MAHASISWA & BAHAYA NARKOTIKA
LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS 2016
Greetings from LSPR As one of educational institutions that stands against drugs and misusing of illegal addictive substances, young people are still our main concern and this has become our endless fight. Our effort in fighting drugs isn’t just because the government regulation, nor just because parents are concerned, but also because we care truly about our young generation, the future of our nation. The duty of protecting the next generations’ is everyone’s responsibility, and to achieve that, we aim to publish this booklet to provide as much information as possible to be enlightened about the harm of drugs and substantial abuse. Our future lies in young people, don’t let drugs take it over from us! London School of Public Relations – Jakarta adalah merupakan salah satu institusi pendidikan yang menolak keras penyalahgunaan narkoba dan zat-zat adiktif lainnya. Kami sangat menyadari bahwa kesadaran akan bahaya narkoba, khususnya di kalangan anak-anak muda, masih terus menjadi perjuangan dan tidak akan pernah berhenti. Perjuangan akan kepedulian dan kesadaran bahaya narkoba tersebut bukan hanya menjadi tugas pemerintah, institusi pendidikan, atau orang tua saja, melainkan juga menjadi tugas para generasi muda, calon penerus bangsa, untuk dapat melindungi diri dan lingkungannya, agar tidak terjerumus ke dalam bahaya narkoba. Bentengi diri dengan sikap takut akan Tuhan, dan isilah hari-hari dengan kegiatan-kegiatan positif untuk membangun jati diri yang benar. Kami sebagai sebuah institusi pendidikan, berusaha agar sedini mungkin membagikan informasi kepada mahasiswa-mahasiswi kami untuk terus sadar akan perjuangan ini. Oleh karena itu, melalui buku ini, kami berharap agar seluruh pembaca, khususnya generasi muda, bisa mendapatkan informasi yang memperkaya pengetahuan kita akan bahaya narkoba dan juga penyebabnya. Masa depan bangsa ada di tangan generasi muda, jangan biarkan NARKOBA menghancurkannya… Imanuel Hutagalung M.Sc Wakil Ketua III LSPR Jakarta © Copyright Buku ini dibuat, dirangkum dan dicetak oleh London School of Public Relations-Jakarta untuk keperluan interen dan tidak diperjualbelikan.
Chapter I INTRODUCTION
T
he threat of drugs abuse in Indonesia has increased and getting more harmful to youngsters, especially to civitas academica, which are students. Young people group are very vulnerable to drugs using and dealing, as the report from BNN in 2009 suggested that 12 – 15 year old teenagers are the potential first-time users. The number of drugs abuse among students has reached 7.5% while the number of drugs using per year reached 4.7%. These numbers are also divided based on genders, age and education. Man has higher number than woman and the older the age, the more drugs abuse most likely to happen. From 2006 to 2009, the report has shown that drugs abuse is higher among private school students rather than public or religious school students. Cases happened more in big cities rather than smaller regions, which indicates that drugs distribution is more popular in in big cities during the last few years. This illustrates how much our youngsteers, especially educated one, are the main target of drug dealing and abuse. Becoming our main concern, we are encouraged to take this matter seriously in our society and community. To create a clean and immune campus, it is not merely the duty of the campus employees and students themselves, but also in need of support from local society. As a place to educate and prepare young generations for the future, it is a common sense that both government and campus management take care and pay so much attention in protecting the students from drugs abuse. Campus has also became a potential environment to expand drugs circulation, introduction, promotion and misusing. Therefore, all civitas academica must move hand in hand in order to fight this simultaneously. A numerous researches have shown that drugs abuse happened because of certain risk factors and protective factors from an individual. Factors like family, peers, campus friends, environment and society where someone lives affects so much. Risk factors are
1
negative condition within self that wants to use narcotics, while protective factors are the willingness to not doing drugs at all. The balance between these factors is the main need to restrain someone from using drugs. WHO has reported that in almost 50 countries, there are dominant factors to prevent drugs abuse such as: a. Positive relationship with parents b. Parents ability to create constructive ruled in the family c. Positive and condusive campus environment d. High spiritual faith and belief Education process to prevent drugs abuse in campus environment is one of the efforts to enhance students potential, both in cognitive, affective, conative, as well as psyco-motoric that promote attitude shaping in going against narcotics and drugs by doing positive alternate activities. To shape the anti-drugs attitude, deploying sufficient information about bad and negative impact of drugs from reliable sources are necessary. Not to scare nor threat them, but to keep them informed and educated about scientific, accurate information, as well as enriching them the knowledge by combining it with campus materials. This is also aimed to help them in detecting the potential and encouraging them to prevent drugs abuse in campus environment. 2
BAB I PENDAHULUAN Angka penyalahgunaan pemakaian narkotika di kalangan pelajar dan mahasiswa sebesar 7,5 persen dan angka penyalahgunaan pemakaian narkotika dengan hitungan setahun pakai sebesar 4,7 persen. Angka penyalahgunaan narkotika ini juga berbeda menurut jenis kelamin, usia dan jenjang pendidikan. Angka penyalahguna pada kelompok laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan. Semakin tinggi kelompok usia, semakin tinggi angka penyalahgunaan. narkotikanya. Serta semakin tinggi jenjang pendidikan maka semakin besar angka kejadian penyalahgunaan narkotika. Hasil survei tahun 2006 dan 2009 menunjukkan pola yang sama bahwa angka penyalahgunaan narkotika lebih tinggi pada sekolah swasta dibandingkan sekolah negeri dan agama. Kejadian penyalahgunaan narkotika di kota relatif tinggi dibandingkan di kabupaten. Hal ini mengindikasikan bahwa peredaran narkotika jauh lebih marak di kota-kota besar dibandingkan di kabupaten dalam setahun terakhir. Hal tersebut menggambarkan bahwa generasi muda, terutama kalangan civitas academika yakni mahasiswa yang berada di kotakoba besar, merupakan target dan sasaran dalam peredaran dan penyalahgunaan narkotika, hal ini merupakan bahan renungan kita semua untuk saling bekerjasama terutama bagi lingkungan mahasiswa dan warga kampus dalam membentengi dan menyelamatkan kampus dari ancaman bahaya penyalahgunaan narkotika. Untuk mewujudkan lingkungan kampus yang immune terhadap penyalahgunaan narkotika tersebut, tidak saja menjadi tanggung jawab warga kampus tetapi juga membutuhkan peran aktif dari masyarakat di lingkungan sekitar kampus. Kampus adalah tempat untuk menggembleng generasi penerus bangsa yang cerdas, kaya pengetahuan dan berdisiplin tinggi, adalah wajar jika cita-cita mulia untuk kepentingan bangsa dan negara itu harus mendapat perhatian serius demi menyelamatkan mahasiswa dari pengaruh dan bahaya narkotika. Lingkungan kampus sebagai
3
tempat berkumpulnya kalangan civitas academika yakni mahasiswa, merupakan lembaga yang potensial dalam mempengaruhi dan mewarnai kehidupan mahasiswa. Dalam kaitannya dengan penyalahgunaan narkotika pergaulan dengan kelompok sebaya di lingkungan kampus juga tidak menutup kemungkinan dapat dijadikan sebagai ajang pertukaran informasi, pembagian, jual beli serta perkenalan terhadap penyalahgunaan narkotika yang cukup efektif. Oleh karena itu seluruh warga kampus harus saling bahumembahu dan terlibat aktif dalam melakukan upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika secara terus-menerus melalui aksi nyata. Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadinya penyalahgunaan narkotika pada seseorang, sangat dipengaruhi adanya interaksi serangkaian faktor resiko (risk factors) dan faktor pelindung (protective factors) yang terdapat pada individu itu sendiri seperti misalnya : keadaan keluarga/rumah, teman sebaya, lingkungan kampus, lingkungan sekitar, dan lingkungan masyarakat. Faktor resiko adalah setiap kondisi negative yang terdapat dalam diri seseorang yang berpotensi untuk memunculkan keinginan menyalahgunakan narkotika, sedangkan faktor pelindung adalah setiap kondisi positif yang terdapat dalam diri seseorang yang berpotensi untuk menekan keinginan menyalahgunakan narkotika. Keseimbangan dari kedua faktor positif dan negative inilah yang mampu menekan atau memunculkan keinginan seseorang untuk menyalah-gunakan narkotika. Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melakukan penelitian di hampir 50 negara terhadap faktor resiko dan faktor pelindung tersebut dan menyimpulkan bahwa pengaruh yang paling dominan untuk terjadinya penolakan terhadap penyalahgunaan narkotika antara lain meliputi : a. Hubungan yang baik (positif) dengan Orangtua b. Orangtua yang mampu menciptakan keluarga dengan aturanaturan yang baik.
4
c. Lingkungan kampus yang positif dan baik d. Terdapatnya keimanan dan keyakinan secara spriritual yang tinggi Proses pendidikan pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus merupakan upaya peningkatan potensi mahasiswa, baik secara kognitif (pengetahuan), afektif (emosional), konatif (kemauan) dan psiko – motorik (keterampilan), yang diarahkan pada pembentukan perilaku menolak terhadap penyalahgunaan narkotika, melalui berbgai kegiatan alternatif yang positif. Dalam rangka membentuk perilaku anti narkotika tersebut, maka pemberian informasi tentang bahaya dan dampak buruk dari penyalahgunaan narkotika dengan sumber yang dapat dipercaya/ kompeten tetap diperlukan asalkan dalam kerangka program yang menyeluruh dan tidak bermaksud untuk menakut-nakuti, tetapi sebagai informasi yang aktual, ilmiah dan obyektif yang dapat disinergikan dengan program di kampus. Informasi yang faktual dan ilmiah tentang tanda-tanda seseorang maupun lingkungan yang menyalahgunakan narkotika, akan membantu para mahasiswa dalam mendeteksi dini terhadap upaya pencegahan penyalahgunaan narkotika di lingkungan kampus.
5
CHAPTER II MAIN CAUSE OF DRUGS ABUSE AMONGST STUDENTS There is an interaction between these three factors that influence the drugs using: 1. Narcotics factor 2. Individual factor 3. Environment factor 1. Narcotics Factor All types of narcotics affect mostly the brain to stimulate enjoyment, including sexual stimultant. Therefore, drug users want to do it repetitiously to relive the enjoyment and pleasure based on their pharmatological function. All narcotics hace different addictive pontetial, but the more enjoyable the effect it is the more addictive the substance is. 2. Individual factor Most drugs abuse started from teenage group because they are growing biologically and psychologically, which makes them vulnerable to drugs exposure. a. Biological change During their growth, teenagers height and weight is gaining fast. Their body figure also changes into a more shaped, as well as sexual characters start to get attractive to other gender. These changes often cause confusion and nervousness as their physical showing maturity but psychologically isn’t ready to mingle with older people as they still want to play around with younger peers. This phase needs parental advising and assistance; otherwise teenagers could fall to wrong societal group. If parents manage to show maturity and responsibility, kids will follow orderly, but if they aren’t aware and tend to be careless, their kids can be depressed and even fall into drugs using. b. Psychological change In growing age, individuals tend to loose emotional attachment to parents in order to figure out their own identity. On the other hand, they aren’t financially capable of doing so, as well as if there comes a problem when they still need parents. This phase 6
is also the moment when their intelliegence develops where their abstract and conceptual ability raise, as well as their idealism, curiosity and interests in new things around them. They seek experiences in sexual and even drugs, starts from smoking trial, drinking alcohol, and so on. In their environment, they signify drinking and smoking as maturity, and they are keen to prove that they are different than others. This thought also cause them to believe that if narcotics are dangerous for others, but not for them, although in fact it is the other way around. c. Social change In order to loosen their emotional attachment from their parents, teenagers need peers. Their attraction to different gender also raises. Being accepted in certain group is a pride, even if that means they have to become someone who they are not, or even following norms that aren’t their actual belief, such as smoking. When parents give to may rules and restriction, they tend to be rebellious. In further impact, they use drugs because it’s one of what their parents forbade them to do. Teenagers with certain characteristic have more risk to become a drug user. It is also possible when they have comordibity like depression, anxiety and social disturbance personality. 3. Environment factor This factor includes family factor and society factor, both at home, campus and any public places. a. Family environment Family, especially parents, is the main contributing factor that causes a teenager becomes a drugs user. They are: • Parents who are not communicative enough with their kids • Parents with so many rules, or who always follow what their kids wants (permissive) • Parents who demand too much of their kids to achieve more than their ability, such as choosing school major. • Inconsistent parents disciplinary • Different attitudes of father and mother, especially in child education • Busy parents who has no time and attention to their kids 7
• Unharmonic parents, fighting attitude and affairs • Parents with no norms, lack of what’s good and what’s bad, low in ethics • Parents or any family members who was also a drugs user. b. Campus environment Environment in campus that enables drugs using potentials such as: • Indiscipline and inappropriate campus • Boring schedule or abandoned schedule • Inadequate skill of teaching lecturers • Non-communicative lecturers/campus management • Campus with poor facility to facilitate its students creativity and aspiration c. Surrounding society Students also socialised in wider community. Therefore, surrounding society must be able to prevent students from drugs access. There are these factor that affects students’ access to drugs: • Availability of narcotics • Cheap narcotics • Unstable social, economu, politic and safety situation where norms and ethics are hard to enforce, including permissive behaviour. Those factors aren’t the sole reasons of someone using drugs, but they are the main reasons to be found in students’ life phase. Drugs abuse must be seen from case by case to determine the main cause. Either those factors accumulated together or only one of them becomes the trigger of a student falls into drugs misusing.
8
BAB II PENYEBAB UTAMA MAHASISWA MENYALAHGUNAKAN NARKOTIKA Penyalahgunaan dan ketergantungan narkotika terjadi akibat interaksi 3 faktor yaitu : 1. Faktor narkotika 2. Faktor individu, 3. Faktor lingkungan 1. Faktor Narkotika Semua jenis Narkotika bekerja pada bagian otak yang menjadi pusat penghayatan kenikmatan, termasuk stimulasi seksual. Oleh karena itu penggunaan Narkotika ingin diulangi lagi untuk mendapatkan kenikmatan yang diinginkan sesuai dengan khasiat farmakologiknya. Potensi setiap jenis Narkotika untuk menimbulkan ketergantungan tidak sama besar. Makin luas pusat penghayatan kenikmatan yang dipengaruhi oleh Narkotika, makin kuat potensi Narkotika untuk menimbulkan ketergantungan. 2. Faktor Individu Kebanyakan penyalahgunaan Narkotika dimulai atau terdapat pada remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologik, psikologik maupun sosial yang pesat, merupakan individu yang rentan untuk menyalahgunakan Narkotika. a. Perubahan Biologik Pada awal masa remaja tinggi badan dan berat badan bertambah cepat. Postur badan juga berubah, mulai seperti postur badan orang dewasa dan ciri-ciri seksual sekunder mulai nampak. Perubahan yang cepat pada masa peralihan ini sering menimbulkan kebingungan dan keresahan. Disatu pihak badannya telah besar sehingga lebih pantas bergaul dengan anak yang sudah lebih tua. Disisi lain secara psikologis mungkin ia belum siap untuk bergaul dengan anak yang lebih tua, karena masih ingin bermain seperti pada masa kanak-kanak. Kebingungan ini bertambah bila orangtuanya tidak konsisten. Bila ia menuntut suatu hak atau kebebasan, ia dibilang masih kecil. Sebaliknya bila ia memperlihatkan sikap kurang bertanggung jawab, ia dikatakan
9
sudah dewasa. Kebingungan, keresahan, dan bahkan depresi akibat perubahan tersebut di atas dapat mendorong anak untuk menyalahgunakan Narkotika. b. Perubahan Psikologik Pada masa remaja, individu mulai melepaskan ikatan emosional dengan orangtuanya dalam rangka membentuk identitas diri. Di sisi lain, secara finansial ia masih bergantung pada orangtuanya. Demikian pula bila menghadapi kesulitan ia masih membutuhkan bantuan orangtua. Pada masa remaja kemampuan intelektualnya juga bertambah. Daya abstraksi, kemampuan konseptual, kemampuan memahami suatu persoalan jadi berkembang, idealismenya masih tinggi dan keingintahuan terhadap dunia sekitarnya bertambah kuat, ia ingin mengetahui berbagai masalah di sekitarnya, termasuk mencari pengalaman seksual dan mencoba Narkotika, mulai dari merokok, minuman keras beralkohol dan lain-lain. Merokok atau minum minuman beralkohol sering dipandang sebagai lambang kedewasaan. Pada remaja seusia 15-16 tahun sering terdapat keyakinan bahwa dirinya lain dari orang lain (personal fable). Ia yakin bahwa bila Narkotika merugikan orang lain, Narkotika tidak akan merugikan dirinya dan bahwa ia yakin dapat mengendalikan penggunaannya, walaupun kenyataan menunjukkan yang sebaliknya. c. Perubahan Sosial Dalam rangka melonggarkan ikatan dengan orangtua, remaja membutuhkan teman sebaya. Minat terhadap lawan jenis juga mulai timbul. Diterimanya seorang remaja dalam kelompok merupakan kebanggaan tersendiri bagi seorang remaja, walaupun untuk diterima dalam suatu kelompok ia harus mengikuti nilai atau norma kelompok tersebut. Bila kelompok tersebut merokok, iapun tak keberatan akan merokok pula. Bila pada masa remaja orangtua terlalu banyak memberi aturan dan larangan, remaja akan menunjukkan sikap memberontak, antara lain dengan menggunakan Narkotika yang pasti merupakan suatu perbuatan yang dilarang oleh orangtua. 10
Anak atau remaja dengan ciri-ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna Narkotika. Penyalahgunaan Narkotika sering terdapat bersama-sama gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi, ansietas atau gangguan kepribadian anti sosial. 3. Faktor Lingkungan Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan pergaulan, baik pergaulan di sekitar rumah, di kampus maupun di tempat-tempat umum. a. Lingkungan Keluarga Faktor keluarga, terutama faktor orangtua yang sering ikut menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna Narkotika antara lain : • Orangtua yang kurang komunikatif dengan anaknya • Orangtua yang terlalu banyak mengatur anak atau selalu menuruti kehendak anak (permisif) • Orangtua yang menuntut secara berlebihan agar anak berprestasi di luar kemampuannya atau keinginannya, misalnya dalam hal memilih jurusan. • Disiplin orangtua yang tidak konsisten • Sikap ayah dan ibu yang tidak sepaham terutama dalam hal pendidikan anak • Orangtua yang terlalu sibuk sehingga kurang memberi perhatian kepada anaknya • Orangtua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orangtua berselingkuh • Orangtua yang tidak memiliki dan menanamkan norma-norma, nilai-nilai tentang baik-buruk, boleh atau tidak boleh dilakukan. • Orangtua atau salah satu anggota keluarga yang menjadi penyalahguna Narkotika. b. Lingkungan Kampus Lingkungan kampus yang sering ikut mendorong terjadinya penyalahgunaan Narkotika antara lain : • Kampus yang kurang disiplin, tidak tertib • Sering tidak ada kuliah pada jam kuliah / Kuliah yang 11
membosankan • Dosen yang kurang pandai mengajar • Dosen/pejabat di kampus yang kurang komunikatif dengan mahasiswa • Kampus yang kurang mempunyai fasilitas untuk menampung atau menyalurkan kreativitas mahasiswanya. c. Lingkungan Masyarakat Mahasiswa tidak hanya hidup di dalam lingkungan keluarga dan di kampus saja, melainkan juga dalam masyarakat luas. Oleh karena itu, kondisi dalam masyarakat juga mempengaruhi perilaku mahasiswa, termasuk perilaku yang berkaitan dengan penyalahgunaan Narkotika. Faktor-faktor itu antara lain : • Mudah diperolehnya Narkotika • Harga Narkotika makin murah • Kehidupan sosial, ekonomi, politik dan keamanan yang tidak menentu menyebabkan terjadinya perubahan nilai dan norma, antara lain sikap yang permisif (membolehkan). Faktor-faktor tersebut memang tidak selalu menyebabkan seseorang akan menjadi penyalahguna Narkotika . Akan tetapi makin banyak faktor tersebut ditemukan pada seorang mahasiswa, makin besar kemungkinan mahasiswa itu menjadi penyalahguna Narkotika. Penyalahgunaan Narkotika harus dipelajari kasus demi kasus. Faktor individu, faktor keluarga , dan faktor pergaulan tidak selalu berperan sama besarnya dalam menyebabkan seseorang menyalahgunakan Narkotika. Karena faktor pergaulan, bisa saja seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup komunikatif, menjadi penyalahguna Narkotika.
12
CHAPTER III TYPES OR NARCOTICS In 2009 Constitution No. 35 about narcotics, it is mentioned that narcotics are substantives made of plants, or non plants, syntetics or semi syntetics, that can cause awareness and sobriety decrease, numbness, pain killing, and also causing addiction.
MISUSED DRUGS AND NARCOTICS CANNABIS
1. What is Cannabis? Cannabis is greenish or brownies tobacco type made of the end of dry tobacco and separated from cannabis. Hasis Cannabis adalah zat tembakau agak kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan dibuat dari bagian atas tanaman tembakau yang berbunga kering dan terpisah dari tanaman cannabis (rami). Cannabis resin is the process of releasing the black or brown liquid from the end of flowered cannabis, then to be made into powder, or pressed into board-shape or cookie. Cannabis oil or hash oil is a liquid extracted from one of the substance of dried resin. 2. How is cannabis consumed/used? All types of cannabis usually are inhaled, they can also be swallowed, boiled and mixed with tea. 3. How cannabis affect the user? Cannabis can cause relaxation and enjoyment to the user. They 13
also hallucinate in sight, smelling and sharper hearing ability. 4. What risks does cannabis user get? In short term, users may have increasing appetite and the raise of pulse. They can also be troubled in physical tasks and thinking clearly like driving vehicle and being logic. In higher dose, users’ consciousness towards sounds and colour can be sharpened, but then their thinking speed is slowing down, even sometimes lead to confusion. In extra high dose, cannabis can also cause extreme hallucination, anxiety, panic, and even insanity symptoms. Regular cannabis users can be addicted and lose their interests in normal activities like human relationship and doing daily tasks. Recent study in England showed a relationship between cannabis usage and the raising of schizophrenia. 5. Other risks The smoke/fog od cannabis contains 50% extra tar than usual cigarette with high tar. This causes lungs cancer and other perspiration illness to the users. COCAINE
1. What is cocaine? Cocain is a white and yellow soft powder used as strong stimultant. Cocaine was obtained from coca plants. In the street, cocaine is usually simmered or deduced by other substances to add up the quantity. Crack is processed cocaine that has been combined with ammonia or sodium bicarbonate (baking soda). It looks like pieces or small stones. 14
2. How is cocaine used? Usually cocaine is sucked or injected while crack is inhaled. 3. How does cocaine influence the users? Cocaine causes infatuation and overjoy. Aside from that, users also feel extra stamina, retention to tiredness and hunger and exhaust restrainer. 4. What’s the risk of having a relationship with cocaine user? Short-term effect is losing appetite, faster perspiration process, increasing body temperature and faster pulse. Users tend act very weird, scattered, and sometimes violent. Cocaine over dosage causes twitching, blood clotting, stroke, and cerebral haemorrhage, depending on how cocaine is consumed. Longterm users may risk having health problems depending on dosage and method of using. Sipping cocaine is harmful for perspiration system and cell, sucking can cuase breathing problem, and injectin can cause infection to skin. 5. Regardless the usage of cocaine method, other risks also includes psychologically addiction, malnutrition, losing weight, losing focus, ignorance, and paranoid psychosis. 6. Other risks Mixing cocaine with alcohol is a type of cocktail that can harm and possible sudden death.
15
ECSTASY
1. What is ecstasy? Ecstasy is psychoactive stimultant made in illegal laboratory. The term ecstasy has developed and no longer refers to one single substance with the same effect to its users. Many medicine nowadays are often called ecstasy without considering its chemical contents. This type of medicine usually sold in form of tablet, powder or capsule in many shape and size. 2. How is ecstasy consumed? Usually, ecstasy is swallowed, or can also be sniffed or injected. 3. How does ecstasy affect the users? Ecstasy causes emotional level of the users and creating less distance with the people around them. Ecstasy also causes people to be more friendly and passionate. 4. What risks are related to ecstasy usage? In short-term, ecstasy can make the body ignore sadness and dehydration, headache and tiredness, which means the body is unable to control the temperature. It also harms internal body organ such as liver and kidney. Long-term usage causes convulsions and heart failure. In higher dosage, ecstasy causes anxiety, paranoid and extreme hallucination. Ecstasy can also spoil brain cell that leads to depression and memory losing. 5. Other risks Ecstasy tables or pills contain dangerous substances and constantly changing in terms of strength and the effect. 16
HEROIN
1. What is Heroin? Heroin is a painkiller that’s produced from morphine, a natural substance from the plant opium poppy. Putr heroin is white powder, but turns into brownish white because of mixing process with other dirts depending on the composition and dosage. 2. How is heroin consumed? Heroin is usually injected, but can also be sniffed, sucked or inhaled. 3. How is heroin affecting the users? Heroin can cause tension, anxiety and depression, as well as losing emotional sadness or physical pain. In higher dose, it can cause temporary happiness. 4. What are the risks of heroin users? Short-term effect of heroin includes smaller pupils, nausea and vomiting, sleepiness, and unability to concentrate. Heroin is very addictive and users can grow their addiction quite fast in term of psychology and physically. They can also be immune to sedation, which means they need higher and higher dose to satisfy their need. Heroin usage in long-term causes extreme health disturbance, such as losing weight, malnutrition, and metabolism problem. Female heroin users can get disturbance in her menstruation cycle and can also cause mental ignorance. The stoppage of heroin using in sudden causes retraction symptoms like convulsions, diarrhea, shiver, panic attack, cold and sweating. 17
5. Other risks Any highger dosage heroin users can be comma and sudden death to breathing depression. LSD
1. What is LSD? LSD is a hallucinogen medicine with highest effect or psychedelics. This is the type of medicine that changes the user’s consciousness and create varying hallucinations. Another hallucinoges are phenycyclidine (PCP), hallucinogenic amphetamines, mescaline and psilocybe mushroom. LSD is half synthetic medicine made of lycergis acid, that can be found in fungus that grows in rye or seeds. LSD usually called as ‘acid’ and usually sold on the street like a little smoking paper in square shape and a drop containing that medicine. LSD is also sold in tablet, capsule, and sometimes in liquid. This substance is transparent and tastes a bit bitter. 2. How is LSD used? LSD is usually swallowed. 3. How does LSD affect the users? LSD can cause mind changes, soul and feelings, as well as friendliness. However, LSD effect can change depending on the user’s mentality and the environment during the consumption. 4. What risks are revelant to LSD usage? In short-term, LSD causes imagination and diverge perception There is a deeo feeling, time changes and colour, as well as 18
stronger sense of hearing and touch. Some LSD users experience deep thinking and sometimes scary imagination like fear and losing control. This can also lead to the feeling of insanity, death, and hopelessness. Physical effect of LSD is not as big as mental effect, but the most visible ones are bigger eye-balls, faster pulse, higher tension, losing appetite and insomnia. METAMPHETAMINE
1. What is Metamphetamime? Metamphetamime is a part of medicine groups that categorised as amphetamine stimultant. Metamphetamime is a syntetic medicine made in illegal laboratory and produced in powder, tablet or as crystal. 2. How is metamphetamime used? Metamphetamime can be swallowed, sniffed, exhaled or injected. 3. How does metamphetamime affect the users? Metamphtemamime stimulate physical and mental health feeling, as well as passionate and joyful feeling. Users feel the increase of temporary energy pumping and usually happen when they are doing a manual task and intelligence. Users can also restrain hunger and exhaustion. 4. What are the risks of using metamphetamime? In short term, users can lose their appetite and start to breathe faster. Their pulse and blood tension can also rise while their body can be hotter as the tempreture is rising until they sweat. In higher dose, users can be anxious and cranky, as well as feeling 19
panicked. Metamphetamime overdose causes convulsions, death to failed perspiration, stroke and heart failure. In long-term, users can lose weight beacause of losing appetite and mental addiction. If chronicle users are trying to stop using metamphetamime, they usually become a long sleeper which then lead to depression. 5. Other risks Metamphetamime usage sometimes leads to aggressive behavious, violent, and weird amongst the users.
20
CHAPTER III JENIS NARKOTIKA Dalam undang-undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, disebutkan bahwa Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilankan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. NARKOTIKA YANG SERING DISALAHGUNAKAN CANNABIS/GANJA
1. Apakah yang dimaksud Cannabis/Ganja? Cannabis adalah zat tembakau agak kehijau-hijauan atau kecoklat-coklatan dibuat dari bagian atas tanaman tembakau yang berbunga kering dan terpisah dari tanaman cannabis (rami). Damar cannabis atau “hasis” adalah proses pengeluaran cairan hitam atau coklat yang kering dari bagian atas tanaman cannabis yang berbunga, yang dibuat menjadi bubuk atau ditekan menjadi berbentuk irisan papan atau kue. Minyak cannabis atau “minyak hasis” merupakan cairan yang diperas dari salah satu zat atau tanaman dammar yang dikeringkan. 2. Bagaimana Cannabis itu digunakan? Semua bentuk cannabis biasanya dihisap. Dammar dan minyak cannabis juga dapat ditelan, direbus dalam teh. 21
3. Bagaimana Cannabis Mempengaruhi Para Pemakai? Cannabis dapat membuat para pemakai merasa santai dengan tenang dan terkadang sangat gembira. Para pemakai mungkin juga mengalami sebuah perasaan pandangan, penciuman, dan pendengaran yang lebih hidup. 4. Apa Resiko-Resiko Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Cannabis? Dalam jangka waktu pendek, para pemakai mengalami peningkatan rata-rata nafsu makan dan denyut nadi. Para pemakai juga mempunyai masalah-masalah untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan fisik dan pemikiran seperti mengendarai sebuah mobil dan berpikir secara logis. Dengan dosis yang tinggi, kesadaran para pemakai terhadap suara dan warna mungkin dipertajam, sementara itu cara berpikir mereka menjadi lambat dan bingung. Apabila dosis ini sangat besar, pengaruh-pengaruh cannabis serupa dengan pengaruh halusinogen (zat penyebab halusinasi) dan dapat menyebabkan kegelisahan, kepanikan dan bahkan peristiwa-peristiwa kegilaan. Para pemakai cannabis yang teratur mengambil resiko pengembangan ketergantungan kejiwaan hingga waktu dimana mereka kehilangan minat dalam semua kegiatan yang lain, seperti hubungan pekerjaan dan pribadi. Studi baru-baru ini di Inggris memperlihatkan sebuah hubungan antara penggunaan cannabis dan peningkatan dalam schizofrenia (penyakit jiwa berupa suka mengasingkan diri). 5. Resiko-Resiko Lain Asap cannabis mengandung 50 persen lebih banyak tar daripada rokok dengan tar yang tinggi, yang mana menempatkan pemakai dengan meningkatkan sebuah resiko kanker paru-paru dan penyakit-penyakit pernafasan yang lain. KOKAIN
22
1. Apa yang dimaksud dengan Kokain? Kokain adalah bubuk halus berwarna putih atau putih agak abuabu dan kuning yang dipergunakan sebagai obat perangsang yang kuat. Kokain disadap dari sisa-sisa tanaman coca. Di jalanan, kokain dapat dilarutkan atau “dikurangi� dengan zat-zat yang lain untuk meningkatkan jumlah. Crack adalah kokain yang sudah diproses lebih lanjut dengan amonia atau sodium bicarbonate (baking soda) dan Nampak seperti kepingan-kepingan atau batuan-batuan yang kecil. 2. Bagaimana Kokain itu Digunakan? Kokain biasanya diendus/didengus atau disuntik, sedangkan crack dihisap. 3. Bagaimana Kokain Mempengaruhi Para Pemakai? Kokain dapatmembuat para pemakai merasa bergairah dan gembira sekali. Disamping itu, para pemakai seringkali mengalami sebuah peningkatan stamina sementara dan tahan rasa lapar serta kelelahan. 4. Apakah Resiko-Resiko Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Kokain? Pengaruh jangka pendek mencakup kehilangan nafsu makan, pernafasan lebih cepat, meningkatkan suhu tubuh dan ratarata denyut jantung. Para pemakai bertingkah laku aneh sekali, tidak menentu dan terkadang berbuat kasar. Dosis kokain yang berlebihan menyebabkan kekejangan, pembekuan, stroke, cerebral haemorhage atau gagal jantung. Penggunaan kokain dalam jangka panjang mempunyai resiko masalah kesehatan, beberapa diantaranya bergantung pada bagaimana mereka menggunakan obat. Mengendus kokain sangat membahayakan jaringan alat penciuman, menghisap dapat menyebabkan masalah pernafasan, sedang penyuntikan dapat menyebabkan penyakit-penyakit luka yang bernanah atau infeksi. 5. Resiko-resiko lain, tanpa memperhatikan bagaimana obat itu digunakan, meliputi ketergantungan psikologi yang kuat, kekurangan gizi, menurunnya berat badan, ketidaktahuan arah, ketidakpedulian dan keadaan yang serupa dengan psikosis paranoid. 6. Resiko-Resiko Yang Lain Mencampurkan kokain dengan alkohol merupakan sebuah koktail 23
yang berbahaya dan dapat meningkatkan kemungkinan kematian tiba-tiba. EKSTASI
1. Apakah Yang Dimaksud Ekstasi? Ekstasi merupakan perangsang psikoaktif, biasanya dibuat dalam laboratorium yang tidak sah. Sebenarnya istilah “ekstasi� telah berkembang dan tidak lagi mengacu pada sebuah zat tunggal yang sama pengaruhnya pada para pemakai. Seringkali, setiap tablet dengan sebuah logo sekarang disebut sebagai “ekstasi� tanpa memperhatikan komposisi bahan kimianya. Sementara obat ini biasanya diedarkan/dipasarkan berupa tablet, serbuk atau kapsul dalam berbagai bentuk dan ukuran. 2. Bagaimana Ekstasi Digunakan? Biasanya ekstasi ditelan tapi dapat juga didengus atau disuntikan. 3. Bagaimana Ekstasi Mempengaruhi Para Pemakai? Ekstasi dapat mempertinggi tinkat perasaan emosi para pemakai dan menyebabkan perasaan kedekatan para orang-orang disekitar mereka. Ekstasi juga dapat membuat pemakai merasa lebih mudah bergaul dan penuh semangat. 4. Apa Resiko-Resiko yang Berkaitan Dengan Penggunaan Ekstasi? Dalam jangka pendek, ekstasi dapat membuat tubuh mengabaikan tanda-tanda kesedihan seperti dehidrasi, sakit kepala dan keletihan dan ekstasi dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu. Lagi pula ekstasi dapat merusak organ-organ dengan parah seperti hati dan ginjal.Penggunaan 24
ekstasi dapat menyebabkan penyakit sawan dan gagal jantung. Dosis besar ekstasi juga menyebabkan kegelisahan, rasa cemas dan halusinasi yang parah. Penggunaan ekstasi dalam jangka panjang dapat merusak bagian-bagian tertentu dari otak yang mengakibatkan depresi yang parah dan hilangnya daya ingat. 5. Resiko-Resiko Yang Lain Tablet-tablet atau pil yang dijual sebagai “ekstasi� dapat mengandung zat-zat yang mungkin berbahaya dan dapat berubahubah pada kekuatan dan akibat-akibatnya. HEROIN
1. Apa Heroin Itu? Heroin adalah obat adiktif dengan sifat penghilang rasa sakit yang diproses dari morfen, sebuah zat yang terjadi secara alami dari tanaman opium poppy. Heroin murni adalah serbuk berwarna putih. Heroin-heroin yang ada di jalan biasanya berwarna putih kecoklatan karena sudah dicairkan atau “dikurangi� dengan kotoran-kotoran yang berarti tiap-tiap dosisnya berbeda. 2. Bagaimana Heroin Digunakan? Heroin biasanya disuntikan tapi dapat juga didengus, dihisap atau dihirup. 3. Bagaimana Heroin itu Mempengaruhi Para Pemakai? Heroin dapat melegakan ketegangan, kegelisahan dan depresi, merasa terlepas dari kesedihan emosional dan fisik atau rasa sakit. Dengan dosis yang tinggi, dapat mengalami perasaan gembira, tetapi hanya sementara. 25
4. Apa Resiko-Resiko Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Heroin? Pengaruh jangka pendek meliputi pupil yang mengecil, rasa mual, muntah, ngantuk, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi dan ketidakpedulian. Heroin sangat adiktif dan para pemakai dapat dengan cepat mengembangkan ketergantungan secara fisik dan psikologi. Mereka juga beresiko menjadi tahan terhadap obat bius, yang berarti mereka membutuhkan dosis yang lebih terus menerus untuk mencapai pengaruh yang mereka inginkan. Penggunaan heroin jangka panjang mempunyai berbagai pengaruh kesehatan yang parah. Diantara zat-zat yang lain, heroin dapat menyebabkan kehilangan berat badan dalam jumlah banyak, kekurangan gizi dan sembelit. Heroin juga dapat menyebabkan ketidakteraturan menstruasi, pemberian obat penenang dan ketidakpedulian yang kronis. Menghentikan penggunaan heroin secara tiba-tiba menyebabkan gejala-gejala penarikan yang dapat menjadi parah seperti kejang-kejang, diare, gemetaran, kepanikan, ingusan, kedinginan dan keringat. 5. Resiko-Resiko Lain Para pemakai mengambil resiko menggunakan heroin dengan dosis berlebih, yang dapat menyebabkan koma dan kematian melalui depresi pernafasan. LSD
1. Apakah LSD itu? LSD adalah salah satu obat untuk menimbulkan halusinasi 26
(hallucinogen) yang paling kuat atau “psychedelics”. Ini adalah obat-obatan yang merubah keadaan kesadaran pengguna dan menghasilkan berbagai macam halusinasi. Hallucinogen yang lain adalah phenycyclidine (PCP), hallucinogenic amphetamines, mescalinedan jamur psilocybe. LSD obat setengah sintetis yang berasal dari asam lisergis, ditemukan dalam cendawan yang tumbuh pada gandum hitam atau biji-bijian lain. LSD umumnya disebut sebagai “asam” biasanya dijual di jalan seperti kertas penyedot kecil dengan bentuk empat persegi dengan tetes yang berisi obat itu. LSD dapat juga dijual sebagai tablet, kapsul atau kadang kadang dalam bentuk cair. LSD ini adalah bahan tidak berwarna dengan rasa yang sedikit pahit. 2. Bagaimana LSD Digunakan? LSD biasanya ditelan. 3. Bagaimana LSD Mempengaruhi Pemakai? Penggunaan LSD dapat menyebabkan perubahan yang kuat dalam pikiran, keadaan jiwa dan perasaan selain perasaan tegas (empati) dan keramahan. Namun, pengaruh LSD yang sebenarnya berubah-ubah bergantung pada keadaan mental penggunanya dan lingkungan ketika menggunakan obat ini. 4. Apa Resiko-Resiko Yang Berkaitan Dengan Penggunaan LSD? Dalam jangka pendek, LSD menghasilkan khayalan dan persepsi yang menyimpang. Perasaan pengguna yang mendalam, perubahan waktu dan warna, suara dan sentuhan nampaknya lebih kuat. Beberapa pengguna LSD mengalami cara berpikir yang berat dan mengerikan dan perasaan-perasaan seperti ketakutan kehilangan kendali, ketakutan terhadap penyakit gila dan kematian dan keputus-asaan. Pengaruh-pengaruh pada fisik kecil saja, dibandingkan dengan pengaruh kejiwaan dan emosi. Pengaruh-pengaruh itu biji mata yang membesar, laju jantung yang meningkat dan tekanan darah, hilangnya nafsu makan, keadaan tidak dapat tidur, mulut kering dan rasa gemetar. METAMFETAMIN
27
1. Apakah Metamfetamin itu? Metamfetamin adalah bagian dari kelompok obat-obatan yang dinamakan obat perangsang tipe amfetamin. Metamfetamin adalah obat sintesis yang biasanya dibuat di dalam laboratorium yang tidak sah secara hukum, Metamfetamin terdapat dalam bentuk bubuk, tablet atau sebagai Kristal yang tampak seperti pecahan kaca. 2. Bagaimana Metamfetamin Digunakan? Metamfetamin dapat ditelan, dihirup/didengus,dihisap atau disuntikan. 3. Bagaimana Metamfetamin mempengaruhi para pemakai? Metamfetamin merangsang perasaan kesehatan fisik dan mental dan juga gelora perasaan gembira dan kegirangan. Para pemakai mengalami peningkatan energi sementara, seringkali dirasa dapat memperbaiki kinerja mereka pada tugas manual atau dengan kecerdasan. Para pemakai juga mengalami keterlambatan rasa lapar dan rasa lelah. 4. Apa Resiko-Resiko yang berkaitan dengan penggunaan Metamfetamin? Dalam jangka pendek, para pemakai dapat kehilangan nafsu makan dan mulai bernafas dengan lebih cepat. Laju jantung dan tekanan darah mereka dapat meningkat dan suhu badan mereka dapat bertambah dan timbullah keringat. Dengan dosis yang besar, para pemakai dapat merasa gelisah dan lekas marah dan dapat mengalami serangan panik, Dosis berlebihan dari metamfetamin dapat menyebabkan penyakit sawan serangan dan kematian karena gagal pernapasan, stroke atau gagal jantung. Penggunaan metamfetamin dalam jangka panjang dapat menyebabkan kekurangan gizi (salah makan) hilangnya berat badan dan perkembangan ketergantungan kejiwaan. Apabila pengguna yang kronis berhenti menggunakan metamfetamin, biasanya akan diikuti dengan tidur dalam jangka lama dan kemudian depresi. 5. Resiko-Resiko Lain Penggunaan metamfetamin kadang-kadang memicu perilaku yang agressif, keras dan aneh diantara pengguna.
28
CHAPTER IV COMMON DRUG TERM Am/amplop Ode Bedak/etep putih Barang BD Black heart Butterflay Bong Bokul BK Ngedreg Cimeng/Gele/Rasta Cucaw/Ngipe DUM Flay/Stone/Teler Gau Junkie Jackpot Jokul Kamput Kuncian Kurus Kertim MG Moker/merah Lexo Nipam Ubas Ngubas Afo Bhironk Pakaw/Wakap Parno/paranoid 29
: Package of weed : Overdose : Other terms for heroin : Narkotics (available drugs) : Drug dealers : An ecstasy brand : An ecstasy brand : Tool to suck/sniff cocaine/heroin : To buy drugs : Sedation, sleeping pills : Heroin consuming using tinfoil : Weed : Injecting drug into veins : Dumolid, sleeping pills : Euphoria/tipsy : Unit weight (0,1 gram : gau) : Drug user : Throwing up : Selling drugs : Kambing putih (white goat), alcohol brand : Spare heroin/cocaine which is kept for emergency use : Addiction/addictive : Tinfoil : Mogadon, sleeping pills : Red eyes from smoking weed : Lexotan, sedative pill name : Sleeping pill : Shabu/cocaine : Cocaine consuming : Aluminium foil : Nigerian/drug courier : Heroin consuming : Paranoid/scared
Relaps Pedauw/Gitting PT-PT Pil anjing/pil koplo Putaw/PT/Etep Rohyp Sakaw/SKW/wakas Satu titik Spirdu Stengky Sprempi Selinting Inex TKW TU
: Re-using drugs after quitting : Fly, pleasing feeling wanted by users : Chipping in to buy drugs : Sedative pill : Heroin : Rohypnol, sleeping pill : Pain from running out of cocaine/heroin : A strip of pills : Drugs sharing between 2 people : ½ gram : Ÿ gram : A stick of weed : Ecstasy : Local alcohol : In debt
BAB IV ISTILAH NARKOTIKA YANG SERING DIGUNAKAN Am/amplop Ode Bedak/etep putih Barang BD Black heart Butterflay Bong Bokul BK Ngedreg Cimeng/Gele/Rasta Cucaw/Ngipe DUM Flay/Stone/Teler Gau Junkie
: Kemasan untuk membungkus ganja : Over dosis : Sebutan lain putaw (heroin) : Narkotika ( ada barang) : Bandar/Pengedar : Salah satu merk ekstasi : Merk ekstasi : Alat penghisap putaw atau shabu : Beli Narkotika : Sedatin, nama obat tidur : Pakai putaw dibakar diatas kertas timah : Ganja : Memasukkan obat kedalam vena : Dumolid, nama obat tidur : Euforia/mabuk : Satuan berat (0,1 gram : gau) : Pecandu Narkotika 30
Jackpot Jokul Kamput Kuncian Kurus Kertim MG Moker/merah Lexo Nipam Ubas Ngubas Afo Bhironk Pakaw/Wakap Parno/paranoid Relaps Pedauw/Gitting PT-PT Pil anjing/pil koplo Putaw/PT/Etep Rohyp Sakaw/SKW/wakas Satu titik Spirdu Stengky Sprempi Selinting Inex TKW TU
31
: Muntah-muntah : Jual Narkotika : Kambing putih, merk minuman keras : Sisa putaw yang sengaja disimpan untuk dipakai bila sedang sakaw : Kurang terus : Kertas timah : Mogadon, nama obat tidur : Mata merah karena mengisap ganja : Lexotan, nama obat penenang : Obat tidur : Shabu : Memakai shabu : Aluminium foil : Orang Nigeria/pesuruh : Pakai putaw : Takut/was-was/curiga : Kembali memakai narkotika : Fly, keadaan nikmat yang dicari pecandu : Patungan untuk membeli narkotika : Sedatin, obat tidur : Heroin : Rohypnol, obat tidur : Sakit karena putaw/gejala putus zat : satu papan/1 strip obat : Satu paket narkotika berdua : ½ gram : Ÿ gram : Satu batang rokok/ganja : Ecstasy : Minuman keras buatan local : Berhutang
CHAPTER V DRUGS ABUSE CONSEQUENCES After learning and comprehending the types and the risks of drugs, hence the usage of drugs and narcotics is prohibited in any way, unless for medical purpose. In certain period of time and in a high dose, drugs can cause addiction. This drugs abuse causes health disorders, both psychologically and physically. Another effect of drugs abuse also depends on the type of drugs use, personality of the usrs, and users’ circumstances. Here are some disadvantages of using drugs: a. Physical effect: • Neurological system disorder such as: convulsions, hallucination, consciousness loss and edge nerve damage • Cardiology and cardiovascular disorder like: severe infections of the heart’s muscles, blood circulation disorder • Dermatology disorder like: Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: abses, allergy and exim • Lungs disorder such as: suppression of respiratory function, breathing difficulty, hardening of lung function • Headache, nausea, throwing up, rising body temperature, liver diminution and insomnia • Reproduction risks, such as: reproduction hormone decrease (esterogen, progesterone and testosterone) as well as sexual disfunction. • Reproduction health disorder for female teenagers such as menstruation cycle disorder, and amenorhoe (stop getting period) • For drugs through injections, especially those who use nonsterile needles, the risk is infected by B and C hepatitis, as well as HIV AIDS. • Drugs abuse can also ends in death in case of overdose, where the body can no longer handle the effect. b. Physical effect: • Lazy to study, careless, anxious and nervous • Losing confidence and self-esteem, apathetic, imaginary, and full of suspicion 32
• Aggressive, brutal and tempramental • Hard to concentrate, upset and depressed • Tend to hurt self, insecurity, even suicidal c. Social effect: • Mental disorder, anti-social and immoral, and avoided by society • Becoming the family burden • Disturbed education, distracted future; both physical, psychological and social are intertwined to user. Any users trying to stop using drugs in certain time, addiction can physically affect in form of massive pain (sakaw). That thing can lead to psychological drive to go back to using drugs. Physical and psychological symptoms are closely related to lying to parents, stealing, anger, manipulative, and so on. Teenage life is a transitition phase where someone is turning from their young life into adult life. This phase also means experiencing new things and trying out activities out of their ordinary cycle in order to shape their character and behaviour. There is also a tendency to follow the trend and wanting to look normal, including the trial of drugs using, until drugs abuse. This type of students triggers the dealers to target them as the consumer and target market. Data showed that the number of drugs users are mostly teenagers. Therefore, teenage life is very potential to drugs influence and will further destroying their future. More worrying problem and more threatening matter is the contagious HIV/AIDS amongst teeangers. This is mostly likely to spread because of injection needles that are used repetitiously between more than one or two person. This is an urgent matter, otherwise our nation is going to lose more and more young generation because of HIV/AIDS. Here are legal and law penalty for drugs abuse according Constitution no. 35 year 2009 about narcotics:
33
CHAPTER V AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA! Setelah mengetahui dan memahami jenis-jenis narkotika beserta bahaya yang dapat ditimbulkan dari narkotika tersebut, maka penggunaan narkotika jenis apapun tentu sangat tidak dibenarkan, kecuali jika digunakan untuk keperluan medis. Apabila narkotika digunakan secara terus menerus atau melebihi dosis yang telah ditentukan, akibatnya dapat menimbulkan ketergantungan atau kecanduan terhadap seseorang yang menggunakan narkotika atau obat-obatan terlarang. Penyalahgunaan narkotika inilah yang dapat mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan baik secara fisik maupun psikologis. Dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan narkotika pada seseorang tergantung dari jenis narkotika yang dipakai, kepribadian pemakai narkotika, dan situasi atau kondisi pemakai. Oleh karena itu penyalahgunaan narkotika adalah keputusan yang salah dan akan menimbulkan banyak kerugian bagi diri sendiri. Berikut ini adalah kerugian yang akan kita hadapi jika kita menyalahgunakan narkotika : a. Dampak Fisik: • Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejangkejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi • Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah • Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim • Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru • Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur • Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan endokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual • Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja 34
perempuan antara lain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid) • Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarum suntik secara bergantian, resikonya adalah tertular penyakit seperti hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya • Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu konsumsi narkotika melebihi kemampuan tubuh. Over dosis bisa menyebabkan kematian b. Dampak Psikis: • Malas belajar, ceroboh, sering tegang dan gelisah • Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga • Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal • Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan • Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri c. Dampak Sosial: • Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan • Merepotkan dan menjadi beban keluarga • Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram Dampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Apabila berhenti mengkonsumsi narkotika dalam jangka waktu yang panjang, ketergantungan atau kecanduan terhadap narkotika secara fisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw), hal tersebut akan memicu timbulnya dorongan psikologis yang sangat kuat untuk kembali mengkonsumsi narkotika. Gejala fisik dan psikologis ini berkaitan erat dengan gejala sosial seperti dorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dan lain sebagainya. Masa remaja adalah masa peralihan dari remaja menjadi dewasa. Fase pertumbuhan yang dialami oleh seseorang ketika menjadi dewasa adalah pembentukan karakter dan perilaku. Pada masa remaja keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup masa kini, serta bersenang-senang sangatlah besar. Meskipun semua kecenderungan itu terlihat wajar dan biasa 35
saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan para mahasiswa untuk terdorong menyalahgunakan narkotika. Hal tersebut tentu saja mendorong para bandar narkotika membidik para mahasiswa untuk menjadi target pemasarannya. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkotika yang paling banyak adalah kelompok usia remaja. Oleh karena itu, bila masa remaja sudah rusak akibat menggunakan narkotika, maka suram atau bahkan hancur sudah masa depan orang tersebut. Masalah yang lebih mengkhawatirkan dan mengancam generasi penerus bangsa ini akibat penyalahgunaan narkotika adalah penularan penyakit HIV / AIDS. Hal ini telah terbukti dari pemakaian narkotika melalui jarum suntik secara bergantian yang dapat menularkan penyakit HIV / AIDS. Jika masalah ini tidak segera dicegah, maka bangsa kita akan kehilangan generasi yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkotika dan merebaknya penyakit yang mematikan yakni HIV / AIDS yang hingga saat ini belum ditemukan obatnya. Ancaman hukuman bagi penyalahgunaan narkotika menurut Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika, yaitu : Pasal 111 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara, memiliki, menyimpan dan menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman, dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 Miliar. Ayat 2 Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam bentuk tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 1 kg atau melebihi 5 batang pohon, pelaku dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga).
36
Pasal 112 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman, dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama 12 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800 juta dan paling banyak Rp 8 Miliar. Ayat 2 Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 gram, pelaku dipidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 113 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I, dipidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 1 Miliar, dan paling banyak Rp 10 Miliar. Ayat 2 Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 114 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara 37
paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 6 (enam) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 115 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan I, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 (satu) kilogram atau melebihi 5 (lima) batang pohon beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 116 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan I terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain, dipidana dengan 38
pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal penggunaan narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan I untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 117 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan memiliki, menyimpan, menguasai, menyediakan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 118 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah).
39
Ayat 2 Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 119 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli dan menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00 (delapan miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 120 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan II, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000, (lima miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram maka pelaku dipidana 40
dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 121 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan II terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 8.000.000.000,00. Ayat 2 Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan II untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, pelaku dipidana dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 122 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Pasal 123 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 41
Ayat 2 Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Narkotika Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 124 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menawarkan untuk dijual, menjual, membeli dan menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Narkotika Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 125 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan III, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal perbuatan membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Narkotika Golongan III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram maka pelaku dipidana 42
dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 126 Ayat 1 Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menggunakan Narkotika Golongan III terhadap orang lain atau memberikan Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Ayat 2 Dalam hal penggunaan Narkotika terhadap orang lain atau pemberian Narkotika Golongan III untuk digunakan orang lain sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengakibatkan orang lain mati atau cacat permanen, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda maksimum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah 1/3 (sepertiga). Pasal 127 Ayat 1 Setiap Penyalah Guna : a. Narkotika Golongan I bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun; b. Narkotika Golongan II bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun; dan c. Narkotika Golongan III bagi diri sendiri dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun. Ayat 2 Dalam memutus perkara sebagaimana dimaksud pada ayat (1), hakim wajib memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54, Pasal 55, dan Pasal 103. Ayat 3 Dalam hal Penyalah Guna sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibuktikan atau terbukti sebagai korban penyalahgunaan 43
Narkotika, Penyalah Guna tersebut wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Pasal 128 Ayat 1 Orang tua atau wali dari pecandu yang belum cukup umur, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) yang sengaja tidak melapor, dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Ayat 2 Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah dilaporkan oleh orang tua atau walinya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (1) tidak dituntut pidana. Ayat 3 Pecandu Narkotika yang telah cukup umur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) yang sedang menjalani rehabilitasi medis 2 (dua) kali masa perawatan dokter di rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis yang ditunjuk oleh pemerintah tidak dituntut pidana. Ayat 4 Rumah sakit dan/atau lembaga rehabilitasi medis sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Menteri. Pasal 129 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum: a. Memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; b. Memproduksi, mengimpor, mengekspor, atau menyalurkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; c. Menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menerima, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, atau menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika; d. Membawa, mengirim, mengangkut, atau mentransito Prekursor Narkotika untuk pembuatan Narkotika. 44
Pasal 130 Ayat 1 Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dilakukan oleh korporasi, selain pidana penjara dan denda terhadap pengurusnya, pidana yang dapat dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda dengan pemberatan 3 (tiga) kali dari pidana denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut. Ayat 2 Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (1), korporasi dapat dijatuhi pidana tambahan berupa: a. Pencabutan izin usaha; dan/atau b. Pencabutan status badan hukum. Pasal 131 Setiap orang yang dengan sengaja tidak melaporkan adanya tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun atau pidana denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Pasal 132 Ayat 1 Percobaan atau permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana dengan pidana penjara yang sama sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal-Pasal tersebut. Ayat 2 Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, 45
Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dilakukan secara terorganisasi, pidana penjara dan pidana denda maksimumnya ditambah 1/3 (sepertiga). Ayat 3 Pemberatan pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku bagi tindak pidana yang diancam dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara 20 (dua puluh) tahun. Pasal 133 Ayat 1 Setiap orang yang menyuruh, memberi atau menjanjikan sesuatu, memberikan kesempatan ataupun, menganjurkan, memberikan kemudahan, memaksa dengan ancaman, memaksa dengan kekerasan, melakukan tipu muslihat, atau membujuk anak yang belum cukup umur untuk melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115,Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129 dipidana dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah) dan paling banyak Rp 20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah). Pasal 134 Ayat 1 Pecandu Narkotika yang sudah cukup umur dan dengan sengaja tidak melaporkan diri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 ayat (2) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau pidana denda paling banyak Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). Ayat 2 Keluarga dari Pecandu Narkotika sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang dengan sengaja tidak melaporkan Pecandu Narkotika tersebut dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
46
Pasal 135 Pengurus Industri Farmasi yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah). Pasal 136 Narkotika dan Prekursor Narkotika serta hasil-hasil yang diperoleh dari tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika, baik berupa aset dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud serta barang-barang atau peralatan yang digunakan untuk melakukan tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika dirampas untuk negara. Pasal 137 Setiap orang yang: a. Menempatkan, membayarkan atau membelanjakan, menitipkan, menukarkan, menyembunyikan atau menya-markan, menginvestasikan, menyimpan, menghibahkan, mewariskan, dan/ atau mentransfer uang, harta, dan benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang berasal dari tindak pidana Narkotika dan/ atau tindak pidana Prekursor Narkotika, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah); b. Menerima penempatan, pembayaran atau pembelan-jaan, penitipan, penukaran, penyembunyian atau penyamaran investasi, simpanan atau transfer, hibah, waris, harta atau uang, benda atau aset baik dalam bentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, berwujud atau tidak berwujud yang diketahuinya berasal dari tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda 47
paling sedikit Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). Pasal 138 Setiap orang yang menghalang-halangi atau mempersulit penyidikan serta penuntutan dan pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika di muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 139 Nakhoda atau kapten penerbang yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 atau Pasal 28 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 140 Ayat 1 Penyidik pegawai negeri sipil yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88 dan Pasal 89 dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Ayat 2 Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan penyidik BNN yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 87, Pasal 89, Pasal 90, Pasal 91 ayat (2) dan ayat (3), dan Pasal 92 ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) dikenai pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Pasal 141 Kepala kejaksaan negeri yang secara melawan hukum tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 91 ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) 48
tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Pasal 142 Petugas laboratorium yang memalsukan hasil pengujian atau secara melawan hukum tidak melaksanakan kewajiban melaporkan hasil pengujiannya kepada penyidik atau penuntut umum, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Pasal 143 Saksi yang memberi keterangan tidak benar dalam pemeriksaan perkara tindak pidana Narkotika dan Prekursor Narkotika di muka sidang pengadilan, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah). Pasal 144 Ayat 1 Setiap orang yang dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun melakukan pengulangan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 pidana maksimumnya ditambah dengan 1/3 (sepertiga). Ayat 2 Ancaman dengan tambahan 1/3 (sepertiga) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi pelaku tindak pidana yang dijatuhi dengan pidana mati, pidana penjara seumur hidup, atau pidana penjara 20 (dua puluh) tahun. Pasal 145 Setiap orang yang melakukan tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika sebagaimana dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal 116, 49
Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal 123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, Pasal 127 ayat (1), Pasal 128 ayat (1), dan Pasal 129 di luar wilayah Negara Republik Indonesia diberlakukan juga ketentuan Undang-Undang ini. Pasal 146 Ayat 1 Terhadap warga negara asing yang melakukan tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika dan telah menjalani pidananya sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, dilakukan pengusiran keluar wilayah Negara Republik Indonesia. Ayat 2 Warga negara asing yang telah diusir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang masuk kembali ke wilayah Negara Republik Indonesia. Ayat 3 Warga negara asing yang pernah melakukan tindak pidana Narkotika dan/atau tindak pidana Prekursor Narkotika di luar negeri, dilarang memasuki wilayah Negara Republik Indonesia. Pasal 147 Dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah), bagi : a. Pimpinan rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, balai pengobatan, sarana penyimpanan sediaan farmasi milik pemerintah, dan apotek yang mengedarkan Narkotika Golongan II dan III bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan; b. Pimpinan lembaga ilmu pengetahuan yang menanam, membeli, menyimpan, atau menguasai tanaman Narkotika bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan; c. Pimpinan Industri Farmasi tertentu yang memproduksi Narkotika Golongan I bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan; atau d. Pimpinan pedagang besar farmasi yang mengedarkan Narkotika Golongan I yang bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan atau mengedarkan Narkotika Golongan II dan III 50
bukan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan/atau bukan untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan. Pasal 148 Apabila putusan pidana denda sebagaimana diatur dalam UndangUndang ini tidak dapat dibayar oleh pelaku tindak pidana Narkotika dan tindak pidana Prekursor Narkotika, pelaku dijatuhi pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun sebagai pengganti pidana denda yang tidak dapat dibayar. Pasal 153 Dengan berlakunya Undang-Undang ini : a. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3698); dan b. Lampiran mengenai jenis Psikotropika Golongan I dan Golongan II sebagaimana tercantum dalam Lampiran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671) yang telah dipindahkan menjadi Narkotika Golongan I menurut Undang-Undang ini, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
51
52
CAMPUS ADDRESS Campus A
Intiland Tower, Annexe 6th Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 32 Jakarta Pusat 10220, Indonesia : +6221 - 5708 143 : +6221 - 5708 123 : campusa@lspr.edu
Campus C
Sudirman Park Campus Jl. K.H Mas Mansyur Kav. 35 Jakarta Pusat 10220, Indonesia : +6221 - 5794 2461 - 71 : +6221 - 5794 2639 : campusc@lspr.edu
Campus LSPR Bali
Jl. Gatsu Timur No. 238, Denpasar Bali - 80239 : +62855 183 8806 - 07
In The Future: Campus LSPR Jatiwarna
Campus B
Sudirman Park Campus Jl. K.H Mas Mansyur Kav. 35 Jakarta Pusat 10220, Indonesia : +6221 - 5794 3751 : +6221 - 5794 3752 : campusb@lspr.edu
Postgraduate Programme Campus Intiland Tower, Annexe 9th Floor Jl. Jendral Sudirman Kav. 32 Jakarta Pusat 10220, Indonesia : +6221 - 5790 4365 - 66 : +6221 - 5790 4380 : masterdegree@lspr.edu
LSPR Dubai c/o Bluevisons Management LLC Level 1, office 101A, API World Tower Sheikh Zayed Road Dubai, United Arab Emirates P.O Box 31303 : +971 4 352 3022 : +971 4 352 3099
Jalan Arteri JORR Jatiwarna No. 8 Kelurahan Pondok Melati Kecamatan Pondok Melati, 17415
: www.lspr.edu
: lsprjakarta
: LSPR Jakarta
: LSPR - Jakarta
: @STIKOMLSPR
53