Autism and Friends "Juli"

Page 1

Edisi JUli 2012

UTISM & FRIENDS Newsletter of London School Centre for Autism Awareness Fokus

Autism Awareness Festival 4:

Aku Bisa..

1. Hasil Karya Anak-Anak Berkebutuhan Khusus 2. Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR(UK), Rendro Dhani, M.Si memberikan apresiasi berupa sertifikat kepada Linda Gumelar-Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI pada peluncuran jurnal Communicare-yang khusus membahas mengenai anak berkebutuhan khusus. 3. Dr. Adriana Ginanjar membahas ”Persiapan Orang Tua menghadapi Masa Remaja”.

L

quotes

ondons School of Public Relations (LSPR) Jakarta melalui London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) kembali memberi bukti nyata perhatian terhadap penyandang autisme. Dalam dua hari, 13-14 April 2012 diadakan beberapa kegiatan yaitu pada 13 April 2012 bertempat di Auditorium Prof. Djayusman, diadakan presentasi launching Jurnal Communicare. Jurnal Communicare merupakan jurnal komunikasi terbitan LSPR yang berisi informasi dan cara-cara memahami anak dengan kebutuhan khusus, terutama autisme. Para penulis yang turut berkontribusi dalam penulisan jurnal ini, yang juga merupakan pengajar LSPR, diantaranya Veronika Soepomo, Hersinta, Sherly Harstya, Rendro Dani dan Taufan Teguh Akbari. Acara presentasi Jurnal Communicare ini juga

dihadiri oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Ibu Linda Amalia Gumelar. Dalam sambutannya, Ibu Linda menyampaikan apresiasi terhadap LSCAA yang telah menunjukkan kepedulian kepada anak-anak dengan kebutuhan khusus, terutama austisme. Ibu Linda juga menyampaikan Informasi kepada peserta mengenai beberapa hak pokok anak yaitu hak untuk hidup, hak mendapatkan pendidikan, hak tumbuh kembang, dan hak untuk berpartisipasi. Hari berikutnya, 14 April 2012 pukul 10.00-18.00 di Taman Menteng, Jakarta, beragam seminar dengan topik dan pembicara yang berbeda menjadikan Autism Awareness Festival 4 ini semakin menarik. Seminar pertama dibawakan oleh Dr. Adriana Ginanjar yang membahas ”Persiapan Orang Tua menghadapi Masa Remaja”, kemudian pembahasan mengenai ”Pentingnya Pendidikan Vocational Bagi Anak Autis” dibawakan oleh Tri Gunadi, (OT) Ind, S.Psi, S.Ked dan terakhir penjelasan mengenai ”Yoga untuk Anak Berkebutuhan Khusus” oleh Paramitha Hioe. Anak-anak berkebutuhan khusus yang hadir, khususnya anak

“Not being able to speak is not the same as not having anything to say....”

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 1

ROSEMARY CROSSLEY

Follow Us

@LSCAA17 1

7/3/2012 1:32:36 PM


WA WA N C A R A

Mempertajam Kemampuan dengan

pendidikan vokasi 4. Para peserta Seminar di Menteng mencoba beberapa gerakan Yoga.

Saat ini vocational school atau pendidikan vokasi bertumbuh cukup pesat. Diyakini pendidikan vokasi merupakan salah satu solusi bagi anak berkebutuhan khusus dalam mengenyam pendidikan. melalui pendidikan vokasi pula diharapkan para ABK dapat mengasah kemampuan/talenta mereka secara khusus.

1. Apa yang dimaksud dengan pendidikan vokasi?

5. ”Pentingnya Pendidikan Vocational Bagi Anak Autis” dibawakan oleh Tri Gunadi, (OT) Ind, S.Psi, S.Ked

6. Rini Sanyoto, MBA menjawab perta­nyaan peserta seminar mengenai menu masakan khusus untuk anak autisme.

dengan autisme, juga ikut mencoba yoga dan memasak menu sehat bersama Ibu Rini Sanyoto, MBA yang semakin membuat acara ini menjadi meriah. Dengan tema “Aku Bisa” pada Autism Awareness Festival IV, LSCAA ingin menunjukan bahwa anakanak penyandang autis juga memiliki masa depan dan prestasi. Tetapi mereka tidak bisa meraih itu sendiri, diperlukan bantuan dari orang-orang di sekitarnya untuk menerima mereka dan memberikan kesempatan kepada mereka. Melalui Festival ini juga ditampilkan keterampilan anak-anak autis melalui kegiatan seni seperti menyanyi, bermain musik, menari dan melukis. Hasil lukisan tersebut pun turut dipamerkan di Taman Menteng. (Erni/Andi)

IV Center (baca:aifi center) mengacu pada pengertian Wenrich dan Wenrich (1974: 6) yang menyebutkan bahwa pendidikan vokasi adalah “the total process of education aimed at developing the competencies needed to function effectively in an occupation or group of occupations”. Artinya bahwa pendidikan vokasional itu memiliki unsur : (1) pengembangan kompetensi, (2) kompetensi yang link and match, (3) kompetensi yang menciptakan ekonomi kreatif (enterprenuer skills), dan (4) kompetensi yang dikembangkan terkait dengan suatu pekerjaan – atau kelompok pekerjaan. Pendidikan vokasi merupakan pendidikan yang bersifat khusus (terspesialisasi) dan meliputi semua jenis dan jenjang pekerjaan. Pendidikan vokasi concern dengan mental skills, manual skills, values, dan attitudes, yang kesemuanya itu didapat dari program on job training (magang), atau istilah dalam IV Center adalah Unjuk Kerja yang termaterialisasi dalam magang dan pameran kesemuanya ini dilatih untuk bisa mendapatkan interprenuer skill dan enterprenuer skill. Oleh karena itu, di dalam pendidikan vokasi secara implisit terkandung unsur-unsur berpikir (cognitive), berbuat (psychomotor), dan rasa (affective) dalam proporsi yang berbeda mengikuti kebutuhan kompetensi pada jenis dan jenjang pekerjaan yang terkait.

2. Mengapa pendidikan vokasi penting bagi anak ABK? Pendidikan vokasional untuk anak ABK yang mengikuti sangat membantu dalam mengembangkan mental skill, manual skill, velue dan attitudes-nya, karena pendidikan vokasional mengarah pada semua unsur pendidikan ada kognitifnya, pskimotornya dan afektifnya dan yang terpenting adalah semuanya diberikan dengan proporsinya. Problem terbesar ABK adalah jaminan masa depannya, dengan pendidikan vokasional setidaknya memberikan salah satu solusi bagi mereka untuk mandiri, eksistensi diri dan dihargai.

2

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 2

7/3/2012 1:32:40 PM


3. Apakah semua ABK dapat mengikuti pendidikan vokasi? Apakah ada syarat-syarat khusus agar dapat mengikutinya? Semua peserta didik dapat mengikuti pendidikan vokasional terutama ABK, karena pendidikan ini yang lebih memahami dirinya. Tidak ada syarat khusus bagi ABK yang ingin mengikuti pendidikan vokasional, kecuali bagi ABK yang ingin mengikuti pendidkan vokasional berjenjang. Dalam format pendidikan nasional baik ditingkat dasar, pendidikan vokasional juga diberikan walaupun porsinya tidak banyak contohnya pendidikan seni, pendidikan olahraga, pendidikan komputer ditingkat SD dan SMP. Untuk tingkat menengah ada SMK yang lebih spesifik dalam vokasionalnya dan pendidikan tinggi ada D1, D2 dan D3. Dan tentu saja ABK yang ingin mengikuti pendidikan vokasi yang berjenjang akan ada persyaratan khusus sesuai aturan pendidikan nasional kita. Sekedar tips bagi para orang tua yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus, carilah sekolah yang telah menerapkan inklusivitas atau sekolah inklusi yang

telah memiliki SK ditingkat provinsi untuk menyelenggarakan UN inklusi dan Ijazah-nya, karena ijazah di sekolah inklusi tersebut sama tingkatannya dengan ijazah regular.

4. Materi apa saja yang diajarkan? Materi vokasional skill terbagi manjadi 2 vokasi yaitu : a. Vokasi design grafis yang terbagi menjadi beberapa keahlian diantaranya: Design Comic, Design Distro, Design editing film/ video, Design printing, Design animation/kartun, Design media digital b. Vokasi design kriya yang terbagi menjadi beberapa keahlian diantaranya: Design kriya batik, Design kriya kayu lunak, Design kriya serba unorganik, Menjahit, Lempung dan keramik Selain materi vokasi sebagai materi pokok keahlian, kami juga memberikan materi penunjang yaitu enterpreneur skill dalam bentuk unjuk kerja dan pameran dari hasil karya mereka.

5. Kapan pendidikan vocational harus diberikan bagi ABK? Adakah batasan umur untuk mengikuti

pendidikan vocational ini? Pendidikan vokasional bagi ABK hendaknya sejak dini, maksudnya adalah sekarang dan jangan melihat kebelakang, tidak ada kata terlambat bagi ABK dalam menemukan kecerdasan vokasinya. Jika kita bicara batasan umur pendidikan dalam siklus pendidikan nasional dimana terklasifikasikan kelompok umur pendidikan dimulai dari usia dini yang dikenal dengan istilah PAUD dan TK/TB, pendidikan dasar SD-SMP, pendidikan menengah SMA/SMK dan pendidikan tinggi yaitu Diploma – sarjana, maka batasan umur menjadi normatif adanya, dan pendidikan vokasionalpun menjadi normatif pula sesuai jenjang. Jadi kata kerja dalam dunia pendidikan adalah BELAJAR, dan BELAJAR tak mengenal usia, dan BELAJAR adalah seumur hidup.

6. Menurut bapak, bagaimana peran orang tua dalam pendidikan vocational bagi ABK? Kira2 sebagai orang tua, apa yang harus dipersiapkan? Peran orang tua sangatlah penting dan menempati sisi strategis di tingkat yang pertama karena intervensi – intervensi dasar yang dilakukan di rumah sangat membantu dalam pembentukan kecerdasan vokasi bagi anak. Pembentukan kecerdasan vokasi bagi ABK sangatlah membantu dalam penentuan pedidikan vokasional si anak. Bagi ABK pembentukan kecerdasan vokasi ini memiliki rentang yang relatif panjang, oleh karena itu yang dibutuhkan adalah hal yang sangat klasik yaitu sabar ... dan sabar. Dalam kaitannya dengan pendidikan vokasional bagi orang tua yang memiliki ABK yang perlu dipersiapkan adalah track atau jalur pendidikan bagi anaknya, terutama yang memilih pendidikan vokasional berjenjang. Kata orang bijak “Dimulai dari sekarang lebih baik dari pada melihat kebelakang”. “Tuhan menitipkan anak untuk menunjukkan betapa besar-Nya Dia, dan betapa mulianya orang tua yang telah membantu menunjukkan kebesaran Tuhan dengan membuka kecerdasan anaknya dari keterbatasannya”.

7. Sejak kapan IV center terbentuk? IV Center berdiri sejak tahun 2010 tepatnya melalui media maya dengan alamat http://ivcenter.webs.com pada tanggal 12-122010, tujuannya memberikan bantuan seluas-luasnya dalam penyediaan bahan ajar untuk ABK. Kemudian berevolusi karena berbagai masukan dari para e-mambers, maka tahun 2011/12 telah membuka kelas vokasi yang pertama di Cibinong, dan Bogor Semua calon peserta didik akan mengikuti observasi sebelum masuk ke IV Center, hal ini dimaksudkan untuk menggali potensi kecerdasan vokasi calon peserta didik.

3

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 3

7/3/2012 1:32:42 PM


S P ESI A L IN F O

Luapan Kemarahan Regina R. Rastrullo, M.Ed, OT

B

ukan suatu hal yang mengejutkan apabila ada anak-anak berkebutuhan khusus atau ASD yang mengamuk secara tiba-tiba. Anda mungkin malu, apalagi bila mereka mengamuk di muka umum. Luapan amukan tersebut harusnya ditangani sedini mungkin sejak pertama kali mereka melakukannya. Berikut kami berikan beberapa tips untuk membantu Anda dalam menangani amukan mereka dan mengajari mereka agar lebih tenang. Anak-anak dapat mulai mengamuk sejak berumur kira-kira 12 bulan, ketika mereka sedang dalam tahap pembelajaran kemandirian. Dalam tahap ini, mereka menjadi lebih suka menuntut, keras kepala, dan tidak kooperatif. Mereka mengamuk sebagai solusi bagi pemecahan masalah mereka. Anak-anak tidak akan terlepas dari kebiasaan mengamuk apabila tidak dibantu oleh orang tuanya. Disinilah peran penting Anda sebagai orang tua untuk mengajari anak Anda bagaimana cara mengelola rasa frustasi yang dirasakannya, serta mengekspresikan kemarahan dengan cara yang tepat.

Amukan apa saja yang dapat terjadi?

Amukan pada anak-anak dapat terjadi secara sementara (20 hingga 30 detik), namun bisa juga hingga satu jam. Bentukbentuk amukan yang dapat terjadi: •Menangis (padahal tidak merasakan sakit) •Menjerit dan berteriak •Menghentak-hentakkan kaki •Berguling-guling di lantai •Menahan napas (hal ini menakutkan, tetapi mereka akan mengambil napas kembali)

Mengapa anak-anak dapat mengamuk?

Luapan amukan dapat terjadi ketika mereka merasa marah atau kecewa (frustasi). Mereka merasa frustasi ketika: •Mereka dijawab dengan “TIDAK” • Tidak terjadi hal-hal yang sesuai dengan harapan mereka

•Mereka tidak mampu menangani masalah sulit •Mereka tidak tahu kata-kata untuk mengatakan apa yang mereka inginkan •Mereka kelelahan •Tidak ada alasan yang jelas Amukan-amukan tersebut juga terjadi ketika anak-anak mendapatkan apa yang ia inginkan. Mereka mencoba meningkatkan skala perbuatannya itu agar orang lain memenuhi keinginannya. Sebagai contoh, anak anda mengambil sebuah mainan di supermarket dan berkata “Aku ingin mainan ini”. Dengan pelan Anda menjawab TIDAK dan mengambil mainan tersebut. Ia akan merengek, mengambil mainan itu, dan mulai berteriak “Punyaku! Punyaku!” Jika Anda menghindari amukan darinya dengan mengatakan “Baik. Tetapi hanya kali ini saja”, anak Anda akan belajar bahwa dengan berusaha lebih keras dan memprotes keras, ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan. Jika lewat amukan itu berhasil, ia akan melakukannya kembali.

CARA MENCEGAH AMUKAN:

•Jika memungkinkan, singkirkan barangbarang penting yang Anda tidak inginkan anak Anda sampai menyentuhnya, untuk menghindari penggunaan kata TIDAK dan JANGAN kepada mereka •Terapkan kebiasaan jam makan dan tidur rutin bagi anak Anda. •Ceritakan setiap hal yang Anda lakukan sepanjang hari •Biasakan anak anda memiliki kesibukan •Perhatikan anak Anda agar tetap baik dan beri pujian untuk perilakunya yang baik •Pertimbangkan permintaan dari sang anak apakah masuk akal atau tidak sebelum Anda memutuskan YA atau TIDAK, dan tetap pada keputusan Anda

CARA MENGATASI AMUKAN:

Gunakan Cara Mengabaikan

Mengabaikan amukan dapat menjadi cara yang efektif bagi anak-anak usia di bawah dua tahun. Jika dirasa aman, berjalan menjauh dan jangan memberi perhatian kepada anak Anda sampai amukannya berhenti. Cara mengabaikan ini akan menjadi sulit

apabila ada anak-anak atau orang lain yang menghampirinya. Jika hal itu terjadi, Anda dapat menggunakan cara di bawah ini.

Beritahu Apa Yang Harus Anak Anda Lakukan Apabila yang mengamuk adalah anak-anak yang sudah lebih besar, hentikan apa yang mereka lakukan dengan pelukan. Dengan lembut namun tetap tegas, katakan kepadanya bahwa ia harus menghentikan perbuatannya dan ia harus mengerjakan apa yang harus dilakukan --- contohnya, “Regina, berhenti berteriak dan coba berbicara dengan tenang”. Lalu berikan pujian bila mereka melakukan sesuai dengan apa yang Anda minta. Apabila Mereka Tetap Mengamuk,

Beritahu Masalah Dan Akibatnya Kepada Anak Anda Apabila luapan kemarahan mereka tidak juga berhenti, katakan “ Kamu tidak melakukan apa yang saya katakan. Sekarang kamu akan mendapat hukuman.”

Gunakan Hukuman Bertindak. Jangan hanya berpura-pura mengancam akan bertindak. Bawa anak Anda ke ruangan yang aman tetapi tidak menyenangkan bagi mereka. Beritahu bahwa mereka harus tenang sampai waktu yang kita tentukan agar mereka dapat keluar dari ruangan tersebut. Terapkan hal ini sebagai pelajaran bagi mereka walaupun mereka tidak suka atau marah. Lalu berikan pujian bila mereka telah berperilaku baik lagi.

CARA MENANGANI AMUKAN ANAK DI MUKA UMUM:

Jika anak mengamuk ketika sedang berada di tempat umum, Anda harus menggunakan waktu tenang. Waktu tenang berarti mencari tempat yang tenang dan aman dimana Anda dapat duduk bersama anak Anda, seperti di taman atau di mobil. Duduk dan tunggu di sampingnya (tanpa berbicara) hingga 30 detik sampai ia benar-benar tenang dan dapat melanjutkan aktifitas kembali. Jika ia tidak kunjung tenang, bawa ia pulang ke rumah dan masukkan ia ke ruangan yang tidak ia senangi, seperti contoh di atas.

Pertanyaan seputar penanganan Anak Berkebutuhan Khusus dapat mengirim email ke: csr@lspr.edu, regina.r@lspr.edu, Regina Rastrullo akan membantu menjawab 4

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 4

7/3/2012 1:32:42 PM


P RO F I L

Ratna Gurning:

Zepha Pun Turut Andil Memilih Sekolahnya. Zephania Tulus Gurning atau yang sering dipanggil Zepha, sekarang sekolah di SMM Yayasan Musik Jakarta BSD-Tangerang. Memilih sekolah untuk anak autisme bukanlah hal mudah bagi para orang tua, berikut Ibunda Zepha, Ratna Gurning membagikan pengalamannya dalam memilih sekolah bagi sang buah hati. 1. Di usia berapa Ibu menyekolahkan Zepha? Anak saya sekolah TK PSKD VI Jakarta di usia 5 tahun, SD PSKD VI Jakarta usia 6 tahun, SMP Budi Waluyo Jakarta usia 12 tahun dan Sekolah Menengah Musik/ SMM Yay. Musik Jakarta BSD-Tangerang usia 16 tahun. 2. Apa saja yang menjadi bahan pertimbangan Ibu dalam memilih sekolah untuk Zepha? Yang menjadi pertimbangan untuk memilih sekolah sekarang adalah sesuai bakat/talenta yang dimiliki oleh Zepha dan kalau diijinkan setelah lulus dapat meneruskan ke sekolah formal yang lebih tinggi (Akademi/Sekolah Tinggi) 3. Darimana Ibu mengetahui sekolah-sekolah tersebut? Sekolah ini kami ketahui dari Internet. 4. Apakah sebelum sekolah ditanyakan ke pada sang anak terlebih dahulu mau sekolah atau tidak? Sebelum masuk sekolah ini, kami menanyakan terlebih dahulu ke-

­

pada Zepha dan ia menyetujui meskipun sempat kecewa karena tidak diterima di SMM yang dituju pertama kali (SMM Yapercik Jakarta). 5. Bagaimana mengenalkan lingkungan sekolah kepada Zepha? Cara mengenalkan lingkungan sekolah kepada Zepha dengan membawanya ke sekolah tersebut sebelum pendaftaran dan menjelaskan secara rinci tata letak sekolah, dan mengenalkan kegiatan siswanya. Setelah di test wawancara dan praktek, Zepha diminta ikut menonton home concert oleh Kepala Sekolah yang diadakan siswa sekolah tersebut. Setelah masuk, kami ikut menjelaskan keadaan Zepha kepada kakak kelasnya (saat masa orientasi). 6. Kendala yang dihadapi saat pertama kali sekolah?bagaimana mengatasinya? Di sekolahnya sekarang, Zepha tidak bisa bergaul dengan teman sekelas, jadi sering menyendiri.Sebenarnya sewaktu SD dan SMP juga mengalami keadaan ini, tapi karena anak-anak SD dan SMP masih sering bermain-main maka Zepha sering diajak main. Cara mengatasinya guru sering menampilkan Zepha di depan kelas de­ ngan cara menulis di papan tulis atau mengiringi paduan suara.

“Pentas Aksi, Kreasi dan Prestasi Anak Berkebutuhan Khusus”

S

abtu, 9 Juni 2012 dalam bingkaian acara “Pentas Aksi, Kreasi dan Prestasi Anak Berkebutuhan Khusus”, Auditorium Prof. Djajusman-STIKOM LSPR ramai dihadiri sejumlah anak-anak berkebutuhan khusus beserta tamu undangan. Acara yang diselenggarakan oleh K3PIK (Kelompok Peduli Penanganan dan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus) ini bertujuan untuk memberikan semangat pada anak-anak tersebut bahwa dalam keadaan apapun selalu ada tempat yang indah untuk mereka. Melalui acara ini, K3PIK ingin menunjukkan bahwa keadaan tidak serta merta membatasi prestasi dan kreasi seseorang. Acara yang berlangsung dari pk 08.30-13.00 tersebut semakin meriah dengan penampilan beberapa anakanak berkebutuhan khusus di atas panggung. Dengan lihainya mereka bermain piano, angklung, bernyanyi, serta bahkan taritarian daerah menjadi aksi kreatif mereka. Kehadiran komedian Tukul dan Tarzan sebagai pemandu acara tersebut membuat para tamu undangan dan anak-anak berkebutuhan khusus tak bisa menahan tawa dari aksi lelucon mereka. Pentas ini menjadi semakin eksklusif dengan kehadiran Ibu Linda Amalia Sari – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Ibu Kasandra Putranto – Psikolog, serta Ibu Prita Kemal Gani – Founder STIKOM LSPR dan keluarga. “Perlu ada revisi

undang-undang mengenai anak berkebutuhan khusus dengan program yang lebih baik. Karena mereka yang mempunyai ke­ terbatasan secara nyata, (ternyata) mampu menjadi anak-anak yang berprestasi,” ucap Ibu Linda menutup acara. A ­ cara ini ditutup de­ngan penampilan salah satu anak berkebutuh­ an khusus, Rama, ­dengan keahlian telematikanya.

5

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 5

7/3/2012 1:32:49 PM


RESE P

Adobo Chicken

dengan Nasi Jagung

Untuk 2 porsi

Bahan: • 2 potong paha atas ayam, potong dadu @ 3 cm, lumuri jeruk nipis • ½ buah bawang bombai • 2 buah bawang putih, cincang • 3 sdm minyak goreng • 1 sdt merica • 1 sdm cuka apel/anggur • 1 sdm madu • 3 sdm kecap asin • air secukupnya

Cara Membuat: 1. Panaskan 3 sdm minyak dalam wajan. Tumis bawang bombai dan bawang putih sampai harum.

Tambahkan merica, cuka ape, madu, kecap asin, dan air. Masak sampai air mengering. 2. Masukkan potongan ayam, tambahkan 5 sdm air, masak sampai air mengering. Angkat. 3. Sajikan dengan nasi jagung dan irisan mentimun. 4. Nasi Jagung: Campur nasi dengan tumisan jagung manis dan irisan daun bawang. Aduk rata

RESENSI

Communicare

Journal of Communication studies Dalam rangka Hari Autisme sedunia April lalu, London School Centre for Autism ­Awareness (LSCAA)menerbitkan Jurnal Communicare yang mengambil tema tentang Autism. Adapun alasan mengapa mengambil tema ini, karena autisme, denganberagam k­ arakteristiknya, kini telah menjadi global issue. Sejumlah penelitian yang bertema autisme sengaja dipilh dan publikasikan dalam jurnal ini, antara lain: analisa tentang bagaimana proses dan kondisi para ibu, dengan anak p ­ enyandang autisme, pernah menghadapi stress dan konflik dan juga bagaimana m ­ ereka menciptakan aktualisasi diri dan mengkomunikasikan makna penderitaan. Selain itu ada karya beberapa mahasiswa program S1 dan S2 yang diperdalam dan dikaji ulang oleh para staf pengajar STIKOM-LSPR. Jurnal ini disusun oleh pengajar di STIKOM-LSPR: Hersinta, Veronika Soepomo, ­ Rendro Dhani, Taufan Teguh Akbari, Sherly Haristya. Bagi Anda yang berminat dengan jurnal Comunicare, dapat menghubungi STIKOM The London School of Public Relations-Jakarta atau 021-57942471 ext: 304.

6

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 6

7/3/2012 1:32:51 PM


7

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 7

7/3/2012 1:32:53 PM


DIRECTORY DAFTAR SEKOLAH INKLUSI DAN PUSAT TERAPI AUTISME

1

WILAKERTIA (Ibu Dewi Semarabhawa) Jl. Maleo V Blok JB2 No. 5 Sektor IX Bintaro Jaya, Jakarta Selatan (koreksi alamat) Telp: 021-7452976

2

Klinik Tumbuh Kembang Anak YAMET Jl. H. Ismail No.15B Komp. Taman Cilandak, Jakarta Selatan Telp: 021-7659839

3

Pelangi Anakku Jl. Bambu Raya No 5, Perum II, Tangerang Tel: 021-99156169

The Team Principle:

Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera Publisher:

Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Publication Division:

Joe Harrianto

LSCAA juga didukung oleh

:

Editor:

Aprida Sihombing Designer:

Anies Alwi Reporter:

Bernida, J. Aser Saran dan Kritik:

London School Centre for Autism Awareness Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 35 Sudirman Park A-09, Jakarta Pusat 10220 Hotline:

081511300225 Email:

csr@lspr.edu Website:

www.lspr.edu/csr/autismawareness

8

02.autism newsletter.juni 12(final).indd 8

7/3/2012 1:33:05 PM


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.