus skalanya cukup besar. m e m b e r s i h k a n n y a , ) ’’ Berdasarkan ujarnya. pengakuan Ampera, bulan Uang sewa gedung Oktober lalu pihak Unand yang diminta oleh CS telah mengumpulkan gedung diakui oleh Kepala seluruh CS gedung kuliah sub bagian (Kasubag) dan telah memberi Minat, Bakat, dan pemahaman bahwa CS tidak Penalaran, Yuheldison, dibenarkan memungut uang bukanlah uang sewa tetapi mahasiswa. Melihat termasuk dalam uang kenyataan bahwa masih ada kebersihan. Ia pungli yang dilakukan oleh mengatakan pungutan beberapa oknum ini yang dilakukan CS masingSumber: Hasil wawancara dengan beberapa Cleaning Service (CS) Unand Grafis: Produksi membuat pihak kampus masing gedung adalah hal dituntut untuk lebih tegas, yang wajar karena mereka tidak hanya itu mahasiswa pun dituntut bekerja di hari libur. ‘’Jadi CS gedung Asdi tidak benar. Menurutnya, CS hanya langsung kepada saya,’’ tegasnya. Sama dengan pungli lainnya, untuk lebih pintar dengan memberi tersebut harus membersihkan gedung di bekerja sesuai yang diperintahkan, luar jam kerjanya. Oleh karena itu, sedangkan Unand tidak pernah seperti pemasangan spanduk yang laporan jika mengalami pungli kepada mereka meminta uang kebersihan. Siapa memerintahkan CS memungut uang dikenakan denda atau pemungutan uang pihak kampus. Hal ini guna memudahkan yang memakai, maka merekalah yang mahasiswa. Jika mahasiswa melakukan parkir ketika wisuda. Asdi berharap agar pihak kampus untuk menangani pungli. kegiatan di luar jam perkuliahan seperti mahasiswa bisa lebih pintar menghadapi  Agung, Arif, Endrik, Gita, Indah, harus membayar,’’ paparnya. Sependapat dengan itu, petugas hari sabtu dan minggu, Asdi hal ini dengan melaporkan kegiatan Metria, Mis, Novia, Renal, Rizka, Ulfa, seketariat gedung E, Fauzi, menganggap menganjurkan agar mahasiswa tetap tersebut kepada pemilik nomor yang telah Vivi, Wina pungutan tersebut adalah hal yang wajar melakukan prosedur peminjaman karena CS yang akan membersihkan kelas gedung dengan memasukkan surat ke ketika selesai dipakai oleh mahasiswa. Biro Umum atau langsung ke WR II, dan Selain itu, Yanto yang merupakan melampirkan agenda acara yang akan ‘’Uang sewa gedung bukan uang koordinator semua gedung kuliah dilaksanakan. Kemudian, surat tersebut lembur dari kerja CS. CS bukanlah menganggap pungutan itu ibarat upah akan diproses dan jika gedung yang pegawai Unand. CS adalah pegawai kerja yang dilakuan di luar jam kerja dimaksud memang sedang tidak yang sebenarnya. ‘’Uang tersebut bukan digunakan maka mahasiswa boleh dari Perusahan CS yang telah paksaan, itu hanya suka rela dari memakai, dan CS hanya membukakan dikontrak oleh Unand. Jadi, yang pintu gedung sesuai perintah dari pihak mahasiswa,’’ katanya. Unand. memberi gaji CS adalah perusahaan ‘’Uang sewa gedung bukan Unand Benarkan CS Lakukan Pungli tersebut dan tidak ada istilah uang Dalam Surat Keputusan (SK) uang lembur dari kerja CS. CS bukanlah lembur,’’ rektor tidak membenarkan adanya pegawai Unand. CS adalah pegawai dari penyewaan gedung kepada mahasiswa perusahan CS yang telah di kontrak oleh Wakil Rektor II yang melakukan kegiatan Unand. Jadi, yang memberi gaji CS Universitas Andalas kemahasiswaan. Wakil Rektor II Asdi adalah perusahaan tersebut dan tidak Agustar menjelaskan penyewaan gedung ada istilah uang lembur,’’ paparnya. Dok. Genta Hal senada juga disampaikan hanya berlaku bagi orang luar yang memakai gedung seperti Auditorium dan oleh Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Unand , Ampera Warman. Ia mengatakan bahwa CS tidak memiliki hubungan dengan sewa-menyewa gedung. Jika mahasiswa melakukan kegiatan di luar jam kerja maka CS tersebut akan di gaji oleh perusahaan yang telah memperkerjakannya, bukan memungut uang dari mahasiswa. Ampera melanjutkan, dalam tanda tangan kontrak yang dilakukan Unand oleh perusahaan CS tidak disebutkan bahwa CS meminta uang kepada mahasiswa dalam penyewaan gedung kuliah di hari sabtu dan minggu. ‘’Tugas mereka hanya menjaga kebersihan di dalam dan luar gedung serta selokan, hanya itu saja. Jika CS masih meminta uang mahasiswa maka CS tersebut telah melakukan pelanggaran dalam kontrak yang telah ditanda tangani,’’ ungkapnya. Kemudian, Asdi menambahkan, jika ada laporan dari mahasiswa terhadap CS yang tetap meminta uang kepada mahasiswa sedangkan mahasiswa tersebut telah melakukan proses peminjaman gedung yang benar, maka Unand bisa saja memanggil direktur perusahan CS bahkan jika hal tersebut masih berlanjut Unand siap memutuskan kerjasama karena menganggap CS telah melakukan pungli. ‘’Jika CS mempersulit mahasiswa dengan alasan kunci, mahasiswa harus segera melaporkan kepada biro umum atau

- Asdi Agustar -


Pengelolaan Air di Unand Perlu Pembenahan

S

aat ini, air di Universitas Andalas (Unand) berasal dari tiga sumber, di antaranya dua secara alami dan satu buatan. Sumber air alami berasal dari batang Sikabau dan gunung yang terletak di sekitar lahan pertanian Unand. Air ini dialirkan menggunakan pipa dari puncak bukit daerah sumber air. Sedangkan sumber air buatan berasal dari batang air Limau Manis. Sumber air buatan ini dialirkan menggunakan pompa mesin dengan tenaga listrik yang hanya digunakan ketika terjadi kekurangan air saat musim kemarau. Kepala Biro Umum dan Sumber Daya, Ampera Warman mengatakan bahwa air di Unand sudah tergolong bersih karena berasal dari gunung. Air tersebut telah dilengkapi dengan penampung air berupa Saringan Pasir Cepat (SPC) dan dilakukan perawatan setiap hari. Mutu air telah diuji sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) dan dilakukan pengecekan sekali enam bulan terhadap saringan air. “Adakalanya saat musim hujan terjadi longsor. Tanah yang terdapat pada daerah sumber air ikut terbawa sehingga air menjadi keruh,” jelasnya. Dalam hal penjernihan dan pendistribusian air di Unand, saat ini dikelola oleh lima orang pegawai. Tiga di antaranya bertugas dihulu air untuk menjaga kebersihan saluran air dan dua lagi bertugas untuk mengatur pendistribusian air. Pengolahan dan pendistribusian tersebut dilakukan secara mandiri sehingga masyarakat Unand bisa memanfaatkan air secara gratis. Jaringan pipa dengan kapasitas 60 l/dt, mampu melayani 2.700 orang menikmati air bersih. “Pengolahan dan pendistribusian air Unand sama dengan mengelola kota kecil. Kontur tanah Unand yang mereng memudahkan pendistribusian air bergerak berdasarkan gravitasi,” tambah Ampera. Namun, proses pengolahan air hanya sampai proses penjernihan. Pengolahan air belum mencapai pengolahan kaporit atau pemberian desinfektan. Dosen Teknik Lingkungan, Suarni Saidi, mengatakan biaya yang cukup mahal membuat pengolahan air hanya sampai proses penjernihan. “Tetapi kadar kaporit yang terkandung dalam air termasuk rendah, sehingga saat ini air tersebut masih aman,” ucap Suarni. Oleh karena itu, Suarni menambahkan, mengolah sebuah sistem jaringan air diperlukan petugas profesional di bidang pengolahan dan

pendistribusian serta pekerja disiplin warga Unand yang kurang dan kran rusak dan manajemen tidak terkontrol bisa jadi dalam merawat alat pengolahan dan membuat air terus mengalir,” katanya. Unand bisa kekurangan air bersih,” kata Kemudian, keluhan terhadap Suarni. jaringan pipa. Agar alat untuk pengolahan air kurangnya air di Unand semakin tinggi. Diperlukan pembenahan dan yang berasal dari gunung tetap terjaga, Menurut Ampera, pipa bocor menjadi program pengolahan air dari Unand untuk pihak pengelola air tetap melakukan pemicu berkurangnya air di Unand. “Pada menangani kebocoran dan kualitas. dari perawatan. Biaya perawatan yang sumber air terdapat pipa induk yang pipa utama dari pengambilan air. Dimulai dibutuhkan sekali setahun sebesar 50 memiliki cabang-cabang kran. Pipa besi perbaikan manajemen pengolahanjuta. Ini berguna untuk membersihkan ini telah digunakan sejak berpuluh tahun pendistribusian air yang ditangani oleh kotoran yang terdapat pada pipa saluran yang lalu dan bisa saja mengalami pegawai ahli dibidang air, Pengawasan air. Sedangkan sumber air buatan perkaratan,” timpal Ampera. dan perawatan teratur, memperbaharui membutuhkan investasi awal sebesar 200 juta, termasuk biaya membeli mesin dan pipa saluran air. Sumber air ini jarang digunakan, namun tetap dilakukan perawatan termasuk membersihkan kotoran yang terdapat pada saluran pipa. M e n g e n a i kebersihan air di Unand, Mahasiswa Teknik Lingkungan, Rhanda Dian Tri Fany mengatakan air di Unand cukup bersih dan belum tercemar. Pengelolaan airnya dibuat dengan membuat unitunit pengolahan air bersih. “Sampai saat ini saya tidak pernah menemukan kondisi air Unand yang kurang bersih. Sebab saya hanya Dok. Genta memakai air di jurusan Teknik Lingkungan dan masjid di Unand,” SEPI: Kantor Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) Unand sepi tanpa pengawasan. paparnya. Pipa Bocor Ganggu Distribusi Air di Unand Sejak tahun 1984, air di Unand dialirkan melalui jaringan pipa. Tahun 2010, Unand mendapat bantuan dari Kementerian Pekerjaan Umum untuk membangun instalasi dan pembangunan pengambilan air dan pipa. Jaringan distribusi dibuat hingga batas unand. Namun, menurut Suarni, beberapa jaringan pipa belum diperbaharui membuat produktivitas pengolahan tidak sesuai dengan pertumbuhan atas kebutuhan air. Dari segi kualitas dan pengolahan air belum memenuhi kriteria. Banyak petugas pengelola tidak paham dan mengerti dalam pengolahan air secara baik. “Sering kali petugas mengalirkan air ke dalam alat pengolahan melebihi kapasitas sehingga mengakibatkan hasil olahan air menjadi tidak bagus. Kesadaran

Jika terjadi kebocoran, biasanya disebabkan batang kayu tumbang di hulu sumber air. Maka akan dideteksi melalui kran tempat ia disalurkan. Terutama pada pipa-pipa yang berada dalam tanah biasanya dilakukan pendeteksian letak titik kebocorannya. Lalu, kata Ampera, Pipa yang bocor biasanya segera diperbaiki dengan pengelasan sehingga pengairan air lancar. “Jika terdapat alat-alat yang rusak maka akan segera diganti, agar tidak terjadi kekurangan air,” tambahnya. Hal ini ditanggapi oleh Dosen Teknik Lingkungan, Suarni Saidi. Menurutnya, air di Unand bisa dikatakan lebih dari cukup. Ini berdasarkan perencanaan awal bahwa ketersediaan air mencukupi hingga tahun 2025. “Namun jika sering terjadi kebocoran

pipa dan kran yag bocor, serta perhitungan ulang kembali akan ketersediaan air dalam beberapa tahun. Lebih lanjut, Randha menyanggah bahwa kebutuhan air di Unand sudah terpenuhi. Menurutnya penggunaan air di Unand semakin lama semakin besar. Terutama kesulitan dalam penggunaan air di waktu sibuk seperti waktu salat atau pada waktu sibuk lainnya. Randha berharap Unand lebih mengatur lagi pengelolaan air dan masyarakat kampus juga lebih bijak dalam penggunaan air. “Hal ini dilakukan untuk meminimalisir pemborosan terhadap air dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan kampus khususnya sumber air itu sendiri,” ujarnya saat diwawancarai. Devita, Yoga

BC Unand Belum Penuhi Standar Kebersihan

B

ussines Center (BC) merupakan tempat yang tidak asing lagi bagi sebagian besar mahasiswa Universitas Andalas (Unand) untuk berkegiatan dan membeli apa saja yang mereka butuhkan. Di BC banyak tersedia berbagai macam kebutuhan, seperti makanan, minuman, alat tulis serta kebutuhan sehari-hari. Namun, kebersihan BC sebagai pusat tempat makan bagi kalangan mahasiswa terlihat kurang terperhatikan. Seperti yang dituturkan oleh Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Fitia Oktari. “Bagian kafetaria BC lantai 1 terlihat kurang bersih dan mejanya terkadang kotor. Banyak lalat yang sering berterbangan dan hinggap di minuman ataupun makanan pembeli,” tutur Fitia. Lalu, menurut Fitia, lalat termasuk salah satu faktor penyebab

penyakit. Selain itu, kucing yang cukup banyak di BC juga sering naik ke meja makan dan mengganggu orang yang sedang makan atau pun minum. Sehingga hal ini membuat pembeli menjadi risih ketika menempati tempat tersebut. “Saya termasuk orang yang tidak mau untuk di ajak makan ke tempat tersebut. Tetapi tergantung situasi dan kondisi,” aku Fitia. Sementara itu, seorang dosen Kesehatan Masyarakat, Septia Pristi Rahmah menjabarkan standar sebuah tempat makan bisa dilihat dari segi kualitatif maupun kuantitatif. “Jika dinilai dari kondisi fisik bangunan, kontruksi, serta fasilitas yang lainnya, BC ini tidak masalah. Tetapi yang jadi masalahnya sekarang yaitu dari segi adanya lalat,” jelas Septia. Lebih lanjut, kata Septia,

keberadaan lalat yang berterbangan biasanya diikuti oleh kecoa dan tikus. Tentu hal tersebut tidak layak dijadikan sebagai tempat makan karena tidak memenuhi aspek-aspek seperti kebersihan dan sanitasi. Masalah sanitasi bisa diakibatkan oleh dua hal diantaranya fasilitas yang kurang memadai dan sarana pendukung sanitasi seperti adanya air bersih, sarana pembuangan limbah, dan lain-lain. “Namun, bisa juga, semua fasilitas sudah tersedia, tetapi perilaku pengguna BC masih salah,” katanya. Menanggapi hal tersebut, menurut salah seorang penjual makanan, Meldawati, kondisi BC saat ini bisa dikatakan bersih. Bahkan untuk kebersihan BC ini pun, setiap paginya penjual selalu membersihkan dan mengepel lantai serta menata kerapian

meja dan kursinya. Namun, disisi lain terkadang yang membuat kebersihan ini tidak terjaga diakibatkan oleh perbuatan dari mahasiswa. “Setelah makan atau minum, mereka sering membuangnya di sembarang tempat. Dan menggunakan tempat tersebut sesuka mereka tanpa menghiraukan kebersihan,” jelasnya. Kebersihan ini merupakan tanggung jawab kita bersama. Sederhananya bisa kita lakukan dengan menjaga keberadaan dan mengurangi volume sampah tersebut. Layaknya seorang mahasiswa kita dituntut untuk memiliki kesedaran dan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Fikha, Wita


Kedamaian Tersembunyi di Balik Pantai Sako Oleh: Rina Sephtiari*

J

ika kebanyakan orang memilih meriam peninggalan zaman Jepang, dan laut, baik itu kapal penyeberangan ke maupun kapal-kapal tempat liburan yang penuh dengan Pelabuhan Bungus Teluk Kabung hingga Mentawai pengangkut batu bara menghiasi laut pada wahana, kami lebih memilih kemah Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bungus. Bukan hanya itu, di sepanjang siang itu. Tarian ombak menggoda kami di tempat yang dapat mendamaikan mata dan pikiran dari tumpukan kegiatan jalan juga terdapat beberapa tempat untuk segera bermain di tepinya. Sebelum selama di kampus. Kemah tak harus di makan dan tempat-tempat santai yang itu, kami harus menegakkan tenda untuk gunung seperti fenomena orang-orang menghadap ke laut. Orang-orang yang kemah malamnya. Pantai Sako bisa zaman sekarang yang rela Foto: Rina dikatakan masih perawan mendaki demi menikmati karena keasrian pantainya pesona alam. Kemah bisa yang belum dicemari oleh dilakukan di pantai sambil sampah-sampah bekas menikmati aroma pantai makanan dari wisatawan. yang khas dengan deburan Pasir pantai ini pun bersih ombak yang dapat berwarna putih kecoklatan. menenangkan pikiran. Tak jauh dari pantai ini, Berbicara juga terdapat muara yang mengenai pantai, Padang berasal dari mata air dikenal dengan pantaibungus. pantainya yang memesona Selain itu, barisan para wisatawan untuk pohon pinus yang berkunjung, seperti Pantai SERU: Rombongan mahasiswa KSE Unand sedang bermain ombak terbentang lurus di pinggir Air Manis, Pantai Padang Pantai Sako pantai mempercantik (Taplau), Pantai Pasir suasana Pantai Sako ini. Jambak, Pantai Nirwana, dan sebagainya. Salah satu pantai yang mampir ke tempat ini biasanya Barisan pohon tersebut sering dijadikan belum banyak diketahui orang yaitu beristirahat sejenak melepas penat sebagai tempat hunting bahkan menjadi Pantai Sako. dalam perjalanan. Serta sembari objek pemotretan foto pre-wedding. Bukan hanya itu, di pantai ini Siang itu, hujan di bulan Oktober menikmati indahnya sunset di petang tak membuat semangat kami, rombongan hari. Monyet-monyet liar pun juga berada juga terdapat sejumlah tempat duduk berpayung yang terbuat dari beton Paguyuban Karya Salemba Empat (KSE) di pinggir-pinggir jalan. Universitas Andalas (Unand) surut untuk Sesampainya di persimpangan menghadap Samudera Hindia. Sayangnya, berkemah. Kami telah bersiap-siap menuju pantai, terlihat papan nama yang di sini hanya terdapat satu warung berangkat menuju Pantai Sako bertuliskan Objek Wisata Pantai Sako di penjual makanan dan minuman untuk menggunakan mini bus. Pantai Sako bibir jalan. Dari jalan raya, kita harus wisatawan yang datang. Tempat ini memang cocok bagi hanya bisa dilewati melalui Jalan Raya melewati jalan setapak sekitar 200 Padang-Painan. Pantai ini terletak di meter ke dalamnya. Kondisi jalan ini wisatawan yang cinta akan kesunyian dan Nagari Labuhan Tarok, Kelurahan Bungus masih berbatu dan tidak rata. Di kedamaian. Karena tempat ini jauh dari Barat, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, samping kiri dan kanan jalan setapak hiruk pikuk suasana kota. Pantai yang Padang. Untuk mencapai pantai tersebut ini terdapat banyak pohon dan semak- memiliki panjang 200 m ini sering memakan waktu sekitar 30 menit dengan semak. Tapi jangan khawatir, di sini dijadikan sebagai tempat piknik bagi jarak lebih kurang 30 km dari Kota terdapat beberapa rumah warga. Jadi, keluarga karena ombak Pantai Sako yang Padang. Anda akan merasa aman melakukan tenang, tidak terlalu tinggi. Jadi, aman Di sepanjang perjalanan, kita perjalanan wisata ke sini. Tiap sebagai temapt untuk anak-anak akan menyusuri keloknya bukit dengan pengunjung yang memasuki area pantai bermain. Di samping itu, Pantai ini juga suguhan pemandangan yang membuat ini akan dikenakan biaya retribusi sering dijadikan tempat pilihan berkemah kita terpukau. Laut biru terbentang luas seharga Rp10.000 untuk orang dewasa atau malam keakraban bagi komunitas, maupun perkumpulan teman sebaya. dapat kita lihat dari atas bukit. Selain dan Rp5.000 untuk anak-anak. Seorang lelaki paruh baya itu, kita bisa menikmati destinasi lain Setiba di Pantai Sako, kami yang berada di tepi jalan, seperti bergegas turun dari bus. Kami terpana menghampiri kami. Dengan ramah ia pelabuhan Teluk Bayur dengan kapal-kapal dengan suasana pantai yang masih asri. menyapa kami. Kami pun akhirnya yang berbaris di tepinya, Pantai Nirwana, Kapal-kapal yang bertengger di tengah bercengkrama dengan bapak yang

bernama Ali Munar, pengelola Pantai Sako. Ali Munar, kerap disapa Pak Ali bercerita bahwa pantai ini bukan dikelola oleh Pemerintah Kota Padang, melainkan dari keinginan bapak ini sendiri. Berawal dari hobinya yang suka berwisata, Pak Ali pun tergerak untuk mengelola pantai yang berada di dekat rumahnya. Pantai Sako dikelola Pak Ali sejak tahun 2000. Pada 11 Mei 2011, Pantai ini diresmikan oleh pemerintah sebagai tempat objek wisata dan dinamakan Pantai Sako. Sako sendiri berasal dari bahasa Minang yang berarti warisan tua atau segala kekayaan asal yang tidak bersifat benda (tidak berwujud). Menurut pengakuan Pak Ali, belum ada bantuan dari pemerintah untuk memfasilitasi pantai ini. Semua fasilitas seperti water closet (wc), kamar mandi, dan tempat salat disediakan Pak Ali. Di rumah warga sekitarpun belum ada lampu dan penerangan jalan. “Kami sudah meminta bantuan kepada pemerintah untuk memperbaiki dan memfasilitasi pantai ini. Tetapi, belum ada respon,” katanya. Mendengar cerita Pak Ali, penulis menyayangkan pemerintah yang kurang perhatian terhadap pantai ini. Padahal tempat ini sangat bagus untuk wisatawan yang ingin menenangkan diri dari kepenatan rutinitas sehari-hari. Setelah berbincang-bincang, Pak Ali pamit pulang karena hari sudah mulai gelap. Malam pun tiba. Dengan sisasisa bulir hujan yang menggantung di pohon pinus, kami membuat api unggun untuk menghangatkan badan. Di bawah rembulan yang redup masih tertutup awan, petikan gitar diiringi nyanyian mewarnai malam kami. Lautan yang terbentang dihiasi gemerlapan lampu kapal yang bertebaran di laut menambah indahnya Pantai Sako ini. Tak lupa, desiran ombak yang tenang menambah syahdunya malam. *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya, Unand

Sekeping Ingatan di Sabang

K

ota paling barat Indonesia, Kota Sabang, menjadi tujuan kami hari itu, Jumat (18/11). Usai menjalani kegiatan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) yang diadakan UKM Pers DETaK Universitas Syahkuala (Unsyiah) selama empat hari sebelumnya, saatnya kami —peserta dan panitia— melepas penat dengan menjelajahi Kota Sabang, Pulau Weh. Rasa tak sabar menyelimuti perasaan saya pagi itu. Jika mendengar kata sabang, tentu yang muncul di pikiran adalah lagu wajib nasional saat di Sekolah Dasar dulu, ‘Dari Sabang Sampai Merauke’ ciptaan R. Suharjo. Dan hari ini, saya akan menginjakkan kaki di ‘awal mula’ Indonesia tersebut. Kami berangkat sekitar pukul 09.15 WIB dari Asrama Kompas Unsyiah menuju Pelabuhan Ulee Lheue dengan menggunakan labi-labi. Labi-labi merupakan nama angkutan umum (angkot) yang ada di Banda Aceh. Labilabi adalah mobil berjenis Hijet 1000 di mana terdapat dua bangku yang saling berhadapan. Biasanya, dalam satu labilabi bisa muat 14 orang. Namun pagi itu, labi-labi kami siksa dengan muatan 18 orang kepala, ditambah dengan barangbarang kami. Karena masa menginap kami di asrama sudah habis, kami harus membawa semua barang bawaan

Oleh: Rafika Surya Bono*

kemana-mana. Satu orang memiliki satu dengan harga 20ribu selama pelayaran. “Sungguh, kebesaran Tuhan mana lagi koper dan satu ransel. Jadilah labi-labi Sedangkan kami membentangkan yang engkau dustakan?” saya berseru pagi itu seperti mengangkut para spanduk yang kami bawa untuk bisa dalam hati. Saya menutup mata. duduk bersama sekaligus meletakkan pengungsi. Berpegangan pada besi Jalanan berdebu tepian kapal. Menghirup kala itu. Memaksa kami nafas panjang. Angin harus melindungi mata, ‘mengoyak-ngoyak’ jilbab hidung, dan mulut bermotif bunga-bunga seadanya dengan tangan saya. Saya membuka mata ataupun jilbab yang kami perlahan. Laut biru nyata pakai. Di Banda Aceh, terpampang. Kapal dengan sedang terjadi gagah membelah lautan. pembangunan jembatan Dua jam berlayar, maupun perbaikan jalan. kapal menepi ke dermaga. “Banda masih proses Kami sampai di Pelabuhan berbenah pasca bencana Balohan. Kami sudah besar 12 tahun silam,” ditunggu oleh mobil truk ucap saya dalam hati. Kodim Kota Sabang. Tak terasa, tiga Mulailah perjalanan. puluh menit pejalanan Jalannya yang masih sepi telah kami lalui. Dok. Pribadi dan asri. Jalan aspal yang Menggunakan baju MOMEN: Peserta dan panitia PJTLN DETaK Unsyiah mengabadikan masih bagus seolah tanda berwarna hijau, celana kebersamaan di Tugu Kilometer Nol Indonesia , Sabang. tak banyak kendaraan lalu hitam, dan sandal jepit lalang di sini. Berbeda berwarna merah, saya dengan di Banda Aceh—jalanan yang mengayunkan kaki untuk menuju kapal barang-barang. Pukul 10.00WIB kapal bertolak dipenuhi debu sepanjang jalan— di Kota dari tempat turun labi-labi. Total rombongan kami ada 35 orang saat itu. dari pelabuhan Ulee Lheue menuju Sabang, udaranya begitu sejuk dan bersih. Sampai di lantai tiga kapal, Pelabuhan Balohan. Sekitar 10 menit Angin melambai-lambai sepanjang jalan orang-orang sudah membentangkan perjalanan, tampak batas air laut yang tikar di tempat yang dilindungi atap. berubah warna. Tampak jelas garis Entah bersama keluarga atau dengan pembatas antara air berwarna keruh bersambung ke halaman 22... kolega. Tikar tersebut mereka sewa dengan air biru cerah seperti warna langit.


W

Wisata Halal Sejahterakan Daerah dan Masyarakat

isata halal merupakan suatu kegiatan yang disetujui oleh pemerintah pusat dan menjadi program utama dalam bidang pariwisata. Program ini ditujukan untuk wisatawan muslim dengan pelayanan yang merujuk pada aturan-aturan Islam. Wisata halal dikenal sejak tahun 2015 pada sebuah acara World Halal Tourism Award (WHTA) yang digelar oleh Kementerian Pariwisata Uni Emirat Arab (UEA). Pada tahun tersebut, WHTA dimenangkan oleh Lombok sebagai World’s Best Halal Tourism Destination, World’s Best Halal Honeymoon Destination (Lombok), dan World’s Best Family Friendly Hotel untuk Sofyan Hotel. Wisata halal pada prinsipnya adalah wisata yang menyediakan fasilitas tambahan yang halal bagi wisatawan yang berkunjung. Seperti ketersediaan masjid atau musala, makanan halal, hotel yang bebas dengan minuman keras dan diskotek, kolam renang atau pantai dipisahkan antara pria dan wanita. Wisata yang dijual pun sama seperti wisata pada umumnya namun tambahannya pengunjung muslim tidak pusing memikirkan tempat salat dan makanan yang halal. Sumatera Barat (Sumbar) terkenal dengan masyarakatnya yang mayoritas beragama Islam dan beradat. Bukan hanya itu, Sumbar terkenal sebagai tempat wisata yang memiliki beraneka ragam destinasi yang sangat indah baik dari kebudayaan maupun wisata alam seperti pantai, gunung, pulau, dan lain-lain. Dilansir melalui website resmi http:/ /itwabudhabi.com/halalawards/2016-winners.html Sumbar terpilih menjadi salah satu provinsi yang memenangkan WHTA 2016 di Abu Dhabi, UEA , Rabu (07/ 12) . Dalam kompetisi tersebut Sumbar bersaing dengan beberapa negara yang terkenal dengan pemeluk agama Islam terbanyak seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Turki, Palestina, Malaysia, Makkah, Jordan, Maroko, dan Iran. Sumbar meraih tiga penghargaan di ajang WHTA sebagai World’s Best Halal Culinary Destination dan World’s Best Halal Destination. Euro Tour, yang juga menjadi perwakilan Sumbar juga merupakan salah satu pemenang di ajang ini sebagai World’s Best Halal Tour Operator. Kategori Wisata Halal Pada tanggal 21 September lalu, Sumbar terpilih menjadi salah satu destinasi wisata halal terbaik dalam Kompetisi Pariwisata Halal Nasional (KPHN) 2016. Kompetisi yang diadakan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Indonesia ini menggunakan sistem evoting sejak tanggal 26 Agustus – 15 September 2016. Sumbar berhasil memenangi empat kategori dari 15 kategori yang telah ditetapkan yaitu destinasi wisata halal terbaik, biro tour wisata halal terbaik yang dimenangkan oleh Euro Tour, makanan daerah terbaik yaitu rendang, dan rumah makan halal terbaik yang dimenangkan oleh Lamun Ombak. Kompetisi ini diadakan untuk ajang apresiasi terhadap destinasi dan industri yang mengembangkan pariwisata halal yang ada di Indonesia. Para pemenang yang menjuarai kategori

Sama halnya dengan Iwir, Mahyeldi juga menjelaskan keuntungan lain yang didapat tidak hanya untuk kemakmuran Padang, tapi juga berdampak pada kemakmuran masyarakat. Yang terpenting adalah dukungan dari masyarakat yang terbuka, ramah tamah dan menciptakan kenyamanan pada kedatangan tamunya. “Saya berharap masyarakat Padang bisa berkomunikasi dengan baik agar para tamu bisa berlama di kawasan-kawasan potensial yang kita miliki agar kami bisa fokus menjalankan visi misi untuk melengkapi sarana dan prasarana Kota Padang,” pesannya. Dalam membangun suatu tempat pariwisata tidak jauh dari persoalan pendanaan begitupun dalam membangun Padang menjadi destinasi wisata halal. Medi mengungkapkan banyak pihak yang menyokong pendanaan baik perusahaan pemerintah provinsi, Keuntungan menjadi Destinasi Wisata swasta, kementerian pariwisata maupun dinas Halal Jika semua sarana dan periwisata sendiri. Di samping itu, pihak prasarana sudah mendukung destinasi pariwisata Sumbar lebih terfokus dalam menjadi wisata halal, keuntungan yang sosialisasi perilaku untuk wisata halal misalnya tidak boleh buang sampah sembarangan, TABEL PENGHARGAAN YANG DIRAIH SUMBAR pemalakan di objek wisata, DALAM AJANG WISATA HALAL 2016 seperti parkir liar dan lain sebagainya. Hal tesebut dapat menganggu masyarakat yang berwisata dan berkunjung ke Sumbar terangnya. Berbicara mengenai wisata halal, Haris Kurniawan salah seorang mahasiswa Unand mengapresiasi terpilihnya Sumbar sebagai destinasi wisata halal dunia yang dapat membawa nama baik Sumbar ke tingkat internasional. Namun hal yang ditakutkan terjadinya deskriminasi antar agama karena di Sumbar masyarakatnya tidak hanya beragama Islam tetapi juga Grafis: Produksi ada yang beragama Non-Islam. Di sisi lain terpilihnya Sumbar beberapa negara lainnya yang tertarik didapat yaitu perekonomian akan tumbuh sebagai destinasi wisata halal memberi dengan wisata keluarga. Karena kegiatan lebih tinggi karena tingkat konsumsi dan dampak positif khususnya kaum muslim wisata halal lebih merujuk pada wisata perputaran uang semakin meningkat. Hal akan merasa aman saat berwisata baik keluarga sehingga dapat menarik minat ini karena wisatawan muslim yang itu dari segi keamanan tempat wisata wisatawan untuk berkunjung. “Berbagai berkunjung tidak ragu untuk berwisata maupun kulinernya. “Dengan terpilihnya upaya yang dilakukan pemerintah dalam ke Sumbar disebabkan makanan, Sumbar sebagai destinasi wisata halal mengoperasikan wisata halal di Sumbar penginapan maupun tempat wisata telah saya berharap tempat-tempat prostitusi yang baru berjalan dua bulan ini, meliputi terjamin kehalalannya. yang ada di daerah Sumbar dapat diatasi Afridian Wirahadi Ahmad, Dosen sehingga kaum remaja khususnya makanan dengan aturan penyembelihan yang halal, kemudian penginapan dan Fakultas Ekonomi Unand mengatakan mahasiswa dapat terhindar dari hotel-hotel yang aman dan tentunya peningkatan pendapatan daerah, perbuatan asusila” tuturnya. halal,” jelasnya seusai menghadiri masyarakat, dan pajak daerah saling kait Selain itu, Iwir mengungkapkan jamuan makan malam di Auditorium mengait dengan adanya wisata halal. Padang masih minim dari segi fasilitas Meningkatnya pendapatan masyarakat wisata. Misalnya saja orang yang pergi Gubernur, Sabtu (03/12) . Sementara itu, Mahyeldi bisa dilihat dari pengikatan omset ke Pantai Padang tidak ada yang bisa mengatakan saat ini Padang sedang penjualan baik dari suvenir maupun dinikmati selain bermain air dan hanya menuju wisata halal. Tempat-tempat yang makanan. Sedangkan pendapatan sebagai tempat-tempat duduk santai. difokuskannya seperti Kawasan Wisata pemerintah pusat berasal dari ramainya Kafe yang ada di sekitar tempat wisata asing yang akan masih jauh dari kesan nyaman untuk Terpadu (KWT) Gunung Padang yang ia wisatawan konsepkan pada tahun ini. Kawasan mendatangkan devisa dan pajak duduk-duduk santai seraya tersebut yaitu Pantai Air Manis, Pulau penghasilan bagi pelaku usaha. Untuk membelanjakan uangnya. “Jika tidak Pisang Ketek dan Pisang Gadang, Gunung pendapatan pemerintah daerah tentunya tersedia hal-hal yang membuat wisatawan Padang, Kota Tua, dan Pantai Padang. meningkat dari pajak reklame hotel, menghabiskan uangnya di tempat wisata “Berbicara tentang wisata pastinya rumah makan, parkir dan juga dari tersebut, perekonomian juga tidak akan membutuhkan dana yang besar untuk retribusi. meningkat cepat,” ujarnya. “Namun yang perlu dipersiapkan merapikannya. Maka dari itu kami hanya Sarana dan prasarana sangat memfokuskan pada kawasan itu saja oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Padang penting untuk terwujudnya wisata halal melihat dana yang terbatas,” katanya saat ini bagaimana agar wisatawan mau yang nyaman. Padang masih perlu saat ditemui kru Genta Andalas di belanjakan uang sebanyak-banyaknya di berbenah untuk itu Hal ini supaya Padang. Pemda harus menyiapkan pelaku wisatawan betah berlama-lama memilih ruangannya, Jumat (25/11). Di samping itu, Medi Iswandi usaha khususnya industri kreatif untuk Padang sebagai destinasi wisata halal. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menciptakan banyak kerajinan tangan Semakin banyak wisatawan yang Kota Padang mengatakan dari empat yang khas dari Padang. Hal ini agar para berkunjung, semakin meningkat juga kategori yang dimenangkan Pantai Padang wisatawan tertarik dengan Padang pedapatan yang didapatkan baik untuk dapat meningkatkan pendapatan masyarakat maupun daerah. belum dikatakan layak untuk menjadi sehingga daerah maupun Aza, Ade, Dyra, Fanny, Iqbal, Nana, wisata halal. “Hal ini karena pendapatan permasalahan utama dari segi sarana dan masyarakatnya,” ujar pria yang akrab Rina, Rival, Vivi prasarana belum tecapai untuk Pantai disapa Iwir ini. destinasi wisata halal Indonesia kemudian diusulkan dalam kompetisi pariwisata halal internasional, WHTA. Terkait kategori wisata halal, Mahyeldi Ansharullah, Walikota Padang menjelaskan selain untuk menciptakan wisata yang berbudaya, penilaian wisata halal dilihat berdasarkan kebutuhan wisatawan muslim, agar lebih dimudahkan dalam setiap perjalannya. Misalnya hotel, harus dilengkapi arah kiblat yang jelas dan jadwal salat. Pada penyajian kulinernya rapi, bersih, adanya kepastian harga dan tercantum label halal pada produk makanan baik di market maupun di hotel serta terdapat masjid dan musala di tempat-tempat strategi publik seperti tempat-tempat wisata. “Intinya wisata halal ini akan menjadi wisata keluarga yang nyaman dan berkesan,” tuturnya. Senada dengan Mahyeldi, Irwan Prayitno Gubernur Sumbar menuturkan wisata halal ini ditujukan untuk menarik wisatawan dari negara Islam seperti Timur Tengah, Malaysia ataupun

Padang menuju wisata halal,” ujarnya. Dalam mendukung sarana dan prasarana tersebut untuk tepian pantai ada rencana dari bantuan salah seorang masyarakat Sumbar yang menyumbangkan pembangunan masjid di tepian Pantai Padang tepatnya di depan Kantor Dinas Pariwisata. Pembangunan masjid tersebut bertujuan supaya menuju wisata pantai yang lebih moeslim friendly dan dapat menjadi wisata pantai yang halal. “Sebelumnya tepian pantai telah dibersihkan dari berbau sara pada malam hari seperti, tenda biru dan tenda ceper yang telah dimusnahkan oleh pihak dinas pariwisata. Dengan adanya mesjid di tepian pantai bisa menjadikan wisata Pantai Padang sebagai wisata pantai halal yang baik nantinya,” tuturnya, Selasa (29/11).


P

Polling Laporan Utama Genta Andalas Edisi LXVI

ungutan Liar (Pungli) merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Pungli ini dilakukan untuk memenuhi keinginannya sendiri tanpa persetujuan atau perintah dari pihak penyelenggara yang berwenang. Pungli marak terjadi dimana- mana, tidak terkecuali di kampus Universitas Andalas (Unand). Sasaran pungli biasanya ialah mahasiswa yang notabenenya kuliah untuk menuntut ilmu dan berkegiatan. Diduga, pungli dilakukan oleh orang yang bekerja di Unand maupun yang tinggal di sekitar lingkungan Unand. Kejadian tersebut sangat meresahkan mahasiswa Unand. Misalnya, disaat peminjaman gedung kuliah untuk melaksanakan kegiatan. Setelah memakai gedung kuliah, Cleaning Service (CS) yang bertugas membersihkan ruangan tersebut meminta uang kebersihan dengan nominal yang cukup besar. Hal tersebut

Z

aman modern dengan kemajuan teknologi yang melejit tinggi membuat manusia menikmati gaya hidup yang serba praktis dan instan. Mulai dari berkomunikasi, berbelanja, hingga memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari. Di mana pun berada, semua hal tersebut dapat terpenuhi hanya dengan mengakses internet. Tidak perlu bertatap muka atau berinteraksi langsung untuk berkomunikasi. Semuanya serba online. Tidakkah ini menjadi permasalahan, ketika manusia yang hakikatnya sebagai makhluk sosial mulai berkurang intensitas hubungan sosialnya karena terlena dengan segala sesuatu berbau online ini.

tentunya akan memberatkan mahasiswa terutama aktivis yang sering mengadakan kegiatan positif di luar perkuliahan. Pungli tidak hanya terjadi saat pemakaian gedung kuliah, tetapi juga terjadi saat pemasangan spanduk dan saat pembawaan barang ke Unand. Hal ini sangat menarik dibahas karena maraknya Pungutan Liar yang terjadi di lingkungan Unand sudah meresahkan mahasiswa. Dilatarbelakangi hal tersebut, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand melalui metode random sampling dengan 250 responden yang terpilih secara accidental. Hasil survei menunjukan sebanyak 73,84 persen responden mengaku sudah pernah mengalami atau menyaksikan pungutan liar di lingkungan Unand. Sebanyak 25,65 persen responden mengaku belum pernah mengalami ataupun menyaksikan hal tersebut. Hal ini

menunjukan mayoritas mahasiswa Unand telah mengalami ataupun menyaksikan aksi pungutan liar yang terjadi di lingkungan Unand. Bersamaan dengan hal tersebut sejumlah 89,74 persen responden mengatakan kejadian pungutan liar tidak wajar dilakukan, hanya 5,64 persen responden yang mengatakan hal tersebut wajar dilakukan. Kemudian, sebanyak 68,21 persen responden yang mengalami atau menyaksikan pungutan liar hanya bisa diam tanpa ada tindakan dengan alasan diantaranya tidak mau berdebat, tidak berani melawan, cari aman dan bahkan takut. Namun ada juga yang ikhlas dengan alasan sebagai balas jasa. Selanjutnya, 26,66 persen responden tidak mau diam dan menindaki hal tersebut diantaranya dengan menanyakan dulu manfaat dari pungutan dan memberitahukan kepada pihak yang berwenang. Beberapa responden yang pernah mengalami atau menyaksikan Pungli, di

antaranya pada saat acara besar di Unand seperti wisuda. Pungli pada acara tersebut terjadi di wc umum, di tempat parkir, bahkan di tempat orang berdagang dengan embel-embel, uang pungutan tersebut digunakan untuk kebersihan. Hal ini juga terjadi di gedung kuliah yang dipakai untuk berkegiatan di luar perkuliahan, saat pemasangan spanduk, dan sejenisnya. Dari pemaparan tersebut dapat dilihat bahwa Pungli tidak asing lagi di kalangan mahasiswa. Hal tersebut tentu perlu penyelesaian dari pihak Unand. Mahasiswa berpendapat pihak Unand harus mengadakan patroli secara rutin, meningkatkan satpam baik dari jumlah dan kinerjanya, membentuk tim petugas aktif yang menjaga di area dan saat acara tertentu, menegaskan peraturan, dan memberikan sanksi bagi oknum yang tertangkap. Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi

Dampak Segala Hal Berbau Online Hal ini menarik untuk diperbincangkan di kalangan mahasiswa yang merupakan agent of change. Mahasiswa tentu memiliki pandangan sendiri mengenai hal tersebut. Berdasarkan hal tersebut, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) melakukan survei terhadap mahasiswa Universitas Andalas (Unand). Hal ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan mahasiswa terhadap gaya hidup serba praktis dengan segala perihal online ini. Hasil survei mengatakan 73,85 persen mahasiswa Unand sepakat bahwa pemenuhan kebutuhan serba online ini berdampak pada berkurangnya interaksi sosial. Rata- tata mahasiswa berpendapat demikian karena dengan adanya layanan

online intensitas dan kualitas komunikasi verbal menjadi berkurang. Namun sebanyak 25,12 persen mahasiswa Unand berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan serba online ini tidak berdampak pada berkurangnya interaksi sosial. Mereka berpendapat demikian karena menurutnya berkurangnya interaksi sosial tergantung pada bagaimana manusia menyikapi pentingnya interaksi sosial itu sendiri. Serta dapat menyeimbangkan dengan kondisi zaman modern seperti saat sekarang ini. Hal yang dapat dipertanyakan dari berkurangnya interaksi sosial karena segala sesuatu yang serba online adalah apakah hal tersebut merupakan dampak

negatif dari internet. Dari 250 responden 62,05 persen berpendapat bahwa ini memanglah dampak negatif dari internet. Dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat masyarakat saat sekarang ini asik dengan gadget yang kadang membuat lupa dengan lingkungan sosial sehingga interaksi sosial mengalami penurunan. Manusia sebagai makhluk sosial yang sejatinya memerlukan interaksi sosial seharusnya sadar dan paham betul akan permasalah ini dan dapat merubah sikap agar kembali pada hakikat semestinya. Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi


S

Tak Patuhi Aturan, Toko di BC Terancam Tutup

ebagai tempat yang digunakan oleh mahasiswa untuk makan, belajar kelompok, dan kegiatan lainnya, business center (BC) memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pedagang. Namun, keuntungan tersebut tidak diimbangi dengan kepatuhan pedagang terhadap peraturan yang tertera pada kontrak sewa menyewa. Wakil Rektor II Asdi Agustar, menjelaskan kesepakatan awal sewa menyewa, lantai satu BC digunakan pedagang untuk menjual makanan berat dan diperbolehkan untuk memasak. Sedangkan lantai dua hanya diperbolehkan berjualan makanan ringan dan alat tulis. “Pedagang di lantai dua BC ada yang memasak menggunakan kompor gas. Hal ini berbahaya dan melanggar aturan kontrak,” ungkap Asdi ketika ditemui di ruangannya, Kamis (1/ 12). Lebih lanjut Asdi menambahkan,

sejauh ini pihak Unand telah memberikan peringatan kepada pedagang yang melanggar aturan tersebut. “Jika tidak berubah, maka pihak Unand tidak akan memperpanjang kontrak sewa menyewa sehingga besar kemungkinan toko pedagang itu tutup,” kata Asdi. Pedagang BC, Opi, membenarkan adanya peringatan dari WR II mengenai pelanggaran kontrak sewa menyewa oleh pedagang. Menurut Opi, hal tersebut hanyalah modus dari pihak Unand untuk menaikkan harga sewa. “Melihat ketegasan pihak Unand, saya kira itu hanya modus untuk menaikan harga sewa,” kata Opi. Menanggapi hal tersebut, Asdi mengatakan ketegasan pihak Unand bukan untuk menaikkan harga sewa. “Masalah harga sewa harus dilihat pada kontrak awal. Jika ingin menaikkan harga sewa, maka kontraknya harus diubah lagi,” tegas Asdi.Fikha, Wita

Unand Berlakukan Sistem Parkir Tertutup

Dok. Genta UJI COBA: Salah seorang pengendara menerima kartu parkir dari petugas

S

Foto : Fikha MAKAN SIANG: Mahasiswa kerap menjadikan BC sebagai tempat utama mengisi perut.

ejak 6 Desember 2016, sistem parkir tertutup untuk kendaraan roda dua mulai diberlakukan di Universitas Andalas (Unand). Hal ini bertujuan untuk meminimalisir kehilangan sepeda motor dan meningkatkan keamanan yang ada di wilayah Unand, khususnya di area gedung kuliah bersama. Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) Unand, Muhammad Djamil mengungkapkan, kebijakan ini berlaku untuk seluruh warga kampus Unand. Adapun ketentuan parkir tertutup yaitu, untuk memasuki lingkungan gedung kuliah bersama dibuka lima pintu masuk dan keluar, di sisi gedung E, di depan Fakultas Teknologi Informasi, depan Fakultas Farmasi menuju perpustakaan, sisi gedung D, dan jalur tengah Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Memasuki area parkir harus melapor kepada petugas Satpam di pintu masuk

dengan menerima kartu parkir dari petugas sebagai bukti parkir. Selanjutnya, keluar area parkir pemilik kendaraan harus menyerahkan kembali kartu tersebut kepada petugas satpam. Jika kartu tersebut hilang, pemilik kendaraan harus menunjukan STNK dan kartu identitas (KTP/KTM), jika tidak kendaraan akan ditahan hingga pemilik kendaraan bisa menunjukkan bukti kepemilikan kendaraan. “Kemudian, juga akan dikenakan denda Rp25.000 sebagai biaya ganti untuk mencetak kartu,” kata Djamil. Di sisi lain, Mahasiswa Teknik Mesin, Arif justru mengeluhkan minimnya sosialiasi terkait kebijakan sistem parkir tertutup. “Mahasiswa bingung ketika memasuki area parkir. Ditambah lagi, mahasiswa harus menunggu antrean untuk mendapatkan kartu parkir,” tutupnya dengan nada kesal. Mis

Unand Beri Penghargaan Pemustaka Terbaik

D

pihak perpustakaan terus alam rangka mengupayakan agar buku yang menumbuhkan Dok. Genta tersedia di perpustakaan semangat pengguna lengkap. perpustakaan atau pemustaka Kemudian, pemustaka untuk menggunakan semua terbaik 1, Jakaria Usman tidak fasilitas yang telah disediakan menyangka atas penghargaan perpustakaan dalam yang diberikan kepadanya. pemanfaatan koleksi, Sebab penghargaan tersebut Universitas Andalas (Unand) kali pertama diadakan sebagai berikan penghargaan kepada wujud peran serta pemustaka terbaik. perpustakaan pusat menjadi Penghargaan tersebut fasilitator penyedia buku-buku diberikan di ruang pertemuan mahasiswa. “Saya sangat perpustakaan Unand lantai 2, berterima kasih kepada semua Kamis (8/12). staf perpustakaan Unand atas Penghargaan untuk apresiasi yang di berikan,” pemustaka terbaik dipilih dari ujar mahasiswa Jurusan fisika tiga kategori keanggotaan ini. yaitu dosen, tenaga Senada dengan hal itu, kependidikan, dan mahasiswa. mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Nominal reward yang dan Politik, Ridho diberikan yaitu pemustaka mengapresiasi gebrakan yang terbaik 1 Rp4.000.000, dilakukan oleh pihak pemustaka terbaik 2 perpustakaan Unand. “Saya Rp2.500.000, dan pemustaka berharap dengan adanya terbaik 3 mendapatkan penghargaan tersebut Rp1.500.000. mahasiswa akan lebih sering ke Kepala perpustakaan perpustakaan. Lagipula, Unand, Yasir fasilitas perpustakaan sudah mengungkapkan reward ini KALI PERTAMA: Pihak perpustakaan memberikan reward kepada pemustaka terbaik. cukup memadai sehingga kita pertama dilakukan dan akan nyaman berada di sana,” tutup dilaksanakan setiap tahunnya. disediakan. Sehingga buku itu tidak Unand. “Rajin-rajinlah datang ke Ridho. Mis Hal tersebut diadakan untuk hanya menjadi pajangan saja,” kata perpustakaan untuk meminjam ataupun menumbuhkan minat pemustaka untuk memanfaatkan fasilitas perpustakaan membaca buku teks yang telah Yasir. Lebih lanjut, Yasir menambahkan


Tim Unggeh Tabang Kembali Torehkan Prestasi diperlombakan, yaitu fixed wing, racing plane, vertical take off landing, dan tecnology development yang diikuti oleh 79 peserta dari 31 perguruan tinggi seIndonesia. I h s a n mengatakan ada beberapa penilaian dari empat kategori yang dilombakan. “Pada kategori fixed wing yang merupakan pesawat untuk pemetaan dan monitoring, yang dinilai ialah teknologi dari pesawatnya sendiri, kemampuan terbang, hasil dari pemetaan, dan Dok. Pribadi luas area yang tercover oleh pesawat. Untuk FOTO BERSAMA: Tim Unggeh Tabang Mengabadikan Momen Usai Meraih Harapan 1 Kategori racing plane, dinilai dari Fixed Wing kecepatannya,”jelasnya. ada Kontes Robot Terbang Indonesia Armada yang diikutkan oleh tim ini yakni Lebih lanjut mahasiswa jurusan (KRTI) 2016 yang diselenggarakan AFRG001 Unggeh Tabang, AFRG002 Teknik Mesin angkatan 2013 ini oleh Kementrian Riset, Teknologi, Gonjong Tujuah, AFRG003 Sikumbang mengatakan penilaian untuk kategori dan Pendidikan Tinggi (Kemenristek Api, dan AFRG004 Alam takambang, di vertical take off landing berdasarkan dikti), tim Ungeh Tabang Unand Universitas Lampung (Unila) yang kecepatan memadamkan dan mendeteksi menduduki harapan 1 pada kategori berlangsung semenjak 20-26 November api. Terakhir, technologi develoment, fixed wing . Ketua tim Unggeh Tabang, 2016 lalu. penilaiannya yaitu inovasi dan Fahmul Ihsan Khairul mengajak sekitar Tujuan diadakan KRTI ini ialah persentasi dari pesawat tanpa awak. 26 orang mahasiswa Jurusan Teknik Mesin untuk pengembangan pesawat tanpa Di sisi lain, tim Unggeh Tabang serta dengan dua orang pembimbing. awak dengan empat kategori yang ini terkendala oleh dana hingga persiapan

P

Bos Kestrelindo Group Berikan Kiat Sukses

Dok. Genta KULIAH UMUM: Bos Kestrelindo Group Berjabat Tangan dengan WR II Unand Saat Pemberian Penghargaan.

S

elasa, (22/11) bertempat di Convention Hall Unand, Owner dan Founder Kestrelindo Group Hari Ichlas memberikan kuliah umum mengenai kiat-kiat sukses kepada mahasiswa. Mengusung tema “Membangkitkan Potensi Enterpreneur Setiap Manusia”, kuliah umum ini turut dihadiri pejabat Unand dan Bupati Lima Puluh Kota. Hari Ichlas dalam pemaparannya mengatakan untuk menjadi seorang enterpreuner harus berpandai-pandai. “Sebagai generasi muda, kita harus menjadi orang yang cadiak atau dalam artian berpandai-pandai dan memiliki inovasi baru,” aku pria berdarah asli Minang ini. Lebih lanjut, Hari menuturkan

seorang enterpreneur harus bisa dan cepat dalam membaca momentum serta menganalogikannya. “Kawula muda harus pandai membaca peluang, sangat disayangkan mereka lebih sibuk dengan gadget ketimbang berusaha,” terang pria yang juga pernah meresmikan Rumah Sakit (RS) Satria Medika di Bekasi ini. Terakhir, Mahasiswi Fakultas Hukum (FH) Unand, Desi Ramadani menanyakan langkah menjadi seorang enterpreneur dan cara membaca peluang. Hari menjelaskan baginya seorang enterpreneur tidak boleh berhenti bermimpi dan berhalusinasi. Menurutnya juga, menonton televisi, membaca, dan bertanya merupakan langkah awal dalam membuka gerbang kesuksesan, serta harus tetap bersyukur, bersyukur dan bersyukur. Ade, Aza

untuk lomba pun yang kurang matang. “Karena sistem pendanaan yang kurang, beberapa kategori belum pernah diikuti. Apalagi karena terlalu sering menggunakan alat. Jika terjadi kecelakaan, bahkan untuk ganti rugi pun dana tidak mencukupi,”terangnya. Selain itu, Ihsan juga mengaku terkendala saat di lapangan, karena tidak dipungkiri lebih sulit dibandingkan tahun lalu. “Tingkat kesulitan lebih tinggi dari tahun kemarin, menimbang tahun kemarin lokasi lomba di lapangan udara, sedangkan tahun ini di kota baru Lampung,” tuturnya. Kesulitan lainnya, sambung Ihsan, tim masih minder ketika berhadapan dengan tim lawan yang lebih memiliki kekuatan yang lebih. “Ada perasaan pesimis dari kawan-kawan sehingga kurang percaya diri dan mengganggu konsentrasi saat lomba,” ujarnya saat diwawancarai via telpon, Senin (28/11). Usaha tak akan menghianati hasil, di penghujung kepergian menuju lomba, Wakil Rektor III, Hermansah akhirnya membantu kekurangan dana sebesar 50% dari total bantuan. Dengan dana yang bisa dikatakan minim, tidak membuat tim Unggeh Tabang bisa menang di kategori fixed wing yang merupakan kategori pertama yang diikuti. Wati

Kuliah Bukan Sekadar Mengejar IPK Tinggi

Kuliah bukan sekadar mengejar IPK tinggi, melainkan juga mengejar segala sesuatu yang diinginkan”. Demikianlah, kata penulis buku Mahasiswa Setengah Dewa, Martga Bella Rahimi di Ruang Serbaguna Pramuka Khatib Sulaiman, Padang, Minggu (13/ 11). Menurut gadis yang akrab disapa Mimi ini, jika kuliah hanya untuk mendapatkan IPK tinggi, maka setelah tamat tidak akan mendapatkan apa-apa. “Oleh karena itu, mahasiswa harus bisa memanfaatkan waktu yang ada,” ujarnya. Kemudian, lanjut Mimi, orang yang beruntung ialah orang yang memiliki imajinasi. Sebab dengan imajinasi, seseorang akan mampu berpikir secara matang mengenai apa yang diinginkannya. “Serta memiliki perencanaan terhadap sesuatu yang akan dicapai dengan jelas. Lalu, lanjutkan

dengan pembuktian,” kata Mimi. Tak cukup hanya itu, menurut Mimi, semua usaha yang dilakukan tidak bisa terlepas dari doa kepada Tuhan. “Berbicaralah dengan Tuhan layaknya seperti sahabat. Meminta layaknya anak kecil yang tak berhenti merengek untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan kepada orang dewasa.” tambah Mimi. Sementara itu, seorang motivator muda M. Didit Prasodjo yang juga sempat memberikan motivasi dalam acara yang diselenggarakan INE tersebut berharap mahasiswa tidak mempunyai gelar ‘kupu-kupu’. Banyak waktu berharga yang bisa digunakan mahasiswa untuk menambah pengalaman. Lalu, ia juga mengatakan seseorang harus mampu mengoptimalkan potensi yang ada pada dirinya. “Itulah dia mahasiswa setengah dewa,” kata Didit. Dyra, Nindi

Dok. Genta

KIPRAH: Martgha Bella Rahimi Terus Berkiprah Memberikan Motivasi Kepada Mahasizswa


Sehari Berwisata ke Kota Padang

Foto: Yoga BANDARA INTERNASIONAL MINANGKABAU: Suasana pagi lingkungan BIM menyambut kedatangan dan kepergian penumpang.

Foto: Aza MUSEUM ADITYAWARMAN: Wisata edukasi mengenal budaya Minangkabau.

Foto: Yoga

Foto: Vivi

PULAU PASUMPAHAN: Keindahan dan ketenangan jauh dari hiruk pikuk kota.

Foto: Vivi TUGU IORA: Pusat warga Padang berkumpul bersama keluarga saat menuju senja.

HOTEL: Beristirahat di hotel bernuansa Minangkabau.

Foto: Aza KULINER: Randang Ayam merupakan salah satu menu favorit yang ada di rumah makan Padang.


Al-Hasan Charity, Komunitas Amal Bangun Nagari

F

Dalam memberi bantuan, baik ase remaja dapat dimanfaatkan sumbangan berupa pakaian, sepatu, untuk hal-hal yang bermanfaat. ataupun sumbangan yang masih berupa materi maupun non materi kita Sesuai dengan pepatah bermanfaat dan layak untuk masyarakat harus sadar bahwa orang-orang yang Minangkabau “Ketek taraja-raja, gadang yang membutuhkan. “Intinya yang kita harus dibantu bukan hanya dari kalangan tabao-bao”. Inilah yang menjadi salah berikan itu bermanfaat. Si pemberi pun masyarakat miskin saja, melainkan juga satu latar belakang salah seorang merasa segala sesuatu yang diberikan itu orang-orang yang terkena bencana. Oleh pengusaha bidang kuliner, Firtani Putra tidak akan terbuang percuma,” jelasnya karena itu, dalam sebuah komunitas untuk mendirikan sebuah komunitas yang saat perbincangan sore itu di dengan kru dibutuhkan aspek hiburan sebagai simpul perekat rasa kebersamaan komunitas bergerak dalam kegiatan amal dan bakti Genta Andalas. Selanjutnya, kata Putra, aspek dengan segala aspeknya. Hal ini bisa sosial berbasis Islam. Berawal dari niatnya untuk mendirikan sebuah pondok pesantren. Alih-alih dari niatnya itu, kini Putra mendirikan sebuah kafe bernama AlHasan Food di wilayah Pasar Baru, Limau Manis, Unand. Tak tanggung-tanggung, ia juga membuat sebuah komunitas yang bergerak di bidang amal. Komunitas ini diberikan nama Al-Hasan Charity, yang berdiri sejak 1 Oktober 2016 lalu. Komunitas yang memiliki motto “Membangun Nagari Berkarya Amal”, mencakup segala aspek dalam menjalankan tujuannya. Aspek tersebut antara lain, aspek agama. Aspek ini merupakan aspek yang sangat penting, menimbang kondisi remaja saat ini yang terbawa arus era digital dan teknologi. Kegiatan amal, salat ke mesjid, membaca al-quran saat ini menjadi suatu hal yang bisa dikatakan minim dikalangan remaja. “Oleh karena itu, Foto: Wati komunitas ini hadir untuk mengajak teman-teman remaja ataupun sukarelawan untuk ikut bergabung BAKTI SOSIAL: Pemberian sembako kepada warga miskin Kelurahan Kapalo Koto. melakukan kegiatan tersebut,” tutur Putra. Lalu, Putra menambahkan AlHasan Charity pada dasarnya adalah edukasi tak kalah penting dibandingkan sekaligus menghilangkan traumatis si komunitas sosial remaja Islam Sumatera aspek lainnya. Sebab aspek pendidikan penerima bantuan dengan hiburan yang Barat sehingga remaja tersebut lebih saat ini merupakan aspek yang menjadi diadakan oleh komunitas Al-Hasan matang untuk terjun ke masyarakat. sorotan publik. Seperti go green, down Charity. “Hiburan tersebut berupa games Di samping itu, aspek to earth, dan prinsip kepedulian kepada yang di konsep sedemikian rupa seperti kemanusiaan yang mengacu kepada bumi milik sendiri. “Kita harus sadar pesta rakyat,” tambah Putra. kepedulian dalam bentuk bantuan juga akan penggunaan Sumber Daya Alam Dari semua aspek yang menjadi hal penting Al-Hasan Charity (SDA). Kita harus memberikan feedback diperhitungkan dalam komunitas Aluntuk mencapai tujuan. Misalnya, dalam yang sebanding dengan apa yang alam Hasan Charity, tak lengkap jika tanpa bentuk sedekah ataupun zakat, berikan terhadap kita,” ujar Putra. aplikasi langsung. “Akan terasa useless S

jika tak ada tindakan langsung dari pribadi sendiri. Hal ini seperti kita langsung menanam pohon, misalnya menanam tanaman lindung dan tanaman produktif,” tuturnya. Saat ini Al-Hasan Charity diketuai oleh Ahmad Salim, Wakil Ketua diamanahkan kepada Ibrahim, Sekretaris dijabat oleh Ayesa, dan bendahara oleh Disa. Anggota komunitas ini berjumlah kurang lebih 10 orang dan ditargetkan berasal dari kalangan SMP dan SMA, serta remaja lainnya. Tak hanya Putra dan pengurus komunitas yang tergerak untuk membangun komunitas ini, pihak lain pun turut andil sebagai donator di komunitas amal ini. Donatur Al-Hasan Charity terdiri dari beberapa kalangan instansi besar seperti Semen Padang, Pekerjaan Umum (PU), Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan lain-lain. Selain itu, ada beberapa dari kalangan instansi pendidikan. Selama dua bulan berdiri, komunitas ini telah melaksanakan dua kali kegiatan amal diantaranya memberi santunan berupa makanan kepada anak yatim saat ulang tahun Genta Andalas ke-30 tahun. Serta memberi bantuan berupa sembako kepada beberapa kepala keluarga warga miskin Kelurahan Kapalo Koto. Melalui komunitas yang awalnya sudah digagas sejak tahun 2015 ini, Putra berharap remaja saat ini, tidak hanya bisa taat agama, tetapi juga bermanfaaat buat masyarakat. Sebab teknologi yang canggih mengikis drastis nilai agama. Ke depannya, Putra juga berharap Al-Hasan Charity dapat mewakili komunitas sosial remaja Islam Sumbar. “Sekurang-kurangnya bisa menelusuri setiap jengkal Sumbar,” tutup Putra saat diwawancarai di Kafe AlHasan Food, Selasa (29/11). Ully, Wati


Ahok dan Mandela Oleh: Donny Syofyan*

B

adan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akhirnya menetapkan Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama. Penetapan tersangka dilakukan Bareskrim Polri setelah melakukan gelar perkara terbuka terbatas di Mabes Polri, Selasa (15/11/ 2016). Tujuh saksi ahli dihadirkan oleh pihak kepolisian, enam saksi ahli dari pelapor dan lima ahli dari terlapor. Bareskrim Polri juga menghadirkan pihak eksternal seperti Kompolnas dan Ombudsman yang dianggap netral. Hal menarik terkait perkara ini adalah tanggapan Ahok atas keputusan ini. Dengan berapi-api, Ahok mengatakan siap bertarung di pengadilan dan menyamakan dirinya dengan Nelson Mandela yang bernasib sebagai presiden setelah dihukum bui selama puluhan tahun oleh rezim Apartheid. Bagi pendukungnya, peryataan Ahok ini dianggap sebagai pameo perjuangan yang menyuarakan ketertindasan dalam kontestasi pilkada DKI. Benarkah

demikian? Mari kita bicarakan sosok Mandela terlebih dahulu. Nelson Mandela adalah tokoh yang lahir di tengah krisis yang menyentuh hati dan menyembuhkan luka warga kulit hitam yang selama ini ditindas hingga menjadi tokoh pemersatu di tengah-tengah potensi konflik sosial ketika Ia keluar dari penjara di Afrika Selatan. Meskipun rasa sakit mendalam yang dialaminya di sel tahanan selama 27 tahun, Mandela tidak pernah membalas dendam terhadap orang-orang kulit putih di Afrika Selatan. Ia tidak pernah membawa energi negatif ke dalam pemerintahannya. Orang tentu mengingat pidatonya saat Ia mengucapkan sumpah jabatan pada tahun 1994 yang berbunyi “Kita masuk ke kovenan bahwa kita akan membangun satu masyarakat di mana semua rakyat Afrika Selatan, baik kulit hitam maupun kulit putih, berdiri sama tinggi duduk sama rendah, tanpa ada rasa takut dalam hatinya, menjamin hak tak terpisahkan sebagai manusia bermartabat, sebuah Bangsa Pelangi dalam dirinya dan dunia�. Kata-katanya memukau dan ajaib ini dapat menyatukan bangsanya demi Afrika yang lebih baik. Ketika sebuah kerusuhan yang berlumuran darah pecah di sebuah kota Afrika, di mana orang kulit hitam mulai melempari warga kulit putih, Mandela dengan tenang berbicara, “Buang batubatu itu dari jalan. Masa permusuhan sudah beberakhir. Kini waktunya untuk membangun�. Kebrutalan berhenti seketika. Para perusuh bahkan mendengarkan himbauan Mandela untuk membersihkan bebatuan dari jalanjalan. Saat Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan setelah jatuhnya rezim Apartheid, ia mempertahankan

para pejabat kulit putih yang sudah bertahun-tahun bekerja untuk rezim Apartheid. Ia tidak menanggung dendam terhadap para politisi dan birokrat yang telah menganiaya diri dan keluarganya, termasuk mereka yang menghalanginya untuk menghadiri pemakaman anaknya. Mandela dengan senang hati mengunjungi janda Hendrik Verwoerd, arsitek Apartheid Afrika Selatan. Kepemimpinannya dipenuhi keuletan dan penyembuhan, dan itu menjadi kunci untuk perubahan luas di Afrika Selatan sebagai negara paling maju di benua hitam. Lalu, pantaskah Ahok mensejajarkan dirinya dengan bapak pemersatu Afrika Selatan ini? Di awalawal kepemimpinannya, Ahok bisa disebut mewakili jenis kepemimpinan David vs Goliath. Mewakili jenis kepemimpinan ini, Ahok tidak pernah takut dengan Goliath (baca: elit kekuasaan). Keberanian seorang Ahok bukan saja disebabkan oleh absennya afiliasi atau koalisi politik dirinya ketika ia bercerai dari Gerindra tetapi juga terbit dari keyakinannya bahwa kepemimpinan adalah keberanian melawan arus. Sebagai single fighter, Ahok benar-benar bergantung kepada kepercayaan dirinya. Dengan kepercayaan diri ini, Ahok menerapkan manajemen lewat tantangan (management by challenge). Ketika banyak pihak ingin menikmati peningkatan anggaran untuk kebutuhan belanja, Ahok menentangnya dengan menolak usulan DPRD memberikan Rp 90 triliun ke KementerianDalam Negeri.Ia menaikkan gaji pegawai negeri di Pemerintahan Kota DKI Jakarta meskipun beroleh kritikan keras dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi waktu itu, Yuddy Chrisnandi. Surplus kepercayaan diri tersebut ternyata menjadi perangkap becek yang menggelincirkannya. Ia mulai berakrobat dengan kecakapan linguistik yang parah lewat kata-kata tercela dalam

pelbagai ruang publik, seperti wawancara, pidato, kata sambutan, pernyataan publik dan lain sebagainya. Ujungnya yang tak termaafkan adalah skandal penistaan agama yang pada gilirannya mengantarkannya sebagai tersangka seiring dengan hangatnya pertarungan pilkada DKI belakangan ini. Berbeda dengan Mandela yang tak malu diam dan berpikir sebelum berbicara, Ahok dikenal ceplas-ceplos dalam bertutur dengan konsekuensi publik yang serius. Ia bukan saja sering mengagetkan mitra bicara tapi juga memicu kemarahan massal lantaran kebohongan, fitnah atau umpatan yang dilontarkannya. Tidak saja diksi Ahok yang jauh dari menyejukkan tapi kerap gagal dalam melakukan check dan recheckdalam bersikap. Keberanian Ahok memperbaiki kinerja birokrasi sehingga pelayanan menjadi lebih baik tidak dibarengi dengan kecakapannya membangun komunikasi yang baik dengan banyak pihak bahkan cenderung frontal memusuhi siapa berseberangan dengannya. Ahok memang lumayan bagus sebagai administrator. Tapi gubernur sebagai pemimpin bukan sekadar administrator melainkan juga pemimpin menyangkut etika dan kesantunan. Kasus penistaan agama oleh Ahok merupakan puncak gunung es dari kepercayaan dirinya yang kebablasan dan kegagalannya membangun etika komunikasi yang elegan dengan banyak pihak. Mandela merupakan sosok teladan yang berpikir dan berjuang untuk menyembuhkan luka lama akibat perbedaan rasial, sedangkan Ahok justru membuka luka baru berbungkus sara yang dahulu pernah tercabik-cabik di era Orde Baru.

*Penulis merupakan dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Apa Kabar Pertanian Negaraku Oleh: Ananda Muhammad Hidayah Harahap* Bukan lautan hanya kolam susu Kail dan jala cukup menghidupimu Tiada badai tiada topan kau temui Ikan dan udang menghampiri dirimu Orang bilang tanah kita tanah surga Tongkat kayu dan batu jadi tanaman Begitulah lirik lagu salah seorang penyanyi di Indonesia. Ada yang perlu di garis bawahi dari lirik lagu tersebut. Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman.Ya, begitulah liriknya. Indonesia terlahir sebagai negara yang berbasis pertanian. Bahkan banyak negara negara asing yang saling berebut untuk mendapatkan rempah-rempah di Indonesia. Sejarah mencatat bahwa Belanda, Portugis dan Jepang pernah menguasai Indonesia demi mendapatkan rempah-rempah tersebut. Keberagaman jenis rempah serta nilai jual yang tinggi di negeri Eropa membuat bangsa asing berbondong-bondong memperebutkan kekuasaan di Indonesia agar dengan mudah mendapatkan rempah- rempah tersebut. Pada era pemerintahan Presiden Suharto, Indonesia sempat meraih prestasi sebagai negara

swasembada pangan dan Presiden Suharto saat itu di undang untuk berpidato di konferensi Food and Agriculture Organization ( FAO). Sektor pertanian yang sempat terseok-seok kala itu berhasil diperbaiki oleh Suharto. Dari semula sebagai negara agraria pengimpor beras terbesar, sejak di jaman pemerintahan Presiden ke II Indonesia tersebut berhasil menghasilkan puluhan juta ton beras dan mencapai swasembada pangan. Keberhasilan tersebut tidak luput dari dukungan dan partisipasi dari seluruh elemen masyarakat. Mulai dari pemuda, mahasiswa, dan sarjana pertanian langsung terjun ke lapangan dalam mewujudkan prestasi tersebut. Pembangunan pembangunan sektor pendukung pertanian dilakukan secara besar besaran. Mulai dari pembangunan pabrik pupuk, pembangunan waduk yang besar dan luas, terciptanya varietas unggul yang toleran terhadap hama wereng pada tanaman padi serta lahan kosong yang luas dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Kondisi pertanian saat ini berbanding terbalik di saat era pemerintahan sosok yang sering disebut

sebagai Bapak pembangunan. Indonesia sampai saat ini masih tercatat sebagai negara pengimpor beras. Padahal lahan pertaniannya sangat berpotensi menghasilkan produksi yang tinggi. Petani saat ini pun lebih kreatif dan mampu berinovasi. Hal ini terbukti sampai saat ini, Sumatera Barat mampu mencukupi kebutuhan pangan masyarakatnya bahkan mampu mengirim produksi pangan ke provinsi lain. Kualitas berasnya pun tidak di ragukan lagi, siapa yang tidak kenal dengan beras Solok? Lalu bagaimana dengan daerah provinsi lain? Coba kita melirik ke daerah di provinsi lain, banyak permasalahan pertanian yang terjadi, seperti kekeringan dan kekurangan lahan untuk di budidaya, tanaman pangan khususnya. Meskipun memang tidak sedikit juga lahan yang kurang subur. Tetapi hal itu bukanlah masalah yang berarti. Karena ilmuwan pertanian mampu memperbaiki struktur tanah dan unsur hara yang terkandung di dalamnya, dan ilmuwan juga mampu

membuat varietas unggul yang toleran terhadap masalah kesuburan tanah. Hal terpenting bukanlah masalah kualitas tanah, tetapi masalah lahan yang dewasa ini semakin sempit. Di tambah lagi


dengan kebakaran hutan yang sudah menjadi agenda rutin. Tetapi ‘ayah’ seolah menutup mata dan telinga. Negeri yang katanya subur dan kaya akan sumber daya alam kini hanyalah angan-angan. Mungkin sang pemilik kebijakan, sampai saat ini lebih tertarik untuk menanam benih batang besi sebagai pondasi berdirinya gedunggedung pencakar langit. Dan mungkin

lebih menguntungkan atau menjanjikan jika memupuk saham tambang. Di saat petani menjerit karena lahan yang semakin sempit, di saat jeritan tidak bermuara, dan di saat perjuangan terasa sia-sia, sudah saatnya mahasiswa dan seluruh elemen masyarakat bersinergis untuk membangun kembali kejayaan Indonesia di sektor pertanian. Karena saat ini rakyat merindukan prestasi

swasembada pangan terulang kembali. Rakyat sudah jenuh dengan kondisi impor setiap tahun. Hal ini dapat menambah pengeluaran dana APBN dan menurunkan nilai kurs mata uang Indonesia. Padahal kan negara kita katanya subur. Sudah saatnya mahasiswa sebagai agen perubahan menjalankan fungsi nya. Sudah saatnya seluruh elemen masyarakat bersinergis

untuk membangun ketahanan pangan Indonesia yang cukup, atau bahkan lebih dari cukup agar bisa mengekspor dan bisa menambah pendapatan negara. Karena sejatinya perubahan bukan hanya dilakukan satu orang. *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Angkatan 2015

Manusia Diciptakan untuk Bekerja? Oleh : Muthia Muharani

P

engangguran adalah salah satu permasalahan tak berkesudahan di berbagai negara, terutama negara-negara berkembang. Pada Februari 2016, data BPS menunjukkan terdapat 7 juta orang pengangguran terbuka, yaitu mencapai 5,5% dari total penduduk Indonesia. Meskipun angka ini lebih kecil dibandingkan Agustus 2015 yang mencapai 6,18%, faktanya Indonesia tidak dapat lepas dari angka lima hingga enam persen tingkat pengangguran dalam kurun 5 tahun belakangan. Berbeda dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia (3,5%), Hong Kong (3,4%), Singapura (2,10%), dan Thailand (1,20%). Tingginya angka pengangguran dapat diindikasikan kurangnya kegiatan produksi yang berlangsung di suatu negara. Negaranegara seperti Thailand dan Malaysia saat ini mengukuhkan diri menjadi pusat industri ASEAN, terutama dalam produk otomotif. Ditambah lagi dengan banyaknya brand-brand terkenal yang memilih lokasi pabriknya di Thailand. Hal ini tentu saja secara signifikan menggerakkan kegiatan produksi di Thailand, yang secara langsung berdampak kepada tingkat pengangguran yang semakin mengecil. Bukan tanpa alasan pengangguran dianggap sebagaicore problem dalam sebuah negara. Lebih jauh, agama Islam membahas permasalahan kerja secara serius.Manusia diciptakan untuk menjadi khalifah di bumi. Khalifah yang dimaksud adalah sebagai pengatur segala hal yang ada di bumi, termasuk hewan, tumbuhan, dana yang tersedia. Dengan demikian, penciptaan manusia bukanlah semata-mata sebagai agen ibadah, melainkan harus melaksanakan tugas untuk mengatur segala hal yang ada di bumi. Salah satu cara untuk mengatur tersebut adalah dengan kegiatan produksi. Hal ini diungkapkan dalam beberapa ayat, antara lain; Q.S. al-Jumuah : 10, Q.S. al-A’raf : 10, Q.S. an-Naba’ : 11, Q.S. al-Mulk : 15 dan

Q.S. al-Muzammil : 20. Kelima ayat tersebut menyatakan bahwa bekerja adalah sebuah perintah yang harus dilaksanakan setelah menjalankan ibadah. Bumi adalah lapangan yang dipenuhi dengan rezeki di atasnya, maka manusia diperintahkan untuk bertebaran untuk mencari rezeki tersebut guna memperoleh karunia dari Allah swt. Salah satu pemikir ekonomi Islam, Muhammad bin alAhsan bin Zufar al-Syaibani (dikenal dengan Imam alSyaibani)memaparkan banyak hal tentang kerja atau usaha di dalam kitabnya al-Kasab, yang ditulis pada akhir abad ke-tujuh Masehi. Kitab tersebut kemudian diikhtisar oleh muridnya dengan judul Kitabul Iktisab fir Rizqil Mustathob (Buku tentang Bekerja dan Rezeki yang Baik).Al-Kasab mengemukakan kajian mikroekonomi yang fokus kepada panduan bekerja untuk memperoleh hasil yang halal, sehingga menelurkan kehidupan yang damai dan indah. Al-Syaibani mengidentikkan al-Kasab (kerja)

dengan kegiatan produksi yang bertujuan u n t u k memperoleh harta melalui cara yang halal. Sacara umum, kegiatan produksi dilakukan sebatas untuk menambah nilaiguna suatu barang atau jasa. Dalam konsep Islam, barang dan jasa disebut memiliki nilai-guna jika mengandung kemaslahatan. Tercapainya kemaslahatan adalah bentuk keberhasilan perlindungan

terhadap lima pokok kehidupan yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan apapun, yaitu; agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Sehingga, segala kegiatan produksi tidak terbatas pada tujuan memaksimalkan keuntungan semata, melainkan menggandengkan tujuan tersebut dengan filosofi kehidupan menurut Islam, yaitu ketaatan kepada Sang Pencipta. Filosofi kehidupan Islam yang perlu diinput ke dalam kegiatan produksi adalah konsep mu’awanah, yaitu saling tolong menolong. Konsep ini telah diterapkan oleh Jepang dengan model industri hulu dan hilir. Industri hulu adalah industri yang mengolah bahan mentah hasil produksi sektor primer. Sedangkan industri hilir adalah industri yang mengolah lebih lanjut hasil industriprimer. Dengan konsep tersebut, setiap industri menjadi terkait, saling membutuhkan, gotong royong, dan saling membantu. Konsep ini kemudian

NITE

meminimalkan selfinterest dan dominannya egosentris dalam kegiatan produksi antar industri. Di dalam al-Kasab, diterangkan bahwa hukum melaksanakan usaha produktif adalah fardhu ‘ain, yaitu setiap orang yang memiliki kemampuan untuk

berusaha, wajib untuk melaksanakan usaha produktif. Karena ia membutuhkan usaha tersebut untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang wajib ditanggungnya, seperti anak, istri, dan orang tua. Secara eksplisit, bekerja untuk mencari harta yang digunakan untuk kemaslahatan diri sendiri dan dibelanjakan di jalan Allah itu hukumnya wajib. Karena itu, mestinya generasi Muslim adalah generasi yang mampu menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan yang tinggi. Menjadikan hasil usaha yang berupa karya dari tangan sendiri adalah suatu kebanggan. Imam al-Syaibani telah mengemukakan persoalan yang berkaitan dengan division of labor hampir 900 tahun lebih dulu dari pada Adam Smith yang dianggap sebagai Bapak Ekonomi Dunia. Teori ini disebut taqsim al-‘amal dan berdasarkan pada dua kondisi, yaitu; keterbatasan usia dan kemampuan manusia sebagai individu. Sehingga individu dituntut untuk profesionaldalam bidang yang menjadi tanggung jawab pekerjaannya. Dengan hal ini, diharapkan terciptanya pertumbuhan output, dan tercapainya pertumbuhan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, bekerja adalah sebagian lain dari tugas manusia di bumi setelah mekasanakan ibadah. Tidak ada alasan ibadah menghalangi untuk bekerja, dan begitupun sebailknya. Ekonomi Islam tidak sebatas membahas perbankan syariah, riba, dan produkproduk keuangan lainnya. Al-Kasab serta pemikiran tokoh ekonomi Islam lain menerangkan pada kita bahwa terdapat hubungan yang kuat dan tidak dapat dipisahkan antara aspek ekonomi, bisnis, dan keuangan, dengan pokok-pokok ajaran Islam. Dengan menyatunya komponen Islam dan duniawi, diharapkan pengusaha Muslim dapat memperlihatkan kinerja produksi yang lebih baik dibanding yang lainnya. Pembedanya adalah menggandengkan maksimum profit dengan keridhaan Allah swt dalam usaha tersebut. Jika prinsipprinsip bekerja dalam al-Kasab ini diterapkan pada diri masing-masing Muslim, tidak mustahil rasanya tingkat pengangguran Indonesia mencapai angka satu bahkan nol persen. “Kehidupan bahagia dijaminkan untuk mereka yang bekerja dan tidak membuang waktu dengan berdiam diri.” – Afzalur Rahman “Jika seseorang dari kamu mengambil seutas tali dan membawa pulang seikat kayu bakar di atas bahunya dan menjualnya (untuk penghidupannya) itu lebih baik baginya dari pada memintaminta kepada orang lain” (H.R. Bukhari)

*Penulis merupakan mahasiswi Pascasarjana Ekonomi SyariahKajian Wilayah Timur Tengah Universitas Indonesia


Konsultasi Kesehatan

M

Bahaya Konsumsi Camilan Gorengan pada Kesehatan

ahasiswa butuh makanan saat beraktivitas di kampus. Tak ayal, untuk mengurangi rasa lapar, mahasiswa cenderung mengkonsumsi makanan ringan yang tersedia di warungwarung sekitar gedung perkuliahan. Misalnya gorengan dan camilan lainnya. Meski sekedar makanan untuk pengganjal perut, mahasiswa perlu memerhatikan efek samping terlalu sering mengkonsumsi makanan tersebut bagi kesehatan. Memang pilihan yang sangat bagus jika membeli camilan untuk mengganjal perut, namun banyak permasalahan yang ditimbulkan. Seperti makanan olahan yang dijual di kampus. Belum tentu makanan tersebut terjamin kesehatannya. Bahkan komposisi yang digunakan juga tidak bisa dipastikan. Bisa saja ada oknum penjual yang curang dalam proses pembuatan makanan dengan menjual kembali gorengan yang tidak laku dijual untuk keesokan harinya. Dari pernyataan tersebut menimbulkan rasa penasaran, apakah gizi seseorang bisa tercukupi dengan mengkonsumsi camilan gorengan? Apakah mengkonsumsi camilan berupa gorengan menyebabkan kegemukan bahkan obesitas? Serta apa efek samping jika mahasiswa terlalu sering mengkonsumsi camilan berupa gorengan? Lantas, bagaimana solusi untuk mahasiswa agar menjadi mahasiswa cerdas, sehat, dan memiliki gizi seimbang? (Endrik Ahmad Iqbal dan Nindika Widya Tirta)

Jawaban: Tidak hanya rasa enak dan nikmat yang dibutuhkkan dalam mengkonsumsi makanan. Pada umumnya, jajanan mahasiswa setidaknya mampu memenuhi 25 persen dari kebutuhan gizi sehari-hari. Dua puluh lima persen diantaranya memenuhi kebutuhan kalori, protein, vitamin dan mineral sebagai pemenuh kebutuhan tubuh. Namun, banyak mahasiswa saat ini yang beralih ke junk food. Selain dibuka selama 24 jam, makanan yang disuguhkan juga enak, mudah, dan praktis, Dari segi penyajian makanan ringan dirasa memiliki kekhawatiran. Pasalnya, makanan yang menggunakan bungkusan tidak baik untuk dikonsumsi dan digunakan untuk penyimpanan jangka panjang. Terdapat zat pewarna, penyedap, dan bahan adiktif lainnya yang bisa membahayakan. Zat yang tidak aman tersebut diantaranya rodamin (termasuk pengawet) yaitu semacam zat adiktif yg memiliki pewarna. Selain dari segi penyajian, kebersihan dari si penjual makanan tersebut perlu diperhatikan. Apakah terkelola dengan baik, atau malah disekitarnya terdapat banyak sampah, tumpahan kuah dan sejenisnya, yang akan mendatangkan patogen. Misalnya, seorang pedagang menjual gorengan di tempat yang tidak terawat, kuman akan hinggap pada gorengan tersebut. Lalu akan membuat si pembeli sakit perut. Selain dilihat dari segi kebersihan tempat, kuman juga hadir

pada makanan basi yang dipanaskan atau digoreng kembali. Hal tersebut bisa menyebabkan diare. Misalnya, makanan yang tidak tertutup dengan baik. Makanan tersebut mengandung banyak polutan dari udara bebas. Pilihlah jajanan yang tidak menimbulkan risiko baik jangka pendek maupun jangka panjang. Selain itu, proses pengolahan makanan juga harus diperhatikan, karena cita rasa pada makanan tersebut juga akan berpengaruh pada kesehatan. Jika Anda adalah penggemar gorengan yang telah berusia dewasa, dan sering menghabiskan waktu luang dengan bersantai dan bermalasmalasan bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan pembuluh darah. Selanjutnya, dapat menimbulkan lemak ‘trans’ yang dianggap sebagai jenis lemak yang paling berbahaya bagi manusia karena menaikkan LDL (kholesterol jahat) dan menurunkan HDL (kholesterol baik). Lemak trans dianggap lebih berbahaya dari lemak jenuh karena lemak jenuh hanya menaikkan LDL namun tidak mempengaruhi HDL. Namun, lemak jenuh yang lama kelamaan menumpuk, itulah yang meyebabkan seseorang obesitas. Maka dianjurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur paling sedikit 11 – 14 persen dengan komposisi paling sedikit lima macam sayuran. Saatnya lakukan perubahan

Dok. Pribadi Dr. Helmizar, S.KM., M. Biomed Dosen Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas untuk memulai makan makanan sehat, seperti makan sayur yang divariasikan untuk menimbulkan rasa ketertarikan. Jangan selalu mengkonsumsi camilan gorengan. Variasikan makanan jajanan setiap harinya, misalnya roti tawar dengan bakwan. Prinsipnya makanan itu bergizi, beragam, sehat, aman dan bisa mensuplai seperempat dari kebutuhan gizi.


Sistem Alat Pengukur Diameter Buah Berbasis Sensor

I

ndonesia kaya akan sumber hasil pertanian yang beranekaragam, begitu halnya dengan buah-buahan yang memiliki variasi bentuk dan ukuran. Sebelum didistribusi, pemroduksian hasil pertanian biasanya melewati proses pascapanen seperti sortasi dan grading. Sortasi adalah pemisahan produk yang sudah bersih menjadi bermacam-macam kualitas atas dasar sifat-sifat fisik, sedangkan grading adalah sortasi produk menjadi bermacam-macam fraksi kualitas sesuai dengan standar klasifikasi yang telah diakui atas dasar nilai komersial dan kegunaannnya. Grading bergantung pada banyak faktor selain sifat fisik. Dalam hal ini tentunya menggunakan alat ukur atau instrumentasi guna menunjang pengukuran produk-produk pertanian maupun kajian teknik pertanian lainnya. Umumnya, pengukuran buah yang sering dijumpai masih secara manual. Cara kerjanya cukup rumit. Tingginya produksi hasil pertanian dengan pengukuran secara manual tentunya akan memakan waktu yang cukup lama. Seperti penggunaan jangka sorong yang hasil pengukurannya harus memakai rumus dan membutuhkan ketelitian. Sepria Mulyadi, seorang mahasiswa Teknik Pertanian (TEP) Universitas Andalas (Unand) angkatan 2011 melihat peluang untuk menciptakan alat ukur buah dengan waktu yang singkat. Dari masalah tersebut, ia menuangkan ide menciptakan alat pengukur diameter buah berbasis sensor. Alumnus Unand yang akrab disapa Asep ini menceritakan hasil karyanya kepada kru Genta Andalas saat ditemui di Sekretariat UKM Pramuka, Selasa (15/11). Penelitian rancang alat pengukur diameter buah berbasis sensor telah dilakukan Asep sejak Februari hingga Maret 2016 di Laboratorium Produksi dan Managemen Alat dan Mesin Pertanian program studi Teknik Pertanian Unand. Ia menjelaskan, alat ini sangatlah sederhana. Namun dengan penambahan sensor pada alat mampu membaca diameter buah dan langsung mengelompokkan buah sesuai kelasnya. Awalnya, Asep berencana membuat alat ukur diameter buah untuk semua ukuran buah, namun kajian penelitiannya akan menjadi

Dok. Pribadi RINCI: Perancang alat ukur diameter buah berbasis sensor memaparkan hasil karyanya kepada kru Genta Andalas.

banyak dan tidak fokus. “Penelitian saya hanya fokus pada satu sampel yaitu menggunakan buah jeruk siam,” jelasnya. Bahan yang digunakan dalam pembuatan alat ukur diameter buah jeruk siam adalah akrilik. Akrilik digunakan dalam ukuran bervariasi sesuai dengan rangka utama dan tiang penyangga. Kemudian, menggunakan sensor pengukur jarak yang menggunakan ultrasonik atau sensor jarak (SRF05), sebuah teknologi layar digital untuk menampilkan hasil sensor atau liquid crystal display (LCD). LCD yang digunakan berukuran 16x2. Serta arduino uno R3. Pembuatan alat juga digunakan beberapa peralatan, seperti laptop yang dilengkapi software pendukung, penggaris besi, bor tangan, meteran, dan solder. Setelah alat ukur diameter buah jeruk berbasis sensor jarak ultrasonik SRF05 selesai, selanjutnya dilakukan pengujian terhadap alat tersebut. Untuk pengujian digunakan beberapa peralatan di antaranya jangka sorong, stopwatch,

kalkulator, dan kamera digital. Sebagai pendukung kerja alat juga digunakan software pendukung seperti solid works, IDE arduino, corel draw, dan fritzing. Cara kerja alat ukur adalah sensor jarak SRF05 akan mampu membaca jarak antara sensor jarak SRF05 dengan buah jeruk. Kemudian, sensor tersebut disambungkan ke Mikrokontroler yang dimasukkan bahasa program sehingga dapat membaca diameter buah. Lalu mikrokontroler menerjemahkannya ke display. Mikrokontroler yang digunakan ialah ATmega 328P yang sudah terpasang pada arduino uno R3. Setelah itu, di arduino uno R3 dipasang tombol kendali agar dapat dikontrol penggunaannya. Rangkaian yang sudah ada selanjutnya dituangkan dalam diagram rangkaian sistem pengukur diameter sesuai komponen yang dibutuhkan. Alat ini memiliki keunggulan bisa menampilkan hasil pengukuran secara

angsung dan bisa menentukan kelas buah jeruk berdasarkan ukuran sesuai SNI nomor 3165 tahun 2009. Alat ini tidak memerlukan waktu yang lama. Hanya membutuhkan waktu 5 detik saja untuk satu buah. Dari inovasi alat ukur berbasis sensor ini, Asep berniat untuk memasukkan karyanya ini ke labor jurusannya. Ia berharap alat ukur ciptaannya tidak hanya dapat mengukur buah jeruk saja, tetapi juga dapat dikembangkan untuk mengukur diameter buah lainnya untuk proses grading buah oleh masyarakat seperti di pasar maupun minimarket. “Harapan diciptakannya alat ini tentunya alat ini bisa digunakan sebagai alat ukur yang lebih kompeten. Tidak hanya alat ukur buatan dari luar saja yang dipakai oleh mahasiswa, tetapi juga bisa alat ukur yang diciptakan oleh mahasiswa sendiri,” tutupnya. Muthia, Rezki

IKLAN BARIS @princessimut: semangat untuk UAS dan semoga hasil UASnya memuaskan. Dan semoga ke depannya bisa lebih baik lagi. @IlhamR: selamat atas dilantiknya pengurus Imatar Unand dan Imatar UNP, semoga dapat menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya. @Fateta: Selamat atas terselenggaranya Reuni Akbar 2016 IKATETA, semoga tahun depan dapat bertemu kembali dengan jalinan silahturahmi ini. Sabtu, (10/12) di Auditorium Universitas Andalas. @bintang: Doaku semoga My Fammily sehat selalu, di tahun 2017 ini dapat ke negeri Sakura, berkelana ke java, dan berpijak di Agustus ceria.

@Redmi Catering: Menyediakan berbagai kebutuhan konsumsi setiap agenda Anda, dengan harga terjangkau. Contact Person: SMS/WA 081268885008, BBM: 57BCE811, Line: ridho1070, IG: @redmi_catering @Meridayanti CS.Tp: Semoga cepat wisuda S-1 dan S-3 Abang, sehat selalu buat Orangtuaku, semoga dipermudah mendapatkan kerja buat Adikku, dan moga tahun 2017 ini aku bisa wisuda. @Memet: Miss Ortu, selamat ujian anak APA, Nana Arini selamat ultah, KONSUVERS kapan makan duriannya 1 tahun untuk 12 februari sahabat (MM). @Dyra: Haii contabilidad3. Udah hampir 2thn kita gaketemu. Akhir tahun ketemuan yuuuk!! Ditunggu tgl 25 kabar pastinya, tgl 26 kita prepare.

@Alta Food: Menjual makanan beku (Frozen Food) 1. Nuget beku, (ayam,ikan,sayur), 2.risoles beku (berbagai pilihan rasa). Solusi untuk kerja hemat dan tinggal goreng. Menerima distributor, resseler dan dropship barang. Produk asli buatan industri rumahan tanpa bahan pengawet. Untuk pemesanan: 085263991609/ 081365414266 Ig: @alta_food. Hidup sehat dimulai dari pangan yang sehat. Dengan membeli anda selamatkan petani kita. @HIJAB BOLAK-BALIK. Duarti_hijab panjang 115x115cm, double side, request by order, tidak transparan, tidak tipis ,harga 45K, Follow IG:@duarti_hijab, 081367072352, 5ACCA81E Gratisss ongkir sekitaran daerah PASAR BARUUU.

@Promo powerbank berbagai merek, ring, lampu usb, vivan kabel data, dll. Harga dijamin murah. Contak 521b95d7/085272559297. COD area Unand min pembelian Rp30000. @dendengkuah: Masih jaman delivery junk food? pindahin telpnya ke delivery healthy food “dendeng kuah buatan mande”. Yuukkk gercep line (fast respon), ig, twitter: dendengkuah. @Alhasan: Open Recruitment Alhasan Charity, organisasi sosial remaja bersifat kekeluargaan yang berorientasi pada bidang keagamaan, kemanusiaan, peduli lingkungan, dan edukasi. Informasi lebih lanjut hubungi Putra 081363118583


BEM KM FK Unand Hibur Penonton Taman Budaya

Menwa Unand Kenang Jasa Pahlawan

P

ekan Kreatifitas Resimen Mahasiswa (PKRM) merupakan event tahunan dari Batalyon 101 Mahawira Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Andalas (Unand). Dalam PKRM, di gelar beberapa perlombaan diantaranya lomba PBB dan lomba yel-yel pada, Senin (5/12) di Auditorium Unand. Sedangkan pada 6 Desember 2016 di Kolam Pusat Kegiatan Mahasiwa (PKM) lantai 1 dilaksanakan lomba orasi pahlawan dan poster. Menurut Komandan Satuan Tugas PKRM, Kaursus Ayuliawati, PKRM bertujuan membangkitkan kembali ideide kreatif dan mengenang jasa para

pahlawan yang telah membuat negara Indonesia merdeka. “Serta mempererat hubungan silaturahmi semua mahasiswa perguruan tinggi dan siswa di kota Padang,” kata Ayuliawati. Perasaan senang dan bangga dirasakan oleh salah seorang anggota Menwa dari PGRI Sumbar, Refi Juniarti. Ia berharap calon Menwa lebih termotivasi dan semangat lagi ke depan untuk Menwa yang lebih baik. “Saya berharap agar Menwa semakin maju dan memiliki wibawa, serta jiwa korsa yang dimiliki semakin tumbuh,” tutup Refi. Arif, Ilham

Bincang Film STKI Bersama Sonny Gaokasak

S

elasa, (22/11) diadakan bincang film berjudul “Surga di Bawah Telapak Kaki Ibu”, di Perpustakaan Unand Lantai 5. Bincang film ini merupakan kerjasama K-PRO Film dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Neo Telemetri serta Andalas Sinematografi. Film yang disutradarai oleh Sonny Gaokasak ini, juga dihadiri oleh penulis skenario, Anggoro Saronto. Tak hanya itu, pemain film pun seperti Kevin Julio, Jessica Mila, Unique Priscilla, dan Dewi Huges juga diundang. Bercerita tentang film yang digarapnya, Sonny Gaokasak mengatakan kali ini ia ingin memiliki sesuatu yang berbeda sehingga memiliki daya tarik tersendiri. “Film yang berbasis

Minang patut diangkat, selain kebudayaan dan asal daerah saya, saya ingin film ini dapat menjadi warisan yang patut dikenang walaupun nantinya saya sudah tidak ada lagi di dunia ini,” ujarnya. Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa Minang memiliki adat dan budaya yang sangat kental di masyarakat hingga dipelajari orang Malaysia. Di samping itu, Jessica mengakui banyak mendapatkan pelajaran karena sangat inspiratif. “Banyak film dan sinetron lain yang saya perankan dengan Kevin Julio namun tentang pacaran. Di sini kita diperankan dengan konsep yang berbeda,” akunya. Metria

FRESH Nasional IX BEM FKM Hadirkan Berbagai Lomba

B

adan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (BEM-FKM) Unand mengadakan FRiendly Event to Share our Health (FRESH) di Aula Palanta Walikota Padang, Jumat (11/11). Acara yang bertemakan “Save Our Health, Save Our Life to Shape The Future of Nation”, ini dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor III Unand, Hermansah. Dalam kata sambutannya, Hermansah mengungkapkan rasa bangga terhadap mahasiswa FKM yang sudah menyelenggarakan acara tersebut. “Cintailah ilmu pengetahuan dan terus

kembangkan ilmu yang dimiliki. Saya akan terus mendukung.” ujar dosen Ilmu Tanah ini. Acara tahunan yang dilaksanakan Departemen Non Akademik BEM FKM Unand tersebut bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar universitas maupun fakultas se-Indonesia, baik dalam bidang kesehatan maupun non kesehatan. “Saya berharap, acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Jika ada pihak yang merasa tidak puas, kami meminta maaf.” kata Ketua FRESH IX Nasional, Raenhard Faisal Akbar. Agung, Ulfa

KOPMA Unand Adakan Seminar Internasional Fashion Preneur

Fashion tanpa beauty akan kurang. Begitu juga sebaliknya,” tutur Dian Pelangi pada Seminar Internasional bertajuk “Fashion Preneur”, Convention Hall Unand, Minggu (06/11). Acara ini merupakan salah satu rangkaian Pekan Aktivitas Kopma Unand (PEKANKU) yang ke III oleh Koperasi Mahasiswa (Kopma) Unand. “Dalam berbusana, harus sesuai dengan aktivitas, jangan hanya mengutamakan fashionable dan harga saja. Dengan begitu, busana dapat mengeluarkan karakter diri kita sendiri

dan yang terpenting itu harus merasa nyaman dengan fashion yang kita gunakan,” ujar pemilik nama lengkap Dian Wahyu Utami ini. Terakhir, sukses menurutnya harus dimulai dan ditekuni dari sekarang sesuai apa yang ada di dalam diri. “Tetap menjaga eksistensi diri. Lakukan hal sekecil atau se simple apapun yang membuat orang tertarik,” tutup wanita yang akan ke Qatar untuk mengikuti acara fashion show akhir bulan ini. Fikha, Ilham R

S

abtu, (26/11) Taman Budaya (Tambud) Padang dimeriahkan oleh penampilan dari penari dan pemain teater Rumah Seni Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Mahasiswa (KM) Fakultas Kedokteran (FK) Unand. Acara yang bernama Charity dan Arts of Rumah Seni (CHARS) ini merupakan acara tahunan yang diselenggarakan oleh BEM KM FK Unand dan dihadiri oleh Wakil Dekan (WD) III FK Unand serta tamu undangan dan ratusan penonton Tambud. Kehadiran CHARS di Tambud ini sontak menarik perhatian mahasiswa dan masyarakat umum. Pasalnya, CHARS merupakan ajang penggalangan dana yang akan diberikan kepada penderita HIV/AIDS atau yang disebut dengan ODHA (Orang Dengan HIV AIDS). ‘’Penggalagan

dana untuk ODHA ini bertepatan dengan hari HIV Aids se-dunia pada bulan Desember mendatang,’’ kata koordinator acara, Nurul Fadhila. Penampilan tari piring yang ditampilkan lengkap dengan adegan menginjak-injak pecahan piring menjadi acara penutup yang diakhiri dengan tepuk tangan meriah dari penonton. Salah seorang penonton, Tika, mengaku terhibur dengan rangkaian acara yang ditampilkan. ‘’Banyak pesan moral yang disampaikan lewat penampilan teater, dan tarian-tarian yang ditampilkan juga sangat menarik padahal pemain adalah mahasiswa kedokteran. Semoga CHARS tidak terputus di tahun ini,’’ harapnya. Syinta, Wati

BEM FP Unand Bahas Perubahan Iklim

B

adan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (FP) Unand dalam seminar nasional “Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Global Perspektif Pertanian dan Lingkungan” membahas perubahan iklim yang disebabkan oleh pencemaran lingkungan. Kegiatan ini merupakan peringatan Dies Natalis FP UNAND yang ke-62 sekaligus memperingati hari pohon sedunia. Serta salah satu rangkaian dari Agriculture Expo yang bertempat di Convention Hall Unand, Senin (21/11). Pasalnya, menurut Wakil Rektor III, Hermansah, yang juga pemateri dalam seminar ini, mengatakan permasalahan pencemaran lingkungan tersebut merupakan ulah dari tangan manusia sendiri. “ Pencemaran ini akan

R

berdampak juga pada pertanian,”tuturnya. Hal ini dibenarkan Deputi Kementerian Lingkungan Hidup Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim, Arief Yuwono.”Pemanasan global yang diakibatkan oleh gas rumah kaca adalah penyebab utama. Berdasarkan data National Oceanic Atmospheric Administration (NOAA) terjadi peningkatan CO2 yang signifikan dari tahun 1959-2015. Oleh sebab itu, pemanasan global tersebut membuat bumi semakin panas sehingga menyebabkan banyak pulau-pulau yang berada di daratan rendah bisa terendam banjir bahkan tenggelam,” terangnya. Fikha, Kiki

WR III Unand Jalin Keakraban Bersama UKM dan BEM

abu, (14/12) Wakil Rektor III Unand, Hermansah dan pihak kemahasiswaan Unand mengadakan rapat kerja bersama lima perwakilan masing-masing Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unand. Dalam rapat kerja ini akan dibahas mengenai pengajuan program kerja UKM dan BEM bersama WR III Unand, dilanjutkan dengan pembahasan program kerja UKM dan BEM untuk tahun 2017 bersama Kepala Biro Akademik dan Kemahasiwaan Unand Syafwardi. Rapat yang berlangsung di ruang seminar PKM ini juga dijadikan sebagai ajang menjalin keakraban seluruh warga PKM. Dalam rapat ini, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Minat Bakat dan Penalaran, Yuheldison mengatakan akan

ada beberapa sistem baru dari kemahasiswaan Unand, seperti sistem pengajuan proposal, delegasi kegiatan, dan sejenisnya yang berhubungan dengan UKM dan BEM. Kemudian, Hermansah dalam kata sambutannya menyimpan harapan besar kepada UKM agar terus meningkatkan prestasinya. “UKM adalah motor dalam melakukan kegiatan, hendaknya UKM memberikan prestasiprestasi yang dinilai oleh Kementrian Riset dan Teknologi Tinggi (Kemendikti), sepeti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) PKM, Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS), Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI), dan berbagai Prestasi lainnya, di tingkat nasional maupun internasional,” tuturnya. Gita

Berita lebih lengkap, silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com


Tradisi Pulang Kampung Bersama

“

Oleh : Anisa Hamidi*

Karatau madang dahulu, babuah Foto: Ist. babungo balun, Marantau bujang dahulu, di rumah paguno balun� “Lebih baik merantau bujang (anak muda) dulu, karena di kampung belum berguna,� itulah arti pepatah atau pantun masyarakat Minangkabau tersebut. Makna pepatah ini memacu sebagian masyarakat Minangkabau untuk pergi merantau sedari muda, pergi ke negeri lain untuk mencari pekerjaan, ilmu dan pengalaman. Ia ingin mendapatkan kehidupan layak di negeri orang, tanpa memedulikan kehidupan yang akan dialami di perantauan. Apakah senang, bahagia atau malah sengsara. Ia berkeyakinan, perubahan pasti terjadi bila meninggalkan kampung sehingga menambah padatnya kota halamannya. Merantau juga merupakan perantauan. Namun ada juga di antara proses interaksi masyarakat dengan mereka pulang kampung kemudian tidak dunia luar. Kegiatan ini menjadikan kembali lagi ke rantau dengan berbagai sebuah petualangan pengalaman dan alasan. Tradisi bagi para perantau geografis, dengan meninggalkan kampung halaman untuk mengadu nasib melakukan pulang kampung secara di negeri orang. Berbeda dengan proses bersama-sama. Pulang kampung adalah transmigrasi yang diprogramkan serta saat yang ditunggu-tunggu oleh para dibiayai oleh pemerintah. Mereka perantau. Dimana mereka meninggalkan merantau dengan kemauan dan pekerjaan dan hiruk-pikuk kota dengan mendapatkan suasana yang damai juga kemampuan sendiri. Jika mereka telah dikategorikan mengenang masa-masa sukses dalam jangka waktu tertentu, maka barulah ia berani pulang ke kampung halamannya, yang telah lama ditinggalkan. Tidak jarang pula mereka tidak pulang selamalamanya dengan fenomena Merantau Cina. Kebanyakan para perantau adalah kaum lelaki. Karena mereka lebih berani pergi ke negeri orang dengan sendiri daripada perempuan. Mereka juga mengandalkan istilah di mano bumi dipijak di situ langik dijunjuang (di m a n a

ADE bumi dipijak, di situ langit dijunjung) ketika berada di negeri orang. Para perantau yang pulang ke kampung halamannya, biasanya akan menceritakan pengalaman kepada anakanak muda di kampung, ketika ia berkunjung ke surau-surau, atau bercerita di warung-warung, sehingga menimbulkan daya tarik bagi anak-anak muda di kampung untuk pergi merantau. Mereka bercita-cita, ingin seperti perantau yang dianggapnya sukses itu. Bahkan ketika mereka kembali ke rantau tak tanggung-tanggung membawa saudara ikut serta dengan mereka

indah ketika di kampung. Bahkan diantara mereka yang pulang kampung sudah ada yang berkeluarga. Sejauh mana pun para perantau meninggalkan kampungnya, bila teringat akan pulang juga. Seperti dalam pantun, Setinggi-tinggi terbangnya bangau Pulangnya ke kubangan juga Sejauh-jauh kita merantau Akan pulang ke kampung juga Para perantau biasanya telah pergi merantau sejak usia belasan tahun,

baik sebagai pedagang maupun sebagai pencari ilmu. Sebagian besar masyarakat beranggapan merantau merupakan sebuah cara ideal untuk mencapai kematangan dan kesuksesan. Dengan merantau tidak hanya harta kekayaan dan ilmu pengetahuan yang didapat, juga kehormatan individu di tengah-tengah lingkungan masyarakat Para perantau yang tinggal di satu kota, mereka cenderung membuat organisasi. Dengan berorganisasi mereka lebih mengetahui orangorang yang sekampung dengan dia di perantauan. Jika kita mengetahui saudara kita di perantauan, kita bisa bersalang tenggang dengannya. Dalam berorganisasi mereka juga mengadakan acara antar sesama. Seperti membuat kelompok arisan, bakti sosial, mengadakan acara pulang bersama ketika lebaran dan masih banyak lainnya. Dengan berorganisasi mereka juga lebih erat menjalin silaturrahmi antar sesama. Organisasi yang mereka buat, contohnya yang ada di kabupaten Solok, seperti SAS (Sulit Air Sepakat), KMSP ( K e l o m p o k Masyarakat Sumani Perantau), IKC (Ikatan Keluarga Cupak) dan lain-lain. Organisasi ini kebanyakan merantau di ibu kota Indonesia yaitu kota Jakarta. Organisasi SAS selalu mengadakan acara pulang bersama setiap tahunnya. Di antara mereka ada yang pulang memakai kendaraan roda empat, seperti mobil pribadi, bus besar dan kendaraan roda dua. Bersepakat dari Jakarta untuk pulang secara serempak. Mulai dari Jakarta sampai di kampung, tidak ada yang terpisah. Jika ada yang tertinggal jauh, pasti ada yang menunggunya. Begitulah jika orang telah kita anggap sebagai saudara. Seperti anggota tubuh, yang satu merasakan sakit, semua terlibat tidak bisa bergerak.

Setibanya di kampung, sama-sama merasakan suka cita yang mendalam, baik perantau maupun warga kampung yang ditinggalkan. Melihat mereka yang baru pulang dari Jakarta dan melihat keluarga yang mereka tinggalkan. SAS, ketika pulang kampung, tidak hanya beberapa kendaraan. Melainkan selalu banyak kendaraan yang yang melaju di jalan raya. Biasanya 12 bus besar, diiringi dengan ratusan mobil pribadi dan kendaraan roda dua. Bahkan dikawali dengan mobil polisi saking ramainya. Bagi mereka yang sudah berkeluarga dianjurkan untuk menggunakan mobil. Karena lebih mengedepankan keselamatan anak, apalagi yang memiliki anak kecil bahkan balita. Alasan mereka pulang kampung bukan hanya sekadar kangen dan hurahura. Melainkan juga membangun negeri ke arah yang lebih baik lagi. Seperti menyumbang untuk keperluan swadaya masyarakat. Biasanya mereka membuat sebuah acara untuk membuat hati riang dan di saat seperti itulah bisa dikumpulkan guna untuk membahas kekurangan yang ada di kampung. Ada yang berupa materi dan ada juga yang non materi. Acara yang didirikan tidak terlepas dari tanggung jawab para petinggi kampung. Bahkan acara yang didirikan tidak hanya untuk memuaskan hati semata dan menambah pengalaman. Seperti bagaimana menegakkan acara di kampung sendiri dengan melibatkan orang-orang yang tidak semuanya sederajat dengan kita. Pelajaran bagi kaum muda untuk mengetahui dari para tetua dalam hal apapun. Bagaimana berbicara dengan orang yang lebih besar dari kita dan sama-sama menghargai. Dalam perayaan tersebut juga tidak dilupakan kesenian akan kebudayaan negeri. Menampilkan kesenian anak negeri dan memberikan apresiasi kepada mereka agar tetap mempertahankan dan mengajarkan kepada keturunan selanjutnya agar tidak hilang ditelan zaman. Lebaran merupakan salah satu waktu penghasil ekonomi terbaik bagi para pedagang. Karena para perantau membawa uang banyak untuk memuaskan hatinya selama berlibur di kampung halamannya. Tidak hanya kepuasan diri yang diutamakan, keluarga juga tidak dilupakan. Mencari ide-ide kreatif ketika lebaran, bisa menambah kekayaan. Karena pada zaman sekarang ini, yang dibutuhkan adalah kekreatifan seseorang untuk membuat hasil karya cipta yang baru. Orang-orang rantau ketika telah pulang kampung kebanyakan ingin pergi berlibur saja. Ke manapun asal bisa ditempuh. Dengan membawa keluarga menambah semaraknya suasana. *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas


Wikan

T

engah malam selepas hujan deras mengguyur bantaran Code, Wikan terjaga. Bukan karena hawa dingin yang menyerobot masuk dalam tubuhnya lewat serat kain perca yang dijahit sedemikian rupa. Bukan pula karena denting butiran hujan yang menghantam aspal dan atap seng rumah singgahnya. Satu koloni semut hitam asik menjilati ujung jari kakinya yang dibebat kain kasa, kemudian tanpa izin mereka merayap hingga lutut gadis kecil yang tak tertutup oleh selimut perca. Tidak ada sampah yang berserak di sudut ruangan seluas 2x3 meter ini. Dengan mata sembab sisa tangisan sore tadi, ia mengerjap cepat. Matanya harus segera beradaptasi. Di sisi kanan tempat Wikan duduk saat ini, masih ada mbak yu nya yang tidur miring ke kanan. Menghadap tembok lembab yang mulai ditumbuhi jamur tipis berwarna hitam. Getaran halus di bahunya yang teratur mengisyaratkan hujan semalam tak membuatnya kedinginan. Mungkin karena sudah kebal dengan cuaca yang seperti itu. Wikan mengerjap lagi, pandangannya beralih pada mozaik tempat wisata yang dikumpulkannya dari sobekan koran harian di dinding yang penuh lubang bekas paku yang tercerabut. Di dinding itu pula bahan makanan mewah semacam biji kacang hijau, tepung beras ketan, dan sejumput serbuk kayu manis menggantung dalam bebatan plastik bening dengan lambang pusat perbelanjaan yang sudah kucel. Lima, atau bahkan kurang dari empat potong baju yang penuh dengan motif getah pelepah pisang tak jauh dari kantok logistik mereka. Barangkali sabun colek sudah tak mempan menghilangkan noda yang terlanjur mengering. Sabun colek hanya mampu membuat warna baju jingga kesayangannya semakin pudar. Meskipun ada sisa harum yang menguap selepas bertengger dibawah terik matahari campur debu pinggiran kota. Matanya mengerjap lagi, menyesuaikan dengan lampu neon yang temaram. Air mukanya mengernyit. Perih terasa ketika Wikan mencoba mengucek kelopak matanya. Ia harus segera cuci muka. Namun, semut-semut itu masih setia menjilati ujung jari kakinya. Tanpa berniat menganggu keasikan koloni semut hitam tersebut, ia beringsut menuju sudut ruangan tempat tempayan air berada. Tak ada ceceran butiran gula sepanjang alas tikar tempatnya tidur hingga tempayan air. Tapi, semut hitam seolah dengan senang hati mengiringi langkahnya yang timpang. Di atas tempayan, tepat di bawah atap seng yang berlubang, sebaskom air menggenang. Urat mukanya kaku ketika menerima guyuran air hasil menadah bocoran. Amat dingin ketika meresap di kulit. Lantai tanah yang dipijaknya juga ikut menyumbang dingin yang menjalari telapak kaki hingga sumsum tulang. Harusnya bukan dingin lagi yang ia rasakan, melainkan kesejukan yang hadir tengah malam. Dingin, baginya merupakan diksi yang dekat dengan tatapan tajam yang menusuk ulu hatinya. Membuat dirinya gigil, atau bahkan mati rasa. S e l e p a s membasuh mukanya, Wikan kembali selonjor di atas tikar pandan. Suara gumaman keluar dari tenggorokannya. Ia lupa

Oleh: Khumairoh* tak sekalian membasahi kerongkongannya. “Mengapa kau sengaja mengikutiku?” tanyanya sambil merunduk, mendekatkan mukanya dengan antena semut hitam. Yang disapa, secara tiba-tiba mendongakkan kepala. “Halo, namaku Junet. Teman sekoloni kerap memanggilku Jun, meskipun terdengar kurang nyaman. Aku tidak secara sengaja mengikutimu. Ratu semut menugaskan kami untuk mengubah air matamu yang asin itu, menjadi semanis nira,” ucap Jun, kakinya menendang-nendang udara yang kosong. “Lantas, darimana asalmu? Apakah kau tinggal dan berasal dari lubang semut di sebelah bilik ini? Atau kau yang menghuni sarang semut 7 jengkal dari tempatku duduk saat ini? Kau pernah merasakan air mata?” Wikan semakin penasaran. Suaranya dibuat serendah mungkin, takut percakapannya kepergok mbak yu nya. Sementara itu, tubuh yang tak lebih tinggi dari tubuh Wikan itu semakin erat bergelung. Kedua tangannya mendekap lutut. Rupanya hawa dingin sudah menjalar ke penjuru ruangan. “Sarang semut 7 jengkal telapak tanganmu. Di sana aku berasal, hari ini aku mengunjunginya lagi setelah ekspedisi panjang dari rumah kue di seberang kali Code,” Kaki depan Jun menunjuk arah tenggara. Lubang semut, tempat ratunya bertahta selama 47 hari dan rekan koloninya menimbun bahan makanan. “Kau pernah mencicip rasa manis?” Jun balik bertanya. “Aku tak pernah mencicip rasa asin. Aku belum pernah mereguk air mata. Jadi, benarkah kalau air mata itu rasanya asin? Sepanjang usiaku, aku hanya dijejali oleh rasa manis, entah dari mana saja para pendahulu mendapatkan sumber makanan itu. Biasanya remahan kue, atau kalau sedang beruntung kami mendapatkan ceceran pepaya. Sejak tiga hari yang lalu, beberapa koloni lalu lalang menggunakan perahu daun nangka kering untuk mengangkut remahan kue muffin. Perjalanan kami sempat tersendat karena jalur diobrak-abrik oleh anak pemilik rumah kue itu. Ia kerap sekali menindih tubuh sebagian dari kami dengan telunjuknya. Penciuman kami terganggu, sekaligus tergoda oleh paduan aroma vanili, telur, mentega, dan terigu maha dasyat dari loyang pemanggang, dan...” Jun bercerita panjang lebar. “... Dan, berapa hari usiamu hingga saat ini?” Wikan memotong cerita. “20 hari lewat 7 jam dan tambahan sekian menit serta detiknya. Aku tak ingat secara jelas,” Ia menerawang untuk menghitung usianya sambil mencuil remahan kue namanya susah dihapal

oleh Wikan. “20 hari, dan kau sudah melakukan ekspedisi? Bagaimana ratu mu bisa berpikiran untuk mengubah air mata yang asin menjadi semanis nira? Apalagi menunjukmu, padahal kau sendiri belum pernah mencicip rasa selain rasa manis,” tanya Wikan sambil menyangga muka dengan kedua telapak tangannya. Dalam sirkuit otaknya menyelip pertanyaan sudah seberapa lama Jun mengenal dirinya hingga berani menceritakan ekspedisinya? Tentang mencicip rasa, Wikan mulai memainkan jemarinya di pipinya yang tirus. Menghitung sudah berapa macam rasa yang ia cicipi selain manisnya kuah gudeg yang kerap ia beli dengan uang dua ribu perak atau manisnya nasi yang dibeli mbak yunya di pasar Beringharjo. Rasa asin dari campuran peluh dan air mata. Oh, tidak, bukan hanya dari peluh dan air mata saja. Ia pernah merasakan asin sekaligus gurih dari ikan wader dan sepat yang dimakan ramai-ramai dengan kawankawan sebayanya di bantaran Code. Rasa asam pernah ia cicip ketika suatu hari bungkusan asem kawak tercecer di jalan raya. Rupanya itu barang dagangan seseorang dari pasar Kranggan. Satusatunya rasa yang jarang mampir di lidahnya adalah rasa pahit, selain obat cair mirip tinta yang dioleskan di lidah dan langit-langit mulutnya ketika ia berusia empat tahun. Sedangkan muffin seperti yang dikatakan oleh Jun, seperti nama makanan yang mewah. Terhidang di meja pesta dengan taplak putih berenda. Benarkah rasanya manis sepeti gudeg, seperti nasi, atau malah sama manisnya dengan roti tawar? Jangan-jangan manisnya melampaui senyum anak-anak sebayanya yang berlarian mengenakan seragam putih merah di jalan seberang kali. Entahlah. Pelupuk matanya menggembung, bulir air mata mulai berdesakan. Lalu jatuh, satu persatu. Banyak

sekali keinginan yang mengawang dalam pikiran Wikan. Banyak sekali yang ingin disampaikan pada seekor semut hitam itu. Termasuk keinginannya untuk beralih menjadi seekor semut. Perutnya melilit, berontak terhadap gempuran angin malam dan sisa glukosa. “Kau lapar? Mau mencuil manisnya muffin?” seolah membaca pikiran Wikan, Jun mendongak bertanya. “Aku lapar, tapi kau mau mencicip rasa asin juga?” Wikan beranjak menuju tempayan lagi. Jun mengikuti dibelakangnya. Wikan berjongkok dekat tempayan air, juga berdekatan dengan lubang semut, mengambil sebuah serpihan batu, kemudian mulai mengetukkannya pada dinding tempayan. Keduanya sama-sama mengangguk, menyetujui mencicip rasa yang baru. “Iya, aku mau mencicip muffin. Kapan-kapan, yang entah kapan,” bebarengan dengan kalimat Wikan yang menggantung di udara, isi tempayan ambrol. “Selamat mereguk asinnya air mata. Sementara aku menyeduh teh pekat yang manis dengan sisanya.” *Penulis merupakan anggota UKM Pers Balairung Universitas Gajah Mada


Kritik Sastra “Wikan� karya Khumairoh Oleh : Ivan Adilla*

A

da banyak peristiwa dalam hidup manusia yang dapat menjadi sumber inspirasi bagi seorang pengarang. Peristiwa itu mungkin terjadi di sekeliling kita. Mungkin juga pengalaman orang lain. Atau kisah pribadi kita sendiri. Cerpen Wikan mengangkat kisah sederhana yang dibalut dengan imajinasi. Hasilnya adalah sebuah karya cerita pendek yang

mampu mengajak pembaca untuk berempati dengan tokoh utama kisah ini. Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa cerita pendek ini bisa memiliki greget. Kisah Sederhana. Cerpen ini memperlihatkan kedekatan dan kepekaan penulisnya tentang dunia orang-orang kecil yang malang. Ia mendeskripsikan dengan baik berbagai tingkah, pikiran dan isi hati seorang anak kecil miskin yang bekerja sebagai pemulung. Deskripisi narasi yang disampaikan tidak berlebihan. Ia dengan bahasa yang datar menceritakan kepada pembaca tentang sosok Wikan dan impiannya. Namun dari deskripsi itu terlihat bahwa penulisnya dengan baik menceritakan dunia orang kecil ini. Tentang tempat tinggal mereka di pinggir kali Code, kebiasaan dan pakaian mereka sehari-hari. Juga lingkungan sekitarnya, tempat orang membuat dan menjual kue. Tidak ada metafora atau hiperbola yang mengajak pembaca untuk mengasihi tokoh kecil ini. Ya, ini kisah biasa dengan bahasa biasa dan sederhana. Tapi justru kesederhanaan itulah kekuatan cerpen ini. Dengan pilihan itu ia mengesankan kejujuran akan peristiwa yang dilihat dan diamati untuk dikisahkan. Dengan kesederhanaan itu kita diajak untuk memasuki dunia imajiner

Wikan saat berdialog dengan semut. Secara lugas pengarang mengisahkan peristiwa itu layaknya peristiwa biasa. Bukan hal luar biasa kalau manusia bisa berdialog dengan semut. Seakan itu peristiwa sehari-hari yang sering terjadi. Sebagai pembaca, kita diyakinkan dan dibawa hanyut begitu saja untuk mempercayai kisah ini. Kisah ini menjadi mencekam justru karena isi dialog dua makhluk berbeda jenis itu. Sepanjang kisah hanya dikisahkan dialog mereka tentang jenis kue dan rasa. Ini ironi yang kuat, karena bagi pemulung aneka jenis kue mewah itu hanyalah impian. Sementara bagi semut itu keseharian, karena mereka memungutnya dari remah yang tersisa. Ironi kedua adalah tentang rasa. Mengherankan, bagaimana penulisnya bisa berpikir bahwa semut hanya tahu rasa manis, sementara Wikan hanya mengetahui rasa pahit dan asin, terutama pada kehidupannya. Ini ironi kedua yang lahir dari imajinasi yang liar tapi menarik. Pilihan tentang orang kecil Tak banyak pengarang Indonesia yang memiliki pengalaman dan perhatian pada dunia orang kecil sebagaimana diperlihatkan Khumairoh. Di antara yang saya ingat adalah Muhammad Ali, sastrawan asal Surabaya

terkenal dengan novelnya, Ibu Kita Raminten dan cerpen Kisah di Kantor Pos. Kedua karya itu berkisah tentang orang kecil yang malang dan mengalami peristiwa ironis dalam hidupnya. Sehari hari, Muhammad Ali memang amat akrab dengan dunia pengemis, pemulung dan sejenis. Ia mengenal baik mereka karena berempati pada nasib mereka. Pilihan penulis cerpen Wikan ini untuk mengambil kisah orang biasa atau masyarakat kecil sebenarnuya pilihan yang prospektif. Sebabnya, tak banyak pengarang lain yang memilihnya. Juga tak banyak yang punya pengalaman langsung dengan mereka. Jadi kita tunggu karya Khumairoh berikutnya tentang tema yang sama. Selamat berkarya. Oh, ya. Saya terkesan juga dengan kalimat pendek yang efektif dan kuat. Juga kerapian dan diksi yang baik, serta hampir tak ada kesalahan tulis. Itu semua bentuk tanggungjawab pengarangnya terhadap karyanya sendiri. Bahwa karya yang dihasilkan adalah gambaran dari pribadi penulisnya.

*Penulis merupakan dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Kering, Daun S enja Senja

Sep erti Kopi Katamu eperti

Oleh: Reza Jefrika

Oleh: Aga Pratama

Gairah bunyi kematian Menembus cahaya pertama Bergelegar suara tangis tercekik di alun-alun Burung hitam tersedak ketawa Malam yang dijaganya akan sunyi cekam dari biasanya

Tak banyak kata yang kita ucapkan pagi itu Kau lebih memilih bercerita dengan gedget yang ada di tanganmu Dan aku terlalu sedikit beli kata untuk duduk di samping mu Kau hanya pesan sebuah lilin, lalu kau pandang hingga meleleh

Hatimu terbuat dari batu pualam Melengkung mengumpat pada hati yang legam Merusak sukma yang tersipu malu Dalam keraguan api menyulut jua Terbatuk-batuk, mendesis

Aku pesan kopi Seperti kopi katamu

Banyak hal yang tak kumengerti bulan ini tentang mu, sebelum kau melanjurkan perkataan Apa kau masih ingat sekarang bulan apa? Pelik ini tergerai dari langit, dari gunung, dari lereng-lereng Kau selalu bertanya di antara banyak kata yang tak terucapkan Sekarang bulan September, kata ku perbukitan Seperti kopi, yang kau minum pagi itu Bahwa lelaki itu mengalahkan deru debu dengan semangat Roh berenangan keputihan dalam kabut menggigil Lagi-lagi kau pesan ingatan Membuat racikan kata tak menjelma kalimat untuk kau pahami Terjadi ocehan panjang bersama malaikat buta Kemudian kau berkata lagi: seperti kopi, kau hanya tau rasanya, Membicarakan gaduh yang menimpa liang kematian dan kau tak pernah ingin peduli, ya, seperti kopi Sebut saja ini telah terenggut dari subuh tadi Kemudian kau pesan benci, yang menyipak ku untuk terdiam Dari sudut nista ia seperti beruk yang merah bokongnya Menungging, terlihat tai dilubang anusnya Kau pun pegi Kau tinggalkan lilin, ingatan, dan kebencian yang kau pesan Bilamana terang telanjang pagi itu padaku, dan ngiang kata kopi yang kau maksud Membumbung gerak spiral tariannya kematian Aku mulai tenggelam dengan pekatnya kopi itu Keujung langitlah kau berkoar-koar


Tertawa Berlebihan Membawa Petaka? Bersama: Afriwardi (Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas)

S

aat berada di tempat ramai seperti di mall, cafe, taman bermain, atau bahkan lingkungan kampus, pasti ditemui gelak tawa dari tiap sudutnya. Tidak dipungkiri, tertawa sudah menjadi bagian dari hidup. Entah itu akan hal yang lucu atau sekedar cemoohan. Dari beberapa penelitian, juga dikatakan bahwa tertawa adalah obat pereda stress. Namun, pernahkah Anda melihat seseorang yang tertawa terbahak-bahak? Atau Anda sendiri yang mengalaminya? Tertawa merupakan reaksi spontan dari manusia ketika merasa senang, falling in love, geli, dan sebagainya. Tertawa pun juga dibagi menjadi tertawa seperti senyum, tertawa Foto: Ist.

dengan volume kecil, tertawa dengan volume sedang, dan tertawa dengan volume keras. Seperti yang dibahas diawal bahwa tertawa bisa mengobati rasa stress, tetapi tidak menutup kemungkinan akan membawa petaka. Anda harus berhati-hati terhadap ketawa yang berlebihan. Seorang dosen Fisiologi Fakultas Kedokteran Unand, Afriwardi menyampaikan sebuah pepatah bahwa “Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik”. Ia juga menjelaskan dalam hidup ini selalu ada mekanisme didalamnya. Dalam tubuh ada semacam proses keseimbangan yang menuntut s e g a l a sesuatunya

sama rata. “Contohnya dalam hal tertawa, saat seseorang yang mempunyai sindrom pacu jantung, jika dia tertawa terlalu berlebihan, tanpa jeda, bisa menyebabkan seseorang itu pingsan. Selanjutnya juga bagi penderita asma. Saat tertawa terbahak-bahak, maka udara saat seseorang tertawa dapat memicu serangan asma,” jelasnya. Takhanya itu, efek negatif lainnya adalah terkilir atau bergesernya sendi antara rahang atas, dengan rahang bawah mulut. Diakibatkan karena orang tersebut membuka mulutnya terlalu lebar dan ketawa yang tidak bisa dikontrol maka pergeseran rahang terlalu jauh. Sementara itu, juga ada beberapa kasus yang bahkan sering kita alami, yaitu tersedak. Pada saat seseorang tertawa sambil makan, bisa

menimbulkan tersedak. Hal tersebut terjadi karena saat menelan, terjadinya proses penutupan dan terbuka saluran cerna dan saluran pernafasan. Karena saat bersamaan rangsangan ketawa dan air ludah yang tidak tertelan, yang seharusnya masuk ke saluran pencernaan, akan keluar melalui saluran pernafasan, dan timbulah tersedak tadi. Maka dari itu, dosen yang akan menjadi calon Dekan Fakultas Kedokteran ini mengharapkan perlunya menyikapi segala sesuatu secara professional dan tidak berlebihan. Karena tubuh yang sudah diciptakan ini sudah diatur sedemikian rupa sesuai porsinya. Kita jangan terlalu emosional. Selain tidak baik untuk kesehatan, juga tidak baik untuk lingkungan. Bagi orang lain yang mendengarkan akan merasa bising dan terganggu oleh suara-suara yang keras. Dyra, Vivi

Manfaat Dadiah bagi Kesehatan dan Ekonomi Masyarakat Bersama: Ade Rahmadi S.Pt,MP,(Dosen Fakultas Peternakan, Universitas Andalas)

Foto: Ist.

M

akanan probiotik berfungsi memulihkan dan memperbaiki jaringan tubuh yang rusak. Di Sumatera Barat (Sumbar) ada makanan probiotik yang dikenal dengan “Dadiah”. Dadiah merupakan makanan yang diolah melalui proses fermentasi alami air susu kerbau di dalam tabung bambu oleh

...sambungan halaman 7 berliku bagai ucapan selamat datang. Kami tiba di penginapan Wisma Zahira di dekat Pantai Kasih sekitar 15 menit kemudian. Para lelaki kemudian menunaikan ibadah salat jumat. Pukul 14.30 WIB kami bertolak ke Tugu Kilometer 0 Indonesia yang memakan waktu hampir satu jam perjalanan. Jalan menuju sana berliku dan tikungan tajam, kadang kendaraan yang kami tumpangi harus berhenti dan terlebih dahulu mengklakson untuk memastikan tidak ada kendaraan dari arah berlawanan. Tugu tersebut bisa dikatakan terletak di dalam ladang. Namun jalannya sudah beraspal. Sesampianya di sana, saya langsung ‘memanjat’ tembok yang mengarah ke laut. Hamparan laut luas bagai busur panah yang turut memanjakan mata saya di dekat tugu. Kemudian saya memerhatikan teman lainnya sibuk mengabadikan diri dengan kamera. Sayangnya, saya tak sempat mengamati bentuk tugu kilometer nol

mikroorganisme penghasil asam laktat. Menurut Dosen Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Ade Rahmadi S.Pt,MP, banyak manfaaat dadiah yang harus kita ketahui baik dari segi kandungannnya maupun dari segi ekonomi. Air susu kerbau yang difermentasikan terbukti bisa mencegah timbulnya diare dan dapat mengurangi kolesterol. Selain itu, juga terbukti bisa meningkatkan kekebalan, menjaga keseimbangan mikroflora di saluran pencernaan sehingga mempercepat difusi makanan dan dapat meningkatkan pertumbuhan. Kemudian, dengan mengkonsumsi dadiah, stamina tubuh kita tetap terpelihara, dapat mempercepat regenerasi sel dan menjaga sel darah merah (eritrosit) agar tidak mudah pecah dan meningkatkan kecerdasan. Dadiah biasanya dikonsumsi untuk sarapan pagi, dicampur dengan ampiang (beras ketan merah yang disangrai lalu ditumbuk hingga pipih). Dadiah dapat juga dikonsumsi dengan nasi panas dan sambal.

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata dadiah juga dapat dikonsumsiuntuk menghilangkan gejala sakit kepala, mengobati luka bakar, memar pada kulit, menghilangkan rasa gatal-gatal, dan menghambat perkembangan bakteri pengganggu saluran pencernaan. Uji In-vitri dan Invivo memperlihatkan daya antimutagenik bakteri Leoconostoc mensenterodies IS-27526 terhadap senyawa Trp-P1. Dengan adanya mekanisme antimutagenik ini bisa mencegah kanker. Dadiah tak hanya bermanfaat bagi kesehatan, tetapi juga bermanfaat terhadap ekonomi masyarakat. Peternak kerbau yang melakukan pemerahan susu kerbau untuk dijadikan dadiah memperoleh keuntungan ganda, berupa anak kerbau dan penjualan susu fermentasi dalam bentuk dadiah. Daerah yang berpotensi menjadi penghasil dadiah di Sumbar ialah daerah yang mempunyai populasi kerbau cukup besar dan tersebar pada beberapa Kabupaten yaitu Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Solok. Permintaan dadiah yang meningkat akan berpengaruh terhadap perkembangan usaha peternakan kerbau sebagai komoditi ternak penghasil bahan baku pembuatan dadiah. Serta dapat memberikan nilai

tambah bagi peternak. Hingga saat ini pembuatan dadiah di Sumbar masih menggunakan bambu sebagai kemasan. Volume kemasan berbeda sesuai dengan panjang atau pendeknya bambu yang digunakan dan sekaligus ini juga mencirikan daerah asal produk dadiah tersebut. Seperti dadiah yang diproduksi dari Bukittinggi dikemas dalam tabung bambu yang pendek saja. Satu liter susu kerbau menghasilkan lima tabung dadiah. Sementara pada daerah lain seperti di Kabupaten Solok dan Kabupaten Sijunjung mempunyai kemasan dari tabung bambu yang lebih panjang dengan volume lebih banyak dan harga jual yang lebih tinggi. Sebagai makanan spesifik masyarakat Sumbar sudah biasa mengkonsumsi dadiah dalam bentuk “emping dadiah” yaitu dadiah yang dicampur dengan emping ketan dan manisan gula aren. Kemudian, sebagian masyarakat juga mengkonsumsi dadiah yang ditambahkan irisan bawang merah dan cabe merah sebagai pengganti lauk pauk teman makan nasi. Beragam manfaat dari produk dadih tersebut seharusnya dadih di jaga kelestariannya apalagi di kalangan anak muda zaman sekarang supaya makan khas Sumbar ini di kenal banyak orang sampai ke luar negri.Renal

tersebut. Saat itu, tugu degan cat biru itu sedang dalam proses renovasi. Di depan tugu terdapat tulisan Kilometer 0 Indonesia yang cukup mencolok dengan cat berwarna oren. Tak lupa kami berfoto bersama di depan tulisan tersebut, sebagai bukti bahwa kami pernah menginjakkan kaki di titik 0 kilometer Indonesia. Tentang apakah benar barat Indonesia dimulai dari titik tersebut tak kami pikirkan. Di kawasan tugu tersebut juga terdapat pasar kecil-kecilan yang menjual berbagai jenis souvenier. Mulai dari gelang, baju, maupun gantungan kunci. Benar kata orang, di mana ada kehidupan di sana ada pasar. Jarum jam tak lelah berputar. Kami pun melanjutkan perjalanan ke Pantai Iboih yang jaraknya tak jauh dari Tugu Kilometer 0. Pantai Iboih yang begitu cantik dan air yang jernih. Sayang jika ke Iboih tapi tidak menikmati keindahan surga bawah lautnya. Kami pun merogoh kocek 45ribu per kepala bagi yang ingin melakukan snorkling dan menjamah kerajaan bawah laut di Iboih.

Sejujurnya, rasa cemas menghampiri saya senja itu. Selain takut akan kedalaman, saya juga tidak pandai berenang. “Tenang saja, kan pakai pelampung. Nanti barengan sama yang lain juga, biar diajarin caranya,” ucap Chalid, salah seorang teman panitia dari UKM Pers DETaK. Kami kemudian naik perahu boat untuk menuju Pulau Rubiah yang berjarak sekitar 350 meter dari Pantai Iboih. Satu boat berisi maksimal 12 orang. Di atas perahu, saya menceburkan telapak tangan ke air selama perjalanan. Ingin berteriak sekuat tenaga rasanya, untuk perjalanan yang tak pernah dipikirkan. “Ikut PJTLN pasti tujuan utamanya ke Sabang dan melakukan ini, kan?” ujar Chalid lagi di atas perahu. Saya meng-amin-kan kalimat tersebut. Sampai di Pulau Rubiah, kami menceburkan diri ke laut biru. Air jernih dan (sudah pasti) asin, pantas wisatawan menjadikan Pulau Rubiah sebagai tempat wajib yang harus dikunjungi bila ke Sabang. Ah, akhirnya saya bisa

melihat sepotong surga di bawah laut. Ikan-ikan cantik berwarna-warni menarinari memamerkan umbul-umbulnya. Kurang lebih satu jam snorkling, matahari pun tenggelam di ufuk barat sana. Menyisakan benturan cahaya oren di tengah laut, pertanda kami harus ‘puas’ dengan permainan singkat kami. Sebelum saya ke Aceh, teman saya sempat berujar “Jangan pulang sebelum snorkling di Sabang.” Artinya saya sudah boleh pulang. Kami pun kembali ke Wisma Zahira. Bagi sebagian orang—termasuk saya sebelumnya— mendengar Aceh mungkin yang mereka pikirkan hanyalah daerah konflik, tidak aman, peperangan, menakutkan. Tapi itu belasan tahun silam. Saat senjata masih berkeliaran tanpa penjelasan. Sedang kini? Aceh sudah menjelma menjadi negeri yang aman. Sekeping surga bertahta di ujung utara Pulau Sumatera ini. *Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas


Kepiluan Anak Cindaku

A

ku akan mengambil kehormatan yang telah terenggut dari keluarga kita, Bu. Bagi laki-laki, kehormatan harus diambil kembali kepada tempat di mana ia telah direnggut itu. Kalimat di atas merupakan surat Salim saat ia merantau di Tanjuang Karang. Ranah rantau sebenarnya yang ingin ia tuju ialah tanah Jawa. Namun, keinginannya gagal karena ia ditinggal bus yang mengantarkannya, saat ia melaksanakan salat. Surat itu ia tujukan pada ibunya yang ditinggalnya sendirian di kampung. Ia ingin mengangkat harkat martabat keluarganya. Ia tak mau dibilang anak Cindaku. Karena ia yakin tak semua sifat buruk ayahnya akan turun padanya. Lewat novel “Cindaku”, Azwar Sutan Malaka, berusaha menguak kembali mitos-mitos yang berkembang di Minangkabau. Novel yang berlatar Bukittinggi dan Tanjuang Karang ini, membuat kita seolah benar-benar

A

berada dalam alurnya, ilmu sakti ini, karena ia mempunyai hidupnya. Bertubi-tubi masalah menimpa karena kemelut dalam dendam. Saat itu ayahnya hidup di masa seperti tak kenal waktu. Mulai dari sering cerita tersebut sangat pendudukan tentara jepang. Nyawa di caci sebagai anak Cindaku, ia gagal dekat dengan kita. Azwar ibunya direnggut oleh kejinya perlakuan meminang Laila, dan kehidupan mengemas cerita dengan tentara-tentara yang datang merantaunya yang menyedihkan, serta Ia bahasa yang ringan dan kerumahnya. Begitupun dengan kakak pernah dijebak oleh anak majikannya mudah dipahami serta perempuannya yang harus kehilangan sendiri. Bahkan pernah berpura-pura pemilihan kata yang tepat. kehormatannya akibat ulah para tentara menikah dengan janda kaya, demi bebas Melalui tokoh bejat kala itu. Tak hanya itu, Sutan Said dari jeruji besi. Salim, Azwar mengungkap (ayah Salim) harus kehilangan sebelah Hal yang sangat disayangkan dari betapa perihnya hidup matanya karena kena tusukan dari novel ini dibagian ending, Azwar belum seorang anak Cindaku. sangkur di matanya, saat ia ingin mampu mewujudkan mimpi tokohnya. Salim yang masih muda melawan tentara-tentara itu. Mimpi yang sangat ingin ia raih yaitu harus menelan pil pahit Usut punya usut, Sutan Said ingin mengangkat harkat martabat dalam hidupnya. akhirnya memutuskan pergi ke Bukit keluarganya dan ingin hidup bersama Dibesarkan di lingkungan Barisan, menemui Nyiak Sangek. Setalah Laila. Karena ibu Laila tidak sudi seumur “Cindaku” membuatnya beberapa bulan belajar ilmu hitam hidupnya apabila Salim menikahi tak goyah. Sewaktu kecil Salim telah dengan Nyiak Sangkek, Sutan Said mulai putrinya. Ia malah mengelak bahwa Salim mereguk luka keluarganya. Ayahnya membalas dendamnya setelah ilmunya dan Laila saudara seayah. Apa sebenarnya dibunuh oleh warga kampungnya sendiri. terasa kuat. hubungan Laila dengan ayah Salim? Karena masyarakat resah Kenapa ia dikatakan atas kelakuan ayahnya. saudara seayah dengan Identitas Buku Ayahnya seorang yang salim? Kemanakah Salim punya ilmu hitam (di setelah ditolak Judul : Cindaku Minang dikenal sebagai pinangannya oleh pihak Penulis : Azwar Sutan Malaka Cindaku). Ia bahkan sering Laila? Bagaimana menggerakkan Gasiang dengan mimpi Salim? Penerbit : Kaki Langit Kencana tangkurak (sejenis santet) Pembaca akan dibuat untuk orang-orang yang Tahun terbit : September 2015 terguras emosinya oleh tidak ia sukai. Apabila ia alur cerita dera dan Jumlah Halaman : 236 halaman mati kelak, langit dan bumi beban hati seorang anak tak akan menerima Cindaku ini. Kita akan Resensiator : Nite arwahnya. Setiap yang dibuat terkejut oleh mempunyai ilmu tersebut, saat mati Azwar juga lihai dalam mengatur setiap ceritanya. mereka akan berubah menjadi manusia alur dari beberapa kejadian yang dialami Selamat berpetualang dengan setengah hewan. Perubahan pada diri tokoh Salim. Setiap persoalan disajikan motos minang dalam Novel “Cindaku”. mereka tergantung akan tingkat ilmu yang dengan detail oleh Azwar, hingga kita Saya sangat merekomendasikan untuk mereka miliki. Ada yang paling tinggi serasa dibuat berada dan merasakan dibaca oleh semua kalangan, karena ilmunya akan berubah menjadi manusia sendiri apa yang dialami tokoh. Salim banyaknya kisah inspiratif di dalamnya. harimau atau inyiak. Begitu seterusnya, yang merupakan seorang anak muda Serta ceritanya sangat dekat dengan ada yang menjadi serigala, dan tikus. yang punya semangat dan ketangguhan kehidupan kita, masyarakat Minangkabau Latar belakang ayahnya memiliki hati tak pernah patah arang dalam khususnya. Selamat membaca!

Rahasia Aktivitas Hewan Peliharaan

Max dan Duke akhirnya berhasil pa jadinya ketika kita terlibat masalah dengan petugas meninggalkan hewan peliharaan di pengawasan hewan liar. Keduanya lolos dari kejaran Snowball. Tanpa disadari keduanya mulai tampak akur. rumah, sementara kita tengah tertangkap oleh petugas. Beruntung nasib mereka Duke akhirnya menceritakan masa beraktifitas di luar? Jika Anda berpikir mereka akan sabar menunggu kita di diselamatkan oleh seeokor kelinci putih lalunya ketika tinggal bersama depan pintu sambil tiduran, maka yang bernama Snowball (Kevin Hart). majikannya yang lama kepada Max, dan pikiran Anda mungkin saja keliru. Tetapi jangan tertipu dengan direspon sangat baik oleh anjing terrier Setidaknya pada film yang disutradarai penampilannya yang lucu. Di balik itu. Max bahkan menyarankan agar Duke oleh Ken Daurio dan Brian Lynch ini akan penampilannya yang menggemaskan kembali mencari majikannya yang lama. sedikit mengubah persepsi Anda tersebut ternyata Snowball sangat Duke pun mengiyakan ajakan dari teman mengenai hal tersebut. Film yang dirilis membenci manusia. Ia membentuk barunya itu. Namun tak lama setelah itu, pada 24 Agustus 2016 di Indonesia ini sebuah kumpulan yang beranggotan Duke baru mengetahui bahwa orang yang berhasil membuat Anda berpikir dua kali hewan-hewan peliharaan yang dibuang hendak dicarinya sudah meninggal dunia. Pada bagian akhir cerita, Duke untuk meninggalkan hewan peliharaan oleh majikannya. Tanpa disengaja Max dan Duke melukai salah satu anak buah akhirnya kembali tertangkap oleh Anda di rumah. Film ini menceritakan bahwa dari Snowball. Keduanya harus terlibat petugas. Max berusaha membebaskan kehidupan hewan peliharan yang lucu kejar-kejaran dengan kelinci kecil temannya itu dan kali ini Snowball bersedia membantu usahanya Max tersebut baru dimulai sesaat setelah tersebut. Sementara itu, Gidget (Jenny lantaran anak buahnya juga tertangkap majikan mereka berangkat bekerja. Ada yang langsung menghidupkan televisi, Slate) seekor anjing pomeranian betina oleh petugas. Ditengah upaya mereka, memutar musik rock, memakan yang juga merupakan teman Max, Gidget dan yang lainnya datang Namun terjadi makanan yang ada di dalam kulkas, menyadari ada hal buruk yang sedang membantu. kesalahpahaman antara bermain video game, dan Gidget dengan anak bahkan ada juga yang Judul film : The Secret Life Of Pets buahnya Snowball. mengadakan pesta di rumah menjadi majikannya.Tidak terkecuali Produser : Jim Whitaker, Dorothy Aufiero Situasi semakin rumit ketika seekor anjing terrier yang Sutradara : Ken Daurio, Brian Lynch Max berusaha bernama Max (Louis C.K.). menyelamatkan Duke Semenjak Katie (Ellie Cetakan : Pertama, 10 Juni 2016 yang hampir Kemper) majikannya tenggelam. Di saat mengadopsi seekor anjing Tanggal rilis : 24 Agustus 2016 keduanya terlihat mulai baru berukuran besar yang Resensiator : Bobby Andhika menyerah, Snowball bernama Duke (Eric S.), ia datang menjadi merasa kedekatannya dengan Katie akan terancam oleh teman barunya dialami oleh pujaan hatinya tersebut. Ia pahlawan dan menyelamatkan keduanya. Hanya saja, pada alur cerita yang itu. Berbagai upaya dilakukan Max untuk kemudian mengajak teman-temannya menyingkirkan Duke dari rumah yang lain untuk mencari keberadaan Max. coba disuguhkan sudah sangat sering majikannya. Begitu juga sebaliknya. Proses pencarian itu tidak berjalan dengan dijumpai pada film bergenre animasi Duke yang mengetahui Max tengah mulus. Mereka harus melewati berbagai lainnya Sangat disayangkan mengingat berupaya menyingkirkannya, juga rintangan terlebih dahulu. Ia juga tak beberapa penokohan karakter yang berbuat sesuatu agar teman barunya itu takut meminta bantuan kepada seekor dihadirkan sangat kuat. Contohnya saja menghilang dari hadapannya. Di tengah elang buas yang bisa saja mencelakai Kevin Hart yang menurut saya sangat berhasil mengisi suara pada tokoh upaya keduanya, mereka justru harus teman-temannya.

Snowball. Karakter Snowball yang keras namun terkadang bertingkah lucu ini sukses mencuri tawa dari penonton sejak awal hingga akhir cerita. Sama halnya dengan tokoh Max, Duke, Gidget dan lainnya yang berhasil diperankan sangat bagus oleh masing-masing pengisi suara. Walaupun film ini bergenre animasi komedi, namun banyak pengajaran hidup yang coba disampaikan di dalamya. Seperti halnya Max yang rela berkorban demi menyelamatkan teman barunya. Seorang pemimpin seperti Snowball yang sangat bertanggung jawab. Gidget yang berupaya keras menemukan keberadaan Max. Semua itu dikemas rapi dalam sebuah film yang berdurasi selama 87 menit ini. Jadi setelah menyaksikan film The Secret Life of Pets ini, masih maukah meninggalkan hewan peliharaanmu sendirian di rumah?


Efe Yonnedi: Team Work Kunci Sukses di Dunia Kerja

P

eraih prestasi gemilang, kata inilah yang cocok menggambarkan seorang Komisaris Utama Bank Nagari Efa Yonnedi. Betapa tidak, lakilaki asal Payakumbuh ini juga pernah menjadi Konsultan Bank Dunia di tahun 2009-2013. Selasa, (29/11), di tengah kesibukannya, kru Genta Andalas berkesempatan berbincang-bincang dengan alumni University of Manchester

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di samping prestasi yang diraihnya. “Dukungan dan motivasi terbesar saya berasal dari orangtua,” ujarnya. Pada awal masuk kuliah, alumni Akuntansi Unand ini mengaku hanya dibekali beberapa pakaian saja dan tinggal dengan saudara yang kebetulan berada di Padang. Namun hal itu tak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan.

BIODATA Nama Ttl Agama Alamat Email Jabatan Nama istri

: : : : : :

Efa Yonnedi Jopang, Payakumbuh 2 Mei 1972 Islam Padang, Jalan Merpati 4 NO l19 Ulu Gadut yonnedi@fekon.unand.ac.id Ketua Jurusan Akuntansi dan Komisaris Utama Bank Nagari : Dr. Laila Isrona M.sc (Dosen Fakultas Kedokteran Unand)

Riwayat pendidikan: SMA : SMA Dangung-Dangung sekarang SMA 1 Guguk S1 : Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Unand 1991-1996 S2 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Monash University Australia 2000-2002 S3 : Faculty of Sosial Science the Mancester Inggris 2002-2007 Prestasi : · Best student in Governance 2000 Monash University · Beasiswa S2 dan S3 · Tim Seleksi Beasiswa President Republik Indonesia (2014) · Konsultan Bank Dunia ini. Pria berkaca mata yang saat itu baru saja pulang dari Yogyakarta menyambut kru Genta Andalas dengan ramah. Di ruangannya, ayah delapan orang anak ini menuturkan kehidupan masa kecilnya. Berasal dari keluarga yang sederhana, ia sempat berpikir tidak akan bisa hidup seperti saat sekarang ini, menjadi seorang yang sukses di dunia kerja. “Sewaktu kecil saya hanya bercitacita menjadi seorang guru, karena terinspirasi dari keluarga bapak yang notabenenya aktivis Muhammadiyah,” terangnya. Menyadari bahwa cita-citanya seringkali berubah, ia yang lahir di tengah keluarga yang amat peka dengan dunia pendidikan membuat Efa termotivasi untuk melanjutkan

Di balik gelar yang disandangnya kini, ternyata dulu Efa pernah bermimpi kuliah di Fakultas Kedokteran. Namun garis tangannya menakdirkan ia untuk berada di Jurusan Akuntansi Unand. “Seorang akuntan, menjadikan saya memiliki kesempatan besar untuk mengabdi kepada bangsa dan negara, tidak ada negara modern yang tidak ditopang oleh akuntansi,” tuturnya. Usaha Efa berbuah manis, pada semester tiga, ia menjadi salah seorang penerima beasiswa Supersemar. Selain itu, ia tak perlu menunggu waktu lama untuk beasiswa lainnya. Ia berhasil mendapatkan beasiswa S2 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Monash University Australia. Dua tahun menempuh pendidikan magister, nasib baik kembali

Dok. Pribadi menghampirinya. Ia bisa melanjutkan studi di Faculty of Sosial Science University of Mancester Inggris tahun 20022007. Fans Manchester United ini mengaku selalu enjoy dalam melakukan pekerjaannya. Ia sadar tanggung jawab yang diembannya menghruskan dirinya mampu membagi waktu. Team work menjadi kunci penting dalam kesuksesannya menyelesaikan pekerjaannya. “Dalam dunia pekerjaan, saya akan menomorsatukan kerjasama, saya akan mendelegasikan pekerjaan tersebut kepada tim saya,” ujar peraih Best student in Governance 2000 Monash University ini. Kemudian Efa mengakui, keberhasilannya saat ini bukanlah karena usahanya sendiri, melainkan juga karena ia memiliki tim yang hebat. “Keyakinan dapat membuat saya bisa menyelesaikan semuanya. Masalah hasil saya serahkan kepada Allah SWT. Inti utamanya, saya harus fokus ke hasil, bukan lainnya,” ujarnya. Terbilang paling muda dibanding tiga rekan komisaris lainnya, tak

membuat Efa ragu dalam bekerja sama. Ia mampu me-manage rekan kerjanya untuk sama-sama professional. “Walaupun saya orang termuda dalam tim, namun saya mampu bekerja sama dengan orang yang lebih tua dari saya,” terangnya. Efa menjelaskan menjadi seorang komisaris membuatnya telah melakukan beberapa kontribusi dengan baik. Salah satunya, semenjak tujuh tahun terakhir, Bank Nagari telah menyumbang Rp1,4 triliun kepada pemerintah daerah. Tentunya hal tersebut telah banyak membantu pemerintah daerah. “Yang paling penting, Bank Nagari telah mampu membantu usaha mikro masyarakat,” tambahnya. Selama bekerja, Efa juga mengaku tidak mengalami kesulitan saat menjadi komaris, karena segala pekerjaan tersebut ia nikmati. “Saya sangat senang dengan pekerjaan saat ini, karena bisa mengkombinasikan antara teori dengan pengetahuan,” tuturnya. Terakhir, dengan kesibukannya, ia menyayangkan waktunya untuk keluarga sudah berkurang. Tetapi dengan semangat dan dukungan dari istri, ia selalu semangat terhadap aktivitas yang diembaninya sekarang.Wita


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.