PROPOSAL KEMITRAAN
WORLD FAIR TRADE DAY 2017
Fair Trade as an Agent for Change
ten principles of fair trade
1
OPPORTUNITIES FOR DISADVANTAGED PRODUCERS
2 TRANSPARENCY& ACCOUNTABILITY
TRADE 3 FAIR PRACTICES
4 FAIR PAYMENT
LABOUR, 5 NONO CHILD FORCED LABOUR
6
WORKING 7 GOOD CONDITION
8 CAPACITY BUILDING
NO DISCRIMINATION, GENDER EQUITY, FREEDOM OF ASSOCIATION
9 PROMOTE FAIR TRADE
FOR THE 10 RESPECT ENVIRONMENT
DAFTAR ISI
1 Sambutan
2 Latar
3 Acara
5 Profil
6 Calon
10 Susunan
12 Pendanaan
13 Pilihan
14 Ketentuan
Panitia
Pelaksana
Belakang
Pembicara
Sponsorship
Utama
Acara
Sponsorship
SAMBUTAN DARI PANITIA Salam Fair Trade dan salam sejahtera untuk kita semua, Seminar dan Pasar Kreatif ini adalah bagian dari rangkaian kegiatan Forum Fair Trade Indonesia (FFTI) dalam rangka memperingati Hari Fair Trade Sedunia (World Fair Trade Day) yang akan serentak dirayakan pada tanggal 13 Mei 2017. Berkolaborasi dengan Institute of International Studies dan Pusat Studi Perdagangan Dunia Universitas Gadjah Mada, acara ini bertujuan untuk mengampanyekan praktik fair trade, khususnya bagi pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Praktik perdagangan global selama ini tidak lepas dari kritik terkait ketimpangan akses, terutama bagi aktor-aktor di negara berkembang. Aktivitas dagang terlalu fokus pada usaha peningkatan pendapatan, sehingga memunculkan berbagai isu seperti eksploitasi buruh dan lingkungan. Gerakan fair trade percaya bahwa kegiatan perdagangan sesungguhnya dapat selaras dengan pemberdayaan buruh, pemerataan akses bagi para pelaku, dan perlindungan lingkungan. Kami percaya bahwa setiap dari kita mampu berperan sebagai agen untuk mengembangkan nilai-nilai perdagangan berkeadilan. Sejalan dengan tema peringatan Hari Fair Trade Sedunia tahun 2017, “Be an Agent for Change”, seminar ini bertujuan untuk membangun diskursus di antara para pelaku perdagangan di Indonesia agar dapat lebih memerhatikan standar praktik perdagangan dan prinsip fair trade lainnya secara keseluruhan. Kami menyambut seluruh pihak yang tertarik menjadi bagian gerakan ini, baik dari akademisi, pemerintah, kelompok bisnis, pelaku UMKM, pemerhati fair trade serta masyarakat umum untuk berpartisipasi dalam Seminar “Menakar Gerakan Fair Trade Sebagai Solusi Perdagangan Berkeadilan di Indonesia” dan gelaran Pasar Kreatif. Akhir kata, selamat mengikuti acara, semoga bermanfaat untuk kemajuan kita bersama. Jakarta, 2 April 2017 Retno Hapsari Sekretaris Jenderal Forum Fair Trade Indonesia
1
Latar Belakang Praktik perdagangan berkeadilan pertama kali digagas pada tahun 1940an ketika perdagangan bebas dikritik gagal mengakomodasi produsen di negara berkembang. Konsep ini pertama kali muncul di negara-negara maju, seperti Inggris, Austria dan Belanda, untuk memantik kesadaran konsumen pada pentingnya kesejahteraan petani di negara berkembang. Perdagangan berkeadilan disampaikan lewat dialog, transparansi, dan penghargaan antara perodusen dan konsumen. Pada 2002, fair trade sebagai sebuah gerakan mencapai keberhasilannya ketika lembaga standardisasi fair trade bernama Fair trade Labeling Organization dibentuk di Jerman. Sejak itu perusahaan besar berbondongbondong mendaftarkan dirinya sebagai perusahaan berkeadilan. Data dari Fair trade Internasional (FLO) menunjukkan bahwa pada tahun 2009, kurang lebih 2.849 perusahaan telah terdaftar sebagai perusahaan berkeadilan.
2
Bertepatan dengan World Fair Trade Day yang jatuh pada 13 Mei, Institute of International Studies bekerjasama dengan Forum Fair Trade Indonesia menggelar seminar bertajuk “Menakar Gerakan Fair Trade sebagai Solusi Perdagangan Berkeadilan di Indonesia�. Tema ini dipilih untuk menegaskan kembali semangat gerakan fair trade sebagai sebuah alternatif yang memihak pada isu HAM, lingkungan, serta kesetaraan antara negara maju dan berkembang. Paling tidak sepuluh prinsip berhasil disepakati, antara lain: mempraktekkan perdagangan yang tidak semata-mata mengejar keuntungan, tetapi juga mengutamakan kesejahteraan sosial, ekonomi, dan lingkungan bagi produsen kecil; berkomitmen pada produksi yang tidak melibatkan anak di bawah umur; bebas dari diskriminasi gender; kebebasan berasosiasi; serta memiliki kepedulian pada keberlanjutan lingkungan. Seminar ini akan dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama akan membahas seputar sinergi yang perlu dibangun antara pemerintah dan pengusaha dalam menerapkan sepuluh prinsip fair trade. Sementara sesi kedua akan membahas inisiatif kreatif pengusaha dalam melihat fair trade sebagai sebuah peluang.
WORLD FAIR TRADE DAY TEMA Fair Trade as an Agent for Changes
TEMPAT DAN TANGGAL Ruang Seminar Timur FISIPOL UGM Jumat, 19 Mei 2017
ACARA UTAMA SEMINAR NASIONAL Menakar Gerakan Fair Trade sebagai Solusi Perdagangan Berkeadilan di Indonesia Seminar akan mendiskusikan alternatif sistem perdagangan di Indonesia yang menaruh perhatian pada kesejahteraan produsen di negara berkembang serta isu hak asasi manusia dan lingkungan. Pembicara seminar merupakan perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Kedutaan Besar Korea Selatan, serta Bodyshop Indonesia. Seminar dibagi menjadi dua sesi yaitu; (1) sesi pertama yang membahas regulasi pemerintah; serta (2) sesi kedua yang membahas inisiatif kreatif pengusaha dalam melihat fair trade sebagai sebuah peluang.
PASAR KREATIF Pasar Kreatif merupakan ruang bagi pengusaha kreatif baik di Yogyakarta maupun artisan yang menjadi bagian dalam FFTI untuk mengenalkan produk dan gagasan mengampanyekan perdagangan berkeadilan. Pasar ini akan mengundang pelaku usaha dari berbagai sektor termasuk industri makanan organik, artisan batik serta industri kreatif kayu. Pasar Kreatif akan dibuka di selasar barat FISIPOL UGM dengan jumlah stand kurang lebih 20 slot.
3
WORLD FAIR TRADE DAY
ORGANIZER • Forum Fair Trade Indonesia • Institute of International Studies • Pusat Studi Perdagangan Dunia
TARGET PARTICIPANTS • • • • • •
4
Pejabat pemerintah dan pembuat kebijakan Pengusaha, UMKM dan artisan Akademisi Organisasi non-Pemerintah Mahasiswa Jurnalis
PROFIL PELAKSANA Institute of International Studies adalah unit riset di bawah Departemen Ilmu Hubungan Internasional (IIS), Universitas Gadjah Mada. Sejak didirikan pada 2010, IIS telah memberikan analisis pada isu-isu mutakhir, kebijakan secara konseptual, basis data tematik, konsultasi dan rekomendasi, yang ditujukan untuk pembuat kebijakan, komunitas berbasis riset, media, dan masyarakat umum. Sebagai pusat studi, IIS membidangi empat area riset, antara lain: ekonomi politik internasional, studi perdamaian internasional, dan politik internasional.
Pusat Studi Perdagangan Dunia diinisiasi oleh pembuat kebijakan, praktisi, dan akademisi Universitas Gadjah Mada yang peduli pada ketidaksetaraan praktik perdagangan internasional. Pusat kajian unviversitas ini didesain untuk mengembangkan investigasi kritis pada tren-tren dalam perdagangan global.
Forum Fair Trade Indonesia adalah wadah bagi pelaku bisnis yang berkomitmen untuk menciptkakan praktek perdagangan yang manusiawi. Forum ini mengacu pada 10 prinsip fair trade yang harus muncul pada setiap kegiatan bisnis dan usaha. Kini, anggotanya telah tersebar di wilayah Jawa, Bali, dan Lombok. FFTI bergabung dalam sebuah organisasi payung berskala global bernama World Fair Trade Organization (WFTO). Organisasi ini beranggotakan 300 perusahaan dari 80 negara di dunia. Tahun ini WFTO mengangkat tema: Be an Agent for Change untuk mengkritisi perdagangan dunia yang mengarah pada komersialisasi, privatisasi, kriminalisasi masyarakat dan lingkungan.
5
CALON PEMBICARA Triawan Munaf
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Sebelum dilantik menjadi Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan sudah berpengalaman di industri kreatif. Beliau menggeluti bidang musik dan periklanan. Triawan bersama rekannya memprakarsai terbentuknya IM:PORT (www.importmusik.com), sebuah portal daring yang menampung hasil karya cipta lagu dari berbagai genre musik. Selain musik, Triawan menggeluti bidang periklanan. Beliau membangun perusahaan Euro RSCG AdWork. Selain di industri kreatif, Triawan juga aktif berkecimpung di bidang politik.
Dody Edward, SE, MA
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Dody Edward merupakan Dirjen Perdagangan Luar Negeri yang baru dilantik pada 2016. Sebelumnya beliau menjabat sebagai Staf Ahli Bidang Hubungan Internasional di Kementerian Perdagangan. Pada 2014, beliau juga dipercaya membawahi Direktorat Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan. Kini, beliau memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan dan fasilitasi ekspor barang nonmigas yang bernilai tambah dan jasa, pengendalian, pengelolaan dan fasilitasi impor serta pengamanan perdagangan.
H. E. Cho Tae Young
Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Sebelum menjadi Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia, H.E. Cho Tae Young menjabat sebagai duta besar di berbagai negara termasuk Thailand, Australia, Irlandia dan pernah menjabat sekretaris Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Amerika Serikat. Beliau pernah dinominasikan menjadi Menteri Keamanan Nasional oleh Presiden Park Geun-hye. Dalam beberapa kali pernyataannya, Cho Tae Young mengapresiasi kerjasama Indonesia-Korea Selatan terutama dalam hal penolakan penggunaan senjata nuklir, resolusi konflik di Semenanjung Korea dan perdagangan. Di bidang perdagangan, Indonesia dan Korea Selatan telah menginisiasi perjanjian Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) untuk merespon krisis global 2011.
6
CALON PEMBICARA Awan Santosa, M.Sc.
Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Awan Santosa, M.Sc adalah pengajar Fakultas Ekonomi di Universitas Buana Yogyakarta dengan konsentrasi area studi ekonomi kerakyatan. Minatnya yang tinggi pada topik ini membawanya sebagai peneliti di Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan Universitas Gadjah Mada. Beliau juga aktif bergiat di Sekolah Rakyat. Beberapa kali menulis buku yang bersinggungan dengan ekonomi, salah satunya: “Perekonomian Indonesia: Masalah, Potensi, dan Alternatif Solusi” terbitan Graha Ilmu yang berisi hasil pemikiran beliau untuk memecahkan berbagai permasalahan bangsa terkait kemiskinan, ketimpangan, dan ketergantungan ekonomi.
Prof. Dr. Mohtar Mas’oed
Direktur Pusat Studi Perdagangan Dunia Prof. Mohtar Mas’oed merupakan salah satu Guru Besar Departemen Ilmu Hubungan Internasional yang pertama kali menghadirkan studi ekonomi-politik internasional di Indonesia. Beberapa buku yang beliau tulis menjadi bacaan wajib peneliti Ilmu Hubungan Internasional seperti “Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi”, “Ekonomi, Politik Internasional dan Pembangunan”, serta “Negara, Kapital dan Demokrasi”. Beliau kerap mengisi berbagai seminar bertaraf Internasional yang berbicara mengenai ekonomi dan pembangunan global. Salah satu tulisannya mengenai demokrasi Indonesia juga diterbitkan dalam jurnal internasional The Southeast Asian Review. Kini beliau aktif sebagai Direktur Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM.
7
CALON PEMBICARA
Agung Alit
Sekretaris Jenderal FFTI 2005-2015 Agung Alit mendirikan Mitra Bali, sebuah jejaring kemitraan di Denpasar, Bali yang menyediakan pinjaman tanpa bunga pada pengrajin, memberikan dukungan pada petani, hingga membangun fasilitas sanitasi umum. Mitra Bali adalah bentuk kepedulian beliau pada pengrajin lokal yang selama ini rentan terhadap kemiskinan akibat eksploitasi dan upah yang tidak sesuai. Di Mitra Bali, barang-barang kerajinan dari pengusaha lokal diperjualbelikan dengan transparan dengan kualitas dan harga yang bersaing, serta ramah lingkungan. Ketekunan Agung Alit mempromosikan nilai-nilai perdagangan berkeadilan baik secara lokal, nasional, maupun internasional, membawanya menjadi fellow di Ashoka, sebuah organisasi internasional berbasis di Amerika Serikat yang mempromosikan social entrepreneurship.
Dini Widiastuti
Direktur Program Ekonomi dan Kesejahteraan untuk Oxfam Indonesia Dini Widiastuti merupakan Direktur Program Ekonomi dan Kesejahteraan untuk Oxfam Indonesia. Oxfam merupakan lembaga yang menaruh perhatian pada pemberdayaan masyarakat lokal, organisasi petani dan bisnis mikro. Oxfam merupakan lembaga pertama yang mempromosikan prinsip perdagangan berkeadilan di Indonesia Sebelumnya, Oxfam telah mendampingi tiga lembaga lokal termasuk Forum Fair Trade Indonesia dalam menerapkan nilai-nilai fair trade. Dini Widiastuti menjadi Direktur Program Ekonomi dan Kesejahteraan sejak 2012. Sebelumnya, beliau telah 20 tahun berkecimpung dalam program pengembangan ekonomi di Asia dengan berfokus pada pemenuhan hak asasi manusia di lingkungan kerja. Pada 1999 beliau mendapatkan beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris dan menyelesaikan pendidikannya di School of Oriental and Africa Studies, London.
8
CALON PEMBICARA
Suzy Hutomo
Chief Executive Officer Body Shop Indonesia Suzy Hutomo merupakan salah satu tokoh yang gencar mempromosikan isu lingkungan dalam kegiatan perdagangan. Ia merupakan tokoh yang berhasil membawa Body Shop ke Indonesia pada 1992. Perhatiannya pada lingkungan telah dimulai jauh sebelum menjadi pimpinan Body Shop Indonesia. Ia pernah bergabung dalam Greenpeace dan terlibat dalam kampanye-kampanye yang diselenggarakan berbagai organisasi cinta lingkungan. Sebagai CEO Body Shop, ia terus mempromosikan produk ramah lingkungan lewat implementasi Code of Conduct Body Shop dan sedang berusaha melibatkan petani lokal dalam produksi material Body Shop.
Mie Cornoedus
Pendiri Via-Via Yogyakarta Pendiri Via-Via di Yogyakarta yang juga fotografer ini sangat tertarik dengan gagasan pariwisata berkelanjutan dan pemberdayaan perempuan. Mie Cornoedus datang ke Yogyakarta dari Belgia sekita tahun 1995 setelah sebelumnya sempat melancong ke berbagai daerah di Indonesia dari Aceh hingga Papua. Baginya, pola pariwisata khususnya di Indonesia terlalu mengeksploitasi eksotisme yang ada di sini. Padahal, banyak sekali sisi Indonesia yang juga perlu dilihat untuk memperoleh pengalaman yang menyeluruh. Yogyakarta buatnya adalah kota yang spesial dengan begitu banyak keragaman, tempat meleburnya berbagai kalangan dari akademisi, petualang, juga seniman.
9
SUSUNAN ACARA SESI 1 08.00 08.30
Registrasi dan coffee break
08.30 09.00
Pembukaan
09.00 10.00
Sesi 1: Menakar Komitmen Pemerintah dalam Mengupayakan Perdagangan Berkeadilan • Dini Widiastuti, Economic Justice Programme Director for Oxfam in Indonesia* • H.E. Cho Tae Young, Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia* • Dody Edward, MA, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri* • Prof. Dr. Mohtar Mas’oed, Direktur Pusat Studi Perdagangan Dunia UGM
10
10.00 11.00
Sesi Tanya Jawab
11.00 11.05
Penutupan
11.05 13.00
Istirahat, Ibadah, dan Makan Siang
SESI 2 13.00 13.05
Pembukaan
13.05 14.05
Sesi 2: Membaca Peluang Fair Trade Bagi Industri Kreatif Indonesia • Mie Cornoedus, Pendiri Via-Via di Yogyakarta • Suzy Hutomo, CEO Body Shop* • Triawan Munaf, Kepala Badan Ekonomi Kreatif* • Agung Alit, Sekretaris Jenderal FFTI 2005-2015 • Awan Santosa, SE, M.Sc, Peneliti Pusat Studi Ekonomi Kerayakatan UGM*
14.05 14.55
Sesi Tanya Jawab
14.55 15.00
Penutupan
15.00 16.00
Konferensi Pers dan Wawancara *to be determined
11
PENDANAAN Pemasukan Dana Mandiri FFTI
5.000.000
Sponsor dan Donatur
84.414.000
Total
89.414.000
Pengeluaran
12
Ruang dan Konsumsi
30.750.000
Kesekretariatan
13.900.000
Acara
36.400.000
Pubdekdok
5.364.000
Operasional
3.000.000
Total
89.414.000
PILIHAN SPONSORSHIP Seminar dan Pasar Kreatif: Fair Trade as an Agent for Change A. Sponsor Utama
: 25.000.000
B. Sponsor Pendamping 1 : 5.000.000 C. Sponsor Pendamping 2 : 2.000.000
Kontraprestasi
Perbandingan Utama
Pendamping 1
Pendamping 2
V
Promosi Online
V
V
Latar Panggung
20x tayang
10x tayang
Seminar Kit
V
V
V
Promotion Kit Sponsor
V
V
V
Roll banner Kegiatan
V
V
Spanduk Kegiatan
V
V
Penyebutan Sponsor oleh MC
V
Display Produk dalam Pasar Kreatif
4 Kursi
2 Kursi
5x tayang
1 Kursi
13
KETENTUAN SPONSORSHIP Konfirmasi Sponsor Batas Waktu 1 Mei 2017 - Setiap partner sponsorship perlu menandatangani bukti kerja sama - Penandatanganan bukti kerja sama dapat ditandatangani antara pembawa proposal dan perwakilan yang bertanggungjawab atas proposal Pembayaran Sponsor Batas Waktu 1 Mei 2017 - Pembayaran pertama lunas minimal 70% dari nilai kontrak dibayarkan pada saat penandatanganan kontrak - Jika sampai tanggal kesepakatan bersama, pembayaran belum dilunasi maka panitia berhak mencantumkan iklan sponsor sesuai dengan nilai yang dibayarkan - Transaksi pembayaran dapat ditransfer ke akun Bank berikut: Bank BCA a/n Theresia Netty Febriana W 126-059-4814 Materi Sponsor
Pembatalan Pihak Sponsor
Batas Waktu 1 Mei 2017
Batas Waktu 8 Mei 2017
- Setiap materi sponsor disediakan oleh pihak sponsor - Seluruh materi sponsorship dapat diserahkan langsung pada panitia saat penandatanganan kontrak
14
Bank Mandiri a/n Theresia Netty Febriana W 137-00-10-16-2754
- Jika sudah dilakukan pembayaran, maka 80% menjadi hak panitia dan 20% dikembalikan ke pada pihak sponsor Informasi
- Seluruh materi sponsorship dapat pula dikirimkan melalui kontak person
- Panitia akan sangat terbuka untuk bekerjasama dalam kemitraan sponsorship lainnya
- Panitia tidak bertanggungjawab terhadap segala bentuk kesalahan terkait dengan materi cetak publikasi dari pihak sponsor
- Perjanjian bersama untuk ketentuan-ketentuan lain yang belum diatur bergantung pada kedua belah pihak
Narahubung Theresia Netty Febriana W Nettyfebriana@yahoo.com +62 822 25309837
Adya Nisita
admin.iis@ugm.ac.id +62 274 563362 ext. 115 Alamat: Institute of International Studies Gedung BA 503 (Lantai 5) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM Yogyakarta 55281
15
16