Genta Andalas Tabloid 54

Page 1

Edisi LIV April - Mei 2014


Akreditasi A Seakan Menjadi Batu Loncatan Meraih WCU

DAFTAR ISI

S

Tabloid Genta Adalas diterbitkan oleh:

Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/Unand-2001 Pelindung : Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E., MA. Penasehat : Dr. Ir. Aprisal, M.Si. Pembina : Rembrandt, S.H., M.Pd. Dewan Redaksi :Abdirian Syaputra, David Oliver Purba, Dedy Citra Permata, Dhearien Fizwa, Novelia Dewi Moore, Wildati Syukraini, Adrizal, Aivi Yola Dwiputri, Amelia Putri, Asra Hayati Syahrul Nova, Desi Faiturrahmi,Eka Ananda Putri, Fikri Azardy, Harly Meta Asbani, Khairat, Melisa Harniati, Metriadi Afrikh Heru, Ria Andriani, Silvia Ningsih, Suhelnida Eka Putri, Yudi Irfan. Pemimpin Umum : David Murdi Oka Putra Sekretaris Umum : Hafiza Bendahara Umum : Violita Kresna Wuri Pemimpin Redaksi : Randy Febrian Pemimpin Perusahaan : Icha Wulanda Pemimpin Produksi : Yuni Amelina Pemimpin Litbang : Muhammad Fikri Redaktur Pelaksana : Michelia Annisa Cempaka Koordinator Liputan : Ayu Lestari Redaktur Tulisan : Anestia Berlianda, Neny Sandrawati Redaktur Bahasa : Desi Marina, Yuliani Sartika Bisnis & Periklanan: Nadira Marketing & Promosi : Febrika Hade Putri Sirkulasi : Laila Mukhtari Wizra Kepala Layouter: Ismi Fadhilah Sinaga Layouter : Marisi Sagala Kepala Desain Grafis : Muhammad Yaqub BE Desainer Grafis : Hilyatul Aulia PSDM : Hananna Taqwa, Sari Ramadhanis Event Organizer : Siti Khairani Elhakim Riset dan Survei : Tree Mentari

Tarif iklan: warna Rp1.500/mm kolom, BW Rp1000/mm/kolom, iklan baris Rp5000/20 kata. Hubungi: 081908066006 (bisnis periklanan). Dicetak oleh: PT. Singgalang Press (isi diluar tanggung jawab percetakan)

etelah Akreditasi A berada dalam genggaman, Universitas Andalas semakin gencar mencapai ambisinya menuju Universitas Kelas Dunia yang Terkemuka dan Bermartabat. Segalanya dibenahi, mulai dari sarana prasarana kampus, prestasi mahasiswa, kualitas dosen, publikasi jurnal hingga kerjasama Unand dengan Universitas Luar Negeri dan Instansi terkait. World Class University (WCU) merupakan cita-cita hampir setiap universitas, namun untuk menuju hal tersebut tentu bukan hal yang sederhana. Dibutuhkan perencanaan yang matang, komitmen, motivasi, semangat, kegigihan, kekuatan, dan terpenting dukungan dana untuk membiayai semuanya. Harus diakui, pencapaian Unand dalam beberapa tahun ini terbilang bagus. Menjadi satu-satunya Universitas di Pulau Sumatera yang memperoleh akreditasi A, sistem tata kelola keuangan dan aset, yang berhasil meraih Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) merupakan sederet prestasi Unand yang patut dibanggakan. Unand semakin gigih memperbaiki fasilitas kampus merupakan bukti dari seriusnya Unand dalam mewujudkan WCU. Mencapai WCU memang tidak bisa langsung ‘sim salabim’. Dibutuhkan persiapan, proses serta usaha optimal dalam mewujudkan cita-cita yang telah ditargetkan sejak 2009 silam. Langkah awal sedang dipersiapkan oleh Unand. Mulai dari peningkatan mutu dari berbagai segi seperti layanan, kerjasama, birokrasi, fasilitas, dan sumber daya manusia untuk mencapai standar internasional. Tetapi, sejauh manakah Unand mempersiapkan “kekuataannya” untuk menyetarai universitas terbaik di dunia. Sedangkan segudang polemik tengah dihadapi oleh Unand seperti birokrasi kampus masih berbelit-belit, sistem UKT yang “mencekik” sebagian mahasiswa, fasilitas yang kurang terawat, keamanan yang masih terancam dan menganggu kenyamanan civitas akademika Unand. Ini tak ubahnya menjadi “pekerjaan rumah” bagi Unand untuk mewujudkan WCU. Tanggapan miring dari sebagian mahasiswa menyertai langkah Unand untuk menaklukkan WCU. Hal ini dikarenakan sikap mahasiswa yang masih apatis terhadap perkembangan kampusnya sendiri. Tidak bisa dipungkiri hal ini terjadi karena kurangnya respon dari pihak kampus terhadap keluhan mahasiswa terutama fasilitas perkuliahan, layanan, birokrasi, dan kinerja dosen. Mewujudkan WCU diperlukan kekuatan kampus yang padu dari seluruh civitas akademika Unand. Satu visi yang sama perlu ditanamkan dalam pikiran kita bersama hingga visi tersebut tercapai. Saling berpegang tangan dan melangkah bersama merangkul cita-cita yang jauh di depan mata. Jika dikaji ulang, menggapai universitas berstandar internasional memang tidak mudah namun bukan tidak mungkin untuk diwujudkan. Unand yang nantinya akan menjadi salah satu universitas bertaraf internasional, tentu akan menjadi universitas yang diperhitungkan di mata dunia dan layakkah Unand bersanding dengan universitas terbaik dunia lainnya? Lantas, bagaimana dengan mahasiswa yang masih apatis dan jauh dari sikap optimis untuk siap menyandang status menjadi mahasiswa universitas terbaik dunia?

SALAM REDAKSI Assalamualaikum Wr.Wb. Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah kami bisa berkarya di tengah keterbatasan. Salawat dan salam kami kirimkan kepada Rasulullah SAW, suri teladan dan penerang jalan bagi umatnya. “Alhamdulillah”. Satu kata mewakili perasaan kami. Setelah melewati proses yang melelahkan dan perjuangan yang tak henti demi menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas edisi LIV ke tangan pembaca. Terjun ke lapangan memburu berita tetap dilakukan di tengah kesibukan perkuliahan, proses pembinaan calon anggota, serta berbagai agenda organisasi yang terus berjalan. Namun seluruh kru Genta Andalas tetap bersemangat mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu demi terbitnya Tabloid perdana Genta Andalas periode kepengurusan 2014/ 2015. Edisi perdana ini kami sajikan laporan utama mengenai persiapan Unand Menuju World Class University dengan mengupayakan Center of

Excellence. Kami menggali informasi dari segala aspek untuk mewujudkan citacita Unand tersebut. Mulai dari peningkatan mutu, layanan birokrasi, dan kerjasama Unand menuju World Class University. Prosedur pelaksanaan KKN dan polemik Pra KKN menjadi pro dan kontra di tengah civitas akademika Unand merupakan bahasan laporan khusus edisi kali ini. Pembangunan kampus II Unand Payakumbuh dan tuntutan mahasiswa menaikkan kuota beasiswa turut kami soroti mengisi rubrik sorotan kampus. Melengkapi edisi “muda” ini tak ketinggalan kami hadirkan inovasi rubrik seperti aspirasi pengganti opini, wawasan pengganti tips dan trik, aktivis pengganti gentaiment serta survei sebagai pelengkap. Akhir kata semoga tabloid ini menjadi penawar keingintahuan pembaca dalam memenuhi kebutuhan informasi, sebagai bentuk eksistensi kami di dunia jurnalistik. Kritik dan saran yang solutif tentu sangat kami harapkan dari pembaca guna kebaikan genta Andalas Kedepannya. Hidup Mahasiswa!

Dapur..................................2 Jendela................................3 Laporan Utama.................4 Sorotan Kampus…….......6 Feature ……......................7 Laporan Khusus…...........8 Survei....……….................9 Liputan..........………........10 Galeri……….….…….......12 Rehat......….…….…..........13 Aspirasi……….….……...14 Aneka Ragam..................16 Aktivis.........………..........18 Khasanah Budaya..….....19 Sastra dan Seni…….…...20 Wawasan........…..……....22 Resensi......…....................23 Sosok..................................24

Sosok Edisi LIV


by : Yaqub

SIAPKAN DIRI: Unand tengah mempersiapkan diri menuju World Class University

Informasi Beasiswa

Pemungutan Liar

Pak, Kenapa Info beasiswa di Unand tidak tersebar luas? padahal beasiswa yang ada di Unand sendiri sangat banyak. Lalu ada juga pihak fakultas yang meminta bayaran jika ingin mencarikan beasiswa? (08535809XXXX)

Pak, bagaimana solusinya terhadap pungutan liar saat pemasangan spanduk di bundaran rektorat padahal saya sudah memasukkan surat ke Biro Umum dan Sumberdaya. Apakah tidak ada tindakan kongkrit dari pihak rektorat untuk mengatasi masalah ini? (0822681XXXX)

Buku Tidak Tertata Saya ingin menanyakan tentang Perpustakaan baru yang di renovasi. Mengapa buku-bukunya tidak tertata dengan baik dan banyak yang tidak sesuai dengan jurusannya. Sehingga membuat mahasiswa susah untuk mencari buku yang diinginkan. Terus pegawai yang tidak ramah, membuat mahasiswa jadi kurang nyaman dalam melakukan aktivitas di perpustakaan. (0877671XXXXX) Administrasi Rempong Saya mahasiswa MIPA, ingin menanyakan tentang administrasi di fakultas dan jurusan MIPA yang sangat rempong dan pegawainya yang kurang ramah. Hal ini membuat mahasiswa fakultas MIPA jadi males untuk berurusan dengan pegawai yang ada di fakultas MIPA. (08126343XXXXX)

Jawaban : Dalam memasang spanduk, tidak ada pembayaran untuk spanduk tersebut. Apabila anda memasang spanduk sesuai dengan prosedur yang ditentukan oleh Unand, maka tidak ada pembayaran dalam memasangnya .Dan apabila ada yang memungut bayaran dalam pemasangan spanduk, maka laporkan saja ke Kepala Kasubag Rumah Tangga.

Imrizal Kepala Biro Umum dan Sumber Daya Umum Unand

Assalamualaikum Wr. Wb. Yang kami hormati bapak Rektor Unand besrta jajarannya. Kami melihai pembangunan gedung di lingkungan Unand ini sangatlah besar. Mulai dari gedung, taman, kolam, dan lain sebagainya dibangun. Ini membuat Unand menjadi lebih indah dan nyaman untuk di pandang. Dengan pembangunan yang begitu besarnya dan dengan jangka waktu yang tidak terlalu lama maka Unand langsung di sulap menjadi begitu indah. Semua ini pasti mengeluarkan dana yang tidak sedikit. Tentunya Unand mempunyai dana yang banyak untuk melakukan perubahan ini. Apakah kami sebagai supir Bus tidak mendapatkan cipratan uang yang banyak itu? Atau paling tidak kami mendapatkan kesejahteraan yang sama dengan pegawai Unand sendiri? Apakah kami tidak layak mendapatkan kesejahteraan itu Pak Rektor? Kami Pak Rektor bekerja di saat semua pegawai rektorat Bapak belum berdatangan. Kami melayani mahasiswa Unand mulai dari pagi hingga malam hari, tetapi kami hanya mendapatkan hasil yang tidak seberapa dari keringat yang kami keluarkan. Lihat pegawai bapak yang bekerja santai masuk jam 08.00 pulang jam 16.00 WIB, itu pun sering bolos, dan mendapatkan gaji yang lumayan. Kami hanya ingin mengingatkan kepada Pak Rektor, bahwa kami ini bagian dari Unand dan kami juga ikut berperan dalam pembangunan Unand. Supir Bus Unand

Ota Da Tagen Da Tagen : Oi Mak Itam, dima nyo si Upiak tu kini? Lah jarang nampak di Ambo kalau Sabtu jo Minggu. Mak Itam : O, nyo pai pra KKN ka Pariman, Gen. Da Tagen : Apo lo tu pra KKN Mak ? Sakali ko lo Ambo mandanga. Dulu adiak Ambo yo lai yang namonyo KKN tapi tu di bulan puaso. Mak Itam : Antah lah, ndak jaleh bana lo di Ambo do. Tapi patang keceknyo salamo bulan Mei tiok Sabtu Minggu nyo pai ka sinan. Banyak lo habih pitih dek ongkosnyo. Da Tagen : Yo lah baru lo kini aturannyo yo Mak. Tambah paniang lo wak nyo. Mak Itam : Mode tu lah masonyo kini.


Targetkan World Class University, Unand Upayakan

Center of Excellence

B

erdasarkan Road Map Pencapaian Jangka Panjang Universitas Andalas 2009-2028 untuk menjadi Universitas Kelas Dunia yang Terkemuka dan Bermartabat, pasca ditetapkannya Unand menyandang status Akreditasi A, Unand berupaya meningkatkan kinerja manajemen akademik, keuangan, aset, dan sumber daya manusia dengan mewujudkan Unand menjadi Center of Excellence (CoE). Center of Excellence (Pusat Keunggulan ) merupakan jargon menarik yang memang sengaja dimunculkan oleh pihak kampus agar semua orang dapat terlibat dalam mewujudkan visi Universitas Andalas. Wujud menjadi universitas pusat keunggulan menjadi harapan besar yang bisa mengantarkan Unand setara dengan universitas ternama di dunia.

Taifur, Rektor Unand menjelaskan rencana Unand menjadi WCU. “Hal tersebut dibuktikan dengan adanya statuta dan organisasi tata kelola baru yang seluruhnya telah disahkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Di samping itu, Unand juga membenahi sistem tata kelola keuangan dan aset, atas pembenahan itu kita berhasil meraih laporan keuangan dengan Wajar Tanpa Pengeculaian (WTP),” jelasnya. Seiring meningkatnya akreditasi, Unand turut meningkatkan penelitian. “Penelitian juga dibenahi dan kini status Unand adalah Universitas utama di Indonesia. Hal ini turut dibuktikan dengan peningkatan peringkat Unand diantara perguruan tinggi lain di Indonesia. Itu semua upaya yang telah kita lakukan,”sambung Werry.

dalam maupun luar negeri,” papar Alumnus Fakultas Ekonomi Unand ini. Kedepannya Werry menegaskan program Unand harus jelas. “Kita harus punya program yang jelas, dan hal ini tidak sederhana saja. Generasi berikutnya turut dipersiapkan maka dari itu program tersebut dilaksanakan secara bertahap. Institusi yang menilai WCU bisa dilihat dari Webometric, Scopus. Lembaga tersebut mempunyai tingkat kepercayaan yang baik,” ujarnya. Tingkatkan Mutu, Unand Upayakan Center of Excellence Pasca menyandang status Akreditasi A (16/1) lalu.Unand resmi menjadi satu-satunya Universitas pertama di Sumatera dengan akreditasi A. Langkah awal tengah dipersiapkan sebagai Center of Excellence mewujudkan

Foto : Ist

Mengenai munculnya CoE, Wakil Rektor I, Febrin Anas Ismail mengatakanCenter of Excelence adalah jargon menarik yang dimunculkan Unand. “Center of Excelence adalah jargon menarik yang sengaja kami munculkan dan Center of Excellence bisa dikatakan bagian dari World Class University (WCU) yang merupakan cita-cita kampus,” ujarnya. Hal ini dibenarkan Aprisal, Wakil Rektor III. “Center of Excellence ini sebenarnya perintah dari presiden SBY saat berkunjung ke Sumbar yang mengatakan Indonesia sebenarnya berhutang kepada Sumbar, karena Sumbar banyak menyumbangkan tokohtokoh hebat. Jadi, diharapkan Unand sebagai universitas yang berakreditasi A di Sumbar dapat melahirkan tokohtokoh seperti dulu,” ucapnya. Rektor Akui Unand Tengah berbenah menuju WCU Road Map pencapaian jangka panjang Unand 2009-2028 menjadi Universitas Kelas Dunia yang Terkemuka dan Bermartabat disusun dalam empat periode. Periode pertama (2009-2013) telah berhasil dituntaskan. Selama periode pertama (2009-2013) Unand telah membenahi kelembagaan, sistem, dan seluruh perangkat-perangkat yang terkait.”Periode pertama adalah 2009-2013, di mana kita membenahi kelemabagaan, sistem, dan seluruh perangkat-perangkat yang ada dan itu semua telah selesai,” ujar Werry Darta

Memasuki tahun ini, periode kedua (2014-2018) pun dilanjutkan. Lebih lanjut, Werry mengungkapkan bahwa Unand memasuki periode kedua berfokus pada pembenahan kurikulum dan sistem proses pembelajaran. Kualitas dosen terus ditingkatkan, termasuk kualitas mahasiswa. “Sehingga nanti pihak Unand tidak sembarangan menerima calon mahasiswa. Peningkatan jumlah mahasiswa jalur S2 dan S3 juga sangat diperhatikan. Karena sebuah universitas yang maju itu juga dilihat dari kualitas pasca sarjana dan jumlah mahasiswa S2 dan S3 yang besar,” tegasnya. Menurut Werry, seluruh pencapaian yang ditargetkan akan diupanyakan melalui peningkatkan jumlah program studi yang memilki akreditasi A. Mengantisipasi meningkatnya daya saing, Unand memperbaiki kurikulum agar semua lulusan mempunyai daya saing dan kompetensi baik softskill maupun hardskill. “Peningkatan dosen dan doktor ditargetkan 60% pada tahun 2018. Saat ini jumlah doktor kita baru sekitar 300 atau kalau dipersentasekan sekitar 3040%. Suatu Universitas bisa dikatakan sebagai World Class University jika jumlah persentase dosen yang bergelar doktor sekitar 80% . Kini terdapat sekitar 300 dosen Unand yang melanjutkan studi untuk meningkatkan gelarnya menjadi doktor yang tersebar baik di universitas

cita-cita menjadi Universitas Kelas Dunia yang Terkemuka dan Bermartabat (World Class University). Dalam pelaksanaannya, Febrin Anas Ismail mengatakan tujuan Unand untuk mencapai World Class University diterapkan melalui Center of Excellence. “Tri Dharma Perguruan Tinggi menjadi patokan Unand dalam mewujudkan CoE, sama seperti Perguruan Tinggi lainnya. Tri Dharma Perguran Tinggi yaitu Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat juga harus terwujud,” ujarnya. Lebih lanjut, Febrin juga menjelaskan Tri Dharma Perguruan Tinggi terkait CoE. “Dari segi pendidikan, harapannya Unand mampu menghasilkan lulusan yang unggul dan bisa diterima di mana saja dengan gaji besar. Segi penelitiaan, Unand menuju universitas yang lebih besar dengan menghasilkan tiga ratus paper dosen yang telah dipublikasikan di Index Scopus dan dosen tersebut diberikan pelatihan-pelatihan juga seminar. Segi pengabdian Masyarakat, Unand siap membantu dengan menghasilkan produk-produk yang bermanfaat dan teknologi yang bisa diaplikasikan di masyarakat,” terang alumnus Teknik ini. Selain Pihak Akademik, Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) turut menjelaskan beberapa aspek yang harus

diperhatikan Unand dalam mewujudkan CoE. “Biasanya nilai mahasiswa saat UTS dan UAS bobot nilainya besar, tapi sekarang kita lebih melihat kepada prosesnya, kemampuan interaksi, kemampuan komunikasi, motivasi, dan mampu bekerjasama dalam tim. Semua kita nilai dan bobot nilainya lebih besar dibandingkan UTS dan UAS,” ungkap Mansyurdin, Ketua LP3M. Menurut Mansyurdin, Progres Unand menuju CoE meningkat sangat drastis. Dari segi mutu, Lembaga Penjamin Mutu tidak hanya pendamping, namun memiliki peran sangat penting dalam tercapainya budaya mutu yang bagus. Beberapa fakultas yang memiliki jurusan terakreditasi A, seperti Fakultas Farmasi, Ekonomi, Ilmu Budaya, MIPA, Teknik, Peternakan, dan Fakultas Hukum. “FIB

jurusan Sastra Indonesia, FISIP jurusan Antropologinya, Ekonomi dengan Akuntasinya, Teknik dengan Teknik Mesinnya, Farmasi, Hukum, Pertenakan, prodi-prodi yang A tersebut dipertahankan dan didorong ke level Asia. Jurusan yangg masih B akan kita upayakan menjadi A, dan yang C menjadi B, jadi kita bertahap” ujarnya memaparkan. Hal senada diucapkan Aprisal, Wakil Rektor III membenarkan untuk menuju WCU diperlukan penjaminan mutu. “Untuk menuju Centre of Excellence tersebut lewat penjaminan mutu dengan mensosialisasikan bagaimana metode pembelajaran yang baik dan benar. Tidak hanya menayangkan slide lalu pulang. Jadi, menuju CoE tersebut dari semua aspek tidak hanya pembangunan tapi juga pendidikan dengan cara metode pembelajaran yang menunjukkan CoE tersebut,” jelasnya. Di samping itu, dari segi Sarana dan prasarana juga diperhatikan, infranstruktur perlu dibenahi. “Banyak hal yang harus kita perhatikan seperti dari segi infrastrukturnya, orangnya, atau sistemnya. Kalau dari segi infrastruktur seperti labor, ruang kuliah, jalan, atau hal-hal penunjang lainnya. Untuk menuju pendidikan yang berkualitas, infrastruktur juga mengambil peran di dalamnya. Itu sedang kita usahakan seperti pembangunan gedung I, perbaikan gedung, dan khususnya untuk kedokteran akan dibangun rumah sakit,” ulasnya. Berdasarkan keterangan Lenitaria, Kasubag Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi(LPTIK) Unand mengatakan, untuk LPTIK Unand akan meningkatan akses jaringan secara keseluruhan. “Pengembangan teknologi


informasi dan komunikasi Unand nantinya lebih kepada peningkatan akses jaringan secara keseluruhan. Dulu sistemnya lebih kepada ICT tetapi sekarang ICT yang ada di tiap fakultas semuanya terhubung ke LPTIK. Untuk saat ini ketersediaan akses yang sudah ada yaitu sistem informasi, seperti sistem registrasi, informasi akademik, portal akademik, sistem portal kepegawaian, dan sistem perpustakaan” ujarnya. Lenitaria juga mengatakan saat ini LPTIK telah menyediakan portal untuk pegawai. “Kalau untuk portal akademik kami menyediakannya untuk mahasiswa dan dosen. Untuk sistem portal kepegawaian, ini merupakan sistem terbaru. Di dalamnya kami memberikan kemudahan kepada pengguna agar dapat mengakses informasi tentang profil pegawai yang ada di Unand. Di samping itu ada juga Laras, yaitu lembaga penelitian dari LPTIK yang berfungsi mengembangkan sistem informasi Unand secara keseluruhan. LPTIK menyediakan fasilitasnya seperti wireless, oxpord tamannya, dan sudah mempunyai dua provider yaitu telkomsel dan indosat, “ ujarnya menambahkan. Masalah kemahasiswaan, Rektor berkomentar, mahasiswa harus mempunyai usaha sendiri untuk meningkatkan dirinya sendiri seperti kreativitas, inovasi, dan sifat pantang menyerah. Anggaran untuk mahasiswa akan disediakan sesuai yang diajukan. “Angggaran untuk kompetisi untuk mahasiswa tersedia cukup banyak tetapi mahasiswa tidak banyak mengajukan. Minimnya dana yang didapat Unand menjadi dana kemahasiswa jadi sedikit yang diperoleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM),” tuturnya. Hadirnya American Corner (Amcor) di Unand merupakan salah satu bentuk kerjasama Unand dengan pihak luar negeri. Irawati Chaniago, Kepala UPT Layanan International mengatakan American Corner sebagai media atau tempat yang dipersiapkan Amerika Serikat sebagai penghubung antara Indonesia dengan AS. “Jadi dapat dikatakan bahwa Unand hanya menyediakan tempat berupa ruangan sedangkan isinnya dipenuhi oleh AS itu sendiri. Amcor dititipkan dibeberapa perguruan tinggi yang ada di Indonesia, dan khusus di Sumatera baru ada di Unand dan USU. Melalui ini, Unand mendapatkan All About America seperti Books, Periodicals, DVD and Audio Books, Online Database, Reguler Program, dan Special Events,” jelas Irawati. Irawati menambahkan Amcor Unand cukup berhasil dengan adanya voluntir. “Voluntir di Amcor Unand sudah 39 orang padahal masih berumur dua bulan sejak dliresmikan 6 Maret 2014 lalu. Sebelum Unand, yang terbaik itu di Pontianak dan Untan mengalahkan Thailand dan Vietnam. Karena itu Amcor memberikan perhatian yang besar juga terhadap Unand,” ungkapnya. Dari segi Kerjasama Dalam Negeri, Nurhayati Musa, Kepala Bagian Evaluasi dan Kerjasama menuturkan Unand telah banyak melakukan kerjasama “Kerjasama Unand dengan pihak dalam negeri seperti dengan pihak swasta, Mitra kerinci, Media antara, IPDN di mana meminta staff pengajar dari unand, Universitas Semarang (sudah MOU), Telkomsel (Dana untuk penelitian),” ungkapnya. Menyambung penjelasan Nurhayati, Helmi, Wakil Rektor IV mengungkapkan adanya Afirmasi. “Afirmasi merupakan salah satu

program dari Kemendikbud menangani kerjasama terhadap mahasiswa asing. Unand turut serta menjalankan program tersebut dan tahun ini ada dari Papua,” ujarnya. Mengenai Kerjasama dengan PTN Luar Negeri dan Dharmasiswa, lebih lanjut Helmi mengatakan Unand mengirim mahasiswa S2 dan S3 ke luar negeri. “Terkait kerjasama dengan PTN Luar Negeri, kita mengirim mahasiswa menjalani studi S2 dan S3 serta mengupayakan dosen untuk riset di luar negeri. Dharmasiswa juga program nasional berupa beasiswa dan sekarang kita ada program untuk 10 orang per fakultas untuk exchange tingkat Asean. Ini merupakan kesempatan internasional ekspor,” jelasnya. Parameter bagi sebuah universitas berstandar WCU, salah satunya dengan publikasi penelitian tenaga didik di jurnal internasional. “Sebenarnya untuk menuju WCU itu, Unand sudah punya road map-nya. Dikembalikan kepada fakultas masingmasing bagaimana membuat akreditasi dari masing-masing fakultas meningkat. Untuk Biologi sendiri, kita sudah tiga kali memperoleh akreditasi A,” ujar Erizal Mukhtar, dosen Biologi yang beberapa kali penelitiannya dipublikasi di Jurnal Internasional. Selanjutnya Erizal kembali

mengatakan publikasi jurnal internasional tersebut sangat berpengaruh terhadap eksistensi sebuah

akan langsung wawancara tanpa melalui prosedur tes lainnya,” jelasnya. Secara fisik, Tafdul Husni mengatakan Fekon sudah memenuhi World Class. “Dari segi fisik kita sudah bagus, bisa dikatakan world class. Lulusan kita juga banyak diterima di perusahaan internasional. Dosen pun banyak yang lulusan luar negeri dan artikelnya diterima di dunia internasional. Hanya dalam definisi apa rangking world class yang digunakan, jika dikategorikan universitas top dunia, ITB dan UI saja belum masuk,” ungkapnya. Keuangan, Layanan dan Birokrasi, Hambatan Unand Menuju WCU

Universitas. “Penelitian tanpa publikasi sama saja dengan bohong. Saat ini banyak kerjasama penelitian dengan universitas di luar negeri yang hanya sebatas di MoU tanpa ada action yang jelas,” tambahnya. Kelas internasional turut mewujudkan Unand menjadi WCU. Berdasarkan hasil studi Tafdil Husni, Dekan Fakultas Ekonomi (Fekon) mengatakan kelas Internasional lebih cepat diterima di dunia kerja. “Kelas Internasional umumnya yang mendapatkan lapangan pekerjaan lebih cepat, terutama adalah tamatan kelas bahasa Inggris. Ini bukan program internasional tetapi English Class. Fekon bekerjasama dengan beberapa negara seperti Malaysia dan Belanda. Selain itu, Fekon juga bekerjasama dengan Bank Indonesia, sepuluh lulusan terbaik Fekon

Werry Darta Taifur membenarkan saat ini Unand dihadapkan masalah keuangan. “Banyak kendala yang dialami terutama dari input, terlebih pada keuangan. Dana yang dimiliki sedikit, karena Unand mendapat perolehan dana yang sedikit baik dari pemerintah maupun dari mahasiswa sendiri. BOPTN yang rendah menjadi salah satu penyebab terseokseoknya pembangunan di Unand. Bercermin pada Universitas yang sudah maju seperti UI, mereka memiliki anggaran per mahasiswa sebesar Rp28 juta sementara dibandingkan dengan Unand yang hanya sebesar Rp11 juta, “ tuturnya. Werry juga menambahkan bahwa bantuan dari Pusat tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Bantuan pusat memang tidak seperti yang kita harapkan. Keadaan ini menjadi berat

Bersambung ke halaman 6....

“Penelitian juga dibenahi dan kini status Unand adalah universitas utama di Indonesia. Hal ini turut dibuktikan dengan peningkatan peringkat Unand diantara perguruan tinggi lain di Indonesia. Itu semua upaya yang telah kita lakukan,” - Werry Darta Taifur -

Foto : Ist


Pembangunan Kampus II Unand Payakumbuh Masih Terbengkalai

K

ampus II Unand Payakumbuh merupakan kampus cabang pertama Universitas Andalas. Beralamat di Jalan Rasuna Said, kampus yang berdiri sejak tahun 2009 ini memiliki dua fakultas, yakni fakultas Ekonomi dengan jurusan Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Fakultas Peternakan dengan jurusan Ilmu Peternakan yang didirikan tahun 2012.

Kampus yang mulai dibangun tahun 2009 ini sampai sekarang proses pembangunannya masih terbengkalai. Meski sudah mulai ditempati tahun ajaran baru 2012, namun hanya fakultas Peternakan yang baru ditempati. Sedangkan fakultas Ekonomi sendiri sejak pertama kampus cabang ini berdiri masih menempati bangunan yang dimiliki oleh Pemerintah Kota

Foto: Randy

TAMPAK DEPAN: Kampus II Unand Payakumbuh

Payakumbuh di jalan Ade Irma Suryani. Bangunan yang sudah berdiri di Kampus II Unand ini yaitu satu unit menara gedung yang terdiri dari dua lantai. Masing-masing lantai terdiri atas enam ruangan, lantai pertama dijadikan ruangan dosen, ketua jurusan, kesekretariatan, aula, dan dua ruangan lainnya dijadikan kelas. Sedangkan lantai bagian atas seluruhnya dijadikan ruangan kelas. Ketika kru Genta Andalas berkunjung ke kampus yang berdekatan dengan arena pacuan kuda GOR Kubu Gadang ini, tampak kampus tersebut sedang berbenah untuk menyambut tim assesmen lapangan BAN PT yang berkunjung pada 11-14 Mei lalu. Menurut Sekretaris Program Studi Ilmu Peternakan, Dwi Yuzaria menuturkan bahwa kini terdapat 110 orang mahasiswa Fakultas Peternakan, dengan rincian 84 untuk angkatan 2013 dan 26 orang angkatan 2012. “Untuk tenaga pengajar sekarang kita memiliki 23 orang dosen tetap, 6 diantaranya berdomisili di Payakumbuh, sedangkan selebihnya berasal dari kampus Unand Padang,”ujar Dwi. Kegiatan praktikum selama ini dilaksanakan atas kerjasama dengan Balai Pembibitan Ternak (BPT) sapi di Padang Mengatas yang berjarak sekitar 8 km dari kampus. Terkait masalah fasilitas dan sarana, saat ini kampus

Payakumbuh menggunakan ruangan labor sederhana menunggu Labor tetap yang akan segera dibangun. Di samping itu, Internet, wifi, infocus, dan mikroskop sudah tersedia. Yona Fitriani, salah seorang mahasiswa Fakultas Peternakan menyampaikan keluhannya mengenai labor yang belum tersedia. “Praktikum kami tidak maksimal karena labor belum tersedia sepenuhnya,” ujar Yona . Hal senada diungkapkan Hijrah Saputri, menurutnya keterbatasan ruangan kelas membuat mereka terkadang harus mengungsi ke kampus Peternakan. “Bayangkan saja kami lima angkatan dari 2009 sampai 2013 namun harus ditempatkan di ruangan yang berjumlah empat ruangan,” tuturnya. Ketika dikonfirmasi kepada Rektor Unand terkait pembangunan gedung utama kampus II Payakumbuh, Werry Darta Taifur mengatakan untuk pembangunan kampus Payakumbuh telah bekerjasama dengan Pemda setempat namun pihak Pemda tidak konsisten. “Untuk pengembangan Kampus II dan III kita sudah kerjasama dengan masing-masing Pemda. Namun dari pihak Pemda sendiri tidak konsisten karena seiring bergantinya kepala daerah berganti pula kebijakan yang dilakukan,” ujar Werry menjelaskan. Randy

Pasca Akreditasi A, Mahasiswa Tuntut Penambahan Beasiswa

T

erhitung 16 Januari 2014, Universitas Andalas (Unand) resmi menyandang status Akreditasi A. Seiring meningkatnya akreditas Unand, ekspetasi dari mahasiswa bermunculan, tidak hanya perubahan pembangunan dan sarana prasarana, mahasiswa juga mengharapkan penambahan beasiswa sebagai bantuan pendidikan untuk meringankan mereka dalam menamatkan studi di perguruan tinggi. Afifah, Mahasiswi Fakultas Hukum mengharapkan penambahan jumlah dana dan kuota untuk penerima beasiswa. “Sekarang Unand sudah akreditasi A, jadi pengennya Unand meningkatkan jumlah biaya dan kuota penerima beasiswa mengingat banyaknya dan semakin mahalnya biaya kuliah sekarang,” tuturnya. Menanggapi pernyataan tersebut, Aprisal, Wakil Rektor III yang baru dilantik (6/5) lalu mengaku akan berupaya membantu menambah kuota beasiswa sebanyak mungkin. “Untuk

program S1 ini kita akan usahakan bantu sebanyak mungkin, sedangkan untuk penerima beasiswa Bidikmisi akan kami usahakan menambah kuotanya. Hal tersebut akan kami diskusikan lebih lanjut nantinya,” kata Aprisal. Namun, untuk kuota beasiswa SI lainnya, Aprisal menambahkan pihak kampus belum bisa memastikan karena itu tergatung dari pihak donatur. “Tapi, jika seandainya mahasiswa mengharapkan penambahan jenis beasiswa lainnya untuk program S1, kami tidak dapat menjanjikan. Karena penambahan beasiswa tersebut tergantung kepada donatur yang ingin memberikan dana beasiswa,” tegasnya. Lebih lanjut, Afifah juga berkomentar mengenai beasiswa program S2. “Saya juga mengharapkan adanya beasiswa untuk program S2, karena yang saya lihat sekarang biaya kuliah untuk program S2 tentu lebih mahal dari program S1. Jika seandainya tidak ada beasiswa, diharapkan adanya pengurangan biaya untuk kuliah S2 ini,” harapnya.

Terkait beasiswa untuk program S2, Aprisal turut menjelaskan adanya beasiswa yang ditujukan untuk S2. “Setelah Unand menyandang Akreditasi A, sekarang Unand mempunyai beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendididkan (LPDP) untuk program S2. Beasiswa ini hanya diperuntukkan untuk universitas yang menyandang Akreditasi A saja,” terangnya. Selanjutnya Aprisal menuturkan untuk mendapatkan beasiswa LPDP tersebut mahasiswa harus memiliki IP minimal 3.00 dan skor TOEFL di atas 400. “Beasiswa LPDP tersebut ditujukan untuk univesitas baik yang berasal dari dalam maupun di luar negeri yang terakreditasi A. Dananya berasal dari Menteri Keuangan. Untuk mendapatkan beasiswa ini pun tetap harus memenuhi syarat-syarat, seperti IP minimal 3.00, hasil tes Toefl untuk dalam negeri 500, dan luar negeri 550,” terang mantan Wakil Dekan III Pertanian ini. Berbeda dengan Afifah, Liswerny, mahasiswa Hukum lainnya

mengatakan penambahan beasiswa yang diharapkan mahasiswa tidak hanya dari segi kuota, melainkan dari segi transparansi. “Saya mengharapkan Unand dapat melakukan transparansi dalam menyeleksi mahasiswa yang mendapatkan beasiswa terutama beasiswa PPA dan BBM untuk program SI. Saya sendiri tidak mengetahui seperti apa kriteria seorang mahasiswa mendapatkan beasiswa PPA dan BBM tersebut,” ujarnya. Berhasilnya Unand menyandang akreditasi A, Lisweni mengharapkan adanya perubahan sistem pencairan dana lebih cepat. “Tidak hanya itu, Unand sebagai universitas dengan akreditasi A sedikitnya bisa merubah waktu pencairan dana beasiswa. Karena saya rasakan waktunya itu sangat lama, Januari pendaftaran beasiswa, April pengumuman siapa yang lulus, dan Juni baru pencairan dana” tuturnya. Rika

.....sambungan halaman 5

sudah katakan kepada WR II kalau masalah sarana dan prasarana jika sudah ada dana, bisa langsung kita kerjakan. Tetapi yang namanya learning atau pembelajaran yang sesuai standar WCU bukan hanya mahasiswa saja yang diharapkan namun kepada dosen dan pimpinan Unand harus siap,” tegasnya. Dari segi birokrasi, Mansyurdin mengakui bahwa Unand belum mencapai target, karena ICT masih kewalahan dalam mengelola data. “Dari birokrasi memang masih banyak tugas kita untuk membenahinya, apalagi ICT kita yang masih kewalahan mengelola data,” tambahnya. Menanggapi hambatan Unand menuju WCU, mahasiswa pun turut berkomentar mengenai kekurangan Unand tersebut. “Saya rasa belum ada yang bisa dibanggakan Unand,

sebaiknya baguskan Unand dari dalam terlebih dahulu baru kita melangkah menuju WCU, “ ujar Nunug Ghazali, mahasiswa Ilmu Politik 2011 ini. Nunug juga mengatakan masih banyak hal yang harus dibenahi Unand menuju universitas kelas dunia. Masalah infrastruktur, keamanan dan maraknya curanmor di kalangan kampus turut menjadi masalah harus diperhatikan unand terlebih dahulu. Disamping itu, jadwal pergatian shift kuliah harus diperhatikan agar mahasiswa berkesempatan meningkatkan softkill dalam berorganisasi. WC yang kurang terawat dirasa turut mempengaruhi proses per-kuliahan. “Kuliah pengganti dari dosen terkadang memakai waktu libur. jam kuliah dari shift satu sampai shift empat ini yang relaif dekat mempengaruhi mood mahasiswa untuk

belajar. Seharusnya shift empat itu digunakan untuk jadwal oraganisasi bagi mahasiswa,” tutur Ketua Umum PHP tersebut. Standar perguruan tinggi kelas dunia memang cukup tinggi dan sulit diraih jika tidak ada kemauan dan usaha untuk mencapai standar tersebut. Melirik usaha yang dilakukan Unand untuk menjadi WCU merupakan parameter tersendiri, dengan komitmen yang kuat serta dukungan dari seluruh elemen kampus bukan tidak mungkin mengantarkan Unand mencapai standar internasional setara dengan universitas terbaik di dunia.

ketika terjadi Gempa pada tahun 2009 yang membuat pembangunan Unand terseret-seret. Peristiwa ini membuat pembangunan Unand ketinggalan selama lima tahun. Praktis Unand harus melakukan pembangunan kembali. Seperti perpustakaan dan bangunan lainnya harus dibangun kembali akibat hancur total,” kembali Werry mengungkapkan. Berbeda dengan Rektor, dari segi layanan, Mansyurdin mengatakan layanan Unand sudah bagus. “Dari evaluasi yang kami lakukan layananh terhadap mahasiswa lumayan bagus, layanan perkuliahan dalam mendidik mahasiswa yang berkarakter dari proses belajar mengajar butuh proses. Saya

Laporan : Anes, Desi, Fikri, Michel, Randy, Rani, Rika, Yuni


Menikmati Lukisan Alam di Puncak Gunung Marapi Oleh: Metriadi Afrikh Heru*

D

i sela kesibukan rutinitas sehahari, kita membutuhkan refreshing sejenak di akhir pekan untuk menyegarkan pikiran. Ada banyak cara untuk mengisi liburan akhir pekan. Salah satunya dengan mendaki Gunung Marapi di Sumatera Barat. Kalender merah dan cuaca relatif cerah saat itu seolah mendukung para pendaki untuk menjalani tantangan menaklukan puncak Gunung Marapi. Hiruk pikuk perkuliahan ditinggalkan sejenak demi pengalaman baru. Tim pendaki beranggotakan empat orang mahasiswa Universitas Andalas yang berasal dari Unit Kegiatan Mahasiswa Pandekar dan Genta Andalas. Walaupun hanya seorang yang pernah mendaki Puncak Marapi, tak mengendurkan semangat dan rasa penasaran dipikiran pendaki pemula dalam mendaki gunung. Sebelum berangkat, pendaki berkumpul dahulu di Kampus Unand mempersiapkan peralatan pendakian. Tak lupa mempersiapkan bekal nasi bungkus terlebih dahulu untuk dimakan saat istirahat di perjalanan mendaki gunung. Hal ini karena waktu pendakian yang memakan waktu lima sampai enam jam, pastinya membutuhkan asupan energi yang optimal hingga menuju puncak. Sekitar pukul 2 siang, pendaki berangkat dari Padang menuju kaki gunung Marapi di daerah Koto Baru, Kabupaten Tanah Datar menggunakan motor. Setelah memakan dua jam perjalanan, pendaki sampai di Koto Baru. Sebelum mendaki, pendaki harus melapor ke pos penjagaan dengan pengisian data identitas di buku tamu dan membayar lima ribu rupiah setiap pendaki. Pendaki menitipkan motor di pos penjagaan ini selama pendakian dengan biaya parkir lima ribu rupiah untuk satu motor. Banyak pendaki yang memilih start pendakian sore hari karena energi yang dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan berangkat pada pagi atau siang hari. Tepat pukul 17.10 WIB pendakian pun dimulai. Rute pembuka melewati perkebunan penduduk hingga Pos 1 di

selanjutnya menuju Cadas Marapi. Tim pendaki akhirnya menyelesaiakan pendakian untuk malam ini seiring bertemu dengan tempat camp di Cadas. Kurang lebih lima jam waktu yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dari Cadas yang dipenuhi bebatuan ini, pendaki sudah dapat melihat puncak gunung Marapi yang berjarak selangkah lagi. Pendaki akan terpesona dengan pemandangan yang disediakan oleh alam ketika menoleh kebawah melihat keindahan alam Foto: Metriadi yang terhampar lepas. Karena hari KIBARKAN BENDERA: Salah seorang anggota Genta yang mulai gelap Andalas berhasil mencapai puncak tertinggi Gunung dan suhu sangat Marapi dingin yang tidak memungkinkan tim tradisi para pendaki marapi, hal unik pendaki untuk menuju puncak, dan muncul ketika menyapa pendaki yang memutuskan menegakkan camp. Pukul 5.30 pagi setelah shalat lewat dengan panggilan ‘Pak’ untuk lakilaki dan ‘Buk’ untuk perempuan. subuh, tim pendaki bergerak Walaupun kepada yang lebih muda, meninggalkan camp menuju puncak Marapi untuk melihat sunrise. Melewati tetap disapa demikian. Medan menanjak dan batu Cadas yang sesekali jatuh mengalir dipenuhi akar pohon sangat menguras dan membahayakan orang dibawahnya. tenaga. Setiap tiga puluh menit, tim Perjuangan sekitar setengah jam lebih pendaki beristirahat sejenak untuk mendaki diatas cadas, akhirnya tim mengendalikan nafas sembari meneguk pendaki sampai di puncak bersama air perbekalan sedikit-demi sedikit. puluhan pendaki lainnya. Lelahnya perjuangan mendaki Udara semakin dingin, langitpun mulai gelap. Sekitar pukul 8 malam, tim terbayar lunas di sini. Lukisan alam sang pendaki kembali istirahat kemudian Maha kuasa terhampar lepas dari segala membuka bekal nasi bungkus ditengah penjuru. Hampir seluruh wilayah Sumatera Barat terlihat dari puncak ini. rute perjalanan. Setelah makan, tim pendaki Mulai dari Kota Bukittinggi, Gunung langsung bergerak melewati kembali Singgalang dan Tandikek, Danau medan berakar yang agak licin karena Singkarak, Samudera Hindia, jejeran bekas hujan tadi sore. Hingga bertemu Bukit Barisan, hingga Gunung Kerinci. dengan rute Jalan Mancik, yaitu rute Semuanya tak henti melayani mata sempit seperti lorong sekitar dua puluh pendaki dengan keindahannya. meter. Setelah melewati Jalan Mancik, Sambaran sunrise dipercantik oleh sampailah di Pintu Angin dan arsiran awan yang hilir mudik melayang Km 1. Perjalanan awal pendaki diiringi hujan ringan yang membuat rute menjadi licin. Selama perjalanan, tim kami berpapasan dengan pendaki lain dan bertegur sapa satu sama lain. Dalam

di bawah kami. Di puncak, kita akan melewati kawah-kawah raksasa gunung yang mengeluarkan asap vulkanik. Asap dan bau belerang ini dapat membuat sesak nafas, untuk itu tidak boleh berlamalama berada di puncak dan wajib memakai masker. Seain itu, tim pendaki menyinggahi Tugu Abel Tasman, Puncak Merpati yang merupakan titik tertinggi dari gunung Marapi, hingga Taman “Bunga Abadi’ Edelwis sembari mengabadikan keindahan alam dengan berfoto. Setelah puas, tim pendaki kembali ke camp melewati medan terjal yang sangat berbahaya dan rentan terpeleset. Kami sampai di camp jam 10 pagi lalu memasak dan sarapan ala pendaki. Masih dimanja oleh keindahan alam, tim pendaki menenggak panasnya teh dan melahap mie rebus sembari mengerumuni api unggun disekeliling udara dingin yang menusuk. Persediaan makanan minim seolah tak masalah, karena mata jiwa ini sudah sangat kenyang. Alam yang indah seolah menyuntikkan energi tambahan kepada kami. Bermanja dengan lukisan alam telah menuntun pendaki dipuncak kepuasan lahir bathin. Namun harus segera pulang karena hari mulai mendung. Pukul 11.30 WIB, pendaki mulai berkemas untuk pulang. Tidak sampai tiga jam, pendaki meluncur ke bawah menerobos jalan pulang. Tegur sapa sesama pendaki tak henti-hentinya dialunkan. Guyuran hujan menghantarkan pendaki hingga pintu pos penjagaan. Akhirnya tim pendaki sampai ke tempat awal dengan selamat. Pengalaman yang sangat seru ini menjadi kisah yang selalu dikenang, terutama saat berada di titik tertinggi, yaitu di Puncak Merpati. Semesta yang megah membayar lunas perjuangan para pendaki. Sungguh liburan akhir pekan yang luar biasa. *Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Hukum Unand angkatan 2010

Pulau Sikuai, Keindahan yang Pernah Jaya Oleh: Muhammad Yaqub BE*

S

iapa yang tak kenal dengan pulau yang satu ini, Pulau eksotis yang hampir menyamai keindahan Raja Ampat di Papua. Pulau Sikuai, salah satu pulau di provinsi Sumatera Barat yang menawarkan keindahan menggoda bagi setiap pengujung yang mendatanginya. Pasir putihnya nan halus bertekstur lembut memanjakan kaki kita ketika menginjak pulau ini. Deretan pohon kelapa melambai diterpa angin laut seakan-akan memanggil untuk mendatanginya. Air yang jernih menandakan bahwa keasriannya masih terjaga dari tangantangan yang tidak bertanggung jawab. Setiap pengunjung yang datang pasti akan merasa ketagihan untuk mendatangi pulau ini kembali. Dan kalau bisa berlama-lama untuk tinggal. Saat pertama kali menyambangi pulau ini (19/04/2014), saya disuguhkan oleh keeksotisan binatang-binatang laut dan udara yang menfanakan mata untuk berdiam sejenak dari rutinitas yang ada di dunia. Mayoritas penduduk lokal yang berada di sekitar pulau Sikuai bermata pencarian sebagai nelayan. Dengan pribadi bersahaja mengundang

pengunjung untuk menetap. Menawarkan jasa pergi ke pulau Sikuai dengan menyewakan kapal untuk menyeberang dan pulang kembali ke sungai Pisang. Sebelum mencapai ke lokasi yang bertempat di kecamatan sungai Pisang, pengunjung harus melewati jalan yang dikatakan cukup sulit untuk ditempuh dan memakan waktu sekitar dua jam. Tapi jangan salah, semua perjuangan pendatang terbayar impas setelah sampai di pulai dengan keindahan yang disuguhkannya. “Wah cantik sunset-nya, seperti berada di Bali kita,” itulah kata pertama yang terlontar dari salah satu pengujung yang tiba di pulau berair jernih ini. Pulau ini merupakan tempat persinggahan wisatawan asing maupun lokal yang ingin bermalam dengan menawarkan tempat bermalam bagi wisatawan yang ingin berlama-lama ria melepaskan kepenatan mereka saat bekerja. Tapi sungguh sayang, aset yang sangat berharga ini sudah mulai ditinggalkan penghuninya dikarenakan faktor alam. Dahulunya pulau ini pernah jaya sekitar tahun 1990-an. Siapa sangka, pulau Ini tak berpenghuni lagi. Ini

tampak dengan adanya peninggalan aset-aset properti yang sudah tak terpakai lagi. Seperti hotel, dermaga, dan lainnya. Kondisi fasilitas ini pun boleh dikatakan masih layak untuk dipakai. Betapa sayang, hotel dan perangkat yang masih begitu bagus sudah tidak lagi Foto: Ist dipergunakan. Diperkirakan aset MEMPESONA: Keindahan Pulau Sikuai memanjakan keseluruhannya mata pengunjung. mencapai 1 Milyar. Desas desus yang terdengar, dahulunya pulau Sikuai aset-aset tersebut. Ini tampak dari asetbanyak pengunjung, namun setelah ada aset yang sudah rusak demi kepentingan isu-isu tsunami, para pengunjung pun tertentu. Isu-isu lain yang menyebabkan takut menghampiri pulau ini. Terlebih pulau ini tidak berpenghuni lagi pulau Sikuai sangat rawan terjadi dikarenakan adanya hal-hal mistis yang gempa disebabkan pulau ini berada di beredar di kalangan penduduk lokal . atas patahan jalur gempa. Pulau ini dibiarkan begitu saja tanpa ada *Penulis merupakan mahasiswa penjagaan terhadap aset-asetnya. Dan Fakultas Peternakan Unand mulailah terjadi penjarahan terhadap angkatan 2012


Sistem Baru KKN Beratkan Mahasiswa

U

nand merupakan salah satu universitas pelopor diadakannya Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) bersama dengan dua universitas lainnya, Universitas Hasannudin (Unhas) dan Universitas Gajah Mada (UGM). Program ini diadakan pertama kali tahun 1971. KKN-PPM merupakan program Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi (Dikti) yang pelaksanaannya diwajibkan untuk setiap universitas di Indonesia. KKN-PPM menjadi program reguler yang diadakan setiap tahun dengan melibatkan semua program studi (Prodi) dan pelaksanaannya diberikan kewenangan kepada universitas untuk mengelola dan menjalankannya. Program KKN merupakan wadah perwujudan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Tiga pilar teresebut adalah pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengembangan, serta pengabdian masyarakat. Pengabdian masyarakat merupakan pilar ketiga yang menjadi acuan pelaksanaan KKN di daerah yang telah ditunjuk oleh kampus. “KKN adalah perwujudan pengabdian masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi dan juga pendidikan yang berguna bagi mahasiswa. Adanya KKN diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmunya di masyarakat,” ujar Febrin Anas Ismail , Wakil Rektor I Unand. Pelaksanaan KKN bertujuan menambah wawasan masyarakat, sedangkan bagi mahasiswa sebagai proses pembelajaran di lapangan. Pendidikan dan pengajaran yang sudah didapatkan oleh mahasiswa di bangku perkuliahan dapat diaplikasikan melalui KKN. Hal ini sesuai penuturan Febrin. Hal senada diucapkan Aprisal, Wakil Rektor III yang baru dilantik beberapa waktu lalu. “KKN pada prinsipnya merupakan salah satu proses pembelajaran dan bukan hanya sarana perubahan bagi daerah tersebut. Mahasiswa ke sana tidak dibekali uang, sarana, dan fasilitas yang lebih. Tetapi, mahasiswa sebagai pemikir diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk berpikir positif dan kreatif, sehingga mampu mencarikan solusi dari permasalahan yang dihadapi. Selain itu, mahasiswa juga dapat belajar dari keadaan lingkungan dan masyarakat di sana,” terang mantan Wakil Dekan III Pertanian. Banyak KKN, Persepsi Keliru di Kalangan Mahasiswa Kesimpangsiuran terkait pemahaman KKN masih banyak terjadi dikalangan mahasiswa. Selama ini mahasiswa menganggap ada banyak program KKN di Unand. Seperti KKN Tematik, Kebangsaan, Kakao dan sebagainya menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa. Memperjelas persepsi selama ini, Febrin mengungkapkan hanya ada satu KKNPPM, hanya saja content-nya berbedabeda. “Sebenarnya KKN itu hanya satu saja, yaitu KKN yang memang ditetapkan oleh Dirjen Dikti. Tematik dan Kakao adalah contoh program tersendiri dari KKN dan program ini tidak terpisah,” ujar Febrin menerangkan. KKN Reguler akan dijalankan oleh mahasiswa setelah pembelajaran semester genap berakhir, tepatnya pada semester enam. KKN Reguler melibatkan semua prodi yang ada di Unand tanpa terkecuali. Sedangkan Tematik merupakan salah satu program KKN-

PPM yang pelaksanaannya ketika masyarakat membutuhkannya. Misalnya ketika terjadi bencana alam, mahasiswa turun langsung ke lapangan untuk menjalankan program Tematik. “KKN Tematik merupakan program KKN yang dijalankan oleh mahasiswa sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan memiliki tema tersendiri. Program Kakao adalah bentuk kerjasama dengan pemerintah daerah (Pemda) tertentu

Alur pendaftraran KKN telah diatur oleh Badan Penyelenggara Kuliah Kerja Nyata (BP-KKN) yang merupakan lembaga yang dibentuk oleh pihak Unand untuk mempermudah mahasiswa dalam melaksanakan KKN. Terkait alur pendaftaran, Sofyan, Ketua BP-KKN mengatakan ada beberapa alur dan posedur yang harus diikuti mahasiswa. “Pertama, mahasiswa mengisi formulir pendaftran secara

yang termasuk dalam KKN-PPM program kegiatan khusus,” sambung Febrin. Terkait Kakao, Aprisal menambahkan bahwa saat ini di Sumatera Barat tengah dikembangkan program penggalakkan kakao. “Kita kan memiliki mahasiswa di bidang itu, maka diutus mahasiswa ke sana yang sebelumnya telah di coaching terlebih dahulu. Sedangkan, program KKN kebangsaan adalah program di mana kita bergabung dengan orang luar seperti dari Unhas dan lainnya,” ujarnya. Lebih lanjut mengenai KKN Nusantara Aprisal menuturkan mahasiswa seperti melakukan exchange tempat KKN. “Kita pergi ke daerah mereka dan sebaliknya. Program ini berguna untuk menambah wawasan kita dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). KKN ini biasanya dilaksanakan pada waktu libur Ujian Akhir Semester (UAS). Untuk tahun 2014 belum ada kepastian apakah masih dilaksanakan atau tidak,” terangnya. Banyaknya program KKN di Unand, namun tujuan dan maksudnya sama dengan kelebihan masing-masing. “Setiap program itu memiliki kelebihan. Program Tematik memiliki tema khusus sehingga mahasiswa yang benar-benar memiliki kemampuan di bidang tersebut yang akan mengikuti KKN ini. KKN regular mengajarkan mahasiswa bagaimana cara mengamati, membaca situasi, dan melakukan pendekatan dengan masyarakat. Sedangkan, nusantara atau kebangsaan diharapkan dapat menambah wawasan kita di luar daerah baik itu di bidang akademik maupun soft skill yang kita miliki,” ulasnya. Aprisal mengaku tidak ada kekurangan dari masing-masing jenis program KKN yang dijalankan. “Semuanya bagus, memiliki kelebihan, tidak ada kekurangan. Kalau seandainya masing-masing program KKN memiliki kekurangan tidak mungkin kita masih melaksanakan KKN hingga saat ini,” sambungnya.

online. Data yang diisikan berupa biodata diri. Setelah itu, mahasiswa akan mendapatkan nomor pendaftaran,” terang Sofyan. Selanjutnya penempatan lokasi mahasiswa ditentukan menggunakan komputer yang telah terprogram dalam penginputan data. “Penentuan lokasi mahasiswa ditentukan secara acak oleh komputer,” tambahnya. Tahun ini Unand menetapkan 115 nagari yang dijadikan sebagai tempat lokasi KKN. Dibandingkan tahun sebelumnya, jumlah nagari yang ditunjuk mengalami penurunan dari 188 nagari. Penurunan ini menjadi solusi dari evaluasi KKN tahun sebelumnya agar terwujudnya KKN yang lebih efektif. Merujuk tahun-tahun sebelumnya, beberapa mahasiswa tidak bisa mengikuti KKN disebabkan jumlah SKS yang tidak memenuhi persyaratan. Namun tahun ini diadakan perubahan pada formula penghitungan jumlah SKS. “Jumlah SKS yang dihitung adalah semua SKS yang diambil di tiap semester meskipun SKS tersebut merupakan mata kuliah yang diulang dan SKS yang sedang diambil saat ini. Setelah itu, semua SKS tersebut diakumulasikan dan dihitung apakah mencukupi minimal 110 SKS atau tidak. Hal ini bertujuan untuk memberi kemudahan pada mahasiswa agar tetap bisa mengikuti KKN tahun ini,” terang Sofyan.

Prosedur dan Alur Penempatan Lokasi KKN

Polemik Seputar KKN Dari tahun ke tahun, polemik selalu bermunculan dalam pelaksanaan KKN. Beberapa mahasiswa mengajukan pindah lokasi setelah pengumuman penempatan lokasi KKN diumumkan. Alasannya pun beragam, mulai dari kondisi kesehatan yang tidak memungkinkan hingga lokasi KKN yang sangat jauh. “Setelah penempatan lokasi KKN diumumkan, banyak mahasiswa yang mengajukan pindah lokasi. Namun yang kami prioritaskan adalah mahasiwa yang mengajukan pindah dengan alasan kesehatan. Bagi mahasiwa ini, diberi kemudahan untuk pindah lokasi dengan syarat ada penggantinya,” terang Sofyan.

Tahun ini tidak semua mahasiswa semester enam mengikuti KKN. Ini dikarenakan lebih dari 100 mahasiswa yang tidak mencukupi 110 sks sebagai persyaratan untuk dapat melaksanakan KKN. Menanggapi hal ini, Febrin melontarkan wacana adanya KKN di akhir pembelajaran semester ganjil tahun depan sebagai solusi SKS yang tidak mencukupi. “Kemungkinan semester ganjil tahun depan KKN akan diadakan kembali untuk mahasiswa yang belum bisa KKN tahun ini. Namun itu masih menjadi rencana dan belum disahkan,” ujarnya. Sofyan menambahkan demi mewujudkan keefektifan KKN tahun 2014, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) hanya memegang satu nagari saja. “ Untuk tahun ini, satu orang DPL hanya membimbing satu nagari dengan jumlah mahasiswa sekitar 30-an. Hal ini bertujuan agar program KKN yang dijalankan lebih efektif dan DPL dapat membimbing lebih detail pada mahasiswa,” ujar. Di akhir pembicaraan Sofyan berharap agar mahasiswa dapat melaksanakan KKN dengan baik. “Tema KKN tahun ini adalah pembentukan karakter mahasiswa. Saya berharap dengan adanya KKN ini, akan muncul rasa empati mahasiswa terhadap lingkungan di sekitarnya. Mahasiswa ini berasal dari kampung, kemudian kuliah di Unand. Saat KKN inilah kami beri mereka kesempatan lagi kembali ke kampung untuk mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya selama ini,” ujar Sofyan. Efektifkah Pra KKN ? Perbedaan pelaksanaan KKN dari tahun ke tahun menimbulkan tanggapan yang berbeda-beda dari mahasiswa. Pra KKN dimunculkan oleh BPKKN sebagai solusi akibat ketidakefektifan waktu pelaksanaan KKN di bulan puasa tahun ini. Kegiatan ini diadakan selama bulan Mei 2014 di akhir minggu. “Pra KKN adalah hal baru dalam pelaksanaan KKN di Unand. Tahun sebelumnya, pelaksanaan KKN selalu dimulai setelah Ujian Akhir Semester (UAS). Pada tahun akademik 2014 ini, UAS dilaksanakan akhir Juni. Jika berpedoman pada jadwal UAS ini, maka pelaksanaan KKNmestinya tanggal 24 Juni hingga 8 Agustus. Tentunya mahasiswa akan melaksanakan KKN full di bulan puasa termasuk lebaran. Agar mahasiswa dapat berlebaran di kampung masingmasing, maka waktu efektif pasca UAS yang bisa dipakai adalah 30 hari yang dimulai pada 24 Juni hingga 24 Juli. Untuk melengkapi jumlah hari minimal KKN selama 45 hari, maka pelaksanaan KKN telah dimulai sebelum UAS yang disebut dengan Pra KKN,” terang Sofyan. Sofyan juga menambahkan dengan adanya pra KKN ada beberapa keuntungan lain yang diperoleh, diantaranya mahasiswa lebih mengenal lokasi KKN termasuk potensi Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) serta adat dan budaya lokal. Untuk kegiatan yang bersifat fisik termasuk seremonial dapat dilaksanakan sebelum puasa. Sebelum melaksanakan KKN,

Bersambung ke halaman 23....


Polling Genta Andalas Edisi LIV

Sumber: Litbang

T

erhitung 16 Januari 2014, Universitas Andalas telah menyandang status Akreditasi A, berdasarkan Surat Keputusan yang dikeluarkan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dengan Nomor : 39/SK/BAN-PT/Akred/PT/I/2014 tentang Nilai dan Peringkat Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. “Kita memang telah mendapatkan akreditasi A, namun itu belum A sempurna,”ujar Febrin, Wakil Rektor I Unand. Maka, untuk dapat memperoleh Akreditas A sempurna dan mewujudkan visi Unand, jargon Center of Excellent pun dimunculkan sebagai bagian dari World Class University. Terkait hal ini, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas telah melakukan polling terhadap mahasiswa Unand melalui metode random sampling dengan pengambilan sampel secara accidental. Hasil polling diketahui 74,24 % Mahasiswa Unand tidak mengetahui adanya jargon Center of Excellent untuk mewujudkan cita-cita Unand.

Iklan Baris @icha_wulanda : Salam hangat untuk keluarga Genta Andalas terutama pengurus 2014-2015. Semangat dan selamat untuk tabloid 54 nya ya..semoga tambah mantap dan bagus ya karya kita guys :) @yunikimyoona : Selamat untuk lahiran bayi pertama kita (Tabloid 54).. Semangat terus buat pengurus Genta Andalas periode 2014-2015. Semangat juga buat yang lagi bikin ulang draft skripsi, moga cepat wisuda . . ^_^ @Caang : Selamat untuk kakak-kakak dan abang-abang yang sudah dilantik menjadi pengurus Genta Andalas 2014. Buat Caangers harus tetap semangat ya dan juga harus selalu jaga kekompakan kita selamanya :) by : Hisna, Lara, Dan Riana @RedaksFront : “Alhamdulillah” tabloid perdana kepengurusan baru telah terbit, segala lelah, air mata, perjuangan, tantangan dan semangat menyatu dalam kehadiran tabloid edisi 54 ini, terima kasih kepada Tim Redaksi (Randy,Ayu, Michel,Anes, Neny,Desi,Yuli) Selalu Semangat Berjuang ^_^

Seremonial Hardiknas, Momentum Evaluasi Pendidikan Anak Bangsa

T

anggal 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Indonesia. Peringatan Hardiknas tidak hanya untuk mengenang hari kelahiran Ki Hajar Dewantara selaku Bapak perintis Pendidikan Nasional. Namun, dapat dijadikan sebagai momentum untuk memperkokoh kesadaran bangsa demi mewujudkan pendidikan bermutu guna melahirkan generasi didikan terbaik. Mencuatnya kasus pelecehan seksual di tanah air tentu mencoreng dunia pendidikan. Jakarta Internasional School (JIS), kasus pelecehan terhadap subjek didikan taman kanak (TK) di Jakarta Timur menjadi kekhawatiran tersendiri terhadap perkembangan

mental anak didik bangsa di kemudian hari. Berdasarkan data yang dilansir dari Tempo.CO, Minggu 11 Mei 2014, “Komnas Anak: Kekerasan Seksual Terhadap Anak Meningkat” diperolah data pada tahun 2013 tercatat 666 kasus kekerasan di Jakarta, dengan 68% adalah kekerasan seksual. Selama Januari-April 2014, 342 kasus kekerasan anak terjadi di Jakarta dan 52% atau 175 kasus diantaranya adalah kejahatan seksual. Sehubungan dengan maraknya kasus pelecehan seksual ini, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Genta Andalas Unand melakukan polling untuk mengetahui kepedulian Mahasiswa

Sumber: Litbang

Unand terhadap kasus pelecehan seksual, terutama anak di usia pendidikan. Serta tanggapan mahasiswa Unand terhadap penegakkan hukum di Indonesia. Polling ini dilakukan mengunakan metode random sampling dengan sasaran Mahasiswa Unand yang masih aktif. Polling menjelaskan fenomena yang terjadi terhadap lingkungan pendidikan pada anak di usia pendidikan melalui angket yang terdiri dari lima buah pertanyaan. Responden dipilih dan diambil secara accidental. Berdasarkan koresponden, diketahui bahwa mahasiswa Unand umumnya memiliki kepedulian terhadap kasus terutama JIS yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini. Sekitar 93,93% mewakili jumlah koresponden mahasiswa Unand yang mengetahui kasus pelecehan tersebut. Namun masih terdapat 6,06% koresponden mahasiswa Unand yang kurang peduli dan tidak mengetahui adanya pelecehan seksual yang terjadi. Koresponden mengetahui adanya kasus ini melalui berbagai sumber informasi. Sebanyak 30,808% koresponden mendapatkan informasi dari surat kabar, 48,98% dari berita online, 12,12% dari teman, dan 30,303% lainnya dari televisi. Kasus pelecehan seksual yang terjadi tentunya tidak terlepas dari peran penegak hukum di Indonesia. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak, Pasal 82 tentang pencabulan anak di bawah umur, pelaku pelecehan seksual dihukum dengan hukuman 15 tahun penjara. Melalui data yang didapat dari koresponden diketahui bahwa hukum di Indonesia belum ditegakkan seperti yang seharusnya. Sekitar 76,76% koresponden menyatakan hukum belum terlaksana di Indonesia. Sedangkan 20,707% koresponden berpendapat bahwa hukum Indonesia telah ditegakkan

terhadap kasus pelecehan seksual ini. Namun, terdapat 2,525% koresponden tidak mengetahui pasti tentang penegakkan hukuman tersebut. Di samping adanya sanksi hukum, beberapa negara seperti Polandia, Korea Selatan, Inggris, Jerman, Republik Ceko juga melaksanakan hukuman Kebiri terhadap pelaku pelecehan seksual. Hukuman Kebiri dilakukan dengan memberikan zat kimia atau mengamputasi kelamin pelaku dengan tujuan menurunkan atau menghilangkan hasrat seksual pelaku. Berdasarkan hasil polling, diketahui 77,27% koresponden menyetujui agar hukuman Kebiri juga diterapkan di Indonesia. Sedangkan 14,14% koresponden tidak menyetujui hukuman Kebiri dilaksanakan untuk pelaku pelecehan seksual. Sebanyak 8,585% koresponden ragu-ragu untuk pelaksanaan hukuman Kebiri di Indonesia. Selain penyelesaian kasus pelecehan seksual melalui jalur hukum, tentulah pencegahan perlu dilakukan untuk mengurangi angka kasus pelecehan seksual ini. Maka, secara berurutan 76,76% orang tua anak, 19,19% elemen masyarakat, 14,64% aparat hukum ,dan 8,58% psikolog menyetujui bahwa kasus pelecehan seksual dapat dicegah sejak dini melalui peran beberapa aparat tersebut. Berdasarkan polling yang dilakukan Litbang UKPM Genta Andalas, diketahui bahwa mahasiswa Unand memiliki kepedulian yang tinggi terhadap perkembangan informasi di Indonesia, terutama adanya kasus pelecehan seksual ini. Mahasiswa juga berpendapat bahwa pelaksanaan hukum pelecehan seksual belumlah ditegakkan di Indonesia. Dengan demikian peranan semua pihak terutama orang tua dan masyarakat sangat diperlukan demi lahirnya generasi yang lebih baik untuk Indonesia. Iin


Hari Pertama Kerja, Walikota Adakan Bedah Program di Unand persoalan pariwisata yang ada di kota Padang,” ujarnya bertanya. Selanjutnya dari segi Infrastruktur, Purnawan, Akademisi Unand juga mengharapkan banyak hal terhadap program yang akan dijalani oleh pasangan Walikota baru ini. “Saya hanya menginginkan tentang penataan transportasi di kota padang. Selain itu, masalah kemacetan ada di Kota Foto: Dira yang Padang serta masalah pengelolaan dari Bus KENANG-KENANGAN: Pasangan Walikota Padang terima Trans Padang kenang-kenangan dari Rektor Unand usai acara bedah prosebaiknya dipindahkan gram ke swasta,” ujarnya. Tidak hanya itu, pandangan dari ehari setelah diresmikan menjadi pasangan Walikota Padang, segi ekonomi pun turut dipaparkan Mahyeldi dan Emzalmi mengenai program Walikota. Seorang bedah program juga mengadakan bedah program Selasa (13/ peserta 5), di ruangan seminar Gedung I Unand. mempertanyakan dari sisi ekonomi. Bedah Program ini dibuka Rektor Unand, “Dari segi ekonomi saya mengharapkan Dr. Werry Darta Taifur yang dihadiri adanya penataan lebih lanjut terhadap dosen, camat dan pejabat kota Padang, Pasar Raya, menfungsikan jalan sebagai serta mahasiswa dan aktivis kampus. jalan, dan toko sebagai toko. Sekarang Pembedahan sepuluh program yang banyak kita lihat kalau di jalan masih diusung pasangan Walikota terpilih ini banyak yang berjualan. Selain itu, saya dipandang dari segi hukum, infrastruktur, ingin memberikan saran kepada Bapak untuk memberikan lisensi atau surat izin ekonomi, dan sosial budaya. Dari segi Hukum, H. Ilhamdi kepada yang berjualan, termasuk Taufik, salah satu dosen Fakultas Hukum pedagang sari roti. Sedangkan kita menyampaikan bahwa hukum harus memiliki produsen-produsen roti dari lebih keras dan tegas untuk menegakkan dalam,” ungkapnya. Menanggapi hal tersebut, keadilan. “Dari segi hukum yang ingin saya tekankan yaitu adanya satpol PP di Mahyeldi mengatakan bahwa dalam dua Kota Padang ini yang tidak Penyidik tahun ini akan mencoba merapikan Pasar Pegawai Negeri Sipil (PPNS). Selain itu Raya Padang. “Rencananya dalam dua dari segi hukum saya mengharapkan tahun ini memang direncanakan untuk hukum dapat lebih keras dan tegas untuk merapikan Pasar Raya tersebut. Sebenarnya, kunci utama dari menegakkan keadilan,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, permasalahan Pasar Raya ini adalah Mahyeldi selaku Walikota mengatakan pembangunan dan dalam dua tahun ini akan berusaha untuk bahwa terhadap PPNS tersebut akan kami dicoba untuk terus ditingkatkan mengatasinya,” jawabnya. Sebelum acara berakhir, pengawasannya. “Terhadap PPNS ini, kami akan mencoba untuk meningkatkan mahasiswa yang diwakilkan oleh BEM memaparkan pengawasan terhadap Satpol PP, Presiden sedangkan untuk hukum tersebut kami pandangannya terkait program tersebut. berusaha membuat hukum itu seadil- “Di sini ada beberapa poin yang ingin saya sampaikan, yaitu tentang adilnya dan lebih tegas,” ujarnya. Sedangkan dari segi sosial dan pembangunan moral di Kota Padang, budaya ada tiga hal yang dipertanyakan tentang pembangunan masjid, kota yang kurang Erwin, salah satu Dosen Fisip Unand. Padang “Saya ingin menanyakan tentang rencana memberdayakan local wisdom. Selain itu, merehab seribu rumah yang tidak layak. Padang yang darurat anak jalanan, Seperti yang kita ketahui terdapat sekitar masyarakat Padang yang belum sadar sembilan belas ribu kepala keluarga yang hukum, serta yang terakhir tentang mati berada dalam kemiskinan. Selain itu, saya lampu yang sering terjadi di Unand. juga ingin menanyakan tentang program Terkadang bagi mahasiswa yang sedang yang mengatakan bahwa jika ada anggota praktikum harus mengulang lagi dari keluarga yang meninggal akan awal dikarenakan mati lampu,” ungkap mendapatkan santunan sebesar 1 juta Mahasiswa Ilmu Hukum tersebut. rupiah. Dan yang terakhir tentang Dira, Rika

Tingkatkan Peminat PKM, Fekon Unand Adakan Pelatihan

K

amis (15/5), Fakultas Ekonomi (Fekon) Unand mengadakan pelatihan, lokakarya, dan monitoring evaluasi Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Kegiatan ini diadakan di gedung Pusat Studi Keuangan Daerah (PSKD) lantai 3 Fekon. Pelatihan yang dimulai pukul 09.25 WIB ini dibuka Aprisal, Wakil Rektor III dengan menghadirkan Dahelmi dan Amri Bakhtiar sebagai pemateri. Dalam sambutannya, Aprisal memberikan kata motivasi kepada peserta. “Dalam sebuah universitas, yang hebat bukanlah rektor beserta jajarannya, namun yang hebat itu adalah mahasiswa dan dosennya. Dalam

maupun Kewirausahaan. “Kita mengundang pemateri yang berpengalaman agar mahasiswa bisa termotivasi dalam membuat proposal. Selain itu juga kami mewajibkan mahasiswa penerima beasiswa untuk membuat PKM ini agar jumlah proposal lebih banyak,” tambahnya. Kegiatan yang berlangsung selama 3,5 jam ini mendapat antusias yang cukup baik dari mahasiswa. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan. Edward Edison, salah satu peserta mempertanyakan batas jumlah proposal yang boleh dibuat mahasiswa. Dahelmi mengatakan mahasiswa bisa membuat dua proposal

S

Foto: Icha MEMBERI PELATIHAN: Empat dosen Fekon sedang memberi pelatihan mengenai PKM program kreativitas mahasiswa ini kita cari kata kuncinya, yaitu kreatif. Berarti kita harus bisa bersikap kreatif dan menumbuhkan kreativitas. Kita mencari ide-ide unik dengan cara sering membaca buku dan melihat kejadian di lapangan,” ujarnya. Nasri Bachtiar mengungkapkan bahwa dari 4.500 mahasiswa fakultas Ekonomi, tahun 2014 hanya empat proposal yang baru diterima. “Kita mengadakan pelatihan PKM ini tujuannya agar mahasiswa ekonomi bisa membuat proposal yang banyak sehingga membantu meningkatkan prestasi fakultas. Ini sudah kedua kalinya kita melakukan kegiatan pelatihan seperti ini, di mana pada tahun lalu juga sudah kita lakukan, namun tidak mendapat respon yang baik dari mahasiswa,” ungkap Wakil Dekan III Fekon tersebut. Lebih lanjut Nasri berharap dengan diadakannya pelatihan tersebut mahasiswa ekonomi dapat termotivasi untuk membuat proposal PKM, baik itu Penelitian, Pengabdian Masyarakat,

dengan syarat tidak menjadi ketua dikedua kegiatan. “Kalau memang mau membuat dua, silahkan. Tapi yang satu dia jadi anggota, dan satunya jadi ketua. Atau kedua-duanya jadi anggota juga boleh,” jawabnya merespon pertanyaan Edwar. Sri Maryati, dosen Fakultas Ekonomi diakhir pelatihan mengungkapkan bahwa Fakultas Ekonomi sangat menunjang kegiatan PKM. Sri mengatakan bagi mahasiswa yang lolos seleksi tingkat fakultas akan diberi uang sebesar satu juta rupiah. “Saya sangat berharap mahasiswa ekonomi ini jangan hanya besar dari segi kuantitas, tapi juga bisa besar dari segi kualitas. Kami semua siap menunggu saudara untuk berkonsultasi mengenai program ini dengan senang hati. Dan juga sangat menunggu ide-ide kreatif dari mahasiswa dan membimbing kalian semua. Dari pelatihan ini diharapkan output yang diinginkan itu tercapai dengan mendapatkan sekurangkurangnya tiga puluh proposal setelah pelatihan ini,” harapnya. Dira,Icha

Rektor: 63 Ribu Peminat, Unand Terima Sekitar 2 Ribu

S

emenjak 16 Januari 2014, Universitas Andalas (Unand) resmi menyandang akreditasi A. Menjadi satu-satunya universitas di Pulau Sumatera yang berakreditasi A, membuat eksistensi Unand semakin terangkat. Hal ini dibuktikan dengan membludaknya peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang memilih Unand sebagai universitas pilihan

mereka. “Peserta SBMPTN yang memilih Unand sekitar 63 ribu, namun Unand hanya menerima sekitar dua ribu calon mahasiswa,” ujar Rektor Unand, Werry Darta Taifur dalam pembukaan Economic Fair 2014 di Convention Hall, Senin (28/4). Werry juga menambahkan bahwa rata-rata peserta SBMPTN tersebut meletakkan Unand pada pilihan pertama dan kedua. “Tahun ini Fakultas

Ekonomi menjadi fakultas favorit yang paling banyak peminatnya. Jumlah peserta yang memilih Fakultas Ekonomi Unand mencapai angka 13 ribu,” ungkap rektor yang juga alumnus Fakultas Ekonomi Unand tersebut. Dalam penyampaiannya, Werry juga mempromosikan Unand kepada sejumlah peserta seminar yang berasal dari SMA di Kota Padang. “Sekarang Unand sudah berakreditasi A. Hal ini

menyetarakan Unand dengan universitas yang telah duluan berakreditasi A, seperti UI, UGM, ITB dan universitas lainnya dalam hal input, proses, dan output. Dan ini bisa menjadi alternatif bagi kalian untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi,” ujar werry mengakhiri. Anes


Kosbema Gandeng BPBD Gelar Simulasi Siaga Bencana

D

alam Rangka Disaster Management Event, Komite Siaga Bencana Mahasiswa (Kosbema) Unand gelar Simulasi Siaga Bencana bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jum’at, (9/5). Acara yang dimulai pukul 14.30 WIB ini berlokasi di Gedung Perpustakaan Pusat Lantai 5 Unand, dihadiri Almaizon dan Wawan Budianto dari BPBD. Arif Trisman, Ketua Panitia dalam sambutannya mengungkapkan bahwa simulasi siaga bencana tersebut bertujuan memberikan pengetahuan tentang tindakan saat terjadi bencana. “Simulasi ini bertujuan memberikan pengetahuan karena gedung-gedung di Unand ini rata-rata gedung bertingkat, sehingga perlu adanya simulasi siaga bencana untuk menghadapi jika terjadi bencana seperti gempa bumi,” ujarnya. Arif juga berharap peserta simulasi dapat membagikan informasi yang didapatkannya selama simulasi kepada teman dan keluarga. “Saya juga berharap hadirin yang hadir terutama aktivis dan peserta simulasi dapat memberikan informasi kepada saudara, keluarga, dan teman-temannya bagaimana tindakan yang harus dilakukan saat terjadinya bencana,” tambahnya. Senada dengan Arif, Angga Triputra, Ketua Umum Kosbema menuturkan walaupun Unand zona aman dari tsunami bukan berarti Unand tidak terkena gempa. “Unand ini berada pada zona aman untuk Tsunami. Namun ketika terjadi gempa tahun 2009 lalu, gedung-gedung Unand mengalami kerusakan, artinya Unand juga rawan akan gempa bumi,” tuturnya. Lebih lanjut, Angga menambahkan saat terjadi bencana

Foto: Michel SIMULASI SIAGA BENCANA: Wawan memberikan arahan untuk penyelamatan diri saat terjadi bencana kepanikan bisa teratasi ketika telah memahami tindakan darurat yang harus dilakukan. “Kita harus memahami dengan seksama tindakan darurat apa yang harus kita lakukan. Kita kenali lingkungan kita dan harus siap siaga serta jangan panik saat bencana tersebut terjadi,” ujarnya. Almaizon, pemateri dari BPBD menekankan tindakan darurat apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana seperti gempa bumi. “Gempa Bumi merusak bangunan dan berpotensi terjadinya longsor. Terbukti gempa di Padang tahun 2007 dan 2009 banyak bangunan yang ambruk dan rusak terutama pada tahun 2009,” ungkapnya. Selanjutnya, Almaizon menjelaskan langkah-langkah agar aman dari runtuhan bangunan saat terjadi gempa. “Untuk itu amankan diri kita dan

keluarga dari bahaya reruntuhan bangunan. Ketika saat tidak bisa keluar dari ruangan atau rumah, maka segera bersembunyi di bawah meja, memegang tonggak karena tonggak adalah pondasi ruangan yang paling kokoh. Hindari bersembunyi di bawah bola lampu, ketika gempa berhenti keluarlah dari ruangan jangan tergesa-gesa ataupun panik,” jelasnya. Melanjutkan penjelasan Almaizon, Wawan Budianto, pemateri lainnya menjelaskan tindakan tanggap darurat saat bencana yang dilanjutkan dengan simulasi. “Misalnya saat sekarang kita berada di perpustakaan lantai 5 ini. Kita harus ketahui jumlah pintunya berapa, tangga daruratnya, apa saja yang ada dalam ruangan ini. Ketika terjadi gempa bumi dan bangunan runtuh, bangunan tidak semerta-merta

ambruk begitu saja. Bangunan tersebut cendrung runtuh dibagian tertentu seperti atap, dinding ,maupun lantai. Namun pada tonggak biasanya lebih kokoh. Gempa tidak membunuh tapi reruntuhan bangunanya yang membunuh,” tegasnya. Lebih detail, Wawan langsung memberikan simulasi bagaimana menyelamatkan diri saat terjadi bencana. “Lindungilah diri kita dengan barangbarang yang digunakan seperti menutup kepala dengan tas atau kedua tangan. Bersembunyi di bawah meja, memegang tonggak, jika di kamar sembunyi di bawah tempat tidur. Dalam berkendaraan segera menepikan kendaraannya,” jelasnya. Wawan juga menyatakan selamat adalah hak setiap orang. “Selamat adalah hak tiap orang, maka kita harus cepat tanggap dalam melindungi diri kita, keluarga atau siapapun yang nantinya jika kita bisa membantu maka bantulah saat terjadi bencana tersebut, ujarnya. Cici, anggota UKM PHP menuturkan simulasi yang diadakan Kosbema tersebut memberikan informasi dan pengetahuan tentang tindakan tanggap darurat terhadap bencana. “Simulasi ini bagus, memberikan informasi terhadap aksi yang harus kita lakukan saat terjadi bencana. Walaupun terkadang kita panik, kita harus cepat tanggap terhadap bencana. Apalagi pematerinya dari BPBD terutama Pak Wawan, Informasi dan simulasinya sangat jelas sehingga arahan yang diberikan sangat mudah dipahami. Tapi sayang acara ini tidak banyak pesertanya, sepertinya hanya aktivis-aktivis saja yang datang,” ujarnya. Michel,Tata

Mahasiswa Tuntut Naikkan Anggaran Pendidikan Sumbar juga menuntut janji Sekretaris Daerah (Sekda) dalam diskusi dengan BEM Unand pada 14 Ferbruari lalu terkait akan diusahakannya menaikkan anggaran pendidikan. Namun hingga detik ini belum ada bukti nyata dari pemerintah. Menanggapi tuntutan tersebut, Ali Asmar, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumbar mengatakan sudah mengusahakannya ke DPRD. “Kita sudah usulkan ke DPRD terkait itu, ini masih dalam rancangan kita. Tapi jika nanti tidak disepakati, bagaimana lagi,” ujarnya. Tidak puas dengan jawaban Ali Asmar, mahasiswa pun meminta kejelasan dana pendidikan untuk Sumbar. Tercatat, tahun ini APBD Sumbar naik, tetapi anggaran untuk pendidikan turun. Namun Ali Asmar membantah anggaran dana pendidikan tahun 2014 turun. Hal ini membuat para demonstran Foto: Ayu ricuh. “APBD Sumbar tahun ini HARDIKNAS : Mahasiswa melakukan aksi di depan Kantor Gubernur Sumbar tuntut naikkan anggaran pendidikan sebanyak 3,7 Triliun. Namun tidak benar untuk tahun sekarang pendidikan. Wajah angaran pendidikan turun, malah naik. ekitar 65 orang mahasiswa yang mahasiswa menuntut meningkatkan menikmati terdiri dari BEM-KM Unand, anggaran pos pendidikan pada APBD-P pendidikan Sumbar mulai muram, jauh Pada tahun 2013 sebanyak 105 Milyar, BEM UNP BARU, Wadah 2014, revisi Undang-undang No. 20 dari anggaran nasional. Hari Pendidikan sedangkan untuk tahun 2014 sebanyak Pengkajian dan Pengembangan Sosial tentang Perguruan Tinggi (UUPT), Nasional (Hardiknas) tidak hanya 131 Milyar. Kami bersedia berdiskusi Politik (WP2SISPOL) UNP melakukan berantas kriminalitas pendidikan, dan sekedar seremonial, tetapi kita dengan saudara terkait dana pendidikan aksi demo di kantor Gubernur Sumbar, selenggarakan pendidikan yang adil dan menyuarakan hak-hak kita,” ujar ini. Jika pernyataan saudara salah, Muhammad Taufik, Presidem BEM silahkan saudara cabut pernyataan jumat, (02/04). Aksi demo merata. “Miris melihat mahasiswa Unand saat melakukan orasi di depan saudara tadi,” bantah mantan Kepala dilatarbelakangi belum terselenggaranya Dinas Pendidikan ini. Ayu pendidikan sesuai yang diamanatkan Unand ada yang BSS, padahal di dalam kantor Gubernur. Dalam aksi tersebut, mahasiswa dalam Undang-Undang (UU) , UU menyatakan semua orang bisa

S


Foto: Dira INDAH: Kolam dan jembatan disamping mesjid nurul ilmi membuat lingkungan unand menjadi indah

Foto: Anis PENATAAN JALAN: Jalan di belakang FIB sekarang telah dibenahi, tampak lebih rapi dan tertata

Foto: Anes Foto: Dira BANK SENTRAL: Lokasi pembangunan bank sentral terletak disebelah gedung pusat bahasa

Foto: Dira

GERBANG BARU: Akses masuk Unand ditambah dengan jembatan sebagai penghubung untuk ke kampus.

BENDUNGAN: Lingkungan yang sebelumnya hanyan hamparan rumput, sekarang ‘disulap’menjadi bendungan yang membuat wajah Unand semakin cantik

Foto: Anis

PANORAMA: Unand berbenah dengan menyuguhkan panorama untuk menuju World Class University.


Domuske, Cegah Pelecehan terhadap Wanita

Dok. Domuske

B

elakangan ini kita kembali diresahkan dengan maraknya kasus pelecehan seksual, khususnya terhadap kaum wanita. Salah satu contohnya, kasus yang terjadi di daerah Lima Puluh Kota yaitu seorang gadis kelas 3 MTs diperkosa oleh sepuluh orang pria dan disekap selama empat hari. Hal ini tentu sangat dikhawatirkan dan dicemaskan oleh masyarakat terkhususya para wanita. Wanita yang diibaratkan dengan makhluk yang lemah selalu menjadi sasaran dari tindak pelecehan dan kekerasan. Tidak adanya perlawanan dari wanita membuat kasus pelecehan terhadap wanita tetap tinggi. Namun seiring waktu, mulai muncul banyak kegiatan olahraga yang bermanfaat untuk para wanita dalam memperkuat fisik dan mental. Salah satunya adalah sebuah tempat latihan beladiri yang kini hadir di Universitas Andalas yang bernama Dojo Muslimah Kedokteran (Domuske). Domuske merupakan suatu tempat latihan beladiri Karate. Beladiri asal Jepang ini ialah beladiri tangan kosong dengan seragam latihan berwarna putih. Domuske didirikan pada bulan Desember 2009, dengan seorang pelatih karate wanita sabuk hitam yang bernama Fitri Royani. Dijumpai di lokasi latihan beladiri, Fitri menuturkan bahwa pada saat ini sangat banyak sekali kasus pelecehan seksual pada wanita. Wanita yang dikenal sebagai makhluk yang lemah pun hanya pasrah dan tak mampu untuk melawan. Dilatarbelakangi oleh ini lah wanita yang merupakan alumni Unand ini membentuk sebuah perguruan beladiri karate khusus wanita yang bertempat di Fakultas Kedokteran (FK) Unand. Latihan beladiri karate di FK Unand disebut Dojo Khusus. Dojo merupakan sebutan dalam istilah karate yang berarti tempat latihan. Disebut khusus karena tempat latihannya yang tertutup dan hanya ada para wanita. Tempat latihannya juga cukup strategis karena berada di lokasi keramaian dan pusat kota. Namun, meskipun Dojo Khusus, Domuske tetap melakukan latihan beladiri layaknya Dojo Umum yang ada di kota Padang. Beladiri karate

di Indonesia dibawah naungan Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (Forki). Karate juga memiliki berbagai nama perguruan dan perguruan di Domuske adalah perguruan Lembaga Karate-do Indonesia (Lemkari). Salah satu rangkaian aktivitas dari Domuske beberapa waktu lalu yaitu gashuku (latihan bersama-red) yang dilakukan di Balai Latihan Kerja Industri (BLKI) Bandar Buat. Gashuku ini merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan keakraban sesama karateka (sebutan orang karate-red) serta memantapkan gerakan karate. kegiatan ini juga sekaligus ujian kenaikan sabuk. Kegiatan gashuku ini dilakukan dua hari yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. Dimulai hari Sabtu dengan agenda latihan sebanyak tiga shift dari pagi hingga sore. Fitri menjelaskan bahwa gashuku ini dilakukan dua hari yaitu pada hari Sabtu dan Minggu. “Kita mulai gashuku dari hari Sabtu dengan agenda latihan tiga shift dari pagi untuk memantapkan gerakan, lalu kita lanjut malamnya dengan acara keakraban dengan bakarbakar pisang dan diskusi d e n g a n ditemani api unggun. Minggu paginya kita latihan kembali dan ujian kenaikan sabuk pada siang harinya,” jelasnya. Fitri juga mengungkapkan bahwa gashuku ini juga untuk membentuk mental dari para wanita yang berfikiran dewasa karena ikut latihan beladiri untuk pertahanan diri dan untuk kesehatan juga. “Gashuku ini kan kita berhadapan dengan alam dan kita juga semuanya wanita. Jadi ini bisa membentuk mental agar lebih berani,” tambahnya. Senada dengan Fitri, Selvya Desita, anggota dari domuske mengungkapkan bahwa dengan latihan karate, akan timbul wibawa sebagai seorang karateka secara fisik dan juga

mental. “Harapan saya semoga beladiri khusus wanita seperti ini semakin banyak dan para wanita menjadi sadar bahwa beladiri sangat penting walaupun disini kita latihan emang khusus wanita, tapi kita tetap bisa berkembang,” ungkapnya. Selain itu, Fitri menjelaskan bahwa latihan karate yang dilakukan oleh para wanita ini untuk membentuk mental yang kuat serta fisik yang baik, sehingga diharapkan wanita ini bisa menghadapinya secara baik tanpa rasa takut, ketika harus menghadapi kejadian seperti kecopetan, atau laki-laki yang ingin mendekati dan mengganggu. “ Kita siap menerima siapa saja wanita yang berfikiran secara dewasa untuk membela diri dan mempekuat mentalnya dengan latihan diDomuske. Kita latihan setiap hari Senin, Kamis, dan Sabtu jam 19.00 WIB di gedung Anatomi Fakultas Kedokteran Unand. Latihannya kita buka untuk umum, tidak hanya mahasiswi Unand atau Kedokteran saja,” paparnya. Menanggapi kegiatan rutin Domuske, Fathiyyatul

K h a i r a anggota Domuske mengatakan bahwa kegiatan ini s a n g a t menyenangkan. Kegiatan ini dapat mempererat silaturhmi antar sesama anggota Domuske, banyak mendapatkan ilmu dari beladiri dan melatih mental. “Aku berharap supaya bisa lebih sering latihan lagi, gak bolong-bolong latihannya dan lebih rame lagi anggota

Domuske dan bertahan hingga akhir,” harap Mahasiswi Pendidikan Dokter angkatan 2010. Selain kegiatan gashuku, domuske juga melakukan latihan rutin dengan berbagai materi yang berbeda. Dalam karate terdiri dari 2 bentuk yang dipertandingkan yaitu kumite dan kata. Kumite merupakan cabang pertandingan karate dengan mempertandingkan 2 orang untuk fighting menggunakan sistem poin. Dalam pertandingan ini menggunakan aturan resmi yang ditentukan. Yang dipertandingkan selanjutnya adalah kata, yaitu seni dalam beladiri baik secara individu maupun beregu. Gerakan yang ditampilkan juga merupakan kombinasi dari gerakan dasar atau disebut kihon. Selain itu juga diajarkan materi bunkai atau aplikasi dalam gerakan kata dan juga beladiri praktis. Selanjutnya Fitri menjelaskan bahwa latihan karate yang dilakukan oleh para wanita ini untuk membentuk mental yang kuat serta fisik yang baik, sehingga diharapkan juga ketika harus menghadapi kejadian seperti kecopetan, atau laki-laki yang ingin mendekati dan mengganggu, wanita ini bisa menghadapinya secara baik tanpa rasa takut. “Kita siap menerima siapa saja wanita yang berfikiran secara dewasa untuk membela diri dan mempekuat mentalnya dengan latihan di dojo muslimah kedokteran. Kita latihan setiap hari Senin, Kamis, dan Sabtu jam 19.00 di gedung Anatomi fakultas kedokteran Jati. Latihannya kita buka untuk umum, tidak hanya mahasiswi Unand atau kedokteran saja. Mudah-mudahan saja yang bergabung di dojo ini semakin banyak dan ramai,” harapnya diakhir wawancara. Icha

Contact person : 085274219993 (Fitri Royani) Jadwal Latihan : Senin-Kamis-Sabtu jam 19.00 - 21.00 WIB FB : Domuske (Dojo Muslimah Kedokteran) Line : DOMUSKE


Bangsa Pengkritik yang Menggelitik Oleh: Rotria Manurung*

L

ucu rasanya bila melihat sekumpulan bapak-bapak mendiskusikan masalah politik di warung-warung makan. Ketika melihat ibu-ibu menalarkan kondisi pemerintahan negara ini sambil sibuk memilih sayuran segar di pasar. Mereka sangat mirip dengan tuan-tuan pejabat di kursi pemerintahan. Kritikus sejati, saya pikir inilah kepribadian bangsa ini. Bila sudah bicara soal kelemahan atau kesalahan, rata-rata telinga orang Indonesia langsung berdiri. Seperti menemukan sebuah senjata mutakhir, mulut orang Indonesia siap membunuh korban di depannya. Bukan hanya menjadi hobi, mengkritik bahkan sudah membudaya. Dalam diri anakanak Indonesia sudah ditanamkan bahwa mengkritik adalah sesuatu yang baik. Misalnya saja, setelah presentasi dalam kelas para siswa dituntut untuk bertanya, memberi sanggahan, dan mengkritik presentasi tersebut agar mendapat nilai dari sang guru. Apresiasi yang diberikan seperti ini melahirkan

persepsi bahwa sebuah kritikan bukan lagi sesuatu yang harus dipertimbangkan baik-baik sebelum dilontarkan. Budaya mengkritik di kalangan pelajar tingkat sekolah berlanjut ketika mereka duduk di bangku

kuliah. Lewat diskusi yang kerap dilakukan, baik di dalam maupun di luar kelas. Mahasiswa diperbolehkan dengan bebas menyampaikan pandangannya terhadap kondisi bangsa ini, biasanya

hanya berupa kritikan. Akhirnya lahirlah mahasiswa-mahasiswa yang hanya pandai mengkritik tanpa memberi solusi. Sungguh keadaan yang menggelitik. Sama halnya dengan kaum terpelajar, mengkritik juga biasa dilakukan dalam masyarakat sehari-hari. Seperti masyarakat yang banyak mengeluh tentang kondisi ekonomi, masyarakat yang suka menggunjingkan tokohtokoh publik. Biasanya menjadi perbincangan paling hangat adalah pemerintah. Isu-isu yang berkembang bebas di tengah masyarakat ini semakin diperpanas oleh media masa sehingga masyarakat tidak bosan-bosan melontarkan kritikan demi kritikan yang kadang membuat jengkel orang yang dikritik. K e n a p a d i k a t a k a n menggelitik? Sudah banyak orang Indonesia yang muak akan maraknya kasus korupsi di negeri ini. Sayangnya sebagian besar mereka justru turut melakukan tindak korupsi seperti menyontek atau mengambil hak orang lain. Sudah banyak orang Indonesia yang

gelisah akan kondisi negeri ini mengenai sampah yang tidak berhasil dikelola pemerintah. Sebagian besar mereka justru tidak jera-jera membuang sampah sembarangan. Sudah banyak orang Indonesia geram akan kinerja pemerintah yang dianggap tidak becus. Sayangnya, sebagian besar mereka justru malas untuk turut ambil andil dalam membantu pekerjaan pemerintah. Lagilagi mereka hanya mengkritik. Kebanyakan orang Indonesia hanya pandai menuturkan kesalahankesalahan orang lain dan tidak sadar bahwa dirinya sendiri pun penuh dengan kesalahan. Biasanya mereka juga tidak memiliki solusi apa-apa setelah dengan seenaknya memberi kritikan demi kritikan. Tanpa sadar akhirnya orang-orang Indonesia tumbuh menjadi pengkritik yang membuat geli orangorang yang dikritiknya. Saya bepikir bahwa mengkritik bukanlah suatu hal yang salah, namun hendaknya dilakukan dengan benar. Jangan hanya mengkritik mentahmentah, berikan solusi. Jangan hanya melontarkan kalimat kritikan namun perbuatan yang kita lakukan tidak jauh berbeda atau bahkan lebih buruk dari orang yang kita kritik. Sebelum mengkritik ada baiknya kita cerna dulu kesalahan tersebut dan kita kembalikan ke diri sendiri, apa kita sudah berlaku lebih benar. *Penulis merupakan mahasiswi jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Andalas amgkatan 2011

Serangan Fajar, Antara Balas Budi dan Hati Nurani Oleh : Tree Mentari

S

ejak pelaksanaan Pemilu Legistlatif tanggal 9 April 2014 lalu, topik Pemilu seolah enggan beranjak dari media. Setiap hari ada saja perkembangannya yang menjadi topik hangat di setiap headline pemberitaan. Mulai dari penetapan calon wakil rakyat yang berhak maju ke kursi legislatif, quickcount yang dilakukan lembaga survei, perhitungan suara, diperoleh persen kursi yang dimiliki tiap partai politik dari pemilihan legislatif, dan serangkaian polemik lainnya yang ikut melengkapi. Sepak terjang tokoh legislatif dan tokoh nasional ikut mewarnai jatuh bangun pelaksanaan pemilu tiap eranya. Pemilu 2014 seolah menyiratkan harapan yang tinggi akan sosok pemimpin bangsa Indonesia untuk lima tahun kedepan. Berbicara tentang pemilu, ruang lingkup kampanye dan taktiknya turut menjadi sorotan. Spanduk berisi slogan khas, bahkan berwarna mencolok tak urung ditemui jelang pemilu untuk menyita perhatian pemilih. Kampanye yang menyertakan pentas musik dengan mengundang artis terkenal, memberikan sejumlah sembako, pakaian, dan uang menjadi santapan sehari-hari yang cukup sukses menjelang pemilihan legislatif. Meskipun cara kontemporer seperti itu sudah agak diragukan, masih banyak calon legislatif yang menggunakannya. Namun, bukan pesta rakyat namanya jika calon legislatif hanya berdiam diri dengan satu cara. Di era milenium ini, cara kontemporer juga dilengkapi dengan berbagai inovasi baru untuk menarik perhatian pemilih. Sebagai pemilih yang jumlahnya lumayan banyak, serta perhatian penuh

terhadap perkembangan perpolitikan Indonesia, mahasiswa turut menjadi sasaran utama. Memberikan beasiswa melalui program Lomba Karya Tulis Nasional, Mengadakan lomba pidato bahasa Inggris, bahkan menarik beberapa kaum tertentu dari mahasiswa untuk bersedia pro ke salah satu parpol bukan menjadi hal ganjil lagi di telinga saat ini. Kerjasama dengan beberapa media nasional dengan mengadakan kuis yang bertajuk nasionalisme pun menjadi daya tarik tersendiri. Tak hanya itu, serangan fajar yang belakangan terus bergulir diberitakan. Secara harfiah serangan fajar terdiri dari dua kata y a i t u serang dan fajar. Menyerang dengan kata dasar s e r a n g menurut KBBI berarti mendatangi untuk melawan ( m e l u k a i , memerangi, dan SEBAGAINYB); menyerbu. Kata fajar menurut KBBI adalah cahaya kemerah-merahan di langit sebelah timur pada menjelang matahari terbit. Jadi serangan fajar dapat diartikan suatu serbuan atau perlawanan yang dilakukan pada waktu menjelang pagi. Istilah serangan fajar

b yaqu p o p u l a r pertama kali setelah muncul film dengan judul serangan fajar tahun 1982. Film ini mengisahkan tiga bagian drama sejarah yang menentukan nasib bangsa Indonesia tahun 1945, dimana perang telah berakhir dan Indonesia berusaha meraih kemerdekaannya. Berbeda dari makna sebenarnya, serangan fajar saat ini lebih dikaitkan dengan pelaksanaan pemilu. Serangan fajar saat ini lebih menjurus pada pemberian uang suap pada pagi menjelang diadakannya pencoblosan surat suara. Sejumlah uang

suapan itu seolah menjadi senjata cukup ampuh sekaligus usaha terakhir untuk mengambil hati rakyat. Meski telah lama dikenalkan, serangan fajar dipercaya dapat meningkatkan jumlah simpatisan sebab banyak rakyat merasa berhutang budi akibat menerima pemberian dari calon pemimpin rakyat tersebut. Besarnya pengaruh serangan fajar ternyata bukanlah isu belaka. Faktanya melalui diskusi singkat dengan salah seorang warga yang ditanyai pendapatnya mengenai sosok yang akan dipilihnya saat pemilu. Saat itu narasumber menyampaikan bahwa sosok yang dipilihnya hanya untuk membalas budi dari pemberian jilbab yang telah diterimanya. Jika ditelaah lebih dalam lagi, sosok pemimpin bagaimanakah yang dibutuhkan Indonesia saat ini, konsep memilih pemimpin dikarenakan sosok kepemimpinannya seolah tergeser oleh alasan balas budi saat serangan fajar. Dibutuhkan ketegasan dan kemantapan prinsip untuk bisa memutuskan pilihan sesuai hati nurani. Meskipun diberikan kebebasan untuk berpendapat dan memilih, sudah selayaknyalah Indonesia menuju negara yang lebih baik. Dimulai dengan menentukan pemimpin yang akan mengatur kendali Indonesia lima tahun kedepan. Jika pilihan yang ditetapkan sudah sesuai hakikatnya seorang pemimpin tersebut, tentulah harapan Indonesia untuk lebih baik bukan menjadi hal yang sulit. *Pemulis merupakan mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2011 Universitas Andalas


Sayang, Plagiarisme di Universitas Andalas Kini Menjadi Tradisi

Dahulu, namanya menciplak. Kini, namanya copy paste. Pada prinsipnya sama, plagiat.—

Oleh: Ria Febrina, S.S., M.Hum.* tersebut copy paste dari internet. Bahkan, tidak tanggung-tanggung, mahasiswa Universitas Andalas pada hari ini berani melakukan plagiat tulisan hingga mencapai 100 %.

S

ayangnya, plagiat kini menjadi sebuah tradisi. Siapa pun berkenan melakukannya. Tidak hanya siswa, mahasiswa, seorang guru, bahkan dosen pun—katanya dalam keadaan terdesak—dengan pasrah melakukan plagiat. Melakukan plagiat, kini seperti pepatah Minang,”tak ada rotan, akar pun jadi.” Kalimat tersebut itu seperti analogi—sekaligus apalogi—menyebar seperti virus. “Lebih baik copy paste, daripada tidak membuat tugas dan nanti mengulang matakuliah. Kan sayang!”, atau “Tidak ada waktu lagi untuk mengecek sumbernya, lebih baik copy paste dulu, nanti editing kembali.” Juga ada lainnnya, “Pakai ATM saja, Ambil, Tempel, dan Modifikasi.” Akan tetapi, apa pun alasannya, itu tetap plagiat. Menjadikan karya orang lain menjadi karya sendiri tanpa mencantumkan sumbernya. Beginilah tradisi plagiat, hingga akhirnya guru ataupun dosen susah untuk memberikan penilaian secara objektif jika tidak mengenal kemampuan siswanya secara langsung. Bagaimana tidak, jika selama ini guru atau dosen melakukan penilaian dengan membaca pemikiran siswa atau mahasiswanya melalui sebuah tulisan, kini mereka— mau tidak mau—harus tidak percaya lagi dengan semua tugas mahasiswa. Harus curiga, minimal. Benarkah ini ditulis sendiri? Tidakkah ini di-copy paste dari internet? Mau tidak mau, dosen-dosen diUniversitas Andalas juga terkecoh. Ketika mereka menghadapi sepuluh bahkan 50 mahasiswa, tentu tidak akan bisa mengenal kemampuan mereka secara lisan di kelas. Alternatifnya, penilaian dilakukan secara tulisan. Di antara banyak tugas yang masuk, tentu akan muncul kalimat, “Aduh, tulisan mahasiswa ini bagus sekali, bagaimana kemampuannya sehingga bisa menulis seperti ini ya?”. Bersyukur sekali jika dosen berkenan meluangkan waktu untuk mengeceknya, tetapi yang terjadi justru tidak banyak dosen memiliki waktu untuk mengecek satu persatu tulisan mahasiswa. Tradisi cek dan ricek ini tentu akan berbeda di hadapan dosen yang mengajar bahasa Indonesia dan teknik penulisan ilmiah di Universitas Andalas. Cek dan ricek memang dilakukan karena mereka yang mengajarkan kepada mahasiswa bahwa sebuah tulisan ilmiah harus murni karya sendiri dan jauh dari plagiarisme. Biasanya, hal pertama yang dilakukan dosen adalah memancing anak didiknya untuk bernalar secara lisan di kelas. Akan tetapi, “Kok tidak tampak ya?”, dia justru terbata-bata berbicara. Bernalar pun hanya seperti mendengar irama kosong. Tentu, kroscek adalah pilihan terakhir. Bertanya kepada Mbah Googleatau mengecek melalui aplikasi pendeteksi plagiarisme. Awalnya dengan mencantumkan kata kunci, lalu sebaris kalimat, lalu cek satu paragraf, dan benarlah adanya, tulisan

Ada juga kondisi lainnya, ketika hampir 25 % mahasiswa mengutip satu atau lebih paragraf yang sama, tetapi diletakkan pada posisi yang berbeda (awal, tengah, atau akhir makalah), tetapi tidak satu pun yang mencantumkan sumbernya dari mana. Lagi-lagi, ini plagiat, tetapi plagiat massal yang tidak cerdas. Tentu saja ini memudahkan dosen untuk membaca atau menilai tugas mahasiswa itu sendiri. Akhirnya, ketika ada dosen yang memilih untuk melakukan pengetatan dengan mengurangi nilai mahasiswa yang diketahui melakukan plagiat, tetap saja tidak ada yang kapok

Miris, bukan? Di dunia akademis, justru inilah yang paling banyak ditemui. Plagiat yang dilakukan oleh calon pemimpin dan calon pemikir terhebat bangsa untuk 5 s.d. 30 tahun ke depan. Kurang miris apalagi jika kita tidak segera menghentikan ini. Sanksi Akademis Tanpa “Rasa Sayang” Kalaulah boleh saya mengenang—sebab kenangan ini muncul dalam sebuah kalimat dosen Unand juga, Dr. Sawirman, dosen Sastra Inggris Universitas Andalas—Prof. Musliar Kasim, Dosen Unand periode sebelumnya, telah berkenan akan menyetujui untuk mengesahkan sanksi akademis untuk mahasiswa yang melakukan plagiat. Katanya, jika mahasiswa diketahui plagiat satu kali, sanksinya diberikan pengurangan nilai pada mata kuliah tersebut. Jika diketahui

Ivan dengan cara tersebut. Semester berikutnya, muncul kembali tradisi plagiat: pada dosen yang berbeda, matakuliah yang berbeda, bahkan oleh mahasiswa yang berbeda (mahasiswa baru). Begitulah sistem ini bergulir. Sayangnya, belum ada sanksi tegas terkait ini. Padahal, ini sama saja dengan korupsi. Tidak ada bedanya karena sama-sama mengambil milik orang lain. Inilah yang sangat meresahkan saya, khususnya ketika membuat tulisan ini. Baru saja saya menentukan lima pemenang terbaik dalam Lomba Esai Bertema “Krisis Moral Bangsa Indonesia” yang diadakan Genta Andalas, tetapi justru pemenang pertama melakukan plagiat murni (100 % plagiat). Cancel, delete, atau pembatalan terpaksa dilakukan sebab panitia ikut membantu melakukan kroscek kepada Mbah Google. Bayangkan, dalam tema “Krisisnya Moral Generasi Muda Indonesia”, sudah langsung terlihat. Begitu tidak bermoralnya mahasiswa tersebut mengirimkan naskah orang lain—dalam sebuah lomba—untuk menjadi naskah miliknya. Lalu, sebuah pertanyaan muncul? Bisakah kita percaya pada skripsi, tesis, dan disertasi yang beredar di kampus terhebat, termegah, dan termewah di Indonesia, termasuk Universitas Andalas? Tidak tertutup kemungkinan, jika karya ilmiah tersebut—yang barangkali berasal dari sebuah kampus di Manado, kini diluluskan dalam sebuah sidang di Kota Padang. Jika tidak melalui Mbah Google, mereka bisa melakukan komunikasi jarak jauh sebagai teman, sahabat, keluarga, atau pun rekan bisnis (ilegal). Plagiattelah memuluskan langkah mereka untuk segera menyandang gelar sarjana, magister, atau pun doktor.

plagiat dua kali, akan digagalkan mata kuliah tersebut. jika diketahui plagiat tiga kali, akan digagalkan seluruh mata kuliah pada semester tersebut. Dan jika diketahui empat atau berkali-kali, barangkali mahasiswa tersebut akan segera “diluluskan secara paksa” atau drop out. Benarkah ini? Entahlah, wacana tersebut masih bersifat lisan, dan hingga hari ini belum juga tertera secara tulisan. Pertama, jikalau benar adanya keputusan tersebut—jika mahasiswa jera—tentu mereka akan mulai bekerja keras untuk membuat tugas kuliah, baik paper, makalah, skripsi, tesis, ataupun disertasi dengan upaya sendiri. Memikirkan masalah dan mencari solusi dengan mengunjungi perpustakaan. Atau, jika mereka tidak jera, tentu akan banyak didengar bahwa begitu banyaknya mahasiswa yang “diluluskan paksa” pada tahun awal kebijakan berjalan. Kedua, bersediakah sebuah perguruan tinggi melakukan kebijakan tegas ini? Sebab, sudah menjadi tradisi pula bagi kita untuk beramai-ramai membela yang salah. “Sayang kan, mahasiswa S1 masih dalam proses belajar, kita tegur saja untuk mencegah mereka drop out. Jika iya, inilah namanya sanksi akademis dengan “rasa sayang”. Semestinya, perguruan tinggi kembali kepada yang pertama. Tidak perlu mengkonfirmasi kebijakan ini kepada mahasiswa ataupun masyarakat umum. Terapkan. Terapkan langsung “Sanksi Akademis Tanpa ‘Rasa Sayang’”. Sebab, sesungguhnya pembuat kebijakan telah menunjukkan rasa sayang kepada calon pemimpin dan calon pemikir di kampus tersebut. Mereka telah menyelamatkan bibit yang nantinya akan menjadi perusak bangsa. Penyelamatan itu memang dimulai dari

masa proses belajar mahasiswa itu sendiri. Analisisnya, sanksi ini sesungguhnya bisa diterapkan. Ketika saya membaca “Doctors” karangan Erich Seagal yang menceritakn betapa depresinya mahasiswa kedokteran untuk menghafal—anatomi tubuh manusia dan hewan, nama-nama penyakit, nama obat-obatan—hanya dalam waktu seminggu untuk mengikuti “kuis lima menit” di kelas, toh mereka berhasil melewatinya saat itu. Sebab ini menyangkut kehidupan orang banyak. Jika salah saja mereka mendiagnosis, mallparktik akan terjadi di mana-mana. Nah, apa bedanya mahasiswa kedokteran dengan mahasiswa lainnya? Mereka menempuh cara yang sama untuk masuk perguruan tinggi. Mari Mendisiplinkan “Kutipan dan Datfar Pustaka” Tentu ada solusi untuk sebuah masalah. Menghindanri sanksi, siapa saja bisa melakukannya. Dalam dunia ilmiah, ada yang namanya kutipan dan daftar pustaka. Materi ini selalu dilekatkan pada silabus matapelajaran dan matakuliah, mulai dari SMP, SMA, hingga perguruan tinggi. Kita bisa mencari alternatif dengan membaca referensi yang berkaitan dengan masalah, lalu mencatat poin penting, dan memasukkan dalam tulisan sendiri dengan mencantumkan nama penulis, tahun terbit, dan halaman. Cara ini namanya mengutip tulisan orang lain dengan bertanggung jawab. Keaslian kutipan juga dipertanggungjawabkan pada bagian daftar pustaka dengan mencantumkan secara lengkap judul, kota, dan penerbit yang melegalisasi tulisan yang dikutip tersebut. Cara ini semacam penyidangan untuk diri sendiri atau menyelamatkan diri dari kesalahan ide atau karya orang lain. Jika cara ini ada, mengapa kita harus plagiat? Barangkali jawabannya kesadaran. Masih banyak mahasiswa abai dengan cara mencantumkan kutipan orang lain dalam karya sendiri. Kebanyakan mereka mempelajari materi di kelas dengan tingkat kepedulian yang rendah. Hanya sebagai kewajiban untuk mendapatkan nilai dan melengkapi IPK. Akibatnya, hingga hari ini, hanya sedikit yang mengetahui dan menerapkan cara yang benar untuk mengutip dan membuat daftar pustaka. Faktor lainnya, belum adanya sikap tegas dari pejabat yang berkepentingan. Jika sanksi akademis hanya dikampanyekan untuk satu atau dua orang dosen, tetap saja plagiat akan menjadi sebuah tradisi. Akan tetapi, akan berbeda ending-nya jika sebuah perguruan tinggi, khususnya Universitas Andalas segera memberlakukan untuk seluruh matakuliah oleh seluruh dosen Unand. Kita mulai dengan tegas mendisplinkan kebiasaan menulis ilmiah mahasiswamahasiswa terbaik kita yang telah dijaring se-Indonesia. Selepas itu, tentu tradisi plagiat ini akan sama-sama digerakkan menjadi tradisi anti-plagiat. *Penulis merupakan Staf Pengajar Matakuliah Bahasa Indonesia di Universitas Andalas

Karya ini merupakan salah satu pemenang tulisan lomba kategori gaya hidup dengan tema Bangkit Indonesia di Media Online Siperubahan.com


Serunya Menjadi Backpacker Assalamualaikum wr. wb.

B

elakangan ini saya tertarik dengan istilah backpacker. Tetapi saya masih belum mengetahui apa sebenarnya pengertian dari backpacker itu sendiri. Selain itu, saya juga ingin menjadi backpacker yang sukses. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan backpacker itu sendiri? Lalu sejak kapankah istilah backpacker mulai digunakan? Bagaimana pula caranya menjadi backpacker yang sukses? (Yuni Amelina, Mahasiswa Jurusan Akuntansi 2011) Backpacker adalah pendaki yang memakai tas ransel. Tetapi sekarang pengertian itu tidak baku, jadi siapa saja yang pergi dengan sebuah ransel dengan tujuan untuk jalan-jalan itu disebut sebagai backpacker. Berdasarkan sejarah backpacker, tidak diketahui siapa backpacker pertama karena kata backpacker itu baru muncul sekitar tahun 1990-an. itupun berarti mendaki gunung dengan sebuah ransel. Beribu tahun yang lalu bahkan sebelum Masehi, sudah banyak orang y a n g melakukan perjalanan b a i k dengan t u j u a n berkelana, belajar, atau pun tujuan

lainnya. Tetapi mengacu pada referensi sejarah backpacker yang resmi dari Komunitas Backpacker Indonesia (BPI) Padang, orang resmi sebagai backpacker pertama bernama Giovanni Francesco Barbieri. Pria berkebangsaan Italia ini awalnya bertujuan untuk menjelajahi dunia dengan menggunakan angkutan umum. Namun, semakin berkembangnya jaman, pengertian dari kata backpacker kinipun lebih luas. Berpergian dengan budget seminimal mungkin, menggunakan transportasi umum, bahkan sedapatnya tidur di tempat masyarakat adalah beberapa pengertiannya. Alasan orang tertarik menjadi backpacker mungkin beragam. Salah satunya adalah untuk mengenali atau

mengkaji budaya daerah yang dikunjungi. Semakin banyak jalan-jalan maka akan membuat orang semakin banyak tahu. Menjadi backpacker dengan status seorang mahasiswa bukanlah hal yang mustahil. Perjalanan dapat dilakukan melalui transportasi darat, air, dan bahkan udara dengan budget yang minim. Dengan suguhan informasi melalui internet saat ini, akan mudah melakukan pencarian tiket promo yang murah. Selain itu, persiapan yang matang pun dapat dilakukan. Menjadi seorang backpacker yang baik hendaknya mengikuti tahapan mengenai backpacker itu sendiri. Dimulai dari melakukan review atau dalam istilah bakunya membuat itinerary seperti menetapkan lokasi tujuan, alat transportasi yang digunakan, dan waktu yang diperlukan termasuk waktu menuju bandara atau penginapan. Itinerary penting karena dalam tahap ini kita perlu melakukan pencarian informasi mengenai tempat-tempat yang akan dilewati serta penginapan yang murah. Meskipun pada praktiknya tidak sesuai dengan itinerary, hal itu tidak masalah. Kedua, kita mencari atau cek langsung. Misalnya saat review kita telah menemukan h o t e l dengan biaya y a n g m u r a h . Namun, k e t i k a sampai dilokasi d a n melihat ada hotel lainnya y a n g berdekatan, seorang backpacker seharusnya membandingkan biayanya dengan bertanya dan survei secara langsung. Salah satu hal yang sering terjadi adalah sebuah accident dimana sering ditemukan hasil survei di lapangan secara langsung yang jauh lebih baik dari hasil review. Setelah itu, tahap yang ketiga adalah melakukan perjalanan serta menikmatinya. Lakukan perjalanan sesuai rencana dan dapatkan pengalaman serta teman-teman baru sebelum memasuki tahap terakhir yaitu pulang. Jika mengalami kesulitan atau menghadapi beberapa kendala dalam perjalanan, bertanya kepada masyarakat sekitar adalah solusi yang dapat dilakukan. Namun, dengan review yang baik maka akan jarang menemui kesulitan selama perjalanan.

Backpacker identik dengan yang murah-murah. Karena itu, tidak perlu mempersiapkan budget yang besar untuk melakukan perjalanan. Saat ini ada sarana untuk tidak mengeluarkan biaya penginapan, yaitu bergabung dalam akun sosial bernama Couch Surfing. Anggota komunitas akun ini menyediakan tempat tinggal untuk yang berpergian. Komunitas media sosial ini telah memiliki komunitas yang ada dimana-mana. Sehingga tidak perlu khawatir jika tidak ada kenalan atau teman pada suatu wilayah. Untuk menjadi backpacker yang sukses, ada beberapa tips yang dapat dipertimbangkan, yaitu:

Bersama:

1. Masukkanlah akun email ke setiap maskapai penerbangan yang ada Dengan begitu, setiap pembaruan atau pemberitahu-an mengenai harga-harga pro-mo tiket akan terkirim ke akun email kita.

Jonson Handrian Ginting

2. Usahakan mem-bawa baju sedikit mungkin Biasanya kita akan membeli baju di tempat-tempat yang dikunjungi. Dengan membawa banyak baju hanya akan mempersempit ruang tas. 3. Gunakan media sosial yang ada Tidak dipungkiri bahwa peran media sosial cukup besar dalam hal ini. Apalagi dapat mencari langsung seseorang yang berada pada kota atau negara tersebut. Media sosial akan sangat membantu dalam berhubungan dengan komunitas backpacker.

Alumni Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas 4. Pastikan memiliki adaptor charger Beberapa negara memilki bentuk colokan listrik yang berbeda. Karena itu, perlu mempersiapkan adaptor charger yang dapat disesuaikan. 5. Ramah Sikap ramah sudah pasti sangat diperlukan apalagi dalam menjalin hubungan dan berkomunikasi dengan orang yang belum kita kenal apalagi penduduk lokal. 6. Gunakan budget seminimal mungkin. 7. Sekurang-kurangnya, mempunyai nomor kontak kedutaan besar negara yang akan dituju.


Premanisme dan Pungutan Liar Di Kampus Komik si Kamek

.


Tes Tulis dan Wawancara Awali Kaderisasi Genta Andalas

M

emulai langkah awal dalam pengkaderan anggota, Sabtu (12/04), Genta Andalas adakan tes tertulis dan wawancara. Kedua tes ini diadakan sebagai pengujian pertama dalam menyeleksi Calon Anggota, yang merupakan rangkaian dari pembinaan Calon Anggota Genta Andalas 2014. Kedua ters berlangsung di Gedung A yang dibuka langsung oleh David Murdi Oka Putra, Pemimpin Umum Genta Andalas periode 2014/ 2015.Seluruh Calon Anggota dibagi menjadi tujuh kelompok berdasarkan ruangan tempat wawacara yang diuji langsung oleh Alumni, Dewan Redaksi, dan Pengurus Genta Andalas. Untuk tes tertulis, peserta diberikan waktu 50 menit dimulai pukul 10.50 WIB dilanjutkan dengan tes wawancara hingga pukul 15.00 WIB. Annisa Ayu Shinta, salah satu Calon Anggota Genta Andalas mengungkapkan perasaannya mengenai tes yang diadakan panitia. “Saya gak nyangka sama pertanyaannya. Saya kira tes tulisnya seperti ujian dari materi yang

diberikan selama pelatihan jurnalistik tingkat dasar kemarin,” ujar Mahasiswi Tekniologi Hasil Pertanian yang akrab disapa Keke ini. Namun di balik semua prediksinya itu, Keke tetap optimis lulus pada tahap awal dan dapat melanjutkan tahap pembinaan selanjutnya. Osa Minarsa, Dewan Redaksi Genta sekaligus salah satu penguji tes wawancara mengatakan Calon Anggota Genta tahun ini mempunyai hobi yang unik. “Para peserta wawancara di ruang A 1.7 memiliki hobi yang unik-unik, seperti kemampuan meramal, menyanyi, orasi, bahkan memperkenalkan dirinya dengan sebuah lagu. Orang orang kreatif dan berani seperti itu saya rasa pantas diberi kesempatan untuk tahap berikutnya,” ujar Mahasiswi Teknologi Hasil Pertanian tersebut. Berbeda dengan Osa, Fitria Lonanda, Alumni Genta Andalas yang juga merupakan penguji tes wawanca menuturkan bahwa tes wawancara lebih menampakkan karakter para Calon Anggota. “Tes wawancara ini lebih menampakkan karakter orang-orang

Harneli Bahar Berikan Motivasi LDK se-Sumbar

ALEK UKS UA Kenalkan Budaya Melalui Tari Tradisional

I

stri Mahyeldi, Harneli Bahar, menjadi pembicara dalam Forum An-nisa SeSumbar yang menjadi salah satu rangkaian acara Sarasehan Lembaga Dakwah Kampus se- Sumatera Barat 2014 yang diadakan oleh FKI Rabbani Unand di ruang seminar I pada Jumat (16/05). Acara yang mengangkat tema Muslimah: Just The Way We Are ini dimulai pada pukul 12.15 WIB. Forum Annisa Se-Sumbar dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas dan universitas. Harneli mengatakan bahwa dalam berdakwah akan ditemui banyak kesulitan. Walaupun begitu ia menyemangati para peserta untuk bisa berdakwah dimana saja dan kapan saja. “Sebaik-baik umat adalah saat kita menjadi diri yang bisa berdakwah dimana saja,” tuturnya. Desi ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

American Corner Gandeng KSR PMI Gelar 1000 Kantong Darah

M

emperingati Hari Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Dunia yang jatuh hari ini (8/ 5), Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika bekerjasama dengan American Corner Universitas Andalas (Unand) dan KSR PMI kembali menggelar bakti sosial Donor Darah. Acara yang bertajuk 1000 Kantong Darah untuk Bangsa ini juga dilangsungkan di enam kota besar lainnya di Indonesia, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Ambon, dan Makassar. Di Padang sendiri, kegiatan yang berlangsung selama dua hari (6-7) ini bertempat di Auditorium Unand. Setelah satu hari sebelumnya dilakukan di PT. POS Indonesia. Fitri Hepnita, salah satu panitia dari KSR PMI mengatakan bahwa untuk hari pertama telah terkumpul sebanyak 74 kantong darah. “Total untuk dua hari ini (6-7) Mei mencapai 293 kantong darah,” ujar Fitri. “Untuk acara donor darah yang diprakarsai oleh Kedubes AS ini memang dua hari, namun kami dari KSR akan melanjutkan kegiatan ini dua hari ke depan (8-9) Mei yang bertempat di Parkiran PKM,” tambahnya. Anes, Anis

S

enin (19/5), hari pertama perhelatan akbar Unit Kegiatan Seni (UKS) Universitas Andalas (Unand) yang dikemas dalam tajuk Alek UKS UA 2014 berlangsung meriah. Salah satu cabang lomba yang digelar di kolam tengah Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Lantai 1 ini adalah lomba tari tradisional. Lomba dimulai sekitar pukul 11.00 WIB hingga 15.30 WIB. Lomba Tari Tradisional se-Sumatera Barat ini diikuti oleh 16 tim tari yang dibedakan kedalam dua kategori yaitu umum dan pelajar. Masing-masing kategori akan memenangkan juara 1, juara 2, dan juara favorit yang dipilih melalui angket. Tujuan digelarnya lomba tari tradisional yang merupakan cabang seni tari untuk mengangkat adat dan budaya Minangkabau. Fiza, Yuni

Sempat Memanas, WR II Tolak Tandatangani Petisi UKT

F

orum Peduli Pendidikan (FPP) membuat petisi terkait persoalan Uang Kuliah Tunggal (UKT), Jum’at (02/05). Aktivis ini meminta pimpinan kampus menandatangani petisi dalam diskusi yang turut dihadiri Herri, Wakil Rektor II, Novesar Jamarun, WR III , dan mahasiswa angkatan 2013. “Dalam petisi yang dibuat, mahasiswa menuntut memulihkan kembali hak-hak korban yang telah berhenti studi sementara maupun yang tidak untuk bisa berkuliah. Dan juga memberikan beasiswa yang bisa membantu meringankan biaya kuliah mereka. Kita hanya ingin Bapak menandatangani petisi yang telah dibuat,” ujar Nunug, Ketua UKM Pengenalan Hukum dan Politik (PHP). Menanggapi hal tersebut, Herri mengatakan pihak kampus memiliki akuntabilitas dan integritas terkait hal tersebut. “Kita ada akuntabilitasnya, nanti setelah diaudit bisa dilihat oleh siapapun. Kita sudah beberapa kali diaudit, kami punya integritas. Jadi tidak perlu mempertanyakan hal tersebut. Yang Berhenti Studi Sementara (BSS) atau berhenti kuliah, silahkan buat suratnya dan ajukan untuk diklarifikasi,” ucap Herri menolak menandatangani petisi tersebut. David

tersebut. Dari sinilah harus diperhatikan b a g a i m a n a karakternya. Dengan memperhatikan karakter ini kita tahu cara membimbing dan mendidik calon anggota menjadi anggota pers kampus yang berkualitas,” ujar Alumni Sastra Inggri ini. Lebih lanjut, Dok. Genta perempuan yang akrab disapa Eci itu Ikuti Tes: Calon anggota Genta Andalas mengikuti mengatakan tes tes tertulis dan wawancara wawancara sudah dilakukan dengan baik oleh panitia. “Tes berbeda. Mahasiswi D3 Akuntansi ini wawancaranya sudah baik namun mengatakan tes tahap awal tersebut waktu sepuluh menit yang diberikan secara umum terselenggara dengan baik. panitia untuk mewawancarai satu orang “Menurut saya tes hari ini cukup baik. kurang efektif untuk menggali diri Hanya saja ada sedikit kekurangan peserta tes,” sambungnya. karena molornya para peserta tes datang. Ketua Pembinaan Calon Saya berharap semoga dengan adanya Anggota Genta Andalas, Hannana tes ini penerus Genta Andalas bisa lebih Taqwa menyatakan hal yang tidak jauh baik dan berkualitas,” ujarnya. Aulia

UKO Akan Adakan Pekan Olahraga Mahasiwa se-Unand

U

nit Kegiatan Olahraga (UKO) Unand mengadakan Pekan Olahraga Mahasiswa Unand (Pomnand) 2 Juni mendatang. Pertandingan antar fakultas yang akan diadakan meliputi delapan cabang olahraga, diantaranya Futsal, Basket, Voli, Tenis meja, Tenis lapangan, Badminton, Catur, dan Takraw. Pomnand ini merupakan yang kedua kalinya diadakan UKO. “Tahap penyeleksian untuk atlet tingkat fakultas dan pendaftran sudah mulai dilaksanakan dari sekarang hingga 25 Mei 2014,” ujar Zul Fikri, Ketua Panitia Pomnand. Untuk alur pendaftaran, Fikri mengatakan mahasiswa yang bersangkutan bisa mendaftar ke Unit Kegiatan Olahraga (UKO) tingkat fakultas atau ke BEM masing-masing fakultas untuk di seleksi kemudian langsung mendaftar ke Sekretariat UKO Unand dengan mengantongi surat rekomendasi dari Wakil Dekan III masing-masing fakultas. Icha

Unand Gandeng Aktivis Kampus Adakan Bakti Sosial di Bungus

W

akil Rektor III beserta jajarannya mengadakan Bakti Sosial bersama Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) di kelurahan Sungai Pisang kecamatan Bungus, (18-19/04). Pada pembukaan Bakti Sosial tersebut dihadiri beberapa pejabat desa seperti Sekretaris Desa (Sekda), Ketua Pemuda, Dinas Kehutanan, dan masyarakat setempat. Kegiatan dalam baksos ini meliputi Pengobatan gratis yang diadakan tim KSR PMI, penanaman pohon dan pembagian bibit pohon secara gratis yang bertempat di lingkungan kelurahan Sungai Pisang, serta karaoke bersama. Nurhayati, warga Sungai Pisang mengatakan bakti sosial yang diadakan Unand tersebut bagus. “Acara bakti sosial yang di adakan Unand ini sangatlah bagus dan kami menyambut baik para rombongan dari Unand. Ternyata masih ada yang peduli dengan kelurahan kami yang letaknya jauh dari kota,” tuturnya. Fikri

Aktivis Tagih Janji Pimpinan Unand

P

impinan Unand, Lembaga Kemahasiswaan, dan aktivis kampus duduk bersama di Gedung Convention Hall Unand, Rabu (30/4). Diskusi yang dimoderatori M. Taufik, Presiden Mahasiswa, berlangsung menegangkan. Taufik membuka diskusi dengan memaparkan permasalahan-permasalahan yang belum tuntas di Unand. “Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, pertama tentang kecelakaan yang dialami oleh salah seorang mahasiswa Peternakan dia harus dioperasi, sedangkan dia tidak mampu membayar biaya operasi sebesar Rp 15 juta.” Werry Darta Taifur, Rektor Unand mengatakan telah menghubungi langsung Dekan yang bersangkutan untuk menyelesaikan masalah terkait kecelakaan tersebut. “Kemarin malam saya telah SMS Dekan untuk menuntaskan masalah tersebut. Setelah itu saya tidak mendapatkan laporan lagi dari Dekan itu. Ini adalah masalah kemanusiaan, saya sudah sms-kan lengkap-lengkap untuk menghubungi orangtuanya, biaya operasi akan kita tanggulangi,” tegasnya. Werry juga menambahkan pihak kampus sudah menawarkan asuransi kepada mahasiwa namun belum mendapat respon yang baik dari mahasiswa. “Terkait inilah pentingnya asuransi. Ketika kami menawarkan asuransi kepada mahasiswa, masih banyak yang berkeberatan akhirnya asuransi tidak jadi dilaksanakan,” sambungnya. Fiza, Michel

Liputan seputar aktivis lebih lengkapnya kunjungi portal berita genta andalas.com


Festival Langkisau, Alek Gadang Urang Painan Oleh: Neny Sandrawati *

K

abupaten Pesisir Selatan merupakan daerah yang terletak di bagian selatan Sumatera Barat. Daerah dengan ibukota Painan ini sebagian besar terbentang di sepanjang Samudera Hindia. Daerah Pesisir Selatan terkenal dengan budaya dan pemandangan alamnya yang eksotis. Pantai dengan pasir putih, hamparan pemandangan yang hijau dilengkapi dengan masyarakat yang masih memegang warisan budaya leluhurnya. Bagi pengujung yang pernah ke nagari ini, tentu sangat familiar dengan nama Jembatan Akar, Pantai Carocok, Bukit Langkisau, Mande Rubiah, Kawasan Mandeh, dan masih banyak lainnya. Tidak hanya tempat wisata, masyarakat Pesisir Selatan juga memiliki festival tahunan yang unik yang dikenal dengan Festival Langkisau. Nama festival ini diambil dari nama sebuah bukit di Pesisir Selatan yang juga menjadi salah satu tujuan wisatawan baik domestik maupun manca negara, yaitu Bukit Langkisau. Bagi masyarakat Pesisir, Festival Langkisau memiliki makna tersendiri. Ada rasa bangga yang tak terlukiskan di saat digelar acara tahunan ini. Ini terihat dari banyaknya jumlah pengunjung yang antusias menyaksikan salah satu perhelatan akbar kota yang namanya berasal dari bahasa Belanda ketika penjajahan, afdeling zuid beneden landen (dataran rendah bagian selatan) ini. Perayaan Festival Langkisau merupakan ajang hiburan sekaligus wisata budaya yang mengangkat keunikan daerah yang dikenal dengan masakan tradisional Rendang Lokan ini. Festival ini menjadi salah satu agenda yang menarik dengan perpaduan beberapa acara yang digelar selama sepekan. Beberap acara lain yang turut memeriahkan festival tahunan ini, diantaranya pertunjukan seni budaya, perlombaan olahraga, pameran hasil kerajinan masyarakat, dan masih banyak lainnya. Festival Langkisau juga menjadi

mengamati indahnya pemandangan yang terbentang di bawah Bukit Langkisau. Sangat rugi sekali jika berkunjung ke Painan namun tidak menyaksikan olahraga yang cukup menguji nyali tetapi menyuguhkan pemandangan yang luar biasa ini. Olahraga lain yang juga turut meramaikan Festival Langkisau adalah Selaju Sampan. Olahraga ini merupakan perlombaan mendayung perahu sampan dalam jarak dekat yang dilaksanakan di perairan tenang Teluk Painan. Pada olahraga ini sejumlah peserta berusaha mendayung sampannya secepat mungkin agar bisa sampai di garis finish dengan posisi pertama. Dari olahraga ini akan nampak kekompakan dan semangat berpacu dari tim peserta. Belum lagi teriakan dan sorakan penonton yang terus mewarnai selama acara berlangsung. Selain perlombaan olahraga dan pengenalan pariwisata, pada Festival Langkisau juga diselenggarakan pemilihan Uda dan Uni Pesisir Selatan. Pemilihan Uda dan Uni ini merupakan duta pariwisata Kabupaten Pesisir Selatan. Acara pemilihan ini biasanya merupakan ajang penutup dari Foto: Ist rangkaian Festival Langkisau. Pada Grand Final Uda dan Uni Pesisir ATRAKSI PARALAYANG: Salah satu atraksi menarik yang turut mewarnai festival Langkisau Selatan ini semua peserta lomba diwajibkan mengenakan pakaian masyarakat, dinas-dinas pemerintahan, Padang, Festival Langkisau juga daerah Minangkabau lengkap dengan kecamatan, perbankan, dan lain mempunyai program festivalnya masing aksesorisnya. Begitu banyaknya acara dan sebagainya. Siapa yang menyangka kota – masing. Pada acara pementasan seni yang biasanya sepi pada malam hari ini, ditampilkan berbagai kesenian daerah perlombaan yang disuguhkan dalam tiba-tiba dipenuhi lautan manusia yang misalnya Tari Piring, Pasambahan, dan Festival Langkisau ini. Sebuah acara tumpah ruah selama Festival sebagainya. Selain itu juga ditampilkan perhelatan akbar yang sangat sayang tari dari daerah lain seperi Solok dan untuk dilewatkan. Memang, Pesisir berlangsung. Selatan merupakan daerah yang sudah Festival ini merupakan salah Sawah Lunto. Rangkaian acara lainnya yang tidak diragukan lagi potensinya baik itu satu rangkaian kegiatan Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan dalam tak kalah menarik adalah atraksi segi budaya, masakan, ataupun tempat menyambut Hari Jadi Kabupaten Pesisir, Paralayang. Atraksi ini hampir setiap wisatanya. yang ditetapkan semenjak 15 April 1948. tahunnya mewarnai Festival Langkisau. *Penulis merupakan Biasanya pada festival ini diadakan Pada atraksi Paralayang ini terlihat satu mahasiswi Farmasi Universitas beberapa acara seperti pertunjukan seni per satu atlet Paralayang terjun menurun Andalas angkatan 2011 budaya Pesisir Selatan, stand pameran, hingga sampai di Bukit Salido sambil ajang pameran. Pameran Festival Langkisau biasanya digelar di Gelanggang Olahraga Stadion Ilyas Yacob. Namun pada tahun 2014, pameran dipindahkan ke Pantai Carocok. Di area utama festival, terdapat panggung pementasan dan sejumlah stand-stand pameran yang diikuti oleh berbagai elemen masyarakat, seperti Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Lomba Selaju Sampan, mangaik mungkuih, pawai budaya, marching band, olahraga Paralayang, voli pantai di Pantai Sago, dan penutupan yang biasanya ditutup dengan Pemilihan Uda dan Uni duta wisata Pesisir Selatan. Sama halnya dengan festival di daerah lain seperti Tabuik di Pariaman, Pedati di Bukittinggi, Festival Bajamba di Sawah Lunto, Festival Siti Nurbaya di


Si Pahit Lidah Oleh: Ramoun Apta*

S

iapa yang tak mengenal Si Pahit Lidah? Ia adalah lelaki dengan kutukan di lidahnya. Lidahnya berbisa. Apapun yang disebutnya akan menjadi seperti apa yang diinginkannya. Maka dari itu, barang siapa yang berjumpa dengannya harus berhati-hati. Jangan sampai menyinggung perasaannya. Jika anda salah bicara, maka dapat dipastikan anda akan celaka. Kabar kepahitan lidahnya pertama kali terdengar ketika ia mengutuk seorang lelaki yang durhaka kepada ibunya. Malin Kundang. Seseorang yang tak mau dicatat dalam sejarah meriwayatkan, hari itu pagi. Matahari belum lama muncul menerangi bumi. Pada saat itu Si Pahit Lidah, sebelum dijuluki Si Pahit Lidah, ia bernama Tanmalaka, sedang berada di antara kerumunan orang yang mati berdiri menyaksikan kedatangan Malin Kundang dari perantauan. Tanmalaka, demikianlah namanya, melihat lelaki yang disebutsebut sebagai Malin Kundang itu turun dari sebuah kapal besar dengan menggandeng seorang perempuan cantik lagi mempesona. Dengan perhiasan alangkah berkilaunya, gelanggelang emas berukir, kalung berbunga intan permata, jemari penuh cincin bertahta mutiara, perempuan itu seperti kedai perhiasan berjalan yang salah alamat dagang. Menjajakan barang begitu mahalnya di kampung nelayan itu. Orangorang kemudian menerka perempuan itu adalah istri Malin Kundang. Pada mulanya orangorang tak percaya lelaki itu adalah Malin Kundang. Anak perempuan tua miskin yang tinggal di gubug beratap matahari dan berdinding udara di tepi dusun. Lantainya tanah, dan bila malam hari gubug itu seperti dicahayai oleh kenangan, muram dan hening, bagaimana bisa tiba-tiba berubah jadi seperti pangeran? Tapi yang datang kini benarbenar Malin Kundang. Ia bukan lagi ayam kampung patah kaki, melainkan seekor elang yang bertengger di sebuah dahan besar dengan paruh mendongak ke langit hitam. “Istriku. Lihatlah orang-orang kampung yang miskin itu. Mereka pasti membicarakan kita.” Kata Malin Kundang kepada istrinya. Tanmalaka menguping percakapan kedua anak manusia yang tiba-tiba menjadi pusat perhatian itu. Selain memiliki lidah yang pahit, ia juga memiliki telinga yang tajam. Sehingga ia bisa mendengar percakapan apa pun dengan jelas meski berada di kejauhan. “Jadi inikah kampungmu?” Tanya istrinya. “Benar sekali, Istriku.” “Untunglah dulu kau pergi merantau, dan diselamatkan oleh ayahku. Kalau tidak....” Malin Kundang tersenyum simpul. Entah bangga entah tersinggung. Sembari melihat ke arah orang-orang yang berpakaian kumuh dan dikerubungi langau itu. Ia lalu mengajak istrinya melangkah menjauh dari kapal menyibak kerumunan orang yang terpana. Mulanya Tanmalaka sampai di tepi pantai itu hendak menjual burung hasil tangkapan semalam. Burung yang tangkap di bukit belakang kampung. Ia mendapatkan burung itu bukan dengan cara memasang jerat. Melainkan dengan menyebutkan. Ia katakan jatuh! Maka jatuhlah burung itu. Menggelepar-gelepar

di tanah. Kemudian ditangkapnya. Tanmalaka datang pas hari sedang pasar. Orang sedang ramairamainya. Sebagian besar orang-orang di kampung itu pasti keluar rumah untuk memenuhi pasar itu. Ada yang berdagang dan ada juga yang membeli. Tergantung tujuan masing-masing. Bukanlah merupakan sebuah kebetulan pasar itu ada di pinggiran pantai. Di kampung itu pasar memang diadakan tidak beberapa jauh dari kawasan pantai. Sebab di pantai itu terdapat sebuah pelabuhan. Cukup besar. Orang-orang datang dan pergi menggunakan kapal besar dan kecil. Datang untuk berdagang, dan pergi untuk membeli barang dagang penduduk asli untuk kemudian dijual ke kampung mereka. Sehingga apapun yang diperdagangkan akan laku. Begitu juga burung hasil tangkapan Tanmalaka. “Malin, Malin! Kau sudah hebat sekarang. Masih ingatkah kau padaku? Aku ini sahabatmu! Sahabatmu! Kawan sepermainan dulu. Ingatkah kau kita kerap

main kejar-kejaran di sawah pamanku yang pemberang itu?” kata seseorang dengan kumis tebal yang terjun ke bawah menutupi hingga bibirnya. Malin perhatikan lelaki itu dengan seksama. Seperti memperhatikan sebuah guci yang dijual pedagang dari Cina. Malin kenal dia. Seperti yang diakuinya, Malin tahu kalau dia itu sahabatnya. Mereka dulu sama-sama memancing ikan di sungai. Kadang mereka sama-sama pergi menjerat burung ke hutan. Begitu juga saat memanjat kelapa. Tapi Malin pura-pura tidak ingat, lalu menjawabnya dengan memalingkan kepala. Lelaki itu lalu terdiam. “Malin, Malin!” teriak seseorang. “Besar sekali kapalmu. Rancak sekali binimu. Dan, kau, tambah gagah!” katanya, sembari menepuk-nepuk pundak Malin. Malin menepis tangannya. “Kamu? Siapa kamu?” “Sudah lupa kau sama aku? Aku ini pamanmu. Tidakkah kau ingat sewaktu kecil aku kerap memberikanmu pisang?” kata lelaki itu. Dilihatnya lelaki itu. Kumuh. Seperti buruh angkut di kapal dagang. Seperti tukang pel lantai geladak kapal. Hidung Malin jadi kecut. “Kamu? Kamu bukan pamanku! Aku tidak kenal kamu!” “Sudah lupa benar kau sama pamanmu, Malin?” “Aku ingat betul pamanku. Pamanku kaya. Tidak sedekil kamu!” bentak Malin sembari mendorong tubuh ringkih lelaki itu. Lelaki itu kemudian kecut.

tanah. Ia berjalan ke arah kapal dan menghilang di dalamnya. “Ayo, berangkat. Kita tinggalkan kampung yang penuh orang-orang busuk ini!” perintahnya. Orang-orang kemudian mengerumuni perempuan tua itu. Ada yang berupaya yang menenangkannya, ada juga yang usil menjangkau kepingan uang yang dihamburkan Malin ke arahnya. Tapi perempuan tua itu tak peduli. Ia kemudian berdiri dan berteriak. “Anakku! Anakku! Jangan pergi anakku!” Tanmalaka melihat peristiwa itu di kejauhan. Sebagaimana orang-orang, ia juga tahu, perempuan tua itu adalah ibu kandungnya Malin Kundang. Ia dapat merasakannya. Ia tak menyangka Malin Kundang sampai hati tidak mengakui ibunya sendiri. Tersentuhlah hati Tanmalaka melihat perempuan tua yang menangisnangis di tanah itu. Perasaannya kemudian dibuai-buai pesakitan, sehingga membuatnya jadi benci pada Malin Kundang. Maka, pada saat perempuan tua itu berkata, “Kau akan jadi batu, anakku. Kau telah sengaja melupakan ibu. Kau durhaka pada ibu!”, Tanmalaka pun mengiyakan. Alhasil, Malin Kundang pun berubah jadi batu. Begitu juga istri dan seluruh yaqub awak kapalnya. Bahkan, kapalnya sendiri juga berubah jadi batu. Semua orang terkejut. Perempuan tua itu pingsan. Akhirnya, pasar itu pun jadi gempar. Orang-orang kemudian jadi gemetaran dan berkata kalau perempuan itu adalah adalah penyihir hitam. Ia harus dijauhi. Ia harus diusir dari kampung ini. Bila dibiarkan, ia bisa mengutuk semua orang yang ada di sini. Anaknya sendiri ia kutuk jadi batu, apalagi orang lain! Kalau bisa, dikubur hidup-hidup saja! Namun, dalam riuhgemuruh orang-orang yang berdesakan hendak mengangkat perempuan tua itu dan membawanya ke sebuah perahu kecil yang akan dihanyutkan ke lautan lepas, seorang lelaki tua bertopi ijuk kemudian datang tua yang berteriak itu, darah Malin mencegat. “Hentikan!” hardiknya. Bukan perempuan tua itu yang sakti! Tapi dia!” tersirap. “Ibu!” desisnya, dalam hati. “Anakku! Anakku, Malin! Katanya, kemudian menunjuk Tanmalaka. “Aku berani bersumpah, dialah Akhirnya kau pulang juga, Nak. Sudah lama ibu nantikan kedatanganmu. Ibu yang telah membuat kutukan itu. Saat pikir kau sudah mati ditelan lautan!” Kata perempuan tua itu mengeluhkan nasibnya yang dilupakan anak kandungnya sendiri perempuan tua itu. Semua orang tahu kalau dengan berkata, ‘Kau akan jadi batu, perempuan tua itu adalah ibu kandungnya anakku. Kau telah sengaja melupakan ibu. Malin. Dan mereka tahu perempuan tua Kau durhaka pada ibu!, aku mendengar itu hampir gila gara-gara memikirkan dengan telingaku sendiri Tanmalaka Malin yang tidak pernah berkabar kemudian bergumam, ‘Malin Kundang, semenjak mengayuh perahu hidup ke Jadi batu!’. Tanmalaka yang harus dikubur hidup-hidup!” Sambung lelaki itu. perantauan. Orang-orang terdiam. Mereka Istri Malin memandang ke arah kemudian sepakat untuk percaya. Mereka Malin. “Benarkah itu ibumu, Abang. sepakat untuk percaya karena lelaki tua Bukankah kau bilang ibumu sudah mati?” bertopi ijuk itu memang bisa dipercaya. Ia dikenal sebagai Datuk, orang yang dapat Kata istrinya. Malin terhenyak. Perempuan tua itu kemudian dipercaya di kampung itu. Ia sangat memeluk Malin erat-erat. Bau amis dihormati. Ia memiliki perilaku baik dan jujur dalam bertutur kata. Sehingga tak ada tubuhnya menguar seketika. “Kenapa kau diam, Nak. Kau alasan untuk tidak mempercayainya. sudah lupa sama ibu? Ibu yang Perempuan itu pun akhirnya tak jadi dihanyutkan ke lautan. membesarkanmu dengan air susu ini?” Tanmalaka kemudian dianggap Main bergegas melepas pelukan perempuan tua itu, kemudian bersalah. Ia pun diusir dari kampung. Ia membantingnya ke tanah. “Tidak! Kau harus pergi hari itu juga. Ia tak boleh pulang kampung meski telah jadi mayat. bukan ibuku! Ibuku sudah lama mati!” “Aku ini benar ibumu, Malin. Kau Orang-orang kemudian mengganti anakku!” kata perempuan tua itu, lalu namanya dengan julukan, Si Pahit Lidah. Lelaki dengan lidah kutukan! kembali memeluk Malin. Main menepis pelukannya, dan kemudian menendangnya ke tanah. “Tidak! Ibuku sudah mati!” “Malin!” “Kau hanya ingin hartaku. Ini, *Penulis merupakan mahasiswa ambillah. Tapi, jangan mengaku sebagai Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya ibuku! Ibuku tidak seperti kamu!” Malin Angkatan 2010 Universitas Andalas menarik istrinya, kemudian meninggalkan perempuan tua itu terduduk menangis di Malin kemudian memandu istrinya berjalan ke sebuah lapak yang menjual kain sutera. Lalu memilih-milih kain sutera di situ seperti memilih-milih ikan. Dan ia tidak menggubris setiap orang yang menyapanya. Orang-orang kemudian tiba-tiba jadi benci sama Malin. Ia telah jadi angkuh sekali pulang dari rantau. Bergelimang harta dunia, ia tiba-tiba jadi lupa daratan. Berbeda sekali dengan Malin yang dulu selalu menyapa orang-orang lalu. Tanmalaka merasakan sikap orang-orang yang semula melihat dengan mata berkaca-kaca penuh kagum tiba-tiba berubah jadi seperti melihat hewan pemakan kotoran. Malin pun merasakan. Tapi ia tak peduli. Ia biarkan saja orang-orang itu mengumpat sebagaimana maunya. Ia kemudian pergi dari lapak sutera menuju lapak selanjutnya. Orang-orang kian mempertebal tatapannya dengan sikap merendahkan. Sampai pada akhirnya semua orang terkejut ketika seorang perempuan tua berlari ke arah mereka sembari berteriak. “Anakku! Malin! Malin! Anakku!” Malin dan istrinya terkejut mendengar teriakan itu. Mereka kemudian berhenti, lalu bersama-sama menoleh ke belakang. Saat melihat sosok perempuan


Kritik Sastra

“Si Pahit Lidah” Karya Ramoun Apta: Parodi Malin Kudang Oleh Ronidin, SS. MA.*

C

erita “Malin Kundang” selalu menarik dibicarakan karena telah banyak mendorong kreativitas sastrawan lain. Beberapa karya baru lahir dari cerita Malin Kundang yang sudah membumi itu. Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan A.A. Navis menulis cerpen parodi berjudul “Malin Kundang, Ibunya Durhaka”. Ide cerpen ini meskipun berawal dari legenda Malin Kundang, tetapi Navis membuat cerita menjadi sunsang dengan memparodikan bahwa yang durhaka adalah ibu Malin Kundang. Sebelum Navis, dramawan Wisran Hadi juga telah memparodikan cerita “Malin Kundang” melalui drama moderennya yang berjudul Malin Kundang (1978). Dalam drama itu, Malin direstui pergi merantau untuk mencari bapaknya. Ibu Malin Kundang tidak mau mengikuti suami kecintaannya ke rantau karena belenggu adat. Dari rantau, Malin Kundang pulang dengan istri cantiknya. Di mata Si Ibu, Malin terlihat seperti suami yang dirindukannya selama bertahun-tahun dan istri yang dibawanya terlihat sebagai pesaingnya. Doa kutukan kemudian diucapkan oleh si ibu, bukan untuk si anak, melainkan untuk suaminya yang tak pulangpulang. Sementara itu, cerita Malin Kundang dalam versi sastrawan Khairul Harun, Malin Kundang diajari petuah oleh ibunya bahwa manusia dianggap “ada” bila berstatus ninggrat, bangsawan atau orang kaya. Orang melarat sama saja dengan mentimun bungkuk, masuk karung ada, tapi tak dihitung. Maka kemudian, Malin minta izin untuk merantau mencari kekayaan sebanyak-banyaknya agar tidak dianggap seperti mentimun bungkuk. Malin Kundang berhasil mambangkit batang tarandam ‘membangkit harga dirinya’ di rantau. Ia sukses menjadi seorang yang kaya raya. Ia lalu memenuhi petuah ibunya. Ia menghina dan mencerca ibu tua bungkuk, miskin, yang datang padanya. Kemudian, cerita “Malin Kundang” juga pernah disinetronkan oleh SCTV. Hal semacam ini dapat

disebut sebagai proses alih wahana, dilakukan dengan mengubah satu bentuk kesenian ke bentuk kesenian yang lain (Damono, 2005: 96). Belakangan ini, alih wahana semacam ini marak dilakukan, terutama untuk karyakarya yang dikenal luas oleh masyarakat atau karya-karya best seller. Dalam konteks ini, cerita “Malin Kundang” yang “hidup” sebagai cerita rakyat (sastra lisan) diubah menjadi sinetron yang ditampilkan di layar kaca. Tema, tokoh, alur, dan latar cerita “Malin Kundang” diubah ke alam moderen. Malin Kundang yang ingin mengubah nasib minta izin kepada ibunya (Zaenab) untuk merantau. Di rantau, ia berhasil menjadi seorang yang terhormat dan kaya karena ketekunannya bekerja. Malin Kundang lalu menikah dengan seorang gadis kaya raya (Kartika), anak seorang pengusaha di Jakarta. Malin menjadi durhaka karena ia mengingkari kehadiran ibunya yang miskin ketika datang saat pesta pernikahannya. Kali ini hadir lagi sebuah cerpen parodi berjudul “Si Pahit Lidah” Karya Ramoun Apta, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Universitas Andalas. Cerpen ini juga berdasarkan pada cerita Malin Kundang. Adalah Si Pahit Lidah— julukan dari tokoh yang diberi nama Tanmalaka—merasa kasihan dengan seorang perempuan yang didurhakai anaknya—Malin Kundang. Si Pahit Lidah membuktikan kepahitan lidahnya dengan mengutuk Malin Kundang (itu) menjadi batu. Kutukan ini pula yang menyebabkan dirinya terusir dari kampung halamannya karena divonis bersalah. Cerpen “Si Pahit Lidah” ini menarik karena latar tempat dan sosiobudaya yang dihadirkan pengarangnya dapat menyentuh pembacanya. Latar tempat adalah daerah pesisir pantai yang ramai oleh perdagangan. Tempat ini menjadi ajang perdagangan yang ramai dan kemudian menimbulkan sikap materialistic seperti yang diperlihatkan Malin Kundang yang sombong karena telah berbeda status dengan orang-orang di tempat itu. Malin

Serentetan Metafora Oleh : Andesta Herli Wijaya*

-yang lahir dari sayup-sayup suara Ibu

memiuh langit lalu berkata, “Aku ingin petang yang

menolak mengakui sahabat, paman, dan bahkan ibunya sendiri. Hal ini karena pengaruh kekayaan, status sosial yang sudah membaik, dan pemertahanan martabat sebagai bangsawan di mata istrinya. kemungkinan istrinya sudah dikecoh Malin—sebelum mereka menikah—dengan tipu muslihat bahwa Malin bukan dari kelompok masyarakat miskin, tetapi keturunan bangsawan. Bagi Malin, temannya adalah yang kaya, bukan yang miskin, kumal, dan bau amis. Namun, dalam suasana demikian, muncul rasa empati dari tokoh Tanmalaka terhadap nasib ibu Malin Kundang. Ibu yang tidak lagi diakui sebagai ibu oleh Malin Kundang itu sedih dan memohon agar Malin diberi hukuman oleh Tuhan. Doa itu diaminkan Tanmalaka. Jadilah kemudain Malin Kundang menjadi batu. Menyaksikan hal itu, orang-orang gempar. Lalu, mereka kemudian menuduh ibu Malin Kundang sebagai tukang sihir. Ibu itu harus dibuang ke laut. Bertambah lagi penderitaannya. Pada saat itulah empati Tanmalaka muncul untuk menolong nasib ibu yang menyedihkan itu. Ramoun Apta menulis “…Tersentuhlah hati Tanmalaka melihat perempuan tua yang menangis-nangis di tanah itu. Perasaannya kemudian dibuaibuai pesakitan, sehingga membuatnya jadi benci pada Malin Kundang”. Frase “tersentuhlah hati Tanmalaka” menunjukkan munculnya empati dan kepedulian. Sesuatu yang susah ditumbuhkan di tengah derasnya arus materialistik dan individualistik. Ternyata di dunia materialistik seperti itu masih ada empati. Masih ada orang yang peduli pada orang lain. Ramoun ingin mengatakan bahwa dalam masyarakat seperti itu masih ada kebaikan. Masih ada cinta sesama. Akan tetapi, ada yang tragis: kebaikan dan cinta itu harus dikalahkan oleh kekuasaan. Dalam cerpen ini “kekuasaan” itu hadir pada tokoh lakilaki bertopi ijuk atau datuk yang memvonis Tanmalaka bersalah karena telah mengaminkan kutukan pada Malin Kundang. Jadi, sudah jelas bahwa

ternyata kekuasaan memang menjadi alat untuk ligitimasi untuk sebuah “pembenaran” walaupun kadangkadang yang dibenarkan itu belum tentu benar. Dari sisi inilah kelebihan cerpen Ramoun Apta ini. Sementara dari sisi lain, konflik cerpen ini belum digarap secara utuh. Konfliknya masih datar saja. Hal ini tentu sebagai implikasi dari penggarapan tokoh yang kurang maksimal. Tokoh Tanmalaka seharusnya digarap lebih dalam sehingga karakternya bisa kuat. Sikap empati yang diperlihatkan oleh tokoh Tanmalaka seharusnya menjadi perhatian pengarang, sehingga kehadirannya sebagai hero menjadi begitu penting. Begitu pula sikap orang-orang pantai yang mudah percaya saja dengan tokoh lelaki tua bertopi ijuk alias datuak tanpa alasan yang jelas. Sepertinya mereka adalah boneka yang sedang dipermainkan. Kalimat “Mereka kemudian sepakat untuk percaya” di bagian akhir cerpen ini harusnya diberi alasan. Alasannya bukan seperti yang dituliskan Ramoun, “Mereka sepakat untuk percaya karena lelaki tua bertopi ijuk itu memang bisa dipercaya. Ia dikenal sebagai Datuk, orang yang dapat dipercaya di kampung itu. Ia sangat dihormati. Ia memiliki perilaku baik dan jujur dalam bertutur kata. Sehingga tak ada alasan untuk tidak mempercayainya.” Alasan yang tidak ada itu yang harus digarap, bukankah datuk di zaman sekarang banyak yang sudah tidak bisa dipercaya? Wallahualam bissawab. *Penulis merupakan Dosen Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

Doa Penyair kecil Oleh : Andesta Herli Wijaya*

Semoga malam akan lebih panjang untuk kularung bersama patahan kata

lindap, yang jari-jarinya hangat seperti pelukan

dan harapan, tentang suatu pagi akan

Hari minggu yang begitu langit.

seorang ibu,

Aku tak bisa membaca gerak awan di kota ini,

pesan dan kesan untuk Tuhan.

yang suara-suaranya tenang seperti

karena daun-daun yang digoyangkan angin itulah aku, berharap dan berdoa tak henti-henti dari ceruk paling jatuh dan suntuk. Sebab aku hanyalah daun, yang bahkan untuk bersuara pun mesti menyembah untuk kebaikan angin. Maka tuah siapa dan teluh dari kaki bukit mana, bakal menjadi doa paling mantra bagiku, yang hendak

dendang yang dikisahkan ibu ketika melelapkan bocahnya. Agar aku bisa pulang tepat waktu,

tertahan di sepucuk memo berisi

CERITAKU Oleh : Weni Gusnita*

Ini ceritaku ke rumah yang sebenar rumah, bagi Cerita yang mengisahkan bongkahan aku, hidupku seorang pembujang mengidap demam Yang senantiasa menyembunyikan masa lalu!” duri di balik bunga Kumbang yang hinggap tak pernah menyangka (Padang, 2014) Bahwa seluruh tubuh ini diracuni *Penulis merupakan Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas Angin pun takkan mendengar angkatan 2012 gerutuku

(Padang, 2014)

Dan hujan takkan menghiraukan kepiluan ini Kumbang, angin, dan hujan terpaku Ketika mendengar cerita sunyi Bahwa sang tanah bagian dari piluku

(Gubuk Senyuman, 10-03-2014) *Penulis merupakan Mahasiswa Sastra Indonesia FIB Universitas Andalas angkatan 2012


Menghindari Tindak Kejahatan dan Pelecehan Seksual pada Wanita

K

ondisi Indonesia saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan, terutama bagi kaum hawa. Kenapa tidak, sering kita jumpai saat ini tindakan pelecehan seksual terhadap wanita bahkan pemerkosaan. Hal ini tentu menjadi momok bagi banyak wanita yang sering berpergian sendiri terutama di malam hari. Berikut sedikit tips dan trik untuk kamu para wanita yang akan berpergian sendiri terutama di malam hari. 1. Jangan Berpergian Sendirian. Ketahuilah setiap tindakan kriminal itu terjadi bukan hanya karena kesengajaan, namun juga karena ada kesempatan. Oleh sebab itu lads, bagi kamu yang akan berpergian di malam hari, sebaiknya jangan sendiri. Alangkah baiknya mengajak teman terutama pria yang sudah sangat dikenal. Jangan pria yang baru dikenal ya, mana tahu dia jadi pelakunya. 2. Jangan Menggunakan Pakaian Sexy dan Mencolok Kaum lelaki biasanya terkenal sebagai makhluk yang sulit sekali menahan nafsunya. Sehingga jangan coba-coba memancing ya lads. Jadi, untuk tidak membuat para pria terpancing, jangan pernah berpergian sendiri dengan menggunakan pakaian yang mencolok atau terlihat sexy.

Usahakan menggunakan pakaian yang sopan, tertutup, dan tidak mengundang perhatian. 3. Jangan Bermain Handphone atau Gadget Saat di Jalan. Kecanggihan teknologi kadang membuat kita menjadi lupa akan dunia dan memiliki dunia sendiri. Seperti s u a t u penyakit y a n g disebut autis. Kita dibuat seperti generasi merunduk k a r e n a s i b u k memainkan handphone atau gadget tanpa melihat tempat. Tapi perlu kamu ketahui ladies, ini sangat berbahaya. Keasyikan menggunakan gadget atau handphone akan membuat kamu tidak peka terhadap lingkungan. Bahkan lebih parah lagi memancing orang untuk melakukan tindakan kejahatan seperti mencuri, karena tidak tahan melihat

The Musalman, Surat Kabar yang Masih Mempertahankan Keasliannya

I

ndia merupakan salah satu negara yang terletak di Asia Selatan. Negara ini tercatat sebagai negara terluas ketujuh di dunia dengan jumlah penduduk terbanyak kedua di dunia. Mayoritas penduduk India beragama Hindu dan menganut sistem kasta yaitu sistem tingkatan yang dibawa sejak lahir. Sebagian kecil lainnya menganut berbagai agama seperti Islam, Kristen Protestan, Silk dan Budha. Di India ini, terdapat banyak kota yang menarik salah satunya Kota Chennai. Chennai merupakan kota dengan pantai terpanjang di India. Pantai ini merupakan pantai kedua di dunia yang punya garis pantai terpanjang setelah Longbeach di Florida. Selain itu juga terdapat Pengadilan Tinggi yang didirikan pada tahun 1892, dan merupakan bangunan peradilan kedua terbesar di dunia setelah Courts of London. Namun ada hal menarik lainnya yang terdapat di kota ini yaitu surat kabar atau biasa disebut Koran. “The Musalman”, salah satu surat kabar di Kota Chennai yang terbit sore hari ini masih ditulis dengan tangan untuk mempertahankan keasliannya. Surat kabar ini diterbitkan pertama kali pada 1927. Koran berbahasa Urdu ini terbit empat halaman setiap hari dan dibutuhkan waktu tiga jam bagi tiga katib yaitu reporter dan kaligrafer untuk menulis berita di setiap halamannya sebelum diproses hingga menjadi koran yang siap dikirim ke pelanggan. Jika ada berita terbaru (breaking news), maka seluruh halaman itu harus ditulis ulang. Namun, kini mereka sudah menyediakan sebuah kolom kecil di halaman depan (cover) untuk berjagajaga apabila ada berita baru. Lain lagi

yang terjadi apabila ada kesalahan tulis, maka satu halaman tersebut harus diganti dan ditulis ulang. Dengan ditulis tangan, surat kabar ini sekaligus melestarikan tradisi kaligrafi rakyat India. Bagi Pemimpin Redaksi “The Musalman” Syed Arifullah, mempertahankan tradisi itu adalah urusan hidup atau mati. Bagi para karyawannya, The Musalman menjadi simbol seni yang hampir punah. “The Musalman” adalah tentang kaligrafi, dan setiap orang tertarik pada kaligrafi. Jika

Foto: Ist seseorang menyalakan komputer, ada perbedaan antara kami dan koran lain dimana kaligrafi adalah jantung Musalman. Dengan bekerja di koran tersebut, mereka tidak hanya melestarikan tradisi kuno, tetapi juga bahasa Urdu. Kantor “The Musalman” sangat sederhana, bahkan cukup tidak nyaman untuk bekerja. Kantor itu suram karena penerangan yang buruk. Suasananya juga bising karena mesin cetak berada di kantor yang sama. Belum lagi gaji mereka yang sangat kecil. Koran itu hampir tidak menghasilkan laba karena biaya produksi yang cukup tinggi. Namun, bagi para kaligrafer Musalman, bekerja disini merupakan sebuah dedikasi. Dira (Diolah dari berbagai sumber)

gadget-mu yang canggih dan kinclong guys. So, jangan pernah coba-coba mengeluarkan apalagi menggunakan gadget saat diperjalanan. 4. Bersikap Tenang dan Tidak Panik. Perlu kamu ketahui ya guys, biasanya pelaku kejahatan itu akan bertindak mencurigakan seperti mengikuti dari belakang, tampak gelisah, bahkan ada yang terlihat seperti sok mencari kesibukan yang tidak jelas. Jadi ketika k a m u menghadapi situasi ini, coba berusaha untuk tenang dan santai. Segera mencari keramaian tapi jangan terlalu tergesa-gesa dan tampak ketakutan ya. Ini karena ditakutkan pelaku kejahatan akan langsung melancarkan aksinya jika si korban sudah mengetahui gerakgeriknya. 5. Ikuti Latihan Beladiri untuk Meningkatkan Kepercayaan dan Mental.

Latihan beladiri memang tidak menjamin 100% kamu bisa aman dari tindak kejahatan. Karena tidak semua orang yang ikut beladiri bisa melawan penjahat layaknya wonder women, terutama yang masih baru belajar beladiri. Tapi setidaknya dengan beladiri kamu bisa mendapatkan sesuatu yang belum tentu bisa didapatkan oleh wanita lain. Yaitu rasa kepercayaan yang tinggi dan mental yang kuat. Perlu kamu ketahui ya lads, kebanyakan wanita yang mengikuti beladiri dan olahraga itu cenderung lebih kuat dari segi fisik maupun mental. Bahkan ketika dia menghadapi situasi yang mengancam nyawanya, wanita yang biasa melakukan beladiri bisa dengan reflek berupaya melindungi dirinya. Penasaran? coba ikut beladiri ya guys. Itulah lima tips dan trik buat kamu para wanita yang takut saat berpergian. Semoga bisa bermanfaat dan diaplikasikan dalam kehidupan seharihari. Tapi ingat ya guys, kunci paling penting agar terlindung dari perilaku kejahatan adalah dengan terus berdoa kepada Allah SWT, karena hanya Allah lah yang akan selalu menjaga kita dari segala bahaya dunia. So, jangan lupa berdoa ketika keluar rumah ya guys. Icha

Fakta-Fakta Menarik Fakta-fakta menarik di sekitar kita : 1. Asam amino yang terdapat pada rambut manusia dapat digunakan dalam industri kecap. Menemukan helaian rambut dalam makanan tentunya dapat merusak selera makan, namun Internet Journal of Toxicology melaporkan bahwa Hongshuai Soy Sauce, perusahaan kecap di China, memasarkan produk yang menggunakan bioteknologi terbaru dengan harga lebih murah. Dimana sebuah investigasi media menemukan bahwa perusahaan tersebut tidak menggunakan asam amino yang berasal dari kedelai ataupun gandum, melainkan asam amino yang berasal dari rambut manusia, yang dikumpulkan dari salon dan tempat cukur rambut. 2. Rata-rata mata manusia memiliki resolusi sekitar 576 megapixel Hal ini dikarenakan mata manusia akan selalu melakukan pergeseran warna (color shifting) terhadap kondisi cahaya yang menyebabkan meningkatnya jarak pandang mata. Namun jika manusia yang hidup di daerah gunung misalnya, kekuatan jarak pandangnya lebih jauh lebih besar lagi. 3. Bagian dalam kulit pisang bisa untuk menyemir sepatu kulit Bagian dalam dari kulit pisang mengandung potassium yang merupakan bahan penting yang terdapat dalam semir sepatu yang ada di pasaran. Bahan itu dapat mengawetkan kulit sepatu dengan sangat baik. Dengan menggunakan kulit pisang, kita dapat mengurangi pemakaian semir sepatu yang bahannya tidak alami yang lama kelamaan akan mengurangi kualitas dari sepatu. 4. Sering stres bisa menyebabkan ukuran otak mengecil di bagian korteks prefrontal

Stres, terutama yang kronis dan sudah disertai depresi mayor terbukti menyebabkan ukuran otak seseorang mengecil. Perubahan pada struktur otak tersebut bisa menyebabkan gangguan terhadap kondisi emosional maupun kemampuan kognitif atau kecerdasan. 5. Interaksi dengan binatang bisa meningkatkan hormon oxytocin Hormon oxytocin adalah hormon yang memberikan efek bahagia. Hormon oxytocin sering disebut sebagai hormon cinta. Hormon ini pun mampu mempengaruhi efek fisik dan psikologis wanita maupun pria. 6. Pulau Giliyang di Sumenep, Jawa Timur disebut sebagai Pulau Awet Muda Ini dikarenakan Pulau Giliyang memiliki kandungan oksigen terbaik di dunia. 7. Terkadang hiu menyerang benda logam saat berada di laut Hal ini terjadi karena logam mengeluarkan sinyal-sinyal listrik lemah didalam air garam yang dapat membingungkan hiu. 8. Di Cina Utara, seorang pengusaha menjual udara segar kalengan Hal ini terjadi akibat udara di Cina Utara terlalu berpolusi dan udara segar itu dihargai Rp7.700 per kaleng 9. Sebaiknya pembelian bensin dilakukan saat pagi atau malam hari Ternyata 1 liter bensin di waktu-waktu tersebut, lebih banyak dibanding kita membeli 1 liter bensin di siang hari. Karena suhu dingin di malam dan pagi hari membuat partikel bensin dalam keadaan rapat, sehingga volume yang kita dapat pun jadi lebih banyak. Dira (Diolah dari berbagai sumber.)


Perjanjian yang Kuat

Stop Jatuh Cinta Identitas Buku : Judul buku

: Jangan Jatuh Cinta Tapi Bangun Cinta Jenis buku : Fiksi Pengarang : Setia Furqon Kholid dan Ina Agustina Penerbit : Rumah Karya Publising Cetakan :I Halaman Buku : 180 hlm.; 20x15 cm Resensator : Neny Sandrawati

Cinta terlalu suci untuk dinodai Cinta terlalu tinggi untuk dikhianati Cinta terlalu indah untuk dikotori Karena cinta anugerah Ialhi Maka kembalikan pada Sang Maha Pencipta Sejati Agar bersemi hingga ke surga abadi

C

INTA adalah anugerah terbesar dari Illahi yang dihadiahkan pada setiap insan tanpa pandang bulu. Mendengar susunan dari lima huruf ini, terlalu banyak respon yang akan bermunculan. Hati yang mulai berdebar, senyum yang senantiasa merekah, pikiran yang jauh melayang bahkan butiran air mata yang jatuh bergulir. Karena menang begitulah hakikatnya. Terlalu banyak momen di dunia ini yang terjadi dilandaskan kata cinta ini. Rasa yang menyertai cinta ini pun seperti suka, kagum, senang, cemburu dan sedih juga merupakan hal yang wajar. Setiap orang pun punya hak untuk jatuh cinta malahan kita akan terlihat aneh jika tidak pernah merasakannya. Namun yang menjadi poin pentingnya adalah setelah kita merasakan cinta lantas apa yang akan kita lakukan? Apakah mengungkapkannya lalu melegalkan dalam ikatan yang disebut pacaran? Atau menyalurkan cinta tersebut pada ajaran agama yang benar ? Atau mungkin menyembunyikannya dengan rapat untuk selamanya? Semuanya adalah pilihan. Hak kita untuk memilih. “Jangan Jatuh Cinta”, merupakan kalimat yang diungkapkan sang penulis, Setia Furqon Kholid dan istri Ina Agustina dalam bukunya. Mendengar kalimat ini tentu kita serta merta akan membantahnya. Bagaimana mungkin kita bisa menghalangi hati untuk merasakan cinta? Namun ada padanan dari kalimat tersebut yang dihadirkan oleh penulis yaitu “tapi

.....sambungan halaman 8 terlebih dahulu mahasiswa melakukan survei ke daerah tujuan KKN. Survei ini untuk mempermudah pembuatan program kerja yang nantinya bisa dilaksanakan di masyarakat. “Mahasiswa harus melakukan survei terlebih dahulu sehingga dapat menyusun proker apa-apa yang dibutuhkan oleh masyarakat dan itu juga butuh pendekatan langsung dengan masyarakat, sehingga apa yang kita lakukan ke sana benar-benar hal yang dibutuhkan oleh masyarakat,” jelas Sofyan. Nunug Ghazali, salah satu

Judul

: Perjanjian yang Kuat (Mititsaqan Ghaliiza)

Penulis

: Leyla Hana

Penerbit

: PT. Elex Media Komputindo

Tahun Terbit : 2013

bangun cinta”. Lantas apa pula yang dimaksudkan dengan bangun cinta ? Dalam buku bersampul merah ini, penulis menawarkan kepada para pembaca beberapa menu cinta, yaitu jatuh cinta, pacaran, jodoh, menikah, bangun cinta hingga bonus cinta. Penulis merangkai kata demi kata agar dapat menyihir pembaca terhanyut dalam menu cinta yang disuguhkannya. Melalui bukunya penulis mengajak pembaca untuk lebih memahami bagaimana cara kita menyikapi hadirnya cinta. Selain itu penulis juga mengajak pembaca untuk berpikir lebih rasional tentang cinta. Quote yang menyatakan cinta itu buta memang benar adanya, namun bukan berarti ketika kita buta karenanya kita juga rela masuk jurang ada akhirnya, bukan? Buku ini disusun dalam gaya bahasa yang simpel dan mudah dipahami. Tipe penulisan pun dibuat tak terlalu rapat sehingga pembaca tidak akan merasakan jenuh ketika membacanya. Ilustrasi yang dihadirkan di beberapa halaman pun semakin menambah daya tarik pembaca. Tiap poin yang diberikan ada kalanya dilengkapi dengan kalimat – kalimat indah semacam puisi. Jadi pembaca seakan dihipnotis untuk dapat merasakan cinta ketika membacanya. Walaupun dikemas dengan kertas yang tidak terlalu bagus, namun nilai plus dari buku ini tidak hilang. Buku yang terdiri dari sekitar 180 halaman ini juga dilengkapi dengan kutipan ayat al Qur’an dan hadis sebagai landasan berpikir dan bersikap. Di bagian akhir buku, penulis juga menghadiahkan kuis cinta dan tips menjemput jodoh. Bagi para remaja yang saat ini sedang menjalani indahnya masa muda dan juga nikmatnya cinta, sangat dianjurkan untuk membaca buku ini. Selamat berjuang menjemput cinta dan cinta-Nya.

ovel Perjanjian yang Kuat karya Leyla Hana ini seperti menceritakan separuh kisah perjalanan dalam menemukan jodoh. Setiap orang pasti ingin menemukan jodohnya dengan harapan jalan yang indah. Proses pencarian dan penantian jodoh bukanlah waktu yang sebentar, melainkan membutuhkan waktu yang lama untuk meyakinkan bahwa seseorang yang kita harapkan merupakan jodoh yang terbaik. Proses pencarian dan penantian jodoh senantiasa merupakan hal yang mendebarkan bagi setiap orang. Sebuah Proses yang kadang kala berliku, tapi tak jarang pula semudah membalik telapak tangan. Bagi mereka yang didekatkan jodohnya pun tak luput dari beragam ujian pra dan pasca pernikahan. Demikian pula mereka yang masih terus bertanya-tanya dimana jodoh mereka berada. Sudah ataupun belum menemukan jodoh seharusnya tidak menjadikan kita makhluk yang kufur nikmat, sehingga mengeluh atau bahkan berputus asa atas keadaan-keadaan yang tidak sesuai dengan harapan. Novel ini menceritakan tentang seorang muslimah bernama Setiana, yang risau dengan jodoh yang belum datang juga di usianya yang menjelang 29 tahun. Keluarga besarnya mencoba menjodohkan dengan beberapa pemuda, tetapi semuanya gagal. Setiana memiliki cinta terpendam kepada Edo, teman dekatnya selama kuliah. Namun, Edo bersikap biasa saja terhadapnya, bahkan kemudian menikah dengan wanita lain. Setiana memasrahkan jodohnya kepada Allah Swt., terus memperbaiki diri, sekalipun beberapa rekan kerjanya tak hentinya bergosip mengenai dirinya

mahasiswa yang mengikuti KKN tahun ini mengkritik sistem pra KKN yang dilakukan Unand. “Seharusnya dalam kegiatan pra KKN mahasiswa diantarkan, tidak seperti sekarang kita harus menyewa sendiri bus untuk pergi ke lokasi KKN dengan biaya berkisar tiga juta rupiah,” ujarnya. Nunug juga menuturkan pra KKN tersebut kurang efektif karena waktu pelaksanaan hanya beberapa hari. Praktis mahasiswa hanya melihat-lihat saja setibanya di lokasi KKN,” sambung mahasiswa Ilmu Politik tersebut. Hal senada diungkapkan Asra Hayati syahrul Nova, mahasiswi Sastra Indonesia angkatan 2010 yang telah mengikuti KKN 2010 pengadaan pra

KKN menghabiskan waktu dan biaya dengan sia-sia. “Tentunya mahasiswa akan letih karena harus bolak-balik tiap minggu ke lokasi KKN. Selain membuang uang dengan cuma-cuma, mahasiswa juga membuang tenaga,” ucapnya. Tidak semua mahasiswa beranggapan negatif terhadap pelaksanaan pra KKN ini. Willy Pratama, mahasiswa semester enam jurusan Teknik Mesin menyatakan ada sisi positif dan negatif dari pelaksanaan pra KKN. “Pelaksanaan pra KKN yang dilaksanakan tahun ini memang sedikit meribetkan. Mahasiswa jadi sering bolak-balik ke lokasi KKN dan pastinya menghabiskan budget yang tidak sedikit.

N

Tebal

: vi + 260 halaman

ISBN

: 978-602-022728- 3

Resensator

: Anil Tajrah Permata

yang “perawan tua”. Akhirnya Setiana pun memutuskan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah. Kemudian, cerita dalam novel ini Allah memperlihatkan kepadanya ujian-ujian pernikahan yang menimpa orang-orang di sekitarnya. Kakaknya yang ingin bercerai dari suaminya hanya karena perbedaan karakter. Rekan sekantornya yang belum juga dikaruniai momongan meskipun sudah menikah bertahun-tahun. Bahkan, perselingkuhan dua rekan kerjanya yang sama-sama sudah menikah. Setiana hanya menginginkan suami yang bisa menjadi imamnya di dunia dan akhirat. Ia menyadari bahwa pernikahan adalah miitsaqan ghaliizaa yang akan terus diuji oleh Allah. Dalam novel Perjanjian yang Kuat ini, Setiana sukses menjadi contoh ideal bagi para muslimah yang sedang menanti jodoh ataupun gagal berkali-kali dalam proses perjodohan. Novel ini bertabur ayat-ayat Al-Qur’an yang disisipkan di sana sini. Pun demikian penyisipan tersebut tetap terasa pantas dan jauh dari kesan membaca buku teks agama, sehingga unsur entertainment yang memang seharusnya ada dalam sebuah novel tetap terakomodasi dengan sangat baik. Terlebih dengan lembarlembar berwarna dan ilustrasi yang menjadikan novel ini terasa lebih “hidup”. Dalam pembuatan layout novel ini pun, tak memperlihatkan kesan monoton, menimbulkan kesan yang menarik bagi pembaca. Kisah Setiana dalam novel ini pun sarat makna, khususnya bagi siapa saja yang belum menemukan jodohnya dan yang sudah sekalipun. Jadi, novel ini layak baca bagi siapapun yang ingin memetik hikmah kesabaran. Namun, di sisi lain pengadaan pra KKN meminimalkan rentang waktu mahasiswa di lokasi KKN,” ujarnya. KKN merupakan perwujudan pengabdian masyarakat sesuai Tri Dharma Perguruan Tinggi. Pembelajaran yang berguna bagi mahasiswa sebagai wadah mengimplementasikan ilmu di bangku kuliah. Meskipun penerapan pra KKN menuai banyak kritikan di kalangan mahasiswa, namun kebijakan pra KKN merupakan solusi dari ketidakefektifan KKN tahun-tahun sebelumnya. Laporan: Anis, Desi , Fiza, Iin,, Neny, Randy, Rika.


Berkat Kupu-kupu, Dahelmi pun Ikut “Terbang”

B

icara mengenai kupu-kupu, tak ada habisnya dengan sosok yang satu ini. Kupu-kupu telah menjadi bagian dari hidupnya sejak ia menempuh jenjang S3 hingga sekarang. Prof. Dr. Dahelmi, MS, inilah orang yang bersemangat dan sangat antusias ketika membahas kupu-kupu. Ketika penulis menemui sosok yang ramah ini untuk berbincang-bincang, dengan berkelakar ia berujar, “Mau wawancara apa? Kalau mengenai kupu-kupu saya mau cerita panjang lebar, tapi kalau tidak, saya tidak mau”. Seolah-olah tak ada bahasan yang menarik baginya selain membahas kupu-kupu. Dosen Biologi yang dekat dengan mahasiswa ini menuturkan bahwa awal ketertarikannya pada kupukupu yakni ketika ia melakukan penelitian bersama peneliti Jepang sejak tahun 1995 dan dilanjutkan untuk penelitian dalam menempuh jenjang S3 di Kanazawa University, Jepang. Ia melirik kupu-kupu untuk diteliti karena kupu-kupu merupakan serangga yang mempunyai nilai jual yang tinggi selain keindahan yang dimilikinya. “Kupukupu itu serangga tercantik di antara semua serangga. Ia mempunyai nilai jual yang tinggi. Kupu-kupu paling mahal ada di Papua New Guinea, namanya Kupu-Kupu Sayap Burung (Ornithoptera). Harga per ekornya bisa mencapai US $1000,” jelas dosen berkacamata ini. Tidak mudah bagi seorang Dahelmi untuk meraih gelar doktor di Jepang. Meski menuntut ilmu di usia yang sudah relatif tidak muda lagi yakni ketika umur 45 tahun, namun ia membulatkan tekadnya untuk segera menyelesaikan studinya. Untuk S3 di Jepang, Dahelmi mendapatkan beasiswa dari Technological and Professional Skill Development Project (TPSDP) Batch III. Khusus dari Biologi, hanya tiga orang dosen yang mendapatkan beasiswa ini. Dahelmi merupakan salah satu orang yang beruntung tersebut. Awal tahun

Nama Lengkap Profesi Tempat/Tanggal Lahir Bidang Ilmu/Spesifikasi Alamat Rumah

2005, ia mengikuti ujian masuk di Kanazawa University dan ia diterima sebagai mahasiswa di Division Life Science, Graduate School of Natural Science and Technology. “Meskipun usia Bapak sudah tidak muda lagi dibandingkan calon doktor di Jepang yang berumur 30-an, namun mahasiswa di sana tidak ada yang percaya bahwa umur Bapak telah menginjak 45 tahun. Itu berarti wajah Bapak masih terbilang muda,” ujarnya sembari tertawa. Menempuh studi di Jepang dengan tempat penelitian di Indonesia, membuat dosen yang humoris ini harus bolak-balik Jepang-Indonesia. Penelitiannya bertempat di Cagar Alam Lembah Harau dengan meneliti ekologi Kupu-kupu Ekor Walet (Swallowtail Butterflies). Penelitian tersebut ia tuntaskan dalam waktu dua tahun. Tak ada usaha keras yang berakhir dengan sia-sia. Kebulatan tekad dan semangat kerja orang Jepang yang dianutnya, pria kelahiran Batipuh, Padang Panjang ini, berhasil menyelesaikan studinya dalam waktu tiga tahun. “Pada waku itu, di laboratorium ekologi Kanazawa University ini memang baru dua orang yang menyelesaikan S3 dalam rentang waktu tiga tahun. Kebanyakan orang membutuhkan waktu yang relatif lebih lama dari itu. Bapak adalah orang kedua dari labor tersebut yang berhasil menyelesaikan S3 dalam waktu tiga tahun,” ujar dosen kelahiran 55 tahun lalu tersebut. Bergelut di Jurusan Biologi, tiada waktu yang terlewat tanpa penelitian. Sepulang dari studi S3 di Jepang, Dehelmi mengajukan proposal penelitian tahun 2008 ke Nagao Natural Environment Foundation. “Alhamdulillah dapat anggaran yang lumayan besar, dari penelitian tersebut terkoleksi kupu-

kupu dari seluruh Taman Nasional di Sumatera, kecuali Siberut,” ungkapnya. Meneliti dan terus meneliti butterfly dilakukan alumnus Biologi Unand ini. Selesai dari satu penelitian, ia bergegas untuk mengajukan proposal lagi untuk penelitian selanjutnya. Seolaholah hidupnya hanya tercurah pada penelitian serangga nan eksotis ini. Namun, kolektor baju batik kupu-kupu ini tak hanya sekedar meneliti tanpa pengaplikasian. Tahun 2010 ia bekerja sama dengan Pemeritah Kota Sawahlunto untuk membangun taman dan museum kupu-kupu. “Pembangunannya dimulai tahun 2011 dan dibuka untuk umum akhir tahun 2012. Kupu-kupu yang ada di taman awalnya berasal dari kepompong yang didatangkan dari Bali Butterfly Park, Tabanan, Bali, sedangkan untuk mengisi museum kupu-kupu, selain kupu-kupu yang berasal dari Sumatera, juga didatangkan kupu-kupu dari Indonesia Tengah, Indonesia Timur (Papua) dan juga dari Amerika Latin,” jelasnya. Buah hasil penelitian Dahelmi BIODATA bekerja sama dengan Pemkot Sawahlunto dapat kita lihat di Taman : Prof. Dr. Dahelmi, MS. Wisata Kandi Sawahlunto. “Inilah : Dosen Biologi Fakultas MIPA salah satu penelitian Bapak yang berhasil : Batipuh, Padang Panjang/ 22 September 1959 menjadi andalan dalam ekowisata. Dengan : Biologi/Entomologi (Ekologi Serangga) adanya museum tersebut, terjadi : Komplek Unand Blok C/01/No. 18 Padang peningkatan kunjungan ke kawasan Wisata Kandi,” tambahnya. Penelitian ayah

dua orang ini terus berlanjut, hal ini dibuktikan dengan berhasilnya ia mendapatkan dana penelitian dari Hibah Strategis Nasional (2009-2011) dan Hibah Pascasarjana tahun 2014. Penelitiannya mengenai diversitas (keragaman) kupukupu yang berada di pulau terluar Sumatera, yakni Pulau Enggano, Pulau Nias, dan Pulau We. Dalam beberapa kesempatan pun, suami dari Dra. Hasmiwati M.Mes ini pun diundang untuk mengisi kuliah umum tentang kupu-kupu, seperti di Universitas Cendrawasih (Uncen) tahun 2012 yang lalu. Dibalik gayanya yang nyantai, peneliti kupu-kupu ini sangat terkesan dengan pribadi orang Jepang. Bergaul dengan orang Jepang selama melanjutkan studi di sana membuat Dahelmi sangat mengagumi sifat dan karakter orang negeri berlambang matahari terbit tersebut. Menurutnya ada tiga sifat orang Jepang yang sangat ngena baginya, yakni pekerja keras, mudah bekerja sama, dan disiplin. “Hal inilah yang membuat Bapak semangat untuk menyelesaikan studi dan penelitian bapak di sana. Sampai sekarang pun, Bapak masih menganut dan mengaplikasikan sifat-sifat tersebut dalam kehidupan seahari-hari dan di setiap penelitian yang Bapak lakukan,” ungkapnya. Di akhir bincang-bincang penulis dengan dosen yang sangat welcome ini, ia berpesan dengan mengutip salah satu sifat orang Jepang yang sangat menginspirasinya. “Jika kita ingin sukses, pegang ‘resep’ yang tiga tadi, terutama masalah disiplin waktu, peganglah prinsip Lebih baik menunggu 1 jam, daripada terlambat 1 menit,” ujarnya mengakhiri. Anes, Anis


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.