Bahasa Lolak (Bolaang Mongondow)

Page 1

Dalam 4 Bahasa

Belajar Bahasa Lolak

1


BELAJAR BAHASA LOLAK dalam 4 Bahasa

Disusun oleh: Stelly Katili Currie,SE

Edisi Perdana Tahun 2012

Design & Layout Isharianto Sabir

2

Belajar Bahasa Lolak


KATA PENGANTAR Stelly Katili Currie,SE

Assalamualaikum wr wb Dengan mengucap rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah memberikan kesehatan kepada saya dan anak saya Laura, sehingga buku ini bisa direalisasikan sesuai rencana, sebagai souvenir atau oleh-oleh, dan semoga bisa di terima sebagai mata pelajarn pendamping mata pelajaran yang sudah ada. Adapun buku ini disusun oleh saya dengan di bantu oleh Laura sebagai editor. Tujuan utama buku ini adalah agar generasi muda kita di kota Lolak bisa termotivasi untuk belajar bahasa Lolak, dan mempunya pegangan atau materi yang bersifat baku untuk mereka belajar, kurangnya minat para kaula muda untuk berbahasa daerah khususnya bahasa Lolak menurut saya disebabkan sudah semakin jarang orang-orang tua yang mengajarkan atau mengajak mereka berkomunikasi dengan bahasa Lolak, dan para orang tua lebih berharap anak-anaknya bisa berbahasa Indonesia dengan baik dan berbahasa Inggris, bergesernya zaman, bergeser pula segala budaya dan adat istiadat, dikarenakan sudah semakin canggihnya elektronik, TV, Radio yang menyiarkan berbagai basa dan budaya, serta para orang tua yang bisa memakai bahasa Lolak tentu sudah banyak yang meninggal, oleh karena itu buku ini saya buat untuk mempertahankan budaya bahasa Lolak agar tidak sampai punah, dan dengan di buatkan buku seperti ini dapat membantu para guru sebagai buku pedoman untuk mengajarkan ke siswa-siswi. Dan mengingat Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Melayu juga tidak kalah pentingnya maka, saya membuat buku ini secara terpadu yaitu memadukan ke empat bahasa yaitu Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, Bahasa Lolak, lengkap dengan tata bahasa dengan bisa langsung membedakan tata bahasa dalam keempat bahasa tersebut secara bersamaan. Tata Bahasa Inggris dan tata Bahasa Indonesia dalam buku ini tidaklah berbeda dengan materi-materi yang biasa di pakai di SLTP / SLTA sederajat. Adapun tata Bahasa Lolak disini saya ambil/pelajari dengan berdasarkan analisa, dan pengalaman dalam memakai bahasa seharihari di masyarakat Lolak, jadi tidak ada atau belum ada materi khusus/baku tentang Bahasa Lolak, oleh karena itu saya mohon maaf atas segala kekurangan-kekurangan saya dalam menyusun materi Bahasa Lolak dan dengan segala rendah hati saya berharap kritik dan perbaikan-perbaikan, terutama pada guru-guru pengajar yang bisa berbahasa Lolak dengan baik agar kiranya dapat langsung memperbaiki segala sesuatunya dalam proses belajar mengajar berlangsung. Demikian kata pengantar dari saya, Terima kasih

Belajar Bahasa Lolak

3


DAFTAR ISI BAB I

BENTUK KATA DAN BENTUK KALIMAT

MEMPELAJARI BENTUK-BENTUK KATA DALAM BAHASA INGGRIS, BAHASA INDONESIA, BAHASA MANADO, DAN BAHASA LOLAK. A. Verb – Kata Kerja B. Adverbs – Kata Keterangan C. Nouns – Kata Benda D. Pronouns – Kata Ganti E. Adjectives – Kata Sifat F. Prepositions – Kata Depan G. Conjuntions – Kata Sambung H. Injections – Kata Seru MEMPELAJARI BENTUK-BENTUK KALIMAT DALAM BAHASA INGGRIS, BAHASA INDONESIA, BAHASA MANADO, DAN BAHASA LOLAK A. Present Tense – Masa Sekarang B. Present Countinouns Tense – Masa Sekarang Sedang Berlangsung C. Presentc Perfect Tence – Mendapatkan Pada Kata Perfect atau Sempurna (Sesuatu yang sudah selesai dengan sempurna) D. Present Perfect Countinous Tense – Menyatakan peristiwa yang sudah terjadi tetapi masih berlangsung E. Past Tense – Bentuk Lampau F. Past Countinous Tense – Masa Lampau Sedang Berlangsung G. Past Perfect Tense – Bentuk Lampau dari Present Perfect Tense H. Past Perfect Countinous Tense – Masa Lampau Sedang Berlangsung I. Future Tense – Masa Yang Akan Datang J. Future Countinous Tense – Masa Akan Datang Sedang Berlangsung K. Future Perfect Tense – Masa Lampau Tetap Akan Berlangsung L. Future Perfect Countinous Tense – Peristiwa Yang Akan, Telah dan Masih Berlangsung di Masa Datang M. Past Future Tense – Peristiwa Yang Akan di Lakukan Tetapi Di Masa Lampau, Bukan Saat Ini N. Past Future Countinous Tense – Masa Lalu sedang berlangsung O. Past Future Perfect Tense – Menyatakan Peristiwa atau Kejadian Yanga Akan Telah Terjadi Pada Masa Lampau Jika Syaratnya Terpenuhi P. Past Future Perfect Countinous Tense – Peristiwa Yang Telah Terjadi di Masa Lampau

BAB II

PENGENALAN TATA BAHASA LOLAK

1. Pelafalan berbagai huruf dalam abjad dan contoh-contoh kalimat. 2. Kata bantu dalam bahasa Lolak dan contoh-contoh kalimanya.

4

Belajar Bahasa Lolak


DAFTAR ISI BAB III

PENGENALAN TATA BAHASA INDONESIA

1. Bahasa 2. Fonologi 3. Morfologi 4. Sintaksis 5. Semantik 6. Kesusastra’an 7. Gaya Bahasa 8. Kemahiran Berbahasa

BAB IV

PENGENALAN TATA BAHASA MANADO

1. Kata Ganti 2. Kata Serapan 3. Kata Kerja

BAB V

PENGENALAN TATA BAHASA INGGRIS

1. Mempelajari bentuk-bentuk kata dan contoh-contoh kalimatnya 2. Mempelajari bentuk-bentuk kalimat dan contoh-contoh kalimatnya

BAB VI

KAMUS BAHASA LOLAK

1. Nama-nama binatang dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, dan Bahasa Lolak. 2. Nama-nama kendaraan dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, dan Bahasa Lolak 3. Number

Belajar Bahasa Lolak

5


BAB I

PENGENALAN BENTUK KATA DAN BENTUK KALIMAT

MEMPELAJARI BENTUK-BENTUK KATA DALAM BAHASA INGGRIS, BAHASA INDONESIA, BAHASA MANADO, DAN BAHASA LOLAK.

a. VERBS ATAU KATA KERJA Di bawah ini adalah contoh-contoh kata kerja dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, dan Bahasa Lolak, namun sebaiknya anada membaca keterangan tata bahasa ke empat bahasa ini di BAB II, BAB III dan BAB IV terlebih dahulu.

KATA-KATA KERJA Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak To Study Belajar Blajar Belajar To Work Bekerja Bakerja Mogaid To Eat Makan Makang Mongaa To Drink Minum Minung Monginum To Sleep Tidur Tidor Motiung To Climb Memanjat Banaek Motiung To Walk Berjalan Bajalang Maloko=L di bc (*) To Clean Membersihkan Base Besih Mondaris To Shower Mandi Mandi Mo’inggu’ To Poop Buang Air Besar (Berak) Berak Mongintalu’=L (*) To Pie Buang Air Kecil (Pipis) Pipis Tumapang To Swim Berenang Batobo Mo’inggu’ To Run Berlari Balari Moribatuk To Chew Mengunyah Bakunya Sosag To Swallow Menelan Batalang Liom=L d bc (^) To Smile Tersenyum basenyum Momomi To Laugh Tertawa Tatawa Komusing To Cry Menangis Manangis Mongombal=L (*) To Tolk Berbicara Babicara Mongonguma To Dream Bermimpi Bamimpi Tinumogo’indop To Sing Menyanyi Manyanyi Momanyanyi To Cook Memasak Momasa’ Modungu’ To Write Menulis Batulis Monulis/momais To Read Membaca Babaca Mobaca To Make Membuat Babekeng Momia To Burry Mengubur Bakubur Mongubur To Buy Membeli Babli Mosali=L (^) To Sell Menjual Bajual Posali=L (^)

6

Belajar Bahasa Lolak


To Hire Menyewakan Kase Sewa Popo Sewa To Rent Mengontrakkan Kase Kontrak Popo Kontrak To Dance Menari Manari Momanari

b. ADVERBS = KATA KETERANGAN Di BAB ini anda bisa mempelajari lebih detail tentang Adverbs, dan dibawah ini saya akan memberikan beberapa contoh dari adverb at kata keterangan dan langsung di terjemahkan ke Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, dan Bahasa Lolak.

Contoh Kata Keterangan Waktu (Adverb Of Time) Bahasa Inggris Press the button now Bahasa Indonesia Tekan tombolnya sekarang Bahasa Manado Tindis depe tombol skarang Bahasa Lolak Dorot tombolia ta’ia Keterangan waktu disini menyangkut kata ‘now’ dan ‘sekarang’

Contoh Kata Keterangan Tempat (Adverb Of Place) Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

I did not put it there Saya tidak menaruh itu disana Kita ndak tarus disitu Deu’ inukatu ko’ite

Contoh Kata Keterangan Menerangkan Keadaan Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

I can finish work quickly Saya bisa menyelesaikan pekerjaan itu dengan cepat Kita bisa capat kaseh klar tu karja Motauku muni koligaia lapaso o’aida ta’ite (L=*)

Contoh Kata Keterangan Menerangkan Tingkat Atau Tarif Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

You are young enough to be an actress Kamu cukup muda untuk menjadi seorang artis Ngana cukup muda for jadi artis Iko mo muda pa muni aka mobali’ artis

Contoh Kata Keterangan (Adverb) Menerangkan Kata Kerja Bahasa Inggris Our home work be done carefully (DONE=VERB, CAREFURY=ADVERB Bahasa Indonesia Pekerjaan rumah kita seharusnya dilakukan dengan sebaik-baiknya (dengan sangat hati-hati) Bahasa Manado Torang pe pekerjaan rumah musti mo bekeng bagus-bagus Bahasa Lolak Pekerjaan rumah nato musti muni pomiano pokopiano

Contoh Kata Keterangan (Adverb) Menerangkan Kata Sifat Bahasa Inggris Bahasa Indonesia

Alex is very rich (VERY MENERANGKAN SIFAT Alex sangat kaya

Belajar Bahasa Lolak

7


Bahasa Manado Bahasa Lolak

Alex pe kaya skali Tutu mo kaya ki Alex

Contoh Kata Keterangan (Adverb) Menerangkan Preposition atau Kata Depan Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

The cat is sitting almost outside the door (Almost Menerangkan Outside) Kucing itu duduk hamper di depan luar pintu Tusa’ itu duduk so amper di muka luar Tuti’ ta’ite ilimitu’(L=^)ando nodiung koluaio(L=*) lolingkop (L=*, L=^)

Contoh Kata Keterangan (Adverbs) Menerangkan Kata Sambung (Conjuctions) Bahasa Inggris I can clearly see how she killed her mother (CLEARLY MENERANGKAN HOW) Bahasa Indonesia Saya melihat dengan jelas bagaimana dia membunuh ibunya Bahasa Manado Kita dap alia bae-bae bagimana dia da bunung pa depe mama’ Bahasa Lolak Kino ontungangku mopia nongonda pinomateanta koni indenta sampe minate

Contoh Kata Keterangan (Adverb) Menerangkan Kata Keterangan Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

I can swim very well (VERY MENERANGKAN WELL) Saya bisa berenang dengan sangat baik Kita jago batobo Iyaku tutu mo jago lumolong (L=*)

Contoh Kata Keterangan (Adverbs) Menerangkan Keseluruhan Kalimat Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak

Yesterday we saw your boyfriend in the mall Kemarin kami melihat pacar kamu di mall Kalamaring torang dap alia ngana pe cowok di mall Kolabu inontong nami cowok nimu ko mall (L=*)

Contoh Kata Keterangan (Adverbs) Satu suku kata yang ditambahkan “er atau est” Bahasa Inggris

Fast

Faster

Fastest

Bahasa Indonesia

Cepat

Lebih cepat

paling cepat

Bahasa Manado

Capat

lebeh capat

capat sekali

Bahasa Lolak

Ligai(L=’)

moliga-ligai

tutu moligai

Contoh Kalimat yang memakai fast-faster-fastest Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado

8

Fitra ran faster than Harry but Pandu ran the fastest out of them Fitra berlari lebih cepat dari Harry tapi Pandu paling cepat dari mereka Fitra balari lebe capat dari Harry mar Pandu paling capat dari dorang samua

Belajar Bahasa Lolak


Bahasa Lolak Ki Fitra moliga-ligai moribatuk agu’ ki Harry tapi ki Pandu paling moligai antara naradea (L=^)

Contoh Kata Keterangan (Adverbs) ketingkat lebih cepat atau paling, dengan menggunakan “More, Most” Bahasa Inggris

Seriously

more seriously

most seriously

Bahasa Indonesia

serius

sangat serius

paling serius

Bahasa Manado

srius

pe srius

pe srius skali

Bahasa Lolak

mo serius

Seri-serius

totok mo serius

Contoh Kalimat: Bahasa Inggris Rian more beautiful than Sitna but Uni’ most beautiful out of them Bahasa Indonesia Rian lebih cantik dari Sitna tapi Uni’ lebeh gaga’ dari dorang dua Bahasa Manado Rian lebeh gaga’ dari Sitna mar Uni’ yang paling gaga’ dari dorang dua Bahasa Lolak Ki Rian mogaga-gaga agu’ ki Sitna tapi ki Uni’ paling mogaga antara naradea

c. NOUNS ATAU KATA BENDA TERBAGI 2 : Concrete Nouns = Kata benda yang bisa dilihat dan disentuh Abstrak Nouns = Kata benda yang tidak dapat dilihat atau disentuh Silahkan anda membuka Bab IV tentang tata Bahasa Inggris dan Anda akan menemukan keterangan lengkap tentang ‘Nouns’. Dibawah ini adalah contoh-contoh abastract nouns dan langsung diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, Bahasa Manado dan Bahasa Lolak. Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Freedom Kebebasan Freey Bebas Happiness Kebahagiaan Kasanangan kosananga Competition Persaingan Baku saing mosi sainga

Contoh Concrete Nouns atau Kata Benda yang bisa dilihat atau disentuh Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Bahasa Lolak Chair Kursi Kadera Kadera Floor Lantai Lante Salog (L=’) Roof Atap Katu Atop Window Jendela Jandela Jandela Door Pintu Pintu Lolingkop (L=’) Table Meja Meja Meja Bed Ranjang Koi Lanta’a (L=’) Bathroom Kamar Mandi Kamar mandi kamar mandi

Belajar Bahasa Lolak

9


Toilet WC Kakus Kakus Cupboard Lemari Lamari Lamari Brick Batu Bata Tela Tela Wood Kayu Kayu Kahu’ Sand Pasir Paser Bungaho’ Leaf Daun Daong Dou’ Grass Rumput Rumpu Bonok Tree Pohon Pohong Pangke Mad Lumpur Pece Yona’ Rock Batu Batu Batu Branch Cabang Cabang Sanga Mirror Kaca/cermin Carmin Posilag Chalk Kapur tulis Kapur Kapur Paper Kertas Kartas Karatas Pen Pulpen Polpen Polpen Pencil Pensil Pinsil Patolot School Sekolah Skolah Sikolah Ink Tinta Tinta Tinta Uniform Seragam Sragam Saragam Blackboard Papan tulis Papan tulis Papan Tulis Shoes Sepatu Capatu Sapatu Bag Tas Tas Tas Key Kunci Konci Kokunsi’ Glassis Kacamata Kacamata Kacamata Drass Baju Baju Lambung (L=’) Car Mobil Oto Oto Lamp Lampu Lampu Soga’ Comb Sisir Sisir Sosaid Spoon Sendok Leper Leper Fork Garpu Forok Porok Knife Pisau Piso Totilad Iron Setrikaan Strik Sitirik Plate Piring Piring Pinda Flip Flops Sendal Slop Silop Spade Sekop Skop Sikop House Rumah Rumah Bale (L=’) Scissors Gunting Gunting Gogonsing Basket Keranjang Kranjang Karanti Swing Buaian Bue’-bue’ Gogundana Ladder Tangga Tangga Tukad Hairbrush Sisir Sisir Sosaid Cake Kue Kukis Kukis Egg Telur Tolor Natu Hat Topi Capeo Sapoyo Toothbrush Sikat gigi Bundur gigi Bundur Market Garden Pasar tradisional Pasar Pasar Cage Kandang Kandang Kandang

10

Belajar Bahasa Lolak


Nama-nama Bagian Tubuh Manusia Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Head Neck Shoulder Eyes (dua mata) Nose Ears (dua telinga) Lips Mouth

Kepala Leher Bahu/Pundak Mata Hidung telinga Bibir Mulut

Kapala Leher Bahu Mata Idong Talinga Bibir Mulu

Ulu (L=’) Tigogo Balakang Mata Ngiung Bongola (L=’) Bibig Bibig

d. PRONOUNS ATAU KATA GANTI Untuk mengetahui lebih mendetail tentang Pronouns, silahkan Anda membuka Bab IV rangkuman tata bahasa Inggris, namun dibawah ini saya berikan keterangan singkat tentang Pronoun serta contoh-contoh kalimat dalam Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, Bahasa Manado dan Bahasa Lolak. Pronouns yang berposisi sebagai subjek yang sering digunakan: I You We They She He It

= Saya: I play football = Kamu/Anda : You play football = Kami: We play football = Mereka: They play football = Dia perempuan: she plays football = Dia laki-laki: he plasy football = it plays footbal

Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I You We They She/He

Saya Anda Kami Mereka Dia

Kita Ngana Torang Dorang Dia

Kita Iko Kami Saha Ota

Contoh Kalimat diatas dengan menggunakan ke empat bahasa yang kita pelajari Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I play footbal

saya bermain bola Kita bermain bola

iyaku mogogisog go bola

Berikut adalah Pronoun yang berposisi sebagai subjek yang sering digunakan: Me You love me You I Love You Them I love them Us She loves us Him I love him Her I love her

Belajar Bahasa Lolak

11


Contoh Kalimat diatas dalam Empat Bahasa Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

You love me

Anda cinta saya

ngana cinta pa kita

iko mo tabi koi’nako

Possesive Pronouns atau untuk menyatakan kepemilikan: Mine Milikku Yours Milikmu Ours Milik kita Theirs Milik mereka His Miliknya (laki-laki) Hers Miliknya (perempuan)

Contoh-contoh kalimat Possesive Pronouns dengan memakai empat bahasa:

Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

This book is mine

buku ini milikku

buku ini kita punya

buku taiya kuonu atau buuk’ku ta’iya

That cars is yours

Mobil itu milikmu

oto itu ngana punya

oto ite kuonnimu / oto nimu ta’ite

The cute dog is ours

anjing lucu itu milik kami

anjing lucu itu torang punya

Ungku’ mo gaga ta’ite kuon nami/ ungku’nimu ta’ite

The house on kincumber street is his

rumah yang Rumah yang dijalan dijalan kincumber kincumber itu depa adalah miliknya rumah (dia laki-laki)

Bale ta ko jalan no kincumber ite balenta (L=’)

The expensive watch jam tangan yang Jam tangan yang is hers mahal itu miliknya mahal itu dia punya (perempuan)

jam momahal taite kuon nota (L=’)

This is their ball

ta’iya bola naha

ini bola mereka

ini dorang pe bola

Pronoun yang berposisi sebagai penguat informasi (reflexive) yang sering digunakan adalah: Myself Your Self Themselves Ourselves Himself Herself

12

Diri saya sendiri Diri kamu sendiri Diri mereka sendiri Diri kita sendiri Dirinya sendiri (laki-laki) Dirinya sendiri (perempuan)

Belajar Bahasa Lolak


Contoh penggunaan kalimat reflexive pronouns diatas dengan menggunakan ke empat bahasa: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Meyliza made herself a sandwich

Meylisa membuat sandwich buat dirinya sendiri

Meyliza bekeng sandwich for dia sandiri

Meyliza nomia no sandwich ota

Take care your self

jaga diri kamu sendiri

jaga ngana pe diri sandiri

lukadai badan nimu sandiri

The children watched themselves on video

anak-anak itu melihat mereka sendiri di dalam vidio

anak-anak itu balia pa dorang sandiri di dalam video

anakinsa ta’ite mohinde no video naha sandiri

We are old enough to look after ourselves

kita sudah cukup dewasa untuk mengawasi diri kita sendiri

torang so cukup dewasa mojaga torang pe diri sandiri

kami ando no cukup dewasa molukad do badan nami

Romi bough himself a basketball

Romi membeli bola basket buat dirinya sendiri

Romi da bli basket for dia sandiri

Romi no sali no bola no basket konota

Sierra looked at herself in the mirror

Sierra melihat dirinya sendiri di kaca

Sierra balia depe diri sandiri di cermin

Sierra mohinde no badan nota sandiri ko posilag

e. ADJECTIVE ATAU KATA SIFAT Untuk lebih mengerti tentang adjectives silahkan Anda mempelajari Bab IV tentang tata bahasa Inggris, namun dibawah ini akan saya berikan keterangan sedikit tentang adjectives dan contoh-contohnya dalam Bahasa Inggris. Adjectives atau kata Sifat adalah kata yang mendiskripsikan “Noun” dan “Pronoun”. Dalam bahsa Indonesia susunan kata sifat berada di belakang kata benda atau kata benda+kata sifat, contoh: Gadis cantik Gadis = Girl (Kata benda) Cantik = Beautiful (kata sifat Sedangkan dalam bahasa Inggris kata sifat selalu berada di depan kata benda atau kata sifat+kata benda, contoh: Beutiful girl atau Gadis cantik Beautiful = cantik (kata sifat) Girl = Gadis (kata benda) Contoh kata-kata yang termasuk kata sifat atau Adjectives: Quality: Smart, dilligent, naughty, lazy.

Belajar Bahasa Lolak

13


Contoh kalimat dengan memakai quality adjectives dalam bahasa Inggris, Indonesia, Manado dan Lolak. Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Laura is a smart girl

Laura adalah gadis yang pandai

Laura anak pande

Laura anak mo pandoi

Ria is dilligent student

Ria adalah murid yang rajin

Ria murid pe rajin

Ria murid morajing

Pandu is a naughty boy

Pandu adalah anak yang nakal (anak laki-laki)

Pandu pe nakal

*Ki Pandu anak mo nakal (L=’)

Harry pangmalas

ki Harry anak mo Malas(L=’)

Harry is a lazy person Harry adalah anak malas

* (dalam bahasa Lolak kata “ki” di depan nama, menerangkan si anak)

Contoh kalimat dengan memakai size adjectives dan dengan menggunakan ke empat bahasa: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Toto has a big body

Toto mempunyai tubuh yang besar

Toto pe badan pe basar

ki Toto molobe’ badan nota (L=’)

I don’t have small money

saya tidak punya uang kecil

kita nda ada doi kacili

iyeku de’ enda kodoit mo’intok

I use medium size

saya memakai ukuran sedang

kita pe ukuran sadang

ukuran nu no sadang

We have a large backyard

kami punya halaman belakang rumah yang luas

torang pe kintal blakang rumah pe luas

balakang no bale nami moluas ((L=’)

Contoh-contoh kalimat “Age” adjectives dalam empat Bahasa: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Laura is young enough to be an actress

Laura cukup untuk menjadi artis

Laura cukup muda kalu mo jadi artis

Laura momuda pa aka mobali’ artis

She’s getting old now

dia (perempuan) menjelang tua sekarang

dia somo tua

ota ando mogoguhang

I have a new bag

saya mempunyai tas baru

kita ada tas baru

iyaku ongka ko tas mobagu

Contoh-contoh Temperatur Adjective, dalam empat bahasa: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I like to drink hot tea saya suka minum teh panas

kita suka minum teh iyaku mo’ibog monginum no teh panas mopasu’

Andi like to drink cold water

Andi suka’ minung aer dingin

14

Andi suka minum air dingin

Belajar Bahasa Lolak

Ki Andi mo ibog monginum no salug motumping (L=’)


David like to eat warm food

David suka makan David Suka makang makanan hangat makanan stenga panas

ki David mo’ibog mongaa no kaano stengah mo pasu’

Contoh-contoh Kalimat Participle Adjectives, dalam 4 bahasa: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Romi always makes Sri bored

Romi selalu membuat Sri bosan

romi selalu bekeng Sri pastiu

Romi salalu mokobu’ koni Sri

Romi is boring person for Sri

Romi adalah pribadi yang membosankan buat Sri

Romi pe sifat bekeng pastiu pa Sri

kalakuang ni Romi moko bu’ koni Sri

f. CONTOH-CONTOH KALIMAT DENGAN PREPOSITION DAN MEMAKAI BAHASA INGGRIS, BAHASA INDONESIA, BAHASA MANADO, DAN BAHASA LOLAK. Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I’m talking about singing competition

Saya bicara tentang perlombaan menyanyi

kita bicara tentang pertandingan manyanyi

Iyaku mongonguma tentang pertandingan mo manyanyi

I’ll shower after I’m eating

Saya akan mandi sesudah selesai makan

kita mo mandi nanti abis makang

Iyaku mo ‘inggu’ ba’ modais mongaa

My house is near the Rumah saya dekat Rumah Sakit kita pe rumah di Hospital dekat rumah sakit

baleku kodiug go rumah sakit (L=’)

Lauras holiday is until february

liburannya Laura sampai februari

Laura pe libur sampe februari

Liburan ni Laura sampe pebruari

The Cat is sitting outside the door

Kucing itu duduk di luar pintu

tusa’ itu dudu’ di luar pintu

Tuti’ ta’ite ilimitu’ ko luai no lolingkop (L=’)

She hiding inside the cupboard

Dia (perempuan) bersembunyi di dalam lemari

Dia da basambunyi Ota no gadop ko di dalang lamari suango lamari

I like to eat ice cream and cake

saya suka makan es krim dan kue

kita suka makang es krim deng kukis

I put the books in your room

saya meletakkan buku-buku itu kita da taruh bukudi ruangan kamu buku itu pa ngana pe ruangan

The baby has been cryng since early morning till now

Bayi itu menangis sejak pagipagi sekali sampai sekarang

tu ade da manangis adi mo’intok ta’ite dari pagi-pagi skali nongombal ampa sampe skarang bagu mododop sampe ta’iya (L=’)

The dog like to sleep under the bed

Anjing itu suka tidur di bawah ranjang

Anjing itu suka tidor di bawah kolong koi

Ungku’ ta’ite mo ibog motiug ko siup no lanta’a (L=’)

I can’t live without you

Saya tidak bisa hidup tanpa kamu

kita nda bisa hidop tanpa ngana

Iyaku deu’ mobiag aka deu’ onda iko

Iyaku mo’ibog mongaa no eis krim agu’ kukis inukatu buk kinsa ta’ite ko ruangan nimu

Belajar Bahasa Lolak

15


Laura just came home from school

Laura baru pulang dari sekolah

Laura baru pulang dari skolah

ki Laura bagu no bui nongko sikolah

I made this cake for you

Saya membuat kue ini untuk kamu

kita da bekeng kukis ini for ngana/ pa ngana

kukis ta’iya pinomiaku konimu

I’ve been practicing before dinner

saya latihan sebelum makan malam

kita latihan sebelum makang malam

Iyaku no latihan sebelum nongaa dolom

I’m dancing with my partner

Saya menari bersama pasangan saya

kita ba dansa deng kita pe pasangan

Iyaku no dansa taki no pasanganu

I’m going to school

Saya mau pergi ke sekolah

kita mo pigi ka skolah

Iyaku molako ko sikolah (L=’)

She’s talking about me behind my back

Dia (perempuan) berbicara tentang saya di belakang saya

dia ba bicara pa kita di blakang pa kita

Ota mosongkia ko nako’ ko balakangu

The book is on the table

buku itu di atas meja

buku itu ada di atas Buk ta’ite ko tudu no meja meja

The book is beneath buku itu ada di bawah meja the table

buku itu ada di kolong meja

Buk ta’ite ko siup po meja

The book is beside the table

Buku itu ada disamping kamu

Buku itu ada di sey pa ngana

Buk ta’ite ko si’ nimu

She read the book during class

Dia membaca buku ini di kelas

dua babaca buku ini di klass

Ota nobaca no buk ta’iya ko kalas

g. CONJUCTIONS ATAU KATA-KATA SAMBUNG Silahkan pelajari BAB IV secara komplit tentang “Conjunctions” namun disini kita berikan sedikit keterangan tentang kata sambung dan contoh-contoh kalimat yang memakai kata sambung dalam empat bahasa: Conjuction atau kata sambung kita kenal dengan 3 bagian: - Coordinating conjunction - Correlative conjunction - Sub-ordinating conjunction Adapun bagian-bagian dari Coordinating Conjunction adalah: For = kepada atau buat and = dan nor but = tetapi or = atau yet = belum so = jadi

Contoh-contoh kalimat dari coordinating conjunction dalam empat bahasa yang kita pelajari:

16

Belajar Bahasa Lolak


Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I wrote this song for you

Saya menulis lagu ini buat kamu

kita da tulis lagu ini for ngana / pangana

lagu ta’iya tinulisku ko nimu

I have two bags black and white

Saya punya dua tas hitam dan putih

kita punya dua tas itang deng putih

Iyaku ongkako tas do’iya morondi’ agu’ moputi’

He is naughty boy but he is also smart

Dia (laki-laki anak yang nakal tapi dia juga pintar

dia anak nakal mar dia ley pande

Ota anak monakal tapi mopande noma (L=’)

h.INJECTIONS ATAU KATA SERU Untuk mempelajari kata seru atau Interjection silahkan membaca BAB IV, namun di bawah ini saya berikan sedikit keterangan tentang Interjection dan contoh-contoh kalimat dengan menggunakan empat bahasa yang sedang kita pelajari: Interjections atau kata seru adalah suatu bunyi seru yang ditambahkan ke dalam kalimat untuk menunjukkan perasaan atau emosi yang kuat seperti: perasaan gembira, keheranan, kekaguman, panggilan, kesedihan, marah, terkejut. Seperti contoh-contih di bawah ini: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Bravo! that is what I wish

Bagus! itu yang saya inginkan Bagus! itu yang kita Mopia nongo’ ite a! suka ko’ibogu

Hello! how are you

Halo! apa kabar

Halow! apa kabar?

Well! I ‘ve to go now

Baik! saya harus pergi sekarang

Iyo dank! kita musti O’o da’iyaku molakodo pigi skaran ta’iya (L=’)

Oh my God! somebody stole my money

Oh Tuhan! seseorang mencuri uang saya

oh tuhan ! ada orang yang bapancuri kita pe doi

Gracious! I forget to bring my wallet

Astaga! saya lupa membawa dompet saya

astaga kita lupa astaga! kinolionganku bawa ta pe dompet nodigo no dompetu

I hope so..God willing!

saya harap juga begitu..insya Allah!

kita harap ley bagitu..insya Allah

harapanu noma nongo’ite insya Allah..!

Hurray..! I we won the game

Hore..! kami memenangkan pertandingan

Hore..! torang da menang di pertandingan

Ye..! kami no menang ko pertandingan

Huss! my mother is sick

Diam! mama saya sedang sakit

Badiang! ta pe mama da saki’

Kibio-biomay ki inde’ku no takit!

That boy is deuce..!

anak (laki-laki) itu kurang ajar anak itu pe kurang ajar

Halow! nongonda do habar?

ya allah! ongka no nako no doitu

anak ta’ite mokurangajar..!

Mempelajari Tenses atau bentuk-bentuk kalimat lampau, sekarang dan sebagainya. Anda bisa mempelajari secara lengkap di BAB IV tentang tata Bahasa Inggris, di bawah terdapat contoh-contoh kalimat sesuai bentuk waktu dengan menggunakan empat bahasa yang sedang kita pelajari.

Belajar Bahasa Lolak

17


MEMPELAJARI BENTUK-BENTUK KALIMAT DALAM BAHASA INGGRIS, BAHASA INDONESIA, BAHASA MANADO, DAN BAHASA LOLAK

A. PRESENT TENSE = MASA SEKARANG Rumus : positive-s+vi+(s/es) Negative-s+do+does+not+vi Tanya-do/does+s+vi Contoh kalimat: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

I want to go to school

Saya mau pergi ke sekolah

kita mo pigi ka skolah

Iyaku mokalo ko sikolah (L=’)

B. PRESENT CONTINUOUS TENSE= MASA SEKARANG SEDANG BERLANGSUNG Rumus : Positive-s+tobe+ving Negative-s+tobe+not+ving Tanya - tobe+s+ving

Contoh-contoh kalimat Present Continuous Tense dalam empat bahasa yang kita pelajari Bahasa Inggris: Positive

Negative

Tanya

I’m writing now

I’m not writing now

Are you writing now?

Negative

Tanya

Bahasa Indonesia Positive

Saya sedang menulis Saya sedang tidak menulis sekarang sekarang

Apakah kamu sedang menulis sekarang?

Bahasa Manado: Positive

Negative

Tanya

Kita samantara batulis skarang

kita ndak batulis skarang

ngana samantara batulis skarang?

Positive

Negative

Tanya

Iyaku korogos monulis ta’iya

Iyaku deu’ korogos monulis

Korogos iko monulis?

Bahasa Lolak:

18

Belajar Bahasa Lolak


C. PRESENT PERFECT TENSE = MENEKANKAN PADA KATA PERFECT ATAU SEMPURNA Rumus: Positive(+): S+Have/Has+V3 Negative(-): S+Have/Has+Not+V3 Tanya (?): Have/Has+S+V3 Contoh-contoh kalimat present perfect tense dengan memakai empat bahasa yang kita pelajari Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+) She has gone

Dia (perempuan) baru saja pergi

Dia baru berangkat Bagu Ota no lako (L=’)

Negative(-) She has not gone

Dia tidak baru pergi

Dia nda berangkat

Tanya (?) Has she gone?

Apakah dia sudah pergi

Dia so brangkat?

Deu’ bagu nolako (L=’)

D. PRECENT PERFECT CONTINOUS TENSE= MENYATAKAN PERISTIWA YANG SUDAH LAMPAU TAPI MASIH TERUS BERLANGSUNG Rumus: Positive(+): S+Have/Has+been+ving Negative(-): S+Have/Has+not+been+ving Tanya (?): Have/Has+S+been+ving Contoh-contoh kalimat Precent Perfect Continous Tense : Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: She has been learning english for 3 years

Dia sudah belajar Bahasa Inggris sejak 3 tahun

Dia so blajar bahasa Inggris 3 taong lalu

Ota ando no balajaro Bahasa Inggris tolu do no taong (L*)

Negative: She has not been learning english for 3 years

Dia tidak belajar bahasa Inggris sejak 3 tahun

Dia ndak blajar bahasa Inggris dari 3 taong lalu

Tanya: Has she been learning english for 3 years?

Apakah dia sudah belajar Bahasa Inggris sejak 3 tahun?

Dia so blajar Bahasa Inggris dari 3 taong lalu so?

E. PAST TENSE = BENTUK LAMPAU Rumus: Positive(+): S+V2

Belajar Bahasa Lolak

19


Negative (-): S+did not+ving Tanya (?): Did+S+Ving

Contoh-contoh kalimat yang menggunakan Past Tense: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: My Father bought thius car last year

Ayah saya membeli mobil ini tahun lalu

Kita pe Papa’ da bli ni oto taong lalu

Negative: My Father did not buy this car last year

Ki Papaku nosali no oto ta’iya taong kolabu (L*)

mobil ini tidak dibeli Ayah tahun lalu

Tanya: Did my father buy this car last year?

Kita pe papa nda bli oto ini taong lalu

Ki Papaku deu’ nosali no oto ta’iya taong kolabu

Apakah mobil ini dibeli Ayah tahun lalu?

Kita pe Papa da bli taong lalu so ini oto?

Ki Papaku nosali no oto ta iya taong kolabu?

Catatan: Past Tense dari: See, buy, go sbb : See-Saw-Seen Buy-Bought-Bought Go-Went-Gone

F. PAST CONTINOUS TENSE= MASA LAMPAU SEDANG BERLANGSUNG Rumus: Positive(+): S=Was/Were+Ving Negative(-): S+Was/Were+Not+ving Tanya(?): Was/Were=s=ving Contoh Kalimat Past Continous Tense : Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: They were learning in the classroom when I came

Mereka sedang belajar di kelas ketika saya datang

Dorang samantara blajar di kelas pas kita datang

Saha korogos mo balajar ko kalas waktu iyaku no’ai

Mereka tidak sedang belajar ketika saya datang di kelas

Pas kita datang dorang samantara belajar di kelas

Saha deu’ korogos mo balajar ko kalas waktu iyaku no’ai

Negative: They were not learning in the classroom when you came Tanya: Were they not learning in the classroom when I came

Apakah mereka sedang belajar di Dorang samantara kelas ketika Anda datang? blajar pas ngana datang di kelas?

G.PAS PERFECT TENSE= BENTUK LAMPAU DARI PRECENT PERFECT TENSE Rumus: Positive(+): S+had+been+V3+Part Participle+Object

20

Belajar Bahasa Lolak

Korogos saha mo balajar waktu iko no’ai?


Negative(-): S+had+not+been+V3+object Tanya (?): Had+S+been+V3+object

Contoh Kalimat Past Perfect Tense: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: They had been here before 1950

Mereka telah berada disini sebelum tahun 1950

Saha ongka do ko’ia sobolum taong 1950

Negative: They had not been her before 1950

Dorang so ada di sini sebelum taong 1950

Mereka belum berada disini sebelum tahun 1950

Saha deepa’ onda ko’ia sobolum taong 1950

Tanya: Had they been here before 1950?

Dorang blum ada disini sebelum 1950

Apakah mereka sudah berada disini sebelum tahun 1950

Sebelum taong 1950 dorang belum disini?

H. PAST PERFECT CONTINOUS TENSE = MASA LAMPAU SEDANG BERLANGSUNG Rumus: Positive(+): S+Had+Been+Ving (Verb+ing) Negative (-): S+Had+Not+been+ving Tanya (?): Had+S+been+ving Contoh kalimat Past Perfect Continuous Tense: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: She had been singing

Dia sudah menyanyi

Dia so manyanyi

Ota ando no manyanyi

Negative: She had not been singing

Dia sudah tidak menyanyi

Dia so ndak manyanyi

Ota deedo’ no manyanyi

Tanya: Had she been singing?

Apakah dia sudah menyanyi?

So manyanyi dia ?

Anto ota no manyanyi?

Belajar Bahasa Lolak

21


I. PAST FUTURE CONTINUOUS TENSE= MASA LALU SEDANG BERLANGSUNG Rumus: Positive(+): S+Would/Should+Be+Ving Negative(-): S+Would/Should+be+ving Contoh Kalimat Past Future Continuous Tense : Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive: You Would be working

Anda akan bekerja

Ngana nanti mo karja

Iko ando mogaid

Negative: You would not be working

Anda akan tidak bekerja

Ngana nanti ndak mo karja

Iko ando deu’ mogaid

Tanya: Would you be working?

Akankah kamu bekerja?

Nanti ngana mo karja?

Ando mogaid iko?

J. PAST FUTURE PERFECT TENSE

Rumus: Positive (+) : S+Would/Should+Have+V3 Negative(-): S+Would/Should+Note+Have+V3 Tanya (?): Would/Should+S+Have+V3

Contoh Kalimat Past Future Perfect Tense Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+) Kamu akan berhasil

Positive (+): You Would / Should have worked

Positive (+) : Iko ando mo berhasil

Negative (-) : Kamu akan tidak berhasil

Negative (-): You Would /Should not have worked

Positive (+) : Ngana nanti mo berhasil

Tanya (?) : Akankah kamu berhasil?

Tanya (?) : Would / Should you have worked?

22

Belajar Bahasa Lolak

Negative (-) : Ngana nanti ndak mo berhasil Tanya (?) : Ngana nanti mo berhasil ?

Negative (-) : Iko ando deu’ mo berhasil Tanya (?) : Ando iko mo berhasil?


K. FUTURE PERFECT TENSE = MASA LAMPAU TETAP AKAN BERLANGSUNG. Rumus : Postive (+) : S+Will+Have+V3 Negative (-) : S+Will+Have+V3 Tanya (?) : Will+S+Have+V3 Contoh Kalimat : Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+): You will have worked

Kamu nanti akan berhasil

Ngana nanti mo berhasil

Iko ando mo berhasil

Kamu nanti tidak akan berhasil

Ngana nanti ndak mo berhasil

Ando iko deu’ mo berhasil

Apakah kamu nanti akan berhasil?

Ngana nanti mo berhasil?

Ando iko mo berhasil?

Negative(-): You will not have worked Tanya(?): Will you have worked?

L. FUTURE PERFECT CONTINUOUS TENSE= MENYATAKAN PERISTIWA YANG AKAN MASIH BERLANGSUNG DI MASA DATANG. Rumus: Positive(+): S+Will+Have+Been Negative(-): S+Will+Not Have+Been+Ving Tanya(?): Will+S+Have+Been+N Contoh Kalimat: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+): You will have been working

Kamu akan bekerja

Ngana mo bakarja nanti

Iko ando mogaid

Negative (-) You will not have been working

Kami tidak akan bekerja

Nganan nanti ndak mo bakarja

Iko ando mosanu deu’ mogaid

Tanya: Will you have been working

Apakah kamu akan bekerja?

Ngana nda mo karja?

Ando iko mogaid?

Belajar Bahasa Lolak

23


M. PAST FUTURE TENSE : PERISTIWA YANG AKAN DILAKUKAN TAPI DI MASA LAMPAU Rumus: Positive(+): S+Would+Vi Negative(-): S+Would+Not+Vi Tanya(?): Would+S+Vi Contoh Kalimat: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+): You Would work

Anda akan bekerja

Iko Ando Mogaid

Negative(-): You would not work

Ngana mo bakarja nanti

Anda tidak akan bekerja

Iko Ando deu’ mogaid

Tanya: Would you work

Ngana nanti ndak mo bakarja

Akankah Anda bekerja?

Mo bakarja ndak ngana nanti?

Ando iko mogaid?

N. PAST FUTURE CONTINUOUS TENSE = MASA LALU SEDANG BERLANGSUNG Rumus: Positive(+):S+Would/Should+Be+Ving Negative(-): S+Would/Should+Not+Be+Ving Tanya(?): Would/Should+S+Be+Ving Contoh Kalimat: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+): You Would be working

Anda akan bekerja

Ngana nanti mo karja

Iko ando mogaid

Anda akan tidak bekerja

Ngana nanti ndak mo karja

Iko ando deu’ mogaid

Nanti ngana mo karja?

Ando mogaid iko?

Negative(-): You would not be working Tanya: Would you be working?

24

Akankah kamu bekerja?

Belajar Bahasa Lolak


O. PAST FUTURE PERFECT TENSE = PERISTIWA ATAU KEJADIAN YANG AKAN TELAH TERJADI PADA MASA LAMPAU JIKA SYARATNYA TERPENUHI Rumus: Positive(+): S+Would/Should+Have+V3 Negative(-): S+Would/Should+Not+Have+V3 Tanya (-): Would/Should+S+Have+V3 Contoh kalimat: Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Positive(+): You would/should have worked

Kamu akan berhasil

Ngana nanti mo berhasil

Iko ando mo berhasil

Negative(-): You would/should not have worked

Kamu akan tidak berhasil

Ngana nanti ndak mo berhasil

Iko ando deu’ mo berhasil

Tanya(?) Would/Should you have worked

Akankah kamu berhasil?

Ngana nanti mo berhasil?

Ando iko mo berhasil?

P. PAST FUTURE PERFECT CONTINUOUS TENSE= PERISTIWA YANG AKAN TELAH TERJADI DI MASA LAMPAU Rumus: Positive(+): S+Would/Should+Been+Ving Negative(-) S+Would/Should+Not+Have+been+Ving Tanya (?) : Would/Should+Have+been+Ving Bahasa Inggris

Bahasa Indonesia

Positive(+): I Would have been Saya sudah berenang swimming for 30 minutes selama 30 menit Negative(-): I Would not have been Saya tidak berenenang swimming for 30 minutes selama 30 menit Tanya(?) Would you have been swimming for 30 minutes?

Apakah kamu sudah berenang selama 30 menit?

Bahasa Manado

Bahasa Lolak

Kita batobo so 30 menit

Iyaku ando no inggu’ tolu no pulu’ no menit (L*)

Kita ndak batobo 30 Iyaku deu’ no inggu’ tolu no pulu menit no menit Ngana so batobo 30 menit?

Belajar Bahasa Lolak

25


BAB 2

PENGENALAN TATA BAHASA LOLAK

1.TATA BAHASA LOLAK Tidak adanya tata bahasa Lolak formil atau baku, membuat saya agak kesulitan mendifinisikan atau menjelaskan secara mendetail tentang Bahasa Lolak berdasarkan, namun disini saya menjelaskan sedikit tentang tata cara Bahasa Lolak berdasarkan analisa, dan penelitian saya dalam kalimat-kalimat berbahasa Lolak, seperti kata-kata yang tidak mengandung arti tertentu tetapi hanya sebagai kata bantu dan bagaimana pemakaian kata-kata bantu tersebut dalam sebuah kalimat, juga bagaimana cara pelafalan beberapa huruf yang tidak sama dengan pelafalan huruf dalam Bahasa Indonesia.

1. Pengenalan Beberapa Huruf Dalam Abjad Yang Dilafalkan Ke Bahasa Indonesia. L = Dilafalkan Dengan Cara Mengankat Lidah Seperti Menyentuh Langit-Langit Mulut, Tetapi Jangan Sampai Tersentuh (Seperti Hafalkan Huruf ‘R’ Pada Bahasa Inggris) Saya Beri Kode (*) Agar Anda Dapat Mengetahui Kapan Anda Harus Melafalkan Guruf ‘L’ Seperti Ini. L = Dilafalkan Dengan Cara Mengankat Lidah Keatas Langit-Langir Mulut Kemudian Menekan Lidah Keluar Mulut, Sara Beri Kode (^).

Contoh-Contoh Kalimat Yang Memakai Huruf ‘L’ (^) :

a. Ki anak kimu ando lima kuma? – ‘L’ dalam kata lima ini dilafalkan dengan kode ‘L’ (^) – anak kamu sudah lima ya? b. Posali nimu bale nimu ta’ia? – ‘L’ dalam kata ‘posali’ dan kata ‘bale’ dilafalkan ‘L’ (^) – kamu mau jual rumah kamu ini ya? c. Molako iko mosali no natu? – ‘L’ pada kata maloka dilafalkan seperti ‘R’ pada Bahasa Inggris atau ‘L’ (*) dan ‘L’ pada mosali dilafalkan ‘L’ (^) – kamu mau pergi beli telur?

2. KATA-KATA BANTU DALAM BAHASA LOLAK A, E, DO, NO, KUMA, ANDO, ITE, NI, TUTU, KO, SOKA, ULE, KOROGOS

• ‘ULE’=DIGUNAKAN DALAM SUATU KALIMAT SEBAGAI KATA BANTU YANG MENANDAKAN SUATU KEAKRABAN DAN PERSAHABATAN.

Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Ule” : Disini kata bantu ‘ule’ hanya sebagai kiasan agar sebuah kalimat lebih kedengaran bersahabat. - Monginum mopa ule (‘ule’ bisa digunakan bisa juga tidak) = mau minum dulu.

• “A”=DIGUNAKAN DIUJUNG KALIMAT UNTUK MEMPERTEGAS MAKSUD SUATU KALIMAT. Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “A” : - Dika’pa.a artinya jangan dulu (Bisa juga hanya dika’pa) tapi lebih tegas jika ditambah a diujung kalimat. - Makodopa..a artinya kesini dong (A=dong, seperti nada merayu) (Sama saja bisa juga hanya ‘makodopa’) tetapi lebih tegas dengan memakai kata bantu “a”.

26

Belajar Bahasa Lolak


• “DO”=MENERANGKAN SESUATU YANG SUDAH TERJADI. Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Do” : - Nolamhho’ do buok kimu kuma ? (nolanggo’L=*) Sudah panjang rambutmu ya ? (‘do’ bisa diartikan ‘sudah’) - No nikah’ do ki Halima ? (‘do’ artinya sudah menikah atau menerangkan kata kerja) – Halimah sudah menikah. • “E”=DIPAKAI DALAM KATA SERU ATAU PERINTAH Contoh Kalimat Yang Memakai “E”: - Pokaampa anak ta’inyo kasi’e… ( Tolong kasih makan anak ini) - Po bango do e….(Ayo bangun)

• “KUMA”=BIASANYA DIGUNAKAN DALAM KALIMAT TANYA Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Kuma”: - Ki anak kimu itendo no gutu ko Australia kuma ? (Anak kamu sudah menetap di Asutralia ya ?) - Ki Jordan ando motau mosongkia kuma ? (Jordan sudah bisa ngomong ya ?)

• “NO”=HAMPIR DAMA DENGAN “DO” YAITU MENJELASKAN SESUATU YANG SUDAH TERJADI,

NAMUN “NO” SELALU BERPASANGAN DENGAN ‘ANDO” DAN KEBANYAKAN DIGUNAKAN DALAM KALIMAT TANYA DAN JUGA TERKADANG “NO” DIGUNAKAN UNTUK MENERANGKAN SUATU BENDA.

Contoh Kalimat Yang Memakai “No” Dalam Dua Fungsi Seperti Yang Dikatakan Diatas: - Pangke no sagi’ = ‘no’ menerangkan bahwa pohon itu adalah pohon pisang. Pohon Pisang = ‘pangke’ artinya pohon, ‘sagi’ artinya pisang. - Pangke no bango’ = pohon kelapa = ‘pangke’ artinya Pohon, ‘bango’ artinya Kelapa. - Ando no langgo’ buok kimu kuma ? (Sudah panjang rambutmu ya ?) - Ando no Lulus SD ki Jayanti ? (Jayanti sudah lulus SD ya ?)

• “ANDO”=MENJELASKAN SESUATU YANG SUDAH TERJADI DAN SELALU BERPASANGAN DENGAN “NO” SEPERTI CONTOH DI KATA BANTU “NO” DIATAS.

“No” Seperti Contoh Di Kata Bantu “No” Diatas : - Ando no’ai ki bule nimu ? bule (L=^) (Sudah datang Suami / Istri kamu ?) - Ando no gaid ki Meylisa kuma ? (Meylisa sudah bekerja ya ?

• “ITE”=DIPAKAI UNTUK MENERANGKAN SUATU KALIMAT SEPERTI KATA “ITU” PADA BAHASA INDONESIA.

Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Ite” : - Mosadap ite nanam mo pogampi’ nimu kuma? (Enak rasa masakanmu itu ya ?) - Mo gagah ite kuma? (Cakep itu ya ?)

• “NI”=MENYATAKAN KEPEMILIKAN SEPERTI KATA “NYA” DALAM BAHASA INDONESIA Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Ni” : - Ki bule ni Toto momata no Biga’ (L=^) (Istrinya Toto Orang Biga) - Kukis cucur ni meme Sanong mo sadap nanamia (Kue cucurnya nenek Sanong enak rasanya) - Sinutu’an ni Hima mosadap nanamia.(Tinutu’an nya Hima enak rasanya)

Belajar Bahasa Lolak

27


• “TUTU”=SAMA SEPERTI “SANGAT” ATAU “PALING” DALAM BAHASA INDONESIA. Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Tutu” : - Tutu moragi anak ta’inyo e. (Anak ini sangat pemarah (Moragi=Pemarah, Tutu Moragi=Sangat Marah) - Tutu mo pande ki Andi. (Andi Sangat Pintar)

• “KO”=DIGUNAKAN SEBAGAI PETUNJUK SUATU TEMPAT, SEPERTI, DI, PADA, KE, PADA BAHASA INDONESIA.

Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Ko” : - Iyaku molako ko bale ta’ite = (molako,L=*) BALE (L=^) (Saya mau pergi ke rumah itu (malako artinya pergi, bale artinya rumah) - Hari jadi ni Sierra ko singgai no isinin (Siera berulang tahun pada hari senin) - Anak ta’ite no gadop ko balakango abuku (Anak itu bersembunyi di belakang dapur saya)

• “SOKA”=DIGUNAKAN DALAM KALIMAT SEPERTI “TERNYATA” PADA BAHASA INDONESIA. Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Soka” : - Mosadap soka nanam mo sea’ ta’iya kuma ? Ternyata enak rasa ikan ini ? (mosadap artinya enak, nanam artinya rasa, sea’ artinya ikan). - Anak ta’ite ko’ugat mongombal sumongo singgai ia, soka sinalaa ni indenta kasi’ (mongombal L=*), sinalaa (L=*). (Anak itu uterus –terusan menangis seharian, ternyata tinggal ibunya). - Ando soka do’ia ki anak ki Toto naradea ni Wina kuma ? Ternyata sudah dua anaknya Toto dan Wina ya ? (naradea artinya berdua).

• “AMPA”= MENERANGKAN SESUATU YANG MASIH BERLANGSUNG ATAU BELUM SIAP, SEPERTI, MASIH, BELUM, SEDANG, DAN SEMENTARA.

Contoh Kalimat Yang Menggunakan Kata Bantu “Ampa” : - Pangantego bobay ampa binatuna (Pengantin wanita masih didandani) (Pangantengo=Pengantin,Bobay=Wanita, Ampa=Masih, Binatuna=didandani) - Ki Reba ampa nogaid ko Manado ? / Reba masih di Manado ? (ampa=Masih, Nogaid=Bekerja) - Ampa no inggu’ ota / Dia masih mandi (Inggu’=Mandi, Ota=Dia)

• “KOROGOS”=HAMPIR SAMA DENGAN “AMPA” YAITU MENERANGKAN SESUATU YANG MASIH BELEUM SELESAI ATAU SEDANG BERLANGSUNG.

Contoh Kalimat Yang Memakai Kata Bantu “Korogos” : - Korogos sopa mo pidato ki Bupati ando noro bui Undangan. Bupati masih sedang Berpidato, Undangan sudah pada Pulang (Korogos=Sementara, Ando Noro=Sudah Pada, Bui=Pulang) - Korogos sopa mogogisog anak kinsa ta’ite agu’ tiniang ngodo ni inde naha poki pongaana. Masih sementara asyik bermain anak-anak itu, sudah dipanggil ibu mereka untuk makan. (Mogogisog=Bermain, Tiniang=Dipanggil, Ni Inde Naha= Ibu Mereka)

28

Belajar Bahasa Lolak


BAB 3

PENGENALAN TATA BAHASA INDONESIA

RANGKUMAN BAHASA INDONESIA A. Bahasa A.1. Pengertian Bahasa Secara umum bahasa didefinisikan sebagai lambing. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa system lambing bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia. Sebagaimana kita ketahui, Bahasa terdiri atas kata-kata atau kumpulan kata. Masing-masing mempunyai makna, yaitu hubungan abstrak antara kata sebagai lambing dengan objek atau kosep yang diwakili Kumpulan kata atau kosakata itu oleh ahli bahasa disusun secara alfabetis, atau menurut urutan abjad, disertai penjelasan artinya dan kemudian dibukukan menjadi subuah kamus atau leksikon. Pada waktu kita berbicara atau menulis, kata-kata yang kita ucapkan atau kita tulis tidak tersusun begitu saja, melainkan mengikuti aturan yang ada. Untuk mengungkapkan gagasan, pikiran atau perasaan, kita harus memiliki kata-kata yang tepat dan menyusun kata-kata itu sesuai dengan aturan Bahasa. Seperang kataturan yang mendasari pemakaian Bahasa, atau yang kita gunakan sebagai pedoman berbahasa yang disebut tata Bahasa. Pada BAB berikutnya sehubungan dengan tata bahasa akan kita bicarakan secara terperinci Fonologi, Morfologi, Semantik, dan Etimologi.

B. Fungsi Bahasa Fungsi utama Bahasa, seperti disebutkan di atas, adalah sebagai alat komunikasi atau sarana untuk menyampaikan informasi (fungsi informatif ). Tetapi, bahasa pada dasarnya lebih dari sekadar alat untuk menyampaikan informasi, atau mengutarakan pikiran, perasaan, atau gagasan, karena Bahasa juga berfungsi : 1. Untuk tujuan praktis : Mengadakan hubungan dalam pergaulan sehari-hari. 2. Untuk tujuan artistic : manusia mengolah dan menggunakan bahasa dengan seindah-indahnya guna pemuasan rasa estetis manusia. 3. Sebagai kunci mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, diluar pengetahuan kebahasaan. 4. Untuk mempelajari naskah-naskah tua guna menyelidiki latar belakang sejarah manusia, selama kebudayaan dan adat-istiadat, serta perkembangan bahasa itu sendiri (tujuan fiologis). Dikatakan oleh para ahli budaya, bahwa bahasalah yang memungkinkan kita membentuk diri sebagai makhluk bernalar, berbudaya, dan berperadapan. Dengan bahasa, kita membina hubungan dan kerja sama, mengadakan transaksi, dan melaksanakan kegiatan social dengan bidang dan peran kita masingmasing. Dengan bahasa kita mewarisi kekayaan masa lampau, menghadapi hari ini, dan merencanakan masa depan. Jika dikatakan bahwa setiap orang membutuhkan informasi itu benar. Kita ambil contoh misalnya, mahasiswa. Ia membutuhkan informasi yang berkaitan dengan bidang studinya agar lulus dalam setiap pujian dan sukses meraih gelar atau tujuan yang diinginkan. Seorang Dokter juga sama. Ia memerlukan informasi tentang kondisi fisik dan psikis pasiennya agar dapat menyembuhkannya dengan segera. Contoh lain, seorang Manager yang mengoperasikan, mengontrol, atau mengawasi Perusahaan tanpa informasi tidak mungkin dapat mengambil keputusan atau menentukan kebijakan. Karena setiap orang membutuhkan informasi, komunikasi sebagai proses tukar-menukar informasi, dengan sendirinya bahasa juga mutlak menjadi kebutuhan setiap orang.

Belajar Bahasa Lolak

29


C. Perkembangan Bahasa Indonesia Kata Indonesia berasal dari gabungan kata Yunani Indus ‘India’ ‘dannesos’ pulau atau Kepulauan. Jadi secara etimologis berarti Kepulauan yang telah dipengaruhi oleh kebudayaan India, atau hanya Kepulauan India. Pencipta kata tersebut ialah George Samuel Winsoe Earl, Sarjana Inggris yang menulis dan memakai kata itu dalam journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia, Vol.IV Halaman 17, bulan Februari 1850. Ia menggunakan kata Indonesians dalam majalah itu. Sedangkan, orang yang memopulerkan kata Indonesien adalah ahli etnologi Jerman, Adolf Bastian, yang memakainya dalam buku yang ditulisnya sejak tahun 1884. Buku ini diberi judul Indonesien order die Inseln des Malayischen Archipel. Bahasa Indonesia yang sekarang itu ialah Bahasa Melayu Kuno, yang dahulu digunakan orang Melayu di Riau, Johor, dan Lingga, yang telah mengalami perkembangan berabad-abad lamanya Dalam Keputusan Seksi A No.8. hasul Kongres Bahasa Indonesia 11 di Medan 1954, dikatakan bahwa dasar Bahasa Indonesia ialah Bahasa Melayu yang disesuaikan dengan pertumbuhan dalam masyarakat dan kebudayaan Indonesia sekarang.

1. FONOLOGI 1.1. Pengertian Fonologi adalah bagain tata bahasa atau bidang ilmu bahasa yang menganalisis bunyi bahasa secara umu. Istilah fonologi, yang berasal dari gabungan kata Yunani phone ‘bunyi’ dan ‘logos’ tatanan, kata, atau disebut juga tata bunyi. Bidang ini meliputi dua bagian. • Fobetik, yaitu bagian fonologi yang mempelajari cara menghasilkan bunyi bahasa atau bagaimana suatu bunyi bahasa diproduksi oleh alat ucap manusia. • Fonemik, yaiutu bagian fonologi yang mempelajari bunyi ujaran menurut fungsinya sebagai pembeda arti. Bunyi ujaran yang bersifat netral, atau masih belum terbukti membedakan arti disebut fona, sedang fonem ialah suatu bunyi ujaran terkecil yang mebedakan arti. Variasi fonem karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alofon. Gambar atau lambing fonem dinamakan hirif. Jadi fonem berbeda dengan huruf. Untuk menghasilkan suatu bunyi atau fonem, ada tiga unsur yang penting yaitu : 1. Udara 2. Articulator atau bagian alat ucap yang bergerak, dan 3. Titik artikulasi atau bagian alat ucap yang menjadi titik sentuh articulator.

1.2. Vokal dan Konsonan

Vokal adalah fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar tanpa tintangan. Konsonan adalan fonem yang dihasilkan dengan menggerakkan udara keluar dengan rintangan. Yang dimaksud dengan rintangan dalam hal ini adalah terhambatnya udara keluar oleh adanya gerakan atau perubahan posisi articulator.

1.3. Diftong

Diftong adalah dua vocal berurutan yang diucapkan dalam suatu kesatuan waktu. Diftong dalam Bahasa Indonesia adalah ai, au, dan oi. Contoh : petai, lantai, pantai, santai, harimau, kerbau, imbau, pilau amboi, sepoi dll.

30

Belajar Bahasa Lolak


1.4. Fonem

Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang berfungsi membedakan arti. Fonem dapat dibuktikan melalui pasangan minimal. Pasangan minimal adalah pasangan kata dalam satu bahasa yang mengandung kontras minimal, Contoh : - Pola & Pula = membedakan /o/ dan /u/ - Barang & Parang = membedakan /b/ dan /p/

1.5 . Fonem dan Huruf

Bahasa Indonesia memakai ejaan fonemis, artinya setiap huruf melambangkan satu fonem. Namun demikian masih terdapat fonem-fonem yang dilambangkan dengan digraph (dua huruf melambangkan satu fonem) seperti ny, ng, sy, dan kh. Disamping itu ada pula diafon (satu huruf yang melambangkan dua fonem) yakni huruf e yang digunakan untuk menyatakan e pepet dan e taling. Huruf e melambangkan e pepet terdapat pada kata seperti: sedap, segar, terjadi. Huruf e melambangkan etaling terdapat pada kata seperti: ember, tempe, dendeng.

2. MORFOLOGI Bidang linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi dinamakan juga tata bentukan. Satuan ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam pembentukan kata atau yang menjadi bagian dari kata disebut morfem. Berdasarkan potensinya untuk dapat berdiri dalam suatu tuturan, morfem dibedakan atas dua macam yaitu : 1. Morfem terikat, morfem yang tidak mempunyai potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harus selalu hadir dengan mengikatkan dirinya dengan modem bebas lewat proses morfologis, atau proses pembentukan kata, dan. 2. Morfem bebas yang secara potensial mampu berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi dalam kalimat. Dalam Bahasa Indonesia merfem bebas disebut juga kata dasar. Satuan ujaran seperti buku, kantor, arsip, uji, ajar, kali, pantau, dan liput merupakan merupakan modem bebas atau kata dasar, sedang me-, pe-, -an, ke-, -am, di-, swa-, trans-, -logi, -is, me merupakan morfem terikat. Sebuah morfem, jika bergabung dengan morfem lain, sering mengalami perubahan. Misalnya terikat me- dapat berubah menjadi men-, mem-, menye-, menge-, dan menge- sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi modem yang terjadi karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomorf.

3. AFIKSASI Dalam tata bahasa traditional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan –kan, di- dan –kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan, diarsipakn. Proses penambahan afiks pada sebuah bentuk dasat atau kata dasar inilah yang disebut afiksasi. Afiks yang terletak di awal bentuk kata dasar. Seperti ber-, di-, ke-, se-, pe-, per-, ter-, pre-, swa-, adalah prefix atau awalan. Yang disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperti –em, -er, -el, disebut infiks atau sisipan. Yang terletak di akhir kata dasar, seperti –I, -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if, dan lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran.

Belajar Bahasa Lolak

31


Gabungan prefeks dan sufiks yang membentuk satu kesatuan dan bergabungan dengan kata dasar secara serentak seperti: ke-an pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pean seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan per-an sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan kinfiks. Ingat, karena konfiks sudah membentuk suatu kesamaan, maka harus tetap dihitung satu morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga morfem, bukan empat, bentuk dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefix ber-, satu morfem, dan mendapat konfiks pe-an yang juga dihitung satu morfem, maka semuanya tiga morfem. Tidak semua afiks dibicarakan disini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi. Afiks produktif ialah afiks yang mampu menghasilkan terus dan dapat digunakan secara teratur membentuk unsure-unsur baru. Yang termasuk afiks produktif ialah: me-, di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per-an, dank e-an. Sedangkan yang termasuk afiks improduktif ialah: sisipan -el, -em, -er, atau akhiran –wati.

a. Prefiks me-

Berfungsi membentuk verba atau verba. Prefix ini mengandung arti struktural : - Melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh : menari, melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat. - Membuat jadi atau menjadi. Contoh : menggulai, menyatai, meninggi, menurun, menghijau, menua. - Mengerjakan dengan alat. Contoh : mengetik, membajak, mengail, mengunci, mengetam. - Berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai. Contoh : membujang, menjanda, membabi buta. - Mencari atau mengumpulkan. Contoh : mendamar, merotan. - dll.

b. Prefiks ber-

Berfungsi membentuk verba (biasanya dari nomina, adjektiva, dan verba sendiri). Prefix ini mengandung arti : - Mempunyai Contoh : bernama, beristri, beruang, berjanggut. - Memakai Contoh : berbaju biru, berdasi, berbusana - Melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif ) Contoh : berhias, bercukur, bersolek - Berada dalam keadaan Contoh : bersenang-senang, bermalas-malasan, berpesta-ria, berhela-hela. - Saling atau timbale balik (resiprok) Contoh : bergelut, bertinju, bersalaman, berbalasan. - dll.

c. Prefiks pe-

Berfungsi membentuk nomina (dan verba, adjektiva, dan nomina sendiri). Prefiks ini mendkung makna gramatikal : - Pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar. Contoh : penguji, pemisah, pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.

32

Belajar Bahasa Lolak


- Alat untuk me… Contoh : perekat, pengukur, pengadang, penggaris - Orang yang gemar. Contoh : penjudi, pemabuk, peminum, pencuri, pencandu, pemadat - Orang yang di….. Contoh : petatar, pusuruh - Alat untuk …… Contoh : Perasa, penglihat, penggali. - dll.

d. Prefiks per-

Berfungsi membentuk verba imperative, megandung arti : - Membuat jadi (kausatif ) Contoh : perbudak, perhamba, pertuan. - Membuat lebih Contoh : pertajam, perkecil, perbesar, perkuat - Membagi jadi Contoh : pertiga, persembilan. - dll.

e. Prefiks di-

Berfungsi membentuk verba dan menyatakan makna pasif. Contoh : diambil, diketik, ditulis, dijemput, dikelola.

f. Prefiks ter-

Berfungsi membentuk verba (pasif ) atau adjektiva. Arti yang memiliki antara lain ialah : - dalam keadaan di Contoh : terkunci, terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat. - dikenai tindakan secara tak sengaja Contoh : tertinju, terbawa, terpukul. - dapat di Contoh : terangkat, termakan, terapung - paling (superlative) Contoh : terbaik, terjauh, terkuat, termahal, terburuk - dll

g. Prefiks ke-

Berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan kumpulan, nomina, dan verba. Sebagai pembentuk nomina, prefiks ke- bermakna gramatikal yang di…..i, atau yang di…..kan. Seperti pada kata kekasih atau ketua.

h. Sufiks –an

Berfungsi membentuk nomina. Prefiks ini mengandung arti : - Hasil atau akibat dari me Contoh : tulisan, ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan, tinjauan, masukan - Yang di…i Contoh : kegemaran yang digemari, kesukaan yang disukai, kecintaan yang dicintai. - Kena atau terkena Contoh : kecopetan, kejatuhan, kebanjiran, kecolongan - Terlalu Contoh : kebesaran, kekecilan, kelonggaran, ketakutan.

Belajar Bahasa Lolak

33


- Seperti Contoh : kekanak-kanakan, kemerah-merahan. - dll

i. Konfiks pe-an

Berfungsi membentuk nomina. Arti konfiks ini diantaranya ialah : - Proses Contoh : pemeriksaan “Proses Pemeriksaan”, penyesuaian “Proses Penyesuaian, pelebaran “Proses Pelebaran”. - Apa yang di Contoh : pengetahuan “apa yang diketahui”, pengalaman “apa yang dialami” pendapat “ apa yang didapat”. - dll

j. Konfiks per-an

Berfungsi membentuk nomina. Arti konfiks ini ialah : - Perihal ber Contoh : persahabatan “perihal bersahabat”, perdagangan “Perihal berdagang”, perkebunan “perihal berkebun”, pertemuan “Perihal bertemu”. - Tempat untuk ber Contoh : perhentoan, perburuan, persimpangan, pertapaan. - Apa yang di Contoh : pertanyaan, perkataan. - dll

k. Afiks Serapan

Untuk memperkaya khazanah Bahasa Indonesia, kita menyerap unsure-unsur dari bahasa daerah dan bahasa asing. Contoh afiks serapan : - Dwi : dwilingga, dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi. - Pra- : praduga, prasangka, prasarana, prakiraan, prasaan, prabakti, prasetia, prawancara, prakata. - Swa- : swalayan, swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta. - Awa- : awagas, awabau, awaracun, awalengas. - A-, ab- : asusila, amoral, ateis, abnormal. - Anti : antisipasi, antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptic - Homo- : homogeny, homoseks, homofon, homonym, hohograf, homogran. - Auto- : autodidak, autoraksi, autobiografi, automobile, autonomi. - Hipo- : hiponim, hipotensi, hiporkit, hipovitaminosis. - Poli- : Polisemi, poligami, poliandri, polisilabis, poloklinik. - Sin- : sintesis, sinonim, sintakis, sinkronis, simpati, symposium. - Tele- : telepon, telegram, telepati, teleskop, teleks. - Trans- : transaksi, transisi, trasnportasi, transkip, transmisi, transliterasitransformasi, transmigrasi, transfer, transitif. - Inter- : interaksi, interelasi, interupsi, international, intersuler, intermeso, interlokal, dll. - -sasi : modernisasi, tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dll.

4. Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses pembentukan kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi, sebagai berikut : • Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar, ada dua macam :

34

Belajar Bahasa Lolak


- Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga : ibu-ibu, buku-buku, murid-murid. - Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan : ujian-ujian, kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan. • Dwipurna, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya : reranting, lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut. Diantara dwipurwa ada yang mendapat akhiran seperti kataulang pepohonan, rerumputan, dan tetanaman. • Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi : sayur-mayur, mondarmandir, gerak-gerik, bolak-balik, seluk-beluk, compang-camping, inga-bingar, hiruk-pikuk, ramahtamah, serna-serbi, serta-merta, dll. • Kata ulang berimbuhan : berjalan-jalan, anak-anakan, guruh-gemuruh, rias-merias, tulis-menulis, berbala-balasan, kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dll. • Kata ulang semu (bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil pengulangan atau reduplikasi) : laba-laba, ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek.

Reduplikasi menyatakan arti antara lain sebagai berikut : • Jamak : Murid-murid berkumpul dihalaman sekolah. Di perpuskaan terdapat buku-buku pelajaran.

• Intensitas kualitatif : Anto menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di took itu bagusbagus.

• Intensitas frekuentatif : Orang itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi

saja. Berkali-kali anak itu dimarahi ibunya. - Melemahkan : Warna bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon mertuanya datang. - Bermacam-macam : pepohonan menghiasi puncak bukit itu. Ibu membeli buah-buahan. Sayurmayur dijual dipasar itu. - Menyerupai : Tingkah laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik bermain mobil-mobilan. - Resiproks (Saling) : Mereka tolong-menolong menggarap lading. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah cekcok mulut. - Dalam keadaan : Dimakannya singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliah banyak orang dikubur hidup-hidup. - Walaupun meskipun : Kecil-kecil, Mang Memet berani juga melawan perampok itu. - Perihal : Ibu=ibu PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahitmenjahit. Sekretaris di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga pembukuan dan daftar gaji pegawai. - Seenaknya, semaunya, atau tidak serius : Saya melihat tiga orang remaja duduk-duduk di bawah pohon. Jerjanya hanya tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah kantor. - Tindakan untuk bersenang-senang : Mereka makan-makan di restoran tadi malam.

C.Komposisi Komposisi ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju tidur. Gabungan kata juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru disebut frasa, contoh : sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong, mulut lebar.

Jenis kata majemuk : 1. Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh : tua muda, lakibini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat, dan baik buruk.

2. Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsure yang lain. Jenis

Belajar Bahasa Lolak

35


kata majemuk itu bersifat endosentis, yakni salah satu unsurnya dapat mewakili seluruh kontruksi, contoh : kamar mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.

B. KELAS KATA Kata ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun arti gramatikal, danyang dapat berdiri serta dapat dituturkan sebagai bentk bebas. Ada dua jenis kata : kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis, dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologi. Yang termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang dan kata majemuk. Kata dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata hanya terdiri atau satu morfem, sedangkan kata jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut juga kata kompleks. Kelas kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut dalam kalimat. Katakata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan dalam satu kelas kata. Misalnya : Ia tidak belajar. Ia tidak membaca. Ia tidak bekerja

Ia bukan pelajar. Ia bukan pemalas. Ia bukan guru

Ia agak tinggi. Ia lebih tinggi. Ia paling tinggi.

Kata belajar, membaca, bekerja, mempunyai perilaku sama, dank arena itu ketiga kata tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari tinngi, terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau paling. Berdasarkan perilakunya seperti diatas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan ke dalam satu kelas verba. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan kedalam kelas nomina. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi dikelompokkan menjadi satu kelas adjektiva. Selain ketiga kelas tersebut dapat kelas lain, yakni kelas kata tugas.

1.Kata Benda (Nomina).

Kata benda disebut juga nomina. Substantive yaitu semua kata yang dapat diterangkan atau yang diperluas dengan frasa yang + adjektiva. Misalnya : • Bunga yang indah. • Sekertaris yang terampil. • Guru yang bijaksana • Siswa yang cendekia. • Tuhan Yang Maha Esa. • Udara yang segar. • Persoalan yang rumit. • Perjanjian yang gagal. • Keadilan yang rapuh. Semua kata yang tercetak miring adalah nomina. Dalam sebuah wacana, sering nomina diganti kedudukannya oleh kata yang lain. Misalnya : “Kemarin Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan Herman di tempat yang sama”. Yang sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi : “ Kemarin Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di tempat

36

Belajar Bahasa Lolak


yang sama�. Kata dia yang menggatikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah kata ganti pronominal. Dalam tata bahasa tradisional nomina dibedakan atas : a. Kata benda abstrak, seperti kejujuran. b. Kata benda konkret, misalnya gedung. c. Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf capital misalnya Amir. Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas, keluarga. Selanjutnya kata ganti juga dibedakan atas beberapa sukelas : a. Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara anda. b. Kata ganti tunjuk : ini, itu. c. Kata ganti hubung : yang, tempat, serta. d. Kata ganti Tanya : apa, siapa, kapan, berapa.

2. Kata Kerja (Verba) Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frasa dengan + Adjektiva, misalnya : - Membaca dengan lancer. - Belajar dengan sungguh-sungguh. - Berpakaian dengan rapi. - Makan dengan lahap. - Berjalan dengan santai. - Tidur dengan nyenyak. Adalah kata kerja atau verba. Kata kerja atau verba dibedakan atas : a. Kata kerja transitif, yaitu verba yang memadukan objek, contoh : membeli, memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan. Antara verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : “Panitia membicarakan tentang keuangan� tidak benar atau rancu. Kalimat diatas dapat dibakukan dengan menghilangkan kata tentang. b. Kata kerja transitif ganda, ialah verba yang memerlukan objek dua, contoh : membelikan, dan membawakan dalam kalimat : - Ayah membelikan adik sepeda mini. - Kakak membawakan kakek barang bawaanya. c. Kata kerja intransitive, ialah verba yang tidak memerlukan objek, contoh : berlari, berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun. d. Kata kerja reflektif, yang menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh : bersolek, berhias, bercukur, bercermin, berkaca. e. Kata kerja resiprok, yang menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna, saling contoh : bergelut, berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memukul, suratsuratan, senggol-senggolan. Sehubungan dengan verba ini, sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata saling di depan verba ini, misalnya : saling tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju. Semua bentuk pengungkapan tersebut salah satu atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling menggandeng, saling meninju. f. Kata kerja instrumental, yang menunjuk sarana perbuatan : mengetik, bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.

Belajar Bahasa Lolak

37


g. Kata kerja aktif, yang subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau ber-, contoh : menyanyi, mengungkit, berdebat, dan bermalaman. h. Kata kerja pasif, yang subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter- dan berimbuhan ke-an. Contoh : dibahas, diminati, siulang, terpukul, tertindas, kecopetan. Kata kerja yang menduduki fungsi predikat disebut verba finit (predikatif ), sedang verba yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai nomina, yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan verba infinit (substantive). Misalnya dalam kalimat : Belajar itu penting dan ia belajar membaca. Belajar dan membaca adalah verba infinit.

3. Kata Sifat (Adjektiva)

Semua kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil bentuk sereduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva. Contoh : - Lebih cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya. - Lebih bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya. - Lebih bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya. - Paling menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya. Kata sifat dikatakan berfungsi atribusi jika digunakan untuk menjelaskan nomina, dan adjektiva tersebut bersama-sama dengan nominanya membentuk frasa nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan berfungsi predikatif. Perhatikan contoh berikut : a. Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4. b. Buku itu baru. Kata baru dalam kalita (a) berfungsi atribut, sedangkan dalam kalimat (b) berfungsi predikatif.

4. Kata Tugas

Kata yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di, dengan, dll. Dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas ialah : - Kata depan atau preposisi : di, ke, dari. - Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan. - Kata sandang atau adverbial : sangat, selalu, agak, sedang, secepat-cepatnya. a. Ciri kata tugas. 1. Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas. 2. Tidak pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi. Perhatikan kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb, tidak mengalami afiksasi. 3. Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan contoh dibawah ini : - Herman sedang mandi. - Herman sudah mandi. - Herman belum mandi. - Herman akan mandi. - Herman selalu mandi. - Herman pernah mandi. 4. Jumlah kata tugas hamper tidak berkembang karena sifat keanggotaannya tertutup. Ini berbeda sekali dengan nomina, verba, atau adjektiva yang terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru. b. Fungsi kata tugas. Fungsi kata tugas ialah untuk memperluas atau menyatakan hubungan unsure-unsur kalimat dan menyatakan makna gramatikal atau arti structural kalimat tersebut. Secara terperinci kata tugas

38

Belajar Bahasa Lolak


berfungsi untuk menunjukkan hubungan : 1. Arah : di, ke, dari. 2. Pelaku perbuatan : oleh. 3. Penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan. 4. Kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali. 5. Waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak. 6. Pemilihan : atau. 7. Pertentangan : tetapi, padahal, walaupun, meskipun, sedangkan. 8. Pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada, mirip, persis. 9. Persyaratan : jika, asalkan, kalau, jikalau, sekiranya, seandainya, seumpama, asal. 10. Sebab : sebab, karena, oleh karena. 11. Akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya. 12. Pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali. 13. Pengingkaran : bukan, tidak, jangan. 14. Peniadaan : tanpa. 15. Penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian. 16. Penegasan : bahwa, bahwasanya, memang. 17. Derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling. 18. Tujuan : agar, biar, supaya, untuk. 19. Peningkatan : agar, biar, supaya, untuk. 20. Penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan. 21. Pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah. 22. Orangan : sang, si, yang, para, kaum. 23. Menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan. Kata tugas yang menyatakan hubungan arah did an ke, yang merupakan kata yang penuh nerdiri sendirian dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan dengan prefix di- dank e- yang harus digabungkan dengan bentuk dasarnya. Perhatikan perbedaan berikut : - Di sini, ke sini, ditulisi, kedua. - Di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran. - Di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih. - Di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman. - Di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan.

5. Sintaksis

Sintaksis atau tata kalimat adalah bagian dari ilmu bahasa yang mempelajati proses pembentukan kalimat atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Objek yang dibahas dalam sintaksis adalah frasa, klausa, dan kalimat. Perbedaan di antara ketiga istilah ini dapat dilihat pada contoh berikut : - Kalimat : Mahasiswa itu sudah mengatakan bahwa dia tidak dapat ikut ujian Bahasa Indonesia. - Klausa : (1) Mahasiswa itu sudah mengatakan dan (2) bahwa dia tidak dapat ikut ujian Bahasa Indonesia. - Frasa : (1) Mahasiswa itu, (2) sudah mengatakan, (3) tidak dapat ikut, serta (4) ujian Bahasa Indonesia. Berikut akan dijabarkan berturut-turut mengenai frasa, klausa, dan kalimat.

A. Frasa

Frasa adalah kesatuan yang terdiri atas dua kata atau lebih, yang masing-masing mempertahankan

Belajar Bahasa Lolak

39


makna dasar katanya, sementara gabungan itu menghasilkan suatu relasi tertentu, dan tiap kata pembentuknya tidak bisa berfungsi sebagai subjek dan predikat dalam kontruksi itu. Frasa dapat dikelompokkan berdasarkan inti kata, kelas kata, dan makna frasa.

1. Jenis frasa menurut inti kata.

a. Frasa normal, yaitu frasa yang intinya nomina, atau nomina, dan dapat berfungsi menggantikan nomina. Misalnya : buku tulis, lemari arsip, guru Bahasa Indonesia, ibu bapak, para Orang Tua. b. Frasa ferbal, yang intinya verba dan dapat menggantikan kedudukan verba dalam kalimat. Misalnya : sedang belajar, sudah belajar, tidak belajar, akan belajar, tidak harus belajar, tidak akan ingin belajar. c. Frasa adjectival, yang intinya atau adjektiva. Misalnya : sungguh pintar, cukup pintar, agak pintar, paling pintar, pintar sekali. d. Frasa preposisional, yang salah satu unsurnya kata depan atau preposisi. Misalnya : di depan, dari depan, ke depan, oleh mereka, kepada kami, dengan tangan kiri.

2. Jenis frasa menurut kelas kata.

a. Frasa endonsentris adalah sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata atau lebih, yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu sama dengan kelas dari salah satu (atau lebih) unsure pembentuknya. Contoh : - Guru agama (nomina) = guru (nomina) agama (nomina). - Gadis cantik (nomina) = gadis (nomina) cantik (sdjektiva). Frasa endosentris dibagi menjadi dua macam, yaitu : 1. Frasa bertingkat (frasa subordinatif, frasa atributif ) : frasa yang mengandung unsure inti (D) dan unsure perjelas (M). menurut urutan unsurnya, frasa bertingkat dapat dibagi tiga : i. Pola DM. Contoh : baju baru, roti tawar, sersan mayor. ii. Pola MD. COntoh : seorang prajurit, sehelai kertas, letnan jendral. iii. Pola MDM. COntoh : selembar uang kertas, segelas anggur merah. 2. Frasa setara (frasa koordinatif ) : frasa yang mengandung dua buah unsure inti (tidak ada unsure perjelas / atribut). Contoh : suami istri, sawah lading, sanak saudara. b. Frasa eksosentris adalah sebuah susunan yang merupakan gabungan dua kata (atau lebih) yang menunjukkan bahwa kelas kata dari perpaduan itu tidak sama dengan kelas kata dari salah satu (atau lebih) unsure pembentukannya. Contoh : - Dari sekolah (kata keterangan) = dari (kata depan) sekolah (nomina) - Yang memimpin (nomina) = yang (kata tugas) memimpin (verba).

3. Jenis frasa menurut makna frasa.

a. Frasa idiomatic, kelompok kata yang maknanya merupakan idiom (ungkapan), memiliki arti konotatif. Misalnya : bermental baja, membanting tulang. b. Frasa biasa yang memiliki arti sebenarnya. Misalnya : rumah Ateng, sedang pergi.

4. Fungsi kata yang dalam pembentukan frasa.

Kata yang dalam pembentukan frasa berfungsi sebaga penbentuk frasa nominal dan pengubah klausa menjadi frasa nominal. Membentuk frasa nominal (frasa berkelas nomina). Contoh : yang cantik, yang satu, yang ke sini, yang merah, yang berlari, yang baik. Mengubah klausa menjadi frasa nominal. Contoh : - Ali sedang duduk : Ali yang sedang duduk. - Dia telah pergi : Dia yang telah pregi. - Wajahnya sayu : Wajahnya yang sayu. - Perbuatannya tercela : Perbuatannya yang tercela.

40

Belajar Bahasa Lolak


B. Klausa

Klausa adalah suatu kontruksi yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua kata, yang mengandung hubungan fungsional subjek-predikat, dan secara fakultatif, dapat diperluas dengan beberapa fungsi lain seperti objek dan keterangan-keterangan lain. Klausa dapat dibedakan berdasarkan urutan kata, urutan subjek predikat, dan keterkaitan terhadap klausa lain.

1. Klausa berdasarkan urutan kata. -

- -

Klausa nominal : subjek mendahului predikat. Contoh : ia datang ke rumahku, adik penari, orang itu kurus. Klausa inverse : predikat mendahului subjek. Contoh : datang dia malam itu, pergi Ayah tak tentu arah. Klausa inverse khusus : klausa inverse yang didahului oleh keterangan. Contoh : ke tanah leluhur pergi mereka, kemarin datanglah surat itu, karena sakit menangislah dia.

2. Klausa berdasarkan jenis predikat. -

Klausa berpredikat verba intrasitif. Contoh : anak itu menari, kuda meringkik, kakek merokok, nenek duduk. - Klausa berpredikat verba transitif. Contoh : guru mengajar murid, kurir mengantar surat, Andi mencitai Dian. - Klausa berpredikat nomina. Contoh : pamannya lurah, ibunya serorang bidan, kakaknya tentara.b - Klausa berpredikat adjektiva. Contoh : gadis itu cantik, bapak saya tampan, bapakmu pelit. - Klausa berpredikat adverbial (frasa preposisional). Contoh : nenekku dari Kalimantan, ibu ke Bandung kemarin, Ayah ke Bekasi naik onta. - Klausa berpredikat frasa konektif. Contoh : anak itu merupakan musuh mereka, Sinta menjadi pramugari.

3. Klausa berdasarkan keterikatan terhadap klausa lain. -

Klausa bebas. Klausa yang dapat berdiri sendiri dan tidak berganting pada klausa lain. Contoh : Ani membawa buku, guru mengajar murid. - Klausa terikat. Klausa yang kehadirannya bergantung pada klausa lain dan biasanya ditandai oleh adanya konjungsi (kata penghubung). Contoh : ketika Ayah pergi, agar tubuh subur, sebab kehadirannya tak diperhitungkan. Klausa terikat merupakan bagian dari sebuah kalimat, dan dapat hadir bersama-sama atau dikait kandengan klausa bebas. Klausa di atas misalnya, merupakan bagian dari kalimat : Ibu merasa sedih ketika Ayah pergi, Tanaman itu diberinya pupuk agar tumbuh subur, Dadang kecewa kehadirannya tak diperhitungkan.

C. Kalimat

Kalimat ialah kesatuan atau ujaran yang berupa kata atau kumpulan kata yang didahului dan diikuti oleh kesenyapan dan disertai yang menunjukkan bahwa kesatuan itu sudah lengkap. Setiap kalimat mewakili satu gagasan utama.

1. Unsur fungsional kalimat

Kalimat umumnya terdiri atas kumpulan kata. Kata ataupun kelompok kata dalam kalimat memiliki fungsi sesuai dengan kedudukannya. Fungsi kata atau kelompok kata dalam kalimat inilah yang dinamakan jabatan kalimat atau fungsi gramatikal kalimat. Yang diantaranya ialah :

Belajar Bahasa Lolak

41


a. Subjek

Subjek atau pokok kalimat adalah bagian kalimat yang menjadi pokok pembicaraan atau masalah pokok. Jabatan ini lazimnya diduduki oleh nomina atau frasa nominal. 1. Buku sekarang mahal. 2. Kejujuran sudah merupakan barang langka saat ini. 3. Rapat itu membahas kurikulum. Umumnya subjek tidak dapat didahului oleh preposisi seperti di, dalam, bagi, kepada, dari, dengan, untuk, dll. Kalimat dibawah ini rancu atau tidak baku, dana dapat dibakukan dengan menghilangkan preposisinya. 4. Dalam rapat itu membicarakan kurikulum. 5. Kepada para mahasiswa perlu diajar Bahasa Indonesia. 6. Dengan kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaanya tidak beres. Kalimat diatas seharusnya demikian : 4a. Rapat itu membicarakan kurikulum atau 4b. Dalam rapat itu dibicarak kurikulum. 5a. Para mahasiswa perlu diajar Bahasa Indonesia. 5b. Bahasa Indonesia perlu diajarkan kepada para Mahasiswa. 6a. Kejadian itu menunjukkan bahwa pekerjaannya tidak beres. 6b. Dengan kejadian itu ditunjukkan bahwa pekerjaanya tidak beres.

b. Predikat

Predikat atau sebutan ialah bagian kalimat yang menadai apa yang dibicarakan tentang subjek. Predikat sebuah kalimat dapat berupa nomina atau frasa nominal, verba atau frasa verbal, adjektiva atau frasa adjektiva, frasa preposisional, dan kata bilangan atau numeralia, seperti kita lihat pada kalimat berikut : 7. Suaminya guru. 8. Suaminya bekerja. 9. Suaminya rajin. 10. Suaminya dari kantor. 11. Rumahnya satu.

c. Objek

Objek adalah bagian kalimat yang mengikuti verba trensitif atau yang melengkapi predikat verbal transitif. Berdasarkan langsung tidaknya tujuan tindakan yang dimaksud oleh verba, objek dapat dibagi menjadi dua : 1. Objek langsung, dan 2. Objek tidak langsung. Objek langsung tidak dapat didahului oleh preposisi. 12. Kami akan bertemu lagi dan akan membicarakan tentang soal itu. 13. Guru itu sering member saya tugas. 14. Guru itu menjanjikan sesuatu kepada saya. Dalam kalimat (12) soal itu adalah objek langsung, dengan demikian penyisipan preposisi tentang tidak dibenarkan. Jadi kalimat itu rancu dan tidak baku, dan dapat dibakukan dengan menghilangkan preposisi. Dalam kalimat (13) adalah objek langsung dan tugas merupakan objek langsung sedang dalam kalimat (14) yang menjadi objek langsung ialah sesuatu, dan yang tidak langsung adalah saya.

d. Keterangan

42

Belajar Bahasa Lolak


Keterangan adalah bagian kalimat yang member kejelasan tentang kapan, dimana, dan bagaimana peristiwa yang diutaran dalam kalimat itu berlangsung. - Keterangan Tempat : 15. Pedagang itu menjajakan barangnya di Kota. 15a. Dia melamar pekerjaan di kantor tempat adiknya bekerja. - Keterangan waktu : 16. Anaknya menulis surat itu kemarin. 16a.Dia menulis surat itu ketika saya masuk ke kamarnya. - Keterangan sebab : 17. Anaknya tidak masuk sekolah karena sakit. 17a. Budiman tidak masuk sekolah karena ia sakit dan harus kedokter. - Keterangan kecaraan : 18. Ia membaca dengan tekun. 18a. Ia membaca dengan suara keras dan nyaring. - Keterangan tujuan : 19. Ia belajar tekun supaya lulus. 19a. Ia belajar tekun supaya tahun depan ia dapat ikut cepat tepat. - Keterangan syarat : 20. Pelajar itu diizinkan masuk kelas jika rapi. 20a. Pelajar itu diizinkan masuk kelas jika bajunya sudah rapi.

2. Pola Kalimat a. Berdasarkan unsur fungsional.

Pola kalimat ialah susunan fungsi gramatikal yang tepat untuk mewujudkan suatu kalimat. Dalam Bahasa Indonesia banyak pola yang mungkin disusun, antara lain sebagai berikut : - Subjek – Predikat (S-P) 21. Dia membaca. 22. Gadis berambut panjang itu tidak disini lagi. - Subjek – Predikat – Objek (S-P-O) 23. Dia membaca buku Bahasa Indonesia. 24. Anwar mengembalikan buku Saya. - Subjek – Predikat – Objek – Keterangan (S-P-O-K) 25. Anaknya meminjam kamus kemarin. 26. Direktur itu menandatangani perjanjian tersebut dengan terpaksa. - Predikat – Subjek (P-S) 27. Belum dikembalikan juga buku saya. 28. Sedang tidur Ayah. - Subjek – Predikat – Keterangan (S-P-K) 29. Sekretarisnya sedang mengetik di ruang sebelah. 30. Pelajar itu menyimak dengan penuh perhatian.

Belajar Bahasa Lolak

43


- K-S-P-01-02-K 31. Pada waktu itu dia menyerahkan bingkisan kepada pembantunya secara diam-diam. 32. Karena hujan dan meminjami saya sebuah paying kemarin.

b.Berdasarkan kelas kata.

Pola dasar kalimat mepersoalkan kelas kata (jenis kata) apa yang mendasari pembentukan kalimat inti. Disini kita melihat kelas kata apa yang menduduki jabatan subjek dan kelas kata apa pula yang menduduki jabatan predikat. Berdasarkan kelas kata yang menduduki fungsi S-P, dapat di tentuka empat pola dasar kalimat Bahasa Indonesia. - Nomina + Nomina 33. Paman saya pedagang. 34. Itu rumah Paman. - Nomina + Verba 35. Paman Ateng melawak. 36. Iwan yang pandai itu pergi. - Nomina + adjektiva 37. Kelinci itu lucu sekali. 38. Motor Honda Samsu rusak. - Nomina + Kata TUgas 39. Ibu ke pasar. 40. Kakek dari Sukabumi. Pola dasar No.4 sebagaimana terlihat pada contoh kalimat diatas, seringkali tidak terterima sebagai kalimat yang baik dan benar. Kalimat contoh tersebut diterima sebagai kalimat yang baik dan benar apabila diubah menjadi kalimat sebagai berikut : - Ibu pergi ke pasar. - Kakek berasal dari Sukabumi, atau -Kakek datang dari Sukabumi

3. Ragam Kalimat

Dengan sejumlah kosakata yang kita kuasai, kita dapat menyusun berbagai jenis kalimat sesuai dengan pikiran, gagasan, atau perasaan yang ingin kita utarakan. Variasi atau jenis kalimat ini lazim disebut ragam kalimat. Kalimat dapat dibedakan berdasarkan bermacam-macam hal sebagai berikut : a. Berdasarkan nilai informasi atau sasaran yang akan dicapai dan intonasi : 1. Kalimat Deklaratif, 2. Kalimat Interogatif, 3. Kalimat Imperatif : Suruhan, ajakan, permintaan, larangan. b. Berdasarkan diathesis : 1. Kalimat aktif (Subjek melakukan perbuatan) dan 2. Kalimat pasif (Subjek dikenai perbuatan). c. Berdasarkan jumlah inti yang membentuknya : 1. Kalimat Minor (hanya mengandung satu inti) dan 2. Kalimat Mayor (mengandung lebih dari satu inti). d. Berdasarkan jenis kata yang menduduki posisi predikat : 1. Kalimat verbal dan 2. Kalimat nominal. e. Berdasarkan pola-pola dasar yang dimilikinya atau jumlah unsur pusat dan penjelasannya : 1. Kalimat inti dan 2. Kalimat transformasi (perubahan dari kalimat inti). f. Berdasarkan jumlah kontur (bagian urusan ujaran yang diapit oleh dua kesenyapan) yang terdapat didalamnya : 1. Kalimat minim (hanya mengandung satu kontur) dan 2. Kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur). - Kalimat mini : # Pergi! # - Kalimat Panjang : # Berita daerah membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #. g. Berdasarkan jumlah klausa dan sifat hubungan antar klausa yang terkandung di dalamnya : 1. Kalimat tunggal (kalimat yang hanya mengandung satu klausa/satu pola S-P) dan 2. Kalimat majemuk (kalimat yang mengandung lebih dari satu klausa/lebih sari satu pola S-P).

44

Belajar Bahasa Lolak


Kalimat majemuk, berdasarkan hubungan antar klausanya : 1. Kalimat majemuk setara : setara menggabungkan, setara memilih, setara mempertentangkan, setara menguatkan, 2. Kalimat majemuk bertingkat, 3. Kalimat majemuk rapatan. h. Berdasarkan cara penyampaian pendapat atau ujara orang ketiga : 1. Kalimat langsung dan 2. Kalimat tak langsung. i. Berdasarkan lengkap tidak unsur utama : 1. Kalimat lengkap dan 2. Kalimat elips.

1. Kalimat deklaratif.

Kalimat deklaratif, kalimat peenyataan, atau kalimat berita adalah kalimat yang mengandung informasi tentang suatu hal untuk disampaikan kepada orang kedua agar yang bersangkutan memakluminya. 41. Besok paman pergi ke Medan. 42. Menyerah kepada takdir bukan berarti menyerah untuk kalah karena sesungguhnya manusia ditakdirkan untuk menang. 43. Kecemburuan pribumi terhadap nonpribumi, terutama golongan Cina, saya piker hanya karena perbedaan status sosial.

2. Kalimat interogatif.

Kalimat interogatif atau kalimat Tanya ialah yang berisi permintaan agar orang kedua member informasi tentang sesuatu. 44. Dia pergi ke situ ? 45. Siapa menurut pendapatmu yang akan lulus ? 46. Hidup sederhana sudah sering dan sudah lama kita gembar-gemborkan. Tetapi hasilnya ? 47. Benarkah generasi muda sukar diajak maju ? ataukah sebaliknya generasi tua yang kurang mampu menawarkan kesempatan ?

3. Kalimat imperatif.

Kalimat imperatif atau kalimat perintah yaitu kalimat yang mengandung permintaan agar orang kedua melakukan tindakan atau mengambil sikap tertentu sesuai dengan verba yang dimaksud. Contoh : 48. Silahkan dipahami kenyataan bahwa kaum tua-muda, wajib saling menghargai untuk saling melengkapi. 49. Sebagai kaum tua, Saudara harus, sadar bahwa dalam diri kaum muda pun tersirat nilai-nilai dan harapan yang jauh lebih sesuai dengan situasi baru serta dunianya sendiri. 50. Sebaiknya kalian, kaum muda, harap mencari, bimbingan dan pasangan dari kaum tua yang lebih berpengalaman, sebab kamu tak akan dapat bergerak meraba-raba dalam gelap menuju idea tau cita-cita.

4. Kalimat aktif.

Kalimat yang subjeknya dianggap melakukan tindakan seperti yang dimaksud oleh verbanya. 51. Amat belajar. 52. Kita dapat mengenal watak seseorang dengan jalan mengetahui dengan siapa saja dia bisa bergaul. 53. Amsah sedang tidur.

5.Kalimat pasif.

Kalimat yang mengadung predikat verbal yang menunjukkan bahwa subjek menjadi tujuan dan sasaran perbuatan yang dimaksu oleh verba tersebut. Contoh : 54. Bukunya sudah diambil. 55. Bingkisan tersebut sudah mereka kirim. 56. Tidak lama setelah dibebaskan dari hukuman itu, dia ketahuan mencuri lagi. 57. Akhirnya persoalan itu terselesaikan juga.

Belajar Bahasa Lolak

45


6.Kalimat inversi (susun balik). Kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Contoh : 58. Telah dibenahi Kakak semua mainan Adik. 59. Sadarlah Andi bahwa mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri adalah jalan terbaik menuju bahagia.

7. Kalimat minor.

Kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat atau inti. Contoh : 60. Diam ! 61. Sangat bahagia. 62. Silahkan saja ! 63. Apa ?

8. Kalimat mayor.

Kalimat yang mengandung lebih dari satu unsur pusat. Contoh : 64. Dia sudah berangkat. 65. Kasur kaka rusak. 66. Jika ingat melakukan kebaikan, lakukanlah sekarang, jika bermaksud berbuat kejahatan tundalah hingga esok. 9. Kalimat verbal. Kalimat yang predikatnya verba. Contoh : 67. Adik tidur. 68. Dia tidak melamun, tetapi berpikir. 69. Rasa hormat memang tidak selalu mendatangkan persahabatan, tetapi persahabatan selalu menuntut adanya rasa hormat dan mustahil tanpa itu.

10. Kalimat nominal. Kalimat yang predikatnya bukan verba. Contoh : 70. Nartosabdo dalang. 71. Mereka murid-murid kebanggaan. 72. Pelajar di sekolah ini hamper semua rajin dan disiplin. 73. Yang bersampul merah berada di meja kami. 11. Kalimat inti. Kalimat yang terdiri dari dua unsur pusat atau inti. Contoh : 74. Adik menangis Ciri-ciri kalimat inti : • Hanya terdiri atas dua kata. • Kedua kata itu sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki jabatan subjek, kata kedua menduduki jabatan predikat). • Urutannya adalah subjek mendahului predikat. • Intonasinya adalah inotasi yang netral.

12.Kalimat transformasi. Kalimat inti yang mengalami pembalikan susunan (75), perubahan intonasi (76 dan 77), perluasan (78), atau penegasan (79).

46

Belajar Bahasa Lolak


75. 76. 77. 78. 79.

Menangis Adik. Adik menangis ? Adik, menangis ? Adik saya sedang menangis dikamar. Adik tidak menangis

13.Kalimat tunggal. Kalimat yang hanya mengandung satu klausa atau yang hanya mempunyai satu objek dan satu predikat. 80. Kita perlu berkreasi. 81. Mahasiswa itu mengadakan penelitian. 82. Kini Makasiswa itu sedang mengadakan penelitian tentang fluktuasi harga semen.

14. Kalimat majemuk setara.

Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang mengandung dua pola atau lebih yang hubungan antar klausa bersifat setara. Hubungan setara itu dapat diperinci lagi atas : a. Setara menggabungkan. Penggabungan ini dapat terjadi dengan merangkaian dua kalimat tunggal dengan diantara kesenyapan anatar atau dirangkaikan dengan kata-kata seperti : dan, lagi, sesudah itu, karena itu. 83. Saya menangkap ayam itu, dan ibu memotongnya. 84. Ayah memanjat pohon mangga itu, sesudah itu dipetiknya beberapa buah. b. Setara memilih. Kata tugas yang dipakai untuk menyatakan hubungan ini adalah: 85. Engkau tinggal saja disini, atau engkau ikut dengan membawa barang itu. c. Setara mempertentangkan. Kata-kata tugas yang dipakai dalam hubungan ini adalah : tetapi, melainkan, hanya. 86. Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas. 87. Ia tidak meniaga adiknya, melainkan membiarkannya saja. d. Setara menguatkan Kata tugas yang digunakan : bahkan, lagi pula. 88. Anak ini pintar, bahkan budi pekertinya baik.

15.Kalimat Majemuk bertingkat.

Kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua klausa, sedangkan klausa yang satu menjadi bagian klausa yang lain. Klausa yang menjadi bagian klausa yang lain disebut klausa terikat atau anak kalimat, sedang klausa yang memuat klausa terikat dinamakan klausa bebas. 89. Saya tidak tahu kapan Ayahnya kembali. 90. Saya sendiri, yang sudah sedemikian dekatnya kepadanya, juga tidak tahu apa sebenarnya yang dia inginkan sehingga terbuat semacam itu terhadap istrinya.

16.Kalimat Majemuk rapatan

Gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena subjek atau predikatnya sama maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali. 91a. Pekerjaanya hanya makan. 91b. Pekerjaanya hanya tidur. 91c. Pekerjaanya hanya merokok.

Belajar Bahasa Lolak

47


Semua kalimat tersebut kemudian dirapat menjadi : 91d. Pekerjaanya hanya makan, tidur, dan merokok. 92a. Mereka tidak perlu tahu kapan kita harus pergi. 92b. Mereka tidak perlu tahu bagaimana kita harus pergi. Yang penting tugas itu harus terlaksana. Kedua kalimat tersebut kemudian dirapatkan menjadi : 92c. Mereka tidak perlu tahu kapan dan bagaimana kita harus pergi. Yang penting tugas itu harus terlaksana.

17.Kalimat langsung.

Kalimat yang menyatakan pendapat orang ketiga dengan mengutip kata-katanya persis seperti waktu dikatakannya. 93. “Aku benar-benar mencintaimu. Aku ingin kau menjadi milikku”. Kata Ibu kepada Ayah. 94. “Kontak batik antara Ibu dan Anak”. Katanya, “ialah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya”.

18. Kalimat Langsung

Kebalikan kalimat langsung, yaitu yang menyatakan isi ujaran orang ketiga tanpa mengulang katakatanya secara tepat. Misalnya: 95. Dia mengatakan bahwa kontak batik antara Ibu dan Anak adalah rahmat Tuhan yang tak ternilai harganya. 96. D.J Schwartz menegaskan bahwa, yang penting bukan kenapa kita tidak maju, tetapi bagaimana kita harus maju.

19. Kalimat Elips

Disebut juga kalimat tidak sempurna atau kalimat tak lengkap, yaitu kalimat yang sebagian unsurnya dihilangkan karena dianggap sudah jelas dari konteksnya. 97. Ah, masa ? 98. Yah mudah-mudahan saja !

20. Kalimat pasif inversi

Kalimat pasif inversi adalah kalimat pasif dengan pola inversi. Kalimat pasif adalah kalimat berpredikat verba yang subjeknya terkena perbuatan yang tersebut dalam predikat. Kalimat berpola inversi adalah kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Contoh: • Diambilnya uang itu dari dalam laci. • Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. • Sudah saya abaca buku itu. • Mereka taburkan bunga di pusara ibu. Untuk memahami contoh-contoh kalimat diatas, perhatikan langkah-langkah perubahan dari kalimat aktif hingga menjadi kalimat pasif inversi dibawah ini ! • Kalimat aktif : Ia mengambil uang itu dari dalam laci. • Diubah menjadi pasif : Uang itu diambil oleh ia dari dalam laci. • Disederhanakan (P dan O pelaku disatukan menjadi P) : Uang itu diambilnya dari dalam laci. • Diinversikan : Diambilnya uang itu dari dalam laci. Langkah perubahan lain : • Mereka menaburkan bunga di pusara ibu. • Bunga ditaburkan oleh mereka di pusara ibu. • Bunga mereka taburkan di pusara ibu • Mereka taburkan bunga di pusara ibu.

48

Belajar Bahasa Lolak


4. Kalimat Baku

Kalimat baku (standar) dipergunakan apabila kita berbahasa baku. Adapun cirri-cirinya adalah sebagai berikut : a. Mengunakan kata-kata baku. b. Menggunakan struktur baku (sesuai dengan kaidah morfologi dan sintaksis Bahasa Indonesia). c. Dalam ragam tulis, menggunakan ejaan baku (sesuai dengan Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan). d. Dalam ragam lisan, menggunakan lafal buku (lafal yang tidak mencerminkam logat asing atau logat kedaerahan). Contoh : - Siapa yang bikin rumah itu ? (tidak baku). - Siapa yang membuat rumah ini ? (baku). - Rumahnya Udin yang catnya kuning. (tidak baku) - Mudah-mudahan dia lekas datang. (baku)

5. Keterangan aspek kala

Keterangan aspek kala adalah keterangan yang menandai waktu pelaksanaa pekerjaan / perbuatan / proses yang tersebut pada predikat kalimat. Keterangan aspek berkala posisinya selalu di depan predikat kalimat. Kata-kata yang merupakan keterangan aspek kala adalah sudah, telah, sedang, belum dan akan. Contoh : a. Ani sedang membaca buku. Keterangan aspek kontinuatif, menyatakan pekerjaan tengah berlangsung. b. Ani akan membaca buku. Keterangan aspek futuratif, menyatakan pekerjaan akan berlangsung c. Ani telah membaca buku. Keterangan aspek prefektif, menyatakan pekerjaan sudah berlangsung. Pada kalimat pasif inverse, keterangan aspek kala posisinya sama dengan posisi pada kalimat aktif dan kalimat pasif biasa, yaitu di depan predikat. Perhatikan contoh berikut : 1. Rudi telah membaca kitab itu hingga tamat. 2. Kitab itu telah dibaca oleh Rudi hingga tamat. 3. Kitab itu telah Rudi baca hingga tamat. 4. Telah Rudi baca kitab itu hingga tamat. 5. Rudi telah baca kitab itu hingga tamat. Letak kata telak pada kalimat 1, 2, 3, dan 4 benar, sedangkan pada kalimat 5 salah. Dengan demikian kalimat 5 adalah kalimat yang mengalami kesalahan structural.

6. Gagasan utama kalimat.

Gagasan utama atau pikiran pokok kalimat adalah amanat/informasi yang terpenting yang terkandung dalam sebuah kalimat. Gagasan utama kalimat ditanyakan dengan pola S-P atau pola S-P-O. Gagasan utama ditanyakan dengan pola S-P dalam kalimat nominal dan kalimat verbal intranstif. Sedangkan pada kalimat verbal transitif, gagasan utama dapat ditanyakan dengan pola S-P-O atau S-P saja. Contoh:

a. Amir sedang membaca buku di dalam kamar.

GU : Amir membaca

Belajar Bahasa Lolak

49


b. Kemarin Ida mengantarkan surat ke rumahku.

GU : Ida mengantar surat

c. Ayah Anita adalah seorang perwira menengah.

GU : Ayah perwira

d. Ketty sedang duduk di ruang tamu.

GU : Ketty duduk

- Majemuk setara

Kalimat majemuk setara terdapat lebih dari satu gagasan yang kedudukannya sederajat. Jadi, dalam kalimat majemuk setara, terdapat lebih dari satu gagasan utama. Contoh : 1. Eko makan sate, Andi makan asinan. GU : 1. Eko makan, 2. Andi makan. 2. Ali sedang belajar, sedangkan Abas sedang tidur. GU : 1. Ali berlajar, 2. Abas tidur.

- Majemuk bertingkat

Kalimat majemuk bertingkat pada dasarnya adalah kalimat tunggal yang salah satu fungsinya diperluas dan perluasannya itu membentuk sebuah pola klausa. Di dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat klausa utama (klausa bebas) dan klausa terikat. Dengan demikian, dalam kalimat majemuk bertingkat terdapat gagasan utama dan gagasan bawahan (gagasan penjelas). Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa gagasan utama tidak selamanya berada pada klausa utama. Perhatikan keterangan berikut dengan baik : a. Apabila anak kalimat merupakan perluasan fungsi keterangan, gagasan utama terdapat pada klausa utama yang merupakan induk kalimat. Contoh :

1. Ketika ayah pergi, ibu kesepian di rumah.

GU : Ibu kesepian.

2. Wati menyirami tanaman itu setiap hari supaya buahnya lebat.

GU : Wati menyirami tanaman.

3. Aminah bahagia Karena suaminya naik pangkat.

GU : Aminah bahagia.

b. Apabila anak kalimat merupakan perluasan fungsi objek (anak kalimat merupakan objek dari predikat verba transitif ), gagasan utama terdapat pada anak kalimat. Contoh :

1. Presiden mengatakan bahwa pembangunan harus dilanjutkan.

GU : Pembangunan harus dilanjutkan.

2. Mat Kemplo menceritakan bahwa kakeknya jatuh dari ayunan.

GU : Kakeknya jatuh.

c. Apabila anak kalimat merupaka pelengkap. Gagasan utama terdapat pada induk kalimat. Contoh :

1. Saya berharap hal itu tidak akan terjadi.

GU : Saya berharap

2. Mereka lupa bahwa mereka harus melunasi pinjamannya pada akhir bulan ini.

GU : Mereka lupa.

50

Belajar Bahasa Lolak


7. Semantik

Bagian tata bahasa atau linguistic yang mempelajari arti kata ialah semantic. Sedang aria tau makna ialah hubungan abstrak antara kata sebagai symbol dengan objek atau konsep yang ditunjuk atau diwakili.

a. Jenis makna

Ada beberapa arti dan hubungan arti kata. Diantaranya ialah :

1. Arti leksilak

Arti kata (leksem) sebagai satuan yang bebas. Arti ini umumnya dianggap sejajar dengan arti denotative. Biasa pula dianggap sebagai arti menurut kamus (leksikon).

2. Arti gramatikal

Arti yang timbul setelah suatu bentuk ujaran mengalami proses ketatabahasaan. Arti ini juga disebut anti structural. Misalnya prefix pe- lazim dianggap mempunyai arti gramatikal ‘alat untuk melakukan sesuatu, atau pelaku perbuatan tertentu’.

3. Arti denotatif

Disebut juga arti harfiah, arti lugas, arti sebenarnya, arti tersurat, yaitu arti yang didasarkan penunjukan secara langsung pada objek atau konsep yang dimaksud. Kata bungan dalam kalimat berikut mengandung arti denotative.

4. Arti konotatif

Sama dengan arti kias atau arti tersirat, yaitu yang didasarkan pada penunjukkan secara tidak langsung. Kata bunga dalam kalimat bertikut digunakan menurut arti konotatifnya. Contoh : - Yuniar adalah bunga di kelas itu. - Generasi muda adalah bunga bangsa yang harus dibina.

5. Arti idomatik

Arti yang timbul karena dua kata bersenyawa membentuk satu kesatuabn dengan makna baru, dan makna barunya itu tidak dapat ditelusuri dan unsur pembentuknya. Contoh : - Sehubungan dengan kasus itu, dia akan dihadapkan ke meja hijau. - Jalan itu terlalu banyak polisi tidurnya. Meja hijau = pengadilan, dan polisi tidur = tanggul penghambat, agar pengendara mengurangi kecepatannya.

b. Hubungan makna

Sebuah kata mempunyai hubungan arti dengan kata yang lain. Ada kata yang artinya sama dengan kata yang lain, artinya berlawanan dengan kata yang lain, atau dicakup oleh kata yang lain. Berikut ini adalah macam-macam hubungan arti :

1. Sinonim

Dua kata atau lebih yang mempunyai arti sama atau hamper sama. Misalnya : - Kitab = buku. - Orang = manusia. - Gadungan = pisau. - Evakuasi = ungsi. - Lestari = abadi. - Dampak = pengaruh. - Kendala = hambatan - Efektif =hasil guna - Efisien = daya guna, serta - Devaluasi = penurunan nilai.

Belajar Bahasa Lolak

51


Sinonim yang hampir sama menyebabkan nuansa makna (perbedaan yang sangat halus). Misalnya : bulat-bundar, menyongsong-menyambut. Sinonim yang hamper sama juga menyebabkan nilai rasa yang berbeda . Misalnya : karyawan, pegawai, buruh.

2. Antonim

Dua kata atau lebih yang artinya berlawanan. Misalnya : - Wanita dengan laki-laki. - Hidup dengan mati. - Lebar dengan sempit. - Efisien dengan boros.

3. Hiponim

Kata-kata yang artinya dicakup oleh kata yang lain : misalnya : arti kata melati, mawar, flamboyant, anggrek dicakup oleh arti kata bunga. Disini, melati adalah hiponim dari bunga, sedang bunga adalah hiperonim dari kata melati. Jadi hiperonim adalah kata yang mencangkup kata yang lain. Kohiponim adalah hubungan yang sejajar, misalnya : apel dengan anggur, kucing dengan harimau, merah dengan putih.

4. Polisemi

Kata-kata yang artinya berkaitan. Misalnya : kaki orang, kaki gunung, kaki langit, kaki bukit.

c. Hubungan bentuk

Dalam realitas bahasa dapat ditemukan bentuk antara kata yang satu dengan kata yang lain, kesamaan itu dapat berupa kesamaan tulisan, kesamaan ucapan, atau kesamaan ucapan dan tulisan sekaligus.

1. Homonim

Dua kata atau lebih yang tulisan dan bunyinya sama sedang artinya berbeda. Misalnya bisa-dapat, bisa-racun, beruang yang berarti mempunyai uang, mempunyai ruang, dan yang mengandung makna nama binatang, serta kopi yang berarti sejenis minuman dan yang bermakna salinan.

2. Homofon

Sejenis homonym, tetapi hanya bunyinya saja yang sama, sedang tulisannya dan artinya berbeda. Contoh : massa dengan masa, tang dengan tank, bang dengan bank, sangsi dengan sanksi, keranjang dengan keranjang, dll. Seperti kita lihat, homofon yang sama hanya bunyinya.

3. Homograf

Sejenis homonym, tetapi yang sama hanya tulisannya, sedang bunyi dan arti beda. Misalnya serang yang berarti menyerbu dan serang yang nama sebuah kota; teras yang bermakna bagian depan rumah dan teras berarti inti.

d. Perubahan makna

Arti suatu kata dapat berubah oleh beberapa penyebab, antara lain : perubahan nilai rasa, perubahan cakupan makna, perubahan tanggapan antara dua indera, dan perubahan makna karena persamaan sifat.

1. Penyorasi

Perubahan nilai rasa menjadi lebih rendah dari yang sebelumnya. Arti kata dianggap mengalami penyorasi jika nilainya merosot, misalnya : dari yang semula bernilai hormat, menjadi hina, disukai

52

Belajar Bahasa Lolak


menjadi tidak atau kurang disukai, dll. Misalnya : kata abang, perempuan, bini, gerombolan, betina, emak, eksekusi, dll. Dahulu kata abang mempunyai arti yang sejajar dengan kata kakak. Karena, terlalu sering digunaka untuk menunjuk orang-orang dari lapisan social bawah, seperti abang becak, abang bakso, dll. Kemudian orang dari lapisan social tertentu tidak suka jika disapa dengan kata abang. Dengan demikian nilai kata tersebut menjadi merosot.

2. Ameliorasi

Perubahan nilai rasa menjadi lebih tinggi, lebih hormat, dan lebih disukai. Misalnya perubahan arti kata istri, wanita, suami, kakak, putra dll.

3. Perluasan arti

Perubahan arti kata yang semula cakupan maknanya lebih sempit dari yang sekarang. Misalnya perubahan arti pada kata saudara, bapak, ibu, berlayar, kereta api, dll.

4. Penyempitan arti

Perubahan arti dari yang semula cakupan maknanya luas kini menjadi sempit. Misalnya perubahan arti pada kata ulama, pendeta, sarjana, pena, lafal, golongan, dan perkosa.

5. Sinestesia

Perubahan arti karena adanya pertukaran tanggapan dua indera yang berbeda, misalnya kata keras, lembut, manis dalam ungkapan kata-katanya peda, suarnya keras, gerak tubunga lembut, wajahnya manis. Kata manis yang seharusnya berhubungan dengan indra pengecap disini diterapkan pada indra penglihatan atau visual.

6. Asosiasi

Perubahan arti karena persamaan sifat atau hubungan makna secara tidak langsung. Misalnya kata amplop dihubungkan dengan sesuatu yang dimaksud di dalamnya, yang biasanya berupa uang untuk melicinkan persoalan. Misalnya dalam ungkapan berikut : agar persoalan itu lekas bere, beri saja dia amplop. Begitu juga kata catut yang dihubungkan dengan arti kata korupsi.

Catatan : yang dimaksu dengan nilai rasa suku kata ialah kesan baik buruk, positif negative kata tersebut. Misalnya kata tolol yang mengandung nilai rasa penghinaan, dan angka tiga belas dianggap mempunyai nilai rasa kesialan.

7. Etimologi

Asal usul bentuk kata dipelajari oleh etimologi. Pertanyataan tersebut menyiratkan bahwa kata memiliki sejarah, mempunyai asal-usul. Dia lahir, tumbuh, dan berkembang. Ada yang hidup terus dipakai orang dan sebaliknya ada yang begitu lahir, langsung menghilang.

Kata-kata, seperti manusia, mempunyai sejarah dan mengalami perubahan, baik bentuk maupun isinya, baik bunyi maupun artinya. Kita ambil sebagai contoh : misalnya kata iklan. Kata ini berasal dari bahasa arab I’lam, bentuk verba imperatif yang berani “ketahuilah !”. sekarang sinonim dengan advertensi. Dalam kominikasi sehari-hari sering memakai kata haeta dan arti. Siapa mengira kedua kata ini ternyata memiliki sejarah kelahiran yang sama, berasal dari akar yang sama. Dan keduanya mempunyai hubungan erat dengan kata permata. Baik arti maupun harta berasal dari kata Sansekerta artha “ arti atau guna”. Harta adalah “sesuatu yang sangat berarti atau berguna”. Kata parama juga mempunyai arti yang sama, yakni parama “utama” dan artha. Jadi secara etimologis kata itu bermakna “arti atau guna yang utama”. Dan sekarang? Apa maknanya?

Belajar Bahasa Lolak

53


Dalam bagian ini kita tidak akan menulusuri usul-usul setiap kata, tetapi kita hanya mencoba untuk memahami konsep-konsep yang menandai perubahan bentuk kata atau proses pembentukan kata, yang lazim kita sebut gejala bahasa.

e. Gejala bahasa

Gejala bahasa atau perisiwa itu diantaranya ialah :

Gejala

Pengertian

Contoh

Adaptasi

Penyesuaian bentuk berdasarkan byaya menjadi biaya kaidah fonologis, kaidah Pajeg menjadi pajak hortografis, atau kaidah morfologis. Voorloper menjadi pelopor Fardhu menjadi perlu Igreja menjadi gereja Voorschot menjadi persekot Coup d’etat menjadi kudeta Postcard menjadi kartu pos

Analogi

Pembentuk kata berdasarkan Berdasarkan kata “dewa-dewi” di bentuk kata contoh yang telah ada. putra-putri, siswa-siswi, saudara-saudari, pramugara-pramugari. Berdasarkan kata “industrialisasi” di bentuk kata : hutanisasi, Indonesianisasi.

Anaptiksisi

Penyisipan vocal e pepet untuk Sloka menjadi seloka melancarkan ucapan. Srigala menjadi serigala Negri menjadi negeri Ksatria menjadi kesatria

Asimilasi

Proses perubahan bentuk kata karena dua fonem berbeda disamakan atau dijadikan hampir sama.

Disimilasi

Kebalikan dari Asimilasi yaitu Saj jana menjadi sarjana perubahan bentuk kata yang terjadi Sayur-sayur menjadi sayur-mayur karena dua fonem yang sama dijadikan berbeda.

In-moral menjadi immoral In-perfect menjadi imperfek Al-salam menjadi asalam In-relevan menjadi irelevan

Monoftongisasi Perubahan bentuk kata yang terjadi karena perubahan diftong (vocal rangkap) menjadi motoftong (vocal tunggal)

Autonomi menjadi autonomi Autobtografi menjadi atobiografi Satai menjadi sate Gulai menjadi gule

Diftongisasi

Sentosa menjadi sentausa Cuke menjadi cukai Pande menjadi pandai Gawe menjadi gawai

S a n d (persandian)

54

Perubahan bentuk kata yang terjadi karena monoftong diubah menjadi diftong. Jadi kebalikan monoftongisasi. i Peruban bentuk kata yang terjadi karena peleburan dua buah vocal yang berdampingan, dengan akibat jumlah suku kata berkurang satu.

Belajar Bahasa Lolak

Keratuan menjadi keratin Kedatuan menjadi kedaton Sajian menjadi sajen Durian menjadi duren


Hiperkorek

Pembentulan bentuk kata yang Sabtu menjadi saptu sebenarnya sudah betul, sehingga November menjadi nopember hasilnya justru salah. Surge menjadi sorga Februari menjadi pembuari

Kontaminasi

Kekacauan karena dua pengertian yang berbeda, atau perpaduan dua buah struktur yang seharusnya tidak dipadukan.

Berulang-ulang dan berkali-kali menjadi berulang-kali. Saudara-saudara dan saudara sekalian mejadi saudara-saudara sekalian. Musnah dan punah menjadi musnah.

Metasis

Pergeseran kedudukan fonem, atau perubahan bentuk kata karena dua fonem atau lebih dalam suatu kata bergesr tempatnya.

Rontal menjadi lontar Anteng menjadi tenang Usap menjadi sapu Palsu menjadi sulap Keluk menjadi lekuk

Protesis

Perubahan fonem di depan bentuk Lang menjadi elang kata asal. Mak menjadi emak Mas menjadi emas Undur menjadi mundur

Epentis

Perubahan bentuk kata yang terjadi Baya menjadi biaya karena penyisipan fonem kedalam Jur menjadi jemur kata asal. Gopala menjadi gembala Bhasa menjadi bahasa

Paragog

Perubahan bentuk kata karena Pen menjadi pena penambahan fonem dibagian akhir Mama, bapa menjadi mamak, bapak kata asal. Pati menjadi patih

Aferesis

Penghilangan fonem diawal bentuk Adhyaksa menjadi jaksa asal. Wujud menjadi ujud Bapak menjadi pak Ibu menjadi bu

Sinkop

Penghilangan fonem ditengah atau Laghu menjadi lagu di dalam kata asal. Pelihara menjadi piara Niyata menjadi nyata Mangkin menjadi makin

Apokop

Penghilangan fonem diakhir bentuk Sikut menjadi siku kata asal. Pelangit menjadi pelangi Balik mejadi bali Riang menjadi ria

Kontraksi

Pemendekan atau penyingkatan suatu frasa menjadi kata baru.

Tidak ada menjadi tiada Kamu sekalian menjadi kalian Bagai itu menjadi begitu Bagai ini menjadi begini

Nasalisasi Penambahan bunyi sengau atau Me baca menjadi membaca (penyengauan) fonem nasal yaim/m/, /n/, /ng/, den Pe duduk menjadi penduduk /ny/. Pe garis menjadi penggaris

Belajar Bahasa Lolak

55


Palatalisasi

Penambahan fonem palatal /y/, pada suatu kata ketika kata-kata ini dilafalkan.

Pada kata ia, dia, pria, panitia, ksatria, bersedia, yang masing-masing dilafalkan /ia/, /priya/, /diya/, /panitiya/, dan / bersediya/. Jadi palatalisasi muncul diantara vocal /i/, dan /a/ yang digunakan berdampingan.

Labialisasi

Penambahan fonem labial /w/ Pada kata uang, buang, tuang,juang,kualitas, diantara vocal /u/ dan /a/ yang dll. Selain itu, labialisasi juga muncul diantara berdampingan pada sebuah akat. bokal /u/ dan /e/, atau /u/ dan /i/ seperti pada kata frekuensi dan kuitansi. Pada waktu kita lafalkan kata-kata itu, terasa sekali, bahwa diantara vocal-vokal tersebut timbul fonem balial /w/, misalnya uang kita lafalkan /uwang/.

Onomatope

Pembentukan kata tiruan bunyi-bunyi.

Haplologi

Perubahan bentuk kata yang Mahardhika menjadi merdeka berupa penglihatah satu suku kata Budhidaya menjadi budaya di tengah-tengah kata.

berdasarkan Hura-hura dari hore-hore Aum (suara harimau) Meong (suara kucing) Embik (suara kambing)

8. Kesusastraan Secara morfologi kata kesusastraan, yang lebih sering disebut satra, dapat diuraikan atas konfiks ke-an yang berarti “semua yang berkaitan dengan”, prefix su “baik, indah, berguna”, dan bentuk dasar satra yang berarti “kata, tulisan, ilmu”. Jadi, menurut uraian tersebut, kesustraan adalah semua yang berkaitan dengan tulisan yang indah. Sedang menurut arti istilah, kesustraan atau sastra ialah cabang seni yang menggunakan bahasa sebagai medium. Umumnya dikatakan bahwa keindahan atau nilai estesis suatu cipta sastra timbul karena adanya keserasian, kesepadanan, atau keharmonisan antara isi (=topic, amanat) dengan bentuk (=cara pengungkapan isi). Keindahan inilah yang kemudian merebut perhatian pembaca, dan menarik mereka kedalam penghayatan terhadap cipta sastra tersebut. Adanya nilai keindahan itulah yang membangkitkan perasaan hati, sedih, gembira, puas atau sebaliknya kecewa di dalam batin pembaca.

a. Sejarah Sejarah kesustraan di sini ialah keterangan yang membeberkan perkembangan kesustraan dari mulai timbulnya sampai sekarang. Kesustraan Indonesia dapat dikatakan berawal dari jenis sastra lisan yang disampaikan secara leluri atau dari mulut ke mulut. Sumber karya sastra Indonesia tertua berbentuk tambo karya Tuno Muhamad Sri Lanang, yaitu Sejarah Melayu (1615). Penulisan sastra kemudian dikembangkan oleh pelopor masa peraliran, yaitu Abdullah bin Abdulkadir Munsi, yaitu pada tahun 1797. Setelah itu muncul Angkatan Balai Pustaka (1920-an), Angkatan Pujangga Baru (1930-an), Angkatan 45, ANgkatan 50, Angkatan 66, dan sampai sekarang. 1. Kesustraan Lama : - Masa Purba.

56

Belajar Bahasa Lolak


- Masa Hindu –Arab. 2. Kesustraan Peralihan : - Masa Abdullah bin Abdulkadir Munsi. - Masa Balai Pustaka (1920-an). 3. Kesustraan Baru : - Masa Angkatan Pujangga Baru. - Masa Angkatan 45. - Masa Angkatan 50. - Masa Angkatan 66.

b. Ragam Ragam karya sastra secara garis besar ada dua yaitu : 1. Prosa, karangan yang tidak terikat dan menonjolkan isi dan keindahan bahasanya, 2. Puisi, karya sastra yang terikat oleh rima, irama, dan bait.

1. Prosa

a. Prosa Lama Prosa lama cenderung bersifat imajinatif, istanasentris, didaktif, anonym, dan bentuk serta isinya statis, sedangkan prosa baru bersifat realistis (melukiskan kenyataan sehari-hari), dinamis atau mengalami perubahan terus-menerus sesuai dengan penambahan masa, dan tidak anonym. Yang termasuk prosa lama :

• Dongeng

Semata-mata berdasarkan khayal dan disampaikan secara lisan. Dibedakan lagi atas : - Fable (dongeng tentang binatang). Contoh : Kancil yang cerdik, Bayan Budiman dll. - Legenda (dongeng yang isinya dikaitkan dengan keunikan atau keajaiban alam). Contoh : Asal-usul Kota Banyuwangi, Sangkuriang dll. - Sange (dongeng yang mengandung unsure-unsur Sejarah). Contoh : Damarwulan, Terjadinya Kota Majapahit dll. - Mite (dongen tentang dewa-dewa atau mahluk lain yang dianggap mempunyai sifat kedawaan, dan sacral). Contoh : Cerita Gerhana, Nyi Loro Kidul, Hikayat Sang Boma, Ilias Odyssee dll. - Epos (Wiracarita / dongen kepahlawanan). Contoh : Ramayana, Mahabrata dll.

• Hikayat

Isinya mengenai kejadian-kejadian di lingkungan istana, tentang keluarga raja. Contoh : Hikayat Hang Tuah, Hikayat Si Miskin, Hikayat Panca Tantra, Hikayat Panji Semirang, Hikayat Dalang Indra Kusuma, Hikayat Amir Hamzah, dll.

• Silsilah atau Tambo

Semacam sejarah, tetapi isinya sudah bercampur dengan khayalan sehingga banyak cerita yang tidak tercerna oleh pikiran sehat. Contoh : Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu-Bugis,dll.

b. Prosa Baru. Yang tergolong prosa baru adalah roman, novel, cerpen, biografi, drama, kritik, dan esai. • Roman Bentuk Roman baru yang mengisahkan kehidupan pelaku utamanya dengan segala suka dukanya. Dalam roman, pelaku utamanya sering bercerita mulai dari masa kanak-kanak sampai dewasa atau meninggal dunia. Berdasarkan kandungan isinya, romah dibedakan atas beberapa macam, antara lain sebagai berikut :

Belajar Bahasa Lolak

57


• Roman Bertendens.

Roman yang didalamnya terselip maksud tertentu, atau yang mengandung pandangan hidup yang dapat dipetik oleh pembaca untuk kebaikan. Contoh : Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisyahbana), Salah Asuhan (Abdul Muis), Darah Muda (Adinegoro), dll.

• Roman Sosial.

Roman yang memberikan gambaran tentang keadaan masyarakat. Biasanya yang dilukiskan mengenai keburukan-keburukan masyarakat yang bersangkutan. Contoh : Sengsara membawa nikmat (Tulis St.Sati), Neraka Dunia (Adinegoro), dll.

• Roman Sejarah.

Roman yang isinya berdasarkan fakta historis, peristiwa-peristiwa sejarah, atau kehidupan seorang tokoh dalam sejarah. Contoh : Hulubalang Raja (Nur St.Iskandar), Tambera (Utuy Tatang Sontani), Surapati (Abdul Muis).

• Roman Psikologis.

Roman yang lebih menekankan gambar kejiwaan yang mendasari segala tindak dan perilaku tokoh utamanya. Contoh : Atheis (Achdiat kartamiharja), Katak Hendak Menjadi Lembu (Nur St.Iskandar), BElenggu (Armij Pane), dll.

• Roman Detektif.

Roman yang isinya berkaitan dengan kriminalitas. Dalam roman ini yang sering terjadi pelaku utamanya seorang agen polisi yang tugasnya membongkar berbagai kasus kejahatab. Contoh : Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman HS), Percobaan Seria (Suman HS)< Kasih Tak Terlerai (Suman HS), dll.

2. Novel.

Berdasarkan dari bahasa Italia Novella “berita”. Bentuk prosa baru yang melukiskan sebagian kehidupan pelaku utamanya yang terpenting, paling menarik, dan yang mengandung konflik. Konflik atau pergaulatan jiwa tersebut mengakibatkan perubahan nasib pelaku. Jika roman dan lebih dari cerpen. Contoh :Ave Maria (Idrus), Keluarga Gerilya (Pramoedya Ananta Toer), Perburuan (Pramoedya Ananta Toer), Ziarah (Iwan Simatupang), Surabay (Idrus), dll.

3. Cerpen.

Cerpen bentuk prosa baru yang menceritakan sebagian kecil dari kehidupan pelakunya yang terpenting dan paling menarik. Di dalam cerpen boleh ada konflik atau pertikaian, akan tetapi hal itu tidak menyebabkan perubahan nasib pelakunya. Contoh : Radio Masyarakat (Rosihan Anwar), Bola Lampu (Asrul Sani), Teman Duduk (Moh.Kosim), Wajah yang Bembah (Trisno Sumarjo), Robohnya Kami (A.A.Navis), dll.

4. Biografi.

Bentuk prosa yang menceritakan riwayat hidup seseorang. Biografi yang menceritakan pengarangannya sendiri disebut autografi. Contoh : hikayat Abdullah (Abdullah bin Abdul Kadir Munsi), Pengalaman MAsa Kecil (Nur St.Iskandar), dll.

5. Drama

Drama (bahasa Yunani : drama “Tindakan, Perbuatan”) adalah karya satra yang ditulis untuk dipanggungkan, dan bercorak dramatic. Sebuah drama terbagi atas beberapa bagian yang disebut babak dan babak dibagi atas beberapa adegan . diawali oleh prolog, yaitu kata pendahuluan yang menarik perhatian penonton ke dalam suasana yang dikehendaki, dan diakhiri oleh epilog, yakni kata-kata yang mengandung iktisar seluruh cerita. Sedang percakapan antara dua pelaku disebut

58

Belajar Bahasa Lolak


dialog. Contoh : Nyai Dasimah (Rustandi), Bebasari (Rustam Effendi), Kertajaya (Sanusi Pane), Ken Arok Ken Dedes (Mohamad Yamin), Sedih dan Gembira (Usmar Ismail), Taufan Atas Asia (El Hakim), Bulan Bujur Sangkar (IWan Simatupang), dll.

2. Puisi

a. Puisi Lama Puisi ini merupakan bentuk karya sastra yang terikat oleh jumlah bait, jumlah lairik tiap bait, jumlah silaba tiap lirik, dan rima. Mantra dan pantun adalah bentuk puisi lana asli Indonesia, sedangkan syair berasal dari Arab, dan rurindam berasal dari Tami atau India. 1. Mantra. Merupakan salah satu bentuk puisi asli Indonesia terdiri atas beberapa bait dengan rangkaian kata yang bernilai ritmis. Bahasa mantra dianggap mengandung kekuatan magis, oleh karenanya tidak semua orang diizinkan membacanya kecuali ahlinya, yaitu Pawang. Contoh : Pasu jantan, pasu rencana Tutup pasu, penolak pasu Kau menantang pada aku Terjantang mataku Jantungku sudah kugantung Hati kau sudah kurantai Sipulut namanya usar. Berderailah daun selasih Aku tutup hati yang besar Aku gantung lidah yang fasik Jantungku sudah kugantung Hatiku sudah kurantai Rantai Allah, rantai Muhammad Rantai baginda Rasulullah. 2. Pantun Bentuk pusis asli Indonesia yang biasanya tiap bait terdiri dari atas empat baris yang dibagi atas dua baris pertama merupakan sampiran dan dua baris kedua berikutnya merupakan isi. Rimanya adalah a-b-a-b. contoh : Berburu ke padang datar Mendapat rusa belang kaki Berguru kepalang ajar Bagai bunga kembang tak jadi

• Karmina atau pantun kilat (pantun 2 larik; 1 sampiran dan 1 isi)

Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu bertanya pula

• Talibun (Parma 6 larik : 3 sampiran, 3 isi) Kalau anak pergi ke lepau Yu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi merantau Ibu cari sanakpun cari Induk semang cari dahulu

Belajar Bahasa Lolak

59


• Seloka atau pantun berkait (ada pertalian antar bait) Lurus jalan ke Payahkumbuh Kayu jati bertimbal jalan Dimana hati tidak akan rusuh Ibu mati bapak berjalan Kayu jati bertimbal jalan Turun angin patahlan dahan Ibu mati bapak berjalan Kemana untung diserahkan 3. Gurindam Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India). Tiap bait terdiri atas dua baris, berisi nasihat. Pengarang gurindam yang terkenal adalah Raja Ali Haji dengan karyanya yang berjudul Gurindam Dua Belas. Contoh : Kurang pikir kurang siasat Tentu dirimu akan tersesat Barang siapa tinggalkan sembahyang Bagai rumah tiada bertiang Jika suami tak berhati lurus Istripun kelak memadi kurus 4. Syair Merupakan pusis yang berasal dari Arab. Tiap bait terdiri atas empat baris. Tiap baris biasanya mempunyai delapan sampai dua belas silaba (suku kata). Isinya cerita dan rimanya adalah a-a-a-a. Contoh : Bulan purnama cahaya terang Bintang seperti intan di karang Pungguk merawan seorang-orang Berahikan bulan di amah seberang Pungguk bercita pagi dan petang Melihat bulan dip agar bintang Terselap merindu dendamnya datang Sari saujana pungguk menetang b. Puisi Baru Bentuk pusis ini berbait dan berirama tetapi tidak terikat oleh jumlah bait, jumlah baris, jumlah silaba dan rima. Pusis baru lebih mementingkan sisi daripada irama. Berdasarkan jumlah lariknya, pusis baru dibedakan atas : 1. Distikon (2 larik). 2. Tenzenia (3 larik). 3. Kuatrin (4 larik). 4. Selestet atau dobel tenzia (6 larik). 5. Septima (7 larik). 6. Oktaf (8 larik). 7. Sonata (14 larik). Berdasarkan isinya, pusis baru dibedakan atas balada, elegi, romans, ode, himne, epigram, dan satire. 1. Balada. Bentuk puisi yang isinya berupa cerita dan kisah perjalanan hidup seseorang.

60

Belajar Bahasa Lolak


2. Elegi. Bentuk pusis baru yang berisi kesedihan, suara sukma yang meratap, batin yang mengeluh, serta tangisan hati. 3. Romans. Bentuk puisi baru yang isinya merupakan luapan perasaan kasih sayang, cinta terhadap sesama. 4. Himne. Bentuk puisi baru yang isinya berupa sanjungan terhadap Tuhan. Contoh : Bahkan batu-batu yang keras dan bisu Mengagumkan nama-Mu dengan cara sendiri Menggeliat derita pada lekuk dan liku Bahwa sayatan khianat dan dusta. Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu Menitikan darah dari tangan dan kaki Dari mahkota duri dan membulan paku Yang dikarati oleh dosa manusia. Tanpa luka-luka yang lebar terbuka Dunia kehilangan sumber kasih Besarlah mereka yang dalam nestapa Mengenal-Mu tersalib di dalam hati. 5. Epigram. Bentuk puisi baru yang isinya mengandung semangan yang ditujukan kepada generasi muda. Contoh : Hari ini tak ada tempat berdiri Sikap lamban berarti mati Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas 6. Satire. Bentuk puisi baru yang berisi sindiran. Contoh : Aku bertanya Tetapi pertanyaan-pertanyaanku Membentur jidad penyair-penyair salon Yang bersajak tentang anggur dan rembulan Sementara ketidak adilan terjadi Disampingnya Dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan Termangu-mangu di kaki dewi kesenian

3. Perbandingan Ragam

a. Karmina, Distikon, dan Gurindam. Sama-sama dua baris dalam satu bait.

• Karmina :

Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua merupakan isi. Contoh : Dahulu karang sekarang besi, Dahulu sayang sekarang benci

Belajar Bahasa Lolak

61


• Distikon :

Lebih mementingkan isi disamping irama, tidak terikat (bebas). Contoh : Berkali kita tinggal, ulangi lagi dan cari akal.

• Gurindam :

Baris pertama merupakan sebab atau persoalan sedangkan baris kedua merupakan akibat atau penyelesaian. Contoh : Kurang piker kurang siasat, tentu dirimuakan sesat. b. Pantun dan Syair. Keduanya mempunyai baris yang sama dalam satu bait, yaitu 4 baris. Contoh : • Pantun Sajak akhir berirama ab-ab. Berisi sampiran dan isi. • Syair Sajak akhir berirama aa-aa. Berisi rangkaian cerita. c. Pantun dan Soneta. Oktaf (8baris pertama) pada sonata melukiskan alam sama halnya sampiran pada pantun, dan sektet (6 baris terakhir) merupakan kesimpulan oktaf, sama halnya dengan isi pada pantun. Peralihan dari oktaf ke sektet dalam sonata disebut volta. • Pantun : Rumus persajakan akhir ab-ab, jumlah baris 4 baris, mewakili kusustraan puisi lama.

• Soneta :

Rumus persajakan akhir abba-abba-cdc-dcd, jumlah baris 14 baris, terdiri dari 4 bait yakni dua buah kuatrain yang disebut oktaf dan dua buah terzina yang disebut sektet, mewakili kususastraan puisi baru. d. Roman, Novel, dan Cerpen Sama-sama mewakili kesustraan prosa baru. • Roman Lebih panjang dari pada Novel. Menceritakan seluruh kehidupan dari kecil sampai mati. Tersiri atas beberapa alur. • Novel Lebih pendek. Hanya menceritakan kejadian dalam kehidupan yang luas. Hanya satu alur. • Cerpan Paling pendek. Hanya menceritakan kejadian dalam kehidupab yang luas. Hanya satu alur. e. Novel dan Hikayat. • Novel - Bentuk kesustraan baru - Lebih pendek dari pada roman - Menceritakan kehidupan Masyarakat - Dihiasi ilustrasi kehidupan yang realistis • Hikayat - Bentuk kesusastraan lama - Sama dengan roman - Menceritakan kehidupan raja-raja atau dewa-dewa - Dihiasi dongeng yang serba indah dan fantastis

62

Belajar Bahasa Lolak


c. Buku dan Pengarang.

1. Masa Kesusastraan Lama. - Mahabrata, oleh : Wyasa - Ramayana, oleh : Walmiki - Arjuna Wiwaha, oleh : Empu Kanwa - Centini, oleh : Ronngowarsito - Negara Kertagama, oleh : Empu Prapanca - Gatot Kaca Seraya, oleh : Empu Sedah - Syair Perahu, oleh : Hamzah Fansuri - Gurindam Dua-belas, oleh : Raja Ali Haji - Sejarah Melayu, oleh : Tun Muhamad Sri Lanang 2. Masa Kesusastraan Peralihan (Abdullah bin Abdulkadir Munsi). - Hikayat Abdullah - Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah - Syair Singapura Simakan Api - Hikayat Sang Boma - Hikayat Bahtiar 3. Masa Balai Pustaka. - Siti Nurbaya, oleh : Marah Rusli - Salah Asuhan, oleh : Abdul Muis - Kasih Tak Sampai, oleh : Suman HS - Salah Pilih, oleh : Nur St.Iskandar - Cinta Membawa Maut, oleh : Nur St.Iskandar - Hulubalang Raja, oleh : Nur St.Iskandar - Katak Hendak Menjadi Lembu, oleh : Nur St.Iskandar - Neraka Dunia, oleh : Nur St.Iskandar - Karena Mertua, oleh : Nur St.Iskandar - Cinta dan Keajaiban, oleh : Nur St.Iskandar - Darah Muda, oleh : Adinegoro - Surapati, oleh : Abdul Muis - Jodoh, oleh : Abdul Muis - Robert Anak Surapati, oleh : Abdul Muis - Percobaan Setia, oleh : Suman HS - Mencari Pencuri Anak Perawan, oleh : Suman HS - Teman Duduk (Cerpen), oleh : M.Kosim - Menebus Dosa, oleh : Aman Datuk Mojoindo - Sukreni Gadis Bali, oleh : I Gusti Nyoman Panji Tisna - Swasta Setahun di Bendahulu, oleh : I Gusti Nyoman Panji Tisna - Kehilangan Mestika, oleh : Hamidah - Pahlawan Minahasa, oleh : M.H.Dayoh - Andong Teruna, oleh : Sutomo Jauhar Arifin 4. Masa Pujangga Baru. - Layar Terkembang, oleh : ST.Alisyahbana - Dian yang Tak Kunjung Padam, oleh : ST.Alisyahbana - Abak Perawan di Sarang Penyamun, oleh : ST.Alisyahbana - Di Bawah Lindungan Ka’bah, oleh : Hamka - Tenggelamnya Kapal Van Der Wijk, oleh : Hamka - Bebasari (drama), oleh : Sanusi Pane - Kertajaya (drama), oleh : Sanusi Pane

Belajar Bahasa Lolak

63


- Sandyangkalaning Majapahit (drama), oleh : sanusi Pane - Puspa Mega, oleh : Sanusi Pane - Madah Kelana, oleh : Sanusi Pane - Manusia Baru (drama), oleh : Arminj Pane - Lukisan Manusia (drama), oleh : Arminj Pane - Ratna (drama), oleh : Arminj Pane - Lenggang Kencana (drama), oleh : Arminj Pane - Ken Arok Ken Dedes, oleh : M. Yamin - Diponegoro, oleh : M.Yamin - Tanah Airku, oleh : M.Yamin - Dalam Lingkungan Kawat Berduri, oleh : Asmara Hadi - Rindu Dendam, oleh : Y.E. Tatengkeng - Buah Rindu, oleh : Amir Hamzah - Nyanyi Sunyi, oleh : Amir Hamzah - Setanggi Timur, oleh : Amir Hamzah - Puspa Aneka, oleh : Yogi (A.Rivai) - Dewan Sajak, oleh : A.Hasjimi (Ali Hasjim) 5. Masa Angkatan 45. - Sedih dan Gembira (kumpulan drama), oleh : Umar Ismail - Kita Berjuang (Pusis), oleh : Usmar Ismail - Cahaya Merdeka (Puisi), oleh : Usmar Ismail - Puntung Berasap (puisi), oleh : Usmar Ismail - Taufan di Atas Asia (Kumpulan drama), oleh : El Manik - Inlelek Istimewa, oleh : El Manik - Benciku Melaut, oleh : Amal Hamzah - Pembebasan Pertama (Puisi), oleh : Amal Hamzah - Radio Masyarakat, oleh : Rosihan Anwar - Kerikil Tajam (Puisi), oleh : Chairil Anwar - Deru Campur Debu (Puisi), oleh : Chairil Anwar - Kejahatan Membalas Dendam (Puisi), oleh : Idrus - Coret-coret dibawah Tanah (Puisi), oleh : Idrus - Jalan Tak Ada Ujung, oleh : Mochtar Lubis - Keretakan dan Ketegangan (Kumpulan cerpen), oleh : Achdijat Kartamiharja - Yang terhempas dan Yang Terkandas (Kumpulan cerpen), oleh : Rusman Sutiasumarga - Kata Hati dan Perbuatan (Puisi), oleh : Trisno Sumohardjo - Wajah yang Berubah (Kumpulan cerpen), oleh : Trisno Sumohardjo - Kota Harmoni, oleh : Idrus 6. Masa Angkatan 50. - Robohnya Surau Kami (Kumpulan Cerpen), oleh : AA.Navis - Kemarau (Roman), oleh : AA.Navis - Bianglala (Kumpulan Cerpen), oleh : AA.Navis - Kisah-kisah Revolusi, oleh : Trisno Yuwono - Pagar Kawat Berduri (Roman), oleh : Trisno Yuwono - Laki-laki dan Mesiu (Kumpulan Cerpen), oleh : Trisno Yuwono - Bulan Bujur Sangkar (Drama), oleh : Iwan Simatupang - Lebih Hitam dari Hitam (Cerpen), oleh : Iwan Simatupang - Kering (Roman), oleh : Iwan Simatupang - Merahnya Merah, oleh : Iwan Simatupang - Ziarah (Novel), oleh : Iwan Simatupang - Pulau (Roman), oleh : Toha Mochtar

64

Belajar Bahasa Lolak


- Daerah Tak Bertuan (Roman), oleh : Toha Mochtar - Kejantanan di Sumbing (Kumpulan Cerpen), oleh : Subagio Sastrowardojo - Simphoni, oleh : Subagia Sastrowadojo - Perjalanan Pengantin, oleh : Ajip Rosidi - Jalan Ke Surga, oleh : AJip Rosidi 7. Masa Angkatan 66. - Benteng dan Tirani (Kumpulan Puisi), oleh : Taufik Ismail - Sajak Ladang Jagung (Kumpulan Puisi), oleh : Taufik Ismail - Selamatan Anak Cucu SUlaiman (Drama), oleh : WS.Rendra - Blues Untuk Bonnie (Kumpulan Puisi), oleh : WS.Rendra - Ia Sudah Bertualang (Kumpulan Cerepn), oleh : WS.Rendra - Balada Orang-orang Tercinta (Kumpulan Puisi), oleh : WS.Rendra - Pada Sebuah Kapal (Novel), oleh : Nh.Dini - Namaku Hikoro (Novel), oleh : Nh.Dini - Sebuah Lorong di Kotaku (Novel), oleh : Nh.Dini - Ladang Perminus (Novel), oleh : Ramadhan KH - O,Amuk,Kapak (Kumpulan Puisi), oleh : Sutardji Calsoum Bachri - Perahu Kertas (Kumpulan Puisi), oleh : Supardi Djoko Damono - Pergolakan (Novel), oleh : Wildan Yatim - Stasiun (Novel), oleh : Putu Wijaya - Raumanan (Novel), oleh : Mariane Katoppo

d. Unsur Karya Sastra

1. Unsur Intrinsik Unsur yang terdapat di dalam diri karya sastra itu sendiri, yakni : a. Tema : Pokok penceritaan. b. Alur (plot) : Jalinan peristiwa yang membangun cerita yang mempunyai hubungan sebabakibat. c. Penokohan / Perwatakan. d. Latar : Tempat, waktu, dan suasana yang melingkupi terjadinya cerita. e. Gaya bahasa penceritaan. f. Sudut pandang. g. Amanat. 2. Unsur Ekstrinsik Unsur yang terdapat diluar karya sastra yang mempengaruhi kelahiran dan keberadaan suatu karya sastra dan mempermudah memahami karya sastra tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain : biografi pengarang, agama, dan falsafah yang dianut pengarang, sejarah, dan kondisi ekonomi masyarakat yang melatar belakangi terciptanya karya sastra.

e. Beberapa Istilah 1. Realisme Aliran kesustraan yang mengambil realitas sebagai unsur terpenting bagi karya sastra. Jadi, meripakan aliran yang berlandasan pada kenyataan sehari-hari yang hidup dalam suatu masyarakat. Realisme dibagi menjadi : a. Impresionisme : aliran yang mementingkan kesan sepintas dalam karya sastra. b. Naturalisme : bagian dari realisme, yang cenderung melukiskan segi-segi bentuk atau kebobrokan yang terdapat dalam lingkungan masyarakat.

Belajar Bahasa Lolak

65


c. Determinisme : cabang naturalism, yang menampilkan semacam paksaan nasib atas pelakuannya. Dalam hal ini nasib bukan dikarenakan ketidak mampuan paleku, tetapi karena keadaan masyarakat, penyakit kuturanan, dll. 2. Ekspresionalisme. Aliran yang menampilakn curahan atau gejolak jiwa pengarang itu sendiri. Kebanyakan digunakan dalam pusis. Elspresionalisme dibagi menjadi : a. Romantik : aliran yang terlalu mengutamakan perasaan, bahkan kadang-kadang penuh anganangan yang menyeret kita pada alam yang fantastis. b. Simbolik : aliran yang mempelajari pemakaian citraan yang konkret untuk mengungkapkan perasaan atau ide yang abstrak. c. Surealisme : aliran yang berusaha mengungkapka pengaruh bawah sadar. d. Psikologisme : aliran yang mengutamakan penguraian jiwa tokoh dalam karya satra berdasarkan teori psikologi yang dipergunakan pengarangnya. 3. Epik. Berasal dari bahasa Yunani yang berari “kata” atau “kisah” dalam hal ini epik merupakan cerita yang tidak terlalu dipengaruhi oleh perasaan pengarangnya. Jadi merupakan karangan objektif. 4. Lirik Lirik dari kata lier, “sejenis gitar”. Disini lirik mengandung arti karangan yang terlalu menonjolkan perasaan atau terlalu dipengaruhi perasaan. Jadi, karangannya bersifat subjektif. 5. Alur (Plot) Ialah jalinan peristiwa yang memperlihatkan kepaduan (koherensi) tentunya yang diwujudkan, antara lain : oleh hubungan sebab-akibat, tokoh wira, tema, atau ketiganya. 6. Bombas (Bombast) Ialah gaya berceritanya dengan menggunakan kata-kata yang muluk-muluk, yang dibesarbesarkan, atau yang mengandung bualan. 7. Citraan (Imagery) Ialah gambaran kejiwaan yang diperoleh pembaca dari bahasa yang digunakan oleh pengarang. 8. Hikayat Ialah jenis ceritakan popular dalam sastra Melayu lama, yang berkisah tentang pengembangan, pencintaan, peperangan putra raja, pahlawan, atau saudagar, yang dalam perwujudan dianggap cerita sejarah atau biografi. 9. Kaba Ialah jenis prosa berirama yang dapat didendangkan dalam sastra Minangkabau. Penggalan yang didendangkan itu terdiri atas tujuh sampai sepuluh suku kata. Contoh : Siapa orang yang terbakar, kabar raja babanding, dalam negeri Padang Tarap, di Ranah Payung Sekaki, di Kerambil nana tap tungku, di Cempedak nan besar. Di Anjungan nan lah tinggi. 10. Kritik Sastra (Literay criticism) Ialah suatu cabang ilmu sastra yang melakukan penganalisisan, penafsiran, dan penilaian tentang baik dan buruknya karya sastra yang bersangkutan. 11. Langgam; Gaya Bahasa (Style) Ialah kata, ungkapan, struktur, atau wacana yang dipakai secara khas sehingga menjadi cirri penulisnya.

66

Belajar Bahasa Lolak


12. Mitos (Myth) Ialah cerita traditional yang tidak diketahui pengarangnya, yang berkisah mengenai manusia dan peristiwa adikodrati, serta yang dipercaya kebenarannya oleh masyarakat pemilik cerita tersebut. 13. Pelipur Lara (Folkroman) Ialah jenis cerita rakyat dalam sastra Melayu lama yang mengungkapkan kehidupan istana; cerita yang bersifat menghibur ini umumnya bermula dengan kelahiran tokoh, kemudian peperangan, dan akhirnya perkawinan serta kehidupan yang bahagia; istilah ini juga digunakan untuk mengacu kepada pembawa cerita semacam itu. 14. Sage (Saga) Ialah kisah atau legenda tentang peristiwa heroic yang biasanya dikaitkan dengan cerita kuno yang mengungkapkan petualangan para bangsawan; kini sage merunjuk kepada legenda traditional atau dongeng yang melibatkan pengalaman dan prestasi luar biasa. Contoh : Hang tuah.

f. Gaya Bahasa

Yang dimaksud gaya bahasa ialah cara pengungkapan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa, sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal dan seintensif mungkin.

A. Penegasan 1. Alusio Ialah Gaya bahasa yang menggunakan peribahasa yang dimaksu sudah dipahami umum. Contoh : Dalam bergaul hendaknya kau waspada. 2. Antiklimaks Yaitu gaya bahasa penegasan yang mengatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin rendah tingkatannya. Contoh : Kakeknya, ayahnya, dia sendiri, dan sekarang cucunya tak lupur dari penyakit keturunan itu. 3. Antitesis Ialah gaya bahasa penegasan yang menggunakan paduan kata-kata yang artinya bertentangan. Contoh : Tinggi-rendah harga dirimu bukan elok tubuhmu yang menentukan, tetapi kelakuanmu. 4. Antonomasia Ialah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata tertentu untuk menggantikan nama seseorang. Kata-kata ini diambil dari sifat-sifat yang menonjol yang dimiliki oleh yang dimaksud. Contoh : Si Pelit dan si Centil sedang bercanda di halaman rumah si Jangkung 5. Asindeton Ialah gaya bahasa penegasan yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung. Contoh : buku tulis, buku bacaan, majalah, Koran, surat-surat kantor semua dapat Anda beli di toko itu. 6. Elipsis Ialah gaya bahasa yang menggunakan kalimat elips (kalimat tak lengkap), yakni kalimat yang predikat atau subjeknya dilesapkan karena dianggap sudah diketahui oleh lawan bicara. Contoh : “Kalau belum jelas, akan saya jelaskan lagi”. “Saya khawatir, jangan-jangan dia…….”. 7. Eufemisme

Belajar Bahasa Lolak

67


Ialah gaya bahasa atau ungkapan pelembut yang digunaka untuk tuntutan tata karma atau menghindari kata-kata pantang (pamali, tabu) atau kata-kata yang kasar dan kurang sopan. Contoh : Putra Bapak tidak dapat naik kelas karena kurang mampu mengikuti pelajaran. Pegawai yang terbukti melakukan korupsi akan dinonaktifkan. 8. Hiperbolisme Ialah gaya bahasa penegasan yang menyatakan sesuatu hal dengan melebih-lebihkan keadaan yang sebenarnya. Contoh : suaranya mengguntur membelah angkasa. Air matanya mengalir menganak sungai. 9.Interupsi Ialah gaya bahasa penegasan yang mempergunakan kata-kata atau frasa yang disiapkan di tengahtengah kalimat. Contoh : Saya, kalau bukan karena terpaksa, tak mau bertemu dengan dia lagi. 10.Inversi Ialah gaya bahasa dengan menggunakan kalimat inversi, yakni kalimat yang predikatnya mendahului subjek. Hal ini sengaja dibuat untuk memberikan ketegasan pada predikat. Contoh : pergilah ia meninggalkan kampong halamannya untuk mencari harapan baru di Kota. 11.Klimaks Ialah gaya bahasa penegasan yang menyatakan beberapa hal berturut-turut, makin lama makin tinggi tingkatannya. Contoh : di dusun-dusun, di desa-desa, dikota-kota sampai ke ibu kota, hari Proklamasi ini dirayakan dengan meriah. 12.Koreksio Ialah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata pembetulan untuk mengoreksi (menggantikan kata yang dianggap salah). Contoh : Setelah acara ini selesai, silahkan saudara-saudara pulang, eh maaf, silahkan saudara-saudara mencicipi hidangan yang telah tersedia. 13.Metonimia Ialah gaya bahasa yang mempegunakan sebuah kata atau sebuah nama yang berhubungan dengan suatu benda untuk menyebutkan benda yang dimaksud. Missal, penyebutan yang didasarkan pada merek dagang, nama pabrik, nama penemu, dsb. Contoh : Ayah pergi ke Bandung mengendarai Kijang. Udin mengisap Gentong, Husni menghisap Gudang Garam 14.Parafrasa Ialah gaya bahasa penguraian dengan menggunakan ungkapan atau frasa yang lebih panjang daripada kata semula. Misal, pagi-pagi digantikan ketika sang surya merekah di ufuk timur, materialistis diganti dengan gila harta benda. Contoh : Ketika mentari membuka lembara hari, anak sulung Pak Sastra itu melangkahkan kakinya ke sawah. 15.Paralelisme Ialah gaya bahasa pengulangan seperti yang khusus terdapat dalam puisi. Pengulangan di bagian awal dinamakan anaphora, sedang dibagian akhir disebut epifora. Contoh : - Sunyi itu Duka, - Sunyi itu Kudus, - Sunyi itu Lupa, - Sunyi itu Lampus. Contoh Epifora : - Rinduku hanya untukmu - Cintaku hanya untukmu - Harapanku hanya untukmu

68

Belajar Bahasa Lolak


16. Pras Pro Toto Ialah gaya bahasa yang menyebutkan sebagian untuk menyatakan kesulurah. Contoh : Setiap kepala diwajibkan membayar iuran Rp 1.000,00. Sudah lama ditunggu-tunggu, belum tampak juga batang hidungnya. 17. Pleonasme Ialah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kata-kata yang sebenarnya tidak perlu karena artinya sudah terkandung dalam kata sebelumnya. Contoh : Benar ! Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa Tono berkelahi di tempat itu. Dia maju dua langkah ke depan. 18. Polisindeton Ialah gaya bahasa yang menyebutkan beberapa hal berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung (kebalikan asyndeton). Contoh : Buku tulis, Majalah, dan Surat-surat Kantor dapat di toko itu. 19. Repetisi Ialah gaya bahasa penegasan yang mengulang-ulang sebuah kata berturut-turut dalam suatu wacana. Gaya bahasa jenis ini sering dipakai dalam pidato atau karangan berbentuk prosa. Contoh : Harapan kita memang demikian, dan demikian pula harapan setiap pejuang. Sekali merdeka, tetap merdeka !. 20. Retoris Ialah gaya bahasa penegasan yang menggunakan kalimat Tanya, tetapi sebenarnya tidak bertanya. Contoh : Bukankah Kebersihan adalah pangkal kesehatan?. Inikah yang kau namakan kerja ?. 21. Sinekdoke Terdiri dari pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan) dan totem pro parte (keseluruhan untuk sebagian). 22. Tautologi Ialah gaya bahasa penegasan yang menggunaka kata-kata yang sama artinya dalam satu kalimat. Contoh : Engkau harus dan wajib mematuhi semua peraturan. Harapan dan cita-citanya terlalu muluk. 23. Totem Pro Parte Ialah gaya bahasa yang menyebutkan keseluruhan untuk menyatakan sebagian. Contoh : Cina mengalahkan Indonesia dalam babak final perebutan Piala Thomas.

B. Perbandingan

1. Alegori Ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkat dua buah keutuhan berdasarkan persamaannya secara menyeluruh. Contoh : Kami semua berdoa’ semoga dalam mengarungi samudra kehidupan ini, kami berdua akan sanggup menghadapi badai dan gelombang. 2. Litotes Ialah gaya bahasa perbandingan yang menyatak sesuatu dengan memperendah derajat keadaan sebenarnya, atau menggunakan kata-kata yang artinya berlawanan dari yang dimaksud untuk merendahkan diri. Contoh : Dari mana oramh seperti ini mendapat uang untuk membeli barang semahal itu. Silahkan, jika kebetulan lewat, Saudara mampir ke pondok saya.

Belajar Bahasa Lolak

69


3. Merafora Ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan dua hal yang berbeda berdasarkan persamaannya. Contoh : gelombang demonstrasi melanda pemerintah orde lama. Semangat juangnya berkobar, tak gentar menghadapi musuh. 4. Personifikasi Ialah gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau benda hiduo selain manusia dengan manusi dianggap berwatak dan berperilaku seperti manusia. Contoh : Bunyi lonceng memanggil-manggil siswa untuk segera masuk kelas. Nyiur melambai-lambai di tepi pantai. 5. Simbolik Adalah gaya, bahasa kiasan, mempergunakan lambing-lambang atau symbol-simbol untuk menyatakan sesuatu. Missal, bunglon lambing manusia yang tidak jelas pendiriannya; lintah darat lambing manua pemeras; kamboja lambing kematian. Contoh : Jangan kau menjadi bunglon. 6. Simile Ialah gaya bahasa perbandingan yang mempergunakan kata-kata perbandingan (seperti, laksana, bagaikan, penaka, ibarat, dsb) dengan demikian pernyataan menjadi lebih jelas. Contoh : Hidup tanpa citan bagaikan sayur tanpa garam. Wajahnya seperti rembulan. 7. Tropen Ialah gaya bahasa yang mempergunakan kata-kata yang maknanya sejajar dengan pengertian yang dimaksud. Contoh : Seharian ia berkubur di dalam kamarnya. Bapak Presiden terbang ke Denpasar tadi pagi.

C. Pertentangan 1. Anakronisme Ialah bahasa yang mengundang uraian atau pertanyaan yang tidak sesuai dengan sejarah atau zaman tertentu. Misalnya menyebutkan sesuatu yang belum ada pada suatu zaman. Contoh : - Mahapatih Gajah Mada menggempur pertahanan Sriwijaya dengan peluru kendali jarak menengah. 2. Kontradiksio in terminis Ialah gaya bahasa yang mengandung pertentangan, yakni apa yang dikatakan terlebih dahulu diingkari oleh pertanyaan yang kemudian. Contoh : - Suasana sepi, tak ada seorang pung yang berbicara, hanya jam dinding yang terus kedengaran berdetak-detak. 3. Okupasi Ialah gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan dan penjelasan. Contoh : - Sebelumnya Dia sangat baik, tetapi sekarang menjadi berandal karena tidak ada perhatian dari Orang Tuanya. - Ali sebenarnya bukan anak yang cerdas, namun karena kerajinannya melebihi kawan sekolahnya, dia mendapat nilai paling tinggi. 4. Paradoks Ialah gaya bahasa yang mengandung dua pertanyaan yang bertentangan, yang membentuk satu kalimat. Contoh : - Tikus mati kelaparan di lumbung padi yang penuh isi.

70

Belajar Bahasa Lolak


D. Sindiran

1. Inuendo Ialah gaya bahasa sindiran yang mempergunakan pertanyaan yang mengecilkan kenyataan sebenarnya. Contoh : - Ia menjadi kaya raya lantaran mau sedikit korupsi. 2. Ironi Ialah gaya bahasa sindiran paling halus yang menggunakan kata-kata yang artinya justru sebaliknya dengan maksud pembicara. Contoh : - Eh, manis benar the ini. (Maksudnya Pahit). 3. Sarkasme Ialah gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini dipakai untuk menyatakan amarah. Contoh : - Jangan coba-coba mengganggu adikku lagi, monyet !. - Dasar goblok, sudah berkali-kali diberi tahu, tetap saja tidak mengerti. 4. Sinisme Semacam ironi, tetapi agak lebih kasar. Contoh : - Hai, harum benar baumu. Tolong agak menyisih sedikit.

g.Kemahiran Berbahasa

Yang dimaksud dengan kemahiran berbahasa disinia aialah kesanggupan seseorang menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Jika seseorang mempunyai kemampuan menggunakan bahan untuk menyampaikan pikiran dan perasaan secara efektif dan efisien kepada orang lain, dan dia sanggup pula memahami amanat yang disampaikan oleh orang lain kepadanya melalui bahasa, berarti orang tersebut mempunyai kemahiran berbahasa. Kemahiran berbahasa meliputi kemahiran berbicara, mendengar, menulis, dan membaca. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam bab ini akan kita bicarakan hal-hal yang berkaitan dengan pengguna kalimat efektif, alinea atau paragraph, ragam karangan ilmiah, diskusi dengan penggunaan kalimat efektif, alinea atau paragraph, ragam karangan ilmiah, diskusi dengan segala ragamnya, serta tipe pemimpin dan peserta diskusi yang dianggap baik.

A. Kalimat Efektif

Kalimat efektif adalah kalimat yang mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis, serta sanggupmenimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. Kalimat efektif mudah ditangkap dan mudah dipahami, dan mempunyai potensi untuk tampil lebih hidup dan lebih segar. Dilihat dari degi pembicara atau penulis, kalimat efektif menghendaki syarat berupa penguasaan kaidah sintaksis (tata kalimat) dan beberapa aspek kebahasan esensial lainnya, antara lain penguasaan secara aktif sejumlah besar kosakata (perbendaharaan kata) dan kemampuan menemukan gaya yang paling cocok untuk mengungkapkan atau menyampaikan gagasan. Dilihat dari segi kalimat itu sendiri, kalimat efektif menghendaki syarat sebagai berikut : 1. Kesatuan gagasan yang jelas, 2. Kepaduan atau koherensi yang baik dan kompak, 3. Penekanan yang wajar atau kewajaran, 4. Kesejajaran atau paralelisme, 5. Penalaran atau logika, dan 6. Keaneka ragaman atau variasi.

Belajar Bahasa Lolak

71


1. Kesatuan

Kesatuan gagasan sebuah kalimat akan terwujud dengan baik apabila fungsi-fungsi (jabatanjabatan) kalimat jelas. Untuk mewujudkan fungsi-fungsi kalimat yang jelas diperlukan (jabatanjabatan) kalimat jelas. Untuk mewujudkan fungsi-fungsi kalimat yang jelas diperlukan : 1. Kecermatan penggunaan kata tugas, 2. Ketetapan pemakaian kata, 3. Kecermatan penggabungan dua buah kontruksi atau lebih guna menghindari kontaminasi (kerancuan), dan 4. Ketepatan makna kalimat dengan menghindari kemungkinan penafsiran ganda.

Tabel 1: Kesatuan dalam Kalimat Efektif No

Benar

Salah

1

Desa-desa sudah banyak memiliki posyandu.

Di desa-desa sudah banyak memiliki posyandu.

2

Yang berminat mengikuti lomba ini harap segera menghubungi panitia.

Bagi yang berminat mengikuti lomba ini harap segera menghubungi panitia.

3

- Jalan layang mengatasi kemacetan lalu lintas Jalan layang untuk mengatasi kemacetan kendaraan. lalu lintas kendaraan. - Jalan layang dibuat untuk mengatasi kemacetan lalu lintas kendaraan.

4

- Bapak yang tidak bertanggung jawab itu tega membiarkan anaknya lahir diatas tikar using yang sudah koyak. - Suami yang tidak bertanggung jawab itu tega membiarkan istrinya melahirkan anak di atas tikar usang yang sudah koyak.

Suami yang tidak bertanggung jawab itu tega membiarkan istri dan anaknya lahir di atas tikar usang yang sudah koyak.

5

- Abas mendapat bagian dua puluh lima ribu rupiah. - Abas mendapat bagian seratus ribu rupiah.

Abas mendapat bagian dua pulu lima ribu rupiah.

6

- Togop bersembunyi di kamar sempit itu. - Todop bersembunyi di kakus itu.

Togop bersembunyi di kamar kecil itu.

2. Kepaduan

Koherensi atau perpautan adalah hubungan timbale balik antar unsuri yang membangun kalimat. Koherensi dapat terwujud dengan tata urutan kata atau kelompok kata yang tepat dalam sebuah kalimat. Koherensi akan rusak oleh kesalahan pengguna kata tugas, pemakaian kata yang maknanya tumpang-tindih, pemakaian kata-kata yang maknanya kontradiktif, dan kesalahan penempatan keterangan aspek. Tabel 2 Kepaduan dalam Kalimat Efektif : No

Benar

Salah

1

Tarmudi bersama anak dan Istrinya meninggalkan Surabaya.

Tarmudi meninggalkan Surabaya bersama anak dan Istrinya.

2

Tadi pagi kakek saya menikmati the manis buatan ibu saya dengan sepuas-puasnya.

Kakek saya menikmati dengan sepuaspuasnya tadi pagi the manis buatan ibu saya.

72

Belajar Bahasa Lolak


3

Perbuatannya itu hanya akan mencemarkan nama baik keluarga dan dirinya sendiri.

Perbuatan itu hanya akan mencemarkan bagi nama baik keluarga dan dirinya.

4

Banyak pengamat berpendapat bahwa meliburkan anak sekolah bukan cara terbaik guna menyukseskan pemilu mendatang.

Banyak para pengamat bahwa meliburkan anak sekolah bukan cara terbaik guna menyukseskan pemilu mendatang.

5

Kita sering membuat kesalahan-kesalahan yang tidak kita sadari.

Sering kita membuat suatu kesalahankesalahan yang tidak kita sadari.

6

Benar saya dengar berita itu kemarin siang.

Saya sudah dengar berita itu kemarin siang.

7

Akan mereka ambil sendiri barang-barang ini nanti sore.

Mereka akan ambil barang-barang ini nanti sore.

3. Kewajaran

Penekanan yang wajar dapat dilakukan dengan jalan membubuhkan partikel penekan, mempergunakan repetisi, membuat pertentangan, dan menambahkan kata yang maknanya menyatakan. Tabel 3: Kewajaran dalam Kalimat Efektif No

Benar

1

-Pergi dia mengikuti kehendak hatinya. - Pergilah dia mengikuti kehendak hatinya.

2

- Kamu suka kepadanya, aku suka kepadanya. - Kamu suka kepadanya, aku pun suka kepadanya.

3

- Harapan kita begitu. - Harapanmu begitu, harapanku juga begitu, harapan kita memang begitu.

4

- Ia seorang pemberani. - Ia bukan seorang penakut, melainkan seorang pemberani.

5

- Istri Pak Ali cantik. - Istri Pak Ali sangat cantik. - Istri Pak Ali sangat cantik sekali.

Salah

Istri Pak Ali sangat cantik sekali.

Belajar Bahasa Lolak

73


4. Kesejajaran

Paralelisme atau kesejajaran sangat penting artinya bagi kejelasan kalimat. Paralelisme diperlukan dalam kalimat-kalimat yang mengandung perincian. Untuk mewujudkan adanya kesejajaran, kata-kata yang merupakan perincian atas salah satu fungsi kalimat hendaknya dinyatakan dalam bentuk yang sama atau sejajar. Tabel 4: Kesejajaran dalam Kalimat Efektif No 1

Benar Cara menegaskan atau mementingkan sebuah kata dalam kalimat ialah pemutasian, penambahan partikel bawahan kata tersebut, atau pengulangan kata yang sama. Cara menegaskan atau mementingkan sebuah kata dalam kalimat ialah pemutasian, penambahan partikel, menggaris bawahi kata tersebut, atau mengulang kata yang sama.

2

Proyek raksasa itu membutuhkan dana yang besar, waktu yang lama, dan para pekerja yang terampil.

Salah Cara menegaskan atau mementingkan sebuah kata dalam kalimat ialah menggaris bawahi kata tersebut, mengulang kata yang sama, memutasikan, atau menambahkan partikel penekan.

Proyek raksasa itu membutuhkan dana yang besar, waktu yang lama, dan keterampilan para pekerja.

5. Penalaran

Kalimat yang efektif adalah kalimat yang memperlihatkan logika yang baik. Logika atau penalaran adalah proses berpikir yang baik dan teratur. Sebuah kalimat yang tidak menunjukkan keteraturan berpikir penuturannya adalah kalimat yang tidak efektif. Tabel 5 : Penalaran dalam Kalimat Efektif No 1

Benar - Tina memang pandai menari, tetapi ia tidak menjadi sombong karena kepandaiannya itu. - Biasanya pada hari libur banyak orang bepergian, tetapi mendung yang hitam ini membuat orang ragu-ragu untuk bepergian.

2

- Pengunjung pergelaran music Kantata Takwa hamper mencapai seratus dua puluh ribu orang. -Pengunjung pergelaran music Kantata Takwa mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih.

6. Keanekaragaman.

Salah Tina memang pandai menari, tetapi mendung yang hitam itu membuat orang ragu-ragu untuk bepergian.

Pengunjung pergelaran music Kantata Takwa hamper mencapai seratus dua puluh ribu orang lebih.

Variasi atau keanekaragaman sangat penting artinya dalam karangan yang panjang. Sebuah karangan yang monoton akan membosankan pembaca. Bila pembaca menjadi bosan dengan kalimat-kalimat yang kurang variatif, berarti secara keseluruhan karangan tersebut tidak efektif.

74

Belajar Bahasa Lolak


Variasi dalam sebuah karangan dapat berupa variasi panjang-pendek kalimat, variasi bentuk kalimat, variasi bentuk predikat, variasi pilihan kata dsb. Tabel 6 Keanekaragaman dalam Kalimat Efektif : No 1

Benar

Salah

Setelah selesai mengerjakan PR, Andi membaca majalah, kemudian menggunting artikel yang menarik, lalu menempelkan guntingan itu pada sehelai kertas.

Selesai mengerjakan PR, lalu Andi membaca majalah, lain menggunting artikel yang menarik, lalu menempelkan guntingan itu pada sehelai kain.

B. Alinea

Alinea, atau paragraf adalah seperangkat kalimat yang berkaitan satu sama lain, membentuk satu kesatuan untuk mengungkapkan atau mengemukakan satu gagasan pokok. Alinea mempunyai satu kesatuan pikiran yang lebih luas dari kalimat. Sebuah alinea hanya memuat satu gagasan utama atau satu pikiran pokok. Jika kita hendak mengemukakan dua gagasan utama, kita harus menuangkannya dalam dua alinea yang berbeda. Gagasan utamanya biasanya didukung oleh beberapa gagasan bawahan, yang disebut juga pikiran penjelas. Gagasan utama lazimnya dituang dalam sebuah kalimat topic, sedang pikiran penjelas dituang dalam kalimat-kalimat penjelas. Jadi, kalimat topic ialah kalimat yang memuat gagasan utama sebuah alinea, sedang kalimat penjelas ialah kalimat yang mengandung pikiran penjelas alinea itu. Sebuah alinea yang kalimat topiknya terletak di bagian awal dinamakan alinea deduktif, sedang yang terletak di bagian akhir kalimat disebut alinea induktif. Jika kalimat topic sebuah alinea diletakkan dibagian awal kemudian diulang lagi di bagian akhir, alinea demikian dinamakan alinea campuran atau alinea induktif-induktif. Selain ketiga jenis alinea di atas, ada alinea yang tidak mempunyai kalimat topic. Gagasan nama alinea tersebut terdapat pada seluruh kalimat yang ada, yang satu sama lain menggambarkan keadaan tertentu. Alinea demikian lazimnya dinamakan alinea deskripsi.

1. Alinea Deduktif.

Komunikasi umumnya tampil dalam bentuknya yang informative, sedukatif dan persuasif. Maksudnya, komunikasi biasanya digunakan orang untuk menyampaikan pesan, mendidik, atau memengaruhi persepsi lawan bicara, sehingga terbentuk sikap dan bahkan opini baru.

2. Alinea Induktif.

Orang tua, siapapun dia, janganlah menjajah anaknya. Sebaliknya anak patutlah selalu ingat bahwa sejahat-jahatnya orang tua, dia tidak akan sampai hati membunuh anak hanya karena haknya tidak dipenuhi oleh anak. Namun perlu sekali menyadari, bahwa orang tua selamnay menghendaki yang baik bagi anaknya, sekalipun harus diakui bahwa yang menurutnya baik itu, tidak selalu demikian menurut ukuran umum. Dengan demikian, yang perlu ialah bagaimana menciptakan cara terbaik untuk mecapai saling pengertian.

3. Alinea Campuran.

Mencari dasar baru yang kekal, aman, dan pasti, bukan perkala kecil. Satu langkah kedepan dalam hal

Belajar Bahasa Lolak

75


ini sulit sekali. Sebaliknya, satu langkah ke belakang yang tanpa kita sadari mudah sekali terjadi. Karena itu sering kita terjebak langkah mundur, dan sekarang itulah yang sedang kita alami.

4.Alinea Deskripsi.

Hamparan sawah membentang luas. Padi menguning menunduk berayun-ayun, meliuk-liuk ditiup angin lembah, berombak-ombak bagai samudra. Dangau-dangau berpencaran. Bocah-bocah bertepuk sorak dengan suara nyaring, mengusir kawanan-kawanan parkit yang berpesta pora memakan bulirbulir padi. Bukit yang membujur bagaikan raksasa tidur, membatas di kejauhan, berselimut mega seputih kapas, menambah asri pemandangan.

C. Karangan 1. Ragam Karangan

Biasanya karangan dibedakan atas karangan fiktif dan karangan factual. Yang pertama fiksi, sedang yang kedua dinamaka nonfiksi. Fiksi umumnya hanya mengetengahkan hasil rekaan atau imajinasi atau khayal pengarang. Imajinasi tersebut sering pula didasarkan pada peristiwa-peristiwa sehari-hari sehingga ada kemungkinan dapat terjadi. Sebaliknya, karangan nonfiksi menyajikan peristiwa-peristiwa secara apa adanya atau secara objektif. Bahasa fiksi biasanya bersifat konotatif dan subjektif, bahasa nonfiksi cenderung dan denotatif. Termasuk karangan fiktif aialah norman, novel, cerpen, kisah perjalanan, legenda, fable, mite, dan hikayat. Sedang contoh karangan nonfiktif dapat kita temukan misalnya, resendi, skripsi, tesisi, disertasi, laporan, paper atau makalah, yang semuanya termasuk karangan ilmiah.

2. Bentuk Karangan

a. Eksposisi Eksposisi atau paparan ialah satu bentuk wacana atau karangan yang bermaksud mejelaskan, mengembangkan, atau menerangkan suatu gagasan. Tujuannya untuk menambah pengetahuan pembaca tanpa berusaha untuk mengubah pendirian atau memengaruhi sikap pembaca. Contoh : Kantor Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah yang representative, kini mulai dibangun di Palu, setalah tertunda 2 tahun. Pembangunan kantor di jalan Sam Ratulangi Palu Timur itu, direncanakan eampung 2-3 tahun mendatang, dengan biaya sekitar Rp. 10 milyar. Demikian keterangan Sekwilda Sulteng, Amur Muchasim SH, Rabu (4/10) di Palu ia menjelaskan, untuk tahap pertama, serta bangunan sayap dapat dirampungkan Februari 1996. b.Narasi Narasi ialah karangan atau cerita yang isinya mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa menurut urutan waktu secara kronologis. Kejadian yang dikisahkan dapat bersifat khayali atau factual, atau gabungan dari keduanya. Narasi ini sering dimasukkan ke dalam golongan karangan fiktif, jadi tercangkup di dalamnya roman, novel, cerpen, hikayat, tambo, dan dongeng. Contoh : Sejak kecil orang tuanya sudah tiada, tetapi Tuhan telah menolongnya, sehingga kini ia menjadi orang yang berguna baik untuk diri sendiri maupun masyarakatnya. Beratus-ratus tahun Indonesia telah dijajah Belanda. Perang Dunia II pecah, dan Belanda di Indonesia kemudian takluk oleh Jepang, kini Jepanglah yang menguasai dan mengangkangi Indonesia. Ini tidak lama menang, karena sekutu dapat mengalahkan Jepang dengan dibomnya Hirosima dengan bom atom. Kesempatan baik ini tidak disia-siakan oleh Bangsa Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaanya. Proklamasi itu dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta, pada tanggal 17 Agustus 1945.

76

Belajar Bahasa Lolak


c. Deskripsi Deskripsi, disebut juga lukisan, yaitu salah satu bentuk karangan yang menggambarkan suatu keadaan, kejadian, atau peristiwa sejelas mungkin sehingga pembaca mendapat kesan seperti melihat sendiri sesuatu yang digambarkan itu. Lihat contoh alinea deskriptif. d. Argumentasi Argumentasi adalah sebuah wacana yang berusaha meyakinkan atau membuktikan kebenaran suatu pertanyaan, pendapat, sikap, atau keyankinan. Dalam argumentasi ini, suatu gagasan atau pertanyaan dikemukakan dengan alas an yang kuat dan meyakinkan sehingga orang yang membacanya akan terpengaruh untuk membenarkan, pendapat, dan sikap yang diajukan. Contoh : Amin memang murid yang baik. Setiap hari datang ke sekolah selalu lebih awal dari temantemannya. Semua pekerjaan rumah tidak ada yang tidak diselesaikannya. Kepada gurunya dan orang tuanya ia selalu bersikap hormat. Bahwa prestasi belajarnya juga jauh lebih baik dari temantemannya dapat dilihat dalam raportnya yang tidak pernah ada angka merah. Tak hayal lagi ia akan menjadi mahasiswa yang baik. e.Persuasi Persuasi ialah bentuk wacana yang tujuannya adalah meyakinkan, mengajak atau membangkitkan suatu tindakan dengan mengemukakan alas an-alasan yang kadang-kadang agak emosional. Jika argumentasi berusaha membuktikan kebenaran atau pernyataan melalui proses penalaran yang sehat, persuasi berusaha merebut perhatian dan membangkitkan tindakan terhadap pembacanya. Contoh: Semua orang tahu bahwa kebersihan adalah pangkal kesehatan. Namun demikian, masih banyak anggota masyarakat kita yang tidak peduli terhadap kebersihan lingkungan. Inilah masalah yang sulit dipecahkan. Seandainya saja setiap anggota masyarakat peduli akan kebersihan di sekita tempat tinggalnya, tentulah kualitas kesehatan dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, marilah kita mencoba untuk menjadikan diri kita masing-masing peduli terhadap kebersihan lingkungan. Kesadaran ini dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk, diantaranya ia tidak membuang sampah sembarangan. Tabel 7 Eksposisi versus Argumentasi : No

Persamaan

Perbedaan

1

Sama-sama menjelaskan pendapat dan keyaninan penulis.

Tujuan paparan hanya menjelaskan dan menerangkan, sehingga pembaca memperoleh informasi yang sejelasjelasnya. Sedangkan argumentasi bertujuan memengaruhi pembaca, sehingga pembaca akhirnya menyetujui bahwa pendapat, keyakinan, dan sikap penulis benar.

2

Sama-sama memerlukan fakta yang diperkuat atau diperjelas dengan angka, peta, statistic, grafik, gambar, dll.

Grafik, statistik, dll pada paparan untuk menjelaskan. Sedangkan grafik, statistik dll pada argumentasi untuk membuktikan.

Belajar Bahasa Lolak

77


3

Sama-sama memerlukan analisis dan sintesis pada waktu mengusap sesuatu.

Pendahuluan pada paparan memperkenalkan topic dan tujuan yang akan dipaparkan. Sedangkan pendahuluan atau pembuka pada argumentasi berisi latar belakang dan sejarah persoalan, sistematika yang digunakan, pengertian persoalan, serta tujuan argumentasi.

4

Sama-sama menggali sumber ide melaluai 1. Pengalaman, 2.Pengamatan dan Penelitian, 3. Sikap dan Keyakinan, serta 4. Daya Khayal tidak digunakan.

Penutup pada akhir paparannya menegaskan lagi apa yang telah diuraikan sebelumnya. Sedangkan penutup pada akhir argumentasi biasanya menyimpulkan apa yang telah diuraikan sebelumnya.

3. Karangan Ilmiah

Yang dimaksud karangan ilmiah ialah karangan yang mengungkapkan buah pikiran hasil pengamatan, penelitian, atau peninjauan terhadap sesuatu yang disusun menurut metode dan sistematika tertentu, dan yang isi serta kebenaranyya dapat dipertanggung jawabkan.

Ciri-ciri karangan ilmiah adalah : a. Logis, maksudnya semua keterangan yang diketengahkan mempunyai alas an yang dapat diterima akal. b. Sistematis, yaitu semua yang dipaparkan disusun dalam urutan yang berkesinambungan. c. Objektif atau factual, artinya keterangan yang dikemukakan didasarkan pada apa yang benarbenar ada atau sesuai dengan fakta. d. Teruji, artinya keterangan yang diberikan dapat diuji kebenarannya. e. Bahasa bersifat lugas atau denotatif. Syarat karangan ilmiah adalah : a. Mengandung masalah serta pemecahannya. b. Masalah harus merangsang atau menarik perhatian pembaca. c. Lengkap dan tuntas, artinya membeberkan semua segi yang berkaitan dengan masalahnya. d. Disusun menurut system tertentu dan metode tertentu sehingga mudah dimengerti dan dipahami Jenis karangan ilmiah antara lain : a. Laporan ialah bentuk karangan yang berisi rekaman kegiatan tentang suatu yang sedang dikerjakan, digarap, diteliti, atau diamati, dan mengandung saran-saran untuk dilaksanakan. Laporan ini disampaikan dengan cara seobjektif mungkin. b. Malakah ditulis oleh siswa atau mahasiswa sehubungan dengan tugas dalam bidang studi tertentu. Makalah dapat berupa hasil pembahasan buku atau hasil suatu pengamatan. c. Kertas kerja adalah karangan yang berisi prasaan, usulan, atau pendapat yang berkaitan dengan pembahasan suatu pokok persoalan, untuk dibacakan dalam rapat kerja, seminar, symposium, dsb. d. Skripsi, karya tulis yang diajukan untuk mencapai gelar sarjana atau sarjana muda. Skripsi ditulis berdasarkan studi pusaka atau penelitian bacaan, penyelidikan, observasi, atau penelitian lapangan sebagai persyaratan akademis yang harus ditempuh, dipertahankan dan dipertanggung jawabkan oleh penyusun dalam siding ujian. e. Tesis mempunyai tingkat pembahasan lebih dalam daripada skripsi. Pertanyaan-pertanyaan dan teori dalam tesis didukung olhe argument-argumen yang lebih kuat, jika dibandingkan dengan skripsi. Tesis ditulis dengan bimbingan seorang dosen senior yang bertanggung jawab dalam bidang studi tertentu. f. Desertasi ialah karangan yang diajukan untuk mencapai gelar doctor, yaitu gelar tertinggi yang

78

Belajar Bahasa Lolak


g.

h. i.

diberikan oleh suatu Universitas. Penulisan desertasi ini dibawah bimbingan promoter atau dosen yang berpangkat professor, dan isinya pembahasan masalah yang lebih kompleks dan lebih mendalam daripada persoalan dalam tesis. Resensi ialah karya tulis yang berisi hasil penimbangan, pengulasan, atau penilaian sebuah buku. Resensi yang disebut juga timbangan buku (book review) sering disampaikan kepada siding pembaca melalui surat kabar atau majalah. Tujuan resensi ialah member pertimbangan dan penilaian secara objektif, sehingga masyarakat mengetahui apakah buku yang ditulis tersebut patut dibaca ataukah tidak. Kritik (dari bahasa Yunani kritikos yang berarti “hakim�) adalah bentuk karangan yang berisi penilaian baik-buruknya suatu karya secara objektif. Kritik tidak hanya mencari kesalahan atau cacat suatu karya, tetapi juga menampilkan kelebihan atau keunggulan karya itu seperti adanya. Esai adalah semacam kritikan yang lebih bersifat subjektif. Maksudnya, apa yang dikemukakan dalam esai lebih merupakan pendapat pribadi penulisnya.

D. Diskusi

Diskusi ialah percakapan yang sifatnya resmi, serius sesuai dengan aturan yang ada. Tujuannya untuk memahami masalah atau persoalan, mencari sebab-sebab sekaligus berusaha menemukan pemecahan atau jalan keluar bagi persoalan tersebut. Jadi, di dalam sebuah diskusi harus ada masalah yang dibahas, ada peserta dan pemimpin, serta ada aturan dan disiplin.

Sebuah diskusi pemimpin diskusi yang baik harus : 1. Mengetahui langkah-langkah kegiatan. 2. Memahami pokok masalah. 3. Mengenal semua peserta. 4. Berwibawa dan sabar. 5. Mampu mengembangkan dan menjaga jalannya diskusi sehingga tidak terjadi benturan, serta 6. Dapat menjaga suasana sehingga tidak berat sebelah. Sebaliknya, seorang peserta diskusi yang baik akan : 1. Mengadakan persiapan awal. 2. Menyiapkan garis besar masalah sebelum diskusi berlangsung. 3. Menjadi penyampai gagasan yang baik. 4. Menghindari kata-kata kasar yang menyinggung perasaan lawan bicara. 5. Berbicara secukupnya dan hanya yang berkaitan dengan masalah. 6. Menjadi pendengar yang baik. 7. Menghindari diri dari perdebatan yang emosional. Tugas seorang pemimpin diskusi anatra lain : 1. Menetapkan topik atau pokok pembicaraan dengan peserta. 2. Menyiapkan garis besar atau kerangka diskusi. 3. Membuka diskusi dengan membacakan rangkuman tentang masalah dan sasaran yang ingin dicapai. 4. Memimpin jalannya diskusi dengan sabar, jujur, dan tidak berat sebelah. 5. Membuat rangkuman pembicaraan setiap peserta. 6. Mengarangkan pembicaraan dalam diskusi. 7. Menyimpulkan seluruh pembicaraan setiap peserta. Beberapa jenis dikusi diuraikan di bawah ini : 1. Diskusi kelompok yaitu diskusi yang terdiri atas beberapa kelompok orang dan masing-masing kelompok mempunyai seorang ketua dan notulis. Tidak ada pendengar. 2. Diskusi panel ialah diskusi yang terdiri atas seorang pemimpin, sejumlah peserta dan beberapa pendengar. Dalam jenis diskusi ini tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga pendengar

Belajar Bahasa Lolak

79


3.

4.

a. b. c.

dapat mengikuti jalannya diskusi dengan seksama. Setelah berlangsung Tanya jawab atau pembicara, kemudian mengajak dan pendengar ikut mendiskusikan masalah tersebut sekitar separuh waktu yang tersedia. Seminar adalah pertemuan berkala yang biasanya diselenggarakan oleh sekelompok mahasiswa dalam rangka melaporkan hasil penelitiannya, dan umumnya dibawah bimbingan seorang dosen atau ahli. Tujuan diskusi jenis ini tidak untuk memutuskan sesuatu. Seminar dapat bersifat tertutup atau terbuka. Yang terakhir dapat dihadiri oleh umum, tetapi mereka tidak ikut berdiskusi, melainkan hanya bertindak sebagai peninjau. Untuk menyelenggarakan seminar harus dibentuk sebuah panitia. Pembicara yang ditentukan sebelumnya, umumnya menguraikan gagasan atau topic dalam bentuk kertas kerja. Simposium ialah pertemuan ilmiah untuk mengetangahkan atau membandingkan berbagai pendapat atau sikap mengenai suatu masalah yang diajukan oleh sebuah panitia. Uraian pendapat dalam symposium ini diajukan lewat kertas kerja yang dinamakan prasaran. Dan beberapa prasaran yang disampaikan dalam symposium harus berhubungan. Orang yang mengajukan prasaran, yang dinamakan pemrasaran berkewajiban : Membuat makalah atau prasaran. Menepati waktu yang diberikan. Menjawab setiap pertanyaan dengan singkat dan tepat.

Persiapan-persiapan yang perlu untuk menyelenggarakan symposium, yaitu : a. Memilih dan merumuskan masalah. b. Menetapkan tujuan. c. Menetapkan pembicara berdasarkan sumbangannya dalam mecapai tujuan. d. Menetapkan pemimpin, serta e. Menjelaskan kepada pemimpin dan pembicara tentang tujuan symposium, waktu yang tersedia dan tata cara yang berlaku. 5. Konferensi adalah pertemuan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi atau badan resmi sehubungan dengan masalah tertentu. Jika konferensu hanya bertujuan menyampaikan hasil keputusan suatu organisasi atau badan pemerintah mengenai suatu masalah maha hal tersebut dinamakan dengan pendapat atau juma pers.

E. Pidato

Salah satu bentuk kemahiran yang lain yang umum sekali ialah pidato. Yang dimaksud dengan pidato ialah penyampaian pesan, gagasan, atau pengungkapan suatu maksud dengan bahasa yang tersusun baik kepada orang banyak. Berdasarkan sifat isinya, pidato dibedakan menjadi : a. Pidato pembuka. b. Pidato sambutan. c. Pidato pengarahan. d. Pidato laporan. e. Pidato prasarana.

Berdasarkan sifat tujuannya, pidato dibedakan atas : 1. Pidato instruktif bertujuan memberitahukan atau menyampaikan sesuatu termasuk pengarahan. 2. Pidato persuasive bertujuan mempengaruhi pendapat pendengar serta membangkitkan tindakan. 3. Pidato rekreatif bertujuan menciptakan suasana gembira, akrab dan menyenangkan seperti dalam jamuan makan. 4. Pidato sdukatif bertujuan menumbuhkan kesadaran pendengar atau untuk mendidik. Catatan : baik dalam sikusi maupun pidato, seorang pembicara dapat memperkuat atau memperjelas pendapatnya dengan mengemukakan contoh-contoh, ilustrasi, fakta, angka, atau perbandinganperbandingan, disamping table dan grafik.

80

Belajar Bahasa Lolak


BAB 4

PENGENALAN TATA BAHASA MANADO

RANGKUMAN TATA BAHASA MANADO 1. Kata Ganti Dalam penjelasan mengenai bahasa Manado menggunakan singkatan-singkatan berikut : Bahasa Indonesia Baku Kata ganti orang pertama tunggal kata ganti orang pertama jamak kata ganti orang kedua tunggal kata ganti orang kedua jamak kata ganti orang ketiga tunggal kata ganti orang ketiga jamak

saya kami anda kalian dia mereka

Bahasa Manado kita torang ngana ngoni dia dorang

Variasi torang: tong (terutama sebelum pe). Selain itu “dorang” juga sering kali disingkat menjadi “dong”, terutama sebelum “pe”. (sunting) kata ganti kepunyaan. Bahasa Manado menggunakan “pe” untuk mengartikan kepunyaan. contohnya: Bahasa Indonesia Bukuku Bukumu Bukunya Buku kami Buku kalian Buku mereka Buku ini milik kalian

Bahasa Manado kita pe buku / ta pe buku ngana pe buku / nga pe buku dia pe buku / de pe buku torang pe buku / tong pe buku ngoni pe buku dorang pe buku / dong pe buku ini ngoni pe buku

2. Kata Serapan dari Bahasa Asing Karena pengaruh kolonialisasi dari Portugis dan Belanda pada masa lalu di daerah Sulawesi, terdapat beberapa kata merupakan kata serapan dari bahasa asing negaranegara tersebut. Diantaranya :

Belajar Bahasa Lolak

81


Bahasa Indonesia Bosan Topi Kursi Dahi Jagung Penyu Tenggorokan Saputangan Garpu Nenek Kakek Tetapi Untuk

Bahasa Manado Fastiu Capeo Kadera Testa Milu Tuturuga Gargantang Lenso Vork Oma Opa Mar For

Asal Serapan Fastio (Portugis) Chapeu (Portugis) Cadeira (Portugis) Testa (Portugis) Milho (Portugis Tartaraga (Portugis) Garganta (Portugis) Lenco (Portugis) Vork (Belanda) Oma (Belanda) Opa (Belanda) Maar (Belanda) Vor (Belanda)

3. Kata Kerja Beberapa kata kerja dalam bahasa Indonesia dengan akhiran “n” pada bahasa Manado ditambahkan “g” seperti; makang (makan),jalang (jalan), sirang (siram). a. Awalan “ba” Awalan “ber” dalam bahasa Indonesia diubah menjadi “ba” dalam Bahasa Manado, misalnya; bajalan (berjalan), batobo (berenang), baspool (berpancuran-mandi menggunakan pancuran), batolor (bertelur). b. awalan “me” Awalan “me” dalam bahasa Indonesia diubah menjadi “ma” atau “mo” dalam bahasa Manado. contoh; mangael (mengail), manari (menari), mancari (mencari), momasa’ (memasak), manangis (menangis). Kata kata lain Beberapa kata dari Bahasa Indonesia dipendekkan dalam bahasa Manado, contohnya; pi (bahasa Indonesia : pergi) mo pi mana ngoni (mau pergi kemana kalian?) co (bahasa Indonesia : coba) co lia ini oto (coba lihat mobil ini) so (bahasa Indonesia: sudah) so klar? (sudah selesai?), so maleleh (sudah lumer?), so kanyang? (sudah kenyang?) “Ta” (bahasa Indonesia awalan ter) ta sono (tertidur) tajatung (terjatuh), ta goso (tergesek). 82

Belajar Bahasa Lolak


Beberapa partikel sering muncul dalam kalimat, contoh: “mar” (bahasa Indonesia: tapi) “ dia ada datang, mar so pigi ulang” (catatan: “mar” dalam kata seru “pe mar” mempunyai arti dan tujuan yang berbeda, yaitu untuk mengumpat). “vor” (bahasa Indonesia: untuk) diucapkan mirip “for” dalam bahasa Inggris, dan mempunyai arti yang sama, contoh : “ ini for ngana” (ini untuk kamu). “Kwa” adalah salah satu partikel yang biasa muncul dalam kalimat. Jika muncul di pertengahan kalimat maka dia berfungsi menunjukkan pengakuan atas kemampuan seseorang ( setara dengan “sih” dalam bahasa Indonesia). Contoh: “kalo dia kwa’ memang so pande” (kalau dia sih, emang sudah (terkenal) cerdas).

Belajar Bahasa Lolak

83


BAB 5

PENGENALAN TATA BAHASA INGGRIS

1. Mempelajari bentuk-bentuk kata dan contoh-contoh kalimatnya a. Dengan menambahkan “y: pada kata kerta, contoh :

Verb

Abstract Noun

Discover Deliver Injure

Discovery Delivery Injury

b. Abstract noun yang sama bentuknya dengan kata kerja, contoh :

Verb

Abstract Noun

To hope To help To mind To love

Hope Help Mind Love

Dengan menggunakan akhiran ance, ence pada kata kerja, contoh :

Verb

Hinder Admit Differ

Abstract Noun Hindrance Admittance Difference

Dengan menambahkan “t” pada kata kerja, contoh :

Verb

Abstract Noun

Complain Complaint Fly Flight Contain Content Descend Descent

Dengan memberikan akhiran ion, tion pada kata kerja, contoh :

Verb

Abstract Noun

Connect Connection Associate Association Confuse Confusion

Dengan menambahkan akhiran ation, cation, ition pada kata kerja, contoh :

Verb

Admire Compete Classify

Abstract Noun Admiration Competition Classification

c. Material noun (kata benda yang terdiri bahan mentah / bahan baku). Kata benda yang berasal dari pertambangan dan bahan baku lainnya. Contoh : gold, pain, silver, oil, etc. d. Collective noun (kata benda kolektif ), yaitu kata benda yang mempunyai arti majemuk. Contoh : flock, division, class, committee, parliament, etc.

84

Belajar Bahasa Lolak


II. Abstract noun dapat dibentuk dari kata kerja, kata sifat, dan kata lainnya. a. Abstract noun berasal dari kata kerja : Dengan memberikan akhiran ment pada kata kerja, contoh :

Verb

Abstract Noun

Advertise Advertisement Agree Agreement Argue Argument

b. Pronouns (Kata Ganti-Kata Ganti). Pembahasan tentang pronoun mencangkup beberapa topic yaitu : Personal, possessive and reflexive pronouns. Personal, possessive and reflexive pronoun menjelaskan tentang kata ganti orang, kata ganri kepunyaan dan kata ganti refleksif. c. Demonstrative and indefinite pronouns Demonstrative and indefinite pronoun menjelaskan tentang kata ganti penunjuk dan kata ganti tak tentu. d. Interrogative pronouns Interrogative promoun menjelaskan tentang kata ganti penanya. e. Relative or conjunction pronouns Relative or conjunction pronoun menjelaskan tentang kata ganti penghubung. 1. PERSONAL,POSSESSIVE AND REFLEXIVE PRONOUNS Personal pronoun (kata ganti orang) berubah bentuknya menurut kasus pemakaiannya yaitu : - Kasus subjektif (normative case). - Kasus objective (objective case). 2. FOREIGN PLURAL NOUNS Foreign plural adalah bentuk jamak yang berasal dari Bahasa Asing. Ada sejumlah bentuk jamak yang dipinjam langsung atau diserap dari kata-kata benda Bahasa Asing. Bahasa Latin.

Tunggal Jamak Alga Bacillus Fungus

Algae Bacilli Fungi

Tunggal Jamak Antenna Axis Stamen

Antennae Axes Stamina

Kalau kata ganti orang itu dipakai sebagai subjek, maka : • I (saya) adalah kata ganti orang pertama tunggal. • You (kamu) adalah kata ganti orang kedua tunggal. • He (ia laki-laki) adalah kata kanti orang ketiga tunggal. • She (ia perempuan) adalah kata ganti orang ketiga tunggal. • It (ia/itu/ini untuk benda/binatang) adalah kata ganti ketiga tunggal. • We (kami/kita) adalah kata ganti orang pertama jamak. • You (kalian) adalah kata ganti orang kedua jamak. • They (mereka( adalah kata ganti orang ketiga jamak.

Belajar Bahasa Lolak

85


Keterangan : • Orang pertama adalah orang yang berbicara / kita. • Orang kedua adalah orang yang kita ajak bicara. • Orang ketiga adalah orang yang kita bicarakan. Kalau kata ganti orang itu dipakai sebagai objek (pelengkap penderita), maka kata ganti orang pertama, kedua, ketiga : Jamak: Us, You, Them Tunggal : Me, You, Him, Her, It Positive pronoun (kata ganti kepunyaan) mempunyai dua fungsi yaitu sebagai kata sifat dan sebagai kata ganti : a. Kata ganti kepunyaan sebagai kata sifat : • My (kepunyaan saya). • Your (kepunyaanmu). • His (kepunyaan laki-laki). • Her (kepunyaan perempuan). • Its (kepunyaan binatang / benda). • Our (kepunyaan kami/kita). • Your (kepunyaan kalian). • Their (kepunyaan mereka). b. Kata ganti kepunyaan sebagai kata ganti : Mine (milikku). • Yours (mulikmu). • His (miliknya laki-laki). • Hers (miliknya perempuan). • Ours (milik kita). • Yours (milik kalian). • Theirs (milik mereka). Yang termasuk kata ganti refleksi (reflexive pronouns) adalah : • Myself (saya sendiri). • Yourself (engkau sendiri). • Himself (ia sendiri untuk laki-laki). • Herself (ia sendiri untuk perempuan). • Itself (ia sendiri untuk binatang / benda). • Ourselves (kami / kita sendiri). • Yourself (kalian sendiri). • Themselves (mereka sendiri). Cara penggunaa dalam kalimat : a. Personal Pronun. Sebagai Subjek : • I am a doctor = Saya adalah dokter. • You are a student = Kamu adalah pelajar. Sebagai Objek : • Do you love me ? = Apakah kamu cinta saya ?. • I asked him go to Bandung = Saya menyuruhnya pergi ke Bandung

86

Belajar Bahasa Lolak


b. Possessive Pronoun. Sebagai Kata Sifat : • This is my house = Ini rumah saya. • That is your car = Itu mobilmu Sebagai Kata Ganti : • That pen is yours = Itu pulpen anda. • This book is mine = Buku ini punyaku. • Your house and mine are both big = Rumahmu dan rumah saya kedua-duanya besar. • That horse of your is tired = Kuda punyamu itu lelah.

3. REFLEXIVE PRONOUN.

Bentuk refleksif kata ganti orang digunakan untuk maksud : a. Untuk menunjukkan bahwa orang atau binatang melakukan sesuatu pada dirinya sendiri. Contoh : He ask himself why He didn’t go yesterday = Dia bertanya pa da dirinya mengapa dia tidak pergi kemarin. b. Untuk membuat kata ganti itu lebih tegas. Contoh : I my self give him the book = Saya sendiri yang memberinya buku itu.

Rangkuman :

Personal pronoun sebagai :

Subjek

Objek

Adjective

Pronoun

Refleksif

I Me My Mine My self You You Your Yours Yourself He Him His His Himself She Her Her Hers Herself It It Its Ours Itself We Us Our Ours Ourselves You You Your Your Yourselves They Them Their Theirs Themselves

4.DEMONSTRATIVE AND INDEFINITE PRONOUS

Kata-kata yang dikategorikan sebagai demonstrative pronoun (kata ganti penunjuk), misalnya : • This, That, These, Those, One, Ones, dan Such. • This is my pen = Ini penaku. • That is my house = Itu rumahku. • These are your books = Itu buku-bukumu. • Those are your clothes = Itu baju-bajumu. Sekarang perhatikan kalimat-kalimat dibawah ini : • The air of the hills is cooler than that (= the air) of the plaints. Udara bukit lebih sejuk daripada udara tanah datar. • This book mine is large than that of your. Bukuku ini lebih besar daripada buku anda. Kata that dalam kedua kalimat tersebut diatas berfungsi sebagai pengganti kata benda air atau book, maka that adalah kata ganti penunjuk atau demonstrative pronoun. Sedangkan this dalam kalimat kedua diikuti oleh kata benda book, this adalah kata sifat penunjuk atau demonstrative adjective.

Belajar Bahasa Lolak

87


Jadi, kata-kata This, That, These dan Those kalau diikuti oleh kata benda adalah demonstrative adjective, dan jika tidak diikuti oleh kata benda disebut demonstrative pronouns. Demonstrative Pronouns : Tunggal Jamak This (ini) These (ini) That (itu) Those (itu) One (yang) Ones (yang) Indefinite pronoun adalah kata ganti tak tentu. Kata ganti ini tidak mempunyai antecedent (kata atau bagian kalimat mendahului kata pengganti). Kata-kata yang dikategorikan sebagai indefinite pronoun adalah : All (semua), any (yang mana saja, sesuatu), anybody (siapa saja), anyone (siapa saja), anything (apa saja, sesuatu), everybody (tiap orang, semua orang), everyone (tiap orang), everything (segala sesuatu, segala-galanya), most (kebanyakan), nobody (tak seorangpun), no one / none (tak satupun, tak seorangpun), nothing (tak satupun, tidak ada sesuatupun), one (seseorang dalam arti siapa saja atau tiap orang), somebody (seseorang), someone (seseorang), something (sesuatu). Contoh Kalimat : • All are welcome. Semua (orang) diterima dengan senang hati. • Any of us can do it easily. Setiap orang diantara kita dapat melakukannya dengan mudah. • Anybody can belong to the club. Siapa saja boleh masuk perkumpulan itu. • Anyone can do it. Siapapun dapat melakukannya. • You can buy anything in the shop. Anda dapat membeli apa saja di took itu. • Everybody went buy myself. Semuanya pergi kecuali aku. • Everyone I know has gone. Setiap orang yang kukenal sudah berangkat. • Most of the student are diligent. Kebanyakan siswa itu rajin. • Nobody came. Tidak seorangpun datang. • None cal tell. Tak seorangpun dapat mengatakan. • From nothing, nothing comes Ketidak adaan tak dapat menghasilkan ada. • One should take care of one’s health Seseorang seharusnya menjaga baik-baik kesehatannya. • Someone told me about it. Ada seseorang mengatakannya kepada saya. • Something is better that nothing. Sesuatu yang ada lebih baik daripada tidak ada sesuatupun. Catatan : Kata-kata ganti tak tentu tersebut diatas selalu diikuti kata kerja tunggal kecuali, all, any, most, none dan some boleh diikuti oleh kata kerja jamak ataupun kata kerja tunggal, tergantung pada penger-

88

Belajar Bahasa Lolak


tiannya dalam kalimat.

5. INTERROGATIVE PRONOUNS

Kata ganti penanya (interrogative pronoun) dipakai untuk mengajukan suatu pertanyaan, yaitu : a. Who = siapa (menanyakan orang sebagai subjek / pokok kalimat). Contoh : Who is that gils ? = siapa gadis itu ?. Who gave you this book ? = siapakan yang memberimu buku ini?. b. Whom = siapa (menanyakan orang sebagai objek pelengkap penderita). Contoh : For whom does she make the dress ? = untuk siapaksh dia membuat gaun itu ?. With whom do you go to school ? = dengan siapakah kau pergi ke sekolah ?. c. Whose = milik siapa (menanyakan kepunyaan). Contoh : Whose bag is that ? = tas milik siapakah ini ?. Whose pencils are these ? = pensil-pensil milik siapakah ini ?. d. What = a papa (menanyakan nama, benda, pekerjaan atau jabatan seseorang). Contoh : What is your name ? = siapakah namamu?. What is he ? = apakah pekerjaannya ?. What is this ? = apakah ini?. e. Which = yang mana (menanyakan pilihan). Contoh : Which do you prefer, the apple or the mango ? = manakah yang anda sukai, apel atau mangga ?. Which of these gils will win the prize ? = siapakah diantara gadis-gadis ini yang akan memenangkan hadiah ?. Which is your car ? = yang manakah mobilmu ?. Catatan : Pada masa kini perkataan whom tidak lagi digunakan dalam bahasa sehari-hari. Sebagai penggantinya, yang sering digunakan adalah who saja meskipun ia berfungsi sebagai objek. Contoh : • From whom does she make the dress ? = who does she make the dress for ?. • With whom do you go to school ? = who do you go to school with ?. Rumus : Kata ganti penanya + Kata kerja bantu + Kata kerja + Kata keterangan.

6. RELATIVE OR CONJUNCTIVE PRONOUNS

Relative pronouns (kata ganti penghubung) bukan saja menunjuk kepada suatu kata benda yang mendaului, tetapi juga menghubungkan dua buah kalimat menjadi sebuah kalimat, oleh karena itu, kata ganti penghubung boleh juga disebut conjunctive pronoun. Dalam Bahasa Indonesia, dua buah kalimat dapat digabungkan menjadi sebuah kalimat dengan memakai yang, kalau pokok kalimat yang pertama dan pokok kalimat yang kedua terdiri dari orang yang sama atau benda yang sama.

Belajar Bahasa Lolak

89


The man is my brother. The man comes from Jakarta. Digabung menjadi : The man who comes fron Jakarta is my brother. Kata-kata yang digunakan sebagai relative pronoun adalah who, which, that, whom, whose dan what. a. Who = digunakan untuk menerangkan orang. The gils who always plays in front of my house is very beautiful. Gadis yang selalu bermain di depan rumahku sangat cantik. b. Which = digunakan untuk menerangkan benda, hewan, atau tumbuh-tumbuhan, dsb This is the fish I fished last nigh. Ini adalah ikan yang saya pancing tadi malam. c. That = digunakan untuk menerangkan orang, hewan atau tumbuhan. Kata that sering digunakan untuk who, whom, atau which tetapi tidak pernah untuk whose. The man that (= whom) we were looking for has come. Orang yang kita cari sudah datang. d. Whom = dipakai untuk menerangkan orang, tetapi berfungsi sebagai objek. They are the painters whom he admires. Mereka adalah pelukis-pelukis yang dikaguminya. e. Whose = yang…..nya, digunakan untuk menanyakan kepunyaan. He is the writer whose book you are reading Ia adalah penulis yang buku-nya sedang kamu baca. f. What = apa yang, yang I don’t understand what you mean. Saya tidak mengerti apa yang kau maksdukan. Catatan : Dalam Bahasa Inggris percakapan (spoken English) yang modern, kata-kata ganti penghubung that, which dan what tidak dapat dipakai setelah all, some, any, something, everything, anything, nothing, much dan little. Hanya kata ganti penghubung that boleh dipakai setelah kata-kata ini, tetapi biasanya dihilangkan. Kata-kata ganti penghubung who dan which dapat digantikan oleh that kalau penggantinya bersifat membatasi.

7. ADJECTIVE (KATA SIFAT-KATA SIFAT)

Adjective (kata sifat) adalah kata yang digunakan untuk member sifat pada kata benda. Tiap kata sifat mempunyai kekuatan yang bersifat membatasi, dan kata sifat itu boleh diberikan definisi sebagai kata yang digunakan untuk membatasi pemakaian kata benda. Ada enam jenis kata sifat : • Proper adjective (kata sifat nama diri). • Descriptive adjective (kata sifat deskriptif ). • Quantitative adjective (kata sifat kuantitatif ). • Numeral adjective (kata sifat numeral). • Demonstrative adjective (kata sifat demonstratif ). • Distributive adjective (kata sifat distribusi).

90

Belajar Bahasa Lolak


a. Proper Adjective

Kata sifat yang melukiskan suatu benda dengan suatu kata benda nama diri tertentu. Proper adjective harus dimulai dengan huruf besar. Contoh : An Indonesia pilgrim = Pejiarah Indonesia. Pembentukan kata sifat dari kata benda nama diri : • Dengan menggunakan n : Kata Benda Kata Sifat Austria Austrian (yang berhubungan dengan Autria) Sumatra Sumatran (yang berhubungan dengan Sumatra) Africa African (yang berhubungan dengan Afrika) • Dengan menggunakan an : Kata Benda Kata Sifat Europe European (mengenai Eropa) Troy Troyan (mengenai Troya) • Dengan menambahkan ian : Kata Benda Kata Sifat Mongol Mongolian (mengenai Mongolia) Paris Parisian (menganai Paris) • Dengan menghilangkan e atau y dan menambahkan ian : Kata Benda Kata Sifat Aristotle Aristotlian (mengenai Aristotle) Italy Italian (mengenai Italy) • Dengan menghilangkan s dan menambahkan tian : Kata Benda Kata Sifat Mars Martian (menganai Planet Mars) • Dengan menambahkan i : Kata Benda Kata Sifat Iraq Iraqi (mengenai Iraq)

b. Descriptive Adjective

Kata sifat yang melukiskan sifat dan keadaan seseorang, hewan atau benda. Contoh : • A brave gils = Seorang gadis yang berani. • A beautiful woman = seseorang wanita yang cantik. • A sick dog = Seekor anjing yang sakit.

c. Quantitative Adjective

Kata sifat yang menunjukkan beberapa banyak (how much) sesuatu benda yang dimaksudkan. Katakata sifat yang utama yang termasuk katerori ini : • Much (= a large quantity of ) banyak. • Little (= a small quantity of ) sedikit. • No (= not any) tak ada sesuatu apapun. • Some (= a certain quantity of ) sejumlah tertentu. • Any (= any quantity of ) sejumlah sedikit. • Enough (= sufficient) sukup. • Whole = Seluruh.

Belajar Bahasa Lolak

91


• half = Setengah. Adjective of quantity selalu diikuti oleh kata benda tunggal, dan kata benda ini harus selalu merupakan kata benda material atau kata benda abstrak, misalnya much bread, much better, much sugar (material), much pain (= a high degree of pain) rasa sakit yang sangat (kata benda abstrak). Oleh karena itu ajective of quantity disebut juga adjective of degree.

d. Numeral Adjective

Kata sifat yang menunjukkan berapa banyak (how many) benda atau dalam urutan berapa. Numeral adjective dibagi kedalam dua golongan : 1. Definite numeral (bilangan tertentu). Bilangan-bilangan yang menunjukkan berapa banyak benda yang ada yaitu bilangan cardinal (one, two,three), bilangan ordinal (first, second, third) dan bilangan multiplicative (one only, twofold, threefold). 2. Indefinite numeral (bilangan tan tentu). Menunjukkan bilangan jenis tertentu tanpa mengatakan secara tepat berapa jumlahnya. Seperti : All, some, enough, no, many, few, several, and sundry. Definity numeral dapat dijadikan indefinite dengan meletakkan kata some atau about di depannya . Seperti : Some ten men werw absent = Kurang lebih sepuluh orang tidak hadir. Catatan : Many a dan a Many • Many a adalah ungkapan yang diikuti oleh kata-kata benda bentuk tunggal. Contoh : Many a youth and many a maid, dancing neath the greenwood shade. Banyak pemuda dan banyak pemudi, menari dibawah naungan pohon-pohon hijau. • A many adalah ungkapan yang diikuti oleh kata-kata benda bentuk jamak, a many disini mempunyai kekuatan suatu benda kolektif. Contoh : They have nopt shed a many tears Mereka tidak menitikkan banyak air mata. Dalam prosa, lebih umum diselipkan kata great antara a dan many. Contoh : A great many woman. Berarti banyak sekali wanita.

e. Demonstrative Adjective

Kata sifat ini membatasi pemakaian kata benda pada orang atau benda itu diharapkan supaya ditunjukkan oleh kata sifat itu. Kata-kata sifat jenis ini dibagi dalam dua golongan utama, yaitu : 1. Definite demonstrative (kata sifat penunjuk tertentu). 2. Indefinite demonstrative (kata sifat penunjuk tak tertentu). Apabila ada orang atau benda ditunjukkan secara tepat, misalnya this woman, kata sifat itu disebut definite demonstrative. Apabila orang atau benda ditunjukkan dalam suatu pengertian umum / tidak secara tepat, kata sifat itu disebut indefinite demonstrative. Definite : Tunggal The This That Yon, Yonder

92

Jamak The (ini / itu) These (ini) Those (itu) Yon, Yonder (disana)

Belajar Bahasa Lolak


Such The same Self-same The order

Such (seperti ini / itu, semacam ini / itu) The same (yang sama) Self-same (yang itu-itu saja) The order (yang lain)

Indefinite : Tunggal A, an One Any A certain Such Some Another Any other

Jamak _ (sebuah, seekor, seorang, dsb) One (suatu) Any (yang mana saja, apa saja) Certain (yang tertentu) Such (suatu, anu) Some (suatu, beberapa) Other (yang lain) Any other (yang lain)

Kata sifat the umumnya disebut definite article (kata sandang tertentu) dan a atau an disebut indefinite (kata sandang tak tertentu).

Cara pemakaian kata sifat penunjuk tertentu (definite demonstrative) :

1. This, These. Sesuatu yang dekat sekali (dapat disentuh atau dijangkau dengan tangan) ditunjukkan oleh kata sifat ini, seperti : this book, these books. 2. That, Those, Yon, Yonder. Kata-kata sifat ini menunjukkaj sesuatu pada jarak yang lebih jauh (tidak dapat disentuh atau dijangkau dengan tangan). 3. Such. Kata sifat ini berarti yang semacam ini atau semacam itu, menunjukkan kepada sesuatu yang baru saja disebutkan atau kepada sesuatu yang baru saja (akan) sedang disebutkan. Contoh : Her praise of me was not sincere, I don’t like such a woman. Pujiannya padaku tidak tulus hati, aku tidak menyukai wanita semacam itu. Such juga dipakai sebagai indefinite demonstrative, dalam hal ini such tidak menunjukkan kepada sesuatu yang disebutkan sebelumnya, tetapi yang samar-samar (tidak jelas) atau tidak tentu. 4. The same, Self-same, Very same. Kata-kata sifat ini semuanya menunjukkan kepada sesuatu yang disebut sebelumnya. Self-some dan very some lebih bersifat menegaskan atau menekankan dari pada same. Contoh : You told her to come here as soon as possible and I gave her the same answer. Anda menyuruh dia datang kesini secepat mungkin dan saya memberikan jawaban yang sama kepadanya. 5. The other (yang lain). Kata sifat ini menunjukkan yang kedua dari dua orang atau benda yang disebutkan sebelumnya, sedang the one (yang satu) menunjukkan yang pertama.

Cara pemakaian kata sifat penunjuk tak tentu (indefinite demonstrative adalah sebagai berikut :

a. A, An, A certain. A, an, certain dipakai dengan kata-kata benda bentuk tunggal, dimaksudkan atau ditentukan, seperti

Belajar Bahasa Lolak

93


a woman (seorang wanita), an egg (sebutir telur), a certain person (seseorang yang tertentu). Certain dipakai dengan kata-kata benda bentuk jamak dalam pengertian yang sama, seperti certain people (sekelompok orang tertentu). b. Another, Any Other, Other. Another dipakai dengan kata-kata benda bentuk jamak tunggal dan other dengan kata-kata benda bentuk jamak. Another dan other dipakai dalam kalimat-kalimat berita (affirmative sentences). Any Other (dengan kata-kata benda bentuk tunggal atau jamak) dipakai dalam kalimat-kalimat menyangkal (negative sentences). Contoh : • I have read another book = Saya telah membaca buku yang lain. • I have read other books = Saya telah membaca buku-buku yang lain.

f. Distributive adjective

Membatasi pemakaian kata benda dengan menunjukkan bahwa orang atau benda yang ditunjukkan oleh kata benda digunakan satu demi satu, atau dalam bagian-bagian yang terpisah. Kata sifat golongan ini adal empat buah : each, every, either dan neither. 1. Each. Each berarti salah satu dari dua benda, atau salah satu dari dua bilangan apa saja yang melebihi dua. Contoh : The two students each a pen. Dua orang siswa ini masing-masing mempunyai sebuah pena. 2. Every. Every tidak dipakai untuk salah satu dari dua, melainkan untuk bilangan tertentu yang melebihi dua. Contoh : Every man (out of the fifteen present) had a gun. Tiap orang (dari lima belas orang yang hadir) mempunyai sebuah senapan. Catatan : Every adalah kata kuat daripada each dan berari “tiap-tiap kata tanpa kekecualian”. Every five hours berarti setiap jangka waktu lima jam, lima jam diambil secara kolektif sebagai satu periode / jangka waktu. Every other berarti setiap yang kedua, setiap dua….sekali atau berselang, seperti every.

Other day (dua hari sekali), every other week (dua minggu sekali). 3. Either. Ini mempunyai dua arti : salah satu dari dua, atau setiao dari dua, yaitu keduanya. Contoh : You can take either, that is, one side or the other. Anda boleh mengambil salah satu sisi, yaitu sisi yang satu atau sisi yang lain. 4. Neither. Ini adalah bentuk negative dari either dan berarti yang satu tidak, yang lain juga tidak (kedua-duanya tidak). Contoh : You sould take neither side,that is, neither this side nor that, neither the one side nor the other. Anda seharusnya tidak mengambil salah satu sisi, yaitu sisi yang ini tidak, sisi yang itu juga tidak, sisi yang itu juga tidak, sisi yang lain juga tidak.

94

Belajar Bahasa Lolak


The two uses of adjectives and substitutes for adjectives (Dua Cara Pemakaian Kata Sifat) : a. The attributive (atributif, kata sifat yang terletak langsung di depan kata benda). b. The predicative (predikatif, kata sifat yang merupakan predikat).

PENJELASAN :

a. Attribute use (Pemakaian Atributif ). Suatu kata sifat dipakai secara atributif, apabila kata sifat itu member sifat kata bendanya secara langsung. Contoh : • A noble ded = Suatu perbuatan yang mulia. • A lame cat = Seekor kucing yang pincang. Semua kata sifat asli dapat dipakai secara atributif, kecuali glad lazimnya hanya dipakai secara predikatif. Misalnya : I am glad to meet you = Saya senang bertemu dengan anda. b. Predikative use (Pemakaian Predikatif ). Suatu kata sifat dipakai secara predikatif, apabila kata sifat itu dijadikan bagian predikat (sebutan) suatu kalimat. Lalu kata sifat itu member sifat kata bendanya secara tidak langsung. Contoh : • Her character is noble = Wataknya mulia. • That cat went lame = kucing itu berjalan dalam keadaan pincang. Kata atau kata-kata apa saja yang membatasi kata benda sejalan seperti suatu kata sifat akan membatasinya, boleh dianggap menjadi pengganti untuk kata sifat : 1. Suatu participle (partisip) atau verbal adjective (kata kerja partisip yang dapat dipakai sebagai kata sifat). Contoh : • A retired President = Seorang Presiden Purnawirawan. • Retired pay = Uang Pensiun. 2. Suatu adverb (kata tambahan) dengan participle (partisip) tertentu yang dimengerti. Contoh : • The king = Raja pada waktu itu. 3. Kata benda atau gerud (kata kerja bentuk ing yang berfungsi sebagai kata benda) dipakai sebagai kata sifat. Contoh : • A river fish = Ikan yang hiduo di sungai. • A bathing place = suatu tempat yang digunakan untuk mandi. 4. Suatu kata benda atau kata ganti dalam kasus kepunyaan. Contoh : • Your son’s teacher = Guru anak anda. 5. Suatu kata kerja dalam modus infinitive (infinitive mood). Contoh : • Water ti drink = Air yang diminum. 6. Suatu kata depan dengan Objeknya. Contoh : • A man of virtue = Seorang yang baik / bijak. 7. Suatu adjective clause (anak kalimat kata sifat) yaitu suatu anak kalimat yang melakukan tugas kata sifat. Misalnya : • The cassette that you lent me will not be lost. Kaset yang anda pinjamkan kepadaku itu tidak akan hilang.

Belajar Bahasa Lolak

95


VERB (KATA KERJA) Seperti yang anda ketahui, bahwa setiap kalimat mempunyai dua bagia : 1. Pokok kalimat atau subjek. 2. Sebutan atau predikat yang memberikan pernyataan tentang subjek. Bagian terpenting pokok kalimat adalah kata benda, sedangkan bagian terpenting predikat adalah kata kerja. Action Verbs : To buy (membeli), to read (membaca), to write (menulis), dsb. State Of Being Verbs : To be, to have, to becomr (menjadi), to seem (nampaknya, kelihatannya). Action verbs tentu sudah cukup jelas dapat dimengeri. State of being verbs adalah kata-kata kerja yang memberitahukan tentang keadaan, jadi tidak ada tindakan atau kegiatan terjadi. Contoh : • He is a botanist = Ia adalah seorang ahli tumbuh-tumbuhan (state of being). • Thet doctor is an orthopedist = Dokter itu seorang ahli bedah tulang (state of being). Kata kerja is tersebut memberitahukan tentang keadaan wujudnya. Kata kerja dibagi dalam tiga golongan utama : 1. Transitive Verb (Kata Kerja Transitif ). Adalah kata kerja yang membutuhkan objek atau pelengkap penderita. Contoh : He Killeh a snake = Ia membunuh seekor ular.

a. Forms of the Object (bentuk-bentuk objek).

Kebanyakan kata kerja transitif memerlukan satu buah objek saja. Objek untuk kata kerja dinyatakan dalam berbagai bentuk yang berbeda, anatar lain : • Noun (Kata Benda). Contoh : He killed a snake = Ia membunuh seekor ular. • Pronoun (Kata Ganti). Contoh : That sbake bit her = Ular itu menggigitnya. • Infinitive (Infinitif ). Contoh : He desired to success = Ia menginginkan sukses. • Gerund (Kata Kerja yang dibedakan). Contoh : He diskiled hunting = Ia tak suka berburu. • Phrase (Ungkapan). Contoh : She doesn’t knoe hoe to make things go. Ia tidak tahu bagaimana membuat segala sesuatu berjalan dengan baik. • Clause (Anak Kalimat). Contoh : We don’t know what she wants = Kami tidak tahu apa yang dikehendakinya.

b. The Double Object (Objek Ganda).

96

Belajar Bahasa Lolak


Beberapa kata kerja transitif memerlukan dua buah objek setelah kata-kata kerja itu, yang satu diantaranya biasanya adalah nama benda tertentu, dan yang lain merupakan orang atau hewan lain tertentu. Benda yang dikatakan itu tersebut direct object (pelengkap penderita langsung), orang atau hewan lain yang dikatakan itu disebut indirect object (pelengkap penderita tak langsung). Beberapa kata kerja transitif, misalnya : give, bring, buy, send, tell, dsb, harus mempunyai dua buah objek yang dinyatakan direct object (objek langsung) dan indirect object (objek tak langsung). Contoh : The give the boy a book = Ia member anak laki-laki itu sebuah buku. The boy = Indirect Object. A book = Direct Object. Atau : The gave a book to the boy = Ia member sebuah buku kepada anak laki-laki itu. A book = Direct Object. The boy = Indirect Object. Catatan : Cara lain membedakan sua buah objek itu dengan memperhatikan bahwa indirect object itu selalu berada di tempat yang pertama sesudah kata kerja transitif. Kalau indirect object itu diletakkan sesudah direct object itu, indirect object harus didahului oleh kata depan “for” atau “to”.

c. Transitive Verb With Complement (Kata Kerja Transitif Dengan Pelengkap).

Kata-kata kerja transitif tertentu yang memerlukan bukan saja sebuah objek, melainkan juga kata atau kata-kata lain untuk membuat predikasi lengkap, disebut transitive verbs of inclomplete predication. Kata atau kata-kata tambahan untuk membuat predikasi lengkap itu, disebut complement (komplemen / pelengkap). Complement dalam tujuh bentuk yang berbeda : kata benda, kata sifat, partisip, kata depan dengan objeknya, kata kerja infinitive, kata tambahan atau anak kalimat, kata benda (a noun clause). Subject Object They Her That Grief Him They The Boy Verb Complement Made Queen (Kata Benda) Drove Mad (Kata Sifat) found Still Weeping (Partisip)

d. Apabila kata ganti Refleksi dihilangkan.

Contoh : • Move yourself forward = Gerakkan diri anda maju ke depan (transitif ). • Move foreard = bergerak Maju (intransitive). 2. Intransitive Verb (Kata Kerja Intransitif ). Adalah kata kerja yang tidak memerlukan objek atau pelengkap penderita. Contoh :

Belajar Bahasa Lolak

97


• • •

Cows walk = Sapi-sapi berjalan. Horses run = Kuda-kuda berlari. Bird fly = Burung-Burung terbang.

a. Kata kerja intransitive yang mana saja, yang membuat pengertian lengkap dengan sendirinya, dan tidak memerlukan kata atau kata-kata apa saja untuk ditambahkan padanya untuk maksdu ini, disebut intransitive verb of complete predication. Contoh: Cows walk, Hoses run, dsb. b. Intransitive Verb with Complement (Kata kerja intransitive dengan komplemen). Kata-kata kerja intransitive yang tidak membuat pengertian yang lengkap dengan sendirinya, tetapi memerlukan komplemen, disebut intransitive verbs of inclement predication. Komplemen untuk kata kerja intransitive dalam bentuk yang sama jenisnya seperti komplemen untuk kata kerja transitif. Subject Verb Complement Cows Are Four-legged animals (benda) The Woman Has Fallen Sick (kata sifat) Running (partisip) c. The Cognate Object (Objek yang sama asalnya, sifatnya atau artinya). Kata kerja intrasitif kadang-kadang boleh diikuti oleh kata benda yang sedikit banyak telah dinyatakan secara tidak langsung dalam kata kerja itu sendiri. Jadi kita boleh mengatakan “He has lived a happy life” (Ia hidup bahagia). Kata benda “Life” (Kehidupan) telah dinyatak secara tidak langsung dalam kata kerja “Lived” (Hidup), dan sebenarnya merupakan bagian dari artinya. Objek yang demikian disebut Cognate Object, karena kata benda yang menunjuk padanya merupakan arti yang sama terhadap kata kerja itu sendiri. Cognate Object mempunyai lima bentuk yang berbeda : 1. Cognate noun yang dibentuk langsung dari kata kerja. Contoh : He has lived a happy life. Ia telah menempuh hidup baru yang bahagia. 2. Cognate noun yang serupa / sama artinya. Contoh : She went a long way. Ia perjauh / ia menempuh jalan yang jauh. 3. Pelukis kata benda dari cognate noun dimenegrti. Contoh : The man ran a great risk. The man ran a course of great risk. Pria itu menjalani / menghadapi resiko yang besar. 4. Kata sifat yang member sifat pada cognate noun dimengerti. Contoh : He breathed his last. He breathed his last breath. 5. Ia menarik nafasnya yang penghabisan. Contoh : We must fight it (= the fight) out the end. Kita harus berjuang mati-matian sampai akhir. d. Prepositional Verb (Kata Kerja yang berpreposisi). Contoh : Kata kerja intransitive dapat dijadikan trasitif dengan menambahkan kata depan padanya.

98

Belajar Bahasa Lolak


Kata-kata kerja yang demikian boleh dianggap menjadi kata-kata kerja transitif, asal saja mereka dapat dipakai dalam kalimat pasif. Contoh : • She checks on the baby every day = Ia memeriksa bayi itu tiap hari (Aktif ). • The baby is checked on by her every day = Bayi itu diperiksa olehnya tiap hari (Pasif ). 3. Auxiliary Verb (Kata Kerja Bantu) Adalah kata kerja bantu, yang diletakkan di depan kata kerja pokok untuk membentuk bentuk waktu (tense), ragam gramatikal (voice) dan modus (mood), misalnya : Can, Could, May, Might, Must, Shall, Should, Will, SOuld, Ought, dsb. Be (be, am, is, are, was, sere, need, been), do (do, does, did), have (have, has, had), need, dare, dan used to. Kadangkala juga dipakai sebagai auxiliary verbs (Kata Kerja Bantu). a. Can = Dapat. Contoh : • Can you spin a top ? Dapatkah anda bermain gasing ? • She can write business letters very well. Ia dapat menulis surat bisnis dengan baik sekali. b. Could (Bentuk Lampau Can) = Dapat. Contoh : • She could not go to school yesterday because she was ill. Ia tidak dapat bersekolah kemarin karena ia sakit. c. May = Boleh, Mungkin, Semoga. Contoh : • May I go now ? = Bolehkan saya pergi sekarang ? • I may be late = Mungkin saya terlambat. • May you enjoy good health = Semoga anda sehat wal’afiat. d. Might = Boleh, Mungkin, Contoh : • She said I might go = Ia mengatakan bahwa saya boleh pergi. e. Must = Harud, Tentunya, Pasti. Contoh : • I must do my homework = Saya harus mengerjakan pekerjaan rumah saya. f. Shall = Akan, Boleh Contoh : • We shall go to Boroe tomorrow = Kami akan pergi ke Bogor Besok. g. Should = Seharusnya, Akan Seandainya. Contoh : • We sould obey our teacher’s introduction = Kita seharusnya mematuhi perintah / intruksi guru kita. h. Will = Akan, Mau. Contoh : • We will go to Jakarta tomorrow = Kita akan pergi ke Jakarta besok. i. Would = Tolong, Andaikan. Contoh :

Belajar Bahasa Lolak

99


• Would you kindly pass the pepper = Tolong berikan merica itu. j. Ought = Sebaiknya, Seharusnya, Harus, Pasti. Contoh : • I ought to go now = Saya sebaiknya pergi sekarang. k. Be 1. Be + Past Participle. Dipakai untuk membentuk Kalimat Pasif. 2. Shaal / Will + be + Present Participle. Dipakai untuk membentuk future continuous tense (untuk menyatakan perbuatan yang akan sedang terjadi dalam waktu yang akan datang). Contoh : • The telex can be understood = Telex itu dapat dimengerti. • I shall be meeting him some time = Saya akan menjumpainya suatu waktu.

l. Am

1. Am + Past Participle Dipakai untuk membentuk kalimat Pasif. 2. Am + Present Participle. Dipakai untuk membentuk Present continous tense, untuk menyatakan suatu perbuatan yang sedang dilakukan sekarang. Contoh : • I am admired by her = Saya dikagumi olehnya. • I am eating an apple = Saya sedang makan buah apel. m. Is sebagai kata kerja bantu, dipakai dalam kalimat pasif dan present continous tense. Contoh : • He is asmired by his friends = Ia dikagumi oleh teman-temannya. • He is writing a letter = Ia sedang menulis surat. n. Are sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk kalimat pasif dan present countinous tense. Contoh : • You are admired by your fans = Anda dikagumi oleh penggemar-penggemar anda. • They are working hard = Mereka sedang bekerja keras. o. Was sebagai kata kerja bantu, dipakai unruk kalimat pasif dan past continous tense (was adalah bentuk lampau dari am dan is). Contoh : • He was admitted to the Las School = Ia diterima di Fakultas Hukum. • He was typing a letter, when the telephone rung = Ia sedang mengetik surat, ketika telepon itu bordering. p. Were sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk kalimat pasif dan past continous tense (Were adalah bentuk lampau dari are). Contoh : • We were invited to the party last Saturday = Kami diundang ke pesta hari Sabtu yang lalu. • They were talking about gymnastics when I met them = Mereka sedang berbicara tentang olah raga senam ketika saya menjumpai mereka.

100

Belajar Bahasa Lolak


q. Being sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk countinous tense dalam kalimat pasif. Contoh : • The aoole is being eaten = Buah apel itu sedang dimakan. r. Been sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk present continous tense dan kalimat pasif dalam bentuk perfect tense. Contoh : • He has been studyng medicine for six years = Ia telah belajar ilmu kedokteran selama enam tahun. • He had been living for two years when I met him = Ia telah bertempat tinggal disini selama dua tahun ketika saya bertemu dengan dia. s. Do sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membuat kalimat negative dan kalimat Tanya untuk semua orang kecuali orang ketiga tunggal. Contoh : • I do not understand Hebrew = Saya tidak mengerti bahasa Yahudi. • Do you like music ? = Apakah anda suka music ? t. Does sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membuat kalimat negative dan kalimat Tanya (untuk orang ketiga tunggal). Contoh : • He does not do his homework every afternoon = Ia tidak mengerjakan pekerjaan rumahnya tiap sore. • Does he speak English ? = Apakah ia berbicara Bahasa Inggris ? u. Did sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk Past Tense. Contoh : • I didn’t see him yesterday = saya tidak menjumpainya kemarin. v. Had sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk past perfect tense dan past perfect continous tense. Contoh : • She had studied book keeping before she found work at the Bank = Ia telah belajat tata buku sebelum ia mendapatkan pekerjaan di Bank. w. Have sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk present perfect tense dan present perfect continous tense. Contoh : • I have lived in Bandung since 1986 = Saya telah bertempat tinggal di Bandung sejak tahun 1986. x. Has sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk membentuk present perfect tense dan present perfect continous tense, hanya untuk orang ketiga (he, she dan it). Contoh : • He has bought a house = Ia telah membeli rumah. y. Need sebagai kata kerja bantu, dipakai dalam kalimat menyangkal dan kalimat Tanya. Contoh : • He needn’t go = Ia tak usah pergi. z. Dare sebagai kata kerja bantu, dipakai dalam kalimat menyangkal dan kalimat Tanya. Contoh : • He dare not do it = Ia tak berani melakukan hal itu.

Belajar Bahasa Lolak

101


aa. Used to sebagai kata kerja bantu, dipakai untuk menyatakan perbuatan yang dilakukan karena kebiasaan pada waktu lampau, dah hal itu biasanya menunjukkan pada kebiasaan dahulu kala atau yang tidak lagi terjadi / diikuti sekarang. Contoh : • My Father used to play tennis very well = Ayah saya dahulu biasa bermain tenis dengan baik sekali.

ADVERB (KATA KETERANGAN / TAMBAHAN) Adverb (Kata Keterangan / Tambahan) adalah kata yang dipakai untuk menerangkan bagian dari tata bahasa yang mana saja kecuali kata benda dan kata ganti.

a. Adverb menerangkan kata kerja.

Contoh : • She speaks English fluently = Ia berbicara Bahasa Inggris dangan Fasih.

b. Adverb menerangkan kata sifat.

Contoh : • It’s now too hot to play tennis = Sekarang udara terlalu panas untuk bermain tenis.

c. Adverb menerangkan kata adverb lainnya.

Contoh : • She sings very well = Ia menyanyi dengan baik sekali.

d. Adverb menerangkan kata depan.

Contoh : • The cat was sitting almost outside the door = Kucing itu sedang duduk hamper di luar pintu. Disini adverb almost menerangkan kata depan outside. e. Adverb menerangkan kata sambung. Contoh : • I want to know precisely how the accident happened = Saya ingin mengetahui secara pasti bagaimana kecelakaan itu terjadi. Adverb dapat menerangkan bukan saja kata-kata yang terpisah tetapi juga kalimat asertif (yaitu kalimat yang hanya menegaskan atau menyangkal sesuatu). Dalam hal ini adverb harus ditempatkan di posisi awal kalimat. Contoh : • Evidently your success depends chiefly on yourself. Jelaslah keberhasilan anda terutama tergantung pada anda sendiri. • Unfortunately, we don’t know much English. Sayang sekali kami tidak dapat berbahasa Inggris banyak.

Adverb dibagi kedalam tiga golongan : 1. Simple Adverb.

Kata-kata tambahan ini dapat dibedakan dari satu dengan yang lain menurut artinya :

a. Time (Waktu).

Adverb of time (Kata Keterangan Waktu). Contoh : • I did this before, and he has done it since.

102

Belajar Bahasa Lolak


Saya melakukan hal ini dulu, dan ia telah melakukannya sejak itu. Kata keterangan waktu yang utama ialah : now, then (pada waktu itu), sine (sejak waktu itu), before (lebih dahulu), ago (dulu, dahulu), already (sudah), soon (segera), immediately (segera, dengan segera), instantly (dengan segera), presently (segera, sekarang), late (terlambat), lately (akhir-akhir ini), early (pagi-pagi), afterwards (sesudah itu, kemudian), today (hari ini), yesterday (kemarin), tomorrow (besok), dsb.

b. Place adverb of place (Kata Keterangan Tempat). Contoh : • You may sit here = Anda boleh duduk di sini.

Kata keterangan tempat yang utama : here, there, hence (dari sini), thence (dari sana), above (diatas), below (dibawah, ke bawah), in (di atau masuk ke tempat, posisi, dsb, ada / tidak absen), out (diluar, tidak dirumah), inside (didalam, ke dalam), outside (diluar, ke luar), hither (ke / menuju tempat ini, disana, ke sana), within (dalam), without (luar, di luar), far (jauh), near ( di atau ke suatu jarak yang dekat, tidak jauh), dsb.

c. Number (Bilangan).

Adverb of number (Kata keterangan bilangan). Contoh : • I did it twince = Saya melakukannya dua kali. Kata keterangan bilangan yang utama : once (satu kali, sekali), twice (dua kali), thrice, again (lagi), firstly (pertama, pertama-tama), secondly (kedua), always (selalu), never (tak pernah), often (sering), seldom (jarang), sometimes (kadang-kadang), dsb.

d. Manner, Quality, or State.

Kata keterangan cara, sifat atau keadaan. Contoh : • She did her work quickly = Ia mengerjakan pekerjaanya dengan cepat. Termasuk golongan adverb ini : well (dengan baik), ill (jelek, dengan jelek), badly (jelek, kurang sononoh), amiss (salah), fluently (dengan lancer), probably (mungkin), possibly (mungkin), may be (mungkin), perhaps (barangkali), must be (tentu / pasti), thus (demikian), so (begitu, amat), dsb.

e. Quantity, Extent or Degree (banyak, taraf atau tingkat).

Contoh : • He is almost a heavyeather = Ia hamper menjadi jago makan. Termasuk adverb golongan ini : vry, too (terlalu), quite (sungguh), much, almost, little (sedikit sekali), a little (sedikit), somewhat (agak), rather (agak, cukup), so (begitu dalam arti sampai sedemikian luas / besar), half (setengah), partly (sebagian), wholly = completely = entirely = totally (sama sekali), really (sesungguhnya), actually (sesungguhnya), honestly (secara jujur), truthfully (dengan sebenarnya), dsb.

f. Affirming of Denying (menegaskan atau menyangkal). Contoh : • He did not go after all = Akhirnya ia tidak pergi.

Termasuk adverb golongan ini : yea (ya, betul), nay (tidak), yes (ya), no (tidak), not (tidak, bukan), by all menas (tentu saja), not at all (sama sekali tidak), dsb.

Belajar Bahasa Lolak

103


2. Interrogative Adverb.

Kata-kata tambahan / keterangan yang dipakai untuk mengajukan pertanyaan :

a.

Time (Waktu).

Interrogative adverb of time (Kata Keterangan Penanya Waktu). Contoh : • When did you come ? = Kapan anda datang ? • How long will you stay here ? = Berapa lama anda akan tinggal disini ?

b. Place (Tempat).

Contoh : • Where do you live ? = Anda tinggal dimana?

c. Number (Bilangan).

Contoh : • How often do you eat ? = Berapa kali anda makan?

d. Manner, Quality, or State (Cara, Sifat, atau Keadaan).

Contoh : • How did you do that ? = Bagaimana caranya anda melakukan itu? • How are you today ? = Bagaimana kesehatan anda hari ini? •

e. Quantity or Degree (Banyaknya atau Tingkat).

Contoh : • How far was that news true ? = Sampai berapa jauh berita itu benar ?

f. Cause or Reason (Sebab atau Alasan).

Contoh : • Why did he leave ? = Mengapa ia pergi ? • Wherefore did she weep ? = Mengapa ia menangis ? Catatan : Adverb how kadang-kadang dipakai dalam pengertian seru. Contoh : • How hot it is today ! = Alangkah panasnya hari ini ! • How beautiful that view is ! = ALangkah indahnya pemandangan itu ! Adverb what dalam pengertian tarafr atau tingkat, atau dalam arti kata untuk menunjukkan kejutan, kesukaan, dan sebagainya. Dengan cara yang sama dipakai dalam pengertian seru. Contoh : • What a foolish fellow you are ! = Kau seorang yang alangkah tololnya ! • What clever daughters you have ! = Anda mempunyai putrid-putri yang betapa pandainya !

3. Relative Adverb.

Kata-kata tambahan ini dalam bentuk yang sama seperti interrogative adverb, tetapi sebagai pengganti untuk mengajukan pertanyaan, kata-kata itu menghubungkan dua kalimat menjadi sebuah kalimat. Oleh karena itu, relative adverb merupakan part of speech ganda yaitu adverb dan conjuction digabungkan, adverb ini juga disebut conjunction adverb. Relative adverb berhubungan dengan antecedent (kata atau bagian kalimat yang mendahului gata ganti) yang dinyatakan atau dimengerti, seperti yang dilakukan relative pronoun : a. Antecedent (Dinyatakan). Contoh :

104

Belajar Bahasa Lolak


• This is the house where we live = Inilah rumah dimana kami tinggal. Disini where merupakan adverb, karena ia menerangkan kata kerja live, sedangkan the those adalah antecendent. b. Antecedent (Dimengerti). Contoh : • Let me know when (= the time by which) you will live. Beritahulah saya kapan anda akan pergi. The sebagai relative adverb. Kata the merupakan relative adverb of quantity (kata keterangan penghubung kuantitas) dan selalu diikuti oleh antecedent the yang merupakan demonstrative adverb of quantity (kata keterangan penunjuk kuantutas).

DEGREES OF COMPARISON IN ADVERB Beberapa kata keterangan mempunyai tingkat perbandingan seperti kata sifat dan ini dibentuk dengan cara yang sama. a. Kalau adverb merupakan sebuah kata yang bersuku kata satu, kompratif dibentuk dengan menambahkan er dan duperlatif dengan menambahkna est. • Positif • Kompralatif • Superlative • Late (terlambat) • Long (lama) • Near (dekat) • Later (kemudian) • Longer (lebih lama) • Nearer (lebih dekat) • Later (kemudian) • Latest (terakhir) • Longest (terlama) • Nearest (terdekat) b. Beberapa adverb membentuk tingkat perbandingan secara tidak teratur. • Positif • Kompratif • Superlative • Well (dengan baik) • Badly (jelek) • Forth (selanjutnya) • For (jauh) • Little (sedikit) • Better (lebih banyak) • Worse (lebih jelek) • Further (lebih jauh) • More (lebih jauh) • Less (kurang) • Best (paling baik) • Worst (paling jelek) • Furthest (paling jauh) • Most (paling jauh) • Least (paling sedikit)

Belajar Bahasa Lolak

105


BENTUK ADVERB a. Beberapa adverb mempunyai bentuk yang sama seperti adjective : • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

Adjective Adverb Early (pagi-pagi) Long (panjang / lama) Loud (yang keras suara) Hard (keras, sukar, susah) Late (terlambat) Only (satu-satunya, tunggal) Fast (cepat) Enough (yang cukup) Near (dekat) Much (banyak) High (tinggi) Low (rendah) Good (baik) Early (pagi-pagi) Only (hanya) Far (jauh) Well (dengan baik).

Akan tetapi hard, late, near, high, dan low, jika ditambahkan ly, kata-kata itu tidak lagi memiliki makna yang sama : • Hardly = Hampir tidak • Lately = Akhir-akhir ini • Nearly = Hampir • Highly = Sangat • Lowly = Dengan merendahkan diri

b. Adverb dalam bentuk “Ly”

Kebanyakan adverb dibentuk dari kata sifat dengan menambahkan ly (tetapi tidak selalu demikian) : Adjective Adverb Happy (senang, bahagia) Happily (dengan senang, bahagia) Wise (bijaksana) Wisely (dengan bijaksana) Tender (lunak, lembut) Tenderly (dengan lunak, lembut) Clever (pandai, cakap) Cleverly (dengan pandai, cakap) Free (bebas) Freely (dengan bebas) Hopeful (penuh harapan) Hopefully (dengan penuh harapan) Hopeless (tidak ada harapan) Hopelessly (dengan tiada harapan) Kata sambung (conjuction) adalah kata yang menghubungkan kata dengan kata atau kumpulan kata dengan kumpulan kata atau kalimat dengan kalimat. Yang termasuk kata sambung antara lain : And After As As soon as Also Although But Because For Even However If In case Or So Then Till Until When While Where

106

Belajar Bahasa Lolak


Contoh conjuction dalam kalimat : • You come and I go. Kamu datang dan aku pergi. • We play football after come back. Kami bermain bola setelah pulang. • She can play music as musician. Dia dapat bermain musik seperti ahli musik. • We are late because rain on the road. Kami terlambat sebab hujan di jalan. • We must eat before go to office. Kita harus makan sebelum pergi ke kantor. • Although it was raining, we must study. Meskipun hujan kami harus belajar.

Dua cara pemakaian adverb :

Seperti dalam hal kata sifat, ada dua cara yang berbeda dalam pemakaian adverb, yaitu atributif dan predikatif.

a. Atrributive use (Pemakaian Atributif).

Adverb dipakai secara atributif, bilamana adverb menerangkan katanya secara baisa, yaitu bilamana adverb diletakkan sedekat mungkin di depannya atau di belakanya. Contoh : • He shouted loudly = Ia berteriak dengan keras. • Hw is quite right = Ia sungguh benar. • She did her work very well = Ia mengerjakan pekerjaannya dengan baik sekali.

b. Predikative use (Pemakaian Predikatif).

Adverb yang dipakai secara predikatif, bilamana adverb dijadikan bagian dari predikat sebuah kalimat, atau jelasnya ia dipakai sebagai complement dari kata kerja yang mendahuluinya. Contoh : • The struggles is over = Perjuangan telah selesai. • She will be better son = Ia akan segera lebih baik keadaa kesehatannya. • The two girls are much alike = Kedua gadis itu serupa betul.

PREPOSITIONS Preposition (kata depan) adalah kata yang tidak dapat berubah bentuknya dan biasanya diletakkan di depan kata benda atau pada kata benda (noun-equivalent, termasuk kata ganti) untuk memperlihatkan hubungannya tertentu dengan kata-kata lain dalam kalimat. Kata benda atau padan kata benda itu disebut objek : I put the book on the table = Saya menaruh buku diatas meja itu. Kata on dalam kalimat tersebut ialah kata depan (preposisi).

A. Kata keterangan, ungkapan, atau anak kalimat kata benda yang dapat dipakai sebagai objek untuk preposisi.

1. Kata Keterangan Sebagai Objek. Beberapa kata keterangan waktu atau tempat dapat dipakai sebagai objek untuk preposisi yang menunjukkan hubungan waktu atau tempat. Contoh : He has studied hard from then till now. Ia telah belajar giat dari waktu itu sampai sekarang.

Belajar Bahasa Lolak

107


2. Ungkapan Sebagai Objek. Ungkapan yang bersifat kata keterangan (yaitu ungkapan yang tidak berakhir dengan kata depan atau kata sambung) dapat dipakai sebagai objek untuk preposisi. Contoh : • She didn’t return till about a week afterwards Ia tidak kembali sampai kira-kira seminggu kemudian. 3. Anak Kalimat Kata Benda (noun clause) Sebagai Objek. Noun clause (Anak kalimat yang melakukan pekerjaan kata benda) dapat menjadi objek untuk preposisi dengan cara yang sama seperti kata benda dan kata ganti. Contoh : • My departure will depend upon whether I get leave or not. Keberangkatanku akan tergantung pada apakah aku mendapat izin cuti atau tidak.

B. Bentuk Preposisi

1. Simple Preposition (Preposisi Tunggal). After (sesudah), at (di, pada), by (oleh, pada, dengan di dekat), for (untuk, selama, bagi, karena), from (dari), of (dari, tentang, karena), over (di atas), on (di atas, pada), in (di, di dalam), throught (melalui), to (ke, kepada), off (lepas dari, jauh), till / until (sampai, hingga), under (dibawah), up (ke tasm ke), with (dengan, pada), dsb. 2. Double Preposition (Preposisi Ganda). Preposisi ganda dipakai bilaman preposisi tunggal tidak cukup untuk menyatakan pengertian. Into (ke dalam), onto (di atas), from under (dari bawah), from among (dari antara), from off (lepas dari), from within (dari dalam), over against (bersandar di / kepada), dsb. 3. Compound Preposition (Preposisi Gabungan). Ini bentuk dari noun, adjective atau adverb yang digabungkan dengan preposisi “be” (=by) atau “a” (=on). Across (on cross = diseberang), long (sepanjang), amidst (on middle = di tengah-tengah), behind (di belakang), abaout (di sekitar, tentang) above (di atas), before (di muka), amongst ( di antara lebih dari dua), below (di bawah), beneath (di bawah), beside (di sebelah, di samping), besides (selain), between (di antara dua), beyond (di luar), but (kecuali), within (dalam), without (tanpa), dsb. 4. Participal Preposition (Preposisi Partisip). • Pending = Seraya menantikan. • During = Selama, Pada waktu. • Not with standing = Meskipun. • Past = Lewat. • Except = Kecuali. • Save = Kecuali. • Considering = Mengingat. • Touching = Concerding. • Regarding = Mengenai. • Owing to = Karena. 5. Phrase Preposition (Preposisi Phrase). Dua atau lebih kata yang biasanya disusun dalam rangkaian kata dan yang berakhir dengan preposisi tunggal boleh disebut phrase preposition. • Because of = Disebabkan oleh, Karena. • By means of = Dengan memakai. • By reason of = Karena, Berhubungan dengan. • For the purpose of = Dengan maksud.

108

Belajar Bahasa Lolak


• • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •

For the sake of = Demi. In consequence of = Karena. In lieu of = Sebagai pengganti. In place of = Sebagai pengganti. In poin of = Tentang. In behald of = Untuk kepentingan. In the event of = Kalau (sekiranya), Dalam hal, Bila. In the place of = Sebagai pengganti. In view of = Karena, Mengingat. In front of = Di muka. In Spite of = Meskipun. Instead of = Sebagai pengganti, Daripada. On account of = Karena. On behald of = Atas nama. On the score of = Karena. Upon the subject of = Tentang. With a view to = Dengan maksud untuk. With reference to = Berkenaan dengan. With regard to = Berkenaan dengan, Mengenai. With relation to = Berkenaan dengan. With respect to = Berkenaan dengan, Mengenai. With the pupose of = Dengan maksud.

6. Disquised Preposition (Preposisi Tersembunyi). Contoh : • He has gone a-hunting = Ia telah pergi berburu.

C. Pemakaian Preposisi.

1. Perbedaan pemakaian khusus preposisi yang sering membingungkan. a. At, In (Place = Tempat). In biasanya dipakai di depan nama negeri dan kota besar, atau di depan nama tempat dimana seseorang pada waktu bicara. Sedangkan at dipakai di depan nama kota kecil dan desa, atau pada waktu membicarakan suatu tempat yang jauh. Contoh : • I passed my holidays at Puncak = Aku melewatkan hari-hari liburanku di Puncak. • He lives in London = Ia tinggal di London. b. At, In, On (Time = Waktu). Di pakai dengan waktu yang tepat, misalnya at two o’clock, at down, at noon, at sunset, at midnight, dst. In dipakai dengan suatu bagian waktu, misalnya in the morning, in June, in summer, in 1997, in the year 1997, dst. On dipakai dengan nama hari atau tanggal misalnya, on Saturday, on Agust 10, on New Year’s Day, dst. Contoh : • I usually get up at six o’clock = Saya biasanya bangun pada pukul enam. • He takes a walk in the afternoon = Ia berjalan-jalan pada sore hari. • The ship will arrive on Monday = Kapal itu akan tiba pada hari Senin. c. At, For (Price = Harga). At dipakai jika jumlah uang yang sebenarnya tidak diberikan. Sedangkan for dipakai jika jumlah uang yang sebenarnya disebutkan. Contoh : • I can not buy the goods at such a high price = Saya tak dapat membeli barang itu dengan harga yang begitu tinggi. • He bought a book for ten dollars = Ia membeli buku dengan harga sepuluh dollar.

Belajar Bahasa Lolak

109


d. Beside, Besides Beside berarti disamping, disebelah. Sedangkan besides berarti di samping itu, selain. Contoh : • He came and sat beside me = Ia datang dan duduk di sebelah saya. • We study German besides English = Kami mempelajari Bahasa Jerman sealing Inggris. e. Between, Among Between dipakai untuk diantara dua orang. Sedangkan among lebih dari dua orang. Contoh : • I sat between the two of them = Saya susuk diantara mereka berdua. • Devide the apple among you three = Bagilah buah apel itu diantara kalian bertiga. f. By, With Contoh : • When we USE something TO DO something : I pain the wall with brush. • When JOIN some TO DO something : Jimmy goes to school with his sister. • We may also use “with” ro meand “against” : I quarreled with my best friend. By berhubungan dengan pelaku, sedangkan with berhubungan dengan alat yang dipakai. Contoh : • This book was written by me = Buku ini kutulis. • This letter was written with a fountain pen = Surat ini ditulis dengan sebuah pena.

PRESENT TENSE Dalam Bahasa Inggris Present Tense atau Simple Present Tense digunakan untuk menyatakan peristiwa atau kejadian, kegiatan, aktivitas dan sebagainya yang terjadi saat ini. Present Tense juga digunakan untuk menyatakan suatu fakta, atau sesuatu yang terjadi berulang-ulang dimasa kini. Ingat, PRESENT artinya adalah Kini, sekarang. Rumusnya : Positif S + V1 (s/es) Negatif S + DO/DOES + NOT + V1 Tanya DO/DOES + S + V1 Contoh Kalimat Positif : 1. I drink Coffee. 2. She drinks coffee. 3. We drink coffee.

KALIMAT NEGATIF PRESENT TENSE. Bentuk Negatif, artinya menyatakan TIDAK. Maka sesua rumus Present Tense, setelah SUBJECT ditambah DO atau DOES, baru NOT, lalu tambahkan KATA KERJA bentuk pertama tanpa S atau ES lagi. S atau ES nya dimana ? sudah di DOES tadi. • Untuk I, WE, YOU, THEY tambah DO. • Untuk SHE, HE, IT, Mufli, Ellen tambah DOES. Contoh : • I do not drink coffee. • She dows not drink coffee. • John Scoping does not learn English.

110

Belajar Bahasa Lolak


KATA SERU. Kata seru (interjection) adalah kata yang menyatakan keheranan, kegembiraan, kekaguman, panggilanm kesedihan, marah, terkejut, dsb. Yang termasuk kata seru antara lain : • Ah ! = ah !, aduh ! • Aha ! = aha ! • Alas ! = sayang • Bravo ! = bagus, indah sekali • Fie ! = cis • Hello ! = hallo ! • Hem ! = hem ! • Hura ! = hore ! • Hush ! hish ! = diam ! • Lo ! = lihatlah ! • Pish ! = cis ! • Tut ! tut ! = ah masa ! • Well ! = baiklah Contoh Kata Seru (interjection) dalam kalimat : • Bravo ! that is what I wish = Bagus ! itu yang aku inginkan.

KALIMAT TANYA (PRESENT TENSE). Kalimat Tanya untuk Present Tense sesuai rumus diatas, atau saya tulis lagi seperti ini : Tanya : DO/DOES + S + V1 Sama saja pasangannya. Untuk I, WE, YOU, THEY, gunakan DO. Untuk SHE, HE, IT, Mufti, Ellen gunakan DOES. Contoh : Kalimat Positive Kalimat Tanya I drink coffee Do you drink coffe ? She drinks coffee Does she drink coffee ? Kalimat Tanya seperti diatas disebut juga YES / NO Question. Karena jawabannya memang Yes atau No. Do you drink coffee ? “Yes I do” jawabannya. Atau bisa dijawab dengan lengkap : “Yes,I do drink coffee”. Dihilangkan Do nya juga boleh menjadi kalimat positif lagi : “Yes I drink coffee”. Present Continous Tense digunakan untuk menyatakan, mengatakan (atau apalah namanya itu istilahnya) suatu yang sedang terjadi saat ini, sedang berlangsung saat ini. Misalnya : Saya sedang menulis sekarang, Anda saat ini sedang membaca pelajaran Present Countinuous Tense yang saya tulis, Saya sedang jatuh cinta, dsb.

Rumusnya :

Positif S + Tobe + Ving Negatif S + Tobe + Not + Ving (Verb + Ing) Tanya Tobe + S + Ving (Verb + Ing) Kalau “Tobe” nanti itu berganti dengan is, am, are. Tergantung pasangannya apa. Dalam Bahasa Inggris setiap Personal Pronoun atau Kata Ganti Orang sudah ada pasangannya masing-masing. Present Continous Tense tak akan pernah lepas dari Tobe ini. Seperti ini jodohnya : • I am • She is, He is, John is, Mulfi is, dsb.

Belajar Bahasa Lolak

111


• You are, we are, The are, John and Mufi are…… Present Continous Tense ini digunakan jika menekankan pada “Sekarang” nya itu. Kalau kegiatan yang berulang-ulang seperti “I go to work everyday” tidak memakai Present Continous Tense tetapi Present Tense. Contoh : • I am writing now = Saya sedang menulis sekarang. • You are reading my article at present = Apa artinya ? • She is waiting for you = Apa artinya ?

KALIMAT NEGATIF UNTUK PRESENT CONTINOUS TENSE Mudah saja Kalimat Negatifnya, tinggal tambahkan NOT setelah Tobe. Ingat rumusnya kan ! Yes, anda benar, Rumusnya : S + TOBE + NOT + Ving (Verb + Ing). Kalimat yang diatas akan saya jadikan kalimat Negatif : • I am NOT writing now = Saya sedang tidak menulis sekarang. • You are NOT reading my article at present = Apa artinya? • She is NOT waiting for you = Apa artinya ?

PRESENT PERFECT TENSE Sebelum mempelajari Present Perfect Tense ini ada baiknya Anda menguasai Present Tense dan Present Countinous Tense dulu ya. Karena belajar Tenses itu ada rumus-rumusnya. Walaupun memang bukan seperti rumus Matematika tetapi yang namanya rumuskan berkaitan, mulai dari rumus dasar sampai rumus yang lebih rumit. Jika anda telah menguasai yang mudah seperti Present Tense maka mempelajari Present Perfect Tense akan terasa lebih mudah pula. Present Perfect Tense menekankan pada PREFECT nya itu. Perfect kan artinya “Sempurna”. Bukan sempurna karena cantik seperti Gita Gutawa, tetapi sempurna yang berarti “selesai, sudah, beres, baru saja usai, dsb”. Jadi, jika Anda menekankan pada “SUDAH” nya itu maka gunakanlah Present Perfect Tense ini. Contohnya yang paling mengena misalnya : Dia baru saja pergi (She has just gone).

Rumus :

Positif S + have / has + V3 Negatif S + have / sas not + V3 Tanya Have / has + S + V3 Setelah Subject (S) maka pakai “have” atau “has” sesuai pasangannya. Have dalam konteks ini artinya adalah : Sudah, telah, barusan. Yang aneh dalam Bahasa Inggris Have + ES bukan Haves tetapi HAS. Jadi pasangannya begini : • He, She, It, John, Merry, Mulfi : Has • You, We, They, Ellen, Budi : Have Contoh : Positif She has gone = Dia baru saja pergi Negatif She has not gone Tanya Has She gone? Ingat bukan She has go, bukan pula She has going, tidak pula She has goes. “GO” itu adalah kata kerja bentuk ketiganya adalah “gone”. Urutan perubahan bentuk kata kerja untu GO adalah: GO-WENTGONE. Perhatikan perubahan Kata Kerja : • Write – Wrote – Written (berubah). • Read – Read – Read (masih sama).

112

Belajar Bahasa Lolak


KALIMAT TANYA PRESENT CONTINOUS TENSE Ini contoh Kalimat Tanya dalam Present Continous Tense, saya pakai contoh Kalimat yang diatas tadi tetapi untuk bertanya : • What are you writing now ? = Apakah kamu sedang menulis sekarang. • Are you reading my article at present ? = Apa artinya ? • Is she waiting for you = Apa artinya ? Pasti bisa juga menggunakan Kata Ganti Penanya seperti : what, where, which, why, dsb. Dalam kalimat Tanya ini , contohnya : • What are you writing noe ? = Lagi nulis apaan kamu sekarang ? • What are you reading = Apa artinya ? • Who is She waiting for = Apa artinya ? Begitu basiknya tentang Present Continous Tense ini. Inti dari Continous itu adalah “Sedang”, atau katakanlah sedang berlanjut (seperti arti katanya), sedang terjadi. Tetapi, “Sedang” itu bisa bisa jadi tidak sekarang loh ya !!. ada juga “Sedang” tetapi kemarin. Nah lo !!. ini namanya Past Continous Tense. Sebagai contoh pengantar misalnya : “Waktu istriku datang dari pasar KEMARIN, Saya kebetulan banget SEDANG tidur, jadi nda bisa bantu bukain pintu, untung anak saya yang kedua belum berangkat Sekolah”. Sedang juga, tetapi kemarin.

PRESENT PERFECT CONTINOUS TENSE Tenses yang satu ini digunakan untuk menyatakan suatu kejadian, peristiwa atau apalah namanya, yang SUDAH terjadi dan MASIH berlangsung bahkan sagat mungkin AKAN berlanjut. Dari dulu hingga kini bahkan nanti. Kata “Sudah” atau “Dari dulu” disini bisa saja waktunya kemarin, 2 jam lalu, se-abad lalu, bisa juga beberapa menit yang lalu. Intinya kejadian yang hendak diungkapkan dalam Present Continous Tense ini sebenarnya mirip dengan Present Continous Tense, hanya saja penekanannya bukan pada saat ini, melainkan pada periode waktunya tadi itu : sudah, masih dan akan.

Rumus :

Positif S + Have/Has + Been + Ving Negatif S + Have/Has + Not + Been + Ving Tanya Have/Has + S + Been + Ving Kita coba dengan contoh, bentuk Present Tensenya begini : “Saya tinggal disini” , Bahasa Inggrisnya : “I live here”. Kita coba memasukkan ke Present Perfect Continouse Tense. Contohnya : “Saya sudah tinggal disini 2 tahun”. Tetapi sudah disini ? besok belum pindah ?. untuk kondisi ini kita gunakan Present Perfect Countinous Tense ini “I have been living here before 2 years”. Kalau Anda ingin mengatakan “Tinggal disini” tersebut dulu, misalnya 2 tahun yang lalu tinggal disini, maksud saya Anda tidak menekankan pada USAInya anda tinggal itu fokus pada 2 tahun yang lalu itu, maka gunakan Past Tense : “I Lived here 2 years ago”. Berikut contoh-contoh Present Perfect Continous Tense : • She has been learning English for 3 years. • I have been teaching English since last year. • They have been touring since yesterday.

Belajar Bahasa Lolak

113


PAST TENSE Dalam Bahasa Inggris ada Past Tense, sedangkan Bahasa Indonesia kalaupun ada tak perlu dipelajari, karena kata kerjanya tidak berubah. Seperti Present Tense, maka Past Tense ini pun terbagi 4 : Ada yang Simple Past atau disebut Past Tense saja, ada yang Past Countinous Tense, Past Perfect Tense dan Past Perfect Countinous Tense. Inti dari Past Tense adalah untuk menyatakan peristiwa yang telah “Lampau”. Lampau disini tak harus sudah lama-lama amat juga, pokoknya sudah berlalu, sudah lewat. Itulah penekanannya. Mungkin kemarin, satu jam lalu, 2 tahun lalau, 2 abad yang lalu, dsb. Semua itu sudah “Past”.

Rumus :

Positif S + V2 Negatif S + DID NOT + V1 Tanya DID + S + V1 Ingat, V2 maksudnya saya adalah Kata Kerja atau Verb bentuk ke-2. Tentang kata kerja dapat and abaca di Kata Kerja. Rumus Past Tense Rumit? Anda resepkan dulu bahwa Kata Kerja bantu “DO” bentuk Present DO, bentuk keduanya (Bentuk Past) adalah DID. Kalau Present kan : I do not maka Pastnya : I did not. Yang barusan saya terangkan diatas tadi akan memudahkan Anda mempelajari Past Tense ini untuk Kalimat yang Negatif dan Kalimat Tanya. Contoh : • I launched this blog on july 14th 2009. Saya meluncurkan atau lauching blog ini tanggal 14 Juli 2009. (Sudah Lewat Kan?) • • • •

I saw her standing there = Saya lihat dia berdiri disana. My Father bought this car last year. They went to Tokyo last month. She went home two minuts ago.

Semua itu sudah terjadi, sudah melihat, membeli mobilnya juga tahun lalu, ke Tokyonya bulan lalu, pulangnya (went home) juga 2 menit yang laly. Kita hunakan Past Tense.

Kalimat Negatif Past Tense

Sesuai rumusnya : S + did + not + V1 Perhatikan dengan seksama, Kata Kerjanya berubah lagi menjadi bentuk pertama (V1). Lalu kata kerja bentuk past-nya kemana? Pindah ke DID nya itu. Tadi kan diatas sudah saya bilang : V1 – V2 – V3 = Do - Did – Done Jadi kita pakai “Did”. Karena negative maka tambah “Not”. Jadi “Did Not !”. Kalimat Positif tadi, kita jadikan negative : I saw her standing there Menjadi I did not see her standing there. Lihatlah saw jadi see lagi . See-Swa-Seen adalah bentuk kata kerjanya.

114

Belajar Bahasa Lolak


KALIMAT TANYA PAST TENSE Kalau Anda sudah tahu Kalimat Negatif Past Tense maka Kalimat Tanya tinggal dibalik saja, DID nya di depan Subject. Positif : My father bought this car last year. Negatif : Did my father BUY this car last year.

PAST CONTINOUS TENSE Past countinius Tense digunakan untuk menyatakan peristiwa yang SEDANG TERJADI juga, tetapi sedang terjadi sekarang, melainkan sedang terjadi DULU, tetapi sudah lewat. Seperti arti katanya, Past berarti “Sudah Lewat”, sedangkan Continous artinya “Sedang”. Contohnya : Kemarin teman saya datang ke rumah saya, gedor-gedor pintu tetapi tidak ada yang buka. Padahal saya ada di rumah, tetapi saat itu “saya sedang tidur!”. Kapan tidurnya? kemarin, saat teman saya itu datang. Bukan sekarang kan? Tetapi sedang. itulah past Continuous Tense. Rumus Past Continuous Tense Positif: S + was/were+ving Negatif: S+was/were+Not+Ving Tanya: Was/were+S+Ving Contohnya: I Was sleeping when my friend came to my house yesterday Lihat tuh, “I was sleeping” adalah bagian Past Continuous Tensenya. Sedang tidurnya itu kemarin, saat teman saya datang ke rumah. Jadi Past Continuous Tense ini mirip rumusnya dengan Present Continuous Tense, bedanya di TOBE yang menjadi bentuk kedua. Tobe: is, am berubah menjadi Was Tobe: are berubah menjadi Were I, She, He, It, John, Merry pasangannya adalah Was We, They John and Merry pasangannya adalah Were. Contoh kalimat lainnya: - They were learning in the classroom when I came (mereka lagi belajar di kelas ketika saya datang).

Kalimat Negatif untuk Past Continuous Tense Pakai rumusnya, tambahkan NOT setelah Tobe (was/were). Ingat rumusnya. Yes, Anda benar, rumusnya: S+Was/Were+Not+Ving. Misalnya dari contoh sederhana yang terakhir diatas, menjadi: - I was Not writing - Joko was Not Sleeping Kalimat Tanya Past Continuous Tense Kembali lagi gampang sekali, yang penting Anda sudah paham penggunaannya seperti saya terangkan diatas. Untuk membuat kalimat tanya tinggal TOBEnya (was atau were) di depan. Berikut ini dari contoh diatas akan menjadi: - Was I writing?

Belajar Bahasa Lolak

115


Kalau bertanya tidak bertanya sendiri, karena itu lebih sering contoh-contoh yang ada dibuku pakai You sehingga menjadi : - Were You writing? contoh lain: Was Joko Speeping? Tambahan: Yes, kalimat Past Continuous Tense sering digandeng dengan Past Tense, tentu saja maksudnya untuk mengatakan bahwa kejadian tersebut SEDANG terjadi tetapi di masa LAMPAU (lewat) ketika sesuatu yang lain terjadi. Bagaimana jika ingin menyatakan LAMPAU nya saja tetapi tidak menekankan pada SEDANG TERJADI nya itu? Yes, gunakan saja Past Tense.

PAST PERFECT TENSE Past Perfect Tense mirip dengan Present Perfect Tense hanya saja beda waktunya saja. Penekanannya pada PERFECT-nya itu, usainya itu. Agar lebih jelas kita ulang sedikit tentang Present Perfect Tense. PAST Perfect Tense adalah bentuk lampau (Past) dari Present Perfect Tense itu, makanya disebut Past Perfect Tense, sama-sama Perfectnya! Kalau Present Perfect Tense menggunakan rumus S+Have/ Has+V3 maka Past Perfect Tense menggunakan bentuk lampau dari Has/has yaitu “HAD” Rumus Past Perfect Tense Positif: S+had+V3 Negatif: S+had+not+V3 Tanya: Had+S+V3 Past Perfect Tense sering digunakan dengan menggunakan kalimat lain yang berbentuk lampau (Past Tense) yang dihubungkan dengan kata sambung seperti When (ketika, After (setelah) untuk menekankan bahwa Perfectnya (Sudahnya) itu adalah di masa lampau. Contoh kejadiannya seperti ini : “Kemarin dia berangkat ke rumahku pagi-pagi sekali, tetapi waktu ia sampai saya SUDAH pergi”. lihatlah SUDAH perginya itu kan Perfect. Anda ingat pelajaran tentang Present Perfect Tense bahwa SUDAH itu adalah ciri-cirinya. Hanya saja SUDAH nya itu adalah kemarin (lampau). Itulah mengapa dalam kejadian ini kita menggunakan Past Perfect Tense. Contoh kalimatnya: - I Had gone When he arrived at my home “I had gone” adalah Past Perfect Tense, sedangkan subjectnya adalah I. lihat ada “had”nya, dan kata kerja bentuk ketiganya (V3) adalah gone. Sesuai rumusnya S+had+V3. Kalimat pembandingnya adalah bentuk past tense: “When He arrived at my home”. Contoh kalimat lainnya: I Had written 3 articles when you visited my blog for the first time. Jadi Past Perfect Tense adalah tentang “Sudah, masa lalu”. Present Perfect Tense tentang “Sudah, kini”. Rumusnya mirip, karena sama-sama Perfect. Setiap Perfect pasti pakai kata kerja bentuk ke-3 baik itu pada Kata Kerja utamanya atau pada kata kerja bantu-Nya. Contoh kalimat lain dalam Past Perfect Tense: - I had studied hard but I didn’t make good result in the exam. - You had told me twice before I understood.

116

Belajar Bahasa Lolak


Past Perfect Tense dalam Kalimat Tanya tinggal dibali, Had nya didepan. Rumusnya : Had+S+V3 - Had You studied hard? - Had You told me?

PAST PERFECT CONTINUOUS TENSE Past Perfect Continuous Tense dalam pelajaran Bahasa Inggris Grammar digunakan untuk menyatakan hal atau peristiwa yang sesuatu yang TELAH dan SEDANG terjadi di masa LAMPAU. Dalam setiap tenses yang mengandung Perceft Continuous, maka “Sedang” nya itu mengandung arti “sudah dimulai”, masih terjadi, dan masih terus”, lebih panjang periodenya, dan itu bisa kini (present), bisa dulu (past) dan bisa akan datang (future). Nanti akan mengenali perbendaannya setelah memahami kesemua tenses. Contoh peristiwanya begini: Kemarin teman saya datang ke rumah saya, ketika itu saya sedang memperbaiki kulkas. Waktu dia sampai saya sudah mulai kerja, dan saya lanjutkan pekerjaan tersebut sambil ngobrol dengannya. Untuk menyatakan kejadian “membetulkan kulkas” tersebut kita gunakan Past Perfect Continuous Tense. Rumus Past Perfect Continuous Tense Positif : S+had+been+Ving Negatif: S+had+not+been+ving Tanya: Had +S+been+Ving Berdasarkan contoh peristiwa diatas maka kalimatnya seperti ini: - I had been reparing freezer when my friend came to my house Contoh lain: - They had been playing footbal - She had been singing - John and Marry had been loving each other. Bentuk Negatif: - They had not been playing footbal - She had not been singing - Jhon and Marry had not been loving each other. Kalimat Tanya : - Had They been playing footbal - Had She been singing? - Had John and Marry been loving each other? Setiap tenses yang mengandung “Past” pasti pakai kata kerja atau kata kerja bantu bentuk ke-2. Dalam Past Perfect Continuous Tense ini kata kerja bentuk ke-2. atau V2 nya adalah HAD. Bentuk pertamanya adalah Have/Has. Urutannya : Have-had-has. Setiap Tenses yang mengandung kata “Perfect” pasti menggunakan kata kerja atau kata kerja bentuk ke-3. Dimana kata kerja ketiganya di Past Perfect Continuous Tense ini? Ia terletak pada “Been” nya itu. Been adalah bentuk ke-3 atau V3 dari be (tobe). Urutannya : tobe (am, is are) - (was, were)-been.

Belajar Bahasa Lolak

117


Setiap Tenses yang mengandung kata “ Continuous” pasti menggunakan kata kerja bentuk ING atau saya singkat Ving. Present Continuous Tense, Present Perfect Continuous Tense, Past Continuous Tense, Past Perfect Continuous Tense dan sebagainya pakai Ving.

FUTURE TENSE Future Tense atau Simple Future digunakan untuk menyatakan peristiwa yang akan terjadi. Future Tense adalah tentang arti katanya Future yaitu “Masa depan”. Karena itu dalam Future Tense penggunaan kata Will, Shall yang artinya akan pastilah mendominasi. Masih ingat pembagian Tenses dalam garis besar? ada 3 Tenses besar yaitu: Past, Present dan Future (Dulu, Kini, Nanti). Pegang ini kuat-kuat: Setiap Future pasti pakai Will atau SHALL, artinya AKAN. Namun ada juga yang namanya Past Future Tense nanti. Karena Past maka Will dan Shall nya pakai Past juga yaitu “ Would”, nanti kita pelajari lebih dalam di Past Future Tense. Sesudah itu Will atau Shall atau Would pastilah diikuti bentuk 1 baik itu kata kerja atau kata kerja bantu. Rumus Future Tense: Positif: S + will + V1 Negatif : S + will + not + V1 Tanya: Will + S + V1 Shall jarang digunakan. Bisanya Shall pakai untuk Subject I dan We (I shall We shall) dan tidak untuk yang lain. Tetapi lebih sering orang pakai I will dan We eill jadi untuk I dan We boleh pakai baik will atau shall. Sedangkan Subject yang lain seperti He, She, It, You, They, We semuanya pakai Will. Contoh Kalimat Positif dalam Future Tense: - I will study - You will swim - They will visit Tokyo Future Tense Kalimat Negatif - I Will not study - You will not swim - They will not visit Tokyo Future Tense Kalimat Tanya, tinggal dibalik, Will di depan. - Will You study? - Will You swim? - Will They visit Tokyo Tentunya karena Future Tense bicara “Akan” maka keterangan waktu berikut biasa ditambahkan: tomorrow, nect month, three days to go, nect year dan segala sesuatu yang menunjukkan “Akan” tersebut. - You will swim together tomorrow -They will visit Tokyo next year

118

Belajar Bahasa Lolak


FUTURE CONTINUOUS TENSE Tense yang satu ini berbicara tentang suatu peristiwa yang “Sedang Terjadi” juga sebagaimana Present Continuous Tense, tetapi bedanya dalam Future Continuous Tense maka “Sedang” nya itu bukan sekarang melainkan besok, akan datang, nanti. Contohnya begini : Anda telepon saya dan bilang mau ke rumah saya jam 9 besok. Saya tidak bisa terima tamu jam 9, karena jam 9 saya akan sedang berenang. Jadwal saya renang itu 8:30 sampai 10.00. Jadi jam 9 besok itu sedang renang kan? kapan renangnya? besok. Itulah arti “sedang tetapi akan” ini. Dalam hal ini kita gunakan Future Continuous Tense ya “ I will be swimming at 9 tomorrow, You may not me at home”. Rumus Future Continous Tense : Positif : S + Will + be + Ving Negatif : S + Will not + be + Ving Tanya : Will + S + be + Ving Contoh Future Tense : • I will be swimming at 9 o’clock tomorrow. • You will be working. • They will be driving home. • She will be learning music. Kalimat NEgatif menambahkan NOT setelah will, seperti ini : • You will not be working. • They will not be driving home. • She will not be learning music. Kalimat Tanya Future Continous Tense : Kalimat Tanya dalam bentuk Future Continous Tense, hanya will di pindah di depan. Seperti ini : • Will you be working ? • Will they be driving home ? • Will she be learning music ?

FUTURE PERFECT CONTINOUS TENSE Future Perfect Continous Tense digunakan untuk menyatakan peristiwa yang : akan, telah dan masih berlangsung di masa datang. Memang mirip denga Future Continous Tense juga (sedang akan terjasi pada suatu saat di masa dating), hanya saja kalau dalam Future Perfect Continous Tense ditekankan pada masa terjadinya yang lebih panjang (sudah mulai, masih terjadi, akan berlanjut) tetapi tidak sekarang melainkan di masa dating. Kalau itu mirip sekarang maka namanya Present Perfect Countinous Tense. Mirip kan? Bedanya memang hanya di Present dan Futurenya itu. Ya, beda waktunya. Yang satu sekarang (present) dan satu lagi nanti (Future). Contoh Kasus Future Perfect Countinous Tense : Future Continous Tense : Anda telepon saya dan bilang mau ke rumah saya jam 9 besok. Saya tidak bisa terima tamu jam segitu,

Belajar Bahasa Lolak

119


karena pas jam 9 itu saya akan sedang berenang. Jadwal saya renang itu 8.30 sampai 10.00. Jadi jam 9 besok itu sedang renang kan? Kapan renangnya? Besok! Itulah arti “sedang tetapi akan” ini. Dalam hal ini kita gunakan Future Countinous Tense ya : “I will be swimming at 9 tomorrow, you may not mee me at home”. Jika seperti ini maka Future Perfect Tense : Future Perfect Tense kan intinya “Sudah akan atau akan sudah”. Dari kejadian di atas, kalau jam 11 kan saya SUDAH AKAN SELESAI berenang, kalau jam 11 besok saya sudah akan selesai berenang. Itulah yang saya maksud dengan SUDAH AKAN ini, Future Perfect Tense : “ I Will have swum”.

• I will have been swimming for 30 minut at 9 tomorrow. Perhatikan sesuai rumusnya berikut : Positif : S + Will + Have + Been + Ving Negatif : S + Will + Not + Have + Been + Ving Tanya : Will + S + Have + Been + Ving Berikut ini contoh lagi untuk Future Perfect Countinous Tense, disederhanakan agar mudah dipahami rumusnya. Konteks dipakainya kan sudah saya jelaskan di bagian atas. • You will have been working. • They will have been driving home. • She will have been learning music. Bentuk negative Future Perfect Continous Tense : Tinggal di tambahkan NOT saja setelah will. • You will not have been working. • They will not have driving home. • She will not have been learning music.

PAST FUTURE TENSE Past Future Tense digunakan untuk menyatakan peristiwa yang AKAN dilakukan, TETAPI di masa lampau, bukan saat ini. Belajar Tenses Bahasa Inggris memang muter-muter sekitar WAKTU ini : lampau / dulu (Past), kini / sekarang (Present), nanti / akan (Future). Jadi Past Future kan berarti lampau nanti, lampau akan. Agar anda mudag memahami, perhatikan Contoh Kasus berikut ini : Kemarin teman saya dating ke rumah pagi-pagi jam 7. Terpaksa deh hanya ngobrol sebentar di rumah, karena waktunya mepet banget, waktu itu “saya akan pergi kerja”. Rumus Past Future Tense : Positif : S + Would + V1 Negatif : S + Would + Not + V1 Tanya : Would + S + V1 Past-nya dimana? Will menjadi would. Contoh berikut dipermudah hanya kalimat ininya saja : • You would work.

120

Belajar Bahasa Lolak


• They would drive home. • She would learn music. Kalimat Negatif Past Future : • You would not work. • They would not drive home. • She would not learn music. Kalimat Tanya Past Future : • Would you work ? • Would they drive home ? • Would she learn music ? Contoh kasus untuk Past Future Continous Tense begini : Kemarin, teman saya bilang mau kerumah saja jam 9. Ingat, ini kemarin. Waktu itu saya tidak bisa menerima tamu ja, karena jam 9 itu saya aka sedang berenang. Jadwal saya renang kemarin 8.30 sampai 10.00. Jadi jam 9 kemarin akan sedang renang? Kapan renanynya? Kemarin! Itulah arti “sedang tetpi dulu” ini. Dalam hal ini kita gunakan Past Future Countinous Tense : “I will be swimming at 9 yesterday, makannya tidak bisa terima tamu kemarin”. Rumus Past Future Countinous Tense : Positif : S + Woul + Be + Ving Negatif : S + Would + Not + Be + Ving Tanya : Would + S + Be + Ving Contoh kalimat Past Future Countinous Tense : • I would be swimming at 9 yesterday. Contoh lain : • You would be working. • They would be driving home. • She would be learning music. • He would be having lunch when I asked him for help. Kalimat Negatif Past Future Continous Tense : • You would not be working. • They would not be driving home. • She would not be learning music. Kalimat Tanya Past Future Continous Tense : • Would you be working ? • Would they be driving home ? • Would she be learning music ? Jarang Tense Past Future Countinous ini digunakan, biasanya oleh pengarang yang sedang bercerita tentang kejadian di masa lalu.

PAST FUTURE PERFECT TENSE Contoh kasus untuk Past Future Perfect Tense : Kemarin, teman saya telepon dan ingin ke rumah saja jam 9. Ingat, ini kemarin. Waktu itu saya tidak bisa

Belajar Bahasa Lolak

121


terima tamu, karena pas jam 9 saya akan sedang berenang. Jadwal saya renang kemarin 8.30 sampai 10.00. Tetap bisa jam 11. Karena jam 11, saya AKAN SUDAH berenang. Kapan akan sudah itu? Kemarin, Past. Dalam situasi ini kita gunaka Past Future Perfect Tense : ”I would have swun at 11 yesterday”. Rumus Past Future Perfect Tense : Positif : S + Would + Have + V3 Negatif : S + Would + Not + Have + V3 Tanya : Would + S + Have + V3 Contoh Kalimat : • I would have swum at 11 yesterday. • He would have passed the examination if she had leraning hard. Mestinya Dia sudah akan lulus jika dia telah belajar giat. • We would have arrived on time if we walked faster. Mestinya kita sudah tiba jika saja jalan lebih cepat. Contoh lain yang disederhanakan sesua rumus : • You would have worked. • They would have driven home. • She would have learning music. Kalimat Negatif Past Future Perfect Tense : • You would not have worked. • They would not have driven home. • She would not have lerning music. Kalimat Tanya Past Future Prefect music : • Would you have worked ? • Would they have driven home ? • Would she have learned music ?

PAST FUTURE PERFECT COUNTINOUS TENSE : Past Future Perfect Countinous Tense adalah untuk menyatakan hal diatas juga, tetapi di masa yang lalu, masa lampau. Past Future Perfect Countinous Tense mengenai peristiwa atau hal yang akan telah sedang terjadi di masa lampau. Rumus Past Future Perfect Countiunoues Tense : Positif : S + Would + Have + Been + Ving Negatif : S + Would + Not + Have + Been + Ving Tanya : Would + S + Have + Been + Ving Contoh : • I would have been swimming for 30 minutes.

• Waktu anda telepon saya jam 9 pagi kemarin, saya telah berenang selama 30 menit, dan masih terus berenang lagi beberapa waktu setelah itu. “I would have been swimming for 30 minutes when you called me yesterday”. • Jam seperi ini kemarin, saya telah menunggu Anda 2 jam lebih. “At this time yesterday, I would have been wating for you for more than two hours”.

122

Belajar Bahasa Lolak


Contoh Lainnya :

• When she decided to get married, “She would have veen working there for 1 year”.

Ketika dia memutuskan menikah pada waktu dulu itu, dia sudah bekerja di sana menjelang setahun. Kalimat Negatif Past Future Perfect Countinous Tense : Mudah saja, tinggal tambahkan NOT setelah would. • I would not have been swimming for 30 minutes. • I would not have been living in Tanggulangin for 3 years • She would not have been working there for 1 year. Kalimat Tanya Past Future Perfect Continous Tense : • Would you have been swimming for 30 minutes ? • Would you have been living in Tanggulangin for 3 years at that time ? • Would she have been working there for 1 year ?

Belajar Bahasa Lolak

123


BAB 6

KAMUS SEDERHANA

A. Nama-nama hewan Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Katak Frog Buaya Crocodile Sheep Domba Rabbit Kelinci Kucing Cat Tikus Mouse Anjing Dog Bird Burung Babi Pig Penyu at kura-kura Tortoise Harimau Tiger Cacing Worm Bebek duck Ayam Chicken Batterfly Kupu-kupu snake ular Burung hantu Owl Kambing Lamb Singa Lion Kuda Horse Tawon Bee Sapi Cow Dear Rusa Monkey Monyet Semut Ant Fish Ikan Onta Camel Udang Prawn Kepiting Crab B. Nama-nama Bahan Bakar Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Petrol Bensin Gas Minyak Tanah

124

Belajar Bahasa Lolak

Bahasa Manado Kodo Buaya Domba Kelinci Tusa’ Tikus Anjing Burung Babi Tuturuga Harimau Kolotidi Bebe’ Ayang Kupu-kupu ular Pok-pok Kambing Singa Kuda Ofu Sapi Rusa Yakis Bifi Ikang Unta Udang Katang

Bahasa Manado Bensin Minya Tanah

Bahasa Lolak Tumpalak (L=*) Buaya Domba Kolinci Tuti’ Boyod Ungku’ Lagapa (L=*) Liok (L=^) Pomponu Harimau Loluati (L=*) Bebek Manuk Kupu-kupu Ulang (L=*) Monikulu (L=*) Bembe’ Singa Kabalo (L=*) Pasukan Sapi/karombaw Rusa Bolay (L=*) Sohom Sea’ Unta Gale’ (L=^) Katang

Bahasa Lolak Bensin Lana No Buta’ (L=*)


C. Nama-nama Kendaraan dan bagian-bagiannya Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Mobil Oto Car Kereta Api Train Kereta Api Motor Motorbike Motor Bicycle Sepeda Speda Kapal Laut Kapal Laut Boat Bis Bis Bus Trek Truck Truk Kapal Terbang Aeroplane Pesawat Parau Layar Yacht / Sailing Boat Perahu Layar Helikopter Helikopter Helicopter Ban Mobil Ban Oto Tyre Mesin Mesin Machine Rem Rem Brake

Bahasa Lolak Oto Kereta Api Motor Speda Kapal Laut Bis Trek Kapal Terbang Uangga Holikopter Ban No Oto Mesin Rem

D. Nama-nama Anggota tubuh dan bagian-bagiannya Bahasa Inggris Bahasa Indonesia Bahasa Manado Rambu Rambut Hair Pongo-pongo Pipi Cheek Kuku Kuku Nail Jari-Jari Jari-Jari Fingers Puru Perut Stomach Lengan Arms (Dua Lengan) Lengan Pala-Pala Paha Legs (Dua Paha) Hati Hati Heart Otak Otak Brain Lidah Lidah Tongue Kuli Kulit Skin Ginjal Ginjal Kidney Lutut Knee Lutut / Dengkul Dada Dada Chest Toto’ Breast Payu Darah Alat Kelamin Wanita Pepe’ Vagina Alat Kelamin Pria Lolo’ Penis Panta’ Bum Pantat Ketiak Kile’-Kile’ Armpit Jari-Jari Kaki Toe Jari Kaki Paru-paru Paru-Paru Lungs

Bahasa Lolak Buok Pusongi Konuku Tononuhu’ Tia Lima (L=^) Paha Hati Otak Dila’ Kulit (L=^) Ginjal Dulud (L=^) Dodob Susu’ Buli’ (L=^) Uti Buntaui’ Iok Tononuhu’ No Tile Dodob

Belajar Bahasa Lolak

125


Nomor Bilangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 100 1.000 1.000.000

126

One Two Three Four Five Six Seven Eight Nine Ten Eleven Twelve Thirteen Fourteen Fiveteen Sixteen Seventeen Eighteen Nineteen Twenty Twenty-One Twenty-Two Twenty-Three Twenty-Four Twenty-Five Twenty-Six Twenty-Seven A / One Hundread A / One Thousand A / One Million

Belajar Bahasa Lolak

ORDINAL NUMBER (BILANGAN BERTINGKAT) 1st 2nd 3rd 4th 5th 6th 7th 8th 9th 10th 11th 12th 13th 14th 15th 16th 17th 18th 19th 20th 21st 22nd 23rd 24th 25th 26th 27th 100th 1.000th 1.000.000th

First Second Third Fourth Fifth Sixth Seventh Eigth Ninth Tenth Eleventh Twelfth Thirteenth Fourteenth Fifteenth Sixteenth Sevententh Eighteenth Nineteenth twentieth Tenty-First Twenty-Second Twenty-Third Twenty-Fourth Twenty- Fifthy Twenty-sixth Twenty-Seventh One hundreadth One Thousandth One Millionth


PEMISAH ANTARA RATUSAN DAN PULUHAN Ratusan dan puluhan biasanya dipisahkan dengan “And” (dalam Bahasa Inggris Amerika “And” tidak diperlukan). 110 1.250 2.001

: One Hundread and Ten. : One Thousand, Two Hundred and Fifty. : Two Thousand and One.

Ratusan. 100 : a Hundread / One Hundread. “a” hanya ditempatkan di awal sebuah bilangan. 100 : a Hundread / One Hundread. 2.100 : Two Thousand, One Hundread. Ribuan Dan Jutaan. Gunakan 1.000 dan 1.000.000 nselalu dengan “a” atau “One”. 1.000 : a Thousan / One Thousand. 201.000 : Two Hundread and One Thousand. Gunakan koma sebagai pemisah. 57,458,302 Tunggal atau jamak. Bilangan biasanya dituliskan dalam bentuk tunggal. Two Hundread Euros Several Thousand Light Years Bentuk jamak hanya digunakan dengan dozen, hundread, thousand, million, billion, jika dimodifikasikan oleh bilangan atau ungkapan lain(seperti a few / several). Hunderad of Euros Thousand of light years

Penulisan bilangan bertingkat. Cukup tambahkan th pada bilangan biasa. Four : Fourth Eleven : Eleventh Pengecualian : Two : Second Three : Three Five : Fifth Eight : Eight Nine : Ninth Twelve : twelfth Pada bilangan bertingkat yang kompleks, perhatikan bahwa hanya angka terakhir yang ditulis sebagai bilangan bertingkat : 421st : Four hundred and twenty-first. 5.111th : Five thousand, one hundread and eleventh. Penulisan dalam angka :

Belajar Bahasa Lolak

127


Jika dituliskan sebagai angka, dua huruf terkakhir dari kata yang ditulis ditambahkan ke bilangan bertingkat : Fist : 1st Second : 2nd Third : 3rd Fourth : 4th Hundread and Fist : 101st PENULISAN DALAM TITEL. Dalam nama Raja-raja dan Ratu, bilangan bertingkat dituliskan dalam angka Romawi. Dalam Bahasa inggris lisan, the digunakan sebelum bilangan bertingkat. Charles II : Charles the Second Edward VI : Edward the Sixth Henry VIII : Henry the Eight Pengucapan Nomor Telepon : Masing-masing angka disebutkan terpisah, angka 0 disebut oh . Contoh : 24 : two four 105 : One oh Five Berhenti setelah gabungan 3 atau 4 angka (gabungan terakhit). 376 4705 : Three seven six, four seven oh five. Jika dua angka yang berdekatan sama, dalam Bahasa Inggris Britis kita biasanya menggunaka kata “Double” (dalam Bahasa Inggris Amerika cukup mengucapkan dua kali). Contoh : 376 4775 : Inggris British : Three seven six, four double seven five. 376 4775 : Inggris Amerika : Three seven six, four seven seven five. Macam-macam penyebutan angka “0”. Nought : Secara Umum (Bahasa Inggris British). Zero : Secara umum (Bahasa Inggris Amerika). Oh : Apabila masing-masing angka disebutkan secara terpisah. (missal : dalam nomor telpon, rekening, dll). Nil : Skor permainan, missal : Sepakbola (Inggris British). Love : Dalam olahraga tennis dan sejenisnya. (dari Bahasa Perancis l’oeuf (telur) karena bentuk angka 0 yang mirip telur).

128

Belajar Bahasa Lolak


Keterangan Gambar Atas : Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bolaang Mongondow Induk bersama Gubernur Sulawesi Utara Bawah : Ekspresi Anak Sekolah di Lolak dan Suasana sudut Kotanya.


130

Belajar Bahasa Lolak


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.