BBPK Buletin Edisi 4

Page 1

BBPK BULETIN

Forum Komunikasi Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta

JAKARTA

EDISI NO. 4 OKTOBER-DESEMBER 2017

Seminar Penyusunan Kurikulum Pelatihan Kurikulum pelatihan adalah

satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pelatihan

BERITA UTAMA

Lika-Liku Perjuangan BBPK Jakarta Untuk Meraih Predikat

“WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)” 5 Praktik Kepemimpinan Teladan

Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53

Menuju Pribadi Yang Sukses Pengembangan potensi diri merupakan suatu proses yang sistematis dan bertahap. Tahapan pengembangan potensi diri tersebut antara lain melalui pengenalan dan pengukuran potensi diri.

Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual,

Sebagai Upaya Membangun Indonesia Dari Daerah Pinggiran


DA F TA R I S I BERITA UTAMA

02

13 PRESENTASI INTERAKTIF 

Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53

06 Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual, Sebagai Upaya Membangun Indonesia Dari Daerah Pinggiran

32 Seminar Penyusunan Kurikulum Pelatihan 

10 Lika-Liku Perjuangan BBPK Jakarta Untuk Meraih Predikat “Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBK)”

RAGAM PENUNJANG PELATIHAN

FITUR 20

16

Menuju Pribadi Yang Sukses

28

Implementasi Germas Dalam Penyelenggaraan Pelatihan Di Bbpk Jakarta

30 34

24

Pengaruh Handphone Pada Pelatihan

36

5 Praktik Kepemimpinan Teladan

38 Envato Elements/license/Harry Wasis

Buletin BBPK Jakarta

Seberapa Besar Tingkat Kecerdasan Emosi Anda?

Photo by Nita Edwards

Resolusi Baru Seorang ASN Untuk Motivasi Sebagai Profesional Kandungan Dan Manfaat Bunga Rosella Untuk Kesehatan Galeri Foto


SA L A M KESUMA

Sungguh membahagiakan, akhirnya jerih payah terobati dengan dinyatakannya BBPK Jakarta mendapatkan predikat “Unit Kerja yang Menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM).” Apa yang telah diperoleh merupakan awal kerja keras semua pihak internal dan dukungan stakeholders agar predikat tersebut dapat tetap diwujudkan dalam koridor yang seharusnya. Untuk itu, refleksi diri dan berbenah diri dari semua unsur, saling dukung, saling menyemangati yang dituangkan dalam kerja sama dan kerja bersama-sama. Tulisan mengulas tentang perjalanan panjang menuju keberhasilan menyandang ‘predikat’ tersebut dituangkan dalam buletin ini. Artikel lainnya tentu saja disuguhkan dalam buletin tercinta kita, tentang implementasi Germas dalam penyelenggaraan pelatihan di BBPK Jakarta, ada catatan dari Pelatihan Manajemen Puskesmas, juga tentang penugasan khusus tenaga kesehatan individual yang masih menjadi tren pelatihan di Kementerian Kesehatan. Selain Frequently Asked Questions (FAQ) Keluarga Sehat yang senantiasa dimunculkan di setiap penerbitan, maka FAQ Gerakan Masyarakat Hidup Sehat juga kami tampilkan untuk Pembaca. Tahun 2017 telah kita lewati dengan penuh semangat dan prestasi yang mengiringi di setiap langkah. Pada momen penerbitan akhir tahun 2017, kami segenap Pengurus Buletin BBPK Jakarta menyampaikan apresiasi kepada Pembaca yang dengan setia mengikuti perjalanan Buletin kita. Tak lupa kami meyampaikan permohonan maaf jika ada hal-hal yang kurang berkenan di hadapan Pembaca. Kita songsong Tahun 2018 dengan lebih bersemangat dan penuh pengharapan akan keberhasilan. Sukses untuk kita semua dan salam sehat. Tim Redaksi.

TIM R E DA K S I

Penanggung jawab Drs.Zaenal Komar Apt,MA Pemimpin Redaksi Dra. Titik Handayani Editor drg. Maria Ema LL, MSi, Med Margaretha Yuliani,SKM,MM Ati Dwi Kurniati,SKM, MKM. Euis Sunarsih, SKM Redaktur Ida Ayu NSY, S.Sos Diani Purwitasari,S,Sos Abdul shomad, SE

A L A M AT R E DA K S I

Jl. Wijayakusuma Raya No 45, Cilandak, Jakarta Selatan 12450 Telepon: 021 7657625 Fax: 021 7656876 Email: bbpkjakarta@gmail com www.bbpkjakarta.co.id Nomor ISSN: 2086-6631

Buletin BBPK Jakarta


BERITA UTAMA

Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku”

Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla dan Menteri Kesehatan Ibu Nila Moeloek saat memberikan sambutan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di daerah bundaran Hotel Indonesia, Jakarta (12/11/2017) Ribuan orang meramaikan kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta pada Minggu, 12 November 2017 yang lalu. Selain untuk melakukan olahraga dan aktivitas bersama keluarga, hari itu juga bertepatan dengan puncak peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53. Berbagai kegiatan dilakukan pada acara ini, antara lain karnaval sehat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS), senam peregangan massal dalam rangka pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI), pemeriksaan faktor risiko kesehatan di Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu), bazaar buah, sayur dan ikan segar, peluncuran maskot GERMAS, penyambutan peserta gowes sepeda sejauh 3000 KM dari Sabang sampai Jakarta, panggung hiburan, serta berbagai kegiatan lainnya. Peringatan HKN tahun ini mengambil tema “Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku” dengan didasarkan pada

2

Buletin BBPK Jakarta

pemikiran bahwa keluarga merupakan elemen penting untuk pembangunan kesehatan di Indonesia. Keluarga adalah orang-orang terdekat kita dan sangat berpengaruh dalam membentuk karakter, kepribadian dan kebiasaan, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini sejalan dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sebagai perwujudan dari revolusi mental yang digaungkan oleh Presiden Joko Widodo. Wakil Presiden Bapak Jusuf Kalla yang turut hadir pada acara ini menyampaikan, bahwa fasilitas pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas memang mutlak dibutuhkan. Namun, jika fasilitas pelayanan kesehatan selalu penuh dengan masyarakat yang berobat dan jika mengingat defisit yang selalu dialami oleh BPJS Kesehatan, maka hal itu berarti derajat kesehatan masyarakat belum baik. Disinilah pentingnya inisiasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) untuk menciptakan masyarakat


Dia n i P urwit a s a ri, S.Sos B BP K Ja k a rt a

Menkes dan ribuan orang keluarga besar Kemenkes melakukan senam peregangan bersama. yang sehat. Selain Wapres, acara ini dihadiri pula oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, serta perwakilan dari beberapa negara sahabat, antara lain: Kedubes Afganistan, Kedubes Laos, Kedubes Malaysia, Kedubes Venezuela, dan Kedubes Ceko. Lebih lanjut Menkes menambahkan keinginannya, agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan merubah gaya hidup dan pola makan yang lebih sehat, yaitu dengan rajin berolahraga, mengkonsumsi buah dan sayuran. Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta sebagai UPT Kemenkes ikut menyemarakkan peringatan HKN ke-53 dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan lomba antar pegawai yaitu lomba memancing ikan di Taman Aneka BBPK

Jakarta dan berpartisipasi dalam perlombaan Bulu Tangkis antar instansi Kemenkes. Pada acara lomba karnaval jalan sehat GERMAS yang diselenggarakan pada puncak acara di sekitaran Bundaran Hotel Indonesia, BBPK Jakarta mendapatkan predikat juara ke-2. Selain itu dalam rangka ikut mengkampanyekan GERMAS, BBPK Jakarta telah menerapkan beberapa hal, diantaranya dengan memasukkan kegiatan senam peregangan dalam kegiatan pelatihan, melaksanakan senam setiap pagi hari, serta mengganti beberapa kudapan/snack dengan buah. Diharapkan hal-hal tersebut di atas dapat semakin menanamkan nilai-nilai GERMAS, khususnya bagi para peserta pelatihan dan keluarga besar BBPK Jakarta pada umumnya. Selamat Hari Kesehatan Nasional ke-53; Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku.

Buletin BBPK Jakarta

3


01

02

4

Buletin BBPK Jakarta


03

04

01

Foto bersama para pemenang pawai karnaval jalan sehat GERMAS.

02

Senam peregangan bersama keluarga besar Kemenkes

03

Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta ikut berpartisipasi dalam karnaval jalan sehat Germas dan berhasil mendapatkan penghargaan sebagai peringkat kedua

04

Menkes menerima piagam penghargaan setelah pemacahan rekor senam peregangan dengan peserta terbanyak dari Jaya Suprana, pendiri Museum Rekor Indonesia (MURI)

Buletin BBPK Jakarta

5


BERITA UTAMA

PENUGASAN KHUSUS TENAGA KESEHATAN INDIVIDUAL,

SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN INDONESIA DARI DAERAH PINGGIRAN

Ya na I r awat i, S E , S KM , M KM B B PK Ja k a r t a Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individu di Puskesmas merupakan bentuk upaya Pemerintah mewujudkan salah satu visi misi Presiden Republik Indonesia, yakni Indonesia Sehat menuju Indonesia Sejahtera. Penugasan tersebut juga merupakan cerminan upaya penguatan pelayanan kesehatan di daerah terpecil, perbatasan dan kepulauan atau yang biasa disingkat sebagai DTPK, yang menjadi satu dari sembilan Program Nawacita pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla, tepatnya pada butir ke-3, yakni membangun Indonesia dari pinggiran melalui penguatan daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Dikaitkan dengan program kesehatan, penugasan khusus tenaga kesehatan individual di puskesmas juga mendukung Program Indonesia Sehat dengan tiga pilarnya, yakni: pertama, perubahan paradigma sehat, dari mindset awal yang hanya fokus pada kegiatan kuratif, beralih pada kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif, preventif dan pelibatan peran serta masyarakat; kedua, penguatan pelayanan kesehatan yang dilakukan melalui strategi perluasan jangkauan pelayanan kesehatan dan peningkatan akses pelayanan kesehatan bagi masyarakat terpencil dengan pendekatan continum of care serta intervensi berbasis risiko kesehatan; dan ketiga, adalah Jaminan Kesehatan Nasional. Bentuk dukungan dimaksud adalah dengan terpenuhinya tenaga kesehatan yang dibutuhkan sesuai usulan puskesmas di wilayah DTPK sehingga selain dapat membantu pelayanan kesehatan di puskesmas tersebut, petugas tugsus individu juga dapat berperan dalam proses pendataan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sebagai bentuk komitmen puskesmas untuk melayani masyarakat di luar gedung melalui kunjungan keluarga. Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas yang diselenggarakan di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Jakarta baru saja berakhir pada 28 September 2017. Pelatihan tersebut merupakan pelatihan tugsus perdana - sebutan singkat untuk Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual di Puskesmas - yang dilaksanakan BBPK Jakarta dengan jumlah peserta 87 orang yang berasal dari beragam provinsi di Indonesia. Seluruh peserta tersebut dibagi ke dalam tiga

Pembekalan Materi Survival kepada peserta Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individu di Puskesmas Praktek Kerja Lapangan Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cilandak

6

Buletin BBPK Jakarta

01 02


AMATU ATIREB

01 02

Buletin BBPK Jakarta

7


angkatan yang berbeda, namun dengan lokus penempatan yang sama, yakni puskesmas di Daerah Tertinggal Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) wilayah Provinsi Jambi. Yang menarik, pelatihan tugsus perdana ini diwarnai dengan latar belakang pendidikan peserta yang cukup bervariasi, bukan hanya didominasi tenaga perawat dan bidan, namun juga dilengkapi tenaga kesehatan lainnya, seperti dokter, dokter gigi, apoteker, asisten apoteker, sarjana kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, analis laboratorium dan tenaga gizi. Beragamnya jenis tenaga kesehatan yang mendaftarkan diri sebagai petugas khusus memberikan gambaran bahwa komitmen masyarakat untuk mengabdikan diri di daerah terpencil ternyata masih ada, bahkan terus terpelihara, terbukti dengan adanya sebagian peserta tugsus individu yang juga merupakan alumni Nusantara Sehat. Masih banyak orang, awam dengan Pelatihan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individu sehingga kerap menghubungkannya dengan Pelatihan Nusantara Sehat yang juga pernah diselenggarakan Kementerian Kesehatan dalam rangka penempatan tenaga kesehatan di DTPK. Secara konsep, sebenarnya keduanya sama-sama merupakan bentuk penugasan khusus dari Kementerian Kesehatan dalam rangka penguatan fungsi pelayanan puskesmas di DTPK sesuai kompetensi dan kewenangannya dengan perjanjian kontrak kerja selama kurun waktu 2 (dua) tahun. Perbedaan mendasar antara Penugasan Khusus Individu dan Nusantara Sehat adalah bahwa pada Penugasan Khusus penempatannya bersifat individual, sedangkan pada Nusantara Sehat bersifat team based. Beberapa perbedaan lainnya yang membedakan tugsus dengan Nusantara Sehat, adalah sebagai berikut:

1. Pola penempatan. Pada tugsus Individu, pada waktu melakukan pendaftaran tersedia pilihan lokus penempatan sehingga yang bersangkutan dapat menentukan sendiri lokasi yang diminati. Hal yang sama tidak berlaku untuk Tim Nusantara Sehat karena pola penempatan pada Nusantara Sehat ditetapkan langsung oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan kondisi puskesmas yang memiliki kurang dari 5 jenis tenaga yang seharusnya ada untuk memberikan pelayanan esensial kepada masyarakat. 2. Sifat Penempatan. Penempatan Tugsus Individu bersifat bottom up atau berdasarkan usulan kebutuhan puskesmas untuk menutupi kekurangan/ kekosongan 1-4 jenis nakes di DTPK, sedangkan penempatan Nusantara Sehat bersifat top down atau berdasarkan kebijakan Pemerintah dengan memperhatikan kekurangan/kekosongan tenaga dari 5 jenis nakes di

8

Buletin BBPK Jakarta

seluruh Indonesia. 3. Pembekalan. Pembekalan Tugsus Individu lebih singkat dibanding pembekalan Nusantara Sehat, yakni 10 (sepuluh) hari, termasuk di dalamnya pemberian materi Bela Negara yang diberikan full selama dua hari pertama sesi pembelajaran. Adapun pembekalan Nusantara Sehat dilaksanakan selama 5 (lima) minggu dengan sesi materi Bela Negara yang dilaksanakan selama satu minggu. 4. Pola Penjemputan. Berbeda dengan Nusantara Sehat, segera setelah menyelesaikan pembekalan pelatihan, Tugsus Individu akan dijemput oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota pengusul, untuk kemudian diantarkan ke puskesmas lokus penempatan. Sedangkan Tim Nusantara Sehat diantar petugas sampai ke lokus penempatan. Tidaklah berlebihan, jika dikatakan petugas tugsus individual adalah orang-orang pilihan. Sejak awal, mereka dengan penuh kesadaran telah memilih risiko untuk bekerja di remote area dengan kategori terpencil, terjauh, dan terasing, sebuah pilihan yang kerap dihindari para pencari kerja, meski diiming-imingi besaran pendapatan yang cukup menggiurkan. Hal ini karena pilihan tersebut harus diimbangi dengan kesediaan mereka tinggal menetap selama 2 (dua) tahun di wilayah yang serba kurang dan penuh dengan keterbatasan. Keterbatasan itu, bukan hanya terkait sumber daya manusia dan sarana prasarana puskesmas yang kemungkinan besar serba minim, namun dapat berupa bentuk keterbatasan lain, seperti akses transportasi dan komunikasi yang sulit, ketiadaan sumber air dan pilihan jenis makanan yang terbatas serta kemungkinan penolakan dari masyarakat setempat, belum lagi penerimaan staf puskesmas yang belum tentu selalu baik di lokus penempatan. Semua hal tersebut membutuhkan proses adaptasi yang cukup menyita waktu, terlebih bagi mereka yang bukan putera daerah. Disisi lain, karena pola penempatan petugas tugsus individu bersifat individual, dan bukan tim


seperti halnya Nusantara Sehat, maka setiap kali petugas tugsus individu mendapati persoalan di lapangan, mereka dituntut untuk lebih terampil mengelola permasalahan yang ada di wilayahnya secara mandiri. Untuk itulah, manajemen stres bagi seorang petugas tugsus individu harus lebih dikuasai dalam menghadapi dinamika yang terjadi selama bertugas di lokus penempatan. Kembali pada pernyataan sebelumnya yang mengatakan petugas tugsus individu sebagai orang-orang pilihan, dapat dilihat juga pada proses rekruitmen/seleksinya. Terdapat serangkaian tes yang harus dilalui, baik berupa tes akademik maupun psikotes, selain proses wawancara untuk menggali lebih dalam motivasi dan motif yang bersangkutan untuk memilih bekerja di remote area. Namun yang lebih penting dari itu semua, peserta tugsus yang lolos seleksi harus menyiapkan mental untuk ‘bertahan hidup’ di lokus penempatan yang ‘tidak biasa’ karena tidak jarang kondisi riil lokus penempatan betul-betul baru diketahui petugas saat mereka bertugas pertama kali di lapangan. Sebagai bentuk penyiapan fisik dan mental para petugas tugsus individu, maka pelatihannya pun didesain sedemikian rupa sehingga tidak seperti pelatihan pada umumnya. Diawali dengan pelibatan para guru militer dari Pusdikkes Kodiklat Angkatan Darat pada dua hari awal permulaan proses pelatihan, peserta dibekali beragam materi yang bertujuan membentuk jiwa korsa peserta, kedisiplinan dan meningkatkan kapasitas mereka dalam ilmu pertahanan diri. Materi-materi Bela Negara yang diberikan meliputi materi Disiplin, Wawasan Nusantara, Tataran Dasar Bela Negara, Mental, Ideologi Kejuangan, dan Longmalap (Pertolongan Pertama di Lapangan). Selain itu, peserta juga mendapatkan bimbingan asuhan setelah sesi kelas berakhir setiap harinya berupa giat misi malam, giat tradisi, pengetahuan survival, dan pengetahuan aplikasi kompas dan GPS. Kegiatan baris berbaris diberikan dalam sesi pembelajaran khusus, sementara giat aplikasi jasmani dilakukan setiap harinya sebelum sesi pembelajaran dimulai. Materi-materi

bimbingan asuhan membekali peserta dengan beragam keterampilan, seperti keterampilan bongkar pasang senjata, bela diri, pengenalan tumbuh-tumbuhan yang dapat dikonsumsi untuk bertahan hidup dalam situasi kekurangan pangan, serta keterampilan menangani gigitan hewan berbisa. Seluruh pengetahuan tersebut diberikan kepada peserta tugsus sebagai bekal untuk pertahanan diri dalam rangka mengantisipasi kondisi yang tidak diinginkan ketika mereka bertugas di lokus penempatan. Setelah materi Bela Negara, petugas tugsus individu mendapatkan paket pembelajaran pelatihan penugasan khusus, yang terdiri dari beberapa materi inti, yaitu pelayanan kesehatan di remote area, standar pelayanan puskesmas terintegrasi dengan PIS-PK, Manajemen Pendekatan Keluarga, Pemanfaatan JKN dan BOK di Puskesmas, Etnografi kesehatan (Budaya dan Keyakinan tentang Kesehatan dan Pelayanan Kesehatan di Masyarakat) serta materi Promosi Kesehatan di Puskesmas. Materi-materi tersebut diharapkan dapat menguatkan kompetensi para peserta latih agar dapat mendayagunakan dirinya ketika sudah berada di puskesmas lokus penempatan. Dari sekian banyak materi pembekalan yang diberikan, materi Etnografi berupa pengenalan budaya masyarakat setempat menjadi topik yang sangat penting diketahui peserta. Pada materi ini peserta diberikan pemahaman pentingnya mengenali terlebih dahulu lokus penempatan dengan segala adat istiadat dan kebiasaan masyarakatnya guna memudahkan proses adaptasi ketika mereka mulai berinteraksi di tengah masyarakat. Terkait proses pembelajaran, penerapan dua metode yang berbeda dalam Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Tenaga Kesehatan Individual memberikan kesan tersendiri, bukan hanya bagi peserta, namun juga untuk para pengajar dari BBPK Jakarta. Kolaborasi pembelajaran semi militer ala Pusdikkes Angkatan Darat yang dipadukan dengan proses Pembelajaran Orang Dewasa (POD) ala Widyaiswara BBPK Jakarta, pada awalnya sempat menimbulkan rasa canggung di antara fasilitator BBPK Jakarta dan sempat menimbulkan kebingungan di antara peserta. Hal ini terjadi, karena di satu sisi, metode POD memfasilitasi orang dewasa untuk belajar dengan perasaaan nyaman dengan lingkungan belajar yang menyenangkan, sementara di sisi lain metode pembelajaran semi militer menempatkan peserta sebagai pembelajar yang harus senantiasa waspada terhadap setiap instruksi yang diberikan pembina kelas dan guru militer selama proses pembelajaran berlangsung. Lingkungan belajar pun didesain sedemikian rupa sehingga peserta tidak boleh lengah kalau tidak mau terkena hukuman disiplin dari para pembina kelas. Sebuah sinergi yang paradoks! Adalah sebuah keniscayaan merubah karakter manusia dalam bilangan hari, namun sinergi yang paradoks dalam proses pembelajaran dalam Pelatihan Pembekalan Penugasan Khusus Individu sejujurnya telah banyak membantu membentuk disiplin diri, sikap mandiri serta saling menghargai di antara para peserta. Semoga pembekalan yang diberikan dapat menjadi modal awal bagi para peserta tugsus individu sebelum mereka berkiprah terjun mengabdi ke masyarakat di DTPK sehingga janji Negara untuk hadir di daerah pinggiran dan upaya membangun Indonesia dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan dapat terwujud. Semoga!

Buletin BBPK Jakarta

9


BERITA UTAMA

Miftakhuddiniyah, SKM, M.Epid Widyaiswara – BBPK Jakarta

LIKA-LIKU PERJUANGAN BBPK JAKARTA UNTUK MERAIH PREDIKAT “WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI (WBK)” A. Mengapa perlu WBK & WBBM? Reformasi birokrasi merupakan salah satu langkah awal untuk melakukan penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan professional. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, diantaranya adalah penyalah-gunaan wewenang, praktik KKN, dan lemahnya pengawasan. Sejalan dengan hal tersebut, Kementerian Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB) telah menerbitkan Permenpan dan RB Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) di Lingkungan Instansi Pemerintah. Dalam peraturan tersebut disebutkan proses Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK/WBBM merupakan tindak lanjut pencanangan yang telah dilakukan oleh pimpinan instansi pemerintah. Proses pembangunan Zona Integritas difokuskan pada enam sasaran program yaitu: Manajemen Perubahan, Penataan Tata Laksana, Penataan Manajemen SDM, Penguatan Pengawasan, Penguatan Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang bersifat konkrit. Sebagai satuan kerja, BBPK Jakarta terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Atas dasar pemikiran tersebut BBPK Jakarta bertekad untuk mendapatkan status WBK/WBBM. Diharapkan unit kerja yang telah menjadi WBK/ WBBM dapat menjadi pilot project dan benchmark untuk unit kerja lainnya sehingga seluruh unit kerja tersebut diberikan kebebasan untuk bekerja dengan benar sesuai dengan ketentuan perundangan-undangan. Unit kerja berpredikat WBK/WBBM merupakan outcome dari upaya pencegahan korupsi yang dilaksanakan secara konkrit di dalam lingkup Zona Integritas. B. Apa itu Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM? Zona Integritas (ZI) adalah predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK/WBBM melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Menuju WBK adalah predikat suatu unit kerja yang memenuhi sebagian

10

Buletin BBPK Jakarta


besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, dan penguatan akuntabilitas kinerja. Sedangkan menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu unit kerja yang memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan, penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan publik. Penguatan kualitas pelayanan publik merupakan persyaratan khusus untuk menuju WBBM. Namun, untuk tahap awal bagi satuan kerja (satker) adalah menuju WBK lebih dahulu. Selanjutnya apabila sudah lulus penilaian hingga penilaian oleh Tim Penilai Nasional (TPN), dilanjutkan untuk menuju WBBM. C. Bagaimana Perjuangan BBPK Jakarta Meraih Predikat “WBK” Program kerja pembangunan Zona Integritas Menuju WBK di BBPK Jakarta adalah sebagai berikut : 1. Manajemen Perubahan untuk mengubah secara sistematis dan konsisten mekanisme kerja, pola pikir (mind set), serta budaya kerja (culture set) individu pada unit kerja yang dibangun, menjadi lebih baik. Kegiatan yang dilakukan adalah : a. Membentuk Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK, dengan mengadakan rapat-rapat persiapan diantaranya rapat pembentukan tim, penentuan kriteria tim, dan penentuan anggota tim, yang selanjutnya ditetapkan dengan SK Kepala BBPK Jakarta tentang Tim Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK di BBPK Jakarta. b. Menyusun program kerja tahunan dan 5 tahunan Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK. c. Komitmen seluruh jajaran pimpinan dan pegawai unit kerja dalam membangun Zona Integritas menuju WBK, melalui : 1) Deklarasi WBK dan penandatanganan Pakta Integritas 2) Sosialisasi WBK-WBBM melalui berbagai media. 3) Workshop Sistem Pengawasan Instansi Pemerintah (SPIP) d. Melakukan pemantauan dan evaluasi Pembangunan Zona Integritas Menuju WBK. e. Melakukan perubahan pola pikir dan budaya kerja, melalui : 1) Sosialisasi Budaya Kerja 2) Sosialisasi Integritas 3) Sosialisasi Whistle Blowing System (WBS)

4) Pemberian motivasi pada saat apel pagi untuk penerapan Budaya Kerja f. Menetapkan agen perubahan 2. Penataan Tata laksana untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, dan terukur pada Zona Integritas menuju WBK. Kegiatannya antara lain : a. Penerapan prosedur operasional tetap (SOP) b. Evaluasi prosedur operasional tetap (SOP) yang telah diterapkan c. Peralihan SOP yang sudah ada menjadi SOP-AP. d. Pemanfaatan sistem informasi dalam pelaksanaan e-test dalam pengelolaan manajemen diklat e. Pemanfaatan sistem informasi i-BBPK Jakarta dalam pemanfaatan perpustakaan BBPK Jakarta secara online f. Pemanfaatan e-library corner g. Pemanfaatan google sheet dalam operasionalisasi manajemen SDM BBPK Jakarta h. Pemanfaatan SIMKA dalam pengelolaan data SDM i. Pemanfaatan SIKD (Sistem Informasi Kearsipan Dinamis) j. Pemanfaatan sistem informasi pelatihan melalui aplikasi Pelatihan e-learning k. Pemanfaatan SKP secara online dalam pengukuran kinerja pegawai l. Pemanfaatan Logbook dalam penilaian kinerja SDM m. Pelaksanaan evaluasi pelatih dan penyelenggaraan pelatihan online. n. Pemanfaatan sistem informasi dalam pelaksanaan registrasi online dalam pengelolaan manajemen diklat o. pemanfaatan media informasi publik melalui website, buletin, banner dan leaflet dalam rangka keterbukaan informasi publik. p. Pemanfaatan ‘face print’ untuk kehadiran peserta pada Diklat PIM II 3. Penataan Sistem Manajemen SDM untuk meningkatkan profesionalisme SDM Aparatur pada Zona Integritas Menuju WBK-WBBM, melalui : a. Sosialisasi peraturan Kepegawaian b. Sosialisasi Peraturan Disiplin Pegawai c. Melakukan pengumuman terkait informasi Kepegawaian d. Membuat aplikasi pengajuan cuti pegawai online e. Membuat aplikasi KGB untuk pegawai f. Memberikan Informasi tentang Proses Kepegawaian g. Membuat Laporan Pemantauan kehadiran Pegawai h. Bimtek Kepegawaian dari Sekretariat Badan PPSDM Kesehatan i. Kegiatan Penyusunan Analisis Beban Kerja j. Kegiatan Penyusunan Kontrak SKP k. Kegiatan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai l. Kegiatan Penyusunan SOP-AP m. Membuat Program Pengembangan SDM n. Pelaksanaan Pengembangan Pegawai o. Melakukan Monev Pengembangan Pegawai 4. Penguatan Akuntabilitas untuk meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, melalui : a. Pendokumentasian Dokumen Penetapan Kinerja b. Pendokumentasian Dokumen Indikator Kinerja Tambahan (IKT) c. Pendokumentasian Rencana Kerja Tahunan d. Pemantauan Pencapaian Kinerja (IKU dan IKT) e. Pendokumentasian Dokumen Perencanaan f. Pendokumentasian LAKIP g. Penguatan Pengawasan 5. Penguatan pengawasan untuk meningkatkan penyelenggaran pemerintahan yang bersih dan bebas KKN pada masing-masing instansi pemerintah. Kegiatan yang dilakukan diantaranya : a. Pengendalian Gratifikasi (pembentukan Tim UPG)

Buletin BBPK Jakarta

11


b. Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP) c. Pengaduan Masyarakat d. Pembentukan Whistle Blowing System e. Penanganan Benturan Kepentingan f. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 6. Peningkatan kualitas pelayanan publik untuk meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik pada masing-masing instansi pemerintah secara berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat dan untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan menjadikan keluhan masyarakat sebagai sarana untuk melakukan perbaikan pelayanan publik. Kegiatan yang telah dilakukan antara lain : a. Memasukkan Tim Kesehatan dalam Standard Pelayanan b. Memasukkan materi Pelayanan Prima dalam setiap pelaksanaan pelatihan teknis maupun penjenjangan, maupun dalam apel pagi pegawai c. Melakukan Survey Kepuasan Pelanggan pada pelatihan latsar CPNS, kepemimpinan, teknis, dan fungsional. d. Mempublikasi hasil Survey Kepuasan Pelanggan BBPK Jakarta sudah mendapatkan anugrah penghargaan sebagai Unit Kerja yang menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2016 dari Menteri Kesehatan RI. Dan saat ini sedang dalam proses penilaian Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM

12

Buletin BBPK Jakarta

oleh Tim Penilai Nasional (TPN). Dalam rangka meraih penghargaan tersebut, BBPK Jakarta telah berjuang keras untuk mendapatkannya. Proses perjuangan BBPK Jakarta meraih predikat WBK, antara lain : 1. Mengusulkan menjadi Satker yang menerapkan pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM sejak awal tahun 2016. 2. Melaksanakan Sosialisasi WBKWBBM melalui berbagai media (cetak, website, tatap muka, apel pagi, mentoring, running text, celling speaker, dsb). 3. Pembentukan Tim pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM 4. Deklarasi – Penandatanganan Pakta Integritas 5. Melaksanakan Sosialisasi Budaya Kerja, Whistle Blowing System, SPIP 6. Pre Assessment oleh Itjen Kemenkes RI. 7. Melakukan tindak lanjut hasil Pre Assessment oleh Itjen Kemenkes RI 8. Pembinaan oleh Itjen Kemenkes RI 9. Penilaian oleh Tim Penilai Internal (TPI) 10. Melakukan Tindak Lanjut hasil Penilaian oleh TPI 11. Implementasi pembangunan Zona Integritas Menuju WBK dan WBBM 12. Pemberian penghargaan kepada BBPK Jakarta sebagai Unit Kerja yang menerapkan Indikator Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) Tahun 2016 oleh Menteri Kesehatan pada saat acara puncak peringatan HKN ke-52 Tahun 2016. 13. Penilaian oleh Tim Penilai Nasional yang dilakukan oleh Tim dari Kemenpan dan RB, serta tim surveyor dari PT. Sucofindo yang

dimulai pada Bulan Oktober 2017. 14. Memperoleh penghargaan sebagai unit kerja pelayanan berpredikat Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dari MenPAN dan RB pada tanggal 12 Desember 2017. Demikianlah lika-liku proses perjuangan BBPK Jakarta dalam meraih predikat Zona Integritas Menuju WBK. Dengan diperolehnya penghargaan tersebut, langkah selanjutnya adalah mempersiapkan diri menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Perolehan penghargaan tersebut adalah prestasi yang merupakan motivator bagi BBPK Jakarta untuk lebih maju dan lebih baik lagi kedepannya, serta dapat senantiasa memberikan pelayanan publik yang profesional. Referensi 1. Permenpan & RB RI No. 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah. 2. Program Kerja Pembangunan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani di BBPK Jakarta Tahun Anggaran 2016-2020. 3. Pemerintah.net. Pembangunan ZonaIntegritas. Jan 14, 2015 4. pemerintah.net. Reformasi-birokrasi. Jan 15, 2016. 5. www.menpan.go.id. Berharapdari 52 Pulau Anti Korupsi. Des 21, 2016. Menteri Asman Abnur  dan Deputi RB Kunwas M. Yusuf Ateh bersama penerima penghargaan WBK/ WBBM.


LIPUTAN KHUSUS

dr. Fathonah, MKM

PRESENTASI INTERAKTIF Penulis sedang menjadi peserta pelatihan yang diadakan di BBPK Jakarta. Pelatihan ini kebetulan adalah pelatihan primadona tahun ini di Kementerian Kesehatan RI. Peserta sedang mendengarkan uraian materi yang dibawakan oleh seorang fasilitator/pembicara. Sebagian peserta tampak mengantuk, bahkan 2 atau 3 orang yang sudah mulai tertidur. Yang menjadi perhatian penulis adalah seorang peserta yang duduk pada ujung kursi terdepan dan terdekat dengan posisi pembicara. Tidurnya sangat lelap dan lama, hampir 1/3 dari jam pelajaran. Pada saat materi hampir berakhir, pembicara mempersilahkan peserta untuk bertanya. Menakjubkan sekali, peserta yang tertidur tadi langsung bangun dan mengacungkan tangan untuk bertanya. Pembicara kemudian menyerahkan pengeras suara (mike) kepada peserta tersebut. Kemudian peserta tadi mengemukakan pertanyaannya yang ternyata terdiri dari beberapa pertanyaan yang menurut peserta tadi belum disampaikan secara jelas oleh pembicara, bahkan ada sedikit sesi curhat dan kritik. Pembicara berdiri terpaku di sampingnya dengan tangan disilang di belakang badan, sedikit digoyang-goyang, wajah yang risau, tampaknya bingung untuk menghentikan pertanyaan tadi. Peserta yang lain sudah mulai teresenyum-senyum bahkan ada yang menggerutu tapi ada yang mengangguk-ngangguk setuju terhadap substansi pertanyaan yang dilontarkan oleh temannya tersebut. Apa yang kemudian terjadi dengan si Pembicara setelah uraian pertanyaan tadi selesai?. Jawaban yang mengambang

dan gamang, karena tampaknya ada beberapa substansi yang tidak dikuasai olehnya. Apakah pembicara ini sudah berhasil menciptakan presentasi yang interaktif ? Semua pasti menjawab tidak, tapi peserta ada yang melontarkan pertanyaan, dan coba dijawab oleh pembicara. Tapi pada kenyataannya pembicara ini tidak sukses untuk menciptakan presentasinya menjadi presentasi interaktif menyenangkan bagi kedua belah pihak (pembicara dan audiens) serta tidak mencapai tujuan pembelajaran. Sebuah Presentasi yang interaktif sebenarnya akan lebih dirasakan oleh audiens atau peserta pelatihan, daripada pembicara atau narasumber. Pertanyaan yang sering timbul di benak peserta adalah : “Mengapa penyajian materi ini begitu membosankan...” “Mengapa saya merasa mengantuk sepanjang penyajian materi ?” ”Sepertinya yang tidak mengantuk Cuma si pembicara saja.” Hal ini pada dasarnya peserta tidak cukup dilibatkan dalam penyajian materi yang dilakukan oleh si pembicara. Tidak ada komunikasi timbal balik antara si

pembicara (komunikator) dengan peserta (komunikan), artinya tidak ada interaksi antara pembicara dan audiens, dengan kata lain presentasi yang dilakukan tidak interaktif. Tentunya sebagai presenter anda ingin presentasi anda berjalan lebih interaktif, di mana kondisi yang terjadi ditandai dengan : Ada pertanyaan yang diajukan oleh audiens Ketika anda mengajukan pertanyaan audiens juga merespon dan menjawab Tapi kenyatannya, sering niat baik anda tidak bersambut. Audiens tetap pasif dan tidak merespon apa pun yang anda sampaikan. Sebelum saya bahas teknik untuk mengatasinya, ada baiknya kita mengetahui dulu mengapa sebenarnya audiens cenderung pasif. Mengapa Audiens Cenderung Pasif Banyak faktor yag dapat menyebabkannya. Sebab yang pertama memang karena budaya kita memiliki persepsi keliru terhadap mereka yang bertanya atau menjawab. Sering mereka dianggap sombong, sok tahu atau justru sebaliknya mereka yang bertanya itu kurang pandai. Hasilnya orang yang ingin bertanya atau menjawab menjadi ragu. Sebab yang kedua karena audiens memang masih belum memiliki

Buletin BBPK Jakarta

13


pertanyaan atau jawaban yang pas. Mereka membutuhkan waktu untuk berpikir lebih lanjut. Sebab yang ketiga adalah peserta memang tidak berminat terhadap topik yang disampaikan karena merasa tidak memerlukannya, atau merasa sudah mengetahuinya dan tidak ada sesuatu yang baru yang disampaikan oleh pembicara. Sebab yang keempat adalah metode yang dipakai oleh pembicara tidak membuat peserta atau audiens dapat berpartisipasi. Pembelajaran adalah proses pemberian informasi. Salah satu metode yang digunakan oleh pembicara atau pelatih dalam pembelajaran adalah presentasi. Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak hadirin. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara bisnis atau promosi. Presentasi berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti menyajikan atau mengemukakan. Atau secara jelasnya presentasi bisa diartikan menyajikan atau mengemukakan informasi kepada orang lain dengan tujuan bermacammacam seperti, memberi tahu, mempengaruhi ataupun mengajak (persuasif). Namun demikian pada saat ini presentasi juga dilakukan dalam proses pembelajaran, baik yang dilakukan oleh pembicara atau pelatih maupun peserta didik. Tujuan dari presentasi adalah ; (1) Menyampaikan informasi. Banyak pelatih/pendidik dan peserta didik yang melakukan presentasi hanya bertujuan menyampaikan informasi saja. Informasi/pesan yang disampaikan bisa bersifat biasa, penting atau bahkan rahasia. Melalui informasi maka diharapkan tujuan dari proses pembelajaran dapat tercapai. Oleh karena itu seorang baik secara individu maupun mewakili kelompoknya harus memiliki keahlian sesuai dengan tujuan presentasi. Dalam proses pembelajaran, informasi dari seorang presentasi sangat penting bagi warga kelas. Tujuan yang kedua adalah (2).Meyakinkan pendengar. Presentasi yang dilakukan berisikan informasi-informasi, data-data dan bukti-bukti yang disusun secara logis sehingga informasi yang disampaikan dapat membuat seseorang atau kelompok orang merasa yakin. Semula yang asalnya memiliki unsur ketidakjelasan dan ketidakpastian sehingga ketika diadakan presentasi oleh pembicara, seseorang/ kelompok orang tersebut menjadi yakin atas informasi yang diberikan. Misal ketika seorang pembicara atau pelatih atau sekelompok peserta didik melakukan presentasi kelompok, maka peserta didik yang lain menjadi lebih yakin dengan materi yang sedang dipelajari. Tujuan yang tidak kalah pentingnya adalah (3 ) Menghibur pendengar. Pada era globalisasi ini banyak acara-acara hiburan pada penayangan televisi. Acara hiburan tersebut dipimpin oleh presenter yang handal, tujuannya untuk menghibur para penonton. Prensenter dituntut untuk melakukan pembicaraan yang sifatnya menghibur tetapi relevan dan profesional sehingga para penonton televisi dapat menikmati acara tersebut. Selain acara televisi, acara hiburan yang lainnya dapat kita temukan pada pesta perayaan-perayaan. Contoh: pesta perayaan pernikahan, ulang tahun dan lain-lain. Presenter ditugaskan untuk berbicara dan menyelipkan kata-kata yang dapat menghibur para tamu yang hadir pada pesta perayaan tersebut. Sedikit berbeda dengan presentasi yang dilakukan di dalam kelas, seorang presenter tidak harus menggunakan kata-kata yang bersifat menghibur akan tetapi bisa cukup dengan kata-kata yang komunikatif. Untuk lebih menghibur penonton agar tidak mudah jenuh, maka jika presentasi dilengkapi dengan media gambar maka suasananya akan lebih tertolong. (4). Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan suatu tindakan. Demi tercapainya suatu tujuan pembelajaran, seorang pembicara atau pelatih dituntut untuk mengarahkan dan membimbing para peserta didiknya agar dapat belajar secara maksimal dan tidak lupa untuk memperhatikan kualitas belajarnya. Selain diberi arahan dan bimbingan, seorang pembicara atau pelatih juga dapat melakukan motivasi agar para peserta didiknya dapat belajar dengan semangat yang tinggi. Kegiatan memotivasi tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan suatu forum. Forum tersebut terdiri dari para 14

Buletin BBPK Jakarta

peserta didiknya yang bertindak sebagai pendengar, sedangkan yang bertindak sebagai pembicara yaitu pihak pembicara atau pelatih atau peserta maupun sekelompok peserta didiknya yang sudah diberi arahan oleh pembicara atau pelatih. (5). Menyampaikan pesan. Tujuan presentasi yang kelima yaitu menyampaikan pesan. Hal ini dilakukan karena proses pembelajaran bukan sekedar transfer ilmu pengetahuan dari seorang pembicara atau pelatih atau sekelompok peserta didik kepada warga kelas, akan tetapi juga sarana untuk menyampaikan pesan moral. Pembicara atau pelatih atau peserta didik yang melakukan presentasi dibantu dengan alat bantu peraga ataupun media untuk memudahkan penyampaian pesan. (6). Membuat suatu ide atau gagasan. Presentasi yang dilakukan hanya bertujuan untuk memunculkan suatu ide/gagasan dari para peserta pendengar. Tipe tujuan ini biasanya diterapkan pada materi pelajaran yang memerlukan pemecahan atau solusi dari orang lain. Forum yang dilakukan sering dikenal dengan istilah diskusi. (7). Menyentuh emosi pendengar. Tujuan yang ketujuh yaitu untuk menyentuh emosi para peserta didik. Dalam hal ini pembicara atau presenter bertugas untuk melakukan pembicaraannya yang dapat menyentuh perasaaan/emosi seseorang. Sebagai contoh pembicara melakukan presentasi kepada para pendengar mengenai korban bencana, demonstrasi, kelaparan, gelandangan, tuna pendidikan dan lain-lain. resentasi yang dilakukan pembicara membuat pendengar merasa tersentuh untuk membantu para korban bencana dengan cara menyumbangkan sebagian hartanya. (8).Memperkenalkan diri. Presentasi juga dapat ditujukan hanya sekedar untuk memperkenalkan identitas bagi yang melakukan presentasi, baik secara individual maupun kelompok. Hal ini juga dimaksudkan agar interaksi antar pembicara dan audiens dapat berlangsung selama proses pembelajaran. Bila waktu presentasi memungkinkan, peserta atau audiens juga dapat memperkenalkan diri secara singkat.


Untuk merubah budaya kita yang memiliki persepsi keliru terhadap mereka yang bertanya atau menjawab. Sering mereka dianggap sombong, sok tahu atau justru sebaliknya mereka yang bertanya itu kurang pandai. Hasilnya orang yang ingin bertanya atau menjawab menjadi ragu. Sehingga seorang pembicara perlu menciptakan iklim pembelajaran yang membuat audiens untuk tidak ragu bertanya atau menjawab pertanyaan, bahkan berbagi pernyataan dan pengalaman kepada sesama peserta lain. Ungkapan yang dapat dilontarkan atau ditulis dalam bahan tayang misalnya : “Tidak ada pertanyaan yang bodoh...� “Tiap Pertanyaan dan Pernyataan berhak dihargai...� “Hargai diri anda dengan menghargai pertanyaan dan jawaban orang lain.....� Penyebab yang kedua karena audiens memang masih belum memiliki pertanyaan atau jawaban yang pas. Mereka membutuhkan waktu untuk berpikir lebih lanjut. Pembicara perlu memikirkan latar belakang mengapa audiens sampai tidak memiliki pertanyaan atau jawaban yang pas. Hal yang paling krusial adalah daya tangkap peserta yang dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan dan pekerjaan dari audiens yang sebenarnya tidak cocok dengan materi dan tujuan pemberian materi yang diberikan. Bila ternyata terdapat kondisi yang demikian, maka pembicara dapat langsung merubah setting pembelajaran, atau melakukan komunikasi yang lebih intensif dengan peserta sehingga dapat diketahui kebutuhan peserta untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya sesuai dengan latar belakang pekerjaan dan pendidikan peserta. Penyebab yang ketiga adalah peserta yang memang tidak berminat terhadap topik yang disampaikan karena merasa tidak memerlukannya, atau merasa sudah mengetahuinya dan tidak ada sesuatu yang baru yang disampaikan oleh pembicara. Dalam kondisi yang demikian pembicara perlu melakukan pemetaan awal terhadap pengetahuan dan minat peserta terhadap materi pelatihan. Teknik apersepsi dapat dilakukan dengan pertanyaan yang terkait dengan materi. Atau dapat juga dilakukan dengan mengemukakan cerita yang menggugah peserta bahwa

mereka memang memerlukan materi ini. Hal yang lain adalah kata-kata motivasi yang diberikan di awal, pertengahan atau akhir dari presentasi. Dan tidak lupa seorang pembicara atau fasilitator perlu memperbaiki dan memperkaya materi yang disampaikan dengan hal-hal yang baru dan spesifik sehingga peserta merasa mendapatkan hal yang baru setiap kali ia mendengar materi yang sama disampaikan oleh pembicara yang sama. Penyebab yang keempat adalah metode yang dipakai oleh pembicara tidak membuat peserta atau audiens dapat berpartisipasi. Nah.. sekarang bagaimana cara mengatasi kondisi seperti ini. Anda bisa menggunakan berbagai metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran khusus untuk setiap pokok bahasan. Dan yang lebih penting adalah metode itu menarik dan melibatkan peserta, seperti peribahasa di bawah ini :

Terdapat berbagai macam metode pembelajaran yang dapat diterapkan seperti teknik diskusi (discuss and debrief) untuk membantu mencairkan suasana plus membuat audiens lebih berani dan siap untuk bertanya / menjawab. Teknik ini dapat diterapkan untuk materi dengan waktu yang singkat. Tapi pembicara perlu menetapkan topik diskusi sehingga tidak melebar. Teknik Diskusi (Discuss and Debrief) Teknik ini simpel untuk diterapkan dan hasilnya sangatlah efektif. Anda nanti bisa mengalami sendiri bagaimana pertanyaan dan jawaban dari audiens dengan mudah bermunculan setelah anda menerapkan teknik yang satu ini. Berikut adalah langkahlangkah menerapkannya: 1. Buat audiens berpasangan untuk berdiskusi Setelah anda meminta atau melontarkan pertanyaan, mintalah audiens untuk mencari pasangan ( bisa juga berkelompok lebih dari 2 orang). Setelah mendapatkan pasangan, mintalah mereka untuk mencari dan mendiskusikan pertanyaan yang ingin mereka sampaikan (jawaban dari pertanyaan yang anda lontarkan). Tujuan dari langkah ini adalah membuat audiens memiliki waktu untuk memikirkan pertanyaan terlebih dahulu. Jikalau pun mereka buntu, mereka memiliki teman diskusi yang bisa membantu. 2. Minta perwakilan dari pasangan untuk bertanya / menjawab Setelah memberikan waktu diskusi yang cukup, sekarang anda tinggal meminta perwakilan dari masing-masing pasangan / kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi mereka. Mereka akan lebih berani untuk menyampaikannya, karena sekarang mereka bukan lagi seorang diri melainkan perwakilan dari kelompok. Kekuatiran untuk dicap sok tahu, sombong atau tidak pandai otomatis akan menghilang dengan sendirinya. Teknik discuss and debrief ini selain efektif untuk mendapatkan respon dari audiens, juga sesuai untuk digunakan untuk review materi. Anda bisa meminta audiens untuk berpasangan dan berdiskusi tentang materi yang baru saja anda sampaikan. Setelah itu anda bisa meminta kepada mereka untuk mengemukakan hasilnya. Metode yang lain seperti simulasi, demonstrasi, role play dan latihan. Metode yang dipakai tergantung dari tujuan pembelajar yang ingin dicapai, kemampuan dan persiapan dari fasilitator. Pada kesempatan yang lain penulis akan menguraikan metode-metode ini untuk menciptakan kondisi presentasi interaktif .

Buletin BBPK Jakarta

15


RAGAM PENUNJANG PELATIHAN

Natsir, S.Pd.,MM. Widyaiswara BBPK Jakarta

MENUJU PRIBADI YANG SUKSES Envato Elements/license/Harry Wasis

Siapapun diri kita, apapun profesinya, diri, menentukan konsep diri, mengenal dimanapun tinggalnya, dan berapapun hambatan-hambatan serta aktualisasi usianya, memiliki potensi diri yang dapat diri. dikembangkan dan tidak ingin gagal. Tidak ada manusia yang lahir ke Oleh karena itu marilah merenung dunia langsung menjadi ahli di bidang sejenak mengenali potensi-potensi apa tertentu. Semua harus diraih dengan yang anda miliki? Bagaimana, kapan, proses. Jika anda sudah tahu potensi dimana, mengapa, siapa, dan seterusnya diri anda, itulah modal kesuksesan. Jika kita mengembangkan bahkan dapat anda bisa mengembangkan potensi melesatkan potensi diri kita. anda menjadi prestasi, kesuksesan sudah Mengenal diri sendiri amatlah menanti. penting dalam hidup ini. Sebab orang Apa yang dimaksud dengan potensi diri ? yang mengenal dirinya akan mengetahui Potensi berasal dari kata “to potent” kelebihan dan kekurangannya. Ia dalam bahasa Inggris mempunyai arti akan pandai menempatkan diri dalam kekuatan atau power. Menurut Prof. Dr. pergaulan. Juga mampu mengelola Buchari Zainun, MPA potensi adalah kelebihannya (potensi) untuk meraih “daya”, yang dapat bersifat positif dalam keberhasilan hidup di masa depan. bentuk kekuatan dan negatif dalam Setiap manusia memiliki bermacambentuk kelemahan. Sedangkan menurut macam potensi diri yang dapat kamus umum Bahasa Indonesia potensi dikembangkan. Tidak sedikit manusia adalah kemampuan-kemampuan dan belum sepenuhnya mengembangkan kualitas-kualitas yang dimiliki seseorang dan menggunakan potensi yang ada namun belum dipergunakan secara pada dirinya. Hal ini terjadi dikarenakan maksimal”. mereka belum atau bahkan tidak Potensi diri manusia merupakan mengenal potensi dirinya dan hambatankemampuan dasar yang dimiliki manusia hambatan dalam pengembangan potensi yang masih terpendam didalam diri diri tersebut. dan menunggu diwujudkan atau Mampu mengembangkan potensi diaktualisasikan untuk menjadi manfaat diri merupakan dambaan setiap individu. nyata dalam kehidupan manusia. Mampukah seseorang mengembangkan Potensi diri adalah kemampuan yang potensi dirinya secara efektif? Itu dimiliki setiap pribadi yang mempunyai bergantung pada motivasi diri, karena kemungkinan untuk dikembangkan. pengembangan potensi diri merupakan suatu proses yang sistematis dan Macam-Macam Potensi Manusia bertahap. Tahapan pengembangan Secara umum potensi diri dibedakan potensi diri tersebut antara lain melalui menjadi 5 macam, yaitu; pengenalan dan pengukuran potensi 1. Potensi fisik, merupakan

16

Buletin BBPK Jakarta

potensi fisik manusia yang dapat diberdayakan sesuai fungsinya untuk berbagai kepentingan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. 2. Potensi Mental Intelektual, merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak manusia terutama otak kiri, yang berfungsi untuk merencanakan sesuatu, menghitung dan menganalisis. 3. Potensi Sosial Emosional, merupakan potensi kecerdasan yang ada pada otak terutama otak sebelah kanan, yang berfungsi untuk mengendalikan amarah, bertanggung jawab, motivasi dan kesadaran diri. 4. Potensi Mental Spiritual, merupakan potensi kecerdasan yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan jiwa sadar atau kearifan diluar ego, kecerdasan ini berhubungan dengan keimanan dan akhlak mulia. 5. Potensi Daya Juang, merupakan potensi kecerdasan manusia yang bertumpu pada bagian dalam diri manusia yang berhubungan dengan keuletan, ketangguhan dan daya juang, melalui potensi ini seseorang mampu mengubah rintangan dan tantangan menjadi peluang. Prof. Howard Gardner, seorang ahli psikologi dari Harvard School of Education di Amerika, menemukan jenisjenis kecerdasan dan memperkenalkan ada 9 macam kecerdasan yang perlu


dikenali dan ditumbuh kembangkan, antara lain ; 6. Kecerdasan Logis-matematis adalah kemampuan untuk melakukan penalaran, hitung menghitung dan memecahkan masalah dengan rasional dan berpikir jernih. Kemampuan ini dimiliki oleh ahli matematika, sarjana ilmu pasti, insinyur, detektif, pengacara dan akuntan. Ciri kepribadian orang ini antara lain suka berpikir abstrak, suka akan keakuratan, menikmati tugas hitung menghitung, memecahkan soal-soal dan komputer, suka melakukan penelitian dengan cara berpikir logis, catatan tersusun rapi dan sistematis. Ada beberapa cara untuk menumbuh kembangkan kemampuan ini adalah dengan belajar memecahkan masalah, mengerjakan permainan matematika, menganalisa dan menafsirkan data, memadukan kemampuan matematika dgn musik, olah raga atau tari.Mencoba melakukan percobaan praktis, gunakan cara berpikir deduktif dan latihan menghitung menggunakan komputer. 7. Kecerdasan Verbal Linguistik adalah kemampuan menggunakan bahasa untuk berbicara dan menulis dengan lancar dan jelas. Kemampuan ini dimiliki oleh pengarang novel, penulis puisi, juru kampanye, ahli pidato, pemimpin organisasi politik, editor surat kabar, wartawan dan bagian humas. Ciri kepribadian orang ini adalah peka terhadap bahasa, berbicar dengan teratur dan sistematik, memiliki penalaran tinggi, suka mendengarkan, membaca dan menulis, lancar dalam mengucapkan kata-kata, suka bermain kata-kata dan memiliki ingatan perbendaharaan kata yang kuat. Cara menumbuh kembangkan kemampuan ini bias ditempuh dengan menceritakan aneka ragam cerita, bermain tebak kata, membaca dan menulis cerita lucu, menulis jurnal atau buku harian, melakukan wawancara, bermain pussel kata, mengelola majalah sekolah, aktif berdiskusi dan gunakan komputer utk mengolah kata 8. Kecerdasan visual-spasial adalah

kemampuan membayangkan suatu bidang datar atau ruang dgn akurat, biasanya nampak pada arsitek, pelukis, pematung, navigator, pemain catur, ahli ilmu lingkungan alam, sarjana ilmu fisik dan ahli menyusun strategi perang. Ciri kepribadian orang ini adalah berpikir dengan menciptakan sketsa atau gambar, mudah sekali membaca peta dan diagram, mudah ingat bila melihat gambar, memiliki cita warna tinggi dan mampu menggunakan semua indra untuk melukiskan sesuatu. Cara menumbuh kembangkannya adalah dengan menggunakan gambar, titik-titik dan simbol untuk belajar, belajar menggambar peta & diagram, gunakan pemetaan pikiran, melakukan kegiatan visualisasi, menonton atau membuat sendiri film video, merubah susunan perabot rumah utk menciptakan sudut pandang berbeda & gunakan komputer grafis. 9. Kecerdasan Olah Tubuh-Kinestetik adalah kemampuan untuk menggerakkan anggota badan secara indah, lentur dan sempurna. Kemampuan ini nampak pada penari, aktor-artis, olahragawan, pekerja lapangan dan mekanik yang berbakat. Ciri kepribadiannya adalah bersikap rileks, suka olah raga fisik, suka menyentuh, ahli bermain peran, belajar dgn bergerak-gerak dan berperan serta dalam proses belajar, sangat peka terhadap kondisi lingkungan fisik, gerak gerik tubuh terlatih dan terkendali, suka bermain dengan suatu benda sambil mendengarkan orang lain berbicara dan sangat berminat dengan bidang mekanik. Cara mengembangkan kemampuan ini adalah dengan menggunakan latihan fisik, tarian, gerak-gerik, drama, bermain peran, aktifitas bermain, karya wisata dalam belajar. 10. Kecerdasan musikal adalah kemampuan untuk memadukan nada-nada suara secara harmonis dan indah dalam bentuk gubahan lagu, nyanyian dan bermain alat musik. Kemampuan ini terlihat pada pencipta lagu, kondakter, pengrajin alat musik, penala piano, pemain musik dan penyanyi. Cara menumbuh kembangkan kecerdasan

ini adalah ikut paduan suara, latihan memainkan alat musik, belajar melalui lagu, bekerja dengan mendengarkan musik, mengubah suasana hati dengan musik supaya kembali rileks dan santai, kembangkan fantasi dengan musik, belajar menghafal dengan menyanyi lagu dan mencoba membuat lagu. 11. Kecerdasan antar pribadi adalah kemampuan utk memahami dan bergaul dengan orang lain. Kecerdasan ini dimiliki oleh politikus, guru, ulama, konselor, manajer dan humas. Sifat yang menonjol dari mereka adalah ahli berunding, pintar bergaul, mampu membaca niat orang lain, menikmati saat-saat bersama orang lain, memiliki banyak teman, pintar berkomunikasi, suka dengan kegiatan kelompok, gemar bekerja sama dan menjadi mediator serta pandai membaca situasi. Cara mengembangkan potensi ini adalah dengan kegiatan belajar yang bersifat kooperatif, sediakan waktu untuk bergaul, menggunakan ketrampilan berkomunikasi dan belajar membina hubungan antar pribadi, bermain telepon, adakan perayaan dlm pembelajaran, buatlah belajar itu menyenangkan, belajar melayani orang lain. 12. Kecerdasan Intrapribadi adalah kemampuan utk menyadari dan menelusuri emosi diri sendiri dan mengelolanya dengan efektif. Kemampuan ini banyak dimiliki oleh pengarang novel, konselor, filsuf, guru ilmu kebatinan, ahli mistik dan guru yoga. Cara menumbuh kembangkan kemampuan ini dgn melatih dialog batin, menggunakan waktu untuk refleksi diri, belajar mandiri, belajar mendengarkan intuisi, berdiskusi, refleksi dan menulis pengalaman diri, menulis buku harian atau otobiografi, banyak bertanya, latihan mengendalikan diri dan berpikir positif. 13. Kecerdasan Naturalis atau sering dinamakan kecerdasan lingkungan adalah kemampuan manusiawi untuk mengenal tanaman, binatang dan bagian-bagian lain dari lingkungan alam, misalnya udara, awan, air, tanah dan batuan. Orang seperti ini biasanya mampu hidup

Buletin BBPK Jakarta

17


diluar rumah dengan efektif, dapat berkawan dan berhubungan ramah dengan lingkungan alam, cinta lingkungan dan tidak suka merusak lingkungan hidup. Kemampuan ini dimiliki oleh pencinta lingkungan hidup, ahli flora dan fauna, penemu obat-obatan tradisional, sinshe, ahli jamu tradisional, ahli botani dan zoologi. Sifat orang seperti ini suka dengan alam sekitar, lebih senang berada di alam terbuka daripada di ruangan, suka berpetualang menjelajah hutan, marah besar bila ada orang membantai hewan langka, merusak dan membakar hutan dan mencemari laut. Lebih suka mengkonsumsi obat atau jamu tradisional daripada obat-obatan pabrik, lebih senang menggunakan bahan yang alami dan tidak menimbulkan polusi lingkungan. 14. Kecerdasan Eksistensialis adalah kemampuan dan kepekaan seseorang untuk menjawab persoalan-persoalan terdalam mengenai keberadaan manusia, misalnya sering muncul pertanyaan dalam diri sendiri mengapa aku ada, apa makna dari hidupku ini, bagaaimana seseorang bisa mencapai tujuan hidup yang sejati, mengapa seseorang harus mati, bila sudah mati ia ke mana, dll. Kecerdasan ini dimiliki oleh ahli filsafat, teolog, ahli kebatinan ataupun psikolog transpersonal. Sifat yang mereka miliki adalah suka bertanya soal mkebenaran dan inti persoalan, kritis, suka merenung dan melakukan refleksi diri, senang berdiskusi mengenai hakikat hidup. Begitulah! Jika kita telah mengenal potensi kita, maka tugas selanjutnya adalah mengoptimalkannya hingga kemudian lahirlah karya-karya luar biasa yang membuat dunia takjub dan terpesona!!! Pengembangan diri ini berhubungan dengan diri sendiri bukan dengan orang lain. Potensi diri maksudnya adalah sesuatu yang kita punyai yang merupakan kekuatan dan belum tergali secara maksimal. Banyak orang yang tidak tahu potensi dirinya. Tidak tahu apa saja kelebihan yang dimilikinya. Coba saja tanya diri kita sendiri atau orang-orang terdekat kita.

18

Buletin BBPK Jakarta

Apa sih kelebihan diri kamu? Apa yah‌ Bingung jawabnya. Tapi kalo ditanya apa kekurangan atau kelemahan diri, banyak orang yang dengan cepat bisa menjawab. Kurang ganteng, miskin, gak pinter, dan sebagainya. Siapa yang mempunyai potensi diri Setiap individu sebetulnya punya potensi diri, namun demikian tidak semua individu bisa menggunakan potensinya dengan baik, tergantung bagaimana individu tersebut mampu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya, dan yang diharapkan tentu pengembangan potensi tersebut menuju kearah yang lebih baik. Mulai kapan dan sampai kapan setiap individu bisa mengembangkan potensi diri? Pengembangan potensi diri adalah suatu usaha atau proses yang terus menerus mulai lahir sampai meninggal kearah personal mastery (penguasaan pribadi), sehingga dapat mendorong dan meningkatkan pertumbuhan pribadi, yang akhirnya membentuk pribadi yang mantap dan sukses. Bagaimana agar potensi diri bisa cepat berkembang? Orang yang sukses adalah orang yang tahu potensi dirinya dan mengoptimalkannya sehingga menjadi pribadi yang sukses dan mantap. Setiap orang tentu memiliki potensi dirinya masing-masing, tetapi kebanyakan diantaranya sangat sulit menentukan apa sebenarnya potensi diri yang mereka miliki. Ketidaktahuan akan potensi diri yang dimiliki, akan menjadi salah satu penghalang untuk mengembangkan potensi diri itu sendiri. Maka dengan demikian bisa dipetik sebuah kesimpulan awal bahwasannya cara mengembangkan potensi diri sendiri harus dilakukan dengan mengetahui potensi diri yang dimiliki terlebih dahulu. Dalam hal ini perlu berbagai metode yang dilakukan agar potensi diri yang dimiliki tersebut dapat dikembangkan dan kemudian akan berdampak positif bagi kemajuan diri dan juga kepada orang lain. Adapun metode-metode yang bisa dilakukan untuk mengetahui potensi diri sendiri diantaranya adalah mengetahui

bidang apa saja yang disenangi, bertanya kepada orang lain, khususnya teman dekat, mencoba berbagai hal baru, dan juga mencoba untuk banyak membaca, melihat dan merasakan. Sebagian orang beranggapan kita tidak mau sombong jadi nggak mau membanggakan diri dengan menyebutnyebut apa yang kita bisa. Sombong itu memang tidak boleh tapi tahu potensi diri itu harus. Bukan untuk disombongkan tapi untuk dikembangkan. Potensi diri yang terus tumbuh dan berkembang akan menjadi modal kesuksesan. Anda mau sukses ? Cari tahu cara mengetahui potensi diri di bawah ini: 1. Bidang apa saja yang kita senangi. Sesuatu yang penuh gairah dan semangat kita lakukan. Tanpa harus diminta atau disuruh. Anda akan melakukannya secara sukarela tanpa dibayar, bahkan anda mau mengeluarkan uang untuk apa yang anda lakukan. Inilah yang disebut dengan hobi. Seseorang yang punya hobi tertentu akan melakukannya dengan sepenuh hati. Misalnya orang yang hobi memelihara tanaman, dia rajin menyiram dan merawat tanaman setiap hari. Dia rela mengeluarkan uang berapapun untuk membeli tanaman, pupuk, alat-alat dan semacamnya. Hobi bisa membawa kebahagiaan dan juga penghasilan. If we do what we love, then money will follow. 2. Bertanya kepada orang terdekat. Orang yang paling tahu diri anda adalah orang terdekat. Bisa orang tua, kakak-adik, saudara, keluarga, atau teman. Merekalah yang tahu tentang diri anda dari kecil sampai dewasa. Jadi mereka tahu apa potensi diri anda. Terkadang kita tidak menyadari potensi yang kita miliki, perlu orang lain untuk membantu menyadarkan. 3. Mencoba hal-hal baru. Begitu banyak yang bisa kita lakukan di dunia ini. Wawasan, pergaulan dan keberanian yang terbataslah yang menghambat kita untuk melakukannya. Kita bisa mencoba hal-hal baru yang belum pernah kita lakukan. Tentu saja yang kita lakukan tidak boleh melanggar hukum yah. Dengan mencoba banyak hal, mungkin kita akan menemukan potensi diri yang selama ini tersembunyi.


Envato Elements/license/Harry Wasis

4. Banyak membaca, melihat dan merasakan. Dengan begitu akan banyak informasi dan pengetahuan yang bertambah. Bacaan dan tontonan yang kita sukai itu bisa jadi adalah sebuah potensi. Jika anda suka membaca perkembangan dunia komputer, internet dan semacamnya. Anda bisa menjadi ahlinya, asalkan terus konsisten untuk menambah pengetahuan Sebelum seseorang mengembangkan dirinya ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan, yaitu: 1. Berusaha mengenal diri sendiri 2. Berusaha mengenal kekuatan diri sendiri, keluarga dan teman 3. Berusaha mengembangkan interaksi dan komunikasi terbuka dengan lingkungan yang positif dan educatif 4. Membiasakan diri selalu mengadakan kritik terhadap diri sendiri, mengevaluasi diri dan mengembangkan rasa humor 5. Mencoba menerima keadaan secara rasioal dan obyektif 6. Membiasakan diri selalu mengadakan kontrol dan teliti dalam setiap tindakan 7. Memiliki tujuan dalam tahapan waktu yang terprogram 8. Tidak mengimitasikan diri pada seseorang tetapi bersifat mandiri 9. Kembangkan budaya 5 S (Sapa, Salam, Senyum, Sopan, Santun) 10. Menginventarisir teman / sahabat

Orang sukses karena memiliki banyak kiat sehingga mampu mengatasi masalah yang di hadapi, pandai melihat, pandai memanfaatkan peluang serta pandai bergaul dengan bermasyarakat, jadikan tantangan menjadi peluang, peluang menjadi kesempatan, kesempatan menjadi kenyataan. Berbagai hal yang dapat mendukung upaya pengembangan potensi diri diantaranya adalah dengan : 1. Memiliki budaya belajar yang tinggi. 2. Memahami dan dapat melakukan cara berkomunikasi secara efektif 3. Mempunyai kreativitas yang tinggi, sehingga memunculkan banyak inovasi 4. Mempunyai berperilaku asertif, dimana semua orang tidak merasa tertekan dan menerima dengan lapang dada. 5. Menghargai waktu termasuk memanfaatkan setiap peluang yang ada. 6. Mempunyai pola pikir berkembang Potensi diri itu harus digali, sama seperti minyak bumi. Tidak ada minyak yang berada di atas tanah. Kita harus mencari lokasi yang tepat untuk menggali minyak. Kedalamannya pun tidak selalu sama. Ada yang cepat ditemukan, ada juga yang perlu menggali lama karena minyaknya ada jauh di kedalaman. Anda adalah Arsitek sekaligus pelaksana dalam pengembangan diri Anda. Bagimana apakah Anda bersedia?

Berikut ini adalah langkah langkah yang harus di lakukan dalam pengembangan potensi diri: 1. Menentukan sasaran yang jelas 2. Tentukan cara menilai keberhasilan 3. Mensyukuri kemajuan walaupun hanya sedikit 4. Berani mengambil resiko, karena setiap kemajuan pastinya mengandung resiko 5. Perkembangan diatur oleh diri sendiri 6. Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada 7. Terbuka untuk belajar dari siapa saja dalam konteks pengambangan potensi diri 8. Belajar dari kesalahan dan selalu bersikap realistis 9. Jangan hanya berbicara, tetapi kerjakan apa yang anda ucapkan. Selamat mencoba memoga berhasil. (merujuk dari …Tutik Purwaningsih ) Referensi: Dryden, Windy. Positive Living: 10 Langkah Hidup Positif. 2008. Faisal, Amir. Menang Melawan Diri Sendiri. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2009. Gardner, Howard. Five Minds for the Future. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2007. Gelb, Michael J. Melesatkan Potensi Diri. Prestasi Pustakaraya. Jakarta. 2005. Prihadhi, Endra K., My Potency: LangkahLangkah Praktis Untuk Menemukan dan Mengelola Potensi dengan Daur Aktualisasi Potensi. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2004

Buletin BBPK Jakarta

19


FITUR

Margaretha Yuliani, SKM, MM Widyaiswara Ahli Madya BBPK Jakarta

Seberapa Besar Tingkat Kecerdasan Emosi Anda? Manusia diciptakan unik satu sama lain. Mental (mind, mentis, jiwa) dalam pengertiannya yang luas berkaitan dengan interaksi antara pikiran dan emosi manusia. Pikiran mewadahi kemampuan manusia untuk memahami segala hal yang memungkinkan manusia bergerak ke arah yang ditujunya, sementara emosi memberi warna dan nuansa sehingga pikiran yang bergerak itu memiliki gairah dan energi. (Hari Baktio, 2013) Emosi, bagaimana bekerja? Emosi sebagai bagian dari kekayaan diri manusia. Dengan adanya emosi, manusia dapat berinteraksi dengan sesamanya, berhubungan dengan lingkungan dan peristiwa apapun yang terjadi di luar dirinya. Emosi memberi warna dan nuansa dalam kehidupan manusia melalui perasaan gembira, sedih, marah, benci, puas, dan sebagainya (LAN RI, 2017). Menurut Daniel Goleman (2002), emosi didefinisikan sebagai suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak yang merupakan reaksi terhadap rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu. Sebagai contoh, melihat sesuatu yang menyedihkan akan mendorong perubahan suasana psikologis seseorang menjadi sedih dan secara biologis berperilaku menangis, dan seterusnya. Terdapat beberapa macam fungsi emosi menurut Coleman dan Hammen (1997), yaitu: Emosi adalah pembangkit energy (energizer), Emosi adalah pembawa informasi (messenger), Emosi adalah pembawa pesan dalam komunikasi intrapersonal dan interpersonal, Emosi berfungsi sebagai perjuangan untuk bertahan hidup (survival), Emosi sebagai penguat pesan atau informasi, Emosi sebagai penyeimbang hidup (balancer). Emosi memiliki fungsi-fungsi vital bagi manusia. Emosi yang dialami manusia menjadikan manusia mampu menimbulkan respon berdasarkan informasi yang diterimanya.

Terdapat dua batang otak yang berperan dalam proses kognitif emosi manusia, yaitu limbic yang merupakan area dimana emosi dirasakan dan bagian frontal lobe yang merupakan area dimana pemikiran rasional dilangsungkan (proses kognitif). Kedua bagian otak ini saling berinteraksi setelah mendapatkan

20

Buletin BBPK Jakarta

stimulus dari batang otak berupa sinyal-sinyal (sense of signal) hasil penangkapan indera. Oleh karena itu, interaksi antar kedua batang otak ini menentukan kemampuan seseorang mengelola respon emosinya terhadap stimulus yang ada. (Fatwadi, 2015) Pada keadaan panik, limbic bekerja secepat kilat dan membombardir otak dengan sejumlah zat kimia agar otak tubuh siaga; nafas memburu, denyut jantung bertambah cepat, otot mengeras, pupil mata membesar, dan kelenjar keringat melebar. Pada keadaan kalut dan panik seseorang hampirhampir tidak memiliki otak untuk berpikir dengan waras. Menurut teori Daniel Golleman (2004), jika sistem ini bekerja, maka kemungkinan terjadi pembajakan (hijacking) terhadap pikiran rasional sangatlah besar. Saat ini terjadilah ‘buta pikiran’ karena data kurang lengkap, bias dan menyimpang dan pada saat yang sama keputusan cepat diambil. Bagian Frontal lobe bekerja lambat, penuh usaha, analistis dan rasional. Disini data di analisis, dicocokan dengan memori dan diracik kesimpulan yang logis. Karena urutan inilah maka prosesnya lambat dan lama. Namun, dengan tingkat akurasi dan presisi yang jauh lebih baik, merupakan ciri khas manusia yang membuat pengambilan keputusan menjadi sesuatu yang sangat rumit tetapi umumnya tepat. Akurasi dan validasi data menjadi salah satu komponen pentingnya, kemudian analisis yang tajam dan kesimpulan yang pas. Jika dilatih terus maka sistem ini dapat bekerja lebih cepat (LAN RI, 2017).

Menurut Goleman, terdapat lima wilayah kecerdasan emosi, tetapi pada perkembangannya, (Boyatzis, Goleman, Rhee, 2000) melakukan penyempurnaan menjadikan 4 dimensi kecerdasan


Photo by Nita Edwards

emosi, yaitu: 1) Self Awareness: kemampuan mengenali dan memahami perasaan diri dan menilai bagaimana perasaan tersebut mempengaruhi tindakan diri. 2) Self Management: kemampuan mengelola dan mengontrol emosi diri. 3) Social Awareness: kemampuan mengenali emosi orang lain secara akurat. 4) Relationship Management: kemampuan mengelola hubungan dengan orang lain. Simak kisah Michael Jordan (disadur dari: Pelajaran Penting dari Kisah Hidup Pebasket Michael Jordan, http:// www.buletinislam. net/2017/10/pelajaranpenting-dari-kisah-hidup.html) Anda tentu tahu siapa Michael Jordan. Seorang Pebasket Dunia yang sangat populer karena kelihaiannya dalam memainkan bola. Masuk jajaran atlet dunia terkaya, ternyata masa kecilnya menyimpan kisah pilu, namun ia berhasil melewati dan bahkan membentuk pribadi yang kuat dalam menghadapi kerasnya kehidupan. Banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah masa kecilnya. Inilah kisahnya... Michael Jordan, berkulit hitam, lahir pada tahun 1963, di daerah kumuh Brooklyn, New York. Ia memiliki empat orang saudara, sementara upah ayahnya yang hanya sedikit tidak cukup untuk menafkahi keluarga. Semenjak kecil, ia melewati kehidupannya dalam lingkungan miskin dan penuh diskriminasi, hingga ia sama sekali tidak

bisa melihat harapan masa depannya. Ketika ia berusia tiga belas tahun, ayahnya memberikan sehelai pakaian bekas kepadanya, “Menurutmu, berapa nilai pakaian ini?” Jordan menjawab, “Mungkin 1 dollar.” Ayahnya kembali berkata, “Bisakah dijual seharga 2 dollar? Jika engkau berhasil menjualnya, berarti telah membantu ayah dan ibumu.” Jordan menganggukkan kepalanya, “Saya akan mencobanya, tapi belum tentu bisa berhasil.” Dengan hati-hati dicucinya pakaian itu hingga bersih. Karena tidak ada setrika untuk melicinkan pakaian, maka ia meratakan pakaian dengan sikat di atas papan datar, kemudian dijemur sampai kering. Keesokan harinya, dibawanya pakaian itu ke stasiun bawah tanah yang ramai, ditawarkannya hingga lebih dari enam jam. Akhirnya Jordan berhasil menjual pakaian itu. Kini ia memegang lembaran uang 2 dollar dan berlarilah ia pulang. Setelah itu, setiap hari ia mencari pakaian bekas, lalu dirapikan kembali dan dijualnya di keramaian. Lebih dari sepuluh hari kemudian, ayahnya kembali menyerahkan sepotong pakaian bekas kepadanya, “Coba engkau pikirkan bagaimana caranya untuk menjual pakaian ini hingga seharga 20 dolar?” Kata Jordan, “Bagaimana mungkin? Pakaian ini paling tinggi nilainya hanya 2 dollar.” Ayahnya kembali memberikan inspirasi, “Mengapa engkau tidak mencobanya dulu? Pasti ada jalan.” Akhirnya, Jordan mendapatkan satu ide, ia meminta bantuan sepupunya yang belajar melukis untuk menggambarkan Donal Bebek yang lucu dan Mickey Mouse yang nakal pada pakaian itu. Lalu ia berusaha menjualnya di sebuah sekolah anak orang kaya. Tak lama kemudian seorang pengurus rumah tangga yang menjemput tuan kecilnya, membeli pakaian itu untuk tuan kecilnya. Tuan kecil itu yang berusia sepuluh tahun sangat menyukai pakaian itu, sehingga ia memberikan tip 5 dolar. Tentu saja 25 dollar adalah jumlah yang besar bagi Jordan, setara dengan satu bulan gaji dari ayahnya. Setibanya di rumah, ayahnya kembali memberikan selembar pakaian bekas kepadanya, “Apakah engkau mampu menjualnya kembali dengan harga 200 dolar?” Mata ayahnya tampak berbinar. Kali ini, Jordan menerima pakaian itu tanpa keraguan sedikit pun. Dua bulan kemudian kebetulan aktris film populer “Charlie Angels”, Farah Fawcett datang ke New York melakukan promo. Setelah konferensi pers, Jordan pun menerobos pihak keamanan untuk mencapai sisi Farah Fawcett dan meminta tanda tangannya di pakaian bekasnya. Ketika Fawcett melihat seorang anak yang polos meminta tanda tangannya, ia dengan senang hati membubuhkan tanda tangannya pada pakaian itu.

Buletin BBPK Jakarta

21


www.craveonline.com

Jordan pun berteriak dengan sangat gembira, “Ini adalah sehelai baju kaus yang telah ditandatangani oleh Miss Farah Fawcett, harga jualnya 200 dollar!” Ia pun melelang pakaian itu, hingga seorang pengusaha membelinya dengan harga 1.200 dollar. Sekembalinya ke rumah, ayahnya dengan meneteskan air mata haru berkata, “Tidak terbayangkan kalau engkau berhasil melakukannya. Anakku! Engkau sungguh hebat!” Malam itu, Jordan tidur bersama ayahnya dengan kaki bertemu kaki. Ayahnya bertanya, “Anakku, dari pengalaman menjual tiga helai pakaian yang sudah kau lakukan, apakah yang berhasil engkau pahami?” Jordan menjawab dengan rasa haru, “Selama kita mau berpikir dengan otak, pasti ada caranya.” Ayahnya menganggukkan kepala, kemudian menggelengkan kepala, “Yang engkau katakan tidak salah! Tapi bukan itu maksud ayah. Ayah hanya ingin memberitahumu bahwa sehelai pakaian bekas yang bernilai satu dolar juga bisa ditingkatkan nilainya, apalagi kita sebagai manusia yang hidup? Mungkin kita berkulit lebih gelap dan lebih miskin, tapi apa bedanya? Tergantung bagaimana kita mendayagunakan potensi yang ada dalam diri kita masingmasing.” Seketika dalam pikiran Jordan seakan ada matahari yang terbit.

22

Buletin BBPK Jakarta

Bahkan sehelai pakaian bekas saja bisa ditingkatkan harkatnya, lalu apakah saya punya alasan untuk meremehkan diri sendiri? Sejak saat itu, dalam hal apapun, Michael Jordan merasa bahwa masa depannya indah dan penuh harapan. Dia mengasah potensinya hingga akhirnya dia menjadi salah seorang pemain basket terhebat di dunia ini dan menjadi salah seorang atlet terkaya. Hal apa yang dapat diambil dari kisah Michael Jordan? Dalam percakapan Group Whatsapp Tim Effektif, berkaitan dengan kisah Jordan, Mufidah (2017) menyampaikan pendapatnya: Jordan mempunyai kecerdasan emosi pada dimensi self management yang bagus hingga bisa “awakening the giant within”, memunculkan inovasi dan kreativitas yang mungkin orang lain tak berpikir ke sana. Satu hal yang perlu diingatkan bersama untuk para calon adaptive leader yang merasa pesimis dengan keterbatasan yang mengelilinginya. Mereka punya ‘singa’ di dalam dirinya yang menunggu untuk dibangkitkan. Salah satu pemantik yang bisa kita lakukan adalah memotivasi mereka bahwa mereka bisa menjadi orang yang menginspirasi dan bermanfaat bagi banyak orang.

Lebih lanjut Fatwadi (2017) menyampaikan: Lebih lanjut. ini adalah tentang memaknai “tantangan”. Dalam kisah ini nampaknya Jordan mampu memainkan semua kompetensi kecerdasan emosinya, mulai dari self awareness-nya, self management-nya, social awarenessnya dan sampai pada relationship management-nya. sehingga dia bisa berhasil memperoleh tujuannya, mencapai tujuannya melalui beberapa milestone. Mengapa semua kompetensi kecerdasan emosi dimainkan oleh Jordan? Karena untuk mencapai semua itu pelibatan dirinya dan orang lain (mulai dari ayahnya, sepupunya, bahkan artis Farah Fawcet, dll yang mungkin tidak disebutkan), dan ini menjadi kunci dari pencapaian tujuannya menjual baju bekas itu dengan nilai yang tinggi. Dari semua kompetensi kecerdasan emosi, self awareness menjadi awal yang sangat menentukan kompetensi-kompetensi kecerdasan emosi yang lainnya (self management, social awareness, relationship management). Mungkin ini sejalan dengan istilah “click with yourself, before click with others”.


Mengukur Tingkat Emosi Anda

Salinlah nilai jawaban Anda kedalam kotak dan jumlahkan. 1. a) 3,

b) 2,

c) 1

2. a) 3,

b) 2,

c) 1

1. Anda merasa terganggu bila: a. Harus memanfaatkan hampir seluruh ciri fisik Anda di tempat kerja ? b. Melihat orang lain memanfaatkan hampir seluruh ciri fisiknya di tempat kerja ? c. Melihat orang lain berbusana tidak rapi atau tidak sopan di tempat kerja ?

3. a) 3,

b) 2,

c) 1

4. a) 3,

b) 2,

c) 1

5. a) 3,

b) 2,

c) 1

6. a) 3,

b) 2,

c) 1

7. a) 3,

b) 2,

c) 1

2. Anda marah sekali pada pasangan Anda. Apakah Anda: a. Tidak mau berbicara selama beberapa hari ? b. Bersumpah serapah dan keluar rumah hanya sekedar untuk refreshing. c. Merencanakan pembalasan.

8. a) 3,

b) 2,

c) 1

9. a) 3,

b) 2,

c) 1

10. a) 3,

b) 2,

c) 1

Test Kecerdasan Emosi Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat.

3. Orang tua Anda suka mengomel, kasar dan suka ikut campur. Pada dasarnya Anda merasa: a. Dendam, b. Pasrah, c. Menghasihani diri sendiri. 4. Kesedihan adalah: a. Proses yang penting dan bermanfaat. b. Sesuatu yang akan sembuh dengan berlalunya waktu. c. Sesuatu yang menghancurkan hidup Anda. 5. Apakah rasa khawatir ada gunanya ? a. Kadang-kadang. b. Tidak pernah. c. Selalu. 6. Anda amat marah setelah membaca cerita dalam surat kabar. Apakah Anda: a. Menyebar luaskan kepada teman/keluarga Anda. b. Menulis surat kepada surat kabar tersebut. c. Menjadi depresi. 7. Apakah rasa marah Anda: a. Memacu perubahan. b. Memacu untuk menyakiti atau merusak sesuatu. c. Merugikan diri sendiri. 8. Waktu diatas segalanya adalah a. Penyembuh yang hebat. b. Perusak yang hebat. c. Harus diabaikan atau ditaklukkan. 9. Tindak kejahatan dengan kekerasan, bagi Anda adalah: a. “Cermin” dari kecenderungan masyarakat umum. b. “Kasus tragis” yang terisolasi dan dapat kita ambil hikmahnya. c. Sebuah “Kemarahan” yang harus ditindaklanjuti. 10. Anda sangat menyukai musik untuk: a. Menenangkan diri. b. Menggairahkan hati. c. Membangkitkan emosi mendalam yang kuat

TOTAL Total: 12-19 Emosi Anda tidak mudah menjadi tenang. Untuk menyatakan sebuah maksud baik, Anda berlindung dibalik tanggapan yang “tepat”, sering memaksakan diri untuk bersikap patuh dan lembut. Bila Anda tidak dapat menghadapi emosi dengan jujur, akui saja bahwa emosi itu memang ada, walaupun sebenarnya Anda hanya dapat menirukan tanggapan yang tepat bukan mengubahnya untuk dapat digunakan secara konstruktif. Menekan emosi dapat menimbulkan penyakit mental dan fisik. Pendirian yang dipegang teguh secara emosional tidak benar dan sering bersifat ‘dogmatism moralistis’. Total: 20-27 Usaha keras Anda untuk menguasai emosi patut dipuji tetapi sering salah di nilai dan tidak simpatik. Anda mempertahankan diri sendiri dari emosi yang “tidak layak” dengan menirukan tanggapan yang tepat, tetapi Anda cenderung memberikan ruang “bebas” dalam kepala Anda untuk beberapa pemikiran orang lain dan hal-hal yang lebih baik dipertimbangkan, dipahami, dan diserahkan pada “bank data” emosional untuk digunakan pada kesempatan berikutnya. Cobalah membiarkan dan mengekspresikan emosi Anda. Bahkan untuk emosi yang tampaknya tidak layak (marah, takut, merasa lemah, depresi dan sebagainya) masuk kedalam konteks yang tidak merugikan seperti ketika mendengarkan musik atau menonton film. Jajaki dan akui emosi itu. Semuanya adalah bagian dari perisai kebijaksanaan diri Anda. Total: 28-30 Anda tidak mempunyai masalah dalam menerima dan menguasai emosi Anda. Anda mampu menggunakan emosi Anda pada saat yang tepat sambil mengendalikan impuls yang merusak. Anda merasa nyaman dengan tanggapan alami Anda, dimana tanggapan itu berfungsi sesuai dengan tujuannya. Anda mengetahui dengan jelas bagaimana cara menyalurkan konsekuensi fisiologis yang bermanfaat agar memberikan pengaruh paling baik bagi lingkungan di sekitar Anda. Semoga bermanfaat!! Referensi Fatwadi. 2015. Bahan Ajar Diklatpim Tingkat IV, Agenda Membangun Tim Efektif, Kecerdasan Emosi. LAN RI. Fatwadi, Mufidah. 2017. Group Whatsapp Tim Effektif. Hari Baktio. 2013. Kecerdasan Emosi, Bahan Ajar Diklatpim Aparatur Pemerintah Tingkat IV. LAN RI. LAN RI. 2017. Modul Latsar CPNS, Kesehatan Jasmani dan Mental. Pelajaran Penting dari Kisah Hidup Pebasket Michael Jordan, http://www.buletinislam.net/2017/10/ pelajaran-pentingdari-kisah-hidup.html

Buletin BBPK Jakarta

23


FITUR

August Munar Widyaiswara Bapelkes Batam august.munar@gmail.com

Resolusi Baru Seorang ASN untuk Motivasi sebagai Profesional Apa resolusi Anda di tahun depan? Menata keuangan lebih baik lagi? Hidup lebih terorganisir? Memiliki banyak waktu untuk keluarga? Apapun resolusi Anda, sekarang saatnya untuk menyusunnya, tidak harus menunggu tahun baru. Tapi mungkin Anda ragu. Terbayang di benak Anda resolusi tahuntahun sebelumnya yang semuanya sama dan tak pernah berhasil. ASN yang Kompeten Aparatur Sipil Negara (ASN) didalam Undang Undang ASN Nomor 5 Tahun 2014 adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN terdiri dari PNS dan PPPK yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundangundangan. Dalam artikel KOMPAS.com pada Selasa, 18 Oktober 2016 dituliskan bahwa - Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur mengatakan, aparatur sipil negara (ASN) nantinya akan menjadi pegawai nasional. Hal itu, kata dia, merupakan

24

Buletin BBPK Jakarta

arahan dari Wakil Presiden Jusuf yang berkeinginan ASN menjadi perekat nasional. “Tidak ada lagi pegawai Papua, pegawai Aceh, pegawai Sumatera Barat, pegawai Riau. ASN adalah pegawai nasional,” kata Asman di kompleks Kemendagri, Jakarta, Selasa (18/10/2016). Pegawai ASN dalam pengelolaannya diatur dalam manajemen ASN yaitu Sistem Manajemen Kepegawaian yang meliputi sistem perencanaan, pengembangan karier, penggajian, dan batas usia pensiun. ASN tidak lagi sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah, ada lembaga yang mengurusnya yakni Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN). Diharapkan aturan ini mampu memperbaiki manajemen pemerintahan yang berorientasi pada pelayanan publik, sebab PNS tidak lagi berorientasi

melayani atasannya, melainkan masyarakat. Aturan ini menempatkan PNS sebagai sebuah profesi yang bebas dari intervensi politik dan akan menerapkan sistem karier terbuka yang mengutamakan prinsip profesionalisme, yang memiliki kompetensi, kualifikasi, kinerja, transparansi, objektivitas, serta bebas dari intervensi politik dan KKN yang berbasis pada manajemen sumber daya manusia dan mengedepankan sistem merit menuju terwujudnya birokrasi pemerintahan yang profesional. Selama ini PNS tidak bisa bersikap netral, mudah terbawa arus politik dan perlu melakukan lobi untuk mendapat promosi jabatan. Substansi yang terkandung dalam Undang-Undang ASN diantaranya ditegaskan bahwa ASN adalah sebuah

bentuk profesi dengan penetapan ASN sebagai sebuah profesi. Untuk itu diperlukan adanya asas, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku, serta pengembangan kompetensi. Mengantarkan Resolusi Mumpuni Resolusi, adalah berkaitan dengan suatu komitmen dalam melaksanakan bukan hanya merencanakan saja. Setelah melakukan studi literatur mendalam tentang bagaimana mencapai goal resolusi, saya mendapatkan kesimpulan bahwa agar resolusi berhasil dan bertahan permanen, ada 5 hal yang wajib diterapkan, yaitu: Theme, Small steps, Consciousness, Relatives, Supporting messages. Untuk lebih jelasnya, akan dibahas sebagai berikut: 1. Theme (Tema) Seringkali kita ingin banyak


hal terjadi dalam hidup kita. Kita ingin mobil dan rumah mewah, ingin rutin berolahraga, ingin langsing. Tapi, apa sih sebenarnya yang mendasari keinginan itu? Mengapa kita ingin bisa rutin berolahraga? Mengapa kita ingin langsing? Setiap keinginan/goal pasti punya motif. Mungkin Anda ingin

punya waktu, misalnya, Anda masih bisa menempuh cara lainnya. Apapun caranya tidaklah masalah selama cara itu bisa membantu Anda memenuhi motif Anda. Nah, inilah prinsip yang harus kita pegang dalam menjalankan resolusi tahun baru. Sekarang, mari kita sepakati

tujuan akhir kita. Kita lupa bahwa goal itu hanyalah salah satu cara untuk mencapai tema, sehingga dengan memperjelas tema, kita tidak lagi terikat pada goal. Jika satu goal tidak berhasil, kita masih bisa mencapai tema kita dengan menjalankan goal lainnya.

rutin berolahraga agar tubuh Anda sehat. Jika tubuh sehat, maka jiwa dan pikiran Anda juga sehat. Jika jiwa dan pikiran sehat, Anda bisa berpikir jernih, sehingga Anda bisa menyelesaikan pekerjaan dengan hasil yang sempurna. Artinya, di balik keinginan untuk bisa rutin berolahraga, tersembunyi sebuah motif, yakni Anda ingin lebih produktif. Berolah raga setiap hari hanyalah salah satu cara untuk mewujudkan motif itu. Artinya, jika Anda tidak bisa membiasakan diri berolahraga karena tidak

untuk menyebut motif sebagai tema dan cara untuk mencapainya sebagai goal. Agar bisa menjalankan resolusi dengan sukses dan mempertahankannya, pertama Anda perlu memperjelas apa tema yang ingin Anda capai di tahun 2017. Memperjelas tema adalah hal yang sangat penting. Mengapa? Agar Anda tidak terikat pada goal Anda. Seringkali, kita frustrasi dan putus asa saat kita tidak berhasil mencapai goal. Tahukah Anda mengapa kita frustrasi dan putus asa? Karena, kita menganggap goal sebagai

2. Small Steps (LangkahLangkah Kecil) Setelah Anda menemukan kejelasan tema apa yang ingin Anda capai di tahun baru, sekarang saatnya untuk menentukan goal-goal untuk mencapainya. Contoh, tema yang ingin Anda capai adalah Anda ingin lebih produktif. Nah, kira-kira apa saja yang dapat Anda lakukan agar Anda bisa lebih produktif? Tuliskan cara/ goalnya sebanyak-banyaknya dan lakukan. Tapi, di sinilah sering terjadi kegagalan. Menentukan tema dan keinginan itu mudah. Setiap orang punya keinginan,

tapi, yang sulit adalah merealisasikannya. Hambatan terbesarnya adalah kita tak terbiasa dengan goal itu. Untuk melakukannya butuh usaha dan kemauan yang besar. Celakanya, seringkali, kemauan kita kalah dengan godaan. Nah, untuk menjamin kesuksesan Anda, Anda perlu membuat goal yang mudah dilakukan, yang tidak mungin Anda gagal melakukannya. Caranya? Bagilah goal itu menjadi goalgoal kecil yang sangat mudah dilakukan, yang tidak mungkin Anda menolak melakukannya karena merasa berat. Contoh, untuk membiasakan diri olahraga 1 jam setiap hari, Anda bisa memulainya dengan larilari kecil selama 30 detik di depan TV. Lari-lari kecil 30 detik tidak membutuhkan kemauan besar, sehingga kemungkinan Anda bisa melakukannya dengan sangat mudah. Dijamin 99% Anda berhasil melakukannya dari detik pertama sampai detik terakhir. Agar semakin enteng melakukannya, jadikan ia kebiasaan dengan cara melakukannya setiap hari. setelah Anda terbiasa, saatnya Anda untuk beranjak ke goal kecil berikutya dan lakukan dengan cara yang sama. 3. Consciousness (Kesadaran) Goal-goal kecil tidak akan bisa dicapai jika kita tidak memulainya. Banyak hal yang membuat kita sulit untuk memulai, salah satunya adalah rasa takut untuk berubah. Ini bisa jadi karena kita belum

Buletin BBPK Jakarta

25


memiliki kesadaran diri. Karena, kesadaran diri akan membuat kita sadar dengan dampak kebiasaan buruk kita terhadap diri sendiri maupun orang lain. Hal demikian kita pun jadi sadar betapa sebuah perubahan baik itu penting untuk dilakukan sehingga kita lebih berani dalam mengambil resiko-resiko dalam melakukan perubahan. Maka, bukan lagi sulit untuk memulai, malahan kita tidak sabar untuk melakukan tindakan perubahan tersebut. Kesadaran diri memang sangat diperlukan jika kita ingin mencapai goal-goal kecil kita. Dengan kesadaran diri, kita bisa mengukur dengan sadar apa yang

perlu kita lakukan untuk mencapainya. Ini berarti kita mempertanyakan 3 hal yang membentuk sebuah tindakan, apa itu? • Ini berarti apa tindakan yang akan kita lakukan. • Ini berarti kapan saat kita melakukannya. • Ini merupakan pemicunya. Apa yang memicu tindakan kita? Katakanlah kita ingin menurunkan berat badan dengan cara mengurangi satu sendok saat kita mengambil nasi. Ketika kita menyadari pemicunya adalah saat kita lapar, maka kita akan mengetahui kapan melakukan tindakan kita, yaitu saat kita sudah selesai mengambil nasi. Ini membuat

kita siap untuk melakukan apa yang ingin kita lakukan, yaitu mengembalikan satu sendok nasi kembali ke tempat nasi. 4. Relatives (Kerabat) Terkadang, meskipun sudah dicatat dan ditempel di tembok, kita tetap lupa melakukan goal-goal kita, atau, terkadang timbul rasa malas dan bosan untuk melakukannya. Nah, untuk menyemangati dan mengingatkan Anda untuk melakukan goal-goal Anda, ceritakanlah resolusi beserta goal-goal untuk mencapainya kepada orang-orang terdekat Anda, khususnya mereka yang mendukung Anda. Mintalah mereka untuk mendukung

Pinterest.com/vision-board

26

Buletin BBPK Jakarta

Anda menjalankan resolusi dengan mengingatkan jika Anda lupa atau sedang malas. Mintalah juga untuk bersedia membantu mencarikan jalan keluar jika Anda menjumpai hambatan di tengah jalan. Mintalah mereka untuk ikut mengawasi perjalanan Anda mewujudkan resolusi. 5. Supportive Messages (Pesan-Pesan yang Mendukung) Agar terus semangat menjalankan goalgoal resolusi Anda, dibutuhkan motivasi. Apa sumber motivasi yang paling powerful? Jawabannya, hal-hal yang Anda anggap paling penting dalam hidup Anda. Hal apa yang Anda anggap paling penting dalam hidup Anda? Keluarga? Kesehatan? Kekayaan? Kemandirian? Kebebasan? Apapun itu, yang pasti ia mampu memotivasi Anda untuk menjalankan resolusi Anda dengan penuh semangat, mampu mendorong untuk tidak mudah menyerah, dan mampu mendorong untuk bersabar menjalankan resolusi Anda. Supportive message adalah pesan-pesan yang mengingatkan akan halhal yang Anda anggap paling penting dalam hidup. Contohnya, Anda menempatkan keluarga sebagai prioritas tertinggi dalam hidup Anda. Artinya, bagi Anda, keluarga adalah hal terpenting. Nah, kita dapat menjadikan keluarga sebagai supporting message. Caranya, saat mulai bosan menjalankan goalgoal resolusi, kita bisa menyemangati diri dengan berkata: “Ingat, keluargamu membutuhkanmu. Kalau kamu tidak berubah menjadi lebih baik, kasihan mereka.


freepik.com

Kalau kamu malas olahraga, nanti kamu mudah terserang penyakit. Kalau kamu mudah terserang berbagai penyakit, siapa yang akan menjaga anak-anak dan istrimu saat kamu jatuh sakit?” “Beri contoh yang baik buat anak-anakmu. Kalau papanya saja malas olahraga, bagaimana anak-anaknya?” “Kalau kamu sehat, jiwa dan pikiranmu juga sehat. Saat jiwa dan pikiranmu sehat, pikiranmu jernih dalam berpikir. Saat pikiranmu jernih dalam berpikir, menyelesaikan pekerjaan rasanya mudah. Tidak perlu stres dan sering lembur. Kalau kamu jarang lembur, kamu punya banyak waktu buat keluargamu. Saat kamu punya banyak waktu buat keluarga, kamu bisa melihat, mengawasi, dan membimbing perkembangan anak-anakmu. Saat kamu bisa mengawasi dan membimbing anak-anakmu, mereka akan

tumbuh menjadi anak-anak yang sukses.” Itulah 5 hal yang perlu kita terapkan agar bisa menjalankan resolusi dengan sukses dan mempertahankannya secara permanen. Tapi, mungkin kita masih ragu dan muncul berbagai pertanyaan dalam diri sendiri: “Bagaimana memulainya?” “Banyak sekali keinginan saya di tahun 2017. Saya tidak tahu mana yang tema dan mana yang goal. Bagaimana menentukannya?” “Bingung, nih, menentukan goal-goal kecilnya. Bagaimana strategi menjalankannya?” “Goal kecil itu ukurannya bagaimana? Apa yang termasuk goal kecil? “Saya tidak tahu apa yang paling penting dalam hidup saya.” “Bagaimana supaya teman mau mendukung resolusi saya?” Resolusi ASN Melihat tulisan diatas, dapat kita simpulkan bahwa sebagai

pegawai ASN, mari kita rencanakan dan laksanakan gerakan perubahan diri dalam mendukung kompetensi demi pelayanan professional. Mulailah dari hal terus berbuat terobosan inovasi dan kreativitas, dalam men-setting pikiran, hati dan perbuatan positif. Hal ini perlu komitmen dalam menjalankannya. Bagaimana jika tahun mendatang kita menjadi pribadi yang benar-benar baru. Hidup kita jauh lebih terorganisir dari tahun-tahun sebelumnya. Setiap hari, kita menjalani hidup dengan penuh semangat. Gaya hidup yang dulu kita jalani kini berubah total. Kebiasaankebiasan merusak yang dulu menjerat diri kini berubah menjadi kebiasaan-kebiasaan yang mendukung kesuksesan. Tidak ada lagi cerita kita menyesal dan menyalahkan diri sendiri karena selalu gagal, kita dan semua orang bangga terhadap dirinya. Gerakan nasional revolusi

mental merupakan contoh yang dimotori oleh pemerintah. Sekarang tinggal user atau diri sendiri apakah kita hanya diam dan tergilas oleh para kompetiter atau kita bergerak dalam perubahan yang lebih baik. Saya sebagai penulis menghimbau agar semua warga dan bangsa Indonesia bersatu untuk menginternalisasi diri dalam tiap pikiran dan perbuatan. Hal ini akan menjadikan ASN seorang professional dalam pelayanannya, serta mewujudkan Indonesia akan lebih maju dan dihormati, juga menjadi cerminan kesatuan dan persatuan dunia.(*am) Referensi

Blog AGUS SETIAWAN. Bagaimana Membuat Resolusi yang Selalu Bisa Anda Capai? Permenpan RB Nomor 25 Tahun 2016 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksanaan bagi PNS di Instansi pemerintah

Buletin BBPK Jakarta

27


RAGAM PENUNJANG PELATIHAN

Miftakhuddiniyah, SKM, M. Epid Widyaiswara BBPK Jakarta

IMPLEMENTASI GERMAS DALAM PENYELENGGARAAN PELATIHAN DI BBPK JAKARTA A. Mengapa perlu GERMAS? Saat ini, Indonesia tengah mengalami perubahan pola penyakit yang sering disebut transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes, dan lain-lain. Di masa lalu, persoalan penyakit menular merupakan masalah yang paling utama. Saat ini, masalah kesehatan terbesar justru pada penyakit tidak menular (PTM). Data menunjukkan bahwa periode 1990-2015, kematian akibat PTM meningkat dari 37% menjadi 57%. Di sisi lain, kematian akibat penyakit menular menurun dari 56% menjadi 38%. Meningkatnya kejadian PTM berdampak pada meningkatnya pembiayaan pelayanan kesehatan yang harus ditanggung oleh masyarakat dan pemerintah. Selain itu juga menurunnya produktivitas masyarakat, menurunnya daya saing negara, dan pada akhirnya mempengaruhi kondisi sosial ekonomi masyarakat itu sendiri. HL Bloom (1908) menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh 4 faktor, yakni: perilaku, lingkungan, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Faktor ‘perilaku’ dan ‘lingkungan’ memegang peran lebih dari 75% dari kondisi derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan data Riskesdas 2007 & Riskesdas 2013, ada sejumlah faktor risiko perilaku kesehatan yang terjadi, yakni penduduk kurang aktivitas fisik (26,1%), perilaku merokok penduduk sejak usia dini (36,3%), penduduk >10 tahun kurang konsumsi buah dan sayur (93,5%), penduduk >10 tahun minum minuman beralkohol (4,6%). Kesehatan masyarakat erat kaitannya dengan perilaku dan lingkungan. Terutama perilaku, hampir 90 persen penyakit berkategori PTM seperti kanker, HIV-AIDS, diabetes, dll, sebenarnya bisa dicegah dengan melakukan perilaku hidup bersih dan sehat.

28

Buletin BBPK Jakarta

Perbaikan lingkungan dan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat perlu dilakukan secara sistematis dan terencana oleh semua komponen bangsa. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) menjadi sebuah pilihan dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang lebih baik. Dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017, menginstruksikan kepada seluruh lapisan masyarakat, lintas kementerian dan lintas sektor, baik pemerintah pusat dan daerah, swasta, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, serta masyarakat, untuk bersama-sama berkontribusi menciptakan gerakan masyarakat hidup sehat. B. Apa itu GERMAS ? GERMAS atau Gerakan Masyarakat hidup sehat, merupakan gerakan nasional yang diprakarsai oleh Presiden RI yang mengedepankan upaya promotif dan preventif, tanpa mengesampingkan upaya kuratif-rehabilitatif dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam memasyarakatkan paradigma sehat. Untuk menyukseskan GERMAS, tidak bisa hanya mengandalkan peran sektor kesehatan saja. Peran Kementerian dan Lembaga di sektor lainnya juga turut menentukan, dan ditunjang peran serta seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari individu, keluarga, dan masyarakat dalam mempraktikkan pola hidup sehat, akademisi, dunia usaha, organisasi kemasyarakatan, dan organisasi profesi dalam menggerakkan anggotanya untuk berperilaku sehat; serta Pemerintah baik di tingkat pusat maupun daerah dalam menyiapkan sarana dan prasarana pendukung, memantau dan mengevaluasi pelaksanaannya. GERMAS dapat dilakukan dengan cara: melakukan aktifitas fisik, mengkonsumsi sayur dan buah, tidak merokok, tidak mengkonsumsi alkohol, memeriksa kesehatan secara rutin, membersihkan lingkungan, dan menggunakan jamban. Pada tahap awal, GERMAS secara nasional dimulai dengan berfokus pada tiga kegiatan, yaitu: 1) Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari, 2) Mengkonsumsi buah dan sayur; dan 3) Memeriksakan kesehatan secara rutin. C. Bagaimana Implementasi GERMAS dalam Penyelenggaraan Pelatihan di BBPK Jakarta BBPK Jakarta sebagai Unit PelaksanaTeknis (UPT) di lingkungan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kesehatan Kemenkes, mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dan pelatihan serta pengembangan sumber daya manusia kesehatan dan masyarakat. Pengembangan SDM merupakan upaya menghilangkan terjadinya kesenjangan (gap) antara kemampuan yang dimiliki seseorang karyawan/ pegawai dengan target kerja yang dikehendaki organisasi. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan kemampuan pegawai dengan cara menambah pengetahuan dan keterampilannya. Secara umum tujuan dari diklat adalah untuk memberikan kesempatan kepada pegawai dalam meningkatkan kecakapan dan keterampilan. Dalam rangka ikut serta mengimplementasikan GERMAS, BBPK Jakarta menginsertkan beberapa kegiatan GERMAS dalam penyelenggaraan pelatihan, antara lain : 1. Memasukkan jadwal olah raga dan mewajibkan peserta pelatihan untuk melakukan olah raga setiap hari setelah subuh s.d. pukul 06.00 pagi. Pada jadwal tertentu, BBPK Jakarta memfasilitasi dengan instruktur senam bagi peserta. Untuk hari lain yang tidak ada instruktur senam, peserta diberi kebebasan memilih jenis olah raga yang disukainya, seperti tenis, futsal,


bulutangkis, volley, basket; tenis meja, bilyard, fitness, sepeda, dll. 2. Melakukan peregangan setiap pukul 10.00 dan 14.00 WIB dengan dipandu cealing speaker ditiap ruangan untuk peserta pelatihan, tamu, dan pegawai yang ada di BBPK Jakarta. Untuk didalam kelas, terkadang fasilitator melakukan improvisasi senam peregangan dengan video yang dimiliki. 3. Menyediakan menu makanan dan snack untuk peserta pelatihan dengan memperbanyak sayur dan buah. BBPK Jakarta menyiapkan hidangan buah yang divariasi dengan snack yang lain pada menu snack pagi, sore dan malam. Biasanya berupa buah utuh, seperti jus, rujak, es serut, salad, dan variasi lainnya. Demikian pula untuk menu makan besar, biasanya dihidangkan menu sayur dengan 2 jenis variasi sayuran dan lauk, serta dilengkapi dengan buahbuahan.

4. Membentuk tim kesehatan (medis dan paramedis), menyediakan klinik, dan ambulance, yang siap bertugas bila dibutuhkan. Selain itu juga ada tensimeter automatic yang dapat dimanfaatkan oleh peserta pelatihan dan tamu yang berkunjung ke BBPK Jakarta. Tensimeter tersebut dapat digunakan secara mandiri karena dilengkapi dengan petunjuk penggunaan. 5. Memberlakukan Kawasan bebas asap rokok di lingkungan BBPK Jakarta. Pada setiap overview program pelatihan diawal pelatihan, disampaikan kepada seluruh peserta pelatihan tentang kawasan bebas rokok dan larangan merokok di lingkungan kampus BBPK Jakarta. BBPK Jakarta memberlakukan penilaian disiplin, salah satunya adalah larangan keras untuk tidak merokok. Bahkan didalam Peraturan Kepala LAN tentang pedoman penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan dan Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS, kode etik perilaku menyebutkan bahwa apabila ditemukan peserta merokok, maka akan diberikan sanksi berupa surat

teguran. Apabila sampai kali ketiga masih melanggar, maka peserta dipulangkan ke instansi asal peserta. BBPK Jakarta juga menyelenggarakan beberapa kegiatan dalam rangka mengimplementasikan germas untuk masyarakat yang tinggal di sekitarnya, antara lain : 1. Mengadakan pertandingan olah raga bagi pegawai dan peserta, bahkan kantor kesehatan yang ada dilingkungan BBPK Jakarta pada perayaan event-event tertentu. 2. Pemeriksaan dan konsultasi kesehatan gratis bagi pegawai dan masyarakat pada kegiatan Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) “Delima� setiap bulannya bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Cilandak.

lingkungan sekitar BBPK Jakarta akan terus berlanjut dan lebih berkembang serta inovatif lagi dalam penerapannya. Salam Sehat... dan Salam Cerdik!! Referensi Instruksi Presiden No.1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Permenkes No.2361/MENKES/PER/ XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Pelatihan Kesehatan Perkalan No.19 Tahun 2015 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III. www.depkes.go.id/article. GERMAS Wujudkan Indonesia Sehat. Selasa, 15 November 2016. www.bppsdmk.kemkes.go.id/berita. Germas Sebagai Wujud Indonesia Sehat. 2016. Warta KESMAS Edisi 01 Tahun 2017, Kemenkes RI.

Harapan kami, implementasi GERMAS yang dilakukan BBPK Jakarta bagi peserta pelatihan dan masyarakat yang tinggal di

Buletin BBPK Jakarta

29


RAGAM PENUNJANG PELATIHAN Agung Jaya Endranto, SKM Widyaiswara Muda Bapelkes Yogyakarta agungjayae@gmail.com

PENGARUH HANDPHONE PADA PELATIHAN Envato Elements/license/Harry Wasis

PENDAHULUAN

30

Dalam era teknologi ini, handphone menjadi barang yang lazim dimiliki oleh semua orang. Dua puluh tahun lalu, harga handphone masih mahal. Begitu juga dengan kartu perdananya juga mahal. Kini dengan uang beberapa ratus ribu, kita sudah bisa memiliki sebuah handphone, sehingga di masyarakat semua kalangan sudah memiliki handphone. Ingin spesifikasi handphone yang lebih baik, tentu harus mengeluarkan uang lebih banyak lagi, bahkan ada yang seharga lebih dari sepuluh juta rupiah. Handphone yang awalnya hanya untuk mengirim pesan singkat (sending a short message/ sms) dan telepon, dengan munculnya sistem operasi berbasis Android dan peningkatan kemampuan hardware, fungsi handphone tidak lagi sekedar untuk sms dan telepon. Telah banyak perubahan pada fungsi handpone. Pada handphone dengan layar sentuh (touchscreen) berbasis android dengan adanya “Play Store” tinggal menambah fungsi-fungsi lain sesuka dan sebanyak yang kita mau, baik yang gratis maupun berbayar. Tentu saja harus punya internal memori dan eksternal memori/MMC dengan kapasitas yang cukup besar.

mini komputer atau mini laptop. Tanpa harus membawa laptop atau PC yang besar, semua kemudahan itu sudah ada dalam genggaman, mau handphone yang kecil, bisa dikantongi dan mudah dibawa kemana-mana.

Mau tahu jalan yang dilalui antara kota A dengan kota B? tinggal pilih Maps. Mau tahu jalan mana yang lancar dan macet? tinggal pilih Waze. Mau tahu arah kiblat? tinggal pilih Kompas Kiblat. Mau baca Quran atau suara qoriahnya di HP? klik aja Quran. Mau buka email? klik Gmail. Mau dengar suara macam-macam burung? klik Kicau Burung. Senang dengan game Angry Birds, klik Angry Birds. Mau BBM-an, nggak perlu harus punya handphone Blackberry, sudah tersedia BBM android. Mau selfie, tinggal klik Kamera. Mau video conference, klik Skype atau Line. Mau browsing internetan juga bisa. Dan masih banyak lagi lainnya. Fungsi-fungsi yang dulu ada di laptop atau PC (personal computer) sekarang sudah ada di handphone bahkan dalam beberapa hal melebihi laptop. Boleh dibilang, handphone adalah

5. Membiarkan peserta pelatihan tetap terhubung dengan “dunia luar” melalui handphone dan lain-lain.

Buletin BBPK Jakarta

Bukan hanya orang dewasa yang begitu melekat dengan handphone. Anak kecil seusia 2 tahun pun sudah pintar menggunakan handhpone, seperti main game dan memoto. Apalagi dengan menu yang touchscreen, memudahkan pemakaian handphone. Handphone menjadi barang yang selalu ada ketika dimanapun kita berada. Dalam pelatihan pun barang ini selalu menempel tidak jauh dari pemiliknya. Bila pelatihan tanpa membawa handphone seperti ada sesuatu yang hilang. Namun peserta tidak selalu bisa menempatkan diri dalam menggunakan handphone, bahkan ketika fasilitator sedang berbicara, tetap saja handphone yang diperhatikan. Dalam blognya, Julius Runtu dari Fakultas Bisnis Unika Widya Mandala Surabaya mengutip Nestor dari majalah Training vol. 30 (10) tahun 2000 tentang Five Surefire Ways to Waste Your Dollars Training atau 5 cara memboroskan biaya pelatihan, yaitu: 1. Kegagalan dalam menentukan akar masalah dari suatu persoalan yang ingin diatasi dengan pelatihan 2. Mendesain pelatihan tanpa masukan dari calon peserta pelatihan dan supervisornya 3. Mengeluarkan salah satu atau beberapa peserta pelatihan untuk sementara waktu dari tempat pelatihan karena dibutuhkan organisasi 4. Tidak menyiapkan sarana pendukung dalam organisasi untuk implementasi hasil pelatihan

Julius menanyakan: dari 5 cara itu, cara manakah yang paling berpengaruh dalam membuat suatu pelatihan hanya menjadi tempat untuk pemborosan biaya? Dari 35 komentar yang masuk, distribusi yang memilih 5 jawaban diatas (dalam persen) ditunjukkan dalam grafik. 40.0

37.1

35.0

28.6

30.0

22.9

25.0 20.0 15.0 10.0 5.0

5.7

5.7

Gagal Desain Peserta keluar menentukan pelatihan karena akar masalah tanpa masukan dibutuhkan organisasi calon peserta

Sarana pendukung tidak siap

Membiarkan HP


Dari grafik tersebut, penyebab paling tinggi dari pemborosan pelatihan ada pada gagal menentukan akar masalah. Suatu organisasi ketika mengadakan pelatihan semestinya didahului dengan suatu kajian yang disebut TNA (Training Need Assessment) untuk mengetahui permasalahan yang ada yang bisa diatasi dengan pelatihan. Namun antara kondisi ketika dilakukan TNA dengan ketika pelatihan bisa saja berbeda. Misalnya antara peserta yang dianalisis dengan peserta yang datang berbeda; materi pelatihan dengan kebutuhan peserta tidak match.

Dari grafik di atas, terlihat pengaruh handphone terhadap kegagalan/ pemborosan pelatihan cukup besar, yaitu 22,9%. Menurut mereka, sulit memisahkan manusia dengan handphone/gadget sehingga pengaruh “dunia luar” sulit terlepas pada saat pelatihan berlangsung. Akibatnya adalah peserta tidak fokus, tidak konsentrasi dan tidak dapat menyerap apa saja yang diajarkan pada saat pelatihan. Dalam TNA, fungsi pelatihan adalah menutup gap (kesenjangan) antara apa yang terjadi dengan apa yang diharapkan. Namun bila dalam pelatihan peserta banyak fokus ke handphone, fungsi tadi menjadi tidak berjalan baik. Artinya gap itu masih akan tetap ada. Dalam slide ‘Bagaimana Daya Ingat Bekerja,’ Muhammad Noer dari www. presentasi.net menuliskan bahwa tidak semua informasi yang kita pelajari akan bisa dimasukkan ke dalam ingatan jangka panjang. Artinya akan ada ‘kebocoran’ informasi yang diterima fasilitator ke peserta, misalnya karena faktor lupa/daya ingat. Peserta yang memperhatikan saja masih bisa ‘bocor’, apalagi yang tidak memperhatikan misalnya main handphone. Peserta yang banyak menggunakan handphone, tingkat ‘kebocorannya’ semakin tinggi, dengan demikian tujuan pelatihan agar pengetahuan, sikap dan keterampilan peserta agar meningkat, menjadi tidak tercapai. PENGARUH HANDPHONE PADA PELATIHAN

Sebagai alat komunikasi jarak jauh, handphone menjadi andalan siswa untuk berinteraksi dengan teman-temannya. Hal ini bisa mempermudah siswa dalam mengkoordinasi teman-temannya bila ingin belajar kelompok atau mengerjakan tugas bersama.

Envato Elements/license/Harry Wasis

Handphone diciptakan untuk memudahkan kehidupan, dan sudah terbukti bahwa hidup siswa pun memang cukup terbantu oleh keberadaan handphone. Misalnya, di luar jam sekolah, siswa bisa berkomunikasi dengan temannya untuk menanyakan materi tugas atau Pekerjaan Rumah tanpa harus keluar rumah yang bisa menghabiskan banyak waktu.

Handphone bisa menyimpan suatu data dan mudah dibawa kemanamana, ini tentu sangat berguna. Manfaat handphone misalnya siswa bisa mencatat materi pelajaran dan bisa menghapalnya di mana pun dan kapan pun. Contoh lain, siswa mencatat beberapa informasi penting dan menyimpannya dalam handphone, misal pengumuman ujian, atau sebuah buku yang dilihatnya di toko buku, dll.

Handphone memiliki fitur-fitur hiburan, seperti musik (MP3) atau

Penelitian tentang pengaruh handphone terhadap pelatihan mungkin belum banyak dilakukan. Tetapi penelitian tentang dampak handphone terhadap prestasi belajar siswa pernah dilakukan, antara lain di SMPN Negeri 2 Mataram, NTB dan remaja, dengan hasil sebagai berikut: Fakta Positif • Siswa tidak gagap teknologi, siswa dapat mengikuti perkembangan era teknologisasi dunia dan siswa dapat

lebih produktif, efektif dan efisien dalam waktu, energi dan biaya karena ada sarana komunikasi yang memudahkan urusannya. Siswa dapat mencari informasi tentang materi pelajaran dengan melakukan search lewat handphone melalui internet.

game. Fitur ini bisa menghibur para siswa yang mungkin penat saat belajar, dengan demikian otak siswa akan kembali segar dan mampu menampung materi pelajaran dengan baik. Fakta negatif • Banyak siswa yang tersita waktu luangnya untuk menggunakan handphone melakukan sms-an atau saling telepon, dan bukan untuk belajar. • Ketika proses belajar mengajar sedang berlangsung di dalam kelas siswa memilih sibuk dengan handphone mereka. • Sebagian siswa menggunakan alat komunikasi tersebut untuk saling berkomunikasi ketika saat ulangan/ ujian. • Banyak siswa yang menyimpan hal-hal yang berbau pornoaksi dan pornografi. • Hal negatif handphone yang mungkin paling menonjol adalah fitur internetnya. Walau memudahkan siswa untuk mencari informasi pelajaran, pada kenyataannya hampir semua siswa menggunakan fitur ini untuk hiburan semata. Apakah hal tersebut salah? Tentu saja tidak, asalkan digunakan sesuai kapasitas. Namun faktanya, cukup banyak prestasi siswa yang menurun hanya karena terlalu asyik dengan dunia maya yang ada di dalam handphone, misalnya asyik dengan jejaring sosial yang kini sedang marak. • Selain fitur internet, fitur game dalam handphone pun cukup mempengaruhi prestasi belajar siswa di sekolah. Sama seperti internet, game tidak akan merugikan bila digunakan sesuai aturan dan memiliki batasan. Tetapi pada umumnya siswa malah keasyikan bermain game dan lupa untuk belajar. •

Hal negatif lain adalah penggunaan handphone di saat ujian. Hal seperti ini sudah sering sekali ditemukan di sekolah-sekolah di Indonesia. Keberadaan handphone yang digunakan untuk menyontek, mungkin memang akan meningkatkan nilai ujian, tapi akan sangat memperburuk mental siswa. Mereka menjadi selalu tergantung pada teman atau pada contekan yang disiapkan di dalam handphone. Bila nilai bagus tidak seiring dengan kecerdasan, hal ini sangat merugikan sekali. Bersambung ke halaman 40

Buletin BBPK Jakarta

31


LIPUTAN KHUSUS

Ati Dwi Kurniati

(Subbid. Pengkajian & Pengembangan)

Pendahuluan Proses pembelajaran dalam suatu pelatihan dapat berjalan dengan baik, apabila perangkat pendukungnya terfasilitasi dengan baik pula. Apa saja yang termasuk perangkat pendukung tersebut? Beberapa perangkat yang mendukung keberhasilan suatu proses pembelajaran, yaitu adanya fasilitator atau narasumber yang kompeten, peserta yang aktif dalam berpartisipasi dalam proses, tempat belajar yang aman dan menyenangkan, dan yang tidak kalah pentingnya adalah Kurikulum Pelatihan. Menurut Moh. Yamin dalam bukunya “Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan� (2012), dikatakan bahwa pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar. Sejumlah pakar kurikulum berpendapat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum. Hal ini juga berlaku pada kegiatan pelatihan. Pengertian Kurikulum Pengertian kurikulum menurut Pusdiklat Aparatur SDM Kesehatan dalam buku Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan di Bidang Kesehatan (2016) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar. Mengutip pengertian kurikulum dari situs “e-jurnal�, kurikulum menurut pengertian tradisional yaitu sejumlah dari mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang harus ditempuh, dijalani, dipelajari dan dikuasai oleh para peserta didik untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau untuk mendapatkan Ijazah atau untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. (http:// www.e-jurnal.com/2013/12/pengertiankurikulum.html). Dengan demikian, kurikulum harus mampu memberikan arah dan membuka mindset peserta pelatihan. Kurikulum harus mampu menggiring peserta pada pendidikan kontekstual, bukan tekstual. Fungsi kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan dan penjabaran visi tergantung pada kecakapan guru dan proses evaluasi belajar. Kurikulum yang hebat akan berhasil dibentuk ketika proses pembahasan dan rancangan kurikulum sesuai dengan kebutuhan di lapangan (Moh.Yamin, 2012).

32

Buletin BBPK Jakarta

SEMINAR PENYUSUNAN KURIKULUM PELATIHAN Kurikulum Pelatihan Dalam dunia pelatihan, tidak berbeda jauh dengan dunia pendidikan, dimana dalam proses pembelajaran pada suatu pelatihan harus berpedoman pada kurikulum pelatihan. Kurikulum pelatihan merupakan hasil dari kegiatan pengkajian kebutuhan pelatihan atau yang kita kenal dengan istilah TNA (Training Needs Assessment). Hasil dari TNA akan diperoleh kebutuhan pelatihan pegawai sebagai akibat dari ditemukannya kesenjangan atau diskrepansi antara kebutuhan dan kondisi kinerja yang dimiliki. Salah satu intervensi dalam mengatasi adanya diskrepansi tersebut, yaitu melalui pelatihan. Untuk itu perlu dirancang kurikulum pelatihan yang sesuai dengan prioritas kebutuhan pegawai dalam rangka meningkatkan kemampuan teknisnya dalam pelaksanaan tugas. Kurikulum pelatihan adalah satu hal yang penting dalam menentukan keberhasilan suatu pelatihan guna mencapai tingkatan kompetensi peserta latih yang diharapkan. Oleh karena itu, dalam merancang kurikulum pelatihan dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan teknik tertentu. Hal ini dapat dipelajari baik oleh Widyaiswara maupun tenaga teknis kediklatan di Sub Bidang Pengkajian dan Pengembangan, Bidang Pengembangan dan Pengendalian Mutu. Seminar Kurikulum Bertempat di kampus Cilandak BBPK Jakarta, pada tanggal 4 Desember 2017 diselenggarakan Seminar Penyusunan Kurikulum, dengan tujuan memberikan bekal pengetahuan tentang menyusun kurikulum yang baik,. Narasumber seminar adalah Dr. Rusman, M.Pd, yang merupakan dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Seminar diikuti oleh Widyasiwara, Pejabat Strukural, dan Staf teknis di lingkungan BBPK Jakarta. Beberapa hal yang disampaikan dalam seminar adalah strategi sistemik penyusunan kurikulum, mencakup: 1) Deskripsi pekerjaan, 2) Analisis tugas 3) Penetapan kemampuan, 4) Penetapan pengetahuan, sikap, dan keterampilan, 5) Kebutuhan pelatihan, 6) Perumusan tujuan kurikulum, 7) Kriteria keberhasilan, 8) Konten/ isi kurikulum, 9) Strategi pelatihan, 10) Uji program di lapangan, 11) Penilaian. 12) Perbaikan dan penyesuaian, 13) Pelaksanaan kurikulum, 14) Pemantauan pelaksanaan kurikulum. Selain itu juga disampaikan tentang model kurikulum pelatihan, terdiri dari Subject Academic; menekankan pada pengembangan disiplin ilmu (academis skill), Humanistic; menekankan pada pengembangan pribadi individu (interpersonal skill), Social Reconstruction; menekankan pada hubungan sosial & pemecahan masalah di masyarakat (social skill), dan Competence Curriculum; menekankan penguasaan kompetensi secara holistic hubungannya dengan bidang pekerjaan (profesional skill). Bapak Rusman, menjelaskan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang merupakan suatu model kurikulum yang memfokuskan pada penguasaan kemampuan atau kompetensi-kompetensi khusus (soft skill dan hard skill) yang berkenaan dengan tugas peran dalam pekerjaannya. Hasil akhir pelatihan dengan KBK yaitu peningkatan dan keseimbangan antara soft skills dan hard skills dari peserta pelatihan yang meliputi aspek Keterampilan, Pengetahuan, dan Sikap. Kurikulum pelatihan yang berbasis kompetensi meliputi materi pelatihan, metode penyampaian, proses pembelajaran setiap materi, proporsi dan alokasi waktu. Berikut ini bagan prosedur pengembangan KBK.


Penjelasan bagan: Tahap 1: Analisis kebutuhan atau TNA Melakukan penilaian terhadap berbagai kebutuhan, dengan menganalisis kondisi kompetensi yang ada saat ini (existing) dengan kondisi dan tuntutan yang seharusnya atau yang diharapkan (expected), sehingga akan ditemukan gap (discrepency). Tahap 2: Merumuskan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Penyusunan kompetensi dapat dilakukan dengan merujuk pada analisis jabatan kerja yang diturunkan dari strategi kebijakan, tujuan, sasaran dan organisai kemudian dijabarkan dalam aktivitas dalam proses kerja, diuraikan dalam rumpun jabatan (job families). SK maupun KD diuraikan pada dua jenis kompetensi, yaitu: soft competency dan hard competency. Tahap 3: Merumuskan Struktur Kurikulum Struktur kurikulum dirumuskan setelah kompetensi dirumuskan dan telah ditentukan mata-mata latih. Komponen dalam Struktur Kurikulum meliputi: (1) Rumpun Mata Latih (2) Mata Latih (2) Level/Jenjang, (3) Alokasi Waktu/JP. Tahap 4: Merumuskan GBPP dan SAP (Satuan Acara Pelatihan) GBPP adalah rencana pelatihan yang dirancang untuk satu program kegiatan. Komponen dalam GBPP terdiri atas: (1) Nama Mata Latih 2) Bobot/SKS, (3) Tim WI, (4) Deskripsi Mata Latih, (5) Standar Kompetensi, (Uraian Keg. Pelatihan) Simpulan Penyusunan kurikulum dan modul pelatihan memerlukan keterampilan yang cukup rigid untuk diperolehnya kurikulum dan modul pelatihan yang dapat membawa perubahan tingkah laku peserta latih. Akan lebih baik lagi apabila dapat membawa perubahan sikap peserta terhadap konteks penerapan substansi materi dalam pelaksanaan tugas di tempat kerja. Untuk itu, perlu dibuat kurikulum berbasis kompetensi guna mendapatkan perubahan tingkah laku dan sikap yang merupakan bagian dari kompetensi hard skill dan soft skill peserta. Ketika menyusun kurikulum perlu memperhatikan ranah Kognitif, Afektif dan Psikomotorik (Taksonomi Bloom). Menterjemahkan metode pelatihan disesuaikan kebutuhan (tidak ada aturan baku). Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut. Dengan demikian, aspek kognitif adalah sub taksonomi yang mengungkapkan kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis sampai ke tingkat yang paling tinggi yaitu evaluasi. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu: Receiving atau attending (menerima atau memperhatikan), Responding (menanggapi) mengandung arti “adanya partisipasi aktifâ€?, Valuing (menilai atau menghargai), Organization (mengatur atau mengorganisasikan), Characterization by evalue or calue complex (karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai).

Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan dan hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungankecenderungan berperilaku). Ranah psikomotor adalah berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat, melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar keterampilan (psikomotor) dapat diukur melalui: (1) pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku peserta didik selama proses pembelajaran praktik berlangsung, (2) sesudah mengikuti pembelajaran, yaitu dengan jalan memberikan tes kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, dan sikap, (3) beberapa waktu sesudah pembelajaran selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya. (http://abazariant.blogspot. co.id/2012/10/definisi-kognitif-afektifdan-psikomotor.html). Disamping itu, seiring dengan perkembangan teknologi dan komunikasi, serta adanya hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan terhadap kurikulum pembelajaran, tidak menutup kemungkinan munculnya berbagai pemikiran atau ide-ide baru atau inovasi terhadap pelaksanaan kurikulum pelatihan tersebut untuk memecahkan masalah yang timbul dan mempermudah dalam proses pembelajaran agar dapat dipahami peserta dengan baik, dengan cara yang sangat mudah. Namun demikian, dalam melakukan perubahan atau inovasi dalam pelaksanaan kurikulum pelatihan ada kemungkinan mengalami kegagalan, seperti hambatan geografis, hambatan ekonomi yang tidak memadai, hambatan sosial kultural, dan lain sebagainya. Referensi

Kementerian Kesehatan RI, Pedoman Penyusunan Kurikulum dan Modul Pelatihan di Bidang Kesehatan, Pusdiklat Aparatur, Jakarta, 2016. Rusman, Dr., M.Pd, Penyusunan Kurikulum (hand out), disampaikan pada Workshop Penyusunan Kurikulum 4 Desember 2017. Sanjaya, Wina, Prof.Dr.H., M.Pd, Kurikulum dan Pembelajaran, Kencana, Jakarta, 2008. Yamin, Moh., Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan, Diva Press, Yogyakarta, 2012. http://abazariant.blogspot.co.id/2012/10/ definisi-kognitif-afektif-dan-psikomotor. html, Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor, diunduh 10 Desember 2017.

Buletin BBPK Jakarta

33


RAGAM PENUNJANG PELATIHAN

The Leadership Challenge, dimana akhirnya akan menemukan 5 praktik kepemimpinan teladan.

Syahroni, S.Sos, MAP

Widyaiswara BBPK Jakarta

5 PRAKTIK KEPEMIMPINAN TELADAN Dalam memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen, seorang pemimpin harus bisa memadukan unsur-unsur kekuatan diri, wewenang yang dimiliki, ciri-ciri kepribadian dan kemampuan sosial untuk bisa mempengaruhi perilaku orang lain. Pemimpin pada hakikatnya adalah seorang yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi perilaku orang lain di dalam kerjanya dengan menggunakan kekuasaan. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk mengarahkan dan mempengaruhi bawahan sehubungan dengan tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Menurut Stoner (1998) Leadership is about going somewhere, which means you need to know where you’re going and to keep focused on vision and strategy. But there are two faces of leadership. If you want people along the journey who can help you get there, then you need to keep one eye on where you’re going and the other on your team. Kepemimpinan adalah tentang pergi ke suatu tempat, yang berarti Anda perlu tahu tujuan Anda dan tetap fokus pada visi dan strategi. Tapi ada dua bentuk kepemimpinan. Jika Anda ingin orang-orang sepanjang perjalanan yang bisa membantu Anda sampai di sana, maka Anda perlu mengarahkan ke tempat tujuan Anda dan yang lainnya di tim Anda. Menurut Sadler

34

Buletin BBPK Jakarta

If you don’t see development as a key leadership responsibility, you will lose some of your best people before you notice them. Jesse Lyn Stoner (2013) Kepemimpinan adalah suatu proses atau aktifitas mempengaruhi perilaku yang menjadi panutan interaksi antar pemimpin dan pengikut serta pencapaian tujuan yang lebih riil dan komitmen bersama dalam pencapaian tujuan dan perubahan terhadap budaya organisasi yang lebih maju. Kepemimpinan juga sering dikenal sebagai kemampuan untuk memperoleh konsensus anggota organisasi untuk melakukan tugas manajemen agar tujuan organisasi tercapai.

Leadership is ultimately about creating a way for people to contribute to making something extra ordinary happen. Alan Keith, Lucas Digital Kepemimpinan pada dasarnya adalah mengenai penciptaan cara bagi orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar biasa. Kasus kepemimpinan di bawah ini diambil dari buku

Lindsay tidak memiliki bayangan dari besarnya tugas yang akan dihadapinya, khususnya sebagai seorang wanita berusia 29 tahun yang selama ini tidak pernah berurusan dengan oli mesin. Ia mengambil alih usaha milik keluarga ini (didirikan oleh kakek moyangnya), hanya beberapa tahun setelah menyelesaikan kuliahnya. Walaupun ia mernpunyai pengalaman kerja di berbagai lini dalam usaha keluarganya, yang sering kali ia lakukan selagi remaja di saat musim panas atau liburan, namun hingga saat ini ia hanya tahu sedikit mengenai mesin mobil dan seluk beluk perusahaannya. Sejauh yang ia ketahui, seperti dikatakannya, “bisnis ini benar-benar menempatkan orang sebagai tokoh utamanya, dan bahwa kemampuan kita dalam rnemberikan pelayanan yang mengagumkan kepada pelanggan tidak terlepas dari orang-orang yang terlibat di dalamnya, dan dari usaha untuk membuat mereka merasa termotivasi, diberdayakan, serta dapat dipercaya. Mereka ingin merasa bahwa mereka tahu apa yang dipertaruhkan perusahaan dan bagaimana caranya agar mereka membuat perubahan. Jika kita tidak benar-benar memiliki komitmen terhadap orang-orang kita sendiri, bagaimana kita dapat méngharapkan mereka untuk berkomitmen dengan sepenuh hati kepada pelanggan kita? Salah satu cara pertama yang dilakukan Lindsayadalah dengan rnengadakan diskusi kelompok dengan beberapa pelanggannya, merekamnya dengan video dan memutarnya kembali di hadapan para pegawai. Hasilnya amat mengejutkan. Rekaman tersebut memperlihatkan bahwa asumsi yang selama ini berlaku mengenai pekerjaan yang dilakukan di Whites tidak didukung oleh bukti-bukti yang ada. Hal ini semakin diperkuat oleh kenyataan bahwa setiap pegawai menyadari betul bahwa banyak dari para pelanggan secara pribadi menyampaikan keluhannya dan para pegawai tersebut juga dapat merasakan bahwa kepada merekalah sebenarnya sebagian keluhan itu ditujukan. Persoalan yang ada mulai dari buruknya perbaikan yang dilakukan, kesalahan penagihan, hingga terjadinya miskomunikasi seperti tidak memberi tahu pelanggan manakala mobil sudah siap diambil kembali. Pelanggan merasa diperlakukan seperti komoditas. Mereka tidak peduli dengan departemen apa mereka berurusan, mereka hanya ingin mobil

LEADERSHIP

Ilmu dan seni kepemimpinan


mereka diperbaiki. Sebagai langkah awal, Lindsay bertanya kepada orang-orang mengenai perubahan seperti apa yang mereka inginkan dan rneminta mereka untuk membentuk kelompok-kelompok kecil, yang terdiri dari sukarelawan, untuk mengimplementasikannya. Lindsay juga membuat komitmen untuk pelatihan: “Reparasi mobil telah menjadi sebuah proses pembelajaran, membutuhkan otak setara dengan otot. Enam belas jam selama sebulan 10 persen dari waktu kerja-telah dan akan terus, dialokasikan bagi pelatihan. Ia mengakui bahwa hal ini mahal dan menarik orang dari pekerjaannya tidaklah selalu menyenangkan, namun ini merupakan strategi jangka panjang yang menguntungkan dalam dua arah. Pertama, adalah transfer keahlian menjadi suatu kenyataan dan orang-orang yang telah mendapat pelatihan (meliputi keahlian teknis dan cata berkomunikasi dengan orang) akan melatih orang-orang lainnya yang terlibat dalam pekerjaan. Kedua, adalah bottom line effect, di mana pendapatan dan pertumbuhan naik berlipatlipat, menambah banyak penghargaan yang diberikan baik dari dalam maupun luar industri. Lindsayjuga menyadari bahwa orang tidak akan dapat berhenti, berkomunikasi, dan tidak ada istilah cukup dalam berkomunikasi dengan orang. Kami menemukan kepemimpinan teladan di manapun kami melihat. Terkadang peluang kepemimpinan langsung rnenantang Anda seperti halnya yang terjadi pada Lindsay Levin, terangkai dalam Lima Praktik Kepemimpinan Teladan adalah perilaku yang dapat berfungsi sebagai dasar untuk mempelajari kepemimpinan. Mari kita lihat kepemimpinan dari sudut pandang pengikut. Jika kepemimpinan adalah sebuah hubungan, seperti telah kami ungkapkan, lalu apa yang diharapkan orang dari hubungan tersebut? Apa yang dicari dan dikagumi orang dari seorang pemimpin? Apa yang diinginkan orang dari seseorang yang arahannya akan sudi mereka ikuti? Meskipun ada banyak perbedaan dari cerita para individu, pengalaman pribadi mengenai kepemimpinan terbaik yang berhasil disimak dan dikumpulkan menghasilkan pola tindakan yang sama. Di saat pemimpin dalam keadaan personalbest-nya, mereka biasanya terlibat dalam lima praktik dari kepemimpinan teladan, yaitu:

PRAKTIK

1. Mencontohkan caranya (Model the Way)

2. Menginspirasikan visi bersama (Inspire a Shared Vision)

3. Menantang proses (Challenge the Process)

4. Memungkinkan orang lain bertindak (Enable Others to Act)

KOMITMEN 1. Temukan suara hati Anda dengan memperjelas nilai-nilai pribadi Anda. 2. Beri contoh dengan menyelaraskan tindakan dengan nilainilai bersama. 3. Lihat masa depan dengan membayangkan peluang-peluang yang menggairahkan dan luhur. 4. Kumpulkan orang ke dalam visi bersama dengan memperhatikan aspirasi bersama. 5. Cari peluang melalui pencarian cara-cara inovatif untuk berubah, tumbuh, dan menjadi lebih baik. 6. Lakukan eksperimen dan ambil risiko dengan terus-menerus menghasilkan kemenangankemenangan kecil dan belajar dari kesalahan. 7. Pupuk kolaborasi dengan mempromosikan tujuan bersama dan membangun kepercayaan. 8. Perkuat orang lain dengan membagi kekuasaan dan keleluasaan. 9. Akui kontribusi dengan menunjukkan penghargaan bagi pencapaian individu. 10. Rayakan nilai-nilai dan kemenangan dengan menciptakan semangat komunitas. Referensi:

5. Menyemangati jiwa (Encourage the Heart)

Envato Elements/license/Harry Wasis

Philip Sadler. 2013. Leadership. Kogan Page Limited. London, UK. Jesse Lyn Stoner. 2017. Team Development is a Key Leadership Responsibility. Sea point Center for Collaborative Leadership. James M. Kouzes and Barry Z. Posner. 2002. The Leadership Challenge. Lindsay Levin. 2002. The Five Practices of Exemplary Leadership. Whites Limited

Buletin BBPK Jakarta

35


FITUR yang bisa dinikmati seharihari.

Haryati Tresnowati widyaiswara muda BBPK Jakarta

Kandungan Dan Manfaat Bunga Rosella Untuk Kesehatan

Khasiat Bunga Rosella untuk Kecantikan Bunga Rosella ini ternyata juga digunakan untuk membantu menyehatkan kulit. Bila usia Anda tidak muda lagi pasti Anda akan menggunakan berbagai macam cara untuk dapat meremajakan kulit. Bunga Rosella ini bisa jadikan untuk

Pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, akan memberikan manfaat yang besar bagi kesehatan dan keindahan dalam membudidayakannya. Bunga Rosella ternyata punya manfaat yang luar biasa bagi kesehatan. Manfaat Bunga Rosella – Hibiscus Sabdariffa atau yang sering disebut dengan Rosella ini saat ini memang begitu terkenal. Ternyata bunga Rosella memiliki banyak sekali khasiat untuk kesehatan manusia. Namun sayangnya ada banyak orang yang belum tahu akan khasiat dari bunga Rosella. Bunga ini sendiri sebenarnya bukan asli Indonesia namun ia sangat tumbuh subur di Indonesia. Rosella adalah bunga merah yang berasal dari benua Afrika yang mempunyai nama latin Hibiscus sabdariffa. Awalnya tanaman ini sering dijadikan sebagai tanaman hias yang sangat cantik di dalam rumah. Namun seiring dengan berkembangnya jaman dan banyaknya penelitian, ternyata bunga Rosella bisa dijadikan minuman untuk pengobatan. Kandungan Bunga Rosella Selain digunakan sebagai minuman ternyata bunga

36

Buletin BBPK Jakarta

Amazon.com: All Good Things Organic Seeds Hibiscus sabdariffa

Rosella bisa digunakan menjadi selai jeli ataupun teh. Bagian dari bunga Rosella yang sangat bermanfaat untuk kesehatan yakni biji bunga dan kelopak bunga. Ternyata setelah diadakan penelitian bunga Rosella ini memiliki berbagai macam kandungan yang sangat bermanfaat untuk Kesehatan. Berbagai macam kandungan bunga Rosella sendiri ialah Senyawa. Di senyawa Rosella terdapat campuran dari asam sitrat hingga 13%, anthocyanin gossipetin 2%, dan vitamin C. Protein Asam lemak untuk kandungan asam lemak yang berada di dalam biji Rosella seperti asam miristin sebagai 2,1%, palmitin hingga 35,2%, asam palmitolik hingga 2%,

stearat 3,4%, linoleat hingga 14,4%, dan oleat sebagai 34%. Kandungan sterol Kandungan Sterol yang terdapat di minyak biji bunga Rosella ialah b- sitosterol hingga 61,3%, kolesterol 5,1%, ergosterol 3,2%, dan kampasterol 15,5%. Manfaat Bunga Rosella Untuk mendapatkan manfaat optimal dari bunga Rosella ini, Anda bisa merebus 3 hingga 5 kelompok Rosella ke dalam segelas air tambah sedikit gula ataupun madu. Selain bisa disajikan dalam keadaan hangat Anda juga bisa menyajikan bunga Rosella dengan menambah es batu. Bunga Rosella juga bisa digunakan menjadi sirup ataupun minuman kesehatan

proses peremajaan kulit. Dalam waktu singkat kulit Anda akan terlihat lebih kencang dan cerah. Hal ini dikarenakan bunga Rosella mempunyai kandungan asam amino protein esensial dan vitamin C yang akan menyulap kulit menjadi lebih sehat dan kencang. Selain berguna sebagai kecantikan, ternyata bunga Rosella juga bisa digunakan untuk kesehatan tubuh, seperti: Menormalkan Tekanan Darah Bila Anda memiliki tekanan darah yang kurang normal, Anda bisa menormalkannya dengan menggunakan bunga Rosella, Bunga ini akan membantu menstabilkan tekanan darah sehingga terhindar dari penyakit mematikan seperti jantung.


Pencegah pengeroposan tulang Bunga Rosella juga mempunyai kandungan seperti kalsium vitamin D dan zat besi. Kandungan yang sangat menakjubkan ini akan membantu mencegah pengeroposan tulang untuk orang yang telah berusia lanjut. Melindungi dari penyakit degeneratif Kandungan senyawa seperti zat fenolik yang berguna sebagai antioksidan di bunga Rosella memang sangat menakjubkan. Khasiat dari zat ini, tubuh akan lebih terlindungi dari berbagai macam penyakit degenaratif yang sering muncul di tubuh manusia seperti kanker hingga diabetes. Melancarkan Buang Air Bunga Rosella yang mempunyai kandungan serat yang begitu tinggi juga memiliki khasiat sebagai pelancar buang air besar dengan pengkonsumsian secara teratur. Rosella, Si Merah yang Memiliki Banyak Khasiat Rosella dapat dikonsumsi sebagai teh herbal dan mengandung berbagai macam nutrisi serta vitamin di antaranya vitamin A, B1, B2, dan B3. Bunga merah ini sudah terkenal di berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Khasiatnya yang banyak dan bentuk fisiknya yang elok, berwarna merah dan terang menjadi daya pikat bagi siapa saja yang melihat rupa dan mengetahui manfaatnya. Namun diperlukan penelitian lebih dalam mengenai manfaatmanfaatnya. Di bawah ini manfaatmanfaat bunga Rosella yang diyakini oleh khalayak banyak meski belum teruji seluruhnya secara lengkap: a. Hipertensi (tekanan

para ahli tersebut. Penelitian lainnya bahwa Rosella bisa menyembuhkan sembelit, meningkatkan selera makan, dan mengatasi iritasi pada lambung.

manvasanai.in/wp-content/uploads/2017/12/rosella-tea.jpg

darah tinggi). Banyak penelitian mengungkapkan bahwa minum teh Rosella efektif menurunkan hipertensi (tekanan darah) pada penderita tekanan darah stadium awal. Ada pula penelitian yang mengungkapkan jika meminum teh Rosella sama halnya dengan minum obat captopril yang dianjurkan bagi penderita hipertensi ringan hingga sedang. Meskipun begitu, penelitian lebih lengkap mengenai efek positif atau negatif dari Rosella dalam mengurangi tekanan darah tinggi masih dibutuhkan. b. Kanker. Anthocyanin adalah senyawa antioksidan yang merupakan asli dari kandungan Rosella dan jarang terdapat pada bunga atau tanaman berkhasiat lainnya. Senyawa ini berpotensi mengobati kanker. Walaupun begitu penelitian terus dilakukan dan di kaji untuk mencari kebenaran tentang manfaat kandungan yang ada pada Rosella. c. Obesitas. Para ahli gizi di Taiwan menemukan dalam penelitian

bahwa ekstrak Rosella memiliki dampak positif terhadap pencernaan dan metabolisme tubuh. Di prediksi, mengonsumsi Rosella dapat mencegah obesitas (kegemukan) dan melindungi organ lever dari penumpukan lemak. Namun hal ini belum terbukti secara lengkap dan menyeluruh, masih perlu diteliti lebih jauh. d. Kolesterol tinggi. Banyak para ahli gizi melakukan penelitian mengungkapkan bahwa mengkonsumsi teh Rosella bisa mengurangi kadar kolesterol pada penderita diabetes. Namun buktinya belum cukup untuk mendukung pendapat

Efek Samping Rosella Rosella jangan di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui karena bisa menyebabkan keguguran. Rosella kemungkinan dapat menurunkan tekanan darah. Jika Anda pengidap tekanan darah rendah, hindarilah mengkonsumsi Rosella dan pasien yang akan dioperasi dianjurkan untuk berhenti mengonsumsi Rosella setidaknya sebelum operasi. Jangan mengkonsumsi produk-produk Rosella jika tidak terdaftar di BPOM. Berkonsultasilah dengan dokter atau ahli kesehatan lainnya jika ragu mengkonsumsi Rosella sebagai obat atau minuman. Referensi Budidaya Tanaman Rosella. http// www.google.com. Nama Rosella Sudah Terkenal Diseluruh dunia. http//www. google.com. Sejarah Rosella. http//www. google.com. Syarat Tumbuh Tanaman Rosella (Hibiscus Sabdariffa L). http// www.google.com

Envato Elements/license/Harry Wasis

Buletin BBPK Jakarta

37


GALERI FOTO

Galeri

Partisipasi BBPK dan Bapelkes pada Pameran HKN ke 53 di Kemayoran

Foto

BBPK Jakarta menjadi satker terbaik I dalam Pelaksanaan Pertanggungjawaban APBN TA 2017 oleh KPPN Jakarta VII BBPK Jakarta menerima penghargaan Sertifikat Akreditasi Institusi oleh LAN RI, diserahkan langsung oleh Menteri PAN RB

Perayaan HKN ke 53 di BBPK Jakarta

Perayaan HKN ke 53 di BBPK Jakarta

38

Buletin BBPK Jakarta


Sesi Tanya Jawab dalam acara Kunjungan Benchmarking Kementerian Perhubungan

Study Banding BBPK Ciloto dalam Penyusunan Dokumen WBK ke BBPK Jakarta

Seminar kurikulum pelatihan Seminar kurikulum Modul

Sosialisasi SPIP di BBPK Jakarta

Buletin BBPK Jakarta

39


Sambungan dari halaman 31 Apa yang terjadi pada siswa dan remaja di atas, boleh jadi juga terjadi pada peserta pelatihan. Dari hasil observasi saya selaku peserta, fasilitator maupun MOT terhadap beberapa pelatihan yang pernah diikuti, ada beberapa hal positif dan negatif terhadap pemakaian handphone. PENGARUH POSITIF HANDPHONE Dengan adanya sambungan internet di kelas dengan wifi (hotspot) maupun modem, memudahkan peserta mencari informasi yang dibutuhkan lewat handphone. Untuk mencari informasi peserta tidak perlu lagi beranjak dari kursinya. Pembelajaran tetap berlangsung di kelas, tidak perlu ke laboratorium komputer. Semua menjadi lebih mudah, simpel, praktis, efisien, efektif. Peserta tidak perlu harus mencari buku di perpustakaan, kemudian membuka halaman demi halaman mencari informasi dibutuhkan. Informasi yang tersedia di internet bisa dicopy-paste tanpa harus mengetik ulang yang membutuhkan waktu. Gambar/foto juga tinggal dicopy-paste. Sedangkan bila ada di buku, kita harus mengetiknya dan gambar/ foto harus discan dulu. Bagi lembaga pelatihan yang belum mempunyai laboratorium komputer, keberadaan handphone sangat membantu. Tentu saja kaidah penjiplakan atau penyaduran harus dipatuhi, jangan sampai menjadi plagiarism. 1. Kegiatan pelatihan bisa difoto, direkam (merekam suara, bisa juga video), sehingga bila usai pelatihan masih bisa mereview kembali. 2. Pada saat istirahat peserta bisa menikmati hiburan yang ada di handphone, seperti musik, video, game, chat, browsing, dsb.

40

Buletin BBPK Jakarta

3. Apabila ada peserta yang belum hadir atau tidak masuk kelas, Panitia bisa langsung cek peserta. 4. Dengan adanya aplikasi WA (whatsapp) di handphone android, sering dibuat grup WA pelatihan, sehingga informasi pelatihan bisa cepat di-share ke semua peserta pelatihan. Tidak hanya informasi tetapi bisa digunakan untuk mengirimkan bahan/ materi.

SOLUSI Melihat handphone mempunyai dampak positif dan negatif dalam pelatihan, maka yang perlu diminimalisir adalah dampak negatifnya. Ada beberapa solusi yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1.

PENGARUH NEGATIF HANDPHONE 1. Bila tidak bisa dikendalikan, keberadaan handphone malah mengganggu proses pelatihan dan mengurangi efektifitas pelatihan. Peserta tidak lagi memperhatikan Fasilitator, justru lebih fokus pada handphonenya. Karena itu perlu kedisiplinan peserta dalam menggunakan handphone-nya. Di awal pelatihan, misalnya pada saat Building Learning Commitment (BLC) ditekankan peraturan yang berkaitan dengan penggunaan handphone. 2. Beberapa kali dijumpai ketika pre test, peserta mem-foto soal pre test dengan kamera handphone-nya, dimana soal pre test dan post test adalah sama. Hal demikian menjadikan peserta tidak belajar dengan baik dan hanya mencari cara mudah untuk mendapatkan nilai yang baik. 3. Dengan tersedianya handphone dan internet di tempat pelatihan, maka laboratorium komputer dan perpustakaan menjadi kurang dibutuhkan dan sepi. Akses informasi lewat internet lebih cepat dan proses copypaste atau save mudah dilakukan. 4. Bila nada dering handphone tidak dimatikan, akan

Bila ada peserta yang handphonenya berbunyi, peserta yang lain bisa mengatakan “handphone baru nih ye� (maksudnya untuk mengingatkan peserta agar handphonenya disilent).

mengganggu pembelajaran. Fokus perhatian akan pindah ke suara dering tersebut.

2.

Handphone dilarang dibawa ke kelas. Ini solusi paling keras dan sangat baik diterapkan, sehingga efektifitas pelatihan meningkat. Tidak ada lagi peserta yang lebih memperhatikan handphonenya ketika pembelajaran berlangsung. Hal seperti ini sudah diterapkan pada para santri di pondok pesantren. Bukan hanya di dalam kelas, di luar kelas selama mereka mondok pun handphone harus dititipkan ke pengurus pondok. Tetapi para santri ada yang menitipkan handphonenya di counter handphone/ pulsa di sekitar pondok, sehingga suatu waktu butuh tinggal ke counter tersebut. Hal demikian bisa dilakukan untuk anak-anak, tetapi bagaimana dengan penerapan di unit Diklat, yang menggunakan metode pembelajaran dewasa (Andragogi). Handphone dikumpulkan di panitia saat peserta masuk kelas, diberi nama pemiliknya dengan menulis pada label yang ditempel di handphone, yang hanya bisa dipakai saat istirahat atau ketika ada diskusi. Hal ini bisa diterapkan secara terbatas, misalnya pada Pelatihan Dasar Calon PNS.

3. Peserta boleh membawa handphone, tapi disilent/getar. Ini yang biasa dilakukan di semua jenis pelatihan.

4. Fasilitator berusaha menyajikan materinya semenarik mungkin. Fasilitator yang menarik akan lebih diperhatikan peserta dan melupakan handphonenya. Penyampaian tidak harus ceramah terus, bisa dengan praktek, memutar video, memberi energizer, dsb. 5. Peserta diberi tugastugas agar tidak lagi fokus kepada handphonenya. 6. Pada awal pelatihan, di materi BLC (Building Learning Commitment) ditekankan norma, hak dan kewajiban peserta pelatihan, termasuk dalam pemakaian handphone beserta konsekuensi hukumannya (kontrol kolektif). 7.

Saat pre test dan post test, handphone dikumpulkan di depan kelas.

Referensi: http://www.docstoc.com/ docs/72785031/DAMPAKPEMBELAJARAN-BERBASISLAPTOP-TERHADAP-HASILBELAJAR-SISWA-KELAS-7---9 akses 18 Juni 2013 jam 18.10 http://parkminrin123.wordpress. com/2011/05/18/karyatulis-sederhana-handphonedan-pengaruhnya-terhadapprestasi-di-sekolah/ akses 3 September 2014 jam 13.45 http://tugas-materi-kuliah. blogspot.com/2012/09/ karya-ilmiah-pengaruhhandphone.html akses 3 September 2014 jam 16.20 http://juliusruntu.blogspot. com/2013/04/5-caramemboroskan-biayapelatihan.html akses 10 September 2014 jam 10.45


Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Jakarta

TOLAK

G R AT I F I K A S I


NAWACITA NILAI - NILAI

1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga Negara.

Kerja & doa

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan

KO M I T M E N

membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

E T I KA

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

R E S PO N S I F

kerangka Negara kesatuan. 4. Menolak Negara lemah dengan melakukan

JUJUR

reformasi sistim dan penegakan hukum yang bebas korupsi,bermartabat,dan terpercaya.

A K U N TA B E L

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia. 6. Meningkatan produktivltas rakyat dan daya saing di pasar internasional.

&

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

D E D I KA S I O PT I M I S

8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

AMANAH

BULETIN EDISI NO. 4 OKTOBER-DESEMBER 2017

BBPK JAKARTA ‘’Diklat Berkualitas SDM Cerdas’’

Alamat Redaksi:

Jl. Wijayakusuma Raya No 45, Cilandak, Jakarta Selatan 12450

Telepon: 021 7657625

Fax : 021 7656876

Email: bbpkjakarta@gmail com

www.bbpkjakarta.co.id


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.