Newsletter JPIK Edisi 15 “The Monitor”

Page 4

03 | The Monitor, July 2020

Beda Antara Tujuan dan Isi RUU Cipta Kerja oleh Hariadi Kartodihardjo Guru Besar Kebijakan Kehutanan, IPB University

D

alam klausul menimbang RUU Cipta Kerja (RUU CK) disebutkan bahwa Undang-Undang itu untuk mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur, dan untuk itu perlu dilakukan pemenuhan hak warga negara atas pekerjaan dan penghidupan yang layak melalui penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan dengan kemudahan dan perlindungan usaha mikro, kecil, dan menengah, peningkatan ekosistem investasi, dan percepatan proyek strategis nasional, termasuk peningkatan perlindungan dan kesehatan pekerja. Pernyataan itu bertentangan misalnya dengan perubahan pasal-pasal dalam UndangUndang Kehutanan, yang mana perizinan bagi perorangan dan kelompok masyarakat dalam bentuk koperasi justru dihapus. Dalam RUUCK, perizinan berusaha di bidang kehutanan tidak menyertakan masyarakat lokal dan adat. Untuk maksud itu, Pasal 27 dan Pasal 29 UU

Kehutanan yang mengatur izin khusus bagi perorangan dan koperasi dihapus. Akses terhadap sumberdaya hutan bagi koperasi dan badan usaha milik desa, berdasarkan RUUCK, hanya dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan usaha besar, yaitu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan swasta yang dapat memperoleh perizinan berusaha (Pasal 30).

Pasal 49 UU Kehutanan yang saat ini masih berlaku, disebut bahwa pemegang hak atau izin bertanggungjawab atas terjadinya kebakaran hutan di areal kerjanya. Isi perubahan Pasal 49 UU Kehutanan tersebut berpotensi melemahkan upaya penegakkan hukum akibat kebakaran hutan oleh korporasi.

Kemudahan pelaksanaan perizinan berusaha yang diterapkan bagi usaha kehutanan Adapun kemudahan perizinan tersebut semestinya memberi berusaha kehutanan dilakukan manfaat bagi tumbuhnya dengan menerapkan sistem investasi. Namun untuk kondisi perizinan untuk bentang alam saat ini, nampak masih jauh hutan produksi, dengan berbagai dari cukup. Apalagi seluruh bentuk dan jenis pemanfaatan kewenangan pengaturan dan melalui penghapusan perizinan pelaksanaannya ditarik menjadi untuk setiap komoditas. Di kewenangan Pemerintah Pusat. samping itu juga terdapat Dalam kenyataannya, proses penyederhanaan pembayaran pengurusan dan pelaksanaan izin kewajiban finansial dengan tidak dapat diasumsikan bahwa hanya menjadi satu bentuk, yaitu pengurangan kewenangan berupa pendapatan negara bukan dapat meningkatkan efisiensi, pajak. Selain itu, pada perubahan karena dalam praktiknya sangat Pasal 49 UU Kehutanan disebut tergantung pada pengambilan bahwa pemegang hak atau keputusan di berbagai lembaga perizinan berusaha wajib pemerintahan dengan bentukmelakukan upaya pencegahan bentuk praktik komunikasi, dan pengendalian kebakaran kekuasaan atau kewenangan yang hutan di areal kerjanya. Dalam bekerja, termasuk pengaruh dari


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.