11 minute read

Belajar bersama tentang asuransi PMI dan hak asuransi bagi pekerja migran

Isop Sopiati Bersama dengan Ina, Perwakilan dari Komunitas Kowikacu dan Petugas BP3TKI Tanjung Pinang.

Isop Sopiati (40) Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Padasuka RT/RW 01/05, Cikembar, Sukabumi, Jawa Barat menderita sakit diabetes hingga menimbulkan borok pada kaki. Sopiati sendiri PMI tidak berdokumen yang telah tinggal di Malaysia dalam kurun waktu sepuluh tahun. Selama sakit di Malaysia, Sopiati tidak mendapatkan perawatan medis dan hanya mengkonsumsi obat-obatan herbal yang dikirim kerabat dari Indonesia.

Advertisement

Kondisi sakit yang diderita Sopiati pertama kali disebarluaskan oleh PMI bernama Shifa di jejaring sosial Facebook. Shifa saat itu meminta bantuan dana untuk proses pemulangan Sopiati. Unggahan tersebut diketahui oleh salah satu rekan Komunikasi Organisasi Migran Indonesia (KOMI) dari organisasi Pagarnusa, lalu diteruskan kepada rekan-rekan KOMI. Yoga Pramono, perwakilan dari organisasi Pejuang Devisa Peduli (PEDEPE) yang tergabung dalam KOMI, beserta Wahyudi perwakilan dari organisasi Laskar Peduli Kasih (LPK) menjenguk untuk memastikan kondisi Sopiati.

Saat didatangi Yoga Pramono dan Wahyudi, Sopiati masih tinggal menumpang di rumah Shifa di Jalan Silat Harimau 1/2 Selesa Jaya, Johor Bahru. Saat itu Sopiati menuturkan keinginannya untuk dapat segera pulang ke kampung halaman. Ia juga sudah mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KJRI Johor Bahru, namun

Isop Sopiati, PMI Malaysia yang Terkena Diabetes Berhasil Dipulangkan

Oleh Eka Pramono

dikarenakan ketiadaan biaya, proses pemulangan Sopiati terhambat.

Kondisi Sopiati kemudian disebarluaskan Yoga Pramono pada jaringan KOMI untuk segera mendapatkan solusi. Dikarenakan biaya compound (denda) dan biaya tiket dari Johor Bahru-Batam sebesar RM3100, akhirnya disepakati KOMI akan membantu proses pemulangan. KOMI melakukan penggalangan dana serta pendampingan pengurusan dokumen kepulangan. Dari kegiatan penggalangan dana, selain mendapatkan tambahan bantuan biaya, Sopiati juga mendapat bantuan kursi roda dari organisasi Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT).

Sementara menunggu proses kepulangan, Sopiati harus segera mendapatkan tempat tinggal baru dikarenakan rumah yang ditumpangi diminta oleh pemiliknya. KOMI berupaya untuk mendapatkan bantuan tempat tinggal dari KJRI Johor Bahru, namun gagal dikarenakan shelter atau rumah tinggal sementara dalam kondisi penuh. Akhirnya Sopiati ditampung oleh Wini yang merupakan salah satu rekan Shifa.

Proses kepulangan Sopiati terkendala oleh peraturan baru kerajaan Malaysia, yang menyatakan bahwa setelah pembayaran denda, Sopiati masih harus menunggu kurang lebih dua bulan sebelum dipulangkan ke Indonesia. Kendala lain adalah uang yang terkumpul

“Sopiati menuturkan keinginannya untuk dapat segera pulang ke kampung halaman. Ia juga sudah mengurus Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di KJRI Johor Bahru, namun dikarenakan ketiadaan biaya, proses pemulangan Sopiati terhambat.

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/07/10/isopsopiati-pmi-malaysia-yangterkena-diabetes-berhasildipulangkan/

dari hasil penggalangan dana serta dana pribadi Sopiati belum mencukupi untuk proses kepulangannya sampai Sukabumi.

Setelah melalui berbagai diskusi, Nisrina Muthahari, Legal Officer, Infest Yogyakarta, meminta bantuan pada Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI (BP3TKI) Tanjung Pinang untuk memfasilitasi kepulangan Sopiati dari Batam menuju Jakarta. Hal ini dilakukan karena paralegal dari jaringan KOMI hanya dapat melakukan pendampingan pemulangan sampai Batam.

Diwakili oleh Ina dari organisasi KOWIKACU, pada Kamis, 4 Juli 2019 Sopiati dipulangkan dari Johor Bahru menuju Batam. Sementara proses pemulangan Sopiati dari Batam menuju Jakarta dilakukan pada Jumat, 5 Juli 2019 didampingi oleh pegawai BP3TKI Tanjung Pinang. Sopiati kemudian diserahkan pada pihak keluarga yang menjemput di Jakarta oleh pegawai BP3TKI. ■

PANDUAN

MEMULANGKAN JENAZAH PEKERJA MIGRAN INDONESIA DARI MALAYSIA

Oleh Agus

Dari sejumlah kasus-kasus yang dihadapi pekerja migran, kasus pemulangan jenazah pekerja migran Indonesia yang meninggal di Malaysia merupakan yang paling sering terjadi. Kasus yang demikian bisa menimpa pekerja migran, baik yang berstatus berdokumen maupun tidak berdokumen. Pekerja migran meninggal disebabkan karena berbagai hal seperti kecelakaan sewaktu bekerja, kecelakaan di jalan raya atau karena sakit-sakit tertentu.

Ketika menemui pekerja migran yang meninggal dunia, sesama pekerja migran, kerabat atau teman dapat melaporkan pada KJRI/KBRI dan kepolisian Malaysia (PDRM). PMI yang meninggal secara tidak wajar atau di luar penanganan rumah sakit, maka kepolisian akan meminta otopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Hasil otopsi diperlukan sebagai persyaratan mengurus klaim asuransi untuk PMI berdokumen yang dilindungi asuransi.

1 2 3 4 5

Sumber ilustrasi: Wikimedia Commons

DOKUMEN-DOKUMEN YANG DIPERLUKAN

Paspor atau dokumen identitas lain dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang meninggal;

Medical Certificate of Cause of Death (MCCD) dari rumah sakit/surat keterangan dari rumah sakit mengenai sebab-sebab kematian;

Laporan polisi jika kematian terjadi di luar rumah sakit atau diduga karena sebab-sebab yang mencurigakan atau masih dalam penyelidikan;

Surat kematian atau sijil kematian dari Jabatan Pendaftaran Negara (jika ada);

Surat pernyataan dengan tanda tangan dari keluarga/majikan/orang yang mengajukan permohonan pengiriman jenazah ke Indonesia;

6

7

Paspor atau dokumen lain keluarga atau orang yang bertanggung jawab dalam pengurusan pengiriman jenazah dan peneima jenazah (disertai keterangan tempat tinggal dan nomor kontak yang dapat dihubungi);

Certification of Sealing dan Certification of Embalming atau sertifikat pembalseman dari rumah sakit atau Jabatan Kebajikan Masyarakat (JKM);

8

Surat permohonan/cargo booking perusahaan pengiriman jenazah/ casket yang mencantumkan nama, alamat dan nomor kontak penerima jenazah di Indonesia, serta nomor dan jadwal penerbangan yang digunakan untuk membawa jenazah ke Indonesia.

Setelah seluruh dokumen terpenuhi, sesama pekerja migran, kerabat, teman dapat mengurus sendiri kepulangan PMI yang meninggal dengan membelikan tiket pesawat kargo atau mengurus pemulangan jenazah lewat agensi yang berada di Malaysia. ■

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/06/panduanmemulangkan-jenazahpekerja-migran-indonesia-darimalaysia/

Komunikasi Organisasi Pekerja Migran Indonesia (KOMI)

Oleh Yoga Pramono

Komunikasi Organisasi Pekerja Migran Indonesia (PMI) Terdiri dari PMI yang Tergabung Dalam Berbagai Organisasi PMI.

Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara dengan jumlah angka migrasi ke luar negeri cukup tinggi. Dari banyaknya negara tujuan di luar negeri, Malaysia menjadi salah satu negara yang banyak diminati oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI). Di Malaysia, PMI membentuk berbagai komunitas dengan latar belakang yang berbeda. Ada yang berlatar belakang kedaerahan, sosial, seni dan sebagainya. Komunitas-komunitas tersebut tidak hanya sebagai ajang untuk berkumpul pekerja migran. Namun, mereka juga bergerak aktif untuk membantu menyelesaikan kasus-kasus yang menimpa pekerja migran dan luput dari perhatian pemerintah.

Pada Mei 2018 dan bertempat di Lampam, Pasir Gudang, Johor Bahru, tercetus gagasan untuk membentuk sebuah komunitas yang bisa menaungi beragam komunitas pekerja migran di Johor Bahru. Diskusi tersebut dihadiri oleh TKIJ Batu Pahat, TKI

Nusantara, Laskar Peduli Kasih, Pejuang Devisa Peduli dan pekerja yang belum tergabung dalam komunitas tertentu. Pertemuan tersebut didampingi oleh Infest Yogyakarta dan Arbeiterwohlfahrt Organisation (AWO). Dari Hasil diskusi akhirnya dibentuk satu jaringan Komunikasi Organisasi Pekerja Migran Indonesia (KOMI). Jaringan ini disahkan berdiri dengan terbentuknya struktur pada 17 Juni 2018, di Sekretariat KOMI , Block C3#08/01, Larkin Idaman Apartemen, 80350, Johor Bharu.

Adanya pembentukan KOMI diharapkan bisa menjadi wadah berbagi bagi komunitas di Malaysia, khususnya di Johor Bharu. Saat ini sudah banyak komunitas yang saling terhubung, antara lain: Pawargo, PSHT Teratai, Becho Club, TKIJ Batu Pahat, Pejuang Devisa Peduli, Kowikacu, TKI Nusantara, Laskar Peduli Kasih, Laskar Bung Karno, Laskar Bledug Kelut, Pagar Nusa, dan Aremania. KOMI juga menjadi penghubung

antara PMI ke pemerintah (KJRI) ataupun komunitas-komunitas yang berhubungan dengan penanganan kasus PMI di Malaysia maupun di Indonesia. Lebih jauh, KOMI bisa menjadi tempat sarana belajar PMI mengenai berbagai hal yang erat kaitannya dengan ketenagakerjaan di Malaysia.

SETAHUN BERJALAN, KOMI sudah melakukan banyak kegiatan di antaranya: Membantu pemulangan jenazah PMI dari Malaysia ke Indonesia Membantu pengurusan jenazah PMI yang tidak ada ahli waris (sanak saudara) hingga pengebumiannya di Malaysia 1 2

Membantu mencarikan jalan penyelesaian kasus PMI yang menjadi korban penipuan agensi yang tidak bertanggung jawab 3

Membantu pemulangan PMI tidak berdokumen yang sakit Belajar bersama KJRI Johor Bahru tentang tata cara penanganan kasus Belajar bersama tentang asuransi PMI dan hak asuransi bagi pekerja migran 4 5 6

Salam Akhir Oleh Yoga Pramono

Sungguh ku tak menyangka Kuharus pergi secepat ini Tabah lah wahai kau Permata Untuk berjumpa di saat nanti

Andai terulang waktu Untuk ucapkan cinta untukmu Namun ku harus pergi Untuk tinggalkan kamu sendiri

Aku tahu kau telah jenuh Menungguku di tempat itu Kau tak tau aku disini Merengkuhmu namun tak teraih

Relakan aku pergi Terbalut putih terkubur bumi Hilangkan lah sedih dihati Hapus air mata di pipi

Senyum bahagiamu adalah ketenanganku, di sini.

Lewat berkomunitas, KOMI berharap agar pekerja migran dapat bermanfaat bagi sesama PMI di Malaysia dan lebih berkembang dari segi jaringan maupun penguatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain itu, lewat berkomunitas juga bisa memberikan berbagai pelatihan mengenai bisnis, usaha, atau keterampilan lain yang bermanfaat setelah PMI memutuskan untuk pulang ke kampung halaman. KOMI juga berusaha menjadi sarana penyampai informasi tentang migran melalui media, baik media online maupun offline. ■

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/13/ komunikasi-organisasipekerja-migran-indonesiakomi/

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/03/ salam-akhir/

Sumber ilustrasi: Youtube Johor Tourism

WISATA DI GUNUNG LEDANG JOHOR BAHRU

Oleh Mira Kaumil

Bagi orang-orang yang tinggal di Johor Bahru, pesona Gunung Ledang tentu sudah tidak terlalu asing. Gunung dengan ketinggian 1.276m di atas permukaan laut tersebut merupakan gunung tertinggi di bagian selatan Malaysia dan gunung tertinggi ke-64 di Malaysia. Gunung Ledang Terletak di daerah Tangkak, Muar, Johor Bahru. Kawasan ini tidak hanya memberikan fasilitas pendakian gunung. Ada juga fasilitas bagi pengunjung yang tidak bisa mendaki sampai ke puncak gunung. Pengunjung bisa menikmati keindahan air terjun Puteri yang jaraknya bisa ditempuh selama 30 menit dari pos pendaftaran. Di sana, pengunjung bisa mendirikan tenda untuk berkemah, melakukan pendakian maupun berendam di sungai.

Legenda

Dari cerita yang dipercayai oleh warga, konon pada zaman dahulu terdapat seorang puteri yang sangat cantik dan tinggal di kawasan Ledang. Kecantikannya membuat Sultan Mahmud Sah dari kesultanan Melaka terpesona dan ingin meminangnya. Dikabarkan bahwa

sang puteri menolak pinangan sultan dengan cara mengajukan syarat-syarat yang mustahil. Tujuh syarat tersebut berupa: 1) satu jembatan emas dari Melaka ke Gunung Ledang, 2) satu jembatan perak dari Melaka ke Gunung Ledang, 3) tujuh dulang jantung nyamuk, 4) tujuh dulang hati kuman, 5) tujuh tempayan air mata anak dara, 6) tujuh tempayan air pinang muda, dan 7) satu mangkuk darah Sultan Ahmad, yaitu anak Sultan Mahmud Shah.

Sebagian cerita yang ada menyatakan bahwa sultan bisa mewujudkan enam syarat, sementara satu syarat lagi tidak bisa dipenuhi, yaitu menyediakan darah puteranya. Kegagalan tersebut membuat sultan tidak bisa menikahi sang puteri. Sampai saat ini, sang puteri Gunung Ledang dipercayai bersembunyi di salah sebuah Gua di Gunung Ledang.

Keunikan

Kawasan Gunung Ledang dikenal sebagai kawasan hutan yang menjadi habitat beberapa spesies tumbuhan langka. Oleh karena itu, selama wisatawan mendaki Gunung Ledang diharapkan agar bisa

menjaga kelestarian alam agar tidak merusak spesies tanaman langka yang ada. Hal menarik lainnya, dari ketinggian puncak Gunung Ledang, wisatawan dapat menikmati pemandangan Selat Malaka dan garis pantai pulau Sumatra jika suasana sedang cerah. Terdapat juga air terjun Sagil yang terletak di kawasan kaki gunung yang bisa dimanfaatkan untuk mandi sungai dan aneka permainan sungai lainnya.

Transportasi

Untuk bisa sampai ke kawasan Gunung Ledang, pengunjung bisa menaiki bus dari terminal Larkin menuju Tangkak dengan biaya RM12. Perjalanan dari Larkin sampai ke Tangkak memakan waktu selama 3,5 jam. Perjalanan dilanjutkan dengan naik bus menuju Sagil dengan biaya RM2.50. Jarak dari Sagil menuju pos pendaftaran pendakian kurang lebih 1 km. Sebelum melakukan pendakian, wisatawan diharuskan untuk mendaftarkan diri kepada pihak pengelola Gunung Ledang dan membayar uang pendaftaran kurang lebih RM26 bagi pengunjung bukan warga Negara Malaysia.

Aktivitas

Mendaki Gunung Ledang tidak boleh asal-asalan, harus mengikuti prosedur yang disediakan oleh pengelola kawasan Gunung Ledang. Pendaki tidak

dari ketinggian puncak Gunung Ledang, wisatawan dapat menikmati pemandangan Selat Malaka dan garis pantai pulau Sumatra jika suasana sedang cerah. “

diperbolehkan untuk mendirikan tenda di area puncak, melainkan harus mendirikan tenda di tempat camping yang telah disediakan. Pendaki juga tidak diperbolehkan untuk mendaki tengah malam. Jika mau mendaki sampai ke puncak harus ditemani oleh pemandu untuk menghindari kejadian buruk seperti tersesat atau kecelakaan lainnya. Kegiatan pendakian ke puncak dimulai dari pukul 06.00 dan perjalanan sampai ke puncak bisa ditempuh selama lima jam. ■

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/10/ wisata-di-gunungledang-johor-bahru/

INFO KBRI

Program Back for Good untuk PATI Kembali ke Negara Asal

Selasa, (30/7/2019), KJRI Johor Bahru mengundang berbagai komunitas pekerja migran Indonesia di Johor Bahru dalam sosialisasi program Back for Good (B4G). Program Back for Good merupakan program pemulangan sukarela bagi Pendatang Asing Tanpa Izin (PATI) yang tinggal di kawasan semenanjung. PMI dan Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengikuti program ini yang menyerahkan diri secara sukarela tidak akan ditahan dalam penjara imigrasi. Program yang telah diumumkan sejak 11 Juli 2019 oleh Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM) akan mulai berlaku sejak 1 Agustus-31 Desember 2019. Bagi teman-teman pekerja migran tidak berdokumen di kawasan Semenanjung yang ingin pulang ke negara asal, dapat mendaftar program ini dengan persyaratan:

1. Memiliki dokumen perjalanan (paspor/SPLP) dengan masa berlaku minimal 3 bulan sebelum berakhir masa berlakunya;

2. Memiliki tiket perjalanan untuk pulang ke negara asal dengan tanggal keberangkatan tidak lebih dari tujuh (7) hari sejak tanggal pengajuan di loket imigrasi Malaysia;

Alur Program Back For Good (B4G) yang Dirilis oleh Jabatan Imigrasi Malaysia (JIM)

3. Membayar biaya denda/compound untuk program B4G sebesar RM700 dibayarkan langsung di loket imigrasi Malaysia;

4. Pendaftaran dan pembayaran denda/ compound dapat dilakukan di Kantor Imigresen Kuala Lumpur, Johor Bahru, Penang, Melaka, Negeri Sembilan, Selangor, Pahang, Perak, Kedah, Kelantan, Terengganu, Perlis, dan Putrajaya.

Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh pekerja migran dalam program pemulangan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi pekerja migran yang tidak memiliki paspor aktif dapat datang ke KJRI untuk membuat SPLP dengan persyaratan:

a. Dua (2) lampiran original/photocopy meliputi, paspor lama, KTP, Ijazah, Kartu Keluarga, Akta Lahir b. Bagi persyaratan yang sudah lengkap bisa langsung datang ke loket 2-3 c. Bagi persyaratan yang tidak lengkap bisa datang ke loket 10-12 dan KJRI akan membantu pengurusan persyaratan d. Biaya yang dibutuhkan untuk pengurusan dokumen ini adalah RM30

3. Bagi pekerja migran yang tinggal di Johor Bahru, pembayaran denda atau compound sekaligus biometrik sidik jari dan pengambilan foto wajah secara langsung sesuai petunjuk petugas imigrasi untuk dimasukkan dalam sistem beserta dengan kelengkapan dokumennya. Pekerja migran dapat melakukan hal tersebut di Wisma Persekutuan Johor Bahru Lantai 1, Jalan Ayer Molek-Johor Bahru 80000.

4. Pastikan mengambil tanda terima pengambilan untuk mendapatkan Memo Periksa Keluar (Check Out Memo/COM) dan Special Pass pada hari yang sama atau esoknya.

Bagi pekerja migran Indonesia di Johor Bahru yang hendak mengikuti program pemulangan sukarela, namun kebingungan dalam memahami alur dan persyaratannya dapat menghubungi Konsuler (diluar jam kerja dan hari libur) 016- 7700378, Imigrasi (diluar jam kerja dan hari libur) 016-7716866, Jabatan Imigrasi Malaysia di Johor Bahru 07-2338400. ■

Sumber: https://buruhmigran. or.id/2019/08/13/ program-back-for-gooduntuk-pati-kembali-kenegara-asal/

This article is from: