Cuplikan Buku 365 Hari Bersama Sahabat-Sahabat Rasulullah saw.

Page 1

Tidak hidup sezaman dengan Nabi Muhammad saw., tantangan orangtua masa kini adalah menerapkan teladan Nabi Akhir Zaman junjungan kita dalam keseharian. Keluasan pengetahuan dan ketebalan iman menjadi syarat mutlak membesarkan anak-anak Muslim yang tetap teguh memegang ajaran Allah dan nabi-Nya. Kisah Luar Biasa: 365 Hari Bersama Sahabat-Sahabat Rasulullah saw. ini hadir untuk membantu orangtua dan pendidik membentuk anak-anak Muslim sejati. Satu kisah dihadirkan setiap hari untuk menjadi napas jiwa, membawa kehangatan hati, dan membentuk kebiasaan baik mereka. Dalam buku ini, para sahabatlah yang menjadi pencerita. Bersumber dari hadis sahih dan data sejarah tepercaya, kisah-kisah di sini disusun dengan cermat agar lebih mudah dicerna dan dimengerti anak-anak. Bahasa yang ringan dan menyentuh akan membuai anak-anak bertualang ke masa lalu untuk lebih mengenal:  Rasulullah saw. melalui kacamata para sahabat,  tokoh dan peristiwa penting dalam Islam,  negara dan kota bersejarah,  peran sahabat Nabi, serta  nilai Islam sesungguhnya. Kekayaan ilmu dan batin ini akan membantu mereka menjadi anak-anak saleh/salehah yang mengenal Islam dengan baik. Buku ini efektif menjadi media pendidikan agama, sejarah, budi pekerti, dan etika bagi anak-anak tersayang. Yang Anda butuhkan hanyalah niat untuk memulainya. Satu hari satu cerita.

Penerbit Kalil Imprint PT Gramedia Pustaka Utama Kompas Gramedia Building Blok I, Lt. 5 Jl. Palmerah Barat 29-37 Jakarta 10270 www.gramediapustakautama.com

Cover_365 Hari Bersama Sahabat.indd 1

Kisah Luar biasa:

365 Hari bersama sahabat-sahabat rasulullah saw.

Taha Kılınç Seval Cevizci

Nonfiksi/anak/islam

Kisah Luar biasa: 365 Hari bersama sahabat-sahabat rasulullah saw.

Tak kenal maka tak sayang. Tak tahu maka ragu. Keduanya tepat menggambarkan kondisi anakanak Muslim yang tidak diperkenalkan kepada Allah, nabi utusan-Nya, dan Islam sejak dini.

Taha Kılınç & Seval Cevizci

6/12/12 6:07 PM


akan bahagia karena bisa selalu bersama Rasulullah saw. Jıka hal itu benarbenar terjadi, tentu akan sangat luar biasa!

Selang beberapa waktu, Allah menurunkan perintah agar orang-orang menghadap Kakbah saat menjalankan shalat. Jadi, pada akhirnya keinginan Bera terwujud setelah kematiannya.

ANAS BIN MALIK Bercerita:

Harı Ke-64 Bulan Telah Menyinari Kita

Berbulan-bulan kami menanti saat ini. Umurku baru sekitar sepuluh tahun. Aku sudah mendengar dari ibuku bahwa Rasulullah saw. dan sahabat beliau, Abu Bakar, sudah berangkat menuju Madinah. Tak ada yang tahu kapan mereka akan tiba.

Suatu ketika aku bertanya kepada ibuku dan ia berkata, “Kapan pun Allah memberi mereka izin, saat itulah mereka akan tiba.”

Sekarang mereka telah tiba. Setelah berhari-hari mengawasi jalanan dalam panas terik siang hari, kami kembali ke rumah. Saat memandangi kejauhan, tetangga Yahudi kami melihat pengelana yang luar biasa. Ia langsung memanggil kami. “Tamu yang kalian nantikan akhirnya datang! Aku melihat mereka!” teriaknya. Saat itu pula jalanan kota Madinah langsung penuh sesak. Semua orang di Madinah berlari keluar untuk menyambut Rasulullah saw. Anak-anak dipanggul para perempuan Madinah yang berdiri di atap-atap!

Tak seorang pun ingin melewatkan saat membahagiakan ini barang sekejap. Jalanan kota kami sontak dihiasi teriakan, nyanyian, seruan, dan sebagainya.

“Bulan putih telah naik ke atas kita, dari Bukit Wada!

Dan kita harus bersyukur, karena panggilan itu ditujukan kepada Allah!

Wahai engkau yang ditinggikan di antara kami, datang dengan perintah untuk ditaati!

Kau telah membawa kemuliaan ke kota ini, selamat datang penyeru terbaik ke jalan Tuhan!”

77

365 hari_65-96.indd 77

6/8/12 3:14 PM


365 hari_65-96.indd 78

6/8/12 3:14 PM


Rasulullah saw. sekarang memasuki kota bersama Abu Bakar. Mereka yang mengenal Rasulullah saw. menunjukkan beliau kepada orang-orang di samping mereka. Semua orang bersyukur kepada Allah atas kegembiraan ini. Senyuman mengembang di wajah mereka semua. Mereka masih tak percaya ini benar-benar terjadi! Ibuku, Ummu Sulaim, dan ayahku, Abu Talhah, juga kakak-adikku semua diliputi keriaan. Kami para penduduk Madinah. Rasulullah saw. dan semua saudara Muslim kami telah datang menjadi tamu kami. Ini perasaan paling luar biasa yang pernah kurasakan sepanjang hidupku. Jauh di lubuk hatiku, aku tahu tidak akan ada yang bisa menandingi perasaan ini!

Har覺 Ke-65 Semua Bersaudara

Salah satu hal pertama yang dilakukan Rasulullah saw. setelah hijrah ke Ma簫 dinah adalah menyatakan bahwa baik Muslim dari Madinah maupun Mekkah yang baru saja datang semuanya adalah saudara. Untuk setiap orang Madinah ada seorang saudara orang Mekkah. Kaum Muslim Mekkah yang telah meninggalkan negeri mereka dan datang ke kota ini disebut kaum Muhajirin, yang berarti orang yang berhijrah. Orang-orang Madinah disebut kaum Anshar, yang berarti orang yang membantu mereka yang berhijrah. Kaum Anshar and Muhajirin bersaudara. Semua orang siap berlomba-lomba melayani Rasulullah saw.

Kota kami Madinah dikelilingi bukit-bukit kecil; dulu kota ini disebut Yatsrib. Yatsrib didirikan bertahun-tahun lalu. Karena berada di tengah tanah yang subur, kota ini telah menarik perhatian para pedagang dan petani. Suatu pasar besar segera dibangun. Para pedagang dari negeri-negeri lain biasa menjual barang mereka di pasar ini sementara para petani biasa menjual hasil panen mereka di sana. Sama seperti sekarang, pohon-pohon kurma Yatsrib sangat terkenal. Karena ada pengairan di setiap sudut kota kami, pohon-pohon kurma besar pun ditanam. Dalam waktu singkat, Yatsrib menjadi terkenal akan kurmanya yang berkualitas prima.

79

365 hari_65-96.indd 79

6/8/12 3:14 PM


Di kota kami ketika populasi belum terlalu besar, ada dua suku besar, yaitu Aws dan Khazraj. Kedua suku ini berseteru dan selalu berperang satu sama lain. Bertahun-tahun mereka terjebak dalam perseteruan berdarah. Banyak sudah orang yang meninggal dari masing-masing pihak, namun mereka tetap tidak mau berdamai. Tak peduli berapa banyak orang yang menderita, atau bahkan mati, semangat itu membuat orang-orang melupakan segala per簫adaban. Mereka tak pernah belajar dan tak mau berhenti berseteru. Mereka tak tahu cara untuk berhenti. Dengan bantuan dan kebijaksanaan dari Rasulullah saw., kami belajar cara mencintai dan berkorban demi kebaikan bersama. Orang-orang yang sebelumnya merupakan musuh, sekarang menjadi teman. Allah telah menyelamatkan kami dari bahaya besar. Jika Islam tidak datang, kami akan mati sia-sia.

Har覺 Ke-66 Madinah, Dulunya Yatsrib

Di kota yang indah tempat kami tinggal ini, ada juga pemeluk agama lain. Karena Yatsrib merupakan pusat perdagangan penting, orang dari berbagai negeri biasa datang ke sini. Jumlah orang Kristen tidak banyak. Mereka biasanya tinggal di luar Arabia. Di Yatsrib, jumlah orang Yahudi banyak sekali. Ada tiga suku Yahudi besar: Banu Nadir, Banu Qurayza, dan Banu Qaynuqa. Kalau kauperhatikan, nama mereka memang Arab. Ini mungkin karena nenek moyang mereka datang ke Arab bahkan sebelum kakeknenek kami. Mereka sudah membeli banyak tanah di sini. Mereka mengembangkan beragam pekerjaan. Mereka mengajarkan berbagai pekerjaan kepada orang-orang. Singkatnya, mereka menjadi kaya dalam waktu singkat. Mereka menjadi perajin emas, pandai besi, dan semacamnya. Di Yatsrib mereka bahkan biasa membuat pedang yang sering digunakan untuk berperang.

Yatsrib, begitu kami diberitahu, mempunyai arti yang buruk. Kami tak tahu 80

365 hari_65-96.indd 80

6/8/12 3:14 PM


siapa yang memberikannya, tapi nama itu terus digunakan selama bertahuntahun. Ketika Rasulullah saw. datang ke kota kami, beliau mengganti nama ini. Sebagaimana dalam semua hal, beliau selalu meminta kita memilih nama yang lebih baik saat menamai segala sesuatu. Beliau biasa mengganti nama yang buruk atau jelek dengan nama yang lebih bagus dan indah. Begitulah, nama kota kami pun menjadi Madinat al-Nabi, kota sang Nabi. Seiring berjalannya waktu, namanya disederhanakan menjadi Madinah. Kata itu berarti “peradaban�. Rasulullah saw. dan para sahabat beliau sangat mencintai kota kami. Kota ini menjadi kampung halaman mereka. Mereka merasa nyaman tinggal di sini hingga seolah-olah masih tinggal di Mekkah.

ABU AYYUB AL-ANSHARI Bercerita:

HarÄą Ke-67 Perayaan Tamu Kehormatan

Kami semua terus bertanya kepada Rasulullah saw., beliau berencana akan tinggal di mana. Rasulullah saw. telah memberi kehormatan kepada kota kami, tapi beliau belum tahu akan tinggal di mana. Kami bertanya-tanya keluarga beruntung mana yang akan mendapatkan kehormatan menjamu beliau. Seisi kota berlomba-lomba mendapatkan tugas suci ini. Orang-orang berjajar di jalan dan memohon kepada beliau agar datang ke rumah mereka. Rasulullah saw. tak ingin melukai perasaan orang. Jadi, beliau tak memberitahu siapa pun beliau akan tinggal bersama siapa, setidaknya belum. Setelah beberapa waktu, beliau turun dari unta dan membiarkan unta itu berkeliaran. Di mana pun unta itu memutuskan untuk duduk, di sanalah beliau akan membangun rumah. Ini keputusan yang amat bijak. Tak seorang pun akan keberatan dengan pilihan unta itu. Aku tak bisa memercayai penglihatanku. Kaswa, unta Rasulullah saw., berlutut di sebidang tanah paling dekat dengan rumahku. Aku dan istriku berpelukan bahagia. Ini peristiwa paling indah dalam kehidupan kami. Kami akan menjamu Rasulullah saw. di rumah kami! Di tempat Kaswa berlutut dibangunlah sebuah mas-

81

365 hari_65-96.indd 81

6/8/12 3:14 PM


365 hari_65-96.indd 82

6/8/12 3:14 PM


jid. Rumah Rasulullah saw. dibangun selama enam bulan. Sementara itu, be簫 liau tinggal di rumah kami. Rumah kami berupa bangunan bertingkat dua. Tentu saja kami tak bisa membiarkan Rasulullah saw. tinggal di lantai bawah; jadi kami pun segera menyiapkan lantai atas untuk beliau. Beliau tinggal di sana, tapi kami kemudian sadar kami selalu kedatangan tamu. Aliran orang terus datang mengunjungi Rasulullah saw. Kami tentu saja sangat gembira karena kami bangga melayani tamu, juga Rasulullah saw. Setelah berberapa waktu, Rasulullah saw. ingin pindah ke lantai bawah. Kami menentangnya, namun beliau bersikukuh. Beliau menunjukkan bahwa dengan demikian akan lebih mudah bagi beliau untuk menerima pengunjung. Jadi, akhirnya kami pun menerima permintaan beliau itu.

Akhirnya, masjid Rasulullah saw. selesai dibangun. Beberapa ruang ditambahkan di sebelah masjid bagi Rasulullah saw. dan keluarga beliau. Rasulullah saw. akhirnya pindah, namun kami merasa terhormat pernah menerima beliau di rumah kami.

Har覺 Ke-68 Mengapa Beliau Tidak Mau Makan?

Selama enam bulan Rasulullah saw. tinggal di rumah kami, kami berusaha sekuat tenaga membuat beliau merasa nyaman. Istriku biasa memasak makanan dan aku mengantarkannya kepada beliau. Siang-malam aku siap melayani kebutuhan beliau. Suatu hari, aku membawakan makanan yang mengandung bawang putih kepada Rasulullah saw. Beliau menggigit sedikit dan menunjukkan wajah yang membuat kami khawatir. Tampak seolah beliau tidak berkenan. Aku sangat terkejut karena tidak mengira beliau akan menolak makanan dari Allah. Aku bertanya-tanya mengapa Rasulullah saw. bereaksi seperti itu.

Ketika aku bertanya mengapa beliau tidak memakan makanan itu, Rasulullah saw. menjawab karena bawang putih yang ada di dalamnya. Aku bertanyatanya apakah bawang putih haram atau dilarang dimakan oleh agama. Tapi aku kemudian mengetahui jelas bukan itu alasannya. Rasulullah saw. ti-

83

365 hari_65-96.indd 83

6/8/12 3:14 PM


dak menyukai bau bawang putih karena merasa baunya bisa mengganggu sebagian orang.

Mendengar penjelasan beliau aku pun lega. Bagaimanapun, penolakannya bukan karena kami tak bersikap hormat. Aku akan sangat kecewa kalau kami sampai melakukan kesalahan terhadap Rasulullah saw. Mulai hari itu, setiap kali makan bawang putih aku selalu membasuh mulut sesudahnya, memastikan baunya tak akan mengganggu siapa pun di sekelilingku. Aku juga menjauhi makanan lain yang beraroma tajam. Aku belajar dari Rasulullah saw. bahwa membuat orang lain terganggu merupakan perbuatan dosa.

SALMAN AL-FARISI Bercerita:

HarÄą Ke-69 Salman Bersikap Benar

Aku telah melakukan petualangan luar biasa dari Iran ke Anatolia, dan dari Anatolia ke Madinah. Aku lahir di Iran sebagai putra seorang pemuja api. Aku kemudian meninggalkan negeriku untuk mencari orang-orang yang percaya kepada Tuhan secara benar, tanpa menyekutukan-Nya dengan apa pun. Aku pernah dijual sebagai budak, tapi aku tak pernah lelah mencari agama Allah yang benar dan nyata.

Di Madinah aku bertemu Nabi, yang juga dikenal sebagai Rasulullah saw. Aku salah satu orang yang menyambut beliau di Madinah. Aku percaya pada apa yang beliau sampaikan. Rasulullah saw. membangun persaudaraan di antara kaum Muslim yang hijrah dari Mekkah dan kaum Muslim penduduk asli Madinah. Dengan begitu, Muslim dari Mekkah tidak merasa menjadi orang asing di kota baru ini. Saat itulah aku akhirnya menemukan apa yang kucari, walau itu memerlukan waktu. Abud Darda menjadi saudaraku. Dalam waktu singkat, kami saling menyayangi. Kami berteman sangat akrab, tapi satu hal yang menarik perhatianku adalah kenyataan bahwa ia tak pernah bersamaku saat makan pada siang hari. Akhirnya aku bertanya mengapa ia tak makan bersamaku. Ia menjawab, “Aku berpuasa.�

84

365 hari_65-96.indd 84

6/8/12 3:14 PM


Aku bertanya lagi, “Setiap hari?”

Ia menjawab, “Ya. Aku berpuasa setiap hari.”

Aku tak bisa menahan diri. Tiba-tiba aku menjadi emosi dan berkata, “Kalau kau tak makan bersamaku, aku tidak akan lagi berkunjung ke rumahmu.”

Ketika kami menceritakan apa yang terjadi kepada Rasulullah saw., beliau mendukung perkataanku. Beliau berkata, “Kau telah melakukan hal yang benar. Orang tidak boleh berpuasa setiap hari. Luangkan waktu untuk dirimu sendiri, keluargamu, sahabatmu, dan tamumu. Tidakkah aku menjadi teladan yang baik bagimu? Aku berpuasa pada satu hari dan berbuka pada hari lainnya.”

ABDURRAHMAN BIN AUF Bercerita:

Harı Ke-70 Tunjukkan Jalan ke Pasar Kepadaku

Hijrah menjadi ujian besar untuk kami semua. Kami meninggalkan Mekkah, kota indah tempat kami dilahirkan dan dibesarkan. Kami datang ke Madinah, tempat yang tak pernah kami ketahui. Sebagian dari kami belum terbiasa dengan cuacanya hingga sering jatuh sakit. Sebagian dari kami kesulitan tidur pada malam hari, namun kami menunjukkan kesabaran besar. Semua rasa sakit dan penderitaan ini kami terima agar bisa menjalankan agama dengan leluasa.

Saudara-saudara Muslim kami di Madinah menganggap kami sebagai saudara sedarah. Rasulullah saw. membangun persaudaraan di antara kami dan mereka. Semua orang dari Madinah akan menjamu orang Mekkah di rumah mereka. Kaum Muslim Madinah menjalankan tugas ini dengan ikhlas dari lubuk hati mereka yang terdalam. Aku juga memulai kehidupan baruku di rumah seorang saudara dari Madinah. Ia memperlakukanku dengan sangat baik hingga aku merasa agak malu. Suatu hari, ia menawariku sesuatu.

“Saudaraku,” katanya, “aku ingin berbagi apa saja yang kumiliki denganmu. Maksudku, kita akan membagi rata semuanya, tanahku, binatangku, semuanya! Kalau menerima tawaran ini, kau akan membuatku sangat bahagia.” Ini penawaran yang sangat murah hati, penawaran yang bahkan terlalu

85

365 hari_65-96.indd 85

6/8/12 3:14 PM


murah hati untuk diterima. Aku ingin bekerja dan mencari nafkah sendiri. Setelah mengucapkan terima kasih kepadanya, aku menjawab, “Semoga Allah memberkahimu dan harta bendamu. Tolong tunjukkan jalan ke pasar kepadaku.� Keesokan harinya, kami pergi ke pasar bersama-sama. Sejak kecil aku terbiasa berdagang dan aku sangat mahir dalam hal itu. Dengan sedikit pinjaman, aku mulai membeli dan menjual. Aku menghasilkan banyak uang dari perdagangan ini. Tak lama kemudian, atas izin Allah, aku menjadi salah seorang yang paling kaya di Madinah.

RUBAYYI BINTI MUAWWIZ Bercerita:

HarÄą Ke-71 Berpuasa pada Hari Asyura

Aku adalah cucu Afra, salah seorang perempuan paling gagah berani yang beriman kepada Rasulullah saw. Aku berasal dari Madinah dan merupakan salah satu orang yang menjamu kaum Muslim. Sekarang aku akan menceritakan kembali salah satu kenangan dari hari-hari yang indah itu. Betapa bahagianya kami! Rasulullah saw. bersama kaum Muslim telah memulai kehidupan baru di kota kami. Mereka akhirnya terbebas. Sekarang mereka bisa menjalani kehidupan dengan damai dan pada saat yang bersamaan bisa mengajarkan Islam kepada kami.

Sebagai tugas pertama, Rasulullah saw. telah membangun masjid tempat kaum Muslim bisa menjalankan shalat bersama-sama. Kedua, beliau menyatakan kaum Muslim bersaudara. Beliau memasangkan satu Muslim dari Madinah dengan satu Muslim dari Mekkah. Seorang Muslim Mekkah menjadi tamu di rumah saudara Muslim Madinah-nya.

Lalu, waktu untuk tugas penting ketiga pun tiba. Rasulullah saw. memanggil para pemimpin Yahudi di Madinah dan membuat perjanjian dengan mereka. Menurut perjanjian ini, orang Yahudi bisa hidup dengan damai bersama kaum Muslim Madinah. Satu-satunya hal yang dituntut dari orang-orang Yahudi adalah mempertahankan kota bersama-sama. Artinya jika ada serangan terhadap Madinah, orang-orang Yahudi harus membantu kaum Muslim melawan serangan itu. Karena orang-orang Yahudi itu sudah lama tinggal di kota kami, kami tahu

86

365 hari_65-96.indd 86

6/8/12 3:14 PM


sebagian besar adat mereka. Misalnya, mereka biasa berpuasa pada hari Asyura. Mereka biasa memberitahu kami bahwa mereka berpuasa pada hari itu untuk mengenang Nabi Musa as. yang melarikan diri dari penindasan yang dilakukan Firaun. Rasulullah saw. juga memperhatikan adat mereka ini. Ketika mengetahui alasan di balik puasa mereka, beliau menganjurkan kami untuk juga berpuasa pada hari itu. Beliau berkata, “Kita kaum Muslim adalah pengikut Nabi Musa as. Kita lebih berhak melakukan puasa ini daripada orang-orang Yahudi. Kalian juga akan melalui hari ini dengan berpuasa. Tapi lakukan ini dengan berpuasa satu hari lagi, entah sebelum atau sesudah hari itu, sehingga terjadi pada hari yang berbeda dari orang-orang Yahudi.�

Apa yang kuceritakan kepadamu ini terjadi sebelum turun perintah berpuasa selama bulan Ramadhan. Belakangan Allah memerintahkan kita semua untuk berpuasa pada bulan Ramadhan. Siapa saja yang tetap ingin berpuasa pada hari Asyura bisa melakukannya, sebagai tambahan puasa pada bulan Ramadhan.

ABDULLAH BIN SALAM Bercerita:

HarÄą Ke-72 Nabi yang Diceritakan dalam Taurat

Kaum Muslim di kota kami, Madinah, sudah berbulan-bulan gelisah menantikan saat ini. Akhirnya, orang yang mereka nanti-nantikan itu tiba. Sekarang nabi pembawa ajaran Islam, Muhammad, bersama sahabat yang menemani beliau sepanjang perjalanan, Abu Bakar, sudah tiba.

Aku salah seorang yang paling memahami Taurat dan Injil di antara orang Yahudi. Memang benar bahwa nabi terakhir disebut-sebut dalam Taurat dan Injil. Meskipun begitu, sama seperti orang Yahudi lainnya, aku berharap dan mengira nabi itu akan muncul dari kalangan orang Yahudi.

Di Madinah, Muhammad menerima tamu di rumah yang disediakan untuknya.

87

365 hari_65-96.indd 87

6/8/12 3:14 PM


Aku sangat ingin tahu. Aku pun pergi menemuinya.

Pertama melihatnya, perasaan yang ada dalam diriku adalah, “Pemilik wajah yang indah ini tidak mungkin berbohong!”

Muhammad tengah menjelaskan Islam kepada orang-orang di sekelilingnya dan memberikan nasihat kepada mereka. Kata-kata pertama yang aku dengar darinya adalah, “Tebarkan salam di antara kalian. Beri makan orangorang yang lapar. Jangan memutuskan persaudaraan dengan kerabat kalian, kunjungi mereka. Ketika orang-orang tidur, dirikanlah shalat. Dengan demikian, kalian akan masuk surga!” Aku mendengarkannya dan terpana. Mendadak berhenti, beliau menoleh ke arahku dan berkata, “Bukankah kau Abdullah bin Salam, orang Yahudi terpelajar?”

Aku terkejut beliau mengenaliku. Beliau kemudian melanjutkan, “Wahai, Abdullah! Berbicaralah demi Allah, belumkah kau membaca tentang ciri-ciriku dalam kitab Taurat?”

Ya, aku sudah membacanya, karena itu aku pun mengiyakannya. Beliau kemudian membacakan satu surah untukku. Di sana sifat-sifat Allah telah diringkas. Apa yang kulihat telah membuatku sangat terkesan. Saat itu juga aku langsung percaya kepada beliau.

Harı Ke-73 Menggenggam Iman dengan Kuat

Ketika masih menjadi orang Yahudi terpelajar, aku biasa meneliti agama lain. Aku mencari jalan kebenaran. Islam tidak seperti agama lain yang pernah kulihat atau kukenal sebelumnya. Inilah yang paling membuatku terkesan. Beberapa hari setelah masuk Islam, aku bermimpi. Pada masa lalu, aku terbiasa mengartikan mimpi yang kudapatkan, tapi mimpi yang ini tak seperti mimpi-mimpi lainnya. Aku langsung menemui Rasulullah saw. dan menceritakan mimpiku itu.

Dalam mimpi itu aku melihat diriku sendiri berada di sebuah kebun. Di kebun itu ada satu tiang besi. Salah satu ujung tiang itu ada di bumi dan ujung lainnya di langit. Di atasnya ada satu pegangan bundar. Seseorang berkata kepadaku, “Ayo kita panjat tiang ini!” Aku menjawab, “Aku tidak akan mampu.” 88

365 hari_65-96.indd 88

6/8/12 3:14 PM


Tepat ketika aku mengatakannya, seorang lakilaki muncul di hadapanku dan membantuku naik. Aku pun memanjatnya dengan mudah. Aku memegang erat pegangan yang ada di atasnya. Saat itulah aku terbangun. Sambil tersenyum Rasulullah saw. menjelaskan, “Kebun yang kaulihat itu adalah Islam. Tiang itu adalah tauhid, keesaan Allah yang merupakan landasan Islam. Pegangan yang kaugenggam itu adalah iman. Insya Allah, kau akan tetap menjadi Muslim hingga akhir hayatmu!”

Aku meninggalkan Rasulullah saw. dengan perasaan sangat senang. Setelah mendapatkan mimpi itu, aku semakin menyadari keindahan Islam.

Harı Ke-74 Alasan Mereka Ingkar

Aku belum memberitahu orang-orang Yahudi Madinah bahwa aku sudah menjadi Muslim. Mereka masih menganggapku sebagai orang terpelajar paling berharga dan tepercaya di kalangan mereka. Karena suatu peristiwa yang dihadiri Rasulullah saw., mereka pun mengetahui bahwa aku telah memilih Islam.

Bersama Rasulullah saw., aku membicarakan kaum Yahudi dan kitab Taurat. Aku berkata, “Kalau kau menghendaki, ketika orang-orang Yahudi datang kepadamu, mari kita uji mereka. Saat mengetahui aku telah menjadi Muslim, mereka akan menyangkalku.” Tak lama kemudian orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah saw. Aku bersembunyi di salah satu sudut. Rasulullah saw. bertanya apa pendapat mereka tentangku. Mereka berkata, “Ia orang paling mulia dan paling berpengetahuan di antara kami.” Mendengar ini, Rasulullah saw. menjawab, “Tapi,

89

365 hari_65-96.indd 89

6/8/12 3:14 PM


Abdullah telah masuk Islam.”

Mereka semua mengatakan itu mustahil. Saat itulah aku keluar dari persembunyianku. Aku menegaskan apa yang dikatakan Rasulullah saw. Mereka yang beberapa saat lalu memujiku mulai menyangkalku.

Meskipun begitu, pada masa lalu aku telah berulang kali memberitahu mereka akan datang nabi baru yang sifat-sifatnya disebutkan dalam Taurat. Mereka semua sudah mendapatkan pengetahuan tentang Rasulullah saw. sebelum Islam datang. Hanya karena alasan sederhana, nabi baru itu muncul dari kalangan orang Arab, mereka kemudian menolak Islam.

ABDULLAH BIN ZAID Bercerita:

Harı Ke-75 Azan yang Diajarkan dalam Mimpi

Ketika Rasulullah saw. dan para sahabat datang ke kota kami Madinah, hal pertama yang mereka lakukan adalah membangun masjid. Tapi ada satu masalah, “Bagaimana kita memanggil kaum Muslim untuk mendirikan shalat?” Rasulullah saw. mengumpulkan sahabat-sahabat beliau di masjid dan mulai meminta pendapat mereka. Sebagian dari mereka berkata, “Ketika waktu shalat tiba, kita bunyikan lonceng saja.” Tapi itu adat orang Kristen.

Sebagian berkata, “Kita nyalakan saja api.” Ini adat para penyembah api. Tak satu pun yang dikatakan hari itu diterima. Malam itu aku mendapatkan mimpi aneh. Aku tengah berjalan di pasar Madinah. Aku melihat seorang laki-laki berpakaian hijau membawa satu lonceng panjang di tangannya. Ia mengajakku berkeliling pasar. Aku bertanya kepadanya, “Wahai hamba Allah! Maukah kau menjual lonceng ini kepadaku?” Ia bertanya apa yang akan kulakukan dengan lonceng itu. Aku berkata, “Kami akan menggunakannya untuk memanggil orang mendirikan shalat.” 90

365 hari_65-96.indd 90

6/8/12 3:14 PM


Mendengar jawaban ini orang itu berkata, “Akan kuajari kau sesuatu yang lebih bagus daripada itu.” Kemudian ia mengajarkan azan kepadaku serta menyuruhku mengulanginya.

Ketika bangun keesokan harinya, aku menemui Rasulullah saw. dan menjelaskan mimpiku itu kepada beliau. Aku mengulangi kata-kata yang diajarkan laki-laki itu kepadaku. Rasulullah saw. berkata, “Insya Allah mimpi ini benar. Pergilah dan ajarkan kata-kata itu kepada Bilal. Suaranya lebih kuat daripada suaramu.” Dan hari itu, muazin Rasulullah saw., Bilal, melakukan azan pertama dengan memanjat atap masjid. Umar yang mendengar azan ini langsung berlari menemui Rasulullah saw. dan berkata, “Demi Allah, aku juga mendengar kata-kata ini dalam mimpiku tadi malam.”

Gembira akan hal itu, Rasulullah saw. tersenyum dan berkata, “Kalau begitu, semakin pastilah mimpi ini.”

BILAL Bercerita:

Harı Ke-76 Shalat Lebih Baik daripada Tidur

Orang-orang kafir Mekkah berniat mempersulit kehidupan kaum Muslim sepenuhnya. Dengan perintah Rasulullah saw., kami pergi ke Madinah. Saudara Muslim baru di Madinah menerima kami dengan baik. Mereka membagi dengan kami apa saja yang mereka punya.

Awalnya, sulit bagiku membiasakan diri dengan Madinah. Begitu kami tiba, aku jatuh sakit. Dalam waktu yang lama, aku terus menyebut nama Mekkah saat mengigau.

Berkat doa Rasulullah saw., dalam waktu singkat Madinah menjadi salah satu tempat yang paling kami cintai. Di Madinah kami memiliki rumah yang nyaman. Saudara-saudara kami menerima kami dan keadaan kami pun kuat. Setelah masjid kami jadi, Rasulullah saw. memilihku sebagai muazin beliau. Aku pun menyerukan azan. Selain itu, setiap kali Rasulullah saw. ingin

91

365 hari_65-96.indd 91

6/8/12 3:14 PM


365 hari_65-96.indd 92

6/8/12 3:15 PM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.