RATED
MAGAZINE
CUNA
IN BULA Literate zine
CUNA
IN BULA
Direktur
Fotografer
Ekhsanudin
Adib Arisma Saputra
Literate zine
Editor Penasehat Muklis
Pimpinan Redaksi
Muklis M. Furqon
Kreatif Desainer
M. Furqon
M. Furqon Ichrima Febriana
Manager Produksi
Tim Marketing
Habib Abidulloh
Hendi Prasetyo M. Wahyudin Rizal
RATED MAGAZINE
Redaksi Hendi Prasetyo Nur Syifa Fauziah
Alamat Redaksi incunabula.magazine@gmail.com incunabula literate-zine @incunabulazine incunabula.tumblr.com
Edisi 2 | mei | 2014
SPEAKOUT
P
ada edisi ke dua ini, lagi-lagi lahir
kami perbuat di edisi perdana kemaren coba
menjadi “bayi tua”. Kami menyadari
kami renungi dan gali dalam.
sulitnya berkoordinasi seiring teman-teman redaksi yang
pergerakannya sporadis. Kesibukan menjadi “penghalang” (dengan ke-hati-hatian ekstra kami menyebutkannya) utama lahirnya edisi dua-tua ini. Namun hal itu hanya berakhir menjadi banyolan nakal teman-teman redaksi. Majalah ini, hanya banyolan semata sebenarnya. Kami hanya menangkap
“Ada beberapa rubrik yang absen di edisi duatua ini; diantaranya rubrik event, rubrik kondisional yang sebenarnya butuh mobilitas ekstra demi memberikan jarak pandang tanpa frame buat pembaca, dan itu menjadi penghalang karena –sejujurnya- kesibukan kami masing-masing menuntut kami harus merelakannya.”
fenomena-fenomena baik verbal maupun visual yang terekam dalam imajinasi nakal kami.
Teks diatas, kami tulis 30-Mei-2014, tapi sekarang (5-Juni-2014) hal tersebut sudah
Jika dibilang obat penenang bagi
kami lupakan. Secara ajaib teman-teman
kebosanan akan asupan teori yang
KAMABA rela berkorespondensi dengan
menstimulus otak-otak polos kami, ya, dengan
redaksi, sehingga dengan tulus menghibahkan
lantang kami menyebut, “ya!”. Kami bosan.
liputan event-nya bagi keberlangsungan hidup
Majalah ini rekreasi.
majalah using ini, kami ucapkan terimakasih.
Di edisi kedua-tua ini kami banyak
Kami sengaja tidak menghapus teks
bermain pada eksplorasi fungsi pokok
dalam tanda petik panjang tersebut, karena itu
perpustakaan, sebagai fungsi pendidikan. Kita
masuk dalam proses, kami begitu menghargai
mencoba bicara mengenai pendidikan melalui
keagungan proses. Terimakasih proses.
lorong perpustakaan. Di lemari katalog kartu
Namun harapan besar kami, semoga di edisi
usang perpustakaan kita coba menerawang
ini menambah wawasan pembaca sekalian
pendidikan, di koridor sempit jarak antar rak
yang budiman. Tak henti-hentinya kita selalu
buku yang pengap kita coba meneropong
meneriakkan suara pustakawan, pun pada
pelaksanaan UN yang “kontroversial” tersebut
edisi kali ini, argument polos namun jujur,
(tanpa bermaksud menambah ruwet dan ikut
adalah ideal bagi kami. Tips-tips sederhana
campur ke dalam kontroversi UN). Ibarat
yang harapannya dapat bermanfaat bagi
perdebatan UN itu sabung jago, kita berada
semua tak lupa kami sisipkan secara random
dua blok dari tempat itu dan kita mencoba
di antara rubrik, semoga anda terkejut.
membuat “lelucon minus SARA” mengenai nya. Secara kuantitas mungkin edisi ini akan lebih ringkas, namun semoga secara kuaitas lebih baik lagi. Kecerobohan-kecerobohan yang
Edisi 2 | mei | 2014
Akhirnya. Selamat menikmati Edisi 2-tuaMei dibulan Juni ini. Testimony anda begitu berarti bagi kami.
R E V RY O C TO S
C
OVER untuk edisi ini memang
Pendidikan yang harusnya merata
sedikit aneh. Proses kreatif
tersebut, kita visualkan dengan kumpulan
seadanya akan selalu kami
organ tubuh, memang tidak terlalu
usahakan demi menjamu
beragam, namun setiap manusia mewakili
pembaca dengan hidangan yang renyah.
keberagaman kan? Setiap manusia, baik
Pengerjaannya cukup singkat, sekitar 2
tersegmentasi menurut gender nya, warna
hari, meliputi satu hari (sekitar 2 jam)
kulit nya, asal suku nya, bahasa yang
pemotretan dengan kamera pinjaman
digunakan, tampan, jelek, tinggi, pendek,
teman, kemudian proses editing di hari
bermuka lonjong, rata, bulat, semua
berikutnya. Pesan yang coba kami
pokoknya, berhak mendapatkan pendidikan
sampaikan cukup ringan sebenarnya,
yang layak. Dalam hal ini kita menempatkan
hanya saja kita sendiri yang membuat
buku dalam instalasi seni tubuh manusia ini,
semua ini terasa aneh, ribet dan terkesan
tujuannya? Ya, benar dugaan anda,
berputar-putar tak tentu arah.
pendidikan tak jauh-jauh amat dari apa
Secara visual terlihat kumpulan onggokan
yang dinamakan buku, lebih lunak lagi
organ tubuh yang menyatu tanpa batas,
informasi.
bukan maksud kami untuk sok surealis, sok
Dan aktivitas membaca
paham seni, hanya saja memang itu yang
menjadikannya “hidup�, dengan membaca
kita tangkap, kebetulan itu yang kita
kita memperoleh informasi, dan informasi
tangkap.
tersebut tentu menunjang pendidikan. Dan
Manusia yang hidup di Indonesia,
suasana taman yang sedikit bokeh adalah
sejak lahir “sebenarnya� setidaknya telah
gambaran dari suasana sendu, romantisme
dijamin beberapa hal; antara lain
jalinan tali kasih ke-tiganya.
pendidikan nya, karena, jika para pembesar
Buku-membaca-pendidikan, tiga hal
bangsa saat ini sempat menengok
yang mungkin jika ibarat kekerabatan
pembukaan undang-undang dasar 1945,
adalah si sulung, si tengah dan si bungsu,
pendidikan begitu di elu-elukan, di cita-
ketiga nya memiliki kedekatan yang cukup
citakan leluhur. Terlalu normatifkah jika hal
intens, saling membutuhkan, saling berebut
itu kita coba ungkapkan? Apakah hal
balon yang sudah kempes, saling berebut
tersebut terlalu populer?, ah kita tidak
boneka chucky yang sudah buluk,
begitu tertarik berkutat dengan konflik
berkesinambungan.
batin kami sendiri.
Edisi 2 | mei | 2014
TITAH
PUSTAKAWAN Ngomongin UN
Uswatun Hasanah Pustakawan SMKN 1 Yogyakarta
.....sebagai pustakawan sekolah, kita harus memposisikan diri sebagai penyedia informasi di lingkungan sekolah. Sebagai penyedia informasi siswa, yang notabene cita-cita siswa sekolah adalah lulus ujian nasional dengan nilai dan prestasi yang memuaskan, maka sebagai pustakawan kita harus menyelaraskan dengan tujuan siswa tersebut.
U
N atau yang disebut juga dengan Ujian Nasional
merupakan titik evaluasi dari keberhasilan sekolah dalam menyelenggarakan pembelajaran yang berbasis kurikulum pemerintah yang digunakan pada saat itu yang dilihat dengan prestasi siswa dalam pencapaian tingkat kelulusan maupun nilai yang didapat siswa di sekolah tersebut.dari segi kelulusan, UN merupakan penyetandaran mutu kelulusan siswa se nusantara. Sehingga ketika pemerintah menyiapkan rencana kurikulum di tingkat selanjutnya, maka kurikulum tersebut bisa diaplikasikan di seluruh nusantara. Peningkatan mutu pendidikan dapat direncanakan dengan melihat hasil ujian nasional. Iklim kompetitif di lingkungan lembaga pendidikan pun termunculkan disitu.
Sehingga lembaga pendidikan
penting. Dari segi point penilaian
akan bersaing guna
akreditasi maupun fungsi dan
meningkatkan kualitas
tugas pustakawan terhadap
sekolahnya.
perpustakaan. tugas dan fungsi
Demi keberhasilan siswa
pustakawan adalah menjadi
dalam melaksanakan ujian
jembatan antara informasi dan
nasional, pengurus sekolah terus
pencari informasi.
berupaya meningkatkan fasilitas
Penyediaan buku bacaan,
sekolah. Sarana dan prasana
buku pendukung mata pelajaran
yang memadai yang mendukung
maupun buku sebagai bahan ajar
proses pembelajaran terus dipacu
merupakan tugas perpustakaan
dan dilengkapi. Begitu juga
dalam mempersiapkan dan
dengan perpustakaan. Sehingga
membantu siswa-siswa
secara tidak langsung,
menghadapi UN. Keberadaan
perpustakaan mempunyai
buku bacaan harus mendukung
peranan dalam pencapaian
informasi di buku bahan ajar,
keberhasilan siswa dalam
sehingga informasi yang
melaksanakan ujian nasional.
diperoleh misal dalam satu materi
Tidak dipungkiri bahwa
maupun pokok bahasan bisa lebih
keberadaan perpustakaan
lengkap dan merinci. Keselarasan
merupakan nilai wajib dalam
buku-buku maupun informasi
pengakreditasian sekolah.
yang ada di perpustakaan dengan
Sehingga perpustakaan
mata peloajaran siswa menjadi
merupakan sarana yang dapat
salah satu dasar dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
pembaharuan informasi.
Lalu keberadaan petugas perpustakaan dan pustakawan itu sendiri mempunya peranan
Edisi 2 | mei | 2014
PERPUSTAKAAN JANTUNG SEKOLAH
TITAH
Pembelian buku, kaset, majalah dan sebagainya
Dalam Ujian Nasional, kurikulum yang
harus sesuai dengan visi misi sekolah. Tidak lucu jika
digunakan adalah kurikulum terbaru. Sehingga
di perpustakaan sekolah tingkat SMA terdapat buku-
informasi yang terdapat pada soal pun merupakan
buku mewarnai angka, mewarnai kartun yang nota
informasi yang terkini. Pertanyaan yang terdapat di
bene itu adalah buku yang seharusnya berada di
soal ujian nasional itu beragam, bahkan banyak juga
sekolah tingkat TK maupun SD. Penyediaan buku
pertanyaan yang jawabannya tidak terdapat di buku
yang lengkap dapat mengakibatkan berbagai macam
bahan ajar atau buku paket yang diwajibkan di
informasi yang didapat. Sehingga keberagaman
sekolah. Sehingga informasi dari buku pendukung
informasi dan lengkapanya informasi menjadi pilihan
dan sumber informasi lainnya jadi penting
dan alternatif pemustaka dalam mencari informasi.
keberadaannya. Nah disitulah peran nyata dari
Informasi yang diperoleh kurang bisa dilihat
perpustakaan dibutuhkan.
dengan sedikitnya jumlah buku atau sumber informasi di perpustakaan. Selain itu juga bisa dilihat
Sebenarnya, untuk pustakawan sendiri sudah
dengan tidak lengkapnya buku yang terdapat
mengetahui hal mendasar di perpustakaan seperti ini.
diperpustakaan. Jumlah bukunya banyak, tetapi
Mengenai strategi marketing agar pemustaka banyak
judulnya hanya itu-itu saja, atau bisa dikatakan
yang datang diperpustakaan, lalu setelah datang
judulnya sama. Maka informasi yang diperoleh bakal
mereka mendapat informasi yang diperlukan dan
akan sama. Informasi yang kurang, ataupun sangat
yang dicari. Setelah mendapatkannya, para
terbatas mengakibatkan kejenuhan pemustaka
pemustaka diharapkan untuk tidak jenuh berlama-
dalam mencari informasi di perpustakaan. Informasi
lama diperpustakaan. Dan ketika mereka
yang tidak terkini juga bisa mengakibatkan informasi
meninggalkan perpustakaan, mereka akan merasa
yang jadul, tidak tepat informasi. Informasi yang
rindu untuk kembali lagi ke perpustakaan.
kadaluwarsa harus di update agar informasi yang diperoleh bisa diinformasikan kembali kepada orang lain.
Edisi 2 | mei | 2014
TITAH
Banyak cara dan straregi agar perpustakaan diminati untuk dikunjungi. Karena bagi pustakawan dan pengurus di
tetapi juga dalam taraf meningkatkan kehidupan. Jadi, sebagai pustakawan sekolah, kita
perpustakaan, jumlah kehadiran pemustaka di
harus memposisikan diri sebagai penyedia
perpustakaan menjadikan mereka bahagia.
informasi di lingkungan sekolah. Sebagai
Tolok ukur kesuksesan dari perpustakaan bisa
penyedia informasi siswa, yang notabene cita-
dilihat dengan grafik pemustaka yang
cita siswa sekolah adalah lulus ujian nasional
berkunjung di perpustakaan tersebut.
dengan nilai dan prestasi yang memuaskan,
Marketing yang ampuh adalah marketing sesuai
maka sebagai pustakawan kita harus
jamannya. Namanya marketing, market adala
menyelaraskan dengan tujuan siswa tersebut.
pasar, jadi marketing yang bagus adalah yang
Sumber informasi yang menjadi pendukung
mengikuti pasar. Untuk
bahkan bahan ajar mata
sekarang adalah era
pelajaran ujian nasional
digital dan cyber.
yang sesuai dengan
Walaupun pustaka
kurikulum yang berlaku
tekstual, atau bentuk buku masih sangat penting, tetapi agar minat pemustaka lebih banyak, maka strategi perpustakaan digital dan perpustakaan cyber diperlukan. Perlu juga
.....pola perpustakaan entertainment untuk mendukung pasar yang sangat majemuk dan menyukai entertainment seperti yang terjadi di dunia pertelevisian.
dan juga dengan informasi yang up to date. Tata letak dan tata ruang yang disukai oleh remaja dan digandrungi oleh generasi muda masa kini. Menyediakan informasi yang cepat
kita persiapkan, pola
dan mudah dapat
perpustakaan
diakses kapan pun dan
entertainment untuk mendukung pasar yang
dimana saja. Informasi yang instan tetapi
sangat majemuk dan menyukai entertainment
lengkap dengan data yang akurat. Penyediaan
seperti yang terjadi di dunia pertelevisian.
latihan soal ujian nasional sebagai alternatif
Kalau perpustakaan bisa mengikuti jaman, tak
bagian dari tim evaluasi pembelajaran siswa.
dimungkinkan bahwa perpustakaan bisa
Sehingga siswa dan guru dapat tersiapkan
menjadi kehidupan bisnis. Seperti di bidang
sedini mungkin.
olahraga yang mulai merangkul dunia bisnis. Sehingga untuk menunjung kehidupan, perpustakaan bisa mencari sendiri. Perpustakaan tidak hanya bertahan hidup, Reporter : Muhlis
Edisi 2 | mei | 2014
Luwes, Lentik, Gemulainya Perpustakaan Pak Bambang
M
alam itu, sekitar pukul 19.00, WIB.
redaksi menyambangi kediaman Pak
Bambang
Nursinggih,
kami
beruntung, hanya menunggu sekitar 30 menit, dapat bertemu langsung dengan beliau. Maklum, di tengah kesibukannya yang ketika kami tanya, terlalu banyak sehingga kami urung menuliskannya. Sebut saja beliau ini budayawan dan seniman. Selain beliau aktif dalam kegiatan peningkatan minat baca khususnya. Perpustakaan itu terletak di ruang tamu, ruang paling depan kediaman Pak Bambang. Beliau mengaku, suka membaca sejak kecil. Hingga usianya yang tak muda sekarang, beliau juga masih suka membaca. Menurutnya membaca adalah media pembelajaran di luar sekolah yang efektif. Berkali-kali beliau menggariskan bahwa, “Raono bocah sing bodho� (tidak ada anak
...hanya saja potensi masing-masing anak berbeda satu sama lain, dan pendidik seringkali tak mampu menemukan potensi tersebut.
Dengan logat jawa yang kental,
yang bodoh), hanya saja potensi masingmasing anak berbeda satu sama lain, dan pendidik seringkali tak mampu menemukan potensi tersebut.
tokoh akademisi sastra mengenai kaidah
suasana di ruangan sekitar 4x3 meter
sastra, ini semua karena saya baca
itu terasa begitu akrab, walaupun kami
buku�, tandasnya sontak, ketika
sulit mengimbangi bahasa jawa beliau
memperlihatkan tulisan-tulisan miliknya
yang diresapi luar dalam, namun ini lah
yang dipublikasikan ke berbagai media
sisi uniknya, seperti kakek yang sedang
cetak.
mendongeng kepada cucu-cucu nakalnya. “Saya memang bukan sarjana sastra, saya dulu kuliah di tari, namun berkali-kali saya mengingatkan para
Edisi 2 | mei | 2014
Adanya perpustakaan di sebuah
sastra, sampai ke cerita anak serta buku
keluarga memang sesuatu yang tak ayal
tentang tanaman. Tiga point penting yang
memacu pengetahuan kita. Pak Bambang
dibeberkan Pak Bambang mengenai
menambahkan, “di ruangan ini, keluarga
kehadiran perpustakaan di tengah keluarga
sering berkumpul, menghabiskan waktu
adalah; sebagai hiburan, menambah
bersama�. Ruang perpustakaan yang
wawasan, serta lagi-lagi menggali potensi
terdapat di ruang tamu, adalah suatu titik
dalam diri kita. Perpustakaan, menurut Pak
ruang perjumpaan yang tak bisa dihindari.
Bambang tidak hanya perpustakaan
Kehadirannya tak terelakkan menambah
konvensional yang ada di sekolah-sekolah
aroma hangat keluarga, terlebih keluarga
serta instansi, melainkan semua hal,
kecil Pak Bambang.
terlebih keluarga, dimana kita tumbuh besar
Pak Bambang mengaku, siapa saja
disana, mengetahui segala hal mengenai
boleh datang ke perpustakaan miliknya,
dunia dari nya, itulah yang disebut
tetangga-tetangga (terlebih anak-anak)
perpustakaan.
seringkali datang ke perpustakaan “pribadi� miliknya. Koleksi-koleksi nya terhitung padat, mulai dari yang menjadi favorit si empunya; budaya (terlebih jawa), seni,
Edisi 2 | mei | 2014
rutin bersihin buku
KOMUNITAS
ROBLEMATIKA sosial, ekonomi, politik
Purwokerto Utara, Banyumas, Jawa Tengah. Menggagas sebuah ruang sanggar belajar bersama tentang media dan budaya literasi.
(terutama)
Siapa sasarannya? Desa + kalangan muda
seakan
dengan bumbu jurnalistik yang
menjadi
menghasilkan sebuah “formula” untuk
santapan rutin yang bisa jadi menambah ruwet penadesa.or.id
penadesa.or.id
Menghunus dengan Tulisan ala Sanggar Pena Desa
problematika harian
melawan hegemoni kekuatan media di arus elit yang semakin menggurita. Mereka (dan kita) menyadari masyarakat desa selama ini hanya berperan sebagai pengonsumsi
kita. Banyak kalangan yang menganggap
informasi berupa berita. Imbasnya adalah
media dewasa ini telah banyak digagahi
kecenderungan berubahnya perilaku sosial
kepentingan perseorangan maupun suatu
masyarakat desa yang kerap
badan, konglomerasi, filter informasi tidak
mengidentifikasikan dirinya ditengah-tengah
wajar, serta isu-isu yang sengaja dibuat
masyarakat global, sebagai masyarakat
dengan mengusung nama agung informasi.
desa yang mulai kehilangan ke-desaannya.
Hal ini tentu tak pelak menjadikan kalangan “underground” “tersibukkan” karenanya. Polemik buatan ini mendorong sejumlah blogger dan terutama jurnalis desa yang mengatas namakan “Sanggar Pena Desa”, beralamat di Kedai 188, Jl. Baturraden Kilometer 1 No. 188, Pabuaran,
Edisi 2 | mei | 2014
KOMUNITAS
Tujuan riil nya adalah memperkenalkan budaya menulis (yang
juga yang memilih media audiovisual,
difokuskan ke penulisan media massa).
seperti Desa Sumampir.
Lalu mengapa harus menulis? Karena
ini bukan masalah membina dan dibina, tapi membangun bersama.
Kecamatan Cilongok contohnya, ada
Ketika redaksi bertanya mengenai
menurut mereka (dan kita mengimani
jumlah “binaan”, seketika itu juga kita
hal serupa) menulis adalah bagian dari
ditegur, karena memang ini bukan
dokumentasi peradaban yang tak lekang
masalah membina dan dibina, tapi
oleh zaman, Mas Yudi sebagai
membangun bersama. “Sebenarnya
koordinator Pena Desa menyebutkan
yang ikut dari awal sudah banyak,
bahwa,”ini yang disebut menghunus
sekitar 25-an, tapi yang aktif sekarang
dengan tulisan”. Mas Yudi sendiri adalah
15”, tandas Mas Yudi (terdengar girang,
pemuda Desa Keniten, Banyumas.
walaupun cuma lewat instant
Redaksi hanya berkorespondensi
massager). Sampai sekarang semuanya
lewat instant massager, namun
masih berbentuk komunitas-komunitas
wawancara yang kami lakukan tetap
muda desa, seperti karang taruna atau
“lunak” dan “empuk”.
komunitas lainnya yang ada di desa.
Media yang mereka pilih
Mengenai kepengurusan memang agak
bermacam-macam; dari mulai web
unik, Mas Yudi sendiri mengakui bahwa,
aggregator (http://penadesa.or.id/),
“memang tidak ada yang berstatus
yang merupakan web utama (selain
pengurus, cuma kebetulan aku yang
masing-masing desa binaan juga
diminta jadi koordinator biar
memiliki sub-domain web), tulisan-
kegiatannya terarah, “sing penting
tulisan yang masuk ke web utama
kegiatan kuwe ikhlas mas”.
adalah tulisan yang dianggap memenuhi standar kepenulisan yang baik. Walaupun tak jarang tulisan-tulisan mereka juga masuk ke media masa konvensional. Selain itu juga ada yang memilih membuat bulletin desa, seperti pada Komunitas Pemuda Desa Pejogol
Edisi 2 | mei | 2014
KOMUNITAS
penadesa.or.id
Satu hentakan yang cukup menarik perhatian, khususnya perhatian pemerintah, lebih khusus lagi Pak Ganjar Pranowo, adalah tulisan dari Dusun Sumingkir, yang menyebutkan mengenai keberadaan jembatan di wilayah tersebut sudah tidak layak pakai, hal ini memancing kesadaran beliau (Pak Ganjar) untuk turun langsung ke lokasi guna memantau keadaaan di lapangan. Seketika itu juga kami teringat mengenai “mengunus dengan tulisan�. Satu hal penting yang dipaparkan Mas Yudi adalah; Pena Desa juga tidak hanya berkutat di penulisan jurnalistik saja, tapi juga masuk di pengembangan ekonomi kreatif dan potensi desa. “menyelam sambil minum air� nampaknya merupakan ungkapan yang tepat bagi usaha teman-teman kreatif kita ini. Semua tentang bagaimana membangun sikap kritis dari kawan-kawan muda desa tapi dengan cara yang cerdas.
Edisi 2 | mei | 2014
KONDANGAN
Mengenang 8 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer
Jogja – Dalam peringatan harlah yang ke-16 tahun ini, Kamaba (Keluarga Mahasiswa Blora) Yogyakarta menggelar serangkaian acara yang diawali dengan sarasehan pada hari sabtu (17/5). Acara yang bertajuk mengenang 8 Tahun kepergian sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer dengan tema “ Relevansi Pemikiran Pram terhadap kondisi sosial politik saat ini”
D
iikuti oleh ratusan perserta dari berbagai kalangan meliputi mahasiswa, masyarakat, dan pramis (pengagum Pram) dari berbagai kota seperti Yogyakarta, Solo, Semarang dan Purwokerto. Bertempat di gedung teatrikal perpustakaan pusat Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bahtiar Rizal selaku ketua umum Kamaba dalam sambutannya menyampaikan komitmen untuk menggali pemikiran dan keteladanan dari tokoh-tokoh Blora khususnya Pram dalam upaya meningkatkan nasionalisme sebagai
Edisi 2 | mei | 2014
refleksi hari kebangkitan nasional dalam waktu dekat ini. Berkesempatan menjadi narasumber adalah Agus Hernawan MA sebagai author dan sekaligus pramis mengatakan “ Tulisan-tulisan Pram sangat inspiratif tentang nasionalisme sehingga digunakan sebagai bacaan wajib di sekolah-sekolah luar negeri namun malah kurang diapresiasi di Indonesia. Pria Lulusan Amerika itu menambahkan, Pram dalam karyanya mengajak berfikir untuk bagaimana kita membaca sejarah bangsa ini.
KONDANGAN Hairus Salim direktur L-Kis sebagai narasumber kedua membedah pemikiran Pram dalam novel arus balik tentang konsep kelautan, bagaimana peran laut dalam kejayaan nusantara. Pram dalam karyanya membangkitkan kembali semangat yang hilang dari bangsa ini. Sebagai puncak acara harlah kamaba dan peringatan 8 tahun kepergian Pram adalah malam pentas seni budaya pada hari yang sama bertempat di panggung demokrasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Dengan pengisi acara adalah kelompok-kelompok seni budaya organisasi mahasiswa daerah nusantara.
Divisi Komunikasi dan Informasi Keluarga Mahasiswa Blora Yogyakarta
“Dalam rangka hari jadi kamaba dan peringatan delapan tahun kepergian Pram acara ini dilaksanakan. Dari acara tersebut diharapkan kaum muda (mahasiswa) dan pengagum pram dapat memahami pemikiran-pemikiran pram, relevansinya terhadap kondisi sosial politik kekinian. Dari seminar tersebut ternyata banyak pemikiran pram yang relevan untuk memperbaiki Indonesia terkait dengan sistem pemerintahan dan sebagainya. Melihat kondisi bangsa ini yang masih terjajah secara ekonomi, kolonialisme dengan muka baru. Kedepannya kita merencanakan agenda yang lebih besar lagi terkait dengan Pramoedya Ananta Toer.� Bahtiar Rizal Ainunnidhom Ketua Keluarga Mahasiswa Blora (kamaba) Periode 2013-2014
Edisi 2 | mei | 2014
“Pendidikan di Indonesia saat ini lebih cenderung mengarah ke hasil akhir, bukan proses. Penilaian UN untuk saat ini tidak fair untuk siswa� - Martin (40) (pengangguran)-
TTS terbukti sangat efisien, media pembelajaran modern dan populer di kalangan masyarakat. Apakah ini realisasi dari cita-citakan pendiri bangsa, mencerdaskan kehidupan bangsa? TTS, bentuk manifestasi riil dari cita-cita leluhur yang katanya adiluhung.
CRAZY-FRANKENSTEIN
GELITIK
Cerita Payung Basah...
H
ARI libur ditandai dengan
para ekonom yang menebak-nebak angka
merebaknya aktivitas-
di bursa saham yang membingungkan.
aktivitas ringan yang
Satu konklusi dengan uraian point mediasi
menghibur. Melepas penat
yang bejibun. Semua duduk satu meja,
mingguan yang ter-akumulasi menjadi
melingkar per-kubu. Semua tak mau
satu. Ada yang memilih untuk diam
kalah. Jago-jago yang dimandikan tiap
seharian di rumah, ada yang pergi tak
hari, di asah jiwa dan raganya, demi satu
tentu tujuan, bagi kaum sub-urban
kemenangan yang sebenarnya biasa saja,
seringkali memilih untuk bersua dengan
namun bergengsi.
rekan, bercengkrama, dan ber-sabung jago.
Pundi-pundi pun mulai lepas dari sangkarnya, tak terkendali, membabi-
Obrolan sabung jago (dan aktivitas
buta. Tak ada lagi eufemisme, sopan
sabung jago sendiri) adalah satu simbol
adalah kata terlarang. Gontok-gontok-an
hidup yang terus lestari, tanpa andil
pun terjadi, manufer-manufer tajam
golongan pemegang wewenang, budaya
saling dilontarkan masing-masing kubu.
ini terus lestari.
Kubu putih mulai berkeringat, bulu ayam
Semerbak nafas-nafas tua saling
yang brodol mulai dikalungkan di
curiga-mencurigai. Ketika arena mulai
selangkangan telinga yang pengap.
digelar, lalu jago-jago mulai mengumpat
Pertarungan yang melelahkan. Satu
satu sama lain, saat itulah para joki mulai
konklusi dengan uraian point mediasi
menawar. Spekulasi-spekulasi nya bak
yang bejibun.
Edisi 2 | mei | 2014
GELITIK
Kubu merah tak kalah, satu argument
adalah emas bagi joki, induk semangnya.
dilontarkan, suara jago memekik, menjerit,
Dengan suara berat, joki mulai mengeluarkan
memecah puing gagasan yang bersatu padu
statement kontroversialnya, sudah tidak kenal
dengan ego. Kubu abu-abu tak mau dikatakan
kubu lagi. Jago yang malang, korban
abu-abu, satu serangan dilontarkan dengan
spekulasi, jago yang malang korban mediasi
tergesa-gesa. Api dilawan dengan Flammable
fiktif. Jago yang malang korban egoisme.
gases. Paradoks. Satu konklusi dengan uraian
Waktu sudah terlihat menunjukkan
point mediasi yang bejibun. Kubu merah mengeluarkan satu
kelelahannya, waktu yang mulai berpangku tangan. Para joki masih beradu, para jago
serangan ambigu, kubu yang lain menyeringai
mulai gentayangan, raga dan badan nya
bengis. Gontok-gontok-an pun kembali terjadi.
serasa terpisah. Tak mati tak hidup. Gaduhnya
Jago saling beradu, “tak henti dirundung
terasa sampai ke ubun-ubun. Mengusik
malang� kata pepatah. Dialektika terjadi
siapapun yang merasa memiliki hari libur.
seiring jago yang mulai gontai, tak mati tak
Mengusik tetangga beberapa blok yang
hidup. Satu konklusi dengan uraian point
sedang semedi, sedang mengendorkan urat
mediasi yang bejibun. Satu konklusi dengan
saraf, sedang membereskan pikiran-pikiran
retorika-retorika, argument yang strategis,
yang liar.
bukan argumentatif. Jago yang malang, bulu-bulu oranye
Bagaimanapun perdebatan sabung jago begitu riuh, gontok-gontok-an tak kenal lelah,
hitam nya mulai terlihat seperti perak, sayu,
tanpa pernah menengok keadaan jagonya.
sendu. Otak-otak yang harusnya polos menjadi
Seperti perdebatan UN?
korban. Jago yang malang, di adu tak kenal waktu. Di asah tak kenal lelah. Jalu-jalu nya
Edisi 2 | mei | 2014
WISHI-WOSHI
Seberapa Penting Perpustakaan Buat Kamu? Sangat penting. Krn tanpa adanya perpus aku ga bisa belajar dan ngerjain tugas Galuh Tri Muldya Astuti (19) Mahasiswa STTNAS Yogyakarta, Teknik Pertambangan
Penti ng banget ibaratnya bagai sayur tanpa garam, karena tanpa perpustakaan yang merupakan gudang ilmu pengetahuan, Indonesia tidak akan jadi bangsa yang seperti sekarang ini dimana genersi mudanya udah banyak diakui warga dunia akan kejeniusannya.
Kalau menurut saya perpustakaan itu sangatlah penting apalagi ditambah kalau buku-buku diperpustakaan itu banyak, tidah hanya buku tentang materi kuliah tapi juga buku-buku berbau hiburan dan pengetahuan tentang apapun. Tentu saja ini akan menambah wawasan kita. Itulah mengapa saya menganggap perpustakaan itu penting bagi kita selain yang sudah saya sebutkan diatas perpustakaan juga sebagai pintu utama kita memandang dunia luar.
Slamet khusaini Karyawan Carefour, Madiun Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial, Semester 4.
Sangat Penting
Mirzan Sulaiman Zuhdhi Universitas Brawijaya, Malang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Semester 2
Edisi 2 | mei | 2014
WISHI-WOSHI
Perpustakaan itu penting, tapi kenapa kog nggak diperhatiin? Semua ada tempatnya, perpustakaan adalah wadah berbagai macam buku, sedangkan buku adalah wadah ilmu. Walaupun teknologi semakin canggih sulit menggantikan peran sebuah perpustakaan.
Slamet khusaini Karyawan Carefour, Madiun
Mungkin enggak penting karena gadget sekarang udah gag jadi barang mewal lagi yang bisa menyimpan software buku. Meskipun udah banyak banget gadget canggih, perpustakaan masih memegang peranan pentin dalam ilmu pendidikan.
Mirzan Sulaiman Zuhdhi Universitas Brawijaya, Malang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Semester 2
Tanpa adanya perpus bangsa kita mau jadi apa? Ya meski pun peminatnya sedikit
Ya walaupun terkadang perpustakaan itu gag penting, tapi kemana lagi kita akan meminjam buku atau ngerjain tugas kalau misalnya tidak ada referensi buku, nah buku itu kan lokasinya di perpustakaan, kalau misalnya perpustakaannya gag ada bingung dong kita nyari referensi buat tugastugasnya.
Galuh Tri Muldya Astuti (19) Mahasiswa STTNAS Yogyakarta, Teknik Pertambangan
Edisi 2 | mei | 2014
Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial, Semester 4.
WISHI-WOSHI
Perpustakaan itu nggak penting, tapi kenapa kog masih ada aja? Kare na banyak yg berpandangan negatif “utk apa k perpuskan ada internet buang2 waktu saja”
Mungkin karena anak zaman sekarang “malas” untuk ke perpustakaan Galuh Tri Muldya Astuti (19) Mahasiswa STTNAS Yogyakarta, Teknik Pertambangan
Mirzan Sulaiman Zuhdhi Universitas Brawijaya, Malang Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Semester 2
Buka n kurang diperhatikan tapi kurangnya kesadaran akan pentingnya perpustakaan bro. Jadi tugas kita dong sekarang para generasi muda untuk mau dan merawat perpustakaan dan mau membaca isinya.
Ya memang sih, perpustakaan itu penting tapi terkadang kita kurang memperhatikannya, karena bagi saya sendiri perpustakaan harusnya bangunannya bagus kayak di luar negeri gitu supaya menarik perhatian orang terlebih dahulu, sedangkan di Indonesia kebanyakan bangunan perpustakaanya hanya alakadarnya saja, jadinya kurang diperhatikan. Kan kasihan tuh perpustakaanya, hehehe
Slamet khusaini Karyawan Carefour, Madiun
Edisi 2 | mei | 2014
Wahyu Prasetyo Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial, Bandung Jurusan Pekerjaan Sosial, Semester 4.