Introduction
Graphic Standard Manual ini dibuat sebagai panduan brand dan petunjuk untuk menggunakan elemen-elemen identitas brand seperti Logo, Font, hingga Warna.
The Pusakawan sendiri adalah brand yang mendaur ulang barang-barang bekas untuk dijual kembali.
Buku ini ditujukan untuk mempermudah
penggunaan elemen-elemen visual brand. Serta menjaga konsistensi identitas brand The Pusakawan, agar identitas The Pusakawan dapat tersampaikan dengan baik.
Our Corporate
Our Corporate
The Pusakawan adalah brand yang mendaur ulang barang-barang bekas untuk dihidupkan
The Pusakawan adalah brand yang mendaur ulang barang-barang bekas untuk dihidupkan
kembali dan bernilai jual. The Pusakawan merupakan modernisasi loak tradisional.
kembali dan bernilai jual. The Pusakawan merupakan modernisasi loak tradisional.
Profile and History
Profile and History
Pusaka berarti barang berharga. The Pusakawan memiliki arti barang-barang yang
Pusaka berarti barang berharga. The Pusakawan memiliki arti barang-barang yang
berharga dan merupakan singkatan dari Pusat
Usaha Kawan, yang berarti siapapun dapat menjual barang bekasnya ditempat ini.
berharga dan merupakan singkatan dari Pusat Usaha Kawan, yang berarti siapapun dapat
menjual barang bekasnya ditempat ini.
The Pusakawan berdiri sejak 2021 didirikan
The Pusakawan berdiri sejak 2021 didirikan
oleh seorang pemuda bernama M. Antok. Bermula dari banyaknya barang-barang tidak terpakai dirumahnya, berkelanjutan hingga menjadi usaha sampingan untuk mendaur ulang dan memberi nilai jual terhadap barang tersebut.
oleh seorang pemuda bernama M. Antok. Bermula dari banyaknya barang-barang tidak terpakai dirumahnya, berkelanjutan hingga menjadi usaha sampingan untuk mendaur ulang dan memberi nilai jual terhadap barang tersebut.
The Pusakawan menjadikan barang-barang bekas mememiliki nilai jual dan keunikan.
The Pusakawan menjadikan barang-barang bekas mememiliki nilai jual dan keunikan.
Pusat Usaha Kawan
©2023
Segmenting, Targeting Positioning
Segmenting:
a) Geografis untuk kalangan menengah kebawah.
b) Demografis konsumen usia 15-56th
c) Psikografis untuk memenuhi kebutuhan keindahan dan kebutuhan harian.
d) Behavorial bagi pecinta barang klasik
tapi masih berfungsi dan bernilai jual.
Target:
Target pasar yang dituju adalah kalangan muda-mudi hingga usia 56 tahun yang
menyukai barang klasik.
Positioning:
a) Memberikan produk yang menarik untuk konsumen.
b) Memberi nilai lebih kepada barang yang sudah tidak terpakai dan memberikan keindahan untuk dinikmati.
Logo and Visual Identity
Variant Product
Creative Concept
Made in Heaven menerjemahkan benda-benda tidak terpakai disekitar kita dapat kita jadikan sesuatu yang indah.
Mengambil gaya surealis dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di The Pusakawan, sedikit teknik Visual Merchandising dengan barang bekas menjadikan barang bekas memiliki nyawa dan cerita.
Terinspirasi dari beberapa karya Salvador Dali, dan Andy Waholl. Terciptalah Made in Heaven.
Pemilihan warna kontras komplementer dan sentuhan warna netral abu-abu, putih, dan
hitam memberikan kesan ramah lingkungan dan modern.
Esthetic Element
Color and Font
Migra
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq Rr Ss Tt Uu
Vv Ww Xx Yy Zz 0123456789
HK Grotesk
Aa Bb Cc Dd Ee Ff Gg Hh Ii Jj Kk Ll Mm Nn Oo Pp Qq
Rr Ss Tt Uu Vv Ww Xx Yy Zz
0123456789 #BFBFBF
Thumbnail Sketch
Rough Sketch
Materials
How to Create
Memanfaatkan barang-barang bekas dan menjadikannya sebagai karya seni yang memiliki nilai dengan memanfaatkan teknik Visual Merchandising. Bahan-bahan yang digunakan adalah Palet kayu bekas, ember bekas, daun monstera mainan, wearpack bekas, manekin bekas, dan kaleng tiner bekas.
Pembuatannya cukup mudah hanya meyusun barang-barang bekas tersebut dengan komposisi dan cerita, sehingga menarik konsumen dan menghidupkan nilai jual barang-barang bekas yang sebelumnya tidak rapi.
Final Product
Art & Craft
How To
Karya Art & Craft ini digunakan sebagai daya tarik dan peningkatan nilai jual sebuah barang bekas.
Komunikasi dan pembangunan cerita menyampaikan suatu kondisi dapat mempengaruhi alam bawah sadar konsumen dengan barang bekas.
Sebagai daya tarik dan pembeda antara toko loak tradisional dengan The Pusakawan.
Thanks to Partner and Sponsorship
Designer Profile
Hello!
Nama saya Jimny Chrisdianto, lahir di Surabaya, 10 Juni 1998. Saya seorang profesional Visual Merchandiser yang sekarang bekerja sebagai Section Manager - Visual Merchandiser Window Responsible untuk brand Swedia, H&M. Saya bekerja sebagai Visual Merchandiser kurang lebih selama 4 tahun.
Saya juga sebagai mahasiswa Desain Komunikasi
Visual Institut Teknologi dan Bisnis ASIA Malang.