No 1 anjani 36h

Page 1

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Syamil pISSN: 2339-1332, eISSN: 2477-0027 2015, Vol. 3 No. 1

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PERILAKU SOSIAL SISWA SMK Anjani Putri Belawati Pandiangan IAIN Samarinda, Indonesia anjnny.3110@gmail.com Abstract The study was based on the phenomenon on the ground that shows that the application of cooperative learning model in North Sangatta SMKN1 been implemented but not on all subject, for it is there a motivation to learn as well as social behavior in implementation students with cooperative learning in SMK 1 North Sangatta.The purpose of this study was to: (a) the effect of the application of cooperative learning model for students’ social behavior partially, (c) determine the implementation of cooperative learning on students’ motivation and social behavior of students in SMKN 1 North Sangatta together.Sangatta SMKN 1 study population in the North, amounting to 471 student/student, then the sample is set as 163 student/student by using random sampling techniques. Data collectionusing the questionnaire tecnique, whereas data analysis techniques using multiple liniar regression analysis.The results showed, the implementation of cooperative learning model in North Sangatta SMKN 1categorized as good (µ = 3.66), motivation to learn student/student SMKN 1 North Sangatta rated good (µ = 3.68), social behavior of the student/student in SMK 1 North Sangatta in category good (µ =4.06). The implementation of cooperative learning model in North 1 Sangatta SMKN partially have a strong influence on students’ motivation in SMK 1 North Sangatta (r = 0,642). The implementation of cooperative learning model contibuted 41.2% influece on student motivation. The implementation of cooperative learning model in Nort Sangatta SMKN 1 partially has a strong influence on social behavior of students’ social behavior of students in North Sangatta SMKN 1 (r = 0.434). The implemntation of cooperative learning model for students’ social behavior contributed by 18,9% influence on social behavior of students. The hypthesis that the effect of the application of cooperative learning model for learning motivation and socail behavior in SMK 1 North Sangatta partially or simultaneously (concurrently) attested (F = 58.657;sig =0.000) Keywords: cooperative learning, motivation, behavior

Syamil, Volume 3 (1), 2015

1


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

A. Pendahuluan Tugas seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran, agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif seseorang pengajar harus mengetahui hakikat kegiatan belajar, mengajar dan strategi mengajar.Dalam proses belajar, sesungguhnya bukanlah semata-mata kegiatan menghafal. Banyak hal yang diingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari sesuatu bukanlah menelan semuanya untuk mengingat apa yang telah diajarkan siswa harus mengolah atau memahaminya. Seorang guru tidak bisa dengan serta merta menuangkan sesuatu ke dalam benak parasiswanya, karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa diberi peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan, dan barangkali bahkan mengajarkannya kepada siswa lain, proses belajar yang sesuangguhnya tidak akan terjadi. Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan, dalam proses belajar mengajar sebagian guru menggunakan metode belajar kooperatif dan sebagian lagi tidak tergantung pada mata pelajaran. Peneliti melihat guru yang tidak menggunakan metode pembelajaran kooperatif terdapat siswa yang kurang aktif didalam kelas, ada beberapa siswa yang masih kurang memperhatikan guru saat proses belajar berlangsung, tidak fokus dalam belajar. Guru lebih banyak menerangkan materi pelajaran dengan metode ceramah kemudian siswa hanya mendengarkan saja, tidak ada timbal balik dari guru ke siswa maupun siswa ke guru sehingga dalam proses belajar tersebut terlihat sangat membosankan.1 Berdasarkan hasil pengamatan awal siswa kelas X di SMKN 1 Sangatta yang berjumlah 32 siswa diketahui bahwa keberanian dan motivasi siswa dalam proses belajar masih rendah. Setelah peneliti melakukan observasi ditemukan beberapa permasalahan untuk keberanian antara lain: 1) siswa kurang berani mengemukakan pendapat, 2) sangat sedikit sekali siswa mengajukan pertanyaan yang mereka sebenarnya tidak begitu memahami penjelasan yang telah disampaikan, 3) sedikit siswa pula yang berani menjawab pertanyaan yang telah diberikan dalam proses belajar, 4) siswa kurang fokus dalam belajar dikarenakan dalam metode belajarnya membosankan. Kurangnya keberanian, tidak fokus belajar, kurang aktif dalam bertanya sehingga tidak terdapat motivasi dalam belajar siswa selama proses belajar dikelas berlangsung. Karena disebabkan monotonnya suasana dalam pembelajaran dimana peserta didik hanya mendengar, melihat, menghapal kemudian menulis apa yang dikatakan oleh gurunya. sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti materi yang telah disampaikan oleh guru. Hal ini menggambarkan bahwa keberanian dan motivasi belajar dalam proses belajar berlangsung masih sangat rendah . Banyak siswa yang merasa terbebani dengan kewajiban mereka sebagai pelajar. Siswa berangkat ke sekolah tidak lagi untuk tujuan belajar, akan tetapi dijadikan sebagai untuk 1

Hasil obeservasi pada aktifitas belajar siswa kelas X SMKN 1 Sangatta Utara pada hari selasa 07 april 2015, pukul 7.30.

Syamil, Volume 3 (1), 2015

2


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

bertemu dengan teman, ngobrol dan lain sebagainya. Sementara tugas sejati untuk belajar dan menimba ilmu yang sudah bukan lagi menjadi pokok. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus dan tidak ada tindakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menarik dan nyaman serta membantu mempermudah memahami bagi siswa, maka hal ini akan sangat mempengaruhi dari segi perilaku dan motivasi belajar siswa yang selanjutnya akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Permasalahan diatas pada dasarnya berhubungan erat dengan metode dan cara penyampaian materi yang digunakan oleh guru. Oleh karena itu proses belajar mengajar dengan metode dan cara penyampaian materi yang tepat mempunyai arti yang cukup penting. Untuk itu guru dituntut harus mampu disamping menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif, yang lebih penting adalah menciptakan atau menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan mudah untuk memahami materi yang disampaikan. Salah satunya adalah dengan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif membantu menaikkan semangat belajar siswa.2 Semangat belajar penting untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.3 Dalam metode pembelajaran kooperatif terdapat banyak macamnya sehingga guru hanya mengaplikasikan model apa yang akan dipakai dapat disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Metode pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Seperti yang dituangkan dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pada bab II pasal 2 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan Undangundang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945. Sedangkan pasal 3 menyebutkan bahwa pandidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta perdaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratisserta bertanggung jawab.4 Untuk mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, perlu disiapkan sumber daya yang berkualitas dan diprioritaskan peningkatan mutunya, karena tanpa sumber daya yang berkualitas, masa depan bangsa Indonesia akan tertinggal dan kalah bersaing dengan negara lain. Berdasarkan kenyataan diatas, 2

Robingatin. Pengembangan Self Esteem Melalui Pembelajaran Kooperatif. Dinamika Ilmu. Vol. 12 No 1, 2012 3 Umar Fauzan. The Use of Improvisation technique to improve the Speaking ability of EFL students. DINAMIKA ILMU. Vol. 14 No. 2, 2014 4 Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional� bab II pasal 3.

Syamil, Volume 3 (1), 2015

3


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

tentang berbagai faktor yang mendukung kemajuan pendidikan dalam upaya pendidikan peserta didik yang berkualitas, maka guru merupakan unsur utama dalam pendidikan yang perlu mendapat perhatian serius dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Sebab keberhasilan proses pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh kinerja gurunya. Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembanguan.5 Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional,sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang melakukan transer ilmu, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntut siswa dalam belajar. Menurut Hamzah B.Uno daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa untuk belajar, daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya.6 B. Landasan Teori Menurut Robert E.Slavin metode pembelajaran kooperatif para siswa akan duduk bersama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru.7Kemudian menurut Rusman pembelajaran kooperatif (coopertaive learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.8 Student Teamn-Achieevement Division (STAD), dalam STAD para siswa dibagi dalam tim belajar atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Teams Games-Tournament (TGT), pada mulanya dikembangkan oleh David Devers dan Keith Edwar, ini merupakan metode pembelajaran pertama Johns Hopkins. Metode ini menggunakan pelajaran yang sama yang disampikan guru dan tim kerja yang sama seperti STAD, tetapi menggantikan kuis dengan turnamen mingguan, dimana siswa memainkan game akedemik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Jigsaw, adalah adaptasi dari teknik teka-teki Elliot Aronson, dalam teknik ini, siswa bekerja dalam anggota kelompok yang sama, 5

Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta:Raja Grafindo Persada, 2007), h.

125. Hamzah B. Uno,Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 21 Robert E.Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2005), h. 8. Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:Raja Grafindo, 2011), h. 203. 6

7 8

Syamil, Volume 3 (1), 2015

4


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

yaitu empat orang dengan latar belakang yang berbeda seperti dalam STAD dan TGT. Group Investigation (Kelompok investigasi), dikembangkan oleh Shomo dan Yael di Universitas Tel Aviv, merupakan perencanaan pengaturan kelas yang umum dimana para siswa bekerja dalam kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta perencanaa dan proyek kooperatif, dalam metode ini para siswa dibebaskan membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang anggota. Learning Together (belajar bersama), David dan Roger Jhonson. Metode yang mereka teliti melibatkan siswa yang dibagi dalam kelompok yang terdiri atas empat atau lima kelompok dengan latar belakang berbeda mengerjakan lembar tugas. Kelompok-kelompok ini menerima satu lembar tugas, dan menerima pujian dan penghargaan berdasarkan hasil kerja kelompok. C. Metode Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan pendetan penelitian kuantitatif , bahwa data yang dikumpulkan bersifat kuantifikasi dan dalam proses analisinya diperlukan formula statistik disesuaikan dengan rancangan penelitiannya. Penelitian ini dilaksanakan di SMKN 1 Sangatta Utara Kabupaten Kutai Timur. Dengan alamat Jln Yos Sudarso Sangatta Utara. Populasinya adalah berjumlah 471 siswa yang terbagi menjadi 8 kelas untuk kelas X 7 kelas untuk kelas XI. Sampel sebanyak 163 siswa/siswi (34,6%) Teknik Pengambilan Sampling. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Tahap Analisis Data setelah terkumpul dari responden adalah: Editing, yaitu peneliti memeriksa seluruh kuesioner dari responden untuk memastikan kecocokan pengisian sesuai dengan petunjuk pengisisan, termasuk disini menegcek kembali ke responden bila ada jawaban yang belum jelas. Pengkodean nomor responden untuk memudahkan pada tahap berikutnya, tabulasi data yaitu mencatat semua jawaban responden mulai dari responden pertama sampai responden terakhir. Dari hasil tabulasi data ini diperoleh skor berdasrkan skala likert berdasarkan variabel-variabel penelitian. Data yang dikumpulkan uji asumsi klasik. Kalibrasi dilakukan melalui uji validitas dan realibilitas, sedangkan asumsi klasik diuji normalitas, uji autokorelasi dan uji linearitas. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan program Item and Test Analiysis (ITEMAN) Reliabilitas. Dalam mengestimasi reliabilitas instrumen penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar, perilaku sosial siswa berdasarkan aspek-aspeknya dalam penelitian ini perhitungannya menggunakan program ITEMAN. Uji Linearitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 16. Pembuktian hipotesis pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar secara parsial dilakukan dengan cara membandingkan antara t- hitung dengan t- tabel. Sedangkan pembuktian hipotesis pengaruh motivasi belajar dan perilaku sosial siswa secara bersamaan

Syamil, Volume 3 (1), 2015

5


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

dilakukan dengan cara membandingkan antara F-hitung dengan F-tabel (keduanya pada taraf signifikansi 5% (0,05). Pembuktian hipotesis berdasarkan analisis Regresi Linear yang perhitungannya melalui program SPSS dapat dilakukan pula dengan membandingkan antara nilai Sig. (t) dan Sig. (F) dengan Îą (0,05) pada output SPSS. Jika Sig.t dan Sig.F lebih kecil dari 0,05, berarti hipotesis alternatif (Ha) tersebut dibuktikan kebenarannya. Sebaliknya jika Sig.t dan Sig.F lebih besar dari 0,05 , maka hipotesis ditolak (tidak terbukti kebenarannya).9 D. Hasil Penelitian Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk pada masalah penelitian, maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi data: (1) pembelajaran kooperatif; (2) motivasi belajar; (3) perilaku sosial siswa SMKN 1 Sangatta Utara. Berikut adalah gambaran dari data berupa mean, median, modus, quartile, varian, standar deviasi. Statistics Pembelajaran Kooperatif N

Valid Missing

Mean Std. Error of Mean Median Mode Std. Deviation Variance Range Minimum Maximum Sum Percentiles 25 50 75

Motivasi Belajar

Perilaku Sosial

163

163

163

0 91.64 .779 93.00 97a 9.950 98.998 54 65 119 14937 86.00 93.00 98.00

0 73.54 .910 74.00 71a 11.614 134.892 50 46 96 11987 65.00 74.00 82.00

0 81.21 .698 83.00 85 8.911 79.404 49 49 98 13238 76.00 83.00 88.00

9

V. Wiratna Sujarweni, Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian, (Yogyakarta: Global Media Informasi, 2007), h. 126.

Syamil, Volume 3 (1), 2015

6


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif deskripsi hasil terhadap pembelajaran kooperatif yang telah diimplementasikan di sekolah SMKN 1 Sangatta Utara menunjukkan bahwa skor terendah 65, dan skor tertinggi adalah 119, nilai rata-rata adalah 91.64, simpangan baku 9.950, modus sebesar 85, dan median sebesar 83.00. Distributor skor pembelajaran kooperatif seperti yang tertera pada tabel frekuensi dan histogram yaitu sebagai berikut: Pembelajaran Kooperatif Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 65

1

.6

.6

.6

66

2

1.2

1.2

1.8

68

1

.6

.6

2.5

69

1

.6

.6

3.1

71

1

.6

.6

3.7

72

1

.6

.6

4.3

73

1

.6

.6

4.9

74

1

.6

.6

5.5

75

1

.6

.6

6.1

76

4

2.5

2.5

8.6

77

1

.6

.6

9.2

78

5

3.1

3.1

12.3

79

3

1.8

1.8

14.1

80

1

.6

.6

14.7

81

1

.6

.6

15.3

82

3

1.8

1.8

17.2

83

6

3.7

3.7

20.9

84

2

1.2

1.2

22.1

85

2

1.2

1.2

23.3

86

7

4.3

4.3

27.6

87

4

2.5

2.5

30.1

88

4

2.5

2.5

32.5

89

7

4.3

4.3

36.8

90

7

4.3

4.3

41.1

Syamil, Volume 3 (1), 2015

7


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

91

6

3.7

3.7

44.8

92

6

3.7

3.7

48.5

93

6

3.7

3.7

52.1

94

9

5.5

5.5

57.7

95

7

4.3

4.3

62.0

96

7

4.3

4.3

66.3

97

10

6.1

6.1

72.4

98

6

3.7

3.7

76.1

99

8

4.9

4.9

81.0

100

2

1.2

1.2

82.2

101

3

1.8

1.8

84.0

102

2

1.2

1.2

85.3

103

10

6.1

6.1

91.4

104

2

1.2

1.2

92.6

105

5

3.1

3.1

95.7

106

3

1.8

1.8

97.5

108

1

.6

.6

98.2

113

1

.6

.6

98.8

115

1

.6

.6

99.4

119

1

.6

.6

100.0

163

100.0

100.0

Total

Syamil, Volume 3 (1), 2015

8


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Untuk variabel motivasi belajar siswa/siswi SMKN 1 Sangatta utara di peroleh skor terendah 46, dan skor tertinggi 96, nilai rata-rata adalah 73.54, simpangan baku 11.614, modus sebesar 71, dan median sebesar 74.00. Distributor skor Motivasi belajar siswa/siswa SMKN 1 Sangatta Utara berikut tertera pada tabel frekuansi dan histogram sebagai berikut: Motivasi Belajar Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 46

2

1.2

1.2

1.2

48

2

1.2

1.2

2.5

49

2

1.2

1.2

3.7

50

1

.6

.6

4.3

51

1

.6

.6

4.9

52

1

.6

.6

5.5

53

1

.6

.6

6.1

55

1

.6

.6

6.7

56

4

2.5

2.5

9.2

57

2

1.2

1.2

10.4

58

3

1.8

1.8

12.3

59

2

1.2

1.2

13.5

60

2

1.2

1.2

14.7

61

3

1.8

1.8

16.6

62

2

1.2

1.2

17.8

Syamil, Volume 3 (1), 2015

9


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

63

4

2.5

2.5

20.2

64

6

3.7

3.7

23.9

65

3

1.8

1.8

25.8

66

2

1.2

1.2

27.0

67

2

1.2

1.2

28.2

68

2

1.2

1.2

29.4

69

7

4.3

4.3

33.7

70

3

1.8

1.8

35.6

71

8

4.9

4.9

40.5

72

4

2.5

2.5

42.9

73

7

4.3

4.3

47.2

74

6

3.7

3.7

50.9

75

1

.6

.6

51.5

76

8

4.9

4.9

56.4

77

6

3.7

3.7

60.1

78

5

3.1

3.1

63.2

79

7

4.3

4.3

67.5

80

7

4.3

4.3

71.8

81

4

2.5

2.5

74.2

82

5

3.1

3.1

77.3

83

4

2.5

2.5

79.8

84

2

1.2

1.2

81.0

85

5

3.1

3.1

84.0

86

3

1.8

1.8

85.9

87

3

1.8

1.8

87.7

88

6

3.7

3.7

91.4

89

2

1.2

1.2

92.6

90

2

1.2

1.2

93.9

91

2

1.2

1.2

95.1

93

4

2.5

2.5

97.5

94

1

.6

.6

98.2

Syamil, Volume 3 (1), 2015

10


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

95

2

1.2

1.2

99.4

96

1

.6

.6

100.0

163

100.0

100.0

Total

1. Perilaku Sosial Siswa SMKN 1 Sangatta Utara Untuk variabel perilaku sosial siswa/siswi SMKN 1 Sangatta Utara diperoleh skor terendah 49, dan skor tertinggi, 98, nilai rata-rata adalah 81.21, simpangan baku 8.911, modus sebesar 85, dan median sebesar 83.00. Distribusi skor perilaku sosial siswa/siswi SMKN 1 Sangatta Utara adalah tertera pada tabel frekuensi dan histogram sebagai berikut: Perilaku Sosial Frequency Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 49

1

.6

.6

.6

60

1

.6

.6

1.2

61

1

.6

.6

1.8

62

2

1.2

1.2

3.1

63

1

.6

.6

3.7

64

4

2.5

2.5

6.1

66

3

1.8

1.8

8.0

67

1

.6

.6

8.6

Syamil, Volume 3 (1), 2015

11


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

68

1

.6

.6

9.2

69

6

3.7

3.7

12.9

70

4

2.5

2.5

15.3

71

2

1.2

1.2

16.6

72

1

.6

.6

17.2

73

4

2.5

2.5

19.6

74

4

2.5

2.5

22.1

75

3

1.8

1.8

23.9

76

3

1.8

1.8

25.8

77

6

3.7

3.7

29.4

78

2

1.2

1.2

30.7

79

11

6.7

6.7

37.4

80

3

1.8

1.8

39.3

81

10

6.1

6.1

45.4

82

6

3.7

3.7

49.1

83

8

4.9

4.9

54.0

84

9

5.5

5.5

59.5

85

12

7.4

7.4

66.9

86

5

3.1

3.1

69.9

87

5

3.1

3.1

73.0

88

7

4.3

4.3

77.3

89

3

1.8

1.8

79.1

90

9

5.5

5.5

84.7

91

8

4.9

4.9

89.6

92

5

3.1

3.1

92.6

93

6

3.7

3.7

96.3

94

4

2.5

2.5

98.8

96

1

.6

.6

99.4

98

1

.6

.6

100.0

163

100.0

100.0

Total

Syamil, Volume 3 (1), 2015

12


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Descriptive Statistics N Motivasi Belajar Perilaku Sosial Pembelajaran Kooperatif Valid N (listwise)

Minimu m Maximum Sum

Mean

Std. Varianc Deviation e

163 163

46 49

96 11987 98 13238

73.54 81.21

11.614 134.892 8.911 79.404

163

65

119 14937

91.64

9.950 98.998

163

Output Deskriptif Statistics Motivasi belajar siswa sebanyak 163 responden mempunyai hasil minimum 46, maximum 96, jumlah 11987, rata-rata 73,54, standar deviasi 11,614, variance 134.892. Perilaku sosial siswa sebanyak 163 responden mempunyai hasil minimum 49, maximum 98, jumlah 13238, rata-rata 81,21, standar deviasi 8,911, variance 79,404. Pembelajaran kooperatif sebanyak 163 responden mempunyai hasil minimum 65, maximum 119, rata-rata 91,64, standar deviasi 9,950, variance 98,998

Syamil, Volume 3 (1), 2015

13


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Pengujian Persyaratan Analisis 1. Validitas Validitas merupakan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungi ukurnya. Suatu instrumen dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi bila alat ukur tersebut menjalankan fungsi ukurnya sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran. Validitas istrumen yang dipentingkan dalam penelitian ini mencakup validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi, yakni penyusunan butir-butir instrumen penilaian berdasarkan kajian konseptual. Selanjutnya mengenai validitas konstruk dalam penelitian dimaksudkan untuk mengukur ketepatan konstruk instrumen secara teoritis data empirik. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan program ITEMAN dengan asumsi item-scale correlation0,30 berarti butir instrumen dinyatakan valid, sebaliknya apabila lebih kecil berarti tidak valid. Hasil uji validitas instrumen atas variabel penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar, perilaku sosial siswa secara keseluruhan memiliki indeks validitas yang tinggi (Îą ˃ 0,30) dari setiap butir instrumen, kecuali enam butir instrumen dalam penerapan model pembelajaran kooperatif dan 2 butir instrumen perilaku sosial siswa seperti terlihat pada tabel berikut: TABEL XVII REKAP HASIL UJI VALIDITAS No

VARIABEL

n

Butir Valid

(∑Butir) 1.

Penerapan model pembelajaran kooperatif

25

19

Butir Invalid 1

2 3 15 17 24

Ket.

Indeks 0,141 0,150 0,132 0,298 0,163 0,204

2.

Motivasi Belajar

20

20

0

-

3.

Perilaku sosial siswa

20

18

13

0,187

15

0,233

Syamil, Volume 3 (1), 2015

14


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Keseluruhan indikator dari setiap variabel penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa yang telah dilakukan uji validitas ditampilkan pada tabel berikut: HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN Variabel Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif (X) No

INDIKATOR

INDEKS

KETERANGAN Valid/Invalid

Diterima/Ditolak

1

Membagi kelompokkelompok kecil

0,141

Invalid

Butir Ditolak

2

Pembagian kelompok secara acak

0,150

Invalid

Butir Ditolak

3

Pembagian kelompok dengan tingkat kecerdasan berbeda

0,132

Invalid

Butir Ditolak

4

Menyampaikan pokok bahasan

0,397

Valid

Butir Diterima

5

Menyampaikan tujuan belajar

0,464

Valid

Butir Diterima

6

Mempersiapkan 0,516 materi pokok

Valid

Butir Diterima

7

Mempersiapkan 0,587 sumber/bahan ajar

Valid

Butir Diterima

8

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya

0,434

Valid

Butir Diterima

9

Bekerjasama dalam menyelesaikan

0,546

Valid

Butir Diterima

Syamil, Volume 3 (1), 2015

15


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

tugas 10

Bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas

0,364

Valid

Butir Diterima

11

Saling berdiskusi antar teman kelompok dalam menyelesaikan tugas

0,538

Valid

Butir Diterima

12

Dalam metode berkelompok aktif dalam berdiskusi

0,452

Valid

Butir Diterima

13

Guru memperhatikan setiap anggota kelompok dalam mengerjakan tugas

0,459

Valid

Butir Diterima

14

Guru memberikan penghargaan/ apresiasi terhadap kelompok yang mengerjakan tugas

0,457

Valid

Butir Diterima

15

Menilai hasil belajar teman

0,298

Invalid

Butir Ditolak

16

Bertanggung jawab dari segi waktu yang diberikan

0,533

Valid

Butir Diterima

17

Sesi tanya jawab antar kelompok

0,168

Invalid

Butir Ditolak

Syamil, Volume 3 (1), 2015

16


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

18

Guru mengulang kembali materi yang telah disampaikan

0,375

Valid

Butir Diterima

19

Guru memberikan penilaian

0,380

Valid

Butir Diterima

20

Memperhatikan teman kelompok dalam persentase

0,373

Valid

Butir Diterima

21

Mengutarakan pendapat yang berbeda pada kelompok yang lain

0,537

Valid

Butir Diterima

22

Guru memberikan semangat pada setiap kelompok

0,666

Valid

Butir Diterima

23

Memberikan penghargaan berupa simbolik

0,423

Valid

Butir Diterima

24

Guru menerapkan metode berkelompok dalam setiap pembelajaran

0,204

Invalid

Butir Ditolak

25

Guru melakukan inovasi baru dalam setiap belajar

0,426

Valid

Butir Diterima

Syamil, Volume 3 (1), 2015

17


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Variabel Motivasi Belajar Siswa (Y1) KETERANGAN No

INDIKATOR

INDEKS

Valid/Invalid

Diterima / Ditolak

1

Merasa nyaman dengan pembelajaran cara berkelompok

0,575

Valid

Butir Diterima

2

Giat belajar

0,681

Valid

Butir Diterima

3

Aktif bertanya

0,567

Valid

Butir Diterima

4

Semangat dalam belajar

0,668

Valid

Butir Diterima

5

Percaya diri persentase di depan kelas

0,541

Valid

Butir Diterima

6

Mempunyai tujuan/keinginan dalam belajar

0,542

Valid

Butir Diterima

7

Saling memberikan dorongan dalam belajar

0,592

Valid

Butir Diterima

8

Mendapatkan nilai yang baik

0,402

Valid

Butir Diterima

9

Saling memberikan semangat belajar antar teman kelompok

0,563

Valid

Butir Diterima

10

Fokus dalam belajar

0,605

Valid

Butir Diterima

11

Dapat memberikan ide atau gagasan dalam belajar

0,458

Valid

Butir Diterima

12

Terdapat pengaruh dalam prestasi belajar

0,413

Valid

Butir Diterima

13

Semua tim mendapatkan nilai

0,497

Valid

Butir Diterima

Syamil, Volume 3 (1), 2015

18


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

yang sama 14

Senang dalam metode berkelompok

0,649

Valid

Butir Diterima

15

Suasana belajar seperti 0,571 kompetisi

Valid

Butir Diterima

16

0,526 Semangat belajar karena apresiasi/penghargaan

Valid

Butir Diterima

17

Suasana kelas mendukung dalam belajar

0,517

Valid

Butir Diterima

18

Terdapat motivasi dalam belajar

0,590

Valid

Butir Diterima

19

Dapat memecahkan masalah dalam tugas belajar

0,850

Valid

Butir Diterima

20

Dapat memunculkan ide-ide kreatif dalam kelompok belajar

0,989

Valid

Butir Diterima

Variabel Perilaku Sosial Siswa (Y2) No

INDIKATOR

INDEKS

KETERANGAN Valid/Invalid

Diterima/Ditolak

1

Membantu salah satu teman dalam kesulitan belajar

0,396

Valid

Butir Diterima

2

Berusaha membantu tim belajar agar bersama-sama dapat menyelesaikan tugas yang diberikan

0,598

Valid

Butir Diterima

3

Memperhatikan teman dalam

0,492

Valid

Butir Diterima

Syamil, Volume 3 (1), 2015

19


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

belajar 4

Memberikan dukungan agar berhasil dalam tim belajar

0,661

Valid

Butir Diterima

5

Dapat menerima teman yang lebih pintar

0,511

Valid

Butir Diterima

6

Mengargai perbedaan pendapat dalam tim belajar

0,547

Valid

Butir Diterima

7

Saling memberikan 0,508 motivasi agar lebih serius dalam belajar

Valid

Butir Diterima

8

Berperilaku sopan dalam belajar

0,387

Valid

Butir Diterima

9

Memberikan nasehat pada teman dalam menyelesaikan tugas belajar

0,592

Valid

Butir Diterima

10

Merasa paling benar sendiri

0,394

Valid

Butir Diterima

11

Pendapat sendiri yang ingin didengar

0,510

Valid

Butir Diterima

12

Kelompok lain adalah musuh dalam belajar

0,356

Valid

Butir Diterima

13

Dapat menerima perbedaan suku maupun agama

0,187

Invalid

Butir Ditolak

14

Saling menghargai satu sama lain

0,498

Valid

Butir Diterima

15

Saling bergantung antar tim belajar

0,233

Invalid

Butir Ditolak

Syamil, Volume 3 (1), 2015

20


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

16

Semakin memahami karakter teman kelompok

0,529

Valid

Butir Diterima

17

Dapat menerima gagasan yang diberikan oleh teman walaupun tidak sesuai dengan hati

0,481

Valid

Butir Diterima

18

Merendahkan teman yang tidak mengerti dalam tugas yang diberikan

0,317

Valid

Butir Diterima

19

Memilih teman dari segi ekonomi

0,364

Valid

Butir Diterima

20

Senang dan bahagia mempunyai teman yang lebih pintar

0,421

Valid

Butir Diterima

Berdasarkan uji validitas butir instrumen diatas dapat dinyatakan, bahwa butir-butir instrumen valid digunakan untuk mengukur penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa. 2. Reliabilitas Reliabilitas merupakan tingkat konsistensi diantara dua buah hasil pengukuran pada ibjek yang sama. Reliabilitas merupakan koefisien korelasi antara dua skor amatan yang diperoleh dari hasil pengukuran menggunakan tes yang pararel. Suatu tes dikatakan reliabel jika skor amatan mempunyai korelasi yang tinggi dengan skor sebenarnya. Suatu tes itu reliabel jika hasil pengukuran mendekati keadaan peserta tes yang sebenarnya. Reliabilitas suatu alat ukur dapat dilihat dari indeks reliabilitas yang perhitungannya dilakukan secara statistik. Nilai ini biasa dinamakan dengan koefisien (reability coefficient). Tingkatan reliabilitas Cronbach’s Alpha. Besaran koefisien reliabilitas instrumen menurut beberapa sumber dianggap memadai apabila cronbach’s Alpa mencapai minimal 0,70. Koefisien reliabilitas yang ditetapkan dalam penelitian ini minimal 0,70 sebagai syarat kehandalan instrumen penelitian untuk mengukur penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial

Syamil, Volume 3 (1), 2015

21


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

siswa. Semakin tinggi koefisien akan semakin baik karena kesalahan pengukuran akan menjadi semakin kecil. Dalam mengestimasi reliabilitas instrumen ketiga variabel tersebut berdasarkan aspek-aspeknya dalam penelitian ini penghitungannya menggunakan program ITEMAN. Hasil uji reliabilitas ketiga variabel tersebut diperoleh indeks reliabilitas penerapan model pembelajaran kooperatif (Îą= 0,768), terhadap motivasi belajar (Îą=0,883), perilaku sosial siswa (Îą=0,781 sebagaimana ditampilkan dalam tabel berikut.

No

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN CRONBACHâ€&#x;S VARIABEL ALPHA

KET

1.

Penerapan model pembelajaran kooperatif

0,768

Reliabel

2.

Motivasi belajar

0,883

Reliabel

3.

Perilaku sosial Siswa

0,781

Reliabel

Berdasarkan indeks reliabilitas ketiga variabel tersebut diatas dengan batas minimal 0.70 berarti instrumen tersebut handal digunakan untuk menilai penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa. 3. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas dipergunakan Test of Normalitiy yang bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Hasil pengujian dikemukakan yaitu sebagai berikut: Pengujian normalitas pasangan X atas Y1 dan X atas Y2 dilakukan dengan maksud mengetahui apakah sebaran data dari setiap variabel tidak menyimpan dari ciri-ciri yang berdistribusi normal. Uji normalitas data menggunakan uji Normal Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas atas variabel penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa menggunakan SPSS. Berdasarkan analisis statistik dengan melakukan uji normalitas yang dilakukan terhadap 163 responden meliputi sig data pembelajaran kooperatif adalah 0,361 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistibusi normal, data motivasi belajar adalah 0,428 lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistribusi normal dan data perilaku sosial adalah 0,089 maka lebih besar dari 0,05 sehingga data berdistibusi normal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh

Syamil, Volume 3 (1), 2015

22


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

data dari setiap variabel berdistribusi normal. Berikut hasil uji normalitas yang tertera pada tabel di bawah ini:

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test kooperati f motivasi perilaku N Normal Parametersa

Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a.

163 91.64 9.950 .072 .050 -.072 .924 .361

163 73.54 11.614 .069 .034 -.069 .875 .428

163 81.21 8.911 .098 .063 -.098 1.248 .089

Test distribution is Normal.

4. Pengujian asumsi klasik Model regresi linier berganda (multiple regression) akan menjadi model yang baik jika memenuhi „best linier unbiased estimatorâ€&#x; yang ditentukan melalui kalibrasi dan asumsi klasik. Kalibrasi dilakukan melalui uji validitas dan reliabilitas, sedangkan asumsi klasik yang akan diuji sebagai persyaratan analisis regresi linier untuk mendapatkan data yang kredibel meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, dan uji linieritas. Hasil dari beberapa uji persyaratan analisis tersebut disajikan sebagai berikut: a. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi antar variabel perdiktor yang diteliti. Untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson (DW-Test) yang perhitungannya menggunakan SPSS. Keputusan ada atau tidaknya autokorelasi yakni bila nilai DW berada di antara du sampai dengan 4 – du, maka koefisien korelasi sama dengan nol, dalam arti tidak ada autokorelasi. Hasil DW-Test menunjukkan, bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,463 yang berarti variabel motivasi belajar dan perilaku sosial siswa tidak adanya autokorelasi .

Syamil, Volume 3 (1), 2015

23


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Model Summaryb Model

R

R Square

Adjusted R Std. Error of Square the Estimate

1 .650a .423 .416 7.605 a. Predictors: (Constant), Perilaku Sosial, Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

DurbinWatson 1.463

b. Heteroskedastisitas Pengujian heteroskedastisitas digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian dapat dilihat di bawah ini:

Deteksi problem heteroskedastisitas dapat dilihat dari ada tidaknya pola tertentu dalam model penelitian. Berdasarkan gambar diatas maka terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu pembelajaran kooperatif. Hal ini berarti tidak ada problem heteroskedastisitas pada model penelitian. c. Mutikolinearitas Multikolinearitas adalah suatu kondisi hubungan linear antara variabel independen yang satu dengan yang lainnya dalam model regresi. Cara untuk menguji adanya multikolinearitas dapat dilihat pada variance Inflation Factor(VIF).

Syamil, Volume 3 (1), 2015

24


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Batas VIF adalah 10. Jika nilai VIF diantara 1-10 maka terjadi multikolinearitas. Outputnya tampak pada layar sebagai berikut: Coefficientsa Unstandardized Coefficients Model 1

Std. Error

B (Constant)

Standardized Coefficients

Collinearity Statistics

Beta

t

Sig. Tolerance

VIF

44.117

5.570

7.921

.000

.492

.061

.575 8.061

.000

.710

1.409

Perilaku Sosial .139 .080 a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

.125 1.752

.082

.710

1.409

Motivasi Belajar

Berdasarkan hasil output diatas motivasi belajar (Y1) VIF= 1,409, perilaku sosial (Y2) VIF=1,409. VIF dari hasil uji asumsi klasik masih diantara 110 jadi tidak terjadi multikolinearitas. d. Uji Linearitas Uji linier bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian menggunakan Test for Linierity pada taraf signifikansi 0,05. Dasar pengambilan keputusan dalam uji linieritas yakni jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 atau signifikansi linearity kurang 0,05 (ĆżËƒ0,05;sig<0,05), maka hubungan antara variabel X dengan Y dinyatakan linier. Sebaliknya jika nilai probabilitas <0,05, maka hubungan kedua variabel dinyatakan tidak linier. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan SPSS, dan hasil uji linieritas menunjukkan signifikansi lenierity masing-masing variabel kurang dari (sig <0,05) sebagaimana terlihat pada tabel berikut, dan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. HASIL UJI LINEARITAS Sig.

No

VARIABEL

1

Motivasi Belajar Linearity

0,000 < 0,05

Linear

2

Perilaku sosial

0,000 < 0,05

Linier

Linierity

KORELASI

Syamil, Volume 3 (1), 2015

25


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa dalam penelitian ini dipergunakan statistik inferensial, yakni regresi linier yang proses perhitungannya dilakukan melalui program SPSS for Windows versi 16.0. Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh F (F hitung) = 112,796 pada taraf signifikansi F sebesar 0,000 (sig F <0,05), yang berarti penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar di SMKN 1 Sangatta Utara. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tersebut pada kategori “pengaruh yang kuat”.Dari hasil perhitungan koefisien regresi antara X dengan Y1 sebesar 0,642. Untuk mengetahui koefisien korelasi ini mempunyai keberartian atau tidak, hal ini perlu dilakukan pengujian yaitu dengan melalukan uji t.analisis statistic, apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa SMKN 1 Sangatta Utara? Hipotesis (Dugaan) Ho : Tidak ada pengaruh antara pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa SMKN 1 Sangatta Utara. Ha : Ada pengaruh antara pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar siswa SMKN 1 Sangatta Utara Dari Hasil uji t variabel penerapan model pembelajaran kooperatif diperoleh nilai t hitung = 10.621, sehingga hipotesis mengatakan “penerapan model pembelajaran kooperatif secara parsial berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa” dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan ditunjukkan nilai R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,412, berarti dimensi penerapan model pembelajaran kooperatif secara parsial memiliki kontribusi pengaruh sebesar 41,2% terhadap motivasi belajar siswa di SMKN1 Sangatta Utara. Dari nilai “b” didaptkan persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = bo + b1X1 Yx = 50.201 + 0,550 XY1.Berikut merupakan gambar regresi liner sederhana untuk persamaan regresi tersebut. Descriptive Statistics Mean Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar

Std. Deviation

N

91.64

9.950

163

73.54

11.614

163

Syamil, Volume 3 (1), 2015

26


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Correlations Pembelajaran Kooperatif Pearson Correlation Sig. (1-tailed)

N

Pembelajaran Kooperatif

Motivasi Belajar

1.000

.642

.642

1.000

.

.000

.000

.

163

163

163

163

Motivasi Belajar Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar

Variables Entered/Removedb Variables Entered

Variables Removed

Method

Motivasi . Enter Belajara a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Model Summaryb

R

Change Statistics Std. Error of R R Adjusted the Square F Square R Square Estimate Change Change df1 df2

.642a .412 .408 7.653 .412 112.796 a. Predictors: (Constant), Belajar Motivasi b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

1 161

Sig. F Change .000

Syamil, Volume 3 (1), 2015

27


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

ANOVAb Sum of Squares

Model 1

Df

Mean Square

Regression

6607.060

1

6607.060

Residual

9430.584

161

58.575

F

Sig.

112.796

.000a

Total 16037.644 162 a. Predictors: (Constant), Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Coefficientsa Standardize Unstandardize d d Coefficients Coefficients Model 1

Std. Error

B (Constant 51.20 ) 1

Beta

3.854

Motivasi .550 Belajar a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

.052

.642

Correlations t

Sig.

13.28 4

.000

10.62 1

.000

Zeroorder Partial Part

.642

.642

.642

Residuals Statisticsa Minimu Maximu m m Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual

Mean

Std. Deviation

N

76.49 -2.371

103.99 1.934

91.64 .000

6.386 1.000

163 163

.600

1.547

.816

.231

163

75.92

103.96

91.63

6.392

163

-24.241 -3.167 -3.178

21.459 2.804 2.813

.000 .000 .000

7.630 .997 1.003

163 163 163

Syamil, Volume 3 (1), 2015

28


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Deleted Residual -24.398 21.604 Stud. Deleted Residual -3.272 2.876 Mahal. Distance .002 5.623 Cook‟s Distance .000 .069 Centered Leverage .000 .035 Value a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

.003 .000 .994 .006

7.728 1.011 1.233 .012

163 163 163 163

.006

.008

163

Berdasarkan hasil analisis regresi linier antara X terhadap Y2 diperoleh harga 0,434. Untuk mengetahui koefisien regresi ini mempunyai keberartian atau tidak, hal ini perlu dilakukan pengujian yaitu dengan melalukan uji t.analisis statistic, apakah terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif terhadap perilaku sosial siswa SMKN 1 Sangatta Utara? Hipotesis (Dugaan) Ho : Tidak ada pengaruh antara pembelajaran kooperatif terhadap perilaku sosial belajar siswa SMKN 1 Sangatta Utara. Ha : Ada pengaruh antara pembelajaran kooperatif terhadap perilaku sosial belajar siswa SMKN 1 Sangatta Utara Berdasarkan analisis regresi linier diperoleh F (F hitung) = 37,452 pada taraf signifikan F sebesar 0,000 (Sig F <0,05), yang berarti penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa secara signifikan di SMKN1 Sangatta Utara. Pengaruh penerapan pembelajaran kooperatif terhadap perilaku sosial siswa pada kategori “pengaruh yang kuat” dengan koefisien regresi sebesar 0,434. Hasil uji t variabel pembelajaran kooperatif diperoleh nilai t hitung = 6,120 pada taraf signifikan t sebesar 0,000 (sig t <0,05), sehingga hipotesis menyatakan “ penerapan model pembelajaran kooperatif secara parsial terhadap perilaku sosial siswa” dapat dibuktikan kebenarannya. Dengan ditunjukannya nilai R Square atau koefisien determinasi sebesar 0,184, berarti dimensi penerapan model pembelajaran kooperatif secara parsial memiliki kontribusi pengaruh sebesar 18,4% terhadap perilaku sosial siswa di SMKN1 Sangatta Utara. Dari nilai “b” didapatkan persamaan regresi linier sebagai berikut: Y = bo + b2X2 Yx = 52.243 + 0,485Xy2.Berikut merupakan gambar regresi liner sederhana untuk persamaan regresi tersebut: Descriptive Statistics Mean

Std. Deviation

N

Syamil, Volume 3 (1), 2015

29


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran Kooperatif Perilaku Sosial Siswa

91.64

9.950

163

81.21

8.911

163

Correlations Pembelajaran Kooperatif Pearson Correlation

Pembelajaran Kooperatif

Sig. (1-tailed)

N

Perilaku Sosial Siswa

1.000

.434

.434

1.000

.

.000

.000

.

163

163

163

163

Perilaku Sosial Siswa Pembelajaran Kooperatif Perilaku Sosial Siswa Pembelajaran Kooperatif Perilaku Sosial Siswa

Variables Entered/Removedb Model 1

Variables Entered

Variables Removed

Perilaku Sosial Siswaa

Method . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Model Summaryb Change Statistics Mod el R

R Adjusted Square R Square

Std. Error R of the Square F Estimate Change Change df1 df2 Sig. F Change

1 .434a .189 .184 8.990 a. Predictors: (Constant), Perilaku Sosial Siswa

.189

37.452

1 161

.000

b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

Syamil, Volume 3 (1), 2015

30


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

ANOVAb Coefficientsa Standardiz Unstandardiz ed ed Coefficient Coefficients s Model 1

Std. Error

B

Correlations

Beta

t

(Constant) 52.243 6.476 Perilaku Sosial Siswa

.079

Sum of Squares

Model 1

.485

Regression

Sig.

8.068

.000

.434 6.120

.000

df

Mean Square

3026.666

1

3026.666

Residual

13010.979

161

80.814

Total

16037.644

162

Zeroorder .434 F 37.452

Partial Part .434 Sig. .000a

a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Residuals Statisticsa

a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Berdasarkan analisis regresi linier berganda diperoleh ni F (F hitung)= 58,657 pada taraf signifikansi F sebesar 0,000 (Sig F<0,05), yang berarti sangat berpengaruh dalam penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa di SMKN 1 Sangatta Utara. Hipotesis yang menytakan “ penerapan pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial secara bersamaan” dapat dibuktikan kebenarannya. Pengaruh penerapan pembelajaran pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa tersebut pada kategori “pengaruh yang kuat” dengan koefisien regresi sebesar 0,650 sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut: Descriptive Statistics

Syamil, Volume 3 (1), 2015

31

.434


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Mean Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar Perilaku Sosial Siswa

Std. Deviation

N

91.64

9.950

163

73.54 81.21

11.614 8.911 Correlations

163 163

Pembelajaran Kooperatif Pearson Correlation

Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar

Perilaku Sosial Siswa Sig. (1-tailed) Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar Perilaku Sosial Siswa N Pembelajaran Kooperatif Motivasi Belajar Perilaku Sosial Siswa Variables Entered/Removedb Model

Variables Entered

Variables Removed

Motivasi Belajar

Perilaku Sosial Siswa

1.000

.642

.434

.642

1.000

.539

.434

.539

1.000

.

.000

.000

.000 .000

. .000

.000 .

163

163

163

163 163

163 163

163 163

Method

1

Perilaku Sosial Siswa, . Enter Motivasi Belajara a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

Syamil, Volume 3 (1), 2015

32


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Model Summaryb Change Statistics Mod el R 1

.650a

Std. Error R R Adjusted of the Square F Square R Square Estimate Change Change df1 df2 Sig. F Change .423

.416

7.605

.423 58.657

2

16 0

.000

a. Predictors: (Constant), Perilaku Sosial Siswa, Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif ANOVAb Sum of Squares Df

Model 1

Mean Square

Regression

6784.483

2

3392.242

Residual

9253.161

160

57.832

F

Sig.

58.657

.000a

Total 16037.644 162 a. Predictors: (Constant), Perilaku Sosial Siswa, Motivasi Belajar b. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Coefficientsa Standardiz ed Unstandardized Coefficien Coefficients ts Model 1

B (Constant) Motivasi Belajar

Std. Error

44.11 7

5.570

.492

.061

Beta

.575

Correlations t

Sig.

7.92 1

.000

8.06 1

.000

Zeroorder Partial Part

.642

.537

Syamil, Volume 3 (1), 2015

33

.484


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Perilaku 1.75 .139 .080 .125 Sosial Siswa 2 a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif Residuals Statisticsa Minimum Maximum Predicted Value 75.68 104.34 Std. Predicted Value -2.466 1.962 Standard Error of .609 2.976 Predicted Value Adjusted Predicted Value 75.99 104.32 Residual -24.916 21.131 Std. Residual -3.276 2.779 Stud. Residual -3.291 2.789 Deleted Residual -25.142 21.286 Stud. Deleted Residual -3.398 2.850 Mahal. Distance .047 23.821 Cook's Distance .000 .084 Centered Leverage Value .000 .147 a. Dependent Variable: Pembelajaran Kooperatif

.082

Mean

.434

.137

Std. Deviation

Motivasi Belajar (Y1) Perilaku Sosial Siswa (Y2)

6.471 1.000

163 163

.975

.340

163

91.62 .000 .000 .001 .013 .001 1.988 .007 .012

6.494 7.558 .994 1.004 7.718 1.013 2.649 .014 .016

163 163 163 163 163 163 163 163 163

0,642

10.621

0,000

0,434

6.120

0,000

Multiple R

= 0,650

Rsquare

= 0,423

Adjusted Rsquare = 0,416 F hitung

= 58,657

Sig F

= 0,000

N

91.64 .000

HASIL UJI REGRESI LINIER BERGANDA Koefisien Regresi (b) T Sig.

Variabel

.105

Syamil, Volume 3 (1), 2015

34


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Dengan ditunjukkan nilai R square atau koefisien determinasi sebesar 0,423 berarti dimensi Penerapan pembelajaran kooperatif secara bersamaan memiliki kontribusi terhadap motivasi belajar siswa dan perilaku sosial siswa sebesar 42,3% . Sedangkan 57,7% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dari nilaiâ€&#x;â€&#x;bâ€&#x;â€&#x; didapatkan persamaan regresi linier sebagai berikut: Yx = b0+ b1 Xy1+b2Xy2 Yx= 44.117+ 0,492Xy1+0,139Xy2. E. Pembahasan Jika dikaitkan dengan kajian teori menurut Tukiran Tanir pada dasarnya cooperative learning adalah sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dalam setiap anggota kelompok itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilan-keterampilan dasar sampai pada pemecahan kompleks. Dalam pembelajaran koopearatif siswa bekerja dalam kelompok –kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar di antara teman satu sama lainnya. Model pembelajaran kooperatif menciptakan sebuah revolusi pembelajaran di dalam kelas. Tidak ada lagi sebuah kelas yang sunyi selama proses pembelajarannya. Pembelajaran yang terbaik tercapai ditengah percakapan diantara siswa. Guru mengubah deretan tempat duduk siswa yang telah mereka duduki sekian lama dan dengan menciptakan lingkungan kelas baru tempat siswa, secara rutin dapat saling membantu satu sama lain guna menuntaskan bahan ajar akademiknya. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa unsur, diantaranya sebagai ketergantungan positif, tanggung jawab perseorangan, tatap muka, dan komunikasi antar anggota. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemampuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya ia menjadi masyarakat yang bahagia dan memberikan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Menurut M. Utsman motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada makhluk hidup dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju tujuan tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen pokok yaitu: 1) menggerakkan, dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. 2) mengarahkan, berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu. 3) menopang artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan

Syamil, Volume 3 (1), 2015

35


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

mendorong tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan intesitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan-kekuatan individu. Tujuan dalam pembelajaran kooperatif untuk memberikan para siswa kemampuan serta pemahaman yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu hasil belajar untuk mencapai itu semua dibutuhkan sebuah dorongan atau motivasi berupa strategi dalam belajar berupa pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Hasil belajar akademik dalam pembelajaran kooperatif meskipun banyak beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini menunjukkan bahwa model struktur pernghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Penerimaan terhadap perbedaan individu tujuan lain pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luar dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas, sosial dan kemampuan. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling menghargai satu sama lain. Pengembangan keterampilan sosial. Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif dapat mempengaruhi perilaku sosial yang baik dari siswa/siswi SMKN 1 Sangatta Utara. Begitu pula terdapat faktor penting dalam perkembangan perilaku sosial anak yaitu salah satunya faktor lingkungan berupa pendidikan, pengalaman yang dijalani dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil regresi linier berganda diperoleh nilai F (Fhitung)= 58,657 pada taraf signifikan F sebesar 0,000 (sig F < 0,05) yang berarti penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi belajar dan periaku sosial siswa di SMKN1 Sangatta Utara. Hipotesis yang menyatakan “penerapan model pembelajaran kooperatif secara bersamaan terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa SMKN1 Sangatta Utara “ dapat dibuktikan kebenarannya. Pengaruh model penerapan terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa tersebut dalam ketegori “pengaruh yang kuat�. Dengan koefisien regresi sebesar 0,650. Dalam pembahasan hasil penelitian maka model pembelajaran kooperatif merupakan teknik-teknik kelas praktis yang dapat digunakan guru untuk membantu siswanya belajar setiap mata pelajaran, mulai dari keterampilanketerampilan dasar sampai pada pemecahan kompleks. Dalam pembelajaran kooperatif siswa bekerja dalam kelompok –kelompok kecil yang saling membantu dalam belajar di antara teman satu sama lainnya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan

Syamil, Volume 3 (1), 2015

36


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap individu, dan pengembangan keterampilan sosial. Belajar juga memerlukan kedekatan dengan berbagai macam hal bukan sekedar pengulangan atau hafalan sehingga peserta didik sulit untuk dapat memberikan dorongan pada dirinya sendiri dalam belajar. Menurut Wagito perilaku sebagai respon terhadap stimulus, akan sangat ditentukan oleh keadaan stimulusnya, dan individu atau organisme seakan-akan tidak mempunyai kemampuan utnuk menentukan perilaku sosial, menurut kamus bahasa Indonesia adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat. Guru tidak hanya perlu menguasai materi yang akan diajarkan, ia juga harus menguasai berbagai metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas. Salain itu, ia pun mesti memahami motivasi dan kompetensi belajar murid, semuanya menjadi syarat utama bagi guru agar cara mengajarnya tidak monoton. Keberhasilan seorang guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat tergantung pada kecakapannya dalam menerapkan metode pembelajaran. Seperti yang dikatakan Arif Rahman ada beberapa cara dalam mendekati muridnya secara emosional sehigga memudahkan dirinya dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar serta dapat memotivasi anak dalam belajar yaitu guru dan murid aktif, Membuat murid merasa senang dan bersemangat,selalu membuat inovasi, setiap kali guru mengadakan pertemuan dengan murid, guru harus mampu mengahadirkan hal-hal yang baru untuk diketahui oleh murid, mulai dari metode mengajar, teknik mengajar dan lain-lain. F. Kesimpulan Penerapan model pembelajaran kooperatif melalui perhitungan secara parsial terdapat pengaruh yang kuat dalam pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar di SMKN1 Sangatta Utara. Hal ini ditunjukkan oleh (r= 0,642). Penerapan model pembelajaran kooperatif memberikan kontribusi sebesar 0,412 sehingga dapat ditafsirkan bahwa 41,2% pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa, dengan dibuktikan kebenarannya (t=10,621;Sig.=0,000). Penerapan model pembelajaran kooperatif melalui perhitungan secara parsial terdapat pengaruh terhadap perilaku sosial siswa di SMKN1 Sangatta Utara. Hal ini ditunjukkan dengan (r=0,434). Penerapan model Pembelajaran kooperatif memberikan kontribusi sebesar 0,819. Maka dapat disimpulkan 18,9% penerapan model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap perilaku sosial siswa, dengan dibuktikan kebenarannya (t=6,120;Sig.=0,000). Terdapat pengaruh yang kuat dalam penerapan model pembelajaran kooperatif terhadap motivasi belajar dan perilaku sosial siswa di SMKN1 Sangatta Utara secara bersama-sama. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda antar X terhadap Y1 dan Y2 diperoleh (r = 0,650), dan memberikan kontribusi pengaruh sebesar 0,423. Ini berarti terdapat pengaruh dalam penerapan model pembelajaran kooperatif sebesar 42,3% terhadap

Syamil, Volume 3 (1), 2015

37


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

motivasi belajar dan perilaku sosial siswa secara bersama-sama, melalui persamaan regresi linear ganda yang telah diuji kebenarannya (F=58.657;Sig.=0,000).

Syamil, Volume 3 (1), 2015

38


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

BIBLIOGRAPHY Adz-Dzakiey, Hamdani Bakran. (2007), Psikologi Kenabian. Yogyakarta: Beranda Publshing Ahmadi, Wahid. (1990), Risalah akhlak Panduan Perilaku Modern. Yogyakarta: Andi Offset. Allen, M.J & Yen, W.M. (1979), Introduction to Measurement Theory, California: Broks/Cole Pbulishing Company. Alma, Buchari. (2010), Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar. Bandung: Alfabeta. Ashori, Fuad. (2002), Agenda Psikologi Islam. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Azwar, Saifuddin. (2007), Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Beetlestone, Florence. (2011), Creative Learning Strategi Pembelajaran Untuk Melesatkan Kreatifitas Siswa. Bandung: Nusa Media. Djalil & Mujiono. (2004), Pengukuruan Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta. Departemen Agama Republik Indonesia, Surabaya: Tri Karya Surabaya. 2002 Fathurrahman, Pupuh & M. Sobry Sutikno. (2007), Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika Aditama. Fauzan, Umar. 2014. The Use of Improvisation technique to improve the Speaking ability of EFL students. DINAMIKA ILMU. Vol. 14 No. 2, 2014 Hamruni. (2008), Edutainment Dalam Pendidikan Islam Dan Teori-teori Pembelajaran Quantum. Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga. Iskandarwassin & Dadang Sunenadar. (2009), Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya. Isjoni dkk. (2007), Pembelajaran Visioner Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Langgulung, Hasan. (2004), Manusia Pendidikan Suatu Analisa psikologis, Filsafat dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al husna Baru. Mehren, W.A. & Irvin, J.L. (1991), Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Fort Worth: Hartcourt Brace Publisher. Nata, Abuddin. (2002), Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia. Jakarta: Prenada Media. Nur, Mohammad. (2005), Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Unesa. Purwanto, Ngalim. (2007), Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Rahman, Masykur Arif. (2011), Kesalahan-kesalahan Fatal Paling Sering di Lakukan Guru Dalam Kegiatan Belajar Mengajar. Yogyakarta:Diva Press. Robingatin. (2012). Pengembangan Self Esteem Melalui Pembelajaran Kooperatif. Dinamika Ilmu. Vol. 12 No 1, 2012 Rusman. (2011), Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta:Raja Grafindo.

Syamil, Volume 3 (1), 2015

39


Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif

Sardiman A.M. (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Sanjaya, Wina. (2007), Pembelajaran Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Sardiman. (2007), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Shaleh, Abdul Rahman. (2008), Psikologi Suatu Pengantar Dalam Perspektif Islam. Jakarta:Kencana Slavin, Robert E. (2005), Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Soekanto, Soerjono. (2004), Sosiologi Keluarga, Tentang Ikhwal Keluarga, Remaja dan Anak. Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata, Sumardi. (1992), Metode Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. (2010), Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sudjono. (2002), Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sutrisno Hadi. (2000), Motodologi Research . Yogyakarta: Andi Offset. Syukur, Suparman. (2004), Etika Relegius. Yogyakarta:Pustaka Pelajar. Tanir, Tukiran dkk. (2011), Model-model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta. Tantowi, Ahmad. (2008), Pendidikan Islam di Era Transformasi Global. Semarang:Pustaka Rizki Putra. Undang-undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan Nasional� bab II pasal 3. Uno, Hamzah B. (2011), Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Viswanathan, M. (2005), Measurement Error and Research Design. London: Sage Publication. Winardi, J. (2011), Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Wiratna, Sujarweni, V. (2007), Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta: Global Media Informasi. Yamin, Martinis. (2008), Paradigma Pendidikan Kontruktivistik: Implementasi KTSP dan UU No. 40 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Gaung Persada Press. Zurqoni. (2012), Menakar Akhlak Siswa: Konsep dan Startegi Penilaian Akhlak Mulia Siswa. Yogyakarta: Arruz Media.

Syamil, Volume 3 (1), 2015

40


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.