Image - Bali Travel News

Page 1

8

Vol. IV No. 19

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Cukup pasang iklan di

Melia Bali:

Image-Bali Travel News

Peduli Keseimbangan Alam, Adakan Bhakti Pakelem

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya di kawasan pantai Nusa Dua, Meliã Bali adakan ritual bhakti pakelem, bertepatan dengan Tumpek Wayang, Sabtu (6/2). Tujuannya, untuk menanggulangi pengikisan pantai yang terjadi serta mohon keselamatan dan menghindarkan dari hal – hal yang tak diinginkan. akna ritual Pakelem, yang terdapat di beberapa prasasti, seperti prasasti Batur Sakti, Lontar Siwa tatwa Purana dan Kampaning Pura Ulun Danu, Lontar Brama Kertih, Lontar Kala Tatwa Lontar Kala Purana dan Lontar Sanghra Bumi, secara garis besar, ritual itui digolongkan ritual Bhuta Yadnya, yang mengandung makna, sebagai pengeruat atau penyupatan, kesejahteraan, permohonan maaf dan sebagai korban suci, dengan tingkatan serta kurban tertentu, dan dilaksanakan di danau, laut dan kepunden gunung. Di samping itu, Hotel Melia

M

Bali juga melakukan upaya nyata yaitu menutupi pasir yang hilang, namun hal tersebut hanya bertahan beberapa bulan saja. “Mengingat April mendatang merupakan puncak pengikisan pantai, maka pihaknya mengadakan berbagai upaya, baik sekala maupun niskala,” ucap Jim Boyles, GM, Meliã Bali, sambil menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Badung dan Bupati Badung, AA Gde Agung, SH yang hadir pada acara Pakelem ini. Upacara secara niskala “Pakelem” merupakan bentuk dedikasi Meliã Bali dalam menjunjung tinggi nilai budaya Bali serta komitmen sebagai hotel peraih emerald di penghargaan Tri Hita Karana Tourism Award sejak tahun 2004, yang menjunjung keseimbangan tiga aspek: nilainilai budaya dan spiritualitas (Parahyangan), kemasyarakatan (Pawongan) dan lingkungan (Palemahan). Hotel ini juga peraih emas pertama di Asia dalam penghargaan lingkungan internasional Green Globe dan Meliã Bali percaya, kekuatan nilai budaya Bali dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang ada sekaligus melestarikan alam semesta di Bali khususnya.

Hanya dengan Rp 200.000

Hubungi

249484

12 - 25 Februari 2010

Bertemu Para Sulinggih Bali Update

2

Perayaan, Ubud Terbaik Se-Asia

Save Our Destination

5

Puncak HUT Kota Denpasar Dirayakan 2 Maret

Entertainment Corner

Peduli Keseimbangan Alam, Adakan Bhakti Pakelem

Page Advertorial

6

Rp 3,5 M untuk Promosi di TV Asing inas Pariwisata Bali melakukan gebrakan baru yaitu melakukan promosi pariwisata Bali melalui TV asing, untuk tahun anggaran 2010. Alokasi dana untuk aksi promosi lewat media elektronik asing, pemerintah Bali telah menyiapkan dana sebesar 3,5 Milyar. Hal itu untuk lebih memperkenalkan semua keunggulan Bali di masyarakat dunia. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Bali, IB Subhiksu saat tatap muka dengan jajaran BTN yang dipimpin Chief Editor, Wisnu Wardana di ruang kerjanya Jumat (22/1). Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan sebelumnya seperti menyebarkan leaflet, booklet, brosur, CD dan VCD masih tetap dilakukan. Demikian juga dengan promosi secara langsung ke tempat-tempat pasar potensial di dunia seperti ITB Berlin (Maret),

D

Dipimpin Bupati AA Gde Agung, GM Melia Bali - Jim Boyles, RM - Juan Lemes dan Karyawan Melia Bali Maturan Mebhakti sesaat sebelum Mulang Pekelem

Bupati Badung AA Gde Agung, SH dalam kesempatan itu mengatakan, alam semesta merupakan unsur penting dalam konsep Tri Hita Karana. Harmonisasi antara alam, manusia dan makhluk hidup lainnya haruslah terjaga demi kehidupan itu sendiri, namun sayang manusia seringkali lupa dan menyia-nyiakan berkah alam, sehingga timbul dampak ketidakseimbangan alam seperti yang kita rasakan sekarang, karena itulah sebuah

pengorbanan harus dilakukan, dengan satu permohonan agar diberi kesejahteraan hidup oleh Yang Maha Pencipta. Upacara Pakelem dipimpin Ida Pedanda Çiwa dari Griya Gde Telaga Sanur dan Ida Pedanda Budha dari Griya Teba Saya Ubud, yang dihadiri oleh karyawan, bendesa adat, jajaran pemerintah Benoa, Nusa Dua dan Jimbaran beserta media dan perwakilan dari komunitas Nusa Dua. Ritual ini dirangkai dengan hari

jadi Meliã Bali yang ke-25 tahun dan selama 24 tahun, tetap konsisten menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau “Community Involvement: If everyone does a little to help, we can help a lot” dengan tujuan turut membangun masyarakat Bali dan sekaligus memelihara lingkungan menuju pariwisata Bali yang berkesinambungan,” tambah Jim Boyles. (Image/R/014)

Promosi yang Efektif, Efisien dan Kreatif

Wisatawan berjemur di pantai salah satu hotel

© tir

Aksi Promosi pariwisata Bali masih perlu direvitalisasi. Selain harus lebih gencar, promosi juga harus dilakukan secara terus menerus. Aksi promosi yang kreatif, efisien dan efektif ini sangat setrategis untuk mengingatkan para pelanggan bahwa Bali masih layak untuk dikunjungi. Di samping itu destinasi di pulau juga selalu berkembang sehingga perlu dipublikasikan ke luar. Namun, promosi harus dilakukan dengan satu pintu, sehingga citra dan image Bali sebagai destinasi semakin kuat, disamping untuk efisiensi dapat menekan biaya yang tinggi. Demikian pendapat para pelaku pariwisata di Bali kepada Image Bali Travel News. ede Adnyana Chief Operation Manager PT Nusa Lembongan, mengatakan, promosi satu pintu itu akan lebih efisien karena mampu menekan biaya yang lebih murah. Koordinasi antara pemerintah dengan industri pariwisata sangat perlu dan harus dilakukan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan sumber dana sedangkan industri pariwisata megetahui pasar maka akan terjadi sinergi yang luar biasa. “Promosi ke luar itu sangat penting untuk mengingatkan market bahwa Bali itu masih layak untuk dikunjungi,” katanya. Namun, Gede Adnyana

G

mengingatkan, selain promosi ke luar negeri, promosi di dalam pariwisata itu sendiri juga perlu dilakukan yakni dengan menjaga destinasi yang ada. Ia kemudian mencontohkan, destinasi masih memiliki kendala pada masalah sampah dan kemacetan lalu lintas yang kian menjadi. Dan yang paling penting adalah keamanan. “Berita tentang terbunuhnya wisatawan di Bali itu menunjukan Bali tidak aman. Maka itu keamanan yang bersinergi dengan masyarakat mutlak harus dilakukan,” ucapnya. Evaluasi Promosi Gede Adnyana juga mempertanyakan dana promosi yang

8

dilakukan pemerintah harus terbuka dan transparan. Selama ini pihaknya serta industri lain melakukan promosi selalu menggunakan dana sendiri-sendiri. “Yang terpenting, pemerintah itu harus terbuka melakukan promosi kemana, road show kemana. Selain itu evaluasi sangat penting dilakukan sehingga menjadi tolak ukur kegiatan promosi yang telah dilakukan,” tegasnya. Sementara itu, Eddy Soetjahyo, Communication Manager Bali Tropic mengatakan, promosi pariwisata Bali harus tetap dilakukan, meskipun angka kunjungan meningkat. Karena dari data perkiraan sementara tahun 2010 ini, kunjungan wisatawan ke Bali akan lebih lesu dibandingkan tahun 2009. Yang terpenting menurut Eddy, apapun jenis promosinya tentu memiliki tujuan baik. Namun yang lebih penting lagi kegiatan promosi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama tidak saling bertentangan dan tumpang tindih, tapi lakukan secara bersinergi dan berkesinambungan. Di lain pihak, Nova Terita Public Relations Manager Melia Bali, Ida Ayu Aprianti - Punlic Relation Manager Inna Grand Bali Beach, dan Candy Juliani - Public Relation Officer Sanur Beach kompak setuju bahwa promosi harus tetap diprioritaskan untuk “awareness” agar market tetap mengingat produk kita. Faktor promosi penting, mengingat banyak kompetitor dari destinasi lain dimana produk mereka dikemas cukup menarik dengan harga yang kompetitif. Ditambahkan, bentuk promosinya bisa dengan mengikuti road show, table top, pameran baik di luar dan dalam negeri serta dan PR strategy.

Promo website juga menjadi salah satu media promosi yang baik untuk market luar dan dalam negeri. Dari sisi lain dikatakan mereka, perbandingan dari kontri-busi melalui pajak dan yang lainnya ke kas negara selama ini, kondisi fasilitas dan infrastruktur yang dibangun sangat tidak seimbang. Misalnya jika dilirik ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, dan Thailand, fasilitas jalan kita masih sempit dan berlubang. Fasilitas telephone umum sangat tidak memadai, angkutan umum sama sekali tidak nyaman, apalagi toilet umum yang masih terbelakang. “Di sisi lain peningkatan pelayanan di Airport serta ketersediaan air dan energi listrik juga tak kalah pentingnnya,” kata Nova. Hal ini pun dibenarkan oleh Tamiarta, Resident Manager Griya Santrian Sanur dan Viva Yuliana Dewi, Public Relation Sofitel Seminyak Bali. Menurut mereka peningkatan kuwalitas pelayanan harus tetap diutamakan di samping promosi untuk mempertahankan pasar yang sudah ada dan mencari pasar baru. Promosi tetap penting dilakukan. “Mengingat sekarang banyak tujuan wisata di luar Indonesia yang mampu menawarkan apa yang selama ini Bali tawarkan, misalnya Phuket , Langkawi, dll,” ujar Ana. Diversifikasi Pasar Para pelaku wisata terdepan itu juga mengingatkan, selain promosi keluar ke dalam sendiri harusnya perlu diperkuat. Karena kenyamanan wisatawan yang berlibur ke Bali juga kerap terganggu dengan adanya proyek-proyek pemerintah di saat-saat tamu ramai (proyek jalan, galian telkom dll). Di sisi lain kebersihan lingkungan di Bali masih

sangat rendah. Penataan kota juga masih kalah jauh dibandingkan dengan kota-kota tujuan wisata lain di Asia. Pemasangan baliho-baliho yang memenuhi jalan dan menghalangi pandangan juga patut menjadi catatan penting Dari sisi marketing, menurut Tamiarta, sudah saatnya pemerintah lebih bersifat sebagai pendorong dari belakang atas promosi yang dilakukan swasta. “Pemerintah tidak perlu langsung terjun ke luarnegeri melakukan promosi, cukup memberikan dukungan melalui swasta. Biar swasta saja yang promosi ke luar” katanya. Sementara itu Pemerintah bagi Tamiarta harus lebih fokus pada penataan kedalam baik dari segi regulasi dan juga infrastruktur. “Mungkin untuk kedepan pengembangan wisata marine sebagai wisata alternatif juga perlu diperhitungkan agar wisatawan memiliki pilihan yang lebih variatif,” pungkasnya. Dari segi pengembangan pasar, mereka semua sepakat bahwa di samping tetap mengelola pasar yang telah ada, seharusnya diupayakan diversifikasi pasarpasar baru atau pengembangan lebih jauh agar warga semua negara-negara di dunia juga mau berkunjung ke Bali. Oleh karenanya besar harapan mereka Pariwisata sebagai sektor utama ekonomi Bali, harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Ketiga komponen ini harus dapat bersinergi dengan baik, dari segi aturan, maupun pelaksanaan tanpa mengesampingkan upaya pelestarian seni budaya yang menjadi roh dan daya tarik utama (Image/015/008) Bali.

© tir

Antrean wisatawan di terminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai

Dana Promosi Menipis, Terapkan Pola Sinergis Tahun 2010, ada kabar kurang enak bagi sektor pariwisata. Sebab, mulai tahun ini, dana promosi pariwisata Bali betul-betul diciutkan. Pemangkasan dana promosi tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Perovinsi Bali, pemerintah kabupaten kota juga melakukan hal yang sama. Bahkan pemangkasan anggaran untuk mendukung peningkatan arus wisatawan ke Bali tersebut tidak canggung-canggung. Hal itu tentu menuai berbagai reaksi dari pelaku pariwisata di Bali. Lantas apa yang harus dilakukan? ntara lain, Ketut Jaman. Managing Director Melali Mice berpendapat, Bali harus melakukan promosi berkelanjutan dan secara kontinue. Market yang digarap perlu juga dikembangkan. Bila perlu harus menyasar pasar-pasar potensial baru yang belum tergarap. Jika anggaran dana terbatas mestinya memilih target pasar yang paling memungkinkan. Intinya pemilihan target pasar yang terpenting. “Nah, input pariwisata dari Jakarta bisa

A

dijadikan acuan untuk pemilihan target pasar,” katanya. Untuk mensiasati anggaran promosi yang menipis, lanjut Jaman, mulailah menggarap pasarpasar terdekat. Misalnya China, Korea, India dan bila perlu lebih berkonsenstrasi pula di dalam negeri karena banyak juga wisatawan Nusantara yang potensial. Berpromosi lewat TV asing juga perlu dilakukan. “Memasang iklan di TV memang mahal, tetapi kalau ingin cepat ada

Halaman 7

Rp 3,5 M ..................................

hasil, mesti mau tidak mau harus melakukan cara seperti itu. Dengan begitu Bali akan lebih dikenal oleh masyarakat dunia,” ucapnya. Harus Sinergis. Di samping itu Ketut Jaman juga mengingatkan, untuk aksi promosi harus bersinergi dengan Disparda Propinsi Bali, Departemen Budpar, dan Disparda-disparda tingkat II. Juga perlu berkolaborasi dengan asosiasi dan industri pariwisata termasuk biro perjalanan yang nantinya secara bersama-sama melakukan strategi berpromosi. “Saya melihat, promosi selama ini selalu berjalan sendiri-sendiri. Antara pemerintah dengan private sector memiliki cara berpromosi sendiri-sendiri,” katanya. Halaman 2

Dana Promosi .............................

Anggaran Promosi Dipangkas

Bukan Masalah Besar romosi bagi sebuah destinasi pariwisata bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Jika hanya promosi yang dilakukan tanpa melakukan pembenahan destinasi itu sendiri, tentu bagai sayur tanpa garam. Begitu pula sebaliknnya. Di sinilah promosi dan destinasi harus dapat berjalan seirama, selaras dan seimbang satu sama lainnya. Hal itu diungkap Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Ngurah Wijaya saat disinggung mengenai pola promosi pariwisata tahun 2010. Menurutnya, fenomena yang terjadi belakangan ini di Bali adalah adanya kecenderungan untuk gencar berpromosi, namun seolah lupa apakah produk yang dijual sudah berkualitas baik atau belum. Pemerintah dalam hal ini sebagai pemegang otoritas tertinggi sudah seharusnnya lebih memfokuskan kegiatan

P

promosi dalam bentuk pencitraan dan juga perbaikan destinasi. “Jangan sampai kita gembargembor promosi tapi setelah mereka dating, malah mengecewakan,” kata Ngurah Wijaya. Menyikapi adanya penurunan anggaran promosi dari hampir sebagian besar kabupaten di Bali dirinya menyambut positif, asal pengurangan dana tersebut dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur destinasi. “Saya malah setuju, jika anggaran promosi dari tiap kabupaten dikurangi, asal hasil pengurangan tersebut dialokasikan untuk perbaikan destinasi yang amburadul, baik dari management mau pun infrastrukturnya, termasuk air, listrik, sampah dan jalan, dll” tegasnya. Halaman 7

Anggaran ...................................

C12-59


2

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

7

Tanam 1.000 Pohon BADUNG – Pemerintah Kabupaten Badung melaksanakan Gerakan Penanaman 1.000 pohon bertempat di Subak Abian Tulus Dadi, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (5/2). Gerakan itu melibatkan ribuan masyarakat terdiri dari siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK se-Kuta Selatan, Karang Taruna Tunas Jaya, Anggota Subak Abian Tulus Dadi dan Subak Abian Panti Giri, Alumni Kasmaran, Mapala Wana Prasta Dharma dan masyarakat setempat. Bibit pohon yang ditanam merupakan bantuan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Badung sebanyak 2.600 bibit pohon, terdiri dari 2.000 bibit pohon mahoni, 500 bibit pohon gamelia serta kemiri dan terembesi/suar masing-masing 50 pohon. (image/015)

Lolec

© tir © tir

Bertemu Para Sulinggih DENPASAR - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika bertemu para sulinggih, Kamis (28/1) sebagai tindak lanjut karya pamahayu jagat yang telah dilaksanakan sebelumnya. Upacara pamahayu jagat yang dipusatkan di Pura Watu Klotok telah berjalan dengan baik dirasakan manfaatnya. Dari pertemuan itu, upacara semacam ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan yang disesuaikan dengan kemampuan. Ida Pedanda menyarankan agar upacara pamahayu jagat bisa dilaksanakan setiap tahun pada sasih kalima, kaenam atau kapitu. Karena sasih ini diyakini sebagai sasih yang ganjih (rentan). Para sulinggih yang hadir antara lain Ida Pedanda Gede Made Gunung, Ida Pedanda Putra Habah, Ida Pedanda Putra Yoga, Ida Pedanda Putra Tembau, Ida Pedanda Wayahan Tianyar, Ida Pedanda Jelantik Dangin dan Ida Pedanda (image/015) Jelantik Duaja.

Dari Halaman 1

Pasar Incentive Menggeliat Safari Kesehatan

© tir

Kunjungan Kerja Menkokesra

TABANAN – Ratusan warga Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Jumat (5/2) mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan serta pemeriksaan IVA secara gratis. Acara yang diikuti secara antusias oleh masyarakat tersebut, dibuka secara resmi oleh Ketua Komisi IV DPR Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, didampingi oleh Anggota Dewan lainnya, I Komang Gede Sanjaya, I Gede Sugiartha, serta Kadis Kesehatan, Camat Tabanan, dan Kepala Puskesmas Tabanan (image/015) III.

KARANGASEM – Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat melakukan kujungan kerja ke kabupaten ujung timur pulau Bali. Kunjungan yang sekaligus pemberian bantuan program pemerintah PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Karangasem dalam berbagai lini kehidupannya termasuk industri kerajinan yang banyak digemari wisatawan. Kegiatan yang dirangkaian dengan peninjauan ke pusat pembuatan kain tenun khas desa Tenganan dan juga reklamasi pantai pada Senin (1/2) ini dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Bupati Karangasem I Wayan Geredeng dan juga (BTN/008) sejumlah pejabat negara lainnnya.

Banyak pihak yang memandang sebelah mata terhadap pasar incentive. Padahal, pasar yang merupakan bagian dari MICE ini, dulunya sangat potensial dan paling cerah dibanding pasar lainnya. Namun, setelah krisis melanda, juga bom yang mengguncang Bali, ‘pasar’ ini redup. “Sekarang pasar incentive kembali bersinar. Itu diawali dari tamu incentive dari UK (Inggris),” ujar Lolek, Managing Director Pacific World di sela-sela mengantar tamunya berwisata lewat Cruises di Benoa, Kamis (28/1).

Dari Halaman 1

Dana Promosi ................................................................ © tir

Aksi Bersih di Tukad Mati Sekitar seribu orang terdiri dari siswa, intansi Pemkot Denpasar, Pemprov Bali, LSM, pelaku usaha dan masyarakat melaksanakan aksi bersih-bersih sampah plastik di Tukad Mati, Jumat (5/2). Gubernur Bali Made Mangku Pastika memimpin langsung gerakan bersih-bersih di tukad sepanjang 12 KM. “Gerakan bersih-bersih sampah plastik di Tukad Mati ini sangat tepat dilakukan mengingat keberadaan sungai di Bali mengalami kekritisan yang cukup serius dari segi kualitas dan kuantitas,” kata Mangku Pastika di sela-sela kegiatan tersebut. Dikatakan Mangku Pastika, setiap harinya Bali memproduksi 4.695 m3 sampah, dengan komposisi 70 persen sampah organik dan sisanya 30 persen sampah anorganik. Dari 30 persen sampah anorganik tersebut, 11 persen diantaranya merupakan sampah plastik. “Karena itu, seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisasi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Tetap juga melakukan upayaupaya reduce, reuse, recycle dan recovery,” harapnya. Melalui berbagai upaya tersebut, lanjut Pastika, program Bali menuju green province diharapkan segera tercapai dan Pulau Dewata akan tetap mempesona bagi wisatawan mancanegara dan domestik. Menurut Mangku, permasalahan sampah plastik tidak terlepas dari perilaku masyarakat sehari-hari yang masih banyak memanfaatkan kantong plastik. Tanpa didukung kesadaran masyarakat dan dunia usaha, upaya pemerintah dalam penanganan sampah tidak akan membuahkan hasil maksimal. Dalam rangka penanganan sampah pada sumbernya, mulai tahun 2002 Pemprov Bali telah mengembangkan Desa Sadar Lingkungan di masing-masing Kabupaten/Kota. Sampai saat ini telah dibina sebanyak 81 desa. Tujuan program ini mengajak masyarakat melakukan pola hidup bersih melalui minimalisasi penggunaan sampah plastik dan juga memilah sampah organik dan anorganik. Sementara, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali AA Gede Alit Sastrawan menambahkan, gerakan bersihbersih ini dilaksanakan menyongsong pelaksanaan Konferensi Menteri Lingkungan Hidup se-Dunia yang bakal digelar 21-26 Februari 2010 dan Hari Peduli Sampah Plastik tanggal 21 Februari 2010. Tukad Mati merupakan sungai lintas kabupaten/kota dengan panjang 12 KM yang hulunya berada di Pasar Batu Kandik-Sempidi dan hilirnya di Desa KelanTuban, Kabupaten Badung. Sebelum kegiatan bersih-bersih dimulai, Mangku Pastika menyerahakn ratusan bibit pohon langka kepada pengurus (image/015) Desa Tenten yang dialiri Tukad Mati itu.

© tir

Kembangkan Ekowisata, Asita Kelola Hutan Mangrove Bagi anggota Asita Bali, hutan mangrove tak hanya berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, juga untuk memperkaya produk wisata Bali. Hutan mangrove yang terkelola dengan baik dapat dikembangkan menjadi objek ekowisata, eduatif dan sport. “Itulah alasan Asita Bali menggarap lahan mangrove,” kata Ena Partha, Wakil Ketua Asita Bidang Lingkungan dan Budaya di sela-sela penanaman mangrove di sanur, Selasa (2/2). Dikatakan Ena, tahun 2010 ini Asita Bali menambah luasan hutan mangrove dari setengah hektar yang dikelola tahun 2009 kini menjadi satu hektar. Perluasan lahan garapan itu dilakukan dengan cara menanam 1000 pohon mangrove oleh anggota Asita Bali. “Ekosistem mangrove ini tak hanya berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, juga memiliki andil dalam mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan emisi gas rumah kaca CO2,” paparnya. Menurutnya, sampah plastik, menjadi kendala utama keberhasilan penanaman pohon mangrove. Untuk itu, sebelum penanaman Asita melakukan pengolahan lahan dengan membongkar timbunan sampah-sampah plastik. Setelah penanaman, dilakukan control pembersihan sampah plastik yang tertinggal akibat pasang air laut. “Asita mempekerjakan 15 orang dalam pemeliharaan hutan mangrove tersebut,” imbuhnya serius.Penambahan luas garapan ini, diharapkan mampu bertumbuh dan berkembang dan menjadi bagian kawasan paru- paru kota Denpasar. “Jika memungkinkan Asita sangat berniat mengelola lahan pemerintah daerah di Bali untuk dijadikan taman kota. Asita dengan 300 anggota aktif siap menjadikan program penghijauan sebagai program CSR Asita,” ucap Ena kalem. Berkaitan dengan pengembangan hutan mangrove, bagi anggota Asita hutan mangrove tak hanya berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, juga untuk memperkaya produk wisata Bali. Hutan mangrove yang terkelola dengan baik dapat dikembangkan menjadi objek wisata ekologis, eduatif dan sport. Dalam catatan Dinas Kehutanan Bali, hutan mangrove seluas1.343,5 hektar dengan label Taman Hutan Raya Ngurah Rai telah dikelola menjadi objek kunjungan wisata. (image/015)

Memang, selama ini industri pariwisata ada yang dilibatkan dalam berpromosi, tetapi sering kali sifatnya dadakan. Hal itu tentu menyulitkan pihak industri dalam mengatur jadwal, sehingga sering terjadi tabrakan. Mestinya, setahun sebelumnya sudah ada planning, sehingga pengaturan jadwal bisa dilakukan dengan baik. Beda dangan industi priwisata jauh-jauh sebelumnya sudah menyusun jadwal promosi dengan rapi. “Pemberiatahuan secara dadakan inilah yang perlu diperbaiki,” katanya. Hal yang sama juga dikatakan Ketut Ardana Pemimpin PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel, Hartono, pimpinan Bali Liang, Tour & Travel dan Tommy Soetrisno Director Indonesia PDTour. Bahkan, Ketut Ardana berharap pemerintah Bali lebih memfasilitasi ketika industri berpromosi. Hal itu perlu dilakukan untuk mengingatkan mereka bahwa pariwisata Bali secara terus menerus mengalami perkembangan. Koordinasi antara pemerintah dan privat sector memang sering dilakukan, tetapi ada saja yang beda. Pemerintah ataupun swasta sudah memiliki target pasar sendiri-sendiri. “Nah, ini yang perlu disatukan. Bagaimanapun juga, dalam promosi, posisi pemerintah itu sangat penting sebagai fasilitator disamping membantu masalah pendanaan,” katanya. Prioritas Kenyaman Sedangkan Hartono mengatakan, di samping melakukan promosi secara kontinyu jangan juga menjual dengan murah. Penanganan wisatawan juga perlu diperhatikan bahkan ditingkatkan. Sebab, setelah sampai di negaranya mereka biasanya menceritakan pengalaman wisatanya di Bali kepada orang lain melalui dunia maya. Maka dari itu, citra dan image pariwisata Bali harus selalu dijaga. Objek-objek wisata perlu juga dijaga sehingga tidak kotor, penuh sampah plastik, kamar mandi jorok dan pelayanan yang sekadarnya. “Nah, kalau itu diceritakan diinternet akan berdampak pada promosi negative untuk Bali. Dan merusak image Bali yang sebagai salah satu destinasi the best di dunia,” jelasnya. Penerbangan dari negera-negara ke Bali khususnya dari China juga menjadi kendala. Sementara itu, Tommy Soetrisno mengatakan, promosi itu penting tetapi yang lebih penting lagi adalah menciptakan kondisi kenyamanan berwisata. Kenyamanan dan keamanan itulah yang jadi prioritas mesti digarap. Karena, bagaimanapun suksesnya berpromosi, kalau tidak diimbangi dengan penataan ke dalam tentu akan menjadi sia-sia. “Membuat mereka nyaman berada di Bali itu yang susah,” katanya ngeledek. Bali sesungguhnya sangat kaya akan daya tarik wisata (DTW). Bahkan tidak sedikit yang tergolong unik dan menarik. Hanya saja, belum dikelola secara professional, sehingga setiap DTW yang ada selalu dihadapkan pada kendala, seperti jalan rusak, toilet kotor, kebersihan dan penataan toko-toko yang sering menutupi objek. (image/015)

© tir

Wisatawan yang ikut insenteve tour naik cruise

elaki yang bernama lengkap IB Sura Kesuma itu menambahkan, sejak lima tahun belakangan ini tak satupun ada yang berusaha kembali menggarap pasar incentive tersebut. Pelaku pariwisata, termasuk pemerintah hanya menunggu saja, sehingga karena tak sabar, akhirnya acuh tak acuh terhadap pasar ini. “Setelah beberapa tahun lesu, wisatawan incentive dari Inggris mulai memilih Bali untuk berlibur.

L

Dari Halaman 1

Rp 3,5 M ..................................... ITB Singapura (Oktober) dan DEMA di Orlando USA (Nopember). Promosi dalam negeri seperti ikut Gebyar Nusantara Jakarta (Mei) dan promosi Batam (Oktober) selalu diikuti oleh Bali. Sementara, promosi event-event pariwisata yang ada di Bali pihaknya tetap bekerjasama dengan Bali Travel News (BTN). Akses informasi tentang pariwisata Bali melalui internet dengan periode update data setiap saat juga diupayakan sebagai usaha agar Bali tetap menjadi daerah tujuan wisata (DTW) pilihan bagi wisatawan nasional dan internasional. Selain itu, pihaknya juga merangkul stake-holder pariwisata seperti Bali Village dalam mengikuti event ITB Berlin selalu dilakukan. Subhiksu mengatakan, sesuai dengan informasi yang tertuang dalam calendar of event tahun 2010 yang diterbitkan Dispar Provinsi Bali ada berbagai event yang sangat menarik

Selain itu ada juga beberapa requests yang memilih Bali,” paparnya. Ditambahkan, tahun ini, pasar incentive mulai menggeliat. Sekarang saja, dirinya mengaku meng-handle tamu incentive sebanyak 60 orang. Rombongan wisatawan asal Inggris ini diorganized oleh perusahan CMS Event dan dipandu oleh Martyn Steele bekerjasama dengan M&M Company yang merupakan

perwakilan dari Pacific World di Inggris. “Sekarang, wisatawan incentive dan requests mulai berdatangan. Mereka kebanyakan dari Inggris dan Irlandia.” Menurutnya, wisatawan Inggris itu sangat loyal. Mereka tidak hanya menginap di hotel, tetapi juga makan, minum ataupun ‘hura-hura’ dilakukan di tempat mereka menginap. Dengan begitu sangat menguntungkan bagi pengusaha akomodasi di Bali. Beda dengan wisatawan Australia atau Asia yang biasanya hanya memanfaatkan hotel untuk tidur saja. Wisatawan incentive biasanya tinggal di hotel berkelas. Misalnya, tamu yang di-handle Gus Lolec saat ini. Mereka menginap di Four Season Bali, dan memilih acara naik cruise seal sensation untuk melihat keindahan pulau dewata. Mereka juga memilih tur keliling Pulau Bali. Mengenai kendala pelabuhan (port) di Bali, menurut Lolec, terkait dengan masalah keamanan. Meski sudah ada Polisi Air (Pol Air), namun petugas ini sering tidak dilengkapi ‘amunisi’ yang lengkap. Misalnya, peralatan (kapal patroli) sudah ada, namun sering terbentur tak bisa beroperasi maksimal, karena kekurangan bahan bakar. “Hal ini menjadi atensi khusus bagi wisatawan yang ingin bersenangsenang di Bali,” tegasnya. Demikian juga dengan penjagaan di pelabuhan sangat longgar. Artinya, semua orang bisa lewat dan lalu-lalang pada jetty (jembatan menuju kapal) tanpa ada metal ditektor. “Mestinya pengamanan di pelabuhan itu sama dengan yang dilakukan di Bandara,” katanya kepada team Bali Travel News (kelompok media Bali Post). (image/015)

mulai dari budaya/upacara agama Hindu hingga festival. Pesta Kesenian Bali dan berbagai festival lainnya seperti A Touch of Creativity, Kuta Carnival, Bali Kite Festival, Nusa Dua Fiesta, Ubud Write & Reders Festival, Sanur Village Festival dan Spirit Festival. “Nah, eventevent inilah saya harapkan dapat disebar-luaskan oleh BTN bahkan bila perlu © tir dikemas menjadi news yang Kadisparda Bali, Drs.IB.Subhiksu (tengah) saat menarik,” imbuhnya,. Disamping itu, menerima Pemimpin Redaksi Bali Travel News, Wisnu Wardana (kedua dari kanan) beserta tambahnya, potensi desa juga rombongan. akan dijadikan kawasan terintegrasi yang akan menyasar 40 berkaitan dengan pariwisata dan budaya, desa. Kawasan terintegrasi ini tak hanya Dispar Bali juga akan melakukan yang memiliki potensi pertanian, tetapi koordinasi dengan semua SKPD (Satuan juga kelautan, perkebunan, budaya, seni Kerja Pemerintah Daerah) yang ada. dan sebagainya. Desa-desa tersebut Misalnya, Dinas Perkebunan membuat akan digali, sehingga menjadi potensi festival tanaman anggrek dan wisata baru. sebagianya akan disinergikan oleh Dinas Untuk lebih memperkenalkan semua Pariwisata. kegiatan yang ada di Bali, khususnya (image/015)

Anggaran .................................. Harus Kontinyu Sebenarnya, pemerintah kabupaten di Bali, tak perlu terlalu banyak mengeluarkan dana untuk promosi. Mengingat Bali sebagai ikon destinasi wisata internasional telah diuntungkan dalam setiap kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Bahkan hampir 80% biaya promosi yang dikeluarkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diperuntukkan untuk mempromosikan Bali. “Jika menjual pariwisata Indonesia tentu saja Bali yang pertama kali disebut,” kata Ngurah Wijaya sembari menambahkan bahwa disinilah keuntungan yang dimiliki Bali. Sementara Ketua Bali Villa Association (BVA), Ismoyo Soemarlan mengungkapkan, promosi adalah kegiatan yang harus dilakukan secara kontinyu, terus menerus. Terlepas Bali telah dikenal dunia internasional, promosi tetap dilakukan. Di sinilah, katanya, perlu pemikiran yang lebih fokus untuk dapat melakukan promosi secara bersama-sama dari semua kabupaten di Bali dan juga swasta. “Mengapa kita harus berjalan sendiri dengan biaya yang besar, jika kita bisa berjalan bersama dengan biaya yang lebih murah,” kata Ismoyo. Meski biaya promosi tiap kabupaten kecil, namun jika mau digabungkan dengan seluruh kabupaten di Bali, juga asosiasi serta swasta tentunya sangat banyak nilainya. “Wisatawan tak akan kenal Badung, Denpasar atau Gianyar! Tapi mereka datang ke Bali. Jadi, jangan promosikan Bali secara terpisah-pisah,” ujarnnya. Lebih lanjut ia mengatakan, kesadaran akan peranan dan fungsi promosi sangat penting. “Menurut saya, biarkan yang berpromosi ke luar negeri swasta dan asosiasi, sedangkan pemerintah seharusnya ke luar negeri untuk bertemu dengan pemerintah setempat. Di sana ia akan lebih focus membicarakan mengenai masalah kebijakan, infrastruktur dan lain-lain dan bukan ketemu dengan travel agent,” katanya sambil menambahkan, di lain pihak orang-orang yang melakukan promosi juga harus menguasai produk, bahasa dan strategi marketing yang baik. “Yang lebih penting lagi, setelah promosi dilakukan harus dipikirkan what next dan bagaimana evaluasinya!.” Lain halnya dengan Lolec. Promosi penting, tetapi evaluasi yang lebih penting. Sebab, untuk menentukan berhasil ataupun tidaknya promosi yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini mengingat, mereka bepergian atau bertugas dengan memakai uang negara atau rakyat. “Harus mengembalikan kepada rakyat, sehingga rakyat tahu apa yang sudah dilakukan.” Menurut Lolec, sering kali laporan resmi tentang pertanggung jawaban dari pemakaian uang negara tidak ada. Paling banter, wartawan dipanggil, selanjutnya menerangkan yang sudah dilakukan itu sukses, maka tugasnya sudah selesai. “Itu kan bukan laporan, itu tak ubahnya menyukseskan diri sendiri sebagai bintang film,” katanya. “Sekarang ini,” tegas Directur Pacific World ini, apapun yang dilakukan orang kalau tak ada evaluasi atau tak dikontrol itu ngak benar. Makanya harus hati-hati, jangan mentang-mentang duit datang dari langit lantas main sembarangan

saja. “Intinya adalah pertanggung jawaban duit rakyat itu harus benar,” tegasnya. Ketua Kadin Bali, Gede Wiratha mengatakan, perusahaan-perusahaan besar juga negara-negara maju selalu mempromosikan dirinya. Misalnya ‘Jepang Visit Year’ yang dilakukan di media-media dan itu memang disediakan anggarannya. Promosi itu penting, namun perlu disikapi juga promosi harus dalam kontek yang tepat. Promosi destinasi dilakukan oleh pemerintah sedangkan promosi produk dilakukan oleh industri. Industri melakukan promosi mempunyai bobot karena lebih dari 2% pendapatnya dipakai berpromosi. Namun semua itu dapat dilaporkan pada pemerintah, seperti dalam bentuk buklet, brosur, serta semua kontak dengan agent di luar negeri dilakukan secara regular dan tak perlu dipertanyakan lagi. “Tiga atau dua tahun sebelumnya industri sudah memprogramkan dana dan jadwal promosinya. Beda dengan pemerintah dianggarkan setahun sekali,” katanya. Gede Wiratha sangat setuju dengan promosi pariwisata Bali lewat TV asing, apalagi CNN. Menurutnya itu namanya promosi destinasi untuk memperkenalkan Bali yang elok. Setelah itu sektor swasta sebagai anak angkatnya, anak buahnya gampang mengikuti dalam bentuk road show, table top atau bentuk promosi yang lain. Sekarang ini, tambah pemilik berbagai usaha wisata ini, banyak pihak swasta yang emosi dan mempertanyakan, pemerintah kabupaten yang mendapatkan PHR kok tak melakukan promosi. Inilah yang harus disikapi oleh pejabat-pejabat. Mestinya dana PHR yang diterima kabupaten digunakan untuk melakukan promosi. Melakukan promosi destinasi, bukan produk. Yang semestinya dilakukan pemerintah adalah mem-backup promosi dari industri. Pemerintah mestinya membuat fasilitas-fasilitas dari pada tujuan pariwisata itu menjadi elok. Melakukan penghijauan, air bersih, pemadam kebakaran tak terlambat, jaminan kesehatan berbelit-belit dan kebersihan, keamanan. Walau demikian, pemerintah juga perlu promosi ke luar sebagai branding image dari pada provinsi Bali. Kalau dilakukan oleh kabupaten, itu kurang tepat. Makanya diperlukan single destination yang bernama Bali. “Idenya, Pak Mangku (Gubernur, red) perlu membuat single destination Bali di bawah Pemprov Bali. Tak perlu ada promosi Jembrana, Badung, Gianyar karena tidak ada yang tahu itu di luar negeri. Yang mereka tahu adalah Bali. Kalau Bali sudah masuk, secara praktis akan memberikan manfaat terhadap industrinya, rakyatnya, sehingga ekonomi rakyat bagus akan membayar pajak dengan baik. Pajak yang bagus akan kembali lagi untuk membangun,” Intinya, perlu ada diskusi yang elegan antara ekskutif dan legislatif yang seyogyanya dalam mengelola negara sama dengan mengelola perusahaan. Harus ada perhitungan untung rugi, jangan bersifat study. “Kalau ada yang ngomong study banding dulu. Ngak bisa. Menjadi anggota DPR baru mau belajar. Kalau mau belajar di SMP, SMA tak ada orang di Thailand mengajar orang bagaimana cara berpariwisata. Jadi study banding itu tak relevan. Apalagi memakai anggaran dari uang rakyat,” paparnya berang. (image/008/015)


6

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Dukung Konferensi Perayaan Puncak HUT Denpasar Lingkungan Hidup Bulan Pebruari 2010, Bali menjadi pusat digelarnya Konfrensi Lingkungan Hidup Sedunia. A.AG Alit Sastrawan, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali mengatakan, Bali sangat mendukung kegiatan bertarap internasional itu dengan cara menciptakan kebersihan dan penghijauan di seluruh pulau dewata. “Lewat kegiatan bersihbersih ini, Bali sebagai destinasi akan menjadi lebih nyaman dikunjungi wisatawan. Apalagi menjadi tuan rumah konferensi lingkungan hidup Bali harus bersih,” katanya.

egiatan bersih-bersih tak hanya diprioritaskan pada tempat-tempat umum, tetapi juga di sungai, kali dan got. Sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar menghadapi berbagai persoalan mulai dari masalah sampah, serbuan penduduk, juga kepadatan arus lalulintas maka sudah saatnya. “BLH bekerjasama dengan Pemkot Denpasar melaksanakan program kali bersih (Prokasih) di Tukad Mati,” ucapnya. Dalam kegiatan kebersihan itu, lanjut Sastrawan, selalu melibatkan para intansi, siswa sekolah, masyarakat, LSM, dan pengusaha. Diajaknya berbagai komponen masyarakat ini, karena persoalan lingkungan bukan

K

Puncak peringatan HUT ke-18 Pemerintah Kota Denpasar yang jatuh pada tanggal 27 Pebruari 2010, namun karena bertepatan dengan Hari Raya Saraswati maka diundur menjadi tanggal 2 Maret 2010. Kabag Humas Pemkot Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena, SE. MSi, mengatakan memperingati hari bersejerah itu dimaknai dan dirayakan dengan melibatkan semua komponen masyarakat. “Peringatan HUT kali ini betulbetul akan menyertakan peran serta masyarakat,” tegasnya.

rtinya, jelas Erwin, kegiatan HUT tahun ini bisa bermanfaat dari, oleh dan untuk masyarakat, sehingga ada rasa memiliki seluruh warga Kota Denpasar saat berulang tahun. Seluruh warga kota Denpasar diajak ikut merasakan nuansa dan suasana perayaan HUT Kota Denpasar itu. “Kami ingin menghilangkan kesan bahwa suasana HUT hanya menjadi pestanya para PNS saja,” tegas Erwin. Lebih jauh pria kelahiran Buleleng ini memaparkan berbagai program telah dirancang dalam memeriahkan HUT Kota Denpasar tahun ini. Mulai dari program peningkatan dan pelayanan kesehatan dengan mengadakan safari kesehatan ke banjar-banjar, kebersihan, bakti sosial, penamanan pohon hingga berbagai macam perlombaan baik menyangkut bidang seni, budaya dan olah raga. Pada acara puncak yakni malam harinya digelar kegiatan Malam Apreasi dan Prestasi yang dipusatkan di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Kegiatan ini akan melibatkan ribuan masyarakat baik tokoh-tokoh masyarakat, seniman,

A

AAG. Alit Sastrawan

© dok

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga seluruh elemen masyarakat harus sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan. “Sampah plastik menjadi fokus perhatian karena sampah anorganik ini tidak dapat terurai didalam tanah, sehingga akan membuat lingkungan semakin buruk,” tambahnya. Di kawasaan Tukad mati memang banyak ditemukan sampah yang bertebaran di sepanjang tukad mati, apalagi pada saat musim hujan aliran tukad mati tidak lancar bahkan sering banjir. Dengan langkah ini diharapkan lebih memacu Kota Denpasar dalam memperbaiki berbagai kerusakan lingkungan akibat mulai berkurangnya daya dukung lingkungan ditengah makin sesaknya kawasan lingkungan pemukiman. “Kegiatan Prokasih ini dilakukan untuk membersihkan tukad mati dari semua sampah termasuk utamnya sampah plastik,” imbuhnya. (image/015)

budayawan, guru-guru dan pelajar se-kota Denpasar. Walikota Rai Mantra akan memberikan penghargaan kepada masyarakat dan pelajar yang berprestasi mengharumkan Kota Denpasar. Walikota Denpasar juga akan menyampaikan pidato pertanggung Jawaban kepada masyarakat Denpasar selama kepemimpinannya. Yang paling penting lanjut pria berkumis ini Pemkot Denpasar akan memberikan pelayanan spesial kepada seluruh warga Denpasar berupa Pekan Informasi dan pelayanan publik. Kegiatan ini akan diadakan selama seminggu mulai tanggal 2 – 6 Maret di Parkir barat Stadion Ngurah Rai. “Pada kegiatan Pekan Informasi dan Pelayanan Publik ini masyarakat akan mendapat pelayanan langsung dari Pemerintah Kota Denpasar,” paparnya. Dalam hal ini, lanjut Erwin, semua SKPD yang terkait dengan Pelayanan Publik selama seminggu akan memberikan pelayanan seperti pembuatan IMB, KTP maupun pembuatan akta-akta seperti akta kelahiran, akta perkawinan serta pelayanan perijinan lainnya. “Lewat kegiatan ini Pemkot ingin

Tantangan SDM Pariwisata 2010 ahun 2010 menjadi titik tolak pemberlakuan Asean Framework Agreement on Services (AFAS), sebuah kesepakatan pemberlakuan pasar bebas di kawasan ASEAN. Bagi masyarakat awam mungkin saja hal ini menjadi berita yang sangat mengejutkan mengingat sangat banyak perjanjian yang telah disepakati oleh Indonesia namun jarang disosialiasikan kepada masyarakat yang berujung pada kepanikan karena secara psikologis masyarakat belum siap. Hal ini terungkap dalam Seminar ‘Tantangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Profesional Dalam Menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)’ di Hotel Puri Saron, Seminyak, Jumat (5/2) Sebenarnnya AFAS, telah ditandatangani oleh Menteri Ekonomi se-ASEAN pada tanggal 15 Desember 1995 di BangkokThailand yang disepakati berlaku pada tahun 2010. Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kerjasama diantara negara-negara anggota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

T

daya saing, diversifikasi kapasitas produksi, pasokan dan distribusi jasa layanan mereka, pemasok dalam dan di luar ASEAN. Pakar Hukum Ekonomi Pariwisata, Violeta SE, MA dalam makalahnya mengingatkan, perjanjian AFAS juga bertujuan untuk menghilangkan pembatasan substansial untuk perdagangan jasa di antara negara anggota serta meliberalisasi perdagangan jasa. Hal ini bermuara pada perwujudan kawasan perdagangan bebas pada sektor jasa yang akan direalisasikan pada tahun 2020. “Kesepakatan ini, akan menimbulkan fenomena yang merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Yang terpenting perlu dilakukan regulasi berbagai kebijakan terutama perangkat hukum fundamental yang mengatur hal-hal tersebut di atas, “imbuh Violeta. Ditambahkan, sebelumnnya, pemerintah Indonesia telah menyepakati perjanjian multilateral liberaliasi perdagangan jasa (General Agreement on Trade in service atau GATs). Dalam perjanjian ini lanjut Violeta,

© tir

Suasana seminar AFAS di Hotel Puri Saron Seminyak Indonesia telah memberikan komitmen dan meliberalisasi sector pariwisata. “Khusus untuk komitmen dan liberaliasasi jasa sektor pariwisata Indonesia telah menetapkan dan membuka subsektor di antaranya Hotel, Travel Agent dan Tour Operator,” tandas Violeta. Perlindungan Multikateral Sementara itu, pengamat lingkungan hidup dan pariwisata, Prof IB Adnyana Manuaba menekankan, diperlukan adanya penyediaan kerangka perlindungan multilateral yang lebih untuk kepentingan nasional. Konsekwensinya adalah perlunya penyempurnaan atau mempersiapkan peraturan perundang-undangan serta peningkatan kwalitas dalam pemberdayaan sumber daya manusia pariwisata di Bali. “Pemberdayaan SDM mutlak diperlukan sesuai dengan tuntutan

tugas dan tantangan yang terus berkembang.” . Untuk bisa produktif, tambah guru besar Unud tersebut, SDM harus diekspose pada kondisi kerja dan lingkungan yang ergonomic dan dikelola melalui manajemen masa depan. ‘SDM mulai dari top management sampai pada tingkat yang paling bawah harus merubah ‘mind set’ nya, dari pola pikir ‘mie instant’ menjadi pola pikir dan bertindak yang holistic” Di lain pihak Violeta menambahkan, kini bukan Dari Halaman 3

VoB ......................................... “Pelayanan VoB ini nantinnya bisa diperluas untuk kedatangan wisatawan dari negara potensial seperti Australia, China dan Korea Selatan,” kata Jero Wacik. Sementara itu dua orang wisatawan yang menjadi penumpang pesawat Garuda dengan pelayanan VoB, Ms. May

Pemerintah Hancurkan Sektor Pertanian Secara Sistematis Oleh : Prof Dr Wayan Windia elah lama dikumandangkan bahwa sektor pertanian adalah tulang-punggung bangsa. Atau media untuk aktivitas kebudayaan, dan lainnya. Selanjutnya, dominansi sektor pertanian dalam perekonomian bangsa, juga dikaitkan dengan kehidupan budaya bangsa. Oleh karenanyalah, budaya bangsa ini juga dikenal sebagai berbudaya agraris. Kalau tulang-punggung bangsa ini sakit, maka budaya bangsa inipun akan ikut sakit. Indikasinya kini telah nyata. Sektor pertanian yang terpinggirkan, telah memunculkan budaya pragmatis dan individualistis (sebagai akibat globalisasi). Tahun lalu telah muncul UU tentang Keberlanjutan Lahan Pertanian. Dalam UU itu telah dinyatakan berbagai sanksi yang tegas yang berkait dengan konversi lahan pertanian. Bahkan sanksi juga dikenakan bagi para pejabat pengambil kebijakan yang melanggar UU itu. Saya yakin bahwa para pencoleng tetap saja akan mencari celah untuk

T

© dok

Made Erwin Suryadarma Sena memberikan kemudahan kepada masyarakat. Untuk itu silakan datang untuk mendapat pelayanan aparat dan SKPD terkait. Pelayanan ini juga untuk membuktikan bahwa penghargaan yang diberikan oleh KPK kepada Pemkot Denpasar terhadap pelayanan publik tidak keliru,” jelas Erwin seraya menambahkan Pemkot Denpasar meraih poin tertinggi dalam survei Integritas terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh KPK. (image/015)

Koreksi:

Pada edisi Vol.IV/No 18, Halaman 6 pada tulisan berjudul ‘Cok Ace: Silahkan Bentuk PHRI di Balung’ tertulis …… Cokorda Raka Sukawati …., seharusnya; ….. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ……….. Demikian pembetulan ini dibuat, dan mohon maaf kepada yang bersangkutan. (Redaksi Image/BTN)

saatnnya lagi Indonesia hanya sibuk mencari cara untuk menangkal arus pasar bebas tersebut. Namun yang lebih penting lagi harus memiliki tekad untuk dapat memenangkan persaingan di negeri sendiri dan juga ikut bersaing hingga ke luar negeri. Seminar yang dihadiri ratusan kalangan pariwisata dibidang perhotelan, usaha perjalanan wisata, pengusaha villa, institusi pendidikan, pemerintah dan media di Bali ini diselengarakan oleh IAPINDO Bali (Ikatan Ahli Perhotelan Indonesia) bekerjasama dengan PHRI Bali. Seminar ini didukung pula oleh Pemda Badung, Bali Tourism Board, Kuta Executive Club (KEC), Bali Villa Association, BTDC, Bank Bukopin, ASITA Bali, AMPB, SKBBA, Bali Travel News dan Tri Hita Karana Tourism Award. Menurut Ketua KEC dan Wakil Ketua III IAPINDO Bali, I Gusti Kade Sutawa, diharapkan kegiatan mampu menjembatani hal-hal terkait kebutuhan penanganan SDM pariwisata Bali, agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Untuk dapat bersaing secara global, kualitas dengan standar internasional perlu untuk selalu ditingkatkan bagi SDM (Image/008) Pariwisata Bali. dan Ms. Saila mengungkapkan kegembiraannya dengan program ini. “Kami merasa senang dan terbantu dengan pelayanan ini yang tidak mengharuskan kami mengantre di Bandara untuk pengurusan visa on arrival,” kata mereka. Bahkan wisatawan asal Japang yang telah lima kali ke Bali ini mengaku semakin senang datang ke Bali dengan adanya pelayanan (Image/008) baru ini.

melanggar UU itu. Sepanjang sektor pertanian masih lemah dan sakit, maka daya tarik dan daya dorong untuk melakukan konversi lahan akan bertemu pada suatu titik harga yang disepakati. Masalah keberlanjutan lahan pertanian, bukanlah masalah adanya UU untuk itu. Namun masalahnya adalah adanya berbagai sistem pemerintah, yang secara sistematis menghancurkan sektor pertanian kita. Sistem Pajak PBB Sebelumnya, pajak atas lahan dilakukan berdasarkan produksi dari lahan ybs. Maka sejak berlakunya sistem Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), telah ada kekhawatiran yang intens, bahwa sektor pertanian akan dihancurkan. Bukti empirik sudah sangat nyata saat sekarang ini. Banyak ada keluhan dan bahkan protes (demo) dari petani berkait dengan sistem penetapan pajak PBB yang berlandaskan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). NIlai NJOP cendrung disesuaikan setiap 2 tahun. Padahal nilai jual

produk pertanian (penerimaan usahatani) belum tentu bertambah. Bahkan mungkin menurun. Dengan naiknya NJOP, maka nilai PBB yang harus dibayar petani terus meningkat. Padahal penghasilannya justru semakin menurun. Kemudian, kalau di suatu kawasan (subak) ada pembangunan villa, maka NJOP tentu juga dengan cepat menanjak. Padahal pendapatan petanipun belum tentu meningkat. Bahkan sebaliknya justru petani memberikan subsidi pemandangan alam sawah (view sawah) bagi investor villa. Hal inilah yang membuat petani ngambek dan frustasi, lalu menjual sawahnya. Semua itu menunjukkan bahwa pemerintah memang secara sistematis ikut bergerak untuk membunuh sektor pertanian. Sebab, siapa yang bisa membayar pajak yang semakin membumbung dari penghasilan lahannya yang semakin memburuk ? Sistem BPN Mekanisme dari sistem Badan

Parah, Abrasi di Pantai Sanur Kasus abrasi di kawasan Pantai Sanur cukup parah. Hal tersebut membuat daya tarik pantai pertama (sun-rise) di Bali ini menjadi tak nyaman. “Abrasi pantai ini harus segera ditanggulangi. Kalau tidak, akan berpangaruh terhadap kenyamanan wisatawan,” kata IB Sidharta Putra, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) ketika menerima kunjungan Chief Editor Bali Travel News, Wisnu Wardana dan Dr.KG Darma Putra dari Tim Tri Hita Karana Awards, Jumat (22/1) di Griya Santrian Sanur.

© tir

Ketua YPS, IB Sidharta Putra (tengah) saat menerima Pemimpin Redaksi Bali Travel News, Wisnu Wardana (kedua dari kanan) dan Tim THK, Dr.KG Dharma Putra (kedua dari kiri). aat itu, Gusde demikian panggilan akrabnya mengaku, dirinya bingung untuk mengambil langkah dalam menangani kasus abrasi ini. Selain melakukan langkah nyata dengan melibatkan masyarakat, namun hal tersebut belum juga bisa ditanggulangi. Bahkan, dirinya sudah mengadu kepada pemerintah kota Denpasar, Bali bahkan pemerintah provinsi dan pusat, namun belum ada tandatanda akan terealisasi. “Sampai saat ini belum juga ada tindakan nyata dari pemerintah. Dan jujur,

S

masalah abrasai ini sangat perlu bantuan pemerintah,” katanya. YPS dan Blue Green General Manager Griya Santrian ini juga mengatakan, kalau insfrastruktur pantai rusak jelas tak nyambung dengan dengan promosi yang dilakukan. Sebaliknya, promosi yang dilakukan akan mubazir, karena belum ada kesiapan untuk membuat wisatawan senang, aman dan nyaman tinggal di Bali. “Kalau pun promosi itu bisa mendatangkan wisatawan dalam kondisi pantai yang rusak, setelah

balik ke negaranya, mereka akan berpikir dua kali untuk datang lagi ke Bali,” ujarnya. Dijelaskan, pariwisata Sanur ini ibaratnya lokomotif pembangunan ekonomi kota Denpasar dan Bali, dimana lokomotif ini mampu menggandeng banyak muatan. Kalau lokomotif ini rusak harus segera dibenahi. Jangan sampai membuat lokomotif baru yang memerlukan biaya yang sangat mahal. “Semestinya produk itu jangan sampai turun jauh ke bawah karena akan sulit memperbaiki bila telah dicitrakan buruk oleh konsumennya,” paparnya. Jika saja pemegang kebijakan sadar, kalau pariwisata Sanur itu rusak, kunjungan wisatawan menjadi turun dan itu akan mempengaruhi jumlah PHR (Pajak Hotel dan Restauran). Kalau jumlah PHR turun, tentu akan berpengaruh pada APBD dan ekonomi masyarakat Sanur dan Denpasar pun akan kelimpungan. Untuk menjaga alam dan kepariwisataan Sanur, YPS mengembangkan program Blue Green. Program ini menjaga alam dan lingkungan laut (Blue) menjadi bersih sehingga airnya layak untuk mandi dan melakukan upacara agama di Bali. Di samping itu membangun spirit tentang kelautan, termasuk terumbu karang. Sementara Green adalah membuat telajakan-telajakan hotel dan pekarangan rumah menjadi hijau. Sanur Village Festival Menyinggung mengenai keberadaan YPS, Gusde menambahkan, hotel-hotel di Sanur sangat diuntungkan. Hal ini mengingat semua kebijakan yang perpihak ke masyarakat dilakukan secara one gate. Artinya, 60% pendapatan YPS kembali kepada masyarakat Sanur dan 40%

3

Pertanahan Nasional (BPN) juga menyebabkan sektor pertanian menjadi ambruk. Khusus untuk Bali, dikenal adanya jalan subak dan berbagai jaringan irigasi (tersier dan bahkan kuarter). Tampaknya jalan subak dan sistem jaringan irigasi di tingkat tersier (subak) tidak terekam dalam basedata di kantor badan tsb. Dengan demikian, kalau ada jualbeli lahan sawah, maka BPN sering tidak memperhatikan kondisi riil itu. Dibuat saja gambar lahan itu, dengan tidak memperhatikan jalan subak, jaringan tersier dan kuarter. Hal itu menyebabkan jaringan irigasi akan tertutup kalau jual beli sawah itu dilakukan di kawasan hulu. Sistem irigasi dan draenasi akan tersumbat. Dengan demikian air irigasi tidak bisa mengalir ke hilir. Sawah di hilir akan beku. Petani juga akan frustasi. Akibatnya mereka akan terpaksa menjual sawahnya, karena tidak ada irigasi. Padahal mereka masih sangat senang bertani (meski tidak ada hasil yang maksimal). Ditambah lagi dengan sistem pembuatan akte tanah yang melibatkan notaris. Saksi-saksi cendrung hanya akan diambilkan dari stafnya semata. Berbagai usaha untuk dapat melibatkan Kelian Subak (Pekaseh) dalam proses jual-beli sawah pasti akan mentok. Karena petani harus berhadapan dengan orang

berdasi. Kalau saja Pekaseh dapat dilibatkan sebagai saksi dalam proses jual beli sawah, pasti subak akan lebih aman dan terlindungi. Karena Pekaseh pasti tahu, yang mana merupakan jalan subak, saluran tersier/kuarter, dll di kawasan subaknya. Semua itu akan bisa dilindungi oleh Pekaseh. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa sistem di lembaga BPN telah menyumbang secara sistematis proses penghancuran sawah dan khususnya sistem subak di Bali. Banyak lagi faktor lain yang menyebabkan lahan sawah tidak berlanjut. Pada pokoknya adalah karena sektor pertanian tidak menarik dan tidak menguntungkan. Indikatornya terlihat pada sumbangannya pada PDRB, orang yang enggan bekerja di sektor pertanian, nilai tambahnya yang sangat kecil, Nilai Tukar Petani (NTP) yang sangat kecil dan terus merosot, serta berbagai faktor lainnya. Kalau ingin ada keberlanjutan lahan sawah (sesuai dengan amanat UU), maka jadikanlah pertanian itu menarik dengan berbagai subsidi dan proteksi. Tanpa itu, maka UU tentang Keberlanjutan Lahan Sawah di Indonesia akan merupakan UU yang kosong dan tanpa makna. Percuma saja. Lahan sawah secara konsisten akan terus dijamah oleh berbagai investor yang lapar…

lainnya disisihkan untuk keamanan lingkungan Sanur. YPS juga memiliki sekolah untuk meningkatkan SDM Sanur, pasar, dan kelompok-kelompok yang semuanya bermanfaat untuk masayarakat Sanur. Menyinggung mengenai Sanur Village Festival (SVF), pihaknya berkomitmen akan menggelar setiap tahun. Tujuannya, agar masyarakat Sanur tahu bahwa pembangunan bukan hanya pembangunan fisik seperti menjaga lingkungan pantai, namun juga memiliki idealisme

pembangunan budaya. Sebab, berdasarkan beberapa kajian, ternyata wisatawan datang jauhjauh dari ujung dunia ke Bali hanya untuk menikmati budaya Bali. Oleh sebab itu, budaya masyarakat Sanur dan sekitarnya harus terus digali. Menurut Gusde, setiap tahun SVF digelar pada Agustus – September, namun dilaksanakan secara inovatif dan kreatif, sehingga tak membuat wisatawan cepat jemu, sehingga selalu ada yang baru.

*) Penulis adalah Ketua Lab. Sistem Subak, Fak.Pertanian, UNUD.

(Image/015)

VoB Permudah Wisman ke Bali Ini kabar gembira bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali di tahun 2010 ini, khususnya wisatawan asal Jepang. Kabar tersebut berupa pelayanan ‘Visa on Board’ (VoB) yang memudahkan wisatawan untuk tidak perlu lagi antre berjam-jam dalam pengurusan Visa on Arrival setibanya di Bali. “Ini adalah terobosan baru dalam pengurusan Visa on Arrival (VoA) untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi wisatawan asing,’ ungkap Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik, SE saat menyambut dan sekaligus menandai dimulainya pelayanan VoB di atas pesawat Garuda Indonesia dengan rute TokyoDenpasar-Jakarta. VoB yang telah berlaku sejak 1 Februari 2010 ini adalah layanan pengurusan dokumen keimigrasian berupa pemberian visa on arrival di atas pesawat yang dilaksanakan oleh petugas imigrasi. Untuk mendapatkan layanan VoB ini, para penumpang asing (warga Jepang) diminta untuk membeli voucher pembayaran ‘visa on arrival’ terlebih dahulu di counter chek-in Garuda Indonesia di Bandara Narita (Tokyo). Pemeriksaan passport dan pemberian VoA akan diproses di atas pesawat (dalam penerbangan) oleh petugas imigrasi khusus yang turut terbang bersama penumpang. Setelah penumpang mendapatkan VoA, petugas juga akan memberikan satu kartu khusus bagi

penumpang pemegang VoB. Dievaluasi Terus Pelayanan VoB ini sebelumnya telah diuji coba pada 21 Desember 2009 di Pesawat Garuda dengan rute yang sama. Pelayanan ini merupakan sebuah terobosan baru dalam upaya menarik kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang pada tahun 2010 menargetkan 7 juta kunjungan wisman. Program ini merupakan bagian yang sangat nyata untuk menghilangkan hambatan yang menjadi salah satu keluhan wisatawan. “Mereka sudah capek dengan penerbangan yang memakan waktu berjam-jam. Setibanya mereka di Bali mereka harus antre lagi untuk mengurus VoA. Makanya, kita berusaha mencari solusinya,” ujar Jero Wacik saat acara penyambutan, Senin (1/ 2) di Bandara Ngurah Rai. Menbudpar menegaskan, pihaknya akan terus mengevaluasi terobosan pelayanan VoB di atas pesawat Garuda dari Narita ke Ngurah Rai ini. Bahkan untuk tahun ini pelayanan VoB di Jepang akan ditingkatkan ke Bandara lainnya seperti Nagoya dan Osaka. Diharapkan nantinya hal serupa juga bisa diterapkan ke rute-rute lain dalam rangka menambah kenyamanan bagi wisman yang berkunjung ke Indonesia. Halaman 6

VoB ..............................................


4

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No.19, 12 - 25 Februari 2010

Turun, Dana Promosi Wisata Badung Tahun 2010 dana promosi pariwisata Kabupaten Badung mengalami penurunan yang sangat drastis. Jika tahun 2009 dana promosi sebesar Rp 3.584.846.300, kini menjadi Rp 3.157.829.500. “Oleh karena itu promosi yang dilakukan tahun ini lebih efektif dan tepat sasaran,” kata Drs. I Dewa Made Sumitro, Kabid Promosi dan Pemasaran kepada image Bali Travel News di Kuta, baru-baru ini. romosi tahun tahun ini pemerintah kabupaten Badung telah merancang beberapa program untuk mendukung peningkatan kepariwisataan. Pihaknya akan melakukan promosi ke luar negeri sebanyak dua kali yaitu mengikuti World Travel Market, London (November) dan Korea Selatan (Juni). Sementara untuk promosi di dalam negeri seperti ke Batam, Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi dan Nusa Dua. “Pemerintah Badung juga tetap aktif menyebarkan brosur ke pangsa pasar utama melalui kedutaan di masing-

P

masing negara,” katanya. Untuk meningkatakan SDM kepariwisataan maka program penyuluhan, pelatihan bahasa dan guide. Penyuluhan terhadap manajemen dan karyawan hotel berbintang dan non bintang, restoran, bar, diskotek, rekreasi hiburan umum, pedagang souvenir (acung), pengelola objek, siswa dan mahasiswa perhotelan. Dalam hal ini pemerintah tetap melibatkan media cetak dan elektronik, sehingga berdampak pada dunia luas. “Disparda Badung juga secara terus menerus menghimbau kepada PHRI, HPI, pengelola objek pariwisata dan gabuangan wisata bahari untuk senantiasa melaksanakan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah dan kenangan),” imbuhnya. Pelatihan seperti pemandu wisata bagi kelompok sadar wisata, juga pelatihan bahasa Inggris. Selain itu tetap melakukan pembinaan kepada kelompok sadar wisata yang dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi ditingkat propinsi. “Disparda akan menyiapkan data kunjungan setiap bulannya untuk dievaluasi. Serta tetap menggelar pemilihan. Jegeg bagus sebagai duta wisata.

Wisatawan mancanegara saat menikmati fasilitas hotel

(image/015)

© tir

Infrastruktur, Kendala Wisata Tabanan

Keamanan dan Kebersihan Bagus Parkir Tanah Lot Kurang Sejuk

Tabanan sesungguhnya sangat kaya akan daya tarik wisata (DTW). Bahkan tidak sedikit yang tergolong unik dan menarik. Hanya saja, aset bagai permata itu belum diasah dan dikelola secara professional. DTW itu masih dipandang sebelah mata, sehingga setiap DTW yang ada selalu dihadapkan pada kendala infrstruktur yang sampai kini belum terpecahkan. Hal itu diosampaikan Tommy Soetrisno pimpinana rombongan Asita Bali yang sempat melakukan outing di daerah lumbung beras ini baru-baru ini.

Areal Parkir Objek Wisata Tanah Lot dinilai kurang sejuk. Hal itu karena kurang adanya tanaman rindang yang tumbuh. Apalagi pada siang hari, suasana menjadi semakin panas karena sinar matahari juga pantulan dari aspal halaman parkir. Namun, kebersihan serta kenyaman objek wisata mulai dari pintu masuk, areal parkir, pengecekan tiket, pasar, restoran, toilet hingga di pusat objek mendapat acungan jempol. Semua itu dianggap aman dan nyaman.

tulah pendapat para guide, travel agent dan wisatawan pada acara open house di Objek Wisata Tanah Lot yang digelar mulai dari akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010. Sebanyak 100 responden yang diberikan kuisener untuk memberikan masukan terhadap objek yang mengandalkan sunset ini. Manager Operasional Objek Wisata Tanah Lot, Made Sujana, M.Par. mengatakan, sudah menjadi program rutin, setiap tahun Manajemen Operasional Objek Wisata Tanah Lot mengadakan Open House. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan antar karyawan dan perusahaan serta memberikan servis timbal balik kepada stake holder, seperti supir dan guide yang membawa wisatawan berkunjung ke Tanah Lot. Menurut Sujana, lewat program tersebut diharapkan para sopir, guide, travel agent ataupun wisatawan bisa memberikan masukan dan saran melalui kuisioner yang dibagikan. Semua masukan tersebut nantinya dijadikan panduan serta acuan untuk menjaga serta meningkatkan kualitas objek yang mengandalkan sunset ini ke depan. “Setiap tahun, kami meminta masukan, saran ataupun

I

© tir

Pura Batu Bolong di DTW Tabah Lot kritik terhadap objek wisata Tanah Lot,” katanya. Wayan Mudita dan Wayan Punia, guide asal Denpasar dan Tabanan ini mengatakan, program penyebaran kuisener yang dilaksanakan oleh Manajeman Objek Wisata Tanah Lot sangat

bagus. Hal tersebut tidak saja membuat dirinya senang mengantar wisatawan, tetapi juga membuat nyaman bagi wisatawan. “Ya, kalau sudah aman dan bersih kita tak terlalu banyak ngomong lagi, wisatawan pasti senang dan puas,” kata mereka kompak. (image/015)

Masalah Promosi:

Denpasar Fokus di Dalam Negeri emerintah Kota Denpasar memastikan tak bakalan berpromosi ke luar negeri. Promosi hanya difokuskan di dalam negeri yaitu ke Batam (April), Surabaya (Mei), Jakarta (Mei) dan Yogyakarta (Juni). Bentuknya adalah road show, pameran, dan table top. “Berpromosi ke luar negeri, kami hanya menunggu ajakan dari Pemprov Bali,” kata Putu Budiasa, Kepala Dinas Pariwisata Denpasar, barubaru ini. Putu Budiasa mengaku, salah satu alasan memantapkan diri berpromosi di dalam negeri karena dana yang dianggarkan untuk itu sangat kecil yakni Rp 800 juta dari Rp 1,1 milyar tahun 2009. “Dana di bawah Rp.1 milyar sulit berpromosi di luar negeri. Makanya mantapkan promosi di pasar domestik saja,” ucapnya.

P

Dalam berpromosi, pihaknya selalu mengajak industri secara bergantian, termasuk promosi tahun 2010 ini. Industri yang diajak itu bukan dipilihnya sendiri, melainkan dipilih oleh assosiasi. Di samping itu, promosi dalam bentuk brosur, Denpasar Info, CD dan Discovery Denpasar juga tetap dilakukan. “Kami juga menggelar event secara reguler sebagai bentuk promosi event,” tambahnya. Evaluasi selalu dilakukan dengan cara menampilkan produk lebih bagus. Hal itu dibuktikan dari pihak penyelanggara selalu, menawarkan agar kota Denpasar ikut. “Temanteman dari luar Bali juga menganjurkan agar hal seperti itu digelar di Bali, kemudian mereka diundang untuk menyaksikannya. “Ide itu bagus, tetapi belum ada tempat yang representatif.”

Rombongan Asita usai site insecrection di Tabanan irector Indonesia PDTour ini mengatakan, kegiatan outing atas undangan Kepala Dinas Pariwisata Tabanan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat objek-objek wisata yang ada. Kegiatan yang dipandu Disparda Tabanan ini mengunjungi Museum Subak, Taman Kupu-kupu, tracking di Desa Sekartaji, Jatiluwih, Eko Tourism Strawberry Stop di Baturiti dan DTW Ulun Danu Beratan. “Kami diundang untuk memperkenalkan objek-objek wisata di Tabanan. Karena Asita yang sebagai pelaku pariwisata paling dekat terhadap wisatawan bisa mengajak tamunya jalan-jalan di daerah Tabanan,” katanya. Dari perjalanan wisata itu,

D

menurut Tommy yang paling berkesan adalah ketika mengunjungi Jati Luwih. bentangan sawah yang sangat luas dengan posisi bertingkattingkat. Sambil memuji potensi keindahan alam Jati Luwih, menurutnya harus tetap dijaga karena akan menjadi Warisan Wisata Dunia oleh Unesco. Apalagi, di tempat ini digelar serasehan dan tanya jawab antara Asita dengan Disparda Tabanan. Saat itu juga terungkap, bahwa produknya bagus tetapi penunjang insfrastruur sangat rapuh seperti akses jalan ke tempat-tempat wisata masih dalam keadaan rusak. “Member Asita sepakat untuk mempromosikan daya tarik wisata di Tabanan. Namun, anggota Asita Bali mengingatkan agar instruktur j a l a n segera dihotmick d a n

(image/015)

BEST OF WAHYU SPA 5 HOUR

Jl. Pantai Mengiat No. 14 P.O.Box 117, Nusa Dua Bali Tel: +62 361 771590, 773776. Fax : +62 361 771902 www.ulambali.com Jl. Pratama 88 Nusa Dua(Front Of Melia Benoa Hotel) Phone: +62 361 773738, Fax: +62 361 773970 www.ulambali.com Free Transport From Hotel To Restaurant, and Pick Up Back To Hotel in Nusa Dua Area

Twinn Massage oil Wahyu Spa, Ayurvedic Massage, Oil Head Massage, Balinese Creambath, Balinese Traditional Facial, Flower Bath or Milk Bath.

Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua - Bali Tel: +62 361 773444, Fax: +62 361 773445 www.ulambali.com DINNER With LEGONG DANCE every night at 20.00-21.00

Free Transportation For Jimbaran & Nusa Dua Area

© tir

Perayaan, Ubud Terbaik Se-Asia

diperbaiki,” ucapnya. Museum Subak Jatiluwih akan digarap oleh anggota Asita yang mengurus pasar China, Eropa, Taiwan, dan Jerman yang sudah mensuport dan bersedia mengajak tamunya ke sana. Dan yang membuat rombongannya terkesan ketika acara makan siang yang dijamu oleh prebekal disuguhkan nasi dibungkus dengan daun pisang. Melihat hal itu kontan Asita menyimpulkan ini bisa dijadikan sebuah daya tarik. Karena kalau makan, tamu sudah biasa makan di restorant degan peralatan yang mewah. “Budaya ini harus tetap dilestarikan sehingga Jatiluwih memiliki ciri khas yang lebih,” paparnya. Tommy lalu menyindir kondisi kebersihan di Museum Subak. Daya tarik wisata ini tampaknya kurang terurus terutama tamannya. Padahal di dalam museum isinya sangat menarik yang merupakan gambaran dari pada budaya Bali. Ilalang tumbuh tinggi tak terurus, juga tumbuhan liar lainnya. “Kalau tempat ini mau dijual harusnya dibenahi terlebih dahulu,” tegasnya. Sedangkan Taman Kupu-kupu akan digarap oleh agent yang mengurus Eropa yang menyukai dengan binatang. Tempat tracking di Desa Sekartaji banyak jalan yang licin. Rombongan sempat tergelincir namun dapat diselamatkan. Menurutnya, tracking ini betul-betul indah dan menantang. Namun, perlu ada tanggul tempat pegangan dari bamboo sehingga tidak terpeleset. Apalagi musim hujan seperti sekarang ini,” katanya. Stabber Stop, taman strawberry juga sangat indah. Tanaman ini memakai pupuk organic tanpa zat kimia. Setelah melakukan perjalanan panjang, wisatawan bisa menyantap buah strawberry ini. Dari sekian kunjungan itu, rombongan mengaku sangat terkesan dengan keadaan toilet di Ulun Danu Beratan. Menurutnya, toilet disitu sangat terawat dan merupakan toilet terbaik dari objekobjek yang sempat dikunjungi di Bali. Karyawan selalu membersihkan dari pagi sampai sore. “Kebersihan toilet di Ulun Danu bisa dijadikan contoh bagi pengelola objek-objek wisata di Bali. Itu harus betul-betul dijadikan projek percontohan,” tambahnya. (image/015)

© tir

Cok Ace foto bersama usai menerima Award sebagai Top City in Asia bud dinobatkan sebagai Top City in Asia ( kota terbaik se-Asia) oleh salah satu majalah terkemuka di Amerika, Conde Nast Traveler. Ubud menjadi pilihan terbanyak dari 25.000 responden pembaca Conde Nast Traveler. Ubud berada pada peringkat paling atas mengalahkan Bangkok (Thailand), Hongkong, Chiang Mai (Thailand), Kyoto (Japang), Singapore, Shanghai (RRC), Jaipur (India), Tokyo (Japan) dan Hanoi (Vietnam). “Kita tidak pernah menyangka Ubud dinobatkan sebagai kota terbaik di Asia . Ini merupakan kejutan yang harus kita syukuri dan banggakan,” ujar tokoh Puri Ubud, Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga Bupati Gianyar di sela perayaan untuk penghargaan tersebut, di Puri Ubud, Sabtu (30/1) lalu. Dikatakan Cok Ace demikian panggilan akrabnya, keramahan dan budaya yang selama ini terjaga di Ubud ternyata menjadikan kesan luar biasa bagi masyarakat dunia. Ubud sejak 80 tahun lalu sudah hidup berdampingan dengan masyarakat luar. Budaya tradisional di Ubud terpelihara kendati berdampingan dengan budaya asing. “Di Ubud tidak ada shock culture karena kita sudah biasa berdampingan dengan budaya asing sejak 80-an tahun lalu,” imbuhnya. Ubud sebagai destinasi pariwisata utama di Gianyar memiliki ciri yang sangat khas. Budaya dan alam adalah daya tarik yang membuat Ubud didatangi wisatawan. Keramah-tamahan yang merupakan bagian dari budaya Ubud merupakan nilai tertinggi yang kita sabet,” tambahnya. Sebagai tokoh sekaligus pimpinan daerah, Cok Ace mengingatkan bahwa Ubud sudah menjadi aset bangsa. “Pelestarian budaya serta pembangunan di Ubud bukan hanya tanggung jawab masyarakat Ubud, namun sudah menjadi tanggung jawab Bali dan Indonesia ,” jelasnya. Sementara itu, Aloysius Purwa mewakili Chris Mitchell dari Conde Nast Traveler menyatakan ada enam kriteria yang dijadikan penilaian. Enam kriteria tersebut antara lain atmosfir, seni dan budaya, keramah-tamahan, akomodasi, restoran, shopping dan frenlines . “Penilaian ini melibatkan sekitar 25.000 responden pembaca Conde Nast Traveler ,” jelasnya.

U

(BTN/015)

Cabut Izin Pengusaha yang Main Tebang Camat, orang nomer satu di Badung ini meminta agar menginventarisir pengusahapengusaha yang didepan tokonya ditanami pohon. Selanjutnya, mewajibkan kepada pengusaha untuk menjaga pohon trembesi agar tetap hidup dan menjadi besar. Peringatan itu rupanya tidak main-main. Hal itu dibuktikan dengan tindakan dari petugas DKP Badung dengan peralatan linggis membongkar dan melobangi beton di depan ruko sepanjang Jl. Dewi Sri untuk ditanami pohon trembesi. Gerakan penghijauan semacam ini akan terus dilakukan di wilayah Badung. Kegiatan gerakan penghijauan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dan Pemprov. Bali serta Hotel Alam Kulkul Boutique Resort. Kali ini gerakan penghijauan dengan menanam 2000 pohon trembesi di sepanjang Jl. Dewi Sri dan Jl. Sunset Road Kuta. Penghijauan ini melibatkan ribuan peserta mulai dari siswa, PNS, TNI serta masyarakat Kuta. Hadir pula Gubernur Bali diwakili Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemprov Bali Drs. I Ketut Wija, MM, N y o n y a Ratna Gde A g u n g , Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Hidup Bali Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ N u s r a , 1 Gatot Subroto Barat G e n e r a l Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Manager Email : bsmtours@dps.centrin.net.id Alam Kulkul bali_sunshine@indo.net.id dan Pejabat Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, P e m k a b Tiket, Tirta Yatra, dll. Badung.

Bupati Badung, A.A Agung Gde Agung SH memberi peringatan keras kepada pengusaha yang sama sekali tidak memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Bahkan, bagi pengusaha yang semena-mena menebang pohon karena hanya berpikiran pendek, atau hanya karena mengganggu pandangan rukonya akan diberi sanksi tegas. “Bila perlu izinnya pengusaha yang main tebang kita dicabut,” ancam Gde Agung disela-sela gerakan penghijauan penanaman 2000 pohon trembesi di sepanjang Jl. Dewi Sri dan Jl. Sunset Road Kuta, Kamis (28/1). Pada kesempatan itu, Gde Agung juga meminta s e m u a instansi terkait di B a d u n g h i n g g a t i n g k a t kelurahan memberikan per ingatan k e p a d a pengusaha tersebut. Ke p a d a

Included: Branch (Lunch or Dinner) Sauna, Jacuzzi, and Steambath and Balinese Legong Dance. Start : 20.00-21.00

Jl. By Pass Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua Bali Tel: +62 361 777010, 8545043 Fax : +62 361 777010

Open at : 09.00am till 22.00pm C12-81

C12-82

5

C12-109

SA-126

(image/015)


4

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No.19, 12 - 25 Februari 2010

Turun, Dana Promosi Wisata Badung Tahun 2010 dana promosi pariwisata Kabupaten Badung mengalami penurunan yang sangat drastis. Jika tahun 2009 dana promosi sebesar Rp 3.584.846.300, kini menjadi Rp 3.157.829.500. “Oleh karena itu promosi yang dilakukan tahun ini lebih efektif dan tepat sasaran,” kata Drs. I Dewa Made Sumitro, Kabid Promosi dan Pemasaran kepada image Bali Travel News di Kuta, baru-baru ini. romosi tahun tahun ini pemerintah kabupaten Badung telah merancang beberapa program untuk mendukung peningkatan kepariwisataan. Pihaknya akan melakukan promosi ke luar negeri sebanyak dua kali yaitu mengikuti World Travel Market, London (November) dan Korea Selatan (Juni). Sementara untuk promosi di dalam negeri seperti ke Batam, Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi dan Nusa Dua. “Pemerintah Badung juga tetap aktif menyebarkan brosur ke pangsa pasar utama melalui kedutaan di masing-

P

masing negara,” katanya. Untuk meningkatakan SDM kepariwisataan maka program penyuluhan, pelatihan bahasa dan guide. Penyuluhan terhadap manajemen dan karyawan hotel berbintang dan non bintang, restoran, bar, diskotek, rekreasi hiburan umum, pedagang souvenir (acung), pengelola objek, siswa dan mahasiswa perhotelan. Dalam hal ini pemerintah tetap melibatkan media cetak dan elektronik, sehingga berdampak pada dunia luas. “Disparda Badung juga secara terus menerus menghimbau kepada PHRI, HPI, pengelola objek pariwisata dan gabuangan wisata bahari untuk senantiasa melaksanakan Sapta Pesona (aman, tertib, bersih, indah, sejuk, ramah dan kenangan),” imbuhnya. Pelatihan seperti pemandu wisata bagi kelompok sadar wisata, juga pelatihan bahasa Inggris. Selain itu tetap melakukan pembinaan kepada kelompok sadar wisata yang dipersiapkan untuk mengikuti kompetisi ditingkat propinsi. “Disparda akan menyiapkan data kunjungan setiap bulannya untuk dievaluasi. Serta tetap menggelar pemilihan. Jegeg bagus sebagai duta wisata.

Wisatawan mancanegara saat menikmati fasilitas hotel

(image/015)

© tir

Infrastruktur, Kendala Wisata Tabanan

Keamanan dan Kebersihan Bagus Parkir Tanah Lot Kurang Sejuk

Tabanan sesungguhnya sangat kaya akan daya tarik wisata (DTW). Bahkan tidak sedikit yang tergolong unik dan menarik. Hanya saja, aset bagai permata itu belum diasah dan dikelola secara professional. DTW itu masih dipandang sebelah mata, sehingga setiap DTW yang ada selalu dihadapkan pada kendala infrstruktur yang sampai kini belum terpecahkan. Hal itu diosampaikan Tommy Soetrisno pimpinana rombongan Asita Bali yang sempat melakukan outing di daerah lumbung beras ini baru-baru ini.

Areal Parkir Objek Wisata Tanah Lot dinilai kurang sejuk. Hal itu karena kurang adanya tanaman rindang yang tumbuh. Apalagi pada siang hari, suasana menjadi semakin panas karena sinar matahari juga pantulan dari aspal halaman parkir. Namun, kebersihan serta kenyaman objek wisata mulai dari pintu masuk, areal parkir, pengecekan tiket, pasar, restoran, toilet hingga di pusat objek mendapat acungan jempol. Semua itu dianggap aman dan nyaman.

tulah pendapat para guide, travel agent dan wisatawan pada acara open house di Objek Wisata Tanah Lot yang digelar mulai dari akhir tahun 2009 hingga awal tahun 2010. Sebanyak 100 responden yang diberikan kuisener untuk memberikan masukan terhadap objek yang mengandalkan sunset ini. Manager Operasional Objek Wisata Tanah Lot, Made Sujana, M.Par. mengatakan, sudah menjadi program rutin, setiap tahun Manajemen Operasional Objek Wisata Tanah Lot mengadakan Open House. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan antar karyawan dan perusahaan serta memberikan servis timbal balik kepada stake holder, seperti supir dan guide yang membawa wisatawan berkunjung ke Tanah Lot. Menurut Sujana, lewat program tersebut diharapkan para sopir, guide, travel agent ataupun wisatawan bisa memberikan masukan dan saran melalui kuisioner yang dibagikan. Semua masukan tersebut nantinya dijadikan panduan serta acuan untuk menjaga serta meningkatkan kualitas objek yang mengandalkan sunset ini ke depan. “Setiap tahun, kami meminta masukan, saran ataupun

I

© tir

Pura Batu Bolong di DTW Tabah Lot kritik terhadap objek wisata Tanah Lot,” katanya. Wayan Mudita dan Wayan Punia, guide asal Denpasar dan Tabanan ini mengatakan, program penyebaran kuisener yang dilaksanakan oleh Manajeman Objek Wisata Tanah Lot sangat

bagus. Hal tersebut tidak saja membuat dirinya senang mengantar wisatawan, tetapi juga membuat nyaman bagi wisatawan. “Ya, kalau sudah aman dan bersih kita tak terlalu banyak ngomong lagi, wisatawan pasti senang dan puas,” kata mereka kompak. (image/015)

Masalah Promosi:

Denpasar Fokus di Dalam Negeri emerintah Kota Denpasar memastikan tak bakalan berpromosi ke luar negeri. Promosi hanya difokuskan di dalam negeri yaitu ke Batam (April), Surabaya (Mei), Jakarta (Mei) dan Yogyakarta (Juni). Bentuknya adalah road show, pameran, dan table top. “Berpromosi ke luar negeri, kami hanya menunggu ajakan dari Pemprov Bali,” kata Putu Budiasa, Kepala Dinas Pariwisata Denpasar, barubaru ini. Putu Budiasa mengaku, salah satu alasan memantapkan diri berpromosi di dalam negeri karena dana yang dianggarkan untuk itu sangat kecil yakni Rp 800 juta dari Rp 1,1 milyar tahun 2009. “Dana di bawah Rp.1 milyar sulit berpromosi di luar negeri. Makanya mantapkan promosi di pasar domestik saja,” ucapnya.

P

Dalam berpromosi, pihaknya selalu mengajak industri secara bergantian, termasuk promosi tahun 2010 ini. Industri yang diajak itu bukan dipilihnya sendiri, melainkan dipilih oleh assosiasi. Di samping itu, promosi dalam bentuk brosur, Denpasar Info, CD dan Discovery Denpasar juga tetap dilakukan. “Kami juga menggelar event secara reguler sebagai bentuk promosi event,” tambahnya. Evaluasi selalu dilakukan dengan cara menampilkan produk lebih bagus. Hal itu dibuktikan dari pihak penyelanggara selalu, menawarkan agar kota Denpasar ikut. “Temanteman dari luar Bali juga menganjurkan agar hal seperti itu digelar di Bali, kemudian mereka diundang untuk menyaksikannya. “Ide itu bagus, tetapi belum ada tempat yang representatif.”

Rombongan Asita usai site insecrection di Tabanan irector Indonesia PDTour ini mengatakan, kegiatan outing atas undangan Kepala Dinas Pariwisata Tabanan ini bertujuan untuk mengenal lebih dekat objek-objek wisata yang ada. Kegiatan yang dipandu Disparda Tabanan ini mengunjungi Museum Subak, Taman Kupu-kupu, tracking di Desa Sekartaji, Jatiluwih, Eko Tourism Strawberry Stop di Baturiti dan DTW Ulun Danu Beratan. “Kami diundang untuk memperkenalkan objek-objek wisata di Tabanan. Karena Asita yang sebagai pelaku pariwisata paling dekat terhadap wisatawan bisa mengajak tamunya jalan-jalan di daerah Tabanan,” katanya. Dari perjalanan wisata itu,

D

menurut Tommy yang paling berkesan adalah ketika mengunjungi Jati Luwih. bentangan sawah yang sangat luas dengan posisi bertingkattingkat. Sambil memuji potensi keindahan alam Jati Luwih, menurutnya harus tetap dijaga karena akan menjadi Warisan Wisata Dunia oleh Unesco. Apalagi, di tempat ini digelar serasehan dan tanya jawab antara Asita dengan Disparda Tabanan. Saat itu juga terungkap, bahwa produknya bagus tetapi penunjang insfrastruur sangat rapuh seperti akses jalan ke tempat-tempat wisata masih dalam keadaan rusak. “Member Asita sepakat untuk mempromosikan daya tarik wisata di Tabanan. Namun, anggota Asita Bali mengingatkan agar instruktur j a l a n segera dihotmick d a n

(image/015)

BEST OF WAHYU SPA 5 HOUR

Jl. Pantai Mengiat No. 14 P.O.Box 117, Nusa Dua Bali Tel: +62 361 771590, 773776. Fax : +62 361 771902 www.ulambali.com Jl. Pratama 88 Nusa Dua(Front Of Melia Benoa Hotel) Phone: +62 361 773738, Fax: +62 361 773970 www.ulambali.com Free Transport From Hotel To Restaurant, and Pick Up Back To Hotel in Nusa Dua Area

Twinn Massage oil Wahyu Spa, Ayurvedic Massage, Oil Head Massage, Balinese Creambath, Balinese Traditional Facial, Flower Bath or Milk Bath.

Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua - Bali Tel: +62 361 773444, Fax: +62 361 773445 www.ulambali.com DINNER With LEGONG DANCE every night at 20.00-21.00

Free Transportation For Jimbaran & Nusa Dua Area

© tir

Perayaan, Ubud Terbaik Se-Asia

diperbaiki,” ucapnya. Museum Subak Jatiluwih akan digarap oleh anggota Asita yang mengurus pasar China, Eropa, Taiwan, dan Jerman yang sudah mensuport dan bersedia mengajak tamunya ke sana. Dan yang membuat rombongannya terkesan ketika acara makan siang yang dijamu oleh prebekal disuguhkan nasi dibungkus dengan daun pisang. Melihat hal itu kontan Asita menyimpulkan ini bisa dijadikan sebuah daya tarik. Karena kalau makan, tamu sudah biasa makan di restorant degan peralatan yang mewah. “Budaya ini harus tetap dilestarikan sehingga Jatiluwih memiliki ciri khas yang lebih,” paparnya. Tommy lalu menyindir kondisi kebersihan di Museum Subak. Daya tarik wisata ini tampaknya kurang terurus terutama tamannya. Padahal di dalam museum isinya sangat menarik yang merupakan gambaran dari pada budaya Bali. Ilalang tumbuh tinggi tak terurus, juga tumbuhan liar lainnya. “Kalau tempat ini mau dijual harusnya dibenahi terlebih dahulu,” tegasnya. Sedangkan Taman Kupu-kupu akan digarap oleh agent yang mengurus Eropa yang menyukai dengan binatang. Tempat tracking di Desa Sekartaji banyak jalan yang licin. Rombongan sempat tergelincir namun dapat diselamatkan. Menurutnya, tracking ini betul-betul indah dan menantang. Namun, perlu ada tanggul tempat pegangan dari bamboo sehingga tidak terpeleset. Apalagi musim hujan seperti sekarang ini,” katanya. Stabber Stop, taman strawberry juga sangat indah. Tanaman ini memakai pupuk organic tanpa zat kimia. Setelah melakukan perjalanan panjang, wisatawan bisa menyantap buah strawberry ini. Dari sekian kunjungan itu, rombongan mengaku sangat terkesan dengan keadaan toilet di Ulun Danu Beratan. Menurutnya, toilet disitu sangat terawat dan merupakan toilet terbaik dari objekobjek yang sempat dikunjungi di Bali. Karyawan selalu membersihkan dari pagi sampai sore. “Kebersihan toilet di Ulun Danu bisa dijadikan contoh bagi pengelola objek-objek wisata di Bali. Itu harus betul-betul dijadikan projek percontohan,” tambahnya. (image/015)

© tir

Cok Ace foto bersama usai menerima Award sebagai Top City in Asia bud dinobatkan sebagai Top City in Asia ( kota terbaik se-Asia) oleh salah satu majalah terkemuka di Amerika, Conde Nast Traveler. Ubud menjadi pilihan terbanyak dari 25.000 responden pembaca Conde Nast Traveler. Ubud berada pada peringkat paling atas mengalahkan Bangkok (Thailand), Hongkong, Chiang Mai (Thailand), Kyoto (Japang), Singapore, Shanghai (RRC), Jaipur (India), Tokyo (Japan) dan Hanoi (Vietnam). “Kita tidak pernah menyangka Ubud dinobatkan sebagai kota terbaik di Asia . Ini merupakan kejutan yang harus kita syukuri dan banggakan,” ujar tokoh Puri Ubud, Ir. Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati yang juga Bupati Gianyar di sela perayaan untuk penghargaan tersebut, di Puri Ubud, Sabtu (30/1) lalu. Dikatakan Cok Ace demikian panggilan akrabnya, keramahan dan budaya yang selama ini terjaga di Ubud ternyata menjadikan kesan luar biasa bagi masyarakat dunia. Ubud sejak 80 tahun lalu sudah hidup berdampingan dengan masyarakat luar. Budaya tradisional di Ubud terpelihara kendati berdampingan dengan budaya asing. “Di Ubud tidak ada shock culture karena kita sudah biasa berdampingan dengan budaya asing sejak 80-an tahun lalu,” imbuhnya. Ubud sebagai destinasi pariwisata utama di Gianyar memiliki ciri yang sangat khas. Budaya dan alam adalah daya tarik yang membuat Ubud didatangi wisatawan. Keramah-tamahan yang merupakan bagian dari budaya Ubud merupakan nilai tertinggi yang kita sabet,” tambahnya. Sebagai tokoh sekaligus pimpinan daerah, Cok Ace mengingatkan bahwa Ubud sudah menjadi aset bangsa. “Pelestarian budaya serta pembangunan di Ubud bukan hanya tanggung jawab masyarakat Ubud, namun sudah menjadi tanggung jawab Bali dan Indonesia ,” jelasnya. Sementara itu, Aloysius Purwa mewakili Chris Mitchell dari Conde Nast Traveler menyatakan ada enam kriteria yang dijadikan penilaian. Enam kriteria tersebut antara lain atmosfir, seni dan budaya, keramah-tamahan, akomodasi, restoran, shopping dan frenlines . “Penilaian ini melibatkan sekitar 25.000 responden pembaca Conde Nast Traveler ,” jelasnya.

U

(BTN/015)

Cabut Izin Pengusaha yang Main Tebang Camat, orang nomer satu di Badung ini meminta agar menginventarisir pengusahapengusaha yang didepan tokonya ditanami pohon. Selanjutnya, mewajibkan kepada pengusaha untuk menjaga pohon trembesi agar tetap hidup dan menjadi besar. Peringatan itu rupanya tidak main-main. Hal itu dibuktikan dengan tindakan dari petugas DKP Badung dengan peralatan linggis membongkar dan melobangi beton di depan ruko sepanjang Jl. Dewi Sri untuk ditanami pohon trembesi. Gerakan penghijauan semacam ini akan terus dilakukan di wilayah Badung. Kegiatan gerakan penghijauan ini merupakan kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Badung dan Pemprov. Bali serta Hotel Alam Kulkul Boutique Resort. Kali ini gerakan penghijauan dengan menanam 2000 pohon trembesi di sepanjang Jl. Dewi Sri dan Jl. Sunset Road Kuta. Penghijauan ini melibatkan ribuan peserta mulai dari siswa, PNS, TNI serta masyarakat Kuta. Hadir pula Gubernur Bali diwakili Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Pemprov Bali Drs. I Ketut Wija, MM, N y o n y a Ratna Gde A g u n g , Kepala Pusat Pengelolaan Lingkungan PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Hidup Bali Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ N u s r a , 1 Gatot Subroto Barat G e n e r a l Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Manager Email : bsmtours@dps.centrin.net.id Alam Kulkul bali_sunshine@indo.net.id dan Pejabat Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, P e m k a b Tiket, Tirta Yatra, dll. Badung.

Bupati Badung, A.A Agung Gde Agung SH memberi peringatan keras kepada pengusaha yang sama sekali tidak memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan. Bahkan, bagi pengusaha yang semena-mena menebang pohon karena hanya berpikiran pendek, atau hanya karena mengganggu pandangan rukonya akan diberi sanksi tegas. “Bila perlu izinnya pengusaha yang main tebang kita dicabut,” ancam Gde Agung disela-sela gerakan penghijauan penanaman 2000 pohon trembesi di sepanjang Jl. Dewi Sri dan Jl. Sunset Road Kuta, Kamis (28/1). Pada kesempatan itu, Gde Agung juga meminta s e m u a instansi terkait di B a d u n g h i n g g a t i n g k a t kelurahan memberikan per ingatan k e p a d a pengusaha tersebut. Ke p a d a

Included: Branch (Lunch or Dinner) Sauna, Jacuzzi, and Steambath and Balinese Legong Dance. Start : 20.00-21.00

Jl. By Pass Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua Bali Tel: +62 361 777010, 8545043 Fax : +62 361 777010

Open at : 09.00am till 22.00pm C12-81

C12-82

5

C12-109

SA-126

(image/015)


6

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Dukung Konferensi Perayaan Puncak HUT Denpasar Lingkungan Hidup Bulan Pebruari 2010, Bali menjadi pusat digelarnya Konfrensi Lingkungan Hidup Sedunia. A.AG Alit Sastrawan, Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Bali mengatakan, Bali sangat mendukung kegiatan bertarap internasional itu dengan cara menciptakan kebersihan dan penghijauan di seluruh pulau dewata. “Lewat kegiatan bersihbersih ini, Bali sebagai destinasi akan menjadi lebih nyaman dikunjungi wisatawan. Apalagi menjadi tuan rumah konferensi lingkungan hidup Bali harus bersih,” katanya.

egiatan bersih-bersih tak hanya diprioritaskan pada tempat-tempat umum, tetapi juga di sungai, kali dan got. Sebagai Ibu Kota Provinsi Bali, Denpasar menghadapi berbagai persoalan mulai dari masalah sampah, serbuan penduduk, juga kepadatan arus lalulintas maka sudah saatnya. “BLH bekerjasama dengan Pemkot Denpasar melaksanakan program kali bersih (Prokasih) di Tukad Mati,” ucapnya. Dalam kegiatan kebersihan itu, lanjut Sastrawan, selalu melibatkan para intansi, siswa sekolah, masyarakat, LSM, dan pengusaha. Diajaknya berbagai komponen masyarakat ini, karena persoalan lingkungan bukan

K

Puncak peringatan HUT ke-18 Pemerintah Kota Denpasar yang jatuh pada tanggal 27 Pebruari 2010, namun karena bertepatan dengan Hari Raya Saraswati maka diundur menjadi tanggal 2 Maret 2010. Kabag Humas Pemkot Denpasar Made Erwin Suryadarma Sena, SE. MSi, mengatakan memperingati hari bersejerah itu dimaknai dan dirayakan dengan melibatkan semua komponen masyarakat. “Peringatan HUT kali ini betulbetul akan menyertakan peran serta masyarakat,” tegasnya.

rtinya, jelas Erwin, kegiatan HUT tahun ini bisa bermanfaat dari, oleh dan untuk masyarakat, sehingga ada rasa memiliki seluruh warga Kota Denpasar saat berulang tahun. Seluruh warga kota Denpasar diajak ikut merasakan nuansa dan suasana perayaan HUT Kota Denpasar itu. “Kami ingin menghilangkan kesan bahwa suasana HUT hanya menjadi pestanya para PNS saja,” tegas Erwin. Lebih jauh pria kelahiran Buleleng ini memaparkan berbagai program telah dirancang dalam memeriahkan HUT Kota Denpasar tahun ini. Mulai dari program peningkatan dan pelayanan kesehatan dengan mengadakan safari kesehatan ke banjar-banjar, kebersihan, bakti sosial, penamanan pohon hingga berbagai macam perlombaan baik menyangkut bidang seni, budaya dan olah raga. Pada acara puncak yakni malam harinya digelar kegiatan Malam Apreasi dan Prestasi yang dipusatkan di Panggung Terbuka Ardha Candra Taman Budaya Denpasar. Kegiatan ini akan melibatkan ribuan masyarakat baik tokoh-tokoh masyarakat, seniman,

A

AAG. Alit Sastrawan

© dok

hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga seluruh elemen masyarakat harus sadar untuk menjaga kebersihan lingkungan. “Sampah plastik menjadi fokus perhatian karena sampah anorganik ini tidak dapat terurai didalam tanah, sehingga akan membuat lingkungan semakin buruk,” tambahnya. Di kawasaan Tukad mati memang banyak ditemukan sampah yang bertebaran di sepanjang tukad mati, apalagi pada saat musim hujan aliran tukad mati tidak lancar bahkan sering banjir. Dengan langkah ini diharapkan lebih memacu Kota Denpasar dalam memperbaiki berbagai kerusakan lingkungan akibat mulai berkurangnya daya dukung lingkungan ditengah makin sesaknya kawasan lingkungan pemukiman. “Kegiatan Prokasih ini dilakukan untuk membersihkan tukad mati dari semua sampah termasuk utamnya sampah plastik,” imbuhnya. (image/015)

budayawan, guru-guru dan pelajar se-kota Denpasar. Walikota Rai Mantra akan memberikan penghargaan kepada masyarakat dan pelajar yang berprestasi mengharumkan Kota Denpasar. Walikota Denpasar juga akan menyampaikan pidato pertanggung Jawaban kepada masyarakat Denpasar selama kepemimpinannya. Yang paling penting lanjut pria berkumis ini Pemkot Denpasar akan memberikan pelayanan spesial kepada seluruh warga Denpasar berupa Pekan Informasi dan pelayanan publik. Kegiatan ini akan diadakan selama seminggu mulai tanggal 2 – 6 Maret di Parkir barat Stadion Ngurah Rai. “Pada kegiatan Pekan Informasi dan Pelayanan Publik ini masyarakat akan mendapat pelayanan langsung dari Pemerintah Kota Denpasar,” paparnya. Dalam hal ini, lanjut Erwin, semua SKPD yang terkait dengan Pelayanan Publik selama seminggu akan memberikan pelayanan seperti pembuatan IMB, KTP maupun pembuatan akta-akta seperti akta kelahiran, akta perkawinan serta pelayanan perijinan lainnya. “Lewat kegiatan ini Pemkot ingin

Tantangan SDM Pariwisata 2010 ahun 2010 menjadi titik tolak pemberlakuan Asean Framework Agreement on Services (AFAS), sebuah kesepakatan pemberlakuan pasar bebas di kawasan ASEAN. Bagi masyarakat awam mungkin saja hal ini menjadi berita yang sangat mengejutkan mengingat sangat banyak perjanjian yang telah disepakati oleh Indonesia namun jarang disosialiasikan kepada masyarakat yang berujung pada kepanikan karena secara psikologis masyarakat belum siap. Hal ini terungkap dalam Seminar ‘Tantangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Profesional Dalam Menghadapi ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS)’ di Hotel Puri Saron, Seminyak, Jumat (5/2) Sebenarnnya AFAS, telah ditandatangani oleh Menteri Ekonomi se-ASEAN pada tanggal 15 Desember 1995 di BangkokThailand yang disepakati berlaku pada tahun 2010. Perjanjian ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kerjasama diantara negara-negara anggota dalam rangka meningkatkan efisiensi dan

T

daya saing, diversifikasi kapasitas produksi, pasokan dan distribusi jasa layanan mereka, pemasok dalam dan di luar ASEAN. Pakar Hukum Ekonomi Pariwisata, Violeta SE, MA dalam makalahnya mengingatkan, perjanjian AFAS juga bertujuan untuk menghilangkan pembatasan substansial untuk perdagangan jasa di antara negara anggota serta meliberalisasi perdagangan jasa. Hal ini bermuara pada perwujudan kawasan perdagangan bebas pada sektor jasa yang akan direalisasikan pada tahun 2020. “Kesepakatan ini, akan menimbulkan fenomena yang merupakan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia. Yang terpenting perlu dilakukan regulasi berbagai kebijakan terutama perangkat hukum fundamental yang mengatur hal-hal tersebut di atas, “imbuh Violeta. Ditambahkan, sebelumnnya, pemerintah Indonesia telah menyepakati perjanjian multilateral liberaliasi perdagangan jasa (General Agreement on Trade in service atau GATs). Dalam perjanjian ini lanjut Violeta,

© tir

Suasana seminar AFAS di Hotel Puri Saron Seminyak Indonesia telah memberikan komitmen dan meliberalisasi sector pariwisata. “Khusus untuk komitmen dan liberaliasasi jasa sektor pariwisata Indonesia telah menetapkan dan membuka subsektor di antaranya Hotel, Travel Agent dan Tour Operator,” tandas Violeta. Perlindungan Multikateral Sementara itu, pengamat lingkungan hidup dan pariwisata, Prof IB Adnyana Manuaba menekankan, diperlukan adanya penyediaan kerangka perlindungan multilateral yang lebih untuk kepentingan nasional. Konsekwensinya adalah perlunya penyempurnaan atau mempersiapkan peraturan perundang-undangan serta peningkatan kwalitas dalam pemberdayaan sumber daya manusia pariwisata di Bali. “Pemberdayaan SDM mutlak diperlukan sesuai dengan tuntutan

tugas dan tantangan yang terus berkembang.” . Untuk bisa produktif, tambah guru besar Unud tersebut, SDM harus diekspose pada kondisi kerja dan lingkungan yang ergonomic dan dikelola melalui manajemen masa depan. ‘SDM mulai dari top management sampai pada tingkat yang paling bawah harus merubah ‘mind set’ nya, dari pola pikir ‘mie instant’ menjadi pola pikir dan bertindak yang holistic” Di lain pihak Violeta menambahkan, kini bukan Dari Halaman 3

VoB ......................................... “Pelayanan VoB ini nantinnya bisa diperluas untuk kedatangan wisatawan dari negara potensial seperti Australia, China dan Korea Selatan,” kata Jero Wacik. Sementara itu dua orang wisatawan yang menjadi penumpang pesawat Garuda dengan pelayanan VoB, Ms. May

Pemerintah Hancurkan Sektor Pertanian Secara Sistematis Oleh : Prof Dr Wayan Windia elah lama dikumandangkan bahwa sektor pertanian adalah tulang-punggung bangsa. Atau media untuk aktivitas kebudayaan, dan lainnya. Selanjutnya, dominansi sektor pertanian dalam perekonomian bangsa, juga dikaitkan dengan kehidupan budaya bangsa. Oleh karenanyalah, budaya bangsa ini juga dikenal sebagai berbudaya agraris. Kalau tulang-punggung bangsa ini sakit, maka budaya bangsa inipun akan ikut sakit. Indikasinya kini telah nyata. Sektor pertanian yang terpinggirkan, telah memunculkan budaya pragmatis dan individualistis (sebagai akibat globalisasi). Tahun lalu telah muncul UU tentang Keberlanjutan Lahan Pertanian. Dalam UU itu telah dinyatakan berbagai sanksi yang tegas yang berkait dengan konversi lahan pertanian. Bahkan sanksi juga dikenakan bagi para pejabat pengambil kebijakan yang melanggar UU itu. Saya yakin bahwa para pencoleng tetap saja akan mencari celah untuk

T

© dok

Made Erwin Suryadarma Sena memberikan kemudahan kepada masyarakat. Untuk itu silakan datang untuk mendapat pelayanan aparat dan SKPD terkait. Pelayanan ini juga untuk membuktikan bahwa penghargaan yang diberikan oleh KPK kepada Pemkot Denpasar terhadap pelayanan publik tidak keliru,” jelas Erwin seraya menambahkan Pemkot Denpasar meraih poin tertinggi dalam survei Integritas terhadap pelayanan publik yang dilakukan oleh KPK. (image/015)

Koreksi:

Pada edisi Vol.IV/No 18, Halaman 6 pada tulisan berjudul ‘Cok Ace: Silahkan Bentuk PHRI di Balung’ tertulis …… Cokorda Raka Sukawati …., seharusnya; ….. Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati ……….. Demikian pembetulan ini dibuat, dan mohon maaf kepada yang bersangkutan. (Redaksi Image/BTN)

saatnnya lagi Indonesia hanya sibuk mencari cara untuk menangkal arus pasar bebas tersebut. Namun yang lebih penting lagi harus memiliki tekad untuk dapat memenangkan persaingan di negeri sendiri dan juga ikut bersaing hingga ke luar negeri. Seminar yang dihadiri ratusan kalangan pariwisata dibidang perhotelan, usaha perjalanan wisata, pengusaha villa, institusi pendidikan, pemerintah dan media di Bali ini diselengarakan oleh IAPINDO Bali (Ikatan Ahli Perhotelan Indonesia) bekerjasama dengan PHRI Bali. Seminar ini didukung pula oleh Pemda Badung, Bali Tourism Board, Kuta Executive Club (KEC), Bali Villa Association, BTDC, Bank Bukopin, ASITA Bali, AMPB, SKBBA, Bali Travel News dan Tri Hita Karana Tourism Award. Menurut Ketua KEC dan Wakil Ketua III IAPINDO Bali, I Gusti Kade Sutawa, diharapkan kegiatan mampu menjembatani hal-hal terkait kebutuhan penanganan SDM pariwisata Bali, agar tidak menjadi penonton di negeri sendiri. Untuk dapat bersaing secara global, kualitas dengan standar internasional perlu untuk selalu ditingkatkan bagi SDM (Image/008) Pariwisata Bali. dan Ms. Saila mengungkapkan kegembiraannya dengan program ini. “Kami merasa senang dan terbantu dengan pelayanan ini yang tidak mengharuskan kami mengantre di Bandara untuk pengurusan visa on arrival,” kata mereka. Bahkan wisatawan asal Japang yang telah lima kali ke Bali ini mengaku semakin senang datang ke Bali dengan adanya pelayanan (Image/008) baru ini.

melanggar UU itu. Sepanjang sektor pertanian masih lemah dan sakit, maka daya tarik dan daya dorong untuk melakukan konversi lahan akan bertemu pada suatu titik harga yang disepakati. Masalah keberlanjutan lahan pertanian, bukanlah masalah adanya UU untuk itu. Namun masalahnya adalah adanya berbagai sistem pemerintah, yang secara sistematis menghancurkan sektor pertanian kita. Sistem Pajak PBB Sebelumnya, pajak atas lahan dilakukan berdasarkan produksi dari lahan ybs. Maka sejak berlakunya sistem Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), telah ada kekhawatiran yang intens, bahwa sektor pertanian akan dihancurkan. Bukti empirik sudah sangat nyata saat sekarang ini. Banyak ada keluhan dan bahkan protes (demo) dari petani berkait dengan sistem penetapan pajak PBB yang berlandaskan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP). NIlai NJOP cendrung disesuaikan setiap 2 tahun. Padahal nilai jual

produk pertanian (penerimaan usahatani) belum tentu bertambah. Bahkan mungkin menurun. Dengan naiknya NJOP, maka nilai PBB yang harus dibayar petani terus meningkat. Padahal penghasilannya justru semakin menurun. Kemudian, kalau di suatu kawasan (subak) ada pembangunan villa, maka NJOP tentu juga dengan cepat menanjak. Padahal pendapatan petanipun belum tentu meningkat. Bahkan sebaliknya justru petani memberikan subsidi pemandangan alam sawah (view sawah) bagi investor villa. Hal inilah yang membuat petani ngambek dan frustasi, lalu menjual sawahnya. Semua itu menunjukkan bahwa pemerintah memang secara sistematis ikut bergerak untuk membunuh sektor pertanian. Sebab, siapa yang bisa membayar pajak yang semakin membumbung dari penghasilan lahannya yang semakin memburuk ? Sistem BPN Mekanisme dari sistem Badan

Parah, Abrasi di Pantai Sanur Kasus abrasi di kawasan Pantai Sanur cukup parah. Hal tersebut membuat daya tarik pantai pertama (sun-rise) di Bali ini menjadi tak nyaman. “Abrasi pantai ini harus segera ditanggulangi. Kalau tidak, akan berpangaruh terhadap kenyamanan wisatawan,” kata IB Sidharta Putra, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur (YPS) ketika menerima kunjungan Chief Editor Bali Travel News, Wisnu Wardana dan Dr.KG Darma Putra dari Tim Tri Hita Karana Awards, Jumat (22/1) di Griya Santrian Sanur.

© tir

Ketua YPS, IB Sidharta Putra (tengah) saat menerima Pemimpin Redaksi Bali Travel News, Wisnu Wardana (kedua dari kanan) dan Tim THK, Dr.KG Dharma Putra (kedua dari kiri). aat itu, Gusde demikian panggilan akrabnya mengaku, dirinya bingung untuk mengambil langkah dalam menangani kasus abrasi ini. Selain melakukan langkah nyata dengan melibatkan masyarakat, namun hal tersebut belum juga bisa ditanggulangi. Bahkan, dirinya sudah mengadu kepada pemerintah kota Denpasar, Bali bahkan pemerintah provinsi dan pusat, namun belum ada tandatanda akan terealisasi. “Sampai saat ini belum juga ada tindakan nyata dari pemerintah. Dan jujur,

S

masalah abrasai ini sangat perlu bantuan pemerintah,” katanya. YPS dan Blue Green General Manager Griya Santrian ini juga mengatakan, kalau insfrastruktur pantai rusak jelas tak nyambung dengan dengan promosi yang dilakukan. Sebaliknya, promosi yang dilakukan akan mubazir, karena belum ada kesiapan untuk membuat wisatawan senang, aman dan nyaman tinggal di Bali. “Kalau pun promosi itu bisa mendatangkan wisatawan dalam kondisi pantai yang rusak, setelah

balik ke negaranya, mereka akan berpikir dua kali untuk datang lagi ke Bali,” ujarnya. Dijelaskan, pariwisata Sanur ini ibaratnya lokomotif pembangunan ekonomi kota Denpasar dan Bali, dimana lokomotif ini mampu menggandeng banyak muatan. Kalau lokomotif ini rusak harus segera dibenahi. Jangan sampai membuat lokomotif baru yang memerlukan biaya yang sangat mahal. “Semestinya produk itu jangan sampai turun jauh ke bawah karena akan sulit memperbaiki bila telah dicitrakan buruk oleh konsumennya,” paparnya. Jika saja pemegang kebijakan sadar, kalau pariwisata Sanur itu rusak, kunjungan wisatawan menjadi turun dan itu akan mempengaruhi jumlah PHR (Pajak Hotel dan Restauran). Kalau jumlah PHR turun, tentu akan berpengaruh pada APBD dan ekonomi masyarakat Sanur dan Denpasar pun akan kelimpungan. Untuk menjaga alam dan kepariwisataan Sanur, YPS mengembangkan program Blue Green. Program ini menjaga alam dan lingkungan laut (Blue) menjadi bersih sehingga airnya layak untuk mandi dan melakukan upacara agama di Bali. Di samping itu membangun spirit tentang kelautan, termasuk terumbu karang. Sementara Green adalah membuat telajakan-telajakan hotel dan pekarangan rumah menjadi hijau. Sanur Village Festival Menyinggung mengenai keberadaan YPS, Gusde menambahkan, hotel-hotel di Sanur sangat diuntungkan. Hal ini mengingat semua kebijakan yang perpihak ke masyarakat dilakukan secara one gate. Artinya, 60% pendapatan YPS kembali kepada masyarakat Sanur dan 40%

3

Pertanahan Nasional (BPN) juga menyebabkan sektor pertanian menjadi ambruk. Khusus untuk Bali, dikenal adanya jalan subak dan berbagai jaringan irigasi (tersier dan bahkan kuarter). Tampaknya jalan subak dan sistem jaringan irigasi di tingkat tersier (subak) tidak terekam dalam basedata di kantor badan tsb. Dengan demikian, kalau ada jualbeli lahan sawah, maka BPN sering tidak memperhatikan kondisi riil itu. Dibuat saja gambar lahan itu, dengan tidak memperhatikan jalan subak, jaringan tersier dan kuarter. Hal itu menyebabkan jaringan irigasi akan tertutup kalau jual beli sawah itu dilakukan di kawasan hulu. Sistem irigasi dan draenasi akan tersumbat. Dengan demikian air irigasi tidak bisa mengalir ke hilir. Sawah di hilir akan beku. Petani juga akan frustasi. Akibatnya mereka akan terpaksa menjual sawahnya, karena tidak ada irigasi. Padahal mereka masih sangat senang bertani (meski tidak ada hasil yang maksimal). Ditambah lagi dengan sistem pembuatan akte tanah yang melibatkan notaris. Saksi-saksi cendrung hanya akan diambilkan dari stafnya semata. Berbagai usaha untuk dapat melibatkan Kelian Subak (Pekaseh) dalam proses jual-beli sawah pasti akan mentok. Karena petani harus berhadapan dengan orang

berdasi. Kalau saja Pekaseh dapat dilibatkan sebagai saksi dalam proses jual beli sawah, pasti subak akan lebih aman dan terlindungi. Karena Pekaseh pasti tahu, yang mana merupakan jalan subak, saluran tersier/kuarter, dll di kawasan subaknya. Semua itu akan bisa dilindungi oleh Pekaseh. Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa sistem di lembaga BPN telah menyumbang secara sistematis proses penghancuran sawah dan khususnya sistem subak di Bali. Banyak lagi faktor lain yang menyebabkan lahan sawah tidak berlanjut. Pada pokoknya adalah karena sektor pertanian tidak menarik dan tidak menguntungkan. Indikatornya terlihat pada sumbangannya pada PDRB, orang yang enggan bekerja di sektor pertanian, nilai tambahnya yang sangat kecil, Nilai Tukar Petani (NTP) yang sangat kecil dan terus merosot, serta berbagai faktor lainnya. Kalau ingin ada keberlanjutan lahan sawah (sesuai dengan amanat UU), maka jadikanlah pertanian itu menarik dengan berbagai subsidi dan proteksi. Tanpa itu, maka UU tentang Keberlanjutan Lahan Sawah di Indonesia akan merupakan UU yang kosong dan tanpa makna. Percuma saja. Lahan sawah secara konsisten akan terus dijamah oleh berbagai investor yang lapar…

lainnya disisihkan untuk keamanan lingkungan Sanur. YPS juga memiliki sekolah untuk meningkatkan SDM Sanur, pasar, dan kelompok-kelompok yang semuanya bermanfaat untuk masayarakat Sanur. Menyinggung mengenai Sanur Village Festival (SVF), pihaknya berkomitmen akan menggelar setiap tahun. Tujuannya, agar masyarakat Sanur tahu bahwa pembangunan bukan hanya pembangunan fisik seperti menjaga lingkungan pantai, namun juga memiliki idealisme

pembangunan budaya. Sebab, berdasarkan beberapa kajian, ternyata wisatawan datang jauhjauh dari ujung dunia ke Bali hanya untuk menikmati budaya Bali. Oleh sebab itu, budaya masyarakat Sanur dan sekitarnya harus terus digali. Menurut Gusde, setiap tahun SVF digelar pada Agustus – September, namun dilaksanakan secara inovatif dan kreatif, sehingga tak membuat wisatawan cepat jemu, sehingga selalu ada yang baru.

*) Penulis adalah Ketua Lab. Sistem Subak, Fak.Pertanian, UNUD.

(Image/015)

VoB Permudah Wisman ke Bali Ini kabar gembira bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali di tahun 2010 ini, khususnya wisatawan asal Jepang. Kabar tersebut berupa pelayanan ‘Visa on Board’ (VoB) yang memudahkan wisatawan untuk tidak perlu lagi antre berjam-jam dalam pengurusan Visa on Arrival setibanya di Bali. “Ini adalah terobosan baru dalam pengurusan Visa on Arrival (VoA) untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi wisatawan asing,’ ungkap Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Ir. Jero Wacik, SE saat menyambut dan sekaligus menandai dimulainya pelayanan VoB di atas pesawat Garuda Indonesia dengan rute TokyoDenpasar-Jakarta. VoB yang telah berlaku sejak 1 Februari 2010 ini adalah layanan pengurusan dokumen keimigrasian berupa pemberian visa on arrival di atas pesawat yang dilaksanakan oleh petugas imigrasi. Untuk mendapatkan layanan VoB ini, para penumpang asing (warga Jepang) diminta untuk membeli voucher pembayaran ‘visa on arrival’ terlebih dahulu di counter chek-in Garuda Indonesia di Bandara Narita (Tokyo). Pemeriksaan passport dan pemberian VoA akan diproses di atas pesawat (dalam penerbangan) oleh petugas imigrasi khusus yang turut terbang bersama penumpang. Setelah penumpang mendapatkan VoA, petugas juga akan memberikan satu kartu khusus bagi

penumpang pemegang VoB. Dievaluasi Terus Pelayanan VoB ini sebelumnya telah diuji coba pada 21 Desember 2009 di Pesawat Garuda dengan rute yang sama. Pelayanan ini merupakan sebuah terobosan baru dalam upaya menarik kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang pada tahun 2010 menargetkan 7 juta kunjungan wisman. Program ini merupakan bagian yang sangat nyata untuk menghilangkan hambatan yang menjadi salah satu keluhan wisatawan. “Mereka sudah capek dengan penerbangan yang memakan waktu berjam-jam. Setibanya mereka di Bali mereka harus antre lagi untuk mengurus VoA. Makanya, kita berusaha mencari solusinya,” ujar Jero Wacik saat acara penyambutan, Senin (1/ 2) di Bandara Ngurah Rai. Menbudpar menegaskan, pihaknya akan terus mengevaluasi terobosan pelayanan VoB di atas pesawat Garuda dari Narita ke Ngurah Rai ini. Bahkan untuk tahun ini pelayanan VoB di Jepang akan ditingkatkan ke Bandara lainnya seperti Nagoya dan Osaka. Diharapkan nantinya hal serupa juga bisa diterapkan ke rute-rute lain dalam rangka menambah kenyamanan bagi wisman yang berkunjung ke Indonesia. Halaman 6

VoB ..............................................


2

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

7

Tanam 1.000 Pohon BADUNG – Pemerintah Kabupaten Badung melaksanakan Gerakan Penanaman 1.000 pohon bertempat di Subak Abian Tulus Dadi, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Jumat (5/2). Gerakan itu melibatkan ribuan masyarakat terdiri dari siswa-siswi SD, SMP, SMA/SMK se-Kuta Selatan, Karang Taruna Tunas Jaya, Anggota Subak Abian Tulus Dadi dan Subak Abian Panti Giri, Alumni Kasmaran, Mapala Wana Prasta Dharma dan masyarakat setempat. Bibit pohon yang ditanam merupakan bantuan dari Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Badung sebanyak 2.600 bibit pohon, terdiri dari 2.000 bibit pohon mahoni, 500 bibit pohon gamelia serta kemiri dan terembesi/suar masing-masing 50 pohon. (image/015)

Lolec

© tir © tir

Bertemu Para Sulinggih DENPASAR - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika bertemu para sulinggih, Kamis (28/1) sebagai tindak lanjut karya pamahayu jagat yang telah dilaksanakan sebelumnya. Upacara pamahayu jagat yang dipusatkan di Pura Watu Klotok telah berjalan dengan baik dirasakan manfaatnya. Dari pertemuan itu, upacara semacam ini akan dilaksanakan secara berkesinambungan yang disesuaikan dengan kemampuan. Ida Pedanda menyarankan agar upacara pamahayu jagat bisa dilaksanakan setiap tahun pada sasih kalima, kaenam atau kapitu. Karena sasih ini diyakini sebagai sasih yang ganjih (rentan). Para sulinggih yang hadir antara lain Ida Pedanda Gede Made Gunung, Ida Pedanda Putra Habah, Ida Pedanda Putra Yoga, Ida Pedanda Putra Tembau, Ida Pedanda Wayahan Tianyar, Ida Pedanda Jelantik Dangin dan Ida Pedanda (image/015) Jelantik Duaja.

Dari Halaman 1

Pasar Incentive Menggeliat Safari Kesehatan

© tir

Kunjungan Kerja Menkokesra

TABANAN – Ratusan warga Banjar Pangkung Prabu, Desa Delod Peken, Jumat (5/2) mengikuti kegiatan pemeriksaan kesehatan serta pemeriksaan IVA secara gratis. Acara yang diikuti secara antusias oleh masyarakat tersebut, dibuka secara resmi oleh Ketua Komisi IV DPR Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti, didampingi oleh Anggota Dewan lainnya, I Komang Gede Sanjaya, I Gede Sugiartha, serta Kadis Kesehatan, Camat Tabanan, dan Kepala Puskesmas Tabanan (image/015) III.

KARANGASEM – Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat melakukan kujungan kerja ke kabupaten ujung timur pulau Bali. Kunjungan yang sekaligus pemberian bantuan program pemerintah PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri) ini bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat Karangasem dalam berbagai lini kehidupannya termasuk industri kerajinan yang banyak digemari wisatawan. Kegiatan yang dirangkaian dengan peninjauan ke pusat pembuatan kain tenun khas desa Tenganan dan juga reklamasi pantai pada Senin (1/2) ini dihadiri oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik, Bupati Karangasem I Wayan Geredeng dan juga (BTN/008) sejumlah pejabat negara lainnnya.

Banyak pihak yang memandang sebelah mata terhadap pasar incentive. Padahal, pasar yang merupakan bagian dari MICE ini, dulunya sangat potensial dan paling cerah dibanding pasar lainnya. Namun, setelah krisis melanda, juga bom yang mengguncang Bali, ‘pasar’ ini redup. “Sekarang pasar incentive kembali bersinar. Itu diawali dari tamu incentive dari UK (Inggris),” ujar Lolek, Managing Director Pacific World di sela-sela mengantar tamunya berwisata lewat Cruises di Benoa, Kamis (28/1).

Dari Halaman 1

Dana Promosi ................................................................ © tir

Aksi Bersih di Tukad Mati Sekitar seribu orang terdiri dari siswa, intansi Pemkot Denpasar, Pemprov Bali, LSM, pelaku usaha dan masyarakat melaksanakan aksi bersih-bersih sampah plastik di Tukad Mati, Jumat (5/2). Gubernur Bali Made Mangku Pastika memimpin langsung gerakan bersih-bersih di tukad sepanjang 12 KM. “Gerakan bersih-bersih sampah plastik di Tukad Mati ini sangat tepat dilakukan mengingat keberadaan sungai di Bali mengalami kekritisan yang cukup serius dari segi kualitas dan kuantitas,” kata Mangku Pastika di sela-sela kegiatan tersebut. Dikatakan Mangku Pastika, setiap harinya Bali memproduksi 4.695 m3 sampah, dengan komposisi 70 persen sampah organik dan sisanya 30 persen sampah anorganik. Dari 30 persen sampah anorganik tersebut, 11 persen diantaranya merupakan sampah plastik. “Karena itu, seluruh lapisan masyarakat untuk meminimalisasi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari. Tetap juga melakukan upayaupaya reduce, reuse, recycle dan recovery,” harapnya. Melalui berbagai upaya tersebut, lanjut Pastika, program Bali menuju green province diharapkan segera tercapai dan Pulau Dewata akan tetap mempesona bagi wisatawan mancanegara dan domestik. Menurut Mangku, permasalahan sampah plastik tidak terlepas dari perilaku masyarakat sehari-hari yang masih banyak memanfaatkan kantong plastik. Tanpa didukung kesadaran masyarakat dan dunia usaha, upaya pemerintah dalam penanganan sampah tidak akan membuahkan hasil maksimal. Dalam rangka penanganan sampah pada sumbernya, mulai tahun 2002 Pemprov Bali telah mengembangkan Desa Sadar Lingkungan di masing-masing Kabupaten/Kota. Sampai saat ini telah dibina sebanyak 81 desa. Tujuan program ini mengajak masyarakat melakukan pola hidup bersih melalui minimalisasi penggunaan sampah plastik dan juga memilah sampah organik dan anorganik. Sementara, Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali AA Gede Alit Sastrawan menambahkan, gerakan bersihbersih ini dilaksanakan menyongsong pelaksanaan Konferensi Menteri Lingkungan Hidup se-Dunia yang bakal digelar 21-26 Februari 2010 dan Hari Peduli Sampah Plastik tanggal 21 Februari 2010. Tukad Mati merupakan sungai lintas kabupaten/kota dengan panjang 12 KM yang hulunya berada di Pasar Batu Kandik-Sempidi dan hilirnya di Desa KelanTuban, Kabupaten Badung. Sebelum kegiatan bersih-bersih dimulai, Mangku Pastika menyerahakn ratusan bibit pohon langka kepada pengurus (image/015) Desa Tenten yang dialiri Tukad Mati itu.

© tir

Kembangkan Ekowisata, Asita Kelola Hutan Mangrove Bagi anggota Asita Bali, hutan mangrove tak hanya berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, juga untuk memperkaya produk wisata Bali. Hutan mangrove yang terkelola dengan baik dapat dikembangkan menjadi objek ekowisata, eduatif dan sport. “Itulah alasan Asita Bali menggarap lahan mangrove,” kata Ena Partha, Wakil Ketua Asita Bidang Lingkungan dan Budaya di sela-sela penanaman mangrove di sanur, Selasa (2/2). Dikatakan Ena, tahun 2010 ini Asita Bali menambah luasan hutan mangrove dari setengah hektar yang dikelola tahun 2009 kini menjadi satu hektar. Perluasan lahan garapan itu dilakukan dengan cara menanam 1000 pohon mangrove oleh anggota Asita Bali. “Ekosistem mangrove ini tak hanya berfungsi sebagai tempat pemijahan biota laut, juga memiliki andil dalam mitigasi perubahan iklim melalui penyerapan emisi gas rumah kaca CO2,” paparnya. Menurutnya, sampah plastik, menjadi kendala utama keberhasilan penanaman pohon mangrove. Untuk itu, sebelum penanaman Asita melakukan pengolahan lahan dengan membongkar timbunan sampah-sampah plastik. Setelah penanaman, dilakukan control pembersihan sampah plastik yang tertinggal akibat pasang air laut. “Asita mempekerjakan 15 orang dalam pemeliharaan hutan mangrove tersebut,” imbuhnya serius.Penambahan luas garapan ini, diharapkan mampu bertumbuh dan berkembang dan menjadi bagian kawasan paru- paru kota Denpasar. “Jika memungkinkan Asita sangat berniat mengelola lahan pemerintah daerah di Bali untuk dijadikan taman kota. Asita dengan 300 anggota aktif siap menjadikan program penghijauan sebagai program CSR Asita,” ucap Ena kalem. Berkaitan dengan pengembangan hutan mangrove, bagi anggota Asita hutan mangrove tak hanya berkontribusi dalam mitigasi perubahan iklim, juga untuk memperkaya produk wisata Bali. Hutan mangrove yang terkelola dengan baik dapat dikembangkan menjadi objek wisata ekologis, eduatif dan sport. Dalam catatan Dinas Kehutanan Bali, hutan mangrove seluas1.343,5 hektar dengan label Taman Hutan Raya Ngurah Rai telah dikelola menjadi objek kunjungan wisata. (image/015)

Memang, selama ini industri pariwisata ada yang dilibatkan dalam berpromosi, tetapi sering kali sifatnya dadakan. Hal itu tentu menyulitkan pihak industri dalam mengatur jadwal, sehingga sering terjadi tabrakan. Mestinya, setahun sebelumnya sudah ada planning, sehingga pengaturan jadwal bisa dilakukan dengan baik. Beda dangan industi priwisata jauh-jauh sebelumnya sudah menyusun jadwal promosi dengan rapi. “Pemberiatahuan secara dadakan inilah yang perlu diperbaiki,” katanya. Hal yang sama juga dikatakan Ketut Ardana Pemimpin PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel, Hartono, pimpinan Bali Liang, Tour & Travel dan Tommy Soetrisno Director Indonesia PDTour. Bahkan, Ketut Ardana berharap pemerintah Bali lebih memfasilitasi ketika industri berpromosi. Hal itu perlu dilakukan untuk mengingatkan mereka bahwa pariwisata Bali secara terus menerus mengalami perkembangan. Koordinasi antara pemerintah dan privat sector memang sering dilakukan, tetapi ada saja yang beda. Pemerintah ataupun swasta sudah memiliki target pasar sendiri-sendiri. “Nah, ini yang perlu disatukan. Bagaimanapun juga, dalam promosi, posisi pemerintah itu sangat penting sebagai fasilitator disamping membantu masalah pendanaan,” katanya. Prioritas Kenyaman Sedangkan Hartono mengatakan, di samping melakukan promosi secara kontinyu jangan juga menjual dengan murah. Penanganan wisatawan juga perlu diperhatikan bahkan ditingkatkan. Sebab, setelah sampai di negaranya mereka biasanya menceritakan pengalaman wisatanya di Bali kepada orang lain melalui dunia maya. Maka dari itu, citra dan image pariwisata Bali harus selalu dijaga. Objek-objek wisata perlu juga dijaga sehingga tidak kotor, penuh sampah plastik, kamar mandi jorok dan pelayanan yang sekadarnya. “Nah, kalau itu diceritakan diinternet akan berdampak pada promosi negative untuk Bali. Dan merusak image Bali yang sebagai salah satu destinasi the best di dunia,” jelasnya. Penerbangan dari negera-negara ke Bali khususnya dari China juga menjadi kendala. Sementara itu, Tommy Soetrisno mengatakan, promosi itu penting tetapi yang lebih penting lagi adalah menciptakan kondisi kenyamanan berwisata. Kenyamanan dan keamanan itulah yang jadi prioritas mesti digarap. Karena, bagaimanapun suksesnya berpromosi, kalau tidak diimbangi dengan penataan ke dalam tentu akan menjadi sia-sia. “Membuat mereka nyaman berada di Bali itu yang susah,” katanya ngeledek. Bali sesungguhnya sangat kaya akan daya tarik wisata (DTW). Bahkan tidak sedikit yang tergolong unik dan menarik. Hanya saja, belum dikelola secara professional, sehingga setiap DTW yang ada selalu dihadapkan pada kendala, seperti jalan rusak, toilet kotor, kebersihan dan penataan toko-toko yang sering menutupi objek. (image/015)

© tir

Wisatawan yang ikut insenteve tour naik cruise

elaki yang bernama lengkap IB Sura Kesuma itu menambahkan, sejak lima tahun belakangan ini tak satupun ada yang berusaha kembali menggarap pasar incentive tersebut. Pelaku pariwisata, termasuk pemerintah hanya menunggu saja, sehingga karena tak sabar, akhirnya acuh tak acuh terhadap pasar ini. “Setelah beberapa tahun lesu, wisatawan incentive dari Inggris mulai memilih Bali untuk berlibur.

L

Dari Halaman 1

Rp 3,5 M ..................................... ITB Singapura (Oktober) dan DEMA di Orlando USA (Nopember). Promosi dalam negeri seperti ikut Gebyar Nusantara Jakarta (Mei) dan promosi Batam (Oktober) selalu diikuti oleh Bali. Sementara, promosi event-event pariwisata yang ada di Bali pihaknya tetap bekerjasama dengan Bali Travel News (BTN). Akses informasi tentang pariwisata Bali melalui internet dengan periode update data setiap saat juga diupayakan sebagai usaha agar Bali tetap menjadi daerah tujuan wisata (DTW) pilihan bagi wisatawan nasional dan internasional. Selain itu, pihaknya juga merangkul stake-holder pariwisata seperti Bali Village dalam mengikuti event ITB Berlin selalu dilakukan. Subhiksu mengatakan, sesuai dengan informasi yang tertuang dalam calendar of event tahun 2010 yang diterbitkan Dispar Provinsi Bali ada berbagai event yang sangat menarik

Selain itu ada juga beberapa requests yang memilih Bali,” paparnya. Ditambahkan, tahun ini, pasar incentive mulai menggeliat. Sekarang saja, dirinya mengaku meng-handle tamu incentive sebanyak 60 orang. Rombongan wisatawan asal Inggris ini diorganized oleh perusahan CMS Event dan dipandu oleh Martyn Steele bekerjasama dengan M&M Company yang merupakan

perwakilan dari Pacific World di Inggris. “Sekarang, wisatawan incentive dan requests mulai berdatangan. Mereka kebanyakan dari Inggris dan Irlandia.” Menurutnya, wisatawan Inggris itu sangat loyal. Mereka tidak hanya menginap di hotel, tetapi juga makan, minum ataupun ‘hura-hura’ dilakukan di tempat mereka menginap. Dengan begitu sangat menguntungkan bagi pengusaha akomodasi di Bali. Beda dengan wisatawan Australia atau Asia yang biasanya hanya memanfaatkan hotel untuk tidur saja. Wisatawan incentive biasanya tinggal di hotel berkelas. Misalnya, tamu yang di-handle Gus Lolec saat ini. Mereka menginap di Four Season Bali, dan memilih acara naik cruise seal sensation untuk melihat keindahan pulau dewata. Mereka juga memilih tur keliling Pulau Bali. Mengenai kendala pelabuhan (port) di Bali, menurut Lolec, terkait dengan masalah keamanan. Meski sudah ada Polisi Air (Pol Air), namun petugas ini sering tidak dilengkapi ‘amunisi’ yang lengkap. Misalnya, peralatan (kapal patroli) sudah ada, namun sering terbentur tak bisa beroperasi maksimal, karena kekurangan bahan bakar. “Hal ini menjadi atensi khusus bagi wisatawan yang ingin bersenangsenang di Bali,” tegasnya. Demikian juga dengan penjagaan di pelabuhan sangat longgar. Artinya, semua orang bisa lewat dan lalu-lalang pada jetty (jembatan menuju kapal) tanpa ada metal ditektor. “Mestinya pengamanan di pelabuhan itu sama dengan yang dilakukan di Bandara,” katanya kepada team Bali Travel News (kelompok media Bali Post). (image/015)

mulai dari budaya/upacara agama Hindu hingga festival. Pesta Kesenian Bali dan berbagai festival lainnya seperti A Touch of Creativity, Kuta Carnival, Bali Kite Festival, Nusa Dua Fiesta, Ubud Write & Reders Festival, Sanur Village Festival dan Spirit Festival. “Nah, eventevent inilah saya harapkan dapat disebar-luaskan oleh BTN bahkan bila perlu © tir dikemas menjadi news yang Kadisparda Bali, Drs.IB.Subhiksu (tengah) saat menarik,” imbuhnya,. Disamping itu, menerima Pemimpin Redaksi Bali Travel News, Wisnu Wardana (kedua dari kanan) beserta tambahnya, potensi desa juga rombongan. akan dijadikan kawasan terintegrasi yang akan menyasar 40 berkaitan dengan pariwisata dan budaya, desa. Kawasan terintegrasi ini tak hanya Dispar Bali juga akan melakukan yang memiliki potensi pertanian, tetapi koordinasi dengan semua SKPD (Satuan juga kelautan, perkebunan, budaya, seni Kerja Pemerintah Daerah) yang ada. dan sebagainya. Desa-desa tersebut Misalnya, Dinas Perkebunan membuat akan digali, sehingga menjadi potensi festival tanaman anggrek dan wisata baru. sebagianya akan disinergikan oleh Dinas Untuk lebih memperkenalkan semua Pariwisata. kegiatan yang ada di Bali, khususnya (image/015)

Anggaran .................................. Harus Kontinyu Sebenarnya, pemerintah kabupaten di Bali, tak perlu terlalu banyak mengeluarkan dana untuk promosi. Mengingat Bali sebagai ikon destinasi wisata internasional telah diuntungkan dalam setiap kegiatan promosi yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Bahkan hampir 80% biaya promosi yang dikeluarkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata diperuntukkan untuk mempromosikan Bali. “Jika menjual pariwisata Indonesia tentu saja Bali yang pertama kali disebut,” kata Ngurah Wijaya sembari menambahkan bahwa disinilah keuntungan yang dimiliki Bali. Sementara Ketua Bali Villa Association (BVA), Ismoyo Soemarlan mengungkapkan, promosi adalah kegiatan yang harus dilakukan secara kontinyu, terus menerus. Terlepas Bali telah dikenal dunia internasional, promosi tetap dilakukan. Di sinilah, katanya, perlu pemikiran yang lebih fokus untuk dapat melakukan promosi secara bersama-sama dari semua kabupaten di Bali dan juga swasta. “Mengapa kita harus berjalan sendiri dengan biaya yang besar, jika kita bisa berjalan bersama dengan biaya yang lebih murah,” kata Ismoyo. Meski biaya promosi tiap kabupaten kecil, namun jika mau digabungkan dengan seluruh kabupaten di Bali, juga asosiasi serta swasta tentunya sangat banyak nilainya. “Wisatawan tak akan kenal Badung, Denpasar atau Gianyar! Tapi mereka datang ke Bali. Jadi, jangan promosikan Bali secara terpisah-pisah,” ujarnnya. Lebih lanjut ia mengatakan, kesadaran akan peranan dan fungsi promosi sangat penting. “Menurut saya, biarkan yang berpromosi ke luar negeri swasta dan asosiasi, sedangkan pemerintah seharusnya ke luar negeri untuk bertemu dengan pemerintah setempat. Di sana ia akan lebih focus membicarakan mengenai masalah kebijakan, infrastruktur dan lain-lain dan bukan ketemu dengan travel agent,” katanya sambil menambahkan, di lain pihak orang-orang yang melakukan promosi juga harus menguasai produk, bahasa dan strategi marketing yang baik. “Yang lebih penting lagi, setelah promosi dilakukan harus dipikirkan what next dan bagaimana evaluasinya!.” Lain halnya dengan Lolec. Promosi penting, tetapi evaluasi yang lebih penting. Sebab, untuk menentukan berhasil ataupun tidaknya promosi yang dilakukan harus dapat dipertanggung jawabkan. Hal ini mengingat, mereka bepergian atau bertugas dengan memakai uang negara atau rakyat. “Harus mengembalikan kepada rakyat, sehingga rakyat tahu apa yang sudah dilakukan.” Menurut Lolec, sering kali laporan resmi tentang pertanggung jawaban dari pemakaian uang negara tidak ada. Paling banter, wartawan dipanggil, selanjutnya menerangkan yang sudah dilakukan itu sukses, maka tugasnya sudah selesai. “Itu kan bukan laporan, itu tak ubahnya menyukseskan diri sendiri sebagai bintang film,” katanya. “Sekarang ini,” tegas Directur Pacific World ini, apapun yang dilakukan orang kalau tak ada evaluasi atau tak dikontrol itu ngak benar. Makanya harus hati-hati, jangan mentang-mentang duit datang dari langit lantas main sembarangan

saja. “Intinya adalah pertanggung jawaban duit rakyat itu harus benar,” tegasnya. Ketua Kadin Bali, Gede Wiratha mengatakan, perusahaan-perusahaan besar juga negara-negara maju selalu mempromosikan dirinya. Misalnya ‘Jepang Visit Year’ yang dilakukan di media-media dan itu memang disediakan anggarannya. Promosi itu penting, namun perlu disikapi juga promosi harus dalam kontek yang tepat. Promosi destinasi dilakukan oleh pemerintah sedangkan promosi produk dilakukan oleh industri. Industri melakukan promosi mempunyai bobot karena lebih dari 2% pendapatnya dipakai berpromosi. Namun semua itu dapat dilaporkan pada pemerintah, seperti dalam bentuk buklet, brosur, serta semua kontak dengan agent di luar negeri dilakukan secara regular dan tak perlu dipertanyakan lagi. “Tiga atau dua tahun sebelumnya industri sudah memprogramkan dana dan jadwal promosinya. Beda dengan pemerintah dianggarkan setahun sekali,” katanya. Gede Wiratha sangat setuju dengan promosi pariwisata Bali lewat TV asing, apalagi CNN. Menurutnya itu namanya promosi destinasi untuk memperkenalkan Bali yang elok. Setelah itu sektor swasta sebagai anak angkatnya, anak buahnya gampang mengikuti dalam bentuk road show, table top atau bentuk promosi yang lain. Sekarang ini, tambah pemilik berbagai usaha wisata ini, banyak pihak swasta yang emosi dan mempertanyakan, pemerintah kabupaten yang mendapatkan PHR kok tak melakukan promosi. Inilah yang harus disikapi oleh pejabat-pejabat. Mestinya dana PHR yang diterima kabupaten digunakan untuk melakukan promosi. Melakukan promosi destinasi, bukan produk. Yang semestinya dilakukan pemerintah adalah mem-backup promosi dari industri. Pemerintah mestinya membuat fasilitas-fasilitas dari pada tujuan pariwisata itu menjadi elok. Melakukan penghijauan, air bersih, pemadam kebakaran tak terlambat, jaminan kesehatan berbelit-belit dan kebersihan, keamanan. Walau demikian, pemerintah juga perlu promosi ke luar sebagai branding image dari pada provinsi Bali. Kalau dilakukan oleh kabupaten, itu kurang tepat. Makanya diperlukan single destination yang bernama Bali. “Idenya, Pak Mangku (Gubernur, red) perlu membuat single destination Bali di bawah Pemprov Bali. Tak perlu ada promosi Jembrana, Badung, Gianyar karena tidak ada yang tahu itu di luar negeri. Yang mereka tahu adalah Bali. Kalau Bali sudah masuk, secara praktis akan memberikan manfaat terhadap industrinya, rakyatnya, sehingga ekonomi rakyat bagus akan membayar pajak dengan baik. Pajak yang bagus akan kembali lagi untuk membangun,” Intinya, perlu ada diskusi yang elegan antara ekskutif dan legislatif yang seyogyanya dalam mengelola negara sama dengan mengelola perusahaan. Harus ada perhitungan untung rugi, jangan bersifat study. “Kalau ada yang ngomong study banding dulu. Ngak bisa. Menjadi anggota DPR baru mau belajar. Kalau mau belajar di SMP, SMA tak ada orang di Thailand mengajar orang bagaimana cara berpariwisata. Jadi study banding itu tak relevan. Apalagi memakai anggaran dari uang rakyat,” paparnya berang. (image/008/015)


8

Vol. IV No. 19

Vol. IV No. 19, 12 - 25 Februari 2010

Cukup pasang iklan di

Melia Bali:

Image-Bali Travel News

Peduli Keseimbangan Alam, Adakan Bhakti Pakelem

Sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan, khususnya di kawasan pantai Nusa Dua, Meliã Bali adakan ritual bhakti pakelem, bertepatan dengan Tumpek Wayang, Sabtu (6/2). Tujuannya, untuk menanggulangi pengikisan pantai yang terjadi serta mohon keselamatan dan menghindarkan dari hal – hal yang tak diinginkan. akna ritual Pakelem, yang terdapat di beberapa prasasti, seperti prasasti Batur Sakti, Lontar Siwa tatwa Purana dan Kampaning Pura Ulun Danu, Lontar Brama Kertih, Lontar Kala Tatwa Lontar Kala Purana dan Lontar Sanghra Bumi, secara garis besar, ritual itui digolongkan ritual Bhuta Yadnya, yang mengandung makna, sebagai pengeruat atau penyupatan, kesejahteraan, permohonan maaf dan sebagai korban suci, dengan tingkatan serta kurban tertentu, dan dilaksanakan di danau, laut dan kepunden gunung. Di samping itu, Hotel Melia

M

Bali juga melakukan upaya nyata yaitu menutupi pasir yang hilang, namun hal tersebut hanya bertahan beberapa bulan saja. “Mengingat April mendatang merupakan puncak pengikisan pantai, maka pihaknya mengadakan berbagai upaya, baik sekala maupun niskala,” ucap Jim Boyles, GM, Meliã Bali, sambil menambahkan, pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemkab Badung dan Bupati Badung, AA Gde Agung, SH yang hadir pada acara Pakelem ini. Upacara secara niskala “Pakelem” merupakan bentuk dedikasi Meliã Bali dalam menjunjung tinggi nilai budaya Bali serta komitmen sebagai hotel peraih emerald di penghargaan Tri Hita Karana Tourism Award sejak tahun 2004, yang menjunjung keseimbangan tiga aspek: nilainilai budaya dan spiritualitas (Parahyangan), kemasyarakatan (Pawongan) dan lingkungan (Palemahan). Hotel ini juga peraih emas pertama di Asia dalam penghargaan lingkungan internasional Green Globe dan Meliã Bali percaya, kekuatan nilai budaya Bali dapat mengatasi permasalahan lingkungan yang ada sekaligus melestarikan alam semesta di Bali khususnya.

Hanya dengan Rp 200.000

Hubungi

249484

12 - 25 Februari 2010

Bertemu Para Sulinggih Bali Update

2

Perayaan, Ubud Terbaik Se-Asia

Save Our Destination

5

Puncak HUT Kota Denpasar Dirayakan 2 Maret

Entertainment Corner

Peduli Keseimbangan Alam, Adakan Bhakti Pakelem

Page Advertorial

6

Rp 3,5 M untuk Promosi di TV Asing inas Pariwisata Bali melakukan gebrakan baru yaitu melakukan promosi pariwisata Bali melalui TV asing, untuk tahun anggaran 2010. Alokasi dana untuk aksi promosi lewat media elektronik asing, pemerintah Bali telah menyiapkan dana sebesar 3,5 Milyar. Hal itu untuk lebih memperkenalkan semua keunggulan Bali di masyarakat dunia. Demikian dikatakan Kepala Dinas Pariwisata Bali, IB Subhiksu saat tatap muka dengan jajaran BTN yang dipimpin Chief Editor, Wisnu Wardana di ruang kerjanya Jumat (22/1). Bentuk-bentuk promosi yang dilakukan sebelumnya seperti menyebarkan leaflet, booklet, brosur, CD dan VCD masih tetap dilakukan. Demikian juga dengan promosi secara langsung ke tempat-tempat pasar potensial di dunia seperti ITB Berlin (Maret),

D

Dipimpin Bupati AA Gde Agung, GM Melia Bali - Jim Boyles, RM - Juan Lemes dan Karyawan Melia Bali Maturan Mebhakti sesaat sebelum Mulang Pekelem

Bupati Badung AA Gde Agung, SH dalam kesempatan itu mengatakan, alam semesta merupakan unsur penting dalam konsep Tri Hita Karana. Harmonisasi antara alam, manusia dan makhluk hidup lainnya haruslah terjaga demi kehidupan itu sendiri, namun sayang manusia seringkali lupa dan menyia-nyiakan berkah alam, sehingga timbul dampak ketidakseimbangan alam seperti yang kita rasakan sekarang, karena itulah sebuah

pengorbanan harus dilakukan, dengan satu permohonan agar diberi kesejahteraan hidup oleh Yang Maha Pencipta. Upacara Pakelem dipimpin Ida Pedanda Çiwa dari Griya Gde Telaga Sanur dan Ida Pedanda Budha dari Griya Teba Saya Ubud, yang dihadiri oleh karyawan, bendesa adat, jajaran pemerintah Benoa, Nusa Dua dan Jimbaran beserta media dan perwakilan dari komunitas Nusa Dua. Ritual ini dirangkai dengan hari

jadi Meliã Bali yang ke-25 tahun dan selama 24 tahun, tetap konsisten menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) atau “Community Involvement: If everyone does a little to help, we can help a lot” dengan tujuan turut membangun masyarakat Bali dan sekaligus memelihara lingkungan menuju pariwisata Bali yang berkesinambungan,” tambah Jim Boyles. (Image/R/014)

Promosi yang Efektif, Efisien dan Kreatif

Wisatawan berjemur di pantai salah satu hotel

© tir

Aksi Promosi pariwisata Bali masih perlu direvitalisasi. Selain harus lebih gencar, promosi juga harus dilakukan secara terus menerus. Aksi promosi yang kreatif, efisien dan efektif ini sangat setrategis untuk mengingatkan para pelanggan bahwa Bali masih layak untuk dikunjungi. Di samping itu destinasi di pulau juga selalu berkembang sehingga perlu dipublikasikan ke luar. Namun, promosi harus dilakukan dengan satu pintu, sehingga citra dan image Bali sebagai destinasi semakin kuat, disamping untuk efisiensi dapat menekan biaya yang tinggi. Demikian pendapat para pelaku pariwisata di Bali kepada Image Bali Travel News. ede Adnyana Chief Operation Manager PT Nusa Lembongan, mengatakan, promosi satu pintu itu akan lebih efisien karena mampu menekan biaya yang lebih murah. Koordinasi antara pemerintah dengan industri pariwisata sangat perlu dan harus dilakukan. Pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan sumber dana sedangkan industri pariwisata megetahui pasar maka akan terjadi sinergi yang luar biasa. “Promosi ke luar itu sangat penting untuk mengingatkan market bahwa Bali itu masih layak untuk dikunjungi,” katanya. Namun, Gede Adnyana

G

mengingatkan, selain promosi ke luar negeri, promosi di dalam pariwisata itu sendiri juga perlu dilakukan yakni dengan menjaga destinasi yang ada. Ia kemudian mencontohkan, destinasi masih memiliki kendala pada masalah sampah dan kemacetan lalu lintas yang kian menjadi. Dan yang paling penting adalah keamanan. “Berita tentang terbunuhnya wisatawan di Bali itu menunjukan Bali tidak aman. Maka itu keamanan yang bersinergi dengan masyarakat mutlak harus dilakukan,” ucapnya. Evaluasi Promosi Gede Adnyana juga mempertanyakan dana promosi yang

8

dilakukan pemerintah harus terbuka dan transparan. Selama ini pihaknya serta industri lain melakukan promosi selalu menggunakan dana sendiri-sendiri. “Yang terpenting, pemerintah itu harus terbuka melakukan promosi kemana, road show kemana. Selain itu evaluasi sangat penting dilakukan sehingga menjadi tolak ukur kegiatan promosi yang telah dilakukan,” tegasnya. Sementara itu, Eddy Soetjahyo, Communication Manager Bali Tropic mengatakan, promosi pariwisata Bali harus tetap dilakukan, meskipun angka kunjungan meningkat. Karena dari data perkiraan sementara tahun 2010 ini, kunjungan wisatawan ke Bali akan lebih lesu dibandingkan tahun 2009. Yang terpenting menurut Eddy, apapun jenis promosinya tentu memiliki tujuan baik. Namun yang lebih penting lagi kegiatan promosi sebaiknya dilakukan secara bersama-sama tidak saling bertentangan dan tumpang tindih, tapi lakukan secara bersinergi dan berkesinambungan. Di lain pihak, Nova Terita Public Relations Manager Melia Bali, Ida Ayu Aprianti - Punlic Relation Manager Inna Grand Bali Beach, dan Candy Juliani - Public Relation Officer Sanur Beach kompak setuju bahwa promosi harus tetap diprioritaskan untuk “awareness” agar market tetap mengingat produk kita. Faktor promosi penting, mengingat banyak kompetitor dari destinasi lain dimana produk mereka dikemas cukup menarik dengan harga yang kompetitif. Ditambahkan, bentuk promosinya bisa dengan mengikuti road show, table top, pameran baik di luar dan dalam negeri serta dan PR strategy.

Promo website juga menjadi salah satu media promosi yang baik untuk market luar dan dalam negeri. Dari sisi lain dikatakan mereka, perbandingan dari kontri-busi melalui pajak dan yang lainnya ke kas negara selama ini, kondisi fasilitas dan infrastruktur yang dibangun sangat tidak seimbang. Misalnya jika dilirik ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapore, dan Thailand, fasilitas jalan kita masih sempit dan berlubang. Fasilitas telephone umum sangat tidak memadai, angkutan umum sama sekali tidak nyaman, apalagi toilet umum yang masih terbelakang. “Di sisi lain peningkatan pelayanan di Airport serta ketersediaan air dan energi listrik juga tak kalah pentingnnya,” kata Nova. Hal ini pun dibenarkan oleh Tamiarta, Resident Manager Griya Santrian Sanur dan Viva Yuliana Dewi, Public Relation Sofitel Seminyak Bali. Menurut mereka peningkatan kuwalitas pelayanan harus tetap diutamakan di samping promosi untuk mempertahankan pasar yang sudah ada dan mencari pasar baru. Promosi tetap penting dilakukan. “Mengingat sekarang banyak tujuan wisata di luar Indonesia yang mampu menawarkan apa yang selama ini Bali tawarkan, misalnya Phuket , Langkawi, dll,” ujar Ana. Diversifikasi Pasar Para pelaku wisata terdepan itu juga mengingatkan, selain promosi keluar ke dalam sendiri harusnya perlu diperkuat. Karena kenyamanan wisatawan yang berlibur ke Bali juga kerap terganggu dengan adanya proyek-proyek pemerintah di saat-saat tamu ramai (proyek jalan, galian telkom dll). Di sisi lain kebersihan lingkungan di Bali masih

sangat rendah. Penataan kota juga masih kalah jauh dibandingkan dengan kota-kota tujuan wisata lain di Asia. Pemasangan baliho-baliho yang memenuhi jalan dan menghalangi pandangan juga patut menjadi catatan penting Dari sisi marketing, menurut Tamiarta, sudah saatnya pemerintah lebih bersifat sebagai pendorong dari belakang atas promosi yang dilakukan swasta. “Pemerintah tidak perlu langsung terjun ke luarnegeri melakukan promosi, cukup memberikan dukungan melalui swasta. Biar swasta saja yang promosi ke luar” katanya. Sementara itu Pemerintah bagi Tamiarta harus lebih fokus pada penataan kedalam baik dari segi regulasi dan juga infrastruktur. “Mungkin untuk kedepan pengembangan wisata marine sebagai wisata alternatif juga perlu diperhitungkan agar wisatawan memiliki pilihan yang lebih variatif,” pungkasnya. Dari segi pengembangan pasar, mereka semua sepakat bahwa di samping tetap mengelola pasar yang telah ada, seharusnya diupayakan diversifikasi pasarpasar baru atau pengembangan lebih jauh agar warga semua negara-negara di dunia juga mau berkunjung ke Bali. Oleh karenanya besar harapan mereka Pariwisata sebagai sektor utama ekonomi Bali, harus didukung oleh seluruh lapisan masyarakat (pemerintah, swasta, dan masyarakat). Ketiga komponen ini harus dapat bersinergi dengan baik, dari segi aturan, maupun pelaksanaan tanpa mengesampingkan upaya pelestarian seni budaya yang menjadi roh dan daya tarik utama (Image/015/008) Bali.

© tir

Antrean wisatawan di terminal keberangkatan Bandara Ngurah Rai

Dana Promosi Menipis, Terapkan Pola Sinergis Tahun 2010, ada kabar kurang enak bagi sektor pariwisata. Sebab, mulai tahun ini, dana promosi pariwisata Bali betul-betul diciutkan. Pemangkasan dana promosi tidak hanya dilakukan oleh Pemerintah Perovinsi Bali, pemerintah kabupaten kota juga melakukan hal yang sama. Bahkan pemangkasan anggaran untuk mendukung peningkatan arus wisatawan ke Bali tersebut tidak canggung-canggung. Hal itu tentu menuai berbagai reaksi dari pelaku pariwisata di Bali. Lantas apa yang harus dilakukan? ntara lain, Ketut Jaman. Managing Director Melali Mice berpendapat, Bali harus melakukan promosi berkelanjutan dan secara kontinue. Market yang digarap perlu juga dikembangkan. Bila perlu harus menyasar pasar-pasar potensial baru yang belum tergarap. Jika anggaran dana terbatas mestinya memilih target pasar yang paling memungkinkan. Intinya pemilihan target pasar yang terpenting. “Nah, input pariwisata dari Jakarta bisa

A

dijadikan acuan untuk pemilihan target pasar,” katanya. Untuk mensiasati anggaran promosi yang menipis, lanjut Jaman, mulailah menggarap pasarpasar terdekat. Misalnya China, Korea, India dan bila perlu lebih berkonsenstrasi pula di dalam negeri karena banyak juga wisatawan Nusantara yang potensial. Berpromosi lewat TV asing juga perlu dilakukan. “Memasang iklan di TV memang mahal, tetapi kalau ingin cepat ada

Halaman 7

Rp 3,5 M ..................................

hasil, mesti mau tidak mau harus melakukan cara seperti itu. Dengan begitu Bali akan lebih dikenal oleh masyarakat dunia,” ucapnya. Harus Sinergis. Di samping itu Ketut Jaman juga mengingatkan, untuk aksi promosi harus bersinergi dengan Disparda Propinsi Bali, Departemen Budpar, dan Disparda-disparda tingkat II. Juga perlu berkolaborasi dengan asosiasi dan industri pariwisata termasuk biro perjalanan yang nantinya secara bersama-sama melakukan strategi berpromosi. “Saya melihat, promosi selama ini selalu berjalan sendiri-sendiri. Antara pemerintah dengan private sector memiliki cara berpromosi sendiri-sendiri,” katanya. Halaman 2

Dana Promosi .............................

Anggaran Promosi Dipangkas

Bukan Masalah Besar romosi bagi sebuah destinasi pariwisata bagaikan dua sisi mata uang yang tak dapat dipisahkan. Jika hanya promosi yang dilakukan tanpa melakukan pembenahan destinasi itu sendiri, tentu bagai sayur tanpa garam. Begitu pula sebaliknnya. Di sinilah promosi dan destinasi harus dapat berjalan seirama, selaras dan seimbang satu sama lainnya. Hal itu diungkap Ketua Bali Tourism Board (BTB), Ida Bagus Ngurah Wijaya saat disinggung mengenai pola promosi pariwisata tahun 2010. Menurutnya, fenomena yang terjadi belakangan ini di Bali adalah adanya kecenderungan untuk gencar berpromosi, namun seolah lupa apakah produk yang dijual sudah berkualitas baik atau belum. Pemerintah dalam hal ini sebagai pemegang otoritas tertinggi sudah seharusnnya lebih memfokuskan kegiatan

P

promosi dalam bentuk pencitraan dan juga perbaikan destinasi. “Jangan sampai kita gembargembor promosi tapi setelah mereka dating, malah mengecewakan,” kata Ngurah Wijaya. Menyikapi adanya penurunan anggaran promosi dari hampir sebagian besar kabupaten di Bali dirinya menyambut positif, asal pengurangan dana tersebut dialokasikan untuk perbaikan infrastruktur destinasi. “Saya malah setuju, jika anggaran promosi dari tiap kabupaten dikurangi, asal hasil pengurangan tersebut dialokasikan untuk perbaikan destinasi yang amburadul, baik dari management mau pun infrastrukturnya, termasuk air, listrik, sampah dan jalan, dll” tegasnya. Halaman 7

Anggaran ...................................

C12-59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.