Genta Andalas Edisi 56

Page 1


EDITORIAL

DAFTAR ISI

Evaluasi Dini Program Unggulan Pemerintah Kota Padang Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/ Unand-2001 Pelindung: Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E., MA. Penasehat: Dr. Ir. Aprisal, M.Si. Pembina: Rembrandt, S.H., M.pd. Dewan Redaksi: David Oliver Purba, Abdirian Syaputra, Adrizal, Aivi Yola Dwiputri, Amelia Putri, Asra Hayati Syahrul Nova, Desi Faiturrahmi, Dhearien Fizwa, Eka Ananda Putri, Khairat, Melisa Harniati, Novelia Dewi Moore , Ria Andriani, Silvia Ningsih, Yudi Irfan Pemimpin Umum: David Murdi Oka Putra Sekretaris Umum: Hafiza Bendahara Umum: Violita Kresna Wuri Pemimpin Redaksi: Randy Febrian Pemimpin Perusahaan: Icha Wulanda Pemimpin Produksi: Yuni Amelina Pemimpin Litbang: Muhammad Fikri Redaktur Pelaksana: Michelia Annisa Cempaka Koordinator Liputan: Ayu Lestari Redaktur Tulisan: Anestia Berlianda, Neny Sandrawati Redaktur Bahasa: Desi Marina, Yuliani Sartika Bisnis & Periklanan: Nadira Marketing & Promosi: Febrika Hade Putri Sirkulasi: Laila Mukhtari Wizra Kepala Layouter: Ismi Fadhilah Sinaga Layouter: Marisi Sagala Kepala Desain Grafis: Muhammad Yaqub BE Desainer Grafis: Hilyatul Aulia PSDM: Hananna Taqwa, Sari Ramadhanis Event Organizer: Siti Khairani Elhakim Riset dan Survei: Tree Mentari

Tarif iklan: warna Rp1.500/mm kolom, BW Rp1000/mm/kolom, iklan baris Rp5000/20 kata. Hubungi: 081908066006 (bisnis periklanan). Dicetak oleh: PT. Singgalang Press (isi diluar tanggung jawab percetakan)

T

epat September ini, Kota Padang memasuki empat bulan masa pemerintahan kepala daerah baru Mahyeldi- Emzalmi. Meski masih tergolong dini, namun masyarakat Kota Padang membutuhkan langkah konkret dari pemerintahan kota. Sepuluh program unggulan andalan MahyeldiEmzalmi ketika kampanye akan ditagih masyarakat Kota Padang yang pada tahun ini berjumlah sekitar 900.000 jiwa. Mahyeldi tentu sudah memahami permasalahan Kota Padang. Jabatannya sebagai wakil walikota Padang periode 2008-2013, dianggap memiliki keunggulan pengalaman dibanding sembilan pasang calon walikota Padang lainnya saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang lalu. Tidak mudah memang merealisasikan sepuluh program unggulan yang dicanangkan. Butuh dukungan dari berbagai pihak dalam hal ini masyarakat. Disamping komitmen pemerintah Kota Padang terutama dari instansi terkait turut dikritisi. Jangan sampai program unggulan yang dicanangkan hanya sebatas program dan mengalami nasib sama seperti program-program terdahulu. Sudah menjadi hal klasik terutama dialami daerah-daerah lain dimana program yang dibuat pemerintah daerah menjadi hal yang digembor-gemborkan hanya “panas” diawal namun kemudian program tersebut hanya tinggal kenangan . Sedari dini pemerintah kota

patut diawasi dan dikritisi, mumpung masih pemerintahan baru harus dievaluasi seberapa besar komitmen pemangku otoritas di kota yang menjadi ibukota provinsi Sumatera Barat ini. Masyarakat kota Padang butuh aksi dan hasil bukan sebatas program yang digembor-gemborkan untuk memenangkan hati rakyat dalam Pilkada. Tinggal ditunggu saja aksi dan realisasi pemerintah. Bagaimana komitmen dan keseriusan untuk membenahi kota yang menjadi gerbang provinsi Sumatera Barat. Cukup potensial untuk mengembangkan kota ini, mengingat kota ini salah satu kota terluas di Indonesia. Masih banyak yang bisa dikembangkan oleh segenap pemerintah dan juga masyarakat. Disamping itu tantangan berat juga membayangi Kota Padang beberapa tahun lagi, jumlah penduduk yang akan menmbus angka satu juta jiwa membuat kota padang perlahan menjelma menjadi kota besar. Permasalahn yang dialami layaknya kota besar di Pulau Jawa sudah mulai dirasakan, seperti banjir, kriminalitas, dan penggerusan moral budaya masyarakat. Tentu program yang dibuat cukup menentukan jalannya pembenahan dan pembangunan daerah. Tetapi kita tentu berharap jangan sampai niat baik pemerintah untuk mengembangkan kota ini disalah artikan oleh berbagai pihak tertentu untuk mengambil keuntungan untuk sekelompok golongan tertentu.

Dapur..................................2 Jendela................................3 Laporan Utama.................4 Sorotan Kampus…….......6 Feature ……......................7 Laporan Khusus…...........8 Survei....……….................9 Liputan..........………........10 Galeri……….….…….......12 Rehat......….…….…..........13 Aspirasi……….….……...14

SALAM REDAKSI A s s a l a m u a l a i k u m warahmatullahi wabarakatuh Tiada kata yang indah selain ucapan syukur atas ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya tabloid genta dapat hadir kembali ke tangan pembaca. Atas izin-Nya, kami segenap kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid edisi AgustusSeptember 2014. Salawat beriring salam tak lupa kami haturkan bagi rasulullah SAW suri tauladan penerang jalan seluruh umatnya. Lega, syukur dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan usai menyelesaikan tabloid karya kedua di kepengurusan 2014-2015 ini. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalan panjang telah berhasil kami lalui untuk menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas ke tangan pembaca. Ditengah beragam kesibukan perkuliahan dan pembinaan calon anggota yang terus berjalan, segenap kru mencurahkan seluruh tenaga, perhatian dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan terus berjuang, berburu informasi terkini demi menyajikan berita terinformatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas edisi LV. Pada edisi kali ini, kami menghadirkan laporan utama mengenai perkembangan realisasi sepuluh program unggulan walikota-wakil

walikota terpilih 2014. Kami menggali informasi dari berbagai sumber dan mengakaji berbagai aspek implementasi sepuluh. Mulai dari kabar pelaksanaan sepuluh program unggulan, hambatan dan tantangan realisasi kesepuluh program unggulan. Peraturan Dikti terbaru tentang masa studi S1 lima tahun dan S2 empat tahun menjadi pro dan kontra di kalangan sivitas akademika Unand merupakan laporan khusus yang kami sajikan edisi kali ini. Persiapan Unand dalam menerapkan Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang standar nasional perguruan tinggi menjadi fokus dalam laporan ini. Unand sebagai pelopor Gerakan Nasional Non Tunai kami hadirkan dalam rubrik sorotan kampus. Khasanah budaya, sastra dan seni, aneka ragam, aspirasi, aktivis, wawasan, resensi, dan sosok kemabli kami kemas dalam suguhan menarik dan informatif. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi kehidupan kampus pembaca. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran yang solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik kedepannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Aneka Ragam..................16 Aktivis.........………..........18 Khasanah Budaya..….....19 Sastra dan Seni…….…...20 Wawasan........…..……....22 Resensi......…....................23 Sosok..................................24

Sosok Edisi LV


KEJAR KETUNTASAN JANJI: Empat bulan pemerintahan Mahyeldi-Emzalmi berlalu, sepuluh janji menunggu realisasi.

Keamanan Kampus

Pengawasan Ospek dan KBM

Akhir-akhir ini kita mendengar mahasiswa Unand sering kehilangan motor. Padahal banyak pihak keamanan yang menjaga di sekitar area kampus. Saya melihat kurangnya perhatian pihak keamanan terhadap gerak-gerik orang mencurigakan di sekitar parkir kampus. Seharusnya dengan menyandang akreditasi A, Unand dapat meningkatkan pelayanan terutama dalam hal keamanan di sekitar area kampus. Saya meminta pihak keamanan kampus lebih meningkatkan pelayanannya.

Pak, saya ingin menanyakan tentang pengawasan OSPEK dan KBM. Mengapa setiap tahun ajaran baru, mahasiswa baru sering diperlonco dan selalu di-bully? Apakah ada perlindungan terhadap mahasiswa baru Pak? (08239123XXXX) Kebersihan WC Saya ingin menanyakan mengenai kebersihan WC Unand. Sebaiknya tolong diperhatikan, contohnya saja fasilitasnya ditambah, AC di Unand tolong dihidupkan kembali sebab akan berpengaruh terhadap situasi belajar mengajar. (08229920XXXX)

Jawaban : Pengamanan untuk kendaraan bermotor di lingkungan kampus ditangani oleh enam puluh orang pengamanan yang dibagi ke dalam empat posko pengamanan. Pihak kampus telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk mengamankan seluruh kendaraan bermotor, terutama sepeda motor mahasiswa. Namun, keterbatasan sumber daya memang masih menjadi kendala. Kendala utamanya adalah kurangnya personil dan dana untuk memperkerjakan lebih banyak satuan pengaman. Kami tetap mengupayakan cara lain dengan memasang CCTV di beberapa titik area parkiran. Keamanan yang baik juga harus dibarengi dengan kesiagaan mahasiswa pemilik sepeda motor. Amri Kasubbag Rumah Tangga

Ota Da Tagen Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam

: Oi Mak Itam, lai tau sapuluah program unggulan Mahyeldi pas kampanye patang? : Kalau untuak kasaluruhan, iyo mak ndak tau do, tapi yang mak tau tentang penertiban tenda ceper se nyo. : Emangnyo apo yang mak tau tentang tenda ceper tu? : aa yoo? Hmm tenda ceper yang diapuihan tu kan, kalo ndak salah diganti samo tenda biru. : Tenda biru? Apo lo tu mak? : Antahlah Gen, yo ndak lo tau ambo do gen. Mungkin warna tenda se yang barubah jadi biru mah.. : Hahaha.. Mak Itam ko ado-ado se, maso iyo warna tenda se yang barubah nyo.. : Iyo itu nan tadanga dek talingo ambo nyo, baa juo lai gen.

Mahalnya Sewa Bus, Halangi Pertemuan Terakhir Kami

S

aya Dede Rangga Saputra, Mahasiswa Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian. Selasa, (16/9) sekitar pukul 09.00 WIB, fakultas kami dilanda duka, salah satu rekan kuliah kami berpulang ke Rahmatullah. Untuk pergi melayat ke rumah duka di Lintau, pihak fakultas hanya menyediakan dua bus dan satu mobil fakultas jenis pregio. Mengingat jumlah kami mencapai 180 orang, akhirnya kami pun segera mencari tambahan bus dengan harapan bisa bertemu almarhum untuk terakhir kalinya. Alhamdulillah, Pak Yusuf, Kabag tata usaha fakultas kami setuju menambahkan tiga bus lagi. Hingga pukul 11.30 WIB, baru 1 bus yang datang, Pak Yusuf langsung menemui supir bus dan tawar-menawar pun terjadi. Namun, biaya administrasi yang disepakati terlalu mahal dari yang sewajarnya. Tak semestinya terjadi, seolah-olah mereka mengharapkan gaji hanya dari uang jalan bus kampus yang keluar. Padahal mereka mendapatkan gaji tetap setiap bulannya. Kami pun menemui Wakil Rektor II untuk berdiskusi perihal peminjaman bus, namun WR II sedang ada tamu dari Jakarta. Harapan terakhir kami manajer bus guna meminta bantuan. Manajer bus menjawab, “Kalau untuk bernegosiasi masalah harga, saya tak bisa memutuskan, tapi coba bincangkan

lagi dengan para sopir busnya. Kalau saya bersikeras untuk memastikan patokan harga administrasi transportasi kepada sopir bus, mereka takutnya tidak menerima dan bertindak senonoh,� ujarnya. Kami sangat kecewa mendengar hal itu. Kami pergi ke rumah duka, bukan jalan-jalan. Seolah-olah Sopir bus merasa bus itu adalah milik pribadi mereka yang bisa menentukan sendiri apa yang mereka mau. Padahal apabila kerusakan mobil dan lainnya sebagainya jika sesuai prosedurnya, pasti akan ditanggulangi oleh kampus (negara). Pukul 13.10 WIB sopir bus akhirnya mau menerima biaya transportasi yang kami sanggupi. Tiba di rumah duka sekitar pukul 16.50 WIB. Sayangnya, kami tidak melihat wajah almarhum lagi. Kami sangat menyesal akan hal ini, kami hanya dapat melihat onggokan tanah kuning di belakang rumah almarhum. Andai saja proses peminjaman bus tidak sesulit ini, pasti kami bisa berangkat lebih awal dan dapat melihat teman kami terakhir kalinya. Saya berharap pimpinan universitas terutama yang berhubungan dengan bus kampus untuk memerhatikan hal seperti ini. Semoga kekecewaan kami terhadap kesulitan fasilitas bus kampu habis sampai di sini. Harapannya tidak berlanjut untuk kami, maupun saudara-saudara kami di fakultas lain.


Apa Kabar Kota Padang di Tangan Mahyeldi-Emzalmi? asca dilantiknya Mahyeldi Ansharullah dan Emzalmi sebagai Walikota dan Wakil Walikota Padang terpilih pada 13 Mei lalu, berbagai pekerjaan rumah telah menanti pemerintahan baru. Guna mewujudkan segala visi-misi dan tujuan pemerintahan, Mahyeldi-Emzalmi telah menyiapkan 10 program unggulan. September ini pemerintahan Mahyeldi-Emzalmi sudah empat bulan berjalan. Berbagai program unggulan yang telah dijanjikan harusnya sudah mulai dilaksanakan. Masyarakat dan media turut menyoroti dan mengawal pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah memenangkan hati rakyat ini.

P

Mahyeldi Ansharullah menjelaskan bahwa beberapa program seperti pembangunan Pasar Raya Padang, revitalisasi objek wisata, memberikan santunan kematian sebesar satu juta rupiah untuk warga kota Padang sedang berjalan. Program unggulan Mahyeldi ini menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan. Dinas Pendidikan membenarkan bahwa sejak tahun ajaran 2014-2015 program pendidikan gratis telah dijalankan. “Dalam rangka implementasi 10 program unggulan walikota baru menyangkut dinas pendidikan, maka pendidikan gratis dilaksanakan untuk tingkat Sekolah

Berbagai tanggapan bermunculan di tengah berlangsungnya semester pertama pemerintahan MahyeldiEmzalmi. Sektor-sektor terkait turut mendukung dalam merealisasikan program unggulan untuk lima tahun ke depan. Sektor pendidikan, sosial, pariwisata, budaya, dan ekonomi siap dijalankan sesuai dengan program unggulan. Sejauh manakah Pemerintah Kota (Pemkot) Padang telah menjalankan sepuluh program unggulan tersebut? Sesuaikah realisasi di lapangan dengan harapan masyarakat terhadap program itu? Apakah program-program tersebut akan terus berlanjut dan mencapai target tanpa menuai problema hingga lima tahun ke depan? Sesuai dengan program unggulan walikota baru, pemerintah Kota Padang memprioritaskan 10 program unggul. Di tengah berlangsungnya pelaksanaan programprogram tersebut, terdapat beberapa problem lama yang telah berlarut-larut dari tahun ke tahun. Keberadaan tenda ceper yang berdiri di sepanjang Pantai Purus Kota Padang hingga kini masih menjadi masalah sosial yang tak kunjung ada jalan penyelesaiannya. Revitalisasi pasar raya yang menjadi sentral kegiatan ekonomi masih terkendala relokasi para pedagang yang biasa menempati seluruh badan jalan yang membelah pasar raya. Menyoroti Perkembangan 4 Program Unggulan Ketika ditemui Genta Andalas beberapa waktu lalu, Walikota Padang,

Dasar hingga sekolah menengah yang dimulai tahun ajar 2014/2015. Sejauh ini kami telah menggratiskan biaya pembangunan dan SPP (Surat Persetujuan Pembayaran) bulanan mulai tahun ajaran baru,” jelas Syofrizal, Kabid Dikmen (Kepala Bidang Pendidikan Menengah) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Padang. Syofrizal juga menjelaskan bahwa program pendidikan gratis ini akan diterbitkan pula sebuah Peraturan Wali Kota (Perwako) yang menjelaskan bagaimana guru dan pegawai tidak tetap masih bisa menjalankan tugasnya walaupun dibiayai melalui dana Pemerintah Kota Padang. Nurma, Wali Murid salah satu siswa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri di Padang turut membenarkan hal ini. “Anak ibu nggak ada bayar uang sekolah sekarang ini, kayaknya ada bantuan tapi ibu kurang tahu pula dari mana,” tuturnya. Senada dengan Nurma, Silvia, Guru SMKN 8 Padang menjelaskan sudah terjalankannya pendidikan gratis wajib belajar 12 tahun. “Program ini terjalankan karena ada bantuan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah berupa Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Jadi dana BOS saat ini berasal dari dua sumber yaitu dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” terang Silvia. Program unggulan MahyeldiEmzalmi selanjutnya adalah pembenahan pasar raya serta revitalisasi pasar-pasar pembantu. Menanggapi

program tersebut, Hendrizal Azhar, Kepala Dinas Pasar Kota Padang tidak menjamin bahwa pembenahan ini mutlak terealisasikan dalam dua tahun. “Jika dalam dua tahun revitalisasi pasar belum terselesaikan sesuai target maka masyarakat harus memaklumi hal tersebut. Masyarakat tidak boleh egois memaksakan program revitalisasi ini harus selesai selama dua tahun. Jika dianalogikan kuliah selama empat tahun ketika kita memaksakan tamat selama dua tahun tentu tidak akan bisa terlaksana sesuai keinginan sendiri,” tutur Hendrizal. Ia juga menambahkan pemerintah Kota Padang harus bisa menentukan prioritas kerja agar tercapainya keseimbangan kerja dari semua program. Mendukung program ini, Dinas Pasar kota Padang t e l a h memberlakukan sistem jam sebagai solusi, waktu p e d a g a n g berjualan telah diatur. Hal ini bertujuan agar para pedagang lebih terorganisir dengan baik dengan membagi beberapa pedagang yang bisa berjualan dari pagi. Salah satunya pedagang buahbuahan berjualan di pagi hari, dan pukul 15.00 WIB untuk pedagang konveksi, sepatu, dan aksesoris. Selain itu, dinas pasar raya juga menerapkan sistem zoning. Dalam sistem ini penataan pasar akan dibagi menjadi tiga kelompok besar. Terdiri atas jalur Pasar Baru, Pasar Raya Padang, dan jalur Permindo. “Nanti akan dilakukan sistem pen-zoning-an. Di bagian jalur jalan pasar baru untuk pedagang ikan serta sayur-sayuran. Jalur pasar raya untuk pedagang konveksi serta pernak-pernik dan jalur permindo untuk pedagang buah-buahan,” terangnya. Kepala Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Kasitrantib) Satpol PP Padang, Amrizal Rengganis menuturkan bahwa penertiban pasar raya sudah dilakukan dalam tiga bulan belakangan ini. Penggusuran Pedagang Kaki Lima (PKL) yang memakan ruas badan jalan pasar di wilayah Permindo dan sekitarnya. “Kita sudah melakukan penertiban pasar raya dengan membersihkan ruas jalan sehingga bisa

dilalui kendaraan dengan lancar. Kita juga mengutus tiga puluh orang petugas Satpol PP lapangan yang akan berjaga di pasar raya. Disebarkan di beberapa titik dan itu kita lakukan setiap hari,” ungkapnya Penertiban kawasan Pasar Raya diwujudkan dengan memberikan teguran pertama bagi pedagang yang bandel. Jika tidak dihiraukan akan diberi teguran kedua sampai ketiga. Jika pedagang aasih belum menghiraukan teguran, akan dikirim surat pembongkaran bahkan kasus bisa dibawa ke pengadilan. Pemerintah Kota Padang mencanangkan program pemberian santunan kematian sejumlah satu juta rupiah di bidang sosial. Santunan ini diberikan untuk maumbuak urang manangih, seperti dikatakan Ponco, PLH Kabag Kesejahtaraan Sosial (Kesra) Dinas Sosial kota Padang. Program ini berlaku bagi pemohon yang mengajukan santunan kematian sejak tanggal pelantikan Mahyeldi-Emzalmi. Santunan dapat diurus oleh ahli waris atau lurah yang bersangkutan. “Ahli waris dapat mengurus dengan melengkapi beberapa persyaratan, seperti surat keterangan kematian dari lurah, fotokopi KTP warga yang meninggal, fotokopi model A keluarga, surat keterangan tidak mampu, dan fotokopi KTP yang mengurus (ahli waris). Selain itu warga yang tidak ber-KTP-kan Kota Padang namun berdomisili di Kota Padang juga berhak mendapatkan santunan kematian sepanjang memenuhi persyaratan,” ujar Ponco. Tidak semua pengajuan dari masyarakat diterima, ada beberapa pengajuan yang ditolak. Salah satunya jika tidak memenuhi syarat, terutama yang tidak termasuk warga kurang mampu. Dana santunan sebesar 2,3 milyar rupiah ini murni bersumber dari APBD Kota Padang. Ini berarti pemerintah Kota Padang sudah menganggarkan dana untuk 2300 pemohon santunan yang memenuhi syarat untuk menerima. Terakhir program unggulan yang paling banyak mendapat sorotan adalah revitalisasi objek wisata Kota Padang, menjadi destinasi wisata yang layak. Dian Fakri, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) menjelaskan bahwa Pantai Padang mendapat sorotan yang lebih karena gelar yang disematkan sebagai “wisata maksiat”. Beberapa usaha yang telah dilakukan dinas pariwisata. Salah satunya adalah mensterilkan Pantai Padang dari tenda ceper yang sudah lama meresahkan warga Kota Padang. “Kamis (14/8) lalu, saya turun langsung bersama TNI, Polisi, Pamong Praja, dan

“Jika dalam dua tahun revitalisasi pasar belum terselesaikan sesuai target maka masyarakat harus memaklumi hal tersebut.”

- Kepala Dinas Pasar Kota Padang -


lainnya untuk membersihkan semua tenda ceper. Tindakan ini adalah sebagai perang terhadap maksiat. Jika kita lunak, mereka tetap akan menjalankan maksiat di sana,” ungkapnya. Tidak hanya aksi sehari, Dian Fakri turut mengutus Satpol PP dan TNI untuk berpatroli dari

Dinamika yang terjadi di lapangan saat merealisasikan program menjadi hambatan sekaligus tantangan tersendiri bagi pemerintah kota.

“Rencana untuk pembenahan Pantai Padang itu sudah lama, mengenai tenda ceper maupun tenda biru itu adalah pelanggaran. Sebelumnya, para pedagang sudah kita bina dan sudah kita bantu. Bahkan ada dermawan yamg mau membantu membelikan peralatan mereka, namun sayang mereka jual”

pukul 4 sore hingga malam hari di Pantai Padang guna menghindari terjadinya kemaksiatan berulang. Mengenai pedagang yang terkena penertiban, Dian Fakri sudah memberikan pengertian agar bisa bergabung dengan pedagang lainnya yang tidak membuka usaha tenda ceper. “Saya sudah kasih solusinya, mereka bisa bergabung dengan pedagang yang lain. Tapi itu terserah mereka, yang penting adalah tidak ada lagi maksiat,” ujar Dian. Langkah konkret lain yang dilakukan Disbudpar dengan mengalihkan semua kegiatan yang diadakan ke Pantai Padang. “Contohnya adalah pawai telong-telong kemarin. Rencananya Festival Siti Nurbaya akan dilaksanakan di Pantai Padang. Saya ingin masyarakat melihat bahwa Pantai Padang sudah bersih dari kegiatan maksiat. Image tenda ceper dari Pantai Padang harus bisa dihilangkan. Dengan diramaikannya Pantai Padang oleh masyarakat, maka orang yang melakukan maksiat tentunya akan malu. Salah satu usaha kami ya seperti ini,” tuturnya. Amrizal menambahkan, dari pihak Satpol PP sudah menurunkan pasukannya untuk berjaga di Pantai Padang. “Kita tidak main-main mengenai masalah ini. Semua kasus kemaksiatan dan tempat-tempat seperti itu akan kita bongkar. Kita juga mengutus hingga 20 petugas yang berjaga di sekitar pantai mulai malam hari dan tidur di sana untuk mengawasi wilayah Pantai Padang. Ini dilakukan setiap hari hingga seterusnya. Jika ada pedagang yang masih bandel dan tidak mengikuti aturan, kita langsung bawa kasus ini ke Pengadilan dan akan diberikan sanksi tegas.” tutupnya. Salah satu anggota tim Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Padang, Sri Maryati mengungkapkan bahwa beberapa program Mahyeldi Emzalmi dapat diakomodasikan ke dalam Anggaran Perubahan. “Anggaran yang digunakan adalah Anggaran Perubahan sehingga beberapa program Mahyeldi Emzalmi bisa diakomodasikan dan kita sekarang sedang menyusun RPJMD Kota Padang,” ungkap Sri. Hambatan Pelaksanaan 4 Program Unggulan Beberapa program unggulan yang dicanangkan pemerintahan Kota Padang tidak luput dari hambatan.

Mahyeldi menerangkan bahwa tantangan memang harus dihadapi dalam membenahi wisata Pantai Padang. “Rencana untuk pembenahan Pantai Padang itu sudah lama, mengenai tenda ceper maupun tenda biru itu adalah pelanggaran. Sebelumnya, para pedagang sudah kita bina dan sudah kita bantu. Bahkan ada dermawan yamg mau membantu membelikan peralatan mereka, namun sayang mereka jual,” ungkap Mahyeldi. Menurut Mahyeldi, mentalitas para pedagang inilah yang harus diperbaiki. “Kita bukan melarang mereka berjualan, tetapi semua itu ada aturanya. Ada undang-undang yang mengatur. Saat ini kita telah menyediakan sebelas blok untuk relokasi pedagang di sekitaran Pantai Padang,” tambah alumni Fakultas Pertanian Unand ini. Mengenai program santunan kematian sebesar satu juta rupiah untuk warga Kota Padang, Mahyeldi menuturkan program itu sudah berjalan. Namun masih terus dilakukan perbaikan-perbaikan dalam program tersebut. “Mengenai tunjangan satu juta rupiah sudah berjalan dan memang kemarin itu ada masukan,” tuturnya. Mahyeldi juga meralat sebuah info yang menyebutkan pengajuan proposal bagi masyarakat yang meminta santunan. “Proposal untuk dana santunan itu tidak benar. Masyarakat cukup membawa bukti keterangan dari kelurahan. Selanjutnya, kelurahan yang mengurusanya ke Kesra. Dana ini kita prioritaskan bagi mereka yang kurang mampu,” lanjutnya. Namun, program pendidikan gratis yang dicanangkan pemerintah kota ternyata hanya berlaku untuk sekolah negeri, dan tidak berlaku untuk sekolah Islam negeri seperti MTsN atau MAN dan sekolah swasta lainnya di Kota Padang. “Untuk MTsN, MAN, atau sekolah Islam negeri lainnya berada di bawah naungan kementerian agama. Ini akan dibicarakan terlebih dahulu ke menteri agama yang rencananya akan dilaksanakan pada tahun ajaran mendatang. Untuk sekolah swasta dibicarakan terlebih dahulu dengan yayasan sekolah tersebut,” ujar Syofrizal. Apabila dana untuk biaya uang sekolah dan pembangunan sekolah swasta diberhentikan, maka akan membingungkan sekolah swasta untuk

membayar gaji guru yang mengajar dan biaya operasional lainnya. Pasar sebagai tempat paling vital bagi masyarakat juga mengalami kendala. “Kendala yang sulit itu biasanya mengenai kebiasaan para pedagang dalam berjualan. Misalnya saja pedagang yang biasa berjualan di lantai satu pasar Bandar Buat ketika kita alihkan ke lantai dua mereka susah untuk pindah ke sana. Pedagang sudah terbiasa berjualan di lantai satu sehingga sulit untuk memindahkannya ke lantai dua. Begitu juga dengan pasarpasar lainnya,” tutur Hendrizal Azhar. Hambatan lainnya seperti masalah banjir di pasar sudah mulai diatasi oleh dinas pasar dengan cara memperbaiki drainase yang sudah tidak layak digunakan. Saat ini , banjir yang terjadi akibat penyumbatan pada drainase di pasar Padang sudah mulai berkurang. Pengelolaan sampah yang ada di pasar juga direlokasikan ke tempat yang telah ditentukan oleh Dinas Pasar Padang. Menyukseskan program revitalisasi pasar ini, Hendrizal Ahzar menyebutkan perlu dukungan semua elemen baik dari para pedagang, petugas parkir, dinas pasar, maupun instansiinstansi lainnya. “Jika hanya satu elemen seperti dinas pasar saja yang ingin memperbaiki sistem pasar tanpa ada dukungan dari elemen lain seperti polisi, petugas parkir, pedagang dan lainnya, maka akan sulit untuk menyukseskan program revitalisasi pasar ini,” tambahnya. Tantangan Realisasi Program Pemko Padang 5 Tahun Ke depan Usia pemerintahan MahyeldiEmzalmi yang baru seumur jagung mempunyai tantangan tersendiri menghadapi masa yang akan datang. Nunug Gazali, Ketua Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pengenalan Hukum dan Politik (PHP) Unand menuturkan sebenarnya program sekolah gratis tidak hanya untuk sekolah negeri. “Program yang dirancang kan hanya untuk sekolah

beda,” ungkapnya. Terkait program Mahyeldi menertibkan tenda ceper di pinggir pantai untuk mewujudkan revitalisasi objek wisata, Nunug berkomentar, “Sebenarnya dari program pengelolaan pantai itu baik. Kalau ada tenda ceper, pantainya menjadi tidak bersih,” tambahnya. Nunug mengajak mahasiswa untuk dapat mengingatkan Mahyeldi-Emzalmi apabila ada program yang tidak berjalan atau mengalami hambatan. Tidak hanya pandai mengkritik, Nunug juga berharap agar mahasiswa mau dan mampu memberikan solusi kepada pemerintah kota. Dilihat dari kesesuaian atau tidaknya program yang direncanakan Mahyeldi ketika kampanye politik, Nunug memiliki pandangan tersendiri. “Yang saya ingat saat kampanyenya dulu itu, dia hanya memberikan dana satu juta ketika ada warga Kota Padang yang meninggal. Saya kurang setuju dengan hal ini. Coba dipikirkan kembali dalam satu hari saja, berapa warga yang meninggal di Kota Padang. Jangan sampai memberikan dana sebesar satu juta mengakibatkan program lainnya menjadi tidak terlaksana,” ujar mahasiswa Ilmu Politik tersebut. Septi, mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap program Mahyeldi-Emzalmi. “Wah, kalau masalah itu, saya nggak paham. Saya mah nggak hobi bahas yang begituan. Coba tanya ke yang lain aja!” katanya. Setali tiga uang dengan Septi, Febri, mahasiswa UNP tidak berani mengomentari hal-hal yang berhubungan dengan program walikota. “Saya nggak ngerti kalau masalah seperti ini. Takut saya salah ngomong,” ujarnya enggan. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya menjadi kajian mendalam bagi Mahyeldi-Emzalmi. Fakta di lapangan, mahasiswa yang notabene menjadi agen pembaharuan tidak peduli dengan program-program yang disajikan oleh walikota. Tentunya tidak akan ada kritisi dan masukan-masukan

negeri, kalau bisa juga 12 tahun tersebut tidak hanya di sekolah negeri tapi juga di sekolah-sekolah swasta, “ ungkapnya jelas. Di lain sisi, Nunug mengkritisi programnya Mahyeldi. “Kalau dia sudah konsisten dengan merencanakan sekolah gratis, pasti akan sukses. Kalau hanya untuk mencapai kekuasaan saja pasti program yang akan dilaksanakan hanya terlaksana satu atau dua program, yang lain tidak akan terlaksana, kan tujuannya

dari mahasiswa mengenai program yang akan atau telah dijalankan. Jika berakhir seperti ini, maka program-program walikota hanya bisa dinikmati oleh segelintir orang saja. Harusnya, ini dimasukkan kedalam daftar pekerjaan rumah pasangan walikota dan wakil walikota baru ini. Laporan : Anes, Arif, Danti, Desi, Faishal, Hisna, Icha, Ismi, Michel, Nadira, Peri, Rika, Tania, Yaqub, Yuli.


GNNT Permudah Mahasiswa, Persulit Amak-Amak

M

ewujudkan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), Bank Indonesia (BI) menunjuk Unand sebagai pelopor GNNT satusatunya di Sumatera Barat. Launching GNNT berupa uang elektronik ini dikemas dalam grand opening dan talkshow di Conventional Hall Unand, Senin (1/9). GNNT yang serentak dilakukan di tiga belas universitas ini turut dihadiri Kepala BI Wilayah VIII, Mahdi Mahmudi, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumbar , Muhammad Ilham, dan Rektor Unand, Werry Darta Taifur beserta jajarannya, serta pimpinan berbagai bank yang tergabung dalam GNNT, seperti bank Mandiri, BCA, BNI, dan BRI. Melalui sambutannya, Werry menyatakan bangga Unand ditunjuk sebagai tempat launching dan salah satu polopor GNNT. “Kami bangga Unand dipercaya Bank Indonesia sebagai tempat grand launching bersama dua belas universitas lainnya. Ini pertama kalinya semua pimpinan bank bisa hadir di Unand dalam satu acara,” ujarnya. Werry berharap mahasiswa yang hadir bisa mengedukasi masyarakat menggunakan uang elektronik. Melalui sambutannya Werry turut mengatakan Unand perlu dukungan dan kerjasama dari pihak bank. “Semoga acara ini sukses, diharapkan seluruh mahasisiwa yang mengikuti talkshow ini bisa mengedukasi masyarakat di kampung-kampungnya untuk menggunakan uang elektronik. Unand perlu dukungan dan kerjasama seperti ini dengan pihak bank,” tambahnya. Melanjutkan acara, talkshow bersama Rektor Unand, Kepala BI, dan Kepala OJK Sumbar mengenai memasyarakatkan uang non tunai melalui GNNT memulai titik terang terkait GNNT yang dicanangkan BI. Mengawali talkshow, Mahdi Mahmudi

memberikan penjelasan bahwa GNNT adalah suatu perubahan dalam pembayaran dari tunai ke non tunai yang dipelopori Bank Indonesia berupa uang elektronik. Namun baru empat bank di Sumbar yang bersedia bergabung dalam GNNT, yaitu Bank Mandiri, Bank BCA, Bank BRI dan Bank BNI. Sistem pembayaran non tunai ini diterapkan BI mengingat beberapa kelemahan pembayaran tunai. “Biaya cetak uang cukup besar, karena kita masih mengimpor kertasnya dari luar negeri. Dengan pembayaran non tunai bisa mengurangi terjadinya tindakan kecurangan oleh oknum-oknum tertentu seperti korupsi dan pemalsuan uang,” tambahnya. “Unand kami pilih karena kami yakin Unand universitas terbaik di Sumatera Barat. Kami mengajak civitas akademika Unand untuk menggunakan pembayaran non tunai dan memercayai Unand sebagai tonggak perkembangan GNNT,” ungkapnya. Mengingat efisiensi penerapannya, salah satu peserta melalui sesi tanya jawab mempertanyakan sudah efektifkah uang elektronik diterapkan di daerah-daerah terpencil/ perkampungan. Menanggapi hal ini, Mahdi menjawab untuk daerah pedesaan, uang elektronik akan sulit digunakan, terutama di daerah-daerah dengan sinyal yang masih lemah. “Untuk daerah-daerah yang belum ada provider atau IT tentu uang elektronik ini belum efektif digunakan,” jawabnya. Terkait penggunaan uang elektronik, Mahdi kembali memberikan pencerahan kepada peserta talkshow mengenai cara penggunaan uang elektronik. “Pembayaran non tunai memiliki banyak bentuk, yang kami canangkan di sini berupa uang elektronik yang bisa diambil dalam kartu/cip. Untuk penggunaannya hampir sama dengan pulsa hanphone. Uang yang ada

dalam kartu akan berkurang secara otomatis saat kita melakukan pembayaran non tunai melalui alat gesek. Untuk penerbitan uang elektronik ini, kami masih menerbitkannya dalam jumlah yang terbatas,” t e r a n g n y a kembali. Mengenai k e a m a n a n BINCANG-BINCANG: Rektor Unand bersama pemateri Talkshow bahas kepemilikan uang GNNT elekrtonik, Tri Winarto, dari Bank BRI mengatakan jika uang elektronik tersebut hilang, maka bahwa kehadiran uang elektronik dapat pihak bank hanya bisa membantu menghilangkan nilai-nilai tradisional memblokir. “Ibaratnya ini uang kita, karena barang yang dibeli tidak dapat maka seharusnya kita menjaganya ditawar. Reski menambahkan dengan dengan hati-hati. Jika uang ini hilang, uang elektronik musyawarah mufakat maka kami hanya bisa membantu dalam berbelanja tidak terlaksana lagi. memblokirnya,” ujarnya. “Saya sendiri tidak setuju dengan Niko M. Insani, salah satu adanya uang elektronik karena saya peserta talkshow menuturkan siap sebagai masyarakat tradisional dengan menggunakan uang elektronik. Tetapi adanya uang elektronik tawar menawar dilain sisi, mahasiswa Ilmu Hukum ini dalam tradisi berbelanja tidak terlaksana menyatakan GNNT ini belum siap jika lagi sebab dengan uang elektronik harga diterapkan di masyarakat. “Saya pribadi sudah ditetapkan dan tidak bias ditawar tertatik untuk menggunakan uang lagi,” ujarnya. elektronik dan ini cocok diterapkan Menanggapi adanya uang kepada mahasiswa karena nantinya bisa elektronik yang akan diterapkan di mengedukasi masyarakat di berbagai kafe di Unand, Reski kampungnya. Namun menurut saya mengatakan ketidaksetujuannya. uang elektronik ini belum siap “Amak-amak yang berjualan di gedungditerapkan di masyarakat Indonesia gedung kuliah tidak akan bias yang masih mempunyai struktur menyediakan alat pelayanan untuk uang ekonomi. Harapannya masyarakat elektronik sehingga itu akan Unand siap menggunakan uang menghilangkan pekerjaan mereka dan elektronik dan sebagai pelopor untuk mereka akan tersingkirkan,”tuturnya. masyarakat nantinya,” katanya. Ayu,Lizsa,Peri GNNT ternyata memiliki nilai negatif di mata Reski, mahasiswa Jurusan Ilmu Politik ini mengungkapkan

Di Balik Pembongkaran Halte Depan PKM

U

nand terus berbenah, pembongkaran dua unit halte di depan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) merupakan satu dari sekian proyek yang tengah digencarkan Unand dalam rangka penghijauan dan penataan wajah kampus. Sekarang bekas halte tersebut disulap menjadi taman mini. Di depannya dibuat tempat duduk sebanyak dua unit. Beragam komentar pun muncul dari mahasiswa yang biasa menunggu bus di halte tersebut terkait pembongkaran halte. “Bagus ya sekarang, tampilan halte menjadi lebih rapi dan cantik. Namun sayang, tempat duduknya tidak disertai dengan penutup di bagian atasnya. Susah juga jadinya kalau hujan,” ujar Hisna, salah seorang mahasiswa yang biasa menunggu di halte tersebut. Masrial Jamal, Kepala Bagian (Kabag) Umum Unand menuturkan bahwa halte di depan PKM akan dipindahkan ke jalan di samping Fakultas Farmasi. “Halte yang di depan PKM itu akan dipindahkan ke samping Gedung Farmasi baru karena di situ belum ada halte,” ujarnya. Selanjutnya, Masrial mengatakan jika terjadi hujan, mahasiswa bisa berteduh di PKM. “Kalau masalah hujan, gedung PKM kan dekat, jadi mahasiswa bisa menunggu di sana. Beda dengan yang di Farmasi, gedung di sana jauh,” jelas Masrial. Menanggapi penuturan Kabag

menyediakan gerobak umum tersebut, Hisna untuk berjualan di berkomentar, “Kan susah juga belakang Pustaka Pusat,” kalau hanya untuk berteduh ujarnya. harus nyebrang ke PKM dulu. Menanggapi hal Agak rempong jadinya. Begitu tersebut Ni Yen pun dengan mahasiswa yang mengatakan “Masalah sering berkegiatan di PKM, gerobak tersebut kalau hujan terlalu jauh memang sudah mereka menunggu,” ujar disampaikan Pak Amri, Mahasiswa D3 Akuntansi tetapi mengenai tersebut. lokasinya belum ada Uni-Uni Tergusur kejelasan,” ungkapnya. Pembongkaran halte depan Hingga saat ini PKM membuat Uni-Uni yang Ni Yen masih menunggu biasa berjualan di halte kejelasan dari pihak tersebut harus digusur. Hal ini kampus mengenai sangat disayangkan oleh relokasi tempat kedua pedagang makanan berdagang. “Sementara ringan tersebut. Salah seorang TANPA ATAP: Halte baru depan PKM di bangun lebih minimalis ini Uni berjualan dulu di pedagang yang akrab disapa parkiran PKM. Uni akui Ni Yen menuturkan ini melanggar ketertiban kampus dan kekecewaannya karena penggusuran dilakukan tanpa pemberitahuan terlebih “Berjualan di halte tidak diperbolehkan. Uni sudah ditegur. Tapi mau bagaimana dahulu. “Pembongkaran dilakukan jam Tempat berjualan para pedagang kan lagi, dapur Uni harus tetap mengepul. sepuluh malam saat bulan puasa kemaren sudah kita sediakan, seperti di depan Meskipun pendapatan Uni jauh tanpa adanya pemberitahuan DPR (Di bawah Pohon Rindang). Kita menurun dibandingkan saat jualan di sebelumnya. Karena bulan puasa Uni menertibkan para pedagang supaya halte dulu,” akunya. Hingga saat ini Ni Yen masih tidak jualan, kabar pembongkaran baru lebih rapi dan tidak merusak menunggu kejelasan tempat berjualan Uni dapatkan malam itu dari salah pemandangan,” ujarnya. seorang satpam. Padahal sejak tahun Senada dengan Masrial, dari pihak kampus. “Uni berharap 2004 Uni sudah berjualan di halte Kasubag Rumah Tangga Unand, Amri ditempatkan di sekitaran PKM ini juga, tersebut,” ujar Ni Yen kecewa. menuturkan hal serupa. “Kita sengaja karena warga PKM sudah menjadi Perihal pedagang yang membangun halte tersebut tanpa atap pelanggan setia Uni,” tutup Ni Yen. berjualan di halte, Masrial mengatakan agar tidak ada yang berjualan. Khusus Anes bahwa pedagang tersebut telah untuk uni-uni yang berjualan tersebut, melanggar ketertiban kampus. kita telah memberikan alternatif yakni


Janjang Koto Gadang , Great Wall-nya Urang Minang Oleh : Gita Puspita*

M

enapaki kota wisata Bukittinggi, rugi sekali jika tidak menyempatkan waktu untuk singgah di objek wisata yang satu ini. Janjang Koto Gadang, susunan jenjang panjang yang terbentang sepanjang 1,7 km dengan lebar 2 meter, serta menghubungkan dua daerah yang terpisah, yaitu Koto Gadang Kabupaten Agam dan Kota Bukittinggi. Sekilas pandang, jenjang yang diresmikan sejak Januari 2013 lalu bak tembok besar Cina. Design-nya sangat menyerupai ikon wisata negeri yang dijuluki Tirai Bambu ini namun dalam versi yang lebih mini. Tak pelak, julukan Great Wall-nya urang minang diperolehnya. Menghadirkan keindahan alam yang masih asri disertai warna hijau sekeliling yang menyejukkan mata. Pemandangan Ngarai Sianok yang berupa lembah bernuansa hijau, tebingtebing tinggi dan anak sungai yang mengalir dengan jernihnya. Pengunjung tidak hanya disuguhi oleh pemandangan alam yang asri, namun juga tantangan untuk segera

menaklukkan jenjang yang jumlahnya ratusan. Medan yang cukup menantang mengharuskan pengunjung u n t u k menyiapkan stamina dan adrenalin s e b e l u m menempuh Janjang Koto Gadang ini. Sebelum menaklukan medan Janjang Koto Gadang, a w a l n y a pengunjung akan melewati jalan menurun yang cukup terjal. Melangkah beberapa ratus meter ke depan, terdapat sebuah jembatan gantung yang terbentang di atas aliran sungai. Jembatan berusia

Meraup Rupiah Melalui Bank Sampah Oleh : Violita Kresna Wuri*

S

dosen tersebut melalui proposal hibah pengabdian masyarakat. Berkat proposal tersebut mereka berhasil memperoleh bantuan dana sebesar 160 juta rupiah. Dana ini digunakan untuk sosialisasi, pelatihan, pembelian peralatan pengolahan sampah, dan keperluan operasional. “Enviro Andalas ini merupakan cikal bakal dari bank sampah yang telah dibentuk oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan Unand, sehingga kami bertiga berinisiatif untuk membuat program bank sampah, namun cakupannya lebih luas,” tutur Lusi Susanti menjelaskan. Lusi melanjutkan, instansi pendidikan seperti universitas merupakan salah satu supplier sampah perkotaan. Setiap harinya Unand menghasilkan sampah lebih kurang sebanyak 4 ton. Kemudian sampah tersebut diangkut ke Tempat Penampungan Sampah (TPS) Air Dingin, DAUR ULANG: Terlihat beberapa petugas tengah Padang. Untuk memilah sampah m e n g a k o m o d a s i pengangkutan sampah kesehatan juga turut melengkapi tersebut Unand harus mengeluarkan dampak buruk akibat kehadiran limbah dana sekitar 4 juta per bulan. “Daripada ini. Beruntungnya, kini Kota Padang buang-buang uang untuk sampah, lebih memiliki universitas negeri terkemuka baik menabung sampah sehingga bisa dan terakreditasi A yang peduli dan menghasilkan rupiah,” jelas wanita mampu mencarikan solusi untuk lulusan luar negeri ini. Menariknya, setiap nasabah menangani berbagai masalah yang (penabung sampah-red) terlebih dahulu ditimbulkan oleh sampah. Lusi Susanti, Yenni Ruslinda, mengisi formulir untuk menjadi nasabah dan Slamet Raharjo, tiga dosen Jurusan Enviro Andalas. Selanjutnya nasabah Teknik Lingkungan Universitas Andalas akan diberikan buku rekening Anviro (Unand) merupakan tiga pelopor Andalas yang akan gunakan setiap terbentuknya bank sampah di Unand. menabungkan sampah mereka. “Kami Bernama Enviro Andalas, Bank Sampah menerima berbagai jenis sampah dari yang didirikan tahun 2014 ini telah semua kalangan masyarakat. Mulai dari tersebar di dua titik, yaitu di depan botol plastik, kaca, kaleng, kertas, gedung kuliah F Unand dan Jurusan kardus, koran bekas, kemasan minyak goreng, dan lainnya. Sampah-sampah Teknik Lingkungan Bank sampah ini merupakan tersebut mempunyai harga yang program yang diajukan kepada Dirjen beragam, mulai seribu hingga sebelas Pendidikan Tinggi (Dikti) oleh ketiga ribu rupiah. Nantinya nasabah atau ampah menjadi permasalahan pelik yang tak kunjung usai. Padang, Kota yang pernah beberapa kali menyabet penghargan Adipura ini, tak pernah lepas dari masalah sampah. Akibat penanganan sampah yang tidak optimal menyebabkan beberapa kawasan kota ini kerap dilanda banjir. Tidak hanya itu, bau busuk dan masalah

cukup tua ini hanya boleh dilalui maksimal oleh sepuluh orang. Melintas di jembatan ini cukup menguji adrenalin dengan sensasi “goyangan” jembatan yang m e m b u a t pengunjung serasa akan jatuh ke dalam ngarai. Di ujung j e m b a t a n gantung ini, terdapat anak sungai yang sayang untuk tidak dicicipi jernih airnya. Pengunjung dapat singgah untuk bermain air atau sekedar duduk melepas penat. Kian banyak anak tangga yang ditapaki, pemandangan yang ditemui

kian indah. Dua gunung, Gunung Marapi dan Gunung Singgalang pun terlihat jelas dengan awan putih yang melingkupinya. Sepanjang perjalanan, pengunjung juga bisa melihat banyaknya kera yang melintas di sepanjang pepohonan tepi ngarai. Pengunjung juga dapat memberikan makanan kepada kera dan melihat tingkah polah mereka kala menggenggam makanan. Sungguh pemandangan yang menakjubkan dan terasa begitu akrab dengan alam. Pengunjung juga tidak perlu merogoh sakunya untuk dapat menikmati keindahan yang ditawarkan. Tidak hanya itu, bagi pengunjung yang hobi travelling ada kegiatan lain yang bisa dilakukan di sekitar janjang. Pengunjung bisa bermalam dan melakukan camping di tempat ini. Menikmati suasana Ngarai Sianok di malam hari akan menjadi tawaran yang menarik dan sulit untuk ditolak. *Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Unand angkatan 2013

penabung akan diberikan buku rekening Anviro Andalas,” kata Mamik Suryani, Mahasiswi Teknik Lingkungan sekaligus pengurus Anviro Andalas. Sampai saat ini, jumlah nasabah Enviro Andalas sekitar dua ratus orang yang terdiri dari dosen dan mahasiswa. “Kini jumlah nasabah Enviro Andalas berjumlah sekitar dua ratus orang terdiri dari dosen dan mahasiswa. Harapannya tahun ini jumlah nasabah yang bergabung bertambah, kalau bisa civitas akademika Unand dan masyarakat Padang.,” tutur Sri Rahmiwati Yuned, pengurus Enviro Andalas lainnya. Pihak kampus pun turut memberikan perhatiannya terhadap terbentuknya bank sampah di kampus hijau ini. Terbukti Unand menyediakan lahan dan gedung Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST) yang berlokasi di dekat pool bus Unand. Tidak hanya itu, pihak kampus turut menyumbangkan lima unit alat komposer sampah. Melalui Enviro Andalas ini, Lusi

berharap selain dapat membantu perekonomian mahasiswa dan masyarakat sekitar, hadirnya Enviro Andalas diharapkan dapat mengurangi biaya pengeluaran Unand, seperti membeli pupuk tanaman untuk memupuk tanaman yang ada di kampus. Sampah-sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, Sementara sampahsampah yang tidak dapat diolah akan dibakar menggunakan alat insenerator sehingga tidak menyebabkan polusi udara. Tidak hanya itu, sampah-sampah di Unand dapat dikelola sendiri tanpa harus diangkut ke TPS lagi. Untuk jangka panjang, Enviro Andalas diharapkan menjadi pusat pengolahan sampah Kota Padang. Enviro Andalas juga mengadakan pelatihan pengolahan sampah bagi cleaning service Unand sehingga mereka lebih paham tentang cara memilah dan penangan berbagai jenis sampah secara lanjut. *Penulis merupakan mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian Unand Angkatan 2011

Iklan Baris @yunikimyoona: Alhamdulillah kita bisa merampungkan tabloid 55 kita.. Terimakasih untuk semua caang yang udah semangat bantu layout.. Makasih juga buat WP yang udah nyemangatin :) @ameliorasi: Untuk THP 011 yang sedang berjuang mendaftarkan diri ke lokasi PKL,memikirkan judul proposal, ngejar2 dosbing, FIGHTING! We all brother.. @dirannahari: keep fighting GA’s crew and caangers. Semangat juga unsilenchers buat proposal, seminar, penelitian,dan skripsi!! gak terasa udah gaek kita. @yaqub_heibi: menerima instal laptop murah!! cuma 20 ribu. hub: 083181721646 / pin 7daf4efa. @sisimarisismile: semangat buat kita semua, matahari stlah hujan guys :)!!!

@AbdirianS: untuk diriku sendiri, semoga selalu semangat buat tugas akhir. (Nining juga, Eka juga, semuanyalah) Indonesia tunggu pengabdian saya. @Silvia Ningsih: semoga saya wisuda tahun ini, kepompong juga (Abdirian juga). untuk kedua orang tua, itam, enek, dan keluarga terimakasih, semoga saya sukses :) @icha_wulanda: cerita merpati putih yang liar. tampak merasakan kejenuhan di rumah indahnya. @T_mentari: buat ndeso Ampang Gadang Andi, Bintang, Gilang, Pika, Iya, K’Ros, Neli, Eja. Janjiku sudah ditunaikan ya :), buat anak2 bimbingan buk Meri semoga kita lulus tepat waktu. Aamiin @Fikri_jambak: terimakasih untuk nenek tercinta :D !!!


Kuliah Maksimal S1 Lima Tahun, S2 Empat Tahun

P

endidikan merupakan salah satu tiang utama kemajuan suatu bangsa. Pendidikan diberikan tidak hanya sekedar penjawab “tanya”, tidak hanya dijalankan, melainkan dinilai berdasarkan mutunya. Pemerintah tidak henti-hentinya mengeluarkan peraturan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Mulai dari wajib belajar 9 tahun hingga diberlakukannya sistem kurikulum yang tidak hanya sekali dua kali mengalami pembaharuan. Barubaru ini, Menteri Pendidikan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) yang ditetapkan pada 9 Juni 2014, dan diundangkan pada 11 Juni 2014 lalu. Permendikbud Terbaru No. 49 Tahun 2014 Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 merupakan bentuk pelaksanaan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang “Pendidikan Tinggi” khususnya Pasal 52 ayat 3 dan Pasal 54 ayat 1 huruf a. Adapun bunyi Pasal 52 ayat 3 sebagai berikut, “Menteri menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi”. Sedangkan Pasal 54 ayat 1 huruf a berbunyi, “Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi”. Garis besar isi Permendikbud Nomor 49 Tahun 2014 ini adalah mengenai Standar Nasional Pendidikan, Standar Nasional Penelitian, dan Standar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat yang terdiri dari 6 Bab dan 64 Pasal. Tujuan ditetapkannya Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) ini adalah untuk menjamin tercapainya tujuan perguruan tinggi, menjamin mutu pembelajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta untuk mendorong perguruan tinggi untuk melampaui Standar Nasional (SN) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti). Beberapa standar pendidikan terangkum dalam SNPT ini, diantaranya standar kompetensi lulusan, isi pembelajaran, proses pembelajaran, penilaian pembelajaran, dosen dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pembelajaran, pengelolaan pembelajaran serta pembiayaan pembelajaran. Tidak hanya itu, dalam Permendikbud ini juga ditetapkan standar nasional penelitian yang mencakup penguasaan peneliti terhadap metodologi penelitian yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek, tingkat kerumitan, dan tingkat kedalaman penelitian ,serta standar nasional pengabdian kepada masyarakat. Dalam hal ini harus memenuhi standar pelaksanaannya yaitu menguasai metodologi penerapan keilmuan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, tingkat kerumitan, dan tingkat kedalaman sasaran kegiatan. Salah satu standar proses pembelajaran yang diatur dalam SNPT ini diantaranya standar beban belajar minimum dalam suatu studi yang tertera dalam Pasal 17 ayat 2. Dalam ayat ini disebutkan bahwa untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan program, mahasiswa wajib menempuh beban belajar paling sedikit 36 SKS untuk program D1, 72 SKS untuk program D2, 108 SKS untuk program D3, 144 SKS untuk program D4 dan program sarjana,

36 SKS untuk program profesi, 72 SKS untuk program magister, magister terapan, dan spesialis satu, serta 72 SKS untuk program doktor, doktor terapan, dan spesialis dua. Mengenai lamanya masa studi yang terpakai bagi mahasiswa, ayat 2 dalam pasal 17 menyatakan maksimal 12 tahun untuk program D1, 2-3 tahun untuk program D2, 3-4 tahun untuk program D3, 4-5 tahun untuk program D4 dan program sarjana, 1-2 tahun untuk program profesi setelah menyelesaikan program sarjana atau diploma empat, 1,5 - 4 tahun untuk program magister, program magister terapan, dan program spesialis satu setelah menyelesaikan program sarjana atau D4 dan paling sedikit 3 tahun untuk program doktor, program doktor terapan, dan program spesialis dua. Werry Darta Taifur, Rektor Unand dalam pertemuan Lesehan Intelektual, Rabu (17/9) mengatakan ada empat alasan yang melatarbelakangi dirumuskannya Permendikbud No. 49 ini, Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), Asian-Pacific Economic Cooperation (APEC), Bonus Demografi, dan Indonesia Emas. “MEA akan diberlakukan tahun 2015. Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana jumlah tenaga kerja produktif di Indonesia lebih banyak daripada jumlah tenaga kerja non produktif pada tahun 2025. Sedangkan Indonesia emas akan diberlakukan pada tahun 2045 di saat Indonesia berusia 100 tahun dan dipastikan rakyat Indonesia sudah

Unand, pasalnya rata-rata mahasiswa Unand sudah ada yang tamat 3 tahun 7 bulan. Paling lama rata-rata 4 tahun 8 bulan,” katanya. Selain mempercepat menyelesaikan masa studi, dengan adanya pembatasan masa studi terpakai bagi mahasiswa, peraturan ini juga membantu mahasiswa mengatasi beban biaya perkuliahan. Sejauh ini, Werry mengungkapkan Unand belum menemui kendala yang berarti. “Jika nantinya sistem ini akan diterapkan, Unand belum menemui persoalan karena rata-rata mahasiswa tamatan Unand terus meningkat, dan sudah mencapai rata-rata masa studi selama 4 tahun 1 bulan. Bahkan yang menyelesaikan studinya selama 3 tahun 7 bulan pun sudah mulai banyak pada beberapa tahun belakangan ini,” ungkap Werry. Menambahkan, Werry mengatakan bahwa sistem kebijakan empat kali wisuda dalam satu tahun serta sistem Semester Pendek (SP) merupakan salah satu cara yang dapat membantu mahasiswa agar dapat menyelesaikan masa studi dengan baik di Unand. Selain itu dari tahun ke tahun input mahasiswa Unand semakin berkualitas. “Kita harapkan dengan input yang bagus mampu menciptakan perkuliahan dengan baik, sehingga menjadi output yang berkualitas pula,” tuturnya. Werry juga optimis bahwa penerapan Permendikbud ini berdampak baik bagi mahasiwa. “Jika

“Melihat perkembangan Unand yang semakin membaik ini, jangankan 5 tahun, 4 tahun pun Unand siap”

- Werry Darta Taifur -

maju,” ujar alumnus Ilmu Ekonomi Unand tersebut. Kesiapan Unand Sambut Permendikbud No. 49 tahun 2014 Menanggapi akan diberlakukannya Permendikbud No. 49 yang menyatakan lama studi program S1 maksimal 5 tahun dan S2 4 tahun, Werry Darta Taifur mengaku telah menyusun strategi. “Permendikbud No. 49 tahun 2014 sudah ditetapkan. Menanggapi hal ini, pihak Unand sudah melaksanakan rapat pimpinan dan sedang menyusun strategi. Namun, untuk pemberlakuannnya masih memerlukan sosialisasi. Tentu ada masa transisi, apabila strategi sudah selesai maka akan disosialisasikan secepatnya,” ujar Werry. Melanjutkan perbincangan, Werry mengatakan Permendikbud No. 49 akan diterapkan di Unand tahun depan. “Permendikbud ini akan diberlakukan di Unand bagi mahasiswa angkatan 2015. Permendikbud ini tidak menjadi permasalahan besar bagi

benar sistem ini akan kita terapkan ini akan sangat membantu mahasiswa, bukannya memberatkan mahasiswa. Ini berarti menuntut mahasiswa agar lebih giat dan serius menjalani perkuliahannya. Saya berani katakan bahwa ini bukanlah suatu persoalan,” ujarnya mantap. Saat diminta pendapat, Aprisal, Wakil Rektro III mengaku belum mendalami Permendikbud tersebut. Akan tetapi Aprisal turut mendukung peraturan tersebut. “Suatu peraturan ditetapkan berdasarkan kajian dan penelitian yang sudah dilakukan oleh ahli. Kalau memang benar akan diterapkan, berarti para ahli sudah melakukan penelitian dan kajian yang mendalam, sehingga peraturan itu dapat diterapkan sebagai perbaikan ke depan,” ujarnya. Menilik mahasiswa Unand yang akif berorganisasi, Aprisal menjawab peraturan baru tersebut tidak akan berpengaruh terhadap minat mahasiswa

untuk berorganisasi. “Mahasiswa harus disiplin dan bertanggung jawab kepada diri sendiri, orang tua, dan organisasi. Jangan organisasi dijadikan alasan untuk tamat tujuh tahun,” tegasnya. Penerapan Permendikbud ini tentu membutuhkan kerjasama dari seluruh instansi. Aprisal mengungkapkan jika Unand akan menerapkan sistem ini, maka Unand perlu membenahi karakter civitas akademika. “Seluruh pihak harus saling bekerjasama sehingga mahasiswa tidak lagi kesulitan saat berkonsultasi dengan pembimbing akademik maupun pembimbing skripsi untuk mempercepat studi mereka,” jelas Mantan Wakil Dekan Pertanian ini. Diterapkan 2015, Mahasiswa Bersuara Beberapa diskusi dengan BEMKM Unand telah dilakukan menyambut Permendikbud No. 49 ini. Melalui diskusi bersama pimpinan kampus, peraturan dari Dikti ini tampaknya sudah pasti akan diterapkan. Terbukti dengan adanya perbincangan pihak BEM- KM yang berencana mengubah peraturan persyaratan menjadi Pesiden Mahasiswa (Presma). Salah satu hasil perbincangan tersebut adalah syarat menjadi Presma merupakan mahasiswa tingkat tiga dan empat. Fina Riana Anwar, Anggota Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) Unand menilai Unand belum siap menerapkan Permendikbud tersebut. “Kita belum siap untuk menerapkan peraturan ini. Sosialisasi dari Dikti belum berjalan dengan baik. Harusnya sebelum ditetapkannya peraturan ini perlu ada sosialisasi terlebih dahulu,” ujarnya. Lebih lanjut, Fina mengatakan akan ada dampak positif dan negatif jika peranturan ini terapkan. “Peraturan ini sangat berguna untuk memajukan pendidikan Indonesia. Namun, dampak negatifnya akan dirasakan oleh beberapa fakultas. Contohnya Fakultas Teknik, sangat jarang mahasiswa Teknik yang tamat dalam waktu lima tahun. Jika peraturan ini sudah disosialisasikan dengan baik, mungkin dosen bisa memberikan nilai dengan cara yang tidak sulit seperti sebelumnya,” tanggapnya. Hal senada diakui Nunug Ghazali, Ketua Umum UKM PHP Unand. Nunug menyatakan bahwa sosialisasi peraturan Dikti ini belum berjalan dengan baik. Sebab baru media yang diberitahukan mengenai Permendikbud yang terdiri atas 65 pasal ini. Dari segi kesiapan, Nunug berpendapat bahwa Unand belum siap melaksanakan peraturan ini, baik dari segi staf pengajar maupun sistem yang diterapkan Unand sendiri. “Jika Unand ingin siap, ubah dulu karakter dosennya. Ini enggak, dosennya killer-killer. Terkadang dosen mengusir mahasiswa yang memakai baju kaos dan berambut panjang. Mahasiswa yang diusir bisa absen 4-5 kali yang menyebabkannya harus mengulang lagi tahun depan. Menurut saya, belajar itu bukan rambut dan kaos, tetapi otak,” tuturnya. Dampak posotif pun dilontarkan Mahasiswa Ilmu Politik tersebut, Nunug mengatakan peraturan ini membawa dampak positif. Akan banyak mahasiswa tamat dalam waktu lima tahun dan cepat mendapatkan pekerjaan atau menyambung S2. Namun. Tidak terpungkiri, dampak

Bersambung ke hal. 23 . . . .


Mahasiswa Keranjingan Gadget

D

ewasa ini, gadget merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Tidak mengenal umur, jenis kelamin, ataupun status sosial, gadget tak pernah lepas dari genggaman. Jika dilihat dari asal katanya, istilah gadget diadopsi dari bahasa Inggris yang berarti perangkat elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam arti lain, gadget merupakan alat elektronik yang mengalami pembaharuan dari hari ke hari sehingga membuat hidup manusia lebih praktis. Berdasarkan pengertiannya, banyak peralatan yang memenuhi makna gadget tersebut. Salah satunya smartphone (telepon pintar) dengan keunggulan multitasking-nya. Banyaknya aplikasi yang ditawarkan smartphone mulai dari aplikasi offline hingga online membuat penggunaannya kian merebak. Seperti yang dilansir jaringnews.com, pengguna smartphone di Indonesia akan mencapai angka 18 Juta pada 2015 mendatang. Melihat fenomena yang ada, Genta Andalas tertarik untuk melakukan survei mengenai penggunaan gadget di kalangan mahasiswa Unand. Survei dilakukan oleh Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Genta Andalas terhadap empat ratus mahasiswa Unand. Polling disebar menggunakan metode random sampling di lima belas fakultas dengan responden dipilih secara accidental.

Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa mayoritas mahasiswa Unand memiliki sebuah Smartphone dengan persentase 64,619%, yang tidak memiliki Smartphone dengan persentase 17,444%, sedangkan 16,953% mahasiswa Unand memiliki lebih dari satu Smartphone. Jika ditinjau dari tujuannya, mahasiswa yang memiliki Smartphone didasari oleh beberapa alasan yaitu untuk memperoleh hiburan, menunjang pendidikan, memperoleh informasi, dan menjalin komunikasi. Sedangkan dari segi manfaat penggunaan Smartphone, dua persen tertinggi yaitu 21,621% dan 30,466% menunjukkan bahwa aplikasi tersering yang digunakan mahasiswa pada smartphone-nya yaitu Web Browser (Opera, Mozilla, Google Chrome) dan Media Sosial (Facebook, twitter,dll). Hasil persentase terhadap intensitas pemakaian Smartphone, diketahui umumnya mahasiswa Unand menggunakannya hampir di setiap waktu. Hal ini berarti mahasiswa Unand pengguna Smartphone belum bisa mengatur waktu untuk memprioritaskan kebutuhannya. Dari survey dapat disimpulkan bahwa pengguna Smartphone di kalangan mahasiswa Unand terbilang cukup tinggi. Dengan segala fitur dan aplikasi yang ditawarkan, mahasiswa belum memanfaatkan secara maksimal dan tepat guna Smartphone yang dimilkinya.

Polling Lapsus Genta Edisi 55

D

ikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Permendikbud RI) Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi menjelaskan betapa pentingnya pendidikan di perguruan tinggi. Permendikbud No 49/2014 Pasal 17 membahas tentang masa studi mahasiswa di Perguruan Tinggi. Lama studi program S1 yang sebelumnya 7 tahun menjadi 5 tahun dan program S2 menjadi 4 tahun yang sebelumnya 1,5 tahun. Dilatarbelakangi hal tersebut, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand. Metoda yang digunakan yaitu random sampling dengan pemilihan responden secara accidental pada 15 fakultas di Unand.


Lupa Ambil Kunci, Motor di Parkiran Raib

U

nand kembali dihebohkan dengan aksi pencurian sepeda motor, Selasa (9/9). Sepeda motor dengan plat nomor BA 2236 ER berwarna ungu-hitam seri Yamaha Soul GT Street milik Dendri, Mahasiswa Ilmu Politik ini hilang di parkiran belakang Perpustakaan Pusat. Kejadian berawal ketika Dendri mengambil buku yang berada dalam jok sepeda motor dan langsung masuk ke dalam kelas bersama salah seorang temannya. Ketika sampai di dalam kelas, ternyata Rezki, teman Dendri yang

membuka jok sepeda motor milik Dendri mengira kunci motor tersebut sudah diambil kembali oleh Dendri. “Ketika sampai diparkiran, sepeda motor itu sudah saya kunci stangnya dan memasang kunci pengaman stang. Namun ketika Dendri ingin mengambil bukunya yang berada dalam jok, saya pun membuka kembali jok sepeda motornya. Setelah itu saya langsung pergi masuk kelas. Saya kira Dendri sudah mengambil kunci tersebut,” ungkap Rezki. Rezki kembali menuturkan,

setelah beberapa menit di dalam kelas, Dendri menanyakan kunci motor miliknya kepada Rezki. Setelah mengetahui kunci motor tidak di tangan Dendri, Rizki kembali ke parkiran untuk mengambil kunci. “Setelah lima belas menit di kelas, Dendri menanyakan kunci sepeda motor kepada saya, dan ternyata dia tidak mengambil kunci tersebut. Saya langsung mengambil kunci sepeda motor itu ke parkiran dan ternyata sepeda motor itu sudah tidak ada,” terangnya. Anto, pedagang batagor, saksi

mata yang juga mengenal Dendri mengatakan sempat melihat seorang pemuda mengendarai sepeda motor milik Dendri dengan kecepatan tinggi dari arah Auditorium. “Saya melihat seorang pemuda menggunakan jaket berwarna hijau dengan helm merah putih mengendarai sepeda motor itu dari arah audit dengan kecepatan yang cukup tinggi. Hampir saja menabrak sebuah angkot hijau, tetapi saya tidak menyadari kalau pemuda tersebut sedang mencuri sepeda motor Dendri,” ungkapnya. Fitri, Peri

Kapal Turbin Portable Hadiahkan Unand Medali Perunggu

P

ekan Ilmiah Nasional (Pimnas) merupakan puncak kegiatan Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang setiap tahunnya diselenggarakan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Republik Indonesia. Dalam kesempatan berharga ini, Universitas Diponegoro Semarang terpilih sebagai tuan rumah pelaksana Pimnas ke-27 yang diselenggarakan selama lima hari, Agustus 2014 lalu. Setelah melewati perjalanan panjang yang melelahkan dan serangkaian seleksi ketat, akhirnya satu dari dua kontingen Unand berhasil membawa pulang medali perunggu. Karya yang berjudul ‘Kapal Turbin Pembangkit Listrik Siaga Bencana Portable’, kategori lomba poster merupakan buah karya lima Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Penyusunan tema ini dilatarbelakangi oleh minimnya ketersedian listrik ketika terjadi bencana banjir. “Sejatinya turbin sebagai pembangkit listrik, didesain dengan

kontruksi pembangkit yang statis, tidak bisa dipindah tempatkan. Ketika banjir, arus listrik pun padam, sangat menyulitkan proses evakuasi, dan menjalankan aktivitas. Sehingga kami berinovasi, mendesain turbin dalam bentuk kapal dan bisa dibawa kemanamana,” jelas Bill, Ketua Kontingen PKMKC. Memanfaatkan arus banjir, kapal turbin portable akan menghasilkan energi listrik yang disimpan dalam accumulator (aki). Tidak mudah untuk merampungkan karya unik ini, banyak tantangan yang mereka hadapi. “Ketika monev (monitoring and evaluation), watt atau daya listrik yang dihasilkan oleh kapal turbin hanya 1 watt, sehingga juri menantang kami agar bisa menghasilkan watt yang lebih besar. Lalu kami mengganti generator dengan magnet yang kekuatan yang lebih besar. Akhirnya kapal turbin portable dapat mengasilkan energi listrik sebesar 20 watt. Desi, Nuri

PERSIAPAN : Tiga mahasiswa Unand peserta PIMNAS sedang menyiapkan kapal turbin untuk uji coba

Peresmian Banking Center Meriahkan Dies Natalis Unand ke-58 mengatakan banyak kendala yang di-alami Unand. “Sebelum gedung ini diresmikan masih terdapat banyak masalah, seperti masalah pemberian nama. Jika diberi nama kantor cabang, maka ada bank yang tidak setuju. Mengenai posisi bank manakah yang ter-dekat dari jalan masuk, akhirnya dibuatlah dua sisi jalan menuju bangunan banking center ini,” ucap PERESMIAN BANK CENTER: Rektor Universitas Andalas Werry. (kiri) bersama Wakil Menteri Keuangan II Republik Indonesia Melalui sam(kanan) menandatangani peresmian Bank Center. butannya, Bambang Permadi Soemantri emperingati Dies Natalis ke-58, Brodjonegoro berharap Unand menjadi Unand mengadakan sidang pelopor pendorong kemajuan ekonomi di terbuka dengan tema Indonesia. “Dengan kehadiran bank“Teknologi Informasi dan Komunikasi bank ini, diharapkan mampu membeuntuk Mempercepat Peningkatan Daya rikan kontribusi dalam konteks Unand Saing Unand”, dan peresmian banking menjadi pelopor mendorong kemajuan center Senin, (15/9). Peresmian banking teknologi Indonesia,” ujarnya. center yang terletak di sebelah Pusat Acara dilanjutkan dengan peleBahasa Unand ini diresmikan langsung takkan batu pertama pendirian Bank oleh Bambang Permadi Soemantri Mandiri sebagai salah satu bank yang Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan memberikan kontribusi terhadap Unand. II Republik Indonesia. Peletakkan batu pertama dilakukan Selain Wamenkeu, turut hadir langsung Wamenkeu, Rektor Unand, pimpinan mitra bank yang bekerjasama pimpinan mitra bank Unand, serta degan Unand, diantaranya Bank Nagari, pimpinan lainnya yang turut menghadiri Syariah Mandiri, dan Bank Mandiri. peresmian tersebut. Anes, Rika Sebelum peresmian di-langsungkan, Rektor Unand, Werry Darta Taifur

M

Talkshow Inspiratif Awali Rakernas IV IMMPERTI

PEMBUKAAN RAKERNAS: Penari Pasambahan menyuguhkan Siriah Carano kepada Menteri Pertanian RI, Ir.H. Suswono, MMA.

S

elain mengundang Menteri Pertanian RI, talkshow bertema “Peran Mahasiswa dalam Percepatan Alih Teknologi untuk Petani Kecil Indonesia” juga menghadirkan sejumlah nara-sumber lainnya. Irfan Suliansyah, MS., dosen Faperta Unand, Edi Mawardi, dari Persatuan Petani Nelayan Sejahtera Indonesia, dan Azmy Uzandy, Presiden Mahasiswa Unand periode 2012/2013. Rektor Unand, Werry Darta Taifur dalam sambutannya menunjukkan dukungannya dengan diadakannya talkshow yang menghadirkan menteri Pertanian ini. Dalam pembukaan, turut hadir Gubernur Sumatera Barat,

Irwan Prayitno. Irwan mengatakan Sumbar termasuk provinsi yang memperhatikan bidang pertanian. Wena Agus, panitia acara mengatakan talkshow tersebut khusus membahas masalah pertanian yang ada di Indonesia saat ini. “Talksow ini terkhusus untuk pertanian agar mahasiswa pertanian lebih peduli,” ucapnya. Senada dituturkan Ketua Badan Pengurus Pusat (BPP) IMMPERTI, Shandy Septian yang mengatakan tema talkshow tersebut diangkat dengan tujuan agar mahasiswa lulusan Fakultas Pertanian bisa membawa perubahan yang lebih baik untuk pertanian di Indonesia. Clara, Laila


KKN Expo 2014 Diundur

P

elaksanaan KKN Expo yang diagendakan pada 11-12 September 2014 diundur. Pasalnya, pihak BP-KKN belum menjelaskan secara rinci bagaimana pelaksanaan KKN Expo nantinya. Beberapa mahasiswa pun mengaku hingga saat ini belum ada keterangan pasti tentang pelaksanaan KKN Expo. Alfauzan Okta Panji, salah satu mahasiswa KKN tahun 2014 menuturkan bahwa berita kepastian

pelaksanaan KKN Expo hingga saat ini belum jelas. “Saya baru mendengar dari teman-teman kalau KKN Expo diundur. Saya baca di grup BP-KKN Unand 2014 tanpa ada keterangan mengapa pelaksanaannya diundur,” ujar mahasiswa jurusan Manajemen 2011 ini. Menanggapi hal ini, Sofyan, Mantan Ketua BP-KKN Unand mengatakan KKN Expo diundur hingga awal Oktober. “KKN Expo yang awalnya akan dilaksanakan pada

NHC 2014 Regional 2 Resmi Dibuka

S

abtu (9/8), berlangsung pembukaan kegiatan Nusantara Health Collaborative (NHC) 2014 Regional 2 di ruang seminar gedung I Universitas Andalas (Unand). Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB yang dihadiri Wakil Rektor III Unand, perwakilan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI), Dekan beserta Wakil Dekan III Fakultas Kedokteran Unand, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, tamu undangan, dan peserta seminar. Selain itu, kegiatan ini turut mengundang delegasi dari provinsi lain Program NHC Regional Padang ini diikuti oleh mahasiswa dan profesional muda bidang kedokteran, kedokteran gigi, kebidanan, keperawatan, farmasi, gizi dan kesehatan masyarakat. Dalam sambutan, Masrul, Dekan Fakultas Kedokteran Unand menyampaikan bahwa kegiatan ini fokus pada pengenalan pendidikan interprofesi dan praktik kolaborasi. Masrul juga mengatakan kemitraan nii untuk memperkuat pelayanan kesehatan di Indonesiai. “Dalam ASEAN Community nantinya, kesehatan merupakan salah satu faktor penting yang bisa dikembangkan oleh negara,” ujarnya. Pihak Unand sangat

mendukung adanya kegiatan ini. Wakil Rektor III Unand, Aprisal menuturkan kegiatan ini bermanfaat karena bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan mutu tenaga kesehatan. Ia juga mengatakan bahwa terlebih lagi mahasiswa adalah ”agent of change” yang sangat berperan penting. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rosmini Syavitri dalam sambutannya menyampaikan organisasi profesi sangat penting bagi para lulusan universitas agar bisa diayomi dan dibimbing untuk menjadi seseorang yang bermutu. “Di Sumbar banyak berdiri sekolah-sekolah kesehatan yang banyak diminati. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya orang tua yang bertanya mengenai sekolah kesehatan mana yang terakreditasi,” tuturnya. Terakhir perwakilan dari DIKTI, Widyo menyampaikan upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan salah satunya dapat diwujudkan melalui kolaborasi ini. “Kualitas pelayanan kesehatan adalah salah satu cara agar kita dapat berkolaborasi dengan berbagai bidang dalam program interprofesi ini,” ujar Widyo sekaligus membuka acara secara resmi. Giva, Laila

PEMBUKAAN NHC: Tujuh bidang kesehatan berkolaborasi dalam Pembukaan Nusantara Helth Colaborative (NHC) di Gedung Seminar I.

tanggal 11 dan 12 September 2014 diundur menjadi awal bulan Oktober. Namun tanggal pastinya belum ditentukan. Hal ini dikarenakan pada bulan September ini, banyak acara yang digelar di Unand, misalnya Dies Natalis dan sebagainya. Keputusan pengunduran jadwal pelaksanaan KKN Expo ini pun telah disosialisasikan kepada Dosen Pembimbing Lapangan (DPL). Pastinya masing-masing DPL sudah menginfokannya kepada

mahasiswa,” ujar Sofyan. Sofyan juga menambahkan pengunduran jadwal ini juga dikarenakan pergantikan ketua BP-KKN. “Pelaksanaan KKN Expo juga menunggu sampai terpilihnya ketua BPKKN baru, itulah salah satu penyebab juga mengapa pelaksanaan KKN Expo diundur sekitar satu bulan,” ujarnya saat ditemui pada acara Lustrum 50 tahun Farmasi Unand. Aulia,Iin,Neny

Putri Indonesia dan Uni Kota Padang Kupas Pariwisata Sumbar masyarakat S u m b a r bergerak, perlu adanya revolusi mental secara totalitas. “Sumbar memiliki p o t e n s i pariwisata yang bagus, n a m u n kelemahan kita adalah Sumber daya Manusia kita SEMINAR INTERNASIONAL: Putri Indonesia 2013 mempromosikan masih kurang. pariwisata Sumbar di Hotel Hayam Wuruk. Kita perlu merevolusi m e n t a l ertempat di hotel Hayam Wuruk masyarakat secara totalitas. Sebagai (HW), Aiesec Unand mengadakan generasi muda kita harus lebih aktif seminar internasional dalam mempromosikan destinasi wisata bertemakan” Develop Tourism, Develop daerah kita,” sambungnya. Our Country”, Sabtu (23/8). Seminar Terkait kontribusi yang telah yang dimulai pukul 09.33 WIB ini dilakukannya terhadap pariwisata di menghadirkan Putri Indonesia 2013, Sumbar, Whulan mengatakan Whulandary Herman, Deddy Ajir, memulainya dengan melakukan dari hal Kepala Bidang Seni & Budaya kota terkecil. “Sebagai duta pariwisata saya Padang, Irma Sukamdi, Uni Padang akan melakukan apa yang dapat saya 2014, beserta Runner Up Uda dan Uni jangkau. Mengambil foto tempat-tempat kota Padang 2014. pariwisata yang saya kunjungi lalu Melalaui talkshow bersama memanfaatkan media sosial sebagai Wulandary dan Irma mengenai wadah untuk mengenalkannya kepada pariwisata di Sumbar, Whulan orang lain. Jangan menunggu menuturkan Sumbar memiliki potensi pemerintah, ya mulai dari kita sendiri,” yang sangat besar di bidang pariwisata. tuturnya. “Sumbar kaya dengan potensi alam dan Senada diucapkan Whulan, budaya yang berpotensi untuk Irma, Alumni Akuntansi Unand ini mendatangkan turis, baik itu turis lokal menuturkan destinasi kota Padang maupun mancanegara. Sumbar kaya masih jauh dari kata layak, padahal dengan wisata alam yang dapat kita Padang memiliki wisata yang kunjungi. Sumbar memiliki empat danau berpotensi. “Kebersihan rumah makan dan tiga gunung. Kalau kita dapat di kota Padang masih kurang. Orang memanfaatkan potensi ini, pasti Sumbar yang berwisata pastinya mencari akan menjadi destinasi wisata yang makanan. Tetapi banyak rumah makan banyak di kunjungi orang luar,” ujar di kota Padang tidak mementingkan Alumni SMA 2 Padang ini. kebersihannya. Untuk mengatasi Whulan menyayangkan kondisi permasalahan yang terjadi, kita harus Sumbar saat ini. Pemerintah tidak bisa menyusun program kerja, seperti memanfaatkan potensi yang ada melakukan penyuluhan kepada rumah ditambah pelayanan yang masih kurang. makan untuk menjaga kebersihan,” Menurut Whulan, sudah saatnya ucapnya. Ayu, Fikri

B

Peduli Hijau, Maba Sumbang 4800 Bunga

S

emenjak meraih akreditasi A, berbagai cara dilakukan Unand untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat kampus. Salah satunya menggencarkan penghijauan kampus. Terakhir, seluruh mahasiswa baru menyumbangkan bibit tanaman sawit dan jati tahun 2008. Hingga saat ini hasilnya dapat dinikmati untuk kesejahteraan Unand. Tahun ini, lebih kurang 4800 tanaman berupa bunga

disumbangkan mahasiswa baru 2014 untuk Unand, Minggu, (17/8). Keterlibatan Mahasiswa Baru (Maba) diharapkan dapat menumbuhkan rasa cinta lingkungan. “Kami mengajak mahasiswa 2014 untuk peduli dengan lingkungan melalui tanaman yang mereka sumbangkan agar Unand semakin hijau,” ujar Aprisal, Wakil Rektor III Unand. Aprisal menambahkan, selain

untuk penghijauan, sumbangan tanaman tersebut dapat menguatkan kecintaan mahasiswa ketika telah menjadi alumni. Selain itu, bertambahnya jumlah flora di Unand, diharapkan dapat menjadikan Unand sebagai salah satu tujuan ekoeduwisata Sumbangan bibit mahasiswa ini diletakkan di pusat pembibitan Unand. Nantinya akan ditanam di sebuah taman yang didesain sedemikian rupa agar

masyarakat Unand dapat menikmati karya mahasiswa baru 2014 tersebut. Salah seorang Maba menuturkan senang berkontribusi terhadap Unand. “Saya senang bisa menyumbangkan tanaman untuk Unand dan berkontribusi agar lingkungan Unand semakin asri,” kata Putri, Mahasiswa Agroekoteknologi 2014. David, Nuri


BEST MOMENT PJTD X UKPM Genta Andalas “Pengenalan Jurnalistik Bagi Mahasiswa”

Foto: Arif REGISTRASI ULANG: Peserta PJTD X melakukan registrasi ulang sebelum masuk ke Ruang Seminar PKM lantai 1.

Foto: Arif PEMBERIAN PLAKAT: Wakil Rektor III memberikan plakat kepada pemateri di hari kedua PJTD X.

Foto: Arif FOTO BERSAMA: Pemateri berfoto bersama dengan Pimpinan Umum Genta Andalas, Wakil Rektor III, Pembina Genta, dan Ketua PJTD X.

Foto: Arif SIMULASI MATERI: Pemateri memberikan simulasi dan penjelasan mengenai teknik penulisan yang benar dalam sebuah liputan.

Foto: Aulia FOTO BERSAMA: Panitia, pemateri, dan peserta PJTD X berfoto bersama seusai acara.

Foto: Aulia AKTIF BERTANYA: Salah satu peserta PJTD X menanyakan tentang materi dasar-dasar jurnalistik kepada pemateri.


Bermain Magic Bersama Triangle Magician Community

S

emester ganjil perkuliahan di perguruan tinggi telah dimulai. Kampus yang sempat vakum dari kegiatan akademik dan non akademik kembali dipenuhi dengan segala rutinitasnya. Berbagai rancangan dan target pun mulai disusun untuk ke depan. Mulai dari target akademik, non akademik, hingga rancangan untuk sejenak menenangkan pikiran di setiap akhir pekan. Pergi berwisata, berkumpul dengan orang tersayang, melakoni hobi adalah beberapa pilihan yang tak jarang dilakukan oleh orang-orang untuk menikmati waktu liburnya. Namun, jika kamu kehabisan ide untuk mengisi waktu akhir pekan tidak ada salahnya untuk sejenak menyisihkan waktu untuk membaca rubrik-rubrik yang informatif. Seperti hal yang berhubungan dengan komunitas magic berikut ini. Pada zaman Mesir Kuno terdapat peninggalan benda sejarah yang berkaitan dengan sulap. Salah satu benda tersebut yaitu Lembaran Papyrus. Di Lembaran Papyrus tertulis sebuah cerita yang terjadi sekitar 2600 tahun SM. Dalam cerita tersebut ada seorang pesulap Mesir yang bernama Dedy yang dipanggil untuk menghibur Raja Cheops. Dia pun menunjukkan sebuah trik yang membuat Raja Cheops terkagum-kagum, yaitu dengan memotong kepala seekor hewan lalu dikembalikan dalam keadaan semula. Hingga pada saat abad ke-18 Isaac Faweks berhasil mempopulerkan sulap di Inggris. Tidak hanya di Inggris, sulap juga mulai merambah ke Indonesia. Akhir-akhir ini banyak acaraacara televisi di Indonesia yang menayangkan suatu program yang berbau sulap. Sulap merupakan salah satu pertunjukkan yang paling menarik dan diminati. Selain sebagai hiburan, sulap juga menjadikan penontonnya bertanya-tanya dan penasaran di balik trik sulap yang disajikan. Contohnya saja pesulap yang dapat menghilangkan suatu benda, menebak pikiran seseorang dan melakukan suatu pertunjukan yang tidak masuk akal lainnya. Hal ini menjadikan masyarakat sangat tertarik untuk melihat dan ada juga yang mencoba mengaplikasikan trik-trik sulap yang dilihatnya. Sehingga terbentuklah komunitaskomunitas sulap di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu komunitas sulap ini ialah Triangle Magician Community. Triangle Magician Community (TMC) merupakan suatu komunitas sulap yang berdiri pada tanggal 3 Oktober 2010 di Padang. Nama dari komunitas ini memiliki makna bahwa sulap terdiri dari tiga unsur (diambil dari kata Triangle : Segitiga) yaitu Skill, Science, dan Gimmick. Ketiga unsur ini memiliki pengertian masing-masing. Skill memiliki makna bahwa pesulap harus memiliki kemampuan dan kemahiran dalam melakukan trik sulap. ‘’Setiap pesulap jangan memainkan sulap sebelum

menguasainya,’’ ujar Irham, ketua komunitas ini. Unsur kedua yaitu Science, bermakna bahwa sulap adalah gabungan dari berbagai ilmu pengetahuan, seperti fisika, kimia dan biologi. Ketiga Gimmikc yaitu alat yang digunakan sebagai pendukung dalam melakukan pertunjukkan sulap seperti kartu, tongkat, dan alat alat sulap lainnya. TMC didirikan oleh lima orang yang berasal dari kalangan yang berbeda, yaitu mahasiswa dan pekerja. Kelima orang ini ialah Deni, Adit, Alam Khoudin, Ridho, dan Chika. Hal yang melandasi berdirinya komunitas ini ialah untuk mewadahi para pecinta sulap dalam menyalurkan hobi atau kegemaran terhadap sulap. Komunitas ini ingin memajukan sulap terutama di daerah Padang. Selain itu, komunitas ini juga ingin meluruskan paradigma masyarakat bahwa sulap bukanlah ilmu sihir namun teknik atau trik permainan. Hingga kini anggota TMC hampir mencapai enam puluh anggota yang terdiri dari anggota aktif dan pasif. Hampir semua anggota TMC ini mahir di berbagai aliran sulap. Aliran sulap dalam komunitas TMC ini ada empat, yaitu Fakir, Mentalist, Illusion dan Islamician. Fakir ialah bermain sulap dengan sesuatu yang ekstrim atau pesulap seolah-olah memiliki kekuatan supranatural. Salah satu pesulap Fakir yang terkenal di Indonesia adalah Limbad. Salah satu atraksinya yang menakjubkan yaitu menarik mobil dengan kulit atau rambutnya. Mentalist adalah trik yang bermain dengan pikiran manusia seperti memprediksi suatu angka dan membaca pikiran seseorang.

Illusion adalah trik yang bermain dengan ilusi seperti memindahkan suatu benda, menjadikan benda melayang. Sedangkan Islamician ialah pertunjukkan sulap yang terdiri dari gabungan antara mentalis, ilusi, dan daqwah. Biasanya sekali dalam seminggu komunitas ini berkumpul di Taman Budaya untuk sharing atas ilmu yang dikuasainya. Selain itu, anggota juga belajar untuk pandai berbicara di depan umum atau public speaking. Aktivitas mingguan yang sering diadakan komunitas ini ialah Street Magic atau melakukan pertunjukkan sulap di tempat umum atau di jalan-jalan. Menurut Irham, untuk bergabung dengan komunitas TMC tidaklah sulit. ‘’Perekrutan menjadi anggota TMC berangsung selama tiga bulan. Selama tiga bulan berlangsung calon anggota harus mengikuti kegiatan yang ada di TMC seperti perkumpulan mingguan. Selain itu calon anggota harus menampakkan dedikasinya terhadap TMC ini,’’ ujar Irham yang mendalami aliran sulap Islamician. Apabila calon anggota telah lulus menjadi anggota di dalam komunitas ini, maka syarat selanjutnya untuk menjadi magician atau pesulap ialah harus memiliki keinginan belajar sulap yang tinggi. Selain itu, memiliki kreativitas yang tinggi dan mematuhi kode etik yang telah ada. Banyak hal menarik yang menjadi alasan untuk bergabung dalam komunitas TMC. ’’Alasan saya masuk dalam komunitas ini adalah karena saya pengen tahu dan pengen belajar sulap. Selain itu saya juga ingin menambah pengalaman dalam komunitas ini,’’ ujar Ridho yang ahli dalam aliran sulap Fakir. T i d a k hanya untuk menyalurkan hobi,

komunitas TMC juga meng-aplikasikan ilmu-ilmunya di berbagai acara-acara atau sebagai pengisi acara. TMC pernah mengisi acara pada Alek Unit Kegiatan Seni (UKS) di Unand pada Mei lalu. Selain itu pernah juga menjadi pengisi acara Grand Opening CFC di jalan Veteran. Pada tahun lalu, TMC mengangkat acara Magic First Anniversery Asosiasi Pesulap Padang (APP). APP adalah suatu wadah untuk mempererat silahturahmi antar komunitas sulap yang ada di Padang. Saat menampilkan pertunjukkan, pesulap harus menguasai trik sulap yang akan dijadikan pertunjukkan. Komunitas TMC ini mempelajari trik-trik sulap kepada orang-orang yang telah mahir dalam sulap. Namun ada pula yang belajar sendiri atau otodidak. Berkat ketekunan dan latihan yang tak pernah henti, akhirnya kegagalan dapat teratasi. Komunitas ini juga membagi atau sharing ilmu ke anggotanya sehingga semua anggota dapat mahir di berbagai ilmu. Dalam sebulan sekali komunitas ini mengadakan suatu pertemuan untuk mengkritik atau memberi saran untuk para pemain. Hal ini bertujuan agar para pemain bisa lebih baik dan mahir dalam melakukan suatu pertunjukkan sulap. Walaupun telah berdiri selama empat tahun, komunitas ini pasti memiliki permasalahan internal maupun permasalah eksternal. Dengan adanya suka dan duka yang dialami, komunitas ini menjadikan anggotanya lebih dekat satu sama lain. “Udah kayak keluarga. Kalau salah satu teman kita lagi kesusahan kita harus benar-benar membantunya,’’ ucap Irham. Lara, Tania Contack Person : Irham 081977637350 Facebook : TRIANGLE MAGICIAN COMMUNITY Jadwal Latihan : setiap minggu sore Di Taman Budaya Blog : trianglemagiciancommunity.blogspot.com


Menolak Penolak Pilkada Langsung Oleh: Agil Oktaryal*

P

emilihan Umum (Pemilu) merupakan mekanisme utama yang harus ada dalam tahapan penyelenggaraan negara dan pembentukan pemerintahan. Pemilu dipandang sebagai bentuk paling nyata dari kedaulatan yang berada di tangan rakyat serta wujud paling konkrit partisipasi rakyat dalam penyelenggaran negara. Oleh karena itu, sistem dan penyelenggaraan pemilu selalu menjadi perhatian utama. Belakangan ini permasalahan Pemilu kembali menjadi topik hangat

dalam perbincangan. Bukan lagi permasalahan pemilihan presiden, melainkan kontroversi pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah (RUU Pilkada) yang menginginkan kepala daerah kembali dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Pilkada Dalam UUD 1945 Ketentuan tentang Pilkada diatur dalam Pasal 18 Ayat (4) UUD 1945 yang menyatakan gubernur, bupati, dan walikota dipilih secara demokratis. Sesuai dengan latar belakang perumusannya, frasa “secara demokratis” dapat dilakukan baik secara langsung oleh rakyat maupun secara tidak langsung oleh DPRD. Asalkan dilakukan secara jujur dan adil serta sesuai dengan prinsip-prinsip pemilihan, keduanya adalah cara yang demokratis. Oleh karena itu dalam Putusan MK Nomor 072-073/PUU-II/2004 dinyatakan bahwa wewenang pembentuk undang-undang untuk

menentukan apakah Pilkada dilakukan secara langsung atau tidak. Bahkan, pembuat undang-undang sesungguhnya juga dapat menentukan sistem Pilkada yang berbeda-beda sesuai dengan daerah masing-masing. Jika di Padang Pilkada dilaksanakan secara langsung, tidak berarti di Yogyakarta dan Papua h a r u s demikian. Berdasarkan ketentuan U U D 1 9 4 5 tersebut, Pilkada dilakukan secara langsung d a p a t s a j a diubah menjadi Pilkada t i d a k langsung anggota DPRD. Hal itu juga dimaksudkan sebagai penghargaan konstitusi terhadap keragaman adat istiadat dan budaya masyarakat antar daerah yang dijamin dalam Pasal 18 b UUD 1945. Merampas Daulat Rakyat Setidaknya ada tiga argumentasi utama yang melatarbelakangi gagasan Pilkada oleh DPRD. Pertama, pelaksanaan Pilkada membutuhkan biaya sangat besar, baik yang dikeluarkan negara, maupun oleh pasangan calon. Terlebih Pilkada dilakukan dalam dua putaran. Kedua, praktik Pilkada selalu diwarnai politik uang. Mulai dari yang bersifat sporadis hingga yang bersifat terstruktur, sistematis, dan masif. Ketiga, sering diwarnai dengan demokrasi berdarah atau konflik dalam pelaksanaan Pilkada secara langsung. Dengan alasan tersebut, keinginan untuk merampas daulat rakyat tentunya tidak dapat dibenarkan.

Apalagi keinginan untuk melakuan pemilihan kepala daerah melalui DPRD pasca pengumuman presiden terpilih sarat akan kepentingan politik. Misalnya saja untuk menguasai “raja-raja kecil” di daerah, namun jika alasan perubahan sistem pemilihan masih dalam kerangka konstitusional tentu dapat dibenarkan, terkhusus untuk menghargai kekhasan daerah tertentu. Tetapi jika alasan di atas yang dijadikan patokan untuk mematikan demokrasi langsung di tingkat lokal sulit untuk diterima, karena alasan tersebut hanya sebagian kecil konsekuensi dari pemilihan langsung. Kembalikan Daulat Rakyat Salah satu wujud dan mekanisme demokrasi di daerah adalah pelaksanaan Pilkada secara langsung. Karena pemilihan langsung dianggap satu-satunya cara agar institusi pemerintah bertanggung jawab kepada masyarakat. Pemilihan oleh DPRD akan berpengaruh terhadap perubahan “derajat” demokrasi di daerah. Pemilihan langsung oleh rakyat tentu dirasakan lebih demokratis jika dibandingkan dengan pemilihan oleh DPRD. Ada dua hal mengapa Pilkada oleh DPRD akan mengurangi derajat demokrasi. Pertama, akan menghilangkan satu ruang partisipasi masyarakat secara langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah melalui Pilkada. Kedua, akan berakibat menjauhnya hubungan antara kepala daerah dengan masyarakat di daerah dalam hal kepentingan dan aspirasi masyarakat, serta legitimasi masyarakat dalam pengawasan publik. Oleh karena itu, kita harus mengembalikan kedaultan rakyat dengan mengoptimalkan Pemilu secara langsung, one man one vote. Hal tersebut didasari agar masyarakat mengetahui informasi lebih objektif, mengetahui program yang ditawarkan. Harapannya seorang kepala daerah akan mendapatkan dukungan lebih rill dari masyarakat. Robert A. Dahl menyatakan bahwa legitimasi kekuasaan yang sah adalah legitimasi yang dilakukan

melalui pemilihan umum secara langsung oleh rakyat, bukan dipilih oleh segerombolan elit tertentu atau teknokratis. Meskipun Pilkada melalui DPRD sah secara konstitusional, namun tentu kurang pada tempatnya apabila hal itu diputuskan tanpa mempertimbangkan alternatif lain yang dapat dilakukan. Terdapat dua alternatif selain harus kembali kepada pemilihan melalui DPRD. Pertama, penegakan hukum dan peningkatan kesadaran politik masyarakat. Penegakan hukum sangat diperlukan terutama untuk menjaga dan menegakkan hukum dalam menghadapi pelanggaran Pilkada sehingga tidak merusak esensi dari Pilkada itu sendiri. Peningkatan kesadaran politik yang lebih dibutuhkan adalah kesadaran terhadap makna kedaulatan dan suara yang dimiliki warga negara, serta konsekuensi dari pilihannya. Karena dalam Pilkada yang dipilih tidak hanya kepala daerah melainkan juga program yang ditawarkannya. Kedua, menentukan cara pemilihan secara berbeda-beda. Pemilihan langsung atau melalui DPRD tentu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti tingkat pendidikan, ekonomi, dan karakter masyarakat di daerah setempat. Faktorfaktor itu tentu berbeda-beda, yang dengan sendirinya membawa konsekuensi sistem pemilihan yang sama tidak dapat diterapkan untuk semua daerah terlebih melalui DPRD. Pengaturan secara beragam ini tentu memerlukan pengaturan yang kompleks, sehingga harus disusun bersama secara komprehensif. Pengaturan beragam ini pun tidak bertentangan dengan konstitusi, bahkan dapat dikatakan sesuai dengan latar belakang pemikiran saat peumusan perubahan UUD 1945. Sehingga dengan menggunakan alternatif tersebut tidak membunuh demokrasi ditingkat lokal dan dapat mengembalikan kedaulatan rakyat sepenuhnya. *Penulis merupakan Ketua Perhimpunan Mahasiswa Tata Negara Fakultas Hukum, Universitas Andalas

Patologi Sosial Kebahasaan

P

atologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap “sakit” disebabkan oleh faktor-faktor sosial (Kartono, 2011:1). Dalam konteks kebahasaan, patologi sosial tersebut ditemui baik tingkat nasional maupun lokal. Seakanakan penyakit sosial kebahasaan ini telah melekat dan menjadi bagian dari masyarakat. Untuk tingkat nasional, penyakit sosial kebahasaan itu terlihat dari prilaku berbahasa para politisi, pejabat, dan akademisi serta masyarakat urban, seperti memasukan serpihan-serpihan bahasa asing dan terminologi yang tidak pada

tempatnya. Masih hangat dalam ingatan kita tentang Vikinisasi. Dalam suatu kesempatan wawancaranya, Vicky Prasetyo kerap menggunakan serpihan kosa kata asing yang tidak semestinya sehingga sulit dimengerti konteks pembicaraannnya. Selanjutnya pada tingkat lokal seperti Sumatera Barat, penggunaan Bahasa Indonesia telah merambah ke pelosok-pelosok kampung Bahasa Indonesia berdialek Minangkabau. Sebenarnya, kultur kebahasaan masyarakat kita telah dipengaruhi oleh berbagai media terutama media televisi. Gaya berkomunikasi sosialita di media televisi kita seakan menjadi contoh gaya berkomunikasinya masyarakat modern. Acara seperti talk show, music show, dan reality show kerap mempertontonkan cara komunikasi masyarakat urban dengan menggunakan serpihan bahasa asing (campur kode). Pandangan yang terbentuk adalah tidak maju, tidak modern, tidak standar, dan belum intelek apabila tidak adanya bahasa asing yang diselipkan atau tidak adanya gaya American Style dan gaya bahasa Jakarta. Komunikasi dalam berbagai cara televisi

Oleh : Alex Darmawan* yang penulis sebutkan di atas menjelma menjadi kiblat baru dalam berkomunikasi ala sosialita (baca; Teuku Kemal Fasya, “Bencana Kebahasaan”, Kompas, 28 September 2013). Dalam kajian ilmu sosiolinguistik, penyakit sosial kebahasaan tersebut di atas telah menjadi bagian dari masyarakat urban atau kota. Kridalaksana (dalam Chaer 2010:3) menyebutkan sosiolinguistik adalah ilmu yang mempelajari ciri dan pelbagai variasi bahasa, serta hubungan di antara para bahasawan dengan ciri fungsi variasi bahasa itu di dalam suatu masyarakat bahasa. Oleh karena itu, salah satu ciri yang bisa menandakan masyarakat urban adalah dari penggunaan bahasa yang mereka gunakan. Pada masyarakat urban, percampuran budaya lokal maupun budaya dari luar sudah menjadi suatu keniscayaan. Implikasinya intensitas komunikasi lintas budaya menjadi lebih sering. Serpihan-serpihan kode bahasa dari budaya luar kerap terjadi dan menampilkan fenomema sosial kebahasaan tersendiri di masyarakat urban.

Komunikasi masyarakat urban telah menjadi model komunikasi masyarakat modern. Persentuhan banyak budaya dan pengaruh perkembangan teknologi menjadikan masyarakat urban dipandang lebih maju dan massif. Variasi-variasi bahasa pun akan banyak ditemui seperti campur kode (campur bahasa), alih kode (alih bahasa), interferensi, jargon, slang, dan lain sebagainya. Hal ini berbanding terbalik dengan masyarakat yang tidak urban atau bisa dikatakan sebagai masyarakat ‘kampung’. Campur kode, alih kode, interferensi, jargon dan slang jarang terjadi. Walaupun terkadang kita temukan juga. Biasanya fenomena itu dibawa oleh warga kampung yang pulang dari perantauan atau warga kampung yang mengecap pendidikan di kota. Dalam konteks Sumatera Barat, patologi sosial kebahasaan yang terjadinya adalah latah dengan penggunaan Bahasa Indonesia. Penggunaan Bahasa Indonesia

Bersambung ke hal. 15 . . . .


PHP, Bukan Pemberi Harapan Palsu (Catatan Sederhana untuk Mahasiswa Universitas Andalas) Oleh : Alek Karci Kurniawan*

D

alam studi tentang arti dan referensi denotatif, mahasiswa disebut maha atas kesiswaannya. Sehingga tanggung jawab yang diemban oleh seorang mahasiswa tentu lebih besar dibandingkan sekedar menjadi siswa atau anak muda lainnya. Tak secuil Tupoksi (tugas pokok dan fungsi) yang dilekatkan kepada mahasiswa. Hal-hal seperti pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, semuanya harus dipenuhi untuk menjadi mahasiswa yang paripurna. Bagi mahasiswa, belajar itu tidak cukup sekedar mendengar kuliah dari dosen di ruang kelas. Lingkungan sosial juga merupakan wadah pembelajaran yang penting. Sebab, jika belajar hanya di dalam kelas saja, suka ataupun tidak suka, akan dikategorikan dalam golongan mahasiswa yang merugi. Dikhawatirkan nantinya, di penghujung masa perkuliahan, mahasiswa hanya akan keluar membawa selembar kertas bertuliskan transkrip atau selembar kertas ijazah. Maka dari itu, mesti diinsafi benar masa depan tidak bisa dibuat atau dibangun hanya dengan selembar kertas tersebut. Sebagaimana Pramoedya Ananta Toer pernah pula menasihatkan, Kita boleh maju dalam pelajaran, mungkin

.........sambungan halaman 14 merambah ke pelosok kampung di Sumatera Barat. Seakan-akan Bahasa Indonesia memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan bahasa daerah. Amak-amak dan apak-apak mulai menggunakan Bahasa Indonesia untuk berkomunikasi bahkan mengajarkan anak atau cucu mereka dengan Bahasa Indonesia. Tindakan itu dipandang baik untuk mendidik anak-anak dan cucu mereka berbahasa. Walaupun terdengar agak aneh Bahasa Indonesianya saat Bahasa Indonesia berdialek Minangkabau namun dipaksakan juga penggunaannya. Sebenarnya apa yang terjadi di masyarakat kampung sehingga latah dengan penggunaan Bahasa Indonesia? Apakah Bahasa Indonesia yang mereka gunakan itu merupakan manifestasi dari rasa nasionalisme terhadap bangsa ini? Semuanya patut dipertanyakan. Kalaupun jawabannya adalah iya, patut kita berbangga karena di tengah-tengah kondisi sosial, budaya dan politik yang carut marut masih terselip rasa nasionalisme terhadap negeri ini. Hal yang menakutkan adalah pandangan yang menganggap Bahasa Indonesia memiliki nilai yang lebih tinggi, bahasa daerah dianggap terbelakang, tidak modern, dan “kampungan”.

*Penulis Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas.

mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa melakukan perubahan, kita tinggal hanya hewan yang pandai. Hasilnya dapat kita lihat nanti, seperti yang sudah-sudah dari pengalaman para senior-senior kita juga. Mereka-mereka yang banyak memberikan kontribusi pada masyarakat dan berpengaruh, serta bisa mendorong kemajuan adalah orangorang yang pada masa mudanya tidak hanya meghabiskan waktu di dalam ruang kelas saja, tetapi kita juga hendaknya bisa belajar di luar kelas. Untuk melakukan itu, bukan dalam artian menganggap enteng pelajaran kuliah. Mahasiswa mesti mempunyai double track. Untuk menjadi mahasiswa yang paripurna, dituntut menjadi pribadi-pribadi yang aktif. IP (Indeks Prestasi) yang tinggi hanya sanggup mengantarkan mahasiswa pada panggilan wawancara saja. Setelah itu, dengan jiwa kepemimpinan, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kemampuan komunikasi yang baik yang akan mengantarkan mahasiswa ke masa depan. Lalu dimanakah kita sebagai mahasiswa dapat menemukan simpulsimpul kecil untuk membangun keberhasilan itu, di organisasilah jawabannya. Organisasi intensinya untuk membuat jalan mahasiswa ke depan semakin lebar dan jauh lebih menantang. Di organisasilah mahasiswa akan belajar lebih banyak lagi dan bisa mempersiapkan diri dengan baik. Menempuh dan memanfaatkan kesempatan untuk mengembangkan diri itu secara optimal. Melalui tulisan ini penulis ingin memperkenalkan sebuah organisasi yang cukup unik potongannya. Dengan memakai akronim UKM PHP, yang jamaknya malah sering disalahartikan

orang, bahwa kepanjangan dari PHP itu adalah pemberi harapan palsu. Namun sebetulnya bukanlah seperti itu, UKM PHP merupakan suatu Unit Kegiatan Mahasiswa Pengenalan Hukum dan Politik. UKM PHP merupakan lembaga otonom di tingkat Unand yang bertujuan sebagai salah satu wadah yang berfungsi untuk meningkatkan pengetahuan politik dan hukum. Dengan menyadari peran mahasiswa sebagai kaum intelektual yang dituntut untuk selalu menyuarakan aspirasi masyarakat. Semua itu dilakukan dalam bentuk kegiatan advokasi, dalam artian memengaruhi masyarakat luas dan para pemangku kebijakan (para penguasa) agar menuntaskan kasus-kasus masyarakat secara adil dan bijaksana. Bentuk advokasi ini berupa diskusi publik, mediasi, pem-booming-an isu, mengirim surat tuntutan atau petisi, mengirim delegasi (utusan perwakilan), public hearing (mengadakan dengar pendapat masyarakat) sampai dengan demonstrasi atau unjuk rasa. Perlu disadari, persoalan hukum dan politik menyangkut segala aspek kehidupan. Sekali lagi, Bukan ekslusif mahasiswa yang mengambil jurusan Ilmu Hukum dan Ilmu Politik semata. Persoalan hukum mencakup segala sektor, baik pertanian, perindustrian, kedokteran, kesehatan masyarakat, ekonomi, informatika, sampai agama tak luput diatur oleh hukum. Bahkan, dalam Undang Undang Dasar telah ditetapkan bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum (Pasal 1 Ayat (3) UUD 1945). Maksudnya, segala bentuk penyelengaraan Negara Indonesia berdasar atas hukum, tidak berdasar atas kekuasaan belaka. Begitupun dengan politik.

Politik yang dimaksud adalah usaha yang ditempuh warga negara untuk mewujudkan kebaikan bersama (merujuk pada teori klasik Aristoteles). Bukan untuk berpolitik praktis yang akan kita pelajari di sini, melainkan bagaimana meningkatkan pengetahuan politik untuk menjadi warga negara yang baik, yang dapat berperan pula dalam mengawal setiap kebijakan pemerintah. Perlu kita ingat, Bertolt Brecht (Penyair Jerman, 1898-1956) pernah mengatakan; “Buta yang terburuk adalah buta politik. Dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam peristiwa politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat, semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu ini tidak tahu bahwa dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multinasinal.” Maka dari itu, dalam menjalani proses demokratisasi yang takkan berkesudahan ini, hendaknya kita memakai prinsip “Hari ini harus lebih baik daripada hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari in i.” Salah satu caranya dengan menumbuhkan kesadaran hukum seraya melalui proses pendewasaan politik di masyarakat. Semoga upaya ini akan menjadi jalan untuk menegaskan sikap apatis terhadap persoalan hukum dan politik, guna membangun peradaban bangsa yang lebih baik. *Penulis merupakan Anggota Divisi Hukpol UKM PHP Unand.

Menilik Keamanan Kampus Hijau Oleh : Peri Irawan*

B

erdiri di wilayah perbukitan Limau Manis, Kecamatan Pauh, kira-kira 15 Km dari pusat kota Padang, Unand merupakan sebuah universitas dengan kondisi alamnya yang asri dan hijau. Memberikan suasana nyaman serta didukung panorama alam yang indah, menjadikan kampus Unand kondusif untuk belajar maupun kegiatan penelitian. Di balik suasana keindahan dan kenyamanan kampus, kita akan menemukan berbagai kekurangan dan permasalahan yang belum teratasi secara maksimal oleh pihak kampus. Contohnya saja pungutan liar pemasangan spanduk/baliho di sekitar kampus, keadaan WC gedung kuliah yang rusak ,tempat parkir yang belum memadai dan pencurian kendaraan yang masih menghantui mahasiswa. Masalah pencurian sepeda motor di kampus rasanya sudah biasa terdengar di telinga kita. Sudah banyak laporan dari mahasiswa kehilangan sepeda motor ke pihak kampus. Tercatat dalam dua minggu terakhir sudah empat unit sepeda motor hilang. 29 Agustus lalu, tiga unit sepeda motor hilang, dua motor milik mahasiswa Agribisnis dan satu motor milik mahasiswa Ilmu Tanah digasak pencuri. Kembali 9 September, satu unit sepeda motor milik mahasiswa Ilmu Politik raib di parkiran. Padahal, kunci ganda telah dipasang demi keamanan, namun tetap saja masih

kecolongan. Lalu apakah kita masih menunggu berita yang sama untuk ke depannya? sampai kapan ketidakamanan dan ketidaknyamanan ini menghantui mahasiswa yang membawa kendaraan? Sudah saatnya pihak kampus meningkatkan sistem keamanan untuk meminimalisir terjadinya pencurian sepeda motor. Banyak yang bisa dilakukan guna peningkatan keamanan kendaraan, diantaranya dengan menyediakan satpam penjaga di tempat parkir. Pihak kampus bisa membuat program penggunaan kartu parkir seperti yang diterapkan di kampus negeri di pulau Jawa. Setiap mahasiwa yang membawa sepeda motor harus memperlihatkan STNK kepada petugas yang berjaga. Bagi yang melanggar akan mendapat sanksi penguncian ban oleh satpam. Setidaknya dengan beberapa solusi ini bisa meminimalisir terjadinya pencurian kendaraan. Pihak kampus juga bisa mencoba menerapkan sistem keamana kendaraan seperti yang diterapkan UI dengan sistem KPM (Kartu Parkir Mahasiswa), UGM dengan sistem KIK (Kartu Indentitas Kendaraan ). Namum seberapa bagus ide-ide yang muncul untuk keamanan itu, apabila pihak kampus tidak segera bertindak, semua itu akan percuma. Seiring dengan peningkatan akreditasi, ditambah lagi saat ini Unand dengan targetan World

Class University, untuk mencapai itu semua tidak hanya dari segi keidahan kampusnya saja. Unand harus memerhatikan dari segala aspek yang dapat mewujudkan target tersebut. Saat ini pihak kampus gencar melaksanakan pembangunan gedung, renovasi gedung kampus, perbaikan jalan, pembuatan taman dan kolam tepi jalan. Bisa kita lihat sendiri untuk pembagunan sebuah gedung besar dengan biaya yang tidak sedikit bisa diselesaikan dalam waktu yang cepat. Lantas untuk hal kecil seperti keamanan kendaraan, perhatian pihak kampus masih sangat kurang. Apakah begitu susah untuk perencaraannya, atau terlalu mahal biaya untuk pembuatan tempat parkir beserta penjagaannya. *Penulis merupakan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2012, Unand.


Konsultasi Wirausaha

Danny Hidayat S.E. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

Assalamu’alaikum wr.wb. Mahasiswa masih banyak yang tidak berminat akan wirausaha. Padahal kita bisa mengembangkan minat dan bakat yang dimiliki untuk berwirausaha. Saya ingin menanyakan apa faktor yang menyebabkan mahasiswa itu sulit untuk memulai berwirausaha? Apa saja tipstips agar mudah berwirausaha dengan baik? Bagaimana solusinya agar mahasiswa itu mau untuk

Kaitkan Usaha dengan Hobi Anda berwirausaha?(Hisna Natria Hilda, Mahasiswi Jurusan DIII Akuntansi 2013 dan Teja Alone, Mahasiswi Jurusan Manajemen 2012) Jawab : Dilihat dari segi kondisi, memang sekarang ini banyak mahasiswa yang masih minim akan minat serta kemauannya untuk berwirausaha. Padahal nantinya kita tidak tahu prospek ke depan dalam dunia kerja seperti apa. Pada dasarnya sulit mencari pekerjaan yang mapan dengan dibubuhi pengalaman bekerja. Adapun faktor-faktor penyebab malasnya seseorang itu untuk memulai usahanya : 1. Sulitnya Mendapatkan Modal Awal Faktor modal merupakan faktor utama yang paling penting dalam memulai wirausaha. Modal bisa dalam bentuk materi dan non materi. Seperti yang diketahui modal bukan saja materi akan tetapi juga non materi biasanya adalah keberanian dan kemauan. Dengan modal yang besar orang-orang akan lebih mudah untuk memulai usaha. Kemudian didukung dengan kemauan serta keberanian serta dan lain sebagainya. 2. Malas Melihat Kondisi Pasar Tidak semua orang mampu melihat kondisi pasar yang sesungguhnya. Dengan cara memperhatikan apa yang

paling dibutuhkan oleh konsumen atau si pembeli, kita bisa memperkirakan kondisi pasar. Harus pintar-pintar menangkap dari keinginan si konsumen pada kondisi pasar. 3. Faktor Keternagakerjaan Merekrut tenaga kerja yang dapat dipercaya terbilang sulit. Padahal dengan melakukan suatu pendekatan itu akan tergolong lebih mudah dengan pekerja lainnya. Setelah mengetahui faktorfaktor di atas tadi, berikut ini adalah beberapa upaya yang bisa dijadikan sebagai solusi. Upaya pertama adalah dengan memulai usaha sesuai hobi yang kita miliki. Memulai usaha yang berkaitan dengan hobi sangatlah tidak sulit untuk menjaga ketahanan usahanya. Misalnya anda memiliki hobi futsal, kemudian membuka usaha jasa penyewaan lapangan futsal. Maka mereka yang berwirausaha sesuai hobi tersebut harus cerdas memilah kondisi yang sedang dibutuhkan konsumen. Upaya kedua yang menjadi solusi adalah bergabung dengan suatu komunitas wirausaha. Suatu komunitas yang memiliki kesamaan hobi berwirausaha dapat menularkan semangat berwirausaha kepada kita. Di sanalah terdapat feel dan keinginan yang kuat dengan mengajak teman-temannya untuk berwirausaha. Dengan demikian

pekerjaan menjadi ringan Upaya terakhir yang bisa dilakukan adalah dengan mengumpulkan modal. Cara termudah mengumpulkan modal adalah dengan menabung. Dengan tabungan yang dimiliki serta perencanaan yang matang untuk beriwausaha maka usaha tersebut berkembang. Beberapa tahun ke depan usaha yang telah kita bangun dapat membantu perekonomian keluarga dan membuka lapangan kerja bagi masyrakat. Melihat peluang dalam berwirausaha sangatlah penting. Seorang mahasiswa yang memutuskan untuk berwirausaha jika tidak bisa melihat peluang, hal itu akan menjadi batu sandungan. Banyak peluang yang bisa ditemukan di sekitar kita. Tergantung bagaimana kita mengolah peluang yang ada. Ada beberapa tips yang bisa saya berikan kepada mahasiswa untuk bisa memulai berwirausaha. Seminar-seminar kewirausahaan yang diselenggarakan oleh pihak Unand bisa kita manfaatkan untuk menggali ilmu kewirausahaan dari pembicara. Selain itu, memperluas koneksi dengan wirausahawan akan mempemudah kita dalam memulai usaha.

tidak terlalu banyak mahasiswa yang di Drop Out (DO) jika lebih dari lima tahun,” ucapnya. Fadil menambahkan, adanya peraturan baru menteri pendidikan juga memberikan motivasi kepada para mahasiswa supaya tidak berleha-leha dalam kuliah. “Tetapi harus ada sosialisasi terlebih dahulu agar mahasiswa tahu dan siap dengan peraturan ini. Kesiapan Unand melaksanakan peraturan ini tergantung kepada mahasiswanya sendiri. Jika mahasiswa sanggup menjalani peraturan ini, itu berarti Unand sudah siap mencetak para sarjana yang tamat

tidak lebih dari lima tahun,” tambahnya. Akreditasi A yang diperoleh Unand beberapa waktu lalu membuat beberapa pihak optimis untuk menerapkan Permendikbud ini. Namun masih diperlukan pembenahan dalam berbagai hal. Kompetensi mahasiswa dan kualitas dosen serta sarana dan prasarana yang memadai merupakan tonggak penting dalam menjamin untuk menghasilkan lulusan-lulusan terbaik. Lulusan dengan standar yang dibutuhkan bursa kerja nantinya, baik skala regional, nasional, maupun internasional. Laporan : Anis, Ayu, Chintia Dira, Fika, Lidza, Neni, Putri, Rani, Rully, Tania

Dies Natalis

............ Sambungan halaman 8 Negatif pun bermunculan jika Permendikbud ini benar-benar diterapkan. “Akan banyak mahasiswa yang apatis terhadap organisasi. Mereka berpikir organisasi itu akan memperlama masa kuliah. Akhirnya mereka hanya fokus kuliah saja. Setiap hari yang mereka lakukan hanyalah kuliah, pulang, dan membaca buku. Namun tidak ada pengaplikasian ilmu yang mereka dapatkan selama di bangku perkuliahan,” tutur mahasiswa tahun

akhir ini. Beberapa fakultas yang notabenenya susah untuk menamatkan pendidikan dalam kurun waktu lima tahun turut menjadi sorotan terkait penerapan Permendikbud ini. Muhammad Fadhli, mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2013 mengaku baru mengetahui peraturan Dikti ini. Fadhli menyatakan peraturan ini wajar diberlakukan di Unand mengingat beberapa dampak positif dari penerapannya. “Menurut saya, sama Kriteria Ketuntasan Mengajar (KKM) di SMA. Jika KKM ditinggikan, maka otomatis nilai pun lebih tinggi. Mungkin


Tips Hidup Hemat ala Mahasiswa Tahun Akhir

S

ebagai mahasiswa tahun akhir, tentunya akan membutuhkan biaya yang lebih besar dibanding tahun awal pertama. Mulai dari biaya penelitian,transportasi, dan biaya makan di luar bersama teman-teman. Biaya yang kita keluarkan semakin meningkat, sedangkan pendapatan hanya mengharapkan kiriman dari orang tua semata. Tidak sedikit mahasiswa tahun akhir yang stres memikirkan pengeluaran dalam satu bulan. Terkadang sewa kos yang tibatiba menaik, teman terus-terusan menangih hutang, rasanya ingin cepatcepat mengakhiri status menjadi mahasiswa tahun akhir. Namun, jika kita bisa mencerdasinya, kita bisa mengontrol biaya pengeluaran yang terlalu deras seperti air. Berikut ini, ada beberapa tips hidup hemat ala mahasiswa tahun akhir. 1. Buatlah Daftar Skala Prioritas dalam Hidup Kita sering membelanjakan uang belanja untuk hal-hal yang sebenarnya bukan kebutuhan primer kita. Hanya karena kita tidak ingin terlihat kuno, bukan berarti kita harus mengikuti tren orang lain yang memang berkecukupan. Cukup membeli barang-barang primer yang kita butuhkan. Buat daftar sesuai dengan prioritas masing-masing, maka kita bisa tahu mana yang penting. 2. Menahan Diri Ketika sedang jalan-jalan ke mall dengan sahabat, seringkali kita melihat barang-barang bagus yang sebenarnya tidak memiliki arti penting jika dibeli saat itu. Namun, jika kita tidak bisa menahan godaan, tentunya

uang yang bisa digunakan untuk membeli hal yang lain yang lebih penting jadi terabaikan. Sekali dua kali kita belm merasakan efeknya, tetapi, jika sudah menjadi kebiasaan membeli barangbarang yang tidak terlalu penting, maka kantong kita akan cepat kempes. Belajarlah untuk bisa menahan diri terhadap barang-barang yang belum kita butuhkan. 3.Pilih Kos yang Nyaman juga Ramah di Kantong Saat ini, banyak kos-kosan yang lengkap fasilitasnya. mulai dari loundry, televisi, dan juga air conditioner. Namun, harga yang ditawarkan oleh kos-kosan seperti itu bisa 2x lipat dari kos biasa. Nah, bagi mahasiswa tahun akhir agar bisa hidup hemat, carilah kos-kosan yang dianggap nyaman dan juga ramah di kantong. Fasilitas di kos-kosan mahal juga bisa kita lakukan seperti memasak, dan mencuci sendiri. 4. Catat Pengeluaran saat Berbelanja Selain untuk mencek semua barang yang dibeli, kita juga bisa mengontrol pengluaran dengan mencatat berapa uang yang sudah kita belanjakan. Bisa saja, pengeluaran minggu ini lebih dibanding minggu lain karena satu dan lain hal. Oleh karena itu, untuk minggu depan kita bisa mengatur lagi uang jajan agar tetap terkendali. Selain itu, dengan membuat catatan pengeluaran, kita bisa tahu sisa uang jajan di bulan ini. Jika berlebih, maka gunakan kesempatan ini untuk memenuhi hobi kita. 5. Jagalah Kesehatan Tubuh kita sangat penting sekali dijaga agar tetap fit. Jika kita sudah sakit, pasti banyak uang yang digunakan untuk berobat. Selain itu, jika sakit maka

penelitian kita juga akan terganggu. Maka jagalah kondisi kesehatan dan jangan terlalu sering begadang dan sesekali makan buah. Sedikit berbagi untuk kamu mahasiswa akhir. Biaya penelitian dan print out skripsi tidak jadi masalah jika

kamu mengetahui cara mengatasinya. Dan yang paling utama, kunci hemat mahasiswa akhir terletak pada diri masing-masing, kebiasaan adalah tiang utama :D. Desi (Diolah dari berbagai sumber).


Genta Andalas Laksanakan PJTD X

S

abtu (6/9), Genta Andalas melaksanakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) ke-X yang dilaksanakan selama dua hari. Pelatihan yang didanai pihak kampus melalui Wakil Rekor III ini diikuti oleh mahasiswa Unand, perwakilan UKM, dan Lembaga Pers se-Kota Padang secara gratis. Menghadirkan Firdaus, General Manager Harian Rakyat Sumbar dan Iggoy El Fitra, Redaktur Sastra dan Seni Metro Andalas sekaligus Juru Foto

Jurnalistik Antara Sumbar sebagai pemateri. Peserta disuguhkan materi mengenai dasar-dasar jurnalistik, kode etik jurnalistik, dan foto jurnalistik. Peserta antusias bertanya terkait jurnalistik dari pemaparan pemateri maupun pengalaman pemateri di lapangan. Jesica Kristiani Wau, salah satu peserta menuturkan sangat mengapresiasi pelatihan ini. Jesica mengatakan pelatihan berbau jurnalistik jarang diadakan gratis. Sisi

BEM-KM, UKM, dan UKF Adakan Konsolidasi BBMK 2014

S

enin (15/09), BEM-KM Unand mengadakan pertemuan dengan UKM dan UKF se-Unand. Pertemuan yang membahas keberlanjutan BBMK 2014 ini dibuka Rahmat Ilham, Wakil Presiden BEM KM 2014/2015. Pertemuan singkat tersebut membahas time scedule pelaksanaan BBMK 2014. Beberapa kesepakatan terkait pelaksanaan BBMK 2014 dibahas dalam pertemuan ini.

Ditemui dalam kesempatan yang berbeda, Bill Yudhistira, perwakilan UKM Neo Telemetri sekaligus Ketua BBMK 2014 menyebutkan BBMK 2014 tetap dilaksanakan. “BBMK tetap akan dilaksanakan tahun ini,” ujarnya. Pernyataan ini menepis kabar beberapa waktu lalu yang mengatakan BBMK tahun ini BBMK tidak dilaksanakan. Anes, Iin

Bagikan Jilbab, Partisipasi FKI Rabbani Peringati Hijab Internasional

S

empat molor hingga tiga puluh menit akibat hujan, Long March Solidarity yang diadakan FKI Rabbani Unand membawa dampak baik bagi kaum muslimin sekitar Pasar Baru Kamis, (11/09). Kegiatan berupa pembagian jilbab kepada masyarakat yang ditemui di sepanjang jalan dari Mesjid Nurul Ilmi hingga Pasar Baru tersebut turut diikuti perwakilan berbagai UKM dan UKMF.

“Tujuan pembagian jilbab ini untuk menutup aurat dengan memakai jilbab serta membantu saudara-saudara kita yang kurang mampu. Dulu orang Turki pernah melarang orang muslim menggunakan jilbab. Dengan adanya hari Hijab Internasional, maka kami turut berpartisipasi sehingga tidak akan ada lagi larangan memakai jilbab,” tutur Sri Wahyu Nengsih, Ketua Keputrian FKI Rabbani. Hisna

Sejumlah UKM Masih Belum Mengurus Dana Operasional

M

engawali tahun ajaran 2014/ 2015, Kasubag Kemahasiswaan Unand telah mencairkan dana operasional UKM tingkat universitas untuk dua semester ke depan. Beberapa UKM yang telah mengurus dana operasinal diantaranya BEM-KM, Genta Andalas, Pandekar, dan Kopma. Beberapa UKM lainnya masih dalam proses pencairan setelah pengajuan serangkaian persyaratan yang telah ditentukan. Yuheldison, Kasubag MPI menuturkan seluruh UKM sudah bisa menerima pencairan dana operasional tersebut. Pihak kemahasiswaan sendiri telah memberitahukan perihal pengajuan dana bantuan operasional.

Uji Publik RUU UKM Banyak Dapat Masukan

M

ajelis Permusyarawatan Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (MPM-KM) Unand adakan Uji Publik Rancangan Undang-Undang (RUU) Nomor 01 tahun 2014 tentang Susunan dan Kedudukan Badan Khusus Berstatus UKM. Uji Publik RUU ini diselenggarakan Senin (26/8), dihadiri Presiden Mahasiswa dan Ketua UKM se-Unand. , Memasuki sesi pembahasan RUU, M. Taufik, Presiden Mahasiswa bertanya terkait pasal 2 ayat 3 pada draft RUU tersebut. “Saya ingin menanyakan bagian BAB II Bentuk, Sususan dan Kedudukan pasal 2 ayat 3 yang berbunyi UKM berkedudukan di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Padahal seperti yang

A

member dan non member AIESEC, seperti Thailand, Filipina, Malaysia, Kamboja, Vietnam, Japan, Korea, dan lainnya. Melalaui konferensi pers, Manager GLS menuturkan Konferensi dihadiri oleh lima fasilitator berpengalaman di bidang leadership. “Setelah pelaksanaan Grand Opening akan dilaksanakan sesi Leadership Journey, The Power of Influence, Gala Dinner, dan Global Top Leader selama empat hari. Dalam pelaksanaan konferensi nantinya, ada lima orang fasilitator yang terdiri dari tiga orang Indonesia. Dua orang lainnya masingmasing berasal dari Mesir dan Malaysia,” ujar Icha. Iin, Anes, Neny

M

emperingati Hari Pramuka sedunia yang jatuh pada hari ini, Kamis (14/8), Pramuka Unand mengadakan upacara bendera. Bertempat di lapangan basket Unand, upacara ini turut dihadiri Wakil Rektor (WR) III Unand, Pembina Gudep Putra Pramuka, dan perwakilan unit kegiatan mahasiswa. Upacara yang dimulai pukul 08.00 WIB ini dipimpinan Isril, Ketua Gugusan Depan (Gudep) Unand. Membacakan kata sambutan Adhyaksa Dault, Ketua Kuartir Nasional Gerakan Pramuka yang dalam hal ini diwakili Isril menyampaikan bahwa, dengan memperingati hari pramuka diharapkan dapat mendorong perkembangan dan kemandirian

Upacara OTR Awali Kaderisasi UKM Pramuka

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Unand mengadakan upacara Orientasi Tamu Racana (OTR), Jumat (12/9). OTR ini dilaksanakan dalam rangka Open Recruitment (OR) menyambut kedatangan calon anggota baru Pramuka. Tahun ini proses OR Pramuka dimulai sejak 12 Agustus hingga 12 September. Fadilla, salah seorang anggota Pramuka menuturkan OTR merupakan

tradisi menyambut peserta OR. “Acara ini adalah tradisi kita menyambut peserta OR. Nantinya akan kita berikan kokarde juga sebagai penanda bagi mereka,” katanya. Turut hadir Wakil Rektor III, Aprisal yang dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan mahasiswa di bidang Pramuka. “Selain bisa melatih soft skill, kegiatan ini juga melatih jiwa kepramukaan mahasiswa,” ujarnya. Fika, Laila

kita ketahui jumlah sekretariat di PKM terbatas dan bagaimana maksud dari kedudukan tesebut, apakah UKM harus di PKM atau sebaliknya,” tanya mahasiswa Ilmu Hukum tersebut. Menanggapi itu, Ketua DPMKM Unand mengatakan bahwa berkedudukan di PKM tidak semertamerta harus di PKM, tujuan dari RUU ini agar WR III menyetujui dan semua UKM mendapatkan sekretariat di PKM. “Berkedudukan di PKM bukan harus memiliki sekretariat di PKM. Tapi tentu kami berharap nantinya RUU ini disetujui dan disahkan oleh WR III. Sehingga seluruh UKM memiliki sekretariat di PKM,” ungkapnya. David, Michel

Peringati Hari Pramuka seDunia, Pramuka Unand Adakan Upacara

AIESEC Unand Gelar International Conference Perdana ssociation Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales (AIESEC) Unand mengadakan Grand Opening Global Lead Summit (GLS) 2014 Kamis, (14/8) di Auditorium Gubernur Sumatera Barat. Mengusung tagline ”Mind Heart and Action”, konferensi yang membahas leadership ini akan dilaksanakan selama 14-17 Agustus 2014 di Hotel Hayam Wuruk, Padang. Nikos Joshua sebagai Conference Comittee Precident turut mendampingi Asisiten Ekbang dan Kesra Sekda Provinsi Sumbar, Syafrudin Dt. Paduko Rajo membuka acara. Konferensi ini menghadirkan 80 delegasi dari 13 negara dan 15 universitas yang berasal dari

Namun hingga berita ini dirilis, sejumlah UKM masih juga belum mengajukan permohonan dana bantuan operasional tersebut. Menurut Yuheldison, hal tersebut dikarenakan pergantian kepengurusan tahun lalu. “UKM Pika saja hingga saat ini masih belum mengadakan musyawarah besar pergantian pengurus. Mereka belum bisa mengajukan permohonan dana, karena syaratnya belum lengkap. Yang jelas kami sudah memberitahukan kepada masing-masing UKM untuk segera mengurus kelengkapannya hingga batas waktu yang disediakan, 20 Oktober 2014,” terangnya. Michel,Yuli

gerakan pramuka untuk mempercepat keberhasilan dalam upaya pembentukkan karakter kaum muda sebagai calon pemimpin bangsa yang lebih handal dan baik di masa depan. Melalui tema “Mantapkan Pembentukkan Karakter Kaum Muda Melalui Gugus Depan Terakreditasi” Adhyaksa turut berpesan bahwa dalam kurun satu dasawarsa terdapat tiga momen penting perkembangan gerakan pramuka. Diantaranya presiden RI telah mencanangkan kembali revitalisasi pramuka tahun 2006, kemudian terbitnya UU nomor 12 tahun 2010 tentang gerakan pramuka yang dapat memperkuat legalitas pramuka di negeri ini. Ayu

UKS Day Ramaikan PKM

J

umat (12/9), Unit Kegiatan Seni (UKS) Unand mengadakan acara UKS Day di gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai 1. Berbagai bakat anggota UKS ditampilkan, mulai dari seni musik, tari, rupa, lukis, dan show up dari divisi teater. “Acara ini intinya untuk mengenalkan UKS ke mahasiswa dan

warga Unand. Bisa dibilang kita seperti latihan juga namun lebih dikemas lagi,” ujarnya. Penampilan zombie menjadi pusat perhatian pengunjung. Dilla, salah satu pengunjung mengaku tertarik melihat orang yang bergaya ala zombie di sekitaran PKM. Ia berharap acara seperti ini bisa rutin diadakan sebagai hiburan bagi mahasiswa. Clara, Laila


Mempertahankan Tradisi Sholat Meminta Hujan Oleh: Hafiza*

H

ujan merupakan anugerah dari yang Maha Kuasa untuk makhluk hidupnya. Namun, hujan juga tidak akan selalu turun tetapi akan berganti dengan musim kemarau. Menghadapi kemarau panjang, sebagian masyarakat memiliki tradisi sendiri untuk meminta hujan kepada yang Maha Kuasa. Di tengah kemajuan zaman masih ada sebahagian masyarakat kita, khususnya Minangkabau yang mempertahankan tradisi ini. Tradisi merupakan suatu kebiasaan yang selalu dilakukan terus menerus yang berkembang di tengah masyarakat. Demikian pula dengan shalat meminta hujan saat musim kemarau yang dilakukan oleh masyarakat 50 Kota, Kecamatan Harau tepatnya Kenagarian Pilubang. Dalian (70), salah seorang masyarakat Pilubang yang masih mengikuti dan mempertahankan tradisi sholat minta hujan membenarkan hal tersebut. Dalam pertemuan singkat (29/ 6) ia menceritakan bagaimana tradisi yang masih dipertahankannya sampai saat ini. Dalian telah mengetahui tradisi minta hujan sejak dia masih kecil, namun saat itu belum mengikuti ritual tersebut. Pertama kali Dalian melaksanakan sholat minta hujan di Batu Tanam, tepatnya di mudiak Sawah Liek, jalan menuju Buluah Kasok. “Saya melaksanakan shalat minta hujan sejak masih muda, yang pada awalnya diajak oleh orang lain. Sampai sekarang saya masih melanjutkan tradisi shalat minta hujan,” ujarnya. Konon, Batu Tanam merupakan suatu karya dari seorang Angku, yang biasa dipanggil Angku Ramat. Menurut ceritanya, Angku

Ramat menanam batang limau jenis kotori bona, yang sering digunakan untuk memandikan jenazah dikelilingi oleh batu di sekitarnya. Tempat tersebut

KEKERINGAN: Daerah Pillubang, Kec.Harau 50 Kota sering dilanda kekeringan berada di jalan menuju ke daerah Buluah Kasok. Sampai sekarang limau tersebut masih tumbuh dan tidak ada orang yang mau menebangnya. Selain ritual shalat minta hujan, acara yang biasa dilakukan pada sekitaran Batu Tanam tersebut adalah acara makan bersama. Bahkan ada yang

bergotong royong, semua peralatan yang dibutuhkan dibawa dari rumah jamaah shalat minta hujan. Di samping memasak dan makan bersama, perhelatan juga dimeriahkan dengan irama talempong yang dimainkan dengan tujuan menyarukan ujan. Teknis pelaksanaan ritual ini

mereka akan mencari mamak atau mancari induak. Langkah ini merupakan cara yang teruji untuk menghindari konflik antara pribumi dan pendatang. Tidak hanya itu, langkah ini juga berfungsi untuk memudahkan pendatang berinteraksi dengan penduduk lainnya. Mekipun kehadiran mereka telah diterima oleh suatu kaum, tetapi hak dan kewajiban mereka masih tetap dibatasi. Dulu orang malakok ini tidak diizinkan untuk mendirikan rumah Gadang, terutama di wilayah luhak. Namun seiring dengan perkembangan zaman para pendatang sudah diizinkan untuk mendirikan rumah Gadang. Namun bentuk rumah Gadang yang akan dibangun masih tetap dibatasi, yakni menghilangkan asesoris pada lambang (sisiak ikan) yang yang terdapat pada gonjongnya. Arsitektur seperti ini banyak ditemui pada rumah Gadang yang dibangun di daerah rantau. Sementara itu, rumah Gadang di wilayah luhak sendiri juga mengalami perbedaan antara satu dengan yang lainnya. Rumah Gadang Luhak Tanah Datar disebut gajah maharam, luhak Agam dengan nama rajo babandiang, dan surambi papek rumah Gadang di luhak 50 Koto. Berlakunya tanam paksa di Minangkabau mau tidak mau tugas perempuan di rumah Gadang lebih dominan dalam mengatur kerukunan antar sesama penghuni. Hal ini disebabkan kaum laki-laki dijadikan sebagai pekerja pada perusahaanperusahan perkebunan milik pemerintahan kolonial. Kondisi ini menyebabkan kaum laki-laki mengalami

kesulitan mengawasi kelangsungan hidup di rumah Gadang secara berkelanjutan. Maklumlah, bekerja dengan pihak kolonial sama saja artinya dengan budak. Fenomena ini akhirnya menyebabkan longgarnya pengawasan terhadap sanak keluarga semakin muncul kepermukaan. Akibatnya kekuasaan laki-laki di rumah Gadang mulai menurun. Apalagi dengan masuk dan berkembangnya Islam di Minangkabau. Pola kehidupan di rumah Gadang mulai mengalami perubahan yang mendasar, karena seorang ayah bertanggung jawab penuh atas kelangsungan hidup keluarganya. Meskipun mengalami pasang surut, namun sebagai warisan budaya yang sudah mentradisi, kehadiran rumah Gadang terus berlanjut sampai sekarang. Kesadaran ini dapat dibuktikan dengan bermunculannya gedung-gedung perkantoran yang menyerupai arsitektur-arsitektur rumah Gadang. Secara positif kesadaran ini patut didukung bersama, karena kerinduan akan nilai-nilai lama masih berakar pada generasi sekarang. Namun, sejalan dengan bergulirnya kebijakkan pemerintah mengenai kewewenangan daerah untuk mengelola daerahnya masing-masing atau otonomi daerah. Maka roh kehidupan rumah Gadang ikut terbawa dalam sistem birokrasi pemerintahan, karena pemimpin pada instansi yang bersangkutan dapat diibaratkan seperti kekuasaan seorang mamak di rumah Gadang. Artinya ia akan mengayomi sanak keluarga, kaum, orang sekampung, tetangga, sahabat dan orang sesuku. Intinya fenomena sosial ini bukan lagi persoalan yang baru. Buktinya dapat ditemui pada

Kekuasaan dan Rumah Gadang Oleh : Muchlis Awwali*

S

ecara tradisional rumah Gadang difungsikan untuk tempat tinggal dan musyawarah kaum. Sebagai tempat tinggal rumah Gadang dihuni oleh beberapa kepala keluarga, bahkan seorang sarjana Belanda pernah melihat sebuah rumah Gadang dihuni oleh 75 orang, bahkan sampai 100 orang. Jumlah ini dapat saja bertambah, bahkan juga berkurang. Pertambahan terjadi jika ada salah satu dari anggota keluarga ada yang menikah. Sebaliknya akan terjadi pengurangan jika ada anggota keluarga yang meninggal dunia atau pergi merantau. Kemudian, sebagai tempat musyawarah rumah Gadang sering digunakan membahas masalah-masalah yang muncul dalam kaum. Mengingat begitu pentingnya kehadiran rumah Gadang, maka tidak mengherankan setiap kaum di Minangkabau berusaha membangun dan memiliki rumah Gadang. Kemudian, secara historis rumah Gadang juga memiliki fungsi pembeda antara pribumi dan pendatang. Bagi kaum yang tidak memiliki rumah Gadang dalam suatu kampung biasanya mereka dianggap sebagai orang pendatang. Dalam kesehariannya, orang pendatang sering mendapat perlakuan yang agak berbeda dari orang pribumi. Untuk mengantisipasi masalah ini biasanya

menyembelih seekor kambing dan kemudian memasaknya bersama-sama di sekitar termpat tersebut. Perhelatan kecil-kecilan ini dilakukan dengan

dimulai dengan shalat wajib, yakni sholat zuhur. Kemudian diikuti dengan shalat sunat, dan diakhiri dengan shalat hujan. “Perbedaan salat biasa dengan salat hujan hanya pada niat saja,” terang Dalian. Terakhir Dalian melaksanakan sholat hujan seminggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 Juni. Dalian menuturkan manjurnya shalat minta hujan yang mampu menurunkan hujan seusai melaksanakan salat. “Setelah kami pulang dari tempat shalat, hujan itu pun turun yang menandakan permintaan kami didengar,” ungkapnya. Saat ini ada tempat baru yang digunakan untuk melaksanakan salat jumat, di daerah Pandakian, Koto Nan Gadang. Tempat ini dibuat oleh Sansibur, seorang imam guru sekolah dasar. Hal ini dilakukan oleh Sansibur karena Batu Tanam tersebut cukup jauh dari pemukimannya. Akan tetapi, masyarakat lain masih banyak yang mengunjungi Batu Tanam untuk melaksanakan salat hujan. Ndak lakang dek paneh ndak lapuak dek ujan, demikian pepatah yang berada di tengah masyarakat yang mampu menggambarkan eksistensi keberadaan tradisi salat minta hujan ini. *Penulis merupakan Mahasiswi Fakultas Hukum, Unand

pepatah ‘tagak di kaum mamaga kaum, tagak di suku mamaga suku, tagak di kampuang mamaga kampuang’. Secara sosiologis pepatah ini menggambarkan suatu kearifan lokal yang mengandung unsur positif dan negatif. Positifnya adalah muncul sikap tenggang rasa antar seketurunan dan sekampung. Namun, aspek negatifnya dapat menimbulkan persaingan yang kurang sehat dalam memperoleh jabatan. Pada hal dalam dunia keprofesionalan dituntut orangorang yang cadiak, pandai, arif dan tahu. Keempat aspek tersebut merupakan tuntutan yang tidak dapat ditawar-tawar lagi, jika kita berhadapan dengan dunia kinerja. Apalagi kinerja itu sudah berhubungan dengan kemaslahatan orang banyak. Oleh karena itu, maka suka tidak suka sistem kompetensi harus diterapkan agar terjadi persaingan yang sehat dalam memperoleh jabatan. Sekiranya masalah ini diabaikan, maka dapat dipastikan akan terjadi kehancuran dalam berbagai bidang. Karena falsafah sudah mengingatkan dalam pepatahnya ‘kapalang alim rusak agamo, tukang rusak kayu, kapalang pandai rusak ilmu, kapalang cadiak rusak adat’. Berdasarkan uraian di atas dapat diasumsikan bahwa sebagai umat yang beragama dan beradat, maka kekuasaan hendaknya dapat dijadikan sebagai kekuatan untuk mengayomi kesejahteraan orang banyak. Sebab itu, tidak ada salahnya kekuasaan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Amin. *Penulis merupakan Dosen Sastra Daerah Minangkabau Fakultas Ilmu Budaya, Unand


Tentang Ramoun Apta Ramoun Apta, lahir di Muara Bungo, Jambi, 26 Oktober 1991. Aktif dalam LPK (Labor Penulisan Kreatif). Mahasiswa Sastra Indonesia, Universitas Andalas, Padang.

G

odok beringsut ke kaki meja. Dengan cepat, ia melipatkan kedua tangannya ke atas kepala. Tubuhnya bergetar laksana gempa bumi berkekuatan 7.9 Skala Richter dengan kedalaman 71 kilometer. Aku mendekatinya. Perlahanlahan, kuusapkan tangan kananku ke kepalanya. Aku berupaya menenangkannya. Cemooh para senior tadi sepertinya begitu menyakiti hatinya. Godok dibuatnya sama sekali tak ingin mengangkat kepala. Kulihat wajah para senior yang menakutkan itu satu persatu. Wajahwajah itu seperti mahluk purba dari mitologi antah berantah. Aku pun dibuatnya merinding. Aku menekurkan kepalaku. Sebelum pada akhirnya melihat Godok kembali. “Beginilah jadinya kalau sok akrab kepada kami. Kau hanya akan menggali kuburanmu sendiri,” kata salah seorang senior kepada Godok. Godok diam saja. “Kami ini orang-orang hebat. Nama kami telah melambung hingga langit ke tujuh. Kau harus demikian bila ingin duduk bersama kami!” tukas salah senior yang lain. Aku menurunkan tanganku ke punggung Godok. Kurasakan bajunya basah oleh keringat dingin. Getaran tubuhnya kian hebat. “Ini kedai penyair. Tempat orang-orang hebat berdialektika. Mendiskusikan tentang sastra, politik, hukum, sosial, ekonomi, hingga persoalan-persoalan lain yang berbau ilmu pasti. Bukan tempat mangkal anakanak gaul kota Padang!” ujar salah seorang dari mereka lantang. Mendengar kata-kata seperti itu disuarakan dengan nada yang keras aku pun jadi merasa disalahkan juga. Aku pun ketakutan. Seperti Godok, aku turut beringsut ke kaki meja. Belum pernah aku membicarakan semua itu. “Kau tidak perlu takut, Moun.” Kata salah seorang senior kepadaku. “Kau adalah bagian dari kami. Meski puisimu yang dimuat tidak banyakbanyak amat, dan juga tidak terlalu bagus. Setidaknya, kau mampu. Kau layak mendapat hormat dari kami!” Seorang senior yang lain kemudian menghampiriku, menepuknepuk bahuku pelan. “Kami membaca, kebanyakan puisi-puisimu masih terlalu biasa, sebatas kegundahan hati dan cengeng belaka. Puisi-puisimu belum membicarakan persoalan yang lebih besar. Misalnya tentang dualisme politik, pejabat-pejabat tinggi yang korup, penegak hukum yang membelokkan jalan persidangan, serta hal-hal lain yang berbau ketidakadilan. Puisimu masih ringan dan belum bertenaga. Sementara, puisi semestinya berisi seperti yang kusampaikan itu.” “Benar sekali, Bung. Namun, meskipun begitu, dia telah mampu membawa puisi-puisinya ke kancah nasional,walau puisinya begitu,” sambar seorang senior yang lain lagi sembari memegang tanganku. Aku menundukkan kepalaku kembali. Meskipun di mata mereka aku hanya penyair setengah jadi, dalam hati

Orang-orang Hebat Oleh: Ramoun Apta* aku sebenarnya bangga. Sebab untuk mendapatkan pengakuan dari para senior tidak semudah membalikkan telapak tangan. Bahkan ada yang berani menjiplak puisi karya penyair lain dan menerbitkannya di koran sekedar untuk mendapatkan itu. Tetapi alangkah sayangnya, strategi itu ketahuan pula

Kadang terlalu bertele-tele. Bahkan ada juga yang seperti teks pidato. Belum bisa dikatakan puisi karena unsur-unsur estetika puisi belum begitu kuat. Apalagi bila ingin menulis untuk koran. Koran tentu punya peraturan lain. Selalu ingin kebaruan, kesegaran, dan serba mutakhir.

sebab senior bukanlah pembaca yang bisa ditipu. “Bagaimana kau bisa belajar secepat itu, Moun?” “Aku banyak membaca, Bang.” “Tentu bukan hanya itu,” ia menuntut jawaban lebih. “Benar, Bang. Selain itu aku juga sering meniru-niru puisi penyair lain.” “Menjiplak?” “Tidak, Bang. Itu adalah kesalahan. Itu sama saja kita tidak menghargai buah cipta milik orang lain. Aku cuma meniru cara dia menulis puisi dari puisi yang dilahirkannya,” jelasku. “Oh, bagus sekali. Cara belajar puisi yang baik. Kita semua meniru. Lantas, apalagi?” “Aku juga belajar dari abangabang sekalian. Aku menyerap semangat dari abang-abang sekalian. Kupikir abang-abang memiliki semangat yang setinggi gunung,” tutupku. Aku memang pandai mengambil hati para senior. Tidak seperti kawan-kawan yang lain yang enggan melakukan itu. Hal ini kulakukan agar aku terus bisa belajar dari mereka. Kuakui mereka memang hebat-hebat. Sebagai teman yang sama berproses kreatif, kurasa Godok memang kendur dan terlalu lamban berpuisi. Pikirannya masih meledak-ledak,ia masih menggunakan logika orang awam dalam mengolah inspirasi. Puisipuisinya hampir menyerupai esai.

Godok selalu m e n g k r i t i k pemerintah dalam puisi-puisinya, terutama soal korupsi. Ia sangat mengutuk koruptor-koruptor yang telah menguras kekayaan negeri ini. Koruptor-koruptor yang bercokol di segala bagian pemerintahan. Mulai dari bagian kecil sampai yang paling besar. Mereka tidak peduli pada nasib rakyat kecil dan kaum-kaum miskin di sepanjang pinggir kota. Menurutku, Godok lebih cocok menjadi seorang aktivis pergerakan ketimbang menjadi seorang penyair. Pemikirannya yang tajam dan lugas akan sangat memukau bila disampaikan dengan cara berorasi di depan banyak orang. Hanya saja ia tidak menggubris kata-kataku setiap kali kusampaikan pendapat itu. Seperti angin, ia terlalu asik dengan dialektikanya sendiri. Pernah kutanyakan kenapa ia menulis puisi, dan tidak mengalihkannya ke yang lain, semisal esai. Tapi Godok hanya menjawab, “aku lebih menikmati puisi,” katanya. “Tapi kau belum juga bisa merasakan kehadiran puisi. Puisi yang datang seperti angin sejuk yang dihela pada saat matahari tegak tak kau rasakan sebagaimana kau merasakan irama detak jantungmu sendiri.” “Aku menikmati dan menghidupi puisi dengan caraku sendiri,” jawabnya singkat. “Apa yang kau cari dalam puisi?” “Aku mencari jati diri. Aku ingin mendamaikan jiwaku.” “Apa tujuan kau menulis puisi?”

“Aku ingin mengkritik seseorang.” “Seseorang? Siapa?” “Ya. Seseorang. Seseorang yang ingin kulawan.” “Musuhmu?” “Bukan,” tegasnya. “Lantas siapa?” “Seseorang yang tersimpan di dalam jantungku.” Godok kemudian mengusap wajahnya. Ia kemudian tercenung. Lama. Kudengar suaranya terisak-isak. Aku tak tahu siapa seseorang yang ingin dikritik oleh Godok. Ia pastinya seseorang yang ia cintai. Dan aku tak pernah lagi bertanya semenjak saat itu. Godok memang sangat misterius. Ia bisa saja bahagia sesaat dan sesaat kemudian kembali bersedih. Ia bisa saja muncul di suatu ruang diskusi tanpa ada yang tahu kapan ia datang, dan tanpa tahu sejak kapan ia pergi. Ia memang bukan seperti orang kebanyakan yang suka ngobrol sana-sini, tertawa-tawa di malam hari bersama banyak orang sembari menatap ke arah bulan, atau pun nongkrong di kedai kopi sekedar untuk mengolok-olok teman dan juga tidak suka berleha-leha. Ia tidak pula terlalu serius dan tidak pula anti keseriusan. Tapi ia orangnya asik diajak berteman. Kecintaannya terhadap puisi, dan keinginannya untuk menjadi penyair dan menerbitkan puisinya di koran-koran agar bisa dibaca oleh seseorang itu membuatku lintuh dan kemudian membawanya ke hadapan senior. Barangkali para senior akan dengan senang hati memberinya motivasi dan berbagi pengalaman menulis. Aku pikir sebagai orang yang telah menerima pengakuan, Godok akan aman bila aku bawa. Larangan bahwa setiap mahasiswa baru tidak diperkenankan bergabung duduk bersama senior sebelum puisinya terbit di koran akan dikendurkan. Ternyata tidak. Godok malah diperolok dan dipermainkan seperti sampah. Salah seorang senior berbadan besar kemudian mendekati Godok. Merasakan kehadirannya, Godok pun semakin menyudut. “Kawan-kawan! Lihatlah, ia memang pantas menyudut di kaki meja itu. Derajatnya memang hanya setinggi itu, kok,” katanya. Kulihat gigi taringnya nyembul dua seperti drakula. Rambutnya kusut. Baru kali ini kulihat ia muncul di kampus ini. “Bukan, Bung. Bukan. Bukan hanya derajatnya saja yang serendah itu. Otaknya juga cetek. Badannya saja yang besar. Seperti godok tepung, kue hambar itu. Haha,” sambar salah seorang senior yang lain. Senior yang ini tak asing lagi di mataku. Pada Masa Orientasi Mahasiswa dulu dialah yang tukang minta dibawakan cokelat kepada mahasiswi-mahasiswi baru. Ia memaksa dibawakan cokelat sebagai hukuman atas kesalahan para mahasiswi itu. Aku ingat betul kumisnya yang tebal itu mengembang seperti batangan cokelat. “Lihatlah perutnya yang busung itu, Bung. Seperti gentong minyak. Bungkusnya besar isinya lemak. Seperti perut para koruptor. Orang idiot dia. Jangan-jangan dia anak seorang koruptor?” Senior yang satu ini memang belum pernah kulihat sama sekali meski rasa-rasanya dia pernah kulihat. Mungkin kepalanya yang botak itu membuatku lupa sesuatu. “Hey, apa


bapakmu seorang koruptor? Orang yang telah menguras kekayaan negeri ini? merampas hak-hak kami rakyat kecil ini? Bedebah!� sambungnya. Godok diam saja. Ia tak berani melawan. Ia telah remuk dalam ketakutan. Aku tahu ayah Godok bukanlah seorang pejabat seperti yang senior itu tuduhkan. Ia hanya seorang Pembantu Rektor di salah satu kampus di kota ini. Kudengar ia juga suka mendermakan sebagian hartanya kepada pengemis, anak-anak yatim piatu dan banyak lagi. Gaya hidupnya sederhana. Ia tidak pernah memakai mobil mewah dan perhiasan mahal. Bahkan mobil dinas pun jarang. Dan pakaiannya pun sederhana saja, sering kali kusam. Ia juga ramah kepada para dosen di kampus, juga mahasiswa. Kalau orang seperti dirinya menjadi pemimpin di negeri ini

Wahai Jiwa

tentulah penduduk negeri ini akan damai dan sejahtera. Setidaknya, itu yang aku percayai sebelum berita mengejutkan itu tersiar. Seminggu yang lalu, sebelum pergi berangkat kuliah, aku membuka koran dan membaca sebuah berita tentang kematian yang mengenaskan yang terjadi pada seorang Pembantu Rektor yang menjadi tersangka korupsi di salah satu kampus di kota ini. Ia dituduh korupsi karena telah mengeluarkan surat pemangkasan jatah beasiswa mahasiswa yang uangnya kemudian dikirimkan ke rekening pribadi miliknya. Kasus itu tercium setelah salah satu lembaga pergerakan mahasiswa di kampus itu meneliti tentang adanya pemotongan tertentu yang tidak masuk akal yang dibebankan kepada setiap penerima beasiswa. Kasus itu kemudian dilaporkan kepada

Pemilik Mimpi Oleh : Ameliorasi

Siapa kau? Hey kau yang sedang malas bergerak! Jiwa pemalas tak pernah puas Turuti malasmu, kubur saja mimpimu! Hey kau yang sedang berleha di dunia maya! Tak sadarkah kau hidup di dunia nyata Bermenit-menit membuang kalori hanya untuk tak ketinggalan update Turuti lalaimu, pendam saja anganmu! Hey kau yang sedang larut dalam obrolan tak penting! Tak sadarkah dirimu sudah berada di hari petang Berjam-jam meluangkan waktu hanya untuk berkelakar tanpa manfaat Turuti girangmu, tunda saja suksesmu! Begitu nyamankah kau menyikapi hidup seperti itu Begitu banggakah dengan apa yang sedang kau perbuat Apa saja yang sudah kau lakukan untuk mempercepat suksesmu Bagaimana caramu mengendalikan roda pikiran? Kapan kau akan menikmati sukses itu Dan satu lagi, Siapa saja yang sudah kau bahagiakan sampai detik ini Wahai jiwa-jiwa pemilik mimpi..

Lembaga Pemberantasan Korupsi. Dengan terkuaknya kasus itu mahasiswa pun murka. Maka pada saat Pembantu Rektor itu akan dibawa oleh Lembaga Pemberantasan Korupsi untuk diadili, ratusan mahasiswa pun datang menghadang. Mereka kemudian menghajar Pembantu Rektor itu seperti bantalan tinju sampai babak belur dan akhirnya mati. Polisi tak dapat membendung kemarahan itu karena jumlah mahasiswa terlalu banyak. Yang lebih sadisnya lagi, setelah mati, mayat Pembantu Rektor itu masih juga disiksa. Daging pucat itu terus dirajam pakai kawat berduri, dipukuli pakai kayu, dan ditumbuk pakai batu sampai hancur seperti bubur. Sisa-sisa kehancuran itu kemudian dibakar di atas unggun api seperti memanggang daging babi. Dan setelah aroma hangusnya meruap potongan-potongan daging itu

diberikan kepada anjing-anjing ganas bermata merah yang dibawa oleh polisi dengan tujuan untuk menakut-nakuti mahasiswa. Aku tahu Pembantu Rektor itu adalah ayahnya Godok. Ia pernah bercerita padaku tentang siapa ayahnya. Ia sangat tidak menyukai ayahnya, tetapi ia juga sekaligus mencintainya. Ia tidak menyukai ayahnya karena satu hal. Ketika itu ia enggan menceritakan apa persoalannya. Dan semenjak berita itu muncul akhirnya aku tahu. Godok sangat tidak menyukai ayahnya karena ia tahu ayahnya seorang koruptor. Seorang penjahat yang telah memakan hak-hak mahasiswanya sendiri. Dan barangkali, untuk ayahnya pula Godok menulis puisi. Ia ingin mengkritik perangai buruk ayahnya. Padang, 2014

Domba - domba Tersesat

Oleh : Andesta Herli Wijaya

di padang ini kami adalah domba-domba yang terus melangkah ke ujung pandang, meninggalkan siasat langkah sang gembala. mengenang rasa lapar di pangkal usus sembari menerka arah angin menggelung, berharap sampai di sebuah lindap yang ramah, memeluk tulang-tulang kami yang retak. berharap di suatu terik, arwah ismail kembali memecah tanah dengan hentakan penuh perhitungan, demi seceruk sumur yang teduh bagi haus di tenggorokan yang kian gaduh hari-hari kami gemetar cemas yang tak sudah-sudah. saban hari dan sepanjang malam mesti memeram dengus, memeram ketakutan akan kedatangan tamu-tamu yang lapar : agar segala ular padang, segala bisa padang tak mengendus, agar anak-anak kami bisa mengenang ritmisnya mimpi-mimpi dinihari. sepanjang musim, kami senantiasa sekadar menerka nasib. sambil mengenang kandang, sambil mengingat langkah-langkah yang pasrah serta suara-suara yang diredam gairah lecut rotan gembala, sambil berdoa agar tuhan memaafkan segenap dosa kami, yang tak setia. agar tuhan menentramkan dendam sang gembala. sesekali berandai-andai, sekiranya tuan gembala mau berlapang dada ia akan mengerti: bukan langkah ini yang tak setia, bukan niat yang khianat. namun lapar di ulu lambung yang hendak menimbang untung. perihal yang salah, adalah haus dan nyeri di ceruk tenggorokan kami, gerombolan domba yang merindu tuah-tuah padang maha luas ini. (Padang, 06/04/2014)

Ada Pagi di Bola Matamu Oleh : Syahrul Huda

Ada pagi di bola matamu Di balik jantung ada seorang laki-laki mengerang bunyi hujan yang kadang meminta hujan untuk membutakan matanya Sebab ia bertanya “akankah kita dapat bertemu di dua arus sungai yang berbeda� Siapa kiranya yang lebih mengerti tentang malam yang sunyi teramat sempurna Dari manakah kau mengerti isyarat sakitnya ditusuk duri sedang kau tak pernah ditusuk sekalipun Dan dari manakah kau mengerti kesunyian hati yang gunda

sedangkan kau mempermainkan kesunyian dalam hidupmu Sebab kau tak kan pernah tau apakah sakit yang kau rasa benarbenar sakit yang sempurna Kini kau menari di pagi buta yang menebarkan aroma sunyi yang sangat teramat dingin Ada duri pada mulutmu yang suatu waktu dapat membuatkan api pada hati yang terbakar Di balik bukit serigala bertaring panjang bersiap menerkam hati yang sepi Sebab hanya malam yang akan menceritakan cerita cinta antahbarantah Ada pagi dibola matamu, gadis lugu yang tak tau isyarat hati yang gundah Padang, Maret 2014


1. Asal Usul Apel di Logo Apple Gambar buah apel yang tergigit menjadi logo produk ‘Apple’ yang begitu populer saat ini. Awalnya, perusahaan Steve Jobs tersebut menggunakan logo bergambar Isaac Newton yang sedang duduk di bawah pohon apel. Logo yang didesain Ronald Wayne ini dibuat tahun 1976. Logo itu kemudian diubah Rob Janoff menjadi buah apel berpelangi yang digunakan dari tahun 1976-1998. Selanjutnya logo yang digunakan hingga saat ini adalah buah apel tergigit. Konon, gigitan apel tersebut terinspirasi dari Alan Turning, bapak komputer modern yang mengakhiri hidup dengan memakan apel yang mengandung sianida. 2. DirectX, Ide Sederhana Microsoft Sebelum adanya DirectX, programer-programer game membuat sendiri alur antara device dengan software. Arsitektur PC sebelum Windows ini memang sangat rumit. Namun Microsoft membuat ide sederhana yakni membuat utility yang memudahkan programer ‘berbicara’ secara langsung kepada hardware. Ide ini mulai diperkenalkan tahun 1995 dan akhirnya menjadi standar pengembangan multimedia pada platform Windows dengan diberi nama DirectX. 3. PC Pertama IBM Personal Computer (PC) adalah konsep komputer untuk pengguna perorangan yang diwujudkan oleh IBM

Fakta-Fakta Menarik Seputar IT pada 1981. Model pertama IBM PC adalah 5150 yang berbasis prosesor Intel 8088 dan sistem operasi Microsoft DOS. Namun mulai 1983, IBM PC mulai tergeser dengan adanya ‘kloning’ pertama yang ditelurkan Compaq. 4. Pencetus Istilah Trojan Horse Adalah Daniel Edwards dari National Security Agency (NSA) yang diakui mencetuskan istilah Trojan Horse untuk program jahat yang menyelinap dalam komputer korban. Inspirasinya tentu dari Kuda Troya yang digunakan bangsa Yunani untuk mengalahkan bangsa Troya dan mengambil alih kota Troya. 5. Mouse 2 Tombol Pertama Dikenalkan Oleh Microsoft Microsoft pertama kali mengenalkan mouse 2-tombol pada 2 Mei 1983. Namun sukses baru diraup produk yang dirancang untuk Microsoft Word itu pada tahun 1985. Meski dipopulerkan oleh Microsoft, Xerox bisa jadi adalah pihak pertama yang menelurkan mouse 2 tombol ke pasaran pada 1970-an.

Seukuran SD Card : Edison, Komputer Terkecil di Dunia

S

ebuah ukuran yang mencengangkan untuk sebuah komputer dengan fungsi lengkap. Komputer ini didesain dengan konsep

yang terbukti terkecil yang pernah benarbenar dibuat oleh manusia. Ajang besar di dunia teknologi yaitu CES 2014 yang diselenggarakan di Las Vegas ternyata menguak sebuah teknologi baru lagi yang cukup mengejutkan. Pada ajang tersebut, perusahaan raksasa Intel memperkenalkan sebuah PC yang hanya seukuran SD Card dengan basis Intel Quark SoC yang bernama Edison. Dengan adanya sebuah perangkat PC yang sangat mini ini, Intel akan memasukki sebuah tahap baru pada dunia PC yang diberi nama Wearable Technology. Meskipun komputer ini sangat kecil, namun kemampuannya tidak dapat dianggap sepele. Edison dibuat dengan teknologi Intel Quark SoC, dilengkapi dengan CPU dual-core dengan proses fabrikasi 22nm, dan merupakan pengembangan dari Intel Quark SoC X1000(400Mhz Single Core, 32nm) yang

terdahulu. Diciptakan untuk perangkat ultra-small dan low-power, produk ini terdiri dari sebuah SoC (prosesor) Intel dan serangkaian microcontroller yang bertugas menangani I/O dan fungsi lainnya. Bukan hanya itu saja kemampuan dari PC Mini ini, selain dengan kemampuannya yang sudah cukup tangguh, ternyata PC ini juga dilengkapi dengan berbagai konektivitas layaknya PC lainnya. Edison telah dilengkapi dengan konektivitas standar seperti WiFi & Bluetooth. Dari sini tentu dapat membuat PC ini semakin kompatibel dengan sistem operasi yang ada sekarang seperti Linux ataupun Windows. Intel Edison dirancang untuk bekerja pada sebagian besar perangkat, bukan hanya komputer, ponsel, atau tablet. Perangkat pintar ini juga dapat bekerja pada kursi, mesin kopi bahkan pada sebuah gelas. Komputer mini Intel Edison ini dapat menjalankan beberapa aplikasi rumahan yang dapat di-download serta diinstal seperti pada ponsel dan tablet. Perangkat ini juga memungkinkan berbagai macam kostumisasi tergantung kreatifitas penggunanya. Fokus Edison memang pada Wearable Device. Meski Wearable Device saat ini belum memasyarakat karena belum memberikan suatu fungsi nyata pada penggunanya. Ini tantangan bagi para developer. Intel saat ini menantang para developer dengan total hadiah 1,3 juta dolar amerika dengan hadiah untuk pemenang utama 500.000 dolar, sebagai bagian dari proyek “Make It Wearable”. Untuk keterangan detail dari PC Edison ini sendiri belum banyak dijelaskan pada CES 2014. Penasaran dengan bagaimana kerja dari Edison? Cukup membingungkan memang jika melihat PC sekecil itu akan beraksi. Yaqub (Diolah dari berbagai Sumber)

6. Aksi ‘Hacking’ Bill Gates Muda Sewaktu muda Gates dikenal gemar mengotak-atik sistem komputer. Termasuk, bersama tiga rekannya, untuk mendapatkan akses gratisan. Namun yang paling unik, saat diminta membuat program penjadwalan di sekolah ia mengatur agar dirinya selalu ditempatkan dalam kelas yang banyak siswa wanita. 7. Dimana Web Server Pertama Dunia Web server pertama di dunia adalah komputer NeXT yang digunakan oleh Tim Berners-Lee. Kini komputer itu dipamerkan dalam sebuah lemari kaca di CERN, Jenewa, Swiss. 8. Suara Startup Windows 95 Suara yang muncul saat Windows 95 dimulai, komposisinya dibuat oleh musisi Brian Eno. Ironisnya, mengingat Eno adalah pengguna Macintosh, bisa jadi ia membuatnya di komputer Mac. 9. Jumlah Kolom dan Baris Microsoft Excel Tau gak sih, ternyata jumlah kolom pada Microsoft Excel berjumlah

256, yang dimulai dari abjad A hingga IV. Sedangkan jumlah barisnya mencapai 65.536 baris. 10. Tahukah Anda Spesifikasi Harddisk Pertama Harddisk diciptakan pertama kali oleh insinyur IBM, Reynold Johnson di tahun 1952. Terdiri dari 50 piringan berukuran 2 kaki (0,6 meter), kecepatan rotasinya mencapai 1200 rpm dengan kapasitas penyimpanan 5 MB. Harddisk zaman sekarang ada yang selebar 0,6 cm dengan kapasitas 400 GB. 11. Tahukah Asal-usul Lambang ‘@‘ di E-mail Kehadiran e-mail atau surat elektronik memudahkan pekerjaan kita, terutama untuk mengirim file-file secara cepat. Dalam alamat e-mail, kita menggunakan lambang ‘@’ atau yang sering dibaca at. Namun, tahukah Anda asal-usul lambang yang begitu sederhana tapi penting itu? Di tahun 1972, seorang insinyur pendiam bernama Ray Tomlison sukses mengirimkan e-mail pertama antara dua mesin. Waktu itu ia memilih menggunakan lambang ‘@’. Alasannya ternyata sederhana, karena menurutnya lambang itu lumayan membantu sebab mirip huruf a untuk address atau alamat lembaga pemilik email yang dituju. Dari sinilah lambang ‘@’ terus dipakai hingga sekarang. Yaqub (Diolah dari berbagai sumber)


Bahagia Sejenak Dalam Keheningan

K

ian hari dunia ini semakin ramai. Setiap detik selalu dipenuhi oleh suara yang membuat riuh. Dentuman musik, hentakan kaki, bising suara kendaraan dan ratusan jenis suara lainnya yang membuat dunia gaduh. Jika saja, sejenak semua suara itu menghilang tak berbekas, maka keheningan yang akan kita temui. Seperti di malam yang hening, kita bisa merasakan kedamaian hidup. Di malam yang hening, kita bisa istirahat dengan tenang. Riuh yang membuat berdebar ketakutan akan menghilang seiring berakhirnya kegaduhan. Tidakkah kita merasakan kelelahan yang luar biasa atas semua kegaduhan ini. Tidakkah kita merindukan keheningan yang saat ini sangat mahal untuk didapatkan? Keheningan sejenak menyadarkan kita bagaimana untuk berpikir jernih dan kembali mengenali jati diri kita yang mungkin telah kita lupakan. Hening sejenak akan membuka mata kita bahwa berapa banyak kebahagiaan yang telah kita lupakan. Dalam keheningan sejenak, kita bisa memanggil kembali ruh kita yang sudah lama terjerat dengan semua tuntutan hidup. Kita bisa memberikan lagi kebahagiaan kepada ruh kita hanya dengan berhening sejenak. “Kita sering terlalu sibuk atau

mungkin juga berpura-pura sibuk, sok sibuk supaya eksis, supaya diakui keberadaan kita, hingga kita melupakan yang sebenarnya kita lakukan dan bahkan tidak sanggup mengingat siapa diri kita sejatinya. Apalagi kita sering lupa bahwa kita bernapas. Kita lupa menyapa orang-orang yang kita cinta dan menghargai kehadirannya hinga mereka sudah tiada. Bahkan saat sibuk pun, kita bingung bagaimana caranya menemukan kebahagiaan dalam diri kita. Dan akhirnya kita malah menghabiskan waktu untuk melihat televisi atau bermain gadget tanpa kejelasan pasti, yang kita anggap hal itu bisa melarikan diri kita sendiri.” Paragraf diatas merupakan salah satu kutipan di buku karya Adjie Silarus yang berjudul “Sejenak Hening : Menjalani Setiap Hari dalam Hidup dengan Sadar, Sederhana dan Bahagia”. Buku ini menyadarkan kita kembali bagaimana cara untuk menikmati hidup yang singkat ini. Adjie Silarus merupakan founder dan CEO ShukaCitta, perusahaan yang mengadakan pelatihan, seminar dan konsultasi. Semuanya berhubungan dengan satu kata “kebahagiaan”. Daftar isi buku ini akan mengantarkan kita untuk melihat deretan bab yang menarik hanya dari

Lampau dan Ingin Tahu

W

aktu adalah masa dimana manusia dan ciptaan-Nya melakukan rangkaian kegiatan di kehidupan mereka selama hidup di planet bumi ini. Apakah waktu bisa berhenti? Apakah waktu yang telah lewat bisa dikembalikan lagi? Apakah kita bisa pergi ke waktu yang lebih awal? Pertanyaanpertanyaan itu jika kita pikir secara logis sangatlah tidak masuk akal. Bagaimana itu bisa terjadi? Memang pertanyaan yang konyol dan tidak mungkin bisa terjadi. Tapi, Agung Satriawan, penulis novel yang berjudul “Past and Curious” seperti sebuah cerita yang nyata dan benar akan keberadaannya. Proses pertukaran waktu yang bisa terjadi dengan jarak sepuluh tahun ke depan atau sepuluh tahun kebelakang. Tokoh dalam novel ini dicerikan dapat berpergian ke masa depan dan masa lalu dengan sebuah alat yang dirancang dengan tangan sendiri dan bahan bakar yang diolah sendiri pula. Novel ini juga menceritakan tentang suasana kedatangan orang di masa depan yang membuat manusia yang hidup di masa kini terkejut. Orang yang hidup di masa kini tiba-tiba berpindah ke masa depan dengan alat

tersebut karena adanya misi yang harus dilaksanakan oleh orang masa depan. Mereka merasa menyesal saat di masa

Identitas Buku Judul buku : Sejenak hening Penulis

: Adjie Silarrus

Cetakan

: pertama, Agustus 2013

Penerbit

: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Tebal/hlm : 21 cm / 310 hlm Resentator : Desi Marina judulnya saja, seperti celana pendek kolor, stres itu domino, pelukan untuk kemarahan, sepatu baja dan lainnya. Judul-judul menarik yang disajikan dalam daftar isi mampu menumbuhkan rasa penasaran dari pembaca. Tidak hanya diksi yang menarik, Adjie menggunakan kata-kata yang mudah dipahami dan isi buku merupakan realita di kehidupan manusia. Jadi tidak ada kepura-puraan dan settingan dalam penyajian isi buku ini, karena buku ini berisikan bagian-bagian pengalaman hidup penulis langsung. Susunan kata dan kalimat dalam buku ini sangatlah ringan, sehingga mudah

untuk dipahami pembaca. Namun akan lebih baik dan menarik jika buku Sejenak Hening ini juga disertai contoh peristiwa atau kejadian yang mendukung setiap bab dari buku. Sehingga pembaca merasa lebih paham dan mengerti pesan yang ingin disampaikan oleh penulis. Meski begitu buku ini dalam setiap babnya tetap mampu mengajarkan kita untuk bisa lebih menikmati bagaimana kebahagiaan yang murni dalam hidup. Jika ingin menemukan kebahagiaan yang hilang, maka heninglah untuk sejenak. Buku ini layak untuk dibaca.

melakukan perjalanan waktu ini. Keadaan ini dialami Kafy, seorang pemuda yang tengah merasakan perasaan sedih dan menyesal yang mendalam. Pemuda ini dijadikan objek dalam berjalanan waktu dan misi yang direncakan oleh orang di masa depan yang bernama Soyan.

terpikirkan olehnya. Konflik yang terjadi dibungkus indah oleh penulis agar pembaca merasakan sensasi dan suasana yang terjadi dalam novel ini. Membawa pembawa seakan mengalami kejadian itu sambil bertanya-tanya, apakah novel ini kisah nyata atau hanya cerita imajinasi penulis saja? Penulis menyusun novel ini dengan gaya bahasa yang mudah dipahami pembaca untuk semua umur. Penggunaan gaya penulisan yang tepat membuat pembaca tidak merasa jenuh untk membaca. Imajinasi dan ilustrasi yang digambarkan penulis mejadi nilai tambah daya tarik pembaca. Pembaca terhipnotis untuk ingin merasakan hal itu dan penasaran akan akhir cerita ini, sehingga pembaca ingin segera menamatkan bacaannya hingga akhir. Pada bagian akhir, pembaca akan dikejutkan dengan pernyataan akhir dari penulis mengenai cerita ini. Pembuatan novel ini tidak memberikan kesan monoton dan jenuh, melainkan membuat pembaca tertawa akibat kekonyolan beberapa tokoh pada novel ini. Kisah cinta yang terpendam, rasa cemas, perasaan menyesal, emosi yang terbangun membuat cerita novel ini semakin menarik. Jadi, novel ini sangat layak untuk dibaca untuk lebih tahu bagaimana keadaan masa lalu dan berjuang pada zaman itu tanpa bekal apapun.

Identitas Buku Judul Buku

: Past and Curious (Saat Hidup Punya Tombol Rewind)

Jenis Buku

: Fiksi Komedi

Pengarang

: Agung Satriawan

Penerbit

: Bukune

Tahun terbit

: November 2013

Halaman buku : 276 hlm.; 13x19 cm ISBN

: 602-220-118-7

Resentator

: Ully Saputri

lalu tidak melakukan yang keluarganya. Jadi perjalanan ini hanya dapat dilakukan oleh orang-orang tertentu yang sedang merasakan perasaan mendalam terhadap suatu hal. Misalnya orang yang sedang dalam kesedihan berlarut, maka orang tersebut dapat

Keunikan kisah dalam novel ini digambarkan melalui desain sampul novel dengan gambar kompas waktu dan gambar setiap zamannya. Penulis menggambarkan kepada pembaca situasi dan sikap orang-orang pada masa itu. Bagaimana Kafy menempuh perjalanan yang tidak pernah


Sisi Lain Presiden Mahasiswa, Sempat Ngojek Demi Kuliah

D

isiplin, jujur, dan tanggung jawab. Itulah pelajaran berharga yang dapat diambil dari seorang Presiden Mahasiswa Unand saat ini. Prestasi akademis hingga organisasi telah dilakoninya dengan baik. Di ballik prestasi manisnya, ternyata Muhammad Taufik sempat mengecap pahitnya hidup. Setahun tidak melanjutkan studinya, laki-laki yang akrab disapa Taufik ini terpaksa bekerja. Mulai dari menjadi penyiar radio di Padang Panjang, karyawan restoran ternama di Kota Padang, hingga menjadi seorang tukang ojek. Selain itu, ajang pemilihan Uda Uni Kota Padang Panjang juga diikutinya. “Pekerjaan pertama yang saya lakukan yaitu menjadi penyiar radio. Tidak lama kemudian berhenti dan hijrah ke Padang. Saya bekerja di salah satu restoran ternama di Padang. Namun, karena berbagai alasan akhirnya balik lagi ke Padang Panjang dan menjadi tukang ojek di sana,” tutur pria kelahiran Bukittinggi ini. Sewaktu SMA, Taufik aktif di berbagai organisasi sekolah. Setelah menyelesaikan studi, Taufik tidak langsung melanjutkan studi ke bangku

Nama Lengkap Profesi Tempat/Tanggal Lahir Bidang Ilmu Alamat Rumah

kuliah. Walaupun berhasil lulus di berbagai universitas ternama seperti IPB, UPI Bandung, namun masalah biaya membuat anak pertama dari empat bersaudara ini harus mengurungkan niatnya mengecap bangku kuliah. Pahitnya hidup membuat Taufik akhirnya memutuskan hidup mandiri dengan mencari kerja. Banyak hal berharga didapat Taufik selama menjadi seorang tukang ojek. Belajar arti kedisiplinan, tanggung jawab, dan kejujuran. Dari sinilah ia belajar, bahkan dengan bekerja sebagai tukang ojek, ia dapat mengenal warga sekitar juga daerah-daerah yang belum pernah dikunjunginya. Seluk beluk jalan yang mungkin walikota sendiri tidak mengetahuinya bisa ia ketahui. Sebagai tukang ojek, jalan hidupnya tidaklah selalu mulus. Banyak pikiran negatif mendatanginya. “Saat itu pernah juga terlintas di pikiran saya apakah saya akan mati dan berakhir sebagai tukang ojek,” ungkapnya. Bulan Juni 2010, dengan keinginan yang masih sangat kuat untuk kuliah, akhirnya Taufik mengikuti ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Menggunakan uang hasil jerih payahnya selama satu tahun, kerja keras, dan sikap tidak putus asa dengan keadaan, Taufik akhirnya lulus di Fakultas Hukum Unand tahun 2010. Nasib baik berpihak pada Taufik, lulus di perguruan tinggi favorit sekaligus mendapatkan Beastudi Etos program Dompet Dhuafa. “Saat saya menunggu pelanggan ojek, saya baca-baca koran dan di sana terselip tulisan tentang Beastudi Etos program untuk orang yang kurang mampu tapi punya keinginan besar untuk kuliah. Pada saat itu juga, saya langsung mengirimkan form ulir. Alhamdulillah dari lima belas universitas terbaik di Indonesia yang dipilih, saya termasuk salah satu orang yang berhasil mendapatkan beasiswa tersebut,” ujar Taufik Sekarang, setelah menjadi mahasiswa, pria ini BIODATA berhasil menjuarai beberapa perlombaan. Adapun beberapa perlombaan yang pernah : Muhammad Taufik dimenangkannya seperti juara : Mahasiswa, Trainer 1 lomba Moot Court Peradilan Semu Mahkamah Konstitusi : Bukittinggi / 7 Januari 1992 2011, juara II lomba Debat BEM : Ilmu Hukum KM Unand se-Unand 2012, lulus didanai PKM-Penelitian : Jl.Adam.BB No.8 RT.XIII Kel.Balai-Balai. PIMNAS (Pekan Ilmiah Kec. Padang Panjang Barat, Nasional), Mahasiswa Berprestasi Nasional Kota Padang Panjang 21174 Universitas Andalas 2013, dan

masih banyak perlombaan lainnya. Saat ini, Taufik terus menggapai mimpinya. Impian terbesar yang ingin diwujudkannya adalah membangun sebuah rumah untuk orang kedua orang tuanya. “Penyemangat terbesar saya dalam hidup yaitu ibu. Kalau lagi ceritacerita, ibu sering bilang kapan ya kita punya rumah sendiri? Hal inilah yang selalu membuat saya terus berusaha hingga saya dapat mewujudkan keinginan orang yang telah menjadi penyemangat saya selama ini,” tutur pria yang ingin menyelesaikan studinya Mei mendatang. Setelah berhasil meraih banyak hal, sekarang Taufik punya sederet cita-cita yang ingin diraihnya. Melanjutkan Studi Magister di Harvard Law School, bekerja di PBB, menjadi seorang lawyer adalah impiannya. Tak hanya itu, pria yang sedang menggalakkan program TOEFL hingga 600 ini ingin menjadi seorang Hafiz al-Quran 30 juz. Sekarang, dengan semua yang telah ia jalani dan diraih, Taufik yakin bahwa inilah keajaiban dari Allah. Fika, Ismi, Rika


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.