4 minute read

MANCANEGARA

Next Article
ARCHIPELAGO

ARCHIPELAGO

VIETNAM Menuju energi hijau

Kebutuhan energi yang terus meningkat di Vietnam, membuat pemerintah negara tersebut berupaya menarik investor untuk berinvestasi mengembangkan energi dan kelistrikan. Tak hanya di dalam negeri, tetapi juga melakukan roadshow untuk menggandeng investor asing. Seperti apa upayanya? X ANANDA BINTANG V ietnam yang dulunya selalu tertingini juga terus meningkat. Setiap tahunnya gal dari Indonesia dalam banyak terjadi peningkatan listrik sekitar 10% bidang, kini disebut-sebut sudah dan berdasarkan Vietnam Energy Outlook melampaui Indonesia dalam banyak Report 2017 yang dirilis pemerintah Viethal. Sektor energi dan ketenagalistrikan nam bekerja sama dengan Badan Energi juga menjadi salah satu bidang yang Denmark, permintaan listrik di Vietnam kini tengah gencar-gencarnya digeber setiap tahun tumbuh 8% sampai 2035. pemerintah Vietnam. Konsumsi listrik per Ekonomi Vietnam terus berbenah kapita di Vietnam disebut-sebut sudah dan disebut sebagai salah satu negara dua kali lipat dari Indonesia. Sejak 2016, dengan pertumbuhan ekonomi tercepat ketika konsumsi listrik per kapita di di dunia. Seiring dengan pertumbuhan Indonesia mencapai 956 kWh, Vietnam ekonomi yang tumbuh rata-rata di kisaran konsumsi listrik per kapitanya sudah 6,5%-7% sejak sekarang sampai 2030 mencapai 1.620 kWh. mendatang, permintaan terhadap energi Permintaan energi Vietnam sekarang juga otomatis semakin meningkat. Kendati demikian, Vietnam mengha dapi ancaman yang cukup besar terkait pasokan listrik yang diperkirakan tidak mampu mengimbangi tingginya per mintaan listrik, khususnya dari bisnis dan industri. Diperkirakan, pada 2021 mendatang, Vietnam bakal mengalami defisit listrik. Pemerintah Vietnam memerkirakan, akan terjadi excess demand terhadap listrik di Vietnam sekitar 6,6 miliar kilo Watt hour (kWh) pada 2021, Malah angka defisit tersebut bakal meningkat lagi menjadi 15 kWh pada 2023. Situasi ini yang kemudian memicu kekhawatiran Pemerintah Vietnam, karena dengan pasokan listrik yang kurang tersebut, akselerasi pertumbuhan ekonomi negara tersebut bakal terham bat. Terlebih, dengan kondisi ekonomi Vietnam yang sekarang sedang tumbuh secara mumpuni, banyak yang meyakini

Advertisement

Vietnam dapat mengambil keuntungan dari situasi perang penetrasi pasar antara Amerika Serikat dengan China. Di sisi lain, untuk mengejar pertum buhan permintaan listrik 10 persen per tahun, pemerintah Vietnam membutuhkan rata-rata penanaman modal sekitar US$6,7 miliar per tahun. Di sisi lain, harga listrik di Vietnam, yang saat ini diperkira kan setara Rp1.017 per kwh, menjadi hambatan bagi investor sektor kelistrikan di Vietnam untuk melakukan investasi. Malah, menurut Bank Dunia, Vietnam investasi Vietnam pada kelistrikan pada 2030 membutuhkan dana sekitar US$150 miliar. Mirisnya lagi, dalam situasi sep erti itu, sejumlah proyek pembangunan pembangkit listrik terancam tertunda. Pemerintah Vietnam sempat menyebut bahwa ada ancaman penundaaan sekitar 47 proyek pembangkit listrik di Vietnam dalam jangka sekitar dua tahun. Dari sisi pembangkit, sekarang ini Vietnam masih mengandalkan pembang kit PLTU berbasis batu bara yang porsinya hampir sekitar 40% dalam bauran energi negara tersebut. Padahal sumber bahan baku batu bara tersebut tak hanya dari dalam negeri. Setengah dari kebutuhan batu bara untuk PLTU di Vietnam berasal dari impor.

Vietnam menghadapi ancaman yang cukup besar terkait pasokan listrik, yang diperkirakan tidak mampu mengimbangi tingginya permintaan listrik, khususnya dari sektor bisnis dan industri. Diperkirakan, pada 2021 mendatang, Vietnam bakal ‡‰ƒŽƒ‹†‡ϐ‹•‹–Ž‹•–”‹Ǥ

Masih sangat bergantungnya Vietnam dengan PLTU berbasis batu bara, mem buat Vietnam sempat kena kecaman. Empat tahun lalu, Presiden Bank Dunia, Jim Yong Kim, mengatakan bahwa jika Vietnam terus mengandalkan 40 GW ba tubara untuk pembangkit listrik mereka, maka hal itu sangat ironis.

Bergerak Menarik Investor Seiring dengan kebutuhan penambahan energi untuk mengantisipasi ancaman defisit listrik di Vietnam, banyak desakan dari berbagai pihak agar Vietnam bisa beralih ke energi baru dan terbaru kan (EBT). Hanya saja, Vietnam tampaknya masih membutuhkan bantuan dari banyak pihak termasuk negara lain untuk mel akukan transisi ke EBT. Apreasiasi diberikan oleh pemerintah Vietnam untuk menggiring investor ber investasi listrik ke EBT. Negara tersebut telah memberikan insentif keringanan pajak untuk proyek-proyek energi hijau dan telah menerbitkan rencana pengem bangan tenaga nasional yang bertujuan untuk menciptakan layanan energi yang modern, berkelanjutan dan dapat diandal kan pada tahun 2030. Do Duc Quan, Wakil Direktur Jenderal Departemen Perindustrian dan Perdagangan Listrik dan Energi Terbarukan, Vietnam, mengakui bahwa mereka sudah meluncurkan sejumlah ini siatif mendorong pengembangan energi terbarukan sebagai langkah menjaga berkelanjutan ketahanan energi di negara tersebut. Yang jelas, sekarang ini transisi ke arah energi terbarukan di Vietnam masih berada pada tahap pertama. Negara itu perlu belajar dari keberhasilan pengim plementasian EBT di negara-negara lain. Menurut Quan, sebaiknya negara lain yang sukses mengembangkan EBT ikut mendukung Vietnam bertransisi ke ekonomi yang lebih hijau sekaligus mengurangi emisi karbon. Di bawah Rencana Pengembangan Listrik Nasional yang disetujui perdana menteri, kapasi tas instalasi tenaga nasional ditetapkan untuk meningkat menjadi 130.000 MW pada tahun 2030, dibandingkan dengan kapasitas saat ini sebesar 47.000 MW. Ini berarti bahwa sekitar 83.000 MW kapasi tas daya perlu dibangun dan dioperasikan pada tahun 2030. Banyak yang meyakini, investor asing banyak yang sangat tertarik pada pasar energi terbarukan Vietnam karena potensi pertumbuhan negara tersebut yang tinggi serta didukung kebijakan insentif pemer intah yang berpihak kepada investor. Yang jelas, banyak pengamat meyakini, pertumbuhan ekonomi Vietnam yang cepat dalam beberapa tahun terakhir membuat negara ini haus energi. Negara ini perlu mengembangkan industri listrik dengan cepat sehingga untuk memper tahankan pertumbuhan ekonomi negara sebesar 6,5-7 persen di tahun-tahun mendatang karena setiap 1 persen pertumbuhan PDB akan membutuhkan 2,2 persen pertumbuhan output daya. Sementara, Chief Executive Officer Gen X Energy yang berbasis di AS Scott Kicker mengatakan, dengan upaya dan tekad Pemerintah Vietnam, investasi dan lingkungan bisnis di Vietnam telah diting katkan dan menjadi lebih menarik bagi investor besar khususnya di sektor energi. Dia juga menghargai solusi Pemerintah Vietnam untuk menyeimbangkan pasokan dan permintaan daya dan sumber daya yang beragam dari bahan-bahan produksi listrik untuk memastikan pasokan energi yang memadai bagi perekonomian. Meningkatnya permintaan energi Vietnam dan kondisi investasi yang lebih mudah juga menarik lebih banyak inves tor asing ke sektor energi hijau. Negara ini telah menerapkan mekanisme feed-in tariff selama 20 tahun, pajak penghasilan perusahaan preferensial dan pajak peng gunaan lahan preferensial untuk proyekproyek energi terbarukan. „

This article is from: