iMage Vol.V No. 8

Page 1

VIII

Vol. V No. 8

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Made Subawa:

“Melalui Kuta Karnival, Jadikan Bali sebagai Destination Tomorrow” Kuta Karnival adalah salah satu wujud kreatifitas anak bangsa yang lahir dari sebuah tragedi kemanusiaan bomb Bali 12 Oktober 2002. Peristiwa itu telah meluluh-lantakkan rasa kemanusiaan dan harga diri umat manusia, khususnya masyarakat Kuta. Kini, justru Kuta bangkit dari keterpurukan, bahkan menjawab tragedi tersebut dengan sebuah perayaan kehidupan “A Celebration of Life”. Bersyukur atas karunia-Nya dan memandang masa depan dengan lebih tegar.

H

al tersebut diungkapkan ‘Morgan’ Made Suartha yang dipercaya sebagai Ketua Panitia

Kuta Karnival ke-8, 2010, Sabtu (31/7/2010), saat pelantikan Panitia Kuta Karnival yang melibatkan berbagai komponen mulai dari unsur pariwisata, pemerintah, swasta, relawan hingga TNI – Polri tersebut. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Morgan untuk menjelaskan tentang sejarah lahirnya hajatan penting tersebut, Kuta Karnival. Tahun 2010 ini, Kuta Karnival digelar untuk ke-8 kalinya dengan mengusung tema “Heal the World” yang bermakna pemulihan dunia, khususnya dunia pariwisata dan budaya dari berbagai aspek kehidupan. Dengan ditunjuknya Morgan Made Suartha sebagai Ketua Umum Kuta Karnival VIII oleh Kuta Small Business Ascociation (KSBA) sebagai founder Kuta Karnival, ia selanjutnya

melakukan persiapan untuk menyajikan sebuah event yang lahir dari masyarakat Kuta dan dipersembahkan kepada dunia internasional. Saat pelantikan panitia, hadir Ketua DPRD Badung I Made Sumer dan Kadis Pariwisata Badung, I Made Subawa. “Kuta Karnival dilaksanakan sebagai momentum penting untuk kebangkitan masyarakat Bali dan industri pariwisata dalam membangun kembali citra pulau Dewata,” kata Subawa saat memberikan sambutan sekaligus melantik seluruh panita Kuta Karnival di jaba Pura Segara Kuta. Ajang ini juga bermanfaat sebagai sarana promosi pariwisata, mengingat Kuta merupakan etalase Bali di dunia pariwisata internasional. Pelaksanaan Kuta Karnival tahun

Follow the Nature and Do not Against the Nature

Konsep THK telah kami terapkan pada manajemen hotel kami, Furama Xclusive, sehingga konsep ramah lingkungan ini, kami terapkan dalam lingkungan manajemen kami dengan membuat motto Follow the nature, and do not against the nature,” ujar Ramia Adnyana, General Manager FuramaXlusive Villas & Spa, mengawali pembicaraannya saat bertemu dengan Tim Penilai THK Awards & Accreditation di kantor Bali Travel News, Jumat (13/8). “Furama Hotels International yang bermarkas di Singapura hingga kini memiliki 20 hotel di kawasan Asia Pasifik, dua diantaranya di Ubud yakni FuramaXlusive Villas & Spa,” jelas Ramia, yang berkunjung ke Bali Travel News serangkaian penyerahan jawaban Quesioner THK Awards 2010. Ia mengajak 12

c angga

Team THK Awards FuramaXlusive saat berkunjung ke redaksi BTN

orang Kepala Devisi (Department Head) yang ada di lingkungan FuramaXlusive Villas & Spa. Furama adalah resort yang mengedepankan seluruh aspek dan unsur Tri Hita Karana dalam pengembangan hotel dan melayani tamu yaitu kerjasama, pelayanan, kepercayaan dan saling menghargai serta integritas dalam bekerja (teamwork hospitality, trust, respect, and integrity). “Jika kita bisa menyatukan THK dengan filosofi yang kami terapkan, saya yakin Furama dan Bali bisa menjadi tujuan pariwisata unggulan bagi wisatawan,” ujar Ramia dengan nada serius. Ramia dalam kesempatan itu juga mempertegas keikutsertaan FuramaXlusive Villas & Spa dalam THK Awards 2010 ini. “Kami ingin mendapat akreditasi Gold Awards, meski pada tahun 2009 hanya memperoleh Silver. Oleh sebab itu, saya beserta Tim THK

FuramaXlusive Villas & Spa akan melakukan berbagai hal yang terbaik untuk mewujudkan keharmonisan di hotel ini. Misalnya, meningkatkan aktivitas sosial dan lebih peduli lingkungan alam, dan lebih corncern pada lingkungan yang tidak ada sampah plastiknya. No plastic, is fantastic,” katanya sambil menambahkan, dalam penerapan konsep parhyangan, timnya selalu berusaha untuk menjaga kebersihan Padmasana yang ada di hotel serta peduli dengan pura yang ada di sekitar hotel. Sementara dalam pawongan, mereka sering membantu masyarakat Bali yang membutuhkan bantuan, khususnya di Ubud. “Sedangkan dalam palemahan, kami membuat sebuah konsep yang sangat baik dalam penanganan sampah-sampah plastik, yaitu Reuse, Recycle, Reduce,” tegas Ramia. (Image/014)

Workshop Bimbingan Teknis Penanganan HAM

Ketua PKK Kota Denpasar Dilantik Bali Update

II

Save Our Destination

IV

Made Subawa: “Melalui Kuta Karnival, Jadikan Bali sebagai Destination Tomorrow”

Page Advertorial

VIII

CULTURAL TOURISM PARADIGM c ery

I Made Sumer ketua DPRD Badung, I Made Subawa Kadiparda Badung, saat pengukuhan kepasutiaan Kuta Karnaval 2010 di Pura Segara

ini akan berlangsung selama tujuh hari. Made Subawa berharap, Kuta Karnival merupakan kegiatan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.

“Event ini hendaknya mampu mengubah image Bali yang pernah diduga akan menjadi Destination Yesterday menjadi Destination Tomorrow,” kayanya. (Image/014)

Bali Perjuangkan Airport Tax

FuramaXclusive Terapkan Konsep THK: Bagi masyarakat Bali, terutama mereka yang berkecimpung dalam dunia pariwisata pasti mengetahui tentang makna dan konsep Tri Hita Karana (THK) yaitu keharmonisan hidup, baik spiritual (Parhyangan), sosial (Pawongan) dan harmoni dengan alam lingkungan (Palemahan). Oleh sebab itu, mereka mengaplikasikan konsepn THK dalam manajemen mereka (hotel).

20 Agustus - 2 September 2010

B

erbagai upaya sudah dilakukan masyarakat Bali untuk memperjuangkan kontribusi pengelolaan Bandara Ngurah Rai Denpasar (bagian dari Airport Tax), namun tetap saja gagal. Padahal, sinyal ke arah itu sudah ada. Terbukti, ketika pejabat pusat melakukan kunjungan ke Bali, mereka selalu menjanjikan akan siap melanjutkan perjuangan rakyat Bali di pusat. Hasilnya, tetap saja nihil. Kini wacana tersebut kembali muncul ke permukaan. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengungkapkan, perjuangan Bali untuk mendapatkan bagian dari Airport Tax merupakan hal yang wajar. Kendati pembagian Air Tax adalah kewenangan pihak Bandara, namun aspirasi untuk mendapatkan bagian sudah selayaknya didapatkan Bali. Bahkan, Gubernur memastikan akan memperjuangkan bagian dari airport tax Bandara. “Secara aturan bagian airport tax sangat wajar,” ujar Mangku. Sebagai pemimpin daerah, Mangku Pastika menilai Bali sudah memberikan kontribusi yang besar bagi bandara, sehingga sangat wajar mendapatkan bagian. “Bali tidak ingin mengurangi keuntungan bandara dari airport tax, Bali hanya nitip Rp 10.000 untuk penerbangan domestik dan Rp 25.000 untuk penerbangan internasional,” selorohnya. Beberapa bulan lalu, pihaknya mengaku telah mengirimkan surat ke pihak bandara Ngurah Rai dan sejumlah menteri yang terkait. “Kami sudah mengirim surat kepada pihak bandara dan ditembuskan kepada Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN,” ucapnya. Sebelumnya, ketika Komisi XI DPR-RI hadir di Wiswa Sabha, juga membawa harapan bagi Bali. Dalam pertemuan Komisi XI yang dipimpin Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga didampingi sejumlah SKPD, anggota komisi yang hadir juga menjanjikan kontribusi dari pengelolaan bandara. Intinya, DPR RI mendukung perjuangan dana gelondongan dari airport tax dan Visa on Arrival (VoA). Koordinator kunjungan Komisi XI DPRRI Gusti Agung Rai Wirajaya, mengatakan, sejumlah bandara yang ada di Indonesia seperti Cengkareng dan Maros Sulawesi Selatan telah mampu memberikan kontribusi pada daerah dimana bandara itu berada. Katanya, bandara di Cengkareng dari Rp 40.000 airport tax yang dipungut Rp 10.000 sudah disisihkan untuk pemerintah daerah setempat. “Bali sendiri bisa meniru Cengkareng,” ucapnya. Kita tunggu hasilnya. (image/015)

Pembangunan Jalan Layang di Bali :

Jalan Singkat Menuju “Bali Seperti Hawaii” Oleh Wayan Windia Tampaknya para elit dan pengambil kebijakan di Bali sudah sepakat akan adanya jalan layang di kawasan kawasan Tuban. Sikap pragmatisme masyarakat Bali tampaknya sudah semakin menguat, seirama dengan pragmatisme di era global sebagai akibat globalisasi. Nilai-nilai idealisme agar Bali tidak berkembang menjadi Hawaii, sudah mengalami transformasi. Lalu apa kirakira yang akan terjadi di Bali pada masa depan? emikianlah, pada awal tahun 1960-an, tatkala Hotel Bali Beach (HBB) mulai dibangun dan beroperasi, wacana publik mulai sangat kuat menyenandungkan kekhawatiran. Bahwa Bali jangan berkembang seperti Hawaii. Oleh karenanya, hotelhotel jangan dibangun setinggi HBB. Timbullah kebijakan agar bangunan di Bali tidak lebih tinggi dari pohon kelapa. Kemudian timbul kebijakan agar bangunan-bangunan di Bali, khususnya bangunan pemerintah harus menggunakan stil Bali. Dengan demikian kesan Bali, aura Bali, dan roh eksistensi Bali akan tetap bergetar, terasa unik, spesifik, berjiwa, dan ber-taksu. Pada saat itu keberadaan WTS di Bali juga terus mengundang kekhawatiran dan menjadi wacana publik. Tetapi prokontra eksistensi WTS di Bali

D

sudah lama reda, mengalami transformasi, dan berlalu. Kemudian pada awal tahun 1970-an, kampanye kunjungi Bali (Visit Bali) sangat intensif dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan hotel semakin semarak, dan bandara Ngurah Rai diperlebar/diperpanjang. Seirama dengan kemunculan fenomena ini, kemudian ada wacana kekhawatiran bahwa daya tampung Pulau Bali akan bablas. Diundanglah konsultan Perancis (Sceto) untuk memberi masukan. Lalu Sceto menyarankan agar di Bali hanya dibangun 24.000 kamar hotel internasional. Namun pada akhir tahun 1980-an, jumlah kamar kamar hotel di Bali sudah dua kali lipat dibandingkan saran Sceto. Tampaknya sekarang jumlah kamar itu sudah mencapai lebih dari 50.000 kamar. Sejatinya, perkembangan kamar hotel inilah sebagai awal dari kehancuran pemikiran idealisme di Bali. Karena kemudian pihak kapitalis menuntut berbagai hal lain. Jalan yang tidak macet, bandara yang semakin luas, listrik, pantai yang tidak abrasi, air yang tidak terkontaminasi, pemandangan alam sawah yang tetap indah, dll. Lalu, beberapa segmen jalan-lingkar mulai dibangun, dengan menghabiskan ribuan hektar lahan sawah yang subur. Tokh kemacetan tidak kunjung reda. Jalan Layang Kini pihak kapitalis tampaknya kembali menang. Mereka berhasil meyakinkan Halaman VII

Perlukah Pemda ..............

*) Prof. Wayan Windia adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD (BPMU)

Wisman di Bandara Ngurah Rai

c dok

Peserta survei nampak berfoto besama di depan Balai Subak yang juga menjadi “pabrik” minuman markisa.

Kunjungan P3THK ke Desa Plaga * P3THK Siap Adopsi Pondok Wisata Badung Utara Badung Utara memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dan sangat menjanjikan bagi pengembangan pariwisata Bali. Adanya objek wisata baru, tentu akan menciptakan pilihan baru bagi wisatawan yang berwisata ke pulau munggil ini. Demikian terungkap pada kegiatan survey awal yang dilakukan Tim Paguyuban, Pelaku dan Pemerhati Tri Hita Karana (P3THK) bersama Dinas Pariwisata Badung yang dimediasi Bali Travel News, Sabtu (14/8). ede Suarsa, Ketua P3THK yang juga sebagai koordinator rombongan mengatakan, daerah Badung Utara bagaikan emas yang belum terasah. Karenanya, system pengelolaan masih sangat premature. Menurutnya, banyak hal yang perlu diperbaiki sehingga daerah tersebut menjadi tempat tujuan wisata yang ideal. “Faktor kebersihan menjadi hal pokok yang harus diperhatikan bagi pariwisata itu,” katanya setelah melihat-lihat seharian penuh, potensi wisata di Desa Plaga. Untuk itu, lanjut Suarsa, pihaknya (Tim P3THK-red) berencana akan mengadopsi pondok wisata yang ada di sana untuk melakukan pembinaan, penataan atau memperbaiki jika ada penunjang wisata yang rusak atau belum ada sebelum

G

mempromosikan. “Pondok wisata di sini masih belum representative,” ucapnya. Walaupun untuk saat ini, lanjut Suarsa, dari segi materi tim yang dipimpinnya itu masih kurang karena paguyuban ini merupakan suatu lembaga yang notabene non-profit atau tidak menghasilkan keuntungan. Namun, karena sudah menjadi komitmen, pihaknya tetap akan memberikan bantuan setelah mendapatkan data-data yang pasti. “Kami memerlukan waktu dan peran aktif dari masyarakat sekitarnya, sehingga target yang ingin kita capai berjalan dengan baik,” paparnya. Hal senada juga dikatakan Ni Luh Putu Sukma Awantari perwakilan dari Sofitel Seminyak Bali. Wanita ramah ini mengaku sangat senang menjadi bagian dari program ini. Menurutnya,

Badung Utara merupakan daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai ekowisata juga agro-industri. “Kami merasa masih ada hal hal yang perlu diperbaiki di sini. Kami pun akan berusaha membantu untuk membuat daerah ini menjadi lebih baik. Karena kami melihat daerah ini mempunyai prospek menjadi tujuan pariwisata yang bagus untuk ke depannya,” jelas Awantari yang seorang Villa Manager Sofitel Seminyak Bali. Selain keterlibatan dalam paguyuban ini, tambah Awantari, Sofitel sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan Tri Hita Karana. “Konsep Tri Hita Karana adalah sebagai landasan dalam nilai respect kami,” imbuhnya seraya menambahkan banyak hal yang sudah dilakukan dalam upaya menerapkan konsep itu oleh Sofitel Seminyak Bali. Tim P3THK ini telah melakukan survey awal dengan berkunjung langsung ke agrowisata, ekowisata dan agroindustri yang berlokasi di Desa Plaga. Rombongan yang Halaman II

Suport Agrowisata .....................

C12-59


II

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

VII

Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Pemkab Gianyar Disesuaikan

Pelantikan Ketua TP. PKK Badung

Ketua PKK Kota Denpasar Dilantik

MANGUPURA - Nyonya Ratna Gde Agung kembali dilantik menjadi Ketua TP PKK Kabupaten Badung seiring dengan terpilihnya kembali Bupati Badung A.A Gde Agung menjadi Bupati Badung untuk periode yang kedua. Nyonya Ratna Gde Agung sebagai Ketua TP. PKK Badung Periode 2010-2015 dilantik oleh Ketua TP PKK Provinsi Bali Nyonya Ayu Pastika bertempat di ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala, Kamis (5/8). Nyonya Ayu Pastika dalam sambutannya menyampaikan Tim Penggerak PKK mempunyai dua tugas besar yang harus dilaksanakan yakni sebagai fungsi eksternal yakni merealisasikan semua program-program kerja yang sudah dirancang yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelantikan dihadiri Ketua DPRD Kab. Badung Drs. I Made Sumer, Apt, Bupati Badung A.A Gde Agung, seluruh jajaran SKPD di Lingkungan Pemkab Badung, jajaran TP PKK Provinsi Bali serta seluruh anggota TP PKK se-Badung. (image/bud)

DENPASAR – Untuk kedua kalinya Ny. IA Selly Mantra dilantik menjadi ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Denpasar untuk periode 2010-2015 oleh Ketua TP. PKK Propinsi Bali Ny. Ayu Pastika. Pelantikan ini dilakukan usai pelantikan Walikota dan Wakil Walikota oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Pelaksanaan upacara yang berlangsung dengan sederhana ini dihadiri Wakil Ketua TP PKK Propinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga, Ketua TP PKK Kabupaten se-Bali dan organisasi kewanitaan lainnya di Denpasar. Acara tersebut digelar di Gedung Kcirarnawa Taman Budaya, Rabu (11/8). (image/015)

sebanyak 20 orang itu terdiri dari pegawai hotel dan obyek wisata yang sudah terakreditasi THK. Mereka mengawali kunjungannya ke pabrik markisa serta melakukan tanya jawab dengan petani markisa. Selanjutnya, ke Banjar/Adat Kiadan untuk melihat-lihat wilayah tracking dan pondok wisata yang dikembangkan menjadi tujuan wisata oleh pemerintah Kabupaten Badung. “Kunjungan kami ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk mengajegkan Bali sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Karena kami ingin masyarakat di Badung Utara lebih sadar lagi akan pentingnya konsep tersebut, sehingga masyarakat ikut menjaga dan tidak merusak alamnya,” lanjut Suarsa dari Melia Bali. Desa Plaga ini, jelas Suarsa suatu hulu yang fungsinya sangat besar bagi industri pariwisata. Banyak produk wisata dihasilkan di sini. Misalnya, kopi dan markisa yang rencananya akan dikembangkan menjadi ekowisata. Oleh karena itu diharapkan agar penghargaan dan juga pengaturan terhadap alamnya lebih diperhatikan lagi oleh masyarakat sekitar. “Bayangkan bila terjadi hal-hal atau perbuatan-perbuatan yang sekiranya merusak alam di sini, maka kami yang berada di daerah pesisir seperti Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan lainnya juga pastinya akan menerima dampak kehilangan yang sangat besar,” jelasnya. (image/Angga/Dewa)

Jenis Pelayanan

1. Tempat Rekreasi

1. Masuk tempat Rekreasi

2. Tempat Olah Raga

Penghijauan dan Bakti Sosial MANGPURA – Sebanyak 200 pohon angsana ditanam di sepanjang 1 km jalan Braban di Lingkungan Taman Kerobokan Kelod. Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta ikut melakukan penanaman pohon perindang itu berbaur bersama masyarakat setempat. Wakil Bupati Badung mengatakan, kegiatan penghijauan sangat baik dilakukan. “Pemerintah sudah mengaspal jalan, penghijauan pun telah dilakukan, sekarang giliran warga untuk bersama-sama menjaga dan memelihara apa yang telah ada,” katanya. Ketua LPM Kerobokan Kelod, Ketut Suartha mengatakan kegiatan serangkaian dengan bulan bakti sosial ini selain melakukan penghijauan juga melaksanakan fogging dan pembersihan disepanjang Pantai Petitenget. (image/015)

Dari Halaman I

Kunjungan P3THK ........................................................

Jenis Retribus

Golongan Tarif

Dari Halaman I

Pembangunan Jalan ................................................... kaum elit sosial-politik di Bali bahwa jalan layang itu perlu dibangun, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan Tuban. Karena pada tahun-tahun yang akan datang di Bali akan diselenggarakan berbagai pertemuan internasional. Kalau jalan layang ini kita setujui untuk dibangun, maka inilah titik awal dari kehancuran idealisme masyarakat Bali yang fundamental. Secara pelan dan pasti, Bali akan berkembang menjadi Hawaii. Sebab begitu kemacetan di Tuban dapat diatasi, maka pasti akan muncul dan berkembang kemacetan di kawasan lainnya di Bali. Apakah dengan demikian akan dibangun jalan layang yang baru? Hal itu terserah di kemudian hari. Yang penting untuk sementara ini, kepentingan elitis, kelas menengah ke atas, dan kaum kapitalis sudah diakomodasi. Kita meyakini bahwa, begitu kita mulai ingkar terhadap satu idealisme, maka keinginan untuk ingkar yang selanjutnya pasti akan merangsang nurani. Analog dengan keinginan untuk berbohong. Naluri ingkar/ berbohong itu, persis seperti naluri wanita. Sekuatkuatnya ia bertahan, maka sekali saja ia sudah mulai terkena “sentuhan” lelaki, maka ia akan menjadi “tergilagila”. Mungkin contohnya adalah kasus Luna Maya, Cut Tari, dll dengan pasangan “gigolonya”. Demikian pula halnya dengan idealisme komponen

Tarif

- Anak-anak Rp. 7.500,- Dewasa

Ramah-tamah Bupati Badung MANGUPURA - Setelah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung, AA Gde Agung, SH dan Drs. I Ketut Sudikerta melakukan ramah-tamah dengan DPRD Badung, Muspida dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, bertempat di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala, Kamis (5/8). Pada kesempatan itu, Bupati Gde Agung mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas doa serta dukungan serta kerjasama yang telah diberikan selama ini. Kebersamaan dan kerja keras itu telah membuahkan hasil yang mengembirakan, terbukti Kabupaten Badung berhasil meraih berbagai prestasi di tingkat Provinsi, Regional maupun Nasional. “Keberhasilan tersebut kini menjadi tantangan tersendiri bagi kami berdua, tidak ada pilihan lain bagi kami untuk selalu bekerja sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang lebih baik dari saat ini. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan adanya dukungan dan kerjasama dari semua pihak yakni DPRD, Muspida, para tokoh masyarakat dan utamanya segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Badung,” pungkas Bupati. (image/015)

Bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber Pendapataan Asli Daerah (PAD) yang penting untuk membiayai pembangunan daerah, maka peraturan daerah (Perda) kabupaten Gianyar No. 3 tahun 2005 tentang retribusi tempat rekreasi dan olah raga perlu disesuaikan sehubungan dengan diundangkannya Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Maka Perda Nomor 3 tahun 2005 disesuaikan dengan Perda yang baru (No. 8 tahun 2010), yang ditetapkan sejak 1 April 2010 ini, menyangkut penyesuaian tarif masuk tempat rekreasi dan olah raga, yang meliputi nama retribusi, obyek retribusi dan subyek retribusi, dengan mengacu pada BAB V prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif pada pasal 6 ayat 1 yakni prinsip dan penetapan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak dan dipertegas dengan ayat 2 yakni keuntungan yang layak diperoleh apabila jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan beorientasi pada harga pasar. Dengan mengacu kepada ketentuan BAB VI menyangkut struktur dan besarnya tarif retribusi yang dipertegas pada pasal 7 Perda Nomor 8 tahun 2010 tentang retribusi tempat rekreasi dan olah raga Kabupaten Gianyar ini, besaran tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:

Rp. 15.000,-

2. Masuk Kolam

- Anak-anak Rp. 4000,- Dewasa Rp. 7000,-

1. Sewa penggunaan 1 (satu) Lapangan Tenis setiap 4 (empat) kali pemakaian.

a.Pagi b.Siang c. Sore

Rp. 100.000,Rp. 200.000,Rp. 300.000,-

2. Sewa lapangan yang di gunakan khusus untuk pertandingan/ insidentil setiap 1(satu) kali pemakaian: 2.1. Lapangan terbuka

Pagi/Sore

Rp. 350.000,-

2.2. Lapangan Stadion

a. Pagi b. Sore c. Malam

Rp. 1.500.000,Rp. 3.000.000,Rp. 5.000.000,-

Di ketentuan penutup, pada pasal 19 bahwa Perda Nomor 8 tahun 2010 tentang retrubusi tempat rekreasi dan Olahraga ini dinyatakan berlaku, sejak ditetapkanya pada 1 April 2010. (Image/014) masyarakat Bali, yang mulai ingkar terhadap perlunya mempertahankan eksistensi ke-Bali-an kita. Sekali kita mulai ingkar, maka selanjutnya akan mulai menguat untuk merombak Perda tentang ketinggian bangunan, tentang bangunan style Bali . Alasannya adalah karena tidak efesien, dan lain-lain. Harus diingat bahwa, kalau kita ingin melestarikan kebudayaan, maka yang harus kita bicarakan bukan hanya efisiensi, tetapi juga efektivitas. Bukan hanya profit, tetapi juga benefit. Bukan hanya produktivitas tetapi juga sustainabilitas. Bukan hanya individualitas, tetapi juga masalah-masalah sosialitas. Kalau saja para elit dan masyarakat kita mau bekerja lebih keras, berfikir lebih keras, dan lebih bersabar, maka pasti ada pilihan sistem lain, di luar jalan layang. Karena kita tidak sabar, dan hanya berfikir elitis (untuk kepentingan elit), miopia (untuk kepentingan jangka pendek), dan top-down, maka akhirnya kita menyerah pada iming-iming pemerintah pusat. Kalau memang Bali sudah sesak, macet, dan rusak, maka pindahkan saja rencana acara-acara internasional ke daerah lain. Sehingga daerah lain juga berkembang. Lakukan segera moratorium pembangunan fisik penunjang kepariwisataan di Bali, berlandaskan pada kapasitas fisik dan sosial pulau ini .— *) Wayan Windia, Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD (BPMU) dan Koordinator Pawongan THK Awards.

Lolec

Penyuluhan Kapariwisataan Dinas Pariwisata Badung * Baik Citra Spa Bali di Luar Negeri Spa merupakan produk pariwisata yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ataupun domestik. Spa menjadi andalan, bila pelayanan yang diberikan oleh pekerja pariwisata dengan professional. Pelayanan sangat perlu untuk mengantisipasi persaingan global. Demikian terungkap dalam penyuluhan kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung di Beauty Square Putri Ayu Esthetic & Spa, Jimbaran, Nusa Dua, Selasa (10/8). adir sebagai pembicara Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Drs. I Dewa Made Sumitro, dan Luh Yusni Wiarti, A.Par,. SE. dosen

H

Dewa Sumitro dan Luh Yusni saat penyuluhankepawisataan di Putri Ayu Esthetic & Spa

program studi manajemen kepariwisataan STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Bali serta didampingi Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM. Sementara sebagai peserta, karyawan dan karyawati Beauty Square Putri Ayu Esthetic & Spa Jimbaran. Sumitro mengatakan, di luar negeri, Spa Bali mendapat

perhatian yang sangat bagus, sehingga banyak usaha Spa di sana memakai pernak-pernik Bali. Terkadang, dalam papan ataupun brosur sengaja menampilkan therapis dari Bali. “Spa di Bali harus lebih bagus dari di luar sana, dan yang menjadi kuncinya adalah pelayanan yang professional,” katanya.

Untuk menjadi yang terbaik serta dapat bersaing ada tiga hal yang mesti dimiliki oleh seorang pekerja pariwisata yang mengandalkan jasa itu. Yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Sementara untuk memberi pencitraan, image terhadap produk itu dapat dilakukan dengan menerapkan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur seperti Aman, Tertib, Bersih, Indah, Sejuk, Ramah dan Kenangan. “Spa termasuk tempat rekreasi dan menjadi sangat penting untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal,” tambahnya. Sementara Yusni menyatakan, sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Pariwisata, Spa sudah berdiri sendiri sebagai produk wisata, dimana sebelumnya Spa termasuk pada hiburan dan rekreasi umum. Maka itu, therapis dan pekerja Spa menjadi ujung tombak pariwisata Indonesia dan Bali pada khususnya. Dikatakan, pelayan adalah mereka yang pertama kali dilihat dan berhadapan langsung dengan wisatawan. “Maka itu, sebagai pekerja pariwisata,

harus sadar bahwa Spa telah menjadi produk pariwisata unggulan,” ucapnya. Ia kemudian menjelaskan, ciriciri daripada pariwisata yaitu pertama, merupakan kumpulan gejala yang sangat terpengaruh pada gejala ekonomi, politik, dan gejala social; kedua mencari sesuatu yang baru; ketiga orang itu datang dengan tujuan bersenang-senang, maka dari itu kita harus mampu membuat mereka senang; keempat waktunya sementara, maka perlu menciptakan image sehingga mereka datang kembali untuk berkunjung; dan kelima tidak bisa dipisahkan dengan uang dan waktu luang. “Intinya, menghadapi orang asing itu harus memiliki kepribadian,” ujarnya. Untuk membedakan antara Spa yang satu dengan lainnya adalah pelayanannya yang dapat memberi warna. Karena produk pariwisata itu tidak bisa disentuh, melainkan dirasakan. Hanya saja pariwisata itu mudah rusak dan sangat rentan. Sedikit saja terjadi masalah, pariwisata itu bisa hancur. “Jika seorang wisatawan kecewa akan berimbas pada 18 orang. karena promosi dari mulut ke mulut sangat ampuh,” (image/bud) paparnya.

Penyuluhan Kapariwisataan Dinas Pariwisata Badung * Memudar, Keramahan Masyarakat Pariwisata di Bali

P

ariwisata Bali berlandaskan budaya yang dijiwai agama Hindu menjadikan destinasi ini dikenal hingga ke mancanegara. Keunikan budaya serta keramahan masyarakatnya memikat setiap orang untuk datang merasakan aura keakraban itu. Namun, belakangan keramahan itu telah memudar, senyum ditelan kelabu hingga mengusik ketenangan wisatawan. “Karena itulah Dinas Pariwisata Kabupaten Badung menyelenggarakan program penyuluhan kepariwisataan terhadap produk wisata, khususnya yang berada di Badung meliputi hotel, villa, restoran, objek dan Spa,” kata Kasi Bimbingan Wisata, Drs. I Made Astawa, MM ketika memberikan penyuluhan kepariwisataan terhadap karyawan dan karyawati Restaurant Feyloon Kuta, Kamis (12/8). Lebih lanjut Astawa

mengatakan, pariwisata Bali sangat rentan terhadap kejadiankejadian, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Sebut saja dengan tragedy bom Bali yang berimbas langung terhadap penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke pulau ini. “Menjaga pariwisata merupakan tugas kita semua dengan cara menciptakan keamanan dan kenyamanan,” katanya. Menurut Astawa, pariwisata Bali sangat baik bagi kehidupan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya berbagai jenis akomodasi, meningkatnya kunjungan wisatawan, akupansi hotel baik dan adanya kesejahteraan masyarakat. “Semua itu terwujud karena masyarakat pariwisata telah memahami sadar wisata yang dalam penerapannya melalui Sapta Pesona yang memiliki tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur kenangan,” ungkap Asatawa. Sementara Manik

mengatakan kegiatan penyuluhan kepariwisataan ini sangat penting karena pariwisata menjadi sector andalan bagi Indonesia dan Bali khususnya. Walau Bali tak memiliki kekayaan alam, namun mempunyai keunikan budaya dan keindahan alam sebagai modal dasar menjadikan Bali destinasi menarik. “Modal itulah yang harus kita jaga dan pelihara,” ucapnya. Semua orang yang mencari nafkah di Bali, tegas Manik, harus ikut menjaga Bali karena pariwisata itu menjual image, pencitraan. Image itu bisa berubah sesuai dengan karakteristik pariwisata itu sendiri. “Indikatornya adalah kepuasan dari wisatawan, sehingga datang kembali. Beda halnya dengan kepuasan pengusaha pariwisata adalah uang dan laba,” terangnya. Kepuasan wisatawan adalah value for money, apa yang dikeluarkan seimbang dengan apa yang didapatnya. “Untuk itu

Peserta penyuhan kepariwisataan di Restaurant Feyloon.

kita harus memberikan pelayanan yang professional,” ujarnya. Caranya, tambah Manik pekerja pariwisata itu harus memiliki tiga syarat yaitu knowledge (pengetahun), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Ditambahkan Manik, smile, senyum merupakan sikap yang sangat sederhana tetapi memiliki arti yang luar biasa karena produk “Pariwisata itu menjual pelayanan, menjual sentuhan maka berikanlah pelayanan yang maksimal sehingga menjadi kenangan untuk membuat mereka kembali berkunjung,” ajaknya. Suasana penyuluhan menja-

di hangat, ketika Irwan menyarankan untuk menambah petunjuk jalan ke arah pantai Kuta yang dirasakan kurang jelas. Saran itu dikumpulkan Irwan dari masukan wisatawan yang sering kesasar ketika mencari objek pantai itu. Sementara Abdul mengusulkan, kondisi Bali yang penuh sesak dengan kendaraan, bangunan yang banyak mengeksploitasi alam harus mencarikan solusi untuk mengatasinya. Lain lagi David yang menambahkan, pariwisata Bali adalah pariwisata yang mengedepankan budaya, maka semua orang yang ada di Bali harus menjaga budaya (image/bud) tersebut.


VI

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Dharma Putra:

Ida Bagus Sidharta Putra:

Program Pengelolaan Lingkungan, Penyelesaian Permasalahan Bali

SVF Catat Transaksi Rp.3 Milyar

© tir

elama lima hari pelaksanaan Sanur Village Festival (SVF) tercatat transaksi sekitar Rp 3 milyar. Hal tersebut membuktikan bahwa SVF berhasil menumbuhkan ekonomi kreatif dan mendorong penciptaan karya yang lebih berkualitas. “Kami berupaya meningkatkannya dan merangkul lebih banyak pihak untuk SVF tahun depan,” kata Ketua Panitia SVF, Ida Bagus Sidharta Putra, belum lama ini. Menurutnya, angka tersebut merupakan perputaran uang saat pelaksanaan festival serta dari tenant makanan dan stand penjualan berbagai produk usaha kecil menengah (UKM) yang berpartisipasi dalam festival tahun kelima itu. Termasuk pula pedagang yang berjualan di sekitar areal SVF tepatnya di Jl Pantai Segara Sanur. “Event tahunan ini juga menaikkan tingkat hunian hotel di Sanur dan sekitarnya,”

S

ucapnya bangga. Namun, Gusde demikian sapaan akrabnya, belum mendapatkan angka pasti seberapa besar kenaikan tersebut. Di samping itu, kenaikan tingkat belanja wisatawan yang tinggal di Sanur selama acara tersebut juga meningkat. “Saya mendapat informasi dari sejumlah pemilik restoran, toko, dan hotel di Sanur, terdapat kenaikan signifikan saat pelaksanaan SVF,” tegasnya. Gusde kemudian menyatakan SVF telah memiliki identitas yang tidak mungkin dipisahkan dengan budaya lokal. “Dengan tetap berpijak pada nilai seni budaya dan spiritual, perkembangan Sanur akan tetap terkendali dan selalu ingat akan ‘kawitan’ atau asal-usulnya,” tambah Gusde. Untuk pelaksanaan SVF tahun depan, jelas Gusde, bisa digarap dengan lebih baik, terutama dalam menampilkan produk ekonomi kreatif yang merupakan salah satu andalan Sanur sebagai destinasi pariwisata utama. “Saya berharap dengan kondisi seperti itu Sanur kian memiliki daya saing dan tetap menjadi destinasi yang selalu menawarkan hal baru dan segar dengan mengolah potensi yang ada,” pungkasnya. (image/bud)

erusakan dan pencemaran lingkungan di Bali mengalami peningkatan dan sangat berbahaya bagi masa depan Bali yang sangat menggantungkan diri pada pembangunan pariwisata. Pemerintah dan para pihak terkait secara terpadu harus m e n y e l e s a i k a n permasalahan tersebut melalui program perlindungan dan pengelolaan lingkungan Bali. Hal itu dikatakan Dr. Ketut Gede Dharma Putra,M.Sc pada Seminar dan Lokakarya “Mewujudkan Masa Depan Bali yang Lebih Baik” dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Udayana ke 48, Program Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana bersama Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan (Bali Sustainable Development Foundation), belum lama ini. Menurutnya, tantangan ini harus diselesaikan secara cepat dan terpadu meliputi masalah ketersediaan air, pemanfaatan energi ramah lingkungan, penyediaan transportasi juga perbaikan infrastruktur. “Publik yang nyaman dan aman melalui sistem manajemen transportasi yang terpadu, serta program pengelolaan sampah dan limbah yang menyeluruh,” ucapnya. Akademisi Universitas Udayana ini mengatakan, dalam mengatasi pemukiman kumuh, sanitasi yang buruk serta kegiatan

K

Kaharuddin Salamun:

I Nyoman Astama: 80% Bali sudah Menjadi Daya Tarik mage pariwisata Bali yang begitu menggema hingga di mancanegara bukan didapat dari sistem pengelolanya, melainkan pulau kecil ini memang mempunyai daya tarik tersendiri sejak lampau. “Sebanyak 80% dari Bali itu sudah menjadi daya tarik, dan sisanya yang 20% itu bagaimana cara kita mengelolanya,” kata I Nyoman Astama, SE. tokoh pariwisata di Legian beberapa waktu lalu. Menurutnya, jauh sebelum pariwisata itu berkembang, Bali sudah memiliki aura yang begitu memikat hingga orang asing baik yang berprofesi sebagai pedagang, seniman atau lainnya datang ke pulau mungil ini. “Syukurnya, daya tarik itu masih bersinar, sehingga sampai saat ini orang asing tetap memilih Bali untuk melakukan tujuan wisata. Tinggal sekarang bagaimana cara kita mengelolanya,” ucapnya kalem. Lelaki asal Denpasar ini mengatakan, upaya untuk mengelola pariwisata Bali memang sudah ada, namun masih saja terlihat masalahmasalah klasik yang belum terselesaikan. Saat ini, lanjutnya, permasalahan yang sangat dominan di Bali adalah infrastruktur. Banyak jalan yang rusak utamanya menuju daerah pariwisata, kemacetan dimana-mana, menjadi

Melihat Bali 100 tahun ke Depan adalah Tantangan Pariwisata Bali

I

eindahan pariwisata B a l i memang tiada duanya. Wisatawan datang bagai air mengalir menikmati keunikan tujuan wisata yang berlandaskan budaya itu. Sayangnya, di balik moleknya pariwisata Bali itu, banyak orang yang mengeksploitasi alam. Lantas bagaiamana nasib Bali ke depan jika pengelolaannya masih amburadul? Kaharuddin Salamun seorang tokoh pariwisata mengatakan tantangan pariwisata Bali ke depan adalah bagaimana kita bisa melihat Bali ini jauh ke depan. Jangan bicara 20 tahun atau 30 tahun, tetapi bisa melihat keindahan Bali untuk 50 tahun sampai 100 tahun ke depan. “Kalau bisa stop pembangunan hotelhotel baru, kondominium, dan lain sebagainya. Karena itu akan membuat keseimbangan Bali terganggu. Lihat saja banyaknya pembangunan sekarang, tentunya alam yang menjadi korban,” katanya. Selain itu, katanya, problem lain yang penting dan perlu diperhatikan adalah infrastruktur di Bali yang sangat tidak baik. Banyaknya jalan yang rusak khususnya yang menuju objek wisata dan jalan ke tempat atraksi wisata lainnya. Apalagi belakangan ini banyak terjadi kemacetan yang belum terpecahkan sampai saat ini. Terlalu banyaknya gedung dan beton-beton

K

© tir

kendala utamanya, dan yang membosankan adalah sistem pelayanan yang berbelit-belit di bandara yang menyebabkan wisatawan menunggu lama. Dan yang amat disayangkan, produk utama dari tujuan wisata itu yakni objek wisata tidak dikelola dengan baik. Ibarat sapi perahan, objek wisata itu hanya dijual tanpa ada pemeliharaan dengan baik. “Pariwisata menjadi sumber pendapatan asli daerah yang utama. Oleh karena itu pariwisata harus dijaga,” tambahnya. Intinya, tegas Astama, semua aspek pariwisata baik itu pemerintah maupun pelaku pariwisata dan masyarakat, harus memperhatikan masalah ini dan segera mencari jalan keluarnya. “Bila keadaannya terus seperti ini, bukannya tidak mungkin para wisatawan akan beralih ke destinasi atau tempat wisata lainnya,” papar Resident Manager Bali Niksoma Boutique Beach Resort ini serius. (image/bud)

eksploitasi sumber daya alam akan sangat berperan, dalam m e n i n g k a t k a n p e r e k o n o m i a n masyarakat sehingga menghilangkan penduduk miskin. Ditegaskannya, potensi Bali untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik sangat besar melalui implementasi nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakatnya. Dan itu sudah ada sejak lama seperti penerapan sistem subak dalam © tir pemanfaatan air irigasi, maupun implementasi Tri Hita Karana (THK) dalam pelaksanaan pembangunan. “Intinya, upaya menumbuhkembangkan jati diri masyarakat Bali yang positif memerlukan dukungan keteladanan dan program aksi yang secara nyata sehingga dapat diwujudkan kesejahteraan masyarakat Bali dalam dimensi skala maupun niskala,” pungkas Tim Assessor Tri Hita Karana Awards ini. KetuaYayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan itu juga menyatakan keterbukaan masyarakat Bali menjadi momentum untuk melanjutkan pembangunan Bali yang diperlukan. Ketersediaan air bersih, listrik adalah sarana yang harus tersedia. “Potensi Bali cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.,” pungkasnya. (image/015)

yang ditanam di sembarang tempat, tentu membuat Bali tidak akan indah lagi. Belum lagi kendala klasik yang ada di airport. Jika orangorang yang datang kemari setelah melakukan perjalanan yang panjang, dan masih juga diharuskan mengantre dalam waktu berjam-jam tentu menjadi masalah. “Jika kondisi itu terjadi terus menerus Bali akan kehilangan taksunya. Kalau sudah demikian, apakah mereka akan datang kembali,” tanya Kahar keheranan. Wakil Ketua perhimpunan hotel dan restoran (PHRI) Kabupaten Badung ini kemudian berharap, hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemimpin-pemimpin Bali kedepannya. Jangan hanya baru melihat hotel-hotel di Bali selalu penuh lantas membangun hotel-hotel yang baru lagi. “Lihatlah Bali untuk ke depannya. Jika hanya memikirkan untuk sekarang saja, maka bisa dipertanyakan bagaimana kondisi Bali 10 tahun atau 20 tahun ke depan apakah masih mempunyai sesuatu yang dapat ditawarkan,” ujarnya. Bali memiliki keunikan yaitu sebuah atraksi hidup yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Segala yang ada di Bali adalah sesuatu yang natural. “Budaya dan tradisi masyarakat Bali memang menarik. Walaupun sebenarnya itu bukan dilakukan secara sengaja untuk menarik wisatawan,” ucapnya. (image/bud/angga/dewa)

Cak Yoga, Atraksi Seni Penuh Keakraban Cak…., cak….., cak……, cak……. Suaranya lirih memecah riuh gelombang suasana pagi hari Pantai Sanur. Suara cak bersautan dipandu suara kempul yang dipukul dengan ritmis. Koreografi begitu indah, terkadang berbaris, membentuk lingkaran terkadang juga dengan posisi berdiri dan duduk. Para peserta menggunakan kostum sederhana, lengkap dengan colek pamor di kening dan hiasan bunga jepun di telinganya.

kegembiraan disamping memberikan manfaat bagi kesehatan. Gerakangerakannya, lanjut Ana, lebih bersifat spontanitas dan cak adalah pertunjukan yang merakyat sehingga setiap orang bisa terlibat secara langsung. “Kegembiraan penuh riang juga merupakan sarana menuju sehat. Dan inilah bagian dari yoga ketawa Seger Oger,” katanya. Jill, seorang peserta yoga dari Australia mengaku sangat surprise dengan atraksi seni itu. Ia baru ikut dua kali di perkampungan yoga, akhirnya ikut serta dalam cak yoga. Ia merasa bukan lagi sebagai seorang tamu di perkampungan yoga itu, karena semua perserta betul-betul menunjukkan kebersamaanya, walau dalam waktu yang singkat. “Saya bisa mencontoh untuk mengangkat tangan saya ke atas sembari bilang cak, cak dan cak. Pengalaman ini akan saya bawa pulang untuk diceritakan kepada saudara dan teman-teman, betapa luar biasa event Sanur Village Festival dengan kampung yoganya itu,” paparnya polos. Sementara Ida Bagus Candi pembimbing sekaligus pendiri Pasemetonan Yoga Asana Seger Oger Sanur mengatakan, kegiatan yoga yang telah dirintisnya bersama sahabatnya Ida Bagus Sutama di sebelah timur Hotel Inna Grand Bali Beach memiliki anggota sekitar 400 oarang. Menurutnya, berlatih yoga bukanlah hal yang bersifat ekslusif, setiap orang bisa datang ke Pantai Sanur untuk ikut secara gratis.

© tir

Penuh semanagt peserta Cak Yoga SVF Sanur

uasana akrab begitu tampak, karena p e s e r t a n y a perpaduan masyarakat lokal dengan masyarakat asing. Setelah salah seorang peserta memberikan aba-aba, tampak seorang instruktur yoga dari Inggris Marrienne masuk ke tengah kalangan melakukan gerakan yoga. Begitulah suasana fun yoga kampung Yoga (yoga village) serangkaian Sanur Village Festival 2010 yang digelar beberapa waktu lalu. Fun yoga adalah program

S

terakhir kampung yoga setelah selama empat hari melaksanakan kegiatan berupa sunrise yoga dan sunset yoga. Selain itu juga ada workshop yoga dan juga aneka makanan sehat yang disediakan oleh Paon Yoga Seger Oger. Ana salah seorang instruktur yoga Seger Oger yang juga penggagas Cak Yoga ini, mengatakan konsep cak yoga adalah penggabungan tarian dengan gerakan yoga. Atraksi ini sengaja diekspresikan untuk membangun kebersamaan dan

(image/bud)

Mangku Pastika:

Pasar Tradisional Lebih Baik Menjual Produk Asli Daerah engelolaan pasar tradisional mestinya benarbenar memasukkan potensi lokal. Menjual hasil tradisional, sehingga keberadaan pasar tradisional sesuai dengan makna dari pasar itu sendiri. “Kalau boleh pasar tradisional jangan menjual barang yang bermerk import dari luar, sebaiknya pasar desa menjual produk asli daerahnya,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika ketika menghadiri pembukaan Pasar Sindu, belum lama ini. Dengan menjual produk sendiri, pasar tradisional di Bali akan memiliki kekhasan. “Kalau pembeli ingin mencari produk impor sudah ada departemen store yang menjualnya. Kalau ingin mencari produk lokal yang asli maka datang saja ke pasar tradisional,” ujarnya seraya mengatakan peran pasar sangat penting dalam interaksi sosial dan meningkatkan

P

Gubernur Bali

kesejahteraan masyarakat. Menurut Gubernur, hal itu sejalan dengan harapan Bali agar mampu menghasilkan produk-produk makanan yang organik. Kendati sedikit mahal dibandingkan dengan makanan hasil non organik, namun sangat tepat diwujudkan agar Bali semakin dikenal di kalangan wisatawan

©

mancanegara. “Wisman yang datang ke Bali kita harapkan pula yang kelasnya menengah ke atas,” imbuhnya. Orang nomor satu di Bali itu kemudian menyinggung tentang pengolahan lahan pertanian di Bali yang sudah menggunakan pupuk organik. Yakni program pengelolan pertanian dengan system pertanian terintergrasi (simantri). Program ini memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk dijadikan pupuk. “Bayangkan saja tir kalau tanah Bali yang kecil ini hanya menggunakan pupuk kimia, lama kelamaan Bali bisa kering dan tidak subur. Maka itu mari kita galakan memanfaatkan pupuk orgnik,” ajak Gubernur. Sebagai destinasi pariwisata, tambahnya, Bali mesti memiliki sebuah ciri khas di bidang pertanian. “Bali akan mampu menjadi destinasi wisata berbasis pertanian melalui program Simantri,” ucapnya. (image/015)

III

Resmikan Pasar Tradisional Sindu

© tir

DENPASAR – Pasar Sindu yang berada di kawasan wisata Sanur, Rabu (4/8) diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI, Marie Elka Pangestu yang ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita. Acara peresmian pasar tradisional yang telah direvitalisasi dengan menelan dana sebesar Rp. 3,5 Milyar yang bersumber dari swadaya masyarakat dan Yayasan Pembangunan Sanur itu juga dihadiri Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra, dan Sekda Denpasar A.AN Rai Iswara. (image/015)

Klinik Konsultasi HKI Gianyar Enam Pengrajin sudah Miliki Sertifikat Sisanya Masih Proses linik Konsultasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Kabupaten Gianyar berhasil kantongi surat pengakuan paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Klinik gagasan Bupati Gianyar itu diperuntukkan untuk menginventarisasi, identifikasi dan penyusunan data base potensi HKI masyarakat Gianyar. Kadis Perindag, I Wayan Suamba mengatakan, pengrajin yang berkonsultasi maupun mengambil blangko ke klinik sebanyak 25 orang, terdiri dari 15 blanko Hak Cipta, 3 blanko Desain Industri, dan 7 blanko merk. “Dan yang telah memiliki sertifikat berjumlah 6 pengerajin, terdiri dari merk : 5 sertifikat dan hak cipta : 1 sertifikat,” kata Suamba di ruang kerjanya, Rabu (11/8). Masyarakat yang sudah mendapatkan tanda pendaftaran berjumlah 10 pengrajin terdiri dari 6 pengerajin pada Hak Cipta, 3 pengerajin pada Merk, dan 1 pengerajin pada Desain Industri. Selain itu terdapat juga 4 pengerajin yang masih dalam

K

proses untuk mendapatkan Tanda Pendaftaran, yakni 2 untuk hak cipta dan 2 merek. “Produk kerajinan yang baru-baru ini telah mendapat pengesahan permohonan pendaftaran ciptaan yaitu seni motif kain Pemkab. Gianyar dengan nomer registrasi C00201002359 dari Dirjen HKI, Kementerian Hukum dan Ham RI,” paparnya. Suamba mengakui, dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematenkan hasil ciptaannya dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan teknologi, Pemkab Gianyar terus melakukan upaya sosialisasi, seperti surat himbauan kepada masyarakat, koordinasi dengan instansi terkait, inventaris dalam bentuk buku serta kegiatan lainnya. Sementara kendala yang sering dihadapi yaitu mengenai suatu produk yang dimiliki secara komunal/umum, sehingga dalam pendaftarannya terjadi kesulitan mengenai data pencipta dan tahun diciptakan produk intelektual tersebut.

Anak-anak sedang melatih megambel

(image/bud)

© tir


IV

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Bali Cukup 2,5 Juta Wisman

Lestarikan Lingkungan Bahari Bupati Badung Tanam Terumbu Karang edikitnya 40 terumbu karang buatan ditempatkan di perairan Nusa Dua dalam aksi pelestarian lingkungan bahari. Bupati Badung A.A Gde Agung terlibat menanam terumbu karang di Pantai Samuh, Nusa Dua. Penempatan terumbu karang buatan dan transplantasi karang ini akan dapat menjadi satu langkah kecil yang dapat memberi dampak besar bagi perairan Nusa Dua. Disela-sela acara tersebut, Bupati Badung mengatakan, kegiatan ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem khususnya ekosistem bawah laut. “Keberadaan ekosistem terumbu karang memberi manfaat yang besar bagi pemenuhan kebutuhan pangan, bahan baku industri dan menopang mata pencaharian masyarakat pesisir melalui kegiatan perikanan,” kata Bupati Badung. Bupati Badung juga mengatakan, ditinjau dari aspek rekreasi dan pariwisata, e k o s i s t e m terumbu karang m e m b e r i kontribusi yang signifikan bagi k e m a j u a n pembangunan pariwisata, khususnya pariwisata bahari di Kabupaten B a d u n g . “Pemerintah melalui instansi Bupati tanam

S

terkait telah siap untuk menindak tegas siapa saja yang dengan sengaja merusak ekosistem di perairan Badung,” ucapnya. Sementara itu, Ir. I Made Mandra selaku ketua penyelenggara menyatakan, 40 terumbu karang buatan yang ditempatkan di Pantai Samuh telah didesain secara khusus, baik dimensi maupun materialnya telah disesuaikan mengikuti topografi perairan Nusa Dua. Terumbu karang buatan masing-masing memiliki berat berkisar antara 100-400 kg dengan alas setebal 10 cm, didesain agar dapat berdiri kokoh mengingat dasar laut Nusa Dua berarus moderat dan kadangkadang kuat. Kegiatan yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-65 ini digelar Yayasan Terumbu Karang Nusa Dua yang bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Badung dilaksanakan, pada Jumat (image/015) (6/8).

© tir

Wisatawan mancanegara di pantai Kuta

dilakukan pemerintah seperti membuka akses jalan termasuk usulan pembangunan jalan layang, pengembangan dermaga kapal laut, perluasan bandara segera dilakukan. Menurut Wija, yang perlu diperhatikan saat ini adalah Bali masih kekurangan air bersih dan kendala klasik yaitu kemacetan. Hal ini terkait dengan tingkat kenyamanan dan keamanan wisatawan ke Bali. Setiap wisatawan yang ditanya selalu mengungkap masalah kebersihan dan kemacetan di Bali yang cukup parah. Yang perlu dilakukan pembenahan dan perbaikan terus digulirkan. Infrastruktur dan masalah lingkungan, menjadi isu hangat untuk diwacanakan yang mesti segera dipecahkan.

Sementara KetuaYayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan, Dr. Ketut Gede Dharma Putra,M.Sc menyatakan keterbukaan masyarakat Bali menjadi momentum untuk melanjutkan pembangunan Bali yang diperlukan. “Saat ini masyarakat Bali perlu menyadari sejumlah opsi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan Bali, seperti wacana mengatasai kemacetan dengan membangun jalan layang, guna mencegah kemacetan, “ ujar Dharma Putra. Begitu pula ketersediaan air bersih, listrik adalah sarana yang harus tersedia. “Potensi Bali cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.,” pungkasnya. (image/015)

terumbu karang

© tir

yang tak menjadi anggota Asita dan ratusan usaha lainnya tanpa perijinan yang jelas. Melalui sosialisasi Perda UJPW, anggota Asita diharapkan dapat memahami dengan baik persoalan larangan yang telah tercantum dalam Perda. Diberlakukannya Perda ini, BPW dari luar daerah atau luar negeri yang akan menyelenggarakan kegiatan di Bali wajib tunduk pada ketentuan Perda UJPW tersebut. “Kami juga perlu mengingatkan kepada BPW, keberadaan Perda ini tidak hanya membawa angin segar, tapi juga banyak kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan BPW,” ucapnya. Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Diparda) Bali diwakili Kabid Pengendalian Usaha Pariwisata, Nyoman Andriani menjelaskan, bedasarkan Perda tersebut biro perjalanan wisata (BPW) di Bali yang beroperasi tanpa mengantongi izin terancam denda Rp 50 juta atau minimal Rp 30 juta dengan hukuman badan enam bulan penjara. Ia juga menjelaskan, dalam peraturan tersebut, agen perjalanan maupun BPW wajib memberikan perlindungan kepada wisatawan, menggunakan pramuwisata berlisensi, memberikan pelayanan optimal, mentaati nilainilai moral, etika dan nilai budaya yang hidup dalam masyarakat Bali. (image/015)

ebagai pekerja pariwisata, harus memiliki taksu yang hanya bisa tercapai dengan cara bekerja sungguh-sungguh dan tulus hati. Artinya, seorang pekerja itu harus mengerjakan sesuatu sesuai dengan tugas dan profesinya. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupatwen Badung, Drs. I Made Subawa, MM ketika membuka Workshop Bimbingan Teknis Penanganan Hak Asasi Manusia (HAM) di Puri Saron Hotel Seminyak, Jumat (6/8). Lebih lanjut dikatakannya, seorang gardener harus melakukan tugasnya sebagai tukang kebun, jangan mesebeng sebagai manager. Demikian sebaliknya. “Karena, jika salah ambil pekerjaan akan terjadi masalah, bahkan bisa memunculkan sebuah konflik.” Ia kemudian mencontohkan, hidung tugasnya mencium, kalau ngomong itu namanya simpatan. Telinga tugasnya mendengar, kalau minum akan terjadi bekbekan. Mata tugasnya melihat jangan makan, kalau makan itu namanya sepenan. “Maka dari itu bekerjalah sesuai dengan porsinya. Jangan mengambil yang bukan menjadi profesi kalau tidak ingin terjadi masalah,” ajaknya. Dalam bekerja, tambahnya, itu harus memiliki tiga konsep yaitu disiplin yang baik, kerjasama dan malakukan koordinasi yang baik. Jika semua itu dilakukan tidak akan terjadi konflik. Dalam sambutannya, Ketua

S

Yayasan Dharma Sthapanam, Prabu Darmayasa mengatakan, belakangan ini telah terjadi konflik dimana-mana namun tak pernah melihat konflik di dalam dirinya sendiri. Di Bali sendiri, mulai bermunculan konflik, bahkan sudah menjamur. “Penanganan konflik itu sering tidak diselesaikan sepenuhnya, melainkan diredam. Buktinya banyak konflik yang tidak terselesaikan dengan baik,” paparnya. Melalui workshop ini, Prabu berharap semuanya harus ikut ambil bagian untuk menciptakan suasana indah ke depan bagi Bali. “Kalau tidak demikian, ke depannya kita tidak akan melihat Bali. Ke depan tidak akan bisa melihat orang Bali, melainkan banyak menemukan orang yang lahir di Bali.” Sementara, Ketua Kuta Executive Club (KEC) yang juga GM Puri Saron Hotel mengatakan, acara ini sangat penting diberikan kepada pelaku pariwisata dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara-cara

menangani konflik yang ada di perusahaan hotelnya masingmasing. “Melalui workshop ini, kita berharap pelaku pariwisata memiliki wawasan yang mendalam di dalam menangani masalah yang ada di hotelnya masing-masing,” tegasnya. Seminar dan workshop dengan tema “Transportasi Konflik : Aleternatif Solusi dalam Penanganan masalah HAM” ini diikuti 65 peserta yang merupakan anggota KEC dan Bali Villa Association (BVA). “Sesungguhnya ada ratusan peserta yang ingin ikut, tetapi jumlahnya dibatasi agar mendapatkan hasil yang maksimal jumlah dibatasi,” imbuhnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Badan Penelitian & Pengembangan HAM Kementerian Hukum & HAM RI bekerjasama dengan Yayasan Dharma Sthapanam dan didukung KEC, BVA dan Puri Saron Hotel. Dengan menghadirkan pembicara Prof. DR Hafid Abbas dan DR Adhi Santika, Ph.D dari Kementerian Hukum & HAM. (image/bud)

Gubernur Bali saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Badung

erekonomian Kabupaten Badung yang ditunjang tiga sektor yaitu Pariwisata, Pertanian dalam arti luas dan Industri Kecil diminta untuk terus mengembangkan potensinya secara simultan. Dan, sebagai penghasil pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Bali, Badung juga diminta merealisasikan program-program inovatif visioner. Hal itu dikemukakan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai melantik dan mengambil sumpah A.A. Gde Agung, S.H. dan Drs. I Ketut Sudikerta sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung masa bakti 2010 – 2015, dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Badung, Kamis (5/8) yang dipimpin Ketua DPRD Badung,

P

D

© tir

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id © tir

Suasana peserta workshop bimbingan teknis penanganan HAM

© tir

Drs. Made Sumer, Apt. Gubernur juga meminta Bupati Badung menonjolkan akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola anggaran. Dana itu mesti digunakan untuk kepentingan publik seperti bidang pendidikan dan kesehatan. Sementara di bidang investasi, gubermur mendukung Bupati dalam menertibkan usaha-usaha yang tidak mengantongi ijin. “Ketegasan sikap akan memberikan perlindungan kepada investor yang telah menanamkan modalnya di wilayah Badung,” katanya. Acara tersebut dihadiri seluruh anggota DPRD Badung bersama istri, Kepala SKPD, Camat, Lurah dan Kades serta Bendesa Adat dan Pekaseh se- Badung. (image/bud)

Lepas Tukik Peringati HUT RI ke-65 dan HUT ke-44 IGBB alam rangka memeriahkan hari ulang tahun ke-65 Kemerdekaan Repubilk Indonesia, Inna Grand Bali Beach (IGBB) Sanur menggelar aksi sosial berupa pelepasan tukik di depan hotel tersebut, Selasa (17/ 8). Kegiatan yang dibuka Director Utama PT. Hotel Indonesia Natour, IGK. Heryadi Angligan melibatkan ratusan peserta dari para General Manager unit PT. Hotel Indonesia Natour (Inna Gran Bali Beach, Sanur, Inna Putri Bali, Nusa Dua dan Inna Hotel, Denpasar), Executive & Departement Head serta puluhan partisipasi wisatawan

Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126

Gubernur Lantik Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Periode 2010-2015

Perhatikan Masalah

ebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang baru terpilih, IB. Rai Mantra dan Jaya Negara diminta memperhatikan masalah-masalah perkotaan secara serius, seperti pengelolaan sampah, penanganan banjir, penataan parkir sampai pada keamanan dan ketertiban masyarakat. Karenanya, kondisi perkotaan ini merupakan realitas keseharian yang harus ditangani secara serius melalui kebijakan yang efektif serta koordinasi dengan instansi terkait dan seluruh komponen masyarakat. Demikian dikemukan Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas nama Presiden RI ketika melantik dan mengambil sumpah Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra, SE. MSi dan Wakil Walikota IGN. Jaya Negara, SE periode 20102015, dalam Sidang Paripurna Istimewa yang dihadiri seluruh anggota DPRD Kota Denpasar dan dipimpin Ketua DPRD Kota Denpasar, Wayan Darsa, S.Sos. di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Rabu (11/8). Gubenur juga meminta agar keberadaan lembaga lembaga tradisional seperti desa pekraman dan banjar dapat harus lebih diberdayakan, sehingga kearifan lokal dan budaya lokal akan tetap lestari untuk mendukung terwujudnya Denpasar sebagai kota budaya serta pulau Bali yang metaksu. Terhadap program Bali Clean and Green, Mangku Pastika juga memberikan apreasiasi yang tinggi kepada Kota Denpasar karena telah dilaksanakan secara berkesinambungan baik secara

S

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Badung Periode 2010 - 2015

Workshop Bimbingan Teknis Penanganan HAM

Sosialisasi Perda No 1 Tahun 2010 Tentang UJPW

P

B

Pekerja Pariwisata Bekerja Sesuai Tugas dan Profesi

Bersihkan Bali dari Bisnis Illegal enegakan hukum terkait pelanggaran yang dilakukan para pelaku usaha perjalanan kini bisa ditindak dengan tegas. Hal itu terkait dengan diberlakukannya Perda No 1 tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata (UJPW). Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bidang Organisasi Litbang dan SDM DPD Asita Bali, I Ketut Ardana, SH., ketika membuka sosialisasi Perda No 1 tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata di Denpasar beberapa waktu lalu. Acara ini diikuti anggota Asita (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies), asosiasi pariwisata lainnya dan dinas terkait. Dalam kesempatan itu tiga nara sumber yakni Kadiparda Bali, Biro Hukum Pemprov Bali dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) memberikan pengarahan sesuai bidangnya. Dengan ditetapkannya Perda tentang UJPW tersebut, lanjut Ardana, pihaknya berharap Bali dapat segera dibersihkan dari usaha bisnis yang ilegal, sehingga citra Bali yang negatif akibat praktik usaha ilegal yang tidak beretika dapat dipulihkan. Sekarang ini, kata dia, biro perjalanan wisata (BPW) yang termasuk dalam anggota Asita Bali tercatat 347 usaha, sebanyak 147 perusahaan berijin

ali cukup menerima w i s a t a w a n mancanegara (wisman) 2,5 juta orang saja sesuai dengan target yang ingin dicapai. Pasalnya, dukungan infrastrutur yang belum memadai menyebakan tingkat kemacetan lalu lintas tidak terelakan lagi. “Saya kira, Bali dengan 2,5 juta wisman sudah cukup, bila dibandingkan dengan ketersediaan sarana yang ada,” kata Asisten II Propinsi Bali Ketut Wija, di selasela Seminar dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-48,di Kampus Unud Sudirman, Selasa (3/8). Dikatakannya, saat ini Bali sudah padat. Dari data BPS Bali 2009 menunjukan populasi Bali mencapai 3,5 juta orang. Kunjungan wisman ke Bali tahun 2009 mencapai 2 juta orang, wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 2.5 juta lebih. “Dengan populasi penduduk serta orang berwisata ke Bali yang kian meningkat, maka kondisi Bali benar-benar padat,” tegasnya. Ia kemudian membandingkan dengan Singapura yang jumlah kunjungan ke negara tersebut per tahun mencapai 10 juta wisman yang diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Berbagai upaya

Badung Diminta Kembangkan Potensinya Secara Simultan

V

mancanegara. Suasana pelepasan tukik kali ini memang beda dari biasanya. Sebelum puncak kegiatan, para peserta melakukan prosesi seni dengan mengarak tukik dilengkapi dengan lontek, umbulumbul, kober, dan bendera diiringi gamelan baleganjur. Setelah sampai di bibir pantai, tukik kemudian diserahkan kepada para manager dan wisatawan dan melepas secara bersamasama. Yel-yel pun mengumandang memberi semangat agar tukiknya cepat sampai di tengah laut. Heryadi Angligan di sela-sela acara tersebut mengatakan, tukik yang dilepas 44 ekor dengan jenis penyu hijau yang jumlahnya disesuaikan dengan HUT IGBB Sanur yang akan berusia 44 tahun, pada 1 Nopember 2010 mendatang. “Kegiatan ini membuktikan PT. Hotel Indonesia Natour, khususnya Manajeman IGBB sangat memperhatikan kelestarian alam khususnya satwa langka penyu disamping mendukung program Pemprov Bali sebagai “Green Province,” katanya. Menurutnya, binatang penyu sudah menjadi icon di Bali, karena itu setiap melakukan kegiatan lingkungan Inna Grup diharapkan untuk mengisi dengan pelepasan tukik. “Dalam kegiatan itu harus melibatkan wisatawan karena secara tidak langsung menjadi sebuah promosi pariwisata disamping sebagai bentuk pelestarian,” ujanya. (image/bud)

© tir

Gubernur Bali saat melantik Walikota dan Wakil Walikota Denpasar

kuantitas periodisasi program maupun tingkat partisipasi masyarakat. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar ini berlangsung dengan sederhana dan lancar, serta tanpa adanya penjagaan yang ketat dari aparat keamanaan. Hadir juga Wakil Gubernur Bali AA. Puspayoga, Ketua DPRD Bali AA. Ratmadi, Mantan Gubernur Dewa Berata, tiga Anggota DPRRI Dapil Bali, Nyoman

Dhamantra, Gde Sumarjaya Linggih dan AA. Rai Wirajaya, Anggota Muspida Kota Denpasar tokoh masyarakat dan undangan lainnya. Tampak hadir Bupati Badung AA. Gde Agung, SH. Bupati Gianyar Ir. Cok. Raka Arta Ardana Sukawati, Bupati Klungkung Wayan Candra, SH., Bupati Bangli Made Gianyar dan Bupati lainnya diwakili oleh wakilnya masing-masing. (image/015)

Gubernur Lantik Bupati dan Wakil Bupati Bangli Bupati Harus Pahami dan Laksanakan Tugas Dengan Sungguh-sungguh

Gubernur Bali saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Bangli

ebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, Bupati dan Wakil Bupati Bangli harus mampu memahami dan melaksanakan tugas dengan sungguh-

S

© ist

sungguh. Demikian disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika atas nama Presiden RI ketika melantik dan mengambil sumpah Bupati dan Wakil Bupati Bangli Periode 2010-2015

dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Bangli di Gedung Sasana Budaya Giri Kusuma Bangli, Kamis (5/8). Gubernur berharap Bupati dan Wakil Bupati terpilih mampu mengembangkan inovasi baru serta memiliki wawasan yang luas untuk masa depan Bangli. Kabupaten Bangli merupakan daerah resapan air di Bali yang kelestarian sumber daya alamnya harus tetap dijaga. “Keindahan gunung dan danau Batur harus tetap dijaga kelestariannya juga dalam penataan dan penghijauan harus terus dilakukan termasuk diantaranya menjaga kebersihan, sehingga kesuciannya tetap terjaga,” kata Mangku Pastika. Selain itu bupati dan wakil bupati juga diharapkan mampu menggali potensi-potensi yang terdapat di Bangli. “Oleh sebab itu, maka infrastruktur hingga ke desa-desa harus diperbaiki khususnya desa yang memiliki potensi ekonomi,” imbuhnya. (image/BB/015)


IV

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Bali Cukup 2,5 Juta Wisman

Lestarikan Lingkungan Bahari Bupati Badung Tanam Terumbu Karang edikitnya 40 terumbu karang buatan ditempatkan di perairan Nusa Dua dalam aksi pelestarian lingkungan bahari. Bupati Badung A.A Gde Agung terlibat menanam terumbu karang di Pantai Samuh, Nusa Dua. Penempatan terumbu karang buatan dan transplantasi karang ini akan dapat menjadi satu langkah kecil yang dapat memberi dampak besar bagi perairan Nusa Dua. Disela-sela acara tersebut, Bupati Badung mengatakan, kegiatan ini sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem khususnya ekosistem bawah laut. “Keberadaan ekosistem terumbu karang memberi manfaat yang besar bagi pemenuhan kebutuhan pangan, bahan baku industri dan menopang mata pencaharian masyarakat pesisir melalui kegiatan perikanan,” kata Bupati Badung. Bupati Badung juga mengatakan, ditinjau dari aspek rekreasi dan pariwisata, e k o s i s t e m terumbu karang m e m b e r i kontribusi yang signifikan bagi k e m a j u a n pembangunan pariwisata, khususnya pariwisata bahari di Kabupaten B a d u n g . “Pemerintah melalui instansi Bupati tanam

S

terkait telah siap untuk menindak tegas siapa saja yang dengan sengaja merusak ekosistem di perairan Badung,” ucapnya. Sementara itu, Ir. I Made Mandra selaku ketua penyelenggara menyatakan, 40 terumbu karang buatan yang ditempatkan di Pantai Samuh telah didesain secara khusus, baik dimensi maupun materialnya telah disesuaikan mengikuti topografi perairan Nusa Dua. Terumbu karang buatan masing-masing memiliki berat berkisar antara 100-400 kg dengan alas setebal 10 cm, didesain agar dapat berdiri kokoh mengingat dasar laut Nusa Dua berarus moderat dan kadangkadang kuat. Kegiatan yang dirangkaikan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-65 ini digelar Yayasan Terumbu Karang Nusa Dua yang bekerjasama dengan Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kab. Badung dilaksanakan, pada Jumat (image/015) (6/8).

© tir

Wisatawan mancanegara di pantai Kuta

dilakukan pemerintah seperti membuka akses jalan termasuk usulan pembangunan jalan layang, pengembangan dermaga kapal laut, perluasan bandara segera dilakukan. Menurut Wija, yang perlu diperhatikan saat ini adalah Bali masih kekurangan air bersih dan kendala klasik yaitu kemacetan. Hal ini terkait dengan tingkat kenyamanan dan keamanan wisatawan ke Bali. Setiap wisatawan yang ditanya selalu mengungkap masalah kebersihan dan kemacetan di Bali yang cukup parah. Yang perlu dilakukan pembenahan dan perbaikan terus digulirkan. Infrastruktur dan masalah lingkungan, menjadi isu hangat untuk diwacanakan yang mesti segera dipecahkan.

Sementara KetuaYayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan, Dr. Ketut Gede Dharma Putra,M.Sc menyatakan keterbukaan masyarakat Bali menjadi momentum untuk melanjutkan pembangunan Bali yang diperlukan. “Saat ini masyarakat Bali perlu menyadari sejumlah opsi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan Bali, seperti wacana mengatasai kemacetan dengan membangun jalan layang, guna mencegah kemacetan, “ ujar Dharma Putra. Begitu pula ketersediaan air bersih, listrik adalah sarana yang harus tersedia. “Potensi Bali cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.,” pungkasnya. (image/015)

terumbu karang

© tir

yang tak menjadi anggota Asita dan ratusan usaha lainnya tanpa perijinan yang jelas. Melalui sosialisasi Perda UJPW, anggota Asita diharapkan dapat memahami dengan baik persoalan larangan yang telah tercantum dalam Perda. Diberlakukannya Perda ini, BPW dari luar daerah atau luar negeri yang akan menyelenggarakan kegiatan di Bali wajib tunduk pada ketentuan Perda UJPW tersebut. “Kami juga perlu mengingatkan kepada BPW, keberadaan Perda ini tidak hanya membawa angin segar, tapi juga banyak kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan BPW,” ucapnya. Sementara Kepala Dinas Pariwisata (Diparda) Bali diwakili Kabid Pengendalian Usaha Pariwisata, Nyoman Andriani menjelaskan, bedasarkan Perda tersebut biro perjalanan wisata (BPW) di Bali yang beroperasi tanpa mengantongi izin terancam denda Rp 50 juta atau minimal Rp 30 juta dengan hukuman badan enam bulan penjara. Ia juga menjelaskan, dalam peraturan tersebut, agen perjalanan maupun BPW wajib memberikan perlindungan kepada wisatawan, menggunakan pramuwisata berlisensi, memberikan pelayanan optimal, mentaati nilainilai moral, etika dan nilai budaya yang hidup dalam masyarakat Bali. (image/015)

ebagai pekerja pariwisata, harus memiliki taksu yang hanya bisa tercapai dengan cara bekerja sungguh-sungguh dan tulus hati. Artinya, seorang pekerja itu harus mengerjakan sesuatu sesuai dengan tugas dan profesinya. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Kabupatwen Badung, Drs. I Made Subawa, MM ketika membuka Workshop Bimbingan Teknis Penanganan Hak Asasi Manusia (HAM) di Puri Saron Hotel Seminyak, Jumat (6/8). Lebih lanjut dikatakannya, seorang gardener harus melakukan tugasnya sebagai tukang kebun, jangan mesebeng sebagai manager. Demikian sebaliknya. “Karena, jika salah ambil pekerjaan akan terjadi masalah, bahkan bisa memunculkan sebuah konflik.” Ia kemudian mencontohkan, hidung tugasnya mencium, kalau ngomong itu namanya simpatan. Telinga tugasnya mendengar, kalau minum akan terjadi bekbekan. Mata tugasnya melihat jangan makan, kalau makan itu namanya sepenan. “Maka dari itu bekerjalah sesuai dengan porsinya. Jangan mengambil yang bukan menjadi profesi kalau tidak ingin terjadi masalah,” ajaknya. Dalam bekerja, tambahnya, itu harus memiliki tiga konsep yaitu disiplin yang baik, kerjasama dan malakukan koordinasi yang baik. Jika semua itu dilakukan tidak akan terjadi konflik. Dalam sambutannya, Ketua

S

Yayasan Dharma Sthapanam, Prabu Darmayasa mengatakan, belakangan ini telah terjadi konflik dimana-mana namun tak pernah melihat konflik di dalam dirinya sendiri. Di Bali sendiri, mulai bermunculan konflik, bahkan sudah menjamur. “Penanganan konflik itu sering tidak diselesaikan sepenuhnya, melainkan diredam. Buktinya banyak konflik yang tidak terselesaikan dengan baik,” paparnya. Melalui workshop ini, Prabu berharap semuanya harus ikut ambil bagian untuk menciptakan suasana indah ke depan bagi Bali. “Kalau tidak demikian, ke depannya kita tidak akan melihat Bali. Ke depan tidak akan bisa melihat orang Bali, melainkan banyak menemukan orang yang lahir di Bali.” Sementara, Ketua Kuta Executive Club (KEC) yang juga GM Puri Saron Hotel mengatakan, acara ini sangat penting diberikan kepada pelaku pariwisata dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang cara-cara

menangani konflik yang ada di perusahaan hotelnya masingmasing. “Melalui workshop ini, kita berharap pelaku pariwisata memiliki wawasan yang mendalam di dalam menangani masalah yang ada di hotelnya masing-masing,” tegasnya. Seminar dan workshop dengan tema “Transportasi Konflik : Aleternatif Solusi dalam Penanganan masalah HAM” ini diikuti 65 peserta yang merupakan anggota KEC dan Bali Villa Association (BVA). “Sesungguhnya ada ratusan peserta yang ingin ikut, tetapi jumlahnya dibatasi agar mendapatkan hasil yang maksimal jumlah dibatasi,” imbuhnya. Acara tersebut diselenggarakan oleh Badan Penelitian & Pengembangan HAM Kementerian Hukum & HAM RI bekerjasama dengan Yayasan Dharma Sthapanam dan didukung KEC, BVA dan Puri Saron Hotel. Dengan menghadirkan pembicara Prof. DR Hafid Abbas dan DR Adhi Santika, Ph.D dari Kementerian Hukum & HAM. (image/bud)

Gubernur Bali saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Badung

erekonomian Kabupaten Badung yang ditunjang tiga sektor yaitu Pariwisata, Pertanian dalam arti luas dan Industri Kecil diminta untuk terus mengembangkan potensinya secara simultan. Dan, sebagai penghasil pendapatan asli daerah (PAD) tertinggi di Bali, Badung juga diminta merealisasikan program-program inovatif visioner. Hal itu dikemukakan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika usai melantik dan mengambil sumpah A.A. Gde Agung, S.H. dan Drs. I Ketut Sudikerta sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung masa bakti 2010 – 2015, dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Badung, Kamis (5/8) yang dipimpin Ketua DPRD Badung,

P

D

© tir

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id © tir

Suasana peserta workshop bimbingan teknis penanganan HAM

© tir

Drs. Made Sumer, Apt. Gubernur juga meminta Bupati Badung menonjolkan akuntabilitas dan transparansi dalam mengelola anggaran. Dana itu mesti digunakan untuk kepentingan publik seperti bidang pendidikan dan kesehatan. Sementara di bidang investasi, gubermur mendukung Bupati dalam menertibkan usaha-usaha yang tidak mengantongi ijin. “Ketegasan sikap akan memberikan perlindungan kepada investor yang telah menanamkan modalnya di wilayah Badung,” katanya. Acara tersebut dihadiri seluruh anggota DPRD Badung bersama istri, Kepala SKPD, Camat, Lurah dan Kades serta Bendesa Adat dan Pekaseh se- Badung. (image/bud)

Lepas Tukik Peringati HUT RI ke-65 dan HUT ke-44 IGBB alam rangka memeriahkan hari ulang tahun ke-65 Kemerdekaan Repubilk Indonesia, Inna Grand Bali Beach (IGBB) Sanur menggelar aksi sosial berupa pelepasan tukik di depan hotel tersebut, Selasa (17/ 8). Kegiatan yang dibuka Director Utama PT. Hotel Indonesia Natour, IGK. Heryadi Angligan melibatkan ratusan peserta dari para General Manager unit PT. Hotel Indonesia Natour (Inna Gran Bali Beach, Sanur, Inna Putri Bali, Nusa Dua dan Inna Hotel, Denpasar), Executive & Departement Head serta puluhan partisipasi wisatawan

Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126

Gubernur Lantik Walikota dan Wakil Walikota Denpasar Periode 2010-2015

Perhatikan Masalah

ebagai Walikota dan Wakil Walikota Denpasar yang baru terpilih, IB. Rai Mantra dan Jaya Negara diminta memperhatikan masalah-masalah perkotaan secara serius, seperti pengelolaan sampah, penanganan banjir, penataan parkir sampai pada keamanan dan ketertiban masyarakat. Karenanya, kondisi perkotaan ini merupakan realitas keseharian yang harus ditangani secara serius melalui kebijakan yang efektif serta koordinasi dengan instansi terkait dan seluruh komponen masyarakat. Demikian dikemukan Gubernur Bali Made Mangku Pastika atas nama Presiden RI ketika melantik dan mengambil sumpah Walikota Denpasar, IB. Rai Dharmawijaya Mantra, SE. MSi dan Wakil Walikota IGN. Jaya Negara, SE periode 20102015, dalam Sidang Paripurna Istimewa yang dihadiri seluruh anggota DPRD Kota Denpasar dan dipimpin Ketua DPRD Kota Denpasar, Wayan Darsa, S.Sos. di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Rabu (11/8). Gubenur juga meminta agar keberadaan lembaga lembaga tradisional seperti desa pekraman dan banjar dapat harus lebih diberdayakan, sehingga kearifan lokal dan budaya lokal akan tetap lestari untuk mendukung terwujudnya Denpasar sebagai kota budaya serta pulau Bali yang metaksu. Terhadap program Bali Clean and Green, Mangku Pastika juga memberikan apreasiasi yang tinggi kepada Kota Denpasar karena telah dilaksanakan secara berkesinambungan baik secara

S

Pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Badung Periode 2010 - 2015

Workshop Bimbingan Teknis Penanganan HAM

Sosialisasi Perda No 1 Tahun 2010 Tentang UJPW

P

B

Pekerja Pariwisata Bekerja Sesuai Tugas dan Profesi

Bersihkan Bali dari Bisnis Illegal enegakan hukum terkait pelanggaran yang dilakukan para pelaku usaha perjalanan kini bisa ditindak dengan tegas. Hal itu terkait dengan diberlakukannya Perda No 1 tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata (UJPW). Hal itu disampaikan Wakil Ketua Bidang Organisasi Litbang dan SDM DPD Asita Bali, I Ketut Ardana, SH., ketika membuka sosialisasi Perda No 1 tahun 2010 tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata di Denpasar beberapa waktu lalu. Acara ini diikuti anggota Asita (Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies), asosiasi pariwisata lainnya dan dinas terkait. Dalam kesempatan itu tiga nara sumber yakni Kadiparda Bali, Biro Hukum Pemprov Bali dan Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (KPPT) memberikan pengarahan sesuai bidangnya. Dengan ditetapkannya Perda tentang UJPW tersebut, lanjut Ardana, pihaknya berharap Bali dapat segera dibersihkan dari usaha bisnis yang ilegal, sehingga citra Bali yang negatif akibat praktik usaha ilegal yang tidak beretika dapat dipulihkan. Sekarang ini, kata dia, biro perjalanan wisata (BPW) yang termasuk dalam anggota Asita Bali tercatat 347 usaha, sebanyak 147 perusahaan berijin

ali cukup menerima w i s a t a w a n mancanegara (wisman) 2,5 juta orang saja sesuai dengan target yang ingin dicapai. Pasalnya, dukungan infrastrutur yang belum memadai menyebakan tingkat kemacetan lalu lintas tidak terelakan lagi. “Saya kira, Bali dengan 2,5 juta wisman sudah cukup, bila dibandingkan dengan ketersediaan sarana yang ada,” kata Asisten II Propinsi Bali Ketut Wija, di selasela Seminar dalam rangka Dies Natalis Universitas Udayana ke-48,di Kampus Unud Sudirman, Selasa (3/8). Dikatakannya, saat ini Bali sudah padat. Dari data BPS Bali 2009 menunjukan populasi Bali mencapai 3,5 juta orang. Kunjungan wisman ke Bali tahun 2009 mencapai 2 juta orang, wisatawan nusantara (wisnus) mencapai 2.5 juta lebih. “Dengan populasi penduduk serta orang berwisata ke Bali yang kian meningkat, maka kondisi Bali benar-benar padat,” tegasnya. Ia kemudian membandingkan dengan Singapura yang jumlah kunjungan ke negara tersebut per tahun mencapai 10 juta wisman yang diimbangi dengan ketersediaan infrastruktur yang memadai. Berbagai upaya

Badung Diminta Kembangkan Potensinya Secara Simultan

V

mancanegara. Suasana pelepasan tukik kali ini memang beda dari biasanya. Sebelum puncak kegiatan, para peserta melakukan prosesi seni dengan mengarak tukik dilengkapi dengan lontek, umbulumbul, kober, dan bendera diiringi gamelan baleganjur. Setelah sampai di bibir pantai, tukik kemudian diserahkan kepada para manager dan wisatawan dan melepas secara bersamasama. Yel-yel pun mengumandang memberi semangat agar tukiknya cepat sampai di tengah laut. Heryadi Angligan di sela-sela acara tersebut mengatakan, tukik yang dilepas 44 ekor dengan jenis penyu hijau yang jumlahnya disesuaikan dengan HUT IGBB Sanur yang akan berusia 44 tahun, pada 1 Nopember 2010 mendatang. “Kegiatan ini membuktikan PT. Hotel Indonesia Natour, khususnya Manajeman IGBB sangat memperhatikan kelestarian alam khususnya satwa langka penyu disamping mendukung program Pemprov Bali sebagai “Green Province,” katanya. Menurutnya, binatang penyu sudah menjadi icon di Bali, karena itu setiap melakukan kegiatan lingkungan Inna Grup diharapkan untuk mengisi dengan pelepasan tukik. “Dalam kegiatan itu harus melibatkan wisatawan karena secara tidak langsung menjadi sebuah promosi pariwisata disamping sebagai bentuk pelestarian,” ujanya. (image/bud)

© tir

Gubernur Bali saat melantik Walikota dan Wakil Walikota Denpasar

kuantitas periodisasi program maupun tingkat partisipasi masyarakat. Pelantikan Walikota dan Wakil Walikota Denpasar ini berlangsung dengan sederhana dan lancar, serta tanpa adanya penjagaan yang ketat dari aparat keamanaan. Hadir juga Wakil Gubernur Bali AA. Puspayoga, Ketua DPRD Bali AA. Ratmadi, Mantan Gubernur Dewa Berata, tiga Anggota DPRRI Dapil Bali, Nyoman

Dhamantra, Gde Sumarjaya Linggih dan AA. Rai Wirajaya, Anggota Muspida Kota Denpasar tokoh masyarakat dan undangan lainnya. Tampak hadir Bupati Badung AA. Gde Agung, SH. Bupati Gianyar Ir. Cok. Raka Arta Ardana Sukawati, Bupati Klungkung Wayan Candra, SH., Bupati Bangli Made Gianyar dan Bupati lainnya diwakili oleh wakilnya masing-masing. (image/015)

Gubernur Lantik Bupati dan Wakil Bupati Bangli Bupati Harus Pahami dan Laksanakan Tugas Dengan Sungguh-sungguh

Gubernur Bali saat melantik Bupati dan Wakil Bupati Bangli

ebagai Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih, Bupati dan Wakil Bupati Bangli harus mampu memahami dan melaksanakan tugas dengan sungguh-

S

© ist

sungguh. Demikian disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika atas nama Presiden RI ketika melantik dan mengambil sumpah Bupati dan Wakil Bupati Bangli Periode 2010-2015

dalam Sidang Paripurna Istimewa DPRD Bangli di Gedung Sasana Budaya Giri Kusuma Bangli, Kamis (5/8). Gubernur berharap Bupati dan Wakil Bupati terpilih mampu mengembangkan inovasi baru serta memiliki wawasan yang luas untuk masa depan Bangli. Kabupaten Bangli merupakan daerah resapan air di Bali yang kelestarian sumber daya alamnya harus tetap dijaga. “Keindahan gunung dan danau Batur harus tetap dijaga kelestariannya juga dalam penataan dan penghijauan harus terus dilakukan termasuk diantaranya menjaga kebersihan, sehingga kesuciannya tetap terjaga,” kata Mangku Pastika. Selain itu bupati dan wakil bupati juga diharapkan mampu menggali potensi-potensi yang terdapat di Bangli. “Oleh sebab itu, maka infrastruktur hingga ke desa-desa harus diperbaiki khususnya desa yang memiliki potensi ekonomi,” imbuhnya. (image/BB/015)


VI

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Dharma Putra:

Ida Bagus Sidharta Putra:

Program Pengelolaan Lingkungan, Penyelesaian Permasalahan Bali

SVF Catat Transaksi Rp.3 Milyar

© tir

elama lima hari pelaksanaan Sanur Village Festival (SVF) tercatat transaksi sekitar Rp 3 milyar. Hal tersebut membuktikan bahwa SVF berhasil menumbuhkan ekonomi kreatif dan mendorong penciptaan karya yang lebih berkualitas. “Kami berupaya meningkatkannya dan merangkul lebih banyak pihak untuk SVF tahun depan,” kata Ketua Panitia SVF, Ida Bagus Sidharta Putra, belum lama ini. Menurutnya, angka tersebut merupakan perputaran uang saat pelaksanaan festival serta dari tenant makanan dan stand penjualan berbagai produk usaha kecil menengah (UKM) yang berpartisipasi dalam festival tahun kelima itu. Termasuk pula pedagang yang berjualan di sekitar areal SVF tepatnya di Jl Pantai Segara Sanur. “Event tahunan ini juga menaikkan tingkat hunian hotel di Sanur dan sekitarnya,”

S

ucapnya bangga. Namun, Gusde demikian sapaan akrabnya, belum mendapatkan angka pasti seberapa besar kenaikan tersebut. Di samping itu, kenaikan tingkat belanja wisatawan yang tinggal di Sanur selama acara tersebut juga meningkat. “Saya mendapat informasi dari sejumlah pemilik restoran, toko, dan hotel di Sanur, terdapat kenaikan signifikan saat pelaksanaan SVF,” tegasnya. Gusde kemudian menyatakan SVF telah memiliki identitas yang tidak mungkin dipisahkan dengan budaya lokal. “Dengan tetap berpijak pada nilai seni budaya dan spiritual, perkembangan Sanur akan tetap terkendali dan selalu ingat akan ‘kawitan’ atau asal-usulnya,” tambah Gusde. Untuk pelaksanaan SVF tahun depan, jelas Gusde, bisa digarap dengan lebih baik, terutama dalam menampilkan produk ekonomi kreatif yang merupakan salah satu andalan Sanur sebagai destinasi pariwisata utama. “Saya berharap dengan kondisi seperti itu Sanur kian memiliki daya saing dan tetap menjadi destinasi yang selalu menawarkan hal baru dan segar dengan mengolah potensi yang ada,” pungkasnya. (image/bud)

erusakan dan pencemaran lingkungan di Bali mengalami peningkatan dan sangat berbahaya bagi masa depan Bali yang sangat menggantungkan diri pada pembangunan pariwisata. Pemerintah dan para pihak terkait secara terpadu harus m e n y e l e s a i k a n permasalahan tersebut melalui program perlindungan dan pengelolaan lingkungan Bali. Hal itu dikatakan Dr. Ketut Gede Dharma Putra,M.Sc pada Seminar dan Lokakarya “Mewujudkan Masa Depan Bali yang Lebih Baik” dalam rangka memperingati Dies Natalis Universitas Udayana ke 48, Program Magister Agribisnis Program Pascasarjana Universitas Udayana bersama Yayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan (Bali Sustainable Development Foundation), belum lama ini. Menurutnya, tantangan ini harus diselesaikan secara cepat dan terpadu meliputi masalah ketersediaan air, pemanfaatan energi ramah lingkungan, penyediaan transportasi juga perbaikan infrastruktur. “Publik yang nyaman dan aman melalui sistem manajemen transportasi yang terpadu, serta program pengelolaan sampah dan limbah yang menyeluruh,” ucapnya. Akademisi Universitas Udayana ini mengatakan, dalam mengatasi pemukiman kumuh, sanitasi yang buruk serta kegiatan

K

Kaharuddin Salamun:

I Nyoman Astama: 80% Bali sudah Menjadi Daya Tarik mage pariwisata Bali yang begitu menggema hingga di mancanegara bukan didapat dari sistem pengelolanya, melainkan pulau kecil ini memang mempunyai daya tarik tersendiri sejak lampau. “Sebanyak 80% dari Bali itu sudah menjadi daya tarik, dan sisanya yang 20% itu bagaimana cara kita mengelolanya,” kata I Nyoman Astama, SE. tokoh pariwisata di Legian beberapa waktu lalu. Menurutnya, jauh sebelum pariwisata itu berkembang, Bali sudah memiliki aura yang begitu memikat hingga orang asing baik yang berprofesi sebagai pedagang, seniman atau lainnya datang ke pulau mungil ini. “Syukurnya, daya tarik itu masih bersinar, sehingga sampai saat ini orang asing tetap memilih Bali untuk melakukan tujuan wisata. Tinggal sekarang bagaimana cara kita mengelolanya,” ucapnya kalem. Lelaki asal Denpasar ini mengatakan, upaya untuk mengelola pariwisata Bali memang sudah ada, namun masih saja terlihat masalahmasalah klasik yang belum terselesaikan. Saat ini, lanjutnya, permasalahan yang sangat dominan di Bali adalah infrastruktur. Banyak jalan yang rusak utamanya menuju daerah pariwisata, kemacetan dimana-mana, menjadi

Melihat Bali 100 tahun ke Depan adalah Tantangan Pariwisata Bali

I

eindahan pariwisata B a l i memang tiada duanya. Wisatawan datang bagai air mengalir menikmati keunikan tujuan wisata yang berlandaskan budaya itu. Sayangnya, di balik moleknya pariwisata Bali itu, banyak orang yang mengeksploitasi alam. Lantas bagaiamana nasib Bali ke depan jika pengelolaannya masih amburadul? Kaharuddin Salamun seorang tokoh pariwisata mengatakan tantangan pariwisata Bali ke depan adalah bagaimana kita bisa melihat Bali ini jauh ke depan. Jangan bicara 20 tahun atau 30 tahun, tetapi bisa melihat keindahan Bali untuk 50 tahun sampai 100 tahun ke depan. “Kalau bisa stop pembangunan hotelhotel baru, kondominium, dan lain sebagainya. Karena itu akan membuat keseimbangan Bali terganggu. Lihat saja banyaknya pembangunan sekarang, tentunya alam yang menjadi korban,” katanya. Selain itu, katanya, problem lain yang penting dan perlu diperhatikan adalah infrastruktur di Bali yang sangat tidak baik. Banyaknya jalan yang rusak khususnya yang menuju objek wisata dan jalan ke tempat atraksi wisata lainnya. Apalagi belakangan ini banyak terjadi kemacetan yang belum terpecahkan sampai saat ini. Terlalu banyaknya gedung dan beton-beton

K

© tir

kendala utamanya, dan yang membosankan adalah sistem pelayanan yang berbelit-belit di bandara yang menyebabkan wisatawan menunggu lama. Dan yang amat disayangkan, produk utama dari tujuan wisata itu yakni objek wisata tidak dikelola dengan baik. Ibarat sapi perahan, objek wisata itu hanya dijual tanpa ada pemeliharaan dengan baik. “Pariwisata menjadi sumber pendapatan asli daerah yang utama. Oleh karena itu pariwisata harus dijaga,” tambahnya. Intinya, tegas Astama, semua aspek pariwisata baik itu pemerintah maupun pelaku pariwisata dan masyarakat, harus memperhatikan masalah ini dan segera mencari jalan keluarnya. “Bila keadaannya terus seperti ini, bukannya tidak mungkin para wisatawan akan beralih ke destinasi atau tempat wisata lainnya,” papar Resident Manager Bali Niksoma Boutique Beach Resort ini serius. (image/bud)

eksploitasi sumber daya alam akan sangat berperan, dalam m e n i n g k a t k a n p e r e k o n o m i a n masyarakat sehingga menghilangkan penduduk miskin. Ditegaskannya, potensi Bali untuk mewujudkan masa depan yang lebih baik sangat besar melalui implementasi nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki masyarakatnya. Dan itu sudah ada sejak lama seperti penerapan sistem subak dalam © tir pemanfaatan air irigasi, maupun implementasi Tri Hita Karana (THK) dalam pelaksanaan pembangunan. “Intinya, upaya menumbuhkembangkan jati diri masyarakat Bali yang positif memerlukan dukungan keteladanan dan program aksi yang secara nyata sehingga dapat diwujudkan kesejahteraan masyarakat Bali dalam dimensi skala maupun niskala,” pungkas Tim Assessor Tri Hita Karana Awards ini. KetuaYayasan Pembangunan Bali Berkelanjutan itu juga menyatakan keterbukaan masyarakat Bali menjadi momentum untuk melanjutkan pembangunan Bali yang diperlukan. Ketersediaan air bersih, listrik adalah sarana yang harus tersedia. “Potensi Bali cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sendiri, dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada.,” pungkasnya. (image/015)

yang ditanam di sembarang tempat, tentu membuat Bali tidak akan indah lagi. Belum lagi kendala klasik yang ada di airport. Jika orangorang yang datang kemari setelah melakukan perjalanan yang panjang, dan masih juga diharuskan mengantre dalam waktu berjam-jam tentu menjadi masalah. “Jika kondisi itu terjadi terus menerus Bali akan kehilangan taksunya. Kalau sudah demikian, apakah mereka akan datang kembali,” tanya Kahar keheranan. Wakil Ketua perhimpunan hotel dan restoran (PHRI) Kabupaten Badung ini kemudian berharap, hal inilah yang harus diperhatikan oleh pemimpin-pemimpin Bali kedepannya. Jangan hanya baru melihat hotel-hotel di Bali selalu penuh lantas membangun hotel-hotel yang baru lagi. “Lihatlah Bali untuk ke depannya. Jika hanya memikirkan untuk sekarang saja, maka bisa dipertanyakan bagaimana kondisi Bali 10 tahun atau 20 tahun ke depan apakah masih mempunyai sesuatu yang dapat ditawarkan,” ujarnya. Bali memiliki keunikan yaitu sebuah atraksi hidup yang tak bisa ditemukan di tempat lain. Segala yang ada di Bali adalah sesuatu yang natural. “Budaya dan tradisi masyarakat Bali memang menarik. Walaupun sebenarnya itu bukan dilakukan secara sengaja untuk menarik wisatawan,” ucapnya. (image/bud/angga/dewa)

Cak Yoga, Atraksi Seni Penuh Keakraban Cak…., cak….., cak……, cak……. Suaranya lirih memecah riuh gelombang suasana pagi hari Pantai Sanur. Suara cak bersautan dipandu suara kempul yang dipukul dengan ritmis. Koreografi begitu indah, terkadang berbaris, membentuk lingkaran terkadang juga dengan posisi berdiri dan duduk. Para peserta menggunakan kostum sederhana, lengkap dengan colek pamor di kening dan hiasan bunga jepun di telinganya.

kegembiraan disamping memberikan manfaat bagi kesehatan. Gerakangerakannya, lanjut Ana, lebih bersifat spontanitas dan cak adalah pertunjukan yang merakyat sehingga setiap orang bisa terlibat secara langsung. “Kegembiraan penuh riang juga merupakan sarana menuju sehat. Dan inilah bagian dari yoga ketawa Seger Oger,” katanya. Jill, seorang peserta yoga dari Australia mengaku sangat surprise dengan atraksi seni itu. Ia baru ikut dua kali di perkampungan yoga, akhirnya ikut serta dalam cak yoga. Ia merasa bukan lagi sebagai seorang tamu di perkampungan yoga itu, karena semua perserta betul-betul menunjukkan kebersamaanya, walau dalam waktu yang singkat. “Saya bisa mencontoh untuk mengangkat tangan saya ke atas sembari bilang cak, cak dan cak. Pengalaman ini akan saya bawa pulang untuk diceritakan kepada saudara dan teman-teman, betapa luar biasa event Sanur Village Festival dengan kampung yoganya itu,” paparnya polos. Sementara Ida Bagus Candi pembimbing sekaligus pendiri Pasemetonan Yoga Asana Seger Oger Sanur mengatakan, kegiatan yoga yang telah dirintisnya bersama sahabatnya Ida Bagus Sutama di sebelah timur Hotel Inna Grand Bali Beach memiliki anggota sekitar 400 oarang. Menurutnya, berlatih yoga bukanlah hal yang bersifat ekslusif, setiap orang bisa datang ke Pantai Sanur untuk ikut secara gratis.

© tir

Penuh semanagt peserta Cak Yoga SVF Sanur

uasana akrab begitu tampak, karena p e s e r t a n y a perpaduan masyarakat lokal dengan masyarakat asing. Setelah salah seorang peserta memberikan aba-aba, tampak seorang instruktur yoga dari Inggris Marrienne masuk ke tengah kalangan melakukan gerakan yoga. Begitulah suasana fun yoga kampung Yoga (yoga village) serangkaian Sanur Village Festival 2010 yang digelar beberapa waktu lalu. Fun yoga adalah program

S

terakhir kampung yoga setelah selama empat hari melaksanakan kegiatan berupa sunrise yoga dan sunset yoga. Selain itu juga ada workshop yoga dan juga aneka makanan sehat yang disediakan oleh Paon Yoga Seger Oger. Ana salah seorang instruktur yoga Seger Oger yang juga penggagas Cak Yoga ini, mengatakan konsep cak yoga adalah penggabungan tarian dengan gerakan yoga. Atraksi ini sengaja diekspresikan untuk membangun kebersamaan dan

(image/bud)

Mangku Pastika:

Pasar Tradisional Lebih Baik Menjual Produk Asli Daerah engelolaan pasar tradisional mestinya benarbenar memasukkan potensi lokal. Menjual hasil tradisional, sehingga keberadaan pasar tradisional sesuai dengan makna dari pasar itu sendiri. “Kalau boleh pasar tradisional jangan menjual barang yang bermerk import dari luar, sebaiknya pasar desa menjual produk asli daerahnya,” kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika ketika menghadiri pembukaan Pasar Sindu, belum lama ini. Dengan menjual produk sendiri, pasar tradisional di Bali akan memiliki kekhasan. “Kalau pembeli ingin mencari produk impor sudah ada departemen store yang menjualnya. Kalau ingin mencari produk lokal yang asli maka datang saja ke pasar tradisional,” ujarnya seraya mengatakan peran pasar sangat penting dalam interaksi sosial dan meningkatkan

P

Gubernur Bali

kesejahteraan masyarakat. Menurut Gubernur, hal itu sejalan dengan harapan Bali agar mampu menghasilkan produk-produk makanan yang organik. Kendati sedikit mahal dibandingkan dengan makanan hasil non organik, namun sangat tepat diwujudkan agar Bali semakin dikenal di kalangan wisatawan

©

mancanegara. “Wisman yang datang ke Bali kita harapkan pula yang kelasnya menengah ke atas,” imbuhnya. Orang nomor satu di Bali itu kemudian menyinggung tentang pengolahan lahan pertanian di Bali yang sudah menggunakan pupuk organik. Yakni program pengelolan pertanian dengan system pertanian terintergrasi (simantri). Program ini memanfaatkan kotoran ternak sapi untuk dijadikan pupuk. “Bayangkan saja tir kalau tanah Bali yang kecil ini hanya menggunakan pupuk kimia, lama kelamaan Bali bisa kering dan tidak subur. Maka itu mari kita galakan memanfaatkan pupuk orgnik,” ajak Gubernur. Sebagai destinasi pariwisata, tambahnya, Bali mesti memiliki sebuah ciri khas di bidang pertanian. “Bali akan mampu menjadi destinasi wisata berbasis pertanian melalui program Simantri,” ucapnya. (image/015)

III

Resmikan Pasar Tradisional Sindu

© tir

DENPASAR – Pasar Sindu yang berada di kawasan wisata Sanur, Rabu (4/8) diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI, Marie Elka Pangestu yang ditandai dengan penandatangan prasasti dan pemotongan pita. Acara peresmian pasar tradisional yang telah direvitalisasi dengan menelan dana sebesar Rp. 3,5 Milyar yang bersumber dari swadaya masyarakat dan Yayasan Pembangunan Sanur itu juga dihadiri Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika, Walikota I.B Rai Dharmawijaya Mantra, dan Sekda Denpasar A.AN Rai Iswara. (image/015)

Klinik Konsultasi HKI Gianyar Enam Pengrajin sudah Miliki Sertifikat Sisanya Masih Proses linik Konsultasi HKI (Hak Kekayaan Intelektual) Kabupaten Gianyar berhasil kantongi surat pengakuan paten dari Kementerian Hukum dan HAM RI. Klinik gagasan Bupati Gianyar itu diperuntukkan untuk menginventarisasi, identifikasi dan penyusunan data base potensi HKI masyarakat Gianyar. Kadis Perindag, I Wayan Suamba mengatakan, pengrajin yang berkonsultasi maupun mengambil blangko ke klinik sebanyak 25 orang, terdiri dari 15 blanko Hak Cipta, 3 blanko Desain Industri, dan 7 blanko merk. “Dan yang telah memiliki sertifikat berjumlah 6 pengerajin, terdiri dari merk : 5 sertifikat dan hak cipta : 1 sertifikat,” kata Suamba di ruang kerjanya, Rabu (11/8). Masyarakat yang sudah mendapatkan tanda pendaftaran berjumlah 10 pengrajin terdiri dari 6 pengerajin pada Hak Cipta, 3 pengerajin pada Merk, dan 1 pengerajin pada Desain Industri. Selain itu terdapat juga 4 pengerajin yang masih dalam

K

proses untuk mendapatkan Tanda Pendaftaran, yakni 2 untuk hak cipta dan 2 merek. “Produk kerajinan yang baru-baru ini telah mendapat pengesahan permohonan pendaftaran ciptaan yaitu seni motif kain Pemkab. Gianyar dengan nomer registrasi C00201002359 dari Dirjen HKI, Kementerian Hukum dan Ham RI,” paparnya. Suamba mengakui, dalam meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mematenkan hasil ciptaannya dalam bidang seni, sastra, ilmu pengetahuan, dan teknologi, Pemkab Gianyar terus melakukan upaya sosialisasi, seperti surat himbauan kepada masyarakat, koordinasi dengan instansi terkait, inventaris dalam bentuk buku serta kegiatan lainnya. Sementara kendala yang sering dihadapi yaitu mengenai suatu produk yang dimiliki secara komunal/umum, sehingga dalam pendaftarannya terjadi kesulitan mengenai data pencipta dan tahun diciptakan produk intelektual tersebut.

Anak-anak sedang melatih megambel

(image/bud)

© tir


II

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

VII

Tarif Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga Pemkab Gianyar Disesuaikan

Pelantikan Ketua TP. PKK Badung

Ketua PKK Kota Denpasar Dilantik

MANGUPURA - Nyonya Ratna Gde Agung kembali dilantik menjadi Ketua TP PKK Kabupaten Badung seiring dengan terpilihnya kembali Bupati Badung A.A Gde Agung menjadi Bupati Badung untuk periode yang kedua. Nyonya Ratna Gde Agung sebagai Ketua TP. PKK Badung Periode 2010-2015 dilantik oleh Ketua TP PKK Provinsi Bali Nyonya Ayu Pastika bertempat di ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala, Kamis (5/8). Nyonya Ayu Pastika dalam sambutannya menyampaikan Tim Penggerak PKK mempunyai dua tugas besar yang harus dilaksanakan yakni sebagai fungsi eksternal yakni merealisasikan semua program-program kerja yang sudah dirancang yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pelantikan dihadiri Ketua DPRD Kab. Badung Drs. I Made Sumer, Apt, Bupati Badung A.A Gde Agung, seluruh jajaran SKPD di Lingkungan Pemkab Badung, jajaran TP PKK Provinsi Bali serta seluruh anggota TP PKK se-Badung. (image/bud)

DENPASAR – Untuk kedua kalinya Ny. IA Selly Mantra dilantik menjadi ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Denpasar untuk periode 2010-2015 oleh Ketua TP. PKK Propinsi Bali Ny. Ayu Pastika. Pelantikan ini dilakukan usai pelantikan Walikota dan Wakil Walikota oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Pelaksanaan upacara yang berlangsung dengan sederhana ini dihadiri Wakil Ketua TP PKK Propinsi Bali Ny. Bintang Puspayoga, Ketua TP PKK Kabupaten se-Bali dan organisasi kewanitaan lainnya di Denpasar. Acara tersebut digelar di Gedung Kcirarnawa Taman Budaya, Rabu (11/8). (image/015)

sebanyak 20 orang itu terdiri dari pegawai hotel dan obyek wisata yang sudah terakreditasi THK. Mereka mengawali kunjungannya ke pabrik markisa serta melakukan tanya jawab dengan petani markisa. Selanjutnya, ke Banjar/Adat Kiadan untuk melihat-lihat wilayah tracking dan pondok wisata yang dikembangkan menjadi tujuan wisata oleh pemerintah Kabupaten Badung. “Kunjungan kami ini merupakan suatu komitmen dari kami untuk mengajegkan Bali sesuai dengan konsep Tri Hita Karana. Karena kami ingin masyarakat di Badung Utara lebih sadar lagi akan pentingnya konsep tersebut, sehingga masyarakat ikut menjaga dan tidak merusak alamnya,” lanjut Suarsa dari Melia Bali. Desa Plaga ini, jelas Suarsa suatu hulu yang fungsinya sangat besar bagi industri pariwisata. Banyak produk wisata dihasilkan di sini. Misalnya, kopi dan markisa yang rencananya akan dikembangkan menjadi ekowisata. Oleh karena itu diharapkan agar penghargaan dan juga pengaturan terhadap alamnya lebih diperhatikan lagi oleh masyarakat sekitar. “Bayangkan bila terjadi hal-hal atau perbuatan-perbuatan yang sekiranya merusak alam di sini, maka kami yang berada di daerah pesisir seperti Denpasar, Kuta, Nusa Dua, dan lainnya juga pastinya akan menerima dampak kehilangan yang sangat besar,” jelasnya. (image/Angga/Dewa)

Jenis Pelayanan

1. Tempat Rekreasi

1. Masuk tempat Rekreasi

2. Tempat Olah Raga

Penghijauan dan Bakti Sosial MANGPURA – Sebanyak 200 pohon angsana ditanam di sepanjang 1 km jalan Braban di Lingkungan Taman Kerobokan Kelod. Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta ikut melakukan penanaman pohon perindang itu berbaur bersama masyarakat setempat. Wakil Bupati Badung mengatakan, kegiatan penghijauan sangat baik dilakukan. “Pemerintah sudah mengaspal jalan, penghijauan pun telah dilakukan, sekarang giliran warga untuk bersama-sama menjaga dan memelihara apa yang telah ada,” katanya. Ketua LPM Kerobokan Kelod, Ketut Suartha mengatakan kegiatan serangkaian dengan bulan bakti sosial ini selain melakukan penghijauan juga melaksanakan fogging dan pembersihan disepanjang Pantai Petitenget. (image/015)

Dari Halaman I

Kunjungan P3THK ........................................................

Jenis Retribus

Golongan Tarif

Dari Halaman I

Pembangunan Jalan ................................................... kaum elit sosial-politik di Bali bahwa jalan layang itu perlu dibangun, untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di kawasan Tuban. Karena pada tahun-tahun yang akan datang di Bali akan diselenggarakan berbagai pertemuan internasional. Kalau jalan layang ini kita setujui untuk dibangun, maka inilah titik awal dari kehancuran idealisme masyarakat Bali yang fundamental. Secara pelan dan pasti, Bali akan berkembang menjadi Hawaii. Sebab begitu kemacetan di Tuban dapat diatasi, maka pasti akan muncul dan berkembang kemacetan di kawasan lainnya di Bali. Apakah dengan demikian akan dibangun jalan layang yang baru? Hal itu terserah di kemudian hari. Yang penting untuk sementara ini, kepentingan elitis, kelas menengah ke atas, dan kaum kapitalis sudah diakomodasi. Kita meyakini bahwa, begitu kita mulai ingkar terhadap satu idealisme, maka keinginan untuk ingkar yang selanjutnya pasti akan merangsang nurani. Analog dengan keinginan untuk berbohong. Naluri ingkar/ berbohong itu, persis seperti naluri wanita. Sekuatkuatnya ia bertahan, maka sekali saja ia sudah mulai terkena “sentuhan” lelaki, maka ia akan menjadi “tergilagila”. Mungkin contohnya adalah kasus Luna Maya, Cut Tari, dll dengan pasangan “gigolonya”. Demikian pula halnya dengan idealisme komponen

Tarif

- Anak-anak Rp. 7.500,- Dewasa

Ramah-tamah Bupati Badung MANGUPURA - Setelah dilantik sebagai Bupati dan Wakil Bupati Badung, AA Gde Agung, SH dan Drs. I Ketut Sudikerta melakukan ramah-tamah dengan DPRD Badung, Muspida dan Pegawai di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung, bertempat di Ruang Kertha Gosana, Puspem Badung, Mangupraja Mandala, Kamis (5/8). Pada kesempatan itu, Bupati Gde Agung mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas doa serta dukungan serta kerjasama yang telah diberikan selama ini. Kebersamaan dan kerja keras itu telah membuahkan hasil yang mengembirakan, terbukti Kabupaten Badung berhasil meraih berbagai prestasi di tingkat Provinsi, Regional maupun Nasional. “Keberhasilan tersebut kini menjadi tantangan tersendiri bagi kami berdua, tidak ada pilihan lain bagi kami untuk selalu bekerja sekuat tenaga untuk mencapai hasil yang lebih baik dari saat ini. Oleh sebab itu saya sangat mengharapkan adanya dukungan dan kerjasama dari semua pihak yakni DPRD, Muspida, para tokoh masyarakat dan utamanya segenap jajaran Pemerintah Kabupaten Badung,” pungkas Bupati. (image/015)

Bahwa retribusi daerah merupakan salah satu sumber Pendapataan Asli Daerah (PAD) yang penting untuk membiayai pembangunan daerah, maka peraturan daerah (Perda) kabupaten Gianyar No. 3 tahun 2005 tentang retribusi tempat rekreasi dan olah raga perlu disesuaikan sehubungan dengan diundangkannya Undang-undang No.28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Maka Perda Nomor 3 tahun 2005 disesuaikan dengan Perda yang baru (No. 8 tahun 2010), yang ditetapkan sejak 1 April 2010 ini, menyangkut penyesuaian tarif masuk tempat rekreasi dan olah raga, yang meliputi nama retribusi, obyek retribusi dan subyek retribusi, dengan mengacu pada BAB V prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif pada pasal 6 ayat 1 yakni prinsip dan penetapan tarif retribusi didasarkan pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak dan dipertegas dengan ayat 2 yakni keuntungan yang layak diperoleh apabila jasa usaha tersebut dilakukan secara efisien dan beorientasi pada harga pasar. Dengan mengacu kepada ketentuan BAB VI menyangkut struktur dan besarnya tarif retribusi yang dipertegas pada pasal 7 Perda Nomor 8 tahun 2010 tentang retribusi tempat rekreasi dan olah raga Kabupaten Gianyar ini, besaran tarif retribusi ditetapkan sebagai berikut:

Rp. 15.000,-

2. Masuk Kolam

- Anak-anak Rp. 4000,- Dewasa Rp. 7000,-

1. Sewa penggunaan 1 (satu) Lapangan Tenis setiap 4 (empat) kali pemakaian.

a.Pagi b.Siang c. Sore

Rp. 100.000,Rp. 200.000,Rp. 300.000,-

2. Sewa lapangan yang di gunakan khusus untuk pertandingan/ insidentil setiap 1(satu) kali pemakaian: 2.1. Lapangan terbuka

Pagi/Sore

Rp. 350.000,-

2.2. Lapangan Stadion

a. Pagi b. Sore c. Malam

Rp. 1.500.000,Rp. 3.000.000,Rp. 5.000.000,-

Di ketentuan penutup, pada pasal 19 bahwa Perda Nomor 8 tahun 2010 tentang retrubusi tempat rekreasi dan Olahraga ini dinyatakan berlaku, sejak ditetapkanya pada 1 April 2010. (Image/014) masyarakat Bali, yang mulai ingkar terhadap perlunya mempertahankan eksistensi ke-Bali-an kita. Sekali kita mulai ingkar, maka selanjutnya akan mulai menguat untuk merombak Perda tentang ketinggian bangunan, tentang bangunan style Bali . Alasannya adalah karena tidak efesien, dan lain-lain. Harus diingat bahwa, kalau kita ingin melestarikan kebudayaan, maka yang harus kita bicarakan bukan hanya efisiensi, tetapi juga efektivitas. Bukan hanya profit, tetapi juga benefit. Bukan hanya produktivitas tetapi juga sustainabilitas. Bukan hanya individualitas, tetapi juga masalah-masalah sosialitas. Kalau saja para elit dan masyarakat kita mau bekerja lebih keras, berfikir lebih keras, dan lebih bersabar, maka pasti ada pilihan sistem lain, di luar jalan layang. Karena kita tidak sabar, dan hanya berfikir elitis (untuk kepentingan elit), miopia (untuk kepentingan jangka pendek), dan top-down, maka akhirnya kita menyerah pada iming-iming pemerintah pusat. Kalau memang Bali sudah sesak, macet, dan rusak, maka pindahkan saja rencana acara-acara internasional ke daerah lain. Sehingga daerah lain juga berkembang. Lakukan segera moratorium pembangunan fisik penunjang kepariwisataan di Bali, berlandaskan pada kapasitas fisik dan sosial pulau ini .— *) Wayan Windia, Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD (BPMU) dan Koordinator Pawongan THK Awards.

Lolec

Penyuluhan Kapariwisataan Dinas Pariwisata Badung * Baik Citra Spa Bali di Luar Negeri Spa merupakan produk pariwisata yang dapat meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara ataupun domestik. Spa menjadi andalan, bila pelayanan yang diberikan oleh pekerja pariwisata dengan professional. Pelayanan sangat perlu untuk mengantisipasi persaingan global. Demikian terungkap dalam penyuluhan kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung di Beauty Square Putri Ayu Esthetic & Spa, Jimbaran, Nusa Dua, Selasa (10/8). adir sebagai pembicara Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Drs. I Dewa Made Sumitro, dan Luh Yusni Wiarti, A.Par,. SE. dosen

H

Dewa Sumitro dan Luh Yusni saat penyuluhankepawisataan di Putri Ayu Esthetic & Spa

program studi manajemen kepariwisataan STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Bali serta didampingi Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM. Sementara sebagai peserta, karyawan dan karyawati Beauty Square Putri Ayu Esthetic & Spa Jimbaran. Sumitro mengatakan, di luar negeri, Spa Bali mendapat

perhatian yang sangat bagus, sehingga banyak usaha Spa di sana memakai pernak-pernik Bali. Terkadang, dalam papan ataupun brosur sengaja menampilkan therapis dari Bali. “Spa di Bali harus lebih bagus dari di luar sana, dan yang menjadi kuncinya adalah pelayanan yang professional,” katanya.

Untuk menjadi yang terbaik serta dapat bersaing ada tiga hal yang mesti dimiliki oleh seorang pekerja pariwisata yang mengandalkan jasa itu. Yaitu knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Sementara untuk memberi pencitraan, image terhadap produk itu dapat dilakukan dengan menerapkan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur seperti Aman, Tertib, Bersih, Indah, Sejuk, Ramah dan Kenangan. “Spa termasuk tempat rekreasi dan menjadi sangat penting untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal,” tambahnya. Sementara Yusni menyatakan, sejak dikeluarkannya Undang-undang No. 10 tahun 2009 tentang Pariwisata, Spa sudah berdiri sendiri sebagai produk wisata, dimana sebelumnya Spa termasuk pada hiburan dan rekreasi umum. Maka itu, therapis dan pekerja Spa menjadi ujung tombak pariwisata Indonesia dan Bali pada khususnya. Dikatakan, pelayan adalah mereka yang pertama kali dilihat dan berhadapan langsung dengan wisatawan. “Maka itu, sebagai pekerja pariwisata,

harus sadar bahwa Spa telah menjadi produk pariwisata unggulan,” ucapnya. Ia kemudian menjelaskan, ciriciri daripada pariwisata yaitu pertama, merupakan kumpulan gejala yang sangat terpengaruh pada gejala ekonomi, politik, dan gejala social; kedua mencari sesuatu yang baru; ketiga orang itu datang dengan tujuan bersenang-senang, maka dari itu kita harus mampu membuat mereka senang; keempat waktunya sementara, maka perlu menciptakan image sehingga mereka datang kembali untuk berkunjung; dan kelima tidak bisa dipisahkan dengan uang dan waktu luang. “Intinya, menghadapi orang asing itu harus memiliki kepribadian,” ujarnya. Untuk membedakan antara Spa yang satu dengan lainnya adalah pelayanannya yang dapat memberi warna. Karena produk pariwisata itu tidak bisa disentuh, melainkan dirasakan. Hanya saja pariwisata itu mudah rusak dan sangat rentan. Sedikit saja terjadi masalah, pariwisata itu bisa hancur. “Jika seorang wisatawan kecewa akan berimbas pada 18 orang. karena promosi dari mulut ke mulut sangat ampuh,” (image/bud) paparnya.

Penyuluhan Kapariwisataan Dinas Pariwisata Badung * Memudar, Keramahan Masyarakat Pariwisata di Bali

P

ariwisata Bali berlandaskan budaya yang dijiwai agama Hindu menjadikan destinasi ini dikenal hingga ke mancanegara. Keunikan budaya serta keramahan masyarakatnya memikat setiap orang untuk datang merasakan aura keakraban itu. Namun, belakangan keramahan itu telah memudar, senyum ditelan kelabu hingga mengusik ketenangan wisatawan. “Karena itulah Dinas Pariwisata Kabupaten Badung menyelenggarakan program penyuluhan kepariwisataan terhadap produk wisata, khususnya yang berada di Badung meliputi hotel, villa, restoran, objek dan Spa,” kata Kasi Bimbingan Wisata, Drs. I Made Astawa, MM ketika memberikan penyuluhan kepariwisataan terhadap karyawan dan karyawati Restaurant Feyloon Kuta, Kamis (12/8). Lebih lanjut Astawa

mengatakan, pariwisata Bali sangat rentan terhadap kejadiankejadian, baik yang datang dari dalam maupun dari luar. Sebut saja dengan tragedy bom Bali yang berimbas langung terhadap penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke pulau ini. “Menjaga pariwisata merupakan tugas kita semua dengan cara menciptakan keamanan dan kenyamanan,” katanya. Menurut Astawa, pariwisata Bali sangat baik bagi kehidupan masyarakatnya. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya berbagai jenis akomodasi, meningkatnya kunjungan wisatawan, akupansi hotel baik dan adanya kesejahteraan masyarakat. “Semua itu terwujud karena masyarakat pariwisata telah memahami sadar wisata yang dalam penerapannya melalui Sapta Pesona yang memiliki tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan unsur kenangan,” ungkap Asatawa. Sementara Manik

mengatakan kegiatan penyuluhan kepariwisataan ini sangat penting karena pariwisata menjadi sector andalan bagi Indonesia dan Bali khususnya. Walau Bali tak memiliki kekayaan alam, namun mempunyai keunikan budaya dan keindahan alam sebagai modal dasar menjadikan Bali destinasi menarik. “Modal itulah yang harus kita jaga dan pelihara,” ucapnya. Semua orang yang mencari nafkah di Bali, tegas Manik, harus ikut menjaga Bali karena pariwisata itu menjual image, pencitraan. Image itu bisa berubah sesuai dengan karakteristik pariwisata itu sendiri. “Indikatornya adalah kepuasan dari wisatawan, sehingga datang kembali. Beda halnya dengan kepuasan pengusaha pariwisata adalah uang dan laba,” terangnya. Kepuasan wisatawan adalah value for money, apa yang dikeluarkan seimbang dengan apa yang didapatnya. “Untuk itu

Peserta penyuhan kepariwisataan di Restaurant Feyloon.

kita harus memberikan pelayanan yang professional,” ujarnya. Caranya, tambah Manik pekerja pariwisata itu harus memiliki tiga syarat yaitu knowledge (pengetahun), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Ditambahkan Manik, smile, senyum merupakan sikap yang sangat sederhana tetapi memiliki arti yang luar biasa karena produk “Pariwisata itu menjual pelayanan, menjual sentuhan maka berikanlah pelayanan yang maksimal sehingga menjadi kenangan untuk membuat mereka kembali berkunjung,” ajaknya. Suasana penyuluhan menja-

di hangat, ketika Irwan menyarankan untuk menambah petunjuk jalan ke arah pantai Kuta yang dirasakan kurang jelas. Saran itu dikumpulkan Irwan dari masukan wisatawan yang sering kesasar ketika mencari objek pantai itu. Sementara Abdul mengusulkan, kondisi Bali yang penuh sesak dengan kendaraan, bangunan yang banyak mengeksploitasi alam harus mencarikan solusi untuk mengatasinya. Lain lagi David yang menambahkan, pariwisata Bali adalah pariwisata yang mengedepankan budaya, maka semua orang yang ada di Bali harus menjaga budaya (image/bud) tersebut.


VIII

Vol. V No. 8

Vol. V No. 8, 20 Agustus - 2 September 2010

Made Subawa:

“Melalui Kuta Karnival, Jadikan Bali sebagai Destination Tomorrow” Kuta Karnival adalah salah satu wujud kreatifitas anak bangsa yang lahir dari sebuah tragedi kemanusiaan bomb Bali 12 Oktober 2002. Peristiwa itu telah meluluh-lantakkan rasa kemanusiaan dan harga diri umat manusia, khususnya masyarakat Kuta. Kini, justru Kuta bangkit dari keterpurukan, bahkan menjawab tragedi tersebut dengan sebuah perayaan kehidupan “A Celebration of Life”. Bersyukur atas karunia-Nya dan memandang masa depan dengan lebih tegar.

H

al tersebut diungkapkan ‘Morgan’ Made Suartha yang dipercaya sebagai Ketua Panitia

Kuta Karnival ke-8, 2010, Sabtu (31/7/2010), saat pelantikan Panitia Kuta Karnival yang melibatkan berbagai komponen mulai dari unsur pariwisata, pemerintah, swasta, relawan hingga TNI – Polri tersebut. Kesempatan itu juga dimanfaatkan oleh Morgan untuk menjelaskan tentang sejarah lahirnya hajatan penting tersebut, Kuta Karnival. Tahun 2010 ini, Kuta Karnival digelar untuk ke-8 kalinya dengan mengusung tema “Heal the World” yang bermakna pemulihan dunia, khususnya dunia pariwisata dan budaya dari berbagai aspek kehidupan. Dengan ditunjuknya Morgan Made Suartha sebagai Ketua Umum Kuta Karnival VIII oleh Kuta Small Business Ascociation (KSBA) sebagai founder Kuta Karnival, ia selanjutnya

melakukan persiapan untuk menyajikan sebuah event yang lahir dari masyarakat Kuta dan dipersembahkan kepada dunia internasional. Saat pelantikan panitia, hadir Ketua DPRD Badung I Made Sumer dan Kadis Pariwisata Badung, I Made Subawa. “Kuta Karnival dilaksanakan sebagai momentum penting untuk kebangkitan masyarakat Bali dan industri pariwisata dalam membangun kembali citra pulau Dewata,” kata Subawa saat memberikan sambutan sekaligus melantik seluruh panita Kuta Karnival di jaba Pura Segara Kuta. Ajang ini juga bermanfaat sebagai sarana promosi pariwisata, mengingat Kuta merupakan etalase Bali di dunia pariwisata internasional. Pelaksanaan Kuta Karnival tahun

Follow the Nature and Do not Against the Nature

Konsep THK telah kami terapkan pada manajemen hotel kami, Furama Xclusive, sehingga konsep ramah lingkungan ini, kami terapkan dalam lingkungan manajemen kami dengan membuat motto Follow the nature, and do not against the nature,” ujar Ramia Adnyana, General Manager FuramaXlusive Villas & Spa, mengawali pembicaraannya saat bertemu dengan Tim Penilai THK Awards & Accreditation di kantor Bali Travel News, Jumat (13/8). “Furama Hotels International yang bermarkas di Singapura hingga kini memiliki 20 hotel di kawasan Asia Pasifik, dua diantaranya di Ubud yakni FuramaXlusive Villas & Spa,” jelas Ramia, yang berkunjung ke Bali Travel News serangkaian penyerahan jawaban Quesioner THK Awards 2010. Ia mengajak 12

c angga

Team THK Awards FuramaXlusive saat berkunjung ke redaksi BTN

orang Kepala Devisi (Department Head) yang ada di lingkungan FuramaXlusive Villas & Spa. Furama adalah resort yang mengedepankan seluruh aspek dan unsur Tri Hita Karana dalam pengembangan hotel dan melayani tamu yaitu kerjasama, pelayanan, kepercayaan dan saling menghargai serta integritas dalam bekerja (teamwork hospitality, trust, respect, and integrity). “Jika kita bisa menyatukan THK dengan filosofi yang kami terapkan, saya yakin Furama dan Bali bisa menjadi tujuan pariwisata unggulan bagi wisatawan,” ujar Ramia dengan nada serius. Ramia dalam kesempatan itu juga mempertegas keikutsertaan FuramaXlusive Villas & Spa dalam THK Awards 2010 ini. “Kami ingin mendapat akreditasi Gold Awards, meski pada tahun 2009 hanya memperoleh Silver. Oleh sebab itu, saya beserta Tim THK

FuramaXlusive Villas & Spa akan melakukan berbagai hal yang terbaik untuk mewujudkan keharmonisan di hotel ini. Misalnya, meningkatkan aktivitas sosial dan lebih peduli lingkungan alam, dan lebih corncern pada lingkungan yang tidak ada sampah plastiknya. No plastic, is fantastic,” katanya sambil menambahkan, dalam penerapan konsep parhyangan, timnya selalu berusaha untuk menjaga kebersihan Padmasana yang ada di hotel serta peduli dengan pura yang ada di sekitar hotel. Sementara dalam pawongan, mereka sering membantu masyarakat Bali yang membutuhkan bantuan, khususnya di Ubud. “Sedangkan dalam palemahan, kami membuat sebuah konsep yang sangat baik dalam penanganan sampah-sampah plastik, yaitu Reuse, Recycle, Reduce,” tegas Ramia. (Image/014)

Workshop Bimbingan Teknis Penanganan HAM

Ketua PKK Kota Denpasar Dilantik Bali Update

II

Save Our Destination

IV

Made Subawa: “Melalui Kuta Karnival, Jadikan Bali sebagai Destination Tomorrow”

Page Advertorial

VIII

CULTURAL TOURISM PARADIGM c ery

I Made Sumer ketua DPRD Badung, I Made Subawa Kadiparda Badung, saat pengukuhan kepasutiaan Kuta Karnaval 2010 di Pura Segara

ini akan berlangsung selama tujuh hari. Made Subawa berharap, Kuta Karnival merupakan kegiatan sinergi antara pemerintah dan masyarakat.

“Event ini hendaknya mampu mengubah image Bali yang pernah diduga akan menjadi Destination Yesterday menjadi Destination Tomorrow,” kayanya. (Image/014)

Bali Perjuangkan Airport Tax

FuramaXclusive Terapkan Konsep THK: Bagi masyarakat Bali, terutama mereka yang berkecimpung dalam dunia pariwisata pasti mengetahui tentang makna dan konsep Tri Hita Karana (THK) yaitu keharmonisan hidup, baik spiritual (Parhyangan), sosial (Pawongan) dan harmoni dengan alam lingkungan (Palemahan). Oleh sebab itu, mereka mengaplikasikan konsepn THK dalam manajemen mereka (hotel).

20 Agustus - 2 September 2010

B

erbagai upaya sudah dilakukan masyarakat Bali untuk memperjuangkan kontribusi pengelolaan Bandara Ngurah Rai Denpasar (bagian dari Airport Tax), namun tetap saja gagal. Padahal, sinyal ke arah itu sudah ada. Terbukti, ketika pejabat pusat melakukan kunjungan ke Bali, mereka selalu menjanjikan akan siap melanjutkan perjuangan rakyat Bali di pusat. Hasilnya, tetap saja nihil. Kini wacana tersebut kembali muncul ke permukaan. Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mengungkapkan, perjuangan Bali untuk mendapatkan bagian dari Airport Tax merupakan hal yang wajar. Kendati pembagian Air Tax adalah kewenangan pihak Bandara, namun aspirasi untuk mendapatkan bagian sudah selayaknya didapatkan Bali. Bahkan, Gubernur memastikan akan memperjuangkan bagian dari airport tax Bandara. “Secara aturan bagian airport tax sangat wajar,” ujar Mangku. Sebagai pemimpin daerah, Mangku Pastika menilai Bali sudah memberikan kontribusi yang besar bagi bandara, sehingga sangat wajar mendapatkan bagian. “Bali tidak ingin mengurangi keuntungan bandara dari airport tax, Bali hanya nitip Rp 10.000 untuk penerbangan domestik dan Rp 25.000 untuk penerbangan internasional,” selorohnya. Beberapa bulan lalu, pihaknya mengaku telah mengirimkan surat ke pihak bandara Ngurah Rai dan sejumlah menteri yang terkait. “Kami sudah mengirim surat kepada pihak bandara dan ditembuskan kepada Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN,” ucapnya. Sebelumnya, ketika Komisi XI DPR-RI hadir di Wiswa Sabha, juga membawa harapan bagi Bali. Dalam pertemuan Komisi XI yang dipimpin Wakil Gubernur Bali AA Ngurah Puspayoga didampingi sejumlah SKPD, anggota komisi yang hadir juga menjanjikan kontribusi dari pengelolaan bandara. Intinya, DPR RI mendukung perjuangan dana gelondongan dari airport tax dan Visa on Arrival (VoA). Koordinator kunjungan Komisi XI DPRRI Gusti Agung Rai Wirajaya, mengatakan, sejumlah bandara yang ada di Indonesia seperti Cengkareng dan Maros Sulawesi Selatan telah mampu memberikan kontribusi pada daerah dimana bandara itu berada. Katanya, bandara di Cengkareng dari Rp 40.000 airport tax yang dipungut Rp 10.000 sudah disisihkan untuk pemerintah daerah setempat. “Bali sendiri bisa meniru Cengkareng,” ucapnya. Kita tunggu hasilnya. (image/015)

Pembangunan Jalan Layang di Bali :

Jalan Singkat Menuju “Bali Seperti Hawaii” Oleh Wayan Windia Tampaknya para elit dan pengambil kebijakan di Bali sudah sepakat akan adanya jalan layang di kawasan kawasan Tuban. Sikap pragmatisme masyarakat Bali tampaknya sudah semakin menguat, seirama dengan pragmatisme di era global sebagai akibat globalisasi. Nilai-nilai idealisme agar Bali tidak berkembang menjadi Hawaii, sudah mengalami transformasi. Lalu apa kirakira yang akan terjadi di Bali pada masa depan? emikianlah, pada awal tahun 1960-an, tatkala Hotel Bali Beach (HBB) mulai dibangun dan beroperasi, wacana publik mulai sangat kuat menyenandungkan kekhawatiran. Bahwa Bali jangan berkembang seperti Hawaii. Oleh karenanya, hotelhotel jangan dibangun setinggi HBB. Timbullah kebijakan agar bangunan di Bali tidak lebih tinggi dari pohon kelapa. Kemudian timbul kebijakan agar bangunan-bangunan di Bali, khususnya bangunan pemerintah harus menggunakan stil Bali. Dengan demikian kesan Bali, aura Bali, dan roh eksistensi Bali akan tetap bergetar, terasa unik, spesifik, berjiwa, dan ber-taksu. Pada saat itu keberadaan WTS di Bali juga terus mengundang kekhawatiran dan menjadi wacana publik. Tetapi prokontra eksistensi WTS di Bali

D

sudah lama reda, mengalami transformasi, dan berlalu. Kemudian pada awal tahun 1970-an, kampanye kunjungi Bali (Visit Bali) sangat intensif dilakukan oleh pemerintah. Pembangunan hotel semakin semarak, dan bandara Ngurah Rai diperlebar/diperpanjang. Seirama dengan kemunculan fenomena ini, kemudian ada wacana kekhawatiran bahwa daya tampung Pulau Bali akan bablas. Diundanglah konsultan Perancis (Sceto) untuk memberi masukan. Lalu Sceto menyarankan agar di Bali hanya dibangun 24.000 kamar hotel internasional. Namun pada akhir tahun 1980-an, jumlah kamar kamar hotel di Bali sudah dua kali lipat dibandingkan saran Sceto. Tampaknya sekarang jumlah kamar itu sudah mencapai lebih dari 50.000 kamar. Sejatinya, perkembangan kamar hotel inilah sebagai awal dari kehancuran pemikiran idealisme di Bali. Karena kemudian pihak kapitalis menuntut berbagai hal lain. Jalan yang tidak macet, bandara yang semakin luas, listrik, pantai yang tidak abrasi, air yang tidak terkontaminasi, pemandangan alam sawah yang tetap indah, dll. Lalu, beberapa segmen jalan-lingkar mulai dibangun, dengan menghabiskan ribuan hektar lahan sawah yang subur. Tokh kemacetan tidak kunjung reda. Jalan Layang Kini pihak kapitalis tampaknya kembali menang. Mereka berhasil meyakinkan Halaman VII

Perlukah Pemda ..............

*) Prof. Wayan Windia adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD (BPMU)

Wisman di Bandara Ngurah Rai

c dok

Peserta survei nampak berfoto besama di depan Balai Subak yang juga menjadi “pabrik” minuman markisa.

Kunjungan P3THK ke Desa Plaga * P3THK Siap Adopsi Pondok Wisata Badung Utara Badung Utara memiliki potensi pariwisata yang luar biasa dan sangat menjanjikan bagi pengembangan pariwisata Bali. Adanya objek wisata baru, tentu akan menciptakan pilihan baru bagi wisatawan yang berwisata ke pulau munggil ini. Demikian terungkap pada kegiatan survey awal yang dilakukan Tim Paguyuban, Pelaku dan Pemerhati Tri Hita Karana (P3THK) bersama Dinas Pariwisata Badung yang dimediasi Bali Travel News, Sabtu (14/8). ede Suarsa, Ketua P3THK yang juga sebagai koordinator rombongan mengatakan, daerah Badung Utara bagaikan emas yang belum terasah. Karenanya, system pengelolaan masih sangat premature. Menurutnya, banyak hal yang perlu diperbaiki sehingga daerah tersebut menjadi tempat tujuan wisata yang ideal. “Faktor kebersihan menjadi hal pokok yang harus diperhatikan bagi pariwisata itu,” katanya setelah melihat-lihat seharian penuh, potensi wisata di Desa Plaga. Untuk itu, lanjut Suarsa, pihaknya (Tim P3THK-red) berencana akan mengadopsi pondok wisata yang ada di sana untuk melakukan pembinaan, penataan atau memperbaiki jika ada penunjang wisata yang rusak atau belum ada sebelum

G

mempromosikan. “Pondok wisata di sini masih belum representative,” ucapnya. Walaupun untuk saat ini, lanjut Suarsa, dari segi materi tim yang dipimpinnya itu masih kurang karena paguyuban ini merupakan suatu lembaga yang notabene non-profit atau tidak menghasilkan keuntungan. Namun, karena sudah menjadi komitmen, pihaknya tetap akan memberikan bantuan setelah mendapatkan data-data yang pasti. “Kami memerlukan waktu dan peran aktif dari masyarakat sekitarnya, sehingga target yang ingin kita capai berjalan dengan baik,” paparnya. Hal senada juga dikatakan Ni Luh Putu Sukma Awantari perwakilan dari Sofitel Seminyak Bali. Wanita ramah ini mengaku sangat senang menjadi bagian dari program ini. Menurutnya,

Badung Utara merupakan daerah yang potensial untuk dikembangkan sebagai ekowisata juga agro-industri. “Kami merasa masih ada hal hal yang perlu diperbaiki di sini. Kami pun akan berusaha membantu untuk membuat daerah ini menjadi lebih baik. Karena kami melihat daerah ini mempunyai prospek menjadi tujuan pariwisata yang bagus untuk ke depannya,” jelas Awantari yang seorang Villa Manager Sofitel Seminyak Bali. Selain keterlibatan dalam paguyuban ini, tambah Awantari, Sofitel sudah melakukan kegiatan yang berkaitan dengan Tri Hita Karana. “Konsep Tri Hita Karana adalah sebagai landasan dalam nilai respect kami,” imbuhnya seraya menambahkan banyak hal yang sudah dilakukan dalam upaya menerapkan konsep itu oleh Sofitel Seminyak Bali. Tim P3THK ini telah melakukan survey awal dengan berkunjung langsung ke agrowisata, ekowisata dan agroindustri yang berlokasi di Desa Plaga. Rombongan yang Halaman II

Suport Agrowisata .....................

C12-59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.