iMAGE Vol.V No.10

Page 1

VIII

Vol. V No. 10

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort

Lepas Tukik, Potong Tumpeng dan Kue

Acara ulang tahun hotel yang satu ini betulbetul diwarnai keakraban. Owner, karyawan, serta tamu yang menginap di hotel seakan tak ada batas. Semuanya bersatu padu larut dalam kegembiraan. Acara demi acara diikuti secara bersama-sama dengan penuh keceriaan. Begitulah suasana perayaan HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort Kuta, Jumat (10/9) yang dihadiri Owner I Gst Gde Masputra bersama istri dan General Manager, A.A. Gde Prastita serta para karyawan.

Telkom Operasikan Plaza Telkom 24 September - 7 Oktober 2010

Rai Mantra : Gayung Sepeda dan Lepas Tukik

Oktober Team THK Siap Nilai Hotel

Bali Update

II

Save Our Destinations

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort

IV

Page Advertorial

VIII

© ist

Ketut Tedja pada saat audensi bersama Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara.

© tir

Masputra, Ms. Elizabeth Schoen, dan Mr. Rhian Oakes sedang meniup lilin ulang tahun

cara HUT dengan tema “7 Up Moving Forward” diawali dengan kegiatan social berupa pelepasan tukik di pantai di depan hotel tersebut. Boleh dibilang, kegiatan pelepasan tukik itu menjadi favorit wisatawan yang menginap di hotel tersebut. Dari sebanyak 70 tukik yang dilepas, 55 ekor diantaranya dilepas wisatawan mancanegara. “Ketika kegiatan ini diumumkan, banyak wisatawan yang mendaftar untuk ikut melepas tukik,” ujar I Nyoman Astama Resident Manager Bali Niksoma Boutique Beach Resort. Dalam acara fun game, para

A

bule ini juga tak mau kalah. Beberapa dari mereka terlibat sebagai peserta, seperti dalam lomba lari berpasangan sambil menyundul jeruk dan lari karung berpasangan. Suasana kekeluargaan sangat tampak pada puncak acara. Dimana, dua orang bule Ms. Elizabeth Schoen, dan Mr. Rhian Oakes dari Australia yang kebetulan hari ulang tahunnya bersamaan dengan HUT Bali Niksoma diajak bersama-sama ikut memotong kue ulang tahun. Di samping itu, pelepasan balon dan burung merpati sebagai tanda semakin dewasanya dalam mengelola manajeman hotel juga

melibatkan wisatawan. Kebersamaan itu juga tercermin pada acara santap siang yang menyajikan makanan khas Bali tradisional seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, nasi bungkus dan minuman cendol. Astama mengatakan, HUT tahun ini, Bali Niksoma menggelar berbagai kegiatan seperti olah raga (bulu tangkis dan futsal), kegiatan social seperti kerja bakti, donor darah, dan donasi ke SLB/ C di Tabanan. Acara sport menampilkan fun game, dan pertunjukan seni spontanitas dari karyawan masing-masing (image/015) department.

DBF 2010 Tumbuhkan Gemar Membaca sebagai Gaya Hidup dan Masa Depan Di Bali buku tidak terlepas dari sepirit Saraswati, serangkaian pelaksanaan Denpasar Book Fair (DBF) 2010, bertepatan dengan peringatan hari Raya Saraswati, dimana dari berbagai pendapat dan sumber, yang berbeda, bahwa peringatan hari Saraswati merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan dan seni. an melalui Book Fair 2010 yang berlangsung (24-26/9), di Pedestarian jalan Kamboja Denpasar ini, merupakan pesta buku yang ketiga kalinya telah digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Denpasar dengan nuansa “Spirit Hari raya Saraswati”dan mendapat sambutan dan apresiasi luar biasa dari masyarakat dan pelajar dari berbagai tingkat pendididkan. Ditengah melambungnya harga buku, dan memasuki tahun ajaran baru, setidaknya event ini bertujuan untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat atas kebutuhan buku yang lengkap dengan harga yang terjangkau disamping untuk menyukseskan program Denpasar Kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan, dan ikut serta dalam program mencerdaskan kehidupan bangsa melalui gerakan gemar membaca, membantu pengembangan

D

industri penerbitan di kota Denpasar, sekaligus sebagai media komunikasi antara penerbit, pembaca, ;pengarang dan masyarakat dan memberikan apresiasi dan ekspresi kepada

siswa-siswi untuk menampilkan inovasi dan kreatifitas dengan hiburan yang sehat. Book Fair 2010 ini, mengusung konsep pameran dengan unsur trading, pendidikan teknologi, pameran dan hiburan, dengan agenda acara, Bazaar buku, Talkshow, IT Exhibition, Temu Komunitas, Kuliner, Ekspresi Remaja, display Kreasi, Pelatihan Sanggar Telematika dan Denpasar Stakeholder Community, dengan melibatkan peserta dari industri penerbitan lokal, distributor dan toko buku, lembaga pendidikan, industri pers, perpustakaan, lembaga pemerintah, LSM, industri lain yang terkait serta para komunitas. Kehadiran DBF 2010 dengan target penunjung dari berbagai tingkat pendidikan, pekerjaan usia, dari seluruh kalangan masyarakat di kota Denpasar dan sekitarnya. Melalui DBF 2010, yang di organize oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan pemahaman, bahwa membaca adalah merupakan gaya hidup (Image/014) dan masa depan.

Untuk memberikan pelayanan yang memadai kepada para pelanggan maupun calon pelanggan, Telkom melakukan penataan maupun layanan di Plaza Telkom. Hal tersebut merupakan nilai tambah sebagaimana motto Telkom “World in Your Hand.” Demikian disampaikan Kepala Kantor Telkom Denpasar, Ketut Tedja pada saat audensi bersama Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara belum lama ini. enurutnya, persaingan industri telekomunikasi makin ketat. Sekarang, masing-masing operator berkompetisi untuk memberikan kualitas yang terbaik bagi pengguna produknya. “Oleh sebab itu, kami sangat fokus dalam meningkatkan pelayanan kepada pengguna produk-produk

M

Telkom Group,” katanya seraya menambahkan Plaza Telkom ini akan dioperasikan berlokasi di jalan Teuku Umar Denpasar. “Saat ini Telkom Denpasar mempunyai seratus lima puluh ribu pelanggan line telepon.” Ketut Tedja menjelaskan, Perseroan telah mengubah penampilan Plaza Telkom menjadi lebih akrab dan nyaman. “Semakin baiknya layanan Telkom tentu berdampak pada loyalitas pelanggan yang bisa mendongkrak peningkatan revenue bagi perusahaan,” kata Tedja. Saat ini menurutnya, terdapat sekitar tujuh ratus lima puluh Plaza Telkom di seluruh Indonesia yang secara bertahap akan diubah penampilannya sejalan dengan semangat transformasi. Sementara Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menyambut baik dengan dibukanya Plaza Telkom ini, “Plaza Telkom nantinya sebagai Walk In Center di Kota Denpasar dan perlu dikembangkan lebih banyak lagi sehingga masyarakat Kota Denpasar semakin mudah mengakses komunikasi di lingkungan tempat tinggalnya.” pungkas Jaya Negara. (image/015)

Ny. Ayu Pastika:

Cegah Bahaya Narkoba

ara orang tua utamanya ibu-ibu diingatkan untuk m e n g a w a s i perkembangan putra putrinya yang beranjak remaja, agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Hal itu dapat merusak masa depan remaja dan sangat sulit untuk disembuhkan. “Saya minta kepada ibu-ibu agar mengawasi perkembangan anak-anak kita yang masih labil. Karena salah sedikit saja, mereka bisa terjerumus dalam dunia hitam itu,” kata Ny.Ayu Pastika saat memberi pembinaan kepada PKK Desa Kelating,

P

Kecamatan Kerambitan, belum lama ini. Menurutnya, agar bisa terhindar dari jeratan narkoba orang tua harus mengetahui lingkungan bergaul keseharian anaknya. Di samping itu, keluarga juga harus memahami ciri-ciri anak yang terkena narkoba, seperti malas, suka mengurung diri, tertutup dengan lingkungan dan takut dengan air. “Jika melihat anak dengan ciri-ciri seperti itu, jangan dimarahi karena kondisi bisa semakin buruk. Sebaiknya ajak mereka konsultasi ke dokter,” sarannya. Lalu terkait dengan pembinaan PKK, bertujuan memberikan pembinaan kepada desa-desa yang akan mengikuti lomba desa tahun 2011 mendatang. PKK diminta untuk terus memacu diri dengan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan, agar bisa berpartisipasi lebih banyak dalam membangun daerah ini. Pada kesempatan itu Ny. Ayu Pastika didampingi jajarannya menyerahkan bantuan yang terkait dengan pelaksanaan sepuluh program PKK di Desa Kelating. Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC dari PPTI Propinsi (image/015) Bali.

Perkembangan MICE perlu Dukungan Pemerintah

Penari joged saat PKB tahun lalu

© tir

CULTURAL TOURISM PARADIGM

Pariwisata Makasar, Beyond Bali ari itu, Jumlat pagi, akhir Agustus. Ketika penumpang akan boarding di Denpasar untuk pesawat menuju Makasar, beberapa orang wisatawan asing bingung dan komplain. Karena di pintu boarding tertulis “Ujung Pandang”, bukan “Makasar”. Wisatawan itu bersungut. “We are going to Makasar, not Ujung Pandang” katanya. Karena sibuk, tampak petugas bandara dengan cepat memberikan repons. “Same….same….” katanya. “That is mean that we are going to Ujung Pandang first, and than to Makasar ?”. Tetapi petugas itu tak bergeming, mungkin karena sibuk dengan penumpang lainnya. Ia sekali lagi mengulangi responnya. “Same….same…..” katanya lagi. Sang wisatawan akhirnya bosan dengan jawaban yang sama, dan terkesan seadanya dari petugas tersebut. Mereka tampak kesal, dan dengan bersungut-sungut melanjutkan langkahnya menuju pesawat. Masalah yang dipertanyakan itu, mungkin masalah kecil. Tetapi dalam situasi di bandara yang sibuk, mungkin agak sulit

H

Oleh Wayan Windia *) memberikan penjelasan yang memuaskan. Karena harus memberi penjelasan yang cukup panjang tentang perubahan nama Makasar menjadi Ujung Pandang, dan kembali menjadi Makasar. Tetapi kalau kita korek, maka kita hanya memerlukan perubahan yang simpel. Hanya merubah papan nama “Ujung Pandang” menjadi “Makasar”di Bandara Ngurah Rai. Kenapa hal itu tidak dilakukan? Mungkin hanya sebuah kemalasan birokrasi. Untuk itu

Pemda Sulsel perlu melakukan koordinasi dengan semua stakeholders-pariwisata. Agar halhal yang kecil, bisa menjadi aroma buruk bagi wisatawan yang akan menuju Makasar. Hal yang analogis pernah pula terjadi dalam hal kode penerbangan Garuda. Dalam tulisan di tiket tertulis nomer penerbangan, GA – sekian, namun dalam pemanggilan penumpang diumumkan nomer penerbangan dengan kode GIA – sekian. Hal inipun sempat banyak menimbulkan komplain dari wisatawan. Setelah beberapa kali komplian, maka hal seperti itu tidak terulang lagi saat ini Beyond Bali Barangkali Makasar perlu digalakkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW), agar Bali tidak penuh sesak. Karena kawasan ini tidak terlalu jauh dari Bali, dan di sana ada tujuan wisata yang spesifik (Tana Toraja). Dengan demikian Makasar dapat dijadikan kawasan wisata beyond Bali. Pemerataan Halaman II

Pariwisata Makasar ...................

Bali selalu dipilih sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan even nasional maupun internasional. Hal itu menunjukan, Bali memiliki potensi besar menjadi destinasi MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). “Bali memiliki sebuah keanekaragaman budaya dalam menunjang pelaksanaan MICE yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia,” ujar Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Bali I.B. Lolec dalam acara press conference serangkaian HUT ke-3 INCCA Bali beberapa waktu lalu.

ntuk itu, lanjut Lolec, Bali perlu dukungan semua pihak untuk mewujudkan destinasi dalam bidang MICE tersebut. Utamanya peran pemerintah didalam melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana agar lebih representative, infrastruktur dan yang paling penting berbenah dari aspek regulasi. “Banyak regulasi yang dikeluarkan instansi berbeda berpotensi menghambat aktivitas MICE di Bali dan Indonesia,” katanya. Lolec mengatakan, bea masuk produk luar negeri yang digunakan dalam negeri sangat tinggi. Biaya masuk minuman impor misalnya, di bea cukai nilainya mencapai 300 persen padahal di negara mereka harga wine atau minuman sejenis bisa lebih murah. “Hal itu tentu saja berdampak pada daya saing produk kita yang kurang kompetitif,” ujarnya. Bea cukai setinggi itu, jelasnya, mungkin untuk memproteksi orang Indonesia untuk tidak mengkomsumsi minuman beralkohol, khususnya produk luar negeri. Tetapi, kenyataannya kebijakan itu tidak

U

berjalan, terbukti banyak orang kita yang minum arak melon sampai semaput. “Pemerintah yang mengeluarkan kebijakan harus lebih fleksibel, dalam kontek kebutuhan wisata MICE misalnya, penyelenggara diperkenankan mengurus rekomendasi dari Kementerian Budpar,” harapnya. Lolec menegaskan, ke depan aktivitas MICE di Bali akan semakin membaik dan cerah. Hal itu dibuktikan dengan adanya request dari perusahaanperusaahan terkemuka dari Eropa, Amerika Serikat juga Afrika Selatan. “Request dari Amerika Serikat menjadi indicator utama membaiknya wisata MICE,” katanya. “Amerika dikenal sebagai negara yang sangat protektif terhadap warganya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar di Amerika sangat membutuhkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negerinya juga Intelijen (CIA FBI) mengenai keamanan suatu destinasi,” paparnya seraya mengatakan akhir tahun 2010 dan tahun 2011 event-event internasional dengan melibatkan peserta di atas 1000 orang akan digelar di Bali.. Menurut Lolec, setiap bulan CIA dan FBI selalu merilis kondisi terbaru mengenai tempat-tempat yang rawan di dunia semata-mata untuk melindungi keselamatan warganya. Pemerintahnya juga tak segan-segan mengeluarkan kebijakan perjalanan mulai dari yang teringan (travel advisory) sampai yang paling berat (travel band) pada negara-negara tertentu. “Akhir tahun 2010 dan tahun 2011 event-event internasional dengan melibatkan peserta di atas 1000 orang akan digelar di pulau dewata,” imbuhnya. Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua INCCA Bali, Ketut Jaman. Ia kemudian menegaskan, kerjasama dari tiga pilar yaitu pelaku MICE, pemerintah daerah dan Halaman II

Perkembangan MICE ................

C12-59


II

VII

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010 Oktober Team THK Siap Nilai Hotel DENPASAR – Team Assessor Tri Hita Karana (THK) Award telah memutuskan untuk menilai peserta THK Award mulai bulan Oktober 2010. Dalam rapat di Inna Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (18/9), ada sebanyak 35 hotel, 3 objek wisata, dan 28 kantor pemerintahan, sekolah serta perguruan tinggi akan dinilai. Sementara pengumuman dan penyerahan sertipikat dilaksanakan berkaiatan Hut Bali Travel News, Desember 2010 mendatang. (image/bud)

Lolec

© eka

© ery

Ribuan Peserta Ramaikan Inna Putri Bali Fun Bike 2010

Buka Puasa Bersama © tir

Puluhan Penduduk Tanpa Identitas Diciduk DENPASAR - Sebanyak 42 penduduk tanpa identitas diciduk pada kegiatan penertiban penduduk pendatang bertempat di Br. Kebon Kori Kelurahan Kesiman, Rabu (1/9). Penertiban itu dilakukan oleh Dinas Trantib yang dikoordinir oleh Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kota Denpasar, terkait dengan penertiban penduduk yang tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk). Kepala Bidang Mobilitas Dinas Kependudukan dan Capil, Pande Made Sri Artatik mengatakan, penertiban penduduk itu lebih menertibkan administrasi kependudukan. “Jika tidak ditata dari sekarang, masalah kependudukan yang setiap tahunnya terus meningkat, tentu akan menimbulkan masalah,” katanya. (BTN/ 015)

© angga

Rabu (1/9), The Patra Bali resort & Villas mengadakan acara buka puasa bersama guna menyantuni anak-anak yatim piatu dari panti asuhan Al’maun dan panti asuhan Mutiara. Acara yang bertema “Fast Breaking Moeslem Community, Orphanage, Media with Management The Patra Bali Resort & Villas” tersebut dihadiri lebih 150 orang yang keseluruhannya merupakan gabungan dari anak-anak panti asuhan, manajemen Patra Bali dan juga beberapa awak media. Acara tersebut berlangsung dalam suasana meriah dengan diawali oleh sambutan pendek dari Hakim Affan selaku General Manager (GM) The Patra Bali Resort & Villas. Kemudian diikuti Direktur Utama PT. Patra Jasa, Doni J. Subakti yang dalam pidatonya mengharapkan agar acara semacam itu tidak berhenti dan terus berlanjut setiap tahunnya sehingga akan semakin banyak lagi anak-anak kurang beruntung yang berkesempatan untuk menggapai masa depannya. (image/Angga/Dewa) Dari Halaman I

Perkembangan MICE ................

© tir

Para Peserta Clean Up The Word tengah mengikuti senam

Clean Up the World, SKBBA Bersihkan Pantai Lebih dari 500 orang pekerja hotel di kawasan Tuban yang merupakan karyawan dan karyawati South Kuta Beach Business Association (SKBBA) mengikuti acara Clean Up the World, Jumat (17/9). Kegiatan yang merupakan kelima kalinya itu dipusatkan di dua tempat yakni Pantai Kuta dan sepanjang jalan hotel di Tuban (Jl. Kartika Plaza dan Jl. Wana Segar) Tuban. Para peserta melakukan start di Kuta Art Market kemudian finish di Pantai The Patra Bali Resort & Villas. Dalam aksi social itu, para peserta membersihkan lingkungan dari sampah, utamanya sampah plastic. Karena sampah plastic dianggap perusak lingkungan yang tidak akan bisa hancur dalam waktu ratusan tahun. Memang, dalam kegiatan itu tidak banyak sampah yang dikumpulkan karena sudah dibersihkan setiap hari oleh karyawan hotel masingmasing. “Clean Up the World, memang kami rayakan tiap tahun, namun untuk kebersihan di pantai juga dilaksanakan sesuai jadwal,” kata Ni Ketut Sukasarinada, Public Relation SKBBA. Setelah sampai di finish, para peserta mengikuti senam yang dipandu oleh dua orang instruktur senam professional. Acara itu tak hanya membuat para peserta riang gembira, tetapi juga menjadi tontonan bagi wisatawa di pagi hari. “Olahraga ini bertujuan untuk rileksasi setelah melakukan pekerjaan rutin melayani wisatawa. Selain itu, senam juga sebagai upaya menjaga kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota SKBBA,” imbuhnya. Sementara, Urs Kle, Wakil SKBBA yang juga GM Discovery Kartika Plaza mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk peduli lingkungan serta menanamkan budaya bersih pada anak-anak, sehingga kegiatan ini melibatkan muridmurid sekolah. “Melalui kegiatan bersih-bersih ini, kami ingin semua orang tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastic,” ujarnya. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pihak hotel, juga mengikutisertakan anak-anak sekolah dan government seperti polisi (Polsek Kuta). Kegiatan social seperti ini sangat didukung SKBBA yang beranggotakan 22 hotel dan restoran, sehingga sempat menyumbang tong sampah di sepanjang (image/015) Jl. Kartika Plaza.

masyarakat menjadi kunci sukses mewujudkan Bali sebagai wisata MICE. Sebab, pada saat proses tender penyelenggaraan MICE di luar negeri menjadi pertimbangan bila mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Excutive Director INCCA Bali, Martin Pake Seko mengatakan, INCCA Bali yang diresmikan 10 September 2007 lalu, bertujuan sebagai wadah bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankan usaha jasa kongres dan konvensi serta usaha lainnya yang berhubungan langsung dengan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran di Bali. “INCCA Bali mempunyai visi dan misi mewujudkan Bali sebagai daerah tujuan utama wisata dalam bidang meeting, Dari Halaman II

Pariwisata Makasar ................... pembangunan via pariwisata akan dapat memperteguh NKRI. Sejatinya, wisatawan (asing) yang mengunjungi Makasar tampaknya cukup banyak. Dalam setiap penerbangan pasti ada orang bule. Hal ini terbukti kita melihat beberapa orang bule yang berkeliaran di sekitar Pantai Losari. Mereka mungkin adalah orang-orang yang menghabiskan waktunya setelah mengunjungi Tana Toraja, atau mereka yang masih menunggu keberangkatan ke Tana Toraja. Dalam penerbangan dengan Garuda dengan pesawat Boeing 737-800, tercatat minimal sepertiga berisi wisatawan asing. Tempat duduk di pesawat itu, tercatat untuk eksekutif 12 seats, dan ekonomi 144 seats. Penerbangana ke Makasar, 2 kali dalam sehari. Hal itu berarti bahwa cukup banyak wisatawan menuju Makasar. Untuk itu pelayanan terhadap mereka haruslah optimal, agar mereka tidak jera. Penulis cukup lama tidak mengunjungi Pantai Losari. Dalam kunjungan kali ini sempat berkunjung ke kawasan pantai yang sangat terkenal di Makasar. Kita menjadi terkejut, karena pantai ini sudah mengalami perombakan non-alamis. Tampaknya akan ada bangunan menjorok pantai, yang mungkin akan mengganggu pemandangan alam kawasan. Sementara itu kawasan alami untuk publik sudah semakin berkurang. Pulau-pulau kecil di seberang pantai juga sudah tidak menghijau lagi. Cukup banyak sudah ditumbuhi bangunan semen/beton yang gersang. Pedagang kaki-lima yang berkeliaran di seberang benteng, tampak sudah semakin kumuh. Pemandangan ini telah menyulap kawasan benteng menjadi ikut memancarkan aura kumuh. Hal itu terjadi, karena alasan-alasan pragmatis. Penduduk semakin banyak, urbanisasi semakin besar, dan lapangan kerja terbatas. Untuk itu pemda harus mentolerir kehadiran sektor non-formal yang kumuh. Sementara itu harga-harga makanan di sekitar kawasan pantai ternyata cukup mahal. Makan siang dengan lauk seadanya, di warung-warung kecil, harus merogoh kantong senilai Rp.20.000. Hampir 100% lebih mahal dibandingkan dengan kawasan sejenis di Bali. Tetapi, apakah mungkin

MAGUPURA - Inna Putri Bali Hotel Cottage & Spa Nusa Dua, Minggu (19/9) menggelar Inna Putri Bali Fun Bike (IPBFB). Kegiatan dalam rangka menyambut Hut ke-25 Inna Putri Bali itu diikuti lebih ribuan peserta, terdiri dari karyawan lima hotel dibawah manajemen Hotel Indonesia Natour (HIN), club sepeda dan masyarakat umum. Olahraga santai ini mengambil start dari Serangan menuju hotel Inna Putri Bali Nusa Dua. Pengibasan bendera start dilakukan oleh Kadisdikpora Kabupaten Badung Widhi Astika, mewakili wakil Bupati Badung. IPBF 2010 dihadiri pulah oleh seluruh jajaran pimpinan semua unit hotel di bawah manajemen HIN yang ada di Bali dan Direktur Utama PT. HIN Pusat Hery Angligan. I Wayan Wela General Manager Inna Putri Bali mengatakan, melalui IPBF ini pihaknya mengajak seluruh karyawan untuk menumbuhkan kembali gemar bersepeda serta menigkatan kesehatan pada diri kayawan. “Lewat kegiatan ini akan dapat memberikan contoh kepada masyarakat dan lingkungan karena bersepeda dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan adanya polusi udara. Kalau sudah sehat, tentunya akan dapat membangun kinerja yang lebih Baik.” Ucapnya. Menyambut Hut ke-25 itu, pihaknya juga adakan berbagai kegiatan sosial, baik untuk lingkungan alam, lingkungan masyarakat yang ada di sekitar hotel dan karyawan”tambahnya. (Image/014) perjalanan intensif, konvensi dan pameran yang berkualitas di Indonesia, baik berskala nasional, international serta mengembangkan dan meningkatkan usaha di bidang jasa pariwisata, khususnya jasa pengelolaan MICE,” paparnya. Martin mengaku, sejak diresmikan, INCCA Bali telah banyak melakukan kegiatan dalam meningkatkan dan mutu layanan para anggotanya. Juga melakukan sosialisasi kursus MICE serta ikut mempromosikan Bali sebagai tujuan wisata bidang MICE baik di dalam maupun di luar negeri. Sementara Putu Gede Wiwien Gunawaseka menimpali agar para praktisi MICE di Bali makin memberdayakan diri. Artinya, prerusahan MICE di Bali tidak hanya menjadi sub dari perusahaan lain di Jakarta ataupun luar negeri, melainkan bisa menjadi partner para pengusaha MICE di (image/bud) sana. karena bulan puasa? Tetapi kesan lebih mahal memang terasa di tempat lain, tatkala penulis berkunjung ke Makasar beberapa tahun yang lalu. Bus DAMRI Hal lain yang perlu disorot mungkin perjalanan Bus Damri. Dari airport cukup mudah mendapat layanan bus itu. Tetapi bagaimana kalau kembali ke airport? Ternyata tidak ada pangkalan yang pasti dari bus Damri. Petugas hotel juga tidak tahu, pangkalan bus itu di kawasan kota. “Kami tak tahu. Sebentar-sebentar hanya lewat di sini. Tapi jadwalnya juga tak tentu” katanya. Mungkin layanan seperti ini menyebabkan tidak banyak wisatawan yang ingin menikmati Makasar. Mereka lebih banyak ingin langsung saja ke Tana Toraja. Untuk itu, sebaiknya ada pangkalan tertentu bus Damri di Makasar. Paling tidak, di kawasan yang terkenal. Misalnya di Pantai Losari, lapangan Karobesi, atau Pasar Sentral. Dengan demikian, wisatawan tidak hanya tergantung dari layanan taksi. Barangkali dengan adanya layanan bus Damri yang agak terjadwal, maka wisatawan akan lebih tertarik mengunjungi Kota Makasar dan sekitarnya. Sebetulnya cukup banyak kawasan wisata yang bisa dikunjungi di Makasar, Maros, dan sekitarnya. Misalnya, Pantai Losari, Makam Diponogoro, Benteng, dll. Namun bagi pengunjung yang dananya pas-pasan, perlu tersedia angkutan murah yang agak terjadwal. Sementara angkutan bemo (pete-pete) sudah cukup baik layanannya. Murah, dan layanannya sangat luas. Paling tidak, bukan hal yang sulit mengunjungi Unhas (Universitas Hasanudin), sebuah lembaga pendidikan yang terkenal di Sulsel. Kalau Unhas bisa berkembang menjadi pusat lembaga pendidikan tinggi di Indonesia bagian Timur, maka wisatawan di Makasar (Sulsel) pasti akan semakin berkembang. Sebagaimana halnya Kota Bandung yang berkembang pesat wisata (domestiknya), karena ada ITB dan Unpad yang sangat maju. Semoga Makasar segera dapat berbenah dan berkembang sebagai kawasan wisata, sebagai kota transit yang indah menjelang kunjungan ke Tana Toraja, dan juga ke kawasan Indonesia bagian Timur lainnya. *) Penulis, Koordinator Pawongan THK Awards.

Pelayanan Terbaik Promosi Pariwisata Terampuh

* Penyuluhan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Badung di The Ahimsa Sebagai pekerja pariwisata harus sadar, bahwa pelayanan terbaik sebagai bentuk promosi wisata yang ampuh. Apalagi pariwisata Bali berlandaskan budaya, maka unsur pelayanan yang baik menjadi hal yang utama. “Hal inilah yang membedakan pariwisata Bali dengan pariwisata lainnya,” kata IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen STP Bali pada acara penyuluhan kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata Kab. Badung di The Ahimsa Seminyak, Kuta, belum lama ini. ebih lanjut dijelaskan Manik, sebagai pekerja pariwisata yang bertugas melayani para wisatawan hendaknya memberikan pelayanan yang baik dan maksimal. Sebab, peran karyawan itu sebagai barisan terdepan yang dapat memberi arti bagi wisatawan. “Karyawan, pekerja pariwisata itu sebagai penciptaan image yang memberi kesan pertama. Bila kesan pertama sudah tidak bagus, bagaiman mungkin mereka kembali,” ucap Manik serius. Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 2009 yang menyatakan, villa sudah menjadi salah satu akomodasi pariwisata akibat dari adanya perubahan trend pariwisata lama ke pariwisata baru yang diantisipasi oleh pelaku

L

Dari kiri Astawa, Manik, Simitro didampingi Sukianto saat memberikan penyuluhan.

pariwisata. Villa sangat dekat dengan suasana alam desa karena sesuai dengan green tourism yang memepertimbangkan alam. “Keramahan tamahan menjadi satu asset yang luar biasa untuk mendukung green tourism itu,” lanjutnya. Menurut Manik, pariwisata itu tidak akan pernah mati. Boleh saja menurun atau pindah ke tempat lain, namun akan tetap naik lagi bila karena pariwisata itu adalah sebuah kebutuhan setiap manusia yang

selalu ingin bersantai. “Pariwisata itu akan dirasakan oleh orang lain, namun kita sebagai orang pariwisata yang membentuknya. Sebut saja misalnya Bali disebut pulau dewata. Itu diberikan oleh orang lain karena keindahannya. Nah, jika kita salah membentuknya, maka siap ditinggalkan wisatawan,” paparnya. Kabid Promosi dan Pemasaran, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Drs. I Dewa Made Sumitro yang kini sebagai Kabid Warisan

© tir

Budaya Disbud Badung menyampaikan, wilayah Kab. Badung berbentuk keris yang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Di Badung Selatan merupakan daerah pantai yang sangat indah menjadi pusat pariwisata, sehingga tumbuh berbagai jenis akomodasi wisata seperti hotel, restoran, bar dan lainnya. Jumlah hotel di Badung kini sebanyak 98 hotel bintang dan 443 hotel melati. Sementara di Badung utara

sebagai pusat pertanian sebagai konservasi tanah yang juga dirancang sebagai tujuan wisata baru dengan megembangkan desa wisata sebagai upaya menarik wisatawan lebih lama tinggal di Bali. Sedangkan di Badung Tengah sebagai pusat pengembangan dan pelestarian seni budaya. “Pengembangan wilayah wisata dapat dilihat dari peningkatkan objek yang mana Badung memiliki 33 objek wisata,” ujarnya. Di samping itu, juga melakukan peningkatan SDM melalui bimbingan dan penyuluhan kepariwisata, dan pendidikan bahasa Inggris bagi anggota sadar wisata. Berbagai upaya itu diharapkan dapat meningkatkan kunujungan wisatawan, sehinga berdampak pada industri masyarakat. Sementara itu, Kasi Bimbingan Wisata, Drs. I Made Astawa, MM mengingatkan bahwa, roh dari pada produk pariwisata yang akan dikelola itu adalah Sapta Pesona dengan tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Senyum yang ramah merupakan inti daripada penerapan Sapta Pesona sebagai prospek pariwisata ke depan. “Produk pariwisata itu tergantung dari pelayanannya. Semakin tinggi pelayannya maka semakin tinggi kualitas produk yang wisatanya,” terangnya. (image/bud)

Knowledge, Skill, Attitude Harus Dimiliki Calon Pekerja Pariwisata * Penyuluhan Kepariwisataan Disparda Badung di SMK Negeri 1 Kuta Selatan Calon pekerja pariwisata harus memiliki kompetensi baik yang meliputi knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Paling tidak harus mengetahui produk pariwisata itu sendiri serta manfaatnya. Demikian dikatakan Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Drs. I Dewa Made Sumitro yang kini sebagai Kabid Warisan Budaya Disbud Badung pada saat penyuluhan kepariwisataan di SMK Negeri 1 Kuta Selatan, belum lama ini. enurutnya, penyiapan tenaga kerja yang andal sangat perlu mengingat potensi Badung yang mempunyai alam yang indah, beragam akomodasi, objek wisata, juga atraksi wisata yang merupakan peluang kerja. Hal itu tentu akan terjadi persaingan yang ketat maka harus memiliki tiga syarat tersebut. “Sebagai pekerja pariwisata harus

M

siap bersaing karena banyak yang memiliki peluang untuk mengais rejeki di bidang itu,” tegasnya. Sumitro mengatakan, strategi pengembangan kepariwisataan adalah pelestarian dan pengembangan objek wisata yang ada. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengembangkan desa wisata, meningkatkan dan mengembangkan objek wisata, memberikan pelatihan kepada pemandu wisata serta melaksanakan kursus bahasa Inggris kepada anggota sadar wisata. Sementara untuk menguatkan citra destinasi yang aman, dan nyaman dapat dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat, usaha sarana pariwisata dan disamping itu juga dilaksanakan sosialisasi standarisasi keamanan jasa akomodasi. Sedangkan, pemasaran yang bertanggung jawab dapat dilaksanakan melalui promosi di luar dan di dalam negeri,

penyebaran brosur, media cetak, dan pelaksanaan event-event skala nasional maupun internasional yang ada di Bali. Juga menggelar pameran, pertukaran budaya melalui kedutaan di berbagai negara serta melakukan kerjasama pemasaran antar Negara. Sumitro kemudian menjelaskan, sadar wisata merupakan bentuk dukungan dan partisipasi seluruh komponen yang perlu terus ditingkatkan agar kepariwisataan Bali semakin berkualitas. Sapta Pesona yang terdiri dari 7 unsur merupakan nafas dari produk wisata. “Oleh karena itu, kita semua agar benar-benar memperhatikan dan dapat mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” pintanya. Karena itulah, lanjut Sumitro, siswa-siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan yang akan terjun ke industri pariwisata agar memahami konsep sadar wisata dan Sapta Pesona. Karena Sapta Pesona terdiri dari 7

Siswa siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan saat mengikuti penyuluhan.

unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan itu dapat memberikan citra dari usaha kepariwisataan yang akan dilaksanakan. Kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh

© tir

puluhan siswa-siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan tersebut, para peserta diajak menyaksikan potensi Kabupaten Badung melalui pemutaran VCD. (image/bud)


VI

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Oka Mahagangga:

Made Sukianto:

Bali Alami Penurunan Aktualisasi Budaya Luhur Penuh Ketulusan ariwisata B a l i berlandaskan pariwisata budaya. Artinya, apapun yang dilakukan harus berpedoman pada budaya Bali yang dijiwai agama Hindu. Namun kenyataannya, berkembangnya pariwisata Bali tidak serta merta m e n d o n g k r a k peningkatan kualitas budaya Bali. “Justru terjadi degradasi budaya dan memudarnya nilai-nilai luhur agama akibat tourism,” kata General Manager Ahimsa Group, Made Sukianto, di Seminyak belum lama ini. Sukianto mengatakan, belakangan ini masyarakat Bali sebagai pelaku pariwisata telah mengalami perubahan pada attitude (perilaku). Semuanya berorientasi pada uang, kehidupan ekonomi. Artinya, segala hal yang dilakukan selalu dipertimbangkan dengan premises untuk mendapatkan uang. “Seolah-olah uang adalah tujuan bukan alat untuk mendukung kehidupan yang lebih baik berlandaskan nilai nilai luhur agama dan budaya,” ucapnya. Yang menjadi kebiasaan sejak lama di Bali, pelayanan itu diberikan secara tulus, tidak setiap pelayanan selalu bermotif uang. “Mengejar kehidupan ekonomi itu tidak mesti harus menurunkan atau menghilangkan budaya orang Bali yang terkenal tulus dalam mengerjakan sesuatu tanpa

P

pamrih,” imbuhnya. Kalau wisatawan dilayani dengan senyum dan ketulusan, tentu tidak hanya akan membuat mereka senang, tetapi kita akan mendapatkan hasilnya. Misalnya mereka akan selalu kembali di masa mendatang dan akan merekomendasikan Bali kepada keluarga mereka, teman mereka sebagai tempat yang © tir tepat untuk berlibur. “Kalau sudah begitu semua akan merasakan manfaatnya mengingat Tourism mempunyai efek multi dimensi di Bali kita ini,” tambahnya. Menurut Sukianto, kita tidak harus jauh jauh berpikir agar pariwisata Bali bisa survive. Cukup dengan memelihara budaya Bali kita yang luhur dan mengaktualisasikan ajaran Tri Kaya Parisuda yaitu Manacika : berpikir positif, Wacika :berkata sopan terhadap tamu dan Kayika : melakukan kewajiban dengan baik dan bertanggung jawab sebagai insan pariwisata agar dapat memberikan manfaat kepada para tamu dan semua stake holder. “Kalau kita bisa melayani mereka dengan memakai konsep konsep Tri Kaya Parisuda, saya yakin kita semua sebagai stake holders pariwisata Bali akan merasakan manfaatnya. Kehidupan ekonomi (Artha) dan pemenuhan kebutuhan/ keinginan lain (Kama) bisa tetap kita raih dengan jalan yang baik dan benar (Dharma),” paparnya. (image/bud)

Made Armini: Delapan Cruise Pastikan Berlabuh di Bali ada bulan Nopember 2010, Bali akan kedatangan kapal pesiar (cruise company) Costa Romantika dari Negara Italia. Ni Made Armini Operasional & Product Manager Inter Cruises mengatakan, kedatangan cruise besar yang berkapasitas 800pax itu tidak canggung-canggung yakni sebanyak 12 kali hingga 12 Desember 2010. “Cruise itu akan dihandle oleh Intercruises-Shoreside & Port Services operating under Pasic Word,” katanya di Sanur belum lama ini. Armini mengatakan, mulai akhir tahun 2010 hingga tahun 2011, perairan Indonesia terasuk Bali akan ramai dikunjungi cruise dari berbagai negara. Apalagi mulai bulan Oktober hingga April merupakan musimnya cruise berlayar. “Ada sebanyak 8 cruise yang memastikan menambatkan jangkarnya di perairan Bali,” ucapnya. Menurutnya, kedatangan cruise ini sangat bagus dan berpotensi menjadi Bali sebagai pusat cruise untuk tahun ke depan. Armini lalu memaparkan cruises yang akan datang yaitu Costa Romantika, Minerva, Seabour Spirit, Sojourn World Cruises, Legend of the Seas, Artemis, Crystal Cerenity dan Sun Princess. Dalam pelayaran ke tanah air, tambah Armini, cruies ini tidak hanya berlabuh di Bali tetapi juga berlabuh di Makasar, Komodo, Bali, dan Jakarta. Dan yang paling menarik kedatangan dua cruise berbeda yakni Sea Bond Sojourn 400pax dan Legend of The

P

© tir

Seas 2000pax yang akan berlabuh di Padangbai dan penumpangnya minta dinner di Pura Agung Kentel Gumi Klungkung. Sedangkan Legend of the Seas tak hanya berlabuh bahkan menginap di pelabuhan Benoa. “Hal ini tentunya akan memberi keuntungan langsung kepada masyarakat karena penumpangnya turun untuk traveling dan shopping,” ujarnya. Menurutnya, dari semua pelabuha wisata yang dikunjungi high light-nya Bali dan Komodo, karena dua destinasi ini dianggap paling unik dan menarik oleh penumpang cruise. Armini memastikan tahun 2012 dan 2013 pihaknya tengah mengembangkan cruise di Ambon, Kupang, Menado dan Sabang yang belum banyak dikunjungi. “Daerah ini sudah banyak diminta wisatawan cruise,” pungkasnya. (image/bud)

Rancang Lomba Joged PKB 2011

Kemiskinan Ancaman Pariwisata Bali ke Depan ariwisata sebagai l e a d i n g sector pembangunan di Bali belum sepenuhnya mampu menghapus kemiskinan rakyatnya. Bahkan kemiskinan menjadi isu menarik di tengah hingar-bingar pariwisata Bali. “Kemiskinan itu masih ada di Bali,” kata I Gusti Agung Oka Mahagangga di selasela Seminar Nasional “Pariwisata dan Pengentasan Kemiskinan” Kerja Sama Fakultas Pariwisata Unud dengan Kemenbudpar RI Gedung Pascasarjana Unud, belum lama ini. Dosen Pariwisata Unud Denpasar itu mengatakan, justru yang lebih memprihatinkan kemiskinan seperti menjadi hal yang tabu ketika para birokrat, teknokrat dan sebagian ekonom menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai jargon. “Lebih aneh lagi, kemiskinan sering dijadikan objek politik atau semacam “proyek” yang justru tidak mencarikan jalan keluar melainkan dipelihara untuk terusmenerus menjadi simbol yang menguntungkan pihak-pihak tertentu,” terangnya. Sadar ataupun tidak, tegas Mahaganga, kemiskinan dapat menjadi pemicu terjadinya perilaku premanisme, karena untuk dapat bertahan dalam kehidupan yang semakin keras mereka rela melakukan apa saja. “Kemiskinan yang ada di tengah hingar bingar

P

pariwisata membuat mereka semakin merasa kecil hidup di tengah situasi yang kontras,” ucapnya. “Multiplayer effect dari kemiskinan di tengah pembangunan Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sepintas tidak terlihat keterkaitannya. Akan tetapi ketika diamati lebih lanjut, kemiskinan jika © tir dibiarkan akan memberikan jalan bagi tindak kriminalitas terutama berkaitan dengan premanisme di Bali,” paparnya. Untuk itu, pemerintah sebagai penentu kebijakan meski berjuang terus mengentaskan kemiskinan. Namun, kata Mahagangga, birokrasi sangat berhubungan dengan politik sering kali pengentasan kemiskinan bersifat partial dan tidak berkelanjutan. “Sudah biasa, kalau gubernur, bupati atau DPRD berganti, kebijakan juga ikut berganti,” imbuhnya. Menurutnya, kemiskinan dapat diselesaikan asalkan ada kesadaran dan kesepakatan bersama untuk menyelesaikannya. “Komponen pariwisata sebagai pelaku, pemerintah sebagai penentu kebijakan, kalangan akademisi sebagai motivator, media massa sebagai pengawas dan masyarakat dapat duduk bersama mengedepankan “rasa” bukan ego untuk pengentasan kemiskinan yang menjadi pemicu perilaku premanisme,” harapnya. (image/bud)

Eka Mahadewi: Dusun Mayungan Anyar Potensi Wisata Agro i k a p e m e r i n tah serius ingin mengembangkan destinasi baru sebagai upaya menarik wisatawan untuk lebih lama tinggal di pulau ini, Dusun Mayungan Anyar b e r p o t e n s i dikembangkan menjadi wisata agro. Dusun itu merupakan wilayah Desa Antapan – Tabanan yang memiliki berbagai keunikan tetrsendiri. “Dusun Mayungan memiliki daya tarik wisata agro “Panca Pesona,” ucap Eka Mahadewi di Nusa Dua belum lama ini. Dosen Kepariwisataan STP Bali ini kemudian menjelaskan, kelima jenis daya tarik itu yaitu kondisi lingkungannya berkarakter, topografinya bergelombang dan berbukit-bukit yang sangat indah. Spesies/varietas desa tersebut memiliki berbagai macam sayuran, tanaman palawija dan tanaman hortikultura yang khas. “Dalam perkembangan sejarah Dusun Mayungan merupakan penghasil sayuran yang mampu memberi supply bagi Kecamatan Baturiti sejak dulu,” ucap wanita yang tengah menyelesaikan S3 Unud Denpasar ini. Kalau dari segi histories, lanjut Eka, desa tersebut merupakan penghasil sayuran yang mampu memberi supply bagi Kecamatan Baturiti, juga daerah lain sejak lampau. Di bidang teknologi, penduduk dusun di sana masih menggunakan cara-cara tradisional dengan sistem subak yang menjadi daya tarik. Produknya merupakan perpadukan

J

antara kegiatan untuk menikmati pemandangan alam perkebunan, pertanian dengan segala kegiatan lain, seperti menikmati pemandangan sekitar objek wisata (sightseeing), memetik nenas, tomat, jeruk dan lainnya. “Dan yang menjadi trend, di desa tersebut juga bisa m e l a k u k a n kegiatan tambahan seperti walking dan cycling mengelilingi © tir lokasi wisata agro,” jelas Wakil Sekjen PHRI Bali Bidang SIPCO ini kalem. Dusun Mayungan juga mempunyai peninggalan-peninggalan budaya leluhur seperti Keramik Cina berasal dari jaman Dinasti Ming (abad XIII-XIV), Bilah daun slonding, penyanggah bilah daun slonding, dan kesenian Okokan. Panorama terassering sawah dipadu matahari terbenam (sunset) sebuah pemandangan menarik. Juga atraksi wisata Air Terjun Ngingil dan Air Terjun Cepung yang tak kalah menariknya. Hanya saja, kata Eka, jalan menuju ke desa tersebut menjadi kendala. Akses jalan ke desa tersebut rusak dan tidak layak untuk dilewati. Jembatan penghubung antara desa Dusun Tohjiwa merupaka wiyaha Kabupaten Badung dan Desa Dusun Talangpati sebagai wilayah Tabanan belum disediklan secara baik. Sementara ini objek itu hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat pribadi karena belum ada sarana angkutan umum. (image/bud)

Upaya meluruskan fenomena budaya dari realitas joged porno yang telah mencoreng kehidupan seni budaya Bali, Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali apresiasi usulan lomba joged pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2011. Bahkan, Disbud telah merancang hal itu sebagai langkah konkrit.

Penari Joged sedang menjawat IB. Sedhawa

© tir

danya usulan menggelar lomba joged di setiap daerah (kabupaten/kota) sebagai upaya menepis image atau citra negatif atas realitas joged porno. Bahkan, IB. Sedhawa, Kepala Dinas Kebudayaan Bali, secara terusmenerus mendorong setiap kabupaten/kota untuk semakin aktif dan kreatif dalam menggelar beragam kompetisi seni budaya yang menjadi kearifan lokalnya. “Bila perlu tidak hanya sebatas lomba joged saja, semua bentuk ragam seni budaya khas daerah juga perlu dilombakan,” ucapnya. Dengan demikian, tambahnya, segala ragam seni budaya unggulan terbaik di setiap daerah yang diperoleh melalui kompetisi itu nantinya akan mampu tampil sebagai penguat jati diri dan identitas daerahnya untuk disuguhkan dalam ajang seni budaya reguler tahunan PKB, sehingga karya seni budaya yang ditampilkan itu akan semakin bermutu dan berkualitas, serta memiliki daya saing global, baik nasional maupun internasional.

A

III

Belly Dancer Ramaikan NDF 2010

(image/015)

40 Mahasiswa Asing Pelajari Seni Budaya Bali ebagai destinasi dunia, Bali tidak hanya dikunjungi sebagai tempat berwisata yang nyaman, tetapi juga sebagai tempat yang baik untuk menimba ilmu seni budaya. Buktinya, setiap tahun ada saja universitas di Bali yang mendapat mahasiswa asing. Sebut saja, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Tahun ini, sekolah ini menerima sebanyak 40 mahasiswa mancanegara dalam semester ganjil. Mereka berasal dari 17 negara di belahan dunia yang merupakan peserta program Darmasiswa RI tahun akademik 2010/2011. Masing-masing mahasiswa memilih berbagai jurusan seperti jurusan Seni Tari, Seni Kerawaitan, Seni Rupa Murni, Seni Kriya dan Fotografi. Ke tujuh belas negara tersebut adalah Jepang, Polandia, Amerika Serikat, Australia, Republik Ceko, Rusia, Slovenia, Inggris, Hungaria, Serbia Montenegro, Afrika Selatan, Argentina, Mexico, Rumania, Yunani, Estonia dan Ukraina. Puluhan mahasiswa asing ini diterima langsung oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Wayan Rai, baru-baru ini di Kantor Rektorat ISI Denpasar. Menurut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr I Wayan Rai, keberadaan ISI Denpasar sebagai universitas go internasional salah satunya melalui program penerimaan mahasiswa asing ini. “Program inilah bentuknya berbasis pada keunggulan lokal, apa yang mereka dapatkan di kampus ini tidak cukup untuk kepentingan kampus semata, melainkan mampu diaktualisasikan kepada masyarakat luas,” terangnya. Dikatakan, mahasiswa asing

S

ini memilih ISI jelas karena tertarik dengan konten budaya yang ada. Disamping memang mereka mendapatkan tugas belajar dari kampus di negaranya. Dalam hal kemampuan dan peningkatan tenaga pengajar, kata Wayan Rai, saat ini dosen ISI telah digenjot dan dimotivasi untuk lebih giat lagi terutama kemampuan bahasa Inggris yang harus dikuasai. Jumlah mahasiswa asing

sejak 2000 hingga sekarang kurang lebih mencapai 300 mahasiswa. Saat ini ISI Denpasar telah membuka jaringan ke sejumlah negara. Dimana beberapa universitas dari berbagai negara telah dilakukan kerjasama, terakhir di Negara Rusia. “ Ke depan untuk menjadikan kampus ini go internasional, maka pengembangan jaringan (Networking) adalah yang paling (BTN/015) penting,” ujarnya.

Foto bersama mahasiswa asing dan para Dosen ISI Denpasar

© tir

Balawista Badung, Kendala Minimnya Fasilitas adan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) merupakan bagian lain dari pariwisata Bali yang sangat penting. Karena tugasnya sangat berat yakni memberikan rasa aman bagi para wisatawan yang datang ke pantai khususnya untuk berenang ataupun melakukan kegiatan air lainnya. Sayangnya, keberadaan Balawista di Bali minim fasilitas.

B

Sebut saja dengan Balawista Badung sebagai pusat dan pelopor Balawista di Bali. Sejak diambil alih oleh pemerintah daerah dibawah dinas pariwisata (tahun 1978), Balawista Badung yang beranggotakan 128 orang belum dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Lebihlabih tempat yang dijaga sangat banyak yang mencapai 16 pos tersebar di berbagai pantai di wilayah Badung. Made Suparka Koordinator

Belly Dancer diperagakan pada saat konferensi pers NDF

© tir

da yang menarik pada pagelaran seni Nusa Dua Fiesta (NDF) 2010 yang akan berlangsung 15-19 Oktober 2010 mendatang. Belly Dancer, sebuah tarian populer dari Timur Tengah akan menorehkan suasana baru dalam ajang tahunan itu, disamping tetap menampilkan tari dan budaya lokal Bali dan Nusantara. Ketua Umum NDF 2010, Drs IGK. Purnaya mengatakan, Belly Dancer berkembang di Turki dan kini menyebar luas di seluruh dunia. Suguhan budaya Timur Tengah ini sengaja disajikan untuk melahirkan daya kreasi baru tiap tahun. “Suguhan tarian ini sebagai upaya untuk memberikan nuansa lain dari NDF yang dipusatkan di kawasan BTDC ini,” katanya. Menurut Purnaya, wisman asal Timur Tengah cukup terbuka dan Bali memiliki peluang yang cukup besar untuk menggaetnya. Sebelumnya, Nusa Dua sempat menggelar Asian Belly Dance Festival 2010 dan kegiatan tersebut dihadiri oleh maestro tari perut kelas dunia asal Amerika Serikat, Jillina yang mempromosikan tari perut dari satu negara ke negara lain. Orang Amerika Serikat serta Eropa terobsesi dengan perut kencang dan rata. Tarian itu segera menjadi trend dunia karena mereka mengetahui bahwa aktivitas itu membuat orang langsing. “Melalui seni budaya yang kita tampung dan perkenalkan kepada wisman yang ada di Bali, kami berharap akan menumbuhkan minat wisatawan asal Turki untuk datang kembali ke Bali,” ujarnya. Saat ini, tambah Purnaya, komunitas tari perut yang asalnya dari Timur Tengah itu di dunia sudah mencapai hampir 40.000 orang. Sementara peminat tari perut di Indonesia sendiri sudah mulai banyak. Bahkan di Jakarta peminatnya semakin banyak dengan munculnya sejumlah sanggar. Tidak sedikit dari penari asuhannya yang pindah haluan dari tarian modern ke tari perut. Hal itu disebabkan tari perut sudah menjadi ikon kelas menengah di Indonesia. (image/015)

A

Balawista Badung mengatakan, dari segi sumber daya manusia pihaknya tidak menemui kendala. Namun, minimnya fasilitas yang tersedia menjadi hambatan besar dalam menyelamatan wisatawan di pantai. “Saat ini kami hanya memiliki 2 jetski dan 4 boat karet. Itu sangat kurang, sehingga menyulitkan kami untuk bekerja secara maksimal,” kata Suparka kalem. Hal senada juga disampaikan Made Sujana. Lelaki yang

menjadi anggota Balawista puluhan tahun itu dengan tegas menyampaikan minimnya fasilitas yang ada sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota Balawista di lapangan yang kurang maksimal. “Mudahmudahan semua komponen pariwisata, bukan hanya Pemda saja, terketuk hatinya untuk memberikan bantuan terutama dalam hal fasilitas,” kata Sujana penuh harap. (image/Angga/Dewa)


IV

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Rai Mantra : Gayung Sepeda dan Lepas Tukik

Gamelan Ubud Keliling Eropa eni dan budaya Bali selalu dihargai dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat luar negeri. Buktinya, banyak seniman Bali baik itu secara perorangan atau grup diundang guna menampilkan kepiawainnya menari ataupun memainkan alat musik gamelan tradisional. Tahun ini, Grup Gamelan Semara Ratih Ubud bersama 3 grup kesenian dari daerah lain tampil ditiga negara di Eropa, yakni, Belanda, Belgia dan Turki untuk mengikuti International Festival Gamelan mewakili Indonesia. Anak Agung Anom Putera, Pimpinan Grup Gamelan Semara Ratih saat beraudiensi dengan Bupati Gianyar di Rumah Jabatan Bupati, Kamis (2/9), mengatakan, festival tersebut digelar selama 23 hari mulai tanggal 2 hingga 25 September 2010. sementara Grup Semara Ratih tampil di Belanda tanggal, 10 September, di Belgia (11 September) dan terakhir di Turki (23 September). “Kami menampilkan inovasi baru dari Tabuh Gamelan Bali dengan menginterpretasikan musik modern kedalam Gamelan Bali. Dalam hal ini kami mewujudkan bersama 2 orang komposer dari Amerika Serikat, Evan Syvoren dan dari Bali, Ketut Cater,” jelas Anom Putera. Menurutnya, International

S

Wali Kota Denpasar saat melepas Tukik

agi yang cerah memberi semangat bagi orang nomor satu di Kota Denpasar untuk melakukan kegiatan sosial. Bersama istri setianya, Wali Kota Denpasar IB. Rai D Mantra menggayung sepeda menuju Pantai Sanur kemudian melepas tukik. Dalam rombongan itu tampak hadir Sekkot Rai Iswara, Para Finalis Putri Bali dan jajaran SKPD Kota Denpasar. Rombongan yang berkekuatan puluhan orang itu meluncur dari rumah kediaman Wali Kota di Jl. Cok Agung Tresna rmenuju pantai Sanur lewat jalur Cok Agung Tresna, Simpang Renon - Tanjung Bungkak dan Jalan Raya Sanur. Setibanya di pantai Sanur tepatnya di kawasan Inna Grand Bali Beach rombongan melanjutkan perjalanan ke Selatan menuju Hotel Puri Santrian dengan menyusuri jalur jogging track. Setelah itu, Walikota Rai Mantra

P

© tir

menuju bibir pantai melepas puluhan tukik berbaur bersama wisatawan lokal maupun mancanegara disamping para Finalis Putri Bali. Didampingi Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, I B Gede Sidharta, Wali Kota IB Rai meminta kepada Kadis DKP Wisada agar pantai di kawasan Sanur dibersihkan dengan alat yang memadai minimal sebulan sekali. Kemudian wali kota meminta kepada semua tokoh masyarakat Sanur agar senantiasa menjaga kawasan pantai agar tetap bersih, aman dan nyaman. “Kebersihan harus menjadi program prioritas”, ujarnya sebab kebersihan merupakan daya tarik utama selain adat dan budaya. Sambil memandang laut, Wali Kota menambahkan, “Apabila ini bisa kita wujudkan saya yakin para wisatawan akan makin betah atau lama tinggal di Denpasar”. (image/015)

Sampah Plastik, Ancaman Pariwisata Bali *Bali Hasilkan 5.000 Kubik Sampah, BTDC 4 Truk per Hari etiap hari, Bali menghasilkan sekitar 5.000 meter kubik sampah. Dari jumlah itu, sekitar 6-10 persen merupakan sampah plastik yang sulit dihancurkan. Hal tersebut tentu menjadi ancaman bagi Bali sebagai destinasi dunia. Karena itulah, Bali mencanangkan “Bali Bebas Sampah Plastik 2013”. Demikian terungkap pada acara press conference di Sanur, beberapa waktu lalu. AA GA Sastrawan, mengatakan meski jumlah sampah plastik hanya 6-10 persen dari total sampah yang dikumpulkan itu, namun menjadi ancaman serius bagi Bali. Sampah plastik mencemari jalan, sungai hingga lautan yang dapat mencemari alam. “Perlu puluhan tahun agar sampah plastik itu hancur,” katanya. Sampah plastik, tegasnya, belum semuanya terkelola dengan baik. Sekitar 5 persen dari sampah plastik masih tercecer. Hal itu, karena kultur masyarakat Bali masih belum bagus. Banyak dari masyarakat masih sembarangan membuang sampah. “Yang terpenting, kini bagaimana merubah kultur dan disiplin masyarakat dalam membuang sampah,” terangnya. Karena itulah, tambah Sastrawan, pemerintah Provinsi telah berupaya melakukan langkah untuk mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik 2013. Kegiatan Bali Beach Clean Up

S

yang dilakukan oleh Pemprov dengan industri dan masyarakat beberapa waktu lalu, berhasil mengumpulkan sekitar 50 meter kubik di 50 titik pantai dengan melibatkan sekitar 100.000 orang. Direktur BTDC, Made Mandra dalam kesempatan tersebut menyatakan, manajemen sampah menjadi hal terpenting dalam menyelesaikan masalah sampah. Kawasan BTDC tiap hari menghasilkan sampah sekitar 4 truk. Sebanyak 90 persen merupakan sampah organic dan 10 persen sampah plastic. Menurutnya, sampah organik yang dihasilkan sudah dikelola menjadi kompos. Sementara 10 persen sampah plastik juga dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang dengan menggandeng pihak ketiga. “Kami berupaya menyelesaikan persoalan sampah ini dengan baik,” ucapnya serius. Dihadapan wartawan, LSM, dan wisatawan asing, Mandra juga menyampaikan konsep “Suci, Bersih dan Shanti” sebagai upaya menjaga Bali ke depan. Menurutnya, kesucian tidak akan sempurna tanpa kebersihan. Tanpa kesucian dan kebersihan maka shanti (damai) itu tidak akan terwujud. Ia kemudian menyatakan agar kebersihan harus dimulai dari umur dini. “Jadikan itu kegiatan kebersihan itu sebagai kewajiban tiap hari, maka mereka akan mulai sadar dengan kebersihan,” pungkasnya. (image/015)

Festival Gamelan di Belanda tahun ini diadakan lebih besar, karena bertepatan dengan perayaan 100 tahun Tropen Theater tempat Festival gamelan berlangsung. “Hal inilah yang membuat kami merasa bangga karena menjadi bagian dari peristiwa yang bersejarah,” ucapnya sambil tersenyum bangga. Sementara, Bupati Gianyar yang menerima mereka pada saat beraudensi mengatakan, sebagai masyarakat Bali dan orang nomor satu di Gianyar

sangat bangga akan prestasi Gamelan Semara Ratih. Sebab, prestasi tersebut semakin mengukuhkan Gianyar sebagai kotanya para seni dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata, khususnya Kabupaten Gianyar di kancah Internasional. Untuk itu, Bupati mengharapkan Grup Semara Ratih dapat tampil dengan maksimal dan dapat membawa nama baik Bali, khususnya Gianyar yang sudah terkenal akan keramahan dan budaya yang arif. (image/015)

eindahan alam dan keunikan budaya Bali sungguh memikat setiap wisatawan yang datang berwisata. Masyarakat yang ramah serta adat istiadat yang masih kental merupakan satu keunggulan untuk menggaet jumlah pengunjung lebih banyak ke pulau dewata ini. Hal itu terungkap ketika Bupati Wuy I Jiang Yue Jin orang nomor satu dari Kabupaten Wuy I

Wisatawan membanjiri objek wisata Tanah Lot pada hari raya Lebaran, beberapa waktu lalu. Suasana tersebut sama dengan hari raya pada tahun sebelumnya. Walau cuaca mendung, bahkan hujan mengguyur Tanah Lot tetap menjadi tujuan favorit bagi wisatawan untuk menghabiskan masa libur Lebaran, khususnya para turis domestik.

Kunjungan wisatawan di Tanah Lot saat Lebaran

onjakan kedatangan wisatawan domestik yang mencapai ribuan itu sudah tampak sejak H-2 sebelum Lebaran. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta , Surabaya, Bogor, Malang, Sidoarjo, Bandung, Jogjakarta hingga Makassar. Berdasarkan data kunjungan di objek tersebut, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot pada Lebaran (10 September 2010) mencapai 10.830,

L

© tir

© tir

meningkat 48.13% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 7.311 orang. Menurut I Made Sujana, Manager Operasional Obyek Wisata Tanah Lot, Lebaran kali ini memang agak berbeda karena bertepatan dengan weekend yang merupakan hari libur bagi sebagian besar masyarakat. Dari pagi, kedatangan wisatawan terus bertambah hingga sore harinya. “Pagi-pagi benar, antrean

kendaraan pengunjung sudah mulai terlihat di gate tiket sampai di perbatasan obyek. Bahkan, parkir cadangan di lahan kosong dan Surya Mandala Cultural Park penuh,” katanya. Padatnya pengunjung, jelas Sujana, pihaknya tetap memberikan kepuasan dan kenyamanan pengunjung di Tanah Lot. Selain itu dari segi keamanan, pihak pengelola juga lebih menyiagakan petugas keamanan di lapangan. Selain itu, adanya kamera pengintai tambahan (CCTV) di titik-titik rawan kepadatan, sangat membantu kenyamanan dan keamanan di obyek wisata perpaduan alam dan warisan budaya ini. “Jauh sebelum Lebaran, kami telah siap mengantisipasi lonjakan wisatawan dengan tetap melakukan koordinasi dengan masing-masing departemen yang ada,” imbuhnya. Sujana mengatakan, akvitas wisatawan di objek ini seperti biasanya yaitu jalan-jalan di areal obyek wisata, tattoo temporary, melihat ular suci, air suci, pemotretan, wisata belanja, wisata kuliner, atau hanya dudukduduk santai di beberapa café dan restaurant sambil mengobrol. Dan yang paling ditunggu munculnya sunset. “Moment inilah yang paling ditunggu oleh wisatawan,” ucapnya. (image/bud)

Cak Wanita Semara Ratih Ubud saat pentas di Ksirarnawa

Badung dan Wuy I China Jalin Ikatan Kerjasama Antarnegara K

(China) ketika berkunjung ke Kabupaten Badung, Rabu (1/9). Bupati Wuy I Jiang Yue Jin beserta jajarannya sengaja datang ke Badung untuk mempererat jalinan kerjasama antara kedua Negara khususnya Pemkab Badung dengan Kabupaten Wuy I China. Jiang Yue Jin diterima langsung oleh Bupati Badung dan dijamu sederhana di ruang pertemuan Bupati, Pusat Pemerintahan

© tir

Bupati Badung AA Gde Agung Saat Memakaikan Udeng Kepada Bupati Wuy I China

2011 Penataan Perwajahan Mangupura Dimulai

Libur Lebaran Tanah Lot Banjir Wisatawan

*Ikuti Festival Gamelan International

Kab. Badung, Mangupraja Mandala. Jiang Yue Jin, menjelaskan secara singkat mengenai keadaan geografis daerah yang dipimpinnya. Wuy I merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Zhejiang China, dengan luas wilayah kurang lebih mencapai 1000 km persegi, Wuy I terdiri atas 15 persen sawah, 8 persen pegunungan dan 5 persen sungai. Walaupun tidak memiliki kawasan laut, Wuy I yang dikenal dengan Kota Sutra memiliki keindahan alam yang cukup menawan. Sementara Bupati Badung memaparkan segala keanekaragaman di Badung. Mulai dari kekayaan alam, hasilhasil pembangunan sampai dengan pesona alam yang sudah tak diragukan lagi keindahannya. Di akhir pertemuan, kedua pimpinan daerah tersebut bertukar cinderamata, bahkan Bupati Badung tidak segansegan memakaikan udeng ke kepala orang nomor satu di Wuy I tersebut sambil menjelaskan filosofi Udeng bagi masyarakat Bali. Rombongan Wuy I menyerahkan sebuah lukisan China dan kain sutra sebagai kenang-kenangan serta mengundang Bupati Badung untuk bertandang ke kotanya bila berkunjung ke China. (image/015)

Nusa Dua Fiesta Libatkan Belasan Negara elasan negara internasional itu dipastikan akan diawali dari bakalan terlibat parade budaya. dalam kegiatan Nusa Dua Sedangkan Fiesta (NDF) yang akan u n t u k berlangsung 15-19 pementasan Oktober 2010. Direktur seni budaya ini Utama Tourism menghadirkan Development Corporation berbagai tarian (BTDC), Made Mandra dan musik dalam jumpa pers NDF masing-masing 2010, beberapa waktu lalu peserta dari menyatakan melalui provinsi maupun kegiatan NDF 2010 ini mancanegara. © tir untuk menjadikan Pulau Tarian yang Dewata sebagai destinasi Tari India tampi saat konperensi pers Nusa Dua Fiesta s u d a h internasional. memastikan diri Mandra mengatakan, NDF pariwisata modern yang akan tampil dalam ajang tahun menjadi cikal bakal festival di berkelanjutan. tersebut, antara lain tari perut Bali yang sudah dimulai sejak Sementara I Gusti Ketut (belly dance) asal India. tahun 90an. NDF menurutnya Purnaya, Ketua Panitia NDF “Penampilan tari tersebut menjadi inspirasi bagi 2010 menyatakan, tahun ini sebagai salah satu khasanah tumbuhnya festival-festival di pihaknya berharap NDF lebih budaya pendukung dalam Bali. Sejak beberapa tahun lalu bergaung ke seluruh dunia. promosi sektor kepariwisataan banyak festival bermunculan di Apalagi, belasan negara akan Bali,” ucapnya. Bali. “NDF bukan hanya untuk terlibat dalam kegiatan tersebut Selain berbagai tarian dari promosi Nusa Dua, namun NDF yang menjadi sebuah promosi daerah peserta pameran, kata untuk promosi Bali,” ucapnya. yang sangat positif. “Ada empat Purnaya, pada even kali ini Tahun ini, lanjut Mandra, NDF program secara garis besar akan menggelar lomba kuliner akan mengusung tema “Green yang akan digelar yaitu Art yang dikoordinir oleh Chef Tourism” karena memiliki Culture (seni budaya), sport Indonesia. “Setiap hari akan makna yang penting bagi (olahraga), Fun (acara digelar lomba kuliner, baik bergembira), exhibition masakan khas tradisional Bali, (pameran),” ungkapnya nasional dan internasional. Bahkan undangan dapat Purnaya. Kegiatan tersebut tempatnya menyicipi sajian tersebut,” sama dengan tahun ujarnya. Lomba kuliner tersebut akan sebelumnya yaitu di Pulau Peninsula, kawasan Nusa Dua. diikuti oleh sejumlah hotel PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel NDF dijadwalkan dibuka secara bertaraf internasional di Bali, Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat resmi oleh Menteri Kebudayaan sehingga wisatawawan yang Ph.62-361-414057,411074 dan Pariwasata Ir Jero Wacik berkunjung ke NDF dapat Fax.62-361-414507 dan juga dihadiri oleh Menteri menyaksikan demo masak dari Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Pemuda dan Olahraga Andi para chef tersebut. “Kami Malarangeng dan Menteri berharap melalui ajang lomba Reservasi : Hotel, Restoran, kuliner tersebut, masakan khas BUMN Mustofa Abubakar. Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. Kegiatan bertaraf Bali akan lebih dikenal di SA-126

B

V

ebijakan Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH untuk melakukan penataan perwajahan Kabupaten Badung, khususnya Ibukota Mangupura sebenarnya telah direncanakan sejak tahun 2009. Penataan perwajahan Ibukota yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 67 Tahun 2009, secara fisik akan dimulai tahun 2011, dengan penataan koridor dengan titik sentral pertigaan pasar Desa Adat Sempidi. Asisten Ekonomi dan Pembangunan yang juga Plt. Kepala Bappeda dan Litbang, I Wayan Suambara, SH. MH, Senin (13/9) menjelaskan, penataan perwajahan Mangupura direncanakann sejak tahun 2009 dan akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun ini penataan akan dimulai dari pertigaan Pasar Desa Adat Sempidi. “DED (Detail Engenering Design) sudah rampung tahun ini juga. Saat ini sedang dilakukan sosialisasi dan persiapan tender,” jelas Suambara. Sesuai perencanaan Pasar Desa Adat Sempidi akan

K

direlokasi menempati sekolah dasar (SD) yang berada di timur pasar. Sedangkan SD sendiri akan dipindahkan ke daerah yang lebih representatif dan aman yang berada di sebelah selatan dari lokasi sekarang. “Desa Adat Sempidi diberikan kewenangan penuh untuk melakukan penataan pasar yang menempati areal bekas sekolah dasar. Sedangkan bekas pasar akan ditata sebagai koridor yang bebas macet,” jelas Suambara. Diharapkan dengan adanya penataan ini perwajahan Ibukota Mangupura yang meliputi sembilan desa yakni Desa Gulingan, Mengwitani, Kekeran, Kapal, Abianbase, Lukluk, Sading, Sempidi, dan Mengwi, akan semakin tampak jelas. Sementara itu, secara teknis Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan IB Soerya menjelaskan, penataan meliputi perbaikan trotoar yang menggunakan konsep trotoar seperti di Pantai Kuta, sepanjang 100 meter ke arah Barat, Utara dan Timur menuju Denpasar. (image/r/015)

Sampah Suwung Menarik Minat Investor Korea ebuah konsorsium p e r u s a h a a n pengelolaan sampah asal Korea Selatan tertarik menanamkan modalnya untuk mengelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung. Keseriusan itu dibuktikan dengan dikirimnya lima orang utusannya untuk bertatap muka dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. “Kami datang untuk menyampaikan ketertarikan kami dan memperkenalkan teknologi pengolahan sampah yang kami miliki,” kata Dong Sun Roe, pemimpin rombongan di Kantor Gubernur Bali belum lama ini. Kepada Gubernur, Made Mangku Pastika, Dong mengatakan, sistem pengelolaan sampah yang ditawarkan sudah sangat maju. Sistem ini tidak menggunakan tempat penampungan terbuka yang luas seperti di Suwung, melainkan sudah menggunakan sistem bangunan tertutup berupa gedung. Semua sampah dimasukkan ke dalam sebuah gedung untuk dipilah dan diolah. Sampah kemudian dibakar dengan sistem self burning (pembakaran sendiri) yaitu sistem pembakaran dengan memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh sampah itu sendiri. Sisa energi yang digunakan untuk membakar sampah diolah menjadi energi

listrik yang berguna bagi masyarakat luas. Keuntungan sistem ini adalah, sampah tidak berserakan, lingkungan di sekitar TPA menjadi sangat bersih. Pada malam hari dapat ditata seperti arena sirkus, dan mampu menghasilkan listrik. Selain itu, lahan yang dipergunakan jauh lebih sedikit dibandingkan sistem yang ada saat ini. Dengan volume 500 ton sampah setiap hari di Suwung, Dong dan kawan-kawan memperkirakan akan mampu menghasilkan antara 3,0 – 4,0 Mega Watt listrik per jam. Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan sangat menghargai dan dapat memahami kedatangan konsorsium ini. Menurutnya, cukup banyak investor asing sudah berkunjung ke Bali menawarkan hal yang sama. Namun, belum ada yang mewujudkannya. Di sisi lain, Pemprov Bali sangat terbuka menerima investor karena sangat berkeinginan Bali ini cepat bersih dan hijau. “Secara teknis, pola ini sudah sangat maju,” kata Gubernur. Namun, apakah ia akan terwujud, itu yang masih harus dibuktikan. “Prinsip bagi Pemprov Bali adalah Bali sangat memerlukan pengelolaan sampah dengan sistem yang terbaik, teknologi terbaik dan bisa diwujudkan dengan lebih cepat,” imbuh Gubernur. (image/015)

mancanegara, seperti ayam betutu, sayur ares dan lainnya,” ujarnya. Paling menarik dari NDF 2010 ini, adalah dengan menampilkan berbagai kegiatan olahraga oleh Bali International Sport week, dengan mempertandingkan 11 cabang olah raga meliputi Marathon(5km, 10km, dan

21km), gateball, catur, bolling Wood Ball, Beach Volley Ball, Billiard, Cricket, Golf, selancar dan sepak bola pantai, dengan peserta sebagaian besar wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Bali saat event tersebut berlangsungnya.

S

(image/bud)


IV

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Rai Mantra : Gayung Sepeda dan Lepas Tukik

Gamelan Ubud Keliling Eropa eni dan budaya Bali selalu dihargai dan menjadi kebanggaan bagi masyarakat luar negeri. Buktinya, banyak seniman Bali baik itu secara perorangan atau grup diundang guna menampilkan kepiawainnya menari ataupun memainkan alat musik gamelan tradisional. Tahun ini, Grup Gamelan Semara Ratih Ubud bersama 3 grup kesenian dari daerah lain tampil ditiga negara di Eropa, yakni, Belanda, Belgia dan Turki untuk mengikuti International Festival Gamelan mewakili Indonesia. Anak Agung Anom Putera, Pimpinan Grup Gamelan Semara Ratih saat beraudiensi dengan Bupati Gianyar di Rumah Jabatan Bupati, Kamis (2/9), mengatakan, festival tersebut digelar selama 23 hari mulai tanggal 2 hingga 25 September 2010. sementara Grup Semara Ratih tampil di Belanda tanggal, 10 September, di Belgia (11 September) dan terakhir di Turki (23 September). “Kami menampilkan inovasi baru dari Tabuh Gamelan Bali dengan menginterpretasikan musik modern kedalam Gamelan Bali. Dalam hal ini kami mewujudkan bersama 2 orang komposer dari Amerika Serikat, Evan Syvoren dan dari Bali, Ketut Cater,” jelas Anom Putera. Menurutnya, International

S

Wali Kota Denpasar saat melepas Tukik

agi yang cerah memberi semangat bagi orang nomor satu di Kota Denpasar untuk melakukan kegiatan sosial. Bersama istri setianya, Wali Kota Denpasar IB. Rai D Mantra menggayung sepeda menuju Pantai Sanur kemudian melepas tukik. Dalam rombongan itu tampak hadir Sekkot Rai Iswara, Para Finalis Putri Bali dan jajaran SKPD Kota Denpasar. Rombongan yang berkekuatan puluhan orang itu meluncur dari rumah kediaman Wali Kota di Jl. Cok Agung Tresna rmenuju pantai Sanur lewat jalur Cok Agung Tresna, Simpang Renon - Tanjung Bungkak dan Jalan Raya Sanur. Setibanya di pantai Sanur tepatnya di kawasan Inna Grand Bali Beach rombongan melanjutkan perjalanan ke Selatan menuju Hotel Puri Santrian dengan menyusuri jalur jogging track. Setelah itu, Walikota Rai Mantra

P

© tir

menuju bibir pantai melepas puluhan tukik berbaur bersama wisatawan lokal maupun mancanegara disamping para Finalis Putri Bali. Didampingi Ketua Yayasan Pembangunan Sanur, I B Gede Sidharta, Wali Kota IB Rai meminta kepada Kadis DKP Wisada agar pantai di kawasan Sanur dibersihkan dengan alat yang memadai minimal sebulan sekali. Kemudian wali kota meminta kepada semua tokoh masyarakat Sanur agar senantiasa menjaga kawasan pantai agar tetap bersih, aman dan nyaman. “Kebersihan harus menjadi program prioritas”, ujarnya sebab kebersihan merupakan daya tarik utama selain adat dan budaya. Sambil memandang laut, Wali Kota menambahkan, “Apabila ini bisa kita wujudkan saya yakin para wisatawan akan makin betah atau lama tinggal di Denpasar”. (image/015)

Sampah Plastik, Ancaman Pariwisata Bali *Bali Hasilkan 5.000 Kubik Sampah, BTDC 4 Truk per Hari etiap hari, Bali menghasilkan sekitar 5.000 meter kubik sampah. Dari jumlah itu, sekitar 6-10 persen merupakan sampah plastik yang sulit dihancurkan. Hal tersebut tentu menjadi ancaman bagi Bali sebagai destinasi dunia. Karena itulah, Bali mencanangkan “Bali Bebas Sampah Plastik 2013”. Demikian terungkap pada acara press conference di Sanur, beberapa waktu lalu. AA GA Sastrawan, mengatakan meski jumlah sampah plastik hanya 6-10 persen dari total sampah yang dikumpulkan itu, namun menjadi ancaman serius bagi Bali. Sampah plastik mencemari jalan, sungai hingga lautan yang dapat mencemari alam. “Perlu puluhan tahun agar sampah plastik itu hancur,” katanya. Sampah plastik, tegasnya, belum semuanya terkelola dengan baik. Sekitar 5 persen dari sampah plastik masih tercecer. Hal itu, karena kultur masyarakat Bali masih belum bagus. Banyak dari masyarakat masih sembarangan membuang sampah. “Yang terpenting, kini bagaimana merubah kultur dan disiplin masyarakat dalam membuang sampah,” terangnya. Karena itulah, tambah Sastrawan, pemerintah Provinsi telah berupaya melakukan langkah untuk mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik 2013. Kegiatan Bali Beach Clean Up

S

yang dilakukan oleh Pemprov dengan industri dan masyarakat beberapa waktu lalu, berhasil mengumpulkan sekitar 50 meter kubik di 50 titik pantai dengan melibatkan sekitar 100.000 orang. Direktur BTDC, Made Mandra dalam kesempatan tersebut menyatakan, manajemen sampah menjadi hal terpenting dalam menyelesaikan masalah sampah. Kawasan BTDC tiap hari menghasilkan sampah sekitar 4 truk. Sebanyak 90 persen merupakan sampah organic dan 10 persen sampah plastic. Menurutnya, sampah organik yang dihasilkan sudah dikelola menjadi kompos. Sementara 10 persen sampah plastik juga dimanfaatkan sebagai bahan daur ulang dengan menggandeng pihak ketiga. “Kami berupaya menyelesaikan persoalan sampah ini dengan baik,” ucapnya serius. Dihadapan wartawan, LSM, dan wisatawan asing, Mandra juga menyampaikan konsep “Suci, Bersih dan Shanti” sebagai upaya menjaga Bali ke depan. Menurutnya, kesucian tidak akan sempurna tanpa kebersihan. Tanpa kesucian dan kebersihan maka shanti (damai) itu tidak akan terwujud. Ia kemudian menyatakan agar kebersihan harus dimulai dari umur dini. “Jadikan itu kegiatan kebersihan itu sebagai kewajiban tiap hari, maka mereka akan mulai sadar dengan kebersihan,” pungkasnya. (image/015)

Festival Gamelan di Belanda tahun ini diadakan lebih besar, karena bertepatan dengan perayaan 100 tahun Tropen Theater tempat Festival gamelan berlangsung. “Hal inilah yang membuat kami merasa bangga karena menjadi bagian dari peristiwa yang bersejarah,” ucapnya sambil tersenyum bangga. Sementara, Bupati Gianyar yang menerima mereka pada saat beraudensi mengatakan, sebagai masyarakat Bali dan orang nomor satu di Gianyar

sangat bangga akan prestasi Gamelan Semara Ratih. Sebab, prestasi tersebut semakin mengukuhkan Gianyar sebagai kotanya para seni dan sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata, khususnya Kabupaten Gianyar di kancah Internasional. Untuk itu, Bupati mengharapkan Grup Semara Ratih dapat tampil dengan maksimal dan dapat membawa nama baik Bali, khususnya Gianyar yang sudah terkenal akan keramahan dan budaya yang arif. (image/015)

eindahan alam dan keunikan budaya Bali sungguh memikat setiap wisatawan yang datang berwisata. Masyarakat yang ramah serta adat istiadat yang masih kental merupakan satu keunggulan untuk menggaet jumlah pengunjung lebih banyak ke pulau dewata ini. Hal itu terungkap ketika Bupati Wuy I Jiang Yue Jin orang nomor satu dari Kabupaten Wuy I

Wisatawan membanjiri objek wisata Tanah Lot pada hari raya Lebaran, beberapa waktu lalu. Suasana tersebut sama dengan hari raya pada tahun sebelumnya. Walau cuaca mendung, bahkan hujan mengguyur Tanah Lot tetap menjadi tujuan favorit bagi wisatawan untuk menghabiskan masa libur Lebaran, khususnya para turis domestik.

Kunjungan wisatawan di Tanah Lot saat Lebaran

onjakan kedatangan wisatawan domestik yang mencapai ribuan itu sudah tampak sejak H-2 sebelum Lebaran. Mereka berasal dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta , Surabaya, Bogor, Malang, Sidoarjo, Bandung, Jogjakarta hingga Makassar. Berdasarkan data kunjungan di objek tersebut, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Tanah Lot pada Lebaran (10 September 2010) mencapai 10.830,

L

© tir

© tir

meningkat 48.13% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya 7.311 orang. Menurut I Made Sujana, Manager Operasional Obyek Wisata Tanah Lot, Lebaran kali ini memang agak berbeda karena bertepatan dengan weekend yang merupakan hari libur bagi sebagian besar masyarakat. Dari pagi, kedatangan wisatawan terus bertambah hingga sore harinya. “Pagi-pagi benar, antrean

kendaraan pengunjung sudah mulai terlihat di gate tiket sampai di perbatasan obyek. Bahkan, parkir cadangan di lahan kosong dan Surya Mandala Cultural Park penuh,” katanya. Padatnya pengunjung, jelas Sujana, pihaknya tetap memberikan kepuasan dan kenyamanan pengunjung di Tanah Lot. Selain itu dari segi keamanan, pihak pengelola juga lebih menyiagakan petugas keamanan di lapangan. Selain itu, adanya kamera pengintai tambahan (CCTV) di titik-titik rawan kepadatan, sangat membantu kenyamanan dan keamanan di obyek wisata perpaduan alam dan warisan budaya ini. “Jauh sebelum Lebaran, kami telah siap mengantisipasi lonjakan wisatawan dengan tetap melakukan koordinasi dengan masing-masing departemen yang ada,” imbuhnya. Sujana mengatakan, akvitas wisatawan di objek ini seperti biasanya yaitu jalan-jalan di areal obyek wisata, tattoo temporary, melihat ular suci, air suci, pemotretan, wisata belanja, wisata kuliner, atau hanya dudukduduk santai di beberapa café dan restaurant sambil mengobrol. Dan yang paling ditunggu munculnya sunset. “Moment inilah yang paling ditunggu oleh wisatawan,” ucapnya. (image/bud)

Cak Wanita Semara Ratih Ubud saat pentas di Ksirarnawa

Badung dan Wuy I China Jalin Ikatan Kerjasama Antarnegara K

(China) ketika berkunjung ke Kabupaten Badung, Rabu (1/9). Bupati Wuy I Jiang Yue Jin beserta jajarannya sengaja datang ke Badung untuk mempererat jalinan kerjasama antara kedua Negara khususnya Pemkab Badung dengan Kabupaten Wuy I China. Jiang Yue Jin diterima langsung oleh Bupati Badung dan dijamu sederhana di ruang pertemuan Bupati, Pusat Pemerintahan

© tir

Bupati Badung AA Gde Agung Saat Memakaikan Udeng Kepada Bupati Wuy I China

2011 Penataan Perwajahan Mangupura Dimulai

Libur Lebaran Tanah Lot Banjir Wisatawan

*Ikuti Festival Gamelan International

Kab. Badung, Mangupraja Mandala. Jiang Yue Jin, menjelaskan secara singkat mengenai keadaan geografis daerah yang dipimpinnya. Wuy I merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Zhejiang China, dengan luas wilayah kurang lebih mencapai 1000 km persegi, Wuy I terdiri atas 15 persen sawah, 8 persen pegunungan dan 5 persen sungai. Walaupun tidak memiliki kawasan laut, Wuy I yang dikenal dengan Kota Sutra memiliki keindahan alam yang cukup menawan. Sementara Bupati Badung memaparkan segala keanekaragaman di Badung. Mulai dari kekayaan alam, hasilhasil pembangunan sampai dengan pesona alam yang sudah tak diragukan lagi keindahannya. Di akhir pertemuan, kedua pimpinan daerah tersebut bertukar cinderamata, bahkan Bupati Badung tidak segansegan memakaikan udeng ke kepala orang nomor satu di Wuy I tersebut sambil menjelaskan filosofi Udeng bagi masyarakat Bali. Rombongan Wuy I menyerahkan sebuah lukisan China dan kain sutra sebagai kenang-kenangan serta mengundang Bupati Badung untuk bertandang ke kotanya bila berkunjung ke China. (image/015)

Nusa Dua Fiesta Libatkan Belasan Negara elasan negara internasional itu dipastikan akan diawali dari bakalan terlibat parade budaya. dalam kegiatan Nusa Dua Sedangkan Fiesta (NDF) yang akan u n t u k berlangsung 15-19 pementasan Oktober 2010. Direktur seni budaya ini Utama Tourism menghadirkan Development Corporation berbagai tarian (BTDC), Made Mandra dan musik dalam jumpa pers NDF masing-masing 2010, beberapa waktu lalu peserta dari menyatakan melalui provinsi maupun kegiatan NDF 2010 ini mancanegara. © tir untuk menjadikan Pulau Tarian yang Dewata sebagai destinasi Tari India tampi saat konperensi pers Nusa Dua Fiesta s u d a h internasional. memastikan diri Mandra mengatakan, NDF pariwisata modern yang akan tampil dalam ajang tahun menjadi cikal bakal festival di berkelanjutan. tersebut, antara lain tari perut Bali yang sudah dimulai sejak Sementara I Gusti Ketut (belly dance) asal India. tahun 90an. NDF menurutnya Purnaya, Ketua Panitia NDF “Penampilan tari tersebut menjadi inspirasi bagi 2010 menyatakan, tahun ini sebagai salah satu khasanah tumbuhnya festival-festival di pihaknya berharap NDF lebih budaya pendukung dalam Bali. Sejak beberapa tahun lalu bergaung ke seluruh dunia. promosi sektor kepariwisataan banyak festival bermunculan di Apalagi, belasan negara akan Bali,” ucapnya. Bali. “NDF bukan hanya untuk terlibat dalam kegiatan tersebut Selain berbagai tarian dari promosi Nusa Dua, namun NDF yang menjadi sebuah promosi daerah peserta pameran, kata untuk promosi Bali,” ucapnya. yang sangat positif. “Ada empat Purnaya, pada even kali ini Tahun ini, lanjut Mandra, NDF program secara garis besar akan menggelar lomba kuliner akan mengusung tema “Green yang akan digelar yaitu Art yang dikoordinir oleh Chef Tourism” karena memiliki Culture (seni budaya), sport Indonesia. “Setiap hari akan makna yang penting bagi (olahraga), Fun (acara digelar lomba kuliner, baik bergembira), exhibition masakan khas tradisional Bali, (pameran),” ungkapnya nasional dan internasional. Bahkan undangan dapat Purnaya. Kegiatan tersebut tempatnya menyicipi sajian tersebut,” sama dengan tahun ujarnya. Lomba kuliner tersebut akan sebelumnya yaitu di Pulau Peninsula, kawasan Nusa Dua. diikuti oleh sejumlah hotel PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel NDF dijadwalkan dibuka secara bertaraf internasional di Bali, Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat resmi oleh Menteri Kebudayaan sehingga wisatawawan yang Ph.62-361-414057,411074 dan Pariwasata Ir Jero Wacik berkunjung ke NDF dapat Fax.62-361-414507 dan juga dihadiri oleh Menteri menyaksikan demo masak dari Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id Pemuda dan Olahraga Andi para chef tersebut. “Kami Malarangeng dan Menteri berharap melalui ajang lomba Reservasi : Hotel, Restoran, kuliner tersebut, masakan khas BUMN Mustofa Abubakar. Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll. Kegiatan bertaraf Bali akan lebih dikenal di SA-126

B

V

ebijakan Bupati Badung A.A. Gde Agung, SH untuk melakukan penataan perwajahan Kabupaten Badung, khususnya Ibukota Mangupura sebenarnya telah direncanakan sejak tahun 2009. Penataan perwajahan Ibukota yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No 67 Tahun 2009, secara fisik akan dimulai tahun 2011, dengan penataan koridor dengan titik sentral pertigaan pasar Desa Adat Sempidi. Asisten Ekonomi dan Pembangunan yang juga Plt. Kepala Bappeda dan Litbang, I Wayan Suambara, SH. MH, Senin (13/9) menjelaskan, penataan perwajahan Mangupura direncanakann sejak tahun 2009 dan akan dilakukan secara bertahap. Untuk tahun ini penataan akan dimulai dari pertigaan Pasar Desa Adat Sempidi. “DED (Detail Engenering Design) sudah rampung tahun ini juga. Saat ini sedang dilakukan sosialisasi dan persiapan tender,” jelas Suambara. Sesuai perencanaan Pasar Desa Adat Sempidi akan

K

direlokasi menempati sekolah dasar (SD) yang berada di timur pasar. Sedangkan SD sendiri akan dipindahkan ke daerah yang lebih representatif dan aman yang berada di sebelah selatan dari lokasi sekarang. “Desa Adat Sempidi diberikan kewenangan penuh untuk melakukan penataan pasar yang menempati areal bekas sekolah dasar. Sedangkan bekas pasar akan ditata sebagai koridor yang bebas macet,” jelas Suambara. Diharapkan dengan adanya penataan ini perwajahan Ibukota Mangupura yang meliputi sembilan desa yakni Desa Gulingan, Mengwitani, Kekeran, Kapal, Abianbase, Lukluk, Sading, Sempidi, dan Mengwi, akan semakin tampak jelas. Sementara itu, secara teknis Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan IB Soerya menjelaskan, penataan meliputi perbaikan trotoar yang menggunakan konsep trotoar seperti di Pantai Kuta, sepanjang 100 meter ke arah Barat, Utara dan Timur menuju Denpasar. (image/r/015)

Sampah Suwung Menarik Minat Investor Korea ebuah konsorsium p e r u s a h a a n pengelolaan sampah asal Korea Selatan tertarik menanamkan modalnya untuk mengelola sampah di tempat pembuangan akhir (TPA) Suwung. Keseriusan itu dibuktikan dengan dikirimnya lima orang utusannya untuk bertatap muka dengan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika. “Kami datang untuk menyampaikan ketertarikan kami dan memperkenalkan teknologi pengolahan sampah yang kami miliki,” kata Dong Sun Roe, pemimpin rombongan di Kantor Gubernur Bali belum lama ini. Kepada Gubernur, Made Mangku Pastika, Dong mengatakan, sistem pengelolaan sampah yang ditawarkan sudah sangat maju. Sistem ini tidak menggunakan tempat penampungan terbuka yang luas seperti di Suwung, melainkan sudah menggunakan sistem bangunan tertutup berupa gedung. Semua sampah dimasukkan ke dalam sebuah gedung untuk dipilah dan diolah. Sampah kemudian dibakar dengan sistem self burning (pembakaran sendiri) yaitu sistem pembakaran dengan memanfaatkan panas yang ditimbulkan oleh sampah itu sendiri. Sisa energi yang digunakan untuk membakar sampah diolah menjadi energi

listrik yang berguna bagi masyarakat luas. Keuntungan sistem ini adalah, sampah tidak berserakan, lingkungan di sekitar TPA menjadi sangat bersih. Pada malam hari dapat ditata seperti arena sirkus, dan mampu menghasilkan listrik. Selain itu, lahan yang dipergunakan jauh lebih sedikit dibandingkan sistem yang ada saat ini. Dengan volume 500 ton sampah setiap hari di Suwung, Dong dan kawan-kawan memperkirakan akan mampu menghasilkan antara 3,0 – 4,0 Mega Watt listrik per jam. Gubernur Made Mangku Pastika mengatakan sangat menghargai dan dapat memahami kedatangan konsorsium ini. Menurutnya, cukup banyak investor asing sudah berkunjung ke Bali menawarkan hal yang sama. Namun, belum ada yang mewujudkannya. Di sisi lain, Pemprov Bali sangat terbuka menerima investor karena sangat berkeinginan Bali ini cepat bersih dan hijau. “Secara teknis, pola ini sudah sangat maju,” kata Gubernur. Namun, apakah ia akan terwujud, itu yang masih harus dibuktikan. “Prinsip bagi Pemprov Bali adalah Bali sangat memerlukan pengelolaan sampah dengan sistem yang terbaik, teknologi terbaik dan bisa diwujudkan dengan lebih cepat,” imbuh Gubernur. (image/015)

mancanegara, seperti ayam betutu, sayur ares dan lainnya,” ujarnya. Paling menarik dari NDF 2010 ini, adalah dengan menampilkan berbagai kegiatan olahraga oleh Bali International Sport week, dengan mempertandingkan 11 cabang olah raga meliputi Marathon(5km, 10km, dan

21km), gateball, catur, bolling Wood Ball, Beach Volley Ball, Billiard, Cricket, Golf, selancar dan sepak bola pantai, dengan peserta sebagaian besar wisatawan baik domestik maupun wisatawan mancanegara yang sedang berlibur di Bali saat event tersebut berlangsungnya.

S

(image/bud)


VI

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Oka Mahagangga:

Made Sukianto:

Bali Alami Penurunan Aktualisasi Budaya Luhur Penuh Ketulusan ariwisata B a l i berlandaskan pariwisata budaya. Artinya, apapun yang dilakukan harus berpedoman pada budaya Bali yang dijiwai agama Hindu. Namun kenyataannya, berkembangnya pariwisata Bali tidak serta merta m e n d o n g k r a k peningkatan kualitas budaya Bali. “Justru terjadi degradasi budaya dan memudarnya nilai-nilai luhur agama akibat tourism,” kata General Manager Ahimsa Group, Made Sukianto, di Seminyak belum lama ini. Sukianto mengatakan, belakangan ini masyarakat Bali sebagai pelaku pariwisata telah mengalami perubahan pada attitude (perilaku). Semuanya berorientasi pada uang, kehidupan ekonomi. Artinya, segala hal yang dilakukan selalu dipertimbangkan dengan premises untuk mendapatkan uang. “Seolah-olah uang adalah tujuan bukan alat untuk mendukung kehidupan yang lebih baik berlandaskan nilai nilai luhur agama dan budaya,” ucapnya. Yang menjadi kebiasaan sejak lama di Bali, pelayanan itu diberikan secara tulus, tidak setiap pelayanan selalu bermotif uang. “Mengejar kehidupan ekonomi itu tidak mesti harus menurunkan atau menghilangkan budaya orang Bali yang terkenal tulus dalam mengerjakan sesuatu tanpa

P

pamrih,” imbuhnya. Kalau wisatawan dilayani dengan senyum dan ketulusan, tentu tidak hanya akan membuat mereka senang, tetapi kita akan mendapatkan hasilnya. Misalnya mereka akan selalu kembali di masa mendatang dan akan merekomendasikan Bali kepada keluarga mereka, teman mereka sebagai tempat yang © tir tepat untuk berlibur. “Kalau sudah begitu semua akan merasakan manfaatnya mengingat Tourism mempunyai efek multi dimensi di Bali kita ini,” tambahnya. Menurut Sukianto, kita tidak harus jauh jauh berpikir agar pariwisata Bali bisa survive. Cukup dengan memelihara budaya Bali kita yang luhur dan mengaktualisasikan ajaran Tri Kaya Parisuda yaitu Manacika : berpikir positif, Wacika :berkata sopan terhadap tamu dan Kayika : melakukan kewajiban dengan baik dan bertanggung jawab sebagai insan pariwisata agar dapat memberikan manfaat kepada para tamu dan semua stake holder. “Kalau kita bisa melayani mereka dengan memakai konsep konsep Tri Kaya Parisuda, saya yakin kita semua sebagai stake holders pariwisata Bali akan merasakan manfaatnya. Kehidupan ekonomi (Artha) dan pemenuhan kebutuhan/ keinginan lain (Kama) bisa tetap kita raih dengan jalan yang baik dan benar (Dharma),” paparnya. (image/bud)

Made Armini: Delapan Cruise Pastikan Berlabuh di Bali ada bulan Nopember 2010, Bali akan kedatangan kapal pesiar (cruise company) Costa Romantika dari Negara Italia. Ni Made Armini Operasional & Product Manager Inter Cruises mengatakan, kedatangan cruise besar yang berkapasitas 800pax itu tidak canggung-canggung yakni sebanyak 12 kali hingga 12 Desember 2010. “Cruise itu akan dihandle oleh Intercruises-Shoreside & Port Services operating under Pasic Word,” katanya di Sanur belum lama ini. Armini mengatakan, mulai akhir tahun 2010 hingga tahun 2011, perairan Indonesia terasuk Bali akan ramai dikunjungi cruise dari berbagai negara. Apalagi mulai bulan Oktober hingga April merupakan musimnya cruise berlayar. “Ada sebanyak 8 cruise yang memastikan menambatkan jangkarnya di perairan Bali,” ucapnya. Menurutnya, kedatangan cruise ini sangat bagus dan berpotensi menjadi Bali sebagai pusat cruise untuk tahun ke depan. Armini lalu memaparkan cruises yang akan datang yaitu Costa Romantika, Minerva, Seabour Spirit, Sojourn World Cruises, Legend of the Seas, Artemis, Crystal Cerenity dan Sun Princess. Dalam pelayaran ke tanah air, tambah Armini, cruies ini tidak hanya berlabuh di Bali tetapi juga berlabuh di Makasar, Komodo, Bali, dan Jakarta. Dan yang paling menarik kedatangan dua cruise berbeda yakni Sea Bond Sojourn 400pax dan Legend of The

P

© tir

Seas 2000pax yang akan berlabuh di Padangbai dan penumpangnya minta dinner di Pura Agung Kentel Gumi Klungkung. Sedangkan Legend of the Seas tak hanya berlabuh bahkan menginap di pelabuhan Benoa. “Hal ini tentunya akan memberi keuntungan langsung kepada masyarakat karena penumpangnya turun untuk traveling dan shopping,” ujarnya. Menurutnya, dari semua pelabuha wisata yang dikunjungi high light-nya Bali dan Komodo, karena dua destinasi ini dianggap paling unik dan menarik oleh penumpang cruise. Armini memastikan tahun 2012 dan 2013 pihaknya tengah mengembangkan cruise di Ambon, Kupang, Menado dan Sabang yang belum banyak dikunjungi. “Daerah ini sudah banyak diminta wisatawan cruise,” pungkasnya. (image/bud)

Rancang Lomba Joged PKB 2011

Kemiskinan Ancaman Pariwisata Bali ke Depan ariwisata sebagai l e a d i n g sector pembangunan di Bali belum sepenuhnya mampu menghapus kemiskinan rakyatnya. Bahkan kemiskinan menjadi isu menarik di tengah hingar-bingar pariwisata Bali. “Kemiskinan itu masih ada di Bali,” kata I Gusti Agung Oka Mahagangga di selasela Seminar Nasional “Pariwisata dan Pengentasan Kemiskinan” Kerja Sama Fakultas Pariwisata Unud dengan Kemenbudpar RI Gedung Pascasarjana Unud, belum lama ini. Dosen Pariwisata Unud Denpasar itu mengatakan, justru yang lebih memprihatinkan kemiskinan seperti menjadi hal yang tabu ketika para birokrat, teknokrat dan sebagian ekonom menjadikan pertumbuhan ekonomi sebagai jargon. “Lebih aneh lagi, kemiskinan sering dijadikan objek politik atau semacam “proyek” yang justru tidak mencarikan jalan keluar melainkan dipelihara untuk terusmenerus menjadi simbol yang menguntungkan pihak-pihak tertentu,” terangnya. Sadar ataupun tidak, tegas Mahaganga, kemiskinan dapat menjadi pemicu terjadinya perilaku premanisme, karena untuk dapat bertahan dalam kehidupan yang semakin keras mereka rela melakukan apa saja. “Kemiskinan yang ada di tengah hingar bingar

P

pariwisata membuat mereka semakin merasa kecil hidup di tengah situasi yang kontras,” ucapnya. “Multiplayer effect dari kemiskinan di tengah pembangunan Bali yang mengandalkan sektor pariwisata sepintas tidak terlihat keterkaitannya. Akan tetapi ketika diamati lebih lanjut, kemiskinan jika © tir dibiarkan akan memberikan jalan bagi tindak kriminalitas terutama berkaitan dengan premanisme di Bali,” paparnya. Untuk itu, pemerintah sebagai penentu kebijakan meski berjuang terus mengentaskan kemiskinan. Namun, kata Mahagangga, birokrasi sangat berhubungan dengan politik sering kali pengentasan kemiskinan bersifat partial dan tidak berkelanjutan. “Sudah biasa, kalau gubernur, bupati atau DPRD berganti, kebijakan juga ikut berganti,” imbuhnya. Menurutnya, kemiskinan dapat diselesaikan asalkan ada kesadaran dan kesepakatan bersama untuk menyelesaikannya. “Komponen pariwisata sebagai pelaku, pemerintah sebagai penentu kebijakan, kalangan akademisi sebagai motivator, media massa sebagai pengawas dan masyarakat dapat duduk bersama mengedepankan “rasa” bukan ego untuk pengentasan kemiskinan yang menjadi pemicu perilaku premanisme,” harapnya. (image/bud)

Eka Mahadewi: Dusun Mayungan Anyar Potensi Wisata Agro i k a p e m e r i n tah serius ingin mengembangkan destinasi baru sebagai upaya menarik wisatawan untuk lebih lama tinggal di pulau ini, Dusun Mayungan Anyar b e r p o t e n s i dikembangkan menjadi wisata agro. Dusun itu merupakan wilayah Desa Antapan – Tabanan yang memiliki berbagai keunikan tetrsendiri. “Dusun Mayungan memiliki daya tarik wisata agro “Panca Pesona,” ucap Eka Mahadewi di Nusa Dua belum lama ini. Dosen Kepariwisataan STP Bali ini kemudian menjelaskan, kelima jenis daya tarik itu yaitu kondisi lingkungannya berkarakter, topografinya bergelombang dan berbukit-bukit yang sangat indah. Spesies/varietas desa tersebut memiliki berbagai macam sayuran, tanaman palawija dan tanaman hortikultura yang khas. “Dalam perkembangan sejarah Dusun Mayungan merupakan penghasil sayuran yang mampu memberi supply bagi Kecamatan Baturiti sejak dulu,” ucap wanita yang tengah menyelesaikan S3 Unud Denpasar ini. Kalau dari segi histories, lanjut Eka, desa tersebut merupakan penghasil sayuran yang mampu memberi supply bagi Kecamatan Baturiti, juga daerah lain sejak lampau. Di bidang teknologi, penduduk dusun di sana masih menggunakan cara-cara tradisional dengan sistem subak yang menjadi daya tarik. Produknya merupakan perpadukan

J

antara kegiatan untuk menikmati pemandangan alam perkebunan, pertanian dengan segala kegiatan lain, seperti menikmati pemandangan sekitar objek wisata (sightseeing), memetik nenas, tomat, jeruk dan lainnya. “Dan yang menjadi trend, di desa tersebut juga bisa m e l a k u k a n kegiatan tambahan seperti walking dan cycling mengelilingi © tir lokasi wisata agro,” jelas Wakil Sekjen PHRI Bali Bidang SIPCO ini kalem. Dusun Mayungan juga mempunyai peninggalan-peninggalan budaya leluhur seperti Keramik Cina berasal dari jaman Dinasti Ming (abad XIII-XIV), Bilah daun slonding, penyanggah bilah daun slonding, dan kesenian Okokan. Panorama terassering sawah dipadu matahari terbenam (sunset) sebuah pemandangan menarik. Juga atraksi wisata Air Terjun Ngingil dan Air Terjun Cepung yang tak kalah menariknya. Hanya saja, kata Eka, jalan menuju ke desa tersebut menjadi kendala. Akses jalan ke desa tersebut rusak dan tidak layak untuk dilewati. Jembatan penghubung antara desa Dusun Tohjiwa merupaka wiyaha Kabupaten Badung dan Desa Dusun Talangpati sebagai wilayah Tabanan belum disediklan secara baik. Sementara ini objek itu hanya bisa ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat pribadi karena belum ada sarana angkutan umum. (image/bud)

Upaya meluruskan fenomena budaya dari realitas joged porno yang telah mencoreng kehidupan seni budaya Bali, Dinas Kebudayaan (Disbud) Bali apresiasi usulan lomba joged pada Pesta Kesenian Bali (PKB) 2011. Bahkan, Disbud telah merancang hal itu sebagai langkah konkrit.

Penari Joged sedang menjawat IB. Sedhawa

© tir

danya usulan menggelar lomba joged di setiap daerah (kabupaten/kota) sebagai upaya menepis image atau citra negatif atas realitas joged porno. Bahkan, IB. Sedhawa, Kepala Dinas Kebudayaan Bali, secara terusmenerus mendorong setiap kabupaten/kota untuk semakin aktif dan kreatif dalam menggelar beragam kompetisi seni budaya yang menjadi kearifan lokalnya. “Bila perlu tidak hanya sebatas lomba joged saja, semua bentuk ragam seni budaya khas daerah juga perlu dilombakan,” ucapnya. Dengan demikian, tambahnya, segala ragam seni budaya unggulan terbaik di setiap daerah yang diperoleh melalui kompetisi itu nantinya akan mampu tampil sebagai penguat jati diri dan identitas daerahnya untuk disuguhkan dalam ajang seni budaya reguler tahunan PKB, sehingga karya seni budaya yang ditampilkan itu akan semakin bermutu dan berkualitas, serta memiliki daya saing global, baik nasional maupun internasional.

A

III

Belly Dancer Ramaikan NDF 2010

(image/015)

40 Mahasiswa Asing Pelajari Seni Budaya Bali ebagai destinasi dunia, Bali tidak hanya dikunjungi sebagai tempat berwisata yang nyaman, tetapi juga sebagai tempat yang baik untuk menimba ilmu seni budaya. Buktinya, setiap tahun ada saja universitas di Bali yang mendapat mahasiswa asing. Sebut saja, Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Tahun ini, sekolah ini menerima sebanyak 40 mahasiswa mancanegara dalam semester ganjil. Mereka berasal dari 17 negara di belahan dunia yang merupakan peserta program Darmasiswa RI tahun akademik 2010/2011. Masing-masing mahasiswa memilih berbagai jurusan seperti jurusan Seni Tari, Seni Kerawaitan, Seni Rupa Murni, Seni Kriya dan Fotografi. Ke tujuh belas negara tersebut adalah Jepang, Polandia, Amerika Serikat, Australia, Republik Ceko, Rusia, Slovenia, Inggris, Hungaria, Serbia Montenegro, Afrika Selatan, Argentina, Mexico, Rumania, Yunani, Estonia dan Ukraina. Puluhan mahasiswa asing ini diterima langsung oleh Rektor ISI Denpasar Prof. Dr I Wayan Rai, baru-baru ini di Kantor Rektorat ISI Denpasar. Menurut Rektor ISI Denpasar, Prof. Dr I Wayan Rai, keberadaan ISI Denpasar sebagai universitas go internasional salah satunya melalui program penerimaan mahasiswa asing ini. “Program inilah bentuknya berbasis pada keunggulan lokal, apa yang mereka dapatkan di kampus ini tidak cukup untuk kepentingan kampus semata, melainkan mampu diaktualisasikan kepada masyarakat luas,” terangnya. Dikatakan, mahasiswa asing

S

ini memilih ISI jelas karena tertarik dengan konten budaya yang ada. Disamping memang mereka mendapatkan tugas belajar dari kampus di negaranya. Dalam hal kemampuan dan peningkatan tenaga pengajar, kata Wayan Rai, saat ini dosen ISI telah digenjot dan dimotivasi untuk lebih giat lagi terutama kemampuan bahasa Inggris yang harus dikuasai. Jumlah mahasiswa asing

sejak 2000 hingga sekarang kurang lebih mencapai 300 mahasiswa. Saat ini ISI Denpasar telah membuka jaringan ke sejumlah negara. Dimana beberapa universitas dari berbagai negara telah dilakukan kerjasama, terakhir di Negara Rusia. “ Ke depan untuk menjadikan kampus ini go internasional, maka pengembangan jaringan (Networking) adalah yang paling (BTN/015) penting,” ujarnya.

Foto bersama mahasiswa asing dan para Dosen ISI Denpasar

© tir

Balawista Badung, Kendala Minimnya Fasilitas adan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) merupakan bagian lain dari pariwisata Bali yang sangat penting. Karena tugasnya sangat berat yakni memberikan rasa aman bagi para wisatawan yang datang ke pantai khususnya untuk berenang ataupun melakukan kegiatan air lainnya. Sayangnya, keberadaan Balawista di Bali minim fasilitas.

B

Sebut saja dengan Balawista Badung sebagai pusat dan pelopor Balawista di Bali. Sejak diambil alih oleh pemerintah daerah dibawah dinas pariwisata (tahun 1978), Balawista Badung yang beranggotakan 128 orang belum dilengkapi dengan peralatan yang memadai. Lebihlabih tempat yang dijaga sangat banyak yang mencapai 16 pos tersebar di berbagai pantai di wilayah Badung. Made Suparka Koordinator

Belly Dancer diperagakan pada saat konferensi pers NDF

© tir

da yang menarik pada pagelaran seni Nusa Dua Fiesta (NDF) 2010 yang akan berlangsung 15-19 Oktober 2010 mendatang. Belly Dancer, sebuah tarian populer dari Timur Tengah akan menorehkan suasana baru dalam ajang tahunan itu, disamping tetap menampilkan tari dan budaya lokal Bali dan Nusantara. Ketua Umum NDF 2010, Drs IGK. Purnaya mengatakan, Belly Dancer berkembang di Turki dan kini menyebar luas di seluruh dunia. Suguhan budaya Timur Tengah ini sengaja disajikan untuk melahirkan daya kreasi baru tiap tahun. “Suguhan tarian ini sebagai upaya untuk memberikan nuansa lain dari NDF yang dipusatkan di kawasan BTDC ini,” katanya. Menurut Purnaya, wisman asal Timur Tengah cukup terbuka dan Bali memiliki peluang yang cukup besar untuk menggaetnya. Sebelumnya, Nusa Dua sempat menggelar Asian Belly Dance Festival 2010 dan kegiatan tersebut dihadiri oleh maestro tari perut kelas dunia asal Amerika Serikat, Jillina yang mempromosikan tari perut dari satu negara ke negara lain. Orang Amerika Serikat serta Eropa terobsesi dengan perut kencang dan rata. Tarian itu segera menjadi trend dunia karena mereka mengetahui bahwa aktivitas itu membuat orang langsing. “Melalui seni budaya yang kita tampung dan perkenalkan kepada wisman yang ada di Bali, kami berharap akan menumbuhkan minat wisatawan asal Turki untuk datang kembali ke Bali,” ujarnya. Saat ini, tambah Purnaya, komunitas tari perut yang asalnya dari Timur Tengah itu di dunia sudah mencapai hampir 40.000 orang. Sementara peminat tari perut di Indonesia sendiri sudah mulai banyak. Bahkan di Jakarta peminatnya semakin banyak dengan munculnya sejumlah sanggar. Tidak sedikit dari penari asuhannya yang pindah haluan dari tarian modern ke tari perut. Hal itu disebabkan tari perut sudah menjadi ikon kelas menengah di Indonesia. (image/015)

A

Balawista Badung mengatakan, dari segi sumber daya manusia pihaknya tidak menemui kendala. Namun, minimnya fasilitas yang tersedia menjadi hambatan besar dalam menyelamatan wisatawan di pantai. “Saat ini kami hanya memiliki 2 jetski dan 4 boat karet. Itu sangat kurang, sehingga menyulitkan kami untuk bekerja secara maksimal,” kata Suparka kalem. Hal senada juga disampaikan Made Sujana. Lelaki yang

menjadi anggota Balawista puluhan tahun itu dengan tegas menyampaikan minimnya fasilitas yang ada sangat berpengaruh terhadap kinerja anggota Balawista di lapangan yang kurang maksimal. “Mudahmudahan semua komponen pariwisata, bukan hanya Pemda saja, terketuk hatinya untuk memberikan bantuan terutama dalam hal fasilitas,” kata Sujana penuh harap. (image/Angga/Dewa)


II

VII

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010 Oktober Team THK Siap Nilai Hotel DENPASAR – Team Assessor Tri Hita Karana (THK) Award telah memutuskan untuk menilai peserta THK Award mulai bulan Oktober 2010. Dalam rapat di Inna Grand Bali Beach Sanur, Sabtu (18/9), ada sebanyak 35 hotel, 3 objek wisata, dan 28 kantor pemerintahan, sekolah serta perguruan tinggi akan dinilai. Sementara pengumuman dan penyerahan sertipikat dilaksanakan berkaiatan Hut Bali Travel News, Desember 2010 mendatang. (image/bud)

Lolec

© eka

© ery

Ribuan Peserta Ramaikan Inna Putri Bali Fun Bike 2010

Buka Puasa Bersama © tir

Puluhan Penduduk Tanpa Identitas Diciduk DENPASAR - Sebanyak 42 penduduk tanpa identitas diciduk pada kegiatan penertiban penduduk pendatang bertempat di Br. Kebon Kori Kelurahan Kesiman, Rabu (1/9). Penertiban itu dilakukan oleh Dinas Trantib yang dikoordinir oleh Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kota Denpasar, terkait dengan penertiban penduduk yang tidak memiliki KTP (Kartu Tanda Penduduk). Kepala Bidang Mobilitas Dinas Kependudukan dan Capil, Pande Made Sri Artatik mengatakan, penertiban penduduk itu lebih menertibkan administrasi kependudukan. “Jika tidak ditata dari sekarang, masalah kependudukan yang setiap tahunnya terus meningkat, tentu akan menimbulkan masalah,” katanya. (BTN/ 015)

© angga

Rabu (1/9), The Patra Bali resort & Villas mengadakan acara buka puasa bersama guna menyantuni anak-anak yatim piatu dari panti asuhan Al’maun dan panti asuhan Mutiara. Acara yang bertema “Fast Breaking Moeslem Community, Orphanage, Media with Management The Patra Bali Resort & Villas” tersebut dihadiri lebih 150 orang yang keseluruhannya merupakan gabungan dari anak-anak panti asuhan, manajemen Patra Bali dan juga beberapa awak media. Acara tersebut berlangsung dalam suasana meriah dengan diawali oleh sambutan pendek dari Hakim Affan selaku General Manager (GM) The Patra Bali Resort & Villas. Kemudian diikuti Direktur Utama PT. Patra Jasa, Doni J. Subakti yang dalam pidatonya mengharapkan agar acara semacam itu tidak berhenti dan terus berlanjut setiap tahunnya sehingga akan semakin banyak lagi anak-anak kurang beruntung yang berkesempatan untuk menggapai masa depannya. (image/Angga/Dewa) Dari Halaman I

Perkembangan MICE ................

© tir

Para Peserta Clean Up The Word tengah mengikuti senam

Clean Up the World, SKBBA Bersihkan Pantai Lebih dari 500 orang pekerja hotel di kawasan Tuban yang merupakan karyawan dan karyawati South Kuta Beach Business Association (SKBBA) mengikuti acara Clean Up the World, Jumat (17/9). Kegiatan yang merupakan kelima kalinya itu dipusatkan di dua tempat yakni Pantai Kuta dan sepanjang jalan hotel di Tuban (Jl. Kartika Plaza dan Jl. Wana Segar) Tuban. Para peserta melakukan start di Kuta Art Market kemudian finish di Pantai The Patra Bali Resort & Villas. Dalam aksi social itu, para peserta membersihkan lingkungan dari sampah, utamanya sampah plastic. Karena sampah plastic dianggap perusak lingkungan yang tidak akan bisa hancur dalam waktu ratusan tahun. Memang, dalam kegiatan itu tidak banyak sampah yang dikumpulkan karena sudah dibersihkan setiap hari oleh karyawan hotel masingmasing. “Clean Up the World, memang kami rayakan tiap tahun, namun untuk kebersihan di pantai juga dilaksanakan sesuai jadwal,” kata Ni Ketut Sukasarinada, Public Relation SKBBA. Setelah sampai di finish, para peserta mengikuti senam yang dipandu oleh dua orang instruktur senam professional. Acara itu tak hanya membuat para peserta riang gembira, tetapi juga menjadi tontonan bagi wisatawa di pagi hari. “Olahraga ini bertujuan untuk rileksasi setelah melakukan pekerjaan rutin melayani wisatawa. Selain itu, senam juga sebagai upaya menjaga kebersamaan dan kekeluargaan di antara anggota SKBBA,” imbuhnya. Sementara, Urs Kle, Wakil SKBBA yang juga GM Discovery Kartika Plaza mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk peduli lingkungan serta menanamkan budaya bersih pada anak-anak, sehingga kegiatan ini melibatkan muridmurid sekolah. “Melalui kegiatan bersih-bersih ini, kami ingin semua orang tidak membuang sampah sembarangan, terutama sampah plastic,” ujarnya. Kegiatan ini tidak hanya melibatkan pihak hotel, juga mengikutisertakan anak-anak sekolah dan government seperti polisi (Polsek Kuta). Kegiatan social seperti ini sangat didukung SKBBA yang beranggotakan 22 hotel dan restoran, sehingga sempat menyumbang tong sampah di sepanjang (image/015) Jl. Kartika Plaza.

masyarakat menjadi kunci sukses mewujudkan Bali sebagai wisata MICE. Sebab, pada saat proses tender penyelenggaraan MICE di luar negeri menjadi pertimbangan bila mendapat dukungan dari pemerintah daerah. Excutive Director INCCA Bali, Martin Pake Seko mengatakan, INCCA Bali yang diresmikan 10 September 2007 lalu, bertujuan sebagai wadah bagi perusahaan-perusahaan yang menjalankan usaha jasa kongres dan konvensi serta usaha lainnya yang berhubungan langsung dengan usaha jasa konvensi, perjalanan insentif dan pameran di Bali. “INCCA Bali mempunyai visi dan misi mewujudkan Bali sebagai daerah tujuan utama wisata dalam bidang meeting, Dari Halaman II

Pariwisata Makasar ................... pembangunan via pariwisata akan dapat memperteguh NKRI. Sejatinya, wisatawan (asing) yang mengunjungi Makasar tampaknya cukup banyak. Dalam setiap penerbangan pasti ada orang bule. Hal ini terbukti kita melihat beberapa orang bule yang berkeliaran di sekitar Pantai Losari. Mereka mungkin adalah orang-orang yang menghabiskan waktunya setelah mengunjungi Tana Toraja, atau mereka yang masih menunggu keberangkatan ke Tana Toraja. Dalam penerbangan dengan Garuda dengan pesawat Boeing 737-800, tercatat minimal sepertiga berisi wisatawan asing. Tempat duduk di pesawat itu, tercatat untuk eksekutif 12 seats, dan ekonomi 144 seats. Penerbangana ke Makasar, 2 kali dalam sehari. Hal itu berarti bahwa cukup banyak wisatawan menuju Makasar. Untuk itu pelayanan terhadap mereka haruslah optimal, agar mereka tidak jera. Penulis cukup lama tidak mengunjungi Pantai Losari. Dalam kunjungan kali ini sempat berkunjung ke kawasan pantai yang sangat terkenal di Makasar. Kita menjadi terkejut, karena pantai ini sudah mengalami perombakan non-alamis. Tampaknya akan ada bangunan menjorok pantai, yang mungkin akan mengganggu pemandangan alam kawasan. Sementara itu kawasan alami untuk publik sudah semakin berkurang. Pulau-pulau kecil di seberang pantai juga sudah tidak menghijau lagi. Cukup banyak sudah ditumbuhi bangunan semen/beton yang gersang. Pedagang kaki-lima yang berkeliaran di seberang benteng, tampak sudah semakin kumuh. Pemandangan ini telah menyulap kawasan benteng menjadi ikut memancarkan aura kumuh. Hal itu terjadi, karena alasan-alasan pragmatis. Penduduk semakin banyak, urbanisasi semakin besar, dan lapangan kerja terbatas. Untuk itu pemda harus mentolerir kehadiran sektor non-formal yang kumuh. Sementara itu harga-harga makanan di sekitar kawasan pantai ternyata cukup mahal. Makan siang dengan lauk seadanya, di warung-warung kecil, harus merogoh kantong senilai Rp.20.000. Hampir 100% lebih mahal dibandingkan dengan kawasan sejenis di Bali. Tetapi, apakah mungkin

MAGUPURA - Inna Putri Bali Hotel Cottage & Spa Nusa Dua, Minggu (19/9) menggelar Inna Putri Bali Fun Bike (IPBFB). Kegiatan dalam rangka menyambut Hut ke-25 Inna Putri Bali itu diikuti lebih ribuan peserta, terdiri dari karyawan lima hotel dibawah manajemen Hotel Indonesia Natour (HIN), club sepeda dan masyarakat umum. Olahraga santai ini mengambil start dari Serangan menuju hotel Inna Putri Bali Nusa Dua. Pengibasan bendera start dilakukan oleh Kadisdikpora Kabupaten Badung Widhi Astika, mewakili wakil Bupati Badung. IPBF 2010 dihadiri pulah oleh seluruh jajaran pimpinan semua unit hotel di bawah manajemen HIN yang ada di Bali dan Direktur Utama PT. HIN Pusat Hery Angligan. I Wayan Wela General Manager Inna Putri Bali mengatakan, melalui IPBF ini pihaknya mengajak seluruh karyawan untuk menumbuhkan kembali gemar bersepeda serta menigkatan kesehatan pada diri kayawan. “Lewat kegiatan ini akan dapat memberikan contoh kepada masyarakat dan lingkungan karena bersepeda dapat memberikan kontribusi dalam pengurangan adanya polusi udara. Kalau sudah sehat, tentunya akan dapat membangun kinerja yang lebih Baik.” Ucapnya. Menyambut Hut ke-25 itu, pihaknya juga adakan berbagai kegiatan sosial, baik untuk lingkungan alam, lingkungan masyarakat yang ada di sekitar hotel dan karyawan”tambahnya. (Image/014) perjalanan intensif, konvensi dan pameran yang berkualitas di Indonesia, baik berskala nasional, international serta mengembangkan dan meningkatkan usaha di bidang jasa pariwisata, khususnya jasa pengelolaan MICE,” paparnya. Martin mengaku, sejak diresmikan, INCCA Bali telah banyak melakukan kegiatan dalam meningkatkan dan mutu layanan para anggotanya. Juga melakukan sosialisasi kursus MICE serta ikut mempromosikan Bali sebagai tujuan wisata bidang MICE baik di dalam maupun di luar negeri. Sementara Putu Gede Wiwien Gunawaseka menimpali agar para praktisi MICE di Bali makin memberdayakan diri. Artinya, prerusahan MICE di Bali tidak hanya menjadi sub dari perusahaan lain di Jakarta ataupun luar negeri, melainkan bisa menjadi partner para pengusaha MICE di (image/bud) sana. karena bulan puasa? Tetapi kesan lebih mahal memang terasa di tempat lain, tatkala penulis berkunjung ke Makasar beberapa tahun yang lalu. Bus DAMRI Hal lain yang perlu disorot mungkin perjalanan Bus Damri. Dari airport cukup mudah mendapat layanan bus itu. Tetapi bagaimana kalau kembali ke airport? Ternyata tidak ada pangkalan yang pasti dari bus Damri. Petugas hotel juga tidak tahu, pangkalan bus itu di kawasan kota. “Kami tak tahu. Sebentar-sebentar hanya lewat di sini. Tapi jadwalnya juga tak tentu” katanya. Mungkin layanan seperti ini menyebabkan tidak banyak wisatawan yang ingin menikmati Makasar. Mereka lebih banyak ingin langsung saja ke Tana Toraja. Untuk itu, sebaiknya ada pangkalan tertentu bus Damri di Makasar. Paling tidak, di kawasan yang terkenal. Misalnya di Pantai Losari, lapangan Karobesi, atau Pasar Sentral. Dengan demikian, wisatawan tidak hanya tergantung dari layanan taksi. Barangkali dengan adanya layanan bus Damri yang agak terjadwal, maka wisatawan akan lebih tertarik mengunjungi Kota Makasar dan sekitarnya. Sebetulnya cukup banyak kawasan wisata yang bisa dikunjungi di Makasar, Maros, dan sekitarnya. Misalnya, Pantai Losari, Makam Diponogoro, Benteng, dll. Namun bagi pengunjung yang dananya pas-pasan, perlu tersedia angkutan murah yang agak terjadwal. Sementara angkutan bemo (pete-pete) sudah cukup baik layanannya. Murah, dan layanannya sangat luas. Paling tidak, bukan hal yang sulit mengunjungi Unhas (Universitas Hasanudin), sebuah lembaga pendidikan yang terkenal di Sulsel. Kalau Unhas bisa berkembang menjadi pusat lembaga pendidikan tinggi di Indonesia bagian Timur, maka wisatawan di Makasar (Sulsel) pasti akan semakin berkembang. Sebagaimana halnya Kota Bandung yang berkembang pesat wisata (domestiknya), karena ada ITB dan Unpad yang sangat maju. Semoga Makasar segera dapat berbenah dan berkembang sebagai kawasan wisata, sebagai kota transit yang indah menjelang kunjungan ke Tana Toraja, dan juga ke kawasan Indonesia bagian Timur lainnya. *) Penulis, Koordinator Pawongan THK Awards.

Pelayanan Terbaik Promosi Pariwisata Terampuh

* Penyuluhan Kepariwisataan Dinas Pariwisata Badung di The Ahimsa Sebagai pekerja pariwisata harus sadar, bahwa pelayanan terbaik sebagai bentuk promosi wisata yang ampuh. Apalagi pariwisata Bali berlandaskan budaya, maka unsur pelayanan yang baik menjadi hal yang utama. “Hal inilah yang membedakan pariwisata Bali dengan pariwisata lainnya,” kata IGA. Manik Silvia Dewi, SH. A.Par., M.Kn., Dosen STP Bali pada acara penyuluhan kepariwisataan oleh Dinas Pariwisata Kab. Badung di The Ahimsa Seminyak, Kuta, belum lama ini. ebih lanjut dijelaskan Manik, sebagai pekerja pariwisata yang bertugas melayani para wisatawan hendaknya memberikan pelayanan yang baik dan maksimal. Sebab, peran karyawan itu sebagai barisan terdepan yang dapat memberi arti bagi wisatawan. “Karyawan, pekerja pariwisata itu sebagai penciptaan image yang memberi kesan pertama. Bila kesan pertama sudah tidak bagus, bagaiman mungkin mereka kembali,” ucap Manik serius. Sesuai dengan Undang-undang No. 10 tahun 2009 yang menyatakan, villa sudah menjadi salah satu akomodasi pariwisata akibat dari adanya perubahan trend pariwisata lama ke pariwisata baru yang diantisipasi oleh pelaku

L

Dari kiri Astawa, Manik, Simitro didampingi Sukianto saat memberikan penyuluhan.

pariwisata. Villa sangat dekat dengan suasana alam desa karena sesuai dengan green tourism yang memepertimbangkan alam. “Keramahan tamahan menjadi satu asset yang luar biasa untuk mendukung green tourism itu,” lanjutnya. Menurut Manik, pariwisata itu tidak akan pernah mati. Boleh saja menurun atau pindah ke tempat lain, namun akan tetap naik lagi bila karena pariwisata itu adalah sebuah kebutuhan setiap manusia yang

selalu ingin bersantai. “Pariwisata itu akan dirasakan oleh orang lain, namun kita sebagai orang pariwisata yang membentuknya. Sebut saja misalnya Bali disebut pulau dewata. Itu diberikan oleh orang lain karena keindahannya. Nah, jika kita salah membentuknya, maka siap ditinggalkan wisatawan,” paparnya. Kabid Promosi dan Pemasaran, Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, Drs. I Dewa Made Sumitro yang kini sebagai Kabid Warisan

© tir

Budaya Disbud Badung menyampaikan, wilayah Kab. Badung berbentuk keris yang memiliki potensi wisata yang luar biasa. Di Badung Selatan merupakan daerah pantai yang sangat indah menjadi pusat pariwisata, sehingga tumbuh berbagai jenis akomodasi wisata seperti hotel, restoran, bar dan lainnya. Jumlah hotel di Badung kini sebanyak 98 hotel bintang dan 443 hotel melati. Sementara di Badung utara

sebagai pusat pertanian sebagai konservasi tanah yang juga dirancang sebagai tujuan wisata baru dengan megembangkan desa wisata sebagai upaya menarik wisatawan lebih lama tinggal di Bali. Sedangkan di Badung Tengah sebagai pusat pengembangan dan pelestarian seni budaya. “Pengembangan wilayah wisata dapat dilihat dari peningkatkan objek yang mana Badung memiliki 33 objek wisata,” ujarnya. Di samping itu, juga melakukan peningkatan SDM melalui bimbingan dan penyuluhan kepariwisata, dan pendidikan bahasa Inggris bagi anggota sadar wisata. Berbagai upaya itu diharapkan dapat meningkatkan kunujungan wisatawan, sehinga berdampak pada industri masyarakat. Sementara itu, Kasi Bimbingan Wisata, Drs. I Made Astawa, MM mengingatkan bahwa, roh dari pada produk pariwisata yang akan dikelola itu adalah Sapta Pesona dengan tujuh unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan. Senyum yang ramah merupakan inti daripada penerapan Sapta Pesona sebagai prospek pariwisata ke depan. “Produk pariwisata itu tergantung dari pelayanannya. Semakin tinggi pelayannya maka semakin tinggi kualitas produk yang wisatanya,” terangnya. (image/bud)

Knowledge, Skill, Attitude Harus Dimiliki Calon Pekerja Pariwisata * Penyuluhan Kepariwisataan Disparda Badung di SMK Negeri 1 Kuta Selatan Calon pekerja pariwisata harus memiliki kompetensi baik yang meliputi knowledge (pengetahuan), skill (keterampilan) dan attitude (prilaku). Paling tidak harus mengetahui produk pariwisata itu sendiri serta manfaatnya. Demikian dikatakan Kabid Promosi dan Pemasaran Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Drs. I Dewa Made Sumitro yang kini sebagai Kabid Warisan Budaya Disbud Badung pada saat penyuluhan kepariwisataan di SMK Negeri 1 Kuta Selatan, belum lama ini. enurutnya, penyiapan tenaga kerja yang andal sangat perlu mengingat potensi Badung yang mempunyai alam yang indah, beragam akomodasi, objek wisata, juga atraksi wisata yang merupakan peluang kerja. Hal itu tentu akan terjadi persaingan yang ketat maka harus memiliki tiga syarat tersebut. “Sebagai pekerja pariwisata harus

M

siap bersaing karena banyak yang memiliki peluang untuk mengais rejeki di bidang itu,” tegasnya. Sumitro mengatakan, strategi pengembangan kepariwisataan adalah pelestarian dan pengembangan objek wisata yang ada. Hal itu dapat dilakukan dengan cara mengembangkan desa wisata, meningkatkan dan mengembangkan objek wisata, memberikan pelatihan kepada pemandu wisata serta melaksanakan kursus bahasa Inggris kepada anggota sadar wisata. Sementara untuk menguatkan citra destinasi yang aman, dan nyaman dapat dilakukan melalui penyuluhan kepada masyarakat, usaha sarana pariwisata dan disamping itu juga dilaksanakan sosialisasi standarisasi keamanan jasa akomodasi. Sedangkan, pemasaran yang bertanggung jawab dapat dilaksanakan melalui promosi di luar dan di dalam negeri,

penyebaran brosur, media cetak, dan pelaksanaan event-event skala nasional maupun internasional yang ada di Bali. Juga menggelar pameran, pertukaran budaya melalui kedutaan di berbagai negara serta melakukan kerjasama pemasaran antar Negara. Sumitro kemudian menjelaskan, sadar wisata merupakan bentuk dukungan dan partisipasi seluruh komponen yang perlu terus ditingkatkan agar kepariwisataan Bali semakin berkualitas. Sapta Pesona yang terdiri dari 7 unsur merupakan nafas dari produk wisata. “Oleh karena itu, kita semua agar benar-benar memperhatikan dan dapat mewujudkan dalam kehidupan sehari-hari,” pintanya. Karena itulah, lanjut Sumitro, siswa-siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan yang akan terjun ke industri pariwisata agar memahami konsep sadar wisata dan Sapta Pesona. Karena Sapta Pesona terdiri dari 7

Siswa siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan saat mengikuti penyuluhan.

unsur yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah dan kenangan itu dapat memberikan citra dari usaha kepariwisataan yang akan dilaksanakan. Kegiatan penyuluhan yang diikuti oleh

© tir

puluhan siswa-siswi SMK Negeri 1 Kuta Selatan tersebut, para peserta diajak menyaksikan potensi Kabupaten Badung melalui pemutaran VCD. (image/bud)


VIII

Vol. V No. 10

Vol. V No. 10, 24 September - 7 Oktober 2010

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort

Lepas Tukik, Potong Tumpeng dan Kue

Acara ulang tahun hotel yang satu ini betulbetul diwarnai keakraban. Owner, karyawan, serta tamu yang menginap di hotel seakan tak ada batas. Semuanya bersatu padu larut dalam kegembiraan. Acara demi acara diikuti secara bersama-sama dengan penuh keceriaan. Begitulah suasana perayaan HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort Kuta, Jumat (10/9) yang dihadiri Owner I Gst Gde Masputra bersama istri dan General Manager, A.A. Gde Prastita serta para karyawan.

Telkom Operasikan Plaza Telkom 24 September - 7 Oktober 2010

Rai Mantra : Gayung Sepeda dan Lepas Tukik

Oktober Team THK Siap Nilai Hotel

Bali Update

II

Save Our Destinations

HUT ke-7 Bali Niksoma Boutique Beach Resort

IV

Page Advertorial

VIII

© ist

Ketut Tedja pada saat audensi bersama Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara.

© tir

Masputra, Ms. Elizabeth Schoen, dan Mr. Rhian Oakes sedang meniup lilin ulang tahun

cara HUT dengan tema “7 Up Moving Forward” diawali dengan kegiatan social berupa pelepasan tukik di pantai di depan hotel tersebut. Boleh dibilang, kegiatan pelepasan tukik itu menjadi favorit wisatawan yang menginap di hotel tersebut. Dari sebanyak 70 tukik yang dilepas, 55 ekor diantaranya dilepas wisatawan mancanegara. “Ketika kegiatan ini diumumkan, banyak wisatawan yang mendaftar untuk ikut melepas tukik,” ujar I Nyoman Astama Resident Manager Bali Niksoma Boutique Beach Resort. Dalam acara fun game, para

A

bule ini juga tak mau kalah. Beberapa dari mereka terlibat sebagai peserta, seperti dalam lomba lari berpasangan sambil menyundul jeruk dan lari karung berpasangan. Suasana kekeluargaan sangat tampak pada puncak acara. Dimana, dua orang bule Ms. Elizabeth Schoen, dan Mr. Rhian Oakes dari Australia yang kebetulan hari ulang tahunnya bersamaan dengan HUT Bali Niksoma diajak bersama-sama ikut memotong kue ulang tahun. Di samping itu, pelepasan balon dan burung merpati sebagai tanda semakin dewasanya dalam mengelola manajeman hotel juga

melibatkan wisatawan. Kebersamaan itu juga tercermin pada acara santap siang yang menyajikan makanan khas Bali tradisional seperti tipat cantok, rujak kuah pindang, nasi bungkus dan minuman cendol. Astama mengatakan, HUT tahun ini, Bali Niksoma menggelar berbagai kegiatan seperti olah raga (bulu tangkis dan futsal), kegiatan social seperti kerja bakti, donor darah, dan donasi ke SLB/ C di Tabanan. Acara sport menampilkan fun game, dan pertunjukan seni spontanitas dari karyawan masing-masing (image/015) department.

DBF 2010 Tumbuhkan Gemar Membaca sebagai Gaya Hidup dan Masa Depan Di Bali buku tidak terlepas dari sepirit Saraswati, serangkaian pelaksanaan Denpasar Book Fair (DBF) 2010, bertepatan dengan peringatan hari Raya Saraswati, dimana dari berbagai pendapat dan sumber, yang berbeda, bahwa peringatan hari Saraswati merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan dan seni. an melalui Book Fair 2010 yang berlangsung (24-26/9), di Pedestarian jalan Kamboja Denpasar ini, merupakan pesta buku yang ketiga kalinya telah digelar oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan kota Denpasar dengan nuansa “Spirit Hari raya Saraswati”dan mendapat sambutan dan apresiasi luar biasa dari masyarakat dan pelajar dari berbagai tingkat pendididkan. Ditengah melambungnya harga buku, dan memasuki tahun ajaran baru, setidaknya event ini bertujuan untuk dapat menjawab kebutuhan masyarakat atas kebutuhan buku yang lengkap dengan harga yang terjangkau disamping untuk menyukseskan program Denpasar Kreatif berwawasan budaya dalam keseimbangan menuju keharmonisan, dan ikut serta dalam program mencerdaskan kehidupan bangsa melalui gerakan gemar membaca, membantu pengembangan

D

industri penerbitan di kota Denpasar, sekaligus sebagai media komunikasi antara penerbit, pembaca, ;pengarang dan masyarakat dan memberikan apresiasi dan ekspresi kepada

siswa-siswi untuk menampilkan inovasi dan kreatifitas dengan hiburan yang sehat. Book Fair 2010 ini, mengusung konsep pameran dengan unsur trading, pendidikan teknologi, pameran dan hiburan, dengan agenda acara, Bazaar buku, Talkshow, IT Exhibition, Temu Komunitas, Kuliner, Ekspresi Remaja, display Kreasi, Pelatihan Sanggar Telematika dan Denpasar Stakeholder Community, dengan melibatkan peserta dari industri penerbitan lokal, distributor dan toko buku, lembaga pendidikan, industri pers, perpustakaan, lembaga pemerintah, LSM, industri lain yang terkait serta para komunitas. Kehadiran DBF 2010 dengan target penunjung dari berbagai tingkat pendidikan, pekerjaan usia, dari seluruh kalangan masyarakat di kota Denpasar dan sekitarnya. Melalui DBF 2010, yang di organize oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Denpasar, ini diharapkan mampu menumbuhkembangkan pemahaman, bahwa membaca adalah merupakan gaya hidup (Image/014) dan masa depan.

Untuk memberikan pelayanan yang memadai kepada para pelanggan maupun calon pelanggan, Telkom melakukan penataan maupun layanan di Plaza Telkom. Hal tersebut merupakan nilai tambah sebagaimana motto Telkom “World in Your Hand.” Demikian disampaikan Kepala Kantor Telkom Denpasar, Ketut Tedja pada saat audensi bersama Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara belum lama ini. enurutnya, persaingan industri telekomunikasi makin ketat. Sekarang, masing-masing operator berkompetisi untuk memberikan kualitas yang terbaik bagi pengguna produknya. “Oleh sebab itu, kami sangat fokus dalam meningkatkan pelayanan kepada pengguna produk-produk

M

Telkom Group,” katanya seraya menambahkan Plaza Telkom ini akan dioperasikan berlokasi di jalan Teuku Umar Denpasar. “Saat ini Telkom Denpasar mempunyai seratus lima puluh ribu pelanggan line telepon.” Ketut Tedja menjelaskan, Perseroan telah mengubah penampilan Plaza Telkom menjadi lebih akrab dan nyaman. “Semakin baiknya layanan Telkom tentu berdampak pada loyalitas pelanggan yang bisa mendongkrak peningkatan revenue bagi perusahaan,” kata Tedja. Saat ini menurutnya, terdapat sekitar tujuh ratus lima puluh Plaza Telkom di seluruh Indonesia yang secara bertahap akan diubah penampilannya sejalan dengan semangat transformasi. Sementara Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara menyambut baik dengan dibukanya Plaza Telkom ini, “Plaza Telkom nantinya sebagai Walk In Center di Kota Denpasar dan perlu dikembangkan lebih banyak lagi sehingga masyarakat Kota Denpasar semakin mudah mengakses komunikasi di lingkungan tempat tinggalnya.” pungkas Jaya Negara. (image/015)

Ny. Ayu Pastika:

Cegah Bahaya Narkoba

ara orang tua utamanya ibu-ibu diingatkan untuk m e n g a w a s i perkembangan putra putrinya yang beranjak remaja, agar terhindar dari penyalahgunaan narkoba. Hal itu dapat merusak masa depan remaja dan sangat sulit untuk disembuhkan. “Saya minta kepada ibu-ibu agar mengawasi perkembangan anak-anak kita yang masih labil. Karena salah sedikit saja, mereka bisa terjerumus dalam dunia hitam itu,” kata Ny.Ayu Pastika saat memberi pembinaan kepada PKK Desa Kelating,

P

Kecamatan Kerambitan, belum lama ini. Menurutnya, agar bisa terhindar dari jeratan narkoba orang tua harus mengetahui lingkungan bergaul keseharian anaknya. Di samping itu, keluarga juga harus memahami ciri-ciri anak yang terkena narkoba, seperti malas, suka mengurung diri, tertutup dengan lingkungan dan takut dengan air. “Jika melihat anak dengan ciri-ciri seperti itu, jangan dimarahi karena kondisi bisa semakin buruk. Sebaiknya ajak mereka konsultasi ke dokter,” sarannya. Lalu terkait dengan pembinaan PKK, bertujuan memberikan pembinaan kepada desa-desa yang akan mengikuti lomba desa tahun 2011 mendatang. PKK diminta untuk terus memacu diri dengan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan, agar bisa berpartisipasi lebih banyak dalam membangun daerah ini. Pada kesempatan itu Ny. Ayu Pastika didampingi jajarannya menyerahkan bantuan yang terkait dengan pelaksanaan sepuluh program PKK di Desa Kelating. Pada kesempatan itu juga dilaksanakan penyuluhan tentang pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC dari PPTI Propinsi (image/015) Bali.

Perkembangan MICE perlu Dukungan Pemerintah

Penari joged saat PKB tahun lalu

© tir

CULTURAL TOURISM PARADIGM

Pariwisata Makasar, Beyond Bali ari itu, Jumlat pagi, akhir Agustus. Ketika penumpang akan boarding di Denpasar untuk pesawat menuju Makasar, beberapa orang wisatawan asing bingung dan komplain. Karena di pintu boarding tertulis “Ujung Pandang”, bukan “Makasar”. Wisatawan itu bersungut. “We are going to Makasar, not Ujung Pandang” katanya. Karena sibuk, tampak petugas bandara dengan cepat memberikan repons. “Same….same….” katanya. “That is mean that we are going to Ujung Pandang first, and than to Makasar ?”. Tetapi petugas itu tak bergeming, mungkin karena sibuk dengan penumpang lainnya. Ia sekali lagi mengulangi responnya. “Same….same…..” katanya lagi. Sang wisatawan akhirnya bosan dengan jawaban yang sama, dan terkesan seadanya dari petugas tersebut. Mereka tampak kesal, dan dengan bersungut-sungut melanjutkan langkahnya menuju pesawat. Masalah yang dipertanyakan itu, mungkin masalah kecil. Tetapi dalam situasi di bandara yang sibuk, mungkin agak sulit

H

Oleh Wayan Windia *) memberikan penjelasan yang memuaskan. Karena harus memberi penjelasan yang cukup panjang tentang perubahan nama Makasar menjadi Ujung Pandang, dan kembali menjadi Makasar. Tetapi kalau kita korek, maka kita hanya memerlukan perubahan yang simpel. Hanya merubah papan nama “Ujung Pandang” menjadi “Makasar”di Bandara Ngurah Rai. Kenapa hal itu tidak dilakukan? Mungkin hanya sebuah kemalasan birokrasi. Untuk itu

Pemda Sulsel perlu melakukan koordinasi dengan semua stakeholders-pariwisata. Agar halhal yang kecil, bisa menjadi aroma buruk bagi wisatawan yang akan menuju Makasar. Hal yang analogis pernah pula terjadi dalam hal kode penerbangan Garuda. Dalam tulisan di tiket tertulis nomer penerbangan, GA – sekian, namun dalam pemanggilan penumpang diumumkan nomer penerbangan dengan kode GIA – sekian. Hal inipun sempat banyak menimbulkan komplain dari wisatawan. Setelah beberapa kali komplian, maka hal seperti itu tidak terulang lagi saat ini Beyond Bali Barangkali Makasar perlu digalakkan sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW), agar Bali tidak penuh sesak. Karena kawasan ini tidak terlalu jauh dari Bali, dan di sana ada tujuan wisata yang spesifik (Tana Toraja). Dengan demikian Makasar dapat dijadikan kawasan wisata beyond Bali. Pemerataan Halaman II

Pariwisata Makasar ...................

Bali selalu dipilih sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan even nasional maupun internasional. Hal itu menunjukan, Bali memiliki potensi besar menjadi destinasi MICE (meeting, incentive, conference, exhibition). “Bali memiliki sebuah keanekaragaman budaya dalam menunjang pelaksanaan MICE yang berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia,” ujar Ketua Indonesia Congress and Convention Association (INCCA) Bali I.B. Lolec dalam acara press conference serangkaian HUT ke-3 INCCA Bali beberapa waktu lalu.

ntuk itu, lanjut Lolec, Bali perlu dukungan semua pihak untuk mewujudkan destinasi dalam bidang MICE tersebut. Utamanya peran pemerintah didalam melakukan pembenahan terhadap sarana dan prasarana agar lebih representative, infrastruktur dan yang paling penting berbenah dari aspek regulasi. “Banyak regulasi yang dikeluarkan instansi berbeda berpotensi menghambat aktivitas MICE di Bali dan Indonesia,” katanya. Lolec mengatakan, bea masuk produk luar negeri yang digunakan dalam negeri sangat tinggi. Biaya masuk minuman impor misalnya, di bea cukai nilainya mencapai 300 persen padahal di negara mereka harga wine atau minuman sejenis bisa lebih murah. “Hal itu tentu saja berdampak pada daya saing produk kita yang kurang kompetitif,” ujarnya. Bea cukai setinggi itu, jelasnya, mungkin untuk memproteksi orang Indonesia untuk tidak mengkomsumsi minuman beralkohol, khususnya produk luar negeri. Tetapi, kenyataannya kebijakan itu tidak

U

berjalan, terbukti banyak orang kita yang minum arak melon sampai semaput. “Pemerintah yang mengeluarkan kebijakan harus lebih fleksibel, dalam kontek kebutuhan wisata MICE misalnya, penyelenggara diperkenankan mengurus rekomendasi dari Kementerian Budpar,” harapnya. Lolec menegaskan, ke depan aktivitas MICE di Bali akan semakin membaik dan cerah. Hal itu dibuktikan dengan adanya request dari perusahaanperusaahan terkemuka dari Eropa, Amerika Serikat juga Afrika Selatan. “Request dari Amerika Serikat menjadi indicator utama membaiknya wisata MICE,” katanya. “Amerika dikenal sebagai negara yang sangat protektif terhadap warganya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar di Amerika sangat membutuhkan rekomendasi dari Kementerian Luar Negerinya juga Intelijen (CIA FBI) mengenai keamanan suatu destinasi,” paparnya seraya mengatakan akhir tahun 2010 dan tahun 2011 event-event internasional dengan melibatkan peserta di atas 1000 orang akan digelar di Bali.. Menurut Lolec, setiap bulan CIA dan FBI selalu merilis kondisi terbaru mengenai tempat-tempat yang rawan di dunia semata-mata untuk melindungi keselamatan warganya. Pemerintahnya juga tak segan-segan mengeluarkan kebijakan perjalanan mulai dari yang teringan (travel advisory) sampai yang paling berat (travel band) pada negara-negara tertentu. “Akhir tahun 2010 dan tahun 2011 event-event internasional dengan melibatkan peserta di atas 1000 orang akan digelar di pulau dewata,” imbuhnya. Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua INCCA Bali, Ketut Jaman. Ia kemudian menegaskan, kerjasama dari tiga pilar yaitu pelaku MICE, pemerintah daerah dan Halaman II

Perkembangan MICE ................

C12-59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.