s n Tek a d Foto Oleh ZALI O H H G ULLA T A R QOD
TAMAN N ASIONAL GUNUNG LEUSER
3315 mdpl
RI EMI kaK G N a GUNU mdpl, pad r seg n a nt 15 use as te ggian 33 unung Le upaten l i k e S Kab etin al G liki k n Nasion rletak di h. i m e M e e ma n n Ta stratif t ovinsi Ac rjaga da a s a e r i w ah admin o Lues, P g masih t idakl t a n y cara k n a Ga em y nusia, ma ng berku t s i s a o a uan m is asing y ini. an ek a Deng ari gangg r k tu m raksas apat did a y h n u a e ja ser d dengan ika b osist u j k e e L n a ke ng dan her Gunu jung n Me ngan kon l a a d n o h e e si at d rena n Na a Ac Tama ari Band utan dar turun ka ng gk ik i d ya capa nakan an meliuk na tengah u h g meng lan yang fi daera gan a a j n r u g disi topo pa pegun k u bent beru
Dengan dibantu Bang Wahyudi, rekan yang berprofesi sebagai seorang polisi hutan, pengurusan perijinan kami untuk mendaki semakin lancar. segala persiapan kami lakukan, termasuk persiapan mental dan fisik. setelah berbelanja seabreg logistik untuk perjalanan 5 hari 4 malam, segera beban mulai terbagi (tidak) adil di carier masing-masing anggota. Tas carier yang berisi ketel, panci, nesting dan beberapa benda tak habis lainnya yang harus terpikul di punggung ini selama 5 hari 4 malam. titik 0 pendakian yang benar-benar sangat jauh sekali dari puncak Gunung Kemiri, membuat puncak Gunung Kemiri tak terlihat jelas, perjalanan dimulai setelah kami semua makan siang di rumah guide kami, Aman Firman. Halaman 2
Gunung Kemiri
HARI
1
Halaman 3
Gunung Kemiri
Fisik yang belum terlatih sepenuhnya, ditambah persiapan energi yang kurang saat akan berangkat, membuat beberapa personil sudah merasa kelelahan walau cuma baru berjalan beberapa ratus meter. sesekali berhenti di bawah rindang pohon, ditemani oleh obrolan ringan, juga sepoi angin yang menerpa pori kulit kami yang terbasahi oleh keringat. beban tas carier terasa masih belum berkurang sama sekali, kan baru beberapa menit berjalan :P #semangat :D
Total kami berjumlah 7 orang, laki-laki semua. ada beberapa personil yang menjadikan Gunung Kemiri ini sebagai pendakian perdana mereka, pastinya akan menjadi perjalanan yangtak terlupakan :D #1 guide, 1 polisi hutan, 5 anggota
Perkenalan personil dari kiri kaos merah PRAYOGO SETIAWAN - kaos biru AZIZ AFIFUDIN - seragam dinas WAHYUDI - topi hitam SAEFUR RAHMAN - topi putih HERU WICAKSANA KUSUMA - tak nampak 1 GHOZALI QODRATULLAH - tak nampak 2 AMAN FIRMAN
Halaman 4
Gunung Kemiri
“‘Owh..begini ya cara bikin api Sibuk bikin api karena berbagai pertimbangan #KELELAHAN dan.LAPAR maka kami membuka tenda begitu kami mencapai POS I sekitar pukul 16.30 WIB ada dua tenda di sini, tenda dome dan tenda darurat tenda darurat terbuat dari plastik hitam tebal sepanjang 15 meter yang dengan cekatan oleh Aman Firman dirubah menjadi tenda dengan bantuan tali rafia #mantap :D Halaman 5
Gunung Kemiri
HARI
2
Perjalanan di hari kedua dimulai setelah kami sarapan. track hari kedua yang tiada menyisakan jalan datar membuat sesekali muka kami mengeluarkan uap panas dari wajah kami ketika terkena sinar matahari yang masuk diantara rimbun pepohonan. terasa sulit sekali untuk mendokumentasikan perjalanan kali ini, tracknya juga tidak kalah melelahkan semua harus waspada dengan aktivitas rombongan, karena di sini kami terkadang membuka jalur pendakian, salah satu pantangan dalam pendakian Gunung Kemiri adalah dilarang BERteriak untuk memanggil teman. sehingga saya sebagai pecinta jalan di belakang harus memperhatikan jejak yang ditinggalkan oleh mereka yang telah berjalan di depan dan menghilang dalam rimbunnya pepohonan. ketika masuk ke area hutan lumut, kami harus lebih waspada, karena pijakan kaki kami bukanlah tanah padat, melainkan perakaran tanaman berlumut yang terkadang membuat kami terperosok, apalagi mendapatkan sisa jalan dari mereka yang telah gowes gowes di depan perjalanan hari ini membuat kami tidak melihat matahari langsung seharian, karena rimbun daun dan dahan menaungi setiap langkah perjalanan kami Halaman 6
Gunung Kemiri
Melamun Makan Permen Tetap Semangat Ketiduran.....
Perjalanan yang benar-benar melelahkan untuk hari kedua ini. Target yang semula mencapai pos 2 pada sore hari, harus kami tunda untuk esok hari. dalam pendakian di daerah ini, sangat beresiko untuk melakukan perjalanan pada malam hari. jarak pos 2 dari tempat kami saat ini sekitar 90 menit perjalanan. namun waktu telah menunjukkan pukul 4 sore, sehingga kami harus membuka tenda di pos bayangan ini. di pos bayangan ini kami tidak menemukan sumber mata air dis sekitar kami. alhasil kami harus berhemat :D #dilarang mandi pakai air Halaman 7
Gunung Kemiri
Tendanya kusut sekali, sini saya gosok dulu
Dingin mulai melanda, gelap mulai mendekap, sunyi kian menemani dalam bayang remang cahaya api malam itu terlihat gurat lelah menjalani hari di raut wajah kami yang terkadang terkantuk sembari menikmati makan malam dalam suasana kala itu
Luas tanah datar di pos 2 ini cukup untuk membuka semua tenda kami, walau agak terasa sempit, namun yang penting terdapat tempat untuk memasak bekal kami hari ini untuk mengusir hewan-hewan kecil disekitaran kami, segera api unggun dinyalakan menempatkan sebuah panci yang telah di isi beras dan nasi di atasnya.
Ongkosnya 2 ribu ya
Halaman 8
Gunung Kemiri
Beban sebanyak dan seberat ini tentu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan beban hidup, :P Bahagia rasanya saatnya lepas dari cengkaraman beban selama seharian ini. Bersiap untuk berisitirahat di tengah hutan, ditemani udara dingin yang seakan enggan beranjak sedetikpun dari tubuh kami yang lelah
Halaman 9
Gunung Kemiri
Dingin yang terasa cukup membuat mata enggan terpejam dalam bayangan api yang masih rela membagi kehangatannya untuk kami, kembali saya merenung #buat apa sih susah payah naik gunung# #ngapain capek-capek ke atas trus turun lagi# #apa kasur dan makanan di rumah kurang enak sehingga lari ke hutan# banyak sekali pemikiran aneh yang kadang membuat saya semakin merasakan mungkin inilah kedudukan manusia yang sebenarnya di alam. berada di tengah alam, jauh dari hingar bingar kehidupan monoton, jauh dari kilatan cahaya kendaraan berpolusi, mencoba merasakan menjadi manusia yang sejatinya dapat bertahan hidup di alam bebas fisik saya jauh dari kata ideal untuk dikatakan sebagai pendaki gunung, namun inilah hobi saya, walaupun saya bukan ahlinya, terlebih saya selalu berjalan di belakang rombongan entah jam berapa, saya membuka mata, namun saya kaget bukan kepalang membuka mata maupun menutup mata sama saja gelapnya sembari panik mencari senter, saya tetap mencoba mengedipkan mata saya berkali-kali karena tak kuat dengan dinginnya kala itu, saya kembali masuk ke dalam SB dengan mata terpejam rapat. pagi harinya saya terbangun mendapati remang cahaya fajar masuk ke dalam tenda syukurlaaahh.... berarti tidak ada yang salah dengan mata saya, :D karena terlalu rimbunnya pohon, ditambah bulan tak muncul, maka jadilah serasa kegelapan abadi di dalam hutan tersebut :D
Halaman 10
Gunung Kemiri
Rasanya lega sekali, bisa melihat langit biru tanpa terhalang oleh rimbunnya hutan angin terasa semilir menerpa kulit lembab kami yang (lama) tidak mandi :D
Halaman 11
Gunung Kemiri
HARI
3
Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, serta didorong oleh keinginan luhur, akhirnya tiba di pos 2, target hari kedua yang akhirnya baru tercapai di hari ketiga sejenak melepas baju tempur untuk dijemur di bawah terik surya beristirahat cukup lama untuk sekedar menyaksikan pemandangan sekitar yang semakin menegaskan betapa berkesannya perjalanan ini
Halaman 12
Gunung Kemiri
Terlihat nun jauh barisan pegunungan yang terselimut kabut tipis
Halaman 13
Gunung Kemiri
Lumut tebal menguning menempel di sebuah ujung dahan saksi dari penantian yang tiada berujung *lha lumut menanti apa?
Halaman 14
Gunung Kemiri
Ajarkanku untuk menikmatimu kelak aku akan paham merawatmu ajarkanku untuk mencintaimu kelak aku akan mampu menjagamu
Halaman 15
Gunung Kemiri
kembali berkemas, kembali merasakan pijatan tas carier kembali melangkah kembali bersemangat saatnya melanjutkan perjalanan menuju pos 3 berharap sebelum gelap telah mencapai lokasi tersebut dari pos 2 kami harus turun ke sebuah jurang, melewati hutan lumut lagi dan naik lagi... menuju gundukan sabana yang jauh sunyi menuju keheningan sebuah titik kecil sudut semesta
Jalan lagi...
SEMANGAT !!!
Halaman 16
Gunung Kemiri
Dari balik perbukitan ini kami berangkat :D
Halaman 17
Gunung Kemiri
Berjalan beriringan Menuju satu tujuan, Terhampar permai Membawa damai,
Mendaki gunung Lewati lembah -nyanyi-
Halaman 18
Gunung Kemiri
Dalam terik kami melangkah menuju seberkas arah
Sini, majuan dikit lagi biar bisa kefoto
Halaman 19
Gunung Kemiri
Dan dalam terik kami berpose penuh gairah :D
Halaman 20
Gunung Kemiri
Berbekal kamera hape dan screenshoot dari camcorder, ya inilah sepenggal dokumetnasi di perjalanan yang terlewatkan oleh raungan shutter kamera :D
Link untuk sepenggal playlist perjalanan kami ini http://www.youtube.com/watch?v=Xa4t_Z5377Y&list= PLbmQOhYD4Z9kdXvqqAcjape0bX58bT_Fs
Kantung semar
Ngemil dulu :D
menerobos hutan lumut Sejenak melepas lelah Halaman 21
Gunung Kemiri
Sejenak melepas penat dari kebingunan jalan menuju pos 3
Halaman 22
Gunung Kemiri
Tinggalkan jejak, agar saat pulang tak tersesat #ranting besar di sebuah pohon kecil
Halaman 23
Gunung Kemiri
Langit biru mulai terselimuti awan
Halaman 24
Gunung Kemiri
Awan hujan mulai terlihat di antara pekatnya langit
Halaman 25
Gunung Kemiri
HIDUP ADALAH PILIHAN Termasuk memilih jalan sendiri menuju tujuan, hehehe
Halaman 26
Gunung Kemiri
Pecel lele... ayam goreng..
Sate ayam...
Mie ayam....
Halaman 27
Gunung Kemiri
Lagi lagi melepas sejenak kepenatan akan mencari jalan menuju pos 3 duduk dulu...biar segar.... ternyata nyasar juga bisa membuat jenuh #jenuh nyasar :P
Menelisik jauh diantara tanaman perdu, mencari jalur yang aman untuk dilalui
Halaman 28
Gunung Kemiri
Sabana yang telah mampu tumbuh kembali semenjak kebakaran beberapa tahun silam walau sabana di sini bukanlah sabana yang luas dan lebar, namun sabana berbentuk gundukan gundukan kecil tetap menyajikan nuansa yang menarik untuk dinikmati dalam perjalanan kala itu
Halaman 29
Gunung Kemiri
Lanjut jalan lagi...
Halaman 30
Gunung Kemiri
Awan hitam makin melebar... selebar langkah kami untuk menghindari hujan percikan air mulai terasa di wajah kami, semakin memperjelas arah prediksi cuaca di dalam pikiran kami
Halaman 31
Gunung Kemiri
itulah puncak gunung kemiri kami harus naik turun belasan bukit kecil untuk dapat melihat puncaknya
Hooreeeee.....
Halaman 32
Gunung Kemiri
3 orang mengejar rusa 3 orang berpose 1 orang mengambil foto #total 7 orang
Rusa kok dikejar, dari kaki aja sudah kalah jumlah
Halaman 33
Gunung Kemiri
Di ketinggian sekitar 3000 mdpl masih terlihat elang meliuk mencari mangsa
Halaman 34
Gunung Kemiri
Hasil keputusan guide, akhirnya kami membuka tenda di sini, dilanjutkan menuju puncak esok hari
Ayo buka tenda saja
saya buka kaos tangan saja
saya buka warung saja
Halaman 35
Gunung Kemiri
Kabut semakin mendekat memaksa kami segera mendirikan tenda
Halaman 36
Gunung Kemiri
Serasa berada di negeri entah berantah
Halaman 37
Gunung Kemiri
Senja yang mulai menampakkan ronanya
Sama mas, saya juga kedinginan
Dinginya....
Halaman 38
Gunung Kemiri
Segera tanpa lama, kami menyalakan api menggunakan dahan sisa kebakaran beberapa tahun lalu, dahan dahan tersebut masih berserakan disekitaran kami karakter tanah yang berupa tanah gambut sangat mudah menularkan api di sekitarnya, membuat kami harus paham menjaga agar api tidak meluas segera memasak bekal untuk mengembalikan tenaga dan juga menghangatkan tubuh dengan secangkir kopi panas yang terasa dingin di lidah.
Halaman 39
Gunung Kemiri
Tenda telah berdiri, api telah menyala Di sinari sinar senja Tertusuk dinginnya udara
Halaman 40
Gunung Kemiri
Berfoto dengan background yang akan kami tuju esok hari
Halaman 41
Gunung Kemiri
Di ketinggian ini, kami disuguhi oleh indahnya pelangi yang muncul dari gumpalan awan
Halaman 42
Gunung Kemiri
[mencoba] menangkap sang surya
Halaman 43
Gunung Kemiri
Rio De Jenairo
Halaman 44
Gunung Kemiri
Mencoba meraih asa dalam senja
Halaman 45
Gunung Kemiri
Senjataku bukan untuk menyakitimu Aku hanya ingin melindungimu
Halaman 46
Gunung Kemiri
Dalam senja Ku sekat damai dalam ketenangan Ku pilah tenang dalam keindahan Ku bungkam indah dalam kerinduan
Halaman 47
Gunung Kemiri
Lirik alam yang terdendangkan dalam kalbu Menyiratkan isyarat makna lantunan senja Jingga yang kurindu, kini ternikmat sudah Jingga yang haru, kini bersemayam dalam ingatan
Halaman 48
Gunung Kemiri
Segores senja Kuterima dalam tulus jiwa Terjaga menanti gulita Sejenak kusimpan semua elegi hidup Seirama dengan terangnya yang kian redup
Halaman 49
Gunung Kemiri
Jilatan api sebesar ini masih membuat kami merasakan yang namanya "DINGIN" Dingin yang baru pernah saya rasakan selama ini. Benar benar menusuk tulang, berada di dekat jilatan api merupakan satu satunya cara untuk mengurangi rasa dingin ini. Dingin yang akan semakin terasa saat malam
Api segini masih kurang hangat euy
Kalo pengen hangat, berdiri di atas api aja :D
Segala peralatan untuk menghangatkan badan dan jiwa saat itu digunakan. terpaan yang terasa semilir menarik bulu kuduk hingga berdiri, membuka pori kulit untuk menjamu dingin dalam diri Halaman 50
Gunung Kemiri
Kutatap sisi lain dari senjaMu Ungu yang menyelimuti langit kalbu Segaris jingga terdekap senyap
Halaman 51
Gunung Kemiri
Sunyi kuhinggapi dalam diri Memoles pahatan bumi Redup cahaya alam Melipat waktu menanti kelam
Halaman 52
Gunung Kemiri
Hanya inilah sumber air yang berada di dekat tempat kami mendirikan tenda kami saat itu. Sebuah genangan air yang digunakan oleh rusa untuk minum, juga kami gunakan untuk berbagai macam keperluan Air yang keruh, walaupun telah disaring namun tetap saja berwarna agak kecoklatan pada saat seperti inilah dimana kita tidak akan terlalu dipusingkan dengan sebuah kata "higienis", yang ada hanyalah kata "hidup" Saat perjalanan pulang, kami menemukan sebuah sumur dengan air bersih dan jernih. padahal hanya berjarak sekitar 150 meter dari tempat kami mengambil air dan mendirikan tenda pada hari sebelumnya. #tepok jidat
Halaman 53
Gunung Kemiri
membuat tombak untuk berjaga saat malam, mencoba bersiap dari keadaan terburuk saat di sana, yaitu kedatangan hewan yang tidak diundang dan pulang tidak diantar, hehe hanya berbekal sebatang kayu dan sebilah pisau, jadilah sebuah tombak yang menemani kewaspadaan kami
Sibuk memperhatikan yang melamun
Sibuk melamun
Sibuk bikin tombak
Halaman 54
Gunung Kemiri
Merona dalam garis meliuk Batas terang dan gelap Gundukan alam dalam siluet Membahana menyajikan jingga
Halaman 55
Gunung Kemiri
Lelah yang terasa kini betemu peraduan menikmati pelukan alam dalam gelap sepiring nasi dan ikan teri menjadi pengganti enegi kali ini secangkir kopi panas yang terasa dingin menjadi pendamping mengulang kusah perjalanan hari ini
Malam hari kami lewati dengan sesekali menyinari beberapa sudut di sekeliling kami, mencoba berjaga jaga bilama ada hewan liar. dingin benar benar luar biasa, jaket yang beralaskan sleeping bag belum cukup untuk membuat rasa hangat menempel di tubuh. Badan yang terasa sangat lelah , namun tertusuk oleh dinginya udara kala itu seakan menahan mata untuk terpejam. entah perlu berapa jam hingga kami dapat memejamkan mata sembari melipat tubuh di dalam sleeping bag yang menjadi perisai kami untuk melindungi diri kami dari tusukkan udara dingin ini
sampai akhirnya terbangun setelah melihat remang cahaya matahari terbit membekas di tenda kami. segera terdengar suara resleting yang terbuka dari tenda kami keluar sembari menoleh ke arah timur, sejenak terhenti untuk merasakan takjub dan selang beberapa detik kemudian merasakan hembusan udara yang super dingin lagi :D
Halaman 56
Gunung Kemiri
Cahaya mulai mengisi langit menggeser gelap yang berkuasa memberikan sebuah asa menyeruak kalbu dalam keheningan lautan awan mempesona bergumpal dalam irama alam
Halaman 57
Gunung Kemiri
HARI
4
garis awan lurus dan bersih, seperti tembakan cahaya
Halaman 58
Gunung Kemiri
Dan beberapa menit kami masih mampu melihat garis tersebut
Halaman 59
Gunung Kemiri
sabar menanti sang surya untuk menampakkan cahayanya
Halaman 60
Gunung Kemiri
tut..tut..tut..tut.... Haloohh....
Pemandangan yang bagus di belakang mas, kebalik ngarahin handycamnya Halaman 61
Gunung Kemiri
Seperti fajar pagi kau kuresapi Menyengat namun itu yang memang ku harap Ada resah memang resah tapi aku suka Fajar pagi kau kuresapi Tergetar saat aku pandangi risaumu Tawar dan getir hanya itu yang terjadi Ada bimbang memang bimbang Yang sulit dimengerti Fajar pagi kau kuresapi Fajar pagi kau kuresapi Siratkan sinarmu Yang gerah menggoda Jangan buramkan selaksa arti Fajar pagi kau kuresapi Fajar pagi kau kuresapi Boomerang - Fajar Pagi.mp3
Halaman 62
Gunung Kemiri
mentari hadir kembali membawa semangat pagi dalam hangat secangkir kopi kunimati indahnya hidup ini
Srupuuuttzzz....
Halaman 63
Gunung Kemiri
Berdoa sebelum minum
Z..ZZz..zz....z.... Heran lihat orang tidur
Air yang masih mendidih dari nesting segera dituang ke dalam gelas yang telah terisi bubuk minuman sebelumnya. segera diaduk dengan sendok yang terasa hangat oleh air dalam gelas tersebut. dengan asap yang mengepul dari dalam gelas, tak segan kami segera menenggak air panas tersebut, dan ternyata terasa hangat di lidah. namun begitu kami sampai di titik permberangkatan, baru terasa bahwa lidah kami terbakar, dinginnya suhu saat itu sampai mampu membuat lidah kami sedikit mati rasa :D Halaman 64
Gunung Kemiri
rasa penasaran kami akan terobati di ujungnya
Halaman 65
Gunung Kemiri
semakin beranjak sang waktu semakin biru sang langit semakin tinggi mentasi semakin putih sang awan
Halaman 66
Gunung Kemiri
lautan awan semakin berombak menjadikan semakin indahnya pemandangan saat itu
Halaman 67
Gunung Kemiri
perjuangan seorang manusia mendaki gunung adalah perjuangan dalam rangka pelestarian lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan
Heru Wicaksana Kusuma
Halaman 68
Gunung Kemiri
Tidak di pantai Tidak di gunung tetap saja berjemur :D
Halaman 69
Gunung Kemiri
seakan enggan beranjak dari titik ini.
Halaman 70
Gunung Kemiri
segera perjalanan menuju puncak dimulai membawa perbekalan secukupnya dan juga segala pernak pernik yang akan ditunjukkan di atas puncak
Halaman 71
Gunung Kemiri
mulai terlihat jarak antar peserta, jalur yang terjal dan di domonasi oleh bebatuan cukup membuat tenaga kembali terkuras hebat
Halaman 72
Gunung Kemiri
mari kawan aku di sini menunggumu
Halaman 73
Gunung Kemiri
mencoba memperkirakan jalur yang lebih nyaman di pergelangan kaki
Halaman 74
Gunung Kemiri
sebuah beton yang terkoyak menjadi tanda titik tertinggi di puncak ini dan bila menaiki beton ini, maka ketinggian kita dari permukaan ari laut akan bertambah
Halaman 75
Gunung Kemiri
GPS mencatat, 3,3 kmdpl beserta koordinatnya #sayang, screenshootnya hilang :( selain mendapat sinyal GPS, di puncak kemiri juga mendapat sinyal salah satu operator selular
Halaman 76
Gunung Kemiri
entah dar mana kami berasal entah dari mana kami melangkah entah dari mana kami berseru semua ini kemnbali untuk menysukuri dari-MU
Halaman 77
Gunung Kemiri
friendship - peace - passion mungkin hanya sebuah bendera mungkin hanya sebuah logo namun tersirat pengalaman kami yang tak akan terlupakan hingga akhir hayat
Halaman 78
Gunung Kemiri
sepasang lajang dari pulau sebelah berpose dengan semangat keberhasilan
Halaman 79
Gunung Kemiri
jaket semasa kuliah yang hingga kini masih menemani setiap jejak perjalanan
Halaman 80
Gunung Kemiri
serasa serasi dengan alam, menikmati panorama indah sepanjang perjalanan pendakian., kerjasama tim yang solid dalam menghadapi tantangan yang perlu perjuangan menjadikan tercapainya puncak
Wahyudi
Halaman 81
Gunung Kemiri
"Suatu tantangan, jangan pernah kau remehkan, Takkan kau sadari seberapa tanggguhnya dirimu Takkan kau tahui seberapa luas rimbanya sebelum sampai ke puncaknya"
Saefur Rahman
Halaman 82
Gunung Kemiri
Belajar untuk pahami siapa dirimu Seberapa jauh dirimu memahami orang lain
Prayogo Setiyawan
Halaman 83
Gunung Kemiri
Kembalikanlah tubuhmu ke alam, Kodrat manusia sebagai bagian alam Alam semesta ciptaan-Nya Tanyakan pada diri, kedudukanmu sebagai bagian dari alam
Aziz Afifudin
Halaman 84
Gunung Kemiri
mencoba beranjak hingga mendapat sudut pandang berbeda merasakan angin yang sama
Halaman 85
Gunung Kemiri
Liuk lekuk hijau kebiruan hamparan biru putihnya awan memenuhi ruang pandang sejuk terasa dalam seisi ruang pandang
Halaman 86
Gunung Kemiri
Barisan pegunungan
Mangkuk alam
Sejajar dengan awan
Puncak Leuser dan Puncak Looser
Halaman 87
Gunung Kemiri
mencoba berada lebih tinggi dari yang lain
Halaman 88
Gunung Kemiri
lompat masal
Halaman 89
Gunung Kemiri
sejenak membuka handphone untuk sekedar menekan tombol "SHARE"
Halaman 90
Gunung Kemiri
kalau bukan "KITA" yang menjaga alam ini? trus mau siapa lagi?
Halaman 91
Gunung Kemiri
terpaan sinarnya mengusir hembusan angin dingin keras padatnya membawa sebuah kisah penuh perjuangan kecil hijaunya menjadi saksi perjalanan bersama sahabat
Halaman 92
Gunung Kemiri
Don't Follow this scenes #1
Halaman 93
Gunung Kemiri
Don't Follow this scenes #2
Halaman 94
Gunung Kemiri
berlarian bebas bergerak lepas mendengarkan denyut gunung kemiri mengikuti kata hati
Halaman 95
Gunung Kemiri
tak perlu berlama lama saatnya menuju lokasi kami mendirikan tenda perjalanan panjang telah menanti kami
Halaman 96
Gunung Kemiri
kabut mulai bergerak menuju arah tenda kami semakin berbegas agar tak terganggu oleh kabut saat perjalanan
Halaman 97
Gunung Kemiri
berdiri sejenak, mencoba mengukir rute perjalanan dalam pikiran
Halaman 98
Gunung Kemiri
jejakl langkah kami tertinggal dan akan terhapus oleh angin namun deru jejak kami tak akan terhapus oleh waktu
Halaman 99
Gunung Kemiri
saat sedang berkemas, terasakan gempa sekitar satu menit, berada di atas tanah gambut membuat gempa sangat terasa sekali dari pada di tanah yang padat perjalanan sempat diwarnai oleh adegan tersasar naik turun jurang, namun dapat menemukan kembali rute awal #syukurlah kembali mencapai pos 2 saat hari mulai beranjak gelap, mendirikan tenda dan mengisi perut, dihinggapi jilatan api yang mulai menghangatkan kami lagi untuk malam ini, hingga esok mentari terbit lagi
Halaman 100 Gunung Kemiri
HARI
5 ai pos satu saat mencap or orang huk e e s t a ih rl te ang bergey n ta n ja n ta i atas pohon lantungan d , edang galau sepertinya s li memabeberapa ka n dan tahkan daha skannya ke a p m e h g n e m bawah orang utan lambat laun erak mentersebut berg i, dan kami jauh dari kam h darinya, :P u ja e n m a g ju
Halaman 101 Gunung Kemiri
sejenak melepas lelah kembali di pos 1 menegak air dan juga menghabiskan makanan ringan yang lainnya tinggal sedikit lagi telah sampai di titik pemberangkatan, hehehe inilah foto terakhir yang di ambil selama perjalanan ini seakan sudah tiada tersisa tenaga untuk menekan tombol shutter -_-" Halaman 102 Gunung Kemiri
Ucapan terima kasih - semua instantsi di Kecamatan Putri Betung, Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh yang telah memberikan izin kepada kami untuk melakukan pendakian gunung kemiri pada tanggal 20-24 juni 2012 - Bang Wahyudi, selaku personil Polisi Hutan yang telah membantu segala perizinan, dan juga telah memperkenalkan setiap seluk di area Taman Nasional Gunung Lesuer lewat pendakian Gunung Kemiri (3315 mdpl). - Aman Firman, selaku guide pendakian Gunung Kemiri yang telah mengantarkan kami hingga sampai kembali ke titik pemberangkatan - Aziz Afifudin, Heru Wicaksana Kusuma, Prayogo Setiawan, dan Saefur Rahman, yang telah turut serta serta sebagai anggota tim pendakian Gunung Kemiri - pihak lainnya yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu
h tulla om a r d il.c Qo zali 8@gma s.com o h G aliq8 ordpres Dari sebuah kisah z o h w g . q i l a perjalanan kecil ini, kami ghoz mampu meresapi berbagai pelajaran hidup yang kami dapatkan di alam bebas. Hutan yang bisa dibilang masih sangat alami membuat kami semakin paham akan kedudukan manusia di bumi ini dalam peran serta pelestarian juga termasuk perusakannya. semua yang tersurat dalam Ebook perjalanan ini merupakan dokumentasi pribadi dan juga informasi yang didapatkan secara lisan. Apabila ada kesalahan, tentu kami menerima dengan lapang dada atas saran dan kritik. apabila ada kelebihan, itu hanyalah sebuah proses salah ketik, hehehe semoga tetap lestari Taman Nasional Gunung Leuser, berjaya Hutan INDONESIA Halaman 103 Gunung Kemiri
http://www.youtube.com/watch?v=Xa4t_Z5377Y&list=PLbmQOhYD4Z9kdXvqqAcjape0bX58bT_Fs