Laporan Lengkap Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan

Page 1

LAPORAN LENGKAP Pemerintah Provinsi SEKRETARIAT JAKARTA BERKETAHANAN DKI Jakarta CROSS LEARNING VISIT – YOUTH IN ACTION FOR URBAN RESILIENCE Seoul, Korea Selatan 19 – 23 Maret 2018

NO: 066/LAP/04/CO/2018

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta Secretariat) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802

i


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

DAFTAR ISI Daftar Isi ...................................................................................................................................... ii Ringkasan Eksekutif ............................................................................................................... 1 A. Latar Belakang ................................................................................................................... 5 B. Tujuan Kegiatan Cross Learning Visit ..................................................................... 7 C. Rangkaian Kegiatan Cross Learning Visit ................................................................ 8 D. Peserta Cross Learning Visit ...................................................................................... 11 E. Fokus Pembelajaran ......................................................................................................... 13 F. Rekam Proses ..................................................................................................................... 16 i. Hari Pertama ................................................................................................................ 16 ii. Hari Kedua .................................................................................................................... 22 iii. Hari Ketiga .................................................................................................................... 28 iv. Hari Keempat .............................................................................................................. 36 v. Hari Kelima ................................................................................................................... 43 G. Kesimpulan .......................................................................................................................... 47 H. Rencana Tindak Lanjut .................................................................................................... 49 I. Lampiran ............................................................................................................................... 56 i. Tautan/Link Materi Paparan Cross Learning Visit......................................... 56 ii. Dokumentasi Kegiatan Cross Learning Visit ................................................... 61 iii. Narahubung dan Narasumber dalam kegiatan Cross Learning Visit ..... 66

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 iiÂ


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

RINGKASAN EKSEKUTIF Jakarta terpilih menjadi anggota jejaring 100 Kota Berketahanan (RC/Resilient City) pada bulan Mei 2016 dengan mengungguli 325 aplikasi dari seluruh dunia. 100 RC digagas oleh The Rockefeller Foundation untuk membantu kota-kota membangun ketahanan menghadapi guncangan dan tekanan abad 21. Visi ini selaras dengan keinginan Jakarta untuk menjadi kota yang lebih berketahanan. Saat ini, Jakarta memasuki akhir Tahap I dan menuju kepada Tahap II. Tahap I berfokus pada memotret kondisi ketahanan eksisting atau disebut Penilaian Awal Ketahanan, sedangkan tahap berikutnya berkenaan dengan Perumusan Strategi Ketahanan. Berkaitan dengan hal tersebut, Plan International Indonesia merupakan organisasi nonpemerintah yang fokus pada pemberdayaan dan perlindungan hak anak. Mengingat Provinsi DKI Jakarta telah bergabung dalam jejaring 100RC, Plan international Indonesia melihat bahwa perlu untuk meningkatkan ketahanan (resilience) berbagai pemangku kepentingan yang ada di dalam kota, termasuk anak-anak dan pemuda sebagai kelompok rentan. Oleh karena itu, Plan International Indonesia menginisiasi program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda” (Youth in Action for Urban Resilience). Salah satu kegiatan program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda” adalah peningkatan kapasitas bagi mitra pemerintah dan pemangku kepentingan yang memiliki peran serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk mewujudkan Jakarta sebagai Kota Berketahanan. Peningkatan kapasitas ini dilaksanakan melalui kunjungan belajar (Cross Learning Visit) antarnegara yang dibiayai oleh Plan International Indonesia. Dalam hal ini, Kota Seoul, Korea Selatan dipandang sebagai kota tujuan yang tepat dalam kunjungan belajar mengingat kemiripan kota Seoul dengan Jakarta (terkait demografi, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan). Selain itu, status Seoul yang menjadi “Sister City” bagi Jakarta, bergabungnya Seoul dengan jejaring 100RC, serta berbagai kerja sama yang telah dilakukan bersama antara DKI Jakarta dengan Seoul juga membuat Seoul menjadi kota tujuan yang tepat untuk belajar tentang upaya membangun ketahanan kota. Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 1


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Secara umum, delegasi Jakarta mempelajari dan saling bertukar pengalaman dengan berbagai institusi baik pemerintah, semi-pemerintah, maupun non-pemerintah Kota Seoul dalam kegiatan ini. Beberapa pembelajaran yang mengemuka pada sesi diskusi, kunjungan lapangan, dan peer learning yang dipandang relevan bagi Jakarta, yaitu: a. Leadership (kepemimpinan), komitmen pemerintah, dan konsistensi Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga tumbuh menjadi kota modern dan kepentingan warga dikedepankan baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah pembangunan yang diinginkan. Contohnya adalah proses restorasi sungai Cheonggye berupa perubahan fungsi sungai Cheonggye dari sungai alami menjadi highway/jalan layang hingga direstorasi kembali menjadi sungai yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. b. Integrated planning (perencanaan terpadu) Perencanaan pembangunan yang baik, terintegrasi, dan iterative (selalu terbuka untuk perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat Kota Seoul dapat dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami peningkatan kualitas. Kota Seoul melakukan beberapa kali perubahan paradigma perencanaan kotanya menyesuaikan dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi kotanya, guna mencapai optimalisasi outcomes dan kemanfaatan untuk warga kota. Kota Seoul membuat perencanaan kota yang

terpadu

untuk

jangka

waktu

100

tahun

ke

depan,

dengan

memperhatikan keterhubungan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek fisik kota sehingga terwujud kota yang lebih berketahanan. c. Public and stakeholders engagement (pelibatan partisipasi masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan) Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan strategis, menunjukkan bahwa tidak semua keputusan strategis bersifat topdown, tetapi dapat pula bersifat bottom-up dengan tetap mendengar aspirasi Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 2Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

warga kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas persoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya dilakukan satu atau dua kali, melainkan hingga ratusan kali pertemuan. Hal ini tercermin dari pelaksanaan restorasi sungai Cheonggye atau perubahan fungsi jalan layang Seoullo 7017 menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata. d. Inclusiveness (inklusif) Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menunjukkan kesungguhannya

dalam

memasilitasi

hak

warga

yang

berkebutuhan

khusus/penyandang disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan melalui Happiness Café. Program ini melibatkan warga berkebutuhan khusus untuk menjadi pegawai Happiness Café dan melengkapi komitmen SMG dalam menyediakan fasilitas publik yang ramah terhadap para penyandang disabilitas. Kegiatan ini merupakan kerja sama SMG dengan pihak swasta memanfaatkan dana CSR. e. Kota Seoul berhasil menjadi fasilitator Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menjadi fasilitator

dan

kolaborator

bagi

pihak

non-pemerintah

yang

dapat

berkontribusi untuk pembangunan kotanya di bidang-bidang tertentu, yaitu SMG memberikan bantuan pembiayaan dengan berbagai porsi dan sisanya ditanggung oleh pihak non-pemerintah. Dalam hal ini, pihak non-pemerintah diberikan kewenangan untuk menjalankan dan mengembangkan programnya secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang dipunyai. Pihaknya juga diberi kebebasan untuk berinovasi dan memiliki pusat penelitian terkait bidang kerjanya. Ringkasnya, kegiatan Cross Learning Visit ini memberikan kesempatan bagi delegasi Jakarta yang terdiri dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan dan didampingi Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup; Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 3


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tumbuh Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat Jakarta Berketahanan; Plan International Indonesia; dengan fasilitasi oleh CityNet dapat

belajar

dan

bertukar

pengalaman

mengenai

upaya

membangun

dan

mengembangkan kota secara inklusif dan kolaboratif untuk membangun ketahanan kota.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 4


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

A. LATAR BELAKANG Berbagai kota di seluruh dunia, termasuk Jakarta, sedang menghadapi berbagai jenis tantangan yang terus bertambah dan berkembang di abad ke-21 ini. Mulai dari dampak dari perubahan iklim (climate change), pertumbuhan jumlah pendatang, infrastruktur yang kurang memadai, wabah penyakit, hingga serangan cyber. Dalam hal ini, konsep ‘ketahanan’ akan membantu kota untuk beradaptasi, berubah ke arah yang lebih baik, dan mempersiapkan diri dalam menghadapi segala tantangan (baik yang sudah diperkirakan maupun terjadi secara tiba-tiba) tersebut. Dalam proses membangun ketahanan kota, perlu untuk melihat, menelaah, dan mempelajari kota secara menyeluruh (holistik) dengan cara memahami sistem yang bekerja dan membentuk kota tersebut, hubungan keterkaitan yang dimiliki sistem tersebut, serta risiko yang mungkin dihadapinya baik saat ini maupun di masa mendatang. Dengan memperkuat sistem-sistem tersebut serta memahami potensi tekanan (stress) dan guncangan (shock) yang akan dihadapi, sebuah kota akan mampu menyusun rencana pengembangan ke arah yang lebih baik. Upaya dalam membangun ketahanan kota (city resilience) Jakarta sudah dilakukan oleh berbagai pemangku kepentingan yang tinggal di dalamnya. Mulai dari pemerintah dengan berbagai program dan kebijakannya, pihak swasta dan organisasi sosial dengan aneka kegiatannya, hingga para akademisi dengan ragam riset yang dilakukan. Upaya ini mendapatkan momentum baru ketika Jakarta telah terpilih sebagai salah satu dari 37 kota dunia untuk bergabung dalam jejaring internasional 100 Resilient Cities (100RC) pada Mei 2016. Program 100RC memasilitasi 100 kota-kota yang menjadi anggotanya untuk (i) menemukenali dan menganalisa permasalahan sosial, ekonomi, dan fisik kota; (ii) memasilitasi kota untuk mendapatkan bantuan jasa dari mitra 100RC dalam membangun ketahanan kota; (iii) meningkatkan pemahaman

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 5


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

mengenai konsep ketahanan dan meningkatkan implementasi dari konsep tersebut secara global. Di lain pihak, Plan International Indonesia merupakan organisasi non-pemerintah yang fokus pada pemberdayaan dan perlindungan hak anak. Mengingat Provinsi DKI Jakarta telah bergabung dalam jejaring 100RC, Plan international Indonesia melihat bahwa perlu untuk meningkatkan ketahanan (resilience) berbagai pemangku kepentingan yang ada di dalam kota, termasuk anak-anak dan pemuda sebagai kelompok rentan. Oleh karena itu, Plan International Indonesia menginisiasi program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda” (Youth in Action for Urban Resilience). Salah satu kegiatan program “ketangguhan yang berpusat pada anak dan orang muda” adalah peningkatan kapasitas bagi mitra pemerintah dan pemangku kepentingan yang memiliki peran serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) untuk mewujudkan Jakarta sebagai Kota Berketahanan. Peningkatan kapasitas ini dilaksanakan melalui kunjungan belajar (Cross Learning Visit) antarnegara yang dibiayai oleh Plan International Indonesia. Dalam hal ini, Kota Seoul, Korea Selatan dipandang sebagai kota tujuan yang tepat dalam kunjungan belajar mengingat kemiripan kota Seoul dengan Jakarta (terkait demografi, luas wilayah, dan kompleksitas permasalahan). Selain itu, status Seoul yang menjadi “Sister City” bagi Jakarta, bergabungnya Seoul dengan jejaring 100RC, serta berbagai kerja sama yang telah dilakukan bersama antara DKI Jakarta dengan Seoul juga membuat Seoul menjadi kota tujuan yang tepat untuk belajar tentang upaya membangun ketahanan kota. Bertujuan untuk belajar dan berbagi pengalaman dalam membangun ketahanan kota dengan melibatkan pemudi/pemuda (urban youth resilience), delegasi Jakarta dapat belajar dari best practices yang ada di kota Seoul. Dengan dukungan CityNet yang memfasilitasi dan menjembatani komunikasi antara Delegasi Jakarta dengan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG), kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 6


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

selama 5 (lima) hari dari 19 Maret 2018 sampai 23 Maret 2018 berhasil dilaksanakan dengan baik. Kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini memberikan kesempatan kepada delegasi Jakarta untuk belajar, bertukar pikiran, dan pengalaman untuk mendapatkan pengetahuan taktis, baik teknis maupun politis, dalam rangka membangun ketahanan kota.

B. TUJUAN KEGIATAN CROSS LEARNING VISIT Kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini bertujuan untuk memfasilitasi dan meningkatkan kapasitas Organisasi Perangkat Daerah (OPD/SKPD) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membangun ketahanan kota Jakarta melalui pendekatan partisipatif yang melibatkan masyarakat, pemuda, anak-anak, perempuan, dan kelompok rentan (vulnerable group). Diharapkan dengan belajar langsung dari pengalaman kota Seoul melalui diskusi langsung

dan

peer-to-peer

learning

dalam

melibatkan

berbagai

pemangku

kepentingan dan living lab, delegasi Jakarta dapat membangun ketahanan kota Jakarta secara lebih komprehensif. Tujuan spesifik dari kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini berupa: 1) Untuk

bertukar

pengetahuan,

pengalaman,

dan

pembelajaran

terkait

membangun ketahanan kota yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan termasuk anak-anak, remaja, wanita, dan kelompok rentan dalam mewujudkan kota yang lebih tangguh, inklusif, dan ramah anak. 2) Untuk mempelajajari proses konsolidasi kebijakan publik kota Seoul terkait kota ramah anak dan kota berketahanan yang inklusif dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan sebagai referensi dan patokan untuk diadopsi dan diadaptasi dalam merumuskan kebijakan di Jakarta. Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 7


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

3) Untuk mempelajari kebijakan publik tentang perencanaan kota berketahanan yang mencakup isu-isu gender dan inklusi.

C. RANGKAIAN KEGIATAN CROSS LEARNING VISIT Agenda kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan dapat dilihat pada table berikut: Tanggal

Waktu

Program

2018.3.17

22:00

Berangkat dari Jakarta

2018.3.18

07:00

Tiba di Seoul

2018.3.19

10:00-11:00

Keterangan

Tinjauan Umum Kebijakan

Oleh: Kepala Divisi Perencanaan

Perencanaan Perkotaan Kota Seoul;

Perkotaan Kota Seoul

menemukenali pembelajaran mengenai

Tempat: Ruang 402 Seoul Global

praktik terbaik terkait ketahanan kota di

Center

Seoul

Fasilitator: Hyunjoo Chang, Stephani Widorini, Jaeyoo Hyeon  Catatan: dibutuhkan penerjemah

11:00-12:00

Promise of Seoul: Taking Actions

Oleh:

against Climate Change

1.

Kota Seoul

dan pengenalan ICLEI East Asia sebagai pelaksanan implementasi

Divisi Kebijakan Lingkungan

2.

Strategy Manager ICLEI East Asia: Bonghee Son (Ms.)

Tempat: Ruang 402 Seoul Global Center 

Fasilitator: Hyunjoo Chang, Stephani Widorini, Jaeyoo Hyeon

12:00-12:45

12:45-14:15

Kunjungan ke Sungai Cheonggye

Fasilitator: Stephani Widorini,

(Cheonggye-cheon)

Jaeyoo Hyeon

Makan Siang

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 8


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tanggal

Waktu 15:00-17:00

Program

Keterangan

Seoul Emergency Operations Center

Lokasi: 6 Toegye-ro 26ga-gil,

(Badan Pemadam Kebakaran dan

Yejang-dong, Jung-gu

Kebencanaan Kota Seoul)

Fasilitator: Stephani Widorini, Jaeyoo Hyeon 

Catatan: dibutuhkan penerjemah

19.00-21.00

Makan malam yang diselenggarakan oleh Direktur Jenderal Biro Kerjasama Internasional Kota Seoul / Asisten Sekretaris Jenderal CityNet, Kang Pil Young

2018.3.20

10:00-11:00

Museum Sungai Cheonggye

Lokasi: 530 Cheonggyecheon-ro,

(Cheonggye-cheon): Strategi dan

Seongdong-gu

Kebijakan Proyek Restorasi Sungai Cheonggye (Cheonggye-cheon)

 Catatan: dibutuhkan penerjemah

11:30-13:00

Makan Siang

13:30-14:30

Seoul Upcycling Plaza: Pusat

Lokasi: 49 (250-1, Yongdap-

pengenalan konsep dan gaya hidup

dong), Jadongchasijang-gil,

“upcycling”

Seongdong-gu, Seoul 04807 Fasilitator: Stephani Widorini, Seunghyeon Han  Catatan: dibutuhkan penerjemah

15:30-17:00

SH: Seoul Housing & Communities

Lokasi: 621, Gaepo-ro, Gangnam-

Corporation terkait Konsep

gu, Seoul

Pengembangan Perkotaan (Urban Development):

 Catatan: dibutuhkan penerjemah

Paparan dan Kunjungan Lapangan terkait kebijakan penyediaan perumahan untuk pemuda dan pengembangan di wilayah kumuh

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 9


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tanggal 2018.3.21

Waktu 10:00-12:00

Program

Keterangan

Seoul Energy Dream Center: Konservasi

Lokasi: Mapo-gu, Sangam-dong,

Energi dan Pemanfaatan Energi

Jeungsan-ro, 14

Terbarukan

Catatan: dibutuhkan penerjemah

13:00-14:00

Makan Siang

14:30-16:00

1.

2.

Seoul Innovation Park (pemaparan

Lokasi: 684 Tongil-ro,

untuk program anak dan pemuda

Eunpyeong-gu

serta pelibatan komunitas)

Fasilitator: Stephani Widorini,

Paparan oleh Global Social

Jaeyoo Hyeon

Economy Forum (GSEF) terkait Ekonomi Kemasyrakatan 17.00-18.00

Pertemuan dengan pihak 100 Resilient

Lokasi: Gedung Utama Balai

Cities Seoul

Kota Seoul Lantai 10 Fasilitator: Tri Mulyani Sunarharum, Hye-Yeon Kim

2018.3.22

09:30-12:00

Sistem Kerja sama antar Sektor (Publik

Lokasi: Ruang Konferensi, Balai

dan Swasta):

Kota Seoul Lantai 5

1. Kunjungan ke Seoullo 7017:

Fasilitator: Hyunjoo Chang,

09.30~11:00 (Gedung Sky 1004)

Stephani Widorini, Seunghyeon

2. Kunjungan ke Perpustakaan Seoul:

Han

11.00~12:00 (Balai Kota Seoul Lantai 5)

 Catatan: dibutuhkan penerjemah

13:00-14:00

Makan Siang

14:30-16:00

Paparan oleh Seoul Foundation of

Lokasi: #18, Yeouidaebang-ro

Women and Family terkait

54-Gil (Daebang-dong), Dongjak-

Permasalahan mengenai Perempuan

gu, Seoul, 156-808

dan Kelompok Rentan di Seoul

Fasilitator: Stephani Widorini, Seunghyeon Han  Catatan: dibutuhkan penerjemah

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 10


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Tanggal

Waktu 17:00-17:30

Program Pertemuan Singkat dengan Wakil Walikota Seoul

(2nd

Vice Mayor Kim,

Keterangan Lokasi: Gedung Utama Balai Kota Seoul Lantai 6

Joon Kee Ph.D., P.E.) (catatan: membicarakan kemungkinan untuk meningkatkan kerja sama antara Pemprov DKI Jakarta dengan Seoul) 2018.3.23

09:30-10:30

Refleksi kegiatan Cross Learning Visit

Lokasi: Sekretariat CITYNET,

dengan CityNet

Seoul Global Center 10F,38 Jongno, Jongno-gu, Seoul, 03188

11:30-12:00

Kunjungan ke Seoul App. Business

Lokasi: Seoul App. Business

Center (ssit.sba.kr) terkait Sarana

Center

Pengembangan Usaha Start-up

Sangam-dong, Mapo-gu

berbasis Teknologi Informasi

Fasilitator: Stephani Widorini, Seunghyeon Han  Catatan: dibutuhkan penerjemah

13:00-14:00

Makan Siang

14.30-15.30

Kunjungan ke Plan International Korea

Location: 231 H Square S

terkait Kerja Sama antara Plan

Building, Gedung 912, Bundang-

International dan Pemprov DKI Jakarta

gu, Bundang-gu, Seongnam-si, Gyeonggi-do Fasilitator: Aminuddin Magatani

2018.3.24

15.30-17.00

Istirahat dan Waktu Bebas

11:00

Kembali ke Jakarta

20:00

Tiba di Jakarta

D. PESERTA CROSS LEARNING VISIT Peserta kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan dapat dilihat pada table berikut:

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 11


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Nama

Posisi

Dr. Ir. Oswar

Deputi Gubernur

M.

DKI Jakarta

Mungkasa,

Bidang Tata

MURP

Ruang dan

Instansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Keterangan Ketua Delegasi Jakarta dalam Kegiatan Cross Learning Visit

Lingkungan Hidup Blessmiyanda

Asisten Deputi

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Peserta

Kepala Bidang

Badan Penanggulangan Bencana

Peserta

Pencegahan dan

Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta

Bidang Lingkungan Hidup Tri Indrawan

Kesiapsiagaan Fatmawati

Kepala Seksi

Dinas Pemberdayaan Perlindungan

Wachju

Tumbuh

Anak dan Pengendalian Penduduk

Peserta

Wahana

Kembang Anak

(DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta

Denny Aputra

Lurah Kelurahan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Peserta

Plan International Indonesia

Perwakilan Donor Kegiatan Cross

Duri Utara James

THRIVE Program

Baltimore

Manager

Aminuddin

Advisor

Learning Visit Plan International Indonesia

Perwakilan Donor Kegiatan Cross Learning Visit

Tri Mulyani

Manajer Program

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Peserta

Staf Komunikasi

Sekretariat Jakarta Berketahanan

Peserta

Sunarharum Rendy Primrizqi

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 12Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

E. FOKUS PEMBELAJARAN Dalam kegiatan “Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini, delegasi Jakarta mendapatkan beberapa fokus pembelajaran berupa: 1) Konsep pengembangan Kota Seoul yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan proses peninjauan ulang (review) kebijakan pemerintah yang transparan dan terbuka untuk menerima pendapat dan saran dari penduduk Seoul. 2) Upaya Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Kota Seoul. 3) Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan Melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan optimalisasi teknologi. 4) Proses peninjauan ulang (review) kebijakan pemerintah dalam mengembalikan fungsi Sungai Cheonggye (Cheonggye-cheon). 5) Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep “Upcycling”. 6) Konsep regenerasi wilayah di Magok-dong, Seoul dengan menekankan penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi terbarukan (sustainable energy). 7) Upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi Kota Seoul dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan (renewable energy). 8) Upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan masyarakat melalui Seoul Innovation Park. 9) Berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100 Resilient Cities (100RC) Jakarta dan Seoul. Dalam hal ini, Seoul telah berhasil menyelesaikan tahap I (Penyusuanan Penilaian Awal Ketahanan Kota/Pr eliminary Resilience Assessment [PRA]). 10) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 13


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

11) Mekanisme

kerjasama

antara

publik-swasta-pemerintah

(Public

Private

Partnership/PPP) di Seoul. 12) Upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul. 13) Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang. 14) Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengembang aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Dari beberapa fokus pembelajaran tersebut, delegasi Jakarta mendapatkan beberapa poin pembelajaran pada sesi diskusi, kunjungan lapangan, dan peer learning dalam kegiatan ini, yaitu: a. Leadership (kepemimpinan), komitmen pemerintah, dan konsistensi Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga tumbuh menjadi kota modern dan kepentingan warga dikedepankan baik dalam proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah pembangunan yang diinginkan. Contohnya adalah proses restorasi sungai Cheonggye berupa perubahan fungsi sungai Cheonggye dari sungai alami menjadi highway/jalan layang hingga direstorasi kembali menjadi sungai yang menjadi pusat kegiatan masyarakat. b. Integrated planning (perencanaan terpadu) Perencanaan pembangunan yang baik, terintegrasi, dan iterative (selalu terbuka untuk perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat Kota Seoul dapat dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami peningkatan kualitas. Kota Seoul melakukan beberapa kali perubahan paradigma perencanaan kotanya menyesuaikan dengan perkembangan dan permasalahan yang dihadapi kotanya, guna mencapai optimalisasi outcomes dan kemanfaatan untuk warga kota. Kota Seoul membuat perencanaan kota Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 14Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

yang

terpadu

untuk

jangka

waktu

100

tahun

ke

depan,

dengan

memperhatikan keterhubungan, keberlanjutan, dan keseimbangan antara aspek sosial, aspek lingkungan, dan aspek fisik kota sehingga terwujud kota yang lebih berketahanan. c. Public and stakeholders engagement (pelibatan partisipasi masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan) Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan strategis, menunjukkan bahwa tidak semua keputusan strategis bersifat topdown, tetapi dapat pula bersifat bottom-up dengan tetap mendengar aspirasi warga kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas persoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya dilakukan satu atau dua kali, melainkan hingga ratusan kali pertemuan. Hal ini tercermin dari pelaksanaan restorasi sungai Cheonggye atau perubahan fungsi jalan layang Seoullo 7017 menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata. d. Inclusiveness (inklusif) Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menunjukkan kesungguhannya

dalam

memasilitasi

hak

warga

yang

berkebutuhan

khusus/penyandang disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan melalui Happiness CafĂŠ. Program ini melibatkan warga berkebutuhan khusus untuk menjadi pegawai Happiness CafĂŠ dan melengkapi komitmen SMG dalam menyediakan fasilitas publik yang ramah terhadap para penyandang disabilitas. Kegiatan ini merupakan kerja sama SMG dengan pihak swasta memanfaatkan dana CSR. e. Kota Seoul berhasil menjadi fasilitator Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) menjadi fasilitator

dan

kolaborator

bagi

pihak

non-pemerintah

yang

dapat

berkontribusi untuk pembangunan kotanya di bidang-bidang tertentu, yaitu SMG memberikan bantuan pembiayaan dengan berbagai porsi dan sisanya Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 15Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

ditanggung oleh pihak non-pemerintah. Dalam hal ini, pihak non-pemerintah diberikan kewenangan untuk menjalankan dan mengembangkan programnya secara optimal dengan menggunakan sumber daya yang dipunyai. Pihaknya juga diberi kebebasan untuk berinovasi dan memiliki pusat penelitian terkait bidang kerjanya.

F. REKAM PROSES "Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience� ke Seoul, Korea Selatan ini melibatkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang terdiri Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan yang didampingi Asisten Deputi Bidang Lingkungan Hidup; Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi Tumbuh Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; dan Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat Jakarta Berketahanan; Plan International Indonesia selaku penggagas dan donor kegiatan; serta CityNet yang memfasilitasi dan menjembatani komunikasi antara Delegasi Jakarta dengan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Kegiatan terbagi dalam 5 (lima) hari dengan agenda berupa:

i.

HARI PERTAMA (19 MARET 2018) Pada Hari Pertama ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan

beberapa

instansi

Pemerintah

Kota

Seoul/Seoul

Metropolitan

Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) Gambaran Umum mengenai Kota Seoul dan Konsep Pengembangan Kota; (ii) Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Seoul, dan (iii) Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan Melibatkan Multi-pihak dan Optimalisasi Teknologi.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 16Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(i)

Gambaran Umum mengenai Kota Seoul dan Konsep Pengembangan Kota Sesi

I

(Gambaran

Umum

mengenai

Kota

Seoul

dan

Konsep

Pengembangan Kota) merupakan diskusi yang dimulai oleh Paparan dari Divisi Perencanaan Perkotaan (Urban Planning Division) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa: 

Seoul merupakan Ibu Kota dari Korea Selatan dengan kondisi yang mirip dengan Jakarta. Memiliki populasi sebesar 10,58 Juta Penduduk dengan luas daerah 605 km2, Seoul telah mengalami peningkatan populasi sebesar 3 (tiga) kali lipat dan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB)/Gross Domestic Product (GDP) mencapai 330 kali lipat dari tahun 1961.

Dalam mengembangkan kotanya, Seoul menjadikan sungai Han (Han-gang) dan kontur tanahnya yang berada di pegunungan sebagai dasar dalam perencanaannya.

Pada saat perang korea (1950-1953) 30% kota Seoul turut hancur sehingga tujuan awal pembangunan kota Seoul adalah untuk merestorasi kehidupan kota Seoul setelah perang sehingga terjadi pembangunan besar-besaran. Hal ini turut menimbulkan paradigma baru bagi penduduk Korea Selatan bahwa Seoul merupakan tempat yang penuh dengan lapangan pekerjaan sehingga mempercepat pertumbuhan penduduk kota Seoul.

Oleh karena itu, Seoul melihat bahwa perlu untuk turut menyebar fungsi-fungsi perkotaan kota Seoul ke pinggiran kota untuk pemerataan pertumbuhan penduduk di kota Seoul.

Pengembangan kota Seoul juga semakin mendapatkan momentum baru dengan berlangsungnya berbagai kegiatan internasional di Seoul (Asian Games 1986, Olimpiade 1988, Piala Dunia 2002, dan G20 Seoul Summit 2010).

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 17


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Meskipun begitu, pembangunan besar-besaran kota Seoul di masa lalu

juga

memicu

beberapa

permasalahan

berupa:

(i)

hancurnya/tergusurnya komunitas penduduk; (ii) rusak dan kurang diperhatikannya aset kota dengan nilai sejarah tinggi; dan (iii) rusaknya lansekap kota Seoul akibat pembangunan yang seragam di beragai kota Seoul. Kondisi kota Seoul yang sudah mulai mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi, populasi penduduk yang menua, dan tingginya angka pengangguran di tingkat pemuda juga turut memperburuk keadaan kota Seoul. 

Hal ini memicu kota Seoul untuk lebih melibatkan penduduk kotanya dalam proses pembangunan kota sehingga muncul gagasan untuk

melakukan berbagai

program renewal yang

berorientasi

kepada lingkungan dan pejalan kaki. Program renewal ini juga dilakukan

dengan

pendekatan bottom-up yang mengacu

pada

karakteristik berbagai wilayah kota Seoul. 

Pada tahun 2013, Pemerintah Kota Seoul berhasil melakukan pendekatan partisipatif dan kolaboratif untuk menyusun dokumen perencanaan kotanya. Dengan melibatkan 5000 orang melalui survey (online dan offline), penjaringan pendapat, forum diskusi (FGD), serta public hearing. Pendekatan ini juga digunakan untuk menyusun dokumen perencanaan kota Seoul untuk 100 tahun ke depan.

(ii)

Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Seoul. Sesi II (Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Berbasis Masyarakat di Seoul) diawali dengan Paparan dari Divisi Perubahan Iklim (Climate Change Division) SMG dan ICLEI. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

ICLEI merupakan organisasi non-pemerintah yang fokus dalam mendukung agenda perubahan iklim secara global dan nasional.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 18


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Program Ambitious City Promises (ACP) merupakan kegiatan yang mewujudkan komitmen kota dalam pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) disertai dengan aksi kongkrit dan keterlibatan aktif berbagai pemangku kepentingan. 

Dalam program ACP, ICLEI juga akan mengadakan berbagai pelatihan pengembangan kapasitas bekerja sama dengan Seoul Metropolitan Government (SMG), sebagai salah satu kota dengan predikat paling berkelanjutan (The Most Sustainable City) di Asia, yang

akan

memberikan transfer

knowledge kepada

staf

pemerintah daerah terkait penyusunan agenda pengurangan emisi GRK dan mitigasi perubahan iklim lokal yang komprehensif. 

Pemerintah kota Seoul (SMG) melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim mengingat semakin seringya terjadi perubahan cuaca yang abnormal dan pemberitaan media yang makin masif terhadap perubahan iklim.

Asia Environmental Doomsday Clock yang menunjukkan skala 9,09 (extremely concerned) juga menjadi dasar Seoul untuk melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Fokus utama kota Seoul dalam upaya tersebut berasal dari sektor: (i) urban

governance,

(ii)

energi,

(iii)

kualitas

udara

dan

transportasi, (iv) air dan sumber daya alam, (v) ekologi dan kesehatan. 

Dalam upaya ini Seoul berhasil untuk mengurangi 1 (satu) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pada tahun 2012 dan melibatkan ±3,5 juta jiwa penduduk (1/3 penduduk kota Seoul) dengan melakukan pendekatan partisipatif dan kolaboratif.

Sampai saat ini, terdapat 80 desa yang independen secara energi (mampu menghasilkan energi sendiri) di kota Seoul.

Pendekatan eco-driving berhasil

melakukan

mileage (insentif

untuk

warga

yang

penghematan energi) dianggap sebagai

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 19


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

pendekatan yang sukses dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Kota Seoul. 

Aspek energi terbarukan (renewable energy) juga menjadi aspek utama dalam upaya tersebut. Melalui solar photo-voltaic (Solar PV), Seoul

berhasil

mengurangi

konsumsi

energi

sebesar

144,6

Megawatt. Penggunaan lampu LED juga menjadi salah satu upaya kota Seoul dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim. 

Pemerintah Kota Seoul juga menjelaskan bahwa pendekatan partisipatif juga dilakukan dengan melakukan crowd-funding dalam mewujudkan

pembangunan

berkelanjutan

sehingga

dapat

membantu anggaran dinas pemerintah kota Seoul dalam upaya tersebut. 

Pihak SMG juga menjelaskan bahwa kualitas udara di Seoul masih buruk sehingga masih menjadi aspek yang dianggap buruk oleh kota Seoul dalam upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim terutama terkait pengurangan emisi GRK.

Pada pertemuan ini, pihak SMG menjelaskan bahwa komitmen pimpinan

dan

pengambil

keputusan

menjadi

kunci

untuk

melakukan pelibatan pemangku kepentingan dalam berbagai upaya pembangunan kota. (iii)

Sistem

Pengelolaan

Kebencanaan

dan

Penyelamatan

dengan

Melibatkan Multi-pihak dan Optimalisasi Teknologi Sesi III (Sistem Pengelolaan Kebencanaan dan Penyelamatan dengan Melibatkan Multi-pihak dan Optimalisasi Teknologi) diawali dengan Paparan dari Seoul Emergency Operation Center (SEOC). Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi III ini berupa:  Seoul Emergency Operation Center (SEOC) terbentuk pada 22 Maret 2002 dengan tujuan untuk memberikan penanganan yang

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 20


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

cepat, tepat, dan efektif terhadap segala jenis kondisi darurat di kota Seoul.  Pemerintah kota Seoul melakukan optimalisasi teknologi dalam proses penyelamatan dalam keadaan darurat. Hal ini dilakukan untuk menghadirkan pelayanan yang real-time, penanganan yang tepat berdasarkan kondisi darurat yang terjadi, dan CCTV milik pemerintah (berjumlah >14.000 CCTV di Seoul) untuk monitoring dan mempermudah analisis keadaan darurat di kota Seoul.  Hal ini turut mempercepat waktu respons kedaruratan/emergency response time hanya 5 (lima) menit dari waktu diterimanya laporan kejadian darurat.  Selain, respon kedaruratan, Seoul Emergency Operation Center (SEOC) juga memberikan panduan penanganan dalam setiap laporan kedaruratan yang diterima dalam hotline 119. Hal ini mungkin untuk dilakukan karena telah terintegrasinya tenaga medis dan petugas kedaruratan dengan Seoul Emergency Operation Center (SEOC) sehingga bisa memberikan penanganan yang cepat, tepat, dan efektif.  Kota Seoul sendiri telah memiliki 7000 petugas kedaruratan yang bisa bertindak secara efektif dalam kondisi darurat. Hal ini berbanding terbalik dengan Jakarta yang baru memiliki 2755 petugas kedaruratan pada tahun 2017.  Pada saat terjadinya kondisi kedaruratan, komando penanganan kondisi darurat berada di Kepala Seoul Emergency Operation Center (SEOC) untuk kondisi kedaruratan ringan yang kemudian berpindah kepada Walikota Seoul jika kondisi darurat semakin berpotensi mengganggu kegiatan perkotaan. Hari pertama Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea Selatan ini diakhiri dengan Jamuan Makan Malam oleh Director General of International Cooperation Bureau SMG. Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 21


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

ii.

HARI KEDUA (20 MARET 2018) Pada Hari Kedua, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan beberapa

instansi

Pemerintah

Kota

Seoul/Seoul

Metropolitan

Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan Fungsi Sungai Cheonggye (Cheonggye-cheon) di Cheonggye-cheon Museum; (ii) Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep “Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza, dan (iii) Konsep regenerasi wilayah di Magok-dong, Seoul dengan menekankan penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi terbarukan (sustainable energy) yang dilakukan oleh Seoul Housing and Communities Corporation (Badan Usaha Milik Negara/BUMN Korea Selatan). (i)

Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan Fungsi Sungai

Cheonggye

(Cheonggye-cheon)

di

Cheonggye-cheon

Museum Sesi I (Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan Mengembalikan Fungsi Sungai Cheonggye [Cheonggye-cheon] di Cheonggye-cheon Museum)

menjelaskan

tentang

komitmen

Pemerintah

Kota

Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) dalam merestorasi infrastruktur utama kota ketika dibutuhkan. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa: 

Cheonggye-cheon merupakan sungai sepanjang 5,8 km yang juga menjadi sumber kehidupan utama bagi penduduk kota Seoul semenjak dahulu. Meskipun, telah menjadi sumber air, tempat bermain, tempat mencuci, dan berkegiatan penduduk Seoul, banyaknya aktivitas yang terjadi di Cheonggye-cheon mulai memperlihatkan dampak buruk bagi lingkungan.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 22


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pada tahun 1760, Raja Yeongjo menerapkan regulasi pertama untuk

pengendalian

banjir

Cheonggye-cheon

dengan

mengerahkan 50.000 orang untuk menjaga aliran sungai. 

Setelah perang dunia ke-2 (1939-1945) dan perang Korea (19501953), kondisi kota Seoul masih memprihatinkan dengan kondisi perekonomian yang masih belum bangkit. Cheonggye-cheon menjadi tempat utama bagi para penduduk kota untuk tinggal dan menjadi semakin padat.

Selain memang dekat dengan lokasi berbagai pabrik di kota Seoul, kondisi yang semakin padat (hingga dihuni ± 100.000 orang atau 20% populasi kota Seoul saat itu) di Cheonggye-cheon membuat wilayah ini menjadi daerah kumuh dan juga menimbulkan polusi air yang semakin buruk. Hal ini direspon oleh pemerintah kota Seoul dengan mengalihfungsikan Cheonggye-cheon menjadi jalan tol layang untuk menyelesaikan permasalahan permukiman kumuh dan limbah/polusi yang terjadi di Cheonggye-cheon.

Pengalihfungsian Cheonggye-cheon menjadi jalan tol layang ini juga memicu beberapa reaksi negatif dari berbagai pemangku kepentingan yang berada di sekitar sungai. Terutama penduduk dan pabrik yang berada di sana. Untuk menanggapi hal tersebut, Pemerintah

Kota

Seoul

memberikan

kompensasi

kepada

masyarakat terdampak dengan menyediakan perumahan (hak milik) serta slot untuk kegiatan komersial di wilayah lain. Meskipun begitu, dampak jangka panjang terhadap lingkungan dan sosial dari pengalihfungsian Cheonggye-cheon menjadi jalan tol layang ini. 

Adanya jalan tol layang ini memicu peningkatan volume kendaraan serta kepadatan di wlayah tersebut sehingga wilayah tersebut berkembang menjadi wilayah perniagaan. Hal ini turut memicu tumbuhnya masalah kemacetan di wilayah tersebut. Pada

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 23


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

akhirnya, isu penuaan infrastruktur jalan layang tol juga turut menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi. 

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Seoul memutuskan untuk merestorasi Cheonggye-cheon dengan merubuhkan jalan tol layang. Hal ini tentunya memicu reaksi negatif dari para pedagang di daerah tersebut. Untuk menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Seoul membentuk tim khusus untuk diskusi dengan penduduk yang terdampak dari program restorasi Cheonggye-cheon. Diskusi dilaksanakan setiap hari Sabtu selama 2 (dua) tahun 3 (tiga) bulan mulai dari awal pengerjaan program sampai akhir.

Proses diskusi ini merupakan pendekatan kolaboratif yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul untuk menyamakan visi dari berbagai pemagku kepentingan yang ada di sekitar Cheonggyecheon. Penyediaan slot berjualan di wilayah lain bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) dan sosialisasi serta jaminan pembelian material program restorasi di toko-toko terdampak menjadi salah satu solusi yang berhasil mengajak penduduk Seoul untuk turut mendukung program restorasi Cheonggye-cheon.

Program restorasi Cheonggye-cheon ini dibagi ke dalam 3 (tiga) bagian, yaitu: (i) Bagian Sejarah dan Masa Lalu Cheonggye-cheon di Masa Kerajaan, (ii) Perwujudan Visi Kota Seoul yang Dinamis, dan (iii) Perwujudan Budaya Kota Seoul dengan Mengedepankan Pendekatan Lingkungan.

Program

restorasi

Cheonggye-cheon

ini

juga

dilakukan

menggunakan 80% material jalan tol layang yang dihancurkan sehingga meminimalisasi material yang terbuang. 

Program restorasi Cheonggye-cheon ini juga menjadi contoh bahwa

dengan

adanya

komitmen

pemerintah

untuk

menyelesaikan permasalahan perkotaan dengan pendekatan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 24


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

kolaboratif, maka penduduk akan ikut mendukung sekaligus mengawasi pelaksanaan program tersebut. (ii)

Inovasi

Penanganan

Sampah

kota

Seoul

dengan

konsep

“Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza Sesi II (Inovasi Penanganan Sampah kota Seoul dengan konsep “Upcycling” di Seoul Upcycling Plaza) diawali dengan Paparan dari Seoul

Upcycling

Plaza.

Adapun

beberapa

hal

penting

yang

mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Seoul Upcycling Plaza mulai berdiri pada bulan September 2017 untuk menanamkan konsep “upcycling” kepada 10,58 Juta penduduk Seoul serta mengedukasi penduduk kota Seoul terkait dengan pengeloalaan sampah. Konsep “upcycling” ini sendiri merupakan konsep untuk melakukan pertambahan nilai dari sampah yang di-recycle untuk mengurangi produksi sampah sekaligus mengembangkan produk yang ramah lingkungan.

Jumlah penduduk Seoul yang besar ini turut berdampak pada besarnya jumlah konsumsi produk Seoul. Hal ini turut berdampak pada besarnya produksi sampah kota Seoul yang mencapai 42.000 ton per hari (Sampah pakaian: 200 ton per hari; sampah makanan: 3.800 ton per hari; sampah material konstruksi: 30.000 ton per hari).

Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Kota Seoul telah menyusun regulasi untuk memberikan denda bagi penduduk Seoul yang berlebihan dalam memproduksi sampah makanan dan sampah rumah tangga serta melarang pembuangansampah makanan secara

langsung

(sampah

makanan

perlu

diproses

untuk

mengurangi polusi). 

Meskipun regulasi tersebut berhasil mengurangi produksi sampah penduduk kota Seoul dan menjadikan Seoul sebagai kota tertinggi

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 25


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

kedua di dunia dalam melakukan recycle sampah dengan tingkat recycle sebesar 59% (OECD, 2013), upaya tersebut belum dirasa cukup untuk mewujudkan Seoul sebagai kota yang berkelanjutan. 

Oleh karena itu, Pemerintah Kota Seoul mendirikan Seoul Upcycling Plaza untuk mewujudkan visi Seoul 2030 untuk memiliki tingkat recycle sebesar 75% dan 1000 upcycling industry.

Saat ini, Seoul Upcycling Plaza telah berhasil melakukan upcycling kepada 6.000 ton sampah pakaian dan rumah tangga kota Seoul di tahun 2017. Dengan 50 staf yang ada di Seoul Upcycling Plaza, Seoul mampu melakukan edukasi kepada masyarakat untuk mengurangi produksi sampah mereka. Hal ini terlihat dengan telah berhasilnya upcycling academy untuk melakukan penyuluhan kepada 120.000 penduduk kota Seoul.

Seoul Upcycling Plaza juga menyediakan penyewaan dengan harga yang sangat murah bagi para pekerja kreatif yang mengimplementasikan konsep upcycling dalam mengolah produk mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan insentif sekaligus memicu berkembangnya industri upcycling ke arah yang lebih baik di kota Seoul.

Seoul Upcycling Plaza juga mengadakan kegiatan/event untuk melakukan

pelibatan

masyarakat

yang

lebih

luas

dengan

mengadakan Seoul Upcycle Design Week yang bertujuan untuk melakukan penyuluhan kepada penduduk kota Seoul terkait pengelolaan sampah yang baik. (iii)

Konsep

regenerasi

wilayah

di

Magok-dong,

Seoul

dengan

menekankan penyediaan rumah sekaligus membudayakan energi terbarukan (sustainable energy) Sesi III merupakan penjelasan Konsep regenerasi wilayah di Magokdong, Seoul dengan menekankan penyediaan rumah sekaligus Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 26


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

membudayakan energi terbarukan/sustainable energy yang dilakukan oleh Seoul Housing and Communities Corporation. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi III ini berupa: 

Seoul Housing and Communities Corporation merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Korea Selatan yang didanai oleh dana

Pemerintah

Pusat

Korea

Selatan

dan

bertugas

untuk

menyelesaikan semua permasalahan perumahan yang ada di Seoul sekaligus melakukan Peremajaan Kota (urban regeneration) di berbagai wilayah kota Seoul untuk menjamin pengembangan kota Seoul ke arah yang lebih baik. 

Selama ini, proses pengerjaan proyek urban regeneration kota Seoul dilakukan

dengan

pengambilalihan

beberapa

lahan

dan

pendekatan,

yaitu:

pengalihfungsian

pendekatan

lahan.

Dalam

pengambilalihan lahan, Seoul Housing and Communities Corporation dapat menggunakan lahan yang telah dimiliki oleh pihak Swasta untuk kemudian dikembangkan dengan konsep urban regeneration yang telah disusun. Sedangkan, konsep pengalihfungsian lahan merupakan pendekatan untuk melakukan konsolidasi lahan (milik pemerintah dan swasta) untuk proyek urban regeneration di kota Seoul. Berbagai proses pengerjaan proyek ini juga dilakukan melalui proses tender dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang optimal di setiap proyeknya. 

Proyek

urban

regeneration

terbaru

dari

Seoul

Housing

and

Communities Corporation adalah “Magok (Magok-dong) Urban Regeneration Project” yang berdiri di lahan seluas 18,4 km2 dan berusaha menciptakan keterhubungan antara perumahan (174.000 unit rumah akan dibangun), kawasan industri, dan usaha logistik di wilayah Magok-dong, Seoul. 

Seoul Housing and Communities Corporation berusaha menyediakan perumahan yang lebih terjangkau oleh penduduk Seoul. Harga unit

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 27


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

rumah yang dibangun oleh Seoul Housing and Communities Corporation bisa sampai 80% (20-70% lebih murah apabila sewa) lebih murah dari harga rumah lainnya di Seoul. 

Seoul Housing and Communities Corporation juga turut berusaha untuk memberikan kualitas perumahan yang lebih baik dengan berupaya membudayakan energi berkelanjutan (renewable energy) di setiap kawasan urban regeneration.

iii.

HARI KETIGA (21 MARET 2018) Pada hari ketiga ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan beberapa institusi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota Seoul dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan (renewable energy) di Seoul Energy Dream Center; (ii) upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan masyarakat di Seoul Innovation Park; dan (iii) berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100 Resilient Cities (100RC) Jakarta dan Seoul. (i)

Upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota Seoul

dengan

mengembangkan

teknologi

energi

terbarukan

(renewable energy) di Seoul Energy Dream Center Sesi I merupakan sesi yang membahas tentang upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota Seoul dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan (renewable energy) di Seoul Energy Dream Center. Pihak Seoul Energy Dream Center menjelaskan tentang komitmen Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) dalam mewujudkan Seoul sebagai kota yang independen energi. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa:

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 28Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Seoul Energy Dream Center merupakan landmark bagi kota Seoul dalam upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi kota. Seoul Energy Dream Center juga merupakan represantasi simbolik untuk mewujudkan Seoul sebagai kota yang independen energi pada tahun 2025.

Konsep kota independen energi sendiri merupakan kondisi saat suatu kota telah mampu memproduksi energi yang jumlahnya sama dengan jumlah konsumsi energi kota tersebut.

Upaya

perwujudan

Seoul

sebagai

kota

independen

energi

dilakukan karena kota Seoul tidak memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup untuk memproduksi energi dengan cara konvensional (minyak bumi, geo-thermal, batu bara, dsb.). Fakta bahwa hanya terdapat 1 (satu) pembangkit listrik di kota Seoul sehingga tidak akan mampu melayani seluruh kebutuhan seluruh penduduk Seoul. 

Seoul Energy Dream Center dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan upaya

konservasi

mengembangkan

mengurangi inovasi

energi

konsumsi terbarukan

energi

sekaligus

sehingga

dapat

memicu terbangunnya pembangkit listrik skala kecil yang dikelola oleh komunitas dan penduduk Seoul. 

Upaya ini juga diperkuat dengan regulasi kota Seoul yang mewajibkan seluruh bangunan (termasuk rumah pribadi) di kota Seoul untuk menjadi bangunan independen energi.

Dalam pengembangan energi terbarukan, Seoul Energy Dream Center menggunakan 2 (dua) sumber daya utama yang berupa: (i) panel surya (Photo-voltaic/PV Panel) yang mampu menghasilkan 272 KiloWatt dan panas bumi (geo-thermal) yang mampu menghasilkan 112 KiloWatt.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 29


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Karena rendahnya SDA kota Seoul dalam menghasilkan panas bumi, kota Seoul harus menggali sedalam 150m-200m untuk mendapatkan panas bumi yang optimal untuk membangkitkan listrik. Meskipun begitu, wilayah Mapo-dong, Seoul merupakan wilayah bekas Tempat Pembuangan Akhir (landfill) yang sudah berlangsung dari 1978-1998 sehingga pihak Seoul Energy Dream Center hanya perlu menggali sedalam 50m untuk mendapatkan panas bumi yang baik akibat banyaknya material sampah yang tertimbun dan menghasilkan gas methane (CH4).

Terdapat beberapa energi terbarukan yang coba dikembangkan oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) melalui Seoul Energy Dream Center, berupa: o

Hydro-energy yang mencoba membangkitkan energi melalui energi kinetik yang dihasilkan oleh SDA air di kota Seoul (ombak, air terjun, aliran sungai, dsb.). Hydro-energy hanya dikembangkan

dalam

skala

kecil

mengingat

tidak

mumpuninya SDA kota Seoul dalam membangkitak hydroenergy. o

Cahaya Matahari (Solar Ray-Energy). Menggunakan pantulan cahaya

matahari

untuk

menghasilkan

energi

termasuk

penggunaan PV panel. o

Energi

angin

yang

memanfaatkan

seringnya

Seoul

mendapatkan angin yang kencang terutama saat musim dingin dan musim gugur. o

Hydrogen

Fuel

Cells

yang

merupakan

inovasi

untuk

mengelektrifikasi air untuk memisahkan kandungan Hidrogen (H2) dan Oksigen (O2) dalam air (H2O) untuk menjadikan Hidrogen sebagai bahan bakar pembangkit listrik. 

Hydrogen Fuel Cells ini telah berhasil dikembangkan oleh kota Seoul untuk dijadikan mesin bus listrik bertenaga hidrogen. Bus

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 30


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

listrik ini bisa mencapai jarak 100km dalam satu kali pengisian bahan bakar (bahan bakar diisi selama 7-8 jam namun bisa hanya mencapai 20-30 menit dengan teknologi pengisian kilat). Bus listrik berukuran besar untuk keperluan transportasi perkotaan Seoul dapat mencapai 500km dalam sekali pengisian listrik selama 50 menit. Terdapat pula mobil listrik yang bisa mencapai 500km dalam sekali pengisian listrik selama 3-5 menit. 

Hydrogen Fuel Cells juga dikembangkan dengan skala yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan listrik kota Seoul. Saat ini telah terbangun 8 (delapan) unit Hydrogen Fuel Cells dengan setiap 1 (satu) unitnya mampu menghasilkan 2,4 MegaWatt.



Seoul Energy Dream Center juga memiliki tempat penanganan sampah (waste treatment facility) yang dilengkapi dengan unit pembakar sampah (incinerator). Incinerator ini mampu membakar sampah sebanyak 6.000 ton per hari dan residu yang dihasilkannya dapat diolah kembali menjadi batu bata yang bisa digunakan sebagai

bahan

material

konstruksi

(implementasi

konsep

upcycling). Panas yang dihasilkan oleh incinerator dijadikan bahan bakar energi terbarukan serta dikirim ke rumah-rumah penduduk sekitar Seoul Energy Dream Center untuk dijadikan pemanas.



Seoul Energy Dream Center juga merupakan museum dengan alat peraga interaktif yang mampu untuk menarik minat penduduk kota Seoul dalam berpartisipasi dalam upaya konservasi energi dan mengurangi konsumsi energi.

(ii)

Upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelibatan masyarakat di Seoul Innovation Park Sesi II (upaya menghasilkan ide inovatif dengan pelbiatan masyarakat di Seoul Innovation Park) diawali dengan Paparan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 31Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pengendalian Penduduk Pemerintah Provinsi

DKI Jakarta) tentang

Program Pembangunan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) yang kemudian dilanjutkan dengan paparan oleh Seoul Innovation Park terkait upaya menghasilken ide inovatif dan paparan oleh Global Social Economy Forum (GSEF) tentang pentingnya mengimplementasikan konsep ekonomi sosial (social economy). Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Jakarta merupakan ibukota dari Indonesia dengan jumlah penduduk ± 10 juta orang dan luas wilayah sebesar 622,3 km2 menjadikan Jakarta memiliki kepadatan sebesar ± 15.000 penduduk per km2. Dengan kepadatan penduduk sebesar itu, Jakarta kekurangan lahan untuk tempat bermain anak yang juga ramah terhadap anak. Hal ini tentunya akan berdampak terhadap tumbuh kembang anak Jakarta sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi masa depan Jakarta.

RPTRA merupakan fasilitas terpadu untuk menjamin tumbuh kembang anak serta menjadi sarana berkreasi bagi kelompok rentan lain (penyandang disabilitas, perempuan, dan lansia) yang ada di kota Jakarta. RPTRA dilengkapi dengan fasilitas pengaduan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), penyuluhan Keluarga Berencana (KB), psikolog, pelatihan, pertanian perkotaan, sarana aktivitas Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Pendidikan Anak Usai Dini (PAUD).

RPTRA ditargetkan ada di seluruh kelurahan (267 kelurahan). Namun, sampai saat ini pengadaan RPTRA diutamakan pada lokasi yang padat, kumuh, rawan konflik, dan rumah susun. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir, telah terbangun 290 RPTRA di seluruh wilayah Jakarta. Beberapa pembangunan RPTRA ini juga dibiayai oleh dana Corporate Social Responsibility (CSR) beberapa perusahaan swasta di Jakarta.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 32


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Di Seoul, Seoul Innovation Park menjadi sarana terpadu untuk menghasilkan ide inovatif terkait permasalahan sosial di Seoul. Seoul Innovation

Park

sebelumnya

merupakan

pusat

pengendalian

penyakit kota Seoul. Pada tahun 2015, Pemerintah kota Seoul menyadari pentingnya untuk mengendalikan permasalahan dan penyakit sosial sehingga mendirikan Seoul Innovation Park. 

Seoul Innovation Park ini didanai sepenuhnya oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul

Metropolitan

mengembangkan

sarana

Government

inovasi

yang

(SMG)

dikelola

sendiri

untuk oleh

masyarakat di wilayah tersebut sehingga meningkatkan partisipasi penduduk Seoul dalam pembangunan kota. 

Seoul Innovation Park dibangun dengan harapan menjadi sarana penghasil pemikiran-pemikiran inovatif dalam menghadapi segala isu dan permasalahan kota Seoul. Seoul Innovation Park ini diharapkan juga menjadi salah satu eksperimen sosial (social experiment) yang hasilnya bisa dipelajari dan diimplementasikan di berbagai wilayah kota Seoul lainnya. Tujuan utamanya adalah untuk menjadi platform bagi para inovator dalam berinovasi dan taman kreatif bagi penduduk kota Seoul.

Saat ini, Seoul Innovation Park telah memiliki 1120 inovator yang terdiri dari 225 organisasi, 120 kelompok inovasi (600 orang), dan inovator lainnya.

Para inovator ini juga diberikan ruang yang mengedepankan konsep berbagi,

kerja

sama,

pembaruan,

dan

menyenangkan

untuk

berkreasi. Ruang-ruang ini terbagi ke dalam 3 (tiga) kategori berupa: (i) co-working spaces, (ii) specialized (upcycling, kerajinan kayu, perkakas, seni, pameran, makanan, teater, dan komunitas), dan (iii) outdoor. 

Seoul Innovation Park juga tengah mengembangkan bangunan baru yang akan mengintegrasikan wilayah perumahan, inovasi, dan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 33


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

edukasi untuk memicu berkembangnya inovasi-inovasi kreatif dari para penduduk Seoul. 

Seoul Innovation Park juga memiliki program untuk pemberdayaan dan perawatan lansia (pendudk Seoul dengan usia di atas 50 tahun).

Seoul Innovation Park ini sangat mengedepankan partisipasi masyarakat untuk menghasilkan ide-ide inovatif baru terkait berbagai permasalahan Seoul, salah satunya adalah permasalahan kesenjangan sosial yang bisa diselesaikan dengan implementasi konsep ekonomi sosial (social ekonomi).

Terkait hal ini, Global Social Economy Forum (GSEF) merupakan salah satu organisasi internasional yang fokus dalam implementasi ekonomi kemasyarakatan untuk mewujudkan lingkungan yang setara serta menghasilkan perlindungan sosial. Terbentuk pada tahun

2013,

GSEF

mengedepankan

pendekatan

kolaboratif

antarpemangku kepentingan untuk implementasi ekonomi sosial. 

Isu utama yang mengemuka terkait ekonomi kemasyarakatan berupa (i) lapangan pekerjaan (bagi istri, pemuda, dan penyandang disabilitas), (ii) penyediaan perumahan, (iii) pelayanan sosial, dan (iv) kepedulian sosial.

Sampai saat ini, GSEF telah berhasil menghubungkan 43 institusi (termasuk pemerintah daerah) untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi kemasyarakatan. Sebanyak 3000 orang di kota Seoul telah terlibat

dalam

upaya

penyelesaian

masalah

ekonomi

kemasyarakatan. Hal ini merupakan peningkatan yang sangat signifikan mengingat kota Seoul masih belum mengenal konsep cooperatives dalam penyelesaian suatu masalah. 

Di Indonesia, GSEF telah berkolaborasi dengan Bandung City Creative Forum untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi kemasyarakatan kota Bandung.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 34


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Saat ini, GSEF sedang berusaha untuk mengimplementasikan konsep Sustainable Development Goals (SDGs) terkait ekonomi sosial.

Dari sesi ini, Jakarta dapat belajar untuk mengembangkan RPTRA untuk menjadi pusat inovasi seperti Seoul Innovation Park sekaligus menyelesaikan isu sosial dan kesetaraan dari GSEF.

(iii)

Berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100 Resilient Cities (100RC) Jakarta dan Seoul Sesi III merupakan sesi untuk saling berbagi pengalaman dengan Tim Ketahanan Kota Seoul terkait kemajuan program 100RC Jakarta dan Seoul. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi III ini berupa: 

Jakarta dan Seoul sebagai sister cities telah memiliki hubungan baik serta kekerabatan yang dekat mengingat kedua kota tersebut sama-sama tergabung dalam beberapa program organisasi internasional yang sama, salah satunya dalam program 100RC yang bertujuan untuk membangun ketahanan kota.

Jakarta dan Seoul bergabung dalam 100RC pada tahun 2016 di batch yang sama sehingga kesempatan berbagi pengalaman ini dapat saling mendukung penyelesaian program 100RC di kota masing-masing.

Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience Officer (CRO) Seoul yang sebelumnya telah diangkat menjadi 2nd Vice Mayor kota Seoul sehingga

digantikan

oleh

Kepala

Safety

Management

Headquarters (HQ) dari SMG. 

Tim Ketahanan Kota Seoul telah menyelesaiakn tahap I program 100RC Seoul dan sudah meluncurkan Penilaian Awal Ketahanan Kota/Preliminary Resilience Assessment (PRA) pada Februari 2018 lalu. Saat ini, Tim Ketahanan Kota Seoul sedang menyusun Scope

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 35


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

of Work untuk pengerjaan tahap 2 (dua) program 100RC Seoul (penyusunan Strategi Ketahanan Kota. 

Seoul sendiri memiliki beberapa fokus isu berupa: (i) melindungi penduduk

Seoul

memperhatikan

dari

berbagai

permasalahan

marabahaya;

kelompok

rentan

(ii)

mulai

(vulnerable

groups) Seoul; dan (iii) meningkatkan sisi kompetitif kota Seoul. 

Terkait hal ini, Jakarta masih dalam tahap penyelesaian PRA yang direncanakan selesai pada akhir Maret 2018.

iv.

HARI KEEMPAT (22 MARET 2018) Pada hari keempat ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan beberapa institusi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang terbagi dalam 4 (empat) sesi, yaitu: (i) Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017; (ii) mekanisme kerjasama antara publik-swasta-pemerintah (Public Private Partnership/PPP) di Seoul; (iii) upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul dari pengalaman Seoul Foundation of Women and Family (SFWF); dan (iv) Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang. (i)

Konsep Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017 Sesi

I

merupakan

sesi

yang

membahas

tentang

Konsep

Pengembangan Kota Seoul dengan mengalihfungsikan infrastruktur kota yang telah tua dan tidak aman menjadi ruang publik dan sarana pelibatan masyarakat di Seoullo 7017. Penjelasan terkait upaya kota Seoul dalam meninjau kembali suatu kebijakan dengan melibatkan Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 36Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

masyarakat dalam proses pengambilan keputusannya ini diberikan oleh Urban Regeneration Assistant Office – Seoul Station Area. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa: 

Seoullo

7017

merupakan

sebuah

bukti

berhasilnya

proses

pengambilan keputusan yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam prosesnya. 

Seoullo 7017 ini awalnya merupakan sebuah jalan layang yang melintas di atas Seoul Station untuk mendukung kegiatan perniagaan dan usaha logistik penduduk kota Seoul pada tahun 1970.

Seiring dengan berjalannya waktu, struktur utama yang menopang jalan layang ini sudah mulai mengalami penuaan dan penurunan kondisi sampai mendapatkan grade “D” dalam penilaian kualitas pada tahun 2006. Hal ini menunjukkan bahwa perlu diperlukan intervensi pada jalan layang ini.

Ide awal yang diinisiasi oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) adalah untuk merestorasi jalan layang tersebut agar bisa kembali digunakan sebagai jalan layang.

Meskipun begitu, proyek restorasi ini ditunda untuk melihat potensi intervensi lain terhadap jalan layang tersebut. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Seoul melakukan studi kelayakan (feasibility studies) dengan melibatkan penduduk yang bermukim di sekitar jalan layang pada tahun 2014.

Turut terinspirasi dari skywalk yang ada di kota New York, Amerika Serikat, Pemerintah Kota Seoul kemudian memutuskan untuk merestorasi jalan layang ini menjadi jalan layang bagi pejalan kaki.

Hal ini memicu adanya pertentangan dari warga yang khawatir akan bertambahnya kemacetan dan menurunnya aktivitas bisnis di wilayah tersebut.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 37


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Dalam menanggapi hal ini, Pemerintah Kota Seoul melakukan upaya

pelibatan

masyarakat

dalam

proses

pengambilan

keputusannya dengan mengadakan 615 diskusi (berupa kunjungan lapangan, debat publik, dan konsultasi para ahli) dengan penduduk di sekitar jalan layang tersebut. Pada akhirnya, Pemerintah Kota Seoul dan penduduk bersepakat untuk merestorasi jalan layang tersebut menjadi jalan layang untuk pejalan kaki. Kesepakatan in dituangkan ke dalam bentuk Nota Kesepahaman/Memorandum of Understanding (MoU) yang diresmikan pada tahun 2015 dan menghasilkan strategi kerjasama yang menguntungkan kedua belah pihak berupa restorasi jalan layang menjadi jalan layang untuk pejalan kaki bagi Pemerintah Kota Seoul dan pemberian akses langsung ke pasar Dongdaemun bagi penduduk sekitar. 

Pada akhirnya, Seoullo 7017 berhasil didirikan dan dibuka pada tahun 2017. Penamaan Seoullo 7017 sendiri dilakukan untuk mengenang sejarah Seoullo 7017 yang pernah menjadi jalan layang bagi kendaraan pada tahun 1970 namun beralih fungsi menjadi jalan layang untuk pejalan kaki pada tahun 2017.

Desain dari Seoullo 7017 ini merupakan hasil sayembara yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul. Sedangkan, proses pembangunan Seoullo 7017 dilakukan melalui proses tender.

Seoullo 7017 telah membentang sepanjang 869 m di atas wilayah Seoul Station. Seoullo 7017 ini mampu menampung 50.000 orang serta dilengkapi dengan sarana keamanan berupa 41 CCTV dan 33 alarm untuk keadaan darurat.

Seoullo 7017 ini juga menyediakan naungan (shelter) bagi pengunjung, sarana pameran karya seni umum, serta teater.

Sejak diresmikan pada tahun 2017 lalu, Seoullo 7017 telah menjadi ruang partisipasi masyarakat dengan telah dikunjungi oleh 8,07 juta pengunjung pada 21 Maret 2018 (305 hari semenjak

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 38


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

diresmikan), menjadi sarana bagi pelaksanaan 1.027 program partisipasi masyarakat, serta pembentukan dewan pengarah (steering committee) yang terdiri dari para penduduk lokal. 

Seoullo 7017 ini bertujuan untuk meningkatkan jumlah pejalan kaki di kota Seoul untuk memicu tumbuhnya sarana komersial lainnya sekaligus penambhan jumlah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kota Seoul.

Seoullo 7017 ini menjadi bukti bahwa proses pelibatan masyarakat yang baik dan komprehensif akan mampu menghasilkan suatu keputusan yang baik dan menguntungkan berbagai pemangku kepentingan yang ada di dalam kota.

(ii)

Mekanisme kerjasama antara publik-swasta-pemerintah (Public Private Partnership/PPP) di Seoul Sesi II merupakan sesi yang membahas tentang mekanisme kerjasama antara publik-swasta-pemerintah (Public Private Partnership/PPP) di Seoul. Penjelasan terkait hal ini diberikan oleh pihak Pemeritah Kota Seoul, Perpustakaan Seoul, dan SPC Happiness Foundation (pihak swasta yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Seoul). Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Pemerintah Kota Seoul menyadari bahwa pelibatan seluruh pemangku kepentingan di dalam kota (termasuk pihak swasta) untuk mewujudkan tujuan pembangunan kota Seoul. Salah satu upaya peibatan pemangku kepentingan yang dilaukan oleh Pemerintah Kota Seoul adalah melalui proses PPP. Salah satu proses PPP yang berhasil berjalan dengan baik di kota Seoul adalah antara Perpustakaan Seoul dengan pihak SPC Happiness Foundation.

Perpustakaan

Seoul

sendiri

berfungsi

sebagai

“hub”

yang

menghubungkan antara pihak swasta, publik, dan pemerintah dalam berbagai upaya pembangunan kota Seoul. Sampai saat ini, Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 39


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Perpustakaan Seoul telah melibatkan partisipasi 24 pemangku kepentingan yang berasal dari berbagai latar belakang. 

Perpustakaan Seoul juga menyediakan ruang untuk seniman sebagai salah satu upaya untuk memicu pelibatan masyarakat.

Sedangkan, SPC Happines Foundation yang terbentuk pada tahun 2011 bertujuan untuk melestarikan budaya dan sejarah kota Seoul serta memperhatikan kesejahteraan orang yang berkebutuhan melalui berbgai program pekerjaan sosial.

SPC sendiri telah memiliki happiness cafe yang memperkejakan pegawai dengan kebutuhan khusus (difabel) sejak tahun 2012 dan telah memiliki 7 (tujuh) cabang dengan 19 pegawai. Seluruh keuntungan yang didapat oleh happiness cafe digunakan untuk operasional kafe dan penghidupan para pegawainya.

Happiness cafe ini melakukan skema PPP dan MoU dengan Pemerintah Kota Seoul melalui Perpustakaan Seoul terkait penyediaan

ruang

bagi

happiness

cafe

untuk

berada

di

Perpustakaan Seoul. 

Dengan program ini, SPC melalui Happiness Cafe juga turut melakukan inklusi bagi para pemuda berkebutuhan khusus.

Terkait dengan inklusi penduduk Seoul berkebutuhan khusus, Pemerintah Kota Seoul juga telah memiliki pendanaan untuk sarana pemberdayaan dan pelatihan (pelatihan customer service, pembuatan kopi, serta penelitian dan pengembangan) bagi penduduk berkebutuhan khusus.

Meskipun tren pengalokasian dana tersebut terus bertambah di setiap tahunnya, pendanaan ini belum cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk berkebutuhan khusus yang ada di kota Seoul. Oleh karena itu, dibutuhkan sumber pendanaan lain yang berasal dari pemangku kepentingan lain di kota Seoul.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 40


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Mekanisme PPP dengan pelibatan masyarakat dan inklusi terhadap penduduk berkebutuhan khusus yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul bisamenjadi contoh yang baik bagi Pemerintah Provinsi Jakarta untuk mulai melibatkan dan memperhatikan berbagai pemangku kepentinhgan yang ada di Jakarta.

(iii)

Upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul dari pengalaman Seoul Foundation of Women and Family (SFWF) Sesi III merupakan sesi yang membahas tentang upaya pelibatan perempuan dan masyarakat dalam mendukung terjadinya kesetaraan gender dan pemberdayaan anak di Seoul. Penjelasan terkait hal ini diberikan oleh Seoul Foundation of Women and Family (SFWF). Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Delegasi Kunjungan Belajar kemudian mengunjungi kantor Seoul Foundation of Women and Family, yaitu sebuah yayasan yang bertujuan untuk menwujudkan Seoul sebagai kota dimana semua perempuan dan keluarga dapat bahagia. Yayasan ini didirikan oleh

Pemerintah

Metropolitan

Kota

Seoul

dengan

tujuan

membuat Seoul menjadi kota yang mencapai kesetaraan jender. 

Beberapa nilai yang menjadi fokus dari yayasan ini adalah: (1) kepercayaan/trust;

(2)

komunikasi/communication;

(3)

inovasi/innovation; dan (4) kesetaraan jender/gender equality.

Adapun tiga kegiatan utama yayasan ini terfokus pada isu terkait kepentingan

perempuan,

yaitu:

(1)

menyusun

dan

mengembangkan kebijakan untuk perempuan dan keluarga; (2) membangun jaringan metropolitan untuk kesetaraan jender; dan (3) menyediakan ruang untuk perempuan dan keluarga. Ketiga kegiatan utama tersebut merupakan bentuk pengejawantahan enam program yang mengarah pada perwujudan Seoul sebagai kota yang memiliki kesetaraan jender, yaitu: (1) sistem pendukung Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 41


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

kebijakan terkait dengan kesetaraan jender; (2) keseimbangan antara

kehidupan

pekerjaan

dan

kehidupan

sehari;

(3)

meningkatkan partisipasi sosial perempuan; (4) pencegahan tindak kekerasan dan peningkatan keamanan kota bagi para perempuan; (5) peningkatan kesetaraan dalam kesempatan kerja dan

lingkungan

kerja;

serta

(6)

peningkatan

kesadaran

masyarakat terkait kesetaraan gender. (iv)

Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang Sesi IV merupakan Pertemuan singkat dengan 2nd Vice Mayor Pemerintah Kota Seoul untuk menindaklanjuti kerja sama antara Pemerintah Kota Jakarta dengan Seoul dalam berbagai bidang. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Jakarta dan Seoul sebagai sister cities telah memiliki hubungan baik serta kekerabatan yang dekat mengingat kedua kota tersebut

sama-sama

tergabung

dalam

beberapa

program

organisasi internasional yang sama, beberapa di antaranya adalah dalam program 100 Resilient Cities (100RC) yang bertujuan untuk membangun ketahanan kota; UCLG ASPAC; CityNet; ICLEI; C40; dsb. 

Terkait dengan hal tersebut, Jakarta juga telah berkunjung ke Seoul pada akhir Oktober 2017 untuk kegiatan terkait perubahan iklim dalam “Promises of Seoul” terkait program Ambititous City Promises (ACP) yang diinisiasi oleh ICLEI.

Seoul juga telah berkunjung ke Jakarta pada 5-6 Maret 2018 dalam kelanjutan program ACP tersebut.

Seoul sendiri tertarik dengan konsep dan implementasi program OK-OTRIP terkait transportasi yang ramah lingkungan yang sedang dikembangkan di Jakarta.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 42


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Kegiatan Cross Learning Visit yang tengah dilakukan Jakarta saat ini sangat bermanfaat dan menginspirasi para delegasi Jakarta untuk mengembangkan beberapa ide inovatif yang didapatkan dari Seoul ke dalam konteks kota Jakarta.

Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat sporadis dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross Learning

Visit

ini,

Jakarta

juga

perlu

bantuan

untuk

mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut, Jakarta dan Seoul perlu melakukan pertemuan antarpimpinan untuk memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program. 

Terkait hal ini, Jakarta tertarik untuk mempelajari bagaimana Seoul dapat memanfaatkan big data sebagai sarana pengambilan keputusan; pemanfaatan infrastruktur terkait air bersih, air limbah, dan persampahan; dan tata kelola pemerintahan metropolitan.

Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat bahwa Pemerintah Kota Seoul juga perlu berkunjung ke Jakarta untuk menindaklanjuti kerja sama antarpemerintah Jakarta dan Seoul.

v.

HARI KELIMA (23 MARET 2018) Pada hari kelima dan terakhir ini, Delegsasi Jakarta belajar dan berbagi pengalaman dengan beberapa institusi yang berada di bawah naungan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang terbagi dalam 3 (tiga) sesi, yaitu: (i) wrap-up meeting dengan CityNet terkait kegiatan Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea

Selatan;

(ii)

pemberdayaan

dan

peningkatan

kapasitas

pengembang/developer aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) di Seoul App Development Center; (iii) berbagi pengalaman

dengan

Plan

International

Korea

National

Office

terkait

mewujudkan pemberdayaan anak dan perempuan di Indonesia dan Korea.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 43


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

(i)

Wrap-up meeting dengan CityNet terkait kegiatan Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea Selatan Sesi I ini bertujuan untuk memastikan kegiatan Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea Selatan berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk pembangunan kota Jakarta dan Seoul ke arah yang lebih baik di masa depan. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi I ini berupa: 

Kegiatan Cross Learning Visit Program Youth in Action for Urban Resilience di Seoul, Korea Selatan yang telah berlangsung selama 5 (lima) hari ini

telah membahas berbagai aspek dalam

pembangunan kota yang diantaranya berupa: (i) pelibatan masyarakat

dalam

perencanaan

pembangunan

kota;

(ii)

peninjauan kembali kebijakan pemerintah dengan melibatkan masyarakat

Seoul;

(iii)

internalisasi

ide-ide

inovatif

terkait

pembangunan kota ke dalam regulasi pemerintah Seoul; (iv) upaya Pemerintah Kota Seoul dalam melakukan upscale-ing berbagai program yang dijalankan oleh berbagai pemangku kepentingan; dan (v) upaya konservasi energi, mengurangi konsumsi energi, dan pemanfaatan

energi

terbarukan

(renewable

energy)

untuk

mewujudkan Seoul sebagai kota yang energy independent. 

Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat sporadis dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross Learning

Visit

ini,

Jakarta

juga

perlu

bantuan

untuk

mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut, Jakarta dan Seoul perlu melakukan pertemuan antarpimpinan untuk memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program. 

Terkait hal ini, Jakarta tertarik untuk mempelajari bagaimana Seoul dapat memanfaatkan big data sebagai sarana pengambilan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 44


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

keputusan; pemanfaatan infrastruktur terkait air bersih, air limbah, dan persampahan; dan tata kelola pemerintahan metropolitan. 

Sebagai pembelajaran, para delegasi yang berpartisipasi dalam kegiatan Cross Learning Visit ini langsung dibagi ke dalam kelompok kecil sesuai dengan keahlian; tugas, dan fungsi; subjek terkait para delegasi untuk memungkinkan terjadinya diskusi mendalam terkait aspek-aspek tersebut.

Mengingat Jakarta akan segera memiliki Mass Rapid Transit (MRT) pada tahun 2019 yang akan beroperasi di bawah tanah dan infrastruktur layang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melihat bahwa diperlukan pembelajaran mengenai keselamatan di area bawah tanah dan subway yang telah dimiliki oleh Seoul.

Para pemangku kepentingan yang terhubung dengan Jakarta dan Seoul, termasuk organisasi non-pemerintah seperti CityNet dan Plan International, diharapkan mampu untuk membantu Jakarta dan Seoul saling berbagi pengalaman, melakukan kerja sama, serta kolaborasi untuk kemajuan pembangunan kota.

(ii)

Pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengembang/developer aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) Sesi II merupakan sesi yang membahas tentang pemberdayaan dan peningkatan kapasitas developer aplikasi start-up oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG). Penjelasan terkait hal ini diberikan oleh Seoul App Development Center. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Seoul App Development Center merupakan bentuk komitmen Pemerintah Kota Seoul dalam mendukung pengembangan bisnis berbasis information, communication, and technology (ICT) di kota

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 45


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Seoul. Berdiri pada tahun 2011, Seoul App Development Center berkegiatan di Gedung milik Pemerintah Kota Seoul. 

Seoul App Development Center fokus dalam memberdayakan bisnis start-up berbasis ICT untuk memastikan tidak tertinggalnya kota Seoul dalam perkembangan ICT.

Seoul App Development Center menyediakan sarana bagi para pebisnis

start-up

untuk

berkreasi.

Penyediaan

ruang

pengembangan untuk ujicoba aplikasi yang sedang dikembangkan serta peminjaman alat untuk ujicoba tersebut. 

Seoul App Development Center memiliki beberapa program untuk mendukung bisnis start-up berbasis ICT berupa: (i) program edukasi dan mentoring; (ii) menghubungkan pebisnis dengan investor dan penyandang dana; (iii) melaksanakan event untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengembangan ICT dalam pembangunan kota; dan (iv) mendukung pemasaran produk ICT.

Semenjak 2011, Seoul App Development Center telah memberikan edukasi terkait ICT kepada ±1000 orang; memperkejakan 120 orang; memberikan 100 kali konsultasi; dan melakukan 10 kali networking events.

Seoul App Development Center juga menyediakan penyewaan alat untuk pengembangan ICT. Sampai saat ini, telah terjadi ±34.000 peminjaman alat.

(iii)

Berbagi pengalaman dengan Plan International Korea National Office terkait mewujudkan pemberdayaan anak dan perempuan di Indonesia dan Korea Sesi III merupakan sesi berbagi pengalaman dengan Plan International Korea National Office terkait mewujudkan pemberdayaan anak dan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 46


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

perempuan di Indonesia dan Korea. Adapun beberapa hal penting yang mengemuka dari sesi II ini berupa: 

Plan International Korea berdiri pada tahun 1953 setelah perang Korea dengan bertujuan untuk membantu restorasi kehidupan masyarakat Korea setelah perang. Plan International Korea terletak di kota Seongnam, Korea Selatan yang dikenal sebagai kota pengembangan ICT di Korea.

Plan International Korea merupakan lembaga pengelola donor untuk kemudian disalurkan ke berbagai Plan International Country Office yang tersebar di seluruh dunia dan sesuai dengan agenda Plan International Korea.

Plan International Korea mengelola hibah donor yang 48% berasal dari pihak Pemerintah (Pemerintah Kota seluruh Dunia) dan 52% berasal dari pihak swasta.

Plan

International

Korea

juga

telah

banyak

mendukung

pelaksanaan berbagai proyek Plan International Indonesia.

G. KESIMPULAN Dalam kegiatan "Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini, Delegasi Jakatta dapat mengambil kesimpulan berupa: 

Kepemimpinan yang kuat menjadi kunci keberhasilan Kota Seoul sehingga tumbuh menjadi kota modern dimana kepentingan warga dikedepankan baik dalam proses-proses pengambilan keputusan maupun dalam menentukan arah pembangunan yang diinginkan.

Perencanaan pembangunan yang baik dan iterative (selalu terbuka untuk perubahan demi peningkatan kualitas perencanaan) membuat Kota Seoul dapat dibangun dengan baik dan secara konsisten mengalami peningkatan kualitas. Contohnya adalah perubahan fungsi Cheonggye-cheon dari sungai menjadi jalan layang tol yang kemudian direstorasi kembali menjadi sungai.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 47


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pemerintah Kota Seoul menyadari bahwa pelibatan seluruh pemangku kepentingan di dalam kota (termasuk pihak swasta) untuk mewujudkan tujuan pembangunan kota Seoul. Salah satu upaya peibatan pemangku kepentingan yang dilaukan oleh Pemerintah Kota Seoul adalah melalui proses PPP. Salah satu proses PPP yang berhasil berjalan dengan baik di kota Seoul adalah antara Perpustakaan Seoul dengan pihak SPC Happiness Foundation.

Partisipasi warga Kota Seoul dalam berbagai pengambilan keputusan strategis, menunjukkan bahwa kepemimpinan yang kuat bukan berarti semua keputusankeputusan strategis bersifat top-down tetapi tetap mendengar aspirasi warga kotanya untuk menghasilkan keputusan atau jalan keluar terbaik atas persoalanpersoalan yang dihadapi. Proses konsultasi dengan warga bukan hanya dilakukan satu atau dua kali, melainkan ratusan bahkan lebih dari seribu kali pertemuan. Ini tercermin misalnya dari pelaksanaan restorasi proyek sungai Cheonggye-cheon atau proyek perubahan fungsi jalan layang Seoullo 7017 menjadi kawasan pedestrian/tujuan wisata.

Komitmen SMG dalam melakukan perencanaan dan pengembangan inklusif cukup tinggi. Kesungguhan SMG dalam memfasilitasi para disabilitas dalam memperoleh lapangan pekerjaan dalam program Happiness Café menunjukkan betapa kesungguhan SMG dalam memenuhi hak para disabilitas melalui program ini. Program ini melengkapi komitmen SMG dalam menyediakan fasilitas-fasilitas publik yang ramah terhadap para disabilitas. Pelibatan para pelaku bisnis/dunia usaha melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) juga merupakan nilai lebih program ini yang sangat memungkinkan untuk direplikasi oleh Pemprov DKI Jakarta.

Selama ini kerja sama antara Seoul dan Jakarta hanya bersifat sporadis dan tidak berkelanjutan. Dengan adanya kegiatan Cross Learning Visit ini, Jakarta juga perlu bantuan untuk mengimplementasikan ide inovatif yang didapat tersebut, Jakarta dan Seoul perlu melakukan pertemuan antar pimpinan untuk memastikan kerja sama yang baik dalam berbagai program.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 48


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Aspek yang masih tertinggal dan belum banyak dilakukan oleh SMG saat ini adalah terkait partisipasi anak dan kaum muda, khususnya perempuan. Tuntutan kompetisi yang sangat ketat yang dihadapi oleh anak-anak/pelajar memaksa mereka harus banyak mengalokasikan waktu untuk belajar di sekolah dan mengambil kursus-kursus tambahan. Akibatnya anak-anak dan kaum muda kurang bahkan tidak banyak dilibatkan dalam proses-proses konsultasi untuk pengambilan keputusan strategis.

Belum ada model parenting yang dikembangkan di masyarakat Kota Seoul. Model pengasuhan yang dikembangkan adalah melalui layanan ChildCare (sejenis tempat penitipan/pengasuhan anak – tempat anak dititip saat orang tuanya bekerja).

H. RENCANA TINDAK LANJUT Untuk mengoptimalkan dan mengimplementasikan hasil dari kegiatan "Cross Learning Visit terkait Youth in Action for Urban Resilience” ke Seoul, Korea Selatan ini, maka diperlukan sebuah Rencana Tindak Lanjut dari delegasi Jakarta yang terdiri dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diwakili oleh Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup selaku Koordinator Ketahanan Kota/Chief Resilience (CRO) Jakarta Berketahanan dan didampingi Asisten Deputi Bidang Lingkungan

Hidup;

Kepala

Bidang

Pencegahan

dan

Kesiapsiagaan

Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta; Kepala Seksi Tumbuh Kembang Anak Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) Provinsi DKI Jakarta; dan Lurah Kelurahan Duri Utara; Sekretariat Jakarta Berketahanan; Plan International Indonesia; serta CityNet. Secara umum terdapat beberapa usulan yang dipandang relevan bagi Jakarta dan perlu untuk ditindaklanjuti selanjutnya, diklasifikasikan ke dalam beberapa tema, yaitu:

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 49


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

a. Urban Resilience (Ketahanan Kota) Dalam rangka mewujudkan kota yang berketahanan/resilient city, Jakarta perlu saling belajar dan bekerjasama dengan Seoul terkait inisiatif dan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim dengan berfokus pada urban governance (tata kelola kepemerintahan); kualitas udara dan transportasi; air dan sumber daya alam; ekologi; serta kesehatan dan kesejahteraan. Jakarta juga dipandang perlu belajar dari Seoul mengenai konsep kota yang berketahanan dari segi kemandirian energi, yang telah dikembangkan oleh Seoul Energy Dream Center. Konsep kota independen energi sendiri merupakan kondisi saat suatu kota telah mampu memroduksi energi yang jumlahnya sama dengan jumlah konsumsi energi kota tersebut. Konsep tersebut dituangkan ke dalam upaya konservasi mengurangi konsumsi energi sekaligus mengembangkan inovasi energi terbarukan sehingga dapat memicu terbangunnya pembangkit listrik skala kecil yang dikelola oleh komunitas dan penduduk

Seoul.

Beberapa

contohnya

adalah

pemanfaatan

geo-

thermal/panas bumi dari lahan bekas landfill/tempat pembuangan akhir, serta pemanfaatan panel surya (Photo-voltaic/PV Panel) untuk pembangkit listrik; dan pemanfaatan hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan umum. Disamping

itu,

Jakarta

dapat

belajar

dan

bekerjasama

mengenai

pengembangan dan manajemen Big Data karena Kota Seoul dapat mengelola dan memanfaatkan Big Data yang sudah terkumpul dengan baik. Data-data tersebut terbuka dan dapat diakses oleh berbagai instansi pemerintah kota, serta diintegrasikan dengan perkembangan perencanaan perkotaan. Proses pengumpulan data juga melibatkan partisipasi dari masyarakat

dan

berbagai

pemangku

kepentingan

secara

online.

Pengembangan Big Data tersebut dapat mendukung optimalisasi fungsi dan peranan Jakarta Smart City dalam meningkatkan ketahanan Kota Jakarta. b. Collaborative Approach (Pendekatan Kolaboratif) Dalam

rangka

menuju

Jakarta

sebagai

4.0

City

yaitu

Kota

yang

pemerintahnya menjadi kolaborator dan warganya menjadi ko-kreator, maka Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 50Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Jakarta perlu belajar dari pengalaman Seoul yang berhasil memberdayakan sebesar kurang lebih 1/3 (satu per tiga) dari seluruh warga kotanya untuk berpartisipasi dalam perencanaan dan pengembangan kota. Kota Seoul menggunakan pendekatan kolaboratif dan memberikan kesempatan kepada warganya untuk memberikan input atau saran kepada pemerintah semaksimal mungkin melalui pemanfaatan teknologi informasi secara online atau melalui hotline yang disediakan. Pemerintah Kota Seoul juga menjalankan skema insentif untuk dapat meningkatkan motivasi masyarakat dalam berkontribusi terhadap penyuksesan program yang merupakan solusi dari permasalahan kotanya. Disamping itu, Jakarta juga dipandang perlu untuk belajar dari Seoul terkait dengan skema Public-Private-People Partnership/Kerjasama PemerintahSwasta-Masyarakat yang diterapkan Seoul di beberapa bidang, dalam rangka mencapai optimalisasi hasil dan kemanfaatan untuk Kota Seoul dan masyarakatnya. Contohnya, seperti skema PPPP yang telah diterapkan pada program Happines CafĂŠ, Seoul Innovation Park, Seoul Upcycling Plaza, serta Foundation of Woman and Family. c. Innovation (Inovasi) Sejalan dengan Strategi Kedua pada Kerangka Strategis Gubernur 2018-2022 mengenai orientasi pada warga dan ruang interaksi, khususnya terkait upaya membangun ekosistem sosial dan ekonomi, Jakarta dapat belajar dari pengalaman Kota Seoul yang berinovasi dalam pengembangan konsep innovation park (ruang publik untuk berinovasi), upcycling plaza (pusat pengolahan dan peningkatan nilai sampah menjadi produk industri yang bermanfaat), dan app development center (pusat pengembangan aplikasi untuk start-up company/perusahaan rintisan). Jakarta dapat mengadopsi dan mengadaptasikan ketiga konsep inovasi tersebut ke dalam satu bentuk ruang publik yang terintegrasi. Ruang publik tersebut dapat menyediakan coworking space/ruang kerja bersama yang dapat diakses masyarakat untuk Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 51Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

pengembangan industri kreatif berbahan baku sampah anorganik; serta untuk pengembangan teknologi aplikasi yang dapat mendukung pengembangan perusahaan rintisan. Kedua konsep inovasi ini dapat mendukung optimalisasi program OK-OCE. d. Inclusiveness (Inklusif) Sebagai salah satu bentuk upaya mendukung pencapaian Strategi Pertama pada Kerangka Strategis Gubernur 2018-2022, yaitu memastikan hadirnya kesempatan yang setara bagi semua warga dengan mengajak seluruh elemen kota

untuk

ikut

bergerak

memberdayakan

warga

yang

lemah

dan

terpinggirkan; maka Jakarta dapat belajar dan mengadaptasikan konsep kota yang inklusif seperti yang sudah diterapkan Kota Seoul dalam program Happines CafĂŠ dan seperti program-program pemberdayaan perempuan yang sudah dilakukan oleh Seoul Foundation of Women and Family (SFWF). Dalam hal ini, Pemerintah Kota Jakarta dapat bekerjasama dan memberdayakan organisasi-organisasi non-pemerintah di Jakarta yang bergerak di bidang sosial dan memiliki perhatian khusus kepada kaum rentan, seperti penyandang disabilitas, kaum perempuan, dan anak-anak. e. Connectivity (Konektivitas) Untuk mendukung pencapaian Strategi Pertama pada Kerangka Strategis Gubernur 2018-2022, yaitu memastikan kelestarian lingkungan (sustainability), tradisi, karakter kota ikut terjaga dan berkembang; maka Jakarta dapat bekerjasama dengan Kota Seoul dalam pengembangan konektivitas di Jakarta melalui perbaikan akses non-motor, perbaikan fasilitas pejalan kaki, dan peningkatan kualitas transportasi umum. Jakarta dapat mengadopsi konsep yang sudah diterapkan Seoul dalam menyediakan ruang dan fasilitas yang nyaman bagi warga untuk berjalan kaki dan bersepeda. Jakarta juga dapat bekerjasama dengan Seoul dalam peningkatan manajemen transportasi yang terintegrasi, yang dapat menjadi masukan bagi optimalisasi program OK OTrip. Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 52Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Selain itu, terdapat 2 (dua) jenis Rencana Tindak Lanjut berupa: (i) Rencana Tindak Lanjut untuk Implementasi Hasil Pembelajaran bagi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan (ii) Rencana Tindak Lanjut untuk membangun ketahanan Kota Jakarta.

i.

RENCANA

TINDAK

LANJUT

UNTUK

IMPLEMENTASI

HASIL

PEMBELAJARAN BAGI PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 

Delegasi Jakarta dapat bertanya kembali melalui surat elektronik/email kepada pihak SMG terkait pembelajaran lain yang diperlukan oleh Jakarta dalam membangun ketahanan kota Jakarta.

Diperlukan kerja sama mendalam antara Jakarta dan Seoul dalam pengelolaan risiko bencana di masa mendatang mengingat masih diperlukannya perbaikan di beberapa aspek penanganan kebencanaan Jakarta terutama terkait pengelolaan risiko bencana dalam ruang bawah tanah mengingat Jakarta akan memiliki moda transportasi Mass Rapid Transit (MRT) yang jalurnya juga akan melewati ruang bawah tanah.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan penguatan para pemangku kepentingan untuk Gugus Tugas Kota Layak Anak.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan penguatan Kelompok Kerja (Pokja) Pengarusutamaan Gender (PUG).

Perlu adanya penyediaan dana untuk program anak, perempuan dan disabilitas di Jakarta.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan pencegahan kekerasan terhadap anak dan perempuan dengan sasaran komunitas, lembaga, sekolah dan lain–lainnya.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk melakukan pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk pencegahan kekerasan terhadap perempuan/anak.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 53


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyediakan dan mulai mengembangkan sarana

berbasis

IT

untuk

sistem

penanganan

kekerasan

terhadap

perempuan dan anak. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui DPPAPP perlu untuk memperkuat kelembagaan dan Sumber Daya Manusia (SDM) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu untuk menekankan berbagai pemangku kepentingan di Jakarta terkait Penyediaan Ruang Laktasi di Bangunan milik Pemerintah maupun Bangunan milik swasta terutama untuk Bangunan Kantor untuk pelayanan publik.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu mulai membangun kemitraan terhadap sektor swasta dan/atau organisasi non-pemerintah (NGO) untuk berkolaborasi

dalam

membangun

karakter

anak/penyediaan

sarana

prasarana dan peningkatan kompetensi anak/perempuan dan disabilitas. 

Pada pertemuan singkat dengan Wakil Walikota Kota Seoul, telah disepakati bahwa Jakarta dan Seoul perlu merumuskan MoU kerjasama teknis yang terpadu, yang dilengkapi dengan road map/peta jalan dan rencana aksi untuk 5 (lima) tahun ke depan. MoU kerjasama ini dapat menjadi acuan bagi Jakarta dan Seoul dalam melakukan kerjasama teknis secara lebih terstruktur dan terintegrasi.

Kerjasama antara Jakarta dan Seoul dapat merujuk pada beberapa tema yang telah kami sampaikan, yaitu: urban resilience (ketahanan kota), collaborative approach (pendekatan kolaboratif), innovation (inovasi), inclusiveness (inklusif), connectivity (konektivitas).

Dipandang perlu untuk menyelenggarakan high level meeting/pertemuan tingkat tinggi antara Gubernur/Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan Walikota/ Pemerintah Kota Seoul (Seoul Metropolitan Government/SMG) untuk mendiskusikan kerjasama Jakarta-Seoul dalam jangka panjang.

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 54


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

ii.

RENCANA TINDAK LANJUT UNTUK MEMBANGUN KETAHANAN KOTA JAKARTA 

Proses penyusunan Strategi Ketahanan Kota DKI Jakarta perlu dilakukan dengan pelibatan pemangku kepentingan yang optimal seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitasn Government (SMG). Dengan pelibatan pemangku kepentingan yang optimal, solusi dan/atau intervensi yang ada pada strategi ketahanan kota Jakarta akan lebih inklusif dan tepat sasaran.

Dalam membangun ketahanan kota, Jakarta perlu untuk mengoptimalkan pemanfaatan

teknologi

informasi/Information

Communication

Technology (ICT). Sampai saat ini, penggunaan big data yang terdapat pada Jakarta Smart City (JSC) dalam proses pengambilan keputusan pimpinan daerah masih belum optimal. Perlu kolaborasi yang baik antara Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, JSC, Sekretariat Jakarta Berketahanan, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk mengoptimalkan penggunaan big data dalam proses membangun ketahanan kota Jakarta. 

Dengan 5 (lima) fokus utama ketahanan kota berupa: (i) Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan, (ii) Menciptakan Budaya Kesiapsiagaan terhadap Bencana, (iii) Meningkatkan Kondisi Kesehatan dan Kesejahteraan melalui Pengelolaan Air, Air Limbah, dan Sampah, (iv) Meningkatkan Mobilitas dan Konektivitas, dan (v) Mengurangi Dampak Keresahan Sosial (Social Unrest); Jakarta dapat belajar dari Seoul yang sudah menerapkan Good and Open Governance; melakukan inovasi dalam proses pengolahan limbah; memicu

pertumbuhan

ekonomi

dan

jiwa

kewirausahaan

dengan

memberikan fasilitas dan kemudahan bagi para pemangku kepentingan; melakukan perbaikan akses non-motor, perbaikan fasilitas pejalan kaki, dan peningkatan kualitas transportasi umum serta skema Public-Private-

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 55


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

People

Partnership/Kerjasama

Pemerintah-Swasta-Masyarakat

di

beberapa bidang. 

Sekretariat Jakarta Berketahanan juga perlu untuk lebih berkolaborasi dengan berbagai institusi, baik tingkat regional, nasional, maupun internasional, untuk mengoptimalkan proses membangun ketahanan kota Jakarta.

Sekretariat Jakarta Berketahanan juga perlu untuk menindaklanjuti ide kerja sama antara Jakarta Berketahanan dengan Program 100RC Seoul/Resilient Seoul terutama terkait tata kelola air, air limbah, dan sampah.

I. LAMPIRAN i.

TAUTAN/LINK MATERI PAPARAN CROSS LEARNING VISIT Tautan/link Materi KM untuk beberapa Paparan pada Kegiatan Cross Learning Visit di Seoul, Korea Selatan.

1) Seoul App. Business Center Introduction Paparan Seoul App. Business Center pada Kegiatan i ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-content/uploads/2018/04/18-032018-SAB-

introduce-Eng.pdf Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 56


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

2) Seoul Housing and Communities Corporation Paparan Seoul Housing and Communities Corporation pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/04/%EA%B3%B5%EC%82%AC%EC%A0%95%EB%B3%B4%EB%B0%9C%ED%91%9C%EC%9F%88%EB%A3%8C_%EC%9E%A0%EC%A0% 95%EC%B5%9C%EC%A2%85_%EC%88%98%EC%A0%95%EC%A4%911.pdf

3) Magok District, Seoul Paparan Seoul Housing Corporation pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 57Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Link:

http://tarulh.com/wp-content/uploads/2018/04/1803-

%EB%A7%88%EA%B3%A1%EC%A7%80%EA%B5%AC%EC%99%B8%EB%B6%80%EA%B8%B0%EA%B4%80%EB%B0%A9%EB%AC%B8-PT%EC%9E%90%EB%A3%8C%EC%88%98%EC%A0%95-1%EC%B0%B8%EA%B3%A0%EC%9A%A9.pdf

4) Seoul, Magok District Development Paparan Seoul Housing and Communities Corporation pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/04/%EB%A7%88%EA%B3%A1%ED%95%9C%EC%98%81 %ED%99%8D%EB%B3%B4%EB%B8%8C%EB%A1%9C%EC%85%942015.06_%E C%B5%9C%EC%A2%85.pdf

5) Promise of Seoul Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 58Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Paparan Seoul Climate Change Division pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/04/1.%EC%9D%B8%ED%8F%AC%EA%B7%B8%EB%9E %A8-%EC%84%9C%EC%9A%B8%EC%9D%98%EC%95%BD%EC%86%8D%EB%B0%9C%ED%91%9C%EC%9E%90%EB%A3%8C_180302_ENG.pdf

6) Ambitious City Promises Paparan ICLEI pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-content/uploads/2018/04/Raising-the-ambition-

of-local-climate-targets-in-SEA_Tiwari_20171017.pdf

7) Opening of Seoullo 7017 Paparan Seoul Urban Regeneration Assistance Office - Area Seoul Station pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 59Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Link:

http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/04/SeoulloENG_180315%EC%88%98%EC%A0%95.pdf

8) Seoul Innovation Park Paparan Seoul Innovation Park pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-content/uploads/2018/04/SIP-

Presentation_20180103.pdf

9) Seoul Upcycling Plaza Introduction Video Paparan Seoul Upcycling Plaza pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link: https://100rc.box.com/s/6h5zeybuw29acorfcgwbes1xeat51fat

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 60


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

10) Seoul Foundation of Women and Family Paparan Seoul Foundation of Women and Family pada Kegiatan Cross Learning Visit ke Seoul, Korea Selatan Link:

http://tarulh.com/wp-

content/uploads/2018/04/%EC%84%9C%EC%9A%B8%EC%8B%9C%EC%84% B1%ED%8F%89%EB%93%B1%EC%A0%95%EC%B1%85%EC%86%8C%EA%B0% 9C18-03-21.pdf

ii.

DOKUMENTASI KEGIATAN CROSS LEARNING VISIT Hari Pertama

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 61


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Hari Kedua

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 62Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Hari Ketiga

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 63Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Hari Keempat

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 64Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Hari Kelima

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 65Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

iii.

NARAHUBUNG

DAN

NARASUMBER

DALAM

KEGIATAN

CROSS

LEARNING VISIT

1) Divisi Perencanaan Perkotaan (Urban Planning Division) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)

2) ICLEI East Asia

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 66Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

3) Seoul Emergency Operations Center

4) Biro Kerjasama Internasional (International Cooperation Bureau) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 67Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

5) Soon-Young Hwang, Direktur Share Light - Penggagas penggunaan energi berbasi lilin di Seoul Upcycling Plaza

6) SH: Seoul Housing & Communities Corporation

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 68Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

7) Seoul Energy Dream Center

8) Seoul Innovation Park

9) Global Social Economy Forum (GSEF)

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 69Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

10) Program 100 Resilient Cities kota Seoul yang dilaksanakan oleh Divisi Manajemen Keselamatan (Safety Management Division) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)

11) Seoullo 7017 - Kantor Cabang Pembantu Regenerasi Perkotaan (Urban Regeneration Assistant Office) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG), Seoul Station Area

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 70Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

12) SPC Co. Ltd, penggagas SPC Happiness Foundation yang memulai Program Happiness CafĂŠ (Kafe yang memperkerjakan pegawai berkubutuhan khusus)

13) Divisi Pemerintahan Sipil (Civil Governance Division) dari Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG) yang mengelola mekanisme kerjasama antara pemerintah-swasta-masyarakat (Public Private People Partnership/PPPP)

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 71Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

14) Seoul Foundation of Women and Family (SFWF)

15) Wakil Walikota Seoul (2nd Vice Mayor - Kim, Joon Kee, Ph.D., P.E.)

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 72Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

16) CityNet - Pihak yang memfasilitasi kegiatan Cross Learning Visit dengan Pemerintah Kota Seoul/Seoul Metropolitan Government (SMG)

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 73Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

17) Plan International Korea

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 74Â


Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta Secretariat) Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802

Sekretariat Jakarta Berketahanan (Resilient Jakarta) - Gedung Balai Kota, Blok E, Lantai 4, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta 10110, Indonesia, Tel. (62-21) 389 01 802 75


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.