BBPK BULETIN
Forum Komunikasi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta
JAKARTA
EDISI NO. 3 JULI-SEPTEMBER 2017
Diklat Kepemimpinan Tingkat II “Sukses adalah perjalanan, bukan semata tujuan�
Asuhan Keperawatan Demensia
BERITA UTAMA
Gema Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dalam Mendukung Program Indonesia Sehat
Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas Selayang Pandang
Mutu Pelatihan Diklat yang bermutu adalah jika tujuan dan indikator keberhasilannya jelas dan dapat tercapai
Kegiatan Pelatihan Di BBPK Jakarta
DA F TA R I S I 12
BERITA UTAMA
Asuhan Keperawatan Demensia
06 Gema Gerakan Masyarakat Hidup Sehat Dalam Mendukung Program Indonesia Sehat
32 Selayang Pandang Kegiatan Pelatihan di BBPK Jakarta
10 Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual Di Puskesmas
02
Kiprah Bppk Jakarta Dalam Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II
RAGAM PENUNJANG PELATIHAN
FITUR 22
18
2
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Mutu Pelatihan
32
Brainstorming, Metode Pembelajaran Unggulan bagi Widyaiswara
38
Upaya BBPK Jakarta Berstatus Badan Layanan Umum (BLU)
Buletin BBPK Jakarta
Envato Elements/license/Harry Wasis
26
HUMOR DAN RESILIENSI
30
Kreativitas yang Menggila
38
Galeri Foto
SA L A M KESUMA Meraih prestasi bukan tidak mungkin bisa dilakukan oleh BBPK Jakarta. Tak ada kata ’menyerah’ untuk selalu membuat suatu inovasi dalam penyelenggaraan diklatnya. Kata Martin L. King, Jr: ”Tak ada waktu yang tidak tepat untuk melakukan sesuatu yang benar”, sepertinya tepat sebagai kata motivasi terhadap apa yang telah diupayakan oleh BBPK Jakarta. Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II telah dilewati melalui berbagai progress selama lebih dari setahun yang pada akhirnya dapat diwujudkan pada saatnya dengan tepat. Kebanggaan dalam penyelenggaraan perdana Diklat Kepemimpinan Tingkat II termuat sebagai Berita Utama. Gema Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) selalu dikumandangkan di setiap sudut program dan kegiatan di Kementerian Kesehatan. Tulisan tentang Germas ini juga menghiasi halaman demi halaman Buletin kita, apakah yang bisa kita lakukan dengan Germas? Tak kalah pentingnya adalah Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual, apakah itu? Masih banyak tulisan ringan yang akan memperkaya khasanah keilmuan ditampilkan dalam buletin ini. Semangat Wilayah Bebas Korupsi (WBK) terus menerus ditampilkan agar dapat diinternalisasikan ke dalam sanubari. Mari kita wujudkan WBK dengan ”Tolak Gratifikasi”! Perlu komitmen dari semua unsur internal termasuk komitmen para pengguna layanan BBPK Jakarta. Proficiat dan sukses untuk kita semua. Tim Redaksi.
TIM R E DA K S I
Penanggung jawab Drs.Zaenal Komar Apt,MA Pemimpin Redaksi Dra. Titik Handayani Editor drg. Maria Ema LL, MSi, Med Margaretha Yuliani,SKM,MM Ati Dwi Kurniati,SKM, MKM. Euis Sunarsih, SKM Redaktur Ida Ayu NSY, S.Sos Diani Purwitasari,S,Sos Abdul shomad, SE
A L A M AT R E DA K S I
Jl. Wijayakusuma Raya No 45, Cilandak, Jakarta Selatan 12450 Telepon: 021 7657625 Fax: 021 7656876 Email: bbpkjakarta@gmail com www.bbpkjakarta.co.id Nomor ISSN: 2086-6631
Buletin BBPK Jakarta
3
BERITA UTAMA
KIPRAH BPPK JAKARTA DALAM Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat II “Sukses adalah perjalanan, bukan semata tujuan”
Foto bersama peserta Diklatpim II bersama Mentri Kesehatan Prof.Dr.dr. Nila Djuwita F.Moeloek SpM (K) (tengah) & Kepala LAN RI DR. Adi Suryanto, M.Si, (nomer 2 dari kiri).
Pengembangan kediklatan selalu dilakukan untuk menjawab tantangan globalisasi dan tuntutan program sebagai hasil pengejawantahan kebijakan. Penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan yang selama ini diselenggarakan di BBPK Jakarta sebatas Diklatpim Tingkat III dan IV. Keinginan berinovasi terus berkembang, seiring dengan peluang dalam menyelenggarakan Diklatpim Tingkat II terbuka. Peluang ini diambil, yang tentu saja memiliki banyak persyaratan untuk dipenuhi guna terlaksananya penyelenggaraan Diklatpim Tingkat II sesuai ketentuan Lembaga Administrasi Negara (LAN) RI. Hingga awal 2017, jejaring kerja, koordinasi dan kolaborasi diwujudkan, tim efektif dibangun, baik dengan Badan PPSDM Kesehatan Kemenkes, Biro Kepegawaian Kemenkes, dan LAN RI tentunya. Jalan panjang secara konsisten dilakukan secara
2
Buletin BBPK Jakarta
terencana, melalui negosiasi dan advokasi yang akhirnya bisa memberikan keyakinan kepada Pimpinan LAN RI terhadap kemampuan BBPK Jakarta untuk menyelenggarakannya, rapatrapat internal dan eksternal, menyiapkan para Widyaiswara serta Penyelenggara melalui penyelenggaraan Mini Workshop dan Inhouse Training, audiensi Kepala Badan PPSDM Kesehatan kepada Kepala LAN RI, Benchmarking ke Badan PSDM Provinsi Jawa Tengah, LAN RI, dan Badan PSDM Provinsi Jawa Barat. Penyelenggaraan Diklatpim Tingkat II di BBPK Jakarta diselenggarakan pada tanggal 27 Juli s.d. 18 November 2017, dengan pola pembelajaran klasikal dan non klasikal “on” dan “off campus”. Jumlah peserta sebanyak 52 orang untuk satu angkatan terdiri dari dua kelas, masing-masing kelas sebanyak ±26 orang.
M a r g a ret ha Yul ia n i, SKM , M M Wi d y a i sw a ra Ah l i Ma dy a BB P K Jak art a
Penyerahan Rekomendasi Gabungan Tim Visitas Kepemimpinan Nasional DIKLAT PIM II KEMENKES RI
Oleh karena BBPK Jakarta belum terkreditasi, sehingga penyelenggara perdana diampu oleh LAN RI, baik penyelenggaraan dan Fasilitatornya. Komitmen kesiapan BBPK Jakarta membawa kelancaran penyelenggaraan Diklatpim Tingkat II. Saat ini (11 September-11 November 2017) Peserta Diklat yang notabene adalah Pejabat Struktural Eselon II sedang memasuki tahap Laboratorium Kepemimpinan, off campus, guna mengimplementasikan Rancangan Proyek Perubahan yang telah diseminarkan di hadapan Penguji/Narasumber LAN RI dan Mentor. Selamat dan Sukses untuk Seminar Laboratorium Kepemimpinan di pertengahan November 2017 nanti, di mana Peserta diminta pertanggungjawabannya sebagai Pemimpin Perubahan.
Yang unik dari Diklatpim Tingkat II adalah pola pelaksanaan bencmarking dengan nama Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN). VKN Diklatpim Tinggkat II dilaksanakan dalam bentuk kunjungan kerja ke desa-desa, melakukan wawancara, diskusi dan interaksi lansung kepada masyarakat untuk melakukan pemetaan terhadap masalahmasalah pembangunan dan pelayanan masyarakat serta melakukan upaya pengajian dan rencana aksi dan inovasi dalam memecahkan masalah-masalah tersebut sebagai bahan “policy brief � kepada pemerintahaan daerah desa. Fokus VKN yaitu di: 1. Propinsi Bengkulu (Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kabupaten Seluma). 2. Propinsi Jawa Timur (Kota Probolinggo dan Kabupaten Bankalan)
Buletin BBPK Jakarta
3
01
02
4
Buletin BBPK Jakarta
03
04
01
Medical Check Up Peserta Diklat PIM II
02
Penandatanganan MOU Kementerian Kesehatan dengan Lembaga Administrasi Negara terkait Diklat Kepemimpinan Tingkat II
03
Visitasi Peserta Diklat PIM II Ke Museum Kebangkitan Nasional
04
Visitasi Peserta Diklat PIM II Ke Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia
Buletin BBPK Jakarta
5
BERITA UTAMA
GEMA GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT DALAM MENDUKUNG PROGRAM INDONESIA SEHAT
dr g . Wu l a ns ari ( Sta f An a l i s d at a S u bb i d K a j i b a n g B BP K Ja k a rt a) Kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia menjadi salah satu pendorong dalam penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit infeksi dan penyakit tidak menular. Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan triple burden, yaitu masih tingginya penyakit infeksi, meningkatnya penyakit tidak menular (PTM), dan muncul kembali penyakit-penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Pada era tahun 1990, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti infeksi saluran pernafasan atas, TBC, diare, dll. Meskipun kesakitan dan kematian akibat penyakit menular semakin menurun, prevalensi penyakit secara umum masih cukup tinggi. Tahun 2010, penyebab kesakitan dan kematian terbesar adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, dll. Pola kematian akibat PTM ini meningkat dari 37% menjadi 57%, sedangkan kematian akibat Penyakit Menular menurun dari 56% menjadi 38%. Trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup (seperti pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurangnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok). Meningkatnya kasus penyakit tidak menular ini akan menambah beban pemerintah karena penanganannya membutuhkan biaya yang sangat besar. Selain itu, kasus PTM juga menyebabkan hilangnya potensi sumber daya manusia dan menurunnya produktivitas yang pada akhirnya akan mempengaruhi pembangunan sosial dan ekonomi. Pada era jaminan kesehatan nasional ini, anggaran banyak terserap untuk membiayai Penyakit Tidak Menular, seperti penyakit Jantung Koroner, Kanker, dan Stroke. Akibatnya, pelayanan kesehatan peserta JKN didominasi pada pembiayaan kesehatan di tingkat lanjutan dibandingkan di tingkat dasar (FKTP). Fakta ini perlu ditindaklanjuti karena berpotensi menjadi beban yang luar biasa terhadap keuangan negara. Oleh karena itu, perlu dilakukan suatu upaya (promotif dan preventif) efektif untuk mencegah tingginya kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular dan penyakit menular serta menurunkan pembiayaan akibat PTM ini. Hal tersebutlah yang mendasari terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) RI No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas). Germas merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
Sosialisasi GERMAS Di Lombok Timur Penandatanganan Komitmen Bersama Kegiatan Sosial GERMAS di Kab. Lombok Tengah
6
Buletin BBPK Jakarta
01 02
AMATU ATIREB
01 02
Buletin BBPK Jakarta
7
kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Gerakan ini bertujuan untuk menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas; menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan. Adapun tujuan khusus dari Germas ini diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Intervensi gizi 1000 hari pertama kehidupan; Memperbaiki pola konsumsi gizi seimbang untuk seluruh keluarga; Meningkatkan aktivitas fisik lebih teratur dan terukur; Meningkatkan pola hidup sehat; Meningkatkan lingkungan sehat; Mengurangi konsumsi rokok dan alcohol; dan Mengelola stres.
Prinsip dari Germas adalah kerjasama multi sektor dan pemangku kepentingan (melibatkan seluruh Menteri Kabinet Kerja, Kepala Lembaga Pemerintah, dan nonpemerintah) antara sektor kesehatan, akademisi, LSM, dan sektor-sektor lainnya; masyarakat, keluarga, serta individu. Germas pada tahun 2017 ini berfokus pada 3 kegiatan, yaitu melakukan aktivitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta memeriksa kesehatan secara berkala. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta sebagai UPT (Unit Pelaksana Teknis) Badan PPSDM Kesehatan bermitra dengan anggota DPR RI Komisi IX, ikut mendukung program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia Sehat serta berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gaya hidup sehat, menurunkan faktor risiko utama penyakit menular dan tidak menular. Hal tersebut diimplementasikan dalam bentuk Sosialisasi Germas. Sosialisasi Germas bertempat di 3 lokus, yaitu Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lombok Tengah dan Kabupaten Lombok Timur. Ketiga wilayah tersebut memiliki permasalahan kesehatan yang bervariatif. Data indeks penyakit tidak menular di Kota Tangerang Selatan berdasarkan riskesdas 2013 sebesar 0,6788, sedangkan Kabupaten Lombok Tengah dan Lombok Timur indeks penyakit tidak menular di kisaran 0,6549 dan 0,6215. Sosialisasi Germas di Kota Tangerang Selatan Kegiatan Sosialisasi Gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di Kota Tangerang Selatan dilaksanakan pada hari Jumat, 28 Juli 2017 pukul 07.30 WIB di Aula Gedung Kantor Kecamatan Pamulang. Sasaran kegiatan Germas
difokuskan pada kelompok masyarakat, mulai dari yang terkecil RT/ RW, Lurah, Camat, Petugas Puskesmas, Tokoh agama, Tokoh masyarakat, SKPD terkait, Bupati/ Walikota sejumlah 150 orang. Kegiatan diawali dengan registrasi peserta, pembagian kit peserta dan snack buah, pemeriksaan dan konsultasi kesehatan gratis bagi peserta yang ingin memeriksa tekanan darah, gula darah, kolesterol, dan asam urat. Setelah pemeriksaan kesehatan, peserta diarahkan untuk mengikuti senam maumere di lapangan depan aula kantor kecamatan. Senam diikuti oleh peserta dan petugas kecamatan serta panitia acara. Acara kemudian dibuka secara resmi oleh Walikota Tangerang Selatan, Airin Rachamidiani, ditandai dengan makan buah bersama secara simbolik, dilanjutkan dengan penandatanganan Komitmen Bersama. Acara inti diisi dengan pemaparan materi dan talk show tentang Germas yang disampaikan oleh anggota DPR RI Bapak H. Irgan dan Kepala BBPK Jakarta, Drs. Zaenal Komar, Apt, MA. Saat talk show, Bapak Irgan berbagi cerita mengenai pola diet gizi seimbang dan rutinitas olah raga yang beliau terapkan, dimana setiap hari selalu diawali dengan mengonsumsi jus buah, memperbanyak konsumsi sayur dan di malam hari ditutup dengan konsumsi jus buah. Dengan pola diet di atas, beliau berhasil menurunkan berat badan secara signifkan dan tentu saja hal ini berdampak kepada peningkatan kesehatan. Harapannya, masyarakat dapat terinspirasi untuk menerapkan pola hidup sehat dan gizi seimbang sesuai dengan yang dikampanyekan dalam sosialisasi Germas. Kegiatan sosialisasi
Makan buah bersama Wakil Bupati Lombok Timur berserta jajarannya & Anggota Komisi IX DPR RI
8
Buletin BBPK Jakarta
ini mendapat respon positif dari masyarakat yang hadir dan terlihat dari antusiasme undangan yang mengikuti seluruh rangkaian acara mulai dari awal sampai dengan akhir. Sosialisasi Germas di Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah Sosialisasi Germas dilaksanakan di Gedung Serbaguna Kabupaten Lombok Timur pada tanggal 8 Agustus 2017, dan 9 Agustus 2017 di Gedung PKK Kabupaten Lombok Barat pada pukul 08.00 WITA. Kegiatan diawali dengan registrasi peserta, pembagian kit peserta dan snack buah, pemeriksaan serta konsultasi kesehatan gratis bagi peserta yang ingin memeriksa tekanan darah dan gula darah. Setelah itu, peserta mengikuti senam cerdik dan senam maumere. Acara diawali dengan doa dan laporan dari Ketua Panitia yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Timur, drg. Asrul Sani, MKes dan Lombok Tengah, H. Omdah. Selanjutnya Setda Kabupaten Lombok Timur, H. Rohman Farly, MN, dan Wakil Bupati Kabupaten Lombok Barat, L. Pathul Bahri, SIP, memberikan sambutan sekaligus membuka acara secara simbolik dengan makan buah bersama serta Penandatanganan Komitmen Bersama antara Pemangku Daerah, Anggota DPR RI, Hj. Ermalena, Kepala BBPK Jakarta, Perwakilan Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten, Kepala BPJS, Perwakilan SKPD, Camat dan Lurah, Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat. Beranjak ke acara inti, yaitu pemaparan materi dan talk show tentang Germas yang disampaikan oleh tiga narasumber, yaitu Hj. Ermalena, Drs. Zaenal Komar, Apt, MA dan dr. Dedi Kuswenda. Dilanjutkan dengan diskusi panel dan sesi tanya jawab yang dipandu oleh Kepala Dinas Kesehatan, di masing-masing Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah. Pada sesi tanya jawab ini, undangan terlihat sangat aktif dalam diskusi panel. Kegiatan ditutup dengan doa dan wawancara dengan media lokal. Dalam sambutannya, Bapak Zaenal Komar berpesan, semangat bulan suci Ramdhan dan hari raya Idul Fitri 1438 H terus dibawa sampai sekarang, karena dalam hakekatnya semangat islami yang ada di dalam diri kita menjadikan kinerja di lingkungan BBPK Jakarta menjadi sejuk dan lebih kondusif. Tak ketinggalan pula, puncak HBH diisi tausyiah oleh Ustad Shofwan yang diakhiri dengan doa, kemudian ditutup dengan saling bermaaf-maafan sesama pegawai BBPK. Hasil pengukuran parameter kesehatan tekanan darah, cek gula darah, kolesterol dan asam urat kepada peserta sosialisasi Germas, seperti yang disajikan pada tabel 1, 2 dan tabel 3 berikut.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol darah peserta kegiatan Germas pada tanggal 28 Juli 2017 di Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan Uraian
Jumlah orang
Persentase
43
89,58 %
Kadar gula darah tidak normal
5
10,41 %
Kadar Asam Urat Normal
18
37,5 %
Kadar Asam Urat Tinggi
30
62,5 %
Kadar Kolesterol Normal
16
33,3 %
Kadar Kolesterol Tinggi
32
66,67 %
Kadar gula normal
Nilai Tertinggi Hasil Gula Darah Nilai Tertinggi Kolesterol darah Nilai Tertinggi Asam Urat
= 246 mg/dl = 392 mg/dl = 10 mg/dl
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah dan Kadar Gula Darah peserta kegiatan Germas pada tanggal 8 Agustus 2017 di Kantor Pendopo Bupati Lombok Timur Uraian
Jumlah orang
Persentase
Tekanan Darah Normal
38
66,67 %
Tekanan darah Tinggi
19
33,33 %
Kadar Gula darah normal
46
80,70%
Kadar Gula Darah tidak normal
11
19,29 %
Nilai tertinggi tekanan darah Nilai tertinggi kadar gula darah
= 160/ 100 mmHg = 224 mg/ dl
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tekanan Darah dan Kadar Gula Darah peserta kegiatan Germas pada tanggal 9 Agustus 2017 di Kantor PKK Bupati Lombok Tengah Uraian
Jumlah orang
Persentase
Tekanan Darah Normal
30
71,4 %
Tekanan darah Tinggi
8
19,04 %
Kadar Gula darah normal
34
80,95 %
Kadar Gula Darah tidak normal
8
19, 04 %
Nilai tertinggi tekanan darah Nilai tertinggi kadar gula darah
= 160/ 80 mmHg = 238 mg/dl
Dari hasil pengukuran tersebut menunjukkan bahwa warga Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Lombok Timur dan Lombok Tengah masih perlu ditumbuhkan kesadaran dan kemauan dirinya untuk hidup sehat dan berkualitas. Minimal lebih ditingkatkan lagi kegiatan melakukan aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur, dan cek kesehatan secara berkala. Germas di Lingkungan Kantor Germas sendiri sudah mulai dicanangkan sejak tahun 2016. Setelah terbitnya Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2017 tentang Germas, kita harapkan lintas sektor bisa membuat kebijakan (regulasi) yang dapat mendukung pengimplementasian Germas. Sehingga Germas tidak hanya menjadi SLOGAN tapi AKSI BERSAMA seluruh bangsa Indonesia. Sangat luar biasa jika hal ini bisa terwujud. Kegiatan Germas di lingkungan kantor dapat dilakukan dengan berbagai aksi, diantaranya peregangan di setiap jam 10.00 dan jam 14.00. Peregangan adalah melakukan gerakan-gerakan yang bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh yang kaku. Selain itu dapat juga dilakukan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk mendorong hidup sehat, seperti snack sehat saat rapat berupa buah-buahan, penggunaan tangga bagi yang sehat fisik, olah raga rutin setiap hari Jumat, olah raga dalam satu minggu selama 150 menit, dan lain sebagainya. Mari wujudkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku�.
Buletin BBPK Jakarta
9
BERITA UTAMA
Miftakhuddiniyah, SKM, M. Epid Widyaiswara BBPK Jakarta
PEMBEKALAN PELATIHAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL DI PUSKESMAS PADA TANGGAL 17—29 SEPTEMBER 2017, BBPK JAKARTA TELAH MENYELENGGARAKAN PEMBEKALAN PELATIHAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL DI PUSKESMAS ANGKATAN I, II & III YANG DIIKUTI OLEH 87 PESERTA YANG AKAN DI TEMPATKAN DI WILAYAH DTPK (DERAH TERPENCIL, PERBATASAN DAN KEPULAUAN) DI PROPINSI JAMBI. PELATIHAN INI DIBUKA SECARA RESMI OLEH KEPALA BADAN PPSDM KESEHATAN DRG. USMAN SUMANTRI, MSC.
PERLUNYA PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL DI PUSKESMAS Sejalan dengan misi Nawa Cita membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, maka sasaran pokok bidang kesehatan 2015—2019, yaitu: 1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat. 2. Mengingkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular. 3. Meningkatnya pemerataan dan mutu pelayanan kesehatan. 4. Meningkatnya perlindungan finansial, pemerataan dan mutu pelayanan serta kesediaan, penyebaran dan mutu obat dan sumber daya kesehatan. Dalam rangka memenuhi agenda ke-5 dari Nawa Cita “Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia,” maka Kemenkes membuat “Program Indonesia Sehat” yang ditopang oleh 3 pilar, yaitu Paradigma Sehat, Penguatan Pelayanan Kesehatan, dan Kepesertaan dalam JKN. Pelaksanakan Program Indonesia Sehat diselenggarakan melalui pendekatan keluarga (PIS-PK) untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial serta pemerataan pelayanan kesehatan, dengan mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, berdasarkan data serta informasi dari Profil Kesehatan Keluarga. Di dalam Program Indonesia Sehat, terdapat dua belas indikator keluarga, yaitu:
10
Buletin BBPK Jakarta
Sebagai perwujudan dukungan terhadap Program Indonesia Sehat, maka diadakanlah Program Nusantara Sehat Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas yang merupakan pendayagunaan secara khusus tenaga kesehatan dalam kurun waktu tertentu yang dilakukan melalui penugasan khusus tenaga kesehatan individual. Penugasan Khusus ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan jumlah dan jenis tenaga kesehatan sesuai dengan standar di puskesmas DTPK dalam rangka meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dengan kriteria terpencil atau sangat terpencil, terutama di DTPK, dengan mengintegrasikan UKP dan UKM secara berkesinambungan dengan pendekatan keluarga (pelayanan puskesmas yang terintegrasi PIS-PK). Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas adalah tenaga kesehatan khusus yang ditugaskan secara perorangan (individu) untuk mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Puskesmas DTPK yang diusulkan daerah kepada pusat perencanaan SDM Kesehatan Kemenkes RI, dengan jenis tenaga terdiri atas: 1. Dokter 2. Dokter gigi 3. Perawat 4. Bidan 5. Terapis gigi dan mulut
6. Kesmas 7. Kesling 8. Ahli teknologi laboratorium medik 9. Tenaga gizi 10. Tenaga farmasi 11. Tenaga kesehatan lainnya (sesuai kebutuhan) yang ditetapkan oleh Menkes.
PEMBEKALAN PELATIHAN PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL DI PUSKESMAS Dalam rangka mempersiapkan Tenaga Kesehatan Penugasan Khusus Individual di Puskesmas yang ditempatkan di DTPK agar dapat dapat melaksanakan tugas sesuai kompetensi dan kewenangannya, maka dilakukan Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas yang secara umum bertujuan agar peserta mampu melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang dimiliki dengan menjunjung etika profesi. Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus ini dilaksanakan di BBPK (BBPK Jakarta, Makasar, dan Ciloto) dan Bapelkes Nasional (Bapelkes Cikarang, Batam, dan Semarang). Proses pembelajaran dilakukan di dalam gedung (indoor) maupun di luar gedung (outdoor) dengan fasilitator dari Pusdikkes Kodiklat TNI AD, P2JK Kemenkes, dan BBPK Jakarta selama 8 hari efektif pelatihan. Adapun mata diklat yang diajarkan dalam Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas yang diselenggarakan di BBPK Jakarta, meliputi: •
Bela Negara yang diberikan oleh para fasilitator TNI dari Pusdikkes Kodiklat TNI AD selama 2 hari penuh, meliputi: kedisiplinan,
• • • • • • • • • • • •
wawasan nusantara, mental ideologi kejuangan, Longmalap, giat misi malam, PBB, Aplikasi Komas & GPS, Giat Jasmani Bela Diri Militer, dan Pengetahuan Survival. BLC (Building Leraning Comitment) Overview Kebijakan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual Kebijakan Penugasan Khusus tenaga Kesehatan Kebijakan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK). Pelayanan Kesehatan di Remote Area Standar Pelayanan Puskesmas terintegrasi PIS-PK. Manajemen Pendekatan Keluarga Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas Etnografi Kesehatan Promosi Kesehatan Komunikasi Kesehatan PKL (Praktek Kerja Lapangan)
•
•
untuk mendapatkan pengalaman nyata tentang penerapan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang terintegrasi dengan PIS-PK. RTL (Rencana Tindak Lanjut) peserta berupa rencana kegiatan peserta yang akan dilakukan di tempat tugasnya setelah selesai mengikuti pelatihan.
Referensi 1. Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 16 Tahun 2017 Tentang Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Dalam Mendukung Program Nusantara Sehat 3. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Kemenkes RI, 2016. 4. Modul Pembekalan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas, Puslat SDM Kesehatan Kemenkes RI, 2017.
Buletin BBPK Jakarta
11
BERITA UTAMA
Hj. T. Dzulita Nurdin Staf BBPK Jakarta
ASUHAN KEPERAWATAN DEMENSIA PENDAHULUAN
Perbedaan Alzheimer dan Demensia
Alzheimer bukanlah penyakit menular, melainkan sejenis sindrom dengan apoptosis sel-sel otak pada saat yang hampir bersamaan sehingga otak tampak mengerut dan mengecil. Alzheimer juga dikatakan sebagai penyakit yang sering dikaitkan dengan orang tua. Alzheimer adalah penyakit dimana kecerdasan intelektual dan kemampuan bersosialisasi menurun secara drastis sehingga memengaruhi aktivitas harian. Pada penyakit Alzheimer, kesehatan jaringan otak mengalami penurunan, menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental.
Demensia adalah sebuah istilah yang digunakan untuk mengindikasikan kerusakan fatal dan penurunan pada ketajaman intelektual yang dibersamai dengan penuaan serta disebabkan oleh degenerasi sel-sel otak. Alzheimer dan Demensia sering kali dianggap sama. Padahal, keduanya adalah dua hal yang berbeda. Demensia adalah salah satu penyakit yang disebabkan oleh Alzheimer. Beberapa bentuk lain dari Demensia adalah fronto-temporal Demensia, penyakit Lewy Body, penyakit Parkinson, dan Demensia Vascular. Keduanya juga harus dapat dibedakan dari penyakit pikun biasa. Demensia disebabkan oleh terlalu banyak mengonsumsi alkohol dan obat-obatan, arteriosklerosis (pengerasan pembuluh darah), depresi, nutrisi yang tidak memadai, stroke, masalah dengan kelenjar tiroid, atau penyakit serius lainnya. Demensia ditandai oleh hilangnya ingatan secara bertahap dari sel-sel otak. Memori jangka pendek penderita adalah aspek pertama yang akan terserang.
12
Buletin BBPK Jakarta
Penderita akan cenderung melupakan sesuatu yang terjadi atau yang dibicarakan beberapa jam bahkan beberapa menit lalu. Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami inti dari percakapan. Ia akan sangat sulit dan berat dalam melakukan hal-hal sederhana yang sering ia lewati sehari-hari sebelumnya, seperti membaca atau menonton acara TV favoritnya. Pada tulisan ini saya akan fokus pada Asuhan Keperawatan pada Demensia PENGERTIAN Demensia adalah sebuah proses penurunan dalam hal kemampuan mental yang perkembangannya terjadi secara perlahan dimana terjadi gangguan dalam hal ingatan, penilaian, pemikiran, dan terutama dalam hal kemampuan memusatkan perhatian pada suatu hal. Pengertian lain dari Demensia adalah berkurang atau hilangnya fungsi otak yang terjadi karena disebabkan oleh penyakit tertentu. Gangguan ini memengaruhi daya ingat seseorang, cara berpikir, perilaku, dan tindakan lainnya yang membutuhkan kerja otak. Demensia bukanlah sekadar penyakit biasa, melainkan kumpulan gejala yang disebabkan beberapa penyakit atau kondisis tertentu sehingga terjadi perubahan kepribadian dan tingkah laku. Gangguan demensia sering dikaitkan dengan usia seseorang. Demensia biasa terjadi pada seseorang berusia 60 tahun ke atas. Namun, demensia bukan merupakan bagian dari proses penuaan yang normal. Sejalan dengan bertambahnya umur, maka perubahan di dalam otak bisa menyebabkan hilangnya beberapa ingatan (paling banyak adalah ingatan jangka pendek) dan penurunan dari beberapa kemampuan belajar. Perubahan normal ini tidak memengaruhi fungsi otak.
Penderita akan cenderung melupakan sesuatu yang terjadi atau yang dibicarakan beberapa jam bahkan beberapa menit lalu. Mereka juga akan mengalami kesulitan dalam mengikuti dan memahami inti dari percakapan.
EPIDEMIOLOGI Seiring bertambahnya usia, Demensia umumnya menyerang wanita dibandingkan pria. Terdapat 3% wanita atau pria yang berumur 65—71 tahun mengidap Demensia dan persentasenya meningkat hingga 50 % sejak usia 85 tahun ke atas. Populasi usia lanjut di Indonesia dengan umur di atas 60 tahun adalah sejumlah 7,2 % (populasi usia lanjut yang kurang lebih 15 juta). Peningkatan angka kasus Demensia berbanding lurus dengan meningkatnya harapan hidup suatu populasi. Pada usia 65—70 tahun, sebanyak 5% orang menderita Demensia. Angka tersebut akan terus meningkat dua kali lipat setiap 5 tahun dan mencapai lebih dari 45 % pada usia diatas 85 tahun.
Buletin BBPK Jakarta
13
2. MENURUT UMUR: a) Demensia senilis ( usia lebih dari 65 tahun) b) Demensia prasenilis (usia kurang dari 65 tahun)
3. MENURUT PER JAL ANAN PEN YAKIT : a) Reversibel (mengalami perbaikan) b) Ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural hematoma, vit.B, Defisiensi, Hipotiroidisma, intoxikasi Pb) Pada Demensia tipe ini terdapat pembesaran vertrikel dengan meningkatnya cairan serebrospinalis, hal ini menyebabkan adanya: • Gangguan gaya jalan (tidak stabil, menyeret) • Inkontinensia urin • Demensia KL A SIFIK A SI DEMENSIA 1. MENURUT KERUSAK A N S TRUK TUR OTA K a) Tipe Alzheimer Alzheimer adalah kondisi dimana sel saraf pada otak mengalami kematian sehingga membuat sinyal dari otak tidak dapat ditransmisikan sebagaimana mestinya (Grayson, C. 2004). Penderita Alzheimer mengalami gangguan memori, kemampuan membuat keputusan, dan juga penurunan proses berpikir. Sekitar 50—60% penderita Demensia disebabkan karena penyakit Alzheimer. Demensia ditandai dengan gejala sebagai berikut. • Penurunan fungsi kognitif dengan onset bertahap dan progresif • Daya ingat terganggu. Ditemukan adanya afasia, apraksia, agnosia, dan gangguan fungsi eksekutif • Tidak mampu mempelajari atau mengingat informasi baru • Perubahan kepribadian (depresi, obsesitive, kecurigaan) • Kehilangan inisiatif • Penyakit Alzheimer dibagi atas 3 stadium berdasarkan beratnya deteorisasi intelektual.
14
Buletin BBPK Jakarta
1) Stadium I (Amnesia) • Berlangsung 2—4 tahun • Amnesia menonjol • Perubahan emosi ringan • Memori jangka panjang baik • Keluarga biasanya tidak terganggu 2) Stadium II (Bingung) • Berlangsung 2—10 tahun • Episode psikotik • Agresif • Salah mengenali keluarga 3) Stadium III (Akhir) • Setelah 6—12 tahun • Memori dan intelektual lebih terganggu • Membisu dan gangguan berjalan • Inkontinensia urin b) Demensia Vascular Demensia tipe vaskular disebabkan oleh gangguan sirkulasi darah di otak dan setiap penyebab atau faktor resiko stroke dapat berakibat pada terjadinya demensia. Depresi bisa disebabkan karena lesi tertentu di otak akibat gangguan sirkulasi darah otak sehingga depresi dapat diduga sebagai Demensia Vaskular. Tanda-tanda neurologis fokal: • Peningkatan reflek tendon dalam • Kelainan gaya berjalan • Kelemahan anggota gerak
4. MENURUT SIFAT KLINIS: a) Demensia proprius b) Pseudo-demensia GEJALA DAN TANDA Demensia adalah kondisi yang lama-kelamaan semakin memburuk. Penurunan fungsi dapat terjadi dalam kurun waktu yang lama sebelum gejala Demensia muncul dan ditemukan. Berikut adalah tanda-tanda demensia. 1) Hilangnya ingatan Gejala yang paling umum dari demensia adalah hilangnya ingatan, kepikunan, dan penuaan. Gejala awal yang sering ditemukan adalah pelupa, seperti lupa meletakkan kunci atau dompet. Gejala ini dapat menjadi semakin buruk seiring berjalannya waktu. 2) Kesulitan berkomunikasi dan mencari kata-kata yang tepat Penderita demensia sering kali kesulitan dalam mencari kata-kata yang tepat untuk menyampaikan keinginannya. Ketika hal ini bertambah parah, terkadang pasien menjadi mudah frustrasi dan mudah marah. 3) Kesulitan dalam membuat perencanaan dan mengatur suatu hal Penderita demensia kadang sangat
4)
5)
1)
2)
3)
sulit untuk mengerjakan tugas-tugas yang rumit. Hal ini dapat terlihat dari hal-hal yang sederhana seperti mencuci baju atau menyiapkan makanan. Disorientasi atau kebingungan Selain hilangnya ingatan, penderita demensia sering kali mengalami kebingungan. Perubahan psikis Selain adanya perubahan dari sisi kognitif pasien seperti yang telah disebutkan, penderita demensia juga mengalami perubahan psikis atau mental karena berkurangnya kemampuan otak untuk berpikir, beralasan, dan mengingat secara jelas. Penyakit ini menyebabkan penurunan kemampuan intelektual penderita secara progresif yang memengaruhi fungsi sosialnya, seperti: Penurunan ingatan jangka pendek atau kemampuan belajar dan menyimpan informasi, Penurunan kemampuan berbahasa dan kesulitan menemukan kata atau kesulitan memahami pertanyaan atau petunjuk, Ketidakmampuan menggambar atau menggaris gambar dua-tiga dimensi, dll.
PEMBAHASAN Pada mulanya ditemukan gejala mudah lupa (forgetfulness) yang menyebabkan penderita tidak mampu dalam menyebutkan kata yang benar. Hal ini berlanjut dengan kesulitan dalam mengenal benda dan alat yang akhirnya berujung pada ketidakmampuan dalam menggunakannya sekalipun barang tersebut adalah barang yang termudah yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Gejala neuropsikiatrik adalah waham (curiga, sampai menuduh ada yang mencuri barangnya), halusinasi pendengaran atau pengelihatan, agitasi (gelisah, mengacau), depresi, gangguan tidur, nafsu makan, dan gangguan aktivitas psikomotor. Gangguan memori, berhitung dan aktivitas spontan juga menurun. Pada stadium lanjut akan muncul gejala lain yang diantaranya adalah disorientasi dan gangguan bahasa (afasia).
• Perilaku agresif • Wandering (suka keluyuran tanpa tujuan ) • Gelisah • Impulsive • Sering mengulang pertanyaan • Pada masalah psikologisnya timbul waham cemburu, curiga, halusinasi MASALAH KEPERAWATAN 1) 2) 3) 4)
Gangguan proses pikir Resiko cedera Perubahan aktivitas sehari-hari Gangguan kognitif (gangguan daya ingat, bahasa, fungsi visual) 5) Perubahan perilaku dan psikis (behavior – psychological changes) 6) Penurunan fungsi kognitif dengan kasus bertahap dan progresif 7) Tidak mampu mempelajari atau mengingat informasi baru 8) Perubahan kepribadian (depressi, obsesif, kecurigaan) 9) Kehilangan inisiatif 10) Daya ingat terganggu, (ditemukan adanya kesulitan dalam memahami bahasa secara lisan dan tulisan), apraksia (hilangnya kemampuan mengambil keputusan), agnosia (hilangnya kemampuan untuk mengenai objek, orang, suara, dan bentuk), serta gangguan fungsi eksekutif. INTERVENSI KEPERAWATAN 1) Meningkatkan komunikasi terapeutik dan empati kepada pasien 2) Memonitor dan mengevaluasi perubahan yang terjadi selama dirawat 3) Melindungi pasien dari lingkungan yang tidak aman (pencahayaan, tata ruang, tata perabotan, dll) 4) Membantu pemenuhan ADL 5) Membantu pasien untuk bersosialisasi secara bertahap 6) Membantu pasien melakukan mobilisasi dan cegah kelelahan. Gunakan alat bantu sesuai kebutuhan. 7) Memberi makanan bergizi seimbang 8) Memaksimalkan dukungan keluarga dan orang terdekat serta dukungan ekstra di dalam keluarga.
EVALUASI Konsep Asuhan Keperawatan 1. Pengkajian a) Data Subjektif • Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi. • Pasien mengatakan tidak mampu mengenali orang, tempat, dan waktu. b) Data Objektif • Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah, tempat, dan objek yang sudah dikenalnya dan kehilangan suasana kekeluargaannya. • Pasien sering mengulangngulang cerita yang sama karena lupa telah menceritakannya. • Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara. Penderita menggunakan katakata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak mampu menemukan kata-kata yang tepat. 2. Diagnosis Keperawatan a) Perubahan proses pikir berhubungan dengan degenerasi neuronal dan Demensia progresif. b) Risiko terhadap cedera berhubungan dengan defisit sensori dan motori c) Sindrom defisit perawatan diri berhubungan dengan konfusi, kehilangan kognitif, dan perilaku disfungsi d) Perubahan proses keluarga berhubungan dengan perawatan anggota keluarga yang mengalami disfungsi e) Kerusakan interaksi sosial berhubungan dengan kerusakan kognitif dan perilaku disfungsi f) Kerusakan komunikasi berhubungan dengan gangguan pendengaran g) Kebingungan kronis berhubungan dengan degenerasi progresif korteks serebri sekunder akibat Demensia
Buletin BBPK Jakarta
15
DIAGNOSA KEPERAWATAN I: Perubahan proses pikir b/d degenerasi neuronal dan demensia progresif.
TUJUAN: Setelah diberi askep 3×24 jam, diharapkan pasien mampu memelihara fungsi kognitif yang optimal dengan kriteria sebagai berikut. • Mempertahankan fungsi ingatan yang optimal. • Memperlihatkan penurunan dalam prilaku yang bingung. • Menunjukkan respons yang sesuai untuk stimuli taktil, visual dan auditori. • Mengungkapkan rasa keamanan dan perlindungan. • Menunjukkan orientasi optimal terhadap waktu, tempat dan orang.
INTERVENSI KEPERAWATAN: a) Kurangi kebingungan terhadap lingkungan. • Dekati pasien dengan cara menyenangkan dan tenang. • Cobalah agar mudah ditebak dalam sikap dan percakapan perawat. • Jaga lingkungan tetap sederhana dan menyenangkan. • Pertahankan jadwal sehari-hari yang teratur. • Alat bantu mengingat sesuai yang diperlukan. RASIONAL: Stimulasi yang sederhana dan terbatas akan memfasilitasi interpretasi dan mengurangi distorsi input; perilaku yang dapat ditebak kurang mengancam dibandingkan perilaku yang tidak dapat ditebak; alat bantu ingatan akan membantu pasien untuk mengingat. b)
Tingkatkan isyarat lingkungan • Perkenalkan diri perawat ketika berinteraksi dengan pasien. • Panggil pasien dengan menyebutkan namanya. • Berikan isyarat lingkungan untuk orientasi waktu, tempat, dan orang. RASIONAL: Isyarat lingkungan akan meningkatkan orientasi terhadap waktu, tempat, dan orang dan individu akan mengisi kesenjangan ingatan dan berfungsi sebagai pengingat.
DIAGNOSA KEPERAWATAN II: Risiko terhadap cedera b/d defisit sensori dan motorik.
16
Buletin BBPK Jakarta
TUJUAN: Setelah diberi askep 3×24 jam, diharapkan pasien mampu mempertahankan keselamatan fisik dengan kriteria sebagai berikut. • Mematuhi prosedur keselamatan. • Dapat bergerak dengan bebas dan mandiri di sekitar rumah. • Mengungkapkan rasa keamanan dan terlindungi.
INTERVENSI KEPERAWATAN: a) Kendalikan lingkungan • Singkirkan bahaya yang tampak jelas. • Kurangi potensi cedera akibat jatuh ketika tidur. • Pantau regimen medikasi. • Ijinkan merokok hanya dalam pengawasan. • Pantau suhu makanan. • Awasi semua aktivitas di luar rumah. RASIONAL: Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi risiko cedera dan membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan. b) Ijinkan kemandirian dan kebebasan maksimum • Berikan kebebasan dalam lingkungan yang aman. • Hindari penggunaan restrain. • Ketika pasien melamun, alihkan perhatiannya.
• Simpan tag identifikasi pada pasien. RASIONAL: Hal ini akan memberikan pasien rasa otonomi. Restrain dapat meningkatkan agitasi. Pengalihan perhatian difasilitasi oleh kehilangan ingatan segera. Nama dan nomor telepon akan memfasilitasi kembalinya dengan aman pasien yang sedang melamun. c) d)
Kaji adanya hipotensi ortostatik RASIONAL: Dapat menyebabkan cedera. Ajarkan klien bergerak dari posisi tidur ke berdiri secara bertahap RASIONAL: Mencegah terjadinya hipotensi ortostatik yang dapat menyebabkan cedera
e) Ajarkan latihan untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas
RASIONAL: Dengan meningkatnya kekuatan otot akan mencegah terjadinya cedera KESIMPULAN Usia lanjut adalah sesuatu yang harus diterima sebagai suatu kenyataan dan fenomena biologis. Kehidupan itu akan diakhiri dengan proses penuaan yang berakhir dengan kematian. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Constantinides, 1994). Proses menua merupakan proses yang terus-menerus (berlanjut) secara alamiah dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup (Nugroho Wahyudi, 2000). Demensia adalah penurunan kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian, dan kemampuan untuk memusatkan perhatian, serta kemunduran kepribadian. Dengan adanya perubahan dalam proses berpikir ini, asuhan keperawatan menjadi sangat dibutuhkan dalam menangani masalah pasien dengan Demensia. Referensi: Tjokronegroho, Arjatmo. Hendra, Utama .2003. Kecerdasan pada Usia Lanjut dan demensia . FKUI: Jakarta. Nugroho, W.2009. Keperawatan Gerontik & Geriatric. Edisi 3. EGC. Jakarta. Kushariyadi, 2010. Asuhan Keperawatan Klien Lanjut Usia Dengan Demensia Pada Pasien Home Care. Stanley,Mickey. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.Edisi2. EGC: Jakarta. Nugroho,Wahjudi. 2004. Keperawatan Gerontik.Edisi2.Buku Kedokteran. EGC.Jakarta Setiati, Siti. 2003. Ilmu Penyakit Dalam, jilid III, edisi IV, FKUI, Jakarta.
Buletin BBPK Jakarta
17
RAGAM PENUNJANG PELATIHAN
Natsir, S.Pd.,MM. Widyaiswara BBPK Jakarta
MUTU PELATIHAN Kita sebagai salah satu bagian dari unsur penyelenggaraan Diklat, terkadang merasa khawatir apakah diklat yang selama ini kita selenggarakan dengan dana yang cukup banyak sudah menghasilkan sesuatu yang diharapkan semua pihak? Tentu pertanyaan semacam ini selalu muncul setiap kali kita mengajukan anggaran. Memang sulit untuk menjawab pertanyaan semacam ini, jika indikator keberhasilan dari penyelenggaraan diklat tersebut tidaklah jelas. Salah satu ciri diklat yang bermutu adalah jika tujuan dan indikator keberhasilannya jelas dan dapat tercapai. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan pada suatu diklat bertujuan sebagai alat ukur bahwa diklat yang dilaksanakan sudah berjalan dengan baik atau belum. Harapan dari penyelenggara diklat adalah kompetensi dari peserta diklat akan meningkat setelah mengikuti pelatihan. Diklat-diklat yang bersifat teknis, memiliki indikator yang mudah untuk diukur. Namun, diklat yang tidak bersifat meningkatkan ketrampilan, memiliki indikator yang sulit untuk diukur Peningkatan kinerja aparatur dalam rangka pemberian pelayanan publik merupakan program utama pemerintah dewasa ini. Program ini dilatarbelakangi oleh semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap ketersediaan pelayanan yang prima, efisien, dan terjangkau. Untuk itu, Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelaku utama pelayanan dituntut untuk mengaktualisasikan kinerja pelayanannya secara optimal, baik pelayanan publik yang bersifat langsung maupun tidak langsung (direct & indirect services). Kinerja pelayanan publik sampai saat ini masih ditandai dengan banyaknya keluhan masyarakat terhadap kurang optimalnya kualitas pelayanan yang
18
Buletin BBPK Jakarta
diberikan oleh birokrasi. Dengan kata lain, masyarakat masih melihat adanya kesenjangan antara kinerja PNS yang diharapkan (intended performance) dengan kinerja nyata yang dihasilkan (actual performance). Fenomena kesenjangan ini menjadi salah satu bukti bahwa mayoritas sumber daya aparatur masih memiliki kompetensi yang kurang optimal, yang mengakibatkan rendahnya kinerja pelaksanaan program-program pelayanan publik di instansi pemerintah. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi aparatur pemerintah merupakan kunci utama dalam melakukan transfromasi kinerja pelayanan instansi pemerintah kepada masyarakat. Perbedaan dan perdebatan tentang bagaimana seharusnya pengelolaan sumber daya manusia berbasis kompetensi pun terjadi, khususnya dalam program pengembangan SDM melalui diklat. Kurang spesifiknya tujuan diklat, kurang jelasnya sistematika kurikulum, dan dangkalnya materi/modul diklat adalah beberapa contoh saja tentang kelemahan-kelemahan penyelenggaraan program diklat berbasis kompetensi. Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya yang lebih konkret tentang bagaimana memformulasikan penyelenggaraan Diklat Berbasis Kompetensi (DBK). A. PENGERTIAN 1. PENGERTIAN KONSEP MUTU Mutu merupakan hal yang sangat penting bagi suatu organisasi, baik itu organisasi nonpendidikan maupun organisasi pendidikan. Mutu sendiri mempunyai berbagai macam pengertian, seperti yang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut: Menurut Juran dalam M. N.
Nasution (2001), “mutu suatu produk adalah kecocokkan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.” Crosby dalam M. N. Nasution (2001) menyatakan bahwa mutu adalah “conformance to requirement,” yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar mutu yang telah ditentukan. Standar mutu meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Pendapat lain menurut Stanley Sutrisno (2010:8) mutu adalah “kesesuaian antara produk atau jasa yang dihasilkan organisasi dengan persyaratan atau kriteria yang ditetapkan oleh pelanggan.” Sedangkan Badan Standarisasi Nasional (BSN) (2008) mengartikan mutu sebagai derajat yang dicapai oleh karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. Upaya Peningkatan Mutu Penyelenggaraan Diklat untuk mendorong kinerja implementasi kebijakan kediklatan, LAN sebagai Instansi Pembina Diklat melakukan tiga kegiatan utama, yaitu (1) penetapan standar kualitas (standard quality), (2) penetapan jaminan kualitas (quality assurance), dan (3) melakukan kontrol kualitas (quality control). Penetapan standar kualitas (standard quality) dilakukan dengan mengeluarkan berbagai pedoman kediklatan yang dapat dijadikan pedoman oleh semua lembaga penyelenggara Diklat PNS. Misalnya, pedoman untuk penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan, Pedoman Penyelenggaraan Diklat Prajabatan, Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat Teknis Analisis Kebutuhan Diklat, Pedoman Umum Penyelenggaraan Diklat bagi Penyelenggara Diklat, Pedoman
Penyelenggaraan Pendidikan, Pelatihan Kewidyaiswaraan Berjenjang, dll. Penetapan jaminan kualitas (quality assurance) dilakukan melalui peraturan akreditasi dengan berbagai kegiatan akreditasi dan sertifikasi pada lembaga-lembaga penyelenggara Diklat, konsultansi dan fasilitas tentang penyelenggaraan Diklat, pembinaan widyaiswara, review serta pengembangan materi dan kurikulum, serta beberapa kegiatan lainnya. Contoh peraturan yang sudah dikeluarkan dalam rangka penetapan jaminan kualitas adalah Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 194/XIII/10/6/2001 tentang Pedoman Akreditasi dan Sertifikasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Pelaksanaan kontrol kualitas (quality control) dilakukan dengan kegiatan monitoring dan evaluasi. Ketentuan mengenai quality control ini dituangkan dalam Keputusan Kepala LAN yang mengatur tentang pedoman penyelenggaraan jenis dan jenjang Diklat tertentu yang mencakup empat jenis evaluasi, yaitu evaluasi terhadap peserta, widyaiswara, penyelenggara, dan kinerja alumni Diklat setelah kembali ke tempat kerja. Upaya pembaharuan sistem Kediklatan guna peningkatan kualitas penyelenggaraan Diklat harus terus dilakukan secara berkelanjutan (never ending process). Untuk itu, komitmen yang sungguh-sungguh dari pengelola, penyelenggara, dan widyaiswara untuk melakukan pembaharuan guna meningkatkan kualitas Diklat adalah merupakan suatu keharusan bagi terwujudnya kebijakan Diklat Aparatur dalam rangka pembaharuan Sistem Diklat Nasional yang secara esensial menjadi leverage Diklat yang berbasis kompetensi. 2. DIMENSI MUTU Mutu bisa diukur dengan beberapa dimensi sehingga dengan dimensi ini kita bisa menganalisis apakah suatu produk itu bermutu ataukah tidak. Ada delapan dimensi mutu, seperti yang dinyatakan oleh Garvin dalam M. N. Nasution (2001) bahwa delapan dimensi mutu adalah sebagai berikut: a) Performa (Performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika ingin membeli suatu produk. b) Features, merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembanganya. c) Kehandalan (reliability), berkaitan
dengan kemungkinan suatu produk berfungsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu di bawah kondisi tertentu. d) Konformansi (conformance), berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. e) Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu. f) Kemampuan pelayanan (Service ability), merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan/ kesopanan, kompetensi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. g) Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan individual. h) Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), bersifat subyektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri. B. TOTAL QUALITY MANAGEMENT 1. PRINSIP-PRINSIP TQM Ada beberapa tokoh yang mengemukakan prinsip-prinsip TQM. Salah satunya adalah Bill Crash (1995) mengatakan bahwa program TQM harus mempunyai empat prinsip bila ingin sukses dalam penerapannya. Keempat prinsip tersebut adalah sebagai berikut: a) Program TQM harus didasarkan pada kesadaran akan kualitas dan berorientasi pada kualitas dalam semua kegiatannya sepanjang program, termasuk dalam setiap proses dan produk. b) Program TQM harus mempunyai sifat kemanusiaan yang kuat dalam memberlakukan karyawan, mengikutsertakannya, dan memberinya inspirasi. c) Program TQM harus didasarkan pada pendekatan desentralisasi yang memberikan wewenang disemua tingkat, terutama di garis depan, sehingga antusiasme keterlibatan dan tujuan bersama menjadi kenyataan. d) Program TQM harus diterapkan secara menyeluruh sehingga semua prinsip, kebijaksanaan, dan kebiasaan mencapai setiap sudut serta celah organisasi.
Lebih lanjut Bill Creech (1996)
menyatakan bahwa prinsip-prinsip dalam sistem TQM harus dibangun atas dasar 5 pilar sistem, yaitu Produk, Proses, Organisasi, Kepemimpinan, dan Komitmen. Lima Pilar TQM 1) Produk 2) Proses 3) Organisasi 4) Kepemimpin 5) Komitmen Produk adalah titik pusat untuk tujuan dan pencapaian organisasi. Mutu dalam produk tidak mungkin ada tanpa mutu di dalam proses. Mutu di dalam proses tidak mungkin ada tanpa organisasi yang tepat. Organisasi yang tepat tidak ada artinya tanpa pemimpin yang memadai. Komitmen yang kuat dari bawah ke atas merupakan pilar pendukung bagi semua yang lain. Setiap pilar tergantung pada keempat pilar yang lain, dan jika salah satu lemah, dengan sendirinya yang lain juga akan melemah. Pendapat lain dikemukakan oleh Hensler dan Brunnell (dalam Scheuing dan Christopher, 1993: 165-166) yang dikutip oleh Drs. M.N. Nasution, M.S.c., A.P.U. dalam bukunya yang berjudul “Manjemen Mutu Terpadu,� mengatakan bahwa TQM merupakan suatu konsep yang berupaya, melaksanakan sistem manajemen kualitas kelas dunia. Untuk itu, diperlukan perubahan besar dalam budaya dan sistem nilai suatu organisasi. Terdapat empat prinsip utama dalam TQM, yaitu: 1) Kepuasan pelanggan 2) Respek terhadap setiap orang 3) Manajemen berdasarkan fakta 4) Perbaikan berkesinambungan 2. TRILOGI JURAN Trilogi Juran terdiri dari Perencanaan Mutu (Quality Planning), Pengendalian Mutu (Quality Control), dan Peningkatan Mutu (Quality Improvement). a) Perencanaan Mutu Suatu mutu seharusnya direncanakan atau dirancang, atas tahap-tahap sebagai berikut: (1) menetapkan (identifikasi) siapa pelanggan, (2) menetapkan (identifikasi) kebutuhan pelanggan, (3) mengembangkan keistimewaan produk, (4) merespon kebutuhan pelanggan, (5) mengembangkan proses yang mampu menghasilkan keistimewaan produk, dan (6) mengarahkan perencanaan ke kegiatan-kegiatan operasioanal. b) Pengendalian Mutu Pengendalian atau kontrol mutu adalah proses deteksi dan koreksi adanya penyimpangan atau perubahan
Buletin BBPK Jakarta
19
segera setelah terjadi sesuatu sehingga mutu dapat dipertahankan. Langkah Kegiatan yang dikerjakan, antara lain (1) evaluasi kinerja dan kontrol produk, (2) membandingkan kinerja aktual terhadap tujuan produk, dan (3) bertindak terhadap perbedaan atau penyimpangan mutu yang ada. c) Peningkatan Mutu Peningkatan mutu mencakup dua hal, yaitu (1) “Fitness for use” dan (2) mengurangi tingkat kecacatan serta kesalahan. Kegiatan-kegiatan Peningkatan Mutu, antara lain (1) mengadakan infrastruktur yang diperlukan bagi upaya peningkatan mutu, (2) identifikasi apa yang perlu ditingkatkan dan proyek peningkatan mutu, (3) menetapkan tim proyek, dan (4) menyediakan tim dengan sumber daya, pelatihan, motivasi untuk mendiagnosis penyebab, merangsang perbaikan, serta mengadakan pengendalian agar tetap tercapai perolehan sesuai tujuan. Meningkatkan “fitness for use” mempunyai beberapa manfaat, antara lain (1) mutu lebih baik dari pengguna, (2) meraih pangsa pasar yang besar untuk manufaktur, (3) Memperoleh harga premi bagi manufaktur, dan (4) memantapkan status pasar bagi manufaktur. Mengurangi tingkat kecacatan dan kesalahan mempunyai manfaat, yitu (1) mengurangi biaya dan beberapa gesekan pengguna, (2) mengurangi secara dramatis pembiayaan bagi manufaktur, (3) meningkatkan produktivitas dan penggunaan peralatan agar lebih mudah diproduksi, serta (4) mengurangi inventaris dalam mendukung konsep tepat waktu. Manajemen Mutu, menurut Philip B. Crosby, memiliki empat hal mutlak (absolut) yang menjadi bagian integral dari manajemen mutu, yaitu (1) definisi mutu adalah kesesuaian terhadap persyaratan (The definition of Quality is conformance to requirements), (2) sistem mutu adalah pencegahan (The system of quality is prevention), (3) standar penampilan adalah tanpa cacat (The performance standard is Zero Defects), dan (4) ukuran mutu adalah harga ketidaksesuaian (The measurement of quality is the price of nonconformance). 3. QUALITY CONTROL Apa itu Kualitas? Agar diterima dipasar dan konsumen, perusahaan harus menerapkan perbaikan dan pengendalian kualitas dengan baik dan benar. Kualitas merupakan salah hal penting dalam kesuksesan sebuah produk atau jasa. Perusahaan lebih memilih untuk meningkatkan kualitas
20
Buletin BBPK Jakarta
produk atau jasanya daripada mengurangi biaya produksi yang berdampak pada menurunnya kualitas. Menurut Mitra dalam bukunya yang berjudul “Introduction to Quality Control dan the Total Quality System,” kualitas didefinisikan sebagai kesesuaian dengan spesifikasi dan cocok digunakan dilihat dari sudut pandang dimensi kualitas. Adapun dimensi kualitas itu meliputi performansi (performance), keistimewaan produk (features), kehandalan (reliability), kesesuaian (conformance), keawetan (durability), kegunaan (serviceability), estetika (aesthetics), dan kualitas yang dipersepsikan (perceived quality). Pengendalian Kualitas (Quality Control) Pengendalian kualitas atau Quality Control secara umum didefinisikan sebagai sebuah sistem yang digunakan untuk mencapai tingkatan kualitas yang diinginkan dari sebuah produk atau jasa. Quality control adalah kegiatan inspecting, testing dan grading dengan menggunakan statistik sebagai analisis data yang tepat untuk memutuskan mana yang baik dan tidak baik yang pada akhirnya akan dipisah-pisahkan (grading) untuk mencari mana yang dapat diterima (accept) dan mana yang ditolak. Tujuannya adalah untuk mendapatkan spesifikasi produk atau jasa sesuai dengan kualitas yang diharapkan. Pengendalian kualitas ini dilakukan sejak proses pembuatan barang hingga selesai dan sampai barang tersebut berada di tangan konsumen. Oleh karena itu, diharapkan ketika produk tersebut sudah jadi, kualitas yang dimiliki sesuai dengan yang diharapkan. Keuntungan pengendalian kualitas bagi produk atau jasa, antara lain: a) Dapat melakukan perbaikan kualitas produk atau jasa b) Sistem secara secara kontinu dapat dievaluasi dan dimodifikasi untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah-ubah c) Dapat meningkatkan produktivitas yang merupakan tujuan perusahaan d) Peningkatan produktivitas ini berarti penurunan scrap dan proses ulang menurunkan biaya produksi e) Meningkatkan produktivitas dengan menurunkan leadtime pembuatan part atau subassemblies f) Dapat melakukan perbaikan kualitas dan produktivitas secara terusmenerus 7 Alat (Tools) untuk Quality Control Ada banyak metode dan alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengendalian kualitas (Quality Control) statistik, namun yang terkenal adalah dengan menggunakan Seven tools atau ada yang menyebutnya dengan seven
magnificent tools, yaitu: a) Flowchart, tools yang menggambarkan suatu proses barang atau jasa secara detail sehingga kita bisa menganalisis bagian dari proses b) Check Sheet atau Lembar Pemeriksaan, lembaran yang berisi daftar kualitas yang harus dipenuhi ketika proses berjalan c) Histogram, grafik diagram batang yang menggambarkan banyaknya faktor yang berpengaruh terhadap produk atau jasa d) Scatter Plot, diagram pola yang digunakan untJuk menggambarkan kedekatan faktor-faktor pada produk atau jasa e) Control Charts, peta kontrol digunakan untuk mengetahui data tingkatan kualitas produk terhadap kecacatan produk pada waktu yang ada. Tujuannya untuk mendapatkan keseragaman kualitas sehingga jika terjadi peningkatan grafik (jumlah cacat lebih), perlu dilakukan perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). f) Fishbone Diagram (Ishikawa Diagram), analisis sebab-akibat yang digunakan untuk menggambarkan hubunganhubungan antara faktor penyebab ketidaksuaian pada produk dan jasa g) Pareto Diagram, diagram batang yang menggambarkan proporsi faktor yang berpengaruh terhadap produk dan jasa. Menurut Pareto, dengan menyelesaikan 20% masalah utama, kita dapat meningkatkan hasil 80 %. Semua metode dalam 7 Tools tadi dapat diterapkan di dalam pengendalian kualitas (Quality Control) sesuai dengan fungsinya. Hal ini dapat diterapkan pada semua bidang baik produk maupun jasa. C. INDIKATOR MUTU Indikator adalah alat ukur yang dipergunakan agar mudah untuk mengetahui hasil yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan diklat, 2 hal utama yang menjadi Indikator Diklat, yakni: a) Memberikan Pengetahuan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengetahuan artinya segala sesuatu yang diketahui. Hal ini dapat diartikan bahwa pegawai yang mempunyai pengetahuan adalah pegawai yang mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaannya. Menurut Ranupandojo dan Husnan (1990:74), “Pengetahuan karyawan akan pelaksanaan tugas maupun pengetahuan umum yang memengaruhi pelaksanaan tugas sangat menentukan berhasil tidaknya
pelaksanaan tugas dengan baik. Karyawan yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup tentang bidang kerjanya akan bekerja tersendat-sendat.” Sedangkan menurut Subagyo (1995:46), “Pengetahuan pegawai merupakan segala sesuatu yang mereka ketahui tentang objek tertentu yang merupakan pengetahuan umum yang dilaksanakan secara langsung atau mempengaruhi pelaksanaan tugas pegawai.” Pengetahuan dalam hal ini adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bidang pekerjaannya. Dengan pengetahuan yang dimiliki, diharapkan pegawai bisa menyelesaikan tugas-tugas yang telah dilimpahkan kepadanya sehingga tidak menghambat tujuan organisasi. b) Memberikan Keterampilan Menurut Anoraga (2004:125), “Keterampilan merupakan kemampuan untuk menggunakan pengetahuan, perilaku, dan bakat untuk menyelesaikan suatu tugas.” Ini artinya, keterampilan adalah usaha untuk menyelesaikan tugas berdasarkan pengetahuan yang dimiliki. Menurut Moenir (2001:117), “Keterampilan adalah kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan anggota badan dan peralatan kerja yang tersedia.”
D. KESIMPULAN Mutu merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan dengan persyaratan yang diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud. Pada umumnya, indikator keberhasilan telah ditetapkan pada suatu diklat dengan tujuan sebagai alat ukur bahwa diklat dimaksud sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. Harapan dari penyelenggara diklat antara lain kompetensi dari peserta diklat akan meningkat setelah mengikuti pelatihan. Untuk diklat-diklat yang bersifat teknis, indikator ini mudah untuk diukur. Namun untuk diklat yang diselenggarakan bukan untuk meningkatkan keterampilan, pada akhirnya akan sangat sulit untuk dilakukan pengukuran. Untuk mengetahui hasil yang diharapkan, terdapat 2 hal utama yang menjadi Indikator Diklat, yakni Pengetahuan dan Keterampilan. Namun, hal ini masih dapat dikembangkan sesuai kebutuhan masing-masing. Referensi:
Siswanta. Jaka Purnama, Apt, MKes.2012. Upaya Peningkatan Mutu Diklat Bagi Aparatur Melalui Penyelenggaraan Diklat Berbasis Kompetensi – WI Badan Diklat Jawa Tengah. Adam I. Indrawjaya. 1989. Perubahan dan Pengembangan Organisasi, Bandung: Sinar Baru. GTZ: National Framework to support capacity building to supprt decentralization dalam website GTZ. http://www.gtzsfdm.or.id/ cb_nat_fr_work.htm Himpunan Peraturan Perundang-Undangan
Pegawai Negeri Sipil (PNS). 2004. Bandung: Fokusmedia. Kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. 2002. Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, Jakarta. Kim, Chan W dan Ma+uborgne, Renée. 2005. Blue Ocean Strategy, Boston: Harvard Business School Publishing Corporation. Li, Wanxin. 2005. A Survey of Institutional Capacity of Local EPBs in China, paper Prepared for 2005 Urban China Research Network Annual Conference: Chinese Cities in Transition, Shanghai, China, 2 May 2005. Miftah Thoha. 2003. Pembinaan Organisasi, Proses Diagnosa & Intervensi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moenir, H.A.S. 1998. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara. Morgan Peter. 1998. “Building Capacity: Challenge for Public Sector”, Harvard University. Noorsyamsa Djumara, 2008. Arah kebijakan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur Dalam Rangka Pembaharuan Sistem Kediklatan Nasional (Berbasis Kompetensi), PKP2A I LAN Bandung Rahmat Suparman,2008. Mencari Model Pengembangan Kapasitas Lembaga Diklat Daerah yang efektif, PKP2A I LAN Bandung: Willems, Stéphane & Baumert, Kevin. 2003. Institutional Capacity and Climate Actions, Organisation for Economic Co-operation and Development, Paris: International Energy Agency. Ranupandojo, P dan Husnan.1990. Manajemen Personalia. Yogyakarta; BPFE Yogyakarta. Subagyo, P. 1995. Manajemen Kepegawaian. Jakarta; Ghalia Indonesia. Anoraga, P. 2004. Manajemen Bisnis.Jakarta; Rineka Cipta. Moenir.2001. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia.Jakarta; Bumi Aksara.
Buletin BBPK Jakarta
21
FITUR
Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Oleh: Taty Prasetyati, SKM M.SI Taty Prasetyati, SKM M.Si Widyaiswara BBPK Jakarta
Puasa sering dianggap sama dengan melaparkan diri atau sekadar menahan diri untuk tidak makan sehingga timbul pengertian bahwa puasa bisa dijadikan suatu cara untuk menurunkan berat badan. Padahal puasa merupakan proses detoksifikasi (proses pengeluaran zat-zat yang memilki sifat toksin atau racun dari dalam tubuh), sedangkan turunnya berat badan hanyalah efek sampingan dari puasa. Hal tersebut pun hanya dapat dicapai jika hakikat puasa diterapkan secara benar.
Puasa juga bukan sekadar kegiatan keagamaan yang wajib dilakukan oleh umat manusia khususnya umat Muslim. Lebih dari itu, puasa memberikan efek luar biasa bagi peningkatan kesehatan tubuh. Jika disertai dengan diet yang benar (mengonsumsi karbohidrat kompleks, protein, serat, dan air putih saat sahur serta berbuka), kita bisa mendapatkan manfaat dari puasa yang lebih maksimal. Selama berabad-abad, puasa telah dilakukan manusia sebagai ibadah di dalam agama dan merupakan terapi penyembuhan paling tua dalam sejarah pengobatan manusia. Puasa juga biasa dilakukan oleh para nenek moyang kita untuk mengasah kesaktian dan ketajaman batin. Jenis-Jenis Puasa 1. Puasa Ramadan Puasa Ramadan merupakan puasa wajib yang dilaksanakan oleh seluruh umat Islam, yang perintahnya tertulis dalam Alquran. Begitu banyak hikmah keutamaan berpuasa yang bisa kita dapatkan ketika kita menjalaninya di bulan suci Ramadan sesuai dengan perintah di dalam Alquran dan hadist. Selain itu, kita juga banyak mendapatkan manfaat puasa bagi kesehatan kita. Puasa Ramadan dilaksanakan satu tahun sekali selama sebulan penuh. 2. Puasa Syawal Puasa Syawal dilakukan selama bulan Syawal setelah Ramadan sejumlah 6 hari, boleh berurutan maupun tidak. 3. Puasa Senin-Kamis Puasa Senin-Kamis dilakukan pada setiap hari Senin dan Kamis. Manfaatnya adalah menambah derajat kemuliaan kita. 4. Puasa Daud Puasa Daud dilakukan selang-seling, satu hari puasa dan satu hari tidak, serta seterusnya dengan konsisten. Puasa Daud tidak boleh dilakukan di hari Tasyrik, yaitu pada tanggal 11, 12, 13, 14 dzulhijjah dan 2 Hari Raya (Idul Fitri dan Idul Adha). Masih banyak lagi jenis-jenis puasa sunnah bagi umat muslim, misal puasa Rajab yang dilakukan 2 bulan menjelang Ramadan, puasa Arafah yang dilakukan oleh muslim yang sedang tidak melaksanakan wukuf di Arafah tanggal 9 Dzulhijah, puasa di bulan Sa’ban, dan lain-lain. Selain itu, masih banyak lagi jenis puasa lainnya, seperti puasa mutih, puasa Weton, puasa masa prapaskah bagi umat Katolik, dan lain sebagainya. Allah Ta’ala juga telah berjanji bahwasanya dengan kita berpuasa, kita akan menjadi sehat. Hal ini telah ditegaskan oleh hadist yang mengatakan bahwa puasa menyehatkan, yaitu hadits riwayat Ibnu Suny dan Abu Nu’aim yang artinya adalah, “Berpuasalah maka kamu akan sehat.” Manfaat Puasa untuk Kesehatan Puasa juga memiliki banyak khasiat apabila kita mempelajari makna dan hikmah dari berpuasa itu sendiri. Hanya saja, karena keterbatasan akan ilmu
22
Buletin BBPK Jakarta
dan pengetahuan manusia itu sendiri, tidak semua rahasia di balik puasa bisa diungkap. Beberapa manfaat puasa, yaitu: Puasa membantu menghilangkan racun-racun yang berbahaya di dalam tubuh. Oleh karena itu, puasa sering dijadikan sebagai metode untuk detoksifikasi tubuh secara alami. Hal ini dikarenakan kondisi lambung yang kosong saat puasa akan bekerja lebih optimal saat berbuka. Ketika lambung kosong, penyerapan nutrisi akan berjalan lebih efektif sehingga mengurangi risiko penimbunan sisasisa makanan yang bisa membusuk. Dengan berpuasa, kita memberi waktu bagi tubuh dan sistem pencernaan untuk beristirahat. Dengan begitu, organ pencernaan, seperti kerongkongan, lambung dan usus bisa bekerja lebih baik serta maksimal ketika kita mengonsumsi makanan lagi. Puasa juga membantu meredakan nyeri pada persendian bagi orang yang menderita arthritis atau radang sendi. Sebuah penelitian menunjukkan adanya hubungan antara membaiknya radang sendi dan peningkatan kemampuan sel netrofil dalam membasmi bakteri. Netrofil atau sel penetral merupakan unsur yang mampu menetralkan racun maupun bakteri penyebab radang sendi. Puasa bisa mengatasi tekanan darah tinggi tanpa pengobatan medis. Selain itu, puasa juga dapat menurunkan kadar gula darah di dalam darah dan kolesterol. Saat puasa, kita akan lebih sedikit mengonsumsi makanan, terutama yang mengandung lemak, gula dan kolesterol tinggi, secara otomatis. Hal ini yang kemudian berdampak pada penurunan kolesterol
dan gula darah. Jika disertai dengan diet makanan sehat saat sahur dan buka puasa, manfaat berpuasa akan didapatkan lebih optimal. Pengurangan konsumsi air selama berpuasa, bisa membantu mengatasi akumulasi cairan yang berlebihan pada tubuh. Proses pengeringan ini akan mengatasi pembengkakan pada perut, kaki, dan lutut yang sering dialami saat seseorang mengalami menstruasi. Meskipun tidak terlalu signifikan, puasa juga bermanfaat bagi kita yang ingin menurunkan berat badan berlebih. Dengan berpuasa, otomatis kita akan menahan keinginan untuk ngemil dan frekuensi makan juga berkurang. Tapi ingat, proses penurunan berat badan saat berpuasa sulit terjadi jika saat berbuka, kita lebih banyak mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi dan kalori dibandingkan dengan sayur serta buah. Dengan berpuasa, berarti kita juga akan membatasi kalori yang masuk ke dalam tubuh kita sehingga hal ini akan menghasilkan enzim antioksidan yang akan dapat membantu dalam membersihkan zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. Tujuan pembersihan tidak hanya sebatas fisik saja, tetapi juga pembersihan dan peningkatan energi pada jiwa dan pikiran.
Puasa yang dilakukan secara rutin dapat memberikan banyak manfaat bagi fisik (lahiriah) maupun jiwa (bathiniah). Hal ini juga diakui oleh beberapa orang ahli dari Barat yang beragama nonmuslim, seperti Allan Cott M.D (Amerika), Dr. Yuri Nikolayev (Rusia), dan Alvenia M. Fulton (Amerika). Allan Cott M.D bahkan telah membukukan beberapa hikmah dari puasa ke dalam sebuah buku yang berjudul “Why Fast?” Berikut adalah beberapa hikmah dari puasa yang diambil dari buku “Why Fast?” 1. To feel better physically and mentally (merasa lebih baik secara fisik dan mental) 2. To look and feel younger (supaya terlihat dan merasa lebih muda) 3. To clean out the body (membersihkan badan) 4. To lower blood pressure and cholesterol levels (menurunkan tekanan darah dan kadar lemak) 5. To get more out of sex (lebih mampu mengendalikan sex) 6. To let the body health itself (membuat tubuh sehat dengan sendirinya) 7. To relieve tension (mengendorkan/melepaskan ketegangan jiwa) 8. To sharp the senses (menajamkan fungsi indrawi) 9. To gain control of oneself (memperoleh kemampuan mengendalikan diri sendiri) 10. To slow the aging process (memperlambat proses penuaan). Manfaat dan Arti Puasa menurut Para Dokter “Fasting is the greatest remedy the physician within!” Puasa memiliki banyak hikmah dan manfaat untuk tubuh, ketenangan jiwa, dan kecantikan. Saat berpuasa, organ-organ tubuh dapat beristirahat dan miliaran sel dalam tubuh bisa menghimpun diri untuk bertahan hidup. Puasa berfungsi sebagai detoksifikasi untuk mengeluarkan kotoran, toksin/racun dari dalam tubuh, meremajakan sel-sel tubuh dan mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak dengan yang baru, serta memperbaiki fungsi hormon, menjadikan kulit sehat dan meningkatkan daya tahan tubuh karena manusia mempunyai kemampuan terapi alamiah. Puasa dapat membuat kulit menjadi segar, sehat, lembut, dan berseri. Hal ini dikarenakan tubuh kita mengalami metabolisme energi setiap saat, yaitu sebuah peristiwa perubahan dari energi yang terkandung di dalam zat gizi menjadi energi potensial di dalam tubuh. Sisanya akan disimpan di dalam tubuh, sel ginjal, sel kulit, dan pelupuk mata serta dalam bentuk lemak dan glikogen.
Envato Elements/license/Harry Wasis
Buletin BBPK Jakarta
23
Envato Elements/license/Harry Wasis
Manusia mempunyai cadangan energi yang disebut glikogen. Cadangan energi tersebut dapat bertahan selama 25 jam. Cadangan gizi inilah yang sewaktu-waktu akan dibakar menjadi energi, jika tubuh tidak mendapat suplai pangan dari luar. Ketika berpuasa, cadangan energi yang tersimpan di dalam organorgan tubuh dikeluarkan sehingga melegakan pernapasan organ-organ tubuh serta sel-sel penyimpanannya. Peristiwa ini disebut peremajaan sel. Peremajaan sel-sel tubuh bermanfaat untuk meningkatkan kekebalan dan kesehatan tubuh serta kulit kita. Oleh karena itu, orang yang sering berpuasa kulitnya akan terlihat lebih segar, sehat, lembut, dan berseri karena proses peremajaan sel dalam tubuhnya berjalan dengan baik. Riyad Albiby and Ahmed Elkadi mengatakan bahwa puasa dapat meningkatkan kekebalan tubuh atau sistem imun terhadap berbagai penyakit. Hal ini ditunjukkan dengan adanya peningkatan fungsi sel limfa yang memproduksi sel limfosit T yang secara significan bertambah, setelah puasa. Sulimami mengatakan bahwa untuk penyakit seperti diabetes sekalipun, puasa Ramadan tidak akan berbahaya, malah memberikan banyak manfaat
24
Buletin BBPK Jakarta
(Sulimami, dll, 1988: 549-552). Jalal Saour berpendapat bahwa berkurangnya cairan pada puasa akan menurunkan heart rate atau kerja jantung, pencegahan terhadap penggumpalan darah yang termasuk penyebab serius panyakit jantung (Jalal, Riyad,1990). Muzam MG, Ali M.N dan Husain berpendapat bahwa puasa juga aman untuk pasien yang mempunyai gangguan ulcer pada lambung. Penelitian dilakukan oleh Muzam MG, Ali M.N dan Husain dalam observasi terhadap efek puasa ramadhan terhadap asam lambung. Elson M. Haas M.D. Direktur Medical Centre of Marin (sejak 1984) mengatakan bahwa puasa (cleansing dan detoksifikasi) merupakan bagian dari trilogi nutrisi, balancing, dan building (toning). Elson percaya bahwa puasa adalah bagian yang hilang atau missing link dalam diet di dunia barat. Kebanyakan orang di barat mengalami over eating atau terlalu banyak makan makanan dengan protein yang berlebihan dan lemak yang berlebihan pula. Oleh karena itu, ia menyarankan agar masyarakat mulai mengatur makanannya menjadi lebih seimbang dan mulai berpuasa karena puasa bermanfaat sebagai: purifikasi, peremajaan, istirahat
pada organ pencernaan, anti-aging, mengurangi alergi, mengurangi berat badan, detoksikasi, relaxasi mental dan emosi, perubahan kebiasaan dari kebiasaan makan yang buruk menjadi lebih seimbang dan lebih terkontrol, serta meningkatkan imunitas tubuh. Akan lebih baik lagi apabila hal ini dilakukan dalam pengawasan dokter. Puasa dapat mengobati penyakit seperti Influeza, bronkitis, diare, konstipasi, alergi makanan, asthma, aterosklerosis, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes, obesitas, kanker, epilepsi, sakit pada punggung, sakit mental, angina pectoris (nyeri dada karena jantung), panas, dan insomnia. Dr. Sabah Al Baqir dan kawankawan mengatakan bahwa puasa dapat mengurangi jumlah hormon pemicu stres. Dr. Sabar AL Baqir dan tim dari Falkutas Kedokteran Universitas King Saudi melakukan studi terhadap hormon prolaktin, insulin, dan kortisol pada tujuh orang laki-laki yang berpuasa sebagai sampel. Hasil menunjukkan tidak adanya perubahan signifikan pada level kortisol, prolaktin, dan insulin. Hal ini menunjukkan bahwa puasa bulan Ramadan bukanlah pekerjaan yang memberatkan dan tidak mengakibatkan tekanan mental
maupun saraf. Siapa yang Perlu Puasa? Setiap manusia pada dasarnya memerlukan puasa. Sesungguhnya, puasa itu adalah karunia Tuhan untuk kebaikan manusia karena yang memperoleh manfaat puasa adalah manusia itu sendiri. Sayangnya, masih banyak orang yang belum bisa menghayati hakikat puasa. Selama berjam-jam puasa, mereka menahan diri tidak makan dan tidak minum, namun begitu berbuka, mereka mengisi perutnya secara berlebihan. Tidak heran jika mereka tidak memperoleh manfaat apa-apa dari puasanya selain tambahan penyakit dan berat badan. Bolehkah Wanita Hamil dan Ibu Menyusui Berpuasa? Penelitian mengenai puasa telah dilakukan pada sekelompok ibu hamil, ibu menyusui, dan kelompok tidak hamil serta tidak menyusui di perkampungan Afrika Barat. Hasil penelitian tersebut menyimpulkan bahwasanya tidak terdapat perbedaan kadar glukosa serum, asam lemak bebas, trigliserol, keton, beta hidroksi butirat, alanine, insulin, glucagon, dan hormon tiroksin pada kelompok yang dijadikan sebagai sumber penelitian tersebut. Maka, hal ini juga mengisyaratkan bahwasanya ibu hamil dan menyusui juga diperbolehkan untuk berpuasa (khususnya di bulan Ramadan). Oleh sebab itu, diperlukan juga gambaran mengenai cara menjaga kesehatan ibu hamil atau menyusui yang sedang berpuasa. Sebuah penelitian terhadap hormon wanita menunjukkan bahwa tidak terdapat gangguan pada hormon virgisteron di saat wanita melaksanakan puasa. Akan tetapi, 80% populasi penelitian menunjukkan adanya penurunan hormon prolaktin. Penurunan hormon prolaktin ini harus diwaspadai oleh ibu yang sedang menyusui. Namun, belum ada bukti penelitian yang menunjukkan kualitas dan kuantitas ASI berkurang atau berat badan bayi menurun apabila seorang ibu menyusui sedang berpuasa. Saat bayi menyusu, syaraf-syaraf di permukaan payudara memberi rangsangan sensoris ke Hipotalamus atau kelenjar pada otak untuk memproduksi hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Hormon prolaktin memberi perintah agar sel-sel di dalam payudara memproduksi ASI. Sementara hormon
oksitosin menyebabkan otot-otot payudara berkontraksi, dan memompa ASI keluar dari puting. Banyaknya ASI yang diproduksi dan dikeluarkan dari payudara, sesungguhnya diatur oleh isapan bayi. Makin sering bayi mengisap, makin sering ASI dikeluarkan dan diproduksi di payudara. Melihat kondisi tersebut, ibu yang menyusui dengan kondisi tertentu harus lebih waspada, terutama saat memberikan ASI eksklusif sebelum bayi usia 6 bulan. Melihat berbagai kondisi tersebut, kecermatan ibu dalam menentukan perlu tidak berpuasa sangatlah diperlukan. Kondisi dimana seorang ibu memutuskan untuk memberikan ASI eksklusif sebelum bayi berusia 6 bulan haruslah melewati pertimbangan yang sangat ketat. ASI adalah jenis makanan tunggal yang dikonsumsi. Maka, tidak ada salahnya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan dokter anak untuk pemantauan kesehatan bayi. Bagaimana Pengaruhnya pada Janin saat Ibu Hamil Berpuasa? Departemen Obstetri dan Ginekologi dari Gaziantep University Hospital melakukan penelitian terhadap 36 wanita sehat dengan kehamilan tanpa komplikasi berturutturut selama 20 minggu atau lebih dan berpuasa selama bulan Ramadan untuk mengevaluasi efek Ramadan pada janin. Hasil penelitian menunjukkan, tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara kedua kelompok untuk usia janin, berat badan ibu. Puasa atau Detoksifikasi Ringan Klinik-klinik detoksifikasi di Amerika dan Australia pada umumnya menerapkan puasa jus buah dan sayuran (juice fasting) karena dianggap sebagai cara yang paling aman dan ringan. Jus buah dan sayuran juga lebih mudah dicerna sehingga nutrisinya dapat lebih cepat diserap oleh tubuh. Nutrisi memperlancar proses detoksifikasi sekaligus juga mempercepat proses perbaikan sel-sel yang rusak. Semakin sering berpuasa, semakin baik untuk kesehatan, terutama pada saat tubuh kita sedang berada dalam kondisi asidosis (kondisi dimana keasaman tubuh sudah terlalu tinggi sehingga tubuh rentan terhadap penyakit). Setiap proses detoksifikasi akan menimbulkan ketidaknyamanan
pada tubuh, terutama bagi yang belum terbiasa. Ketidaknyamanan ini bisa dikurangi dengan cara mempersiapkan tubuh menghadapi puasa, minimal 2 atau 3 hari sebelumnya, seperti: 1. Mengurangi makanan berlemak dan makanan tinggi kalori lainnya. 2. Menghentikan konsumsi alkohol, nikotin, kafein, dan gula sama sekali. 3. Membatasi pemakaian garam dan saus bumbu yang mengandung MSG. 4. Menghentikan asupan susu dan telur serta olahannya. 5. Menghentikan asupan suplemen. 6. Meningkatkan asupan buah dan sayuran segar. Tertib Berbuka Puasa Mengakhiri puasa pun (berbuka puasa) harus bertahap dan tertib. Jangan langsung mengonsumsi makanan berkalori tinggi seperti gorengan, makanan bersantan, dan kue-kue manis. Jika langsung berbuka dengan makanan demikian, hal ini dapat membuat perut sakit dan buncit serta berat badan bertambah. Tundalah makanan tersebut sampai hari ke-3 atau ke-4 setelah puasa. Demi menjaga kesehatan, marilah kita terapkan budaya berpuasa sesuai dengan agama dan budaya masingmasing. Mudah-mudahan jika kita melaksanakan puasa dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah gizi dan kesehatan, keuntungan yang kita peroleh adalah tubuh kita menjadi sehat. Hal ini terjadi karena salah satu manfaat puasa adalah adanya proses detoksifikasi. Referensi: Prof. Dr. Ir. Ali Khomsam, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004. Andang Gunawan, Food Combining, Kombinasi Makanan Serasi, Pola Makan Untuk langsing dan Sehat, PT. Gramedia, Jakarta, 1999. www.yodak.co.id, Kesehatan Keluarga, rematik penyakit jantung, Pusat Bedah Endoskopi Konsultasi, 9 Juli 2013. http://adhy55.blogspot.com/2012/04/puasatradisi-jawa.html http://wongwayang.blogspot.com/2012/12/ macam-dan-jenis-puasa.htm http://health.kompas.com/ read/2012/07/25/11331762/20.Mukjizat. Puasa. Terhadap.Kesehatan.Manusia
Buletin BBPK Jakarta
25
FITUR
Yuli Susilowati,S.Psi,MM,Psi Widyaiswara BBPK Jakarata
HUMOR DAN RESILIENSI Di tengah kehidupan yang saat ini penuh dengan tekanan, seperti perang, tawuran, baku hantam anggota DPR, kekerasan dalam rumah tangga, agresifitas senior kepada junior, kebakaran hutan, kekerasan sexual terhadap anak, kasus narkoba yang semakin marak, dan lain sebagainya, terdapat individu yang suka melontarkan humor agar membuat rileks dan “lupa sejenak� pada situasi tersebut. Banyak acara hiburan yang mendapat rating tinggi, terutama yang dianggap lucu dan menghibur. Para pelawak yang mampu melontarkan humor segar akan mendapatkan bayaran yang tinggi dan penampilannya selalu ditunggu-tunggu. Pada suatu ketika, penulis menyaksikan sebuah tayangan video penyelenggaraan acara formal yang mengundang salah seorang Menteri. Undangan tampak sudah memenuhi gedung yang cukup luas. Di panggung, tampak seorang comedian yang cukup terkenal . Materimateri yang dibawakan cukup pas dengan situasi politik saat itu, namun mampu dikemas dalam bentuk komedi yang membuat undangan terhibur. Seorang komedian standup sudah pasti memiliki sifat kritis dan cerdas
26
Buletin BBPK Jakarta
komedian yang berada di atas panggung. Serta merta, sang menteri pun meniru gaya dan tingkah sang komedian serta melakukan komedi stand-up layaknya seorang komedian profesional. Para hadirin sontak spontan memberikan tepuk tangan. Hal ini mengindikasikan bahwa seorang pejabat negara pun butuh humor yang dapat menyegarkan kembali daya
menikmati suasana pada hari bersejarah itu dengan saling melemparkan canda tawa dan humor. Hal ini menjadi suatu terapi atau obat kelelahan yang mereka alami atas berbagai tekanan permasalahan negara yang harus diselesaikan. Di dalam dunia psikoterapi, humor disebut sebagai suatu bentuk
Envato Elements/license/Harry Wasis
dalam menganalisis situasi kehidupan di bidang sosial, politik, serta lingkungan yang sedang terjadi. Terkadang jika berbagai kritik sosial dilontarkan secara frontal akan sangat berbahaya. Akan tetapi, jika dikemas dalam bentuk humor, penonton tidak akan merasa tersinggung dan tidak merasa bahwa hal tersebut adalah sebuah kritik sosial maupun politik. Di sinilah dibutuhkan kecerdasan seorang komedian. Seorang komedian harus memiliki kecerdasan di atas rata-rata karena ia harus pandai mengenalisis permasalahan untuk dijadikan bahan kritikan dalam bentuk komedi. Ketika pejabat yang ditunggu-tunggu pun hadir, beliau disapa oleh sang
ingat dan stamina untuk bekerja menyelesaikan masalah bangsa. Apakah rasa humor yang tinggi sebanding dengan resiliensi yang tinggi ? Perayaan hari kemerdekaan RI ke-72 di Istana Negara merupakan suatu pemandangan yang luar biasa. Semua orang tampak ceria. Senyum lebar dan tawa lepas keluar dari para menteri dan tamu undangan yang mengenakan pakaian adat. Pakaian adat mereka dikemas secara modern yang jarang sekali bagi mereka mengenakannya. Suatu pemandangan yang luar biasa ketika melihat para pejabat negara
penyembuhan yang efektif. Allport (dalam Lefcourt, 2005) mengatakan bahwa seorang neurotic yang belajar menertawakan dirinya sendiri mampu berjalan menuju kesembuhannya. Humor dapat menjadi alat penyembuhan karena melalui humor, seseorang dapat mengubah kerangka berpikirnya yang kemudian dapat mepengaruhi kualitas afeksi serta perilakunya. Penggunaan humor pun telah lama digunakan sebagai coping mechanism, yaitu dalam menghadapi situasisituasi sulit di kehidupan (Thorson dan Powell, 1993). Seseorang yang humoris memiliki kemampuan untuk mengubah sudut pandangnya
sehingga ia bisa merasakan adanya jarak antara dirinya dengan situasi ancaman yang dihadapinya. Orang yang memiliki selera humor akan memandang permasalahan dari sudut pandang yang berbeda dan mampu menghilangkan perasaan cemas dan tidak berdaya (Kelly, 2002). Seseorang yang memiliki selera humor adalah individu
proses kognitif yang terlibat di dalamnya. Berdasarkan teori ini, humor dihasilkan saat individu mengalamai keganjilan di dalam dirinya, yakni terdapat kesenjangan antara ekspektasi dengan kenyataan (Burt dan Haseger,2002). Teori inkongruitas ini didasarkan oleh teori
Freud. Freud menegaskan bahwa humor memiliki elemen pembebasan yang ditandai oleh unggulnya ego sekaligus rasa senang yang nyata dalam menghadapi fakta yang tidak sesuai dengan bayangan (Freud, 1986). Humor juga berfungsi untuk menekan tindak agresi yang tidak diterima secara sosial, namun
Envato Elements/license/Harry Wasis
yang lebih muda termotivasi, ceria, dapat dipercaya, dan memiliki self-esteem yang tinggi (Miller, 2003). Mereka juga cenderung mampu mengembangkan hubungan sosial yang hangat dan akrab. Terdapat tiga konsep utama yang dapat menjelaskan lahirnya rasa humor (Graham dan Miller, 2003), yaitu: A. Teori inkongruitas (incongruity theories).
Teori ini menyatakan bahwa rasa humor dapat lahir tergantung pada bagaimana individu menerima humor tersebut (perceiving humor) dan bagaimana
Freud (1986) yang menyatakan bahwa humor adalah proses mekanisme pertahanan yang tertinggi pada manusia. Menurutnya, humor dapat meredam energi emosional. Esensi dari humor adalah seseroang dapat menghindari kemungkinan luapan emosional yang buruk. B. Teori pelepasan energi (relief theories)
Rasa humor dan tertawa merupakan bentuk pelepasan energi yang telah dipendam. Teori ini juga didasari oleh teori
mengubahnya menjadi sebuah tindakan yang dapat diterima oleh masyarakat. C. Teori Superioritas (superiority theories). Teori ini menekankan bahwa humor muncul dari aspirasi seseorang agar merasa lebih baik dibandingkan orang lain. Teori ini berkaitan erat dengan sudut pandang individu. Dalam berinteraksi sehari-hari, kita cenderung merasa di saat kita melihat kelemahan orang lain dan merasa lebih baik dari orang tersebut adalah hal yang lucu. Salah satu
contohnya adalah sebuah lelucon yang berkaitan dengan mencela etnis tertentu (Burt dan Halseger, 2002). Selain teori diatas, Dananjaya (dalam Zaenudin, 2003) menjelaskan proses sekaligus fungsi terjadinya humor dari sudut pandang budaya, yakni humor politik, yaitu: Humor politik muncul dari kebutuhan masyarakat untuk melakukan kritik politik. Sebab, di dalam tradisi bangsa Indonesia, hampir semua orang tidak suka bila dikritik secara langsung. Seseorang cenderung lebih menerima kritikan secara tidak langsung. Maka, melalui humor itulah kritik dapat dilontarkan dan mempunyai efek yang lebih ampuh dan efektif. Kritik politik lewat humor seringkali tepat pada sasaran tanpa menyakiti orang tersebut. Hal ini terjadi karena humor politik menimbulkan kelucuan yang membuat pendengar, pembaca, maupun penuturnya tertawa, minimal tersenyum, meskipun isi humornya mengandung sindiran, ejekan, cemooh, maupun protes. Pemanfaatan humor dalam psikoterapi juga banyak menarik perhatian para Psikolog dan Psikiater. Pada simposium tentang Humour as a Form of Therapy yang diselengarakan di Cardiff, Inggris pada tahun 1976 (Bastaman 1996), telah disimpulkan beberapa manfaat humor antara lain, 1. Dalam proses terapi dapat membina hubungan baik antara terapis dan pasiennya 2. Dapat menyalurkan
Buletin BBPK Jakarta
27
dorongan-dorongan primer tertentu, misalnya agresifitas, dengan cara yang dapat diterima 3. Dapat mencairkan hubungan yang formal dan kaku menjadi lebih akrab 4. Dapat membangkitkan kreatifitas karena dengan humor, suatu masalah dapat ditinjau dari sudut lain, yaitu sudut humoritis 5. Dapat merenggangkan perasaan-perasaan tegang dan cemas Keuntungan lain yang dapat diperoleh dari humor adalah dapat mengurangi ketegangan otot, meningkatkan laju oksigen di dalam peredarah darah, melatih fungsi-fungsi tertentu di jantung, dan menghasilkan hormone
endorphin, hormon yang berkolerasi langsung dengan positive emotional states (Martin dalam Miller, 2003). Apa Hubungannya Antara Humor dan Resiliensi? Apa Resiliensi itu? Resiliensi dipandang sebagai karakter yang kuat, kepribadian, kemampuan mengatasi sesuatu pada diri seseorang. Menurut John. P Wilson (2006), resiliensi hampir sama dengan kekuatan dan fleksibilitas atau sebuah kapasitas untuk bertahan dan memulihkan diri dari gangguan terhadap kestabilan diri atau stres berat yang diakibatkan oleh pengalaman yang tidak menyenangkan seperti truma karena kehilangan harta benda, politik, bencana alam,
dan perubahan budaya. Reivich dan Shatte (2002) mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit. Resiliensi dibangun dari tujuh kemampuan yang berbeda dan hampir tidak ada satupun individu yang secara keseluruhan memiliki kemampuan tersebut dengan sempurna (dalam reivich dan Shatte 2002): A. Regulasi emosi. Regulasi emosi adalah kemampuan untuk tetap tenang di bawah tekanan. Individu yang memiliki kemampuan meregulasi emosi dapat mengendalikan dirinya apabila sedang kesal dan
B.
C.
D.
E.
F.
Envato Elements/license/Harry Wasis
28
Buletin BBPK Jakarta
dapat mengatasi rasa cemas, sedih atau marah sehingga mempercepat dalam pemecahan sebuah masalah. Pengendalian impuls. Pengendalian impuls adalah kemampuan mengendalikan keinginan, dorongan, kesukaan, dan tekanan yang muncul dalam diri seseorang. Optimisme. Optimisme adalah sifat individu yang optimis dan berpikir positif. Mereka memiliki harapan di masa depan dan percaya bahwa mereka dapat mengontrol arah hidupnya. Empati. Empati merepresentasikan individu yang mampu membaca tanda-tanda psikologis dan emosi orang lain. Empati mencerminkan seberapa baik individu mengenali keadaan psikologis dan kebutuhan emosi orang lain. Seseorang yang memiliki kemampuan berempati cenderung memiliki hubungan sosial yang positif. Analisis penyebab masalah. Menurut Reivich dan Shatte (2002), analisis penyebab masalah adalah sebuah konsep yang berhubungan erat dengan gaya berpikir. Gaya berpikir adalah cara yang biasa digunakan seseorang untuk dapat menjelaskan suatu hal baik maupun buruk yang terjadi pada dirinya. Efikasi diri. Efikasi diri adalah sebuah keyakinan pada kemampuan diri sendiri untuk menghadapi dan memecahkan masalah dengan efektif. Efikasi diri juga berarti meyakini diri sendiri bahwa ia mampu dan dapat mencapai sukses. Menurut Bandura (1994), individu yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan sangat mudah dalam menghadapi tantangan. Individu tidak merasa ragu karena ia memiliki kepercayaan yang penuh
Envato Elements/license/Harry Wasis
terhadap kemampuan dirinya. Ia akan cepat bangkit dari masalah dan kegagalan. G. Peningkatan aspek Positif. Resiliensi merupakan kemampuan yang meliputi peningkatan aspek positif di dalam hidup. Individu yang meningkatkan aspek positif dalam hidupnya mampu melakukan dua hal dengan baik, yaitu: 1. Mampu membedakan resiko yang realistis dan tidak realistis 2. Memiliki makna dan tujuan hidup serta mampu melihat gambaran besar dalam kehidupannya. Individu yang selalu meningkatkan aspek positifnya akan lebih mudah dalam mengatasi permasalahan hidup dan berperan dalam meningkatkan kemampuan interpersonal serta pengendalian emosi. Bonanno GA, Galea S, Bucciarelli A, Vlahov D (2007) mendefinisikan resiliensi sebagai kemampuan individu dalam beradaptasi menghadapi situasi sulit,
penuh tekanan atau krisis. Semakin individu bersifat resilien, semakin mudah pula individu tersebut menyesuiakan diri tanpa kesulitan yang berkepanjangan. Sementara itu, individu dengan resiliensi yg rendah cenderung membutuhkan waktu yang relative lebih lama agar dapat menyesuiakan diri dalam situasi dan perubahanperubahan di kehidupannya. Penelitian yang telah dilakukan oleh Rena latifa (2009) membuktikan bawha semakin tinggi rasa humor yang dimiliki oleh individu, maka semakin tinggi pula tingkat resiliensi yang dimilikinya. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Schwartz (2007) yang menunjukkan bahwa humor dapat meningkatkan optimisme dan harapan serta mengurangi stres. Individu yang memiliki rasa humor tidak akan menyalahkan situasi yang ada dan tidak akan merasa tersinggung apabila orang lain menertawakan kesalahannya. Sebaliknya, ia bahkan mampu mengungkapkan kesedihannya dengan cara yang menggembirakan karena baginya tidak ada hal yang benar-benar terjadi
secara mutlak (tidak dapat diubah). Dengan demikian, telah dibuktikan bahwa rasa humor yang tinggi seimbang dengan kemampuan resiliensi yang dimiliki oleh seseorang. Dalam menghadapi kehidupan dengan tekanan yang begitu tinggi, seperti kehidupan ibukota, sudah sepatutnya kita meningkatkan pula rasa humor yang kita miliki agar dapat mengurangi tingkat stres yang kita hadapi. Kita mendukung salah satu program televisi swasta untuk terus mengadakan program acara stand up comedy. Terlihat rakyat sangat antusias untuk mengikuti proses audisi dari berbagai propinsi. Terbukti sebagian besar rakyat Indonesia memiliki selera humor yang baik dan mampu bertahan untuk tidak banyak terpengaruh dengan kondisi pemerintahan yang kurang menunjukan perkembangan kearah kesejahteraan yang berarti bagi masyarakat banyak. Karena rakyatIndonesia memiliki selera humor yang baikdengan demikianresiliensi yang dimilikirelatif meningkat sehingga mampu bertahan pada situasi kehidupan
apapun juga. So, tunggu apa lagi ayo mulai sekarang bangkitkan rasa humor kita agar resiliensi kita juga semakin meningkat..!! Referensi: Bastaman, H. D (1996). Meraih hidup bermakna: Kisah pribadi dengan pengalaman tragis.Jakarta: Paramadina. Bonanno GA,Galea S, Buciarelli A, Vlahov D. (2007). What Predicts Psychological Resilience after Disaster? The Role of Demographics, Resources, and Life Stress. Journal of Consulting and Clinical Psychology. Dananjaya,J.(2004).Humor mahasiswa. Jakarta:Pustaka Sinar Harapan Freud, S (1986). Jokes and their relation to the unconscious. London: Pelican Book. Miller,D. M. (2003). The correlation between sense of humor and mental health, Missouri Western State University.http:// clearinghouse.missouri Western.edu/manuscrip Reivich,K& shatte,A(2002) . the resilience factor. New York: Broadway Books. Zaenuddin, H.M (2003) Humor Politik Indonesia.Jakarta: Pustaka Sinar harapan.
Buletin BBPK Jakarta
29
FITUR
Ratna Aryani Staf dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta I
di Indonesia, namun juga di seluruh dunia pada umumnya. Karwowski (2010) menyatakan bahwa sifat kreatif seringkali dianggap sepele dan tidak dianggap penting untuk ada di dalam karakteristik seorang siswa yang diharapkan di institusi pendidikan.
Kreativitas Yang Menggila
PEMBAHASAN
Envato Elements/license/Harry Wasis
“The worst enemy to creativity is self-doubt” -Sylvia PlathPENDAHULUAN Pernahkah mendengar atau melihat quote di atas? Quote tersebut mempunyai arti kurang lebih: “Musuh utama kreativitas adalah ragu-ragu.” Sylvia Plath (27 Oktober 1932—11 Februari 1963) dikenal sebagai seorang penyair, novelis, cerpenis, dan penulis esai asal Amerika Serikat. Salah satu novel semi-autobiografinya yang paling fenomenal adalah The Bell Jar yang menceritakan perjuangan melawan depresi (Poetry Foundation, 2017). Namun, pernahkah kita tahu bahwa untuk menjadi seseorang yang dikenal di zamannya saat itu, ia pun pernah mengalami stres, blocking, bingung, merasa tak punya satu ide, serta dilingkupi rasa ragu apakah karyanya akan disukai orang lain. Sampai akhirnya ia berusaha “meng-kreatif-kan” dirinya untuk meminimalisasi semua itu dengan cara membuat mind map dan kemudian menulis bebas tanpa memedulikan apapun. Bahkan ia pun membuat jadwal khusus untuk memperbanyak membaca dan menonton TV. Saya seringkali mendapatkan fenomena dari lingkungan sekitar ataupun mendengar secara langsung ketika mahasiswa under estimated dengan dirinya sendiri: “Saya tidak bisa, Bu. Saya kan tidak kreatif, yang lain saja, Bu. Dia (sambil menunjuk temannya) itu yang kreatif.” Saya tak habis pikir bagaimana bisa statement ini muncul di kalangan well educated? Sudahkah ada usaha untuk “meng-kreatif-kan” seperti yang dilakukan Sylvia Plath? Dunia pendidikan (termasuk di dalamnya institusi yang mencetak tenaga kesehatan) pun tampaknya juga hanya terpatri untuk terus meng-update kemampuan kognitif siswanya menjadi tenaga kesehatan yang full of knowledge, namun tidak full of creativity. Sebenarnya hal ini tidak hanya ditemui di dunia pendidikan kesehatan
30
Buletin BBPK Jakarta
Satu hal yang harus disyukuri, perhatian dunia terhadap kreativitas mulai mengalami pergeseran yang menggembirakan. Khususnya di bidang keperawatan, saat ini tuntutan global juga “memaksa” perawat untuk lebih kreatif dalam membuat inovasi keperawatan. Kreativitas seorang perawat mempunyai peran yang sangat signifikan dalam pemberian layanan kesehatan, terlebih jumlah perawat hampir mencapai 80% dari jumlah tenaga kesehatan secara keseluruhan di dunia (Isfahani, Hosseini, Khoshknab, & Khanke, 2015). Karwowski (2010) pernah melakukan penelitian dengan responden 630 guru (84% guru perempuan) untuk mengidentifikasi 5 karakteristik orang yang memiliki kreativitas. Berdasarkan penelitian tersebut, disimpulkan adanya 5 karakteristik utama sehingga orang tersebut disebut kreatif atau tidak, yaitu dinamis, cerdas, ramah dan mempunyai rasa empati (Cronbach’s .80). Dalam penelitian tersebut, ia pun menunjukkan banyak hal-hal yang mengejutkan di mana dibuktikan bahwa sifat kreatif dapat membangun kehidupan yang lebih baik, memperkuat individu dan masyarakat sekitarnya, bahkan berpengaruh terhadap pembangunan bangsa. Kaboodi & Jiar (2012) menambahkan karakteristik orang yang kreatif adalah orang yang tidak hanya mampu beradaptasi dengan lingkungan baru, namun juga orang yang mampu menstimulus untuk memproduksi pengetahuan baru di luar ilmu yang dipelajari. Wang & Taichung (2011) juga pernah melakukan penelitian pada 133 siswa di Amerika Serikat untuk mengetahui hubungan antara pencapaian hasil
belajar dengan tingkat kreativitas. Seluruh responden pada penelitian tersebut menerima buku untuk mengidentifikasi tingkat kreativitasnya dan daftar pertanyaan. Hasil tes kemudian dikirimkan ke Scholastic Testing Service Scoring Center untuk dikaji. Hasil penelitian tersebut menyatakan adanya hubungan antara pencapaian hasil belajar dengan tingkat kreativitas. Zhang (2010) pun juga pernah mengadakan penelitian serupa, di mana diketahui bahwa sikap kreatif ternyata berpengaruh terhadap kepemimpinan seseorang. Pemimpin yang kreatif akan lebih mudah untuk mengidentifikasi masalah, mencari informasi dan seringkali mempunyai ide alternatif sebagai usaha dalam memecahkan masalah. Menjadi kreatif tentunya tidak datang serta merta dalam diri seseorang. Amabile (1988) dalam Zhang (2010)
menyebutkan bahwa faktor intrinsik dan motivasi internal merupakan faktor yang dapat membentuk sifat kreatif ini. Salah satu contoh karya kreativitas yang menggila yang dicontohkan oleh perawat Indonesia yang sedang melanjutkan studi di Universitas Indonesia (UI) adalah Sigit Mohammad Nuzul, S.Kep dan Budhi Mulyadi, M.Kep., Sp.Kom serta Ahmad Zaki Anshori, S.Kom. Karya “gila” mereka bernama ATM Sehat yang memperoleh Juara 1 Lomba Inovasi Universitas Indonesia tahun 2017, menjadi finalis lomba inovasi Kemenristekdikti tahun 2017 dan memperoleh penghargaan Tanoto Foundation Student Research Award tahun 2017 (Medianers, 2017). Bahkan karya mereka telah terdaftar Hak Paten di Kementerian Hukum dan HAM RI. Hebatnya lagi, ATM Sehat ciptaan mereka telah diproduksi oleh PT. Telehealth Indonesia untuk dipasarkan.
ATM sehat mereka merupakan alat monitor kesehatan (tekanan darah, cek gula darah dan berat badan) yang dilengkapi dengan AED (Automatic External Devices) cek tekanan darah. KESIMPULAN Berdasarkan fenomena, dampak yang dirasa dan hasil penelitian yang mendukung, maka dapat disimpulkan bahwa seorang tenaga kesehatan, apapun profesi kesehatannya, sangat membutuhkan sifat kreativitas, bahkan kreativitas yang menggila. Referensi:
Isfahani, S. S., Hosseini, M. A., Khoshknab, M. F., & Khanke, H. R. (2015). Nurses ’ Creativity : Advantage or Disadvantage. Iran Red Crescent Med, 17(2), 1–6. http://doi. org/10.5812/ircmj.20895 Kaboodi, M., & Jiar, Y. K. (2012). Cognitive and trait creativity in relation with academic achievement. International Journal of Social Science and Humanity, 2(5). http://doi. org/10.7763/IJSSH.2012.V2.132 Karwowski, M. (2010). Are creative students really welcome in the classrooms ? Implicit theories of “ good ” and “ creative ” student ’ personality among polish teachers. Procedia Social and Behavioral Sciences, 2, 1233–1237. http://doi.org/10.1016/j. sbspro.2010.03.179 Medianers. (2017). Karya Anak Negri ATM Sehat Layanan Mirip ATM Bank. Diunduh pada tanggal 7 April 2017 di https://medianers. blogspot.co.id/2017/03/Anjungantelehealth-masyarakat-sehat-atm-sehat. html. Poetry Foundation. (2017). Sylvia Plath. Diunduh pada tanggal 6 April 2017 di https://www. poetryfoundation.org/poems-and-poets/ poets/detail/sylvia-plath Wang, A. Y., & Taichung, N. (2011). Contexts of Creative Thinking : A Comparison on Creative Performance of Student Teachers in Taiwan and the United States. Journal of International and Cross-Cultural Studies, 2(1), 1–14. Zhang, X. (2010). Linking empowering leadership and employee creativity : The influence of psychological empowerment , intrinsic motivation and creative process engagement. Academy of Management Journal, 53(1), 107–128.
Sumber gambar : Medianers. (2017). Karya Anak Negri ATM Sehat Layanan Mirip ATM Bank. Diunduh pada tanggal 7 April 2017 di https://medianers.blogspot.co.id/2017/03/Anjungan-telehealth-masyarakat-sehat-atm-sehat.html.
Buletin BBPK Jakarta
31
BERITA UTAMA
Ati Dwi Kurniati
(Subbid. Pengkajian & Pengembangan)
SELAYANG PANDANG KEGIATAN PELATIHAN DI BBPK JAKARTA Sampai dengan triwulan III ini, BBPK Jakarta telah meluluskan peserta latih 3.118 aparatur dan tenaga kesehatan, baik yang diselenggarakan di Jakarta dan provinsi mitra, maupun kerjasama dengan pemerintah daerah. BBPK Jakarta telah menyelenggarakan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, Diklat Kepemimpinan, teknis fungsional, dan teknis manajemen di dua kampus yaitu di Cilandak dan Hang Jebat dengan kapasitas ruang kelas masing-masing 7 kelas dan 6 kelas, ruang diskusi masing-masing 3 ruang dan 17 ruang, serta kapasitas tempat tidur masing-masing 166 bed dan 180 bed. Sejak tahun 2016, sudah memanfaatkan kampus Hang Jebat didalam penyelenggaraan pelatihan, yang diperuntukan pelatihan teknis dan fungsional. Sedangkan kampus Cilandak diperuntukkan untuk Diklat Kepemimpinan dan Latsar CPNS. Tetapi tidak menutup kemungkinan pelatihan teknis maupun fungsional dilakukan di kampus cilandak, apabila ada kelas yang tersedia.
BBPK Jakarta telah memanfaatkan teknologi informasi untuk memudahkan pelanggan mengakses informasi pelatihan yang diselenggarakan BBPK Jakarta, baik melalui website maupun Sistem Informasi Diklat (Sidiklat). Penggunaan Sidiklat diantaranya yaitu registrasi online, pre dan post test online, dan evaluasi fasilitator. Berikut ini adalah gambaran pelaksanaan pelatihan yang diselenggarakan di BBPK Jakarta, baik di kampus Cilandak maupun Hang Jebat. 1. BBPK Jakarta berkewajiban menyelenggarakan Pelatihan Keluarga Sehat yang merupakan bagian dari kebijakan Kementerian Kesehatan, yaitu Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga. Durasi pelaksanaan pelatihan 3 hari sesuai kurikulum dan modul pelatihan yang diterbitkan oleh Puslat SDM Kesehatan. Pelatihan Keluarga Sehat dilaksanakan di provinsi mitra, yaitu Kalimantan Barat (3 kelas), NTB (9 kelas), Kalimantan Timur (4 kelas), Kalimantan Selatan (4 kelas), dan Jawa Timur (23 kelas). Fasilitator pelatihan tersebut adalah tenaga kesehatan di Dinkes Provinsi/Kab/ Kota dan Bapelkes yang sudah mengikuti TOT Keluarga Sehat yang diselenggarakan BBPK Jakarta pada bulan Februari 2017 sebanyak 11 angkatan. Didalam pelaksanaan pelatihan di Bapelkes Provinsi, dalam rangka jaga mutu (Quality Assurance), BBPK Jakarta mengirimkan tim untuk
32
Buletin BBPK Jakarta
melakukan pendampingan dan pengendalian mutu (Quality Control) pelatihan. 2. Pelatihan Manajemen Puskesmas bertujuan agar peserta berperan sebagai pelaku manajemen pelayanan kesehatan dengan pendekatan keluarga di Puskesmas, dengan sasaran Kepala Puskesmas, Kapala Sub Bagian Tata Usaha, dan pengelola program pelayanan kesehatan dari Dinkes Kab/kota. Penyelenggaraan pelatihan selama 82 jpl atau 9 hari efektif. Pelatihan Manajemen Puskesmas dilaksanakan di Provinsi Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan NTB. Fasilitator pelatihan sebelumnya diberikan pelatihan TOT untuk mendapatkan penguatan materi. TOT Manajemen Puskesmas di BBPK Jakarta dilaksanakan sebanyak 8 angkatan yang mengikutsertakan peserta dari seluruh Indonesia. 3. Pelatihan Penugasan Khusus (Tugsus) Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas merupakan pelatihan baru yang pertama kali dilaksanakan di BBPK Jakarta. Diawali dengan TOT pelatihan tersebut untuk menyediakan tenaga pelatih yang akan menjadi fasilitator. Pelatihan Tugsus Tenaga Kesehatan Individual ini bertujuan untuk memberikan pembekalan kepada peserta tentang pelayanan kesehatan di remote area, standar pelayanan puskesmas, manajemen pendekatan keluarga, pemanfaatan JKN dan BOK di puskesmas, etnografi kesehatan, promosi kesehatan, dan komunikasi kesehatan. Peserta agar mampu menerapkan jiwa bela negara, mengingat lokasi penugasan di wilayah kabupaten, diawal pembelajaran diberikan pembinaan bela negara yang difasilitasi oleh TNI. Pelatihan berlangsung selama 8 hari efektif, dilaksanakan di Jakarta dan Cikarang. Kriteria peserta adalah tenaga kesehatan yang lulus seleksi, yang terdiri atas : 1) Dokter 2) Dokter gigi 3) Perawat 4) Bidan 5) Ahli teknologi laboratorium medik 6) Tenaga gizi 7) Tenaga kesehatan lingkungan 8) Tenaga kefarmasian 9) Tenaga kesehatan masyarakat. 4. Pelatihan Penerapan Kebijakan/Training of Fascilitator adalah pelatihan yang dilaksanakan untuk mempersiapkan penerapan kebijakan secara terpadu dengan pelatihan penyelenggaraan dan fasilitasi pembelajaran pertama kali pada program pelatihan yang telah dikembangkan dan disempurnakan oleh Instansi Pembina Diklat terhadap sistem penyelenggaraan atau komponen program pelatihan. Pelatihan TOF untuk Pelatihan Dasar CPNS yang berlangsung selama 5 hari diikuti oleh pejabat struktural, dan widyaiswara, serta staf teknis yang berkompeten. 5. Sejak tahun 2016 BBPK Jakarta mendapatkan tugas melaksanakan Pelatihan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) satu kelas di Lombok yang bertujuan memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada calon tenaga kesehatan haji kloter yang akan bertugas di tahun berjalan. Tahun ini sudah kali kedua kita menganggarkan pelatihan tersebut. Penyelenggara adalah Bapelkes Provinsi
Nusa Tenggara Barat, dan BBPK Jakarta sebagai pendamping dan QC pelatihan. Pelatihan TKHI merupakan menu wajib bagi BBPK Jakarta untuk diselenggarakan dengan sasaran peserta yaitu dari embarkasi Jakarta meliputi wilayah DKI Jakarta, Banten, dan Lampung sebanyak 6 kelas. Fasilitator pelatihan TKHI terdiri dari widyaiswara BBPK Jakarta, Dinkes Provinsi, KKP, Pusat Kesehatan Haji yang sudah mengikuti TOT TKHI dan Pelatihan integrasi Haji. Pelatihan TKHI dilaksanakan selama lima hari kerja yang lebih menekankan pada softskill peserta dalam etika dan ketrampilan berkomunikasi, terutama komunikasi dengan jemaah haji yang memerlukan perhatian khusus. 6. Pelatihan Pengendali Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan didalam mengendalikan pelatihan, mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan evaluasi selama pelatihan diselenggarakan. Pelatihan ini diikuti oleh profesi dokter dari berbagai rumah sakit dan fakultas kedokteran dilingkungan Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDTIN). Pelatihan dilaksanakan selama 5 hari efektif di kampus Cilandak dibawah asuhan fasilitator BBPK Jakarta. 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2017, pasal 39, mengamanatkan kewajiban bagi puskesmas untuk di akreditasi oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang bersifat mandiri atau oleh komisi akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pada triwulan ke-2, BBPK Jakarta telah menyelenggarakan Pelatihan Pendamping Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Angkatan ke-2 pada bulan Juni selama 92 jpl. Setelah mengikuti Pelatihan Pendamping Akreditasi FKTP, peserta diharapkan mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pendampingan akreditasi FKTP sesuai dengan standard akreditasi. 8. BBPK Jakarta mendapat kepercayaan untuk menyelenggarakan Pelatihan Jabatan Fungsional Bidan Terampil ke Ahli yang tertuang dalam perjanjian kerjasama antara BBPK Jakarta dengan Dinkes Provinsi Banten, Dinkes Kota Bekasi, dan RS Fatmawati. Pelatihan berdurasi 9 hari kerja ini dibimbing oleh fasilitator dari Widyaiswara BBPK Jakarta, Direktorat Pelayanan Kesehatan Rujukan, Biro Kepegawaian, dan PP-IBI. 9. Pelatihan Bendahara Penerimaan di lingkungan Kementerian Kesehatan terselenggara atas kerjasama dengan Pusdiklat Pengawasan BPKP selama 5 hari sudah termasuk ujian satu hari. Tujuan umum dari pelatihan ini adalah peserta mampu mengelola uang Penerimaan Negara Bukan Pajak dalam pengurusannya sesuai dengan Peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Dalam rangka membentuk karakter PNS melalui internalisasi nilai-nilai dasar PNS, BBPK Jakarta sebagai institusi yang sudah terakreditasi, menyelenggarakan Diklat Prajabatan Gol.I/II K1/K2 dan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II. Tahun 2017 ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tidak ada penerimaan PNS (morotarium) dikarenakan jumlah PNS yang ada melebihi dari jumlah ideal, kecuali untuk tenaga medis dan tenaga kesehatan prioritas yang dibutuhkan di daerah tertinggal, perbatasan dan kepulauan (DTPK). Dengan demikian, tidak ada Latsar CPNS untuk Kemenmes, baik golongan I, II dan III. Pelatihan Dasar CPNS yang diselenggarakan merupakan kegiatan kerjasama dengan Kementerian Pemuda dan Olah Raga dan Kementerian Koordinator Perekonomian dengan pola PNBP, sebanyak 3 angkatan dengan jumlah peserta 87 orang. Latsar CPNS dilaksanakan dengan mengunakan kurikulum baru yaitu Perkalan Nomor 22 Tahun 2016. Pelaksanaan selama 113 hari kerja (1.141 jpl) yang terdiri dari 33 hari kerja pembelajaran klasikal dan 80 hari kerja aktualisasi ditempat kerja. Fasilitator Latsar adalah Widyaiswara BBPK Jakarta yang sudah memperoleh sertifikat kelulusan mengikuti Training Of Fascilitator (TOF) Latsar CPNS. 11. Dengan seizin Lembaga Administrasi Negara (LAN), BBPK Jakarta bisa menyelenggarakan Diklat Prajabatan Golongan I dan II K1/K2 untuk 4 orang CPNS yang tersisa. Diklat yang dilaksanakan selama 7 hari kerja pembelajaran klasikal dilaksanakan di kampus Cilandak dengan pemateri dari Widyaiswara BBPK Jakarta. Setelah mengikuti diklat ini, diharapkan dapat membentuk CPNS yang memiliki pengetahuan dan wawasan sebagai pelayan masyarakat yang baik. 12. Untuk meningkatkan kompetensi kepemimpinan pejabat struktural, baik visioner untuk eselon III dan operasional untuk eselon IV, yang akan berperan dan melaksanakan tugas dan fungsi kepemerintahan di instansinya masing-masing, BBPK Jakarta menyelenggarakan Diklat Kepemimpinan Tingkat III dan IV, baik dengan dana APBN maupun PNBP. Diklatpim Tk.IV diselenggarakan sebanyak 4 angkatan, 3 diantaranya dengan pola PNBP, bekerjasama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulang Bencana), LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah), Badan POM, Komisi Pemilihan Umum (KPU), Sekretariat Kabinet, Komisi ASN, Kementerian Perekonomian, dan Kementerian PAN & RB. Fasilitator Diklatpim Tk.III dan Diklatpim Tk.IV adalah widyaiswara yang sudah mempunyai sertifikat TOT
Substansi Diklatpim dengan nilai minimal baik, yang diterbitkan oleh LAN RI, dan widyaiswara dari LAN. 13. BBPK Jakarta mendapatkan ijin untuk menyelenggarakan Diklat Kepemimpinan Tingkat II, setelah melalui proses yang panjang. Hal ini ditandai dengan adanya perjanjian kerjasama (MOU) antara LAN RI dengan Badan PPSDM Kesehatan RI. Selama BBPK Jakarta belum terakreditasi institusinya dalam penyelenggaraan Diklatpim ini, LAN RI masih berkewajiban mengampu penyelenggaraan Diklat, mulai dari penjadwalan, fasilitator, penentuan lokasi Visitasi Kepemimpinan Nasional (VKN), hingga pada penerbitan sertifikat kelulusan peserta. Rencana pelaksanaan Diklatpim Tk.II di BBPK Jakarta adalah mulai tanggal 25 Juli sampai dengan 19 Nopember 2017 yang akan dibuka oleh Menteri Kesehatan. Standar jumlah peserta adalah 60 orang yang akan dibagi kedalam kelas A dan kelas B, masing-masing 30 orang. Menurut Perkalan Nomor 18 Tahun 2015, Diklatpim Tk. II dilaksanakan dengan jumlah jam pelajaran 887 jp terdiri dari 221 jp pembelajaran klasikal dan 666 jp (74 hari kalender) untuk kegiatan komitmen bersama dan laboratorium kepemimpinan ditempat kerja. Karena kompetensi yang dibangun pada diklat ini adalah kompetensi kepemimpinan strategis yaitu kemampuan menetapkan strategi kebijakan instansinya dan memimpin keberhasilan implementasi strategi kebijakan tersebut. BBPK Jakarta melalui Bidang Penyelenggaraan Pelatihan berupaya memberikan pelayanan pelatihan yang bermutu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan tujuan memberikan peningkatan kemampuan pengetahuan, wawasan, dan ketrampilan yang sesuai dengan tujuan pelatihan. Didalam penyelenggaraannya tetap memperhatikan standar kualitas yang dapat meminimalisir adanya keluhan peserta dalam penyelenggaraan pelatihan di BBPK Jakarta. Semoga kedepannya BBPK Jakarta terus mengasah diri, belajar dan melakukan yang terbaik untuk mencapai motto BBPK Jakarta, yaitu Diklat berkualitas, SDM cerdas. Dengan demikian, secara tidak langsung memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan pembangunan kesehatan yaitu derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat Indonesia.
Buletin BBPK Jakarta
33
RAGAM PENUNJANG PELATIHAN
Syahroni, S.Sos, MAP
Widyaiswara BBPK Jakarta
Brainstorming, Metode Pembelajaran Unggulan bagi Widyaiswara Para Widyaiswara pasti setuju jika salah satu metode pembelajaran yang paling sering digunakan dalam memfasilitasi proses pembelajaran adalah brainstorming (curah pendapat). Namun, apakah para Widyaiswara memahami dengan benar konsep dari brainstorming tersebut? Masih banyak metode lain yang juga mudah dan menyenangkan untuk ‘dimainkan’ oleh para Widyaiswara dalam memfasilitasi materi pelatihan di kelas. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran (M Saikhul Arif, 2011). Suciati (dalam Suparma,1997) menuliskan metode brainstorming adalah model pembelajaran untuk mencari suatu pemecahan masalah (problem solving) yang dapat digunakan dalam penyusunan program, manual kerja, dan sebagainya. Metode ini juga sering disebut “badai otak” yang dipergunakan untuk menggambarkan proses berpikir yang dinamis dan terjadi pada saat seseorang menanggapi suatu masalah. Brainstorming sering digunakan dalam diskusi kelompok guna pemecahan masalah, di mana setiap anggota kelompok mengusulkan dengan cepat kemungkinan pemecahan yang terpikirkan sehingga dengan cepat peserta menggunakan kemampuan
34
Buletin BBPK Jakarta
berpikir kreatifnya. Diharapkan metode ini dapat melatih peserta untuk mengemukakan gagasangagasan baru sesuai dengan daya imajinasi sehingga mengembangkan daya kreatifitas berpikir peserta. Kekuatan yang dapat ditimbulkan dari metode brainstorming adalah dapat memunculkan pendapat baru, merangsang semua anggota mengambil bagian, tidak menyita waktu, dan hanya sedikit pengalaman yang diperlukan. Sedangkan kelemahannya adalah mudah lepas kontrol, harus ada evaluasi, dan anggota cenderung mengadakan evaluasi setelah satu pendapat diajukan. APA YANG DILAKUKAN DENGAN METODE BRAINSTORMING? 1. Bentuk tradisional dari Brainstorming Mengetahui masalah Sebelum sesi brainstorming, penting untuk menentukan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu. Masalah tersebut harus jelas, tidak terlalu besar, dan dapat ditangkap dalam pertanyaan yang spesifik seperti “Layanan telepon seluler seperti apa yang belum tersedia, namun dibutuhkan sekarang?” Jika masalah tersebut terlalu besar, fasilitator harus memecahkannya menjadi beberapa komponen, masingmasing komponen dilengkapi dengan pertanyaannya. Membuat memo tentang latar
belakang Memo tentang latar belakang adalah surat undangan dan informasi bagi para peserta yang berisi nama sesi, masalah, waktu, tanggal, dan tempat. Masalah tersebut digambarkan dalam bentuk pertanyaan dan beberapa contoh ide juga disertakan. Sebelumnya, memo tersebut dikirim kepada para peserta sehingga mereka dapat memikirkan masalah tersebut terlebih dahulu. Memilih peserta Fasilitator membentuk panel brainstorming, yang berisi para peserta dan seorang pengumpul ide. Sebuah kelompok berisi 10 orang, atau kurang dari 10 orang anggota akan lebih produktif. Ada banyak variasi yang bisa dilakukan akan tetapi disarankan komposisinya adalah beberapa anggota inti dari proyek yang telah membuktikan diri mereka, beberapa tamu dari luar proyek yang tertarik pada masalah tersebut, dan seorang pengumpul ide yang mencatat seluruh ide yang diungkapkan. Membuat daftar pertanyaan awal Selama sesi brainstorming, kreativitas mungkin akan berkurang. Di sini, fasilitator harus merangsang kreativitas dengan memberikan pertanyaan awal, misalnya “Dapatkan kita menggabungkan ide-ide ini?” atau “Bagaimana jika kita melihat dari sudut pandang yang lain?” Siapkan
pertanyaan-pertanyaan tersebut sebelumnya. Melaksanakan sesi Fasiliator memimpin sesi brainstorming dan memastikan bahwa aturanaturan dasar dipatuhi dalam sesi ini. Tahapan-tahapan dalam sesi tersebut adalah 1) Sesi pemanasan, untuk membawa para peserta baru pada suasana yang bebas untuk saling memberikan kritikan. Sebuah masalah sederhana dilontarkan, misalnya: Apa yang seharusnya ditunjukkan oleh Pimpinan yang pensiun? Atau Apa yang dapat ditingkatkan dalam Microsoft windows? Selanjutnya dilakukan beberapa tahapan, yaitu 1) Fasilitator melontarkan masalah dan memberikan penjelasan lebih lanjut jika dibutuhkan. 2) Fasilitator meminta ide-ide dari kelompok. 3) Jika tidak muncul ide, fasilitator melontarkan pertanyaan untuk memancing kreativitas. 4) Seluruh peserta mengungkapkan ide-ide mereka dan pengumpul ide mencatat. 5) Para peserta diperbolehkan untuk menjelaskan ide-ide mereka. 6) Jika waktu habis, fasilitator menyatukan ide-ide tersebut berdasarkan tujuan topik dan melakukan diskusi. 7) Gagasan-ide tersebut dimasukkan dalam beberapa kategori. 8) Keseluruhan daftar di-review untuk memastikan bahwa semua orang memahami ide-ide tersebut. 9) Hilangkan ide-ide yang sama dan solusi yang tidak memungkinkan. 10) Fasilitator berterima kasih
Envato Elements/license/Harry Wasis
kepada seluruh peserta dan memberi mereka kenangkenangan. Melakukan proses 1) Para peserta yang memiliki ide akan tetapi tidak rnampu untuk mengungkapkannya didorong untuk menuliskan ide-ide mereka dan menyampaikannya di lain waktu. 2) Petugas pengumpul ide harus memberi nomor pada ide-ide tersebut, sehingga Ketua dapat menggunakan angka tersebut untuk mendorong didapatkannya lebih banyak ide, contohnya: Saat ini ada sekitar 44 ide, mari kita tambah hingga 50 ide. 3) Petugas pengumpul ide harus mengulang ide yang ia tulis, untuk memastikan bahwa yang ia tulis seperti yang dimaksud oleh si pemiliki ide. 4) Jika banyak peserta yang mengungkapkan ide, prioritaskan pada ide yang paling berhubungan. Hal ini dilakukan untuk mendorong penjelasan dari ide-ide sebelumnya. 5) Selama sesi brainstorming, para manajer dan supervisor yang lain tidak diharapkan hadir, karena kehadiran mereka dapat mengurangi efek dari empat aturan dasar, terutama dalam hal mengungkapkan ide-ide yang tidak biasa. Melakukan evaluasi Pengungkapan pendapat tidak hanya sekadar membuat ide untuk dievaluasi dan dipilih. Biasanya, kelompok itu sendiri, pada tahap akhir, akan mengevaluasi dan memilih salah satu ide sebagai solusi atas
masalah yang dilontarkan pada kelompok tersebut. 1) Solusi tersebut harus sesuai dengan sumber daya dan kemampuan para anggota kelompok tersebut. 2) Jika dibutuhkan sumber daya atau keterampilan tambahan, maka kebutuhan tersebut harus menjadi bagian pertama dari solusi tersebut. 3) Harus ada cara untuk mengukur kemajuan dan keberhasilan. 4) LangkahIangkah untuk melaksanakan solusi tersebut harus jelas, harus dapat dijalankan oleh para anggota kelompok sehingga masing-masing anggota kelompok memiliki peran yang penting. 5) Harus ada proses pembuatan keputusan yang disepakati bersama untuk bisa melaksanakan upaya yang terkoordinasi dan untuk memberikan tugas-tugas kembali pada saat proyek berkembang, 6) Harus ada evaluasi sebagai langkah untuk menentukan apakah kelompok tersebut telah benar menuju solusi akhir atau tidak. 7) Harus ada insentif bagi para peserta sehingga mereka terus berupaya. VARIASI-VARIASI PADA BRAINSTORMING 1. Teknik Kelompok Nominal Teknik kelompok nominal adalah jenis brainstorming yang mendorong seluruh peserta memiliki suara yang sama dalam proses. Teknik ini juga digunakan untuk menghasilkan daftar ide yang memiliki peringkat. Para peserta diminta untuk menuliskan ide-ide mereka. Kemudian moderator mengumpulkan ide-ide tersebut dan dilontarkan kepada kelompok untuk dipilih. Pemilihan tersebut dapat dilaksanakan dengan sederhana dengan mengangkat tangan jika setuju pada suatu ide. Proses ini dinamakan distilasi. Setelah distilasi, ide-ide yang berada pada peringkat atas dibahas kembali dalam kelompok. Contohnya, sebuah kelompok membahas tentang warna yang dibutuhkan oleh sebuah produk. Kelompok lain membahas tentang ukuran, dan seterusnya. Tiap
kelompok akan bertemu kembali untuk memberi peringkat pada ide-ide dalam daftar. Terkadang ide-ide yang sebelumnya dihilangkan akan dimunculkan kembali pada saat kelompok tersebut mengevaluasi ulang ide-ide tersebut. Fasilitator harus mendapatkan pelatihan sebelumnya. Kelompuk tersebut harus didorong untuk terus melaksanakan proses. Seperti halnya upaya dalam sebuah tim, dibutuhkan beberapa sesi latihan dalam hal metode yang digunakan sebelum mereka bisa menangani ideide penting. 2. Teknik Group Passing Tiap orang dalam kelompok yang duduk melingkar menuliskan sebuah ide pada selembar kertas, dan kemudian memberikan lembaran ketas itu kepada orang di sebelahnya searah jarum jam, kemudian orang yang diserahi lembaran tersebut menambahkan beberapa ide. Proses ini berlanjut hingga semua orang mendapatkan kembali ide yang dituliskannya. Pada saat tersebut, kelompok ini telah mengembangkan tiap ide yang ada. Kelompok tersebut juga dapat menyusun sebuah “Buku Ide� dan meletakkan daftar distribusi di bagian depan buku tersebut. Pada halaman pertama tercantum gambaran dari masalah. Orang pertama yang menerima buku tersebut menuliskan daftar ide-idenya dan kemudian menyerahkan buku tersebut kepada orang berikutnya sesuai dengan daftar distribusi. Orang kedua dapat menuliskan ide-ide baru atau menambahkan ide orang sebelumnya. Pertemuan “pembacaan ide� kemudian diadakan untuk membahas ide-ide yang tertulis. Teknik ini membutuhkan waktu yang lebih lama, namun ini akan mernberikan kesempatan pada tiap anggota untuk memikirkan masalah yang ada secara lebih mendalam.
menggunakan metode asosiasi. Metode ini dapat memperbaiki kolaborasi dan meningkatkan kuantitas dari ide. Teknik ini dirancang sedemikian rupa sehingga seluruh anggota berpartisipasi dan tidak ada ide yang ditolak. Proses ini diawali dengan sebuah topik pilihan. Tiap peserta mengungkapkan pendapatnya, kemudian seluruh ide tersebut disatukan ke dalam satu peta ide yang luas. Selama tahap konsolidasi ini, para peserta mungkin akan menemukan pemahaman yang sama atas permasalahan-permasalahan tersebut pada saat mereka menjelaskan latar belakang dari ide-ide mereka. Ide-ide baru mungkin akan muncul dalam tahap tersebut dan kemudian ditambahkan dalam peta ide. Kelompok tersebut kemudian dapat membuat prioritas atau melakukan tindakan. KESIMPULAN Brainstorming adalah metode yang banyak digunakan dalam interaksi kelompok, baik dalam bidang pendidikan maupun bisnis. Meskipun metode ini tidak memberikan keuntungan yang terukur dalam hal hasil yang kreatif, metode ini bisa menjadi latihan yang menarik yang dapat diterima oleh seluruh peserta. Variasivariasi dari metode ini juga terbukti lebih baik dari teknik aslinya. Paling penting adalah menggunakan metode yang sesuai dengan tujuan pembelajaran serta situasi kelas. Referensi:
Arif, M. Saikhul. 2011. Pengertian Strategi, Metode, Teknik dan Taktik. http://blog. elearning. unesa.ac.id.id/m-saikhularif?p=3 Suparman, Atwi. 1997. ModelModel Pembelajaran Interaktif. Bandung: Lembaga Administrasi Negara RI. MDF Asia. 2016. Bahan Keterampilan Manajemen, Pelatihan Keterampilan Manajemen. Bali, Desember 2016.
3. Metode Pemetaan Ide Tim Metode brainstorming ini akan berhasil dengan
Buletin BBPK Jakarta
35
RAGAM PENUNJANG PELATIHAN
Tri Hernowo Kepala Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu BPPK Jakarta
Upaya BBPK Jakarta Berstatus Badan Layanan Umum (BLU) BBPK Jakarta mulai merintis penerapan Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum (PK-BLU) dengan upaya, Kepala BBPK Jakata menugaskan Tim BLU BBPK Jakarta melakukan pengumpulan data dengan berkunjung dan belajar pada instansi yang sudah menerapkan PK-BLU, yaitu di Poltekkes Malang dan Rumah Sakit Karyadi Semarang. Banyak ilmu dan masukan yang diperoleh oleh Tim BBPK Jakarta selama kunjungan tersebut. Beberapa yang dapat dipetik dalam pengelolaan keuangannya, BLU diberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktikpraktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Diharapkan dengan menerapkan Pola PK BLU, BPPK Jakarta dapat membuat kesejahteraan pegawainya menjadi meningkat, seperti yang kita ketahui sekarang ini baik staf, struktural maupun Widyaiswara memperoleh tunjangan kinerja sama, sesuai dengan grade-nya. Sedangkan dengan Pola BLU, remunerasi imbalan atas kinerja pegawai akan berbeda sesuai dengan kinerjanya, walaupun gradenya sama. Untuk menjaga akuntabilitas publik dan menghindari moral hazards, BLU dilengkapi dengan dewan pengawas sebagai alat kelengkapan organisasi yang mewakili kepentingan pemerintah.
36
Buletin BBPK Jakarta
Dewasa ini, cukup banyak di Instansi Kesehatan seperti Rumah sakit dan Politeknik kesehatan (Poltekkes) yang berstatus Badan Layanan Umum (BLU). Status tersebut memungkinkan institusi melakukan otonomi tidak hanya dari sisi pelayanan, tetapi juga dari sisi nonpelayanan. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan pemerintah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
BLU merupakan salah satu sumber pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Namun demikian, keuntungan bukanlah tujuan utama didirikannya BLU. Tujuan pendirian BLU adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Walaupun demikian, BLU memiliki kewenangan untuk menerapkan praktekpraktek bisnis yang sehat sama seperti halnya dengan organisasi yang berorientasi pada keuntungan. Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta (BBPK Jakarta) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI mempunyai tugas dan fungsi menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur dan masyarakat. BBPK Jakarta yang selama ini menjalankan pengelolaan keuangan melalui PNBP berupaya untuk meningkatkan pelayanan pelatihan melalui model Pengelolaan KeuanganBadan Layanan Umum (PKBLU).
Upaya PKBLU BBPK Jakarta bertujuan untuk meningkatkan pelayanan pelatihan kepada aparatur dan masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan diberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi, produktivitas serta penerapan praktik bisnis yang sehat. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan BLU dilakukan dengan: meningkatkan pelayanan publik melalui peningkatan sumber daya manusianya; meningkatkan efektifitas dan efisiensi pengelolaan keuangan BLU; dan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan instansi pemerintah.
Poltekkes Malang BLU Penuh. BLU versi Poltekkes Malang, yaitu “FLEKSIBILITAS�,ingin meningkatkan pelayanan sesuai core bisnis Poltekkes Malang kepada masyarakat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan. Terdapat keinginan menjadikan institusi Pendidikan Kesehatan Poltekkes Malang menjadi lebih besar jangkauan sasarannya dari core bisnisnya. Terdapat pula keinginan yang kuat terhadap kesejahteraan seluruh warga Poltekkes Malang. Persiapan untuk menjadi BLU Poltekkes Malang efektifnya dilakukan selama 1 (satu) tahun dengan cara melakukan Studi, meminta bimbingan langsung ke Dit. BLU (Kemenkeu) kemudian melakukan workshop reguler, memiliki sertifikasi ISO, dan memiliki Tim Penjamin Mutu yg sudah berjalan serta progres tiap tahunnya meningkat. Sasaran BLU Poltekkes Malang adalah mahasiswa, dengan fokus layanan kegiatan akademik. Dengan adanya program studi baru (jurusan promosi kesehatan dan anafarma) di Poltekkes Malang, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan BLU. Selain itu, terdapat beberapa kegiatan dalam rangka mengoptimalkan BLU dan meningkatkan pendapatan seperti pemanfaatan aset dan layanan sertifikasi bagi tenaga perawat, bidan, gizi, K3, bank darah kardiovaskuler, askes, serta layanan deposito. Secara prestasi, di LAKIP, Poltekkes Malang memperoleh peringkat AA, dengan capaian kinerja 105% dan sudah BLU penuh. Hambatan dan Peningkatan Kesejahteraan Pegawai BLU Menurut Pudir II, Setyo Harsoyo, SKM, MKes dan
Rizky Fadilla (Adum BLU), pada saat paparan untuk mencapai BLU penuh dan peningkatan kesejahteraan pegawai ini, banyak sekali hambatan, salah satunya adalah hambatan dari segi SDM karena ketidaktahuan pegawai tentang sistem BLU yang mengubah pola pikir, cara kerja, dan penggerakkan staf dalam pelaksanaan BLU, serta kondisi di mana belum semua dosen memiliki sertifikat dosen, dan lain sebagainya. Sedangkan untuk peningkatan kesejahteraan Poltekes Malang Mulai 2016 memberikan Remunerasi, merujuk pada KMK Nomor 262/05 tahun 2016. Remunerasi Poltekkes di atas Tunjangan Kinerja, Perhitungan remunerasi berdasarkan grading, sekarang sedang menyusun instrumen yang dinamakan KPI (Key Performance Indicator). Remunerasi terdiri dari P1 (gaji), P2 (Insentif berdasarkan capaian
kerja), P3 (bonus). Besaran Remunerasi P1 maksimal sekitar 30%, P2 sekitar 70%. Batas atas grading 150% (tenaga nonpendidik), 200% (dosen). Remunerasi dosen dilakukan setiap 6 bulan sesuai dengan LKD (Laporan Kinerja Dosen), sedangkan sertifikasi dosen (serdos) dibayarkan tiap bulan. Secara online, pegawai poltekkes dapat menghitung remunerasi yang akan didapat. Poltekkes Malang juga menyiapkan layanan pengaduan ketidakpuasan terhadap kinerja dan remunerasi. BLU RSUP Dr. Kariadi Semarang Sasaran utama BLU RS. Dr. Kariadi adalah masyarakat, dengan core bisnis pelayanan kesehatan. Selain itu, RS juga dianggap sebagai tempat praktek bagi mahasiwa profesi Kedokteran Universitas Diponegoro, tempat Diklit, in house
training, dan diklat yang dapat dijual. Faktor pendukung manajerial RS Kariadi menjadi BLU Dewan Pengawas adalah dengan mengadakan rapat 1–2 kali/bulan kemudian Direksi terjun ke lapangan minimal 1 jam/hari untuk memantau dan mengawasi. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, perlu ada keseragaman visi dari pucuk pimpinan beserta semua komponen pegawai sehingga tercipta kolaborasi dan koordinasi yang baik. Kemudian RSUP Dr. Kariadi menerapkan sistem keterbukaan di mana siapa pun berhak memberikan masukan kepada direksi dalam upaya peningkatan pelayanan. RS membuat aturan untuk klinisi sub spesialis dalam hal pembatasan tempat praktek yang bertujuan untuk keselamatan pasien, memberikan pelayanan yang optimal, penambahan jadwal operasi diimbangi dengan pemberian remunerasi yang setara. Bila ada undangan di luar SATKER (RS Kariadi) untuk menjadi narasumber, RS Kariadi menentukan besaran biaya kepada yang mengundang. Sedangkan Individu yang ditunjuk RS untuk menjadi narasumber akan mendapat biaya akomodasi, transportasi, dan honor dari Rumah Sakit yang menugaskan (sistem 1/satu pintu). Pengelolaan Keuangan dan Strategi BLU di RS Kariadi Pengelolaan keuangan di RS Dr. Kariadi, yaitu Belanja Pegawai sebesar 40 %, operasional rumah sakit sebesar 40 %, dan untuk pengembangan sebesar 20%. Sedangkan strategi bisnis BLU RS Kariadi adalah dengan belanja modal untuk membangun gedung baru sehingga kapasitas pelayanan menjadi lebih banyak, menyediakan alat kesehatan, dan melihat pangsa pasar penyakit. Untuk saat ini, Bersambung ke halaman 40
Buletin BBPK Jakarta
37
GALERI FOTO
Konsultasi Kesehatan Posbindu Delima Foto bersama kader Posbindu dan Ketua Dharma Wanita Badan Persatuan PPSDM Kesehatan
Kegiatan Social Evening seluruh peserta yang ada di BBPK Jakarta Kegiatan Social Evening bernyanyi bersama dengan peserta yang ada di BBPK Jakarta
Pembukaan sosialisasi germas di Kabupaten Lombok Timur ditandai dengan Makan buah bersama
Pemeriksaan kesehatan kepada peserta sosialisasi Germas di Kabupaten Lombok Tengah
38
Buletin BBPK Jakarta
Dinamika Kelompok Foto Bersama Peserta Pelatihan Dasar CPNS kerjasama dengan Kemenpora
Pembelajaran di kelas
Penandatanganan Komitmen bersama oleh Walikota Tangsel pada pelaksanaan Germas di Kota Tangsel,Banten Praktek Kerja Lapangan Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilandak
Latihan bersama peserta pembekalan pelatihan penugasan khusus tenaga kesehatan di puskesmas
Buletin BBPK Jakarta
39
Sambungan dari halaman 37
pengembangan poli onkologi dan jantung, membuat target waktu untuk klaim biaya perawatan yang ditanggung asuransi (BPJS Kesehatan), dan jamkesda dalam rangka menjaga cash flow lebih diutamakan. Kebijakan yang diperoleh RS Kariadi untuk mendukung BLU antara lain berupa dukungan RM untuk modal belanja gedung dan penetapan RS Kariadi sebagai rujukan nasional onkologi oleh Kemenkes RI. Hasil Pemeriksaan Keuangan oleh BPK di RS Dr. Kariadi belum ada temuan yang bersifat krusial karena RS Kariadi menggaji akuntan untuk mengawasi laporan keuangan dan selalu didampingi BPKP mulai dari perencanaan sampai dengan pengadaan barang, serta penyusunan laporan keuangan. Beberapa Hal yang Perlu Kita Ketahui : 1. BLU menganut pola anggaran fleksibilitas (flexible budget). Pola anggaran ini mengizinkan pemimpin BLU melakukan belanja lebih besar
daripada yang ditetapkan dalam dokumen pelaksaanan anggaran. Besarnya ambang batas fleksibilitas anggaran tentunya ditetapkan terlebih dahulu dalam dokumen Rencana Bisnis Anggaran tahunan sebagai dokumen perencanaan dan penganggaran BLU. 2. Dalam mekanisme PPK-BLU, pendapatan yang berasal dari jasa layanan dapat dikelola secara langsung untuk membiayai kegiatan operasional. Sebaliknya, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2007, Satuan kerja nonBLU, yang memiliki Penerimaan Negara Bukan Pajak, wajib menyetor secepatnya ke rekening kas Negara. Selain tidak diwajibkan untuk menyetor PNBP secara langsung ke rekening kas Negara, BLU diberi kewenangan untuk melampaui pagu anggaran dalam rangka menambah volume output kegiatan dalam satu
periode anggaran. 3. Namun perlu digarisbawahi bahwa pengeluaran BLU yang dapat dilampaui hanya yang sumber dananya berasal dari PNBP sesuai dengan ambang batas yang telah ditetapkan dalam dokumen Rencana Bisnis Anggaran (RBA). 4. BLU dapat memiliki saldo akhir tahun sebagai surplus kas. Surplus BLU terjadi apabila terdapat selisih lebih antara pendapatan operasional dengan pengeluaran rutin dalam satu tahun anggaran. Selain itu, pemimpin BLU dapat memanfaatkan saldo awal sebagai uang muka kerja sehingga dalam proses pelayanan publik tidak mengalami kekurangan sumber daya sebelum dokumen pelaksanaan anggaran dapat direalisasikan pada awal tahun. Upaya BBPK Jakarta untuk menjadikan PK BLU di Instansi BBPK Jakarta sudah dirintis meskipun
Pengarahan Optimalisasi Peran Dewan Pengawas BLU
40
Buletin BBPK Jakarta
BLU dikelola bukan untuk mencari keuntungan, tetapi BLU memiliki kewenangan untuk menerapkan praktekpraktek bisnis yang sehat sama seperti halnya dengan organisasi yang berorientasi pada keuntungan. Hal itu menekankan agar BLU dikelola dengan konsep manajerial agar mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pelayanan publik. Sehingga kemampuan manajerial menjadi krusial dalam menjalankan roda organisasi untuk mencapai tujuan organisasi dalam penyediaan pelayanan publik. Selain itu, pemimpin BLU diberi kewenangan dalam hal pengelolaan investasi, pengelolaan kas, pengelolaan utang dan piutang, dan pengelolaan aset/barang. Harapannya, dengan semakin meningkatkan kemampuan keuangan, pemimpin dan staf BLU dapat meningkatkan kualitas layanan serta meningkatkan remunerasi sebagai imbalan atas kinerja pegawai.
Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta
TOLAK
G R AT I F I K A S I
NAWACITA NILAI - NILAI
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.
Kerja & doa
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan
KOMITMEN
membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
ETIKA
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
RESPONSIF
kerangka Negara kesatuan. 4. Menolak Negara lemah dengan melakukan
JUJUR
reformasi sistim dan penegakan hukum yang bebas korupsi,bermartabat,dan terpercaya.
AKUNTABEL
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia. 6. Meningkatan produktivltas rakyat dan daya saing di pasar internasional.
&
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.
DEDIKASI OPTIMIS
8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
AMANAH
BULETIN EDISI NO. 3 JULI-SEPTEMBER 2017
BBPK JAKARTA ‘’Diklat Berkualitas SDM Cerdas’’
Alamat Redaksi:
Jl. Wijayakusuma Raya No 45, Cilandak, Jakarta Selatan 12450
Telepon: 021 7657625
Fax : 021 7656876
Email: bbpkjakarta@gmail com
www.bbpkjakarta.co.id