ISMAFARSI L A N O I T T N 5 A . E d N E V R E E T
IN
01
2 SI R A AF
014
2 2-
SM
e eat r C
y: db
E
I nal r e xt
NEWSLETTER
e
Editor’s Letter Dear Mahasiswa/i Farmasi Indonesia, Merupakan suatu kebanggaan tersendiri dapat merelease Newsleter ISMAFARSI secara berkala. Pada Newsletter edisi kelima ini memuat informasi terkait International event yakni World Congress, APPS ddan WHSS. Apresisi yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam proses pembuatan 5th Newsletter ini serta semua pihak yang berpartisipasi dalam pembuatan newsletter edisi terakhir pada periode 2012-2014 terutama untuk Khansa, Laras, Ika, Dita dan Ajay. Semoga dengan terbitnya newsletter edisi kelima ini dapat menjadi salah satu wadah serta inspirasi bagi seluruh mahasiswa/i farmasi Indonesia serta dapat menjadi motivasi bagi semuanya untuk turut aktif dalam kegiatan internasional.
Deby Jannati Gustiwi Chairperson of External ISMAFARSI 2012-2014 external.ismafarsil@gmail.com dbyjann@gmail.com
Viva La Pharmacie!
THE TEAM Chairunisa Larasati Fradita Nurita Marina Ika Irianti Khansa Chavarina Muhammad Azhari
1
CONTENTS Editor’s Letter, 1 Comment Outgoing Student, 2 SEP Grant, 3 Asian Pacific Pharmaceutical Symposium, 5 World Congress, 27 World Healthcare Student Symposium, 36
Tika Nurhasanah, Universitas Indonesia, 4th Year.
Saya mengikuti program Student Exchange Officer dengan negara tujuan Jepang dan memiliki banyak pengalaman baru. Saya sangat bangga karena dapat memiliki kesempatan untuk mengetahui sistem pengobatan di Jepang. Di apotek yang saya kunjungi, terdapat dua farmasis yang memberikan penjelasan singkat tentang cara pembuatan obat dan etiket yang diresepkan oleh dokter secara otomatis yang telah terintegrasi dengan komputer. Semua menggunakan sebuah scanner barcode untuk rekam medis dan menurut saya Indonesia harus memiliki sistem pengobatan seperti di Jepang. Saya tidak akan melupakan dan akan membagi pengalaman ini untuk diterapkan di Indonesia kelak. Whanni Wido Agustin, Universitas Airlangga, 4th Year Setelah kongres ISCOMS di Netherland selama 5 hari, saya melanjutkan dengan Student Exchange Program di Portugal. Ditempatkanlah saya di farmasi komunitas milik pemerintah yaitu LaboratĂłrio Militar de Produtos Quimicos e FarmacĂŞuticos. Di RS militer ini ada dua pelayanan farmasi yaitu farmasi RS dan farmasi militer. Setiap harinya saya menghitung harga jual obat setelah ditambah pajak dan perhitungan keuntungan, kemudian menyiapkan obat yang diresepkan, memasukkan data obat yang datang ke suatu software pada komputer dan menyimpan obat tersebut sesuai tempat dan kondisi penyimpanan. Semoga pengalaman ini dapat menjadi insipirasi untuk mengikuti SEP Yangie Dwi, Institut Teknologi Bandung, 5th Year
Pengalaman, memori indah, dan teman-teman baru dari Negara lain. Itulah yang saya dapatkan dari SEP di Turki. Tidak hanya ilmu kefarmasian saja yang saya dapatkan, tapi pelajaran hidup juga. SEP bukan sekedar pertukaran ilmu saja, tapi juga kebudayaan. Turki merupakan negara yang kaya akan kebudayaan karena letaknya yang berada diantara benua Eropa dan Asia dan adanya pengaruh kultur Eropa terhadap negara Turki yang 99% beragama Islam. Selama di Turki saya magang di apotek yang terletak di kota Izmir, sebuah kota dengan garis pantai yang indah. Eczane merupakan bahasa Turki dari Pharmacy. Sistem kefarmasian di Turki sudah menggunakan sistem online. Hal ini memudahkan pelayanan kefarmasian di Turki. Kepercayaan masyarakat terhadap Apoteker juga cukup besar. Beberapa kendala tentu saja ada, seperti kesulitan komunikasi karena orang-orang Turki pada umumnya tidak bisa berbahasa Inggris, tidak cocok dengan makanan disana, homesick, dan perbedaan budaya. Tapi pengalaman disini sangat menyenangkan dan tentu saja berharga. Jangan ragu untuk ikut SEP tahun depan teman-teman! Indriani Mustika, Institut Teknologi Bandung, 3rd Year
Comment Outgoing Student
2
SEP
“Experience is the best teacher, � ungkapan ini mungkin dapat menggambarkan apa yang saya rasakan setelah mengikuti SEP. Saya mengikuti program ini dari Juli hingga Agustus 2013 di Kuantan, Malaysia. Saya berkesempatan kerja di Apotek bernama XPERT Pharmacy. Pengalaman yang tak terlupakan adalah saya ditunjuk untuk presentasi mengenai Oral Contraceptive Pills (OCP) oleh pemilik apotek. Melalui diskusi tersebut saya mengetahui perbedaan pil kombinasi dan progestin, informasi apa yang harus diberikan serta melihat langsung contoh produk. Hampir setiap hari, ada diskusi tentang kasus-kasus yang saya temui pada hari itu, selain itu saya belajar bagaimana menjalankan bisnis & manajemen apotek. Melalui SEP ini selain mengasah kemampuan sebagai farmasi, saya juga mendapatkan banyak teman. Really worthy experience
SEP GRANT
Angelia Putri Moeliono Student Exchange Officer 2012-2014
Student Exchange Programme
GRANT Para mahasiswa/I yang mengikuti Student Exchange Programme (SEP) pastilah berusaha mencari sponsor demi membantu biaya yang dikeluarkan saat mengikuti SEP. Hal inilah yang mendorong International Pharmaceutical Students’s Federation (IPSF) untuk mengadakan sebuah program bernama SEP grant. SEP grant adalah sebuah program bentuk kerjasama antara divisi Student Exchange dan divisi Development Fund IPSF untuk membantu meringankan pengeluaran dari mahasiswa/i selama melaksanakan program exchange di negara tujuan. Seleksi untuk menerima SEP grant biasanya dilaksanakan pada bulan Januari-Maret tiap tahunnya dan diberikan pada mahasiswa/i yang telah lolos proses seleksi. Mahasiswa/i wajib menyertakan application form yang telah disediakan IPSF, surat rekomendasi
3
dari Jurusan/Fakultas dan dokumen-dokumen yang menunjukkan keadaan finansial mahasiswa/i (bukti pengeluaran, pendapatan serta bukti penerima beasiswa) yang harus dikirim melalui email ke koordinator Development Fund IPSF sebelum tanggal yang ditentukan. Pemberian SEP grant akan diprioritaskan pada mahasiswa/i yang berada pada tahun pendidikan terakhirnya, mengikuti SEP pertama kalinya dan memiliki pendapatan rendah atau menengah kebawah. Selain itu application SEP harus sudah berstatus ‘placed’ agar dapat mengikuti proses seleksi. Maksimum jumlah SEP grant yang diterima oleh masing-masing pemenang adalah 1000 euro, dimana jumlah ini akan disesuaikan dengan rincian pengeluaran saat melaksanakan SEP di negara tujuan seperti tiket
pesawat, biaya transportasi dan biaya akomodasi selama di negara tujuan. SEP grant akan diberikan saat SEP telah selesai dan mahasiswa/i tersebut sukses melaksanakan SEPnya. Jika pemenang menghabiskan biaya SEP lebih rendah dari yang diajukan sebelumnya, maka hanya biaya tersebut yang diakomodasi oleh IPSF. Bagi mahasiswa/i yang berminat untuk mengikuti SEP, jangan takut lagi akan biaya yang terlalu tinggi. Dengan mengikuti SEP grant, biaya yang dikeluarkan akan jauh lebih rendah bahkan jika beruntung tidak perlu mengeluarkan biaya apapun. Tunggu apa lagi? Segera persiapkan application kalian untuk periode SEP 2013-2014 dan rasakan pengalaman yang tak akan tergantikan oleh apapun! Viva la Pharmacie!
APPS
4
apps
GALLERY 5
DELEGASI INDONESIA tokyo tower 6
INTERNATIONAL NIGHT
MISS CONTEST
MUSEUM KUSURI
JAPANESE NIGHT 7
apps
ARTIKEL DELEGASI
8
Asia Pacific Pharmaceutical Symposium atau biasa disingkat APPS tahun 2013 ini diselenggarakan di Tokyo tepatnya di Toho University. Acara ini berlangsung pada tanggal 22 Agustus hingga 28 Agustus 2013. Banyak sekali kegiatan bermanfaat yang kami lakukan pada acara tersebut. Dari awal acara, dibuka dengan welcome party di hari ke 0. Pada opening ceremony, mahasiswa Jepang mempertunjukkan budaya mereka kepada para delegasi APPS. Hari pertama dimulai dengan opening ceremony yang dibuka secara resmi oleh Chairperson APRO, Presiden APS Jepang, serta Ketua APPS 2013. Acara dilanjutkan dengan simposium I yang diisi oleh Mr. Akira Uehara yang berisikan tentang pentingnya self medication dan peran farmasis di dalamnya. Dilanjutkan dengan workshopworkshop berupa poster session selama 2 sesi yang kegiatannya meliputi presentasi dan penampilan poster dari masingmasing delegasi, dan diakhiri
9
research di Jepang. Setelah melakukan simposium, kami mendapatkan free night untuk berkeliling di Tokyo dan sekitarnya. Pada hari keempat, kami melakukan field trip mengunjungi beberapa tempat menarik di Jepang. Saya dan kelompok saya mengunjungi pabrik kosmetik FANCL yang terletak di Prefektur Chiba, mengunjungi Fakultas Farmasi di Tokyo University of Life Science, serta menikmati Kota Tua di Asakusa, Tokyo. Malam harinya, kami menghadiri auction night yang berisikan lelang barangbarang khas negara peserta APPS 2013 untuk dana APPS 2014. Delegasi setiap negara juga diberi tempat untuk membuka stan dan berkesempatan untuk memperkenalkan kebudayaan dari negaranya baik makanan khas hingga baju adat. Memasuki hari kelima, acara diawali dengan final Patient Counseling Event yang mana Indonesia menempatkan beberapa wakilnya di final. Sayangnya tidak satupun dari wakil tersebut menang dalam final PCE. Setelah PCE, acara dilanjutkan dengan simposium III oleh Mr. Makoto Tsuda yang mempresentasikan penelitiannya dalam bidang nyeri neuropati dan neuralgia. Acara berlanjut pada closing ceremony dan ditutup dengan gala night.
apps
Deang
oleh international night di daerah Shibuya. Pada international night, delegasi masing-masing negara mempertunjukkan kebudayaan negara masing-masing. Pada hari kedua, kegiatankegiatannya meliputi 2 sesi workshop (saya mengikuti drug poisoning dan complementary medicines). Pada sesi pertama, drug poisoning, berisikan tentang sharing antar negara tentang kejadian keracunankeracunan obat yang terjadi pada masing-masing negara serta solusi yang bisa dilakukan oleh mahasiswa dalam mencegah dan meminimalisir kejadian keracunan obat yang ada. Lalu pada sesi kedua complementary medicines membahas tentang obat-obatan yang ditujukan untuk melengkapi proses terapi pada pasien. Lalu dilanjutkan dengan kampanye berkeliling sekitar Tokyo untuk mempromosikan profesi apoteker bersama seluruh delegasi APPS 2013. Kegiatan pada hari kedua ini diakhiri oleh Japanese night dengan diisi oleh pertunjukan kebudayaan serta makanan khas Jepang. Hari ketiga diawali dengan 2 sesi workshop. Pada sesi pertama dan kedua, saya mengikuti workshop tentang global health yang bertemakan “Drug Logistic in Global Health�. Pada sesi workshop tersebut, kami membahas tentang pengobatan pada masing-masing negara dari awal produksi hingga distribusi ke seluruh negara dan mendiskusikan masalah-masalah yang ada. Setelah melewati sesi workshop, dilanjutkan dengan sesi simposium II oleh Prof. Tohru Mizushima. Pada kesempatan tersebut beliau menjelaskan tentang peran farmasis sebagai peneliti dan peneliti sebagai farmasis. Beliau merupakan salah satu orang yang berpengalaman dalam melakukan penelitian khususnya dalam drug discovery
10
awareness kita untuk memajukan kefarmasian di Indonesia, banyak hal yang harus kita benahi agar keprofesian Farmasi mendapat makna di masyarakat, salah satunya yaitu dengan bertanggung jawab atas tugas kita sebagai seorang Apoteker. Selain Symposium dan Workshop, kita juga turun ke jalan untuk melakukan campaign ke masyarakat dan seluruh delegasi dari berbagai negara dengan antusias bersorak dengan bahasa Jepang dan membawa campaign tools mengelilingi sekitaran jalanan di daerah Chiba. Setelah itu, kita juga diberikan ilmu tentang cara counseling ke pasien dengan baik yaitu melalui lomba Patient Counseling Event, kita diajarkan bagaimana seorang Apoteker memberi edukasi tentang obat dan mengawasi pasiennya yang mana di Negara Indonesia masih tidak dilakukan kegiatan ini, padahal ini sangat penting dampaknya bagi pasien itu sendiri. Acara tersebut tidak hanya memberikan materi saja namun kita juga disuguhkan dengan Modern dan Culture yang ada di Tokyo, Jepang seperti Tokyo Tower, SkyTree, Rainbow Bridge, Disney Tokyo Resort, Pusat perbelanjaan tekenal di Tokyo ( Asakusa, Harajuku, Shibuya), Tokyo Station, berbagai Tarian dan Baju khas dari Jepang dan yang lebih memukau adalah Majunya Negara Jepang yang tidak hanya dari keprofesian Farmasi saja namun juga Teknologi dan Government Kota Tokyo. Banyak hal yang dipelajari dan bisa diterapkan sepulang dari sana seperti Culture and Modern things in Japan, Disiplin, Kerjakeras dan sikap ramah mereka membuat Tokyo, Jepang selalu dirindukan.
apps
ASIA PACIFIC PHARMACEUTICAL SYMPOSIUM ( APPS ) merupakan annual event dari IPSF ( International Pharmacy Student Federation ) yang dilaksanakan di Chiba Perfecture, Jepang pada tangga 22-28 Agustus 2013. Ada beberapa negara yang berpartisipasi di event tersebut diantaranya adalah : 1. Australia 2. Thailand 3. Korea Selatan 4. Jepang 5. Taiwan 6. Indonesia 7. Singapura 8. India 9. New Zealand Adapun serangkaian acara pada event tersebut seperti Symposium,Workshop, Campaign, Patient Counseling Event, Clinical Skill Event dan Japan Introduction. Banyak hal yang kita bisa dapat dari event ini seperti materi-materi dari Symposium mengenai Self-Medication dan Workshop yang mana beberapa dari materi tersebut tidak kita dapat di bangku kuliah, seperti salah satu Workshop yang saya ikuti yaitu Home Medical Care dan Chinese Medicine. Kita diberikan banyak hal tentang Kefarmasian di Jepang, seperti salah satu Profesi Farmasi (Home Medical Care) di Jepang dan juga kita dijelaskan mengenai obat herbal dari China yaitu Kampo yang hampir mirip dengan herbal medicine di Indonesia seperti Jamu yang mana dibuat dari berbagai zat yang berkhasiat namun telah diuji secara klinis. Adapula diskusi dengan teman-teman dari berbagai negara dan setiap negara tersebut mendiskusikan tentang kondisi kefarmasian di negara mereka. Dari hal tersebut kita banyak mendapat pengalaman dan hal baru untuk meningkatkan
NUZULLA ELFA RIZKA
apps
Delvina APPS (Asia Pacific Pharmaceutical Symposium) merupakan suatu kegiatan yang diselenggarakan satu tahun sekali oleh IPSF wilayah Asia Pasifik. APPS ke 12 diadakan pada tanggal 22 sampai 28 agustus 2013 di Tokyo, Jepang dengan tema “Self Medication be Your Healthcare Partner�. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah memajukan visi dan misi IPSF ditingkat wilayah Asia Pasifik, memberikan wadah kepada mahasiswa farmasi untuk bertukar pendapat dan informasi mengenai pendidikan farmasi, dan membuka peluang untuk mempromosikan kerjasama mahasiswa farmasi internasional melalui kompetisi yang bersahabat. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 350 mahasiswa farmasi dari berbagai Universitas yang merupakan anggota IPSF wilayah Asia Pasifik. Masing-masing negara hanya dapat mengirimkan delegasi sesuai dengan jumlah quota yang disediakan oleh panitia. Untuk mengikuti kegiatan APPS peserta harus membayar registrasi sesuai dengan jumlah yang ditentukan oleh panitia. Biaya registrasi merupakan biaya yang digunakan untuk mengcover seluruh keperluan peserta selama APPS berlangsung
11
seperti akomodasi, transportasi, makan, dan lain sebagainya. Seluruh peserta menginap di APA Hotel Makuhari yang berlokasi di Chiba. Sebagian besar kegiatan APPS dilaksanakan di Universitas Toho. Kegiatan APPS terdiri dari simposium, workshop, Patient Conseling Event (PCE), miss contest, kampanye informasi obat, social event, explore japan, lomba poster, rapat wilayah, Clinical Skill Event (CSE), dan Leaders In Training (LIT). Peserta yang hadir ke APPS terdiri dari peserta lomba, official delegates, peserta LIT dan juga peserta yang hanya ingin menambah wawasan dari simposium dan workshop. Social event terdiri dari welcome party, international night, Japanese night, Auction night dan Gala night. Selain itu terdapat pula kegiatan Post Symposium Tour (PST) yang diadakan selama 3 hari 2 malam setelah APPS. Pada kegiatan ini peserta akan berwisata mengelilingi beberapa tempat terkenal yang berada di Jepang agar dapat lebih memahami budaya dan sejarah Jepang. Rapat wilayah merupakan salah satu kegiatan yang penting dari APPS. Dimana pada ra-
pat ini dibahas mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus wilayah periode 2012-2013, pemilihan pengurus wilayah 20132014, laporan kegiatan dari masing-masing anggota yang hadir, dan penentuan host untuk APPS tahun 2015. Pada rapat wilayah dipaparkan pula alasan mengapa Malaysia mundur sebagai host APPS tahun 2014 yang mengakibatkan tidak akan diadakannya APPS pada tahun 2014. Sehingga kegiatan rapat wilayah yang wajib diadakan tiap tahun akan dilaksanakan pada World Congress di Portugal pada tahun 2014 nanti. Pada rapat wilayah ini telah terpilih Dora Lee dari Taiwan sebagai ketua wilayah Asia Pasifik Periode 2013-2014. Seluruh anggota berharap semoga kepengurusannya dapat berlangsung dengan baik. Viva La Pharmacy!!!
Asia Pacific Pharmaceutical Symposium (APPS) yang diselenggarakan oleh Association Pharmaceutical Student’s Japan (APS Japan) bekerja sama dengan International Pharmaceutical Student’s Federation (IPSF) merupakan salah satu kegiatan rutin IPSF-Asia Pacisic Regional Office (APRO). Muatan utama dari kegiatan ini adalah diskusi ilmiah dan tukar pikiran mahasiswa farmasi se-Asia Pasifik yang dilaksanakan secara reguler setiap tahun. APPS 2013 ini bertempat di Tokyo, Jepang yang berlangsung selama 7 hari dari tanggal 22 sampai 28 Agustus. Tema kegiatan APPS adalah “Self Medication Be Your Healhcare Partner”. Acara ini diikuti oleh mahasiswa farmasi dari negara Indonesia, Taiwan, Tailand, Malaysia, Singapura, Jepang, Algeria, Denmark, Korea, Kanada, Iran, dan Australia. Tujuan keikutsertaan delegasi Indonesia yaitu sebagai pencitraan bangsa Indonesia yang aktif dalam dunia kesehatan umumnya dan farmasi khususnya, diskusi ilmiah, bertukar pikiran dan ide mengenai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kefarmasian yang berkembang di berbagai negara serta meningkatkan kepedulian mahasiswa farmasi terhadap masalah-masalah sosial dan kesehatan yang ada di
12
masyarakat. Adapun rangkaian kegiatannya antara lain welcome party, symposium, workshop, PCE (Patient Conselling Event), poster session, regional meeting, international night, kampanye kesehatan, auction night, japanese night, gala night, field trip dan explore Japan. Welcome Party merupakan kegiatan soaial pertama pada APPS. Disini kami berkenalan lebih dekat dengan mahasiswa/i farmasi dari berbagai negara, bertukar cerita, ide dan gagasan. Ada juga games untuk meramaikan suasana sehingga delegasi dapat terhibur. Kegiatan simposium dan workshop bertempat di universitas Toho. Simposiumnya ada tiga yaitu simposium I oleh Mr. Akira Uehara, simposium II oleh Mr. Tohru Mizushima dan Mr. Makoto Tsuda, dan simposium III oleh Mr. Xuanhau Chan. Pada workshop diadakan berbeda-beda pembahasan sehingga tidak semua delegasi dapat mengikutinya tetapi sesuai dengan banyaknya kuota. Tema lomba poster tahun ini adalah “Desease Prevention” atau pencegahan penyakit. Setiap asosiasi mempresentasikan hasil penelitiannya kepada audiens dan saling tanya jawab. Kami dari ISMAFARSI mempresentasikan tentang diare karena melihat kondisi global dimana bnyak anak balita yang meninggal akibat penyakit
diare.
Acara International Night bertempat di Camelot Club di Shibuya. Pada acara ini delegasi mendapatkan kesempatan untuk menampilkan kebudayaan masing-masing baik berupa lagu, tarian, kostum, dan lain-lain. Drai Indonesia sendiri menampilkan tarian dan musik dari Bali. Sebagian ada juga yang memakai kostum batik. Kegiatan kampanye kesehatan dilakukan dengan berjalan kaki mengelilingi Tokyo. Kami berteeriak dengan paradenya yaitu “Shirou Kusuriwo, Mamorou kenkou, Tayorou Yakuzaisi” yang artinya “Tambahlah pengetahuan anda tentang obat, tetap jaga kesehatan, jika anda memiliki pertanyaan tentang obat maka tanya apoteker”. Dari seluruh rangkaian kegiatan APPS ini delegasi mendapatkan pengalaman dan pembelajaran yang luar biasa sehingga membuka cakrawala kami dalam dunia farmasi. Semoga apa yang telah delegasi dapatkan bisa dimanfaatkan, disebarluaskan, dan memberikan kontribusi nyata dalam kegiatan positif yang berguna bagi kampus, masyarakat, dan negara.
apps
ERNA.
13
FER BI symposium tentang seorang apoeker yang juga merupakan ilmuwan dan juga tentang penelitian salah seorang doctor tentang neuropathic pain dan neuralgia. Pada symposium pertama dijelaskan bahwa seorang apoketer dan ilmuwan adalah sama dimana mereka juga tetap melakukan riset dan pengembangan dalam bidang ilmu dan pada symposium kedua kami mendapat pengetahuan tentang protein yang berperan dalam neuropathic pain, mekanisme kerja penyakitnya dan reseptor yang harus dihambat untuk mengurangi rasa sakitnya. Malam hari adalah free night dimana setiap peserta bebas mengelilingi
jepang dengan panitia ataupun mandiri dan sebagian dari kami mengujungi akihabara, roppongi hills dan Tokyo tower. Hari kelima kelompok saya bersama dengan dua kelompok lainnya mengunjungi safety health center dimana kami mendapat simulasi tentang berbagai keadaan bencana seperti kebakaran, banjir, angina topan serta gempa dengan berbagai skala sehingga kami mendapat pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan saat kejadian itu menimpa kami. Setelah itu kami diajak panitia mengunjungi asakusa dan meiji shrine. Malam harinya adalah auction serta voting untuk memilih miss APPS. Hari keenam acara dimulai dengan melihat final PCE dan dilanjutkan dengan symposium tentang peran apoteker dalam kesehatan masyarakat. Pada symposium ini kami melihat video tentang apoteker yang ada di pedalaman, dimana dia harus berjalan jauh untuk mencapai pasien agar penyakitnya tidak bertambah parah. Acara dilanjutkan dengan closing ceremony dan pengumuman pemenang lomba CSE, PCE, poster dan grup foto saat kampanye kesehatan. Hari terakhir adalah kepulangan.
apps
Kegiatan selama APPS dimulai dengan welcome party yang diisi dengan sambutan dari panitia serta perkenalan dari panitia serta APRO yang hadir, disini juga ditampilkan tarian tradisional jepang. Pada welcome party ini juga kami dibagi menjadi 20 grup dengan satu orang staf sebagai pemimpin grup. Pada nantinya, hampir semua kegiatan akan dijalankan bersama oleh orang-orang dalam grup tersebut. Hari kedua acara berlangsung di Toho University (symposium selalu di Toho University). Terdapat opening ceremony yang berisi sambutansambutan dari ketua panitia, pihak sponsor dan juga Toho University. Kemudian dilanjutkan dengan symposium tentang pentingnya pengobatan sendiri dimana intinya butuh bantuan 3 pihak, yaitu apoteker, industry dan pelanggan. Pada malam hari adalah international night yang diadakan di bar daerah shibuya dengan alokasi waktu tiap Negara 5-10 menit. Untuk Indonesia diwakili oleh teman-teman dari ITB. Hari selanjutnya adalah kampanye kesehatan atau lebih tepatnya pengenalan profesi apoteker karena slogan yang kumandangkan adalah pentingnya bertanya kepada apoteker tentang obat dan juga ada lomba grup foto dimana tiap grup diminta bergaya sesuai tema yang diberikan untuk kampanye untuk nantinya akan ada voting memilih foto grup terbaik. Malam hari dilanjutkan dengan Japanese night dimana kami ditunjukkan salah satu festival di jepang yang telah disiapkan oleh panitia. Pada mala mini juga kontestan miss APPS diperkenalkan oleh panitia dimana mereka menunjukkan kebolehan mereka untuk nantinya akan dipilih pada auction night. Hari keempat ada
14
poster untuk melakukan Health Campaign. Dengan semangat dan suara yang lantang para peserta meneriakan 3 kalimat bahasa Jepang, yaitu Shirou Kusuriwo (tambah pengetahuanmu tentang obat-obatan!), Mamorou Kenko (Jaga Kesehatanmu!), Tayorou Yakuzaishi (konsultasikan obat dengan Apoteker!) Di hari ke-4 diadakan Field Trip & Explore Japan. Saat Field Trip, peserta dibagi menjadi 3 kelompok untuk mengunjungi 3 tempat yang berbeda, yaitu FANCL Factory (Pabrik kosmetik merek FANCL), Kusuri Museum (Medicine Museum), dan Life Safety Learning Center. Pada hari itu juga para peserta diajak berkunjung ke Asakusa, salah satu objek wisata di Kota Tokyo. Setiap malamnya, para peserta dimanjakan dengan agenda – agenda yang menarik. Malam pertama dimulai dengan Welcome Party, kemudian malam keduanya adalah International Night, yang mana setiap negara menampilkan performnya masing-masing. Dari indonesia sendiri menampilkan beberapa tarian daerahnya. Di malam ketiga adalah Japanese Night dan juga penampilan dari para kontestan Miss APPS Contest. Salah satu dari 5 finalisnya yaitu dari Indonesia yang menampilkan permainan biola yang mengagumkan. Lalu malam ke empat yang merupakan malam yang paling ditunggu – tunggu, Free Night. Pada malam ini, para peserta bebas untuk berkeliling Tokyo, kemana saja yang diinginkan. Di malam selanjutnya yaitu Auction Night, malam dimana diadakannya pelelangan barang dari setiap negara dan juga Final Miss APPS Contest. Miss APPS Contest ini pun dimenangkan oleh kontestan dari Indonesia. Dan di malam terakhir adalah Gala Night, malam perpisahan bagi para peserta.
apps
Asia-Pacific Pharmaceutical Symposium (APPS) yang merupakan agenda tahunan Asia-Pacific Regional Office (APRO), International Pharmaceutical Students’ Federation (IPSF), pada tahun ini diselenggarakan di Jepang tanggal 22 - 28 Agustus lalu, dengan tema ‘Self Medication – be your healthcare partner.’ Para peserta merupakan mahasiswa farmasi yang berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Tailan, Taiwan, India, Korea, Australia, Jepang, serta beberapa negara diluar kawasan Asia-Pacific, yaitu Kanada, Algeria, dan Denmark. Jumlah peserta APPS tahun ini sekitar 370 orang. Acara ini berlangsung di Toho University. Selama 7 hari 6 malam tersebut para peserta tinggal di APA Hotel, Tokyo Bay Makuhari, Chiba, yang terletak di pesisir pantai, sekitar 30 menit dari termpat berlangsungnya APPS jika menggunakan bus. Adapun kegiatan – kegiatannya berupa simposium, workshop, regional meeting, health campaign, poster competition, patient event counseling (PCE), serta malam – malam yang selalu diisi dengan acara – acara yang menarik. Acara ini dimulai dengan Welcome Party di malam pertama untuk menyambut kedatangan para peserta. Di hari – hari berikutnya, diadakan workshop – workshop dengan berbagai tema secara paralel, serta regional meeting, poster session, dan PCE. Diantara workshop yang diadakan yaitu, Community Pharmacy, Cosmetic, Counterfeit Medicine, Health Economic, Drug Poisoning, Diabetes, Self Medication, Complementary Medicine, Home Medical Care, Global Health, OTC, dan workshop menarik lainnya. Pada hari ke-2, sore harinya para peserta berkeliling kota dengan membawa spanduk dan
F I K R Y
Ikatan Senat Mahasiswa Farmasi Seluruh Indonesia, tergabung dalam IPSF APRO ( International Pharmaceutical Student Federation – Asia Pasific Regional Officer). Memiliki agenda tahunan bernama APPS, dimana tahun ini diselenggarakan di Chiba, Tokyo, Jepang. Tahun ini dengan tema Self Medication dan pelatihan untuk Prevention Global Disaster. APPS diselenggarakan selama 7 hari dengan jadwal yang sudah terlampir. Setiap peserta diwajibkan untuk memilih 1 workshop di setiap sesinya. Pada hari-0 merupakan kedatangan peserta, untuk mengisi waktu luang delegasi diajak hospital visit di rumah sakit daerah Chiba, kemudian welcome party yang diisi oleh Chairperson IPSF APRO Goffrey Chai (Australia), Chairperson APS Japan Daisuke, dan sambutan dari Chairperson APPS 2013 Marika Yamada. Hari-1 diawali dengan opening ceremony formal oleh Dekan Fakultas Farmasi Toho University, Direktur Perusahaan Farmasi Taiso dan Ketua Federasi Farmasi Jepang. Dilanjutkan dengan Symposium I “The Role and Impotance of Self-Medication in the 21st Century” oleh Mr. Akira
15
Uehara yakni tentang kesinambungan pelayanan kefarmasian dengan profesi industri yang semakin marak di dunia dewasa ini. Impian masing – masing negara untuk membentuk jaminan mutu kesehatan hingga kematian. Konsep self medication taking control of one’s own health, yakni dengan satu pasien satu tenaga keehatan, sehingga lebih terkontrol. Dengan demikian farmasis juga memegang peranan penting dalam rangka pengawasan peningkatan mutu hidup pasien. Dilanjutkan dengan poster session, ISMAFARSI diwakilkan oleh Fradita (UB), Rizkiannur (UB), Nur Azizah (ITB) mempresentasikan tentang pencegahan diare dengan megacu point ke-4 MDGs, namun tidak berhasil mendapatkan juara. Dilanjutkan dengan sosialisasi PreCSE (Clinical Skill Event) oleh Eric So. CSE adalah kompetisi berbasis servis klinis mengacu pada safety drug choice, ISMAFARSI diwakili oleh mahasiswa ITB. Hari-2 terdapat workshop Drug Poisoning, Diabetes, CSE, PPAC, Health Economic, dan Regional Meeting. PPAC (Pharmacy Profession Awareness Campaign) ini dipandu oleh APRO workgroup,
apps
Fradita
tentang pemaparan karya nyata masing – masing asosiasi dalam rangka promosi kesehatan tepat sasaran, Indonesia mendapatan penghargaan atas PPAC ini yakni dengan pogram edukasi farmasi cilik, sebagai media pengenalan dan pendekatan kepada anak – anak tentang profesi apoteker yang sebenarnya. Sore harinya diadakan campaign keliling sekitaran Tokyo dan Shibuya dengan tema mempromosikan self medication, yakni primary medical check up, dan menjaga pola hidup sehat. Hari3 diawali dengan workshop OTC Medicine, Regional Meeting, dan Symposium II. Over The Counter medicine disampaikan oleh Mr. Motohito Nishizawa mengulas tentang peran farmasis terhadap kemudahan akses dalam pelayanan komunitas. Kuncinya adalah pastikan bahwa konsumen lebih mudah dalam mendapatkan pelayanan kesehatan namun tetap aware dandalam pengawasan tenaga kesehatan (farmasis). Symposium II “Research in Neuropathic Pain and Neuralgia” oleh Mr. Makoto Tsuda dalam penanganan mengenai body pain dengan morfin dan sejenisnya sesuai dengan takaran dosis.
Asia Pacific Pharmaceutical Symposium atau biasa dikenal dengan istilah APPS merupakan sebuah kegiatan tahunan organisasi farmasi di Asia Pasific. Negara - negara yang termasuk dalam kawasan ini diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Taiwan, Jepang, dan Korea. Di tahun 2013 ini, APPS dilaksanakan di Jepang, tepatnya di kawasan industri Chiba dan diikuti oleh lebih kurang 380 peserta. Uniknya dari APPS tahun ini, peserta yang terdaftar tidak hanya dari negara -negara anggota Asia Pasifik, tetapi ada juga beberapa perwakilan peserta dari Kanada dan Algeria. Kegiatan yang berlangsung selama 7 hari ini terdiri dari beberapa rangkaian acara. Dimulai dengan welcoming party yang disiapkan oleh panitia, seluruh peserta diberikan sambutan berupa pertunjukan tari dan musik tradisional Jepang, selain iu peserta pun dibentuk beberapa kelompok dimana tiap-tiap kelompok terdiri dari perwakilan beberapa negara. Setelah welcoming party, keesokan harinya peserta disuguhi kegiatan opening ceremony yang merupakan simbol
16
diresmikannya kegiatan APPS - Japan ini. Kegiatan opening ceremony sendiri dipimpin oleh Daisuke selaku ketua APS -Japan (Asosiasi Mahasiswa Farmasi Jepang) dan Marika Yamada selaku ketua pelaksana APPS 2013 ini. Selesai opening ceremony, peserta mengikuti symposium dan beberapa workshop. Selain symposium dan workshop, kegiatan yang dilaksanakan pada APPS 2013 ini adalah kompetisi yang meliputi PCE (Patient Counseling Event), CSE, Poster Session, dan PPAC, public campaign dimana hampir seluruh peserta melakukan long march di pusat kota Chiba dengan menggunakan beberapa atribut dan meneriakkan slogan - slogan yang berhubungan dengan kesehatan dalam bahasa Jepang, juga explore Japan. Pada explore Japan ini, beberapa tempat yang dikunjunginya adalah Asakusa, tokyo tower, Safety Laboratorium, Museum Kosmetik, dan beberapa universitas di Tokyo. Yang telah disebutkan diatas adalah macam -macam kegiatan yang dilaksanakan pada siang hari. Pada malam harinya, kami melakukan kegiatan yang berbeda lainnya. Beberapa kegiatan yang
apps
I J FU dilakukan pada malam hari adalah International night. Pada malam ini, masing - masing negara yang diwakili oleh satu asosiasi menampilkan ciri khas budayanya, baik berupa tarian maupun pakaian adatnya. Indonesia sendiri, diwakilkan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi ITB dengan membawakan tarian medley Solo, Bali, Jakarta, dan Jawa Barat. Selain itu, ada pula kegiatan Japanese night dimana peserta disuguhkan kegiatan summer festival yang merupakan tradisi Jepang dalam menyambut musim panas. Kegiatan yang tak kalah menarik adalah Auction night. Pada malam ini, masing - masing negara melelang barang-barang yang menjadi ciri khas negaranya dan peserta lain membelinya dengan sistem pelelangan, harga tertinggi dialah yang dapat. Dan yang terakhir adalah Gala Night yang merupakan farewell party dan acara penutup bagi seluruh partisipan.
apps
HANA flower Asia Pacific Pharmaceutical Symposium yang ke 12 tahun 2013 ini dilaksanakan di Tokyo, Jepang. Banyak sekali kegiatan dan pengalaman berharga yang bisa didapat selama mengikuti acara ini. Welcoming Party merupakan acara pembuka untuk APPS 2013 dimana kita diberi kesempatan untuk bertemu dan mendapat teman baru. Hari pertama dimulai dengan Opening Ceremony yang diselenggarakan di Universitas TOHO. Acara dimulai dengan sambutan dari Chairperson of APPS 2013, Ms. Yamada Marika. Dilanjutkan dengan President of APS Japan, Mr. Daisuke Kobayashi; Chairperson of APRO, Mr. Geoffrey Chai; IPSF Chairperson of Professional Development, Mr. Eric Cho; Chairman of the Board Taisho Pharmaceutical Company, Mr. Akira Uehara; President of Japan Pharmaceutical Association, Mr. Takashi Kodama; dan Vice president of Toho University faculty of Pharmacy, Mr. Yoshio Tanaka. Pada APPS kali ini, terdapat 3 symposium yang berbeda tema tetapi sarat akan pembelajaran mengenai peranan farmasis dalam kehidupan sehari-hari dalam mencegah penyakit-penyakit yang disebabkan oleh lifestyle. Lomba yang saya ikuti yaitu Poster Exhibition. Namun sayangnya, belum berhasil mendapat juara.
17
Kegiatan yang tak kalah menarik yaitu International Night, Auction Night dan Japanese Night, dimana kita diberi kesempatan untuk melihat sekaligus mengagumi budaya setiap negara dengan berbagai tarian dan pakaian tradisionalnya serta mencicipi makanan khas masing-masing negara. Selain itu, ada pula workshop dan campaign. Workshop yang saya ikuti yaitu mengenai Diabetes, Self-Medication, dan Global Health. Campaign ini seperti campaign yang sering dilaksanakan Ismafarsi Bandung Raya, dimana kita memegang spanduk sambil meneriakan beberapa kata yang berbunyi “Shirou Kusuriwo! (Improve your knowledge about medicine)”, “Mamorou Kenkou! (stay in healthy)”, dan “Tayorou Yakuzaisi! (If you have question about medicine, ask pharmacists!) di sekitar tempat tinggal warga. Kegiatan yang paling berkesan yaitu Field Trip & Explore Japan! Seharian ini digunakan untuk lebih mengenal tentang Jepang dengan mengunjungi beberapa objek budaya kota Tokyo. Group saya akan berkunjung ke Asakusa yang terkenal sebagai kota budaya di Tokyo sehingga tidak heran jika kita melihat banyak hal-hal tradisional disana seperti Jinrikisha (sejenis becak di Jepang) dan berbagai makanan tradisional dan
kuil serta candi dan Life Safety Learning Center yang merupakan eksibisi pencegahan bencana terbesar di Jepang, dimana kita belajar cara mengatasi berbagai bencana alam seperti gempa bumi, tsunami, typhoon dan kebakaran. Kita juga dapat secara langsung mengetahui dan merasakan sendri beberapa metode dalam mengurangi resiko bahaya selama bencana berlangsung. Berpartisipasi dalam APPS 2013 di Jepang ini merupakan salah satu kenangan berharga yang tidak akan terlupakan. Banyak pengalaman dan pelajaran yang dapat diperoleh dari kegiatan ini. Selain mendapatkan teman-teman baru dari berbagai negara, kita juga bisa mengetahui tentang budaya dan kehidupan mereka, khususnya Jepang. Sebagai seorang (calon) farmasis kita juga bisa belajar dari farmasis-farmasis yang ada di Jepang dan negara lain seperti perkembangan farmasis disana. APPS 2013 ini sungguh suatu pengalaman yang berkesan. Viva la pharmacie!
Berkesempatan ke Jepang, tak pernah terbayangkan bagi saya sebelumnya. Dua Tahun yang lalu, saya menuliskan sebuah mimpi di kertas kecil lalu di tempel di kamar. “Saya ingin pergi ke Jepang”. Dan ternyata Allah mendengar permintaan dan setiap doa saya. Terima kasih kepada ISMAFARSI karena telah memberikan saya kesempatan ini. Begitu banyak hal yang saya dapatkan di Jepang. Pada hari sebelum acara, kami datang ke APA hotel dengan dijemput oleh panitia saat di Bandara. Di hari pertama ini, belum banyak acara yang diadakan. Karena memang semua partisipan masih cukup lelah. Hanya acara welcome party pada malam harinya diadakan di Manhattan hotel. Acara ini diawali dengan penampilan kesenian tradisional jepang. Beberapa mahasiswa Jepang memainkan instrumen khas jepang. Para penonton pun sangat terhibur dan antusias melihat penampilan tersebut. Setelah itu, di lanjutkan dengan sambutan dari ketua APPS 2013 Jepang Marika Yamada. Daisuke Kobayashi selaku ketua APS Jepang juga tidak ketinggalan memberikan sambutannya. Mereka berdua mengajak para partisipan untuk saling mengenal satu sama lain dan juga dapat memulai pertemanan dari acara tersebut. Pada keesokan harinya, acara opening ceremony pun dimulai. Acara pembukaan berjalan dengan lancar. Dalam acara ini datang ketua asosiasi profesi farmasi Jepang, perwakilan taisho pharm Ltd, dan tidak lupa juga geofrey chai, chairperson
18
of APRO. Acara pembukaan ini di tutup dengan foto bersama semua delegasi dari berbagai negara. Acara selanjutnya adalah Simposium I. Simposium ini disampaikan oleh Mr. Akira Uehara. Isi dari simposium ini tentang self medicine. Di Jepang, jumlah kelahirannya lebih rendah dari jumlah kematian. Sehingga lebih banyak manula daripada bayi. Dan ini menyebabkan anggaran kesehatan negara jepang mengalami defisit. Akhirnya tercetuslah gagasan untuk menerapkan self medicine. Dimana lebih memanfaatkan pengobatan secara preventif daripada kuratif. Dilanjutkan dengan Counterfeit Medicine Workshop. Workshop ini disampaikan oleh Mrs. Yoko Gocho. Isi dari workshop ini tentang self medicine. Bukan hanya di Jepang tetapi di seluruh dunia, obat palsu (counterfeit medicine) mulai menyebar dan sangat meresahkan. Sebagai seorang calon farmasis di masa depan, maka kita harus memberikan perhatian yang lebih akan hal ini. Dalam workshop juga disampaikan cara – cara membedakan obat palsu dan obat yang asli. Acara terakhir pada hari itu adalah Pre Clinical Skill Event. Pada acara Pre Clinical Skill Event ini diisi oleh Mr.Erick Soo. Acara ini membahas bagaiamana seorang farmasis berperan di klinis dan rumah sakit. Seorang farmasis wajib memberikan saran kepada dokter tentang pemilihan obat yang diberikan kepada pasien. Karena farmasis lebih mengetahui seputar obat, cara penggunaannya, indikasi maupun kontraindikasinya, bahkan inkompatibilitas masing – masing obat.
Hari kedua diisi dengan berbagai kegiatan dan jadwal yang padat. Diawali dengan acara Health Economics. Pada acara health economic ini diisi oleh Mr.Ataru Igarashi. Acara ini membahas bagaiamana seorang farmasis memilih obat yang efektif tetapi terjangkau. Dalam sistem penjaminan kesehatan, hal ini sangat penting, karena dapat mengurangi beban asuransi yang ditanggung pemerintah.Hal ini juga dikenal sebagai pharmacoeconomics. Dilanjutkan dengan acara PPAC. Pada acara PPAC ini, partisipan dari berbagai negara sharing dan berdiskusi mengenai kampanye dan program apa saja yang sudah mereka lakukan untuk mengenalkan farmasis di negara mereka. Setelah itu, kami juga melakukan aktivitas outdoor, yaitu Campaign. Pada acara campaign ini para partisipan diajak untuk berkampanye mengenalkan farmasis di masyarakat dengan cara long march di jalanan jepang. Para partisipan meneriakkan “Shirou Kusuriwo, Mamorou Kenko, Tayorou Yakuzaishi”. Dengan semangat, para partisipan dari berbagai negara juga ikut meneriakkan kata – kata tersebut. Sebagai penutup, acara Japanesse Night adalah penutup yang sempurna. Pada acara japanesse night ini, para partisipan diajak untuk menikmati festival musim panas di jepang. Ada banyak kesenian dan hiburan khas jepang, makanan khas jepang, dan oleh – oleh khas jepang. Hari ketiga diisi dengan acara Allied Healthcare. Pada acara Allied Healthcare ini, partisipan dari berbagai negara
apps
Halib Masbubi Cipta Maindra
19
Hari terakhir acara diisi dengan PCE Final. Pada Final PCE ini, Indonesia berhasil mengirimkan dua perwakilannya. Tetapi untuk tahun ini, pemenang PCE ini masih dipegang oleh Thailand, sedangkan kita menduduki peringkat kedua dan ketiga. Simposium III. Simposium ketiga ini di isi tentang NTD (Neglected Tropical Dissease). Seorang ilmuwan yang berjuang untuk mengembangkan obat baru, untuk penyakit – penyakit tropis di negara berkembang di pedalaman Afrika. Selain agenda acara, kami juga berkesempatan untuk jalan – jalan dan menjelajahi kota – kota di sekitar tokyo. Seperti asakusa, harajuku, shibuya, chiba, tokyo, nakano, dan masih banyak lagi.Dari Jepang saya banyak belajar tentang kerja keras dan kedisiplinan. Mulai sekarang, saya akan menerapkan sifat ini, dan saya berjanji untuk ke Jepang lagi suatu saat nanti.
apps
Hari keempat dimulai dengan acara Explore Japan. Saya mengunjungi Life safety learning centre Saya mengunjungi pusat pembelajaran keselamatan terbesar di Jepang. Di tempat tersebut, dilatih untuk menghadapi berbagai situasi bencana alam. Seperti gempa bumi, banjir, angin topan, dan kebakaran. Sebagai sesuatu yang baru, saya sangat antusias mengikuti program ini. Dilanjutkan dengan acara auction Night. Pada malam pelelangan ini, setiap negar diberikan stan untuk memamerkan makanan khas dari negara mereka. Kebetulan saya berjaga di satan Indonesia, dan ternyata banyak orang – orang dari
negara lain yang ingin merasakan masakan indonesia. Setiap mereka mencoba makanan Indonesia, ada dua kata yang sering keluar, yaitu “delicious” dan “so spicy”. Di malam tersebut, salah satu delegasi dari Indonesia yang mengikuti miss contest, menjuarai kontes tersebut.
Halib Masbubi Cipta Maindra
sharing dan berdiskusi mengenai bagaimana peran farmasis dalam dunia kesehatan, dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang lain. Masing – masing negara ternyata mempunyai peraturan yang berbeda – beda tentang farmasis. Selanjutnya Traditional Chinesse Medicine in Japan. Pada acara TCM in Japan ini, partisipan dari berbagai negara mempelajari tentang Kampo. Yaitu suatu pengobatan tradisional jepang yang menggunakan bahan alam sebagai obat. Acara ini diisi oleh Mr. Yoshio Shimizu. Ditutup dengan Simposium II. Simposium kedua diisi oleh Prof. Tohru Mizushima. Beliau adalah seorang peneliti, dosen, dan juga seorang pemilik perusahaan farmasi multinasional. Beliau memberikan kiat – kiat kesuksesannya dalam simposium tersebut dengan judul “pharmacist as a scientist, and scientist as a pharmacist”. Selanjutnya, siposium diisi oleh Mr. Makoto Tsuda tentang neuropathic pain and neuralgia. Beliau mengangkat topik tersebut karena masih terbatasnya obat – obatan yang digunakan untuk mengatasi penyakit tersebut.
apps
A Lingg R Perjalanan Keilmuan Study abroad is not impossible, itulah kalimat yang saya tulis di depan meja belajar sebagai salah satu impian yang ingin saya raih. Agustus 2013 menjadi moment yang sangat berkesan bagi saya dan juga menjadi penyemangat saya dalam peraihan mimpi yang lebih tinggi lagi. Kesempatan menjadi delegasi Ismafarsi dalam menghadiri even internasional bertajuk Asia Pasific Pharmaceutical Symposium membuat saya merancang banyak rencana agar kegiatan ini menjadi bermanfaat bagi diri saya dengan mengikutinya dan bagi orang lain yang nantinya mendapatkan pelajaran bermakna dari pengalaman yang saya dapatkan. Give your self a chance, to make a change, with exchange menjadi kalimat yang saya yakini saat ini karena di Jepang saya benarbenar mendapat pengetahuan baru yang memunculkan banyak ide-ide yang ingin saya terapkan disini serta nantinya kembali ke Jepang, melakukan sebuah studi banding sehingga akhirnya hasilnya bisa menjadi acuan atas
20
apa yang akan diimplementasikan. Perjalanan keilmuan ini menjadikan saya belajar banyak hal, workshop yang saya ikuti diantaranya Counterfeit Medicine, IT, Home Medical Care, Team Approachment, Health Care Team memberi banyak hal yang baru. Workshop yang paling menarik buat saya adalah Workshop mengenai Home Medical Care, dua hal yang saya soroti dalam workshop ini. Yang pertama adalah materi yang disampaikan, Jepang merupakan negara maju yang ternyata masih sangat peduli dengan kesehatan lansia, para praktisi kesehatan disana memberikan fasilitas Home Medical Care pada pasien lansia guna menjaga kepatuhan pasien dalam pengobatan dan memberi support moril, betapa mulianya. Yang kedua adalah pelajaran mengenai penghormatan kita kepada seseorang, penyampai materi ternyata tidak menguasai bahasa inggris sehingga dalm penyampaiannya diperlukan translator dari panitia, hal ini membuat saya kagum karena orang Jepang selalu percaya
diri dengan kemampuan yang dimilikinya walaupun mungkin tidak semua hal dia kuasai, mereka selalu berusaha menjadi ahli dalam suatu bidang. Selain mendapatkan ilmu kefarmasian, saya juga mendapatkan banyak ilmu tentang kesederhanaan, sopan santun, keramahan, cara bersikap dari budaya yang dijaga oleh masyarakat Jepang. Banyak tempat menarik yang saya kunjungi disana yang terpelihara dengan baik. Asakusa temple, imperial palace, tokyo station, akihabara, harajuku merupakan tempat-tempat menarik yang saya kunjungi dan selalu membuat saya ingin kembali untuk mengunjunginya lagi. Rasanya 10 hari disana terasa sangat singkat, tak terlupakan dan sarat akan makna.
sian di negara saya belum berjalan dengan baik sehingga saya sangat antusias mengikuti workshop pre PCE supaya saya dapat mengaplikasikan ilmu yang saya dapat di workshop ini nanti di negara saya. Ternyata untuk memberikan suatu informasi obat kepada pasien, terdapat ilmu komunikasi yang perlu kita pelajari. Selain itu, banyak hal yang perlu kita perhatikan dan kita sampaikan terkait informasi obat ini. Saat kita melakukan konseling pasien, setidaknya terdapat tiga bagian utama: perkenalan dan pengambilan informasi pasien, informasi obat, dan kesimpulan. Pada perkenalan, kita tidak boleh
(ISMAFARSI) untuk lomba poster ini. Saya dan teman saya (Rizky) mempresentasikan poster kami. Tema poster kami adalah H-E-L-L (Healthy Environment for Long Life). H-E-L-L merupakan salah satu cara untuk meraih MDGs (Millennium Development Goals) yang keempat, yaitu mengurangi jumlah kematian anak. Diare merupakan penyebab terbesar kedua kematian anak di bawah lima tahun.Menurut data WHO, 50,87% kasus diare pada anak di bawah lima tahun terjadi di kawasan Asia Pasifik. Oleh karena itu, kami mengangkat tema ini untuk dijadikan poster agar meningkatkan kesada-
mahasiswa farmasi se asia pasifik yang diselenggarakan oleh Association of Pharmaceutical Students (APS) – Japan. Pada hari pertama kami disambut dengan sangat ramah oleh panitia setempat. Upacara pembukaan diselenggarakan di Universitas Toho, Chiba city, Japan. Setelah itu, acara yang kami hadiri adalah symposium I yang bertema The role and current issues on self-medication, pembicaranya adalah Mr. Akira Uehara, Chairman of Taisho Pharmaceutical Co., Ltd. Setelah itu, sesi workshop pun dimulai, workshop yang saya hadiri hari itu adalah pre PCE dan Poster Session II. Pelayanan kefarma-
lupa untuk memperkenalkan diri serta mengambil informasi riwayat obat pasien, bertanya apakah pernah menggunakan obat ini sebelumnya, dll. Informasi obat yang kita sampaikan pun harus lengkap di antaranya : nama obat, kekuatan, dosis, cara pemakaian, efek samping, cara penyimpanan, interaksi obat, kontra indikasi, dan harga. Setelah itu, diharapkan kita meminta pasien untuk mengulangi untuk memastikan pasien mengerti dengan informasi yang didapat. Penyampaian informasi harus dilakukan dengan jelas dan tidak bertele-tele. Kemudian, saya mengikuti poster session II, saya adalah perwakilan asosiasi saya
ran mahasiswa farmasi di kawasan Asia Pasifik terkait kasus ini.
21
Pada hari kedua, saya mengikuti workshop tentang diabetes. Kebetulan ayah saya mengidap penyakit ini sehingga membuat saya ingin mengetahui lebih lanjut terkait penyakit ini. Workshop ini membuat pengetahuan saya bertambah terkait penyakit diabetes , terutama angka kejadiannya di kawasan Asia Pasifik. Kemudian saya mengikuti workshop Pharmacy Profession Awareness Campaign. Ada beberapa asosiasi yang mempresentasikan kampanye yang mereka lakukan di asosiasi mereka masing-masing.
apps
Jepang merupakan salah satu negara maju di kawasan Asia. Ekonomi yang stabil, kesejahteraan serta kesehatan rakyatnya yang baik merupakan salah satu aset besar dari negara ini. Salah satu modal peningkatan derajat kesehatan adalah pelayanan kefarmasian yang baik. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perlu banyak pembelajaran dari negara maju terkait keberjalanan pelayanan kefarmasian dan teknologi kefarmasian di negara maju, salah satunya Jepang. Pada 22-28 Agustus 2013, saya mendapatkan kesempatan untuk menghadiri symposium
22
Sayang sekali, saya harus menceritakan hari terakhir keberjalanan APPS. Saya sangat sedih akhirnya sebentar lagi meninggalkan Jepang. Pada hari ini, saya melihat final dari PCE. Penampilan para finalis membuat kami terinspirasi untuk melakukan konseling sebagus itu. Setelah itu, kami mengikuti symposium III dengan pembicara Mr. Makoto Tsuda, materi yang dibawakan adalah A world’s first: research in neuropathic pain and neuralgia Pada closing ceremony akhirnya diumumkan siapa pemenang dari lomba lomba yang diadakan. Sayang sekali, saya tidak menang, tapi proses perlombaan yang saya ikuti sangat berharga untuk saya. Dan akhirnya, kami pun mengikuti Gala Night. Ini merupakan momen yang paling sedih saat saya di Jepang. Karena ini saatnya saya berpisah dengan teman-teman baru saya. Salah satu yang membuat saya berkesan pada APPS 2013 ini adalah saya mendapatkan bantuan berupa Event Grant dari IPSF. Event Grant merupakan salah satu program dari Development Fund IPSF berupa bantuan dana untuk mahasiswa farmasi anggota IPSF yang berada pada negara dengan perekonomian menengah ke bawah (salah satunya Indonesia). Saya mencoba mengikuti persyaratannya berupa : pengiriman form yang telah diisi lengkap dan slip gaji orang tua. Setelah itu saya mendapat email balasan dari pihak IPSF dan diberi dana secara reimbursement (dibayar setelah pelaksanaan event). Dana yang diberikan sebesar 200 EURO (lumayan kaaaan!) Terima kasih kepada ISMAFARSI dan IPSF yang telah memberikan pengalaman berharga ini. Viva La Pharmacie!
apps
Workshop ini sangat menginspirasi kami untuk melakukan kampanye terkait profesi farmasi dengan lebih baik. Setelah itu, saya mengikuti kompetisi PCE. Walaupun pada kesempatan ini saya tidak bisa melju ke babak final, tapi pengalaman ini merupakan pengalaman berharga bagi saya untuk dapat melakukan konseling pasien dengan lebih baik lagi. Kemudian kami, mengikuti kampanye terkait kesadaran tentang kesehatan dan obat kepada masyarakat di sana. Ini merupakan pengalaman yang berharga dan menyenangkan. Dan pada malam harinya, kmi melihat festival musim panas yang sudah disiapkan oleh panitia. Benar benar merupakan malam yang tak akan terlupakan. Pada hari ketiga, workshop yang disajikan pun tidak kalah menarik. Saya mengikuti workshop ‘Global Health’. Pernahkah kita memikirkan bagaimana kondisi kesehatan di salah satu negara miskin Afrika? Workshop ini bukan hanya membuat saya berpikir apa saja solusi yang bisa kita tawarkan untuk kondisi ini tetapi juga membuat saya bersyukur dengan kondisi saya sekarang. Sungguh pengalaman dan ilmu yang berharga. Kemudian dilanjut kembali dengan symposium II yang dibawakan oleh Professor Tohru Mizushima dengan materi Scientist as a pharmacist, Pharmacist as a scientist Pada hari keempat, kami mengikuti acara field trip di Pusat Penanggulangan Bencana di Jepang. Kami banyak belajar bagaimana cara menanggulangi bencana. Setelah itu, kami berkeliling Jepang, kami mengunjungi Shibuya dan Asakusha Temple. Keramahan panitia, keindahan kota, keunikan budaya dan kecanggihan teknologi di Jepang sungguh mempesona saya. Terima kasih Jepang atas segala pengalaman yang diberikan.
“Students Today, Pharmacists Tomorrow�, slogan IPSF ini begitu menggambarkan keadaan kita sekarang. Memang, hari ini kita hanyalah seorang mahasiswa, tetapi beberapa tahun ke depan, kita adalah seorang farmasis atau apoteker yang memegang peranan dan tanggung jawab penting dalam dunia kesehatan. Seberapa jauh kita telah belajar agar kelak siap mengemban amanah tersebut? Menjadi sesosok profesional yang tak boleh salah, karena menyangkut nyawa ciptaan-Nya. Pernahkah kamu sebagai seorang mahasiswa farmasi ditanya seputar obat dan pengobatan kemudian kamu tak tahu jawabannya? Beralasan kita masihlah pelajar dan sepertinya hal tersebut belum kita pelajari atau belum menjadi urusan kita. Memang benar, sekarang belum, tapi kelak akan, kelak gelar Apt. harus kita pertanggungjawabkan. Kesiapan itu tak datang sendirinya. Pembelajaran. Dimana pun kita belajar sekarang, saya yakin, tuntutan akademis untuk seorang mahasiswa farmasi tidaklah ringan. Science dasar, penerapan teknologi, maupun ilmu-ilmu sosial seperti pelayanan atau manajemen ada dalam deretan mata kuliah kita. Belum kemudian peraturan-perturan negara tentang kesehatan. Seorang calon farmasis
23
sien. Selain dari kegiatan formal, sosialisasi kita dengan teman-teman pun menjadi ilmu berharga yang didapat di APPS. Bersosialisasi bisa kita lakukan di workshop--dimana biasanya akan terdapat diskusi grup-- dan waktu-waktu luang lain. Kita jadi tahu bagaimana pendidikan dan mahasiswa farmasi di negara-negara lain, juga bagaimana dunia kesehatan mereka. Di Malaysia, pasien hanya perlu membayar 1 MYR (ringgit malaysia) di RS umum untuk kemudian mendapatkan pelayanan kesehatan yang mereka perlukan (dan 3 MYR jika ada tindakan operasi). Di Thailand, seorang calon farmasis harus berkunjung 1 minggu sekali ke daerah yang ditetapkan untuk melakukan home visite bersama tenaga kesehatan lain. Dunia farmasi di Algeria banyak menekankan studi pharmacovigilance, dimana kosakata itu baru saya dengar dari teman-teman Algerian. Di beberapa negara, pendidikan farmasi cukup dengan 4 tahun, sedangkan pada negara lain ada yang sampai 6 tahun. Ada pula negara yang membolehkan farmasis melakukan vaksinasi, dimana di Indonesia tidak, dan banyak lagi informasi lainnya. Pembelajaran, bukan hanya ketika kita berstatus pelajar atau mahasiswa, tetapi juga ketika kita telah menyandang gelar sebagai seorang apoteker. APPS telah menyadarkan saya bahwa banyak sekali bab ilmu yang belum saya pelajari. Merasa tertampar karena tak kenal dengan satu nama obat yang ditanyakan pembicara di sesi konseling pasien. Termotivasi untuk terus-menerus belajar dan memperluas wawasan. Semoga bukan hanya saya yang termotivasi, tapi kita semua, untuk mewujudkan Indonesia yang sehat. Viva la pharmacie!
apps
RIZKIA
belajar ilmu secara komprehensif untuk kemudian menjadi landasannya menetapkan keputusan. Perkembangan ilmu farmasi di dunia tidak luput dari hal yang perlu kita pelajari. Lewat berbagai events, para profesional farmasis perlu meng-upgrade ilmunya agar tak tertinggal oleh kemajuan dunia pengobatan. Begitu pula kita, mahasiswa, calon apoteker Indonesia. Lewat APPS, sebuah acara yang melibatkan mahasiswa farmasi seAsia Pasific, kita bisa memperluas pengetahuan kefarmasian global. Terdapat kegiatan-kegiatan yang siap membuat kita lebih kenal akan profesi kita seperti simposium, workshop, campaign, dan field trip. Pada APPS tahun ini di Jepang, setidaknya ada tiga simposium dan lebih dari 10 workshop yang diagendakan. Simposium-simposium menghadirkan para ahli untuk memberikan materi. Simposium pertama berbicara tentang Self-Medication di Jepang dan peranannya yang sangat besar mengingat jumlah populasi orang tua yang banyak dan peningkatan pasien yang terkena penyakit-terkait-lyfestyle. Simposium kedua bertema “Scientist as Pharmacist, Pharmacist as Scientist� membahas penelitian untuk penemuan dan perkembangan obat baru, juga perkembangan PC-SOD yang dilakukan oleh Mr. Tohru Mizushima, pemateri pada simposium ini. Simposium ketiga diberikan oleh Mrs. Fumiko Hibayashi, materinya seputar NTDs (Neglected Tropical Diseases) dan solusinya, yaitu Product Development Partnerships (PDPs). PDPs adalah program kerjasama berbagai pihak, sesuai keahliannya masing-masing (ada yang dalam bidang vaksin, diagnostic, therapeutic, dll) untuk merumuskan produk pengobatan dalam waktu yang lebih singkat dan sesuai dengan kebutuhan pa-
Mendapatkan kesempatan untuk pergi ke Jepang sebagai delegasi ISMAFARSI merupakan salah satu pengalaman yang paling berkesan yang pernah saya miliki. Selama kurang lebih enam hari saya dan teman-teman delegasi lainnya mengikuti acara ini. Mulai dari welcome party, international night, workshop, lomba poster, lomba PCE, campaign, dan regional meeting. Bahkan, kami sempat menelusuri kota-kota Jepang bersama.
ternational night di sebuah klub di Shibuya membuat acara malam itu terasa aneh. Baru pertama kali ini saya melihat orang menari tradisional di sebuah klub malam.
Bagian terbaik yang saya rasakan saat mengikuti kegiatan ini adalah pada saat kunjungan ke Kusuri Museum (museum obat). Tidak seperti museum pada umumnya yang hanya menampilkan barang-barang atau benda peninggalan bersejarah, di Kusuri Museum dilengkapi dengan teknologi APPS Japan 2013 diikuti yang sangat membantu pengunoleh perwakilan dari 12 negara jung untuk memahami tentang yaitu Jepang, Indonesia, Korea, obat-obatan dengan cara yang Taiwan, Algeria, Denmark, Austra- menyenangkan. lia, Malaysia, Singapura, Iran, Thailand dan Kanada. Saat malam international night, masing-masing perwakilan negara mempersembahkan penampilan dari negaranya masing-masing. Dari Indonesia menampilkan tarian kolaborasi beberapa daerah, namun sayangnya tempat penyelenggaraan in-
24
apps
Rizkiannur
Malam international
Belajar dengan cara yang menyenangkan
Mendesain senyawa obat baru seperti bermain tetris
Jepang adalah salah satu negara dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Terutama di daerah Tokyo. Kecanggihan dari kota Tokyopun dinilai sebagai salah satu kota paling canggih di dunia. Pada tanggal 22 agustus sampai dengan tanggal 28 agustus kemarin adalah kali kedua bagi saya mengikuti acara IPSF. Saya sampai di Jepang lebih cepat 3 hari sebelum acara berlangsung, sehingga sebelum acara saya menyempatkan diri untuk lebih mengenal Tokyo dan sedikit kebudayaan di Jepang. Saat itu pada bulan agustus, Jepang terutama Tokyo memang masih berada dalam musim panas. APPS adalah even IPSF kedua bagi saya, dan even APRO pertama bagi saya. Bedanya acara APPS ini dengan APPS sebelumnya, di APPS Japan ini menerima delegasi diluar wilayah APRO. Awalnya saya sedikit bingung ketika menjumpai delegasi dari luar APRO, saya menjumpai delegasi dari Aljazair dan Denmark. Namun kebingungan itu berubah menjadi suatu apresiasi dari saya. Saya sangat mengapresiasikan diperbolehkannya delegasi selain dari APRO untuk berkontribusi dalam APPS, dikarenakan dapat meningkatkan tercapainya visi IPSF, yaitu untuk bertukar kebudayaan. Pada malam hari waktu pembukaan, saya bersama delegasi dimanjakan oleh penampilan musik tradisional jepang dan tarian jepang dalam menyambut musim panas. Dan dikeesokan harinya acara APPS resmi dibuka oleh dekan fakultas farmasi Toho University. Setelah itu
25
ada pidato penyambutan dari dari APPS Chairperson Marika Yamada, APRO Chairperson Geoffrey Chai, APS Japan Daisuke. Setelah itu, adalah upacara penyerahan bendera negara kepada perwakilan official delegates 8 negara. Indonesia, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, Australia, Taiwan, dan Korea. Panitia penyelenggara APPS Jepang ini berasal dari berbagai universitas di seluruh Jepang. APPS Jepang kemarin adalah sebagai percontohan yang baik dikarenakan adanya koordinasi yang baik antara RC dan jajaran eksekutif dari APS-Japan. Di APPS ini saya bertindak sebagai Official delegates, jadi saya harus mengerti terlebih dahulu Bagaimana jalannya APRO pada satu periode lalu. Saya sempat mempelajari congress folder sebelum terjun ke Regional Meeting. Hasil dari regional meeting secara keseluruhan : disetujuinya Laporan pertanggung jawaban dari eksekutif APRO periode 2012-2013, terpilihnya Host APPS 2015 PSUT Thailand, terpilihnya jajaran dari RWG APRO 2013-2014. Candidates for Chairperson APRO Dora Lee (Taiwan), Secretary James White (Australia), Publication and Media Officer Edberg Andreas (Indonesia), RRO Brendon Mc Lntosh (New Zealand), RPO Mey Yen (Malaysia). Sangat disayangkan untuk APPS tahun depan tidak jadi dilaksanakan dikarenakan Chairperson APPS dari MyPSA malaysia menyatakan mundur sebagai host APPS 2014. Pernyataan mundur ini disebabkan karena pada waktu
bersamaan diadakan acara nasional yang menyebabkan membengkaknya biaya administrasi APPS 2014. Oleh karena itu, RM pada tahun depan akan diadakan pada 60th WC IPSF di Porto. Sehingga, Dora Lee harus benar-benar pintar mengkonsep program kerja APRO dikarenakan tidak adanya APPS pada tahun depan. Di even APPS ini saya hanya mengikuti 2 kali symposium saja dan saya tidak mengikuti acara kompetisi seperti PCE dan CSE, dikarena saya harus mengikuti RM. Sempat terfikir untuk ijin meninggalkan RM sebentar, namun ternyata saya memang tidak pintar dalam membagi konsentrasi. Sehingga saya lebih memprioritaskan RM daripada Kompetisi. Dengan mengikuti RM, saya jadi mendapatkan informasi tentang program kerja yang dijalankan oleh APRO dan program kerja yang dilakukan oleh masing-masing negara di APRO. Dengan mengikuti RM, saya dapat menarik sistem-sistem maupun project yang dapat direkomendasikan untuk dijalankan di ISMAFARSI. Lengkap sudah harapan saya untuk mengikuti kedua acara IPSF dan APRO yaitu WC dan APPS. Secara keseluruhan kalau saya buat komparasi, WC memang lebih unggul dalam jalannya acara simposium terutama dari list pemateri yang luar biasa, namun di APPS lebih unggul di segi RC dan acara yang dapat mengakrabkan semua delegasi. Akhir kata terimakasih IPSF dan ISMAFARSI atas memori yang indah ini... Viva la pharmacie !!!
apps
WIMZY WIMZY WIMZY
world congress
26
world congress
GALLERY
27
28
29
world congress
ARTIKEL DELEGASI
30
world congress
Assalamualaikum Wr Wb Nama saya Ahmad Fatih Jauhari dari Universitas Airlangga selaku delegasi ISMAFARSI pada 59th IPSF World Congress. Kegiatan yang saya lakukan pada saat mengikuti Event World Congress sangatlah banyak. Yang dimulai dari hari pertama pembukaan acara opening ceremonial yang berlangsung di Doom Church di pusat kota Utrecht. Yang di dalamnya berisi sambutan-sambutan dari perwakilan IPSF, Utrecht University , Pemerintah dan FIP dan diakhiri dengan sesi foto bersama pengurus IPSF dengan Member. Dikarenakan saya di sini adalah delegasi non official alias Participant maka banyak workshop dan beberapa event lomba yang saya ikuti dan itu sangatlah banyak menambah kapasitas diri saya sendiri. Selain itu juga ada event kampanye informasi obat (KIO) yang ditujukan untuk masyarakat setempat. Dan pada semua acara sejak dari workshop, lomba dan kampanye dapat disimpulkan bahwa kefarmasian di belanda sangatlah advance tidak hannya dari researchnya saja tetapi juga clinical and community pharmacy nya sangatlah maju. Dan di sana juga bisa bertemu dan sharing bersama
31
mahasiswa farmasi seluruh dunia dan kebetulan juga saya bertemu dengan beberapa orang yang sebenarnya warga Indonesia yang kuliah di luar negri. Dan satu hal juga yang membuat saya bangga adalah terpilihnya salahsatu orang Indonesia yang kuliah di Turkey sebagai Chairperson IPSF. Dan pada akhir acara ini ditutup dengan Gala Dinner yang bertempat di Utrecht Stadium dan juga serah terima jabatan pengurus IPSF yang lama kepada pengurus IPSF yang baru. Selama saya berada di sana banyak sekali manfaat yang bisa saya dapatkan diantaranya banyak ide dan konsep acara dari world congress yang bisa di implementasikan pada event-event di Indonesia. Dan juga di sini saya jadi sadar akan pentingnya sebuah persatuan dan kesatuan karena sebenarnya hal itulah yang paling bisa berdampak pada kemajuan di tiap-tiap negara. Sebenarnya jika di lihat kembali pada negri kita ini Indonesia itu sekarang tidak membutuhkan orang-orang yang pintar yang digunakan hannya untuk beretorika saja tetapi yang diperlukan oleh Indonesia adalah orang yang bisa menyadarkan orang lain akan pentingnya persatuan dan kesatuan tanpa dilandasi kepentin-
gan-kepentingan pribadi maupun kelompok di dalamnya. Dan hal itulah yang dibutuhkan oleh Indonesia pada saat ini. Mungkin cukup sekian beberapa hal yang bisa saya laporkan terkait kegiatan, kesan dan pesan saya selama mengikuti acara 59th IPSF World Congress ini. Kurang lebihnya mohon maaf terima kasih, Dank Je Well. Wassalamualaikum
Wr
Wb
Ahmad Fatih Jauhari
Kegiatan yang dijalani selama 9 hari itu cukup lumayan banyak. dari hari ke-0 yang merupakan hari kedatangan bagi para peserta World Congress IPSF kita sudah disambut dengan acara opening ceremony di Dom church acaranya seperti pembukaan dari beberapa eksekutif IPSF serta pemanggilan nama-nama asosiasi dari setiap negara yang mengikuti world congress serta penyerahan bendera dari setiap negara.Lalu Hari ke-1 kami pergi ke Educatorium Megaron untuk mengikuti ‘Discover IPSF’ disini para peserta mendapatkan sambutan dari Radoslaw Mitura selaku president IPSF executive dan pada saat Discover IPSF juga kita dikenalkan dengan beberapa eksekutif yang ada serta mengenal lebih dalam tentang IPSF itu sendiri .Selanjutnya saya mengikuti ‘Gimmics-A Pharmacy Game’. Gimmics ini dibuat untuk mengajari dan memberikan pengetahuan untuk pharmacy student tentang farmakoterapi,farmakokinetik, pharmaceutical care, serta untuk melatih skill kita dalam menangani pasien.Esoknya pada hari ke-2 kami semua wajib mengikuti ‘Scientific Symposium ‘ yang diadakan pada Educatorium Theatron. Materi symposium yang diberikan meliputi ,pengobatan personal
32
serta pelaksanaannya terhadap kesehatan personal,sistem farmakologi seperti tentang obat itu sendiri serta bagaimana cara distribusinya ke dalam tubuh,sistem farmakogenetik ,biasanya farmakogenetik ini pelajaran yang mendalami tentang respon obat yang berbeda,pengobatan personal terhadap penyakit asma serta kardiovaskular ,dan juga pengobatan personal dan sisi perekonomian yang dimiliki dari setiap individu. Hari ke-3 adalah hari wajib mengikuti symposium kembali. Symposium yang diberikan meliputi mencari cara baru untuk memastikan pengembangan tenaga kerja farmasi, Interprofessional Education and Collaborative Practice,Collaborative Drug Therapy Management,lalu materi yang bertujuan memberikan perspektif tentang bagaimana apoteker dapat memaikan peran penting dalam Tim kesehatan serta materi management skills.Dan pada hari ini juga terdapat career and external exhibition dimana kita dapat melihat berbagai poster dari berbagai fakultas farmasi dari negara yang berbeda-beda dan malamnya diadakan International Evening dimana setiap negara mengenakan budayanya kepada negara lain,dan agar para peserta bisa lebih akrab
world congress
SARAH
satu sama lain.pada hari keempat saya mengikuti beberapa workshop diantaranya EPSA-IPSF joint workshop,Compounding event, ‘IPSF In Policy’ pada workshop ini kita diajarkan tentang perbedaan advokasi dan hukum itu seperti apa ,serta bagaimana cara advokasi yang baik dan benar sebagai organisasi non profit.dan PHSC Workshop-Anti Counterfeit Drugs Campaign’.Hari kelima adalah Hari Dutch Day ini hari refreshing para peserta world congress.Hari keenam saya mengikuti pharmacy visit seharian di Diakonessen Hospital dan kedua adalah ke Pharmacy lombok.Pada pharmacy visit kita diperlihatkan cara bekerja farmasis yang ada di Belanda ,baik bekerja di ruang produksi obat maupun cara menangani pasien dengan baik.Hari ke tujuh adalah hari no session untuk saya.Hari ke delapan adalah dimana semua peserta world congress wajib mengikuti General Assembly dan bergabung dengan para Official Delegates.Pada hari ini diberikan beberapa laporan dari IPSF executive tentang terpilihnya beberapa para peserta yang mendaftar menjadi beberapa posisi yang berada di IPSF executive serta pada GA juga terdapat biding dari negara India yang ingin menjadi tuan rumah pada world congress 2015.Malamnya terdapat Arabian night party ,disini semua peserta berpakaian seperti negara timur tengah.Hari ke Sembilan adalah Hari Raya Idul Fitri dimana semua peserta diberikan free time untuk melakukan solat Ied bersama di masjid yang berada di Utrecht,dan malamnya dikuti Gala Night yaitu adalah malam perpisahan bagi para peserta world congress .
WIMZY
33
world congress
farmasis, “PET patient safety junior”, yang membicarakan tentang hubungan efektivitas terapi dan tosisitas dari terapi, dan “Cannabis as a Medicine” dimana dijelaskan tentang sistem legalitas ganja yang ada di belanda. Kegiatan simposium yang saya ikuti antara lain: “personalised medicine”. Di materi simposium ini saya jadi sadar akan pentingnya “personalised medicine” dalam praktek kefarmasian. Dihari selanjutnya saya mengikuti simposium pendidikan, dengan tema “Interprofessional education and colaborative practice”. Di Simposium ini saya sangat tertarik dengan materi yang disampaikan oleh Prof. Hugh Barr, dimana beliau menjelaskan tentang Interprofessional education dalam mencapai praktek kolaborasi. Menurut beliau, sudah Ini adalah kali pertama world congress ini. Kegiatan seharusnya semua bidang profesi bagi saya mengikuti even IPSF. workshop yang saya ikuti antara kesehatan bekerjasama dalam Dimulai pada tanggal 30 juli 2013 lain : “Discover IPSF”, Dimana menyelesaikan permasalahan di utrecht Netherland, adalah di discover IPSF ini, saya dapat kesehatan dikarenakan mereka permulaan bagi saya untuk mengenal lebih lanjut tentang saling membutuhkan. Setelah meningkatkan pengetahuan dan IPSF, “IPSF in your corner, dimana sesi beliau selesai, saya berdiskusi kemampuan saya sebagai seorang disana saya dapat lebih mengenal secara langsung dengan beliau calon farmasis. Kesempatan tentang region dimana saya dikarenakan ini adalah kesempatan ini adalah kesempatan paling berada selain itu kita berdiskusi yang jarang bagi saya untuk dapat bagus yang belum pernah saya dalam suatu group dimana bertemu dengan prof. Hugh barr rasakan sebelumnya, dan saya terdapat delegasi dari beberapa yang merupakan bapaknya IPE. sangat berharap agar saya dapat negara di wilayah APRO, “WHSASelain berbagai symposium memanfaatkan kesempatan saya team collaboration”, dimana disini yang saya ikuti, saya juga mengikuti ini untuk menjadi sebuah langkah kita membahas tentang kolaborasi beberapa kompetisi antara lain awal bagi saya untuk menjadi interprofesional di masing-masing PCE beginner, CSE advance, Dan seorang farmasis yang hebat. negara dan kita membahas tentang Compounding even. Harapan Banyak kegiatan saya studi kasus yang membutuhkan saya mengikuti berbagai kegiatan lakukan selama berada diacara peran profesi kesehatan lain selain ini adalah untuk meningkatkan
kompetensi saya sebagai calon professional di bidang kefarmasian. Lalu saya berpartisipasi dalam poster exhibition dimana saya membawakan poster dengan judul “kesiapan dari mahasiswa farmasi dan kesesuaian IPE untuk diterapkan di kurikulum pendidikan farmasi di Indonesia”. Lalu saya juga mengikuti “dutch day”, dimana pada dutch day ini dibuat konsep seperti outbound dan kita delegasi seluruh dunia bermain game bersama-sama. Ada beberapa game yang unik dan bagus menurut saya, karena dapat mengasah kemampuan bekerjasama Di hari tekahir acara, saya sempat mengikuti General assembly. Ada beberapa mosi GA yang saya ikuti, yaitu pemilihan Chairperson of student exchange, pemilihan India sebagai host 61th IPSF WC, dan laporan perkembangan dari host 60th IPSF WC Porto. Saya berharap para eksekutif IPSF yang baru
34
terpilih dapat menjalankan segala program kerja IPSF dengan penuh tanggungjawab dan semoga even IPSF WC yang selanjutnya dapat berjalan dengan lancar dan tanpa hambatan. Dengan mengikuti WC ini saya dapat membuat suatu komparasi atau perbandingan jalannya bidang kefarmasian di Indonesia dengan di negara lain. Selain itu, Bertemu dengan delegasi dari negara lain juga menjadi pendongkrak semangat bagi diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang selalu belajar, dengan mengikuti berbagai kegiatan Professional development saya menjadi lebih bersemangat untuk menjadi seorang “pharmacist” masa depan yang berkompeten disegala lini bidang kefarmasian. Saya ucapkan terimakasih untuk ISMAFARSI dan IPSF atas kesempatan yang hebat ini, terutama karena telah memberikan kesempatan untuk menikmati grant dari DF
IPSF, saya berharap saya dapat memanfaatkan grant ini dengan sebaiknya dengan melakukan apa yang seharusnya saya lakukan di Utrecht, maupun setelah acara selesai sebagai follow up dengan mensharingkan info yang saya dapat kepada sebanyakbanyaknya mahasiswa farmasi lain. Semoga untuk kedepannya, IPSF dapat memberikan lebih banyak grant kepada delegasi yang ingin berangkat sehingga dapat membuka pintu untuk menikmati betapa luasnya pendidikan farmasi di dunia. Dan semoga orang-orang yang mendapatkan grant kedepannya adalah orangorang yang tepat yang dapat memanfaatkan grant bukan hanya untuk dirinya saja, tapi juga untuk orang lain. Akhir kata, terimakasih untuk ISMAFARSI dan IPSF... Viva la pharmacie...!!!
world congress
WIMZY
WHSS
35
By : Raisa & Galuh Merupakan suatu keberuntungan buat tim redaksi bisa cerita-cerita, sharing bahkan diskusi kecil-kecilan dengan cewek yang memiliki nama lengkap ANDIKA DEWI RAMADHANI ini. “5th World Healtcare Students’ Symposium” merupakan symposium mahasiswa kesehatan se-dunia yang diadakan setiap dua tahun sekali. Pada tahun ini dilangsungkan di Lausanne, Switzerland selama 1 minggu. Symposium ini merupakan serangkaian acara yakni mulai dari perkuliahan, workshop, bahkan ada social events juga. Pada pagi hari, setelah breakfast para peserta mempunyai agenda mengikuti sesi perkuliahan sampai siang hari dan dilanjutkan workshop sampai sore harinya kemudian malam harinya dilanjutkan dengan social events. Tema WHSS tahun ini adalah “Demistifying Interprofessional Collaboration”. Delegasi memahami bagaimana pentingnya kolaborasi antar profesi kesehatan, walaupun sepertinya masih sedikit sulit untuk diterapkan di Indonesia dimana di Indonesia sendiri masih meng-Agungkan 1 profesi kesehatan, namun delegasi optimis dengan adanya komunikasi yang lebih baik dan pemahaman pengetahuan tentang kesehatan untuk semua kalangan profesi dapat mempermudah komunikasi antar profesi
36
dan membuat suatu kerja sama yang baik untuk kesehatan pasien. Salah satu untuk membangun suatu kolaborasi antar profesi kesehatan dapat dimulai dari tahap perkuliahan semisal membuat suatu event yang dihadiri setiap profesi kesehatan secara rutin dan berkala sehingga tidak ada gap antar profesi kesehatan dan kerja sama sendiri sudah dapat terbangun dari awal semester perkuliah-
tion untuk melakukan perjalanan. Tujuan akhir sesi pencarian jejak ini yakni mencari kelompok yang tercepat yang berhasil memecahakan 10 petunjuk yang diberikan dan mengabadikan lewat foto bersama. Tak lain dan tak bukan tujuan dari games ini adalah mempererat rasa kekeluargaan diantara para finalis dari seluruh dunia. Selain pengalaman diatas terdapat pengalaman lainya
an sebagai modal nantinya untuk membangun suatu team work yang baik saat terjun di dunia kerja. Salah satu pengalaman yang menarik yakni tentang sesi sightseeing seperti pencarian jejak, yang merupakan program dari panitia. Dimana, panitia membagi para delegasi secara acak menjadi beberapa kelompok dan hanya dibekali secarik peta kota Lausanne dan kartu free public transporta-
yakni tentang kesan masyarakat Swiss yang sopan, ramah, kota yang tertata rapi dan bersih serta pengalamannya belajar bahasa Prancis secara otodikdak karena mayoritas masyarakat disana menggunakan bahasa Prancis. Rasa kekeluargaan disini membuat mbak Dhani menemukan banyak teman baru yang sudah menjadi seperti keluarga baru disini.
WHSS
WHSS 2013
ISMAFARSI www.ismafarsi.org Faculty of Pharmacy Univ. of Andalas, Padang, Indonesia PO.BOX 25163