Tabloid Genta Andalas edisi 64

Page 1


EDITORIAL

Tabloid Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No.373/XIII/ Unand-2001 Pelindung: Prof. Dr. Tafdil Husni, SE., MBA Penasehat: Prof. Dr. Ir. Hermansah, MS., M.Sc Pembina: Rembrandt, S.H., M.Pd Dewan Redaksi: Ayu Lestari, Dhearien Fizwa, Adrizal, Yudi Irfan, Febrika Hade Putri, Icha Wulanda, Laila Mukhtari Wizra, Muhammad Fikri, Muhammad Yaqub BE, Randy Febrian, Yuliani Sartika, Adha Giva Sakinah, Anestia Berlianda, Clara Octaria Rija, Hisna Natria Hilda, Lailatul Zuhri Indriani, Lita Mailani, Lizsa Egeham, M. Qamarul Hadi, Peri Irawan, Putri Ramadani, Teja Alone, Zikra Delvira Pemimpin Umum: Muhammad Arif Sekretaris Umum: Risesa Oktaviani Bendahara Umum: Gita Puspita Pemimpin Redaksi: Rafika Surya Bono Pemimpin Perusahaan: Rahmawati Ramadhan Pemimpin Produksi: Yori Andriani Pemimpin Litbang: Ully Saputri Redaktur Pelaksana: Rina Sephtiari Koordinator Liputan: Wina Sartika Redaktur: Nite, Rizka Desri Yusfita Bisnis & Periklanan: Devita Sari Marketing & Sirkulasi: Fanny Wulandari Kepala Desainer Grafis: Suci Ramadhanty Desainer Grafis: Novia Ratna Dewita Layouter: Ikhlas PSDM: Annisa Radiani Event Organizer: Syinta Tesya Apriliani Dicetak oleh: PT. Padang Graindo Mediatama (Isi diluar tanggungjawab percetakan)

Butuh Dana, Unand Buka Jalur Mandiri Menempuh pendidikan ke jenjang lebih tinggi menjadi kebanggaan tersendiri bagi mayoritas masyarakat dewasa ini. Tak heran jika berbagai cara ditempuh untuk bisa masuk perguruan tinggi ternama di dalam maupun luar negeri. Entah itu dengan cara mengandalkan otak, kolega, kerabat, ataupun kekayaan orang tua. Jalur masuk dengan nilai akademik yang bagus semasa sekolah, itulah ‘pos’ untuk mereka di jalur SNMPTN, sedangkan yang ingin bertarung di ujian tulis, SBMPTN lah jalur mereka. Nah, bagi yang tidak lolos kedua2nya, ada ‘jalur alternatif’ yakni jalur mandiri. Jalur mandiri ini merupakan ‘angin segar’ bagi mereka yang berduit, namun ‘angin bahorok’ bagi mereka yang hidupnya yang terbiasa irit. Unand sendiri kembali membuka jalur mandiri setelah sejak tahun 2013 tak membuka jalur tersebut. Hal itu dikarenakan adanya sistem baru yaitu Uang Kuliah Tunggal (UKT), dan alasan pimpinan saat itu terkait rendahnya kualitas mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri. Dibukanya kembali jalur mandiri dikarenakan adanya kebijakan pimpinan baru universitas. Tuntutan akan kebutuhan dana menjadi alasan terbesar Unand membuka jalur mandiri. Terlebih Biaya Operasional Perguruan Tinggi (BOPTN) Unand yang dipangkas sebesar Rp 12 milyar oleh pemerintah. Jalur mandiri seolah

mengisyaratkan Unand membebankan kebutuhan tersebut kepada calon mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa yang lulus lewat jalur mandiri harus merogoh kocek mulai dari Rp 6 juta hingga Rp 70 juta yang disebut dengan uang pengembangan institusi (PI) atau uang pangkal. “Pendidikan itu mahal.” Begitulah yang acap kali terdengar di telinga. Begitu pun (mungkin) yang sedang dirasakan oleh calon mahasiswa dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah saat menerima kenyataan harus mengikuti seleksi masuk Unand lewat jalur mandiri. Meski pemerintah telah berupaya memberikan program-program beasiswa, namun tetap saja tidak bisa menampuang semua ‘kalangan bawah’. Agaknya, jalur mandiri akan kembali menimbulkan mindset bagi ‘orang kecil’ bahwa pendidikan hanya layak bagi orang-orang yang memiliki uang. Jalur mandiri secara tidak langsung tentu merugikan calon mahasiswa. Pasalnya, kuota masuk unand jalur SBMPTN dipangkas sebesar 50 persen. Artinya, peluang yang dimiliki juga semakin kecil dibanding sebelumnya, sehingga jika tidak lulus jalur SBMPTN, mereka harus memilih ikut jalur mandiri. Hal ini tentu membutuhkan pundi-pundi rupiah lebih banyak. Konsekuensinya, jika tak punya fulus jangan berharap mencicip bangku kuliah.

Dapur .................... 2 Jendela .................. 3 Laporan Utama ...... 4 Sorotan Kampus ..... 6 Feature ................... 7 Laporan Khusus ...... 8 Survei ..................... 9 Liputan ................. 10 Galeri

............

12

Rehat ................... 13 Aspirasi ................ 14 Aneka Ragam ....... 16 Teknologi ............. 17 Aktivis .................. 18

Salam Redaksi Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan karunia-Nya, kami segenap kru Genta Andalas dapat menghadirkan tabloid Genta Andalas Edisi XLIV bulan Mei-Juni 2016 kepada khalayak pembaca. Selawat beriring salam tidak lupa kami haturkan kepada Rasulullah SAW sebagai suri tauladan penerang jalan seluruh umatnya. Syukur dan bangga adalah gambaran perasaan yang kami rasakan setelah menyelesaikan tabloid ini. Berbagai halangan dan rintangan mewarnai perjalanan panjang berhasil kami lalui untuk menghadirkan tabloid ini. Di sela-sela pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan libur semseter segenap kru tetap mencurahkan seluruh tenaga, pikiran, perhatian, dan waktu. Seperti tak kenal lelah dan perjuangan, berburu informasi terkini untuk menyajikan berita informatif dan karya terbaik demi terbitnya tabloid mahasiswa Genta Andalas Unand ini. Pada edisi XLIV ini kami

menghadirkan laporan utama mengenai Jalur Mandiri Kembali Dibuka di Unand . Pada laporan khusus, kami mengangkat tentang Asrama Unand yang masih perlu perbaikan. Mulai dari asrama baru yang belum dioperasikan hingga keluhan mahasiswa yang pernah tinggal di Asrama. Selain itu, Kebersihan Business Center (BC) dan Rencana Rektor Rombak Gedung PKM juga kami hadirkan dalam rublik sorotan kampus. Tak ketinggalan kami juga menghadirkan jawaban SMS-mu untuk menjawab berbagai keluhan mahasiswa. Semoga tabloid ini dapat memenuhi rasa keingintahuan dan kebutuhan informasi pembaca di sekitar kehidupan kampus. Sehingga mampu mewujudkan eksistensi kami sebagai Pers Kampus. Kritik dan saran solutif kami harapkan dari pembaca, agar karya ini dapat semakin baik dan menarik ke depannya. Akhir kata selamat membaca. Hidup mahasiswa!

Khasanah Budaya .. 19 Sastra dan Seni ...... 20 Wawasan .............. 22 Resensi................... 23 Sosok ..................... 24

Sosok Edisi LXIV


Rp Nrd TIGA JALUR : Unand menerima mahasiswa baru melalui tiga jalur masuk

Fasilitas Infokus Gedung Kuliah Banyak yang Rusak

Biaya Sewa Gedung Unand Memberatkan Mahasiswa

Mengapa infokus di gedung kuliah banyak yang rusak? Sehingga membuat perkuliahan sering terganggu. (081244341xxx) Jawaban:

Assalamualaikum Wr. Wb. Saya merupakan salah seorang mahasiswa yang sering mengadakan kegiatan di gedung kuliah pada hari Sabtu dan Minggu. Namun, sedikit mengganjal ketika selesai berkegiatan pihak CS gedung tersebut meminta biaya sewa yang begitu memberatkan mahasiswa. Padahal, pemakaian ruang gedung tersebut tidak memakan waktu sehari penuh dan sesuai mprosedur yang ada di Unand. Mengapa biaya kebesihan sebuah gedung terasa memberatkan? Apakah tidak ada standar dari pihak Unand? Jawaban:

Masalah infokus sebenarnya bisa langsung diatasi dengan menghubungi bagian akademik Unand sebab berkaitan dengan proses belajar. Jadi, jika ada masalah langsung ke pihak terkait. Maka dalam hitungan menit infokus akan sampai di ruangan. Kepala Bagian Umum Unand Masrial Jamal

Lampu Kolam PKM Belum Dilengkapi Pusat Kegiatan Mahasiwa (PKM) saat ini masih memiliki fasilitas yang sangat minim. Salah satunya masalah penerangan. Mengapa lampu di kolam PKM belum dilengkapi? Padahal seringkali mahasiswa berkegiatan di sana. (082383995xxx)

Redaksi Genta Andalas menerima tulisan berupa: esai, opini, feature, cerpen, puisi, khasanah budaya, dan bentuk tulisan kritis lainnya. Redaksi berhak mengedit tulisan tanpa mengubah isi. Tulisan disertai foto dan biodata penulis. Tulisan dapat dikirim melalui redaksi@gentaandalas.com

Sebenarnya biaya sewa gedung tersebut tidak ada jika digunakan sesuai dengan jadwal kuliah. Kemudian, Sabtu dan Minggu tidak diperbolehkan memakai gedung. Namun mungkin sudah ada kesepakatan tertentu antara CS dengan si pemakai gedung terkait penggunaan gedung pada Sabtu dan Minggu. Hal itu sudah diluar tanggung jawab saya. Kepala Bagian Umum Unand Masrial Jamal

Ota Da Tagen Da Tagen : Ondeh mandeh Mak Itam, sadang manga Mak Itam du? lah maituang-ituang jari surang nampak e? Mak Itam : Eh Tagen kironyo. Giko Gen a, sabana takajuik ambo!! kini masuak Unand ado jalur mandirinyo. Da Tagen : Jalur mandiri itu apo, Mak? mandi sendiri? Mak Itam : Ondeh mandeh, itu ha nan masuaknyo sarupo mambali 3 ikua kabau!! Da Tagen : Ondeh mandeh, mambali tigo ikua kabau baa lo caritonyo, Mak?


Unand Kembali Buka Jalur Mandiri

Foto: Ist.

J

alur mandiri merupakan salah satu cara untuk masuk perguruan tinggi. Sejak tahun 2013-2015 Unand tidak membuka jalur mandiri sebagai jalur masuk universitas, sebab Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) membuat aturan secara opsional.Artinya, boleh dilaksanakan dan boleh tidak dilaksanakan. Selanjutnya, sejak tahun 2013 juga tidak ada keputusan pimpinan untuk menyelenggarakan jalur mandiri karena sudah diberlakukannya sistem Uang Kuliah Tunggal (UKT). Dari UKT tersebut terjadi subsidi silang. Mahasiswa yang memiliki ekonomi tinggi membayar UKT lebih tinggi sedangkan mahasiswa yang ekonominya lemah membayar UKT lebih rendah. Oleh karena itu, sejak diberlakukannya UKT tersebut, maka tidak perlu lagi membuka jalur mandiri. Selain pemberlakuan UKT,rendahnya kualitas mahasiswa yang masuk melalui jalur mandiri juga termasuk tidak dibukanya jalur mandiri pada tahun 2013-2015. Hal ini terbukti karena dosen di Fakultas Ekonomi sudah melakukan penelitian terhadap mahasiswa yang mengikuti jalur masuk mandiri. Mahasiswa yang masuk melalui Jalur mandiri merusak IPK karena rendahnya kemampuan yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Butuh Suntikan Dana, Unand Buka Jalur Mandiri Pada tahun akademik 2016/ 2017 ini Universitas Andalas bergabung dengan Perhimpunan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) Nusantara yang merupakan kerjasama 13 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) ternama di Indonesia, menyelenggarakan Ujian Mandiri Bersama Perguruan Tinggi (UMB-PT) Tahun 2016. Unand memilih menyelenggarakan jalur mandiri secara bersama dengan 13 PTN tersebut supaya tidak kesulitan dalam hal pemublikasian dan terbentuknya check and balances karena ada panitia yang mengontrol agar pelaksanaannya berjalan dengan fare. Pada tahun 2012 persentase Mandiri hanya 10 persen, sedangkan tahun 2016 persentase mandiri yaitu 30 persen menyamai jalur masuk SBMPTN. Ini sudah ketentuan dari Dikti. Unand sebagai PTN harus mengikuti ketentuan dari pemerintah tersebut. Ini dituturkan oleh WR I Unand Dachriyanus.”Jalur mandiri merupakan salah tata cara penerimaan mahasiswa baru sesuai dengan peraturan menteri.Hal tersebut boleh diselenggarakan karena tidak melanggar,” tuturnya. Terkait kuota penerimaan

mahasiswa melalui jalur mandiri yang menyamai SBMPTN, Tafdil mengatakan hal tersebut sudah sesuai dengan aturan. “Kuota Jalur mandiri bisajadi kurang dari 30 persen, jika kuota jalur SNMPTN dan SBMPTN mau dinaikkan. Kuota tersebut merupakan usulan masing-masing perguruan tinggi sesuai dengan kemampuannya,” ungkapnya. Selanjutnya, Kepala Bagian (Kabag) Akademik dan Kemahasiswaan Syafwardi mengatakan proses belajar jalur mandiri sama dengan jalur SNMPTN dan SBMPTN. “Perbedaannya hanya dari segi biaya. Target mandiri sekitar 1500 mahasiswa,” katanya saat ditemui di ruangan. Berjalannya proses perkuliahaan di Perguruan Tinggi butuh biaya. Biaya tersebut diberikan oleh pemerintah pusat dan biaya kuliah yang dibayarkan oleh mahasiswa. Biaya tersebutlah yang

Unand hanya 59 Milyar. “39 Milyar digunakan untuk biaya operasional di Unand sedangkan 20 Milyar digunakan untuk biaya operasional Rumah Sakit Pendidikan (RSP) Unand seperti gaji pegawai dan persiapan membeli furniture. Berbeda dengan tahun 2015, total dana BOPTN yang diberikan mencapai 71 Milyar. Hal tersebut juga salah satu pemicu Unand buka jalur mandiri “ tambah Asdi. Terkait pernyataan beberapa pimpinan Unand tersebut, Sekretaris Jenderal Unit Kegiata Mahasiswa (UKM) Pengenalan Hukum dan Politik Muhammad Ichsan justru menolak Unand buka jalur mandiri. “Unand buka jalur mandiri sebab ada potongan dana BOPTN.Rasanya sangat disayangkan sekali terjadi hal yang demikian,” tegas Iksan. Namun, ada juga aktivis

dikurangi karena pendidikan itu tidak hanya milik kaum bermodal besar. Setidaknya orang yang berekonomi menengah ke bawah juga bisa ikut bersaing di kursi ujian mandiri Unand dan tidak terbebani oleh uang kuliah,” jelas mahasiswa angkatan 2014 ini. Selanjutnya, terkait biaya jalur mandiri yang digunakan untuk menambah biaya operasional, Satria mengatakan masih banyak cara untuk menutupi biaya operasional yang kurang.

Pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru Melalui Jalur Mandiri Universitas Andalas menetapkan kapasitas atau daya tampung dan keketatan penerimaan mahasiswa baru sesuai dengan program studi masing-masing. Berikut adalah daftar perguruan tinggi yang termasuk kepada kelompok PTN Universitas Malikussaleh, Universitas Syiah Kuala, Universitas Teuku Umar, Universitas Samudra, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Institut Seni Indonesia Padangpanjang, Universitas Maritim Jalur mandiri dibuka untuk Raja Ali Haji, Universitas Jambi, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, menambah biaya operasional. Univeritas Terbuka, Universitas Palangka Raya, dan Universitas Selanjutnya, untuk menunjang Borneo Tarakan. Kerjasama terjalin kegiatan mahasiswa, dosen, dan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Plain sebagainya. SPMBN dengan PTN/PTS. Dalam UMB ini, Kabag Umum dan Kemahasiswaan Syafwardi mengatakan pemilihan jurusan sesuai dengan jurusan calon Maba ketika menduduki bangku SMA. Ada tiga kelompok jurusan mahasiswa yang diterima melalui Dok. Genta jalur mandiri yaitu kelompok Soshum, Saintek dan Campuran. Program studi yang dipilih digunakan untuk biaya operasional mahasiswa yang setuju dengan dibukanya tergantung mereka. “Jika mereka seperti pembelian Alat Tulis Kantor (ATK), jalur mandiri. Seperti yang diungkapkan memilih Soshum, mereka boleh memilih perbaikan gedung, biaya rapat internal Penanggung Jawab Sementara (PJS) 2 prodi. Jika memilih kelompok Saintek, dan eksternal pihak universitas, biaya Ketua Ukm Pramuka Dalli burhan.Ia mereka boleh memilih 2 prodi. Jika dosen yang mengajar, biaya beli buku, mengatakan setuju dengan adanya jalur mereka memilih kelompok campuran, biaya listrik, biaya air, biaya perbaikan mandiri.”Saya setuju saja dengan adanya calon Maba boleh memilih tiga prodi yaitu jalan dan sebagainya. Oleh karena itu, jalur mandiri ini karena merupakan sudah 2 kelompok Soshum dan 1 kelompok Tafdil mengatakan dibukanya jalur keputusan dari pemerintah pusat. Saintek,” jelasnya. Ujian yang dilaksanakan pada mandiri salah satunya untuk menambah Meskipun, ada anggapan pimpinan biaya operasional. “Kemudian, untuk mencari pemasukan lebih, saya berharap tanggal 24 Juli ini memerlukan biaya menunjang kegiatan mahasiswa, dosen, mahasiswa yang masuk jalur mandiri ini pendaftaran yang lumayan mahal. Ini memiliki kesadaran yang lebih tinggi dari tergantung jenis ujian yang diikuti. Jenis dan lain sebagainya,” tambahnya. pertama, jika calon maba hanya memilih Hal ini juga dibenarkan oleh WR mahasiswa lainnya,” harapnya. Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial 1 PTN dengan tiga pilihan program studi II Unand Asdi Agustar. Ia mengatakan untuk menambah biaya operasional, salah dan Ilmu Politik Satria Oki Sanjaya (Saintek/soshum) maka dikenakan biaya satu caranya yaitu dengan membuka jalur mengatakan tidak ada permasalahan pendaftaran sebesar 300.000. Kedua, mandiri. “Selain itu, ada juga pemasukan yang signifikan jika Unand kembali buka Jika calon maba memilih paling banyak dari penelitian dan riset dosen Unand, jalur mandiri. Sebab calon mahasiswa lima PTN dengan lima program studi kerja sama, serta memanfaatkan asset baru yang mengikuti ujian mandiri juga (Saintek/Soshum) dikenakan biaya yang menghasilkan uang seperti Business akan disaring kembali oleh pihak pendaftaran sebesar 350.000. Ketiga, universitas sesuai dengan kemampuan jika calon maba memilih paling banyak 7 Center (BC) ,” katanya. Selain itu, pada tahun 2016 calon mahasiswa tersebut. “Namun PTN dan PTS dengan 7 pilihan program pemerintah memotong dana BOPTN harapannya biaya Pengembangan studi (Saintek/soshum) maka dikenakan sehingga total BOPTN yang diberikan ke Institusi (PI) serta biaya SPP per semester biaya sebesar 475.000. Pembayaran

Tafdil Husni -Rektor Unand-


Selain itu, pada jalur mandiri satu, dua, dan tiga.Biaya yang dibayarkan tersebut dapat dilakukan melalui teller di juga dipungut biaya Pengembangan oleh mahasiswa bersangkutan kepada PTN bank BNI dan melalui ATM Bank BNI. Terkait peserta ujian, Syafwardi Institusi (PI) yang digunakan untuk hanya 20-30 persen dari total biaya mengatakan bagi penyandang disabilitas peningkatan kualitas sebuah perguruan keseluruhan yang harus mereka biayai. tetap bisa mengikuti ujian. Seperti cacat tinggi supaya institusi bersangkutan Biaya keseluruhan yang harus dibiayai mata dan cacat fisik. “Namun, untuk lebih berkembang. Biaya PI terendah Rp disebut Biaya Kuliah Tunggal (BKT) penderita cacat mata belum ada alat 6.000.000 dan tertinggi Rp 70.000.000. “Misalnya BKT per semester mahasiswa D3 pendukungnya dikarenakan Unand SPP dibayarkan setiap semester mulai Akuntansi sebesar Rp 7.079.000. Mereka terbatas dalam anggaran. Kalaupun ada dari semester pertama, sedangkan PI membayar UKT hanya level 1 yaitu Rp tetap akan kita fasilitasi. Sedangkan bagi diselesaikan pembayarannya pada 500.000.Sisa biaya tersebut seharusnya penderita cacat fisik seperti peserta yang tahun pertama pendidikan dengan dibiayai oleh pemerintah, namun jumlah menggunakan kursi roda sudah ada pilihan pelunasan langsung atau dengan biaya yang dialokasikan ke PTN oleh fasilitas pendukungnya sebab kita punya satu unit gedung khusus peserta cacat fisik yaitu gedung I. Bagi penyandang Kuliah melalui jalur mandiri bukan disabilitas ini, nantinya ditentukan oleh banyak uang yang akanada petugas khusus, namun hingga sekarang belum dimiliki, melainkan ditentukan terdeteksi ada atau tidak,” ungkapnya. oleh kemampuan seseorang Melihat semakin menjawab soal-soal yang diuji gencarnya informasi mengenai jalur mandiri, Staff Kesma BEM atau prestasi yang dimiliki. KM Unand Fitriani mengatakan dengan penyelenggaraan jalur mandiri tahun ini, akan menjadi peluang bagi mahasiswa untuk kuliah. “Saya setuju saja dengan dibukanya jalur mandiri ini karena Dok. Genta menambah peluang mahasiswa untuk kuliah. Namun juga disayangkan bagi calon mahasiswa yang kurang mampu, hal ini 2 (dua) kali pembayaran yang disebar pemerintah belum lagi cukup. Maka justru membuat mereka terdiskualifikasi pada semester pertama dan semester dipungutlah dari masyarakat yang disebut Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP),” kedua pendidikan. dari persaingan ini,” ceritanya. Dengan pungutan tersebut, ungkap Asdi Agustar. Namun, hal tersebut dibantah Penerimaan negara itu ada yang oleh WR II Asdi Agustar. Ia mengatakan maka PTN mendapatkan biaya kuliah melalui jalur mandiri bukan tambahan yang digunakan pihak PTN berasal dari pajak ada juga yang berasal ditentukan oleh banyak uangnya, tetapi untuk membiayai proses pendidikan dari bukan pajak. Iuran kita untuk lembaga ditentukan oleh kemampuannya sebab sebagian besar kuliah di pendidikan disebut dalam negara sebagai menjawab soal-soal yang diuji atau perguruan tinggi UKT-nya yaitu level PNBP. “Sebagai PNBP kita diatur oleh prestasinya saat SMA seperti nilai rapor. “Jika ia lulus dalam seleksi tersebut, maka akan diterima kuliah di Unand, bukan ditanya terkait keuangan,” katanya. Senada dengan Asdi Agustar, Syafwardi mengatakan diterimanya calon Maba di Unand bukan dilihat dari uang, namun dilihat dari hasil ujian calon Maba tersebut serta seleksi lainnya. “Kuliah bukan tergantung orang lain, tetapi tergantung kepada diri kita sendiri, kita sebagai mahasiswa harus sadar tupoksi,” ujarnya. Sejauh ini, persiapan dari Unand terkait penyelenggaran jalur mandiri sendiri tidak ada. “Sebab ujian diadakan bersama dengan 13 universitas lainnya. Jadi,pemerintah pusat yang menyediakan segalanya,” ujar Dachriyanus.

Asdi Agustar -Wakil Rektor II-

Biaya Pendidikan Jalur Mandiri Biaya pendidikan setiap Program Studi pada jalur mandiri dibagi kepada dua komponen pembiayaan yaitu SPP dan Pengembangan Institusi (PI). Tahun 2016, Unand kembali membuka jalur mandiri dengan biaya SPP per semester terendah Rp 3.300.000 dan tertinggi Rp 12.000.000 pada kelompok program studi Saintek sedangkan pada kelompok program studi Soshum biaya SPP-nya merata yaitu Rp 3.000.000 persemester. Ini diungkapkan oleh WR II Asdi Agustar. “Biaya SPP pada program studi Saintek beragam sebab masing-masing ilmu memerlukan biaya yang berbeda serta mereka membutuhkan biaya yang banyak. Sedangkan pada program studi Soshum merata. Hal tersebut diambil dari level tertinggi rata-rata atau level menengah,” jelasnya.

Sumber: pmb.unand.ac.id

undang-undang penggunaannya oleh menteri keuangan,” tambahnya. Selanjutnya, terkait pemungutan biaya lain pada PTN selain SPP persemester diatur dalam pasal 8 Permenristekdikti Nomor 22 Tahun 2015 bahwa PTN tidak dibenarkan memungut biaya selain UKT kecuali untuk mahasiswa asing, jalur mandiri, dan mahasiswa kerjasama. “Artinya konsep dasar pemerintah Indonesia sebenarnya ialah pihak yang kuat membantu yang lemah sebab tidak semua orang memiliki kekuatan ekonomi yang sama. Di PTN ada kemampuan kuat dan lemah, karena masih ada keluarga kaya dan kurang mampu. Tetapi semuanya berhak untuk pendidikan,” tambahnya. Selain itu, Asdi Agustar juga mengatakan meskipun pemerintah sudah memberikan biaya pendidikan berupa Bidik Misi bagi mahasiswa yang ekonominya lemah, namun tidak semua mampu di cover oleh pemerintah. “Makanya yang kaya tadi mesti bayar lebih supaya mahasiswa yang kurang mampu juga bisa mengenyam pendidikan. Inilah yang disebut dengan subsidi silang,” tambahnya. Terkait biaya mandiri yang cukup besar, Asdi Agustar juga mengatakan beasiswa juga berlaku untuk mahasiswa jalur mandiri tetapi bukan berarti hal tersebut menghapus uang SPP-nya. “Biasanya beasiswa itu diberikan kepada yang berprestasi namun ekonominya lemah. Biasanya jumlah beasiswa yang diberikan lebih sedikit dibanding jumlah mahasiswa yang membutuhkannya,” tambahnya. Hal ini juga dibenarkan Tafdil selaku rektor Unand. Melalui jalur mandiri ini tidak menutup kemungkinan akan diterapkannya beasiswa. “Mahasiswa berprestasi bidikmisi kuotanya sudah disiapkan oleh pemerintah, tapi kalau ada mahasiswa jalur mandiri yang benarbenar mahasiswa tersebut kurang mampu, tentu kita terima,” ujar mantan dekan fakultas ekonomi ini. Staff Kesma BEM KM Unand Fitriani berharap kuota jalur mandiri itu diperkecil dari angka 30 persen. “Saya rasa itu terlalu banyak. Harapannya, karena ini perintah dari pemerintah pusat, maka saya rasa pemerintah juga harus memerhatikan mahasiswa yang kurang mampu agar mereka bisa kuliah,” ujarnya. Hal ini karena pemerintah lebih bertanggungjawab. Selain itu di Unand ini banyak beasiswa, jadi kita sebagai mahasiswa harus berpandai pandai dalam mencari beasiswa tersebut,” tutup mahasiswa keperawatan angkatan 2012 ini Demikianlah info terkait jalur mandiri yang akan hadir di kampus hijau kita. Meskipun masih ada pro dan kontra terhadap diterapkannya jalur masuk mandiri di Unand, diharapkan kita semua selektif dan tetap mengawal proses masuk jalur mandiri ini. Semoga dengan adanya jalur mandiri maupun jalur masuk lainnya tetap membawa kita pada sebuah kesuksesan. Devita, Rina, Rizka, Wati, Wita

Grafis : Produksi


Rektor Rencanakan Rombak Gedung PKM

K

eluarnya Surat Edaran Peraturan Rektor. Universitas Andalas (Unand) sejak tahun 2001 telah memiliki gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) yang diresmikan oleh Wakil Presiden Indonesia saat itu Megawati Soekarno Putri. PKM ini terdiri atas beberapa Sekretariat Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Unand, kantor cabang pembantu BNI, dan Bank Nagari, Anjungan Tunai Mandiri Bank Mandiri, BNI, Bank Nagari, dan Poliklinik serta Cafetarian. Mahasiswa diberi kebebasan dalam melakukan berbagai kegiatan yang bermanfaat di PKM hingga larut malam. Namun, pada Kamis (28/4) lalu melalui Wakil Rektor Unand mengeluarkan Surat Edaran Peraturan Rektor No.53a/XIII/A/ Unand-2011 tentang Tata Tertib Kehidupan Kemahasiswaan di Kampus. Surat edaran tersebut menarik perhatian mahasiswa yang memiliki berbagai kegiatan malam di PKM. Seperti yang dilontarkan oleh ketua UKM Pengenalan Hukum dan Politik (PHP) Muhammad Ridho yang saat itu ia mengungkapkan kekecewaannya. ‘’Peraturan dibuat bukan hanya satu pihak, melainkan harus melihat kondisi sosial yang ada. Sekarang peraturan itu dibuat seperti produk politik yang memiliki kepentingan-kepentingan,” tuturnya. Menurutnya, kegiatan di PKM merupakan bentuk pendidikan dan salah satu cara dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Ia juga mengatakan jika peraturan ini ditegakkan maka UKM akan melakukan pemberontakan. ‘’Kapan lagi kami diberi ruang untuk berekspresi. Kami juga ingin mengembangkan diri, berdiskusi, dan menemukan kebenaran bersama. Jangan diarahkan semua di kelas. Kuliah kami sudah dipadatkan dan kegiatan di PKM hanya dibolehkan sampai pukul 21.00 WIB, itu sangat menyiksa kami untuk produktif dalam melakukan kegiatan,” paparnya. Di sisi lain, ketua UKM Neotelemetri Yovi mengatakan jika surat edaran itu benar ditegakkan ia yakin bahwa banyak UKM yang akan tetap melakukan kegiatan di PKM hingga larut malam. “Pada akhirnya kami akan tetap melanggar karena waktu malam lebih efektif untuk berkegiatan di PKM. Jangan terlalu diberi larangan, karena akan

membatasi produktivitas dan karya mahasiswa,” tuturnya.

Asdi Agustar mengatakan sejauh ini tindak lanjut yang dilakukan pihak rektorat baru sampai penyitaan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). “Sanksi lanjutan untuk mahasiswa yang kedapatan menginap di PKM dapat dilihat di surat edaran yang telah dikeluarkan,” ujar WR II ini. Selain itu, Rektor Unand Tafdil Husni, mengatakan sidak tersebut bertujuan untuk mendisiplinkan

Rektor beserta jajarannya lakukan sidak Setelah surat edaran tersebut keluar mahasiswa tetap melakukan kegiatan malam di PKM. Hingga Selasa (31/5) Wakil Rektor (WR) II Unand Asdi Agustar beserta dua jajaranya melakukan inspeksi mendadak (sidak) di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM). Ketika itu, Asdi Agustar terkejut saat melihat kondisi PKM yang dikotori dengan tumpukkan sampah, dan sekretariat yang dijadikan seperti kos-kosan. “Saya kesal melihat kondisi gedung PKM dengan sampah berserakan seperti di pasar. Kemudian, saya baru mengetahui ruang UKM dijadikan seperti rumah kos yang dilengkapi dengan tempat tidur. Ke depannya, saya akan mengusulkan ruang UKM ditata ulang agar menjadi pencontohan bagi pihak luar yang datang ke Unand,” kata dosen Fakultas Peternakan ini. Hal ini sontak membuat mahasiswa PKM terkejut dengan tindakan yang dilakukan oleh WR II beserta dua jajarannya tersebut. Seperti yang dilontarkan oleh Menteri Dalam Negeri BEM KM Unand Hardyansyah Ahmad Dok. Genta mengatakan sidak tersebut tidak sesuai dengan waktunya. Ia juga MENGUKUR: Usai lakukan sidak, rektor mengutus mengatakan pihak UKM pun mengukur masing-masing sekretariat UKM tidak patut untuk disalahkan. “Pertama, fasilitas untuk mendukung kebersihan tidak mencukupi seperti tong sampah, jalur mahasiswa agar tidak melakukan TPS yang tidak jelas dan lain sebagainya. kegiatan malam di gedung PKM melebihi Kedua, kembali kepada masing-masing pukul 21.00 WIB. “Hal ini dilakukan agar individu tersebut sebab pemahaman tidak ada lagi mahasiswa yang sampai tentang kebersihan masih kurang. Maka menginap di PKM,” katanya. untuk itu memang perlu ditingkatkan,” ujarnya. Kondisi PKM yang memprihatinkan Jelang beberapa hari setelah itu, Setelah melakukan sidak Kamis (2/6) Rektor Unand beserta beberapa kali, Rektor melihat kondisi jajarannya kembali melakukan sidak PKM yang sangat memprihatinkan. dengan menyambangi masing-masing Sehingga Rektor berencana untuk sekretariat UKM. Pada sidak kali ini merombak sekretariat UKM menjadi Rektor mendapatkan beberapa mahasiswa berbentuk partisi (bagian-bagian). yang ketahuan tidur di Sekretariat. Rektor telah mengerahkan beberapa

Arsitek untuk melakukan survei gedung PKM. Seperti yang dikatakan oleh Asdi Agustar bahwa pihak Unand tidak lagi membuat sekretariat UKM berbentuk seperti kamar. ‘’Kami akan melakukan pekerjaan ini secepatnya,’’ katanya. Di sisi lain, Uncu salah satu arsitek yang telah dikerahkan oleh Unand mengatakan akan merubah bentuk sekretariat di PKM menjadi lebih teratur lagi dengan menjadikannya bentuk partisi. “Di setiap partisi, bagian bawahnya dibuat dari triplek dan bagian atas terbuat dari kaca. Kira-kira seperti gedung perkantoran, namun ini masih dalam tahap perencanaan dan penganggaran dana,” jelasnya. Kemudian, Uncu menjelaskan bahwa perencanaan ini dikarenakan kondisi PKM yang memprihatinkan dengan banyaknya tumpukkan sampah. “Kami hanya ditugaskan oleh pihak rektorat untuk melakukan survei karena keadaan PKM yang tidak teratur dan penuh dengan tumpukan sampah. Serta ada beberapa atap yang bocor, sehingga harus diperbaiki,’’ katanya. Menanggapi hal tersebut, Presiden Mahasiswa Edi Kurniawan mengatakan tindakan pihak rektorat sudah bagus untuk merencanakan adanya perombakan PKM. “Sejauh ini pandangan saya positif, kita arsitek tidak bisa memungkiri bahwa banyak fasilitas dan infrastruktur di PKM ini yang sudah tidak layak, seperti lampulampu yang banyak mati. Hal ini menjadi penting untuk dikoordinasikan dengan pimpinan, jangan sampai perubahan yang dibuat justru merugikan kita, sebagai warga PKM,” paparnya. Terkait hal tersebut, Wakil Rektor (WR) III mengatakan akan melakukan diskusi kepada seluruh ketua UKM untuk membicarakan perencanaan gedung PKM yang akan dirombak. ‘’Dalam waktu dekat ini kami akan mengundang secara resmi seluruh ketua UKM,’’ katanya.  Devita, Dhanty, Gita, Rina, Rizka, Syinta, Wina

Pengunjung Keluhkan Kondisi BC yang Kotor

G

edung Business Center (BC) merupakan tempat yang sering digunakan mahasiswa Unand dan pengunjung dari luar untuk makan sembari mengerjakan tugas kuliah. Namun, masalah kebersihan dan keamanan BC luput dari perhatian sehingga kondisi gedung tersebut begitu memprihatinkan. Seperti yang diungkapkan oleh Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Dila. Ia mengatakan pihak Unand seharusnya lebih memerhatikan keadaan BC, salah satunya perawatan dan perbaikan seperti kursi yang tidak layak pakai dan wc yang begitu kotor. “BC sangat tidak layak untuk dijadikan tempat makan dengan banyaknya sampah dan kucing-kucing liar. Saat saya makan siang beberapa waktu lalu, saya kaget karena tiba-tiba kucing melompat ke atas meja. Akhirnya sampah makanan dan bungkusnya pun beserakan,’’ ujarnya. Selain itu, mahasiswa lainnya Rifki mengatakan tidak hanya kebersihan

yang perlu diperhatikan, keamanan di BC pun perlu ditingkatkan. “ Kebersihan dan keamanan di BC sudah seharusnya mendapat perhatian dari pihak kampus, masalahnya bulan April kemarin sepeda motor teman saya pernah hilang di parkiran BC,’’ katanya. Menanggapi hal tersebut Wakil Rektor (WR) II Asdi Agustar mengatakan pengelolaan BC memang merupakan tanggung jawab pihak Unand. Namun, pedagang di BC telah mengontrak dengan biaya sewa sekitar lima juta per tahun. Jadi, kebersihannya menjadi tanggung jawab pedagang yang berjualan di sana. Kemudian, ia mengatakan bahwa pihak Unand telah melihat kondisi BC yang begitu memprihatinkan dengan banyaknya sampah yang berserak. ‘’Kami akan menindaklajuti permasalahan tersebut. Kami akan mengutus petugas kebersihan yang akan dipersiapkan oleh Kepala Bagian Umum Unand serta mengevaluasi pedagang yang berjualan di sana,’’ tuturnya. Ikhlas, Rizka

Dok. Genta TAMPAK LENGANG: Business Center (BC) masih menjadi pilihan tempat makan meski perkuliahan sedang libur


Batu Kalang, Laskar Pelanginya Pesisir Selatan

L

Oleh: Wina Sartika*

askar Pelangi merupakan film Inspiratif Indonesia yang menceritakan kehidupan keluarga miskin yang bersekolah tingkat SD dan SMP di sebuah sekolah Muhamadiyah di Belitung. Tidak hanya mampu menyampaikan pesan moral kepada setiap penonton, latar tempat yang dimainkan dalam film ini pun mampu membuat para penonton terpukau dengan keindahan pantai Belitung bahkan di antaranya ada yang bersemangat untuk berburu keindahan di Belitung. Walaupun saya tidak pernah menyaksikan langsung keindahan tersebut, namun ketika di suatu perjalanan saya bersama teman bernama Icha, ketika itu menelusuri keindahan pantai Tarusan, Padang, Sumatra Barat (Sumbar). Tak jauh dari pantai Tarusan saya menemukan pantai yang dihiasi dengan batu-batu besar yang indah. Bebatuan itu seketika mengingatkan saya pada film Laskar Pelangai. Ya, pantai Belitung. Tak menunggu lama, ketika memarkirkan motor, saya lekas turun dari motor sedangkan Icha membayar parkir motor. Saya teramat kagum dengan kenyataan yang ada di hadapan saya ketika itu, hamparan lautan biru, hembusan angin dari pohon kelapa yang tersusun rapi di pinggir pantai, serta percikan air yang membasahi batu-batu besar tersebut. Saya menikmatinya, tanpa tertinggal. Batu Kalang terletak di Nagari Ampang Pulai, Kec. XI Tarusan, Kab. Pesisir Selatan. Hanya memakan waktu sekitar satu jam dari pusat Kota Padang untuk menuju tempat ini, dengan jarak berkisar 56 km dari pusat kota. Masyarakat setempat menamai pantai ini dengan nama Batu Kalang, yang berarti Batu Terhalang. Selain itu, Batu Kalang juga terbagi menjadi dua. Jika kita berjalan kearah Selatan kita akan menjumpai Batu Kalang Mandeh Gadang (Besar) dan jika kita berjalan kearah Barat laut kita akan menjumpai Batu Kalang Mandeh Ketek (kecil).

Saya dan Icha menelusuri lebih Jalan menuju lokasi pun terbilang mudah. Kami memulai perjalanan dari jauh lagi pantai Batu Kalang, kami Kota Padang, kami cukup mengikuti jalan mendaki jalan setapak yang cukup tinggi yang biasa digunakan ke Painan. bagi para pemula seperti kami. Icha Sesampai di simpang tiga Tarusan lalu berhenti sejenak dan berkata ‘’Ini yang belok ke arah kanan, kemudian kami namanya surga dunia,’’ ujarnya sembari cukup mengikuti jalan lurus saja. Saat memperhatikan sekeliling pantai. Saya menjumpai persimpangan lagi, kami pun lagi-lagi dibuat kagum dengan belok kiri. Jika kami belok kanan kami kenyataan yang saya hadapi. Kurang lebih 10 menit, kami telah berada dekat akan menuju Puncak Mandeh. Saat kami belok kiri, kami hanya dengan batu-batu besar. Saya dan Icha berjalan lurus sampai ujung jalan. Saat pun berlari dan memanjat batu-batu melewati jalan tersebut, kami disuguhkan besar tersebut dan berteriak sekuatdengan birunya lautan yang mmbuat lupa segala lara. Selain itu, tempat ini juga dipadatkan dengan pemukiman penduduk asli. Sembari menikmati sepoian angin yang menerpa wajah kami di atas kendaraan, kami sempat melihat para nelayan yang sedang sibuk memasukkan berbagai jenis ikan hasil tangkapannya ke dalam ember besar berwarna biru. Saat hampir tiba dilokasi kami melewati jembatan yang sempit. Jadi, jika saat itu kami berpapasan dengan mobil atau motor dengan arah berlawanan kami lebih baik berhenti sebab Foto: Wina

adalah bagaimana kami bisa tertawa tanpa beban. Jam di tangan menunjukkan pukul 17.25 WIB. Artinya, lebih dari tiga jam kami telah menghabiskan waktu dengan bermain pasir serta ombak di pantai Batu Kalang. Saatnya, kami menikmati keindahan langit senja. Kami menaiki kembali batu-batu besar dan membaringkan badan kami dengan menatap langit senja tanpa awan putih. Seketika kami hening dari gelak tawa, kami memejamkan mata sembari

jembatan tersebut tidak memungkinkan menampung HARI LIBUR: Pantai batu kalang menjadi pilihan wisatawan lokal menikmati libur bersama dua motor atau dua mobil dari keluarga maupun kerabat dekat. arah berlawanan. Namun, kuatnya, entah saat itu kami memanggil beruntung kami tidak mengalaminya. Tidak perlu merogoh kocek besar nama lelaki yang kami suka atau yang menikmati indahnya suara gemercik untuk menikmati indahnya pantai yang kami benci, itu tidak penting, yang ombak menerpa batu-batu besar yang di disebut-sebut mirip dengan pantai terpenting kami menikmatinya, kami pun sebut Batu Kalang. Ketika kami membuka Belitung ini. Hanya Rp5.000 saja kita tak memerdulikan keadaan setempat. mata, kami melihat matahari yang telah dapat berlama-lama memanjakan Kami bermain pasir, ketika itu Icha hampir terbenam menyisakan cerita mata menikmati keindahan pantai dari mengubur tubuh saya hingga ke leher, antara kami berdua di pantai Batu Kalang. sebaliknya. Kami atas Batu Kalang serta memanjakan kaki begitupun dengan lembutnya sentuhan pasir putih. melakukannya dengan tawa bahagia. *Penulis Merupakan Mahasiswi Kita pun bisa bermain ombak yang tak Setelah itu, kami pun membasahi badan Sastra Indonesia pernah lelah kembali ke pantai bersama serta pakaian kami, dan bermain dengan Fakultas Ilmu Budaya teman-teman. Tanpa batas waktu, itulah ombak. Tak peduli ketika itu kami tidak Universitas Andalas yang penting saat kita bersama teman. membawa baju ganti, yang kami pikirkan

Lubuak Pandakian, Air Terjun di Balik Hutan Sumpur Kudus Oleh: Ikhlas*

J

Foto:Ist

MENGABADIKAN: Wisatawan berfoto di depan air terjun Lubuak Pandakian

ika anda mengunjungi kabupaten Sijunjung Sumatera Barat, tepatnya pada Kenagarian Sumpur Kudus, Kecamatan Sumpur Kudus, ada magnet besar yang menggaet pecinta keasrian alam. Daerah tersebut kental akan ceritacerita rakyat yang melegenda dan penuh dengan pengajaran yang baik bagi penerus generasi bangsa. Pastinya anda sudah mendengar sekilas tentang tempat yang asik untuk dikunjungi bersama teman-teman. Masyarakatnya yang ramah terhadap pendatang akan memberitahu bahkan mengajak Anda untuk mengunjungi dan menikmati indahnya air terjun lubuak pandakian. Masih segar dalam ingatan penulis ketika berkunjung beberapa bulan lalu yang bertepatan dengan kuliah lapangan jurusan Antropologi angkatan 2014. Dihari terakhir kuliah di sana pemuda setempat mengajak kami untuk bermainmain kelokasi lubuak pandakian . Banyaknya mahasiswa yang ikut membuat walinagari dan jorong ikut serta dalam rombongan kami.

Sebelum berangkat, kami berkumpul terlebih dahulu sembari mempersiapkan bekal seperti air minum dan makanan ringan yang akan mengurangi rasa lapar dan haus selama di perjalanan. Saat perjalanan, kami dianjurkan untuk menggunakan sepatu atau sandal yang berbahan keras agar nantinya meminimalisir risiko terjadinya cedera pada kaki mengingat medan yang ditempuh adalah kawasan hutan. Sekitar jam 2 siang kami berangkat menuju lubuak pandakian dari arah jorong Pintu Rayo. Perjalanan kami tempuh dengan berjalan kaki hampir satu setengah jam. Kami melewati pesawahan dan jalan setapak yang menanjak naik serta menuruni lereng yang cukup terjal. Sembari melakukan perjalanan, pemandangan nan elok pun menjadi hal yang sayang untuk dilewatkan. Berbagai objek-objek seperti sungai yang besar dan aliran air yang jernih berasal jauh dari pedalaman hutan berbukit di sepanjang jalan. Menurut masyarakat sekitar air sungai digunakan untuk air

Bersambung ke halaman 19....


A

Fasilitas Asrama Unand Perlu Perbaikan

srama mahasiswa Unand merupakan unit layanan yang memberikan tempat tinggal sementara kepada mahasiswa. Asrama ini berfungsi sebagai sarana tempat tinggal mahasiswa yang berperan dalam kegiatan pembentukkan karakter dasar bagi setiap mahasiswa Unand. Asrama Unand diperuntukkan bagi mahasiswa baru, terutama mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bidikmisi. Meskipun begitu, masih banyak mahasiswa non bidikmisi yang memilih tinggal di asrama selama dua semester perkuliahan. Mahasiswa asing yang kuliah di Unand pun pada umumnya memilih asrama sebagai tempat tinggal mereka.

kamar yang rusak. ‘’Kami sudah melaporkan kamar-kamar asrama yang rusak, namun belum ada tindakan apaapa dari pihak Unand,’’ katanya saat di temui di ruang pengelola asrama Selasa, (28/6). Selanjutnya, Fajri mengatakan asrama yang rusak diakibatkan oleh gempa bumi tahun 2004 yang mengakibatkan tsunami di Aceh. ‘’Kerusakan-kerusakan tersebut diakibatkan oleh gempa bumi, seperti asrama Mempera yang terdapat banyak kerusakan,’’ tuturnya. Kemudian, Fajri menegaskan untuk kerusakan-kerusakan ringan seperti loteng yang bocor, pintu kamar mandi yang rusak telah dilakukan perbaikan oleh pihak asrama. ‘’Untuk kerusakan ringan lainnya telah di perbaiki, kami akan memperbaiki fasilitas lainnya jika itu masih dalam kerusakan ringan, namun jika sudah masuk dalam rusak berat seperti asrama Mempera kami hanya bisa melaporkan ke pihak Unand dan menunggu tindak lanjutnya,’’ ungkap dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) ini. Selanjutnya, Fajri mengatakan

Fasilitas Asrama Unand menyiapkan berbagai fasilitas untuk asrama yang dapat dinikmati oleh mahasiswa di antaranya masjid, ruang belajar, pantry, ruang rapat dan diskusi, ruang televisi, ruang penerimaan tamu, kafetaria, mini market, dan fasilitas olahraga. Selain itu, asrama Unand juga dilengkapi dengan wifi. Meski Unand memberi banyak fasilitas asrama, namun masih banyak mahasiswa yang mengeluhkan tentang keamanan serta kebersihan asrama. Di samping itu, berdasarkan pengamatan gentaandalas terdapat beberapa kamar yang tidak layak huni di tiap-tiap asrama, pintu kamar mandi yang rusak, dan air yang sering mati. Jumat, (17/6) kru gentaandalas datang menemui Wakil Rektor (WR) II Asdi Agustar di ruangannya rektorat lantai 1. Saat itu, Asdi membenarkan tentang adanya kamarkamar asrama Unand yang tidak layak huni. ‘’Hingga saat ini terdapat lima gedung asrama mahasiswa yang bisa dioperasikan, di antaranya dua gedung asrama putra dan tiga gedung asrama putri. Gedung tersebut antara lain asrama Roesma-M.Syaff, Menpera II, RPX JF Sulfur, Menpera I dan asrama PU Sumber: Wakil Rektor II (Orange),’’ jelasnya. Kemudian Asdi memberikan jika masih terdapat beberapa fasilitas lampiran data seluruh kamar masing- yang rusak hal tersebut masih dalam masing asrama disertai dengan masa perbaikan. ‘’Kami tidak mungkin keterangan layak dan tidak layak huni. memperbaiki sekaligus kerusakan yang Terkait hal tersebut, Pengelola Asrama ada hal ini dikarenakan dana yang ada Fajri Usman mengaku telah melaporkan hanya sedikit,’’ ujarnya. Fajri ke pihak Unand mengenai fasilitas serta mengatakan mahasiswa dikenakan biaya sebesar Rp 1.650.000. ‘’Biaya tersebut telah masuk gaji pegawai asrama, dan biaya perbaikan fasilitas-fasilitas asrama yang rusak. Tidak ada tambahan biaya lain, hanya uang itu yang kami pakai,’’ tuturnya. Selain itu, Fajri juga mengatakan alasan mengapa air asrama sering mati dan keruh ketika selesai hujan. Hal ini disebabkan karena sumber air asrama berasal dari sungai yang terdapat di daerah Limau Manih, begitupun dengan seluruh sumber air di Unand. ‘’Unand yang sebesar ini hanya memiliki satu sumber air yaitu dari satu sungai. Air sungai itu tidak hanya di pakai oleh Unand tapi seluruh masyarakat, rataratanya juga memakai air sungai. Itu yang menjadi sebab kenapa air di asrama Foto: sering mati dan keruh ketika selesai hujan, selain itu juga karena faktor Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang untuk menjaga air di Unand karena banyak diantara kita yang sering lupa mematikan air ketika selesai memakai, sehingga banyak air yang terbuang siasia. Air sungai pun tidak selalu banyak, tergantung faktor alam. Karena itu mari sama-sama kita menjaga air,’’ Foto: Wina ungkapnya. RUSAK: Loteng salah satu kamar mandi Biaya Masuk Asrama asrama Hijau Unand tampak berlobang

Foto: Wina KUMUH: Dinding gedung asrama Menpera Unand dipenuhi lumut Gedung asrama Unand dapat menampung 2000 orang mahasiswa, dalam hal ini pihak Unand tetap memprioritaskan mahasiswa dari kalangan ekonomi rendah untuk

Grafis: Produksi menghuni asrama. Pada tahun ajaran 2016 penghuni asrama terdiri atas mahasiswa baru yang memiliki ekonomi relatif rendah. “Mahasiswa baru yang menghuni asrama tahun ini bukan hanya mahasiswa bidikmisi karena mahasiswa bidikmisi saat ini kurang lebih hanya 500 orang,’’ ujar Asdi. Meskipun mahasiswa asrama banyak yang mendapat beasiswa bidikmisi bukan berarti pembayaran uang asrama ikut digratiskan. Setiap mahasiswa asrama wajib membayar uang asrama sebesar Rp 1.650.000. Biaya tersebut digunakan untuk biaya akomodasi seperti pembangunan, pemeliharaan, gaji pegawai yang mengelola serta biaya air dan listrik. ‘’Saat ini asrama terdiri dari 30 pegawai secara keseluruhan. Pegawai tersebut digaji berdasarkan sistem universitas. Uang biaya Rp 1.650.000 ini di masukkan dalam uang universitas. Saat ini mahasiswa tidak dipungut biaya lain kecuali untuk kegiatan internal asrama bersangkutan,” paparnya. Terkait hal tersebut, Fajri mengatakan pihak Unand dan pihak Asrama sepakat tidak menaikan biaya asrama melihat banyaknya mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bidikmisi. ‘’Kebanyakan mahasiswa asrama adalah mahasiswa penerima bidikmisi, mereka kebanyakan menunggak pembayaran asrama hingga uang bidikmisi keluar. Itu juga menjadi kendala bagi kami mengingat uang asrama digunakan untuk keperluan asrama dan gaji para pegawai,’’ katanya.

Unand Mendapat Tambahan Asrama Baru Saat ini Unand memiliki enam asrama dan satu di antaranya merupakan asrama baru yang belum dioperasikan. Sejak akhir tahun 2014 lalu Unand mendapat bantuan pembangunan asrama baru dari Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) yang ditargetkan akan rampung akhir tahun 2016 ini. Nyatanya, walaupun sudah rampung asrama tersebut belum bisa beroperasi, sedangkan mahasiswa tahun ajaran baru 2016-2017 telah menghuni asrama sejak awal Juni lalu. Menanggapi hal tersebut, Asdi mengatakan asrama baru tersebut belum bisa beroperasi dikarenakan belum adanya serahterima dari pihak Kemenpera kepada pihak Unand. Selain itu, beberapa masalah yang belum terselesaikan oleh pihak Kemenpera seperti masalah teknis dan administrasi. “Asrama tersebut belum resmi menjadi milik Unand, namun milik Kemenpera. Nanti jika diserahkan, tentu ada surat hibahnya. Namun hingga saat ini belum ada surat hibah asrama tersebut sehingga kita belum bisa berbuat apa-apa karena departemen yang punya rencana,” tuturnya. Terkait hal tersebut, Fajri mengatakan asrama yang belum resmi menjadi milik Unand tersebut sedang menjalankan uji coba salama enam bulan. ‘’Saat ini sedang dilakukan uji coba kelayakan selama enam bulan, seperti semua air dihidupkan dan dilihat apakah ada kerusakan, dan lampu-lampu dihidupkan dan dilihat apakah ada kerusakan atau tidak, jika terjadi kerusakan hal tersebut masih di bawah tanggungjawab Kemenpera,’’ tuturnya. Selanjutnya, ia mengatakan belum ada kepastian kapan asrama baru tersebut akan dioperasikan. Senada dengan itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Masrial Jamal mengatakan pihak Unand harus menganggarkan alat serta fasilitas untuk asrama baru karena pihak Kemenpera hanya menyediakan gedung asrama. Sedangkan anggaran dana untuk alat dan fasilitas asrama kemungkinan akan masuk ke dalam anggaran dana tahun 2017 mendatang. “Saya tidak tahu kapan pastinya asrama ini akan dioperasikan, karena belum ada serah terima asrama tersebut secara langsung dari Kemenpera kepada pihak Unand. Bisa jadi akhir tahun ini ataupun tahun depan,” ujarnya. Nite, Rizka, Wina


S

Polling Laporan Utama Genta Andalas Edisi LXIV

emenjak tahun 2013-2015 Unand tidak membuka jalur mandiri. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) mengatakan jalur mandiri bersifat opsional. Opsional berarti boleh diselenggarakan dan boleh tidak diselenggarakan. Pada 16 Mei 2016 lalu Unand kembali membuka jalur mandiri sebab hal tersebut sudah diatur oleh pemerintah. Unand sebagai perguruan tinggi pemerintah tunduk terhadap aturan Unand kembali membuka jalur mandiri dengan biaya SPP per semester terendah Rp 3.300.000 dan tertinggi Rp 12.000.000 pada kelompok program studi Saintek sedangkan pada kelompok program studi Soshum biaya SPP-nya

merata yaitu Rp 3.000.000 per semester. Selain itu, pada jalur mandiri juga dipungut biaya pengembangan institusi terendah Rp 6.000.000 dan tertinggi Rp 70.000.000.Terkait hal tersebut, ada hal menarik yang perlu dibahas mengenai penyelenggaraan jalur Mandiri di Unand. Sebab terselenggaranya sesuatu, tentu ada persiapan baik dari pihak Unand maupun calon Mahasiswa Baru (Maba) nantinya. Dilatarbelakangi hal tersebut, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand melalui metode random sampling dengan 280 responden yang terpilih secara accidental. Hasil survei menunjukan 88,22% responden sudah tahu bahwasanya Unand kembali membuka jalur mandiri tahun

2016 ini, 10,71% responden mengaku tidak mengetahui hal tersebut. Hal ini menunjukan mayoritas mahasiswa Unand mengetahui bahwa Unand kembali membuka jalur mandiri. Sebanyak 46,43% responden mengaku tahu akan total biaya jalur mandiri. Namun, sebanyak 52,50% mengatakan tidak tahu sebab keterbukaan kampus mengenai jalur mandiri masih kurang serta responden tersebut tidak mengikuti perkembangan informasi tentang jalur mandiri. Terkait biaya SPP per semester jalur mandiri lebih besar daripada jalur masuk lainnya, sebanyak 53,93% responden mengaku tahu akan hal tersebut. Selanjutnya, 39,29% responden tidak tahu. Mengenai keefektifan sistem biaya masuk perguruan tinggi di Unand,

sebanyak 78,21% responden mengaku sistem UKT (Pembayaran uang kuliah dengan sistem pembagian level) pada jalur SNMPTN dan SBMPTN lebih efektif. Sedangkan 17,50% responden lainnya mengatakan sistem UKT untuk jalur SNMPTN dan SBMPTN serta biaya persemester ditambah biaya pengembangan institusi pada jalur mandirilah yang lebih efektif. Meskipun demikian, sebanyak 44,29% responden merasa jalur mandiri tepat digunakan kembali di Unand dengan alasan bisa memberikan peluang bagi mereka yang tidak lolos jalur SNMPTN dan m SBMPTN dan mayoritas responden merasa tidak tepat sebanyak 48,57%. Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi

Hukuman Pelaku Pemerkosaan dan Pembunuhan

B

aru-baru ini, beberapa kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan marak terjadi. Hal ini cukup membuat khalayak ramai prihatin. Seperti kasus pemerkosaan dan pembunuhan terhadap Yuyun (14) warga Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu oleh 14 pelaku pemerkosa yang terus disorot publik. Sebanyak 12 pelaku sudah ditangkap petugas kepolisian. Tujuh diantaranya berstatus anak-anak divonis hakim PN Curup dalam sidang masing-masing 10 tahun penjara dan enam bulan hukuman pelatihan kerja, sedangkan lima tersangka lagi dijerat dengan pasal berlapis dan diancam dengan pidana mati atau penjara seumur hidup. Kemudian, ada juga kasus pembunuhan Eno Parihah (19), seorang karyawati pabrik yang dibunuh secara sadis menggunakan gagang cangkul oleh tiga pelaku pemerkosa yang dijerat hukuman mati. Kedua kasus pemerkosaan dan

pembunuhan tersebut merupakan sebuah kejahatan susila yang pelakunya harus diberikan hukuman yang setimpal. Pemerintah sepakat menambah hukuman berat pada pelaku kejahatan seksual dengan hukuman mati dan kebiri. Hukuman kebiri adalah pemberian obat antiandrogen yang akan membuat pria kekurangan hormon testosteron sehingga tak ada lagi memiliki dorongan seksual.Selain itu, obat antiandrogen juga menyebabkan pengeroposan tulang dalam jangka panjang. Terkait hal tersebut, ada hal menarik yang perlu dibahas mengenai hukuman bagi pelaku pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Dilatarbelakangi hal ini, divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas melakukan survei terhadap mahasiswa Unand melalui metode random sampling dengan 280 responden yang terpilih secara accidental.

Hasil survei menunjukan, 8,57% responden mengatakan hukuman yang pantas bagi pelaku pemerkosaan disertai pembunuhan ialah hukuman penjara. Sebanyak 22,50% memilih hukuman kebiri. Selanjutnya, 68,57% responden hukuman mati ialah hukuman yang pantas bagi pelaku. Hukuman bagi pelaku pemerkosaan oleh anak dibawah umur ialah beberarapa tahun di penjara bahkan ada yang dibebaskan. Terkait hal ini 9,29% responden mengaku hukuman tersebut adil bagi pelaku sebab anak-anak dibawah umur masih labil dan mudah terpengaruh. Selain itu, anak-anak tersebut masih harus dibina. Kemudian, 84,64% responden mengaku hukuman tersebut tidak adil mengingat perbuatan mereka sangat kejam dan tidak manusiawi. Terkait hukuman kebiri yang telah ditetapkan pemerintah bagi pelaku, 52,86% responden mengaku setuju. Alasannya agar pelaku jera sehingga

kejadian yang sama tidak terulang kembali. Sebanyak 38,57% responden tidak setuju sebab hal tersebut hanya menguntungkan satu pihak saja. Sebanyak 7,86% responden mengatakan faktor utama terjadinya kasus pemerkosaan dan pembunuhan ialah keluarga. 72,14% responden mengatakan lingkungan. Sebanyak 13,57% lagi ada hal lain yang menjadi penyebab seseorang melakukan tindak pelecehan seksual tersebut seperti teknologi. Namun, untuk mencegah hal tersebut terjadi sebanyak 83,57% setuju jika mahasiswa memiliki peran dalam pencegahan hal tersebut sebab mahasiswa merupakan kaum intelektual yang harus peka terhadap lingkungannya. Sebanyak 9,29% lagi tidak setuju. Sumber: Litbang Genta Andalas Grafis: Produksi


Asrama Baru Unand Belum Bisa Beroperasi Sejak akhir tahun 2014 lalu Unand mendapat bantuan tambahan pembangunan asrama dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (RI) yang ditargetkan akan rampung akhir tahun 2016 ini. Nyatanya, walaupun sudah rampung asrama tersebut belum bisa beroperasi, sedangkan mahasiswa tahun ajaran baru 2016-2017 telah menghuni asrama sejak awal Juni lalu. Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor (WR) II Asdi Agustar mengatakan asrama baru yang dibangun oleh Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) tahun ini belum bisa beroperasi. Belum adanya serahterima dari pihak Kemenpera kepada pihak Unand menjadi faktor utama asrama tersebut belum beroperasi. Selain itu, beberapa masalah yang belum terselesaikan oleh pihak Kemenpera seperti masalah teknis dan administrasi.

Foto: Rizka

MEGAH: Gedung baru asrama Unand meski telah rampung namun belum bisa beroperasi

“Asrama tersebut belum resmi menjadi milik Unand, namun milik Kemenpera. Nanti jika diserahkan, tentu ada surat hibahnya. Namun hingga saat ini belum ada surat hibah asrama tersebut sehingga kita belum bisa berbuat apa-apa karena departemen yang punya rencana,” tuturnya saat di temui di ruangannya, Jumat (17/6). Di sisi lain, Kepala Bagian (Kabag) Umum Masrial Jamal mengatakan pihak Unand belum mengetahui kepastian kapan asrama baru tersebut akan dioperasikan. Kemudian, ia mengatakan pihak Unand harus menganggarkan alat serta fasilitas untuk asrama baru karena pihak Kemenpera hanya menyediakan gedung asrama. Sedangkan anggaran dana untuk alat dan fasilitas asrama kemungkinan akan masuk ke dalam anggaran dana tahun 2017 mendatang. “Saya tidak tahu kapan pastinya asrama ini akan dioperasikan, karena belum ada serah terima asrama tersebut secara langsung dari Kemenpera kepada pihak Unand. Bisa jadi akhir tahun ini ataupun tahun depan,” ujarnya. Rizka, Wita

KKN PPM Muaro Pingai Adakan Lomba MTQ

D

alam Rangka memperingati hari Nuzul Quran 17 Ramadhan 1437 H, Rabu (22/6) mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Unand mengadakan lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ). Bekerjasama dengan Nagari Muaro Pingai, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok acara ini diselenggarakan di Masjid Al-Kautsar, Jorong Guci IV. Acara ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi muda yang gemar membaca alquran. Seperti yang dikatakan Sekretaris Acara MTQ Ekrita Yanova mengatakan dengan adanya perlombaan ini merupakan ajang untuk mempersiapkan kader khafilah Nagari Muaro Pingai untuk maju ke tingkat yang lebih tinggi. Di samping itu, Wali Nagari Muaro Pingai Jufris Darwis mengapresiasi kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKN PPM Unand ini. “Lomba MTQ yang ketiga ini sangat bermanfaat khususnya untuk anak-anak Muaro Pingai untuk lebih

gemar membaca alquran,” tuturnya. Di sisi lain, Ketua KKN PPM Muaro Pingai Hendrik Tanjung berharap acara ini dapat memberi memotivasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. “Semoga acara ini dapat memotivasi masyarakat Muaro Pingai maupun mahasiswa KKN sendiri kedapannya,” kata mahasiswa Teknik Elektro angkatan 2013 ini. Acara ini diikuti sekitar 70 anak yang berasal dari Surau Balenggek, Surau Nurul Huda, Surau Baru, Surau Badama, Masjid Al kautsar untuk berlomba meraih kejuaran MTQ tingkat anak-anak putra dan putri, MTQ tingkat remaja putra dan putri, Pemilihan Da’i Cilik (Pildacil), tahfiz quran , puisi islami, dan shalat jenazah. Wati

Foto: Fika Dok. Pribadi FOTO BERSAMA: Panitia dan peserta melakukan foto bersama usai acara MTQ

Mahasiswa KKN Simalanggang Lakukan Pemeriksaan Kesehatan Gratis

M

Foto: Devita

Dok. Pribadi

CEK KESEHATAN: Mahasiswa mengukur tekanan darah warga saat pemeriksaan kesehatan gratis

ahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unand mengadakan pemeriksaan kesehatan gratis kepada masyarakat Nagari Simalanggang, pada 24-25 Juni 2016 di empat jorong, yaitu Jorong Koto, Api-api, Balai Rupih dan Tabiang Ranah. Mahasiswa Teknik Mesin Jamil mengatakan kegiatan ini merupakan pengabdian kepada masyarakat Simalanggang serta menyukseskan program pemerintah untuk peduli hidup sehat. “Semoga kegiatan tersebut dapat meringankan keluhan masyarakat terhadap penyakit yang diderita dan dapat diatasi,” kata Ketua Nagari KKN Simalanggang ini. Kegiatan yang terdiri atas pemeriksaan kolesterol, gula darah, dan

mengukur tekanan darah ini diprioritaskan kepada masyarakat berumur lebih dari 50 tahun, seperti yang dituturkan oleh Tiara mahasiswi Kedokteran. “Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi risiko penyakit,”tutur Tiara. Lebih lanjut, Tiara mengatakan dari ke empat jorong yang telah diperiksa, banyak ditemukan masyarakat yang hipertensi dan memiliki kolesterol dengan kadar diatas normal. Ia berharap setelah dilakukannya pemeriksaan tersebut, masyarakat tahu tindakan yang harus dilakukan untuk ke depannya. “Saya harap masyarakat bisa merubah pola hidup agar lebih sehat. Kemudian, lebih waspada agar kadar kolesterol dan gula darahnya tetap normal,” harapnya.  Rises


Mahasiswa KKN Pelajari Tenun Songket Halaban

T

enun menjadi salah satu mata pencarian masyarakat Nagari Halaban, Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Lima Puluh Kota. Rabu (22/6), Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Unand Jorong Atas Laban Nagari Halaban mengunjungi rumah warga guna mempelajari dan mengetahui lebih dalam tentang pembuatan songket. Ide, pengrajin songket menjelaskan kepada mahasiswa KKN tentang alat-alat dan bahan yang dibutuhkan dalam menenun songket. “Ini namanya panta, atau bisa dibilang ‘mesin’ untuk menenun.” ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan panta yang ia miliki berukuran 2x1,5 meter yang terdiri dari gulungan (untuk menggulung benar dasar tenunan), pancukia (untuk membuat motif songket), dan turak (untuk memasukkan benang lain ke benang dasar). Lebih lanjut Aminah

mengatakan, untuk menghasilkan satu tenunan songket memakan waktu 15 hari. “Untuk songket ukuran 1,8x1 m membutuhkan waktu paling cepat 15 hari. Itu pun kalau tidak ada pekerjaan lain seperti ke ladang,” tambahnya. Penenun songket di Halaban biasanya hanya bertindak sebagai penjait upah. Sebab bahan tenun berasal dari majikan lalu songket dibuat di rumah masing-masing. “Kalau benangnya kita yang punya, itu bisa kita jual Rp800.000-Rp1.000.000. Tapi kalau benangnya dari induak samang, kita dapat upah Rp350.000,” jelasnya. Selain itu Vini Permata Sari, mahasiswa KKN menuturkan bahwa ini pertama kalinya ia melihat proses pembuatan songket. “Ternyata proses pembuatannya rumit juga. Takjub karena penenun begitu sabar menyusun benang satu-satu dan harus sesuai dengan motif,” ujar Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional ini. Fika

Foto: Rizka

Dok. Pribadi

FOTO BERSAMA: Mahasiswa berfoto dengan penenun usai mempelajari tenun songket Halaban

KKN PPM Hibah DIKTI Gelar Sosialisasi Pengolahan Ikan menggelar sosialisasi pengolahan ikan menjadi berbagai produk makanan, Sabtu (25/6). Sosialisasi digelar selama dua hari di Desa Pacuan II dan SDN 17 Tarung-Tarung. Kegiatan ini dilatarbelakangi dari pengalaman petani ikan yang diharuskan menjual ikan siap panen dengan harga murah, dikarenakan produksi yang melimpah. Selain itu, penyebab lainnya, ikan sortiran dan juga ikan yang terkena penyakit ringan namun masih dapat diolah dan dikonsumsi. Pengolahan ikan ini bertujuan untuk mengantisipasi kerugian besar yang mungkin terjadi karena faktor tersebut. Selain untuk dikonsumsi langsung, ikan dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan seperti kerupuk ikan, nugget, dan bakso ikan Dok. Pribadi serta lainnya. Salah seorang warga TarungTarung Saidah, antusias mengetahui MENGENALKAN: Mahasiswa mengenalkan alat pengolahan ikan pada banyaknya produk lain yang bisa dibuat masyarakat dari ikan. “Ini bisa juga dibuat untuk ahasiswa Kuliah Kerja Nyata DIKTI Unand Kecamatan Rao, Kabupaten dijual sebagai hasil olahan rumahan. Pembelajaran Pemberdayaan Pasaman, menggandeng masyarakat dan Kami biasanya mengolah langsung dengan Masyarakat (KKN-PPM) Hibah kelompok Tani Ikan Sejahtera Bersama menggorengnya saja,” katanya.

M

Pembangunan Gedung di Teknik Terhenti

S

ejak pengajuan proposal pada Februari-2015 lalu pembangunan gedung di Fakultas Teknik masuk ke dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk satu tahun, dan berakhir pada akhir Desember 2015. Namun, pembangunan tersebut terhenti dikarenakan kontraktor terpilih tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak. Seperti yang dikatakan Wakil Rektor (WR) II Asdi Agustar bahwa kontraktor proyek pembangunan gedung di teknik sudah diputuskan kontraknya lantaran tidak bisa menyelesaikan pekerjaanya sesuai kontrak. “Kontraktor dibayar jika sudah bekerja dan menyelesaikan pekerjaannya. Namun, kontraktor tersebut tidak bisa menyelesaikan pekerjaannya sesuai kontrak,” tuturnya saat ditemui di ruangannya, Kamis (16/ 6). Di samping itu, Wakil Dekan (WD) II Teknik Titi Kurniati mengatakan pemungutan liar yang dilakukan oleh oknum tertentu saat pengangkutan

bahan ke Unand pun menjadi salah satu faktor terhentinya pembangunan gedung di Teknik. “Selain itu, asal daerah kontraktor yang berasal dari Jawa Timur (Jatim) juga menjadi salah satu penghambat kerja mereka, karena waktu bekerja mereka habis dalam perjalanan yang jauh ke Unand,” ungkapnya. Selanjutnya, Titi mengatakan bahwa tahun 2016 ini Unand kembali mengajukan anggaran untuk proyek pembangunan gedung di Teknik. Namun, pemerintah memotong besar-besaran dana APBN dan dialihkan untuk pembangunan jalan tol. “Akhir Desember lalu pembangunan tersebut telah terhenti, pembangunan bisa diperpanjang jika proyeknya sudah berjalan di atas 60 persen. Namun, karena saat ini pembangunan hanya mampu terselesaikan 18 persen maka tidak bisa dilanjutkan kembali karena pemerintah tidak ada mengalokasikan dana,” tutupnya Devita, Rizka

R

Di samping itu, Kepala Jorong I Tampang Rajab, mengapresiasi kegiatan yang digelar oleh mahasiswa KKN PPM Hibah DIKTI ini. “Apapun bentuk program, selagi berjalan di tempat yang benar akan didukung,” tuturnya. Kemudian, Ketua KKN PPM Hibah DIKTI Mara Hakim Nasution berharap kegiatan ini tidak hanya sekedar pengenalan pengolahan ikan menjadi beberapa produk yang mempunyai nilai ekonomis, melainkan masyarakat dan kelompok Tani Ikan Sejahtera Bersama yang menjadi partner dapat memanfaatkan peluang ini menjadi nilai bisnis yang mampu mengangkat ekonomi desa, tepatnya Jorong I Tampang dan meminimalisir kerugian petani,” kata mahasiswa Teknik Pertanian angkatan 2013 ini. Masyarakat tampak begitu antusias dalam mengikuti kegiatan hal ini dibuktikan dengan partisipasi aktif masyarakat saat demo produksi. Kegiatan ini sendiri diikuti 78 orang yang berasal dari Jorong I Tampang dan sekitarnya. Zakiy

Rektor Unand Lepas 4.613 Mahasiswa KKN

ektor Unand melepas sebanyak 4613 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata 2016 di Convention Hall (CH), Senin (13/6). Bertemakan “Bakti untuk Nagari” acara ini dihadiri oleh Wakil Rektor (WR) I, WR II, Ketua Badan Pengelola Kuliah Kerja Nyata (BP KKN), Dekan Fakultas, Ketua Lembaga, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Pembimbing KKN Universitas Hasanudin (Unhas), 22 mahasiswa KKN Unhas, dan seluruh mahasiswa KKN Unand. Rektor Unand Tafdil Husni mengatakan selama tujuh tahun yang lalu KKN merupakan mata kuliah pilihan, dan setelah itu KKN telah dinyatakan sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa yang akan menamatkan kuliahnya. Kemudian, dalam penjelasannya Tafdil mengatakan bahwa banyak masalah yang terjadi di tengah-tengah masyarakat dalam membangun desa, dengan adanya

KKN ini Unand dapat menurunkan mahasiswa untuk membantu warga desa dalam meningkatkan kecepatan pembangunan. “Desa di Indonesia begitu banyak, sedangkan kemakmuran masih berorientasi di kota,” tuturnya. Selanjutnya, Tafdil berharap kepada mahasiswa KKN agar menjaga nama baik Unand dengan berprilaku yang baik terhadap warga desa. “KKN ini akan berlangsung selama 40 hari, semoga mahasiswa KKN dapat mengaplikasikan ilmu yang di dapat selama diperkuliahan,” katanya. Di sisi lain, Ketua BP KKN Ujang Khairul mengatakan sebanyak 150 DPL akan membimbing mahasiswa KKN yang tersebar di berbagai desa. “Mahasiswa KKN akan tersebar di 17 nagari Kabupaten dan kota di Sumatera Barat (Sumbar) termasuk 4 desa di Kepulauan Mentawai,” jelasnya Devita

Berita lebih lengkap silahkan kunjungi portal berita gentaandalas.com


Serba-serbi Kegiatan di Bulan Ramadan Foto: Wita

Foto: Intan

PABUKOAN: Mahasiswa Unand berburu makanan untuk berbuka puasa

ANTUSIAS: Peserta pesantren Jorong Ateh Laban Nagari Halaban antusias mengikuti sosialisasi dampak teknologi dari mahasiswa KKN Unand

Foto: Intan FOKUS: Mahasiswa KKN Nagari Halaban mempraktekkan cara menenun songket di rumah warga

Foto: Wita BELAS KASIHAN: Memanfaatkan momen Ramadan pengemis incar rezeki di pasar pabukoan

Foto: Wita

Foto: Ridho

MACET: Kendaraan bermotor padati jalanan Pasar Baru Unand menjelang waktu berbuka

WAWANCARA: Mahasiswa KKN Tematik PUPR Lampasi Tigo Nagari melakukan survey percepatan pembangunan sanitasi pemukiman


Lentera Juara, Membangun Karakter Anak Pinggiran

A

nak pinggiran sering sekali di juga ingin membangun degradasi moral menandakan dimulainya kegiatan kelurahan setempat dan kami mendapat pandang sebelah mata oleh anak-anak bangsa dan membentuk pendidikan di daerah Koto Baru, respon yang baik,’’ katanya. Kegiatan belajar mengajar yang beberapa lapisan masyarakat. Hal karakter mereka menjadi lebih baik. Kecamatan Limau Manis Selatan, Kota ini membuat mereka merasa minder Menurutnya, sekolah-sekolah saat ini Padang. Kegiatan ini diresmikan oleh dilakukan oleh Lentera Juara tidak hanya untuk bersaing dengan anak-anak kota. kurang memperhatikan hal tersebut. Buya Zainul Arifin (anggota DPRD Kota di dalam ruangan, mereka juga Selain itu, minimnya akses pendidikan “Untuk saat ini kami fokus kepada anak- Padang tahun 2004-2009) selaku Ketua melakukan kegiatan di luar ruangan dengan tujuan mengenalkan mereka dan teknologi juga menjadi salah satu kepada alam. Selain mengajarkan faktor penghambat pengembangan pelajaran sekolah, Lentera juara mereka. juga mengasah kemampuan Dalam hal ini sudah berbahasa Inggris sebagai bahasa sepantasnya mahasiswa berperan. internasional yang harus menjadi Namun, peran tersebut semakin tidak modal bagi penerus bangsa, Lentera terlihat. Mahasiswa tidak lagi Juara juga mengedepankan berperan sebagai penggerak dalam pendidikan karakter dengan masyarakat, kebanyakan dari menanamkan jiwa kekeluargaan, mahasiswa sekarang semakin tidak etika, dan kepemimpinan. Kegiatan peduli dengan apa yang terjadi di tersebut sudah berlangsung lingkungan sekitar. sebanyak tiga kali, setiap hari Berangkat dari hal itu, Minggu. Untuk meningkatkan Mahasiswa Akuntansi 2010 semangat belajar siswa, disela-sela Universitas Andalas (Unand) Ayu belajar diselingi dengan permainan Efrizal , bersama rekannya Ridho, rakyat dan motivasi melalui video Tika, dan Febri memutuskan untuk menarik. memulai pergerakan komunitas sosial Lentera Juara saat ini yang bergerak di bidang pendidikan, memiliki 35-40 anak didik. Mereka dengan menjadikan anak-anak telah berkomitmen untuk terus pinggiran kota sebagai fokus melanjutkan kegiatan ini. Mereka utamanya. Mereka termotivasi dari memiliki target pada tahun ini dapat teman-teman mahasiswa di Pulau membuka lima titik mengajar di Jawa yang pergerakan mahasiswanya Kota Padang, selanjutnya pada tahun masih berfungsi di tengah-tengah 2017 mereka merencanakan akan masyarakat. membuka jalur mengajar di luar “Kami membentuk komunitas Kota Padang. Mereka juga berencana ini berdasarkan inisiatif karena untuk melakukan kegiatan ini ke melihat lingkungan seperti ini. Mentawai pada Agustus 2017 Kemudian bekerja sama dengan mendatang. “Target ke depan, akan kawan-kawan yang memiliki rasa mencoba membangun relasi dengan kepedulian dan tujuan yang sama”, berbagai pihak, termasuk dengan jelas Ridho. pemerintahan. Semoga kami bisa Lentera Juara adalah mengakselerasi ide-ide yang kami komunitas sosial yang bertujuan punya,’’ harapnya. membantu meningkatkan pendidikan Lentera Juara juga anak-anak khususnya di pinggiran membuka Open Recruitmen (OR) kota yang mengedepankan aspek untuk menambah anggota mereka intelligent, emotional dan spiritual. Foto: Dok. Pribadi baik itu untuk struktural maupun Komunitas ini resmi terbentuk pada untuk tenaga mengajar. Tidak hanya 9 Maret 2016 diketuai oleh mahasiswa BELAJAR BERSAMA: Kegiatan belajar mengajar bersama anak-anak di titik ajar daerah mahasiswa yang dapat bergabung Kimia 2012 Unand, Ridho Prahmi Koto Baru dalam komunitas Lentera Juara, dengan 37 anggotanya yang berasal mereka juga memberi kesempatan dari berbagai universitas di kota Padang. Mereka terbagi dalam lima anak SD kelas 1-6 dan tahapan lentera RW di desa Koto Baru. Selama bagi masyarakat umum yang ingin bidang di antaranya Pengembangan juara sampai sekarang ini adalah menjalankan kegiatan di Koto Baru, bergabung kepada mereka untuk anak-anak bangsa Sumber Daya Manusia (PSDM), membangun basis struktural dan Lentera Juara mendapat sambutan menjadikan hangat dari masyarakat dan anak-anak. berkarakter dan tetap berprestasi. Kurikulum, Hubungan Masyarakat administrasi,’’ ujarnya Lentera Juara yang telah ‘’Untuk pertemuan pertama kami Ully (Humas), Media, dan Fundraising. Ridho mengatakan Lentera Juara Launching pada 10 April 2016 lalu melakukan sosialisasi kepada pejabat


Kekerasan Seksual : Tantangan dan Solusi Oleh : Elfitra*

penyebabnya juga beragam. Karenanya, pendekatan kasus belum tentu juga memadai untuk menjawab fenomena maraknya kekerasan seksual itu sendiri.

A

khir-akhir ini lewat media massa kita sering mendengar dan menyaksikan maraknya terjadi kasus-kasus pelecehan seksual seperti pemerkosaan yang disertai pembunuhan yang keji. Korbannya beragam mulai dari remaja, mahasiswi sampai kepada anakanak di bawah umur. Sementara pelakunya juga tidak homogen melibatkan orang dewasa dan juga para remaja, baik perorangan maupun berkelompok. Tindak kekerasan dan pelecehan seksual juga menjadi fenomena lokal, sejak beberapa tahun terakhir di Sumatera Barat sendiri kasusnya juga cukup banyak. Rata-rata korbannya adalah anak-anak dengan pelaku yang masih memiliki hubungan keluarga dengan korban. Malah diantara pelaku merupakan orang tua korban, ayah tiri, kakak, paman, malah juga guru, dan tokoh masyarakat. Mengamati kasus-kasus tersebut tentu saja membuat pikiran dan kesadaran kita tersentak. Apa sebenarnya yang terjadi dalam masyarakat kita hari ini. Mengapa bisa terjadi kasus-kasus kriminal yang kejam dan menjijikkan tersebut, padahal masyarakat kita selama ini dikenal lemah-lembut dan religius. Ke depannya, tampaknya masalah kekerasan dan pelecehan seksual akan terus meningkat. Pelakunya diperkirakan dominan oleh kalangan remaja. Untuk mengetahui apa penyebab munculnya kasus kekerasan seksual serta perkosaan sadis tersebut tentu kita harus mempelajari apa motif pelaku dan kondisi seperti apa yang memungkinkan terjadi peristiwa tersebut. Akan tetapi karena jumlah kasusnya banyak, dan semakin bertambah, tentu motif dan

Krisis Moral dan Minus Keteladanan Sekarang, kita hidup dalam masyarakat yang tengah berubah. Daerah yang kita tempati juga semakin heterogen, dimana komunitasnya berasal dari latar belakang beragam. Nilai-nilai budaya sebelumnya tidak memadai untuk mengikat warga masyarakatnya, Sementara nilai-nilai baru belum bisa jadi pedoman. Oleh karena itu peranperan sosial berjalan tidak sempurna dan tidak dilaksanakan sebagaimana mestinya. Disisi lain, kelompok elite dan pemimpin tidak memberikan teladan dalam sikap dan prilakunya. Padahal dalam situasi ketika rapuhnya nilai-nilai sosial, kepemimpinan dan keteladanan memainkan peran penting. Orang-orang baik seperti tiarap. Seseorang menjadi pemimpin karena kekayaan yang dimilikinya. Mereka tak memiliki kapasitas dan integritas, apalagi untuk bisa diteladani. Dalam situasi yang demikian, masyarakat kelas bawah gampang menggunakan jalan pintas untuk menyiasati situasi ekonomi yang sulit. Kita tahu kemiskinan merupakan penyakit sosial yang menahun, apalagi angka pengangguran semakin bertambah dari tahun ke tahun.Hal ini pula yang menjadi ladang subur bagi tumbuhnya berbagai tindak kriminal dan kejahatan lainnya di tengah-tengah masyarakat. Dampak Media Massa Dalam masyarakat informasi sekarang, peran media massa semakin penting dalam memengaruhi cara berpikir dan berprilaku. Sayang tidak semua media menyadari akan arti penting peran tersebut, buktinya banyak tayangan media yang jauh dari nilai-nilai pendidikan dan justru memberi efek buruk bagi perilaku masyarakat, terutama anak-anak dan remaja. Salah satu efek buruk media adalah persoalan pornografi dan sadisme. Tayangan berita kriminal yang terlalu detil justru menstimuli meningkatnya tindak kejahatan. Banyak filmfilm yang sarat dengan aksi kekerasan dan sadistis, s e a k a n - a k a n menyosialisasikan aksi dan

karakter tersebut sebagai bagian dari tindakan sehari-hari. Demikian juga halnya dengan pornografi dari berbagai materi buku, majalah, film, serta dengan mudah ditemukan di dunia maya (internet), dalam banyak kasus pemerkosaan dan pelecehan seksual, menjadi pemicu tindakan oleh pelakunya. Perkembangan media massa yang terwujud dalam bentuk jaringan internet patut diwaspadai sebab telah membawa efek negatif yang luas biasa serta di luar perkiraan kita. Tumbuh dan berkecambahnya perkembangan konten dan aplikasi internet dengan mudah dapat disalahgunakan untuk berbagai kepentingan berbagai tindak kejahatan, termasuk kejahatan seksual. Saat ini pengguna internet di Indonesia mengalami booming, jumlahnya dari tahun ke tahun bertambah sangat drastis. Perkembangan jumlah pengguna tampaknya belum diikuti oleh kesiapan kontrol, pengawasan oleh pemerintah, apalagi kesiapan mental masyarakat penggunanya. Konsekuensinya, pengguna yang miskin pengetahuan, akan dengan mudah terperangkap dalam “jebakan-jebakan� dunia maya, termasuk menjadi korban berbagai tindak kriminal. Kembali ke Keluarga Manakala berbagai pranata sosial yang ada dalam masyarakat tidak berfungsi sebagaimana mestinya, kita patut mempertimbangkan kembali untuk merevitalisasi lembaga sosial paling dasar umat manusia, yakni keluarga. Keluarga adalah pranata sosial paling utama, tetapi sejak lama fungsi dan peran keluarga sudah lama diambil alih

oleh lembaga-lembaga sosial yang baru muncul. Keberadaan keluarga dalam masyarakat modern tampaknya semakin rapuh, akibat langsung dari industrialisasi dan kapitalisme. Sudah seharusnya kita menggugat, masuknya perempuan dalam industrialisasi menyebabkan tidak maksimalnya peran mereka dalam pengasuhan dan pendidikan dini anakanak. Pengasuhan dan pendidikan awal merupakan medium berlangsungnya sosialisasi primer yang sangat menentukan pembentukan kepribadian anak manusia sampai tahap dewasanya. Padahal munculnya masalah sosial dan perilaku menyimpang, salah satunya disebabkan oleh proses sosialisasi yang tidak lengkap. Terlalu cepatnya anak “meninggalkan� keluarga dan berkenalan dengan lembaga-lembaga non keluarga seperti sekolah juga tak bagus. Apalagi lembaga sekolah sejak lama dikritik karena terlalu kering akan penanaman nilai-nilai, sikap, dan orientasi religius dan budi pekerti. Bagaimana pun maju dan modern sebuah masyarakat,lembaga keluarga adalah penting. Bukankah setiap kita lahir dan berasal dari keluarga. Keluarga, sebagaimana halnya agama, mengajarkan kita banyak hal dan nilai, dan nilai-nilai tersebut penting terhadap tumbuh berkembangnya moral dan integritas sosial. Wallahualam. *Penulis merupakan Dosen Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas

IKLAN BARIS @RenalAfrizal: Semangat untuk kelompok 2 buat mini tabloidnya, oh yaa buat kak vivi cepat sembuh, cepat bergabung lagi dengan kami Caang16.

bantu adekmu, banggain tuh ortu. Kedua yang sibun bolak-balik sekre-kost-sekre, jangan lupain perjuangan ini. Ingat kita adalah pemenang. Wkwk

Aget 15 Pertanian, Pengurus Forstudi dan warga IMMPERTI yang terus brrgerak di jalan dakwah, orang tua, serta 4 serangkai. Terima kasih.

@derahmats: semoga sukses bagi kakak2 yg lagi kkn dan semngaaaaat selalu buat para caang 16 yaaak, jangan lupa bahagia.

@PoppyArianis: Selamat buat adek kakak Fidela Indriani yang tahun ini berhasil lagi meraih juara I. Semoga semakin meningkat dan terus buat Papa Mama kita bangga ya! Dan semangat buat caang GA 2016 dalam pengerjaan projek mini tabloidnya ya!

@Yoga: Salam sama mama di rumah nan jauh di sana dan salam buat KAMBA 6, semoga sehat selalu.

@IndahHertinaYulianti: Salam buat CaangGA16, kakak2 pengurus, buat uda uni Siskom, semoga kami cepat dilantik, untuk adiak2 bp siskom16, selamat berjuang laporannya.

@ulseaz: Mangats Caang GA’16 untuk project mini tabloidnya. Jangan lupa bernafas!

@Il: Semangat buat kakak-kakak Genta Andalas yang lagi KKN. Keep in contact yaa kak ^^

@NRD: Salam sayang buat seseorang yang selalu memperhatikanku dari jauh. wkwkwk hbd juni & juli keep solid mbf.

@endrik: Pertama selamat dulu buat kakak Endrik yang udah wisuda tahun ini. Happy Graduation, cepat kerja dan

@rezki_saputra: kangen suasana kelas ipa 601. Semangat kuliahnya wahyu ari. Eyaa..

@RizkiAlmando: Titip salam terutama kepada teman2 caang GA 16, teman2

@IlhamRF: Semangat buat kakak2 yg kkn dan yg ditinggalkan. Semangat caang GA16 project mini tabloidnya. Semangat juga untuk kamu @PujaE: Semangat untuk teman2 caang dan juga untuk pengurus dalam menyelesaikan tabloid. Terus buat kakak2 yang pergi KKN, semoga sukses.

@Nite : Wisuda ampek tahun kuliah. Semakin strong dan semangat ya Nite! #sevensaiko #Sasindo14 #enamempatempattagok #ParidaNrdIkisWiwin @princessimut: Semoga pertemuan singkat itu bukan pertemuan terakir kita, namun dilain waktu kita bisa bertemu utk bersilaturahmi lebih jauh lagi. Mr.D


Menguatkan Peran Agama dalam Pendidikan Anak Oleh: Adhe Septiana*

A

pa berita nyeleneh terakhir yang anda dengar tentang anak-anak? Seorang siswi SMA yang membentak polwan? Atau pemerkosaan yang dilakukan oleh beberapa anak kepada seorang siswi SD? Wah, makin bervariasi saja berita-berita nyeleneh tentang anak ya. Anak-anak adalah mereka yang memiliki rentang umur dari 6-18 tahun, manusia yang masih polos, ceria, suka bermain kini sudah bisa menjadi subjek perilaku amoral dan tindak kriminal.Setan apa yang telah merasuki makhluk-makhluk kecil ini? mengapa mereka seolah berubah menjadi liar dan tak terkendali. Mereka yang seharusnya menjadi pelipur lara dengan sikap lucu dan manjanya dan menjadi kebanggan keluarga dengan prestasinya, kini mereka pulalah yang menyebabkan duka dan aib bagi keluarga. Patutkah mereka disalahkan? Apakah mereka adalah tersangka tunggal dalam kasus yang membelit mereka? Jika begitu kasihan sekali adik-adik kecilku, mereka dihujat oleh orang banyak atas tindakan yang mereka lakukan sementara dimata hukum mereka belum bertanggung jawab penuh atas diri mereka sendiri. Lantas siapa yang bertanggung jawab atas mereka? Lihat UU RI nomor 23

Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. Pasal 26 Ayat 1.a: “Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak” Wah, sudahkah semua orang tua tahu tentang Undang-Undang ini? dari kacamata saya, belum semua orang tua tahu tentang hal ini, kalau sudah, pasti tidak akan ada anak yang dibuang ke sungai, anak yang bersikap amoral dan anak yang menjadi korban kekerasan. Mungkin tidak semua orang tua kita beruntung bisa mengecap bangku pendidikan,dan mengetahui banyaksedikit tentang hukum dan perundangundangan. Tapi itu bukan alasan bagi mereka untuk tidak bisa mendidik anak mereka menjadi anak yang baik. Mungkin tak semua anak juga beruntung bisa memiliki orang tua atau keluarga yang utuh dan hidup harmonis. Sebagian anak mungkin kehilangan orang tua atau anggota keluarga karena bercerai, meninggal dikarenakan bencana alam, sakit atau ajalnya sendiri. Lalu mereka hidup dengan keluarga lain dan memiliki orang tua lain seperti tinggal dengan sanak famili, di panti sosial bahkan hidup sebatang kara. Tidak semua anak mendapatkan kesempatan dididik oleh orang tuanya, mungkin saja mereka seorang yang tidak beruntung. Saya akan membahas penguatan peran keluarga dalam pendidikan anak. Yang saya maksud dengan keluarga di sini bukan hanya keluarga inti yang terdiri dari bapak, ibu dan anggota keluarga kandung, tetapi keluarga yang memiliki arti lebih luas, yaitu mereka yang memiliki tanggung jawab atas sang anak boleh jadi sanak famili, boleh jadi panti sosial. Karena akan sangat pilih kasih jika saya hanya menguraikan pendapat tentang anak yang hidup bersama orang tua kandung yang utuh, karena pada kenyataannya semua tak se-ideal itu. Seperti yang sudah disebutkan dalam UU diatas bahwa keluarga berkewajiban dan bertanggung jawab dalam mendidik anak. Pendidikan yang wajib diajarkan oleh semua orang tua adalah pendidikan norma dan moral, hal itulah yang menjadi pondasi kebaikan dalam diri seorang anak. Semua pendidikan moral dan norma sudah

lengkap tertera dalam ajaran agama baik secara eksplisit maupun implisit Seperti yang kita ketahui, semua warga Indonesia menganut satu agama yang dipercayainya. Apapun agamanya, ajarannya sudah pasti mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan Tidak ada satu agama pun yang m e m b o l e h k a n berbohong,mencuri,membunuh melakukan pemerkosaan dan menganiaya orang. Agama adalah sebaik-baik tuntunan dalam berperilaku, lalu mengapa banyak keluarga yang masih ragu menggunakan agama sebagai acuan dalam mendidik anak? Agama seolah dikesampingkan dari aspek kehidupan sehari-hari, seolah-olah agama adalah sesuatu yang “khusus” yang tidak bisa digabungkan dalam kehidupan bermasyarakat. Ironi yang kita lihat saat ini, seperti pembunuhan dan pemerkosaan yang dilakukan oleh anak semata-mata karena hilangnya nilai-nilai luhur dalam diri anak seperti rasa sayang terhadap sesama, rasa kasihan. Anak yang menyontek dan mencuri mereka telah kehilangan nilai luhur yaitu kejujuran, anak yang berani membentak orang dewasa mereka telah kehilangan nilai luhur menghargai orang lain. Inilah hasil yang ditimbulkan dari kurangnya pondasi keagamaan pada anak, anak sedari dini harus dikenalkan kepada Tuhannya, ditanamkan rasa takut kepada Tuhan, dan dididik untuk menjalankan ajaran agamanya. Nilai dan contoh yang diajarkan orang tua akan bermain di bawah alam sadar sang anak, lalu menjadi kebiasaan pada anak itu sendiri. Contohnya, jika orang tua mengajarkan sang anak untuk jujur, maka saat sang anak dihadapkan dengan situasi dimana ia berkesempatan untuk berbuat tidak jujur, ia akan mengingat ajaran orang tuanya dan merespon situasi tersebut dengan kejujuran. Buktinya, sebagian kita mungkin pernah mendengar seorang anak mengucapkan: “Kata mama gak boleh bohong”, itu adalah permainan alam bawah sadar. Dari ilustrasi diatas coba kaji lebih dalam lagi, jika sang anak adalah anak yang kritis dia mencoba berfikir

kenapa mama nya melarang ia berbohong dan kenapa ia harus menuruti perintah mamanya. Apakah solusi akan terpecahkan jika sang ibu menjawab: “yak karena gak boleh”, sang anak aka bingung bukan? Karena ia tak mendapatkan jawaban. Tetapi coba dijawab dengan: “karena bohong itu dosa, kalau berbuat dosa nanti Tuhan marah”.Jika sang anak masih bertanya: “kenapa Tuhan marah?” bisa dijawab: “karena Tuhan bilang begitu di dalam kitab suci, apapun yang di dalam kitab suci itu benar” Dengan begitu, sang anak akan mendapatkan jawaban yang mutlak dan jelas, tidak hanya aturan yang tak berdasar. Selain itu, orang tua juga harus menjadi contoh bagi sang anak, yaitu mempraktikkan sikap jujur, adil, saling mengasihi didalam rumah, karena anak adalah peniru ulung. Mereka akan meniru apa saja yang orang tuanya lakukan. Tidak semua anak mungkin beruntung memiliki orang tua yang mengerti tata-krama, moral, dan hukum. Tapi, semua orang tua pasti memiliki agama, mereka hanya perlu menjalankan perintah agama mereka lalu mendidik anak mereka sesuai agama yang mereka anut, menanamkan rasa takut kepada Tuhan adalah dasar dari terbentuknya perilaku baik dan terhindarnya perilaku buruk. Tak perlu sekolah tinggi untuk bisa menjalankan perintah agama, semua orang bisa melakukannya. Mungkin tak semua orang berpendidikan bisa mendidik anak dengan baik, tetapi orang yang menjalankan agamanya dengan baik tentu bisa menjadikan anaknya orang yang berpendidikan. Jadi para orang tua harus menyadari bahwa agama sudah selayaknya dijadikan tuntunan dalam rangka mendidik anak agar berperilaku sesuai aturan, orang tua juga harus menjadikan diri mereka suri tauladan bagi anak-anak mereka. Seperti kata pepatah: “memberi contoh itu mudah,menjadi contoh yang susah” *Penulis merupakan mahasiswa jurusan Sastra Inggris Universitas Andalas

Bawang Merah: Potensi, Masalah serta Solusi Penyelesaiannya Oleh: Reza Mardhiyah Amir

S

ebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa dan merupakan salah satu negara yang termasuk dalam wilayah tropis, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat baik, terutama untuk pertanian tropika. Salah satu produk pertanian tropika Indonesia yang berpotensi menjadi andalan adalah produk pertanian segar dalam bentuk buah-buahan dan

sayuran. Bawang merah, siapa yang tidak kenal dengan komoditi yang selalu ada di dapur rumah setiap orang. Komoditas yang tergolong ke dalam sayuran rempah unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif ini banyak digunakan sebagai bumbu masakan guna menambah cita rasa dan kenikmatan makanan serta obat tradisional.Komoditas ini juga merupakan sumber pendapatan dan kesempatan kerja yang memberikan kontribusi cukup tinggi terhadap perkembangan ekonomi wilayah. Meskipun bawang merah bukan termasuk bahan pokok, akan tetapi permintaannya sebagai bahan pangan terus meningkat dari tahun ke tahun, sejalan dengan pertumbuhan penduduk, semakin berkembangnya industri makanan jadi dan pengembangan pasar. Begitu juga dengan penawaran bawang merah. Setiap tahun hampir selalu terjadi peningkatan produksi. Produksi bawang merah Indonesia megalami trend yang positif pada 2011 mencapai 893.124 ton, naik menjadi 964.195 ton pada 2012, kemudian 1,01 juta ton pada 2013, selanjutnya pada 2014 mencapai 1,22 juta

ton. Pada tahun 2015 produksi bawang merah berkisar 1.233.984 tonsedangkan permintaannya diperkirakan meningkat hingga mencapai 1.011.140 ton.Artinya terjadi surplus pasokan bawang merah sebesar 222.844 ton. Prospek perkembangan bawang merah Indonesia di kancah dunia cukup baik, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara eksportir bawang merah di dunia. Berdasarkan data Food and Agriculture Organization (FAO) tahun 2011-2014, Indonesia menempati urutan keempat setelah New Zealand, Prancis dan Netherland. Untuk kawasan Asia Tenggara, Indonesia menempati urutan pertama. Meskipun ekspor bawang merah Indonesia cenderung berfluktuasi setiap tahunnya, namun hal ini dirasakan sudah cukup baik. Berdasarkan data dari Trademap,pada tahun 2015 ekspor bawang merah di Indonesia meningkat hingga 8.418 ton dibandingkan pada periode sebelumnya yaitu tahun 2014 yang hanya sebesar 4.438 ton. Secara nilai, ekspor bawang merah Indonesia

pada 2011 sebanyak US$ 6,59 juta, kemudian naik menjadi US$ 8,55 juta pada 2012, pada tahun 2013 dan 2014 turun menjadi US$ 2,98 juta dan US$ 2,97. Sedangkan pada tahun 2015naik lagi menjadi US$ 7,85 juta. Ekspor bawang merah didukung oleh produksi yang juga tinggi pada tahun ini. Produksi yang tinggi tidak terlepas dari peran beberapa pihak pada sentra bawang merah. Sentra produksi bawang merah adalah Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan Nusa Tenggara Barat. Keempat provinsi ini memberikankontribusi 86,24% dari total produksi bawang merah Indonesia (ratarata produksi tahun 2010-2014).Adapun negara tujuan ekspor bawang merah Indonesia yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam dan Timor-Timor. Meskipun Indonesia mengekspor dengan jumlah yang terbilang masih sedikit, namun ini dapat menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi komoditi yang bersaing di tingkat dunia. Namun produksi bawang merah

Bersambung ke halaman 17....


Pelecehan Seksual Penghambat Perkembangan Mental Anak tersebut? (Syinta Tesya Apriliani, Fakultas Teknologi Pertanian 2013)

Septi Mayang Sari,M.Psi. Dosen Psikologi Universitas Andalas Assalamualaikum wr.wb

F

enomena pelecehan seksual saat ini semakin marak di kalangan anakanak. Mirisnya, pelaku tidak hanya berasal dari kalangan orang dewasa saja melainkan anak anak juga turut menjadi pelaku pelecehan seksual seperti contoh yang sedang marak di perbincangkan pemerkosaan pada teman sebayanya. Di samping itu, banyak juga orang dewasa yang menjadikan anak-anak sebagai objek seksual mereka. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab utama mereka melakukan hal tersebut, dan apa bahaya yang timbul kepada kondisi jiwa si anak? Bagaimana cara menghindari hal

Menunggu Bus

Jawaban: Memang saat ini begitu marak terjadi pelecehan seksual, yang menjadikan anak-anak objek seksualnya. Pelecehan seksual terhadap anak merupakan bentuk penyiksaan yang dilakukan orang dewasa atau remaja lebih tua menggunakan anak-anak untuk rangsangan seksual. Seperti contoh pelecehan seksual, bisa berupa meminta atau menekan seorang anak melakukan aktivitas seksual. Selain itu, memberikan paparan yang tidak senonoh dari alat kelamin untuk anak, menampilkan berbagai video pornografi kepada anak, melakukan hubungan seksual terhadap anak-anak, kontak fisik dengan alat kelamin anak (kecuali dalam konteks non-seksual tertentu seperti pemeriksaan medis), melihat alat kelamin anak tanpa kontak fisik (kecuali dalam konteks non-seksual seperti pemeriksaan medis), atau menggunakan anak untuk memproduksi pornografi anak. Melihat berbagai contoh kasus yang terjadi di masyarakat, pelecehan seksual menjadi lebih rentan terjadi pada diri anak, karena seorang anak berada pada posisi lemah. Selain lemah fisik, anak-anak sangat mudah dipengaruhi. Apapun latar belakangnya, kasus pelecehan seksual merupakan kejahatan yang tidak dapat dibiarkan begitu saja, apalagi korbannya adalah anak-anak yang masa depannya masih sangat panjang. Akibat pelecehan seksual pada anak tidak hanya berdampak pada luka fisik saja, dan yang paling berbahaya justru dampak psikologisnya karena berpotensi menimbulkan gangguan kejiwaan hingga terhambatnya perkembangan mental anak.

Orang tua harus sigap dan waspada dalam melindungi anak-anaknya dari kasus pelecehan seksual anak-anak. Kewaspadaan ini harus tetap dijaga terus-menerus, karena pelaku kejahatan seksual ini tidak memiliki ciri-ciri khusus yang bisa ditandai. Para pelaku kejahatan seksual sangat pandai menyembunyikan perbuatan jahatnya. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang tampak seperti penyayang kepada anak. Para orang tua harus bisa memberikan perlindungan dan pengertian kepada anak agar terhindar dari kasus pelecehan seksual. Orang tua perlu menjelaskan tentang bagian-bagian tubuh pribadi si anak. Setiap fungsi dari bagian tubuh harus diperkenalkan kepada anak agar anak dapat menjaga tubuhnya ketika orang lain melakukan hal-hal yang tidak menyenangkan kepada dirinya berkaitan dengan perbuatan seksual. Anak diminta untuk melaporkan jika terjadi kekerasan seksual yang menimpa dirinya. Anak harus dibiasakan berbagi cerita kepada orang tuanya. Hal tersebut penting karena para pelaku tindakan kekerasan seksual pada anak seringkali memaksa dan mengancam para korban agar tidak menceritakan tindakannya kepada orang lain. Pendidikan seksual dan pemberian informasi tentang permasalahan seksual nampaknya dapat mencegah perilaku pencegahan seksual. Orang tua perlu menanamkan rasa malu sejak dini dan ajarkan pada mereka untuk tidak membuka baju di tempat terbuka dan juga buang air kecil di kamar mandi. Kemudian efek kekerasan seksual terhadap anak yaitu adanya depresi ganggu stres pascatrauma, kegelisahan kecenderungan untuk menjadi korban lebih lanjut pada masa dewasa, dan cedera fisik untuk anak di antara masalah lainnya.

Anak anak dibawah umur yang terjebak pada kasus pemerkosaan baik pelaku maupun korban, keduanya merupakan korban karena belum 18 tahun keatas. Hukuman bagi pelaku dibawah umur juga sudah diatur undangundang perlindungan anak. Yang menjadi kontroversi pada saat sekarang ini ialah pelaku seksual pada anak anak yang dianggap anak-anak masih dalam taraf kognitif dan penalaran moral. Hal ini berbeda dengan orang dewasa, terkadang apa yang dilakukan tidak sepenuhnya dipahami seperti kasus-kasus yang terjadi pada saat sekarang ini. Mereka hanya melihat apa yang dilakukan oleh orang disekitar tanpa adanya perencanaan dan tidak bisa menimbang apa yang baik dan buruk. Bagi dirinya sendiri dan orang lain, apa yang diserap tersaring dengan baik, ketika anak anak menonton situs porno dia akan mencari tahu dengan caranya sendiri. Dalam hal ini kontrol orang tua sangat diperlukan. Dampak bagi anak yang menjadi korban bisa menjadi dua kutub ketagihan dan menarik diri yang akan berpengaruh pada masa depan anak. Kedua dampak ini tidak ada yang bersifat positif. Untuk mencegah hal ini diperlukan peran dan dukungan dari lingkungan yakni orang tua, teman-teman, guru dan lainnya harus ditangani dengan tepat. Orang disekitar harus menyokong anak. Setidaknya anak akan normal seperti awal. Pelaku maupun korban sama rumit menanganinya. Ditarik akar permasalaahn dari penyebab anak melakukan hal tersebut. Jangan membuat posisi anak tersudutkan bahwa anak memang bersalah. Anak tidak bisa disalahkan sepenuhnya karena sifat anak tergantung arahan dari orang sekitar terutama oleh orang tuanya. Dari segi perkembangan anak memang sangat dipengaruhi oleh lingkungan.

Oleh: Fajri Hidayah J


P

Penjejak Cahaya Matahari dengan Sistem Timer

enjejak cahaya matahari lendutan dengan tujuan seandainya harus selalu mengarah ke matahari. merupakan solusi tepat bagi lendukan tersebut sedikit, kira-kira 2 mm, Dalam sistem surya ini terdapat dua pengguna pembangkit listrik maka kita boleh memakai besi pipa komponen utama, yaitu modul surya dan sel surya. “Pada penjejak cahaya tenaga surya terutama dalam tersebut,” ujar David Alif Utama. Selanjutnya, modul surya matahari ini menggunakan dua buah pemanfaatan energi matahari agar panel surya dapat menghasilkan energi (Photovoltaic) adalah sejumlah sel surya modul surya dengan kapasitas masingyang maksimal. Alat ini berfungsi yang dirangkai secara seri dan paralel, masing 11 watt dan satu buah dengan sebagai pengontrol posisi panel surya untuk meningkatkan tegangan dan arus daya 60 watt. Modul surya 11 watt terletak untuk selalu tegak lurus terhadap arah yang dihasilkan sehingga cukup untuk di sebelah kiri digunakan sebagai sumber sinar matahari mulai pagi hari hingga sore hari. Penjejak sinar matahari otomatis ini memiliki sistem otomatisasi riset. Ketika posisi matahari berada di sebelah barat dan posisi penjejak juga mengarah ke barat maka penjejak ini akan melakukan riset sesuai dengan batas sudut yang telah ditentukan melalui program.Penjejak cahaya matahari untuk modul surya ini bermanfaat sekali untuk mengumpulkan penyerapan radiasi matahari. Selain itu juga dapat dimanfaatkan untuk alat praktikum sebagai media pengembangan ilmu pengetahuan mahasiswa khususnya mahasiswa jurusan Teknik Mesin. Alat ini terdiri atas struktur bagian dasar, tengah, atas, modul surya, penggerak cahaya matahari dan panel kontrol penjejak cahaya matahari. Dalam membentuk struktur, alat yang digunakan antara lain besi silinder hollow, motor wiper DC dan tiga buah timing belt. Besi silinder hollow digunakan untuk menopang penjejak cahaya Foto:Nite matahari, motor wiper DC digunakan untuk penggerak utama, dan timing belt digunakan untuk CANGGIH: David menunjukkan alat penjejak cahaya matahari hasil rancangannya. meneruskan putaran. Selain itu, perlu kita ketahui beban atau massa dipakai oleh penggunanya. Modul surya listrik untuk panel kontrol sebelah kiri. yang akan digerakkan. “Diperkirakan juga bisa dikatakan alat untuk mengubah Sementara itu, modul surya 60 watt yang struktur tersebut memakai besi silinder energi cahaya matahari menjadi energi terletak di sebelah kanan digunakan hollow (besi pipa) dengan diameter 4 listrik. Untuk mendapatkan keluaran sebagai sumber listrik untuk panel cm, tebal 2 mm, serta berat 15 kg. energi listrik yang maksimum dan bisa sebelah kanan. Modul surya 60 watt ini Setelah itu, kita juga perlu mencari digunakan, maka permukaan modul surya bisa juga dimanfaatkan untuk sumber

listrik lain seperti mengecas handphone,” tambahnya. Struktur alat penjejak cahaya matahari bisa bekerja apabila sudah dilengkapi dengan motor DC. Motor DC merupakan motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik atau motor yang digerakkan dengan sistem DS. “Untuk mekanisme mengunakan transmisi timing belt. Timing belt ini terdiri atas tiga buah yang berguna untuk menyalurkan gerak dari putaran poros,” ujarnya. Selain itu, alat penjejak matahari juga bisa bekerja apabila dilengkapi dengan bearing set diameter 2 cm sebanyak 6 buah, poros besi berdiameter 2 cm sebanyak 3 buah, sprocket timing belt sebanyak 6 buah, timing belt sebanyak 3 buah, massa tambahan yaitu 3 buah ketler dengan massa masing-masing 2,5 kg. Alat penjejak matahari terdiri atas panel kontrol penjejak cahaya matahari. Panel kontrol pada penjejak cahaya matahari terdiri dari 4 bagian yaitu bagian 11m, bagian 11n, bagian 17e, dan bagian 18e. Selain itu, alat penjejak matahari ini juga disedikan 3 buah kipas angin (fan) dengan tegangan masing-masing 12 volt. Terkait waktu perancangan, pembuatan dan pengujian alat penjejak matahari dengan sistem timer tersebut dilakukan tidak secara kontinu selama tiga semester. Biaya yang diperlukan sekitar Rp.2.500.000. “Harapan ke depannya alat ini bisa dijaga dan dikembangkan,” harap David. Sementara itu, mahasiswa Teknik Mesin Fadel Muhammad Selaku tutor dalam pembuatan alat tersebut juga berharap alat tersebut bisa dikembangkan ke skala yang lebih besar. “Serta bisa dijadikan alternatif pengganti PLN,” tutupnya. Rizka

... Sambungan halaman 15 di Indonesia bersifat musiman seperti hasil pertanian lainnya, produksi akan berkurang di musim hujan dan melimpah di musim kemarau. Sementara kebutuhan akan bawang merah hampir digunakan setiap hari bahkan pada hari-hari besar keagamaan permintaannya cenderung melonjak. Seringkali kebutuhan bawang merah di luar musim panen tidak dapatdipenuhi, dan begitu juga sebaliknya ketika terjadi over stok akibat panen yang berlebih, maka harga bawang ditingkat petani akan anjlok. Kebijakan proteksi harga di tingkat petani harus dilakukan demi menjaga kestabilan harga didalam negeri. Idealnya harga penjualan bawang merah di tingkat petani yaitu berkisar antara Rp 10.000 – 12.000 per kilogram. Jika harga jual di bawah itu, dipastikan petani tidak akan menuai keuntungan sama sekali.Selain itu, pemerintah telah menetapkan pembelian bawang merah untuk Bulog sebesar Rp 18.500 per kilogram. Selanjutnya pada masalah teknis di bagian pasca panen, petani sangat kekurangan modal untuk menyediakan tempat penyediaan yang layak dikarenakan risiko cepat busuk pada tanaman ini. Adanya perbedaan pola produksi dan permintaan

menyebabkan terjadinya gejolak harga pada waktu tertentu, berupa lonjakan kenaikan hargapada saat permintaan lebih tinggi dari pasokan, atau harga merosot pada saat pasokan lebih tinggi dari permintaan. Saat ini saja contohnya, ketika memasuki bulan puasa, harga bawang merah melonjak mencapai Rp. 40.000 per kilogramnya. Jika hal ini terus menerus dibiarkan, maka konsumen kalangan menengah ke bawah tentu tidak akan mampu untuk membeli komoditi yang sangat mereka butuhkan. Untuk itu, pemerintah berencana melakukan upaya kebijakan impor. Kebijakan ini dilakukan untuk menekan harga yang ada di pasar agar semua kalangan masyarakat mampu membeli bumbu dapur ini.Tetapi hal ini tentu menimbulkan pro dan kontra baik itu di tingkat pemerintah sendiri maupun petani. Adanya kebijakan impor tentu saja mengancam keberlangsungan produksi bawang merah. Ketika impor diberlakukan, maka akan menyebabkan harga bawang merah nasional menjadi anjlok dan ini mengakibatkan petani akan mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Dan jika dibiarkan terus-menerus maka petani tidak mau lagi berusahatani bawang merah, mengingat biaya yang dibutuhkan dalam menjalankan usahatani sangatlah besar. Dikhawatirkan petani akan beralih ke tanaman jenis lainnya yang dirasakan lebih menguntungkan dan lebih kecil biaya

usahataninya. Di sisi lain, tingginya harga bawang merah bukan disebabkan karena produksi yang sedikit, akan tetapi disebabkan karena rantai pemasaran yang terlalu panjang dan banyaknya pedagang tengkulak yang memainkan harga. Ada pedagang yang menahan surplus produksi bawang merah sehingga harga naik di pasaran, padahal di tingkat petani harga masih standar. Tingginya harga ini tidaklah menguntungkan petani, tetapi hanya menguntungkan beberapa pihak saja. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian perlu berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog untuk mengatasi masalah kenaikan harga yang kerap terjadi.Pemerintah bisa memutus rantai tengkulak yang membuat sistem distribusi menjadi panjang dan mahal dengan mengelola perlakuan pascapanen saat stok menumpuk agar petani bisa mendapatkan harga yang layak.Diperlukan pembenahan dalam tata niaga dan Bulog didukung untuk membeli bawang produksi petani. Kemudian Bulog akan pasarkan langsung ke pasar dan dari pasar langsung diserap konsumen. Sebenarnya jika dilihat dengan cermat, kebutuhan akan bawang merah yang semakin meningkat ini merupakan peluang pasar yang potensial dan dapat menjadi motivasi bagi petani untuk meningkatkan produksi bawang merah.

Usaha budidaya bawang merah memiliki prospek dan peluang usaha yang sangat baik di masa yang akan datang. Akan tetapi hal ini tentu harus ditunjang dengan penyediaan benih yang bermutu, perbaikan sarana dan prasarana produksi yang ada serta penerapan SOP secara benar. Selain itu juga diperlukan penanganan pasca panen yang baik. Dengan adanya pasca panen dapat menambah nilai guna dan nilai jual dari bawang merah tersebut. Besarnya peluang untuk menjangkau pasar nasional maupun pasar internasional menjadikan bawang merah sebagai salah satu komoditi prioritasdalam pengembangan sayuran di Indonesia, yang cukup strategis dan ekonomisdipandang dari segi keuntungan (profit) usahatani. Semakin tinggi keuntunganusahatani yang dicapai oleh petani akan menunjukkan keberhasilan petani dalammenjalankan usahataninya secara ekonomi. Untuk itu, pengembangan usahatanibawang merah di Indonesia harus diarahkan untuk mewujudkan agribisnis danagroindustri yang berdaya saing, berkelanjutan, dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani. *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Magister Sains Agribisnis Institut Pertanian Bogor


Bakti Farmasi Wujud Peduli Nagari

F

akultas Farmasi Unand kembali menyelenggarakan Bakti Farmasi 2016 pada 07 Mei lalu, bertempat di SD N 32 Kuranji, Kenagarian Guo, Padang. Mengusung tema “Farmasi Peduli Nagari”, acara ini diisi dengan berbagai bentuk pengabdian masyarakat di antaranya, pengobatan umum dan mata gratis, sosialisasi cacingan dan Dagusibu, stan farmasi expo yang berisi makanan gratis sertahome visit, yaitu apoteker yang memberikan konsultasi langsung dengan mengunjungi rumah masyarakat. Ketua Panitia Rezky Effendi, mengatakan acara tahun ini hanya diadakan satu hari. Hal ini berbeda

dengan tahun sebelumnya yang diadakan selama tiga hari di luar kota. “Tahun ini difokuskan ke nagari-nagari yang ada di kota Padang,” kata mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2015 ini. Menanggapi hal tersebut, Wakil Dekan (WD) III Fakultas Farmasi Erizal, mengatakan bahwa sudah seharusnya kegiatan bakti farmasi diadakan di nagari-nagari yang ada di kota Padang. Menurutnya, masih banyak nagari-nagari di kota Padang yang membutuhkan sosialisasi tentang kesehatan dan pengobatan gratis. “Sebaiknya kita perhatikan dulu tetangga-tetangga kita,” tuturnya.  Fanny

Dies Natalis, Fakultas Keperawatan Selenggarakan ASF

F

akultas Keperawatan Universitas Andalas (Unand) menyelenggarakan Andalas Scientific Fair (ASF) 2016 dalam rangka Dies Natalis Keperawatan ke-XVII. Rangkaian acara ini di antaranya lomba karya tulis ilmiah, poster ilmiah, lomba esai, dan seminar keperawatan yang dimulai 6-8 Mei 2016. Opening ceremony ASF dilaksanakan di gedung seminar I dengan tema “Increase Quality of Life With Cancer Management”, Jumat (6/5). Ketua Avisena Bella Hartini menyampaikan bahwa ASF merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Activist in Science Nursing

FKI Rabbani Bahas Persiapan Penting Sambut Ramadan

D

alam rangka menyambut bulan suci Ramadan 1437 Hijriah Forum Kajian Islam (FKI) Rabbani Unand mengadakan Ifthor Akbar di kolam Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), Kamis (12/ 5). Bertemakan “Menjalin Ukhuwah di jalan Dakwah” acara tersebut sukses digelar dengan menghadirkan seorang guru SMA 1 Padang, Erwin sebagai penceramah. Dalam ceramahnya, Erwin membeberkan hal-hal yang perlu dipersiapkan menjelang Ramadan. Pertama, persiapan ruhiyah (keimanan) berupa pengendalian diri agar tidak terjerumus maksiat dengan memperbanyak membaca alquran dan

ibadah lainnya. “Jika ruhiyah kita bermasalah, kita perlu mengevaluasi ruhiyah tersebut minimal setiap minggu,” jelasnya. Sementara itu mahasiswi jurusan Sistem Informasi Nisa mengatakan acara Ifthor yang diselenggarakan FKI Rabbani sangat menarik dan bermanfaat. “Acara ini bagus sekali untuk mendekatkan ukhuwah kita sebagai aktivis dakwah. Misalnya, kita sebagai warga PKM, namun belum saling kenal. Maka perlu diadakan kegiatan seperti ini secara teratur,” katanya saat ditemui di penghujung acara.  Rizka, Wita

Genta Andalas Hadirkan Rommi Delfiano

U

nit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) Genta Andalas kembali mengadakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) ke12 dengan mengusung tema “Berkarya dengan Lensa, Bercengkrama dengan Kata”. Acara yang dilaksanakan di Aula Psikologi Unand ini menghadirkan langsung Re d a k t u r Pe l a k s a n a H a r i a n Pagi Pa d a n g E k s p r e s ( P a d e k ) R o m m i Delfiano sebagai pemateri DasarDasar Jurnalistik dan Kode Etik Jurnalistik Sabtu, (30/4). Rommi mengatakakan, PJTD yang diadakan oleh Genta Andalas ini dapat menjadi wadah bagi mahasiswa

Tuntaskan Reformasi, BEM KM Unand Adakan Aksi Senja

B

ertepatan pada hari Kebangkitan Nasional ke-108, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM-KM) Unand mengadakan aksi senja bertajuk “Gejolak Hari Kebangkitan”, Jumat (20/5). Aksi yang dimulai dari lapangan Imam Bonjol menuju kantor Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) ini diikuti berbagai macam BEM Fakultas, dan BEM-KM Unand, serta beberapa perwakilan dari BEM Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang. Presiden BEM-KM Unand Edi Kurniawan, mengatakan tujuan dari aksi tersebut adalah untuk menyalurkan aspirasi menuntaskan reformasi. Menurutnya, selama 18 tahun reformasi, Indonesia masih belum merdeka

seutuhnya dan masih ada beberapa hal yang belum terealisasi. Selain itu, aksi tersebut juga merupakan tanda bahwa pergerakan mahasiswa masih ada dan siap mengawasi kinerja pemerintah Indonesia. Di sisi lain, Kementerian Luar kampus (Kemenlu) STTIND Tridio, mengapresiasi aksi BEM-KM Unand yang tidak hanya berdiam diri saja menghadapi masalah yang terjadi di Indonesia. “Dari awal reformasi, agendaagenda yang diadakan oleh pemerintah itu hanya omong kosong. Banyak janji pemerintah yang hanya sebatas janji para remaja, sedangkan realisasinya belum nampak jelas,” katanya. Rina, Wita

Association (Avisena). “Avisena merupakan wadah yang bergerak dibidang ilmiah, bertujuan untuk meningkatkan ilmu dan pengetahuan bagi tenaga profesional serta menjalin silaturahmi antar finalis yang mengikuti lomba,” tuturnya. Selain itu, Ketua Pelaksana Yulinar Agustina menuturkan bahwa dalam opening ceremony tersebut dihadiri oleh sepuluh besar finalis yang akan mempresentasikan hasil karyanya terkait kanker. “Ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada masyarakat bahwa kanker merupakan penyakit penyumbang kematian yang terbesar,” ujarnya. Devita, Rizka

untuk mengenal jurnalistik. ‘’Mahasiswa yang ingin menjadi wartawan kampus dapat menjadikan PJTD ini sebagai dasar pengembangan dalam bidang jurnalistik,” tuturnya. Di sisi lain, Pemimpin Umum Genta Andalas Muhammad Arif mengatakan pentingnya PJTD ini bagi mahasiswa. “Ilmu yang didapatkan dari PJTD dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, dan mahasiswa sangat erat kaitannya dengan menulis, baik menulis skripsi a t a u t u l i s a n l a i n n y a , ’’ t u t u r Mahasiswa Kimia angkatan 2012 ini. Devita, Rizka

Ketua PFI Padang Beri Materi Foto Jurnalistik

S

ukses melaksanakan Pelatihan Jurnalistik Tingkat Dasar (PJTD) hari pertama Sabtu, (30/4) di Aula Psikologi Unand. Genta Andalas kembali melanjutkan PJTD hari kedua dan menghadirkan Ketua Pewarta Foto Indonesia (PFI) Padang Zulkifli sebagai pemateri foto jurnalistik Minggu, (01/5). Ketua PFI Padang Zulkifli, memaparkan penjelasannya mengenai foto jurnalistik bagi pemula, ia mengatakan foto jurnalistik merupakan foto yang memiliki unsur cerita. Selanjutnya, dalam pengambilan foto

jurnalistik membutuhkan spot yang banyak. ‘’Sehingga foto tersebut dapat menceritakan lebih jelas apa yang ingin kita sampaikan,’’ tutur pria yang akrab disapa Zhu Qincay ini. Di sisi lain, salah satu peserta PJTD Rika Syafnita mengatakan PJTD memberikan wawasan baru bagi seorang pemula yang ingin terjun dalam dunia jurnalistik. “Selain itu, simulasi yang diberikan sangat menantang kita untuk kritis memandang lingkungan sekitar,” kata Mahasiswi Jurusan Ilmu Ekonomi  Rina ini.


Tradisi Meninabobokan di Palembang dan Minangkabau

D

Oleh: M Redho Ilahi*

alam pola asuh di nusantara anak dibesarkan dengan celaan, maka ia budayawan serta praktisi hukum belum memiliki beragam cara. Seperti di akan belajar memaki. Jika anak lama ini membahas seputar kebudayaan Palembang, tradisi nenggung dibesarkan dengan permusuhan, maka ia di Palembang yang terus terkikis zaman. adalah satu salah tradisi sastra lisan belajar dengan berkelahi. Jika anak anak Banyak sebab diutarakan. Seputar yang turun-temurun sudah dilakukan dibesarkan dengan cemoohan, maka ia masalah globalisasi, kurangnya perhatian orang tua. Nenggung berisikan nyanyian belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan pemerintah serta masyarakat Palembang berupa pantun menidurkan anak yang dengan penghinaan, maka ia belajar sendiri membuat masalah kebudayaan berisi ajaran agama, moral, dan nasihat menyesal diri. Jika anak dibesarkan Palembang, dikenal sejak zaman kerajaan yang berguna sehingga anak merasa dengan toleransi, maka ia belajar Sriwijaya, bernuansa religius ketika di nyaman ketika tidur. Biasanya nenggung mengendalikan diri. Jika anak dibesarkan bawah kerajaan Palembang Darussalam dituturkan ketika anak ingin tidur atau susah tidur karena suatu hal misalnya karena sakit atau perasaan tidak nyaman. Ibu-ibu di kota Palembang sering melakukannya di Rumah Limas. Konon, hal ini sebagai pembuktian menjadi seorang ibu sejati. Karena mereka percaya di tangan seorang ibu akan terbentuk seorang anak entah itu baik atau buruk. Sehingga hal semacam ini menjadi salah satu cara membuat anak tersebut selalu ingat akan petuah yang diucapkan ibunya. Menurut Soetopo (2006) melalui sastra lisan, tidak hanya informasi kognitif yang dapat diterima anak, mereka pun memperoleh informasi afektif yang dapat mengukir tingkah laku dan akhlak mereka. Saat kita ke Palembang akan terlihat setiap sore hari, rumah-rumah di pinggir Sungai Musi yang berbentuk Rumah Limas banyak sekali ibu-ibu yang sedang Foto:Ist menganyunkan anaknya yang sedang tidur. Bukan hanya menganyunkan saja mereka juga KASIH SAYANG: Seorang ibu tengah menyanyikan lagu nina bobo untuk anaknya mendendangkan sebuah lagu yang berisikan nasihat-nasihat agar dengan motivasi, maka ia belajar percaya terus menghilang. kelak menjadi anak berguna. Pantun yang dinyanyikan oleh diri. Jika anak dibesarkan dengan Di Minangkabau beda lagi dalam ibu-ibu Palembang terhadulu sangatlah kelembutan, maka ia belajar menghargai. proses pengasuhan anak. Dalam artikel memiliki makna atau ungkapan dalam Jika anak dibesarkan dengan dukungan, “Manjujai, Seni berkata-kata dalam ajaran yang sangat baik. Nenggung ini maka ia belajar menghagai diri sendiri. Mengasuh Bayi” oleh Prof. Dr. Raudha berisikan pantun seperti ini: Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang Thaib menjelaskan Minangkabau terkenal Anjing ini penjaga rumah dan persahabatan, maka ia belajar akan manjujai. Manjujai adalah salah menemukan kasih dalam kehidupannya. satu tradisi yang merupakan cara Sisa makanan ia terima Sayangnya, orang tua di bagaimana pola asuh anak dalam budaya Kalau pintar kita ternama Palembang masa kini sudah tidak lagi Minangkabau, yang dilakukan sejak usia Kalau bodoh kita merana Baris ke tiga dan ke empat meninabobokan anaknya dengan dini sampai anak pandai berbicara tentulah mengambarkan pesan yang nenggung. Hal ini dikarenakan zaman menggunakan kata-kata. ingin disampaikan ibu kepada anak kelak sudah praktis, sehingga melakukan hal Sang ibu biasanya akan sering dewasa nanti. Gambaran yang harus tersebut tentulah menghabiskan waktu. berbicara dengan anaknya meskipun baru dicapai. Seorang ibu telah tau bagaimana Apalagi saat ini sudah ada penggantinya. berusia beberapa bulan baik sedang sikap masyarakat saat ini yang selalu Nenggung sudah digantikan dengan mengendong. Hal ini sebagai upaya untuk mengedapkan orang yang pintar. Kalau berbagai lagu anak atau lagu-lagu masa membentuk karakter dalam kepribadian misalnya si anak menjadi bodoh akan kini yang dapat dihafal oleh ibu si anak. anak tersebut. Selain itu, jijai dalam timbul “merana”, dalam artian dia tidak Tidak khayal budaya ini luntur karena bahasa Minangkabau berarti berkatakebudayaan dari luar masuk. akan menjadi apa-apa di masyarakat. kata. Maksudnya berkata-kata adalah Kalangan seniman yang sang ibu selain memberikan pelajaran Mengutip apa yang diungkapkan Dorothy Law Nollte tentang bagaimana tergabung dalam Dewan Kesenian moral akan ada pemberian suku kata baru pengaruh pola asuh terhadap anak, jika Palembang (DKP) bersama sejarawan, terhadap bayi tersebut. Sehingga dapat

ditiru bayi yang sedang menyusun katakata. Manjujai juga akan membuat anak belajar terhadap lingkungan sekitar misalnya diperkanaalkan kepada siapa saja yang datang ke rumah ataupun ketika seorang ibu membawanya ke taman melihat binatang apa saja. Dengan otomatis ibu langsung menyanyikan sedikit pantun untuk mendorong ketertarikan anak tersebut. Misalnya begini percakapan yang dicontohkan Bundo Raudha: Santiang anak mande yo, indak panagih Tahunyo kalau mande sadang masak dek ayah ka pulang makan siang beko mande katoan ka ayah, anak ayah ko santiang Kalimat ini berisikan pujian terhadap sang anak karena tidak menangis di saat ibunya sedang memasak. Biasanya bila dipuji menurut psikologi, akan timbul senyuman atau reaksi di bayi tersebut. Ini merupakan kedekatan batin yang tidak bisa dikatakan. Saya sempat berpikir mungkin saja Bung Hatta, Tan Malaka, Syafiruddin Prawiranegara dan Buya Hamka, yang merupakan founding fathers dan seorang ahli agama lahir dari tradisi manjujai. Mereka selalu mendengarkan kata-kata dari ibunya dan kata-kata tersebutlah membentuk moral dan kecakapan mereka ketika berbicara. Ranah Minang boleh berbangga memiliki tradisi sastra lisan ini dalam mengasuh anak. Melihat kedua kebudayaan di daerah Palembang dan Minangkabau dalam mengasuh anak tentunya sangat disayangkan sekali tradisi ini akan menghilang secara perlahan-lahan. Tentunya akan semakin sulit membentengi mereka dari dampak pengaruh luar. Tidak khayal perilaku anak saat ini semakin menjadi-jadi. Sudah selayaknya kebudayaan ini kembali dihidupkan dan kita akan memimpikan kembali kelahiran Bung Hatta, Tan Malaka, Buya Hamka atau tokoh-tokoh nasional lainnya, melalui dongeng atau pantun-pantun yang dinyanyikan seorang ibu.

... Sambungan halaman 7

menjadi objek wisata khas nagari. Bukan hanya ramai sebelum atau menjelang tradisi balimau di Minangkabau, melainkan dapat juga digandrungi di hari-hari biasa meskipun nagari Sumpur Kudus bagaikan kota ditengah rimba dibalik bukit besar. Seperti yang disampaikan oleh Wali Nagari Sumpur Kudus Irwan. “Nan awakkan baitu kok dopek lubuak ko banyak promosi kalua nagari, supayo bonyak urang nan bakunjuang kakampuang kitoko,” ujarnya dengan logat Sumpurnya.

PDAM guna memenuhi kebutuhan air di Kenagarian Sumpur Kudus. Di tengah perjalanan, rombongan mendapati sebuah bangunan tua yang konon kabarnya adalah sebuah pos pengintaian yang digunakan oleh penjajah sebagai pengawasan terhadap wilayah kekuasaan mereka terdahulu. Tidak jauh dari itu terdapat sebuah bangunan yang digunakan sebagai pusat kontrol masuknya air bersih ke Nagari. Berbagai batu besar yang kalau dipikirpikir biasa menghantam siapa saja di bawahnya, bayangkan saja batu berukuran dua kali lebih besar dari truk hanya ditahan oleh sebatang pohon tua yang telah mati karena sudah berusia puluhan tahun. Jika batu tersebut terjatuh dapat menghambat aliran

sungai yang deras dibawahnya. Hingga perjalanan kami berakhir dan sampailah di tempat tujuan, sebuah air terjun yang memiliki tinggi sekitar 30 meter. Biarpun sudah berada di depan mata, namun untuk dapat menyentuh air terjun tersebut, kita harus berenang melawan arus sungai. Bagi yang tidak bisa berenang, berjalan memutar dengan mendaki bukit kapur yang terjal, lembab, dan basah oleh rembesan air. Saat menyentuh air terjun teringat oleh penulis ketika masyarakat sekitar bercerita bahwa di air terjun ini tempat mandinya nona-noni Belanda.” Haa, dulu gadih Balando nan kamekkamek sinyak mandi nyo cek urang,” kata Adi pemuda setempat. Rombongan larut dalam kebahagiaan bermain dengan air yang dingin. Bagi yang berkunjung ke sini harus berhati-hari mengingat permukaan

manapun yang akan dilewati licin, dan mengabadikan beberapa momen yang baguspun harus menggunakan kamera yang aman dari air. Jika tidak tentunya risiko barang-barang elektronik yang menjadi ancamannya. Meski telah dikunjungi oleh ratusan orang, lokasi satu ini tetap terjaga keasriannya dengan tidak ditemukannya sampah yang dibawa oleh pengunjung. Namun yang disayangkan adalah perilaku muda-mudi yang seenaknya, menjadi suatu hal yang ditekankan oleh warga sekitar agar menjaga sopan santun baik dalam berbicara maupun bertindak. Tentunya di dunia ini tidak hanya manusia yang menempati, namun ada makhluk lain yang menghuni lubuak ini, dan manusia harus menghormati bagian itu. Warga nagari Sumpur Kudus berharap ke depannya lubuak ini akan

*Penulis Merupakan Mahasiswa Juusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Angkatan 2015

*Penulis Merupakan Mahasiswa Jurusan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas


Tinta Terakhir

“

Aku ingin menyair lagi Ga� Menulis. Itulah kebiasaan yang selalu dilakukan Be. Bagi Be hari adalah sebuah kertas kosong yang mesti dipertanggung jawabkan, apakah dibiarkan tetap kosong atau membekaskan sesuatu agar tidak hanya terlihat polos saja. Be tak pernah sekalipun absen dalam menciptakan frasa-frasa yang sangat dibenci kertas. Ya, jika kertas-kertas yang dilukai Be menggunakan pulpennya dapat berkata, mungkin Be sudah ditangkap karna melakukan tindak kekerasan, haha. Suatu hari, ntah itu Senin, Rabu atau Kamis, yang pasti pada suatu hari. Saat Bee tengah asik bercengkrama dengan selembar kertas dan pulpennya, juga ditemani secangkir kopi yang baru saja dipesan pada kak Ce. Tiba-tiba Be teringat bahwa ia harus bertemu dengan seseorang. Seseorang yang telah membuat Be menjadi seperti sekarang ini. Be ingin bertemu dengannya di tempat mereka pertama bertemu dahulu. Namun Be sedikit lupa dimana pastinya tempat tersebut. Ya wajar, selama Be meninggalkan kampung halaman untuk pergi menimba ilmu di salah satu universitas Be hanya sibuk dengan dunianya sendiri, terlebih semenjak Be mengenal tulisan. Be seperti menemukan tempat baginya untuk bisa menemukan padok di kota besar. Tepat beberapa hari lagi dari sekarang adalah satu tahun mereka berpisah karna kesibukan masing-masing, dan mereka janji pada satu tahun ketidak adaan kabar dari mereka untuk sepakat bertemu di tempat mereka pertama bertemu dulu. Tapi dimana? Be bingung sampai-sampai beberapa frasa yang ditulisnya kacau dan seperti lepas kendali. Tidak biasanya Be seperti ini. Hilang dan buyar imajinasi Be hanya karna serpihan masa lalu yang diterbangkan angin menampar wajahnya. Ternyata ada hal yang lebih urgent baginya. Be bertekad bahwa ia akan datang ke tempat pertemuan tersebut. Bagaimanapun caranya ia harus berjumpa dengannya, dan Be akan membuatkan sekotak terimakasih berasa kerinduan yang dibungkus untaian kalimat-kalimat yang tak rusak ketika kita membukannya. Dasar Be! *** (Hari Pertama) Seperti biasa Be datang ke kampus menggunakan sepeda ontelnya. Be mendapatkan sepeda ontel tersebut ketika ia ikut dalam salah satu pertunjukan teater. Be diajak bermain teater karena menurut beberapa orang Be memiliki lekuk wajah yang tidak kaku dan cendrung ekspresif. Dan lagi mereka berjanji, jika pementasan ini berhasil maka Be akan diberikan sedikit tanda terimakasih dalam bentuk uang. Dan ketika Be bermain di atas panggung, semua mata seperti tertuju pada Be yang sedang menaiki ontel tua. Benar, sangking dalam penghayatan peran yang dilakukan Be. Orang-orang menjuluki Be seperti bapak Umar Bakri sewaktu di atas panggung. Mengenakan tas hitam dari kulit bukan buaya sambil mengendarai sepeda ontel di lantai papan. Ini bukan lagi jaman Jepang pak, percuma nyiptain mentri dengan status pendidikan tinggi kalau lulusan sekolah menengah masih bisa jadi mentri kok! Teriak seseorang dari bangku penonton. Haha, mirip tembang yang dinyanyikan bung Iwal Fals saja! Ya, seperti sama-sama kita tahu, pementasan sukses dan Be mendapat bayaran dan hadiah spesial yaitu sepeda ontel tua bapak Umar Bakri. Pengalaman Be saat bermain teater dan mendapat julukan Umar Bakri juga sudah pernah ditorehkan Be pada kulit kertas, penuh emosional, dan berdarah-darah. Namun sekarang Be lebih berfokus pada pertemuannya beberapa

Oleh: Putra Metri Swazo hari lagi. Tapi Be masih belum menemukan bahan yang bagus untuk dijadikan kado spesial. Sambil menunggu Be memasuki dunia imaji yang dalam, Be memesan secangkir kopi dulu pada kak Ce. Saat menunggu kopi datang, Be memerhatikan karikatur Chairil Anwar. Jarak tempat duduk Be dengan karikatur yang dipajang di dinding itu tidak begitu jauh. Be sangat mengidolakan Chairil karna beberapa tulisan dari Chairil sangat menginspirasi Be dalam berproses kreatif.

Kopi pesanan pada ka Ce sudah datang tapi Be masih terlihat memikirkan sesuatu. Bahkan ka Ce sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda dari Be hari ini. Kak Ce sudah biasa melihat Be berfikir menyelesaikan tulisannya. Ketika kak Ce menyentak pada Be dan mengingatkan kopi yang dipesan sudah datang, barulah Be seperti tersadar. Dengan membagikan sedikit fokus pada kopi yang akan diminum, Be masih tetap berusaha mencari sesuatu untuk dijadikan kado pada saat pertemuan nanti. Ketika sedang asikasiknya Be berfikir sambil menyeruput kopi tiba-tiba mulut Be terkejut. Pada saat Be meminum kopi tersebut, lidah Be seperti asing dengan rasa dari kopi yang dibuat kak Ce. Be tahu betul bagaimana rasa kopi yang dibuat kak Ce. Walaupun diberikan berbagai sempel kopi secara acak, tapi Be bisa tau kopi mana yang merupakan hasil buatan dari ka Ce. Tapi untuk yang satu ini Be sangat heran, bagaimana kopi yang dibuat oleh orang yang sama selama bertahun-tahun bisa berubah drastis hanya dalam hitungan hari. Karna semakin heran, Be menanyakan prihal kopi tersebut langsung pada kak Ce. Apakah ini benar kopi buatan kak Ce atau atau tidak karna menurut Be yang hanya bisa membuat kopi paling enak di kampusnya hanyalah ka Ce. Tapi kopi yang tadi diminum Be terasa familiar walaupun sangat asing di lidah Be. Tapi pada saat Be mendengar penjelasan dari ka Ce, Be sempat terdiam sebentar. Kak Ce menyebutkan bahwa kopi yang dibuatnya untuk Be bukanlah kopi yang biasanya diminum oleh Be. Kopi tersebut adalah kopi pemberian yang diterima kak Ce dari saudaranya di kampung. Kak Ce menggunakan kopi tersbut karna modal untuk pembeli kopi sudah terpakai untuk kegunaan pembuatan lauk pauk. Nah, dari pada tidak menjual kopi hari ini lebih baik gunakan kopi pemberian saudaranya tersebut. Rasa familiar tersebut masih menggeliat di rongga mulut Be. Seharian Be hanya memikirkan hal-hal yang berada di luar kebiasaanya. Dan untuk simpanan kalimat hari ini, Be menuliskan segala sesuatu yang ia dapat hari ini. Be istirahat pulanag dulu. (Hari Berikutnya) Hari berikutnya Be masih berkutat dengan segala kesibukan yang biasa ia lakukan. Semalaman Be berfikir tentang kopi yang ia minum kemarin. Be masih berusaha mengingat satu hal

mengenai kopi tersebut. Kopi yang bercita rasa rempah yang kuat tersebut tak kunjung hilang dari tenggorokan Be. Sampai-sampai kali ini Be hanya memesan teh es kepada ka Ce. Be tak mau terus-terusan membahsan hal-hal yang tidak memiliki kepastian seperti itu. Kalimat demi kalimat kian terlontar dari

kepala Be. Be t a k mau kado yang sengaja ia b u a t untuk besok rusak hanya karna ingataningatan masa lampau yang terus mengetuk benaknya. Hari itu cafe di kampus tempat Be biasa nongkrong sangat dipadati oleh mahasisawa. Jarang cafe kak Ce seramai ini. Be berfikir kalau mungkin saja kak Ce memberikan diskon untuk semua makanan dan minuman yang ia jual. Tapi sepertinya tidak, kalau kak Ce mau memberikan diskon pasti sudah ia sampaikan pada Be dari awal. Be kan pelanggan setia! Namun tiba-tiba, dari ramainya mahasiswa yang antri ingin memesan. Salah seorang mahasiswi menyelonong ke antrian paling depan dan menanyakan sesuatu langsung pada kak Ce. Ketika Be mendengar permintaan si mahasiswi, Be yang tadinya masih berada di alam bawah sadarnya langsung tersadar, lalu Be menoleh pada mahasiswi tersebut. Mahasiswi tersebut menanyakan prihal kopi yang Be minum kemarin. Mahasiswi tersebut mengucapkan kopi Solok. Tanpa berpikir panjang Be langsung menarik mahasiswi tersebut dan memintanya untuk duduk bersama Be. Karna mahasiswi tersebut masih terlihat asing jadi Be meminta dengan teramat sopan pada mahasiswi tersebut untuk menjelaskan mengenai kopi Solok tersebut. Karna mahasiswi tersebut tidak merasa teracam dengan ajakan Be maka ia menjelaskan sedikit mengenai kopi Solo tersebut. Mungkin juga karna paras Be yang gagah, bersih, dan kalem adalah salah satu alasan kenapa mahasiswi tersebut langsung menyambut dengan senyuman. Mahasiswi tersebut adalah seorang pecinta kopi. Menururtnya kopi adalah bukan hanya sekedar minuman tapi kopi adalah sebuah perspektif. Tak terlepas bagaimana sejarah perkopian di negara ini dahulu, kopi sampai sekarang masih memiliki sisi gelap dan sampai kapanpun dan semanis apapun kopi masih memiliki sisi gelap. Be sangat terkesan, selain cantik dan pecinta kopi, pengetahuan terhadap kopi juga lumayan mengesankan. Benar-benar seseorang seperti Be. Jadi mahasiswi tersebut kemarin juga datang ke cafe kak Ce dan memesan kopi. Karna kopi yang diminumnya sangat khas dan berbeda dari kedai kopi pada umumnya maka mahasiswi tersebut datang kembali untuk memesan kopi tersebut. Dia juga sudah mencari berbagai sumber tentang kopi tersebut, dan yang ia dapat adalah kalau kopi tersebut adalah kopi Solok yang ditanam di dataran tinggi, dipinggir danau kembar dan dilereng Gunung Talang. Kopi ini sangat unik karna yang menjadi kekuatan dari kopi ini adalah aroma rempahnya.

Ketika obrolan mereka cukup asik terungkaplah bahwa mahasiswi ini adalah fotografer. Sambil mengeluarkan kamera dari dari dalam tasnya dan memperlihatkan hasil-hasil jepretannya. Foto-foto yang diambil sangat membuat Be terkesan. Padahal masih berstatus amatir tapi kalau melihat hasilnya, ini tak jauh berbeda dengan para profesional hasilkan. Sewaktu Be tengah asik menggonta ganti hasil jepretan dari kamera mahasiswi tersebut. Perhatian Be teralih salah satu foto. Itu adalah sebuah foto dua orang, laki-laki dan perempuan yang tengah duduk pada sebuah kursi sambil menatap matahari terbenan sepertinya. Tapi yang menjadi fokus Be adalah sepasang laki-laki dan perempuan itu rupanya sudah jompo alias sudah tua. Dan ditambah lagi bahwa laki-laki tersebut tengah menggenggam beberapa utas tali yang diikatkan pada beberapa balon. Ketika Be bertanya pada mahasiswi tentang foto tersebut. Mahasiswi itu menjelaskan kalau itu adalah foto seorang penjual balon keliling yang ditemani oleh istrinya. Karna terlalu lelah menjajakan balon, jadi mereka istirahat duduk di bangku santai di tepian pantai. Selain menjajakan balon, mereka juga sepertinya menjajakan kemesraan masing-masing. Terlihat ketika sang istri bersandar di bahu sang suami sambil memagut lengannya erat-erat. “Cinta melayang-layang kala itu!� (Hari Berikutnya) Inilah saat yang ditunggu-tunggu oleh Be. Hari ini Be tidak pergi ke kampus karena agenda Be di kampus saat ini sedang kosong. Be masih belum menyelesaikan kado pertemuan nya ini. Masih banyak baris yang ompong, dan Be tak akan pergi sebelum semua tuntas. Berjam jam Be mengerahkan semua yang ia punya untuk menuntaskan tulisan, agar nanti ketika bertemu menjadi lebih nyaman. Kalau semua sudah selesai, Be hanya tinggal mengganti pakaian yang masih dalaman dengan baju yang rapi dan wangi. Ontel pak Umar Bakri sudah siap sedia menunggu di depan pintu. Benar, persiapan kali benar-benar matang dan harus terencana. Waktu di weker menunjukan kalau ini sudah sore, dan matahari tak semenyengat siang hari lagi. Be harus bersiap-siap untuk pergi dan tidak boleh terlambat. Tapi tulisan Be masih kurang beberapa kalimat sebelum ia menjadi kado perjumpaan yang utuh. Kepala Be mulai tidak tenang, rasa cemas membuat Be kehilangan fokus. Dalam hati Be berkata, harus selesai, harus selesai. Tapi kecemasan Be malah semakin meningkat dan hurufhuruf tersebut benar-benar hilang dari otak Be. .........Lusa yang bertahun kau peram. Diketemukan oleh rindu yang penasaran. Yang diseduh dalam lembaran yang masih terbuka: Umur, luka, cinta. Terlarut rata. Menyatu. Satu ........Angin tak tahu pasti apakah harus menerbangkan. Setiap senyum kelopak pada pada putik. Atau menyibakkan pertemuan kembali pada mata ......Kesepakatanmu dengan jarak, yang menggugurkan setiap kerinduan mawar pada inangnya diketuk oleh gerimis-gerimis yang tersesat untuk kembali pada ketika...... TERIMA KA “Oh Tuhan, ada apa dengan alat tulis ini!! Aku mohon, jangan seperti ini Ga! Tunggu! Ga.....! “Aku ingin menyair lagi Ga!� *Penulis merupakan mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas Angkatan 2014


Kritik Sastra “Tinta Terakhir” karya Putra Metri Swazo Oleh: Reno Wulan Sari, S.S., M.Hum*

B

e, Ce, dan Ga adalah nama-nama yang terdapat di dalam cerpen “Tinta Terakhir” karya Putra Metri Swazo. Pembacaan awal saya terhadap cerpen tersebut terfokus pada namanama yang disajikan penulis yang hanya terdiri dari 1 silabi. Pemahaman yang saat itu muncul adalah, penulis akan memberikan suatu kesan makna estetis melalui penggunaan nama tersebut, atau setidaknya ada kaitan di antara nama-nama singkat itu. Be adalah karakter utama yang digunakan penulis sebagai penggerak peristiwa dan Ce (Kak Ce) adalah penyeduh kopi di suatu kafe kampus yang biasa didatangi oleh Be. Setelah membaca hingga akhir, muncul sebuah pertanyaan, siapakah “Ga”? Pada awal dan akhir narasi, penulis menuliskan “Aku ingin menyair lagi Ga”, sementara pada rangkaian peristiwa, Ga tidak muncul sebagai suatu karakter yang menggerakkan peristiwa, atau dikenai peristiwa. Ga hanya muncul dari sebuah tuturan, tanpa ada keterangan kuat untuk memahami siapakah Ga, atau apakah Ga adalah seseorang yang akan ditemui Be, Ga adalah nama mahasiswi fotografer, atau Ga memiliki peran lain dalam cerpen tersebut? Akan tetapi, Ga tidak muncul pada sebagian besar

peristiwa. Peristiwa, dalam sebuah karya naratif, merupakan sesuatu yang dirangkai berdasarkan sebab akibat. Rangkaian peristiwa menjadi kesatuan utuh yang membangun sebuah cerita. Penyusunan peristiwa berkaitan dengan kreatifitas seorang penulis. Setiap penulis memiliki berbagai cara dalam merangkai detil-detil cerita yang disusunnya. Meminjam istilah Stanton mengenai sarana kesastraan atau literary devices, yakni teknik yang digunakan penulis untuk menyusun cerita, secara eksplisit terlihat bahwa Putra Metri Swazo berusaha merangkainya dengan memberi keterangan tambahan seperti “hari pertama”, “hari berikutnya”, dan “hari berikutnya” untuk kali kedua. Akan tetapi, pada keterangan waktu tersebut, terdapat beberapa peristiwa yang terdiri dari sekuen kecil yang tidak berkaitan. Secara keseluruhan, cerpen ini terdiri dari lima peristiwa utama, yaitu: (1) Ketertarikan Be pada tulisan, (2) cerita masa lalu Be yang ingin bertemu dengan seseorang sambil membawakan hadiah, (3) Kak Ce dan kopi buatannya yang mulai berubah rasa, (4) kisah seorang mahasiswi fotografer yang juga penikmat kopi, dan (5) kisah foto penjual balon dan istrinya. Lima peristiwa utama tersebut

Sepuluh Ribu Tiga

Sendu

Dawai

Perihal Waktu

Oleh: Sabrina

Oleh: Nite

Oleh: Ica Aneka

Oleh: Gita Yulansari

Kau anggap aku apa?

Sampaikan salamku padanya

Apa kau anggapkuremeh?

yang berlindung di bawah

Aku tak seperti dirimu

rumpun buluh Menggigil serupa pipit di

Aku tak layaknya bunga dahan kayu manis yang mekar Menatap sayu deretan hujan Kumbang manapun dapat yang jatuh hinggap

dipagutnya lutut sisa memar

Jangan samakan aku kemaren dengan dirimu dari hidungnya keluar asap Karena aku adalah Mengepul mengena langit mutiara mutiara

tiadataranya

mahal

tak seperti kau kau hanya toples plastik yang dijual sepuluh ribu tiga.

Oktober 2015

Terbayang lagi langkah yang menyibak ilalang Menyentakkan ruak-ruak di balik semak Ia ingin pulang

dirangkum dalam tiga hari (merujuk keterangan waktu yang ditulis oleh penulis dalam hitungan waktu menjelang pertemuan dengan seseorang di masa lalu) namun tidak saling berkaitan satu sama lain, sehingga cerpen ini terkesan tidak fokus dalam membangun sebuah kesatuan cerita. Tidak fokusnya sebuah cerita tentu berdampak pada unsurunsur lain sebagai pembangun karya, seperti tokoh. Penulis menghadirkan beberapa nama tokoh dalam beberapa sekuen peristiwa yang berbeda. Beberapa tokoh yang digambarkan juga tidak hadir secara optimal, misalnya tokoh Kak Ce pada peristiwa kopi berubah rasa, bahkan dalam cerpen tertulis “rasa familiar tersebut masih menggeliat di rongga mulut Be” seolah memberi kesan peristiwa tersebut dan tokoh Kak Ce ada kaitannya dengan peristiwa awal yaitu keinginan Be untuk menemui seseorang di masa lalu. Akan tetapi, tokoh Kak Ce dan cerita tentang kopi berlalu dengan cepat, dialihkan pada kisah seorang mahasiswi yang ternyata seorang fotografer dan penikmat kopi. Peristiwa tokoh mahasiswi fotografer juga berlalu dengan cepat dialihkan dengan foto penjual balon dan istrinya. Di akhir

cerita, penulis kembali pada peristiwa awal yaitu keinginan Be untuk menemui seseorang. Artinya, tokoh Kak Ce, mahasiswi, dan penjual balon, seolah terlupakan begitu saja, dialihkan begitu cepat pada tokoh Ga yang tanpa keterangan. Sebagai sebuah karya naratif, persoalan peristiwa menjadi hal yang utama, sebab pada peristiwa tersebut terdapat tokoh sebagai penggerak, tempat dan waktu sebagai landasan tumpu, dan sebagainya. Peristiwa-peristiwa tersebut dibangun berdasarkan sebab akibat sehingga menjadi sebuah kesatuan yang utuh, terlebih untuk sebuah cerpen yang pengisahaanya lebih pendek dibandingkan prosa lainnya. Peristiwa-peristiwa yang dibangun dalam sebuah cerpen bersifat padat dan biasanya hanya mengangkat satu persoalan utama. Jika peristiwa-peristiwa tersebut tidak disusun dengan baik, maka cerita tersebut juga tidak menjadi kesatuan yang utuh, sebab akan banyak unsur yang kemudian tidak saling mendukung. *Penulis merupakan dosen Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

Coba kau dengar alunan melodi Tapak-tapak melekat pada jidad sebuah batang tengkorak dawai yang dimainkannya Indah, merasuki jiwa yang

Berbagai jelmaan kisah terlukis

resah

pada teriakan makhluk bisu

Cepatlah kau terjaga sebelum

Yaa, ini hanya cerita membunuh

dawai itu berhenti bersuara

atau di bunuh waktu

Kemana suara dawai itu?

Ruang ini hanya berangkas tua

Entahlah, kemarin

yang sudah tak layak untuk

kulihatseseorang

disinggahi

merenggutnya Lilitan kawat bicara tentang Mengeluarkan telunjuk

ketejaman masa yang tak lagi

membentangkan angkasa

ada untaiannya

Dawainya direnggut, dibawa pergi dengan kuda

Tentang tapak, teriakan, ruangan, dan lilitan itu hanya

Sangat cepat

satu perihal

Hari ini aku melihat dawai yang

Yang perihal masa atau waktu

sama

saja

Dawai kekurangan kumisnya

Berdamailah saja dengan perihal

Tapi entah kemana.

Dawai sudah tak bersuara lagi

Pulang hanya bayang-bayang.

Mati.

Setidaknya takkan ada waktu

Padang, 6 April 2016

yang mati di tiap cerita

Sendu

semacam itu


Lima Tahapan yang Dilewati Menjelang Kematian menolak adanya kematian. Penolakan ini hanya bersifat sementara dan hanya berupa pertahanan diri dan akan digantikan dengan rasa penerimaan ketika seseorang dihadapkan pada beberapa hal seperti beberapa urusan yang belum terselesaikan dan kekhawatiran mengenai kehidupan anggota keluarga yang lainnya.

Foto:Ist

U

sia senja diidentikan dengan menurunnya fungsi kognitif dan fisik seseorang. Tak hanya itu pada tahap ini seorang yang sudah menua atau lansia seringkali melepaskan partisipasi sosial mereka dan lebih fokus terhadap dirinya sendiri. Tanpa kita sadari seringkali kali kita beranggapan bahwa seseorang yang sudah menua akan semakin dekat dengan akhir hidupnya, stereotip yang sering muncul ini memang tidak dapat dielakkan, meskipun pada kenyataannya kematian dapat mendatangi siapa saja dan kapan saja. Menurut Kubler-Ross dalam bukunya On Death and Dying, banyak orang yang menjelang kematian berharap dapat diberi kesempatan untuk membuat beberapa keputusan sehubungan dengan

hidup dan mati mereka, dan ada juga yang berharap dapat menuntaskan beberapa urusannya yang belum terselesaikan. Kubler-Ross juga menyatakan bahwa terdapat lima tahapan yang dilalui seseorang ketika menghadapi kematian, namun kelima tahapan ini tidak harus dan tidak selalu terjadi dalam kehidupan seseorang, bahkan sebagian lain akan mengalami dalam urutan tahapan yang berbeda, sebagian akan mengalami kembali dan bagian lain mungkin akan terjebak pada satu tahap saja,tahapan-tahapan tersebut diantaranya: a. Penolakan dan isolasi (Denial and isolation). Pada tahapan ini seseorang akan

b. Kemarahan (Anger). Merupakan fase dimana orang yang menjelang kematian menyadari bahwa penolakan yang dilakukannya tidak dapat lagi dipertahankan. Penolakan ini akan melibatkan rasa marah, benci, dan iri. Biasanya kemarahan ini akan diproyeksikan kepada anggota keluarga, dokter serta perawat jika dalam kondisi dirawat, dan bahkan kepada sang Pencipta.

c. Tawar menawar (Bergaining). Tahap ketiga ini merupakan tahap dimana seseorang beranggapan bahwa kematian sewaktu-waktu dapat ditunda dan diundur. Dalam usaha mendapatkan perpanjangan waktu tersebut seseorang akan berjanji untuk mengubah kehidupannya untuk menjadi lebih baik, ditujukan untuk Tuhan dan orang disekitarnya. d. Depresi (Depression). Pada tahap ini orang yang sekarat akhirnya menerima kematian. Pada titik ini, periode depresi dan berduka akan muncul, orang yang menjelang kematiannya pada tahap ini

akan menjadi pendiam, menolak pengunjung, serta menghabiskan banyak waktunya hanya untuk menangis dan berduka. Menurut Kubler-Ross, usaha untuk membahagiakan orang yang menjelang kematian pada fase ini justru menjadi penghalang karena orang tersebut perlu untuk merenungkan ancaman kematian. e. Penerimaan (Acceptance). Merupakan tahapan terakhir menjelang kematian, dimana seseorang menerima takdir dan dalam beberapa hal ingin ditinggal sendiri. Kubler-Ross dahulunya menerapkan tahapan ini pada pasien penderita penyakit gawat, namun kemudian diterapkan dalam bentuk lain seperti kerugian/kehilangan milik pribadi yang sangat luar biasa (pekerjaan, penghasilan, kebebasan). Termasuk dalam hal ini adalah peristiwa penting dalam kehidupan seperti kematian seseorang yang sangat dicintai, perceraian, kecanduan obat-obatan, awal menderita sakit atau penyakit gawat, diagnosa ketidaksuburan, juga banyak tragedi dan bencana lainnya. Beberapa psikolog percaya bahwa semakin keras seseorang melawan kematian, semakin besar kemungkinan mereka akan berada pada tahap penyangkalan. Jika hal ini terjadi, sangat mungkin penderita akan menghadapi kesulitan meninggal dengan cara yang baik. Psikolog lain menyatakan bahwa penderita yang tidak menentang kematian merupakan hal yang dapat diterima oleh sekelompok individu. Mereka yang menghadapi kesulitan mengatasi tahapan-tahapan ini sebaiknya mempertimbangkan untuk bertemu dengan kelompok konsultasi kedukaan profesional ataupun kelompok pendukung lainnya. Yori(diolah dari berbagai sumber)

Tips Tetap Waspada Atas Tindak Kekerasan Seksual

M

araknya tindak kekerasan seksual yang terjadi di masyarakat, membuat kerabat terdekat kita was-was terutama bagi keamanan kaum perempuan. Tidak hanya remaja ataupun dewasa yang menjadi incaran para pelaku kekerasan seksual, anak-anak pun sudah dianggap tidak aman lagi dibiarkan bermain bebas dilingkungan. Pelaku yang melibatkan anak-anak ini dinamakan dengan pedofilia. Menurut sebuah artikel menjelaskan bahwa pedofilia merupakan gangguan yang dialami oleh orang dewasa pada anak-anak yang masih prapuber (umumnya usia 13 tahun atau bahkan lebih muda). Melihat keadaan tersebut tentu anda dan kerabat harus waspada akan kasus tersebut, berikut tips untuk mengurangi kasus kekerasan seksual tersebut. 1. Jaga Penampilan dan Sikap. Penampilan menjadi alasan juga bagi pelaku untuk melancarkan aksinya. Ketertarikannya melihat seorang korban pertama dilihat dari penampilan ataupun gaya berbusana korban. Biasanya korban dengan busana yang menonjol / mencolok akan mudah dijamah oleh pelaku. Selanjutnya sikap, sebuah tindak kejahatan tak akan terjadi jika tak ada celah/ kesempatan, begitupun dengan sikap. Misalnya saja sikap yang terbuka, dengan sikap anda yang terlalu terbuka tentu akan membuat pelaku leluasa

melakukan aksinya. Makanya, sebelum anda benar-benar kenal dengan seseorang yang terlalu terbuka padanya. Sehingga diri anda cepat dikenalinya dan memudahkan mereka bertindak lebih lanjut. 2. Kenali Pelaku Hal pertama yang harus anda perhatikan adalah mengenali pelaku. Mengenali maksudnya mengetahui siapa pelaku. Kebanyakan kasus yang terjadi dengan pelaku merupakan orang terdekat sendiri. Namun, bukan tak sedikit dari pelaku merupakan orang asing. Oleh sebab itulah anda harus tetap berhati-hati berkomunikasi dengan orang-orang sekitar anda. Selain itu, anda juga harus mengenali sifat-sifat yang mencurigakan dari pelaku. Semisal orang yang baru anda kenal di media sosial, mereka mengajak ketemu dan lain sebagainnya. Jika dengan orang terdekat, anda juga harus mengenali tanda-tanda tersendiri yang menjadi modusnya melakukan aksi tak senonoh tersebut. Mungkin saja

ajakan mereka untuk ciuman atau bisa juga dengan terlalu lancangnya mereka menyentuh tubuh anda. 3.Kuasai Setidaknya Satu Jenis Bela Diri Jikalau anda benar dalam keadaan yang sangat rawan dan hanya sendirian, hal yang bisa anda lakukan yaitu bela diri. Terlebih dahulu anda harus mengetahui bagian tubuh pelaku mana

yang menjadi kelemahannya. Barulah anda mengeluarkan setidaknya jurus jitu yang menjadi andalan anda. Baik itu berupa pukulan ataupun tendangan. Pukulan Dengan hal dasar tersebut anda mungkin bisa bebas dari tindakan kekerasan tersebut. Nite (diolah dari berbagai sumber).

Foto:Ist


Kenangan Buruk yang Merantai Hati perjalanan Lee dan Ratna yang di jodohkan keluarganya karena tak kunjung menikah. Diusia Lee yang sudah 31 tahun, Oma Liem dan ibunya sudah berkali-kali memaksanya menikah, tetapi tidak ditanggapi. Setelah tiga tahun putus dari Michel, Lee tidak pernah pacaran lagi. Kepulangan Lee ke Palembang merupakan permintaan Oma Liem, ia meminta Lee untuk mengurusi usaha pempek keluarganya dan menikah dengan Ratna. Sama halnya dengan Lee, Ratna pun dilanda kegalauan menanti pertemuan setelah lima belas tahun berpisah. Masih teringat jelas diingatan Lee dulu ia pernah pergi dengan kelurga dan Ratna ke Pulau Kemaro untuk perayaan Imlek dan Capk Go Meh. Ia mengukirkan namanya dengan Ratna di pohon cinta yang dari cerita Oma Lie jika mengukirkan nama kita dengan orang yang kita suka disana nanti akan berjodoh. Mungkin karena itulah hubungan Lee gagal dengan Michel dan hubungan percintaan Ratna selalu gagal dengan beberapa lelaki. Ratna selalu dihantui oleh mimpi buruk di masa lalunya. Itu membuatnya selalu terbagun di tengah malam dengan napas tersengal dan keringat yang membanjiri tubuhnya. Masa lalu itu jugalah yang membuatnya tak bisa menerima lamaran Erik.Pada akhinya ia terpaksa menerima kenyataan pahit ketika tiga bulan berikutnya undangan pernikahan Erik mampir di atas meja kerjanya. Ratna selalu terantai oleh kenangan buruk masa lalunya. Sejak kepindahan Lee ke Jakarta, Ratna seperti kehilangan sosok kakak yang selalu melindunginya. Jika Lee selalu berada di sisinya mungkin hal buruk itu tak akan terjadi pada hidupnya.

“Jika ada rahasia di antara kita, akankah kita bahagia?”

I

nilah sepengal kalimat pembuka yang terdapat pada cover novel Satu Kisah yang Tak Terucap karya Guntur Alam. Novel ini merupakan salah satu dari seri indonesiana terbitan Gagas Media. Pada kata pengantar novel ini Guntur Alam mengaku sudah lama memimpikan bisa menulis novel di Gagas Media. Ini adalah novel pertama Guntur Alam di Gagas Media, walau sebelumnya Guntur sering menulis cerpen di berbagai media nasional dan beberapa novel di penerbit mayor lainnya. Novel Satu Kisah yang Tak Terucap ini menceritakan lika-liku

Pertemuan Ratna dengan teman masa kecilnya Samuel Ng juga semakin memperumit cerita pada novel ini. Samuel Ng, laki-laki berkulit pucat dengan rambut lurus, jangkung, dengan kacamata minus yang tebal kini menjelma menjadi laki-laki bermata coklat dan berotot kembali hadir pada kehidupan Ratna dan menyatakan cintanya. Ternyata Salmuel sudah sejak lama menyukai Ratna dan baru bisa menyampaikan perasaannya sekarang. Tetapi Ratna tetap tidak bisa menerima cinta Samuel karena sebenarnya ia mencintai Lee. Ratna dan Lee sebenarnya saling mencintai, namun mereka terantai oleh masa lalu. Ratna yang selalu dihantui kenangan masa lalu sehingga tidak bisa untuk menikah. Dan Lee yang juga membenci kenangannya dengan Michel dulu yang membuatnya tak bisa menerima keadaan Ratna. Dalam novel ini, Guntur Alam mampu menggiring pembaca secara perlahan-lahan menguak apa sebenarnya rahasia dari masa lalu Ratna yang membuatnya selalu menolak lamaran lelaki yang ia cintai. Pemilihan kata dan penggambaran alur yang bagus itulah yang membuat novel ini layak di baca oleh semua kalangan. Guntur Alam juga

mampu memainkan suasana sehingga pembaca dapat larut dalam kesedihan hati Ratna yang selalu dihantui masa lalunya. Karena novel ini merupakan seri indosiana terbitan Gagas Media, penggambaran budaya Tiongkok sangat kental. Seperti Hari Raya Hantu, perayaan Imlek dan Cap Go Meh, dan Perayaan Kue Bulan. Selain itu hal menarik lainnya pada novel ini adalah orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia memiliki dua nama, yaitu nama Tionghoa dan Indonesia. Seperti Lee Tan menjadi Halim Tanuwijaya, Han menjadi Handojo atau Handoko, Wie menjadi Widjaya, Sue menjadi Sucipto. Hal tersebut dilakukan agar mereka menjadi lebih terasa “Indonesia”. Mereka pun hanya menggunakan nama Tionghoa di dalam rumah atau di lingkungan keluarga saja. Kisah cinta Lee dan Ratna yang membuat penasaran dan kebudayaan Tionghoa yang menambah pengetahuan. Secara keseluruhan saya merekomendasikan novel ini untuk dibaca. Ratna dan Lee. Bagaimanakah jika kisah cinta mereka seperti Legenda Putri Melayu dan Pangeran Negeri Tionghoa di Pulau kemaro? Bahwa cinta sejati tak selamanya berakhir bahagia.

Judul Buku

Identitas Buku : Satu Kisah yang Tak Terucap

Penulis

: Guntur Alam

Penerbit

: Gagas Media

Cetakan

: Cetakan Pertama, 2016

Resensator

: Neovita

Rekam Jejak Korban Tentara Jepang Judul Buku

Identitas Buku : Perawan Remaja Dalam Cengkeraman Militer, Catatan Pulau Buru

Penulis

: Pramoedya Ananta Toer

Penerbit

: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG)

Cetakan

: Kesembilan, Oktober 2015

Resensiator

: Zikra Delvira

S

ebuah usaha pendokumentasian sekaligus untuk ‘Menolak Lupa’ dari penulis puluhan buku sekaligus penerima nobel bidang sastra, Pramoedya Ananta Toer atau Pram. Pada Bab I bukunya ia menyampaikan pada generasi zaman kini terutama para perempuan bahwa zaman dulu begitu kerasnya kenyataan yang harus dihadapi oleh para remaja. Sementara remaja kini telah dapat hidup bebas merdeka dengan menyusun mimpi. Pram mengilas balik saat tahun 1943. Masa itu zaman penjajahan Jepang, masa yang begitu sulit. Ketika itu dirinya masih berusia 18 tahun dan bekerja sebagai juruketik di Kantor Berita Domei milik Jepang. Saat itu terdapat berita dari mulut ke mulut mengenai tentara Jepang yang ingin merekrut para gadis muda berusia belasan tahun yang akan disekolahkan, agar dapat mengabdi nantinya di masyarakat. Namun hal tersebut tidak diberitakan secara cetak maupun melalui radio-radio, banyak orang yang mencibir

mengenai berita ini. Dalam perkembangannya, ratusan gadis-gadis kemudian diambil dari keluarganya. Baik secara sukarela maupun terpaksa. Ada yang merasa gembira karena akan disekolahkan, namun ada yang sadar akan akal bulus tentara Jepang ketika itu. Umumnya perekrutan gadis-gadis tersebut terjadi di wilayah Jawa. Mereka dinaikkan ke kapal dengan tujuan Jepang. Namun sebagian kapal langsung berbelok ke timur, menuju Kepulauan Maluku. Sementara yang lain melewati Laut China Selatan kemudian berhenti di Indocina. Kebanyakan setelah di kapal, barulah para gadis tersebut sadar bahwa mereka dijadikan budak nafsu oleh tentara Jepang. Tercatat tidak hanya di Indonesia, namun hal ini juga terjadi di wilayah penjajahan Jepang lainnya seperti Taiwan, Korea Selatan, Filipina, dan lainnya dengan korban kurang lebih sebanyak 200.000 orang. Pada 1945, setelah Jepang kalah perang, para gadis itu kemudian dilepas

begitu saja. Mereka tak dipulangkan ke tanah kelahiran mereka. Sebagian dengan pertolongan orang lain akhirnya dapat kembali. Sebagian merasa malu untuk pulang dan memilih menetap di wilayah mereka ‘terdampar’. Namun cukup banyak juga yang ingin kembali namun tak memiliki daya dan tak kesampaian bahkan hingga akhir hayatnya. Alur pengisahan kemudian maju hingga tahun 1970-an, Pram yang saat itu menjadi tahanan polisi (tapol) era Orde Baru bersama dengan tapol lainnya dibuang ke Pulau Buru. Masyarakat Buru saat itu sebagian besar terdiri dari sukusuku yang masih nomaden dengan kepercayaan animisme. Dalam lika-liku menjalani hidup di Buru serta berbaurnya para tapol dengan masyarakat setempat, Pram dan tapol lainnya kemudian bertemu dengan para gadis korban tentara Jepang yang saat itu telah mulai menua. Sebagian besar menikah atau terpaksa menikah dengan penduduk setempat. Para korban tersebut harus menghadapi budaya yang berbeda dan peradaban yang begitu jauh tertinggal dibanding tempat asal mereka. Tak begitu banyak dokumentasi catatan mengenai kisah para gadis korban tentara Jepang dahulu. Buku ini satu dari sedikit dokumentasi tersebut. Pram mencatat kembali kisah-kisah dari wawancara yang dilakukannya maupun yang diceritakan oleh kawan sesama tapol. Pada beberapa bagian terdapat deskripsi yang begitu kuat sehingga pembaca dapat seolah-olah melihat apa yang diceritakan. Buku ini menggunakan sudut pandang orang pertama.

Kekurangan buku ini, pada bagian akhir tak terdapat kesimpulan secara keseluruhan, menjadikan seolaholah buku ini belum selesai, serasa menggantung. Fokus pengisahan terpecah di sebagian tulisan, yang mana lebih menceritakan kisah antara tapol dan masyarakat Buru. Pada beberapa bab, yang menjadi subjek tokoh dari ‘si aku’ juga berganti-ganti sehingga akan membingungkan pembaca di awalnya. Namun secara keseluruhan, buku ini dapat memberikan info begitu banyak sebagai rekam jejak suatu sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.


Intan Aletrino: Kembangkan Potensi Raih Masa Depan

Foto. Ist

U

niversitas Andalas (Unand) tidak hanya melahirkan lulusan hebat di bidang akademik saja, namun juga mampu menyambar dunia prestasi non akademik. Hal ini dapat dibuktikan dari berbagai kiprah mahasiswanya yang mampu mengharumkan almamater hijau Unand lewat prestasinya di Indonesia. Dia muda, cantik, cerdas dan berprestasi. Berdedikasi untuk pekerjaan dan pendidikannya. Siapa lagi kalau bukan Intan Aletrino, terpilih sebagai Putri Pariwisata Indonesia 2016 yang mewakili Sumatera Barat. Berangkat dari rasa kagum kami kepada perempuan yang memiliki senyum manis ini, kru Genta Andalas mencoba menemui Intan untuk mengenal Intan secara lebih dalam. Ketika itu Intan menceritakan kehidupannya sejak awal hingga menjadi bintang seperti saat ini. Intan lahir dari keluarga berkecukupan dan berasal dari keturunan benua Eropa (Belanda), sejak kecil Intan diajarkan untuk hidup mandiri. Menurutnya, semua kemandirian itu diawali dari kebiasaanya di rumah. Baginya peran dari orang tua sangat penting, orangtualah yang mendidik anaknya mulai dari memberi tahu bagaimana bersikap, nilai-nilai moral, agama dan lainnya. “Everything Starts From Home,” tuturnya. Intan merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ricardo Andre Aletrino (ayah) dan Emiritia (ibu). Masa kecil dihabiskan di Belanda hingga ia bersekolah di bangku SMP. Lahir dan dibesarkan di Belanda membuat Intan mahir dan menguasai tiga bahasa sekaligus yaitu bahasa Belanda, Jerman, dan Inggris. Selain itu, Ia juga fasih berbahasa Minang dan Indonesia. Meskipun lahir dan besar di Belanda,

tidak membuatnya lupa akan Indonesia, hal ini terlihat saat ia memutuskan untuk kembali ke Tanah Air saat berusia 16 tahun. Saat pindah ke Indonesia Intan menjalani jenjang pendidikan menengah di Don Bosco. Awalnya Intan ingin masuk sekolah negeri, tetapi terhalang karena ia merupakan tamatan SMP di salah satu kota di Belanda. Bagi Intan pendidikan di Belanda dan Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan. “Jika di Belanda semua sekolah baik swasta maupun negeri levelnya sama. Sejak dini kita sekolah sesuai kemampuan akademis kita dan sangat disiplin. Kebiasaan pelajar di Belanda sekolahnya memakai baju bebas dan semua pelajar memakai sepeda ke sekolah. Berhubung di belanda ada 4 musim, di setiap musim pasti ada liburnya. Lain halnya di Indonesia, sekolah negeri maupun swasta levelnya masih berbeda. Bedanya, di Indonesia bakat seninya lebih tersalurkan. Tapi satu yang terpenting, tidak masalah tamatan luar negeri atau tidak, yang menentukan kamu sukses apa tidak itu ya potensi yang ada didiri kamu, bukan alumni sekolahnya,” ungkapnya. Baginya tinggal di Indonesia lebih nyaman. “Perasaan feeling like home itu emang bener-benar penting dan menjadi alasan utama kenapa saya ingin tinggal di Indonesia. Terlebih Minang itu, rancak bana pastinya. Sumatera Barat itu sudah hampir mewakili seluruh keindahan alam yang ada. You want sea? Islands? Lakes? Mountains? Waterfalls in forests? Semuanya ada. Apalagi masyarakat setempat sudah mulai ada kesadaran untuk memelihara tourist spots tersebut, pastinya akan semakin bagus. Terus ditambah lagi kuliner minang yang tiada tandingannya,” tambahnya. Selanjutnya, Intan bisa meraup dunia seni atau model sampai sekarang karena waktu SD ia masuk music school untuk les vocal kemudian saat SMA ia masuk sanggar modelling dan beberapa kali mengikuti event-event yang diadakan. “Intinya, percaya diri, be yourself and enjoy your walk,” ujarnya. Intan memiliki cita-cita menjadikan hidup tidak monoton dengan memberi contoh yang benar, menginspirasi, dan ingin lebih memperkenalkan budaya Minang. Setelah menamatkan jenjang SMA, Intan melanjutkan study di jurusan Hukum Universitas Andalas. Alasannya karena Ia suka berdebat, dan berbaur dengan

masyarakat sosial. “Apapun yang kita lakukan di dunia ini pasti akan ada ilmu hukum karena hukum itu objeknya manusia,” ungkapnya. Di balik prestasi gemilang yang diraih Intan semasa muda, Intan rupanya tipekal orang yang disiplin, sehingga bisa mengatur jadwal antara kerja, kuliah, dan hangout. “Mengkombinasikan urusan kerja dengan kuliah itu memang bukan hal yang mudah, namun sejak SMA saya selalu berusaha agar antara pendidikan dan urusan kerjaan bisa sejalan, tapi pendidikan tetap menjadi prioritas. Buat hang out biasanya saya melakukan ketika waktu kosong, seperti weekend,” tambah gadis berparas cantik ini. Intan juga mengatakan mempunyai hobbi atau pekerjaan di samping kuliah itu bagus, yang penting tidak mengganggu kuliah ( put education first). Prestasi Intan ternyata terlihat saat ia mulai mengepakkan sayapnya di Indonesi. Mulai dari kegiatan sosial hingga meraih aneka penghargaan non formal. Di samping dunia pendidikan, Intan aktif kegiatan sosial budaya dan berorganisasi. Menjadi penyiar Padang TV, TVRI Sumbar tahun 2013. Kegiatan sosial yang pernah diikuti antara lain kegiatan penanaman pohon bersama wali kota Padang tahun 2013, menjadi motivator di kelas Inspirasi Indonesia mengajar tahun 2015, dan turut serta merehabilitasi pecandu Narkotika Remaja di Lembaga Swadaya masyarakat (LSM) kota Payakumbuh. Intan merupakan seorang yang sangat berdedikasi tinggi. Menurutnya, pengabdian melalui mengajar merupakan salah satu bentuk pembuktian eksistensi kita sebagai manusia yang bermanfaat. Tidak hanya itu, ia juga mengembangkan sayapnya dalam Ikatan Uda Uni Sumbar dan pada tahun 2010 ia terpilih sebagai Cik Uniang Kota Padang Pariaman dan menjadi Top Five Uda Uni Duta Wisata Sumbar tingkat provinsi. Mengikuti student exchange ke Universite it Utrecht Belanda dan aktif di INYS (Indonesian

Netherland Youth Society) yang berbasis di KBRI Den Haag Belanda. Menjadi MC International seminar “Death Penalty & Human Rights” Andalas University 2015. Semua prestasi yang ia dapatkan atas dasar tekad, kerja keras dan sungguhsungguh hingga mampu mengantarkannya menjadi Putri Pariwisata Indonesia 2016 dalam ajang Puteri Indonesia XX/2016 yang diselenggarakan oleh Yayaysan Puteri Indonesia (YPI) pada 19 Februari 2016 di Jakarta Convention Center. Kejuaraan ini ia raih juga ketika ia memperlihatkan bakat uniknya yakni silat dan menyanyi di hadapan dewan juri. Menurutnya ilmu bela diri penting dimiliki bagi wanita karena wanita tidak mengetahui situasi apa yang akan di alami ke depan. Terlebih silat adalah budaya asli Indonesia. ‘’Saya lebih suka pencak silat karena ada unsur tarinya, kebetulan ayah pesilat jadi diajarin dari kecil,’’ tuturnya Itulah Intan Aletrino. Saat ini Intan sedang bersiap untuk mewakili Indonesia di kontes kecantikan Miss Supranational dalam rangka tugas Hari Ulang Tahun (HUT) Indonesia tahun 2016. Karirnya yang bersinar di usia muda tidak lantas membuatnya cepat puas. Usai menamatkan sarjana dan mendapatkan perkerjaan, Intan justru telah mempersiapkan dirinya melanjutkan dunia pendidikan. “Saya sudah mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan Manajemen jenjang S2,’’ katanya Di balik kesuksesan Intan Aletrino terdapat orang tua yang selalu memotivasi sekaligus menjadi teman yang baik untuknya. “Orangtua yang support, tanpa support memang susah. Kebetulan saat itu saya sedang menyusun skripsi jadi saya mengambil peluang ini. Berkat ajakan orang sekitar juga memberi saya motivasi dalam pencapaian ini,” tuturnya saat diwawancarai, Kamis (2/6). Devita, Fanny

Biodata Lahir Pendidikan

: Venlo, Belanda, 30 Juni 1993 : Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum, Universitas Andalas, angkatan 2012

Prestasi 1. Uni duta wisata kota Pariaman 2010 2. Top 5 Uda Uni Duta Wisata Sumatera Barat 3. Juara Super Model Indonesia 2012 4. Juara Smart Model Look 2014 5. Exchange Student ke Universiteit Utrecht Belanda 6. MC International seminar “Death Penalty & Human Rights” Andalas University 2015 7. Motivator program “Kelas Inspirasi” yang diadakan oleh Indonesia mengajar tahun 2015 8. Putri Pariwisata Indonesia tahun 2016 9. Lulusan Com Laude sarjana Hukum, IPK 3.62


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.