2
DAPUR
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
Tabloid Mahasiswa Genta Andalas diterbitkan oleh: Unit Kegiatan Pers Mahasiswa Genta Andalas dengan SK No. 373/ XIII/ Unand-2001 Pelindung: Dr. H. Werry Darta Taifur, SE, MA Penasihat: Prof. Dr. H. Novesar Jamarun, MS Pembina: Rembrandt, SH, M.Pd Dewan Redaksi David Oliver Purba, Meta Orlanda Pradezi. Yusran Ilyas, Fadli Wardi, Septriadi, Novelia Dei Moore, Lisa Oktaviana, Agseora Ediyen, Dhearien Fizwa, Fitria Lonanda, Midha Husni, Erna Surniyanti, Ulfa Yulius, Osa Minarsa, Khairunnisah, Noni Mulya Sari, Dedy Citra Permata, Andri Hardinata, M. Taufik Esman, Prana Citra, Wildati Syukraini Pemimpin Umum: Abdirian Syaputra Sekretaris Umum: Nitri Asriani Bendahara Umum: Desi Faiturrahmi Pemimpin Redaksi: Fikri Azardy Pemimpin Perusahaan: Harly Meta Asbani Pemimpin Produksi: David Murdi Oka Putra Pemimpin Litbang: Silvia Ningsih Redaktur Pelaksana: Suhelnida Eka Putri Redaktur Tulisan: Aivi Yola Dwiputri, Amelia Putri Redaktur Bahasa: Asra Hayati Syahrul Nova, Melisa Harniati Redaktur Online: Yudi Irfan Bisnis & Periklanan: Amalia Permata Sari Marketing & Sirkulasi: Khairat Layouter: Nurweni Putri Kepala Desain Grafis: Metriadi AfrikhHeru Desainer Grafis: Violita Kresna Wuri Kepala PSDM: Eka Ananda Putri PSDM: Adrizal Event Organizer: Ria Andriani Riset dan Survei: Dona Ariani Tim Redaksi MTQ MN XIII: Meli, Nuri, Irfan, Dona, Reporter: Pengurus dan Anggota Genta Andalas
David, Amel Calon 2013.
Yakub
SALAM REDAKSI
A
lhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kesempatan bernafas dan berkarya dengan Buletin Harian Edisi Khusus Genta Andalas dalam rangka memberikan informasi seeputar MTQ Mahasiswa Nasional XIII tahun 2013. Dikali ketiga belas ini MTQ diselenggarakan di Sumatera Barat terkhusus Universitas Andalas tercinta. Salawat beserta salam dengan lafaz “allahummasalia’lasayyidina Muhammad waalaalihi sayyidina Muhammad” semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad, Rasul akhir zaman yang mempunyai pengaruh utama terhadap peradaban dunia sampai hari ini. Banyak kendala dan onak duri yang kami (tim redaksi) lewati demi terbitnya buletin MTQ ini. Delapan tahun silam Genta Andalas juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan nasional yakni Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) tahun 2005 yang diselenggarakan di tempat yang sama. Buletin ini terbit untuk menjaga eksistensi dan peran Genta Andalas sebagai media kampus yang peduli, damai dan bermoral. Yang mana untuk saat ini diamanahkan sebagai panitia humas dan informasi pelaksanaan MTQ Mahasiswa Nasional XIII. Sebagai tuan rumah, Universitas Andalas berperan dalam melayani kafilah dan official dari seluruh nusantara. Untuk melayani tamu yang begitu banyak tentu diperlukan tenaga khusus. Terlebih lagi jika ada kafilah atau official yang sakit atau stamina badan yang turun dikarenakan cuaca yang berbeda dan
jadwal perlombaan yang padat. Semoga tamu-tamu penting kita dapat bertahan sampai akhir perjuangan. Semoga niat tetap lurus, dan semangat kita para pertisipan dalam MTQ Mahasiswa Nasional XIII tetap utuh dari awal sampai akhir. Tetap semangat kepada para ‘pemburu berita’! Jadikan saat-saat seperti ini menjadi lahan sebagai pembelajaran sebelum menjadi jurnalis professional. Setiap tulisan dan perjuangan yang temanteman persembahkan semoga menambah amal kebaikan dan pertimbangan untuk dilantik sebagai anggota Genta Andalas. Terimakasih yang tak pernah bosan kami haturkan kepada Dewan Redaksi yang rela mengorbankan waktunya di sekretariat Genta Andalas demi mengawasi kinerja kami para kru. Terimakasih kepada pengurus yang rela meninggalkan ‘wilayah kekuasaannya’ untuk sementara waktu, semoga nilai pengorbanannya diberi poin plus oleh malaikat. Kepada semua kru Genta Andalas yang bertugas, tetap istiqomah! Sudah separuh perjalanan kita lewati bersama, meskipun sudah banyak yang ‘lowbath’, mari kita isi ulang stamina dengan tertawa bersamasama..hahaha…semoga semua berjalan lancar. Amin Akhir kata, semoga semua informasi yang kami berikan memenuhi kebutuhan pembaca seputar MTQ Mahasiswa Nasional XIII tahun 2013 yang diadakan di Sumatera Barat. Tak hanya seputar MTQ, kami juga menyajikan beragam tulisan yang berkaitan dengan ranah minang tercinta ini. Terimakasih. Wassalam
DAFTAR ISI Dapur..................................2 Salingka Minang................3 Liputan................................4 Sosok...………....................6 Mimbar Kafilah..................7 Galeri...................................8
Salingka minang
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
3
Pantai Air Manis nan Menawan Oleh: Dona Ariani*
P
antai di Kota Padang merupakan pantai yang terkenal akan keindahannya. Salah satu pantai yang paling terkenal adalah Pantai Air Manis. Pantai Air Manis ini terletak di Kecamatan Padang Selatan. Akses menuju pantai indah ini setidaknya dapat dilalui dengan 2 jalur. Cara pertama menuju Pantai Air Manis melalui Jembatan Siti Nurbaya ini hanya bisa ditempuh dengan motor atau jalan kaki, sebab dari Bukit Padang menuju Pantai Air Manis belum bisa dilalui mobil. Perjalanan ke Pantai Air Manis melalui jalur tracking di atas bukit ini sangat mengasyikkan, pengunjung dapat menikmati pemandangan alam yang mempesona. Di kiri jalur terdapat hutan yang masih belum terjamah, sedangkan di sebelah kanan adalah jurang dengan laut biru menghampar di bawahnya. Dari jauh sudah kelihatan pantai Air Manis dengan Pulau Pisang yang duduk termenung. Cara kedua menuju Pantai Air Manis adalah dari jalan raya Teluk Bayur. Dari sini sudah ada jalur buat kendaraan roda empat menuju Pantai Air Manis. Masuk dari jalan di depan SMA 6 Padang, lalu anda akan melewati jalan yang berkelok-kelok mendaki bukit, kemudian menurun lagi sebelum akhirnya sampai di Pantai Air Manis yang landai. Hati-hati membawa kendaraan karena jurang di pinggir kanan jalan Akan tetapi,keindahan alam yang dijanjikan oleh pantai ini, tak menyurutkan niat para wisatawan
untuk tetap mengunjungi pantai ini walaupun ditempuh selama 30 menit perjalanan dari pusat Kota Padang. Pantai Air Manis berkaitan erat dengan legenda Malin Kundang di Sumatera Barat. Malin Kundang adalah karakter dalam dongeng yang berubah menjadi batu, bersama-sama dengan kapalnya, setelah durhaka kepada ibunya. Di tepi Pantai Air Manis, terdapat batu Malin Kundang dan beberapa perlengkapan kapalnya, yang juga berubah menjadi batu. Ketika ombak menghempas batu tersebut, terdengar suara gemercik air yang membahana seperti suara ratapan dan tangisan. Berdasarkan cerita, Malin Kundang dikutuk oleh ibunya karena menolak untuk mengakui ibunya setelah bepergian ke daerah lain dan menjadi kaya. Perekayasaaan batu Malin Kundang sehingga mirip kapal betulan pernah diprotes oleh para budayawan di Padang karena merusak keaslian legenda, namun pemda tidak mengubrisnya. Bahkan di dekat batu itu dibuat diorama dari lempeng tembaga yang meceritakan kisah Malin Kundang. Singkat cerita batu Malin Kundang dan lingkungan di sekitarnya sudah tidak asli lagi. Kepentingan pariwisata dan ekonomi mengalahkan orisinilitas. Pantai ini memiliki pasir yang coklat keputih-putihan yang terhampar luas dan landai di sepanjang bibir pantai. Oleh karena itu, pantai ini sangat cocok untuk tempat piknik, bermain ombak,
surfing, camping. Misalnya, untuk surfing, tarif untuk memakai papan surfing sepuasnya hanya Rp. 20 ribu sepanjang sore. Bila ingin belajar surfing, tarifnya bisa dirundingkan dengan pemiliknya. Ombak di Pantai Air Manis yang kecil memang pas untuk belajar surfing karena tak seganas ombak di Pantai Purus atau di Pantai Padang. Bila
hari Sabtu dan Minggu, di pantai ini juga ada penyewaan banana boat. Tiga kali putaran Rp 30.000. Pengunjung yang datang juga lebih banyak dari hari biasa, tapi tidak terlalu ramai seperti di Pantai Padang. Banyaknya deretan cemara laut yang menaungi sebagian pantai sehingga tempat ini jadi amat sejuk dengan semilir angin juga menjadi daya tarik tersendiri. Menikmati kesegaran kelapa muda yang murah dan dijual di warung-warung di bawah kerindangan pohon adalah salah satu cara bersantai sembari menikmati lingkungan sekitar. Di seberang Pantai Air Manis ini, ada dua pulau kecil. Namanya Pulau Pisang Ketek dan Pulau Pisang Gadang. Yang paling dekat itu Pulau Pisang Ketek, berjarak sekitar 200 meter dari Pantai Air Manis. Pukul dua siang hingga pukul empat sore saat air laut surut, kita bisa berjalan ke pulau itu. Di sana juga sudah ada warung dan tempat duduk untuk bersantai. Di sekitar pantai Air Manis ini,tersedia beberapa penginapan yang rata rata dimiliki oleh warga setempat sehingga harga sewanya pun tak begitu mahal. Disamping itu, di sepanjang tepi pantai juga banyak dijumpai rumah makan untuk bersantap ria yang harganya pun tak terlalu mengorek saku. Tak lupa, fasilitas umum seperti mushalla, kamar mandi, juga ada di sekitar lokasi ini. Jika anda ingin mengetahui betapa indahnya pantai ini, tak ada ruginya jika anda meluangkan sedikit dari waktu anda untu bersantai sejenak sembari menikmati keindahan alamnya di Pantai Air Manis. *Penulis merupakan Mahasiswi Fakultas MIPA
C M Y K
4
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
liputan
Cleaning Service Ikut Andil Dalam Menyukseskan Tilawatil Qur’an
H
ari ini merupakan hari ketiga perlombaan Tilawatil Qur’an yang diadakan di Auditorium Unand. Peserta lomba yang datang langsung disuguhi dengan tabloid Genta Andalas edisi khusus MTQ. Sebelum acara dimulai, peserta dan pengunjung membaca tabloid yang diberikan. Pada pukul 08.50 WIB, acara perlombaan dimulai yang dibuka oleh Master of Ceremony (MC). Acara yang seharusnya dibuka pada pukul 08.00 WIB molor lebih kurang 50 menit dikarenakan menunggu kedatangan dari Dewan Hakim yang berangkat langsung dari hotel Basko. Untuk panitia sendiri sudah berkumpul sejak pukul 07.30 WIB di Auditorium. “Kami menunggu kedatangan dewan hakim dari Basko. Makanya acara lomba dimulai sedikit molor,” jelas M.Riadi selaku panitia saat ditemui disela waktu istirahat. “Para Dewan Hakim diantar dan dijemput langsung oleh pihak hotel Basko,” tambah panitia lainnya. Sempat molornya acara lomba tidak menurunkan semangat para penonton yang datang untuk mendukung para peserta. Salah satunya adalah Ningsih, mahasiswa Stikes Yarsi Bukittinggi, juga peserta khittil Qur’an sedang memberikan
dukungan kepada temannya yang jugamenjadi peserta. “Para peserta yang tampil semuanya luar biasa. Irama yang mereka pakai juga bagus,” ungkapnya. Selain para peserta, juga ada pengunjung yang sengaja hadir untuk memberikan dukungan kepada peserta. Acara lomba Tilawatil Qur’an diperkirakan berakhir pada pukul 17.30 WIB. Setelah itu panitia masih mempunyai agenda lain yaitu pengambilan maqro. “Setelah acara selesai pada pukul 17.30, maka akan dilaksanakan pengambilan maqro yang bertujuan untuk menentukan surah yang akan dibacakan oleh peserta Tilawatil Qur’an untuk besok,” ungkap M. Riadi selaku panitia. Dalam rangka lomba Tilawatil Qur’an, nampak Auditorium Unand yang selalu kelihatan bersih. Petugas Cleaning Service (CS) pun ikut andil dalam mensukseskan terlaksananya lomba Tilawatil Qur’an hari ini. “Tadi pagi saya juga sudah membersihkan auditorium. Ini kali kedua saya. Kalau ada yang kotor saya bersihkan,” ungkap Wina selaku CS. Auditorium yang bersih akan menjadikan para peserta dan penonton merasa nyaman dan lebih fokus terhadap lomba. desi
Menenangkan Diri, Kafilah Menyeberang ke Nurul Ilmi untuk Shalat Dhuha
R
abu (26/6) Sekitar jam 09.30 WIB walaupun bukan waktunya salat wajib, Masjid kebanggaan Universitas Andalas Nurul Ilmi tak sepi pengunjung. Beberapa kafilah dan panitia MTQ MN XIII menghabiskan sebagian waktunya di masjid Nurul Ilmi untuk menunaikan shalat dhuha, beristirahat, menenangkan diri dan melakukan persiapan lomba. Pada hari Ketiga MTQ MN XIII, perlombaan cabang hifzhil Qur’an masih dilaksanakan di Convention Hall Universitas Andalas. Namun, tidak hanya Convention Hall yang diramaikan pengunjung. Masjid Nurul Ilmi yang terletak tepat di seberang gedung Convention Hall, juga ikut dikunjungi banyak orang. Baik peserta maupun panitia yang berkunjung melakukan berbagai kegiatan di dalam masjid, tak hanya beribadah salat dhuha, beberapa kafilah tampak beristirahat di tepi ruangan masjid, sembari menghafal Al -Quran. Ayat demi ayat dilantunkan para hafiz dan hafizah peserta MTQ untuk menguji hafalannya Iismawati, salah seorang Liasion Officer MTQ MN XIII menjelaskan bahwa dirinya
mampir ke Nurul Ilmi dengan tujuan utama menunaikan shalat dhuha dan beristirahat sejenak dari kesibukannya dalam kepanitiaan. Iis mengaku sangat suka beristirahat di masjid. “Suasana spesial masjid yang sunyi dan tenang dapat menenangkan,” ujar mahasiswi Unand Fakultas Ilmu Budaya ini. Salah seorang kafilah dari Provinsi Lampung Miftahul Jannah mengemukakan bahwa keutamaan salat dhuha diantaranya memperluas rezeki. Salah satu peserta lomba hifzhil Qur’an ini mendapat giliran tampil selepas zuhur, oleh karena itu Ia bermaksud menenangkan dirinya sebelum tampil “Setelah menunaikan salat, saya akan merasa lebih tenang” tutur Miftah. Mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Lampung ini juga menuturkan bahwa salat dhuha adalah salah satu cara menjaga hafalan karena salat dapat menjaga perilaku “menjaga diri melalui sikap, pergaulan dan lingkungan merupakan cara menjaga hafalan” jelasnya. Aulia,Yuni
Listrik Padam Tak Goyahkan Hafalan Arij
R
abu (26/05) Sesi kedua lomba MTQ XIII Cabang Hifdzil Quran Juz dua bertempat di Convention Hall Universitas Andalas diwarnai dengan pemadaman listrik. Pemadaman listrik mendadak ini sempat menghambat jalannya acara selama lima menit. Berdasarkan informasi yang diperoleh pemadaman listrik terjadi karena cuaca mendung dan hujan yang mengguyur kawasan kampus Unand. “Hari badai, hujan, mungkin ado kabel yang putuih.Karena kesiapan anggota listrik acara bisa langsung dilanjutkan,” ujar Rozi Sarwo selaku penanggung jawab
gedung Convention Hall. Rozi menuturkan bahwa pihak gedung sudah mengantisipasi terjadinya pemadaman listrik mendadak dengan menyiapkan gardu listrik. Peserta pertama asal Tasikmalaya , Arij Ashari Nur Iman dengan nomor urut 40 menjadi peserta pertama sesi kedua yang merasakan dampak pemadaman ini. Peserta yang mendapatkan soal nomor 48 ini mengaku sempat grogi saat menaiki mimbar. Saat kafilah perwakilan Institut Pertanian Bogor ini sudah duduk dalam mimbar, maka listrik pun padam. Kemudian ia diintruksikan untuk
keluar mimbar. Sementara itu Arij masih terus mengingat hafalannya. Setelah listrik normal , Arij melanjutkan perlombaan dengan tenang. “Mungkin karena sudah terbiasa berhadapan dengan penonton ,”ujarnya saat ditanyai perasaannya melangsungkan perlombaan . Meski baru mempersiapkan hafalan selama satu bulan, Arij mengaku pemadaman listrik tak membuatnya gusar . “Rasanya gak ada beban,”tuturnya saat ditanyai perasaan setelah melantunkan hafalannya dengan lancar. Kafilah yang pernah beberapa kali memenangkan
perlombaan Hifdzil Quran sejak 2009 ini mengaku bahwa ia menanamkan prinsip untuk memberikan yang terbaik kepada ALLAH SWT. “Masalah perlombaan biarlah menjadi pahala, setidaknya amanah sudah dilaksanakan,” ujarnya lega. Tidak hanya persiapan, Arij turut memberikan masukan untuk pembaca yang ingin meningkatkan hafalannya. “Ikhlaskan niat dan anggap saja menang perlombaan sebagai doorprize. Memang terkadang banyak gangguan tapi tetap kuatkan tekad dan jauhkan maksiat ,” ujarnya mengakhiri . Ismi ,iin
liputan
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
5
Fahmil Al-Qur’an Masuki Babak Final “Seratus untuk dewan hakim,” ujar pembaca soal ketika tidak ada satu peserta pun yang mampu menjawab pertanyaan. Serentak para hadirin tertawa geli mendengar ucapan itu. Hari ketiga ini merupakan Babak Semifinal pada perlombaan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQ MN) ke XIII Cabang Fahmi Al-Qur’an. Tepat pada pukul 09.05 WIB sesi pertama dengan nomor tim FQ.003 pada Regu A, FQ.006 pada Regu B, FQ.008 pada Regu C, dan FQ. 010 pada Regu D memasuki arena pertandingan. Sebelum pertandingan dimulai, setiap tim yang digawangi oleh tiga orang ini, memperkenalkan diri melewati juru bicaranya masingmasing. Pertandingan dimulai dengan memberikan soal Paket untuk Regu A. Ketegangan mulai terasa mana kala tim dari Regu A berusaha menjawab setiap bagian-bagian soal tersebut satu persatu. Pada sesi pertama ini, perlombaan dimenangkan oleh
Regu B dengan nilai akhir 1170. Sedangkan tim lainnya, Regu A, memiliki selisih nilai 95 poin dari Regu B dengan nilai 1075, sementara Regu C dan D mendapatkan nilai 880 dan 1005. Pertandingan yang bertempat di Gelanggang Olah Raga (GOR) Universitas Negeri Padang (UNP) ini semakin sengit saat sesi ketiga. Beberapa regu pada sesi ini kehilangan banyak poin dikarenakan salah menjawab soal. Contohnya saja seperti Regu C yang kehilangan 100 poin dan hal yang sama juga menerpa Regu A yang kehilangan 25 poin. Pada soal terakhir paket lontaran, terlihat seluruh peserta menggerakkan alat tulis secepatnya untuk mencari jawaban dari soal tentang warisan. Akhirnya jawaban “Tiga juta” berhasil mengantarkan Regu A untuk maju pada babak final. Pada sesi ketiga ini Regu A berhasil mengungguli Regu B, C dan D dengan perolehan nilai 1550.
Pada babak semifinal ini terdapat enam belas regu yang bertanding. Enam belas regu ini dibagi menjadi empat sesi. Setiap sesi terdapat empat regu yang maju untuk bertanding diatas panggung pertandingan. Perlombaan kali ini berlangsung lancar, tidak terlihat adanya gangguan dari kesalahan teknis dan lainnya. Perlombaan cabang Fahmi Al-Qur’an ini dihadiri oleh tujuh orang Dewan Hakim yang berada pada sebelah kiri penonton. Ditengah-tengah pertandingan, salah seorang Dewan Hakim sempat memperingatkan kepada penonton untuk tidak memberikan kode-kode jawaban kepada para peserta. “Jika kedapatan, maka peserta tersebut akan kami diskualifikasi” ujarnya kepada seluruh hadirin.
gugup ketika tampil di pertandingan. “Saya juga sudah pernah lihat pada pertandingan sebelumnya, peserta lainnya yang tampil itu hebat-hebat sekali” ujar mahasiswi Jurusan Biologi Universitas Pendidikan Indonesia, Rabu (26/6). Rachmi yang merupakan anggota dari salah satu tim yang berhasil lolos ke babak final ini berkata bahwa ia dan tim telah melakukan latihan selama satu setengah bulan untuk persiapan lomba MTQ MN cabang Fahmil AlQur’an. “Dalam satu bulan itu ada empat kali pertemuan, yang kita hafal itu materi, bukan soal” ucapnya.
Akhirnya sesaat setelah azan Zhuhur dikumandangkan sesi keempat usai. Dengan berakhirnya sesi keempat ini, secara otomatis genaplah empat tim yang akan masuk pada babak final keesokan harinya. Keempat tim itu diantaranya FQ.006, Salah seorang peserta, FQ.014, FQ.026, dan FQ.043. Rachmi Fitria, mengaku sangat Gumala, Elisa
Hari Ke-3 Tartil Quran; Semi Final
M
emasuki hari ke tiga, pelaksanaan lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional (MTQ MN) ke-XIII tahun 2013 cabang Tartil Quran telah diikuti oleh 153 peserta. Hari ini akan diumumkan peserta yang akan lanjut ke babak final nanti. Acara berlangsung di gedung Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Muh Syafei Sumatera Barat. Keberlangsungan acara dimulai pukul 08.30 WIB. Terlihat peserta berdatangan dan mengambil tempat duduk masing-masing yang sudah disediakan. Dari kejauhan terlihat setiap peserta sibuk membolakbalik lembaran Al-quran dan membacanya berulang-ulang kali. Selain persiapan untuk tampil, peserta juga memfasihkan surah dan ayat yang akan dibaca nanti, sesuai dengan kebijakan ketika pencabutan lot. Seperti yang diakui kafilah dari Universitas Lampung, Rita Asihah. Baginya pelatihan ataupun kesiapan dalam pelaksanaan musabaqah Tartil Quran ini telah dilakukannya
jauh-jauh hari. Bimbingan dari dosen dan belajar dengan ustad yang melatihnya, menjadi rutinitas sebelum ia berangkat. Tidak hanya itu, setibanya di kota Padang, ia tetap melafalkan dan memfasihkan bacaan ayat-ayat Al-qurannya. Tujuannya agar tidak kaku ketika perlombaan berlangsung dan pembacaan ayat bisa berjalan lancar. “Saya melakukan dengan semampu saya, menang atau kalah tidak menjadi persoalan,” ungkapnya, Rabu (26/6). Hal senada juga diungkapkan oleh Annisa Nur Jannah, kafilah dari Institut Seni Indonesia Surakarta. Menurut Annisa, persiapan dalam menghadapi lomba ini sudah disiapkannya jauh-jauh hari. Ini terbukti dengan latihannya dengan dosen dan ustad yang ahli di bidang Tartil Quran. “Disini saya juga sering belajar dengan temanteman,” katanya. Namun, ia menyayangkan kesiapannya dalam keberlangsungan menghadapi lomba Tartil Quran kali ini hanya berkisar 50%. Berbeda dengan Annisa, kafilah yang tampil pada hari pertama, Nur Anisyah mengaku
tetap optimis dengan penampilannya kemarin. Walaupun hari ini ia melihat peserta yang tampil tampak lebih memukau dengan kepercayaan diri mereka m a s i n g - m a s i n g . “Mendengarkan suara dan intonasi dalam pembacaan ayat suci Al-quran kali ini, peserta tampak sungguh mengagumkan,” tuturnya, Rabu (26/6). Ungkapan tersebut tidak diakui oleh Nur saja, salah satu panitia acara, Zainurui Zein mengaku hari ini penampilan setiap peserta lebih memukau. Tidak hanya itu, corak baju dan raut wajah para peserta tampak berbeda dari hari sebelumnya. Selain itu permasalahan yang muncul kemarin teratasi hari ini, seperti keterlambatan komsumsi, mati lampu dan hal sebagainya. “Semoga acara ini berjalan lancar hingga akhir,” harapnya. Di akhir acara, diumumkan kafilah yang melaju ke babak semifinal. Terdapat 6 kafilah yang berhasil lolos. Finalis putera diwakili oleh
Univesitas Airlangga, Universitas Negeri Medan, dan Universitas Negeri Padang. Untuk finalis puteri diwakili oleh Universitas Negeri Padang, Universitas Malikussaleh, dan Universitas Negeri Gorantalo. Perlombaan Tartil akan berlanjut hari kamis (27/6) besok. “Saya harus lebih siap lagi untuk penampilan besok, demi almamater. Sebab kampus kami sudah banyak yang gugur dari cabang lain,” ungkap Ahmad Firdaus, delegasi Universitas Airlangga. Astuni
Persma UNP
www.ganto.web.id
6
oase
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
Dinamika Kaligrafi Islam Nusantara Dr. H. Ahmad Tholabi Kharlie Lektor kepala pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta; Pegiat Seni Kaligrafi Islam; Dewan Hakim MTQ Mahasiswa Nasional.
K
ehadiran Alquran telah melahirkan revolusi kebudayaan dikalangan bangsa Arab. Tulisan ini tampak sangat relevan untuk menggambarkan sumbangsih Alquran dalam membangun tradisi tulis-baca dikalangan umat Islam, khususnya bangsa Arab tempo dulu. Sudah menjadi pengetahuan umum, bahwa jauh sebelum Islam datang masyarakat Arab dikenal sebagai bangsa yang hampir-hampir tidak mengenal aksara, bahkan beberapa di antara mereka tampak antipati terhadap huruf. Meski orang-orang Arab pada waktu itu dikenal sangat piawai dalam bidang kesusasteraan, namun dalam hal tradisi tulis-menulis (khath) masih tertinggal jauh dibanding beberapa bangsa dibelahan dunia lainnya yang telah mencapai tingkat kualitas tulisan yang sangat prestisius. Sebut saja misalnya Mesir dengan tulisan Hierogliph, India dengan gaya Devanagari, Jepang memukau dengan aksara Kaminomoji, Indian dengan Azteka, Assiria dengan Fonogram/huruf Paku, dan pelbagai negeri lain yang sudah terlebih dahulu memiliki trade mark jenis huruf/aksara. Dengan demikian, kehadiran Islam telah mendorong revolusi pada perkembangan tradisi bangsa Arab. Betapa tidak, ketika orang-orang Arab tengah asyik-masyuk dengan tradisi verbal yang mereka banggakan, wahyu pertama (Iqra’), “Bacalah!” (al-’Alaq:1-5), telah menghentakkan mereka dari tidur panjangnya, seolah menjadi “bom” yang menghempaskan idealisme tradisional bangsa Arab kala itu. Maka sejak saat itu, perkembangan tradisi tulis-menulis di negeri itu benar-benar spektakuler, melompat, bahkan berlari meninggalkan bangsa-bangsa lain di muka bumi. Situasi ini kian menemukan momentumnya manakalah disokong oleh kekuatan pengaruh intelektualisme yuris muslim (fukaha) dan sambutan “halawah” (reward) dan pundi-pundi emas dari para Sultan atas karya kaligrafi yang berbobot. Inilah yang pada gilirannya telah menempatkan kaligrafi Islam berada pada puncak keagungannnya. Seorang maestro dari dari Negeri Seribu Satu Malam, Yaqut al-Musta‘shimi (w.698H/1298M), mengibaratkan kaligrafi sebagai arsitektur ruhani yang diekspresikan lewat medium jasmani (al-khathth handasah ruhaniyyah zhaharat bi alat jismaniyyah). Dengan begitu, relasi Islam dan tradisi kaligrafi telah melahirkan
pencapaian yang sangat mengagumkan. Ribuan bahkan jutaan karya masterpiece telah lahir dari ‘tangan emas’ para kaligrafer muslim dari masa ke masa. Para maestro kaligrafi terbesar Islam sepanjang sejarah, seperti Seikh Hamdullah AlAmasi (w.520M), Al-Hafizh Utsman (w.1698M), Mir Ali Tabrizi (w.1416M), Imaduddin Al-Husayni (w.1615M), Hamid Al-Amidi (w.1982M), dan Hasyim Muhammad Al-Baghdadi (w.1972M) bereputasi dan sangat populer karena banyak menulis mushaf Alquran. Ibn alBawwab yang digelari Qalam Allah fi Ardhihi (pena Allah di bumi-Nya) menulis tidak kurang dari 64 mushaf. Yaqut alMusta’shimi, sang Qiblat al-Kuttab, dan yang karyanya telah menyebar ke seluruh sudut dunia, juga menulis puluhan mushaf. Sayang, karya mereka kini telah musnah. Kaligrafi Nusantara Perkembangan kaligrafi di Nusantara juga tak kalah seru. Dalam beberapa dekade terakhir, Kaligrafi Islam mulai menjadi primadona. Tak hanya di kalangan santri pondok pesantren tapi juga akademisi, pejabat, pengusaha, dan sebagainya. Kini tak sulit menemukan karya seni rupa kaligrafi Islam yang bertengger dipelbagai tempat: masjid, gedung-gedung megah, rumah-rumah mewah, sekolah-sekolah, hingga gubug reyot sekalipun. Inilah gambaran revolusi kaligrafi di Indonesia yang pada giliranya melahirkan ribuan kaligrafer produktif. Pada perkembangannya, seni kaligrafi Islam seolah mendapat “suntikan darah baru” setelah kaligrafi (menulis khat indah Al-quran) menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan MTQ (Musabaqah Tilawatil Quran). Cabang kaligrafi untuk kali pertama diperkenalkan kepada publik adalah pada penyelenggaraan MTQ tingkat Nasional XII tahun 1981 di Banda Aceh. Namun masih dalam format eksibisi. Sebagai tokoh yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan eksibisi ini adalah perupa ITB, AD Pirous. Demikian pula pada penyelenggaraan MTQ tingkat Nasional XIII tahun 1983 di Padang, Sumatera Barat. Yang mengejutkan, sambutan publik sungguh sangat menggembirakan meski masih bersifat eksibisi. Bahkan kegiatan ini mendapat perhatian khusus dari para kawula muda. Melihat respons yang bagus dari masyarakat itu, maka timbul gagasan agar cabang dalam MTQ
ditambah dengan cabang Musbaqah Khattil Qur’an atau disingkat MKQ. Pada pelaksanaan MTQ tingkat Nasional XV di Bandar Lampung pada 1988, cabang kaligrafi resmi diperlombakan dengan mempertandingkan tiga golongan: Penulisan Buku, Dekorasi, dan Hiasan Mushaf. Uniknya, ketiga golongan itu wajib dikerjakan oleh seorang peserta (merangkap), yang kemudian memunculkan istilah “Three in One”. Bisa dibayangkan kesulitan dan kerepotan peserta yang mengikuti cabang ini. Meski demikian, distribusi pemenang tetap didasarkan pada pembagian golongan yang dimusabaqahkan. Perubahan signifikan terjadi pada pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional XVII di provinsi Riau tahun 1994. Tidak ada lagi tugas rangkap yang diemban oleh peserta cabang Musabaqah Khath al-Qur’an. Setiap golongan dihuni oleh satu orang peserta. Secara kualitas estetis, peningkatan yang cukup berarti mulai muncul pada saat penyelenggaraan MTQ Tingkat Nasional ke XVIII di kota Jambi. Disusul dengan lompatan yang sangat mengagumkan yang dipertunjukkan oleh para peserta yang berasal dari pelbagai daerah pada penyelenggaraan MTQ Tingkat Nasional XIX Tahun 2000 di kota Palu Sulawesi Tengah dan pada MTQ Tingkat Nasional XX Tahun 2003 di kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Demikian juga terjadi kejutan pada pelaksanaan MTQ Tingkat Nasional XXI di Kota Kendari pada 2006, MTQ XXII Nasional di Banten (2008), MTQ XXIII Nasional di Bengkulu (2010), dan tentu saja kejutan-kejutan pada MTQ XXIV Nasional tahun 2012 di Ambon Manise, Provinsi Maluku. Kejutan juga diperkirakan akan muncul pada MTQ Mahasiswa Nasional XIII yang digelar di Unand dan UNP tahun ini. Selain pada pelaksanaan MTQ, kesemarakan kaligrafi juga pernah terjadi pada Gebyar Festival Istiqlal I (1990) dan Festival Istiqlal II (1995). Festival Istiqlal menggelar sayembara kaligrafi yang diikuti oleh ribuan peserta. Melihat tingginya animo masyarakat terhadap kaligrafi, maka Festival mencanangkan program pengembangan sanggar kaligrafi di seluruh Nusantara. Sesaat setelah itu sanggar-sanggar pembinaan kaligrafi bermunculan secara sporadis yang secara teknis akademis dan kelembagaan dikawal
oleh Lembaga Kaligrafi Alquran (Lemka), Jakarta. Dengan memperhatikan potensi kaligrafi Nusantara, maka kita cukup optimis untuk dapat mewujudkan Indonesia. Hal yang diharapkan yaitu menjadi salah satu kiblat kaligrafi dunia, dengan mempertimbangkan beberapa hal berikut: Pertama, secara historis bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kreativitas tinggi, terutama dalam bidang arsitektur yang adiluhung. Setidaknya, hal ini menjadi sebuah modal awal tentang bukti kemampuan kita dalam menciptakan karya yang monumental. Kedua, dalam hal sikap keberagamaan. Bangsa ini dikenal memiliki militansi yang luar biasa dalam mengamalkan ajaran-ajaran agamanya. Maka ketika bahasa Arab dianggap sebagai bahasa agama, dan ini berarti menjadi keniscayaan untuk dapat memahaminya beserta seluruh atributnya. Bukan tidak mustahil bahasa Arab yang dalam hal ini tulisannya, menjadi primadona bagi umat Islam di Indonesia. Ketiga, faktor mentalitas bangsa agaknya juga ikut mendukung terwujudnya perkembangan kaligrafi di tanah air. Harus diakui, Etos yang dimiliki bangsa ini patut menjadi pertimbangan bagi tumbuh dan berkembangnya seni kaligrafi Islam di Tanah Air. Namun demikian, hal yang tidak patut diabaikan adalah sokongan pemerintah. Sokongan ini, baik secara politis maupun materil—sebagaimana para sultan Islam klasik menghargai para khattat—menjadi faktor eksternal yang mampu mendongkrak kejayaan seni ini sejajar dengan jenis-jenis seni lainnya yang lebih dulu eksis. Jika semua faktor dan potensi di atas dapat dimaksimalisasi, boleh jadi Indonesia akan menjadi “kiblat baru kaligrafi dunia” setelah Irak, Turki, dan Mesir. Mengapa tidak? Semoga!
SALAM -SALAM
LKIM_Faterna Unand Selamat atas trlaksananya MTQ Mahasiswa Nasional XIII di Unand dan UNP semoga dapat berjalan dengan lancar. Slalu Semangat terkusus untuk khafilah2 Unand.
Syahrial n Eden_USU
Rika Yulita Amalia_Politeknik Negeri Bandung
:) Febby Melisa Salam hangat untuk seluruh peserta MTQ Mahasiswa Nasional. Kalah menang yang penting bisa ke Padang! Tetap semangat buat kru Genta Andalas yang tengah “mengayunkan pena” Febby Mellisa, alumni Fakultas Hukum Unand.
Selamat berjuang untuk kawan2 kafilah MTQN dari Politeknik Negeri Bandung.Menang kalah maju teruuuus tetap optimis!! 90 POLBAN 900!! ^____^
Gokil juga nih menelusuri Kota Padang,semua katanya berujung’’o’’.Semangat ya buat Kafilah Universitas Sumatera Utara...!
MIMBAR KAFILAH
Edisi No. 4 / 27Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
7
Akhir dari Babak Penyisihan Musabaqah Khath al-Qur’an
S
etelah dilakukannya babak penyisihan Musabaqah Tilawatil Qur’an Mahasiswa Nasional XIII (MTQ MN XIII) cabang Musabaqah Khath Al-Qur’an (MKQ) pada hari selasa, 25 Juni 2013 bertempat di Auditorium Universitas Andalas, akhirnya Dewan Hakim memutuskan 12 finalis yang berhak masuk ke babak Final. Dua belas finalis tersebut merupakan peserta dengan perolehan jumlah nilai tertinggi dari 103 peserta utusan seluruh Universitas yang ada di Indonesia. Finalis yang berhasil lolos terdiri dari 6 putra dan 6 putri. Berikut Daftar Peserta Finalis Cabang Musabaqah Khath al-Qur’an (MKQ) : a. Kategori Putra Nomor Peserta KH. 026 KH. 072 KH. 028 KH. 084 KH. 074 KH. 044
Jumlah Nilai 468 464 459 456 453 448
Nilai Rata-rata 93.6 92.8 91.8 91.2 90.6 89.6
Jumlah Nilai 441 438 437 430 417 411
Nilai Rata-rata 88.2 87.6 87.4 86.0 83.4 82.2
b. Kategori Putri Nomor Peserta KH. 019 KH. 015 KH. 033 KH. 007 KH. 103 KH. 051
Dua belas peserta yang lolos tersebut akan menghadapi babak Final pada hari Kamis, 27 Juni 2013 pukul 08.00 WIB dan masih bertempat dilokasi yang sama pada saat penyisihan yaitu Auditorium Universitas Andalalas.
Bang Harry, Pelatih & Qori Terbaik Universitas Andalas
B
ang Harry, begitu panggilannya sewaktu masih aktif sebagai mahasiswa di kampus. Beliau adalah alumni Sastra Jepang Universitas Andalas angkatan pertama tahun 2004. Sekarang ini Bang Harry ditugaskan menjadi panitia bidang hakim, sekaligus pelatih dan offisial kafilah MTQ Unand yang akan mengikuti MTQ Mahasiswa Nasional ke 13 tahun 2013 di kampus Unand dan UNP. Terpilihnya Bang Harry sebagai tim penyeleksi dan pelatih kafilah MTQ Unand tidak terlepas dari prestasiprestasinya mewakili Unand di bidang MTQ Nasional. Bang Harry sudah tiga kali menjadi peserta MTQ Mahasiswa Nasional, di antaranya mengikuti cabang Hizhil Quran 1 Juz di Untan Pontianak tahun 2005, mengikuti cabang Tartil Quran di Unsri Palembang tahun 2007 dan mengikuti cabang Qiraat Saba’ah di Unimal Aceh tahun 2009. Pada MTQ di Universitas Muslim Indonesia Makassar tahun 2011, Bang Harry diamanahkan sebagai pelatih dan official mendampingi kafilah Unand. Sosok Bang Harry sewaktu aktif kuliah sangat dikenal dan berpengaruh. Beliau mendirikan Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang dan secara aklamasi langsung diangkat menjadi Ketua Hima pertamanya. Semasa kuliah, Bang Harry bersama kawan-kawannya telah mampu mengangkat acara Festival Budaya Jepang pertama atau Bunkasai yang menampilkan segala budaya dan
ornament Jepang. Pada Festival Budaya Jepang ke 3, Hima Sastra Jepang mendapatkan Reward dan apresiasi dari Rektor Unand, Prof. Dr. Musliar Kasim atas dedikasi dalam menghargai orang Jepang. Bang Harry juga aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi kampus, seperti FSI Fakultas, BEM Fakultas dan BEM Unand. Bang Harry juga selalu diundang mengaji acara-acara di tingkat Universitas, baik pada acara Wisuda, Bakti, kegiatan kampus level NasionalInternasional maupun pada Dies Natalis Unand. Pada tahun 2007 dan 2009, beliau mendapatkan penghargaan sebagai mahasiswa berprestasi tingkat Nasional dari Rektor pada acara Dies Natalis Unand. Selain menjadi aktivis kampus, Bang Harry juga punya potensi di bidang seni Al Quran. Beliau merupakan qori terbaik di Universitas Andalas saat itu dan selalu mengikuti MTQ Mahasiswa tingkat Nasional. Atas prestasi kafilah Unand pada MTQ Mahasiswa Nasional di Unsri Palembang tahun 2007, Bang Harry bersama kawan-kawannya mendirikan wadah untuk penyaluran bakat-bakat terpendam dalam bidang ilmu dan kandungan Al Quran. Maka, terwujudlah suatu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) baru di kampus Unand yang dinamakan dengan UKM PIKA (Pengembangan Ilmu dan Kandungan Al Quran) yang didirikan pada tahun 2008. Tujuan utama dari UKM PIKA adalah sebagai wadah untuk
Biodata: Nama : Harry Wijaya TTL : Padang/13 Agustus 1986 Pendidikan : S1 Sarjana Sastra Jepang Universitas Andalas Motto : Kebersamaan yang indah lebih dari sekedar juara Prestasi : -Juara I Tartil Quran MTQ Mahasiswa Unand Tahun 2005 -Juara II Tilawatil Quran MTQ Perguruan Tinggi se Kota Padang Tahun 2005 -Juara II Tartil Quran MTQ tingkat Propinsi Sumatera Barat Tahun 2005 -Juara I Tartil Quran MTQ tingkat Kabupaten Sijunjung Tahun 2006 -Juara I Tilawatil Quran MTQ tingkat Mahasiswa Unand Tahun 2007 -Juara I Tartil Quran MTQ Mahasiswa Nasional di Unsri Palembang Tahun 2007 -Juara I Tartil Quran MTQ tingkat Propinsi Sumatera Barat Tahun 2007 -Juara Harapan Qiraat Sabaah MTQ MN di Unimal Aceh Tahun 2009 Organisasi : -Forum Studi Islam Fakultas Sastra 2005-2006 -Ketua HIMA Sastra Jepang Unand 2006-2007 -BEM KM Fakultas & BEM KM Unand 2007-2008 -Pendiri UKM PIKA Unand Tahun 2008 -Pembina TPQ/TQA se Kelurahan Rawang s/d sekarang -Pembina & Pengajar PITI Sumatera Barat s/d sekarang -Ketua Umum Alumni Sastra Jepang Unand 2012-2015 pengembangan potensi diri dalam memberikan pelatihan Al Quran. Pada memperdalam ilmu Al Quran dan sebagai acara-acara MTQ di tingkat Universitas ajang silaturahmi dalam pengembangan Andalas, Bang Harry selalu dipercaya dakwah Islam. UKM PIKA dalam waktu menjadi Dewan Hakim. Bang Harry juga dekat ini juga akan membina para menjadi Ketua Alumni Sastra Jepang mahasiswa yang belum lancar mengaji Unand periode pertama sampai sekarang. atau yang tidak bisa mengaji sama sekali. Alhamdulillah, berkat prestasi Bang Harry Sekarang ini, Bang Harry aktif mengaji di Kabupaten Merangin, Jambi, memberikan training-training motivasi beliau mendapatkan hadiah umroh yang bagi para mahasiswa dan juga InsyaAllah akan berangkat pada bulan Desember tahun 2013.
galeri
Edisi No. 4 / 27 Juni 2013 MTQ Mahasiswa Nasional XIII
8
Pameran: Tampak beberapa hasil kreativitas peserta lomba MTQ MN13 cabang khatil quran di Auditorium Unand
Berkonsentrasi : Salah seorang peserta tengah berkonsentrasi dalam menyelesaikan karyanya
Qoriah: Penampilan salah seorang qoriah pada cabang tilawah
Penonton : Terlihat penonton antusias mendengarkan lantunan ayat suci alquran dari para qori dan qoriah