VIII
Vol. V No. 13
Vol. V No. 13, 12 - 25 Nopember 2010
Tanah Lot Raih Peringkat II Cipta Award 2010 S
PAPUA - Promosi langsung produk pariwisata Papua dan Papua Barat dilangsungkan di Discovery Mall, Kuta 4-6 November 2010. Kegiatan itu Kamis (4/11) kemarin dibuka Dirjen Promosi Dalam Negeri Kementerian Budpar.
Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat di Discovery Mall Kuta Denpasar Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat berlangsung di Discovery Mall Kuta, Badung, 4-6 November 2010. Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Raja Ampat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bali, ASITA Bali serta PHRI Bali itu dibuka Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Budpar RI Fathul Bahri, Kamis (4/11) kemarin.
K
EGIATAN ini bertujuan untuk memperkenalkan Papua dan Papua Barat sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat menarik dan layak dikunjungi. Papua dan Papua Barat merupakan dua provinsi di ujung timur Indonesia memiliki keindahan alam yang masih alami. Keduanya memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, mulai dari budaya, sejarah, wisata bahari, maupun wisata alam berupa keanekaragaman flora dan fauna serta pegunungan yang menakjubkan. Dari keunggulan yang dimilikinya, Papua dan Papua Barat optimis dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dalam acara tersebut biro perjalanan, hotel-hotel dan airlines menawarkan paketpaket wisata menarik dikunjungi di wilayah Papua dan Papua Barat. Jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke Papua pada tahun 2009 mencapai 10.910 orang wisman dan wisnus 20.976 orang. Jumlah hotel di Papua sebanyak 94 unit,
10 unit hotel bintang dan 120 unit hotel melati dengan total jumlah kamar 3.340 kamar. Maskapai penerbangan nasional ke Papua ada 5 yaitu Garuda Indonesia, Merpati, Batavia, Lion Air dan Express. Sedangkan penerbangan lokal yaitu Trigana Air dan Pelita Air. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi N. Lamatenggo dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jaya Pura Papua Yotam Yorgen Fonataba mengatakan kegiatan direct promotion ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan potensi pariwisata yang dimiliki Papua dan Papua Barat. Papua dan Papua Barat memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang menarik. Melalui kegiatan promosi ini pihaknya berharap ada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Papua dan Papua Barat, minimal melebihi angka kunjungan tahun sebelumnya. Selama ini memang ada kesan Papua itu jauh. Tetapi
dengan adanya alat transportasi udara (airlines) yang mendukung seperti Garuda dan Merpati, Papua menjadi terasa dekat. Yusdi N. Lamatenggo menambahkan, pihaknya memiliki objek wisata darat dan laut yag tak kalah menariknya dengan daerah lain. Papua Barat memiliki hutan tropis yang masih alami, burung cendrawasih, dan keindahan alam laut yang menawan.Dengan adanya promosi ini diharapkan semakin banyak yang mengenal Raja Ampat. Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Fathul Bahri mengatakan Papua memiliki produk yang unik. Jarak yang jauh menuju Papua sesungguhnya tidak menjadi kendala, karena telah ada sarana transportasi yang memadai. Jarak yang jauh juga tidak akan terasa manakala produk yang ditawarkan sungguh menyenangkan. Karena itu ia mengimbau agar seluruh airlines membuka penerbangan ke Papua. (BTN/kmb)
EBAGAI Daya Tarik Wisata (DTW) terfavorit yang ramah lingkungan, Tanah Lot sudah banyak mengumpulkan prestasi sebagai bukti dalam mewujudkan tujuan wisata yang ideal. Kini, objek wisata yang berada di daerah lumbung beras ini meraih peringkat II Citra Pesona Wisata (CIPTA) Award, setelah Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah yang mendapat peringkat I. Manager Operasional Obyek Wisata Tanah Lot, I Made Sujana,S.Sos.M.Par mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada DTW yang dinilai berdasarkan daya dukung lingkungan dan kualitas daya tarik wisata, keunikan dan keindahan daya tarik wisata. Termasuk pemanfaatan lingkungan secara lestari, partisipasi aktif masyarakat, bermuatan pendidikan dan rekreasi, berdampak negative minimal dan pemberian sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah. Cipta Award ini, jelas Sujana, merupakan suatu penghargaan sebagai bukti pengakuan pemerintah atas prestasi, kemampuan kinerja pengelolaan daya
tarik wisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yang nantinya diharapkan industri parwisata menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Indonesia, yang mengandung nilai filosofis bahwa air memberikan sumber kehidupan kepada tunas daun.Sujana mengakui, Cipta Award tahun 2010 adalah yang pertama kali diikutinya. Kami sangat bersyukur atas prestasi ini. Ini hal yang baru bagi kita. Selama ini kita sudah berusaha dengan keras, tapi nampaknya Tanah Lot harus berusaha lebih keras lagi untuk mencapai yang maksimal ke depannya, ujar Sujana seperti Juara I Pokdarwis dan tingkat kunjungan yang selalu tinggi.Bagi Sujana, penghargaan ini hanya bagian kecil dari target yang ingin dicapai Tanah Lot kedepannya. Yang utama, katanya, berusaha memaksimalkan kualitas Tanah Lot, baik dari infrastruktur maupun pelayanan kepada wisatawan yang datang sehingga mampu memberikan kepuasan kepada para wisatawan.
12 - 25 Nopember 2010
Bali Update
Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat di Discovery Mall Kuta
Bali Yoga Festival di Museum Rudana
Mahasiswa Asing Ngayah Menari II
Save Our Destinations
IV
Page Advertorial
VIII
Dana Pengembangan Bandara Ngurah Rai Dianggarkan Rp 1,7 triliun BANDARA Ngurah Rai - Bali adalah salah satu dari 13 bandar udara (bandara )dibawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I (Persero). Bandar udara kelas utama ini memberikan kontribusi terbesar dan menjadi tulang punggung PT. Angkasa Pura I (Persero).
L
ETAKNYA yang strategis menjadikan bandara ini berperan sebagai pintu gerbang udara dari Pulau Bali. Bandara Ngurah Rai Bali melayani hampir 9 juta penumpang setiap tahun, yang terdiri dari 55 % penumpang internasional dan 45 % domestik.ungkap Heru Legowo, General manager Bandara Ngurah Rai Bali saat ditemui dikantornya. Dengan luasnya hanya 285 Hektar, atau 1/6 dari Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.
(image/014)
Heru Legowo Halaman II
Bandara Ngurah Rai masa depan
Dana Pengembangan.............
(image/ist)
Asyik, Belajar Nyetir di Bali
(image/bud)
P
(image/015)
TRAINING-Anastasia Pavlyuchenkova sedang mengikuti BMW driver training di halaman BTDC.
ARA petenis wanita di ajang Commonwealth Bank Tournament of Champions (CBTC) yang berlangsung di Nusa Dua, tak hanya dapat bermain tennis, tetapi juga bisa menikmati alam dan budaya Bali secara lebih dekat. Selama berada di Pulau Dewata, mereka dilayani dengan baik, mulai dari hotel bintang hingga kendaraan mewah Limousine Service yang mengajak mereka berkeliling di
sejumlah objek wisata terbaik di Bali. Dan yang lebih menarik lagi, Aravane Rezai dan Anastasia Pavlyuchenkova tak mau menyia-nyiakan kesempatan mengikuti acara luar lapangan ini . Mereka mengikuti BMW Driver Training yang dilaksanakan di halaman kantor BTDC Nusa Dua, Jumat (5/11). Dipandu instruktur BMW Driver Trainer, Gerry Nasution, kedua petenis tersebut mencoba
fasilitas kendaraan BMW X5 yang sesuai dengan nuansa serta aktivitas para petenis di lapangan. Saya senang bisa belajar mengemudi. Soal mobil ini cukup bagus dan nyaman dikendarai. Saya suka sekali mengemudi dengan cepat, ujar Pavlyuchenkova mengomentari pengalamannya. Halaman II
Asyik ................
(image/ist)
Made Sujana menerima penghargaan CIPTA Award dari perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup C12-59
II
Vol. V No. 13, 12 -25 Nopember 2010
Vol. V No. 13, 12 -25 Nopember 2010
VII
Mahasiswa Asing Ngayah Menari M
ASYARAKAT Bali menari di pura, itu hal biasa. Lalu, bagaimana kalau para turis yang ngayah menari, tentu menjadi pertunjukan seni yang menarik. Hal itu memang ada, dan itu biasa dilakukan oleh mahasiswa asing (program dharmasiswa) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Beberapa waktu lalu, rombongan ISI Denpasar yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan mahasiswa asing menggelar acara ngayah bersama di Pura Puncak Penulisan. Dalam kegiatan sosial itu lebih banyak memberikan kesempatan mahasiswa asing untuk berperan. Mariko Inui, Chino Sakai, dan Tashiro Chie penari dari Negeri Sakura, Jepang tampil lincah menarikan tari Legong Kraton. Sementara Tari Margepati ditarikan oleh Chiaki Watanabe. Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Rai S.,M.A. mengatakan, saat ini, ISI memiliki 41 mahasiswa asing (dari 21 Negara), 37 dibiayai oleh Program Darmasiswa RI, dan 4 orang dengan biaya sendiri. Program ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memperkenalkan Bahasa, Seni dan Budaya Bangsa Indonesia di dunia Internasional. Program ini telah dirintis mulai tahun 1974, dimana telah tercatat 2.421 orang peserta dari 85 negara di dunia. (image/bud)
Lomba Lukis Umbul-Umbul DENPASAR – Ratusan peserta terdiri dari perwakilan STT dari seluruh Desa/Kelurahan seKota Denpasar serta perwakilan beberapa sekolah di Denpasar mengikuti lomba melukis umbul-umbul. Tema lomba yang diangkat adalah “Pesona Bunga Jempiring”. Perkumpulan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar ini bertujuan untuk memasyarakatkan maskot Kota Denpasar yakni Bunga Jempiring serta memeriahkan Hari Sumpah pemuda 2010. “Lewat lomba ini kami berharap STT dan para siswa yang ikut lomba nantinya dapat mengembangkan kreatifitas dan mengekplrorasi keindahan bunga jempiring dan dituangkan dalam media kain umbul-umbul,” kata Ketua PPT Kota Denpasar Ny. IA. Selly Dharmawijaya Mantra didampingi ketua Panitia Lomba Dewa Gede Ngurah. (image/015)
Lolec
Aksi Pokdarwis di Tanjung Benoa KELOMPOK Sadar Wisata (Pokdarwis) sudah semestinya mampu memerankan diri terhadap usaha pariwisata yang dikelolanya. Menggelar berbagai kegiatan sebagai upaya mematangkan diri dalam menggali wawasan. Namun, semua kegiatan itu harus dicatat karena merupakan syarat mutlak dan bukti suatu organisasi melaksanakan aktivitas. (image/bud)
NGAYAH- Foto bersama rombongan ISI Denpasar sebelum ngayah di Pura Pucak Penulisan. Dari Halaman I
Dana Pengembangan ................
Dari tahun ke tahun pergerakan pesawat dan penumpang menunjukkan peningkatan, akibatnya Bandara Ngurah Rai mulai kuwalahan menangani jumlah penumpang yang melebih dari kapasitasnya. Sebagai gambaran Terminal Penumpang Domestik yang dibangun pada era tahun 1970-an hanya memiliki kapasitas 1,5 juta penumpang setahun, tetapi sekarang sudah melayani 3 kali lipat dari kapasitasnya. sehingga kapasitas parkirnyapun, mulai kuwalahan jika musim liburan tiba. Tambahnya Heru, hoby mendaki gunung ini. Beranjak dari hal tersebut, manajemen merasa perlu untuk mengembangkan Bandara Ngurah Rai agar lebih optimal lagi menjalankan fungsinya dalam melayani permintaan pengguna jasa bandara, Bahkan Wakil Presiden RI pada waktu Jusuf Kalla segera memerintahkan agar Bandara Ngurah Rai segera direnovasi. Gayung pun bersambut, maka Direksi segera menyiapkan diri untuk membangun terminal baru. Bahkan 3 Juni 2009 Menteri Perhubungan saat itu. Jusman Syafei Djamal meresmikan Patung Ngurah Rai sekaligus memberi tanda dimulainya Proyek Pembangunan Terminal Bandara Ngurah Rai.Pekerjaan besar Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali ini adalah memperbesar kapasitas terminal domestik menjadi 8 kali dari kapasitasnya yang sekarang, yakni 120.000 M2. sekaligus akan dialihfungsikan sebagai terminal internasional, sementara terminal
internasional yang sekarang akan menjadi terminal domestik, yang pengerjaanya akan memakan waktu selama 30 bulan, dengan biaya seluruhnya Rp. 1,74 Trilyun yang diharapkan dapat dilakukan dengan self financing. PT. Angkasa Pura I (Persero) atas ijin dari Menteri BUMN untuk merealisasikan pekerjaan pada proyek yang cukup prestisius ini. Atas Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali pihak Angkasa Pura 13/7 2010 telah mepresentasikan hasil desain terminal kepada Bupati Badung. Pada rapat pertemuan yang dihadir pula Wakil Bupati dan para Asisten dibidangnya, Ketua DPRD beserta para Ketua Komisi, bahkan Bupati Badung mendukung sepenuhnya pembangunan ini dan memberikan beberapa masukan, dan berharap agar Bandara Ngurah Rai bersiap untuk menerima kegiatan internasional yang akan diadakan di Bali. Tahun 2011 KTT ASEAN dan tahun 2013 Konperensi APEC, even internasional ini akan mengundang banyak tamu dari negara asing. Sebagai tuan rumah Bali harus mempersiapkan semuanya dengan baik, tidak terkecuali Bandara Ngurah Rai.Heru Menirukan. Mudah-mudahan segalanya akan berjalan dengan lancar dan Bali akan mendapat sebuah Bandara dengan fasilitas yang lebih baik. Jika semuanya berjalan dengan baik sesuai rencana, maka pada akhir tahun 2013 proyek ini akan selesai. Heru berharap. (Image/014)
D
EMIKIAN mengemuka pada kegiatan pembinaan dan evaluasi Pokdarwis di Kelurahan Tanjung Benoa, beberapa waktu lalu. Sebagai pembicara Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata Badung Drs I Made Astawa, MM., Kasi Bimbingan Masyarakat Diparda Prov. Bali Ni Ketut Nuryati, SH, MA dan IGA Manik Silvia D, Dosen STP (Sekolah Tinggi Pariwisata). Hadir sebagai peserta semua anggota Pokdarwis Tanjung Benoa. Nuryati ataupun Manik mengatakan, administrasi itu sangat penting maka itu perlu
mendapat perhatian. Adapun administrasi yang diharapkan meliputi 4 aspek yaitu terisinya buku-buku secara rutin seperti buku tamu, buku profil, buku kegiatan dan lainnya. Bentuk fisik sebuah organisasi diwujudkan dengan papan nama, struktur dan peralatan kantor. selain itu, sumber daya manusia (SDM) meliputi tingkat pendidikan anggota, pengalaman kerja dan kemampuan berkomonikasi juga sangat perlu, kata Nuryati.Sementara Manik menambahkan, selain itu asfek kegiatan meliputi penyuluhan dan kursus mesti harus diikuti,
sehingga menambah wawasan khususnya dibidang pariwisata.Intinya, Pokdarwis harus mampu menerapkan sapta pesona dan menjalankan unit usaha yang dikelola, ucapnya.Sedangkan Astawa menegaskan, kehadirian Pokdarwis merupakan mitra sejajar dengan pemerintah harus bisa menggali inovasi baru untuk perkembangan kelompoknya ke depan. Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai mediasi untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan adanya kelompok ini diharapkan mampu memediasi
(image/bud)
masyarakat local agar bertanggung jawab terhadap pariwisata local, sehingga
pariwisata bisa diwariskan kepada anak cucu, pungkasnya. (image/bud)
2011, Desa Baha Jadi Desa Wisata P
ADA 2011 Desa Baha ditargetkan menjadi desa wisata ideal yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Hal itu diyakini,
setelah koleksi Museum Subak Lepud yang menjadi daya tarik desa itu dilengkapi. Mudah-mudahan tahun 2011 Desa Baha sudah menjadi
desa wisata , harap Ketua Pokdarwis Desa Baha, I Ketut Merta disela-sela pembinaan dan penyuluhan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) oleh
Dari Halaman I
Asyik ................ Sedangkan Rezai mengakui kendaraan BMW X5 seperti apa yang diharapkan kemampuannya. Senang rasanya bisa merasakan kendaraan terbaik di dunia. Akselerasi dan pengeremannya sangat luar biasa, kata Rezai. Heryanto, Pimpinan Proyek lain Express Group menyatakan, Bali sebagai destinasi pariwisata memiliki potensi untuk pasar kendaraan
Salah satu kegiatan Wisata Tirta di Tanjung Benoa yang harus mendapat pehatian Pokdarwis.
mewah. Kehadiran para pemain tenis internasional kali ini tidak bisa dilayani dengan fasilitas yang biasa. Kendaraan yang mereka gunakan juga harus yang terbaik. Express Group juga menjalin kemitraan dengan BMW Indonesia, yang menyediakan BMW X5 untuk layanan limousine selama turnamen berlangsung, ucapnya. (image/015)
(image/bud)
Desa Baha siap menjadi desa wisata 2011.
Dinas Pariwisata Badung kerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Selain itu, optimisme Merta untuk segera mewujudkan Desa Baha menjadi desa wisata juga didukung dari semangat masyarakatnya yang kembali menata potensi daerahnya menjadi lebih baik. Misalnya, menata koleksi museum, menata goa pada jaman penjajahan dan menata jalan subak untuk diwujudkan menjadi lokasi trekking. Dikatakannya Pokdarwis Desa Baha sudah ada sejak tahun 1991, namun nafasnya lemah ibarat mati suri. Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM mengatakan, melalui kegiatan ini untuk memberikan masukan terkait
dengan SDM dari Pokdarwis, sehingga mampu menyiapkan diri dalam bidangnya . Baik dalam menyambut tamu yang datang, juga memberikan informasi potensi desanya sendiri. Sementara Ni Ketut Nuryati, SH., MA Kasi Bimbingan Masyarakat Diparda Prov. Bali menyatakan, melalui pembinaan ini anggota Pokdarwis diharapkan mampu menjembatani kepentingan masyarakat dan pemerintah khususnya dalam bidang pariwisata. Dan yang paling penting bagaimana Pokdarwis ini mampu mengajak masyarakatnya untuk menerapkan Sapta Pesona. Pembinaan ini diikuti seluruh anggota Pokdarwis Desa Baha yang jumlahnya sebanyak 40 orang. (image/bud)
VI
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Jero Wacik 7,5 Wisman Target 2011 E R K E M B A N G A N kepariwisataan Indonesia sangat positif. Maka itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir Jero Wacik mengatakan tahun depan kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional menargetkan tumbuh di level 11 persen hingga 13 persen. “Kami optimis kunjungan wisman tahun depan mampu mendatangkan 7,5 juta wisman,” ujar menteri asal Kintamani Bangli ini saat menghadiri persembahyangan bersama di Pura Puncak Penulisan Bangli dan Pura Puseh Desa Adat Sebatu Tegalalang Gianyar, belum lama ini. Tahun ini, lanjut Wacik, wisman yang datang ke Indonesia sekitar Rp 7,2 juta atau meningkat sekitar 12,12 persen dari tahun 2009. Khusus untuk Bali, kata menteri murah senyum ini perlu melakukan pemerataan pembangunan termasuk dalam di sektor pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut, ungkapnya di Bali Utara perlu dibangun Bandara Internasional. Sementara di Bali selatan sudah tidak mampu lagi menampung kedatangan wisatawan baik itu mancanegara maupun domestik. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan menteri perhubungan yang memiliki kewenangan dalam hal ini. Kami berharap Bandara ini bisa dibangun segera,”jelasnya. Menurut Wacik, pasar wisman dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu pasar utama adalah pasar yang bisa mendatangkan wisatawan dalam jumlah
P
banyak seperti Singapura, Korea, Malaysia, Cina, Taiwan dan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara. Pasar Sekunder yaitu pasar yang bisa mendatangkan wisatawan cukup signifikan dengan jumlah pengeluaran yang memadai seperti Jerman, AS, Perancis dan Belanda. Dan emerging market yaitu pasar yang jumlah wisatawan masih kecil namun dengan jumlah pengeluaran yang memadai seperti India, Rusia dan negaranegara Arab. “Wisman dari pasar-pasar ini akan didistribusikan berdasarkan karakter objek wisata yang ada,”tegasnya. (image/bud)
ABUPATEN Badung memiliki panjang pantai sekitar 85 Km dan hampir setiap jengkal dimanfaatkan untuk melakukan wisata bahari. Ada berbagai jenis wisata bahari yang berkembang, mulai dari diving, selancar, surfing dan banyak lagi jenisnya. Namun, padatnya aktivitas pantai itu belum diimbangi dengan pos dan petugas pengaman pantai yang memadai. Kepala Dinas Pariwisata Cok. Raka Darmawan, SH. MSi, mengatakan, saat ini Badung memiliki 127 orang anggota Balawista (badan penyelamat wisata tirta) di 18 pos penjagaan sudah termasuk 2 buah pos baru yang dibangun tahun 2010 yakni Pos Legian dan Pos Pengamanan Kedonganan. â•œKondisi ini masih sangat jauh dari idelanya, mengingat garis Pantai Seseh hingga Tanjung Benoa sekitar 82 Km, katanya di Pantai Kuta saat pelatihan Balawista beberapa waktu lalu. Menurut Daramawan masing-masing pos idelanya mempunyai petugas 8 - 10 orang tenaga balawista, namun sekarang
Anggota balawista kabupaten Badung.
PHR Jadi Primadona PAD Badung AJAK hotel dan restoran (PHR) hingga kini masih tetap menjadi primadona dalam struktur pendapatan asli daerah (PAD). Dari pemasukan yang besar itu, Pemkab Badung berupaya mengelola dengan baik bagi pembangunan dan kesejahtraan masyarakat, kata Bupati Badung, A.A. Gde Agung, S.H., saat menyerahkan penghargaan kepada wajib pajak (WP) terbaik Kabupaten Badung Tahun 2009 di ruang Kertha Gosana Puspem Badung, belum lama ini. Gde Agung berharap prestasi dan dedikasi ini dapat dipertahankan, bahkan lebih ditingkatkan sehingga dapat memotivasi Wajib P ajak (WP) lainnya dalam membangun the culture of excellent sebagai media promosi kredibilitas usaha. Bupati Gde Agung menegaskan itu lantaran masih kerap melihat ada WP yang dengan berbagai alasan belum melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya. Hal tersebut sungguh tidak beralasan, sebab pajak yang disetorkan ke khas daerah bukan keuntungan dari perusahaan, melainkan titipan pengguna
P
jasa WP yang wajib disetor ke pemda, tegas Gde Agung. Ditambahkannya, 10 persen dari seluruh penerimaan PHR dialokasikan untuk pembangunan dan pelestarian nilai budaya serta pemberdayaan masyarakat pedesaan. Pengelolaannya disalurkan melalui 46 desa dinas, 120 desa adat, dan 190 subak dimana Rp 100 juta untuk bantuan desa adat, desa dinas Rp 75 juta, dan subak Rp 10 juta. (BTN/bud)
Tradisi Ngedeblag di Kemenuh DALAM sasih kelima, terutama dalam memohon keselamatan sejumlah desa di kabupaten Gianyar menggelar ritual. Sebagaimana yang dilakukan di Desa Pekraman Kemenuh, Sukawati, Rabu (3/11) , ratusan warga dengan menghiasi wajahnya dengan beragam warna, mengikuti tradisi ngedeblang, keliling wilayah desa. Ritual ini juga bertepatan dengan rahinan kajeng kliwon yang pertama kali di sasih kelima. Seluruh rangkaian ritual yang digelar setiap tahun ini, berawal dari upacara yang diselenggarakan di Pura Dalem Desa setempat. Kemudian berjalan bekeliling wilayah desa sambil memundut tirta yang dibagikan kepada masyarakat setempat. Uniknya dalam ritual tersebut, warga laki-laki yang mengiringi semuanya berdandan seperti komedian. Wajahnya
dihiasi dengan warna-warni hingga ada yang sampai menggunakan topeng, pakaian hingga tutup kepala yang aneh-aneh. Tradisi ngedeblag hampir sama dengan ritual grebeg. Bendesa Pekraman Kemenuh, Ida Bagus Alit mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat, di sasih kelima bertepatan denganrerahinan kajeng kliwon. Upacara yang sama diselenggarakan sebanyak tiga kali setiap hari yang sama. Tujuannya untuk memohon keselamatan dan menyeimbangkan bhuta kala. Dalam iringan tersebut warga juga membawa kentongan dari bambu, dan daun pepohonan enau keliling desa. (Image/dar) KOMEDIAN- Dalam tradisi ini, warga lakilaki dirias seperti seorang komedian.
Image/bud
Jero Wacik
Image/dok
Bupati Badung A.A. Gde Agung
ini baru diisi oleh 6 orang tenaga balawista. Demikian juga jangkauan pengawasannya masih relative jauh dari ideal yang dalam satu pos bisa mengamankan kawasan pantai yang jaraknya 1 - 2 Km. Balawista di kabupaten Badung sudah ada pada tahun 1972 yang digagas oleh I Gde Berata bersama kawan-kawannya. Dulu, namanya Waja Surf Live Saving Guard,ujarnmya. Dari catatan kejadan, lanjunya, selama tahun 2009 dari 384 kecelakaan di laut 369 orang dapat diselamatkan dan 15 orang meninggal. Tahun 2010 sampai pertengahan Oktober ini terjadi kecelakaan 294 orang berhasil diselamatkan 287 orang sedang meninggal 7 orang. â•œBercemin dari kondisi ini maka peningkatan jaminan keamanan dan keselamatan pada objek wisata tirta perlu ada peningkatan, ucapnya. Karena itulah, lanjut Daramawan, pemerintah seringi menggelar pelatihan balawista.yang meliputi pelatihan tingkat dasar (resuscitation), tingkat lanjutan (live saving) dan tingkat madya (bronze). Untuk memberikan pendidikan yang berkualitas, tenaga pelatih sendiri berasal dari tenagatenaga Balawista Kabupaten Badung juga biasa menghadirkan pelatih khusus dari Australia. â•œKehadiran instruktur dari Australia ini diharapkan agar dapat melahirkan para life guard yang berkualitas dengan kualifikasi internasional, Image/bud katanya. (image/bud)
Tak Takut Bersaing ADA 2012, seluruh pekerja pariwisata diwajibkan mengantongi sertifikasi. Sebaba, tiga tahun kemudian yakni 2015 standar kerja dunia mulai diberlakukan, sehingga pekerja pariwisata Bali bisa bekerja dimana saja. Target itu perlu untuk memacu semangat dalam meningkatkan kualitas kerja. Lantas, mampukah Bali mengejar target itu, mengingat ada sekitar 40 ribu pekerja pariwisata di pulau mungil ini? Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali, Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc., mengatakan, sertifikasi terhadap para pekerja pariwisata itu sangat perlu. Disamping meningkatkan kualitas para pekerja juga sebagai persiapan dalam menghadapi persaingan global. Namun, ia merasa pesimis untuk dapat mensertifikasi semua pekerja pariwisata Bali selesai tahun 2012. Kita masih mempunyai waktu 24 bulan saja. Apa bisa, sementara masih ada banyak kendala di lapangan, katanya balik bertanya. Menurut Madiun kerja yang hanya mengejar target tentu akan berefek pada kualitas yang dihasilkan. Yang terpenting, lanjut Madiun, pertama kali melakukan pembentukan assessor andal dan berkualitas yang nantinya mampu menciptakan sertifikasi terbaik. Jika assesor tidak berkualitas mustahil dapat melahirkan sertifikasi yang berkualitas pula. Kualitas sertifikasi itu sangat ditentukan dari kualitas sekolah dimana ia menimba ilmu pariwisata, imbuhnya. Lelaki kelahiran Denpasar, 11 Februari 1953 ini juga menyinggung perlunya pekerja pariwisata dalam jumlah yang besar dalam rangka mempersiapkan target kunjungan 7,5 juta wisatawan ke tanah air. Bukan perlu pekerja pariwisata dalam jumlah yang besar, melainkan pekerja berkualits yang dapat memberikan citra pariwisata Bali dan Indonesia ke depan.
P
Image/dar
Joged Bumbung Bukan Tari Porno
I Nyoman Madiun
Balawista Badung Kurang Tenaga K
A.A. Gde Agung
III
STP Nusa Dua, kata Madiun, sebagai penyuplai tenaga kerja hotel di Bali dan luar Bali bahkan luar negeri selalu mengedepankan kualitas pendidikan. Selain teori, dirinya juga menerapkan tiga pratek yang harus dilalui seorang mahasiswa. Yaitu pratek kering (dry practice) dengan melakukan pratek secara langsung (seperti medagangdagangan), pratek kerja lapangan (PKL) yang bertugas di kampus sendiri sebagai pelayan tamu secara bergiliran dan pratek kerja nyata (PKN) yang melakukan pratek di hotel-hotel, restoran atau produk pariwisata lainnya. Program yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan industri. Kalau melakukan ujian pihaknya juga mengundang industri. Karena itu, Madiun mengaku tidak pernah takut terhadap persaingan ditengah maraknya sekolah-sekolah perhotelan. (image/bud)
Image/bud
I Nyoman Madiun
Image/kmb
BARONG - Upacara pasupati Tapakan Ida Batara di Pura Maha Widya Mandira Unhi, berlangsung Rabu (3/11) di pura kampus setempat.
Unhi Pasupati Barong UPACARA pasupati dan ngerehan Tapakan Ida Batara di Pura Maha Widya Mandira Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, berlangsung khidmat, Rabu Kliwon Wuku Gumbreg (3/11) . Prosesi pasupati dilangsungkan di Pura Maha Widya Mandira Unhi, dipuput Ida Pedanda dari Griya Kediri, Selat, Susut Bangli. Upacara tersebut dihadiri Rektor Unhi Prof. Dr. IB Yudha Triguna, M.S., dan civitas akademika Unhi. Selanjutnya, prosesi ritual ngerehan Tapakan Ida Batara berupa Barong, Ratu Ayu, Ratu Mas dan Celuluk tersebut dilangsungkan di Setra Gandamayu Kesiman, tepat tengah malam, pukul 24.00 Wita. Wakil Rektor III Unhi Drs. Wayan Winaja, M.Si. mengatakan, setelah mendapat panugrahan dalam prosesi ngerehan tersebut, Tapakan Ida Batara kairing kembali ke Pura Maha Widya Mandira Unhi, katuran upacara panyineban. Lanjut Winaja, upacara ngerehan di Setra Gandamayu itu bertujuan untuk memohon kekuatan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Salah seorang Pemangku Pura Maha Widya Mandira Unhi Ir. Nyoman Prastika, M.Si. mengatakan pelaksanaan upacara pasupati tersebut menggunakan banten ayaban bebangkit serta runtutannya. Setelah upacara pemlaspas dan pasupati, tepat pukul 24.00 dilakukan upacara pepintonan (ngerehan) di Setra Gandamayu Kesiman. Tujuannya, untuk lebih memastikan bahwa Tapakan Ida Batara yang disakralkan itu betul-betul memiliki kekuatan religius-magis. Seusai upacara pepintonan, Tapakan Ida Batara mewali ke Pura Maha Widya Mandira, dilakukan upacara penyepian. Keesokan harinya dihaturkan upacara ayaban. Dosen Prodi Ayurweda, Fakultas Kesehatan Unhi Drs. IB Suatama, M.Si. menambahkan, upacara pasupati kemudian dilanjutkan dengan prosesi ritual ngerehan tapakan Ida Batara, bertujuan untuk memohon daya magis atau mendapatkan anugerah taksu dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Melalui proses sakralisasi ini umat dapat membedakan barong sebagai pratima atau arca (tapakan sesuhunan), dengan barong propan yang dipentaskan untuk pertunjukan wisata. (Image/kmb)
DINAS Kebudayaan Provinsi Bali menggelar lomba tari Joged Bumbung di Taman Budaya Bali (Art Center) Rabu (3/ 11). 15 sekaa joged bumbung dari seluruh kabupaten/kota di Bali beradu tari joged bumbung sesuai pakemnya yang benar. Selain menghibur masyarakat penonton, lomba ini bertujuan untuk meluruskan agar Joged Bumbung di Bali tidak mengarah pada gerakan-gerakan tarian yang bernuansa porno. Ketua Panitia Lomba Dra. Ida Ayu Putri Masyeni, M.Si. mengatakan dalam lomba tersebut, setiap sekaa atau sanggar tari joged bumbung menampilkan seorang penari lengkap dengan pengibingnya. Penari juga diwajibkan menjawat seorang pengibing dari unsur penonton. Selain penarinya dinilai, pengibingnya pun dinilai. Penari dan pengibing yang juara diberikan penghargaan. Sajian tariannya 12-15 menit. Begitu dimulai, para penari joged beserta pengibingnya unjuk kebolehan di hadapan tim juri Prof. Dr. Wayan Dibia, Ketut Arini, SST dan Nyoman Budiarta, S.Sn, M.Si. Suasana Taman Budaya betul-betul sumringah, penari joged intens berinteraksi dengan pengibing masing-masing, dengan gerakan tari joged sesuai dengan pakem atau uger-ugernya yang benar. Tak tampak gerakan tari joged yang keluar dari pakem, alias porno. Aspek yang dinilai meliputi penguasaan teknik tari (wiraga), penguasaan musik iringan (wirama), penghayatan tema (wirasa), tata rias busana dan keutuhan penampilan. Para penari dan pengibing dilarang berpelukan dan berangkulan, apalagi sambil melakukan gerak-gerak
porno. Ajang seni ini sengaja digelar Dinas Kebudayaan Bali untuk mengembalikan tari joged ke pakemnya yang benar. Pasalnya, selama ini di Bali muncul joged bumbung erotik dengan sebutan goyang ngebor, goyang maut dan sebagainya, yang mengeksploitasi gerak-gerak yang berbau porno. Bahkan, tarian joged model itu sudah sempat beredar di Youtube. Tari joged bumbung porno dinilai telah melanggar norma-norma etika dan estetika. Guna mengembalikan joged bumbung ke jalurnya yang benar yakni sebuah tarian pergaulan yang memiliki tata krama yang kuat, digelarlah tari joged bumbung. Gubernur Bali dalam sambutannya dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Bali Dr. IB Sedhawa, S.E., M.Si. mengatakan pembangunan budaya harus diprogramkan secara berkelanjutan dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap seni budaya itu sendiri. Karena itu pemerintah memberi ruang seluas-luasnya untuk berkembangnya seni budaya. Tarian joged bumbung yang merupakan salah satu unsur budaya Bali amat dekat dengan kehidupan masyarakat Bali. Tarian pergaulan ini sesuai dengan pakemnya mencerminkan unsur estetika dan etika sesuai dengan konsep berkesenian di Bali yakni satyam, siwam dan sundaram. Namun, belakangan ada penari joged bumbung yang keluar dari pakemnya, sehingga terkesan porno. Lomba tari joged ini salah satu upaya untuk memberi penguatan esensi joged bumbung. Mengembalikan tarian joged sesuai dengan pakemnya. Sehingga tetap mampu memberi citra positif bagi kesenian Bali.
TARI JOGED Salah satu penampilan Tari Joged dalam lomba Tari Joged bumbung yang digelar Dinas Kebudayaan Bali, Rabu (3/11) di Taman Budaya Bali.
Image/KMB
IV
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Bali Yoga Festival di Museum Rudana KEGIATAN Bali Yoga Festival (BYF) yang diselenggarakan Sekaha Demen Bali, Jumat (5/11) dibuka gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Museum Rudana, Ubud, Gianyar. BYF yang diselenggarakan kali ini bertujuan memberikan pemahaman yoga yang holistik kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari ini secara cuma-Cuma tanpa dipuntut biaya. Ketua Panitia Dra. Made Suardewi mengungkapkan, pemahaman yoga yang ada selama ini cenderung pada asana, gerak tubuh yang sistematis. Dalam BYF ini diberikan suatu hal yang berbeda. Pengertian yoga diberikan dalam arti luas. Aktivitas sehari-hari sejak bangun tidur, menyapu, memasak, membuat banten, ngayah juga termasuk bagian dari yoga. Dalam memberikan pengertian yoga yang holistik selama tiga hari, BYF menghadirkan tujuh tokoh spritual yang sekaligus mendapatkan anugrah Angkus Prana dari pemilik Museum Rudana. Yakni, Ida Pedanda Made Gunung, Ida Pedanda Gede Ketewel Kemenuh, Merta Ada, dr. Gede Kamajaya, Kadek Suambara, Prabu Darmayasa, dan Ida Pandita Mpu Parama Daksa Natha Ratu Bagus. Ketujuh tokoh tersebut juga menandatangani prasasti dengan menempelkan jejak kedua telapak tangan mereka disebuah batu. Hal ini merupakan simbol dari penyatuan prana utnuk
Pariwisata Bali
menuju perdamaian dunia yang dimulai dari tokoh spiritual. Penyatuan tersebut sebagai symbol penyatuan kekuatan prana, jiwa-jiwa yang bersatu, bersinergi, sehingga dapat memancarkan energi sentuhan keindahan, kekuatan dharma ke seluruh Bumi, ujar pengelola Museum Putu Supadma Rudana. Di era globalisasi dewasa ini masyarakat Bali dihadapkan pada suatu tantangan berupa transformasi sosial budaya, yang pada akhirnya berdampak pada sikap dan cara pandang masyarakat menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai dalam kehidupan berbudaya. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, bila kita mampu memaknai berbagai bentuk yoga yang ada dalam konsep holistik dari catur yoga, yaitu bakti, karma, jnana dan raja yoga,adalah dimaksudkan membangun integritas diri untuk mewujudkan keharmonisan dalam tatanan hidup masyarakat Bali. Semua mesti selalu berpegang pada norma agama dan tatanan nilai-nilai budaya demi kebaikan bersama serta, akan lebih baik lagi bila disertai dengan peningkatan rasa kebersamaan yang dilandasi dengan hati nurani yang damai. Ajaran catur yoga di Bali ada tiga kekuatan manusia yang sering dilupakan yakni, mental, moral intelektual dan nilai-nilai kebersamaan. Ketiga kekuatan ini merupakan landasan untuk membangun cara berpikir universal, jelasnya. (kmb16)
JEJAKTinggalkan jejak telapak tangan.
image/kmb
Jangan Bertentangan Dengan Nilai-nilai Budaya Image/bud
BEROPERASI-Bus perjalanan wisata yang sedang beroperasi.
“Biodiversity” English & Japanese Speech Contest NDONESIA sangatlah kaya dengan keanekaragaman hayatinya (biodiversity). Berbagai gerakan dilakukan oleh pemerintah baik swasta, masyarakat dan semua komponen bangsa lainnya dalam upaya mengkampanyekan penyelamatan keanekaragaman hayati di bumi ini, terlebih dengan adanya perubahan iklim global yang sangat berdampak negatif bagi keanekaragaman hayati dunia. Untuk itu PBB telah menetapkan bahwa 2010 adalah tahun keanekaragaman hayati atau “International Year of Biodiversity dengan Tema Biodiversity is Life, Biodiversity is our Life”. Terinspirasi dari hal tersebut, Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dengan mangrove management center mengadakan pidato bahasa Jepang dan bahasa Inggris yang mengambil tema khusus yaitu Biodiversity atau keanekaragaman hayati. Adapun kegiatan lomba tersebut berlangsung pada tanggal 23 – 24 Oktober 2010, bertempat di Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM) yang melibatkan 45 pelajar menengah atas (SMU dan SMK) se Bali. Menurut Sudrajat Wirapraja,
I
kepala subag tata usaha Balai Mangrove, lomba seperti ini rutin diadakan setiap tahun mulai dari tahun 2000. “Untuk tahun 2010 ini kami mencoba untuk menumbuhkan kepedulian pemuda khususnya pelajar tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati, dan lebih spesifik lagi, karena kami bergerak dibidang mangrove, kami ingin mempertahankan secara umum ekologi mangrove itu sendiri,” paparnya. Pemenang mendapatkan hadiah berupa tropi dan sertifikat serta voucher belanja senilai Rp. 1.500.000 untuk juara I, voucher belanja senilai Rp. 1.300.000 untuk juara II dan untuk juara III mendapatkan voucher belanja senilai Rp. 1.000.000. Bagi peserta yang belum beruntung juga diberikan sertifikat keikutsertaan. Adapun juara I, II, III untuk kategori pidato bahasa Inggris diraih oleh Mia Intentilia (SMA N 1 Kuta Selatan), Ayu Wulansari (SMA N 4 Denpasar) dan Luluatul Fatehah (SMA N 2 Tabanan). Untuk juara I, II, III kategori bahasa jepang diraih oleh Catherina Putri (SMAK Santo Yoseph), Agus Sedana (SMK TP 45 Negara) dan Cristina Dewi (SMA N 1 Mengwi). (Image/Angga/Dewa)
Pelaku Industri Pariwisata Berkolabiorasi dengan Pemkab Badung PELAKU industri pariwisata dan pemerintah kabupaten Badung tak hanya bekerja sama dalam menjaga dan mengembangkan kepariwisataan di daerah berwujud keris ini, tetapi juga berkolaborasi dalam membantu bencana alam baik banjir Wasior, tsunami dan gunung meletus. “Ini sebagai wujud keprihatian dan kepedulian terhadap sesama,” kata Bupati Badung A.A.Gde Agung, SH saat menerima kunjungan komponen dan pelaku Bisnis Pariwisata Badung di Ruang Rapat Bupati, baru-baru ini. Bantuan yang diberikan para komponen pelaku Bisnis Pariwisata Badung merupakan bantuan Tahap I yang berjumlah Rp. 75 juta. Bantuan dana tersebut diterima langsung oleh Ketua TP PKK Badung yang juga Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Nyonya Ratna Gde Agung untuk diserahkan langsung kepada korban Letusan Gunung Merapi, Yogya. Bantuan dana tersebut di salurkan melalui K3S, karena sebagai lembaga non pemerintah yang resmi (legal) dan sudah diterima nasional. Bupati Badung mengatakan, bentuk kepedulian ini bukan semata-mata untuk mencari popularitas melainkan benar-benar murni dan niat yang tulus sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan bantuan
V
akibat bencana. “Walaupun nilainya tidak seberapa, namun bantuan ini diharapkan benar-benar dapat dimanfaatkan langsung kepada yang membutuhkan serta dapat dipertanggung jawabkan,” ujar Gde Agung. Penyerahan bantuan tahap I tersebut nantinya akan digabungkan dengan partisipasi baik dari KORPRI, seluruh SKPD Kab. Badung, serta seluruh pejabat di Lingkungan Pemkab. Badung dengan mengatas namakan masyarakat Kabupaten Badung secara umum. “Semoga sinergisitas yang terjalin dapat terus ditingkatkan dan senatiasa “nunas ice” kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa. Sebab apapun yang kita lakukan bersama, tanpa petunjuk dan bimbingan Beliau, tidak akan berhasil optimal”, pungkas Bupati Badung. Hadir dalam kesempatan itu Sekda Badung Kompyang R. Swandika, SH, MH, Kadis Pariwisata Cokorda Raka Darmawan, SH, M.Si, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kab. Badung I Wayan Suambara, SH, MM, Ketua TP PKK Badung yang juga Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Nyonya Ratna Gde Agung, Ketua Darma Wanita Persatuan Kab. Badung Nyonya Kompyang R. Swandika, BTDC Nusa Dua Bali, BVA Bali, PHRI Bali dan DPC HPI Badung. (image/015)
Baru 136 Unit BPW Mendaftar BATAS pendaftaran kembali bagi Usaha Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali sudah berakhir, yakni pada 15 Oktober lalu. Walau demikian, pelaku usaha BPW di Bali tampaknya merespon secara dingin. Buktinya, hanya 136 unit BPW yang melakukan pendaftaran ulang dari 658 unit BPW yang terdaftar dan 216 unit yang sudah berstatus kepemilikan izin jelas. Hal itu tentu membuat Dinas Pariwisata (Diparda) Bali menjadi berang, sehingga kembali menetapkan jadwal terakhir (Deadline) bagi pendaftaran kembali usaha BPW di Bali. Kami berikan batas waktu hingga pertengahan November mendatang. Jika tidak ada itikad baik pengusaha BPW untuk mendaftarkan usahanya kembali, kami akan mengambil tindakan tegas sesuai yang diamanatkan dalam Perda No 1 tahun 2010, tegas Kadiparda Bali IB Kade Subhiksu di Denpasar, belum lama ini. Diparda Bali meminta BPW yang belum terdaftar segera menunjukan legalitasnya. Upaya ini untuk mengetahui kondisi sesungguhnya BPW yang selama ini telah terdaftar di Diparda Bali. Hasil pendataan ulang akan dijadikan acuan dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian BPW lebih lanjut. Pemprov Bali sudah cukup melakukan pembinaan dan sosialisasi. Bahkan, sesuai instruksi Gubernur Bali tahun 2011 mendatang akan menjadi tahun law enforcement (penegakan hukum). Tidak ada lagi ampun bagi para pelanggar perda. Langkah ini untuk menegakan aturan dan penataan BPW di Bali, ujarnya. Menurutnya, sesuai Perda No 1 tahun 2010 Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali yang beroperasi tanpa mengantongi izin terancam denda Rp 50 juta atau minimal Rp 30 juta dengan hukuman badan enam bulan penjara. (Image/bud)
KEGIATAN kepariwisataan Bali tidak boleh perlu. Ini diharapkan wisatawan bisa tinggal lebih bertentangan dengan nilai-nilai agama, budaya dan lama di Bali karena mereka juga bisa berinteraksi adat istiadat. Prilaku insane pariwisata harus sosial budaya dengan masyarakat,harapnya. memegang teguh kode etik profesi sebagai Selain dialog, pada acara yang dihadiri oleh cerminan budaya Bali. Hal itu mengemuka pada praktisi, pelaku dan industri pariwisata, kalangan dialog kepariwisataan bertajuk Mau Dibawa pemerintah serta akademisi itu juga diisi dengan Kemana Pariwisata Bali dengan prembicara Ida lounching buku Jendela Pariwisata Indonesia How Bagus Gde Wiyana Ketua FKUB Bali dan I Gede Lucky is Bali diinisiatori Drs. Panudiana Kuhn, Ardika Anggota Komite Kode Etik UNWTO di MM. Buku berupa testimony yang mengangkat Puri Saron Hotel Seminyak, kamis (4/11). masih adanya kesenjangan di Bali lingkungan, Dalam dialog itu, Wiyana mengatakan masalah ekonomi dan lainnya yang menghadirkan 20 social yang terjadi di Bali, khususnya pada umat narasumber di Bali. Hindu sudah terjadi sejak jama dahulu. Kondisi Adanya buku yang dicetak dengan kertas ramah internal masyarakat seperti ketinggalan dalam lingkungan daur ulang ini agar semua orang yang pendidikan, kemiskinan kesenjangan social, ada di Indonesia ini bisa membaca, sehingga bisa ketidakberdayaan, ditambah introduksi dan menerti tentang tourism yang penetra budaya asing, pertambahan penduduk sesungguhnya.Kualitas pariwisata perlu terus migran yang tidak terkendali merupakan factor ditingkatkan sehingga bisa mendorong pemicu terjadinya masalah social baru yang mesti perekonomian masyarakat. Seluruh masyarakat mendapat perhatian. Bali, dari yang terbawah hingga masyarakat tingkat Sementara Ardika mengingatkan pelaku atas bisa ikut terlibat dalam pengembangan sector pariwisata juga memiliki tugas pokok untuk pariwisata, ucapnya. (image/bud) melestarikan kebudayaan Bali sebagai asset pariwisata. Da yang terpenting, peran masyarakat juga perlu dilibatkan dalam upaya melestarikan kebudayaan Bali. Pengembangan pariwisata Bali mesti memperhatikan daya dukung Bali secara fisik, sosial dan budaya,ucapnya. Lebih lanjut dikatakan Ardika, pengembangan sector pariwisata mesti beralih dari mass tourism ke quality tourism. Pembatasan jumlah wisatawan secara masal menuju wisatawan yang lebih menghargai nilai Panudiana Kuhn memberikan buku Jendela Pariwisata sosial dan budaya sangat Indonesiakepada tokoh pariwisata juga budayawan
PKB Mesti Rekontruksi Kesenian Langka PESTA Kesenian Bali (PKB) sebagai event tahunan sudah memasuki usia yang ke-33. Usia yang sudah cukup dewasa mesti telah mampu menggali dan merekonstruksi keberadaan kesenian langka di Bali. Hakekat event tahunan itu sendiri yang lebih berorientasi pada pengembangan dan penggalian sudah saatnya melestarikan seni langka di pulau dewata ini Bali banyak sekali mempunyai kesenian langka. PKB tahun depan mesti harus
mampu merekonstruksi sekitar 3 - 4 kesenian langka. Kemudian, menyusul lagi dalam pelaksanaan PKB selanjutnya. Dengan melakukan secara terus menerus maka visi dan misi dari PKB betul-betul mampu
diimplimentasikan secara komperhensif dan holistik, kata Prof. Dr. I Wayan Dibia, MA , di Denpasar belum lama ini. Menurut Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini, rekontruksi kesenian langka
PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel
Ketua K3S Nyonya Ratna Gde Agung Saat Menerima Bantuan dari komponen pelaku Bisnis Pariwisata Badung yang selanjutnya diserahkan kepada korban Letusan Gunung Merapi, Yogya
Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126
Image/bud
Baris Memedi salah satu kesenian langka.
dapat dilakukan secara bertahap dalam setiap tahunnya. Pada PKB 2011 yang rencana digelar 10 Juni hingga 9 Juli mendatang, jangan hanya menggenjot program seni budaya pengembangan saja sebagai unggulan. Harus pula melirik dan lebih serius merekonstruksi kembali kesenian langka yang keberadaannya masih tersisa di setiap daerah di Bali untuk kemudian dijadikan program unggulan. Upaya ini, lanjut Dibia, sengaja dilakukan sebagai langkah konkret untuk menggali, melestarikan dan mengembangan seni budaya Bali dari masa ke masa. PKB sebagai sebuah ruang yang tepat melakukan tindakan merekonstruksi peninggalan kesenian langka yang kita warisi. â•œMemang belum mampu menyentuh seluruh daerah, tetapi setidaknya ada langkah awal untuk menggalang gagasan ini dengan tahapan-
tahapan yang jelas, tegasnya. Sementara itu di tempat terpisah, Kadisbud Bali, IB Sedhawa berharap setiap daerah diharapkan mampu menindaklanjuti usulan program khusus yang menjadi bagian dari program unggulan dalam pelaksanaan PKB 2011 dengan penuh rasa tanggungjawab. Dengan demikian keinginan bersama untuk meningkatkan mutu dan kualitas suguhan seni pertunjukan dan beragam kegiatan seni budaya di PKB tahun depan akan semakin lebih baik. PKB tahun depan akan mengusung tema payung â•œœegara Giri : Menapak Jejak Kehidupan dengan tema pokok Desa Kala Patra : Adaptasi Diri dalam Multikulturâ. Lewat tema itu diharapkan mampu menampilkan keberagaman seni budaya yang menjadi identitas setiap daerah, ujarnya. (Image/bud)
IV
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Bali Yoga Festival di Museum Rudana KEGIATAN Bali Yoga Festival (BYF) yang diselenggarakan Sekaha Demen Bali, Jumat (5/11) dibuka gubernur Bali Made Mangku Pastika, di Museum Rudana, Ubud, Gianyar. BYF yang diselenggarakan kali ini bertujuan memberikan pemahaman yoga yang holistik kepada masyarakat. Kegiatan yang dilakukan selama tiga hari ini secara cuma-Cuma tanpa dipuntut biaya. Ketua Panitia Dra. Made Suardewi mengungkapkan, pemahaman yoga yang ada selama ini cenderung pada asana, gerak tubuh yang sistematis. Dalam BYF ini diberikan suatu hal yang berbeda. Pengertian yoga diberikan dalam arti luas. Aktivitas sehari-hari sejak bangun tidur, menyapu, memasak, membuat banten, ngayah juga termasuk bagian dari yoga. Dalam memberikan pengertian yoga yang holistik selama tiga hari, BYF menghadirkan tujuh tokoh spritual yang sekaligus mendapatkan anugrah Angkus Prana dari pemilik Museum Rudana. Yakni, Ida Pedanda Made Gunung, Ida Pedanda Gede Ketewel Kemenuh, Merta Ada, dr. Gede Kamajaya, Kadek Suambara, Prabu Darmayasa, dan Ida Pandita Mpu Parama Daksa Natha Ratu Bagus. Ketujuh tokoh tersebut juga menandatangani prasasti dengan menempelkan jejak kedua telapak tangan mereka disebuah batu. Hal ini merupakan simbol dari penyatuan prana utnuk
Pariwisata Bali
menuju perdamaian dunia yang dimulai dari tokoh spiritual. Penyatuan tersebut sebagai symbol penyatuan kekuatan prana, jiwa-jiwa yang bersatu, bersinergi, sehingga dapat memancarkan energi sentuhan keindahan, kekuatan dharma ke seluruh Bumi, ujar pengelola Museum Putu Supadma Rudana. Di era globalisasi dewasa ini masyarakat Bali dihadapkan pada suatu tantangan berupa transformasi sosial budaya, yang pada akhirnya berdampak pada sikap dan cara pandang masyarakat menghayati dan mengimplementasikan nilai-nilai dalam kehidupan berbudaya. Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengatakan, bila kita mampu memaknai berbagai bentuk yoga yang ada dalam konsep holistik dari catur yoga, yaitu bakti, karma, jnana dan raja yoga,adalah dimaksudkan membangun integritas diri untuk mewujudkan keharmonisan dalam tatanan hidup masyarakat Bali. Semua mesti selalu berpegang pada norma agama dan tatanan nilai-nilai budaya demi kebaikan bersama serta, akan lebih baik lagi bila disertai dengan peningkatan rasa kebersamaan yang dilandasi dengan hati nurani yang damai. Ajaran catur yoga di Bali ada tiga kekuatan manusia yang sering dilupakan yakni, mental, moral intelektual dan nilai-nilai kebersamaan. Ketiga kekuatan ini merupakan landasan untuk membangun cara berpikir universal, jelasnya. (kmb16)
JEJAKTinggalkan jejak telapak tangan.
image/kmb
Jangan Bertentangan Dengan Nilai-nilai Budaya Image/bud
BEROPERASI-Bus perjalanan wisata yang sedang beroperasi.
“Biodiversity” English & Japanese Speech Contest NDONESIA sangatlah kaya dengan keanekaragaman hayatinya (biodiversity). Berbagai gerakan dilakukan oleh pemerintah baik swasta, masyarakat dan semua komponen bangsa lainnya dalam upaya mengkampanyekan penyelamatan keanekaragaman hayati di bumi ini, terlebih dengan adanya perubahan iklim global yang sangat berdampak negatif bagi keanekaragaman hayati dunia. Untuk itu PBB telah menetapkan bahwa 2010 adalah tahun keanekaragaman hayati atau “International Year of Biodiversity dengan Tema Biodiversity is Life, Biodiversity is our Life”. Terinspirasi dari hal tersebut, Japan International Cooperation Agency (JICA) bekerja sama dengan mangrove management center mengadakan pidato bahasa Jepang dan bahasa Inggris yang mengambil tema khusus yaitu Biodiversity atau keanekaragaman hayati. Adapun kegiatan lomba tersebut berlangsung pada tanggal 23 – 24 Oktober 2010, bertempat di Balai Pengelolaan Hutan Mangrove (BPHM) yang melibatkan 45 pelajar menengah atas (SMU dan SMK) se Bali. Menurut Sudrajat Wirapraja,
I
kepala subag tata usaha Balai Mangrove, lomba seperti ini rutin diadakan setiap tahun mulai dari tahun 2000. “Untuk tahun 2010 ini kami mencoba untuk menumbuhkan kepedulian pemuda khususnya pelajar tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati, dan lebih spesifik lagi, karena kami bergerak dibidang mangrove, kami ingin mempertahankan secara umum ekologi mangrove itu sendiri,” paparnya. Pemenang mendapatkan hadiah berupa tropi dan sertifikat serta voucher belanja senilai Rp. 1.500.000 untuk juara I, voucher belanja senilai Rp. 1.300.000 untuk juara II dan untuk juara III mendapatkan voucher belanja senilai Rp. 1.000.000. Bagi peserta yang belum beruntung juga diberikan sertifikat keikutsertaan. Adapun juara I, II, III untuk kategori pidato bahasa Inggris diraih oleh Mia Intentilia (SMA N 1 Kuta Selatan), Ayu Wulansari (SMA N 4 Denpasar) dan Luluatul Fatehah (SMA N 2 Tabanan). Untuk juara I, II, III kategori bahasa jepang diraih oleh Catherina Putri (SMAK Santo Yoseph), Agus Sedana (SMK TP 45 Negara) dan Cristina Dewi (SMA N 1 Mengwi). (Image/Angga/Dewa)
Pelaku Industri Pariwisata Berkolabiorasi dengan Pemkab Badung PELAKU industri pariwisata dan pemerintah kabupaten Badung tak hanya bekerja sama dalam menjaga dan mengembangkan kepariwisataan di daerah berwujud keris ini, tetapi juga berkolaborasi dalam membantu bencana alam baik banjir Wasior, tsunami dan gunung meletus. “Ini sebagai wujud keprihatian dan kepedulian terhadap sesama,” kata Bupati Badung A.A.Gde Agung, SH saat menerima kunjungan komponen dan pelaku Bisnis Pariwisata Badung di Ruang Rapat Bupati, baru-baru ini. Bantuan yang diberikan para komponen pelaku Bisnis Pariwisata Badung merupakan bantuan Tahap I yang berjumlah Rp. 75 juta. Bantuan dana tersebut diterima langsung oleh Ketua TP PKK Badung yang juga Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Nyonya Ratna Gde Agung untuk diserahkan langsung kepada korban Letusan Gunung Merapi, Yogya. Bantuan dana tersebut di salurkan melalui K3S, karena sebagai lembaga non pemerintah yang resmi (legal) dan sudah diterima nasional. Bupati Badung mengatakan, bentuk kepedulian ini bukan semata-mata untuk mencari popularitas melainkan benar-benar murni dan niat yang tulus sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama yang membutuhkan bantuan
V
akibat bencana. “Walaupun nilainya tidak seberapa, namun bantuan ini diharapkan benar-benar dapat dimanfaatkan langsung kepada yang membutuhkan serta dapat dipertanggung jawabkan,” ujar Gde Agung. Penyerahan bantuan tahap I tersebut nantinya akan digabungkan dengan partisipasi baik dari KORPRI, seluruh SKPD Kab. Badung, serta seluruh pejabat di Lingkungan Pemkab. Badung dengan mengatas namakan masyarakat Kabupaten Badung secara umum. “Semoga sinergisitas yang terjalin dapat terus ditingkatkan dan senatiasa “nunas ice” kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa. Sebab apapun yang kita lakukan bersama, tanpa petunjuk dan bimbingan Beliau, tidak akan berhasil optimal”, pungkas Bupati Badung. Hadir dalam kesempatan itu Sekda Badung Kompyang R. Swandika, SH, MH, Kadis Pariwisata Cokorda Raka Darmawan, SH, M.Si, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan Kab. Badung I Wayan Suambara, SH, MM, Ketua TP PKK Badung yang juga Ketua Koordinator Kegiatan Kesejahteraan Sosial (K3S) Nyonya Ratna Gde Agung, Ketua Darma Wanita Persatuan Kab. Badung Nyonya Kompyang R. Swandika, BTDC Nusa Dua Bali, BVA Bali, PHRI Bali dan DPC HPI Badung. (image/015)
Baru 136 Unit BPW Mendaftar BATAS pendaftaran kembali bagi Usaha Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali sudah berakhir, yakni pada 15 Oktober lalu. Walau demikian, pelaku usaha BPW di Bali tampaknya merespon secara dingin. Buktinya, hanya 136 unit BPW yang melakukan pendaftaran ulang dari 658 unit BPW yang terdaftar dan 216 unit yang sudah berstatus kepemilikan izin jelas. Hal itu tentu membuat Dinas Pariwisata (Diparda) Bali menjadi berang, sehingga kembali menetapkan jadwal terakhir (Deadline) bagi pendaftaran kembali usaha BPW di Bali. Kami berikan batas waktu hingga pertengahan November mendatang. Jika tidak ada itikad baik pengusaha BPW untuk mendaftarkan usahanya kembali, kami akan mengambil tindakan tegas sesuai yang diamanatkan dalam Perda No 1 tahun 2010, tegas Kadiparda Bali IB Kade Subhiksu di Denpasar, belum lama ini. Diparda Bali meminta BPW yang belum terdaftar segera menunjukan legalitasnya. Upaya ini untuk mengetahui kondisi sesungguhnya BPW yang selama ini telah terdaftar di Diparda Bali. Hasil pendataan ulang akan dijadikan acuan dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian BPW lebih lanjut. Pemprov Bali sudah cukup melakukan pembinaan dan sosialisasi. Bahkan, sesuai instruksi Gubernur Bali tahun 2011 mendatang akan menjadi tahun law enforcement (penegakan hukum). Tidak ada lagi ampun bagi para pelanggar perda. Langkah ini untuk menegakan aturan dan penataan BPW di Bali, ujarnya. Menurutnya, sesuai Perda No 1 tahun 2010 Biro Perjalanan Wisata (BPW) di Bali yang beroperasi tanpa mengantongi izin terancam denda Rp 50 juta atau minimal Rp 30 juta dengan hukuman badan enam bulan penjara. (Image/bud)
KEGIATAN kepariwisataan Bali tidak boleh perlu. Ini diharapkan wisatawan bisa tinggal lebih bertentangan dengan nilai-nilai agama, budaya dan lama di Bali karena mereka juga bisa berinteraksi adat istiadat. Prilaku insane pariwisata harus sosial budaya dengan masyarakat,harapnya. memegang teguh kode etik profesi sebagai Selain dialog, pada acara yang dihadiri oleh cerminan budaya Bali. Hal itu mengemuka pada praktisi, pelaku dan industri pariwisata, kalangan dialog kepariwisataan bertajuk Mau Dibawa pemerintah serta akademisi itu juga diisi dengan Kemana Pariwisata Bali dengan prembicara Ida lounching buku Jendela Pariwisata Indonesia How Bagus Gde Wiyana Ketua FKUB Bali dan I Gede Lucky is Bali diinisiatori Drs. Panudiana Kuhn, Ardika Anggota Komite Kode Etik UNWTO di MM. Buku berupa testimony yang mengangkat Puri Saron Hotel Seminyak, kamis (4/11). masih adanya kesenjangan di Bali lingkungan, Dalam dialog itu, Wiyana mengatakan masalah ekonomi dan lainnya yang menghadirkan 20 social yang terjadi di Bali, khususnya pada umat narasumber di Bali. Hindu sudah terjadi sejak jama dahulu. Kondisi Adanya buku yang dicetak dengan kertas ramah internal masyarakat seperti ketinggalan dalam lingkungan daur ulang ini agar semua orang yang pendidikan, kemiskinan kesenjangan social, ada di Indonesia ini bisa membaca, sehingga bisa ketidakberdayaan, ditambah introduksi dan menerti tentang tourism yang penetra budaya asing, pertambahan penduduk sesungguhnya.Kualitas pariwisata perlu terus migran yang tidak terkendali merupakan factor ditingkatkan sehingga bisa mendorong pemicu terjadinya masalah social baru yang mesti perekonomian masyarakat. Seluruh masyarakat mendapat perhatian. Bali, dari yang terbawah hingga masyarakat tingkat Sementara Ardika mengingatkan pelaku atas bisa ikut terlibat dalam pengembangan sector pariwisata juga memiliki tugas pokok untuk pariwisata, ucapnya. (image/bud) melestarikan kebudayaan Bali sebagai asset pariwisata. Da yang terpenting, peran masyarakat juga perlu dilibatkan dalam upaya melestarikan kebudayaan Bali. Pengembangan pariwisata Bali mesti memperhatikan daya dukung Bali secara fisik, sosial dan budaya,ucapnya. Lebih lanjut dikatakan Ardika, pengembangan sector pariwisata mesti beralih dari mass tourism ke quality tourism. Pembatasan jumlah wisatawan secara masal menuju wisatawan yang lebih menghargai nilai Panudiana Kuhn memberikan buku Jendela Pariwisata sosial dan budaya sangat Indonesiakepada tokoh pariwisata juga budayawan
PKB Mesti Rekontruksi Kesenian Langka PESTA Kesenian Bali (PKB) sebagai event tahunan sudah memasuki usia yang ke-33. Usia yang sudah cukup dewasa mesti telah mampu menggali dan merekonstruksi keberadaan kesenian langka di Bali. Hakekat event tahunan itu sendiri yang lebih berorientasi pada pengembangan dan penggalian sudah saatnya melestarikan seni langka di pulau dewata ini Bali banyak sekali mempunyai kesenian langka. PKB tahun depan mesti harus
mampu merekonstruksi sekitar 3 - 4 kesenian langka. Kemudian, menyusul lagi dalam pelaksanaan PKB selanjutnya. Dengan melakukan secara terus menerus maka visi dan misi dari PKB betul-betul mampu
diimplimentasikan secara komperhensif dan holistik, kata Prof. Dr. I Wayan Dibia, MA , di Denpasar belum lama ini. Menurut Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar ini, rekontruksi kesenian langka
PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel
Ketua K3S Nyonya Ratna Gde Agung Saat Menerima Bantuan dari komponen pelaku Bisnis Pariwisata Badung yang selanjutnya diserahkan kepada korban Letusan Gunung Merapi, Yogya
Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126
Image/bud
Baris Memedi salah satu kesenian langka.
dapat dilakukan secara bertahap dalam setiap tahunnya. Pada PKB 2011 yang rencana digelar 10 Juni hingga 9 Juli mendatang, jangan hanya menggenjot program seni budaya pengembangan saja sebagai unggulan. Harus pula melirik dan lebih serius merekonstruksi kembali kesenian langka yang keberadaannya masih tersisa di setiap daerah di Bali untuk kemudian dijadikan program unggulan. Upaya ini, lanjut Dibia, sengaja dilakukan sebagai langkah konkret untuk menggali, melestarikan dan mengembangan seni budaya Bali dari masa ke masa. PKB sebagai sebuah ruang yang tepat melakukan tindakan merekonstruksi peninggalan kesenian langka yang kita warisi. â•œMemang belum mampu menyentuh seluruh daerah, tetapi setidaknya ada langkah awal untuk menggalang gagasan ini dengan tahapan-
tahapan yang jelas, tegasnya. Sementara itu di tempat terpisah, Kadisbud Bali, IB Sedhawa berharap setiap daerah diharapkan mampu menindaklanjuti usulan program khusus yang menjadi bagian dari program unggulan dalam pelaksanaan PKB 2011 dengan penuh rasa tanggungjawab. Dengan demikian keinginan bersama untuk meningkatkan mutu dan kualitas suguhan seni pertunjukan dan beragam kegiatan seni budaya di PKB tahun depan akan semakin lebih baik. PKB tahun depan akan mengusung tema payung â•œœegara Giri : Menapak Jejak Kehidupan dengan tema pokok Desa Kala Patra : Adaptasi Diri dalam Multikulturâ. Lewat tema itu diharapkan mampu menampilkan keberagaman seni budaya yang menjadi identitas setiap daerah, ujarnya. (Image/bud)
VI
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Vol. V No. 13, 12 - 25 November 2010
Jero Wacik 7,5 Wisman Target 2011 E R K E M B A N G A N kepariwisataan Indonesia sangat positif. Maka itu, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Ir Jero Wacik mengatakan tahun depan kunjungan wisatawan mancanegara secara nasional menargetkan tumbuh di level 11 persen hingga 13 persen. “Kami optimis kunjungan wisman tahun depan mampu mendatangkan 7,5 juta wisman,” ujar menteri asal Kintamani Bangli ini saat menghadiri persembahyangan bersama di Pura Puncak Penulisan Bangli dan Pura Puseh Desa Adat Sebatu Tegalalang Gianyar, belum lama ini. Tahun ini, lanjut Wacik, wisman yang datang ke Indonesia sekitar Rp 7,2 juta atau meningkat sekitar 12,12 persen dari tahun 2009. Khusus untuk Bali, kata menteri murah senyum ini perlu melakukan pemerataan pembangunan termasuk dalam di sektor pariwisata. Untuk mewujudkan hal tersebut, ungkapnya di Bali Utara perlu dibangun Bandara Internasional. Sementara di Bali selatan sudah tidak mampu lagi menampung kedatangan wisatawan baik itu mancanegara maupun domestik. “Kami sudah melakukan koordinasi dengan menteri perhubungan yang memiliki kewenangan dalam hal ini. Kami berharap Bandara ini bisa dibangun segera,”jelasnya. Menurut Wacik, pasar wisman dapat dikatagorikan menjadi tiga yaitu pasar utama adalah pasar yang bisa mendatangkan wisatawan dalam jumlah
P
banyak seperti Singapura, Korea, Malaysia, Cina, Taiwan dan sejumlah negara lain di kawasan Asia Tenggara. Pasar Sekunder yaitu pasar yang bisa mendatangkan wisatawan cukup signifikan dengan jumlah pengeluaran yang memadai seperti Jerman, AS, Perancis dan Belanda. Dan emerging market yaitu pasar yang jumlah wisatawan masih kecil namun dengan jumlah pengeluaran yang memadai seperti India, Rusia dan negaranegara Arab. “Wisman dari pasar-pasar ini akan didistribusikan berdasarkan karakter objek wisata yang ada,”tegasnya. (image/bud)
ABUPATEN Badung memiliki panjang pantai sekitar 85 Km dan hampir setiap jengkal dimanfaatkan untuk melakukan wisata bahari. Ada berbagai jenis wisata bahari yang berkembang, mulai dari diving, selancar, surfing dan banyak lagi jenisnya. Namun, padatnya aktivitas pantai itu belum diimbangi dengan pos dan petugas pengaman pantai yang memadai. Kepala Dinas Pariwisata Cok. Raka Darmawan, SH. MSi, mengatakan, saat ini Badung memiliki 127 orang anggota Balawista (badan penyelamat wisata tirta) di 18 pos penjagaan sudah termasuk 2 buah pos baru yang dibangun tahun 2010 yakni Pos Legian dan Pos Pengamanan Kedonganan. â•œKondisi ini masih sangat jauh dari idelanya, mengingat garis Pantai Seseh hingga Tanjung Benoa sekitar 82 Km, katanya di Pantai Kuta saat pelatihan Balawista beberapa waktu lalu. Menurut Daramawan masing-masing pos idelanya mempunyai petugas 8 - 10 orang tenaga balawista, namun sekarang
Anggota balawista kabupaten Badung.
PHR Jadi Primadona PAD Badung AJAK hotel dan restoran (PHR) hingga kini masih tetap menjadi primadona dalam struktur pendapatan asli daerah (PAD). Dari pemasukan yang besar itu, Pemkab Badung berupaya mengelola dengan baik bagi pembangunan dan kesejahtraan masyarakat, kata Bupati Badung, A.A. Gde Agung, S.H., saat menyerahkan penghargaan kepada wajib pajak (WP) terbaik Kabupaten Badung Tahun 2009 di ruang Kertha Gosana Puspem Badung, belum lama ini. Gde Agung berharap prestasi dan dedikasi ini dapat dipertahankan, bahkan lebih ditingkatkan sehingga dapat memotivasi Wajib P ajak (WP) lainnya dalam membangun the culture of excellent sebagai media promosi kredibilitas usaha. Bupati Gde Agung menegaskan itu lantaran masih kerap melihat ada WP yang dengan berbagai alasan belum melaksanakan kewajiban sebagaimana mestinya. Hal tersebut sungguh tidak beralasan, sebab pajak yang disetorkan ke khas daerah bukan keuntungan dari perusahaan, melainkan titipan pengguna
P
jasa WP yang wajib disetor ke pemda, tegas Gde Agung. Ditambahkannya, 10 persen dari seluruh penerimaan PHR dialokasikan untuk pembangunan dan pelestarian nilai budaya serta pemberdayaan masyarakat pedesaan. Pengelolaannya disalurkan melalui 46 desa dinas, 120 desa adat, dan 190 subak dimana Rp 100 juta untuk bantuan desa adat, desa dinas Rp 75 juta, dan subak Rp 10 juta. (BTN/bud)
Tradisi Ngedeblag di Kemenuh DALAM sasih kelima, terutama dalam memohon keselamatan sejumlah desa di kabupaten Gianyar menggelar ritual. Sebagaimana yang dilakukan di Desa Pekraman Kemenuh, Sukawati, Rabu (3/11) , ratusan warga dengan menghiasi wajahnya dengan beragam warna, mengikuti tradisi ngedeblang, keliling wilayah desa. Ritual ini juga bertepatan dengan rahinan kajeng kliwon yang pertama kali di sasih kelima. Seluruh rangkaian ritual yang digelar setiap tahun ini, berawal dari upacara yang diselenggarakan di Pura Dalem Desa setempat. Kemudian berjalan bekeliling wilayah desa sambil memundut tirta yang dibagikan kepada masyarakat setempat. Uniknya dalam ritual tersebut, warga laki-laki yang mengiringi semuanya berdandan seperti komedian. Wajahnya
dihiasi dengan warna-warni hingga ada yang sampai menggunakan topeng, pakaian hingga tutup kepala yang aneh-aneh. Tradisi ngedeblag hampir sama dengan ritual grebeg. Bendesa Pekraman Kemenuh, Ida Bagus Alit mengatakan, tradisi ini sudah dilakukan secara turun temurun oleh warga setempat, di sasih kelima bertepatan denganrerahinan kajeng kliwon. Upacara yang sama diselenggarakan sebanyak tiga kali setiap hari yang sama. Tujuannya untuk memohon keselamatan dan menyeimbangkan bhuta kala. Dalam iringan tersebut warga juga membawa kentongan dari bambu, dan daun pepohonan enau keliling desa. (Image/dar) KOMEDIAN- Dalam tradisi ini, warga lakilaki dirias seperti seorang komedian.
Image/bud
Jero Wacik
Image/dok
Bupati Badung A.A. Gde Agung
ini baru diisi oleh 6 orang tenaga balawista. Demikian juga jangkauan pengawasannya masih relative jauh dari ideal yang dalam satu pos bisa mengamankan kawasan pantai yang jaraknya 1 - 2 Km. Balawista di kabupaten Badung sudah ada pada tahun 1972 yang digagas oleh I Gde Berata bersama kawan-kawannya. Dulu, namanya Waja Surf Live Saving Guard,ujarnmya. Dari catatan kejadan, lanjunya, selama tahun 2009 dari 384 kecelakaan di laut 369 orang dapat diselamatkan dan 15 orang meninggal. Tahun 2010 sampai pertengahan Oktober ini terjadi kecelakaan 294 orang berhasil diselamatkan 287 orang sedang meninggal 7 orang. â•œBercemin dari kondisi ini maka peningkatan jaminan keamanan dan keselamatan pada objek wisata tirta perlu ada peningkatan, ucapnya. Karena itulah, lanjut Daramawan, pemerintah seringi menggelar pelatihan balawista.yang meliputi pelatihan tingkat dasar (resuscitation), tingkat lanjutan (live saving) dan tingkat madya (bronze). Untuk memberikan pendidikan yang berkualitas, tenaga pelatih sendiri berasal dari tenagatenaga Balawista Kabupaten Badung juga biasa menghadirkan pelatih khusus dari Australia. â•œKehadiran instruktur dari Australia ini diharapkan agar dapat melahirkan para life guard yang berkualitas dengan kualifikasi internasional, Image/bud katanya. (image/bud)
Tak Takut Bersaing ADA 2012, seluruh pekerja pariwisata diwajibkan mengantongi sertifikasi. Sebaba, tiga tahun kemudian yakni 2015 standar kerja dunia mulai diberlakukan, sehingga pekerja pariwisata Bali bisa bekerja dimana saja. Target itu perlu untuk memacu semangat dalam meningkatkan kualitas kerja. Lantas, mampukah Bali mengejar target itu, mengingat ada sekitar 40 ribu pekerja pariwisata di pulau mungil ini? Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Nusa Dua Bali, Dr. I Nyoman Madiun, M.Sc., mengatakan, sertifikasi terhadap para pekerja pariwisata itu sangat perlu. Disamping meningkatkan kualitas para pekerja juga sebagai persiapan dalam menghadapi persaingan global. Namun, ia merasa pesimis untuk dapat mensertifikasi semua pekerja pariwisata Bali selesai tahun 2012. Kita masih mempunyai waktu 24 bulan saja. Apa bisa, sementara masih ada banyak kendala di lapangan, katanya balik bertanya. Menurut Madiun kerja yang hanya mengejar target tentu akan berefek pada kualitas yang dihasilkan. Yang terpenting, lanjut Madiun, pertama kali melakukan pembentukan assessor andal dan berkualitas yang nantinya mampu menciptakan sertifikasi terbaik. Jika assesor tidak berkualitas mustahil dapat melahirkan sertifikasi yang berkualitas pula. Kualitas sertifikasi itu sangat ditentukan dari kualitas sekolah dimana ia menimba ilmu pariwisata, imbuhnya. Lelaki kelahiran Denpasar, 11 Februari 1953 ini juga menyinggung perlunya pekerja pariwisata dalam jumlah yang besar dalam rangka mempersiapkan target kunjungan 7,5 juta wisatawan ke tanah air. Bukan perlu pekerja pariwisata dalam jumlah yang besar, melainkan pekerja berkualits yang dapat memberikan citra pariwisata Bali dan Indonesia ke depan.
P
Image/dar
Joged Bumbung Bukan Tari Porno
I Nyoman Madiun
Balawista Badung Kurang Tenaga K
A.A. Gde Agung
III
STP Nusa Dua, kata Madiun, sebagai penyuplai tenaga kerja hotel di Bali dan luar Bali bahkan luar negeri selalu mengedepankan kualitas pendidikan. Selain teori, dirinya juga menerapkan tiga pratek yang harus dilalui seorang mahasiswa. Yaitu pratek kering (dry practice) dengan melakukan pratek secara langsung (seperti medagangdagangan), pratek kerja lapangan (PKL) yang bertugas di kampus sendiri sebagai pelayan tamu secara bergiliran dan pratek kerja nyata (PKN) yang melakukan pratek di hotel-hotel, restoran atau produk pariwisata lainnya. Program yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan industri. Kalau melakukan ujian pihaknya juga mengundang industri. Karena itu, Madiun mengaku tidak pernah takut terhadap persaingan ditengah maraknya sekolah-sekolah perhotelan. (image/bud)
Image/bud
I Nyoman Madiun
Image/kmb
BARONG - Upacara pasupati Tapakan Ida Batara di Pura Maha Widya Mandira Unhi, berlangsung Rabu (3/11) di pura kampus setempat.
Unhi Pasupati Barong UPACARA pasupati dan ngerehan Tapakan Ida Batara di Pura Maha Widya Mandira Universitas Hindu Indonesia (Unhi) Denpasar, berlangsung khidmat, Rabu Kliwon Wuku Gumbreg (3/11) . Prosesi pasupati dilangsungkan di Pura Maha Widya Mandira Unhi, dipuput Ida Pedanda dari Griya Kediri, Selat, Susut Bangli. Upacara tersebut dihadiri Rektor Unhi Prof. Dr. IB Yudha Triguna, M.S., dan civitas akademika Unhi. Selanjutnya, prosesi ritual ngerehan Tapakan Ida Batara berupa Barong, Ratu Ayu, Ratu Mas dan Celuluk tersebut dilangsungkan di Setra Gandamayu Kesiman, tepat tengah malam, pukul 24.00 Wita. Wakil Rektor III Unhi Drs. Wayan Winaja, M.Si. mengatakan, setelah mendapat panugrahan dalam prosesi ngerehan tersebut, Tapakan Ida Batara kairing kembali ke Pura Maha Widya Mandira Unhi, katuran upacara panyineban. Lanjut Winaja, upacara ngerehan di Setra Gandamayu itu bertujuan untuk memohon kekuatan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Salah seorang Pemangku Pura Maha Widya Mandira Unhi Ir. Nyoman Prastika, M.Si. mengatakan pelaksanaan upacara pasupati tersebut menggunakan banten ayaban bebangkit serta runtutannya. Setelah upacara pemlaspas dan pasupati, tepat pukul 24.00 dilakukan upacara pepintonan (ngerehan) di Setra Gandamayu Kesiman. Tujuannya, untuk lebih memastikan bahwa Tapakan Ida Batara yang disakralkan itu betul-betul memiliki kekuatan religius-magis. Seusai upacara pepintonan, Tapakan Ida Batara mewali ke Pura Maha Widya Mandira, dilakukan upacara penyepian. Keesokan harinya dihaturkan upacara ayaban. Dosen Prodi Ayurweda, Fakultas Kesehatan Unhi Drs. IB Suatama, M.Si. menambahkan, upacara pasupati kemudian dilanjutkan dengan prosesi ritual ngerehan tapakan Ida Batara, bertujuan untuk memohon daya magis atau mendapatkan anugerah taksu dari Ida Sang Hyang Widi Wasa. Melalui proses sakralisasi ini umat dapat membedakan barong sebagai pratima atau arca (tapakan sesuhunan), dengan barong propan yang dipentaskan untuk pertunjukan wisata. (Image/kmb)
DINAS Kebudayaan Provinsi Bali menggelar lomba tari Joged Bumbung di Taman Budaya Bali (Art Center) Rabu (3/ 11). 15 sekaa joged bumbung dari seluruh kabupaten/kota di Bali beradu tari joged bumbung sesuai pakemnya yang benar. Selain menghibur masyarakat penonton, lomba ini bertujuan untuk meluruskan agar Joged Bumbung di Bali tidak mengarah pada gerakan-gerakan tarian yang bernuansa porno. Ketua Panitia Lomba Dra. Ida Ayu Putri Masyeni, M.Si. mengatakan dalam lomba tersebut, setiap sekaa atau sanggar tari joged bumbung menampilkan seorang penari lengkap dengan pengibingnya. Penari juga diwajibkan menjawat seorang pengibing dari unsur penonton. Selain penarinya dinilai, pengibingnya pun dinilai. Penari dan pengibing yang juara diberikan penghargaan. Sajian tariannya 12-15 menit. Begitu dimulai, para penari joged beserta pengibingnya unjuk kebolehan di hadapan tim juri Prof. Dr. Wayan Dibia, Ketut Arini, SST dan Nyoman Budiarta, S.Sn, M.Si. Suasana Taman Budaya betul-betul sumringah, penari joged intens berinteraksi dengan pengibing masing-masing, dengan gerakan tari joged sesuai dengan pakem atau uger-ugernya yang benar. Tak tampak gerakan tari joged yang keluar dari pakem, alias porno. Aspek yang dinilai meliputi penguasaan teknik tari (wiraga), penguasaan musik iringan (wirama), penghayatan tema (wirasa), tata rias busana dan keutuhan penampilan. Para penari dan pengibing dilarang berpelukan dan berangkulan, apalagi sambil melakukan gerak-gerak
porno. Ajang seni ini sengaja digelar Dinas Kebudayaan Bali untuk mengembalikan tari joged ke pakemnya yang benar. Pasalnya, selama ini di Bali muncul joged bumbung erotik dengan sebutan goyang ngebor, goyang maut dan sebagainya, yang mengeksploitasi gerak-gerak yang berbau porno. Bahkan, tarian joged model itu sudah sempat beredar di Youtube. Tari joged bumbung porno dinilai telah melanggar norma-norma etika dan estetika. Guna mengembalikan joged bumbung ke jalurnya yang benar yakni sebuah tarian pergaulan yang memiliki tata krama yang kuat, digelarlah tari joged bumbung. Gubernur Bali dalam sambutannya dibacakan Kepala Dinas Kebudayaan Bali Dr. IB Sedhawa, S.E., M.Si. mengatakan pembangunan budaya harus diprogramkan secara berkelanjutan dalam rangka menumbuhkan kecintaan terhadap seni budaya itu sendiri. Karena itu pemerintah memberi ruang seluas-luasnya untuk berkembangnya seni budaya. Tarian joged bumbung yang merupakan salah satu unsur budaya Bali amat dekat dengan kehidupan masyarakat Bali. Tarian pergaulan ini sesuai dengan pakemnya mencerminkan unsur estetika dan etika sesuai dengan konsep berkesenian di Bali yakni satyam, siwam dan sundaram. Namun, belakangan ada penari joged bumbung yang keluar dari pakemnya, sehingga terkesan porno. Lomba tari joged ini salah satu upaya untuk memberi penguatan esensi joged bumbung. Mengembalikan tarian joged sesuai dengan pakemnya. Sehingga tetap mampu memberi citra positif bagi kesenian Bali.
TARI JOGED Salah satu penampilan Tari Joged dalam lomba Tari Joged bumbung yang digelar Dinas Kebudayaan Bali, Rabu (3/11) di Taman Budaya Bali.
Image/KMB
II
Vol. V No. 13, 12 -25 Nopember 2010
Vol. V No. 13, 12 -25 Nopember 2010
VII
Mahasiswa Asing Ngayah Menari M
ASYARAKAT Bali menari di pura, itu hal biasa. Lalu, bagaimana kalau para turis yang ngayah menari, tentu menjadi pertunjukan seni yang menarik. Hal itu memang ada, dan itu biasa dilakukan oleh mahasiswa asing (program dharmasiswa) Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Beberapa waktu lalu, rombongan ISI Denpasar yang terdiri dari dosen, mahasiswa dan mahasiswa asing menggelar acara ngayah bersama di Pura Puncak Penulisan. Dalam kegiatan sosial itu lebih banyak memberikan kesempatan mahasiswa asing untuk berperan. Mariko Inui, Chino Sakai, dan Tashiro Chie penari dari Negeri Sakura, Jepang tampil lincah menarikan tari Legong Kraton. Sementara Tari Margepati ditarikan oleh Chiaki Watanabe. Rektor ISI Denpasar, Prof.Dr. I Wayan Rai S.,M.A. mengatakan, saat ini, ISI memiliki 41 mahasiswa asing (dari 21 Negara), 37 dibiayai oleh Program Darmasiswa RI, dan 4 orang dengan biaya sendiri. Program ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk memperkenalkan Bahasa, Seni dan Budaya Bangsa Indonesia di dunia Internasional. Program ini telah dirintis mulai tahun 1974, dimana telah tercatat 2.421 orang peserta dari 85 negara di dunia. (image/bud)
Lomba Lukis Umbul-Umbul DENPASAR – Ratusan peserta terdiri dari perwakilan STT dari seluruh Desa/Kelurahan seKota Denpasar serta perwakilan beberapa sekolah di Denpasar mengikuti lomba melukis umbul-umbul. Tema lomba yang diangkat adalah “Pesona Bunga Jempiring”. Perkumpulan Pecinta Tanaman (PPT) Kota Denpasar ini bertujuan untuk memasyarakatkan maskot Kota Denpasar yakni Bunga Jempiring serta memeriahkan Hari Sumpah pemuda 2010. “Lewat lomba ini kami berharap STT dan para siswa yang ikut lomba nantinya dapat mengembangkan kreatifitas dan mengekplrorasi keindahan bunga jempiring dan dituangkan dalam media kain umbul-umbul,” kata Ketua PPT Kota Denpasar Ny. IA. Selly Dharmawijaya Mantra didampingi ketua Panitia Lomba Dewa Gede Ngurah. (image/015)
Lolec
Aksi Pokdarwis di Tanjung Benoa KELOMPOK Sadar Wisata (Pokdarwis) sudah semestinya mampu memerankan diri terhadap usaha pariwisata yang dikelolanya. Menggelar berbagai kegiatan sebagai upaya mematangkan diri dalam menggali wawasan. Namun, semua kegiatan itu harus dicatat karena merupakan syarat mutlak dan bukti suatu organisasi melaksanakan aktivitas. (image/bud)
NGAYAH- Foto bersama rombongan ISI Denpasar sebelum ngayah di Pura Pucak Penulisan. Dari Halaman I
Dana Pengembangan ................
Dari tahun ke tahun pergerakan pesawat dan penumpang menunjukkan peningkatan, akibatnya Bandara Ngurah Rai mulai kuwalahan menangani jumlah penumpang yang melebih dari kapasitasnya. Sebagai gambaran Terminal Penumpang Domestik yang dibangun pada era tahun 1970-an hanya memiliki kapasitas 1,5 juta penumpang setahun, tetapi sekarang sudah melayani 3 kali lipat dari kapasitasnya. sehingga kapasitas parkirnyapun, mulai kuwalahan jika musim liburan tiba. Tambahnya Heru, hoby mendaki gunung ini. Beranjak dari hal tersebut, manajemen merasa perlu untuk mengembangkan Bandara Ngurah Rai agar lebih optimal lagi menjalankan fungsinya dalam melayani permintaan pengguna jasa bandara, Bahkan Wakil Presiden RI pada waktu Jusuf Kalla segera memerintahkan agar Bandara Ngurah Rai segera direnovasi. Gayung pun bersambut, maka Direksi segera menyiapkan diri untuk membangun terminal baru. Bahkan 3 Juni 2009 Menteri Perhubungan saat itu. Jusman Syafei Djamal meresmikan Patung Ngurah Rai sekaligus memberi tanda dimulainya Proyek Pembangunan Terminal Bandara Ngurah Rai.Pekerjaan besar Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali ini adalah memperbesar kapasitas terminal domestik menjadi 8 kali dari kapasitasnya yang sekarang, yakni 120.000 M2. sekaligus akan dialihfungsikan sebagai terminal internasional, sementara terminal
internasional yang sekarang akan menjadi terminal domestik, yang pengerjaanya akan memakan waktu selama 30 bulan, dengan biaya seluruhnya Rp. 1,74 Trilyun yang diharapkan dapat dilakukan dengan self financing. PT. Angkasa Pura I (Persero) atas ijin dari Menteri BUMN untuk merealisasikan pekerjaan pada proyek yang cukup prestisius ini. Atas Proyek Pengembangan Bandara Internasional Bali pihak Angkasa Pura 13/7 2010 telah mepresentasikan hasil desain terminal kepada Bupati Badung. Pada rapat pertemuan yang dihadir pula Wakil Bupati dan para Asisten dibidangnya, Ketua DPRD beserta para Ketua Komisi, bahkan Bupati Badung mendukung sepenuhnya pembangunan ini dan memberikan beberapa masukan, dan berharap agar Bandara Ngurah Rai bersiap untuk menerima kegiatan internasional yang akan diadakan di Bali. Tahun 2011 KTT ASEAN dan tahun 2013 Konperensi APEC, even internasional ini akan mengundang banyak tamu dari negara asing. Sebagai tuan rumah Bali harus mempersiapkan semuanya dengan baik, tidak terkecuali Bandara Ngurah Rai.Heru Menirukan. Mudah-mudahan segalanya akan berjalan dengan lancar dan Bali akan mendapat sebuah Bandara dengan fasilitas yang lebih baik. Jika semuanya berjalan dengan baik sesuai rencana, maka pada akhir tahun 2013 proyek ini akan selesai. Heru berharap. (Image/014)
D
EMIKIAN mengemuka pada kegiatan pembinaan dan evaluasi Pokdarwis di Kelurahan Tanjung Benoa, beberapa waktu lalu. Sebagai pembicara Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata Badung Drs I Made Astawa, MM., Kasi Bimbingan Masyarakat Diparda Prov. Bali Ni Ketut Nuryati, SH, MA dan IGA Manik Silvia D, Dosen STP (Sekolah Tinggi Pariwisata). Hadir sebagai peserta semua anggota Pokdarwis Tanjung Benoa. Nuryati ataupun Manik mengatakan, administrasi itu sangat penting maka itu perlu
mendapat perhatian. Adapun administrasi yang diharapkan meliputi 4 aspek yaitu terisinya buku-buku secara rutin seperti buku tamu, buku profil, buku kegiatan dan lainnya. Bentuk fisik sebuah organisasi diwujudkan dengan papan nama, struktur dan peralatan kantor. selain itu, sumber daya manusia (SDM) meliputi tingkat pendidikan anggota, pengalaman kerja dan kemampuan berkomonikasi juga sangat perlu, kata Nuryati.Sementara Manik menambahkan, selain itu asfek kegiatan meliputi penyuluhan dan kursus mesti harus diikuti,
sehingga menambah wawasan khususnya dibidang pariwisata.Intinya, Pokdarwis harus mampu menerapkan sapta pesona dan menjalankan unit usaha yang dikelola, ucapnya.Sedangkan Astawa menegaskan, kehadirian Pokdarwis merupakan mitra sejajar dengan pemerintah harus bisa menggali inovasi baru untuk perkembangan kelompoknya ke depan. Dalam hal ini pemerintah berperan sebagai mediasi untuk mewujudkan hal tersebut. Dengan adanya kelompok ini diharapkan mampu memediasi
(image/bud)
masyarakat local agar bertanggung jawab terhadap pariwisata local, sehingga
pariwisata bisa diwariskan kepada anak cucu, pungkasnya. (image/bud)
2011, Desa Baha Jadi Desa Wisata P
ADA 2011 Desa Baha ditargetkan menjadi desa wisata ideal yang mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara. Hal itu diyakini,
setelah koleksi Museum Subak Lepud yang menjadi daya tarik desa itu dilengkapi. Mudah-mudahan tahun 2011 Desa Baha sudah menjadi
desa wisata , harap Ketua Pokdarwis Desa Baha, I Ketut Merta disela-sela pembinaan dan penyuluhan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) oleh
Dari Halaman I
Asyik ................ Sedangkan Rezai mengakui kendaraan BMW X5 seperti apa yang diharapkan kemampuannya. Senang rasanya bisa merasakan kendaraan terbaik di dunia. Akselerasi dan pengeremannya sangat luar biasa, kata Rezai. Heryanto, Pimpinan Proyek lain Express Group menyatakan, Bali sebagai destinasi pariwisata memiliki potensi untuk pasar kendaraan
Salah satu kegiatan Wisata Tirta di Tanjung Benoa yang harus mendapat pehatian Pokdarwis.
mewah. Kehadiran para pemain tenis internasional kali ini tidak bisa dilayani dengan fasilitas yang biasa. Kendaraan yang mereka gunakan juga harus yang terbaik. Express Group juga menjalin kemitraan dengan BMW Indonesia, yang menyediakan BMW X5 untuk layanan limousine selama turnamen berlangsung, ucapnya. (image/015)
(image/bud)
Desa Baha siap menjadi desa wisata 2011.
Dinas Pariwisata Badung kerjasama dengan Dinas Pariwisata Provinsi Bali. Selain itu, optimisme Merta untuk segera mewujudkan Desa Baha menjadi desa wisata juga didukung dari semangat masyarakatnya yang kembali menata potensi daerahnya menjadi lebih baik. Misalnya, menata koleksi museum, menata goa pada jaman penjajahan dan menata jalan subak untuk diwujudkan menjadi lokasi trekking. Dikatakannya Pokdarwis Desa Baha sudah ada sejak tahun 1991, namun nafasnya lemah ibarat mati suri. Kasi Bimbingan Wisata Drs. I Made Astawa, MM mengatakan, melalui kegiatan ini untuk memberikan masukan terkait
dengan SDM dari Pokdarwis, sehingga mampu menyiapkan diri dalam bidangnya . Baik dalam menyambut tamu yang datang, juga memberikan informasi potensi desanya sendiri. Sementara Ni Ketut Nuryati, SH., MA Kasi Bimbingan Masyarakat Diparda Prov. Bali menyatakan, melalui pembinaan ini anggota Pokdarwis diharapkan mampu menjembatani kepentingan masyarakat dan pemerintah khususnya dalam bidang pariwisata. Dan yang paling penting bagaimana Pokdarwis ini mampu mengajak masyarakatnya untuk menerapkan Sapta Pesona. Pembinaan ini diikuti seluruh anggota Pokdarwis Desa Baha yang jumlahnya sebanyak 40 orang. (image/bud)
VIII
Vol. V No. 13
Vol. V No. 13, 12 - 25 Nopember 2010
Tanah Lot Raih Peringkat II Cipta Award 2010 S
PAPUA - Promosi langsung produk pariwisata Papua dan Papua Barat dilangsungkan di Discovery Mall, Kuta 4-6 November 2010. Kegiatan itu Kamis (4/11) kemarin dibuka Dirjen Promosi Dalam Negeri Kementerian Budpar.
Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat di Discovery Mall Kuta Denpasar Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat berlangsung di Discovery Mall Kuta, Badung, 4-6 November 2010. Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Papua, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Raja Ampat, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bali, ASITA Bali serta PHRI Bali itu dibuka Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Budpar RI Fathul Bahri, Kamis (4/11) kemarin.
K
EGIATAN ini bertujuan untuk memperkenalkan Papua dan Papua Barat sebagai salah satu destinasi wisata yang sangat menarik dan layak dikunjungi. Papua dan Papua Barat merupakan dua provinsi di ujung timur Indonesia memiliki keindahan alam yang masih alami. Keduanya memiliki keunikan dan daya tarik tersendiri, mulai dari budaya, sejarah, wisata bahari, maupun wisata alam berupa keanekaragaman flora dan fauna serta pegunungan yang menakjubkan. Dari keunggulan yang dimilikinya, Papua dan Papua Barat optimis dapat menjadi salah satu destinasi wisata unggulan di Indonesia. Dalam acara tersebut biro perjalanan, hotel-hotel dan airlines menawarkan paketpaket wisata menarik dikunjungi di wilayah Papua dan Papua Barat. Jumlah kunjungan wisman dan wisnus ke Papua pada tahun 2009 mencapai 10.910 orang wisman dan wisnus 20.976 orang. Jumlah hotel di Papua sebanyak 94 unit,
10 unit hotel bintang dan 120 unit hotel melati dengan total jumlah kamar 3.340 kamar. Maskapai penerbangan nasional ke Papua ada 5 yaitu Garuda Indonesia, Merpati, Batavia, Lion Air dan Express. Sedangkan penerbangan lokal yaitu Trigana Air dan Pelita Air. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Raja Ampat Yusdi N. Lamatenggo dan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Jaya Pura Papua Yotam Yorgen Fonataba mengatakan kegiatan direct promotion ini bertujuan untuk lebih memperkenalkan potensi pariwisata yang dimiliki Papua dan Papua Barat. Papua dan Papua Barat memiliki ragam budaya dan adat istiadat yang menarik. Melalui kegiatan promosi ini pihaknya berharap ada peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara ke Papua dan Papua Barat, minimal melebihi angka kunjungan tahun sebelumnya. Selama ini memang ada kesan Papua itu jauh. Tetapi
dengan adanya alat transportasi udara (airlines) yang mendukung seperti Garuda dan Merpati, Papua menjadi terasa dekat. Yusdi N. Lamatenggo menambahkan, pihaknya memiliki objek wisata darat dan laut yag tak kalah menariknya dengan daerah lain. Papua Barat memiliki hutan tropis yang masih alami, burung cendrawasih, dan keindahan alam laut yang menawan.Dengan adanya promosi ini diharapkan semakin banyak yang mengenal Raja Ampat. Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Fathul Bahri mengatakan Papua memiliki produk yang unik. Jarak yang jauh menuju Papua sesungguhnya tidak menjadi kendala, karena telah ada sarana transportasi yang memadai. Jarak yang jauh juga tidak akan terasa manakala produk yang ditawarkan sungguh menyenangkan. Karena itu ia mengimbau agar seluruh airlines membuka penerbangan ke Papua. (BTN/kmb)
EBAGAI Daya Tarik Wisata (DTW) terfavorit yang ramah lingkungan, Tanah Lot sudah banyak mengumpulkan prestasi sebagai bukti dalam mewujudkan tujuan wisata yang ideal. Kini, objek wisata yang berada di daerah lumbung beras ini meraih peringkat II Citra Pesona Wisata (CIPTA) Award, setelah Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah yang mendapat peringkat I. Manager Operasional Obyek Wisata Tanah Lot, I Made Sujana,S.Sos.M.Par mengatakan, penghargaan ini diberikan kepada DTW yang dinilai berdasarkan daya dukung lingkungan dan kualitas daya tarik wisata, keunikan dan keindahan daya tarik wisata. Termasuk pemanfaatan lingkungan secara lestari, partisipasi aktif masyarakat, bermuatan pendidikan dan rekreasi, berdampak negative minimal dan pemberian sumbangan positif terhadap pembangunan ekonomi daerah. Cipta Award ini, jelas Sujana, merupakan suatu penghargaan sebagai bukti pengakuan pemerintah atas prestasi, kemampuan kinerja pengelolaan daya
tarik wisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial budaya yang nantinya diharapkan industri parwisata menjadi sumber kehidupan bagi masyarakat Indonesia, yang mengandung nilai filosofis bahwa air memberikan sumber kehidupan kepada tunas daun.Sujana mengakui, Cipta Award tahun 2010 adalah yang pertama kali diikutinya. Kami sangat bersyukur atas prestasi ini. Ini hal yang baru bagi kita. Selama ini kita sudah berusaha dengan keras, tapi nampaknya Tanah Lot harus berusaha lebih keras lagi untuk mencapai yang maksimal ke depannya, ujar Sujana seperti Juara I Pokdarwis dan tingkat kunjungan yang selalu tinggi.Bagi Sujana, penghargaan ini hanya bagian kecil dari target yang ingin dicapai Tanah Lot kedepannya. Yang utama, katanya, berusaha memaksimalkan kualitas Tanah Lot, baik dari infrastruktur maupun pelayanan kepada wisatawan yang datang sehingga mampu memberikan kepuasan kepada para wisatawan.
12 - 25 Nopember 2010
Bali Update
Direct Promotion Produk Papua dan Papua Barat di Discovery Mall Kuta
Bali Yoga Festival di Museum Rudana
Mahasiswa Asing Ngayah Menari II
Save Our Destinations
IV
Page Advertorial
VIII
Dana Pengembangan Bandara Ngurah Rai Dianggarkan Rp 1,7 triliun BANDARA Ngurah Rai - Bali adalah salah satu dari 13 bandar udara (bandara )dibawah pengelolaan PT. Angkasa Pura I (Persero). Bandar udara kelas utama ini memberikan kontribusi terbesar dan menjadi tulang punggung PT. Angkasa Pura I (Persero).
L
ETAKNYA yang strategis menjadikan bandara ini berperan sebagai pintu gerbang udara dari Pulau Bali. Bandara Ngurah Rai Bali melayani hampir 9 juta penumpang setiap tahun, yang terdiri dari 55 % penumpang internasional dan 45 % domestik.ungkap Heru Legowo, General manager Bandara Ngurah Rai Bali saat ditemui dikantornya. Dengan luasnya hanya 285 Hektar, atau 1/6 dari Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta.
(image/014)
Heru Legowo Halaman II
Bandara Ngurah Rai masa depan
Dana Pengembangan.............
(image/ist)
Asyik, Belajar Nyetir di Bali
(image/bud)
P
(image/015)
TRAINING-Anastasia Pavlyuchenkova sedang mengikuti BMW driver training di halaman BTDC.
ARA petenis wanita di ajang Commonwealth Bank Tournament of Champions (CBTC) yang berlangsung di Nusa Dua, tak hanya dapat bermain tennis, tetapi juga bisa menikmati alam dan budaya Bali secara lebih dekat. Selama berada di Pulau Dewata, mereka dilayani dengan baik, mulai dari hotel bintang hingga kendaraan mewah Limousine Service yang mengajak mereka berkeliling di
sejumlah objek wisata terbaik di Bali. Dan yang lebih menarik lagi, Aravane Rezai dan Anastasia Pavlyuchenkova tak mau menyia-nyiakan kesempatan mengikuti acara luar lapangan ini . Mereka mengikuti BMW Driver Training yang dilaksanakan di halaman kantor BTDC Nusa Dua, Jumat (5/11). Dipandu instruktur BMW Driver Trainer, Gerry Nasution, kedua petenis tersebut mencoba
fasilitas kendaraan BMW X5 yang sesuai dengan nuansa serta aktivitas para petenis di lapangan. Saya senang bisa belajar mengemudi. Soal mobil ini cukup bagus dan nyaman dikendarai. Saya suka sekali mengemudi dengan cepat, ujar Pavlyuchenkova mengomentari pengalamannya. Halaman II
Asyik ................
(image/ist)
Made Sujana menerima penghargaan CIPTA Award dari perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup C12-59