PENDPRO IMTLI KOLABORATIF PRESENT
ENVIRONMENTAL LEARNING CENTER TEMANMU DALAM BELAJAR LINGKUNGAN
KONDISI KINI PENCEMARAN LAUT | PENYEBAB-PENYEBAB PENCEMARAN LAUT | JENIS-JENIS PENCEMARAN LAUT| DAMPAK | UPAYA PENANGGULANGAN
MARINE POLLUTION EDISI 01 JUNI 2022
CONTENTS 01
Kondisi Kini Pencemaran Laut Bagaimana keadaan laut saat ini? Apakah lebih baik dari sebelumnya? Atau bahkan lebih buruk dari yang lalu?
02
Penyebab-Penyebab Pencemaran Laut Pencemaran laut umumnya berasal dari makhluk hidup seperti manusia. Bagaimana klasifikasi pencemaran laut?
03
Jenis-Jenis Pencemaran Laut Apa saja bentuk-bentuk pencemaran laut? Ada berapa jenis bentuk pencemaran laut?
04
Dampak Pencemaran Laut Bagaimana dampak pencemaran laut? Adakah yang mempengaruhi kegiatan manusia?
05
Solusi Menanggulangi Pencemaran Laut Setelah memahami keadaan dan dampak pencemaran laut, bagaimana kontribusi kita untuk menanggulangi pencemaran tersebut?
| 02
Redaksi Haekal Irfan Titan Prianto Khodijah Agustiani
Layout Atha Aurelia Alora Asis
Departemen Pendidikan dan Keprofesian Pengurus Besar Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia Kabinet Kolaboratif 2022
| 03
KONDISI KINI PENCEMARAN LAUT
"Our connection to the Ocean is very personal. Our lives, cultures and economies are inherently shaped by the ocean as a privider and a protector. It is our home, our lifeline."
H. E. SURANGEL S. WHIPPS, JR. PRESIDENT OF PALAU Pacific Security Speeches Our Ocean Conference Palau 2022
Permasalahan terkait kondisi laut yang semakin masif dengan dampak dan kerusakan yang ditimbulkan, menjadikan isu laut bukan hanya menjadi permasalahan regional, akan tetapi sudah menjadi perhatian khusus dalam lingkup global. Terbaru, pada tanggal 13-14 April 2022 telah diselenggarakan konferensi OOC (Our Ocean Conference) yang berlangsung di Palau. Konferensi ini berfungsi sebagai panggung bagi para pemimpin global untuk membahas ancaman yang dihadapi terkait ekosistem lautan, termasuk perusakan habitat, penangkapan ikan, polusi, pemanasan, dan pengasaman. Adanya konferensi ini juga menjadi penentu takdir dari ekosistem perairan laut kita dari permasalahan pencemaran laut.
Akan tetapi, apakah kondisi perairan laut saat ini lebih baik dari sebelumnya? Berdasarkan Fadare dan Okoffo (2020) dalam Benson et al., (2021) Sejak merebaknya COVID-19, pembuangan limbah APD yang tidak tepat telah mengakibatkan melimpahnya limbah plastik ke lingkungan perairan dan terestrial yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa hal ini berpotensi memperburuk polusi MP/PNP secara global. Pencemaran masker bekas ke dalam lingkungan perairan dapat mengakibatkan pelepasan jutaan MP/PNP, polutan (logam beracun, ftalat), atau dapat megendap dan menyebabkan pertumbuhan mikroorganisme atau alga.
| 04
Melihat keadaan tersebut... perlu diterapkan strategi pengelolaan lingkungan untuk menjaga stabilitas ekosistem laut dan kesehatan manusia.
PENYEBABPENYEBAB PENCEMARAN LAUT
Pencemaran laut tentunya tidak lepas dari kegiatan mahluk hidup, terutama manusia. Berdasarkan Potters (2013), Sumber-sumber pencemaran laut akibat kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya pencemaran dapat diklasifiksikan menjadi dua: yakni Point source dan Non-Point Source
01 Point Source Polusi Point Source merupakan polusi laut yang dapat ditelusuri kembali ke satu tempat yang dapat diidentifikasi di mana polutan berasal, seperti misalnya, pipa pembuangan limbah dari perusahaan, kebisingan dari kincir angin, atau kebocoran platform pengeboran minyak Deep Horizon. Sumber Gambar: BBC
02 Non-Point Source
Polusi Non-Point Source merupakan sumber polusi yang tidak dapat dikaitkan dengan lokasi atau waktu tertentu, dan memiliki sumber yang menyebar. Contohnya terdiri dari limpasan pertanian, debu dari penambangan terbuka, atau limpasan air hujan perkotaan. Polusi nonpoint-source adalah penyebab utama polusi air di Amerika Serikat saat ini, dengan limpasan pertanian tercemar bentuk yang paling penting.
Sumber Gambar: National Oceanic and Atmospheric Administration
Daratan juga menyumbang lebih dari 80% sampah laut, setelah terbawa ke dalam air atau berasal dari anak sungai atau sungai atau bahkan saluran pembuangan air hujan. Sumbernya meliputi luapan selokan, limbah padat (tempat pembuangan akhir), dan sampah dari jalan. Pengendalian limbah padat yang tidak tepat di banyak negara, bertanggung jawab atas sebagian besar puing-puing, yang mungkin masuk ke air secara langsung atau tidak langsung. Puing-puing lainnya berasal dari kapal, perahu rekreasi, rig pengeboran lepas pantai, dan dermaga memancing (Weis, 2015) | 05
JENIS-JENIS PENCEMARAN LAUT Sumber kontaminan yang masuk ke dalam perairan laut tidak hanya berupa sampah domestik yang mencemari ekosistem laut. Akan tetapi terdapat berbagai jenis kontaminan yang ikut mencemari ekosistem perairan laut. Diantaranya adalah sebagai berikut:
Sumber Gambar: dailymirror.lk
01 MARINE DEBRIS Sampah laut (Marine Debris) adalah barang padat yang masuk ke lingkungan laut, termasuk puntung rokok, pancing, popok, botol dan kaleng, alat suntik, dan ban. Ini adalah masalah polusi yang meluas yang telah diperburuk oleh meningkatnya penggunaan plastik, yang merupakan konstituen paling umum dari puingpuing sampah. PBB memperkirakan bahwa 6,5 juta ton mencapai lautan setiap tahun—kira-kira 17.000 ton setiap hari.
| 06
Lebih dari 4,5 triliun puntung rokok dibuang setiap tahun dan tidak hanya tidak sedap dipandang, konstituennya (misalnya, nikotin) beracun bagi kehidupan laut. Sampah plastik di lautan sekarang sangat umum sehingga bahkan pantai yang sangat terpencil pun memiliki plastik yang terdampar di atasnya. Tergantung pada berat dan ukurannya, sampah laut dapat mengapung, tetapi sebagian besar sampah tenggelam ke dasar laut (Weis, 2015).
02 INORGANIK NUTRIEN Eutrofikasi nitrogen (N) dan fosfor (P) di ekosistem laut merupakan masalah global. Eutrofikasi laut berdampak negatif terhadap ketahanan pangan, kesehatan ekosistem, dan ekonomi (gangguan pada industri pariwisata, perikanan, dan kesehatan). Baik N dan P memiliki sumber point source dan non-point source yang diketahui.
Kontrol point source telah lebih mudah daripada sumber non-point source terutama sumber pertanian untuk N dan P serta pembakaran bahan bakar fosil untuk N, yang tetap menjadi tantangan utama. Nitrogen dan Fosfor sendiri diperlukan untuk mendukung pertumbuhan tanaman air dan telah dilaporkan sebagai nutrisi pembatas utama di sebagian besar ekosistem perairan. Selanjutnya, N diperlukan untuk sintesis protein sedangkan P diperlukan untuk DNA, RNA dan transfer energi (Ngatia et al, 2019).
Sumber Gambar: China Dialogue Ocean
| 07
Sumber Gambar: China Dialogue Ocean
Polusi oleh tumpahan minyak mempengaruhi lingkungan laut, dan lingkungan sensitif seperti Kawasan Konservasi Laut (KKL) merupakan ancaman besar. Melalui hal ini, pencemaran minyak juga berdampak pada masyarakat pesisir, karena berdampak pada kesehatan, industri perikanan dan pariwisata. Di antara berbagai sumber polusi minyak adalah operasi rutin di kapal dan kapal, terutama pelepasan limbah, air lambung kapal atau air ballast yang digunakan di kapal tanker. (Mohr & Gade, 2022). Dampak minyak terhadap hewan laut yakni minyak akan menghalangi difusi oksigen atmosfer ke dalam air, menghambat pernapasan semua makhluk air. | 08
03 OIL SPILLS
Selain itu, minyak dapat mudah menempel pada kulit, bulu atau bulu hewan laut, yang dapat mengganggu struktur normal mereka dan menghilangkan kemampuan mereka untuk menjebak gelembung oksigen di antara rambut atau bulu, yang menyebabkan hilangnya sifat isolasi mereka. Semakin banyak minyak yang menempel (terutama bahan bakar mentah dan bahan bakar bunker), semakin banyak hewan yang mengalami hipotermia dan stres (Potters, 2013).
04 METAL Logam adalah unsur alami di kerak bumi yang dapat menjadi kontaminan ketika aktivitas industri mengkonsentrasikannya pada tingkat yang lebih tinggi dari normal. Karena mereka adalah elemen, mereka tidak dapat dipecah menjadi hal lain. Logam yang dilepaskan dari proses pertambangan dan industri adalah salah satu kontaminan utama yang menjadi perhatian di lingkungan pesisir, di mana mereka terakumulasi dalam sedimen dan organisme pesisir. Merkuri, kadmium, tembaga, seng, kromium, dan perak merupakan kontaminan utama dari proses industri, termasuk pembangkit listrik. Karena batubara mengandung merkuri, ketika dibakar merkuri masuk ke atmosfer dimana dapat diangkut jarak jauh sebelum disimpan jauh dari sumbernya. Merkuri (Hg) yang diendapkan dari atmosfer merupakan fraksi yang signifikan dari merkuri yang masuk ke perairan pantai dan sekitar 90% dari Hg di lautan terbuka.
Sumber Gambar: Tempo.com
| 09
DAMPAK PENCEMARAN LAUT Pencemaran laut membawa dampak terhadap makhluk hidup dan juga lingkungan sebagai penerima dampak yang pertama. Tidak hanya itu, pencemaran laut bahkan juga berakibat pada sektor perekonomian manusia. Penasaran? Simak penjelasannya!
Penurunan Tingkat Kesuburan perairan dan Keanekaragaman Hayati
0 1
Terjadinya penyebaran lumpur pekat beserta substansi kimia menyebabkan kerusakan karang. Selain itu, penimbunan dasar perairan oleh sedimen dapat merusak dan memusnahkan beberapa komunitas perairan sehingga dapat menurunkan tingkat keanekaragaman hayati. Termasuk di dalamnya adalah hewan-hewan langka baik yang berada di permukaan maupun dasar laut, seperti kura-kura, penyu, paus, singa laut, anjing laut, anemon, dan lain sebagainya (Rizky, 2013).
Pendangkalan dan Perubahan Bentang Alam Dasar Laut
Komponen-komponen pencemar laut yang terus mendiami dasar laut menjadikan arena tersebut mengikuti bentuk permukaan pencemar. Berdasarkan laporan RKL/RPL PT. Newmont, telah terjadi pendangkalan setebal 10 meter yang mengakibatkan perubahan kontur laut dari tahun ke tahun (Mulayadi, 2009).
| 10
02
03
Kontaminasi Logam Berat pada Biota Laut
Konsentrasi berbagai logam berat seperti As, Cu, Pb, dan Hg masuk pada jaringan plankton cukup tinggi dan ini menindikasikan bahwa logam berat telah menjalar ke dalam rantai makanan di laut. Selanjutnya logam yang beracun ini suatu saat akan masuk ke dalam biota laut dan akhirnya ke tubuh manusia lewat rantai makanan.
Penurunan Hasil Tangkapan Nelayan pada Sejumlah Kawasan di Indonesia
04
Menurunnya kualitas air laut menyebabkan ikan-ikan tidak mau menepi. Akibatnya, tangkapan menjadi sulit dijangkau dan nelayan tidak mampu mendapatkan jumlah tangkapan yang maksimal. Parahnya, zat pencemar yang memusnahkan ikan-ikan juga turut menyumbang kelangkaan lauk-pauk pada peredaran pangan di Indonesia (Falahi, 2022).
| 11
SOLUSI MENANGGULANGI PENCEMARAN LAUT Menyadari akan besarnya bahaya pencemaran laut, maka timbulah upaya-upaya untuk pencegahan dan penanggulangan demi keberlangsungan masa depan kita. Berikut beberapa solusi penanggulaan pencemaran laut.
| 12
Melakukan proses bioremediasi, yakni dengan menggunakan mikroba untuk mengolah (cleaning) hidrokarbon dari kontaminan sehingga dapat menetralisir pencemaran laut yang disebabkan oleh tumpahan minyak (Nur, 2018).
1
Fitoremediasi dengan menggunakan tumbuhan yang mampu menyerap logam berat. Salah satu tumbuhan yang digunakan tersebut adalah pohon apiapi (Avicennia marina). Pohon Api-api memiliki kemampuan akumulasi logam berat yang tinggi (Yulana & Harmin, 2021).
2
Mengurangi emisi karbon dengan meminimalisir penggunaan kendaraan pribadi berbahan bakar minyak, misalnya menggunakan transportasi umum atau sepeda gayuh. Hal ini perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya pengasaman pada laut akibat penyerapan karbondioksida.
3
Berhenti menggunakan plastik dan membuang sampah sembarangan ke laut. Mikroplastik yang mengandung berbagai kontaminan berbahaya seharusnya tidak dibuang ke laut agar biota laut termasuk ikan tidak terjangkit substansi beracun yang nantinya berdampak pada manusia yang mengonsumsinya.
4
Menjadi sukarelawan dalam memprakarsai kegiatan pembersihan pantai dan menyebarkan kesadaran tentang hal yang sama di lingkungan terdekat. Apapun yang terjadi pada lingkungan merupakan tanggung jawab dari manusia. Oleh sebab itu, aksi bersih pantai seperti pemungutan sampahsampah di pantai akan sangat membantu dalam memperbaiki ekosistem laut.
5 | 13
REFERENCES Benson, N. U., Bassey, D. E., & Palanisami, T. (2021). COVID pollution: impact of COVID-19 pandemic on global plastic waste footprint. Heliyon, 7(2), e06343. Falahi, M., 2022. Mata Pencaharian Nelayan Terancam Akibat Sampah Plastik Di Lautan. [Online]. Tersedia pada: https://www.Mongabay.Co.Id/2022/06/11/MataPencaharian-Nelayan-Terancam-Akibat-Sampah-Plastik-Di-Lautan/ [Diakses pada 17 Juni 2022]. Mohr, V., & Gade, M. (2022). Marine Oil Pollution in an Area of High Economic Use: Statistical Analyses of SAR Data from the Western Java Sea. Remote Sensing, 14(4), 880. Mulayadi, S., 2009. Pengelolaan Wilayah Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil. Edisi ke2. Jakarta: Fokusmedia. Ngatia, L., Grace III, J. M., Moriasi, D., & Taylor, R. (2019). Nitrogen and phosphorus eutrophication in marine ecosystems. Monitoring of marine pollution, 1-17. Nur, F., 2018. Potensi Bakteri Laut Untuk Bioremediasi. Jurnal Oseana, 42(4), Hal. 18-27. Potters, G. (2013). Marine pollution. London: Bookboon. Rizky, W., 2013. Dampak Pencemaran Lingkungan Laut Oleh Perusahaan Pertambangan Terhadap Nelayan Tradisional. Lex Administratum, 1(2), Hal. 6578. Villagomez, A., Goldstein, M., & Christianson, A., 2022. Implementing Ocean Climate Solutions and Marine Protected Areas Require U.S. Leadership at the Our Ocean Conference [Online]. Tersedia pada :https://www.americanprogress.org/article/implementing-ocean-climatesolutions-and-marine-protected-areas-require-u-s-leadership-at-the-our-oceanconference/\ [Diakses pada 17 Juni 2022]. Weis, J. S. (2015). Marine pollution: what everyone needs to know. Oxford University Press. Yulana, S. & Harmin, S., 2021. Kajian Fitoremediasi Untuk Menurunkan Konsentrasi Logam Berat Di Wilayah Pesisir. Jurnal Teknik ITS, 10(1), Hal. 22-28.
| 14