4 minute read

» Penguatan Desa Wisata Pengembangan Kampung Wisata di Perkotaan

wisata. Serta menambah jejaring dalam memasarkan kampung wisata.

Dalam sambutannya, Kadisbudpar Jatim menyampaikan bahwa pertumbuhan jumlah desa wisata di Jawa Timur cukup signifikan. Menurutnya, Desa Wisata juga berkontribusi dalam peningkatan Pendapatan Asli Daerah di Jawa Timur. Hal tersebut tidak terlepas dari peran serta dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) yang aktif dalam mengelola desa wisata atau kampung wisata.

Advertisement

Kadisbudpar Jatim juga mengajak seluruh peserta untuk mengusung azas Inisiatif, Kolaboratif dan Inovatif (IKI). Selain itu, Kadisbudparprov Jatim berharap sinergitas yang kuat seluruh stakeholder supaya ada sinkro­ nisasi program dari Pariwisata Kabupaten/Kota dan Provinsi. Menurutnya, Disbudparprov Jatim memiliki UPT yang dapat dimanfaatkan oleh desa wisata dengan kapasitas puluhan ribu orang.

Melalui kegiatan penguatan desa wisata di Kota Malang ini, Kadisbudparprov

Jatim berharap para narasumber yang terdiri dari akademisi maupun praktisi dapat membagi kiat­kiat dan membangun kreativitas para pengelola kampung­kampung wisata yang tersebar di wilayah perkotaan di Jawa Timur dalam mengembangkan potensinya semaksimal mungkin.

Kekuatan pariwisata jawa timur tidak hanya terletak pada keindahan alamnya saja, tetapi juga ditunjang oleh budaya, sejarah, adat, kuliner, hingga kreativitas masyarakat.

Destinasi Wisata di Jawa Timur pun dapat berkembang pesat tak lepas dari tangan­tangan piawai para penduduk yang meracik makanan, membuat cenderamata, merancang busana, hingga mendesain tempat­tempat untuk dikunjungi. masing­masing wilayah pun memiliki kearifan lokal dan tradisi yang memberikan karakter serta rasa yang khas terhadap masing­masing daerah.

Sebagian besar pelaku usaha yang berkontribusi terhadap pariwisata merupakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah serta Usaha Ultra Mikro (UMKM/UMI).

KabidDestinasi,Dra.Susiati,MM(depankiri),KadisbudparDRHudiyono,M.Si(duadarikiri)bersama narasumber dan peserta Penguatan Desa Wisata

Kota Malang, Jatim Pos

Guna penguatan dan membangun kreativitas kampung­kampung wisata yang tersebar di Jawa

Timur, maka Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jatim menyelenggarakan Penguatan Desa Wisata mengusung tema, “Pengembangan Kampung Wisata di Perkotaan”.

Kegiatan Disbudpar Ja­ tim melalui Bidang Destinasi Pariwisata ini berlangsung di di The Aliante Hotel & Convention Kota Malang, Selasa (23/5) dan Rabu (24/5). Pembukaan dihadiri langsung Kadisbudpar Ja­ tim DR Hudiyono, M.Si.

Kabid Destinasi Pariwisata, Dra. Susiati, MM menyatakan kegiatan tersebut mengusung tema Pengembangan Kampung Wisata di Perkotaan. Kegiatan ini diikuti sekitar 60 orang peserta yang merupakan pengelola Kampung Wisata dari seluruh kota di Jawa Timur.

Menghadirkan narasumber dari berbagai unsur.

Antara lain Strategi Komunikasi Dan Pemasaran Kampung Wisata Berbasis Digital ­ Deny Yudiantoro, S.Ap, S.Pd.MM, Tata Kelola Dan

Kelembagaan Kampung Wisata ­ Andi Yuwono, Konsep Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan ­ Prof. Luchman Hakim, Strategi Pengembangan Kampung Wisata Berbasis Pemberdayaan Masyarakat ­ Isa Wahyudi dan Succes StoryKampung Tenun Ikat Kediri. Selain menghadirkan narasumber, Disbudparprov Jatim juga menghadirkan lima Biro Perjalanan Wisata. Para pengelola kampung wisata tidak melewatkan kesempatan tersebut dimanfaatkan untuk melakukan diskusi terkait pembuatan dan promosi paket

Bupati Sumenep Achmad Fauzi (blangkon hitam) berfoto bersama dengan Direktur Pengawasan LJK 2 dan Manajemen Strategis Otoritas JasaKeuanganRegional4JawaTimurDedyPatria(empatdarikanan), Dirut BPRS Bhakti Sumekar Hairil Fajar (dua dari kiri) dan anggota TPAKDdiruangrapatGrahaAriawiraraja,Selasa(23/5/2023).

Sumenep, Jatim Pos

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep resmi mengukuhkan Tim Percepatan

Akses Keuangan Daerah (TPAKD). Bahkan, pengukuhan

TPAKD itu merupakan satu­satunya yang ada di Pulau Madura. Pengukuhan dilaksanakan di ruang rapat Graha Ariawiraraja, Selasa (23/5/2023).

Dalam acara pengukuhan itu Bupati Sumenep Achmad

Fauzi hadir langsung. Tampak juga hadir Direktur Pengawasan

Lembaga Jasa Keuangan (LJK)

2 dan Manajemen Strategis Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Seperti yang kita ketahui saat ini selain desa wisata, kampung wisata juga sudah banyak dikembangkan. berbeda dengan desa wisata yang berada di kawasan pedesaan dengan menawarkan keindahan alamnya, kampung wisata ini berada di tengah kota dengan lebih mengangkat unsur budaya dan sejarah sebuah kota.

“Seperti di Kota Malang ini mempunyai Kampoeng Heritage Kajoetangan dengan mengusung tema “heritage” yang tahun ini masuk dalam 75 besar Desa Wisata Pada Ajang Anugerah Desa Wisata 2023 dan telah dikunjungi oleh Mas Menteri pada april lalu,” pungkasnya. (yon)

» Bupati Sumenep Kukuhkan Tim TPAKD

Satu-Satunya yang Terbentuk di Madura

Regional 4 Jawa Timur Dedy

Patria serta pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).

Direktur Pengawasan LJK

2 dan Manajemen Strategis

Otoritas Jasa Keuangan Regional 4 Jawa Timur Dedy

Patria mengatakan, TPAKD merupakan satu­satunya yang terbentuk di Madura. Sehingga, keberadan TPAKD ini harus bisa dimaksimalkan untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di Sumenep.

”Saya harap ini nanti bisa menjadi pioner untuk daerah lainnya yang ada di Madura,” katanya.

Menurut Dedy, TPAKD ini murni milik pemerintah kabupaten (Pemkab) Sumenep. Sebab, pengukuhannya itu melalui Surat Keputusan (SK) Bupati. Sementara, pihaknya hanya menjadi inisia­ tor pembuatan tim ini untuk membantu pemerintah.

”Jadi kami OJK ini sebagai pendamping, untuk membantu pemda merumuskan program untuk mensejahterakan masyarakat,” ujarnya.

Bupati Sumenep Achmad Fauzi menyampaikan, dengan terbentunya TPAKD diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang tertipu dengan adanya investasi bodong dan berbagai tarnsaksi keuangan lainnya. Tentu investasi yang dimaksud adalah yang merugikan masyarakat. Karena itu, tim yang sudah terbentuk ini harus bisa bekerja dengan maksimal.

”Terbentuknya tim (TPAKD) ini akan sangat berpengaruh kuat terhadap keberlangsungan pertumbuhan ekonomi. Termasuk, masalah kemiski­ nan, pengangguran terbuka dan gini ratio kita,” katanya.

Suami Nia Kurnia Fauzi itu menekankan, agar TPAKD bekerja secara masif ke tatanan bawah. Termasuk berkolaborasi dan berkoordinasi dengan berbagai stakeholder, kecamatan, pemdes dan lainnya. Sebab, di bawah itu memiliki banyak potensi, di antaranya pertanian, UMKM dan beberapa sektor lainnya.

”Ini harus lebih masif sinerginya, sunggung­sungguh tim bergerak. Karena literasi keuangan ini secara otomatis akan berdampak sangat baik ke depannya,” kata Fauzi.

Direktur Utama (Dirut)

BPRS Bhakti Sumekar Hairil Fajar mengatakan, keberadaan TPAKD jelas akan sangat mendukung terhadap literasi keuangan di Sumenep. Alhasil, bisa mewakili perbankan di Sumenep dalam hal peningkatan akses keuangan daerah.

Apalagi, lanjut dia, pihaknya juga tergabung dalam badan musyawarah perbankan daerah dan TPAKD. ”Semoga ke depan keuangan Sumenep tetap maju, unggul dan mandiri,” katanya. Dia menambahkan, TPAKD memiliki keunggulan tersendiri. Karena itu, nantinya bisa merangkul masyarakat secara umum dan secara khusus para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM).

”Kami memang sejak awal kokoh mendukung Pemkab Sumenep untuk membentuk TPAKD, dan alhamdulillah sudah terbentuk,” kata dia. (dam)

This article is from: