Genta Andalas Edisi 56

Page 1

LAPORAN UTAMA

Menyoroti Nasib Pilkada Serentak Sumbar


EDITORIAL

DAFTAR ISI

Alek Gadang Demokrasi di Ranah Minang Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh : Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/ XIII/Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. H. Werry Darta Taifur, S.E., MA.

Penasehat: Dr. Ir. H. Aprisal, M.Si. Pembina: Rembrandt, S.H., M.pd. Dewan Redaksi: Abdirian Syaputra, Dhearien Fizwa , Aivi Yola Dwiputri, Adrizal, Amelia Putri, Asra Hayati Syahrul Nova, Desi Faiturrahmi, Eka Ananda Putri, Khairat, Melisa Harniati, Ria Andriani, Silvia Ningsih, Yudi Irfan. Pemimpin Umum: David Murdi Oka Putra Sekretaris Umum: Hafiza Bendahara Umum: Violita Kresna Wuri Pemimpin Redaksi: Randy Febrian Pemimpin Perusahaan: Icha Wulanda Pemimpin Produksi: Yuni Amelina Pemimpin Litbang: Muhammad Fikri Redaktur Pelaksana: Michelia Annisa Cempaka Koordinator Liputan: Ayu Lestari Redaktur Tulisan: Anestia Berlianda, Neny Sandrawati Redaktur Bahasa: Desi Marina, Yuliani Sartika Bisnis & Periklanan: Nadira Marketing & Promosi: Febrika Hade Putri Sirkulasi: Laila Mukhtari Wizra Layouter: Marisi Sagala Kepala Desain Grafis: Muhammad Yaqub BE Desainer Grafis: Hilyatul Aulia PSDM: Hananna Taqwa, Sari Ramadhanis Event Organizer: Siti Khairani Elhakim Riset dan Survei: Tree Mentari Reporter: Arif, Chintia, Clara, Dhanty, Fika, Fitri, Gita, Giva, Hisna, Laila, Lita, Lizsa, Peri, Putri, Rulli, Tania, Teja, Ully, Yori, Zakiy, Zikra.

Tarif iklan: warna Rp1.500/mm kolom, BW Rp1000/mm/kolom, iklan baris Rp5000/20 kata. Hubungi: 081908066006 (bisnis periklanan). Dicetak oleh: PT. Singgalang Press

S

umatera Barat (Sumbar) kembali menatap Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Tahun 2015 mendatang dijadwalkan Sumbar akan melangsungkan pemilihan untuk mencari kepala daerah yang akan memimpin lima tahun ke depan. Pemilihan Gubernur Sumbar dijadwalkan dilaksanakan serentak waktu pemilihannya bersama tiga belas kepala daerah kabupaten dan kota di Sumbar. Tercatat tiga belas daerah yakni Kabupaten Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Tanah Datar, Lima Puluh Kota, Agam, Sijunjung, Dharmasraya, Pesisir Selatan, Solok, Solok Selatan. Serta dua kota yakni Bukittinggi dan Solok. Ini artinya daerah yang disebutkan di atas akan melangsungkan dua pemilihan kepala daerah sekaligus di hari yang sama, yakni pemilihan gubernur dan pemilihan bupati/ walikota. Banyak alasan yang dikemukakan mengapa harus dilakukan Pilkada serentak. Salah satunya alasan efisiensi anggaran. Memang semenjak sistem Pilkada langsung mulai dilaksanakan tahun 2005 lalu, bermacam argumen dan kritikan muncul. Mulai dari pemborosan anggaran akibat besarnya biaya pelaksanaan, sampai biaya pilkada yang harus dikeluarkan oleh masing-masing calon yang akan bertarung memperebutkan kursi kepala daerah tersebut. Belum lagi sengketa Pilkada yang harus diselesaikan di Mahkamah Konstitusi . Untuk alasan itulah Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

(DPR RI) mengeluarkan Undang-Undang No. 22 tahun 2014. Isinya adalah mengatur sistem Pilkada yang sebelumnya dipilih oleh rakyat kemudian beralih kepada pemilihan tidak langsung melalui pemilihan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Alasan penghematan menjadi hal yang utama dikeluarkannya UU terbaru tersebut. Namun pertentangan terjadi di masyarakat. Sistem Pilkada langsung oleh rakyat bagi kebanyakan orang dan pihak dianggap lebih demokratis dan bisa memahami rakyat, membuat terjadinya gejolak penentangan UU terbaru ini. Besarnya desakkan dari berbagai pihak membuat presiden RI saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No 1 Tahun 2014. Sistem Pilkada kembali pada sistem sebelumnya yakni secara langsung dengan beberapa syarat tertera dalam Perppu terbaru. Kini tinggal kita tunggu, apakah Pilkada serentak bisa menghemat anggaran dan bisa lebih efisien. Ini patut dipertanyakan agar bisa menjadi solusi nasib dari Pilkada langsung itu sendiri. Terkadang kita tidak bisa salahkan orang lain untuk berbuat yang benar jika sistem itu sendiri yang tidak tepat. Terpenting adalah bagaimana jalannya roda pemerintahan daerah ke depan untuk bisa lebih mengakomodasi kepentingan masyarakat di daerah, bukannya kepentingan sekelompok golongan atau partai.

Jendela................................3 Laporan Utama.................4 Sorotan Kampus…….......6 Feature ……......................7 Laporan Khusus…...........8 Survei....……….................9 Liputan..........………........10 Galeri……….….…….......12 Rehat......….…….…..........13

SALAM REDAKSI

Aspirasi……….….……...14 Aneka Ragam..................16

Assalamualaikum wr. wb. Rasa syukur selalu terucap ke hadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya, tabloid Genta Andalas dapat kembali hadir memenuhi kebutuhan pembaca akan informasi. Atas izin-Nya, kami segenap kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid edisi Oktober – November 2014. Salawat beriring salam selalu tercurah bagi Rasulullah SAW, suri tauladan seluruh umat manusia. Lega, syukur, dan bangga mengiringi setiap langkah perjalanan dalam menyelesaikan tabloid karya ke empat di kepengurusan 2014-2015. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai setiap proses hingga akhirnya kami mampu menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas ke tangan pembaca. Di tengah kesibukan perkuliahan dan mendekati ujian akhir semester, seluruh kru mencurahkan segenap tenaga, perhatian dan waktu. Seakan tak kenal lelah kru Genta Andalas terus berjuang untuk berburu informasi terkini dan teraktual. Sehingga terbitlah tabloid Genta Andalas edisi LVI untuk memenuhi keingintahuan pembaca. Pada edisi kali ini, kami menghadirkan laporan utama mengenai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak di Sumatera Barat ( Sumbar). Pada 2015 mendatang akan dilaksanakan Pilkada serentak. Kami menggali berbagai infomasi terkini bagaimana

Dapur..................................2

persiapan pihak terkait dalam pelaksanaan Pilkada mendatang. Pelaksanaan UI Green Metric yang tengah memasuki tahun ke empat terus mendorong Unand berupaya melakukan perbaikan di berbagai aspek. Mulai dari aspek lingkungan, pendidikan, infrastruktur, dan aspek pendukung lainnya merupakan laporan khusus yang kami sajikan di edisi kali ini. Berbagai upaya dilakukan Unand seperti pengolahan sampah menjadi pupuk di Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST), pembuatan saluran air dan penghijauan demi pencapaian Rangking UI Green Metric dan mewujukan kampus yang hijau. Sistem baru infocus menggunakan wifi, yang terkadang menyebabkan kesulitan bagi dosen dalam penggunaaanya kami hadirkan dalam rubrik sorotan kampus. Khasanah budaya, feature, sastra dan seni, aneka ragam, aspirasi, aktivis, wawasan, resensi dan sosok kembali kami kemas dalam suguhan menarik dan informatif. Semoga tabloid ini dapat menjawab keingintahuan dan kebutuhan informasi kehidupan kampus pembaca dan terus menjaga eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran membangun kami harapkan dari pembaca, agar tabloid ini menjadi semakin baik ke depannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa !

Aktivis.........………..........18 Khasanah Budaya..….....19 Sastra dan Seni…….…...20 Wawasan........…..……....22 Resensi......…....................23 Sosok..................................24

Sosok Edisi LVI


PILKADA SERENTAK: Provinsi Sumbar akan melaksanakan pemilihan Gubernur, Bupati, Walikota secara serentak.

PIN: 5189EA37 Mahasiswa Belum Naik, Bus Sudah Jalan

Lagi, Curanmor di Kampus Saat ini marak kasus pencurian sepeda motor yang terjadi di lingkungan kampus, bagaimana sebenarnya mengenai sistem keamanan parkiran di tiap-tiap gedung yang ada di kampus ? (082170203xxx)

Pak, saya kecewa dengan sikap beberapa sopir bus Unand, terkadang mahasiswa belum sempat naik ke bus, busnya sudah jalan. Jika kami mahasiswa celaka bagaimana? Terima kasih (085264414xxx)

Kondisi Ruang Salat di Gedung Kuliah Memprihatinkan Kenapa fasilitas salat di gedung-gedung perkuliahan minim sekali ? Seperti di gedung F, G, dan H. Tikar salatnya pun sudah berdebu, kotor, dan berbau. Ditambah lagi WC yang kebersihannya tidak terjaga. Belum lagi terkadang timba airnya tidak ada dan keran air yang patah. (08972500xxx)

Krisis Air Pak, aliran air untuk gedung-gedung kuliah, fakultas, dan jurusan sumbernya dari penampungan air yang berada di tempat yang paling tinggi. Namun, kenapa di Fakultas Teknik sering krisis air Pak?? (085263764xxx)

Dua Aula Psikologi Tampung Enam Angkatan, Muatkah? Assalamualaikum Wr. Wb. Perkenalkan Pak nama saya Indah, mahasiswi Psikologi Unand. Melalui surat pembaca ini akan saya sampaikan beberapa keluhan kami sebagai mahasiswa Psikologi Unand. Sebenarnya permasalahan ini sudah cukup mendasar bagi sebagian besar mahasiswa Psikologi. Seperti yang sudah diketahui Psikologi sudah memiliki enam angkatan, namun untuk ruang perkuliahan yang aktif digunakan hanya dua ruangan. Sehingga kami harus memakainya bergantian (sesuai jadwal yang sudah diatur prodi ) dan kesulitan ketika mencari jadwal pengganti. Ditambah lagi lokasi gedung perkuliahan kami saat ini kurang kondusif karena adanya pembangunan rumah sakit dan pembuatan jalan di sekitarnya. Bagaimana kejelasannya mengenai hal ini Pak? Apakah akan ada penindaklanjutan terhadap hal ini? Karena ini mengenai kenyamanan mahasiswa dalam melakukan proses belajar mengajar. Demikian surat yang kami sampaikan dan mohon ada penindaklanjutan dari pihak yang terkait. Terima kasih. Wassalam.

Transparansi Dana Bidikmisi Besaran biaya Bidikmisi (bidikmisi.dikti.go.id) biaya semester lebih kecil dari 2,4 juta/semester. PT diperkenankan menggunakan sisa dana

untuk pembinaan khusus penerima bidikmisi. Untuk Fakultas Kedokteran, bagaimana proses pengurusan dana tersebut ? (089620000xxx)

Jawaban : Dana Bidikmisi memang anggarannya sebesar satu juta rupiah perbulan. Sebesar enam ratus ribu rupiah diberikan kepada mahasiswa dan sisanya empat ratus ribu dimasukkan ke rekening Unand dan dicatat sebagai kas negara. Jadi, uang yang empat ratus ribu itu ada yang masuk ke bagian kemahasiswaan, dan ada juga yang dianggarkan untuk fakultas masing-masing. Semua kegiatan mahasiswa didanai dari uang itu. Untuk pengadaan les atau bimbingan memang cukup sulit dikarenakan jumlah mahasiswa Unand penerima Bidikmisi sangat banyak. Jadi saya himbau kepada seluruh mahasiswa Bidikmisi, harusnya lebih bersyukur karena mendapatkan beasiswa. Jangan berpikiran buruk kepada pihak yang mengelola uang itu. Dr. Ir. Aprisal, M.Si. Wakil Rektor III

Ota Da Tagen Da Tagen : Mak Itam..Oi Mak Itam. Lai tau angku Unand ka manjadi UI sabanta lai. Mak Itam : Haa?? Ka jadi UI baa lo? Jaleh kampus tu namonyo Universitas Andalas nan disingkek Unand !! Da Tagen : Ndeeh,,ndak picayo angku do. Ambo tadi lalu di muko audit maantaan kanakan. Ado ambo caliak tulisan UI Green Metric. Mak Itam : Ondeh Mandeh Tagen.. Tagen.. Jaleh itu namo program nan ka dicapai Unand untuak mahijauan lingkungan awak ko ha. Da Tagen : Oo baitu. Sangko ambo kabarubah lo Unand manjadi UI. Mak Itam : Indaaaakk. Jauah bana pangana angku mah. Da Tagen : Hahaha..Iyo ambo mambaco a nan tatulih di spanduk gadang tu se nyo Mak Itam. Mak Itam : (geleang-geleang kapalo)


Menyoroti Nasib Pilkada Serentak Sumbar

P

emilihan umum usai digelar. Kini giliran daerah yang akan menghelat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada). Wacana Pilkada serentak yang akan diadakan tahun depan sudah menjadi isu publik. Bagi provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Pilkada serentak bukan yang pertama. Tahun 2010, Provinsi Sumbar pernah melakukan Pilkada serentak. Tahun depan, Sumbar akan melaksanakan kembali Pilkada di tiga belas kabupaten dan kota. Kabupaten Agam, Dharmasraya, Lima Puluh Kota, Padang Pariaman, Pasaman, Pasaman Barat, Pesisir Selatan, Sijunjung, Solok, Solok Selatan, Tanah Datar, Kota Solok, dan Kota Bukittinggi. Pilkada ini sedianya akan dilaksanakan secara serentak baik untuk pemilihan gubernur, bupati dan walikota. Pelaksanaan pilkada di Sumbar yang dikontrol oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi. Sementara itu pesta demokrasi rakyat daerah ini masih terkendala ketidakjelasan UndangUndang Pilkada yang akan dipakai. Dilema Sistem Pemilihan Kepala Daerah Sebelum masa jabatannya berakhir, mantan Presiden Republik Indonesia (RI), Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No.1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota menggantikan UU No 22 Tahun 2014. Dalam UU No. 22 Tahun 2014 tercantum tata cara pemilihan kepala daerah yang dipilih oleh DPRD (Pilkada Tidak Langsung). Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa partisipasi masyarakat untuk memilih kepala daerah secara langsung akan menghilang. Berubahnya sistem pilkada secara langsung menjadi tak langsung, memunculkan dilema baru, tidak hanya bagi masyarakat juga KPU daerah. Mekanisme Pilkada yang awalnya dipilih langsung oleh rakyat, oleh UU No. 22 Tahun 2014 berubah menjadi pilkada melalui anggota dewan/ DPRD pemerintah setempat. UU No. 22 Tahun 2014 menuai banyak penolakan dari berbagai pihak, mendorong Susilo Bambang Yudhoyono membuat kebijakan bertentangan di akhir masa jabatannya. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota kembali ke Pilkada langsung. Perppu No. 1 Tahun 2014 mengatur adanya Pilkada serentak pada daerah yang masa jabatan pemerintahannya habis pada 2015. Pengamat Hukum Tata Negara Unand, Khairul Fahmi, menjelaskan bagaimana kronologi pengubahan Undang-Undang Pilkada oleh DPR dan presiden. “Saat pemilihan presiden selesai, DPR mengganti UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pilkada langsung dengan melahirkan undang-undang baru yaitu UU No. 22 Tahun 2014 tentang Pilkada dan UU No 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Presiden SBY dengan alasan kegentingan dan luasnya dorongan masyarakat yang tidak setuju dengan

Pilkada tak langsung memutuskan mengeluarkan Perppu No. 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota,” paparnya. Pertanyaan yang sampai saat ini belum terjawab di masyarakat adalah sistem mana yang harus diikuti? Apakah

Pilkada khususnya untuk pemilihan gubernur. Setelah jadwal Pilkada serentak ditetapkan, KPU di berbagai daerah tinggal berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda),” papar Amnasmen. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Bawaslu Sumbar, Pilkada serentak akan diselenggarakan di seluruh Indonesia. “Pilkada ini berlaku untuk seluruh Indonesia. Tercatat akan ada 8 provinsi untuk pemilihan Gubernur, 270 kabupaten untuk

“Berdasarkan keputusan KPU RI, Pilkada serentak akan dilaksanakan tahun 2015. Pilkada ini tepatnya dilaksanakan pada 11 November 2015 mendatang.“ merujuk pada UU No. 22 Tahun 2014 yang telah disahkan DPR RI atau Perppu No. 1 Tahun 2014 yang diterbitkan oleh SBY diakhir masa jabatannya. Menjawab kesimpangsiuran berita, Ketua KPU Provinsi Sumbar, Amnasmen, menuturkan bahwa KPU Sumbar tetap berpedoman kepada Perppu yang dikeluarkan oleh SBY. “Untuk sekarang, Pilkada serentak di Sumbar akan merujuk kepada Perppu No. 1 Tahun 2014 yang diterbitkan pak SBY sebagai pedoman,” ungkap Amnasmen. Sependapat dengan Amnasmen, Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum Sumbar (Bawaslu), Elly Yanti berpatokan pada keputusan KPU RI yang baru. “Berdasarkan keputusan KPU RI, Pilkada serentak akan dilaksanakan tahun 2015. Pilkada ini tepatnya dilaksanakan pada 11 November 2015 mendatang, “ tutur Elly. Mekanisme Pilkada Serentak di Sumatera Barat KPU Sumbar telah menyusun mekanisme Pilkada tahun depan. “Kita masih menunggu keputusan bagaimana kelanjutan dari Perppu ini (yang masih belum dibahas oleh DPR). Tapi apapun hasilnya, KPU Sumbar telah siap dalam proses penyusunan, penyiapan, dan pelaksanaan

- Elly Yanti Ketua Bawaslu Sumbar

pemilihan Bupati, dan 26 kota untuk pemilihan Walikota. Sedangkan Sumbar akan melaksanakan Pilkada serentak di 13 kabupaten/kota yang telah habis jabatannya pada tahun 2015,” papar Elly. Pemilihan kepala daerah mendatang akan menemui hal yang berbeda dari pemilihan pada pemilihan sebelumnya. Hal ini terletak pada pencalonan kepala daerah yang akan dipilih. Pada pemilihan sebelumnya pencalonan kepala daerah disertai oleh pasangannya, namun pada Pilkada serentak nanti yang akan dipilih hanya gubernur, bupati dan walikota. Perbedaan lain adalah di daerah-daerah tertentu terdapat kepala daerah yang memiliki wakil dan ada pula yang tidak, tergantung dari besaran jumlah penduduk daerah tersebut. Setelah terpilih nanti, kepala daerah berhak memilih sendiri pasangan yang akan membantunya selama menjalankan roda pemerintahan, namun harus disesuaikan dengan syarat atau aturan yang telah ditentukan di Perppu. “Untuk daerah yang memiliki penduduk sampai dengan 1 juta tidak memiliki wakil gubernur, diatas 1 juta sampai 3 juta memliki satu orang wakil gubernur, diatas 3 juta sampai 10 juta akan memilki dua orang wakil gubernur, dan diatas 10 juta bisa mencapai tiga wakil gubernur. Begitu juga dengan b u p a t i , disesuaikan dengan besaran jumlah penduduk,” jelas Elly. Perppu No. 1 Tahun 2014 yang diterbitkan oleh SBY mengatur sistem pemilihan langsung Pilkada serentak. Proses pemilihan kepala daerah harus melewati uji publik.

Bakal calon harus terlebih dahulu mengikuti uji publik sebelum mendaftar menjadi calon. “Kandidat kepala daerah akan mengikuti uji publik terlebih dahulu, dimana teknisnya diatur oleh KPU daerah. Peraturan dibuat oleh KPU RI, dan untuk metode pengawasannya dikeluarkan oleh Bawaslu RI yang disesuaikan dengan peraturan dari KPU RI,” jelas Elly. Tidak hanya tahun 2015, Pilkada serentak juga akan dilaksanakan kembali di Indonesia tahun 2020. Akan ada dua jenis pemilihan yaitu Pemilihan Nasional dan Pemilihan Lokal. “Pemilihan Nasional yaitu pemilihan Presiden beserta Wakil Presiden dan legislatif, sedangkan pemilihan lokal merupakan pemilihan Gubenur, Bupati dan Walikota. Di Tahun 2020 ini nantinya kepala daerah yang telah mengikuti pemilihan serentak pada 2018 diperkenankan kembali untuk ikut pada pemilihan serentak pada tahun 2020,” tambahnya. Pilkada Serentak Menghemat Anggaran Amnasmen menuturkan mengenai anggaran Pilkada, KPU Provinsi telah diberikan amanah untuk berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah (Pemda). “KPU RI atau pusat sudah memberikan amanah tetap menjalin koordinasi dengan Pemda dalam membahas masalah tanggungan anggaran dari Pilkada ini. Anggaran sudah diajukan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan sudah disetujui Pemprov bersama DPRD. Pemda mengalokasikan anggaran untuk KPU Provinsi Sumbar dalam menyukseskan Pilkada tahun depan. Dana yang dianggarkan Pemprov dan DPRD adalah Rp 60 M. Jika memang Pilkada serentak, kita mengharapkan sekitar Rp 85 M,” papar Amnasmen. Elly selaku Ketua Bawaslu Sumbar membenarkan pernyataan dari Amnasmen. Elly menerangkan bahwa anggaran dana untuk Pilkada serentak 2015 dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (ABPD) masing-masing, sedangkan untuk tahun 2018 akan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Asrinaldi, dosen sekaligus pengamat politik Unand mengaku setuju dengan pelaksanaan Pilkada serentak tahun mendatang. Menurutnya Pilkada serentak dapat menghemat biaya triliyunan rupiah dan bisa dialokasikan terhadap hal yang lebih berguna bagi masyarakat. Selain itu, Pilkada serentak akan memudahkan kinerja penyelenggara, dibandingkan mengkoordinir beberapa Pilkada yang terpisah. “Dengan adanya Pilkada serentak, pemerintah dapat menghemat anggaran, efisiensi waktu, dan pelaksanaannya juga akan efektif,” paparnya. Asrinaldi menambahkan Pilkada yang selang waktunya pendek, menyebabkan kejenuhan pada masyarakat. Misalnya hari ini pemilu gubernur, dua minggu lagi pemilu walikota. Secara tidak langsung mereka akan muak dengan Pilkada. “Jadi kalau sekali saja kan tidak akan menimbulkan kejenuhan,” terangnya. Tidak hanya Asrinaldi, Charles Simabura, dosen Hukum Unand sekaligus peneliti di Lembaga Pusat Studi Konstitusi (Pusako) Fakultas Hukum turut mendukung kebijakan Pilkada serentak. Menurutnya pelaksanaan Pilkada serentak memberikan honor sekali saja kepada


penyelenggara. “Biaya penyelenggara yang mempunyai kinerja baik menjadi Pilkada itu kan mempunyai banyak item, catatan dan menjadi dasar evaluasi bagi salah satunya honor penyelenggara. kami untuk membuat suatu strategi Kalau orang-orang itu bekerja saat pengawasan. Karena bekerja sebagai Pilkada satu kali maka dibayar hanya pengawas itu kita harus bisa memetakan sekali. Organisasi penyelenggara Pilkada potensi kerawanan dan fokus itu kan besar seperti KPU provinsi beserta pengawasan kita. Kami cenderung staf dan KPU kabupaten beserta staf melakukan tindakan pencegahan dalam hingga TPS (Tempat Pemilihan Suara). melakukan pengawasan,” paparnya. Kalau Pilkada-nya berbeda akan ada lagi Bawaslu melakukan dua metode untuk peningkatan anggaran, salah satunya meminimalkan kecurangan, yaitu metode yaitu biaya penyelenggara,” jelasnya. Charles “Dana yang dianggarkan Pemprov dan mengungkapkan bahwa efek dari DPRD adalah Rp 60 M. Jika memang Pilkada serentak Pilkada serentak, kita mengharapkan yang pernah diterapkan di Sumbar sekitar Rp 85 M.” menjadi hemat dalam pembiayaan. - Amnasmen “Efek Pilkada yang Ketua KPU Provinsi Sumbar sudah diterapkan Sumbar sejak tahun 2010 menjadi hemat dan penindakan. biaya, sekitar 60% dari data yang pencegahan diberikan KPU,” ungkapnya. Charles Penindakan dialamatkan bagi Panwas berpendapat dampak terbesar dari yang tidak menjalankan aturan, dan penyelenggaraan Pilkada serentak akan dihukum sesuai dengan aturan adalah biaya-biaya yang dikeluarkan yang telah ditetapkan dalam Perppu No dapat ditekan. Saat ini Indonesia sering 1 Tahun 2014. Walaupun KPU Sumbar medikritik karena demokrasinya yang mahal. Jadi, dengan adanya Pilkada nyatakan Pilkada serentak akan serentak diharapkan dapat menghemat dilakukan di seluruh wilayah Indonesia, ternyata tidak semua daerah yang bisa anggaran negara. mengikuti Pilkada serentak. Elly, Ketua Bawaslu Sumbar menjelaskan bahwa Pilkada serentak tahun depan belum bisa dilaksanakan secara menyeluruh di Indonesia. “Tidak semua daerah bisa mengikuti Pilkada serentak. Sebab pemilihan ini hanya dikhususkan kepada kepala daerah yang telah menuntaskan tanggung jawabnya pada tahun 2015. Bagi kepala daerah yang masa jabatannya habis pada tahun 2016 atau 2017 Pilkada serentak akan digelar kembali pada 2018 mendatang. Adapun kabupaten/kota di wilayah Sumbar meliputi Padang, Padangpanjang, Hambatan Pilkada Serentak Sumatera Pariaman, Sawah Lunto, Mentawai, dan Payakumbuh,” jelasnya. Barat Sistem Pilkada mana yang diberlakukan merupakan hambatan Pandangan Akademisi dan Mahasiswa terbesar pelaksanaan Pilkada tahun Mengenai Pilkada Serentak Menyoroti pelaksanaan Pilkada mendatang. Hal ini juga berdampak pada penetapan jadwal untuk Pilkada serentak tahun 2015 mendatang, nantinya. “Hambatan dalam Pilkada beberapa pihak turut berkomentar 2015 mendatang yaitu KPU masih belum mengenai sistem baru yang medapat menentukan jadwal untuk Pilkada nimbulkan pro dan kontra tersebut. serentak, sedangkan Perppu atau Menurut Khairul Fahmi, pelaksanaan landasan hukum untuk pelaksanaan sistem Pilkada serentak perlu pemikiran Pilkada sendiri belum final,” ungkap yang mendalam agar tidak menghambat Amnasmen ketika dihubungi Genta demokrasi. “Menurut saya, kita tetap bertahan dengan sistem pemilihan Andalas. Munculnya kecurangan yang langsung. Sudah cukup kita menjadi sering menghiasi Pilkada, Bawaslu negara yang trial and error. Perubahan Provinsi Sumbar mengantisipasi dengan sistem perlu pemikiran yang mendalam. mengkaji kerja Panitia Pengawas Kemudian, kita sudah layak berpikir (Panwas) sebelumnya yang mempunyai bahwa desain sistem pemilihan kepala kinerja yang baik. “Panwas sebelumnya daerah ke pemilihan yang asimetris,

“Sudah cukup kita menjadi negara yang trial and error. Perubahan sistem perlu pemikiran yang mendalam.”

- Khairul Fahmi Pengamat Hukum

mengikuti pola desentralisasi,” ujarnya. Khairul juga menyarankan pilkada dengan sistem asimetris. “Sebaiknya kita menerapkan sistem pemilihan kepala daerah yang asimetris, maksudnya penerapan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial budaya masyarakat. Dengan alasan karena kita Negara kesatuan desentralisasi, maka pemerintah pusat cukup menentukan kriteria-kriteria melalui beberapa penelitian,” tambahnya. Di sisi lain, Asrinaldi berpendapat bahwa Pilkada serentak secara langsung adalah jawaban dari pertanyaan masyarakat terkait besarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah dalam penyelenggaraan Pilkada yang

bersamaan,” ungkapnya. Dwi Lara mencoba untuk menawarkan pilihan lain karena menurutnya Pilkada serentak masih saja membuang uang negara untuk biaya pembeliaan kertas. “Tapi yang namanya Pilkada ini pasti buangbuang duit seperti untuk beli kertas dan sebagainya. Ada baiknya kita membuat sistem baru seperti Pilkada online,” tutur mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Unand. Dwi Lara pun mengaku belum ada sosialisasi yang dilakukan oleh KPU kepada masyarakat. “Kalo menurut saya dari KPU sendiri belum ada sosialisasi, saya juga baru tau informasi ini. Sebab yang saya tahu 2015 nanti cuma ada Pilkada Sumbar bukan Pilkada serentak. Di pinggir jalan saya juga belum melihat adanya baliho-baliho yang memuat informasi tentang Pilkada serentak ini,” tutupnya Senada dengan Dwi, mahasiswa hukum 2012, Olla, menyetujui Pilkada serentak karena dapat menekan anggaran yang dikeluarkan. “Pilkada serentak ini memang menekan biaya negera untuk penyelenggaraannya, tetapi membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk mengatur jalannya Pilkada serentak ini,’’ ujarnya. Selain permasalahan dana serta sumber daya manusia, menurut Defri, mahasiswa Hukum Unand, Pilkada serentak juga rawan dan banyak konflik. “Pilkada serentak dapat menuai banyak konflik seperti calon wakil rakyat yang melanggar dalam jadwal kampanye. Gugatan pertidaksetujuan yang dillakukan calon yang satu terhadap calon yang lainnya terkait masalah kampanye.’’ jelasnya.

“Misalnya hari ini pemilu gubernur, dua minggu lagi pemilu walikota. Secara tidak langsung masyarakat akan muak dengan Pilkada. Jadi kalau sekali saja kan tidak akan menimbulkan kejenuhan.” - Asrinaldi Pengamat Politik dianggap terlalu mubazir. “Pilkada serentak ini sebenarnya jawaban dari penggunaan anggaran yang sangat besar setiap penyelenggaraan pemilu. Bila dirata-ratakan dari jumlah kabupaten/ kota yang ada di Indonesia karena hampir setiap hari itu ada yang melakukan Pilkada,” terang Wakil Dekan I FISIP Unand tersebut. Asrinaldi juga menilai dengan terselenggaranya Pilkada serentak akan mengurangi kejenuhan masyarakat. “Adanya Pilkada serentak, masyarakat tidak buang-buang waktu karena pemilihan terjadi di selang waktu yang sama. Selain itu, juga dapat mengantisipasi kejenuhan masyarakat terhadap Pilkada itu sendiri dan akan mengakibatkan efek kejujuran,” tutur Pengamat Politik Unand tersebut. Salah satu mahasiswi Unand, Dwi Lara berpendapat bahwa Pilkada serentak bagus untuk dilaksanakan. “Menurut saya, Pilkada tersebut bagus untuk diterapkan, karena dapat menciptakan keefektifan waktu serta biaya untuk memproduksi kertas. Sehingga uangnya bisa dipakai untuk keperluan negara yang lain. Selain itu, Pilkada serentak juga bagus untuk menampung suara rakyat secara

Namun di balik polemik terkait Pilkada serentak, banyak pihak yang mendukung keputusan tersebut. Hal ini dilatarbelakangi bahwa negara Indonesia adalah negara demokrasi dimana pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. “Negara kita ialah negara demokrasi, suara rakyat harus ada dalam proses demokrasi ini,’’ ungkap Novianti yang telah 1 tahun berstudi di Ilmu hukum. Hingga saat ini, keputusan akhir yang dikeluarkan oleh KPU adalah tetap merujuk pada Perppu No. 1 Tahun 2014 tentang Pilkada serentak secara langsung. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan adanya keputusan baru terkait putusan sistem pelaksanaan Pilkada dari pusat. Karena semua pihak masih menunggu keputusan DPR.

Laporan : Arif, Chintia, Clara, Dhanty, Fika, Fitri, Fiza, Hisna, Lizsa, Peri, Putri, Tania, Teja, Ully, Yori


Humas Unand, Lahan Basah Wartawan Bodrex

I

su tentang wartawan meminta uang kepada pihak Unand untuk membayar sebuah berita tentang kegiatan Unand muncul ke permukaan. “Sebenarnya ada beberapa media, yang terlibat masalah penagihan beberapa bulan terakhir ini pada tahun 2014,” ujar narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya. Keanehan akan hal itu membuat semua pihak dan beberapa instansi terkait menjadi bingung ketika muncul permasalahan ini. Ia juga memaparkan, bahwa sebelumnya telah diadakan bentuk kerjasama, baik itu dalam bentuk MOU (Memorandum of Understanding) ataupun kerjasama dalam hal meliput kegiatan Unand. “Dibilang menjiplak tidak juga. Sebenarnya semua media kan dari humas sumbernya, jadi seharusnya ada izin terlebih dahulu sesuai dengan SOP (Standard Operating Procedure) nya”, tambahnya. Menurutnya, terkadang berita yang ada di website yang dibuat Humas Unand, tinggal di-copy dan paste lalu dimasukkan ke media bersangkutan. Bukan hanya isi berita, foto juga demikian. Setelah diadakan pengecekan dan dimintai bukti publish kepada media bersangkutan, hal demikian memang benar. Sayangnya tidak ada konfirmasi terlebih dahulu dari media terkait kepada pihak Humas Unand. Selain itu, berita ataupun foto yang diambil setidaknya juga mencantumkan sumber, yaitu Humas dan Protokol, seperti yang diatur di kode etik jurnalistik. Tidak semua berita di humas Unand murni dijiplak. “Ada beberapa

berita seperti itu, bukan semua beritanya,” papar narasumber. Menyangkut masalah pembayaran yang dikelola oleh bagian keuangan Unand, pihak Humas dan Protokol belum membayar kepada media terkait karena masih dalam proses pengecekan. Narasumber mengungkapkan beberapa media tersebut ada yang meminta maaf dan ada pula yang diam terhadap insiden penjiplakan berita dan foto dari website Unand. Melihat ketidakpastian dan keanehan ini perlu kehatihatian dalam kerjasama media nantinya. “Dapat diambil sisi positif nya juga, bahwa sekarang banyak yang melirik dan ingin menceritakan Unand. Ketika Unand ada acara semua media dapat dan boleh untuk meliput berita. Kita jalin komunikasi yang baik, kita menerima semua media untuk datang ke Unand dan tidak mempersulit. Tapi sesuai dengan aturan-aturannya,” papar narasumber tersebut. Terkait plagiarisme, pakar Ilmu Komunikasi, Rinaldi M.Ikom menyatakan bahwa pihak Unand berhak untuk meminta pertanggungjawaban jika merasa dirugikan. “Apabila Unand merasa berkeberatan terhadap pengambilan berita dari situs Unand secara utuh tanpa adanya konfirmasi dari media tersebut, Unand berhak melayangkan surat keberatannya. Unand punya hak jawab kepada media, agar media tersebut mencantumkan sumber berita yang dibuatnya,” ujarnya. Rinaldi menambahkan tiga cara untuk menanggulangi masalah

Sosialisasi Minim, Dosen Tak Paham Sistem Infocus

U

nand unjuk gigi dengan program baru terkait sarana penunjang proses pembelajaran di gedung kuliah. Telah ada beberapa gedung kuliah yang menggunakan infocus dengan sistem Wifi (wireless fidelity). “Ada tiga kelas di gedung A ini yang menggunakan infocus wifi, yakni A1.8, A1.7, dan A1.1,” ujar penanggungjawab gedung A yang tidak ingin disebutkan namanya. Sistem menggunakan wifi masih menimbulkan banyak kendala tidak hanya terhadap penanggungjawab gedung, juga dosen yang mengajar. “Kami belum siap rasanya, dan masih banyak kendala

Penanggungjawab gedung menambahkan masih kurangnya teknisi yang mampu menggunakan sistem infocus menggunakan wifi. “Terkadang, susahnya adalah jika kendala itu muncul, teknisi yang dipanggil sedang mengurusi kelas-kelas yang bermasalah juga. Karena kurangnya teknisi yang stand by, maka dosen menjadi terlambat untuk mengajar. Jadi alternatif kami dari penanggungjawab gedung adalah memindahkan ke kelas lain yang menggunakan sistem infocus lama,” tambahnya. Sependapat dengan penanggungjawab gedung A , dosen Fakultas Ekonomi, Herald menganggap sistem ini masih kurang sosialisasi. “Sistem ini kurang adanya sosialisasi terlebih dahulu, sehingga banyak dosen yang tidak mengerti. Ini membuat jam kuliah menjadi molor dan terganggu,” papar Herald. Herald menambahkan bahwa sistem infocus menggunakan wifi bagus, namun sosialisasi harus diFoto: Clara lakukan dan teknisi selalu siaga saat KURANG SOSIALISASI: Sebagian dosen bingung dibutuhkan. “Saran menggunakan sistem wireless terbaru. saya, boleh kita menggunakan sistem ini, karena ketidaksiapan itu. Jika kami asalkan sosialisasinya. Usahakan mendapat kendala karena susah untuk menggunakan jaringan wifi yang cepat, meng-connect-kan wifi dengan laptop, karena jika wifi yang digunakan lelet maka kami memanggil teknisi maka proses belajar mengajar pun bersangkutan, dan terkadang ada juga terganggu. Teknisi yang mengerti sistem beberapa mahasiswa paham masalah ini juga harus ada saat dosen membutuhkan,” tegasnya. Ully itu,” paparnya

plagiarisme. “Ada tiga cara sebenarnya untuk menyelesaikan masalah seperti ini misalnya pertama sekali kita layangkan surat keberatan atau hak jawab kepada media yang bersangkutan. Apabila tidak selesai dengan cara itu maka selanjutnya yang dilakukan adalah pelaporan kasus tersebut kepada dewan pers, di mana dewan pers yang membantu menyelesaikan permasalahan. Apabila permasalahannya tidak dapat ditanggulangi oleh dewan pers maka jalan terakhir yaitu dengan penyelesaian masalah nya ke ranah hukum,” tambahnya. Dosen Jurusan Ilmu Komunikasi ini juga menyatakan bahwa terjadinya plagiariseme ini disebabkan karena banyak wartawan yang tidak berasal dari bidang Ilmu Komunikasi. “Bisa dibilang penyebab terjadinya plagiarisme ini karena kurangnya wartawan lulusan Ilmu Komunikasi. Sehingga mereka tidak mengerti tentang etika media massa, etika pers dan hukum di media massa. Sebenarnya dalam etika pers, seorang wartawan dalam menjalankan kerjanya tidak boleh

menerima pemberiaan apapun dari narasumber. Menerima saja dilarang apalagi meminta sumbangan,”tegasnya. Beliau sebagai seseorang yang pernah bekerja di salah satu media massa pun berharap para wartawan jangan mengotori profesi wartawan dengan tindakan-tindakan plagiarisme. “Saya berharap kepada para wartawan jangan sampai melakukan tindakan plagiarisme sebab ketika kita melakukan tindakan seperti itu, kita tidak mempunyai kebebasan untuk menulis sesuai dengan keinginan kita yang ingin diluangkan ke dalam sebuah berita yang ingin ditulis,” harapnya. Rinaldi memberikan solusi untuk Unand terkait adanya plagiarisme yaitu dengan membuat press releae. “Solusinya untuk Unand yaitu apabila ada acara untuk mengadakan konferensi pers atau membuat press release lalu melist nama-nama media massa yang ikut dalam konferensi pers sehingga tidak terjadi lagi plagiarisme,”tutupnya. Clara, Lizsa, Ully

Tunggu Izin BI, Banking Center Belum Operasi

S

ejak 15 September lalu, Unand meresmikan banking center yang sejalan dengan Dies Natalis Unand ke -68. Banking Center diresmikan langsung oleh Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro, Wakil Menteri Keuangan II Republik Indonesia. Dalam peresmian Banking Center yang terletak di sebelah Unit Pelayanan Terpadu (UPT) Pusat Bahasa Unand, turut dihadiri Foto: Lizsa pimpinan mitra bank yang bekerja sama. Beberapa bank TAMPAK DEPAN: Bangunan Banking Center belum yang turut ambil peran dalam beroperasi. banking center seperti Bank Nagari, Bank Syariah Mandiri (BSM), dan Bank Nagari. BNI dan BRI yang dan Bank Mandiri. berlokasi di luar Unand, belum Bambang Permadi dalam kata menyatakan kesediaanya,” tuturnya. sambutannya saat peresmian banking Bentuk kerjasama Unand center berharap Unand menjadi pelopor dengan Bank Nagari, Bank Syariah pendorong kemajuan ekonomi di Mandiri, dan Bank Mandiri adalah Indonesia. “Kehadiran bank-bank ini, dalam bentuk kerjasama pemanfaatan diharapkan mampu memberikan tanah. “Bentuk kerjasamanya dalam kontribusi dalam konteks Unand bentuk kerjasama pemanfaaatan tanah menjadi pelopor mendorong kemajuan atau Pola BOT (Build, Operate and teknologi Indonesia,”ujarnya. Transfer) di mana Unand mempunyai Pasca dua bulan diresmikannya tanah dan bank mempunyai dana untuk banking center, belum ada tanda-tanda membangun. Perjanjian selama 20 tahun bank akan beroperasi. Sampai sejauh ini, nanti gedung akan kembali milik Unand mahasiswa masih mendatangi bank setelah 20 tahun,” katanya. yang ada di Pusat Kegiatan Mahasiswa Alumni Ekonomi Unand ini pun (PKM). Menanggapi hal ini, Ampera mengaku banyak keuntungan yang akan Warman, Kepala Bagian Barang Milik didapatkan oleh mahasiswa dengan Negara (Kabag BMN) menyebutkan adanya banking center. “Adanya banking bahwa bank center belum beroperasi center masyarakat dan mahasiswa karena masih menunggu izin pindah memiliki banyak keutungan salah kantor dari Bank Indonesia (BI). satunya mendapatkan kemudahan “Banking center akan segera beroperasi dalam layanan bank ada pada satu lokasi jika masing-masing bank sudah dapat yang lebih luas dan nyaman dari lokasi izin pindah kantor dari BI. Menurut sebelumnya,” paparnya. informasi surat izin ini akan turun Terkait pemindahan bank yang Desember 2014. Walaupun lokasinya ada di PKM ke banking center nantinya, masih berdekatan tetapi alamatnya ia menegaskan bahwa PKM akan sudah berbeda dan menurut pihak bank dikembalikan kembali sesuai fungsinya. harus ada izin dari BI,” jelasnya. “PKM akan dikembalikan kepada Ia menuturkan bahwa sampai fungsinya yaitu sebagai pusat kegiatan saat ini bank yang akan menempati mahasiswa, semua kegiatan-kegiatan lokasi banking center adalah BSM, Bank mahasiswa ada di sana dan yang tidak Mandiri dan Bank Nagari. “Untuk saat berhubungan dengan kegiatan ini, bank yang akan menempati lokasi mahasiswa akan dipindahkan,” bank center adalah BSM, Bank Mandiri tutupnya. Lizsa, Peri


Menanti Sebuah Harapan di Bawah Gunung Sinabung Oleh : Michelia Annisa Cempaka*

“Ika nggak mau ngungsi lagi, posko pengungsiannya jauh dari sekolah,” tuturnya dengan wajah teduh dan matanya penuh keyakinan. 18 Oktober 2014

T

ebalnya abu vulkanik menyelimuti desa-desa sekitar Gunung Sinabung. Gunung yang berdiri kokoh dan gagah itu memuntahkan isi perutnya, merambat keseluruh desadesa yang kini berada pada zona merah. Ladang-ladang sekitar gunung terancam gagal panen karena tebalnya abu yang menutupi akan merusak tanaman. Air sungai menguning dan keruh. Rumahrumah kayu milik warga ditutupi abu tebal yang berjejeran di sepanjang jalan. Anak-anak kecil berkeliaran tanpa alas kaki dan tanpa masker. Desa Gurkinayan Kecamatan Payung, Kabupaten Karo Sumatera Utara, merupakan salah satu desa yang termasuk dalam kawasan “awas”. Mobil-mobil angkutan barang lalu lalang melintasi desa, warga tampak telah terbiasa dengan kehadiran orang asing. Mereka berharap pada orang yang datang agar menyampaikan keluh kesah kepada para penguasa negeri ini. Terutama kepada orang nomor satu Indonesia yang telah berhasil meduduki kursi pemerintahan periode 2014-2019. Harapan-harapan ditujukan pada mereka (pemerintah yang baru). Jurnalis Mahasiswa yang tergabung dalam tim Pelatihan Nasional (Pena Persma) 2014 dengan tema “Jurnalisme Bencana”, berkesempatan langsung meliput kondisi warga area erupsi Gunung Sinabung. Jalur yang ditempuh tim yakni dari lokasi pelatihan (Berastagi) menuju Kaban Jahe. Jalanan yang sempit dan ditutupi abu tak menyurutkan langkah jurnalis dari berbagai provinsi seluruh Indonesia ini. Tim dibagi menjadi tiga tim, setiap tim dikomandoi oleh Relawan Aliansi Pemuda Peduli Bencana (Apepebe). Dalam waktu 30 menit, tim telah menyebar untuk meliput sesuai dengan TOR yang dibuatnya. Saya

Iklan Baris @Kelompok_1: Kelompok 1 asik asik josh. Terima kasih kakak mentor kita, kak Giva, Kak Hafiza, Kak Fika dan teman-teman BBMK semua. Salsa, Novita, Iklima, Yayas, dan Queen. @Kelompok_2: Salam dua jari! kami Dedi, Nova, Meli, Indah, Ledya, Mike, Niken, Rafikah, Santi, Tasya, Vella, Adzillina mengucapkan banyak terimakasih buat Genta Andalas yang memberikan pengalaman menyenangkan selama BBMK di Genta Andalas. Salam juga buat orang tua di kampung... Kelompok duaaaa... @Kelompok_4: Kelompok 4 selalu dihati.. eaa..eaa..eaa

merupakan anggota tim satu yang dikomandoi oleh Iwan (Relawan Apepebe). Menurut Iwan, warga Desa Gurkinayan rata-rata masih bertahan di rumahnya, mereka enggan mengungsi karena tetap mengurus ladang dan ternak mereka. “Kami (relawan) bersama Basarnas, PMI, Jurnalis, dan TNI telah membujuk warga untuk mengungsi ke posko. Akan tetapi mereka tidak mau dan tetap mengurus ladang dan ternaknya. Saya rasa siapapun orang dalam keadaan apapun dia akan tetap bertahan dan setia dengan tanah kelahirannya,” kata Iwan. Satu tahun bergabung dengan Apepebe, relawan asal Medan ini telah melewati berbagai tantangan. Kali ini pun ia mempertaruhkan nyawa demi memperjuangkan nasib korban Sinabung. Dia ingin pemerintah yang baru mendengar jeritan hati korban Sinabung. “Mudah-mudahan Jokowi dan pemerintah baru sekarang mendengarkan kami (warga Sinabung) yang masih terus bertahan meski bantuan minim. Lihatlah mereka khususnya anak-anak masih tetap semangat bersekolah meski rumah mereka tertutupi abu dan nyawa mereka terus terancam karena erupsi masih terjadi,” ujarnya menjelaskan kondisi kawasan Sinabung pasca letusan kedua 15 September 2014 lalu. Sejak letusan kedua, Gunung Sinabung masih terus erupsi. Erupsi yang berbahaya terjadi pada malam hari. Lava merah menyala akan lebih tampak pada malam hari dibanding siang hari seperti ini. “Meskipun siang hari juga erupsi, namun lava yang merah menyala itu akan tampak di malam hari. Biasanya jurnalis mengambil momen lava itu dipotret pada malam hari,” jelasnya yang terus melewati jembatan kecil yang di bawahnya mengalir air sungai nan keruh. Di sana terlihat anak-anak kecil tanpa alas kaki dan tanpa masker saling tertawa bersama. Mendekati tepi sungai hari itu (18/10), seorang gadis berambut hitam tengah memegang ember berisikan baju. Gadis bernama Ika yang menduduki bangku kelas 3 SMP Negeri 1 Atap Payung itu sehari-harinya membantu ibunya mencuci baju. “Ya, Ika lagi nyuci baju bantu mamak, tadi baru pulang sekolah,” ujarnya. Bantuan terakhir yang diterima Ika dan keluarga yaitu perlengkapan cuci dan mandi seperti sabun, odol,

sampo dan sebagainya. Ika mengaku untuk obat-obatan dan masker pernah diberikan namun sekarang tidak lagi. “Kalau obat, Komix saja yang dikasih, kalau dulu pernah juga diberi masker tapi sekarang belum dikasih lagi,” akunya sambil mencuci baju di tepi sungai. Meskipun air keruh, Ika tetap menyuci setiap harinya. Untuk mendapatkan air bersih Ika harus mengambilnya jauh ke bagian hulu sungai. Kenapa mereka terus bertahan di rumah dan enggan mengungsi? Jawaban Ika sangat menarik. “Ika nggak mau ngungsi lagi, posko pengungsiannya jauh dari sekolah,” tuturnya dengan wajah teduh dan matanya penuh keyakinan. Saat erupsi

terjadi di malam hari, Ika dibangunkan orang tuanya untuk pergi meninggalkan rumah mencari tempat yang aman dari erupsi. “Saat erupsi malam hari, bapak dan mamak bangunkan aku dan adikadik untuk pergi menjauh dari Sinabung,” ungkap anak kedua dari empat bersaudara ini. Orang tua Ika bekerja sebagai buruh tani yang mengurus ladang orang lain. “Bapak dan mamak kerjanya ngurus ladang orang tiap hari,” kata Ika. Untuk makan, Ika dan keluarga makan dari hasil ladang yang didapat, bantuan makanan sejak letusan kedua belum datang. Bencana alam yang terjadi bukanlah hambatan bagi Ika dan anakanak korban bencana lainnya untuk terus bersekolah. Mereka terus

tanpa batas akan mencapai garis tertinggi pencapaian yang kita inginkan jika kita percaya dan berusaha mewujudkannya. Kepada pemerintah yang baru dengarkanlah suara mereka, peluklah impian mereka dan bantulah mewujudkannya. Bukankah setiap warga negara memiliki hak yang sama untuk mengenyam pendidikan dari dasar hingga pendidikan tinggi. Ingatlah bahwa nasib bangsa Indonesia di masa yang akan datang dipegang oleh generasi muda tak terkecuali anak-anak korban bencana Sinabung. *Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan DIII Keuangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Andalas angkatan 2012.

@Kelompok_3: Kami, Tio, Raka, Alda, Fanny, Indah, Ledy, Mita, Nite, Aulia, Sarah, Tiara, Silvi mengucapkan minalaidin walfaizin. Semoga kakak Genta dan abang Genta makin solid, tetap asyik. Pokoknya kelompok tiga sangat dahsyat. kelompok tiga lalala yeyeye, alay, lebay, aktif, itulah kami.

@Kelompok_6: Kakaka kami kelompok 6, bebebe BBMK Genta, cecece Cintanya sama Genta. Salam buat seluruh keluarga Genta Andalas, panitia BBMK, dan keluarga baru kami selama BBMK. Teima kasih untuk beberapa minggu yang berkualitas. Salam kelompok 6 cak uwouwo.

@Kelompok_7: BBMK di Genta Andalas tambah asik, apalagi waktu pakai baju sama dan makan bareng terlihat kekeluagaan dan kekompakannya.

@Kelompok_5: Kami kelompok 5 peserta Genta Andalas 2014 ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada panitia, mentor, serta teman-teman. Dan semoga kekompakan kita didalam kegiatan ini bisa terus berlanjut walau kegiatan ini telah usai.

@kelompok_8: Salam-salam buat panitia dan pengurus Genta. Dan salam juga buat kak Lita dan kak Anis yang cantik.

@Kelompok_10: Terima kasih kepada kak Icha, kak Rani, dan kak Lizsa serta personil Genta Andalas sehingga hubungan kita tetap lanjut cawbella ulalaa.

menggenggam impian mereka hingga nanti mereka mencapainya. Tak peduli tanah kelahiran mereka berduka, tapi mereka yakin di balik duka akan lahir bahagia. Bahagia yang membuat harihari mereka cerah dan bergairah untuk mewujudkan impian mereka yang mereka genggam erat sejak dini. Tak ada yang lebih jujur dari ucapan anak-anak, mereka akan sampaikan apapun tanpa menutup-nutupinya. Mereka memiliki hak yang sama untuk menjemput masa depan mereka di kemudian hari. Impian sederhana dan keteguhan hati yang dimiliki oleh Ika adalah cerminan untuk anak-anak Indonesia lainnya, untuk selalu memperjuangkan impian mereka di tengah keterbatasan. Karena impian

Dok. PENA PERSMA TIM PENA PERSMA: Turun ke lapangan meliput korban bencana alam Gunung Sinabung.

@Kelompok_12: Salam semangat dari kelompok 12 isi 8 BBMK Genta Andalas 2014. Cc : Ami, Winda, Des, Dika, Nella, Qori, Ucc, Median.

@Kelompok_9: Salam buat kakak-kakak mentor Genta terutama mentor kelompok 9. Kakak Amoy yang cantik, imut, manis.

@yunikimyoona: Special thanks to anggota produksi yang ga tidur2 dan defis gue (Hilyatul Aulia) yang udah setia nemenin tidur di sekre selama proses produksi tabloid ini. semoga tugas akhir APS dan SKB aman...

@Kelompok_11: Terima kasih buat abang dan kakak Genta Andalas terutama untuk kak Tata, Kak Nadira, dan bang Peri. Go genta terima kasih.

@aaulia_hilya: redaktur bahasa kami sedang mencari babang pillows. kepada babang pillows harap segera menemui dirinya yang kesepian :*


Menilik Upaya Unand Tingkatkan Rangking UI GM 2014

U

I Green Metric (GM) adalah rangking universitas untuk menilai dan membandingkan usaha penerapan konsep keberlanjutan (sustainability) kampus. Program ini diluncurkan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2010. Program ini dimaksudkan sebagai jalan masuk penilaian institusi pendidikan tinggi di seluruh dunia. Selain itu, juga ditujukan kepada pemerintah, organisasi/agency lingkungan baik lokal maupun internasional, dan masyarakat. Tahun 2013, sekitar 301 universitas dari 61 negara mengikuti rangking ini. Keikutsertaan Unand untuk yang pertama kali pada UI Green Metric ini menempatkan kampus yang berada di Bukit Karamuntiang ini pada posisi 146 dari 301 universitas berskala internasional dengan skor penilaian sebesar 5.032. Tahun ini, sebanyak 302 universitas kembali berpartisipasi dalam UI Green Metric World University Ranking. Sebanyak 28 universitas di Indonesia turut mengikuti penilaian ini, seperti UI, Undip, Unila, termasuk Unand. Sebanyak 274 universitas luar negeri mendominasi memperebutkan rangking ini. Bagaimanakah usaha dan kesiapan yang sudah dilakukan dalam UI Green Metric tahun ini, mampukah Unand menaikkan rangking universitas bersama kompetitor yang semakin berpacu.

Indikator Penilaian UI Green Metric Rangking UI GreenMetric memiliki beberapa target utama, yaitu terbuka untuk partisipasi global, dapat diakses oleh dan untuk institusi pendidikan tinggi di negara maju dan berkembang. Target lainnnya adalah berkontribusi sebagai wacana akademik mengenai keberlanjutan pendidikan dan penghijauan kampus. Terakhir mendorong peran universitas untuk meminpin perubahan sosial berkaitan dengan tujuan keberlanjutan. Tahun ini ada enam kategori penilaian Ui Green Metric. Setting kampus dan infrastruktur dengan 15 persentase, Energi dan Perubahan iklim 21, Sampah 18, Air 10, Transportasi 18, dan Pendidikan 18 sehinggga total keseluruhan berjumlah 100 persen. Beberapa indikator dari isuisu lingkungan kampus seperti tata letak dan infrastruktur kampus, energi, pengelolaan limbah, air, transportasi, serta pendidikan menjadi indikator penilaian. Lusi Susanti, Ketua UI Green Metric Unand 2014 mengatakan tim penilai berasal dari UI dan dari universitas luar negeri. “Tim penilainya dari UI sebagai leader dan beberapa pakar dari luar negeri. Penilaiannya dilakukan secara online dengan melakukan pengisian borang, atau semacam kuisioner online, “ ujar dosen Teknik Industri ini. Aprisal, Wakil Rektor III Unand sekaligus Ketua UI Green Metric 2013 mengatakan UI Green Metric bertujuan agar universitas lebih memerhatikan lingkungan, tidak hanya memerhatikan aspek pendidikan saja. “Tujuan utama penilaian UI Green Metric World University ini adalah untuk menilai kepedulian kampus terhadap konservasi air dan perubahan iklim. Agar kampus bisa menjadi asri lebih memerhatikan

lingkungan. Aspek yang dinilai dari Green Metric tersebut antara lain pengelolaan energi listrik, ruangan tembus cahaya, tata kampus, pengelolaan limbah, konservasi air, dan pereduksian karbondioksida,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya. Tingkatkan Rangking, Unand Optimalkan Indikator Penilaian Pada tanggal 31 Oktober lalu, pengisian data final telah dilakukan Unand. Berdasarkan penuturan Lusi Susanti, pengisian borang Green Metric difokuskan bulan September dan November. “Sepanjang tahun ini kita sudah melakukan persiapan, tapi fokus pengisian datanya dua bulan terakhir. Yaitu September dan Oktober, tapi submit-nya per tiga puluh satu Oktober,” papar Lusi. Terkait persiapan Unand, Lusi mengatakan semenjak awal tahun 2014 Unand telah melakukan persiapan fisik, seperti pembangunan waduk, pendirian Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST), penghijuan lingkungan, dan pembangunan taman. “Perseapan fisik telah dilakukan Unand, seperti membuat daerah-daerah resapan air, menanam tanaman untuk penghijauan, pembuatan waduk untuk konservasi air, pembuatan taman, dan kurikulum berbasis lingukungan,” kata dosen yang menamatkan S2 dan S3 di Toyohashi University Of Technology ini. Informasi yang sama dikatakan Aprisal, beberapa usaha sedang dan telah dilakukan Unand menghadapi UI Green Metric 2014. Diantaranya perbaikan website, pengelolaan sampah, konservasi air, dan tata lalu lintas. “Kami juga mengajak seluruh fakultas yang ada di Unand untuk bisa menghemat air dan listrik,” ujarnya. Berkaca dari tahun sebelumnya, tahun ini Unand berusaha menaikkan rangking dengan melakukan usaha peningkatan skor di beberapa indikator, seperti penuturan Lusi. “Tahun ini indikator yang lebih ditingkatkan Unand seperti pengolahan sampah. Kita melakukan pemilahan sampah, sampah-sampah kering diolah menjadi kompos. Setiap hari Unand produktif menghasilkan sampah daun. Kami mengolah sampah ini di PPST menjadi pupuk kompos. Nanti digunakan sebagai pupuk tanaman di Unand,” tegasnya. Adanya usaha untuk meningkatkan rangking Unand, Herry, Wakil Rektor II Unand membenarkannya. “Awalnya sampah di Unand hanya menjadi beban. Sampah menjadi lebih terorganisir sejak adanya tempat pengolahan sampah yang ber-tempat di dekat pool bus. Direduksi menjadi pupuk dan sumber energi juga bisa menambah pendapatan. Sampah yang kita kenal sebagai sumber penyakit sekarang dapat dijadikan sebagai sumber ekonomi,” ujarnya. Lebih lanjut, Lusi mengatakan indikator lain yang ditingkatkan Unand tahun ini adalah pembaharuan energi seperti pemanfaatan tenaga matahari

dan angin sebagai “Tujuan utama penilaian UI Green Metric World sumber energi. Konservasi air University ini adalah untuk menilai kepedulian juga menjadi tarkampus terhadap konservasi air dan perubahan get peningkatan indikator lingiklim. Agar kampus bisa menjadi asri lebih kungan yang dimemerhatikan lingkungan.” benahi tahun ini. “Kebijakan pimpinan kampus - Aprisal membuat daerahWakil Rektor III Unand daerah resapan air, seperti waduk di dekat Mesjid Nurul Ilmi dan pool bus Keikutsertaan Unand pada ajang yang berfungsi sabagai resapan air. Juga UI Green Metric memberikan manfaat sebagai estetika, pendingin, juga bagi Unand. Seperti yang dituturkan digunakan untuk penyiram tanaman jika Werry Darta Taifurn Rektor Unand. musim kemarau,” tambah lusi. “Universitas yang berpartisipasi pada UI Unand berhasil meningkatkan Green Metric ini dapat memperoleh poin di beberapa indikator, namun di beberapa manfaat. Seperti pengakuan beberapa indikator lainnya mengalami dan pengenalan Interna-sional/ penurunan. “Peningkatan indikator internasionalisasi, meningkatkan yang kurang tahun ini adalah kesadaran terhadap isu berkelanjutan, transportasi. Ini karena jumlah aksi dan perubahan sosial, dan kendaraan yang masuk ke Unand membantu membenahi internal semakin bertambah. Akibatnya jumlah kampus,” ujarnya. area parkir di Unand semakin luas. Ini Werry menuturkan dalam menyebabkan area tanah dibeton yang pencapaian menuju kampus hijau, membuat resapan air berkurang,” Unand tidak menutup kerjasama dengan ungkap Lusi. pihak lain. “Ada beberapa kerjasama Pendidikan berbasis lingkungan dengan pihak lain yang dapat membantu menjadi indikator yaang kurang tahun pembangunan Unand untuk menini. Lusi mengharapkan generasi dukung UI Green Metric, seperti sekarang perlu diedukasi untuk peduli Pertamina, PT Semen Padang, dan dinas dengan lingkungan, seperti tidak kehutanan,” ujarnya lebih lanjut. membuang sampah sembarangan, Berdasarkan penurunan Lusi, penghematan pemakaian air waktu penilaian berkisaran bulan dan listrik secukupnya. Desember. Ketika ditanyakan seberapa Untuk merampung- optimis Unand bisa meraih posisi kan proses penilaian dan rangking di UI Green Metric, Werry pengisian data, tahun ini tim berharap setidaknya Unand bisa UI Green Metric Unand mempertahankan rangking “Paling tidak berjumlah dua puluh orang. ya tidak turun,” harapnya. Werry juga menuturkan target jangka panjang Unand dalam menuju kampus ini adalah menjadikan Unand sebagi eco green campus. “Optimis poin Unand naik, tetapi kompetitor kita lihat dulu. Saya yakin poin Unand meningkat, tetapi saya tidak bisa memastikan rangking Unand meningkat karena kompetitor kita semakin banyak, tentunya juga tengah berbenah juga,” ungkap Lusi. “Harapan saya, UI Green Metric ini tidak semacam IPK bagi mahasiswa. Artinya Unand tidak hanya mengejar rangking, tapi betul-betul membuat “Dua puluh orang ini sudah di-SK-kan. kampus ini ramah lingkungan. Kalau Terdiri dari dosen, lembaga dan Unand lebih memprioritaskan kampus mahasiswa,” ujar Arief Prima Johan, ramah lingkungan, maka tahun-tahun Sekretaris UI Green Matric Unand 2014. selanjutnya rangking UI Green Metric Asisten WR II ini menam- akan mudah diraih Unand,” harap Lusi. bahkan, tahun ini Unand melakukan Shinta Indah, dosen Teknik beberapa pembaruan, seperti melakukan Lingkungan Unand mengatakan kerjasama dengan mahasiswa ataupun masalah sampah di Unand menjadi hal unit kegiatan mahasiswa. “Tahun ini yang disayangkan di Unand terkait kami melakukan kerjasama dengan upaya Unand menuju kampus hijau. mahasiswa untuk membantu membuat “Hanya saja kesadaran akan sampah pemberitaan dan penghitungan data,” masih belum terlihat. Apalagi di gedung jelasnya. perkuliahan karena kuantitas mahasiswa Senada dengan Arief, Lusi di gedung kuliah lebih banyak daripada mengatakan mahasiswa membantu di jurusan,” ungkapnya. mengumpulkan data dan pemberitaan. Aprisal berharap Unand bisa “Karena kita kesulitan mendapatkan mendapatkan menaikkan rangking data ware house. Maka kita memasukkan tahun ini. “Harapan saya ke depannya mahasiswa Teknik dalam tim untuk agar peringkat UI Green Matric Unand mencari dan mengumpulkan data. Juga semakin meningkat. Saya juga berharap dibantu Genta Andalas dalam pem- agar semua komponen yang ada di beritaan yang di-update di website, ini Unand punya komitmen yang sama,” sebagai validasi data yang sudah kita ungkap Aprisal. kirim,” ujarnya. Laporan: Anis, Ayu, Chintia, Banyak Kompetitor, Mampukah Desi, Fika, Fikri, Giva, Laila, Neni, Ruli. Unand Pecah Rekor


Polling Lapsus Genta Edisi LVI

U

I Green Metric adalah peringkat universitas untuk menilai dan membandingkan usaha penerapan konsep sustainability kampus. Program ini diluncurkan oleh Universitas Indonesia pada tahun 2010 dan sekarang sedang mempersiapkan peluncuran rangking tahun ke empat. Kriteria penilaiannya termasuk kumpulan profil dasar, ukuran universitas, profil zona universitas (apakah termasuk daerah kota, pinggiran kota, atau pedesaan), tingkat ruang hijau yang dimiliki, informasi

yang berkaitan dengan pemakaian listrik, transportasi, penggunaan air, manajemen sampah dan lain sebagainya. Pada indikator ini, juga dilihat seperti apa gambaran respon universitas terhadap atau dalam menangani isu sustainability melalui peraturan, aksi, dan komunikasi. Tahun ini digunakan enam kategori untuk menilai rangking yaitu mencakup setting kampus dan infrastruktur (SI), energi dan perubahan iklim (EC), sampah (WS), air (WR), transportasi (TR), dan pendidikan (ED).

Wakil Rektor II Unand, Prof. Dr. Herri, SE, MBA memaparkan visi Unand dalam menghadapi UI Green Metric. “Unand memperhatikan kondisi lingkungan dari berbagai aspek. Selain aspek lingkungan, ada aspek lain meliputi pendidikan, infrastruktur, dan aspek pendukung,� ujarnya.Visi tersebut diwujudkan dalam beberapa kebijakan seperti pengelolaan sampah dengan mem-bentuk Pusat Pengolahan Sampah Terpadu (PPST), pembuatan saluran air, dan penghijauan di sekitar kampus dengan meningkatkan penanaman

pohon. Maka, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) UKPM Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand. Survei ini bertujuan untuk mengetahui kepedulian mahasiswa Unand terhadap universitas yang menaunginya. Selain itu, polling ini menggambarkan kesiapan Unand terhadap rangking UI Green Metric melalui penilaian mahasiswa. Metode random sampling digunakan untuk menyebarkan polling pada lima belas fakultas di Unand.

Sumber: Litbang

Student Center Learning atau Slide Center Learning?

M

enghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) tahun mendatang, Indonesia memiliki tugas berat untuk meningkatkan kapasitasnya dalam berbagai aspek. Kualitas generasi penerus di Indonesia menjadi hal yang perlu diperhatikan. Pergantian kurikulum pendidikan membantu dalam membentuk generasi Indonesia yang lebih baik. Sejak Indonesia merdeka telah terjadi pergantian kurikulum pendidikan Indonesia mulai dari Kurikulum Rencana Pelajaran (1947-1968), Kurikulum Berorientasi Pencapaian Tujuan (1975-1994), Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) (20042006), dan Kurikulum 2013. Berdasarkan Permendikbud No. 81A tentang Implementasi Kurikulum 2013, tertuanglah Student Center Learning (SCL) sebagai pendekatan pembelajaran Kurikulum 2013. SCL merupakan metode pembelajaran di mana peserta didik menjadi pusat perhatian selama proses pembelajaran berlangsung. Maka, Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) UKPM Genta Andalas melakukan survei kepada mahasiswa Unand untuk mengetahui pelaksanaan Kurikulum 2013. Survei dilakukan dengan metode random sampling dengan pemilihan responden secara accidental . Pendidikan berdasarkan SCL didasari oleh prinsip tanggung jawab, keadilan, peran serta peserta didik, mandiri, berpikir kritis dan kreatif, komunikatif, kerja

sama, dan integritas. Pelaksanaan SCL dapat dilakukan melalui beberapa metoda, yaitu sharing informasi (brainstorming, kooperatif, kolaborasi, dan diskusi kelompok), experience based (simulasi, roleplay atau bermain peran, dan permainan), dan problem solving based (studi kasus, tutorial, dan lokakarya). Pembelajaran SCL meliputi input, proses, output, outcome, dan impact. Input terdiri dari mahasiswa, kurikulum, dan fasilitas. Proses pelaksanaan melibatkan mahasiswa, dosen, staf pendukung, kurikulum, fasilitas, dan peluang. Output dapat diukur dari Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), proporsi lulusan, lama studi, dan waktu tunggu memeroleh pekerjaan. Outcome dinilai melalui kompetensi yang dimiliki oleh lulusan. Impact dapat diambil manfaatnya dari perbaikan mutu, kurikulum, fasilitas, dan proses pembelajaran tersebut. Salah satu metode SCL yang telah diterapkan saat ini yaitu diskusi kelompok melalui presentasi materi pembelajaran disertai studi kasus. Namun realita yang terjadi di kelas, mahasiswa cenderung hanya membaca slide yang telah dibuat tanpa pemahaman terhadap materi tersebut. Keefektifan proses dan hasil metode SCL menjadi pertanyaan terhadap kondisi ini. Kevalidan data, banyaknya materi, penguasaan materi, koordinasi antar kelompok, dan peran dosen untuk membenarkan materi mengakibatkan presentasi berlangsung kurang maksimal dan hanya sebatas pemaparan slide saja. Iin

Sumber: Litbang


Demonstrasi Kenaikan BBM, Sebelas Mahasiswa Terluka

S

elasa (18/11), Aliansi L e b i h Mahasiswa Sumatera Barat lanjut, Wisnu memelakukan aksi demonstrasi ngatakan bahwa menuntut penurunan harga sebelumnya pihak Bahan Bakar Minyak (BBM). Para kepolisian sudah demonstran yang tergabung memperingati dalam berbagai organisasi demonstran tetapi universitas dan OKP (Organisasi tidak dihiraukan. Kepemudaan) ini menuntut “Sebelumnya aparat anggota DPRD menandatangani sudah memberikan petisi menurunkan harga BBM. peringatan tetapi Dikarenakan Ketua tidak dihiraukan. DPRD Sumbar sedang keluar kota Setelah mahasiswa aksi damai ini berakhir ricuh. membakar ban, meSebelas demonstran dilarikan ke nyetop mobil berRumah Sakit Polisi Bhayangkara plat merah, dan Foto: Fika akibat terluka dihajar aparat menghadang bus kepolisian. Trans Padang. Na“Sebelas demonstran MENAHAN: Aparat mulai menahan massa yang mendesak masuk ke mun mereka tidak luka-luka akibat dihajar oleh Gedung DPRD Provinsi Sumbar. menghiraukannya aparat kepolisiaan, padahal kita di dan karena disini untuk menegakkan keadilan. Teman Wisnu, salah satu aparat kepolisian anggap sudah menganggu ketertiban kita kepalanya dihajar seperti binatang membenarkan sebelas demonstran umum sehingga terjadi kemacetan serta hingga berdarah. Sekarang mereka terluka akibat aksi tersebut. “Memang menganggu keselamatan masyarakat,” berada di Rumah Sakit Bhayangkara,” ada sebelas demonstran yang luka-luka tutupnya. Lizsa, Peri ujar Adrizal, salah satu demonstran. dan sekarang sudah dibawa ke rumah Menanggapi kejadian ini, sakit polisi Bhayangkara,” jelasnya.

Aprisal: 2015 Semua Mahasiswa Unand Akan Diberikan Asuransi Jiwa

A

prisal , Wakil Rektor III Unand menyatakan akan memperjuangkan asuransi Jiwa yang sempat terhenti tahun 2013 lalu. “Asuransi ini sebenarnya sudah ada sejak dulu dan terakhir tahun 2012. Saya akan memperjuangkan dengan wakil rektor dua yang nantinya akan dipertimbangkan oleh bagian kemahasiswaan. Kita adakan asuransi jiwa kembali untuk mahasiswa Unand,” ujarnya. Lebih lanjut, Aprisal menutur-

kan meskipun mahasiswa mengalami kecelakaan di luar kampus, nantinya pihak kampus akan tetap memberikan asuransi. “Mahasiswa yang mengalami kecelakaan di luar kampus juga akan diberikan asuransi. Mahasiswa saat ini terkadang menggunakan kendaraan dengan kecepatan tinggi, sehingga menjadi tidak terkendali,” terangnya. Wacana untuk memberlakukan asuransi ini akan direalisasikan tahun 2015, seperti yang dikatakan Aprisal. “Dari pihak kampus, asuransi jiwa ini

Keefektifan CCTV Unand Patut Dipertanyakan

A

mperawarman, Kepala Barang Milik Negera yang mengurus bagian inventaris kampus mengungkapkan bahwa pihak kampus sudah memasang CCTV di berbagai titik untuk keamanan kampus. “Kami sudah memasang beberapa CCTV di lingkungan Unand, seperti gedung rektorat, auditorium, gedung kuliah E, dan di mesjid. Untuk lapangan parkir, CCTV sudah dipasang di samping perpustakaan, di depan mesjid, dan di gerbang utama kampus,” paparnya. Meskipun pemasangan CCTV sudah dilakukan tetapi masih ada mahasiswa yang mengeluh kehilangan sepeda motor. Menanggapi hal tersebut, Amperawarman menjelaskan bahwa dalam pemasangan CCTV di lapangan parkir kita masih terkendala. “Sehubungan dengan masih adanya kendaraan yang hilang, itu memang belum bisa kita atasi karena masih terkendala dalam pemasangan CCTV di lapangan parkir,” jelasnya. Lebih lanjut, Amperawarman mengatakan bahwa pihak Unand akan memberikan tiang di tengah-tengah lapangan parkir. “Untuk ke depannya kita akan memberi tiang di tengahtengah lapangan parkir untuk meletakkan kamera CCTV. Namun, untuk pemantauannya sendiri masih terkendala karena jumlah CCTV yang tidak

sebanding dengan jumlah petugas yang memantau sehingga kita hanya bisa mengetahui setelah aksi pencurian berlangsung,” katanya. Untuk pembuatan sistem baru seperti kampus-kampus di Pulau Jawa yang mengenakan biaya tempat parkir, Amperawarman mengatakan belum bisa dterapkan di Unand. “Untuk penerapan di kampus-kampus di Pulau Jawa, di kampus Unand belum bisa diterapka karena akan banyak pihak yang menolak baik dari mahasiswa, dosen, maupun karyawan. Pimpinan Unand sudah memiliki rencana untuk membeli alat kontrol parkir seperti di bandara. Namun, jika sistem tersebut terkendala akan terjadi kemacetan pada gerbang utama,” ungkapnya. Menanggapi masih banyaknya sepeda motor yang hilang di Unand, Masrial Jasmi, Kasubag Umum Unand menyatakan bahwa ini sepenuhnya bukan kesalahan dari pihak Unand. “Sebenarnya pihak Unand tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena kami sudah mengatur piket satpam. Memberikan himbauan untuk pengamanan kendaraan dan memberikan plang tulisan di setiap lapangan parkir untuk memasang kunci ganda. Namun, masih banyak mahsiswa yang lalai untuk mematuhi peraturan tersebut,” tegasnya. Lizsa, Peri

baru wacana yang rencananya akan diberlakukan tahun 2015. Dananya diambil dari UKT bagi mahasiswa yang kena UKT,” ucapnya. Menanggapi wacana ini, Raka Maulana, salah satu mahasiswa angkatan 2014 mengatakan tidak terlalu berharap asuransi jiwa ini diterapkan. “Saya tidak berharap banyak sedangkan yang nyata aja belum pasti apalagi yang tidak nyata,” ungkap mahasiswa jurusan Ilmu Komunikasi tersebut. Icha, Hisna

Mantan Wakil Rektor III Unand Jadi Rektor ISI

M

antan Wakil Rektor III Unand, Novesar Jamarun terpilih menjadi Rektor Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang. Dalam pemilihan calon rektor ini, Novesar berhasil memeroleh suara lebih unggul dari dua kandidat lainnya. 297 suara berhasil diperoleh Novesar dari total 325 mahasiswa, 60 lebih suara dosen dari 95 dosen, dan 27 perolehan suara senat dari 53 senat. Terpilihnya Novesar sebagai Rektor ISI yang dilantik 14 Oktober di gedung Dirgen Dikti Jakarta ini menjadikan Novesar secara resmi memimpin ISI Padang Panjang satu periode (2014-2018) ke depannya. Saat ditemui di ruang dosen, Guru Besar Kimia Unand ini mengaku tidak pernah melakukan kampanye selama proses pemilihan. “Saya tidak pernah melakukan kampanye. Saya hanya mengikuti peraturan dan menyampaikan niat dan visi misi saja sebanyak dua kali,’’ ungkapnya. Lebih lanjut, sosok yang akrab disapa Pak Ong ini mengungkapkan bahwa tidak akan meninggalkan Kimia Unand walaupun telah terpilih menjadi Rektor ISI. “Saya tetap akan menjadi dosen di sini dan tidak akan meninggalkan Kimia Unand. Saya telah lama mengabdi di sini dan telah mencintai Kimia Unand,’’ tuturnya. Novesar berharap dengan amanah baru yang diembannya dapat membangun dan mengembangkan ISI dengan baik. “Semoga saya bisa membangun dan mengembangkan ISI dengan baik, juga tetap menjadi dosen di Unand,” tutupnya. Dira,Tania

Unand Bedah Film Terbaru KPK

S

alah satu gerakan anti korupsi pelajaran-pelajaran yang didapatkan,” dilakukan KPK melalui sebuah ungkap Ketua UKM Pengenalan Hukum film. Setelah meluncurkan film K dan Politik (PHP) ini. vs K (Kita vs Koruptor), KPK kembali Pembedah film lainnya, Feri membuat sebuah film yang berjudul Amsari, Dosen Fakultas Hukum Unand “Sebelum Pagi Terulang Kembali”. turut memberikan komentar. “Di dalam Bertempat di ruang Seminar gedung I, film tersebut ada nilai-nilai yang bisa kita pemutaran dan pembedahan film ini dimulai secara terbuka Selasa, (11/ 11). Film yang berdurasi sekitar dua jam tersebut bercerita tentang sebuah kelurga. Tokoh ayah bekerja sebagai anggota dewan di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Demi Foto: Rika menghindar dari Tindak Pidana SERIUS: Para pembedah memberi komentar usai pemutaran Korupsi yang terjadi film. di kantornya, tokoh ayah rela berhenti bekerja dari jabatannya. ambil. Sebagai mahasiswa terdidik kita Nunug Gazali, salah satu dari bisa mengambil contoh sederhana tiga orang pembedah film ini seperti WC yang kotor. Tidak ada memberikan komentar setelah satupun dari kita yang mau mengkritik pemutaran film selesai. “Saya melihat pimpinan bahwa kita tidak mau dalam film tersebut ada sesuatu yang menggunakan WC yang kotor,” ujarnya. hilang. Seharusnya orang tua tahu Miko Kamal, pembedah lainnya bagaimana mendidik anaknya, tidak turut mendukung komentar yang menutup mata mereka. Seharusnya disampaikan Feri Amsari. “Jangan orang tua mampu memberikan apa yang berani bicara tentang pemberantasan terbaik untuk anaknya. Tetapi, dalam korupsi jika kita sendiri tidak mampu film ini orang tua menunggu anaknya peduli dengan hal-hal kecil seperti sadar dengan sendirinya melalui lingkungan kita,” ucapnya. Rika


Melalui Metro TV On Campus, Mata Najwa Sapa Unand

H

Foto: Rika METRO TV ON CAMPUS: Najwa Shihab bersama empat orang bintang tamu dari DPR RI dalam tayangan “Mata Najwa”.

ari ketiga Metro TV On Campus, Jumat (24/10) mengadirkan acara Mata Najwa On Stage yang dihadiri sekitar 7.800 orang penonton. Tidak hanya mahasiswa Unand selaku tuan rumah Metro TV On Campus, Universitas Negeri Padang (UNP), dan mahasiswa Akademi Teknologi Informasi Padang (ATIP) turut memenuhi Auditorium Unand. Acara yang bertemakan “Onde Mande Parlemen” ini menghadirkan para anggota DPR dari berbagai partai. Hadirnya Mata Najwa di Unand membuat antusias mahasiswa menyambut acara ini. “Mata Najwa ke sini sangat positif sekali, karena tema dari acara Mata Najwa itu sendiri dapat menambah wawasan mahasiswa, apalagi mahasiswa banyak yang tidak sadar dengan politik,” ungkap Hardian salah satu penonton.

Petisi Tidak Ditanggapi, Mahasiswa Blokade Jalan

K

ebijakan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diumumkan Presiden Jokowi secara resmi 17 November lalu menuai kritik. Mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Sumatera Barat (GMSB) mendatangi kantor DPRD Sumbar menuntut anggota DPRD menandatangani petisi menurunkan hagra BBM, Selasa (18/11). Setelah petisi dan tuntutan mereka di depan kantor DPRD tidak digubris dikarenakan Ketua DPRD sedang keluar kota, Para demonstran akhirnya turun ke jalan. Memblokade jalan-jalan yang ada di bundaran Tugu Adipura Padang. Aksi ini menyebabkan kemacetan di tiga jalan utama kota Padang, yakni Jalan S. Parman, Jalan Khatib Sulaiman, dan Jalan Hamka. Aparat kepolisian terpaksa menyuruh pengendara motor dan mobil dari arah Jalan Hamka untuk berbalik arah. Sedangkan mobil dari arah Khatib Sulaiman dan S. Parman terpaksa menunggu sampai blokade usai. Panca Novi Andikka, salah seorang demonstran mengatakan bahwa

beritahukan masyarakat tujuan aksi ini bahwa mahasiswa berada di pihak masyarakat Supaya masyarakat sadar dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah ini salah,” katanya. Berlawanan dengan pernyataan Panca, Gunawan, Satgas dalam aksi ini mengungkapkan Foto: Fika ketidaksetujuannya KECEWA: Pemblokiran jalan di tugu adipura sebagai bentuk atas aksi mahasiswa kekecewaan massa karena keinginan untuk bertemu ketua tersebut. “Saya tidak setuju dengan adaDPRD tidak dipenuhi. nya blokade jalan secara keseluruhan. pemblokadean tersebut merupakan aksi Ini akan menghambat dan mengganggu tawar bagi anggota DPRD. “Aksi yang lalu lintas, sehingga masyarakat juga dilakukan ini merupakan bentuk aksi terganggu. Tujuannya bagus, tetapi kita tawar dari kami agar anggota dewan tetap harus memberi ruang bagi keluar dan berbicara dengan massa masyarakat untuk berlalu lintas,” ujarnya mendengarkan petisi kami secara dalam aksi yang berakhir ricuh ini. langsung. Ini sekaligus untuk mem- Fika, Fitri

Bagir Manan: Pers yang Benar Hidup dalam Tradisi Keterpelajaran

K

etua Dewan Pers, Bagir Manan Alumnus FH dalam Workshop Jurnalistik Unpad ini berharap Mahasiswa mengatakan pers peserta talkshow meyang benar hidup dalam tradisi nanamkan sikap kaum keterpelajaran. “Pers yang benar hidup intelektual dalam mendalam tradisi keterpelajaran. Kegiatan jalankan peran sebagai pers yang baik harus memenuhi pers kampus. “Saya harap standar jurnalistik yang baik, bermutu, tanamkanlah sikap ini dan sehat. Pelaku pers harus memiliki kepada anda sebagai keteram-pilan jurnalistik yang bagus pegiat pers mahasiswa. dan wawasan yang luas,” ujarnya Ada semacam ketakutan Selasa (4/11) di hotel Pangeran Beach. saat ini. Ada kaum Lebih lanjut, mantan Ketua terpelajar yang mengMahkamah Agung Republik Indonesia gunakan ilmunya meini menuturkan pers sangat dekat lakukan tindakan yang Foto: Yuni dengan keterpelajaran. “Pers sangat tidak terpelajar, seperti dekat dengan keterpelajaran, wartawan korupsi. Bukan hanya WORKSHOP: Tampak Bagir Manan (tengah), Ketua Dewan itu pekerjaan bebas. Bebas itu adalah sekedar latihan, saya Pers sedang memberikan materi kepada pers mahasiswa. tuntutan pekerjaan intektual. Harus berharap ada makna bertanggung jawab terhadap hasil melalui workshop ini. pekerjaannya dan berintegritas. Substan- bertanggung jawab,” tuturnya dalam Tidak hanya bercerita, tapi bagian si terpenting adalah membangun tradisi workshop yang diikuti unit kegiatan membentuk diri, “ ucapnya. Ayu, Dira kaum terpelajar dan karakter yang pers mahasiswa se-Sumbar ini.

Tanggapan positif turut dilontarkan Mustika mengenai cara yang berlangsung sekitar tiga jam ini. “Acara Mata Najwa ini sangat keren. Selama ini hanya menonton melalui televisi dan sekarang bisa menonton secara langsung rasanya lebih asyik walaupun antreannya sangat panjang waktu masuk,” ujar Mahasiswi Hukum Unand ini. ”Diharapkan dapat memberikan perubahan tentang pandangan saya akan parlemen. Sebelum mengikuti acara ini, menurut saya parlemen itu hanya cari muka saja, tetapi setelah acara ini sedikit memberikan perubahan pandangan akan parlemen dan ke depannya. Dalam pemilu legislatif diharapkan tidak golput lagi karena kita telah diberikan hak oleh negara untuk memilih,” tambah Mustika saat dijumpai seusai acara. Rika

Tunggu Hujan Teduh, Motor di Parkiran Lenyap

M

aling kembali beraksi di lingkungan Unand. Kali ini, Glanesa Putri menjadi korban ulah oknum tak bertanggung jawab ini. Sepeda motor Beat Biru miliknya raib Sabtu, (1/11) di Parkiran Plaza Biologi. Nesa, panggilan akrabnya ketika ditemui Genta Andalas menuturkan kronologi peristiwa tersebut. “Hari hujan lebat sekitar jam lima sore. Saya memilih untuk berteduh di Plaza Biologi dan memakirkan motor di sana,” ujar Nesa. Sepeda motor dengan Nomor Polisi BA 3823 CN diparkir dalam keadaan tidak memakai kunci gembok. Nesa baru mengetahui motornya sudah tidak ada lagi saat hujan berhenti. “Ketika hujan reda jam tujuh malam, saya menyadari sepeda motor sudah tidak ada lagi. Saya mencari di sekeliling parkiran Plaza Biologi, namun tidak saya temukan,” jelas mahasiswa Fakultas Ekonomi ini. Saat kejadian, tidak ada satpam yang bertugas di Plaza Biologi. Atas musibah yang menimpanya, Nesa pun langsung pergi ke kantor polisi untuk melaporkan kejadian tersebut. “Tapi polisi meminta saya untuk ke Pusat Komando Satpam yang ada di Rektorat. Saya meminta rekaman CCTV di jalan menuju gerbang masuk utama,” katanya. Salah satu satpam kampus yang ditemui Nesa menyarankan mahasiswa mengusulkan kepada pimpinan kampus untuk memasang CCTV di tempat strategis. “Apalagi Unand sekarang punya tiga gerbang masuk ke kampus, jadi kita perlu meningkatkan kewaspadaan,” tutur Nesa. David

Untuk mengetahui berita yang lebih lengkap, silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com


Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM

Foto: Feri Foto: Dira PERKUMPULAN MAHASISWA: Mahasiswa se-Sumatera Barat yang terlibat aksi penolakan kenaikan BBM sedang berkumpul di Simpang Presiden.

Foto: Fitri

BERJALAN: Massa mulai melakukan aksi dengan berjalan menuju kantor DPRD Provinsi Sumbar. Foto: Dira

Foto: Fika Foto: Dira Foto: Dira MASSA MEMAKSA MASUK : Petisi tak kunjung ditandatangani, massa memaksa masuk ke dalam ruangan DPRD untuk menemui ketua DPRD.

Foto: Feri Foto: Anis SHALAT BERJAMAAH: Shalat zuhur berjamaah di Simpang Presiden, sebelum jalan menuju kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sumbar.

Foto: Fika

DRAMA TEATRIKAL: Mahasiswa menampilkan drama yang menggambarkan Foto: Anes kesengsaraan rakyat atas kenaikan BBM.

Foto: Fika PEMBAKARAN BAN : Aksi pembakaran ban di bundaran Tugu Adipura tepat depan kantor DPRD Provinsi sebagai tindak lanjut kekecewaan massa.


Sahabat Pulau: Muda,Peduli, dan Berbagi

I

ndonesia masih memiliki banyak pemuda-pemudi yang peduli akan kelangsungan bangsa dan ikut berkontribusi dalam memajukan Indonesia. Kepedulian itu pun diwadahi dalam suatu komunitas. Salah satunya adalah sebuah komunitas kepemudaan yang bergerak untuk membangun bangsa dan membantu sesama, yang dikenal dengan nama Sahabat Pulau. Sahabat Pulau adalah komunitas relawan yang rata-rata diisi oleh pemuda, umumnya mahasiswa dan alumni yang peduli akan pendidikan anak-anak Indonesia di pesisir pantai dan pulau-pulau kecil. Komunitas ini didirikan pada tanggal 25 Maret 2012 oleh Hendriadi. Hendriadi merupakan salah seorang peserta yang mengikuti acara kapal kepemudaan yang mengunjungi berbagai tempat di Indonesia. “Para peserta kapal pemuda saat itu berlayar dari Makassar ke Banda Naira lalu homestay di Wakatobi selama lima hari. Kami berkesempatan bertemu dengan Suku Bajo yang diisi oleh pelaut ulung, juga berkesempatan melihat kesenian daerahnya. Saat mengunjungi daerah pesisir itulah saya melihat bahwa edukasi masyarakat pesisir sangat minim, tidak heran bahkan mereka tidak mengetahui siapa presiden Republik Indonesia,” ungkap Hendriadi. Berangkat dari hal itulah akhirnya Hendriadi mendirikan komunitas Sahabat Pulau. Sahabat Pulau didirikan pertama kali di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Pinrang. Sulawesi Selatan pun menjadi chapter pertama Sahabat Pulau. Dalam waktu singkat, berselang dua tahun, Sahabat Pulau berhasil didirikan hampir

sebanyak 30 chapter yang diisi oleh 462 orang relawan di seluruh Indonesia. Chapter Sahabat Pulau di Padang sendiri, merupakan chapter ke 24 yang berdiri tanggal 27 Mei 2014. Dalam waktu kurang dari lima bulan, telah banyak relawan yang bergabung di komunitas ini. Kegiatan Sahabat Pulau antara lain mengedukasi kalangan masyarakat pesisir terutama anak-anak, diwujudkan dalam bentuk rumah baca. Sementara bagi orang dewasa dilakukan pembinaan enterpreneurship. Salah satunya di Pahawang, Provinsi Lampung, Sahabat Pulau mengadakan kelas memasak untuk kaum ibu. Dengan bantuan relawan Sahabat Pulau, akhirnya daerah ini dapat memproduksi abon sekat, serta ikan asin dalam kemasan sehingga berdaya jual tinggi. Selain itu juga diadakan pengajian bulanan, arisan bulanan, perencanaan keuangan, penyuluhan kesehatan, dan perencanaan masa depan. Tidak hanya peduli akan masyarakat, komunitas ini juga bergerak sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan. Selain edukasi dan enterpreneurship, ada kegiatan lain berupa konservasi lingkungan, khususnya di laut. Sebanyak sepuluh sampai dua puluh persen dana Sahabat Pulau yang terkumpul digunakan untuk konservasi mangrove, yang direalisasikan dengan melakukan penanaman tranplantasi. Hendriadi juga ingin agar masyarakat kembali melihat laut. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di pesisir membangun rumah dengan membelakangi laut. Padahal di luar negeri, orang-orang membangun rumah menghadap ke laut. Ia ingin agar hal itu terjadi di sini, agar masyarakat menjadikan laut sebagai halaman. Program lain Sahabat Pulau ialah

“kakak panda” dan “adik panda”. Panda di sini merupakan kependekan dari Harapan Anak Indonesia. “Satu orang kakak panda menjadi kakak asuh bagi satu adik panda. Kakak panda menjadi motivator, mentor, sekaligus donor atau pemberi beasiswa bagi adik pandanya. Dengan terbentuknya Sahabat Pulau ini, diharapkan anak-anak dan masyarakat pesisir mendapatkan gizi yang lebih, pendidikan yang lebih baik, dan kehidupan yang lebih sejahtera,” jelas Hendriadi yang pernah menjadi peserta pertukaran pelajar ke Kanada pada

Tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Lombok,” ujar Rita ketika ditemui kru Genta Andalas. Selain Rita, seorang lagi pembina Sahabat Pulau, Kolonel Adi Suyoso. Baginya, pemuda adalah harapan bangsa. Ia ingin mengetuk rasa hati dan merajut pemuda bangsa Indonesia untuk menjaga NKRI. Menurut Kol. Adi kini sebagian pemuda kurang dalam pengalaman, namun memiliki semangat dan potensi yang luar biasa. Ia berharap agar pemuda-pemudi

Foto: Ist. tahun 2009 ini . Sahabat Pulau diasuh oleh beberapa orang pembina, salah satunya adalah Rita M. Darwis. Berawal dari hobinya dalam melakukan perjalanan dan rasa tanggung jawab pada sesama, akhirnya Rita melaksanakan aksi pedulinya di tempat-tempat yang dikunjunginya dan turut menjadi pembina Sahabat Pulau. Ia juga menyediakan rumahnya yang berada di Jakarta sebagai base camp Sahabat Pulau, yang diisi oleh mahasiswa. Di sana mereka melakukan rapat, koordinasi, memilah-milah buku yang disumbangkan ataupun disalurkan ke rumah baca, dan lain-lain. “Rumah Baca sudah ada sebanyak 23 di tujuh provinsi.

Indonesia benar-benar siap untuk bangsanya. “Apapun background kamu, apapun passion kamu, kamu bisa bergabung di Sahabat Pulau. Karena dengan itu kamu bisa berbagi dengan orang lain. Virus ini harus diteruskan oleh mahasiswa,“ ujar Hendriadi. Ismi, Zikra Facebook: Sahabat Pulau Twitter: @idesahabat Web: sahabatpulau.org E-mail:sahabatpulaupdg@gmail.com IDsahabatpulau Contact person: 085257619707 Alamat: Jalan Karet No. 61 E, Bandar Purus


Siapkah Mahasiswa Menghadapi Pasar Bebas Asean 2015? Oleh: Rinaldi, M.I.Kom*

K

elemahan terbesar fresh graduate perguruan tinggi adalah lemahnya penguasaan bahasa asing dan telat mengadopsi penguasaan teknologi terbaru. Seperti diungkapkan Direktur Umum Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara, Saiful Hadi, dalam sebuah seminar di Aula Gubernur Sumatera Barat. Sebagai contoh, Saiful Hadi memaparkan dalam setiap perekrutan oleh satu-satunya BUMN berita di Indonesia ini menyaratkan minimal skor Toefl calon pelamar adalah 550. Akan tetapi, peluang tersebut jarang diraih oleh fresh graduate perguruan tinggi karena syarat minimal Toefl tidak terpenuhi. Akibatnya, banyak fresh graduate harus menunggu beberapa bulan bahkan tahunan untuk bisa diserap pasar kerja. Peristiwa lainnya terjadi saat saya dihubungi salah seorang teman kuliah yang sudah sekitar 7-8 tahun lalu tamat kuliah, ternyata beberapa teman kuliah dulu masih ada yang belum mencicipi dunia kerja sampai saat ini. Apa yang salah sebenarnya hingga alumni perguruan tinggi yang akreditasi jurusannya A sekalipun tidak “terpakai� oleh dunia kerja? Pertanyaan di atas, sebaiknya menjadi renungan untuk kita semua. Sebagai mahasiswa persiapan atau kemampuan apa yang bisa kita jual hingga kita bisa dilirik oleh dunia kerja. Bagi yang ingin berwirausaha, sudah sejauh mana kita merancang dan memulai usaha yang akan menopang kehidupan nanti setelah tamat kuliah. Saat ini kita sudah di penghujung tahun 2014, itu artinya pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 sudah di depan pintu. Bekal apa yang sudah dimiliki menghadapi MEA 2015? Atau lebih parahnya lagi mungkin sebagian kita belum tahu apa itu Masyarakat Ekonomi Asean yang akan berlaku di 2015. Sekedar mengingatkan, secara sederhana MEA 2015 adalah sebuah

kondisi ketika masyarakat di Asia Tenggara sudah bebas melaksanakan perdagangan tanpa dikenakan biaya masuk apapun. Selain itu pekerja dari negara-negara Asean bebas bekerja di negara kita tanpa dipersulit dengan aturan apapun. Begitu juga sebaliknya, kita juga bebas bekerja di negara Asean lainnya. Bisa kita banyangkan, dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa, negara kita akan menjadi sasaran empuk dari setiap produk barang dari negara lain yang mencoba masuk ke Indonesia. Tidak hanya produk barang, orang-orang dari Asean juga akan menjadi pesaing dalam dunia

Yaqub

kerja. Sebagai mahasiswa, sudah siapkah bersaing dengan orang-orang asing? Bekal apa yang sudah punya? Kalau kita bandingkan dengan penguasaan bahasa asing, kita akui masih kalah jauh dibandingkan negara tetangga. Singapura, Malaysia, Filipina, Myanmar, bahkan Thailand sudah menjadikan bahasa Inggris menjadi bahasa kedua mereka. Sedangkan kita, saat pihak universitas menyaratkan skor Toefl 500 untuk kelulusan Strata 1, banyak yang merasa kewalahan dan mencari segala cara agar skor itu bisa dikurangi. Itu baru dari segi bahasa, kalau ditanya lagi sesuai bidang ilmu kita, kemampuan apa yang dipunya untuk bisa bersaing nantinya? Persaingan saat ini bukan lagi dengan sesama mahasiswa dari Indonesia, tapi dari mahasiswa luar negeri juga. Sebagai contoh, bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi misalnya, sudah mampukah menulis sebuah berita yang memenuhi unsur jurnalistik yang baik sebagai sebuah syarat minimal menjadi lulusan Ilmu Komunikasi? Atau ketika menulis sebuah artikel menjadi pekerjaan yang amat sangat berat dilakukan dan menyelesaikannnya butuh waktu berhari-hari. Apakah kita masih percaya diri bisa bersaing di 2015 nanti? Saat ini, beberapa media asing di Indonesia Associated Press dan Reuters masih ada yang menggunakan SDM orang Indonesia untuk bekerja di medianya. Tapi saat MEA berlangsung dan SDM kita tidak siap bersaing, bukan tidak mungkin kita hanya akan menjadi penonton di negeri sendiri. Agaknya sudah cukup emas Indonesia di Papua dikuasai Freeport, minyak kita dikuasai orang asing. Jangan sampai semua lini di Indonesia justru dinikmati oleh orang asing. Pastinya kita tidak mau melihat orang asing menikmati aset ekonomi kita sedangkan kita hanya gigit jari karena kalah bersaing dengan mereka. Agar kejadian masa lalu tidak

terulang lagi, tidak ada jalan lain, mahasiswa sebagai generasi penerus yang akan mengambil alih pengelolaan negara ini harus berlomba meningkatkan kualitas SDM. Gali potensi diri hingga limit terakhir, perluas pergaulan, matangkan penguasaan bahasa asing, dan update setiap informasi terbaru. Tidak ada alasan untuk berpuas diri dengan raihan yang kita capai saat ini. Saat kita terlena ketika bisa mengakses internet secara 3G, ternyata di Korea dan Jepang orang sudah mulai menikmati kecepatan yang super cepat hingga 4G5G. Mahasiswa tidak bisa lagi menjadi mahasiswa kupu-kupu yang hanya kuliah terus pulang, atau menjadi mahasiswa kunang-kunang yang hanya kuliah kemudian nangkring di mall, cafe, dan tempat karaoke. Tidak juga menjadi mahasiswa kusir kuda yang kuliah kemudian naksir temannya lalu cintanya kandas. Mahasiswa tidak perlu bangga ketika masuk kuliah dengan kaos oblong dan sendal jepit, jaman sudah berubah, tantangan semakin besar. Ingat, saingan kita tidak hanya mahasiswa asal Indonesia, pekerja luar negeri yang sudah bersertifikasi akan menjadi pesaing kita dalam bekerja. Saatnya memaksimalkan potensi diri, agar saat tamat nanti tidak perlu menganggur berlama-lama karena skor Toefl tidak memenuhi persyaratan. *Penulis merupakan Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP UNAND.

Negeri yang Tak Percaya Diri Oleh: Rizkan*

S

ekian lama Indonesia tertidur, bahkan sampai hari ini pun masih tidur pulas. Kita terlalu terbiasa memperoleh jawaban praktis dan solusi instan dari setiap permasalahan yang dihadapi. Alhasil, tidak mandiri, dan menjadi malas menjadi tabiat diri. Intuisi yang dimiliki menjadi tidak berkembang. Kehilangan rasa percaya diri salah satunya dalam hal

kebudayaan. Ketika kita bingung dan tersesat di persimpangan jalan, ada saja yang menawarkan bantuan bak malaikat. Mereka adalah negara berkuasa (adidaya) yang menawarkan bantuan berupa uang. Mulai dari Jepang, Australia, hingga Amerika ramai-ramai menjadi sosok sinterklas. Mereka memanfaatkan keadaan kas negara yang semakin menipis. Saat ini negara membutuhkan biaya yang sangat besar bagi pembangunan domestik. Mungkinkah Indonesia akan terus meminta-minta bantuan pada negara yang hanya menggores perlahan-lahan budaya kita yang dahulunya sempat mandiri. “Tak ada makan siang yang gratis.� Pasti ada saja imbalan tersirat yang ingin diperoleh negara-negara kaya melalui bantuan yang diberikannya. Di balik bantuan itu, ada sederet

kepentingan negara pendonor atas Indonesia. Para pejabat kita tidak bisa menolak bantuan mereka, meskipun jelas-jelas kepentingan dan agenda mereka akan merugikan bangsa. Namun harus bagaimana lagi, kita sudah terbiasa malas. Kita tidak mampu mandiri. Ketika dihadapkan pada problematika bangsa yang tak kunjung selesai, kerusakan infrastruktur di mana-mana akibat bencana alam dan kerusuhan, membuat kita seperti kehilangan kendali. Kita mengamini setiap agenda mereka demi bantuan yang diberikan menjadikan negara ini kehilangan kepercayaan diri. Apakah bangsa ini tidak bisa bersandar kepada Ibu Pertiwi untuk menghadapi problematika? Tentu saja jawabannya tidak, karena ikatan batin dengan Ibu Pertiwi sudah lama luntur. Warga ini sudah tidak mempercayai lagi kekuatan Sang Ibu, untuk sama-sama

menghadapi atau meng-counter pengaruh neo imperialisme Barat atas Indonesia. Mari tengok lagi ke belakang, beberapa tahun silam kita pernah mengukir indahnya kemerdekaan dengan bekal kebudayaan sendiri. Saat di mana pahlawan tidak menerima para pengerat untuk menanamkan saham di tanah ini. Mula-mula memang susah, namun lihatlah segulir perjalananya. Ingat lagi bagaimana orang tua terdahulu, rela memberikan pinjaman kepada negaranya. Meski disebut pinjaman, tapi mereka tak berharap pinjaman itu dikembalikan. Sekarang pertanyaannya adalah, maukah kita seperti mereka dahulu, yang jerih hausnya diberikan untuk negara. Sebenarnya bangsa ini telah

Bersambung ke hal. 15 . . .


Penyamun Demokrasi Langsung Oleh : Beni Kurnia Illahi*

S

ituasi negara Indonesia hari ini dapat diibaratkan bagaikan badai diterjang gelombang. Di mana, ideologi kebangsaan kita mulai dipertanyakan, siklus politik mengalami pergeseran, dan tingkah laku para pemimpin bangsa pun menjadi pembicaraan wayang. Ternyata kasakkusuk inilah yang terkadang dialami oleh rakyat Indonesia secara tidak langsung di era reformasi ini. Yang mana, realisasi pengembangan pembangunan, pengamalan tata kelola negara dan pemerintahan, serta peningkakatan SDM dalam enam dekade ini telah menimbulkan sejumlah permasalahan yang cukup besar. Di antaranya adalah tentang krisis praktik kepemimpinan, marwah ideologi kebangsaan, negara hukum, kedaulatan rakyat, dan demokrasi. Problematika ini yang kemudian mengakibatkan terjadinya praktik korupsi sistemik dan tidak berjalannya pemberdaulatan tata kelola pemerintahan negara untuk kepentingan rakyat. Hal ini menjadi tanda tanya besar, kenapa problematika tersebut tidak kunjung usai di bumi pertiwi ini. Sangat disayangkan sekali, negara yang berfalsafahkan pancasila,

namun penguasanya kurang memiliki pancaindra yang baik dalam menyejahterakan dan menampung aspirasi rakyatnya yang berjumlah 250 juta ini. Hakikatnya, Pancasila tidak menjadi sandaran baginya dalam membuat sebuah kebijakan yang berhubungan dengan hajat hidup orang banyak. Salah satu yang hangat diperbincangkan saat ini adalah Pemilihan Kepala Daerah (pilkada) secara tidak langsung (dipilih oleh DPRD) sebagaimana yang diatur dalam UU Pilkada yang telah disahkan. Berbicara mengenai Pilkada, berbagai kalangan pada prinsipnya tentu memiliki banyak argumen apakah langsung ataupun tidak langsung. Namun, di luar konteks itu semua, UU Pilkada yang telah disahkan itu nyatanyata mengkebiri hak-hak rakyat dan tidak merepresentasikan aspirasiaspirasi masyarakat. Bayangkan, aksiaksi dan pemikiran-pemikiran yang digencarkan oleh masyarakat dan bertujuan untuk mendukung pilkada langsung, tidak menjadi pertimbangan bagi wakil rakyat yang ada di Senayan sana. Mereka lebih memilih tutup telinga dan mata ketimbang

Laila & Yori

. . . Sambungan halaman 14 lama memiliki budaya yang indah seperti itu, yang dapat meningkatkan kemandirian budaya, sehingga bidang ekonomi, dan lainnya akan ikut tersokong bersama budaya kemandirian. Inilah pekerjaan rumah terbesar untuk pemimpin baru yang akan menangguhkan seluruh beban rakyat Indonesia. Sejatinya tidak semua rakyat Indonesia bergantung pada republik ini. Tapi mengapa sampai saat ini, seolah-olah beban para pemimpin itu adalah rakyatnya sendiri. Padahal jelas

pernyataan itu kurang tepat adanya. Kini sudah diterangkan semuanya, kami tidak memberatkan pundak anda para pemimpin bangsa. Jadi, atas petisi yang telah kami berikan ini, bekerjalah dengan baik, untuk Indonesia yang lebih baik. Tolong jangan budayakan Korupsi lagi di bumi pertiwi ini, karena hal itu bukan merupakan kebudayaan kita. Itu merupakan budaya kotor yang telah ditinggalkan oleh penjajah terdahulu untuk merusak negara yang bersatu padu ini.. Ingatlah budaya ramah, sopan, dan santun yang kita miliki. Semuanya bukan hal sepele yang bisa diabaikan

mendengarkan aspirasi-aspirasi masyarakat yang berkoar-koar demi terwujudnya demokrasi langsung di Indonesia. Hal tersebut tentunya berbanding terbalik dengan kehendak rakyat. Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 sebagai subjek hukum permanen hanya tinggal kenangan saja. Karena, pilkada oleh DPRD justru melanggengkan patronase politik, demokrasi disandera oleh oligarki parpol dan parlemen. Sehingga membentuk kubu-kubu pemburu kekuasaan. Karena di Indonesia ini, sangatlah mudah menemukan penguasa, namun begitu sulit menemukan sosok pemimpin. Betapa tidak, Pilkada oleh DPRD akan menimbulkan dampak yang sangat besar dan sistemik terhadap negara ini. Pertama, akan membatasi akses rakyat berpartisipasi dan mengontrol jalannya kekuasaan, karena Pilkada akan diwarnai transaksional kekuasaan politik busuk antara politisi di parlemen dengan kandidat tanpa bisa diawasi oleh rakyat. Ditambah lagi dengan makin tertutupnya akses masyarakat mendapatkan hak dipilih menjadi pemimpin daerah melalui mekanisme calon kepala daerah independen yang sesungguhnya memiliki integritas dan kapabilitas dalam memimpin daerah. Sebab, atas nama kekuasaan kemungkinan akan semakin eksklusif sebagai lahan dan teritorial otoritas parpol. Kedua, kita mengetahui bahwa Pilkada secara langsung diselenggarakan oleh Penyelenggara Pemilu seperti KPU dan Bawaslu, akan tetapi dengan keberadaan UU Pilkada, maka KPU dan Bawaslu tidak lagi mengakomodir jalannya pilkada. Kewenangannya dipangkas hanya sebatas pelibatan dalam pembentukan tim independen untuk uji publik, karena setelah uji publik akan menjadi tanggungjawab DPRD. Bayangkan penyelenggara pemilu seperti KPU dan Bawaslu tidak begitu saja. Budaya yang katanya hanya milik bangsa ini memiliki nilai jual yang mahal untuk mempromosikan Indonesia di internasional. Ingatkah pujian yang dihaturkan orang Barat atas keramahan yang kita miliki? Mungkin tidak terlalu jauh melangkah, membincang tentang budaya konkrit yang ada di negara . Ingat dengan budaya gotong royong yang diterapkan berabad-abad lamanya di Indonesia? Andaikan itu terulang kembali, maka tak ragu saya mengatakan bahwa, Indonesialah negara nomor satu di dunia. Sekarang, maukah kita mengulang kembali hal-hal bijaksana itu. Semoga benang merah

memiliki taring lagi dalam menyelenggarakan pilkada, dan lembaga tersebut hanya akan bekerja dan berjalan efektif sekali lima tahun untuk Pilpres dan Pileg. Sungguh miris akibat di balik lahirnya UU Pilkada ini. Ketiga, Pilkada lewat DPRD akan menyuburkan praktikpraktik korupsi gaya klasik. Karena DPRD dan kepala daerah tidak tertutup kemungkinan akan memanfaatkan APBD di luar aturan hukum. Akibatnya, Budaya “intransparansi dan monopoli politik” yang menjadi ikon sistem rezim Orde Baru yang korup, justru mengalami pewarisan lebih sistemik dan struktural di era reformasi ini. Korupsi sistemik dalam bentuk “Corruption by Design” dengan dampak kerugian perekonomian negara, lumpuhnya demokrasi pancasila, dan pelanggaran HAM merupakan akibat semata krisis ideologi dan komitmen kebangsaan. Proses-proses politik gagal melahirkan sumber daya insani pemangku amanah rakyat, justru menciptakan atmosfir politik yang terasa hipokrit (penuh kepura-puraan atau munafik). Kita sebagai pemangku kedaulatan tertinggi hanya berharap kepada Mahkamah Konstitusi (MK) yang juga sebagai “The Guardian of the Democracy”, agar UU Pilkada tersebut dicabut dan Pilkada harus dikembalikan kepada daulat rakyat. MK diharapkan dapat memeriksa dan memutus seadiladilnya demi tegaknya demokrasi di Indonesia. Jangan sampai MK lebih mementingkan segelintir kaum elit daripada ratusan juta rakyat Indonesia ini.

*Penulis merupakan Peneliti Muda Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) dan Ketua HIMA Hukum Administrasi Negara Fakultas Hukum Universitas Andalas. antara hati, dan niat yang suci bisa terajut dengan pemimpin baru yang memimpin bangsa ini, bersama petisi istimewa yang telah kami berikan. Terakhir sebuah pesan saya tujukan untuk pemimpin bangsa. Jangan jadi pengerat yang menggali lubang untuk menyimpan makanan yang berhasil kau curi. Tapi, jadilah penggali yang membuka lubang untuk ditanamkan pohon-pohon berharga yang akan memayungi Indonesia. *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Unand angkatan 2013.


Konsultasi Kesehatan Bersama:

Rozi Sastra Purna, M.Psi. Ketua Program Studi Psikologi Universitas Andalas

P

ernahkah anda mengalami hal seperti ini? Anda keluar rumah, mengunci pintu dan tiba-tiba ingat ada barang yang ketinggalan. Lalu anda kembali ke dalam rumah untuk mengambil barang yang ketinggalan tersebut. Ketika sampai di dalam rumah, anda malah lupa mau ngambil apa. Pernah? (Teja Alone, Mahasiswi Jurusan Manajemen, Unand angkatan 2012). Nah, ini kata Psikolog. Anda tidak perlu takut. Fenomena seperti ini sebenarnya adalah hal wajar. Semua orang pasti pernah mengalami hal ini, gejala alamiah yang dikenal dengan istilah lupa. Secara garis besar lupa disebabkan oleh proses penuaan, contohnya adalah pikun. Di sisi

Masih Muda, tapi Sudah Pikun ? lain, faktor lingkungan merupakan penyebab lupa yang dominan, yaitu kesibukan dan tingkat stres yang tinggi serta kurangnya konsentrasi. Keadaan lupa yang disebakan oleh faktor demikian biasa dialami remaja dan dewasa muda. Meski demikian, jangan sampai kita menyepelekan fenomena yang sebenarnya tergolong wajar ini. Di balik sepelenya, apabila intensitas “tiba-tiba lupa� ini sering terjadi, hal yang semula wajar sudah menjadi tidak biasa lagi. Karena akan ada dampak yang ditimbulkan dan bisa jadi masalah yang ditimbulkan akan besar. Sebelum membahas dampak dan cara penanganan lebih jauh, yuk kita tinjau dulu ada apa sebenarnya di balik memori manusia dan apakah penyebab lupa ini. Ada tiga tahapan dalam proses mengingat. Pertama, tahap Encoding, merupakan proses memasukkan informasi ke memori. Kedua, tahap Storage, yaitu tahap menyimpan informasi. Dan yang terakhir Retrieval, yaitu tahap memanggil kembali informasi tersebut. Nah, untuk anda yang sering mengalami kelupaan, penyebabnya dapat diurai seperti penjelasan berikut. Pertama, kemungkinan anda tidak sepenuhnya berkonsentrasi dalam proses encoding tadi. Dengan kurangnya konsentrasi maka makna yang didapatkan dari informasi tersebut juga akan kurang. Perihal konsentrasi ini, juga dapat dikarenakan adanya hambatan stimulus-stimulus lain. Seperti kebiasaan mengerjakan pekerjaan berbeda dalam

satu waktu, sehingga fokus kita terpecah, hal ini juga berdampak pada tahap penyimpanan. Selanjutnya, pada orang yang pikun, juga punya masalah dalam tahap Retrieval. Artinya, sulit memanggil kembali informasi yang sudah dimasukkan dan disimpan ke otak, sehingga menyebabkan kelupaan. Dengan kata lain, informasi lama tertupi oleh informasi baru atau informasi tersebut lama tidak dipanggil, sehingga jadi bias atau kabur. Ada beberapa dampak yang dapat ditimbulkan jika intensitas lupa yang dialami sudah parah, salah satunya aktualisasi diri terganggu. Baik itu interaksi dengan pekerjaan maupun kehidupan sosial. Misalnya saja mahasiswa, sebagai akibatnya mahasiswa yang pelupa biasanya kurang percaya diri dalam menjawab pertanyaan dosen. Karena dia sendiri ragu apakah jawaban yang ada dipikirannya itu sesuai dengan yang disampaikan dosen atau telah bias (kabur). Contoh sederhana lainnya, seorang pelupa dalam kelompok pertemanan akan diberi suatu stigma yang dikenal dengan istilah kerennya yaitu ‘Lola’ (Loading lama), dan bisa juga menyebabkan susah nyambung. Dampak-dampak ringan seperti itu bisa saja terjadi sehari-harinya jika kita tidak mencegahnya. Bahkan bisa menyebabkan masalah yang lebih besar jika kelupaan tersebut sifatnya sudah akut, dan pengobatannya juga harus dengan penanganan medis.

Komik

Zah

ra

Jadi, untuk meminimalisir agar kita tidak keseringan lupa dan agar dampak menakutkan seperti di atas jangan sampai terjadi, ada beberapa cara pencegahan yang dapat digunakan. Pertama, konsentrasi penuh pada saat encoding. Terapkan here and now (di sini dan sekarang) dalam setiap aktivitas sehari-hari, misalnya memasak. Pikirkan bahwa saat itu Anda tengah memasak dan fokuslah terhadap masakan Anda. Biasakan fokus pada satu pekerjaan, karena untuk jadi multitasking pun butuh pembiasaan dan latihan. Kedua, jaga asupan gizi dan kondisi tubuh agar selalu baik. Secara fisiologis ada orang yang energinya kuat karena asupan gizinya bagus. Begitu pula dengan memori, makan makanan yang bergizi akan membuat kita mudah menginput informasi ke otak. Ketiga, biasakan diri menggunakan kata sandi, misalnya singkatan untuk memudahkan mengingat. Ingatkah Anda? Bahwa ketika di sekolah dasar dulu dengan mudah kita dapat menghafal namanama planet dan hafalan lainnya dengan menggunakan singkatan. Keempat, Informasi diulang dan beri feedback terhadap informasi. Misalnya membaca buku, menggaris bawahi buku, atau mewarnai dengan stabilo. Terakhir, daya ingat juga dipengaruhi adanya makna. Maka, beri makna lebih untuk informasi yang ada. Contohnya, kita senantiasa ingat dengan aroma parfume pacar atau orang terdekat kita.


Ganti Kemoterapi dengan Ekstrak Daun Sirsak Oleh : Cosnert Rabbani*

K

emoterapi adalah pengobatan instan dengan bahan kimia tertentu untuk membunuh mikroorganisme atau sel-sel kanker. Kemoterapi sebagai solusi untuk pengobatan kanker lebih banyak dipilih dewasa ini. Metode ini membutuhkan biaya yang besar dan juga masa penyembuhan yang lama. Selain itu, kemoterapi yang rutin juga menimbulkan efek samping seperti rasa capek dan lesu, penurunan berat badan, diare, hingga kerontokan pada rambut. Namun tahukah Anda bahwa sebenarnya terdapat cara praktis dan aman dalam penyembuhan kanker? Salah satunya adalah dengan mengkonsumsi air ekstrak daun sirsak. Tanaman sirsak dengan nama latin Annona Muricata, merupakan jenis tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia. Jika biasanya yang dimanfaatkan dari tanaman ini hanyalah buahnya, kini berdasarkan penelitian dan kajian para ahli,

Foto: Ist. diketahui bahwa daun sirsak ampuh untuk dijadikan alternatif pengobatan kanker. Penelitian lebih lanjut yang mengemukakan bahwa ekstrak etanol daun sirsak memiliki aktivitas anti kanker. Pengujiannya dilakukan secara in-vivo menggunakan Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). BSLT merupakan suatu metode uji

toksisitas yang digunakan sebagai skrining awal senyawa bioaktif yang bersifat toksik dari bahan alam. Metode ini dipilih karena sering dimanfaatkan untuk skrining senyawa antikanker yang hasil uji toksisitasnya telah terbukti memiliki korelasi dengan daya sitotoksik senyawa antikanker. Dari penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa senyawa yang terkandung di dalam daun sirsak sangat aktif berperan sebagai anti kanker. Sel-sel aktif dalam daun sirsak tidak menyebabkan efek samping apapun bagi tubuh. Lebih jauh, laporan ilmiah lainnya menyebutkan bahwa beberapa kategori penyakit kanker secara efektif dapat diatasi oleh daun sirsak. Diantaranya kanker usus besar, kanker payudara, kanker prostat, kanker paru-paru, dan kanker pankreas. Kita dapat meracik sendiri ramuan ekstrak daun sirsak tersebut dengan merendam daun sirsak ke dalam air panas. Setelah beberapa saat, warna air akan berubah menjadi kehijauan

Iklan XD

dengan melunaknya daun sirsak di dalam proses perebusan membuat senyawa yang terkandung di dalam daun tersebut ikut larut ke dalam air. Proses perendaman tersebut dilakukan sekitar sepuluh menit. Setelah itu biarkan air rendaman yang berwarna hijau tersebut dingin dan pisahkan daun sirsak. Setelah dingin, air tersebut sudah bisa dikonsumsi untuk penyembuhan kanker. Dengan mengkonsumsi secara rutin air ekstrak daun sirsak, kita secara langsung telah menjaga imunitas tubuh dari serangan radikal bebas yang dapat menyebabkan kanker. Air ekstrak daun sirsak ini dapat diminum oleh segala umur. Jika anda tidak menyukai rasa pahit dari air tersebut, anda dapat menambahkan sedikit gula ke-dalamnya. *Penulis merupakan Mahasiswa Jurusan Kimia, Fakultas MIPA Angkatan 2012.


Dua Kru Genta Andalas Turun ke Sinabung

Wakil Gubernur Sumbar Buka Variasi 2 UKS-UA

U

nit Kegiatan Seni Universitas Andalas (UKS-UA) mengadakan pembukaan acara Variasi 2, Senin (17/11). Pembukaan yang berlangsung di Auditoruim Unand ini dibuka oleh Wakil Gubernur Sumbar, Muslim Kasim. Wakil Rektor III Unand, perwakilan dinas pendidikan dan dinas pariwisata, UKM serta UKMF se-Unand turut menghadiri pembukan Variasi ini. Bertema “Festival Tari Mahasiswa Nasional 2”, Variasi 2 ini diikuti

oleh Unit Kegiatan Seni dari empat kontingen, yakni Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Sumatera Barat. Sepriyanto, Ketua Umum UKS-UA dalam sambutannya mengatakan UKM maupun UKMF seni di Unand berusaha mencoba menggali budaya Indonesia. “UKM maupun UKMF seni di Unand berusaha mencoba menggali budaya Indonesia agar dapat dilestarikan oleh mahasiswa Minang,” ujarnya. Hisna

HUT Perak HET, Gerbang Menuju Kedewasaan

M

inggu (16/11), Hippocrates Emergency Team (HET) Fakultas Kedokteran Unand mengadakan acara puncak HUT ke-25. Sebelumnya, HET mengadakan acara Jalan Santai dan lomba Medis Praktis tingkat SMA di Kampus FK Unand Jati. Bertajuk Syukuran Ulang Tahun Perak, perayaan yang diadakan di Daima Resto Andalas ini dihadiri oleh link HET yang bergerak di bidang

siaga bencana dan Mapala se-Kota Padang. Umur 25 tahun dimaknai Yogi Pranata, Ketua Panitia, sebagai gerbang menuju kedewasaan. “Angka 25 dianalogikan sebagai kedewasaan saat semua orang memiliki rencana yang jauh ke depan. Begitu juga dengan HET yang memiliki rencana ke depan untuk kebaikan dan kemajuan HET,” tutur sarjana Pendidikan Dokter ini Fika, Ruli

Aksi Damai, Wujud Peduli Pendidikan di Hari Pahlawan

S

enin (10/11), Forum Peduli Pendidikan (FPP) kembali mengadakan aksi damai di depan Bundaran Rektorat Unand. Aksi ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional. “Pahlawan Gugur Pendidikan Hancur” menjadi tema yang disuarakan FPP yang dimulai sejak pukul 07.15 WIB. Transparansi Uang Kuliah Tunggal (UKT) menjadi fokus tuntutan

pada aksi FPP tersebut. FPP menuntut agar pihak Unand memberikan Surat Keputusan (SK) yang jelas terkait pembagian level UKT. “Kita ingin pihak rektorat mengeluarkan SK yang jelas tentang pembagian level UKT. Sehingga tidak ada lagi yang merasa ditempatkan pada level yang tidak sesuai,” tutur Jafriadi, Juru Bicara Aksi tersebut. Fika, Lita

AgITC Hadirkan Animator Upin & Ipin

A

griculture Information Technology Club (AgITC) Pertanian mengadakan Seminar nasional bertajuk “Animasi Membangun Negeri” Senin, (10/11). Seminar yang diadakan di ruang Seminar PKM lantai I ini menghadirkan Marsha Chikita Fauzi, Animator Upin & Ipin dan Aditya Prabaswara, Animator Bobo Boy. Dimulai pukul 10.10 WIB, diawali dengan penampilan tari pasambahan, seminar tersebut sekaligus

menjadi pembukaan Pekan IT 2014. Acara ini dibuka secara resmi oleh Benni Satria, Wakil Dekan III Fakultas Pertanian sekaligus Pembina AgITC. “Mengambil tema Animasi Membangun Negeri karena pemateri kita masih dalam usia muda, tetapi sudah bisa membanggakan nama Indonesia di negara lain,” ucap Angga Satria Waratama, Ketua Umum AgITC. Dhanty, Hisna

M

eski Gunung Sinabung sedang berstatus siaga, namun tidak menyurutkan niatnya dua orang kru Genta Andalas mengunjungi gunung tersebut. Michelia Annisa Cempaka dan Adrizal menjadi perwakilan Genta Andalas dalam ajang Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN). Pelatihan ini diselenggarakan LPM Dinamika, IAIN Sumatera Utara. Diselenggarakan pada 15-20 Oktober lalu, pelatihan ini diikuti 28 peserta dari 12 universitas dari 7 provinsi. Mengangkat tema “Jurnalisme Bencana”, pelatihan ini berlokasi di Desa Gurkinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo Sumatera Utara. Michelia mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut bertujuan untuk melatih para jurnalis untuk mampu meliput berita di lokasi bencana. “Tidak ada berita seharga nyawa, itu

Warga PKM Gelar Audiensi dengan Pimpinan Kampus

W

arga PKM mengadakan Audiensi dengan Rektor dan beberapa jajarannya, Kamis (5/11). Audiensi dilaksanakan terkait forum komunikasi yang telah diadakan beberapa waktu lalu mengenai keberadaan halte dan nasib pedagang di sekitar lingkungan PKM. Audiensi yang diadakan di ruang rapat WR III ini turut menyinggung pembenahan bangunan di Unand. Nunug, ketua PHP dalam audiensi ini menyinggung masalah halte baru yang kurang efektif. “Terkadang pada saat menunggu bus susah juga apabila hujan turun kami sering

S

Forum Studi Islam (FSI) Al-Fatih secara resmi berdiri. Selain itu, Tim Formatur yang secara bersama ditetapkan peserta Mubes juga memilih Rahmat Alfitra, mahasiswa Jurusan Sistem Komputer sebagai Ketua Umum dan Asma Karimah Nasyith sebagai Ketua Annisa Al-Fatih. Zakiy

kesusahan mencari tempat berteduh. Ini juga menyangkut kenyamanan mahasiswa dan warga PKM lainnya,” tuturnya. Menanggapi hal ini, Werry Darta Taifur, Rektor Unand mengatakan bahwa halte sengaja dibangun tanpa atap agar tidak ada lagi aktivitas perdagangan. “Halte ini sengaja dibangun tanpa atap untuk menambah nilai keindahan di sekitar lingkungan PKM. Agar tidak ada lagi aktivitas perdagangan supaya para pedagang tidak mengambil hak mahasiswa untuk menggunakan halte,” ujarnya. Clara, Ruli

BEM Faperta Unand Selenggarakan LKMM-TD Nasional

B

EM Fakultas Pertanian (Faperta) Unand menyelenggarakan acara pembukaan Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiswa Tingkat Dasar (LKMM-TD) se- Sumatera dan Jawa Rabu, (12/11) Acara yang dimulai pukul 09.00 WIB tersebut bertema “Membangun Generasi Muda dengan Pondasi yang Tangguh, Berkarakter, dan Berintegrasi untuk Kejayaan Bangsa”. Dalam rangkaian LKMM, BEM Faperta turut mengadakan Talkshow Kepemimpinan Nasional “Membidik Peran Generasi Muda dalam ASEAN Free Trade Area (AFTA)”. Pelatihan kepemimpinan ini

FTI Unand Dirikan UKMF Baru ebagai tindak lanjut atas tidak adanya lagi Departemen Imtaq di BEM-KM Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Unand, KM-FTI (Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi) mendirikan UKMF bergerak di bidang Imtaq. Minggu (2/ 10), bertempat di Gedung Auditorium Unand, melalui Musyawarah Besar,

menjadi catatan penting kami ketika pelatihan. Karena selama ini wartawan sering mengesampingkan bahaya yang mengancam mereka, padahal nyawa adalah hal yang penting di atas segalagalanya,” tutur mahasiswa Fakultas Ekonomi tersebut. Lebih lanjut, Michelia mengatakan wartawan harus mengetahui standar operasional ketika meliput suatu bencana alam. “Jangan asal nekat saja, kita harus tahu bahaya mengancam,” ujarnya. David Murdi Oka Putra, Pemimpin Umum Genta Andalas mengapresiasi antusias kru Genta Andalas yang turun ke Gunung Sinabung ini. “Saya mengapresiasi kru yang sudah mau berani. Saya harap kemampuan kru Genta Andalas semakin mantap dan lebih berkompeten dalam dunia jurnalistik,” ujarnya. Randy

diikuti oleh delegasi – delegasi yang berasal dari Perguruan Tinggi Nasional (PTN) se-Sumatera dan Jawa. “Selamat datang di Ranah Minang untuk semua delegasi se- Sumatera dan Jawa,” ucap Rahmat Illahi, Ketua Panitia. Aprisal, Wakil Rektor III Unand dalam sambutannya mengatakan LKMM penting bagi mahasiswa. “Ini merupakan acara yang sangat penting untuk membuka wawasan, berpikir kritis untuk mencari solusi di tengah– tengah masyarakat. Program ini dibantu oleh DIKTI untuk pengembangan mahasiswa sebagai calon pemimpin bangsa,” ujarnya. Ismi, Tata

Seminar Hima HAN Hadirkan BPK dan BPKP

H

impunan Mahasiswa Hukum Administrasi Negara (Hima HAN) Fakultas Hukum Unand mengadakan seminar nasional, Selasa (18/11). Seminar nasional ini merupakan salah satu rangkaian HIMA HAN Present I yang diadakan di gedung I.

Membahas Kedudukan BPK dan BPKP dalam Menjalankan Kewenangan Pengawasan Penye-lenggaraan Negara, seminar ini menghadirkan BPK RI perwakilan Sumatera Barat, BPKP, dan dosen Hukum Administrasi Negara Unand. Laila


B

ahwa perempuan di mata seorang perempuan akan berbeda dengan perempuan di mata seorang lakilaki. Adalah hal lumrah dan selalu terjadi sepanjang kurun waktu, bahkan mungkin sampai akhir zaman. Tentu saja dengan berbagai alasan kepentingan, kebutuhan dan keperluannya baik dalam kehidupan sehari-hari, kehidupan sosial politik lainnya. Justru mungkin akan jadi pembicaraan yang sangat menarik apabila terjadi persamaan pandangan; pandangan perempuan di mata perempuan sama dengan pandangan perempuan di mata laki-laki. Persamaan itu mungkin bisa terjadi, apabila sudah tidak ada lagi perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Persamaan demikian, mustahil bisa dapat terjadi. Ketika perempuan memandang perempuan, maka boleh dikatakan terdapat dua fraksi yang saling berbeda titik pandangnya. Fraksi pertama, adalah sekelompok perempuan yang memandang perempuan sebagai makhluk lemah lembut yang terjajah oleh keangkuhan laki-laki. Hampir semua perempuan berada pada fraksi pertama. Baik dalam bentuk lingkaran atau pusat studi, komunitas maupun organisasi sependapat tentang adanya kaum perempuan yang terpinggirkan. Apakah perempuan itu berada dalam sebuah etnis, adat, budaya atau agama tertentu maupun tidak. Adanya berbagai dalih; kesetaraan jender, perempuan sebagai pelengkap penderita, perempuan yang hanya berperan domestik didukung dengan kemasan bahasa dan retorika yang mengagumkan. Fraksi perempuan jenis ini, dapat disebut sebagai fraksi pembebasan. Dihimpun dari berbagai aktivitas dan publikasi yang dilakukan perempuan fraksi pertama ini, kita dapat menyimpulkan bahwa; 1. Pada hakekatnya mereka sedang menuding kaum laki-laki. Walaupun tudingan itu mereka lakukan dengan ragu, malu-malu, karena lakilaki yang mereka tuding itu termasuk di dalamnya; ayahnya sendiri, suaminya sendiri, anak laki-lakinya sendiri. 2.Secara tidak langsung mereka-

dunia politik Indonesia, kuota yang ditetapkan oleh laki-laki (karena pembuat undang-undang itu didominasi oleh laki-laki) terhadap perempuan dapat menduduki kursi legislatif 30% tak kunjung terpenuhi oleh perempuan. Sementara perempuan di fraksi pembebasan itu semakin gelisah, perempuan fraksi kedua secara perlahan dan pasti terus memperkukuh dirinya dalam peningkatan mutu diri. Tanpa berkoar-koar, tanpa publikasi dan movement atau trik-trik politik, mereka terus bergerak dan merambat menuju kebahagiaan menurut kriteria budaya dan agamanya. Akan tetapi, perempuan yang berada di fraksi pembebasan berani menempuh berbagai cara untuk mempublikasikan dirinya. Mereka dengan pongah menuding perempuan di fraksi kedua sebagai perempuan yang terpinggirkan, perempuan yang hanya berperan domestik, hanya penghias sangkar emas, dan berbagai tudingan yang melecehkan lainnya. Kalau kita mau jujur, tidak pernah ada pernyataan dari laki-laki bahwa mereka melecehkan perempuan, sebagaimana perempuan melecehkan perempuan lainnya. Jika laki-laki melakukan kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seks terhadap perempuan, dan berbagai tuduhan yang sengaja dilempar oleh perempuan fraksi pembebasan, di dunia perempuan sendiri juga terjadi hal yang sama. Perempuan juga ada yang melakukan kekerasan dalam rumah tangganya, perempuan juga ada yang melakukan pelecehan seks terhadap laki-laki. Menurut saya, masalah-masalah dalam sebuah keluarga, antara mereka suami-istri dan anak-anaknya, tidak perlu dibesar-besarkan, karena apa yang berlaku di rumah tangga mereka tetap berada dalam koridor nilai-nilai budaya dan agama yang dianutnya. Dalam pendidikan Islam misalnya, anak-anak yang sudah akil balig jika belum mau sembahyang boleh dipukul. Dipukul pada bagian-bagian

Oleh:

Perempuan lah yang justru melecehkan perempuan, karena istilah dan bahasa dipakai menyebabkan perempuan berada pada posisi terpojok. Fraksi kedua, adalah perempuan yang memandang perempuan sebagaimana perempuan. Perempuan yang berani untuk memilih budaya yang dianutnya, dan agama mana yang harus dipilihnya. Perempuan yang secara cerdas mengetahui batas kemampuan, ukuran kebahagiaan dan kadar kepasrahan. Perempuan yang sangat menyadari eksistensi, kodrat dan potensi dirinya. Dalam islam perempuan diberikan kesamaan rohani dan kemampuan berpikir sama dengan kaum laki-laki. Perempuan disuruh mengamalkan perintah Allah dan meningkatkan kecerdasan intelektualnya sepanjang hayatnya. Perempuan yang punya kesadaran penuh bahwa Allah Swt menciptakan manusia berpasang-pasangan; laki-laki dan perempuan, bukan yang satu sebagai subordinat dari yang lain. Karena diciptakan berbeda dengan laki-laki, maka perbedaan yang ditimbulkan antara keduanya dimaklumi sebagai bagian dari penciptaaan Yang Maha Kuasa. Fraksi perempuan jenis ini, dapat disebut sebagai fraksi perempuan tanpa belenggu. Mereka tidak terbelenggu oleh pikiran, pendapat, formulasi lain di luar keputusan yang ditetapkannya sendiri. Perempuan fraksi pertama atau fraksi pembebasan, semakin hari mereka semakin gelisah. Tuntutan mereka pada suatu kesetaraan semakin hari semakin tak bergema, karena mereka tidak dapat memastikan tuntutan kesetaraan itu ditujukan kepada siapa? Kepada lakilaki? Ataukah kepada perempuan itu sendiri? Mungkin kepada Tuhan yang telah menciptakan perempuan ini menjadi pelengkap penderita menurut persepsi mereka? Misalnya di dalam

Prof. Dr. Ir. Puti Reno Raudha Thaib, MP

tubuh yang tidak mencelakakan diri si anak. Isri yang sudah dinasehati berkalikali tetapi masih juga berbuat serong atau berzina boleh dipukul, dipisahkan ranjangnya dan kalau perlu diceraikan. Begitu pula dengan laki-laki. Jika perempuan merasa menderita oleh suaminya, istri boleh mengajukan cerai melalui pengadilan agama. Hal demikian merupakan aplikasi atau penerapan dari sebuah nilai atau ajaran suatu agama. Tidak dapat dilihat sebagai kekerasan atau kesewenang-wenangan dalam kehidupan berkeluarga. Jadi, sudah selayaknya dihentikan tudingan miring terhadap kaum perempuan oleh perempuan lainnya. Jika selama ini perempuan di fraksi pembebasan begitu leluasanya menuding perempuan fraksi tanpa belenggu, cukuplah hal itu dijadikan sebagai suatu keteledoran semata. Tidak perlu diperpanjang lagi atau dijadikan wacana politik pula. Sebab, ketika mengacungkan telunjuk kearah orang lain, empat jari lainnya sesungguhnya langsung menunjuk diri kita sendiri. Hari Ibu, pada hakekatnya sebagai bentuk penghentian perempuan terpenggirkan oleh sesama perempuan dan mengembalikan fungsi perempuan yang utama menurut harkat, martabat dan fitrahnya. Mudah-mudahan.

*penulis merupakan Dosen Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Wisata Religi, Manjalang Buya Lubuak Landua Oleh : Lita Maylani*

P

asaman Barat merupakan daerah multi etnis, mulai dari etnis Minang, Jawa dan Mandahiling. Perbedaan adat dan budaya tidak membuat daerah yang terkenal dengan sawit ini hambar akan adat dan tradisi. Kerukunanan dalam hidup bermasyarakat pun dilihatkan oleh masyarakat yang heterogen ini. Pasaman Barat juga menyuguhkan sejumlah objek wisata, mulai dari wisata bahari di Kecamatan Kinali, Pantai Sasak di Kecamatan Sasak Ranah Pasisia, Pantai Sikilang di Kecamatan Sungai Aua, Pantai Sikabu di Parit Koto Balinka, Pantai Aia Bangih dan Pulau Panjang di Kecamatan Sungai Beremas. Selain itu objek wisata religi dan adat pun disuguhi di tempat ini. Tradisi Manjalang Buya Lubuak Landua (manjalang disini dimaksudkan mendatangi buya untuk bersilaturahmi dengan Buya) dan legenda Kuburan Duo menjadi warna dalam tradisi sekelompok masyarakat pasaman barat. Tradisi yang menjadi sorotan utama bagi masyarakat adalah Manjalang Buya Lubuak Landua. Buya Lubuak Landua adalah nama panggilan untuk seorang tokoh agama yang

surau). K e t i k a pem-bangunan surau, sebuah sungai yang berada disisi surau dijadikan sebagai lubuak yang bersikan ikan. Di mana menurut kabar ikan tersebut diberi uduah ( Foto: Ist. semacam larangan). Dahulu masyarakat Gerbang: Sebelum memasuki lokasi surau, para peziarah meyakini uduah itu berlaku dan tidak melewati gerbang utama. ada yang berani untuk memancing berpengaruh besar terhadap apa lagi memakan ikan tersebut. Jika ada perkembangan Agama Islam di Pasaman salah seorang masyarakat yang Barat. Buya Lubuak Landua yang memakan ikan, maka akan menimbulkan memiliki nama asli Syekh Muhammad malapetaka bagi yang melakukannya. Bashir pada tahun 1852 mendirikan Setelah buya meninggal pada sebuah surau yang bertempat di Jorong usia ke 122, lubuak ini tetap dikunjungi. Lubuak Landua. Surau tersebut Tempat ini dijadikan sebagai wisata dijadikan oleh pengikut Buya Lubuak ziarah. Wisata ini dilakukan oleh Landua sebagai tempat beribadah, juga masyarakat pengikut buya dan melakukan suluak (semacam kegiatan masyarakat luar daerah. Ziarah untuk beribadah kepada Allah Swt agar dilakukan pada hari keenam pasca lebih khusuk selama beberapa hari di lebaran. Biasanya peziarah mengajak

anggota keluarganya untuk berkunjung terutama anak-anak mereka. Selain sungai berisi ikan juga dipenuhi batu besar. Pinggir sungai yang tidak dalam membuat pengunjung terutama anak anak sangat senang mandi di tempat ini. Banyaknya pengunjung, menjadikan banyak pedagang yang berjejer di tepi sungai. Pengunjung mengaku penasaran dengan surau tua yang masih bediri kokoh hingga saat ini. Setiap tahunnya tempat ini memang ramai dikunjungi karena telah menjadi tempat wisata pasca lebaran. Di makam buya ini juga terdapat air yang berada dalam wadah kulit lokan besar. Air ini juga menjadi alasan wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini. Banyak yang menyebutkan bahwa bagi yang datang untuk manjalang buya dan mengambil air untuk diminum atau ditetesi ke mata maka dapat menentramkan jiwa dan dikabulkan doanya. *Penulis merupakan Mahasiswi Jurusan THP, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas Angkatan 2013


Perihal Koran Amak

Oleh: Ayu Lestari*

“Ini koran Amak! tak boleh!” Amak membentakku, membesarkan bola matanya seperti hendak keluar saja. “Tapi apa salahnya kulihat Mak?” balasku membesarkan bola mata. “Tidak boleh! ini punyaku!” Mak mulai naik darah, kemarahan Mak memuncak. “Iya Mak, itu punya Amak, aku hanya ingin melihat sebentar saja,” dengan nada memohon kuyakinkan Amak. Tapi sia-sia, seperti dirasuki setan, tak sedikit pun Amak mengindahkan permintaanku. “Sudahlah pergi main sana! Mak hendak ke sawah. Kalau kau di rumah jangan lupa tutup pintu muka,” Mak b e r l a l u meninggalkanku

sekali suara ayam-ayam itu di kandang. Pukul lima lewat seperempat menit, udara dingin menusuk tulang. Beginilah suhu udara di kampungku, siang sangat panas, malam menjelang subuh terasa amat dingin. Mak mengguncangguncangkan badanku, aku menggeliat kemalasan. “Bangunlah Upik, gadis pemalas engkau ini, sudah naik matahari masih bertaut matamu itu.” Aku masih saja memenjamkan mataku. Masih mengantuk, ditambah lagi udara yang dingin. Mak terus membangunkanku. “Cepatlah bangun, lipat kain selimutmu itu! bukakan pintu kandang ayam di belakang sana, biar keluar semua ayam-ayam itu.” Mak menarik selimutku. Dengan malas aku beringsut dari meninggalkan bibir kasur. Aku melipat selimutku dan berjalan menuju ke b e l a k a n g r u m a h

Yaqub

dengan rasa penasaran perihal koran itu, koran lusuh yang selalu disimpan Amak tanpa satu orang pun boleh melihatnya. Sehelai koran lusuh berwarna kusam dengan pinggiran yang sudah mulai robek. Mak tak mengizinkanku untuk melihatnya. Sejak mulai cerdik, aku mulai tertarik memperhatikan Amak tengah melihat koran lusuh itu. Diam-diam kuperhatikan Amak yang sebelum tidur selalu memandangi koran itu. Kadangkadang ada senyum menghiasi bibir Amak, namun seketika air mukanya berubah menjadi keruh, muram. Aku tak mengerti Amak kenapa, setiap hendak tidur Mak selalu memandangi koran itu. Setiap kutanya apa yang dilihat Amak, tak ada jawaban yang memuaskan hatiku, Mak selalu menyuruhku untuk tidur. Diletakkannya kembali koran itu di bawah kasur pas di bawah badannya. Lalu Amak memelukku, mengusap rambut lurusku. Aku pun terlelap di pangkuan Amak. *** Si jantan berkokok pertanda hari telah pagi. Si betina sibuk berkotek memanggil anak-anakya. Ribut

sedangkan Mak langsung ke sumur. Untuk yang satu ini Mak tak pernah lupa, mengunci pintu kamar sebelum pergi. Memasukkan kunci itu ke dalam dompet kecil yang selalu disematkan di kantong bajunya. Begitulah Amak menjaga koran lusuhnya. Aku hanya mampu bertanya, sampai kapan Mak merahasiakan itu semua. Karena aku anaknya. Semenjak Abak meninggal, Mak lah yang mencari uang untuk biaya hidup kami. Sebagai anak satu-satunya aku lah yang membantu Mak bekerja. Aku kasihan melihat Amak, di umurnya yang masih tergolong muda, tiga puluh delapan tahun Mak harus hidup sendiri. Jika berkata kasihan, aku pun patut dikasihani. Di umurku yang menginjak sebelas tahun, belum pernah kulihat seperti apakah sosok Abak. Kata amak, abak meninggal ketika aku masih berumur dua tahun. Tak ada foto kenangan tentang abak. Maklumlah kami orang kampung, orang yang hidup pas-pasan. Apalagi zaman mak dan abak menikah dulu. Amatlah sulit menemukan orang di kampungku yang sanggup menyewa tukang foto untuk mengambil foto ketika pesta

pernikahan. Hanya orang-orang yang berduit saja yang mampu menyewa tukang foto. Orang-orang yang berpusaka banyak. Setiap pagi mak menggoreng pisang dan memasak ketan pulut untuk dijual. Aku membantu Mak mengupas pisang dan menggorengnnya. Sedangkan memasak ketan pulut, aku tak bisa, hanya mak yang bisa. *** “Mak, aku pulang duluan saja, besok ada PR yang akan kubuat sekarang,” aku menghampiri amak yang tengah memotong kacang panjang di rumah Tek Ninan. Sudah menjadi tradisi kami, saling tolong menolong. Tek Ninan tengah menghelat pesta pernikahan anak tertuanya. Lama Mak terdiam, beberapa saat memperhatikanku. Aku yakinkan amak, aku benar-benar ingin pulang hanya untuk membuat tugas sekolahku. Entah karena raminya orang di rumah Tek Ninas, entah karena mak khilaf, akhirnya untuk pertama kalinya mak memberikan kunci kamar kepadaku. “Pulanglah dulu, mak sebentar lagi juga pulang,” ujar mak sambil menyerahkan kunci padaku. Aku meninggalkan rumah Tek Ninan dengan gemetar, kunci yang akan menjawab rasa penasaranku akan koran lusuh itu. Ingin rasanya cepat sampai di rumah, masuk ke kamar amak dan melihat koran yang selama ini disembunyikannya d a r i k u . Kupercepat langkah kakiku, takut mak juga menyusulku pulang. Pintu berderit ketika ku buka, aku tak sabar ke kamar amak, penasaranku sudah di ubun-ubun rasanya. Langsung kubuka kamar amak. Ku tarik kasur yang biasa ditiduri mak. Koran itu, kusam dan sudah tipis kertasnya. Cepat-cepat kuraih. “Buat PR kata kau!” koran yang baru saja kupegang disambar seseorang, dan tidak, ternyata amak. Badanku gemetar terkejut atas kedatangan mak yang datang tiba-tiba. “Sudah pandai berbohong kau rupanya sekarang, siapa yang mengajarkanmu berbohong!” bentak mak membabi buta. “Ta,,taaa,tapi Mak, aku benar akan mengerjakan akan tugasku,” jawabku gugup. “Ini tugasmu itu?” Mak menatapku marah “Aku tak berbohong Mak,” sambil kuberanikan menjangkau koran lusuh di tangan amak. Namun secepat kilat mak mengelakkannya. “Kalau kau tak bohong ini buktinya apa! bukannya mengerjakan tugasmu, malah koranku yang kau ambil!” baru kali ini kulihat mak semarah itu. Aku semakin pucat pasi.

“Aku tak mengambilnya Mak, aku hanya ingin melihatnya saja,” ujarku membela diri. “Tidak boleh!” Mak semakin marah padaku. “Kenapa Mak? Kenapa aku tak boleh melihatnya? Kenapa Mak tak mau bercerita padaku itu koran apa?” jawabku dengan tatapan marah pada amak. “Kau tak harus tahu.” “Aku anak Amak,” aku tatap mata amak, meminta pengertian amak agar berhenti memarahiku. “Kau memang anakku, tapi,” “Tapi apa Mak? kenapa Mak merahasiakan sesuatu padaku? Aku anak mak satu-satunya, janganlah Mak menyembunyikan sesuatu kepadaku,” aku berkata memelas pada amak. Mak tak menjawab, ia menatapku lama. Aku hanya diam menunggu reaksi Mak selanjutnya. Wajah Mak mulai berubah, rauh muka mak mulai melemah. Disodorkannya koran itu padaku. Aku langsung melihatnya. Dalam koran itu tampak sepasang pengantin sedang berpose, duduk bersanding dengan gaya kaku. Lama kupandangi foto itu. “Ini foto Amak? Tanyaku setengah tak percaya “Ya,” jawab mak lemah. “Di sebelah Amak ini siapa? Tak sabarku dengar jawaban dari amak “Abakmu,” suara amak bergetar, menahan sesuatu yang kutahu itu duka. “Jadi kenapa Mak sembunyikan dariku, selama ini aku ingin sekali melihat wajah Abak.” Aku seketika kecewa, marah kepada amak yang sengaja menyembunyikan koran itu. “Mak malu dan takut kau merusak koran ini,” air mata mak mulai berlinang. “Malu kenapa Mak?” semakin tak kumengerti maksud amak. “Mak dan Abakmu dulu tak ada duit untuk menyewa tukang foto. Kami dulu ikut nikah massal. Waktu itu Mak dan Abakmu merantau ke Jawa. Di sana ada namanya nikah massal. Bagi orang yang tidak mampu akan dinikahkan secara gratis oleh pemerintah,” kenang amak. “Lalu koran ini,” aku pun mulai melemah berbicara dengan amak. “Saat pernikahan itu, ada wartawan ada yang datang. Lalu mengambil foto kami. Susah sekali perjuangan Mak dan Abak untuk mendapatkan koran ini. Abak kau harus ke pasar yang jaraknya cukup jauh dari rumah.” “ Lalu kenapa Mak malu?” ujarku. “Ya, Mak malu padamu. Amak dan Abakmu hanya orang miskin, biaya nikah saja kami tak punya waktu itu. Ingin berfoto tak ada uang untuk menyewa tukang foto. Untung ada wartawan waktu itu. Senang sekali hati Mak, Mak bisa juga mengabadikan pernikahan Mak dan Abak,” cerita amak. Aku terharu mendengarkan cerita Amak, jadi itu yang membuat Amak tak mau melihatkan koran ini padaku. Kuperhatikan wajah amak, ada rindu yang ditahannya, seperti menahan air mata yang hampir saja terjatuh menetes di atas koran lusuh itu. Tiba-tiba air mataku meleleh. Aku rindu Abak tibatiba Amak menarikku dan menenggelamkan aku ke pangkuannya. Limau Manih, Oktober 2013 *Penulis merupakan mahasiswi Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Unand angkatan 2012.


SANG KALA UNTUK KITA

SAJAK (BUKANLAH) PERPISAHAN Oleh : Dery Kurniawan

Bayangan seperti sekilas melesat dari memori Tepat mungkin seperti saat ini Dimana semua dengan bersama kita alami Dengan mudah hingga kini kita lalui,... sampai jadi sendiri Andai ku dapati dejavu pada masa itu Memprediksi bahwa itu bukan sebatas palsu Hal yang pasti kita tahu Bahwa aku, kamu Bukanlah satu Seperempat windu jauhi garis perawalan Menyisiri perjalanan Terpisah di persimpangan Dan masing-masing, menemukan kebahagiaan (27 Agustus 2014)

Oleh : Dery Kurniawan

Dahulu, yang telah lalu Kini, yang telah dinanti Dan esok, yang tersembunyi dalam sosok Membuka tabir satu per satu

Ole h: Ikbal Oleh: Datang jua, terg asing , dinda. Han ya Hanya tergasing asing, hujan tak tersesat disini luka. Aku terg asing , dinda tergasing asing, terpiu h, membumbung pilu terpiuh sepert i ang in limbubu yang seperti angin me lulu el terg asing hing ga jatu h tergasing hingg jatuh berdeng kang berdengkang

Menyingkap rasa penasaran

Kita tak pernah tahu Yang kita tahu hanya tabir di depan mata kita Dan kita masih diam tak berkutik Sedangkan jarum terus menelusuri detik

Sobat, menunggu waktu bukanlah yang ku mau dan kau tuju Kau dan aku adalah wujud kita mencapai cita Kita terjang badai sepanjang aral melintang

IRINGAN SAJADAH HITAM

Dendang Lara

Dan kita buktikan untuk esok bahwa yang dahulu dan kini terkenang.. Sampai kapanpun

Oleh: Rizkan Lena ku menyusuri gemerlapnya sajadah panjang Menjejaki sebaris tapak kaki, hingga uban tak disangka jatuh Hanya nikmat yang terasa Kala memandangi padatnya jalanan di waktu senja Bersama lampu yang tengah bercerita Sejak ia menerangi kota Kawanku mulai terlupa Dia sempat singgah, menemaniku meloncati sepotong salju Mungkin ia telah pergi Meninggalkanku di dalam mimpi Didampingi malam yang datang menjemput senja Kukirim salam jauh dengan awan yang mengapung Kuselip secebis nyanyian dengan suaraku yang lirih Mungkin aku tinggal sendiri, menyusuri dimana ujungnya benang ini Mengapa tak aku sadari, jalanan kosong yang membuatku terburu-buru Kini usiaku habis dimakan waktu, aku lupa bersenggama pada-Nya Ketika iringan sajadah hitam, datang mengetuk pintu rumahku Memaksa musim berganti, namun bibirku tetap beku Aku menyesal, dibalik kelopak mata yang terpejam,,, (Syair ini didedikasikan untuk sahabat yang membuatku berlinang air mata, Midle Test 2012 @Mukomuko)

(8 Oktober 2014)

Terkadang diambungn ya diambungnya kepada kerinduan seng sara badan. sengsara Pilu menje lma pantun. menjelma Berpilin urat sitalang munt i munti dijadikan ke dinding ruma h kedinding rumah gadang h mudan ya. kian bertamba mudany bertambah Denai kirim surat dalam mimpi disang ka adik hendak disangka datang bimbang dan raku rupan ya. rupany Seumpama cinta yang kandas dipersimpang an jalan dipersimpangan kau dendang kan kepiluan dendangkan rindu dan dendam yang hujan. Aku tersapa, ila sung guh hing ga g gi sungg hingg meng ig au men ye but nama mengi gau menye yebut sang terkasih deng an le luasa dengan leluasa

SARJANA MUDA Oleh: Rizkan Perubah arus jarum kompas ketika dera durjana menimpa negeri Pembelok setir kapal 1998 Begitu membara ketika petaka sok sentosa Kiprah berdarah dalam memulihkan pelosok bangsa Selongsong timah menjadi saksi tanpa bicara Tengok sarjana muda menggantung dasi di lehernya Keluar masuk hotel negara Tak Perlu Kau Bertanya apa yang diapit ketiak kirinya Secarik polesan stempel empat tahun lamanya Kadang aku bertanya, kapan mereka berganti muka Idealisme bersambut ratapan, atau dulu suaramu dusta Bersama mentari yang tenggelam dijemput senja Mungkin kau Tak sempat berganti nama Empat tahun terlalu singkat, mana bisa leluasa Sudahlah, mungkin cukup sulit bersaing di pelantara rimba yang senyap ini.... (Era Pemuda 2014)


Pers Tempo Doeloe

H

ari ini siapa yang nggak tahu istilah pers? Nggak mungkin ada yang nggak tahu. Kalau memang ada, pasti orang tersebut kurang update terhadap berita. Pada umumnya kita memaknai pers sebagai segala sesuatu yang terlibat dalam dunia pemberitaan, seperti wartawan, redaktur, koran, majalah, dan lain-lain. Berikut ada beberapa fakta tentang pers itu sendiri.

1. Asal-usul Kata Pers Pada awalnya di atas meja disusun rangkaian huruf dari kayu membentuk suatu kata. Rangkaian huruf itu diikat kuat-kuat, lalu dilumuri tinta. Di atasnya diletakkan selembar kertas, lalu ditaruh selembar papan yang menutupi kertas. Kemudian papan tersebut di-press (ditekan). Saat papan diangkat dan kertas diambil, terlihat suatu isi pernyataan yang tercetak pada kertas. Dalam perkembangan selanjutnya, semua alat yang digunakan untuk mencetak tadi yaitu meja, huruf dari kayu, papan dan alat penekannya disebut “pers”. Dalam bahasa Indonesia pers disebut alat cetak, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut press yang artinya tekan. Kata kerja pers dalam Bahasa Belanda adalah persen (menekan). Selanjutnya selain alat cetak, hasil cetakannya pun disebut pers.

2. Hari Pers Nasional Peringatan Hari Pers Nasional dimaknai sebagai sebuah pesta rakyat, memiliki pers yang merdeka sebagai salah satu pilar demokrasi. Hari Pers Nasional ditetapkan melalui Keputusan Presiden RI Nomor 5 Tahun 1985 yang ditandatangani oleh Presiden Soeharto. Perayaan Hari Pers Nasional dilaksanakan setiap tahun secara bergantian di setiap ibukota provinsi Indonesia. 9 Februari memiliki nilai historis bagi perkembangan pers di Indonesia karena bertepatan dengan HUT Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Pada 9 Februari 1946 diselenggarakan pertemuan wartawan nasional. Pertemuan ini melahirkan PWI sebagai organisasi wartawan pertama pascakemerdekaan Indonesia. Soemanang, pendiri Kantor Berita Antara ditetapkan sebagai Ketua PWI pertama pada pertemuan wartawan nasional. 3. Hari Pers Internasional 3 Mei diperingati sebagai World Press Freedom Day (Hari Kebebasan Pers Dunia) yang ditetapkan oleh PBB. Peringatan ini ditujukan untuk meningkatkan kesadaran akan kebebasan pers dan menghargai kebebasan berekspresi, sesuai dengan 19 Universal Declaration of Human Rights.

Serta mengingatkan pemerintah akan tugas mereka untuk lebih peduli terhadap pers. 3 Mei 1993 dipilih sebagai hari pertama peringatan World Press Freedom Day. Selain itu, pemilihan 3 Mei didasarkan atas Declaration of Windhoek, sebuah pernyataan prinsip kebebasan pers yang dibuat oleh Jurnalist Surat Kabar Afrika di tahun 1991. 4. Julius Caesar sebagai Tokoh Pers Dunia Sejarah jurnalistik dimulai masa Romawi kuno, pada pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM). Saat itu, dikenal dengan ‘acta diurna’ yang berisi hasil uji coba, peraturan baru, keputusan senat, dan informasi penting lainnya. Acta diurna dipasang di pusat kota, yaitu Stadion Romawi atau Forum Romanum. 5. Sebagai Tokoh Pers Nasional Raden Mas Tirto Adhi Soerjo adalah seorang tokoh pers dan kebangkitan nasional Indonesia. Lahir di Blora pada tahun 1880 kemudian wafat di tahun 1918. Ia juga dikenal sebagai perintis munculnya surat kabar dan kewartawanan nasional. Pada zaman pergerakan melawan kolonialis Belanda, RM. Tirto Adhi Soerjo berani menulis kecamankecaman terhadap kolonial Belanda. Hingga akhirnya ia ditangkap dan

diasingkan ke Pulau Bacan (Maluku Utara). Tahun 1903-1905, . Tirto Adhi Soerjo menerbitkan surat kabar Soenda Berita dan Medan Prijaji (1907), dikenal sebagai koran pertama yang menggunakan bahasa Melayu. Selain itu, juga terbit surat kabar Putri Hindia di tahun 1908. Dalam tulisan-tulisannya, RM. Tirto Adhi Soerjo memberi banyak kritikan tajam terhadap pembesar yang kurang berperan dalam memperbaiki keadaan sosial di Indonesia. 6. Rohana Kudus sebagai Wartawan Indonesia Pertama Rohana Kudus hidup pada zaman yang sama dengan Kartini, ketika akses perempuan untuk mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Rohana Kudus adalah perdiri surat kabar perempuan pertama di Indonesia. Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Rohana Kudus bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Kelahiran Koto Gadang, Kabupaten Agam ini menerima penghargaan sebagai Wartawati Pertama Indonesia pada tahun 1974. Dhanty (Diolah dari berbagai Sumber)

Story Of Mathematics: Bilangan Bersahabat (Amicable Number)

S

ahabat, kita pasti mempunyai sahabat, bukan? Tidak hanya manusia yang memiliki sahabat. Bahkan ilmu Matematika pun memiliki bilangan yang bersahabat. Sebuah fakta menarik dari pengembangan Ilmu Matematika, yakni teori pasangan bilangan bersahabat (Amicable Number). Dua bilangan bersahabat bersifat mistik dan ketakhyulan. Jika pasangan

bilangan itu dipakai sebagai “ajimat” oleh dua orang yang bersahabat, maka persahabatan mereka akan langgeng. (211-288 H / 826-901 M), dengan nama asli Abu al Hasan Thabit bin Qurrah bin Marwan al-Sabi alHarrani. Thabit Ibnu Qurra lahir pada tahun 221 H (836 M). Salah satu penemuan penting yang diwariskannya bagi peradaban manusia modern adalah teori bilangan bersahabat (Amicable Number). Yakni pasangan bilangan yang mempunyai sifat unik. Amicable Number adalah dua bilangan yang jika faktor-faktor bilangan pertama (kecuali dirinya sendiri) yang dijumlahkan maka hasilnya sama dengan bilangan kedua. Begitu juga untuk bilangan kedua apabila jumlah faktor-faktor bilangan kedua sama dengan bilangan pertama. itulah yang disebut dengan dua bilangan yang bersahabat. Bilangan bersahabat yang terkecil adalah 220 dan 284, penjelasannya: -Faktor dari 220, yaitu: 1, 2, 4, 5, 10, 11,

20, 22, 44, 55, 110. Jika dijumlahkan 1 + 2 + 4 + 5 + 10 + 11 + 20 + 22 + 44 + 55 + 110 = 284 -Faktor dari 284, yaitu: 1, 2, 4, 71 dan 142. Jika kita jumlahkan 1 + 2 + 4 + 71 + 142 = 220 Maka, terbukti bahwa kedua bilangan tersebut bersahabat berdasarkan pengertiannya. Thabit dalam kitabnya, Al-A’dad Al-Mutahabbat, mengemukakan rumus atau cara untuk mencari Amicable Number. Bunyi dari rumus tersebut dikenal dengan Teorema Thabit. Jika p, q, dan r merupakan bilangan-bilangan prima yang memenuhi persamaan: p = 3 × 2(n-1)-1 q = 3 × 2n-1 r = 9 × 2(2n-1)-1 dengan n bilangan bulat > 1 maka. p, q, dan r adalah bilangan prima. Sedangkan, (2^n)pq dan 2^r merupakan Amicable Number (sepasang bilangan bersahabat). Teori bilangan bersahabat yang dikembangkan Thabit juga telah

menarik perhatian matematikus sesudahnya. Abu Mansur Tahir AlBaghdadi (980 M-1037 M) juga turut mengembangkan teori bilangan ini. Selain itu, matematikus Al Madshritti (wafat 1007 M) juga tertarik mengembangkannya. Ilmuwan Muslim lainnya yang mengembangkan teori itu adalah Al-Farisi (1260 M-1320 M). Pasangan bilangan bersahabat dikembangkan lagi oleh Euler. Jika Thabit hanya menyebut tiga pasang bilangan bersahabat, Euler menambahnya menjadi lebih dari 59 bilangan bersahabat. Namun, kontribusinya sebagai penemu Amicable Number ini seakan ditelan bumi setelah pengembangan oleh Euler. Beberapa contoh amicable number: 1184 1210 2620 2924 5020 5564 6232 6368 10744 10856 17296 18416 Selamat mencoba, semoga menemukan bilangan bersahabat yang lain! Ully (Diolah dari berbagai Sumber)


Kanker Bukan Penghalang Romantisme Cinta

T

he Fault in Our Stars merupakan sebuah film yang menceritakan kisah cinta yang terjalin antara dua anak muda penderita kanker. Film ini diadaptasi dari novel karya John Green dengan judul yang sama. The Fault in Our Stars sukses mencuri perhatian para penggemarnya dan berada di peringkat pertama box office Amerika Serikat pada minggu pertama rilis. Hazel Grace yang diperankan oleh Shailene Woodley, seorang gadis berusia 16 tahun yang menderita kanker Tiroid stadium IV. Kanker telah menyebar hingga ke paruparu yang membuat pernafasannya harus dibantu dengan tabung oksigen yang ia bawa ke mana-mana.

Hazel mengikuti Support Group, suatu perkumpulan penederita kanker, atas permintaan ibunya. Di sanalah Hazel bertemu dengan Agustus Waters, remaja berumur 17 tahun yang divonis sembuh dari Osteosarkoma. Agustus yang diperankan oleh Ansel Elgort hanya memiliki satu kaki disebabkan Osteosarkoma yang pernah dideritanya.

Identitas Film Judul Sutradara Produser Distributor Aktor Penulis Skenario Genre Film Tahun Rilis Resentator

: The Fault in Our Stars : Josh Boone : Wyck Godfrey dan Marty Bowen : 20th Century Fox : Shailene Woodley, Ansel Elgort, Nat Wolff , Laura Dern, Sam Trammell, Mike Birbiglia, Willem Dafoe : Scott Neustadter dan Michael H.Weber : Romance : 6 Juni 2014 : Rafika Surya Bono

Agustus adalah seorang pria romantis. Ia menyiapkan perjalanan dari Indianapolis, Amerika menuju Amsterdam. Ini dilakukannya untuk mewujudkan keinganan Hazel yang sangat tinggi untuk bertemu dengan penulis novel An Imperial Affliction, Peter Van Houten. Hal tak terduga terjadi ketika Peter Van Houten yang diimajinasikan sebagai seorang penulis produktif yang jenius, nyatanya tidak peka dan pemabuk. Sambutan yang tidak bersahabat oleh Peter Van Houten mengecewakan Hazel dan Agustus yang datang mengunjunginya ke Amsterdam. Seperti film Titanic, Romeo and Juliet dan film romance lainnya yang berujung kematian salah satu tokoh, begitu juga dengan The Fault in Our Stars. Pertanyaannya adalah siapa yang meninggalkan dan siapa yang ditinggalkan? Menarik untuk disimak. Josh Boone berhasil mengadaptasi film ini sesuai dengan kesederhanaan konfilk yang terdapat di dalam novel. Misalnya Hazel yang membawa tabung oksigen ke manapun ia pergi. Scene-scene yang mengharu biru disajikan dengan sederhana namun membuat penonton hanyut mendalami film. Secara penokohan, Shailene Woodley dan Ansel Elgort sukses memerankan karakter Hazel dan Agustus dengan baik. Selain aktor utama yang memiliki wajah rupawan, Woodley dan Elgort mampu membangun chemistry dalam memerankan Hazel dan Agustus. Hanya saja penokohan Peter Van Houten yang diperankan oleh

Willem Dafoe kurang mampu mendalami karakter tokoh dalam novel. Kesan Van Houten yang kejam, pemabuk, dan mengecewakan kurang tersampaikan kepada penonton sehingga karakter Van Houten tidak sepenuhnya sampai ke penonton. Film ini tidak direkomendasikan untuk remaja yang tidak menyukai genre romance. Konflik yang dimunculkan terlalu datar, akan memunculkan kesan mudah bosan. Jika ingin menonton The Fault in Our Stars, disarankan terlebih dahulu untuk membaca novelnya agar lebih paham dengan ceritanya.

Would The World be Better Without Islam ?

P

eristiwa 11 September 2001 lalu menyebabkan pandangan warga Amerika terhadap Islam berubah seketika. Runtuhnya menara World Trade Center (WTC) suatu gedung megah kebanggaan Amerika Serikat menyebabkan luka yang mendalam bagi umat manusia. Banyak kisah mengharukan yang tidak diketahui namun terekam dalam buku Bulan Terbelah di Langit Amerika. Salah satunya adalah rencana perayaan anniversary dua pasangan sejoli yang terenggut seketika akibat tindakan

para manusia yang mengaku mujahidin tersebut. Delapan tahun berlalu, kejadian maha dahsyat tersebut masih lekat di ingatan setiap warga. Kebencian yang tidak berkesudahan masih menghantui warga muslim yang ada di Amerika. Di belahan dunia lainnya, Wina (Austria), seorang wartawan dihadiahi tugas besar untuk membuktikan ketidakberpihakan muslim dibalik peristiwa runtuhnya WTC. Hanum dan suaminya, Rangga bertualang dan bertaruh nyawa demi meluruskan kembali pandangan warga Amerika tentang keberadaan Islam. Bertemu dengan tokoh penting dalam upaya perlawanan terhadap pembangunan Mesjid Ground Zero yang didaulat sebagai bentuk penghianatan kepada korban WTC 8 tahun silam. Hanum dihadapkan pada pilihan yang berat. Mempertahankan keyakinan di tengah fakta yang terlihat di depan mata tentang Islam. Hakikatnya sebagai seorang istri juga menuntutnya untuk terus mendampingi sang suami dalam penyelesaian pendidikannya tersebut. Lantas bagaimanakah kelanjutan dari paper besar Hanum, Heute ist Wunderbar media yang telah menjadi temannya selama merantau di Amerika tersebut ? Lalu siapa sebenarnya pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa

Identitas Buku Judul Pengarang Penerbit Cetakan Jumlah Halaman Resensator

: Bulan Terbelah di Langit Amerika : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra : PT Gramedia Pustaka Utama : Kelima, September 2014 : 344 halaman : Neny Sandrawati

kemanusiaan tersebut. Siapakah sebenarnya Julia Collins, Azima Hussein, Phillips Brown, dan Michael Jones ? Dalam novel dengan tebal 335 halaman tersebut, penulis menghadirkan kisah perjuangan sang penulis sebagai seorang istri, wartawan dan juga muslimah di tengah pihak yang memboikot agamanya. Setiap kisah disampaikan secara detail. Kejadian – demi kejadian dimunculkan secara misterius dan tak terduga. Deskripsi tempat yang mendetail membuat para pembaca seakan dihipnotis untuk ikut hadir dalam susasana tersebut. Tegang dan mencekam. Ending yang kurang tergambarkan dengan sempurna, membuatnya terkesan sedikit menggantung. Buku ini menarik dan sangat memotivasi. Recommended must read.


Pulang ke Indonesia untuk Indonesia Terang

I

ndonesia membutuhkan orang-orang yang peduli akan nasib dan kemajuan Tanah Air. Insan yang mengabdikan diri sepenuh hati, sepenuh jiwa, dan sepenuh raga tanpa menyelipkan kepentingan pribadi atau golongan. Seperti halnya Ricky Elson. Pemuda kelahiran Padang, 11 Juni, 34 tahun silam. Putra Minang yang berkarir di Jepang untuk kemajuan Indonesia. Melalui karya-karyanya, ia telah melahirkan cikal bakal kemandirian bangsa ini. Empat belas karyanya telah dipatenkan oleh pemerintah Jepang. Ahli motor listrik, pelopor mobil listrik Selo milik Dahlan Iskan, mobil listrik Ghendis dan kincir angin terbaik di dunia kelas 500 watt peak. Bagi Ricky bisa menuntut ilmu dan berkarya di negeri matahari terbit ini bukanlah hal yang mudah. Terlahir dalam keluarga yang kondisi ekonominya terbatas mengharuskan anak kedua dari enam orang bersaudara ini harus turun tangan membantu perekonomian keluarga. Betapa tidak, sejak Ayahanda Ricky tidak lagi bekerja di sebuah bank swasta di Padang Panjang, ibunda Ricky menjadi satusatunya penopang finansial kelu-arga. Tahun-tahun sulit ini dialami keluarga Ricky sepanjang tahun 1990-1998. Banyak peker-jaan yang sudah Ricky lakoni. Mulai dari menurunkan semen dan besi dari atas truk ke gudang, menjemur batako, tukang cor, hingga penggali sumur. Semua adalah pekerjaan buruh kasar. “Alhamdulliah ngurangin beban ibu, buat keperluan sekolah dan uang jajan,” ujar Ricky saat ditemui di kediaman mertuanya di daerah Pegambiran. Tidak hanya itu, alumnus SMA N 5 Padang ini juga harus ke pasar di pagi buta. Membeli sepuluh hingga dua puluh butir kelapa, lima kantong ikan, dan

keperluan harian lainnya untuk dijual di warung atau men-jajakannya keliling komplek rumah kontrakkannya di Balai Baru, Padang. Semua dilakukannya sepenuh hati. Setiap orang pasti senang dan bangga ketika diterima di perguruan tinggi negeri melalui jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK). Namun, kesempatan ini hampir disiasiakan oleh Ricky. “Jangankan untuk meneruskan kuliah, memikirkannya saja saya tidak pernah. Senang lulus PMDK di Unand, tapi nggak terlalu berharap sih, karena pada saat itu keadaan orang tua sedang susah,” ujar Ricky. Kendati pun demikian, akhirnya di tahun 1998 Ricky menjadi Mahasiswa Universitas Andalas. Setelah mendapatkan biaya registrasi ulang hasil sumbangan guruguru di sekolah. “Hal inilah yang membuat saya bersungguh-sungguh kuliah. Datang 15 menit lebih awal sebelum jam kuliah dimulai. Sehingga disemester satu, saya mendapat IP 3,5 ,” ungkap Ricky. Kesempatan emas pun datang menghampiri Ricky. Hasnah Jafar, guru di sekolahnya dulu datang menawarkannya untuk mengikuti tes kuliah di Jepang. Atas kerjasama Dinas Ketanagakerjaan Jepang dengan Indonesia. Akhirnya, berkat kegigihan, tekad dan kesungguhan Ricky berhasil lulus. “Saya tinggalkan Unand dengan izin Berhenti Studi Sementara (BSS),” dengan bangga Ricky menceritakan. Saat di Jepang, Ricky mempelajari bidang motor dan kelistrikan. “Saya dulu benci sekali dengan listrik. Disini saya mulai dari nol, berjuang dengan gigih mati-matian. Di padang, orang tua saya tidak bekerja, adik saya banyak. Saya bertekad harus membiayai mereka semua. Bekerja part time di Jepang dari pukul delapan malam

sampai pukul empat pagi. Makanya saya serius bekerja dan belajar,” ungkap Ricky alumnus Cumlaude salah satu universitas di Jepang. Ia adalah anak muda yang dibesarkan dengan harapan. “Saya adalah anak yang dibesarkan dengan harapan. Itulah motivasi terbesar saya berjuang untuk negeri ini. Jika pulang ke Indonesia hanya membalas dengan uang itu sangat memalukan sekali. Saya ingin melakukan hal yang lebih,” kata Ricky. Kini, di sebuah pondok di tepi pantai Ciheras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Ricky membimbing dan mengajarkan ilmu teknologi motor listrik kendaraan listrik, kincir angin yang diperolehnya selama empat belas tahun belajar dan bekerja di Jepang. Di tempat itu pulalah, bersama sahabat-sahabat mudanya di Lentera Angin Nusantara (LAN) dari berbagai universitas di Indonesia, Ricky mengelola pusat penelitian teknologi pemanfaatan energi angin. Selain itu, virus optimisme pun terus disebarkan Ricky melalui workshop, seminar-seminar, dan kunjungan ke berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Demi mewujudkan lahirnya tiga ribu engineer Indonesia, menerangi malam Nusantara dengan energi terbarukan, membebaskan bangsa ini dari persoalan BBM, menyelesaikan permasalahan energi di daerah tertinggal dan pulau terluar Indonesia. Ambisi menggebu membawa Ricky hingga berhasil mengembangkan turbin angin skala mikro. Dibantu oleh rekan-rekannya di LAN, Ricky telah

mendirikan puluhan turbin angin yang telah menerangi malam di Timur Indonesia, Desa Kalihi, Desa Tananara, Desa Palindi, Desa Kalihi, Pulau Sumba, NTT. “Selain potensi anginnya yang bagus, saya pilih mereka dulu, karena sudah 69 tahun Indonesia merdeka, mereka terlupakan, mereka belum terjamah oleh listrik,” curhat Ricky kepada Genta Andalas. Semangatnya melangit, tapi hatinya tetap merendah. Gaya bicaranya yang tegas dan lugas merefleksikan tekadnya untuk terus mengembangkan teknologi motor listrik dan energi terbarukan demi Indonesia ‘terang’. “Saya bukan ahli, atau bahkan penemu, yang digadang-gadangkan oleh media selama ini. Saya hanya mengerjakan hal yang terlambat saya ketahui, ini ilham dari Allah. Saya hanya memperjuangkan negeri ini. Membantu membangkitkan negeri ini,” ujar Ricky dengan semangatnya. Giva,Nuri


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.