ISLAMOPHOBIA; SAMA OMONG KOSONGNYA DENGAN JUDEOPHOBIA ATAU NAZIPHOBIA
twitter: @islamexpose
Berikut adalah kompilasi artikel yang secara cerdas mengupas tuntas “salah duduk�-nya terminologi atau istilah “Islamophobia� yang selama ini digunakan sebagai senjata andalan oleh para muslim dalam usahanya untuk membungkam para pengritik ideologi islam. Istilah yang salah kaprah tersebut diulas oleh Ali Sina dalam artikel pertama, dilanjutkan kemudian oleh tulisan Daniel Pipes dari FrontPageMagazine.com Disertakan pula dalam artikel ini dokumen Manifesto dari 12 penulis, jurnalis, dan intelektual (sebagian besar adalah mantan muslim) yg memperingatkan masyarakat internasional akan bahaya "totaliterisme" Islam. Selamat menikmati sajian bagi akal sehat yang tercerahkan ini.
"ISLAMOPHOBIA" ADALAH AD HOMINEM By Ali Sina [2006/05/26]
Seorang teman memperingatkan saya mengenai sebuah diskusi yang sedang berlangsung di wikipedia tentang kata baru "islamophobia". Seseorang telah menyarankan bahwa kategori ini sebaiknya dihapus karena istilah islamophobia adalah memecah belah, menghasut, dan seringkali digunakan untuk menghambat kritik yg sangat benar dari islam. Saran ini, tentu saja, seperti yang telah diduga, telah ditolak oleh muslim yang telah mengislamkan segalanya termasuk wikipedia. Teman ini menanyakan pendapat saya. Inilah pendapat saya: Islam adalah sebuah ideologi. Penolakan terhadap sebuah ideologi tidak dapat digolongkan sebagai phobia. Menyebut lawan dari sebuah ideologi sebagai phobic
email: namasamaran@riseup.net
1
twitter: @islamexpose
adalah sebuah pemikiran yang salah. Semua ideologi mempunyai pengritik dan lawannya tetapi kita tidak mendengar orang Kristen menyebut para pengritik kekristenan sebagai Christianophobia, orang komunis tidak menyebut pengritiknya sebagai communotophobia atau orang Hindu tidak menyebut pengritiknya Hinduphobia. Istilah "Islamophobia" secara teknis dan logis adalah tidak benar dan menyesatkan. Menurut Dictionary.com Phobia adalah "a persistent, abnormal, and irrational fear of a specific thing or situation that compels one to avoid it, despite the awareness and reassurance that it is not dangerous.� atau "sebuah ketakutan yang terus menerus, tidak normal, dan tidak rasional atau tidak masuk akal terhadap benda atau keadaan tertentu secara spesifik yang mengharuskan seseorang untuk menghindarinya, walaupun kesadaran dan kembali ditenteramkan bahwa benda atau keadaan tersebut adalah tidak berbahaya." Karena itu kata baru "Islamophobia" menyatakan bahwa Islam adalah tidak berbahaya dan ketakutan kepada Islam adalah tidak masuk akal. Klaim ini belum ditetapkan dan belum disetujui secara universal. Ada banyak yang memperdebatkan bahwa Islam adalah memang sebuah ideologi yang berbahaya dan mereka mempunyai argumen yang logis untuk membuktikan klaim mereka. Terlepas dari apakah pengritik Islam adalah benar atau salah mengenai apakah Islam berbahaya atau tidak, tapi dengan menyebut mereka "phobic" menyatakan bahwa kritik mereka telah dibantah dan ketidak masuk akalan mereka terhadap ancaman Islam telah ditetapkan. Karena itu ketidak setujuan mereka terhadap Islam bukan bersifat logis melainkan sebuah gangguan kejiwaan.
Semua ideologi mempunyai lawannya. Adalah kesombongan yang sangat besar menyebut kritik dari sebuah ideologi sebagi phobia. Ini menyatakan bahwa kebenaran dari ideologi tersebut sudah ditetapkan dan siapapun yang menentangnya adalah mengambil posisi yang tidak masuk akal dan memerlukan bantuan psikologis. Hanya muslim yang mampu hidup dalam ketidak-masuk-akalan dan kesombongan sebesar ini. Kita semua kembali mengingat Muhammad Abdullah, orang Afghanistan yang meninggalkan islam, berpindah masuk Kristen dan ia menghadapi hukuman mati. Pada waktu pemerintah Afghanistan ditekan untuk membebaskannya, untuk menyelamatkan muka pemerintah Afghanistan email: namasamaran@riseup.net
2
twitter: @islamexpose
menuduhnya sebagai gila dan tidak mampu untuk disidangkan. Dalam pikiran muslim hanya seorang gila yang akan tidak setuju dengan Islam. Ini adalah kesombongan yang sangat besar. Buddhisme dipandang dari segala sudut adalah sebuah agama yang damai dengan anti kekerasan sebagai intinya. Walaupun demikian Buddhisme memiliki pengritiknya juga, namun tidak pernah menyebut para pengritiknya sebagai Buddhisphobia, apalagi menganggap orang yang tak setuju budhisme sebagai gila! Kata baru Islamophobia sangat tidak masuk akal. Istilah ini menghina dan digunakan secara melecehkan untuk mendiskreditkan pengritik ideologi Islam dari awalnya. Phobia adalah sebuah kelainan. Berikut ini adalah daftar pendek dari beberapa phobia: Achluophobia atau Lygophobia (takut akan kegelapan), Acrophobia (takut akan ketinggian), Androphobia (takut akan laki-laki), Aviatophobia (takut akan terbang), Chiraptophobia (takut akan disentuh), Claustrophobia (takut akan ruangan tertutup), Coitiphobia (takut akan coitus), Decidophobia (takut akan membuat keputusan), Agrophobia atau Demophobia (takut akan keramaian), Eleutherophobia (takut akan kebebasan), Gynophobia (takut akan perempuan), Hadephobia (takut akan neraka - ini adalah phobia yg mengenai semua muslim), HylophobiaInsectophobia (takut akan serangga), Isolophobia (takut akan kesunyian, sendirian), Necrophobia (takut akan kematian atau benda-benda yg sudah mati), NeophobiaPhasmophobia (takut akan hantu), Philophobia (takut akan jatuh cinta atau dalam cinta), Xenophobia (takut akan orang asing atau bangsa lain), dll. (takut akan hutan), (takut akan apapun yang baru), -- (Untuk selebihnya lihat Phobialist.com) Bagaimana bisa kritik terhadap Islam masuk ke dalam kategori ini? Hal-hal ini adalah ketakutan yang tidak masuk akal yang memerlukan therapy/perawatan. Apakah muslim menyarankan bahwa pengritik islam harus menerima therapy/perawatan? Kita tidak dapat menggolongkan ketidak-setujuan terhadap Islam sebagai phobia. Islam adalah sebuah ideologi. Phobia adalah ketakutan
yang tidak masuk akal terhadap benda-benda, orang-orang, atau keadaan, tetapi bukan takut terhadap sebuah kepercayaan (agama/ideologi).
email: namasamaran@riseup.net
3
twitter: @islamexpose
Anda tidak dapat phobic terhadap sebuah sistem kepercayaan. Kepercayaan saja tidaklah menakutkan. Orang-orang yang mengikuti kepercayaan jahatlah yang menjadi berbahaya dan menakutkan. Seperti yang terlihat, istilah "Islamophobia" itu sendiri adalah bodoh karena Islam adalah sebuah sistem kepercayaan dan tidak mungkin untuk menjadi phobic terhadap sebuah kepercayaan. Dari sudut manapun anda melihat Islam, anda akan melihat kebodohannya sedang melotot kepada anda. Muslim menderita ketakutan yang tidak masuk akal terhadap orang Yahudi. Anak-anak muslim diajarkan bahwa orang Yahudi adalah jahat dan Yahudi suka memangsa anak-anak muslim serta membuat kue dengan darahnya. Orang Yahudi dikarikaturkan secara menghina dan di buat seperti jahat, digambarkan sebagai monster penghisap darah. Pada sebuah acara televisi yang mengudara di Palestina, seorang anak berusia 3 tahun sedang di interview dan ditanya apakah yang paling dibencinya, dan anak itu menjawab "orang yahudi" dan jurnalis tersebut memuji Allah setelah mendengar pernyataan bodoh ini. Dengan demikian kata baru, JUDEOPHOBIA. Jika anak-anak dimanapun diajarkan untuk takut akan muslim seperti halnya anak-anak muslim diajarkan untuk takut akan orang Yahudi, maka kata baru Muslimphobia akan menjadi masuk akal. Tetapi masalahnya bukan ini. Islam adalah sebuah sistem kepercayaan. Adalah hak azasi manusia untuk tidak
setuju dengan kepercayaan apapun. Menyebut ketidak-setujuan tersebut sebagai "phobia" adalah kesalahan fatal dalam cara berpikir. Islam adalah satu-satunya ideologi dimana para pengikutnya mencoba mendiskreditkan para pengritiknya melalui cara menyebut kritik tersebut "phobia". Islamophobia sama sekali tidak masuk akal. Istilah ini sama tidak berartinya seperti "Facistophobia" atau “Naziphobia.� Tapi Judeophobia (takut akan orang Yahudi) adalah kata yang benar, karena ketakutan yang tidak masuk akal akan orang Yahudi tertanam pada semua muslim sejak masa kecil. Muslim menderita kelainan ini dengan sangat parah. Tentu saja orang mempunyai hak untuk tidak sependapat dan mengritik ideologi apapun, apakah yang baik maupun yang buruk. Kebaikan sebuah ideologi terletak pada mata penganutnya. Menghambat kritik terhadap sebuah ideologi adalah pelanggaran terhadap hak dasar manusia yaitu kebebasan berpendapat. email: namasamaran@riseup.net
4
twitter: @islamexpose
Kebodohan dari pikiran muslim adalah sedemikian rupa sehingga mereka berpikir bahwa boleh-boleh saja bagi mereka untuk menyulut kebencian terhadap non-muslim umumnya dan orang Yahudi khususnya tetapi orang lain tidak boleh mengritik ideologi kebencian mereka. Apa dibelakang paranoia (penyakit gila karena ketakutan) dan phobia akan kritik ini? Ketidakmampuan muslim untuk menjawab kritik yang benar dari Islam. Gagal untuk menjawab, mereka menggunakan “ad hominem� untuk mendiskreditkan para pengritiknya melalui merusak karakternya. Dengan menggolongkan
kritik terhadap Islam sebagai kelainan, muslim membebaskan diri mereka dari menanggapi kritik yang benar melawan kepercayaan mereka. Oleh karena itu, kata baru "Islamophobia" adalah gejala dari kebangkrutan intelektual ulama-ulama Islam untuk memberikan argumen yang logis dan membela Islam terhadap kritik secara rasional. "Islamophobia" adalah sebuah AD HOMINEM. Istilah ini adalah sebuah kesalahan cara berpikir dan sebuah hinaan yang dilontarkan kepada para pengritik Islam. Istilah ini menyoroti fakta bahwa Islam adalah sebuah kebohongan, tidak mampu bertahan terhadap kritik. Itulah sebabnya mengapa muslim memerlukan sensor dan harus menghilangkan kebenaran melalui cara-cara yang brutal (tuntutan hukum atau kekerasan) untuk melindungi kebohongannya. Keberadaan kata baru ini saja adalah pengakuan diam-diam dari muslim bahwa Islam adalah sebuah kebohongan, yang tidak dapat dipertahankan secara logis dan bahwa ad hominem & sensor adalah cara untuk mempertahankannya.
* [Artikel ini diterjemahan secara bebas oleh Logic]
email: namasamaran@riseup.net
5
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
6
twitter: @islamexpose
ISLAMOPHOBIA? By Daniel Pipes FrontPageMagazine.com October 25, 2005
Kelompok Islam, Hizbut-Tahrir, berusaha untuk membuat dunia menerapkan hukum Islam dan menganjurkan serangan bunuh diri terhadap orang Israel. Karena dilarang beroperasi di Inggris, mereka lalu melaksanakan berbagai operasi gelap di perguruan-perguruan tinggi Inggris. Surat kabar Sunday Times menulis operasi mereka itu berjudul “Stop Islamophobia!” Stop apa’an neh? Istilah baru “Islamophobia” diciptakan satu dekade yang lalu di Inggris dan disebarkan di tahun 1996 oleh organisasi yang menyebut dirinya “Commission on British Muslims and Islamophobia.” Maksud Islamophobia sebenarnya adalah “hilangkan rasa takut akan Islam” tapi kata ini juga diartikan sebagai “prasangka buruk terhadap orang Muslim” dan kata ini tergabung dalam 500 istilah phobia yang lain yang terdapat di semua bagian kehidupan. Kata ini sudah diterima sampai pada taraf ilmu bahasa dan istilah politik, bahkan sekretaris umum PBB memimpin sebuah konferensi yang berjudul “Confronting Islamophobia” (Menghadapi Islamophobia) di bulan Desember, 2004, dan di bulan Mei, sebuah dewan konferensi tingkat tinggi Eropa mengecam “Islamophobia.” Akan tetapi, istilah ini mengandung beberapa masalah. Pertama, apakah yang termasuk dengan “hilangkan rasa takut akan Islam” mengingat orang Muslim sendiri yg merupakan pelaku utama agresi di seluruh dunia melawan orang non-Muslim? "Rasa takut" mana yang ingin mereka hilangkan? Kedua, meskipun prasangka terhadap Muslim memang ada, “Islamophobia” bisa berarti dua hal; takut akan islam dan takut akan islam radikal. Saya sendiri mengalami masalah ini; meskipun berkali-kali membuat tulisan yang melawan email: namasamaran@riseup.net
7
twitter: @islamexpose
ideologi radikal Islam, dan bukan agama Islam, saya jadi bahan ejekan dan diberi anugrah “Islamophobia Award” (Penghargaan Islamophobia) di Inggris. Saya juga dianggap “penderita Islamophobe yang paling parah” dari Amerika, dan bahkan disebut sebagai “Jelmaan Islamophobe.” (Sebenarnya aku ini adalah orang yang “Islamismophobe” (takut akan Islamisme). Ketiga, para penyokong konsep Islamophobia biasanya melebih-lebihkan persoalan: ¨ Penegakan Hukum: Orang Muslim Inggris katanya terus-terusan menderita perlakuan diskriminatif dari polisi tapi statistik penelaahan terakhir oleh Kenan Malik menyangkal mitos Islamophobia ini. ¨ Budaya: Muslim menghadapi begitu banyaknya tulisan-tulisan yang sangat anti-Islam yang mengkhotbahkan kebencian akan Islam, begitu kata presiden dari Sekolah Paska Sarjana Islam dan Sains Sosial di Virginia, Taha Jabir Al-Alwani. Dia berkata; novels, films, buku-buku dan riset banyak yang anti-Islam. Dari novel-novel yang paling laku saja sudah terdapat 1000 buah novel dengan tema benci Islam. Seribu buku paling populer menjelek-jelekan Islam? Masak? Ah, nggak tuh! Belum sampai seribu kok! ¨ Tata bahasa: seorang profesor penelitian Islam dari George Washington University yang bernama Seyyed Hossein Nasr (dalam ceramahnya di PBB, Confronting Islamophobia) mencoba menutup-nutupi asal istilah-istilah bahasa Inggris seperti ‘adobe’ dengan mengatakan ini berasal dari bahasa Arab. Padahal istilah itu berasal dari bahasa Mesir dan bukan Arab. Dasar muslim keblinger! ¨ Sejarah: istilah anti-Semitisme awalnya digunakan untuk melawan orang-orang Arab di Spanyol. Nasr menyatakan bahwa istilah ini hanya ditujukan untuk kaum Yahudi baru setelah terjadinya Perang Dunia ke-2. Ahhh, bohong itu! Yang benar adalah: istilah anti-Semitisme hanya mulai digunakan di tahun 1879, yang disebarkan oleh Wilhelm Marr dan selalu dihubungkan dengan kebencian atas kaum Yahudi. Keempat, penyalahgunaan istilah “Stop Islamophobia” yang dilakukan oleh Hizbut-Tahrir mengungkapkan hal terselubung. Seperti yang diterangkan surat kabar Sunday Times, tujuan kegiatan kampanye Stop Islamophobia ini pura-puranya untuk melawan prasangka anti-Muslim setelah pemboman di London, tapi seperti dikutip Anthony Glees dari Universitas Brunel di London, sebenarnya tujuannya adalah untuk menyebarkan sikap anti-Semitisme,
email: namasamaran@riseup.net
8
twitter: @islamexpose
anti-Hindu, anti-Sikh, anti-homoseksual, dan anti-kebebasan hak-hak perempuan dan anti peradaban Barat." Terakhir, dengan menyebut Muslim moderat (seperti Irshad Manji) sebagai Islamophobe berarti menunjukkan sifat agresif dari istilah ini. Seperti ditulis di Daily Telegraph; para Muslim moderat sendiri takut akan tindakan orang-orang islam yang menjadikan kepercayaannya sebagai alasan pembunuhan. Merekalah yang paling takut akan islam. Ingat Algeria, Darfur, Iraq, Iran dan Afghanistan. Mereka tidak berani dan tidak bisa memilih kata yang tepat untuk menjabarkan besarnya masalah yang dihadapi islam di dunia modern. Malik menambahkan,
tuduhan-tuduhan akan Islamophobia ditujukan untuk membungkam pengritik Islam, bahkan membungkam orang Muslim sendiri yang berjuang untuk mengubah masyarakatnya. Orang Inggris Muslim macam Yasmin Alibhai-Brown mengungkapkan tujuan penggunaan istilah ini yang lebih ambisius: Istilah Islamophobia terlalu
sering digunakan untuk MEMERAS dan menakut-nakuti masyarakat (yg kritis thd islam). Orang Muslim seharusnya membuang istilah yang merendahkan ini dan sebaiknya melakukan penelaahan diri sendiri dengan jujur. Janganlah menyalahkan calon korban yang merasa takut akan calon pembunuh, tapi lebih baik mereka (orang Muslim) berpikir kok bisa-bisanya islam menjadi keyakinan yang menjunjung tinggi pembunuhan (statement Al Qaeda: Kalian mencintai kehidupan, kami mencintai kematian!) dan mengembangkan cara untuk memperbaiki citra agamanya dengan melawan paham totalitarisme yang bengis ini.
* Diterjemahkan oleh Adadeh dari SINI Naskah artikel ini dikutip (dengan edit seperlunya) dari SINI
email: namasamaran@riseup.net
9
twitter: @islamexpose
email: namasamaran@riseup.net
10
twitter: @islamexpose
Writers' statement on cartoons; A group of 12 writers have put their names to a statement in French weekly newspaper Charlie Hebdo warning against Islamic "totalitarianism". Here is the text in full:
12 penulis, jurnalis, intelektual (sebagian besar mantan muslim) menandatangani sebuah pernyataan sikap pada sebuah mingguan Perancis, Charlie Hebdo, yg memperingatkan khalayak akan bahaya "totaliterisme" Islam. Ini teks lengkap dari pernyataan sikap tersebut: MANIFESTO: TOGETHER FACING THE NEW TOTALITARIANISM
BERSAMA MENGHADAPI TOTALITERISME ISLAM AFTER HAVING OVERCOME FASCISM, NAZISM, AND STALINISM, THE WORLD NOW FACES A NEW GLOBAL TOTALITARIAN THREAT: ISLAMISM.
Setelah mengalahkan fasisme, Nazisme dan Stalinisme, dunia kini menghadapi ancaman totalitarian global baru: Islamisme. WE, WRITERS, JOURNALISTS, INTELLECTUALS, CALL FOR RESISTANCE TO RELIGIOUS TOTALITARIANISM AND FOR THE PROMOTION OF FREEDOM, EQUAL OPPORTUNITY AND SECULAR VALUES FOR ALL.
Kami, penulis, wartawan, dan intelektual, menyerukan agar dunia melawan totaliterisme religius ini dan mempromosikan kebebasan, persamaan derajad dan nilai-nilai sekuler bagi semua. RECENT EVENTS, PROMPTED BY THE PUBLICATION OF DRAWINGS OF MUHAMMAD IN EUROPEAN NEWSPAPERS, HAVE REVEALED THE NECESSITY OF THE STRUGGLE FOR THESE UNIVERSAL VALUES.
email: namasamaran@riseup.net
11
twitter: @islamexpose
Kejadian akhir-akhir ini, khususnya dgn penerbitan gambar kartun Muhamad dlm suratkabar-suratkabar Eropa, menunjukkan pentingnya nilai-nilai universal ini. THIS STRUGGLE WILL NOT BE WON BY ARMS, BUT IN THE IDEOLOGICAL FIELD.
Perjuangan ini tidak akan dimenangkan oleh senjata, tetapi oleh ideologi. IT IS NOT A CLASH OF CIVILISATIONS NOR AN ANTAGONISM BETWEEN WEST AND EAST THAT WE ARE WITNESSING, BUT A GLOBAL STRUGGLE THAT CONFRONTS DEMOCRATS AND THEOCRATS.
Ini bukan bentrokan peradaban atau antagonisme antara Barat dan Timur, namun perjuangan global yg mengkonfrontasi kaum pencinta demokrasi vs teokrat. LIKE ALL TOTALITARIAN IDEOLOGIES, ISLAMISM IS NURTURED BY FEAR AND FRUSTRATION.
Seperti layaknya setiap ideologi totaliter, Islamisme dipupuk oleh rasa takut dan frustrasi. PREACHERS OF HATRED PLAY ON THESE FEELINGS TO BUILD THE FORCES WITH WHICH THEY CAN IMPOSE A WORLD WHERE LIBERTY IS CRUSHED AND INEQUALITY REIGNS.
Para pengkotbah kebencian (baca: pengkhotbah islam) memanfaatkan perasaan-perasaan (takut dan frustrasi) tersebut utk membangun kekuatan yg dapat memaksa dunia menginjak-injak kebebasan dan menciptakan ketimpangan. BUT WE SAY THIS, LOUD AND CLEAR: NOTHING, NOT EVEN DESPAIR, JUSTIFIES CHOOSING DARKNESS, TOTALITARIANISM AND HATRED.
Tapi kami menyatakan dgn keras dan tegas: tidak ada satu hal-pun yg membenarkan menjalarnya kegelapan, totaliterisme dan kebencian. ISLAMISM IS A REACTIONARY IDEOLOGY THAT KILLS EQUALITY, FREEDOM AND SECULARISM WHEREVER IT IS PRESENT.
email: namasamaran@riseup.net
12
twitter: @islamexpose
Islamisme adalah sebuah ideologi reaksioner yg membunuh persamaan derajad, kebebasan & sekularisme, dimanapun ia berada. ITS VICTORY CAN ONLY LEAD TO A WORLD OF INJUSTICE AND DOMINATION: MEN OVER WOMEN, FUNDAMENTALISTS OVER OTHERS.
Kemenangannya tidak hanya membawa ketidakadilan dan dominasi: lelaki atas perempuan, fundamentalis diatas orang lain. ON THE CONTRARY, WE MUST ENSURE ACCESS TO UNIVERSAL RIGHTS FOR THE OPPRESSED OR THOSE DISCRIMINATED AGAINST.
Kita malah harus memastikan adanya hak-hak universal bagi mereka yg ditindas dan didiskriminasi. WE REJECT THE "CULTURAL RELATIVISM" WHICH IMPLIES AN ACCEPTANCE THAT MEN AND WOMEN OF MUSLIM CULTURE ARE DEPRIVED OF THE RIGHT TO EQUALITY, FREEDOM AND SECULARISM IN THE NAME OF THE RESPECT FOR CERTAIN CULTURES AND TRADITIONS.
Kami menolak prinsip "relativisme budaya" yg menuntut bahwa lelaki dan perempuan dlm budaya Muslim tidak perlu persamaan derajad ataupun sekularisme karena memang budaya dan tradisi mereka tidak menghendakinya. WE REFUSE TO RENOUNCE OUR CRITICAL SPIRIT OUT OF FEAR OF BEING ACCUSED OF "ISLAMOPHOBIA", A WRETCHED CONCEPT THAT CONFUSES CRITICISM OF ISLAM AS A RELIGION AND STIGMATISATION OF THOSE WHO BELIEVE IN IT.
KAMI MENOLAK UTK MENUMPULKAN JIWA KRITIS KAMI HANYA KARENA TAKUT DITUDUH "ISLAMOPHOBIA", SEBUAH KONSEP YG MENGANGGAP SEGALA KRITIK TERHDP ISLAM SBG SEBUAH STIGMA. WE DEFEND THE UNIVERSALITY OF THE FREEDOM OF EXPRESSION, SO THAT A CRITICAL SPIRIT CAN EXIST IN EVERY CONTINENT, TOWARDS EACH AND EVERY MALTREATMENT AND DOGMA.
Kami membela universalitas kebebasan berekspresi, shg jiwa kritis dapat eksis dlm setiap kontinen, melawan setiap dogma dan perlakuan tidak adil. email: namasamaran@riseup.net
13
twitter: @islamexpose
WE APPEAL TO DEMOCRATS AND FREE SPIRITS IN EVERY COUNTRY THAT OUR CENTURY MAY BE ONE OF LIGHT AND NOT DARK.
Kami menyerukan kpd para pencinta demokrasi dan jiwa-jiwa bebas di manapun, utk menjadikan abad kita sebasgai sebuah abad pencerahan dan bukan sebuah abad kegelapan. Signed by: [1] Ayaan Hirsi Ali, [2] Chahla Chafiq, [3] Caroline Fourest, [4] Bernard-Henri Levy, [5] Irshad Manji, [6] Mehdi Mozaffari, [7] Maryam Namazie, [8] Taslima Nasreen, [9] Salman Rushdie, [10] Antoine Sfeir, [11] Philippe Val, [12] Ibn Warraq.
SUMBER
email: namasamaran@riseup.net
14
twitter: @islamexpose
Resolusi Untuk Bungkam Pengritik Islam Oleh: Amil Imani November 2009
I
slam sedang menggali lubang kematiannya sendiri dalam berbagai hal. Satu usaha berbahaya baru-baru ini dimulai oleh OIC (OKI, Organisasi Konferensi Islam) di PBB. OKI merupakan kelompok negara-negara terbesar dalam tubuh PBB dan mereka ingin mengajukan resolusi baru. Resolusi ini adalah Larangan Penghinaan Terhadap Agama (LPTA), yang berusaha untuk menggunakan citra baik dan terhormat PBB dalam membela agama, agar agama tidak boleh diperdebatkan secara umum di negara-negara yang tidak tunduk pada aturan-aturan agama tersebut. Tujuan resolusi ini adalah untuk memberangus orang-orang yang mengungkapkan kata yang dianggap menyinggung kepercayaan mereka. Hebat, ya? Dengan begitu, bandar narkoba juga bisa mendirikan kepercayaan sendiri dan menyebutnya sebagai agama. Dengan begitu, dia lalu dilindungi UU dari PBB, immune (kebal) dari segala kritik dan aturan. Sebaliknya, semua badan agama bisa menyeret siapapun yang dianggapnya menyinggung kepercayaannya ke pengadilan. Aku bisa melihat nantinya akan banyak sekali tuntutan pengadilan yang dilancarkan dan dibiayai oleh uang-uang minyak dari para Islamis kaya raya dalam usaha memberangus mulut orang-orang yang berani menunjukkan kebobrokan Islam. Biaya pengadilan yang begitu tinggi, meskipun tanpa keputusan bersalah sekalipun, dapat menghancurkan ekonomi perorangan atau organisasi manapun. Lalu bagaimana dengan Amandemen Pertama (dalam Konstitusi [Hukum Utama] Amerika Serikat), hak kebebasan berbicara dan mengungkapkan pendapat? Bagaimana dengan nasib kemerdekaan (freedom) yang kita junjung tinggi dan rayakan sebagai harta yang tak terperikan nilainya dalam bangsa dan masyarakat yang merdeka?
email: namasamaran@riseup.net
15
twitter: @islamexpose
Jawabnya; yah, memang tentunya ada batasan yang diperlukan, terutama batasan-batasan bagi mereka yang ingin membatasi kemerdekaan berbicara: Dalam hal ini, mereka adalah para Islamis abad terbelakang dan semua pengikutnya yang tidak bisa berubah pikiran. Pendapatku adalah bahwa usaha-usaha pemberangusan, tidak peduli bagi siapapun, jauh lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Di dunia idealku, aku ingin melihat semua pendapat dan kepercayaan dinyatakan, meskipun terjadi pertentangan sekalipun, dan biarlah masing-masing pihak mempertahankan pendapat dan kepercayaannya dengan cara masyarakat beradab melalui perdebatan intelektual dan bahkan perdebatan akademik. Pendapat dan kepercayaan bisa hidup terus atau mati tergantung dari nilainilai pendapat dan kepercayaan itu sendiri, dan bukannya karena seseorang mengatakan bahwa pendapat atau kepercayaan itu terbaik dan oleh karena itu setiap orang tidak boleh mempertanyakannya. Melalui perdebatan intelek, pendapat atau kepercayaan yang unggul akan terus hidup, dan yang jelek dan palsu akan mati dengan sendirinya. Bentuk kemerdekaan seperti inilah yang menjadi mesin pemacu kemajuan di segala bidang dalam peradaban manusia. Sebaliknya, justru pemberangusan kemerdekaan yang dilakukan berbagai badan agama-agamalah yang merupakan sebab utama terjadinya kemandegan (stagnasi), percaya takhayul dan penderitaan umat manusia yang terusmenerus. Apa yang perlu disadari masyarakat Barat adalah melihat kenyataan bahwa Muslim tidak mengenal paham kebebasan berpikir & berbicara.
email: namasamaran@riseup.net
16
twitter: @islamexpose
Semua kajian atau pendapat (yang bahkan disertakan bukti-bukti empirik) yang menunjukkan ajaran Islam itu tak masuk akal --dan bila opini itu bertentangan dengan ‘karep’nya muslim-- dianggap sebagai pendapat sesat atau bisikan syaiton. Benar-benar ‘sak karepe dewe’. Sudah jadi tugas ‘mulia’ bagi Muslim untuk tunduk di bawah Islam dengan segenap hati dan tanpa ragu dengan apapun yang Islam ajarkan. Di dalam pikiran yang telah dicuci-otak habis-habisan inilah setiap Muslim mengatakan ‘Insyaallah’ dalam segala kegiatannya. Jika Muslim ingin melakukan sesuatu dan berhasil melakukannya, maka dia berpikir hal itu terjadi karena kehendak Allâh; sebaliknya, jika hal itu tak terjadi, Muslim percaya itu pun karena Allâh tak menghendakinya. Mentalitas seperti inilah yang menjadi sebagian atau seluruh mentalitas Pemerintahan Muslim – negara-negara Islam merupakan korban dari sistem pemikiran logika cacat (fallacy) yang fatal ini. Mentalitas ini pula yang ingin diterapkan negara-negara Islam dalam resolusi PBB. Negara-negara Islam ini ingin tetap mempertahankan cengkraman Islam pada banyak masyarakat Muslim dengan cara membiarkan para Muslim senantiasa hidup dalam kegelapan yang membutakan dan melarang mereka menemukan cahaya kebenaran. Pertanyaannya; Kenapa sih para Muslim ini jungkirbalik berusaha keras menciptakan segala hukum dan resolusi seperti ini? Jawaban: Karena Islam itu sangat sarat dengan kepercayaan-kepercayaan yang ngawur dan aneh, dan juga penerapan aturan-aturan yang primitif, diskriminatif, dan memalukan. Jadi para Muslim memilih membangun tembok baja melingkari kekonyolan kepercayaan mereka agar tidak runtuh oleh serangan Kebenaran. Memang buanyaak sekali yang harus disembunyikan dalam Islam agar tidak tampak wajah aslinya yang jelek. Pertanyaan: Mengapa para Muslim tidak menyinggung perlindungan terhadap agama non-Islam dalam hukum/resolusi yang mereka ajukan dalam PBB? Mengapa hanya Islam saja yang perlu dilindungi? Jawaban: Karena bagi Muslim, Islam itu adalah agama unggul (superior) di atas yang lain dan agama sejati dari Allâh. Yudaisme dan Kristen hanya merupakan dua agama yang setidaknya mendapat sedikiiiit pengakuan dari Islam. Semua agama lainnya (di luar agama Abrahamik) dan mereka yang tak beragama
email: namasamaran@riseup.net
17
twitter: @islamexpose
merupakan penghujatan bagi Islam. Jika kita melarang orang untuk mengritik atau menghujat agama, maka akan banyak masalah yang muncul. Contohnya, hal apa yang bisa menentukan suatu kepercayaan itu bisa disebut agama atau tidak? Contoh lain, siapakah atau badan apakah yang berotoritas untuk menentukannya? Contoh kasus yang nyata bisa dilihat baru-baru ini di Pengadilan Perancis yang menuduh Aliran Kepercayaan Sainstologi sebagai palsu dan mendenda mereka sebanyak 600,000 euro ($900,000), tapi Perancis tidak melarang ibadah umatnya meskipun pihak Jaksa Penuntut meminta demikian. Apakah pihak Pengadilan punya kekuasaan untuk memberi keputusan atas kasus-kasus agama? Perancis sudah jelas menganggap Aliran Sainstologi sebagai agama palsu, tapi mereka menganggap Islam sebagai agama. Atas dasar apakah Pemerintah Perancis menentukan hal itu? Apakah karena ada -/+ 5 juta orang di Perancis yang menyebut diri mereka sebagai Muslim? Jika benar begitu, maka masalahnya hanya pada jumlah umat sajakah? Jika begitu mengapa lalu Muslim tidak mengakui milyaran umat Budha dan Hindu sebagai pengikut agama-agama yang sah pula? Ironisnya, berbagai aliran Islam saling menuduh aliran Islam lainnya sebagai bid’ah atau bahkan kafir yang harus ditentang. Para Muslim saling menghancurkan mesjid-mesjid umat Muslim lainnya dengan bom, upacara-upacara penguburan, dan bahkan membom pasar-pasar Muslim lain yang sedang ramai dikunjungi massa. Apakah PBB akan mempertimbangkan apa yang bisa disebut sebagai agama atau bukan? Atau apakah hal ini terserah pada keputusan setiap negara? Apakah Saudi Arabia akan memperbolehkan umat Kristen mendirikan gereja di negara itu, atau bahkan Alkitab bisa diedarkan atau dijual bebas di toko-toko buku Saudi Arabia? Apakah Republik Islam Iran akan menghentikan pembunuhan massal terhadap umat Baha’i? Apakah para Mullah akan berhenti memenjarakan umat Baha’i selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, tanpa proses pengadilan yang jelas? Leonard A. Leo, kepala Komisi Amerika Serikat tentang Kebebasan Beragama Internasional, minggu lalu bersaksi di hadapan Anggota Kongres AS (DPR-nya AS) bahwa satu-satunya agama dan umat beragama yang disebut dalam resolusi Larangan Penghinaan Terhadap Agama (LPTA) tahun ini dan tahuntahun yang lalu hanyalah Islam dan Muslim. “Di luar Islam, resolusi ini tidak menyinggung agama-agama lain apapun yang
email: namasamaran@riseup.net
18
twitter: @islamexpose
layak dilindungi dan tidak pula menjelaskan bagaimana atau siapa yang menentukan hal ini,” kata Leo. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyatakan bahwa Pemerintah AS dengan tegas menentang resolusi “penghinaan agama” dengan menuding langsung pada inti dasarnya yang sangat diskriminatif. Sudah waktunya bagi Islam untuk menyingkapkan “burqa”-nya. Kucing sudah dikeluarkan dari karung, begitu istilahnya. Di jaman komunikasi internet ini dan semakin banyaknya orang yang melek teknologi, upaya untuk menutupi wajah buruk Islam semakin tidak mungkin dilakukan.
Tiada satupun sistem kepercayaan atau gagasan, baik itu agama, hasil penyelidikan sains, pemikiran filosofi, paham politik atau apapun, yang harus dilindungi dari kritik jujur terbuka. Terserah orang untuk menentukan bagi dirinya sendiri, melalui kemampuan menilai sendiri, kejelasan keterangan yang ada, nilai dan guna segala hal yang ditawarkan di “pasar-bebas.” Majelis Umum (General Assembly) PBB harus mengalahkan telak resolusi Islamiah yang berbahaya ini dan mengirim pesan tegas pada para Islamis bahwa sekarang adalah abad ke-21 dan silahkan Muslim melepaskan diri dari kepercayaan Islam yang primitif, ketinggalan jaman dan sesat. Sumber1 - Sumber2
email: namasamaran@riseup.net
19