Autism & Friends Edisi Juni 2016

Page 1

UTISM &FRIENDS No 1 EDISI MEI 2016

Newsletter of London School Centre for Autism Awareness

Fokus

Social Story

BAGI ANAK PENYANDANG AUTISME Nada Salsabila & Latitia Dhayita - SMA LABSCHOOL Juara 3 LOMBA KARYA TULIS LSCAA

A

uotes

nak-anak penyandang autis rata-rata mengalami gangguan dalam komunikasi. Hambatan komunikasi tidak selalu berupa keterlambatan bicara atau speech delay. Kadang yang tidak mengalami speech delay pun tetap mengalami kesulitan untuk menerima bentuk komunikasi dari orang lain. Ada berbagai cara membantu anak-anak penyandang autis ini, salah satunya melalui ­social story. Social Story merupakan langkah menyusun cerita terstruktur tentang apa yang akan dialami oleh anak. Bentuknya berupa penggambaran secara konkret sebuah situasi yang belum dipahami anak. Social story yang merupakan metode pelaksanaan social skill training yang memilki tujuan untuk memahami situasi sosial dan membuat penilaian tentang hal tersebut. Cerita berkesinambung­ an dari awal sampai akhir secara sistematis. Cerita dapat ditulis atau direkam dalam bentuk video/kaset agar mereka dapat membacanya. Cara yang paling mudah bagi orangtua anak dalam menerapkan metode ini adalah dengan menggunakan gambar. Langkah-langkah membuat sebuah Social story dalam bentuk gambar bagi anak autism adalah sebagai berikut:

1. Tentukan sebuah kata yang ingin diajari terhadap anak autisme yang merupakan sebuah kata yang asing di kehidupan anak, sehingga itu merupakan perubahan baru dalam rutinitasnya. Contoh, kata yang digunakan adalah “LIBUR”. Kata tersebut merupakan sesuatu yang baru bagi anak yang sehari-hari pergi sekolah. Jika ingin mengajarkan kata lain terhadap anak, sesuaikan saja di setiap langkahnya.

“I may not make eye contact bu at lesat I don’t stare.” UNKNOWN

1


“Hidup sehat sudah dijalankan gat, Salam han

il, bulan Apr melewati h a d u s g n a a t nyand asa ki i para pe Tidak ter a esial bag p s al? karen i g s n e a p y s bulan enjadi m a p h a u g r n a e n M a me autistik. uruh duni n ini sel . e m s i pada bula ut seputar a perhatian ukkan uk menunj dakan unt a i yandang d n e a p r a a c r pada pa Beragam a t a k a r uphoria a y n mas menjadi e k a d i t kepedulia i Semoga in enyandang autistik. na para p e r a k kedar , a j h dari se sesaat sa ukan lebi l mereka r e i m p e a m t e k t uk autisti unnya, h a t p a patan unt i m t se kan kese i r e b perhatian i d n erima da perlu dit . dampingan r e hidup b dup yang ki hak hi i l i m e kan m , ng sama a dampingan mpatan ya e s Hidup ber a e t k i k t a i p menda i. Mar ih berart sama, dan .. b . e . l k i a t k s e i r t n me dang au n a y n e menjadika p a engan par kna berbagi d bih berma p kita le u agar hid

dimulai dari makanan yang selalu disiapkan dari bahan-bahan yang segar seperti sayuran, ikan, dan ayam yang didapatkan dalam

keadaan segar dan diolah sesuai selera keluarga. Di rumah saya

hampir setiap hari selalu menyiapkan buah-buahan, tetapi untuk makanan kalengan di rumah jarang ada

karena kami tidak terlalu suka.” (Hidayati)

Chrisdina

2. Buatlah pada selembar karton besar, gambarlah kotakkotak bertuliskan nama hari mulai hari Senin sampai dengan Minggu. 3. Pada kotak Senin sampai dengan Jumat, buatlah gambar gedung sekolah, tas sekolah, anak belajar dan seragam. Jika ingin mengajarkan kata lain maka buatlah gambar yang berkaitan dengan kata yang ingin diajarkan. 4. Pada hari Sabtu dan Minggu, buatlah gambar rumah tinggal, baju bebas, kolam renang, matahari, ayunan atau hal-hal lain sesuai kegiatan yang biasa dilakukan saat libur. 5. Setelah jadi, tempelkan di pintu kamar atau tempat yang selalu dikunjungi dan pasti dilihat oleh anak. Setiap anak bangun tidur, bantu dia menunjuk ke kotak hari apa saat itu, begitu setiap harinya. Ketika hari Sabtu dan Minggu anak akan menyadari bahwa Sabtu dan Minggu adalah hari berbeda yang disebut hari libur. Kalau perlu buatlah warna kotak Sabtu dan Minggu berbeda dengan kotakkotak lain atau diberikan tanda lainnya yang membedakan hari libur dengan hari sekolah. Jika tidak bisa menggambar, dapat digantikan dengan foto-foto dari handphone atau kamera yang umumnya lebih mudah daripada menggambar.

2

Metode social story sangat efektif dalam melakukan komunikasi terhadap anak autis bila dilakukan dengan baik dan konsisten. Metode seperti ini perlu dilakukan karena mereka sulit menerima konsep abstrak yang nilainya tidak terukur bagi mereka. Dengan melakukan metode ini hal abstrak menjadi konkret. Pengaruh yang terlihat pada anak yang menyandang autisme tersebut ditandai dengan perubahan perilaku seperti mampu untuk langsung meres­ pon ketika mendengar nama dipanggil oleh orang lain serta mampu untuk pamit saat percakapan dengan orang lain. Pengaruh lain seperti, mampu meng­antisipasi reaksi orang lain dalam bentuk konkret yaitu mengucapkan terima kasih ketika diberi sesuatu, ketika diajari, diberi pertolongan dan ketika diberi pinjaman barang oleh orang lain. Penerapan social story tidak dapat dilakukan hanya oleh satu pihak saja, tetapi perlu kerjasama antara guru dan orangtua sehingga penerapan social story lebih bersifat global dan dapat melatih kemampuan anak untuk generalisasi agar perubahan perilaku dapat terjadi pada berbagai situasi dan pada orang yang berbeda-beda. Pada penerapannya, social story harus didukung dengan pendekatan lainnya melalui sistem reward sebagai penguat positif dari lingkungan. ***

Robert De Niro

INFO KHUSUS

Dan Vaksinasi Autisme Melalui Tayangan Film Sang Aktor dikritik karena menambahkan dokumenter oleh Andrew Wakefield, yang telah dilepas dari buku daftar medis Inggris, ke daftar festival Tribeca.

S

ebuah film dokumenter baru mengenai keraguan mengenai hubungan antara autisme dan vaksinasi masa kecil oleh seorang mantan dokter Inggris yang dipermalukan, telah menempatkan Robert De Niro di pusat pertengkaran medis yang mengancam reputasi festival filmnya yang bergengsi di New York.. De Niro, ayah dari seorang anak autis dan salah satu pendiri festival film Tribeca, bersikeras atas keputusan untuk menayangkan premiere, film-film “Vaxxed”: dari “Cover-Up” hingga “Catastrophe”, yang disutradarai oleh Andrew Wakefield yang kontroversial dengan memberikan kecemasan terhadap sejumlah dokter, para pelaku kampanye kesehat­ an, dan para pembuat film, De Niro mengakui bahwa itu tidak lazim baginya untuk terlibat begitu langsung dalam pemrograman festival. Namun dia mengatakan masalah itu adalah “sangat pribadi bagi saya dan keluarga saya”. Cuplikan dari film Wakefield dibuka dengan musik yang tak menye­ nangkan disertai kata-kata “Apakah anak-anak kita aman?” muncul dalam spiral berupa kepulan asap me­rembes dari sepucuk jarum suntik. Sebuah elemen kunci dari dokumenter menurut cuplikan tersebut, akan menjadi kesaksian dari pembocor di Centers for Disease Control and Prevention (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit), badan kesehatan publik AS, yang menyatakan ada kecurangan di dalam sebuah organisasi yang “mengetahui bahwa vaksin sebenarnya yang menyebabkan autisme”. Wakefield kemudian tampil mengatakan, de­ ngan merujuk pada vaksin MMR: “Wah, CDC telah mengetahui selama ini ada risiko autisme MMR ini!” Situs Tribeca menjanjikan “pengungkapkan dan wawancara emosional dengan ‘’orang-orang dalam” farmasi, para dokter, politisi, orang tua” yang difilmkan dalam upaya untuk “memahami apa di balik kenaik­ an yang meroket atas diagnosis autisme saat ini”. Wakefield menjadi terkenal di Britania pada tahun 1998 dengan makalah penelitian, kemudian didiskredit, yang berpendapat bahwa vaksin gabungan antara campak, gondok dan rubella adalah penyebab potensial autisme dan gangguan usus. Wakefield telah dicoreng dari buku daftar medis Inggris pada tahun 2010 ketika pengadilan hukum di bawah General Medical Council menyatakan dia bersalah karena “ketidakjujuran” dan ia dinyatakan telah menerapkan prosedur medis yang invasif yang tidak diperlukan terhadap anak-anak. Namun, untuk mendukung teorinya yang terbantah, Wakefield mewawancarai Dr Jim Sears, putra dari seorang dokter Amerika pengembang jadwal vaksinasi “tersesuaikan” yang masih digemari oleh para orang tua yang tidak percaya pada rekomendasi nasional demi melin­ dungi anak-anak mereka. Namun, ia menyarankan bahwa vaksinasi dapat merusak tetaplah berada di area spekulasi yang berbahaya, menurut para dokter Amerika yang telah mengkritik penayangan.

“Terkecuali bila festival film Tribeca be­ rencana dengan pasti untuk membuka kedok ­Andrew Wakefield, hal itu akan menjadi satu lagi bab yang menyedihkan di mana penipuan ilmiah terus menempati sorotan dan membayangi kerusakan yang telah ditinggalkan dalam kisah penting dari keamanan dan sukses vaksin,” kata Dr Mary Anne Jackson, seorang profesor pediatri di University of Missouri-Kansas City. Penny Lane, pembuat film dokumenter pemenang penghargaan telah menerbitkan sebuah surat terbuka menuduh para perencana festival membuat “kesalahan yang sangat serius” dengan penayangannya yang “mengancam kredibilitas bukan hanya pembuat film lain di deretan dokumenter Anda, tapi lapangannya secara umum”. Lane baru-baru ini membuat film dokumenter “Nuts!” tentang ­D r John Romulus Brinkley, seorang eksentrik yang membangun sebuah kerajaan selama era Depresi dengan pengobatan impotensi. Lane menggambarkan dirinya sebagai “pembuat film dokumenter prihatin tentang perdukunan”. Sementara Lane mengakui etika di balik pembuatan film dokumen­ ter dapat menjadi kompleks. Dia berpendapat bahwa yang “satu ini seharusnya mudah” bagi Tribeca untuk mengendalikannya. “lelucon antivaksinasi kini telah sepenuhnya terdiskreditkan ... Sangatlah mungkin, segelintir orang akan keluar dari festival Anda setelah yakin, sebagian karena nama baik Anda dan keunggulan dan integritas pemrograman dokumenter Anda, untuk tidak memvaksin anak mereka. Dan sangat mungkin sebagai akibatnya orang bisa mati, “ dia berpendapat. De Niro dan istrinya, Grace Hightower, menyatakan pada hari ­Jumat, membela penanyangan. “Kami dikaruniai seorang anak dengan autisme dan kami yakin bahwa sangatlah penting semua isu seputar penyebab autisme dibicarakan secara terbuka dan diperiksa. Dalam 15 tahun sejak festival film Tribeca didirikan, saya tidak pernah meminta sebuah film untuk ditayangkan atau telah terlibat dalam pemrograman. “Namun hal ini sangat pribadi bagi saya dan keluarga saya dan saya ingin ada diskusi, itulah sebabnya kami akan menayangkan “Vaxxed”. Saya pribadi tidak mendukung film ini, atau saya anti-vaksinasi; Saya hanya memberikan kesempatan untuk pembicaraan sekitar masalah ini. “ Festival film Tribeca membela haknya untuk menayangkan bahan perdebatan. “Tribeca, seperti kebanyakan festival film, adalah tentang dialog dan diskusi. Selama bertahun-tahun kami telah menyajikan ba­ nyak film dari sisi yang berlawanan dari sebuah isu. Kami adalah forum, bukan hakim, “ demikian disampaikan dalam sebuah pernyataan. Film Wakefield dijadwakan perdana di Tribeca pada tanggal 24 April, dan akan diikuti oleh panel perdebatan. (Vanessa Thorpe koresponden Kesenian dan media)

3


Liputan Khusus

AUTISM AWARENESS FESTIVAL 8

Tari-tarian Permainan

Tahun ini London School Centre for Autism Awareness kembali menggelar Autism Awareness Festival. Memasuki tahun ke 8, AAF menggelar rangkaian acara: Kompetisi Musik, Pentas Seni, Mini Olympic & Drama Musikal. Seperti 2 tahun terakhir, pemenang lomba kompetisi musik akan dikirim ke Pyeongchang Korea Selatan. Dan untuk kali ini yang diberangkatkan adalah pemenang kategori drum yang tahun ini dimenangkan oleh Ervitha.

dari Alleira ikut

Angklung, Jimbe, Penampilan Band, Saxophone dan juga ada Fashion Show koleksi meramaikan Pentas Seni AAF 7.

9 April 2016: Kompetisi Musik 16 April 2016: Mini Olympic

Acara bermain yang menyenangkan di Acara Mini Olympic. Dari Sport sampai Creative Art bisa ditemui di sini. Diakhir acara, diumumkan Pemenang Kompetisi Musik. Selain itu semua peserta mendapat medali Penampilan salah satu peserta kompetisi musik dan foto bersama dengan juri

10 April 2016: Pentas Seni

15 Mei 2016: Drama Musikal Cerita yang diangkat dari film layar lebar berjudul Grease yang menceritakan sepasang remaja di tahun 70an, bernama Danny & Sandy. meriah dan sangat menarik.

4

5


Liputan Khusus

Belajar Fotografi

SAMBIL JALAN-JALAN DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH Foto bersama di depan Museum IPTEK

I

ndonesia terkenal sebagai negara yang kaya budaya. Untuk berkeliling Indonesia mengenal berbagai macam budaya dengan mudah di Jakarta punya tempat bernama Taman Mini Indonesia Indah. Taman Mini Indonesia Indah atau sering disebut TMII ini merupakan sebuah tempat wisata yang memperkenalkan budaya Indonesia mulai dari rumah tradisional, busana, tarian, dan tradisi daerah. Kali ini kegiatan fieldtrip LPK London School Beyond Academy ke Taman Mini Indonesia Indah. Kegiatan yang diselenggarakan pada Kamis, 18 Februari 2016 ini diikuti oleh seluruh

Kegiatan di Taman Mini Indonesia Indah, selain hunting objek untuk pelajaran fotografi mereka juga bisa melihat-lihat & mencoba alat-alat yang dipamerkan di Museum IPTEK

6

siswa/i batch 1, 2, dan 3 berjumlah 26 siswa. Siswa/I LSBA ini dikenalkan dengan berbagai macam rumah adat. Selain itu, mereka juga memotret rumah adat hingga elemen­elemen rumah adat seperti jendela, atap rumah adat, dengan teknik fotografi yang telah dipelajari dalam mata pelajaran Fotografi. Mr. Rangga dosen Fotografi turut mengarahkan siswa/I LSBA memotret anjungan-anjungan yang ada di TMII. Selain mengunjungi Pusat Peragaan IPTEK yang ada di TMII, siswa/I LSBA mengelilingi dan k alat-alat peraga yang ada di TMII. (NURUL)

Walaupun sudah berjalan cukup jauh, siswa/i LSBA yang didampingi oleh asisten dosen ini tetap ceria

TEACHERS TRAINING 11 MARET 2016

Mari Pahami Dunia Autistik

L

ondon School Centre for Autism Awareness (LSCAA) kembali menyelenggarakan acara Teachers Training pada Jumat, 11 Maret 2016, di Auditorium Prof. Dr. Djajusman LSPR Kampus B, yang dihadiri 171 guru dari SDN se jabodetabek. Dengan mengangkat tema “Mari Pahami Dunia Autistik” bertujuan untuk memberikan pengertian dan tingkah laku anak-anak dengan autism. Acara Teachers Training ini dibagi menjadi dua sesi dimana sesi pertama diisi oleh Dr. Adriana S. Ginanjar MS selaku psikolog memberikan penjelasan mengenai pemahaman tentang autism sedangkan pada sesi 2 diisi oleh Nenny Sirait SE dan Novi Yanti Sitio, S.Pd (Guru Sekolah Patmos) dengan berbagi cerita mengajarkan anak-anak dengan autism saat di kelas. Dr. Adriana S. Ginanjar MS menjelaskan autism spectrum dis­ orders dibagi menjadi tiga meliputi Autistic Disorder, PDD-NOS, dan Asperger Syndrome. Autism spectrum disorder mempunyai ciri-ciri seperti kurangnya dalam komunikasi dan interaksi sosial di berbagai situasi, selain itu tingkah laku, minat dan kegiatan yang terbatas dan diulang-ulang. Gangguan autism mempunyai beberapa tingkat beratnya, meliputi di level 3 anak dengan autism membutuhkan banyak bantuan/dukungan, pada level 2 anak dengan autism membutuhkan bantuan/dukungan yang cukup besar, dan di level 1 anak dengan autism membutuhkan bantuan/dukungan. Setiap anak dengan autism memiliki persepsi dan respon yang berbeda terhadap stimuli dari lingkungan serta gangguan dalam pengolahan input sensorik (hipersensitif/hiposensitif) dapat menimbulkan tingkah laku bermasalah. Permasalahan tersebut perlu penanganan yang dinamakan terapi Sensory Integration yang bertujuan untuk memperbaiki fungsi otak dalam mengolah informasi. Seperti anak-anak biasa lainnya, anak dengan autism juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Anak-anak autism mempunyai memori yang kuat, dapat berfokus pada detil, memiliki minat khusus yang bisa dikembangkan secara maksimal, taat aturan dan disiplin. Tetapi anak-anak autism mudah teralih perhatiannya bila materi belajar tidak diminati, sulit membedakan hal penting dengan yang kurang penting, pemecahan masalah cenderung kaku, tidak terbuka pada alternatif-alternatif lain, cenderung perfeksionis, kemampuan tidak merata, kesulitan dalam memahami hal-hal abstrak, kesulitan dalam memahami soal-soal cerita dan bacaan, hambatan dalam interaksi sosial (sering menjadi korban bullying), dan emosi kurang stabil. Dalam proses belajar, anak autism berbeda dengan anak-anak lain, mereka memerlukan waktu lebih dalam belajar, mengurangi jumlah soal, mendapatkan penjelasan guru secara tertulis, modifikasi pelajaran, memperbolehkan beberapa istirahat pendek, memperbolehkan siswa untuk bergerak di kelas. Anak-anak autism ini akan berhasil bila materi pelajaran diberikan

dalam “porsi” kecil dan distraksi minimal. Ibu Adriana juga memberikan tips kepada guru-guru dalam berinteraksi dengan anak-anak spektrum autism meliputi kenali masalah sensorik anak, identifikasi hal apa saja yang disukai dan tidak disukai (untuk pemberian reward dan konsekuensi), tidak memaksakan kontak mata, berbicara dengan kalimat sederhana, dan menghargai usaha anak. Pada sesi kedua, Nenny Sirait, SE dan Novi Yanti Sitio, S.Pd berbagi cerita dan pengalaman kepada peserta Teachers Training mengenai penanganan autism di kelas. Ibu Novi menyampaikan kepada peserta ketika di sekolah mempunyai siswa autism harus mampu menerima, mengerti, dan mengasihi. Guru harus menerima kondisi mereka yang kesulitan dalam sosial dan emosional. Dalam menghadapi siswa autism harus penuh dengan kesabaran dan perhatian. Ibu Novi juga memberikan cara untuk mengasihi siswa autism seperti mengembangkan keterampilan belajar, mengembangkan keterampilan sosial, meningkatkan kesadaran diri/bina diri, meningkatkan kontrol diri, dan meningkatkan harga diri yang positif. Ketika seorang guru dapat mencurahkan siswa autism dengan rasa menerima, mengerti, dan mengasihi maka dapat membantu mencoba mengurangi perilaku mereka yang tidak wajar dan meningkatkan keterampilan komunikasi dan sosial mereka. Untuk metode dan materi belajar pada siswa autism disesuaikan pada usia siswa, kemampuan dan hambatan yang dimiliki siswa, dan gaya belajar masing-masing siswa. Ketika akan menerima siswa autism, ada beberapa hal yang perlu dilakukan sekolah sebelum menerima anak autis meliputi ke­siapan sekolah (memperlengkapi SDM yang ada, menciptakan sekolah yang nyaman dan aman di mana anak bisa diterima tanpa diskriminasi, fasilitas sekolah), melakukan assement (psikolog) untuk mengenali jenis autis/hambatan siswa dan mengetahui IQ siswa, mengadakan observasi siswa dan wawancara dengan orang tua, dan membuat kesepakatan dengan orang tua mengenai pencapaian belajar siswa. Ibu Nenny memberikan tips ketika siswa autism sedang mengalami kesulitan belajar di kelas seperti beri ke­ sempatan untuk anak menyibukkan diri, perbolehkan siswa untuk menggambar atau mencoret-coret, biarkan mereka berjalan- jalan, dan minta bantuan pada siswa (misalkan, dengan menanyakan apa yang diinginkan). Ada hal-hal penting yang harus diajarkan dalam pendidikan siswa autis seperti komunikasi, keterampilan diri, sosialisasi (bagaimana berinteraksi dan berperilaku) termasuk di dalamnya mengajarkan anak bermain dan mengerti aturan atau instruksi, sering mengajak anak bicara, dan kemampuan akademis. Selain itu, ibu Nenny juga menyampaikan guru yang dibutuhkan oleh siswa autis adalah sosok yang memiliki minat dan ketertarikan untuk terlibat dalam kehidupan anak autis, kesabaran yang tinggi, menyukai tantangan, kecenderungan untuk selalu belajar, dan kompetensi. (NURUL)

7


Liputan Khusus PARENTS SIBLINGS 19 MARET 2016

HEALTH BEGINS AT HOME

London School Centre for Autism Awareness (LSCAA) kembali menyelenggarakan acara Parents Sibling pada Sabtu, 19 Maret 2016. Kali ini LSCAA me­ngundang Mr. Moch Aldis Ruslialdi, pembicara dari Tropicana Slim dan meng­angkat topik tentang Health Be­ gins at Home. Peserta Parents Sibling diajak membahas tentang mempersiapkan kesehatan gizi dari rumah. Mr. Moch Aldis menjelaskan kesehatan dapat dijaga dimulai dari rumah. Diawali dari bahan makanan yang dibeli, makanan apa yang tersedia di dapur, cara mengolah masakan, dan seperti apa kebiasaan sehat di rumah. Untuk pemilihan bahan masakan yang lebih sehat kurangi membeli sayur/buahbuahan berkaleng, beras putih, roti tawar dialihkan ke sayuran segar, beras merah, roti gandum. Untuk tips memasak yang lebih sehat harus diperhatikan cara memasaknya, untuk cara yang tepat memasak lebih baik ditumis/stir fried dibanding deep fried. Seperti contoh ketika hendak memasak ayam lebih baik ayam dipanggang dibandingkan ayam digoreng karena kandungan kalori dan lemak lebih besar. Mr. Moch Aldis menyarankan untuk membatasi konsumsi gula, garam, dan lemak. Setiap hari gula yang perlu dikonsumsi hanya 4 sendok makan/50 gr, garam yang dikonsumsi hanya 1 sendok teh/6 gram dan lemak yang perlu dikonsumsi hanya 5 sendok makan/67 gram. Untuk memasak yang lebih sehat ­Mr. Moch Aldis memberikan tips seperti  Pilih cara memasak yang tepat (kukus, steam, stir fried, daripada deep fried),  Pilih bahan makanan yang lebih rendah lemak seperti pilih dada ayam dibanding paha, pilih ikan daripada

daging. minyak yang lebih sehat (olive oil, canola oil, sunflower oil)  Pilih alternatif bahan masakan yang lebih sehat seperti ganti gula pasir ke gula rendah kalori Selain itu, kebersihan dapur juga­ jadi perhatian. Taruh sayur/buah dan alternatif makanan sehat di rak yang ­biasanya sejajar dengan mata, minum­ an soda di rak pintu paling bawah dan air mineral rak pintu atas, dan pastikan untuk masa penyimpanan makanan di kulkas maksimal 1 bulan. Mr. Moch Aldis mengajak para peserta untuk budayakan kebiasaan sehat dirumah seperti minum 2 gelas air putih sebelum makan siang dapat mengurangi asupan/porsi makan siang, makan perlahan dapat merasa lebih kenyang dan dapat membantu menurunkan kadar lemak tubuh, dan hindari makan saat menonton TV/melakukan aktivitas lain. Dalam acara ini juga diadakan sesi tanya jawab untuk para peserta. Diakhir acara Mr. Moch Aldis memberikan sebuah pesan “Home is the place where loves begin from healthy body”.(NURUL)  Pilih

Redaksi Newsletter AUTISM & FRIENDS Pembina: Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Pemimpin Redaksi: Chrisdina Wempi, M.Si. Redaktur: DR. Artini, M.Si., Erni Adi Astuti, S.Pd, Nurul Hidayah, S.I.Kom Kordinator Disain: Anies Alwi Distribusi: Summy Damayanti

Peserta Parents Siblings tampak antusias mengajukan pertanyaan

LSCAA (London School Centre for Autism Awareness) & LSBA (London School Beyond Academy) Website: www.lspr.edu/lscaa Follow Fanpage: London School Beyond Academy - Centre for Autism Awareness Twiter: @LSCAA17 & @LSbeyondacademy Instagram: @lscaajakarta & @london_school_beyond_academy

8

Mr. Moch Aldis

LSCAA

(LONDON SCHOOL CENTRE FOR AUTISM AWARENESS) Merupakan divisi Corporate Social Responsibility dari STIKOM LONDON SCHOOL OF PUBLIC RELATIONS JAKARTA Alamat: Sudirman Park Office , Jl. K.H. Mas Mansyur Kav.35, Jakarta Pusat 10220 Tel: 021 29338944  Hotline: 0815 11300 225


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.