7 minute read

Mengarungi derasnya sungai asahan

mengasah nyali mengarungi asahan

Advertisement

oleh Hafidz Wibowo foto oleh Rais Kun

Lutfi ternyata terjebak di sebuah hole. Ia sempat lolos, namun setelah berenang di Jeram Big Bend, Lutfi kembali terkena hole lalu terbawa arus bawah sungai dan menghilang selama beberapa menit.

etelah segala persiapan yang menguras tenaga, waktu, dan biaya, pada 28 Agustus 2018 tim advance Gladimadya dan Try Out UGM International Expedition V “Toya Toba” berangkat ke Bandara Adisutjipto dengan berbekal nasi telur yang dibeli di sebuah warmindo di daerah Sendowo untuk bekal makan malam. S

Awal mulanya memang tidak mudah. Dimulai sejak pembentukan tim, latihan basah, latihan fisik, try out, manajemen, hingga presentasi yang telah dilalui, ada capai, canda, dan cerita di baliknya. Tim ini terdiri dari 4 orang angkatan Bara Cempaka, yaitu Nugie, Burhan, Hafidz, dan Unggul; 4 orang angkatan Ambu Udan, yaitu Kun, Laily, Suryo, dan Lutfi; dan Demus dari angkatan Sajan 16 serta Irfan dari angkatan Kabut Alas sebagai pendamping. Komposisi tim yang bisa dibilang saik dan keren karena wangun, santai, asik, tetapi cangkeman.

Tim advance yang berangkat terlebih dahulu terdiri dari Nugie sebagai seksi transport, Hafidz sebagai seksi survei dan perizinan, dan Irfan sebagai pendamping. Kami berangkat sore itu dengan pesawat langsung ke Bandara Kualanamu mengenakan PDL Mapagama serta carier dan daypack. Setelah pesawat landing di tempat tujuan, kami menuju pickup point dan beristirahat sebentar untuk menyantap makan malam yang dibawa dari Jogja. Rencana awal, kami akan menaiki bus DAMRI menuju Asahan, namun setelah Hafidz menghubungi saudaranya yang tinggal di Medan, kami disarankan untuk menunggu travel yang sudah dipesankan untuk menjemput kami ke Aek Kanopan. Perjalanan cukup panjang dan melelahkan melintasi Jalan Lintas Sumatra sehingga sepanjang perjalanan digunakan untuk tidur. Sesampainya di rumah Mas Sundoro, saudara Hafidz, kami bersih-bersih dan bersiap untuk istirahat.

Keesokan harinya kami bersiap-siap berangkat dari Aek Kanopan menuju Meranti Timur, tepatnya ke basecamp Asahan Rafting. Kami sangat bersyukur karena untuk menuju ke sana kami diantarkan langsung oleh Mas Sundoro. Di sela perjalanan, kami menyempatkan untuk mengurus perizinan ke Polsek Puloraja dan puskesmas terdekat ke Asahan. Di antara jalan menuju basecamp, kami disuguhkan dengan pemandangan perbukitan dan Sungai Asahan yang sangat mengagumkan. Terlihat dari kejauhan jeramnya meyakinkan kami bahwa tempat yang kami pilih untuk berkegiatan merupakan tempat yang tepat.

Setelah sedikit bingung mengikuti peta dan bertanya ke warga, akhirnya sampailah kami di basecamp Asahan River Rafting, sebuah rumah pondokan sekaligus warung makan berwarna hijau yang dimiliki oleh keluarga dari marga Simatupang. Di sana kami disambut sangat baik oleh temanteman dari Asahan. Siang itu, kami melakukan survei jeram dan data penelitian ditemani Bang Syahrul dan river warrior lainnya. Di sore hari, kami juga menyempatkan untuk ikut latihan dan turun ke sungai sekitar belakang rumah. Di lain tempat, tim besar berangkat menyusul dari Bandara Adisutjipto, transit di Bandara Halim Perdanakusuma, dan melanjutkan terbang ke Bandara Kualanamu. Setelah tiba di Kualanamu, mereka berniat untuk makan malam, tetapi sialnya Lutfi lupa untuk membawa nasi bungkus yang telah dibeli di Yogyakarta. Tujuh nasi bungkus yang seharusnya dibawa tertinggal dan akhirnya menjadi santapan orang-orang di sekretariat sehingga mereka terpaksa membeli lagi makanan yang ada di sekitar bandara. Mereka kemudian beristirahat di bandara hingga subuh. Setelah bangun, mereka melanjutkan perjalanan ke Stasiun Lubuk Pakam menuju ke Stasiun Kisaran yang nantinya akan dilanjutkan dengan bus menuju Puloraja lalu dilanjutkan lagi dengan angkutan menuju Parihatean.

Sementara itu, tim advance melanjutkan melakukan pengambilan data dengan mengobrol di basecamp. Pukul 14.20, akhirnya tim besar sampai di basecamp Asahan dan bertemu tim advance. Kegiatan sore dilanjukan dengan menelusuri dan scouting sungai hingga diakhiri dengan mandi di air terjun. Pukul 19.00 kami makan malam lalu dilanjutkan evaluasi, briefing, dan istirahat. Kami bangun keesokan harinya dan langsung ngopi sambil menunggu sarapan. Kegiatan hari ini kami akan dibagi menjadi tiga tim. Tim Demus, Suryo, Irfan, Hafidz, dan Lutfi pergi ke middle section untuk scouting jeram; tim Kun, Burhan, dan Unggul menuju upper section untuk mencari spot video dan sketsa jeram; sedangkan tim Laily dan Nugie melakukan wawancara guna mencari data penelitian. Pukul 18.00, seluruh tim sudah kembali ke basecamp dilanjutkan mandi, makan malam, evaluasi, briefing, dan istirahat.

Keesokan paginya setelah bersiap-siap, pukul 10.00 kami berangkat ke start pengarungan. Trip pertama terdiri dari dua perahu tanpa kayak dengan satu perahu berisi Lutfi, Kun, Suryo, Laily, Unggul, Nugie, dan Burhan; serta satu perahu guide. Pukul 11.45, tim telah selesai pengarungan trip pertama dengan aman dan lancar. Pukul 12.15, trip kedua dengan tim yang beranggotakan Laily, Kun, Suryo, Hafiz, Unggul, dan Nugie berada di satu perahu dengan satu perahu lainnya yang diisi dengan Demus dan Burhan sebagai rescue. Pengarungan hari pertama di upper section dimulai dari school run rapid dan finish di Hula Huli.

Pada pengarungan hari kedua, perahu yang berisi anggota Mapagama mengalami sedikit trouble dan perahu flip di Jeram Tiger Shark. Tim berhasil melakukan rescue beberapa anggota ke atas perahu, sedangkan Hafidz berhasil berenang ke pinggir sungai lalu naik ke jalan dan menuju ke basecamp untuk memberi kabar bahwa perahu kami mengalami trouble. Di sisi lain, Lutfi ternyata terjebak di sebuah hole. Ia sempat lolos, namun setelah berenang di Jeram Big Bend, Lutfi kembali terkena hole lalu terbawa arus bawah sungai dan menghilang selama beberapa menit. Akhirnya ia muncul kembali ke permukaan di Jeram Simatupang dalam kondisi setengah sadar sehingga harus diselamatkan ke darat. Pukul 14.35, tim kembali ke basecamp dan langsung makan siang.

Keadaan jasmani tim sehat semua kecuali Lutfi yang mengalami luka dan memar. Keadaan mental tim sedikit terguncang setelah kejadian tadi. Malam harinya, kami melakukan evaluasi dan briefing. Kegiatan selanjutnya makan malam dan mengobrol bersama temanteman guide sembari melakukan mental-healing. Keesokan harinya, kami kembali mengarungi upper section dan lower section. Pengarungan dimulai setelah dzuhur pukul 13.00. Kami memulai pengarungan di upper section dengan komposisi orang di perahu satu yang terdiri dari Laily, Irfan, Burhan, Unggul, dan Kun serta perahu dua yang terdiri dari Demus, Nugie, Suryo, dan Hafidz dengan didampingi guide. Trip pertama selesai pukul 14.30 dan langsung dilanjutkan makan siang. Pukul 15.30, kami melanjutkan pengarungan trip kedua di lower section start point Batu Mamak dengan komposisi sama. Di trip kedua, posisi skipper diambil alih oleh angkatan Bara Cempaka di tengah pengarungan. Pukul 18.00 kami telah selesai melakukan pengarungan dan tiba di basecamp pada pukul 19.00. Setelah makan malam, kami melakukan evaluasi dan briefing untuk improvisasi kegiatan pengarungan hari esoknya.

Berdasarkan hasil dari evaluasi dan briefing malam sebelumnya, kami memutuskan untuk menambah hari pengarungan yang awalnya direncanakan selesai pada hari ini menjadi satu hari lagi tambahan pengarungan untuk balas dendam di upper section. Keesokan harinya, kami kembali mengarungi upper section menemani Demus yang meng

gunakan kayak sebab kayak tersebut baru saja tiba hari ini. Pukul 15.00 akhirnya pengarungan terakhir di sungai asahan upper section telah berakhir dengan aman dan lancar tanpa masalah. Agenda dilanjutkan dengan istirahat dan mandi. Setelah makan malam kami melakukan pesta perpisahan sambil berbincang-bincang dan bertukar ilmu dengan teman-teman operator dan ibu pemilik rumah dan warung.

Kami melanjutkan kegiatan pada esok hari untuk menuju ke Sekretariat Kompas USU. Setelah menunggu lama akhirnya angkot yang telah dipesan datang pada pukul 10.00. Kami berangkat menuju Porsea dilanjutkan dengan bus menuju ke Medan dan berhenti sebentar di Siantar untuk mengembalikan kayak. Sesampainya di Sekretariat Kompas USU, kami bercengkerama dengan mereka lalu dilanjutkan jalan-jalan mengitari kota Medan. Keesokan harinya, sesudah melakukan packing kami segera menuju Bandara Kualanamu. Pesawat kami berangkat pukul 12.00 dan mendarat di Jogja dengan selamat pada pukul 15.00.

Perahu yang digunakan oleh tim tampak menghilang dibalik ganasnya jeram Rizal Nurdin, salah satu jeram yang lebar dan dipenuhi ombak tinggi di sungai Asahan (kiri). Demus menerjang wave yang tinggi di jeram Simatupang 1. Jeram ini biasanya digunakan oleh rafter setempat untuk mulai melakukan pengarungan separuh sungai (kanan).

Tim dan rafter setempat berfoto bersama di area finish lower section Sungai Asahan. Tempat ini juga menjadi tempat wisata untuk orang awam dan warga setempat untuk mandi di pinggir sungai.

GM ESEARCH XPEDITION U R E

3

Si Datuk Belang Sumatera

This article is from: