2 minute read

FOKUS UTAMA

Next Article
OPINI KADER

OPINI KADER

Memulihkan Kesehatan Ekonomi Indonesia

Tatanan hidup baru

Advertisement

Merebaknya virus Corona (Covid19) yang belum kunjung berhen akhirnya memunculkan kebijakan new normal pada bulan Juni kemarin. Konsep new normal dipahami sebagai suatu keadaan tatanan hidup baru yang dibangun dari dekonstruksi pola-pola lama, sebagai respon akibat adanya gangguan pada sistem yang merusak kesembangan dinamiknya. Pada prinsipnya, new normal adalah fase pembatasan sosial berskala besar yang dilonggarkan dan beberapa akfitas sosialnya diperbolehkan.

Pemerintah memilih menerapkan sistem new normal untuk menghadapi pandemi Covid-19. Dimulai penerapan pada daerah-daerah yang memiliki kurva kasus Covid-19 menurun. Meski new normal menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat, namun sistem ini dipilih untuk memulihkan kondisi ekonomi yang terpuruk akibat pandemi. Berhennya akfitas sosial di masa pandemi ini menghambat laju ekonomi, sehingga dengan tatanan hidup baru diharapkan dapat mengembalikan produkfitas perekonomian Indonesia.

Kenapa new normal begitu penng

Pada kuartal I tahun 2020, Badan Pusat Stask (BPS) mencatat angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 2,97%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II tahun 2020 masih berprospek minus, lantaran penurunan yang tajam dari berbagai sektor. Perlambatan pergerakan ekonomi menggambarkan lapangan kerja yang menyusut, akibatnya angka pengangguran akan melonjak tajam. Semakin nggi ngkat pengangguran maka akan semakin naik ngkat kemiskinan. Untuk menghindari meningkatnya pengangguran dan kemiskinan ini, new normal sebagai gaya hidup baru diharapkan dapat m e m u t a r ka n ke m b a l i ro d a perekonomian.

Fokus Utama

New normal bukan hanya dilakukan di Indonesia, melainkan di beberapa negara juga memberlakukan sistem ini. Adapun keuntungan new normal adalah salah satunya agar pandemi, sosial, dan ekonomi dapat berjalan berdampingan. Warga bisa berakfitas seper dahulu kala layaknya sebelum Corona. Pemberlakuan new normal memang perlu dilakukan dengan syarat dan ketentuan yang berlaku ketat. Pemberlakuan new normal bukan berar pandemi ini telah berakhir, bukan berar pula kemudian kita melupakan pencegahan terhadap virus Corona. Masyarakat dapat menerapkan kehidupan yang normal dengan tetap menjaga kebersihan dan kesehatan, seper rajin mencuci tangan dengan sabun, menggunakan hand sanizer, dan menjaga jarak saat sedang sakit.

Fakta penerapan protokol kesehatan di lapangan

Untuk menerapkan new normal membutuhkan kesiapan dan kedisiplinan dari masyarakat, pemerintah, dan tenaga medis. Keterikatan dan kerja sama antara mereka dapat mengansipasi persoalan yang terjadi. Sejumlah protokol kesehatan diwajibkan mulai dari penggunaan masker, mencuci tangan, mengukur suhu tubuh, dan menjaga jarak di tempat umum. Bahkan di beberapa kota memberikan sanksi bagi yang dak mematuhi protokol tersebut.

Kesadaran masyarakat akan penngnya mematuhi protokol kesehatan masih rendah, fakta di lapangan masih banyak pelanggar di era new normal ini. Seper keka petugas merazia kawasan ruang publik salah satunya di pasar tradisional Jakarta, masih banyak masyarakat yang ditemukan dak memakai masker dan dak menjaga jarak. Adapun sanksi yang diberikan berupa denda atau kerja sosial membersihkan area pasar. Memang untuk memakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya membutuhkan kesadaran sendiri oleh seap individu, melihat sanksi yang diberikan dak berar lagi bagi masyarakat. Kemudian ada beberapa pasar tradisional yang kembali ditutup setelah ditemukan pedagang yang terbuk posif Covid-19.

New normal merupakan salah satu cara untuk berakfitas di tengah pandemi, meskipun sudah diberlakukan di Indonesia tetaplah ngkat keha-haan pemerintah dan masyarakat harus nggi. Waspada akan penularan Covid-19, sebab pandemi ini belum berakhir dan akan sangat mudah menular melalui kerumunan. Apabila kita lengah dan berbuat tanpa mematuhi protokol kesehatan yang ada dihawarkan akan semakin memperburuk keadaan. (Tim Jurnalis Dekombat, 2020)

This article is from: