4 minute read
Kompetensi Tersertifikasi Diakui Nasional dan Berlaku Seumur Hidup
from binder7mar23
Belasan Siswa Ikuti Uji Kompetensi LSK Jenjang 3
Surabaya, Bhirawa
Advertisement
Uji kompetensi kelas akselerasi yang digelar UPT Pengembangan Teknis dan Keterampilan Kejuruan (PTKK) bersama Lembaga Setifikasi
Kompetensi (LSK) masih berlanjut. Sertifikasi kali ini diikuti 15 siswa dari kompetensi keahlian Perbaikan Pendingin dan Tata Udara dengan jenjang
3 yang mengacu pada Standart Kompetensi Lulusan berbasis Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (SKL berbasis KKNI), Senin (6/3).
Penguji dari LSK Elektronika
Jakarta, Bambang Irianto mengatakan materi uji kompetensi terkait dengan pemasangan, perbaikan dan perawatan AC. Modul sertifikasi ini mengacu pada SKL yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan (Ditbinsuslat)
Kemdikbud Ristek.
Peserta dapat dinyatakan lulus, kata Bambang, jika mampu mendapatkan nilai teori dan praktek minimal 80 poin. Penilaian lainnya yakni, bersikap baik dan dinyatakan kompeten. Sebab, ada 20 sub kompetensi yang harus dikuasai peserta. Dengan perbandingan 30 teori dan 70 praktek.
"Jika dinyatakan kompeten dari LSK mereka akan dapat kompetensi yang berlaku nasional dan seu- mur hidup. Dan direkomendasikan oleh perusahaan sebagai persyaratan mendapatkan pekerjaan. Ini hak yang diterima oleh siswa selama mengikuti sertifikasi LSK sesuai bidangnya. Karena kita menggunakan modulnya mengacu pada SKL berbasis KKNI yang diterbitkan Disnaker," terang dia. Lebih lanjut, pada uji kompetensi ini sertifikasi diberikan di jenjang 3. Level ini setara dengan teknisi. Di mana mereka dapat merencanakan, membuat Rencana Anggaran Biaya (RAB) hingga pemasangan.
"Kalau tukang dikasih AC langsung pasang. Tapi di level 3 ini, mereka dapat menentukan kebutuhan AC. Menganalisa kebutuhan ac jika terjadi kerusakan," katanya. Ahmad Fahmi Fatkhurrohman,
BANGKU POJOK
Guru Besar Unair Temukan Senyawa Tanaman Obat Antikanker dan DBD
Surabaya, Bhirawa
Guru Besar Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya Prof. Dr. Alfinda Novi Kristanti DEA., menemukan senyawa tanaman untuk obat antikanker dan demam berdarah dengue (DBD). Prof. Alfinda Novi Kristanti di Surabaya, Senin mengatakan senyawa obat antikanker dan DBD terdapat di tanaman gaharu (Aquilaria microcarpa), gambir (Uncaria), dan sambung nyawa (Gynura procumbens).
"Pada spesies Aquilaria, ada kandungan chromone yang mirip dengan senyawa golongan 2-styrylchromone di mana kesediaan senyawa ini sangat jarang sehingga harus dilakukan sintesis organik," katanya.
Dari sintesis dengan variasi struktur benzaldehid, Prof. Alfinda menemukan sembilan senyawa golongan 2-styrylchrome. Senyawa ini lalu diuji secara in silico melalui docking experiment menggunakan protein sebagai target obat pengembangan kemoterapi kanker."Rangkaian penelitian ini menjadi contoh bagaimana alam telah memberikan ide struktur senyawa untuk dapat dilakukan sintesis senyawa dengan potensi yang lebih baik," ungkap dosen departemen kimia itu.
Selanjutnya, ia beralih pada komponen utama gambir yaitu catechin merupakan senyawa golongan flavonoid. Dari hasil isolasi menunjukkan satu kilogram gambir mengandung kadar catechin sebesar 18 gram dengan tingkat kemurnian 90 persen. "Senyawa catechin dapat bertindak sebagai antikanker, antiviral, antimikroba, bahkan aktivitas antioksidannya jauh lebih besar dibandingkan dengan vitamin C. Hal ini secara tidak langsung dapat mencegah potensi terjadinya kanker," ujarnya. [ant.why] salah satu peserta uji kompetensi Perbaikan pendingin dan Tata Udara kelas akselerasi mengaku bersyukur dirinya terpilih untuk mengikuti sertifikasi yang diadakan UPT PTKK Dindik Jawa Timur. Pasalnya, selain mendapatkan pengakuan kompetensi yang bersertifikat, ia juga mendapatkan banyak ilmu yang belum diberikan oleh sekolah. "Alhamdulillah bersyukur karena terpilih. Karena banyak pengalaman yang didapat selain ilmu juga.
Awal mula bisa praktek perbaikan AC ya dari disini (UPT PTKK,red). Disekolah diajari juga tapi terbatas belajar karena pandemi juga tiga tahun terakhir," ujar siswa kelas 3 SMKN 1 Keras Kediri ini. Ia juga melanjutkan, melalui program pelatihan dan uji kompetensi ini, pihaknya bisa berbagi ilmu perbaikan AC dengan teman sebaya. Fahmi berujar usai dinyatakan lulus 100 persen dalam sertifikasi LSK pada program akselerasi ini pihaknya akan membuka usaha jasa layanan perbaikan AC yang banyak dibutuhkan masyarakat luas. [ina.why]
Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di NTT Harus Disiapkan Secara Matang
Kota Malang, Bhirawa
Penerapan Peraturan Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov NTT) siswa SMA sederajat untuk masuk pukul 05.00 WITA, sebagai upaya peningkatan SDM di NTT
Prof. H. Akhsanul In'am, Ph.D. guru besar Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). berpendapat bahwa kebijakan tersebut sudah bagus, sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan SDM, akan tetapi menurut dia tidak tepat.
Ia mengatakan bahwa mayoritas masyarakat NTT adalah non-muslim dan beberapa di antaranya tidak terbiasa bangun pagi. "Hal ini merupakan kebiasaan yang diubah dan saya kira akan sulit, dilakukan dalam waktu yang relatif singkat,"tukasnya.
Ia menyampaikan, jika ini diterapkan pada seorang muslim mungkin tidak terlalu menjadi masalah.
"Tapi di NTT kan banyak non-muslim juga sehingga menurut saya toleransi juga harus dipikirkan," katanya.
In'am menilai kebijakan ini juga dapat membahayakan para siswa. Lantaran keadaan yang masih gelap gulita, kecelakaan tentu akan lebih mungkin terjadi. Pada rentang pukul 05.0005.30 WITA, banyak siswa yang masih kesulitan dalam mendapat transportasi umum ke sekolah sehingga kebijakan ini tidak akna begitu efektif. Idealnya, pelajaran dapat dimulai pada pukul
06.30 pagi karena pada saat itu siswa telah siap menerima pengetahuan baru serta langit sudah terang.
Namun jika tetap ingin masuk pukul
05.30 WITA, In'am berpendapat bahwa pemerintah provinsi perlu memberlakukan jam malam. Hal ini agar para siswa tidak keluyuran di kafe dan sejenisnya dan dapat bangun lebih segar di pagi harinya. Selain itu, membangun asra-
SD
Surabaya, Bhirawa ma untuk siswa juga bisa menjadi solusi penting. Sehingga mereka lebih aman, tertib da dapt mengikuti peraturan yang sudah diterapkan.
"Jika kebijakan masuk jam 05.30 WITA disandingkan dengan asrama, saya kira akan bisa berjalam lebih efektif dan baik," tandasnya.
Namun, menurutnya ada banyak solusi lain yang bisa ditempuh jika ingin memperbaiki dan mencetak SDM yang berkualitas. Beberapa diantaranya yakni dengan memaksimalkan potensi masing-masing siswa dengan berbagai program, memberikan perhatian lebih, hingga apresiasi tinggi bagi mereka yang berprestasi.
Selain itu, bisa dilakukan dengan pemberian beasiswa maupun fasilitas yang lebih mumpuni sehingga para siswa lebih bersemangat dalam belajar. "Di beberapa negara, para siswa diberikan fasilitas yang baik sehingga mampu memaksimalkan potensi. Baik mereka yang baik dalam akademik maupun non akademik," pungkasnya. [mut.why]
Sebagai bentuk komitmen tumbuh kembang anak yang positif, SD Muhamadiyah 26 Surabaya mendeklarasikan Sekolah Ramah Anak.
Deklarasi Sekolah Ramah
Anak yang dilaksanakan Senin (6/3) di sekolah yang terletak di jalan Ahmad Dahlan, Keputih, kemarin dihadiri Camat Sukolilo dan forkopim kecamatan serta sejumlah pejabat Dindik Surabaya. Selain itu deklarasi yang ditandai dengan tanda tangan komitmem serta pemasangan banner besar Sekolah Ramah Anak ini dihadiri juga oleh perwakolan orang tua, tokoh masyarakat setempat dan wakil dari pengurua Muhamdiyah.
Kepala sekolah SD Muhamadiyah 26, Yunita Puspitasari menyebut sekolahnya berkomitmen menciptakan sekolah dan lingkungan ramah anak untuk mendukung tumbuh kembang anak terutama yang masih usia dasar agar tetap terjaga secara positif. "Lingkungan terutama sekolah adalah tempat yang sangat mempengaruhi bagaimana an a berkembang. U siap meny e lingkungan p e mendukung