Tabloid Genta Andalas edisi 63

Page 1


EDITORIAL

Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/ Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. Tafdil Husni, SE., MBA Penasehat: Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS., M.Sc Pembina: Rembrandt, S.H., M.Pd Dewan Redaksi: Ayu Lestari, Dhearien Fizwa, Adrizal, Amelia Putri, Desi Faiturrahmi, Yudi Irfan, Desi Marina, Febrika Hade Putri, Icha Wulanda, Ismi Fadhilah Sinaga, Laila Mukhtari Wizra, Muhammad Fikri, Muhammad Yaqub BE, Randy Febrian, Siti Khairani Elhakim, Yuliani Sartika, Adha Giva Sakinah, Anestia Berlianda, Clara Octaria Rija, Hisna Natria Hilda, Lailatul Zuhri Indriani, Lita Mailani, Lizsa Egeham, M. Qamarul Hadi, Peri Irawan, Putri Ramadani, Teja Alone, Zikra Delvira Pemimpin Umum: Muhammad Arif Sekretaris Umum: Risesa Oktaviani

S

Seratus Hari Unand Ala Rektor Unand

etiap pemerintahan baru pasti memberikan harapan baru bagi rakyatnya. Sebuah perubahan, perbaikan, masa depan yang lebih cemerlang dan jaminan di hari esok. Memang, di dunia tak ada aturan baku untuk menilai kinerja seratus hari masa pemerintahan baru. Menilik sejarah ke belakang, istilah ini digunakan oleh masyarakat, media massa dan akademisi di Amerika Serikat sebagai ukuran keberhasilan pemerintahan sejak Franklin D. Roosevelt (FDR) memelopori konsep 100 hari ketika ia menjabat presiden pada tahun 1933. Kala itu, saat FDR mulai memerintah, Amerika Serikat dan dunia sedang mengalami depresi besar. Bermula dari jatuhnya harga-harga saham di lantai bursa New York pada Oktober 1929, keterpurukan ekonomi Amerika Serikat akhirnya merembes ke berbagai belahan dunia lainnya. Hal itu menyeret ekonomi dunia ke jurang keterpurukan. FDR berjanji kepada masyarakat Amerika tentang apa yang akan dilakukanya di “seratus hari” pertama. Kemudian ia menunjukkan kecakapan dalam seratus hari pertamanya. Sejak itulah dunia mulai mengukur kinerja sebuah pemerintahan baru selama seratus hari masa jabatannya. Begitupun dengan Indonesia, penilaian seratus hari kerja tidak melulu di lingkungan pejabat pemerintahan, tapi juga di lingkungan pejabat kampus. Kita menyadari, seratus hari kerja tidak bisa dijadikan parameter berhasil atau gagalnya suatu pemerintahan. Namun dengan melihat seratus hari kerja, kita

dapat menilai sejauh mana komitmen dan usaha yang dilakukan oleh pemerintahan tersebut dalam menjalankan visi misinya ke depan. Permasalahan bus kampus agaknya menjadi sambutan hangat dari ‘markas Power Ranger’ kepada Rektor Unand. Busuk ‘Sang Mantan’ (dalam manajemen bus) seolah menjadi bumbu dalam masa bulan madu rektor bersama jajaran. Sehingga Rektor Unand harus menikmati euforia ‘kemenangan’ dari sisi yang berbeda. Berbagai langkah cepat dilakukan rektor beserta jajaran dalam ‘membingkai’ euforia tersebut. Meski masih meraba-raba, Rektor Unand dinilai cukup berhasil membungkam suara-suara miring yang bergentayangan. Seratus hari kerja Rektor Unand agaknya masih belum memberikan kepuasan kepada masyarakat Unand. Fokus rektor ke bagian akademik menjadi salah satu faktor hal ini bisa terjadi. Sebab tidak semua orang mengerti ataupun paham dengan parameter keberhasilannya. Terlebih program tersebut lebih banyak memihak kepada kesejahteraan dosen. Melihat belum terlalu banyak program yang telah dilakukannya, kinerja seratus hari kerja rektor dinilai lamban. Namun bagaimanapun, kita tentu harus mendukung program kerja yang telah dicanangkan Hari masih panjang. Harapan demi harapan masih bisa ‘dilemparkan’ ke pundaknya. Pengawalan dan pengawasan tentu akan menjadi alarm bagi pemerintahannya. Kita beri kesempatan kepada Rektor Unand untuk bekerja.

Bendahara Umum: Gita Puspita Pemimpin Redaksi: Rafika Surya Bono Pemimpin Perusahaan: Rahmawati Ramadhan Pemimpin Produksi: Yori Andriani Pemimpin Litbang: Ully Saputri Redaktur Pelaksana: Rina Sephtiari Koordinator Liputan: Wina Sartika Redaktur: Nite, Rizka Desri Yusfita Bisnis & Periklanan: Devita Sari Marketing & Sirkulasi: Fanny Wulandari Kepala Desainer Grafis: Suci Ramadhanty Desainer Grafis: Novia Ratna Dewita Layouter: Ikhlas PSDM: Annisa Radiani Event Organizer: Syinta Tesya Apriliani Dicetak oleh: PT. Singgalang Press

Salam Redaksi Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunianya kami segenap Kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid edisi LXIII MaretApril 2016 kepada khalayak pembaca. Salawat beriring salam tidak lupa kami haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan penerang jalan seluruh umat. Lega, syukur, haru, dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan setelah menyelesaikan tabloid perdana di kepengurusan 2016/2017. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang berhasil kami lalui untuk menghadirkan kembali tabloid Genta Andalas ke tangan pembaca. Di tengah padatnya aktivitas di awal kepengurusan, segenap kru tetap mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, perhatian, dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan terus berjuang, berburu informasi terkini untuk menyajikan berita informatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas edisi LXIII. Pada edisi kali ini, kami

menghadirkan laporan utama mengenai 100 hari kinerja Tafdil Husni, Rektor Universitas Andalas. Banyak hal yang perlu dibenahi pada masa kepemimpinan Tafdil ke depan. Pada laporan khusus, yang dibahas kali ini terkait pembenahan wisata Kota Padang. Kondisi bus kampus pasca kecelakan beberapa bulan lalu turut kami hadirkan di rubrik sorotan kampus. Disamping itu, kami juga menghadirkan pembahasan LGBT dalam pandangan sosiologi dalam rubrik aneka ragam. Khasanah budaya, sastra dan seni, aspirasi, aktivis, wawasan, resensi, dan sosok kembali kami kemas dalam suguhan menarik dan informatif. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi kehidupan kampus bagi pembaca. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai pers kampus. Kritik dan saran yang solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Dapur .................... 2 Jendela .................. 3 Laporan Utama ...... 4 Sorotan Kampus ..... 6 Feature ................... 7 Laporan Khusus ...... 8 Survei ..................... 9 Liputan ................. 10 Gentaiment ............ 12 Rehat ................... 13 Aspirasi ................ 14 Aneka Ragam ....... 16 Teknologi ............. 17 Aktivis .................. 18 Khasanah Budaya .. 19 Sastra dan Seni ...... 20 Wawasan .............. 22 Resensi................... 23 Sosok ..................... 24

Sosok Edisi LXIII


MUMET: Awal masa jabatan Tafdil Husni sebagai Rektor Unand Periode 2015-2019 beserta jajarannya dihadapkan dengan beberapa masalah yang harus diselesaikan.

Jadwal Praktikum Belum Tersusun Rapi

Pemerataan Fasilitas Kipas Angin Gedung B dan C

Penjadwalan praktikum di Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP) saat ini masih belum tersusun rapi. Sebab jadwal praktikum disusun berdasarkan waktu yang sesuai antara asisten praktikum dengan praktikannya. Hal tersebut menyebabkan ada beberapa jadwal praktikum mahasiswa yang bentrok dengan jadwal kuliah. Apa solusi ke depan untuk mengantisipasi hal tersebut? Jawaban :

(085766461xxx)

Permasalahan tersebut terjadi karena sistem kredit tiap mahasiswa berbeda, sehingga jadwal kuliahnya juga berbeda. Terkait sistem kredit, untuk mencocokkannya dengan jadwal mahasiswa cukup susah sehingga jadwal kuliah bertabrakan dengan jadwal praktikum mahasiswa. Selain itu, keterbatasan laboratorium di jurusan Teknologi Hasil Pertanian juga menjadi kendala. Ada dua laboratorium yang dipakai secara bergantian, sehingga membuat jadwalnya pun juga harus disusun sedemikian rupa agar tidak bertabrakan dengan jadwal praktikum lainnya.

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya merupakan salah seorang mahasiswa yang kuliah di Gedung B dan C. Saya perhatikan di beberapa ruangan perkuliahan, ada yang dilengkapi dengan kipas angin dan infocus wireless. Namun, di beberapa ruangan lain tidak ada. Padahal kelasnya bersebelahan. Mengapa tidak semua ruangan dilengkapi fasilitas tersebut? Jawaban : Ruang kelas yang dilengkapi kipas angin tersebut merupakan kelas yang sirkulasi udaranya tidak bagus. Sebelum melengkapinya dengan kipas angin, kami terlebih dahulu sudah melakukan survei untuk pengadaan kipas angin. Namun, apabila masih ada yang mengeluhkan beberapa ruang kelas masih panas dan membutuhkan pengadaan kipas angin, maka biasanya dosen yang melaporkannya kepada kami. Masrial Jamal Kasubag Rumah Tangga Unand

Prof. Dr. Ir. Anwar Kasim Wakil Dekan I Fateta Beasiswa BBP-PPA Belum Jelas Bagaimana kejelasan terkait beasiswa BBP-PPA dan PPA? Biasanya bulan Maret atau April sudah buka pendaftaran atau sudah ada informasinya. (082384999xxx)

Ota Da Tagen Da Tagen Mak Itam

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, khasanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan disertai foto dan biodata penulis. Tulisan dapat dikirim melalui redaksi@gentaandalas.com

Da Tagen Mak Itam Da Tagen Mak Itam

: Ondeh Mak Itam, apo dek cando itu bana manuang tu? : Ko Mak Itam a. Ndak jaleh Unand ko ka dibaok kama do. : Ha, baa kok co itu? : Alah labiah saratui hari rektor baganti, tapi anianganiang sekampus ko nyo. : Tu apo nio nyo Mak Itam. Paralu lo ado kejadian gadang bia heboh namo Unand ko? : Hahaha indak lo co itu bana do Tagen.


Menilik Seratus Hari Kerja Rektor

P

ada 27 Agustus lalu menjadi salah satu hari yang bersejarah bagi Unand. Pasalnya, Tampuk kepemimpinan Unand beralih. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2013 tentang Pemilihan dan Pengangkatan Rektor, Pasal 31 yang menyatakan bahwa rektor diangkat dan diberhntikan oleh menteri. Tanggal 25 November yang lalu, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Muhammad Nasir, resmi melantik Tafdil Husni sebagai Rektor Unanduntuk periode 2015-2019. Sejak saat itu, Tafdil menduduki kursi nomor satu dan telah diamanahkan menjadi orang paling berkuasa di kampus yang terletak di Limau Manih, Padang, Sumatera Barat. Sudah lebih seratus hari Tafdil memimpin. Berbagai program utama telah ia gulirkan. Masalah pun turut mewarnai seratus hari masa kerjanya. Tak heran banyak harapan yang dilontarkan oleh berbagai pihak. Empat Jurus Andalan Tafdil Selama 100 hari kepemimpinan Tafdil Husni, ia memfokuskan pada empat program utama.Yakni di bidang akademik, Bidang Pengelolaan Sumber Daya Manusia, Administrasi Keuangan, Asset dan Kelembagaan Universitas, Bidang Kemahasiswaan, Bidang Perencanaan dan Kerjasama. Pertama, di bidang akademik. Tafdhil mengaku fokus pada bidang akademik, yang terdiri dari tiga sub bagian, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Pengembangan di bidang pendidikan terlihat dari adanya keseriusan pimpinan dalam membenahi laboratorium. Seperti diketahui, laboratorium sudah mengalami perbaikan dan pembenahan dalam berbagai sisi. Yaitu, perbaikan alat-alat laboratorium yang rusak, penambahan alat, hingga perbaikan gedung laboratorium. “Untuk penunjang akademik salah satu upaya yang dilakukan yaitu pengumpulan data dari semua laboratorium yang ada untuk dibuat proposal pengajuan dana APBN,” ungkap mantan Dekan Fakultas Ekonomi tersebut. Selain itu, Koordinator Labor Komputer Matematika, Zalfa, mengaku saat ini sudah ada penambahan komputer baru beberapa set yang dapat mengefektifkan praktikum. “Hanya saja karena gedung labor sudah cukup lama, maka ketika hujan terjadi bocor. hal ini dapat membahayakan komputer yang langsung berhubungan dengan listrik,” ungkapnya. Hal senada disampaikan Sri Mulyadi, Kepala Laboratorium Dasar dan Central. Menurutnya, alat untuk paraktikum di laboratorium dasar sudah bagus mencukupi untuk 3500 mahasiswa, namun masih ada alat yang perlu disegarkan karena terus dipakai. Di bidang penelitian, Tafdil juga gencar berbenah. Hingga saat ini sudah ada sekitar 140 proposal penelitian dosen yang sedang dinilai dan untuk pertama kalinya Unand melakukan konferensi kelas dan riset berkelanjutan. “Tujuan outputnya bukan sekedar laporan saja, melainkan bagaimana hasil penelitian dan penemuan ini bisa dilaksanakan dan diaplikasikan,” jelasnya. Selain dosen, Tafdil Husni mengatakan bahwa gurubesar juga harus memasukkan penelitiannya di jurnal internasional yang bereputasi. Proposal yang dibuat oleh

“Output dari penelitian bukan sekedar laporan saja, melainkan bagaimana hasil penelitian dan penemuan bisa dilaksanakan dan diaplikasikan”

Tafdil Husni - Rektor Unand guru besar dinilai, setelah itu baru dinyatakan untuk lulus. Hal yang terpenting menurut Tafdil Husni ialah penelitian tersebut harus dipublish dan dimasukkan ke jurnal yang terakreditasi nasional. Sehingga Unand mendapatkan HAKI dan hak paten terkait karya penelitian.Oleh karena itu, Unand mengundang Bapeda dan industri untuk menyaksikan dan menilai penelitian-penelitian yang diseminarkan. Terkait penelitian dosen, Dachriyanus Wakil Rektor (WR) 1

Dok. Genta seperti yang rektor prioritaskan saat ini, serta penambahan guru besar yang menjadi 100% dari sebelumnya,” ungkapnya. Ia juga mengatakan bahwa tahun lalu guru besar lalu unand hanya bertambah dua orang dalam satu tahun. Hal itu jauh berbeda dengan UGM yang bertambah 15 orang per tahun. “Jadi Guru besar akan diporsir lagi, karena pada tahun 2018 nanti guru besar seluruh indonesia akan dievaluasi kembali,” jelasnya. Kemudian ia juga memaparkan

Foto: Ist. BERJABAT: Menristek Dikti memberi selamat kepada Tafdil Husni sebagai Rektor Unand periode 2015-2019, 25 November 2015. mengakui bahwa Unand mendukung penuh penelitian dan seminar dosen dari segi biaya. Jika sebelumnya hanya dana bantuan, sekarang dana yang dikeluarkan sebanyak dana yang dibutuhkan. “Sehingga dosen yang akan pergi tidak perlu memikirkan dana lagi, namun dengan catatan seminar dan presentasi yang akan dilakukan nantinya bersifat oral,” katanya. Mengomentari hal tersebut, salah seorang Guru Besar FMIPA Unand, Erizal menilai saat ini sudah banyak progres bidang penelitian-penelitian

bahwa jika guru besar itu tidak ada publikasi, membat riset, dan penelitian maka tunjangannya akan dipotong. Sehingga rektor membuat perencanaan untuk guru besar ini terkait riset dan penelitiannya.Sedangkan di bidang pengabdian masyarakat hingga kini belum terlihat pergerakan dari program tersebut. Kedua, di bidang pengelolaan sumber daya manusia, administrasi keuangan, asset dan Kelembagaan Universitas. Seratus hari memangku jabatan tertinggi di Unand, namun masih

“Jadi, kami tidak hanya sembarangan memberi dana. Proposal-proposal yang masuk itu akan kami pilah-pilah,” Hermansah -Wakil Rektor III UnandFoto: Humas Unand

belum nampak pergerakan yang signifikan dalam program nomor dua ini. Kecuali dalam memperbaiki sarana transportasi umum bagi mahasiswa. Namun, hal itu baru tampak berjalan setelah adanya tragedi bus kampus 01 Unand yang merenggut tiga nyawa. Ketiga, di bidang kemahasiswaan. Salah satu programnya yaitu penguatan peran bidang kemahasiswaan dalam pembinaan dan pengelolaan mahasiswa untuk mengikuti event-event nasional dan internasional yang diikuti dengan pendanaan secara proporsional. Wakil Rektor III Unand, Hermansyah mengatakan, saat ini Unand hanya memfokuskan kepada perlombaaan mahasiswa di tingkat nasional. “Menurut saya itu saja yang perlu kita fokuskan terlebih dahulu. Kita bisa tampil dan mendapatkan juara-juara di level nasional. Saya menginginkan mahasiswa banyak mengikuti lombalomba nasional. Jadi, kita tidak hanya ikut perlombaan saja, akan tetapi juga membawa prestasi,” harapnya. Lebih lanjut Hermansyah menuturkan pihak kemahasiswaan akan selalu mengapresiasi setiap prestasi yang didapatkan mahasiswa yang mengikuti dan memenangkan lomba dengan cara membuat atau mempubliskasikannya di web Unand. Di samping itu, Hermansyah mengakui saat ini ia sedang membuat standarisasi dalam pemberian dana terhadap kegiatan mahasiswa. Baik dalam mengangkat acara maupun dalam mengikuti perlombaan di tingkat nasional maupun regional. Ia juga menuturkan bahwa saat ini ia sudah memiliki draft untuk hal tersebut, namun masih butuh kajian yang lebih matang. “Jadi, kami tidak hanya sembarangan memberi dana. Proposal-proposal yang masuk itu akan kami pilah-pilah,” ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, pemberian dana akan diukur dari partisipasi mahasiswa yang bersangkutan dalam sebuah acara. Misalnya, mahasiswa yang mengikuti perlombaan dan terlibat aktif dalam sebuah acara akan memilki perbedaan dengan mahasiswa yang hanya bertindak sebagai peserta saja. “Sekarang ini banyak event-event yang sifatnya organizer saja. Tentu nilainya akan berbeda jika mahasiswa ikut berperan aktif di dalamnya. Kalau hanya mengikuti seminar, mengajukan pertanyaan saja tidak, itu kan tidak terlalu besar manfaatnya,” jelasnya. Hal ini telah dirasakan oleh Unit Kegiatan Seni (UKS) Unand. Pungky R Adhytama bercerita bahwa ia bingung dengan sistem pemberian dana oleh WR 3 yang dinilainya tidak berimbang. Sebelumnya, UKS mengikuti VARIASI 3 yang bertindak sebagai peserta lomba. Kemudian UKS juga mengikuti acara BIMP-EAGA (Brunei, Indonesia, Malaysia, Philippines- East ASEAN Growth AREA) di Brunei yang terhitung sebagai tamu undangan. “Padahal event-nya lebih luas BIMP-EAGA yaitu internasional. Tapi memang orientasi WR 3 sekarang lebih ke prestasi. Sehingga dana yang didapatkan lebih besar porsinya untuk VARIASI dibandingkan BIMP-EAGA. Hal ini mungkin akan menurunkan jumlah mahasiswa yang berminat dalam mengikuti event-event di luar nantinya karena keterbatasan dana.” tutur Ketua Umum UKS ini.


Akan tetapi Pungky mengatakan bahwa UKS akan mencari win-win solution ke depannya. “Kita akan berusaha mencari dana dari hal lain. Karena jangan sampai keterbatasan dana membuat kita mengurangi esensi dari acara-acara yang harus kita ikuti,” ujarnya. Di bidang kemahasiswaan ini, masih banyak PR yang harus diselesaikan Tafdhil. Di antaranya mewujudkan carier

Dok. Genta

adalah pemerintahan yang sedikit atau kurang dalam memerintah. “Indikator seorang pemimpin yang baik itu mampu memotivasi lingkungannnya. Tentunya dengan cara seorang pemimpin itu harus memerhatikan dan menerapkan nilai dasar atau character building (pembentukan karakter). Juga dekat, mendengarkan aspirasi masyarakatnya, dan cepat tanggap,” tuturnya saat ditemui, Rabu (27/4).

“Akademik bukan soal nilai prestasi, tetapi mahasiswa itu sendiri harus lebih produktif. Bukan hanya pendidikan, tetapi juga penelitian dan pengabdian ke masyarakat. Jika pendidikan hanya diarahkan dalam kelas maka tidak akan berkembang” Muhammad Ridho - Ketua UKM PHP -

development dan job placement centre untuk memandu lulusan agar lebih cepat memasuki dunia kerja, mewujudkan lembaga Bimbingan dan Konseling untuk memberikan bantuan dan pembinaan kepada mahasiswa yang menghadapi persolan psikologis. Dan penguatan jejaring alumni untuk berkontribusi optimal bagi pengembangan universitas dan pengembangan alumni di dunia kerja. Keempat, Bidang Perencanaan dan Kerjasama. Di bidang ini setidaknya ada tiga penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang telah direalisasikan oleh Unand di tangan Tafdhil. Diantaranya MoU dengan BMKG Pusat dan penandatangan perjanjian kerja sama antara Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam (FMIPA) dengan Stasiun Geofisika Kelas I Padang Panjang, Senin (21/03) di Ruang Pertemuan lantai 5 Pustaka Pusat. Kerja sama ini meliputi pemanfaatan sarana prasarana, serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika dalam rangka mendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi. Kemudian Unand juga menggandeng Komando Resort Militer 032 Wirabraja (Korem 032/WB) terkait tentang peningkatan wawasan kebangsaan dan bela negara di Provinsi Sumatera Barat. Unand dan Pemerintah Kota Payakumbuh juga memperbaharui perjanjian kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat serta perencanaan dan pembangunan Kota Payakumbuh. Menurut Tafdhil, penandatanganan MoU ini merupakan perpanjangan kerjasama yang telah dilaksanakan sebelumnya dengan Pemerintah Kota Payakumbuh. Sejauh ini memang tak ada inovasi baru yang dilakukan oleh Tafdhil di bidang ini. hal ini juga dituturkan oleh Endry Martius. “Kami hanya menjalankan dan melanjutkan proker lama. Sebab tidak semua yang lalu itu baik dan tidak semua yang lalu itu buruk,” tuturnya. Secara keseluruhan, belum atau bahkan tak tampak perubahan yang signifikan dari kepemimpinan Tafdhil. Seperti yang diungkapkan Ketua Jurusan Ilmu Politik Unand, Thamrin. “Memang sulit menilai apakah sudah terlihat kinerja rektor sendiri. Hal ini dikarenakan belum ada prestasi-prestasi yang terlihat sehingga sulit menilai kinerja rektor tersebut,” ujarnya. Tak hanya itu, Thamrin juga melontarkan bentuk sebuah pemerintahan yang dapat dikatakan baik. Menurutnya, pemerintahan yang baik

Masalah Lebih dari seratus hari program kerja Tafdil berlalu, tentu tak selamanya berjalan mulus. Ada masalah, tantangan dan hambatan yang harus dihadapi Tafdil

menginginkan sesuatu yang tertib dan transparan. Hal tersebut belum terealisasi karena menurutnya untuk tertib perlu melakukan inventori yaitu mendata segala hal yang berkaitan dengan bidang pekerjaan yang merupakan bagian dari assesment (penilaian). “Jika hasilnya baik kita hanya perlu melakukan pemeliharaan. Jika tidak bagus, maka hal tersebut perlu direhab. Kemudian, baru membuat pemetaan persoalan,” katanya. Lain halnya dengan Endry Martius, Presiden Mahasiswa BEM KM Edi Kurniawan, mengatakan banyak hal yang perlu dibenahi Rektor Unand ke depannya. Di antaranya masalah internal yang masih meresahkan seperti keamanan kampus. “Jika ada rasa waswas, berarti ada sesuatu yang harus kita benahi. Kemudian saat kita memasang spanduk, masih ada spanduk berbayar. Itu adalah hal-hal kecil tapi mengganggu masalah internal kita,” ujarnya. Menurut Edi Kurniawan, keamanan kampus walaupun terlihat sepele, akan tetapi hal tersebut menjadi penting sebab menyentuh langsung objek yaitu masyarakat yang berada di kampus maupun lingkungan kampus. Selain itu, banyak hal-hal lain, seperti infrastruktur, perbaikan gedung-gedung, dan PKM

Foto: Humas Unand MENANDATANGANI: Rektor menandatangani MoU bersama Pemko Payakumbuh terkait bidang pendidikan, penelitian, pengembangan dan pengabdian kepada masyarakat di kepemimpinannya. Salah satu yang menjadi sorotan dalam seratus hari kepemimpinan Tafdil yakni perihal bus kampus yang terguling pada Jumat (12/ 2). Mahasiswa beranggapan Unand terkesan menutup-nutupi terkait masalah uji KIR kendaraan. Belum lagi, persoalan masih baru menjabat menjadi kambing hitam dari permasalahan ini. Seperti komentar yang dilontarkan Ketua Pandekar. “Ya seperti ada yang ditutupi. Ini mengindikasikan adanya korupsi, tapi kita belum dapat memastikan kebenarannya,” kritik mahasiswa Jurusan Teknologi Pertanian tersebut. Hal yang sama juga diungkapkan Ketua UKM PHP, Muhammad Ridho. Ia berpendapat sikap pimpinan kampus seperti cuci tangan dalam masalah bus kampus. Pihak kampus menganggap bahwa jatuhnya bus kampus adalah kesalahan manajemen sebelumnya.”Persepsi seperti ini sebenarnya tidak boleh, sebaiknya rektor harus paham bahwa permasalahan bus kampus telah lama dan menyeluruh,” terang Ridho. Perlu Pembenahan Terlepas dari program utama yang masih berjalan, ada beberapa hal yang perlu dibenahi Tafdil. Salah satunya yang diinginkan oleh Endry Martius. Ia

sebagai pusat kegiatan mahasiswa juga perlu dibenahi dan direnovasi. Kemudian, Muhammad Ridho dengan tegas mengatakan, Tafdil Husni harus menjemput bola, tidak hanya

namun hal tersebut tidak dirasakan penuh oleh mahasiswa. Afri Zikrillah mengatakan kesulitan menemui Rektor Unand juga menjadi catatan tersendiri bagi Ketua Pandekar ini. “Telah dibuat surat audiensi, namun sekretarisnya mengalihkan pembahasan tersebut kepada Wakil Rektor III. Setelah itu, datang mahasiswa lain menemui Tafdil Husni (mahasiswa jurusan Teknik Industri), mereka bisa masuk,” ucapnya. Afri Zikrillah menyimpulkan, dalam hal ini Tafdil memilih-milih tamu yang menghadap kepadanya dan lebih condong kepada kepentingan akademik sehingga bagian lainnya kurang ditanggapi. Dan Ia berharap adanya kesetaraan dalam hal ini. Hujan Harapan Selama 100 hari menjabat sebagai rektor Unand, banyak harapan yang disematkan kepada Tafdil Husni agar apa yang menjadi visi dan misinya tidak hanya bualan saja. Terkait kinerja Tafdil Husni, Werry Darta Taifur, selaku Rektor Unand sebelumnya, tak mau berkomentar. Hanya saja mantan rektor ini berharap Tafdil bisa melanjutkan program PT-BH yang telah dimulai Werry pada masa kepemimpinannya. “Harapannya rektor sekarang bisa melanjutkan program Unand menuju PTBH yang beberapa persyaratannya telah dicapai Unand. Seperti akreditasi Unand A dan sudah memenuhi akreditasi Internasional,” ujar ujarnya saat ditemui diruangannya. Selain itu, Dini mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) juga turut menyampaikan harapannya untuk unand ke kedpannya. “Saya berharap unand dapat lebih baik tentunya.Misalnya lebih aktif dikancah nasional atau internasional dengan mengikuti berbagai perlombaan dan dapat menoreh prestasi sehingga Unand lebih bisa menampakkan taringnya kepada niversitas lain terutama universitas di luar Sumatera,” tutur mahasiswa angkatan 2013 ini. Meskipun kepemimpinan Tafdil Husni masih tergolong baru, Muhammad Ridho berharap kesalahan yang lama tidak terulang kembali seperti masa kepemimpinan Werry yang hanya melihat keindahan taman dan pembangunan lainnya. “Harapan ke depannya yaitu pihak Unand lebih terbuka lagi dan transparan terhadap rincian dana sebab mahasiswa telah banyak menyuarakan bagaimana keresahan seperti tentang dana kampus,” ucap Ridho. Menilai kinerja pemimpin dalam

“Kami hanya menjalankan dan melanjutkan proker lama. Sebab tidak semua yang lalu itu baik dan tidak semua yang lalu itu buruk,” Endry Martius - Wakil Rektor IV Unand Foto: Ist. menunggu dan diam dari gedung rektorat atau gedung power rangers. Tafdil harus sadar bahwa ada yang salah dari keamanan. Ada permasalahan yang lebih urgent dibanding membuat taman dan keindahan tetapi lebih urgent permasalahan keamanan kampus dan infrastruktur manajemen bus kampus yang telah kadaluarsa dan tidak layak pakai. Bagaimana pengelolaan bus dan keadaan WC tiap gedung. Selain hal tersebut, komunikasi yang lancar juga menjadi hal terpenting sebagai pimpinan tertinggi di Unand,

seratus hari masa kerjanya memang tidak akan bisa dijadikan patokan keberhasilan atau kegagalan. Namun ini bisa kita gunakan untuk melihat keseriusan pimpinan dalam menjalankan visi-misi yang telang diusungnya. Tugas kita adalah mengawal dan mengawasi roda kepemimpinan. Agar mereka tidak lengah dan keluar dari jalur yang telah mereka tentukan sendiri. Semoga Rektor Unand bisa membawa Unand menjadi universitas yang terkemuka dan bermartabat. (Annisa, Devita, Fika, Nite, Rizka, Syinta, Ully, Wati, Wina)


Pemungutan Liar di Unand Terkesan Dibiarkan

Foto:Ist

M

araknya pungutan liar di Lingkungan Universitas Andalas (Unand) membuat resah mahasiswa terutama mahasiswa yang akan melaksanakan kegiatan di luar jadwal kuliah. Pungutan liar muncul pada saat pemasangan spanduk, peminjaman gedung, dan penggunaan kamar mandi saat acara besar Unand. Seorang pengamat di gedunggedung fakultas yang ada di Unand,

Inisial B mengatakan, saat wisuda memang bukan hari kerja bagi CS, namun CS tersebut punya inisiatif sendiri untuk mencari uang. “Menurut saya, hal tersebut wajar-wajar saja. Tarif yang diberlakukan juga tidak ditentukan, melainkan seikhlasnya saja dari si pemakai WC. Sebab uang tersebut dapat digunakan sebagai dana tanggungjawab kebersihan dari WC, ditambah lagi jumlah pengunjung WC saat wisuda lebih

banyak,” katanya saat ditemui, Selasa (12/4). Lebih lanjut, Informan tersebut menanggapi bahwa menjanggal jika penggunaan WC berbayar. Hal tersebut tidak diperbolehkan, karena saat itu bukan hari kerja. “Sama halnya dengan mahasiswa yang akan memakai gedung perkuliahan di hari libur, Sabtu atau Minggu,” tanggapnya. Muhammad Djamil, Kepala Satpam menuturkan pemungutan liar yang terjadi saat wisuda baru diketahui sebab belum terpantau dengan detail, karena kurangnya anggota petugas keamanan. Muhammad Djamil berharap kerjasama dari warga kampus untuk menghubungi pihak keamanan.Akan tetapi untuk sementara ini, alat komunikasi yang tersalur langsung ke pos pusat keamanan sedang mengalami kerusakan. “ Alternatif yang akan kami lakukan dengan langsung ke lokasi dan mengeksekusi langsung karena pemungutan liar tidak boleh dilakukan sebab itu melanggar,” tuturnya. Pemungutan liar saat wisuda Unand, dengan pemakaian tarif pada WC Unand ditanggapi langsung oleh Qumil

Laila, mahasiswi Teknologi Hasil Pertanian (THP). “Seharusnya pihak Unand cepat menanggapi peristiwa ini. Unand sudah terakreditasi A, malu dengan keluarga yang diwisuda datang jauh-jauh namun harus membayar saat penggunaan WC. Kejadian ini saya alami pertama kalinya saat penggunaan WC di gedung B pada wisuda bulan Februari 2016 lalu,” ungkap mahasiswa angkatan 2013 ini. Hal berbeda dituturkan oleh Fira, mahasiswa Unand mengungkapkan bahwa kejadiaan ini telah lama saya alami semenjak dua tahun lalu. “Dengan kejadian yang sama namun digedung perkuliahan C. Saya tidak tahu betul siapa yang memungut biaya tarif WC. Meskipun begitu, hal ini akan memberi efek yang kurang baik terhadap akreditas yang saat ini disandang oleh Unand. Positifnya saja hanya berdampak bagi Si pelaku, sedangkan negatifnya orang luar akan merasakan kurangnya pelayanan terutama dari segi fasilitas yang terdapat di Unand.Apalagi WC Unand merupakan fasilitas Unand,” tutup mahasiswi angkatan 2013 ini. Devita, Rizka

Tindak Lanjut Uji KIR Bus Kampus

M

enolak lupa kisah memilukan bus kampus Unand yang terguling di depan gerbang kampus pada 12 Februari lalu, menyebabkan sopir bus Asril Jaini (58), Husniwati Dewi Mahasiswi Teknik Industri angkatan 2012, dan Cici Arianti Mahasiswi Biologi angkatan 2013 meninggal dunia serta puluhan lainnya luka-luka. Pasca kecelakaan tersebut berbagai kesimpangsiuran pendapat terjadi di kalangan mahasiswa mengenai penyebab tergulingnya bus bernomor polisi BA 1050 A. Diduga, bus sumbangan Mantan Presiden Megawati Soekarno Puteri tersebut terjadi karena rem bus yang blong dan ketidaklayakannya kondisi bus akibat tidak adanya uji KIR. Mengobati rasa penasaran terkait hal tersebut, kru Genta Andalas pada Jumat siang (22/4) menemui kepala Unit Pelayanan Teknis (UPT) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB), Emrizal. Sambutan hangat siang itu memulai perbincangan kami mengenai kondisi bus kampus Unand. Pria yang akrab di sapa Em ini mengatakan bahwa kondisi bus kampus saat itu berada pada kondisi tidak layak untuk beroperasi akibat tidak adanya uji KIR, dan minyak rem yang kosong sehingga rem tidak berfungsi dengan semestinya. Selain itu, pihak Unand juga melewatkan uji KIR selama empat tahun yang disebabkan oleh kelalaian pengelola. ‘’Seharusnya uji KIR bus Unand dilakukan 1 kali per 6 bulan dan Unand melewatkan uji KIR sebanyak delapan kali,’’ tuturnya. Terkait hal tersebut, Em menegaskan Dishub tetap akan memberikan sanksi berupa denda keterlambatan sebesar 2,5 % per bulan dari biaya KIR. Di samping itu, Em mengaku sudah sering melakukan himbauan kepada pihak Unand untuk melakukan uji KIR, baik itu dalam bentuk lisan maupun tulisan. ‘’Pihak Unand hanya sekedar menjawab iya dan menajadikan dana yang belum turun sebagai alasan,’’ katanya. Di samping itu, ia mengungkapkan bahwa pihak Unand telah melakukan pengujian ulang dan beberapa

kali dilakukan penolakan dan perbaikan. Katanya, saat ini terdapat 11 unit bus Unand yang sudah lulus uji KIR di antaranya BA 7076 A, 7081 A, 7215 A, 7211 A, 7016 A, 7225 A, 7068 A, 8240 B, 7082 A, 7066 A, 7213 A. Selanjutnya, sebanyak tujuh bus sudah diperbaiki namun masih belum memenuhi lulus uji KIR yaitu BA 7085 A, 7166 A, 7128 A, 7160 A, 7216 A, 7083 A, dan 7071 A. ‘’Kalau seandainya mereka masih tetap mengoperasikan kendaraan yang belum uji KIR, dan jika terjadi lagi kecelakaan kami tidak akan bertanggung jawab karena kami tidak mengizinkan mereka untuk menjalankan kendaraan yang belum lulus uji KIR,’’ tegasnya. Di sisi lain, Kepala Sub Bagian Rumah Tangga (Kasubag) Unand, Masrizal mengatakan saat ini bus yang sudah lulus uji KIR dan sedang beroperasi adalah sebanyak 13 unit. Sebelum terjadi kecelakaan sebanyak 32 bus yang bisa beroperasi dan dijalankan sesuai dengan shift. Kemudian, sisa bus yang masih menjalani uji KIR diakui Masrizal dikarenakan adanya pergantian kaca bus yang sudah tidak layak pakai. “Kaca ini harus disesuaikan dulu lalu dirombak. Untuk membuat ini saja harus di Jakarta, hal ini yang menyebabkan proses perbaikan bus Unand menjadi lama,” tuturnya saat ditemui diruangannya. Selain itu, Sopir bus kampus Unand, Zal mengatakan bahwa seminggu ini sebanyak 18 bus yang telah beroperasi dan ada beberapa bus yang belum lulus uji KIR disebabkan oleh kaca bus yang proses p e m b u a t a n n y a Foto: Ist membutuhkan waktu

lama.

Sopir bus lainnya, Mawardi mengatakan saat ia mulai bekerja sekitar dua minggu lalu dan saat itu sebanyak 10 bus yang telah dioperasikan. ‘’Saya juga belum tahu berapa seharusnya dan selayaknya akan dioperasikan,” tuturnya. Di samping itu, ia menyampaikan kekecewaannya terhadap kelalaian pihak Unand dalam perawatan bus Kampus. “Kalau kita berpandai-pandai tentu semua akan baik-baik saja. Begitupun dengan perawatan bus kampus, maka tidak akan tersendat seperti kejadian kemarin. Semoga kedepannya pihak kampus bisa lebih diperhatikan lagi kondisi bus demi keamanan dan kenyamanan bersama,’’ harapnya. Sementara itu, kecelakaan bus kampus beberapa bulan lalu masih

meninggalkan bekas luka bagi sebagian mahasiswa Unand. Seperti yang dirasakan oleh Mahasiswi Fakultas Ilmu Budaya, Nela yang mengaku trauma untuk kembali menaiki bus kampus ketika ingin kuliah. ‘’Memang setiap orang tidak ada yang tahu kapan musibah itu datang dan semoga kedepannya tidak terjadi seperti kejadian yang sudahsudah,” tuturnya kepada Genta Adalas Selasa, (21/4). Sependapat dengan itu, Mahasiswi Agroekoteknologi mengatakan kelayakan bus yang belum lulus uji KIR tersebut sangat disayangkan jika masih beroperasi. ‘’Sebaiknya diratakan uji KIR demi kebaikan bersama sebab, jika berkaca dari musibah kemarin Unand melewatkan 4 tahun belakang tidak menjalani uji KIR semoga hal ini tidak terulang kembali,” harapnya. Devita, Nite, Risesa


Embung Baboy Bendungan Unik Amazon ala Situjuah

S

Oleh: Annisa Rhadiani*

eakan memiliki medan magnet yang besar, Kabupaten Lima Puluh Kota menjadi salah satu wilayah di Sumatera Barat yang mengundang wisatawan untuk berkunjung demi menikmati keasrian objek wisata alam yang disuguhkannya. Kabupaten yang berbatasan langsung dengan provinsi Riau ini mempunyai beragam keindahan alam. Diantaranya Lembah Harau, Kapalo Banda, Aia Baba Halaban, Air Terjun Burai Mungka, Air Terjun Lubuk Bulan, Air Terjun Tujuah Tingkek dan masih banyak lagi. Tak ketinggalan Embung Baboy lah salah satunya. Embung Baboy ini semula bernama Batang Baboy yang berarti Sungai Baboy. Baboy merupakan nama salah satu tempat di Jorong Koto kecamatan Situjuah Limo Nagari. Embung Baboy merupakan sebuah bendungan yang awalnya dibangun untuk kawasan konservasi alam, irigasi dan perikanan. Namun, belakangan banyak diperbincangkan oleh penikmat wisata alam karena memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Bendungan yang disebut-sebut sebagai “Sungai Amazon ala Situjuah” oleh para traveler ini berpotensi menjadi salah satu destinasi wisata di Kabupaten Lima Puluh Kota. Berangkat dari pusat kota Payakumbuh ke lokasi yang dituju tepatnya di Jorong Koto, Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota dengan menggunakan sepeda motor menghabiskan waktu sekitar 20 - 30 menit. Tepat di depan gerbang SMA Negeri 1 Situjuah ada sebuah gang kecil yang bisa dikatakan aspalnya tampak tidak bagus lagi bahkan ditimpali bebatuan. Jalan itulah yang akan dilalui untuk bisa mencapai Embung Baboy. Jalan yang kecil dilampisi aspal yang sudah tidak rata bertabur kerikil menunjukkan ini merupakan jalan

perkampungan yang belum banyak tersentuh perbaikan. Saat sudah melewati beberapa belokan dengan suasana yang adem dan nyaman akan tampak sebuah sekolah, SD Negeri 06

tepian tampak beberapa sampan yang menawarkan jasa untuk mengarungi bendungan ke arah hulu yang kira-kira panjangnya 600 meter. Dengan merogoh kocek sebesar Rp5000,00 per orang kita

Foto:Ist MENEPI : Perahu yang biasa digunakan untuk mengantarkan wisatawan. Situjuah Batua. Tinggal menelusuri dua belokan lagi, maka kita akan sampai di tempat tujuan. Namun, pengendara harus ekstra hati-hati karena medan berliku dan juga terdapat turunan dan tanjakan yang cukup terjal. Pengendara harus berhati-hati melewati jalan tersebut agar tak tergelincir ke sawah. Tak selang beberapa menit tampak dari kejauhan gerbang masuk yang merupakan pintu air bendungan. Berjarak beberapa meter dari pintu air bendungan tersebut, di sekitar

dapat menaiki sampan yang bermuatan sepuluh orang ini untuk mengarungi sumber air dari bendungan Embung Baboy. Kedalaman air di aliran sungai mencapai 8 meter. Jadi, penumpang yang tidak bisa berenang dan takut terjatuh dapat menyewa rompi pelampung yang disewakan pemilik kapal dengan harga Rp1000,00 saja. Keasrian tepian sungai yang dihiasi rindang hijau pepohonan dan merdu alunan nyanyian jangkrik dan katak membuat kita hanyut dalam

ketenangan yang disuguhkan sepanjang perjalanan saat mengarungi sungai yang membelah hutan ini. Lebih kurang sepuluh menit mengayuh sampan, akhirnya sampai juga di hulu sungai dengan ketinggian air sekitaran mata kaki. Tak hanya menawarkan keindahan hutan belantara yang dibelah aliran sungai, Embung Baboy juga menawarkan wisata Gua yang dapat dicapai dengan berjalan kaki selama lebih kurang tiga puluh menit. Sepanjang perjalanan menuju Gua terdapat beberapa bunga berukuran besar yang mirip dengan Raflesia, namun untuk dapat menyentuh dan melihatnya lebih jelas kita perlu mendaki tebing yang cukup terjal. Setelah selesai berkeliling Embung Baboy, mengarungi sungai yang diapit hutan rindang dan menelusuri Gua, berakhirlah perjalanan di Amazon ala Situjuah ini. Untuk meluapkan rasa kagum, berbincang dengan beberapa wisatawan yang datang selesai berpetualangpun menjadi hal menarik. Salah seorang wisatawan asal Payakumbuh bernama Fajar berpendapat bahwa wisata alam yang satu ini jarang ditemukan. “Wisata alam seperti Embung Baboy ini jarang ditemukan dan saya pribadi sangat menikmati wisata alam anti mainstream seperti Embung Baboy ini,” tuturnya. Fajar juga berpendapat bahwa Embung Baboy ini dapat mengundang pecinta alam dengan daya tarik berupa pemandangan ala Amazon yang disuguhkan Embung Baboy.”Menurut saya para traveler yang menyukai wisata alam akan tertarik untuk mengunjungi destinasi wisata alam Amazon ala Situjuah ini,” tutupnya. *Penulis Merupakan Mahasiswi Jurusan Sastra Inggris Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Menikmati Keindahan Tersembunyi Air Terjun Ngungun Saok

K

Oleh: Rafika Surya Bono*

berbatu. Di samping kiri kami ota padang, tidak hanya terdapat tebing yang jika hujan tentang pantai. Di balik berpotensi longsor. Jika terjadi bukit-bukit yang longsor, maka jalan akan mengelilingi kota padang, ditutupi tanah dan akses tersimpan banyak keindahan jalanpun akan putus. alam yang masih alami dan Sekitar 4 kilometer belum terjamah oleh banyak kemudian, kami sampai di orang. Di antaranya air terjun posko pemuda. Di sana tertulis sarasah, air terjun tujuh tingkat, “Air Terjun Ngungun Saok. dan yang baru-baru ini saya Lebih kurang 2 km”. Di sini kunjungi, Ngungun Saok. kami harus merogoh kocek Terletak di Lubuak Rp5000 per kepala. Teman saya Minturun, Koto Panjang Ikua mengingatkan, jangan percaya Koto, Koto Tangah, Kota Padang, dengan tulisan 2km tersebut. Sumatera Barat, Ngungun Saok “Haha pasti supaya pengunjung merupakan salah satu destinasi semangat kalau dibilang cuma wisata yang baru-baru ini dilirik 2km lagi,” saya menimpali. oleh para pecinta alam. Ngungun Benar saja. Lebih dari Saok menjadi salah satu tempat 2km untuk bisa menginjakkan wisata yang dikelola oleh kaki di Ngungun Saok. Kami pun kelompok sadar wisata, atau harus mengeluarkan tenaga dan masyarakat setempat. Bisa semangat yang ekstra. Pasalnya, dikatakan Ngungun Saok adalah akses jalan menuju tempat Foto: Fika ‘’keindahan tersembunyi’’ kota tersebut terbilang lebih jelek Padang yang asri. dibanding jalanan sebelumnya. Berasal dari bahasa SANTAI : Seorang wisatawan menikmati keindahan dan riak air di Ngungun Saok Jalan hanya berupa batu-batu Minang, Ngungun memiliki arti dan tanah yang licin dan mandanguang (berdengung) berlobang. Juga kemiringan sedangkan Saok berarti jalan yang kira-kira mencapai 30 derajat, WIB. Agar belum ramai pengunjung semangat saya dan tiga teman lainnya tertutup. Menurut cerita warga setempat asal mula nama ini berawal dari batu yang untuk bisa menjamah NgungunSaok. belum terlalu ramai dan air pun lebih cukup menguras tenaga para ‘driver’. Saya pun harus berkali-kali turun dari menutup aliran air, sehingga terjadilah Mengingat sudah pukul 10.00WIB, kami bersih. Sesampai di Simpang Tiga motor, karena ban selip ataupun agar dengungan. Kemudian tempat yang memutuskan untuk menancap gas sepeda memiliki kejernihan air berwarna hijau motor sekencang mungkin dari Kapalo Lubuak Minturun, kami belok kanan. beban motor lebih ringan sehingga lebih Kota, Pasar Baru, Limau Manih, Padang. Setelah melalui setidaknya 15 menit ini diberi nama Ngungun Saok. Terik matahari di pagi Karena awalnya, kami berencana jalanan beraspal, kisahpun dimulai. Bersambung ke halaman 14... menjelang siang itu tak menyurutkan berangkat lebih pagi, sekitar pukul 08.00 Kami kemudian melewati jalanan


K

Pembenahan Wisata Kota Padang di Tangan Mahyeldi

ota Padang merupakan salah satu kota besar di Provinsi Sumatera Barat. Sebagai ibukota provinsi, selain menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian, Kota Padang juga merupakan kawasan wisata dan budaya yang menjadi garda terdepan untuk menarik wisatawan lokal atau pun internasional. Dengan banyaknya pantai yang dimiliki, serta dikelilingi oleh kawasan perbukitan, dan pulau-pulau yang eksotis. Hal itu berkorelasi positif dengan visi dari walikota-wakil walikota Padang terpilih yaitu menjadikan Kota Padang sebagai daerah tujuan wisata yang nyaman dan berkesan yang dikembangkan oleh Mahyeldi serta Emzalmi saat terpilih menjadi Walikota Padang pada tahun 2014 lalu. Seiring dengan berjalannya waktu mulai tampak beberapa perubahan yang telah dilakukan Mahyeldi dalam pembenahan wisata Kota Padang.

objek-objek wisata di Pantai Padang sehingga warga akan ramai datang ke sana,” katanya. Untuk kawasan-kawasan lain, Mahyeldi mendorong masyarakat untuk membentuk kelompok sadar wisata, guna mengoptimalkan kawasan wisata yang belum teroptimalkan dan belum diekspos seperti yang berada di Lubuk Begalung, Bungus, dan Lubuk Minturun. “Tidak mesti segala sesuatunya ditangani oleh pemerintah, kita dorong masyarakat untuk membantu pemerintah mengoptimalkan kawasan wisata. Kita hanya memberi stimulan, sehingga semuanya akan optimal,” ujar Walikota Padang ini.

Senada dengan Mahyeldi, Medi Iswandi, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang mengatakan Pantai Padang telah ada perubahan. “Pantai Padang sedang dibenahi yang dulunya terkenal dengan tenda ceper dan bangunan liar, kini sudah berkurang. Maksiat bukan hanya dari tempatnya saja tetapi dari niat orang untuk berbuat maksiat. Tapi, kami tetap melakukan razia tiap saat di berbagai tempat wisata. Bangunan yang menghalangi pantai dibongkar pindahkan ke seberang jalan,” katanya. “Bukan hanya itu Taman Hutan Raya (Tahura) Bung Hatta sedang dibenahi dengan target sebelum lebaran

“Karena merupakan suatu kejahatan bila pemerintah melakukan pembangunan kemudian masyarakat sekitar tersebut menjadi orang yang tersingkirkan, karena hal tersebut akan menyumbang angka kemiskinan.”

Inovasi dan Perubahan Pada tahun 2016, Mahyeldi mengusung konsep Kawasan Wisata Terpadu (KWT). Konsep ini menggabungkan lima lokasi wisata di sepanjang pantai menjadi satu koridor, yakni Pantai Padang, Kota Tua (HeritageCity), Batang Arau, Gunung Mahyeldi Padang, dan Pantai Air manis. Selain - Walikota Padang beberapa daerah tersebut, Mahyeldi tetap memperhatikan dan mempersiapkan daerah lainnya, sebab wisata kota Padang Kemudian, Mahyeldi harus selesai. Karena momen lebaran berada di tengah kota, sehingga nantinya akses untuk menikmati wisata kotanya mengungkapkan bahwa dengan banyak pengunjung yang datang apalagi diadakannya pembangunan dan Tahura ini berada di jalan lintas Kota tidak akan jauh. Mahyeldi juga memaparkan bahwa kota Padang pembenahan di sekitar Pantai Padang Padang-Solok. Adapun yang dibenahi yaitu termasuk kota dengan objek wisata paling bukan berarti warga sekitar akan membangun taman tematik, taman lengkap. “Kita satu-satunya kota yang tersingkir. Hal tersebut tidak dibenarkan marmer, taman kelinci, membuat memiliki lima sungai besar yang tidak sebab pemerintah menjanjikan permainan outbound, dan besthouse akan bergabung dengan kota lain. Selain itu, kepastian, salah satunya dengan direhab kembali. Kalau kita tidak kita memiliki kawasan perbukitan, air memberikan tempat dimana para warga melakukan inovasi terhadap objek terjun, pantai dan laut, gunung, dan masih bisa berdagang, karena tidak akan wisata, orang tidak akan melirik. ada tempat lain bagi masyarakat yang Pariwisata ibarat gadget. Kalau yang kawasan olahraga,” ungkapnya. Salah satu pembenahan wisata terbiasa berpencaharian di sekitar daerah baru pasti banyak yang incar,” yang ingin dilakukan yakninya tersebut. Selain itu, masyarakat turut tambahnya. Berbicara mengenai salah satu pembangunan cable car di sepanjang diberikan bantuan modal. “Suatu Pantai Padang, Pantai Air Manis, dan kejahatan bila pemerintah melakukan pembenahan di Pantai Padang yaitu tenda ceper, Rita mengapresiasi keseriusan pembangunan kemudian masyarakat Gunung Padang. Pembangunan cable car ini akan memakan dana sebesar 42 Miliar sekitar tersebut menjadi orang yang Pemerintah Kota Padang. Menurutnya, untuk 1 Km-nya. Tidak hanya itu, di tersingkirkan, karena hal tersebut akan pemerintah sekarang memiliki komitmen tempat tersebut juga akan dibangun menyumbang angka kemiskinan,” yang tinggi dalam melakukan perbaikan tempat wisata di Padang. Seperti perhotelan dan Marina. “Sebab kita ucapnya. diketahui, tenda ceper hanya stimulan, ketika kita yang dulu berada di membuat perencanaan, hal ini sepanjang bibir Pantai akan menarik potensi Padang, kini sudah investasi dari pihak ketiga,” dibasmi. “Hanya saja tutur Mahyeldi. sepertinya tenda ceper Terkait pembenahan tersebut cuma pindah yang telah dilakukan, kawasan lokasi saja, yaitu ke atas Pantai Padang merupakan kedai para pedagang yang salah satu kawasan yang sudah terdapat di seberang tampak mengalami perubahan pantai. Kalau malamdari tahun-tahun sebelumnya, malam kan tidak ada terutama pembenahan lampu. Gelap,” tutur bangunan-bangunan liar dan mahasiswi Jurusan Fisika tenda ceper. Tenda ceper yang IAIN Imam Bonjol ini. dulunya sempat jadi momok buruk di Kota Padang kini telah Wisata Kota Padang diberantas. Mahyeldi Butuh Investasi mengutarakan beberapa M e m b u a t pendekatan yang perencanaan tentu harus dilakukannya untuk sesuai dengan anggaran memberantas tenda ceper di dana yang akan antaranya yaitu keseriusan dihabiskan. Mahyeldi dalam perencanaan, menuturkan untuk komunikasi, memfasilitasi mengoptimalkan potensi masyarakat dan memberikan wisata yang ada di Kota jaminan pada warga. “Bagi warga yang dibutuhkan adalah Dok. Genta Bengkuang tersebut, akan diadakan kerjasama kepastian dan jaminan, dengan pihak ketiga atau kemudian dibantu salah RAMAI: Pantai Padang menjadi salah satu destinasi wisata yang investor. “Mudahsatunya dengan meramaikan ramai dikunjungi di Kota Padang.

mudahan akan ada investor yang masuk. Investor yang berencana untuk bekerjasama yaitu dari Qatar dan Uni Emirat, Arab. Jadi apa yang kita benahi saat ini belum maksimal. Ini baru dimulai. Insya Allah Pantai Padang ke depan benarbenar bebas dari bangunan-bangunan liar, kecuali bangunan yang akan menjadi objek seperti Masjid,” papar Alumni Unand ini. Mahyeldi mengakui pembenahan terhadap wisata kota Padang dengan konsep KWT hingga saaat ini masih belum maksimal dan terealisasi seluruhnya. Pembenahan wisata butuh investasi, jika mengandalkan pemerintah saja tidak akan kuat, harus diarahkan dan gerakkan pihak ketiga untuk berinvestasi. Di samping itu, Kepala Sub Bagian (Kasubag) Keuangan Dinas Pariwisata Padang A.Fachrur Rozy SY, menjelaskan bahwa anggaran yang masuk tidak mencukupi untuk pariwisata yang ada di Padang. “Tahun 2016 kami mengusulkan dana sekitar 50 Milyar, yang disetujui oleh DPRD hanya 24 Milyar. Pemasukan retribusi di 2016 sekitar 300 juta dengan target 2 Milyar. Dana tersebut tidak mencukupi untuk pariwisata Padang. Tetapi, ada pemasukan dana yang lain kerjasama atau sponsor dalam bentuk kegiatan Dinas Pariwisata seperti Festival Komodo, Festival Siti Nurbaya, Tour de Singkarak, dan lainlain,”paparnya. Selain itu, Medi juga memaparkan dana yang dikeluarkan dinas pariwisata. “Dana yang dibutuhkan untuk penertiban sebanyak 500 juta-an. Dana untuk kebersihan dan keamanan per tahunnya sekitar 1 Milyar. Gaji untuk staf kebersihan sekitar Rp1.100.000 per bulan. Staf kebersihan sebanyak 72 orang untuk area Pantai Air Manis sampai Pantai Jambak. Kalau gaji untuk keamanan sepanjang pantai sekitar Rp1.400.000-Rp2.000.000 per bulan dengan 20 orang personil termasuk TNI, Polri, dan Satpol PP,” katanya. Premanisme, Kebersihan, dan Pedagang Kendala yang dihadapi dalam pembenahan wisata Kota Padang sangat banyak. Diakui Mahyeldi, preman merupakan salah satu kendala yang selama ini kerap menghambat proses pembenahan wisata Kota Padang. Namun, Mahyeldi mengaku tidak ambil pusing dengan hal tersebut. Bahkan untuk menghindari pungutan-pungutan liar dan penyimpangan oleh preman salah satu langkah yang akan diambil Mahyeldi yaitu dengan menerapkan sistem parkir meter di beberapa kawasan, sehingga nantinya pengunjung tidak akan membayar dengan menggunakan uang cash melainkan menggunakan kartu. Sistem keamanan turut ditingkatkan dengan menjalin kerjasama pemerintah daerah dan Kesatuan Keamanan Ketertiban Kota (K4). Salah satu pengunjung Pantai Padang, Sisca Yuliet mengeluhkan masih ada pungutan liar di tempat wisata. “Saat itu, saya bersama teman dudukduduk di taplau. Lalu, datang dua anak kecil meminta uang. Mereka meminta uang toleransi karena mereka menganggap tempat saya duduk merupakan daerah kampungnya,” jelas mahasiswi Jurusan Sosiologi Unand. Bersambung ke halaman 10...


Poling Laporan Utama Genta Andalas Edisi LXIII

S

emenjak tanggal 25 November 2015 pukul 14.30 WIB Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Republik Indonesia Prof. H. Muhammad Nasir, M.Si, Ph.D, resmi melantik Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA sebagai Rektor Universitas Andalas untuk periode 20152019 di Kantor Dirjen Dikti Jakarta. Terdapat tiga tahap pemilihan rektor yaitu tingkat dosen, senat dan kementerian. Di tingkat dosen dan senat, Werry Darta Taifur memeroleh suara terbanyak namun pada putaran ketiga yakni pada tingkat menteri Tafdil berhasil mengungguli suara yaitu dengan memeroleh 51 suara, disusul Werry dengan 40 suara, dan Masrul memeroleh 21 suara. Sebelumnya telah banyak prestasi yang dicapai Unand di bawah kepemimpinan Werry. Unand

U

jian Nasional (UN) merupakan ujian akhir untuk penentuan kelulusan pada suatu tingkat pendidikan baik itu di tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Fenomena yang terus terjadi setiap tahunnya pasca pelaksanaan UN yaitu aksi coret pakaian seragam sekolah dan euphoria iringiringan di jalan. Namun, pada akhir pelaksanaan UN pada 4-6 April lalu, ada hal lain yang menarik perhatian khalayak luas yaitu tersebarnya foto-foto dan video tidak senonoh yang tidak sepantasnya dilakukan kaum elit pendidikan. Masyarakat menilai hal tersebut tidak pantas dilakukan oleh seorang pelajar karena sebagai generasi muda dan penerus bangsa

berakreditasi A dan peringkat delapan UI Green Matric adalah sedikit dari prestasi yang membanggakan sivitas akademika Unand sebagai incumbent. Namun masih ada hal yang belum sempat dicapai oleh Werry, yakni mewujudkan mahasiswa intelektual sebagai pencerminan mahasiswa di kampus Internasional, mengubah status Unand menjadi PT-BH yang seyogyanya merupakan keinginan bersama. Hal ini diharapkan dapat dilanjutkan oleh Tafdil nantinya. Ada empat program utama yang akan difokuskan Unand pada masa kepemimpinan Tafdil lima tahun ke depan, yaitu peningkatan kualifikasi dosen dan level pendidikan dosen, peningkatan program produktivitas dosen dan publikasi artikel jurnal nasional dan internasional. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik (good governance) dan peningkatan program berkualitas serta

prestasi mahasiswa. Hal ini sangat menarik dibahas terkait dengan program yang ingin difokuskan oleh Tafdil. Selama 100 hari lebih, tentunya ada usaha yang telah dilakukan oleh Tafdil sebagai pemimpin Unand saat sekarang ini yang dapat dirasakan oleh mahasiswa Unand. Dilatarbelakangi hal tersebut, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand melalui metode random sampling dengan 250 responden yang terpilih secara accidental. Hasil survei menunjukan 43,72% responden sudah tahu bahwasanya lebih dari 100 hari masa kepemimpinan Tafdil, sebanyak 39,89% responden mengaku baru tahu, dan sebanyak 16,39% responden tidak mengetahui hal tersebut. Hal ini menunjukan mayoritas mahasiswa Unand

mengetahui 100 hari lebih Tafdil Husni menjadi rektor Unand. Sebanyak 20,77% responden mengaku kinerja Tafdil Husni selama lebih 100 hari sudah baik. Namun sebanyak 70,49% responden mengaku belum baik. Alasannya, karena beberapa permasalahan klasik seperti kebersihan, keamanan hingga permasalahan bus kampus yang belum terselesaikan. Selain itu tidak adanya transparansi dalam hal keuangan juga menjadi salah satu alasan kinerja Tafdil dianggap belum baik. Meskipun demikian, sebanyak 8,20% mahasiswa merasa sudah puas dengan kinerja Tafdil Husni selama ini dan mayoritas responden merasa belum puas yakni sebanyak 81,97%. Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi

Fenomena Pasca UN harusnya mencerminkan hal-hal positif, bukannya hal negatif seperti menyebarkan foto dan video tidak senonoh tersebut. Hal ini menarik dibahas terkait mulai lunturnya moral generasi muda seperti hal yang dilakukan beberapa pelajar pasca pelaksanaan UN 2016. Dilatarbelakangi hal tersebut, Divisi penelitian dan pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas melakukan Polling terhadap mahasiswa Unand dengan menggunakan metode random sampling dengan 250 responden yang dipilih secara accidental. Hasil survei menunjukkan sebanyak 83,06% responden yang notabene adalah mahasiswa tidak setuju apabila para pelajar yang berperilaku tidak senonoh ini nantinya menjadi calon mahasiswa. Hal ini disebabkan karena

banyak responden berpendapat bahwa perilaku tidak senonoh beberapa pelajar tersebut tidak mencerminkan kaum terpelajar. Hal tersebut menunjukkan bahwa golongan mahasiswa menjunjung nilai moral ketika akan menjadi kaum elit pendidikan seperti mahasiswa. Namun, sebesar 16,39% responden menyetujui para pelajar tersebut menjadi calon mahasiswa dengan alasan sikap buruk yang mereka miliki bisa saja berubah jika dibina dan diberikan pendidikan moral nantinya. Sebanyak 86,88% responden berpendapat bahwa tindakan pelajar tersebut tidak mencerminkan sosok generasi penerus yang akan menjadi mahasiswa. Sebagian besar responden tersebut berpendapat seharusnya sebagai kaum elit pendidikan tidak berperilaku

memalukan dan melalukan hal yang dapat merusak nilai moral suatu bangsa. Dalam menangani hal tersebut penting melalukan kontrol sosial yang bisa dimulai dari tingkat terkecil dalam masyarakat yakni keluarga. Peran keluarga dinilai sangat penting dan krusial untuk menjadi agent of change yang dapat merubah pola tingkah laku pelajar yang mulai menyimpang tersebut. Ke depanya dengan perhatian penuh keluarga dan lingkungan sosial dalam mengontrol perilaku generasi muda diharapkan dapat membuahkan generasi penerus bangsa yang bisa menjadi panutan juga cerminan suatu bangsa.

Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi


F

Indonesia Butuh SDM untuk Perkembangan Sektor Agroindustri

orum Studi Dinamika Islam dan meningkatnya jumlah penduduk di perlambatan ditahap tertentu dalam (Forstudi) Fakultas Pertanian Indonesia. Sehingga lahan semakin pengembangan pertanian Indonesia, mengadakan saminar nasional yang berkurang dan terjadi peningkatan namun pertanian Indonesia tidak bertemakan “Membangun Raksasa kebutuhan konsumen. “Memang terjadi mengalami kemunduran sebab angka Ekonomi Baru Melalui Industri Berbasis Pertanian”, di Gedung Seminar Perpustakaan Unand Lantai 5, Kamis (21/4). Acara ini mendatangkan Menteri Pertanian Indonesia ke-25 Anton Apriyantono sebagai pemateri. Anton Apriyantono, memaparkan hingga saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh Indonesia merupakan salah satu yang unggul, selain itu Indonesia termasuk penghasil pertanian 10 terbesar di dunia. Namun, dibalik itu semua menurutnya Indonesia masih kalah unggul dari negara lain dalam hal pengolahan bahan mentah. “Kita banyak menghasilkan bahan mentah, namun bahan pangan masih banyak yang diimpor dari negara lain, mari kita buka mata, karena kita punya potensi yang optimal,” tuturnya. Foto: Yori Lebih lanjut, diutarakan bahwa salah satu hal yang menjadi pemasalahan dalam pengembangan pertanian Indonesia yaitu semakin BERBINCANG: Anton Apriyantono (kanan) saat memberikan materi dalam seminar. berkurangnya lahan pertanian yang ada

U

ekspor lebih tinggi daripada impor,” katanya. Selain itu, menurut Anton kehadiran enterpreneur juga dibutuhkan dalam memproduksi dan mengolah bahan mentah menjadi bahan pangan yang menarik dan inovatif. Kemudian hadirnya enterpreneur akan turut membantu dalam meningkatkan ekonomi di Indonesia. “Di negaranegara lain seperti Singapura, meskipun lahan mereka kecil namun pengusaha-pengusaha mereka dapat mengolah bahan-bahan yang ada menjadi olahan menarik dan meningkatkan pendapatan negara. Indonesia boleh bangga sebagai produsen primer, tapi kita tidak bisa mengolahnya, saat ini kita kekurangan SDM yang bisa mengelola dan menggarapnya,” jelas Anton. Sependapat dengan itu, Ketua Umum Forstudi Ananda Syahputra mengatakan bahwa memang ditatanan produksi primer Indonesia unggul, namun tidak bisa mengelolanya secara baik untuk menjadi bahan akhir. “Oleh karenanya kita butuh konsep pertanian yang ideal bagi bangsa Indonesia dan harus ada Inovasi bagi para petani  Yori Indonesia,” harapnya.

SNMPTN 2016 Gunakan Sistem Kuota dan Prestasi Siswa

niversitas Andalas (Unand) berencana menerima mahasiswa baru (Maba) tahun 2016 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dengan menggunakan sistem kuota dan melihat prestasi dari Maba. Hal ini dibenarkan oleh Wakil Rektor (WR) I, Dachriyanus. “Benar jika mahasiswa yang diterima melalui jalur SNMPTN akan dilihat dari nilai rapor, prestasi siswa, dan prestasi sekolah. Hanya saja pada tahun ini mahasiswa yang masuk jalur SNMPTN memakai kuota, berbeda dengan tahun sebelumnya yang tidak memakai kuota,’’ ujarnya. Mengenai hal itu, Dachriyanus menjelaskan sistem kuota tersebut sudah menjadi aturan dari pusat sehingga Unand hanya mengikuti peraturan yang telah dibuat. Selanjutnya, Dachriyanus mengatakan mengenai sistem penerimaan tidak banyak perubahan dari tahun sebelumnya.”Sekarang hanya pihak sekolah saja yang menyeleksi, untuk sekolah tingkat SMA yang

berakreditasi A sebanyak 75 persen siswa yang dibolehkan mendaftar, sedangkan sekolah yang berakreditasi B sekitar 5 persen begitu juga untuk sekolah yang akreditasinya C dan yang belum memiliki akreditasi,’’ jelas WR I saat ditemui di ruangannya. Terkait hal tersebut, Dachriyanus menambahkan pada tahun ini Unand tetap berkomitmen seperti tahun lalu untuk menerima Maba yang hafal Alquran melalui jalur SNMPTN. ‘’Siswa yang hafal Alquran dikategorikan dalam prestasi siswa yang akan menjadi syarat nilai tambahan,’’ katanya. Selanjutnya, Dachriyanus menegaskan bahwa tidak ada program khusus dalam penerimaan Maba yang hafal Alquran. ‘’Sekarang untuk Internasional nilai standar yang diminta pastinya akan lebih tinggi lagi. Sebab prestasi ekstrakurikuler hampir mencapai 30 persen yang menjadi penilaian masuk Perguruan Tinggi. Begitu juga dengan siswa yang hafal 30 juz nilainya akan lebih tinggi,’’ tambahnya.

Menanggapi hal tersebut, mahasiswi Jurusan Psikologi, Fatin mengatakan kebijakan SNMPTN pada tahun ini memiliki sikap positif dan negatif. Dari segi positif menurutnya hal tersebut dapat memperketat persaingan dan menumbuhkan skill yang lebih baik lagi sesuai dengan hasil jerih payah siswa itu sendiri. Sedangkan segi negatif menurutnya dapat memperkecil peluang dan kesempatan bagi sekolah-sekolah yang terletak dipelosok. ‘’Mengingat teman-teman lain yang tinggal dipelosok pasti akan kesulitan untuk masuk Perguruan Tinggi ternama, dan hal itu juga akan meningkatkan jumlah p e n g a n g g u r a n nantinya,” tutupnya Devita, Wati

... Sambungan dari halaman 8

masyarakat, namun bukan berarti Mahyeldi tidak serius dalam menangani hal tersebut terutama yang berlokasi di objek wisata Kota Padang, pasalnya Mahyeldi sempat memberikan punishment bagi warga yang tidak turut menjaga kebersihan kota, terutama para pedagang yang berjualan disekitar objek wisata kota Padang. Oleh sebab itu, Medi menghimbau masyarakat dapat membantu menjaga pariwisata kota Padang. “Harapan saya dari pengunjung mohon jangan buang sampah sembarangan. Dengan tidak membuang sampah sembarangan telah membantu kami memajukan pariwisata kota Padang ini. Bagi generasi muda, saya minta dukungan agar tidak melakukan perilaku yang tidak sesuai norma. Telah banyak sekali penangkapan yang berbuat maksiat di objek wisata padang. Bagi masyarakat lokal mohon dukungannya untuk memberikan kesan nyaman bagi

pengunjung , hentikan kegiatan memalak, memaksa , dan menipu,” pesannya. Di samping itu, Pembenahan Pantai Padang yang semakin enak dipandang memberikan dampak yang tak baik bagi sebagian kalangan. Salah satunya, pedagang yang berada di sepanjang Pantai Padang. Sebelumnya, pedagang mencari nafkah dengan berjualan di kedai mereka di tepi pantai. Namun, akibat pembenahan, mereka dipindahkan ke seberang pantai. Hal ini tak berdampak baik terhadap pendapatan mereka. Salah satunya Surti mengalami penurunan omset yang cukup drastis. “Omset jauh menurun. Biasanya malam minggu dan orang libur bisa dapat 2-3 juta. Sekarang cari 500 ribu aja susah,” ujarnya. Ia menceritakan bahwa kini pengunjung lebih banyak hanya bermain di pantai saja. Sehingga jarang singgah untuk minum ataupun makan. “Kalau

Pengunjung lainnya, Rahma mengaku pernah mengalami kejadian yang sama. ‘’Saat itu saya dan temanteman sedang duduk-duduk, kemudian datang seorang anak kecil meminta uang kepada kami. Sudah kami katakan tidak ada, dia tetap memaksa dan akhirnya saya memberikan ia uang,’’ tuturnya. Menanggapi masalah pungutan liar, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang Medi, mengaku telah memiliki komitmen untuk hal tersebut. “Jika pengunjung kena palak dan bisa membuktikan ia kena palak serta berani melaporkan ke polisi, saya akan mengganti kerugiannya. Jangan sampai yang kena palak menyebarkannya ke media sosial. Karena hal tersebut dapat mencemarkan wisata Kota Padang,” ungkapnya. Selain itu, dari segi kebersihan pembenahan yang dilakukan diakui belum maksimal, terkait dengan kesadaran

dulu, orang-orang sekeluarga suka makan dan minum sambil menikmati pantai. Sambil lihat anak-anak mereka main di pantai ayah-ibunya duduk santai di kedai kami. Tetapi sekarang pengunjung hanya menjadikan pantai sebagai tempat selfie,” ujarnya. Hal ini membuktikan bahwa masih banyak yang perlu di evaluasi dalam inovasi yang telah diwujudkan Walikota Padang. Tidak hanya sekedar melakukan pembaharuan dan menjadikan Kota Padang menjadi Kota Pariwisata yang mampu manarik perhatian wisatawan hingga mancanegara. Perhatian pemerintah terhadap mayarakat kecil pun harus diperhatikan. Pasalnya, pemerintah tidak akan bisa menyempurnakan inovasinya tanpa dukungan masyarakat. Selain itu, kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan pun diperlukan untuk keindahan wisata Kota Padang. (Fanny, Fika, Rina, Yori)


Bermesraan, Satpam Tangkap Pengunjung Unand

B

eberapa pasangan muda-mudi ditangkap Satuan Pengamanan (Satpam) Unand karena bermesraan di gazebo depan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) pada Maret lalu. Menurut paparan Kepala Satpam Unand Muhammad Djamil pada Selasa, (18/4) mengatakan berdasarkan data yang didapat, kebanyakan dari mereka adalah pengunjung dari luar Unand dan merupakan seorang siswa dan mahasiswa. ”Mereka melakukan hal-hal yang tidak enak dipandang,” ujarnya. Hal ini membuat satpam melakukan beberapa penanganan sehingga membuat efek jera agar tidak terulang kembali. Seperti, membuat surat pernyataan, dipanggil, dan dikembalikan ke walinya. Dalam hal ini telah ada aturan tegas yang dibuat, namun tidak berlaku bagi mereka yang berada di luar. “Kita dari pihak kampus tidak bisa langsung keras, sebab akan menimbulkan keributan nantinya,” tuturnya. Selanjutnya, Djamil mengatakan masalah keamanan dan ketertiban di

kampus selalu dipantau atau dipatroli sebanyak empat kali. “Ada empat shift diantaranya pukul 07.30, 10.00, 12.00, dan 15.30 WIB. Hanya saja disaat-saat tertentu mereka tidak terpantau oleh tim patroli Unand,” katanya. Lebih lanjut, Djamil berharap adanya kerjasama dari berbagai pihak untuk memberikan informasi seputar permasalahan tersebut. Terkait hal itu, Rektor Unand Tafdil Husni mengatakan penyalahgunaan yang dilakukan oleh pengunjung luar tersebut dianggap kurang baik. Lebih lanjut, Tafdil menjelaskan tujuan dibangunnya tempat duduk tersebut ialah sebagai tempat beristirahat di waktu senggang bagi mahasiswa atau pengunjung. “Jika ditemukan pelanggaran terhadap penggunaan fasilitas, maka kami dari pihak Unand langsung memberi teguran. Selain itu, pihak Unand juga memantau dan mengerahkan keamanan untuk bertugas,” tuturnya saat ditemui di selasela kesibukkannya.  Devita, Rizka

Pengemis Berkeliaran Resahkan Mahasiswa

M

ahasiswa Unand diresahkan oleh keberadaan pengemis liar yang memasuki gedung perkuliahan. Pasalnya, pengemis dengan keadaan fisik yang terbilang mampu melakukan pekerjaan lain tersebut tidak hanya berkeliaran di gedung perkuliahan. Akan tetapi juga memasuki ruang kelas tanpa seizin dosen yang sedang mengajar saat itu. Akibatnya, proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Mara Hakim, Mahasiswa Teknik Pertanian mengungkapkan ketidaknyamanannya terhadap pengemis tersebut. “Kenyamanan dalam belajar adalah hal yang sangat diidam-idamkan oleh mahasiswa. Sudah tiga kali pengemis saya temui masuk ke kelas tanpa mengacuhkan dosen yang sedang mengajar. Hal ini sangat meresahkan sekali, dan sepertinya pihak Unand tidak cepat tanggap dalam menangani masalah ini,” tuturnya. Sependapat dengan Hakim, Meridayanti Mahasiswa Teknik Pertanian mengatakan bahwa mengemis harus pada

tempatnya. “Boleh mengemis, tapi tahu tempatnya. Ini mahasiswa, masih meminta uang dari orang tua. Tidak masalah bagi mahasiswa yang memiliki uang lebih. Kita mahasiswa tidak mungkin langsung melarangnya untuk tidak mengemis di Unand,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) Unand Muhammad Djamil mengaku belum menerima laporan dari mahasiswa. “Jika pun ada, kami selalu mengambil tindakan untuk melarangnya mengemis di sekitaran kampus,” katanya. Lebih lanjut, Djamil mengatakan jumlah Satpam di Unand terbilang kurang jika harus memantau seluruh kejadian yang ada di Unand sehingga ia berharap kepada mahasiswa serta warga kampus untuk bekerjasama dalam memberi informasi. “Jumlah petugas di Unand yang sedikit tidak mungkin bisa memantau semua hal yang terjadi di kampus,” tuturnya. Devita, Rizka

Parkiran Gedung G Kembali Dibuka

P

Foto: Wita RAMAI : Kendaraan roda dua kembali penuhi parkiran gedung G.

BP-KKN: Belum Ada Kepastian Mengenai Lokasi KKN

K

uliah Kerja Nyata (KKN) 2016 akan dimulai pada 15 Juni mendatang. Sebanyak 4593 mahasiswa yang telah mengikuti enam semester perkuliahan akan disebar ke 148 lokasi di 17 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat. Hingga kini, Badan Pengelola KKN (BPKKN) Unand belum mengumumkan lokasi KKN bagi masing-masing mahasiswa. “Lokasi-lokasi KKN belum rampung. Tentu harus dirampungkan dulu baru diumumkan. Kalau tidak akan susah jadinya,” ujar Ujang Khairul, Ketua BP-KKN saat dihubungi via telepon, Kamis (21/4). Lebih lanjut Ujang mengatakan lokasi KKN reguler akan diumumkan di minggu ke-4 April. Namun katanya, lokasi KKN Tematik Perkebunan telah diumumkan. “Nanti akan dilanjutkan dengan lokasi KKN Reguler, Kebangsaan, kemudian Bilateral,” tuturnya. Selain itu, jadwal KKN tahun ini yaitu tanggal 15 Juni-25 Juli 2016. “Ada tambahan jadwal karena libur Hari Raya

Idul Fitri. Nanti akan dijelaskan pada saat pembekalan KKN,” ujarnya. Jadwal tersebut juga berlaku untuk KKN Tematik dan Bilateral. Sedangkan untuk KKN Kebangsaan akan dilaksankan mulai tanggal 23 Juli mendatang. Terkait pembekalan KKN, Ujang mengatakan mahasiswa akan dibekali dengan delapan topik KKN. “Jadwalnya di awal Mei ini di hari Sabtu dan Minggu selama satu bulan. Satu hari akan membahas satu topik,” tuturnya. Terkait hal itu, Mahasiswa Agroekoteknologi Nisa Irlanda turut mengeluhkan ketidakpastian lokasi KKN hingga saat ini. ‘’Selain itu, saya dan teman-teman juga mengalami kesulitan dalam mengisi daftar KKN. Ketika ingin memasukkan foto ternyata server-nya sudah tidak bisa dibuka sebelum batas pengisian,’’ ujar mahasiswa angkatan 2013 ini. Wati, Wina

arkiran khusus roda dua di gedung perkuliahan G pada akhir Maret lalu kembali dibuka. Dengan demikian kendaraan roda dua milik mahasiswa yang berkuliah di gedung G tidak lagi parkir di lapangan Fakultas Teknik Unand. Kepala Satuan Pengamanan (Satpam) Unand, Muhammad Djamil mengungkapkan alasan dibukanya parkiran tersebut karena beberapa pertimbangan. Diantaranya banyak mahasiswa yang mengeluhkan adanya Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) di parkiran lapangan Fakultas Teknik. Selain itu, lapangan yang terlalu panas, dan tidak adanya atap untuk melindungi kendaraan juga menjadi salah satu acuan dibukanya kembali parkiran tersebut. “Tak hanya itu, lapangan tersebut juga tidak dicor sehingga jika hujan

tanahnya menjadi becek. Maka, parkiran tersebut dipindahkan dan kendaraan roda empat yang di gedung G dipindahkan ke gedung H,” terangnya. Rizki Murni, Mahasiswa Keperawatan berharap dengan dibukanya kembali parkiran tersebut pihak Unand bisa lebih memerhatikan keamanan dengan menambah beberapa sarana dan Sumber Daya Manusia (SDM). “Selama ini belum ada Curanmor di parkiran G karena akses pintu masuk dan keluar cuma satu. Sedangkan parkiran di Teknik banyak jalan keluarnya sehingga pencurian mudah dilakukan. Semoga satpam di Unand bisa ditambah dan dibuat tempat parkir yang aksesnya hanya satu jalur agar tindakan pencurian tidak terjadi lagi,” harap mahasiswa angkatan 2013 ini. Nite, Yori

XL Future Leaders, Lahirkan Pemimpin Berkompeten

P

T XL Axiata Tbk terus mengembangkan sejumlah aktivitas dalam payung program XL Future Leaders (XLFL) di tahun 2016. Salah satu inisiatif yang segera dilaksanakan adalah menggelar kompetisi bernama “Smart Digitalize Your City” di sejumlah Kota di Indonesia, dan untuk pertama kalinya hadir di Unand melakukan Mini Roadshow XLFL Selasa, (19/4). Fasilitator XLFL Dwi Kartika Sari, mengatakan program XLFL bertujuan untuk mengembangkan potensi sebagai pemberdayaan sosok-sosok muda terbaik Indonesia yang akan menjadi pemimpin masa depan dan bersaing di dunia global. Lebih Lanjut, perempuan yang akrab disapa Dede ini mengatakan fokus program ini pada pengajaran soft skill. Menurutnya, soft skill sangat dibutuhkan perusahaan ketika menerima mahasiswa. “Dari hasil research itu, XL membuat training XLFL yang memiliki tiga fokus utama yaitu active communication, managing change, interpreneurship and innovation,” tuturnya saat menyampaikan materi di Perpustakaan Pusat lantai 5.

Selanjutnya, Dede menjelaskan orang-orang yang lulus XLFL akan menjadi pribadi mandiri, menjadi seorang pekerja kelas atas yang memiliki inisiatif tinggi sehingga target hidup lebih teratur. “Mereka bukan lagi mahasiswa yang harus bingung setelah kelulusan yang penting dapat kerja, tetapi mereka diberi tools yang seolah-olah sudah tahu nantinya mau bekerja apa dan dimana. Hal ini tentunya dapat mengurangi masalah pemerintah terkait pengangguran,” tuturnya. Selain itu, mahasiswa Ilmu Hukum Muhammad Nasir mengaku acara tersebut dapat memberi motivasi untuk menjadi seorang pemimpin. “Melalui mini roadshow ini memberi motivasi lebih besar terhadap mahasiswa khususnya yang hadir. Indonesia sebagai negara berkembang masih kekurangan pemimpin yang kompeten dan berkualitas. Harapannya XLFL menjadi salah satu wadah yang tepat untuk mengasah skill leadership, sehingga akan lahir calon-calon pemimpin di masa depan,” harapnya.  Devita, Risesa


AYU LESTARI HISNA NATRIA HILDA (PEMIMPIN UMUM) (SEKRETARIS UMUM) “Aduh”, merupakan kata Cewek yang biasa yang sering diucapkan dipanggil kak PU ini Sekum ketika kakinya adalah seorang pemimpin sering menyentuh yang tenang namun barang yang sudah tegas, bijak dan pemberi memang pada solusi yang tepat bagi tempatnya. Cewek yang anggota. Cewek asal dikenal dengan sebutan pariaman ini juga “na na na” ini menjadi memiliki hobi memasak bahan bully-an warga dan mencoba sesuatu sekre akibat kegajeannya yang baru. MUHAMMAD ARIF (PEMIMPIN REDAKSI) Lelaki yang bertempramen tinggi ini sebenarnya memiliki sifat humoris dan asik diajak b e r g u r a u . ketegasannya patut diacungi jempol dalam memimpin redaksi. PERI IRAWAN(REDAKTUR PELAKSANA)

TEJA ALONE(PEMIMPIN PERUSAHAAN) Cewek yang dikenal ‘’Baperan’’ ini memiliki sikap yang tegas dan mampu membuat orang terfokus ketika dia berbicara. Reporter liputan video ini begitu handal dalam urusan negosiasi untuk dana cetak tabloid dan mencari iklan. CHINTIA LESTARI (ADMIN & FINANCE)

Layaknya seorang tukang kredit, ia selalu menagih isi rubrik pada kru genta saat proses pembuatan tabloid. cowok yang akrab disapa ‘’Daper’’ ini memiliki banyak fans wanita di genta.

Cekatan dan handal dalam mengedit liputan merupakan keahlian cewek asal Payakumbuh ini. ia juga sosok yang pengertian dan selalu sabar dalam bekerja. Tak heran jika Pimred Genta jatuh hati padanya. GUSRANIL FITRI (REDAKTUR) Mendekati kulit seperti orang orang albino adalah ciri khas cewek yang akrab disapa “Amoy” ini. Cewek tomboi berlipstik nyala ini berasal dari Jurusan Ilmu Politik dan memiliki jiwa kritis dalam setiap diskusi.

Berbicara mengenai buku, sangat tepat dengan gadis yang satu ini. hal itu membuat ia memiliki wawasan yang luas. seringnya ia menginap disekre, membuat kru genta menobatkannya sebagai “penghuni setia sekre”.

LAILATUL ZUHRI I. (PEMIMPIN PRODUKSI) CLARA OCTARIA RIJA (PEMIMPIN LITBANG) Gadis yang selalu Cewek ini merupakan menjadi pemecah seorang yang suasana dengan perfeksional dan memiliki suaranya yang merdu banyak fans cowok di dan membuat kru lingkungan PKM . ia terhibur. Bersamanya, selalu menjunjung tinggi segala permasalahan ketepatan deadline yang kami hadapi di dalam bekerja. Genta dapat terselesaikan. QAMARUL HADI(PSDM)

SUCI RAMADHANTY (KEPALA LAYOUTER)

Mukanya yang ganteng tidak sesuai dengan kisah cintanya yang selalu ditikung. tetapi ia memiliki kepedulian tinggi dan selalu ada untuk para wanita genta.

Cewek berkacamata asal Bukit Tinggi ini sangat detail dalam segala hal. Ia yang pandai menciptakan keharuan ini selalu menjadikan suasana sekre menjadi melow.

Suaranya yang merdu membuat hati tenang ketikamendengarnya. “ayam” begitu ia akrab disapa ini pecinta korea. Cewek asal Agam ini memiliki kehalian dalam menggambar dan mendesain baju.

LIZSA EGEHAM (KOOR LIPUTAN) ZIKRA DELVIRA (BISNIS PERIKLANAN) ‘’Lembung’’ gelarnya. Cewek muslimah satu L.E panggilannya, ia ini begitu open minded. selalu membuat Memiliki sikap yang suasana sekre kritis dan bergetar dengan kepiawaiannya dalam tawanya yang mencari iklan patut menggelegar. Rasa untuk diacungkan setia kawan dan jempol. kepeduliannya sesama anggota membuat kami merasa nyaman. PUTRI RAMADANI (MARKETING & PROMOSI) ADHA GIVA SAKINAH (KOOR LIPUTAN)

ANESTIA BERLIANDA (BENDAHARA UMUM)

TANIA DIAN PUTRI (LAYOUTER)

ULLY SAPUTRI (EVENT ORGANIZER) Cewek yang piawai dalam menghandle acara dan terkadang membuat ia terkesan sibuk sendiri. ia juga dikenal lincah dalam segala hal sehingga membuat ia terlihat pintar dan elegan.

Wajah yang flat adalah ciri khasnya ketika panik. ia juga memiliki sifat tidak tega jika melihat temannya menderita dan bertanggungjawab.

YORI ANDRIANI (KEPALA DESAINER GRAFIS)

‘’Dedek Uthi’’ begitulah panggilan imut cewek jurusan Ilmu Politik ini memiliki hobi memasak dan tak jarang membuat kru Genta tidak kekurangan gizi.

LITA MAYLANI (RISET & SURVEI) Cewek ini dikenal pintar dalam menganalisis survei di tabloid. ia juga memiliki sikap kritis dan membuat orang terkesima akan penjelasan-penjelasan yang dilontarkannya.

Psikolog genta satu ini mampu melahirkan d e s a i n - d e s a i n spektakuler dalam waktu sekejap. Cewek ini dapat membaca karakter orang dan sangat nyaman diajak bercerita. RAFIKA S

GITA PUSPITA (SIRKULASI) ‘’Kamek’’ menjadi panggilan tetap bagi cewek ini. perawakannya yang kecil tidak sesuai dengan tawanya yang besar.

FAISAL WAFIQ ZAKIY (DESAINER GRAFIS) Meskipun pendiam, ialah orang dibalik kerennya perwajahan w e b s i t e gentaandalas.com. Keahliannya di bidang IT membuat dia pernah diundang khusus oleh Wikimedia.

RAFIKA SURYA BONO (REDAKTUR) Cewek yang suka ngehedon di Roi’s resto (kadai ni roih) ini piawai dalam merangkai kata. ia mampu membuat orang terhanyut dengan sajaksajak puitis yang dibuatnya. tetapi, kepuitisannya sangat bertolakbelakang dengan pribadinya yang kritis dan keras kepala.

Anggota

Wati

Devi

Fanny

Rizka

Nite

Risesa

Rina

Wita

Syinta

Ikhlas

Wina

Annisa


U

Komunitas Receh, Kekuatan Memberi untuk Anak-anak Bangsa

ang receh merupakan pecahan uang kecil yang mungkin dianggap merepotkan untuk dibawa-bawa oleh sebagian orang. Biasanya, uang receh diterima saat seseorang atau sekelompok orang menerima kembalian dari tempat belanja atau makan. Ada orang yang menolak uang kembalian, ada juga yang menerimanya namun dibiarkan berceceran di dompet, tas, dan tempattempat yang rentan sehingga tidak sadar kalau sampai hilang. Padahal, jika dikumpulkan uang receh tersebut bisa berjumlah banyak dan dapat dirasakan manfaatnya meskipun bernilai kecil. Untuk mendukung pengelolaan uang receh agar tak tidak terbuang, maka saat ini telah hadir sebuah komunitas receh di wilayah Sumatera Barat. Komunitas ini terbentuk oleh enam orang mahasiswa yang sedang mengikuti pelatihan beasiswa di Bandung. Keenam mahasiswa tersebut ialah mahasiswa dari UGM, Unud, Universitas Mulawarman, Universitas Samratulangi Sulawesi, dan Universitas Undana di Kupang. Keenam mahasiswa ini mendapatkan materi pelatihan mengenai kekuatan memberi. Dari pelatihan tersebut, mereka tergerak untuk membuat gerakan yang bisa diberikan untuk bangsa dan anak-anak Indonesia yang dilatarbelakangi receh banyak tidak digunakan dan terbuang begitu saja dan alangkah baiknya disumbangkan untuk pendidikan dan kegiatan sosial di Indonesia. Pendiri dari Komunitas receh tersebut ialah Andre Rianda. Andre merupakan mahasiswa Agroekoteknologi angkatan 2012 Universitas Andalas. Komunitas Receh didirikan pada tanggal 8 Oktober 2015 di Bandung. “Saya mendirikan komunitas receh ini didasarkan atas inisiatif sendiri. Kemudian, bekerja sama dengan temanteman yang punya jiwa relawan,” paparnya. Komunitas receh ini memiliki empat bidang, yakni bidang Humas, Desain, PSDM, dan logistik. Masingmasing bidang memiliki fungsi yang berbeda-berbeda namun tetap pada tujuan yang sama yakni mensejahterakan anak-anak bangsa. Kegiatan yang pernah dilakukan Komunitas Receh seperti mengunjungi

Sekolah Dasar (SD) untuk menanamkan semangat menabung sejak dini ke anakanak. Hal menarik lainnya yang dilakukan Komunitas Receh yaitu penggalangan dana dan buku. Di sumbar sendiri, komunitas Receh telah melakukan kegiatan tersebut sekali yaitu di daerah

tersebut ialah agar anak-anak Indonesia bisa bersekolah dengan aman dan nyaman, tidak malu ke sekolah karena banyak yang tidak punya sepatu, tas sekolah dan perlengkapan sekolah lainnya,serta memotivasi mereka untuk menggapai cita-cita setinggi-tingginya.

Foto : Dok. Pribadi ANTUSIAS: Anggota KRI ajari anak-anak menabung sejak dini. batu Busuk, Padang, Sumatera Barat (Sumbar). Program yang dijalankan Komunitas Receh berkaitan dengan kegiatan sosial semacam menghadirkan mentor untuk memberikan semangat menabung sejak dini kepada anak-anak. Hal tersebut dilakukan karena pada zaman sekarang anak-anak Indonesia terlalu konsumtif dan sudah saatnya anak-anak Indonesia harus berhemat dan lebih produktif. Yang kedua, Positif Fighter. Dalam hal ini Kamunitas Receh mencari receh dan donasi ke orang-orang dan bertemu dengan masyarakat luas dengan turun langsung ke lapangan. Yang ketiga, bekerja sama dengan perorangan, cafe atau perusahaan yang nantinya hasil kerja sama tersebut digunakan untuk mengunjungi sekolahsekolah. Yang keempat, baru pemberian donasi ke anak-anak yang membutuhkan. Harapan dari beberapa program

“Kami Komunitas Receh Indonesia menggerakan anak muda untuk menjadi relawannya. Hal tersebut dilakukan agar semua anak-anak Indonesia bisa bersekolah dan menjadi anak muda yang tidak konsumtif tapi produktif dan semangat bersekolah,” jelas Andra. Satu hal yang lagi perlu diapresiasi dari komunitas ini yaitu komunitas ini tidak mencari prestasi dari setiap hal yang dilakukannya, mereka hanya ingin memberikan sesuatu untuk bangsa ini. “Ini yang menjadi penguat kami sebelum meninggalkan semua ini, ada yang kami tinggalkan untuk bangsa,” katanya. Selain itu, Andre mengatakan banyak hal menarik yang dapat dilakukan selama berkecimpung di Komunitas receh. Salah satunya saat melakukan kegiatan pembuatan celengan dan semangat menabung di SD. “Kami yang latar belakangnya bukan pengajar, tidak

menyangka akan menghadapi anak-anak yang sedikit susah untuk diatur, namun karena semangat yang menggelora dari kami para relawan, akhirnya kami bisa meluluhkan anak-anak tersebut dan membuat mereka nurut. Hal tersebut sangat menyenangkan dan tak terlupakan,” cerita Andre. Target Komunitas Receh ke depan ialah mencari 1000 followers instagram di setiap region yang ada dan sampai bulan Mei masing-masing region sudah menjalankan minimal tiga projek. Followers dijadikan sebagai target karena mereka ingin memberikan semangat anak muda ini kepada orang banyak yang memiliki semangat untuk menjadi relawan. Sistem perekrutan mahasiswa untuk bergabung di Oprec tergolong mudah. Saat ini, Komunitas receh telah melakukan Open Recruitmen (Oprec) batch pertama dan dipilih setelah mengisi formulir dan wawancara. Dalam Oprec batch pertama ini, Komunitas Receh memilih relawan untuk Komunitas Receh Region Sumbar. Ternyata Oprec ini bukan hanya untuk Sumbar, tetapi juga terbuka untuk seluruh mahasiswa yang ada diluar Sumbar seperti, Aceh, Meda, Bali dan Semarang. “Untuk sekarang masih Oprec Batch pertama, nanti bakal buka lagi Oprec Batch kedua dan masing-masing batch harus melakukan sesuatu kegitatan sosial, baik ke sekolah, panti asuhan, dan masyarakat. Info Oprec-nya ada di instagram,” jelas Andra. Saat ini sudah ada 24 orang anggota Komunitas Receh di sumbar, yakni enam orang anggota PSDM, 6 orang anggota Humas, 6 orang anggota Logistik, 3 orang anggota Desain dan 3 lainnya anggota ini yaitu ketua, sekretaris dan bendahara. Agenda tahunan yang diadakan komunitas receh yaitu kegiatan sosial serentak se Indonesia dan Musyawarah nasional (Munas). Kegiatan tersebut akan diadakan pada ulang tahun Komunitas Receh pada 8 Oktober 2016 nanti. Ke depannya, Andre berharap semua anak muda bisa sama peduli dengan pendidikan Indonesia dan sosial. Rizka


Entrepreneurship untuk Kemaslahatan Oleh : Hafiz Rahman, SE., Msbs, Ph.D*

P

andangan klasik yang berlaku dalam konsep bisnis dan manajemen menyatakan bahwa tujuan bisnis semata hanyalah untuk mencapai laba sebesar-besarnya yang dapat dipertahankan dalam jangka waktu panjang. Pandangan ini terbawa dalam konsepsi, kebijakan, strategi dan praktik bisnis yang dijalankan pengusaha sehingga bisnis yang dilaksanakan cenderung lebih mementingkan pencapaian diri pribadi pengusaha. Pencapaian laba, status sosial, gengsi, kesejahteraan finansial dan hubungan sosial cenderung difokuskan pengusaha hanya untuk kepentingan pribadi dan usaha yang dijalankan. Motif berbisnis cenderung bersifat materialistik, sedangkan motif-motif kemaslahatan hanya memperoleh porsi yang amat kecil (terkadang bisa dibilang tidak ada sama sekali). Berbagai fakta menunjukkan bahwa praktik bisnis yang seperti ini justru menjadi sebuah ‘penyakit’ bagi seorang pengusaha. Pengusaha cenderung menghalalkan semua cara untuk mencapai tujuan usaha, menabrak aturan-aturan yang ada, tidak memedulikan norma dan etika dalam berbisnis dan yang terparah, mengeksploitasi sumber daya secara tidak terkendali. Pembiaran ataupun sikap permisif terhadap hal-hal seperti ini dikhawatirkan dapat menjadi karakteristik personal pengusaha sehingga upaya untuk mengimplementasikan konsep bisnis yang bertanggung jawab/responsible business terhadap masyarakat sekitar tempat usaha, lingkungan dan tenaga kerja menjadi sebuah hal yang menjadi ... sambungan halaman 7 mudah melalui tanjakan jalan. Rasa cemas pun meningkat mengingat jika terjadi hujan maka kami akan terjebak. Atau jika terjadi sesuatu pada motor, itu akan menjadi masalah besar karena susah keluar. Roda sepeda motor terus berputar begitu pun dengan jarum jam yang melingkar ditangan. Tanjakan demi tanjakan kami lalui. Jalanan berlobang kami lewati. Tiupan angin yang menerpa wajah membuat saya semakin bergairah untuk secepat mungkin sampai di tempat yang dinanti. Udara sejuk, jauh dari kebisingan kala itu membuat hati seketika damai. Tak jauh dari lokasi, kami pun dihentikan oleh seorang warga. “Parkir di sana, Dek. Rp3000 per motor,” ujarnya sambil menunjuk sebuah halaman rumah di sebelah kiri kami. Kami pun membayar Rp6000 namun tidak parkir ditempat yang diarahkan, karena akan membuat kami berjalan beberapa meter lagi. Kami pun parkir

angan-angan. Hal ini berimbas secara langsung maupun tidak langsung, pada terciptanya praktik bisnis tidak sehat dan tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh pengusaha. Pada satu sisi, kita memahami bahwa tujuan pengusaha dan perusahaan adalah untuk mencetak laba dan mempertahankan operasi dalam jangka panjang – sehingga untuk itu perusahaan akan memaksimalkan setiap sumberdaya yang ada disekelilingnya seefektif dan seefisien mungkin. Namun, disisi lain tentunya pelaksanaan praktik bisnis yang dijalankan perusahaan dan pengusaha hendaknya juga mempertimbangkan kemaslahatan baik kemaslahatan lingkungan sosial maupun lingkungan alam. Perusahaan dan pengusaha juga harus memerhatikan dan peduli terhadap lingkungan sosial dan alam tempatnya beroperasi. Tanpa itu semua dikhawatirkan praktik bisnis tak sehat dan tak bertanggung jawab tetap akan berlangsung dalam jangka waktu lama. Pertanyaan yang kemudian mengemuka, secara konseptual – bagaimana sebaiknya konsep dan praktik kewirausahaan yang dapat menjamin kemaslahatan bagi lingkungan sosial dan lingkungan? Ini menarik untuk kita pikirkan dan diskusikan bersama mengingat arah pelaksanaan bisnis saat ini sangat kental dengan unsur-unsur sustainable business operation/praktik bisnis berkelanjutan, yang juga menjadi agenda bersama seluruh negara di dunia. Pilihan konsep dan praktik kewirausahaan dalam bentuk social entrepreneurship, ecopreneurship dan spiritual entrepreneurship merupakan beberapa konsep dan praktik yang dapat dipilih perusahaan dan pengusaha untuk membuktikan kepedulian terhadap lingkungan sosial dan alam disekitar daerah operasi mereka. Social entrepreneurship merupakan salah satu konsep dan praktik yang sedang berkembang cukup pesat dalam disiplin ilmu kewirausahaan. Perkembangan bidang ilmu ini tidak terlepas dari adanya fakta dan motivasi anggota masyarakat maupun pemangku kepentingan bahwa proses berwirausaha tidak dapat dilepaskan dari perlunya perhatian dan kepedulian terhadap lingkungan sosial, baik kemanusiaan, lingkungan alam, ketenagakerjaan dan sebagainya. Dalam konsepnya, social entrepreneurship merupakan sebuah bidang dan kajian ilmu kewirausahaan yang berhubungan erat dengan upaya untuk menghubungkan dan memadukan

aktivitas usaha yang dilakukan seorang wirausahawan dalam rangka mencapai tujuan akhir berupa penciptaan dan peningkatan nilai-nilai sosial – sehingga dalam praktiknya, social entrepreneur seringkali bertindak dan berusaha tanpa memikirkan keuntungan pribadi. Dengan demikian, social entrepreneurship memiliki 2 (dua) orientasi penting dalam pelaksanaan aktivitasnya, yaitu: (a) solusi berkelanjutan terhadap masalah yang dihadapi lingkungan sosial dan alam dan (b) keuntungan berkelanjutan yang dapat dinikmati oleh organisasi milik social entrepreneur. Kedua orientasi ini biasanya akan selalu ditemukan dan saling melengkapi dalam setiap pelaksanaan aktivitas social entrepreneurship yang penulis yakini merupakan satu bagian terpenting dalam upaya mencapai entrepreneurship untuk kemaslahatan. Upaya untuk mengadopsi prinsip pengelolaan usaha bertanggungjawab yang berorientasi lingkungan pada beberapa tahun belakangan telah membawa dampak positif berupa adanya kesempatan bagi wirausahawan untuk dapat berwirausaha dalam beberapa bidang yang terkait dengan kepedulian terhadap lingkungan. Menurut Schaper (2002), ecopreneurship merupakan irisan dari bahasan entrepreneurship dan studi tentang sustainability/keberlanjutan. Dari irisan kedua bidang ilmu tersebut, bidang kajian ecopreneurship selanjutnya akan memiliki topik inti dalam bidang berikut: (a) eco-innovation, (b) ecoopportunity dan (c) eco-committment. Dalam arti yang lebih luas, ecopreneurship dapat diartikan sebagai sebuah langkah inovatif, berorientasi pasar dan secara sukarela dilakukan oleh perusahaan dan pengusaha untuk membentuk nilai-nilai melalui inovasi dan produk-produk berbasis kepedulian pada lingkungan. Salah satu hal yang membedakan ecopreneurship dengan entrepreneurship lainnya adalah keberadaan komitmen dari wirausahawan untuk melakukan operasi usaha/bisnisnya dengan berorientasi pada lingkungan. Ini kemudian dapat dijadikan dasar bagi wirausahawan tersebut untuk melakukan inovasi-inovasi berbasis lingkungan dengan memanfaatkan survei dan studistudi yang memperlihatkan adanya peluang dalam memproduksi produk yang ramah lingkungan. Ecopreneurship lebih lanjut memiliki karakteristik dimana aspek fundamental dari kegiatan wirausaha dan hal-hal yang berkaitan dengan sistem

manajemen dan prosedur teknis tidak begitu diperhatikan, akan tetapi fokus lebih diberikan pada inisiatif personal dan skill wirausahawan yang berhubungan dengan inovasi lingkungan untuk mencapai kesuksesan dalam menguasai pasar. Dengan demikian, seorang ecopreneurs lebih memusatkan perhatiannya pada upaya melakukan usaha dengan berpedoman pada aspek lingkungan sebagai salah satu bentuk kepedulian. Konsep dan praktik spiritual entrepreneurship bermula kesadaran para pengusaha yang jenuh dan turut merasakan dampak merugikan dari pelaksanaan usaha yang semata hanya dilakukan dengan berdasarkan profit motives/motif untuk mencapai laba semata. Hal ini dengan sendirinya menimbulkan ketidakpedulian terhadap berbagai aspek yang terdampak dari pelaksanaan sebuah usaha, seperti manusia, lingkungan, kepedulian sosial, dan sebagainya. Spiritual entrepreneurship meyakini bahwa praktik bisnis yang sehat akan dapat dicapai jika wirausahawan terlebih dahulu telah memiliki landasan, pondasi, dan pedoman serta norma-norma spiritual dan keagamaan sebagai rambu-rambu penting dalam pelaksanaan bisnis yang digelutinya. Lebih lanjut, juga diyakini bahwa kekuatan spiritual dan keagamaan seorang individu akan makin bertambah jika ia melakukan dan mengaplikasikan hal-hal tertentu sesuai dengan apa yang diyakininya dalam kehidupan sehari-hari, dalam hal ini pada bisnis yang dilakukannya. Kekuatan spiritual dan dedikasi terhadap keagamaan tersebut juga akan makin bertambah seiring dengan kemauan dan keinginan pengusaha untuk secara sadar memberikan sebagian dari laba usaha yang diperolehnya untuk kemajuan kegiatan keagamaan yang dianutnya. Diharapkan, dimasa depan akan semakin banyak pengusaha dan perusahaan yang memiliki kemaslahatan sebagai salah satu orientasi bisnis mereka – sehingga, keuntungan dan manfaat tidak hanya dirasakan oleh pengusaha dan perusahaan saja, akan tetapi juga lingkungan sosial dan alam tempat operasi mereka. Semoga.

tepat pada posko terakhir. Di sana tertulis “Ngungun Saok. Rp3000 per kepala”. Kami pun kembali merogoh kocek. Rasa bahagia penuh haru saat tersadar ‘’keindahan tersembunyi’’ kota Padang telah berada di depan mata. Akan tetapi, perjuangan kami untuk mencapai air terjun belum berakhir, kami harus menuruni bukit. Saya pun semakin semangat ketika mendengar pekikikanpekikan dan suara gemercik air terjun yang seakan mengajak saya untuk bermain bersamanya. Kemiringan jalan yang hampir 80 derajat tak membuat saya ragu untuk terus melaju. Meski harus memegang akar pohon, ataupun tali yang sudah disediakan oleh pemuda untuk mempermudah pengunjung turun. Sesampainya di Ngungun Saok, saya langsung berteriak. Takjub melihat genangan dan buliran air berwarna hijau yang dikelilingi oleh batu-batu raksasa yang menyerupai tebing. Airnya yang jernih membuat batu di dalam air tersebut terlihat jelas. Belum lagi air terjun yang jatuh mengikis-ngikis batu menyisakan gemercik.

Setengah tak percaya, inilah ‘’keindahan tersembunyi’’ di dalam bukit yang menyimpan ‘surga’ dunia. Tidak ingin menyia-nyiakan waktu, saya pun langsung mengganti pakaian di tempat yang sudah tersedia. Namun, untuk menuju ‘kolam’ yang diapit oleh dua batu besar, kami harus berjalan dan melompat dari batu ke batu yang cukup lebar. Jika langkah tak cukup besar, maka akan jatuh dan disambut oleh bebatuan. Maka perlu keberanian dan keyakinan untuk melakukannya. Tidak hanya itu, lagi-lagi adrenalin kami pun terpacu ketika harus turun dari batu besar tersebut dengan menggunakan tali. Barulah setelah melalui perjalan panjang, saya bisa menenggelamkan diri dalam kesejukan genangan air. Tapi tunggu dulu. Perjalanan tak berhenti di air terjun ini. Karena ternyata air terjun yang dimaksud tidak sama dengan Ngungun Saok. Untuk sampai di Ngungun Saok, kami harus berjalan di atas batubatu besar yang licin. Terpeleset sedikit saja akan ‘disambut’ oleh batu lainnya.

Setelah berhasil berjalan di atas batu-batu besar yang licin, barulah sampai di Ngungun Saok yang sebenarnya. Sesuai namanya, tampak batu yang menutup aliran air sehingga menghasilkan bunyi yang mendengung. Airnya sekilas terlihat seperti ribuan jambrud kebiru-biruan yang meleleh karena sang bola api di atas sana. Udara yang sejuk membuatmu lupa cara berebut oksigen dengan manusia di luar sana. Batu-batu besar nan tinggi itu seperti sengaja memeluk cairan kebiruan tadi dan menjaganya. Ah, ini terlalu labay. Tapi tidak begitu berlebihan sebagai pujian untuk lukisan Tuhan yang bisa kita datangi kapan saja tanpa merogoh ratusan rupiah. Setelah bermain bersama air, kami pun pulang dengan otak dan hati yang fresh. Terkadang kita harus pulang ke alam untuk menghilangkan sejuta kesuntukkan. *Penulis Merupakan Mahasiswi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Andalas

*Penulis merupakan dosen dan peneliti bidang kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas


Menguji Eksistensi Adat Oleh: Antoni Putra*

S

umatera Barat atau yang dikenal dengan sebutan Ranah Minang merupakan daerah nan elok dengan filosofi adat yang kuat. Sumatera Barat merupakan daerah yang berpegang teguh kepada adat dengan mayoritas penduduknya beragama Islam sehingga masyarakat Minangkabau selalu menjunjung tinggi nilai keislaman yang ada sejak dahulu kala. Hal ini terbukti dengan pepatah adat “Adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah; Syarak mangato, adat mamakai; Syarak batalanjang, adat basampiang”. Arti dari petatah petitih adat tersebut adalah: adat bersendikan kepada syariat, sementara syariat bersendikan kepada Al-Quran; syariat sebagai aturan yang dipedomani, kemudian adat akan melaksanakan aturan itu. Dari filosofi adat tersebut tergambarlah bahwa Minangkabau memiliki penduduk yang ramah serta memegang teguh nilai-nilai keagamaan. Jauh sebelum Islam masuk, Nenek moyang orang Minangkabau telah menerapkan hukum berdasarkan apa yang seharusnya, dengan menjadikan alam sebagai guru. Hal ini tergambar dari pepatah adat yang berbunyi “Alam takambang jadi guru”.

Dilain sisi, tujuan yang ingin dicapai oleh Nenek moyang orang Minangkabau adalah masyarakat yang damai, aman, dan selalu dalam naungan ampunan Tuhan. Seperti pepatah adat yang mengatakan “Bumi sanang, padi manjadi, taranak bakambang biak”. Pepatah ini merupakan gambaran dari tujuan yang hendak dicapai yaitu kesejahteraan. Masyarakat Minangkabau “Beradat”. Adat berlaku abadi bagi seluruh masyarakatnya, seperti pepatah adat yang berbunyi “Indak lakang dek paneh, Indak lapuak dek ujan”. Oleh karena itu, sudah sepantasnya bila segenap masyarakat Minang memahami adatnya sendiri. Namun apa yang terjadi disaat ini sungguh memprihatinkan. Masyarakat yang sejak dahulu terkenal dengan istilah “beradat” kini mulai kehilangan jati diri sebagai masyarakat yang menjunjung tinggi adat Minangkabau. Hal ini berdampak kepada kerusakan moral generasi muda yang sejatinya akan menjadi penerus dari sisilah kehidupan Minangkabau dengan adatnya. Masyarakat yang ramah dengan budaya tolong menolong kini mulai tak tampak lagi. Bahkan ketidakpedulian antar sesama semakin menjadi-jadi. Generasi muda tak lagi mengindahkan nilai-nilai kesopanan yang selama ini menjadi salah satu filosofi adat yang dipatuhi dalam kehidupan. Istilah “Kato nan ampek” tidak lagi dipedomani dan menjadi patokan hidup masyarakat Minangkabau. Akibatnya ajaran adat nan ampek, yaitu raso, pareso, malu, jo sopan, mulai ditinggalkan. Sehingga terjadilah kerusakan moral yang sangat biasa di Ranah Minang. Hal ini ditenggarai oleh pengeroposan budaya, sehingga yang dipraktikan oleh orang-orang Minangkabau terhadap adat hanya kulitkulitnya saja. Kemudian secara garis besar, penyebab terkesampingkannya adat Minangkabau dilatarbelakangi oleh

beberapa hal. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: Pertama, tayangan Televisi (TV) yang menjebak. Seperti kita ketahui bersama-sama, sebahagian besar program yang ditayangkan TV tidak sesuai dengan nilai moral yang berlaku. Mengesampingkan norma kesopanan dan agama, sehingga para perempuan dengan santainya mempertontonkan aurat yang seharusnya tidak menjadi tontonan publik. Dalam hal ini, perempuan dijadikan sebagai pemancing nafsu kaum pria. Kemudian tontonan yang disajikan seringkali hanya memberikan edukasi negatif terhadap penonton, terutama anak-anak. Banyak program TV yang bila ditonton oleh anak-anak akan memberikan dampak buruk terhadap perkembangan mental mereka, sehingga anak-anak akan dewasa bukan pada waktunya. Kedua, investasi besar-besaran. Investasi yang masuk ke Ranah Minang sering kali merusak tatanan adat yang selama ini dijunjung tinggi. Seperti pemberian izin lahan perkebunan dan pertambangan sering kali mengabaikan eksistensi hak ulayat yang seharusnya menjadi milik masyarakat adat. Keinginan Investor untuk melakukan investasi selalu berjalan seperti apa yang mereka inginkan, namun merugikan masyarakat. Sebab Niniak Mamak sejatinya merupakan orang yang ditinggikan seranting dalam adat Minangkabau, sekaligus orang yang menguasai hak ulayat suatu kaum. Namun, seringkali memutuskan secara sepihak pemberian izin perkebunan. Akibat dari itu, masyarakat adat tak sedikit yang harus meninggalkan tanah kelahirannya, karena tanah ulayat yang selama ini menjadi urat nadi mata pencaharian mereka telah dirampas para pengusaha. Kemudian tak sedikit pula masyarakat harus bekerja menjadi buruh perkebunan atau pergi merantau untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Tak jarang hal ini menimbulkan perpecahan dalam kaum sehingga adat sudah pasti terkesampingkan. Ketiga, Politik yang menimbulkan perpecahan. Adat Minangkabau yang mengajarkan untuk mengedepankan asas kekeluargaan

melalui musyawarah dalam mengambil keputusan kini telah berubah menjadi pemilihan umum. Hal ini telah menyebabkan haluan hidup masyarakat tidak lagi menjadikan musyawarah untuk mencapai tujuan, melainkan persaingan politiklah yang utama. Perpolitikan yang dibawa oleh partai politik sering kali menyebabkan perpecahan dikalangan masyarakat. Tidak ada lagi kata sepakat, yang ada saling tuding satu sama lain. Akibatnya terbentuklah kelompok pendukung yang akan membela mati-matian aktor politik yang didukungnya. Dalam hal ini tentu akan menyebabkan rasa kekeluargaan semakin memudar. Sebab sudah pasti merasa tidak bersaudara lagi karena berlain pemahaman. Hal ini tentu bertentangan dengan adat Minangkabau. Sebab adat menghendaki untuk mencapai suatu tujuan yang menyangkut masyarakat banyak harus melalui musyawarah. Dalam musyawarah perbedaan pendapat hal biasa, tetapi tidak akan menimbulkan perpecahan, sebab kata sepakatlah yang dicari. Sementara hal tersebut tidak ditemui dalam sistem perpolitikan masa kini. Terlepas dari hal tersebut, sudah menjadi tugas kita bersama untuk mengenalkan kembali adat Minangkabau kepada generasi muda demi menjaga adat tetap ada dikemudian hari. Sebab melihat fenomena yang ada saat ini, adat semakin jauh ditinggalkan sementara budaya luar yang memberi pengaruh buruk semakin gencar diterapkan. Kita harus bersama-sama mencari formula yang tepat untuk menjaga budaya Minangkabau dari ancaman budaya luar. Sebab saat ini adat Minangkabau sudah berada di tepi jurang kehancuran. Bila tidak segera diselamatkan, maka adat Minangkabau hanya akan menjadi sejarah karena keberadaanya telah hilang dari kehidupan.

*Penulis merupakan Aktifis UKM Pengenalan Hukum dan Politik Universitas Andalas

IKLAN BARIS @Fateta: Fakultas Teknologi Pertanian mengucapkan selamat Hari Kartini, 21 April. @AIESEC-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga semangat Ibu Kartini tetap berada pada jiwa perempuan Indonesia. Segalanya menuju perempuan Indonesia merdeka dan berdiri sendiri seperti yang diharapkan Ibu kita Kartini.” @UKS-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga wanita Indonesia semakin kuat dan bisa berpartisipasi lebih banyak dalam pembangunan Indonesia, dan hak asasi wanita disamaratakan dengan pria. Tidak ada lagi wanita yang tertindas.” @FKI-Rabbani-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Muslimah Heroik!! Kartini masa kini untuk pembangunan peradaban.” @Pramuka-Unand: Selamat Hari Kartini. “Untuk wanita Indonesia! Mari kita bikin bangga negara kita!!”

@KSR-PMI-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Untuk semua wanita di Indonesia dan wanita KSR se-kota Padang.” @Penalaran-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga para perempuan remaja lebih bisa menanamkan sifat Kartini di kehidupannya. Diambil sifat positif dari Kartini, terkhusus wanita UKM Penalaran yang kuat.” @UKO-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Jadilah wanita tangguh yang tidak hanya cantik diluar.” @Forum-Perempuan-BEM-KM-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Perempuan hebat untuk Indonesia bermartabat. Salam pergerakan kaum perempuan.” #BangkitPerempuanMinang. @Pika-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga generasi bangsa lebih tangguh dan berkontribusi untuk negara. Semoga penerusnya berkarakter Qur’ani. Keep hamasah dan istiqomah.”

@Menwa-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Jadilah Kartini Muda yang Tangguh, Kuat, dan Semangat. Habis gelap terbitlah terang, teruslah menerangi jalan yang sudah engkau tempuh, menjadi wanita yang tangguh, sungguh ketika datang masalah jadilah kuat. Kuat dalam menghadapi kehidupan yang keras ini teruslah berkarya. Karya nyata untuk Indonesia.” @Hipmi-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga perempuan Indonesia banyak menghasilkan karya yang bisa membanggakan Indonesia. Terkhusus pengusaha muda wanita Indonesia.” #SalamPengusaha. @Kiskis: Diam dan tenang saja. Kita cukup saling memperhatikan dan pelanpelan akan saling melupakan. Selamat hari Kartini, 21 April. Hidup perempuan Indonesia. @Neo-Telemetri-Unand: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Perempuan semakin jaya dan melangkah maju. Bersinar dengan kecerdasan.”

@KOPMA: Selamat Hari Kartini, 21 April. “Semoga jiwa-jiwa dari Ibu Kartini menjadi pedoman dan penyemangat untuk perempuan-perempuan Indonesia yang lebih maju dan pantang menyerah.” #Selamat datang untuk seluruh calon anggota Kopma. @NRD_Wita: Selamat atas terbitnya tabloid pertama kita, keep strong my incredible team!! #Bahagia itu sederhanya, cukup tersenyum di pagi hari #myjoneskost @Bono: Semangat skripsi katita, kajeng, kaopi. Cepat Wisuda. Salam Bidadari. @Ullys: Selamat atas tabloid baru Genta Andalas 2016/2017. Semangat Incredible Team!!! Salam orang-orang tangguh. @PU_ARIF: Semangat pengurus Genta Andalas 16/17. Kita semua bisa berprestasi dan membanggakan. Mari kita buktikan bersama!!!


Dianggap atau Tidak LGBT Akan Tetap Ada

Dr. Jendrius, M.Si Ketua jurusan Sosiologi Universitas Andalas Assalamualaikum wr. wb GBT merupakan akronim dari Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Masyarakat awam berpendapat bahwa LGBT merupakan suatu kelompok dan menganggap kelompok tersebut sebagai perilaku yang menyimpang, sehingga tak jarang seseorang yang LGBT sering dikucilkan atau keberadaannya tidak diterima dalam lingkungan masyarakat. Sebenarnya apa yang salah dengan LGBT di lingkungan masyarakat? Apakah seseorang LGBT harus dikucilkan? Lalu, bagaimana dengan mereka yang LGBT, apakah mereka salah? (Wina Sartika, Fakultas Ilmu Budaya Unand 2014) Jawaban: Jika berbicara tentang LGBT dalam pandangan sosiologi, ada pemahaman yang salah atau berbeda yang dipahami oleh masyarakat awam. Ada yang mengatakan bahwa LGBT itu merupakan sebuah kelompok. Padahal dalam definisi sosiologi LGBT itu bukanlah sebuah kelompok, yang dikatakan kelompok itu sendiri terdiri atas keanggotaan. Sementara, LGBT itu tidak memiliki keanggotaan. Dalam konteks sosiologi mereka hanya digolongkan dalam kategori sosial, yaitu orang berdasarkan aspek identitas seksual mereka. Aneh jika kita menganggap bahwa LGBT itu merupakan sebuah gerakan. Dalam sosiologi gerakan adalah orang atau sekelompok orang yang memang mempunyai solidaritas dan mempunyai tujuan yang sama, feelling yang sama, dan punya maksud yang sama. Menurut saya yang perlu kita garis

bawahi adalah mereka bukan sebuah kelompok, melainkan kategori. Bisa jadi mereka tidak saling kenal satu sama lain. Sedikit sulit mengatakan alasan seseorang menjadi bagian dari LGBT sebab hal ini tentu akan berbeda di antara Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender. Akan tetapi, jika kita berbicara tentang gender dan seksualitas, dia akan mencakup banyak hal. Pertama, mencakup identitas seksual, ada yang disebut dengan perilaku seksual, ada juga yang disebut dengan pengalaman seksual, dan ada relasi seksual. Tidak ada teori komprehensif yang menjelaskan kenapa orang bisa menjadi Lesbian,Gay, Biseksual, dan Transgender. Mengenai faktor LGBT setahu saya, ada banyak sekali misalnya, faktor

dari angka 0 hingga 9. Jadi, ada yang disebutnya homoseksual dan heteroseksual. Artinya kata Wallace semua manusia siapa pun dia mempunyai hasrat-hasrat seksual baik ke arah heteroseksualitas maupun ke arah homoseksualitas. Hal tersebut sangat tergantung oleh faktor situasi, faktor perkembangan emosi, relasi seksual, dan pengalaman seksual. Artinya akan ada orang dengan posisi tersebut, ada juga dominan pada homoseksual. Akan tetapi dia masih memiliki sisi-sisi heteroseksualitas, hanya saja yang homo lebih dominan. Secara sosiologis, dalam pemahaman studi genre dan seksualitas yang lebih modern ada konsep yang disebut dengan heteronormativity yaitu norma tentang heteroseksualitas. Dalam

L

Annisa hereditas, faktor lingkungan keluarga, kemudian adanya pengalaman seksual yang pernah dialaminya yang mungkin menyenangkan baginya. Kemudian, ada aspek psikoseksualnya, ada faktor sosiologisnya, dan ada faktor sosiokultural yang mungkin juga ikut andil di dalamnya. Kemudian yang penting untuk dipahami, bahwa Alfred Wallace yang dikenal sebagai Bapak Biogeografi Evolusi menjelaskan tentang revolusi seksualitas. Dia mengubah pandangan seseorang tentang seksualitas, sebelumnya kita memahami bahwa seksualitas itu adalah sesuatu yang dikotomi bahwa seksualitas itu hanya ada dua yaitu heteroseksual dan homoseksual. Sementara menurut Wallace, seksualitas manusia itu tidak dikotomi seperti itu, tetapi merupakan suatu yang linear atau sesuatu yang memiliki garis lurus. Wallace mengatakan bahwa seksualitas manusia itu berada

Hari Bumi Sedunia

pemahamannya, bahwa yang dianggap normal itu adalah heteroseksualitas, sementara di luar itu dianggap tidak normal. Misalnya kita menganggap pelaku LGBT itu aneh karena dalam benak kita yang normal itu adalah hetero dan di luar itu adalah tidak normal. Jadi, normal tidak normal itu dikonstruksikan oleh nilai-nilai sosial yang normaltivity. Kalau begitu dalam pemahaman seperti ini sesungguhnya kelompok-kelompok LGBT itu adalah kelompok yang termajinalisasi karena ada budaya dominan. Padahal jika heteronormativity itu tidak ada, maka LGBT akan menjadi sebuah keragaman. Itulah arti dari bendera LGBT yang berwarna pelangi. Jadi, bagi mereka seksualitas itu sesuatu yang berwarna tidak hanya hitam putih. Kemudian, jika kita memakai perspektif secara fungsional yang mengatakan bahwa mereka adalah individu yang menyimpang, tentu pertanyaannya

Oleh: Sarizima Manel

adalah mengapa mereka seperti itu. Menurut saya jika ada yang menyimpang berarti bukan individunya, melainkan masyarakatnya. Jadi, dalam pandangan fungsional individu merupakan hasil dari produk masyarakat, keluarga, dan sekolah. Artinya jika ada individu yang salah atau menyimpang berarti ada yang salah dalam masyarakat itu. Patologi sosial dan penyimpangan sosial hanya akan terjadi pada masyarakat yang sedang sakit. Artinya masyarakat itu yang harus diubah, keluarga itu yang harus diperbaiki, bukan individunya karena individunya akan baik sendiri. Jadi, jika kita melihat perilaku yang menyimpang,untuk mengembalikan individu ke jalan yang benar, maka masyarakat membuat kontrol sosial. Kontrol sosial tersebut berupa teguran, marah sampai pada hukuman yang besar seperti pengucilan, diusir, ditelanjangi, atau diserang, atau bahkan dibunuh bersama-sama. Sejak dulu LGBT itu sudah ada pada setiap lapisan masyarakat, kenapa sekarang baru dipertanyakan.Menurut saya karena teknologi, media komunikasi yang memberikan tempat bagi mereka untuk mengekspresikan diri. Ada software tertentu yang khusus dibuat untuk mereka. Keberadaan LGBT itu, menurut saya dianggap atau tidak dia akan tetap ada. Kalau misalkan masyarakat makin komprehensif kepada mereka, mereka akan menjadi kelompok underdown, tapi kalau masyarakat lebih menerima kehadiran mereka, mereka akan lebih terbuka. Untuk mengahadapi LGBT yang penting untuk disadari adalah seksualitas atau identitas seksualitas itu sesuatu yang sangat pribadi. Kita bisa saja menyangka seseorang dari luarnya saja seperti laki-laki yang gagah namun ternyata dia adalah seorang LGBT. Kita tidak akan pernah tahu karena identitas seksual itu adalah sesuatu yang sangat pribadi. Tidak mungkin orang akan mengungkapkan bahwa mereka adalah seorang LGBT dalam kondisi masyarakat kita yang tidak bisa menerima keberagaman seksualitas tadi. Jadi, kita terima mereka ataupun tidak, mereka akan tetap ada dan tetap eksis. Kalau kita tidak menerima mereka, mereka akan menyusup ke bawah. Kalau kita menerima mereka, mereka akan lebih terbuka dan manfaatnya akan banyak untuk kita, kita akan bisa mengetahui kondisinya.


Alat Pencacah Tandan Kosong Kelapa Sawit

Foto: Wita Canggih: Muhammad Iqbal saat memperlihatkan teknologi hasil rangkaiannya.

I

ndonesia mempunyai perkebunan kelapa sawit yang luas. Perkebunan tersebut dikelola oleh pabrik kecil maupun besar. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian Indonesia, total luas area perkebunan kelapa sawit di Indonesia saat ini mencapai sekitar delapan juta hektar, dua kali lipat dari luas area di tahun 2000 ketika sekitar empat juta hektar lahan di Indonesia

dipergunakan untuk perkebunan kelapa sawit. Jumlah ini diduga akan bertambah menjadi 13 juta hektar pada tahun 2020. Meningkatnya lahan perkebunan kelapa sawit juga menyebabkan meningkatnya batang pohon kelapa sawit atau yang dinamakan “tandan kosong kelapa sawit”. Biasanya tandan kosong kelapa sawit ini langsung diolah menjadi pupuk, namun pada kenyataannya saat ini

kebanyakan tidak diolah dan hanya dibiarkan saja di lapangan. Melihat kondisi tersebut, Muhammad Iqbal Abdi Lubis, mahasiswa Teknik Pertanian, melakukan penelitian mengenai alat pencacah tandan kosong kelapa sawit pada bulan November 2015 lalu. Alat tersebut berfungsi untuk mencacah tandan kosong kelapa sawit yang hasilnya digunakan sebagai pupuk kompos untuk pertanian. Lebih lanjut, ia memaparkan kepada Kru Genta Andalas yang menemuinya, Kamis (10/3) di Pasar Baru, bahwa ia membuat alat pencacah tersebut di Medan, tanah kelahirannya. Alat tersebut cukup berbeda dengan alat pencacah lainnya. Alat pencacah tandan kosong kelapa sawit buatan Iqbal ini dapat digunakan oleh pabrik dalam skala kecil dengan biaya terjangkau. “Berbeda dengan alat pencacah yang ada pada pabrik dengan skala besar yang harganya cukup mahal,” jelas mahasiswa angkatan 2012 ini. Pembuatan alat pencacah tandan kosong kelapa sawit tak membutuhkan waktu terlalu lama. Iqbal hanya menghabiskan waktu sekitar 45 hari agar alat tersebut selesai. Selanjutnya, Iqbal menjelaskan alat tersebut di buat di kota Medan karena lebih mudah mencari tandan kosong kelapa sawit dan bahan material pembuatan kelapa sawit. “Saya membutuhkan waktu sekitar tiga minggu untuk merangkainya. Setelah itu, baru saya bawa ke Padang,” terang Iqbal. Bahan utama dari pembuatan alat tersebut diantaranya besi plat, besi stalbus, besi poros, dan pisau pencacah. Besi plat digunakan untuk casing, besi stalbus digunakan untuk bagian rangka utama, besi poros digunakan sebagai penopang pisau , sementara itu pisau pencacah digunakan untuk komponen pencacah. Pisau pencacah yang digunakan ada empat buah. Alat pencacah ini berbentuk seperti blender dengan panjang 1,20 meter, lebar 60 cm, dan tinggi 1 meter,” ungkap Iqbal . Cara kerja alat pencacah

tersebut cukup simpel, yaitu tandan kosong kelapa sawit yang masih basah berukuran medium sekitar 30 cm dan lebar 19 cm dimasukkan ke dalam alat melalui inlet (hopper). Kemudian, kelapa sawit akan dicacah oleh empat mata pisau yang ada di dalamnya yang bekerja se arah di dalamnya. Sehingga nantinya tandan kosong kelapa sawit tadi berubah menjadi serpihan yang memiliki ketebalan bermacam-macam 0,5-1 cm, 1-5 cm, cm, 5-10 cm, dan lebih besar dari 10 cm yang keluar dari bawah alat yang diberi nama outlet. Lebih lanjut, dalam pengolahannya, diperlukan tandan kosong kelapa sawit yang masih basah dan baru keluar dari empty ban press. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kinerja alat. Selain itu, Iqbal juga menuturkan bahwa dalam pembuatan alat pencacah tandan kosong kelapa sawit membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu sekitar 9 juta rupiah. “Semuanya sudah termasuk biaya beli tandan kosong kelapa sawitnya. Biasanya saya beli per ton sekitar Rp 100.000,00, “ ungkap Iqbal. Sementara itu, Anda Suryani dosen pembimbing Iqbal, menilai alat yang dibuat Iqbal saat ini sudah banyak dibuat oleh orang lain. Namun, memiliki sedikit perbedaan. “Alat pencacah tandan kosong kelapa sawit ini sebenarnya sudah pernah dibuat, namun ukurannya jauh lebih besar dari ini. Alat ini juga sangat bermanfaat untuk petani kecil ke bawah karena harganya terjangkau,” jelasnya. Iqbal berharap alat hasil karyanya nanti dapat diproduksi massal sebab sangat berguna untuk pabrik kelapa sawit yang masih dalam skala kecil dengan harga yang terjangkau. “Sedangkan untuk mengikuti lomba, Saya merasa agak sulit karena alat pencacah juga sulit dibawa, namun untuk sekedar menghadiri seminar ia bersedia mengikutinya,” tutup Iqbal. Wita


M

AIESEC Unand Hadirkan Tiga Pengusaha Muda

engangkat topik “Revealing the advantages of education to incent young leaders to build and to take the advantages of economic opportunities” AIESEC Unand hadirkan tiga pengusaha muda. Di antararanya Muhammad Ridwan Anis pemilik Ethic Concept Store dan Barbershop, Dea Arnoli pemilik Swettooth, dan Arthur Ari Awyong pemilik Lalito Coffee Bar dalam acara Padang Youth Speak Forum 2016, Sabtu (9/4) di Natongga Ballroom 1 Basko Hotel Padang. Pengusaha muda Muhammad Ridwan Anis, mengatakan bahwa kreatifitas dalam berusaha menjadi faktor penting dalam membuka usaha. ‘’Kita harus tahu terlebih dahulu tujuan

kita apa dan target kita siapa, sebelum membuka usaha yang diinginkan,’’ kata pria yang hobi fotografi ini. Sependapat dengan Ridwan, Arthur Ari Awyong mengatakan tidak ada kesuksesan yang didapatkan tanpa proses. ‘’Saat saya memilih untuk fokus dalam usaha yang saya tekuni, banyak orang yang tidak mendukung terutama orang tua dan teman-teman,’’ ungkap pria berdarah China ini. Selain itu, Dea Amoli yakin bahwa kepercayaan diri terhadap usaha yang dilakukan akan membantu lancarnya usaha tersebut. ‘’Kalau kita yakin maka usaha kita berjalan lancar,’’ ujar Mahasiswa Jurusan Kedokteran Gigi Unand ini. Fanny, Wina

HIMAFI Adakan Rakornas dan Muswil

H

impunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI) Unand terpilih sebagai tuan rumah dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) dan Musyawarah Wilayah (Muswil) I Ikatan Mahasiswa Fisika Indonesia (IHAMAFI). Acara yang berlangsung selama enam hari ini bertemakan “Corak Budayo Tanah Pusako, Bulek Kato Dek Mufakat, di Ranah Minang Kito Basuo”, dihadiri oleh 53 orang dari kurang lebih 20 universitas se-Indonesia dan dibuka dengan berbagai kesenian Minangkabau bertempat di Convention Hall (CH) Unand, Selasa (19/ 4). Ketua Panitia Mulya Prasetyo mengatakan tujuan acara tersebut untuk mengukuhkan semua himpunan Fisika.

“Kalau yang Muswil gunanya untuk menentukan pimpinan baru IHAMAFI agar dapat memberikan yang terbaik untuk wilayah I (Aceh-Bandung),” tuturnya. Selain itu, Ketua Jurusan Fisika Techn Marzuki dalam kata sambutannya berharap acara ini bukan hanya perayaan saja, akan tetapi juga diisi dengan perlombaan seperti lomba poster. “Saya harap dalam rangkaian acara ini tidak hanya sebatas perayaan saja, melainkan juga ada lomba agar para delegasi dapat membawa hasil yang bisa dibanggakan ketika kembali ke universitasnya masing-masing,” tuturnya Rina,Wita

Rektor Pimpin Upacara Sertijab Komandan Menwa

R

esimen Mahasiswa (Menwa) mengadakan Serah Terima Jabatan (Sertijab) Resimen Mahasiswa Pagaruyung Batalyon 101 Mahawira Unand di palataran depan Auditorium Unand, Kamis (21/4). Rektor Unand, Tafdil Husni bertindak sebagai inspektur upacara. Komandan terpilih merupakan mahasiswa Jurusan Manajemen angkatan 2013, Afrijal Efendi. Acara ini turut dihadiri oleh Komandan Korem (Danrem) Padang, Pangkalan Udara Militer (Lanud) Padang, Kepolisian Daerah (Polda), Kepolisian Resor (Polres), Komando Rayon Militer (Koramil), dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Padang.

S

Tafdil Husni, dalam kata sambutannya berharap komandan terpilih bisa bertanggungjawab membawa Menwa lebih baik lagi. ‘’Tugas berat telah menanti, semoga komandan yang baru dapat bekerja lebih baik lagi dalam setiap acara yang melibatkan Menwa,’’ tuturnya. Sependapat dengan itu, mantan Wali Kota Padang Fauzi Bahar mengatakan bahwa Menwa selama ini begitu aktif. ‘’Unand telah melahirkan putra-putra terbaik untuk negeri ini, bersyukurlah bagi yang bergabung dalam Resimen mahasiswa,’’ ujar mantan anggota Menwa ini. Wati, Wina

Agrinative Hibur Penonton Taman Budaya

uasana Taman Budaya Padang pada Sabtu malam (23/4) dimeriahkan oleh acara Agrinative yang merupakan acara tahunan mahasiswa Pertanian Unand. Mengusung tema “The Wonderful of Green” dengan menampilkan berbagai rangkaian acara yang berbeda dari tahun sebelumnya, diantaranya Perkusi Festival dan Acapella yang merupakan Grup Vokal pertama di Unand. Acara ini dibuka dengan penampilan anggun dari penari-penari yang menggunakan pakaian bernuansa Indonesia. Tari tersebut diantaranya, Tari Pasambahan yang kemudian dilanjutkan dengan OpeningCeremonial merupakan kolaborasi antara Perkusi, Flag Show, dan Tari Piring Kreatif. Kemudian, berbagai

Tari Nusantara pun dihadirkan, diantaranya Tari Sajojo, Tari Enggrang, Tari Rantak. Agi, salah satu penonton mengaku begitu antusias mengikuti berbagai rangkaian acara pada malam itu. “Adegan pantomimnya sangat menarik dan menghibur sehingga membuat saya tertawa melihatnya,” ujar mahasiswa Agroekoteknologi ini. Penonton lainnya, Tesa juga mengaku begitu terhibur dengan berbagai pertunjukkan yang menarik. ‘Kreativitas yang tinggi terlihat di acara tersebut. Hal ini membuktikan mahasiswa pertanian tidak hanya menguasai bidang pertanian namun juga kreatif dan berseni tinggi,’’ tuturnya. Syinta, Wati

M

Bakumatsu dan Meiji dalam Bunkasai XII

ahasiswa Jurusan Sastra Jepang (Saje) Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unand kembali mengadakan Bunkasai XII selama tiga hari, 18-20 April 2016 di Auditorium Unand. Mengangkat tema “Bakumatsu dan Meiji” (Mari Membuka Zaman Baru), acara ini berhasil menarik mahasiswa Unand serta siswasiswi SMA se-Sumbar. Ketua Pelaksana Bunkasai XII, Aulia Razaq menjelaskan acara Bunkasai XII tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Kali ini kami mengangkat tema yang berbeda karena di Jepang

juga mempunyai dua zaman yaitu tradisional dan modern,” tuturnya. Senada dengan hal itu, Koordinator Acara Bunkasai XII, Aldhyta Sabrina Jayanthy mengatakan bahwa ada yang berbeda pada Bunkasai XII tahun ini dari yang sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari beberapa perlombaan dan dekorasinya. “Dekorasi kali ini kami menggantungkan bendera Indonesia dan Jepang, juga ada kolaborasi tari tradisional Jepang dan Minangkabau,” paparnya. Fanny, Wati

Kejuaraan Karate Pandekar Unand Hadirkan 860 Karakateka

U

nit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pandekar Unand kembali menyelenggarakan Pandekar Event (PaE) II dengan tema “Badusanak Sapajuangan”. PaE meliputi Kejuaraan Karate Antar Mahasiswa se-Sumatera dan Open Turnamen se-Sumatera Barat. Final kejuaraan yang memperebutkan delapan piala ini berlangsung selama empat hari (7-10 April) di Auditorium Unand. Acara ini mendatangkan Ketua Perwasitan Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Hendrial. Kontingen yang mengikuti perlombaan tersebut berasal dari berbagai daerah dan universitas yang berbeda. Ketua Panitia PaE Aldi Rizaldi,

S

mengatakan jumlah kontingen yang mengikuti PaE berada di luar perkiraan panitia. “Pada awalnya panitia hanya memperkirakan peserta yang akan ikut bertanding kisaran 300 orang. dan ternyata peserta mencapai 860 orang. Peserta berasal dari Riau, Lampung, dan beberapa Universitas di Padang,” tuturnya. Terkait hal itu, Hendrial mengatakan perlombaan tersebut telah sukses dilaksanakan dengan melihat antusias kontingen yang mengikuti perlombaan. “Acara ini luar biasa dan sukses karena peserta tampak antusias dan melampaui perkiraan,” tuturnya. Annisa, Fanny

Sinematografi Luncurkan Film Dokumenter Terbaru

inematografi Unand kembali merilis film dokumenter berjudul Palangki, Senin (11/4) di Ruang Seminar PKM lantai 1 Unand. Pemutaran film tersebut merupakan salah satu rangkaian acara PIXEL 2016 yang pertama kali diadakan oleh Sinematografi dengan tujuan untuk menyalurkan minat dan bakat mahasiswa di bidang fotografi dan videografi. Sutradara Palangki, Yudha, mengatakan film dokumenter Palangki bercerita tentang perjuangan para pencari emas di Sijunjung Sumatera Barat (Sumbar) dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. “Ketika tim kami

mewawancarai salah seorang narasumber di sana mereka mengutarakan keluh kesahnya terhadap pemerintah,” tuturnya di Ruang Seminar Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) lantai 1. Sementara itu, Ketua PIXEL 2016 Bayu Deviardi, berharap kepada masyarakat agar dapat termotivasi untuk menonton film dokumenter lainnya. “Film dokumenter ini bisa dijadikan pembelajaran bagi masyarakat untuk lebih berkarya dalam membangun Sumbar bersama-sama,” kata Mahasiswa Teknik Mesin angkatan 2013 ini. Rizka

Tingkatkan Aspirasi PMR, KSR PMI Unand Adakan Lorensa

K

orps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) Unand menyelenggarakan Lomba Relawan Palang Merah Remaja se-Sumatera (Lorensa) V selama enam hari, 18-23 April di Bumi Perkemahan Pramuka Unand. Mengangkat tema “Muda Bekarya, Jiwa Kemanusiaan Sebagai Karakter Anak Bangsa”, acara ini diikuti oleh 11 SMA se-Sumatera. Ketua Panitia Lorensa V, Wahid Kurnia mengatakan acara tersebut bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas dalam pembinaan PMR. “Tujuan diadakannya Lorensa V untuk

mengembangkan dan meningkatkan aspirasi PMR dalam kepalangmerahan. Serta meningkatkan peran anggota PMR dalam penerapan tribakti PMR sebagai penyidik sebaya dalam pendekatan keterampilan hidup,” paparnya. Selain itu, Camat Pauh Wardas Tanjung menuturkan acara tersebut dapat memberikan manfaat untuk Sumatera Barat (Sumbar) yang rawan gempa. “Pelatihan keterampilan PMI ini sangat bermanfaat untuk menanggulangi bencana yang rawan terjadi di Sumbar,”

Berita lebih lengkap silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com


Tambo Minangkabau dan Refleksi Kecendikiaan Konflik Oleh: Hasanuddin* Wacana Konflik Sampai paro akhir dekade kedua Orde Reformasi (sejak 1998) ini, kita disuguhi banyak wacana konflik komunal horizontal di berbagai daerah. Dalam wacana tersebut, persoalan sepele bisa menjadi pemicu konflik komunal. Persoalan pemerasan terhadap supir Angkutan Kota (Angkot) di terminal Batu Merah bermuara menjadi konflik bernuansa SARA di Ambon (Januari 1999). Perkelahian anak muda di terminal meluas menjadi perkelahian antar kampung di Poso, Sulawesi Tengah (April 2000). Februari 2001, perkelahian antar kelompok juga terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah dan di Tarakan, Kalimantan Timur, pada 26 September 2010. Di samping itu, ada juga persoalan agak mendasar yang menjadi pemicu konflik, seperti yang terjadi di Sambas (Kalimantan Barat) akibat pemerkosaan, penyerobotan tanah, perampasan tambang emas tradisional,

nama lembaga dunia, pembantaian keroyokan terhadap suatu kelompok, etnis, atau bangsa dilegalkan. Semua konflik selalu memakan korban. Kondisi demikian disoroti Surat Kabar Media Indonesia sebagaimana ditulis dalam editorial tanggal 30 September 2010, “Kini bangsa ini menjadi bangsa pemarah. Kita kehilangan kemampuan bertoleransi. Kohesifitas di antara beragam etnik kian renggang dan malah bersalin dengan semangat saling membantai, saling membunuh”. Agaknya, momentum ini relatif pas untuk merekonstruksi kecendikiaan konflik sebagaimana direpresentasikan dan direfleksikan Tambo Minangkabau. Tambo dan Representasi Konflik Tambo adalah historiografi tradisional Minangkabau yang menarik dan kontroversial. Di satu sisi ia dipercaya sebagai sumber informasi tentang manusia dan kebudayaan Minangkabau. Karena itu, naskah Tambo Minangkabau

Foto:Ist LAMBANG : Rumah Gadang merupakan rumah tradisional salah satu Ikon dan kasus kriminal yang dilakukan oleh satu kelompok terhadap kelompok lain, pada Maret 1999. Bahkan yang masih segar di memori kita adalah konflik di Kabupaten Tolikara, Papua pada 17 Juli 2015 dan kerusuhan di Aceh Singkil pada 13 Oktober 2015. Di Jakarta juga tidak jauh berbeda. Ibukota negara dan pemerintahan yang heterogenitasnya telah terbentuk sejak lama itu juga didarahi melalui konflik-konflik komunal antar kampung hampir setiap tahun. Di Gandekan, Solo, Jateng, Jumat (4/5/ 2012). Ribuan anggota ormas bentrok dengan warga. Di Denpasar, Kamis, 17 Desember 2015, Laskar Bali bentrok dengan Baladika. Demikian pula, di Kota Medan, Ormas Pemuda Pancasila bentrok dengan Ikatan Pemuda Karya. Di Sumatera Barat, wacana konflik komunal horizontal tersebut muncul dalam terminologi cakak banyak atau cakak balolong. Semua fenomena cakak banyak atau cakak balolong bukanlah bagian dari budaya, karena “budaya” adalah sistem nilai yang dihayati dan “nilai” adalah sesuatu yang diyakini baik dan menjadi standar perilaku. Barangkali, pada masa peradaban primitif-kanibal saja perilaku saling bantai dan saling bunuh dianggap sebagai sesuatu yang “baik” untuk dilakukan. Tapi entahlah. Sebab, saat ini di banyak negara, perilaku primitifkanibal kian marak terjadi. Bahkan, atas

adalah rujukan utama tentang keberadaan orang Minangkabau. Namun, di sisi lain, Tambo tersebut oleh ahli sejarah dianggap sebagai mitologi karena hanya memuat 2% saja fakta sejarah. Walaupun demikian, terlepas dari perdebatan keakuratan informasi historisnya, Tambo tetap merupakan sumber informasi kultural Minangkabau yang sangat penting. Dalam konteks wacana konflik, Tambo dengan keragaman versinya menghadirkan atau merepresentasikan beberapa episode tematis konflik. Episode-episode dimaksud adalah paraduan (teka-teki dan adu kerbau), akomodasi kekerabatan dan berperang. Tersebutlah suatu masa datang armada bala tentara yang dipimpin “Anggang dari Laut” yang bermaksud mencengkeramkan kekuasaannya. Menghadapi hal itu, rakyat Minangkabau dari “laras nan dua” bersiap siaga untuk bertempur mempertahankan dan membela korong kampungnya. Namun, Datuk Ketumanggungan, Datuk Perpatih nan Sabatang dan Cati Bilang Pandai akhirnya bersepakat untuk menyelidiki keinginan armada itu dan menawarkan “peraduan” sebagai pengganti peperangan. Setelah disepakati, maka armada itu menyodorkan sepotong kayu tataran naga pimping (ada yang mengatakan sepotong ruyung yang telah diraut), yaitu sepotong kayu yang sama

besarnya dan tidak diketahui mana ujung dan mana pangkalnya. Kepada pemuka Minangkabau disilakan menerka ujung dan pangkal kayu itu. Hal itu dapat dilakukan oleh Cateri Reno Sudah dengan menimbangnya dengan cara mengikatkan seutas tali yang halus dan kuat tepat di bagian tengah kayu itu. Kayu itu berat sebelah, dan Cateri Reno Sudah menyatakan bahwa “Yang berat adalah pangkal dan yang ringan adalah ujung”. (Versi lain menyebutkan bahwa Pemuka Minangkabau mengujinya dengan menaruh kayu itu ke dalam air lalu menegaskan bahwa bagian ujung yang terbenam adalah pangkalnya). Dengan demikian, teka-teki itu dimenangkan oleh Orang Minangkabau. Tidak puas dengan kekalahan itu, panglima pasukan musuh itu pun mengeluarkan dua ekor burung (ada versi yang mengatakan dua ekor anak itik atau angsa yang baru menetas) yang sama besar, serupa dan sama bunyinya. Ketika ditanyakan kepada Cateri Reno Sudah, sebagai wakil dari Minangkabau, maka diberilah kedua burung itu makan di tempat yang sempit. Ketika makan, keduanya saling berebut, dan ternyata beberapa saat kemudian salah seekor kalah maka diterkalah bahwa yang kuat adalah jantan (versi anak itik atau angsa diterka bahwa yang pertama terjun ke air adalah yang betina). Namun, panglima armada itu pun menghendaki peraduan fisik untuk menentukan kalah menang. Tantangan itu pun ditampin (diterima) oleh Datuk yang bertiga melalui adu kerbau. Bala tentara musuh mendatangkan seekor kerbau yang sangat besar. Di pihak Minangkabau, dengan kecerdikannya, kerbau yang besar itu justru dilawankan dan dikalahkan oleh anak kerbau yang masih kuat menyusu tetapi diberi tanduk buatan. Suatu kali yang lain datang pula Sang Sapurba, yang dalam tambo disebut “Ruso dari lauik”. Orang itu kaya raya, beragama Hindu dan juga hendak menguasai daerah yang ditaklukkannya. Sang Sapurba diterima Datuk Suri Dirajo (keturunan Sri Maharaja Diraja), dijadikan semenda (dikawinkan dengan adiknya Puti Indo Jalito) dan kemudian dinobatkan menjadi raja dengan gelar Sri Maharaja Diraja. Walaupun demikian, Sang Sapurba tidak memiliki kekuasaan atas pemerintahan. Dia hanyalah simbol dan kuasa pemerintahan tetap dipegang oleh Datuk Suri Dirajo. Datang pula kemudian orang sakti dan jahat bernama Sikati Muno. Dia membuat onar dan menimbulkan banyak korban manusia dan kerusakan fasilitas sosial. Datuk Suri Dirajo menemui Sang Sapurba dan berkat ketangkasannya, Sang Sapurba akhirnya berhasil membunuh Sikati Muno. Kemudian, datang pula rombongan yang ramai dari Tanah Jawa (Majapahit), lengkap dengan hamba sahaya (Bangsa Sekawak) yang dipimpin oleh Adityawarman. Mereka diperlakukan dengan patut pula oleh Datuk yang bertiga dan dikawinkan dengan adik Datuk Katumanggungan, Puti Reno Mandi. Adityawarman yang bergelar Sri Paduka Berhala kemudian dianggap sebagai orang Pariangan Padang Panjang dan diperlakukan sebagai raja. Episode konflik lainnya adalah perang sebagaimana salah satu versi tambo itu dikutipkan dari Edwar Djamaris (1991:349) berikut. “... terdengar Walanda datang dari negerinya berlayar terlalu banyaq kapalnya sudah tiba di Pulau Pisang maka berlayar pada Datu’ nan batigo tadi kepada Pulau Pisang maka bertemulah Datu’ nan batigo tadi dengan Walanda maka tiadalah dapat bicara Datu’ nan batigo itu dengan Walanda maka berperanglah dalam laut itu maka

banyaqlah mati sebelah-menyebelah anaq berapa lamanya perang itu maka dapat bicara Datuk nan batigo itu dengan Walanda itu bicara baik maka diberinyalah emasy Datu’ nan batigo de’ Walanda sepuluh kuwin maka kembalilah pulang Datu’ nan batigo...” Begitulah episode-episode konflik dalam Tambo Minangkabau yang dapat ditelusuri dalam berbagai versi yang ada. Representasi dan Refleksi Kecendikiaan Dari uraian di atas diperoleh gambaran bahwa Tambo Minangkabau merepresentasikan beberapa episode konflik yang merefleksikan pendekatan penanganan konflik yang berbeda dan kreatif. Pertama, pendekatan yang digunakan adalah “paraduan” berbasis kecerdasan. Potensi peperangan dimediasi dengan adu kecerdasan dalam menerka sesuatu dalam permainan tekateki. Sepertinya sangat remeh temeh karena mustahil peperangan dapat diganti dengan permainan teka-teki (Ah, seperti kanak-kanak saja). Namun, makna dan nilai yang terkandung dalam episode itu adalah bahwa manusia adalah makhluk Allah yang mulia karena diberi akal sehingga berbeda dari makhluk lain. Oleh sebab itu, potensi konflik pertama-tama mesti dapat diantisipasi atau dimediasi melalui pertimbangan akal budi (rasional dan humanisme) melalui diplomasi. Kedua, pendekatan paraduan fisik. Dalam konteks ini, naluri berperang dimediasi melalui adu kerbau. Lagi-lagi, seolah-olah persoalan begitu sederhananya sehingga naluri menguasai dan etos mempertahankan diri dapat diselesaikan hanya dengan adu kerbau. Akan tetapi perlu ditangkap dengan baik bahwa wacana itu merefleksikan pikiran sebagai pesan bahwa peperangan (atau anarkisme) tidaklah layak dilakukan oleh manusia terhadap manusia lainnya (karena manusia diciptakan Allah sebagai makhluk mulia). Peperangan hanya layak dan patut dilakukan oleh kerbau atau binatang. Ketiga, potensi konflik anarkis ditangani dengan cara perlakuan yang patut dan akomodasi kekerabatan. Artinya, perlakuan yang patut sesuai dengan kapasitas seseorang dapat meredam maksud jahat seseorang itu dan menetralisasi potensi konflik. Demikian pula, akomodasi kekerabatan melalui perkawinan juga dapat menjadi mediator bagi penanganan konflik. Dengan kata lain, perkawinan diboboti dengan makna dan nilai yang tidak sekadar lembaga yang menghalalkan hubungan seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bersifat alamiah, naluriah dan libidinal untuk melajutkan keturunan. Akan tetapi, perkawinan adalah lembaga sosial yang dapat difungsikan untuk merapatkan dua atau lebih komunitas besar dan memediasi konflik. Keempat, tidak semua perlakuan dapat diterima dengan rendah hati dan patut direspons dengan “sikap manis”. Dalam hal perlakuan yang telah melanggar harkat, martabat dan esensi kemanusiaan lainnya, maka hal itu wajib dihadapi dengan sikap “kesatria”. Sikap manis dan rendah hati adakalanya dapat berakibat “merendahkan diri”. Oleh sebab itu, perlakuan demikian perlu “dilawan” sebagaimana perlawanan Minangkabau dan Indonesia menghadapi penjajahan. Hal itu juga terefleksi dalam pesan yang lazim disampaikan kepada seorang anak muda Minangkabau yang disuruh pergi merantau, sebagai berikut.

Bersambung ke halalaman 22...


Amplop Merah

Maafkan aku jika setiap layangan suratmu tidak dapat kubalas.” Penggalan kalimat yang saban hari—yang barusan diterima Hari ketika ia meneguk secangkir kopi di teras rumahnya. Setelah melepas kepenatan dari rutinitas pekerjaan di kantornya, ia hanya bisa browsing sambil menunggu tukang pos membawa kabar bahwa layangan surat dua pekan lalu dibalas baik oleh perempuan yang sedang menepi di benua sana. Jauh hingga surat itu takut hilang dan tercecer, seperti hatinya saat ini. Kehilangan suatu pengharapan yang belum menepi jua. Pikirannya masih saja simpang siur. Memperanakkan duka yang masih hinggap di buah pikirnya. Senja yang ia tunggu masih saja belum mencapai garis cakrawala. Ketika ia sama-sama menunggu dengan kekasihnya yang hingga saat ini masih membeku di antara puing-puing pendidikan di benua jauh. “Ah, kekasihku, Rini. Sampai kapan kita seperti ini, yang kuharapkan bukan pesan singkat konyol ini, tetapi sepucuk surat dan prangko tua yang kau selipkan sepenuh hati di dalamnya, atau kecupan hangat dari bibirmu.” Mulut Hari masih saja komat-kamit. Celetuk sendiri sambil meneguk setengah kopi di cangkirnya. “Aku merindukanmu, Rin? Kapan pulang?” *** Seperti hari-hari biasa. Keseharian seorang Hari sebagai seorang wartawan harus ia jalankan. Hari ini, Hari mendapat pekerjaan untuk meliput tersangka korupsi di ibukota negara. Menjadi seorang wartawan, bagaimanapun harus bisa ia terima tantangannya. Harus ada siasat dalam mengambil keputusan. Apalagi jika si tukang korupsi yang mengaip uang rakyat itu pintar mengilah dan berumpat kata. Sial! Apapun itu masalah dan bagaimanapun bentuk problemnya di lapangan, Hari harus mampu menjadi seekor tikus tanah untuk menggali keterkaitannya dengan si korupsi buntung. Sebenarnya masih banyak problem yang harus ia rasakan, seperti kehilangan narasumber yang mulutnya telah dibeli atau sekelompok geng koruptor yang bisa menyembunyikan kesalahannya. Atau seperti Hari yang kehilangan surat dari kekasihnya yang sedang melanjutkan studi di luar negeri. Ketika bekerja, Hari akan selau mengingat wajah kekasihnya. Dari lelukan bibir Rini—bak bibir pantai penuh keelokan. Kelopak mata yang melentikkan cinta serta pipinya seperti pauh dilayang. Rambut ikalnya menggerai rindu. Atau hanya sekadar postur tubuhnya seperti kebongkahan kemesrahan yang tak dapat dielakkan kaum Adam. Jika hanya melihatnya saja, semua orang akan mudah mencintainya. Apalagi harus menjadi kekasih yang akan mengisi ruang hatinya. Sebab itulah Hari tidak akan mau melepas Rini dari dekapannya. Bagaimanapun itu, kecuali masalah pendidikan. Walau mereka berdua berasal dari ranah penuh mantra, baginya pekasih tidak akan mudah menyerangnya. Bagi Hari, Rini bukan orang yang akan sudi memberikan mantra pekasih untuknya. Kepada seseorang yang menjadikannya sebagai permuaraan cinta kepadanya. Begitu pula yang akan Hari lakukan, pekasih tidak akan mau ia inginkan. Apalagi harus memasang pamanih agar Rini mencintainya. Menjadi laki-laki paruh baya yang masih sibuk dengan pekerjaanya, Hari tidak mengambil pikir akan Rini. Karena Rini juga akan menjaga diri di sana. Kesibukan ini pulalah yang Hari perbuat agar pikirannya tidak melampaui

Oleh: Arif Rahman Hakim* batas masalah Rini. Sebelum itu, memanglah Hari masih memikirkan Rini. Baginya Rini semuanya. Tidak bisa ia lepaskan akan kerinduannya. Setelah ia mendapat pekerjaan di ibukota negara, pikirannya telah menghilang sedikit demi sedikit tentang Rini. “Hei. Masih melamun saja, Ri. Masih mikirin Rini?” Winda mengejutkan dengan meneriak kencang di lubang telinga Hari. “Ah lo, Win.” Hari terperanjat kikuk. “Kagak, ini lagi mikirin kerja buat besok. Apalagi besok ada rapat redaksi gitu, makanya kepikiran.” “Seriusan? Apa... hanya kibulan doang? Makan yuk? Lapar nih,” ajak Winda penuh gemulai. “Emang Rini itu seperti apa sih?” “Ha ha ha.. “ tertawalah Hari dibuatnya. “Jika itu maumu, yuk berangkat.” “Rini itu seperti apa, Om?” Winda mulai menggigihkan tanya. “Ehmm... ehmm seperti cinta yang tidak akan pernah hilang,” tutup Hari menyunggingkan alis matanya. Bibirnya dilenggokkan naik ke atas. Memberi ekspresi cuek kepada Winda. Teman kantornya yang lumayan menjengkelkan. Setelah siang mulai beralih. Petang akan datang menjelang dan menjajali semua macam rasa yang—para insan milikinya. Jiwanya memang sudah mulai lesu atas kelelahan dengan pekerjaannya. Keluar kantor, mengejar deadline berita serta menikmati siang yang begitu menyengat ubun-ubun. Air liur yang tertelan baik membasahi kerongkongan. Alis mata yang mulanya mengembang tiba-tiba menciut dan lesu kematian. Air muka telah mulai berubah. Hari mulai meninggalkan semuanya. Ya, semua kesibukan atas nama kantor yang tidak bisa ia indahkan. Mesin sepeda motor yang biasa ia dengar menderu di halaman parkiran. Seragam oranye yang membias akan sinaran mentari senja yang pecah dan merekah itu mulai timbul-timbul. Memanggil nama Hari. Seperti biasa, kurir pengantar paket ke kantor koran terkemuka di ibukota ini telah hafal dengan nama-nama karyawan, termasuk Hari yang setiap petang menunggu surat dari Rini. “Mas Hari, ini ada surat...” “Surat?” Hari masih berpikir polos sambil menunjuk dirinya sendiri. “Surat untuk saya maksudnya? Dari siapa ya, Kang?” sahutnya lagi. “Untreht alamatnya, Mas.” “O... mana, Kang.” Sedari menunggu antrian keluar kantor. Hari belum mau menanggalkan pita yang berwarna senja oranye itu di hadapan kerumunan karyawan lain, apalagi kehadiran Winda akan merusak kerinduannya dengan Rini. Sungguh penantian yang akan terpenuhi ketika langit mulai meremas biji senja. Menjadikannya sebagai gaun malam yang akan ia persuntingkan saat dewi malam telah merambah langit remangnya. Di rumah. Hari mulai melecuti semua pakaian dan menyegerakan mandi, melumat tiga genggam nasi, membaca koran pagi yang belum sempat ia selesaikan atau hanya sekadar menyalakan televisi dengan siaran yang tidak bermutu. Membuat Hari terlalu muak masalah korupsi yang melanda negeri ini. “Ah, kau ini, Rin, buatku kikuk saja,” pikir Hari penasaran. “Bukannya kau belum bisa melayangkan surat untukku?” ungkapnya sembari melangkah menuju balkon. Hari masih menerawang ke hadapan langit malam yang masih meremas. Beberapa taburan bintang yang hampir tergelincir

membuat Hari takjub. Wah, janganjangan akan dapat rezeki besar untuknya. Beberapa kepercayaan yang masih ia dapat sejak kecil akan memohon permintaan saat bintang tergelincir. Seperti meminta jodoh atau cuma minta dibeliin sepasang merpati di halamannya. Keinginan yang tinggi membuatnya merobek amplop merah yang sedang Hari genggam di tangan kanan. Masih gemetar rasa hatinya. Semula Hari menanggalkan pita berwarna senja—dibentuk mirip kupu-kupu, direkatkan di tengah amplop. Ya, mungkin saja rekaan kupu-kupu ini diibaratkan Rini menjadi perindu yang baik lewat dirinya yang mampu bermetamorfosis dengan sempurna, lalu menjadi kupu-kupu yang akan mengabarkan kebaikan untuk Hari. Pengibaratan Hari membuat senyum simpul dari wajahnya mulai semringah pula air mukanya. Belum sempat membuka amplop. Pesan singkat dari rekan kerjanya yang meminta kiriman email hasil beritanya membuyarkan semua penglihatannya. Semua buram dan kosong. Sembari mengirim email, Hari memulai pandangannya mengenai Rini, wajahnya, senyum semringah, mata coklatnya serta hidung mancungnya. “Dengan inilah aku membuatnya terkesima baik darimu, Rin?” gumam Hari takjub. Keheningan malam dan jangkrik membuat Hari menjadi tenang. Benaknya menjadi terasah meraih amplop merah di meja persegi kotak patron art deco. “Aha... Kau yang akan mengisi mimpi malam ini. Kau tahu itu...” Hari mulai membisik kepada langit yang mulai redup. Cahaya candra yang tersaing atas gegana hanya mampu diam, takut jika tuan langit mencelotehinya, menyudahi perjanjian yang krusial dengannya. Ah, sudahlah itu masalahnya. Dengan perasaan yang masih menggebu, Hari membuka pelan amplop tadi. Perlahan sekali lalu menikmati derauan angin malam yang serasa menusuk tulang. Nikmat, dihangati dari amplop merah yang telah lama dinantinya. Nada membisik, Hari bercakap pelan dengan amplop: “Amboi... baru kali ini aku merasa takjub dengan engkau, biasanya tidak juga.” “Terserahlah, hanya engkau yang kali ini pelipur lara yang tak tertahan. Amboi,” sambung Hari lagi. *** Pembukaan amplop berhasil. Hari terkejut bukan main. Ada firasat baru yang ia rasakan. Sebatang gencu dan sepotong jari telunjuk sebesar gencu tergeletak hebat di dalamnya, masih hangat pula, ditambah dengan k e c u p a n menggugah dari bentukan bibir perempuan d e w a s a . Sebelumnya Hari tidak m e r a b a masalah bentuk yang ada di

dalam amplop, yang Hari pikirnya hanya untaian surat dari tulisan tangan Rini. Tak Hari temukan pula syair atau sekadar sajak-sajak berbahasa Belanda yang ia harapkan. Hari terkejut bukan kepalang. Seketika, gencu yang semula diam terdorong angin untuk berseraya. Segera mungkin ponsel di dalam sakunya Hari renggut secepat. Hari inbox Rini, tapi tak ada jawaban, ditelepon dan dijawab Rini. “Hallo. Rin,” napasnya tersengal, serasa tercekik. “Iya, Uda?! Ada apa siang-siang ini nelpon?” “Kiriman itu... surat balasan itu...” “Rini tidak pernah ngirim, Da. Salah kirim mungkin, Da.” Rini memastikannya. “Jadi...” “Apa isinya, Uda?” “Sebatang gencu dan jari telunjuk yang masih hangat?!” Rini terdiam. Tidak pernah ia mengirim hal semacam itu. Lanjutnya kikuk dan ponsel di genggamnya terhempas dan Rini terduduk di pangkuan kursi. Tidak ada kabar. Keberadaan sebatang gencu, sepotong jari telunjuk yang masih hangat serta kecupan manis bibir yang membuat nafsu itu membuat Hari tidak habis pikir. Di kertas berukuran A4 dan berbahan bookpaper itu masih saja tergeletak barang yang meggelikan di meja kotak berpatron art deco. Sampai pagi telah mulai rengkah, menyeruak dari pangkal bumi. Barang-barang itu masih saja diam. Hari membiarkannya hingga sampai kurir pos menjejalinya lagi dan satu pun yang Hari tanya tidak pernah tahu darimana gencu, sepotong jari telunjuk yang masih segar serta kecupan bibir merah saga itu, di dalam amplop merah yang merekah berasal? Sampai kapan pun jua. *** Kehilangan gencu, jari telunjuk hangat dan kecupan bibir di dalam amplop merah akan membuat kehidupan Hari menjadi suram. Apalagi harus membuat Rini menghilang, setelah terputusnya ponsel genggamnya. Saat itulah kontak Hari dan Rini memang mulai terputus. Tidak ada kabar, apakah kiriman itu datang Rini atau secara kahyangan. Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Angkatan 2014


Kritik Sastra“Amplop Merah” karya Arif Rahman Hakim

A

Oleh: Ivan Adilla*

da beberapa genre (jenis) pada karya sastra, yaitu prosa, puisi dan drama. Prosa sendiri terdiri dari beragam bentuk, seperti novel, novellet, dan cerpen. Setiap pengarang bebas memilih genre yang diinginkan dan bentuk yang dibutuhkannya. Semua hal tersebut merupakan wadah yang dimanfaatkan sastrawan untuk menyampaikan hal yang diinginkannya. Sesuai dengan namanya, cerpen adalah wadah untuk menyampaikan kisah yang singkat. Itulah sebabnya ketika membaca cerpen kita dapat menikmati sebuah peristiwa di tempat tertentu dengan tokoh terbatas. Peristiwa tersebut bisa berupa pertemuan di sebuah halte, pertengkaran di lingkungan asrama, hingga kuliah yang membosankan. Tokohnya tentu saja orang yang terlibat dalam peristiwa itu, sejak dari teman, kekasih, kepala asrama, hingga dosen. Dengan pengantar singkat ini, saya coba mengamati cerpen “Amplop Merah” karya Arif Rahman Hakim. Kisah ini tampak ditulis sekali jadi, tanpa ada pembacaan ulang dari penulisnya. Saya dapat menyimpulkan hal demikian setelah membaca berulang kali cerpen ini dan tak berhasil merumuskan apa yang sebenarnya ingin diceritakan pengarang. Apakah ia ingin berkisah tentang hubungan Hari dengan Rini yang sedang sekolah di luar negeri,

atau tentang hubungan usaha Winda mendekati Hari, atau tentang amplop merah yang misterius? Ketiga kisah tersebut terdapat dalam cerpen ini dengan porsi yang tak jauh berbeda seakan kisahnya tidak saling berhubungan. Dalam hal ini terlihat penulisnya ragu-ragu dan seperti kehilangan arah untuk menjalin dan mengakhiri cerita. Sesungguhnya ketiga hal tersebut bisa menjadi cerita menarik jika dihubungkan dengan jalinan yang baik. Tokoh Winda yang tak mendapat respon positif dari Hari bisa menjadi tokoh yang mengirim amplop merah itu sebagai tanda cinta penuh ancaman. Gincu di jari dan bekas bibir di amplop bisa menjadi simbol kuat untuk cinta yang hadir. Sayang sekali penulis kurang mengeksplorasi makna dari benda-benda yang ada dalam amplop. Sebagai cerita, kisah ini kurang jelas arah dan maksud yang diinginkan penulis. Terlalu banyak gagasan dan peristiwa yang ingin dilekatkan pada karya ini. Pekerjaan Hari sebagai wartawan dan komentarnya tentang koruptor tak ada fungsinya, sehingga hal itu bisa diabaikan saja. Agar pembaca tidak bosan, penulis mencoba membangun kalimat yang puitis, tetapi sebagaimana akan terlihat di akhir, itu pun tak sepenuhnya berhasil. Tampaknya Arif R. Hakim seorang yang senang bermain dengan

bahasa. Di dalam cerpen ini, terlihat Si penulis berusaha menjalin ungkapan-ungkapan baru yang puitis dan metaforis. Pada beberapa bagian, usaha ini tampaknya cukup berhasil dan mampu menyampaikan kesan dan gagasan dengan lebih kuat. Mungkin itu sebabnya ia keasyikan dengan “permainan” ini, sehingga ia berusaha untuk membuat ungkapan baru pada hampir setiap paragraf. Tapi keasyikan yang kurang terkontrol bisa melegakan dan menjadi kelemahan. Dalam pembahasan ini kita ambil dua ungkapan yang melemahkan yaitu, (1) “...membeku di antara puing-puing pendidikan di benua jauh” (paragraf 3), (2) “Sungguh penantian yang akan terpenuhi ketika langit mulai meremas biji senja” (paragraf 17). Pada kasus pertama, kata “membeku” mengesankan sikap pasif dan tak dinamis, hal yang tak mungkin dilakukan seorang pelajar yang merantau jauh hingga ke luar negeri untuk sekolah. Apakah tokoh Rini hanya duduk saja di universitas tempat ia belajar? Padahal dialog tokoh ini dan kesan Hari tentangnya menunjukkan ia wanita riang yang dinamis. Berikutnya, ungkapan “puing-puing pendidikan”, apa yang ingin disampaikan dengan ungkapan ini? Puing berkait dengan bangunan, sedangkan pendidikan adalah aktivitas sehingga tidak

KETIKA

PULAU BERANAK SEPI

Kenestapaan

Aku ingin merajai laut malam ini

Oleh Arif Rahman Hakim

Oleh : Putra Metri Swazo Ketika Kau bersepakat dengan jarak Rindu lepas dari jari-jari kelopak mawar Ketika Aku menjelma dinding waktu Gerimis-gerimis kecil ikut bersandar

Oleh Melia Roza

Menuju pulau beranak sepi Laut malam hari, tak setenang napas ketika menulis sajak dengan keputihan hati Aku masih menepi pada rakrak kosong

kebungkaman hanya tinggal pada untaian kata yang masih membeku. lentera—yang dulunya kuharapkan

Kebencianku pada kekosongan

mungkin akan nestapa mencapai garis lintang

Tapi aku merindui sepi

akan mengalah

Ketika ada yang mencarinya

Sepeti menulis dalam perahu

susah sungguh sudah

Kelopak tak lagi berjatuhan

Pada laut dan angin malam

keremangan malam meniti hari dengan

Mereka tersesat, dan berharap

Dan berpendar di genangan hujan

Pada bibir yang mengatup Pada cerita yang kutulis

Dan bila ketika kau mulai dipalingkan dari jarak

Dibaca atau diabaikan

Rindu yang harusnya kau gugurkan

Kini

Malah mekar dan terpetik Ketika itu, kau pandangiku dengan hening Terkilat terbayang kau ingin merobohkan waktu Untuk kembali lagi pada Ketika

Arai Pinang, 2015

Pada alam- kuserahkan

meremas lampu jalan hanya bisa menutupi merah senjanya jiwaku tak bisa bergerak. sudah. biarlah kenestapaan berjalan sendiri, mengikuti derauan angin

A k u i n g i n m e n u li s pa d a perahu- dalam laut malamtanpa ucapan membawanya Dan kubiarkan mengakhiri

siang

hingga sang mentari lupa untuk tersembul

Ketika melihat pulau beranak biar! Nestapa! sepi. Padang, 17 Maret 2016.

Padang, 27 Februari 2016

mungkin menjadi puing, tapi dapat meninggalkan jejak. Pada kasus kedua, penulis menggunakan personifikasi, yaitu bagai langit yang meremas biji senja. Seperti halnya ungkapan perumpamaan yang lain, seperti simile dan metafora, personifikasi hanya digunakan jika ada hal sama yang bisa diumpamakan. Mungkin bentuk, sifat, kesan atau lainnya. Nah, tentang senja yang memiliki biji, bagaimana harus dipahami? Apalagi tidak ada kesan dari paragraf sebelumnya tentang hal demikian. Akhirnya, perlu diperhatikan penulisan ejaan yang masih banyak keliru. Misalnya, /gencu/ yang benar /gincu/, / kemesrahan/ seharusnya /kemesraan/. Sastrawan itu bebas menggunakan kata, tapi ia harus tertib dalam kebebasan. Karya sastra seperti cerpen, adalah wadah untuk menyampaikan gagasan. Gagasan yang baik akan menarik jika ditampilkan dalam wadah yang elok. Tetapi wadah cantik yang berisi gagasan yang penuh keraguan hanya akan menimbulkan kekecewaan. Sikap jujur dan kerja keras merupakan jalan terbaik untuk menyajikan karya yang menarik. Salam. *Penulis merupakan Dosen Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas

TIGA HAL PADA SUATU HARI Oleh: Lastry Monika

/1/ Pagi itu bangun mandi dan sarapan pagi /2/ Siang itu bekerja dengan terik dan keringat lalu istirhat /3/ Malam itu pulang dan tidur menyusun rencana untuk tiga hal pada suatu hari begitu, hingga uzur


S

aat ini, pada umumnya masyarakat hanya mengenal buah anggur, apel, jeruk, dan lain-lain yang kerap kali dijual di pasaran. Namun, tak semua orang tahu bahwa ada buah-buahan yang hidup di hutan. Tumbuhan liar yang ada di hutan tersebut mengandung manfaat yang tak kalah penting dari buah lainnya. Salah satunya buah Karamuntiang (Rhodomyrtus tomentosa). Buah ini biasanya tumbuh liar di tempat yang banyak mendapat sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, dan tempat-tempat yang mencapai ketinggian 1.650 meter. Ukuran pohon buah Karamuntiang tidak terlalu tinggi, hanya sebatas pinggang orang dewasa atau bisa digapai dengan tangan. Ciri buah ini yaitu kecil berwarna ungu kemerah-merahan. Di dalam buah Karamuntiang terdapat biji seperti biji selasih yang dapat dimakan. Selain itu, Karamuntiang juga merupakan salah satu tumbuhan yang memiliki berbagai macam khasiat. Beberapa khasiat tersebut yaitu: 1. Buah

Buah Karamunting memiliki rasa manis ketika kita mengonsumsinya. Bukan hanya manis, buah ini memiliki efek hemostatik dalam saluran pencernaan bagian atas. Hemostatik tersebut berguna untuk menghentikan

Khasiat Karamuntiang untuk Tubuh pendarahan pada pembuluh darah yang cedera dan dapat pula menghentikan pendarahan pada wanita (Metrorrhagia). Selain itu, buah ini juga dapat meningkatkan hemoglobin dan jumlah sel darah merah. Kemudian, buah Karamuntiang memiliki antioksidan untuk mengurangi atau mencegah penyakit akibat radikal bebas. 2. Akar

Akar buah ini dapat meningkatkan trombosit dan meningkatkan otot kontrak pembuluh darah halus. Dalam kata lain, ekstrak akar buah ini dapat menghambat bakteri Staphylococcus Aureus, penyebab nanah. Selain itu, akar buah ini juga mengandung zat warna yang digunakan sebagai pewarna hitam alami. 3. Daun Daun tumbuhan karamuntiang merupakan salah satu dari keanekaragaman hayati yang wajib untuk dibudidayakan. Khasiat dari daun Karamuntiang yaitu sebagai obat penurun gula darah dan pengering luka bagi yang menderita diabetes . Bukan hanya itu, daun buah ini dapat mengeringkan jerawat yang meradang dan mengecilkan pori-pori. Cara untuk mengobati penyakit tersebut dengan merebus daun

Foto: Dhanty karamuntiang hingga mengental lalu basuhkan pada luka atau muka dan bisa diminum. Itulah beberapa khasiat yang

terdapat pada tumbuhan Karamuntiang ini. Semoga bermanfaat. Rina (Diolah dari berbagai sumber)

Bahaya Kipas Angin bagi Kesehatan 2.Kekurangan Oksigen Kita dapat kekurangan oksigen apabila kipas angin dihembuskan tepat ke wajah ketika sedang tidur. Hal ini karena udara yang dihembuskan kepada kita tidak sepenuhnya oksigen bahkan karbondioksida yang kita keluarkan dari mulut bisa kembali terhirup oleh hidung kita. Bahaya yang ditimbulkan kita akan mengalami asma atau sesak nafas karena kekurangan pasokan oksigen.

Foto: Ist.

D

i antara kita ada yang telah ketergantungan menghidupkan kipas angin.Bahkan hampir 24 jam kipas angin tersebut tidak pernah dimatikan.Lelahnya beraktivitas di siang hari bahkan pengaruh cuaca panas di daerah lingkungan tempat tinggal menjadi alasan ketergantungan tersebut. Kipas angin dianggap dapat menyejukkan badan hingga membuat kita terlelap, sehingga kita lupa kipas angin juga berbahaya bagi kesehatan. Berikut bahaya terlalu sering menghidupkan kipas angin saat tidur. 1.Infeksi Saluran Pernapasan Kipas angin dapat memberikan

Sambungan halaman 19... Karatau madang di hulu, babuah babungo balun; marantau bujang dahulu, di rumah baguno balun. Hatihati di rantau nak, lauik sati rantau batuah, urang di dunia banyak kiramaik. Pandai-pandai mambao diri, bakato di bawah-bawah, mandi di ilieilie. Tapi samantang pun baitu, kok jalan dialiah urang lalu, kok cupak dililih urang panggaleh, kok martabat

kesejukan ketika kita sedang merasa gerah. Tetapi, udara yang sejuk tersebut berbahaya, apabila udara yang terhirup oleh hidung terdapat bakteri, kuman, bahkan virus yang tidak kita sadari keberadaannya. Udara yang tidak baik itu akan bersikulasi di saluran pernapasan hingga dapat menyebabkan infeksi.Bukan hanya itu, menghidupkan kipas angin terlalu sering dapat menciptakan debu di sekitar tempat tidur kita. Bahkan di sekitar kipas angin itu sendiri. Tanpa kita sadari kita menghirup debu yang tak kasat mata hingga dapat menimbulkan penyakit saluran pernapasan lainnya.

diri diinjak-injak urang, sinsiangkan langan baju ang Yuang, jan cameh darah taserak, jan takuik nyawo malayang, aso ilang duo tabilang, pantang laki-laki suruik ka balakang. Demikianlah, Tambo Minangkabau yang selama ini luput dari pencermatan kita, yang seringkali ramai diperdebatkan prihal dukungan fakta historisnya oleh akademisi, atau banyak “dicibir” karena teknik penceritaannya yang simplistis oleh orang-orang rasional,

3.Dapat Menyebabkan Kematian Di Korea Selatan ada sebuah kepercayaan yang menyebar luas di kalangan masyarakatnya tentang “kipas kematian”, yaitu bahaya yang timbul ketika menyalakan kipas angin di ruangan tertutup. Kipas angin yang dihadapkan ke wajah dapat berujung kematian mendadak. Hal ini dapat terjadi jika kita menggunakan kipas angin saat tidur dengan kondisi ruangan yang tertutup dan ventilasi udara yang buruk. 4.Suhu Tubuh Turun Keseimbangan tubuh sangat dibutuhkan untuk menjaga aktivitas sel Imun. Salah satu cara untuk mengatur suhu badan yaitu dengan mengeluarkan keringat. Normalnya tubuh saat tidur akan mengeluarkan keringat. Tetapi bagi yang menggunakan kipas angin saat tidur dapat menghambat keluarnya keringat. Kipas angin membuat kulit menjadi kering dan pori-pori kulit mengecil karena dinginnya udara yang dihasilkan ternyata justru dengan pendekatan analisis wacana kritis yang postmodernis dapat dipahami makna dan nilai kecendikiaannya yang tinggi. Kecendikiaan tersebut sering dikenal sebagai “kearifan lokal (local wisdom)”, yakni gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dalam konteks tulisan ini, potensi konflik anarkis dapat didekati, dimediasi dan

kipas angin. Hal ini juga menyebabkan penyakit Hiportemia, kekurangan serapan air dan masuk angin. 5.Otot Jadi Kaku dan Nyeri Hembusan kipas angin yang terlalu lama dapat menyebabkan otot menjadi kaku dan nyeri. Suhu yang dingin akan menurunkan produksi cairan Lubrikasi yang berfungsi untuk menguatkan otot dan persendian kita. Maka tak heran jika kita tidur menggunakan kipas angin merasakan otot nyeri dan kaku. 6.Terserang Penyakit Bell Palvy Penyakit ini merupakan penyakit lumpuh yang terjadi pada wajah. Wajah akan terasa sulit untuk tersenyum, tertawa, dan ekspresi lainnya karena terdapat pembengkakan di daerah wajah tertentu. Penyebab penyakit ini adalah kondisi syaraf yang menegang dikarenakan terkena suhu dingin terus menerus. Dari bahaya yang telah dipaparkan tersebut, sebaiknya kita dapat menggunakan kipas angin seperlunya saja. Jika kamu tidak bisa tidur karena suhu ruanganmu terlalu panas dan gerah, kamu dapat menggunakan kipas angin dengan ruangan yang terbuka agar mendapatkan pasokan tambahan udara yang alami dan sirkulasi udara dapat berfungsi dengan baik serta kamu dapat terhindar dari berbagai macam penyakit tersebut. Rina (Diolah dari berbagai sumber) ditransformasikan menjadi konflik yang intelek, etik, estetik dan rekreatif. Semoga tulisan ini bermanfaat. *Penulis adalah Doktor Kajian Budaya Minangkabau, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Pemerhati konflik dan sekarang memperoleh tugas tambahan sebagai Wakil Dekan III periode 2013-2017.


Ketika Kita Berkawan dengan Dewa Judul

: Mahasiswa Setengah Dewa (Bagian Dua) Penulis : Martga Bella Rahimi Penerbit : Pt Elex Media Komputindo Cetakan : Pertama, 2015 Resensiator : Novia Ratna Dewita

I

ni merupakan sepenggal kalimat pembuka dalam buku Mahasiswa Setengah Dewa (bagian dua) karya Martga Bella Rahimi, seorang dokter muda alumni Kedokteran Universitas Andalas. Isi dari buku kedua ini cukup berbeda dibandingkan dengan buku pertama yang dibuat penulis. Buku pertama menggambarkan tentang perjalanan hidup penulis sebagai mahasiswa agar mampu sukses sebelum menyandang gelar sarjana. Sementara di buku yang kedua ini lebih banyak menyuguhkan motivasi.

H

Selain hal tersebut, dalam buku Mahasiswa Setengah Dewa (bagian dua), penulis juga cukup lihai untuk membuat pembaca berinteraksi langsung dengan penulis, seolah-olah pembaca benar benar sedang melihat penulis di depan matanya. Dalam hal ini, penulis menerapkan trik dengan membuat sebuah permainan. Selanjutnya, pembaca harus melakukan perintah pertama terlebih dahulu sebelum melakukan perintah kedua, setelah itu akan diingatkan lagi agar pembaca melakukan permainan sesuai perintah. Di awal pembuka, buku ini disuguhkan dengan bab yang berjudul pencarian sayap (dewa). Penulis menggambarkan perjalanan hidup menyusuri hutan belantara, di sana banyak rintangan yang harus dilalui. Tujuan dalam ceritanya cukup simpel yaitu bertemu dengan dewa agar bisa memetik bunga keabadian untuk memiliki sayap sehingga bisa terbang kemana-

mana, dan belajar segala macam ilmu darinya. Namun, tentu saja hal itu tidak mudah. Bahkan bisa saja dendam datang kepada kita, namun jadikan dendam positif yang harus dibalas Dalam buku ini banyak perumpamaan yang digunakan seperti lorong waktu, peta, kompas, dan baju zirah pustaka. Perumpamaan tersebut mampu mewakilkan apa yang ingin

penampilan sangat penting dalam kehidupan. Orang lain akan menilai dari penampilan kita tanpa tahu apa yang sebenarnya ada dalam hati. Selain itu, ketika membaca buku ini, kita juga disarankan untuk berwirausaha dan mencari beasiswa. Buku ini juga menggambarkan bagaimana nanti jika kita menghadapi masalah yang di luar dugaan, sampai membuat kita ingin menyerah dari perlakukan atau ucapan yang diperoleh dari orang lain. Buku mahasiswa setengah dewa bagian dua ini memiliki sedikit kekurangan yaitu penulis tidak menerangkan secara rinci ketika pembaca mengalami hal yang digambarkan dalam novel tersebut. Penulis hanya menggambarkan secara umum, sehingga terkesan ceritanya persis sama dengan cerita dalam novel tersebut. Hal ini akan berdampak kepada

�Jika kamu ingin bersinar seperti

matahari, kamu harus terbakar terlebih dahulu sepertinya�

disampaikan penulis kepada pembaca. Perumpamaan tersebut juga menarik pembaca dengan mengira-ngira sebuah tujuan sehingga rasa penasaran pembaca timbul ketika membaca buku tersebut. Penulis mengungkapkan bagaimana mimpi itu menjadi nyata dan awal perjalananlah yang dapat menentukan hidup kita kelak. Selain itu, penulis juga menyuguhkan bagaimana

pembaca, sehingga pembaca tidak secara langsung mengaplikasikan motivasi dalam buku ini dan hanya menjadi cerita penulis saja. Namun, buku ini bagus dan memotivasi apalagi di kalangan mahasiswa. Lalu apakah kamu sudah siap menjadi mahasiswa setengah dewa? Atau kamu belum yakin menjadi setengah dewa. Ayo buruan baca buku ini!!!

Kebenaran dan Hati Nurani di antara Tumpukan Kebohongan

anum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra merupakan sepasang suami istri, teman perjalanan sekaligus penulis buku ini. Hanum Salsabiela Rais merupakan putri kedua dari Amien Rais. Hanum bergelarkan dokter gigi dari Universitas Gajah Mada yang memulai kariernya sebagai jurnalis dan reporter-presenter di Trans TV. Hanum pernah bekerja sebagai jurnalis dan video podcast maker di Executive Academy Vienna dan juga sebagai koresponden untuk detik.com selama tiga tahun. Buku-buku yang telah diterbitkannya antara lain Menapak jejak Amien Rais, Persembahan seorang putri untuk ayah tercinta , 99 cahaya di langit Eropa, Berjalan diatas cahaya, Bulan terbelah di langit Amerika dan Faith and the city. Sekarang Hanum menjabat sebagai salah satu direktris PT Arah Dunia, sebuah TV islami modern di Yogyakarta yang dikembangkan bersama suaminya Rangga Almahendra. Rangga Almahendra merupakan alumni Institut Teknologi Bandung, S2 di Universitas Gajah Mada dan S3 di WU Wina. Rangga menjabat sebagai direktur utama ADiTV. Bersama istrinya, Rangga ikut menjadi penulis naskah dan Associate Producer film 99 Cahaya di Langit Eropa dan Bulan Terbelah Dilangit Amerika. Rangga juga menulis Faith and the City bersama istrinya. Faith and the City menceritakan suatu ambisi untuk menaklukkan New York sang ibu kota dunia namun banyak hal yang bertentangan dengan nurani. Pada novel ini menceritakan tentang kehidupan dunia media pertelevisian. Hanum dan Rangga merupakan pasangan suami istri yang sangat romantis. Setelah selesai menghadiri malam Penganugerahan Hero of thr year city untuk Philipus Brown, mereka akan

kembali ke Wina untuk meraih gelar Ph.Dnya. Namun semua itu tertunda karena datangnya seorang Andy Cooper dari Global New York City (GNTV) sang idola Hanum yang menawarkan Hanum untuk kontrak kerja di GNTV selama tiga minggu. Tanpa pikir dua kali dan tanpa pertimbangan Rangga, Hanum langsung menyetujui kontraknya dengan Cooper. Di sini cerita sebenarnya baru dimulai, Hanum diamanahkan untuk mengangkat sebuah acara tentang muslim di Amerika yang bernama Insights Muslim. Dimana Hanum harus mencari muslim kontroversial di Amerika. Mewawancarai

Judul Penulis Penerbit Cetakan Resensiator

Pada saat karir Hanum mulai cerah hal yang sangat mengecewakan menimpanya. Hubungannya dengan Rangga tak sehangat dulu lagi, bahkan Hanum datang ke apartemen saat Rangga sudah tidur dan berangkat kerja saat Rangga masih tidur. Hari demi hari konflik, perdebatan dan kecemburuan merajalela. Pilihan untuk sebuah hubungan dan karier harus diputuskan. Rangga yang awalnya berbohong bahwa izinnya diterima untuk menunda keberangkatannya ke Wina tak berarti lagi, sehingga

kita lagi. Melalui novel ini kita bisa mengetahui bekerja di dunia media mempunyai tantangan sendiri bahkan tantangan itu berasal dari diri kita sendiri, bagaimana cara mengedepankan kebenaran dan hati nurani di antara tumpukan kebohongan manipulasi dan godaan harta. Bukan hal yang mudah untuk mempertahankan kebenaran dan kejujuran. Akan tetapi, kekurangan dari

: Faith and The City : Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra : PT. Gramedia Pustaka Utama : Pertama, Jakarta 2015 : Ulva Wahyuni

tentang derita kehidupannya yang sangat pribadi, perkara-perkara rumah tangga, perasaan mereka dan masalah yang fenomenal di Amerika. Hanum dituntut menaikan rating dan share GNTV dimana Hanum harus menayangkan acara yang berkualitas dan bahkan harus memaksakan memberikan pertanyaan yang membuat narasumber mencucurkan air mata. Jika berhasil, maka ia akan mendapatkan bonus yang besar jika tidak akan mendapatkan tamparan perkataan yang menusuk oleh Cooper. Karena ambisi Hanum yang sangat kuat untuk menaklukan New York dan membuktikan bahwa dia bukan jurnalis nyamuk atau kacangan yang sering dicemoohkan kepadanya.

ia harus memutuskan ke Wina tanpa Hanum. Kemudian, Hanum diberi tawaran untuk menjadi pegawai tetap di GNTV. Jika ia menerimanya bukan hanya tiga minggu tanpa Rangga, bisa jadi LDR abadi. Semua harus ada keputusan dan pilihan. Memilih berarti harus ada yang dikorbankan. Hingga akhirnya Hanum menyelesaikan kontraknya bersama Cooper dengan mulus dan kembali kepelukan Rangga. Novel ini mengajarkan sebuah kesabaran, bagaimana menghadapi sebuah tekanan dan bersabar disaat orang yang disayangi tidak memercayai

novel ini peralihan cerita dari alurnya terlalu cepat dan alur ceritanya mudah ditebak. Harapannya untuk novel yang akan diterbitkan berikutnya topik tentang kereligiannya lebih di angkatkan lagi dan mengaitkannya dengan peradaban di negara kita sendiri.


Ivan Adilla, Perintis Wadah untuk Belajar dan Berkreativitas

Dok. Pribadi

U

niversitas Andalas semakin hari semakin bergiat untuk memajukan kampus bidang akademik. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peran dan kiprah dosen yang mengajar. Banyak dosen Unand yang merupakan lulusan terbaik dan memiliki kemahiran luar biasa di bidangnya masing-masing. Begitupun dengan salah satu dosen yang mengajar di Jurusan Sastra Indonesia satu ini, dikenal oleh mahasiswanya dengan panggilan Pak Ivan. Genta Andalas berkesempatan berbincang-bincang lebih dalam mengenal sosok Ivan di koridor jurusan Sastra Indonesia, Rabu (2/3). Delapan tahun belakangan Ivan tinggal di Yogyakarta sembari menyelesaikan studi S2-nya. Dosen yang mahir bahasa Arab ini mempunyai tiga orang anak. Anak pertama sudah menginjak tahun akhir masa perkuliahan, anak kedua masih menduduki bangku kelas tiga SMA, dan anak bungsunya juga masih menduduki bangku Sekolah Dasar (SD). Anak pertama dan kedua dari Ivan sampai sekarang masih tinggal di Yogyakarta sebab mereka betah tinggal di luar

Padang. Berbeda dengan anak bungsunya yang lebih senang tinggal di Padang. Dosen yang mengajar di Fakultas Ilmu Budaya ini, semasa sekolah di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN), pernah menulis di bidang jurnalistik. Hal tersebut ditekuninya selama tiga bulan. Berawal dari menolong seorang wartawan membuat dan menulis berita menggunakan mesin tik. Setamat dari MAN, Ivan ditawari menjadi wartawan tetap di Bukittinggi. Namun, ia tidak menerima tawaran tersebut dan memilih melanjutkan jenjang pendidikannya ke Universitas Andalas dengan jurusan Sastra Indonesia dan lulus pada tahun 1987. Ivan senang bergiat membuat semacam organisasi ataupun wadah bagi mahasiswa sebagai tempat belajar dan berkreativitas. Hal ini dibuktikan dengan beberapa lembaga yang ia rintis. “Saya senang mendirikan lembaga yang saya kira penting, selepas itu ya jalan sendiri. Kalau bisa memanfaatkannya dengan baik, bagi saya itu sudah cukup,” ungkapnya seraya tersenyum. Pertama, ketika menjabat sebagai Ketua Jurusan Sastra Daerah Minangkabau, Ivan mendirikan Bengkel Seni Tradisional Minangkabau (BSTM). Meskipun hanya sebagai UKM yang bersifat fakultas, tetapi gaung atau pengaruhnya telah terasa di Indonesia, bahkan telah sampai ke luar negeri. “Kira-kira tahun 2000, saya mencari alat yang dibutuhkan untuk melakoni seni tersebut, mencari pelatih hingga menunggu dan menyaksikan mereka latihan,” terangnya. Kedua, ruang baca Ali Akbar Navis atau lebih dikenal dengan ruang baca A.A Navis yang berada di sebelah kanan jurusan Sastra Indonesia (Sasindo) juga merupakan hasil rintisan Ivan pada tahun 2006. Ruang baca tersebut didirikan dari uang yang disisihkan dari

sebuah proyek pengembangan jurusan Sasindo. Ruang baca tersebut diberi nama A.A Navis karena menurut Ivan ada sesuatu yang berharga dari Navis yaitu, walaupun dia tidak tamat SMA, akan tetapi dia rajin membaca dan bertanya. Buku-buku tersebut didapat dengan cara dibeli, sumbangan beberapa dosen dan penulis Sumatera Barat (Sumbar) serta sumbangan dari alumni. Pendirian ruang baca ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa karena mahasiswa Jurusan Sasindo memerlukan buku yang spesifik. Tak hanya itu, Ivan juga aktif berkegiatan di luar kampus. Pada 20032007 Ivan menjadi Ketua Utama Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB). Kegiatan Ivan selama di DKSB yaitu menghimpun seniman untuk melakukan kebijakan dalam bidang kesenian dan kebudayaan serta membantu para seniman tersebut untuk berkarya di tingkat daerah maupun nasional Namun, selepas periode kepemimpinannya di sana lembaga tersebut tidak aktif lagi. “Setelah periode saya, lembaga itu tidak ada aktivitas lagi, tidak tahu rimbanya,” tuturnya. Selama aktif di DKSB, kegiatan lain yang dilakukan untuk menumbuhkan apresiasi seniman, yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan dari instruktur yang dipilih. Kegiatan tersebut meliputi pelatihan kepenulisan karya sastra, penulisan cerpen, puisi, naskah drama, dan penerbitan antologi. Selain itu, juga mengadakan pentas seni, karya-karya dari berbagai bidang dipilih dan dipentaskan. Kegiatan lainnya yang pernah dilakukan yaitu membuat profil para Maestro Seniman Tradisi yang berjasa dan karyanya penting dibuatkan film dokumenternya. Kemudian, mereka diundang untuk menampilkan karya seninya di Taman Budaya (Tambud) Sumatera Barat. Alhasil, pemutaran film

dokumenter tersebut mempengaruhi kesenian di luar ataupun di dalam Sumbar. Serta pernah juga diputar kembali di salah satu stasiun televisi swasta di Palembang, Yogyakarta dan Sulawesi Barat. Tak hanya itu, kumpulan film dokumenter tersebut juga dikirim ke provinsi lain,” jelasnya saat ditemui di koridor jurusan Sastra Indonesia. Saat ini Ivan tengah bergiat mengadakan “diskusi film” tiap Minggu di ruang studio flash Fakultas Ilmu Budaya (FIB) tepatnya selasa pukul 10.00 WIB. Ivan Adilla mengajak mahasiswa dari jurusan apapun untuk menonton dan membedah film bersama. Sehabis menonton film tersebut, mahasiswa diminta untuk membuat sinopsis film, kesan, ataupun kritik film. “Saya juga berharap mahasiswa mampu membuat skenario film dan bisa menjadikan kemampuan tersebut sebagai profesi nantinya. Namun, hal yang disayangkan oleh Ivan pada diskusi film tersebut ialah sepi peminat sebab masih banyak yang belum tahu dan kurangnya pemublikasian,” katanya. Kesibukannya di kampus tak menghalangi langkah Ivan untuk berkarya. Karyanya banyak dimuat di media lokal Tempo, Kompas, Padang Ekspres, Haluan, dan Singgalang. Karya tersebut berupa kritik, esai, cerita anakanak, dan juga cerita rakyat. Sesuatu yang patut dibanggakan dari sosok Ivan yaitu prinsip. “Ilmu itu nur Allah SWT dan nur-Nya tidak bisa didekati oleh maksiat, kalau ingin nur Allah jauhi maksiat”. Itulah prinsip yang selalu diajarkan Ivan Adilla kepada keluarganya. Kesibukannya mendedikasikan ilmu pengetahuan lantas tidak melupakan tanggung jawab Ivan Adilla sebagai seorang ayah. Bagi Ivan Adilla keluarga itu sangat penting. Nite

Biodata Nama : Ivan Adilla Tempat, tanggal lahir : Sumani, 11 Maret Alamat rumah : Perumahan Unand, Blok C/01/19 Ulu GadutPadang Email : rinuak_singkarak@yahoo.co.id Riwayat pendidikan : -S1 Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Andalas -S2 Ilmu Sastra Universitas Gajah Mada


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.