KORAN BELANDA SEHARI
SETELAH REFERENDUM Kajian Empiris Opini Media, Figur Publik dan Politik
Gunaryadi
INDOCASE Press ‘s-Gravenhage
Copyrights Š 2009 oleh Gunaryadi Diterbitkan di Belanda oleh INDOCASE Press. Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mereproduksi bagian apapun dan dengan cara bagaimanapun dari buku ini tanpa izin tertulis dari INDOCASE Press. Informasi selanjutnya, hubungi: INDOCASE Press, Bakkersstraat 35, 2513 TJ, Den Haag, Belanda. Tel: +31-015-2160340, Email: gunaryadi@indocase.nl, Website: http://indocase.nl.
SEKAPUR SIRIH Alhamdulillah. Tidak ada ekpresi lain yang pantas penulis ungkapkan atas selesainya penyusunan buku ini. Karya kecil ini merupakan hasil kajian empiris terhadap 3 koran Belanda yang meliput hasil referendum yang dilaksanakan sehari sebelumnya (1 Juni 2005). Metodologi analisis menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif, dan tidak terlalu teoritis. Oleh karena itu, kajian empiris yang terbatas ini juga tidak instrumental untuk mengkonstruksi sebuah teori. Tulisan ini dirancang populer dan sebagai suplemen informatif bagi peminat isu-isu yang relevan dengan topik ini. Fungsi lainnya adalah sebagian dari upaya mendokumentasikan perubahan dan dinamika politik di Belanda khususnya dan Eropa umumnya melalui kajian opini koran dan media. Selamat membaca, semoga bermanfaat.
Halaman | 2
DAFTAR ISI SEKAPUR SIRIH ....................................... 2 DAFTAR ISI .......................................... 3 BAB I ............................................... 4 1. Pendahuluan .................................... 4 2. Pertanyaan Analisis ............................ 7 3. Koran Belanda: Tipologi, Tiras dan ‘Warna’ ..... 7 4. ‘Warna’ Koran: Perspektif Ideologis ........... 13 5. Metodologi .................................... 17 BAB II ............................................. 19 1. Temuan dan Interpretasi ....................... 19 2. Domain Pertama ................................ 19 3. Domain Kedua .................................. 22 BAB III ............................................ 30 Kesimpulan ....................................... 30 Referensi .......................................... 32
Halaman | 3
BAB I 1. Pendahuluan Tanggal 1 Juni 2005 Belanda mengadakan referendum untuk meratifikasi Konstitusi Uni-Eropa (EU) yang baru. Konstitusi ini akan—kalau diratifikasi oleh ke-25 anggota Uni-Eropa—menyatukan semua traktat dan perjanjian dalam institusi EU sebelumnya.1 Jika proses ratifikasi ini berjalan lancar, konstitusi baru akan efektif per 1 November 2006 mendatang. Ratifikasi tersebut tergantung dari sistem kenegaraan masing-masing negara anggota: bisa parlementer, referendum atau berbagai varian gabungan dari sistem parlementer dan referendum. Dalam konteks ini, sebagian besar negara anggota menggunakan sistem ratifikasi parlementer; hanya Prancis, Denmark dan Portugal yang menggunakan pola referendum murni (Republik Ceko dan Polandia mungkin juga akan menggunakan referendum). Sedangkan Inggris dan Irlandia menggunakan sistem kombinasi parlementer dan referendum; Belanda, Luxemburg dan Spanyol menggunakan modus gabungan parlementer dan referendum yang bersifat konsultatif, artinya secara prinsip tetap lembaga perwakilan yang memberi kata-putus walaupun suara rakyat tetap menjadi rujukan parlemen dalam mengambil keputusan. Beberapa negara anggota yang menggunakan sistem ratifikasi parlementer sudah menyetujui konstitusi tersebut. Peluang ganjalan 1
Tinjauan dan penjelasan lebih lanjut tentang Konstitusi EU ini, lihat: Referendumcommissie (2005, April). Samenvatting van het verdrag tot vaststelling van een grondwet voor Europa. Den Haag: Referendumcommissie; dan Nederlandse Regering (2005, April). ‘Het referendum.’ Grondwet Krant. Den Haag, OBT b.v.
Halaman | 4
memang lebih besar di negara anggota yang menggunakan sistem referendum baik yang murni maupun yang konsultatif yang sebenarnya lebih demokratis tetapi melibatkan lebih banyak elektorat. Sebelumnya, tanggal 29 Mei 2005 Prancis telah mengadakan referendum yang sama. Hasilnya negatif. Dari referendum dengan turn-out sekitar 70 persen, 54,8 persen pemilih di Prancis menyatakan ‘non.’ Referendum yang diadakan di Belanda 3 hari kemudian menghasilkan 61,7 persen (dengan 63 persen turn-out) suara menyatakan ‘nee’ atau menolak konstitusi. Walaupun referendum dengan hasil negatif di Prancis—selain sebagai salah satu pendiri juga negara terpenting dalam EU—serta di Belanda, EU tetap
meneruskan
usaha-usaha
ratifikasi
yang
tampaknya
memerlukan konsensi dan kompromi yang lebih besar dengan warga Eropa khususnya di negara-negara yang menerapkan sistem referendum (baik murni maupun konsultatif), serta jalan yang lebih panjang dan berliku. Salah satu trend yang signifikan dari kasus referendum di Prancis dan Belanda adalah munculnya perpecahan antara sikap resmi partai dengan tokoh atau konstituen partai politik tersebut. Misalnya, baru-baru ini Laurent Fabius dipecat dari Partai Sosialis (Parti Socialiste) Prancis karena—salah satunya—berkampanye menolak konstitusi EU, padahal secara resmi Partai Sosialis Prancis itu bersikap kontras, yaitu mendukung konstitusi. Sebaliknya Partai Sosialis (Socialistische Partij) Belanda menolak konstitusi. Sementara itu, Partai Sosial Demokrat (Partij van de Arbeid) Belanda secara
Halaman | 5
resmi sebelum referendum mendukung—bahkan ketua fraksinya di parlemen, Wouter Bos2, menyesalkan keputusan publik Prancis yang menolak
konstitusi,
ternyata
55
persen
konstituen
PvdA
memberikan suara negatif dalam referendum di Belanda beberapa hari kemudian. Kecenderungan yang sama juga terjadi pada beberapa partai yang lain dan konstituennya. Dengan demikian, kecil sekali kemungkinan untuk bisa membuat hipotesis yang pukul-rata dalam makna bahwa spektrum ideologis— kiri, tengah atau kanan—suatu partai politik bisa dijadikan jaminan kalau partai tersebut atau pendukungnya akan memberikan suara ‘ya’ atau ‘tidak’ sebagaimana dalam kasus-kasus atau isu-isu yang lain. Meskipun dengan alasan yang bervariasi, inkonsistensi ini bisa saja muncul karena konstitusi merupakan isu yang sangat sensitif dalam kaitannya dengan kedaulatan negara anggota dan identitas dalam konteks nation-state; atau konstitusi itu masih belum menampung aspirasi warga EU secara lebih luas; atau sebagai refleksi bahwa EU itu merupakan sebuah institusi yang sangat kompleks sehingga ada jurang yang lebar antara warga Eropa dengan Brussels; atau sosialisasi mengenai konstitusi kurang intensif dan konsisten; atau pemerintah setempat pada saat itu kurang populer, dsb. Hal itu menimbulkan pertanyaan: Apakah gejala anomali elektorat semacam itu juga merambat ke dunia media massa di Belanda? Dalam rangka mencari jawaban itulah yang memotivasi
2
Lihat: ‘Eerste reactie PvdA op het Franse nee bij referendum over de grondwet’, Partij van de Arbeid, 30 Mei 2005.
Halaman | 6
kajian media massa ini, yang difokuskan terhadap koran Belanda sehari setelah pelaksanaan referendum.
2. Pertanyaan Analisis Kajian ini tidak saja dipandu tetapi juga sebagai usaha untuk menemukan jawaban atau penjelasan yang relevan terhadap pertanyaan
analisis
yang
dirumuskan
sebagai
berikut:
(1).
Bagaimana opini koran, figur publik dan politik Belanda terhadap referendum dan hasilnya sehari kemudian? (2). Apakah liputan dan opini tersebut konsisten dengan ‘warna’ koran yang bersangkutan? Opini yang dimaksudkan di sini adalah tulisan atau artikel yang berupa editorial, opini, pendapat, komentar, respon, atau analisis berita yang dibuat atau ditulis oleh media, tokoh publik atau politik di Belanda. Tokoh publik adalah seseorang yang memiliki daya-tarik publik seperti pejabat tinggi, politisi, selebriti, pengusaha, kolomnis, bintang film atau olahragawan, dll.3 Dalam klasifikasi ini, figur politik tadi termasuk dalam domain figur publik.
3. Koran Belanda: Tipologi, Tiras dan ‘Warna’ Sebelum melangkah lebih jauh ada baiknya kita melakukan tour d’horizon atau tinjauan terhadap isu-isu relevan dengan dunia koran Belanda. Tinjauan ini sekaligus berfungsi sebagai framework yang komplementer bagi bagian berikutnya yang berupa temuan dan interpretasi. 3
Lihat: Law.Com Dictionary, pada: http://dictionary.law.com [Diakses 6 Juni 2005].
Halaman | 7
Dari segi tipologi, koran di Belanda bisa diklasifikasi ke dalam 3 variabel: (1). Jangkauan sirkulasi dan pembaca; (2). Sistem sirkulasi dan kepemilikan; dan (3). ‘Warna’ yang cenderung diasosiasikan dengan spektrum ideologis. Pada tataran variabel yang pertama, menurut P. Bakker (Maret 2005) koran Belanda dapat dibagi ke dalam 2 ketegori yaitu koran yang beredar pada tingkat nasional, dan koran yang disirkulasi pada tingkat regional. S. Buurke (2000)4 menambah satu kategori lagi yaitu koran lokal yang diterbitkan setiap pekan, atau dua-tiga kali per pekan. Terbitan ini biasanya tergantung dari pemasangan iklan yang mereka tawarkan kepada dunia-usaha lokal, yang biasanya diedarkan cuma-cuma dan diantar dari rumah ke rumah (door-to-door). Ada delapan koran nasional di luar 2 harian yang khusus: Financieel Dagblad (koran bisnis dan keuangan) dan Agrarisch Dagblad (untuk sektor pertanian). Dari delapan harian tersebut, ada dua harian yang sepenuhnya tergantung pada sistem langganan: Reformatorisch Dagblad dan Nederlands Dagblad. Enam koran lainnya adalah De Telegraaf, Algemeen Dagblad, de Volkskrant, NRC Handelsblad, Trouw dan Het Parool.5 Disamping itu, pada level regional saat ini setidaknya ada sekitar 11 harian. Berdasarkan pada variabel kedua, sekitar 90 persen koran Belanda beredar dengan sistem langganan. Sejak tahun 1999 hadir
4
5
Lihat: S. Buurke (2000). The Dutch Media Landscape. Maastricht: European Journalism Centre. Meskipun tahun 1997 Het Parool mengubah orientasi editorialnya dan lebih berfokus pada kawasan metropolitan Amsterdam namun S. Buurke (2000) tetap menganggap Het Parool sebagai harian nasional karena pelanggan dan pembelinya berdomisili di berbagai tempat di Belanda.
Halaman | 8
pula dua tabloid gratis (tidak langganan) yang didistribusikan di stasiun-stasiun. Tabloid tersebut adalah Metro, yang diterbitkan oleh anak-perusahaan Metro dari Swedia, dan tabloid Sp!ts yang merupakan inisiatif dari De Telegraaf. Kedua tabloid ini mengambil beritanya dari kantor berita nasional Belanda (ANP atau Algemeen Nederlands Persbureau) dan dimaksudkan untuk mengisi ceruk pembaca yang berangkat kerja pagi. Menurut waktu terbitnya, tiga koran nasional: Het Parool, NRC Handelsblad dan Nederlands Dagblad terbit sore, sedangkan selebihnya terbit pagi. Dari segi kepemilikan, mayoritas koran Belanda dimiliki oleh satu konglomerasi media, yaitu Perscombinatie. Koran-koran yang ‘tertakluk’ di bawah kepemilikan konglomerasi ini adalah Algemeen Dagblad, de Volkskrant, NRC Handelsblad, dan Trouw. Oplah edisi cetak itu juga ditambahkan dengan edisi online yang dimiliki oleh semua koran yang disebutkan di atas. Tetapi sebagian besar koran online ini hanya bisa diakses—apalagi untuk berita-berita yang berupa arsip— dengan sistem langganan pula.6 Koran nasional Belanda menyerap 45 persen dari pasar media dengan tiras per hari mencapai 2.080.000 eksemplar.7 Tetapi menurut data yang lebih mutakhir (2004), sirkulasi ini turun menjadi 1.772.000 eksemplar.8
6
7
8
Hingga saat ini penulis belum mendapatkan kuantitas pelanggan yang menggunakan jalur online tersebut. Ibid. Sedangkan menurut P. Bakker (2005), hanya tujuh. Lebih lanjut, lihat: Bakker, P. (2005, Maret). Dutch Media. Amsterdam: University of Amsterdam (Department of Communications). Op.cit., hal. 2.
Halaman | 9
Penurunan tiras tersebut diperkirakan akibat menurunnya kuantitas pembaca meskipun angka pembaca di Belanda masih cukup tinggi dibandingkan dengan rasio pembaca koran di negara lain. Dalam tahun 2004, setiap 100 kepala rumah tangga, 59 membaca koran. Artinya, ada sekitar 4 juta eksemplar koran beredar setiap hari, di mana hampir separuhnya adalah koran nasional tersebut di atas. Fluktuasi
tiras
ini—walaupun
memperlihatkan
trend
penurunan—terjadi hampir pada semua koran baik nasional maupun regional. Hal itu bisa diamati dari data P. Bakker (Maret 2005) di bawah ini:
Tabel 1: Sirkulasi Koran Nasional 1996 – 2004 Koran De Telegraaf Algemeen Dagblad de Volkskrant NRC Handelsblad Trouw Reformatorisch Dagblad Nederlands Dagblad Total
1996 760,000 401,000 368,000 272,000 122,000 57,000 30,000 2,010,000
Tahun 2000 808,000 360,000 346,000 272,000 126,000 58,000 32,000 2,002,000
2004 727,000 283,000 306,000 254,000 108,000 59,000 35,000 1,772,000
Dari tabel di atas, hanya tiras Reformatorisch Dagblad dan Nederlands Dagblad yang menunjukkan pertumbuhan yang stabil dalam periode 1996-2004 tersebut.
H a l a m a n | 10
Tabel 2: Sirkulasi Koran Regional 2000 – 2004 Koran Dagblad De Limburger (Telegraaf ) De Gelderlander (Wegener) Brabants Dagblad (Wegener) Noordhollands Dagblad (Telegraaf ) BN/De Stem (Wegener) Twentsche Courant Tubantia (Wegener) Dagblad ven het Noorden (NDC) Eindhovens Dagblad (Wegener) Haagse/Goudse Courant (Wegener) Leeuwarder Courant (NDC) Rotterdams Dagblad (PCM) Total
Tahun 2000 2004 174,000 156,000 161,000 185,000 156,000 148,000 156,000 152,000 145,000 134,000 137,000 134,000 134,000 168,000 124,000 121,000 119,000 98,000 112,000 112,000 102,000 90,000 1,522,000 1,500,004
Di tengah trend penurunan tiras koran regional di atas, ternyata dua harian menunjukkan peningkatan sirkulasi yang signifikan dalam kurun 2000-2004, yaitu: De Gelderlander dan Dagblad ven het Noorden. Menurut variabel ketiga, ‘warna’ koran di Belanda bisa dibagi menjadi 3 spektrum utama, yaitu koran berkualitas menengah dan ‘populer’, yang secara politik cenderung kanan; liberal; dan kiri. Yang termasuk koran ‘populer’ adalah De Telegraaf dan Algemeen Dagblad. Cirinya antara lain, lebih berwarna-warni, headline berukuran besar, serta lebih banyak memuat berita kriminalitas dan bisnis hiburan. Pada ranah ini, de Volkskrant, NRC Handelsblad, dan Trouw dianggap—setidaknya
oleh
pembacanya—sebagai
koran
‘berkualitas.’ Sementara itu, secara politik, NRC Handelsblad masuk dalam kategori koran liberal, de Volkskrant dan Trouw termasuk dalam spektrum politik kiri. Sedangkan, selain De Telegraaf dan H a l a m a n | 11
Algemeen Dagblad yang juga secara politik cenderung kanan adalah koran Kristen sayap-kanan: Reformatorisch Dagblad dan Nederlands Dagblad. Dari konteks pilarisasi (verzuiling) dalam budaya Belanda, R.B. Andeweg dan R.A. Irwin (1993:30) memetakan kategori ‘warna’ koran menurut pilar-pilar berikut:
Tabel 3: ‘Warna’ Koran menurut Pilarisasi Pilar Katolik
Protestan
Sosialis
Liberal
de Volkskrant
Trouw
Het Parool
NRC Handelsblad
Di akhir tahun 1960-an mulai terjadi proses depilarisasi. Cirinya antara lain: (1). Menurunnya peran agama dan ideologis dalam pilar atau subkultur, misalnya, de Volkskrant mengganti motto-nya dari ‘Koran Katolik Belanda’ menjadi harian yang berhaluan kiri-tengah; (2). Jumlah dan magnitue organisasi non-pilar berubah; (3). Keterpaduan antar pilar melemah; (4). Pemisahan (apartheid) sosial berkurang; dan (5). Pilarisasi tidak lagi dianjurkan oleh para elit.9 Meskipun perubahan sosial tersebut terjadi cukup dramatis dan meluas, tetapi pilarisasi masih tetap meninggalkan bekas dalam budaya Belanda, termasuk dalam dunia politik dan media.
9
Andeweg, R.B dan G.A. Irwin, op.cit., hal. 44-45.
H a l a m a n | 12
4. ‘Warna’ Koran: Perspektif Ideologis Tinjauan terhadap bagian ini dianggap penting karena ia bisa membantu memperlihatkan ‘benang-merah’ antara ‘warna’ koran dengan ideologi partai-partai politik tertentu. Dengan demikian, setidaknya bisa dilihat keterkaitan antara ‘warna’ koran dengan figur politik menurut kacamata ideologis. Apa itu ideologi? Menurut David McLellan (1986) ideologi adalah konsep yang sulit diraba dan paling terselubung dari keseluruhan ilmu-ilmu sosial.10 Makna-makna ideologi antara lain: sebuah sistem keyakinan
politik;
perangkat
gagasan-gagasan
politik
yang
berorientasi pada tindakan; gagasan kelas penguasa; pandangandunia (worldview) kelas sosial atau kelompok sosial tertentu; gagasan
politik
yang
merefleksikan
atau
mengartikulasikan
kepentingan kelas atau kelompok sosial tertentu; gagasan yang mempropagandakan keyakinan palsu di kalangan orang-orang yang dijajah dan ditindas; gagasan yang menempatkan seseorang pada konteks sosial dan menumbuhkan perasaan bahwa dirinya milik kolektif;
perangkat
resmi
gagasan
yang
digunakan
untuk
melegitimasi sistem politik atau rezim; sebuah doktrin politik totalitas yang memonopoli kebenaran; dan perangkat gagasan politik yang abstrak dan sistematis. Sementara itu, kita melihat adanya spektrum politik kanan dan kiri. Spektrum politik kanan atau kiri berakar pada Revolusi Prancis, yang didasarkan pada susunan tempat duduk berbagai golongan dalam pertemuan-pertemuan awal Estates General tahun 1787. Para 10
Lihat: D. McLellan (1986). Ideology, Milton Keynes: Open University Press, hal.1.
H a l a m a n | 13
aristokrat yang mendukung raja duduk di sebelah kanan raja, sedangkan anggota Third Estates duduk di sebelah kiri. Sistem ini dilanjutkan dalam penyusunan kursi di National Assemblée Prancis. Dengan demikian, istilah ‘kanan’ segera dipahami sebagai reaksioner atau monarkis, dan ‘kiri’ dianggap revolusioner atau berpihak pada egaliterisme. Tetapi dalam sistem politik modern yang semakin kompleks, klasifikasi sederhana ini cenderung kurang tepat lagi. Oleh karena itu dirumuskan beberapa model untuk memilah spektrum politik berdasarkan ideologi masing-masing. Diantaranya adalah spektrum linear, spektrum tapal-kuda, dan spektrum dua-dimensi. Spektrum linear sangat lazim digunakan untuk mencerminkan berbagai nilai politik yang berbeda atau membandingkan beragam pemikiran tentang kebijakan ekonomi. Yang berada di sebelah kiri dianggap berkomitmen pada kesetaraan dan optimis untuk mencapainya. Sedangkan yang berada di sebelah kanan menolak kesetaraan,
memang
tidak
menginginkan
kesetaraan,
atau
berpandangan bahwa hal tersebut suatu kemustahilan. Sedangkan menurut model tapal-kuda, rezim komunis dan fasis mengembangkan pola perubahan yang represif dan otoriter, atau sering digambarkan sebagai penguasa ‘totaliter.’ Dalam spektrum ini, ujung-ujung yang ekstrim di kiri dan kanan saling mendekat sekaligus menjauh dari ‘demokrasi’ yaitu liberalisme, sosialisme dan konservatisme.
H a l a m a n | 14
Berikutnya adalah spektrum dua-dimensi. Model ini awalnya dikembangkan oleh Hans Eysenck (1964).11 Garis horizontal digunakan untuk memisahkan antara kanan dan kiri, dan garis vertikal digunakan untuk mengukur sikap politik antara ‘garis-keras’ atau ‘otoriter’ dan ‘garis-lunak’ atau ‘demokratis.’
Grafik 1: Spektrum Ideologi Dua-Dimensi12
Otoriter Stalinisme Kanan-Baru Kiri
Kanan Sosial-Demokrasi Kapitalisme-Anarkis Kebebasan
Di level Eropa dan EU—berdasarkan oritentasi dan warna ideologis politiknya—secara umum W. Nordsieck (2002)13 mengklasifikasikan partai-partai politik ke dalam beberapa kategori. Kategori Nordsieck ini kemudian kami modifikasi sesuai kondisi politik kontemporer di Belanda ke dalam tabel berikut.
11
12 13
Dari: H. Eysenck (1964). Sense and Nonsense in Psychology, Harmondsworth: Penguin. Ibid. Dari: W. Nordsieck (2002). ‘Parties and Elections in Europe’, pada: http://www.parties-and-elections.de.
H a l a m a n | 15
Tabel 4: Ideologi dan Partai Politik Ideologi
Keterangan
Partai Politik
14
Sosialdemokrat
Kelompok kiri yang berideologi Partai van de Arbeid (PvdA) = sosialis, secara tradisional memiliki Partai Sosial-demokrat atau ikatan yang cukup kuat dengan Partai Buruh serikat-serikat pekerja, mengikuti nilai-nilai sosialis moderat dan demokratis serta ideologi sosial-pasar
Sayap-kiri sosialis
Pada umumnya menganut nilai-nilai Socialistische Partij (SP) = yang sama dengan sosial-demokrat, Partai Sosialis tetapi cenderung lebih radikal
Kristendemokrat
Partai yang berhaluan kanan-tengah Christen Democratisch Appèl dan biasanya berdasarkan pada nilai- (CDA) = Partao Kristen nilai Kristiani, menggabungkan nilai- Demokrat nilai Kristiani, demokrasi, dan tradisional dengan ideologi pasar yang moderat
Konservatif
Mirip Kristen-demokrat karena Staatkundig Gereformeerd menggabungkan nilai-nilai tradisional Partij (SGP), Christen-Unie 15 dengan ideologi pasar-bebas, lebih (CHU) merupakan sayap-kanan daripada partai yang berideologi Kristendemokrat
Liberal
Biasanya merujuk pada tradisi Volkspartij voor Vrijheid en liberalisme politik yang berkembang Democratie (VVD) = Partai di abad ke-19, menganut nilai-nilai Liberal liberal seperti kebebasan dan demokrasi yang dikombinasikan dengan ideologi pasar-bebas
Tengah
Secara umum cenderung berada di Democraten 66 (D66) = Partai tengah garis politik yang tidak secara berhaluan sosial-liberal resmi memperjuangkan nilai-nilai liberal
14
15
Partai politik yang dijadikan contoh dalam tabel tersebut adalah partai politik yang memiliki representasi di Parlemen Belanda (Tweede Kamer). Kedua partai yang dikategorikan di atas cenderung ‘fundamentalis’ dalam isuisu tertentu.
H a l a m a n | 16
Ideologi
Keterangan
Partai Politik
14
Hijau
Terdiri dari partai-partai yang Groenlinks (GL) = Partai Hijau berdasarkan pada nilai-nilai perdamaian, feminisme, pelestarian lingkungan, demokrasi radikal dan keadilan sosial
Ultranasionalis
Merujuk kepada partai-partai yang Lijst Pim Fortuyn (LPF) = Partai berhaluan nasionalis-ekstrim, yang didirikan oleh Pim senofobis, populis dan otoriter Fortuyn yang ditembak mati oleh seorang aktivis lingkungan tahun 2002
Jika klasifikasi ideologis di atas direfleksikan kepada ‘warna’ sebuah koran, maka kecederungannya tidak jauh berbeda. Visi dan misi, paradigma, dan prinsip koran-koran yang ada di Belanda berada atau analogis dengan kerangka kategori di atas. ‘Warna’ ideologis tersebut bisa juga dianggap identik dengan ‘warna’ partai-partai politik di atas meskipun inferensi ini sedikit simplifikatif.
5. Metodologi Metodologi yang kami gunakan adalah: pertama, menyeleksi korankoran nasional Belanda yang terbit tanggal 2 Juni 2005. Kemudian dipilih 3 harian sebagai sampel kajian yang dinilai representatif terhadap 3 ‘warna’ ideologis yang ada yaitu: Algemeen Dagblad mewakili koran dengan ‘warna’ yang cenderung kanan, NRC Handelsblad dengan ‘warna’ liberal, dan de Volkskrant dengan ‘warna’ kiri. Liputan dan tulisan yang berkaitan dengan referendum dari koran sampel ditabulasi untuk analisis sesuai dengan klasifikasi ‘warna’ koran Belanda menurut P. Bakker (Maret 2005). Materi yang
H a l a m a n | 17
termasuk ke dalam analisis mencakup editorial, opini, pendapat, komentar, respon, atau analisis berita yang dibuat atau ditulis oleh tokoh publik atau politik di Belanda yang dimuat dalam Algemeen Dagblad, NRC Handelsblad, dan de Volkskrant yang terbit sehari setelah referendum. Kajian ini bersifat empiris sehingga ia tidak berada dalam kerangka teoritis analisis media tertentu, apakah itu analisis semiotis, Marxis, kritik psikoanlalitis, ataupun analisis sosiologis.16 Yang menjadi parameter dalam analisis adalah pendekatan yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Karena kajian ini bersifat empiris, kedua terminologi tadi kami pahami secara fleksibel dan kerangka analisis
tersebut
tidak
bersifat
kaku
dan
digunakan—jika
diperlukan—secara berkelindan.
16
Lebih lanjut tentang berbagai pendekatan analisis media ini, antara lain, lihat: A.A. Berger (2005). Media Analysis Techniques. London: Sage Publications, Inc.
H a l a m a n | 18
BAB II 1. Temuan dan Interpretasi Dari ketiga koran yang terbit tanggal 2 Juni 2005 tersebut, Algemeen Dagblad terdiri dari 3 bagian, yaitu koran utama (halaman 1-10), bagian Economie (halaman 11-22), dan suplemen Sport Wereld (ukuran tabloid, halaman 1-20). Sedangkan NRC Handelsblad terdiri dari 2 bagian: koran utama (halaman 1-14) dan bagian Economie (halaman 15-26). Sementara itu, de Volkskrant terdiri dari 3 bagian: koran utama (halaman 1-16), bagian Voorkant (halaman 17-24) dan suplemen Kunst (ukuran tabloid, halaman 1-32). Klasifikasi bagianbagian koran seperti ini tidak secara khusus karena adanya referendum sehari sebelumnya tetapi lebih karena itulah format terbitan masing-masing koran pada hari Kamis (2 Juni 2005). Fakta lain adalah tersedianya 3 halaman pertama yang secara eksklusif memuat atau hampir sepenuhnya didominasi berita, dll. yang berkaitan dengan referendum. Selanjutnya, pembahasan pada bagian ini dibagi menjadi 2, yaitu pembahasan yang berkaitan dengan isu-isu yang termasuk ke dalam domain pertanyaan analisis pertama dan domain kedua.
2. Domain Pertama Dari segi frekuensi liputan dan tampilan, NRC Handelsblad lebih unggul, sedangkan Algemeen Dagblad menempati urutan terakhir. Lebih rinci, lihat grafik di bawah ini.
H a l a m a n | 19
Grafik 2: Jumlah Liputan
36
35
NRC
de V
17
AD AD
NRC
de V
Tetapi, kalau ditelusuri lebih dalam, sebenarnya secara relatif de Volkskrant bisa dikatakan yang paling banyak memuat liputan dan tampilan dalam kategori ini. Mengapa demikian? Frekuensi NRC Handelsblad hanya unggul 1 liputan daripada de Volkskrant yang terbit pagi. Sebagai koran sore, maka NRC Handelsblad wajar lebih unggul dari segi kuantitas liputan karena memiliki lebih banyak waktu untuk mendapatkan berita atau opini dan perkembangan relevan yang lebih mutakhir dibandingkan de Volkskrant.
H a l a m a n | 20
Tabel 5: Kategori Liputan Kategori
Koran AD
NRC
de V
1
3
3
14
11
20
Berita dan reportase
10
14
15
Analisis berita
0
2
0
Bar headline Visual
17
Analisis
18
Sumber internal
19
Sumber eksternal
1
9
12
10
18
20
3
7
9
Menurut kategori liputan, ketiga koran tadi dikomparasi ke dalam 7 variabel, yaitu bar headline, visual, berita dan reportase, analisis berita, analisis, sumber internal dan sumber eksternal. Penjelasan yang relevan dari variabel ini bisa dilihat pada catatan-kaki (footnotes). Secara kuantitatif, fakta dan realitas dalam kategori ini bisa dilihat pada Tabel 4 di atas. Bar headline, sebagaimana tampilan visual lainnya cukup mempengaruhi pembaca. Dari segi ini, terlihat bahwa NRC Handelsblad sedikit lebih optimal memanfaatkan aspek psikologis pembaca ini. Dan NRC Handelsblad satu-satunya koran sampel yang memuat 2 rubrik analisis berita (nieuwsanalyse). Tetapi dari kategori yang lain, yakni berita dan reportase, analisis, sumber internal dan eksternal, de Volkskrant mengungguli Algemeen Dagblad dan NRC Handelsblad. Fakta ini memperkuat asumsi, setidaknya di kalangan
17 18 19
Yang termasuk kategori visual antara lain foto, tabel, grafik, dan karikatur. Termasuk dalam klasifikasi analisis ini adalah opini dan komentar. Mencakup wartawan, redaksi, kolumnis dan karikaturis yang secara rutin menulis di koran yang bersangkutan.
H a l a m a n | 21
pembacanya, bahwa de Volkskrant—disamping NRC Handelsblad— memang termasuk koran yang ‘berkualitas.’ Bahkan oplah 2 Juni 2005 itu hampir menempatkan de Volkskrant ke dalam kategori koran yang heavily opinionated—sebuah kategori yang berkonotasi agak negatif dalam konteks demokrasi dan liberalisme Barat. Sedangkan dari segi posisi berita pada halaman pertama, ketiga koran tersebut secara kuantitas menempatkan jumlah yang hampir sama: Algemeen Dagblad menampilkan 5 liputan, 6 tampilan dalam NRC Handelsblad, dan 5 liputan dalam de Volkskrant. Penempatan berita di halaman pertama ini sangat signifikan karena merefleksikan bahwa nilai berita atau opini yang bersangkutan sangat tinggi dan penting.
3. Domain Kedua Domain kedua ini berkaitan dengan pertanyaan: Apakah liputan dan opini koran sampel konsisten dengan ‘warna’ ideologisnya? Untuk mengukur aspek ini, kami menggunakan 2 parameter, yaitu sikap figur publik dan politik yang diliput dan opini koran sampel. Parameter pertama menggunakan 2 indikator yaitu: sikap figur publik dan politik, dan frekuensi munculnya figur politik. Secara murni, koran diasumsikan akan cenderung memunculkan figur publik dan politik yang sama atau sejalan dengan ‘warna’ ideologisnya. Disamping itu, ‘warna’ ideologis sebuah koran bisa juga diidentifikasi
dari
pemunculan
figur-figur
politik—karena
referendum adalah sebuah aktivitas politik—yang sama atau bersinggungan dengan visi dan misi koran yang bersangkutan. Inilah H a l a m a n | 22
yang menjadi pertimbangan mengapa kami menggunakan kedua indikator tersebut. Tetapi kedua asumsi ini bisa berubah kalau ada faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Untuk mendapatkan data menurut indikator pertama yaitu kategori sikap figur publik dan politik kami melakukan tabulasi. Kriteria figur yang dipilih adalah yang sikapnya dikutip langsung oleh koran. Menurut klasifikasi ini, diperoleh sikap 28 figur dari Algemeen Dagblad, 52 figur dari NRC Handelsblad, dan 29 figur dari de Volkskrant. Sikap ini dibagi 2: sikap terhadap konstitusi dan sikap terhadap hasil referendum. Ukuran sikap yang digunakan adalah skala Likert, yang terdiri dari angka 1 hingga 5, di mana angka 1 = sangat tidak setuju atau sangat kecewa, angka 2 = tidak setuju atau kecewa, angka 3 = biasa saja, angka 4 = setuju atau gembira, dan angka 5 = sangat setuju atau sangat gembira. Dari data yang ada, secara kuantitatif NRC Handelsblad memuat sikap figur publik dan politik yang positif20 yang paling banyak terhadap konstitusi, yaitu 26 poin (negatif 17 poin), de Volkskrant 18 poin (negatif 7 poin), dan Algemeen Dagblad 16 poin (negatif 9 poin). Lebih lanjut, lihat grafik di bawah ini.
20
Sikap positif ini adalah apresiasi setuju dan sangat setuju dengan konstitusi. Sedangkan sikap negatif adalah preferensi tidak setuju dan sangat tidak setuju.
H a l a m a n | 23
Grafik 3: Sikap terhadap Konstitusi 20
18
18 16 14 12 10 8 6 4 2 0
11 9 7
6
STS = Sangat Tidak Setuju
9
8 8
AD NRC
6
5
de V
3
2
STS
9
8
1
TS
BS
TS = Tidak Setuju
S
BS = Biasa Saja
SS
S= Setuju
SS = Sangat Setuju
Dari segi sikap figur publik dan politik terhadap hasil referendum, de Volkskrant yang memuat paling sedikit sikap yang positif, yaitu 8 poin (negatif 15 poin), NRC Handelsblad 18 poin (negatif 21 poin), Algemeen Dagblad 11 poin (negatif 12 poin). Dari hasil ini, terlihat bahwa jarak antara sikap yang negatif dan positif terhadap hasil referendum dalam de Volkskrant sangat lebar. Sedangkan pada NRC Handelsblad dan Algemeen Dagblad jarak tersebut sangat dekat dan hampir seimbang. Grafik berikut mendeskripsikan sikap terhadap hasil referendum secara kuantitatif.
H a l a m a n | 24
Grafik 4: Sikap terhadap Hasil Referendum 16
14
14
14
12
12 10
8
6
AD
8
7 7
8
7
7
5
6
5 4
3
4
N RC de V
2
2 0 SK
SK = Sangat Kecewa
K
K= Kecewa
BS
BS = Biasa Saja
G
SG
G= Gembira
SG = Sangat Gembira
Tetapi, secara umum semua koran sampel lebih banyak memuat sikap figur yang negatif terhadap hasil referendum. Menurut indikator kedua yaitu frekuensi pemunculan figur politik oleh koran sampel, ternyata hanya NRC Handelsblad yang bisa dikatakan konsisten dengan ‘warna’-nya sebagai koran yang liberal. Hal itu bisa terlihat dari tingginya frekuensi kemunculan figur politik dari VVD yang merupakan partai berhaluan liberal di Belanda. Sedangkan kedua koran sampel yang lain, tingkat konsistensinya tidak begitu tinggi. (Data secara lengkap bisa dilihat pada tabel di bawah ini).
H a l a m a n | 25
Tabel 6: Frekuensi Pemunculan Figur Politik Koran AD NRC de V
Frekuensi Figur Politik CDA
4 4 4
VVD PvdA
3 6 2
2 2 2
SP LPF
3 5 2
1 2 1
D66
GW
1 1 1
1 1 1
CHU Kiri21 Kanan22 Nas23
1 1 1
5 4 2
2 2 1
1 1 1
Disamping itu, pada Tabel 7 terlihat bahwa frekuensi pemunculan dan sikap figur publik ternyata mengindikasikan tingkat konsistensi yang tidak terlalu tinggi dengan ‘warna’ koran. Hanya Algemeen Dagblad yang terlihat cukup konsisten dalam indikator tersebut yaitu sangat tidak setuju dengan konstitusi dan sangat gembira dengan hasil referendum. Sementara itu, sikap figur publik dalam NRC Handelsblad dan de Volkskrant bisa dikatakan berada pada 2 kubu yang cukup berbeda di mana terhadap konstitusi mereka bersikap biasa saja atau sangat tidak setuju tetapi mengaku gembira terhadap hasil refrendum.
Tabel 7: Frekuensi Pemunculan dan Sikap Figur Publik Koran AD NRC de V
21
22
23
Frekuensi 4 16 8
Sikap Konstitusi Hasil Referendum Sangat Tidak Setuju Sangat Gembira Biasa Saja Gembira Sangat Tidak Setuju Gembira
Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran kiri yaitu: Partai Buruh Inggris, Partai Sosial Demokrat Jerman, Partai Komunis Italia, Partai Sosialis Spanyol. Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran kanan: Liga Nord Italia dan Partai Konservatif Inggris. Figur yang berasal dari partai politik luar negeri yang dikategorikan beraliran nasionalis: Kelompok Gaulis Prancis
H a l a m a n | 26
Tetapi tingkat konsistensi itu sendiri bisa ditafsirkan secara relatif karena bersifat kuantitatif. Artinya, signifikansi statistik bisa saja belum mencerminkan ‘warna’ koran yang sesungguhnya karena kadang-kadang pesan kuantitatif bisa dikalahkan oleh liputan atau opini yang kualitatif. Banyak faktor dan aspek lain yang bisa mempengaruhinya sehingga muncul anomali tadi seperti tingginya nilai berita yang melekat pada diri figur politik tertentu, hasil atau peristiwa yang dramatis atau sesuatu yang kontroversial, dll. Dengan kata lain, sebuah anomali tidak bisa serta-merta menjelaskan ‘warna’ sebuah koran dari waktu-ke waktu dalam jangka panjang. Alasan inilah yang kami anggap bisa menjelaskan mengapa secara kuantitatif Algemeen Dagblad dan de Volkskrant terlihat kurang konsisten dengan ‘warna’ sebagaimana yang sudah diuraikan pada bagian sebelumnya. Sekarang kita masuk dalam analisis dengan parameter kedua yaitu opini koran sampel. Dalam perspektif ini, ternyata secara kuantitatif ‘warna’ ideologis masing-masing koran tidak bisa diukur secara pasti. Tetapi yang bisa diinterpretasi secara kualitatif adalah apakah koran yang bersangkutan setuju atau menolak konstitusi; atau kecewa atau gembira dengan hasil referendum. Kalau ini batasan yang digunakan maka jelas terlihat bahwa opini dalam Algemeen Dagblad mengindikasikan bahwa koran tersebut kurang sepakat
dengan
konstitusi
dan
bersuka
cita
dengan
hasil
kemenangan pendukung ‘nee.’ Misalnya di halaman pertama, headline-nya ditulis dalam ukuran besar ‘Vernietigend NEE’ (‘TIDAK yang mematikan’). Di halaman 2 dan 3 terdapat judul ‘Angst in
H a l a m a n | 27
Brussel na nee’ (‘Brussel ketakutan setelah ‘nee’’) dan ‘Den Haag likt zijn eigen wonden’ (‘Politik di Den Haag menjilat lukanya sendiri’). Secara
visual,
sikap
Algemeen
Dagblad
juga
dengan
jelas
mencerminkan kegembiraannya terhadap hasil referendum. Salah satu foto di halaman 2 memperlihatkan seorang penulis terkenal di Belanda sedang menuntun keledainya menuju kotak suara untuk memilih ‘nee.’ Di halaman 4 sebuah foto berukuran besar melukiskan pendukung SP sedang bersuka-cita atas kemenangan kelompok penentang konstitusi. Hal ini sangat kontras dengan penempatan foto berukuran besar PM Balkenende di halaman pertama dengan wajah dan mimik kecewa. Kesan ini secara implisit menunjukkan bahwa Algmeen Dagblad cukup konsisten dengan ‘warna’-nya sebagai koran populer. Sementara itu, NRC Handelsblad selain secara kuantitatif juga kualitatif memperlihatkan tingkat konsistensi yang cukup tinggi. Headline NRC Handelsblad juga tidak terlalu hiperbolik atau bombastis. Pada halaman pertama headline NRC Handelsblad ditulis ‘Kabinet neemt nee tegen Grondwet over’ (‘Pilihan nee terhadap konstitusi kini di tangan kabinet’), ‘Parlement twijfelt aan zichzelf na referendum’ (‘Parlemen sendiri ragu setelah referendum’), ‘Brussel tracht crisis te bezweren’ (‘Brussel mencoba menyelesaikan krisis’). Headline pada halaman 3 ditulis ‘Teleurgesteld, maar geen drama’ (‘Kecewa, tetapi bukan drama’), ‘Balkenende: ‘een duidelijk signaal’ (‘Balkenende: ‘sebuah sinyal yang kuat’’). Pada editorial di halaman 9 terdapat headline ‘Afwijzing...en nuchterheid’ (‘Penolakan...dan kepala dingin’), dan opini pada halaman yang sama ‘Nederland is zijn kompas
H a l a m a n | 28
kwijt’ (‘Belanda kehilangan arah’). Pada bagian Economie di halaman 15, headline NRC Handelsblad ditulis ‘Ook euro wankelt na klap van referenda’ (Euro juga terpukul oleh hasil referendum’). Koran ini tidak memunculkan foto di halaman pertamanya, yang ada hanya grafik. Kalau diperhatikan, de Volkskrant tampaknya sedikit kecewa dengan hasil referendum. Substansi opini yang muncul adalah mencari alasan dan penyebab mengapa kelompok ‘ja’ kalah dan sedikit bernuansa apologetik. Headline di halaman pertamanya antara lain ‘Overweldigend nee tegen Grondwet’ (Kemenangan telak menolak konstitusi’), ‘Europese Unie geplaagd door veenbrand’ (‘UniEropa dilanda ketidakpastian’), dan ‘De gewone man rekent af’ (‘Rakyat yang menentukan’), ‘Kiezer weet: dit is serieus’ (‘Pemilih sadar bahwa ini persoalan serius’), di halaman 2, ‘Kloof tussen burger en politiek wreekt zich’ (‘Jurang antara rakyat dan politik semakin lebar’).
Tiga
headline
yang
terakhir
ini
secara
implisit
mengindikasikan bahwa de Volkskrant cenderung ke kiri di mana rakyat yang seharusnya lebih berperan dalam proses ratifikasi konstitusi Eropa. Secara visual, pada halaman pertama de Volkskrant terdapat foto PM Balkenende dengan mimik kecewa, dengan latar belakang foto berwarna gelap. Sedangkan pada halaman 3 terdapat foto 2 orang politisi PvdA sedang membagikan selebaran kepada orang yang lewat agar datang ke kotak suara dan memilih ‘ya.’
H a l a m a n | 29
BAB III Kesimpulan Dari analisis dan temuan di atas, bisa ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, ketiga koran sampel memuat berita dan liputan terhadap hasil referendum dalam cakupan yang sangat luas dalam konteks proporsional. Tiga atau bahkan empat halaman pertama disediakan secara ekslusif untuk itu. Kedua, fenomena anomali elektorat ternyata juga menembus dunia media, yang dalam kajian ini koran Belanda yang dijadikan sampel. Dari perspektif kuantitatif, anomali tersebut berupa—pada derajat yang bervariasi—inkonsistensi antara ‘warna’ ideologis koran dengan liputan dan opini figur publik dan politik. Tetapi dengan pendekatan kualitatif kesulitan ini setidaknya bisa teratasi sehingga benang merah konsistensi antara sikap dan ‘warna’ koran sampel bisa dilihat lebih jelas. Analogis dengan spektrum ideologi partai politik adalah agak sulit untuk menggunakan ukuran ideologis dalam menjelaskan fenomena ini secara kuantitatif karena klasifikasi ideologis kiri-tengah-kanan terlalu sederhana untuk menjelaskan mengapa para elektorat memilih ‘ya’atau ‘tidak’ dalam referendum. Di Belanda partai-partai di parlemen yang secara resmi menolak antara lain SP, LPF, Groep Wilders dan ChristenUnie. Artinya, secara ideologis partai-partai tersebut berada di seluruh spektrum politik yang ada. Begitu pula spektrum ideologis partaipartai yang secara resmi mendukung konstitusi. (Lihat Lampiran 3: Pilihan Konstituen menurut Partai Politik).
H a l a m a n | 30
Sekali lagi, dengan pendekatan kualitatif jawaban yang lebih jelas bisa diberikan. Ini tampaknya juga sebagai sebuah refleksi bahwa ‘makhluk’ yang bernama Uni-Eropa memang merupakan sebuah organisasi yang sangat unik dan kompleks sehingga menimbulkan persepsi yang sangat variatif dalam spektrum ideologis politik di Belanda. Ketiga, adanya kecenderungan yang reliable antara sikap figur publik dan politik terhadap konstitusi dan referendum. Dari data yang ada, bisa dikatakan bahwa semakin positif sikap figur terhadap konstitusi maka semakin tinggi tingkat kekecewaannya dengan hasil referendum. Begitu pula sebaliknya, semakin negatif sikap figur terhadap konstitusi maka semakin tinggi pula kadar kegembiraannya terhadap hasil referendum.
H a l a m a n | 31
Referensi Andeweg, R.B. dan G. A. Irwin (1993). Dutch Government and Politics. Hampshire: The Macmillan Press Ltd. Bakker, P. (2005, Maret). Dutch Media. Amsterdam: University of Amsterdam (Department of Communication) Berger, A.A. (2005). Media Analysis Techniques. London: Sage Publications, Inc. Buurke, S. (2000). The Dutch Media Landscape. Maastricht: European Journalism Centre. Eysenck,
H.
(1964).
Sense
and
Nonsense
in
Psychology.
Harmondsworth: Penguin. Law.Com Dictionary, pada: http://dictionary.law.com [Diakses 6 Juni 2005]. McLellan, D. (1986). Ideology, Milton Keynes: Open University Press. Nederlandse Regering (2005, April). ‘Het referendum.’ Grondwet Krant. Den Haag, OBT b.v. Nordsieck, W. (2002). ‘Parties and Elections in Europe,’ pada: http://www.parties-and-elections.de [Diakses 4 Juni 2005]. PvdA (2005, 30 Mei). ‘Eerste reactie PvdA op het Franse nee bij referendum over de grondwet.’ Partij van de Arbeid. Referendumcommissie (2005, April). Samenvatting van het verdrag tot vaststelling van een grondwet voor Europa. Den Haag: Referendumcommissie.
H a l a m a n | 32
Lampiran 1: Tabulasi Liputan Algemeen Dagblad No.
Judul/Headline
1. 38% voor, 62% tegen
Jenis Liputan/Rubrik Bar headline
Hal.
Kontributor
Keterangan
1
2. Vernietigend NEE. Politiek Berita geschokt over afwijzing van Grondwet (Dilengkapi foto Balkenende dengan mimik sedih serta caption: ‘Premier Balkenende verbijt zijn teleurstelling na het ondubbelzinnige nee van de bevolking.’)
1
3. Aftreden
Commentaar onafhankelijk
1
4. Opkomst
Grafik
1
5. Goedemorgen!, ‘Nee dus’
Karikatur
1
6. Angst in Brussel na nee
Berita (Referendum Europese Grondwet)
2
Koresponden Brussel AD
7. Europese leiders onthutst
Berita (Referendum Europese Grondwet)
2
Koresponden Berlin AD
8. Smullen van een Nederlands ‘nee’ Berita (Referendum (Dilengkapi dengan foto dengan Europese Grondwet) caption: ‘Het gebouw van de Tweede Kamer wordt belegerd door satellietwagens van buitenlandse media. Op de enorme bank waar mensen ijs en patat zitten te eten, staat het eerste artikel uit de Nederlandse Grondwet, over het discriminatieverbod.’)
2
Sandra Den Haag. Donker dan Caption yang Bas van Sluis dicetak besar: ‘Wereldpers, van Japan tot Finland, strijkt neer in Den Haag.’
9. Blanco stemmen niet eenvouding Berita (Referendum Europese Grondwet)
2
Berisi beritaberita terkait referendum, ada pula: ‘Hirsi Ali stemt in Breda’, dilengkapi foto politisi VVD tersebut.
H a l a m a n | 33
Redaksi Den Haag Politik (AD), foto dari Pim Ras
AD
ANP
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Foto satiris di kotak suara di Den Dolder
2
Foto FBF.NL
11. Architecten van grondwet baalen Berita (Referendum als een stekker Europese Grondwet)
2
Frans Boogaard (Koresponde n AD)
Brussel
12. Crisis van de mokkende burger
Analisis (Referendum Europese Grondwet)
3
Jaap Jansen
Den Haag
over Berita (Referendum Europese Grondwet)
3
Redaksi politik
Den Haag
14. ‘Feest bij de SP’ dengan caption: Berita foto ‘SP’ers juichen als de uitslag van het referendum bekend wordt. De partij kwam bijeen in Artis, met onder anderen de Kamerleden Agnes Kant (rechts) en Krista van Velzen (vierde van rechts.’)
3
Foto: ANP
15. Den Haag likt zijn wonden. Nee- Berita (Referendum kamp viert ‘feest van de Europese Grondwet) democratie’
3
Redaksi politik
16. Tegen overheerst in ‘Europees’ Berita (Referendum Vaals (Dilengkapi dengan foto Europese Grondwet) titik perbatasan 3 negara, dengan caption: ‘Het drielandenpunt.’)
3
Olaf van Vaals Joolen, foto dari ANP
17. Uitslag referendum per gemeente Berita (Binneland)
4
10. ‘Ezel stemt tegen’
13. Referenda bepleit rekeningrijden en Borselle
Kontributor
Keterangan
Den Haag. Terdapat grafik: ‘Wie stemde wat?’
Hasil sementara referendum
H a l a m a n | 34
NRC Handelsblad No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
Keterangan
1. Hoge referendum, 61,6 Bar headline procent tegen, Brussels: geen paniek
1
2. Nederland stemt tegen Tabel dan grafik Europese Grondwet
1
Berwana dan mencakup banyak variabel
3. Kabinet neemt nee tegen Berita Grondwet over
1
Redaksi politik (NRC)
4. Parlement twijfelt aan Analisis berita zichzelf na referendum
1
Harm van Den Haag den Berg, René Moerland (Redaktur NRC)
5. Brussel tracht crisis te Berita bezweren
1
Mark Kranenburg (Koresponde n NRC)
Brussel
6. Kamagurka
1
Kamagurka
Rotterdam
Karikatur
Den Haag
7. Nederland zegt nee. Bar headline Pleidooi voor lagere afdracht aan Europese Unie. Euroscepsis is niets nieuws. SP viert feest in Amsterdam
2
8. Bot tegen lagere bijdrage. Europa/berita Premier wil vermindering EU-bijdrage
2
9. Reacties (reaksi dari tokoh- Berita tokoh politik/pemerintahan)
2
10. ‘Heel goed gedaan, Harry’ Berita (Dilengkapi foto, dengan caption: ‘Anja Meulenvelt (SP-senator) en Agnes Kant (Tweede-Kamerlid) te midden van andere feestende SP’ers in Amsterdam’)
2
Inger Kuin, Amsterdam foto dari AP
11. Nederland is nettobetaler
2
Koresponden Brussel
H a l a m a n | 35
Berita
Redaktur NRC Den Haag
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
Keterangan
NRC (tidak ada kaitannya dengan referendum) 12. Tussen Nederland en Berita Europa gaapt al langer een gat
2
Redaktur Eropa
13. Utrecht is koopzondag
tegen Berita
2
Redaktur NRC Utrecht
14. ‘Slecht nieuws voor een Berita hechter Europa’, Europese leiders zoeken oorzaak Nederlands nee
2
Koresponden Rotterdam NRC
15. ‘De Nederlanders hebben Berita zich walgend afgekeerd van Europa’
2
Koreponden NRC
Rotterdam
16. Nederland zegt nee. Politici Bar headline opgetogen over opkomst. informatiebombardement haalde weinig uit. Verlies zonder grote drama’s
3
17. Partijen: stemming groot Berita succes
3
Redaktur politik NRC
Den Haag
18. De nederlaag voedt in Analisis Kamer de zelftwijfel
3
Sambungan Caption yang dari hal. 1 dicetak (Analisis besar: berita) ‘Afwijzing strot Tweede Kamer in identiteitscri sis.’
19. Teleurgesteld, maar geen Berita drama (Dilengkapi foto Balkendende dengan mimik murung, dan caption: ‘Premier Balkenende op de verkiezingsavond in Hilversum met zijn naaste medewerkers en beveiligingsbeambten.’
3
Egbert Kalse Hilversum (Redaktur NRC). Foto dari: Roger Cremers
20. Balkenende: ‘Een duidelijk Berita signaal’
3
wel
Brussel
H a l a m a n | 36
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
21. Kamerlid Algra (CDA) wil Berita nieuw verkiezingen
3
22. Aanhang coalitie voor gestemd
heeft Grafik
3
23. Meer tegenstand onder Grafik vrouwen
3
24. Voolichting hielpd niets
Berita
3
25. Persstemmen over Europa Opini (Dilengkapi dengan karikatur karya Wolfgang Ammer)
8
26. Brieven over Referendum Opini Dilengkapi dengan karikatur karya Stephef)
8
27. Nederland is zijn kompas Opini kwijt. De heftige discussies illustreren hoezeer Europa buitenland is gebleven (Dilengkapi dengan karikatur karya Ruben L. Oppenheimer)
9
Ben Knappen, anggota Adviesraad International e Vraagstukken
28. De opstand der burgers Opini duurt voor
9
Paul Scheffer, publisis/penu lis
30. Op drift
9
J.L Heldring
9
Editor
15
Maarten Schinkel
33. Zeg maar nee, dan krijg je Lux (kolom) er twee
15
Menno Tamminga
34. Na het nee
16
Flip de Kam
25
Hans Beerekamp
31. Afwijzing... nuchterheid
Opini/Dezer dagen ...en Opini/editorial
32. Ook euro wankelt na klap Analisis van referenda. Op de (Ekonomi) valutamarkt rijzen voorzichtig vragen op over de toekomst van de muntunie
Opini (kolom/Ekonomi)
35. Ned. 2 (NOS Actueel), Het beeld Grondwet ja/nee, 1 Juni, 20.59u
H a l a m a n | 37
berita
Keterangan
Redaktur NRC Den Haag
Dick van Eijk Rotterdam (Redaktur NRC)
Amsterdam
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
36. ‘De burger moet weer Gouden woorden betrokken worden bij de politiek, en daar zullen wij in de toekomst aan moeten gaan werken’. Jan Peter Balkenende 37. Fokke & Sukke zijn er trots Karikatur op Nederlander te zijn Sukke
Fokke
&
Hal.
Kontributor
26
Gerrit Komrij
26
www.foksuk. nl
Keterangan
H a l a m a n | 38
de Volkskrant No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
Keterangan
1. Overweldigend nee tegen Berita Grondwet (Bijna 62 procent van kiezers stemt tegen, 38 procent voor. Hoge opkomst: 63. Balkenende belooft dat kabinet uitslag zal respecteren)
1
Wartawan de Den Volkskrant Haag/Brussel . Caption yang dicetak besar: Bot: ‘We hebben de burger te veel door de strot willen duwen.’
2. ‘Premier Balkenende Berita foto verwerkt woensdagavond in een studio in Hilversum de uitslag van het referendum’
1
Foto oleh Martijn Beekman, de Volkskrant
3. Europese Unie geplaagd Analisis door veenbrand
1
Bert Lanting
4. De gewone man rekent af
Reportase
1
Wartawan de Rotterdam Volkskrant: Ludette el Barkany dan Ron Meerhof
5. Voorbij
CA-MU
1
Jan Mulder
6. Referendum Europese Bar headline Grondwet. Nederland zegt: NEE. (Dalam baris ini terdapat 3 foto, yaitu: José Manuel Barosso, Wouter Bos, dan Ellen ten Damme (artis dan penyanyi pop). Barosso dikutip: ‘Europa is niet het probleem, Europa is de oplossing. Europa moet doorgaan.’ Bos dikutip: ‘De burger had het gevoel op een voortdenderende trein te zitten. Nu had hij de kans eraf te springen.’ Ten Damme dikutip: ‘Het is altijd leuker om nee te zeggen. Mensen zijn van nature conservative.’)
H a l a m a n | 39
2
No.
Judul/Headline
Hal.
Kontributor
7. ‘Stembureau op de markt Berita foto van Maastricht gisteren’
2
Foto Vincent Dekkers
8. ‘Hoek van Holland, met Berita foto links een veerboot van de Stena Line’
2
Foto Martijn Beekman
9. Verruimd nee
2
Bart Jungman
Hoek Holand
nonsens Berita
2
Margreet Vermeulen
Amsterdam. Caption yang dicetak besar: ‘Nederland heeft van de EU een monster gemaakt.’
11. EU waarschuwt lidstaten Berita tegen eenzijdige stappen
2
Koresponden Brussel de Volkskrant: Bert Lanting
12. Peijs: EU wordt te groot
2
Wartawan de Den Haag Volkskrant
blikveld,
10. ‘Iederen kon uitkramen’
Jenis Liputan/Rubrik
toch Reportase
Berita
13. Bar headline. Dalam baris Bar headline ini terdapat 3 foto, yaitu: Jan Peter Balkenende, Jan Marijnissen, Ronald Plasterk (kolumnis). Balkenende dikutip: ‘Een niet mis te verstaan signaal. We moeten de burgers betrekken bij het Europa van de toekomst.’ Marijnissen dikutip: ‘De minister-president is niet langer geloofwaardig. Dat is vandaag weer gebleken.’ Plasterk dikutip: ‘Ik ben blij, maar ik trek geen fles champagne open. Het is triest dat de politici er zo naast zaten.’
3
14. Kloof tussen burger en Analisis politiek wreekt zich
3
Keterangan
van
Marc Peeperkorn dan Philippe Remarque
H a l a m a n | 40
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
Keterangan
15. Van Wilders mag het bier Reportase wel doorkomen (dilengkapi foto dengan caption: ‘Max van den Berg en Diederik Samson (PvdA) proberen in Den haag mensen over te halen ja te stemmen’)
3
Wartawan de Hilversum Volkskrant: Yvonne Doorduyn
16. ‘Blanco’ op stemcomputer Berita soms moeilijk te vinden
3
Den Haag
17. Hoogste percentage Berita stemmers in Urk
3
ANP
Rijswijk
18. Referendumwijze.nl miljoen bezoekers
trekt Berita
3
ANP
Den Haag
19. Regering gaf 230 duizend Berita euro voor RTL-uitzending (untuk program ‘Wat stem ik’)
3
20. Eenderde Duitsers zou Berita hebben tegengestemd
3
ANP
Berlin
21. SP grote winnar Achtergrond referendumcampagne. Caption yang dicetak besar: ‘Partij van de Arbeid kon de rijen niet gesloten worden.’
3
Wartawan de Volkskrant: Hans Wansink
Den Haag
22. Links partijen: referendum Berita nu in Grondwet
3
Wartawan de Den Haag Volkskrant
23. Bar headline. Dalam baris ini terdapat 4 foto: Gerhard Schröder, Driek van Wissen (Dichter des vaderlands), Thorwald Veneberg (pembalap sepeda), dan Jacques Chirac. Schröder dikutip: ‘Velen twijvelen of Europa in staat is een antwoord te geven op de dringende zaken van deze tijd.’ Wissen dikutip: ‘Aan de overheersing door Europa is een kleine halt toegeroepen, al maakt dat voor de poëzie niets uit.’
4
H a l a m a n | 41
Den Haag
No.
Judul/Headline
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
Kontributor
Keterangan
24. Uitslagen van 109 grote Tabel dan grafik gemeenten
4
Diolah dari ANP oleh de Volkskrant: Paul Griffioen, Yvonne Hofs, Remy JonMing, Henk-Willem Visscher.
Terdapat grafik opkomst, uitslag, opkomst ten opzichte van andere verkeizingen, dan situatie in Europa
25. Ineen ontdekt Chirac de Komentar (Na het werkloosheid referendum/Buitenla nd)
7
Fokke Obbema
26. Euro zakt door ‘nee’ en Berita (Ekonomi) economicshe malaise
9
Wartawan de Amsterdam Volkskrant: Olav Velthuis
27. Het Frans-Nederlandse Opini (Forum) ‘nee’: geen crisis maar een kans
12
H.J. Schoo Caption yang (Kolumnis de dicetak Volkskrant) besar: ‘Waar gaat het heen met de Europese Unie en willen we dat wel?’
28. Agenda voor een nieuwe Opini (Forum) progressive consensus over Europa (Dilengkapi foto dengan caption: ‘Stembureau 160 in berjaardenhuis De Brinktoren te Hoek van Holland, woensdagochtend 1 juni 2005’)
12
Wouter Bos
30. Reden voor zelfreflectie, Opini (Forum)
12
Hans
Veneberg dikutip: ‘Shit! Niet handig van die 62 procent. Het is een stem tegen Balkenende en dat is nu een verkeer moment.’ Chirac dikutip: ‘De uitslag vertolk de verwachtingen, vragen en zorgen over de ontwikkeling van het Europese project.’
van Caption yang
H a l a m a n | 42
No.
Judul/Headline maar niet zelfkastijding
Jenis Liputan/Rubrik
Hal.
voor
Kontributor Baalen
dicetak besar: ‘Europese Grondwet is bezweken onder grote woorden’ dan ‘Nederlands ‘nee’ is niet hetzelfde als Frans ‘nee.’ Dilengkapi karikatur keretapi Europa. Caption yang dicetak besar: ‘Pijnlijk: niet Frans maar Engels klinkt in Brussel als voertaal.’
31. Europa schuift op naar Opini (Collignon Blair dalam Forum)
13
Jonathan Freedland (kolomnis the Guardian)
32. Te veel en te snel
Komentar
13
de Volkskrant
33. Pas op de plaats
Opini (Forum)
13
de Volkskrant
34. Bekijk het maar
Opini (Forum)
13
Marcel Dam
35. Geen Europa-moeheid op Berita (Achterkant) tv
H a l a m a n | 43
24
Keterangan
van
Lampiran 2: Sikap terhadap Konstitusi dan Hasil Referendum
Figur
Algemeen Dagblad
No.
Nama
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Commentaar Onafhankelijk
√
√
3. Liliana Faccoli Sky News Italia: Menyatakan gagalnya Pintozzi pemilih ‘ya’ karena kurang komunikasi dengan pemilih.
√
√
4. Belinda Meuldijk
Politik
√
Presentator TV Polandia: Menyorot unggulnya suara ‘nee’ dalam referendum. Menurutnya, pemilih bukan menolak konstitusi, tetapi lebih karena tidak suka dengan Balkenende dan mahalnya euro (€). “De Grondwet is onbegrijpelijk document. Niemand heeft het gelezen.”
Publik
2. Marek Orzechowski
Akibat referendum tidak memerlukan pengunduran diri Kabinet untuk pemulihan ekonomi saat ini. Tetapi Kabinet harus memberikan sinyal √ bahwa penolakan rakyat terhadap konstitusi adalah hal yang serius. Cara yang tepat untuk itu adalah membuang konstitusi ke kotak sampah.
Penulis: Membawa keledai dan anjingnya ke TPS dan memberikan √ suara ‘nee.’
1. J.P. Balkenende PM Belanda (CDA): Foto Balkenende ukuran besar dengan mimik masam dan kecewa. Dengan nada apologis Balkenende berkata: “Natuurlijk doet het pijn, maar de bevolking is heel duidelijk geweest. Het Nederlandse nee moet recht worden gedaan. Europa is te veel een zaak geweest van de politiek, te weinig van de burger.” Menurutnya, penolakan warga Prancis dan Belanda dalam referendum adalah ‘situasi berbahaya, yang bisa menurunkan pengaruh politik EU dalam konteks global.’
√
√ √
H a l a m a n | 44
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Hasil Referendum
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 2. Atzo Nicolaï
3. Harry Bommel
Sekretaris Negara (Kemlu) ‘Urusan Eropa’ (VVD): Membela diri dengan alasan andaikan kampanye ‘ya’ dalam bentuk lain juga tidak akan banyak mengubah preferensi pemilih. “Er is brede onvrede over Europa en over de politiek in het algemeen. Deze uitslag heeft geen personele consequenties voor mij, want mijn werk blijft zinvol.”
√
√
van Anggota parlemen (SP), salah seorang pemuka kelompok ‘nee’: “Wij willen √ niet uit de Europese Unie, maar wel een pas op de plaats.”
4. André Rouvoet Ketua Fraksi ChristenUnie di parlemen: “Dit is geen nee tegen Europa, maar tegen deze Grondwet.” 5. Wouter Bos
6. Gerrit Zalm
7. Jean-Claude Juncker
√
√
Ketua Fraksi PvdA di parlemen: Meminta agar parlemen mempertimbangkan secara serius suara ‘nee.’ “Deze uitslag laat ons geen enkele keus. We kunnen niet doorgaan met deze Europese politiek in Nederland. Dat betekent dat we niet over twee jaar dezelfde vraag aan de burger kunnen stellen.”
√
Menteri Keuangan (VVD): Ingin korektif referendum dimasukkan lagi ke dalam agenda. “Ik ben wat dat betreft bekeerd.”
√
Ketua Dewan Eropa (Luxemburg): “Het aantal redenen waarom de bevolking nee stemt was in Frankrijk al groot, maar is nu helemaal indrukwekkend. Men houdt niet van Europa zoals het is en op grond daarvan verwerpt men Europa zoals het zou moeten worden.”
8. Josep Borrell Ketua Parlemen Eropa (Delegasi Partai Fontelles Sosialis Spanyol di Parlemen Eropa): Menimpali kegusaran Juncker, mengatakan: “Ketakutan kita lebih besar daripada mimpi.”
H a l a m a n | 45
√
√
√
√
√
√
√
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Hasil Referendum
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 9. Carmiel Eurlings
10. Jacques Chirac
11. Jack Straw
12. Joscha Fischer
13. Gerhard Schröder
14. Guido Rossi
15. Fausto Bertinotti
Tokoh CDA, delegasi yang prokonstitusi di Parlemen Eropa: “... ‘er veel broodje-aap-verhalen’ in omloop, over de superstaat Europa, maar ook over het resico van dreigende oorlog bij een afwijzing van de Grondwet.”
√
Presiden Prancis (Union pour un Mouvement Populaire/Gaullis): Mengatakan bahwa hasil referendum ini ‘memberikan tanda tanya terhadap masa depan Eropa.’
√
√
Menlu Inggris (Labour): Berpendapat bahwa ada ‘pertanyaan-pertanyaan mendalam’ terhadap masa depan Eropa.
√
√
√
Menlu Jerman (Grüne): “Er is geen sprake van een einde van de Grondwet en al helemaal niet van de Europese integratie.”
√ √
Kanselir Jerman (Sozialdemokratische Partei Deutschlands): Berpendapat bahwa negara anggota yang telah menyetujui konstitusi harus tetap melanjutkan proses ratifikasi. “Elke lidstaat heeft het recht en de plicht zijn eigen stem uit te brengen.” Ratifikasi konstitusi tidak boleh menghambat proses integrasi Eropa dan menekankan bahwa tidak ada alternatif dalam penyatuan Eropa kecuali meratifikasi konstitusi.
√ √
Wakil Ketua Fraksi Partai Liga Nord di parlemen Italia: “Saat ini Konstitusi √ Eropa sudah mati dan dikuburkan.”
√
Tokoh komunis Italia: “Sekali lagi rakyat berkata tidak terhadap Konstitusi √ Eropa, sekali lagi rakyat yang menang.”
√
H a l a m a n | 46
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Hasil Referendum
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 16. Frans Timmermans
Anggota parlemen (PvdA, anggota penyusun konstitusi): “Al die maanden dat wij aan de Grondwet werkten en dat terugkoppelden naar de Tweede Kamer, was hun belangstelling nul. Ze kwámen niet eens. Het hoogste woord! Als dat niet dubbel is, weet ik ook niet meer.”
√ √
17. René van der Anggota Eerste Kamer (CDA, anggota Linden penyusun konstitusi): “Van Bommel en Rouvoet hebben tonnen boter op hun hoofd. De twee hebben geen enkel recht van spreken meer. Nederland had Europa kunnen redden door het Franse nee tot een Frans probleem te maken, het had zich met een ja in het centrum van de macht kunnen nestelen. Ook die kans hebben we niet gepakt.”
√ √
18. Agnes Krista Velzen
Kant, SP, foto van
19. Maxime Verhagen
20. Hans Baalen
√
√
Ketua Fraksi CDA di parlemen: “Het is een overduidelijk uitslag. De burger hebben duidelijk aangegeven dat Europa te snel gaat. Dus we kunnen dit verdrag absoluut niet goedkeuren.”
√
van Ketua ‘Urusan Luar Negeri/Eropa’ VVD: “De Europese Grondwet is door het Nederlands referendum dodelijk getroffen.” Menurutnya, Brussel ‘saat ini belum perlu lagi’ berbicara tentang konstusi.
√
21. Boris Dittrich
H a l a m a n | 47
Ketua Fraksi D66 di parlemen: “Wij voorstanders zijn te laat met onze campagne begonnen en zijn te veel op details ingegaan, terwijl het zo eenvoudig was uit te leggen. Het neekamp was duidelijker, daar hadden we nog veel van kunnen leren.”
√
√
√
√
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 22. Geert Wilders
23. Tiny Kox
24. Mat Herben
Groep Wilders: “Nederlanders hebben niks tegen Europa. We willen alleen geen superstaat waar we niks te zeggen hebben. Dit toont aan hoe √ groot de kloof tussen bevolking en politiek is. De burgers hebben het kabinet en de Kamer een poepje laten ruiken.”
√
Senator Eerste Kamer (SP): “Het is erg indrukwekkend. Het Nederlandse volk is de grote winnar. Dit is een feestdag voor de democratie.”
√
Ketua Fraksi LPF di parlemen: “Ze (de kiezers) hebben niet toegegeven aan de Berlusconi-achtige propagandacampagne van het kabinet.”
√
√
√
H a l a m a n | 48
Figur
NRC Handelsblad
No.
Nama
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Kamagurka
Kartunis: “Zie het als een ja op het Franse nee!”
2. Willem Bos
Ketua ‘Comité Grondwet Nee’: “Het ondemocratische en neoliberale Europa van de elite heeft verloren van de burgers. Deze uitslag is ronduit gunstig voor de toekomst van Europa. De hoge opkomst en de vele discussies geven aan dat Europa leeft onder de bevolking, als de mensen er zelf maar werkelijk iets over te zeggen hebben.”
Publik
3. Agnes Jongerius
√
√
√
Ketua FNV (Federatie Nederlandse Vakbeweging): Berpendapat bahwa referendum berjalan dengan sukses: “Het bewijs dat het kan en het moet vaker gebeuren. (...) Een sociaal Europa is cruciaal √ voor onze eigen toekomst.” Kepada parlemen dia mengatakan: “Steek eens de hand in eigen boezem, en vraag je af in hoeverre je eigen arrogantie juist deze uitslag mee heeft opgeroepen.”
4. Bernard Wientjes Ketua Organisasi Pengusaha UNONCW: “VNO-NCW betreurt het Nederlandse ‘nee’ tegen de Europese Grondwet. VNO-NCW roept op om geen vergaande consequenties te trekken uit het nee van Frankrijk en Nederland. Alles moet worden gedaan om het vertrouwen te herstellen en snel een einde te maken aan de onzekere situatie die nu is onstaan.”
H a l a m a n | 49
√
√
√ √
Figur
No.
Nama
Keterangan
Sikap terhadap Konstitusi
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 5. Loek Hermans
Ketua MKB-Nederland (Organisasi UKM Belanda): “MKB-Nederland pleit ervoor dat, ondanks de verwerping van de ‘grondwet’, er verder wordt gewerkt aan noodzakelijke economische hervormingen in Europa. Verder is MKB-Nederland van mening dat de Nederlandse politiek de kloof tussen burger en Europa moet verkleinen.”
√
Anggota Adviesraad Internationale Vraagstukken: ‘Nederland is zijn kompas kwijt. De heftige discussies illustreren hoezeer Europa buitenland is gebleven.’
√
√
7. Paul Scheffer
Penulis: ‘De opstand de burgers duurt voort’
√
√
8. J.L. Heldring
Kolomnis: ‘Op drift’
√
√
9. Menno Tamminga
Kolomnis: ‘Zeg maar nee, dan krijg je er twee.’
√
√
10. Hans Beerekamp
Penulis resensi TV
√
√
11. Gerrit Komerij
Pujangga
12. Flip de Kam
Kolomnis
√
13. RGvT
Kartunis: John Reid, Bastiaan Geleijnse, Jean-Marc van Tol: “Hebben we met z’n allen mooi het stierenvechten afgeschaft!!”
√
√
√
√
6. Ben Knappen
√
√
14. Ruben L. Kartunis Oppenheimer
√ √
15. Wolfgang Ammer Kartunis
√
√
16. Stephff (Stephane Peray)
√
√
Kartunis
H a l a m a n | 50
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. J.P. Balkenende
PM Belanda (CDA): Balkenende sangat kecewa dengan hasil referendum. “De vrees voor verlies aan soevereiniteit, het tempo van de veranderingen dat te hoog ligt en dat Nederland te veel aan Europa afdraagt.” Balkenende ingin proses ratifikasi di negara anggota yang lain tetap dilanjutkan. “We hebben twee werkelijkheden. De werkelijkheid van politici die keihard voor het verdrag hebben geknokt en die van de bevolking die zegt: ‘We moeten het maar niet doen’.”
√ √
Menteri Keuangan (VVD): “Dan zeg ik Brussels: ‘We betalen te vee’.”
√
3. Wouter Bos
Ketua Fraksi PvdA di parlemen: “We moeten nu laten zien dat uitbreiden van Europa beter is dan verdiepen. We moeten toe naar een van verschillende snelheden.”
√
Ketua Fraksi D66 di parlemen: “We hebben zelfs Frankrijk verslagen in de uitslag.”
√
Politik
2. Gerrit Zalm
4. Boris Dittricht
5. Geert Wilders
Anggota parlemen (VVD)
7. Jean-Claude Juncker
Ketua Dewan Eropa (Luxemburg)
8. Jack Straw
Menlu Inggris (Labour): “Het ordeel van deze referenda werpt fundamentele vragen op voor ons allen omtrent de teokomstige richting van Europa.”
H a l a m a n | 51
√
√
Groep Wilders: “Ik hoop dat we nu gaan nadenken wat de rol van √ Nederland is in de Europese Unie moet zijn.”
6. Hans van Baalen
9. Liam Fox
√
Partai Konservatif di parlemen Inggris mengatakan bahwa √ konstitusi telah ‘mati.’
√
√ √
√
√
√
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Hasil Referendum
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 10. Jan de Wit
Anggota parlemen (SP)
11. Maxime Verhagen
Ketua Fraksi CDA di parlemen
√
√ √
√
12. Ronald van Foto, senator dari Eerste Kamer SP Raaks, Anja √ Meulenvelt
√
13. Jan Marijnissen
√
√
√
√
√
√
14. Harry Bommel
Ketua Fraksi SP di parlemen
van Anggota parlemen (SP)
15. Agnes Kant
Anggota parlemen (SP)
16. Femke Helsema
Ketua Fraksi Groenlinks di parlemen: “Het is onzetten balen. Met een referendum neem je een resico van een andere uitslag, maar dat hoort erbij.” “We moeten nu de ruimte gunnen aan de winnars om iets met dit nee te doen.”
17. Jules Maaten
Anggota Parlemen Eropa (VVD): “Nederland zal grote moeite hebben dit resultaat uit te leggen in Europa.”
18. Kathalijne Buitenweg
Anggota Parlemen Eropa (Groenlinks): “Het nee-kamp is er beter in geslaagd de argumenten over het voetlicht te brengen.”
19. Mat Herben
Ketua Fraksi LPF di parlemen: “De kiezer is te prijzen dat deze niet heeft toegegeven aan de √ ‘Berlusconi-achtige’ campagne van de regering.”
20. Ben Bot
√
Menlu Belanda (CDA ): “Er is sprake van jarenlang achterstallig onderhoud bij het uitleggen van Europa aan de burgers. Dat is de les dat ik heb geleerd.”
√
√
√
√
√
√
√
√
H a l a m a n | 52
Figur
No.
Nama
Keterangan
Sikap terhadap Konstitusi
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 21. Neelie Kroes
Komisi Direktorat Kompetisi (Mededinging) Eropa (VVD): “Europa kan zich niet permitteren achterover te leunen. De concurrenten in de wereld gaan gewoon door.”
√
√
Mendagri Belanda (VVD): “Het gevoel dat—in Europa—dingen buiten de mensen om geregeld worden heeft mij ook wel eens bekropen.”
√
√
23. Jozias Aartsen
van Ketua Fraksi VVD di parlemen: “De kiezer is niet dom en heeft intuïtief aangegeven dat dit verdrag een stap te ver was.”
√
√
24. Max Berg
den Anggota Parlemen Eropa (PvdA): “Misschien zijn we te ver gegaan met de uitbreiding van de EU en de economische integratie.”
22. Johan Remkes
van
25. Marianne Thieme Ketua Partij voor de Dieren: “De politiek zal oog en oor moeten krijgen voor de gevoelens die werkelijk leven onder de kiezers en dierenwelzijn maakt daar een belangrijk onderdeel van uit.” 26. Jacques Chirac
√
√
√
√
Presiden Prancis: “Dit nieuwe negatieve resultaat op een land dat tot de oprichters van de Unie behoort en gehecht is aan het Europese bouwwerk heeft uiting aan grote verwachtingen, vragen en zorgen over de ontwikkeling van het Europese project.”
√ √
27. Gerhard Schröder Kanselir Jerman: “Ik be er nog steeds van overtuigend dat we de Grondwet nodig hebben als we een democratische, socialer en sterker Europa willen.”
√ √
H a l a m a n | 53
Figur
No.
Nama
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
Sikap terhadap Hasil Referendum
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 28. Wolfgang Schäuble
Pakar Luar Negeri CDU, Jerman: Menimpakan kegagalan pemilih ‘ya’ di Prancis dan Belanda kepada sentimen di Prancis dan Belanda terhadap aksi Chirac-Schröder yang sering mengabaikan negara kecil.
29. Franco Rutelli
La Margherita (kiri-tengah), Italia
30. Guilio Tremonti
Wakil PM Italia
31. José Rodríguez Zapatero
√
√
√ √
√
Luis PM Spanyol (Sosialis)
32. Guy Verhofstadt
√ √ PM Belgia (Vlaamse Liberalen en Democraten)
33. Winfried Martens Ketua Koalisi Eroipa
Kristen-demokrat
34. André Rouvoet
Ketua Christen-Unie
35. Alexander Pechtold
Menteri Reformasi Pemerintahan (D66)
36. Max Hermans
Anggota parlemen (LPF): “Natuurlijk is het goed dat er nu nee gezegd is, maar de kloof tussen de burger en de politiek is √ sinds 2002 niet gedicht. Sterker nog, hij lijkt wel groter te zijn geworden.”
37. Rendert Algra
√
Anggota parlemen (CDA): Menginginkan pembubaran parlemen dan pelaksanaan pemilu yang baru.
√
√
√
√
√
√ √
√
√
√
√
H a l a m a n | 54
Figur
de Volkskrant
No.
Nama
Sikap terhadap Hasil Referendum
Sikap terhadap Konstitusi
Keterangan
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Jan Mulder
Kolomnis
√
√
2. Ellen ten Damme Artis, penyanyi pop: “Het is altijd leuker om nee te zeggen. Mensen zijn √ van nature conservative.” 3. Driek van Wissen Pujangga: “Aan de overheersing door Europa is een kleine halt toegeroepen, al maakt dat voor de poëzie niets uit.”
√
√
Kolumnis: “Ik ben blij, maar ik trek geen fles champagne open. Het is triest dat de politici er zo naast zaten.”
√
5. Thorwald Veneberg
Pembalap sepeda: “Shit! Niet handig van die 62 procent. Het is een stem tegen Balkenende en dat is nu een verkeer moment..”
√
6. H.J. Schoo
Kolomnis
7. Jonathan Freedland
Kolomnis The Guardian
8. Marcel van Dam
Kolomnis
1. J.P. Balkenende
PM Belanda (CDA): “Nee is nee. Wij begrijpen de zorgen. Over het verlies aan soevereiniteit, over het tempo van de veranderingen in Europa zonder dat de brugers zich daarbij betrokken voelen, over onze financieële bijdrage aan Brussel. En daar moet in Europa rekening mee worden gehouden.” “Een niet mis te verstaan signaal. We moeten de burgers betrekken bij het Europa van de toekomst.”
√ √
Menlu Belanda (CDA): “We hebben de burger te veel door de strot willen duwen.”
√
Politik
Publik
4. Ronald Plasterk
√
2. Ben Bot
3. José Manuel Ketua Komisi Eropa: “Europa is niet het Barosso probleem, Europa is de oplossing. Europa moet doorgaan.”
H a l a m a n | 55
√
√
√
√
√
√
√
√
√ √
√
4. Wouter Bos
Ketua Fraksi PvdA di parlemen: “De burger had het gevoel op een voortdenderende trein te zitten. Nu had hij de kans eraf te springen.”
5. Gerhard Schröder
“Velen twijvelen of Europa in staat is een antwoord te geven op de dringende zaken van deze tijd.”
6. Karla Peijs
Menteri Perhubungan dan Perairan (CDA)
7. Jacques Chirac
Presiden Prancis: “De uitslag vertolk de verwachtingen, vragen en zorgen over de ontwikkeling van het Europese project.”
8. Jacques-Claude Juncker
Ketua Dewan Eropa
9. Neelie Kroes
Komisaris Eropa
10. Jan Marijnissen
√ √
√
√
√ √
√ √ √
√
Ketua Fraksi SP di parlemen: “Het establishment is ontroond.” “De minister-president is niet langer √ geloofwaardig. Dat is vandaag weer gebleken.”
√
11. Ria Oomen- Anggota Parlemen Eropa (CDA): “Het Ruyten is veel erger dan ik had verwacht. Het is heel ernstig. Kennelijk zijn wij er niet in geslaagd het grondwettelijk verdrag uit te leggen.”
√
12. Boris Dittrich
Ketua Fraksi D66 di parlemen
√
13. Ruud Koole
Ketua PvdA: “Het is fijn dat er zo intens debat over Europa wordt gevoerd.”
√
Ketua Fraksi Groenlinks di parlemen; ‘Nee is nee, met deze Grondwet kunnen we niet door.” “Ik baal behoorlijk. Het nee was een daad van verzet.”
√
14. Femke Helsema
√
√
15. Hans van Baalen
Ketua ‘Urusan Luar Negeri/Eropa’ VVD
16. Gerda Verburg
Wakil Ketua Fraksi CDA di parlemen
17. Timy Kox
Senator SP
√
18. Mat Herben
Ketua Fraksi LPF di parlemen
√
19. Geert Wilders
Groep Wilders
√
√
√ √
√
√ √ √
√ √ √ √
H a l a m a n | 56
20. Jozias Aartsen
van Ketua Fraksi VVD di Parlemen
21. André Rouvoet
H a l a m a n | 57
Ketua Christen-Unie: “De mensen hebben aan de noodrem getrokken. Maar men kiest wel voor Europese samenwerking.”
√
√
√
√
Lampiran 3: Pilihan Konstituen menurut Partai Politik24 Lain-lain 3.4 Groep Wilders
7.1
ChristenUnie
SP
94.2 92.7
13.1
85.3
6.8
92.6
D66
53.6
45.4
Groenlinks
51.6
46.2
44.1
PvdA
78.8
24
22
60.7 0%
20%
Tidak
54.6
CDA
VVD
Ya
38.3 40%
60%
80%
100%
Dari: Algemeen Dagblad, 2 Juni 2005, bersumber dari: ANP, wawancara/NSS.
H a l a m a n | 58