iMage Vol.V No.8

Page 1

VIII

Vol. V No. 9

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Potong Tumpeng:

Soft Opening “The Khayangan Dreams Villa” Umalas Acara pemotongan tumpeng yang satu ini, bukan perayaan hari ulang tahun (HUT), melainkan sebuah acara soft opening The Khayangan Dreams Villa Umalas yang dihadiri oleh puluhan travel agent, public relation hotel dan tokoh masyarakat setempat. Acara yang dipusatkan di lobby villa yang berlokasi di Jalan Cupek II Umalas, Kerobokan, Badung itu tampak akrab dan penuh kekeluargaan.

A

yu Rasmin Dasyani selaku General Manager mengatakan, The Khayangan Dreams Umalas melakukan soft opening setelah Mei 2010 lalu launching The Khayangan Dreams Petitenget. Villa ini berdiri di atas tanah 30 are dengan 9 unit villas yang terdiri dari 8 unit three bedroom suites dan 1 unit bedroom suites. “Khusus pada villas three bedroom bisa connecting dengan villa two bedroom sehingga bisa menjadi five bedroom,” katanya. Setiap villa dilengkapi dengan

swimming pool dan penataan taman yang indah, sehingga menjadi tempat yang nyaman. Demikian juga dengan The Khayangan Dreams Villa Petitenget. Hanya saja villa ini mempunyai 8 villa yang terdiri dari 7 unit one bedroom suites dan 1 unit two bedroom suites. Dikatakan Ayu, The Khayangan Dreams Villa berada di bawah managemen Ningrat Internasional yang berkantor di Amerika. Walau merupakan villa teranyar, tambah Ayu Rasmin, awal Agustus lalu

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort Gelar Kegiatan Sosial

© tir

I Nyoman Astama dan teman-temannya sedang diambil darahnya

Sebanyak 42 kantong darah terkumpul saat donor darah di Bali Niksoma Boutique Beach Resort, Kuta, Sabtu (28/8). Awalnya, peserta yang terdaftar ikut donor darah hanya 30 orang, namun setelah kegiatan sosial serangkaian dengan HUT ke-7 hotel itu berlangsung beberapa menit, satu persatu pesertanya bertambah. “Kami tidak menyangka pendonor terus bertambah,” kata I Nyoman Astama, Resident Manager yang menjadi pendonor pertama pada acara tersebut.

L

elaki kalem ini k e m u d i a n menambahkan, darah yang sudah terkumpul akan disumbangkan kepada orang yang membutuhkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Di samping donor darah, hari itu juga melakukan bersih-bersih pantai di lingkungan hotel dengan melibatkan lebih dari setengah karyawan yang jumlahnya 96 orang itu. “Gerakan kebersihan ini dimulai dari lingkungan hotel hingga sampai ke bibir pantai,” paparnya.

Sesungguhnya, jelas Astama, kegiatan menyambut HUT ke-7 itu sudah dimulai beberapa bulan lalu yang diawali dengan melakukan persembahyangan bersama di pura hotel tersebut. Selain itu, juga menggelar kegiatan olahraga, seperti pertandingan bulu tangkis beregu dan perorangan antar departemen dan antar afilasi seperti 5asec dry cleaning, mozzarella restoran Bali Niksoma. “Rangkaian kegiatan ini sebagai implementasi dari program Tri Hita Karana yang sudah menjadi konsep hotel ini sejak lama,” katanya. Khusus untuk kegiatan lingkungan, Astama mengaku, pihaknya sudah melakukan penanaman pohon kelapa dan pohon langka lainnya yang melibatkan masyarakat. “Kami juga akan melepas tukik di pantai depan hotel sebanyak 70 ekor. Jumlah itu sesuai dengan HUT hotel yang ke-7,” tambahnya. Kegiatan itu akan melibatkan tamu yang menginap di hotel, termasuk juga kegiatan lainnya. “Kami akan melibatkan wisatawan dalam kegiatan pelepasan tukik nanti,” ujarnya seraya mengaku bibitnya didatangkan dari Kuta dan sebagian dari Negara. (image/015)

sudah ada wisatawan yang memanfaatkan villa ini. Mereka menginap selama 2 – 3 hari bahkan ada yang menginap sampai seminggu. “Tamu itu menjadi betah setelah melihat masyarakat Bali melakukan persembahan kepada Tuhan setiap hari. Awalnya mereka acuh, tetapi setelah diberi penjelasan maknanya, mereka ingin kembali ke villa ini dan memilih villa No 3 itu lagi,” paparnya.. Menurutnya, tamu yang menginap di villa ini ada yang memesan melalui travel agent, ada yang datang secara personal juga ada yang datang karena luapan dari villa lain. Lalu tentang berpromosi, Ayu Rasmin mengaku melakukan promosi lewat website dan travel agent. “Masalah market, kami akan focus pada wisatawan Eropa, Australia, dan Asia. Termasuk juga menggarap pasar domestik,”

3 - 23 September 2010

Pemkot Gelar Kursus Wirausaha

Bali Update

II

Bupati Badung; Pengembangan Desa Wisata Implementasi Triple Track Strategi Plus

Entertainment Corner & Profile

VI

Soft Opening “The Khayangan Dreams Villa” Umalas

Page Advertorial

VIII

© tir

Eko Judianto Darmawan (owner) sedang memotong tumpeng didampingi Ayu Rasmin Dasyani (GM) dan Made Sukerta (Operational Manager)

imbuhnya. Sementara Eko Judianto Darmawan, Owner PT Eka Bali Villa mengatakan, kehadiran The Khayangan Dream Villa ini diharapkan bisa menjadi pilihan wisatawan yang berwisata di Bali. Walau demikian, dalam hal ini dirinya tidak akan meraup keuntungan semata, melainkan

akan menjalin kerjasama sehingga juga menguntungkan masyarakat setempat. “Hadirnya villa ini, kami berharap bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal,” ucapnya. Acara tersebut juga diisi dengan door prize dan diakhiri dengan acara ramah tamah. (image/015)

Speedy 5 Star Bonus:

Meriahkan Ramadhan Food Festival dan Pameran Pembangunan Untuk memeriahkan Ramadhan Food Festival dan Pameran Pembangunan, PT. Telkom Area Denpasar menghadirkan Speedy 5 Star Bonus di Mall Bali Galeria dan Art Center Denpasar. Dengan melakukan aktivasi Speedy, pelanggan berhak mendapatkan Bonus Discount Abonemen 30% selama 3 bulan, Bonus Pasang Baru Speedy (Free Registrasi), Bonus Voucher Workshop ICT, Bonus CD Kids Browser (browser sehat untuk anak). Selain itu, setiap pelanggan juga akan mendapatkan Bonus Free Modem Wifi untuk pilihan paket Load, Familia, Executive dan Biz.

I

Ketut Tedja selaku pimpinan Telkom Area Denpasar mengatakan: “Selain untuk menyambut bulan Ramadhan serta berpartisipasi dalam Pameran Pembangunan, hadirnya Speedy 5 Star Bonus ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan akses internet Speedy.”

© doc

© doc

“Apalagi dengan memberikan 5 bonus ini juga diharapkan agar masyarakat makin tertarik pada dunia internet, sehingga dapat lebih memasyarakatkan internet. Salah satunya dengan memberikan Voucher Workshop ICT. Dimana dengan mengikuti acara Workshop ICT ini masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang dunia Teknologi Informasi (TI), sehingga tidak ada lagi masyarakat yang gagap teknologi (gaptek). Selain 5 bonus tersebut, pelanggan yang melakukan registrasi Speedy juga

berhak untuk membeli Netbook HP tipe tertentu dengan harga khusus dibawah harga pasar,” tambah I Ketut Tedja. Dalam acara ini pelanggan tidak hanya dapat melakukan registrasi Speedy saja tetapi juga dapat memperoleh informasi lebih banyak tentang akses internet Speedy. Selain itu, PT. Telkom juga menyediakan layanan Wifi gratis sehingga pengunjung bisa langsung menikmati dan mencoba akses internet Speedy. (image/r)

Seminar dan Peluncuran Buku DENPASAR - Menyambut Dies Natalis Unud Ke-48, digelar Seminar Nasional dan peluncuran buku “Pariwisata Dan Pengentasan Kemiskinan” kerjasama Kementerian Kebudayaan & Pariwisata RI dengan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Sabtu (28/8). Sebagai pembicara diantaranya; Kepala Puslitbang Pariwisata Kemenbudpar RI, Henky Hermantoro memberi makalah Pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan pariwisata berbasis kreatifitas, I Nyoman Darma Putra bersama Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, MSc (Pariwisata pro-rakyat, peretas jalan pengentasan kemiskinan), I Gst. Ag. Oka Mahagangga Dosen Fak. © tir Pariwisata Unud (kemiskinan dan premanisme, ancaman pariwisata Bali ke Depan) dan I Wayan Suyadnya (rekonsiderasi perjalanan pariwisata indonesia, kemiskinan sebagai konsep oposisional). Dan hadir sebagai moderator Eka Mahadewi dosen STP (image/015) Bali dan tokoh pariwisata.

Keberlanjutan Sistem Subak Renungan Kemerdekaan: Berjuang tanpa Pamrih yang Berlandaskan Tri Hita Karana CULTURAL TOURISM PARADIGM

Oleh Wayan Windia *)

H

ari ini kita masih berada dalam suasana hari kemerdekaan. Suatu hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Karena kita telah menikmati kemerdekaan, yang sangat lama diperjuangkan oleh para leluhur dan pendiri bangsa. Wacana ini harus terus-menerus dipompakan, agar secara sadar dapat dipahami oleh generasi penerus bangsa, yang sering disebut sebagai Generasi Baru Bangsa Indonesia (GBBI). Bagaimanakah seyogyanya sikap kita, pada saat-saat merayakan Hari Kemerdekaan?

Sejatinya, kita harus menegaskan kembali sikap, dan komitmen kita sebagai bangsa. Sebuah bangsa yang dibangun dengan perang dan revolusi yang besar dan sangat lama. Sebuah bangsa yang dibangun dengan tetesan darah, linangan air mata, kucuran keringat, dan bahkan mungkin diiringi isakan tangis Ibu Pertiwi. Sebuah bangsa yang dibangun dengan perang suci, moralitas, keberanian, pengorbanan, dan keikhlasan nurani yang sangat terhormat. Keikhlasan untuk mengorbankan jiwa-raga, harta-benda, perasaan, pikiran, hargadiri, Halaman VII

Renungan Kemerdekaan .........

Sistem irigasi subak di Bali sudah diketahui eksistensinya pada tahun 1071, atau sekitar 1000 tahun yang lalu. Hingga kini sistem subak di Bali masih tetap eksis, dan bahkan tetap dapat berperan dalam proses pembangunan nasional. Suyatna (1982) mencatat bahwa sistem subak sangat berperan dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya di sektor pertanian. Meskipun subak adalah organisasi tradisional, namun subak berbeda dengan organisasi tradisional lainnya, yang pada umumnya sering menghambat program pembangunan nasional. eiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dan besarnya kepentingan lahan untuk berbagai aktivitas pembangunan, khususnya untuk sektor pariwisata, maka areal sawah pada suatu subak semakin berkurang. Bahkan ada subaksubak di pinggiran kota yang luasnya hanya tiga atau lima hektar. Namun subak tersebut tetap eksis

S

untuk tetap berperan dalam melakukaan fungsi-fungsinya. Diantaranya, paling tidak untuk (i) mendistribusikan air irigasi secara adil kepada para anggotanya; dan (ii) melaksanakan kegiatan upacara keagamaan di lingkungan kawasannya. Pada dasarnya, yang dimaksudkan dengan suatu sistem subak adalah perkumpulan petani

pengelola air irigasi pada suatu areal sawah tertentu, mendapatkan air irigasi dari suatu sumber tertentu, paling tidak mengelola satu buah pura, dan bersifat otonom ke luar dan ke dalam. Jadi, sepanjang para petani mengelola air irigasi secara bersama dalam suatu kawasan sawah tertentu (meskipun arealnya kecil), memiliki pura, memiliki sumber air irigasi, dan bersifat otonom, maka mereka tetap dapat disebut sebagai organisasi subak. Karena subak harus mengelola pura, maka subak sering disebut sebagai organisasi yang bersifat sosio-agraris-religius. Beberapa peneliti menyebut juga sebagai organisasi yang bersifat sosioHalaman VIII

Keberlanjutan Sistem ................

C12-59


II

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Wisatawan adalah Raja yang Harus Dilayani dengan Baik * Penyuluhan Kepariwisataan Dispar Badung di NAV Karaoke

Porsenides Munggu © tir

Pemkot Gelar Kursus Wirausaha © angga

DENPASAR- Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan kursus wirausaha di Kota Denpasar. Kegiatan pelatihan selama 3 bulan itu menyasar remaja putus sekolah, pengangguran dan ibu rumah tangga dengan materi pelatihan pastry dan bakery serta melibatkan 5 orang pelatih dari Politeknik Negeri Bali. Dengan bekal pelatihan ini diharapkan mampu mengurangi jumlah penganguran di Kota Denpasar serta mampu menghasilkan para wirahusaha muda sehingga makanan non beras mampu merambah dunia Pariwisata. Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Walikota I GN Jaya Negara, Senin (16/8) di ruang pertemuan Pasar Kumbasari Denpasar. (image/015)

Pelepasan Tukik DENPASAR – Sebanyak 75 ekur tukik dilepas di Pantai Sanur tepatnya di depan Griya Santrian Hotel. Acara peduli lingkungan yang dirangkaikan dengan menyambut hari kemerdekaan RI ke-65 itu melibatkan sekitar 50 wisatawan asing yang kebetulan menginap di hotel tersebut. Suasana malam itu semakin akrab, ketika dibarengi dengan acara makan malam bersama di pinggir pantai. “Acara pelepasan tukik ini disambut antusias oleh wisatawan yang menginap di hotel tersebut,” ucap Tamiarta Residen Manager Griya Santrian. Peter dan Pauline, sepasang suami istri yang juga berpartisipasi dalam acara pelepasan tersebut mengaku merasa sangat enjoy dengan adanya acara-acara semacam ini. “Ini pengalaman pertama bagi kami yang diberi kesempatan ikut melepas tukik,” kata mereka bangga. (image/Angga)

© tir

MANGUPURA - Pekan Olahraga dan Seni Desa (Porsenides) Desa Munggu, Mengwi 2010 dibuka oleh Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta yang ditandai dengan pelepasan balon. Kegiatan itu diawali dengan menampilkan senam massal yang melibatkan ibu-ibu PKK Desa Munggu. Porsenides yang dibuka pada Minggu (29/8) melombakan berbagai cabang olahraga dan seni. Untuk memotivasi para atlit dan artis, bagi para pemenang lomba akan diberikan hadiah dan piagam penghargaan. (image/015)

Suasana penyuluhan kepariwisataan Dispar Badung di NAV Karaoke

© doc

Carikan Solusi Pelayanan VoA di Bandara

© angga

Salivate Training Bagi Anggota KEC MANGUPURA - Sebanyak 27 peserta yang merupakan anggota Kuta Executive Club (KEC) mengikuti seminar dengan tema “Innovate or Salivate Training”. Kegiatan yang diadakan di Hotel Puri saron Hotel ini menghadirkan pembicara Mr. Peter E. Palmer dari Image Consulting Malaysia. “Seminar ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya anggota KEC di bidang pariwisata,” kata Gusti Kade Sutawa, SE.,MM.,MBA, diselasela acara tersebut, Senin (30/8). Acara itu akan berlangsung selama dua hari diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM, sehingga kedepannya dapat lebih berinovasi lagi dalam mengembangkan dan memajukan industri pariwisata di Bali. (image/angga/dewa)

© esha

Buka Puasa Bersama DENPASAR - Ditengah-tengah maraknya suasan kemerdekaan RI tahun 2010, suasana kampung Wanasari Balun, Denpasar sedikit berbeda. Jemaah dan tokoh masyarakat berbondong-bondong datang ke Pondok Pesantren Danur Najah mengikuti acara berbuka puasa bersama dengan Ibu Hj. Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Acara yang digelar, Selasa (17/8) itu dihadiri pula rombongan dari Cokorda Pemecutan Denpasar. Selain acara berbuka puasa, Ibu Hj. Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid juga hadir untuk meresmikan pondok pesantren yang baru saja selesai direhab, dengan menandatangani prasasti setelah memberikan tausyah dihadapan ratusan jemaah yang hadir pada hari itu.(image/esha/prat)

© doc

Tidak Jelas Ijin 351 BPW Bali Sebanyak 351 usaha Biro perjalanan Wisata (BPW) belum memiliki status kepemilikan izin yang jelas. Jumlah itu melebihi dari separo jumlah BPW yang terdaftar di Dinas Pariwisata Bali sejak era sebelum otonomi daerah hingga Juni 2010 yang tercatat 658 unit BPW. Hal itu terungkap pada jumpa pers di Press Room Provinsi, Senin (23/8) yang menghadirkan pembicara Kadiparda Bali Drs. IB Kade Subhiksu, MM dan didampingi Kepala Bagian Biro Humas Provinsi Bali Ketut Teneng. Subhiksu menyatakan, banyak BPW yang hanya sekedar memiliki izin namun operasionalnya tidak jelas. Setelah didata ulang sebulan penuh (1-30 Juli), ternyata banyak BPW yang beralih usaha menjadi apotek, salon, toko, art shop, rumah tangga dan sebagainya. Bahkan, dari 658 unit BPW terdaftar sebanyak 91 unit dalam keadaan tidak aktif, 341 unit BPW memiliki status belum jelas, dan 226 unit BPW masih aktif. Subhiksu kemudian meminta, 658 pemilik atau penglola BPW yang sudah berizin dan terdaftar di Diparda Bali segera menunjukan legalitas serta mengisi formulir yang disediakan sejak 1 September hingga 15 Oktober 2010. Upaya itu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya BPW yang selama ini telah terdaftar di Diparda Bali. “Hasil pendataan ulang akan dijadikan acuan dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian BPW lebih lanjut,” terangnya. Karena itu pihak Diparda siap melakukan pembinaan sesuai ketentuan Perda Nomor 1 Tahun 2010, Kepmen Parpostel Nomor KM.10/PW.102/MPPT-93 dan UU RI Nomor 10 Tahun 2009, sehingga status mereka menjadi jelas. Menurutnya, usaha jasa perjalana wisata (UJPW), cabang BPW dan agen BPW yang telah terdaftar memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan larangan yang harus ditaati. Misalnya, memberikan perlindungan kepada wisatawan, mengunakan pramuwisata yang berlisensi, mengunakan alat transportasi wisata yang terdaftar dan lainnya. UJPW dilarang mengunakan tenaga kerja asing tanpa izin, memindahtangankan TDU kepada pihak lain tanpa izin gubernur dan membebankan biaya perjalanan wisatawan kepada pramuwisata. (image/015)

Sudah menjadi masalah klasik, wisatawan mancanegera mengeluh terkait pelayanan visa on arrival/VoA di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali yang harus antre sampai berjam-jam. “Banyak wisatawan asing yang mengeluhkan masalah pelayanan VoA oleh pihak imigrasi di bandara yang harus antre berlama-lama,” kata Made Mandra Direktur Utama BTDC (Bali Tourism Development Corporate) di Denpasar, beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal itu disebabkan loket untuk imigrasi yang beroperasi sangat terbatas, sehingga kedatangan mereka untuk berwisata ke Pulau Dewata cukup terganggu. Terkadang pula, loket yang ada tak dilengkapi dengan petugas sehingga banyak wisatawan yang tidak terlayani dengan cepat. “Untuk itu kami berharap DPRD Bali ikut serta memikirkan kondisi Bandara Internasional Ngurah Rai yang merupakan fasilitas utama tempat datangnya wisatawan mancanegara,” ucapnya. Kemacetan arus lalu lintas di sepanjang By Pass Ngurah Rai, terutama di Simpang Dewa Ruci dan pertigaan bandara itu juga menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata Bali ke depannya. Kekroditan arus lalu lintas itu harus dipecahkan segera, sehingga sektor pariwisata Bali ke depannya bisa maju. Kalau macet terus menerus terjadi, katanya, bisa saja kunjungan wisatawan menjadi menurun, karena mereka merasa tidak nyaman untuk bepergian ke objek wisata yang akan dituju. “Apalagi pada tahun 2013, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation yang rencananya akan digelar di Nusa Dua, Bali maka itu kemacetan ini harus segera bisa diatasi,” lanjutnya. Hal senada juga diungkapkan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Ngurah Wijaya. Ia mengatakan, pelayanan dan keamanan menjadi kunci dalam sektor pariwisata. “Selain objek wisata, pelayanan pengurusan keimigrasian bagi wisatawan saat mendarat di bandara menjadi citra kepariwisataan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan yang semakin banyak,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali I Ketut Suwandhi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Bali, Dinas Perhubungan Bali, termasuk juga kepada Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan di Jakarta. “Kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait agar ada solusi terkait pemasalahan lalu lintas di sepanjang jalan tersebut, sehingga ke depannya bisa lancar atau tidak ada hambatan di sepanjang jalur yang kini krodit,” akunya. Lalu, terkait pelayanan keimigrasian di Bandara Ngurah Rai Suwandhi mengaku, pihak dewan sudah sempat meninjau secara langsung keadaan di sejumlah loket VoA tersebut serta sudah meminta pihak imigrasi maupun otoritas bandara untuk menambah fasilitas tersebut, sehingga tidak sampai wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Dewata terhambat gara-gara keterbatasan pelayanan keimigrasian. “Saat itu pihak imigrasi berjanji akan berupaya memperbaiki fasilitas dan menambah personil guna kelancaran pelayanan para turis tersebut,” paparnya. Sedangkan Ketua Komisi I DPRD Bali I Made Arjaya berharap kepada pihak imigrasi agar tidak hanya sebatas janji-janji untuk perbaikan pelayanan. “Kalau alasan keterbatasan tempat, teknologi atau sumber daya manusia (SDM), itu bisa dicarikan jalan keluarnya,” terpenting bagaimana pihak imigrasi harus transparan, karena sektor pariwisata sangat tergantung dari pelayanan ucapnya. (image/015)

Hidup-matinya usaha pariwisata itu sangat tergantung dari pada wisatawan, sehingga orang berwisata itu perlu dilayani bagai seorang raja. Dan yang perlu diingat, wisatawan itu akan melihat keunggulankeunggulan yang beda dari yang lainnya. Demikian terungkap pada penyuluhan kepariwisataan Dinas Pariwisata Badung di NAV Karaoke Kuta, Jl. Raya Kuta, Badung, beberapa waktu lalu.

I

GA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., dosen STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Bali yang bertugas sebagai penyuluh mengatakan, pekerja pariwisata di Bali harus mampu menjelaskan apa-apa yang ada di pulau dewata ini. Pariwisata Bali berlandaskan pariwisata budaya, maka yang menjadi produk pariwisata itu adalah budaya. “Nah, budaya ini yang harus mampu dijelaskan oleh semua pekerja pariwisata,” katanya.

Daei Halaman I

Renungan Kemerdekaan ............. kerinduan, dan dendam kesumat. Dendam kepada penjajah yang biadab. Dendam kepada penghianat bangsa yang congkak, dan dendam kepada zaman yang membelit manusia Indonesia, dalam kemiskinan dan kebodohannya. Akhirnya para pemuda pejuangkemedekaan harus bertempur, dan kemudian bahkan harus menunaikan dharma keprajuritannya yang tertinggi. Yakni dengan merelakan raganya, yang harus siap diterjang peluru. Kemudian tersungkur, lalu mencium bumi dan tanah airnya, yang sangat dicintai. Banyak diantara pejuangkemerdekaan yang masih hidup, kini sudah tidak ada lagi. Mereka sudah tak punya apa-apa, dan sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Kata Chairil Anwar: bahwa mereka kini hanya tulang-tulang yang berserakan, dan diliputi debu. Kitalah kini yang harus bicara. Bicara

© tir

Pekerja pariwisata, lanjut Manik, hendaknya jangan menganggap enteng pariwisata itu. Di samping dapat meningkatkan pendapatan anggaran daerah, pariwisata juga bermanfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan sebagai peluang bisnis. “Modal dasar pariwisata Bali itu adalah kebudayaan, keindahan alam dan masyarakatnya yang ramah. Itu yang harus mampu dijaga oleh setiap orang yang ada di Bali,” terang Manik. Wanita manis itu, kemudian mengingatkan bahwa pelaku dan pekerja pariwisata sebagai ujung tombak pariwisata Bali. Terkait dengan produk pariwisata, ia menekankan agar meningkatkan pelayanan untuk peningkatan produk dan jangan ada banyak eksploitasi. “Bagaimana caranya agar keinginan wisatawan untuk bersenang-senang itu tidak terganggu,” imbuhnya. Sementara Drs I Made Astawa, MM Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung mengatakan, yang dapat menciptakan sebuah kenangan bagi wisatawan itu dapat dilakukan dengan penerapan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur. Dengan memperhatikan Sapta Pesona itu, sebagai cara untuk melakukan usaha yang baik. “Memberikan pelayanan yang

ramah dan tulus, nantinya akan terjadi kenangan yang menyenangkan bagi pengunjung karoke itu sendiri,” ujarnya. Di dalam memberikan pelayanan di sini, lanjut Astawa, tidak boleh diskriminatif. Tidak boleh juga membeda-bedakan antara tamu yang dari negara satu dengan negara lain. Dan yang terpenting harus menjunjung tinggi normanorma budaya. “Karena budaya itulah yang menjadi landasan pariwisata Bali,” terangnya serius. Sikap jujur, ramah dan murah senyum juga menjadi hal terpenting dalam pengelolaan karoke. Memberikan sapaan yang baik terhadap tamu akan dapat memberikan kesan yang positif. “Harus diingat, ciri utama dari pariwisata itu adalah pelayanan, maka ujung tombak suksesnya pariwisata adalah pelayanan dan sumber daya manusia yang berkualitas,” tegasnya. Untuk itu karyawan NAV Karaoke diharapkan dapat memberikan pelayanan yang professional dengan memperhatikan sapta pesona yang merupakan jiwa dari usaha yang dikelola. Mulai dari tamu datang, disambut dengan senyuman yang tulus, pelayanan yang memuaskan, sehingga wisatawan tumbuh kenangan untuk berkunjung (image/015) kembali.

tentang masa lalu yang kelam, tentang masa depan yang terang, dan tentang masa kini yang kaya akan kebajikan, kehormatan, dan harga diri. Sebagai bangsa, kita boleh miskin. Tidak makan dan tidak minum. Mungkin tak berpakaian, dan bahkan tidak punya apapun. Tetapi kita sebagai bangsa, tidak boleh tidak punya harga diri. Dahulu para pejuang kita hanya memiliki semangat dan harga diri, untuk dapat mengalahkan musuhmusuhnya. Sebagian besar diantara mereka hanya bersenjatakan bambu runcing, sabit, golok, dan pedang. Tanpa berbekal prinsip, dan integritas seperti itu, maka jangan harap bangsa ini, bisa merengut kemerdekaannya. Bisa mengalahkan tentara kolonial yang sangat berpengalaman, dalam perang dunia kedua. Mereka bahkan menggunakan persenjataan perang yang sangat modern, dengan pasukan tentara di darat yang terlatih, dengan kapal-kapal

angkatan laut, dan bahkan dengan pesawat tempur angkatan udara. Akhirnya kita tokh menang, dan tercatat sebagai salah satu dari tiga bangsa-bangsa di dunia, yang mampu merebut kemerdekaannya dengan perang dan revolusi. Dua negara lainnya adalah Vietnam di Timur Jauh, dan Aljazair di Afrika Utara. Dalam kurun waktu yang tersisa selama ini, kita masih sering menyaksikan para veteran pejuang kemerdekaan yang bertopi kuning, yang tua-renta, sepuh, dan keriput. Mereka dengan gagah memberi hormat-bendara kepada Sang Saka Merah Putih, tetapi dengan air mata yang meleleh-leleh. Mereka terkenang kepada rona pegunungan yang sepi. Bukit-bukit yang magis, lembah yang hijau, serta bentang alam dan sungai yang ranum. Mereka terkenang kepada teman-teman seperjuangannya yang telah gugur. Mereka terkenang kepada teman-temannya yang cacat seumur hidup karena

Dari Halaman I

Keberlanjutan Sistem ................ teknis-religius. Disebut bersifat “teknis”, dan tidak “agraris”, karena subak tidak hanya mengelola teknis-irigasi, tetapi juga teknispertanian. Selanjutnya, eksistensi pura dianggap menjadi salah satu pengikat (disamping kepentingannya secara bersama terhadap air irigasi), yang menyebabkan subak menjadi kuat persatuannya dan kebersamaannya. Peranan Subak Adapun peranan subak adalah : (i) mengelola air irigasi, agar terdistribusi secara adil kepada para petani-anggotanya; (ii) melakukan pemeliharaan terhadap jaringan irigasinya; (iii) melaksanakan mobilisasi sumberdaya (iuran uang, melaksanakan gotong royong); (iv) menangani konflik yang mungkin terjadi, dan (v) melaksanakan aktivitas ritual. Aktivitas ritual adalah pelaksanaan peran yang sangat khas pada sistem irigasi subak, dan sekaligus menjadi penunjang kekuatan subak. Oleh karenanya, dalam proses pembentukan wadah koordinasi antar sistem irigasi subak, maka mereka harus dapat bersepakat tentang salah satu pura yang harus mereka kelola dan Puja bersama-sama. Patut diketahui bahwa wadah koordinasi antar sistem subak dapat dibentuk pada subak-subak yang mendapatkan air irigasi dari suatu sumber yang sama (dari satu bendung/dam, atau dari satu bangunan-bagi/water division). Wadah koordinasi seperti ini disebut sebagai Subak-gde. Disamping itu, dapat juga dibentuk wadah koordinasi antar sistem subak dalam satu sungai atau lebih. Wadah koordinasi seperti ini disebut sebagai Subak-agung. Sementara itu, Susanto, dkk (1999) juga mencatat beberapa karakteristik sistem subak, di mana karakteristik tersebut, mungkin sangat penting peranannya dalam memperkokoh organisasi subak, demi keberlanjutannya. Adapun catatan karakteristiknya adalah sebagai berikut: (1). Subak adalah lembaga petani yang otonom, di mana anggota subak bersatu dalam suatu kelembagaan, karena mereka memiliki kepentingan yang sama; (2). Subak adalah lembaga petani yang berlandaskan pada peraturan yang ketat dan disepakati bersama oleh yang bersangkutan; (3). Subak memiliki kemampuan untuk memobilisasi semua sumberdaya yang tersedia dalam lembaga tersebut; (4). Semua aktivitas subak berhubungan erat dengan sosio-kultural masyarakat Bali; (5). Subak adalah sebuah lembaga yang berakar dalam masyarakat, dan memiliki akses ke pemerintahan; (6). Subak memanfaatkan sumberdaya local dan teknologi sepadan dalam mendistribusikan air irigasi kepada anggotanya. Karakteristik yang disebutkan di atas mengesankan bahwa subak sangat kuat melekat dengan sociocultural masyarakat, otonom, namun memiliki akses yang kuat dengan pemerintah. Dengan demikian, subak dapat menjadi agen bagi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, dan memiliki posisi yang cukup kuat siksaan yang maha berat. Mereka terkenang kepada rumah dan kampungnya yang terkena bumi hangus. Mereka terkenang kepada rakyat kecil, masyarakat jelata, petani miskin, dan para wanita pegunungan yang polos. Mereka membantu dan melayani para pejuang dengan ikhlas. Sejatinya, kepada merekalah seyogyanya

VII

dalam menempatkan dirinya sebagai stakeholder dari pemerintah. Karena subak sangat dikagumi sebagai sistem irigasi yang khas, maka banyak peneliti yang tertarik untuk mengadakan penelitian dan kajian. Susanto, dkk (1999) mencatat beberapa peneliti yang tertarik meneliti eksistensi subak di Bali. Diantaranya, Grader (1960), Geertz (1967, 1980), Ienaga (1969), Park and Fukuoda (1976), Van Setten van der Meer (1978), Bundschu (1985, 1987), Sutawan, dkk (1986, 1989, 1991), Susila (1991), dan Shimmi, dkk (1992). Namun pada umumnya penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut, berkait dengan aspek teknis dari organisasi tradisional subak, dan tentang hubungan sistem subak dengan kondisi fisik sumberdaya air. Selanjutnya Windia (2006) mengkaji tentang kemungkinan sistem subak dapat ditransformasikan ke daerah lain dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan daerah Bali. Kajian-kajian yang secara khusus mencoba menggali berbagai kemungkinan yang menyebabkan sistem subak dapat berlanjut, tampaknya belum banyak dilakukan. Oleh karenanya, perlu diadakan kajian-kajian. Hotel dengan konsep subak, agar terus berlanjut Banyak peneliti yang mengkaji bahwa keberlanjutan subak di Bali, karena subak secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan filosofinya, yakni Tri Hita Karana (THK). Tidak banyak lembaga di dunia yang menerapkan konsep THK, yang sebetulnya bersifat universal. Hanya subak dan desa adat yang menerapkan secara konsisten sebuah filosofi universal, dalam kegiatan kesehariannya. Misalnya, subak membangun harmoni dengan penciptanya melalui berbagai upacara keagaman dan dengan berbagai kegiatan spiritual. Subak membangun harmoni dengan sesamanya, dengan mengembangkan dan menyepakati pelaksanaan awig-awig (peraturan) yang melandasi kegiatan subak. Dengan demikian tidak ada konflik yang kronis. Selanjutnya, subak membangun harmoni dengan lingkungannya, dengan membangun konsep sistem irigasi one inlet and one outlet. Dengan sistem itu, maka subak dapat mendistribusikan air irigasi secara harmoni, proporsional. Disamping itu, subak juga dapat melaksanakan proses saling pinjam air irigasi, dan melakukan deversifikasi tanaman, dan bahkan pada musim hujan sekalipun. Dengan implementasi THK secara pasti di lapangan, maka anggota subak merasa dilayani, dan puas. Hal inilah yang menyebabkan subak di Bali terus dapat eksis sejak sekitar 1000 tahun yang lalu. Teori ini perlu diterapkan di berbagai lembaga lainnya di Bali. Termasuk di perusahan, hotel, dan usaha lainnya. Diyakini, kalau hotel, dan lain lain dapat menerapkan THK secara konsisten, maka perusahannya pasti akan dapat berlanjut, seperti halnya subak dan desa adat di Bali. (BTN/Wayan Windia/Prof.Wayan Windia adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD, dan Koord Pawongan THK Awards).

pembangunan yang kini sedang dilaksanakan harus diarahkan. Kalau kita betul-betul menaruh hormat kepada para pejuang itu, maka seharusnya pembangunan nasional dilaksanakan tanpa setitikpun ada Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. MERDEKA. *) Penulis adalah Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Prop. Bali,


VI

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Gubernur Bali;

Bali Segera Terapkan PHR “Online”

© dok

abupaten dan kota di Bali segera menerapkan wajib pajak hotel dan restoran (PHR) secara online. Hal itu sebagai upaya untuk menekan kebocoran pendapatan. Demikian dikatakan Gubernur Bali Mangku Pastika usai sidang paripurna DPRD Bali di Denpasar, Kamis (19/8). Menurut Mangku Pastika, dengan cara online, pendapatan bisa dimaksimalkan. Sedangkan kalau dipungut orang, kemungkinan kebocorannya besar. Kalau sistem online kan mesin yang bekerja. Dikatakannya, di mana-mana di seluruh dunia sekarang sudah menerapkan sistem online. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak mau menerapkan sistem online,”

K

tandasnya. Ditegaskan juga, uang dari pajak merupakan uang konsumen, bukan uang pengusaha. “Itu hanya dititipkan di pengusaha. Karena itu, pengusaha harus menyetorkan. Kalau tidak disetorkan itu namanya penggelapan,” ujar Gubernur Pastika. Meski sudah ada undang undang, peraturan bagi pemungut pajak PHR yang melanggar aturan dikenakan sanksi, namun masih sangat sulit mengusut dan membuktikannya karena pajak itu didapat berdasarkan dengan pelaporan dari perusahaan tersebut. “Saya rasa wajib pajak tidak keberatan dengan sistem tersebut, karena setiap penyewa kamar maupun makan di restoran mereka sudah wajib membayar pajak yang besarnya mencapai 10 persen,” lanjutnya. Mangku Pastika mengatakan, dengan sistem online akan lebih mudah menghitung pemasukan PHR setiap harinya. Begitu juga dengan pengusaha, tidak perlu lagi menghitung pada akhir bulan untuk disetorkan ke kas kantor dinas pendapatan daerah setempat karena sudah terdata setiap hari. Ketika ditanya berapa presen tingkat kebocoran PHR selama ini, Gubernur Mangku Pastika mengatakan, tidak merinci sejauh itu. Yang jelas, katanya, ada indikasi kebocoran. Hal itu dapat dilihat dari pelaporan pemungutan PHR, dengan kondisi dan kenyataan dilapangan.

Bali Tetap Menjadi Target Wisata MICE

ali masih tetap menjadi target penyelenggaraan wisata MICE (meetings, incentives, conference, and exhibitions). Permintaan MICE terus tumbuh sampai empat tahun mendatang. “Untuk beberapa tahun ke depan, Bali masih dilirik berbagai perusahaan multinasional sebagai tempat penyelenggaraan MICE,” kata Ketua Society of Indonesia Professional Convention Organizers (SIPCO) Bali Putu Juarez R Putra di Denpasar belum lama ini. Menurutnya, kegiatan MICE hingga akhir 2010 diperkirakan mencapai ratusan. Meski di bulan Ramadhan kegiatan MICE khususnya di Indonesia

B

Pengembangan desa-desa potensial sebagai desa wisata (village tourism) di Kabupaten Badung akan menjadi wisata alternatif untuk masa depan pariwisata di Badung dan Bali.

emikian disampaikan Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH pada Sidang Paripurna DPRD Badung, beberapa waktu lalu. Menurut Bupati Badung, pengembangan desa tersebut sebagai implementasi dari triple track strategi plus plus, yakni menumbuhkan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan (progrowth), mengurangi kemiskinan (propoor), menciptakan lapangan kerja (projob), menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan (pro-invorement) dan melestarikan nilai-nilai budaya (proculture). Bupati juga mengatakan, membangun kapasitas masyarakat yang ada di pedesaan terutama berkenaan dengan pemahaman mereka terhadap sapta pesona yang menjadi ikon pariwisata Bali dan Indonesia. Oleh karena itu, program pengembangan desa wisata ini juga akan berimplikasi terhadap upaya dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat di pedesaan. Saat ini, melalui Dinas Pariwisata Badung telah dan sedang dipersiapkan

sedikit menurun, namun dirinya sangat optimis wisata MICE tahun ini akan terus tumbuh hingga puncaknya November mendatang. “Sebagian besar peserta MICE akan mengisi waktunya untuk menikmati keindahan alam dan budaya Bali sebelum dan sesudah agenda MICE,” paparnya. Kondisi itu, lanjutnya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat Bali. Sebab, wisatawan MICE memiliki spending money jauh lebih besar dibandingkan dengan tipe wisatawan yang lain. “Belanja tamu MICE lima kali lipat dari wisatawan perorangan ataupun grup,” ujarnya. Menariknya, setiap penyelenggaraan wisata konvensi, peminatnya melimpah, sampai dua kali lipat dibandingkan di tempat lain. Dikatakan, wisatawan yang melakukan kegiatan MICE di Bali setiap tahunnya rata-rata mencapai 10 persen dari total kunjungan wisatawan. Wisatawan MICE memiliki jadwal yang cukup padat selama di Bali. Namun, sebagian dari mereka akan melakukan juga perjalanan wisata. Ketika ditanya kaitan antara MICE dengan rencana pemerintah membuat convention center yang memiliki kapasitas besar, Juarez mengatakan jika hal itu terwujud tentu saja akan sangat mendukung kegiatan MICE. Sebab, selama ini ketidak tersediaannya tempat yang memadai menjadi hambatan dalam pengembangan MICE. Lalu tentang penanganan wisatawan MICE, Putu Juarez meminta perlu professional dari para pengelola kegiatan agar mampu menangani aktivitas MICE dengan baik dan meningkatkan pencitraan Bali di mata wisatawan mancanegara. (image/bud)

Bali Safari & Marine Park

Kolaborasi Seni Bali Tradisional dan Kontemporer

D

© tir

sejumlah Desa yang akan dijadikan sebagai pilot projek pengembangan desa wisata diantaranya; Desa Plaga (Nungnung), Kiadan, Desa Kertha, Desa Pangsan, Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi, Desa Baha, Kapal dan Desa Munggu serta desa-desa lainnya di daerah Badung Utara yang memiliki pesona wisata yang dapat dijadikan daya tarik wisata termasuk wisata agro yang telah berkembang di Petang. (BTN/bud)

Alit Sastrawan:

(image/015)

Putu Juarez R Putra;

© tir

Bupati Badung; Pengembangan Desa Wisata Implementasi Triple Track Strategi Plus

Bali Clean Up Day Wujudkan Bali Bebas Sampah 2013

© dok

emerintah bersama pemangku kepentingan berupaya membersihkan Bali dari sampah plastik dalam satu hari melalui kampanye “Bali Clean Up Day”. Kampanye ‘Bali Clean up Day’ secara serentak akan dilakukan 20 September 2010. “Hal itu diharapkan menjadi tonggak bagi terciptanya Provinsi Bali yang bersih dan hijau yang akan dicanangkan oleh Gubernur Mangku Pastika pada tahun 2013,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Anak Agung Alit Sastrawan, di Sanur, Senin (30/8). Dikatakan, “Clean Up Day Bali 2010” merupakan upaya setempat untuk membangkitkan kesadaran atas kebersihan lingkungan. Ada 13 lokasi yang ditetapkan sebagai kegiatan

P

“clean-up” yang mencakup kawasan pinggir jalan- jalan utama, pertamanan, pantai dan saluran air. Lembagalembaga pendidikan dan sekolahsekolah, organisasi masyarakat serta perusahaan- perusahaan swasta diharapkan ikut secara mandiri melaksanakan program kebersihan tersebut. “Bila sudah tumbuh kesadaran seperti itu dari warga masyarakat, maka untuk menuju Bali bersih dan hijau tidaklah sulit,” katanya. Pihaknya akan terus berupaya melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat terkait kebersihan lingkungan dengan melakukan pemungutan sampah organik dan anorganik. Selain melakukan gerakan sadar lingkungan, pihaknya juga menyosialisasikan pengurangan penggunaan kantong plastik di pasar swalayan tersebut. Semua itu, jelas Alit Sastrawan, ke depannya diharapkan tidak menggunakan kantong plastik melainkan menggunakan kantong atau kardus kertas yang bisa didaur ulang. Alit Sastrawan menambahkan, pada acara puncak nanti yakni 20 September 2010 akan dihadiri oleh ribuan pelajar mahasiswa dari seluruh Bali mulai dari Pemuteran, Lovina, Lempuyang, Bedugul, Mengwi, Ubud, Kuta, Nusa Dua,Tanjung Benoa, Sanur, dan masih banyak lagi. “Acara ini juga telah dikoordinasikan dengan Clean Up the World pada setiap bulan September yang bekerjasama dengan lembaga program lingkungan PBB – UNEP, menyelenggarakan kegiatan ‘’bersihbersih – clean-up-‘’ bersama masyarakat secara serempak di seluruh dunia,” ucapnya. (image/015)

© ist

Pertunjukan “Bali Agung – Legenda Dewa-Dewi Bali”

Bali Safari & Marine Park, menghadirkan sebuah teatrikal spektakuler yang merupakan perpaduan seni pertunjukan tari Bali tradisional dan kontemporer sebagai seni teater terkini. Kolaborasi musik beragam genre dan atraksi wayang ini dipentaskan di atas panggung modern terbesar, sehingga membuat pertunjukan seni itu begitu menarik.

tulah pertunjukan “Bali Agung – Legenda Dewa-Dewi Bali” di Bali Safari & Marine Park, Gianyar, Selasa (31/8) yang selanjutnya akan dipentaskan sebanyak 4 kali dalam seminggu. Komposisi musik yang original, perpaduan gamelan Bali dan musik orkestra barat memperkaya produksi seni pertunjukan ini. Sebanyak 150 seniman yang mendukung karya seni itu, tampak piawai mengekpresikan lakon yang diangkat berupa kisah bersejarah dan legendaris Sri Jaya Pangus, Raja Kerajaan Balingkang pada abad ke-12

I

dan istri tercintanya Kang Ching Wie, seorang putri bangsawan dari daratan Cina. Yang membuat pertunjukan itu menarik, ketika para seniman Bali paling mumpuni dewasa ini termasuk penari, dalang wayang dan musisi handal secara bersama-sama tampil dengan berbagai hewan eksotis dan terlatih seperti gajah, unta, elang, dan harimau. Hamparan kawah vulkanik berikut gunung berapi yang menjulang tinggi menjadi latar belakang dari epos yang penuh liku dan heroik ini. Peter J. Wilson, sutradara terkemuka dunia yang berkolaborasi dengan seniman

wayang, I Made Sidia, betulbetul menata apik percampuran legenda Bali yang termahsyur itu dengan efek teater barat yang menakjubkan mampu menciptakan sebuah pementasan teater nan epical. Apalagi, kompleks teater dalam ruangan (in-door) ini memiliki kapasitas 1.200 tempat duduk, dilengkapi dengan teknologi multi-media terkini dan tercanggih baik tata suara maupun tata pencahayaan membuat pertunjukan teater menjadi hidup. Direktur Eksekutif, Hans Manansang saat jumpa pers sebelum pementasan mengatakan, visi dari Bali Agung ini adalah menciptakan sebuah karya kolosal dengan alur cerita yang merangkum keseluruhan esensi dari Bali, sebuah pencitraan akan evolusi dalam perspektif budaya Bali. “Hal tersebut merupakan aspek penting dari komitmen kami dalam konservasi kehidupan liar dan budaya,” katanya. ‘Bali Agung’ diciptakan dan diproduksi oleh tim teater ternama di kancah dunia internasional. Sutradara, komposer dan desainer produksi dari teater spektakuler ini telah terlibat dalam berbagai produksi skala besar termasuk Olimpiade Sydney dan Doha berikut perhelatan Asian Games. “Kombinasi seniman dan tim teater ini menjanjikan pementasan harian yang unik dan hanya bisa disaksikan di Teater Bali,” imbuhnya. Sementara John Sumampau, Direktur Penjualan dan Pemasaran Teater Bali menambahkan, teater ini akan memendarkan keunikan budaya Bali dan kecemerlangan nilainilainya, sehingga mengundang minat penonton nasional dan internasional untuk mengunjungi dan menikmati dimensi kreatif pulau ini dalam lingkup taman hiburan satu gerbang. Menurut seniman wayang Bali kenamaan, I Made Sidia, produksi Bali Agung yang akan segera ditampilkan untuk publik luas merupakan pentas seni dan kultural yang paling megah yang pernah dilakukan di Indonesia. “Saya telah melihat beragam pertunjukan teater di seluruh dunia dan sebagian besar dari mereka memang kolosal, namun Bali Agung akan menonjol dalam hal konsep dan filosofi,” tegasnya. (BTN/bud)

III

Disbud Bentuk Dewan Warisan Budaya Dunia

© dok

Pura Taman Ayun yang diusulkan menjadi warisan budaya dunia

inas Kebudayaan Provinsi Bali akan segera membentuk dewan warisan budaya dunia (WBD) sebagai tindak lanjut usulan Indonesia mengenai warisan budaya Bali sebagai warisan budaya dunia. “Saat ini kita berupaya untuk menggenjot usulan dari warisan budaya Bali menjadi warisan budaya dunia agar bisa tercapai dengan baik,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali Ida Bagus Sedhawa di Denpasar barubaru ini. Sebagai anggota Dewan WBD ini akan melibatkan berbagai unsur terkait, mulai dari kalangan birokrasi, seperti biro organisasi, biro hukum, stakeholder, Fakultas Pertanian dan Fakultas Sastra Unud Denpasar, Badan Arkeologi, dan lainnya. “Salah satu dari kawasan itu targetnya bisa lolos menjadi WBD,” kata Sedhawa. Ia lalu mengatakan, seni budaya merupakan daya saing bangsa di kancah dunia Internasional maka dari itu sudah sepantasnya seni budaya mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan Bali. Bali sebagai destinasi pariwisata dunia melalui seni budaya satusatunya aset utama yang mesti dipertahankan. “Dukungan alam lainnya juga perlu mendapatkan perhatian diantaranya pembangunan bidang pertanian, industri kerajinan, dan pariwisata yang tentunya berbasis seni budaya dengan keunggulan kearifan lokalnya,” imbuhnya.

D

Ada tiga kawasan warisan budaya Bali yang diusulkan menjadi cultural landscape dari warisan budaya dunia, yaitu: kawasan Sungai Pekerisan Gianyar sebagai representasi budaya Bali Kuno yang sarat nilai historis dan arkeologis, kawasan Pura Taman Ayun, Badung sebagai representasi budaya Bali Pertengahan yang bernuansa nilai spiritual, kosmologis sebagai roh kebudayaan, dan kawasan Subak Jatiluwih, Tabanan sebagai representasi lembaga tradisional subak dan budaya agraris yang kaya dengan kearifan lokalnya. Adanya usulan warisan budaya Bali menjadi WBD merupakan momentum penting bagi masyarakat Bali untuk kembali membangkitkan kesadaran akan cikal bakal dari seni budaya yang berbasis budaya agraris (pertanian), kerajinan dan pariwisata budaya. Menurutnya, menjadi warisan budaya dunia ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa dirasakan masyarakat, di antaranya kawasan budaya itu tidak bisa dialih fungsinya, terjamin dari segi kepariwisataan, konstribusi masyarakat semakin kuat dengan adanya subsidi pajak dari pemerintah. Pertanian dengan budaya subaknya sebagai cikal bakal seni budaya akan menjadi lebih terjaga, dan tetap lestari sepanjang masa. (image/bud)

ISI Pentas di Moskow Bentuk Promosi Seni Budaya dan Pariwisata Bali ebanyak 20 orang seniman Bali yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dekan ISI Denpasar melakukan misi negara sebagai duta seni menuju Rusia. Duta bangsa yang khusus melakukan perjalananan budaya,

S

dirancang serangkaian 60 tahun hubungan Indonesia – Rusia yang digelar kedutaan besar RI di Negara tersebut. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Wayan Rai saat acara pelepasan, belum lama ini mengatakan, selain memperrkenalkan seni budaya

Indonesdia, misi ini juga sebagai bentuk promosi pariwisata yang berlandaskan budaya. Hajatan ini juga sebagai wujud lembaga seni satu-satunya di Bali ini menjadikan perguruan tinggi yang ‘Go Internasional’. Rai S menjelaskan program duta bangsa ini adalah sekaligus

membawa misi akademis yakni peran mahasiswa yang terpilih dari dua jurusan yaitu Fakultas Seni Tari dan Kerawitan, yang diharapkan mampu membawa nama baik bagi kampus. Sebagai duta seni, rombongan yang dipimpin oleh Pembantu IV I Wayan Sueca tersebut juga

diharapkan mampu menggaet warga Rusia untuk datang ke Bali. “Bali sebagai destinasi pariwisata, melalui ajang seni di Rusia nanti, kita berharap minat kunjungan wisatawan asal Rusia jauh lebih tinggi untuk datang ke Bali,” ucapnya. (imag/015)


IV

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Beach Clean Up Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Bersihkan Sampah Plastik di Tanjung Benoa

T. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) dengan BTDC bersama hotel-hotel dan fasilitas pariwisata di kawasan pariwisata Nusa Dua melakukan Beach Clean Up kegiatan bersih-bersih lingkungan di kawasan Nusa Dua. Aksi tersebut sebagai upaya mewujudkan Bali bebas sampah plastik 2013 menuju Bali Green Province, sehingga terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan. Drs IGK Purnaya, SH.Msi, Direktur Operasi mengatakan, sebagai pengelola kawasan Pariwisata Nusa Dua, BTDC sangat mendukung program tersebut. Dalam hal ini, BTDC bersama industri hotel di kawasan Nusa Dua sepakat mewujudkan Bali bebas sampah 2013. “Kami selalu berkomitmen untuk menjaga lingkungan demi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan,” katanya di sela-sela melakukan Beach Clean Up di Pantai Nusa Dua, Jumat (27/8). Hal itu dibuktikan, dengan sejumlah penghargaan di bidang lingkungan telah diraih BTDC sebagai komitmen terhadap lingkungan. Diantaranya, Pata Green Leaf

© tir

Bupati Badung A.A. Gde Agung bersama seorang siswa ikut membersihkan pantai Tanjung Benoa dari sampah plastik

Bali Beach Clean Up di Kabupaten Badung dipusatkan di Pantai Tanjung Benoa. Ribuan masyarakat terdiri dari pelajar, SKPD dilingkungan Pemkab Badung, pihak hotel, DPC Gabungan Pengusaha Wisata Bahari serta pengusaha terlibat dalam aksi bersih-bersih sampah plastik di sepanjang pantai yang menjadi pusat wisata tirta itu. egiatan bertajuk Beach Clean Up itu dibuka Sekda Provinsi Bali I Nyoman Yasa bersama Bupati Badung A.A. Gde Agung, Sekda Badung Kompyang R. Swandika dan Camat Kuta Selatan I Wayan Wijana, Jumat (27/8). Gubernur Bali dalam sambutannya yang disampaikan Sekda Bali Nyoman Yasa menekankan, gerakan kebersihan sampah plastik ini secara serentak dilaksanakan disepanjang pantai di Bali serangkaian HUT Provinsi Bali ke-57 dan HUT Kemerdekaan RI ke-65. Kawasan pesisir Bali mempunyai karakteristik, sumber daya alam yang bernilai penting bagi pembangunan dan meningkatkan ekonomi

K

masyarakat. Namun, saat ini ekosistem laut telah mengalami kerusakan akibat dari ulah manusia maupun pemanasan global. Pencemaran sampah di laut berakibat pada terganggunya ekosistem bawah laut serta keberadaan mangrove. “Dan pencemaran ini juga berdampak pada kepariwisataan Bali,” paparnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, katanya, seluruh komponen masyarakat harus bahu membahu ikut menjaga lingkungan laut dengan secara rutin menggelar kegiatan kebersihan pantai khususnya dari sampah plastik, sehingga Bali bebas dari kesan kotor dan mampu mewujudkan Bali bebas sampah plastik tahun 2013. Sementara itu Bupati Badung mengatakan, aksi bersih pantai memang telah rutin dilaksanakan untuk mendukung kegiatan bersih pantai dari sampah plastik ini. dalam hal ini, Pemkab Badung telah membagi tugas di masingmasing ruas pantai di Badung sepanjang 82 km untuk membersihkan wilayahnya. “Kalau sampah plastik tidak ditangani akan berdampak pada kesehatan dan penampilan Bali khususnya sektor kepariwisataan kita. Untuk ini kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan,” harap (image/015) Bupati.

Gerakan Beach Clean Up di kabupaten Tabanan dipusatkan pada 5 lokasi kegiatan, yakni di Pantai Tanah Lot, Pantai Kedungu, Pantai Yeh Gangga, Pantai Klating, dan Pantai Pasut. Khusus untuk di Pantai Tanah Lot dikordinir langsung oleh Camat Kediri didampingi Asisten I Kabupaten Tabanan serta Camat Marga.

Suasana Bali Beach Clean di Pantai Matahari terbit Sanur

ewujudkan Denpasar bebas dari sampah, Pemerintah Kota Denpasar menggelar kegiatan bersih-bersih pantai. Aksi sosial

M

© tir

itu berlangsung, Jumat (27/8) dengan melibatkan seluruh Pegawai Pemkot Denpasar, siswa dan mahasiswa, pelaku pariwisata, wisatawan dan

*Protes Kenaikan ABT 1000 Persen Atasi Masalah Pariwisata elaku pariwisata dari sejumlah asosiasi p a r i w i s a t a merapatkan barisan membahas kenaikan tarif Air Bawah Tanah (ABT) dan air permukaan (AP), setelah Gubernur dan Dewan yang bersikukuh menaikan tarif keduanya sampai 1000 persen. Mereka memandang persoalan ABT bukan persoalan mudah dan gampang, sehingga harus dirancanh dengan seadiladilnya. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh pariwisata, pengamat dan ahli dalam industri pariwisata. Ketua BTB, Ida Bagus Ngurah Wijaya menyatakan, reaksi dan penolakan terhadap

kenaikan ABT ini bukan karena industri tidak mau bayar air. Namun kenaikan tarif harusnya dirancang secara adil dan proporsional. Dengan, kenaikan 1.000 persen tarif ABT akan mencekek pelaku pariwisata Bali. “Kami sangat setuju dengan maksud pemerintah menyelamatkan air, namun bukan begitu caranya. Harus ada solusi air baku sebelum pemerintah menaikan tarif air,” ujarnya. Menurutnya, persoalan pariwisata saat ini sangat banyak, salah satunya pertumbuhan jumlah kamar yang terus terjadi merupakan masalah bagi industri pariwisata. Industri tidak bisa

katagori lingkungan lain yaitu Tri Hita Karana (THK) Award (2006 – 2009),” ucapnya bangga. Selain kegiatan kebersihan pantai, pihak BTDC juga melakukan Green Camp Program di Nusa Dua, seperti penyuluhan dan sosialisasi di sekolah-sekolah dasar dan masyarakat, bebas menggunakan plastic shopping bag, Reef Clean Up melalui program Save Nusa Dua Coral reef serta penanaman pohon. “Sebagai industri kita tidak bisa menutup mata dengan program lingkungan pemerintah Propinsi Bali. Karena itu industri harus ikut aktif,” purnaya (image/015) pungkasnya.

Wujudkan Denpasar Bebas Sampah

Pelaku Pariwisata Bali Rapatkan Barisan P

© ist

Foto bersama peserta Bali Beach Clean di Nusa Dua.

dari PATA tahun 1998 atas komitmen BTDC terhadap pelestarian lingkugan. Tahun 1999 BTDC memperoleh penghargaan kalpataru dari Pemerintah RI. Sementara penghargaan Green Globe 21 dari lembaga independen Green Globe Foundation yang memperhatikan masalah lingkungan dan berskala international juga pernah disabetnya. Bahkan, kawasan pariwisata Nusa Dua sebagai kawasan pertama di dunia yang mendapatkan sertifikasi green globe 21 untuk kategori resort (2004 - 2009). “BTDC juga sempat penghargaan dalam

menaikan tarif karena jumlah kamar yang terlalu banyak. “Saat ini saja jumlah akupansi hotel hanya 55 persen, artinya kamar hotel yang ada di Bali baru sebagian saja terisi. Sejak tahun 2002 silam kami kesulitan menaikan harga kamar,” akunya. Anggapan naiknya ABT diikuti dengan kenaikan harga kamar untuk saat ini sangat sulit dilakukan. Untuk itu ia berharap kepada pemerintah agar melakukan penghentian pembangunan akomodasi. Pemerintah harusnya menganalisa mengenai supplai and demman. Selain itu, Wijaya juga menyinggung tentang keterbatasan kursi pesawat,

kapasitas bandara serta infrastruktur di Bali juga segera dicarikan solusi. Hal senada juga dikatakan Kuta Executive Club (KEC), Gusti Kade Sutawa, SE.,MM., MBA. Ia lebih menyoroti masalah pelayanan di airport yang kurang baik dibeberapa sector yang dapat mempengaruhi pencitraan Bali di luar negeri. Antrean panjang terus terjadi yang mesti segera diselesaikan. Masalah kemacetan, akomodasi, perijinan dan penertiban alat transportasi, manajemen satu pulau, pemungutan PHR secara online serta supply minuman berakohol juga perlu segera bisa diselesaikan. (image/bud//Tim PKL UNUD)

Bali Beach Clean Up Di Gianyar

Beach Clean Up di Pantai Tanah Lot

P

masyarakat. Pelaksanaan Bali Beach Clean Up di Kota Denpasar sebagai tindak lanjut dari komitmen Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra untuk mendukung sepenuhnya gerakan Bali Beach Clean Up yang diprakarsai oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Pelaksanaan Bali Beach Clean Up ini menyasar Pantai Padang Galak hingga Pantai Pengembak dan Pantai Serangan dengan panjang sekitar 14 km. Para peserta hanya cukup memungut sampah-sampah plastik yang ada, kemudian mengumpulkan pada tempat sampah. Selanjutnya diangkut dengan truck sampah yang telah disediakan oleh para pengusaha pengelola sampah plastik dan dibantu oleh Dinas Kebersihan Kota Denpasar. Disamping melaksanakan kebersihan di pantai, pada pagi hari itu juga melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan di masing-masing Desa atau Kelurahan di Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Barat di bawah koordinator Camat masingmasing. Gerakan kebersihan juga dilakukan pada ligkungan pertokoan, swalayan, pasar dan kantor pemerintah di Kota Denpasar. Hal ini dilakukan agar gema gerakan ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Denpasar guna mewujudkan Denpasar bebas sampah plastik menuju Bali Clean and Green. (image/015)

© tir

Para siswa sedang memungut sampah di kawasan Pantai Tanah Lot

ksi ini melibatkan ribuan peserta terdiri dari instansi pemerintahan, Perbekel dan Bendesa Adat se-Kecamatan Kediri, sekolah mulai dari SD,

A

SMP, SMA hingga perguruan tinggi, Instansi Kesehatan, dan Badan Operasional Obyek Wisata Tanah Lot sebagai penyedia sarana dan prasana di lapangan.

Aksi bersih-bersih lingkungan ini dimulai dari pesisir pantai sebelah barat menuju ke timur di areal Pura Tanah Lot. Para peserta baik prajurit yang dilengkapi dengan kantong plastik, sarung tangan, dan masker. Para peserta tampak memungut setiap sampah yang ditemui. Setelah sekitar 1,5 jam menyebar di areal Pantai Tanah Lot, peserta kembali ke Surya Mandala untuk membuang sampah tersebut ke dalam cikar sampah sesuai dengan jenisnya. Menurut Camat Kediri, aksi beach clean up atau bersih pantai merupakan program yang dilaksanakan dalam rangka “Menuju Bali Bebas Sampah Plastik 2013”. Kegiatan ini diwujudkan sebagai upaya selalu memberikan stimulasi positif kepada semua lapisan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian wilayah Bali khususnya wilayah Pantai yang ada di Bali. “Kita hendaknya selalu tanggap terhadap masalah kebersihan dan selalu ikut terlibat aksi nyata menjaga kelestarian pantai,” ajaknya. (image/015)

Mengunjungi Sentra Industri Kerajinan di Gianyar *Industri Kerajinan Menjadi daya Tarik Wisatawan embuat kain tradisional, tenun cagcag tidak hanya menghasilkan produk yang dapat memenuhi pasar, tetapi juga menjadi sebuah daya tarik wisatawan asing. Hal tersebut dapat kita lihat pada Usaha Pertenunan Putri Ayu yang mengembangkan tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin (ATMB). “Usaha pertenunan ini termotivasi mengembangkan ATBM sejak 1991. Kegiatan dengan pola tradisional memang disukai tamu,” kata Ida Bagus Adnyana, pemilik pertenunan Putri Ayu, Blahbatuh di sela-sela kunjungan wisata jurnalistik Tim Peningkatan Kualitas Penyebarluasan Informasi Pemprov. Bali, Kamis

M

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126

© tir

Wisatawan sedang menyaksikan pengrajin yang membuat tenun cagcag di Blahbatuh

(26/8). Gus Adnyana menuturkan, pada awalnya ia hanya memiliki lima alat tenun saja, seiring dengan berjalan waktu usaha yang dirintis bersama istrinya itu terus berkembang. Misalnya, melakukan pengembangan teknik demi efisiensi proses produksi, inovasi dengan perwarnaan dengan teknik air brush. “Semua itu membuat proses pewarnaan lebih cepat ketimbang teknik ikat pakan

V

karena pembuatan motif gambar langsung pada benang pakan,” ucapnya. Selama ini, hasil kerajinanya lebih digunakan untuk keperluan upacara, seragam kantor pemerintah, hotel, atau untuk bingkisan. Sedangkan untuk pasar luar negeri selain melayani kedatangan tamu yang langsung ke show roomnya. Pasar ekspor yang masih dijalaninya adalah pengiriman dengan tujuan Jepang. “Ada

© ist

Bupati Gianyar foto bersama peserta Bali Beach Clean Up Gianyar

ebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Bali ke-52 dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik ke-65, hari ini dilaksanakan Gerakan Bersih Sampah Plastik (Bali Beach Clean Up) secara serentak di sepanjang pesisir pantai di Bali (27/8). Kabupaten Gianyar yang memiliki bentangan pesisir pantai lebih kurang 14 km dari Pantai Siut hingga ke Pantai Ketewel dibebaskan dari sampah plastik. Sejak pagi, pantai tersebut sudah dipenuhi oleh ribuan peserta yang siap membersihkan sampah plastik yang merusak keindahan pantai tersebut. Masyarakat, guru, siswa, pegawai Pemkab Gianyar, Sipil dan ABRI bersatu padu mewujudkan keindahan pantai yang menjadi daya tarik

wisatawa. Dari kegiatan ini telah berhasil mengumpulkan berbagai jenis sampah yang kemudian diangkut menuju tempat pembuangan sampah TPA Temesi. Bupati Gianyar, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, menyambut baik program Bali Beach Clean Up ini, terutama terkait dengan pelaksanaan kegiatan menuju Gianyar ‘Green and Clean’ sehingga pada hari ini pelaksanaan kegiatan kebersihan tidak saja di kawasan pantai tapi secara serentak juga dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Gianyar. “Kegiatan kebersihan ini sangat positif. Aksi ini mesti dilakukan secara rutin, sehingga dapat menanamkan budaya menjaga kebersihan pada masyarakat terutamanya generasi muda,” kata Bupati Gianyar. (image/015)

saja wisatawan yang datang melihat-lihat cara membuat tenun tradisional ini. Namum, jumlah kedatangannya tak bisa dipastikan. Dalam sehari bisa datang 4 – 6 kombi,” ujar Ida Ayu Putri Istri Gus Adnyana.

kewalahan memenuhi permintaan,” ujarnya. Setelah kondisi kembali normal, permintaan patung kayu juga tetap lancar. Meskipun pesanan tidak datang setiap bulan, KUBE Sedana Santhi tetap mendapat pesanan yang nilainya berkisar antara Rp 60 – 75 juta. “Itu untuk sekali order (pesan),” kata Ketua Kelompok binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar ini. Dan yang membuat dirinya senang, diluar pasar Eropa masih ada pasar dalam negeri yang cukup menggembirakan, sehingga rata-rata penjualan setiap bulan berkisar antara Rp 10 s/d Rp 15 juta. Kepala Bagian Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Ketut Teneng yang selaku koordinator kegiatan itu mengatakan, industri kerajinan ini selain menyerap cukup banyak tenaga kerja, khususnya masyarakat Bali, juga memperkuat sektor perdagangan dan salah satu penunjang pariwisata Bali bahkan menghasilkan devisa untuk negara. “Hasil produksinya merupakan barang ekspor Indonesia di luar nonmigas yang berbahan kayu,” (image/bud) katanya.

S

Patung Kayu Selain kunjungan ke industri tenun, wisata jurnalistik juga mengunjungi usaha kerajinan patung kayu Kube Sedana Shanti di Batubulan dan Taksu Bali Galery di Mas, Ubud. Bagi masyarakat Bali usaha kerajinan ini merupakan usaha yang telah lama ditekuni dan usaha turun temurun dari generasi sebelumnya. Menariknya, kerajinan jenis inipun diminati wisatawan’ I Wayan Sumarata, dari Kube Sedana Santhi yang berlokasi di Batubulan mengatakan, walau tidak dikunjungi wisatawan mancanegara, namun KUBE Sedana Santhi yang dipimpinnya, rutin mengekspor produk kerajinannya ke Eropa. Volume ekspor tersebut bahkan mengalami booming paska peledakan bom Bali 12 Oktober 2002 disebabkan meningkatnya kurs dollar AS terhadap Rupiah sehingga dengan sedikit dolar wisatawan asing dapat berbelanja lebih banyak. “Akibat hal tersebut, pengrajin sempat


IV

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Beach Clean Up Wujudkan Pariwisata Berkelanjutan

Bersihkan Sampah Plastik di Tanjung Benoa

T. Pengembangan Pariwisata Bali (Persero) dengan BTDC bersama hotel-hotel dan fasilitas pariwisata di kawasan pariwisata Nusa Dua melakukan Beach Clean Up kegiatan bersih-bersih lingkungan di kawasan Nusa Dua. Aksi tersebut sebagai upaya mewujudkan Bali bebas sampah plastik 2013 menuju Bali Green Province, sehingga terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan. Drs IGK Purnaya, SH.Msi, Direktur Operasi mengatakan, sebagai pengelola kawasan Pariwisata Nusa Dua, BTDC sangat mendukung program tersebut. Dalam hal ini, BTDC bersama industri hotel di kawasan Nusa Dua sepakat mewujudkan Bali bebas sampah 2013. “Kami selalu berkomitmen untuk menjaga lingkungan demi terwujudnya pariwisata yang berkelanjutan,” katanya di sela-sela melakukan Beach Clean Up di Pantai Nusa Dua, Jumat (27/8). Hal itu dibuktikan, dengan sejumlah penghargaan di bidang lingkungan telah diraih BTDC sebagai komitmen terhadap lingkungan. Diantaranya, Pata Green Leaf

© tir

Bupati Badung A.A. Gde Agung bersama seorang siswa ikut membersihkan pantai Tanjung Benoa dari sampah plastik

Bali Beach Clean Up di Kabupaten Badung dipusatkan di Pantai Tanjung Benoa. Ribuan masyarakat terdiri dari pelajar, SKPD dilingkungan Pemkab Badung, pihak hotel, DPC Gabungan Pengusaha Wisata Bahari serta pengusaha terlibat dalam aksi bersih-bersih sampah plastik di sepanjang pantai yang menjadi pusat wisata tirta itu. egiatan bertajuk Beach Clean Up itu dibuka Sekda Provinsi Bali I Nyoman Yasa bersama Bupati Badung A.A. Gde Agung, Sekda Badung Kompyang R. Swandika dan Camat Kuta Selatan I Wayan Wijana, Jumat (27/8). Gubernur Bali dalam sambutannya yang disampaikan Sekda Bali Nyoman Yasa menekankan, gerakan kebersihan sampah plastik ini secara serentak dilaksanakan disepanjang pantai di Bali serangkaian HUT Provinsi Bali ke-57 dan HUT Kemerdekaan RI ke-65. Kawasan pesisir Bali mempunyai karakteristik, sumber daya alam yang bernilai penting bagi pembangunan dan meningkatkan ekonomi

K

masyarakat. Namun, saat ini ekosistem laut telah mengalami kerusakan akibat dari ulah manusia maupun pemanasan global. Pencemaran sampah di laut berakibat pada terganggunya ekosistem bawah laut serta keberadaan mangrove. “Dan pencemaran ini juga berdampak pada kepariwisataan Bali,” paparnya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, katanya, seluruh komponen masyarakat harus bahu membahu ikut menjaga lingkungan laut dengan secara rutin menggelar kegiatan kebersihan pantai khususnya dari sampah plastik, sehingga Bali bebas dari kesan kotor dan mampu mewujudkan Bali bebas sampah plastik tahun 2013. Sementara itu Bupati Badung mengatakan, aksi bersih pantai memang telah rutin dilaksanakan untuk mendukung kegiatan bersih pantai dari sampah plastik ini. dalam hal ini, Pemkab Badung telah membagi tugas di masingmasing ruas pantai di Badung sepanjang 82 km untuk membersihkan wilayahnya. “Kalau sampah plastik tidak ditangani akan berdampak pada kesehatan dan penampilan Bali khususnya sektor kepariwisataan kita. Untuk ini kegiatan ini dapat dilaksanakan secara berkelanjutan,” harap (image/015) Bupati.

Gerakan Beach Clean Up di kabupaten Tabanan dipusatkan pada 5 lokasi kegiatan, yakni di Pantai Tanah Lot, Pantai Kedungu, Pantai Yeh Gangga, Pantai Klating, dan Pantai Pasut. Khusus untuk di Pantai Tanah Lot dikordinir langsung oleh Camat Kediri didampingi Asisten I Kabupaten Tabanan serta Camat Marga.

Suasana Bali Beach Clean di Pantai Matahari terbit Sanur

ewujudkan Denpasar bebas dari sampah, Pemerintah Kota Denpasar menggelar kegiatan bersih-bersih pantai. Aksi sosial

M

© tir

itu berlangsung, Jumat (27/8) dengan melibatkan seluruh Pegawai Pemkot Denpasar, siswa dan mahasiswa, pelaku pariwisata, wisatawan dan

*Protes Kenaikan ABT 1000 Persen Atasi Masalah Pariwisata elaku pariwisata dari sejumlah asosiasi p a r i w i s a t a merapatkan barisan membahas kenaikan tarif Air Bawah Tanah (ABT) dan air permukaan (AP), setelah Gubernur dan Dewan yang bersikukuh menaikan tarif keduanya sampai 1000 persen. Mereka memandang persoalan ABT bukan persoalan mudah dan gampang, sehingga harus dirancanh dengan seadiladilnya. Acara tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh pariwisata, pengamat dan ahli dalam industri pariwisata. Ketua BTB, Ida Bagus Ngurah Wijaya menyatakan, reaksi dan penolakan terhadap

kenaikan ABT ini bukan karena industri tidak mau bayar air. Namun kenaikan tarif harusnya dirancang secara adil dan proporsional. Dengan, kenaikan 1.000 persen tarif ABT akan mencekek pelaku pariwisata Bali. “Kami sangat setuju dengan maksud pemerintah menyelamatkan air, namun bukan begitu caranya. Harus ada solusi air baku sebelum pemerintah menaikan tarif air,” ujarnya. Menurutnya, persoalan pariwisata saat ini sangat banyak, salah satunya pertumbuhan jumlah kamar yang terus terjadi merupakan masalah bagi industri pariwisata. Industri tidak bisa

katagori lingkungan lain yaitu Tri Hita Karana (THK) Award (2006 – 2009),” ucapnya bangga. Selain kegiatan kebersihan pantai, pihak BTDC juga melakukan Green Camp Program di Nusa Dua, seperti penyuluhan dan sosialisasi di sekolah-sekolah dasar dan masyarakat, bebas menggunakan plastic shopping bag, Reef Clean Up melalui program Save Nusa Dua Coral reef serta penanaman pohon. “Sebagai industri kita tidak bisa menutup mata dengan program lingkungan pemerintah Propinsi Bali. Karena itu industri harus ikut aktif,” purnaya (image/015) pungkasnya.

Wujudkan Denpasar Bebas Sampah

Pelaku Pariwisata Bali Rapatkan Barisan P

© ist

Foto bersama peserta Bali Beach Clean di Nusa Dua.

dari PATA tahun 1998 atas komitmen BTDC terhadap pelestarian lingkugan. Tahun 1999 BTDC memperoleh penghargaan kalpataru dari Pemerintah RI. Sementara penghargaan Green Globe 21 dari lembaga independen Green Globe Foundation yang memperhatikan masalah lingkungan dan berskala international juga pernah disabetnya. Bahkan, kawasan pariwisata Nusa Dua sebagai kawasan pertama di dunia yang mendapatkan sertifikasi green globe 21 untuk kategori resort (2004 - 2009). “BTDC juga sempat penghargaan dalam

menaikan tarif karena jumlah kamar yang terlalu banyak. “Saat ini saja jumlah akupansi hotel hanya 55 persen, artinya kamar hotel yang ada di Bali baru sebagian saja terisi. Sejak tahun 2002 silam kami kesulitan menaikan harga kamar,” akunya. Anggapan naiknya ABT diikuti dengan kenaikan harga kamar untuk saat ini sangat sulit dilakukan. Untuk itu ia berharap kepada pemerintah agar melakukan penghentian pembangunan akomodasi. Pemerintah harusnya menganalisa mengenai supplai and demman. Selain itu, Wijaya juga menyinggung tentang keterbatasan kursi pesawat,

kapasitas bandara serta infrastruktur di Bali juga segera dicarikan solusi. Hal senada juga dikatakan Kuta Executive Club (KEC), Gusti Kade Sutawa, SE.,MM., MBA. Ia lebih menyoroti masalah pelayanan di airport yang kurang baik dibeberapa sector yang dapat mempengaruhi pencitraan Bali di luar negeri. Antrean panjang terus terjadi yang mesti segera diselesaikan. Masalah kemacetan, akomodasi, perijinan dan penertiban alat transportasi, manajemen satu pulau, pemungutan PHR secara online serta supply minuman berakohol juga perlu segera bisa diselesaikan. (image/bud//Tim PKL UNUD)

Bali Beach Clean Up Di Gianyar

Beach Clean Up di Pantai Tanah Lot

P

masyarakat. Pelaksanaan Bali Beach Clean Up di Kota Denpasar sebagai tindak lanjut dari komitmen Walikota Denpasar IB Rai Dharmawijaya Mantra untuk mendukung sepenuhnya gerakan Bali Beach Clean Up yang diprakarsai oleh Gubernur Bali Made Mangku Pastika. Pelaksanaan Bali Beach Clean Up ini menyasar Pantai Padang Galak hingga Pantai Pengembak dan Pantai Serangan dengan panjang sekitar 14 km. Para peserta hanya cukup memungut sampah-sampah plastik yang ada, kemudian mengumpulkan pada tempat sampah. Selanjutnya diangkut dengan truck sampah yang telah disediakan oleh para pengusaha pengelola sampah plastik dan dibantu oleh Dinas Kebersihan Kota Denpasar. Disamping melaksanakan kebersihan di pantai, pada pagi hari itu juga melakukan gerakan bersih-bersih lingkungan di masing-masing Desa atau Kelurahan di Kecamatan Denpasar Utara dan Denpasar Barat di bawah koordinator Camat masingmasing. Gerakan kebersihan juga dilakukan pada ligkungan pertokoan, swalayan, pasar dan kantor pemerintah di Kota Denpasar. Hal ini dilakukan agar gema gerakan ini dapat dirasakan oleh seluruh masyarakat Kota Denpasar guna mewujudkan Denpasar bebas sampah plastik menuju Bali Clean and Green. (image/015)

© tir

Para siswa sedang memungut sampah di kawasan Pantai Tanah Lot

ksi ini melibatkan ribuan peserta terdiri dari instansi pemerintahan, Perbekel dan Bendesa Adat se-Kecamatan Kediri, sekolah mulai dari SD,

A

SMP, SMA hingga perguruan tinggi, Instansi Kesehatan, dan Badan Operasional Obyek Wisata Tanah Lot sebagai penyedia sarana dan prasana di lapangan.

Aksi bersih-bersih lingkungan ini dimulai dari pesisir pantai sebelah barat menuju ke timur di areal Pura Tanah Lot. Para peserta baik prajurit yang dilengkapi dengan kantong plastik, sarung tangan, dan masker. Para peserta tampak memungut setiap sampah yang ditemui. Setelah sekitar 1,5 jam menyebar di areal Pantai Tanah Lot, peserta kembali ke Surya Mandala untuk membuang sampah tersebut ke dalam cikar sampah sesuai dengan jenisnya. Menurut Camat Kediri, aksi beach clean up atau bersih pantai merupakan program yang dilaksanakan dalam rangka “Menuju Bali Bebas Sampah Plastik 2013”. Kegiatan ini diwujudkan sebagai upaya selalu memberikan stimulasi positif kepada semua lapisan masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan dan kelestarian wilayah Bali khususnya wilayah Pantai yang ada di Bali. “Kita hendaknya selalu tanggap terhadap masalah kebersihan dan selalu ikut terlibat aksi nyata menjaga kelestarian pantai,” ajaknya. (image/015)

Mengunjungi Sentra Industri Kerajinan di Gianyar *Industri Kerajinan Menjadi daya Tarik Wisatawan embuat kain tradisional, tenun cagcag tidak hanya menghasilkan produk yang dapat memenuhi pasar, tetapi juga menjadi sebuah daya tarik wisatawan asing. Hal tersebut dapat kita lihat pada Usaha Pertenunan Putri Ayu yang mengembangkan tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin (ATMB). “Usaha pertenunan ini termotivasi mengembangkan ATBM sejak 1991. Kegiatan dengan pola tradisional memang disukai tamu,” kata Ida Bagus Adnyana, pemilik pertenunan Putri Ayu, Blahbatuh di sela-sela kunjungan wisata jurnalistik Tim Peningkatan Kualitas Penyebarluasan Informasi Pemprov. Bali, Kamis

M

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. SA-126

© tir

Wisatawan sedang menyaksikan pengrajin yang membuat tenun cagcag di Blahbatuh

(26/8). Gus Adnyana menuturkan, pada awalnya ia hanya memiliki lima alat tenun saja, seiring dengan berjalan waktu usaha yang dirintis bersama istrinya itu terus berkembang. Misalnya, melakukan pengembangan teknik demi efisiensi proses produksi, inovasi dengan perwarnaan dengan teknik air brush. “Semua itu membuat proses pewarnaan lebih cepat ketimbang teknik ikat pakan

V

karena pembuatan motif gambar langsung pada benang pakan,” ucapnya. Selama ini, hasil kerajinanya lebih digunakan untuk keperluan upacara, seragam kantor pemerintah, hotel, atau untuk bingkisan. Sedangkan untuk pasar luar negeri selain melayani kedatangan tamu yang langsung ke show roomnya. Pasar ekspor yang masih dijalaninya adalah pengiriman dengan tujuan Jepang. “Ada

© ist

Bupati Gianyar foto bersama peserta Bali Beach Clean Up Gianyar

ebagai rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun Provinsi Bali ke-52 dan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik ke-65, hari ini dilaksanakan Gerakan Bersih Sampah Plastik (Bali Beach Clean Up) secara serentak di sepanjang pesisir pantai di Bali (27/8). Kabupaten Gianyar yang memiliki bentangan pesisir pantai lebih kurang 14 km dari Pantai Siut hingga ke Pantai Ketewel dibebaskan dari sampah plastik. Sejak pagi, pantai tersebut sudah dipenuhi oleh ribuan peserta yang siap membersihkan sampah plastik yang merusak keindahan pantai tersebut. Masyarakat, guru, siswa, pegawai Pemkab Gianyar, Sipil dan ABRI bersatu padu mewujudkan keindahan pantai yang menjadi daya tarik

wisatawa. Dari kegiatan ini telah berhasil mengumpulkan berbagai jenis sampah yang kemudian diangkut menuju tempat pembuangan sampah TPA Temesi. Bupati Gianyar, Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati, menyambut baik program Bali Beach Clean Up ini, terutama terkait dengan pelaksanaan kegiatan menuju Gianyar ‘Green and Clean’ sehingga pada hari ini pelaksanaan kegiatan kebersihan tidak saja di kawasan pantai tapi secara serentak juga dilaksanakan di seluruh wilayah Kabupaten Gianyar. “Kegiatan kebersihan ini sangat positif. Aksi ini mesti dilakukan secara rutin, sehingga dapat menanamkan budaya menjaga kebersihan pada masyarakat terutamanya generasi muda,” kata Bupati Gianyar. (image/015)

saja wisatawan yang datang melihat-lihat cara membuat tenun tradisional ini. Namum, jumlah kedatangannya tak bisa dipastikan. Dalam sehari bisa datang 4 – 6 kombi,” ujar Ida Ayu Putri Istri Gus Adnyana.

kewalahan memenuhi permintaan,” ujarnya. Setelah kondisi kembali normal, permintaan patung kayu juga tetap lancar. Meskipun pesanan tidak datang setiap bulan, KUBE Sedana Santhi tetap mendapat pesanan yang nilainya berkisar antara Rp 60 – 75 juta. “Itu untuk sekali order (pesan),” kata Ketua Kelompok binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali dan Kabupaten Gianyar ini. Dan yang membuat dirinya senang, diluar pasar Eropa masih ada pasar dalam negeri yang cukup menggembirakan, sehingga rata-rata penjualan setiap bulan berkisar antara Rp 10 s/d Rp 15 juta. Kepala Bagian Publikasi Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali Ketut Teneng yang selaku koordinator kegiatan itu mengatakan, industri kerajinan ini selain menyerap cukup banyak tenaga kerja, khususnya masyarakat Bali, juga memperkuat sektor perdagangan dan salah satu penunjang pariwisata Bali bahkan menghasilkan devisa untuk negara. “Hasil produksinya merupakan barang ekspor Indonesia di luar nonmigas yang berbahan kayu,” (image/bud) katanya.

S

Patung Kayu Selain kunjungan ke industri tenun, wisata jurnalistik juga mengunjungi usaha kerajinan patung kayu Kube Sedana Shanti di Batubulan dan Taksu Bali Galery di Mas, Ubud. Bagi masyarakat Bali usaha kerajinan ini merupakan usaha yang telah lama ditekuni dan usaha turun temurun dari generasi sebelumnya. Menariknya, kerajinan jenis inipun diminati wisatawan’ I Wayan Sumarata, dari Kube Sedana Santhi yang berlokasi di Batubulan mengatakan, walau tidak dikunjungi wisatawan mancanegara, namun KUBE Sedana Santhi yang dipimpinnya, rutin mengekspor produk kerajinannya ke Eropa. Volume ekspor tersebut bahkan mengalami booming paska peledakan bom Bali 12 Oktober 2002 disebabkan meningkatnya kurs dollar AS terhadap Rupiah sehingga dengan sedikit dolar wisatawan asing dapat berbelanja lebih banyak. “Akibat hal tersebut, pengrajin sempat


VI

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Gubernur Bali;

Bali Segera Terapkan PHR “Online”

© dok

abupaten dan kota di Bali segera menerapkan wajib pajak hotel dan restoran (PHR) secara online. Hal itu sebagai upaya untuk menekan kebocoran pendapatan. Demikian dikatakan Gubernur Bali Mangku Pastika usai sidang paripurna DPRD Bali di Denpasar, Kamis (19/8). Menurut Mangku Pastika, dengan cara online, pendapatan bisa dimaksimalkan. Sedangkan kalau dipungut orang, kemungkinan kebocorannya besar. Kalau sistem online kan mesin yang bekerja. Dikatakannya, di mana-mana di seluruh dunia sekarang sudah menerapkan sistem online. “Jadi tidak ada alasan untuk tidak mau menerapkan sistem online,”

K

tandasnya. Ditegaskan juga, uang dari pajak merupakan uang konsumen, bukan uang pengusaha. “Itu hanya dititipkan di pengusaha. Karena itu, pengusaha harus menyetorkan. Kalau tidak disetorkan itu namanya penggelapan,” ujar Gubernur Pastika. Meski sudah ada undang undang, peraturan bagi pemungut pajak PHR yang melanggar aturan dikenakan sanksi, namun masih sangat sulit mengusut dan membuktikannya karena pajak itu didapat berdasarkan dengan pelaporan dari perusahaan tersebut. “Saya rasa wajib pajak tidak keberatan dengan sistem tersebut, karena setiap penyewa kamar maupun makan di restoran mereka sudah wajib membayar pajak yang besarnya mencapai 10 persen,” lanjutnya. Mangku Pastika mengatakan, dengan sistem online akan lebih mudah menghitung pemasukan PHR setiap harinya. Begitu juga dengan pengusaha, tidak perlu lagi menghitung pada akhir bulan untuk disetorkan ke kas kantor dinas pendapatan daerah setempat karena sudah terdata setiap hari. Ketika ditanya berapa presen tingkat kebocoran PHR selama ini, Gubernur Mangku Pastika mengatakan, tidak merinci sejauh itu. Yang jelas, katanya, ada indikasi kebocoran. Hal itu dapat dilihat dari pelaporan pemungutan PHR, dengan kondisi dan kenyataan dilapangan.

Bali Tetap Menjadi Target Wisata MICE

ali masih tetap menjadi target penyelenggaraan wisata MICE (meetings, incentives, conference, and exhibitions). Permintaan MICE terus tumbuh sampai empat tahun mendatang. “Untuk beberapa tahun ke depan, Bali masih dilirik berbagai perusahaan multinasional sebagai tempat penyelenggaraan MICE,” kata Ketua Society of Indonesia Professional Convention Organizers (SIPCO) Bali Putu Juarez R Putra di Denpasar belum lama ini. Menurutnya, kegiatan MICE hingga akhir 2010 diperkirakan mencapai ratusan. Meski di bulan Ramadhan kegiatan MICE khususnya di Indonesia

B

Pengembangan desa-desa potensial sebagai desa wisata (village tourism) di Kabupaten Badung akan menjadi wisata alternatif untuk masa depan pariwisata di Badung dan Bali.

emikian disampaikan Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH pada Sidang Paripurna DPRD Badung, beberapa waktu lalu. Menurut Bupati Badung, pengembangan desa tersebut sebagai implementasi dari triple track strategi plus plus, yakni menumbuhkan ekonomi masyarakat terutama di pedesaan (progrowth), mengurangi kemiskinan (propoor), menciptakan lapangan kerja (projob), menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan (pro-invorement) dan melestarikan nilai-nilai budaya (proculture). Bupati juga mengatakan, membangun kapasitas masyarakat yang ada di pedesaan terutama berkenaan dengan pemahaman mereka terhadap sapta pesona yang menjadi ikon pariwisata Bali dan Indonesia. Oleh karena itu, program pengembangan desa wisata ini juga akan berimplikasi terhadap upaya dalam mewujudkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) bagi masyarakat di pedesaan. Saat ini, melalui Dinas Pariwisata Badung telah dan sedang dipersiapkan

sedikit menurun, namun dirinya sangat optimis wisata MICE tahun ini akan terus tumbuh hingga puncaknya November mendatang. “Sebagian besar peserta MICE akan mengisi waktunya untuk menikmati keindahan alam dan budaya Bali sebelum dan sesudah agenda MICE,” paparnya. Kondisi itu, lanjutnya secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap ekonomi masyarakat Bali. Sebab, wisatawan MICE memiliki spending money jauh lebih besar dibandingkan dengan tipe wisatawan yang lain. “Belanja tamu MICE lima kali lipat dari wisatawan perorangan ataupun grup,” ujarnya. Menariknya, setiap penyelenggaraan wisata konvensi, peminatnya melimpah, sampai dua kali lipat dibandingkan di tempat lain. Dikatakan, wisatawan yang melakukan kegiatan MICE di Bali setiap tahunnya rata-rata mencapai 10 persen dari total kunjungan wisatawan. Wisatawan MICE memiliki jadwal yang cukup padat selama di Bali. Namun, sebagian dari mereka akan melakukan juga perjalanan wisata. Ketika ditanya kaitan antara MICE dengan rencana pemerintah membuat convention center yang memiliki kapasitas besar, Juarez mengatakan jika hal itu terwujud tentu saja akan sangat mendukung kegiatan MICE. Sebab, selama ini ketidak tersediaannya tempat yang memadai menjadi hambatan dalam pengembangan MICE. Lalu tentang penanganan wisatawan MICE, Putu Juarez meminta perlu professional dari para pengelola kegiatan agar mampu menangani aktivitas MICE dengan baik dan meningkatkan pencitraan Bali di mata wisatawan mancanegara. (image/bud)

Bali Safari & Marine Park

Kolaborasi Seni Bali Tradisional dan Kontemporer

D

© tir

sejumlah Desa yang akan dijadikan sebagai pilot projek pengembangan desa wisata diantaranya; Desa Plaga (Nungnung), Kiadan, Desa Kertha, Desa Pangsan, Desa Sangeh, Desa Bongkasa Pertiwi, Desa Baha, Kapal dan Desa Munggu serta desa-desa lainnya di daerah Badung Utara yang memiliki pesona wisata yang dapat dijadikan daya tarik wisata termasuk wisata agro yang telah berkembang di Petang. (BTN/bud)

Alit Sastrawan:

(image/015)

Putu Juarez R Putra;

© tir

Bupati Badung; Pengembangan Desa Wisata Implementasi Triple Track Strategi Plus

Bali Clean Up Day Wujudkan Bali Bebas Sampah 2013

© dok

emerintah bersama pemangku kepentingan berupaya membersihkan Bali dari sampah plastik dalam satu hari melalui kampanye “Bali Clean Up Day”. Kampanye ‘Bali Clean up Day’ secara serentak akan dilakukan 20 September 2010. “Hal itu diharapkan menjadi tonggak bagi terciptanya Provinsi Bali yang bersih dan hijau yang akan dicanangkan oleh Gubernur Mangku Pastika pada tahun 2013,” kata Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali, Anak Agung Alit Sastrawan, di Sanur, Senin (30/8). Dikatakan, “Clean Up Day Bali 2010” merupakan upaya setempat untuk membangkitkan kesadaran atas kebersihan lingkungan. Ada 13 lokasi yang ditetapkan sebagai kegiatan

P

“clean-up” yang mencakup kawasan pinggir jalan- jalan utama, pertamanan, pantai dan saluran air. Lembagalembaga pendidikan dan sekolahsekolah, organisasi masyarakat serta perusahaan- perusahaan swasta diharapkan ikut secara mandiri melaksanakan program kebersihan tersebut. “Bila sudah tumbuh kesadaran seperti itu dari warga masyarakat, maka untuk menuju Bali bersih dan hijau tidaklah sulit,” katanya. Pihaknya akan terus berupaya melakukan sosialisasi kepada warga masyarakat terkait kebersihan lingkungan dengan melakukan pemungutan sampah organik dan anorganik. Selain melakukan gerakan sadar lingkungan, pihaknya juga menyosialisasikan pengurangan penggunaan kantong plastik di pasar swalayan tersebut. Semua itu, jelas Alit Sastrawan, ke depannya diharapkan tidak menggunakan kantong plastik melainkan menggunakan kantong atau kardus kertas yang bisa didaur ulang. Alit Sastrawan menambahkan, pada acara puncak nanti yakni 20 September 2010 akan dihadiri oleh ribuan pelajar mahasiswa dari seluruh Bali mulai dari Pemuteran, Lovina, Lempuyang, Bedugul, Mengwi, Ubud, Kuta, Nusa Dua,Tanjung Benoa, Sanur, dan masih banyak lagi. “Acara ini juga telah dikoordinasikan dengan Clean Up the World pada setiap bulan September yang bekerjasama dengan lembaga program lingkungan PBB – UNEP, menyelenggarakan kegiatan ‘’bersihbersih – clean-up-‘’ bersama masyarakat secara serempak di seluruh dunia,” ucapnya. (image/015)

© ist

Pertunjukan “Bali Agung – Legenda Dewa-Dewi Bali”

Bali Safari & Marine Park, menghadirkan sebuah teatrikal spektakuler yang merupakan perpaduan seni pertunjukan tari Bali tradisional dan kontemporer sebagai seni teater terkini. Kolaborasi musik beragam genre dan atraksi wayang ini dipentaskan di atas panggung modern terbesar, sehingga membuat pertunjukan seni itu begitu menarik.

tulah pertunjukan “Bali Agung – Legenda Dewa-Dewi Bali” di Bali Safari & Marine Park, Gianyar, Selasa (31/8) yang selanjutnya akan dipentaskan sebanyak 4 kali dalam seminggu. Komposisi musik yang original, perpaduan gamelan Bali dan musik orkestra barat memperkaya produksi seni pertunjukan ini. Sebanyak 150 seniman yang mendukung karya seni itu, tampak piawai mengekpresikan lakon yang diangkat berupa kisah bersejarah dan legendaris Sri Jaya Pangus, Raja Kerajaan Balingkang pada abad ke-12

I

dan istri tercintanya Kang Ching Wie, seorang putri bangsawan dari daratan Cina. Yang membuat pertunjukan itu menarik, ketika para seniman Bali paling mumpuni dewasa ini termasuk penari, dalang wayang dan musisi handal secara bersama-sama tampil dengan berbagai hewan eksotis dan terlatih seperti gajah, unta, elang, dan harimau. Hamparan kawah vulkanik berikut gunung berapi yang menjulang tinggi menjadi latar belakang dari epos yang penuh liku dan heroik ini. Peter J. Wilson, sutradara terkemuka dunia yang berkolaborasi dengan seniman

wayang, I Made Sidia, betulbetul menata apik percampuran legenda Bali yang termahsyur itu dengan efek teater barat yang menakjubkan mampu menciptakan sebuah pementasan teater nan epical. Apalagi, kompleks teater dalam ruangan (in-door) ini memiliki kapasitas 1.200 tempat duduk, dilengkapi dengan teknologi multi-media terkini dan tercanggih baik tata suara maupun tata pencahayaan membuat pertunjukan teater menjadi hidup. Direktur Eksekutif, Hans Manansang saat jumpa pers sebelum pementasan mengatakan, visi dari Bali Agung ini adalah menciptakan sebuah karya kolosal dengan alur cerita yang merangkum keseluruhan esensi dari Bali, sebuah pencitraan akan evolusi dalam perspektif budaya Bali. “Hal tersebut merupakan aspek penting dari komitmen kami dalam konservasi kehidupan liar dan budaya,” katanya. ‘Bali Agung’ diciptakan dan diproduksi oleh tim teater ternama di kancah dunia internasional. Sutradara, komposer dan desainer produksi dari teater spektakuler ini telah terlibat dalam berbagai produksi skala besar termasuk Olimpiade Sydney dan Doha berikut perhelatan Asian Games. “Kombinasi seniman dan tim teater ini menjanjikan pementasan harian yang unik dan hanya bisa disaksikan di Teater Bali,” imbuhnya. Sementara John Sumampau, Direktur Penjualan dan Pemasaran Teater Bali menambahkan, teater ini akan memendarkan keunikan budaya Bali dan kecemerlangan nilainilainya, sehingga mengundang minat penonton nasional dan internasional untuk mengunjungi dan menikmati dimensi kreatif pulau ini dalam lingkup taman hiburan satu gerbang. Menurut seniman wayang Bali kenamaan, I Made Sidia, produksi Bali Agung yang akan segera ditampilkan untuk publik luas merupakan pentas seni dan kultural yang paling megah yang pernah dilakukan di Indonesia. “Saya telah melihat beragam pertunjukan teater di seluruh dunia dan sebagian besar dari mereka memang kolosal, namun Bali Agung akan menonjol dalam hal konsep dan filosofi,” tegasnya. (BTN/bud)

III

Disbud Bentuk Dewan Warisan Budaya Dunia

© dok

Pura Taman Ayun yang diusulkan menjadi warisan budaya dunia

inas Kebudayaan Provinsi Bali akan segera membentuk dewan warisan budaya dunia (WBD) sebagai tindak lanjut usulan Indonesia mengenai warisan budaya Bali sebagai warisan budaya dunia. “Saat ini kita berupaya untuk menggenjot usulan dari warisan budaya Bali menjadi warisan budaya dunia agar bisa tercapai dengan baik,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Propinsi Bali Ida Bagus Sedhawa di Denpasar barubaru ini. Sebagai anggota Dewan WBD ini akan melibatkan berbagai unsur terkait, mulai dari kalangan birokrasi, seperti biro organisasi, biro hukum, stakeholder, Fakultas Pertanian dan Fakultas Sastra Unud Denpasar, Badan Arkeologi, dan lainnya. “Salah satu dari kawasan itu targetnya bisa lolos menjadi WBD,” kata Sedhawa. Ia lalu mengatakan, seni budaya merupakan daya saing bangsa di kancah dunia Internasional maka dari itu sudah sepantasnya seni budaya mendapatkan prioritas utama dalam pembangunan Bali. Bali sebagai destinasi pariwisata dunia melalui seni budaya satusatunya aset utama yang mesti dipertahankan. “Dukungan alam lainnya juga perlu mendapatkan perhatian diantaranya pembangunan bidang pertanian, industri kerajinan, dan pariwisata yang tentunya berbasis seni budaya dengan keunggulan kearifan lokalnya,” imbuhnya.

D

Ada tiga kawasan warisan budaya Bali yang diusulkan menjadi cultural landscape dari warisan budaya dunia, yaitu: kawasan Sungai Pekerisan Gianyar sebagai representasi budaya Bali Kuno yang sarat nilai historis dan arkeologis, kawasan Pura Taman Ayun, Badung sebagai representasi budaya Bali Pertengahan yang bernuansa nilai spiritual, kosmologis sebagai roh kebudayaan, dan kawasan Subak Jatiluwih, Tabanan sebagai representasi lembaga tradisional subak dan budaya agraris yang kaya dengan kearifan lokalnya. Adanya usulan warisan budaya Bali menjadi WBD merupakan momentum penting bagi masyarakat Bali untuk kembali membangkitkan kesadaran akan cikal bakal dari seni budaya yang berbasis budaya agraris (pertanian), kerajinan dan pariwisata budaya. Menurutnya, menjadi warisan budaya dunia ada banyak manfaat dan keuntungan yang bisa dirasakan masyarakat, di antaranya kawasan budaya itu tidak bisa dialih fungsinya, terjamin dari segi kepariwisataan, konstribusi masyarakat semakin kuat dengan adanya subsidi pajak dari pemerintah. Pertanian dengan budaya subaknya sebagai cikal bakal seni budaya akan menjadi lebih terjaga, dan tetap lestari sepanjang masa. (image/bud)

ISI Pentas di Moskow Bentuk Promosi Seni Budaya dan Pariwisata Bali ebanyak 20 orang seniman Bali yang terdiri dari mahasiswa, dosen, dekan ISI Denpasar melakukan misi negara sebagai duta seni menuju Rusia. Duta bangsa yang khusus melakukan perjalananan budaya,

S

dirancang serangkaian 60 tahun hubungan Indonesia – Rusia yang digelar kedutaan besar RI di Negara tersebut. Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Wayan Rai saat acara pelepasan, belum lama ini mengatakan, selain memperrkenalkan seni budaya

Indonesdia, misi ini juga sebagai bentuk promosi pariwisata yang berlandaskan budaya. Hajatan ini juga sebagai wujud lembaga seni satu-satunya di Bali ini menjadikan perguruan tinggi yang ‘Go Internasional’. Rai S menjelaskan program duta bangsa ini adalah sekaligus

membawa misi akademis yakni peran mahasiswa yang terpilih dari dua jurusan yaitu Fakultas Seni Tari dan Kerawitan, yang diharapkan mampu membawa nama baik bagi kampus. Sebagai duta seni, rombongan yang dipimpin oleh Pembantu IV I Wayan Sueca tersebut juga

diharapkan mampu menggaet warga Rusia untuk datang ke Bali. “Bali sebagai destinasi pariwisata, melalui ajang seni di Rusia nanti, kita berharap minat kunjungan wisatawan asal Rusia jauh lebih tinggi untuk datang ke Bali,” ucapnya. (imag/015)


II

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Wisatawan adalah Raja yang Harus Dilayani dengan Baik * Penyuluhan Kepariwisataan Dispar Badung di NAV Karaoke

Porsenides Munggu © tir

Pemkot Gelar Kursus Wirausaha © angga

DENPASAR- Sebanyak 40 peserta mengikuti pelatihan kursus wirausaha di Kota Denpasar. Kegiatan pelatihan selama 3 bulan itu menyasar remaja putus sekolah, pengangguran dan ibu rumah tangga dengan materi pelatihan pastry dan bakery serta melibatkan 5 orang pelatih dari Politeknik Negeri Bali. Dengan bekal pelatihan ini diharapkan mampu mengurangi jumlah penganguran di Kota Denpasar serta mampu menghasilkan para wirahusaha muda sehingga makanan non beras mampu merambah dunia Pariwisata. Kegiatan tersebut dibuka oleh Wakil Walikota I GN Jaya Negara, Senin (16/8) di ruang pertemuan Pasar Kumbasari Denpasar. (image/015)

Pelepasan Tukik DENPASAR – Sebanyak 75 ekur tukik dilepas di Pantai Sanur tepatnya di depan Griya Santrian Hotel. Acara peduli lingkungan yang dirangkaikan dengan menyambut hari kemerdekaan RI ke-65 itu melibatkan sekitar 50 wisatawan asing yang kebetulan menginap di hotel tersebut. Suasana malam itu semakin akrab, ketika dibarengi dengan acara makan malam bersama di pinggir pantai. “Acara pelepasan tukik ini disambut antusias oleh wisatawan yang menginap di hotel tersebut,” ucap Tamiarta Residen Manager Griya Santrian. Peter dan Pauline, sepasang suami istri yang juga berpartisipasi dalam acara pelepasan tersebut mengaku merasa sangat enjoy dengan adanya acara-acara semacam ini. “Ini pengalaman pertama bagi kami yang diberi kesempatan ikut melepas tukik,” kata mereka bangga. (image/Angga)

© tir

MANGUPURA - Pekan Olahraga dan Seni Desa (Porsenides) Desa Munggu, Mengwi 2010 dibuka oleh Wakil Bupati Badung Drs. I Ketut Sudikerta yang ditandai dengan pelepasan balon. Kegiatan itu diawali dengan menampilkan senam massal yang melibatkan ibu-ibu PKK Desa Munggu. Porsenides yang dibuka pada Minggu (29/8) melombakan berbagai cabang olahraga dan seni. Untuk memotivasi para atlit dan artis, bagi para pemenang lomba akan diberikan hadiah dan piagam penghargaan. (image/015)

Suasana penyuluhan kepariwisataan Dispar Badung di NAV Karaoke

© doc

Carikan Solusi Pelayanan VoA di Bandara

© angga

Salivate Training Bagi Anggota KEC MANGUPURA - Sebanyak 27 peserta yang merupakan anggota Kuta Executive Club (KEC) mengikuti seminar dengan tema “Innovate or Salivate Training”. Kegiatan yang diadakan di Hotel Puri saron Hotel ini menghadirkan pembicara Mr. Peter E. Palmer dari Image Consulting Malaysia. “Seminar ini untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) khususnya anggota KEC di bidang pariwisata,” kata Gusti Kade Sutawa, SE.,MM.,MBA, diselasela acara tersebut, Senin (30/8). Acara itu akan berlangsung selama dua hari diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM, sehingga kedepannya dapat lebih berinovasi lagi dalam mengembangkan dan memajukan industri pariwisata di Bali. (image/angga/dewa)

© esha

Buka Puasa Bersama DENPASAR - Ditengah-tengah maraknya suasan kemerdekaan RI tahun 2010, suasana kampung Wanasari Balun, Denpasar sedikit berbeda. Jemaah dan tokoh masyarakat berbondong-bondong datang ke Pondok Pesantren Danur Najah mengikuti acara berbuka puasa bersama dengan Ibu Hj. Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid. Acara yang digelar, Selasa (17/8) itu dihadiri pula rombongan dari Cokorda Pemecutan Denpasar. Selain acara berbuka puasa, Ibu Hj. Dra. Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid juga hadir untuk meresmikan pondok pesantren yang baru saja selesai direhab, dengan menandatangani prasasti setelah memberikan tausyah dihadapan ratusan jemaah yang hadir pada hari itu.(image/esha/prat)

© doc

Tidak Jelas Ijin 351 BPW Bali Sebanyak 351 usaha Biro perjalanan Wisata (BPW) belum memiliki status kepemilikan izin yang jelas. Jumlah itu melebihi dari separo jumlah BPW yang terdaftar di Dinas Pariwisata Bali sejak era sebelum otonomi daerah hingga Juni 2010 yang tercatat 658 unit BPW. Hal itu terungkap pada jumpa pers di Press Room Provinsi, Senin (23/8) yang menghadirkan pembicara Kadiparda Bali Drs. IB Kade Subhiksu, MM dan didampingi Kepala Bagian Biro Humas Provinsi Bali Ketut Teneng. Subhiksu menyatakan, banyak BPW yang hanya sekedar memiliki izin namun operasionalnya tidak jelas. Setelah didata ulang sebulan penuh (1-30 Juli), ternyata banyak BPW yang beralih usaha menjadi apotek, salon, toko, art shop, rumah tangga dan sebagainya. Bahkan, dari 658 unit BPW terdaftar sebanyak 91 unit dalam keadaan tidak aktif, 341 unit BPW memiliki status belum jelas, dan 226 unit BPW masih aktif. Subhiksu kemudian meminta, 658 pemilik atau penglola BPW yang sudah berizin dan terdaftar di Diparda Bali segera menunjukan legalitas serta mengisi formulir yang disediakan sejak 1 September hingga 15 Oktober 2010. Upaya itu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi sesungguhnya BPW yang selama ini telah terdaftar di Diparda Bali. “Hasil pendataan ulang akan dijadikan acuan dalam melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian BPW lebih lanjut,” terangnya. Karena itu pihak Diparda siap melakukan pembinaan sesuai ketentuan Perda Nomor 1 Tahun 2010, Kepmen Parpostel Nomor KM.10/PW.102/MPPT-93 dan UU RI Nomor 10 Tahun 2009, sehingga status mereka menjadi jelas. Menurutnya, usaha jasa perjalana wisata (UJPW), cabang BPW dan agen BPW yang telah terdaftar memiliki kewajiban yang harus dipenuhi dan larangan yang harus ditaati. Misalnya, memberikan perlindungan kepada wisatawan, mengunakan pramuwisata yang berlisensi, mengunakan alat transportasi wisata yang terdaftar dan lainnya. UJPW dilarang mengunakan tenaga kerja asing tanpa izin, memindahtangankan TDU kepada pihak lain tanpa izin gubernur dan membebankan biaya perjalanan wisatawan kepada pramuwisata. (image/015)

Sudah menjadi masalah klasik, wisatawan mancanegera mengeluh terkait pelayanan visa on arrival/VoA di Bandara Internasional Ngurah Rai Bali yang harus antre sampai berjam-jam. “Banyak wisatawan asing yang mengeluhkan masalah pelayanan VoA oleh pihak imigrasi di bandara yang harus antre berlama-lama,” kata Made Mandra Direktur Utama BTDC (Bali Tourism Development Corporate) di Denpasar, beberapa waktu lalu. Menurutnya, hal itu disebabkan loket untuk imigrasi yang beroperasi sangat terbatas, sehingga kedatangan mereka untuk berwisata ke Pulau Dewata cukup terganggu. Terkadang pula, loket yang ada tak dilengkapi dengan petugas sehingga banyak wisatawan yang tidak terlayani dengan cepat. “Untuk itu kami berharap DPRD Bali ikut serta memikirkan kondisi Bandara Internasional Ngurah Rai yang merupakan fasilitas utama tempat datangnya wisatawan mancanegara,” ucapnya. Kemacetan arus lalu lintas di sepanjang By Pass Ngurah Rai, terutama di Simpang Dewa Ruci dan pertigaan bandara itu juga menjadi kendala dalam pengembangan pariwisata Bali ke depannya. Kekroditan arus lalu lintas itu harus dipecahkan segera, sehingga sektor pariwisata Bali ke depannya bisa maju. Kalau macet terus menerus terjadi, katanya, bisa saja kunjungan wisatawan menjadi menurun, karena mereka merasa tidak nyaman untuk bepergian ke objek wisata yang akan dituju. “Apalagi pada tahun 2013, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan Asia-Pacific Economic Cooperation yang rencananya akan digelar di Nusa Dua, Bali maka itu kemacetan ini harus segera bisa diatasi,” lanjutnya. Hal senada juga diungkapkan Ketua Bali Tourism Board (BTB) Ida Bagus Ngurah Wijaya. Ia mengatakan, pelayanan dan keamanan menjadi kunci dalam sektor pariwisata. “Selain objek wisata, pelayanan pengurusan keimigrasian bagi wisatawan saat mendarat di bandara menjadi citra kepariwisataan untuk mendatangkan kunjungan wisatawan yang semakin banyak,” ujarnya. Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Bali I Ketut Suwandhi mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas PU Bali, Dinas Perhubungan Bali, termasuk juga kepada Kementerian PU dan Kementerian Perhubungan di Jakarta. “Kami telah berkoordinasi dengan instansi terkait agar ada solusi terkait pemasalahan lalu lintas di sepanjang jalan tersebut, sehingga ke depannya bisa lancar atau tidak ada hambatan di sepanjang jalur yang kini krodit,” akunya. Lalu, terkait pelayanan keimigrasian di Bandara Ngurah Rai Suwandhi mengaku, pihak dewan sudah sempat meninjau secara langsung keadaan di sejumlah loket VoA tersebut serta sudah meminta pihak imigrasi maupun otoritas bandara untuk menambah fasilitas tersebut, sehingga tidak sampai wisatawan asing yang berkunjung ke Pulau Dewata terhambat gara-gara keterbatasan pelayanan keimigrasian. “Saat itu pihak imigrasi berjanji akan berupaya memperbaiki fasilitas dan menambah personil guna kelancaran pelayanan para turis tersebut,” paparnya. Sedangkan Ketua Komisi I DPRD Bali I Made Arjaya berharap kepada pihak imigrasi agar tidak hanya sebatas janji-janji untuk perbaikan pelayanan. “Kalau alasan keterbatasan tempat, teknologi atau sumber daya manusia (SDM), itu bisa dicarikan jalan keluarnya,” terpenting bagaimana pihak imigrasi harus transparan, karena sektor pariwisata sangat tergantung dari pelayanan ucapnya. (image/015)

Hidup-matinya usaha pariwisata itu sangat tergantung dari pada wisatawan, sehingga orang berwisata itu perlu dilayani bagai seorang raja. Dan yang perlu diingat, wisatawan itu akan melihat keunggulankeunggulan yang beda dari yang lainnya. Demikian terungkap pada penyuluhan kepariwisataan Dinas Pariwisata Badung di NAV Karaoke Kuta, Jl. Raya Kuta, Badung, beberapa waktu lalu.

I

GA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., dosen STP (Sekolah Tinggi Pariwisata) Bali yang bertugas sebagai penyuluh mengatakan, pekerja pariwisata di Bali harus mampu menjelaskan apa-apa yang ada di pulau dewata ini. Pariwisata Bali berlandaskan pariwisata budaya, maka yang menjadi produk pariwisata itu adalah budaya. “Nah, budaya ini yang harus mampu dijelaskan oleh semua pekerja pariwisata,” katanya.

Daei Halaman I

Renungan Kemerdekaan ............. kerinduan, dan dendam kesumat. Dendam kepada penjajah yang biadab. Dendam kepada penghianat bangsa yang congkak, dan dendam kepada zaman yang membelit manusia Indonesia, dalam kemiskinan dan kebodohannya. Akhirnya para pemuda pejuangkemedekaan harus bertempur, dan kemudian bahkan harus menunaikan dharma keprajuritannya yang tertinggi. Yakni dengan merelakan raganya, yang harus siap diterjang peluru. Kemudian tersungkur, lalu mencium bumi dan tanah airnya, yang sangat dicintai. Banyak diantara pejuangkemerdekaan yang masih hidup, kini sudah tidak ada lagi. Mereka sudah tak punya apa-apa, dan sudah tak bisa berkata apa-apa lagi. Kata Chairil Anwar: bahwa mereka kini hanya tulang-tulang yang berserakan, dan diliputi debu. Kitalah kini yang harus bicara. Bicara

© tir

Pekerja pariwisata, lanjut Manik, hendaknya jangan menganggap enteng pariwisata itu. Di samping dapat meningkatkan pendapatan anggaran daerah, pariwisata juga bermanfaat untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan sebagai peluang bisnis. “Modal dasar pariwisata Bali itu adalah kebudayaan, keindahan alam dan masyarakatnya yang ramah. Itu yang harus mampu dijaga oleh setiap orang yang ada di Bali,” terang Manik. Wanita manis itu, kemudian mengingatkan bahwa pelaku dan pekerja pariwisata sebagai ujung tombak pariwisata Bali. Terkait dengan produk pariwisata, ia menekankan agar meningkatkan pelayanan untuk peningkatan produk dan jangan ada banyak eksploitasi. “Bagaimana caranya agar keinginan wisatawan untuk bersenang-senang itu tidak terganggu,” imbuhnya. Sementara Drs I Made Astawa, MM Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Badung mengatakan, yang dapat menciptakan sebuah kenangan bagi wisatawan itu dapat dilakukan dengan penerapan Sapta Pesona yang terdiri dari tujuh unsur. Dengan memperhatikan Sapta Pesona itu, sebagai cara untuk melakukan usaha yang baik. “Memberikan pelayanan yang

ramah dan tulus, nantinya akan terjadi kenangan yang menyenangkan bagi pengunjung karoke itu sendiri,” ujarnya. Di dalam memberikan pelayanan di sini, lanjut Astawa, tidak boleh diskriminatif. Tidak boleh juga membeda-bedakan antara tamu yang dari negara satu dengan negara lain. Dan yang terpenting harus menjunjung tinggi normanorma budaya. “Karena budaya itulah yang menjadi landasan pariwisata Bali,” terangnya serius. Sikap jujur, ramah dan murah senyum juga menjadi hal terpenting dalam pengelolaan karoke. Memberikan sapaan yang baik terhadap tamu akan dapat memberikan kesan yang positif. “Harus diingat, ciri utama dari pariwisata itu adalah pelayanan, maka ujung tombak suksesnya pariwisata adalah pelayanan dan sumber daya manusia yang berkualitas,” tegasnya. Untuk itu karyawan NAV Karaoke diharapkan dapat memberikan pelayanan yang professional dengan memperhatikan sapta pesona yang merupakan jiwa dari usaha yang dikelola. Mulai dari tamu datang, disambut dengan senyuman yang tulus, pelayanan yang memuaskan, sehingga wisatawan tumbuh kenangan untuk berkunjung (image/015) kembali.

tentang masa lalu yang kelam, tentang masa depan yang terang, dan tentang masa kini yang kaya akan kebajikan, kehormatan, dan harga diri. Sebagai bangsa, kita boleh miskin. Tidak makan dan tidak minum. Mungkin tak berpakaian, dan bahkan tidak punya apapun. Tetapi kita sebagai bangsa, tidak boleh tidak punya harga diri. Dahulu para pejuang kita hanya memiliki semangat dan harga diri, untuk dapat mengalahkan musuhmusuhnya. Sebagian besar diantara mereka hanya bersenjatakan bambu runcing, sabit, golok, dan pedang. Tanpa berbekal prinsip, dan integritas seperti itu, maka jangan harap bangsa ini, bisa merengut kemerdekaannya. Bisa mengalahkan tentara kolonial yang sangat berpengalaman, dalam perang dunia kedua. Mereka bahkan menggunakan persenjataan perang yang sangat modern, dengan pasukan tentara di darat yang terlatih, dengan kapal-kapal

angkatan laut, dan bahkan dengan pesawat tempur angkatan udara. Akhirnya kita tokh menang, dan tercatat sebagai salah satu dari tiga bangsa-bangsa di dunia, yang mampu merebut kemerdekaannya dengan perang dan revolusi. Dua negara lainnya adalah Vietnam di Timur Jauh, dan Aljazair di Afrika Utara. Dalam kurun waktu yang tersisa selama ini, kita masih sering menyaksikan para veteran pejuang kemerdekaan yang bertopi kuning, yang tua-renta, sepuh, dan keriput. Mereka dengan gagah memberi hormat-bendara kepada Sang Saka Merah Putih, tetapi dengan air mata yang meleleh-leleh. Mereka terkenang kepada rona pegunungan yang sepi. Bukit-bukit yang magis, lembah yang hijau, serta bentang alam dan sungai yang ranum. Mereka terkenang kepada teman-teman seperjuangannya yang telah gugur. Mereka terkenang kepada teman-temannya yang cacat seumur hidup karena

Dari Halaman I

Keberlanjutan Sistem ................ teknis-religius. Disebut bersifat “teknis”, dan tidak “agraris”, karena subak tidak hanya mengelola teknis-irigasi, tetapi juga teknispertanian. Selanjutnya, eksistensi pura dianggap menjadi salah satu pengikat (disamping kepentingannya secara bersama terhadap air irigasi), yang menyebabkan subak menjadi kuat persatuannya dan kebersamaannya. Peranan Subak Adapun peranan subak adalah : (i) mengelola air irigasi, agar terdistribusi secara adil kepada para petani-anggotanya; (ii) melakukan pemeliharaan terhadap jaringan irigasinya; (iii) melaksanakan mobilisasi sumberdaya (iuran uang, melaksanakan gotong royong); (iv) menangani konflik yang mungkin terjadi, dan (v) melaksanakan aktivitas ritual. Aktivitas ritual adalah pelaksanaan peran yang sangat khas pada sistem irigasi subak, dan sekaligus menjadi penunjang kekuatan subak. Oleh karenanya, dalam proses pembentukan wadah koordinasi antar sistem irigasi subak, maka mereka harus dapat bersepakat tentang salah satu pura yang harus mereka kelola dan Puja bersama-sama. Patut diketahui bahwa wadah koordinasi antar sistem subak dapat dibentuk pada subak-subak yang mendapatkan air irigasi dari suatu sumber yang sama (dari satu bendung/dam, atau dari satu bangunan-bagi/water division). Wadah koordinasi seperti ini disebut sebagai Subak-gde. Disamping itu, dapat juga dibentuk wadah koordinasi antar sistem subak dalam satu sungai atau lebih. Wadah koordinasi seperti ini disebut sebagai Subak-agung. Sementara itu, Susanto, dkk (1999) juga mencatat beberapa karakteristik sistem subak, di mana karakteristik tersebut, mungkin sangat penting peranannya dalam memperkokoh organisasi subak, demi keberlanjutannya. Adapun catatan karakteristiknya adalah sebagai berikut: (1). Subak adalah lembaga petani yang otonom, di mana anggota subak bersatu dalam suatu kelembagaan, karena mereka memiliki kepentingan yang sama; (2). Subak adalah lembaga petani yang berlandaskan pada peraturan yang ketat dan disepakati bersama oleh yang bersangkutan; (3). Subak memiliki kemampuan untuk memobilisasi semua sumberdaya yang tersedia dalam lembaga tersebut; (4). Semua aktivitas subak berhubungan erat dengan sosio-kultural masyarakat Bali; (5). Subak adalah sebuah lembaga yang berakar dalam masyarakat, dan memiliki akses ke pemerintahan; (6). Subak memanfaatkan sumberdaya local dan teknologi sepadan dalam mendistribusikan air irigasi kepada anggotanya. Karakteristik yang disebutkan di atas mengesankan bahwa subak sangat kuat melekat dengan sociocultural masyarakat, otonom, namun memiliki akses yang kuat dengan pemerintah. Dengan demikian, subak dapat menjadi agen bagi pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah, dan memiliki posisi yang cukup kuat siksaan yang maha berat. Mereka terkenang kepada rumah dan kampungnya yang terkena bumi hangus. Mereka terkenang kepada rakyat kecil, masyarakat jelata, petani miskin, dan para wanita pegunungan yang polos. Mereka membantu dan melayani para pejuang dengan ikhlas. Sejatinya, kepada merekalah seyogyanya

VII

dalam menempatkan dirinya sebagai stakeholder dari pemerintah. Karena subak sangat dikagumi sebagai sistem irigasi yang khas, maka banyak peneliti yang tertarik untuk mengadakan penelitian dan kajian. Susanto, dkk (1999) mencatat beberapa peneliti yang tertarik meneliti eksistensi subak di Bali. Diantaranya, Grader (1960), Geertz (1967, 1980), Ienaga (1969), Park and Fukuoda (1976), Van Setten van der Meer (1978), Bundschu (1985, 1987), Sutawan, dkk (1986, 1989, 1991), Susila (1991), dan Shimmi, dkk (1992). Namun pada umumnya penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut, berkait dengan aspek teknis dari organisasi tradisional subak, dan tentang hubungan sistem subak dengan kondisi fisik sumberdaya air. Selanjutnya Windia (2006) mengkaji tentang kemungkinan sistem subak dapat ditransformasikan ke daerah lain dengan latar belakang budaya yang berbeda dengan daerah Bali. Kajian-kajian yang secara khusus mencoba menggali berbagai kemungkinan yang menyebabkan sistem subak dapat berlanjut, tampaknya belum banyak dilakukan. Oleh karenanya, perlu diadakan kajian-kajian. Hotel dengan konsep subak, agar terus berlanjut Banyak peneliti yang mengkaji bahwa keberlanjutan subak di Bali, karena subak secara konsisten dan berkelanjutan menerapkan filosofinya, yakni Tri Hita Karana (THK). Tidak banyak lembaga di dunia yang menerapkan konsep THK, yang sebetulnya bersifat universal. Hanya subak dan desa adat yang menerapkan secara konsisten sebuah filosofi universal, dalam kegiatan kesehariannya. Misalnya, subak membangun harmoni dengan penciptanya melalui berbagai upacara keagaman dan dengan berbagai kegiatan spiritual. Subak membangun harmoni dengan sesamanya, dengan mengembangkan dan menyepakati pelaksanaan awig-awig (peraturan) yang melandasi kegiatan subak. Dengan demikian tidak ada konflik yang kronis. Selanjutnya, subak membangun harmoni dengan lingkungannya, dengan membangun konsep sistem irigasi one inlet and one outlet. Dengan sistem itu, maka subak dapat mendistribusikan air irigasi secara harmoni, proporsional. Disamping itu, subak juga dapat melaksanakan proses saling pinjam air irigasi, dan melakukan deversifikasi tanaman, dan bahkan pada musim hujan sekalipun. Dengan implementasi THK secara pasti di lapangan, maka anggota subak merasa dilayani, dan puas. Hal inilah yang menyebabkan subak di Bali terus dapat eksis sejak sekitar 1000 tahun yang lalu. Teori ini perlu diterapkan di berbagai lembaga lainnya di Bali. Termasuk di perusahan, hotel, dan usaha lainnya. Diyakini, kalau hotel, dan lain lain dapat menerapkan THK secara konsisten, maka perusahannya pasti akan dapat berlanjut, seperti halnya subak dan desa adat di Bali. (BTN/Wayan Windia/Prof.Wayan Windia adalah Ketua Badan Penjaminan Mutu UNUD, dan Koord Pawongan THK Awards).

pembangunan yang kini sedang dilaksanakan harus diarahkan. Kalau kita betul-betul menaruh hormat kepada para pejuang itu, maka seharusnya pembangunan nasional dilaksanakan tanpa setitikpun ada Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme. MERDEKA. *) Penulis adalah Ketua Dewan Harian Daerah (DHD) Angkatan 45 Prop. Bali,


VIII

Vol. V No. 9

Vol. V No. 9, 3 - 23 September 2010

Potong Tumpeng:

Soft Opening “The Khayangan Dreams Villa” Umalas Acara pemotongan tumpeng yang satu ini, bukan perayaan hari ulang tahun (HUT), melainkan sebuah acara soft opening The Khayangan Dreams Villa Umalas yang dihadiri oleh puluhan travel agent, public relation hotel dan tokoh masyarakat setempat. Acara yang dipusatkan di lobby villa yang berlokasi di Jalan Cupek II Umalas, Kerobokan, Badung itu tampak akrab dan penuh kekeluargaan.

A

yu Rasmin Dasyani selaku General Manager mengatakan, The Khayangan Dreams Umalas melakukan soft opening setelah Mei 2010 lalu launching The Khayangan Dreams Petitenget. Villa ini berdiri di atas tanah 30 are dengan 9 unit villas yang terdiri dari 8 unit three bedroom suites dan 1 unit bedroom suites. “Khusus pada villas three bedroom bisa connecting dengan villa two bedroom sehingga bisa menjadi five bedroom,” katanya. Setiap villa dilengkapi dengan

swimming pool dan penataan taman yang indah, sehingga menjadi tempat yang nyaman. Demikian juga dengan The Khayangan Dreams Villa Petitenget. Hanya saja villa ini mempunyai 8 villa yang terdiri dari 7 unit one bedroom suites dan 1 unit two bedroom suites. Dikatakan Ayu, The Khayangan Dreams Villa berada di bawah managemen Ningrat Internasional yang berkantor di Amerika. Walau merupakan villa teranyar, tambah Ayu Rasmin, awal Agustus lalu

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort Gelar Kegiatan Sosial

© tir

I Nyoman Astama dan teman-temannya sedang diambil darahnya

Sebanyak 42 kantong darah terkumpul saat donor darah di Bali Niksoma Boutique Beach Resort, Kuta, Sabtu (28/8). Awalnya, peserta yang terdaftar ikut donor darah hanya 30 orang, namun setelah kegiatan sosial serangkaian dengan HUT ke-7 hotel itu berlangsung beberapa menit, satu persatu pesertanya bertambah. “Kami tidak menyangka pendonor terus bertambah,” kata I Nyoman Astama, Resident Manager yang menjadi pendonor pertama pada acara tersebut.

L

elaki kalem ini k e m u d i a n menambahkan, darah yang sudah terkumpul akan disumbangkan kepada orang yang membutuhkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI). Di samping donor darah, hari itu juga melakukan bersih-bersih pantai di lingkungan hotel dengan melibatkan lebih dari setengah karyawan yang jumlahnya 96 orang itu. “Gerakan kebersihan ini dimulai dari lingkungan hotel hingga sampai ke bibir pantai,” paparnya.

Sesungguhnya, jelas Astama, kegiatan menyambut HUT ke-7 itu sudah dimulai beberapa bulan lalu yang diawali dengan melakukan persembahyangan bersama di pura hotel tersebut. Selain itu, juga menggelar kegiatan olahraga, seperti pertandingan bulu tangkis beregu dan perorangan antar departemen dan antar afilasi seperti 5asec dry cleaning, mozzarella restoran Bali Niksoma. “Rangkaian kegiatan ini sebagai implementasi dari program Tri Hita Karana yang sudah menjadi konsep hotel ini sejak lama,” katanya. Khusus untuk kegiatan lingkungan, Astama mengaku, pihaknya sudah melakukan penanaman pohon kelapa dan pohon langka lainnya yang melibatkan masyarakat. “Kami juga akan melepas tukik di pantai depan hotel sebanyak 70 ekor. Jumlah itu sesuai dengan HUT hotel yang ke-7,” tambahnya. Kegiatan itu akan melibatkan tamu yang menginap di hotel, termasuk juga kegiatan lainnya. “Kami akan melibatkan wisatawan dalam kegiatan pelepasan tukik nanti,” ujarnya seraya mengaku bibitnya didatangkan dari Kuta dan sebagian dari Negara. (image/015)

sudah ada wisatawan yang memanfaatkan villa ini. Mereka menginap selama 2 – 3 hari bahkan ada yang menginap sampai seminggu. “Tamu itu menjadi betah setelah melihat masyarakat Bali melakukan persembahan kepada Tuhan setiap hari. Awalnya mereka acuh, tetapi setelah diberi penjelasan maknanya, mereka ingin kembali ke villa ini dan memilih villa No 3 itu lagi,” paparnya.. Menurutnya, tamu yang menginap di villa ini ada yang memesan melalui travel agent, ada yang datang secara personal juga ada yang datang karena luapan dari villa lain. Lalu tentang berpromosi, Ayu Rasmin mengaku melakukan promosi lewat website dan travel agent. “Masalah market, kami akan focus pada wisatawan Eropa, Australia, dan Asia. Termasuk juga menggarap pasar domestik,”

3 - 23 September 2010

Pemkot Gelar Kursus Wirausaha

Bali Update

II

Bupati Badung; Pengembangan Desa Wisata Implementasi Triple Track Strategi Plus

Entertainment Corner & Profile

VI

Soft Opening “The Khayangan Dreams Villa” Umalas

Page Advertorial

VIII

© tir

Eko Judianto Darmawan (owner) sedang memotong tumpeng didampingi Ayu Rasmin Dasyani (GM) dan Made Sukerta (Operational Manager)

imbuhnya. Sementara Eko Judianto Darmawan, Owner PT Eka Bali Villa mengatakan, kehadiran The Khayangan Dream Villa ini diharapkan bisa menjadi pilihan wisatawan yang berwisata di Bali. Walau demikian, dalam hal ini dirinya tidak akan meraup keuntungan semata, melainkan

akan menjalin kerjasama sehingga juga menguntungkan masyarakat setempat. “Hadirnya villa ini, kami berharap bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal,” ucapnya. Acara tersebut juga diisi dengan door prize dan diakhiri dengan acara ramah tamah. (image/015)

Speedy 5 Star Bonus:

Meriahkan Ramadhan Food Festival dan Pameran Pembangunan Untuk memeriahkan Ramadhan Food Festival dan Pameran Pembangunan, PT. Telkom Area Denpasar menghadirkan Speedy 5 Star Bonus di Mall Bali Galeria dan Art Center Denpasar. Dengan melakukan aktivasi Speedy, pelanggan berhak mendapatkan Bonus Discount Abonemen 30% selama 3 bulan, Bonus Pasang Baru Speedy (Free Registrasi), Bonus Voucher Workshop ICT, Bonus CD Kids Browser (browser sehat untuk anak). Selain itu, setiap pelanggan juga akan mendapatkan Bonus Free Modem Wifi untuk pilihan paket Load, Familia, Executive dan Biz.

I

Ketut Tedja selaku pimpinan Telkom Area Denpasar mengatakan: “Selain untuk menyambut bulan Ramadhan serta berpartisipasi dalam Pameran Pembangunan, hadirnya Speedy 5 Star Bonus ini juga diharapkan dapat memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mendapatkan akses internet Speedy.”

© doc

© doc

“Apalagi dengan memberikan 5 bonus ini juga diharapkan agar masyarakat makin tertarik pada dunia internet, sehingga dapat lebih memasyarakatkan internet. Salah satunya dengan memberikan Voucher Workshop ICT. Dimana dengan mengikuti acara Workshop ICT ini masyarakat dapat mengenal lebih jauh tentang dunia Teknologi Informasi (TI), sehingga tidak ada lagi masyarakat yang gagap teknologi (gaptek). Selain 5 bonus tersebut, pelanggan yang melakukan registrasi Speedy juga

berhak untuk membeli Netbook HP tipe tertentu dengan harga khusus dibawah harga pasar,” tambah I Ketut Tedja. Dalam acara ini pelanggan tidak hanya dapat melakukan registrasi Speedy saja tetapi juga dapat memperoleh informasi lebih banyak tentang akses internet Speedy. Selain itu, PT. Telkom juga menyediakan layanan Wifi gratis sehingga pengunjung bisa langsung menikmati dan mencoba akses internet Speedy. (image/r)

Seminar dan Peluncuran Buku DENPASAR - Menyambut Dies Natalis Unud Ke-48, digelar Seminar Nasional dan peluncuran buku “Pariwisata Dan Pengentasan Kemiskinan” kerjasama Kementerian Kebudayaan & Pariwisata RI dengan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Sabtu (28/8). Sebagai pembicara diantaranya; Kepala Puslitbang Pariwisata Kemenbudpar RI, Henky Hermantoro memberi makalah Pengentasan kemiskinan melalui pendekatan pembangunan pariwisata berbasis kreatifitas, I Nyoman Darma Putra bersama Prof. Dr. Ir. I Gde Pitana, MSc (Pariwisata pro-rakyat, peretas jalan pengentasan kemiskinan), I Gst. Ag. Oka Mahagangga Dosen Fak. © tir Pariwisata Unud (kemiskinan dan premanisme, ancaman pariwisata Bali ke Depan) dan I Wayan Suyadnya (rekonsiderasi perjalanan pariwisata indonesia, kemiskinan sebagai konsep oposisional). Dan hadir sebagai moderator Eka Mahadewi dosen STP (image/015) Bali dan tokoh pariwisata.

Keberlanjutan Sistem Subak Renungan Kemerdekaan: Berjuang tanpa Pamrih yang Berlandaskan Tri Hita Karana CULTURAL TOURISM PARADIGM

Oleh Wayan Windia *)

H

ari ini kita masih berada dalam suasana hari kemerdekaan. Suatu hari yang sangat bersejarah bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Karena kita telah menikmati kemerdekaan, yang sangat lama diperjuangkan oleh para leluhur dan pendiri bangsa. Wacana ini harus terus-menerus dipompakan, agar secara sadar dapat dipahami oleh generasi penerus bangsa, yang sering disebut sebagai Generasi Baru Bangsa Indonesia (GBBI). Bagaimanakah seyogyanya sikap kita, pada saat-saat merayakan Hari Kemerdekaan?

Sejatinya, kita harus menegaskan kembali sikap, dan komitmen kita sebagai bangsa. Sebuah bangsa yang dibangun dengan perang dan revolusi yang besar dan sangat lama. Sebuah bangsa yang dibangun dengan tetesan darah, linangan air mata, kucuran keringat, dan bahkan mungkin diiringi isakan tangis Ibu Pertiwi. Sebuah bangsa yang dibangun dengan perang suci, moralitas, keberanian, pengorbanan, dan keikhlasan nurani yang sangat terhormat. Keikhlasan untuk mengorbankan jiwa-raga, harta-benda, perasaan, pikiran, hargadiri, Halaman VII

Renungan Kemerdekaan .........

Sistem irigasi subak di Bali sudah diketahui eksistensinya pada tahun 1071, atau sekitar 1000 tahun yang lalu. Hingga kini sistem subak di Bali masih tetap eksis, dan bahkan tetap dapat berperan dalam proses pembangunan nasional. Suyatna (1982) mencatat bahwa sistem subak sangat berperan dalam menunjang pembangunan nasional, khususnya di sektor pertanian. Meskipun subak adalah organisasi tradisional, namun subak berbeda dengan organisasi tradisional lainnya, yang pada umumnya sering menghambat program pembangunan nasional. eiring dengan pertambahan jumlah penduduk, dan besarnya kepentingan lahan untuk berbagai aktivitas pembangunan, khususnya untuk sektor pariwisata, maka areal sawah pada suatu subak semakin berkurang. Bahkan ada subaksubak di pinggiran kota yang luasnya hanya tiga atau lima hektar. Namun subak tersebut tetap eksis

S

untuk tetap berperan dalam melakukaan fungsi-fungsinya. Diantaranya, paling tidak untuk (i) mendistribusikan air irigasi secara adil kepada para anggotanya; dan (ii) melaksanakan kegiatan upacara keagamaan di lingkungan kawasannya. Pada dasarnya, yang dimaksudkan dengan suatu sistem subak adalah perkumpulan petani

pengelola air irigasi pada suatu areal sawah tertentu, mendapatkan air irigasi dari suatu sumber tertentu, paling tidak mengelola satu buah pura, dan bersifat otonom ke luar dan ke dalam. Jadi, sepanjang para petani mengelola air irigasi secara bersama dalam suatu kawasan sawah tertentu (meskipun arealnya kecil), memiliki pura, memiliki sumber air irigasi, dan bersifat otonom, maka mereka tetap dapat disebut sebagai organisasi subak. Karena subak harus mengelola pura, maka subak sering disebut sebagai organisasi yang bersifat sosio-agraris-religius. Beberapa peneliti menyebut juga sebagai organisasi yang bersifat sosioHalaman VIII

Keberlanjutan Sistem ................

C12-59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.