Perang di Udara NKRI

Page 1




Mailbox majalah ekonomi dan bisnis

http://www.inilah.com/ireview n

inilah group : n portal news: www.inilah.com portal news : www.inilahjabar.com n Surat kabar : inilah koran n portal news : www.jakartapress.com

inilahREVIEW pendiri: Muchlis Hasyim Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi: andi suruji

diperdebatkan. Namun, yang terpenting, jika nantinya ditemukan penyebab kecelakaan, sebaiknya dibuka secara transparan ke publik. Apakah itu kelemahan pesawat, kesalahan pilot, atau kesalahan pihak kita. Dan jika memang disebabkan keteledoran pihak kita, jangan pernah ditutup-tutupi. Sebab yang terpenting, hal itu bakal menjadi pelajaran buat ke depan. Cover: Fonda Lapod Belajar dari Tragedi Sukhoi Kecelakaan pesawat Sukhoi Superjet 100 saat melakukan joy flight di kawasan Gunung Salak, telah membuat sedih kita semua. Bagaimana tidak, penerbangan yang dimaksudkan untuk menarik minat para investor penerbangan di Indonesia agar membeli pesawat komersil buatan Rusia itu, telah berubah menjadi sebuah bencana nasional. Sebanyak 45 penumpang telah menjadi korban dan dipastikan meninggal dunia. Bahkan kini, dibutuhkan waktu paling lama 2 minggu untuk proses identifikasi jenazah yang mayoritas tubuhnya tercerai-berai, sebelum dipulangkan ke keluarga masing-masing. Terlepas bahwa kejadian tersebut merupakan sebuah tragedi yang sudah menjadi takdir Sang Maha Kuasa, agaknya pemerintah dan seluruh pihak yang terkait dengan dunia penerbangan dan transportasi di tanah air, menjadikan pelajaran mahal kejadian ini. Sempat munculnya kabar simpangsiur soal izin joy flight tersebut terasa janggal. Aneh juga, sebuah pesawat asing melakukan penerbangan di wilayah kita, tidak atas seizin dan persetujuan pihak Indonesia? Mengapa ini bisa terjadi? Apakah ini justru menunjukkan amburadulnya birokrasi, di mana kewenangan untuk memberi izin tidak terletak pada satu instansi atau lembaga. Sehingga izin bisa dikeluarkan salah satu pihak, sementara pihak lain yang merasa memiliki wewenang justru tak mendapat permohonan izin. Selain soal izin, mungkin ini bisa

4

Surojo Griya Kencana, RT 02, RW 08, Kel. Kencana, Kec. Tanah Sareal, Kota Bogor

Redaktur Eksekutif: Tri Juli Sukaryana, latihono sujantyo Redaktur: Derek Manangka, Satrio Adinugroho, Sigas, Setiyadi, FONDA LAPOD, Iwan purwantono redaktur foto: dahlan rebo pahing Fotografer: wirasatria, asep rochyadin REDAKTUR DESAIN: erbhayu prananta Desain & layout: yayan taryana, Ramawijaya, ade moh sofyan RiSET: Mahario, tri handika, Aditya b sekretaris redaksi: ira sri rejeki

unit usaha pjs pemimpin perusahaan: fahmi alamsyah general manager: Sjarifuddin Manager keuangan: fahmi alamsyah manager iklan: alvin alverdian account executive: selvi (avi), Tri Cahyani

Pemerintah Mencla-Mencle Saya bingung dengan sikap pemerintah terkait kebijakan terkait Bahan Bakar Minyak (BBM) dan Bahan Bakar Gas (BBG). Awalnya, pemerintah seolah begitu yakin bakal menerapkan program konversi BBG. Berbagai strategi dan rencana pun disampaikan ke publik. Mulai dari program yang bakal dimulai di Jabodetabek, hingga soal alat konversi yang bakal didatangkan dari luar negeri. Eh, setelah begitu menggebu-gebu, ternyata program konversi tak juga direalisasi. Setelah itu, pemerintah melansir kabar soal rencana pengetatan – untuk menghindari pembatasan yang terkesan melanggar hak warga Negara — BBM dengan memaksa mobil bermesin di atas 1.500 cc untuk memakai BBM non subsidi atau pertamax, per 1 Mei 2012. Hampir semua menteri terkait ikut berbicara, sehingga seolah program pengetatan itu menjadi keniscayaan. Eh, lagi-lagi, ternyata juga tak terealisasi. Pemerintah terkesan kebingungan sehingga mencla-mencle membuat pernyataan. Kalau boleh saran, tolong sebelum para menteri berbicara, sebaiknya dirundingkan dulu secara matang di rapat kabinet. Berbicaralah kepada publik jika memang keputusan sudah hampir pasti menjadi keniscayaan. Kasihan rakyat yang pusing mendengar para pejabatnya omong tak jelas juntrungannya. M Arief Pulo Gebang Permai, Kelurahan Pulo Gebang, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur

manager it: bonny hardi putra sirkulasi: herry chatib tata usaha: nonon primayani putri penasehat hukum: lucas sh & partners alamat redaksi dan usaha: jl. sungai sambas vi/12, kebayoran baru-jakarta selatan 12130, tel 021 72787313, 72787316, fax. 021 7210976 penerbit: pt media berita indonesia Distribusi: Three mandiri (3M)

SuratMingguini Segera Tuntaskan Limbah Beracun Membaca majalah InilahReview edisi 36, minggu lalu, saya kaget membaca soal ribuan ton limbah besi impor yang ditengarai mengandung bahan beracun dan berbahaya (B-3), yang kini menumpuk di sejumlah pelabuhan besar di tanah air. Kabarnya, ada sekitar 4 ribu kontainer yang ditengarai mengandung B-3 dan belum diperiksa oleh aparat terkait. Sebut saja sebanyak 200 kontainer di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. Saya heran, bagaimana bisa limbah besi seperti itu didatangkan oleh para importir kita dan bisa amanaman sampai ke Indonesia. Janganjangan kasus seperti ini sebenarnya sudah lama terjadi dan hanya baru terindikasi sekarang. Hanya saja, saya berharap agar 4 ribu kontainer yang masih teronggok di pelabuhan segera diperiksa oleh tim dari Kementerian Lingkungan Hidup, Bea dan Cukai, kejaksaan dan kepolisian. MF Amin Spring Fiesta, Grand Wisata, Bekasi

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


CONTENTREVIEW

LaporanUtama

40 | GAYA HIDUP Helikopter Pilihan Pebisnis Bukan rahasia lagi, banyak pebisnis sukses kini lebih senang menjadikan helikopter untuk mendukung mobilitas dan urusan bisnis mereka. Beberapa memang punya sendiri, tapi ada yang senang menyewa..

perang di udara NKRI Pasar udara Indonesia menjadi pertarungan bisnis antarnegara raksasa. Ironisnya, rakyat dan bangsa selalu menjadi korban. 14 | wawancara Chappy Hakim, Mantan KSAU “Fantastik, Pertumbuhan Penumpang Pesawat”

18 |

nasional Jangan Hanya Wacana, Batasi Ekspor Gas Pemerintah bakal membatasi izin ekspor gas. Alasannya, selain akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, setiap tahun kita merugi Rp 183 triliun.

22 | Bisnis Sepekan • Batik, Mampu Menahan Gerusan Zaman • Dana Perbaiki Jalan Mulai Ngucur. • Syariah Mulai Unjuk Gigi. • Keluarga Salim Makin Kaya. 24 | bisnis Pasar Tak Seramah Produknya Pemerintah akan memberi insentif untuk produksi mobil hybrid di Indonesia. Pasarnya belum menggembirakan.

51 | profil Willy Suwandi Dharma Tantangan 4 | MailBox Bos Baru Adira 8 | Editorial Sejumlah pekerjaan rumah Lobi sudah menantinya 44 | Internasional sebagai bos baru Babak Baru Eropa di Adira Finance. Terutama membawa 52 | Hukum perusahaan lebih baik Korban Melinda Menunggu Asa ketimbang pendahulunya. 56 | Keuangan dan Perbankan Siapa Mampu Beli Saham 31 | sisipan Bank Asing? Mahalnya Jadi Orang Pintar 60 | Pasar Modal “Orang miskin dilarang sakit!” Tahan Langkah, itu anekdot yang Jangan Terlalu lazim terdengar. Agresif Maklum, biaya obat 66 | Kolom dan rumah sakit mahal. Udara... Tapi, sudah dilarang sakit, “Orang miskin juga dilarang sekolah!” Begitu sebut anekdot lain. Benar-benar menyedihkan bukan.

38 | Figur

Aung San Suu Kyi

Siap Ambil Nobel-nya

Pemimpin Partai Liga Nasional Demokrat itu pun berencana terbang ke Norwegia untuk mengambil Nobel Perdamaian yang hingga kini belum berada di tangannya


V V

Pramugari Bagi-bagi Sampanye di Sukhoi Superjet

V V

Mega: Jangan Panggil Puan Tante

V V

Dahlan Iskan: Terima Saja Dirut Baru Telkom

PENUMPANG pesawat Sukhoi Superjet 100 sempat mendapat pelayanan terbaik, sesaat dalam penerbangan demo dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/5/2012). Para pramugari memberikan minuman anggur putih atau sampanye. Momen bagi-bagi sampanye diabadikan dan di-upload di internet oleh Sergey Dolya. Dolya adalah warga Rusia yang mengikuti demo penerbangan Sukhoi Superjet gelombang pertama. Pesawat tersebut kemudian menabrak dinding gunung Salak dan hancur berkeping-keping. n

KETUA Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri bercanda dengan puluhan siswa Sampoerna Academy. Candaan Mega cukup membuat para siswa tertawa. “Dipanggil tante terlalu muda, mbak Puan,” tutur Mega ditemani Puan Maharani dalam acara kunjungan ke Sampoerna Academy di Kinasih Resort Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5/2012). Mega datang untuk memotivasi para siswa. n

V V

Menteri BUMN Dahlan Iskan tidak berkomentar banyak mengenai terpilihnya Arief Yahya sebagai Direktur Utama PT Telkom yang baru menggantikan Direktur Utama sebelumnya, Rinaldy Firmansyah. Baginya, hasil keputusan rapat pemegang saham itu harus dihormati. Dalam RUPS Telkom Jumat (11/5/2012), Arief Yahya terpilih sebagai Direktur Utama Telkom yang baru. “Kalau memang sudah diputuskan tidak apa-apa kan,” kata Dahlan saat ditemui di kantor Kementerian BUMN Jakarta, Jumat. n

6

RI Tak Sulit Hadapi Malaysia, Asal...

WAKIL Ketua Komisi I DPR-RI, Hayono Isman mengungkapkan bahwa, Malaysia masih ngotot untuk merebut Pulau Ambalat dari tangan Indonesia. Tidak dijelaskan apa indikasi tentang adanya keinginan Malaysia tersebut serta kapan niat Malaysia itu dihidupkan lagi. Namun pernyataan anggota parlemen dari Komisi Pertahanan dan Luar Negeri pada Senin 7 Mei 2012 itu cukup mengejutkan sekaligus menyejukkan. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012



editorial http://www.inilah.com/ireview Email kami: ireview.redaksi@gmail.com Kirim surat: inilahreview, Jl. Sambas VI No.12 Kebayoran Baru,Jakarta 12130

Lobi

K

isah musibah pesawat Sukhoi yang menabrak Gunung Salak, melahirkan banyak spekulasi. Ada yang menduga, itu terjadi lantaran sebuah aksi sabotase. Alasannya sederhana sekali, Sukhoi itu temasuk pesawat dengan teknologi mumpuni. Dan ketika melakukan terbang promosi dikemudikan oleh seorang pilot berpengalaman 14 ribu jam terbang. Lantas kenapa bisa sampai jatuh? Dugaan miring itu makin menguat ketika Yuri Slyusar, Wakil Menteri Perdagangan Rusia memberi keterangan pers di Jakarta. Kata dia, pesawat Sukhoi Superjet 100 dilengkapi dengan teknologi canggih. Dan Alexander Yablontsev, yang memimpin penerbangan, merupakan pilot terbaik yang mengantarkan Sukhoi dari nol hingga mendapat sertifikat. Ditambah lagi, pada penerbangan promosi yang pertama, semua berlangsung mulus. Berdasarkan fakta-fakta tersebut, sang wakil menteri berkesimpulan, tragedi Sukhoi terjadi bukan karena alasan teknis. Tapi, pernyataannya hanya sebatas itu, tanpa bisa menjelaskan alasan nonteknis apa yang membuat burung besi seharga US$ 35 juta atau sekitar Rp 315 miliar itu celaka. Munculnya prasangka buruk seperti itu, sebenarnya, sudah tercium SBY. Ketika mengunjungi keluarga korban di Bandara Halim Perdanakusuma, presiden meminta agar semua pihak menunggu hasil penyelidikan menyangkut terjadinya musibah itu. “Jangan sampai ada berita yang menyesatkan,” kata Yudhoyono. Oleh para penggosip, pernyataan ini juga ditafsirkan macam-macam. Salah satunya, ada yang melontarkan isu bahwa pesawat canggih tersebut disabot oleh pesaing dagang Sukhoi yang sama-sama mengincar pasar Indonesia. Kalau dugaan ini benar, siapa gerangan sang pesaing nan curang itu? Ya, bisa siapa saja. Tapi terlepas dari prasangka buruk yang berseliweran, tak bisa disangkal lagi,

8

bagi produsen pesawat terbang Indonesia merupakan pasar yang menggiurkan. Berbagai upaya dilakukan oleh mereka untuk bisa menjual produknya di negeri ini. Bahkan, kalau perlu, pesawat ditawarkan melalui jalur politik. Nah, kalau sudah begini, tentu, yang maju sebagai penjaja bukan hanya sang pengusaha. Tapi juga pejabat negara yang diyakini memiliki pengaruh di pemerintahan dan pengusaha di Indonesia. Contoh yang paling hangat terjadi ketika Lion Air meneken pembelian 230 unit

Boeing 737 MAX seharga US$ 21,7 miliar. Transaksi itu membuat para petinggi Airbus, yang berbasis di Inggris, seperti kebakaran jenggot. Tanpa tedeng alingaling, manajemen Airbus menuding Presiden Obama berada di balik kesuksesan Boeing dalam pengadaan pesawat bagi Lion Air. Mungkin lantaran yang menuding negara sahabat, Obama – yang disebut telah menerapkan standar ganda dalam persaingan di pasar bebas – tak bereaksi. Malah pada saat penandatanganan pembelian oleh Lion Air, pertengahan November tahun lalu, sang presiden dengan tenang mengatakan bahwa kesepakatan BoeingLion Air merupakan win-win solution. Di satu sisi, konsumen di Asia mendapat tunggangan baru. Dan di sisi lain, para buruh yang bekerja di pabrik pesawat beserta perusahaan-perusahaan pemasoknya mendapat pekerjaan. Ada sekitar 100.000 pekerjaan yang muncul berkat ditekennya transaksi tersebut.

Tak bisa disangkal lagi, Pemerintah AS memang kerap ikut campur dalam memuluskan bisnis para pengusaha. Dan, karena datang mewakili negara adidaya, lobi yang mereka lakukan — melalui jalur politik — selalu berhasil. Lihat saja beleid yang diturunkan pemerintah Februari lalu, tentang impor hortikultura. Peraturan Menteri Pertanian itu menyebutkan bahwa sayur dan buah impor hanya boleh dilakukan melalui empat pelabuhan yakni pelabuhan di Medan, Surabaya, Makassar, dan Bandara Soekarno-Hatta. Alasan ‘formal’ yang dikemukakan, Tanjung Priok tidak dipakai sebagai pelabuhan impor hortikultura karena sudah over kapasitas. Sehingga sulit untuk mendeteksi kesehatan buah dan sayuran yang masuk. Tapi, semua orang tahu dan mafhum, tujuan utama dari kebijakan itu adalah untuk melindungi hortikultura yang diproduksi petani lokal. Maklum, selain menghabiskan devisa hingga US$ 1,7 miliar (2011), hortikultura impor membuat harga produk petani pribumi sempoyongan. Melihat ada kebijakan yang merugikan eksportir di negaranya, Pemerintah AS pun mempertanyakan keputusan tersebut. Dan dampaknya sudah diduga, Menteri Pertanian langsung merevisi aturan yang baru seumur jagung tersebut. Kata menteri asal PKS ini, peraturan pembatasan pelabuhan tidak berlaku bagi negara yang telah memiliki Mutual Recog­ nize Agreement (MRA). Nah, karena AS, Kanada, dan Australia telah mengantungi MRA, maka produk mereka boleh masuk melalui pelabuhan mana pun (termasuk Tanjung Priok). Itulah, hebatnya lobi (campur) gertakan AS. Coba kalau AS yang membuat peraturan sejenis untuk melindungi petani atau industri mereka, pasti sulit ditembus. Pemerintah Indonesia pun kerap tak bisa berbuat apa-apa. Seperti boikot yang dilakukan oleh AS terhadap produk CPO Indonesia. Pemerintah kita hanya bisa berteriak-teriak tanpa mendatangkan hasil. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


Pasar udara Indonesia menjadi pertarungan bisnis antarnegara raksasa. Ironisnya, rakyat dan bangsa selalu menjadi korban. TEKS Latihono Sujantyo, Iwan Purwantono, Mahbub Junaidi, dan Vinsensius Segu FOTO Wirasatria, riset Ilustrasi Fonda Lapod Infografis Ramawijaya

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

9


T

ekad Sukhoi Civil Aircraft Corporation menggarap pasar Indonesia, berantakan. Pesawat Shukoi, salah satu produknya, yang tengah dipromosikan di Indonesia, hancur berkeping-keping setelah menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, Rabu sore pekan lalu. Padahal, pabrik burung besi asal Rusia ini, semula berniat menggeser dominasi Boeing dan Airbus, yang selama ini menguasai pasar udara Indonesia. Ini memang bukan rencana baru Sukhoi Civil Aircraft Corporation. Sejak dua dekade lalu, perusahaan ini sudah berniat memasarkan produknya ke Indonesia. Namun, selalu terbentur kekuatan tembok Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang saat itu memiliki hubungan khusus dengan Pemerintah Indonesia. Kesempatan itu baru terbuka ketika AS dan Barat mengembargo alat utama sistem persenjataan (alutsista) pada sekitar 1991. Saat itu, TNI dituding telah melakukan pelanggaran HAM di Timor Timur dan Aceh. Di tahun 2003, di era Presiden Megawati, Indonesia mulai melakukan pembelian pesawat-pesawat tempur Sukhoi. Sukhoi Civil Aircraft Corporation, selama ini dikenal sebagai pembuat pesawat tempur.

10

Namun, sejak tahun 2000 berbarengan runtuhnya Uni Soviet, perusahaan ini mulai memproduksi pesawat komersial bernama Sukhoi Superjet 100. Kalangan penerbangan menilai, Sukhoi Superjet 100 punya beberapa kelebihan. Di antaranya, irit bahan bakar lantaran badan pesawatnya ramping. Karena itu, pesawat ini hanya menyediakan 98 tempat duduk. Tak hanya itu. Pesawat ini juga murah, hanya US$ 31,7 juta per unit. Dengan badan yang ramping, pesawat pun tidak butuh landasan yang panjang. Landasan 1.800 meter sudah cukup bagi Sukhoi Superjet 100. Kondisi tersebut membuat pesawat buatan Rusia ini cocok untuk penerbangan regional ke kota-kota kecil di Indonesia. Namun, musibah di Gunung Salak, boleh jadi bakal membuat pasar Sukhoi kembali letoi.

Bersaing Sengit Belakangan, pasar pesawat berpenumpang di bawah 100 orang memang lagi digandrungi. Selain Sukhoi, Xian Aircraft China asal China memproduksi MA 60 dan Commercial Aircraft Corporation of China (Comac) membikin pesawat jet ARJ 21-700. Kemudian Brasil mem-

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


Ini memang bukan rencana baru Sukhoi Civil Aircraft Corporation. Sejak dua dekade lalu, perusahaan ini sudah berniat memasarkan produknya ke Indonesia. Namun selalu terbentur kekuatan tembok Amerika Serikat (AS) dan Eropa, yang saat itu memiliki hubungan khusus dengan Pemerintah Indonesia.

buat Embraer E-170 dan Kanada menciptakan Bombardier CRJ-700. Masing-masing pesawat ini berkapasitas 75 sampai 95 tempat duduk dengan jarak jelajah 3.000 km hingga 4.500 km. Pesawat-pesawat jenis ini tentu saja cocok bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Itulah sebabnya, banyak maskapai penerbangan di Indonesia yang memesan. Untuk Sukhoi Superjet 100, Kartika Airlines sudah memesan 30 unit dan Sky Aviation 12 unit. Kabarnya, Sriwijaya Air, Batavia Air, Pelita Air, Aviastar, juga berencana membeli pesawat ini. Sebelumnya, Merpati Nusantara Airlines sudah mengorder 40 pesawat jet ARJ 21-700 buatan Comac. Tahun 2011 lalu, perusahaan milik negara ini mendatangkan 15 pesawat MA 60 dari Xian Aircraft China, Seakan tak mau

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

kalah, Embraer E-170 dari Brasil dan Bombardier CRJ-700 dari Kanada, pada Agustus lalu datang ke Indonesia. Dua pesawat ini melakukan demo flight yang ditumpangi oleh sejumlah karyawan beberapa maskapai di Indonesia. Kabarnya, Garuda Indonesia Airlines berniat membeli pesawat-pesawat ini untuk melayani penerbangan jarak pendeknya. ‘Perang’ di udara Indonesia tak hanya terjadi pada kelas pesawat berbadan ramping. Di kelas pesawat berbadan lebar, Boeing asal AS dan Airbus dari Inggris, sudah lama bersaing sengit di Indonesia. Sampai-sampai Kepala Eksekutif Operasional Airbus, John Leahy, sempat menuding Presiden Barack Obama menekan Lion Air ketika maskapai ini November lalu, meneken pembelian sebanyak 230 pesawat Boeing 737. Penandatanganan yang diadakan di Bali itu dihadiri Obama dan para eksekutif Lion Air. Proyek antara Boeing dan Lion Air itu berbiaya sekitar US$ 21,7 miliar atau Rp 195 triliun. Ini merupakan transaksi komersil terbesar bagi sejarah Boeing. Mekanisme pembayaran proyek itu akan dibantu oleh Bank Ekspor Impor AS. Bagi Obama, proyek itu akan melibatkan 110.000 pekerja industri. Ini merupakan isu strategis bagi Obama. Maklum, Obama bakal mencalonkan lagi sebagai presiden pada Pemilu 2012, dan masalah pengangguran adalah tantangan bagi AS untuk pulih dari krisis ekonomi. Pembelian Boeing itu dipastikan akan menyedot tenaga kerja cukup banyak di AS. Sebelum kesepakatan antara Boeing dan Lion Air, muncul kabar bahwa Airbus tertarik untuk berbisnis dengan maskapai asal In-

11


donesia itu. Leahy bahkan yakin bahwa Airbus bisa kembali menang bila tidak ada intervensi politik dari Washington. “Proyek tersebut tidak akan terjadi tanpa campur tangan Gedung Putih,” tuding Leahy. Namun, juru bicara Lion Air, Edward Sirait, membantah semua tuduhan Leahy. “Semua berdasarkan pertimbangan komersial dan kami bebas untuk melakukannya,” kata Edward kepada Reuters, saat itu. Sakit hati Airbus akhirnya terobati ketika pada April lalu, PT Garuda Indonesia Tbk membeli 11 pesawat jenis A330-300 senilai US$ 2,5 miliar atau Rp 23 triliun. Hebatnya, kontrak pembelian ini disaksikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PM Inggris David Cameron di Istana Merdeka, Jakarta.

Lokasi Jatuhnya Sukhoi Superjet 100

12

Dapat Kompensasi Hingga saat ini belum diperoleh data, sudah berapa banyak jumlah pesawat Airbus dan Boeing yang dibeli para operator penerbangan Indonesia. Banyak kalangan mengatakan, Indonesia hanya dijadikan pasar empuk oleh para pabrikan pesawat luar negeri, tanpa memperoleh alih teknologi. Namun, tudingan itu tak seluruhnya benar. Sebab, sebentar lagi Boeing Company akan memberikan offset kepada Indonesia. “Offset ini setelah bertahun-tahun kita perjuangkan,” kata Duta Besar Indonesia untuk AS, Dino Patty Djalal, Rabu pekan lalu. Offset merupakan praktik pemberian kompensasi oleh industri asing sebagai persyaratan dari suatu negara ketika melakukan pembelian. Dalam kasus Boeing, maskapai penerbangan dan TNI AU sudah membeli begitu banyak. Misalnya, pembelian pesawat B737-800NG oleh Garuda dan B737-900ER, B737-Max oleh Lion Air yang jumlahnya lebih dari US$ 20 miliar. Selain itu juga ada pembelian pesawat F-16 dan helikopter Apache oleh TNI AU. Bentuk offset bermacam-macam. Biasanya ditentukan oleh negara pembeli produk berapa persentase dari nilai keseluruhan transaksi penjualan. Biasanya offset dipakai untuk mengembangkan industri domestik negara pembeli, transfer teknologi, memajukan investasi, dan meningkatkan lapangan pekerjaan. Selain itu juga untuk mendapatkan teknologi baru, mendukung industri domestik yang strategis, mendapatkan akses terhadap pasar baru, meningkatkan nilai ekspor, dan meningkatkan hubungan dengan perusahaan multinasional. Rakyat Jadi Korban Hingga saat ini belum diketahui, kompesansi apa yang akan diberikan Boeing kepada Indonesia. Yang jelas, banyaknya pesawat Boeing dan Airbus yang dibeli menunjukkan bahwa langit Indonesia memang menggiurkan. Chairman Air Transport Association (IATA), Tony Tyler saat berkunjung ke Jakarta tahun lalu sempat bilang, pasar penerbangan di Asia Pasifik ke depan yang paling besar adalah China, India, dan Indonesia. Indonesia memang pasar yang menggiurkan dengan jumlah penduduk sebanyak 240 juta orang. Bukan hanya banyak, tapi jumlah kelas menengahnya juga meningkat. Bank Dunia menyebutkan, 56,5% dari 240 juta populasi Indonesia masuk kategori kelas menengah. Kategori kelas menengah versi Bank Dunia adalah mereka yang membelanjakan uangnya US$ 2 (sekitar Rp 18.000) sampai US$ 20 (sekitar Rp 180.000) per hari. Artinya, saat ini ada sekitar 134 juta warga kelas menengah di Indonesia. Nah, sudah bisa dibayangkan tertariknya pabrikan pesawat memasuki pasar udara di Indonesia. Apalagi ketika ASEAN Open Sky diberlakukan pada 2015 nanti. Saat itu diperkirakan, jumlah penumpang bisa mencapai 100 juta orang. “Indonesia paling menggiurkan untuk transportasi udara. Pertumbuhan penumpang kita sekitar dua sampai tiga tahun lagi bisa jadi yang tertinggi di dunia,” kata pengamat penerbangan, Chappy Hakim. Sayangnya, kata mantan Kepala Staf Angkatan Udara ini, infrastruktur dan sumber daya manusia untuk mendukung potensi itu begitu minim. “Pertumbuhan penumpang tidak bisa diimbangi dengan pertumbuhan pilot, perkembangan bandara dan maskapai. Kemudian pengelolaan dari aviation industry ada ketimpangan,” ujar Chappy. Pasar udara ini akhirnya menjadi pertarungan bisnis antarberbagai negara raksasa di Indonesia. Ironisnya, rakyat dan bangsa Indonesia yang jadi korban. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


Akhirnya, Dibuatlah Sukhoi Kantor itu tak sedikit pun memberi kesan sebagai perusahaan yang mengageni pembelian pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Sukhoi Civil Aircraft Corporation. Untuk menemuinya pun, cukup sulit, lantaran letaknya yang berdiri di antara deretan ruko, dekat pertokoan elektronik Glodok. Tapi, itulah PT Trimarga Rekatama, yang berlokasi di Jalan Pintu Besar Selatan I No 17, Pinangsia, Tambora, Jakarta Barat. Sejak musibah pesawat Sukhoi Superjet 100 terjadi, para petinggi perusahaan ini lebih banyak berada di Bandara Halim Perdanakusuma. Hingga saat ini belum diketahui, apa yang menjadi penyebab Sukhoi Superjet 100 menabrak tebing Gunung Salak, Bogor, Rabu sore pekan lalu. Pemerintah Rusia sudah membentuk Komite Investigasi untuk menyelidiki insiden ini, mulai prosedur persiapan kru pesawat dan kondisi teknis pesawat sebelum diberangkatkan dari Rusia. Lalu, apakah ada kesalahan selama persiapan ekspedisi penerbangan uji coba pesawat sipil terbaru ini? Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq juga meminta Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk serius menelusuri kecelakaan ini. Kata Mahfudz, hasil investigasi ini penting untuk bahan pertimbangan pesawat Sukhoi lainnya yang akan dimiliki maskapai penerbangan Indonesia. Padahal, Sukhoi Superjet 100 telah meraih Sertifikat Type (Type Certification) dari Otoritas Sertifikasi Rusia pada Februari tahun lalu. Kemudian, Februari 2012 memperoleh sertifikasi dari Otoritas Penerbangan Uni Eropa (EASA). Sukhoi Superjet 100 merupakan pesawat jarak menengah berbadan sedang yang dikembangkan Rusia sejak tahun 2000. Baru pada 2008 melakukan penerbangan perdana. Pesawat ini dibuat untuk menandingi pesawat Bombardier dari Kanada dan Embraer dari Brasil. Para pelaku industri pesawat Rusia terpaksa banting setir ke kelas pasar ini setelah mereka kewalahan bersaing melawan Airbus dan Boeing. Sebelumnya, di awal 1990-an, ber-

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Hasil investigasi ini penting untuk bahan pertimbangan pesawat Sukhoi lainnya yang akan dimiliki maskapai penerbangan Indonesia. Mahfudz Siddiq, Ketua komisi I DPR

samaan bubarnya Uni Soviet, pabrikanpabrikan pesawat Rusia, seperti Tupolev dan Ilyushin, mencoba mengembangkan pesawat baru yang mengadaptasi berbagai desain dan teknologi Barat. Pesawat Tupolev Tu-204, misalnya, dirancang untuk menandingi Boeing 757. Adapun Ilyushin Il-96 berambisi menjadi pesaing Boeing 777 dan Airbus 330. Sayangnya, pesawat-pesawat itu tidak pernah laku di pasar. Pesawat ini hanya

dibeli para pelanggan tradisional Rusia, seperti Kuba, Korea Utara, Iran, dan beberapa negara Afrika. Akhirnya, produsen pesawat Rusia mengakui bahwa terlalu berat bersaing dengan Airbus dan Boeing. Dari sinilah Sukhoi Superjet 100 lahir. Sukhoi pun menggandeng beberapa perusahaan dirgantara Barat, seperti Alenia Aeronautica dari Italia, Thales dan Snecma dari Perancis, dan Liebherr dari Swiss untuk mengembangkan pesawat penumpang yang lebih cocok dengan �selera� Barat. Boeing dari Amerika Serikat pun digandeng sebagai konsultan. Dengan sistem kontrol elektronik flyby-wire dan mesin turbofan baru, Sukhoi Superjet 100 dianggap memiliki kelebihan dibandingkan Bombardier dan Embraer. Apalagi harga yang dibandrol cukup murah, hanya US$ 31,7 juta sampai US$ 35 juta per unit. Namun, itu tak berarti Sukhoi Superjet 100 laku keras. Berbagai masalah teknis muncul, mulai dari rusaknya detektor, kebocoran pemasok udara kabin, hingga masalah roda pendarat. Masalah ini ditambah lagi citra pesawat Rusia yang beberapa tahun belakangan ini sering jatuh. Inilah kemudian yang menjadi penghalang pemasaran Sukhoi Superjet 100. n

13


I

ndonesia akan terus menjadi target pasar pabrikan pesawat asing, apalagi saat ASEAN Open Sky 2015 diberlakukan. Maklum, dengan jumlah penduduk sebanyak 240 juta orang, Indonesia dianggap pasar yang menggiurkan. Tak hanya itu, jumlah kelas menengah di negeri ini setiap tahun juga terus meningkat. Kalau begitu, berapa banyak pertumbuhan penumpang pesawat ke depan? Vinsensius Segu dari InilahREVIEW mewawancarai mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), yang kini menjadi pengamat penerbangan, Marsekal (Purn) Chappy Hakim, Jumat pekan lalu. Petikannya:

Bagaimana posisi Indonesia di tengah persaingan pabrikan-pabrikan pesawat asing? Indonesia memang pasar yang besar, dan demand-nya juga sangat tinggi. Faktanya, dalam lima tahun terakhir, pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia mencapai 15% hingga 25%. Ini pertumbuhan yang fantastik. Inilah yang menyebabkan orang nawarin pesawat, nawarin kredit pembelian pesawat. Nah, Sukhoi Superjet 100 merespons ini. Dia datangkan pesawat tersebut untuk dilakukan uji coba, karena harganya bagus. Kebetulan, peminatnya cukup banyak di sini. Hanya saja mereka belum deal untuk meyakinkan produk mereka. Makanya, mereka datang untuk uji coba. Apa keunggulan Sukhoi dibanding pesawat yang lain? Semua produk punya keunggulan, punya kelebihan dan kekurangan. Dan, sekarang kan yang lagi bersaing adalah Boeing dan Airbus. Tapi Sukhoi cukup cerdas. Dia kerja sama dengan Boeing dan Airbus. Keunggulannya, Sukhoi menyerap teknologi kedua-duanya. Makanya, dia berharap mendapatkan pasar. Selama ini Sukhoi dikenal sebagai produsen pesawat tempur, tapi mengapa mau memproduksi pesawat sipil? Tapi, dia kan merasa mampu. Dia punya pabrik dan teknologi. Kebetulan, produk pesawat tempurnya laku, ya sah-sah saja dia memproduksi pesawat sipil. Sebab, sekarang ini dia memiliki SCA (Shukoi Civil Aircraft). Apakah karena pasar pesawat sipil sangat besar? Itu sih sisi bisnis ya. Saya hanya mau menjawab persoalan penerbangan. Kalau soal bisnis, saya nggak tahu. Jika kemarin tidak terjadi musibah, apakah minat meskapai penerbangan Indonesia terhadap Sukhoi akan besar? Dia (Sukhoi) menawarkan satu hal yang menggiurkan. Teknologinya mutakhir, harganya murah. Tapi perlu waktu untuk membangun kepercayaan terhadap satu brand dan meyakinkan peminat untuk beli. Tapi, baru uji coba, langsung jatuh. Ya, pasti orang akan berpikir lagi. Dalam konteks hubungan Indonesia-Rusia, apakah transaksi jual beli Sukhoi memberi dampak bagi kedua belah pihak? Ya, semua hubungan pasti saling berpengaruh. Kalau hubungan dagang bagus, pasti yang lainnya bagus termasuk dalam hubungan politik. Jadi sebenarnya bagus-bagus saja. Bagaimana dukungan kebijakan dalam meningkatkan keselamatan penerbangan?

14

Chappy Hakim, Mantan KSAU

Fantastik, Pertumbuhan Penumpang Pesawat TEKS Vinsensius Segu Foto RISET

Begini, demand angkutan udara tinggi, pasar itu bagus sekali. Sehingga orang ramai-ramai bikin meskapai, ramai-ramai beli pesawat, dan ramai-ramai sewa pesawat. Tapi, prasarana dan infrastrukturnya tidak memadai. Itu yang menyebabkan terjadi kecelakaan semakin besar. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


Persaingan di Jalur Terpencil Beberapa maskapai penerbangan berebut di jalur terpencil. Maklum, ada subsidi dari pemerintah. TEKS Iwan Purwantono Foto riset

P

ernah dengar nama Tri Nusa, Sky Aviation, atau Susi Air? Mungkin pernah, tapi tak banyak orang yang tahu. Wajar, karena perusahaan itu lebih banyak melayani penerbangan perintis. Meskipun begitu, secara bisnis, perusahaan itu terbilang besar dan merajai kawasan-kawasan terpencil. Tri Nusa misalnya, merajai penerbangan di Nusa Tenggara Barat. Sky Aviation di beberapa kabupaten di Kalimantan, dan Susi Air di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Selain itu, ada 137 rute perintis yang tersebar di 17 provinsi yang dilalui sejumlah maskapai penerbangan lain. Pesawat-pesawat mereka memang tidak terbang di jalur gemuk. Namun, bisnis mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka adalah perusahaan-perusahaan yang menangguk untung dari jalur yang jarang dijamah itu. Susi Air, misalnya, kini tercatat sebagai operator terbesar untuk pesawat Cessna Grand Caravan di Asia Pasifik. Persaingan di jalur perintis boleh dibilang cukup sengit. Apalagi ada subsidi dari pemerintah bagi maskapai yang bersedia melayani jalur ini. Tahun ini saja, pemerintah menggelontorkan subsidi sebesar Rp 279,8 miliar untuk operasional dan Rp 17,27 miliar sebagai pengganti avtur. Wajar, bila banyak maskapai penerbangan yang ngiler. Sebab, subsidi itu bisa menghemat biaya operasional sampai 40%. Dalam tender yang berlangsung Maret 2012, hanya enam maskapai yang kebagian rute perintis plus subsidinya. Yakni, Nusantara Buana Air (NBA) memperoleh 32 rute dengan subsidi Rp 83,3 miliar. Selanjutnya, Merpati Nusantara Airlines (MNA) mendapat asupan subsidi Rp 70 miliar (40 rute), PT Asi

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Pudjiastuti Aviation (Susi Air) memperoleh Rp 44 miliar (15 rute), PT Sabang Merauke Air Raya Charter (SMAC) Rp 38,3 miliar (17 rute), PT Trigana Air untuk Rp 17,6 miliar (11 rute), dan PT Aviastar Mandiri sebesar Rp 10,9 miliar (4 rute). NBA, yang berdiri sejak 2008, menguasai jalur Nagan Raya dan Takengon di Aceh, Gunung Sitolo dan Bengkulu. Untuk mengangkut para penumpang ini, NBA menggunakan pesawat kecil dari jenis Casa 212 atau Smac yang berkapasitas 15 penumpang. Rencananya, NBA akan menambah armada sebanyak 30 pesawat N 219 buatan PT Dirgantara Indonesia (PTDI). Ada juga MNA yang punya 40 rute penerbangan yang menghubungkan beberapa kota, seperti Toli-Toli (Sulawesi Tengah), Sabu (Nusa Tenggara Timur) dan Wamena (Papua). Misalnya di Wamena melayani rute Sabu-Ende, Sabu-Waingapu, MeraukeOkaba, Merauke-Kimaam, Merauke-Mindaptanah, dan NabireTimika. Untuk melayani 40 rute perintis, MNA hanya menyediakan dua unit Cassa 212 berkapasitas 20 orang dan empat unit Twin Otter berkapasitas 16 orang. Keenam pesawat tersebut dioperasikan oleh sekitar 40 pilot. Lain MNA, lain Susi Air. Rute maskapai penerbangan ini menghubungkan kabupaten di pedalaman Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. Selain itu, Susi Air akan membuka rute baru di Jawa. Misalnya, Cilacap-Yogyakarta, Cilacap-Semarang, Jakarta-Cilacap dan rute lain yang melintasi Jayapura. Rute baru lainnya melintasi Samarinda (Kalimantan Timur) dan Ketapang (Kalimantan Barat). Saat ini, Susi Air memiliki 47 unit pesawat dari jenis Cessna C208B Grand Caravan, Pilatus PC-6 Porter, Piaggio P180 Avanti dan helikopter. Rencananya, Susi Air akan menambah 16 pesawat dari jenis yang sama. Sehingga total pesawat yang dimiliki berjumlah 63 unit. Pendek kata, persaingan di kelas ini cukup sengit. Belum lagi PT Aviastar Mandiri yang menguasai jalur Batam dan Kepulauan Riau. Belakangan, Kartika Airlines dan Sky Aviation sudah memesan Sukhoi Superjet 100 dari Rusia. n

15


Ingat MA 60, Ingat Kasusnya Sebelum Sukhoi Civil Aircraft Corporation membuat Sukhoi Superjet 100, Xian Aircraft China lebih dulu memproduksi MA 60. Tapi, pembelian MA 60 sempat bermasalah. TEKS Latihono Sujantyo Foto Riset

T

ernyata, pesawat penumpang Sukhoi Superjet 100 yang ditawarkan ke Indonesia, disebut-sebut sebagai pesaing utama MA 60, pesawat produksi Xian Aircraft China. “Pesawat komersial Rusia dan China itu kualitasnya hampir sama,” kata pemerhati penerbangan, Alvin Lie. PT Merpati Nusantara Airlines adalah salah satu maskapai penerbangan yang paling banyak membeli MA 60. Alasan Merpati, lantaran MA 60 memiliki keunggulan, antara lain mampu mendarat di bandara kecil. ”Beberapa sistemnya lebih baik dibanding Boeing,” ujar Direktur Utama PT Merpati Nusantara Airlines, Sardjono Jhony Tjitrokusumo. Tapi, MA 60 bukan tanpa masalah. Mei tahun lalu, pesawat yang melayani rute Sorong-Kaimana-Biak, jatuh di laut sekitar 500 meter dari Bandara Utarom, Kaimana, Papua Barat. Armada milik maskapai penerbangan Merpati ini, merupakan bagian paket pembelian 15 unit tipe sejenis dari Xi’an Aircraft Corporation, yang didatangkan secara bertahap. Pengadaan 15 pesawat MA 60 ini pun bukan tidak ada penolakan. Pembelian ini sempat ditolak Wakil Presiden (saat itu) Jusuf Kalla. Kalla menolak karena pesawat MA 60 itu belum mendapat sertifikat dari Federal Aviation Administration (FAA) di Amerika Serikat. Kalau kemudian pembelian itu akhirnya terjadi, inilah yang menimbulkan keanehan. Ketika itu, Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Munatsir Mustaman sempat menduga, pengadaan pesawat itu sarat dengan mark up. Munatsir mengungkap-

16

kan, harga satu pesawat MA 60 yang dibeli Merpati senilai US$ 14,3 juta, padahal untuk pesawat sejenis pada tahun 2009 hanya US$ 12,5. “Ada mark up hampir US$ 40 juta” kata Munatsir. Pengadaan pesawat ini bermula dari kontrak pembelian bersyarat yang ditandatangani Direktur Utama Merpati saat itu, Hotasi Nababan dengan Xi’an. Dalam kontrak yang diteken pada 7 Juni 2006 di Beijing, Merpati setuju membeli 15 pesawat MA 60 senilai US$ 232,4 juta. Sebagai bagian dari transaksi, Merpati menyewa dua MA 60 selama 24 bulan sejak Januari 2007, dengan harga sewa US$ 70 ribu per bulan per unit. Setahun kemudian, pemerintah China dan Indonesia menyetujui transaksi jual-beli MA 60. Bentuknya dituangkan dalam perjanjian pinjaman (government concession loan agreement) antara Bank Exim China dan Departemen Keuangan, pada 5 Agustus 2008. Sesuai dengan perjanjian, Bank Exim menyediakan pembiayaan 1,8 miliar yuan. Pinjaman 15 tahun itu berbunga 2,5% per tahun. Lantaran pinjaman diberikan kepada pemerintah, Merpati harus menandatangani perjanjian subsidiary loan agreement (SLA) atau penerusan pinjaman dengan Departemen Keuangan agar bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan. Di sinilah mulai muncul persoalan. Perjanjian SLA yang harus diteken ternyata berbelit-belit dan sangat alot. Apalagi Ketua Tim Restrukturisasi Merpati, Sahala Lumban Gaol, mengusulkan beberapa persyaratan kontrak ditinjau ulang, misalnya, soal harga yang terlalu tinggi, jumlah pesawat, dan garansi. Maklum Merpati sedang dibelit persoalan serius. Pada akhir 2008, asetnya hanya Rp 1,06 triliun, sedangkan kewajibannya Rp 2,7 triliun. Di saat itulah Presiden Bank Exim China, Li Ruogu, mendesak Pemerintah Indonesia meneken perjanjian SLA secepatnya. Bahkan Xi’an mengancam membawa persoalan ini ke pengadilan arbitrase di Singapura. Namun, pembayaran pesawat tetap tidak kunjung dilakukan mengingat banyak pertanyaan atas kontrak pembelian, di antaranya harga pesawat yang dianggap terlalu mahal, kebutuhan Merpati yang hanya delapan unit, serta skema pembelian yang tak tepat. Sampai hari ini, kasus pembelian pesawat yang sempat menghebohkan itu, tak jelas penyelesaiannya. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


CN 295. neraca finansialnya terus minus

S

empat divonis pailit oleh Pengadilan Tata Usaha Negara pada September 2007, lalu harus merumahkan belasan ribu karyawannya, PT Dirgantara Indonesia (PTDI) kini perlahan-lahan mulai bangkit. Itu bisa dilihat ketika akhir tahun lalu, PTDI dan Airbus Military meneken kerja sama pembuatan pesawat CN-295. Dengan kerja sama ini, PTDI menjadi satu-satunya produsen sekaligus agen tunggal pemasaran pesawat CN-295 di kawasan Asia Pasifik. Pembuatan pesawat CN 295 dilakukan di markas Airbus Military, Sevilla, Spanyol. Setelah penandatanganan kerja sama, pembuatan pesawat CN 295 akan dipusatkan di PTDI. Ke depan, ditargetkan 50% komponen pesawat ini berasal dari Indonesia. Pesawat CN-295 merupakan hasil pengembangan dari pesawat CN-235 yang merupakan ikon dari DI yang sebelumnya berlabel Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN). Pesawat yang mampu mengangkut 71 orang penumpang dengan kapasitas 9,2 ton itu merupakan jenis derivatif dari CN-235 dengan badan lebih panjang tiga meter. Pesawat CN-235 dikenal sebagai pesawat transport sipil dan militer yang sangat andal. Selain sejumlah negara, pemakai CN-235 juga AS dan Prancis. PT DI juga memproduksi pesawat CN-212, N-Bell, Super Puma, dan NBO-105. Selain itu juga memproduksi komponen pesawat terbang untuk Boeing, Airbus, Eurocopter dan lainnya. Pada 20 Oktober 2011 lalu, PTDI mengirim komponen Airbus A320/A321 yang digunakan untuk sayap pesawat yang ke-2.000. Sejak 2005 melalui “Program Paragon” PTDI mendapat kepercayaan membuat sebagian dari komponen sayap Airbus A320/A321. Bagian sayap yang dibuat PTDI adalah Pylon Assy Port/STBD, Assy Fixed L/Edge INBD (D Nose) dan L/E Skin Assy. Kontrak pembuatan sebagian komponen sayap A320/A321 ini akan berakhir tahun 2015. Pesawat Airbus A320 dan A319 (lebih kecil) yang sekelas dan bersaing ketat dengan Boeing 737 buatan Amerika Serikat terhitung produk konsorsium Airbus Industrie yang paling populer dan diproduksi dalam jumlah besar. Selama 20 tahun terakhir PTDI telah membuat banyak pesawat dan senjata, baik untuk ekspor maupun untuk kepentingan di dalam negeri. Awal 2011, perusahaan pelat merah yang berdiri 34 tahun lalu

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Kita Punya PTDI Indonesia punya PT Dirgantara Indonesia yang mampu memproduksi pesawat terbang. Sayang, keuangannya masih ngos-ngosan. TEKS Iwan Purwantono Foto sby-abror

ini memenangi tender pengadaan empat pesawat penjaga pantai untuk Korea Selatan senilai US$ 94,5 juta. Pada bulan yang sama, Eurocopter Group (anak perusahaan dari aliansi strategis industri kedirgantaraan Eropa, EADS) mempercayakan PTDI membuat komponen fuselage (badan utama) dan tailboom (bagian ekor) helikopter seri EC-225 Super Puma dan EC-725 Cougar. Total order 125 unit hingga 2020. Pertengahan Juli 2011, PTDI menandatangani memorandum of understanding dengan Korea Selatan untuk memproduksi pesawat tempur KF-X. Jet tempur generasi baru yang diklaim lebih andal ketimbang F-16, tapi masih di bawah F-35 buatan Lockheed Martin. Anggaran untuk proyek strategis tersebut mencapai US$ 8 miliar dengan jangka waktu kerja sama hingga 2020. PTDI akan menanggung 20% pembiayaan dan Indonesia menyanggupi membeli 50 dan 200 unit pesawat tersebut. Jadi, anak-anak Indonesia sudah mampu membuat pesawat. “Kalau soal teknologi, PTDI tidak kalah maju. Sayangnya, neraca finansialnya terus-terusan minus. Pemerintah perlu turun tangan untuk menyehatkan neraca keuangannya,” ujar anggota Komisi I DPR dari Fraksi Golkar, Enggartyasto Lukito. Ah…, bikin miris saja. n

17


nasional ekspor gas

Jangan Hanya Wa Batasi Ekspor Ga Pemerintah bakal membatasi izin ekspor gas. Alasannya, selain akan mengutamakan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, setiap tahun kita merugi Rp 183 triliun. TEKS Ardi Siregar Foto riset

R

encana konversi energi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG), agaknya bakal berimbas ke hal positif lainnya. Kini, mau tidak mau, pemerintah harus segera membatasi izin ekspor gas untuk kontrak-kontrak baru. Kabar ini tentu menggembirakan. Sebab, selama ini, setiap tahunnya kita mengalami kerugian sekitar Rp 183 triliun dari kegiatan ekspor gas. Kabar akan diperketatnya ekspor gas ini disampaikan Jero Wacik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). “Kami akan membatasi ekspor gas untuk kontrak-kontrak baru. Apalagi saat ini, ekspor gas sudah terlampau besar,” katanya. Menurut Jero, produksi gas secara nasional mencapai 7.500 juta kaki kubik per hari (mmscfd). Dari jumlah itu, sebanyak 3.400 mmscfd diekspor. “Jadi kira-kira, hampir separuh dari hasil produksi gas kita diekspor,” tambahnya. Penjualan keluar negeri yang begitu besar tersebut, tertuang lewat kontrakkontrak lama. Namun kini, melihat fakta bahwa gas sangat dibutuhkan di dalam

18

Bontang lng plant

negeri, Jero berjanji akan sangat berhati-hati untuk memberikan persetujuan terhadap kontrak-kontrak jual-beli gas yang baru. Tapi, sebenarnya bukan hanya kontrak-kontrak baru yang perlu dicermati. Kontrak-kontrak lama pun ternyata sangat-sangat tidak menguntungkan bagi Indonesia. Sebut saja soal

ekspor ke China. Sejak tahun 2002, setiap tahunnya, kita mengekspor 2,6 juta metrik ton gas ke kawasan industri Fujian. Masalahnya, harga yang dibayar China hanya US$ 3,5 per mmscfd. Sementara harga pasaran dunia mencapai US$ 15 per mmscfd. Ironisnya lagi, harga jual ke China itu bahkan jauh lebih murah dibanding

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


acana, as

harga jual ke industri-industri di dalam negeri. Pada tahun lalu saja, industri di tanah air membayar US$ 6,6 per mmscfd. Bahkan kini, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) misalnya, berani membeli gas di kisaran harga US$ 9 per mmscfd. Menurut Mochamad Harun, juru bicara PT Pertamina, pihaknya bah-

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

nasional ekspor gas kan berminat membeli gas asal Kilang Tangguh, Papua itu – yang selama ini diekspor ke China – sebanyak 1,5 juta metrik ton untuk kebutuhan Floating Storage and Regasification Unit (FSRU) di Teluk Jakarta. Fasilitas yang ditargetkan mulai beroperasi tahun 2013 itu, memiliki kapasitas total 3 juta metrik ton per tahun. Ide penjualan gas Tangguh ke China mulai mengemuka saat Presiden Megawati berkuasa. Saat itu, pemerintah mendapat tekanan untuk menutup defisit APBN akibat program restrukturisasi perekonomian dan perbankan. Di sisi lain, ada fakta teknis di lapangan, gas alam yang sudah dikeluarkan dari perut bumi harus segera dialirkan dengan cara dibakar. Jika tidak, gas yang tertampung di kilang penampungan bisa menyebabkan ledakan. Sementara saat itu, pilihan penjualan hanya bisa ke China yang bersedia membeli dengan kontrak jangka panjang. Perbedaan harga yang mencolok itu­lah, yang memunculkan protes dari kalangan industri di dalam negeri. Bambang Sujagat, Wakil Ketua Kadin Indonesia Bidang Perindustrian mengatakan, dengan harga yang lebih murah, pertumbuhan industri di China lebih cepat karena didukung oleh pasokan gas dari Indonesia. “Di sisi lain, industri nasional daya saingnya justru turun karena terkendala pasokan gas,”katanya. Untunglah, pemerintah saat ini terus berupaya ‘menekan’ pemerintah China agar bersedia meninjau ulang harga tersebut. Menurut Hardiono, Wakil Kepala BP Migas, target renegosiasi akan menghasilkan harga antara US$ 5 – US$ 7 per mmscfd. “Paling tidak, harga ekspor tidak lebih murah ketimbang harga jual domestik,’’ katanya.

Mau Untung Malah Buntung Lalu bagaimana ceritanya sehingga kita merugi Rp 183 triliun per tahun dari ekspor gas? Data itu ternyata dibeberkan Qoyum Tjandranegara, anggota Komite Badan Pengatur Kegiatan Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas). Qoyum mencontohkan produksi gas bumi nasional pada 2011 sebesar 8.430 MMSCFD. Jumlah itu setara dengan 1,5 juta barel minyak per hari. Dari jumlah tersebut, sebanyak 53% – setara dengan BBM 795.000 barel per hari – diekspor. Artinya, kata Qoyum, dalam setahun negara kehilangan devisa sebesar 795.000 barel x 365 hari x 45% (dari

harga 1 liter BBM) x 1,4 x US$ 111/barel x Rp 9.000/US$ = Rp 183 triliun. “Dengan demikian dalam setahun, negara kehilangan devisa Rp 183 trilun,” katanya. Padahal untuk setiap 1 liter setara BBM Gas Bumi yang diekspor, sebagai gantinya kita membutuhkan 1 liter BBM impor. “Toh melihat keadaan seperti itu di depan mata, tidak ada yang mempermasalahkannya sama sekali. Ekspor gas bumi terus terjadi,” lanjut Qoyum. Terlepas dari fakta memperihatinkan yang dipaparkan BPH Migas, pihak produsen meminta pemerintah agar berhati-hati dalam menerapkan pembatasan ekspor gas. Menurut Rennier AR Latief, Komisaris Utama PT Energi Mega Persada Tbk, pemerintah harus melihat kelengkapan infrastrukur gas yang terbangun sebelum memutuskan pembatasan ekspor. Menurut Rennier, kebijakan pembatasan ekspor sebaiknya diberlakukan bagi produksi gas di Pulau Jawa dan Sumatera yang sudah memiliki infrastruktur lengkap. “Karena ada beberapa tempat yang justru lebih bagus diekspor, seperti di Indonesia bagian Timur yang tidak ada infrastruktur gas,” katanya. Kalangan industri agaknya tak sepakat dengan pendapat itu. Dito Ganindito, Wakil Ketua Kadin bidang Energi, meminta produsen melihat efek berganda yang ditimbulkan jika produksi gas lebih utama diperuntukkan bagi kebutuhan domestik. Harga di dalam negeri memang lebih murah daripada di luar negeri. “Tapi jangan lupa, harga di luar negeri itu termasuk transportasinya. Kalau dikonsumsi di dalam negeri, dampak bergandanya akan lebih banyak,” kata Dito. Bahkan Dito mengungkapkan, saat ini, banyak industri di Jawa Timur menurunkan tingkat produksi hingga 50%, karena kekurangan pasokan gas. Dan itu berdampak pada PHK sebagian karyawannya. Sementara menurut Qoyum, memang sudah saatnya pemerintah dan pihak-pihak terkait lainnya memberi perhatian khusus terhadap masalah ekspor gas. “Kita ini mau untung dari ekspor gas, tapi sebenarnya malah buntung. Orang malah banyak mempermasalahkan soal turunnya produksi minyak Indonesia,” katanya. Betul juga, mengingat kita punya cadangan 3,18 triliun meter kubik gas yang berpotensi menambah kocek negara. n

19


nasional impor hortikultura

Ayo Memotong Buah Impor Buah dari manca negara yang masuk Indonesia pada 2012 diprediksi bakal melebihi tahun lalu. Pemerintah pun segera membatasi kuota impor. TEKS Ardi Siregar FOTO agus priatna

S

ebagai negari agraris yang memiliki berbagai jenis buah, angka-angka berikut harusnya membuat kita miris. Bayangkan saja, sepanjang 2011, total buah-buahan yang kita impor dari luar negeri mencapai 878.318,3 ton. Terbanyak adalah anggur (389.448 ton), apel (163.398 ton) dan jeruk (171.858 ton). Total angka impor 2011 itu membeng­ kak dari 2010 yang sebanyak 583.677,7 ton. Dan kabar lain yang tak kalah memprihatinkan, tahun ini buah impor bakal lebih membanjir lagi. Itu jika kita merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS). Nilai total impor per triwulan I-2012, sudah mencapai US$ 140,9 juta atau sekitar Rp 1,26 triliun. Dalam kurun waktu sama tahun lalu, nilainya hanya US$ 115,6 juta atau sekitar Rp 1,04 triliun. Melihat angka-angka ini, pemerintah tampaknya menjadi tak nyaman. Melalui Departemen Pertanian, dibuatlah beleid yang akan membatasi impor hortikultura. Jika kebijakan ini diberlakukan, para importir buah dan sayur tak bakal bebas

20

lagi, karena dibatasi oleh kuota impor. Beleid baru itu tak lain Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 3 tahun 2012 tentang ‘Rekomendasi Impor Produk Hortikultura’. Permentan ini bakal bersanding dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) yang mengatur izin impornya. Intinya, izin impor yang dikeluarkan Mendag harus berdasarkan rekomendasi Mentan. “Tadinya kami minta Kementerian Perdagangan mempercepat menurunkan aturan impor ini supaya bisa berlaku 1 Mei, tapi ternyata belum,” kata Suswono, Menteri Pertanian, Senin pekan lalu. Akibatnya, Kementan pun harus merevisi tanggal berlakunya beleid tersebut. Menurut Suswono, Permentan 3/2012 sangat penting untuk mengatur volume dan waktu impor hortikultura. Pasalnya selama ini, impor buah dan sayur yang tidak terkendali membuat harga di tingkat petani anjlok. Oleh sebab itu, volume buah yang masuk perlu diawasi ketat agar tidak melimpah di pasaran. Sebelum beleid ini, Mentan juga su-

dah mencoba membatasi pintu masuk bagi buah impor. Caranya dengan mengurangi pelabuhan masuk dari delapan pelabuhan menjadi empat saja. Aturan yang harusnya mulai diterapkan 19 Maret itu, tepaksa harus mundur 19 Juni untuk memberikan kesempatan pihak pelabuhan mempersiapkan segala sarana dan prasarana. Rencana diberlakukannya Permentan 3/2012 disambut positif Dewan Hortikultura Nasional (DHN). Mereka yakin, ketergantungan terhadap buah impor berkurang. Sementara di sisi lain, pemerintah harus mampu meningkatkan pro-

duksi dan kualitas produk hortikultura di dalam negeri. Menurut Benny Kusbini, Ketua DHN, pembatasan volume impor sama artinya mendorong pengusaha atau importir agar mengutamakan pasokan buah dan sayur lokal langsung dari petani. “Jika kebutuhan pasar mencapai 500 ribu ton buah, pemerintah seharusnya memberikan kuota impor 300 ribu ton saja. Sisanya dipenuhi dari dalam negeri,”kata Benny. Selain soal kualitas, DHN berharap, pemerintah harus segera membenahi sistem distribusi agar pasokan lebih lancar. “Kalau transportasinya murah, berarti harga juga jadi murah,”ujarnya. Sementera itu, Suwanto, Ketua DPD Masyarakat Agribisnis dan Agroindustri Indonesia Jateng mengatakan, sulit menahan serbuan buah dan sayur impor. Satu-satunya jalan, tak lain adu kualitas dan harga. Jika tidak, ”Penyelundupan akan marak karena masih banyak pelabuhan di pulau-pulau yang tidak ter­ awasi,” katanya. Wah, benar juga. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


nasional rups telkom

P

T Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) baru saja memiliki nahkoda baru. Melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Telkom, Jumat pekan lalu, Arief Yahya (49), terpilih menjadi direktur utama menggantikan Rinaldi Frimansyah. Kabar yang santer beredar, naiknya bekas Direktur Enterprise and Wholesale ini merupakan pilihan Dahlan Iskan, Menteri BUMN. Penggantian ini memang cukup mengagetkan, mengingat banyak pihak yang yakin bahwa Rinaldi tak bakal tergeser. Apalagi, berdasarkan RUPS Luar Biasa Telkom yang digelar awal 2011, Rinaldi bakal meneruskan jabatannya hingga 2015. Dan yang tak kalah penting, saat ini, kinerja Telkom sedang bagus-bagusnya. Pendapatan bersih perusahaan tele­komunikasi pelat merah itu, di tahun 2011 mencapai Rp 10,965 triliun. Rapor terakhir, untuk kuartal I-2012 juga tak kalah kinclong. Dari pendapatan operasional sebesar Rp 17,8 triliun, Telkom berhasil menorehkan laba bersih Rp 3,32 triliun atau naik 17,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Berdasarkan data Telkom, pendapatan terbesar perseroan selama tiga bulan pertama 2012, berasal dari bisnis seluler yang dikelola Telkomsel. Nilainya sebesar Rp 7,20 triliun atau tumbuh 6,50%. Sementara dari bisnis interkoneksi, Telkom meraup Rp 876 miliar atau naik 3,5%. Dari bidang data, internet dan IT Rp 6,12 triliun (naik 12,20%). Sementara upaya menggenjot bisnis telepon kabel (fixed line) juga membuah­kan hasil. Pada kuartal I ini, jumlah pelanggan telepon kabel mencapai 8,69 juta atau naik 4,2%. Dan ini pencapaian paling menggembirakan pada 2012. Telepon kabel telah meraup pendapatan Rp 2,81 triliun atau turun 4,30%. Kendati turun, Telkom menegaskan, penurunan ini lebih baik dibanding penurunan kuartal I-2011 sebesar 11,4%. Dengan prestasi yang begitu meng­ ilap, lantas kenapa Rinaldi diganti? Mungkin, hanya Menteri BUMN Dahlan Iskan dan Presiden SBY yang tahu. Yang pasti, dari tujuh direktur yang membantu Rinaldi, enam di antaranya sudah habis masa jabatannya. Jadi, yang tersisa tinggal Rinaldi dan Arief Yahya. Namun di luar mereka berdua, ada 18 nama dari eksternal dan internal Telkom, termasuk direksi anak usaha, serta delapan direksi lama mengikuti

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Menengok Nahkoda Baru Telkom Rinaldi diganti saat kinerja BUMN ini sedang bagus-bagusnya. Ada apa? TEKS Ardi Siregar FOTO Syamsuddin Nasoetion

proses uji kelayakan. Salah satu calon yang populer adalah Gatot M Suwondo, ipar Presiden SBY yang kini menjabat sebagai Direktur Utama BNI. Kendati demikian, hingga sehari menjelang RUPS yang digelar di Jakarta, pejabat penting di Kementerian BUMN pun masih yakin jika Rinaldi bakal terpilih lagi. “Pak Rinaldi dan Pak Arief kan baru diangkat lagi tahun kemarin. Kalau tidak salah beliau baru habis 2015,” kata Seger Budiarjo, Asisten Deputi Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur I, Kementerian BUMN.

Apa mau dikata, hasil RUPS berkata lain. Arief Yahya pun menggantikan Rinaldi untuk masa jabatan 2012-2017. Sementara untuk posisi tujuh direktur, hanya Indra Utoyo, Direktur IT Solutions and Strategic, yang bertahan. Selebihnya wajah-wajah baru. Dahlan Iskan sendiri, seusai terpilihnya Arief, enggan berkomentar banyak. Dia hanya berharap agar Dirut baru memberikan kinerja yang lebih baik lagi untuk Telkom. “Ini supaya lebih baik lagi. Saya serahkan orang untuk menilai,” katanya singkat. n

21


bisnis sepekan

Mampu Menahan Gerusan Zaman TEKS Hideko FOTO Asep Rochyadi

M

eski tak meninggalkan kesan tradisional, batik ternyata masih mampu menahan gerusan zaman dan menjadi primadona di negeri sendiri. Terlebih dengan ditetapkannya tanggal 10 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Di tangan Sulistiawati dan Benny Setiawan Hajadi, pengusaha dan seniman yang mengelola outlet Batik Hajadi di Jalan Palmerah Utara Nomor 46, Slipi, Jakarta Barat, batik mampu memikat para penggemarnya. Memakai bahan dasar kain Drill dan Pewarna Daystuff, batik desain Benny diolah oleh pengrajin asal Pekalongan, Solo, dan Yogyakarta. Mereka dipercaya lantaran memiliki naluri tersendiri terhadap batik. Benny tak hanya menjadikan motif batik dari tanah Jawa sebagai sumber inspirasinya. Ia juga memakai corak dari Irian Jaya

serta Dayak sebagai sumber ide. Sulistiawati melihat peluang bisnis di bidang batik sebagai ranah yang menjanjikan. Pasalnya, apresiasi kaum muda saat ini cukup membanggakan. “Kami melihat apresiasi kaum muda sebagai perkembangan positif dan peluang dalam mengembangkan bisnis batik,� ujar Sulis. Di outlet batik milik Sulistiawati yang sudah berdiri selama 40 tahun, karya-karya Benny memiliki ciri khas

tersendiri, yakni tidak banyak menggunakan banyak corak warna seperti motif batik kebanyakan. Tak lebih dari kombinasi empat warna untuk menghasilkan corak yang indah. “Batik kami dicocokkan warnanya sesuai dengan tren fashion masa kini,� ucap Sulis. Hal tersebut dilakukan pasangan kakak beradik ini agar produknya tetap diminati. Terlebih, bisnis mereka dapat bertahan dan terus berkembang lantaran belum adanya kompetitor yang kuat. n

Dana Perbaikan Jalan Mulai Ngucur TEKS Hideko FOTO Syamsuddin Nasoetion

K

ementerian Pekerjaan Umum (PU) menyiapkan sisa anggaran lebih (SAL) sebesar Rp 9,6 triliun untuk digunakan memperbaiki jalan yang rusak di berbagai daerah. Saat ini diketahui kerusakan jalan nasional di beberapa wilayah di Indonesia cukup parah. Ter-

22

utama di Papua, Papua Barat, Maluku Utara, Maluku, NTB, dan NTT. Khusus untuk jalan nasional di Papua dan Papua Barat, kementerian PU menganggarkan dana Rp 4,5 triliun. Menurut Djoko Murjanto, Dirjen Bina Marga Kementerian PU, proses

pengerjaan perbaikan jalan nasional tersebut sudah bisa dimulai Mei ini. Saat ini jalan di Wilayah I (Pulau Sumatra) dan Wilayah II (Jawa, Bali, dan Kalimantan) mengalami kerusakan masing-masing sebesar 11,84% dan 7,97%. Sedangkan Wilayah III (Sulawesi, Maluku, dan Papua) mengalami kerusakan 17,72%. Akhir tahun ini, kerusakan jalan ditargetkan menipis jadi 9% dan tahun 2014 menjadi 6%. Dengan perbaikan jalan ini diharapkan pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


bisnis sepekan

Syariah Mulai Unjuk Gigi TEKS Hideko FOTO dahlan rebo pahing

B

ank syariah mulai unjuk gigi. Bank Indonesia (BI) mencatat, dalam kurun waktu lima tahun terakhir pertumbuhan perbankan syariah rata-rata mencapai 40,2% per tahun. Sementara dalam kurun waktu yang sama perbankan konvensional hanya tumbuh rata-rata 16,7%. Hingga kuartal I-2012 total aset perbankan syariah mencapai Rp 152,3 triliun. Data tersebut dihimpun BI dari 11 bank komersial berbasis syariah, 24 unit usaha syariah bank, serta 155 bank perkreditan rakyat (BPR) syariah. Melihat perkembangan yang menjanjikan itu, Halim Alamsyah, Deputi

Gubernur Bank Indonesia, optimistis industri perbankan syariah akan terus berkembang. Diperkirakan kontribusinya terhadap industri perbankan komersial akan mencapai 15%-20% dalam kurun waktu dua dekade ke depan. Guna menjaga pertumbuhan bisnis

Keluarga Salim Makin Kaya TEKS Hideko FOTO riset

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

syariah, BI mendorong bank syariah nasional untuk fokus terhadap pasar sektor riil sehingga lebih berdampak terhadap penumbuhan ekonomi. Sektor riil juga dipercaya dapat mengurangi adanya risiko potential bubble dalam perekonomian. n

K

eluarga Liem Sioe Liong (Salim) makin kaya. Dalam Rapat umum Pemegang Saham (RUPS) PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), yang berlangsung pekan lalu, pemegang saham sepakat membagikan dividen masing-masing sebesar Rp 169 dan Rp 175 per saham Sebagai pemegang saham pengendali INDF dan ICBP, keluarga Salim memperoleh bagian deviden Rp 701,26 miliar dan Rp 411,44 miliar. Artinya, dari dua perusahaan tersebut keluarga Salim memperoleh bagian dividen Rp 1,1 triliun lebih. Saat ini keluarga Salim tercatat sebagai penguasa 50,07% saham Indofood lewat CAB Holding Ltd. Sementara CAB sendiri dikendalikan oleh keluarga Salim lewat First Pacific Company Ltd, perusahaan investasi yang berkantor pusat di Hong Kong. Di luar anak-anak Liem Sioe Liong, generasi kedua Salim juga tercatat sebagai pemegang 0,02% saham Indofood. Dalam RUPS pekan lalu, Anthoni Salim, anak pertama Liem Sioe Liong, kembali terpilih sebagai Direktur Utama di INDF dan ICBP. n

23


bisnis mobil hybrid

Mobil Hybrid. upaya pengendalian BBM

Pasar Tak Ser Pemerintah akan memberi isentif untuk produksi mobil hybrid di Indonesia. Pasarnya belum menggembirakan. TEKS AS Riyanto Foto Riset

24

P

emerintah terus berupaya mencari cara untuk menekan defisit terkait bahan bakar minyak (BBM). Sebab anggaran negara tetap aman bila konsumsi BBM tak lewat dari 42 juta kiloliter. Padahal tahun 2011, konsumsi BBM sudah mencapai 40 juta kiloliter. Berbagai upaya pun dilakukan oleh pemerintah, termasuk melirik produksi mobil hybrid. Mobil jenis ini bisa mengurangi konsumsi BBM, karena sebagian dayanya memakai baterai. Pemerintah pun berupaya menarik minat produsen otomotif agar mau memproduksi mobil jenis ini. Berbagai insentif dipersiapkan oleh pemerintah, seperti penghapusan pajak penjualan barang mewah

(PPnBM). Padahal, pasar mobil hybrid di Indonesia kurang ditanggapi masyarakat. Nah, pekan lalu, PT Astra Internasional Tbk sowan ke Istana Presiden. Kedatangan pabrikan otomotif ini untuk memamerkan dua mobil hybrid, yakni Toyota Prius dan Toyota Camry. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pun langsung kepincut. Dikatakan SBY dalam acara peluncuran Asia-Pacific Human Development Report (APHDR) di Istana Negara, penggunaan mobil hybrid merupakan bagian dari upaya pengendalian penggunaan BBM. Produk mobil hybrid merupakan salah satu upaya penghematan BBM. Bahkan SBY mengatakan, pemerintah telah me-

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


bisnis mobil hybrid

Dari 15 juta unit pasar mobil di Amerika, hanya 10% pasar mobil hybrid. Artinya, masih sedikit peminat mobil tersebut dan butuh infrastruktur yang memadai untuk memakainya. Suhari Sargo, Pengamat otomotif

Pasar masih minim Tak hanya Astra, pemerintah juga meminta industri otomotif lainnya untuk membuat mobil hybrid dengan tiga varian, yaitu mobil yang murah, sedang, dan mobil yang mewah.“Mereka (Astra) produksi beberapa tipe yang survei sesuai pasar. Tapi, saya ingatkan komponen

yang tinggi. Prius dijual Rp 600 juta per unit, padahal spesifikasinya mirip Corolla 1,8 liter yang berharga Rp 300 juta hingga Rp 400 juta. Begitu pula dengan Camry. Harga Camry varian hybrid jauh di atas Camry konvensional. All New Camry 2.5 G dijual seharga Rp 482,7 juta dan Camry 2.5 V seharga Rp 510 juta. Adapun Camry 2.5 Hybrid dijual seharga Rp 635,6 juta. Semuanya dalam kondisi on the road. Perbedaan harga yang cukup jomplang itu terutama disebabkan oleh biaya pengembangan yang masih tinggi dan harga baterai yang mahal. Untungnya, berbeda dengan Prius yang diimpor dari Jepang, Camry Hybrid didatangkan dari Thailand, sehingga bea masuknya lebih kecil. Suramnya pemasaran mobil hybrid dibenarkan oleh Suhari Sargo, pengamat otomotif. Menurutnya, Indonesia memerlukan waktu sekitar 10 tahun karena infrastruktur yang tidak memadai. Ia lantas mencontoh pasar di Amerika Serikat. Di negara ini, pasar mobil hybrid masih

produk lokal dan green car concept juga rumusan insentif pajak dari Menkeu, jadi (mobil hybrid) yang low cost ada, middle ada dan lux juga ada,” kata MS Hidayat, Menteri Perindustrian. Dukungan kepada industri sudah diberikan oleh pemerintah. Masalahnya, mobil hybrid belum dilirik oleh pasar. Saat ini, ada empat mobil hybrid yang telah menjajal pasar di Indonesia. Keempatnya adalah Toyota Prius, Honda Civic, Lexus LS-600 H, dan Toyota All New Camry 2.5 Hybrid yang dilempar ke pasar pada awal April lalu. Namun, penjualannya kurang lancar. Sejak hadir pada 2009 hingga kini, penjualan Prius hanya sekitar 50 unit. Penyebabnya adalah harga

sangat kecil. Padahal secara dukungan infrastruktur di negara maju cukup memadai. “Dari 15 juta unit pasar mobil di Amerika, hanya 10% pasar mobil hybrid. Artinya, masih sedikit peminat mobil tersebut dan butuh infrastruktur yang memadai untuk memakainya,” katanya. Untuk itu, menurut Suhari, pemerintah harus membenahi infrastruktur lebih dulu agar konsumen lebih tertarik membeli mobil hybrid. “Jika pemerintah mau memasarkan produk tersebut, yang harus dipikirkan adalah masalah pengisian listriknya. Nantinya konsumen akan mengeluarkan biaya ekstra kalau tidak ada sarana dan prasarana yang mendukung,” katanya. n

tax (PPnBM) dihilangkan. Kemudian kami ingin produksinya di dalam negeri. Astra sudah mengatakan supaya membuat lokalisasi produknya di dalam negeri. Jadi, nanti tidak hanya market-nya dalam negeri, tapi bisa menjadi base industry,” katanya. Hatta menambahkan, pemerintah juga sedang memikirkan agar seluruh kendaraan dinas pemerintah menggunakan mobil hybrid. “Kami sedang memikirkan supaya seluruh kendaraan pemerintah ke depan pakai hybrid. Karena lebih hemat tapi tidak ekslusif. Merek mobil apapun yang menggunakan hybrid tentu akan kami gunakan,” paparnya.

ramah Produknya netapkan kebijakan dan sejumlah program aksi yang akan mulai dijalankan Juni ini secara intensif. Pertama, pengalihan secara bertahap penggunaan bahan bakar minyak menuju bahan bakar gas. Kedua, penghematan total penggunaan BBM dan listrik, serta mulai mengenalkan dan memasarkan transportasi dengan sistem hybrid. “Mulai Juni mendatang, gerakan nasional penghematan energi akan kami tingkatkan lagi,” kata SBY. Sedangkan menurut Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, pemerintah akan memberikan insentif kepada Astra untuk memproduksi mobil hybrid di dalam negeri. “Mobil hybrid akan kami berikan insentif, luxury

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

25


bisnis listrik

Token Dicari dan Diminati

Pelanggan listrik prabayar mencapai 5 juta. Menjadi peluang bisnis bagi masyarakat. TEKS AS Riyanto FOTO Dahlan Rebo Pahing, Asep Rochyadi

L

istrik prabayar produk PLN semakin diminati. Sejak dipasarkan 2008, kini sudah meraup 5 juta pelanggan. Membesarnya pelanggan listrik prabayar ini mendatangkan bisnis bagi masyarakat. Penjualan token atau isi ulang listrik pra bayar pun mulai marak. Inovasi PLN ini baru dipasarkan tahun 2008. Saat itu jumlah pelanggannya baru, 70 ribu di Jawa Barat. Setahun kemudian, pelanggannya naik menjadi 600 ribu pelanggan. Besarnya animo masyarakat membuat PLN memasarkan listrik prabayar secara besar-besaran di seluruh Indonesia pada 2010. Hingga 2011, jumlah pelanggan mencapai 2,9 juta, dan pekan lalu jumlahnya telah mencapai 5 juta pelanggan. “Saat ini Indonesia jadi tempat penerapan teknologi listrik prabayar nomor satu di dunia,� kata Nur Pamudji, Direktur Utama PT PLN (pesero). Meningkatnya pelanggan listrik sistem prabayar ini karena mudah dan murah. Masyarakat tak perlu datang ke loket PLN untuk isi ulang. Selain itu, isi ulang listrik prabayar juga murah. Pelanggan bisa membeli token listrik minimal Rp 20 ribu. Bahkan, tidak ada masa kadaluwarsa. PLN sudah bekerja sama dengan beberapa bank dan kantor pos. Bank dan kantor pos bisa bekerja sama dengan agen atau mitra. Kini, menjadi mitra untuk menjual token listrik lumayan menarik. Ada dua pilihan untuk bisnis token, yakni menjadi agen ritel yang menjual langsung ke konsumen, atau menjadi agen server

26

yang membawahi beberapa agen ritel. Berbeda dengan agen ritel yang mendapat keuntungan dari penjualan eceran, keuntungan agen server berasal dari perekrutan agen dan komisi dari penyaluran token listrik ke agen ritel. Mohamad Miroji, contohnya. Pemilik www.agenlistrikprabayar. com ini mampu me-

raih Rp 600 ribu per bulan dari komisi menjual token listrik. Pendapatan tersebut antara lain berasal dari komisi penjualan. Sebagai agen pemilik server token, dia menikmati Rp 100 per transaksi. Dia juga mendapatkan keuntungan dari pendaftaran keanggotaan (member) jaringan agen token. Tiap anggota yang mendaftar, dia memperoleh Rp 50 ribu. Lain halnya dengan Asep Bin Yasin, pemilik Tunas Komunika di Bandung. Asep menjadi agen ritel berbelanja token listrik ke PT Arindo Pratama sebagai agen server di Bandung. Awalnya,

dia hanya menyetorkan deposit untuk transaksi jual beli token listrik sebesar Rp 3 juta. Selanjutnya, Arindo memberikan pin untuk akses bertransaksi. Setiap transaksi, Asep memperoleh keuntungan sebesar Rp 1.000. n

Saat ini Indonesia jadi tempat penerapan teknologi listrik prabayar nomor satu di dunia. Nur Pamudji, Direktur utama PT PLN (Persero)

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


bisnis cpo

D

uit banyak dan dukungan pemerintah juga tinggi. Ada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 128/PMK.011/2011 yang menetapkan bea keluar ekspor produk hulu CPO lebih besar dibanding produk hilirnya. Kondisi ini membuat perusahaan perkebunan sawit mulai melirik industri hilir, terutama oleokimia. Oleokimia merupakan bahan kimia yang diturunkan dari minyak dan lemak, termasuk CPO. Contoh hasil olahan oleokimia ialah mentega, sabun, dan minyak goreng. Oleokimia dapat diperbarui dan merupakan salah satu alternatif sumber energi masa depan. Pekebun yang ingin menjajal peruntungan di bisnis oleokimia adalah PT Perkebunan Nusantara (PTPN) 3 dan PTPN 4. Kedua BUMN ini akan membangun pabrik oleokimia di Sumatra Utara. “Ini merupakan langkah baru sinergi dua BUMN perkebunan untuk masuk ke industri hilir yaitu oleokimia,� kata Megananda Daryono, Dirut PTPN 3. BUMN ini direncanakan menjadi induk usaha (holding) BUMN perkebunan. Nah, rencananya, tahun ini pabrik oleokimia terintegrasi harus sudah terbangun. Megananda juga berharap, sebelum induk perusahaan terbentuk, bisnis industri hilir tetap akan dilakukan dengan mendorong semua perkebunan milik negara. Upaya BUMN perkebunan bermain di sektor hilir bisa dikatakan kalah bila dibandingkan dengan perkebunan swasta lainnya. Contohnya, PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (BSP), siap mengoperasikan pabrik oleokimia di Kuala Tanjung, Medang Deras, Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Pabrik berkapasitas produksi 184 ribu ton per tahun ini terdiri dari dua pabrik asam lemak dan dua pabrik alkohol. Perusahaan ini juga memiliki pabrik pengolahan yang menghasilkan olein, stearin, dan distilat asam lemak minyak sawit (palm fatty acid distillate/PFAD) berkapasitas produksi 465 ribu ton per tahun. Menurut Muhammad Iqbal Zainuddin, Chief Executive Olechemical PT BSP, pabrik asam lemak I siap beroperasi dan mulai mengirim produk kepada pembeli Mei 2012. Adapun pabrik pengolahan yang memproduksi olein diperkirakan mulai berproduksi Juli 2012. Selain PT BSP, Grup Permata Hijau Sawit juga menyiapkan dana Rp 2 triliun untuk membangun pabrik oleokimia yang terintegrasi. Pabrik pengemasan dan

Pengolahan CPO. mendapat dukungan pemerintah

Hilir Sawit Mulai Ramai

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Perusahaan perkebunan sawit mulai berlomba bangun pabrik hilir. Bea keluar hilir sawit lebih murah. TEKS AS Riyanto FOTO Nury Sybli

pengolahan CPO, termasuk produk oleokimia milik Permata Hijau di Sumatera Utara, sudah dalam tahap pembangunan. Pabrik ini diperkirakan selesai pada akhir 2012 dan memiliki kapasitas produksi oleokimia sekitar 150.000 ton per tahun. Sementara itu, pemilik Grup Wilmar

(produsen CPO terintegrasi) juga akan menutup rencana ekspansi industri produk turunan CPO di sejumlah negara, seperti India dan Cina. Grup Wilmar berencana membangun pabrik industri hilir CPO di luar Jawa, seperti Kalimantan dan Sulawesi, selain di Sumatera. n

27


bisnis alat berat

Pasar Traktor Semakin Berbobot Penjualan traktor terus meningkat. Berbagai strategi dibuat, termasuk bangun pabrik di Indonesia. TEKS AS Riyanto Foto Dahlan RP

Kenaikan produksi juga terjadi pada batu bara, meskipun minim. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan, produksi batu bara nasional pada 2012 mencapai 332 juta ton atau naik 1,52% dari rencana tahun ini sebesar 327 juta ton. Minimnya target kenaikan produksi itu, karena masih ada beberapa alokasi batu bara untuk domestik tahun ini yang masih belum terserap akibat tertundanya pembangunan pembangkit

listrik tenaga uap tahun ini. Peningkatan produksi kedua komoditas tersebut membuat pasar alat berat sangat bergairah. Permintaan alat berat nasional terus tumbuh dan investasi di industri alat berat pun meningkat. Pemerintah memang menargetkan industri alat berat nasional tahun ini tumbuh 9%-12%. Namun pemain alat berat memperkirakan pertumbuhannya lebih tinggi lagi. Tonny Setianto, anggota Persatuan

M

inyak sawit dan batu bara semakin menggoda. Tahun ini, produksi minyak sawit (crude palm oil) diprediksi meningkat. Menurut perkiraan Gamal Abdul Natsir, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, produksi CPO tahun ini meningkat 7,2% dari 23,5 juta ton di tahun lalu menjadi sekitar 25,2 juta ton.

28

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


bisnis alat berat Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI), permintaan alat berat dalam negeri tahun ini diproyeksikan naik menjadi 25 ribu unit atau tumbuh 38,8% dibandingkan dengan tahun lalu 18 ribu unit. Alasan Tonny, pembangunan infrastruktur yang terus berjalan serta peran dari sektor pertanian dan pertambangan yang maju pesat. “Itu terlihat dari banjirnya permintaan di pasar,” katanya. Mayoritas produk-produk alat berat yang diminati pasar pada saat ini adalah excavator dengan total permintaan 9.000 unit. Sedangkan sisanya merupakan gabungan dari beberapa produk alat berat, seperti bulldozer, crane, traktor, dan sejumlah produk lainnya. Manisnya pertumbuhan alat berat membuat pemain di bidang ini mulai ancang-ancang angka penjualan dan strategi. PT Kobexindo Tractors Tbk, misalnya, akan fokus pada potensi pasar alat berat dengan daya angkut 50 ton untuk sektor pertambangan. “Kalau sudah settled, kami akan masuk ke segmen pasar small dan big, karena rata-rata volume daya angkut dari produk yang kami pasarkan itu mulai dari 30 ton hingga 150 ton,” kata Humas Soputro, Presiden Direktur PT Kobexindo. Permintaan tertinggi alat berat yang dipasarkan Kobexindo adalah Doosan Excavator dan NHL Rigid Dump Truck. Saat ini, pangsa pasar excavator sekitar 39% dari populasi alat berat yang mencapai 23 ribu unit. Adapun pangsa pasar Kobexindo pada sektor alat berat nasional mencapai 6%.

Bangun Pabrik di Indonesia Sementara itu PT United Tractor Tbk (UT) menargetkan penjualan sebesar 9.500 unit alat berat di tahun ini. Sampai kuartal I-2012, penjualan alat berat UT mencapai 2.207 unit atau relatif sama dengan periode yang sama tahun lalu. “Penjualan kami pada kuartal pertama flat, sama dengan tahun lalu,” kata Gidion Hasan, Direktur Keuangan United Tractors. Penyebab utama tidak beranjaknya penjualan UT pada kuartal pertama adalah cuaca buruk, terutama di perairan Indonesia, sehingga mengganggu aktivitas logistik atau pendistribusian alat berat kepada pembeli. Meski kondisi alam itu menghambat proses pengiriman, pelanggan masih bisa memaklumi. Tahun lalu, UT banyak menjual alat berat kepada perusahaan sektor pertambangan yang mencapai 68,7%. Selain sektor pertambangan, alat berat UT yang didominasi merek

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Permintaan alat berat dalam negeri tahun ini diproyeksikan naik menjadi 25 ribu unit atau tumbuh 38,8% dibandingkan tahun lalu 18 ribu unit. Tonny Setianto, Anggota Persatuan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) Komatsu itu diminati pembeli dari sektor kehutanan, konstruksi, dan agribisnis. Optimisme tingginya pasar di Indonesia juga diungkapkan oleh Irwan Sjaichudin, Presiden Direktur PT Satrindo Mitra Utama. Agen tunggal produk alat berat brand Sany di Indonesia ini agresif menggarap pasar sektor pertambangan, perkebunan, dan konstruksi yang terus berkembang. “Namun penjualan Sany setahun belakangan ini masih sedikit, sekitar 40 unit. Kami gencar menyosialisasikan produk alat berat ini agar bisa diterima di pasar,” ujar Irwan. Produk alat berat yang akan dipasarkan berupa excavator dengan berat sekitar 20 ton-40 ton. Tingginya permintaan membuat Sany Group kepincut ingin membangun pabrik di Indonesia. Saat ini Sany Group memiliki dua unit pabrik manufaktur di Kunshan dan Shanghai, China. Keduanya sanggup memproduksi 80 ribu unit alat berat per tahun. Melalui Sany Heavy Ma-

chinery Limited, Sany Group akan mempercepat pembangunan pabrik alat berat di Indonesia dengan investasi US$200 juta. “Mudah-mudahan bisa terealisasi tahun ini atau tahun depan,” kata Dawson Zhu, Deputy General Manager Sany Heavy Machinery Ltd. Pabrik yang berlokasi di kawasan industri Cikarang, Jawa Barat tersebut, akan menjadi pusat produksi dengan luas lahan 10 hektar. Pabrik ini diharapkan bisa memasok kebutuhan pasar Asia Tenggara, Jepang, dan Australia yang memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas Indonesia dengan negara-negara tersebut. Keinginan serupa juga diungkapkan oleh sejumlah produsen alat berat asal Korea Selatan. Saat ini, produsen alat berat di Korea adalah Hyundai Heavy Industries Co Ltd, Dusan Heavy Industry dan Volvo Korea. Mereka sedang menjajaki untuk membangun pabrik di Indonesia yang pasarnya terus berkembang. n

29


Executive Lounge Bandara

Havana (Term 2 f) Prima (Term 2f) El john (Term 1b) El john (Term 1c) Sunda kelapa Lounge (Term 2 f) Mandiri Lounge (Term 2 f) Bni Lounge (Term 2 f) Citibank Lounge (Term 2 f) Citibank Lounge Intr (Term 2 f) Batavia Lounge (Term 2d) Mutiara Longe (Term 2e) Kedaton Executive Lounge (Term 1a) Jw Lounge (Term 1a) Jw Sky Lounge (Term 2e) Taman Sari Royal Heritage Spa (Term 2f) D. Green Lounge (Term 3) Emerald Sky Lounge (Term 2f) Emerald Sky Lounge (Term 2d) Bengawan Solo Cafe (Term 1b) Oh La La Café (Term 2d) Padma Lounge (Ngurahrai Bali) Cempaka Lounge (Ngurahrai, Bali) Mandiri Prioritas (Ngurahrai, Bali) Garuda Executive Lounge (Ahmad Yani) Arjuna Lounge (Ahmad Yani) Srikandi Lounge (Ahmad Yani) Garuda Executive Lounge (Adi Sucipto) Borobudur Lounge (Adi Sucipto) Syaleindra Lounge Bandara Sultan Mahmud Badarudin II Palembang Lembayung Lounge Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekan Baru Minang Kabau Lounge Bandara Udara Internasional Ketaping Padang Crown Gapura Angkasa Lounge Polonia Medan Jw Lounge Terminal keberangkatan domestik bandara Depati Amir - bangka Jw Lounge Terminal Keberangkatan Int. Bandara Lombok Jw Lounge Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Sultan Thaha - Jambi Jw Sky Lounge Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Polonia - Medan Jw Lounge Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Hangnadim - Batam Jw Lounge Terminal Keberangkatan Domestik Bandara Ngurah Rai - Bali

Café

Kopi Luwak (All Jkt) Kopi thiam (pi) J.Co Donuts & Café Oh LaLa Apple Tree (mnc Tower) Marzano (Senayan City) Founzu Restoran (Wisma bni) Bengawan Solo Café Cup & Cino Cofe House Segafredo Zaneti Espreso Tator Café Cazasuki Resto

Bengawan Solo Café (Medan) Bengawan Solo Café (Surabaya) Bengawan Solo Café (Jogjakarta) Starbucks Café Christine Bakery Exselco Travel Dwijaya Travel (Wisma bni) Executive Barbershop/Salon Paxi Servis Center Daihatsu Rumah Sakit Medistra Rs. Satiti Depok

Hotel

Grand Sahid Jaya Borobudur Fulham Hotel Hotel Sentral - Pramuka (Drug Store) Hotel Century - Sudirman Hotel Kaisar - Duren Tiga Hotel Mega - Cikini Hotel Mega Anggrek Hotel Peninsula Slipi Hotel Menteng II Hotel Manhattan Hotel Sun Lake Hotel omni Batavia Hotel Ibis Slipi Hotel Regent Inter Continental - Rasuna Said Hotel Sahid Jaya Sudirman Hotel Ambara - Blok M Hotel Classic - jl. Samanhudi Hotel Mulia - Senayan Hotel Mercure - Ancol Hotel Milenium - Kebon Sirih Hotel Cipta I Hotel Golden Truly - Gunung Sahari Hotel Sofyan Betawi - Cikini Hotel Traveller - Mangga Dua Apartement & Hotel Tropic - Grogol Mall Bellagio - Mega Kuningan

Gedung Perkantoran

Apartement Taman Rasuna - Mm Little Corner Gedung Plaza Aldiron - Inkopau Gatot Subroto Gedung Menara Thamrin - Basement Gedung Graha Niaga - Liquid Shop - Loby Gedung Manara Jamsostek Gedung Graha Surya Internusa - Rasuna Said Gedung Manara Gracia - Rasuna Said Gedung Century Tower - Rasuna Said Gedung Depnaker RI Gatot Subroto Gedung Wisma Adhi Graha - Gatot Subroto Gedung Wisma Indo Mobil - Mt Haryono Gedung Depkes RI - Rasuna Said Gedung Wisma 77 Gedung Menara Dea Mega Kuningan Gedung Graha Pertamina - Rasuna Said Gedung Bpk RI. S.Parman

Gedung Menara Karya - Rasuna Said Gedung Wisma Sonatopas -S. Parman Tiptop Pondok Bambu (Hypermart) Rest Area Km 13.5 Tol Jkt Tangerang - Pujasera Total Bonjour - Buncit Mampang

Toko Buku

Toko Buku Gunung Agung Kwitang 6 Toko Buku Gunung Agung Kwitang 38 Toko Buku Gunung Agung Atrium Senen Toko Buku Gunung Agung Sunter Toko Buku Gunung Agung Blok M Toko Buku Gunung Agung Pondok Indah Mall Toko Buku Gunung Agung Citraland Toko Buku Gunung Agung Trisakti Toko Buku Gunung Agung Senayan City Toko Buku Gunung Agung Arion Toko Buku Gunung Agung Cbd Cileduk Toko Buku Gunung Agung Bumi Serpong Damai (Bsd) Toko Buku Gunung Agung City Mall Tangerang Toko Buku Gunung Agung Bekasi Toko Buku Gunung Agung Pondok Gede Toko Buku Gunung Agung Tamini Square Toko Buku Gunung Agung Cyber Park (Bekasi) Toko Buku Gunung Agung Margo City (Depok) Toko Buku Gunung Agung Uob Plaza Mh. Thamrin Toko Buku Gunung Agung Jembatan Merah (Bogor) Toko Buku Gunung Agung Tunjungan Plaza (Surabaya) Toko Buku Gunung Agung Delta Plaza (Surabaya) Toko Buku Gunung Agung Galaxy Mall (Surabaya) Toko Buku Gunung Agung Libi (Denpasar) Toko Buku Gunung Agung Ramayana (Denpasar) Kinokuniya Grand Indonesia (Jakarta) Kinokuniya Bellezza (Jakarta) Kinokuniya Pondok Indah Mall (Jakarta) Kinokuniya Plaza Senayan (Jakarta) Toko Buku Gramedia Central Park (Jakarta) Toko Buku Gramedia Cinere (Jakarta) Toko Buku Gramedia Gandaria (Jakarta) Toko Buku Gramedia Kediri (Jawa Timur) Toko Buku Gramedia Madiun (Jawa Timur) Toko Buku Gramedia Maumere (Ntt) Toko Buku Gramedia Malang Town Square (Malang) Toko Buku Gramedia Basuki Rahmat (Malang) Toko Buku Gramedia Nikita Plaza (Denpasar) Toko Buku Gramedia Duta Plaza (Denpasar) Toko Buku Gramedia Bali Galeria (Denpasar) Toko Buku Gramedia Ternate (Denpasar) Toko Buku Gramedia Binjai (Sumatera Utara) Toko Buku Gramedia Grand Palladium (Medan) Toko Buku Gramedia Sun Plaza (Medan) Toko Buku Gramedia Medan Mall (Medan) Toko Buku Gramedia Gajah Mada (Medan) Toko Buku Gramedia Cibinong Toko Buku Gramedia Pondok Gede (Jakarta Timur) Toko Buku Gramedia Cijantung (Jakarta Timur) Toko Buku Gramedia Gajahmada (Jakarta) Toko Buku Gramedia Melawai (Jakarta Selatan) Toko Buku Gramedia Pintu Air (Jakarta) Toko Buku Gramedia Daan Mogot (Jakarta) Toko Buku Gramedia Golden Truly (Jakarta)

Toko Buku Gramedia Jambi Toko Buku Gramedia Bengkulu Toko Buku Gramedia Palembang Atmo Toko Buku Leksika Mercu Buana Toko Buku Leksika Tarumanegara Toko Buku Leksika Ui Toko Buku Togamas Diponegoro (Surabaya) Toko Buku Togamas Margorejo (Surabaya) Toko Buku Togamas Petra (Surabaya) Toko Buku Togamas Malang Sinar Supermarket Jemur Sari (Surabaya) Sinar Supermarket Darmo Satelit (Surabaya) Sinar Supermarket Bintoro (Surabaya) Sinar Supermarket Jagir (Surabaya) Sinar Supermarket Perak (Surabaya) Sinar Supermarket Darmo Park (Surabaya) Indomart Convenient Dirjen Pajak (Jakarta) Indomart Convenient Plaza Indofood (Jakarta) Indomart Convenient Wisma Kodel (Jakarta) Indomart Convenient Apartamen Casablanca (Jakarta) Indomart Convenient Indocement (Jakarta) Indomart Convenient Bca Pluit (Jakarta) Indomart Convenient Bca Matraman (Jakarta) Indomart Convenient Metropolitan (Jakarta) Indomart Convenient Wisma Budi (Jakarta) Indomart Convenient Ario Bimo (Jakarta) Indomart Convenient Arthaloka (Jakarta) Indomart Convenient Plaza Bapindo (Jakarta) Indomart Convenient Point Convenient Kgb (Jakarta) Indomart Convenient Pc Oli Centre Building (Jakarta) Indomart Convenient Menara Imperium (Jakarta) Indomart Convenient Point Thamrin Residence (Jakarta) Indomart Convenient The Boulevard (Jakarta) Indomart Convenient Point City Home (Jakarta) Indomart Concenient Point Cempaka Mas (Jakarta) Indomart Convenient Point Mt Haryono (Jakarta) Indomart Convenient Prj Kemayoran (Jakarta) Indomart Convenient Point Maple Park (Jakarta) Indomart Convenient Pluit Village (Jakarta) Indomart Convenient Mangga Dua Square (Jakarta) Indomart Convenient Point Taman Fatahillah (Jakarta) Indomart Convenient Point Menara Supra (Jakarta) Times Bookstore Pluit Village Times Bookstore Kemang Village Times Bookstore Pacific Place 1 Times Bookstore Pacific Place 2 Times Bookstore Uph Karawaci Times Bookstore Cibubur Junction Times Bookstore Citos Times Bookstore Pejaten Times Bookstore Plaza Semanggi Times Bookstore Puri St. Moritz Times Bookstore Siloam Hospital Kebun Jeruk Times Bookstore Siloam Hospital Karawaci Times Bookstore Supermall Karawaci Times Bookstore Aryaduta Hotel Jakarta Times Bookstore Mochtar Riady Cancer Center, Jakarta Toko Buku Fresh Media (Cibubur) Anugerah Media - Hermes (City Of Tomorrow, Surabaya) Teratai Bookshop (Menteng Huis, Jakarta) Erlangga - Hypermart Cikarang

form

Langganan

Alamat : Jln Sungai Sambas VI/12 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12130 Telp. (021) 72787313, 72787316 Fax. (021) 7210976

Nama

: ........................................................................................................................................

Alamat : ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ ........................................................................................................................................ Telephone : ........................................................................................................................................ Email : ........................................................................................................................................


TEKS Mikail FOTO Dahlan RP, Riset Ilustrasi Fonda Lapod Infografis Ramawijaya

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

31


R

asanya sudah jamak kalau orang menyebut biaya sekolah kini tak lagi murah. Padahal konstitusi negeri merdeka ini tegas menyebut, setiap warga negara berhak mendapat pendidikan yang layak. Kalau boleh jujur, founding fathers negeri ini bukan ingin dianggap sok suci dengan menempatkan pendidikan sebagai bagian penting dalam konstitusi. Pendidikan sengaja ditempatkan sebagai salah satu upaya mempertahankan atau mengisi kemerdekaan. Namun, kendati sudah 67 tahun Indonesia merdeka, rakyat di negeri ini tetap saja tak leluasa memilih sekolah. Buktinya, setiap tahun ajaran baru, selalu saja para orang tua ketar-ketir. Itu lantaran biaya yang harus dibayar makin melangit. Entah itu di level sekolah dasar, sekolah menengah pertama, menengah atas, apalagi perguruan tinggi. Salah siapa?

Anggaran Besar Memang harus diakui, Indonesia pascareformasi terus berbenah meraih kemajuan, terutama dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. Pendidikan dalam program pemerintah menjadi salah satu prioritas, selain kesehatan. Beberapa waktu lalu misalnya, para wakil rakyat di DPR ngotot meminta anggaran pendidikan dinaikkan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan diminta lebih berani mengajukan anggaran. Tujuannya, supaya target program tercapai sebelum masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono berakhir. DPR menganggap, usulan dana Rp 64,351 triliun terlalu sedikit untuk melaksanakan program sekolah gratis yang kerap didengungkan. “Di penjara pun saya siap jika harus mengubah anggaran karena melanggar peraturan,� kata seorang politisi kala itu. Walhasil, Komisi X sepakat menetapkan tambahan anggaran pada RAPBN 2012 untuk dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) dan Bantuan Keluarga Miskin (BKM), sebesar Rp 31,400 triliun dan subsidi siswa miskin Rp 1,3 triliun. Pagu anggaran pendidikan menjadi Rp 97,051 triliun. Toh, ini masih terus jadi perdebatan. Rancangan Undang-undang Pendidikan Nasional yang menegaskan sepertiga biaya pendidikan dibebankan kepada masyarakat terus mendapat sorotan para politisi Senayan. Para wakil rakyat masih membahas kemungkinan biaya yang ditanggung masyarakat turun menjadi seperempat atau seperlima. Harapannya, agar otonomi kampus tak menjadikan munculnya paradigma mahal. Tapi tetap saja publik tak merasakan dampak langsung dari menggelembungnya anggaran pendidikan itu. Biaya sekolah naik saban tahun. Untuk perguruan tinggi, apalagi. Biaya Melangit Coba tengok biaya kuliah di perguruan tinggi negeri belakangan ini. Dari 84 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terdapat 47 PTN yang mematok SPP di atas Rp 5 juta per tahunnya. Itu biaya standar. Artinya, biaya yang harus siap dikeluarkan para calon mahasiswa yang lulus seleksi. Lain cerita bila melalui jalur khusus yang berbasis fulus, tentu lebih mahal lagi. Jalur khusus ini diberi beragam

32

President University. biaya pendidikan makin mahal

Dari 84 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) terdapat 47 PTN yang mematok SPP di atas Rp 5 juta per tahunnya. Itu biaya standar. Artinya, biaya yang harus siap dikeluarkan para calon mahasiswa yang lulus seleksi. nama, sesuai dengan selera pengelola PTN. Ada Ujian Mandiri (UM), Ujian Masuk Bersama (UMB), Seleksi Masuk (SIMAK), dan yang terakhir adalah Jalur Undangan. Para mahasiswa jalur khusus tersebut dikenakan biaya kuliah jauh lebih besar dibandingkan mahasiswa reguler yang masuk lewat SNMPTN. Mulai puluhan juta hingga ratusan juta rupiah, tergantung kemampuan masing-masing dan bergantung pada fakultas atau jurusan yang diambil.

Dilema Kampus Mahalnya biaya kuliah, tak lepas dari status Badan Hukum Milik Negera (BHMN), di mana universitas tidak lagi mendapat pasokan subsidi yang memadai dari pemerintah. PTN dituntut mencari sendiri sumber keuangannya. Makanya, jalur khusus itulah yang kemudian dipakai. Nah, mulai tahun ajaran 2011, cara tersebut tidak bisa lagi dengan leluasa diberlakukan. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 34/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PTN hanya dibolehkan menjaring mahasiswa baru melalui jalur khusus sebesar 40%, sisanya harus lewat SNMPTN yang digelar secara nasional. PTN pun dibebani kewajiban untuk mengakomodasi

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


mahasiswa kurang mampu untuk tetap bisa kuliah. Seusai Peraturan Pemerintah No 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PTN wajib menampung 20% mahasiswa dari kalangan miskin dari total mahasiswa baru yang diterimanya tiap tahun. Ini memang jadi beban bagi perguruan tinggi yang bersangkutan. ITB misalnya, dengan asumsi jumlah mahasiswa baru sebanyak 3.300, tiap tahun harus menanggung beban biaya kuliah sekitar 600 mahasiswa. Asumsi itu menjadikan pihak ITB berjibaku mencari dana sekitar Rp 60 miliar untuk menanggung mahasiswa miskin. Buntutnya, mahasiswa yang tergolong dalam jalur di luar SNMPTN alias tidak miskinpun terkena imbasnya. Untuk kuliah hingga lulus di Institut Teknologi Bandung (ITB), seorang mahasiswa harus merogoh kocek hingga Rp 100 juta agar bisa lulus, atau sekitar Rp 25 juta per tahun. Akan halnya Universitas Indonesia menyelenggarakan SIMAK. Komponen biaya pendidikan S1 Reguler di UI terdiri dari Biaya Operasional Pendidikan sebesar Rp 100 ribu hingga maksimal Rp

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

5 juta (Prodi IPS) dan Rp 7,5 juta (Prodi IPA). Biaya lainnya adalah Uang Pangkal yang besarannya nol rupiah, Rp 5 juta, Rp 10 juta hingga Rp 25 juta. Bagi mahasiswa yang tidak mampu dapat mengajukan permohonan cicilan atau pengurangan uang pangkal. Bekerjasama dengan Universitas Queensland-Australia, UI juga membuka kelas internasional. Untuk program double degree ini, mahasiswa bisa memilih Fakultas Kedokteran, Teknik, Ekonomi, Psikologi, dan Ilmu Komputer. Biaya kuliah per semester tiga kali lipat program S-1 reguler. Untuk Kedokteran, konon uang pangkal dipatok Rp 70 juta, dengan biaya per semester Rp 35 juta. Fakultas Teknik uang per semester Rp 20 juta ditambah uang pangkal Rp 15 juta. Sedangkan Fakultas Ekonomi, uang pangkalnya Rp 26 juta dan uang kuliah Rp 25 juta per semester. Pembanding lain adalah UNPAD yang menyelenggarakan SMUP. Universitas ini mensyaratkan Biaya Penyelenggaraan Pendidikan sebesar Rp 2 juta ditambah Dana Pengembangan yang jumlahnya bervariasi antara Rp 12 juta (sastra daerah, sastra Prancis), Rp 57 juta (Ekonomi Akutansi berbahasa Inggris) hingga Rp 177 juta (Kedokteran). Adapun Universitas Gajah Mada (UGM) menyelenggarakan Penelusuran Bakat Swadana (PBS), yang mematok Sumbangan Peningkatan Mutu Akademik (SPMA) sebesar Rp 10 juta (Filsafat), Rp 50 juta (Ekonomi Akutansi/Ekonomi Manajemen), hingga Rp 100 juta (Kedokteran).

Barang Mewah Tingginya biaya memang menjadikan kuliah laksana komoditas mewah. Dan ini berakibat pada rendahnya angka partisipasi kasar pendidikan tinggi di Indonesia. Di tahun 2010, misalnya, angka partisipasi kasar PT sebesar 16,35%, dan angka partisipasi murni PT 11,01%. Pada tahun 2011, jumlah mahasiswa Indonesia tercatat baru mencapai 4,8 juta orang. Bila merujuk pada populasi penduduk berusia 19-24 tahun, maka angka partisipasi kasarnya baru 18,4%. Jumlah ini masih tertinggal dibandingkan negara-negara lain, terutama negara maju. Apalagi bila bicara mutu dan kualitas penelitian di kampus. Biaya penelitian yang saat ini hanya 2,5% dari anggaran operasional atau kurang lebih Rp 1 triliun. Maka tak heran pula jika World Competitiveness Re-

33


britas. Di tahun 1998 kampus ini makin beken lantaran dijuluki kampus reformasi setelah dua mahasiswanya tewas tertembak aparat, saat berunjuk rasa menentang rezim Orde Baru. Dan itu berbuntut pada aksi massa dan kerusuhan sosial hingga memaksa Presiden Soeharto lengser. Sebagai kampus elite, biaya kuliah di kampus ini juga terbilang selangit, yaitu Rp 9 juta hingga Rp 12 juta per semester, dengan total biaya kuliah Rp 90 juta sampai Rp 120 juta. Kampus lainnya yang muncul belakangan juga tak mau kalah dalam soal tarif. Universitas Pelita Harapan (UPH), yang hadir pada tahun 1996 di kawasan Lippo Village Karawaci Tangerang, misalnya. Kampus ini kini jadi pilihan lain kalangan elite Indonesia. Dengan embel-embel kurikulum in-

S.D. Darmono

port menempatkan Indonesia di urutan ke-45 di bawah negeri tetangga seperti Singapura (8), Malaysia (34), Cina (35), Filipina (38), dan Thailand (40).

PT Swasta Publik seperti tidak diberi pilihan. Tingginya biaya masuk PTN dimanfaatkan pihak swasta untuk mengibarkan bendera. Mereka tak lagi sungkan mematok harga selangit dengan iming-iming kualitas tak kalah dari PTN ditambah embel-embel internasional. Ini pasar bebas, bung! Walhasil, bangku kuliah kini jadi komoditas meriah dengan harga selangit. Universitas Tarumanagara (UNTAR), misalnya. Berdiri tahun 1959 dan merupakan salah satu kampus yang dimiliki oleh pengusaha Ciputra di bawah bendera Yayasan Tarumanagara. Rata-rata biaya kuliah Rp 7 juta sampai Rp 10 juta per semester, dengan total biaya kuliah hingga wisuda dalam kisaran Rp 65 juta hingga Rp 120 juta untuk 8-10 semester. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya (UAJ) mematok biaya lebih ‘murah’ yaitu Rp 3 juta hingga Rp 10 juta per semester, dengan total biaya kuliah dalam kisaran Rp 25 juta ampai Rp 110 juta. Berdiri tahun 1960 kampus ini termasuk golongan favorit selain Trisakti dan Untar. Program studi favorit adalah Psikologi dan Kedokteran. Lalu Universitas Trisakti (Usakti). Berdiri di tahun 1965 dan sejak dulu jadi pilihan para anak pejabat dan kaum sele-

34

Nah, yang paling wah dari sisi harga adalah President University di kawasan industri Jababeka. Sekolah yang berdiri tahun 2001, ini hasil racikan S.D. Darmono (Presiden Direktur PT Jababeka Tbk) dan Prof Donald W. Watts dari Universitas Bond (Queensland), Australia. Rata-rata biaya kuliahnya Rp 25 juta persemester atau Rp 250 juta dalam 10 semester. ternasional dan fasilitas yang serba ‘wah’, UPH mematok rata-rata biaya kuliah Rp 9 juta hingga Rp15 juta per semester. Ada lagi Swiss German University (SGU) di kawasan Serpong. Berdiri tahun 2000 dan merupakan kampus bernuansa internasional pertama di Indonesia. Rata-rata biaya kuliahnya mencapai Rp 24 juta hingga Rp 28 juta per semester atau Rp 223 juta hingga Rp 247 juta secara total. Nah, yang paling wah dari sisi harga adalah President University di kawasan Industri Jababeka. Sekolah yang berdiri tahun 2001 ini, hasil racikan S.D Darmono (Presiden Direktur PT Jababeka Tbk) dan Prof Donald W. Watts dari Universitas Bond (Queensland), Australia. Rata-rata biaya kuliahnya Rp 25 juta per semester atau Rp 250 juta dalam 10 semester. Bila wilayah Jakarta dan sekitarnya jadi incaran, berbeda dengan Universitas Ciputra (UC). Kampus ini didirikan Ciputra pada tahun 2006 di Surabaya. Soal harga tak kalah selangit dengan kampus elite di lingkup ibukota. Rata-rata biaya kuliah di kampus yang menjual lulusan world class entrepreneur ini mencapai Rp 9 juta hingga Rp 16 juta per semester, dengan total biaya kuliah Rp 83 juta sampai Rp 160 juta untuk sepuluh semester. Kalau melihat potret seperti itu, bisa kita bayangkan kalangan mana saja yang bisa mengecap pendidikan tinggi di negeri ini. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


sebuah sekolah yang rusak

BOS dan Janji Gratis itu... Seorang siswa sekolah dasar (SD) negeri

di Jakarta mengaku cemas menghadapi Ujian Nasional (UN). “Takut bocor,” katanya. Tenang, jangan dulu berburuk sangka. Yang dimaksud bukanlah bocoran soal ujian, tetapi sang murid benar-benar takut oleh hujan. “Sebab, kalau hujan, kelas kami selalu kebocoran,” katanya sambil menunjuk atap kelas yang bolong di beberapa bagian. Memang, UN kali ini berbarengan dengan hujan yang kerap datang. Itu hanya ilustrasi, betapa mirisnya kondisi bangunan sekolah yang ada di tengah gembar-gembor 20% anggaran pendidikan yang ada. Dan itu terjadi di ibukota. Buruknya kondisi bangunan sekolah sebenarnya bukan cerita baru. Kerusakan umumnya disebabkan oleh usia gedung yang sudah kedaluwarsa. Kementerian Pendidikan mencatat, saat ini, ada 131 ribu ruang kelas sekolah yang membutuhkan perhatian intensif pemerintah. Angka itupun sudah menurun ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai 160 ribu. Oleh sebab itu, pemerintah sudah menyiapkan anggaran Rp 18 triliun untuk

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

perbaikan fisik bangunan sekolah di seluruh Indonesia. Lumayan, kendati jumlah ini turun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 20,4 triliun. Jadi, bila bangunan saja masih butuh dana, bagaimana dengan woro-woro perihal sekolah gratis? Itu memang tekad pemerintah, dan harus diakui sudah mulai berjalan sekalipun baru 9 tahun. Namun, harus diakui pula, jika praktik pungutan juga tak kalah serunya terjadi di sekolahsekolah yang seharusnya gratis tadi. Apalagi sekolah-sekolah dengan label nasional dan internasional yang penuh siasat mengakali pungutan. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan pemerintah untuk SD dan SMP, nyatanya belum bisa memastikan janji gratis itu. Repotnya lagi, di banyak sekolah swasta, BOS juga terkesan salah sasaran. “Bayangkan, untuk urusan servis pompa air sampai tambal ban motor operasional sekolah saja, masuk beban BOS,” kata seorang bapak yang kebetulan menjabat ketua komite sekolah sebuah SD swasta di Depok. Salahkah? Sulit mengatakan salah. Se-

bab, pihak sekolah selalu berpegang pada petunjuk teknis BOS yang dikeluarkan dinas pendidikan setempat. Di situ jelas tertera kebutuhan apapun masuk di dalamnya. “Ini kan gak benar. Swasta bukan pelat merah dan orangtua sudah bayar mahal. Seharusnya BOS untuk sasaran yang berhubungan langsung dengan kepentingan siswa. Dinas juga terkesan membiarkan,” sungut bapak tadi. Jadi untuk apa BOS jika kocek orangtua tetap tergembosi? Apalagi buat mereka yang tergolong miskin. Atau label gratis tak lebih dari ‘omong kosong’? Entahlah. Yang jelas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh di akhir tahun lalu, berjanji menyiapkan anggaran lebih dari Rp 3,9 triliun untuk kebutuhan subsidi pendidikan siswa dan mahasiswa miskin pada tahun 2012 yang jumlahnya sekitar enam juta. “Kami harap bantuan siswa miskin ini dapat menyelamatkan minimal 800 ribu siswa putus sekolah dan 740 ribu siswa yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi ” katanya saat itu. Lantas sisanya? Wallahualam…. n

35


Cermat Memilih Kampus Luar Negeri Negara Asia kini jadi pilihan mahasiswa internasional. Tapi walau mahal, sekolah di AS dan Inggris tetap menjadi favorit kalangan berduit. TEKS Mikail Foto Dok. inilah Infografis Ramawijaya

T

ingginya biaya kuliah di Indonesia, terlebih universitas swasta atau negeri unggulan lewat jalur khusus, membuat para orang tua mencari alternatif sekolah. Mereka berpikir, kalau biaya yang dikeluarkan sama mahalnya, lebih baik menyekolahkan anak ke luar negeri. “Paling (biayanya) beda sedikit,� begitu mereka beralasan. Bagi kalangan berduit, memang itu semata soal pilihan. Hanya saja ada sejumlah faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan negara tujuan kuliah di luar negeri. Misalnya reputasi universitas di negara tujuan, lokasi negara, dan lainnya. Selama ini, Inggris dan Amerika merupakan dua negara tujuan utama siswa internasional. Maklum, reputasi lembaga pendidikan di dua negara tersebut cukup mumpuni. Paling tidak, di sana ada 67 universitas yang masuk dalam daftar peringkat universitas dunia versi Times tahun 20102011, dari 100 universitas terbaik di dunia. Lalu ada Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara Asia yang belakangan masuk jadi pilihan. Untuk menentukan lokasi, ketelitian memang perlu diperhatikan. Sebab, ini juga berkaitan dengan budget yang harus dikeluarkan. Maklum, hidup di negeri orang untuk jangka panjang jelas membutuhkan ongkos yang tidak sedikit. Nah, hotcourses.co.id pun mencoba memberi gambaran. Tidak saja membandingkan biaya kuliah dan biaya hidup di enam negara, yaitu Inggris, Amerika, Australia, Selandia Baru, Singapura, dan Malaysia, tapi juga memberi gambaran sederhana upah kerja rata-rata per jam bila ada rencana kuliah sambil bekerja paruh waktu. Dari enam negara tadi, agaknya negeri tetangga seperti Malaysia dan Singapura bisa jadi pilihan untuk mereka yang punya dana pas-pasan. Biaya kuliah di Malaysia untuk program sarjana, misalnya, berkisar antara US$ 2.800 hingga yang tertinggi US$ 8.200 dalam setahun. Ini lebih murah ketimbang Singapura yang berada di kisaran US$ 9.000 hingga US$ 14.000 untuk sarjana dan US$ 10.000 sampai US$ 12.000 untuk program pascasarjana dalam satu tahun. Biaya hidup di dua negara ini juga terbilang yang terendah. Namun ini sebanding dengan upah kerja rata-rata per jam yang juga lebih rendah, yaitu hanya sekitar US$ 1,65 per

36

jam di Malaysia dan US$ 3,96 di Singapura. Lalu, bagaimana dengan Australia yang konon menampung 450 ribu pelajar dari berbagai negara? Biaya kuliah di Australia paling murah jika dibandingkan dengan negara berkultur barat lainnya, yaitu US$ 10.000 sampai US$ 17.000 untuk sarjana dan US$ 11.000 hingga US$ 20.000 untuk pascasarjana. Ini jauh lebih murah ketimbang Selandia Baru yang berada dalam kisaran US$ 14.000-US$ 25.000 untuk sarjana dan US$ 15.000-US$ 25.000 untuk pascasarjana dalam satu tahun. Namun, bedanya, biaya hidup di Australia lebih tinggi daripada Selandia Baru bahkan Inggris dan Amerika. Beruntung, biaya hidup yang tinggi itu sebanding dengan upah kerja per jam di Australia yang juga tinggi, paling tinggi di

Pameran Sekolah ke luar negeri

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


antara keenam negara tersebut. Biaya kuliah tertinggi ada pada Inggris dan Amerika. Di Inggris, untuk program sarjana dan pascasarjana biaya kuliah bisa mencapai US$ 11.000-US$ 40.000. Sedang Amerika Serikat, biaya ditaksir mencapai US$ 19.000 hingga US$ 27.000 dalam satu tahun. Sekalipun tinggi, biaya hidup di dua negara ini masih lebih rendah ketimbang Australia. Tapi, semua itu belum seberapa jika dibandingkan beberapa universitas di negeri orang yang tergolong termahal di dunia seperti dilansir majalah Forbes 2008. Termahal pertama adalah George Washington University dengan biaya kuliah per tahunnya mencapai US$ 39.240. Dan yang termahal kedua adalah Kenyon College dengan estimasi biaya kuliah per tahun US$ 38.140. Ketiga adalah Bucknel University dengan biaya per tahun mencapai US $38.134. Lalu ada Vassar College dengan US$ 38.115 per tahun, serta Sarah Lawrence College US$ 38.090. Biaya ini tentu saja belum termasuk ongkos tetek bengek lainnya. Nah, kini Anda tinggal memilih negara mana yang akan dituju. Hal yang patut diingat adalah, apapun universitas yang Anda pilih haruslah memiliki nilai tambah, dan syukursyukur buat negeri ini. Kalau sekadar kuliah ke luar negeri demi gengsi, itu sama saja Anda menghamburkan fulus di negeri orang. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

37


figur

Aung San Suu Kyi

Siap Ambil Nobel-nya TEKS Ardi Siregar FOTO riset

P

erjuangan panjang Aung San Suu Kyi, tokoh demokrasi Burma, secara perlahan tapi pasti mulai berbuah. Setelah dilantik sebagai salah satu anggota parlemen Burma pada awal Mei lalu, Suu Kyi juga mendapatkan kembali paspornya yang telah diberangus rezim pemerintah militer sejak 24 tahun silam. Paspor Suu Kyi dicabut karena dia dianggap musuh politik pemerintah dan harus menjalani tahanan rumah selama 15 tahun dari 21 tahun masa penahanannya sejak 1990. Keluarnya paspor Suu Kyi pada pekan lalu, juga menjadi pertanda bahwa penerima Nobel Perdamaian tahun 1991 itu mulai menaruh rasa percaya kepada pemerintahan baru Burma di bawah pimpinan Presiden Thein Sein yang naik tahun lalu. Pemimpin Partai Liga Nasional Demokrat itu pun berencana terbang ke Norwegia untuk mengambil Nobel Perdamaian yang hingga kini belum berada di tangannya. Wanita kelahiran Yangon, pada 19 Juni 1945 itu, juga berencana ke Inggris tempat dia dulu menetap bersama mendiang suami dan dua anaknya. Pada tahun 1988, Suu Kyi dari London terbang ke Burma untuk menjaga ibunya yang sakit. Kebetulan saat itu aksi protes melawan rezim pecah, sehingga dia tak lagi bisa meninggalkan Burma. Bahkan saat DR Michael Aris, suaminya, meninggal di London tahun 1999, Suu Kyi tak bisa meninggalkan Burma. “Saya akan fokus menjalankan tugas di parlemen, seperti yang sudah kami lakukan di luar parlemen selama 20 tahun terakhir,” kata Suu Kyi usai pelantikan. Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB, mendukung keputusan Suu Kyi. “Seorang pemimpin sejati harus menunjukkan felksibilitasnya untuk kepentingan rakyat yang lebih besar,” ujar Ban yang juga mengundang Suu Kyi datang ke Markas PBB di New York. n

38

inilahREVIEW 37 Tahun I | 21-27 Mei 2012


figur

donny damara

Andy Lau Pun Lewat TEKS Ardi Siregar FOTO RISET

I

ngin menonton film Indonesia yang baru saja meraih seabrek penghargaan internasional? Bersiapsiaplah, sejak Kamis pekan lalu, film Lovely Man telah mulai diputar di sejumlah bioskop. Film yang mengangkat kisah waria ini telah mengantar Donny Damara (45), sebagai Best Actor pada ajang Asian Film Award VI tahun 2012, di Hongkong. Donny bermain sangat ciamik sebagai Syaiful, yang apabila malam hari berubah menjadi Ipuy, seorang waria pekerja seks jalanan. Donny pun mengalahkan Andy Lau yang berperan dalam film A Simple Life. Lovely Man berkisah tentang pencarian Cahaya, anak gadis Syaiful yang lulusan pondok pesantren. Ia dari kampung ke Jakarta untuk mencari bapaknya. Cahaya harus menerima kenyataan bahwa bapaknya seorang waria. Penghargaan paling gres yang diterima Lovely Man adalah The Golden Reel Awards untuk kategori Best Film dan Best Director pada ajang Tiburon International Film Festival 2012 di San Francisco, April 2012. Predikat sutradara terbaik diberikan kepada Teddy Soeriaatmadja. Sebelumnya, Lovely Man menyabet Special Mention Awards di Osaka Asian Film Festival 2012. n

TEKS Ardi Siregar FOTO RISET

S

carlett Johansson, pemeran Black Widow dalam film The Avengers, sedang bersuka cita. Itu karena The Avengers meledak di pasaran. Tiga hari setelah dirilis, film yang menampilkan enam super hero di muka bumi itu, berhasil meraup US$ 200,3 juta atau sekitar Rp 1,8 triliun. Pada Sabtu (5/5) saja, di AS, The Avengers menangguk US$ 69 juta atau sekitar Rp 621 miliar. Scarlett (27) memerankan Natasha Romanoff, perempuan Rusia yang menjelma menjadi Black Widow. Kesuksesan di pemutaran perdana itu seolah melupakan lebam di tubuhnya akibat dihantam lawan main saat latihan. “Dalam film ini, aku harus

inilahREVIEW 37 Tahun I | 21-27 Mei 2012

bertarung dan mereka memukulku jatuh dalam sebuah latihan. Tapi aku senang, karena ternyata aku masih hidup,” canda aktris yang menjadi nominator Golden Globe tahun 2003, 2004, dan 2005 itu. Tak hanya The Avengers yang membuat Scarlett berbunga. Pada Rabu (2/5), dia menerima sebuah bintang di Hollywood Walk of Fame, atas dedikasinya selama 18 tahun di dunia peran. “Kami bangga untuk menganugerahkan ini kepada aktris yang telah tampil di layar dan panggung sejak usia 8 tahun,” kata Ana Martinez, produser Hollywood Walk of Fame.n

39

Scarlett Johansson

Lebam Si Janda Hitam


gaya hidup helikopter carter

Helikopter Pilihan Pe Bukan rahasia lagi, banyak pebisnis sukses kini lebih senang menjadikan helikopter untuk mendukung mobilitas dan urusan bisnis mereka. Beberapa memang punya sendiri, tapi ada yang senang menyewa. TEKS Elka Saraswati FOTO riset

40

M

atahari belum sampai naik jauh ke titik kulminasi langit Jakarta. Namun hari itu kesibukan sudah mewarnai lobi Hotel Aryaduta, di kawasan Tugu Tani, Jakarta Pusat. Satu per satu pengusaha datang ke hotel berbintang tersebut, hendak mengikuti sebuah seminar yang digelar Kamar Dagang dan Industri (Kadin). Beberapa orang datang dengan kendaraan mewah mereka. Tapi semua itu seolah tak berarti ketika di atas atap hotel menderu suara sayap berputar dari sebuah helikopter. Penumpang helikopter bukan sosok asing di antara para pengusaha yang hadir. Dia adalah James Riady, bos Lippo Group, yang hadir ke seminar sebagai

pembicara mengingat posisinya sebagai petinggi Kadin. Bukan sekali ini saja James Riady menggunakan helikopter. Pesawat bersayap putar (rotary wing) tersebut malah selalu menemaninya ke mana pun pergi. Bahkan untuk sekadar berkantor di Kadin yang ada di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

KEBUTUHAN ATAU GAYA HIDUP? Bukan hanya James Riady yang suka menjadikan helikopter untuk mendukung mobilitas mereka. Sejumlah pengusaha sukses di negeri ini juga memiliki sendiri helikopter pribadi, dan tidak sedikit perusahaan yang juga membeli helikopter untuk dipakai para petingginya. Putera Sampoerna adalah salah satunya. Pebisnis yang kini lebih banyak tinggal di negeri jiran Singapura, memiliki helikopter jenis Bell 427 dan juga pesawat jet pribadi Cessna XLS yang terdaftar di Bermuda.

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


gaya hidup helikopter carter

Pebisnis

portasi di jalanan ibukota yang cenderung macet di sana-sini. Toh, tak bisa dipungkiri juga kalau mereka yang memiliki helikopter menikmati gengsi sekaligus pengakuan atas kesuksesan yang sudah diraih. Maklum saja, harga sebuah helikopter memang tidak bisa dibilang murah bahkan bagi seorang pengusaha sekalipun. Sebuah helikopter anyar ditawarkan sekitar US$ 50 juta atau sekitar Rp 45 miliar. Kalaupun ingin yang bekas, tetap saja masih dirasakan tidak terlalu murah, yakni dikisaran Rp 25 miliar hingga Rp 30 miliar. Itupun belum terhitung biaya operasional, termasuk gaji pilot dan sewa parkir di bandara, yang pastinya juga tidaklah murah. Seorang pilot helikopter digaji sampai Rp 30 juta per bulan, sementara sebuah helikopter membutuhkan dukungan operasional dari dua orang pilot. Jangan lupa juga ongkos sewa parkir di bandara yang hitungannya adalah per jam, serta gaji para teknisi yang bertugas merawat helikopter. Nah, dengan berbagai komponen biaya yang harus dikeluarkan, maka wajar kalau hanya segelintir pengusaha saja yang pada akhirnya bisa memiliki helikopter. n

Gudang Garam misalnya, disebutkan mempunyai sedikitnya lima unit helikopter pribadi untuk para petingginya. Perusahaan yang berbasis di Kediri, Jawa Timur ini bahkan juga sudah memiliki AOC (Air Operator Certificate) sendiri. Helikopter yang dimiliki perusahaan rokok ini salah satunya adalah Eurocopter EC 135. Beberapa perusahaan di daerah juga menjadikan helikopter sebagai kendaraan utama para eksekutif mereka. PT Musim Mas di Sumatera Utara, misalnya, memiliki dua unit helikopter untuk mengantar para juragan mengunjungi lokasi perkebunan kelapa sawitnya. Alasan utama mereka memiliki helikopter, umumnya demi pertimbangan efektivitas karena bisa langsung ke tempat tujuan dengan cepat dalam tempo singkat. Hal yang sudah pasti tidak akan bisa dilakukan jika mengandalkan trans-

Tak Cukup Hanya Membeli Punya uang bertumpuktumpuk belumlah cukup untuk bisa menikmati kemewahan helikopter pribadi. Di Indonesia, masih ada persyaratan lain agar bisa memiliki helikopter pribadi dan kemudian terbang menikmatinya. Regulasi di negeri ini secara tegas melarang kepemilikan helikopter dan juga pesawat secara perorangan. Kepemilikan harus atas nama badan hukum atau perusahaan. Nah dengan ketentuan ini, maka akan menjadi jelas siapa yang memiliki helikopter dan siapa yang bertindak mengoperasikan pesawat bersayap putar itu, termasuk melakukan perawatan. Tentu saja dalam pelaksanaannya bisa saja helikopter dititip-

operasikan kepada maskapai tertentu, sementara si pemilik tetap memiliki hak istimewa untuk menggunakan sewaktuwaktu. Kenyataannya memang banyak pemilik helikopter pribadi yang akhirnya menyerahkan pengelolaan helikopter mereka kepada perusahaan tertentu. Ada PT Air Pacific Utama yang mengelola helikopter pribadi kepunyaan James Riady, sementara PT Transwisata Prima Aviation mengelola helikopter pribadi Tomy Winata bos Artha Graha Group. Selain itu ada juga Surya Air yang mengelola helikopter pribadi kepunyaan bos Gudang Garam, dan Sampoerna Air yang mengurusi pengelolaan helikopter pribadi Putera Sampoerna, si pemilik kerajaan bisnis Sampoerna Group. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Sewa Juga Bisa Ingin ikutan menjadikan helikopter kendaraan pribadi, tanpa perlu membeli? Menyewa helikopter adalah jawabannya. Saat ini cukup banyak perusahaan yang menyediakan jasa helikopter untuk mendukung mobilitas kalangan pebisnis atau siapa saja yang memerlukan. Menariknya, tidak sedikit juga pemilik helikopter pribadi yang mendirikan usaha persewaan helikopter miliknya. James Riady, misalnya, yang menyerahkan urusan pengelolaan helikopterhelikopter miliknya, kepada PT Air Pasific Utama, anak perusahaan Grup Lippo. Atau Tomy Winata, taipan Group Artha Graha yang memiliki PT Transwisata Prima Aviation selaku pengelola helikopter dan pesawat pribadi kepunyaannya. Sekali dayung dua tiga pulau terlampaui. Mereka pastinya tetap memiliki hak istimewa karena bisa memakai helikopter kepunyaannya sewaktu-waktu, namun juga menangguk uang dari bisnis sewa helikopter yang pastinya juga tidaklah murah. Tarif sewa helikopter tergantung pada jenis helikopter yang akan digunakan. PT Transwisata Prima Aviation misalnya, mengenakan tarif US$ 2.000- US$ 3.000 untuk sewa helikopter selama satu jam, di luar biaya pendaratan. Bila dirupiahkan, jumlah tersebut kira-kira setara Rp 18 juta-Rp 27 juta per jamnya. Layanan jasa yang diberikan pun tak melulu antarjemput para bos dari dan ke tempat kegiatan bisnis. Perusahaan persewaan helikopter juga melayani pula ambulan udara, yakni evakuasi medis cepat seorang pasien menuju rumah sakit atau meninggalkan rumah sakit. n

41


kehutanan moratorium

Hutan Berkurang Meski Ada Moratorium

hutan di indonesia dan pembalakan liar moratorium berlaku, namun luas hutan justru berkurang

Setahun lalu pemerintah menetapkan kebijakan menunda pemberian izin baru pengelolaan hutan (moratorium hutan). Tapi, anehnya, luas hutan makin berkurang. TEKS Hideko FOTO riset

42

B

ulan ini, para pemerhati lingkungan di bidang kehutanan tengah memperingati satu tahun berlakunya moratorium hutan. Moratorium tersebut ditetapkan berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) No 10/2011 tentang Penundaan Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam Primer dan Lahan Gambut. Idealnya, dengan beleid ini, luas hutan lahan gambut di tanah air bertambah atau minimal tetap. Namun, meski moratorium sudah berlaku, luas hutan justru makin berkurang. Saat moratorium diberlakukan, total luas hutan yang masuk kawasan moratorium sekitar 70 juta hektare hutan primer dan 24,5 juta hektare lahan gambut. Memang, dalam aturan mainnya, luas hutan yang masuk kawasan moratorium akan dievaluasi setiap enam bulan mela-

lui revisi Peta Indikatif Penundaan Ijin Baru (PIPIB). Namun aliansi Greenpeace mencatat, selama periode Juni- November 2011 luas hutan moratorium telah berkurang sebanyak 5,64 juta hektar. Nah, pada periode November 2011-Mei 2012, diperkirakan luasnya akan berkurang lagi 4,9 juta hektar. Melihat fakta yang ada, para pemerhati lingkungan menjadi pesimistis tujuan yang diharapkan dari

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


kehutanan moratorium moratorium hutan akan sulit tercapai. Seperti diketahui, kebijakan moratorium hutan bertujuan untuk melindungi hutan alam dan menurunan emisi gas rumah kaca hingga 41% pada tahun 2020. Apalagi aturan ini hanya berlaku efektif selama dua tahun saja. Menurut Yuyun Indradi, Juru Kampanye Politik Hutan, Greenpeace, kunci keberhasilan moratorium sebenarnya terletak pada perlindungan total pada lahan gambut dan hutan alam Indonesia. “Tanpa hal

lahan di pulau itu adalah lahan gambut yang merupakan kawasan moratorium hutan. Lahan gambut yang menjadi kawasan moratorium ini adalah lahan gambut yang memiliki kedalaman lebih dari tiga meter. Sementara lahan gambut di Pulau Padang memiliki kedalaman enam meter hingga 12 meter. Namun, berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 327/Menhut-II/2009 tentang Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu, pengelolaan lahan gambut

menjadi areal penggunaan lain (APL). Munculnya kasus-kasus seperti itulah yang menyebabkan beberapa aktivis lingkungan seperti Greenpeace mencap pemerintah tidak konsisten dalam menjalankan kebijakan moratorium hutan. Saat awal diberlakukannya moratorium hutan, pemerintah sebenarnya telah memberikan acuan. Namun menurut Agus Purnomo, Staf Khusus Presiden Bidang Perubahan Iklim, ada pengecualian yang bisa diberikan. Seperti

tambang minyak liar perbaikan tata kelola hutan hanya akan jadi wacana belaka

tersebut, perbaikan tata kelola hutan akan hanya menjadi wacana belaka,� kata Yuyun. Tata kelola hutan Indonesia memang boleh dikata belum optimal. Buktinya, dari 163 konflik agraria sepanjang 2011, 36 kasus di antaranya merupakan konflik di sektor kehutanan dan 97 kasus di sektor perkebunan. Ini menunjukkan bahwa Inpres No.10/2011 belum melakukan perbaikan tata kelola di sektor kehutanan karena tidak menyentuh aspek sosial, hak atas tanah, dan akses masyarakat atas sumber daya alam. Bahkan terkesan pemerintah tak mampu melawan pemodal yang ingin mengeksplotasi sumber daya hutan.

Terlalu banyak pengecualian Pulau Padang, Riau, mungkin bisa menjadi contoh kasus penyebab berkurangnya lahan moratorium hutan. Sebagian

Tata kelola hutan Indonesia memang boleh dikata belum optimal. Buktinya, dari 163 konflik agraria sepanjang 2011, 36 kasus di antaranya merupakan konflik di sektor kehutanan . di Pulau Padang diserahkan kepada PT Riau Pulp and Paper (PT RAPP). Walau diprotes sebagian warga Pulau Padang, Menteri Kehutanan tidak mencabut surat keputusan tersebut. Contoh lainnya adalah usulan dari pemerintah provinsi yang ada di Pulau SumatEra untuk mengubah status hutan

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

kepada permohonan pengelolaan yang telah mendapatkan persetujuan prinsip dari menteri kehutanan sebelum aturan ini berlaku. Pengecualian kedua diberikan kepada pelaksanaan pembangunan nasional yang bersifat vital, yaitu eksplorasi dan ekslopitasi panas bumi, minyak dan gas bumi, ketenagalistrikan, serta lahan untuk padi dan tebu. Pengecualian ketiga berupa perpanjangan izin pemanfaatan hutan dan/atau penggunaan kawasan hutan yang telah ada. Pengecualian terakhir adalah untuk restorasi ekosistem. Agus pun menegaskan, Inpres Moratorium Hutan hanya berlaku untuk hutan alam primer dan lahan gambut, sehingga pemanfaatan hutan yang telah terpakai atau hutan sekunder masih bisa dilakukan. Makanya, dengan adanya berbagai pengecualian tadi, data luas lahan moratorium hutan pun dapat berubah-ubah. n

43


internasional eropa

Babak Baru Eropa

H

asil pemilu Prancis dan Yunani yang digelar pada hari yang sama, Minggu, 6 Mei, menjadi penegasan tentang penolakan terhadap kesepakatan penghematan anggaran di negara-negara Uni Eropa. Di Prancis, capres Partai Sosialis Francois Hollande yang tegas-tegas menolak penghematan, secara meyakinkan mengalahkan incumbent Presiden Nicolas Sarkozy. Di Yunani pun demikian. Kekuatan politik mapan propenghematan tum-

Penolakan terhadap kebijakan penghematan anggaran mengubah secara radikal peta politik di Eropa. Kelompok antipenghematan menang, tapi solusi alternatif masih belum jelas. TEKS Ali Sundoluhur foto riset

francois hollande

44

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


internasional eropa

para pendukung francois hollande pakta fiskal tak mungkin dinegoisasikan

bang. Kekuatan dominan Partai Demokrasi Baru pimpinan Antonio Samaras gagal membentuk pemerintahan pascapemilu, dan terpaksa menyerahkan kepada pimpinan Koalisi Radikal Kiri Alexis Tsiparas. Begitu terpilih, Presiden Prancis terpilih Francois Hollande dalam pidato kemenangannya kembali menegaskan keinginannya untuk merundingkan kembali perjanjian langkah penghematan dalam Pakta Fiskal yang ditandatangani 25 negara Uni Eropa Maret lalu. Hollande menekankan pada pentingnya pertumbuhan ketimbang penghematan untuk mengatasi krisis di benua biru. “Lebih banyak orang yang menginginkan perubahan. Anda sudah menjadi gerakan yang terus membesar dan mencakup seluruh Eropa dan mungkin dunia,” seru Hollande yang disambut sorak-sorai massa yang merayakan kemenangannya di Bastille Square, Paris. “Ini adalah misi saya sekarang. Memberikan Eropa dimensi kemakmuran pada pertumbuhan dan lapangan pekerjaan. Ini yang akan saya katakan sesegera mungkin kepada mitra Eropa kami, pertama-tama kepada Jerman,” katanya.

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

“Lebih banyak orang yang menginginkan perubahan. Anda sudah menjadi gerakan yang terus membesar dan mencakup seluruh Eropa dan mungkin dunia.” Francois Hollande Presiden Prancis

Setelah itu, istilah “penghematan” langsung menjadi kata yang “kotor” di seantero Eropa. Namun, hanya sehari setelah Hollande menyatakan akan menegosiasikan kembali langkah penghematan, penganjur utama langkah ini, Kanselir Jerman Angela Merkel, langsung menolak keinginan Hollande. “Kami di Jerman, dan saya pribadi,” kata Merkel, “Percaya bahwa Pakta Fiskal tidak bisa dinegosiasikan.” Penegasan yang sama juga dikemuka-

kan juru bicara pemerintah Jerman, Steffen Seibert. “Tidak mungkin untuk menegosiasikan kembali Pakta Fiskal,” katanya. Namun, Jerman siap menegosiasikan kesepakatan terpisah mengenai pertumbuhan di luar langkah penghematan yang ada di perjanjian Pakta Fiskal. Jauh hari sebelum Hollande dilantik, konfrontasi dengan Jerman sudah memanas. Hollande secara resmi akan menjabat sebagai presiden Prancis setelah dilantik 15 Mei ini. Hubungan yang memanas membuat pria berusia 57 tahun ini sudah dinanti jadwal kunjungan yang padat. Tak lama setelah pelantikan, ia akan bertemu dengan Angela Merkel. Setelah itu, Hollande akan menghadiri beberapa pertemuan internasional, termasuk pertemuan puncak G-8 di Amerika Serikat pada 18-19 dan pertemuan NATO di Chicago 20-21 Mei. Sementara itu, pasar keuangan Eropa merespons pergolakan politik terbaru dengan relatif tenang. Sempat ada gejolak kecil, namun kemudian pulih. Saham di Asia juga sempat jatuh dan di Prancis dibuka turun tajam sebelum akhirnya kembali menguat. “Selama beberapa hari dan minggu

45


internasional eropa berikutnya, arah pasar saham akan bergantung pada seberapa banyak upaya semua pihak, terutama Kanselir Merkel dan Presiden Hollande, mencoba bekerja sama,” kata Markus Huber, analis ETX Capital.

SAMBUTAN POLITISI Kemenangan kelompok antipenghemat­ an di Prancis dan Yunani, kata Laura Gonzalez, profesor keuangan di Fordham University di New York, akan memaksa pemikiran ulang di seluruh Eropa tentang bagaimana mengelola krisis utang. “Ini baik untuk semua orang,” katanya. Banyak ekonom yang lebih menekankan pada pertumbuhan sebelumnya hanya memperoleh respon minimum. Namun, beberapa minggu terakhir para pembuat kebijakan dan politisi di Eropa lebih memperhatikannya setelah Hollande mempromosikannya. Di Irlandia, sebuah gerakan antipeng­hematan juga meningkat. Paul Murphy dari Partai Sosialis dan Aliansi Serikat Kiri mendesak Irlandia memblokir perjanjian itu. “Katakan Tidak!” Irlandia harus ikuti menolak aturan penghematan menjadi undang undang,” tegasnya. Bahkan, di Jerman juga terjadi hal yang sama. Pada pemilihan di negara bagian Schleswig-Holstein, koalisi federal pro-Merkel tumbang. Pimpinan Partai Sosial Demokrat Sigmar Gabriel bergabung dengan ide pertumbuhan yang diusung Hollande. “Kemenangan (Hollande) di Prancis itu menunjukkan ada solusi lain di luar penghematan di Eropa,” katanya. PERTUMBUHAN Masalahnya, bagaimana jalan untuk membuat pertumbuhan? Ada seruan bagi Bank Sentral Eropa untuk melakukan intervensi lebih agresif di pasar obligasi. Pemerintah negara-negara kuat Eropa diminta mendukung pertumbuhan negara yang lebih lemah melalui penerbitan obligasi euro. Namun, untuk menuju ke sana, Hollande butuh kerjasama dengan Merkel untuk melonggarkan penghematan. Tapi, apakah Jerman bisa ditekan untuk melonggarkan disiplin fiskal? “Hollande tidak dapat mengubah dunia sendirian,” kata ekonom Peter Bofinger. “Ada hukum gravitasi ekonomi. Jika bersedia menerima defisit lebih tinggi dan risiko lebih tinggi, pasar akan memaksa dia menyerah.”

46

Menurut Bofinger, yang diperlukan adalah memperlambat pemotongan pengeluaran bagi negara-negara yang mengalami resesi. Lalu “penyerahan kedaulatan fiskal ke zona euro” menjadi langkah menuju obligasi euro. Namun, pendekatan seperti ini masih sangat tidak populer di Jerman.

Pendirian Jerman yang keras dinilai sebagai pencerminan pergeseran dalam beberapa tahun terakhir. Negara ini lebih mengejar kepentingannya sendiri secara terang-terangan. “Jerman kini jauh lebih percaya diri seolah bilang. Kita tidak peduli jika Anda setuju atau tidak dengan kami,” kata ekonom Kundnani. n

Pintu Keluar Zona Euro

parlemen yunani wacana keluar dari zona euro

DARI Yunani, pasca-pemilu mulai muncul wacana “tabu” agar negeri dewa ini keluar dari Zona Euro. Skenario ini mungkin diam-diam sedang dimatangkan oleh elite di negara tersebut. “Jika Yunani memutuskan tidak di Zona Euro, kita tidak bisa memaksa Yunani,” kata Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble. “Mereka akan memutuskan apakah tetap di Zona Euro atau tidak.” Partai-partai propenghematan kehilangan suara signifikan dalam pemilu lalu. Meski memeroleh suara terbanyak, Antonis Samaras dari Partai Demokrasi Baru gagal membentuk pemerintah. Ia kemudian menyerahkan kepada Partai Syriza atau Koalisi Radikal Kiri pimpinan Alexis Tsipras untuk membentuk pemerintahan. “Secara politik, Yunani sudah keluar dari Zona Euro,” kata Nicholas Spiro, direktur Spiro Sovereign Strategy di London. “Tinggal tunggu waktunya saja.” Lewat sebuah jajak pendapat, masyarakat Yunani yang ingin tetap di Zona Euro dan yang ingin keluar sama-sama kuat. Ini menempatkan

Yunani pada dua pilihan yang sulit. “Jika 80% orang Yunani ingin tinggal di Euro, maka saya pikir mereka harus mendukung pihak yang mendukung kebijakan ini tinggal di Euro,” kata Menteri Luar Negeri Luksemburg Jean Asselborn. “Jika tidak, Yunani akan menyia-nyiakan kesempatan dan bagi rakyat ini akan menyakitkan.” Sebelumnya, melalui 17 kali pertemuan puncak untuk mengakhiri krisis, tercapai komitmen bantuan sebesar 386 miliar Euro untuk Yunani, Irlandia, dan Portugal, ditambah 214 miliar Euro pada pembelian obligasi ECB dan triliun Euro lainya pada pinjaman berbunga rendah bagi bank. Namun, hasil pemilihan umum di Yunani dan Prancis mengubah peta tersebut dan memunculkan ketidakpastian. Sebab, pemenangnya adalah kelompok penentang kesepakatan tersebut. Ketidakpastian ini mendorong Eropa ke fase baru yang berbahaya. “Dunia sedang menyaksikan sebuah momen penting dalam sejarah Uni Eropa, saat-saat yang kritis,” kata Presiden Uni Eropa Herman Van Rompuy. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


internasional spanyol

Spanyol menempuh jalan tidak populer dengan memberi dana bailout bagi bank terbesar ketiga di negeri itu, Bankia. Padahal, PM Mariano Rajoy pernah berjanji tidak akan ada lagi uang negara untuk bank bermasalah. TEKS Ali Sundoluhur foto riset

Bailout Tak Bisa Dihindari

T

idak ada jalan lain kecuali mengucurkan dana bailout sebesar 4,47 miliar euro kepada Bankia, bank terbesar ketiga di Spanyol berdasarkan aset. Dana sebesar itu dikonversi setara dengan 45% saham bank tersebut. Langkah ini diambil pemerintah Spanyol yang khawatir mengenai finansial Bankia yang membuat pasar ekuitas dan obligasi ‘babak belur’. Bank of Spain mengatakan, langkah ini adalah pilihan terbaik untuk menguatkan finansial Bankia dan Banco Financiero de Ahorros (BFA) sebagai induk perusahaan. Pemerintah Spanyol akan melakukan reformasi perbankan secara luas untuk mengurangi beban akibat gelembung kredit properti yang terlalu tinggi pada 2008. Pecahnya gelembung properti Spanyol membuat kredit macet berada di level tertinggi dalam 18 tahun. Bank harus mengelola portofolio real estate yang tidak laku terjual atau dipindahkan hak miliknya. Kredit makin mencekik di tengah kondisi ekonomi yang sudah dua kali mengalami resesi dalam tiga tahun ini. “Jika diperlukan untuk mengaktifkan kembali kredit dan menyelamatkan sistem keuangan Spanyol, saya tidak akan ragu menyuntikkan dana publik seperti yang negara-negara Eropa lain sudah lakukan,” kata PM Mariano Rajoy. PM Rajoy meyakinkan deposan Bankia bahwa pemerintah akan menyokong penuh dan menjamin kestabilan seluruh sistem Bankia. Bank ini mulai goyah pada 2010 di tengah kekhawatiran pasar atas neracanya yang rapuh. Bank ini memiliki eksposur terbesar industri ke pasar properti sebesar 37,5 miliar Euro pada akhir 2011, dimana 31,8 miliar Euro diklasifikasikan sebagai bermasalah. Setelah berita itu meruak, executive chairman Bankia yang juga mantan managing director IMF Rodrigo Rato mengundurkan diri. Pasca pengunduran diri Rato, Saham Bankia juga merosot sebanyak 5,8%. Secara keseluruhan saham turun 36,5% sejak listing bulan Juli tahun lalu. Rato mengusulkan nama José Ignacio Goirigolzarri, mantan chief eksekutif bank Banco Bilbao Vizcaya Argentaria (BBVA) sebagai penggantinya. Goirigolzarri lah yang merekomendasikan agar 45% saham BFA di Bankia diambil alih langsung oleh pemerintah Spanyol. “De facto, ini adalah nasionalisasi Bankia. Ini sangat mengejutkan,” kata Mauro Guillen, profesor manajemen internasional di Wharton School di University of Pennsylvania di Philadelphia. “Orang baru dari BBVA sekarang datang dengan dukungan penuh dari pemerintah untuk melaksanakan strateginya.” n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

47


internasional jpmorgan

I

ni bukan kisah kerugian biasa. Bayangkan, bank terbesar Amerika Serikat, JPMorgan Chase, yang reputasinya tidak diragukan lagi pada Kamis pekan lalu mengumumkan kerugian US$ 2 miliar akibat kecerobohan para pialangnya dalam transaksi kredit derivatif. Laporan kerugian JPMorgan ini memicu kekhawatiran pasar terhadap perbankan karena bersamaan dengan krisis utang Yunani dan bank Spanyol. Kerugian itu terjadi di divisi investasi, sebuah unit usaha yang sempat memicu kontroversi karena melakukan transaksi berisiko yang dikenal dengan proprietary trading. Proprietary trading atau yang biasa disebut prop-trading adalah transaksi untuk kepentingan bank itu sendiri, bukan untuk nasabah. Dalam hal ini, bank biasanya mendistribusikan reksa dana yang disponsori oleh penasihat investasi independen. Penasihat ini menerima nasihat investasi dari bank yang menjual atau mendistribusikan reksa dana tersebut. CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon, menyatakan kerugian diperkirakan bisa lebih buruk, karena transaksi ini tergolong berisiko tinggi dan tidak terbatas. Proprietary trading juga menjadi penyebab praktik spekulasi di pasar properti Amerika Serikat yang kemudian memicu krisis tahun 2008. “Portofolio terbukti lebih berisiko, tidak stabil dan kurang efektif sebagai nilai lindung ekonomi dari yang kami duga. Ada banyak kesalahan, kecerobohan dan penilaian buruk,” kata Dimon.

jamie dimon memalukan

Efek Domino JPMorgan Dunia terbelalak ketika superbank JPMorgan Chase mengumumkan kerugian superbesar US$ 2 miliar (Rp 18,4 triiliun). Bank lain pun terkena getahnya. TEKS Ali Sundoluhur foto riset

48

DAMPAK MELEBAR Tapi, bagi JPMorgan kerugian uang ini tidak seberapa dibanding rusaknya reputasi JPMorgan dan malu yang harus ditanggung Dimon sebagai CEO bank terbesar di AS dari segi aset. JPMorgan memiliki aset US$ 2,32 triliun yang didukung oleh ekuitas para pemegang saham sebesar US$ 190 miliar di akhir Maret. “Ini sangat memalukan,” Dimon mengakui. JPMorgan dipandang sebagai manajer investasi yang solid karena tidak pernah melaporkan ada kerugian sepanjang krisis ekonomi. Analis Barclays Jason Goldberg mengatakan, pengumuman ini bisa menodai reputasi serta kredibilitas manajemen JPMorgan. “Jamie selalu memposisikan dirinya sebagai raja Wall Street. Saya tidak paham bagaimana bisa keadaan jadi memburuk seperti ini dengan pengetahuan Jamie dan keengganannya bermain berisiko,”

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


internasional jpmorgan kata Nancy Bush, analis bank senior dan editor kontributor SNL Financial. Kabar kerugian JPMorgan tak pelak memicu kekhawatiran terhadap perbankan karena bersamaan dengan krisis utang Yunani dan krisis bank Spanyol. Berita ini juga dampak negatif terhadap sektor keuangan global. “Ini meningkatkan ancaman terhadap pengawasan dan rendahnya manajemen risiko. Ini sangat memalukan bagi JPMorgan Chase,” kata analis di Mediobanca. Kabar ini juga menghantam harga saham. Setelah kerugian itu terungkap, harga saham JPMorgan langsung turun lebih dari 9% pada awal perdagangan Jumat, membuatnya menjadi top loser di antara 30 saham di Dow Jones Industrial Average. Pada saat yang sama, Saham Citigroup Inc dan Goldman Sachs Group Inc juga kena dampaknya dan langsung turun 4%. Sementara Bank of America Corp awalnya turun sekitar 3% sebelum rebound. Saham bank-bank di Inggris juga turun saat pasar Eropa dibuka. Saham Barclays dan Royal Bank of Scotland turun lebih dari 2%.

ATURAN VOLCKER Kerugian JPMorgan ini juga mendorong meningkatnya kekhawatiran akan makin ketatnya peraturan bank. Ini sudah cukup untuk membuat takut investor. Analis Wall Street mengatakan, kerugian besar

“Portofolio terbukti lebih berisiko, tidak stabil dan kurang efektif sebagai nilai lindung ekonomi dari yang kami duga. Ada banyak kesalahan, kecerobohan dan penilaian buruk.” jamie dimon ceo Jpmorgan chase & co

ini makin menguatkan para pendukung pengetatan peraturan bank, termasuk apa yang disebut Aturan Volcker. Aturan Volcker merupakan bagian dari perbaikan peraturan keuangan AS yang dimaksudkan untuk mencegah perdagangan berisiko oleh bank-bank besar. Aturan yang dinamai sama dengan penggagasnya, mantan ketua Federal Reserve Paul Volcker ini bertujuan membatasi bank dari perdagangan derivatif jangka pendek dan instrumen keuangan lainnya. Hal ini juga bertujuan untuk membatasi tanggungjawab federal terhadap deposito lembaga keuangan karena melakukan tindakan berisiko Jamie Dimon

menjadi salah satu penentang Aturan Volcker yang paling gencar. Menurut Center for Responsive Politics, sebuah kelompok kajian berbasis di Washington yang melacak pengeluaran perusahaan untuk lobi, JPMorgan meng­ habiskan US$ 5,8 (Rp 50 miliar) juta untuk melobi anggota parlemen agar mempermudah regulasi perbankan. Bank sentral AS, Federal Reserve, mengatakan mereka akan mulai menegakkan Aturan Volcker yang saat ini masih digodog pada Juli 2014. Namun, analis Citi, Keith Horowitz, mengatakan, kerugian JPMorgan tidak akan mendorong penerapan Aturan Volcker. Sebab, hal itu akan sangat mempengaruhi jumlah uang di pasar. Namun, publik AS merasa reformasi perbankan sejauh ini tidak cukup. Dalam jajak pendapat Rasmussen yang dilakukan bulan lalu, 48% orang AS yang disurvei mengatakan mereka kurang percaya dalam stabilitas industri perbankan AS. Sebanyak 47% mengatakan mereka agak percaya diri dalam sistem perbanan saat ini. Bagi sebagian orang, kerugian JPMorgan hanya contoh terakhir bagaimana bank terbesar tumbuh lebih besar lagi. Perbankan besar harus dipecah sebelum mengakibatkan kebangkrutan ekonomi AS dan memaksa bailout lain. “Bankbank kecil akan lebih mudah untuk diatur,” tulis David Rohde dari Reuters. n

kantor jpmorgan chase & co kerugian dianggap tidak seberapa

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

49


profil adira

Tantangan Bos B Willy Suwandi Dharma

Sejumlah pekerjaan rumah sudah menantinya sebagai bos baru di Adira Finance. Terutama membawa perusahaan lebih baik ketimbang pendahulunya. TEKS Hideko ilustrasi ramawijaya

50

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


profil adira

Baru Adira D

itunjuk menjadi orang no­ mor satu di PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk memang membanggakan. Namun bila yang digan­ tikan merupakan ikon dari perusahaan tersebut, sang penerima tongkat estafet tentu harus bekerja lebih keras agar bisa lepas dari bayang-bayang kehebatan sang senior. Begitulah kira-kira yang kini dialami Willy Suwandi Dharma. Pe­ kan lalu, Willy dipercaya menggantikan Stanley Setia Atmaja yang sudah 20 ta­ hun menjabat Presiden Direktur Adira Finance. Kepastian pergantian tongkat ko­ mando di Adira, diumumkan dalam Ra­ pat Umum Pemegang Saham (RUPS) perusahan ini. Sebagai informasi, Adira Finance adalah anak perusahaan Bank Danamon. Henry Ho, Presiden Direktur Danamon, mengatakan bahwa mana­ jemen menyambut gembira Willy Suwandi Dharma sebagai Pre­ siden Direktur Adira Finance. “Kami yakin beliau dapat me­ lanjutkan kesuksesan Adira Fi­ nance sebagai perusahaan pem­ biayaan terkemuka,” kata Henry. Sepak terjang Willy Suwandi Dharma memang belum terlalu dikenal publik. Sebelum diper­ caya menjadi komandan Adira Finance, ia menjabat Direktur Utama PT Asuransi Adira Dina­ mika (Asuransi Adira) sejak 2003. Sebelum bergabung dengan Adira, selama kurun waktu 1982 – 1991, pria yang kini berusia 52 tahun itu me­ nempati berbagai posisi di Grup Astra. Willy juga pernah menjabat Direk­ tur Utama PT Asuransi Astra Buana (1993-1999). Setelah itu menjabat Direktur Utama KPMG Sid­ dharta Consulting Com­ pany (1999-2002). Saat ini Willy juga masih aktif se­ bagai salah satu pengurus Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI). Di bawah pimpinan Willy,

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Saat ini komposisi pembiayaan baru sepeda motor di Adira Finance mencapai 60%, sisanya 40% merupakan pembiayaan mobil. Hingga triwulan I-2012, perseroan mampu membukukan pembiayaan sebesar Rp 7,9 triliun atau naik 12% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Adira masih akan fokus di bisnis pem­ biayaan kendaraan roda dua dan roda empat. Adira Finance juga akan me­ lanjutkan strategi pertumbuhannya guna mempertahankan pangsa pasar yang sudah dicapai saat ini. Pengelo­ laan risiko secara prudent juga dilaku­ kan untuk melengkapi ekspansi per­ usahaan ini. Saat ini komposisi pembiayaan baru sepeda motor di Adira Finance mencapai 60%, sisanya 40% meru­ pakan pembiayaan mobil. Hingga triwulan I-2012, perseroan mampu membukukan pembiayaan sebesar Rp 7,9 triliun atau naik 12% dibanding periode yang sama tahun sebelum­ nya. Dana tersebut disalurkan untuk membiayai 449 ribu unit motor dan 25 ribu unit mobil baru. Hingga kuar­ tal pertama, pangsa pasar pembiayan motor Adira mencapai 14,6% dan pembiayaan mobil 6,2%.

Laba naik 4.384% Meski tergolong baru di industri pem­ biayaan, namun di industri asuransi, pengalaman Willy tak diragukan lagi. Bahkan saat menjabat Presiden Direk­ tur Adira Insurance, ia menerima peng­ hargaan Anugerah Kewirausahaan Luar Biasa – Indonesia 2009 (Outstanding Entrepreneurship Award, Asia Pacific Entrepreneurship Awards, APEA In­ donesia 2009) atas dedikasinya di indus­ tri perasuransian. Penghargaan ini diberikan oleh Enterprise Asia, organisasi non peme­ rintah yang bergerak dalam kemajuan dunia usaha di kawasan Asia Pasifik. Willy menjadi satu-satunya tokoh di bidang asuransi yang berhasil mene­ rima penghargaan Anugerah Kewi­ rausahaan Luar Biasa, di antara 12 wirausahawan dari berbagai industri di Indonesia. Salah satu prestasi yang ditoreh­ kan Willy sehingga berhasil menyabet penghargan adalah keberhasilannya mendongkrak kinerja Adira Insurance secara fantastis. Saat diangkat men­ jadi Director Adira Insurance pada 2003, laba perusahaan ini baru Rp 4,4 miliar. Tetapi, berkat sentuhan tangan dingin Willy, enam tahun kemudian, perseroan berhasil membukukan laba Rp 192,9 miliar atau tumbuh sebesar 4.384%. Jumlah karyawan pun melon­ jak dari sekitar 100 karyawan menjadi 736 orang akhir 2008. Selain itu, Willy juga aktif di Asosi­ asi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) selama lebih dari 15 tahun, termasuk menjadi Ketua Panitia Penyelenggara Indonesian Rendezvous Conference selama 5 tahun. Tak hanya itu, ia juga penggagas kampanye “Mari Berasu­ ransi” untuk mempromosikan industri asuransi kepada masyarakat. Willy percaya, sumber daya manusia menjadi salah satu kunci utama sukses­ nya bisnis asuransi. Maka, saat masih di Adira Insurance, berbagai program pelatihan digelar untuk meningkat­ kan kemampuan para karyawannya. Disanding­kan dengan Tata Kelola Per­ usahaan, Kepatuhan dan Manajemen Risiko yang baik, Adira Insurance pun menjelma menjadi salah satu perusa­ haan asuransi terkemuka di tanah air. Pemegang saham tentu berharap apa yang telah dicapai Willy di Adira Insurance dapat ditularkan ke Adira Finance. Mampukah ia memenuhi ha­ rapan pemegang saham? n

51


hukum dana nasabah

Korban Melinda Menunggu Asa

Nama besar Citibank ternyata bukan jaminan. Setahun lamanya seorang nasabah Citibank korban ulah Melinda Dee menunggu asa, uangnya yang raib akan diganti. Janji memang terucap, tapi uang tak kunjung dibayar. TEKS Elka Saraswati Foto Wirasatria

“S

benarnya saya tidak mau membawa masalah ini ke media massa karena orang lain jadi tahu keuangan saya. Tapi karena negosiasi dengan mereka buntu maka saya ungkap dan laporkan ke BI.” Pernyataan itu disampaikan Mirta

52

Kartohadiprojo, Presiden Komisaris Femina Group. Ia adalah satu dari banyak nasabah Citibank yang menjadi korban penipuan Inong Melinda Dee, mantan Senior Relationship Manager bank asing asal Amerika Serikat (AS) tersebut. Menyebut dirinya sebagai nasabah kecil, Mirta mengaku selama 16 bulan lamanya meminta pertanggungjawaban Citibank untuk mengembalikan uang miliknya. Jumlahnya, wow…, dalam versi perhitungannya, sampai Rp 22 miliar. Sampai sekarang, uang itu tak juga kunjung dibayarkan Citibank. “Setahun saya berusaha minta ganti rugi, namun Citibank tidak punya iktikad baik mengembalikan uang yang sudah saya kumpulkan dari kerja keras bertahuntahun,” tambah Mirta kepada wartawan, di Wisma Kodel, Jakarta, Selasa pekan lalu.

NASABAH 20 TAHUN Mirta menjelaskan, dirinya sudah menjadi nasabah Citibank sejak 1992. Selama 20 tahun menjadi nasabah, selalu menempatkan uangnya di deposito dan

beberapa produk investasi yang dipasarkan Citibank. Cerita serunya sekarang ini berawal ketika tahun 2008, ia menempatkan sebagian uangnya di instrumen reksa dana saham, yaitu Fortis Ekuitas. Tindakannya ini dilakukan karena tertarik atas penawaran dari Inong Melinda Dee. Belakangan dana investasi tersebut diketahui justru digelapkan Inong Melinda Dee, yang kemudian dijatuhi pidana delapan tahun penjara dan denda Rp 10 miliar. Setelah ulah tak terpuji Inong Melinda Dee terungkap, Citibank pun memberikan garansi untuk mengganti dana setiap nasabah yang menjadi korban. Toh janji yang mudah diucapkan, kenyataannya tak gampang dilaksanakan. Mirta mengaku telah beberapa kali melakukan pertemuan dengan Citibank, termasuk dengan CEO bank yang berkantor pusat di New York tersebut, Tigor M Siahaan. Dalam verifikasi bersama Citibank, telah disepakati mengenai dana pokok Mirta sekitar Rp 12 miliar. Namun, yang

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


hukum dana nasabah masih belum terjadi titik temu adalah pengembalian return investasi. Penawaran yang diberikan Citibank imbal hasil yang dibayarkan, mengacu pada bunga tabungan, dalam hal ini maxi save yang hanya berkisar 5%. Tentu saja penawaran itu ditolak Mirta karena dananya ditempatkan di reksa dana, di mana tingkat risiko dan profil produknya beda dengan tabungan bank. Dengan menempatkan dana di reksa dana, maka perhitungan return on investment (ROI) seharusnya mengacu pada pertumbuhan aset reksa dana tersebut, dalam hal ini perkembangan Nilai Aset Bersih (NAB) Fortis Ekuitas. Mengacu pada perhitungan NAB Reksadana Fortis Ekuitas yang berlaku di Bursa Efek Indonesia, potensi imbal hasil yang diperoleh Mirta mencapai lebih dari Rp 10 miliar. “Saya menempatkan itu pada Fortis Ekuitas, sehingga seharusnya return yang saya dapatkan dengan benchmark yang ada di market sejak 2008 itu seharusnya Rp 10 miliar. Total pokok dengan potensi keuntungan itu senilai Rp 22 miliar,” urainya. Kekecewaan Mirta bukan hanya karena belum ada kesepakatan menyoal nilai pengembalian return investasi. Sampai hari ini, Citibank belum juga mengembalikan simpanan pokok sekalipun, kecuali bila Mirta menyepakati dan menerima dana pokok plus hasil investasi menurut benchmark maxi save 5% yaitu sekitar Rp 1,5 miliar. “Citibank mengatakan take it or leave it untuk dana saya. Padahal yang saya minta hanya pokoknya saja, mengenai negosiasi bunga itu bisa dilakukan kemudian.” Akibat kejahatan itu, sampai saat ini saya belum mendapatkan kembali pokok dana investasi dan ganti kerugian atas tindakan Citibank,” tegasnya.

MENGADU KE BI Bukan hanya belum kembalinya uang miliknya yang dipersoalkan. Mirta mengaku, dalam rangka penyelesaian kasus tersebut, dirinya tidak diperlakukan secara proporsional. Misal saja, Citibank tidak memperkenankan dirinya didampingi pengacara dan selama perundingan tidak diperkenankan merekam pembicaraan. Setelah pertemuan pun, pernyataan pihak Citibank berubah-ubah. Misalnya, seorang pejabat Citibank, Jimmy Teh menjanjikan untuk mengganti kerugian, tetapi pada kesempatan pertemuan lain Vice President Citibank, Meliana Sutikno menyangkal soal ganti rugi.

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Perlakuan yang tidak proporsional tersebut mengharuskan Mirta beserta kuasa hukumnya, Robertus Bilitea dan Frans Hendra Winarta, mengirim surat ke Dewan Gubernur Bank Indonesia. Isinya meminta perlindungan dan bantuan agar masalah tersebut terselesaikan. Surat yang sama juga disampaikan ke kantor pusat Citibank di New York.

TANGGAPAN BI Bank Indonesia (BI) membenarkan sudah menerima laporan dari Mirta. Laporan tersebut diterima Departemen Pengawasan Perbankan BI karena nilainya di atas Rp 500 juta, atau di luar kewenangan Departemen Mediasi dan Investigasi Perbankan BI. Hanya saja, sepertinya BI tak bisa berbuat banyak atas sengketa Citibank dengan Mirta. Difi A Johansyah, Kepala Grup Humas Bank Indonesia (BI), mengatakan, masalah tersebut tidak bisa dimediasi oleh bank sentral karena yang dipersoalkan adalah potensi keuntungan, bukan pokok kerugian. Dikatakannya, “Kalau potensi keuntungan itu susah apalagi itu reksa dana, bukan produk perbankan. Jadi kami meminta kepada nasabah dan Citibank untuk menyelesaikan berdua. Kami tidak bisa ikut campur masalah itu.” Meski demikian Difi menegaskan, BI akan terus memantau komitmen Citibank untuk mengganti dana nasabah yang dibobol oleh Inong Malinda Dee ditambah bunga.

BERHARAP SELESAI Sejatinya Mirta hanya berharap seterunya dengan Citibank menyangkut uang miliknya, bisa segera diselesaikan dan tidak perlu berlanjut dengan melaporkan kerugian yang dia alami ke pihak kepolisian. Langkah hukum di pengadilan pun menurut dia adalah pilihan terakhir bila beberapa cara mencapai kegagalan. “Buat apa saya lapor ke polisi? Saya ini rakyat biasa, bisa apa melawan bank besar seperti Citibank. Selain itu hukum di Indonesia juga berbelit-belit dan membutuhkan waktu. Namun bila tidak ada penyelesaian mungkin akhirnya akan ke jalur hukum.’’ Toh anak perempuan dari sastrawan Sutan Takdir Alisyahbana ini tetap bersiap untuk skenario terburuk dan telah menunjuk dua orang pengacara terkenal, yakni Frans Hendra Winata dan Robertus Bilitea untuk memperjuangan keinginannya. Sejauh ini pihak Citibank mengaku tak bermaksud menahan berlama-lama proses pengembalian dana milik Mirta. Corporate Affair Citibank, Mona Monika kepada wartawan, mengatakan, dalam kasus ini prioritas perseroan adalah melindungi nasabah dan untuk segera mengganti seluruh jumlah kehilangan yang dialami nasabah. “Dalam hal ini Citibank telah memberikan tawaran untuk mengganti seluruh jumlah pokok yang hilang ditambah dengan bunga yang berlaku di Citibank. Penawaran tersebut telah kami lakukan sejak lama,” tambahnya. n

Semut Melawan Gajah Mirta Kartohadiprojo sepertinya sudah mahfum, pilihannya untuk memperkarakan Citibank menyoal dana simpanannya yang ditilap Inong Melinda Dee, bakal tidak mudah. Ia menyebut perseteruannya ibarat pertarungan semut melawan gajah. Mirta tetap optimistis dan percaya bahwa Bank Indonesia (BI) akan memberikan perlindungan kepada nasabah yang menjadi korban ketidakadilan bank se- Mirta Kartohadiprojo perti dirinya. Tanpa itu, maka stereotipe bahwa posisi nasabah hanya akan selalu dikorbankan ketika bank melakukan kesalahan, benar-benar menjadi kenyataan. Fakta selama ini ketika nasabah berbuat keliru, misalnya menunggak kredit, pihak bank cenderung bertindak agresif menekan nasabah untuk menyelesaikan kewajibannya. Bahkan, nasabah juga dikenakan denda dan biaya yang bermacam-macam. Namun ketika bank yang justru berbuat salah, sepertinya tak pernah ada sanksi untuk mereka. Karenanya ditegaskan Mirta, “Saya akan terus berusaha dan berjuang, karena apa yang saya lakukan ini merupakan pelajaran berharga bagi para nasabah bank.” n

53


hukum pemalsuan

SNI Abal-abal, Kok Bisa?

tak bisa memaksimalkan fungsi pengawasan. Hal ini pula yang ditengarai menjadi salah satu penyebab merajalelanya produk-produk ber-SNI palsu. Sebagai gambaran, untuk wilayah DKI Jakarta yang menjadi pusatnya perdagangan di negeri ini, hanya ada 27 PPNS untuk mengawasi standardisasi produk dan memberikan kepastian perlindungan pada konsumen. Tak sebanding dengan cakupan area dan banyaknya produk yang harus diawasi. Selain itu menurut Dirjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, Nur Nuzulia Ishak, Badan Sertifikasi SNI yang biasa dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS-PRO) ikut bertanggung jawab terhadap temuan SNI abal-abal. Ada dugaan lain yang berkembang. Beredarnya produk berlabel SNI abalabal sebenarnya hanya trik dagang dari importir maupun produsen agar produk mereka tetap bisa beredar, sementara label resmi SNI tengah diurus. Ditengarai, lamanya waktu pengurusan yang bisa sampai setahun menjadikan mereka bersiasat dengan tetap melempar produknya menggunakan label SNI palsu, sembari menunggu label asli SNI.

Ratusan produk di negeri ini diduga memiliki label Standar Nasional Indonesia abal-abal alias palsu. Kebanyakan adalah produk yang diimpor secara ilegal. Persoalannya, kok bisa ya‌? TEKS Elka Saraswati FOTO Nury Sybli

M

enteri Perdagangan Gita Wirjawan tak kuasa menyembunyikan kegundahan. Perkaranya bukan semata-mata banyaknya barang impor ilegal ke negeri ini. Menurut Pak Menteri, beberapa komoditas impor ilegal itu ternyata juga melanggar aturan lain. Semisal, ketentuan tentang keselamatan, keamanan dan kesehatan lingkungan (K3L) yang sebenarnya telah ditentukan dalam Standar Nasional Indonesia (SNI). “Ada mainan, besi baja, helm, ponsel, ada juga beberapa instrumen dan juga ada buah-buahan yang tidak mematuhi peraturan K3L. Kita sudah mendeteksi ada ribuan produk, termasuk tentunya yang kemarin diumumkan ratusan produk,� katanya.

SNI ABAL-ABAL Menariknya, meski ditengarai menyalahi aturan tentang K3L, namun ajaibnya barang-barang yang diimpor tadi memiliki juga label SNI. Belakangan setelah diperiksa ulang Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Kementerian Perdagangan, diketetahui label SNI tadi abal-abal alias palsu. Dari pemeriksaan Kementerian Per-

54

TINDAK TEGAS Toh terlepas dari apa yang menjadi penyebab, keberadaan SNI abal-abal menjadikan keselamatan konsumen sebagai taruhan. Nah dengan pertimbangan itu pula, Kementerian Perdagangan menegaskan akan menyeret pelaku usaha yang menjual produk tak sesuai dengan standar dan kaidah perlindungan konsumen, ke pengadilan. Harapannya, tentu saja akan membuat kapok mereka juga pelaku usaha lainnya, mengingat ancaman hukuman pidananya lumayan berat. Pidana penjara 5 tahun dan/atau denda maksimal dua miliar rupiah. Mereka akan dijerat dengan Undang-Undang No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. n

dagangan sejak awal tahun hingga April 2012, diketahui sedikitnya ada 304 produk berlabel SNI palsu. Nah, kebanyakan memang produk impor yang sengaja didatangkan dari luar negeri, dipermak seperlunya di negeri ini, lalu diberi cap SNI abal-abal, dan selanjutnya sim salabim dijual bebas ke masyarakat sebagai produk ber-SNI. Bukan main‌

SIAPA TANGGUNG JAWAB? Kementerian Perdagangan menduga, bukan tak mungkin jumlah barang berlabel SNI abal-abal lebih banyak lagi. Keterbatasan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) yang dimiliki pada akhirnya

Penanganan Produk SNI Palsu Jumlah Produk

Bentuk Penindakan Penyerahkan ke penuntut umum Penyelidikan dan penyusunan BAP Penerbitan perintah penarikan produk

6 12 8

Penerbitan surat teguran

103

Pengumpulan bahan keterangan

174

Jumlah

303

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


hukum gugatan

Pantai Ancol Punya Siapa? Pengelolaan Pantai Ancol sebagai kawasan wisata digugat. Pihak penggugat, Lembaga Bela Keadilan menuntut, agar pantai di pesisir Jakarta itu dijadikan ruang publik sehingga bisa dinikmati gratis masyarakat. TEKS Elka Saraswati FOTO riset

M

eski sama-sama menjadi kawasan wisata, ternyata ada perbedaan mendasar antara Pantai Ancol dengan Pantai Kuta di Bali. Bila di Kuta siapa saja bisa menikmati pantai tanpa harus membayar, jangan harap hal itu bisa dilakukan di Ancol. Ya, akses masyarakat untuk menikmati Pantai Ancol sangat terbatas. Maklum saja, kawasan pantai di sepanjang pesisir Jakarta itu, sudah menjadi bagian dari lokasi wisata Ancol Taman Impian yang dimiliki PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk. Alhasil untuk bisa menikmati pantai, siapapun harus membeli karcis masuk Rp 15.000 di gerbang pintu masuk. “Tanpa membeli karcis, jangan harap bisa masuk Ancol dan menikmati pantai,” kata Iskandar, warga Kuningan yang beberapa kali berkunjung ke Ancol.

DIGUGAT SUPAYA GRATIS Terbatasnya akses warga menikmati Pantai Ancol, kini menuai gugatan. Adalah Lembaga Bela Keadilan, yang pekan lalu mendaftarkan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Surat gugatan No 209/PDT.J/2012/PN JKT PST sudah dilayangkan lembaga advokasi ini. Iqbal Tawakkal Pasaribu selaku kuasa hukum Lembaga Bela Keadilan, menjelaskan, “Pihak yang menjadi tergugat adalah Gubernur DKI Jakarta dan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk serta PT Impian Jaya Ancol.” Dasar gugatan menurut Iqbal Tawakkal, adalah Undang-Undang (UU) tentang Pengesahan Konvenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, serta UU tentang Hak Asasi Manusia. Selain itu ada peraturan teknis kementerian, yakni Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan, yang telah menjamin akses masyarakat secara gratis atas pantai.

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Penerapan biaya masuk untuk ke Pantai Ancol, dinilai telah melanggar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.40 Tahun 2007. Peraturan tersebut mengatur tentang aksesibilitas dan kemudahan dalam menikmati fasilitas pub­lik berupa panorama dan ruang terbukan publik, yakni laut, pantai dan hijau. Selain itu juga bertentangan dengan Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Dalam ketentuan tersebut dikatakan, Pantai Ancol merupakan area sempadan pantai yang semestinya dilindungi dari kerusakan lingkungan. Alhasil, pantai dilarang digunakan untuk lahan budi daya dan juga mendirikan bangunan di atasnya.

Lembaga Bela Keadilan menilai, seharusnya akses ke Pantai Ancol sebagai kawasan publik bisa dinikmati cumacuma dan tidak perlu membayar seperti sekarang ini. Apalagi sebagai pengelola kawasan wisata, PT Taman Impian Jaya Ancol yang merupakan anak perusahaan PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk sudah mendapat keuntungan dari pengelolaan sejumlah wahana dan tempat komersial lainnya.

BIAYA TINGGI Memang masih terlalu awal untuk memastikan, apakah gugatan menjadikan Pantai Ancol sebagai ruang publik, bisa dikabulkan. Pihak pengadilan sendiri menyebutkan, setiap gugatan perdata pastinya akan dipelajari terlebih dahulu, apakah memang layak untuk disidangkan. Adapun PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk menyebut, sah saja bila ada pihak yang mengajukan gugatan agar Pantai Ancol menjadi ruang publik. Hanya saja diingatkannya, sebagai kawasan wisata, pengelolaan Pantai Ancol membutuhkan biaya tinggi, mencapai miliaran rupiah. n

Empat Gugatan Itu v Segera menghentikan aktivitas pengenaan tarif masuk atas

Pantai Ancol;

v Menghukum Pemerintah Provinsi mengeluarkan kebijakan

aksesibiltas publik atas Pantai Ancol secara gratis;

v Menghukum Pemerintah Provinsi, PT Pembangunan Jaya

Ancol, dan PT Taman Impian Jaya Ancol untuk menjalankan kewajibannya menghormati, melindungi dan memenuhi hak-hak asasi manusia dan hak warga negara yang dirugikan dengan adanya pengenaan tarif atas Pantai Ancol;

v Menghukum Pemerintah Provinsi, PT Pembangunan Jaya Ancol,

dan PT Taman Impian Jaya Ancol untuk menyediakan dan membuka akses publik terhadap pantai Ancol.

55


keuangan kepemilikan bank

Siapa Mampu Beli Saham Bank Asing? Kemungkinan besar kepemilikan asing di bank Indonesia akan dibatasi hingga maksimal 51%. Masalahnya, siapa yang mampu menyerap saham milik asing? TEKS Bastaman foto riset ilustrasi/infografis yayan taryana

R

encana pembatasan kepemilikan asing di perbankan nasional semakin menguat. Bank Indonesia (BI) kini tengah menggodok aturan tentang kepemilikan asing. Kabarnya, bank sentral akan meniru aturan yang berlaku di Filipina atau Thailand. Jika benar, maka kepemilikan asing di perbankan nasional akan dibatasi hingga maksimal 49% atau 51%. Nah, aturan baru ini rencananya akan diumumkan pada bulan Juni atau Juli. Apa boleh buat, selama aturan kepemilikan bank belum terbit, BI tidak akan memproses pengalihan saham bank. Baik melalui penjualan saham, akuisisi, maupun merger. Artinya, sejumlah rencana pembelian bank oleh pemodal asing terpaksa ditunda sementara waktu. Soalnya, selain rencana akuisisi 63,37% saham Bank Danamon oleh DBS, kini ada sejumlah pemodal asing yang juga tengah memproses pengambialihan bank lokal. Sebut saja Shintan Bank. Bank asal Korea Selatan ini tengah menunggu persetujuan dari BI untuk membeli 90% saham Centratama Nasional Bank dengan nilai Rp 320 miliar. Nasib serupa dialami oleh RHB Capital Bhd. Investor asal Malaysia itu sudah menyatakan rencananya untuk membeli 80% saham Bank Mestika Dharma dengan nilai transaksi Rp 3 triliun lebih. Bank Maspion pun berada dalam daftar penantian. Bank asal Jawa Timur

56

itu tengah diincar China Construction Bank Corp, salah satu bank terbesar Cina. Bahkan proses akuisisi bank Maspion sudah mendekati tahap akhir. Kedua belah pihak telah menyepakati harga transaksi sebesar US$ 200 juta, dan kini tinggal menyampaikan dokumen serta mengikuti serangkaian fit proper test untuk memperoleh restu dari bank sentral. Ketertarikan asing terhadap bisnis keuangan di Indonesia memang bisa dipahami. Soalnya, perbankan di negeri ini mampu mencetak margin bunga bersih (net interst margin atau NIM) mini-

Aturan Kepemilikan Bank di Beberapa Negara Negara

Batasan kepemilikan (%)

Korea Selatan

Tidak ada pembatasan

Indonesia

Maksimal 99%

Filipina

Maksimal 51%

Thailand

Maksimal 49%

India

Maksimal 49%

Malaysia

Maksimal 30%

Vietnam

Maksimal 30%

Amerika Serikat

Maksimal 25%

Cina

Maksimal 25%

Australia

Maksimal 15%

Sumber: Riset InilahReview

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


keuangan kepemilikan bank

mal 5%. Apalagi jika bank yang bersangkutan bermain di sektor ritel dan konsumen, NIM yang diraih bisa mencapai hingga 8% sampai 9%. Contohnya Bank Danamon yang pada kuartal I-2012 sukses mencatatkan margin bunga bersih 9,7%. Sayang, gara-gara DBS berencana mengakuisisi akuisisi Bank Danamon, kini keinginan asing untuk masuk ke perbankan nasional terpaksa ditunda sementara waktu. Namun anggapan seperti itu langsung dibantah Darmin Nasution, Gubernur BI. Menurutnya, tak ada niatan BI untuk menghambat langkah ekspansi asing. Tetapi lebih menerapkan sistem berbisnis yang lebih adil. “Prinsipnya akan sama seperti negara-negara lain,” katanya. Seperi diketahui, selama ini, perbankan dari Indonesia begitu sulit membuka cabang atau kantor perwakilan di manca negara. Kepemilikan di sejumlah negara pun sangat dibatasi (Lihat: Aturan Kepemilikan Bank di Beberapa Negara). Namun sebaliknya, di Indonesia, sejak 1999 asing bebas berinvestasi di industri perbankan nasional. Bahkan mereka diperbolehkan menguasai saham bank hingga maksimal 99%.

Bakal kehilangan pendapatan CIMB Group Sdn Bhd, misalnya. Grup

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

usaha dari Malaysia itu kini tercatat sebagai pemegang 96,92% saham PT Bank CIMB Niaga Tbk. Perusahaan Malaysia lainnya, Malayan Banking Bhd (May Bank), juga tercatat sebagai pemilik 97,31% saham Bank International Indonesia (BII) Tbk. Selain CIMB Niaga dan BII, setidaknya ada sekitar 12 bank Indonesia yang kepemilikan asingnya di atas 50% (lihat: Bank Lokal di Tangan Asing). Porsi asing di bawah angka itu tentu jumlahnya lebih banyak lagi. Kalau dibiarkan, dominasi asing bakal semakin membesar. Soalnya, ya itu tadi, saat ini ada sejumlah bank yang tengah diincar investor asing. Namun yang dikhawatirkan banyak kalangan, dominasi asing ini bisa membuat control BI dan pemerintah terhadap bank yang bersangkutan menjadi sulit dilakukan. Yang lebih bahaya lagi, kepemilikan asing di bank nasional ini berpotensi memperbesar peluang terjadinya praktik money laundering. Itu sebabnya, BI berencana meng­ atur kembali kepemilikan asing di bank nasional. Namun rencana ini pun tampaknya tidak akan mudah dilakukan. Sebab, jika kepemilikan asing dibatasi, katakanlah sampai 51%, berarti ada belasan pemilik bank yang harus melepas sebagian sahamnya ke investor lain. Artinya, butuh dana besar untuk menyerap saham milik asing tersebut. Sebab, Temasek saja akan melepas 67,4% saham Danamon kepada DBS Group dengan harga US$ 4,9 miliar atau sekitar Rp 45,2 triliun.

Pertanyaannya, dalam situasi sulit seperti sekarang, adakah investor yang mampu menyerap saham bank dalam jumlah besar? Ini masalahnya. Namun Sigit Pramono, Ketua Perhimpunan Perbankan Nasional (Perbanas), mengusulkan agar pemilik bank melepas sebagian sahamnya di pasar modal. Cara seperti itu, selain diangap lebih praktis, kepemilikan bank juga ada di tangan banyak orang (masyarakat). Namun ada juga kekahawatiran bahwa para pemilik asing akan memanfaatkan kelemahan dari peraturan BI. Salah satu dengan melakukan transaksi kepemilikan silang. CIMB Group Sdn Bhd, misalnya, menjual sebagian sahamnya di CIMB Niaga kepada Maybank. Sebaliknya, Maybank menjual sebagian miliknya di BII kepada CIMB Group Bhd. “Kalau seperti itu, kebijakan BI akan sia-sia. Otoritas moneter tetap kesulitan mengatur perbankan secara optimal,” kata seorang bankir swasta. Masuk akal, memang. Sebab, asing pasti tak akan rela melepas pabrik duitnya. Cheah King Yoong, analis dari Alliance Research, mengatakan bahwa induk perusahaan akan banyak kehilangan pendapatan jika anak usahanya harus melepas sebagian kepemilikannya di bank Indonesia. Ia lalu memberi contoh BII yang selama ini menjadi mesin uang bagi May Bank. “CIMB Group akan lebih menderita lagi karena kontribusi dari Bank CIMN Niaga cukup signifikan,” kata Yoo, seperti The Star, pekan lalu. n

Bank Lokal di Tangan Asing (di atas 50%) Bank

Porsi asing

PT Bank UOB Buana Tbk

99,00%

PT bank Ekonomi Rahardja Tbk

98,94%

PT Bank International Indonesia Tbk

97,31%

PT Bank CIMB Niaga Tbk

96,92%

PT Bank Haga

95,00%

PT Bank OCBC NISP Tbk

85,06%

PT Bank ICB Bumiputera Tbk

83,22%

PT Bank Swadesi Tbk

76,00%

PT Bank Nusantara Parahyangan Tbk

75,51%

PT Bank Kesawan Tbk

69,59%

PT Bank Danamon Indonesia Tbk

67,41%

PT Bank Mayapada International Tbk

64,38%

Sumber: Riset InilahReview

57


inforial bank BTN

Obligasi Tetap Primadona Obligasi Bank BTN diperkirakan akan tetap menjadi primadona pasar. Apalagi kinerjanya selama kuartal I-2012 cukup mengilap.

S

ungguh, ini kebutuhan yang amat besar. Demi memenuhi tingginya permintaan akan rumah tinggal, pada tahun ini pemerintah menargetkan pembangunan 120.000 unit rumah lewat skim FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Namun kemampuan pemerintah untuk memenuhi permintaan itu sangat terbatas. Makanya, pemerintah kembali meminta perbankan, khususnya Bank BTN untuk berperan lebih besar dalam program perumahan tersebut. Nah, tahun ini Bank BTN menargetkan kredit dan pembiayaan tumbuh sekitar 25%. Bank BTN juga merencanakan untuk memberikan dukungan terhadap pemerintah untuk membiayai 16.000 unit rumah dengan anggaran Rp 1 triliun melalui pola FLPP. Tentu saja, dibutuhkan dukungan pendanaan yang cukup besar oleh Bank BTN. Maka tak heran jika Bank BTN kembali melansir obligasi. Nah, pada

58

membuat investor selalu haus akan surat utang Bank BTN. Pertama, walaupun kini 28,11% saham Bank BTN sudah dikuasai masyarakat, perusahaan ini masih menjadi milik negara. Selain itu, track record pembayaran obligasi Bank BTN selalu tepat waktu. Makanya, surat-surat utang yang diterbitkan oleh bank berkantor pusat di kawasan Harmoni Jakarta Pusat itu selalu laris manis. Sejak penerbitan obligasi senior tahun 1989, hingga kini total obligasi yang telah diterbitkan Bank BTN mencapai Rp 9,3 triliun. Sementara yang masih outstanding berjumlah Rp 5,45 triliun. Selain memiliki track record yang baik, kinerja Bank BTN juga makin mengilap. Jika di kuartal I-2012 beberapa bank mencatat kinerja kurang memuaskan, Bank BTN justru naik signifikan. Laba bersihnya tumbuh 27,68% menjadi Rp 313 miliar. Perbaikan kinerja Bank BTN juga tercermin dari peningkatan aset perseroan sebanyak 30% dari Rp 70,2 triliun Maret 2011 menjadi Rp 91,3 triliun. TAK HANYA MENGEJAR KEUNTUNGAN Menariknya lagi, efisiensi yang dilakukan di Bank BTN semakin membaik. Lihat saja, kendati suku bunga kredit terus dipangkas, perolehan bunga bersih (net interest margin atau NIM) perseroan justru naik dari 5,69% pada Maret 2011 men-

tanggal 30–31 Maret lalu, bank pemerintah ini menawarkan obligasi kepada masyarakat. Iqbal Latanro, Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, menuturkan bahwa surat utang yang dirilis Bank BTN tersebut adalah Obligasi Berkelanjutan I Tahap I-2012 dengan nilai Rp 2 triliun. Kendati belum diketahui pada saat itu berapa imbal hasil (yield) yang ditawarkan, obligasi terbaru bank perumahan itu diduga akan laku keras. Seorang praktisi obligasi menuturkan, ada beberapa IQBAL LATANRO alasan yang

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


Perseroan optimis, obligasi yang kami tawarkan akan diserap pasar, seperti obligasi-obligasi sebelumnya. iqbal latanro

jadi 5,93%. Berkurangnya kredit bermasalah (NPL) dari 3,39% (net) menjadi 2,22% tampaknya menjadi salah satu faktor peningkatan efisiensi itu. Soalnya, dalam perhitungan BOPO (beban operasional berbanding pendapatan operasional) beban pencadangan (PPAP) memang cukup berperan. Tak hanya dalam perolehan laba, di sektor pendanaan pun Bank BTN terbukti mampu bersaing dengan bank-bank papan atas dalam menggaet nasabah. Hal ini bisa dilihat dari dana pihak ketiga (DPK) selama kuartal I naik 33,67% menjadi Rp 64,7 triliun. Peningkatan DPK, menurut Iqbal, tak bisa dipisahkan dari perbaikan infrastruktur yang dilakukan manajemen. Sebagai contoh, untuk menjangkau pelayanan kepada nasabah, disamping membuka kantor layanan dekat lokasi perumahan yang dibiayainya, Bank BTN juga menjalin kerjasama dengan PT Pos Indonesia yang memiliki 2.847 kantor. Selain hasil dari kerja keras dan berbagai pembenahan, sejatinya kinerja Bank BTN tak lepas dari kebutuhan tempat tinggal yang terus meningkat. Berdasarkan hitungan Real Estate Indonesia (REI), total kebutuhan rumah (termasuk perbaikan) bisa mencapai 2,6 juta unit per tahun. Dengan sendirinya, kebutuhan pembiayaan perumahan alias KPR juga cukup besar. Sebagai penguasa 24% pasar pembiayaan perumahan di Indonesia dan 99% perumahan bersubsidi, kinerja Bank BTN tahun ini diperkirakan bakal semakin kinclong. Dengan berbagai alasan tadi, tak salah bila Iqbal begitu optimis Obligasi Berkelanjutan I Tahap I tahun 2012 akan diserap pasar. “Perseroan optimis, obligasi yang kami tawarkan akan diserap pasar, seperti obligasi-obligasi sebelumnya,” katanya. Apalagi, lanjut Iqbal, pasar perumahan yang besar memberi peluang kepada

FOTO DAHLAN REBO PAHING

DIREKTUR UTAMA BANK BTN

PERUMAHAN MANGLAYANG REGENCY BANDUNG PASARNYA MASIH BESAR

KINERJA BTN KUARTAL I-2012

dalam miliar rupiah 31 Maret 2011 31 Maret 2012 Naik/Turun Aset 70.245 91.317 30,00% Loan & Financing 53.394 66.482 24,51% Deposits 48.396 64.692 33,67% Net Profit 245 313 27,68% CAR 17,13% 16,89% NIM 5,69% 5,93% NPL (Gross) 4,04% 3,22% NPL (Net) 3,39% 2,22% ROE 15,73% 17,19%

sumber: Bank BTN

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Bank BTN untuk berkembang lebih baik. Sebagai agen pembangunan, Bank BTN tak hanya mengejar keuntungan semata. Manajemen menyadari, eksistensi sebuah perusahaan tak hanya dilihat dari keberhasilannya meraih keuntungan besar. Tetapi juga bisa disimak dari sumbang­

annya terhadap negara dan masyarakat. Atas dasar itulah, Bank BTN akan tetap mendukung program perumahan pemerintah. “Penerbitan obligasi ini diharapkan akan memperkuat struktur pendanaan Bank BTN guna mendukung pembiayaan perumahan nasional,” kata Iqbal. n

Masih Layak Dikoleksi Manajemen Bank BTN rupanya cukup pintar membaca peluang. Mumpung Bursa Efek Indonesia (BEI) masih diminati para investor, bank pemerintah ini pun langsung membuat rencana untuk melepas 10% - 11% saham baru (right issue) di kuartal II-2012. Dengan adanya tambahan modal baru ini, rencana ekspansi kredit sebesar 25% tentunya bakal lebih mudah diwujudkan. Proses ini tentu saja harus mendapat restu dari DPR. Selain rencana perseroan untuk right issue, Bank BTN juga berencana menerbitkan kredit investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) di kuartal IV-2012.

Dari aksi korporasi ini, diharapkan bisa meraup dana Rp 1 triliun. Dana tersebut, menurut Iqbal Latanro, Direktur Utama Bank BTN (Persero) Tbk, akan dipergunakan untuk ekspansi kredit di sektor perumahan yang memang menjadi bisnis utama Bank BTN. Marolop Alfred Naingolan, analis dari Mega Capital, melihat prospek perbankan tahun ini akan tumbuh sekitar 30%. Apalagi pemerintah akhirnya tidak jadi membatasi konsumsi BBM bersubsidi. Atas dasar itulah ia merekomendasikan saham bank untuk dikoleksi. “Indikasinya sudah terlihat di kuartal I-2012,” katanya. n

59


pasar modal ihsg

Tahan Langkah, Jan

Perdagangan saham masih akan dipengaruhi oleh faktor eksternal. Investor disarankan untuk bersabar. TEKS Ahmad Munjin ilustrasi/infografis ramawijaya

J

angan agresif. Dua kata tersebut, beberapa hari terakhir ini, terdengar lebih sering didengungkan oleh para analis di pasar modal. Maksudnya, tak lain dan tak bukan, agar investor tidak cepat tergiur oleh penurunan harga sejumlah saham unggulan. Alasannya, pelemahan yang terjadi minggu lalu, masih sangat mungkin berlangsung di pekan ini. Pemicunya, masih belum berubah yakni faktor eksternal yang menyangkut perlambatan ekonomi di China, AS dan hiruk-pikuk krisis yang melanda sejumlah negara di Eropa. Gara-gara itu pula, banyak yang menduga, kelesuan pasar

60

masih akan berlanjut di minggu ini. Menurut Tommy Yu, secara teknikal, tren kenaikan indeks harga saham gabungan telah patah. Dan biasanya, ini akan mengubah arah pergerakan indeks dari tren bullish ke bearish atau sideways. “Tapi kalau melihat indikator-indikator yang ada, pasar akan bergerak ke bawah. Sebab tekanan-te-

kanannya belum mereda,� kata technical analyst dari Jsxpro.com ini. Tommy menghitung, dalam waktu dekat ini IHSG, yang akhir minggu lalu berlabuh di level 4.114,14, akan menurun

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


pasar modal ihsg

ngan Terlalu Agresif ke kisaran 4.010-4.120. Dalam kondisi seperti ini, kata dia, investor jangka panjang sebaiknya segera merealisasikan keuntungan dan mengurangi koleksi sahamnya. Sedangkan para trader (investor jangka pendek) disarankan untuk memilih saham-saham yang memiliki potensi penguatan cukup besar dengan sistem buy on weakness. “Manfaatkan saham-saham kuat yang sudah terkoreksi cukup dalam,” tuturnya. Salah satu pilihan yang disodorkan analis ini adalah efek terbitan PT Ciputra Development (CTRA), yang sejak awal Mei telah mengalami penurunan 14,7%. Selain itu, MNCN juga mendapatkan rekomendasi lantaran telah melemah 7,6%. Padahal, sejak jauh-jauh hari, MNCN ditargetkan bakal menembus harga Rp 2.500. UNTR dan ADHI juga layak jadi pilihan. “Tapi sebaiknya dipantau dulu, jangan agresif mengambil posisi beli,” kata Tommy. Nasihat serupa (ekstra hati-hati) dilontarkan Felix Sindhunata. Sebab, kata Kepala Riset Henan Putihrai ini, situasi di Eropa belum nyaman benar. Kondisi yang tidak positif ini juga didukung oleh faktor teknikal yang menunjukkan indeks masih berada dalam proses konsolidasi. Dengan kata lain, potensi terjadinya koreksi cukup kuat. Felix memperkirakan, di pekan ini, IHSG akan bergerak di rentang 4.030–4.150. Jika kondisi pasar memburuk, sebaiknya investor mengambil sikap wait and see. Bisa juga menerapkan strategi jangka pendek, namun risikonya cukup besar. “Kondisi di Yunani pasca pemilu parlemen, membuat ketidakpastian di Eropa semakin tebal,” tutur Felix. Seperti diketahui, pemilihan umum di negeri para dewa itu dimenangkan oleh partai penentang bailout. Ini membuat para pelaku pasar was-was. Mereka khawatir, pemerintahan yang terbentuk

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

kelak akan membuat proses perbaikan ekonomi di Yunani — yang telah dilakukan sejak tahun lalu — menjadi berantakan. Dan ujungnya, membuat risiko yang dihadapi investor jadi meningkat. Risiko terlalu tinggi

Masih dari eksternal, pergantian presiden di Prancis ikut menjadi perhatian pasar. Termasuk pemilu parlemen yang akan diselenggarakan Juni depan. Cukup? Belum. Masih ada pemilu parlemen di Jerman yang juga masuk dalam perhitungan. Walhasil, secara umum, situasi transisi politik di Eropa kini menjadi fokus perhatian para pelaku pasar. Ada ketakutan, pemimpin negara yang terpilih berbalik arah dari penghematan menjadi (kembali) pemborosan. Soalnya, ya itu tadi, yang menjadi pemenang pemilu adalah partai yang antipenghemat­ an, seperti yang terjadi di Yunani. Satu faktor lain yang tak boleh dilupakan dari Eropa adalah masalah Spa-

nyol. Pemerintah negeri matador tersebut tengah melakukan reformasi untuk mengurangi beban kredit macet yang ditanggung kalangan perbankan. Bukan hanya itu. Setelah mengambilalih 45% saham Bankia, bank swasta terbesar ke empat dengan nilai sekitar Rp 53,5 triliun, Pemerintah Spanyol memaksa bank menyiapkan pelindung keuangan baru sebesar US$ 39 miliar dan menghapus aset properti berisiko dari neraca mereka. Langkah ini mendapat pujian dari berbagai lembaga keuangan dunia (termasuk IMF). Namun pasar tetap berhitung sebesar apa dampaknya kalau proses reformasi itu tidak berjalan mulus. Kendati Mariano Rajoy, PM Spanyol, menjamin stabilitas seluruh perbankan di negerinya takkan terguncang. Tapi yang menjadi pertanyaan berikutnya, bagaimana pula pemerintah Spanyol ( juga negara-negara Eropa lainnya) akan menangani obligasi yang yield-nya terus meningkat, Sekedar meng­ingatkan imbal hasil surat utang Spanyol kini sudah menapak di level 6,06%. Dan banyak yang memprediksi, angka 7% tak lama lagi bakal tersentuh. Apakah negara-negara itu bisa lolos dari ancaman default? Inilah yang membuat para pelaku pasar ekstra waspada. Masalah bertambah lagi dengan persoalan pelambatan pertumbuhan di China, yang secara langsung bakal memengaruhi perekonomian dunia. Makanya, tidak mengherankan jika sederet masalah itu membuat bursa saham di berbagai belahan dunia (termasuk Indonesia) gonjang-ganjing. Indeks harga saham gabungan, sepanjang minggu lalu, terkoreksi hingga 102,54 poin atau 2,43%. Begitu pula yang terjadi di pasar-pasar efek negara lainnya. Nasib indeks Dow Jones, yang menjadi panutan bursa dunia, juga mengalami koreksi yang signifikan, sebesar 1,66%. Sehingga, sejak Selasa (8/5), posisi Dow berada di bawah level psikologisnya (13.000). Kini tergantung Anda, wahai investor, beranikah masuk ke pasar dalam situasi seperti sekarang? n

61


pasar modal saham tambang

Awas Jebakan Saham T Sudah cukup lama, saham-saham pertambangan berada di dasar jurang. Tapi, tampaknya, penurunan masih akan berlangsung. Entah sampai kapan. TEKS Ahmad Munjin ilustrasi/infografis ramawijaya

H

arapan investor, yang digantungkan pada saham-saham pertambangan, tampaknya masih jauh panggang dari api. Betapa tidak? Dari pekan ke pekan, bulan ke bulan, sebagian besar harga saham-saham di sektor ini terus berkutat di level bawah. Paling tidak, sudah hampir 1,5 tahun performa mereka berada di bawah saham dari sektor lainnya dan indeks harga saham gabungan. Sulit ditebak, bila efek-efek yang dulu pernah menjadi favorit para investor itu akan kembali bergerak ke atas. Bahkan sejumlah analis yang diwawancarai Inilah REVIEW memperkirakan, dalam jangka pendek-menengah, belum akan nada cahaya yang menyinari bisnis sektor ini. “Status masih awas,� kata Yuganur Wijanarko, Kepala Riset HD Capital. Wah, seperti status gunung berapi yang akan meledak saja. Tapi memang, itulah perumpamaan yang paling cocok untuk saham-saham pertambangan. Yuganur, juga beberapa analis lainnya, mewantiwanti agar — untuk sementara — investor tidak mendekati saham-saham ini. Alasannya, ya itu tadi, kalau pun bergerak, harga saham-saham ini masih cenderung untuk menukik. Keadaan semakin memburuk lantaran pada kuartal pertama yang baru lalu, banyak emiten pertambangan yang mencatatkan kinerja keuangan yang buruk. Laba bersih mereka menurun secara signifikan, seperti yang dialami PT Vale Indonesia (INCO). Sementara emiten lainnya dari kelompok yang sama, juga menorehkan

62

Semuanya memiliki peluang pelemahan yang besar ketimbang penguatannya. Yang paling berat adalah BUMI, emiten yang memiliki utang Rp 37 triliun. inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012


pasar modal saham tambang

Tambang

penurunan. Padahal, di samping emas (yang memberikan kontribusi 37% terhadap pendapatan perusahaan), feronikel merupakan andalan kedua (31%). Lantas bagaimana dengan batu bara? Sama saja. Bahkan, Yuganur menilai, di sektor pertambangan saham-saham batu bara paling tidak menarik. Salah satu penyebabnya, ada beberapa kontrak pembelian yang dipatok di harga US$ 92 per ton. Ini di bawah ekspektasi para pelaku pasar yang memasang harga di level 100 dolar. Selain itu, para produsen emas hitam ini juga banyak yang menanggung utang dalam valuta asing. Sehingga menambah berat beban emiten. Namun problem utama di batu bara bukanlah soal harga yang turun atau beban utang yang besar, melainkan produksi yang menurun. “Repotnya, saham tambang ini kalau sudah turun, susah untuk naik lagi,” katanya. Pukulan terhadap saham-saham pertambangan juga datang dari rencana pemerintah yang akan menurunkan beleid baru berupa bea keluar dan kewajiban memiliki pabrik pengolalan (smelter) sendiri. Ini juga menjadi beban tambahan yang tidak ringan, sebab membangun smelter membutuhkan dana investasi yang tidak sedikit. Faktor-faktor itulah yang membuat saham-saham pertambangan tidak mendapatkan rekomendasi buy. Kendati, saat ini, harganya sedang murah. Sebab, kemungkinan untuk menurun masih cukup terbuka. Maklum, cuaca buruk diprediksi masih akan berlangsung hingga akhir kuartal III nanti. Tunggu sampai di dasar

laba di bawah ekspektasi pasar. Itu terjadi lantaran tidak tercapainya tingkat produksi, gara-gara cuaca yang tidak mendukung (banyak hujan). Produksi PT Timah misalnya, pada kuartal I lalu hanya mencapai 6.842 ton atau menurun 20% dibanding periode yang sama tahun lalu. Prestasi ini membuat banyak analis yang pesimistis, di tahun ini target produksi perseroan (39 ribu ton) tidak akan tercapai. Kabar kurang bagus juga bertiup dari PT Aneka Tambang. Produksi emasnya, memang, diprediksi akan mengalami peningkatan. Namun, sebaliknya, produksi feronikel perseroan — hingga akhir tahun — diprediksi akan mengalami

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012

Jika melihat rentang harga yang dipasang Yuganur, memang pantas kalau investor bersikap ekstra hati-hati dalam mengoleksi saham pertambangan. Sebab, selain potensi penguatannya sangat tipis,

level support-nya berada jauh di bawah. Saham PT Indo Tambangraya Megah (ITMG) contohnya, diprediksi akan bergerak di rentang Rp 33.000–Rp 38.000. Sementara ADRO dipasang di kisaran Rp 1.550–Rp 1.760. Begitu pun prediksi atas saham-saham pertambangan lainnya, seperti INCO, TINS, ANTM, BORN, dan HRUM. Semuanya memiliki peluang pelemahan yang besar ketimbang penguatannya. Yang paling berat adalah BUMI, emiten yang memiliki utang Rp 37 triliun. Peng­u­a­t­­annya hanya dipatok pada angka Rp 1.900, sementara penurunannya diramalkan bakal mencapai level Rp 1.200. Willy Sanjaya juga memiliki peneropongan serupa. Menurut pengamat pasar modal ini, saham-saham pertambangan sulit bergerak naik lantaran terlalu banyaknya sentimen negatif yang dari luar maupun dalam negeri. “Padahal, jujur, valuasi saham tambang saat ini sudah sangat murah,” katanya. Harga INCO yang kini menclok di Rp 2.700, misalnya. Ini merupakan harga termurah sepanjang tiga tahun terakhir. Begitu pula dengan TINS dan ANTM. Jika melihat Price Earnings Ratio (PER) dan Earnings Per Share saat ini, mestinya, di akhir tahun dua saham ini bisa mencapai Rp 2.025. Secara normal, potensi penguatan yang tak kalah besar terpendam pada saham-saham batu bara, seperti ITMG, BORN, HRUM, ADRO, juga BUMI. “Saya merekomendasikan beli atas saham-saham tersebut jika sudah mencapai level support-nya,” kata Willy. Hanya saja, ia mengingatkan agar investor tidak terlalu agresif dalam melakukan koleksi. Willy menyarankan, posisi saham pertambangan dalam portofolio maksimum sebesar 25% dari total investasi. n

63


pasar modal saham telekomunikasi

Halo, Sedang Tidak Oke Nih Bisnis telekomunikasi sedang suram. Investor disarankan untuk sabar menunggu. TEKS Ahmad Munjin FOTO Dahlan Rebo Pahing

P

ergantian jajaran Direksi PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom), pekan lalu, sempat melahirkan sejumlah tanda-tanya. Benarkah penggantian ini terjadi atas desakan Sekar (Serikat Karyawan) yang menuntut penyegaran manajemen, atau ada hal lain? Kalau ada, menyangkut soal apa? Sebab, dari sisi kinerja, BUMN ini masih tetap merupakan perusahaan terbaik di sektornya. Pada kuartal I-2012, misalnya, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan operasional Rp 17,8 triliun dengan laba bersih sebesar 3,32 triliun. Jika disandingkan dengan keuntungan kuartal I-2011, berarti ada peningkatan 17,5%. Jadi apa kurangnya manajemen lama? Wallahualam. Tapi yang pasti, prestasi tersebut membuat status Telkom sebagai market leader, belum tergoyahkan. Dulu, PT Indosat kerap disebut-sebut sebagai pesaing terberatnya, namun sekarang tidak lagi. Malah jurang pemisahnya kini semakin lebar. Lihat saja,

64

perusahaan yang mayoritas sahamnya dikuasai Qatar Telecom Group (QTel) itu, pada kuartal I lalu hanya mencatatkan laba Rp 16,7 miliar atau turun 96,5%. “Indosat itu bisnisnya tidak efisien, tidak seperti Telkom,” kata John Veterm, pengamat pasar modal. Tidak sehatnya Indosat tampak pada besarnya peningkatan biaya operasional hingga 10%. Padahal, persaingan di bisnis telekomunikasi semakin ketat. Makanya, John tidak merekomendasikan ISAT untuk jangka panjang maupun pendek. Sebab, jika merujuk pada laporan keuangannya yang memburuk, saham ini diperkirakan bakal terjun bebas ke kisaran Rp 3.500–Rp 3.800. “Saya rekomendasikan jual untuk ISAT,” katanya. Sedangkan TLKM direkomendasikan buy on weakness dengan rentang harga Rp 8.000–Rp 9.000. Saham ini termasuk yang paling murah lantaran memiliki price earnings ratio (PER) 15 kali. Bandingkan dengan ISAT yang PER-nya 30 kali dan EXCL 17 kali. Berdasarkan hitung-hitungan itu

pula, EXCL mendapat rekomendasi hold dan BTEL (Bakrie Telecom) — untuk sementara sebaiknya dilupakan — lantaran masih merugi dan grup usahanya terlilit utang besar. FREN (Smartfren) juga demikian, tak layak dikoleksi karena kinerjanya masih berat. Gina Novrina Nasution, analis dari Equator Securities punya pandangan serupa. Namun, kata dia, biasanya kinerja perusahaan telekomunikasi akan menanjak di kuartal III dan IV. Ini lantaran ada momen-momen libur panjang dan hari raya. Bahkan, ia berani mempre-

diksi, laba emiten telekomunikasi akan membaik mulai kuartal II ini. Berdasarkan kemungkinan-kemungkinan positif itulah, Gina memperkirakan TLKM akhir bulan ini akan menguji level Rp 8.700. Namun jika yang terjadi sebaliknya (menurun), saham ini akan mentok ke level support Rp 7.900. Dan jika ini tertembus, bukan mustahil harga bakal meluncur menuju ke Rp 7.100. Untuk EXCL, hingga akhir Mei, analis ini memasang rentang harga Rp 5.000– Rp 6.100. Sedangkan untuk ISAT, yang pekan lalu menclok di harga Rp 4.650, ia memasang kisaran support–resistance di Rp 4.500–Rp 5.150. “Saham ini sedang berada di jalur menurun,” katanya. Itu sebabnya, Gina menyarankan agar, untuk sementara, investor menjauhi saham-saham di sektor ini. Tapi kalau tetap mengotot, sebaiknya sedikit bersabar. Soalnya, efek-efek ini sekarang sedang berada di jalur menurun. TLKM misalnya berpotensi konsolidasi di level Rp 7.900 dan EXCL berkemungkinan menciut ke Rp 5.100. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012



kolom andi suruji

Udara...

S

uatu kali, Menteri Pertahanan dan Keamanan, Jenderal M Jusuf, memerintahkan Pangkostranas Mayor Jenderal Himawan Soetanto untuk menggelar latihan besar-besaran ABRI. Tidak tanggung-tanggung. Ia minta diterjunkan 30.000 orang paratroop di Natuna. Gila...! Mungkin begitu pikir Himawan, Panglima Komando Strategi Nasional. Kepulauan yang sangat remote di bibir Laut China Selatan dengan pulau-pulau kecil, hampir tidak mungkin dijadikan lokasi pendaratan atau airdrop lebih dari dua atau tiga batalyon. Ini, Sang Jenderal maunya 30 batalyon. Karena argumentasi Himawan yang pas, Jenderal Jusuf menurunkan idenya dan memindahkan ke Batam? Maksudnya Pulau Bintan yang hanya berjarak beberapa mil dari Batam. Akhirnya latihan besarbesaran itu dilakukan dari Riau Daratan, Selat Malaka, Kepulauan Riau, dan Laut China Selatan. Mengapa latihan gabungan ABRI diadakan di wilayah itu, yang bertetangga dekat dengan Singapura? “Ya, biar orang di Singapura ngeker-ngeker-lah!” kata Jusuf enteng, sebagaimana ditulis wartawan senior Atmadji Sumarkidjo dalam buku “Jenderal M Jusuf, Panglima Para Prajurit”. Begitulah para pejabat dulu berpikir secara strategis. Wilayah itu adalah beranda depan Negara Kesatuan RI yang harus ditampakkan dan dijaga ketat dari ancaman segala penjuru. Laut dan udara NKRI, amat strategis di sana karena merupakan jalur lalu lintas laut dan udara yang ramai. Tetapi apa yang terjadi kini. Laut di sekitar kepulauan Riau bisa dibilang lebih banyak “dikuasai” pihak asing. Udara pun dikontrol oleh Singapura. Pesawat Indonesia yang mau mendarat dan terbang dari dan ke Bandara Hang Nadim di Batam, yang nota bene wilayah milik NKRI, lebih dikontrol dan di-“manage“ oleh Singapura melalui Bandara Changi. Indonesia yang wilayahnya amat luas, mau tak mau harus memiliki sistem pertahanan nasional yang andal. Sistem pertahanan secara militer maupun sipil. Salah satunya adalah sektor udara. Lebih spesifik lagi, sub-sektor angkutan udara untuk melayani kebutuhan mobilitas penduduk. Dengan kondisi geografis yang berpulau-pulau, besar maupun kecil, dengan jarak antarkota yang jauh-jauh,

66

transportasi udara di Indonesia memang harus kuat. Kalau diterjemahkan dalam bahasa agama, takdirnyalah orang Indonesia selalu atau lebih banyak menggunakan sarana transportasi udara untuk mobilitasnya. Bayangkan saudara kita yang bermukim di Sabang, Aceh, ujung barat Indonesia dan ada keperluan di Merauke, ujung timur Tanah Air, dia butuh waktu sehari dalam penerbangan. Bisa dikalkulasi berapa hari yang harus dibuang kalau naik kapal laut dengan menyinggahi berbagai pelabuhan. Apalagi naik bus, rasanya baru bisa sampai Denpasar. Dengan demikian, lebih efisien memang jika kita terbang menggunakan pesawat udara. Apalagi, perekonomian Indonesia terus tumbuh, menggeliat di tengah kondisi panasdingin yang menyergap perekonomian global. Pertumbuhan ekonomi dan bisnis meningkatkan daya beli masyarakat, bahkan tumbuh jumlah orang kaya baru, kelas menengah tangguh dengan daya beli kuat. Permintaan angkutan udara meningkat pesat. Itulah yang membuat maskapai penerbangan baru bermunculan. Pasar pesawat kian ramai. Perang harga menguat. Jika semula pasar pesawat udara didominasi Boeing yang mengibarkan bendera Amerika Serikat, dan Inggris (Eropa) diwakili Airbus, kini muncul petarung di kelas tengah China dan Rusia dengan Sukhoi. Pertarungan produsen pesawat terbang menggila. Kepala negara pun terlibat, walau yang tampak hanya sekadar ikut menyaksikan penandatanganan kontrak jual beli pesawat. Eh tak ketinggalan calo kelas kakap bergentayangan. Maklum ini bisnis besar. Sayangnya, ketika pertarungan di pasar pesawat menggila, dengan harapan harga tertekan dan pelayanan meningkat, eh Sukhoi jatuh dalam terbang promosi di kawasan Gunung Salak. Kita prihatin dengan banyaknya korban. Namun, patut juga kita mengingatkan, kiranya peristiwa itu menyadarkan dan menggugah bangsa ini. Udara Indonesia jangan dijadikan ruang “pembantaian” lantaran perang dagang yang mengabaikan keselamatan nyawa manusia. n

inilahREVIEW 37 Tahun I | 14-20 Mei 2012




Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.