Newsetter November 2011

Page 1

Edisi November 2011

UTISM & FRIENDS Newsletter of London School Centre for Autism Awareness Fokus

Simfoni Luar Biasa

1

1. Christian Bautista menyanyikan OST Simfoni Luar Biasa: “I’m Already King” 2. Para Pemain Film “Simfoni Luar Biasa” 3. Penampilan pembuka dari Extraordinary Band.

P

erfilman tanah air kini telah diramaikan oleh salah satu film keluarga dengan tema yang berbeda yaitu tentang anak-anak berkebutuhan khusus berjudul Simfoni Luar Biasa. Film ini berbeda dari film anak-anak lainnya karena menggunakan dialog dalam tiga bahasa, yakni bahasa Indonesia,Tagalog (Filipina) dan Inggris dan dibintangi oleh sederet bintang terkenal asal Filipina seperti Christian Bautista dan Maribeth, serta Ira Wibowo dan Ira Maya Sopha yang sudah terkenal di Indonesia. Simfoni Luar Biasa mengisahkan seorang pemuda Filipina bernama Jayden (Christian Bautista) yang memiliki bakat di bidang musik namun harus pindah ke Indonesia karena tak lagi memiliki uang dan sanak saudara untuk menumpang hidup. Jayden pun tinggal bersama ibunya yang merupakan ketua yayasan dari sekolah anak-anak berkebutuhan khusus. Kekosongan guru musik dan bakat Jayden dalam bermusik membuat Jayden diminta oleh kepala sekolah untuk mengajarkan musik kepada anak-anak berkebutuhan khusus. Jayden yang awalnya putus asa akhirnya kembali bersemangat setelah mengetahui bakat anak-anak didiknya yaitu dengan membentuk paduan suara dan berkompetisi dengan anak-anak lainnya yang berasal dari sekolah umum. London School Centre for Autism Awaremess (LSCAA) berkesempatan menikmati film ini secara perdana pada 28 September 2011 lalu di Prof Djajusman Auditorium & Performance Hall-STIKOM LSPR. Bersama para guru-guru SD, terapis dan individu yang peduli akan autisme, para penonton juga berkesempatan bertemu para pemain utama diantaranya Christian Bautista, Maribeth dan juga Ira Maya Sopha. Acara ini diakhiri dengan penampilan dari Christian Bautista dengan lagunya “I’m already King”.(J.Asher)

Quotes

Just because i cannot­ speak doesn’t mean i have nothing to say ! Autism blog Autism News and Resources Today

1


Wawancara

Memahami Remaja Autisme Setiap anak manusia akan mengalami fase pertum­buhan, dari anak-anak ke remaja dan menjadi dewasa, tak terkecuali anak autisme. Masa remaja adalah topik yang akan kita bahas saat ini, namun­apakah ada perbedaan antara perkembangan anak autisme dengan anak lainnya?bagaimana menghadapi anak-anak tersebut yang notabene memiliki kesulitan dalam berkomunikasi?berikut adalah petikan wawancara dengan Ibu Dr. Adriana S. Ginajar, M.Sc mengenai masa pubertas pada remaja autisme. 1. Di usia berapakah anak spesial mengalami pubertas? Di teori psikologi, pubertas yaitu perubahan secara fisik, kalau untuk anak normal, terjadi pada umur 12 -13 tahun untuk perempuan dan untuk laki-laki umur 13-14 tahun, biasanya anak laki-laki agak sedikit telat. Dalam pubertas selain ada perubahan secara fisik juga ada perubahan hormonal dan nanti setelah itu si anak masuk fase remaja. Untuk anak autis, perubahan yang terjadi sama seperti anak normal, misalnya perubahan fisik pada laki-laki seperti jakun kemudian menjadi lebih tinggi. Untuk perempuan, mulai muncul payudara, dan mengalami menstruasi, akan tetapi memang selalu tidak pada umur yang sama dengan anak pada umumnnya, ada yang mungkin 12 tahun atau ada yang agak lebih lambat 14 tahun misalnya baru mendapat menstruasi. Untuk tahu kapan waktunya, memang bisa berbeda, rentangnya 2 tahun lebih lambat tetapi untuk perubahannya sama. 2. Secara emosional (non fisik), apakah ada perubahan pada anak spesial? Kalau anak normal biasanya menjadi lebih moody dan judes sedangkan pada anak autis, hipersensitifitas sensori-nya lebih tinggi, misalnya pada anak yang sensitif dengan suara menjadi lebih sensitif, kemudian anak yang tidak suka tempat keramaian, bisa cepat ngamuk. Selain itu, mereka menarik diri. Secara emosi perubahan cukup drastis, jadi mereka mudah marah, makin cengeng. Selain itu adanya perubahan cara berpikir, mereka juga cukup banyak mengalami perbaikan. 3. Bagaimana menghadapinya perubahan emosional pada anak spesial? Sebagai contoh, ketika anak saya sudah besar, jika dia mendengar perintah dengan nada tegas atau nada tinggi biasanya dia ngamuk. Untuk itu, kita harus berbicara dengan lembut, pendekatan harus sesuai dengan umurnya. Kita harus sadar bahwa anak kita sudah besar. Mereka tidak ingin dibuat seperti anak kecil lagi, misalnya tidak suka dibelai-belai, atau dicium di depan umum. Untuk itu, sebagai orang tua perlakukan mereka seperti layaknya remaja. Orang tua harus menyadari bahwa anak-anak ini sudah masuk dalam fase remaja. Jika meminta mereka melakukan sesuatu harus dengan kalimat ajakan bukan seperti kalimat perintah. 2

Dr. Adriana S. Ginajar, M.Sc membahas perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja autisme.

4. Apa saja yang harus diajarkan kepada anak autisme mengenai pubertas secara fisik?perempuan?laki-laki? Bagaimana mengajarkannya?mengingat mereka memiliki masalah dalam berkomunikasi. Sebenarnya saya menyebutnya sebagai sex education, jadi artinya bukan membicarakan tentang hubungan sex antara laki dan perempuan tapi lebih kepada kebersihan. Misalnya dari kecil diajarkan kalau mau buang air kecil harus di WC jangan di kebun, ketika lebih besar diajarkan bagaimana mencuci tangan ketika habis buang air besar. Orang tua juga harus mengajarkan kepada si anak mengenai privasi, contohnya selesai mandi, jangan keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil atau telanjang, atau misalnya yang boleh megang alat kelamin hanya ibu atau mbaknya (untuk anak perempuan). Teman pria, kakak/adik laki-laki bahkan ayahnya pun tidak boleh memegang alat kelamin si anak. Untuk anak yang Low functioning, kami praktekkan langsung di depan si anak. Misalnya diajarkan pake pantyliner sejak 10 tahun. Jadi pada saat ibunya mens, dikasih lihat bagaimana membersihkannya, membilas sampai bersih lalu membuangnya. Sedangkan untuk anak yang High functioning, biasanya kami ajak ngobrol aja, kemudian kasih buku, terus baca, atau saling berdiskusi. Untuk laki-laki bisa minta tolong ke guru agama atau ayahnya. Bisa ada yang diberitahu secara langsung, memakai tulisan, ataupun ada yang menggunakan gambar. Contohnya pada saat masturbasi: disini (Sekolah Mandiga) punya ruangan khusus yang disebut ruang tenang, jadi ketika si anak masturbasi, maka segera dibawa ke ruangan tersebut dengan ijin orang tua terlebih dahulu.


Intinya jika memberi penjelasan kepada si anak harus diri. Masalah kedua adalah masturbasi, keinginan seks sehingga disesuaikan dengan kapasitas berpikir anaknya, dan menganggu konsentrasi. Karena hal itu sesuatu yang tidak tidak boleh bosan menjelaskannya, harus terus bisa ditahan. Ketiga adalah masalah bullying, mereka Kalau anak menerus biar si anak ingat. adalah anak-anak yang pintar tapi terlihat culun, normal biasanya dari cara berbicara beda. Sekarang bukan hanya menjadi lebih moody 5. Biasanya kendala/masalah apa yang dialami “dipalakin” tetapi misalnya dipaksa nonton video dan judes sedangkan oleh orangtua dalam menghadapi anak puber? porno. Ada satu juga yang dikunciin dikamar pada anak autis, Masalah pertama biasanya adalah emosi terus divideoin dan buka celana lalu divideoin. hipersensitifitas si anak, terutama untuk orang tua yang tidak Kalau orang tua tidak siap, bisa down. Keempat, sensori-nya lebih dekat dengan anaknya. Jadi cuma terapi atau kesehatan yaitu sering terjadi epilepsi. Masalah tinggi cuma memasukan si anak ke sekolah sehingga sensori dan hormonal. Apapun yang dihadapi, orang mereka tidak tahu apa yang terjadi dengan anaknya tua harus selalu siap menghadapi setiap perubahan yang ketika emosinya lagi meledak-ledak. Seringkali ada yang terjadi pada remaja autis. (Bernida) memukul, ada yang merusak barang, bahkan sampai melarikan

Special Info

Kongres Orang Tua Anak Spesial 1

2

1. Wanda Hamidah, SH,MKn memberikan sambut­annya pada acara Kongres Orang Tua Anak Spesial Indonesia 2. Wanda Hamidah, SH, MKn berfoto dengan salah satu anak berkebutuhan khusus yang menyerahkan hasil karya lukisannya sebagai kenang-kenangan.

Jumat, 28-29 Oktober 2011 kemarin telah diselenggarakan Kong­ res Orang Tua Anak Spesial yang bertempat di Mendiknas, Wisma Handayani yang diadakan oeh Forum Komunikasi Orang Tua Spesial Indonesia (Forkasi). Acara dibuka dengan tari pendet yang diba­ wakan anak-anak berkebutuhan khusus lalu dilanjutkan oleh sambutan Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan yang berbicara mengenai pentingnya payung hukum dan kebijakan khusus bagi pemenuhan hak-hak anak berkebutuhan khusus, beliau juga membahas mengenai komitmen pemerintah untuk mewujudkan Indonesia Layak anak dangan perlindungan dan pemenuhan terhadap hak-hak anak termasuk ABK. Wanda Hamidah, SH.MKn yang juga merupakan salah satu anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta dan Ke­tua Advokasi dan Perlindungan Hukum–Komnas Perlindungan Anak (KPAI) juga memberikan sambutan yang menekankan penyebutan anak penyandang diganti menjadi anak penyandang keterbatasan dan berkebutuhan khusus dan pemenuhan hak-hak ABK tersebut. Seminar dimulai oleh Dr.Eka Viore,SPKJ-Kepala Pusat Intelegensia Kesehatan yang menjelaskan mengenai pemenuhan hak anak berkebutuhan khusus dalam bidang kesehatan yang terdiri dari 3A, yaitu: • Asih yakni emosi kasih sayang antara orang tua dan anak • Asuh yaitu Kebutuhan Fisis Blomedis yang terdiri kebutuhan pangan /gizi, perawatan kesehatan dll dan •Asah yakni Stimulasi Mental proses pembelajaran, dan pelatihan. Lalu beliau juga menjelaskan mengenai peningkatan kesadaran orang tua yang memiliki anak ABK dan bagaimana pelayanan ke­ sehatan serta pola pembinaan yang baik bagi anak ABK. Diselingi penampilan anak-anak dan Sekolah Autis Harapan Utama

Depok, seminar kembali dilanjutkan oleh Rovanita SE, MH yang menyampaikan mengenai harapan orang tua akan lahirnya kebijakan hukum yang melindungi hak-hak ABK dalam Bidang Kese­hatan, Pendidikan dan Hak-hak Asasi Lainnya. Di sesi terakhir, Ibu Novida menjelaskan mengenai tantang­an dan hambatan dari berbagai pihak mengenai penanganan anak spesial: • Dari pihak orang tua: Kurangnya pengetahuan dan kesadaran orang tua tentang hak anak berkebutuhan khusus yang menyebabkan anak spesial ini tidak bersekolah. • Dari pihak sekolah: Kesadaran dan pemahaman kalangan pendidik tentang pendidikan inklusi masih sangat beragam bahkan ada yang beranggapan bahwa pendidikan inklusi menurunkan kualitas sekolah yang bersangkuatan. • Dari Guru Pembimbing Khusus (GPK) yakni pemberian kompensasi transport dan honor GPK yang tidak sesuai dan belum ada aturan yang jelas yang menyebabkan GPK kesulitan untuk mobilisasi ke sekolah-sekolah serta status kepegawaian GPK yang belum jelas. • Dari Pengambil Kebijakan dan Pemerhati Pendidikan: adanya mutasi di jajaran pengambil keputusan yang menyebabkan berbagai rencana dan program kerja berjalan dengan tidak baik dan tidak sesuai dengan rencana, selain itu sosialisasi ke jajaran pemerhati pendidikan masih kurang sehingga pemahaman tentang pendidikan inklusi masih sangat beragam bahkan masih banyak yang salah kaprah. Berbagai kesulitan ditemui oleh para orang tua dalam membesarkan anak-anak mereka yang berkebutuhan khusus, oleh karena itu para orang tua sangat mengharapkan bantuan dan penegasan hukum anak mereka agar tidak dibandingkan atau didiskriminasi oleh pihak lain.(vivi arianti, grace) 3


Special Info

Remaja Autisme dan Perubahannya oleh: Regina R. Rastrullo, M.A. ed (sped), OT

M

asa transisi adalah tantangan lain bagi orang-orang dengan gangguan spektrum autisme (ASD). Apakah transisi dari satu sekolah ke sekolah lain, satu guru ke guru yang lain, satu kelas ke kelas yang lain, dari usia dini hingga remaja sampai dewasa, semua itu perlu dipersiapkan. Informasi dapat diberikan kepada mereka sehingga mereka dapat memiliki gambaran dan keterangan untuk kelancaran transisi.

Masalah Remaja

Masa remaja adalah masa hidup yang sulit bagi kebanyakan orang. Kadar hormon mulai menyala, terjadi perubahan pada tubuh dalam cara yang aneh namun indah, dan remaja selalu berubah. Pubertas, kebersihan, seksualitas, kencan, dan keterampilan sosial merupakan tantangan khusus untuk anak-anak dengan ASD.

Pubertas dan Kebersihan

Pubertas biasanya adalah masa yang sulit, bahkan untuk orang neurotypical. Tubuh, hormone dan suasana hati berubah. Semua anak-anak remaja perlu memiliki pemahaman tentang apa yang terjadi dalam tubuh mereka. Anak-anak dengan ASDs memerlukan informasi lebih lanjut dan masukan dari orang tua saat ini. Hal yang perlu diingat adalah:  Anak laki-laki biasanya mulai pubertas sekitar usia sebelas tahun dan bisa bertahan sampai usia tujuh belas tahun. Mereka mulai memproduksi testosteron, yang mengarah ke perubahan dalam tubuh seperti pertumbuhan rambut pada wajah dan kaki dan di bawah lengan, otot-otot tumbuh, pertumbuhan eksplosif, suara memperdalam, pertumbuhan penis dan testis, dan adanya jakun. Anak laki-laki harus diberitahu tentang bagaimana tubuh mereka berubah, tentang ereksi dan “mimpi basah” yang dapat terjadi ketika mereka sedang tidur, dan ejakulasi dapat terjadi ketika penis mereka digosok, atau mereka mungkin bingung dan bertanya-tanya apa yang salah dengan mereka.  Perempuan biasanya mulai pubertas sebelum anak lakilaki, kadang-kadang mulai usia sembilan tahun. Pada anak perempuan, bentuk tubuh secara keseluruhan mulai berubah seperti payudara dan pinggul mulai berkembang, siklus menstruasi dimulai, dan rambut mulai tumbuh di kaki dan daerah kemaluan dan di bawah lengan. Adalah penting bahwa anak perempuan diberitahu tentang siklus menstruasi sebelum periode pertama mereka, sehingga mereka tidak bingung dan kesal dan berpikir ada sesuatu fisik yang salah. Mereka juga perlu diberitahu siapa orang yang tepat untuk membicarakan hal ini dengan (orang tua, guru, pacar). 4

Regina R. Rastrullo, M.A. ed (sped), OT

Satu dari empat anak autisme dapat mengalami kejang selama masa pubertas, mungkin karena perubahan hormon dalam tubuh meningkat. Kadang-kadang kejang tersebut terlihat, tapi untuk beberapa orang, ada yang tidak terdeteksi oleh pengamatan sederhana.  Pubertas menyebabkan munculnya keringat, dan beberapa remaja mengembangkan peningkatan jumlah minyak di kelenjar mereka sehingga muncul jerawat. Kebiasaan yang baik harus dikembangkan. Mengajarkan cuci muka setiap hari dan penggunaan deodoran adalah cara yang baik untuk memulai. Anak laki-laki harus diberitahu mengenai pertumbuhan rambut di wajah. Sedangkan anak perempuan harus belajar untuk menggunakan produk-produk kewanitaan.  Pengajaran tentang pubertas tergantung pada tingkat pemahaman anak Anda. Beberapa anak akan membutuhkan penjelaskan disertai gambar beberapa kali bahkan ada juga yang harus dijelaskan berlang kali. Jika anak anda belajar dengan sangat lambat, mulailah lebih awal dalam mengajarkannya. Batas hubungan. Ini bisa menjadi konsep yang sulit diajarkan. Pertama-tama anak Anda harus belajar lebih banyak tentang berbagai hubungan (suami, istri, saudara, bibi, kolega, teman dekat, tetangga, dan orang lain). Perumpamaan mengenai hubungan ini dapat menggunakan selembar kertas besar dengan titik di tengah dan lingkaran meningkat di sekelilingnya. Setiap lingkaran mendefinisikan perilaku yang dapat diterima orang dalam lingkaran ini. Lingkaran terdekat ke titik mewakili perilaku orang “dekat memeluk” dalam lingkaran ini dan lingkaran di samping “pelukan hangat,” dan sebagainya dengan “jabat tangan”, “gelombang”, dan sebagainya . “Orang Asing” akan menjadi yang terbesar lebih jauh dari lingkaran. Gambar ini dapat ditaruh di kamar anak anda. Dengan menambahkan orang-orang (dengan nama atau gambar) ia tahu lingkungan yang berbeda. Kemudian, ketika ia bertemu orang baru, Anda dapat menambah lingkaran. Sebuah buku yang berguna untuk mengajari remaja tentang masalah ini adalah Merawat Diri: A Hygiene , Puberty and Personal Curriculum for Young People with Autism by Mary Wrobel. 


Profile

Ibu Nini:

Mengajarkan Pubertas Sejak Awal Penampilan Ervita saat acara peringatan hari peduli autisme sedunia yang diselenggarakan di salah satu mall di Jakarta.

Nama : Ervitha Puspadewi Tanggal lahir : 6 oktober 92 Pekerjaan : Assisten guru di Wilakertia Nama ibu : Ibu NINI

Ervita dan Mama

M

asa remaja adalah masa yang cukup sulit dilewati, di masa transisi ini tak hanya perubahan fisik yang terjadi namun juga emosi yang seringkali tak menentu. Sebagai remaja dengan autisme, Ervita tentu telah melewati masa ini. Bagaimana sang Ibu, Nini, menjelaskan kepada Ervita mengenai hal ini? apakah ada kendala yang dihadapi?simak penuturan beliau pada tim Autism & Friends. 1. Di usia berapakah Ervita mengalami menstruasi dan bagaimana ibu mengajarkan kepada Ervitha bahwa setiap wanita akan mengalami hal ini? Ervita mulai mengalami menstruasi sekitar umur 11 tahun. Jadi ketika umur 10 tahun, saya mulai mengajarkan hal ini kepada Ervita. Ketika saya sedang menjelang habis menstruasi saya beritahu, saya panggil Ervita, kemudian saya kasih lihat bekas saya. Saya jelaskan kalau suatu hari, Ervitha akan mengalami hal ini kalau Ervitha sudah beranjak remaja. Jadi Ervitha tidak perlu kaget. Setahun kemudian, Ervitha bilang: “Ibu, Ervitha keluar darah�. Setelah itu saya kasih tahu bahwa Ervita sudah besar, jadi tidak boleh merengek-rengek lagi, tidak boleh dipegang-pegang. Saya mengajarkan kalau pembalut harus dibersihkan dengan air, jika sudah bersih dimasukan ke dalam kantong plastik hitam lalu ditaruh di tempat sampah. Kebetulan Ervita adalah anak yang cepat tanggap, jadi ketika dikasih tahu sekali, langsung mengerti. 2. Apakah Ervita pernah mengungkapkan rasa ketertarikannya pada lawan jenis? Belum pernah dekat dengan lawan jenis, waktu SMA ada 3 orang

yang senang sama Ervitha, yang paling dekat dan sering smsan dengan Ega. Ervita belum terbuka mengenai masalah ini karena kata mbak Ii (kakaknya), Ervita belum boleh pacaran kalo masih sekolah, jadi masih malu. Kalau dia smsan senyumsenyum tapi kalau ditanya masih malu. Tapi aku kasih tau klo Ervita suka sama cowok, bilang aja ke ibu atau ke kakak. 3. Komunikasi menjadi suatu masalah yang berarti saat sang anak tumbuh dewasa, apakah hal ini terjadi pada Ervita? Jika ya, bagaimana ibu mengajarkannya untuk terbuka mengenai dirinya? Saya mengajarkan kepada anak saya harus bersikap terbuka sehingga ketiga anak saya selalu terbuka sama saya. Ketiga anak saya, saya anggap seperti teman. Ervita berbeda jadi segala hal dia liat dan dengar, dia cerita. Tetapi Ervita tidak pernah menceritakan hal-hal yang tidak perlu diceritakan. 4. Adakah tips khusus dalam mengajarkan anak dalam menjaga tubuh dan dirinya mengingat ia mengalami perubahan dari anak-anak menjadi dewasa? Saya mengajarkan senam kepada Ervita dan juga mengurangi makan. Jadi waktu SD, Ervita lebih besar dari sekarang. Ada foto orang terbesar, diprint sama kakaknya dan ditempel di ­kamar Ervita. Jaga pola makan. Terus waktu SD masih pake minyak kayu putih, ketika SMP memakai bedak, lalu ­beranjak SMA memakai deodorant biar tidak bau badan. Begitupun dalam merawat muka, setiap pulang darimana pun pasti ­dibersihkan. (Bernida) 5


Resep

Ayam Bungkus Daun Horenzo Panggang BAHAN: • 1 siung bawang putih, cincang halus • 1 sdt daun ketumbar halus • 2 sdm minyak goreng • 1 lembar dau jeruk • 1 iris lengkuas • 1 iris jahe • 1 sdm santan kental • Garam secukupnya • 2 potong paha atas ayam, potong dadu kecil-kecil, lumuri dengan jeruk nipis dan sedikit garam • 5 lembar daun horenzo/sawi hijau, rebus 3 menit sampai layu • 5 lembar kucai rendam dalam air panas selama 1 menit

CARA MEMBUAT: 1. Panaskan minyak goreng dalam wajan. Tumis bawang putih dan daun ketumbar 2. Bila sudah harum masukkan daging ayam, daun jeruk, seiris lengkuas, seiris jahe, dan 1 sdm santan kental. Masak terus sampai santan habis, tambah garam bila perlu. Angkat. 3. Lima lembar daun horenzo/sawi diisi dengan tumisan ayam, dibuat jadi 5 bungkusan yang diikat dengan kucai, rapikan. Letakkan dalam pinggan/mangkuk tahan panas yang telah diolesi mentega dan diberi 60 ml kaldu ayam. Panggang dalam oven selama 10-15 menit

Resensi

Autisme & Masalah pada Sistem Pencernaan yang Penting untuk Anda Ketahui

B

uku Autisme & masalah pada sistem pencernaan-yang penting untuk anda ketahuiadalah buku yang membahas khusus mengenai masalah pencernaan bagi anak autisme. Anak-anak dengan gangguan spektrum autisme sering kali mengeluhkan ketidakberesan pada pencernaan mereka seperti diare, konstipasi, sakit perut, dan perut kembung. Ternyata semua ini tidak bisa dianggap remeh. Riset di berbagai penjuru dunia menegaskan laporan para orangtua bahwa banyak dari anak-anak ini sebenarnya me­ ng­alami kondisi serius, yang jika tidak ditangani, akan terus-menerus menjadi sumber rasa sakit dan memperparah gejala perilaku autistik. Rosemary Kessick merangkum gejalagejala gangguan pencernaan yang sering dialami anak-anak itu dan menjelaskan kondisi medis yang mendasarinya. Ia juga memberikan saran-saran praktis tentang bagaimana kita bisa membantu mengurangi penderitaan mereka. Di sini, hasil riset terbaru disertai glosarium istilah-istilah medis disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami. Sebagai panduan tentang segala sesuatu mengenai gangguan pencernaan yang di­ alami anak-anak autis, buku ini merupakan sumber informasi penting bagi para orangtua, guru, anggota keluarga lainnya, dan pengasuh yang perlu mengetahui cara membantu anak-anak autistik. Tertarik dengan buku ini? Dapatkan di toko buku terdekat.

6


Cerita Inspirational

Kepiluanku Punya Adik yang Autis Oleh: Alya Triska Sutrisno

A

walnya saya sebagai seorang kakak tidak begitu dekat dan berusaha untuk dekat dengan adik saya. Dulu, senang sih punya adik, tapi setelah saya perhatikan baru saya menyadari bahwa adik saya berbeda dengan yang lain. Dia tak pernah menoleh dan menanggapi orang lain, dia seolah-olah punya dunia tersendiri yang di batasi oleh tembok sebesar “great wall”, dia seolah-olah menarik dirinya dari kami, keluarganya. Apalagi saat dia sedang mengamuk seolah-olah tak peduli dengan siapa dia berhadapan, setiap orang yang ada di hadapannya pasti digigit dan di jambak-jambak, kalau kami keluarganya di siksa sih tak masalah, tapi kalau itu orang lain? mau ditaruh dimana muka kami? Mau ngomong apa ke mereka? Sedih sih sedih, tapi toh dia bukan tanggung jawab saya, itu pikiran saya dulu. Awalnya, saya benci dengan adik saya. Gara-gara dia, saya harus mengalah dalam segala hal seperti: perhatian orang tua, barang-barang yang saya miliki dirusak dan tidak hanya itu saja saya juga sangat minder apabila semua teman-teman saya mulai menceritakan tentang adik mereka. Saya sedih dan iri saat mereka berbicara tentang bagaimana adik mereka menggangu mereka, bermain dengan mereka. Saat mendengar itu semua hati saya menangis dan hati saya berbisik,” ya Allah, kenapa adik saya tidak seperti mereka, kenapa engkau ciptakan adik hamba beda dengan adik mereka, kenapa?” Tapi setelah itu, saya baru tahu kalau adik saya seorang ­AUTISME, apa itu? apa mempengaruhi adik? Begitu banyak pertanyaan yang muncul di benakku, tapi ya sudahlah, saya melihat orang tua saya sudah begitu terpukul dengan keadaan ini, jadi saat itu saya bertekad saya harus membantu orang tua saya. Walaupun malas menjaganya tapi saya harus mau, AAARGHHH, kesal saya tapi mau tak mau saya harus MENERIMANYA. Saya pun mulai mendekatinya, memahami apa yang ia lakukan,

Saat mendengar itu semua hati saya menangis dan hati saya berbisik, ”ya Allah, kenapa adik saya tidak seperti mereka, kenapa engkau ciptakan adik hamba beda dengan adik mereka, kenapa?”

Aku dan Adik sebelum main outbound

tapi ujung-ujungnya pasti kami berantem, itulah alasan kenapa saya tidak betah di rumah lama-lama. Tapi lama-lama saat saya mengamatinya, saya menyadari ia berubah, mulai bisa berbicara, berinteraksi, tapi hal yang paling membuat saya terharu ketika saya ditinggal berdua di rumah bersama dia. Saat itu orang tua saya sedang bertengkar, awalnya saya berbicara sendiri di sampingnya. Saya berpikir, pastilah ia tak mengerti apa yang saya alami, tapi ternyata dia menangis untuk saya, menangis meraung-raung. Sejak saat itu saya mulai tidak me­remehkannya. Dengan segala kekurangannya, saya mencintai dan menyayangi adik saya setulus hati saya. Adikku…walau sekarang kakak jauh disini, ingat janji kita, jangan pernah mengecewakan orang tua kita, kakak percaya walau adik mempunyai kekurangan, walaupun adik berbeda dari temanteman adik, adik pasti bisa jauh lebih hebat, lebih membanggakan, jangan menyerah dik, ayo berjuang, kita sama-sama berjuang untuk masa depan kita. 7


Directory

DAFTAR SEKOLAH INKLUSI DAN PUSAT TERAPI AUTISME

1

Kitty Centre Jl. Karang Tengah Raya -Tamansari II No. 34 , Jakarta Selatan Telp: 021-7655129

2

Perkumpulan Terapis Rumah (Koord. Ibu Ria) Otista III No. 33 Kel. Bidaracina, Kampung Melayu, Jakarta Timur Telp: 0818931495

3

Mandiga School for Autism Jl. Mulawarman no. 3, Kebayoran Baru, Jakarta 12110 Telp: 021-7220153

4

Sekolah Harapan Utama Ananda Jl. Kemang Raya no. 60 Studio Alam TVRI - Depok Telp: 021-27363073/081399058854

5

Pra TK/TK/SD/SMP Pelangi Lazuardi GIS Jl. Garuda Ujung No 35, Griya Cinere1 Limo Depok 6515 Telp: 021-7534841 Fax: 021-7534519

6

WILA KERTIA (Ibu Dewi Semarabhawa) Jl. Maleo I Blok JA No. 20 Sektor IX Bintaro Jaya , Jaksel Telp: 021-7450426

Tata Cara AUTISM & PFeRnIEdaftaran Peser ta Baru NDS Me LONDON SCH OOL CENTRE mbership

(LSCAA)

Berikut adalah beberapa pers yaratan yang ha dilengkapi untu rus dilakukan da k mendaftar se n ba gai murid baru 1. Melengkapi : formulir pendaf taran & menye dibutuhkan se rahkan dokum perti : en yang a. Surat Izin dari Orang Tua/ Wali Peserta un anggota tuk menjadi Autism & Friend s b. Pasfoto te rbaru : 3 x 4 se banyak 4 (empa 2. Pertemuan t) lembar, berw Dengan Orang arna Tua atau Wali Pertemuan deng C al on Anggota an orang tua at au wali dari ca setelah melengk lon murid akan api formulir pe dilakukan nd aftaran Autism 3. Biaya & Friends Mem bership Anggota Autism & Friends dikena kan biaya adm Rp. 50.000/ Ta inistrasi sebesa hun r (Harap melaksa nakan pembaya ra n administrasi se 4. Fasilitas tiap tanggal 1J uli) a. Konsulta si gratis melalui hotline mengena b. Konsulta i Autism Awaren si gratis melalui ess hotline dengan c. Mendapa Te rapis tkan informasi seputar kegiat diseleng an yang akan garakan London Sc hool Centre d. Mendapa for Autism Awar tkan kesempata eness n untuk menam di Newsle pilkan karya da tter Autism & Fr n prestasinya iends e. Mendapa tkan Newslette r Autism & Frie f. Mendapa nds per dwi wul tkan merchandi an se Autism & Frie • T-Shirt nds: Autism & Friend s • Gelan g Autism & Frie nds • Gantu ngan Kunci Aut ism & Friends • Tas Aut ism & Friends g. Mendapa t kesempatan m engikuti Extra C yang ak urricular Autism an diselenggara & Friends kan di STIKOM Relations Th e London Sc hool – Jakarta, Jl. K. of Public H Mas Mansyur 10210. Se Kav. 35, Jakart tiap Sabtu Pagi a Pu sat : 10.00 – 11.00 yaitu sebe WIB dengan ha sar Rp. 30.000 rg a / Bulan (Peserta khusus oleh Ora wajib didampi ng Tua/ Saudar ngi a/ Pengasuh (C mengiku aregiver) pada ti dan berlang saat sungnya Extra Autism & C ur ricular Friends.

The Team LSCAA juga didukung oleh : Principle : Yayasan Pesona Pribadi Sejahtera Publisher : Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR Publication Division : Joe Harrianto Editor : Aprida Sihombing Designer : Anies Alwi Reporter : Ruliani Fitri, Bernida, J. Aser, Toshiko, Irda Saran dan Masukan : London School Centre for Autism Awareness Jl. K.H. Mas Mansyur Kav. 35 Sudirman Park A-09, Jakarta Pusat 10220 Hotline: 081511300225 Email: csr@lspr.edu Website: www.lspr.edu/csr/autismawareness

8

FOR AUTISM A WARENESS


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.