Ekonomi Islami, Dari Bank Syariah Hingga Bisnis Kencing Onta

Page 1

EKONOMI ISLAMI Akal Bulus Bank Shariah Hingga Bisnis Kencing Onta


twitter: @islamexpose

"Emangnya kalo bank Islam menamakan hamburger mereka sebagai 'Mecca Burger' --tapi tetap mengandung komposisi bahan yang sama seperti burgernya McDonald-- apakah itu akan menjadikan keduanya beda rasanya?" - (Muhammad Salim)

Shariah, “Selonong-boy” Lewat Bank?

Islamic Banking Tidaklah Islami By Ohmyrus

I

slam melarang bunga pinjaman. Ini jelas dinyatakan dalam Quran 2.278 dan 279: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan RasulNya akan memerangimu. Dan jika kamu bertobat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.” Saya percaya bahwa pada jaman dulu (sama seperti negara-negara dunia ketiga saat ini), bunga pinjaman menjadi beban yang membuat melarat orang-orang yang sudah miskin. Alasannya biasanya karena ada satu atau dua orang kaya (biasanya pemilik tanah) disuatu dusun yang meminjamkan uang, dan pada akhirnya yang meminjam makin miskin karena bunga pinjaman yang bertumpuk-tumpuk dan tidak dapat mengembalikannya. Ada penggambaran menarik dari seorang tuan tanah yang menjadi lintah darat dalam sebuah buku VS Naipul, “India: A Wounded

email: namasamaran@riseup.net

1


twitter: @islamexpose

Civilization�. Tulisnya: “Dan didusun ini, suku bunga naik begitu tinggi, sampai 10 persen lebih sebulan, sehingga hutang itu sekali diterima, si penghutang tidak akan pernah bisa membayarnya kembali.� Orang yang dia lukiskan adalah seorang kepala dusun yang juga seorang tuan tanah, sebuah figur yang lebih penting bagi kehidupan penduduk dusun disitu dibanding dengan pemerintah pusat. Rumahnya selalu penuh dengan hasil panen. Ini memberinya kekuasaan. Para penghuni dusun yang tidak dapat membayar menjadi tenaga kerja gratis baginya. Mereka malah menaruh hormat yang dalam pada tuan tanah ini. Tidak ada sesuatupun yang terjadi didalam dusun tanpa restunya. Dia dianggap orang baik karena menyediakan makanan bagi penduduk dusun jika ada kelaparan/kekurangan pangan. Tapi orang ini memperalat kekuasaan yang dia punya. Untuk membayar utang, penduduk dusun ada yang dilaporkan menjual anak-anaknya ke dalam prostitusi. Dengan melihat itu, larangan terhadap riba/bunga itu bisa dibenarkan dan menjadi sebuah kebijaksanaan. Tapi untuk mereka yang menolak apapun yang berkaitan dengan si pendiri islam, Muhammad, kalian bisa dengan mudah menemukan motif yang kurang baik dalam hal ini. Misalnya: Mungkin ia cuma mencoba mendapatkan pejuang dengan gratis diantara mereka yang penduduk kelas berutang dan miskin dengan menjadi Robin Hood atau Mao Tse Tung. Sama seperti pemerintah pusat kadang melihat para lintah darat ini sebagai penghalang bagi rencana pembangunan mereka, si nabi islam juga mungkin melihat bahwa rencananya terhalangi oleh grup ini. Dia mungkin tidak suka berbagi kekuasaan dengan siapapun. Pilih oleh kalian, motif yang mana yang kamu senangi. Tapi apapun alasan aslinya, pelarangan bunga pinjaman ini sudah kadaluarsa dijaman sekarang. Akar masalahnya dijaman dulu adalah sedikitnya peminjam uang. dengan begitu mereka mampu meminjamkan dengan suku bunga yang tinggi karena tidak ada saingan. Orang kaya terdekat atau kepala dusun terdekat mungkin jauh dan bahkan jika adapun tidak ada yang rela meminjamkan uang kepada penduduk dusun seberang yang miskin yang meminta bunga lebih rendah. Para penduduk ini buta huruf dan tidak sadar akan adanya sumber keuangan lain. Tapi di dunia modern, terdapat banyak peminjam uang. Jika satu bank

email: namasamaran@riseup.net

2


twitter: @islamexpose

bunganya terlalu tinggi, kalian bisa pergi ke bank lain. Uang mengalir antar benua dari peminjam ke pengutang dengan sekali sentuh tombol komputer. Suku bunga yang kau bayar sangat bersaing dan tidak dinaikkan secara semena-mena oleh situasi yang termonopoli. Tapi para muslim masih berkutat untuk memuaskan kebutuhan modern yang bertentangan dengan iman mereka. Hasilnya adalah bangkitnya Islamic Banking yang dimulai di Dubai 1975 dan saat ini menjadi industri bernilai $200 milyar. Islamic Banking tidak dimulai untuk melayani kebutuhan keuangan tapi untuk memenuhi kebutuhan religius. Teorinya, islamic banking harus bekerja seperti berikut: Depositor menyimpan uangnya di bank yang mana kemudian menyediakan dana untuk para pebisnis dengan imbalan pembagian keuntungan (atau kerugian). Keuntungan (atau kerugian) ini disalurkan pada depositor. Bunga mungkin dilarang tapi keuntungan tidak. Jadi apa perbedaan antara bunga dan keuntungan? Kunci perbedaannya adalah: bunga itu bersifat tetap dan pasti, sedangkan keuntungan tidak. Jadi makin sukses suatu proyek, semakin banyak bank akan mendapat untung dan menyalurkan keuntungan ini ke depositor. Ini disebut Profit/Loss Scheme (PLS) dan dianggap adil menurut para cendekiawan muslim. Tidak membagi keuntungan dengan bank dan depositor dianggap tidak adil. Tapi, rencana ini punya kelemahan besar. Ingat, semakin tinggi keuntungan, semakin tinggi resikonya. Cacat yang utama adalah bank dan depositor harus membagi risiko dari kegagalan proyeknya, yang mana dalam kasus yang terburuk bisa mengakibatkan hilangnya seluruh simpanan. Depositor itu bisa jadi seorang pensiunan yang tidak mau mengambil risiko. Dia cuma ingin yakin uangnya aman dan cukup puas dengan keuntungan (dengan kata lain ‘bunga’) yang kecil dari simpanannya di bank. Jika dia rela mengambil risiko tinggi dengan harapan mendapat keuntungan besar, sudah ada instrumen lain untuk dia tanamkan uangnya. Dia bisa membeli saham langsung atau melalui trust funds. Jika dia pikir George Bush akan berperang melawan negara-negara Poros Setan, dia dapat membeli saham Kontraktor pertahanan seperti McDonald Douglas. Jika dia pikir masyarakat menjadi makin suka seks dan dosa, dia bisa membeli saham pabrik kondom.

email: namasamaran@riseup.net

3


twitter: @islamexpose

Islamic banking didirikan tidak untuk memenuhi kebutuhan bagi kelompok-kelompok ini, karena mereka telah terlayani dengan baik. Tapi Islamic Bank, bagaimanapun, tidak juga cuma melayani sekelompok orang yang hanya ingin menyimpan jumlah uangnya dan cukup puas dengan suku bunga rendah. Jika semua bank didunia ini islamic, kelompok orang ini harus menyembunyikan uang mereka dibawah bantal agar uang mereka tetap utuh. Tapi mereka harus menghabiskan banyak uang untuk racun tikus dan perangkapnya agar yakin uang mereka tidak dimakan. Tidak tahu kenapa, islam cenderung membawa orang-orang kembali ke abad 7. Aku jadi bertanya-tanya. Masalah lain dengan PLS (Profit/Loss Scheme), biasanya ada insentif bagi pebisnis yang mengambil uang bank untuk melaporkan sebuah kerugian. Dengan cara itu, mereka tidak punya keuntungan untuk dibagikan dengan bank. Dapatkah kau lihat ironinya? Dibawah sistem keuangan “kafir� yang modern, manajer yang serakah dan curang melaporkan keuntungan ketika sebenarnya mereka rugi, jadi mereka mendapat uang dari pembagian keuntungan tersebut. Dibawah sistem keuangan dunia Islam yang sungguh “menakjubkan� ini, pebisnis curang akan mencoba melaporkan kerugian, ketika sebenarnya mereka untung. Ini dapat dilakukan dengan sedikit hitunghitungan akunting. Saya kasih contoh sederhana. Misal, pemilik perkebunan korma perlu uang untuk membeli tahi onta Arab sebagai pupuk. Bank meminjamkan uang dengan imbalan pembagian keuntungan. Dia pakai uang itu untuk beli tahi onta dari pedagang tahi unta yang sebenarnya iparnya sendiri dengan harga yang ditinggikan. Ini akan menaikkan biaya-biaya. Dia tidak mendapat keuntungan dari penjualan kormanya karena dia membeli tahi kelas F (lapornya) bukan kelas A. Dia tidak berhutang pada bank, karena perkebunannya rugi, tapi dia bagi uang itu dengan si iparnya tadi. Untuk mencegah pemalsuan, islamic bank harus punya pengetahuan mendetail mengenai bisnis yang mereka masuki dan punya peran dalam manajemennya. Dalam kasus ini, bank harus mampu membedakan tahi kelas A dan tahi kelas F. Dalam praktek, hal ini mustahil dilakukan oleh bank untuk keahlian mendetail dalam dunia bisnis yang luas ini. Bahkan jika mereka bisapun, mereka tidak punya tenaga manusia untuk mengawasi keputusan-keputusan manajemen.

email: namasamaran@riseup.net

4


twitter: @islamexpose

Dalam sistem bank konvensional, bank biasanya tidak terlibat dalam manajemen. Trik Akunting lainnya yang dapat dilakukan untuk mengurangi keuntungan adalah sbb: 1) Early recognition of expenses. 2) Late recognition of revenues. 3) Change from FIFO accounting to LIFO accounting 4) Shortened amortization/depreciation periods 5) Reporting bogus revenues. Etc Dalam praktek, islamic bank sadar akan masalah ini. Sebuah laporan dari The Institute of Islamic Banking and Insurance menyatakan: “Waktu membuat sistem berdasarkan bunga alternatif, disadari bahwa skala besar mengenai sistem PLS dalam islamic banking dapat menjadi risiko dan bahaya yang serius bagi islamic bank karena kecenderungan yang meluas dalam pemakaian praktek-praktek akunting yang tidak etis untuk menyembunyikan keuntungan yang sebenarnya, ketidaktahuan bunga tinggi dan alasan-alasan lain.” Dalam prakteknya, kebanyakan yang disebut islamic banking tidak benar-benar berdasarkan pada sitem PLS. Ini berarti depositor dan bank mendapat kembalian uang yang tetap dari uang simpanan mereka. Instrumen keuangan yang umum itu adalah: 1) Muradaha (Cost-plus sale). 2) Deferred payment sales 3) Purchase with deferred delivery 4) Leasing 5) Loans with a service charge Yang paling penting adalah Muradaha. Cara kerjanya: Bank, atas permintaan klien, membeli barang dan menjual kembali barang tersebut ke klien dengan keuntungan (baca: bunga) tetap tanpa melihat sukses atau gagalnya bisnis si klien. Pembayaran dapat sekaligus atau beberapa kali dalam sekian tahun. Risiko satu-satunya bagi bank adalah jika si klien tidak menghormati perjanjian untuk membayar – sama saja seperti bank konvensional (non-islam). Baik kliennya menghasilkan banyak uang (untung) ataupun kehilangan (rugi), dia berhak untuk meminta “keuntungan” tetapnya. Jadi, intinya tidak ada perbedaan dengan sistem keuangan konvensional. Podo wae alias sami mawon. Sama juga dengan instrumen-instrumen lainnya.

email: namasamaran@riseup.net

5


twitter: @islamexpose

Seluruh islamic banking sebenarnya adalah sebuah kelakuan yang membohongi diri sendiri. Cendekiawan muslim, Hakim Taqi Usmani berkata: “Islamik bank memakai instrumen Muradaha dalam rangka kerja standar seperti LIBOR (London Interbank Offered Rate) dll. Dimana hasil bersih tidak berbeda dari transaksi yang berdasarkan bunga.” Dia menambahkan, “Saat orang-orang sadar bahwa hasil bersih transaksi dalam islamic bank sama dengan transaksi dengan bank biasa, mereka akan ragu-ragu atas fungsi islamic bank. Dengan begitu, jadi sangat sulit untuk berdebat tentang islamic banking dengan orang-orang ini, khususnya jika mereka non-muslim yang merasa bahwa ini cuma pelintiran/kebohongan dokumen-dokumen saja.” Dengan jujur pula, Institute of Islamic Banking and Insurance menulis: “Kalau masalah ini berkelanjutan, bahkan akan banyak muslim mungkin akan ragu pada feasibility, praktek dan kegunaan dari Islamic system of Banking meskipun sebenarnya kesalahan ada pada kita & bukan pada sistemnya.” Saya pribadi berpikir sebaiknya muslim bilang kesalahan ada pada sistem dan bukan pada diri mereka. Mereka harus berhenti mengelabui diri mereka sendiri dan mengakui bahwa meminjamkan uang untuk mendapat bunga adalah bagian dari dunia modern dan tidak dapat dilarang. Tapi untuk mengatakan itu sama saja dengan mengakui bahwa sistem mereka cacat dan dengan begitu seluruh bangunan dari sistem ekonomi islam akan runtuh. Terlalu menyakitkan untuk melakukan itu dan kalian mungkin akan dituduh memfitnah/murtad/blasphemy dll. Jadi muslim akan terus membenturkan kepala mereka ke tembok mencoba memaksakan berfungsinya islamic banking. Itu sebuah Mission Imposible.

Sumber -- English Version

email: namasamaran@riseup.net

6


twitter: @islamexpose

email: namasamaran@riseup.net

7


twitter: @islamexpose

Banks are helping sharia make a back-door entrance

AKAL BULUS BANK SHARIAH TAREK FATAH Jan 25, 2008

KANADA: PM Dalton McGuinty menegaskan dengan sejelas-jelasnya, "Tidak akan ada Sharia di Ontario." Kami lega mendengarnya. TAPI ternyata Muslim punya berbagai akal bulus untuk menyelundupkan shariah ke negara Barat! Dan kali ini Shariah didukung oleh bank-bank utama Kanada macam Citibank NA, HSBC Holdings PLC, dan Barclays PLC sudah mendukung sistim perbankan ala Shariah dan mulai menawarkannya ke penduduk Muslim di Barat. Mei 2007, The Globe melaporkan bahwa "Sejumlah institusi finansial Kanada menyiapkan dana hipotik sesuai shariah, assuransi, lisensi taxi dan dana investasi bagi Muslim, dsb dsb. Asal usul perbankan Islam adalah di tahun 1920an, dan baru gencar dikonkritkan pada akhir tahun 70an dan merupakan doktrin para Muslim tulen terkemuka — Abul Ala Maudoodi dari Jemaah Islamiyah di Pakistan dan Hassan al-Banna dari Jemaah Islamiyah di Mesir. Teori perbankan shariah ini dipraktekkan diktator Pakistan, Jendral Zia-ulHaq. Dasar hukum mereka adalah bahwa ayat-ayat Quran melarang riba. Al Baqarah (2:275): God hath permitted trade and forbidden usury; Al Baqarah (2:276): Allah does not bless usury, and He causes charitable deeds to prosper, and Allah does not love any ungrateful sinner. Setiap terjemahan Quran dalam bahasa Inggris menggunakan kata usury untuk kata riba dan bukan interest (bunga bank). Namun, Muslim-muslim tulen itu yang oleh ‘kafir’ atau Muslim KTP disebut 'Islamis' dengan sengaja menyebut riba sebagai bunga bank dan oleh karena itu menyebut sistem perbankan konvensional sekarang sebagai non-Islami. Bunga bank oleh para Islamis kemudian diberi nama

email: namasamaran@riseup.net

8


twitter: @islamexpose

eksotik agar tidak nampak sebagai bunga bank. Simaklah perbendaharaan perbankan mereka: Mudraba, Musharaka, Murabaha dan Ijara. TAPI dua bankir senior Muslim mengritik habis-habisan praktek perbankan Shariah, dengan menyebutnya sebagai tidak lebih dari praktek "tipuan� (deception) atau "alasan empuk untuk memajukan Islam sambil menebalkan kantong kaum ulama."

DR. Muhammad Saleem, adalah mantan presiden dan CEO Park Avenue Bank di New York. Ia pernah menjabat sebagai senior banker dengan Bankers Trust dimana ia mengepalai divisi Timur Tengah dan menjadi penasehat sebuah bank Islam di Bahrain. Dalam bukunya, Islamic Banking — A $300 Billion Deception (Perbankan Islam, Sebuah Tipuan $300 milyar), Salim tidak hanya menguak dasar perbankan sharia dan Islam dengan mengatakan, "SEMUA bank Islam menarik bunga namun mereka membungkusnya dalam istilah Islam. Jadi mereka semua terlibat penipuan perbankan."

email: namasamaran@riseup.net

9


twitter: @islamexpose

Prof. Timur Kuran, pengajar Islam di University of Southern California, mengejek prinsip-prinsip perbankan Shariah. Dalam bukunya, Islam and Mammon: The Economic Predicaments of Islamism (Islam dan Kecintaan pada Uang: Kesulitan Ekonomi Islamisme), Profesor Kuran menulis bahwa perbankan shariah "mempromosikan arus pemikiran anti-modernisasi diseluruh dunia Islam dan menciptakan situasi yang rawan bagi militansi Islamis."

Puluhan pakar Islam dan imam menempati bangku dewan sharia dalam industri perbankan. Belum lagi dengan munculnya industri konferensi bank-bank Shariah, mengumpulkan ratusan pakar shariah dengan para bankir dan ekonom di pusat finansial diseluruh dunia. dalam kata-kata Mr. Salim, yang sering mengadiri pertemuan-

email: namasamaran@riseup.net

10


twitter: @islamexpose

pertemuan macam itu, pertemuan-pertemuan itu "cuma untuk mendengar mereka saling memuji atas inovasi-inovasi yang mereka capai." Ia memberi contoh bagaimana para pakar shariah hanya peduli dengan duit yang mereka dapatkan dari bank-bank dan sebagai “Yes Menâ€? yang meridhoi segala transaksi yang mengandung bunga terselubung (alias rubberstamping). Belum selesai CMHC mengumumkan rencana mereka untuk mempelajari hipotik ala shariah, dengan tanpa membuang waktu sedikitpun sang imam dari mesjid Montreal Noor Al Islam menawarkan servisnya kepada bank-bank Kanada, biar tidak kelihangan kesempatan untuk kecipratan rejeki. Akademisi lain juga menarik kesimpulan yang sama. Dua profesor bisnis dari Selandia Baru, Beng Soon Chong & Ming-Hua Liu dari Auckland University, Oktober 2007, mempelajari pertumbuhan perbankan Islam di Malaysia, menyatakan bahwa "Hanya sebagian kecil bank Islam didasarkan pada prinsip ketat pembagian 'profit-and-loss'. ‌Namun kajian kami membuktikan bahwa dalam praktek, deposit-deposit Islami TIDAK bebas dari bunga." Kesimpulan mereka: pertumbuhan pesat perbankan Islam di seluruh dunia "hanya didorong oleh sentimen kebangkitan Islamis secara global." Dalam nama Islam, tipuan dan ketidakjujuran dipraktekkan, sementara Muslim pada umumnya ditebalkan dengan rasa berdosa kalau memilih bank mainstream modern konvensional. Seperti kata Mr. Salim, "Emangnya kalo bank Islam menamakan hamburger mereka 'Mecca Burger', tapi tetap mengandung komposisi bahan yang sama seperti burgernya McDonald, apakah keduanya akan beda rasanya?" --------------Tarek Fatah adalah anggota Kongres Muslim Kanada dan penulis Chasing a Mirage: The Tragic Illusion of an Islamic State (Mengejar Fatamorgana: Ilusi Tragis Sebuah Negara Islam), terbit Maret 2008.

Sumber

email: namasamaran@riseup.net

11


twitter: @islamexpose

email: namasamaran@riseup.net

12


twitter: @islamexpose

Bisnis Kencing Onta Lagi Semarak Lho! GARA-GARA SEBUAH AYAT DI DALAM HADIS SHAHIH BUKHARI (VOL.1, NO.234) YANG MEMUAT PERINTAH SANG NABI ARAB – MUHAMMAD- UNTUK MEMINUM AIR KENCING ONTA, KINI -DI YAMAN- KENCING ONTA SUDAH MENJADI LAHAN BISNIS YANG SEMARAK. ANDA MAU COBA? Sanaa, 11 July (AKI) – Kencing onta dianggap sebagai ‘obat’ kuno Islam dari jaman nabi arab Muhammad, dan sekarang jadi bisnis besar bagi para lelaki dan wanita Yaman. Menggunakan kencing onta jadi populer diantara kaum muda Yaman, yang percaya bahwa kencing itu menyehatkan & memperkuat kulit kepala, memperlambat kerontokan dan menyuburkan rambut. Menurut chanel TV Arab al-Arabiya, salon-salon rambut di seluruh Yaman meminta ‘tonik’ berharga ini dan menjualnya dengan harga $4 seliter – harga yang mahal jika dibandingkan dengan penghasilan umum para pembeli. “Aku telah menggunakan kencing unta sejak SD,” kata Amal, mahasiswa di Sanaa. “Pertama kali, seorang tetangga mengatakan padaku bahwa dia telah menggunakan kencing onta selama bertahuntahun, karena kencing itu membuat rambutnya indah dan bercahaya. Sekarang setiap orang di rumahku menggunakannya.” Penggunaan kencing onta tidak terbatas pada wanita saja. Para pria pun dilaporkan menggunakan kencing onta untuk menghindari kebotakan. “Banyak pemuda yang menggunakan kencing onta. Aku terpaksa beli banyak kencing onta bagi bisnisku,” kata Hasan, seorang ahli potong rambut, ‘Rudi Hadisuwarno’-nya Yaman.

email: namasamaran@riseup.net

13


twitter: @islamexpose

Melonjaknya bisnis kencing onta membuat banyak orang mulai beternak onta, dan mereka rajin memberi minum onta-onta mereka agar menghasilkan lebih banyak kencing untuk dikumpulkan. Para peternak onta liar adalah pihak yang beruntung paling besar dari penjualan kencing onta. Mereka biasanya tinggal di daerah paling terpencil di negara tersebut seperti propinsi Hudeida dan Mukallah. Beberapa orang juga mengatakan minum kencing onta baik untuk hati (liver), dan keyakinan ini disangkal oleh Universitas Sanaa yang mengatakan kencing onta berbahaya bagi sistem pencernaan. Penggunaan kencing onta berakar dari agama Islam. Dalam sunnah Nabi, tertulis kegunaan minum air kencing dan susu onta. Dalam hadis dinyatakan bahwa orang asing datang ke kota Medina dan mereka lalu menderita demam. Sang Nabi menyuruh mereka meninggalkan kota dan minum air kencing dan susu onta agar sembuh. Subahanallah... Kalo anda ketemu orang Yaman, please, jangan dicium kepalanya ya... hehehe...

Sumber Adadeh (Translator)

email: namasamaran@riseup.net

14


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.