Image Vol.IV No. 22

Page 1

VIII

Vol. IV No. 22

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Wisatawan Malaysia Favoritkan Bali....

Table Top Terkesan Amburadul Oleh : I Ketut Ardana

Maret 2010 lalu, Indonesia tampil sebagai peserta Matta Fair, salah satu pasar wisata Internasional yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali. Kali ini event bertarap internasional itu dipusatkan di Putra World Trade Centre (PWTC) Kuala Lumpur Malaysia. Matta Fair yang berlangsung tiga hari (12 – 14 Maret) itu dihadiri oleh industri dan pelaku pariwisata dari berbagai Negara, khususnya negara-negara di kawasan Asia dan ASEAN. ementara industri pariwisata Malaysia, baik hoteliers maupun usaha jasa perjalanan wisata (Travel Agents), juga tak kalah semangat. Event ini boleh diacungi jempol, karena pengunjung, calon wisatawan yang datang selalu berjubel sejak pagi hingga malam. Masyarakat Malaysia sangat antusias menghadiri event pariwisata ini. Mulai usia anak-anak sampai dengan lansia, malah ada yang hadir dengan kursi roda. Berwisata di satu destinasi sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di negeri sana. Ratusan booths (stand pameran) dari Hall 1 sampai dengan Hall 3 yang memamerkan berbagai jenis produk dan paket-paket wisata mulai dari wisata alam, budaya, petualangan, wisata kuliner, honeymooner, angkutan wisata darat, laut dan udara, tidak ada satupun booth yang sepi

S

pengunjung. Bahkan ada booth yang pengunjungnya harus antre untuk masuk. Selain bisa memilih produk wisata yang diinginkan, ke destinasi wisata negara manapun dan dengan penawaran harga yang fantastis (lebih murah bila dibandingkan dengan harga biasanya), mereka juga disuguhi pertunjukan budaya dan atau atraksi-atraksi di atas panggung di Hall 1 yang dibawa oleh negara peserta Matta Fair - untuk ukuran negara Asean Matta Fair memang mendapat simpati yang sangat luar biasa. Bagi para pelaku Pariwisata baik Sellers maupun Buyers yang berkonsentrasi di market Asia, event ini pantas diikuti (worth to join). Peserta dari Indonesia hadir dalam tiga kelompok berbeda. Kelompok pertama atas nama konsorsium yang terdiri dari hoteliers, atraksi wisata dan usaha jasa perjalanan wisata (Travel Agents) yang bergabung menjadi satu di bawah satu bendera konsorsium. Kelompok kedua, individu-individu pengusaha/ industri. Dan kelompok ketiga, Departemen Budpar. Kelompok ketiga inilah yang penulis selalu ikuti sejak beberapa tahun silam. Depbudpar selalu menyediakan booth ukuran besar (kurang lebih 20 kali booth ukuran normal) yang dapat menampung puluhan industri. Malahan yang terakhir ini lebih dari 100 industri dari berbagai daerah di Indonesia hadir dan ditampung di booth tersebut. Para industri Pariwisata Indonesia mesti berterimakasih kepada Depbudpar, karena setiap enam bulan sudah bekerja keras menyiapkan booth dengan tampilan dan dekorasinya yang berganti-ganti. Table Top Amburadul Depbudpar juga menyelenggarakan Table Top dua hari

Ubud memiliki daya tarik holistik yang sangat kuat dibandingkan kawasan Bali lainnya seperti Kuta yang lebih dikenal dengan pantai dan night-life, atau Nusa Dua yang dikenal dengan resorts dan pantainya, sementara Ubud sangat sesuai dengan misi dan visi Bali Spirit Festival yakni ikut menunjang perkembangan budaya lokal melalui ajang kolaborasi seni dan budaya

internasional,” tambahnya. Seluruh kegiatan BSF 2010 ini dipusatkan di Ubud sejak pagi hingga sore, tepatnya di Bali Purnati Center for The Arts di Batuan. Kegiatan meliputi workshop yoga, musik, tari dan dharma fair, sedangkan acara malam hari adalah World Music Concert di Museum Arma, Ubud. Target pengunjung festival ini hingga 1000 orang perhari yang ikut World Music Concert, Workshop, dan Dharma Fair. Pesertanya berasal dari berbagai negara di Asia Pasifik, Eropa Barat, Rusia, dan Amerika Utara. “Tentunya, peserta dari Jakarta, Bandung dan Surabaya serta Ekspatriat dan penduduk Bali kami juga harapkan,” katanya. Yang membanggakan dari BSF ini yakni sambutan sangat positif, seiring meningkatnya jumlah pengunjung pada tiap tahun hingga 100%. Mereka datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan negaranegara Asia Pasifik, Eropa dan Amerika. Puluhan musisi dunia dan instruktur yoga berkelas internasional juga diundang pada acara itu. Artists world music Ganga Giri dari Australia, DJ Word Music Cheb I Sabah (Algeria), D’cinamons dan

Image-Bali Travel News Hanya dengan Rp 200.000

Hubungi

249484

26 Maret - 15 April 2010

sebelum Matta Fair berlangsung. Table Top kali ini dilaksanakan pada 10 Maret di Hotel Royale Chulan, hotel bintang 5. Sellers dari Indonesia lebih dari 100 perusahaan dan Buyers dari pihak Malaysia yang hadir cuma 97 Perusahaan. Namun, sayangnya penyelenggaraan Table Top sekarang ini agak amburadul. Selain ruangan sempit untuk 200 lebih peserta (Sellers dan Buyers) systemnyapun kurang nyaman, dimana Buyers harus bergeser dari satu Seller ke Seller lain yang ada di sebelahnya (1 meja ada 2 orang Seller) dan untuk satu putaran diberikan waktu 5 menit d e n g a n menggunakan peluit/ wisle dan kemudian berkurang menjadi 3 menit. Teriakan-teriakan Event Organizernya (EO) melalui suara mike-nya juga sering membuat suasana bising dan tidak nyaman. Pengaturan seperti ini hanya berlangsung dan bisa diikuti secara tertib hanya sekitar 30 menit, setelah itu Buyers pada lari ke sanasini tak bisa diatur. Buyers banyak yang keluar ruangan atau menemui Seller yang diinginkan mereka. Sampai akhirnya acara Gala Dinner dimana mereka, para Sellers dan Buyers bisa berkumpul kembali. Padahal Industri berharap apabila pesertanya (Seller) banyak yang ikut, agar Depbudpar menyelenggarakan event Table Top ini di ruangan yang lebih luas, sehingga para Buyers bisa nyaman berpindah dari satu meja ke meja lain. Atau Depbudpar harus tegas membatasi jumlah peserta sesuai

Musisi World Music Hadir di BSF 2010

Bali Spirit Festival (BSF) 2010, yang akan berlangsung (31 Maret – 4 April) merupakan penyelenggaraan yang ke-3 sejak 2008. “Tujuan BSF adalah untuk menggali potensi wisata Ubud sebagai destinasi pariwisata dunia. Lewat potensi ini, diharapkan Ubud akan berkembang sebagai daerah tujuan wisata yang holistik,” ungkap Gede Eka Dwipayana, Marcomm Bali Spirit.

Cukup pasang iklan di

Dewa Bujana (Indonesia), Grup Reggae Kultiration dari Swedia dipastikan datang. Sementara untuk workshop diundang yogini kenamaan Amerika Shiva Rea, Mark Whitewell (Selandia Baru), Duncan Wong (Jepang), Uma Inder (India), dan guru-guru yoga, tari dan musik dari berbagai negara. BSF 2010 mendapat dukungan berbagai pihak, baik pemerintah lokal Ubud, Pemda Gianyar, Provinsi dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, bahkan PHRI Bali dan Bali Tourism Board juga ikut mendukung. “Harapan kami, BSF akan menjadi agenda internasional yang mampu menarik wisatawan lokal dan internasional ke Bali, khususnya Ubud. Melalui Festival ini, kami ingin mambantu mewujudkan Bali sebagai daerah tujuan wisata holistik nomor satu dunia,” harap Gde. Selain festival, ada juga program sosial, dimana tahun ini, bekerja sama dengan Yayasan Kisara, Bali Plus, DKT dan Kondom Sutra menggelar program peduli HIV dan AIDS pada April setelah Festival. (Image/014)

luasnya ruangan yang tersedia dengan cara “first come first serve”. Dari kedua event ini Table Top dan Matta Fair dapat diambil satu kesimpulan bahwa wisatawan Malaysia “memfavoritkan destinasi Bali”. Kehadiran Industri Malaysia saat Table Top sangat antusias sekali. Itu artinya banyak sekali permintaan dari masyarakat Malaysia untuk berwisata ke Indonesia, khususnya Bali. Meskipun ada beberapa daerah yang diminati oleh wisatawan Malaysia yaitu Bandung, Jakarta, Padang, Medan namun Bali tetap menjadi bintangnya yang selalu dikerumuni. Matta Fair selama tiga hari, juga menjadikan destinasi Bali tak hentihentinya dicari dan dikerumuni. Mereka rela antre, untuk mendapatkan berbagai informasi tentang Bali, seperti Paket

Wisatanya dan informasi Hotel, Villa, Budaya serta atraksi wisata yang ada di pulau Dewata, sehingga kaki rasanya putus berdiri terus karena harus memberi informasi kepada mereka yang datang, terutama bagi Industri yang hanya datang sendirian tanpa pengganti, bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka. Untuk keluar makan siang saja susah, karena tak putus-putusnya mereka datang. Ada satu pertanyaan yang masih mengganjal kami (Industri). Apa iya Indonesia tak boleh berjualan/ bertransaksi di booth? Indonesia nampak didiskriminasi oleh Panitia atau ada ”pihak l a i n ” , sepertinya mereka takut kehilangan business atau takut disaingi. Kami yakin bahwa negara lain yang hadir di event ini, pasti berjualan dan bertransaksi di booth. Pihak Depbudpar sesungguhnya membolehkan transaksi saat di booth, tapi pembelinya harus dibawa keluar, artinya tak menerima uang di booth. Wah, cara ini membuat industri menjadi kurang nyaman dan selalu waswas. Untuk Matta berikutnya penulis sarankan agar Industri bisa berjualan / bertransaksi di booth. Kehadiran Industri Indonesia tak mungkin akan merugikan Industri lokal (Local Agents), karena harga yang ditawarkan pada event ini pasti lebih mahal dari harga yang biasa diberikan kepada local Agents (Contract Rates). Semoga ada solusinya....Bravo Budpar !!!!

Digodok Perda Usaha Perjalanan Wisata DENPASAR – DPRD Bali saat ini mulai menggodok rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata (UJPW). “Perda ini akan menjadi payung hukum penertiban UJPW dalam mendukung kepariwisataan Bali,” kata Ketua Panitia Khusus (Pansus) UJPW DPRD Bali, Tjokorda Raka Kerthyasa di Denpasar, baru-baru ini. Pada rapat dengar pendapat bersama jajaran Dinas Pariwisata Bali, ia mengatakan, dengan adanya Perda tersebut pengusaha UJPW nantinya tidak bisa seenaknya dalam menjalankan usahanya dan terpenting mereka harus membayar restribusi daerah. “Perda ini yang akan mengatur, baik usaha biro perjalanan yang dikelola oleh warga kita maupun orang asing yang memiliki agen perjalanan wisata di Pulau Dewata,” katanya. Dikatakan, sebelum perda ini diputuskan pada sidang pleno DPRD, pihak Pansus akan mencari perbandingan ke provinsi maupun ke negara tetangga yang memiliki aturan perjalanan wisata. “Tim Pansus UJPW akan melakukan studi banding, sehingga nantinya akan menelorkan Perda yang menguntungkan semua pihak,” kata pria asal Puri Ubud, Kabupaten

Gianyar ini. Ia mengatakan, dalam Perda ini juga akan mengacu pada Perda Bali Nomor 5 tahun 2008 tentang perjalanan wisata, sehingga ada suatu sinergi dalam menjalankan aturannya. “Sebelum Perda tersebut diputuskan kita akan lihat perda yang berkaitan dengan dunia kepariwisataan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya,” ucapnya. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan, yang tercatat di Bali saat ini 635 biro perjalanan wisata. “Kami perkirakan yang masih beroperasi tak lebih dari 340 perjalanan wisata. Angka tersebut berdasarkan dari evaluasi yang disetorkan kepada Pemprov melalui Disparda Bali,” katanya. Dikatakan, dengan selesainya Perda UJPW diharapkan juga dapat menginventarisir UJPW yang masih beroperasi atau yang kolap. “Diharapkan Perda ini akan mampu menjadi payung hukum dalam menegakkan UPJW di Bali,” kata Subhiksu sambil menambahkan, Pansus melakukan studi banding UPJW ke Kutai Provinsi Kalimantan Timur dan Thailand pada 21-24 Maret. (image/ant)

Pusat Pendidikan Wisata Spiritual

Juara I Lomba Ogoh-ogoh

Bali Update

II

Art & Culture Dialogue

Wisatawan Malaysia Favoritkan Bali....

III

Page Advertorial

VIII

Australia Pasar Potensial Pariwisata Bali

Sudah tak terbantahkan lagi, kalau Australia merupakan pasar potensial untuk pariwisata Bali. Di samping jaraknya yang dekat, sekitar 5 juta orang Australia berpergian ke luar negeri setiap tahunnya. Jumlah outbound tourism dari Australia diperkirakan semakin meningkat karena menguatnya ekonomi Australia. Selain itu biaya perjalanan yang semakin kompetitif (kuatnya mata uang Australia). etut Jaman, Managing Director Melali MICE mengatakan pasar Australia sangat potensial untuk digarap. Namun perlu adanya pertimbangan, sehingga tepat sasaran. Menurutnya, karakteristik psikografis wisatawan Australia menyukai atraksi wisata yang berbasis alam dengan tema petualangan tertentu. Misalnya atraksi pantai snorkling, diving, surfing, fishing dan sebagainya, juga menyukai atraksi ecotourism (special interest). Dari pengalamannya menghandle wisatawan Australia, Jaman

K

Wisatawan Australia:

Bali Primadona Rumah yang Kedua Sepuluh tahun terakhir, pasar Australia masih tetap mendominasi 5 besar kontribusi wisatawan ke Bali. Bahkan saat Bali dilanda bom pun wisatawn dari negeri Kanguru ini tetap bersemangat mengunjungi Bali. Tahun 2009 ini, pasar Australia menggeser pasar Jepang yang sebelumnya bertengger sebagai kontributor wisatawan nomor satu untuk Bali. Jumlah kunjungan wistawan Australia mencapai 446.042 orang. Mereka berani, namun mempunyai karakteristik sendiri. Berikut ini komentar dari pelaku pariwisata Bali, utamanya Public Relation sebagai ujung tombak promosi pariwisata Bali. iva Yuliana Dewi, Public Relation Hotel Sofitel Seminyak mengatakan, dalam melayani wisata-

V

wan Australia tak beda jauh dengan tamu-tamu negara lain. Namun, Ana demikian ia biasa disapa mencatat bahwa tamu Australia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai di sekitar kolam renang pada siang hari. Pada dasarnya, jelas Ana, tamu Australia sangat mudah dilayani. Ia bersyukur, selama ini dirinya tak pernah menerima keluhan atas tamu-tamu Australia yang menginap di hotelnya. Menurutnya, wisatawan Australia termasuk wisatawan yang sangat potensial untuk wisata Bali. “Bukankah sejak lama wisatawan Australia telah membuktikan diri sebagai salah satu ‘supporter ’ terbesar bagi wisata Bali,” imbuhnya. Mengutip informasi dari para tamunya, Ana mengatakan, Bali telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan Australia untuk berlibur. Biaya untuk berlibur di Bali lebih murah daripada mereka berlibur di negara mereka sendiri. Sebut saja misalnya Goldcoast yang memiliki pantai yang tak kalah indahnya

dengan Bali. “Sementara ini Bali masih memiliki tempat yang istimewa di hati wisatawan Australia. Bukan saja dengan alamnya tapi juga dengan orangorangnya dan kebudayaannya yang unik,” kata Ana mengeja pengakuan tamunya. Untuk itu, Ana seorang pelaku pariwisata yang berhadapan langsung dengan wisatawan berharap kepada semua pihak untuk tetap membuka diri selebarlebarnya bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bali. Tentu saja dengan memastikan keamanan Bali, baik bagi penduduk Bali maupun para wisatawan. “Dalam hal keamanan inilah sekiranya peran pemerintah akan sangat dibutuhkan, disamping dukungan pemerintah untuk mempromosikan Bali sebagai tujuan utama wisata dunia,” katanya. Halaman VII

Wisatawan Australia .................

menjelaskan bahwa wisatawan Australia sangat bersahabat, terbuka, terus terang, humoris, tidak formal dan suka bersosialisasi dengan penduduk setempat. “Wisatawan Australia lebih menyukai berwisata sendiri, independen, budget travellers dengan kemampuan belanja yang terbatas, menerima fasilitas dan pelayanan yang sederhana, toleran dan adaptif dengan situasi, sangat mengetahui tentang Indonesia,” katanya. Halaman VII

Australia .......................................

Karakteristik Wisatawan Australia Menutup lembaran tahun 2009, kunjungan wisatawan Australia ke Bali menduduki posisi teratas menggeser posisi Jepang. Kondisi tersebut terus berlangsung hingga awal tahun 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, kunjungan wisatawan Australia ke Bali Januari 2010 mencapai 44.412 orang atau 25.104 lebih besar dari Jepang yang mencapai 19.308 orang.

emerintah Indonesia mulai tahun 2010 gencar melakukan promosi ke Australia, mengingat negara tersebut memiliki potensi kunjungan wisatawannya yang luar biasa. Lantas seperti apa karakteristik wisatawan dari negeri Kangguru itu? Mengutip buku Analisa Pasar Wisatawan Mancanegara produksi Dinas Pariwisata Bali tahun 2009, Australia memiliki populasi sekitar 20.264.000 orang. Perekonomian Australia bertumpu pada sektor primer (pertanian), namun sektor jasa termasuk pariwisata sudah

P

semakin kuat peranannya sejak awal abad ke-21 ini. Tercatat ada sekitar 5 juta orang Australia berpergian ke luar negeri setiap tahunnya. Jumlah outbound tourism dari Australia diperkirakan akan semakin meningkat, karena menguatnya ekonomi Australia, yang berdampak pada biaya perjalanan yang semakin kompetitif (kuatanya mata uang Australia), dan minat warga Australia terhadap experiencing different cultures and lifestyles juga meningkat. Destinasi populer yang menjadi tempat kunjungan wisatawan Australia yaitu Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Tujuan utama kunjungan adalah liburan, dan biasanya dilaksanakan pada bulan September dan Desember dengan lama tinggal 16 – 30 hari. Favorit lainnya adalah Indonesia, Fiji, Thailand, Hong Kong, Malaysia, China dan Vietnam. Indonesia dan Bali khususnya sebagai negara terbanyak di Asia yang mendapat kunjungan wisatawan dari negeri Kangguru ini.

Halaman VII

Karakteristik .............................

C12-59


II

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

VII

Lolec

Juara I Lomba Ogoh-ogoh DENPASAR – Masih ingat dengan lomba Ogoh-ogoh yang digelar Pemkot saat hari Raya Pengerupukan lalu? Ogoh-ogoh “Wayang Sapuh Leger” garapan Sekaa Teruna (ST) Dharma Yowana Br. Anggarkasih Sanur, Densel berhasil menyabet juara I. Setelah tim juri mengumumkan hasil lomba dihadapan 24 peserta nominasi dari empat kecamatan, Jumat (19/3) di ruang Praja Utama Kantor Wali Kota Denpasar, spontan perwakilan Sekaa Teruna Dharma Yowana bersorak kegirangan. Suasana pengumuman pemenang lomba ogoh-ogoh berlangsung penuh kekeluargaan, dimana perwakilan peserta saling memberikan aplaus ketika disebutkan para juara dari masing-masing katagori. Tidak hanya sebatas saling memberikan aplaus, di antara peserta juga sesekali kelihatan berjabat tangan ketika mengetahui anggota sekaa teruna yang duduk disampingnya disebutkan oleh tim juri keluar sebagai juara. Sebagai juara II dan III masing-masing direbut oleh ST. Yowana Saka Bhuana, Br. Taensiat Kecamatan Denut dan ST. Werdi Sesana, Br. Tege Kec. Denut dengan nilai 6250. Sedangkan harapan I – III diraih masing-masing ST. Swastika Br. Pekambingan, ST. Br. Gemeh dan ST. Eka Cita Br. Abian Kapas Kaja. Selain menetapkan juara I hingga harapan III, tim juri juga menetapkan juara pada katagori sebagai partisipan ide terbaik, kreativitas terbaik, dan atraksi terbaik masing-masing 6 pemenang. Sekretaris Daerah Kota Denpasar Drs. A.A. Ngurah Rai Iswara, M. Si yang hadir saat itu mengucapkan terimakasih kepada seluruh sekaa teruna peserta lomba ogoh-ogoh yang telah menjunjung tinggi sportivitas dan toleransi sehingga pelaksanaan lomba berlangsung lancar, aman dan tertib. “Seluruh kreasi ogoh-ogoh yang dilombakan memiliki kualitas yang membanggakan dan secara visual juga sangat artistik. Itu merupakan modal yang sangat berharga guna mewujudkan Denpasar menjadi Kota Kreatif Berbasis Budaya (image/015) Unggulan,” katanya.

Lomba Ngelawar DENPASAR – Masyarakat Bali sangat kaya akan kreativitas. Minggu (21/3) bertempat di wantilan setempat, Sabha Yowana Padang Sambian Denpasar menggelar lomba ngelawar dan lomba ogoh-ogoh. Ketua Sabha Yowana I Gst. Agung Wisnawa mengatakan tujuan kegiatan ini untuk mempererat tali silahturahmi antar Sekaa Teruna yang ada di wilayah Desa Padang Sambian. Juga untuk menambah interaksi antar Sekaa Teruna itu sendiri serta meningkatkan (image/015) wawasan para Sekaa Teruna itu sendiri.

Safari Kesehatan DENPASAR – Ratusan warga Banjar Medura, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan melakukan pemeriksaan kesehatan mata gratis. Selain memberikan pemeriksaan kesehatan dasar, juga memberikan pemerikasaan mata secara gratis serta pemberian kaca mata gratis dan pap smear. Kepala Dinas Kesehatan Denpasar, dr. Luh Sri Armini mengatakan melalui safari kesehatan yang dilaksanakan juga untuk mendata penderita katarak yang ada di banjar, yang kemudian dilakukan operasi katarak bagi penderita yang dipusatkan di Kantor Walikota. Pemeriksaan kesehatan secara gratis tersebut ditinjau langsung oleh Walikota Denpasar yang didampingi Camat Denpasar Selatan IB Alit (image/015) Wiradana, Kamis (18/3).

Dari Halaman I

Pekan Informasi Pembangunan

Karakteristik .............................

BADUNG – Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Kabupaten Badung mengangkat tema terkini yaitu “Pengembangan Wisata Bahari di Kabupaten Badung”. Asisten Administrasi Umum dan Keuangan I Made Wira Dharmajaya, SH. MM., mengatakan kabupaten Badung memiliki potensi laut dan pantai yang berpasir putih serta alam pegunungan dengan vibrasi spiritual yang kuat, sehingga kabupaten ini menjadi pusat aktivitas kepariwisataan di Bali. Tak hanya sebagai pusat akomodasi, tetapi juga memiliki berbagai fasilitas atraksi dan obyek wisata budaya, obyek wisata buatan serta obyek wisata alam dan termasuk juga obyek wisata pantai dengan berbagai pesona dan atraksi wisata baharinya. Dikatakan Wira Dharmajaya, salah satu sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi dan ekologinya adalah sumber daya terumbu karang. Apabila sumber daya terumbu karang ini dikaitkan dengan pengembangan wisata bahari maka akan mempunyai andil yang cukup besar karena tidak saja menarik bagi wisatawan tapi sekaligus sebagai pelindung ekosistem pantai karena wisata bahari di Kabupaten Badung berpotensi sebagai destinasi kelas dunia. Sementara Kabag Humas dan Protokol Gede Wijaya selaku Ketua Panitia melaporkan, peserta PIP tahun 2010 berjumlah 50 orang terdiri dari unsur wartawan, unsur Bagian Humas dan Protokol dan peserta pendamping yaitu Kelompok Tani Terumbu Karang. Peserta akan melakukan kunjungan ke Kota Manado Sulawesi Utara guna melihat secara langsung sistem pengelolaan dan pemanfaatan terumbu karang. Wijaya mengharapkan melalui beberapa kajian yang dilaksanakan dalam kegiatan PIP baik secara teori maupun peninjauan langsung ke daerah pembanding dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi kepentingan pengembangan wisata bahari yang ada di Kabupaten Badung. PIP dibuka Asisten Administrasi Umum dan Keuangan I Made Wira Dharmajaya, SH. MM, serta dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Badung I Wayan Sugita, SH, Kadisparda Badung Drs, I Made Subawa, MM, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan Ir. I Made Badra, MM, Kadispenda Badung I Gst Ngurah Agung Alit Agung, SE serta Kabag Humas dan Protokol Drs.I Gede Wijaya, MM, bertempat di Ruang Langu Gosana Puspem Badung, Jumat (11/3). (Image/015)

Work Shop Pengamanan Hotel

Festival Omed-Omedan DENPASAR – Meriah suasana Sesetan Haritage OmedOmedan Festival 2010. Ribuan penonton dari berbagai sudut Kota tumpah ruah memenuhi areal pertunjukkan budaya tersebut. Ajang kreasi Teruna-Teruni Banjar Kaja Sesetan, Kec. Denpasar Selatan ini menjadi semakin marak ketika salah seorang anggota Dewan Kota asal Sesetan yakni Ketut Resmiyasa, ST didaulat ikut dalam kegiatan tersebut bersama istri tercinta. Semua penonton bersorak memberi aplaus kepada pasangan ini. Walikota Denpasar, Rai Mantra dan Lolak, anggota DPD Bali asal Klungkung juga turut memberi semangat. Ketua Panitia Putu Wiranata Jaya mengatakan, kegiatan omed-omedan berlangsung setiap tahun dalam rangka memperkaya kasanah budaya, disamping untuk mendukung Denpasar sebagai Kota Kreatif Yang Berwawasan Budaya. Acara omed-omedan yang digelar, Rabu (15/3) sehari setelah masyarakat Hindu merayakan brata penyepian yaitu pada hari ngembak geni merupakan warisan budaya leluhur yang memiliki nilai sakral. I Ketut Sutama salah seorang pengunjung yang begitu antusias menyaksikan acara ini mengatakan salut dengan digelarnya acara ini yang merupakan budaya leluhur yang patut dilestarikan. Ditambahkannya, kegiatan ini tidak ada unsur pornografi bahkan dengan kegiatan ini para teruna makin terlihat kompak dan akrab satu sama lain seperti yang kita lihat. Dalam acara tersebut Walikota Rai Mantra juga (image/015) menyerahkan hadiah pada pemenang lomba.

MANGUPURA – Kendati Obama mengundurkan jadwal kunjungannya ke Indonesia hingga Juni mendatang, namun kedatangan orang nomer satu di AS merupakan promosi gratis bagi Indonesia. Ratusan media dari seluruh dunia akan datang ke Bali untuk meliput. “Ancaman terorisme saat ini belum ada, namun terorisme pasti berusaha untuk terus melakukan kegiatan. Untuk itu kita harus melakukan antisipasi ancaman,” ujar Sekretaris Jenderal PHRI Bali, Perry Markus dalam Workshop PHRI BPD Bali dan Polda Bali dalam Mengantisipasi Gangguan Kamtibmas dan Terorisme di dalam Lingkungan Perhotelan dan Restoran di Nusa Dua, Sabtu (20/3) Dalam kesempatan tersebut, sekitar 150 orang Chief Security dan Front Office Manager dari beberapa hotel di Kawasan Nusa Dua mengikuti workshop tersebut. Para peserta diberikan pengetahuan mengenai cara penanganan ancaman bom hingga pasca-terjadi ledakan bom di hotel. “PHRI secara rutin melaksanakan pelatihan dan workshop kepada pihak hotel untuk meningkatkan pengamanan di hotelnya masing-masing. Acara yang digelar ini bukan berkaitan langsung dengan rencana kedatangan Obama. Kebetulan saja waktunya bersamaan,” imbuhnya. Dijelaskan, dalam UU Kepariwisataan No 10 tahun 2009 secara tegas mengatur kewajiban hotel dalam melakukan pengaamanan. “Bahkan dalam UU kepariwisataan yang baru tersebut mencantumkan secara jelas sanksi bagi hotel atau akomodasi yang tidak menyediakan pengamanan,” tandasnya. Sementara Kasat IV Dit Intelkam Polda Bali, AKBP Dekannanto SIK mengatakan, Polda Bali melakukan pengamanan terhadap simbol aset-aset Amerika di Bali. Polda juga melakukan identifikasi dan mapping pihak-pihak yang berpotensi akan penolakan kedatangan presiden AS Barack Husein Obama. “Kita sudah melakukan mapping kelompokkelompok yang menolak kedatangan Obama,” ujarnya. (image/015)

Beraban Fun Bike DENPASAR – Sekitar 1500 pecinta olahraga bebas polusi meramaikan kawasan simpang enam Denpasar. Para peserta ini datang dari segala penjuru Kota Denpasar guna mengikuti acara Fun Bike yang di Gelar Sekaa Teruna Dharma Putra Banjar Beraban. Fun Bike yang digelar Sekaa Teruna Dharma Putra Banjar Beraban ini serangkaian HUT ke-46 perkumpulan tersebut. Fun bike yang diselenggarakan menempuh jarak 22 Km dengan rute Jl. Teuku Umar-Jl. Imam Bonjol-Jl Tamrin-Jl. Gajah Mada-Jl. Veteran-Jl. Patimura-Jl. WR. Supratman-Jl. Sedap Malam-Jl. Hangtuah-Kawasan Renon-Jl. Dewi Sartika-Jl. Diponogoro, dan finish di Jl. Teuku Umar. Hadiah yang diperebutkan seperti sepeda, handphone, dan hadiah menarik lainnya. Acara yang digelar, Minggu (21/ 3) dilepas oleh Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra yang hadir dengan mengayuh sepedanya didampingi (image/015) Sekkot Denpasar A.AN Rai Iswara.

Kota-kota di Australia yang menjadi sumber potensial outbound tourist bagi destinasi Bali adalah Sydney, Melbourne, dan Brisbane serta Perth, Adelaide, Darwin, dan Canberra. Kunjungan wisatawan Australia ke Bali terjadi secara merata sepanjang tahun dengan high season pada musim panas di Australia yaitu antara Desember – Februari, dan musim dingin (Juni Juli), hari raya Paskah (April), dan liburan sekolah (September – Oktober). Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali, jumlah kunjungan wisatawan Australia secara langsung adalah 238.857 orang (2001); 183.561 orang (2002); 139.018 orang (2003); 267.520 orang (2004); 249.001 orang (2005); 132.236 orang (2006); 204.421 orang (2007); 308.698 orang (2008) dan 446.042 orang (2009). Terlihat, sejak tahun 2002 akibat tragedy bom terjadi penurunan kunjungan, namun mulai menigkat tahun 2007 sampai tahun 2009. Rata-rata lama tinggal wisatawan Australia di Bali tahun 2007 adalah 12,08 hari, dengan ratarata pengeluaran 105,72 dolar AS perhari atau sebesar 1.277,05 dolar AS per kunjungan. Sedangkan data tahun 2008 menunjukkan rata-rata lama tinggal wisatawan Australia di Bali adalah 11,26 hari, dengan ratarata pengeluaran 146,12 dolar AS per hari atau sebesar 1.645,33 dolar AS per kunjungan. Proporsi wisatawan Australia yang datang ke Bali berdasarkan jenis kelamin, ternyata jumlah lakilaki lebih banyak dari perempuan dengan perbandingan 56,40% lakilaki dan 43,60% perempuan. Lama tinggal wisatawan laki-laki hampir sama dengan perempuan, yaitu 11,29 hari (laki-laki) dan 11,21 hari (perempuan). Namun, wisatawan Australia laki-laki memiliki rata-rata pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan wisatawan perempuan, yaitu sebesar 1.669,43 dolar AS per kunjungan (laki-laki) dan 1.614,13 dolar AS per kunjungan (perempuan). Dilihat dari komposisi usia wisatawan Australia yang berkunjungan ke Bali, didominasi oleh wisatawan berusia 25-34 tahun (24,49%), disusul berusia 15-24 tahun dan 35-44 tahun dalam jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 19,55%. Sementara wisatawan Australia yang berusia 45-54 tahun sebanyak 18,88%. Dengan demikian, mayoritas wisatawan Australia yang datang ke Bali berusia 15-54 tahun sebanyak 82,47%. Dan sebagian besar (80,45%) wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali tidak menggunakan paket wisata, sedangkan sisanya sebanyak 19,55% menggunakan paket wisata. Jika diamati dari frekuensi kunjungan wisatawan Australia ke Bali, terlihat bahwa kurang dari setengahnya (42,47%) adalah wisatawan Australia yang baru pertama kali ke Bali, dan sebanyak 57,53% sudah pernah datang ke Bali, terdiri dari 24,27% datang

kedua kalinya dan 9,89% datang ketiga kalinya, serta 23,37% sudah pernah datang ke Bali lebih dari tiga kali. Mereka yang datang ke Bali pertama kalinya memiliki pengeluaran rata-rata per hari terbesar yaitu sebanyak 158,89 dolar AS per hari. Sedangkan mereka yang datang untuk kedua kalinya memiliki pengeluaran 147,30 dolar AS per hari, yang datang ketiga kalinya memiliki pengeluaran 140,86 dolar AS per hari, dan yang sudah datang lebih dari tiga kali memiliki pengeluaran 128,41 dolar AS per hari. Berdasarkan akomodasi yang digunakan selama berada di Bali, terlihat bahwa mayoritas wisatawan Australia menginap di hotel berbintang (73,93%), disusul oleh wisatawan yang menginap di hotel non-bintang (14,38%), dan rumah teman/saudara (5,62%), serta di tempat lainnya (6,07%). Perbedaan tempat menginap berimplikasi juga pada rata-rata pengeluaran wisatawan selama di Bali. Wisatawan yang menginap di hotel berbintang memiliki pengeluaran rata-rata per hari sebesar 171,45 dolar AS, sedangkan mereka yang menginap di hotel non-bintang memiliki pengeluaran rata-rata per hari sebesar 89,01 dolar AS, dan mereka yang menginap di rumah teman/ saudara (85,49 dolar AS per hari), serta di tempat lainnya sebesar 116,79 dolar AS per hari. Profesi dari wisatawan Australia yang datang ke Bali juga beragam, yaitu profesional (43,82%), manager (13,93%), pelajar (12,13%), karyawan (6,52%), ibu rumah tangga (6,07%), pensiunan (5,39%), pegawai pemerintah (3,15%), militer (1,57%), dan lainnya (7,42%). Wisatawan dengan profesi sebagai pegawai pemerintah memiliki lama tinggal paling lama yaitu 13,57 hari, disusul oleh pensiunan (12,63 hari), militer (11,43 hari), profesional (11,34 hari), karyawan (11,17 hari), pelajar (10,69 hari), manager (10,42 hari), ibu rumah tangga (10,33 hari), dan lainnya (12,09 hari). Mereka datang ke Bali umumnya dengan famili (51,69%), disusul oleh mereka yang datang dengan teman/relasi (31,46%), dan sisanya datang sendiri (16,85%). Ditinjau dari tujuan wisatawan Australia ke Bali, ternyata masih didominasi oleh tujuan berlibur (89,89%), dan hanya sebagian kecil saja yang datang dengan tujuan bisnis (4,04%), mengikuti konvensi (2,02%), mengunjungi teman (1,80%), pendidikan dan urusan keagamaan (masing-masing 0,67%), olahraga dan kesehatan (masing-masing 0,22%), dan kepentingan lainnya (0,45%). Dengan tujuan yang berbeda, tentu waktu lama tinggal di Bali juga bervariasi, dimana tujuan dengan kepentingan pendidikan dan keagamaan yang terlama yaitu 16,67 hari dan 12,67 hari secara berturut-turut. Disusul oleh tujuan berolahraga (12,0 hari), liburan (11,37 hari), mengunjungi teman (9,5 hari), konvensi (8,78 hari), bisnis (8,11 hari), tujuan kesehatan (8,0) dan tujuan lainnya (27,0 hari). (image/*/015)

Dari Halaman I

Australia ...................................... Menurutnya, segmentasi pasar Australia yang paling besar adalah kalangan backpackers yang biasanya merupakan Free Independent Travellers (FIT). Backpackers adalah para wisatawan yang berpergian ke luar negeri untuk jangka waktu yang cukup lama, menyukai tinggal di hostel/ hotel kecil, mengambil berbagai keputusan secara independen dan biasanya berusia muda (20-30 tahun). Ketut Jaman yang juga seorang Kepala Bidang Litbang ASITA Bali ini menjelaskan, profil dan karakteristik psikografis segmen pasar Australia Conventional Family Life, Look at Me, Traditional Family Life, Something Better, Visible Achievers, Socially Aware, Young Optimist, A Fairer Deal, Real Conservatism, dan Basic Needs. Ditambahkan, munculnya trend perjalanan outbound di kalangan masyarakat Australia mendorong semakin tingginya kesadaran masyarakat dan pemerintah Australia yang didukung oleh adanya deregulasi dan standarisasi industri pariwisata. Adanya perubahan-perubahan perilaku konsumen, misalnya dari konsumen yang membaca surat kabar, kini beralih ke internet, intensitas penggunaan media informasi internet yang semakin meningkat juga sangat mendukung. Mekanisme e-commerce atau ebisnis telah banyak dijalankan oleh banyak perusahaan dan pengelola perjalanan, sehingga memungkinkan wisatawan untuk merencanakan perjalanan wisatanya secara mandiri. Sistem e-ticket berkembang dengan pesat dan tersedia untuk semua jaringan domestik. Kecenderungan dalam hal ini adalah e-ticket dapat dipesan langsung baik dari perusahaan penerbangan maupun melalui biro perjalanan. Serta adanya kecenderungan akan minat yang tinggi Dari Halaman I

Wisatawan Australia ................. Nova Terita, Public Relations Manager Meliã Bali – Indonesia mengatakan, market Australia mengalami peningkatan pesat di hotel tempatnya bekerja sejak tahun 2008. Meski demikian, sejak pertama kali berdiri Melia Bali telah memiliki 50% tamu repeater dari Australia diikuti berikutnya dari Eropa seperti Jerman, Inggris dan Spanyol yang totalnya lebih dari 500 orang. Menurut Nova Terita, tipe tamu yang terbuka dan bersahabat, suka bersantai di pasir putih sambil menikmati kehangatan matahari terbit serta pengalaman eksotis menikmati sejuknya di bawah pepohonan itulah tipikal tamu leisure dari Australia yang sesungguhnya. Tamu Australia yang tinggal di Melia Bali adalah para tamu yang melewati liburan di hotel yang ramah lingkungan. “Kebanyakan tamu Australia memilih tempat berlibur di hotel yang ramah lingkungan,” kata Nova Terita serius. Meliã Bali dengan luas areal 24 hektar memberikan pilihan kenyamanan dan kesegaran yang berbeda bagi tamu Australia. Karena itulah, tegas Nova, areal taman tropis dengan keanekaragaman flora dan fauna kekhasan dari pada Meliã Bali selalu dijaga. Apalagi, banyaknya penghargaan lingkungan nasional dan

terhadap produk ekowisata (ecotourism), dilihat dari sekitar 68,2% wisatawan backpackers Australia mengunjungi atraksi ekowisata. Hal yang sama juga dikatakan A.A.Gede Oka, S.IP, Bali Private Tours with a licensed Tour Guide & Driver. Berdasarkan pengalamannya menghandle tamu Australia Gede Oka mengatakan, wisatawan Australia itu rata-rata easy-going dan sudah pernah / sering ke Bali, sehingga tidak begitu serius seperti tamu-tamu dari Eropa. Mereka baik dan cepat akrab dengan masyarakat lokal. “Mereka lebih suka melakukan hal-hal yang bersifat adventure dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan tour normal dan yang tidak disukai adalah hal-hal yang formal/ serius seperti dalam hal mereka berpakaian,” katanya. Dan yang paling berkesan bagi tamu Australia adalah keindahan pulau Bali, adat-istiadat, keramahan masyarakatnya, fasilitas yang memadai dan harga-harga yang murah dibandingkan dengan di negaranya sendiri. Mereka lebih banyak memilih kawasan Kuta, karena semua yang mereka inginkan ada di Kuta seperti pantai, restaurant, hotel, tempat penukaran uang, discotique/klab malam dan lainnya. Masa tinggalnya rata-rata 10 hari dan biaya perharinya kurang lebih AUD 100/ orang. Boleh dibilang wisatawan Australia berada diposisi sedang. 2010 Promosi ke Australia Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata I Gde Pitana di Nusa Dua, belum lama ini mengatakan, dari geografis, Australia sangat dekat dengan Indonesia dan hampir tak pernah sepi wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Bali. Walau terjadi krisis ekonomi dunia yang sempat melanda pertengahan 2008 hingga 2009, mereka tetap ramai internasional yang telah diraih Meliã Bali seperti Green Globe sebagai hotel yang berwawasan lingkungan, Tri Hita Karana Awards dan terpilih sebagai Hotel of The Year, membuktikan hotel ini ramah lingkungan. Nova Terita mengatakan, wisatawan Australia termasuk wisatawan yang potensial untuk wisata Bali. Dari segi geografis, Bali paling dekat dengan Australia, sehingga menjadikan keuntungan utama bagi Bali sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata. Dari segi akses transportasi, penerbangan Bali – Australia membuka kesempatan turis Australia berkunjung ke Bali karena dinilai paling dekat. Selain itu mata uang Australia tergolong menguat, sehingga niat untuk berlibur lebih besar. Dan dalam pikiran orang Australia bahwa Bali merupakan kampung halaman mereka yang kedua. “Bali tetap tergolong “affordable” untuk sebuah pengalaman liburan eksotis dikarenakan letak geografis yang berdekatan dengan Bali,” tegas Nova. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Bali, juga diakui Ika Manuaba, Public Relation (PR) Manager The Patra Bali Resort & Villas, berpengaruh pada tingkat hunian hotel hingga 70 persen. “Merebaknya rabies belum terbukti menimbulkan keraguan wisatawan terutama Australia berkunjung ke Bali. Terbukti, hampir semua kamar terisi oleh wisatawan

mengunjungi Indonesia. “Pada tahun 2010, kita akan melakukan promosi ke Australia dan Inggris, karena kedua negara tersebut potensi kunjungan wisatanya luar biasa,” lanjutnya. Pria asal Kabupaten Tabanan ini, kemudian menegaskan, selain hanya berlibur menikmati keindahan alam dan pantai, turis asal negeri Kangguru tersebut juga loyal dalam berbelanja cindramata dan kerajinan tangan. Wisatawan Australia lebih banyak memilih menginap di hotel berbintang. “Potensi seperti ini harus digarap, sehingga tahun ini kunjungan dari wisatawan Australia ke Indonesia akan lebih meningkat dari tahun 2009 yang mencapai 560.000 orang,” harapnya. Sementara posisi Jepang sebagai pemasok wisatawan terbesar ke Bali, selama beberapa periode terakhir ini kian tergeser. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, kunjungan wisatawan Australia ke Bali Januari 2010 mencapai 44.412 orang atau 25.104 lebih besar dari Jepang yang mencapai 19.308 orang. Kepala Badan Pusat Statistik Bali, Ida Komang Wisnu mengatakan, Australia adalah negara yang mempunyai andil besar dalam pertumbuhan pariwisata Bali. Bahkan, wisatawan Australia menempati tiga besar dalam memasok wisman ke Bali. “Selain hubungan baik bilateral IndonesiaAustralia serta semakin mantapnya keamanan, kenyamanan dan ketertiban masyarakat akan menarik banyak wisatawan asal Australia itu berlibur ke Bali,” tambahnya. Berdasarkan data kedatangan wisatawan Australia meningkat hampir 60 persen dari total kunjungan wisman ke Bali yang mencapai 179.273 orang. “Masyarakat Australia tetap menjadikan Bali sebagai primadona dan rumahnya yang kedua, meski sejumlah kejadian yang meresahkan kerap terjadi di Bali seperti serangan virus dan rabies,” katanya. (image/015)

Australia yang sebagian besar datang bersama keluarga maupun pasangannya di samping rombongan wisatawan Asia,” katanya. Kedatangan wisatawan Australia yang menempati urutan terbanyak berlibur ke Bali, menurut Ika, karena upaya Balimenjaga dan memelihara stabilitas keamanan. Selain pergeseran pasar, kontribusi Australia juga dampak pembukaan rute baru, karena untuk jarak tempuh yang cukup jauh, transportasi udara yang ikut menentukan total kunjungan ke Bali tetap meningkat. “Saya kira selain kunjungan turis Australia, beberapa negara asing ke Bali juga akan terus tumbuh. Sebab, bagi mereka daerah wisata dengan alam yang indah dan berhawa sejuk merupakan tempat favorit untuk menghabiskan masa liburan,” katanya. Untuk memberikan servis kepada wisatawan, mereka lalu berharap kepada pemerintah untuk tetap perlu meningkatkan pelayanan di bandara terutama dalam pengurusan keimigrasian, permasalahan lalu-lintas yang sering macet. Perlu juga mendapat perhatian terhadap fasilitas seperti air dan listrik, sehingga dapat memberikan image positive terhadap pariwisata Bali. Pemerintah Indonesia juga harus memberi terobosan baru dalam hal servis, dan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. (image/015)


VI

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Evaluasi dari Promosi yang Lebih Penting agi Ida Bagus Lolec, promosi pariwisata itu penting, tetapi evaluasi yang lebih penting. Sebab, untuk menentukan berhasil ataupun tidaknya apa yang dilakukan di luar sana, harus dipertanggung jawabkan. “Kalau memang berpergian, melakukan tugas d e n g a n mempergunakan uang negara, harus dipertanggung-jawabkan kepada rakyat, sehingga rakyat tahu apa yang sudah dilakukan selama ini,” katanya serius. Pemilik nama lengkap Ida Bagus Surakusuma kemudian menegaskan, selama ini sering kali laporan resmi tentang pertanggung jawaban dari perjalanan berpromosi pariwisata yang memakai uang negara tersebut tidak ada. “Paling banter memanggil wartawan selanjutnya menerangkan bahwa sudah melakukan ini dan itu sukses maka selesai sudah. Itu kan bukan laporan. Itu tak ubahnya mensukseskan diri sendiri layaknya sebagai bintang film. Kalau laporan itu jelas catatannya,” paparnya. Sekarang ini, tegas Directur Pacific World ini, apapun yang dilakukan orang kalau tidak ada evaluasi atau tidak dikontrol itu tidak benar. Intinya adalah pertanggung jawaban duit rakyat itu harus benar. “Jangan mentang-mentang duit datang dari langit lantas main sembarangan saja,” tegasnya. Apalagi sekarang ini, lanjut Lolec, setiap hasil kerja itu harus mendapat persetujuan dari dewan. Karena dewan berfungsi untuk mengontrol gerak-gerik pemerintah, sedangkan masyarakat sebagai stake holder. “Nah efektif ataupun tidaknya kerja pemerintah itu akan dinilai oleh masyarakat yang dijembatani oleh dewan (anggota DPRD). Sekarang tanya kembali pada diri sendiri, apakah kita sudah melakukan itu (image/015) atau belum,” ucapnya berang.

B

Desa Mas Segera Menjadi Desa Wisata esa Mas, Ubud, akan segera disulap menjadi desa wisata. Pemuka adat dan komponen pariwisata desa tersebut telah mengambil ancang-ancang untuk mengembangkan desa tersebut menjadi desa wisata yang berbasis budaya. Wakil Presiden Federasi Asosiasi Pemandu Wisata Dunia, Nyoman Kandia pekan lalu mengatakan, pihaknya bersama pemangku kepentingan pariwisata dan tokoh desa setempat untuk diajak bersama-sama merancang mengembangkan desa wisata. Dikatakan Kandia, modal yang dimiliki desa tersebut cukup banyak. Salah satunya, warga Desa Mas yang menekuni sebagai pematung mencapai 3.000 orang, baik patung berbahan batu cadas maupun dari kayu. Pematung yang cukup terkenal dari Desa Mas adalah Ida Bagus Tilem. Dari kesohoran nama seorang pematung itu menjadikan desa ini lebih dikenal di mancanegera. “Kami akan merancang Desa Mas untuk dikembangkan jadi desa wisata, yang mana sejak zaman dulu desa ini telah terkenal dengan seni pematung,” katanya. Pria yang juga pemilik biro perjalanan wisata ini menegaskan, dengan potensi ini wisatawan yang berkunjung ke Desa Mas, setiap harinya mencapai seribu hingga dua ribu orang. Oleh karena itu, tokoh adat dan masyarakat setempat diajak bersama-sama membuat perencanaan untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata. Kandia memaparkan, strategi yang akan dilakukan adalah wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat seni budaya masyarakat itu diharapkan tinggal

D

Bagus Sudibya:

Kunjungan Meningkat Akupansi Hotel Stagnan umlah kunjungan w i s a t a w a n mancanegara ke Bali tumbuh 40,67 persen hingga pertengahan Pebruari 2010. Naiknya jumlah kunjungan wisman ternyata tidak diikuti oleh naiknya akupansi hotel di Bali. Anomali ini terjadi akibat pertambahan akomodasi yang pesat di Bali. “Laporan dari biro pusat statistik atau imigrasi kita yakini benar adanya. Namun sayangnya biro pusat statistik belum mencari data yang valid tentang jumlah akomodasi di Bali,” ujar Koordinator Wilayah Bali, NTB dan NTT Asita, Bagus Sudibya beberapa waktu lalu. Seharusnya, lanjut Sudibya, ada data yang mendekati kenyataan mulai dari hotel melati, hotel bintang dan juga identifikasi villa. Mana villa berizin atau mana yang hanya sebagai rumah tinggal, sehingga ada kepastian jumlah akomodasi. Sebelumnya, Sudibya mengaku sempat

“Pasraman” di Marga

Nyoman Kandia:

IB. Lolec:

J

© tir

mempertanyakan kebijakan moratorium akomodasi oleh pemerintah Provinsi. “Apakah SK Gubernur masih berlaku atau tidak. Kalau sudah dicabut, kapan dicabut dan siapa yang mencabut. Lantas siapa yang mencabut,” katanya. Menurutnya, pertanyaanpertanyaan tersebut tentu tidak mengherankan karena SK mengenai moratorium tidak jelas. Seperti banyak dinyatakan oleh pihak pemerintah, saat ini jumlah

kamar hotel di Bali sekitar 46.000 kamar akomodasi. Namun kenyataannya kamar yang ada jauh lebih dari itu. Bukti nyata yaitu saat jumlah kunjungan terus meningkat, namun akupansi hotel malah stagnan. “Hingga pertengahan Pebruari jumlah kunjungan wisman naik 40 persen, tapi kenyataan akupansi hotel malah stagnan,” tegasnya berulang-ulang. Akupansi hotel di Bali, terangnya, masih di bawah 60 persen. Artinya kita masih memiliki sekitar 40 persen akupansi yang kosong. Makin banyak penambahan kamar hotel berarti akupansi hotel pasti akan turun sebab pembaginya terus bertambah. “Jika pemerintah tidak segera menata akomodasi, maka Bali akan menghadapi persoalan yang makin berat. Bayangkan kita sudah kekurangan energi, air, dan dihadapkan pada kemacetan yang makin parah,” imbuhnya. (image/015)

© tir

di rumah-rumah penduduk (home stay). “Kami sudah menjajagi pangsa pasar wisatawan yang tertarik untuk mengenal seni dan budaya tersebut. Untuk itu perlu penyediaan sarana prasarana yang memadai. Artinya, masingmasing rumah tangga yang siap dihuni turis itu harus memenuhi standar,” ujarnya Kandia yang juga tokoh masyarakat Desa Mas ini mengatakan, wisatawan mancanegara yang akan

diundang itu nantinya akan tinggal di rumah-rumah penduduk dalam kurun waktu sepekan hingga tiga pekan atau sesuai dengan permintaan dari wisatawan tersebut. Selama tinggal di sana, mereka akan diperlakukan seperti bagian dari keluarga sendiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya kalau tamu itu senang seni mematung mereka akan diajarkan memahat patung. Menurut Kandia, program desa wisata yang dirancang itu lebih mengarah pada pertukaran budaya, sehingga nantinya diharapkan warga dari Desa Mas juga diundang ke negaranya untuk hal yang sama. Dengan mengembangkan desa wisata diharapkan masyarakat setempat akan berpenghasilan dari wisatawan itu selama mereka menginap di rumahnya. “Kalau kita melihat sejarah Desa Ubud berkembang pesat seperti sekarang, dulunya berawal warga yang menyewakan ‘home stay’ kepada wisatawan asing yang berkunjung ke desa tersebut,” ucapnya. (image/015)

Pusat Pendidikan Budaya – Spiritual Sebuah pasraman sederhana dirintis di sebuah pedusunan di Banjar Ole Desa Marga Dauh Puri Kecamatan Marga Tabanan. Namanya Pasraman Buratwangi. Pasraman itu dikelola sejumlah komponen masyarakat yang secara berkala memfasilitasi ruang pertemuan, di mana dalam pertemuan itu diisi beragam jenis pembelajaran; dari kreativitas kesenian, hingga bahasa Inggris untuk anak-anak. Lokasinya sangat dekat dengan Objek dan Daya Tarik Wisata Alas Kedaton dan Taman Pujaan Bangsa Margarana atau sekitar 30 Km dari Kota Denpasar.

etua Pasraman Buratwangi Dra. Nyoman Ariani di sela-sela proses belajar yang digelar setiap Sabtu dan Minggu mengatakan, pasraman ini melibatkan elemen masyarakat yang secara personal berkecimpung di dunia pendidikan, bidang sosial dan bidang kesenian. Pasraman Buratwangi diperuntukkan bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. “Ini kerja sosial bagi pendidikan anak-

K

anak desa yang relative jauh dari perkembangan pendidikan dunia modern,” katanya. Kurikulum yang diterapkan lebih mengupayakan adanya korelasi yang menyangkut pokok-pokok pembelajaran, seperti sejarah, bahasa, lingkungan, sikap mental dan fisik, serta kewarganegaraan. Sekitar 50 anak-anak itu juga diberikan pelajaran tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai budi perkerti, antara lain

Ida Komang Wisnu:

Pasar Potensial Pariwisata Bali ika melihat data kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata periode ini, wisatawan Belanda, Korea Selatan, Rusia dan sejumlah negara lainnya menjadi pasar potensial pariwisata Bali. Pemerintah dan komponen pariwisata perlu lebih mengintensifkan promosi pariwisata ke negara tersebut, di samping negara-negara yang selama ini banyak memasok wisman ke Bali. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ida Komang Wisnu di Denpasar, beberapa waktu lalu. Dikatakan, warga Belanda, Korea Selatan dan Rusia dalam beberapa tahun belakangan ini semakin banyak berlibur ke Bali, bahkan masuk sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali. “Sebelumnya negaranegara itu tidak diperhitungkan untuk mendatangkan turis ke Bali,” ujar Ida Komang Wisnu seraya menambahkan, wisatawan Belanda yang berlibur ke Bali sebanyak 6.226 orang selama Januari 2010, meningkat 40,10 persen dibanding bulan yang sama 2009 yang hanya 4.444 orang. Sedangkan selama 2009 wisatawan Belanda ke Bali tercatat 77.526 orang, meningkat 22,14 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 63.471 orang. Dikatakan pula, Belanda menempati urutan ke delapan dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali mampu memberikan kontribusi sebesar 3,47 persen dari total wisman ke Bali sebanyak

III

J

© tir

Anak-anak sedang belajar meulat-ulatan © tir

179.273 orang selama Januari 2010. “Kondisi tersebut mengalami peningkatan 2,71 persen dibanding Januari 2009 yang menerima kunjungan wisman hanya 174.541 orang,” ujarnya. Lebih lanjut dijelaskan Wisnu, dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali, empat negara menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dan enam negara mengalami penurunan. Empat negara yang mengalami peningkatan selain Belanda, juga Australia hampir 60 persen dari 27.966 orang pada Januari 2009 menjadi 44.412 orang pada Januari 2010, Rusia meningkat 2,51 persen dari 8.901 orang menjadi 9.124 orang dan Korea Selatan 26,49 persen dari 8.106 menjadi 10.252 orang. Sementara Wisman enam negara berkurang ke Bali meliputi Jepang sebesar 23,86 persen, china 31,44 persen, Taiwan 8,55 persen, Malaysia 28 persen, Prancis 6,17 persen dan Amerika Serikat 8,36 persen. (image/015)

bagaimana seorang anak seharusnya mencintai kebersihan lingkungan di rumah, lingkungan di desa dan di sekolahnya. Dikatakan, Nyoman Ariani, metodelogi pembelajaran antara pembimbing dan anak, lebih ke arah interaksi yang dialogis. Termasuk juga mendekatkan anak pada lingkungan, yang menjadi wilayah studinya. Contohnya, ketika anak-anak diarahkan untuk meningkatkan daya apresiasi seni, mengharuskan pembimbing untuk mengantarnya ke ruang-ruang kesenian yang aktif, tidak dengan hanya tinggal di kelas. Selain diajari berbagai seni dan budaya tradisi, seperti menari, karawitan, me-ulatulatan dan mejejahitan, anakanak juga diajari komputer, bahasa Inggris dan berbagai pengetahuan umum. Ariani ingin menjadikan pasraman di desa ini sebagai pusat pendidikan budaya-spiritual. “Kami ingin mendekatkan anakanak dengan pengetahuan tradisi dalam rangka pelestarian moral budaya, dan pengetahuan umum dalam rangka membekali anak-anak untuk menapak masa depan,” sambungnya. Dengan berbagai upaya pendidikan itu, Ariani beserta 5 pengajar lainnya mampu mengantarkan anak-anak Pasraman Buratwangi ke sebuah penumbuhan jati diri. Buktinya, anak-anak ini sering didapuk memainkan alat gamelan rindik, bleganjur dan ngayah menari Baris dan

“People at Cetera”

Sebuah Kreativitas Adi Bachmann di Bali di Bachmann, artis multitalenta asal J e r m a n memamerkan sejumlah karya kreatifnya di halaman Museum Arma Ubud. Pria yang tinggal di Bali sejak 2006 menampilkan ide karya yang unik dan terkesan berbeda. “Saya memang memilih Bali sebagai tempat untuk mengekspresikan kemampuan, sehingga bisa menyajikan hasil karya yang kreatif ini,” kata Adi Bachmann didampingi Agung Rai pemilik Museum Arma dalam jumpa pers, Kamis (18/3). Tak kurang dari 40 karya Adi modern sculpture yang bertemakan “People et Cetera”, terbuat dari bahan semen, dan dibentuk

A

berbagai rupa, seperti manusia, hewan, kayu, hingga budha, dengan corak warna yang kuat. Keunikan dengan corak warna warni itu memiliki pesan-pesan, filosofi, moral, termasuk isu global warming. Pemilik Museum Arma Agung Rai menyatakan hasil karya yang satu ini cukup memikat baginya dan dapat dipertujukkan bagi pengunjung yang datang ke museum. “Kami melihat hasil karya seniman kelahiran Jerman di Bali, memasukkan unsur-unsur interaksi antara alam dan manusia, buktinya karya yang ditampilkan berani ini terlihat lucu bagaikan kartun yang dibuat seperti patung,” ujar Agung Rai. Agung Rai sangat

mengapresiasi pajangan puluhan karya unik dari seniman yang memanfaatkan beberapa sudut luar museum Arma tersebut. Buktinya, kesempatan exhibition ini digelar di museum ternama itu untuk dipajang dan diperkenalan kepada para pengunjung. Dikatakan, karya Adi Bachman cukup sederhana dimana warna-warni yang dimunculkan memberikan pesan yang cukup kuat terhadap lingkungan. “Barangkali ini sebuah kreatifitas yang tinggi, dan kami memandang hasil karya ini dapat diterima oleh kalangan masyarakat baik Indonesia maupun Bali pada khususnya,” paparnya.

© tir

Anak-anak sedang mejejahitan.

Rejang di setiap odalan di pura. Keunggulan lain, anak-anak yang mengikuti pendidikan di pasraman ini sering kali mengharumkan nama sekolahnya, ketika mengikuti lomba berkaitan dengan budaya tradisional seperti me-ulatulatan dan mejejahitan. Pengelolaan pasraman untuk anak-anak di desa tersebut bisa jadi sebagai contoh yang menarik. Karena bisa mengorbitkan peluang yang efektif untuk mengembangkan ruang pembelajaran informal sebagai ruang pendakian kualitas diri. Sebab, anak-anak tidak saja disodorkan aneka pembelajaran yang bersifat kognitif (keilmuan), tetapi juga penumbuhan sikap kreatif dan memupuk sensitivitas sikap peduli, toleran, dan apresiatif. Sikap kreatif sangat perlu dalam melatih anak pada upaya pengembangan pengetahuan

dan pemahaman keilmuan ke dalam ruang praktis. Sedangkan sikap peduli sesama, toleran dan apresiasi penting dikaitkan dengan konteks pergaulan antara manusia yang multikultur. Membangun pasraman tentu saja tidak mudah. Apalagi dengan niat suci untuk mencerdaskan anak-anak dengan landasan seni dan budaya Bali. Namun, bagaimana pun sulitnya, untuk membangun infrastruktur, maka pasraman menjadi penting digagas dan diwujudkan. Peranan individu seperti seniman, pragina, pandita, pakar, dan tenaga edukasi diharapkan akan terus bisa memperjelas kompetensi pasraman. Dengan begitu dari pasraman akan dibangun spirit baru, cakrawala pandang baru pada semesta dunia.

Exhibition yang rencananya berlangsung hingga bulan Juli tersebut, diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap permuseuman di Bali. Seniman yang menyunting gadis Buleleng ini, mengaku cukup damai tinggal di Bali. “Kami merasakan suasana

yang tiada duanya di dunia, Bali dan Ubud pada khususnya telah memberikan inspirasi yang amat dalam di setiap karya kami,” ujar bule yang tampak bersemangat memaparkan hasil karyanya itu.

(image/015)

(image/015)

© tir


IV

Vol. IV No.22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No.22, 26 Maret - 15 April 2010

Wakil Ketua KPK:

Gubernur Pastika Dukung “Bali Peace Park”

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mendukung proyek Bali Peace Park (BPP) yang digagas oleh Nick Way. Pastika percaya bahwa proyek ini akan menjadi daya tarik wisata di Kuta. Bahkan, Gubernur Pastika membawa hal ini dalam diskusi dengan para pejabat pemerintah Australia. Hal tersebut terungkap dalam release yang diterima Image Bali Travel News, Kamis (11/3). ubernur Bali Made Mangku Pastika yang dalam kunjungannya ke Australia bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyempatkan waktunya untuk mengadakan rapat dengan anggota Asosiasi Bali Peace Park (BPP) di Canberra. Rapat ini diadakan kurang dari dua pekan setelah Asosiasi mengadakan rapat negosiasi di Bali untuk membeli tanah Ex-Sari Club. Pada waktu pengungkapan Bom Bali 2002, Mangku Pastika yang saat itu banyak mendapat sorotan dari pemerintah dan warga Australia karena prestasinya. Di bawah pimpinan Pastika, tim mengungkap pelaku Bom Bali sangat cepat. Sejak saat itu, Bali dan Mangku seperti memiliki kesan di hati masyarakat Australia.

G

Pelayanan Publik di Denpasar Perlu Dicontoh Daerah Lain

Masyarakat Australia kemudian menggalang dukungan bagi pembangunan sebuah taman Perdamaian yang diberi nama Bali Peace Park di lokasi bekas Sari Club yang merupakan lokasi ledakan Bom Bali 12 Oktober 2002. Penggalangan dukungan diwujudkan melalui pembentukan Asosiasi Bali Peace Park pada 2 September 2008 di Australia. Pembangunan Bali Peace Park bertujuan menciptakan sebuah taman spiritual untuk mengakui adanya serangan teroris 12 Oktober 2002. Taman tersebut juga bertujuan membangun toleransi, pengertian dan kebebasan untuk generasi ke depan tanpa memandang agama, kebangsaan, budaya dan ras. Penggagas Bali Peace Park, Nick Way menyatakan selain penggalangan dukungan, masyarakat Australia juga sedang menggalang dana bagi pembangunan taman tersebut. Dikatakan, pendanaan dilakukan berbagai pihak di seluruh dunia. Termasuk duta-duta besar Australia di Inggris atau orangorang di Australia dan juga perusahaan. Nick Way mengakui permasalahan harga lahan menjadi kendala dalam pembangunan taman yang ditargetkan selesai Oktober 2010 tersebut. Jika tidak terdapat halangan pengerjaan Taman dan Museum di sebelah monumen Kemanusiaan Bom Bali tersebut hanya memerlukan waktu 12 hingga 18 bulan. (image/015)

DENPASAR - Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan, Bibid Samad Rianto mengaku bangga dan salut terhadap sistem pelayanan publik yang dilakukan Pemkot Denpasar. Sistem Pelayanan Publik yang diterapkan oleh Pemkot Denpasar sudah mampu memberikan kepuasan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Pemkot Denpasar dalam meraih nilai tertinggi sebesar 7,48 dalam Survey Integritas Pelayanan Publik yang dilakukan oleh KPK pada akhir tahun 2009 lalu. Keberhasilan ini perlu dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya ketika berkunjung ke Kantor Walikota Denpasar, Jumat (19/3). Kedatangan Bibit Samad Rianto ke kantor Walikota disambut hangat Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota IGN Jaya Negara, Sekkot Drs. AA. Ngurah Rai Iswara, Asisten I Drs. Ketut Nick Natawibawa dan Kepala Inspektorat Nyoman Atok Adiputra, SH. Kehadiran Bibid Samad Rianto di Bali yang didampingi staf Protokol, Putu Parwata dan ajudannya juga sempat melakukan talk show di Radio RPKD Pemerintah Kota Denpasar dengan topik seputar masalah pemberantasan korupsi. Dikatakan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat karena esensi dari aparatur pemerintahan adalah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. “Bagaimana pelayanan yang diberikan betulbetul mampu memuaskan masyarakat karena memang itulah menjadi tugas dan fungsi dari Pemerintah,” kata Bibit.

Songsong HUT Gianyar ke-239

Jl. Pratama 88 Nusa Dua(Front Of Melia Benoa Hotel) Phone: +62 361 773738, Fax: +62 361 773970 www.ulambali.com Free Transport From Hotel To Restaurant, and Pick Up Back To Hotel in Nusa Dua Area

Etika Masuk Obyek Wisata di Bali

GIANYAR – Menyambut HUT Kota Gianyar ke-239 yang jatuh pada 19 April mendatang digelar berbagai kegiatan. Selama enam hari (15 - 20 April) masyarakat Gianyar akan dihibur beraneka aktivitas seni budaya. Diantaranya Joged bungbung, gong kebyar anak-anak, gong kebyar wanita dan gong kebyar dewasa yang merupakan duta Kabupaten Gianyar pada ajang PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-XXXII mendatang. Aktivitas remaja, akan menampilkan pemilihan Jegeg Bagus Gianyar. Digelar pula kegiatan olahraga dan hiburan yang melibatkan unit kerja di Pemkab. Gianyar. Assisten I, Setda Kab. Gianyar, Ir. A.A Muter Mulyawati seusai rapat persiapan HUT Kota Gianyar ke-239 dengan jajaran SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) terkait mengatakan, acara ini dipusatkan di Lapangan Astina Raya Gianyar. Untuk perayaan tahun ini, Agung Muter menambahkan akan dirayakan dengan melibatkan berbagai kalangan. “Perayaannya tak terlalu mewah, yang penting meriah,” katanya. (Image/015) Untuk mencapai hal tersebut tambah dia semua aparatur harus berfikir secara komprehensif menyangkut bagaimana struktur oraginisasi, sumber daya manusia termasuk sistem pengawasannya. Dia menilai apa yang telah dilakukan Pemkot Denpasar sudah mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. “Sepanjang komplain dari masyarakat tidak tinggi, berarti pelayanan publik di Kota Denpasar sudah bagus, kuncinya adalah keterbukaan,” katanya. “Dengan apa yang telah dilaksanakan oleh Pemkot Denpasar dalam bidang pelayanan publik dapat dijadikan contoh oleh daerahdaerah lainnya di Indonesia. Belajar ke Denpasar tentang pelayanan publik kenapa tidak, karena hal ini sudah terbukti dengan diraihnya nilai tertinggi dalam survey pelayanan publik,” ucap pensiunan Jendral Polisi ini. Selebihnya mantan Kapolda Kaltim ini meminta agar para aparat yang bekerja melayani masyarakat bisa satu perkataan dan perbuatan. “Jika ini bisa dilakukan tentu akan mengurangi komplain dari

masyarakat,” katanya seraya menambahkan pada aparat birokrasi ada lima potensi korupsi yang bisa terjadinya tindak pidana korupsi seperti sistem yang kurang bagus, integritas moral pejabat, remunerasi , sistem pengawasan dan budaya taat pada aturan. Sementara itu Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa apa yang dilakukan ini adalah semata-mata untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Dengan motto Sewaka Dharma, kami beserta seluruh aparat di jajaran Pemerintah Kota Denpasar senantiasa memberikan yang terbaik kepada masyarakat, karena memberikan pelayanan adalah merupakan kewajiban pemerintah,” katanya. Dengan memadukan antara spirit pelayanan dengan kemajuan teknologi, kata dia pihaknya sanantiasa melakukan inovasi dan terobosan sehingga bagaimana bentuk pelayanan ini dapat berjalan secara cepat, mudah, tepat, murah dan transparan baik dari segi kepastian waktu (image/*) dan biaya.

Perkenalkan Kuliner Tradisional Melalui Pariwisata NUSA DUA – Masakan tradisional berpeluang sebagai komuditi untuk sektor pariwisata nasional. Masakan tradisional nusantara yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan seharusnya mulai dimanfaatkan sebagai daya tarik. Hal tersebut dikatakan Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Ekonomi dan Iptek Debudpar, Titin Sukarya, dalam pameran Food, Hotel and Tourism (FHT) Bali 2010 di Hotel Westin belum lama ini. Potensi ini, sambungnya, bisa ditingkatkan menjadi peluang bisnis melalui peningkatan kemampuan dan profesionalisme. Melalui pameran seperti ini, merupakan media yang sangat bagus untuk mengangkat potensi produk domestik seperti bahan makanan serta kuliner tradisional. “Kuliner tradisional harus kita lestarikan, sehingga wisata kuliner indonesia bisa berkembang. Dan perlu dicatat, chef terbaik di dunia adalah orang Bali,” katanya memuji chef Bali. Kepala Dinas Pariwisata (Kadiparda) Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu mewakili Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan dukungannya terhadap pameranpameran seperti FHT Bali. “Bali menghandalkan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Bali,” tandasnya. Even yang diselenggarakan kali ketujuh ini diikuti sebanyak 395 perusahaan. Pameran ini diselenggarakan selama 3 hari berbarengan dengan Salon Culinaire yang diselenggarakan oleh Bali Culinary Professionals. Ini menjadi arena bagi para chef dan artis kuliner berlaga dalam kelas memasak dan artistik. (image/015)

BEST OF WAHYU SPA 5 HOUR

Jl. Pantai Mengiat No. 14 P.O.Box 117, Nusa Dua Bali Tel: +62 361 771590, 773776. Fax : +62 361 771902 www.ulambali.com

V

Twinn Massage oil Wahyu Spa, Ayurvedic Massage, Oil Head Massage, Balinese Creambath, Balinese Traditional Facial, Flower Bath or Milk Bath.

Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua - Bali Tel: +62 361 773444, Fax: +62 361 773445 www.ulambali.com DINNER With LEGONG DANCE every night at 20.00-21.00

Free Transportation For Jimbaran & Nusa Dua Area

Sesaat wisatawan asing memakai selendang dan kamben sebelum memasuki objek wisata.

Anda berwisata ke Bali, tentu, ingin menyaksikan berbagai objek dan daya tarik wisata (DTW), seperti keindahan alam, aktivitas budaya dan ritual Agama Hindu, termasuk keramahan penduduknya. Dalam kaitan itu, ada beberapa hal harus dipatuhi ketika Anda mengunjungi sebuah DTW. Apabila obyek wisata yang Anda kunjungi itu berupa tempat suci (Pura) hendaknya mematuhi ketentuan berikut:

jangan berkata kasar, atau melakukan tindakan yang tak senonoh. • Sebaiknya Anda datang bersama tour guide atau minta bantuan pemandu di Pura yang Anda kunjungi, karena di beberapa Pura di Bali telah dipersiapkan pemandu objek lokal yang tahu persis tentang aturan yang harus Anda patuhi. • Di beberapa obyek wisata Pura, biasanya, ada kotak dana punia (sumbangan sukarela) yang tersedia. Jika Anda menyumbang, hendaknya dengan tulus ikhlas.

• Pastikan Anda menggunakan selendang atau sarung sebagai syarat minimal memasuki Pura. • Pastikan Anda tidak dalam keadaan menstruasi (datang bulan) karena bagi umat Hindu dianggap cuntaka (halangan). • Jangan lalu-lalang/lewat dan ribut di depan saat umat Hindu melakukan persembahyangan. • Jangan memegang atau menyentuh alat-alat upacara ketika berlangsungnya aktivitas ritual (upacara). • Jika Anda ingin mengambil gambar/memotret hendaknya mohon izin sebelumnya karena ada beberapa objek di Pura yang tidak boleh diabadikan dalam gambar. • Karena Pura merupakan tempat suci bagi umat Hindu, maka para wisatawan yang berada di areal Pura

Apabila obyek wisata yang dikunjungi itu merupakan tentang alam atau objek wisata alam monkey forest seperti Sangeh, Alas Kedaton, atau Ubud Monkey Forest mesti memperhatikan hal-hal berikut: • Pastikan Anda ketika memasuki objek wisata ini dipandu oleh guide obyek yang tersedia di sana, karena mereka tahu betul karakter dan prilaku kera di objek wisata itu. Jika Anda ingin memberikan makanan (kacang, pisang, dan sejenisnya) bisa dibeli di sekitar objek. • Semua barang perlengkapan yang Anda bawa, seperti halnya kamera, kacamata, dompet, dan sejenisnya lebih baik ditaruh di tempat yang aman, karena adakalanya barang-barang itu diambil oleh kera sebagai kompensasi untuk mendapatkan makanan. • Jika saat itu Anda tidak membawa jenis makanan seperti disebutkan pada poin 2 di atas, usahakan tangan Anda dalam keadaan terbuka. Ini penting untuk memastikan bahwa Anda tidak membawa makanan yang disembunyikan. • Jika ingin mengambil foto bersama kera, Anda harus memberinya makanan terlebih dahulu. • Anda mesti selalu minta pengawasan dari pemandu wisata. • Tiap saat memasuki obyek wisata, Anda akan dikenakan biaya masuk yang besarnya berbeda-beda antara satu DTW dan DTW lainnya. (image/*)

Included: Branch (Lunch or Dinner) Sauna, Jacuzzi, and Steambath and Balinese Legong Dance. Start : 20.00-21.00

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id

Jl. By Pass Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua Bali Tel: +62 361 777010, 8545043 Fax : +62 361 777010

Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll.

Open at : 09.00am till 22.00pm C12-81

C12-82

C12-109

SA-126


IV

Vol. IV No.22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No.22, 26 Maret - 15 April 2010

Wakil Ketua KPK:

Gubernur Pastika Dukung “Bali Peace Park”

Gubernur Bali, Made Mangku Pastika mendukung proyek Bali Peace Park (BPP) yang digagas oleh Nick Way. Pastika percaya bahwa proyek ini akan menjadi daya tarik wisata di Kuta. Bahkan, Gubernur Pastika membawa hal ini dalam diskusi dengan para pejabat pemerintah Australia. Hal tersebut terungkap dalam release yang diterima Image Bali Travel News, Kamis (11/3). ubernur Bali Made Mangku Pastika yang dalam kunjungannya ke Australia bersama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menyempatkan waktunya untuk mengadakan rapat dengan anggota Asosiasi Bali Peace Park (BPP) di Canberra. Rapat ini diadakan kurang dari dua pekan setelah Asosiasi mengadakan rapat negosiasi di Bali untuk membeli tanah Ex-Sari Club. Pada waktu pengungkapan Bom Bali 2002, Mangku Pastika yang saat itu banyak mendapat sorotan dari pemerintah dan warga Australia karena prestasinya. Di bawah pimpinan Pastika, tim mengungkap pelaku Bom Bali sangat cepat. Sejak saat itu, Bali dan Mangku seperti memiliki kesan di hati masyarakat Australia.

G

Pelayanan Publik di Denpasar Perlu Dicontoh Daerah Lain

Masyarakat Australia kemudian menggalang dukungan bagi pembangunan sebuah taman Perdamaian yang diberi nama Bali Peace Park di lokasi bekas Sari Club yang merupakan lokasi ledakan Bom Bali 12 Oktober 2002. Penggalangan dukungan diwujudkan melalui pembentukan Asosiasi Bali Peace Park pada 2 September 2008 di Australia. Pembangunan Bali Peace Park bertujuan menciptakan sebuah taman spiritual untuk mengakui adanya serangan teroris 12 Oktober 2002. Taman tersebut juga bertujuan membangun toleransi, pengertian dan kebebasan untuk generasi ke depan tanpa memandang agama, kebangsaan, budaya dan ras. Penggagas Bali Peace Park, Nick Way menyatakan selain penggalangan dukungan, masyarakat Australia juga sedang menggalang dana bagi pembangunan taman tersebut. Dikatakan, pendanaan dilakukan berbagai pihak di seluruh dunia. Termasuk duta-duta besar Australia di Inggris atau orangorang di Australia dan juga perusahaan. Nick Way mengakui permasalahan harga lahan menjadi kendala dalam pembangunan taman yang ditargetkan selesai Oktober 2010 tersebut. Jika tidak terdapat halangan pengerjaan Taman dan Museum di sebelah monumen Kemanusiaan Bom Bali tersebut hanya memerlukan waktu 12 hingga 18 bulan. (image/015)

DENPASAR - Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan, Bibid Samad Rianto mengaku bangga dan salut terhadap sistem pelayanan publik yang dilakukan Pemkot Denpasar. Sistem Pelayanan Publik yang diterapkan oleh Pemkot Denpasar sudah mampu memberikan kepuasan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan Pemkot Denpasar dalam meraih nilai tertinggi sebesar 7,48 dalam Survey Integritas Pelayanan Publik yang dilakukan oleh KPK pada akhir tahun 2009 lalu. Keberhasilan ini perlu dijadikan contoh oleh daerah-daerah lain di Indonesia. Pernyataan ini disampaikannya ketika berkunjung ke Kantor Walikota Denpasar, Jumat (19/3). Kedatangan Bibit Samad Rianto ke kantor Walikota disambut hangat Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra, Wakil Walikota IGN Jaya Negara, Sekkot Drs. AA. Ngurah Rai Iswara, Asisten I Drs. Ketut Nick Natawibawa dan Kepala Inspektorat Nyoman Atok Adiputra, SH. Kehadiran Bibid Samad Rianto di Bali yang didampingi staf Protokol, Putu Parwata dan ajudannya juga sempat melakukan talk show di Radio RPKD Pemerintah Kota Denpasar dengan topik seputar masalah pemberantasan korupsi. Dikatakan bahwa sudah menjadi kewajiban bagi aparatur pemerintah untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat karena esensi dari aparatur pemerintahan adalah sebagai abdi negara dan abdi masyarakat. “Bagaimana pelayanan yang diberikan betulbetul mampu memuaskan masyarakat karena memang itulah menjadi tugas dan fungsi dari Pemerintah,” kata Bibit.

Songsong HUT Gianyar ke-239

Jl. Pratama 88 Nusa Dua(Front Of Melia Benoa Hotel) Phone: +62 361 773738, Fax: +62 361 773970 www.ulambali.com Free Transport From Hotel To Restaurant, and Pick Up Back To Hotel in Nusa Dua Area

Etika Masuk Obyek Wisata di Bali

GIANYAR – Menyambut HUT Kota Gianyar ke-239 yang jatuh pada 19 April mendatang digelar berbagai kegiatan. Selama enam hari (15 - 20 April) masyarakat Gianyar akan dihibur beraneka aktivitas seni budaya. Diantaranya Joged bungbung, gong kebyar anak-anak, gong kebyar wanita dan gong kebyar dewasa yang merupakan duta Kabupaten Gianyar pada ajang PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-XXXII mendatang. Aktivitas remaja, akan menampilkan pemilihan Jegeg Bagus Gianyar. Digelar pula kegiatan olahraga dan hiburan yang melibatkan unit kerja di Pemkab. Gianyar. Assisten I, Setda Kab. Gianyar, Ir. A.A Muter Mulyawati seusai rapat persiapan HUT Kota Gianyar ke-239 dengan jajaran SKPD (Satuan Kerja Pemerintah Daerah) terkait mengatakan, acara ini dipusatkan di Lapangan Astina Raya Gianyar. Untuk perayaan tahun ini, Agung Muter menambahkan akan dirayakan dengan melibatkan berbagai kalangan. “Perayaannya tak terlalu mewah, yang penting meriah,” katanya. (Image/015) Untuk mencapai hal tersebut tambah dia semua aparatur harus berfikir secara komprehensif menyangkut bagaimana struktur oraginisasi, sumber daya manusia termasuk sistem pengawasannya. Dia menilai apa yang telah dilakukan Pemkot Denpasar sudah mampu memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. “Sepanjang komplain dari masyarakat tidak tinggi, berarti pelayanan publik di Kota Denpasar sudah bagus, kuncinya adalah keterbukaan,” katanya. “Dengan apa yang telah dilaksanakan oleh Pemkot Denpasar dalam bidang pelayanan publik dapat dijadikan contoh oleh daerahdaerah lainnya di Indonesia. Belajar ke Denpasar tentang pelayanan publik kenapa tidak, karena hal ini sudah terbukti dengan diraihnya nilai tertinggi dalam survey pelayanan publik,” ucap pensiunan Jendral Polisi ini. Selebihnya mantan Kapolda Kaltim ini meminta agar para aparat yang bekerja melayani masyarakat bisa satu perkataan dan perbuatan. “Jika ini bisa dilakukan tentu akan mengurangi komplain dari

masyarakat,” katanya seraya menambahkan pada aparat birokrasi ada lima potensi korupsi yang bisa terjadinya tindak pidana korupsi seperti sistem yang kurang bagus, integritas moral pejabat, remunerasi , sistem pengawasan dan budaya taat pada aturan. Sementara itu Walikota Denpasar IB. Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan bahwa apa yang dilakukan ini adalah semata-mata untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat. “Dengan motto Sewaka Dharma, kami beserta seluruh aparat di jajaran Pemerintah Kota Denpasar senantiasa memberikan yang terbaik kepada masyarakat, karena memberikan pelayanan adalah merupakan kewajiban pemerintah,” katanya. Dengan memadukan antara spirit pelayanan dengan kemajuan teknologi, kata dia pihaknya sanantiasa melakukan inovasi dan terobosan sehingga bagaimana bentuk pelayanan ini dapat berjalan secara cepat, mudah, tepat, murah dan transparan baik dari segi kepastian waktu (image/*) dan biaya.

Perkenalkan Kuliner Tradisional Melalui Pariwisata NUSA DUA – Masakan tradisional berpeluang sebagai komuditi untuk sektor pariwisata nasional. Masakan tradisional nusantara yang jumlahnya ratusan bahkan ribuan seharusnya mulai dimanfaatkan sebagai daya tarik. Hal tersebut dikatakan Staf Ahli Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Bidang Ekonomi dan Iptek Debudpar, Titin Sukarya, dalam pameran Food, Hotel and Tourism (FHT) Bali 2010 di Hotel Westin belum lama ini. Potensi ini, sambungnya, bisa ditingkatkan menjadi peluang bisnis melalui peningkatan kemampuan dan profesionalisme. Melalui pameran seperti ini, merupakan media yang sangat bagus untuk mengangkat potensi produk domestik seperti bahan makanan serta kuliner tradisional. “Kuliner tradisional harus kita lestarikan, sehingga wisata kuliner indonesia bisa berkembang. Dan perlu dicatat, chef terbaik di dunia adalah orang Bali,” katanya memuji chef Bali. Kepala Dinas Pariwisata (Kadiparda) Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu mewakili Gubernur Bali, Made Mangku Pastika menyatakan dukungannya terhadap pameranpameran seperti FHT Bali. “Bali menghandalkan pariwisata sebagai lokomotif ekonomi Bali,” tandasnya. Even yang diselenggarakan kali ketujuh ini diikuti sebanyak 395 perusahaan. Pameran ini diselenggarakan selama 3 hari berbarengan dengan Salon Culinaire yang diselenggarakan oleh Bali Culinary Professionals. Ini menjadi arena bagi para chef dan artis kuliner berlaga dalam kelas memasak dan artistik. (image/015)

BEST OF WAHYU SPA 5 HOUR

Jl. Pantai Mengiat No. 14 P.O.Box 117, Nusa Dua Bali Tel: +62 361 771590, 773776. Fax : +62 361 771902 www.ulambali.com

V

Twinn Massage oil Wahyu Spa, Ayurvedic Massage, Oil Head Massage, Balinese Creambath, Balinese Traditional Facial, Flower Bath or Milk Bath.

Jl. By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua - Bali Tel: +62 361 773444, Fax: +62 361 773445 www.ulambali.com DINNER With LEGONG DANCE every night at 20.00-21.00

Free Transportation For Jimbaran & Nusa Dua Area

Sesaat wisatawan asing memakai selendang dan kamben sebelum memasuki objek wisata.

Anda berwisata ke Bali, tentu, ingin menyaksikan berbagai objek dan daya tarik wisata (DTW), seperti keindahan alam, aktivitas budaya dan ritual Agama Hindu, termasuk keramahan penduduknya. Dalam kaitan itu, ada beberapa hal harus dipatuhi ketika Anda mengunjungi sebuah DTW. Apabila obyek wisata yang Anda kunjungi itu berupa tempat suci (Pura) hendaknya mematuhi ketentuan berikut:

jangan berkata kasar, atau melakukan tindakan yang tak senonoh. • Sebaiknya Anda datang bersama tour guide atau minta bantuan pemandu di Pura yang Anda kunjungi, karena di beberapa Pura di Bali telah dipersiapkan pemandu objek lokal yang tahu persis tentang aturan yang harus Anda patuhi. • Di beberapa obyek wisata Pura, biasanya, ada kotak dana punia (sumbangan sukarela) yang tersedia. Jika Anda menyumbang, hendaknya dengan tulus ikhlas.

• Pastikan Anda menggunakan selendang atau sarung sebagai syarat minimal memasuki Pura. • Pastikan Anda tidak dalam keadaan menstruasi (datang bulan) karena bagi umat Hindu dianggap cuntaka (halangan). • Jangan lalu-lalang/lewat dan ribut di depan saat umat Hindu melakukan persembahyangan. • Jangan memegang atau menyentuh alat-alat upacara ketika berlangsungnya aktivitas ritual (upacara). • Jika Anda ingin mengambil gambar/memotret hendaknya mohon izin sebelumnya karena ada beberapa objek di Pura yang tidak boleh diabadikan dalam gambar. • Karena Pura merupakan tempat suci bagi umat Hindu, maka para wisatawan yang berada di areal Pura

Apabila obyek wisata yang dikunjungi itu merupakan tentang alam atau objek wisata alam monkey forest seperti Sangeh, Alas Kedaton, atau Ubud Monkey Forest mesti memperhatikan hal-hal berikut: • Pastikan Anda ketika memasuki objek wisata ini dipandu oleh guide obyek yang tersedia di sana, karena mereka tahu betul karakter dan prilaku kera di objek wisata itu. Jika Anda ingin memberikan makanan (kacang, pisang, dan sejenisnya) bisa dibeli di sekitar objek. • Semua barang perlengkapan yang Anda bawa, seperti halnya kamera, kacamata, dompet, dan sejenisnya lebih baik ditaruh di tempat yang aman, karena adakalanya barang-barang itu diambil oleh kera sebagai kompensasi untuk mendapatkan makanan. • Jika saat itu Anda tidak membawa jenis makanan seperti disebutkan pada poin 2 di atas, usahakan tangan Anda dalam keadaan terbuka. Ini penting untuk memastikan bahwa Anda tidak membawa makanan yang disembunyikan. • Jika ingin mengambil foto bersama kera, Anda harus memberinya makanan terlebih dahulu. • Anda mesti selalu minta pengawasan dari pemandu wisata. • Tiap saat memasuki obyek wisata, Anda akan dikenakan biaya masuk yang besarnya berbeda-beda antara satu DTW dan DTW lainnya. (image/*)

Included: Branch (Lunch or Dinner) Sauna, Jacuzzi, and Steambath and Balinese Legong Dance. Start : 20.00-21.00

PT. Bali Sinar Mentari Tours & Travel Jl. Wanbira Sakti-Pondok Indah Raya III/ 1 Gatot Subroto Barat Ph.62-361-414057,411074 Fax.62-361-414507 Email : bsmtours@dps.centrin.net.id bali_sunshine@indo.net.id

Jl. By Pass Ngurah Rai No. 999 Mumbul Nusa Dua Bali Tel: +62 361 777010, 8545043 Fax : +62 361 777010

Reservasi : Hotel, Restoran, Transport, Tiket, Tirta Yatra, dll.

Open at : 09.00am till 22.00pm C12-81

C12-82

C12-109

SA-126


VI

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Evaluasi dari Promosi yang Lebih Penting agi Ida Bagus Lolec, promosi pariwisata itu penting, tetapi evaluasi yang lebih penting. Sebab, untuk menentukan berhasil ataupun tidaknya apa yang dilakukan di luar sana, harus dipertanggung jawabkan. “Kalau memang berpergian, melakukan tugas d e n g a n mempergunakan uang negara, harus dipertanggung-jawabkan kepada rakyat, sehingga rakyat tahu apa yang sudah dilakukan selama ini,” katanya serius. Pemilik nama lengkap Ida Bagus Surakusuma kemudian menegaskan, selama ini sering kali laporan resmi tentang pertanggung jawaban dari perjalanan berpromosi pariwisata yang memakai uang negara tersebut tidak ada. “Paling banter memanggil wartawan selanjutnya menerangkan bahwa sudah melakukan ini dan itu sukses maka selesai sudah. Itu kan bukan laporan. Itu tak ubahnya mensukseskan diri sendiri layaknya sebagai bintang film. Kalau laporan itu jelas catatannya,” paparnya. Sekarang ini, tegas Directur Pacific World ini, apapun yang dilakukan orang kalau tidak ada evaluasi atau tidak dikontrol itu tidak benar. Intinya adalah pertanggung jawaban duit rakyat itu harus benar. “Jangan mentang-mentang duit datang dari langit lantas main sembarangan saja,” tegasnya. Apalagi sekarang ini, lanjut Lolec, setiap hasil kerja itu harus mendapat persetujuan dari dewan. Karena dewan berfungsi untuk mengontrol gerak-gerik pemerintah, sedangkan masyarakat sebagai stake holder. “Nah efektif ataupun tidaknya kerja pemerintah itu akan dinilai oleh masyarakat yang dijembatani oleh dewan (anggota DPRD). Sekarang tanya kembali pada diri sendiri, apakah kita sudah melakukan itu (image/015) atau belum,” ucapnya berang.

B

Desa Mas Segera Menjadi Desa Wisata esa Mas, Ubud, akan segera disulap menjadi desa wisata. Pemuka adat dan komponen pariwisata desa tersebut telah mengambil ancang-ancang untuk mengembangkan desa tersebut menjadi desa wisata yang berbasis budaya. Wakil Presiden Federasi Asosiasi Pemandu Wisata Dunia, Nyoman Kandia pekan lalu mengatakan, pihaknya bersama pemangku kepentingan pariwisata dan tokoh desa setempat untuk diajak bersama-sama merancang mengembangkan desa wisata. Dikatakan Kandia, modal yang dimiliki desa tersebut cukup banyak. Salah satunya, warga Desa Mas yang menekuni sebagai pematung mencapai 3.000 orang, baik patung berbahan batu cadas maupun dari kayu. Pematung yang cukup terkenal dari Desa Mas adalah Ida Bagus Tilem. Dari kesohoran nama seorang pematung itu menjadikan desa ini lebih dikenal di mancanegera. “Kami akan merancang Desa Mas untuk dikembangkan jadi desa wisata, yang mana sejak zaman dulu desa ini telah terkenal dengan seni pematung,” katanya. Pria yang juga pemilik biro perjalanan wisata ini menegaskan, dengan potensi ini wisatawan yang berkunjung ke Desa Mas, setiap harinya mencapai seribu hingga dua ribu orang. Oleh karena itu, tokoh adat dan masyarakat setempat diajak bersama-sama membuat perencanaan untuk menjadikan desa ini sebagai desa wisata. Kandia memaparkan, strategi yang akan dilakukan adalah wisatawan yang ingin mengenal lebih dekat seni budaya masyarakat itu diharapkan tinggal

D

Bagus Sudibya:

Kunjungan Meningkat Akupansi Hotel Stagnan umlah kunjungan w i s a t a w a n mancanegara ke Bali tumbuh 40,67 persen hingga pertengahan Pebruari 2010. Naiknya jumlah kunjungan wisman ternyata tidak diikuti oleh naiknya akupansi hotel di Bali. Anomali ini terjadi akibat pertambahan akomodasi yang pesat di Bali. “Laporan dari biro pusat statistik atau imigrasi kita yakini benar adanya. Namun sayangnya biro pusat statistik belum mencari data yang valid tentang jumlah akomodasi di Bali,” ujar Koordinator Wilayah Bali, NTB dan NTT Asita, Bagus Sudibya beberapa waktu lalu. Seharusnya, lanjut Sudibya, ada data yang mendekati kenyataan mulai dari hotel melati, hotel bintang dan juga identifikasi villa. Mana villa berizin atau mana yang hanya sebagai rumah tinggal, sehingga ada kepastian jumlah akomodasi. Sebelumnya, Sudibya mengaku sempat

“Pasraman” di Marga

Nyoman Kandia:

IB. Lolec:

J

© tir

mempertanyakan kebijakan moratorium akomodasi oleh pemerintah Provinsi. “Apakah SK Gubernur masih berlaku atau tidak. Kalau sudah dicabut, kapan dicabut dan siapa yang mencabut. Lantas siapa yang mencabut,” katanya. Menurutnya, pertanyaanpertanyaan tersebut tentu tidak mengherankan karena SK mengenai moratorium tidak jelas. Seperti banyak dinyatakan oleh pihak pemerintah, saat ini jumlah

kamar hotel di Bali sekitar 46.000 kamar akomodasi. Namun kenyataannya kamar yang ada jauh lebih dari itu. Bukti nyata yaitu saat jumlah kunjungan terus meningkat, namun akupansi hotel malah stagnan. “Hingga pertengahan Pebruari jumlah kunjungan wisman naik 40 persen, tapi kenyataan akupansi hotel malah stagnan,” tegasnya berulang-ulang. Akupansi hotel di Bali, terangnya, masih di bawah 60 persen. Artinya kita masih memiliki sekitar 40 persen akupansi yang kosong. Makin banyak penambahan kamar hotel berarti akupansi hotel pasti akan turun sebab pembaginya terus bertambah. “Jika pemerintah tidak segera menata akomodasi, maka Bali akan menghadapi persoalan yang makin berat. Bayangkan kita sudah kekurangan energi, air, dan dihadapkan pada kemacetan yang makin parah,” imbuhnya. (image/015)

© tir

di rumah-rumah penduduk (home stay). “Kami sudah menjajagi pangsa pasar wisatawan yang tertarik untuk mengenal seni dan budaya tersebut. Untuk itu perlu penyediaan sarana prasarana yang memadai. Artinya, masingmasing rumah tangga yang siap dihuni turis itu harus memenuhi standar,” ujarnya Kandia yang juga tokoh masyarakat Desa Mas ini mengatakan, wisatawan mancanegara yang akan

diundang itu nantinya akan tinggal di rumah-rumah penduduk dalam kurun waktu sepekan hingga tiga pekan atau sesuai dengan permintaan dari wisatawan tersebut. Selama tinggal di sana, mereka akan diperlakukan seperti bagian dari keluarga sendiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya kalau tamu itu senang seni mematung mereka akan diajarkan memahat patung. Menurut Kandia, program desa wisata yang dirancang itu lebih mengarah pada pertukaran budaya, sehingga nantinya diharapkan warga dari Desa Mas juga diundang ke negaranya untuk hal yang sama. Dengan mengembangkan desa wisata diharapkan masyarakat setempat akan berpenghasilan dari wisatawan itu selama mereka menginap di rumahnya. “Kalau kita melihat sejarah Desa Ubud berkembang pesat seperti sekarang, dulunya berawal warga yang menyewakan ‘home stay’ kepada wisatawan asing yang berkunjung ke desa tersebut,” ucapnya. (image/015)

Pusat Pendidikan Budaya – Spiritual Sebuah pasraman sederhana dirintis di sebuah pedusunan di Banjar Ole Desa Marga Dauh Puri Kecamatan Marga Tabanan. Namanya Pasraman Buratwangi. Pasraman itu dikelola sejumlah komponen masyarakat yang secara berkala memfasilitasi ruang pertemuan, di mana dalam pertemuan itu diisi beragam jenis pembelajaran; dari kreativitas kesenian, hingga bahasa Inggris untuk anak-anak. Lokasinya sangat dekat dengan Objek dan Daya Tarik Wisata Alas Kedaton dan Taman Pujaan Bangsa Margarana atau sekitar 30 Km dari Kota Denpasar.

etua Pasraman Buratwangi Dra. Nyoman Ariani di sela-sela proses belajar yang digelar setiap Sabtu dan Minggu mengatakan, pasraman ini melibatkan elemen masyarakat yang secara personal berkecimpung di dunia pendidikan, bidang sosial dan bidang kesenian. Pasraman Buratwangi diperuntukkan bagi anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar. “Ini kerja sosial bagi pendidikan anak-

K

anak desa yang relative jauh dari perkembangan pendidikan dunia modern,” katanya. Kurikulum yang diterapkan lebih mengupayakan adanya korelasi yang menyangkut pokok-pokok pembelajaran, seperti sejarah, bahasa, lingkungan, sikap mental dan fisik, serta kewarganegaraan. Sekitar 50 anak-anak itu juga diberikan pelajaran tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai budi perkerti, antara lain

Ida Komang Wisnu:

Pasar Potensial Pariwisata Bali ika melihat data kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata periode ini, wisatawan Belanda, Korea Selatan, Rusia dan sejumlah negara lainnya menjadi pasar potensial pariwisata Bali. Pemerintah dan komponen pariwisata perlu lebih mengintensifkan promosi pariwisata ke negara tersebut, di samping negara-negara yang selama ini banyak memasok wisman ke Bali. Demikian diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, Ida Komang Wisnu di Denpasar, beberapa waktu lalu. Dikatakan, warga Belanda, Korea Selatan dan Rusia dalam beberapa tahun belakangan ini semakin banyak berlibur ke Bali, bahkan masuk sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali. “Sebelumnya negaranegara itu tidak diperhitungkan untuk mendatangkan turis ke Bali,” ujar Ida Komang Wisnu seraya menambahkan, wisatawan Belanda yang berlibur ke Bali sebanyak 6.226 orang selama Januari 2010, meningkat 40,10 persen dibanding bulan yang sama 2009 yang hanya 4.444 orang. Sedangkan selama 2009 wisatawan Belanda ke Bali tercatat 77.526 orang, meningkat 22,14 persen dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 63.471 orang. Dikatakan pula, Belanda menempati urutan ke delapan dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali mampu memberikan kontribusi sebesar 3,47 persen dari total wisman ke Bali sebanyak

III

J

© tir

Anak-anak sedang belajar meulat-ulatan © tir

179.273 orang selama Januari 2010. “Kondisi tersebut mengalami peningkatan 2,71 persen dibanding Januari 2009 yang menerima kunjungan wisman hanya 174.541 orang,” ujarnya. Lebih lanjut dijelaskan Wisnu, dari sepuluh negara terbanyak memasok wisman ke Bali, empat negara menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dan enam negara mengalami penurunan. Empat negara yang mengalami peningkatan selain Belanda, juga Australia hampir 60 persen dari 27.966 orang pada Januari 2009 menjadi 44.412 orang pada Januari 2010, Rusia meningkat 2,51 persen dari 8.901 orang menjadi 9.124 orang dan Korea Selatan 26,49 persen dari 8.106 menjadi 10.252 orang. Sementara Wisman enam negara berkurang ke Bali meliputi Jepang sebesar 23,86 persen, china 31,44 persen, Taiwan 8,55 persen, Malaysia 28 persen, Prancis 6,17 persen dan Amerika Serikat 8,36 persen. (image/015)

bagaimana seorang anak seharusnya mencintai kebersihan lingkungan di rumah, lingkungan di desa dan di sekolahnya. Dikatakan, Nyoman Ariani, metodelogi pembelajaran antara pembimbing dan anak, lebih ke arah interaksi yang dialogis. Termasuk juga mendekatkan anak pada lingkungan, yang menjadi wilayah studinya. Contohnya, ketika anak-anak diarahkan untuk meningkatkan daya apresiasi seni, mengharuskan pembimbing untuk mengantarnya ke ruang-ruang kesenian yang aktif, tidak dengan hanya tinggal di kelas. Selain diajari berbagai seni dan budaya tradisi, seperti menari, karawitan, me-ulatulatan dan mejejahitan, anakanak juga diajari komputer, bahasa Inggris dan berbagai pengetahuan umum. Ariani ingin menjadikan pasraman di desa ini sebagai pusat pendidikan budaya-spiritual. “Kami ingin mendekatkan anakanak dengan pengetahuan tradisi dalam rangka pelestarian moral budaya, dan pengetahuan umum dalam rangka membekali anak-anak untuk menapak masa depan,” sambungnya. Dengan berbagai upaya pendidikan itu, Ariani beserta 5 pengajar lainnya mampu mengantarkan anak-anak Pasraman Buratwangi ke sebuah penumbuhan jati diri. Buktinya, anak-anak ini sering didapuk memainkan alat gamelan rindik, bleganjur dan ngayah menari Baris dan

“People at Cetera”

Sebuah Kreativitas Adi Bachmann di Bali di Bachmann, artis multitalenta asal J e r m a n memamerkan sejumlah karya kreatifnya di halaman Museum Arma Ubud. Pria yang tinggal di Bali sejak 2006 menampilkan ide karya yang unik dan terkesan berbeda. “Saya memang memilih Bali sebagai tempat untuk mengekspresikan kemampuan, sehingga bisa menyajikan hasil karya yang kreatif ini,” kata Adi Bachmann didampingi Agung Rai pemilik Museum Arma dalam jumpa pers, Kamis (18/3). Tak kurang dari 40 karya Adi modern sculpture yang bertemakan “People et Cetera”, terbuat dari bahan semen, dan dibentuk

A

berbagai rupa, seperti manusia, hewan, kayu, hingga budha, dengan corak warna yang kuat. Keunikan dengan corak warna warni itu memiliki pesan-pesan, filosofi, moral, termasuk isu global warming. Pemilik Museum Arma Agung Rai menyatakan hasil karya yang satu ini cukup memikat baginya dan dapat dipertujukkan bagi pengunjung yang datang ke museum. “Kami melihat hasil karya seniman kelahiran Jerman di Bali, memasukkan unsur-unsur interaksi antara alam dan manusia, buktinya karya yang ditampilkan berani ini terlihat lucu bagaikan kartun yang dibuat seperti patung,” ujar Agung Rai. Agung Rai sangat

mengapresiasi pajangan puluhan karya unik dari seniman yang memanfaatkan beberapa sudut luar museum Arma tersebut. Buktinya, kesempatan exhibition ini digelar di museum ternama itu untuk dipajang dan diperkenalan kepada para pengunjung. Dikatakan, karya Adi Bachman cukup sederhana dimana warna-warni yang dimunculkan memberikan pesan yang cukup kuat terhadap lingkungan. “Barangkali ini sebuah kreatifitas yang tinggi, dan kami memandang hasil karya ini dapat diterima oleh kalangan masyarakat baik Indonesia maupun Bali pada khususnya,” paparnya.

© tir

Anak-anak sedang mejejahitan.

Rejang di setiap odalan di pura. Keunggulan lain, anak-anak yang mengikuti pendidikan di pasraman ini sering kali mengharumkan nama sekolahnya, ketika mengikuti lomba berkaitan dengan budaya tradisional seperti me-ulatulatan dan mejejahitan. Pengelolaan pasraman untuk anak-anak di desa tersebut bisa jadi sebagai contoh yang menarik. Karena bisa mengorbitkan peluang yang efektif untuk mengembangkan ruang pembelajaran informal sebagai ruang pendakian kualitas diri. Sebab, anak-anak tidak saja disodorkan aneka pembelajaran yang bersifat kognitif (keilmuan), tetapi juga penumbuhan sikap kreatif dan memupuk sensitivitas sikap peduli, toleran, dan apresiatif. Sikap kreatif sangat perlu dalam melatih anak pada upaya pengembangan pengetahuan

dan pemahaman keilmuan ke dalam ruang praktis. Sedangkan sikap peduli sesama, toleran dan apresiasi penting dikaitkan dengan konteks pergaulan antara manusia yang multikultur. Membangun pasraman tentu saja tidak mudah. Apalagi dengan niat suci untuk mencerdaskan anak-anak dengan landasan seni dan budaya Bali. Namun, bagaimana pun sulitnya, untuk membangun infrastruktur, maka pasraman menjadi penting digagas dan diwujudkan. Peranan individu seperti seniman, pragina, pandita, pakar, dan tenaga edukasi diharapkan akan terus bisa memperjelas kompetensi pasraman. Dengan begitu dari pasraman akan dibangun spirit baru, cakrawala pandang baru pada semesta dunia.

Exhibition yang rencananya berlangsung hingga bulan Juli tersebut, diharapkan mampu memberikan sumbangsih terhadap permuseuman di Bali. Seniman yang menyunting gadis Buleleng ini, mengaku cukup damai tinggal di Bali. “Kami merasakan suasana

yang tiada duanya di dunia, Bali dan Ubud pada khususnya telah memberikan inspirasi yang amat dalam di setiap karya kami,” ujar bule yang tampak bersemangat memaparkan hasil karyanya itu.

(image/015)

(image/015)

© tir


II

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

VII

Lolec

Juara I Lomba Ogoh-ogoh DENPASAR – Masih ingat dengan lomba Ogoh-ogoh yang digelar Pemkot saat hari Raya Pengerupukan lalu? Ogoh-ogoh “Wayang Sapuh Leger” garapan Sekaa Teruna (ST) Dharma Yowana Br. Anggarkasih Sanur, Densel berhasil menyabet juara I. Setelah tim juri mengumumkan hasil lomba dihadapan 24 peserta nominasi dari empat kecamatan, Jumat (19/3) di ruang Praja Utama Kantor Wali Kota Denpasar, spontan perwakilan Sekaa Teruna Dharma Yowana bersorak kegirangan. Suasana pengumuman pemenang lomba ogoh-ogoh berlangsung penuh kekeluargaan, dimana perwakilan peserta saling memberikan aplaus ketika disebutkan para juara dari masing-masing katagori. Tidak hanya sebatas saling memberikan aplaus, di antara peserta juga sesekali kelihatan berjabat tangan ketika mengetahui anggota sekaa teruna yang duduk disampingnya disebutkan oleh tim juri keluar sebagai juara. Sebagai juara II dan III masing-masing direbut oleh ST. Yowana Saka Bhuana, Br. Taensiat Kecamatan Denut dan ST. Werdi Sesana, Br. Tege Kec. Denut dengan nilai 6250. Sedangkan harapan I – III diraih masing-masing ST. Swastika Br. Pekambingan, ST. Br. Gemeh dan ST. Eka Cita Br. Abian Kapas Kaja. Selain menetapkan juara I hingga harapan III, tim juri juga menetapkan juara pada katagori sebagai partisipan ide terbaik, kreativitas terbaik, dan atraksi terbaik masing-masing 6 pemenang. Sekretaris Daerah Kota Denpasar Drs. A.A. Ngurah Rai Iswara, M. Si yang hadir saat itu mengucapkan terimakasih kepada seluruh sekaa teruna peserta lomba ogoh-ogoh yang telah menjunjung tinggi sportivitas dan toleransi sehingga pelaksanaan lomba berlangsung lancar, aman dan tertib. “Seluruh kreasi ogoh-ogoh yang dilombakan memiliki kualitas yang membanggakan dan secara visual juga sangat artistik. Itu merupakan modal yang sangat berharga guna mewujudkan Denpasar menjadi Kota Kreatif Berbasis Budaya (image/015) Unggulan,” katanya.

Lomba Ngelawar DENPASAR – Masyarakat Bali sangat kaya akan kreativitas. Minggu (21/3) bertempat di wantilan setempat, Sabha Yowana Padang Sambian Denpasar menggelar lomba ngelawar dan lomba ogoh-ogoh. Ketua Sabha Yowana I Gst. Agung Wisnawa mengatakan tujuan kegiatan ini untuk mempererat tali silahturahmi antar Sekaa Teruna yang ada di wilayah Desa Padang Sambian. Juga untuk menambah interaksi antar Sekaa Teruna itu sendiri serta meningkatkan (image/015) wawasan para Sekaa Teruna itu sendiri.

Safari Kesehatan DENPASAR – Ratusan warga Banjar Medura, Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan melakukan pemeriksaan kesehatan mata gratis. Selain memberikan pemeriksaan kesehatan dasar, juga memberikan pemerikasaan mata secara gratis serta pemberian kaca mata gratis dan pap smear. Kepala Dinas Kesehatan Denpasar, dr. Luh Sri Armini mengatakan melalui safari kesehatan yang dilaksanakan juga untuk mendata penderita katarak yang ada di banjar, yang kemudian dilakukan operasi katarak bagi penderita yang dipusatkan di Kantor Walikota. Pemeriksaan kesehatan secara gratis tersebut ditinjau langsung oleh Walikota Denpasar yang didampingi Camat Denpasar Selatan IB Alit (image/015) Wiradana, Kamis (18/3).

Dari Halaman I

Pekan Informasi Pembangunan

Karakteristik .............................

BADUNG – Pekan Informasi Pembangunan (PIP) Kabupaten Badung mengangkat tema terkini yaitu “Pengembangan Wisata Bahari di Kabupaten Badung”. Asisten Administrasi Umum dan Keuangan I Made Wira Dharmajaya, SH. MM., mengatakan kabupaten Badung memiliki potensi laut dan pantai yang berpasir putih serta alam pegunungan dengan vibrasi spiritual yang kuat, sehingga kabupaten ini menjadi pusat aktivitas kepariwisataan di Bali. Tak hanya sebagai pusat akomodasi, tetapi juga memiliki berbagai fasilitas atraksi dan obyek wisata budaya, obyek wisata buatan serta obyek wisata alam dan termasuk juga obyek wisata pantai dengan berbagai pesona dan atraksi wisata baharinya. Dikatakan Wira Dharmajaya, salah satu sumber daya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi dan ekologinya adalah sumber daya terumbu karang. Apabila sumber daya terumbu karang ini dikaitkan dengan pengembangan wisata bahari maka akan mempunyai andil yang cukup besar karena tidak saja menarik bagi wisatawan tapi sekaligus sebagai pelindung ekosistem pantai karena wisata bahari di Kabupaten Badung berpotensi sebagai destinasi kelas dunia. Sementara Kabag Humas dan Protokol Gede Wijaya selaku Ketua Panitia melaporkan, peserta PIP tahun 2010 berjumlah 50 orang terdiri dari unsur wartawan, unsur Bagian Humas dan Protokol dan peserta pendamping yaitu Kelompok Tani Terumbu Karang. Peserta akan melakukan kunjungan ke Kota Manado Sulawesi Utara guna melihat secara langsung sistem pengelolaan dan pemanfaatan terumbu karang. Wijaya mengharapkan melalui beberapa kajian yang dilaksanakan dalam kegiatan PIP baik secara teori maupun peninjauan langsung ke daerah pembanding dapat menghasilkan sejumlah rekomendasi bagi kepentingan pengembangan wisata bahari yang ada di Kabupaten Badung. PIP dibuka Asisten Administrasi Umum dan Keuangan I Made Wira Dharmajaya, SH. MM, serta dihadiri Anggota DPRD Kabupaten Badung I Wayan Sugita, SH, Kadisparda Badung Drs, I Made Subawa, MM, Kadis Peternakan, Perikanan dan Kelautan Ir. I Made Badra, MM, Kadispenda Badung I Gst Ngurah Agung Alit Agung, SE serta Kabag Humas dan Protokol Drs.I Gede Wijaya, MM, bertempat di Ruang Langu Gosana Puspem Badung, Jumat (11/3). (Image/015)

Work Shop Pengamanan Hotel

Festival Omed-Omedan DENPASAR – Meriah suasana Sesetan Haritage OmedOmedan Festival 2010. Ribuan penonton dari berbagai sudut Kota tumpah ruah memenuhi areal pertunjukkan budaya tersebut. Ajang kreasi Teruna-Teruni Banjar Kaja Sesetan, Kec. Denpasar Selatan ini menjadi semakin marak ketika salah seorang anggota Dewan Kota asal Sesetan yakni Ketut Resmiyasa, ST didaulat ikut dalam kegiatan tersebut bersama istri tercinta. Semua penonton bersorak memberi aplaus kepada pasangan ini. Walikota Denpasar, Rai Mantra dan Lolak, anggota DPD Bali asal Klungkung juga turut memberi semangat. Ketua Panitia Putu Wiranata Jaya mengatakan, kegiatan omed-omedan berlangsung setiap tahun dalam rangka memperkaya kasanah budaya, disamping untuk mendukung Denpasar sebagai Kota Kreatif Yang Berwawasan Budaya. Acara omed-omedan yang digelar, Rabu (15/3) sehari setelah masyarakat Hindu merayakan brata penyepian yaitu pada hari ngembak geni merupakan warisan budaya leluhur yang memiliki nilai sakral. I Ketut Sutama salah seorang pengunjung yang begitu antusias menyaksikan acara ini mengatakan salut dengan digelarnya acara ini yang merupakan budaya leluhur yang patut dilestarikan. Ditambahkannya, kegiatan ini tidak ada unsur pornografi bahkan dengan kegiatan ini para teruna makin terlihat kompak dan akrab satu sama lain seperti yang kita lihat. Dalam acara tersebut Walikota Rai Mantra juga (image/015) menyerahkan hadiah pada pemenang lomba.

MANGUPURA – Kendati Obama mengundurkan jadwal kunjungannya ke Indonesia hingga Juni mendatang, namun kedatangan orang nomer satu di AS merupakan promosi gratis bagi Indonesia. Ratusan media dari seluruh dunia akan datang ke Bali untuk meliput. “Ancaman terorisme saat ini belum ada, namun terorisme pasti berusaha untuk terus melakukan kegiatan. Untuk itu kita harus melakukan antisipasi ancaman,” ujar Sekretaris Jenderal PHRI Bali, Perry Markus dalam Workshop PHRI BPD Bali dan Polda Bali dalam Mengantisipasi Gangguan Kamtibmas dan Terorisme di dalam Lingkungan Perhotelan dan Restoran di Nusa Dua, Sabtu (20/3) Dalam kesempatan tersebut, sekitar 150 orang Chief Security dan Front Office Manager dari beberapa hotel di Kawasan Nusa Dua mengikuti workshop tersebut. Para peserta diberikan pengetahuan mengenai cara penanganan ancaman bom hingga pasca-terjadi ledakan bom di hotel. “PHRI secara rutin melaksanakan pelatihan dan workshop kepada pihak hotel untuk meningkatkan pengamanan di hotelnya masing-masing. Acara yang digelar ini bukan berkaitan langsung dengan rencana kedatangan Obama. Kebetulan saja waktunya bersamaan,” imbuhnya. Dijelaskan, dalam UU Kepariwisataan No 10 tahun 2009 secara tegas mengatur kewajiban hotel dalam melakukan pengaamanan. “Bahkan dalam UU kepariwisataan yang baru tersebut mencantumkan secara jelas sanksi bagi hotel atau akomodasi yang tidak menyediakan pengamanan,” tandasnya. Sementara Kasat IV Dit Intelkam Polda Bali, AKBP Dekannanto SIK mengatakan, Polda Bali melakukan pengamanan terhadap simbol aset-aset Amerika di Bali. Polda juga melakukan identifikasi dan mapping pihak-pihak yang berpotensi akan penolakan kedatangan presiden AS Barack Husein Obama. “Kita sudah melakukan mapping kelompokkelompok yang menolak kedatangan Obama,” ujarnya. (image/015)

Beraban Fun Bike DENPASAR – Sekitar 1500 pecinta olahraga bebas polusi meramaikan kawasan simpang enam Denpasar. Para peserta ini datang dari segala penjuru Kota Denpasar guna mengikuti acara Fun Bike yang di Gelar Sekaa Teruna Dharma Putra Banjar Beraban. Fun Bike yang digelar Sekaa Teruna Dharma Putra Banjar Beraban ini serangkaian HUT ke-46 perkumpulan tersebut. Fun bike yang diselenggarakan menempuh jarak 22 Km dengan rute Jl. Teuku Umar-Jl. Imam Bonjol-Jl Tamrin-Jl. Gajah Mada-Jl. Veteran-Jl. Patimura-Jl. WR. Supratman-Jl. Sedap Malam-Jl. Hangtuah-Kawasan Renon-Jl. Dewi Sartika-Jl. Diponogoro, dan finish di Jl. Teuku Umar. Hadiah yang diperebutkan seperti sepeda, handphone, dan hadiah menarik lainnya. Acara yang digelar, Minggu (21/ 3) dilepas oleh Walikota Denpasar I.B Rai Dharmawijaya Mantra yang hadir dengan mengayuh sepedanya didampingi (image/015) Sekkot Denpasar A.AN Rai Iswara.

Kota-kota di Australia yang menjadi sumber potensial outbound tourist bagi destinasi Bali adalah Sydney, Melbourne, dan Brisbane serta Perth, Adelaide, Darwin, dan Canberra. Kunjungan wisatawan Australia ke Bali terjadi secara merata sepanjang tahun dengan high season pada musim panas di Australia yaitu antara Desember – Februari, dan musim dingin (Juni Juli), hari raya Paskah (April), dan liburan sekolah (September – Oktober). Berdasarkan data Dinas Pariwisata Bali, jumlah kunjungan wisatawan Australia secara langsung adalah 238.857 orang (2001); 183.561 orang (2002); 139.018 orang (2003); 267.520 orang (2004); 249.001 orang (2005); 132.236 orang (2006); 204.421 orang (2007); 308.698 orang (2008) dan 446.042 orang (2009). Terlihat, sejak tahun 2002 akibat tragedy bom terjadi penurunan kunjungan, namun mulai menigkat tahun 2007 sampai tahun 2009. Rata-rata lama tinggal wisatawan Australia di Bali tahun 2007 adalah 12,08 hari, dengan ratarata pengeluaran 105,72 dolar AS perhari atau sebesar 1.277,05 dolar AS per kunjungan. Sedangkan data tahun 2008 menunjukkan rata-rata lama tinggal wisatawan Australia di Bali adalah 11,26 hari, dengan ratarata pengeluaran 146,12 dolar AS per hari atau sebesar 1.645,33 dolar AS per kunjungan. Proporsi wisatawan Australia yang datang ke Bali berdasarkan jenis kelamin, ternyata jumlah lakilaki lebih banyak dari perempuan dengan perbandingan 56,40% lakilaki dan 43,60% perempuan. Lama tinggal wisatawan laki-laki hampir sama dengan perempuan, yaitu 11,29 hari (laki-laki) dan 11,21 hari (perempuan). Namun, wisatawan Australia laki-laki memiliki rata-rata pengeluaran yang lebih tinggi dibandingkan wisatawan perempuan, yaitu sebesar 1.669,43 dolar AS per kunjungan (laki-laki) dan 1.614,13 dolar AS per kunjungan (perempuan). Dilihat dari komposisi usia wisatawan Australia yang berkunjungan ke Bali, didominasi oleh wisatawan berusia 25-34 tahun (24,49%), disusul berusia 15-24 tahun dan 35-44 tahun dalam jumlah yang sama yaitu masing-masing sebanyak 19,55%. Sementara wisatawan Australia yang berusia 45-54 tahun sebanyak 18,88%. Dengan demikian, mayoritas wisatawan Australia yang datang ke Bali berusia 15-54 tahun sebanyak 82,47%. Dan sebagian besar (80,45%) wisatawan Australia yang berkunjung ke Bali tidak menggunakan paket wisata, sedangkan sisanya sebanyak 19,55% menggunakan paket wisata. Jika diamati dari frekuensi kunjungan wisatawan Australia ke Bali, terlihat bahwa kurang dari setengahnya (42,47%) adalah wisatawan Australia yang baru pertama kali ke Bali, dan sebanyak 57,53% sudah pernah datang ke Bali, terdiri dari 24,27% datang

kedua kalinya dan 9,89% datang ketiga kalinya, serta 23,37% sudah pernah datang ke Bali lebih dari tiga kali. Mereka yang datang ke Bali pertama kalinya memiliki pengeluaran rata-rata per hari terbesar yaitu sebanyak 158,89 dolar AS per hari. Sedangkan mereka yang datang untuk kedua kalinya memiliki pengeluaran 147,30 dolar AS per hari, yang datang ketiga kalinya memiliki pengeluaran 140,86 dolar AS per hari, dan yang sudah datang lebih dari tiga kali memiliki pengeluaran 128,41 dolar AS per hari. Berdasarkan akomodasi yang digunakan selama berada di Bali, terlihat bahwa mayoritas wisatawan Australia menginap di hotel berbintang (73,93%), disusul oleh wisatawan yang menginap di hotel non-bintang (14,38%), dan rumah teman/saudara (5,62%), serta di tempat lainnya (6,07%). Perbedaan tempat menginap berimplikasi juga pada rata-rata pengeluaran wisatawan selama di Bali. Wisatawan yang menginap di hotel berbintang memiliki pengeluaran rata-rata per hari sebesar 171,45 dolar AS, sedangkan mereka yang menginap di hotel non-bintang memiliki pengeluaran rata-rata per hari sebesar 89,01 dolar AS, dan mereka yang menginap di rumah teman/ saudara (85,49 dolar AS per hari), serta di tempat lainnya sebesar 116,79 dolar AS per hari. Profesi dari wisatawan Australia yang datang ke Bali juga beragam, yaitu profesional (43,82%), manager (13,93%), pelajar (12,13%), karyawan (6,52%), ibu rumah tangga (6,07%), pensiunan (5,39%), pegawai pemerintah (3,15%), militer (1,57%), dan lainnya (7,42%). Wisatawan dengan profesi sebagai pegawai pemerintah memiliki lama tinggal paling lama yaitu 13,57 hari, disusul oleh pensiunan (12,63 hari), militer (11,43 hari), profesional (11,34 hari), karyawan (11,17 hari), pelajar (10,69 hari), manager (10,42 hari), ibu rumah tangga (10,33 hari), dan lainnya (12,09 hari). Mereka datang ke Bali umumnya dengan famili (51,69%), disusul oleh mereka yang datang dengan teman/relasi (31,46%), dan sisanya datang sendiri (16,85%). Ditinjau dari tujuan wisatawan Australia ke Bali, ternyata masih didominasi oleh tujuan berlibur (89,89%), dan hanya sebagian kecil saja yang datang dengan tujuan bisnis (4,04%), mengikuti konvensi (2,02%), mengunjungi teman (1,80%), pendidikan dan urusan keagamaan (masing-masing 0,67%), olahraga dan kesehatan (masing-masing 0,22%), dan kepentingan lainnya (0,45%). Dengan tujuan yang berbeda, tentu waktu lama tinggal di Bali juga bervariasi, dimana tujuan dengan kepentingan pendidikan dan keagamaan yang terlama yaitu 16,67 hari dan 12,67 hari secara berturut-turut. Disusul oleh tujuan berolahraga (12,0 hari), liburan (11,37 hari), mengunjungi teman (9,5 hari), konvensi (8,78 hari), bisnis (8,11 hari), tujuan kesehatan (8,0) dan tujuan lainnya (27,0 hari). (image/*/015)

Dari Halaman I

Australia ...................................... Menurutnya, segmentasi pasar Australia yang paling besar adalah kalangan backpackers yang biasanya merupakan Free Independent Travellers (FIT). Backpackers adalah para wisatawan yang berpergian ke luar negeri untuk jangka waktu yang cukup lama, menyukai tinggal di hostel/ hotel kecil, mengambil berbagai keputusan secara independen dan biasanya berusia muda (20-30 tahun). Ketut Jaman yang juga seorang Kepala Bidang Litbang ASITA Bali ini menjelaskan, profil dan karakteristik psikografis segmen pasar Australia Conventional Family Life, Look at Me, Traditional Family Life, Something Better, Visible Achievers, Socially Aware, Young Optimist, A Fairer Deal, Real Conservatism, dan Basic Needs. Ditambahkan, munculnya trend perjalanan outbound di kalangan masyarakat Australia mendorong semakin tingginya kesadaran masyarakat dan pemerintah Australia yang didukung oleh adanya deregulasi dan standarisasi industri pariwisata. Adanya perubahan-perubahan perilaku konsumen, misalnya dari konsumen yang membaca surat kabar, kini beralih ke internet, intensitas penggunaan media informasi internet yang semakin meningkat juga sangat mendukung. Mekanisme e-commerce atau ebisnis telah banyak dijalankan oleh banyak perusahaan dan pengelola perjalanan, sehingga memungkinkan wisatawan untuk merencanakan perjalanan wisatanya secara mandiri. Sistem e-ticket berkembang dengan pesat dan tersedia untuk semua jaringan domestik. Kecenderungan dalam hal ini adalah e-ticket dapat dipesan langsung baik dari perusahaan penerbangan maupun melalui biro perjalanan. Serta adanya kecenderungan akan minat yang tinggi Dari Halaman I

Wisatawan Australia ................. Nova Terita, Public Relations Manager Meliã Bali – Indonesia mengatakan, market Australia mengalami peningkatan pesat di hotel tempatnya bekerja sejak tahun 2008. Meski demikian, sejak pertama kali berdiri Melia Bali telah memiliki 50% tamu repeater dari Australia diikuti berikutnya dari Eropa seperti Jerman, Inggris dan Spanyol yang totalnya lebih dari 500 orang. Menurut Nova Terita, tipe tamu yang terbuka dan bersahabat, suka bersantai di pasir putih sambil menikmati kehangatan matahari terbit serta pengalaman eksotis menikmati sejuknya di bawah pepohonan itulah tipikal tamu leisure dari Australia yang sesungguhnya. Tamu Australia yang tinggal di Melia Bali adalah para tamu yang melewati liburan di hotel yang ramah lingkungan. “Kebanyakan tamu Australia memilih tempat berlibur di hotel yang ramah lingkungan,” kata Nova Terita serius. Meliã Bali dengan luas areal 24 hektar memberikan pilihan kenyamanan dan kesegaran yang berbeda bagi tamu Australia. Karena itulah, tegas Nova, areal taman tropis dengan keanekaragaman flora dan fauna kekhasan dari pada Meliã Bali selalu dijaga. Apalagi, banyaknya penghargaan lingkungan nasional dan

terhadap produk ekowisata (ecotourism), dilihat dari sekitar 68,2% wisatawan backpackers Australia mengunjungi atraksi ekowisata. Hal yang sama juga dikatakan A.A.Gede Oka, S.IP, Bali Private Tours with a licensed Tour Guide & Driver. Berdasarkan pengalamannya menghandle tamu Australia Gede Oka mengatakan, wisatawan Australia itu rata-rata easy-going dan sudah pernah / sering ke Bali, sehingga tidak begitu serius seperti tamu-tamu dari Eropa. Mereka baik dan cepat akrab dengan masyarakat lokal. “Mereka lebih suka melakukan hal-hal yang bersifat adventure dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan tour normal dan yang tidak disukai adalah hal-hal yang formal/ serius seperti dalam hal mereka berpakaian,” katanya. Dan yang paling berkesan bagi tamu Australia adalah keindahan pulau Bali, adat-istiadat, keramahan masyarakatnya, fasilitas yang memadai dan harga-harga yang murah dibandingkan dengan di negaranya sendiri. Mereka lebih banyak memilih kawasan Kuta, karena semua yang mereka inginkan ada di Kuta seperti pantai, restaurant, hotel, tempat penukaran uang, discotique/klab malam dan lainnya. Masa tinggalnya rata-rata 10 hari dan biaya perharinya kurang lebih AUD 100/ orang. Boleh dibilang wisatawan Australia berada diposisi sedang. 2010 Promosi ke Australia Direktur Promosi Luar Negeri Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata I Gde Pitana di Nusa Dua, belum lama ini mengatakan, dari geografis, Australia sangat dekat dengan Indonesia dan hampir tak pernah sepi wisatawan yang berkunjung ke Indonesia, khususnya ke Bali. Walau terjadi krisis ekonomi dunia yang sempat melanda pertengahan 2008 hingga 2009, mereka tetap ramai internasional yang telah diraih Meliã Bali seperti Green Globe sebagai hotel yang berwawasan lingkungan, Tri Hita Karana Awards dan terpilih sebagai Hotel of The Year, membuktikan hotel ini ramah lingkungan. Nova Terita mengatakan, wisatawan Australia termasuk wisatawan yang potensial untuk wisata Bali. Dari segi geografis, Bali paling dekat dengan Australia, sehingga menjadikan keuntungan utama bagi Bali sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata. Dari segi akses transportasi, penerbangan Bali – Australia membuka kesempatan turis Australia berkunjung ke Bali karena dinilai paling dekat. Selain itu mata uang Australia tergolong menguat, sehingga niat untuk berlibur lebih besar. Dan dalam pikiran orang Australia bahwa Bali merupakan kampung halaman mereka yang kedua. “Bali tetap tergolong “affordable” untuk sebuah pengalaman liburan eksotis dikarenakan letak geografis yang berdekatan dengan Bali,” tegas Nova. Tingginya jumlah kunjungan wisatawan Australia ke Bali, juga diakui Ika Manuaba, Public Relation (PR) Manager The Patra Bali Resort & Villas, berpengaruh pada tingkat hunian hotel hingga 70 persen. “Merebaknya rabies belum terbukti menimbulkan keraguan wisatawan terutama Australia berkunjung ke Bali. Terbukti, hampir semua kamar terisi oleh wisatawan

mengunjungi Indonesia. “Pada tahun 2010, kita akan melakukan promosi ke Australia dan Inggris, karena kedua negara tersebut potensi kunjungan wisatanya luar biasa,” lanjutnya. Pria asal Kabupaten Tabanan ini, kemudian menegaskan, selain hanya berlibur menikmati keindahan alam dan pantai, turis asal negeri Kangguru tersebut juga loyal dalam berbelanja cindramata dan kerajinan tangan. Wisatawan Australia lebih banyak memilih menginap di hotel berbintang. “Potensi seperti ini harus digarap, sehingga tahun ini kunjungan dari wisatawan Australia ke Indonesia akan lebih meningkat dari tahun 2009 yang mencapai 560.000 orang,” harapnya. Sementara posisi Jepang sebagai pemasok wisatawan terbesar ke Bali, selama beberapa periode terakhir ini kian tergeser. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, kunjungan wisatawan Australia ke Bali Januari 2010 mencapai 44.412 orang atau 25.104 lebih besar dari Jepang yang mencapai 19.308 orang. Kepala Badan Pusat Statistik Bali, Ida Komang Wisnu mengatakan, Australia adalah negara yang mempunyai andil besar dalam pertumbuhan pariwisata Bali. Bahkan, wisatawan Australia menempati tiga besar dalam memasok wisman ke Bali. “Selain hubungan baik bilateral IndonesiaAustralia serta semakin mantapnya keamanan, kenyamanan dan ketertiban masyarakat akan menarik banyak wisatawan asal Australia itu berlibur ke Bali,” tambahnya. Berdasarkan data kedatangan wisatawan Australia meningkat hampir 60 persen dari total kunjungan wisman ke Bali yang mencapai 179.273 orang. “Masyarakat Australia tetap menjadikan Bali sebagai primadona dan rumahnya yang kedua, meski sejumlah kejadian yang meresahkan kerap terjadi di Bali seperti serangan virus dan rabies,” katanya. (image/015)

Australia yang sebagian besar datang bersama keluarga maupun pasangannya di samping rombongan wisatawan Asia,” katanya. Kedatangan wisatawan Australia yang menempati urutan terbanyak berlibur ke Bali, menurut Ika, karena upaya Balimenjaga dan memelihara stabilitas keamanan. Selain pergeseran pasar, kontribusi Australia juga dampak pembukaan rute baru, karena untuk jarak tempuh yang cukup jauh, transportasi udara yang ikut menentukan total kunjungan ke Bali tetap meningkat. “Saya kira selain kunjungan turis Australia, beberapa negara asing ke Bali juga akan terus tumbuh. Sebab, bagi mereka daerah wisata dengan alam yang indah dan berhawa sejuk merupakan tempat favorit untuk menghabiskan masa liburan,” katanya. Untuk memberikan servis kepada wisatawan, mereka lalu berharap kepada pemerintah untuk tetap perlu meningkatkan pelayanan di bandara terutama dalam pengurusan keimigrasian, permasalahan lalu-lintas yang sering macet. Perlu juga mendapat perhatian terhadap fasilitas seperti air dan listrik, sehingga dapat memberikan image positive terhadap pariwisata Bali. Pemerintah Indonesia juga harus memberi terobosan baru dalam hal servis, dan meningkatkan hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. (image/015)


VIII

Vol. IV No. 22

Vol. IV No. 22, 26 Maret - 15 April 2010

Wisatawan Malaysia Favoritkan Bali....

Table Top Terkesan Amburadul Oleh : I Ketut Ardana

Maret 2010 lalu, Indonesia tampil sebagai peserta Matta Fair, salah satu pasar wisata Internasional yang diselenggarakan setiap enam bulan sekali. Kali ini event bertarap internasional itu dipusatkan di Putra World Trade Centre (PWTC) Kuala Lumpur Malaysia. Matta Fair yang berlangsung tiga hari (12 – 14 Maret) itu dihadiri oleh industri dan pelaku pariwisata dari berbagai Negara, khususnya negara-negara di kawasan Asia dan ASEAN. ementara industri pariwisata Malaysia, baik hoteliers maupun usaha jasa perjalanan wisata (Travel Agents), juga tak kalah semangat. Event ini boleh diacungi jempol, karena pengunjung, calon wisatawan yang datang selalu berjubel sejak pagi hingga malam. Masyarakat Malaysia sangat antusias menghadiri event pariwisata ini. Mulai usia anak-anak sampai dengan lansia, malah ada yang hadir dengan kursi roda. Berwisata di satu destinasi sudah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di negeri sana. Ratusan booths (stand pameran) dari Hall 1 sampai dengan Hall 3 yang memamerkan berbagai jenis produk dan paket-paket wisata mulai dari wisata alam, budaya, petualangan, wisata kuliner, honeymooner, angkutan wisata darat, laut dan udara, tidak ada satupun booth yang sepi

S

pengunjung. Bahkan ada booth yang pengunjungnya harus antre untuk masuk. Selain bisa memilih produk wisata yang diinginkan, ke destinasi wisata negara manapun dan dengan penawaran harga yang fantastis (lebih murah bila dibandingkan dengan harga biasanya), mereka juga disuguhi pertunjukan budaya dan atau atraksi-atraksi di atas panggung di Hall 1 yang dibawa oleh negara peserta Matta Fair - untuk ukuran negara Asean Matta Fair memang mendapat simpati yang sangat luar biasa. Bagi para pelaku Pariwisata baik Sellers maupun Buyers yang berkonsentrasi di market Asia, event ini pantas diikuti (worth to join). Peserta dari Indonesia hadir dalam tiga kelompok berbeda. Kelompok pertama atas nama konsorsium yang terdiri dari hoteliers, atraksi wisata dan usaha jasa perjalanan wisata (Travel Agents) yang bergabung menjadi satu di bawah satu bendera konsorsium. Kelompok kedua, individu-individu pengusaha/ industri. Dan kelompok ketiga, Departemen Budpar. Kelompok ketiga inilah yang penulis selalu ikuti sejak beberapa tahun silam. Depbudpar selalu menyediakan booth ukuran besar (kurang lebih 20 kali booth ukuran normal) yang dapat menampung puluhan industri. Malahan yang terakhir ini lebih dari 100 industri dari berbagai daerah di Indonesia hadir dan ditampung di booth tersebut. Para industri Pariwisata Indonesia mesti berterimakasih kepada Depbudpar, karena setiap enam bulan sudah bekerja keras menyiapkan booth dengan tampilan dan dekorasinya yang berganti-ganti. Table Top Amburadul Depbudpar juga menyelenggarakan Table Top dua hari

Ubud memiliki daya tarik holistik yang sangat kuat dibandingkan kawasan Bali lainnya seperti Kuta yang lebih dikenal dengan pantai dan night-life, atau Nusa Dua yang dikenal dengan resorts dan pantainya, sementara Ubud sangat sesuai dengan misi dan visi Bali Spirit Festival yakni ikut menunjang perkembangan budaya lokal melalui ajang kolaborasi seni dan budaya

internasional,” tambahnya. Seluruh kegiatan BSF 2010 ini dipusatkan di Ubud sejak pagi hingga sore, tepatnya di Bali Purnati Center for The Arts di Batuan. Kegiatan meliputi workshop yoga, musik, tari dan dharma fair, sedangkan acara malam hari adalah World Music Concert di Museum Arma, Ubud. Target pengunjung festival ini hingga 1000 orang perhari yang ikut World Music Concert, Workshop, dan Dharma Fair. Pesertanya berasal dari berbagai negara di Asia Pasifik, Eropa Barat, Rusia, dan Amerika Utara. “Tentunya, peserta dari Jakarta, Bandung dan Surabaya serta Ekspatriat dan penduduk Bali kami juga harapkan,” katanya. Yang membanggakan dari BSF ini yakni sambutan sangat positif, seiring meningkatnya jumlah pengunjung pada tiap tahun hingga 100%. Mereka datang dari Jakarta, Bandung, Surabaya, dan negaranegara Asia Pasifik, Eropa dan Amerika. Puluhan musisi dunia dan instruktur yoga berkelas internasional juga diundang pada acara itu. Artists world music Ganga Giri dari Australia, DJ Word Music Cheb I Sabah (Algeria), D’cinamons dan

Image-Bali Travel News Hanya dengan Rp 200.000

Hubungi

249484

26 Maret - 15 April 2010

sebelum Matta Fair berlangsung. Table Top kali ini dilaksanakan pada 10 Maret di Hotel Royale Chulan, hotel bintang 5. Sellers dari Indonesia lebih dari 100 perusahaan dan Buyers dari pihak Malaysia yang hadir cuma 97 Perusahaan. Namun, sayangnya penyelenggaraan Table Top sekarang ini agak amburadul. Selain ruangan sempit untuk 200 lebih peserta (Sellers dan Buyers) systemnyapun kurang nyaman, dimana Buyers harus bergeser dari satu Seller ke Seller lain yang ada di sebelahnya (1 meja ada 2 orang Seller) dan untuk satu putaran diberikan waktu 5 menit d e n g a n menggunakan peluit/ wisle dan kemudian berkurang menjadi 3 menit. Teriakan-teriakan Event Organizernya (EO) melalui suara mike-nya juga sering membuat suasana bising dan tidak nyaman. Pengaturan seperti ini hanya berlangsung dan bisa diikuti secara tertib hanya sekitar 30 menit, setelah itu Buyers pada lari ke sanasini tak bisa diatur. Buyers banyak yang keluar ruangan atau menemui Seller yang diinginkan mereka. Sampai akhirnya acara Gala Dinner dimana mereka, para Sellers dan Buyers bisa berkumpul kembali. Padahal Industri berharap apabila pesertanya (Seller) banyak yang ikut, agar Depbudpar menyelenggarakan event Table Top ini di ruangan yang lebih luas, sehingga para Buyers bisa nyaman berpindah dari satu meja ke meja lain. Atau Depbudpar harus tegas membatasi jumlah peserta sesuai

Musisi World Music Hadir di BSF 2010

Bali Spirit Festival (BSF) 2010, yang akan berlangsung (31 Maret – 4 April) merupakan penyelenggaraan yang ke-3 sejak 2008. “Tujuan BSF adalah untuk menggali potensi wisata Ubud sebagai destinasi pariwisata dunia. Lewat potensi ini, diharapkan Ubud akan berkembang sebagai daerah tujuan wisata yang holistik,” ungkap Gede Eka Dwipayana, Marcomm Bali Spirit.

Cukup pasang iklan di

Dewa Bujana (Indonesia), Grup Reggae Kultiration dari Swedia dipastikan datang. Sementara untuk workshop diundang yogini kenamaan Amerika Shiva Rea, Mark Whitewell (Selandia Baru), Duncan Wong (Jepang), Uma Inder (India), dan guru-guru yoga, tari dan musik dari berbagai negara. BSF 2010 mendapat dukungan berbagai pihak, baik pemerintah lokal Ubud, Pemda Gianyar, Provinsi dan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, bahkan PHRI Bali dan Bali Tourism Board juga ikut mendukung. “Harapan kami, BSF akan menjadi agenda internasional yang mampu menarik wisatawan lokal dan internasional ke Bali, khususnya Ubud. Melalui Festival ini, kami ingin mambantu mewujudkan Bali sebagai daerah tujuan wisata holistik nomor satu dunia,” harap Gde. Selain festival, ada juga program sosial, dimana tahun ini, bekerja sama dengan Yayasan Kisara, Bali Plus, DKT dan Kondom Sutra menggelar program peduli HIV dan AIDS pada April setelah Festival. (Image/014)

luasnya ruangan yang tersedia dengan cara “first come first serve”. Dari kedua event ini Table Top dan Matta Fair dapat diambil satu kesimpulan bahwa wisatawan Malaysia “memfavoritkan destinasi Bali”. Kehadiran Industri Malaysia saat Table Top sangat antusias sekali. Itu artinya banyak sekali permintaan dari masyarakat Malaysia untuk berwisata ke Indonesia, khususnya Bali. Meskipun ada beberapa daerah yang diminati oleh wisatawan Malaysia yaitu Bandung, Jakarta, Padang, Medan namun Bali tetap menjadi bintangnya yang selalu dikerumuni. Matta Fair selama tiga hari, juga menjadikan destinasi Bali tak hentihentinya dicari dan dikerumuni. Mereka rela antre, untuk mendapatkan berbagai informasi tentang Bali, seperti Paket

Wisatanya dan informasi Hotel, Villa, Budaya serta atraksi wisata yang ada di pulau Dewata, sehingga kaki rasanya putus berdiri terus karena harus memberi informasi kepada mereka yang datang, terutama bagi Industri yang hanya datang sendirian tanpa pengganti, bisa dibayangkan betapa lelahnya mereka. Untuk keluar makan siang saja susah, karena tak putus-putusnya mereka datang. Ada satu pertanyaan yang masih mengganjal kami (Industri). Apa iya Indonesia tak boleh berjualan/ bertransaksi di booth? Indonesia nampak didiskriminasi oleh Panitia atau ada ”pihak l a i n ” , sepertinya mereka takut kehilangan business atau takut disaingi. Kami yakin bahwa negara lain yang hadir di event ini, pasti berjualan dan bertransaksi di booth. Pihak Depbudpar sesungguhnya membolehkan transaksi saat di booth, tapi pembelinya harus dibawa keluar, artinya tak menerima uang di booth. Wah, cara ini membuat industri menjadi kurang nyaman dan selalu waswas. Untuk Matta berikutnya penulis sarankan agar Industri bisa berjualan / bertransaksi di booth. Kehadiran Industri Indonesia tak mungkin akan merugikan Industri lokal (Local Agents), karena harga yang ditawarkan pada event ini pasti lebih mahal dari harga yang biasa diberikan kepada local Agents (Contract Rates). Semoga ada solusinya....Bravo Budpar !!!!

Digodok Perda Usaha Perjalanan Wisata DENPASAR – DPRD Bali saat ini mulai menggodok rancangan Peraturan Daerah (Perda) tentang Usaha Jasa Perjalanan Wisata (UJPW). “Perda ini akan menjadi payung hukum penertiban UJPW dalam mendukung kepariwisataan Bali,” kata Ketua Panitia Khusus (Pansus) UJPW DPRD Bali, Tjokorda Raka Kerthyasa di Denpasar, baru-baru ini. Pada rapat dengar pendapat bersama jajaran Dinas Pariwisata Bali, ia mengatakan, dengan adanya Perda tersebut pengusaha UJPW nantinya tidak bisa seenaknya dalam menjalankan usahanya dan terpenting mereka harus membayar restribusi daerah. “Perda ini yang akan mengatur, baik usaha biro perjalanan yang dikelola oleh warga kita maupun orang asing yang memiliki agen perjalanan wisata di Pulau Dewata,” katanya. Dikatakan, sebelum perda ini diputuskan pada sidang pleno DPRD, pihak Pansus akan mencari perbandingan ke provinsi maupun ke negara tetangga yang memiliki aturan perjalanan wisata. “Tim Pansus UJPW akan melakukan studi banding, sehingga nantinya akan menelorkan Perda yang menguntungkan semua pihak,” kata pria asal Puri Ubud, Kabupaten

Gianyar ini. Ia mengatakan, dalam Perda ini juga akan mengacu pada Perda Bali Nomor 5 tahun 2008 tentang perjalanan wisata, sehingga ada suatu sinergi dalam menjalankan aturannya. “Sebelum Perda tersebut diputuskan kita akan lihat perda yang berkaitan dengan dunia kepariwisataan agar tidak terjadi tumpang tindih dalam pelaksanaannya,” ucapnya. Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Ida Bagus Kade Subhiksu mengatakan, yang tercatat di Bali saat ini 635 biro perjalanan wisata. “Kami perkirakan yang masih beroperasi tak lebih dari 340 perjalanan wisata. Angka tersebut berdasarkan dari evaluasi yang disetorkan kepada Pemprov melalui Disparda Bali,” katanya. Dikatakan, dengan selesainya Perda UJPW diharapkan juga dapat menginventarisir UJPW yang masih beroperasi atau yang kolap. “Diharapkan Perda ini akan mampu menjadi payung hukum dalam menegakkan UPJW di Bali,” kata Subhiksu sambil menambahkan, Pansus melakukan studi banding UPJW ke Kutai Provinsi Kalimantan Timur dan Thailand pada 21-24 Maret. (image/ant)

Pusat Pendidikan Wisata Spiritual

Juara I Lomba Ogoh-ogoh

Bali Update

II

Art & Culture Dialogue

Wisatawan Malaysia Favoritkan Bali....

III

Page Advertorial

VIII

Australia Pasar Potensial Pariwisata Bali

Sudah tak terbantahkan lagi, kalau Australia merupakan pasar potensial untuk pariwisata Bali. Di samping jaraknya yang dekat, sekitar 5 juta orang Australia berpergian ke luar negeri setiap tahunnya. Jumlah outbound tourism dari Australia diperkirakan semakin meningkat karena menguatnya ekonomi Australia. Selain itu biaya perjalanan yang semakin kompetitif (kuatnya mata uang Australia). etut Jaman, Managing Director Melali MICE mengatakan pasar Australia sangat potensial untuk digarap. Namun perlu adanya pertimbangan, sehingga tepat sasaran. Menurutnya, karakteristik psikografis wisatawan Australia menyukai atraksi wisata yang berbasis alam dengan tema petualangan tertentu. Misalnya atraksi pantai snorkling, diving, surfing, fishing dan sebagainya, juga menyukai atraksi ecotourism (special interest). Dari pengalamannya menghandle wisatawan Australia, Jaman

K

Wisatawan Australia:

Bali Primadona Rumah yang Kedua Sepuluh tahun terakhir, pasar Australia masih tetap mendominasi 5 besar kontribusi wisatawan ke Bali. Bahkan saat Bali dilanda bom pun wisatawn dari negeri Kanguru ini tetap bersemangat mengunjungi Bali. Tahun 2009 ini, pasar Australia menggeser pasar Jepang yang sebelumnya bertengger sebagai kontributor wisatawan nomor satu untuk Bali. Jumlah kunjungan wistawan Australia mencapai 446.042 orang. Mereka berani, namun mempunyai karakteristik sendiri. Berikut ini komentar dari pelaku pariwisata Bali, utamanya Public Relation sebagai ujung tombak promosi pariwisata Bali. iva Yuliana Dewi, Public Relation Hotel Sofitel Seminyak mengatakan, dalam melayani wisata-

V

wan Australia tak beda jauh dengan tamu-tamu negara lain. Namun, Ana demikian ia biasa disapa mencatat bahwa tamu Australia lebih banyak menghabiskan waktu untuk bersantai di sekitar kolam renang pada siang hari. Pada dasarnya, jelas Ana, tamu Australia sangat mudah dilayani. Ia bersyukur, selama ini dirinya tak pernah menerima keluhan atas tamu-tamu Australia yang menginap di hotelnya. Menurutnya, wisatawan Australia termasuk wisatawan yang sangat potensial untuk wisata Bali. “Bukankah sejak lama wisatawan Australia telah membuktikan diri sebagai salah satu ‘supporter ’ terbesar bagi wisata Bali,” imbuhnya. Mengutip informasi dari para tamunya, Ana mengatakan, Bali telah menjadi destinasi utama bagi wisatawan Australia untuk berlibur. Biaya untuk berlibur di Bali lebih murah daripada mereka berlibur di negara mereka sendiri. Sebut saja misalnya Goldcoast yang memiliki pantai yang tak kalah indahnya

dengan Bali. “Sementara ini Bali masih memiliki tempat yang istimewa di hati wisatawan Australia. Bukan saja dengan alamnya tapi juga dengan orangorangnya dan kebudayaannya yang unik,” kata Ana mengeja pengakuan tamunya. Untuk itu, Ana seorang pelaku pariwisata yang berhadapan langsung dengan wisatawan berharap kepada semua pihak untuk tetap membuka diri selebarlebarnya bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan Bali. Tentu saja dengan memastikan keamanan Bali, baik bagi penduduk Bali maupun para wisatawan. “Dalam hal keamanan inilah sekiranya peran pemerintah akan sangat dibutuhkan, disamping dukungan pemerintah untuk mempromosikan Bali sebagai tujuan utama wisata dunia,” katanya. Halaman VII

Wisatawan Australia .................

menjelaskan bahwa wisatawan Australia sangat bersahabat, terbuka, terus terang, humoris, tidak formal dan suka bersosialisasi dengan penduduk setempat. “Wisatawan Australia lebih menyukai berwisata sendiri, independen, budget travellers dengan kemampuan belanja yang terbatas, menerima fasilitas dan pelayanan yang sederhana, toleran dan adaptif dengan situasi, sangat mengetahui tentang Indonesia,” katanya. Halaman VII

Australia .......................................

Karakteristik Wisatawan Australia Menutup lembaran tahun 2009, kunjungan wisatawan Australia ke Bali menduduki posisi teratas menggeser posisi Jepang. Kondisi tersebut terus berlangsung hingga awal tahun 2010. Badan Pusat Statistik (BPS) Bali mencatat, kunjungan wisatawan Australia ke Bali Januari 2010 mencapai 44.412 orang atau 25.104 lebih besar dari Jepang yang mencapai 19.308 orang.

emerintah Indonesia mulai tahun 2010 gencar melakukan promosi ke Australia, mengingat negara tersebut memiliki potensi kunjungan wisatawannya yang luar biasa. Lantas seperti apa karakteristik wisatawan dari negeri Kangguru itu? Mengutip buku Analisa Pasar Wisatawan Mancanegara produksi Dinas Pariwisata Bali tahun 2009, Australia memiliki populasi sekitar 20.264.000 orang. Perekonomian Australia bertumpu pada sektor primer (pertanian), namun sektor jasa termasuk pariwisata sudah

P

semakin kuat peranannya sejak awal abad ke-21 ini. Tercatat ada sekitar 5 juta orang Australia berpergian ke luar negeri setiap tahunnya. Jumlah outbound tourism dari Australia diperkirakan akan semakin meningkat, karena menguatnya ekonomi Australia, yang berdampak pada biaya perjalanan yang semakin kompetitif (kuatanya mata uang Australia), dan minat warga Australia terhadap experiencing different cultures and lifestyles juga meningkat. Destinasi populer yang menjadi tempat kunjungan wisatawan Australia yaitu Selandia Baru, Inggris, dan Amerika Serikat. Tujuan utama kunjungan adalah liburan, dan biasanya dilaksanakan pada bulan September dan Desember dengan lama tinggal 16 – 30 hari. Favorit lainnya adalah Indonesia, Fiji, Thailand, Hong Kong, Malaysia, China dan Vietnam. Indonesia dan Bali khususnya sebagai negara terbanyak di Asia yang mendapat kunjungan wisatawan dari negeri Kangguru ini.

Halaman VII

Karakteristik .............................

C12-59


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.