kabar sumatera

Page 1

KabarSumatera

Baca

HARIAN UMUM

INI BARU KORAN

SURAT KABAR

ONLINE www.kabarsumatera.com

WAKTU SHOLAT PALEMBANG: Shubuh 04:44 Dzuhur 12:03 Ashar 15:21 Maghrib 18:04 Isya19:14

Memanusiakan Kembali Palembang

BPS Sumsel Kucurkan Dana 15 M Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Selatan tahun 2013 ini telah menyediakan anggaran untuk membayar honor petugas pelaksana Sensus Pertanian sebesar Rp15 miliar dana tersebut didapat melalui dana APBN.

Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) menyebut sejumlah kota di Indonesia, sebagai kota yang tak nyaman di huni. Penilaian itu, berdasarkan hasil survei Most Liveable City Index terhadap 1.000 responden di 15 kota besar di Indonesia.

Harus Kerja Keras

Empat pasangan CagubCawagub Sumsel yang akan bertarung di pemilukada Sumsel, 6 Juni mendatang masing-masing punya kekurangan dan kelebihan. Untuk memenangkan pemilukada, mereka harus bekerja keras. “Mereka tentu, sudah punya visi dan misi bagaimana membangun Sumsel lima tahun kedepan. Namun visi dan misi itu belum tentu laku di masyarakat, “ kata Febrian. Cara-cara sosialisasi, dengan mengandalkan baleho, stiker, spanduk dan sudah tidak layak dilakukan. Untuk meningkatkan perolehan suara harus, melalui adu program, adu visi dan misi secara langsung kepada masyarakat.

Al Fitri (Pengamat Sosial)

Jangan Sekedar Jual Mimpi Pasangan cagub-cawagub Sumsel, yang akan bertarung dalam pemilukada Sumsel, 6 Juni mendatang jangan sekedar menjual mimpi. Yang dibutuhkan masyarakat, tidak sekedar janji yang disampaikan melalui alat sosialisasi seperti spanduk, baleho dan lainnya. “Masyarakat butuh solusi yang jelas, untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan yang mereka hadapi. Bukan mimpi atau janji,” kata Alfitri. Pendidikan politik harusnya dilakukan oleh masing-masing kandidat, sehingga pemilukada bisa menjadi ajang pendidikan politik bagi masyarakat. Edukasi tersebut, dilakuan bisa melalui seminar, diskusi, debat kandidat dan lainnya.

JAS MERAH

Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah

Terusan Suez Dibangun Terusan Suez , di sebelah barat Semenanjung Sinai merupakan terusan kapal sepanjang 163 km yang terletak di Mesir, menghubungkan Pelabuhan Said di Laut Tengah dengan Suez (al-Suways) di Laut Merah. Terusan Suez mulai dibangun 25 April 1859, atas prakarsa insinyur Perancis yang bernama Ferdinand Vicomte de Lesseps. Terusan ini mengizinkan transportasi air dari Eropa ke Asia tanpa mengelilingi Afrika. Sebelum adanya kanal ini, beberapa transportasi dilakukan dengan cara mengosongkan kapal dan membawa barang-barangnya lewat darat antara Laut Tengah dan Laut Merah. Terusan ini terdiri dari dua bagian, utara dan selatan Danau Great Bitter, menghubungkan Laut Tengah ke Teluk Suez . Posisi Suez yang sangat strategis, yaitu menghubungkan Laut Mediterania dan Laut Merah, menjadikan terusan ini objek rebutan antara pasukan Sekutu dan Axis

TERBIT 16 HALAMAN Rp 2.000/eksemplar (LUAR KOTA TAMBAH ONGKOS KIRIM)

kabar sumatera

Baca halaman 3

DR Febrian (Pengamat Politik)

NO. 100 | TAHUN 1 KAMIS, 14 JUMADIL AKHIR 1434 H, 25 APRIL 2013 M

Baca halaman 4

@kabarsumatera

Dicari Gubernur tak Umbar Janji PALEMBANG|KS Masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel), 6 Juni mendatang akan berpesta untuk memilih pemimpin mereka lima tahun ke depan. Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumsel sendiri, sudah menetapkan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) Sumsel akan diikuti empat pasangan calon gubernur (cagub)-calon wakil gubernur (cawagub). Keempat pasangan itu adalah calon incumbent H Alex Noerdin, yang berpasangan dengan Bupati OKI H Ishak Mekki. Kemudian Wali Kota Palembang H Eddy Santana berpasangan dengan Wiwiet Tatung, lalu Bupati OKU Timur Herman Deru yang berpasangan dengan Maphilinda Syahrial Oesman. Terakhir mantan Kapolda Sumsel Iskandar HasanHafisz Tohir. Lalu siapakan pemimpin yang dinginkan masyarakat? Sejumlah warga yang bincangi Kabar Sumatera, Selasa (24/4) menginginkan, gubernur dan wakil gubernur yang akan memimpin Bumi Sriwijaya ini lima tahun ke depan adalah orang yang benar-benar memperhatikan rakyat bukan sekeda mengumbar janji. “Bagi aku, dak katek masalah siapo bae yang jadi. Yang penting, mereka itu benar-benar memperhatikan masyarakat,” kata Adi, salah seorang mahasiswa perguruan tinggi swasta (PTS) di kawasan Plaju, kemarin. Sementara Ayu, salah satu pelajar di MAN 2 Fatah Palembang mengaku, walau sudah mempunyai hak pilih namun ia tidak tahu siapa yang akan dipilih dalam pemilukada Sumsel, 6 Juni mendatang. “Aku dak tau kak, siapa nak dipilih. Namun menurut aku, Gubernur Sumsel kedepan itu adalah orang yang memperhatikan bidang pendidikan. Sebab pendidikan sekarang, banyak masalah. Salah satunya, sarana dan prasana yang kurang memadai,” harap Ayu. Tak hanya pemimpin yang memperhatikan pendidikan, dan tidak obral janji.

Editorial Oleh : SARONO P SASMITO Sekitar seratus orang buruh yang tergabung dalam Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) mengatasnamakan Front Buruh Rakyat Sumsel Bersatu mendatangi Kantor Pemprov Suma tera Selatan (Sumsel), Rabu (24/4/2013) kemarin. Mereka berorasi meminta Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin agar segera mengeluarkan surat edaran yang menegaskan Surat Keputusan (SK) Upah Minimum Provinsi (UMP) Sumsel seperti yang telah ditentukan Gubernur Sebesar Rp 1.630.000. Menurut Koordinator Aksi, Suyono, ada tiga tuntutan kedata ngan mereka ke Pemprov Sumsel. Yang pertama menuntut agar PTUN mencabut SK Gubernur atas UMP. Kedua menuntut agar Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) dibubarkan karena selalu melakukan politik upah murah dan ketiga mendesak perusahaan melaksanakan sepenuhnya Pasal 33 UUD 1945 untuk kemakmuran rakyat. Menyimak aksi demo tersebut kita melihat adanya dua kepentingan yang berbeda antara buruh dan pengusaha terkadang mengakibatkan konflik di

Warga juga berharap, Gubernur Sumsel ke depan adalah pemimpin yang bisa lebih mempemperhatikan rakyatnya, baik itu itu kesejahteraan, pendidikan, pekerjaan, kesehatan dan penanganan kemiskinan. “Kalau janji, sudah terlalu banyak kami denger. Kenyataannya, masih se perti sekarang. Kami nih masyarakat, dak berharap banyak dari gubernur kedepan. Yang kami butuhke cuma pemimpin yang bisa dengerke dan merealisasike janjinyo, “ungkap Darwin (40), warga Rt12 Rw 04, Kelurahan 26 Ilir, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang. Darwin mengaku, hanya mengenal dua pasangan cagub-cawagub yakni pasangan Eddy Santana Putra-Wiwiet Tatung dan pasangan Alex Noerdin-Ishak Mekki. Namun, kata bapak dua orang anak ini, bukan berarti ia akan memilih di antara kedua pasangan itu. “Aku belum tentuke pilihan, nak milih siapo. Kagek lah,” ungkapnya. Sementara itu Parihajaya (45), warga Kelurahan Kemang Agung, Kecamatan Kertapati mengaku hanya berharap siapapun yang akan menjadi gubernur dan wakil gubernur, bisa membantunya dan warga lain yang tidak mampu. “Kami nih, masyarakat cuma pacak bedoa dan berharap siapo bae yang memimpin Sumsel biso membuka peluang kerja dan memberikan bantuan modal untuk usaha,” ujarnya. Laila (25) menyebut, pasangan yang terpilih di pemilukada Sumsel, 6 Juni mendatang adalah pemimpin yang bisa membuka pekerjaan seluas-luasnya.

“Saya baca di salah satu media, salah seorang cagub menuliskan kata-kata bahwa, warga sumsel wajib mendapat pekerjaan. Kalau memang dia yang terpilih, saya akan tagih janji itu,” kata wanita yang baru menamatkan kuliahnya pada 2011 lalu di salah satu perguruan tinggi swasta di Palembang ini. Siapa cagub dimaksud? Laila enggan

menyebutkannya. “Dak usahlah disebut, tetapi masyarakat pasti tahu sebab iklannya banyak terpasang di koran,” ujarnya memberikan alasan. l Teks: aminuddin/alam trie putera Editor : dicky wahyudi ilustrator: sofiyan/ks

Konflik Buruh dan Pengusaha antara kedua pihak. Di satu sisi, para pengusaha berusaha memaksimalkan keuntungannya, sementara di sisi lain buruh menginginkan perbaikan upah serta kondisi kerja yang nyaman. Ketika buruh menganggap bahwa upah yang diterimanya dirasa tidak sepadan dengan tenaga yang mereka keluarkan ataupun tidak dapat mencukupi kebutuhan hidup, maka ketegangan antara buruh dan pengusaha tidak dapat dihindarkan. Untuk mengeliminasi agar konflik tidak muncul ke permukaan, diperlukan kebijakan dari manajemen perusahaan dalam mengakomodasi kepentingankepentingan buruh. Prinsip harmonisasi antara pengusaha dan buruh perlu dijunjung tinggi untuk mengatasi berbagai konflik yang terjadi. Ada solusi elegan yang barangkali bisa ditawarkan untuk mengatasi persoalan antara pekerja dan pengusaha. Intinya, kedua pihak harus sadar untuk saling memahami posisi masing-masing. Bagi pengusaha, dasar kenaikan upah bisa dibangun dengan menggunakan benchmark (pembanding) yang setara, misalnya, dengan menggunakan standar upah pekerja di negara lain, seperti Vietnam,

China atau negara lainnya yang tepat, yang bisa dijadikan ukuran dalam pengajuan upah minimum regional (UMR) mereka di Indonesia. Dengan melihat masalah dengan tepat maka akan didapatkan komposisi upah yang lebih ideal. Seharusnya pengusaha ketika harus membayar lebih mahal upah bagi pekerjanya sejatinya tidak menjadi masalah sepanjang angkanya realistis dengan pembanding yang ada. Soal standardisasi upah untuk semua perusahaan kiranya perlu diselaraskan dengan kondisi perusahaan yang ada mengingat jenis usaha dan kemampuan yang berbeda. Misalnya, antara perusahaan yang padat karya dan industri yang padat modal, perlakuan antara kedua jenis industri itu tentu sangat berbeda. Yang terpenting, semua pihak perlu menjaga agar iklim usaha tetap kondusif. Jika pengusaha dan pekerja saling memahami, rasanya aksi demonstrasi yang akhirnya berujung pada pemogokan kerja tidak akan terjadi. Bukankah dengan iklim usaha yang kondusif, semua pihak akan memetik manfaat positifnya? Selain ekonomi tumbuh baik, investor merasa

hommy, lapangan kerja terbuka dan peningkatan upah terjadi dengan sendirinya seiring berlakunya keseimbangan hukum ekonomi supply dan demand. Untuk itu, baik Gubernur Sumsel Alex Noerdin maupun para pimpinan serikat pekerja perlu diberi ruang yang luas untuk berkomunikasi secara tulus, tanpa hidden agenda (agenda tersembunyi) untuk kepentingan tertentu. Pihak manajemen perlu memberikan gambaran riil tentang perkembangan dan kondisi perusahaan. Di lain pihak, pekerja diharapkan bisa memahami kondisi perusahaan. Melalui komunikasi yang diliputi rasa saling kepercayaan macam ini, upah pekerja secara proporsional pun bisa diberikan oleh pengusaha hingga diperoleh win-win solution yang saling menguntungkan kedua belah pihak. Dalam hal ini, pimpinan serikat pekerja harus bisa memahami pula bahwa upah yang terlalu mahal akan menyebabkan kemandekan pertumbuhan ekonomi karena pada akhirnya akan menjadi cost perusahaan. Di sisi lain, pengusaha tidak boleh berlaku otoriter menerapkan upah murah secara semena-mena. Moga demikian.


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
kabar sumatera by HU Kabar Sumatera - Issuu